SI1122468752

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PEMBANGUNAN CRIMINAL INVESTIGATION EXPERT SYSTEM

(CRIES) UNTUK MENANGANI KASUS PEMBUNUHAN

PADA POLRES METRO TANGERANG

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468752
NAMA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PEMBANGUNAN CRIMINAL INVESTIGATION EXPERT SYSTEM

(CRIES) UNTUK MENANGANI KASUS PEMBUNUHAN

PADA POLRES METRO TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1122468752
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaedi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 05062

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PEMBANGUNAN CRIMINAL INVESTIGATION EXPERT SYSTEM

(CRIES) UNTUK MENANGANI KASUS PEMBUNUHAN

PADA POLRES METRO TANGERANG

Dibuat Oleh :


NIM
: 1122468752
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 08203
   
NID : 05060

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PEMBANGUNAN CRIMINAL INVESTIGATION EXPERT SYSTEM

(CRIES) UNTUK MENANGANI KASUS PEMBUNUHAN

PADA POLRES METRO TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1122468752
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juni 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

PEMBANGUNAN CRIMINAL INVESTIGATION EXPERT SYSTEM

(CRIES) UNTUK MENANGANI KASUS PEMBUNUHAN

PADA POLRES METRO TANGERANG

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1122468752
Nama
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk menapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Juni 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1122468752

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

ABSTRAKSI

Pakar adalah seseorang yang mempunyai kemampuan khusus dan spesifik di bidangnya. Pakar merupakan aset berharga bagi suatu instansi, perusahaan, organisasi bahkan negara karena kemampuannya untuk memecahkan masalah di bidangnya. Kemampuan seorang pakar akan berkembang dan berbanding lurus dengan pengalamannya yang berarti semakin banyak pengalaman yang dilalui oleh seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah maka kemampuannya dalam bidangnya pun akan meningkat. Polres Metro Tangerang adalah salah satu contoh instansi pemerintah yang menggunakan kemampuan pemecahan masalah seorang pakar. Dalam kegiatan penyidikan suatu kasus kriminal seorang penyidik yang telah diberikan wewenang oleh Kepolisian setempat dapat meminta bantuan dari pakar untuk memecahkan kasus tersebut. Akan tetapi kendala yang sering dihadapi adalah terbatasnya jumlah pakar yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang spesifik dalam bidangnya. Untuk mengatasi kendala yang disebutkan diatas maka penulis menggunakan Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Thread) untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi secara lebih terperinci dan penulis juga membuat suatu sistem yang dapat mengadopsi pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah dari seorang pakar atau dapat disebut dengan Expert System. Untuk membuat model atau rancangan dari sistem pakar maka penulis menggunakan Flowchart Diagram dan juga UML (Unified Modelling Languange) sebagai alat bantu atau tools. Untuk membuat sistem pakar ini penulis menggunakan metode Case – Based Reasoning dengan pembuatan mesin inferensi atau Inference Machine dengan menggunakan metode penalaran Backward Chaining. Metode Case – Based Reasoning dengan metode penalaran Backward Chaining akan optimal digunakan jika tujuan atau hasil dari analisa tersebut lebih banyak dari fakta atau petunjuk yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah menurunnya waktu yang dibutuhkan para penyidik dalam memecahkan suatu kasus kriminal karena konsultasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pakar tanpa harus menghadirkan seorang pakar.

Kata Kunci: Sistem Pakar, Expert System, Analisa SWOT, UML (Unified Modelling Tools), Flowchart, Case - Based Reasoning, Backward Chaining.

 

ABSTRACT

Expert is someone who has special abilities and specific knowledge in his/her field. Expert is a valuable asset to an agency, companies, organizations and even countries due to its ability to solve problems in his/her field. The ability of an expert will develop and directly proportional to the experience, which means the more experience traversed by an expert in solving a problem, the ability in his/her field will increase. Polres Metro Tangerang is one example of a government agency that uses an expert problem-solving ability. In the normal investigation of a criminal case an investigator who has been given authority by the local police department can request assistance from experts to solve the case. But obstacles that was often faced is the limited number of experts who have the knowledge and specific skills in his/her field. To overcome the obstacles mentioned above, the authors use a SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Thread) to identify the obstacles encountered in greater detail and authors also create a system that can adopt the knowledge and problem solving skills of an expert and could be called by Expert system. To create a model or design of an expert system, the authors use Flowchart Diagram and UML (Unified Modeling Language) as a tools. To make this expert system author uses the method of Case - Based Reasoning by making inference engine or Inference Machine using Backward Chaining. Methods Case - Based Reasoning with reasoning methods Backward Chaining be optimally used if the purpose or result of the analysis is more than facts or instructions used to achieve the goals. The results of the research conducted is time required investigators to solve a criminal case is reduced because the consultation can be done by using an expert system without having or need to bring an expert.

Keywords: Expert System, SWOT Analyze, UML (Unified Modelling Tools), Flowchart, Case - Based Reasoning, Backward Chaining.

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik dan sebagaimana semestinnya. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan skripsi ini adalah "PEMBANGUNAN CRIMINAL INVESTIGATION EXPERT SYSTEM (CRIES) UNTUK MENANGANI KASUS PEMBUNUHAN PADA POLRES METRO TANGERANG " .

Tujuan dari pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh pihak akademik kepada mahasiswa/i dalam rangka penempuan ilmu, dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) di STMIK Tinggi Raharja.

Dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi serta berjasa dalam perjalanan menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku KETUA STMIK RAHARJA.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I STMIK RAHARJA.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK RAHARJA.
  4. Bapak Sandro Alfeno, M.Kom selaku pembimbing satu yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini dan memberi arahan kepada penulis.
  5. Bapak Dedy Iskandar, S.Kom selaku pembimbing kedua yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini dan memberi arahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh Staff dan Karyawan Perguruan Tinggi Raharja.
  7. Bapak IPTU Sutopo, S.H selaku pembimbing lapangan dan stakeholder. Terima kasih atas arahan yang telah diberikan untuk kemajuan project penulis.
  8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Kuliah Skripsi ini masih terdapat kekurangan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan seluruh pembaca.

Tangerang, Juni 2016
Aditya Christianto

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL STATE CHART DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Skenario Use Case Melaporkan Kejadian Kriminal pada TKP

Tabel 3.2 Skenario Use Case Menginformasikan Laporan Kejadian Kriminal Ke Staff Urbinopsnal Satreskrim

Tabel 3.3 Skenario Use Case Menginstruksikan Unit Penyidik Ke Tempat Kejadian

Tabel 3.4 Skenario Use Case Melakukan Pengamanan Tempat Kejadian Perkara

Tabel 3.5 Skenario Use Case Melakukan Penyelidikan Pada Tempat Kejadian Perkara

Tabel 3.6 Skenario Use Case Melaporkan Hasil Penyelidikan Pada Staff Urbinopsnal Satreskrim

Tabel 3.7 Tabel SWOT Polres Metro Tangerang

Tabel 3.8 Analisa Matriks SWOT Polres Metro Tangerang

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.10 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.11 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.12 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Skenario Use Case Melakukan Proses Login Ke Dalam Sistem Dan Masuk Ke Halaman Awal Website

Tabel 4.2 Skenario Use Case Masuk ke Dalam Sub Menu Kategori Kasus

Tabel 4.3 Skenario Use Case Masuk Ke Dalam Sub Menu Daftar Penanganan Kasus

Tabel 4.4 Skenario Use Case Masuk Ke Dalam Sub Menu Analisa Kasus

Tabel 4.5 Skenario Use Case Masuk Ke Dalam Menu Utama Bukti/Petunjuk

Tabel 4.6 Skenario Use Case Masuk Ke Dalam Menu Utama Dugaan

Tabel 4.7 Skenario Use Case Masuk Ke Dalam Menu Utama Pasal

Tabel 4.8 Skenario Use Case Melakukan Proses Logout

Tabel 4.9 Tabel tbl_user

Tabel 4.10 Tabel tbl_rekomendasi

Tabel 4.11 Tabel tbl_bukti

Tabel 4.12 Tabel tbl_dugaan

Tabel 4.13 Tabel tbl_kategori_kasus

Tabel 4.14 Tabel tbl_penanganan_kasus

Tabel 4.15 Tabel tbl_inference_path_ . . .

Tabel 4.16 Tabel tbl_pasal

Tabel 4.17 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Login Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Di Usulkan

Tabel 4.18 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Home Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Di Usulkan

Tabel 4.19 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Kategori Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Di Usulkan

Tabel 4.20 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Daftar Penanganan Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal

yang Di Usulkan

Tabel 4.21 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Bukti/Petunjuk Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Di Usulkan

Tabel 4.22 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Pasal Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang

Di Usulkan

Tabel 4.23 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Dugaan Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Di Usulkan

Tabel 4.24 Tabel Deskripsi Prototype Halaman Dugaan Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Di Usulkan

Tabel 4.25 Tabel Keputusan Analisa Umum Kasus

Tabel 4.26 Tabel Fakta Analisa Umum Kasus

Tabel 4.27 Tabel Jenis Kasus Analisa Umum Kasus

Tabel 4.28 Tabel Rekomendasi Analisa Umum Kasus

Tabel 4.29 Tabel Keputusan Analisa Waktu Kematian

Tabel 4.30 Tabel Fakta Analisa Waktu Kematian

Tabel 4.31 Tabel Waktu Kematian Analisa Waktu Kematian

Tabel 4.32 Tabel Rekomendasi Analisa Waktu Kematian

Tabel 4.33 Tabel Keputusan Analisa Senjata

Tabel 4.34 Tabel Fakta Analisa Senjata

Tabel 4.35 Tabel Senjata Analisa Senjata

Tabel 4.36 Tabel Rekomendasi Analisa Senjata

Tabel 4.37 Tabel Production Rules Analisa Umum Kasus

Tabel 4.38 Tabel Production Rules Analisa Waktu Kematian

Tabel 4.39 Tabel Production Rules Analisa Senjata

Tabel 4.40 Metode Pengujian Blackbox atau Blackbox Testing

Tabel 4.41 Tabel Schedule Implementasi Sistem Pakar Investigas Kriminal Yang Diusulkan

Tabel 4.42 Tabel Estimasi Biaya Penelitian dan Implementasinya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Polres Metro Tangerang 2016

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Investigasi Kriminal yang Berjalan Saat ini

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Investigasi Kriminal Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Investigasi Kriminal Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.5 Flowchart Sistem Investigasi Kriminal Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Melakukan Proses Login dan Masuk Ke Halaman Awal Website Sistem Pakar Investigasi

Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.3 Activity Diagram Masuk Ke Dalam Sub Menu Kategori Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Activity Diagram Masuk Ke Dalam Sub Menu Daftar Penanganan kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.5 Activity Diagram Masuk Ke Dalam Sub Menu Analisa Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.6 Activity Diagram Masuk Ke Dalam Menu Utama Pasal Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.7 Activity Diagram Masuk Ke Dalam Menu Utama Dugaan Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.8 Activity Diagram Masuk Ke Dalam Menu Utama Bukti/Petunjuk Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.9 Activity Diagram Melakukan Proses Logout

Gambar 4.10 Sequence Diagram Melakukan Proses Login Ke Dalam Sistem Dan Masuk

Ke Halaman Awal Website SistemPakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.11 Sequence Diagram Masuk ke Dalam Sub Menu Kategori Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.12 Sequence Diagram Masuk ke Dalam Sub Menu Daftar Penanganan Kasus Sistem Pakar Investigasi

Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.13 Sequence Diagram Masuk ke Dalam Sub Menu Analisa Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.14 Sequence Diagram Masuk ke Dalam Menu Utama Pasal Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.15 Sequence Diagram Masuk ke Dalam Menu Utama Dugaan Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.16 Sequence Diagram Masuk ke Dalam Menu Utama Bukti/Petunjuk Sistem Pakar Investigasi Kriminal

Yang Diusulkan

Gambar 4.17 Sequence Diagram Melakukan Proses Logout Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.18 Class Diagram Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.19 Flowchart Proses Login Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.20 Flowchart Menu Input Kategori Kasus Yang Diusulkan

Gambar 4.21 Flowchart Menu Daftar Penanganan Kasus Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.22 Flowchart Menu Input Bukti Petunjuk Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.23 Flowchart Menu Input Dugaan Kasus Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.24 Flowchart Menu Input Pasal Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.25 Flowchart Menu Analisa Kasus Kriminal Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.26 Prototype Tampilan Halaman Login Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.27 Prototype Tampilan Halaman Home Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.28 Prototype Tampilan Halaman Kategori Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.29 Prototype Tampilan Halaman Daftar Penanganan Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.30 Prototype Tampilan Halaman Bukti/Petunjuk Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.31 Prototype Tampilan Halaman Pasal Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.32 Prototype Tampilan Halaman Dugaan Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.33 Prototype Tampilan Halaman Analisa Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal yang Diusulkan

Gambar 4.34 Pohon Keputusan Analisa Umum Kasus Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.35 Pohon Keputusan Analisa Waktu Kematian Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

Gambar 4.36 Pohon Keputusan Analisa Senjata Sistem Pakar Investigasi Kriminal Yang Diusulkan

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah suatu studi khusus dimana tujuan atau goal dari studi tersebut adalah untuk membuat komputer berpikir dan bertindak seperti manusia. Banyak implementasi Artificial Intelligence dalam bidang komputer yaitu, Decision Support System (DSS) atau biasa disebut Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Robotic, Natural Languange (Bahasa Alami), Neural Network (Jaringan Syaraf), dan lain lain.

Expert System atau Sistem Pakar adalah salah satu contoh implementasi dari Artificial Intelligence yang menggabungkan pengetahuan dari seorang pakar (Expert Knowledge) dan teknik penelusuran data untuk memecahkan masalah yang secara normal memerlukan keahlian seorang pakar. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang pakar jika memiliki pengetahuan yang sangat spesifik dan mendetail (Detailed Knowledge) pada suatu bidang keilmuan tertentu.

Tujuan pembuatan dan pengembangan sistem pakar sebenarnya bukanlah untuk menggantikan peran seorang pakar, tetapi untuk mensubstitusikan pengetahuan dari pakar ke dalam suatu bentuk sistem sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh seorang pakar adalah jumlah pakar pada masing – masing bidang keilmuan tidaklah banyak, sedangkan masalah yang membutuhkan pemecahan dari seorang pakar berbanding terbalik dengan jumlah pakar. Pada institusi pemerintah salah satu contohnya adalah POLRES METRO Tangerang, jumlah pakar untuk memecahkan kasus kriminal atau yang biasa disebut dengan penyidik dianggap kurang mencukupi, sehingga terkadang untuk memecahkan suatu kasus kriminal membutuhkan waktu yang cukup lama yang disebabkan oleh antrian kasus yang akan dipecahkan.

Dengan latar belakang yang telah penulis sebutkan diatas maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “PEMBANGUNAN CRIMINAL INVESTIGATION EXPERT SYSTEM (CRIES) UNTUK MENANGANI KASUS PEMBUNUHAN PADA POLRES METRO TANGERANG”.


RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis sebutkan diatas , maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu:

  1. Bagaimana proses pemecahan suatu kasus pembunuhan oleh seorang pakar pada POLRES METRO Tangerang?
  2. Bagaimana mengatasi kendala keterbatasan jumlah pakar dalam memecahkan suatu kasus pembunuhan yang ditemukan pada POLRES METRO Tangerang ?
  3. Bagaimana membangun suatu sistem pakar yang mampu mengadopsi pengetahuan dan kemampuan berpikir dari seorang pakar dalam memecahkan suatu kasus pembunuhan ?

RUANG LINGKUP

Berdasarkan Rumusan Masalah yang sudah dirumuskan diatas, penulis memutuskan untuk membuat sistem dengan batasan – batasan atau ruang lingkup agar masalah yang akan diteliti dan dipecahkan tidak keluar dari batasan batasan yang ditentukan.Adapun ruang lingkup yang penulis tetapkan adalah pengakuisisan atau pensubstitusian pengetahuan dan kemampuan berpikir dari seorang pakar ke dalam suatu sistem, alur pemecahan suatu kasus kriminal, dalam penelitian ini lebih difokuskan pada kasus pembunuhan, dan proses pengambilan kesimpulan atau inferensi oleh sistem terhadap kasus yang dihadapkan.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yang bertempat pada Polres Metro Tangerang dapat dideskripsikan sebagai berikut :

  1. Melakukan Analisis terhadap proses pemecahan kasus pembunuhan oleh seorang pakar pada POLRES METRO Tangerang.
  2. Mengatasi kendala keterbatasan jumlah pakar untuk memecahkan kasus pembunuhan pada POLRES METRO Tangerang.
  3. Membangun suatu sistem yang pakar yang dapat mengadopsi pengetahuan dan kemampuan berpikir dari seorang pakar sehingga dapat memecahkan kasus pembunuhan secara efektif .

Manfaat Penelitian

Dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis mengharapkan akan timbul berbagai manfaat terhadap penulis dan instansi yang bersangkutan yaitu:

  1. Mendapatkan hasil analisa proses pemecahan kasus pembunuhan yang akurat pada POLRES METRO Tangerang.
  2. Dapat mengatasi kendala keterbatasan jumlah pakar untuk memecahkan kasus pembunuhan pada POLRES METRO Tangerang.
  3. Dapat membangun suatu sistem pakar yang dapat mengadopsi pengetahuan dan kemampuan berpikir dari seorang pakar dalam memecahkan kasus pembunuhan pada POLRES METRO Tangerang.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Polres Metro Tangerang merupakan penelitian kualitatif.Dikategorikan Penelitian Kualitatif karena penulis meneliti dahulu bagaimana sistem yang berjalan pada instansi yang bersangkutan lalu menghasilkan hipotesa dan solusi atas keadaan yang terdapat pada instansi tersebut.

Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data – data terkait sistem yang berjalan saat ini dan rancangan sistem yang akan diusulkan, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu :

  1. Metode Observasi (Observation Research)

    Pada metode ini penulis melakukan pengamatan langsung atau Direct Observation pada instansi terkait dan melakukan proses analisa tentang kelemahan pada sistem yang berjalan pada instansi tersebut.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Pada metode ini penulis melakukan sesi tanya jawab dengan stakeholder instansi terkait tentang kebutuhan sistem yang di deskripsikan oleh pengguna atau user requirement, yang menjadi acuan penulis dalam membangun sistem yang sesuai dengan permintaan user.

  3. Studi Pustaka (Literature Review)

    Pada metode ini penulis melakukan penelitian atau researching tentang teori – teori yang relevan dengan cara membaca atau me-review berbagai literatur atau pustaka yang sesuai dengan tema sistem yang akan dibangun oleh penulis.

Metode Analisa Sistem

Dalam penelitian yang penulis lakukan pada Polres Metro Tangerang, penulis melakukan Analisa pada sistem yang berjalan dengan menggunakan metode SWOT (Strength ,Weakness ,Opportunities,Thread) yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan,kelemahan,kesempatan dan juga ancaman yang mungkin terjadi.

Metode Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. Tujuan perancangan sistem adalah:

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user) seperti merancang sistem pakar yang dapat mengadopsi pengetahuan dan kemampuan berpikir dari seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah.

  2. Memberikan gambaran serta rancang bangun yang jelas dan tertuang dalam Flowchart ataupun alat bantu pemodelan (modelling tools) untuk membangun suatu sistem yang tepat guna.


Metode Pembuatan Sistem Pakar

Dalam rangka memenuhi solusi yang ditemukan oleh penulis pada saat melakukan observasi pada instansi terkait, maka penulis membuat suatu sistem pakar yang dapat mengadposi pengetahuan seorang pakar , dalam hal ini adalah penyidik dan menemukan solusi terbaik dari permasalahan yang diberikan. Adapun Metode untuk membuat sistem pakar yang digunakan adalah Case – Based Reasoning yang menggunakan logika penalaran yaitu Backward Chaining. Metode Case – Based Reasoning akan optimal jika digunakan pada suatu pencarian atau pencapaian suatu Goal dari masalah jika Premis atau Fakta yang terdapat lebih banyak dari tujuan yang akan dicapai, karena Case – Based Reasoning merupakan suatu penalaran dengan alur yang dimulai dari tujuan atau Goal yang lalu melakukan penalaran ke depan yaitu terhadap fakta – fakta yang telah ditemukan.

Metode Pengujian Sistem

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi

SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mengetahui seberapa besar cakupan tentang penulisan Skripsi ini, maka penulis mengeompokkan menjadi beberapa bab dengan beberapa sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang akan membahas latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan beberapa definisi dari teori-teori pendukung analisa dan teori-teori lainnya yang digunakan untuk mendukung penelitian serta literature review.

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Bab ini menjelaskan antara lain yaitu sejarah singkat tentang Rumah Sakit Selaras Struktur Organisasi, wewenang dan tanggung jawab, analisa sistem yang sedang berjalan, dan penggambaran sistem dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML), serta Draft Elisitasi dan Prototype yang berisikan Elisitasi Tahap I, Elisitasi Tahap II, Elisitasi Tahap III dan Final Draft Elisitasi yang menggambarkan seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini berisikan rancangan sistem, spesifikasi basis data, rancangan program, rancangan prototype, pengujian blackbox, implementasi, yang berkaitan dengan hasil sistem yang berjalan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil analisa sistem yang berjalan berdasarkan bab yang telah diuraikan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

TEORI UMUM

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Jogiyanto HM (2011:34)[1]mengungkapkan bahwa “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen”.Dengan pendekatan prosedur sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dan prosedur – prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.Dengan pendekatan komponen,sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Tata Sutabri (2012:16)[2]menarik kesimpulan bahwa “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Definisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut tentang pengertian secara umum, yaitu :

  1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur, seperti sistem pernafasan kita terdiri dari suatu kelompok unsur, yang terdiri dari hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah. Unsur-unsur yang membentuk subsistem tersebut.

  2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan, unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang lain dan sifat serta kerjasama antara unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.

  3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem, setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Seperti sistem pernapasan kita bertujuan menyediakan oksigen dan pembuangan karbon dioksida dari tubuh kita bertujuan menyediakan oksigen dan tersebut yang berupa hidung, saluran pernapasan, paru-paru, dan darah bekerjasama satu dengan yang lain dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut.

  4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar, sistem pernafasan kita merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh, contoh sistem satuan adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh.

Dari uraian tersebut tentang pengertian sistem secara umum, ada pertanyaan “untuk apa suatu sistem diciptakan?” setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.

Menurut Lili Tanti dalam Jurnal CCIT Vol.3 No.2 (2010:208)[2] ,“Analisa secara umum merupakan tahap dari daur hidup pengembangan perangkat lunak pengajar. Salah satu tahap yang bertujuan untuk memahami keperluan pembelajaran dan mengembangkan permintaan-permintaan”.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Jogiyanto HM (2011:54)[2] mengatakan bahwa “Suatu sistem mempunyai karakteristik.Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini:

  1. Suatu sistem mempunyai komponen – komponen sistem (components) atau subsistem – subsistem.

  2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).

  3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).

  4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

  5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal

Jadi bisa dikatakan bahwa suatu sistem harus dapat dibagi menjadi beberapa komponen – komponen atau subsistem – subsistem yang terintegrasi satu sama lain (components) untuk mencapai tujuan tertentu (goal).Suatu sistem juga mempunyai boundary agar sistem tersebut mempunyai tujuan spesifik pemecahan masalah.Suatu sistem juga haris mempunyai lingkungan luar (environment) yang nantinya akan berinteraksi dengan sistem tersebut menggunakan suatu penghubung (interface).

Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components System)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  2. Batas Sistem (Boundary System)

    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  3. Luar Sistem (Environment System)

    Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (Interface System)

    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  5. Masukan Sistem (Input System)

    Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapat beroprasi, sedangkan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoprasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  6. Pengolahan Sistem (Processing System)

    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  7. Keluaran Sistem (Output System)

    Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

  8. Sasaran Sistem (Objective) dan tujuan (Goals)

    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya diantaranya Tata Sutabri (2012:22)[2] :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

    Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem produksi, dan sistem transportasi

  2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem telekomunikasi.

  3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

    Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertandingan bola basket. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya system fotosintesis seseorang.

  4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah system reaksi kimia. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Terdapat beberapa pengertian data menurut beberapa ahli, diantaranya :

  1. Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (2012:5)[2] Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai.

  2. Menurut Tata Sutabri (2012:1),[2] definisi data adalah sebagai berikut: “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi saat tertentu di dalam dunia bisnis. Bisnis adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Misalnya, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan yang betul-betul ada dan terjadi. Dari definisi dan uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi.”

Dari poin-poin di atas mengenai data dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat.

Proses pengolahan data yang disebut siklus pengolahan data (Data Processing Cycle) terdiri dari tiga proses yaitu 1) tahapan input, dilakukan dengan pemasukan data ke dalam proses komputer lewat alat input (input device); 2) tahapan process, dilakukan proses pengolahan data yang sudah dimasukkan yang dilakukan oleh data pemproses (process device) yang dapat berupa proses perhitungan, pengendalian, atau pencarian pada storage; 3) tahapan output, dilakukan proses penghasilan output dari hasil pengolahan data ke alat output (output device) yaitu berupa informasi.

Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut:

  1. Menurut Sutarman (2012:14)[2], “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

  2. Menurut Amin (2012:72)[2], "Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan".

  3. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8)[2], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah dan memiliki manfaat bagi penggunanya.

Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari Tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan, menurut Tata sutabri (2012:43)[3] :

  1. Akurasi (Accuracy)

    Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut. Beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

    a. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.

    b.Informasi harus aman dari segala gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama.

  2. Revelansi (Revelancy)

    Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, informasi mengenai kerusakan infrastruktur laboratorium komputer ditujukan kepada rektor universitas. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab laboratorium.

  3. Tepat Waktu (Timeliness)

    Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Mahalnya informasi disebabkan harus cepat dan tepat informasi tersebut didapat. Hal itu disebabkan oleh kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut memerlukan bantuan teknologi-teknologi terbaru. Dengan demikian diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan informasi tersebut.

Nilai Informasi

Menurut Gordon B. Davis dalam Sutarman (2012:14),[1]“Nilai Informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang Sepuluh (10) sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan Dalam Memperoleh

    Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  2. Sifat luas dan kelengkapannya

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup / cakupan yang luas dan lengkap.Informasi yang tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  3. Ketelitian (Accurancy)

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi / akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  4. Kecocokan dengan pengguna (Relevance)

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan.

  5. Ketepatan Waktu

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat.Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima / usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  6. Kejelasan (Clarity)

    Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  7. Fleksibelitas

    Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer / pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  8. Dapat Dibuktikan

    Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas dan sumber yang indah.

  9. Tidak ada prasangka

    Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  10. Dapat Diukur

    Informasi untuk pengambilan keputusan harusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

Berdasarkan penjelasan nilai informasi di atas, bahwa suatu informasi dapat bernilai baik apabila informasi tersebut dapat memberikan informasi yang dapat dibuktikan dan mudah untuk didapatkan, dimengerti serta tidak menimbulkan keraguan adanya kesalahan informasi.

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Definisi Teknologi Informasi

Untuk mengetahui pengertian teknologi informasi terlebih dahulu kita harus mengerti pengertian dari teknologi dan informasi itu sendiri. Berikut ini adalah pengertian teknologi informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi :

Menurut Sutarman (2012:17)[1]),“Teknologi informasi adalah Sebuah aturan yang mendasar, garis besar/acuan, atau ide motivasi, yang diaplikasikan pada sebuah situasi, dan untuk menghasilkan sesuatu yang di harapkan sebagai studi, perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras computer”.

Menurut Daryanto (2010:3)[1]),"Teknologi informasi adalah sub- sistem atau sistem bagian dari sistem informasi".

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.

Konsep Dasar Sistem Pakar

Definisi Sistem Pakar

Menurut Jogiyanto HM (2011:295)[1]Sistem Pakar atau Expert System adalah “suatu sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem pakar ini dapat berisi dengan pengetahuan (knowledge) dari satu atau lebih pakar. Pengetahuan dari seorang pakar di dalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar untuk menjawab pertanyaan atau melakukan konsultasi”.

Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Pakar atau Expert System adalah suatu sistem informasi yang dibuat dengan mengadopsi pengetahuan (knowledge) dari satu atau lebih pakar yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan atau melakukan konsultasi dengan user dan hasil akhirnya adalah solusi dari pertanyaan atau masalah tersebut.

Penalaran Inference Engine (Inference Engine Reasoning)

Menurut Jogiyanto HM (2011:298)[4] pengetahuan atau Knowledge di dalam sistem pakar diwakili oleh aturan – aturan (rules). Aturan satu dengan aturan lain dihubungkan membentuk diagram pohon (tree diagram). Sistem pakar akan memproses aturan – aturan ini. Komponen sistem pakar yang bertugas untuk memproses aturan – aturan ini adalah Inference Engine. Ada dua cara utama yang umum digunakan untuk membentuk suatu inference engine yaitu :

  1. Forward Reasoning (Forward Chaining)

    Jogiyanto HM (2011:299)[4] mengemukakan bahwa Forward Reasoning atau yang biasa disebut dengan Forward Chaining adalah suatu cara atau metode untuk memproses aturan – aturan dari knowledge base yang menggunakan fakta – fakta yang sudah ditemukan untuk mendapatkan suatu kesimpulan (conclusion). Penalaran forward reasoning ini berbasis data – driven (berdasarkan data atau fakta yang ada). Proses forward reasoning adalah dengan memeriksa aturan – aturan pada knowledge base mulai dari awal sesuai dengan fakta – fakta yang sudah ditemukan.Setiap aturan yang diperiksa, inference engine akan mengevaluasi apakah aturan ini berkondisi benar atau salah. Berdasarkan hasil dari evaluasi ini maka aturan berikut akan diperiksa sesuai dengan urutan atau tingkatannya di diagram pohon.

    Sebagai contoh akan diuraikan sebagai berikut, jika suatu masalah mempunyai sederetan kaidah seperti berikut :

    R1 : A AND C, THEN E

    R2 : IF D AND C, THEN F

    R3 : IF B AND E, THEN F

    R4 : IF B THEN C

    R5 : IF F THEN G

    Fakta yang diketahui adalah A dan B bernilai benar (True). Proses Penalaran yang akan dilakukan adalah :

    Langkah 1 : Berdasarkan R4 maka diketahui bahwa C bernilai benar karena A dan B bernilai benar

    Langkah 2 : Telah diketahui bahwa C bernilai benar maka kita akan mencari rule yang terdapat variabel C yaitu R1 dan R3.

    Langkah 3 : Berdasarkan aturan R1 maka E bernilai benar karena A dan C bernilai benar. Berdasarkan aturan R3 maka F bernilai benar karena B dan E bernilai benar.

    Langkah 4 : Telah diketahui bahwa F bernilai benar, maka kita akan mencari aturan selanjutnya yang terdapat variabel F yaitu R5. Maka bisa disimpulkan bahwa G bernilai benar

  2. Backward Reasoning (Backward Chaining)

    Menurut Jogiyanto HM (2011:299)[4], Penalaran Backward Reasoning adalah suatu penalaran yang didasarkan pada tujuan (goal - driven), metode ini dimulai dengan memperkirakan apa yang akan terjadi kemudian mencari fakta – fakta (evidence) yang mendukung atau membantah hipotesa tersebut. Backward Chaining adalah suatu alasan berkebalikan dengan hipotesis, dimana hipotesis dihasilkan setelah mengumpulkan fakta – fakta yang sudah ada secara lengkap lalu diambil kesimpulan (conclusion) atau hipotesisnya sedangkan backward chaining akan memperkirakan potensial kesimpulan (conclusion) yang mungkin terjadi atau terbukti, karena adanya fakta yang mendukung hipotesis tersebut.

    Sebagai contoh akan diuraikan sebagai berikut, jika suatu masalah mempunyai sederetan kaidah seperti berikut :

    R1 : A AND C, THEN E

    R2 : IF D AND C, THEN F

    R3 : IF B AND E, THEN F

    R4 : IF B THEN C

    R5 : IF F THEN G

    Fakta yang diketahui adalah A dan B bernilai benar (True). Proses Penalaran yang akan dilakukan adalah :

    Langkah 1 : Berdasarkan R5 jika F bernilai benar maka G bernilai Benar, maka kita akan menelusuri aturan yang terdapat variabel F yaitu R2 dan R3.

    Langkah 2 : Pada aturan R2 kita tidak mengetahui nilai kebenaran D karena tidak disebutkan pada fakta yang diketahui dan juga tidak ada rule lagi selain rule itu sendiri untuk mengetahui nilai kebenaran D, maka selanjutnya kita akan mengevaluasi R3.

    Pada aturan R3 dapat diketahui sesuai dengan fakta acuan bahwa B bernilai benar maka kita akan menelusuri aturan yang terdapat variabel E yaitu R1

    Berdasarkan R1 maka dapat diketahui bahwa A adalah bernilai benar maka selanjutnya kita akan menelusuri aturan yang terdapat variabel C yaitu R4.

    Berdasarkan R4 maka dapat diketahui bahwa C bernilai benar karena B bernilai benar.

    Dari proses diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa G bernilai benar.

Kelemahan dan Kelebihan dari Sistem Pakar

Menurut Jogiyanto HM (2011:302)[4]sistem pakar atau expert system memiliki beberapa kelebihan yaitu :

  1. Memberikan pengambilan keputusan yang lebih baik untuk manajer
  2. Memberikan solusi tepat waktu.
  3. Pelayanan konsumen lebih baik.
  4. Menyimpan pengetahuan di organisasi atau instansi yang berkaitan

Selain Memiliki beberapa kelebihan sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan Jogiyanto HM (2011:303) [4] menyebutkan beberapa kelemahan sistem pakar yaitu :

  1. Sistem Pakar hanya dapat menangani pengetahuan yang konsisten
  2. Sistem pakar tidak bisa menangani hal yang bersifat Judgement.
  3. Format Knowledge Base sistem pakar terbatas.
  4. Aplikasi sistem pakar pada bidang bisnis sangat terbatas.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Menurut Yakub (2012:142) [4] , Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business proses), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business solution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan).

Tahapan Analisis Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:220) ,[4] “Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya”

Menurut Henderi, Maimunah, Randy Adrian dalam Journal CCIT Vol-4 No.3-Mei 2011 [4] bahwa “Tahap analisis sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian–bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya:

  1. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah. Hal yang dilakukan diantaranya :

    a. Mengidentifikasi penyebab masalah

    b. Mengidentifikasi titik keputusan

    c. Mengidentifikasi personil-personil kunci

  2. Understand,yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisa cara kerja dari sistem berjalan. Hal yang dilakukan diantaranya :

    a. Menentukan jenis dan objek penelitian

    b. Merencanakan jadwal penelitian

    c. Mengatur jadwal wawancara.

    d. Mengatur jadwal observasi.

    e. Membuat agenda wawancara.

    f. Mengumpulkan hasil penelitian

  3. Analyze, yaitu melakukan analisa terhadap sistem. Hal yang dilakukan diantaranya :

    a. Menganalisis kelemahan sistem, kebutuhan sistem yang meliputi hardware, software dan brainware.

    b. Menganalisis kebutuhan informasi bagi manajemen (pemakai).

  4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan dari adanya laporan tersebut diantaranya :

    a. Sebagai laporan bahwa proses analisis telah selesai dilakukan.

    b. Meluruskan kesalahan-kesalahan mengenai apa yang telah ditentukan dalam proses analisis yang tidak sesuai menurut manajemen.

    c. Meminta persetujuan kepada manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap sistem sangat penting karena apabila jika satu tahapan terjadi kesalahan maka tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya.

Konsep Dasar Analisa SWOT

Definisi Analisa SWOT

Menurut Rangkuti dikutip dari Khanna Tiara (2014:199) [4], penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

  1. Kuadran 1

    Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

  2. Kuadran 2

    Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

  3. Kuadran 3

    Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

  4. Kuadran 4

    Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

"Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats)."

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakandiatas, maka dapat disimpulkan Analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikandengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Tujuan SWOT

Menurut Rangkuti dikutip dari Khanna Tiara (2014:199) [4], tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Perancangan sistem (design system) merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem agar mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.

Menurut Untung Rahardja, Muhammad.Y dan Eva.R dalam Journal CCIT Vol.6 No.2[4], mengemukakan bahwa ”Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai pengambaran, perancangan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan maka dari itu perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan untuk pemakai sistem dan memberikan gambaran yang jelas serta rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya.

Perancangan sistem harus mencapai sasaran-sasaran yaitu perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Artinya data harus mudah ditangkap, metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan. Perancangan sistem harus efisien dan efektif dalam mendukung keputusan dan dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem imformasi yang meliputi data dan informasi”.

Jadi perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen komputer yang akan menggunakan sistem tersebut yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

Tujuan Perancangan Sistem

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancang bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli – ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

Konsep Dasar Hukum

Definisi Hukum

Menurut Selznick yang dikutip oleh Satjipto Rahardjo (2012:45) [4], adalah “sesuatu yang berkaitan dengan usaha untuk mewujudkan nilai – nilai tertentu”. Menurut Oliver Wendel Holmes yang dikutip oleh Satjipto Rahardjo (2010:7)[4], “the life of law has not been logic; it has experience” yang berarti esensi kehidupan dari hukum bukanlah sesuatu yang menjadi logis, tetapi sesuatu yang telah menjadi pengalaman. Sudikno Mertokusumo mengatakan bahwa “ kaidah hukum merupakan ketentuan atau pedoman tentang apa yang seyogyanya atau seharusnya dilakukan ”.

Berdasarkan beberapa keterangan yang telah diungkapkan diatas dapat kita simpulkan bahwa hukum adalah suatu ketentuan yang seyogyanya atau seharusnya dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan nilai – nilai tertentu. Ketentuan – ketentuan ini ditetapkan dan didapatkan dari pengalaman dan bukanlah dari pemikiran yang logis semata.

Tujuan Dibuatnya Hukum

Hukum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan moral karena kedua kaidah dan ketentuan ini mempunyai tujuan yang sama yaitu mengatur tingkah laku manusia dan menciptakan kebaikan dan ketertiban bagi hidup manusia. Namun adakalanya ketika sebuah tindakan dilarang dilakukan oleh ketentuan moral tetapi diperbolehkan dilakukan secara hukum, dan begitu juga sebaliknya.

Menurut Hart H.L.A (2009:315)[4], Hukum di semua negara modern dalam berbagai seginya memperlihatkan adanya hubungan (pengaruh) dengan moralitas sosial yang diterima maupun cita - cita moral yang lebih luas. Berbagai pengaruh ini masuk ke dalam hukum entah dengan cepat dan resmi melalui legislasi, atau secara diam-diam dan setahap demi setahap melalui proses yudisial.

Dalam sebagian sistem, seperti di Amerika Serikat, kriteria terakhir (ultimate) validitas hukum meliputi secara eksplisit prinsip-prinsip keadilan atau nilai-nilai moral substantif; dalam sistem lainnya, seperti di Inggris, di mana tidak ada batasan-batasan formal atas kompetensi badan legislatif tertinggi, legislasinya pun tidak kalah ketatnya dalam berpegang pada keadilan atau moralitas

Perbedaan kaidah hukum dan kaidah moral, menurut Van Apeldorn (1982:35 - 40)[4], ada lima macam. “Kaidah hukum dan kaidah moral memiliki perbedaan tujuan. Hukum bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan ketenteraman masyarakat, sedangkan moral mempunyai tujuan untuk menyempurnakan kehidupan pribadi seseorang. Tercapainya tujuan kaidah moral secara tidak langsung akan membawa pengaruh terhadap upaya pencapaian tujuan kaidah hukum, karena pribadi yang baik cenderung menaati aturan-aturan hukum yang merupakan pedoman bagi setiap manusia dalam kehidupan masyarakat”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dibuatnya hukum adalah :

  1. Mengatur tingkah laku manusia melalui beberapa ketentuan dan pedoman yang ditetapkan

  2. Menciptakan kebaikan, keadilan dan ketertiban bagi kehidupan manusia

  3. Menciptakan kepribadian seorang individu yang taat pada hukum serta moralitas manusia.

  4. Mentransformasikan kaidah – kaidah moral yang bersifat individual menjadi kaidah hukum yang lebih bersifat kolektif.

Hubungan Hukum Dengan Tindakan Kriminal

Pada dasarnya hukum hadir di tengah masyarakat bertujuan untuk mengatur perilaku masyarakat agar menjadi lebih baik dan tidak saling merugikan satu sama lain baik secara moral ataupun secara lahiriah. Tetapi adakalanya salah seorang anggota masyarakat melakukan tindakan yang melanggar hukum karena dipaksa oleh sesuatu hal. Jika tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan itu menyentuh beberrapa hal yang telah ditentukan seperti jiwa dan raga manusia maka tindakan itu bisa disebut tindakan pidana atau tindakan kriminal dan akan dihukum oleh hukum pidana. Satochid Kertanegara yang dikutip dari Mohhamad Ekaputra (2010:2)[4], mengatakan bahwa “ kepentingan hukum yang dilindungi oleh hukum pidana adalah :

  1. Jiwa Manusia (leven)

  2. Keutuhan Tubuh Manusia (lyf)

  3. Kehormatan Seseorang (eer)

  4. Kesusilaan (zede)

  5. Kemerdekaan Pribadi (persoonlyke vyrheid)

  6. Harta benda atau Kekayaan (vermogen) “

Jika seseorang melanggar kepentingan hukum yang telah disebutkan diatas maka dia dapat diberikan sanksi pidana berdasarkan undang – undang hukum pidana setelah diperadilkan di pengadilan negara yang bersangkutan. Di negara indonesia ada undang – undang khusus yang mengatur tentang semua yang berkaitan tentang tindak pidana beserta sanksinya yaitu KUHP (Kitab Undang – Undang Hukum Pidana) dan juga KUHAP (Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana).

Konsep Dasar Investigasi

Definisi Investigasi

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)[4], Investigasi memiliki arti yaitu suatu tindakan penyelidikan yang dilakukan dengan mencatat atau merekam fakta melakukan peninjauan, percobaan, dsb, dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang suatu peristiwa, sifat atau khasiat suatu zat, dsb.

Investigasi kriminal dikatakan oleh Charles E. O’Hara dan Gregory.L O’Hara (1994)[4], adalah “Criminal Investigation is an applied science that involves the study of facts, used to identify, locate and prove the guilt of an accused criminal. A complete criminal investigation can include searching, interviews, interrogation, evidence collection and preservation and various methods of investigation”.

Berdasarkan pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa suatu investigasi kriminal adalah sebuah teknik pengaplikasian ilmu pengetahuan yang melibatkan penelitian tentang suatu fakta yang digunakan untuk mengidentifikasi, mencari lokasi dan membuktikan kesalahan dari suatu kasus kriminal. Bisa dikatakan bahwa suatu investigasi kriminal yang menyeluruh melibatkan banyak sekali prosedur yaitu interview, interogasi pengumpulan dan penelitian barang bukti dan juga pemakaian berbagai metode investigasi lainnya.

Tahapan Proses Investigasi Secara Umum

Menurut DR.Hans Gross yang dikutip oleh Dandhy Dwi Laksono (2010 : 32)[4], “Investigasi dalam cakupan secara umum memiliki beberapa tahapan atau proses yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Petunjuk awal yaitu adanya informasi awal dari siapapun yang memberikan keterangan tentang adanya indikasi penyelewengan atau pelanggaan hukum.

  2. Investigasi awal yaitu upaya pengecekan terhadap petunjuk atau informasi awal yang diperoleh untuk mengetahui apakah telah terjadi penyelewengan atau tidak.

  3. Menyusun Hipotesa berdasarkan investigasi pada tahap sebelumnya dengan format :

    a. Profil dan Modus Operanding yang menjelaskan 5W dan 1H (Who, What, Why, Where, When, How)

    b. Skema kasus atau Flowchart yang menyangkut pihak – pihak yang terlibat dalam kasus penyelewengan dengan maksud untuk memudahkan pemahaman

    c. Perencanaan Pembuktian untuk membuktikan adanya penyelewengan atau pelanggaran hukum

    d. Kesaksian dan wawancara secara anonym.

    e. Dokumen atau surat – surat penting sebagai barang bukti

    f. Keterangan tersangka

    g. Barang bukti

    h. Keterangan ahli

  4. Kajian Literatur dan wawancara dengan pakar yaitun perdalaman wawancara literatur dan pendalaman para ahli untuk menguji dan memperluas pemahaman dan menguji hipotesa.

  5. Penelusuran dan dokumen informasi kunci yaitu pengumpulan dokumen – dokumen dan penggalian informasi dari informan atau saksi kunci yang berkaitan dengan adanya kasus pidana atau perdata sebagai referensi untuk lebih memahami profil dan kronologi kasus.

  6. Pengorganisasian dan analisis data adalah sebagai berikut :

    a. Pengorganisasian data adalah mengklarifikasi semua dokumen atau data yang diperoleh berkaitan dengan kasus tersebut

    b. Analisa kasus adalah kegiatan melakukan perbandingan, pemeriksaan bukti tertulis dan rekonsiliasi serta perhitungan kembali untuk membandingkan semua informasi dari informan atau saksi kunci untuk menemukan secara rinci unsur – unsur penyelewengan atau kasus dan modus operanding dari pihak – pihak yang terlibat.

  7. Pelaporan adalah penyusunan laporan tentang dugaan adanya tindakan pidana maupun perdata secara lengkap. Adapun susunan laporan sebagai berikut :

    a. Latar Belakang

    b. Profil Kasus

    c. Kronologi Kasus

    d. Pihak - pihak yang terlibat

    e. Indikasi penyimpangan atau penyelewengan

    f. Kerugian yang terjadi

    g. Tuntutan terhadap tindakan pidana atau perdata

  8. Advokasi Kasus


TEORI KHUSUS

Prototyping

Definisi Prototyping

Menurut Gunawan, Dandi (2011:246) [4], Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode Prototyping ini pengembang dan user dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem.

Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang, maka harus dibutuhkan kerjasama yang baik diantara kedua nya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan sisi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses- prosees dalam menyelesaikan sistem yang diinginkan . dengan demikian akan menghasilkan jadwal sesuai waktu penyelesaian yang telah ditentukan .

Tahapan – Tahapan Prototyping

Menurut Pressman (2001) dalam Muhammad Rifa’i, Tri Listyorini dan Anastasya Latubessy (2014:268) [4], Metode atau tahapan – tahapan dalam perancangan aplikasi yang menggunakan Prototype Modelling dimulai dari Listen To Customer, Build / Revise dan Customer Test – Drives Mock – Up . Tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

  1. Listen To Customer

    Listen To Customer (mendengarkan pelanggan) atau pada penelitian ini dapat disebut dengan Stakeholder adalah tahap awal dalam pemodelan prototype dimana pihak developer dan customer akan bertemu, developer adalah pembuat aplikasi dan customer yang selanjutnya disebut dengan stakeholder adalah seseorang, badan, instansi baik swasta maupun negeri yang menggunakan aplikasi tersebut. Developer dan customer bertemu untuk merencanakan tujuan, kebutuhan dan selain itu pengumpulan data juga dilakukan pada tahap ini. Untuk memperoleh data tersebut secara lengkap dan akurat dibutuhkan kerjasama antar developer dengan customer terkait.

    Sumber Data yang digunakan oleh developer untuk memperoleh data yang diperlukan selanjutnya dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Sumber Data Primer dan Sumber Data Sekunder. Sumber Data Primer dapat diartikan sebagai Sumber data yang dapat diperoleh langsung dari customer atau instansi terkait. Metode pengumpulan data yang dapat dipakai untuk memperoleh data dari Sumber Data Primer adalah Observasi, Interview atau Wawancara, Kuesioner. Selanjutnya, Sumber Data Sekunder dapat diartikan sebagai sumber data yang dapat diperoleh secara tidak langsung dengan melakukan penelitian atau studi terkait dengan permasalahan yang diberikan oleh customer atau instansi terkait. Metode Pengumpulan Data yang dapat diterapkan dalam mengumpulkan data dari Sumber Data Sekunder contohnya adalah Studi Literatur (Literature Review) atau Studi Kepustakaan.

  2. Build / Revise

    Build / Revise (Perancangan Sampel) adalah suatu proses perancangan atau pemodelan perangkat lunak yang diakukan dengan cepat, dan rancangan yang dibuat diusahakan dapat mewakili semua aspek perangkat lunak yang diketahui dan rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pembuatan prototype. Setelah diketahui kebutuhan customer atau stakeholder tentan tujuan yang akan dibuat pada tahapan Listen To Customer , langkah selanjutnya adalah build atau membangun aplikasi secara cepat dan juga dapat disebut dengan RAD (Rapid Application Development).

  3. Customer Test – Drives Mock – Up

    Customer Test – Drives Mock – Up (Evaluasi), pemesan atau customer mengevaluasi prototype yang telah dibuat dan digunkan untuk memperjelas kebutuhan perangkat lunak. Jika prototype yang dibuat belum sesuai dengan kebutuhan dari pengguna atau customer maka developer akan mengulangi lagi langkah pertama dan selanjutnya sampai prototype yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna atau customer.

Berdasarkan penjelasan tentang tahapan – tahapan prototyping diatas maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa pembuatan suatu prototype dari sebuah aplikasi dapat dilakukan dengan tahapan – tahapan berikut :

  1. Pengembangan kebutuhan

    Programmer dan Stakeholder bersama- sama mendefinisikan kebutuhan sistem yang akan dibuat berdasarkan view atau sudut pandang dari user (user requirement), kemudian programmer akan mengeliminasi semua kebutuhan user berdasarkan metode pendefinisian kebutuhann yang digunakan oleh programmer.

  2. Membangun prototype

    Membangun protoype dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada stakeholder(misalnya membuat format input dan format output).

  3. Evaluasi prototyping

    Evaluasi ini dilakukan oleh stakeholder terhadap prototype yang sudah dibuat oleh programmer.Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur tingkat ketepatan dalam membuat suatu program yang sesuai dengan permintaan dari stakeholder.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Untung Rahardja, Hidayati dan Mia Novalia dalam Journal CCIT Vol-04 No.3 (2011:302) [4], ), Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI :

    a. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. “D” pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    c. “I” pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

    a. Technical (T) : bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.

    b. Operational (O) : bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    c. Economic (E) : berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1) High (H)  : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.

    2) Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    3) Low (L) : Mudah dikerjakan.

  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Requirement atau kebutuhan dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

  1. Functional requirements

    Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya yang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

  2. Non Functional requirements

    Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Semiawan (2010:104) [4], “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan literature review adalah menganalisis tentang topik yang hendak diteliti untuk membantu peneliti melihat ide-ide

Kajian Literature Review

Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Tujuan Literature Review

Menurut Yuniarti (2012:3)[4], studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Adelia dikutip dari Khanna Tiara (2014:166)[4], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analyst dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Menurut Sulindawati dikutip dari Khanna Tiara (2014:78)[4], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengopersian.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan flowchart atau diagram alur adalah suatu alat yang banyak digunakan untuk membuat algoritma, yakni bagaimana rangkaian pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu diagram alur memberikan gambaran dua dimensi berupa simbol-simbol grafis. Masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan artinya.

Jenis – Jenis Flowchart

Menurut Sulindawati dikutip dari Khanna Tiara (2014:78)[4], Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistemsecara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sistem.

    Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).

  2. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)

    Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan

  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

    Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem.

    Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.

  4. Flowchart Program (Program Flowchart)

    Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Flowchart Proses merupakan teknikmenggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan

Konsep Dasar UML (Unified Modelling Languange

Definisi UML

Menurut Nugroho (2010:6)[4], UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

Menurut Alim (2012:30)[4], Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blue print perangkat lunak. UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa UML adalah bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan arsitektur perangkat lunak. UML dapat digunakan pada semua proses melalui metodologi pengembangan perangkat lunak dan melakukan implementasinya pada teknologi yang berbeda”.

Jenis – Jenis Diagram UML

Diagram UML (Unified Modelling Languange) dapat dibagi menjadi beberapa diagram yang masing – masing memiliki keunikan dan karakteristiknya sendiri dalam menggambarkan, memodelkan dan menjelaskan suatu sistem. Pembagian diagram tersebut dapat dilihat di bawah ini :

  1. Use Case Diagram

    Menurut Dina Fitria Murad (2013:57)[4], “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2.fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

    Menurut Triandini (2012:18)[4], langkah-langkah membuat diagram use case yaitu :

    a. Mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.

    b. Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-perantersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikannilai tambah bagi bisnis.

  2. Activity Diagram

    Menurut Dina Fitria Murad (2013:53)[4], “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

    Menurut Vidia (2013:20)[4], “Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

  3. Sequence Diagram

    Menurut Vidia (2013:21)[4], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

    Menurut Wijayanto (2013:35)[4], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

  4. Class Diagram

    Menurut Vidia (2013:21)[4], “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram”.Menurut Wijayanto (2013:33)[4], “Class diagram dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kelas-kelas yang digunakan dalam sistem”.

Sifat Diagram UML

Menurut Pudjo Widodo Prabowo (2011:10)[4], berikut ini adalah jenis diagram UML dan sifatnya :

  1. Class Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, dan relasi-relasi.

  2. Use Case Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).

  3. Sequence Diagram : Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.

  4. Activity Diagram : Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Prasetio (2012:181), “Database adalah sebuah struktur yang umumnya dikategorikan dalam 2 (dua) hal, sebuah database flat dan sebuah database relasional. Database relasional lebih disukai karena lebih masuk akal dibandungkan database flat”.

  1. Definisi Fields

    Fields adalah sub-bagian dari record. Anhar (2010 : 45)[4].

  2. Definisi Record

    Record adalah data yang isinya merupakan satu kesatuan. Setiap record diberi nomor yang disebut nomor record (record number). (Anhar, 2010 : 45)[4].

  3. Definisi Tabel

    Tabel adalah komponen paling utama dalam membuat website, pada saat pembuatan sebuah halaman web, tabel dijadikan sebagai media yang berfungsi sebagai kerangka untuk meletakkan komponen-komponen isi web. Sehingga dapat meninggalkan pengguna tabel dalam sebuah design web. (Anhar, 2010 : 45)[4].

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Simarmata (2010:283)[4], pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi/program untuk menemukan segala kesalahan den segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada customer .

Pengujian merupakan proses eksekusi program yang telah selesai dibuat yang bertujuan untuk menemukan kesalahan.Pengujian merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu perangkat lunak. Proses pengujian juga mempengaruhi masa penggunaan suatu perangkat lunak. Semakin rinci proses pengujian yang dilakukan, akan semakin lama rentang waktu yang diperlukan antara maintenance satu dan selanjutnya. Pengujian perangkat lunak dilakukan pada setiap tahap pengembangan hingga pada maintenance perangkat lunak.

Cara pandang terhadap perangkat lunak berkembang menjadi lebih konstruktif. Pengujian tidak lagi dipandang sebagai aktivitas yang hanya dilakukan setelah pengodean perangkat lunak selesai dengan batasan sebagai pendeteksi kegagalan perangkat lunak,melainkan sebgai aktivitas yang menuntun keseluruhan proses pengembangan perangkat lunak dan pemeliharaan. Pengujian pun menjadi bagian penting dari suatu kontruksi perangkat lunak.

Pengujian perangkat lunak merupakan aktivitas menantang yang melibatkan beberapa kegiatan yangsaling berkaitan satu sama lain. Di awal pengujian, hal yang perlu dilakukan adalah pemilihan dan perencanaan pengujian dengan memperhatikan teknik-teknik pengujian yang mungkin dilakukan terhadap pengujian perangkat lunak tersebut.Pemilihan dilakukan dengan metode analisis sederhana yang efektif biayanya.

Pengertian Blackbox Testing

Menurut Rizky (2011:264)[4], Black Box Testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.

Dengan demikian black box testing dapat disimpulkan sebagai jenis pengujian perangkat lunak layaknya seperti "kotak hitam" yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenal proses testing di bagian luar.

Keuntungan Blackbox Testing

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis black box testing antara lain: (Rizky, 2011:264)[4] :

  1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

  2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

  3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.

  4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.

Konsep Dasar Software Pendukung

Konsep Dasar Web

  1. Definisi Web

    Menurut Husni Sidik (2010:1)[4], Web adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hypertext, pemakai dituntun untuk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yangditampilkan dalam browser web.

  2. Sifat-Sifat Web

    Dalam perkembangannya, teknologi informasi menunjukkan banyaknya kemajuan begitu pesat salah satunya adalah berkembangnya website dengan banyaknya ragam fitur dan fungsi yang dimiliki saatini. Pengelompokan macam-macam web cenderung lebih mengarah kepada fungsi,sifat-sifat dan bahasa pemrograman terkait yang digunakan. Menurut (Rahmat Hidayat,2010:3)[4], Jenis-jenis web berdasarkan sifat atau style-nya sebagai berikut:

    1. Web Dinamis

    Merupakan sebuah website yang menyediakan contentatau isi-isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemrogaman yangdigunakan antara lain PHP, ASP, NET dan memanfaatkan database MySql.

    2. Web Statis

    Merupakan website yang content nya sangatjarang diubah. Bahasa pemrogaman yang digunakan adalah HTML dan belummemanfaatkan database. Misalnya web profile organisasi dan lain-lain.

  3. Fungsi Web

    Menurut Rahmat Hidayat(2010:4)[4], Berdasarkan pada fungsinya, website terbagi atas:

    1. Personal Website

    Website yang berisi informasi pribadi seseorang.

    2. Commercial Website

    Website yang dimiliki sebuah perusahaan yang bersifat bisnis.

    3. Goverment Bisnis

    Website yang dimiliki instansi pemerintah, pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna.

    4. Non-Profit Organization Website

    Dimiliki oleh organisasi yang bersifat non- profit atau tidak bersifat bisnis.

Web Browser

Menurut Jarot Setyaji (2010:296)[4], “web browser atau sering juga disebut internet broswer yang berfungsi sebagai jembatan bagi pengguna komputer dalam menjelajah dunia maya”. Internet Browser merupakansebuah aplikasi atau software yang digunakan untuk mengolah data yang ditransfer dari world wide web (www) ke komputer dan menampilkannya secara visual agar mudah dimengerti oleh sebuah pengguna internet. Berikut merupakan bagian dari web browser yaitu :

  1. Status Bar

    Kotak bagian dibawah jendela browser menampilkan berbagai jenis informasi sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pengguna.Sebagian besar menunjukan kecepatan beban dan URL dari alamat sesuai dengan pointer.

  2. Address Bar

    Merupakan kotak bagian atas jendela browser,menampilkan seluruh alamat situs web atauURL.

  3. Title Bar

    Bar judul pada bagian paling atas jendela browser. Menginformasikan judul halaman web.

  4. Toolbar Icon

    Toolbar atau icon jendela browser pada bagian kanan atas jendela browser dibawah title bar. Pada bagian ini akan terlihattombol “back”, “home”, “refresh” danlain sebagainya.

  5. Display Window

    Merupakan ruang kerja browser, berupa frame menampilkan halaman website.

  6. Scroll Bar

    Merupakan pointer untuk menarik halaman web menuju bagian paling bawah.

Definisi Website

Menurut Siti Aisyah, Nawang Kalibuana dan Ipat Parmawati (2012:112)[4], mengemukakakn bahwa “ Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diamatau gerak, data animasi, suara, video,dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).Bahasa Program dan Mark-up yang dapat digunakan untuk membangun sebuah web yang adalah sebagai berikut:

  1. HTML

    Menurut Husni Sidik (2010:9)[4], HTML adalah file teks murni yang dapat dibuatdengan editor teks sembarang, dokumen ini dikenal sebagai web page, dokumen html, merupakan dokumen yang disajikan dalam browser websurfer.

  2. PHP

    PHP (Hypertext Preprocessor) yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru atau up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. (Anhar, 2010:3)[4]

Apache

Rulianto Kurniawan (2010:9)[4], Apache web serveratau server HTTP Apache adalah server web yang dapat dijalankan di banyaksistem operasi seperti Linux, Unix, Microsoft Windows dan Novell Netware sertaplatform lainnya yang berguna untukmelayani dan mengfungsikan situs web. Apache merupakan perangkat lunak sumberterbuka (open source) yang dikembangkan oleh komunitas terbuka yang terdiridari pengembangan-pengembangan dibawah naungan Apache Software Foundation. Webserver inilah nantinya yang akan digunakan untuk belajar bahasa pemrograman PHP.

MySQL

Menurut Nugroho (2010:91)[4], “MySQL (My Structured Query Language) atau yang biasa dibaca ,ai-se-kuel adalah sebuah program pembuatan dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS (Database Management System). Kelebihan lain dari MySQL adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL (Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur.

Notepad ++

Notepad ++ adalah sebuah tools atau alat bantu yang digunakan untuk menyunting teks atau menyunting kode sumber yang berjalan pada sistem operasi windows.Notepad++ menggunakan komponen Scintilia untuk dapat menampilkan dan menyunting berbagai teks dan berkas kode sumber berbagai bahasa pemrograman

Framework

Howe (1995) dalam Radenal Andika (2011:10)[4], mengatakan bahwa “Framework dalam sistem berorientasi objek, merupakan sekumpulan class yang melambangkan bentuk abstrak untuk pemecahan masalah yang berhubungan”.

Framework adalah kumpulan perintah atau fungsi dasar yang membentuk aturan – aturan tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain sehingga dalam pembuatan aplikasi web kita harus mengikut aturan dari framework tersebut.Dengan framework kita tidak perlu memikirkan kode perintah/fungsi dasar dari aplikasi website kita.

XAMPP

Menurut Wardana (2010:8)[4], “XAMPP adalah paket software yang didalamnya sudah terkandung Web Server Apache, database MySQL dan PHP Interpreter”.

Menurut Nugroho (2010:74)[4], “XAMPP merupakan paket PHP yang berbasis Open Source yangdikembangkan oleh sebuah komunitas Open Source.

Literature Review

Dalam upaya penelitian perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama dibidang ini. Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam laporan Skripsi ini antara lain :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Arba Adnandi (Maret 2015) yang berjudul “Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi Perilaku dan Kepribadian Siswa Pada SMK Negeri 2 Tangerang” bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat menganalisa kepribadian siswa – siswi pada SMK Negeri 2 Tangerang agar para siswa diharapkan dapat mengontrol diri dalam berprilaku dan berkepribadian baik, sehingga dapat memacu perkembangan siswa/i dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam memperoleh datanya, sedangkan dalam pembuatan sistem pakarnya peneliti menggunakan metode backward chaining dalam pembuatan mesin inferensi dari sistem pakar tersebut diatas. Setelah melakukan penelitian di instansi terkait maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kegiatan belajar mengajar kondisinya semakin membaik dengan adanya sistem pakar yang peneliti buat dan meminimalisir kegiatan bimbingan konseling yang membahas masalah perilaku siswa. Penulis juga menemukan bahwa penelitian ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam jenis programnya yaitu Muhammad Arba Adnandi menggunakan bahasa program berbasis desktop yang tentu saja dapat mengurangi mobilitas dari sistem pakar yang telah dibuat karena tidak dapat diakses dimana saja, sedangkan penulis sudah memakai bahasa program berbasis web yang unggul dalam mobilitas serta dapat diakses dari mana saja.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Adrian Rizaldi (Oktober 2014) yang berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Karakter Siswa Dalam Menentukan Konsentrasi Belajar Dengan Metode Forward Chaining Pada SMA Yupentek 1 Kota Tangerang” bertujuan untuk membuat suatu sistem yang dapat membantu siswa dalam menentukan konsentrasi belajar atau jurusan dengan melakukan analisa karakter pada siswa – siswi yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam memperoleh data yang diperlukan, sedangkan dalam pembuatan mesin inferensi dari sistem pakarnya peneliti menggunakan metode forward chaining. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah sendiri tidak menyediakan badan konsultasi khusus untuk menentukan konsentrasi belajar siswa – siswinya, Sistem pakar yang peneliti buat mampu meningkatkan akurasi dan efektifitas penempatan siswa – siswi SMA Yupentek 1 pada konsentrasi yang diinginkan karena dapat menganalisa kepribadian siswa – siswinya dan menempatkannya sesuai dengan hasil dari analisa tersebut. Penulis menemukan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Rizal Adnandi menggunakan metode penalaran Rule – Based Reasoning dengan metode pembuatan mesin inferensi yang menggunakan Forward Chaining yang tentu saja kurang efektif karena fakta yang didapat tentu saja akan lebih banyak dari tujuan atau Goal yang akan dicapai, berbeda dengan yang menggunakan metode Case – Based Reasoning serta metode pembuatan mesin inferensi yang menggunakan Backward Chaining yang berbasiskan tujuan atau Goal Driven, karena fakta yang ditemukan lebih banyak dari tujuan yang akan dicapai.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Wawan Setiawan yang berjudul “Penerapan Metode Forward Chaining Sebagai Model Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Diabetes Mellitus Pada Puskesmas Sukawali” memiliki tujuan untuk membantu dokter atau tenaga ahli yang ada pada instansi terkait agar dapat melakukan analisa kemungkinan pasien terkena penyakit diabetes secara lebih efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam perolehan data yang diperlukan untuk membuat sistem pakar, sedangkan metode yang digunakan dalam membuat mesin inferensi dari sistem pakarnya adalah metode forward chaining. Setelah melakukan penelitian pada instansi yang terkait maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kehadiran seorang pakar merupakan masalah utama yang dihadapi pada instansi yang terkait karena keterbatasan jumlah pakar yang dapat mendiagnosa kemungkinan pasien terkena penyakit diabetes maka peneliti membuat sistem pakar yang dapat melakukan analisa secara mandiri tanpa menghadirkan seorang pakar dalam mendapatkan solusi dan rekomendasi cara penanganannya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wawan Setiawan yang menggunakan metode penalaran Rule – Based Reasoning dan menggunakan metode inferensi Forward Chaining, penulis menggunakan metode penalaran Case – Based Reasoning dan metode inferensi Backward Chaining yang berdasarkan tujuan atau Goal Driven dikarenakan tujuan atau Goal yang ditemukan lebih sedikit daripada fakta – fakta yang ditemukan sehingga akan mempersingkat waktu analisa masalah dan pengambilan solusi. Penulis juga meneliti tentang kasus pembunuhan pada kepolisian yang pemecahan masalahnya juga lebih kompleks.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Susanto dengan judul penelitian “Sistem Pakar Kerusakan Mesin Motor Karburator Pada Bengkel Resmi Yamaha Sitanala Tangerang” bertujuan untuk menunjang transparansi pelayanan dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan (customer) dan juga membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan instansi tersebut.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam memperoleh data yang diperlukan. Metode Rule-Based Reasoning juga digunakan dalam melakukan penalaran berbasis aturan dan juga Forward Chaining dalam pembuatan mesin inferensi dari sistem pakar tersebut. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa sistem pakar yang peneliti buat dapat dijadikan penunjang diagnosa kerusakan mesin sepeda motor berkaburator dan juga dapat meningkatkan pengetahuan pengguna sistem tentang permasalahan yang sering terjadi pada sepeda motor. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Asep Susanto yang menggunakan metode penalaran Rule – Based Reasoning dan menggunakan metode inferensi Forward Chaining, penulis menggunakan metode penalaran Case – Based Reasoning dan metode inferensi Backward Chaining yang berdasarkan tujuan atau Goal Driven dikarenakan tujuan atau Goal yang ditemukan lebih sedikit daripada fakta – fakta yang ditemukan sehingga akan mempersingkat waktu analisa masalah dan pengambilan solusi.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Latif Hariyandi Suntoro yang berjudul “Perancangan Sistem Pakar Pendiagnosa Kerusakan Laptop Di ‘HS.Comp’ Berbasis Web Dengan Menggunakan PHP dan MySql ” memilki tujuan yaitu untuk membuat suatu sistem yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memberikan solusi dari kerusakan laptop yang dialami oleh customer HS.Comp sehingga dapat mempermudah pengguna atau teknisi untuk mendapatkan solusi dengan cepat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat sistem pakar, sedangkan dalam membuat mesin inferensinya peneliti menggunakan metode forward chaining. Setelah melakukan penelitian diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa aplikasi yang dibuat oleh peneliti mampu memudahkan teknisi dalam menangani kerusakan komputer dan juga mempersingkat waktu diagnosa kerusakan laptop sebesar 50% dari waktu yang dibutuhkan teknisi apabila mendiagnosa kerusakan laptop secara manual. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Latif Hariyandi Suntoro yang menggunakan metode penalaran Rule – Based Reasoning dan menggunakan metode inferensi Forward Chaining, penulis menggunakan metode penalaran Case – Based Reasoning(Data – Driven) dan metode inferensi Backward Chaining yang berdasarkan tujuan atau Goal Driven dikarenakan tujuan atau Goal yang ditemukan lebih sedikit daripada fakta – fakta yang ditemukan sehingga akan mempersingkat waktu analisa masalah dan pengambilan solusi.

Berdasarkan Literature Review atau Studi literatur yang telah penulis lakukan dan jelaskan diatas maka penulis dapat memberikan perbedaan yang signifikan pada penelitian yang penulis lakukan dan penelitian yang dibahas pada Literature Review yaitu penulis menggunakan metode penalaran Case – Based Reasoning dan juga penulis menggunakan metode inferensi Backward Chaining yang akan optimal jika digunakan untuk memecahkan masalah yang tujuan atau goal – nya berjumlah lebih banyak dibandingkan premis atau fakta yang didapatkan untuk memecahkan masalah tersebut, dikarenakan metode inferensi Backward – Chaining adalah suatu metode pemecahan masalah Goal-Driven yang melakukan penalaran dan juga pengambilan kesimpulan dengan merunut mulai dari Tujuan atau Goal sampai dengan fakta – fakta atau premis yang mendukung tujuan tersebut ditemukan.

BATAS

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Selaras

Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Selaras

Pada tahun 1995 telah berdiri sebuah instansi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Rumah Sakit Selaras, yang beralamat di Jl. Raya Serang Km. 18,5 Desa Bojong Cikupa-Tangerang. Rumah Sakit Selaras dikelola oleh dokter-dokter serta perawat yang berkompeten pada bidangnya masing-masing. Rumah Sakit Selaras ini terus berjalan dengan lancar dan berkembang dengan baik. Untuk usaha pelayanan kesehatan Rumah Sakit Selaras sangat mengutamakan kepuasan pasien dengan begitu Rumah Sakit Selaras selalu mendapat kepercayaan dari warga Cikupa dan sekitarnya sehingga pasien pun tidak hentinya berkunjung ke Rumah Sakit Selaras ini untuk berobat rawat jalan.

Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah pasien. Rumah Sakit Selaras tersebut akhirnya terus berkembang dengan pesat dan pada akhirnya Rumah Sakit tersebut dapat dipercaya oleh masyarakat dengan kualitas yang cukup memuaskan, sehingga pada tahun 2002 yang sebelumnya instansi tersebut mendapat izin operasional dari dinas kesehatan Tangerang berupa izin Rumah Sakit, karena melihat potensi yang cukup baik pada perkembangan Rumah Sakit tersebut akhirnya pemilik saham tunggal Dra.Hj. Saraswati Chazanah, MM mangajukan izin operasional sebagai instansi peayanan kesehatan berupa izin Rumah Sakit Umum Selaras sebagai izin operasional pelayanan pasien hingga tahun 2003 dinas kesehatan Tangerang merekomendasi izin operasional sebagai Rumah Sakit Selaras.

Untuk menunjukkan kelancaran pelayanan dan kesehatan kerja maka pihak dinas kesehatan mengadakan penambahan beberapa petugas ahli medis untuk melayani pasien yang berobat ke instansi tersebut. Serta melakukan pendidikan terhadap para petugas medis agar menjadi seseorang petugas medis yang profesional untuk melayani masyarakat dengan baik.

Visi Dan Misi Rumah Sakit Umum Selaras

Visi Rumah Sakit Umum Selaras

Menjadi Rumah Sakit pilihan dengan menyediakan layanan perawatan kesehatan terbaik, berkualitas, profesional, bermutu tinggi dan inovatif.

Misi Rumah Sakit Selaras

  1. Memberikan pelayanan kesehatan terpadu sesuai kebutuhan pasien dan keluarga pasien.
  2. Melaksanakan pekerjaan dalam tim yang profesional, dinamis, inovatif, berdedikasi tinggi dan terpercaya.
  3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana atau prasarana pelayanan di semua bidang secara terus menerus dan berkesinambungan.
  5. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan harmonis.

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Selaras

Dalam mewujudkan Visi dan Misi Rumah Sakit Selaras tersebut, perusahaan membagi tugas, wewenang, serta tanggung jawab yang dijabarkan dalam struktur organisasi di Rumah Sakit Selaras.

Gambar 3.1. : Struktur Organisasi Rumah Umum Sakit Selaras

Tugas Dan Tanggung Jawab

Masing-masing bagian pada struktur organisasi Rumah Sakit Selaras memiliki tugas dan wewenang dan tanggung jawab tersendiri, adapun tugas dari masing-masing bagian sebagai beriktu :

  1. Tugas Direktur serta Dewan Komisaris antara lain :
    1. Menentukan rencana kerja perusahaan.
    2. Menentukan koordinasi dengan masing-masing bagian.
    3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.
    4. Melakukan pengawasan terhadap peaksanaan tugas setiap bagian.
  2. Fungsi Pokok Tugas dan Tanggung Jawab bagian Marketing antara lain :
    1. Menjamin kelancaran kegiatan operasional di bidang marketing dan Public Relation dalam rangka peningkatan citra RSU Selaras kepada masyarakat luas.
    2. Membuat rencana tahunan Marketing dan Public Relation.
    3. Membantu marketing external agar perusahaan rekanan yang dikunjungi dapat menjadi rekanan atau pelanggan yang tertarik untuk mengadakan medical check-up secara rutin.
    4. Memberikan perhatian khusus kepada marketing internal diantaranya petugas Customer Service, Public Relation, Operator Telepon serta hubungan antar departemen, dokter, perawat, staff dan pasien.
    5. Memonitoring serta membantu menangani kasus-kasus serta keluhan baik dari perorangan maupun perusahaan yang tidak dapat diselesaikan oleh Head of Unit di bawah koordinasi Marketing dan Public Relation Departement.

    Tugas bagian gambar antara lain:

    1. Membuat gambar layout untuk proses penawaran.
  3. Tugas dan Tanggung Jawab HRD dan Umum antara lain :
    1. Melaksanakan tugas-tugas rekrutmen karyawan.
    2. Membuat kontrak kerja karyawan.
    3. Membuat SK serta SPK yang berhubungan dengan Departemen.
    4. Membuat laporan jumlah karyawan setiap bulan.
    5. Mengurus perijinan yang berhubungan dengan Departemen.
    6. Tenaga kerja dan transmigrasi berupa SIPK, SIPB, SIPD.
    7. Membuat rekapitulasi makan karyawan setiap bulan.
    8. Membuat surat keterangan kerja, referensi dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia.
    9. Membuat kartu identitas karyawan.
    10. Memberikan orientasi kepada karyawan baru yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia.
    11. Mendistribusikan formulir kepada koordinator secara struktural.
    12. Menyusun berkas karyawan dan surat lamaran yang masuk.
    13. Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas formulir yang telah di isi oleh karyawan.
  4. Tugas bagian Medik antara lain:
  5. Fungsi Pokok Tugas dan Tanggung Jawab:

    1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai bidang keahliannya.
    2. Menangani pasien-pasien mulai dari diagnosa sampai pengobatan.
    3. Mengkonsultasikan kepada dokter spesialis, jika mendapatkan kelainan atau diagnosis yang diluar kompetensinya.
  6. Tugas bagian Accounting dan Finance, antara lain:
  7. Fungsi Pokok dan Tanggung Jawab:

    1. Melaksanakan administrasi keuangan.
    2. Membuat laporan keuangan.
    3. Mengurus berbagai hal yang menyangkut surat menyurat.
    4. Melaksanakan fungsi manajemen di unit akuntasi dengan tujuan menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja di unitnya.
    5. Membuat perencanaan kerja yang sistematis yang berkaitan dengan sistem prosedur yang tepat sehingga pencatatan akuntansinya adalah akurat.
    6. Menyiapkan laporan-laporan keuangan yang dibutuhkan untuk kepentingan pihak ketiga seperti : Direksi, Komisaris, Auditor Pajak.
  8. Tugas dari Sistem Informasi Rumah Sakit antara lain:
    1. Menjaga dan mengontrol jalannya program aplikasi.
    2. Memberikan pelatihan kepada petugas yang mengoperasikan program sesuai dengan tugasnya atas persetujuan manager operasional.
    3. Memberikan wewenang penggunaan program Sistem Informasi Rumah Sakit atas persetujuan manager operasional.
    4. Mengatasi permasalahan penggunaan program Sistem Informasi Rumah Sakit.
    5. Mengontrol kondisi komputer dan peralatannya.
    6. Mengajukan dan melaporkan kepada manager operasional akan kebutuhan peralatan komputer dan permasalahan program aplikasi.

Tata Laksana Yang Berjalan

Analisa Sistem Berjalan

Adapun penjelasan lebih rinci mengenai sistem pelayanan rawat jalan pada Rumah Sakit Selaras terdapat pada Unified Modeling Language (UML).

Prosedure Sistem Yang Berjalan

Pada analisa ini terdiri dari beberapa prosedur sistem yang sedang berjalan diantaranya yaitu:

  1. Pasien yang sakit berobat ke rumah sakit dan diterima oleh petugas Receptionist.
  2. Petugas menanyakan kepada pasien tersebut apakah merupakan pasien baru atau sudah pernah berobat sebelumnya ( pasien lama ).
  3. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas melengkapi formuir rekam medis penerimaan pasien baru dengan mewawancarai pasien tersebut atau mengisi data pasien.
  4. Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas mencari file rekam medis yang sudah dilakukan diinput sebelumnya dan mencari pada file data pasien, setelah itu petugas mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan di tuju.
  5. Proses diagnosa dan pemberian resep dari dokter.
  6. Di apotik, pasien mengambil obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter.
  7. Pasien membayar biaya perawatan dan membayar obat di kasir atau bisa juga bayar di apoteker.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, penulis meneliti dengan menggunakan Sofware Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram.

Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Use Case Diagram

Berikut adalah use case diagram sistem pelayanan rawat jalan yang sedang berjalan pada Rumah Sakit Selaras.

Gambar 3.2. : Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram Sistem yang Sedang Berjalan terdapat :

  1. 1 (satu) sistem rawat jalan di Rumah Sakit Selaras.
  2. 4 (empat) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : pasien, petugas, dokter, dan apoteker.
  3. 11 (sebelas) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut, diantaranya : daftar, keluhan pasien, input data pasien dan keluhannya, mengecek rekam medis pasien, dokter yang dituju, menangani keluhan, diagnosa penyakit, memberi resep kepada pasien, membaca resep dari dokter, memberi obat, dan memberi invoice atau tagihan berobat.

Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada Activity Diagram

Berikut ini adalah activity Diagram sistem pelayanan pasien rawat jalan yang sedang berjalan pada di Rumah Sakit Umum Selaras.

  1. Activity Diagram Pendaftaran
  2. Gambar 3.3. : Activity Diagram Pendaftaran Sistem Yang Sedang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram Pendaftaran seperti di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini:

    1. 1 ( satu ) intial node, objek yang diawali.
    2. 5 ( lima) activity yang dilakukan, diantaranya: pendaftaran, menerima pendaftaran, isi data pasien, status pasien dengan rekam medis, menunggu antrian dokter yang dituju.
    3. 1 ( satu ) final node, aktifitas yang diakhiri.
  3. Activity Diagram Dokter
  4. Gambar 3.4 Activity Diagram Dokter Sistem Yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.4 Activity Diagram seperti diatas dapat dijelaskan seperti dibawah ini:

    1. 1 ( satu ) intial node, objek yang diawali.
    2. 4 ( empat ) activity yang dilakukan, diantaranya : keluhan, memeriksa pasien, memberi resep obat, menerima resep obat.
    3. 1 ( satu ) final node, aktifitas yang diakhiri.
  5. Activity Diagram Apoteker
  6. Gambar 3.5 Activity Diagram Apotek Sistem Yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.5 Activity Diagram seperti diatas dapat dijelaskan seperti dibawah ini:

    1. 1 ( satu ) intial node, objek yang diawali.
    2. 7 ( Tujuh ) activity yang dilakukan, diantaranya : memberi resep dokter, menerima resep dokter, membaca resep dokter, memberikan obat, menulis kwitansi pembayaran, menerima obat dan kwitansi, membayar biaya berobat.
    3. 1 ( satu ) final node, aktifitas yang diakhiri.

Analisa Sistem Yang Berjalan Pada Sequence Diagram

Berikut adalah Sequence Diagram pelayanan pasien rawat jalan yang sedang berjalan pada Rumah Sakit Umum Selaras.

Gambar 3.6 Sequence Diagram Proses Rawat Jalan Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan gambar 3.6 Sequence Diagram yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 4 ( empat ) aktor yang melakukan kegiatan diantaranya: Pasien, Petugas, Dokter, dan Apoteker.
  2. 12 ( dua belas ) Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa Masukan,Analisa Proses,Analisa Keluaran

Analisa Masukan

Berikut adalah masukan data yang digunakan :

  1. Nama Masukan : Pendaftaran.
  2. Fungsi : Sebagai sistem penanganan, pengecekan, dan dokumentasi.
  3. Sumber : Pelayanan Pasien Rawat Jalan.
  4. Media : Buku.
  5. Frekuensi : Setiap hari.
  6. Keterangan : Sebagai data pelayanan pasien rawat jalan yang berlangsung setiap hari.

Analisa Proses

  1. Nama Proses : Data Rawat Jalan.
  2. Masukan  : Laporan sakit dari pasien.
  3. Keluaran  : Laporan diagnosa dan obat.
  4. Ringkasan Proses : Proses ini dibuat daftar obat dan diagnosa penyakit srta biaya yang perlu dikeluarkan.

Analisa Keluaran

  1. Nama Kelauaran : Data Pasien Umum
  2. Fungsi : Menampilkan kartu pasien umum yang sudah terdaftar di rumah sakit.
  3. Media  : Swipecard.
  4. Distribusi : Resepsionis.
  5. Keterangan : Laporan yang berbentuk kartu untuk mengetahui pasien itu sudah terdaftar pada rumah sakit.

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Perangkat Keras (Hardware)

Berikut ini adalah spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk pengolahan data :

  1. Processor : Core 2 DUO
  2. Monitor : LCD
  3. Mouse : USB 2.0
  4. Keyboard : Logitech USB
  5. RAM : 1 GB
  6. Harddisk : 250 GB
  7. Printer : Epson T11

Perangkat Lunak (Software)

Beiktu ini adalah software yang digunakan untuk poses pelayanan pasien rawat jalan :

  1. Windows XP Professional Service Park 2 : Untuk operting system komputer.
  2. Microsoft Excel : Untuk Mengolah data pasie, data obat, dan data pembayaran.
  3. Microsoft Word : Untuk pencetakan kwitansi pembayaran berobat dan bukti pembayaran.

Permasalahan Yang Terjadi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Analisa Batasan Sistem

Pada setiap sistem berjalan pada umumnya memiliki batasan sistem (boundry) yang memisahkan antara sub sistem itu sendiri dengan lingkungan luar sistem. Batasan suatu sistem juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem itu sendiri. Lingkungan suatu sistem dapat bersifat menguntungkan atau merugikan, hal ini juga menjadi salah satu tugas batasan sistem agar dapat mempertahankan lingkungan luar sistem yang meguntungkan dan menghindari lingkungan luar sistem yang merugikan. Jika masukan pada sistem bersifat baik maka keluaran yang dihasilkan pun akan sekali.

Permasalahan yang terjadi pada Rumah Sakit Selaras pada Pelayanan Pasien Rawat Jalan, dapat di lihat permasalahan pada proses pendaftaran pasien, pendataan, dan pemberian obat. Maka akan dibatasi dengan mengenai nomor id pasien, nomor antrian pasien, penginputan data pasien, penginputan keluhan pasien, penginputan diagnosa pasien, penginputan jenis obat untuk pasien, serta transaksi biaya yang dilakukan oleh pasien serta pembuatan laporan data pasien secara berkala.

Prosedur dalam proses kinerja pendaftaran dan pendataan pada pasien merupakan tugas dari petugas bagian Resepsionis agar saling terhubung satu sama lain untuk mendapatkan sebuah informasi maka harus dilakukan beberapa kegiatan operasional yang saling mendukung dan saling terkait serta berhubungan dengan beberapa bagian lain yang berperan sebagai kesatuan luar (external entity).

Analisa Masalah Yang Terjadi

Permasalahan yang terjadi pada sistem pelayanan pasien rawat jalan yang sedang berjalan saat ini antara lain :

  1. Pelayanan yang digunakan pada saat ini masih menggunakan sistem semi manual pada bagian pendaftaran masih menggunakan Microsoft Excel.
  2. Pada bagian apotik masih menggunakan aplikasi program sederhana berupa Microsoft Excel yang tidak terintegrasi dengan unit kerja yang lain sehingga pasien yang akan diberikan obat oleh bagian apotik masih mengalami kesulitan dalam pelayanan pemberian obat kepada pasien.
  3. Pada bagian pembayaran pun masih menggunakan aplikasi sederhana berupa Microsoft Excel dalam melakukan pelayanan penerimaan pembayaran biaya pasien dan pencetakan kwitansi yang diberikan kepada pasien masih menggunakan aplikasi program sederhana Microsoft Word sehingga keakuratan data tidak maksimal sehingga sering terjadi selisih paham pada laporan pendapatan pelayanan.
  4. Kebocoran niaya yang tidak tertagih pada pelayanan yang diberikan kepada pasien karena belum adanya program yang terintegrasi antara bagian Pendaftaran, Apotik, sehigga sering terjadi selisih pada waktu pelaporan pendapatan bulanan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Rumah Sakit Selaras khususnya pada bagian palayanan pasien rawat jalan, maka penulis mengusulkan agar dirancangnya aplikasi pelayanan pasien rawat jalan menggunakan program java.

Penulis akan membuat aplikasi khusus pelayanan pasien rawat jalan denga bahasa pemrograman java dan database menggunakan MySQL yang dapat digunakan oleh bagian Pendaftaran pasien rawat jalan, Apotik untuk menyajikan sistem pelayanan pasien rawat jalan secara terkomputerisasi dan terintegrasi antara unit kerja yang satu dengan yang lainnya.

Program tersebut nantinya akan menampilkan menu pendaftaran pasien baru dan registrasi pasien lama pada bagian pendaftaran serta informasi registrasi pasien perhari, minggu, bulan, serta pertahun sebagai metode pencarian data pasien pada bagian pendaftaran.

Bagian Apotik program tersebut akan menampilkan data obat , stok obat. Agar memudahkan pihak apotik untuk pencarian obat harga obat dan sekaligus stok obat yang ada pada rumah sakit.

Pada bagian pembayaran menampilkan menu penginputan tindakan yang diberikan pada poli pelayanan pasien yang dilakukan oelh dokter atau pun perawat sehingga semua pelayanan yang diberikan dapat diakumulasikan sehingga seluruh biaya yang akan ditanggung oleh pasien pada bagian kasir sebagai tempat pembayaran pasien, diharapkan dengan sistem yang terintegrasi, yang dipusatkan pada satu bagian yaitu bagian kasir untuk keseluruhan biaay pelayanan maka kebocoran pendapatan akan diatasi.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I ini merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I, yang diklasifikasikan lagi dengan menggunakan MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang di jelaskan pada BAB sebelumnya.

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap II, yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan TOE dengan opse HML.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi

BAB IV

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Sistem Usulan

Setelah menganalisa dan meneliti sistem rawat jalan yang sedang berjalan di Rumah Sakit Umum Selaras, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada bebrapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang sedang berjalan khususnya dalam sistem rawat jalan yang sedang berjalan saat ini. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan software Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Edition untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.

Prosedur Sistem Usulan

  1. Pendaftaran Pada Pasien Rawat Jalan
    1. Pasien melakukan petugas admin.
    2. Pasien mengambil nomor antrian dan menunggu antrian dokter yang dituju.
    3. Pasien memberitahukan kepada dokter keluhan yang dialami oleh pasien.
    4. Pasien menerima resep obat dari dokter.
    5. Pasien mengambil obat di apotek rumah sakit.
    6. Pasien membayar biaya administrasi di bagian apotek atau di kasir.
    7. Pasien mengambil id card di bagian petugas admin.
  2. Petugas
    1. Admin melakukan login pada program.
    2. Setelah login sistem menampilkan ke menu home.
    3. Petugas melakukan pendaftaran untuk pasien yang ingin mendaftra.
    4. Petugas menginput data pasien, keluhan, dan dokter yang di tuju.
    5. Petugas menginput diagnosa pasien.
    6. Admin mencetak ID Card Pasien baru.
    7. Petugas memberi nomor antrian pada pasien.
    8. Mencetak laporan data pasien yang berobat.
  3. Dokter
    1. Dokter memeriksa pasien.
    2. Dokter memberi resep obat pada pasien.
    3. Dokter memberi diagnosa pasien pada petugas setelah memriksa.
  4. Apoteker
    1. Apotek melakukan login sistem.
    2. Setelah login sistem akan menampilkan menu home.
    3. Sistem akan menampilkan menu pembelian obat.
    4. Apotek mengecek stok obat.
    5. Apotek menginput status obat pasien.
    6. Apotek memberi obat kepada pasien.
    7. Apotek mencetak data obat dan biaya yang harus dibayar oleh pasien (bukti pembayaran).
    8. Petugas apotek mencetak laporan data obat.
  5. Kepala Unit
    1. Menerima laporan data-data pasien yang berobat dari petugas.
    2. Menerima laporan data-data obat, laporan penjualan obat dan laporan pembelian obat dari petugas apotek.

Tata Laksana Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Use Case Diagram

Gambar 4.1 : Use Case Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.1 Use Case Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (satu) Sistem yang mencakup seluruh kegiatan.
  2. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya petugas dan Apoteker.
  3. 20 (dua puluh) use case yang dilakukan oleh actor.

Analisa Sistem Yang Diusulkan Pada Activity Diagram

  1. Activity Diagram yang diusulkan pada Petugas
  2. Gambar 4.2 : Activity Diagram Petugas yang Diusulkan

    Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram untuk petugas resepsionis yang diusulkan terdapat :

    1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan.
    2. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.
    3. 22 (dua puluh dua) action, state yang dijalankan oleh actor.
    4. 1 (satu) decision node yang mencerminkan pilihan eksekusi.
    5. 1 (satu) final state, objek yang diakhiri.
  3. Activity Diagram yang Diusulkan pada Petugas Apotek
  4. Gambar 4.3 : Activity Diagram pada Petugas Apotek yang Diusulkan

    Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram pada petugas apotek yang diusulkan terdapat :

    1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan.
    2. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.
    3. 18 (delapan belas) action, state yang dijalankan oleh actor.
    4. 1 (satu) decision node yang mencerminkan pilihan eksekusi.
    5. 1 (satu) final state, objek yang diakhiri.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Sequence Diagram

Gambar 4.4 : Sequence Diagram yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.4 Sequence Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan.
  2. 9 (sembilan) antar muka yang saling berinteraksi.
  3. 4 (empat) actor yang melakukan kegiatan, diantaranya pasien, petugas, dokter, petugas apotek.
  4. 30 (tiga puluh) Message, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktivitas yang terjadi.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan pada Class Diagram

Gambar 4.5 : Class Diagram yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.5 Class Diagram yang diusulkan terdapat :

  1. 12 (dua belas) class, himpunan dari objek-objek yang berbagai atribut serta operasi yang sama yaitu admin, pasien, data pasien, dokter, poli, struk periksa, obat, penjulan obat, penjualan obat detail, struk penjualan obat, pembelian obat,dan pembelian obat detail.
  2. 9 (sembilan association, digunakan untuk memodelkan relasi yang sama).

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.1 : Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan Dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Pada rancangan basis data ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan yang diusulkan pada bagian basis data yang merupakan penjabaran diagram-diagram di atas.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain datavase menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Nama file : pasien
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (kd_pasien + nama + nik + alamat + jk + gol_darah + tgl_lahir + no_telp + keterangan)
  4. Primary key : kd_pasien
  5. Panjang record : 572

Tabel 4.2 : tabel pasien

  1. Nama file : dokter
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (kd_dokter + nm_dokter + nik + jk + alamat + tgl_lahir + gol_darah + agama + no_telp + stts_nikah + no_ijin_praktik_spesialis + kd_poli)
  4. Primary key : kd_dokter
  5. Panjang record : 404

Tabel 4.3 : tabel dokter

  1. Nama file : poli
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (kd_poli + nama_poli)
  4. Primary key : kd_poli
  5. Panjang record : 30

Tabel 4.4 : tabel poli

  1. Nama file : data pasien
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (kd_periksa + id_pasien + dokter + tgl_periksa + nm_pasien + alamat_pasien + kd_poli + keluhan + diagnosa + tindakan + keterangan + biaya)
  4. Primary key : kd_periksa
  5. Panjang record : 100

Tabel 4.5 : tabel data pasien

  1. Nama file : obat
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (kd_obat + nm_obat + kategori + hargabeli + margin + hargajual + satuan + stok + suplier)
  4. Primary key : kd_obat
  5. Panjang record : 118

Tabel 4.6 : tabel obat

  1. Nama file : struk_periksa
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (kd_periksa + id_pasien + tanggal + nama_poli + nm_pasien + nm_dokter + tindakan + biayaadmin + biayakonsultasi + biayatindakan + hargatotal)
  4. Primary key : kd_periksa
  5. Panjang record : 140

Tabel 4.7 : tabel struk periksa

  1. Nama file : pembelian_obat
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (no_nota + tanggal + bayar)
  4. Primary key : no_nota
  5. Panjang record : 30

Tabel 4.8 : tabel pembelian obat

  1. Nama file : pembelian_obat_detail
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (no_nota + kd_obat + nm_obat + kategori + hargabeli + margin + hargajual + satuan + jumlah + stok + suplier + hargatotal)
  4. Primary key : no_nota
  5. Panjang record : 163

Tabel 4.9 : tabel pembelian obat detail

  1. Nama file : penjualan_obat
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (no_nota + tanggal + bayar)
  4. Primary key : no_nota
  5. Panjang record : 47

Tabel 4.10 : tabel penjualan obat

  1. Nama file : penjualan_obat_detail
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (no_nota + kd_obat + nm_obat + jumlah + hargasatuan + diskon + hargatotal)
  4. Primary key : no_nota
  5. Panjang record : 115

Tabel 4.11 : tabel penjualan obat detail

  1. Nama file : struk_penjualan_obat
  2. Media : Harddisk
  3. Isi : (no_nota + tanggal + nm_obat + jumlah + hargasatuan + hargatotal + bayar)
  4. Primary key : no_nota
  5. Panjang record : 67

Tabel 4.12 : tabel struk penjualan obat

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Tampilan Prototype Halaman Login

Untuk membuka tampilan ke menu utama aplikasi, maka akan muncul tampilan login seperti di bawah ini.

Gambar 4.6 : Tampilan Prototype Halaman Login

Ini adalah tampilan prototype pada halaman login yang di usulkan . sebelum menuju ke menu utama admin harus terlebih dahulu melakukan login. Tampilan login ini terdapat username, terdapat password yang harus diisi, tombol reset kegunaannya untuk mengulang kembali atau menghapus password yang sudah kita ketik, tombol login verifikasi login setelah menekan tombol login dan login benar maka akan menuju pada halaman menu utama aplikasi.

Tampilan Prototype Halaman Menu Utama

Pada halaman ini akan menampilkan halaman utama aplikasi.

Gambar 4.7 : Tampilan Prototype Halaman Utama

Gambar diatas adalah tampilan prototype halaman utama pada aplikasi pasien rawat jalan yang diusulkan. Pada tampilan prototype halaman utama terdapat menu-menu seperti menu file, menu laporan, menu laporan apotek, menu help. Terdapat logo rumah sakit dan background gedung rumah sakit, ada tombol pelayanan, tombol apotek dan juga waktu.

Tampilan Prototype Halaman Pelayanan

Gambar 4.8 : Tampilan Prototype Halaman Pelayanan

Gambar diatas adalah tampilan prototype halaman pelayanan. Di halaman ini akan diusulkan adanaya tab box pendaftaran dan tab box poli. Tab box pendaftaran digunakan admin untuk mendaftaran pasien baru. Tab box poli berfungsi untuk menginptu data pasien, history pasien beroat, menginput data dokter dan menginput ruangan poli dokter.

Tampilan Prototype Halaman Apotek

Gambar 4.9 : Tampilan Prototype Halaman Apotek

Gambar diatas adalah tampilan prototype halaman apotek yang diusulkan. Di prototype halaman apotek ini terdapat tabbox pembelian, tabbox penjualan, dan tabbox data obat.

Rancangan Program Implementasi Yang Diusulkan

Tampilan Login

Gambar 4.10 : Tampilan Halaman Login

Ini adalah tampilan rancangan program implementasi pada login yang di usulkan . sebelum menuju ke menu utama admin harus terlebih dahulu melakukan login. Tampilan login ini terdapat username, terdapat password yang harus diisi, tombol reset kegunaannya untuk mengulang kembali atau menghapus password yang sudah kita ketik, tombol login verifikasi login setelah menekan tombol login dan login benar maka akan menuju pada halaman menu utama aplikasi.

Tampilan Halaman Utama

Gambar 4.11 : Tampilan Halaman Utama

Setelah kita melakukan login kita akan menuju ke halaman menu utama. Gambar diatas adalah tampilan halaman menu utama pada aplikasi pasien rawat jalan yang diusulkan. Pada halaman menu utama terdapat logo bakti husada, logo rumah sakit, alamat rumah sakit, nomor staff IT nomor staff IT sengaja di cantumkan agar apabila terjadi error pada aplikasi ini maka pihak admin langsung menghubungi nomor stff IT yang sudah tercantum pada aplikasi, background rumah sakit, terdapat menu-menu seperti menu file, di menu file ada (home, logout, dan exit), menu laporan di menu laporan ada (menu pasien di menu ini terdapat data pasien dan cetak ID Card, menu data dokter, dan menu berobat di menu ini terdapat data berobat, detail data berobat dan cetak struk), menu help di menu ini ada petunjuk penggunaan aplikasi ini, tombol Pelayanan, dan tombol Apotek.

Tampilan Halaman Pelayanan

Gambar 4.12 : Tampilan Halaman Pelayanan

Di halaman Pelayanan terdapat tab box pendaftaran dan tab box poli. Tab box pendaftaran untuk mendaftarkan pasien baru yang ingin berobat dan terdapat tabdaftar pasien untuk mencari data pasien untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan petugas untuk mencari data pasien. Tab box poli terdapat tombol berobat untuk menginput data pasien atau diagnosa pasien yang sudah berobat dan membayar tagihan berobat, tombol histori terdapat data berobat atau periksa dokter dan pasien, tombol dokter untuk menginput data-data dokter, dan tombol data poli untuk menginput poli baru contohnya seperti pili umum, poli gigi, poli syaraf dll.

Tampilan Halaman Apotek

Gambar 4.13 : Tampilan Halaman Apotek

Di tampilan halaman Apotek terdapat tab box Penjualan, tab box Pembelian, dan tab box data obat. Tab box penjulualan digunakan untuk pihak apotek mencari data obat dan menghitung harga obat yang ingin di beli oleh pasien, tab box pembelian digunakan untuk transaksi pembelian obat atau penambahan stok obat, Tab box data obat digunakan untuk menginput data-data obat, mencari data-data obat, stok obat, jenis-jenis obat, dan kepada siapa atau kepada suplier mana obat itu berasal.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

  1. Processor : Dual Core (CPU)
  2. RAM : 2 GB
  3. Harddisk : 500 GB
  4. Monitor : LCD 14 inci
  5. Keyboard : Standard
  6. Mouse : Standard
  7. Printer : Epson L220

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Actor yang dapat mengakses aplikasi ini yaitu :

  1. Petugas
  2. Petugas Apotek
  3. Staff IT

Testing Dan Penggujian

Tabel Pengujian Black Box Pada Login

Tabel 4.13 : tabel pengujian Black Box Pada Login

Tabel Pengujian Black Box Pada Pendaftaran

Tabel 4.14 : tabel pengujian Black Box Pada Pendaftaran

Tabel Pengujian Black Box Pada Penjualan Obat

Tabel 4.15 : tabel pengujian Black Box Pada Penjualan Obat

Tabel Pengujian Black Box Pada Pembelian Obat

Tabel 4.16 : tabel pengujian Black Box Pada Pembelian Obat

Implementasi

Konversi sistem yang dilakukan menggunakan konversi Direct. Dimana sistem ini langsung diinsttal pada PC yang akan digunakan oleh user.

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data pasien, data penjualan obat, data pembelian obat yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak rumah sakit, admin, dan pasien.

Schedulle Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Aplikasi Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Umum Selaras Tangerang Selatan”. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebgai berikut :

Tabel 4.17 : Time Schedulle Implementasi

Estimasi Biaya

Estimasi Biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “Aplikasi Pasien Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Umum Selaras Tangerang Selatan”.

Tabel 4.14 : Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah dilakukan analisa dan pembahasan terhadap sistem pengoahan data yang berjalan, penulis melihat masih ada beberapa permasalahn yang dihadapi, untuk itu penulis menarik kesimpulan dari permasalahn yang ada, antara lain :

  1. Sistem pelayanan pada Rumah Sakit Umum Selaras belum menerapkan sistem pengolahan data secara terkomputerisasi dengan baik sehingga pelayanan terhadap pasien belum maksimal.
  2. Sulitnya membuat laporan data pasien, rekamedik, dan biaya pendaftaran yang masuk tiap harinya.
  3. Dalam merancang Aplikasi Pasien Rawat Jalan menggunakan bahasa pemrograman JAVA dengan databasenya menggunakan MySQL desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Unified Modeling Language (UML).

Saran

Dari analisa dan pengembangan sistem yang dilakukan penulis memberi solusi yang diharapkan mampu memberikan perbaikan terhadap sistem yang ada saat ini diantaranya adalah :

  1. Diharapkan untuk kedepannya program ini bisa dikembangkan dengan berbasis web sehingga bisa diakses setiap waktu.
  2. Kekurangan dari program ini adalah tidak bisa diakses secara online.
  3. Kepada pihak manajemen Rumah Sakit Umum Selaras penulis berharap dapat bekerja sama secara fleksibel, karena dalam sistem usulan ini banyak diadakan perubahan-perubahan aturan khususnya yang berhubungan dengan pengolahan data.
  4. Kepada pihak Pimpinan Rumah Sakit Umum Selaras, penulis berharap pimpinan perlu memberikan prosedur kerja tetap dibidang pengolahan data untuk mendukung kelancaran.
  5. Kepada Pimpinan Rumah Sakit Umum Selaras agar membantu proses implementasi dari kegiatan persiapan sampai dengan evaluasi sistem.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 Yakub Pengantar Sistem Informasi. Graha Ilmu : Yogyakarta.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 Yakub Pengantar Sistem Informasi. Graha Ilmu : Yogyakarta.
  3. Nugroho, Adi. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Yogyakarta : Andi Offset.
  4. 4,00 4,01 4,02 4,03 4,04 4,05 4,06 4,07 4,08 4,09 4,10 4,11 4,12 4,13 4,14 4,15 4,16 4,17 4,18 4,19 4,20 4,21 4,22 4,23 4,24 4,25 4,26 4,27 4,28 4,29 4,30 4,31 4,32 4,33 4,34 4,35 4,36 4,37 4,38 4,39 4,40 4,41 4,42 4,43 4,44 4,45 4,46 4,47 4,48 4,49 4,50 4,51 4,52 4,53 4,54 4,55 Mustakini, Jogiyanto Hartono. Sistem Informasi Teknologi, Yogyakarta : Andi Offset.

DAFTAR LAMPIRAN

Contributors

Aditya Christianto