Pengguna:Dian Budi Kusuma

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

BAB II

LANDASAN TEORI

Konsep Dasar Perancangan

Pengertian Perancangan

Menurut Iwan Binanto, dalam buku ”Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya”, Penerbit C.V Andi Offset (2010:260-261), Perancangan adalah tahap pembuatan spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya, tampilan, dan kebutuhan material atau bahan untuk program. Tahap ini biasanya menggunakan storyboard untuk mendapatkan deskripsi tiap scene lain dan bagan alir (flowchart) untuk menggambarkan aliran dari satu scene ke scene lain.

    Menurut Anton Mambruri, dalam buku ”Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Non Drama, News and Sport”, Penerbit PT.Grasindo (2013:21), ”Perancangan atau mendesain produk adalah merumuskan/menetapkan produk yang akan dihasilkan sehingga apa yang diproduksi/dihasilkan sesuai dengan keinginan/rencana yang telah ditetapkan.”
    Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa yang kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah konsep perancangan sebagai pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama proses analisis.

Proses Perancangan Secara Umum

  1. Persiapan Data
    Menurut Sunarya Lusyani, Radiyanto, Erna Susanti dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 yang berjudul Enriching Company Profile Sebagai Penunjang Media Informasi Dan Promosi Pada Perguruan Tinggi Raharja (2013:81-87), ”Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memelukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berupa suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnnya yang bisa gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian ataupun suatu konsep”.

  2. Ide
    Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, wawancara dan lain-lain agar desain yang dibuat bisa efektif diterima dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan.
  3. Konsep
    Hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan - tujuan, kelayakan segment atau audience yang dituju. Konsep bisa didapatkan dari pihak non – grafis, anatara lain ekonomi, politik, hukum, budaya, dan lain – lain yang bisa menterjemahkan kedalam bentuk budaya visual.
  4. Media
    Untuk mencapai sasaran atau segment yang dituju, diperlukan studi kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektonik, luar ruang dan lain-lain.
  5. Visualisai
    Memperjelas maksud dari tampilan gambar, dengan memadukan pemilihan warna, teks, layout yang sesuai dengan ide yang akan dibuat.
  6. Produksi
    Setelah desain selesai, maka desain sebaiknya terlebih dahulu di proofing (print preview sebelum di cetak) jika warna dan komponen grafis lain tidak ada kesalahan maka desain siap diperbanyak atau disebarluaskan.
    Pengertian Proyek (Project)
    Menurut Teguh Rizani, Sudiadi yang mengutip buku Iman Soeharto dalam Diktat Manajemen Proyek STMIK MDP Palembang (2015:1-2), Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya sudah digariskan dengan jelas.

    Konsep Dasar Informasi

    Pengertian Data

    Menurut Mufti, Achmad Solichin dalam Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro dalam Jurnal yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Jurnal Kelas di SMPN 19 Jakarta (2012:128), “Data yaitu kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata.”


    Pengertian Informasi

    Menurut Maimunah, Lusyani Sunarya, Nina Larasati yang mengutip buku Jogiyanto dalam Jurnal CCIT Vol.5 No.3 yang berjudul Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi Dan Promosi (2012:284). ”Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.”

    Kuaitas Informasi

    Menurut Mufti, Achmad Solichin dalam Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro dalam Jurnal yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Jurnal Kelas di SMPN 19 Jakarta (2012:128), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data.” Informasi yang diberikan untuk pengambilan keputusan tentu saja adalah informasi yang bermutu. Mutu atau kulitas informasi dapat diukur dari :
    1. Akurat
    2. Akurat berati informasi harus bebas dari suatu kesalahan dan tidak menyesatkan.
    3. Tepat Waktu
    4. Sebuah informasi harus darus dapat disediakan pada saat dibutuhkan, apabila informasi terlambat diberikan maka nilai dari informasi tersebut dapat berkurang dan tidak berguna lagi.
    5. Relevan
    6. Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Kebutuhan inforamasi untuk setiap penerima dapat berbeda, sehingga isi dari informasi dapat bernilai pada satu penerima dan menjadi tidak bermakna pada penerima yang lainnya.

      Nilai Informasi

      Menurut Rosyadi, Kemas Imron yang mengutip buku Zulkifli Amsyah dalam Jurnal Media Akademika Vol.27 No.4 yang berjudul Mutu Pendidikan dan Sistem Informasi Mutu (2012:560-561) Nilai informasi ditentukan oleh lima hal yaitu :
      1. Ketelitian (accuracy).
      2. Ketepatan Waktu (timeliness).
      3. Kelengkapan (complete).
      4. Keringkasan (conciseness).
      5. Keseuaian (relevancy).
      6. Konsep Dasar Promosi

        Pengertian Promosi

        Menurut Maimunah, Lusyani Sunarya, Nina Larasati yang mengutip buku Tjiptono dalam Jurnal CCIT Vol.5 No.3 yang berjudul Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi Dan Promosi (2012:283-284), Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
        Menurut Noerochmad, Sigid dalam buku teks Strategi Pemasaran I, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:26), ”Promosi adalah usaha – usaha untuk memberitahukan atau menyadarkan, konsumen segala barang hasil produksinya, sampai akhirnya mereka bersedia melakukan pertukaran. Juga promosi dilakukan atas dasar kebutuhan pemberitahuan adanya produk baru, pengembangan produk, menurunya permintaan konsumen dan menjaga loyalitas konsumen.”
        Menurut Setyowati, Indah dalam buku teks Strategi Pemasaran II, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:123) “Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.”

        Tujuan Promosi

        Menurut Sudayat, Ridwan Iskandar. Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu :
        1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginfonnasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.
        2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.
        3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.
        Setelah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaitu adanya pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya.

        Bentuk Promosi

        Menurut Todorova dalam Trakia Journal of Sciences Vol. 13 Suppl. 1 yang berjudul Marketing Communication Mix (2015:34-38), bentuk promosi yaitu :
        1. Penjualan Pribadi atau Personal Selling
        2. Penjualan pribadi disajikan dalam presentasi pribadi dari ide-ide dan produk untuk klien, di mana penjual membujuk dan membantu pembeli memutuskan untuk membeli. penjualan pribadi merupakan komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli untuk mempengaruhi pembelian dengan menargetkan hubungan jangka panjang dengan pengecer dan konsumen. personal selling jarang digunakan sebagai agen tunggal untuk promosi. Mereka mendukung cara lain dari bauran promosi saat sedang didukung oleh mereka. personal selling memungkinkan modifikasi pesan per klien, kontrol atas penonton dan mencapai penyampaian informasi tentang perilaku konsumen dan tren pasar. penjualan pribadi presentasi lisan barang, jasa, ide, dalam percakapan pribadi dengan satu atau lebih calon pembeli untuk merangsang mereka untuk membeli, dan membantu mereka dalam pembelian.
        3. Promosi Penjualan atau Sales Promotion
        4. Promosi penjualan adalah kompleks tindakan dengan jangka pendek tunggal atau untuk mendorong konsumen dan perusahaan komersial dengan menawarkan insentif tambahan untuk meningkatkan penjualan.
        5. Hubungan Masarakat atau Public Relations
        6. Public Relations merupakan sistem interaktif menggunakan satu atau lebih perangkat komunikasi untuk pemberitahuan efek terukur. Public relations relevan untuk semua kegiatan dalam organisasi dan mencakup semua komunikasi. Public relations tidak fokus pada produk, mereka fokus pada seluruh perusahaan. Tujuan utama mereka adalah untuk mencapai pemahaman dengan penonton dan mempengaruhi opini publik.
        7. Pemasaran Langsung atau Direct Marketing
        8. Salah satu sektor yang paling cepat berkembang dalam ekonomi global adalah pemasaran langsung, dimana organisasi berkomunikasi langsung dengan target pelanggan mereka untuk menghasilkan reaksi dan transaksi.

          Konsep Dasar Media

          Pengertian Media

          Menurut Rusman dalam buku teks berjudul Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (2013:160) “Mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saloran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.”
          Menurut Maimunah, Lusyani Sunarya, Nina Larasati dalam Jurnal CCIT Vol.5 No.3 yang berjudul Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi Dan Promosi (2012:283-284), Media adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada public dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar / foto.
          Media dapat disimpulkan sebagai sarana perantara yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kapada penerima pesan.

          Jenis – Jenis Media

          Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media elektronik, media luar ruang, media dalam ruangan, media lini atas dan media lini bawah.
          1. Media Cetak
          2. Menurut Pasallo, Fuad Abbas Saleh dalam eJurnal Ilmu Komunikasi Vol.1 No.4 (2013:93-94) yang berjudul Peran Media Massa Cetak (Koran) Dalam Meningkatkan Pariwisata Danau Dua Rasa (Labuan Cermin), Berau, Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya. Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur.
          3. Media Elektronik
          4. Menurut Abone, Clementina dalam Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy Studies (JETERAPS) Vol.3 No.6 (2012:943) yang berjudul The Electronic Media: A Formidable Instrument For Promoting And Sustaining Responsible Democracy In Nigeria, Media elektronik dapat didefinisikan sebagai "peralatan yang digunakan dalam elektronik untuk proses komunikasi misalnya (televisi, radio, komputer, internet, gadget)

            Konsep Dasar Video

            Definisi Video

            Menurut Rahayu, Nanik Sri dalam buku teks Desain Multimedia, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:9), Video adalah gambar–gambar yang saling berurutan sehingga menimbulkan efek gerak. Pembuatan video dalam tampilan multimedia bertujuan untuk membuat tampilan yang dihasilkan lebih menarik.
            Menurut Desrianti Dewi Immaniar, Untung Rahardja, Reni Mulyani dalam Jurnal CCIT Vol.5 No.2 yang berjudul Audio Visual As One The Teaching Resources On Ilearning (2011:136) Video adalah gambar–gambar yang saling berurutan sehingga menimbulkan efek gerak. Pembuatan video dalam tampilan multimedia bertujuan untuk membuat tampilan yang dihasilkan lebih menarik.
            Penulis menyimpulkan video adalah rangkaian gambar yang bergerak dan tidak bergerak disusun hingga menjadi satu kesatuan agar lebih menarik.

            Kategori Video

            Menurut Iwan Binanto (2010:179-180) [1], Multimedia Digital (Dasar Teori dan Pengembangannya) video terbagi dalam dua kategori video, yaitu video analog dan video digital.
            1. Video Analog
            2. Video analog mengodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum video digital dapat dikategorikan sebagai video analog.
            3. Video Digital
            4. Video digital dapat disebut array 3 dimensi dari pixel berwarna, 2 dimensi melayani arah spesial dari gambar bergerak (horizontal dan vertikal) dan satu dimensinya akan mempresentasikan domain waktu.

            Format Video

            Menurut Rahayu, Nanik Sri dalam buku teks Desain Multimedia, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:34-39), Terdiri dari full-motion dan life-video. Full-motion video berhubungan dengan penyimpanan sebagai video clip, sedangkan live-video merupakan hasil pemrosesan yang diperoleh dari kamera.
            Beberapa authoring tool dapat menggunakan full-motion video, seperti hasil rekaman menggunakan VCR, yang dapat menyajikan gambar bergerak dengan kualitas tinggi.
            Terdapat berbagai macam format file video. Berikut ini macam-macam format file video beserta penjelasannya Terdapat berbagai macam format file video. Berikut ini macam – macam format file video beserta penjelasannya :
            1. AVI ( Audio Video Interleaved )
            2. File AVI menyimpan data audio dan video pada struktur interleaved. File ini hanya berupa kontainer dan data audio video dapat dikompres menggunakan berbagai codec. Kualitas dan kapasitas tergantung pada codec dan secara khusus codec yang digunakan adalah MPEG, Divx atau WMV.
            3. MJPEG ( Motion JPEG )
            4. Adalah codec video yang mengompres masing-masing frame sebagai JPEG image yang terpisah. Kualitasnya tergantung pada pergerakan di footage. Sebaliknya pada video MPEG, kualitas menurun apabila ada banyak gerakan di footage. Kekurangan dari codec ini adalah ukuran file yang besar.
            5. MPEG
            6. Adalah format kompresi yang distandarisasi oleh Moving Picture Experts Group (MPEG), yang terbentuk oleh 350 perusahaan dan organisasi.
              Codec MPEG menggunakan lossy compression pada data audio video. Bagian motion video pada standard MPEG-1 didapat dari standard Joint Picture Experts Group (JPEG) untuk lossy compression gambar diam ( foto ). MPEG-1 digunakan pada format VideoCD. Kualitas output dan bit-rate lebih kecil daripada VCR. MPEG-2 sama dengan MPEG-1, tetapi juga menyediakan dukungan untuk interlaced video ( seperti pada siaran TV ) dan juga mendukung Transport Stream yang dibuat untuk mentransfer video dan audio digital pada media dan digunakan untuk broadcasting. Standard MPEG-2 saat ini telah ditingkat menjadi standard terbaru untuk transmisi HDTV. Saat ini digunakan untuk SVCD, DVD dengan tingkat bit yang dapat diubah dan memiliki kualitas gambar yang luar biasa. DV Video merupakan subformat khusus dari MPEG-2 dengan tingkat bit yang tetap. Format ini sangat cocok digunakan untuk video editing. MPEG-4 berbasis MPEG-1 dan MPEG-2, tetapi ada tambahan fitur seperti dukungan VRML untuk rendering 3D, file komposit berorientasi objek (termasuk audio, video dan virtual reality modelling), dukungan untuk DRM dan berbagai macam interaktivitas . Kontainer untuk kandungan MPEG-4 adalah MP4
              1. Quicktime
              2. File Quicktime adalah kontainer multimedia yang terbentuk atas satu atau lebih track seperti audio, video, teks atau efek digital. Masing-masing track mengandung media track, baik itu media stream yang telah di encode atau pointer-pointer pada file eksternal. Codec yang digunakan untuk compress dan decompress data di Quicktime diantaranya MP3, JPEG, Divx, Cinepak, Sorensen dan bahkan MPEG-2 dan MPEG-4. Oleh sebab itu, quicktime lebih cocok digunakan untuk aplikasi internet dibandingkan AVI.
              3. AVI
              4. Singkatan dari Audio Video Interleaved. Format media yang dapat menyimpan data gamabar bergerak atau video dan suara atau audio. AVI dikembangkan oleh Microsoft untuk digunakan pada Operating System Windows. Sebuah file AVI dapat menggunakan bermacam-macam format kompressor atau codecs. File AVI tidak mempunyai standar ukuran atau resolusi, bitrate dll sehingga anda bebas mengaturnya.
              5. WMV ( Windows Media Video )
              6. Adalah bagian dari sistem Windows Media buatan Microsoft. Adalah sebuah codec untuk mengencode film dan mentransform slide show yang berisi format bitmap kedalam video terkompres. WMV sebenarnya adalah versi proprietary dari MPEG-4. Video Stream sering dikombinasikan dengan Audio Stream dalam format WMA, dengan video WMV yang dikemas kedalam kontainer AVI atau ASF.
              7. Flash Video
              8. Adalah sebuah wadah format file yang digunakan untuk mengirim video melalui Internet menggunakan Adobe Flash Player (awalnya diproduksi oleh Macromedia) versi 6-10. Konten video flash juga mungkin tertanam di dalam SWF file. Ada dua format file video yang berbeda didefinisikan oleh Adobe Systems dan didukung dalam Adobe Flash Player: FLV dan F4V. Audio dan video FLV data diencode dalam cara yang sama ketika mereka berada dalam file SWF. Yang terakhir format file F4V didasarkan pada basis ISO format file media dan mulai didukungdengan Flash Player 9 Update 3.

                Definisi Multimedia Audio Visual and Broadcasting

                Definisi Multimedia

                Menurut Rahayu, Nanik Sri dalam buku teks Desain Multimedia, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:44-47), Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linear dan multimedia interaktif.
                1. Multimedia Linier
                2. Multimedia linear dimulai dari satu posisi awal menuju ke suatu posisi akhir dengan sedikit atau tanpa interferensi pemakai. Misalnya televisi, film, majalah, koran. Pemakai hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir. Ciri-ciri dari multimedia linear :
                  1. Sederhana
                  2. Bersifat logical
                  3. Ideal untuk produk yang kecil


                3. Multimedia Interaktif
                4. Multimedia interaktif adalah integrasi digital antara text, graphics, animasi, audio, gambar tak bergerak (still images) dan bergerak (motion video) dimana disediakan kontrol terhadap konten dan interaksi tingkat tinggi bagi pemakai individu dan aplikasi multimedia. Misalnya game, multimedia pembelajaran, website. Pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau ditampilkan. Ciri – ciri dari multimedia interaktif :
                  1. Bersifat non – linear
                  2. Ada unsur interaktif didalamnya
                  3. Pengguna menentukan apa, kapan dan bagaimana konten ditampilkan
                  Multimedia interaktif terbagi menjadi dua, yaitu
                1. Hierarchycal, pemakai memiliki pilihan, tetapi topik-topik dapat dibagi menjadi subtopik yang lebih spesifik.
                2. Non-linear, memungkinkan pemakai untuk bebas bergerak untuk melihat isi materi dengan cara berinteraksi. Tidak ada hierarchy yang dipaksakan, pemakai dapat bergerak bebas ke materi manapun.
                Untuk membuat multimedia interaktif diperlukan konsep dasar media yang akan dibuat (meliputi materi dan pesan yang ingin disampaikan), layout atau desain dan sistem navigasi (mapping).

                Definisi Audio Visual

                Menurut Sunarya Lusyani, Putri Apryllia, Siti Isnaini yang mengutip buku Soegito Atmohoetomo dalam Jurnal CCIT Vol.9 No.3 (2016:320) yang berjudul Design Video Profile Based Multimedia Audio Visual And Broadcasting As A Media Promotion, Audio visual merupakan gabungan dari dua kata yang berarti suara dan visual yang berarti gambar, atau dengan kata lain menjelaskan audio visual adalah alat peraga yang dapat dilihat dan didengar dalam hal ini gambar bergerak menimbulkan suara.
                Menurut Umar, dalam Jurnal Tarbawiyah Vol.10 No.2 (2013:131) yang berjudul Media Pendidikan : Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran, Media audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis yaitu :
                1. Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide.
                2. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
                Penulis menyimpulan bahwa media audiovisual merupakan perpaduan suara dan tampilan berupa gambar baik gambar diam atau gambar bergerak dengan tujuan mempengaruhi audience.
                Menurut Rahayu, Nanik Sri dalam buku teks Desain Multimedia, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:31-32), Teknologi audio juga berperan penting dalam penyampaian informasi, tanpa adanya audio dalam sebuah multimedia maka hasilnya tidak lengkap. Suara atau audio di dalam multimedia biasanya berupa suara musik, suara dari voice record dan efek–efek suara lain.
                Dalam media massa elektronik seperti televisi dan film media yang diandalkan adalah gambar dan suara maka yang perlu diperhatikan dan diutamakan adalah kualitas audio (suara) dan kualitas visual (Gambar). Berikut ini adalah perkembangan tata suara, diantaranya :
                1. Mono yaitu suara tunggal dengan menggunakan satu speaker.
                2. Stereo yaitu suara ganda dengan menggunakan dua speaker dikiri dan dikanan sehingga suaranya berada di tengah.
                3. Dolby Stereo yaitu suara yang menyebar dengan menggunakan empat speaker.
                4. DolbyPro Logic yaitu suaranya menyebar dan berputar tanpa ada pemisahan antara suara depan dan belakang sehingga suara menyatu di tengah dengan menggunakan lima speaker.
                5. Dolby Digital (5.1) yaitu suaranya berputar mengelilingi ruangan dengan suara terpisah, masing-masing speaker berfungsi sendiri-sendiri yang terbagi menjadi dua speaker dikiri dan kanan, speaker center ditengah, dua speaker surround dikiri dan kanan belakang ditambah satu sub Woover.

                Definisi Broadcasting

                Menurut Sunarya Lusyani, Putri Apryllia, Siti Isnaini yang mengutip buku Eva Arifin dalam Jurnal CCIT Vol.9 No.3 (2016:320) yang berjudul Design Video Profile Based Multimedia Audio Visual And Broadcasting As A Media Promotion, Broadcasting adalah distribusi audio visual atau video yang mengirimkan sinyal program untuk penonton. Penyebaran informasi berfokus pada pesan dan diteruskan dari satu sumber utama untuk salah satu penonton yang besar tanpa pertukaran dialog di antara keduanya

                Pengertian Sinopsis

                Menurut Suartini Tuti dalam buku teks Bahan Ajar Pendidikan Latihan Profesi Guru, Teknik Broadcasting (2013;16), Sinopsis adalah gambaran secara ringkas dan tepat tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan. Tujuan utama ialah memudahkan pemesan (produsen) menangkap konsep, kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai. Setelah sinopsis ditulis maka sudah harus nampak adanya: alur, isi cerita, Perwatakan pemain (bila ada), tempat, waktu, serta keterangan lain yang memperjelas sinopsis.

                Definisi Naskah

                Menurut Rahayu, Nanik Sri dalam buku teks Desain Multimedia, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:109), Naskah adalah kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil sikap, berpikir dan bertindak lebih lanjut.
                Menurut Sudaryanto, Subjan Badio dalam buku teks Keteknikan Video Grafi Membuat Film Pendek dan Video Iklan, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:32-38), Penulisan naskah secara teoretis merupakan komponen dari pengembangan media atau secara lebih praktis merupakan bagian dari kegiatan poduksi media. Penulisan naskah ini tentu saja melalui tahaptahap perencanaan dan desain, pengembangan, serta evaluasi. Seperti halnya proses menulis pada umumnya, penulisan untuk naskah video atau film ini juga dimulai dengan penelaahan ide/gagasan dan topik. Gagasan yang telah dirumuskan kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita.
                Pada umumnya, secara fisik, naskah terbagi menjadi dua jenis, yaitu naskah satu kolom dan naskah dua kolom.
                1. Naskah Satu Kolom
                2. Dalam naskah satu kolom, penulisan deskripsi unsur audio dan visual tidak dipisahkan. Semua ditulis berurutan tanpa pemisahan kolom. Khusus untuk program yang akan direkam dengan multikamera dan tidak dengan teknik film (satu kamera) perlu diperhatikan bahwa:
                  1. Adegan (scene) tidak perlu diberi nomor urut karena tahapan perekaman akan berjalan bersamaan dengan saat penampilan.
                  2. Pendekatan produksi video (multikamera) akan memudahkan proses pascaproduksi. Pada tahapan pascaproduksi, biasanya tidak banyak penyuntingan karena unsur dramatik sudah dilaksanakan saat perekaman.
                3. Naskah Dua Kolom
                4. Pada naskah dua kolom, penulisan deskripsi visual seperti setting, gerakan kamera, instruksi acting, dan efek visual dituliskan pada kolom terpisah dari kolom audio. Jadi, kolom audio khusus tempat menuliskan unsur audio termasuk narasi, dialog, sound effect, musik, dan instruksi auditif. Prinsipnya, dari segi isi, naskah satu kolom dan dua kolom akan menghasilkan produk identik. Namun, dari segi tata letak naskah satu kolom tampak lebih konvensional. Walaupun demikian, pada produksi yang sesungguhnya sutradara lebih menyukai bentuk satu kolom.

                  Definisi Storyboard

                  Menurut Sunarya Lusyani, Putri Apryllia, Siti Isnaini dalam Jurnal CCIT Vol.9 No.3 (2016:320) yang berjudul Design Video Profile Based Multimedia Audio Visual And Broadcasting As A Media Promotion, Storyboard adalah rancangan berupa sket gambar yang dilengkapi dengan petunjuk atau catatan pengambilan gambar untuk kebutuhan shooting. Selama proses praproduksi, perancangan yang berhubungan dengan visualisasi yang akan dibuat membutuhkan storyboard sebagai media terpadu.
                  Menurut Sudaryanto, Subjan Badio dalam buku teks Keteknikan Video Grafi Membuat Film Pendek dan Video Iklan, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:52), Storyboard merupakan gambaran dasar dari produk yang akan dibuat. Storyboard berisi kumpulan kertas yang berisi rangkaian kejadian untuk kepentingan produksi film, termasuk didalamnya film animasi. Storyboard akan menjadi acuan dasar bagi sutradara atau pembuat skenario tentang bagaimana seharusnya sebuah film berjalan.
                  Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama dengan ide cerita kita.

                  Tahapan Produksi Audio Visual

                  Menurut Rahayu, Nanik Sri dalam buku teks Desain Multimedia, Penerbit Direktorat Pembinaan SMK (2013:59-62), Tahap produksi audio visual terdiri dari :

                  Preproduction atau Pra Produksi

                  Pra produksi merupakan proses sebelum dilakukanya kegiatan produksi, pra-produksi merupakan tahap perencanaan . Pada intinya tujuan pra produksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep.

                  Berikut ini adalah penjelasan dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam tahap pra produksi.

                  1. Ide
                  2. Setiap proyek diawali dengan ide. Membangun ide merupakan tantangan pertama dalam membuat sebuah proyek, Mimpi, brainstorming, dan memutuskan apa yang akan diungkapkan dan bagaimana cara untuk mengungkapkannya.
                  3. Penulisan
                  4. Setelah ide diperoleh, selanjutnya adalah penulisan script. Skenario merupakan bentuk transformasi ide menjadi bagian yang lebih detail. selanjutnya setiap bagian dipecah menjadi sebuah cerita.
                    Setiap cerita terdiri dari bagian pembuka, inti cerita dan penutup. Pada bagian pembukaan, penonton diperkenalkan pada setting cerita. karakter tokoh dan masalah yang ada. Pada bagian inti cerita, digambarkan tokoh utama berjuang melawan orang-orang yang berusaha mencegahnya untuk meraih apa yang diinginkannya.
                  5. Pra visualisasi
                  6. Setelah penulisan script selesai, langkah selanjutnya adalah menterjemahkan teks ke dalam bentuk gambar. Film merupakan bahasa visual yang kompleks yang terdiri dari beberapa klip video.
                    Pra visualisasi dapat terdiri dari beberapa bentuk. Storyboard menggunakan perangkat lunak atau keertas dan pensil. Dapat pula berupa gambar diam untuk frame-frame kunci dalam tiap segmen. Dapat pula menggunakan kamera video untuk membuat draft kasar dari script yang telah ditulis.
                  7. Perencanaan Produksi
                  8. Perencanaan produksi yaitu pembuatan perencanaan berdasarkan semua bidang pekerjaan yang akan dilakukan sehingga proses syuting akan berjalan lancar. Perencanaan proyek bukanlah pekerjaan yang menarik dan kreatif. Namun pekerjaan ini dapat digunakan untuk memastikan apakah segala sesuatunya bekerja sesuai rencana ataukah ada yang tidak sesuai, misalnya anggaran keuangan yang membesar, waktu yang menjadi semakin lama.

                    Production atau Produksi

                    Menurut Suartini Tuti dalam Bahan Ajar Pendidikan Latihan Profesi Guru, Teknik Broadcasting (2013;22-23), Tahap ini dimulai setelah perencanaan dan persiapan sudah selesai. Diharapkan sesuai dengan scedule yang telah ditetapkan. Sutradara bekerjasama dengan artis dan crew membuat shoting scrip yaitu menterjemahkan naskah menjadi naskah produksi sehingga menjadi susunan gambar-gambar yang mampu bercerita. Shoting script ini akan dipakai panduan bagi semua kerabat kerja termasuk para artis dan khususnya bagi kamerawan. Sutradara akan membuat daftar shot (shot list) dari setiap adegan (scene).

                    Postproduction atau Pasca Produksi

                    Menurut Suartini Tuti dalam buku teks Bahan Ajar Pendidikan Latihan Profesi Guru, Teknik Broadcasting (2013;23-25), Tahapan ini ada tiga langkah yaitu editing off line, editing on line dan mixing. Proses editing ada dua macam sesuai peralatannya yaitu editing analog dan digital atau nonlinier dengan perangkat komputer editing. Editing off line analog / linier. Di dalam loggimg semua hasil shoting telah diberi tanda (time code) yaitu nomor kode berupa digit frame, detik, menit dan jam dimunculkan dalam gambar.
                    Mixing Adalah pencampuran antara gambar dan suara. Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam lalu dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk yang ada dalam naskah editing. Keseimbangan antara suara asli, narasai, ilustrasi music dan sound efek sangat diperhatikan agar serasi dan harmonis dan terdengar dengan jelas. Misalnya pada waktu diperlukan suara narasi, maka suara lainnya menjadi backsound maka volumenya harus dikurangi. Demikian pula bila yang diperlukan suara asli maka yang lain volumenya dikurangi.

                    Program Aplikasi Penunjang Desain

                    Definisi Adobe Premiere Pro CS6

                    Menurut Adobe Creative Team (2012:12-18), Dalam buku Adobe Premiere Pro CS6 Classroom in a Book, Adobe Premiere Pro memiliki tools yang mudah digunakan untuk mengedit video dan juga menyediakan tools canggih untuk memanipulasi, menyesuaikan, dan fine-tuning video.
                    Secara garis besar jendela Adobe Premiere Pro terdiri dari enam jendela, yaitu Jendela Project, Source, Panel effect, Jendela Monitor, Jendela Timeline dan Jendela Tools :
                    1. Jendela Project berguna sebagai tempat menyimpan clip atau footage yang berupa image, audio, title dan video yang akan digunakan dalam proses editing. Jendela project memiliki 2 bagian yaitu tab project yang berisi daftar clip dan tab effect yang berisikan daftar efek audio, transisi audio, efek video, dan transisi video.
                    2. Source adalah panel dimana bisa mengatur trimming dan clip-clip sebelum masuk ke timeline dan di sebelahnya ada pengaturan untuk effect control dan audio mixer untuk clip-clip.
                    3. Panel Effect berguna untuk tempat pemilihan effect yang bisa di aplikasikan kedalam video, juga terdapat audio effect dan transisi untuk video, di sebelahnya terdapat panel history dan panel info.
                    4. Jendela Monitor terdiri dari Source Monitor Window dan Sequence Monitor Window, sedangkan sebelah kanan merupakan Sequnce Monitor Window. Source Monitor Window sangat berguna dalam proses trimming video, dan Sequnce Monitor Window digunakan untuk melihat preview hasil editing pada Timeline.
                    5. Jendela Timeline adalah tempat untuk menyusun dan menempatkan clip atau footage yang akan di edit.
                    6. Jendela Tools berisikan tombol Selection tool, Track Selection Tool, Ripple Edit Tool, Rate Scratch Tool, Razor Tool, Slip Tool, Slide Tool, Pen Tool, Hand Tool, Zoom Tool yang nantinya banyak digunakan dalam proses editing video.
                    7. Gambar 2.1 Tampilan Area Kerja Adobe Premiere Pro CS6

                      Pengertian Adobe Photoshop CS6

                      Menurut Almasih Musa (2014), Adobe Photoshop atau biasa disebut Photoshop adalah perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto / gambar dan pembuatan efek. Pada Photoshop CS6 banyak fitur yang menarik yang tidak ada di versi sebelumnya seperti Camera RAW filter, Perspective Warp, Focus Area, Shake Reduction.
                      Gambar 2.2 Tampilan Area Kerja Adobe Photoshop CS6

                      Pengertian Adobe After Effect CS6

                      Menurut Amin Misbachul (2014), Adobe After Effect adalah sebuah software aplikasi yang memungkinkan anda dapat menambahkan berbagai spesial efek pada video anda yang anda buat agar menjadi lebih baik dan keren. Software ini banyak digunakan untuk pembuatan efek-efek pada perfilman karena kemampuannya yang dapat menghasilkan Efek Film atau Video yang sangat bagus.
                      Gambar 2.3 Tampilan Area Kerja Adobe After Effect CS6

                      Pengertian Audacity

                      Menurut Pitarto Estu (2014:18) dalam buku How To Make Audio Project With Audacity Membuat Media Pembelajaran Berbasis Audio, Penerbit Indonesia Membaca Buku, Audacity adalah nama sebuah perangkat lunak (software) yang didaftarkan menjadi sebuah merk oleh Dominic Mazzoni, dikembangkan oleh sekelompok sukarelawan dan didistribusikan oleh GNU General Public License (GPL). Audacity ini diciptakan sebagai program yang berguna untuk merekam suara, mengkonversi kaset pita ke dalam bentuk rekaman digital, membuat file suara MP3, WAV, mengedit dan mencampurkan berbagai macam suara menjadi satu.
                      Gambar 2.4 Tampilan Area Kerja Audacity

                      Pengertian Elisitasi

                      Menurut Arief (2013), Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut :
                      1. Elisitasi tahap I
                      2. Yaitu berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
                      3. Elisitasi tahap II
                      4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

                        1. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
                        2. M pada MDI itu artinya Mandatory (Penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
                        3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
                      5. Elisitasi tahap III
                      6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
                        1. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
                        2. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
                        3. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem ?
                        Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :
                        1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
                        2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
                        3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
                      7. Final Draft Elisitasi
                      8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

                        Literature Review

                        Literature review adalah deskripsi hasil tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti (Peserta TA/Skripsi) terhadap hasil penelitian yang telah ada dan dilakukan oleh peneliti lain mengenai objek atau tema yang sejenis dengan topik yang hendak diteliti atau dibahas pada sebuah penelitian. Literature review merupakan landasan awal dan pendukung bagi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga menghindari pengulangan membuat hal yang sama dan melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan atau melengkapi hal penelitian yang sudah ada sebelumnya.
                        Dari beberapa hasil tinjauan dari perpustakaan Raharja penulis mendapatkan beberapa Literature review, di antaranya sebagai berikut :
                        1. Tinjauan studi dari penelitian Aditya Yuda Pambudi, 2015/2016, Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja Tangerang, dalam laporan skripsi berjudul ”Perancangan Media Video Profile Sebagai Penunjang Daya Tarik Promosi Pada SMK Kharisma Panongan Kabupaten Tangerang”. [Pambudi, Aditya Yuda, 2015/2016] dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk menghasilkan media yang berisikan informasi tentang instansi sebagai sarana promosi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa perumusan masalah yang didapat dari hasil Interview pada instansi terkait untuk mendapatkan data dan masalah yang terjadi agar Project yang dihasilkan tepat sasaran. Dari penelitian ini dapat disimpulkan hasil rancangan video profile ini masih banyak kekurangan dari segi konsep maupun visual effect.
                        2. Tinjauan studi dari penelitian Alfa Ziqri, 2014/2015, Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja Tangerang, dalam laporan skripsi berjudul “Perancangan Media Video Profile Penunjang Informasi Dan Promosi Pada Smk Bina Am Ma’mur Kabupaten Tangerang”. [Ziqri, Alfa 2014/2015] dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk Memudahkan pihak sekolah untuk meningkatkan promosi melalui video profile dan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisa interview dengan pihak terkait sebagai Stakeholder agar mendapatkan data untuk membuat video yang diinginkan sesuai kebutuhan pihak terkait. Dari video yang dibuat terdapat kelebihan yaitu agar dapat lebih meningkatkan efektifitas dalam penyampaian informasi seputar fasilitas dan kegiatan yang tersedia pada instansi terkait.
                        3. Tinjauan studi dari Jurnal ilmiah oleh peneliti Johan Christian Goenawan dkk, 2013, Universitas Kristen Petra Surabaya dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, yang berjudul “Perancangan Video Promosi Pulau Bawean Beserta Media Pendukungnya”. [Goenawan, Johan Christian 2013] dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk menciptakan sebuah karya video promosi Pulau Bawean yang dikemas secara menarik agar masyarakat menjadi aware terhadap Pulau Bawean sebagai tempat tujuan wisata baru yang memiliki potensi keindahan yang tidak kalah dengan tempat wisata alam lainnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa SWOT untuk membandingkan promosi sejenis yang telah dibuat oleh peneliti lainnya.
                        4. Tinjauan studi dari Jurnal ilmiah oleh peneliti Tyas Ajeng Nastiti dkk, 2013, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, yang berjudul “Perancangan Video Promosi Surabaya Berupa TVC Sebagai Media Promosi Kota Surabaya Dengan Mengangkat Pencitraan Sparkling Surabaya”. [Nastiti, Tyas Ajeng dkk 2013] dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk memasaran dan mempromosikan kota tersebut. Karena sebuah kota perlu dipasarkan dan dipromosikan dalam kaitannya untuk meningkatkan pemasukan kota tersebut dari berbagai bidang, seperti wisata, ekonomi, pendidikan, industri, atau bahkan politik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode interview untuk mendapatkan konsep yang diinginkan.
                        5. Tinjauan studi dari penelitian Rino Zamari, 2011/2012, Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja Tangerang, dalam laporan skripsi berjudul ”Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Penunjang Media Promosi Pada CV. Gaya Remaja Tailor”. [Zamari, Rino, 2011/2012] dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk memperkenalkan seluruh kapasitas perusahaan dan diharapkan melalui perancangan media komunikasi visual ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, dapat diterima oleh seluruh khalayak sasaran dan agar mendapat kepercayaan dari calon konsumen atau perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan terkait. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisa yang didapat dari hasil Interview yang dilakukan kepada pihak terkait sebagai Stakeholder untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam pembuatan Project dalam penulisannya. Berdasarkan penelitian yang dihasilkan memiliki kelebihan yang diberikan oleh karya visual dalam bentuk majalah yaitu pesan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, terdapat ilmu pengetahuan, bentuk komunikasi disesuaikan dengan target Audience, dan kualitas visual relatif baik. Adapun kekurangan dari produk yang dihasilkan yaitu mudah rusak dan biaya produksi yang cukup mahal.
                        Dari hasil Literatur Review diatas penulis melanjutkan dan memperbaharui dengan konsep dan penyajian yang lebih menarik. Dari literatur review nomer 1 yang bernama Aditya Yuda Pambudi, menurut penulis dengan melalui sarana media Video Profile memudahkan lembaga sekolah untuk menginformasikan kualitas media promosi kepada masyarakat luas.
                        Penulis berharap penelitian selanjutnya dalam mengembangkan video profile yang telah ada dengan konsep dan penyajian yang lebih menarik dengan menampilkan efek animasi agar kemasan menjadi bagus sehingga dapat menarik masyarakat untuk lebih mengetahui profile lembaga sekolah tersebut.


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan