Konsep Dasar Waterfall

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

Konsep Dasar Waterfall

Menurut Nasution (2012:118), dalam membangun dan mengembangan aplikasi ini menggunakan metode waterfall. ìWaterfall merupakan salah satu metode pengembangan sistem informasi yangbersifat sistematis dan sekuensial, artinya setiap tahapan dalam metode ini dilakukan secara berurutan dan berkelanjutanî.

Menurut Rizky (2011:61), waterfall model sebagai salah satu teori dasar dan seakan wajib dipelajari dalam konteks siklus hidup perangkat lunak, merupakan sebuah siklus hidup yang terdiri dari mulai fase hidup perangkat lunak sebelum terjadi hingga pascaproduksi. Waterfall model memiliki definisi sendiri bahwa sebuah hidup perangkat lunak memiliki sebuah proses yang linear dan sekuensial.

Gambar 2.6 Waterfall Life Cycle

Dalam buku ini menganut paham bahwa waterfall model memiliki enam tahapan, yakni:

  1. Definisi kebutuhan (Requirement Definition)
  2. Desain sistem dan perangkat lunak (Software Design and System)
  3. Implementasi dan testing unit (Implementation and Unit Testing)
  4. Integrasi dan testing sistem (Integrationand Systen Testing)
  5. Uji coba (Testing)
  6. Operasional dan pemeliharaan (Operation and Maintenance)
  7. Menurut Irwansyah (2012:16), penjelasan dari tahap-tahap waterfall model adalah sebagai berikut:

  8. Perancangan Sistem (System Enginering)
    Perancangan sistem sangat diperlukan, karena piranti lunak biasanya merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar. Pembuatan sebuah piranti lunak dapat dimulai dengan melihat dan mencari apa yang dibutuhkan oleh sistem. Dari kebutuhan sistem tersebut akan diterapkan kedalam piranti lunak yang dibuat.
  9. Analisa Kebutuhan Piranti Lunak (Software Requirement Analysis)
    Merupakan proses pengumpulan kebutuhan piranti lunak. Untuk memahami dasar dari program yang akan dibuat, seorang analisis harus mengetahui ruang lingkup informasi, fungsi-fungsi yang dibutuhkan, kemampuan kinerja yang ingin dihasilkan dan perancangan antarmuka pemakai piranti lunak tersebut.
  10. Perancangan (Design)
    Perancangan piranti lunak merupakan proses bertahap yang memfokuskan pada empat bagian penting, yaitu: struktur data, arsitektur piranti lunak, detil prosedur, dan karakteristik antarmuka pemakai.
  11. Pengkodean (Coding)
    Pengkodean piranti lunak merupakan proses penulisan bahasa program agar piranti lunak tersebut dapat dijalankan oleh mesin.
  12. Pengujian (Testing)
    Proses ini akan menguji kode program yang telah dibuat dengan memfokuskan pada bagian dalam piranti lunak. Tujuannya untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah diuji dan memastikan juga bahwa input yang digunakan akan menghasilkan output yang sesuai. Pada tahap ini pengujian dibagi menjadi dua bagian, pengujian internal dan pengujian eksternal. Pengujian internal bertujuan menggambarkan bahwa semua statement sudah dilakukan pengujian, sedangkan pengujian eksternal bertujuan untuk menemukan kesalahan serta memastikan output yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
  13. Pemeliharaan (Maintenance)
    Proses ini dilakukan setelah piranti lunak telah digunakan oleh pemakai atau konsumen. Perubahan akan dilakukan jika terdapat kesalahan, oleh karena itu piranti lunak harus disesuaikan lagi untuk menampung perubahan kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Contributors

Khanna Tiara