KP1422482333

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE SISTEM INFORMASI ABSENSI

SMP NEGERI 1 MAUK TANGERANG


LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK



Logo stmik raharja.jpg



OLEH :

1422482333 Ferdiansyah



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2017/2018)



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN



PROTOTYPE SISTEM INFORMASI ABSENSI

SMP NEGERI 1 MAUK TANGERANG



Diajukan guna melengkapi sebagian syarat untuk mengikuti Skripsi pada Jurusan

Teknik Informatika Konsentrasi Software Engineering

STMIK Raharja Tahun Akademik 2017/2018.


Disetujui oleh :


Tangerang, 3 Juli 2018

Dosen Pembimbing




(Sutrisno, M.Kom)

NID : 10020



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA



LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK (KKP)


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NIM
: 1422482333
Nama
: Ferdiansyah
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering


Menyatakan bahwa Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang telah dipergunakan untuk melanjutkan dalam pembuatan Skripsi baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.


Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 3 Juli 2018
Ferdiansyah
NIM : 1422482333

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Kehadiran merupakan salah satu faktor utama pada suatu instansi pendidikan dalam mencapai suatu tujuan. Hal ini sangat berkaitan dengan tata tertib sekolah yaitu kedisiplinan siswa/i dan sangat berdampak sekali pada baik dan buruknya terhadap suatu manajemen dalam instansi pendidikan maupun kualitas siswa/i itu sendiri. Maka dari itu, pihak kepala sekolah, komite sekolah dan guru harus segera menindak lanjuti bagi siswa/i yang tidak hadir dalam waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dengan cara memberikan sangsi. Maka dari itu, diperlukanlah suatu pendataan khusus untuk mencatat kehadiran dan ketidakhadiran pada sistem absensi siswa/i agar keberadaaan siswa/i dalam melakukan aktifitas baik itu berada di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah agar dapat tercatat dengan baik dan rapi. Maka dati itu, banyak cara yang digunakan untuk melakukan pengolahan absensi siswa/i, salah satunya yaitu dengan mengunakan sebuah teknologi pada SMP Negeri 1 Mauk Tangerang. Karena sistem absensi siswa/I di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang saat ini masih bersifat secara manual namun sistem tersebut belum terkomputerisasi sehingga dalam melakukan pendataan absensi siswa/i seringkali mengakibatkan dan menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam proses rekapitulasi pada absensi siswa/i tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi dan wawancara. Karena metode ini dinilai sangat efektif, cepat, tepat dan akurat dalam mengumpulkan dan mendapatkan data-data yang terdapat di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang. Karena dengan melakukan pengamatan sistematika dan wawancara terhadap unsur-unsur yang akan diteliti, maka penulis melakukan peninjauan langsung ke SMP Negeri 1 Mauk Tangerang. dan hasil yang diperoleh dari penelitian dan implementasi sistem yang penulis lakukan dengan cara memasukkan beberapa contoh data siswa/i dari kelas 1 hingga kelas 3 sebagai suatu percobaan dalam proses absensi siswa/i tersebut, pada program aplikasi absensi siswa yang akan dibuat berjalan dengan baik, cepat, tepat dan akurat.

Kata Kunci : Kehadiran, Absensi, Siswa, Siswi, Kedisiplinan, Sistem Informasi, Teknologi.

ABSTRACT

Student's attendance is one of the most important scoring in an educational institution. It is strongly related to the student’s discipline level. Furthermore, It can be seen as the parameter of how good between the institution educational and the student himself. Thus, every educational institution has some kind of punishment for undisciplined students. To keep the students attendance list so more precise, accurate and well-documented, the institution educational needs something a specific presence-documenting application more. Many efforts can be done to well-documenting this attendance student's data, one of the most helpful ways nowadays is by using a technology. Mauk 1 State Junior High School in Tangerang is one example of an educational institution currently still using a manual attendance data processing and the system has not been computerized. This manual processing often leads to occurrence human error in collecting the data. The research is held in the Mauk 1 State Junior High School in Tangerang, wherein the writer did a direct review and observation by visiting the school. In this research, the writer uses observation method, which is considered as the most accurate, effective, and efficient for the research. The result of the research is coming from the observation and system implementation which is done by some student's (vary from the first grade to the third grade) sample data input as simulation. The presence-documenting application made is could working good, fast, right and accurate.

Keywords : Attendance, Presence, Students, Discipline, Information Systems, Technology.


KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim.

Dalam penyusunan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil, serta bimbingan dan semangat. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih secara tulus dan ikhlas khususnya kepada :

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika.
  4. Bapak Sutrisno, M.Kom selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP).
  5. Ibu Titi Sriyati, S.Pd,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.
  6. Bapak Imaduddin, S.E selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP).
  7. Seluruh Guru dan Staff di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang memperluas wawasan kepada penulis.
  9. Bapak, Ibu, Abang Pertama dan Abang Kedua serta Kakak Perempuan Pertama tercinta yang telah memberikan do’a, dukungan baik moril maupun materiil sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat selesai tepat pada waktunya.
  10. Untuk teman-teman Fummri (Forum Ukhuwah Mahasiswa Muslim Raharja Informatika), Fummri Programming, Kolla Space, MTTI (Majelis Taklim Tuli Indonesia), Coding MUM 2018 Disabilitas Jakarta Pusat, Alumni SDN Kutabumi 1 Kelas 6C dan Alumni SMP Muhammadiyah 2008 Pasar Kemis yang sudah memberikan saran, pendapat serta motivasi dan do’anya sehingga laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini berjalan dengan baik dan lancar.
  11. Untuk teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah susah senang bersama dan selalu mendukung dalam mengerjakan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP).

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini masih terdapat kekurangan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca.


Tangerang, 3 Juli 2018
Ferdiansyah
NIM : 1422482333

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Mauk Tangerang

Gambar 3.2 Use Case Diagram Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.3 Activity Diagram Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.4 Sequence Diagram Yang Berjalan Saat Ini

Gambar 3.5 Tampilan Halaman Login

Gambar 3.6 Tampilan Halaman Menu Dashboard / Home

Gambar 3.7 Tampilan Data Siswa

Gambar 3.8 Tampilan Absensi Siswa

Gambar 3.9 Tampilan Prototype Akhir Laporan Absensi Siswa


DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

Daftar Simbol Use Case Diagram.png

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Daftar Simbol Activity Diagram.png

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Daftar Simbol Sequence Diagram.png


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada perkembangan zaman yang sangat pesat ini diikuti dengan berkembangnya kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin canggih dan dewasa ini sangatlah berpengaruh terhadap instansi pendidikan di indonesia. Dimana pada zaman teknologi informasi ini pada instansi pendidikan terkait yaitu sekolah-sekolah yang telah membuktikan kemajuan yang pesat terhadap kualitas-kualitas pendidikan sekolah sehingga terjadilah persaingan dalam melakukan promosi-promosi terhadap kualitas-kualitas pada masing-masing antar instansi pendidikan sekolah. Guna untuk memajukan dalam kualitas-kualitas pada pendidikan sekolah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu dukungan manajemen yang tepat, cepat, dan akurat dalam pengelolaan data absensi siswa. Maka dari itu, diperlukanlah suatu sistem informasi absensi siswa yang efektif dan efisien. Demikian pula dalam kecenderungan terhadap instansi pendidikan sekolah di abad informasi ini sangat berkembang pesat dan penuh lika-liku dalam sebuah persaingan serta maju mundurnya sangatlah bergantung pada suatu informasi yang ditangani serta ditanggapi dengan baik, cepat dan tepat. Oleh karena itu, dalam penanganan mengenai hal sistem informasi absensi siswa di sekolah tersebut sehingga menjadi bagian hal yang sangat penting sekali bagi instansi pendidikan. Sehingga masih ada beberapa sekolah yang hingga saat ini masih menggunakan sistem absensi siswa yang bersifat manual yaitu dengan menggunakan catatan kertas atau buku absensi dan sistem absensi siswa SMP Negeri 1 Mauk Tangerang belum terkomputerisasi. Sehingga hal ini dapat mengakibatkan ketidakakuratan dan ketidakefektifan dalam penghitungan jumlah kehadiran pada catatan kertas atau buku absensi siswa SMP Negeri 1 Mauk Tangerang sehingga sering mengakibatkan terjadinya kekeliruan dan kesalahan dalam melakukan proses pendataan absensi siswa SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.

Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pada sistem informasi absensi siswa SMP Negeri 1 Mauk Tangerang agar lebih tepat, cepat dan akurat dengan menggunakan sebuah teknologi. Dengan adanya sebuah teknologi tentunya dapat mempermudah dalam menangani suatu hal informasi yang diperlukan dalam menjalankan sistem absensi siswa pada SMP Negeri 1 Mauk Tangerang. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mauk Tangerang adalah sebuah sekolah negeri milik pemerintah yang memiliki jumlah siswa yang cukup banyak. Maka dari itu, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mauk Tangerang selalu berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan tuntutan-tuntutan terhadap perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan canggih. Dan sekolah SMP Negeri 1 Mauk Tangerang memiliki tujuan mulia yaitu menghasilkan peserta didik yang lebih berkompeten dan berprestasi sejak usia dini.

Mengingat banyaknya jumlah siswa SMP Negeri 1 Mauk Tangerang dari tiap semester ke semester dan tahun ke tahun. Karena keterbatasan tempat, tenaga serta waktu dan hingga saat ini sistem informasi absensi siswa di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang masih bersifat manual yaitu dengan menggunakan buku absensi siswa dan sistem tersebut belum terkomputerisasi sehingga dalam melakukan pendataan absensi siswa di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang sering mengakibatkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam proses rekapitulasi absensi siswa, maka dari itu diperlukanlah suatu alat bantu berupa komputer untuk mengatasi masalah tersebut. Begitu besarnya peranan komputer sebagai alat bantu dalam hal pendataan dan absensi siswa di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang dan berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukanlah penelitian ini dengan judul “Prototype Sistem Informasi Absensi SMP Negeri 1 Mauk Tangerang”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi permasalahannya antara lain, yaitu :

  1. Bagaimana proses sistem absensi yang berjalan saat ini pada SMP Negeri 1 Mauk Tangerang ?

  2. Kendala apa saja yang dialami oleh pengguna selama menggunakan sistem absensi sebelumnya ?

  3. Bagaimana tingkat keakuratan dan keefektifan terhadap sistem absensi di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang apabila diterapkan pada prototype yang akan dibuat ?


Ruang Lingkup

Agar dapat mempermudah dalam penulisan laporan kuliah kerja praktek (KKP) dan memperoleh penelitian yang maksimal serta terfokus, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dan sekaligus untuk memudahkan para pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan ketidakjelasan dalam pembahasan selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis membatasi penelitian hanya pada Prototype Sistem Informasi Absensi SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan-tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasikan sistem absensi yang berjalan saat ini pada SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.

2. Mengidentifikasikan kesalahan pada sistem absensi yang berjalan saat ini pada SMP Negeri 1 Mauk Tangerang, sehingga dapat menemukan masalah-masalah yang terjadi pada sistem yang berjalan saat ini serta mampu memberikan solusi yang tepat, cepat dan akurat.

3. Dapat memberikan solusi terhadap pemecahan masalah untuk langkah kedepan agar dapat mengoptimalkan dalam proses penginputan dan pengolahan pada data absensi siswa SMP Negeri 1 Mauk Tangerang. Sekaligus mengusulkan sistem baru yang lebih efektif dan efisien.


Manfaat Penelitian

Adapun manfaat-manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan sistem pada sistem absensi siswa yang berjalan saat ini di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.

2. Dapat terindetifikasi tingkat keakuratan laporan pada data absensi siswa di SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.

3. Dapat teridentifikasinya laporan-laporan yang dihasilkan dari sistem absensi siswa di SMP Negeri 1 Mauk Tangeang.

4. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis dalam meneliti dan membangun suatu sistem. Dalam hal sistem informasi absensi siswa pada SMP Negeri 1 Mauk Tangerang.

5. Agar hasil dari penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi instansi pendidikan yang terkait sebagai pengetahuan maupun sebagai salah satu referensi dalam pengembangan sistem tersebut.


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu sebagai berikut :

1. Metode Observasi (Observation Research)

Pada metode ini penulis melakukan penelitian ini dengan cara, yaitu mendatangi Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mauk Tangerang dan melakukan pengamatan (observation) secara langsung pada objek-objek secara teliti, detail dan menyeluruh terhadap kendala atau masalah apa saja yang terjadi pada sistem sebelumnya dan meminta data diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan kuliah kerja praktek (KKP) pada penelitian ini.

2. Metode Wawancara (Interview Research)

Metode Wawancara (interview research) adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab (question and answer) langsung kepada kepala sekolah, komite sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha, staff tata usaha dan guru yang berkaitan dengan sistem informasi absensi siswa dan memahami hal-hal yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

Penulis melakukan penelitian ini berdasarkan sumber-sumber literature-literature seperti buku, internet, artikel, jurnal, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai bahan referensi dalam penyusunan dan penulisan laporan kuliah kerja praktek (KKP) pada penelitian ini.


Metode Perancangan

Pada sistem ini penulis melakukan metode perancangan dengan menggunakan metode UML (Unified Modeling Language) karena dengan menggunakan metode UML, rekayasa dan pengembangan perangkat dapat dilakukan dengan fokus terhadap pengembangan dan desain perangkat lunak.


Sistematika Penulisan

Agar dapat mempermudah dan memperjelas para pembaca dalam memahami lebih tentang penelitian ini, maka penulis mengelompokkan materi penulisan menjadi 4 (empat) bab yang masing-masing saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga tulisan ini menjadi satu kesatuan yang utuh, ke 4 (empat) bab tersebut, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, metode perancangan yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan-kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian ini.

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan gambaran umum sekolah, sejarah singkat sekolah, gambaran khusus sekolah, visi dan misi sekolah, tujuan sekolah, tempat dan kedudukan sekolah, struktur organisasi sekolah, tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi sekolah, analisa batasan sistem, analisa kebutuhan dan kekurangan pada sistem yang berjalan, konfigurasi sistem, tata laksana sistem yang sedang berjalan saat ini, permasalahan yang dihadapi dan rancangan prototype.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP).

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototype

A. Definisi Prototype

Menurut Janner Simarmata (2010:62)[1], “Prototipe adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

Menurut Darmawan (2013:229)[2], “Prototipe adalah salah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Raymond McLeod (Sidik : 2013)[3], “Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkap, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping”.

Menurut Tom Schrijvers, Peter Thiemann (2012:43)[4], “Protoype is a toy implementation of system”. (Prototipe adalah sebuah implementasi tiruan dari sebuah sistem).

Menurut Aritya (2013:28)[5], Prototyping adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada konsep model bekerja. Prototyping adalah bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau bagian dari suatu sistem. Prototyping adalah proses pengembangan model awal tersebut untuk digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus-menerus sampai didapatkan sistem yang utuh, artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “Prototype adalah contoh atau gambaran dari sistem dalam bentuk yang menyerupai wujud sebenarnya dan dapat diubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan”.


B. Tujuan Prototyping

Menurut Aritya (2013:28)[5], tujuan dari Prototyping ialah untuk memperkecil resiko rekayasa-ulang proses bisnis. Bila tidak mungkin dibuat prototype-nya, maka dengan inovasi bertahap, sedemikian rupa sehingga manajemen dapat memimpin melalui serangkaian perubahan yang layak. Prototype dapat memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya.


Menurut Fery Tan (2013:37)[6], Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal software menjadi sebuah sistem yang final.


C. Manfaat Prototyping


Menurut Aritya (2013:28)[5], manfaat dilakukannya prototyping adalah sebagai berikut :

1. Terjadi komunikasi antara user dengan pengembang sistem, sehingga analis sistem dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.

2. Peningkatan peran user pada pengembangan sistem.

3. Sistem dapat dikembangkan lebih cepat.

4. Tahap implementasi menjadi lebih mudah, karena user sudah mengenali apa yang dapat dihasilkan oleh sistem yang dikembangkan.

D. Jenis-Jenis Prototype

Menurut Janner Simarmata (2010:62)[1], jenis-jenis prototype secara general dibagi menjadi 2 (dua) Janner Simarmata (2010:64)[1], yaitu :

A. Rapid Throwaway Prototyping

Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang beresiko tinggi atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang.

B. Prototipe evolusioner

Pada pendekatan evolusioner, suatu prototipe dibangun berdasarkan pada kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototipe kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototipe yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototipe ini juga berdasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembangan aplikasi (Hough, 1993).


E. Tahapan-Tahapan Prototipe

Untuk memodelkan sebuah perangkat lunak dibutuhkan beberapa tahapan di dalam proses pengembangannya. Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan dari sebuah software atau aplikasi. Pengembangan perangkat lunak harus memperhatikan tahapan dalam metode prototyping agar software finalnya dapat diterima oleh penggunanya. Menurut Fery Tan 2013:37)[6]. Dan tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan keseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).

3. Evaluasi prototyping

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototype yang dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan ? jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototype diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2, dan 3.

4. Mengkodekan system

Dalam tahap ini prototype yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

5. Menguji system

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

6. Evaluasi sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.

7. Menggunakan system

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.


F. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

A. Kelebihan :

1. Jika sistem yang dikembangkan ingin digunakan secepatnya karena keputusan yang akan diambil manajer merupakan keputusan yang harus segera dilakukan dengan berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh pemakai sistem.

2. Terjadi ketidakpastian terhadap rancangan dari sistem yang dapat merubah dengan berjalannya waktu disebabkan karena kebutuhan informasi pemakai sistem belum jelas. Dengan prototyping, sistem akan selalu ditingkatkan jika kebutuhan pemakai dari waktu ke waktu muncul dan dibutuhkan.

3. Prototyping mendorong partisipasi dan keterlibatan pemakai sistem dalam pengembangan sistem karena sistem akan terus ditingkatkan dari hasil saran-saran yang diberikan oleh pemakai sistem.

B. Kekurangan :

1. Kualitas sistem akan berkurang disebabkan tidak dirancang secara terintegrasi sehingga dapat menyebabkan integrasi basis data kurang baik dan hubungan satu bagian dengan bagian lain di sistem kurang terintegrasi.

2. Dokumentasi dari sistem kurang baik dibandingkan dengan yang diberikan SDLC yang sudah terancang dengan baik.


Konsep Dasar Sistem

A. Definisi Sistem

Menurut Sutabri (2012:10)[7], “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Menurut Sutarman (2012:13)[8], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Agus Mulyanto (2009:1)[9], “Mendefinisikan sistem secara umum sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai satu kesatuan”.

Mendefinisikan sistem dalam bidang sistem informasi sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima proses input serta menghasilkan input dalam proses transformasi yang teratur.

Menurut Agus Mulyanto (2009:2)[9], “Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai suatu prosedur atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dimana dalam sebuah sistem terdapat suatu masukan, proses dan keluaran, untuk mencapai tujuan yang diharapkan”.

Menurut Jogiyanto (2005:2)[10], pada buku analisis dan desain sistem informasi. Mendefinisikan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat benda, dan orang-orang yang benar-benar ada dan terjadi.

Menurut Raymond McLeod dalam bukunya (Yakub 2012:1)[11], “sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


B. Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20)[7], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (Components) adalah suatu sistem terdiri dari sejumlah elemen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Elemen-elemen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

2. Batasan Sistem (Boundary) adalah ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau system dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan luar sistem (Environtment) adalah bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Penghubung sistem (Interface) adalah media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan sistem (Input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (output) adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolah sistem (proses) adalah suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8. Sasaran sistem (objective) adalah suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak dapat memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.


C. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22)[7], sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

1. Sistem abstrak dan sistem fisik adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia dan lain sebagainya.

2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem determinasi dan sistem probabilistik adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan, sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

4. Sistem terbuka dan sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak berpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.


Konsep Dasar Analisis Sistem

A. Definisi Analisis Sistem

Menurut Yakub (2012:142)[11], Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business processing), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business solution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan).

Menurut Mulyanto (2009:125)[9], Analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang atau mengganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (biasa jadi lebih sederhana dan lebih interaktif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.

Menurut McLeod (2012:8)[12], Analisis sistem adalah penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau memperbaharui sistem yang telah ada tersebut.

Menurut Andi (2010:27)[13], “Analisa sistem adalah sebuah proses penelahaan sebuah sistem informasi dan membaginya ke dalam komponen-komponen penyusunannya untuk kemudian dilakukan penelitian sehingga diketahui permasalahan-permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang akan timbul, sehingga dapat dilaporkan secara lengkap serta diusulkan perbaikan-perbaikan pada sistem tersebut”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat penulis simpulkan bahwa analisis sistem merupakan suatu tahapan proses sebuah sistem secara umum menjadi landasan konseptual yang mempunyai tujuan kemudian untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam suatu sistem tertentu.


B. Tahap-Tahap Analisis Sistem

Menurut Agus Mulyanto (2009:126)[9], Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tahapan ini bisa merupakan tahapan yang mudah jika klien sangat paham dengan masalah yang dihadapi dalam organisasinya dan tahu betul fungsionalitas dari sistem informasi yang akan dibuat. Tetapi tahapan ini bisa menjadi tahapan yang paling sulit jika klien tidak bisa mengidentifikasi kebutuhannya atau tertutup terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail-detail proses bisnisnya.

Menurut Agus Mulyanto (2009:129)[9], Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah :

1. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah.

2. Understand, yaitu memahami cara kerja dari sistem yang ada.

3. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Wahana Komputer (2010:27)[14], Pada analisa sistem dikenal beberapa tahap, yaitu :

a. Identifikasi masalah yang ada pada sistem informasi tersebut.

b. Memahami cara kerja sistem.

c. Melakukan analisa.

d. Melaporkan hasil analisa sistem.


C. Fungsi Analisis Sistem

Adapun fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah kebutuhan user.

2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang dicapai untuk memenuhi kebutuhan user.

3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat dan efisien.

4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh user.


Konsep Dasar Informasi

A. Definisi Informasi

Menurut Darmawan (2012:2)[15], Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenaran dan keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Agus Mulyanto (2009:29)[9], Mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.


B. Klasifikasi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:34-36)[7], informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Informasi berdasarkan persyaratan

Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Informasi yang tepat waktu

Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.

b. Informasi yang relevan

Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang manajer kepada bawahannya harus relevan, yaitu ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian.

c. Informasi yang bernilai

Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.

d. Informasi yang dapat dipercaya

Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.

2. Informasi berdasarkan dimensi waktu

Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

a. Informasi masa lalu

Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun sangat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data storage perlu disusun secara rapi dan teratur.

b. Informasi masa kini

Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini merupakan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

3. Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Informasi individual

Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya berupa tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.

b. Informasi komunitas

Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat.


C. Nilai dan Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:37-39)[7], nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :

1. Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

2. Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.

3. Ketelitian

Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dalam informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi 2 (dua) jenis kesalahan, yaitu kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

4. Kecocokan

Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

5. Ketepatan waktu

Sifat ini menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi, masukkan, pengolahan dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai ketersediaan barang-barang inventaris.

6. Kejelasan

Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

7. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan atau dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

8. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

9. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

10. Dapat diukur

Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas- desus, duga-dugaan, klenik dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.


Konsep Dasar Sistem Informasi

A. Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Agus Mulyanto (2009:29)[9], “Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Sutarman (2012:13)[8], “Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan kalkulasi)”.

Menurut Sutabri (2012:46)[7], Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan data sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”.


B. Komponen Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:47)[9], mengemukakan bahwa “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukkan (input block), block model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block), dan blok terkendali (controls block). Sebagai suatu sistem, ke enam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”. Blok bangunan terdiri dari :

1. Blok masukkan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan terdokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi (Technology Block)

Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok teknologi terdiri dari teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

5. Blok basis data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (database management systems).

6. Blok terkendali (Controls Block)

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.


C. Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut :

1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi

Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.

2. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen

Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.

3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis

Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.


D. Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi (information) dari bentuk data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. (Jogiyanto H M, 2010:13)[16].

Tujuan dari sistem informasi terdiri dari kegunaan (usability), ekonomi (economic), keandalan (reliability), pelayanan langganan (customer service), kesederhanaan (simplicity), dan fleksibilitas (flexibility).

1. Kegunaan (Usability)

Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pengambilan keputusan manajemen dan personil operasi di dalam organisasi.

2. Ekonomi (Economic)

Semua bagian komponen sistem termasuk laporan-laporan, pengendalian-pengendalian, mesin-mesin harus menyumbang suatu nilai manfaat setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

3. Keandalan (Reliability)

Keluaran sistem harus mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara efektif bahkan pada waktu komponen manusia tidak hadir atau saat komponen mesin tidak beroperasi secara temporer.

4. Pelayanan langganan (Customer Service)

Sistem harus memberikan pelayanan dengan baik dan ramah kepada para pelanggan. Sehingga sistem tersebut dapat diminati oleh para pelanggannya.

5. Kesederhanaan (Simplicity)

Sistem harus cukup sederhana sehingga terstruktur dan operasinya dapat dengan mudah dimengerti dan prosedurnya mudah diikuti.

6. Fleksibilitas (Flexibility)

Sistem harus cukup fleksibel untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi, kepentingannya cukup berasalan dalam kondisi dimana sistem beroperasi dan dalam kebutuhan yang diwajibkan oleh organisasi.


E. Tujuan Sistem Informasi

Untuk mengetahui pengertian teknologi informasi terlebih dahulu kita harus mengerti pengertian dari teknologi dan informasi itu sendiri. Berikut ini adalah pengertian dari teknologi dan informasi :

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin. Material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, sedangkan informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian atau penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya.


Teori Khusus

Konsep Dasar UML

A. Definisi UML

Menurut Widodo (2011:6)[17], “UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

Menurut Nugroho (2012:6)[18], “UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

Menurut Henderi (2009:5)[19], “UML adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak”.

Menurut Henderi (2009:5)[19], “UML adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan mendokumentasikan dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OOP (Object Oriented Programming).


B. Langkah-Langkah Penggunaan UML

Menurut Henderi (2010:6)[19], langkah-langkah penggunaan UML (Unified Modeling Language) sebagai berikut :

1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan dilengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.

3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

4. Definisikan requirement lain non-fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah komponen diagram pada tahap ini. Juga, didefinisikan test integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.

10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

11. Mulailah membangun sistem. Ada 2 (dua) pendekatan yang tepat digunakan :

a. Pendekatan use case dengan meng-assign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

b. Pendekatan komponen yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.


C. Konsep Penggunaan Menggunakan UML

Menurut Nugroho (2010:10)[18], Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML (Unified Modeling Language), tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML (Unified Modeling Language) menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML (Unified Modeling Language) yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) area utama, yaitu klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dynamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (management model).


D. Bangunan Dasar Metodologi UML

Menurut Nugroho (2010:117)[18],bangunan dasar metodologi UML (Unified Modeling Language) menggunakan 2 (dua) bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem atau perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu :

1. Sesuatu (Things)

Merupakan bagian yang relatif statis dalam model UML (Unified Modeling Language). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

2. Behavoiral things

Merupakan bagian yang dinamis pada model UML (Unified Modeling Language), biasanya merupakan kata kerja dari model UML (Unified Modeling Language) yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

3. Grouping things

Merupakan bagian pengorganisasian dalam UML (Unified Modeling Language). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu (things), misalnya model-model dan sub-sub sistem.

4. Annotational things

Merupakan bagian yang memperjelas model UML (Unified Modeling Language) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model UML (Unified Modeling Language).

2. Relasi (Relationship)

Ada 4 (empat) macam relasi (relationship) dalam UML (Unified Modeling Language), yaitu :

1. Ketergantungan (Dependency)

Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (idependent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

2. Asosiasi (Association)

Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

3. Generalisasi (Generalization)

Merupakan hubungan dimana objek anak (Descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

4. Realisasi (Realization)

Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.


E. Jenis UML Yang Digunakan

1. Use Case

Menurut Murad (2013:57)[20], “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat statis yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

Menurut Triandini (2012:18)[21], langkah-langkah membuat diagram use case :

    • Mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.

    • Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-peran tersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikan nilai tambah bagi bisnis.

2. Activity Diagram

Menurut Murad (2013:53)[20], “Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

Menurut Vidia (2013:20)[22], “Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

3. Sequence Diagram

Menurut Vidia (2013:21)[22], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

Menurut Wijayanto (2013:35)[23], ”Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.


Konsep Dasar Absensi

1. Definisi Absensi

Absensi atau kartu jam hadir adalah dokumen yang mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang di isi dengan mesin pencatat waktu. Pekerjaan mencatat waktu pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) bagiau yaitu pencatatan waktu hadir (time recording is present) dan pencatatan waktu kerja (recording of working time).

Pencatatan jam hadir pada kartu jam hadir yang dilakukan setiap orang pegawai / pekerja / karyawan bisa mempengaruhi terhadap gaji bersih yang akan diterima oleh pegawai / pekerja / karyawan setiap bulannya. Karena apabila pegawai / pekerja / karyawan lupa atau tidaknya dalam mencatatkan jam hadir pada kartu jam hadir akan mempengaruhi komponen-komponen yang ada pada gaji, terutama sekali pada tunjangan, karena tunjangan yang diberikan perusahaan kepada setiap pegawai / pekerja / karyawan hadir pada jam kerja. Seperti tunjangan makan dan transportasi, jika pegawai / pekerja / karyawan tidak mencatatkan jam hadir pada kartu jam hadir maka tunjangan makan dan transportasinya akan berkurang dan akan mempengaruhi gaji bersih yang diterima oleh pegawai / pekerja / karyawan tersebut.

Pencatatan waktu hadir dimaksudkan untuk mengumpulkan data mengenai jumlah jam hadir dalam suatu periode pembayaran atau kadang-kadang juga mengenai tarif upah untuk pekerjaan yang dilakukan. Pencatatan waktu kerja dimaksudkan untuk mencatat jam kerja sesungguhnya yang digunakan oleh pegawai / pekerja / karyawan dalam setiap pekerjaan (job) atau departemennya. Catatan waktu kerja ini dapat digunakan untuk mengecek catatan waktu hadir dan juga mendapatkan data produksi yang diperlukan untuk distribusi upah dan gaji serta perhitungan intensif.


2. Jenis-Jenis Absensi

Pencatatan absensi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1. Absensi catatan tangan

Absensi catatan tangan biasanya ada di perusahaan-perusahaan kecil. Setiap karyawan atau pegawai tiba atau pulang kantor.

a. Kelebihan absensi catatan tangan :

1. Mudah

2. Dan murah

b. Kekurangan absensi catatan tangan :

1. Karyawan atau pegawai dapat menulis waktu hadir atau pulang sesuai dengan kehendaknya.

2. Karyawan atau pegawai dapat mencatatkan waktu hadir atau pulang rekannya baik itu yang belum datang maupun pulang lebih awal.

3. Bagian penggajian akan mengalami kesulitan pada saat merekap jam hadir karyawan atau pegawai pada akhir bulan.

2. Absensi sidik jari (Fingerprint)

Biasanya sistem ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan menengah keatas. Cara kerja sistem fingerprint ini adalah dengan cara menempelkan salah satu jari pada mesin setelah memasukkan nomor identitas pegawai / pekerja / karyawan.

a. Kelebihan sidik jari :

1. Absensi sidik jari tidak dapat digunakan oleh orang lain.

2. Proses perekapan data absensi menjadi lebih mudah.

b. Kekurangan sidik jari :

1. Harganya yang relatif mahal.

2. Jika ada error maka data jam hadir karyawan atau pegawai tidak akan bisa diakses.

3. Tidak semua dapat melakukan sidik jari (fingerprint) dengan sukses sehingga kadang tidak tercatat jika karyawan atau pegawai tersebut hadir kerja.

Oleh karena itu absensi adalah unsur kedisiplinan, maka tujuannya adalah untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap pegawai / pekerja / karyawan.

Daftar absensi sangatlah penting bagi atasan untuk mengetahui keadaan bawahannya.

Adapun tujuan dari absensi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk melihat kehadiran para karyawan atau pegawai.

2. Untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap karyawan atau pegawai.

3. Untuk meningkatkan semangat para karyawan atau pegawai.

4. Untuk mengetahui keadaaan para karyawan atau pegawai.

5. Untuk mengetahui apakah siswa dan siswi mempunyai semangat belajar dengan melihat kehadiran siswa dan siswi.

Dengan diterapkannya absensi ini dengan sendirinya telah membantu meningkatkan mutu dari instansi tersebut. Kebanyakan orang menilai adanya penggunaan absensi berarti adanya disiplin pada tempat yang bersangkutan.

Selanjutnya orang menilai sistem kerja di tempat tersebut baik dan berkualitas. Dengan demikian absensi ini juga ikut membantu penilaian yang baik bagi setiap organisasi yang menetapkannya.


Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Semiawan (2013:104)[24], “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan literature review adalah menganalisis tentang topik yang hendak diteliti untuk membantu peneliti melihat ide-ide.


2. Tujuan Literature Review

Menurut Hermawan (2014:45)[25], tinjauan pustaka berisi penjelasan secara sistematik mengenai hubungan antara variabel untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu :

1. Untuk berbagi informasi dengan para pembaca mengenai hasil-hasil penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian yang sedang kita laporkan.

2. Untuk menghubungkan suatu penelitian ke dalam pembahasan yang lebih luas serta terus berlanjut sehingga dapat megisi kesenjangan-kesenjangan serta memperluas atau memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya.

3. Menyajikan suatu kerangka untuk menunjukan atau meyakinkan pentingnya penelitian yang dilakukan dan untuk membandingkan hasil atau temuan penelitian dengan temuan-temuan penelitian lain dengan topik serupa.

Menurut Yuniarti (2012:3)[26], studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.


Studi Pustaka (Literature Review)

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini diantaranya yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Mochtadi (2009). Penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Mochtadi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada PT.Sinar Teknik Anugrah Dengan Menggunakan VB dan SQL Server”. Penelitian ini membahas mengenai proses absensi yang masih berjalan menggunakan sistem semi computer, tetapi dalam penyimpanan data masih belum terstruktur. Oleh karena itu, masih terjadi kesalahan dalam pengujian data karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga dapat meminimalkan atau meminimalisir kesalahan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyo Wibisono (2009). Penelitian yang telah dilakukan oleh Cahyo Wibisono (2009) yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Online Untuk Mendukung Laporan Pada PT.PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang”. Penelitian ini membahas mengenai proses absensi yang dinilai masih bersifat manual. Oleh karena itu, mengusulkan sistem informasi absensi online dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rifki Subekti (2009). Penelitian yang telah dilakukan oleh Rifki Subekti yang berjudul “Perancangan Sistem Absensi Sidik Jari Pada PT.TOP WORLD INDONESIA”. Dalam penelitian ini penulis terfokus pada teknologi yang digunakan dalam proses input absensi, yaitu mengunakan teknologi berbasis biometric atau sidik jari.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Reski Martha Utami [2007]. Penelitian yang telah dilakukan yang berjudul “Analisa Absensi Online Mahasiswa Menggunakan Swipe Card Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Sistem absensi online merupakan kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi, dimana infromasi tersebut tentu saja belum dapat diserap bila hanya mengandalkan perangkat-perangkat yang masih kuno atau masih bersifat secara manual. Oleh karena itu, peranan terhadap kegunaan komputer sangatlah penting dalam memberikan solusi dan merupakan suatu alat bantu yang cukup baik dalam memperbaiki sistem tersebut yang dinilai belum optimal.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dhita Rukmianti (2009). Penelitian yang telah dilakukan oleh Dhita Rukmianti yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Ini diusulkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada sistem yang berjalan dimana sistem belum mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat karena masih menggunakan sistem secara manual. Sehingga proses absensi yang diusulkan menggunakan sistem terpusat sehingga hasil dari proses sistem informasi tersebut dapat sesuai yang diharapkan, sehingga dapat lebih meningkatkan manajemen terhadap kedisiplinan pegawai berdasarkan data absensi.


DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.
  2. Darmawan, Nur Fauzi. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  3. Jr, Mcleod Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Prehallindo.
  4. Tom Schrijves and Peter Thiemann. 2012. Functional and Logic Programming. 11th International Symposium, FLOPS 2012, Kobe, Japan, May 23-25, 2012, Proceddings.
  5. 5,0 5,1 5,2 Wijayanti, Aritya. 2013. Prototipe Pengembangan Model Sistem Informasi. Wordpress: Adzki. Syafaelvira.
  6. 6,0 6,1 Fery, Tan. 2013. Macam-Macam Model Pengembangan Software. Lampung: Universitas Lampung.
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  8. 8,0 8,1 Sutarman. 2012. Buku Pengantar Teknologi Informasi Jakarta: Andi Offset.
  9. 9,0 9,1 9,2 9,3 9,4 9,5 9,6 9,7 Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  10. Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  11. 11,0 11,1 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  12. Yakub. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  13. Andi. 2010.
  14. Komputer, Wahana. 2010. Shourtcourse SQL Server 2008 Express. Yogyakarta: Andi Offset.
  15. Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  16. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2010. Sistem Informasi Teknologi. Yogyakarta: Andi Offset.
  17. Hertawati, Prabowo Pudjo Widodo. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika.
  18. 18,0 18,1 18,2 Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Yogyakarta: Andi Offset.
  19. 19,0 19,1 19,2 Henderi. 2009. Unified Modeling Language. Tangerang.
  20. 20,0 20,1 Murad, Dina Fitria. Kusniawati, Nia. Asyanto, Agus. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
  21. Triandini, Evi dan Suardika, I Gede. 2012. Step By Step Desain Proyek Menggunakan UML. Yogyakarta: Andi Offset.
  22. 22,0 22,1 Vidia, Dhanada. dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya Dengan Metode Berorientasi Objek. Surabaya: Universitas Airlangga.
  23. Wijayanto, Tegar. dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Dan Penjualan Barang Dengan Metode Berorientasi Objek Di U.D. Aneka Jaya Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga.
  24. Semiawan, Conny. R. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
  25. Hermawan, Asep. 2014. Penelitian Bisnis. Jakarta: Grasindo.
  26. Yuniarti. Evi, dkk. 2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung: Politeknik Negeri Lampung.

Contributors

Ferdiansyah