KP1411482893

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

ANALISA SISTEM INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGADAAN

BARANG DAN JASA DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA

SATU TAHAP DUA SAMPUL PADA PT PLN

(PERSERO) TJJB APP DURIKOSAMBI


Laporan KULIAH KERJA PRAKTEK


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1411482893
NAMA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISA SISTEM INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGADAAN

BARANG DAN JASA DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA

SATU TAHAP DUA SAMPUL PADA PT PLN

(PERSERO) TJJB APP DURIKOSAMBI

Tangerang, 11 Januari 2018


Dosen Pembimbing
   
Pembimbing Lapangan
       
       
       
       
(Aris Martono, S.Kom., M.M.S.I)
   
NID : 0323036002
   
NID : 9009054P3B


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN KULIAH KERJA PRAKTEK

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1411482893
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa laporan hasil kuliah kerja praktek ini merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan salinan, tiruan atau duplikat dari laporan kuliah kerja praktek milik orang lain yang telah dipergunakan untuk melanjutkan ke langkah pembuatan skripsi baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lainnya, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika diatas tidak benar.


Tangerang, 11 Januari 2018
APRILIA NAZLA RAHMAYTA
NIM. 1411482893

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT'

The purpose of this research is to make decision of goods / service procurement by using web based system at PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi. Problems in the current system that is the prospective participants of procurement of goods / services have different data. Not infrequently the data storage of prospective participants procurement of goods / services recorded and stored in a conventional so it takes a long time lam in pengerjaanya. Methodology used in this research is data collection method, analysis method, SWOT, method of data analysis and design method of prototype. To analyze the system running this research using Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprice Edition which is described with use case diagram, activity diagram and sequence diagram. Results and discussion in this research that there are 28 points in the functional needs and there are 2 nonfunctional items needs in designing prototype procurement of goods / services with open method one stage two covers. Researchers make the appearance as in the menu structure that consists of login menu, home (table vendors who pass all the requirements, download links, hours and calendars), process (input job penyadaann goods / services, vendor input, input announcements, input news events explanation, inputs of the opening of the cover of one, the invitation input of the opening of two covers, the winner's announcement input, the input of the auction and the input of the winner's appointment), the profile (user data), and about us (the company's brief history, vision and mission, ). With the creation of web auction of goods / services with open method one stage two covers of work executor goods / services easier, efficient and computerized.

Keywords: Auction of Goods / Services, SWOT, Prototype Design

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa dengan menggunakan sistem berbasis web pada PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi. Permasalahan pada sistem yang berjalan saat ini yaitu para calon peserta pengadaan barang/jasa mempunyai data-data yang berbeda-beda. Tak jarang penyimpanan data-data para calon peserta pengadaan barang/jasa dicatat dan disimpan secara konvensional sehingga membutuhkan waktu yang singat lam dalam pengerjaanya. Metodelogi yang digunakan dalam penilitian ini yaitu metode pengumpulan data, metode analisis, SWOT, metode analisis data dan metode perancangan prototype. Untuk menganalisa sistem berjalan penelitian ini menggunakan Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprice Edition yang digambarkan dengan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu terdapat 28 butir dalam fungsional kebutuhan dan ada 2 butir nonfungsional kebutuhan dalam merancang prototype pengadaan barang/jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul. Peneliti membuat tampilanya seperti pada struktur menu yaitu terdiri dari menu login, home (tabel vendor yang lulus semua persyaratan, link download, jam dan kalender), proses (input pekerjaan pengadaann barang/jasa, input vendor, input pengumuman, input berita acara penjelasan, input berita acara pembukaan sampul satu, input undangan pembukaan sampul dua, input pengumuman pemenang, input hasil pelelangan dan input penunjukan pemenang), profil (data diri user), dan about us (sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, informasi pelelangan barang/jasa). Dengan dibuatnya web pelelangan barang/jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul pekerjaan pelaksana barang/jasa lebih mudah, efesien dan terkomputerisasi.

Kata kunci: Pelelangan Barang/Jasa, SWOT, Rancangan Prototype


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan KKP yang berjudul “Analisa Sistem Informasi Pengambilan Keputusan Pengadaan Barang Dan Jasa Dengan Metode Terbuka Satu Tahap Dua Sampul pada PT. PLN (Persero) TJBB APP Durikosambi”.

Penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan dan mengikuti Skripsi. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Dalam pelaksanaan KKP dan penyusunan laporan, penulis mendapat banyak bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM selaku Ketua STMIK Raharja yang telah berkenan memberikan arahan dan petunjuk kepada penulis.

  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.

  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Puket I STMIK Raharja penulis mengucapkan banyak terima kasih atas pengarahannya.

  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi pada STMIK Raharja Tangerang yang telah banyak membantu memberikan masukan dan motivasi sehingga KKP ini bisa selesai dengan baik.

  5. Aris Martono S. Kom.,M.M.S.I selaku Dosen Pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dalam penulisan serta penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini.

  6. Edy Sucipto selaku pembimbing Instansi yang telah membimbing saya.

  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

  8. Bapak dan Ibu serta kedua Adik - adikku tercinta yang telah memberikan doa, dukungan baik moril maupun materil sehingga KKP ini dapat selesai tepat pada waktunya.

  9. Untuk teman seperjuangan, Diah Larasati, Nurhaida, Dewi Ayu Retnosari dan beserta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah susah senang bersama dan selalu mendukung dalam mengerjakan Kuliah Kerja Praktek ini.

Penulis juga menyadari bahwa di dalam pelaksanaan KKP maupun penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga laporan penulis selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Tangerang, 11 Januari 2018
APRILIA NAZLA RAHMAYTA
NIM. 1411482893

Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

  2. Gambar 2.2 Kolaborasi Dalam Pengadaan

  3. Gambar 2.3. Paradigma Pembuatan Prototype

  4. Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT PLN APP DuriKosambi

  5. Gambar 3.2. Use Case Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

  6. Gambar 3.3. Activity Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

  7. Gambar 3.4. Sequence Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

  8. Gambar 3.5. Rancangan Tampilan Login

  9. Gambar 3.6. Rancangan Tampilan Halaman Utama

  10. Gambar 3.7. Rancangan Tampilan Halaman Utama Home

  11. Gambar 3.8. Rancangan Tampilan Halaman Proses

  12. Gambar 3.9. Rancangan Tampilan Halaman Profil

  13. Gambar 3.10. Rancangan Tampilan About Us


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1. Tabel Perbandingan

  2. Tabel 3.1. Analisis SWOT

  3. Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I

  4. Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II

  5. Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III

  6. Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi


DAFTAR SIMBOL

Simbol Use Case Diagram
Simbol Activity Diagram
Simbol Sequence Diagram





BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini semakin meningkat dan perlu mendapatkan perhatian dalam hal proses dan penanganannya agar mendapatkan informasi yang bermanfaat dan tepat sasaran. kebutuhan sistem informasi mencakup hampir di segala ruang lingkup kehidupan. Setiap organisasi sangat membutuhkan informasi yang akurat, cepat, dan relevan. Namun dalam kenyataanya hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan yang hendak dicapai, dikarenakan kurang atau terbatasnya sistem informasi yang digunakan.

Salah satu perkembangan yang penting adalah semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk menghasilkan yang dibutuhkan, oleh sebab itu kita harus dapat mengikuti era informasi dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu komputer, maka dengan adanya komputer semua bidang dalam perusahaan maupun instansi dapat menyajikan informasi yang cepat dan akurat, sehingga sistem akan dapat dikomputerisasikan.

Selain itu pengambilan keputussn barang/jasa merupakan salah satu proses infrastruktur. Karena pengambilan keputusan barang/jasa merupakan unsur penting dalam memenuhi untuk menjadi perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila pengambilan keputusan pengadaan barang/jasanya baik, tepat, waktu dan sesuai dengan rencana karena itu dapat memberikan profit lebih bagi perusahaan. Untuk menunjang efektivitas dalam pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa pengambil keputusan harus benar-benar yakin dalam setiap pengambilan keputusanya terhadap barang/jasa.

Pada dasarnya semua yang dilakukan bertujuan agar sistem berjalan dengan baik, terutama kebutuhan akan informasi-informasi penting dalam pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa agar lebih terkontrol dengan baik. Sejalan dengan permasalahan diatas maka penulis mengambil judul “ANALISA SISTEM INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DENGAN METODE PELELANGAN TERBUKA 1 TAHAP 2 SAMPUL PADA PT PLN (PERSERO) TJBB APP DURIKOSAMBI.”

RUMUS MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka yang menjadi permasalahan pada PT PLN DuriKosambi antara lain adalah :

  1. Kendala apa saja yang dialami sistem yang berjalan saat ini pada PT PLN DuriKosambi ?

  2. Bagaimana kebutuhan user pada system informasi pengambilan keputusan pengadaan baran/jasa pada PT PLN DuriKosambi ?

  3. Bagaimana membuat rancanagan prototype ?


Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Aktifitas proses pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa masih ada yang manual yang sedang berjalan saat ini yang kurang mendukung dalam proses pengerjaannya, karena masih menggunakan cara yang manual yang tentunya membutuhkan waktu yang lama dan sering terjadi kesalahan-kesalahan yang harusnya dapat diminimalisasi. Dengan adanya perbaikan sistem yang lebih modern. Hal ini tentunya akan membawa perubahan sistem informasi pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa ke arah yang lebih baik dengan menggunakan sistem yang terstruktur dan terkomputerisasi, maka kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa dapat diminimalisasi.

Sistem pengadaan barang/jasa pemerintah termasuk salah satu kegiatan yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, melalui sistem pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement). Sistem ini memungkinkan para penyedia jasa untuk mendapatkan data dan informasi secara cepat dan akurat tentang keberadaan proyek-proyek pemerintah, Serta akan terkoneksi (online) dengan para panitia pengadaan saat mengikuti proses lelang. Sebuah terobosan menuju efisiensi, efektivitas, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, serta akuntabel, sebagaimana yang dituntut oleh Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dan perubahan-perubahannya. Bagi para pengusaha bisnis jasa pelaksana konstruksi sendiri, e-Procurement akan mengiringi perusahaan menjadi lebih mandiri dan profesional. Di samping itu, sistem e-procurement diharapkan akan mempercepat arus transfer data dan memperluas jaringan informasi elektronis ke seluruh wilayah Indonesia.

Pengadaan barang/jasa secara elektronik atau e-Procurement adalah sistem pengadaan barang/jasa yang proses pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. Sistem aplikasi serta layanan pengadaan elektronik disediakan oleh LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Nasional yang bertindak sebagai koordinator. Ruang lingkup e-Procurement meliputi e-Lelang Umum (e-Regular Tendering), e-Lelang Penerimaan (e-Reverse Tender), e-Pembelian (e-Purchasing), e-Penawaran Berulang (e-Reverse Auction) dan e-Seleksi (e-Selection). Metode pemilihan penyediaan barang/jasa secara elektronik yang sudah digunakan saat ini adalah e-Lelang Umum. Metode pemilihan lainnya akan diterapkan secara bertahap sesuai dengan pengembangan sistem dan aplikasi pengadaan secara elektronik serta kerangka hukum yang memayunginya.

Pengadaan barang dan jasa di PT PLN (PERSERO)TJBB APP DURIKOSAMBI meliputi :

Pengadaan material dan jasa maintenance and operation transmisi tenaga listrik

Pengadaan material dan jasa extention bay gardu induk

Pengadaan material barang dan jasa supporting


Tujuan dan Manfaat penelitian

Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Operasional

  2. Penelitian ini mempunyai tujuan operasional sebagai sarana untuk mendapatkan informasi dari sistem yang sedang berjalan saat ini pada PT PLN DuriKosambi, dalam hal ini menganalisa kendala dan permasalahan yang sedang terjadi dalam sistem informasi pengambilan keputusan barang/jasa lalu memberikan solusi pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka 1 tahap 2 sampul pada PT PLN Durikosambi.

  3. Fungsional

  4. Penelitian ini mempunyai tujuan fungsional yaitu hasil penelitian ini nantinya mampu menyajikan system informasi pengambilan keputusan barang/jasa yang lebih optimal sesuai kebutuhan user sehingga dapat mempermudah informasi tentang pengambilan keputusan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka 1 tahap 2 sampul pada PT PLN DuriKosambi.

  5. Pribadi

  1. Untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam pembuatan perancangan aplikasi sistem informasi yang terkomputerisasi guna untuk mempermudah dalam proses pengambilan keputusan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka 1 tahap 2 sampul pada PT PLN DuriKosambi

  2. Agar penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat diperkuliahan.


  3. Untuk melengkapi syarat kelulusan pada jurusan Sistem Informasi di STMIK Raharja.


Manfaat Bagi Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti

    1. Terciptanya kepuasan batin ketika menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu instansi.

    2. Sebagai syarat kelulusan guna mendapat gelar sarjana komputer.

    3. Dapat mengimplementasikan teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam bentuk project.

  2. Institusi

    1. Terciptanya efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam mengolah data-data pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka 1 tahap 2 sampul pada PT PLN DuriKosambi.

    2. Dapat teridentifikasinya kendala dan permasalahan pada system informasi pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa dengan metode pelelangan terbuka 1 tahap 2 sampul.

    3. Memudahkan dalam pengambilam keputusan pengadaan barang/jasa dengan data yang akurat dan cepat.

  3. STMIK Raharja

    1. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam sistem pengambilan keputusan pada PT PLN Duri Kosambi.


    2. Dapat memperkaya pengetahuan para Mahasiswa atau Mahasiswi dalam pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.

    3. Dapat membuat Perguruan Tinggi STMIK Raharja dikenal oleh instansi-instansi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.

Metode Bagi Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) menggunakan beberapa metode yang penelitian gunakan diantaranya

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Observasi Research)

  2. Pada metode ini peneliti melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber dan pengolahan data serta mengumpulkan data dari bagian-bagian yang berhubungan dengan sistem pengambilan keputusan barang/jasa, baik berupa dokumen formulir, catatan-catatan, maupun laporan.

  3. Metode Wawancara (Interview Research)

  4. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung pada bagian pengadaan barang/jasa yang berhubungan dengan sistem pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa dan memahami akan hal yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

  5. Metode Study Pustaka (Library Research)

Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam laporan ini, melalui sumber-sumber dari kepustakaan dan diinternet.

Metode Analisa dan kebutuhan

Setelah melakukan proses pengumpulan data selanjutnya data yang sudah diperoleh diolah dan dianalisa, Dalam melakukan sistem informasi pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa. Disini penulis menggunakan beberapa metode Analisa yang dilakukan metode analisa sistem yaitu, analisa Value Chain.

analisa Value Chain digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas yang harus dicapai dengan sebuah konsep yang matang, perlunya analisa value chain sebagai aktivitas pendukung yang membantu instansi secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan.

Selain itu penulis menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemoggraman yang berorientasi objek.

Kemudian penulis menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi merupakan rancangan sistem yang diusulkan yang sesuai dengan keinginan atau yang dibutuhkan user. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan draft final elisitasi.

Metode Analisa Data

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa metode, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Dalam metode analisa, penulis menggunakan metode analisis SWOT singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman) yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan memecahkan masalah yang ada pada PT PLN (PERSERO) TJBB DURIKOSAMBI.

Kemudian untuk rancangan sistem baru yang akan diusulkan penulis menggunakan Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, tahap II, tahap III dan draft final elisitasi. Adapun alat bantu (tool) yang penulis gunakan yaitu Unified Modeling Language (UML), yang dapat digunakan dalam bahasa pemrograman yang berorientasi objek.


Rancangan Prototype

Metode perancangan prototype ini dinilai sangat cocok dalam melakukan sebuah penelitian untuk pengembangan sebuah system, dalam metode ini dimulai dengan pengumpulan data tentang kebutuhan pengguna, selanjutnya dibuatkan rancangan kilat tentang system yang akan dibuat dan langkah terakhir dievaluasi sebelum dibuatkan system yang sebenarnya.

Sistematika Penulisan

Agar dapat lebih memahami penjelasan dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Praktek ini, maka penulis mengelompokkan menjadi beberapa sub bab. Dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Adapun penyusunan bab-bab dengan sistematika penyampaian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan antara lain yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat,metode penelitian,dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan definisi-definisi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang berjalan saat ini, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem pengambilan keputusan pengadaan barang/jasa serta membahas teori- teori pendukung lainnya yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitan dan literature review.

BAB III PERANCANGAN PROTOTYPE

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dan definisi yang berhubungan dengan penulian tugas akhir yaitu gambaran umum tinjauan instansi, sejarah instansi, struktur organisasi dan fungsi-fungsinya, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, UML sebagai sistem yang berjalan dan permasalahan pokoknya serta alternatif pemecahan masalah, elisitasi tahap 1,2,3, dan draft final. Hasil dari elisitasi draft final dibuat perancangan prototypenya

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dari penelitian dan menjawab dari tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran seputar pengembangan sistem kedepan sesuai kebutuhan stakeholder yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang refensi-referensi yang di dapat selama penelitian yang dilakukan.

LAMPIRAN

Daftar yang memuat keseluruhan data dan dokumentasi pekerjaan yang pernah dilakukan selama penelitian, untuk melengkapi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang dibuat.



BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Banyak definisi dan pengertian sistem yang berbeda beda, meski begitu istilah sistem yang bervariasi pada bidang bidangnya sangatlah sama inti dari sistem itu sendiri. beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai elemen lingkungan, interaksi antar elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.

Berdasarkan ini, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Kumpulan elemen ini terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen, data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-elemen tersebut. Elemen sistem disamping berhubungan satu sama lain, juga berhubungan dengan lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut adalah beberapa definisi sistem menurut para ahli :

  1. Menurut Gordon B. Davis (1999:27-28)[1] dalam Hamidah Bulan (2016), mendefinisikan bahwa “sistem sebagai urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Adapun pendekatan yang lebih menekankan pada elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

  2. Menurut Sutabri (2012:1) dalam Aris (2017:2)[2],suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.

  3. Menurut Yakub (2005:12) dalam Antonio (2012)[3], sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem sebagai urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Adapun pendekatan yang lebih menekankan pada elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu . Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2009:1.2) dalam Muhaimin (2015)dkk[4], suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu antara lain :

  1. Komponen Sistem (components)

  2. Suatu sistem harus terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa subsistem-subsistem atau bagian-bagian sistem.

  3. Batasan Sistem (boundary)

  4. Batasan sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan, batasan sistem menunjukan ruang lingkup (scope) sistem itu sendiri.

  5. Lingkungan Luar (environments)

  6. Lingkungan luar sistem (environments) yaitu apapun di luar batas sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan.Lingkungan luar sistem yang menguntungkan merupakan energi dari sistem tersebut dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara.Lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan.

  7. Penghubung (interface)

  8. Penghubung sistem (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya.

  9. Tujuan atau Sasaran (goals)

Suatu system dikatakan berhasil bila mengenai tujuannya. Kalau suatu sistem tidak mempunyai tujuannya, maka operasi sistem tidak ada gunanya.

Klasifikasi Sistem

Menurut H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:42)[5], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut.

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.

  2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntatnsi,sistem produksi, dan sebagainya.

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi akuntansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tertentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  5. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relative closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Menurut Sommerville dalam Reza Muhammad dkk.(2011: E-66)[6], siklus hidup pengembangan sistem (System development life cycle / SDLC) adalah tahapan aktivitas yang harus dikerjakan oleh pengembang sistem untuk menghasilkan sebuah sistem yang dapat dioperasikan pada organisasi pemakai sistem. Metode SDLC adalah tahap-tahap pengembangan sistem informasi yang pertama kali dikembangkan yang dilakukan oleh analisis sistem dan programmer untuk membangun sebuah sistem informasi. Metode SDLC ini seringkali dinamakan sebagai proses pemecahan masalah, yang langkah langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Analisis Kebutuhan

  2. Seluruh kebutuhan perangkat lunak harus bisadidapatkan dalam fase ini, termasuk di dalamnya kegunaan perangkat lunak yang diharapkan pengguna dan batasan perangkat lunak. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survei atau diskusi. Informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna untuk digunakan pada tahap selanjutnya.


  3. Desain Sistem

  4. Tahap ini dilakukan sebelum melakukan pengkodean. Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap ini membantu dalam memberikan spesifikasi kebutuhan perangkat keras dan sistem, serta mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

  5. Implementasi

  6. Tahap ini dilakukan pemrograman. Pembuatan perangkat lunak dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan pemeriksaaan terhadap modul yang dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum.

  7. Integrasi dan pengujian

  8. Di tahap integrasi ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat dan yang telah dilakukan. Tahapan pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.


  9. Operasi dan Perawatan

Perangkat lunak yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Dalam Sub bab ini akan dijelaskan mengenai definisi data, definisi informasi, kualitas informasi, kualitas informasi dan siklus informasi.

Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data atau data item. Terdapat beberapa pengertian data menurut beberapa ahli, diantaranya adalah:

  1. Menurut Aris Martono (2012 : 151)[7], data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai.

  2. Menurut Sutanta(2004:4) dalam Puspita Dwi Astuti (2011)[8], informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah.

Dari beberapa pengertian diatas mengenai data dapat disimpulkan bahwa data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai sehingga informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.

Definisi Informasi

Informasi merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Informasi diperoleh dari hasil pengolahan data-data mentah, yang kemudian dibentuk menjadi sesuatu yang lebih berguna bagi keperluan manajemen dalam pengambilan keputusan.

  1. Menurut Onong dalam Danang Sunyoto (2014 :47)[9], informasi adalah diinterprestasikan, barang kali, lebih luas daripada biasanya, yang mencakup isyarat dan data yang diterima seorang manajer sehari-hariannya, apakah itu tampak bersangkutan dengan pekerjaan atau tidak.

  2. Menurut Sutanta (2004: 4) dalam Puspita Dwi Astuti (2011)[8], informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah.

  3. Menurut Maimunah dkk (2012:284)[10], informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti lagi bagi penerimanya dan bermanfaat dalam membuat sebuah keputusan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah diinterprestasikan, barang kali, lebih luas daripada biasanya, yang mencakup isyarat dan data yang diterima seorang manajer sehari-hariannya, apakah itu tampak bersangkutan dengan pekerjaan atau tidak. pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah dan data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti lagi bagi penerimanya dan bermanfaat dalam membuat sebuah keputusan.

Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2012:37)[11], kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi (accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu (timeliness). Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini :

  1. Akurasi (accuracy)

  2. Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber infomasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi ganguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

    Ketidak akuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesenjangan sehingga merusak atau mengubah data-data asli tersebut. Beberapa hal yag dapat berpengaruh terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah :

    1. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik (completeness).

    2. Informasi yang dihasilkan haruslah benar (correctness).

    3. Informasi harus aman dari segala gangguan yang dapat merusak atau merubah akurasi informasi tersebut dengan tujuan utama (security).

  3. Tepat Waktu (timeliness)

  4. Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat. Informasi yang terlambat akan memiliki niali yang tidak baik, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

  5. Relevansi (relevancy)

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. hal ini berarti bahwa informasi untuk tiap-tiap orang berbeda manfaatnya. Misalnya, informasi mengenai kerusakan pada sistem komputer di kampus ditujukan kepada mahasiswa, tentunya ini adalah informasi yang tidak relevan. Tetapi akan lebih relevan apabila ditujukan kepada penanggung jawab sistem tersebut.


Siklus Informasi

Menurut Danang Juniarta (2013 : 2)[12], siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses tahapan data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang menghasilkan informasi berikutnya. Demikian dan seterusnya proses pengolahan data menjadi informasi.

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Untuk mengolah data menjadi informasi diperlukan suatu pemprosesan, dapat pula menjadi input untuk pemprosesan lainnya, sehingga membentuk suatu siklus.


Konsep Dasar Sistem Informasi

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai definisi system informasi.

Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :


  1. Menurut Jogiyanto (2011:11 ), dalam Emy Budi Susilowati dan Bambang Eka Purnama(2017)[13], sistem informasi adalah komponen-komponen yang saling berkaitan yang bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menampilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengaturan, analisa, dan visualisasi pada sebuah organisasi.

  2. Menurut O’Brian (2012:17) dalam Yakub (2012)[14], sistem informasi (informationsystem) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

  3. Menurut Ginting (2013:II-1)[15], sistem informasi merupakan gabungan dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan teleomunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi sehingga dapat mendukung perusahaan, pekerja, pelanggan, rekan kerja, serta supplier.


Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga mencapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”


Komponen Sistem Informasi

Menurut Yakub (2012: 20)[14], sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen-komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :

  1. Blok Masukan (Input Block), input memiliki data yang masuk ke dalam system informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.

  2. Blok Model (Model Block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.

  3. Blok Keluaran (Output Block), produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok Teknologi (Technology Block), blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama yaitu; Teknisi (brainware), Perangakat Lunak (software), dan Perangkat Keras (hardware).

  5. Basis Data (Database Block), basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.


Konsep Dasar Analisis Sistem

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai definisi analisis system.

Definisi Analisis Sistem

Terdapat berbagai macam pengertian analisis sistem menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

  1. Menurut Aris Martono (2013:421)[7], analisis sistem adalah suatu tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan.

  2. Sedangkan menurut Mulyanto (2012:125)[16], analisis sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tunjuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang atau mengganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (bisa jadi lebih sederhana dan lebih interatif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sistem adalah dimana proses pemecahan masalah pada sistem informasi kedalam komponen penyusunan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pada sistem yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam suatu sistem tertentu.

Konsep Dasar Database

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai definisi database dan kriteria database.

Definisi Database

Menurut Aris (2016: 74-75)[2], bahwa basis data (database) adalah kumpulan data yang saling terhubung satu dengan yang lainya tersimpan di perangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Dari definisi di atas terdapat tiga hal yang berhubungan dengan basis data (database), sebagai berikut :

  1. Data itu sendiri yang diorganisasikan kedalam bentuk basis data (database).

  2. Simpanan permanen (storage) untuk menyimpan basis data tersebut. Simpanan ini merupakan bagian teknologi perangkat keras yang digunakan di system informasi. Simpanan permanen yang biasanya digunakan berupa hard disk.

  3. Perangkat lunak untuk memanipulasi datanya. Perangkat lunak ini dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa programan computer, atau dibeli dalam satu paket perangkat lunak ini disebut DBMS (database management system)

Kriteria Database

Menurut Aris (2016:75)[2], database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data dan melaporkan data dalam database. Dalam satu file atau table terdapat record-record yang sejenis, sama bentuk, yang merupakan kumpulan enitas yang seragam. Satu record (umumnya digambarkan sebagai baris data) terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record. Adapun struktur database adalah table,record dan elemen data/field. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria penting yaitu :

  1. Bersifat data oriented bukan program oriented

  2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.

  3. Dapat dikembangkan dengan mudah baik volume maupun strukturnya

  4. Dapat memenuhi kebutuhan system-sistem baru secara mudah

  5. Dapat digunakan dengan cara yang berbeda-beda


Konsep Dasar Web

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai definisi web dan fungsi web.

Definisi Web

Menurut A. Taufiq Hidayatullah (2015:54), web adalah bagian paling terlihat sebagai jaringan terbesar dunia, yakni internet. World Wide Web atau WWW atau juga dikenal dengan WEB adalah salah satu layanan yang didapat oleh pemakai computer yang terhubung ke internet.Web ini menyediakan informasi bagi pemakai computer yang terhubung keinternet dari sekedar informasi “sampah” atau informasi yang tidak berguna sama sekali sampai informasi yang serius; dari informasi yang gratisan sampai informasi yang komersial. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing - masing dihubungkan dengan jaringan – jaringan halaman (hyperlink).

Fungsi Web

Secara umum situs web mempunyai fungsi sebagai berikut:

  1. Fungsi komunikasi

  2. Situs web yang mempunyai fungsi komunikasi pada umumnya adalah situs web dinamis. Karena dibuat menggunakan pemograman web (server side) maka dilengkapi fasilitas yang memberikan fungsi - fungsi komunikasi, seperti webmail, form contact, chatting form, dan yang lainnya.

  3. Fungsi informasi

  4. Situs web yang memiliki fungsi informasi pada umumnya lebih menekankan pada kualitas bagian kontennya, karena tujuan situs tersebut adalah menyampaikan isisnya. Situs ini sebaiknya berisi teks dan grafik yang dapat didownload dengan cepat. Pembatasan penggunaan animasi gambar dan elemen bergerak seperti shockwave dan java diyakini sebagai langkah yang tepat, diganti dengan fasilitas yang memberikan fungsi informasi seperti news, profile company,library, reference,dll.

  5. Fungsi entertainment

  6. Situs web juga dapat memiliki fungsi entertainment/hiburan. Bila situs web kita berfungsi sebagai sarana hiburan maka penggunaan animasi gambar dan elemen bergerak dapat meningkatkan mutu presentasi desainnya, meski tetap harus mempertimbangkan kecepatan downloadnya. Beberapa fasilitas yang memberikan fungsi hiburan adalah game online, film online, music online, dan sebagainya.

  7. Fungsi transaksi Situs web dapat dijadikan sarana transaksi bisnis, baik barang, jasa, atau lainnya.

Situs web ini menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik. Pembayarannya bisa menggunakan kartu kredit,transfer, atau dengan membayar secara langsung.

Teori Khusus

Konsep Dasar Pengadaan Barang dan Jasa

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai definisi pengadaan barang dan jasa, metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul dan penggunaan barang dan jasa.

Definisi Pengadaan Barang dan Jasa
  1. Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah menurut undang-undang nomor 70 tahun 2012 adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

  2. Dalam Keputusan Presiden pasal satu Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

  3. Pengadaan Barang/jasa (menurut surat edaran No. 0010E/20/2016) Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan pengadaan barang , pengadaan jasa konsultansi, pengadaan khusus dan pengadaan jasa lainya di PLN yang dibiayai dengan APL atau yang dibiayai dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan pinjamin dalam negeri (Non APLN),sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide lines).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. kegiatan pengadaan barang, pengadaan jasa konsultansi, pengadaan khusus dan pengadaan jasa lainya di PLN yang dibiayai dengan APLN atau yang dibiayai dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan pinjamin dalam negeri (Non APLN), sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide lines).

Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

Metode pelelangan terbuka jika ada suatu kebutuhan yang sebelumnya tidak direncanakan dan Riset Pasar yang dilakukan tidak memuaskan untuk menghasilkan shortlist, maka dapat dilakukan Pelelangan Terbuka, yang diumumkan secara luas guna memberi kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti pelelangan. Pelelangan Terbuka dapat dilakukan secara internasional, nasional dan local.

Satu tahap adalah peserta pelelangan hanya mendaftarkan Satu kali dalam setiap pekerjaan, maka didalamnya langsung ada didokumen administrasi dan harga. Dua sampul adalah maka ada dua amplop terpisah yang tersegel.


Dua sampul digunakan untuk memisahkan penilaian harga dari penilaian teknis dan administrasi, sampul satu berisi dokumen administrasi dan sampul dua berisi dokumen penawaran harga. Pada pembukaan pertama dibuka sampul satu yang berisi persyaratan administrasi dan teknis, kemudian panitia melakukan penilaian terhadap dokumen administrasi dan teknisnya, barulah peserta yang lulus dan memenuhi ambang batas pada penilaian teknis akan dipanggil untuk bersama-sama membuka sampul dua yaitu penawaran harga.


Metode penyampulan dua sampul digunakan untuk pekerjaan jasa konsultansi dengan metode evaluasi sistem kualitas atau sistem gabungan kualitas dan biaya. Metode penyampulan dua sampul juga digunakan untuk penyampaian dokumen penawaran pada pengadaan barang dan jasa lainnya yang bersifat kompleks. Sedangkan untuk jasa kontruksi metode penyampulan ini tidak digunakan.

Metode pelelangan terbuka ini dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini :

Gambar 2.1. Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul

Sumber: Basir,Sofyan (2016:13)


Penggunaan Barang dan Jasa

Secara umum Pengguna Barang/Jasa adalah penerima manfaat paling akhir (ultimate beneficiary) atau pengguna dari barang, jasa, atau pekerjaan yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan.


Dalam keputusan presiden pasal 1 Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek/pengguna anggaran Daerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam lingkungan unit kerja/proyek tertentu.

Pengguna Barang/Jasa terlibat dalam konseptualisasi suatu kebutuhan, Engineering dan Design untuk memenuhi kebutuhan tersebut (diantaranya perencanaan dan pembuatan RKS), serta terlibat dalam manajemen perjanjian/kontrak dan utilisasi hasil pengadaan tersebut. Dalam praktek di PLN, maka fungsi Pengguna Barang/Jasa disesuaikan dengan kebutuhan dan batas kewenangan, dapat berupa Direksi atau Pejabat satu tingkat di bawah Direksi atau GM/Kepala atau Pejabat yang diberi kuasa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam

lingkungan kerja PLN.

Pengguna Barang/Jasa dapat menjadi penandatangan perjanjian/kontrak (Contract Award Authority), sesuai dengan batasan kewenangan.Contract Award Authority secara keseluruhan bertanggung jawab terhadap proses pengadaan, termasuk perencanaan pengadaan sesuai kewenangannya.

Tetapi Contract Award Authority dapat juga bukan pengguna langsung, tetapi merupakan Pengguna antara, seperti pejabat struktural PLN di Kantor Pusat yang menangani suatu bidang tertentu, misalnya Transmisi, Distribusi, atau Pembangkitan. Pejabat struktural ini ditugaskan untuk melakukan konsolidasi pengadaan, misalnya konsolidasi kebutuhan parts untuk Distribusi, maka dapat ditunjuk atau disepakati perjanjian/kontrak dikelola oleh Kepala Divisi Distribusi atau Direksi yang terkait, mewakili Unit Induk yang membutuhkan parts distribusi.

Metode kolabaorasi dalam pengadaan dapat dilihat pada gambar 2.4. dibawah ini :


Gambar 2.2. Kolaborasi Dalam Pengadaan

Sumber : Basir Sofyan (2016:18)




Konsep Dasar UML

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai definisi UML, Tipe-Tipe Unified Modeling Language (UML), Tujuan Unified Modeling Language (UML), Manfaat UML (Unified Modeling Language) dan Langkah-langkah penggunaan Unified Modelling Language (UML).

Definisi UML

Terdapat berbagai macam pengertian UML menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

  1. Menurut Martono (2017:240)[17], UML (Unified Modelling Language) yang berarti Bahasa pemodelan standar. UML bukan hanya sekedar diagram tetapi juga menceritakan konteksnya. UML diaplikasikan untuk Maksud tertentu, biasanya antara lain untuk :

    1. merancang perangkat lunak

    2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis

    3. menjabarkan siste secara rinci untuk analisa apa yang diperlukan sistem

    4. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.

  2. Menurut Maimunah (2010:27)[18], UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Unified Modelling Language (UML) bukanlah suatu proses melainkan bahasa pemodelan secara grafis untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan seluruh artifak sistem perangkat lunak. Penggunaan model ini bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian yang termasuk dalam lingkup sistem yang dibahas dan bagaimana hubungan antara sistem dengan subsistem maupun system lain diluarnya. UML merupakan bahasa visual dalam permodelan yang memungkinkan pengembang system membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format yang standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk sebuah sistem atau perangkat lunak yang berorientasi objek yang digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami dan bahasa visual dalam permodelan yang memungkinkan pengembang system membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format yang standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan denganpihak lain.


Tipe-Tipe Unified Modeling Language (UML)

Yasin (2012:268), berpendapat bahwa terdapat beberapa tipe-tipe UML diantaranya adalah:

  1. Use case diagram

  2. Use case adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam satu sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang ditekankan adalah ”apa” yang diperbuat sistem, dan bukan ”bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya. Oleh karena itu use case diagram dapat membantu menganalisa kebutuhan suatu sistem.

  3. Sequence diagram

  4. Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis anatara sejumlah objek dan untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu pada eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.

    Berikut ini komponen yang terdapat dalam sequence diagram yaitu:

    1. Object

    2. Merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama object didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma.

    3. Actor

    4. Dapat berkomunikasi dengan object, maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom. Simbol actor sama dengan simbol pada actor use case diagram.

    5. Lifeline

    6. Mengindikasikan keberadaan sebuah object dalam basis waktu. Notasi untuk lifeline adalah garis putus-putus vertikal yang ditarik dari sebuah object .

    7. Activation

    8. Dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline. mengindikasikan sebuah objek yang akan melakukan sebuah aksi.

    9. Message

    Digambarkan dengan anak panah horizontal antara activation message mengindikasikan komunikasi antara objek.

  5. Activity diagram

  6. Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktifitas,digunaka untuk mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunnakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flowchart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Aliran diagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas dalam sebuah sistem yang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, desicion yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir.

  7. Class diagram

  8. Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class dan objek beserta hubungan antara lain pewarisan, asosiasi dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap atribut class entity.Adapun komponen class diagram adalah :

    1. Object

    2. Merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama object didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma.

    3. Class

    4. Merupakan blok-blok pembangun pada pemograman berorientasi objek. Sebuah class digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi dalam atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan properti atau atribut class. Bagian akhir mendefinisikan fungsi atau method-method dari sebuah class.

    5. Assocation

    6. Sebuah asosiasi merupakan sebuah relationship paling umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara 2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe relationship dan juga dapat menampilkan hukum-hukum multiplisitas pada sebuah relationship.(Contoh: One-to-one, one-to-many, many-to-many).

    7. Composition

    8. Jika sebuah class tidak bisa berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi composition terhadap class tempat dia bergantung tersebut. Sebuah relationship composition digambarkan sebagai garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi atau solid.

    9. Dependency

    10. Kadangkala sebuah class menggunakan class yang lain. Hal ini disebut dependency. Umumnya penggunaan dependency digunakan untuk menunjukkan operasi pada suatu class yang menggunakan class yang lain. Sebuah dependency dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.

    11. Aggregation

Mengindikasikan keseluruhan bagian relationship dan biasanya disebut sebagai relasi.


Tujuan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Yasin (2012:268)[19], tujuan UML diantaranya adalah:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.

  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.


Manfaat UML (Unified Modeling Language)

UML (Unified Modeling Languange) biasa digunakan untuk :

  1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan use case dan actor.

  2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagram.

  3. Menggambarkan reresentasi struktur static sebuah sistem dalam bentuk class diagram.

  4. Membuat model behavior “yang menggambarkan kebiasaan atau sifat sebuah sistem” dengan state transition diagram.

  5. Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component dan development diagram.


Langkah-Langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

Adapun langkah-langkah penggunaan Unified Modelling Language (UML) menurut Febri Hadi (2017:142)[20] :

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram

  6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error,buat lagi satu diagram untuk masing- masing alir

  7. Buatlah rancangan user interface modelyang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

    1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kodeyang lengkap dengan test

    2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu

    3. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang actual Perangkat lunak siap dirilis.

Konsep Dasar SWOT

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai definisi SWOT

Definisi SWOT

Menurut Zuhrotun Nisak (2014:2-3)[21], analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan”.

Selanjutnya Menurut Fredi Rangkuti dalam Zuhrotun Nisak (2014:3) [21] menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).

Unsur – unsur SWOT

Kekuatan (Strenght) ,Kelemahan (weakness),Peluang (Opportunity),Ancaman (Threats)

Faktor eksternal dan internal

EKBIS 2014. Jakarta</ref>) menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).

Menurut irham fahmi dalam Zuhrotun Nisak ( 2014:3)[21],untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:

  1. Faktor eksternal

  2. Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O dan T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.

  3. Faktor internal

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and weaknesses (S dan W). Dimana faktor ini m enyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan


Konsep Dasar Elisitasi

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai metode elisitasi

Metode Elisitasi

Menurut Siahaan (2012:66) dalam M. Iqbal Dzulhaq (2017:1) [22]Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau ditetapkan, kebutuhan harus dikumpulkan melalui proses elisitasi.

Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

1) Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.

2) Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI:

a) M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.

b) D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

c) I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.

3) Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:

a) T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

b) O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

c) E artinya Economi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?


Konsep Dasar Prototype

Dalam sub bab ini dijelaskan mengenai Metode Prototype


Metode Prototype

Menurut Fatmah Rizkidiniah (2014:88-89), Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya. Pada pengembangan sistem seringkali terjadi keadaan dimana pengguna sistem sebenarnya telah mendefinisikan secara umum atau tujuan.

Prototype bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dievaluasi dan dimodifikasi kembali. Segala perubahan dapat terjadi pada saat prototype dibuat untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan pada saat yang sama memungkinkan pengembang untuk lebih memahami kebutuhan pengguna secara lebih baik. Berikut adalah tahapan dalam metode prototype :

1) Komunikasi dan pengumpulan data awal, yaitu analisis terhadap kebutuhan pengguna.

2) Quick design (desain cepat), yaitu pembuatan desain secara umum untuk selanjutnya dikembangkan kembali.

3) Pembentukan prototype, yaitu pembuatan perangkat prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan.

4) Evaluasi terhadap prototype, yaitu mengevaluasi prototype dan memperhalus analisis terhadap kebutuhan pengguna.

5) Perbaikan prototype, yaitu pembuatan tipe yang sebenarnya berdasarkan hasil dari evaluasi prototype.

6) Produksi akhir, yaitu memproduksi perangkat secara benar sehingga dapat digunakan oleh pengguna.


Berikut ini Paradigma Pembuatan Prototype dapat diliahat pada gambar 2.5 dibawah ini :


Gambar 2.3. Paradigma Pembuatan Prototype

Sumber: Dzulhaq (2017:89)



Literature Review

Definisi Literature review

Menurut Ari Listiani (2013:1) [23], literatur review merupakan suatu kerangka, konsep atau orientasi untuk melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan. Sumber-sumber rujukan (buku, jurnal, majalah) yang diacu hendaknya relevan dan terbaru (state of art) serta sesuai dengan yang terdapat dalam pustaka acuan. Tujuan melakukan literatur review adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti. Teori yang didapatkan merupakan langkah awal agar peneliti dapat lebih memahami permasalahan yang sedang diteliti dengan benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. 

Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan Literature review adalah suatu kerangka, konsep atau orientasi untuk melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan. Sumber-sumber rujukan (buku, jurnal, majalah) yang diacu hendaknya relevan dan terbaru (state of art) serta sesuai dengan yang terdapat dalam pustaka acuan. Tujuan melakukan literatur review adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti.


Sumber Literature Review

Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam KKP ini, antara lain :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Juliani dan Mahfud Sholihin (2014)[24], tentang “PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL TERHADAP PERSEPSIAN PENYERAPAN ANGGARAN TERKAIT PENGADAAN BARANG/JASA”. Metode yang digunakan Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method), yaitu menerapkan kombinasi dua pendekatan sekaligus (kuantitatif dan kualitatif). Penelitian metode campuran berisi tujuan penelitian secara keseluruhan, informasi mengenai unsur-unsur penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan alasan/ rasionalisasi yang mencampur dua unsur tersebut untuk meneliti masalah penelitian (Creswell 2010). Penelitan ini menggunakan desain sekuensial eksplanatoris (explanatory sequential design) dalam desain metode campuran. Desain sekuensial eksplanatoris dimulai dengan membangun tahap kuantitatif dan menindaklanjuti pada hasil yang lebih spesifik dengan tahap kualitatif untuk menjelaskan hasil kuantitatif tersebut secara lebih mendalam (Creswell dan Plano Clark 2011).

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Arief Budi Yulianto (2017)[25], tentang “UPAYA KEBERATAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIKAITKAN DENGAN PRINSIP DALAM GOVERNMENT PROCUREMENT AGREEMENT”. Government Procurement Agreement (GPA) sebagai bagian dari kesepakatan yang dibuat di bawah World Trade Organization (WTO), bertujuan membuka kesempatan bagi pelaku usaha dari negara lain untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah di Indonesia. Indonesia sampai saat ini masih menjadi observer dan belum menjadi anggota GPA, namun pada saat sama telah mulai mengikuti atau menyesuaikan hal-hal yang ada dalam GPA, antara lain, aturan mengenai prosedur keberatan dan banding. Tulisan ini akan membahas dan membandingkan prosedur keberatan dan banding dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan aturan-aturan serupa dalam GPA. Penelitian menunjukkan masih adanya perbedaan prosedur pengaturan keberatan, sanggahan maupun pengaduan antara kedua aturan tersebut. Hal ini harus diperhatikan bilamana suatu saat nanti Indonesia memutuskan menandatangani GPA.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Punta Rajamanggala dan Prihanto Ngesti Basuki (2014)[26],tentang “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan Algoritma ID3 (Iterative Dichotomister Three)”. Metode yang digunakan adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu system Informasi berbasis computer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model Unified Modelling Language (UML). Sebagai metode pemodelan dalam merancang system informasi ini, dapat dihasilkan suatu system pendukung keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Sandy Kosasi (2012)[27], tentang “Perancangan Sistem Lelang Online dalam pengadaan barang dan jasa”. Metode analisis dan perancangan system aplikasi lelang ini menggunakan metode incremental development dengan merujuk kepada tahapan metode proses auction. Deskripsi pemodelan system aplikasinya menggunakan Unified Modelling Language (UML). Hasil perancangan memiliki fasilitas yang sangat berguna bagi para pengguna dalam mencari informasi pelelangan dan melakukan pendaftaran pelelangan secara online.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Khaidir Rasyid dan Khakim Ghozali (2012)[28], tentang “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengadaan Barang Metode Pengadaan Langsung di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya”. Saat ini ITS masih melakukan pengadaan barang metode pengadaan langsung dengan menggunakan cara manual, tidak ada keseragaman dalam dokumentasi pengadaan sehingga memungkinkan kesalahan dalam dokumentasi dan juga ketidak validan dalam proses pengadaan. Salah satu cara mengatasi permasalah tersebut adalah dengan beralih ke media elektronik yang bersifat realtime dan terstruktur sesuai dengan aturan dan dokumen standar pengadaan. Sistem informasi pengadaan barang metode pengadaan langsung merupakan aplikasi yang dapat menggantikan proses manual yang terjadi di ITS. Sistem informasi ini dibangun dengan framework CodeIgniter dengan database MySQL dan metode Unified Process Model (UPM) yang terdiri dari empat tahapan yaitu tahap awal (inception), tahap perluasan (elaboration), tahap konstruksi (construction), dan tahap transisi (transition) dengan menggunakan standart pendokumentasian ReadySET.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Bismar Sitanggan dan Tuty Herawati (2014)[29], tentang “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DASAR GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPUASAN VENDOR PADA PROSES PENGADAAN BARANG/ JASA DI PT INDONESIA POWER KANTOR PUSAT”. Penelitian ini berjudul Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance terhadap Tingkat Kepuasan Vendor pada Proses Pengadaan Barang/ Jasa di PT Indonesia Power Kantor Pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance yang terdapat dalam PT Indonesia Power Kantor Pusat dalam melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa. Penelitian ini juga meneliti bagaimana tingkat kepuasan vendor pada proses pengadaan barang dan jasa PT Indonesia Power Kantor Pusat yang ada saat ini. Penelitian dilakukan di PT Indonesia Power dimana konsep Good Corporat Governance yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, fairness diberlakukan sebagai tata kelola perusahaan sesuai aturan dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. Sampel vendor adalah 220 perusahaan dari berbagai jenis usaha yang sudah terdaftar di e-procurement. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, kuantitatif dan metode analisis data menggunakan Skala Likert.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Kodar Udoyono (2012)[30], tentang “E-procurement dalam Pengadaan Barang dan Jasa untuk Mewujudkan Akuntabilitas di Kota Yogyakarta”. Tesis ini mengkaji tentang implementasi pengadaan barang dan jasa secara elektronik. E-Procurement merupakan terobosan dalam pelayanan publik bertujuan untuk mewujudkan akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa secara elektronik. Objek penelitian ini adalah pengadaan barang dan jasa secara elektronik di Kota Yogyakarta Tahun 2009. Metode yang digunakan dalam tesis ini yaitu studi kasus. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi dokumen. Temuan dari tesis ini adalah Pertama, dimensi fisibilitas dalam pengadaan barang dan jasa secara elektronik di Kota Yogyakarta tahun 2009 meliputi regulatif, teknokratis dan administratif, politik, dan kebutuhan masyarakat. Kedua, dimensi akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa secara elektronik di Kota Yogyakarta tahun 2009 meliputi meliputi regulatif, politik, dan keuangan. Dengan demikian, implementasi E-Procurement di Kota Yogyakarta tahun 2009 fisibel tapi tidak akuntabel.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra Agusvianto (2017)[31], tentang “Sistem Informasi Inventori Gudang Untuk Mengontrol Persediaan Barang Pada Gudang Studi Kasus : PT.Alaisys Sidoarjo”. Penelitian yang dilakukan oleh Sebagai perusahaan Teknologi distributor, PT.Alaisys selalu melakukan pengawasan dan Percatatan terhadap barang persedian. Pelaporan dari gudang ke kantor pusat di lakukan dengan cara menyalin data dari kartu ke dalam microsof office excel. Laporan dalam format excel tersebut harus di kirim via email atau Gadget. Sistem tersebut menjadikan pihak kantor pusat tidak dapat mengetahui data dari gudang dengan efisien. Dari permasalahan tersebut di atas, PT.Alaisys memerlukan adanya aplikasi aplikasi sistem inventory gudang berbasis web. Aplikasi dapat di gunakan dalam mengiventariskan produk yang ada pada stok-stok di gudang yang meliputi pencatatan, pengolahan, dan pelaporan data data pada persediaan gudang. Dengan adanya Aplikasi berbasis web, kantor pusat dapat melihat laporan dari gudang dengan tepat sasaran, akurat, dan efisien.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Nurfatimah Indah Dwiagus dan Ilham Perdana (2014)[32], tentang “Optimalisasi Pengelolaan Pengadaan Barang Atau Jasa Melalui Perancangan Sistem Informasi Studi Kasus PT. Citra Sukapura Megah Bandung”. PT Citra Sukapura Megah (CSM) merupakan anak perusahaan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) yang diberi kewenangan penuh untuk menyediakan barang atau jasa secara keseluruhan lembaga di bawah YPT. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung pengadaan secara efisien dan efektif Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan informasi sistem pengadaan yang bisa mengatur setiap transaksi dengan baik dan memberi informasi yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian terapan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Teknik analisis data yang digunakan pendekatan kualitatif dari data primer dan data sekunder. Untuk penentuan Sampel, teknik purposive sampling digunakan, dan untuk menguji validitas data menggunakan triangulasi Langkah penelitian dimulai dengan analisis arus proses bisnis, untuk menentukan kebutuhan dan isu yang diangkat. Kemudian hasil dari Analisis diubah menjadi desain sistem informasi dengan menggunakan Unified Modeling Bahasa (UML). Untuk memudahkan membaca perancangan sistem, maka dirancang pengguna antarmuka dan arsitektur sistem informasi dengan metode client server. Yang terakhir tahap adalah untuk menguji desain yang diusulkan. Sistem informasi yang lebih optimal adalah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan pengadaan barang atau layanan di PT CSM.

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Maharany Arsyad, La Ode Suriadi, dan Syamsul (2016)[33], tenatang “ANALISIS PENGADAAN BARANG DAN JASA SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) PADA LPSE KOTA KENDARI”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai data yang diperoleh mengenai efisiensi dan efektivitas e-procurement dalam pengadaan barang dan jasa yang dijalankan oleh LPSE Kendari. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran atau Penjelasan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement), yaitu dijalankan oleh LPSE Kendari dengan menggunakan data primer berupa data yang diperoleh langsung dari kontraktor, konsultan, dan kelompok kerja jasa pengadaan unit (POKJA ULP) dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini persepsi para pihak secara langsung Dilibatkan dengan pelaksanaan e-procurement yang diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pendapat, penilaian, pandangan, atau sikap mereka terhadap pelaksanaan e -procurement di LPSE Kendari dan data sekunder seperti angka meliputi nilai HPS, nilai kontraknya adalah, dan daftar paket saat pelelangan pada bulan Oktober, November, dan Desember 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan e-procurement di Kendari pada bulan Oktober-Desember 2014 dijalankan secara efisien dalam hal biaya dan waktu. Hal ini ditunjukkan yang dapat menghemat biaya dalam daerah anggaran Kendari dan pengadaan barang / jasa dapat diselesaikan sebelum batas waktu yang ditentukan dari ULP. Selain itu e-procurement juga meningkatkan efektifitas dengan dimana nilai rata – rata berdasarkan skala Likert yang didasarkan pada tanggapan kontraktor, konsultan dan WG ULP menyetujui e-procurement untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan akses ke pasar dan persaingan dengan beberapa masukan di setiap variable.


Rangkuman Dapat Dilihat Tabel 2.1. Dibawah ini :


Gambar Tabel 2.1. Tabel Perbandingan




Dari kesepuluh literature review diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang berjudul Analisa Sistem Informasi Pengambilan Keputusan Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul Pada PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi menggunakan objek penelitian diantaranya : Unified Model Language (UML), metode analisis data, swot dan prototype). Maka dari kesepuluh literature review dijadikan pedoman agar penelitian yang dilakukan dapat lebih baik lagi dari penelitian sebelumnya.


BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Bidang ketenagalistrikan di Indonesia dimulai oleh Belanda sebelum masa kemerdekaan Indonesia dengan mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh. Setelah Indonesia merdeka, para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Sukarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan bekas milik Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Pada 1 Januari 1965, perusahaan negara tersebut dipecah menjadi dua yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN). Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status PLN ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Persero berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-Undang No.19/2000.

Sebelum dikeluarkannya Sk (Surat Keputusan) organisasi di tahun 2015. TJBB berawal dari P3BJB. PLN Transmisi Mencangkup wilayah seluruh pulau Jawa dan Bali dari ujung wilayah Banten sampai dengan seluruh pulau Bali. setelah terbentuk TJBB (transmisi jawa bagian barat) dibagi perwilayah:

  1. TJBB (transmisi Jawa Bagian Barat)

  2. TJBT (transmisi Jawa Bagian tengah)

  3. TJBTB (Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali)

TJBB APP Duri Kosambi merupakan salah satu unit pelaksana PLN yang berada di wilayah kerja PLN TJBB Jawa Bali. Berlokasi di JL Raya Duri Kosambi No 1 Kel. Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Barat 11750.


Kegiatan usaha PLN meliputi:

  1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.

  2. Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan, pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

  3. Menjalankan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan penyediaan tenaga listrik

  4. Melakukan pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik

  5. Menjalankan kegiatan perindustrian peangkat keras dan perangkat lunak bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain yang terkait dengan tenaga listrik

  6. Melakukan kerjasama dengan badan lain atau pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik di dalam negeri maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi yang berkaitan dengan ketenagalistrikan.

Visi dan misi

Berikut ini merupakan visi dan misi PLN antara lain :

Visi pada PT PLN APP DuriKosambi adalah :

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani”

Misi pada PT PLN APP DuriKosambi sebagai berikut :

  1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham

  2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

  3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi

  4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan


Dari visi dan misi tersebut dapat dilihat bahwa PLN bercita-cita menjadi perusahaan kelas dunia. Untuk dapat meraihnya diperlukan strategi yang tepat. Kenneth R. Andrews (sebagaimana dikutip dalam Anthony & Govindarajan, 2013) mengatakan bahwa suatu perusahaan membuat strategi dengan menyesuaikan antara core kompetensi yang dimiliki dengan industry opportunities-nya. Salah satu indikator keberhasilannya adalah jika perusahaan tersebut mampu membuat struktur organisasi yang sesuai dengan bisnis proses perusahaan.

Unit Bisnis PLN

Secara garis besar unit bisnis PLN terdiri dari :

  1. PLN Wilayah

  2. PLN Distribusi

  3. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

  4. PLN Pembangkitan

  5. PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban

  6. PLN Jasa Pendidikan dan Pelatihan

  7. PLN Jasa Enjinering

  8. PLN Jasa Produksi

  9. PLN Penelitian dan Pengembangan

  10. PLN Jasa Manajemen dan Konstruksi

  11. PLN Jasa Sertifikasi


Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT PLN APP DuriKosambi dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini :


Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT PLN APP Duri Kosambi

Sumber :Sofyan Basir (2016:32)


Tugas dan Tanggung jawab

  1. Manajer mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu :

    1. Mempertahankan staf dengan merekrut, memilih, mengorientasi, dan melakukan pelatihan karyawan, menjaga lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan tertib.

    2. Menyelesaikan dan mengevaluasi kinerja staf dengan berkomunikasi, perencanaan, monitoring, dan menilai hasil pekerjaan.

    3. Melakukan coaching, konseling, dan mendisiplinkan karyawan, mengembangkan, mengkoordinasikan sistem, kebijakan, prosedur, dan standar produktivitas.

    4. Menetapkan tujuan strategis dengan mengumpulkan bidang bisnis yang bersangkutan, keuangan, layanan, dan informasi.

    5. Mengidentifikasi dan mengevaluasi tren, memilih tindakan, mendefinisikan tujuan dan mengevaluasi hasil.

    6. Menyelesaikan tujuan keuangan dengan perencanaan kebutuhan, mempersiapkan anggaran tahunan, pengeluaran, menganalisis varians dan memulai tindakan korektif.

    7. Mempertahankan kualitas layanan dengan menegakkan standar kualitas dan layanan pelanggan, menganalisis dan menyelesaikan kualitas dan layanan masalah pelanggan, merekomendasikan perbaikan sistem.

    8. Pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.

    9. Menyelesaikan tujuan organisasi atau perusahaan dengan mengelola staf sesuai dengan departemen yang dia pimpin, bertanggung jawab tentang perencanaan dan evaluasi kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan. Seseorang yang tanggungjawab utamanya adalah menjalankan proses atau fungsi manajemen, dengan membuat perencanaan serta mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, serta melakukan fungsi pengawasan terhadap manusia/pekerja, keuangan, aset fisik, serta informasi. Dalam pelaksanaan kegiatannya, seorang manajer harus dapat mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan banyak orang (staf). 

  2. Analis Hukum Dan Hubungan Masyarakat

  3. Bagian analisis hukum dan hubungan masyarakat menyelenggarakan fungsi :

    1. Pelaksanaan hubungan dengan masyarakat

    2. Pelaksanaan hubungan antar lembaga

    Bagian Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga terdiri dari ;

    1. Subbagian Hubungan masyarakat, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan hubungan dengan masyarakat.

    2. Subbagian Hubungan antar Lembaga, mempunyai tugas melakukan urusan hubungan antar lembaga.


  4. Asisten Manajer Aset

  5. Asman aset merupakan sebutan lain untuk seorang asisten manajer aset

    tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Memberikan pengarahan dan pengetahuan tentang pengelolaan asset

    2. Bertanggung jawab atas kinerja pegawai

    3. Membantu tugas manajer dalam mengawasi kegiatan pengelolaan aset dan membuat laporan kegiatan serta berkoordinasi untuk pengambilan keputusan dengan manajer.

    4. Asset harus dikontrol oleh entitas. Pada bagian ini, entitas didefenisikan sebagai departemen atau bagian organisasi pemerintah yang didanai sebagai atau seluruhny dari APBN/APBD. Menejer di entitas pelaporan diharapakan menggunakan laporan keuangan dan asset untuk membantu mereka dalam mengevaluasi dan membuat keputusan mengenai alokasi sumber daya.

    5. Mengontrol aset tersebut agar memiliki kapasitas untuk mendapatkan potensi palayanan atau manfaat ekonomi di masa mendatang potensi pelayanan atau manfaat ekonomi di masa mendatang dari asset, dan dapat meniadakan atau mengatur akses entitas lain atas manfaat tersebut. Bagaimanapun, suatu entitas yang bertanggung jawab atas  pengawasan terhadap asset-aset public itu sendiri namun juga termasuk dalam konteks menguasai asset-aset tersebut.

    6. Seorang asisten manajer aset bertanggung jawab atas perencanaan, manajemen dan kinerja dari asset-aset yang mereka control.


  6. Asisten Manajer Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

  7. Asisten manajer Pekerjaan Dalam keadaan bertegangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Bertanggung jawab terhadap pekerja Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan bila terjadi kecelakaan kerja

    2. Memonitori kinerja pekerja Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan saat bekerja

    3. Membantu tugas manajer dalam mengawasi jalur kerja Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

  8. Asisten Manajer Jaringan

  9. Asisten manajer jaringan mempunyai tugas dan tanggung jawab

    sebagai berikut :

    1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit.

    2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pemasaran, pelayanan pelanggan,pengelolaan administrasi pelanggan, pencetakan rekening, penagihan danpengawasan piutang.

    3. Mengkoordinir pengelolaan pembacaan meter, evaluasi dan analisa hasilpembacaan meter serta pengolahan hasil pembacaan meter.

    4. Mengkoordinir pelaksanaan pendistribusian tenaga listrik, pelayanan komplainpelanggan, kecepatan penyambungan dan pemutusan, perubahan daya sertakegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

    5. Menganalisa dan Mengevaluasi kinerja operasi jaringan distribusi

    6. Bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen asset distribusi.

    7. Mengkoordinir pelaksanaan konstruksi untuk mendukung program pemasaran,mutu keandalan dan efisiensi.

    8. Bertanggung jawab atas penyusunan Tingkat Mutu Pelayanan.

    9. Melaksanakan Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka meningkatkanpenyaluran tenaga listrik.

    10. Bertanggung jawab atas pelaksanaan K3 dan peralatan kerja.

    11. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administrasi personalia, pengelolaan kesekretariatan,kehumasan dan pengendalian keuangan.


  10. Asisten Manajer Administrasi Umum

  11. Asisten manajer administrasi dan umum memiliki tugas serta tangung

    jawab sebagai berikut :


    1. mengawasi Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan sumber daya Manusia

    2. mengawasi Tata usaha secretariat, rumah tangga, keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja dan kegiatan umum lainnya,

    3. pengawasan Pengendalian tenaga kerja tata laksana perbekalan,


    4. mengawasi Pelaksanaan bidang kehumasan serta penanganan masalah hukum.

    5. Menyusun program kerja dan anggaran fungsi sumber daya manusia dan Administrasi sebagaipedoman kerja.

    6. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi proses dan biaya pegawai, administrasi,kesekretariatan dan pencapaian target HOP untuk mendapatkan efisiensi biayaperusahaan.

    7. Mengevaluasi kinerja dan mengusulkan peningkatan kompetensi staf untukmeningkatkan kinerja perusahaan.

    8. Menyusun usulan formasi tenaga kerja (FTK) termasuk tenaga Outsourcing.

    9. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi usulan peningkatan kompetensi SDM danmerencanakan usulan diklat / kursus untuk meingkatkan kompetensi staf untukmeningkatkan kompetensi SDM.

    10. Memverifikasi perhitungan pajak penghasilan (PPh Ps.21) pegawai dan pensiunanserta rekonsiliasi tagihan dana pensiun PLN.

    11. Melaksanakan administrasi perkantoran sesuai dengan ketentuan.

    12. Mengelola gedung, kebutuhan sarana kerja serta peralatan kantor.

    13. Melaksanakan kegiatan rumah tangga kantor.

    14. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan keamanan, keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja.

    15. Membuat laporan rutin dan berkala sesuai dengan bidang tugasnya.

    16. Melaksanakan pembinaan terhadap UPJ sesuai dengan bidang tugasnya.

    17. Melaksanakan hubungan dengan mitra kerja, lembaga pemerintah, swasta, tokohmasyarakat serta mass media sesuai dengan bidang tugasnya.

    18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasannya.

  12. Supervisor Pemeliharaan

  13. Supervisor Pemeliharaan membawahi beberapa teknisi yang meliputi teknik mesin, teknisi listrik, teknisi kontrol dan teknisi sipil. Tugas supervisor pemeliharaan adalah melaksanakan supervise dan koordinasi pada bidang pemeliharaan sehingga PLTA selalu handal dengan melaksanakan kegiatan prediksi, pemeliharaan dan monitoring peralatan – peralatan mesin, listrik, kontrol dan lingkungan serta melaporkan kerjanya kepada Supervisor Senior.

  14. Supervisor Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

  15. PDKB adalah singkatan dari Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan. Seorang supervisor Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan memiliki tugas dan tanggung jawb sebagai berikut :


    1. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada Instalasi Saluran udara Tegangan Tinggi pada tegangan 150 kilo Volt ( 150.000 Volt ) secara bertegangan dan tanpa dilakukan pemadaman. Hal ini dilakukan untuk menjaga pasokan energi listrik agar tetap tersalurkan.

    2. Menginstalasi jalur listrik di seluruh bagian Jawa barat, yaitu pada Tower SUTT / SUTET yang tingginya kurang lebih 50 meter.

    3. Menghadapi Resiko yang sangatlah besar, selain ketinggian, adanya listrik yang tidak padam juga menjadi perhatian. Dibutuhkan konsentrasi dan skill untuk itu. Dalam melakukan tugasnya, PDKB memegang Tegangan 150.000 dan 500.000 Volt secara langsung menggunakan Pakaian konduktif yang fungsinya adalah menyamakan beda potensial antara Kawat penghantar listrik dengan pekerja PDKB.


  16. Supervisor pengolahan data

  17. Berikut ini adalah tugas tanguung jawab supervisor pengolahan data antara lain :

    1. Mengontrol jalannya proses pengolahan data.

    2. Bertanggung jawab secara menyeluruh atas jalannya proses pengolahan, terutama entri data. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh supervisor harus mendapatkan persetujuan dari administrator sebagai petugas yang mempunyai otoritas penuh atas jalannya pengolahan. Tugas administrator ini biasa dipegang oleh pelaksana seksi Integrasi Pengolahan Data.

    3. Supervisor pengolahan data tersebut mempunyai peran kunci dalam pengolahan data. Dari peran tugas dan tanggung jawab.

    4. Menanggulangi perbaikan kembali terhadap data yang telah diolah. Kondisi perbaikan program olah akan menjadi masalah apabila perbaikannya menyangkut validasi data yang mengakibatkan data itu menjadi error dan harus diperbaiki di lapangan, sehingga hal ini memaksa data untuk dikembalikan lagi untuk dilakukan perbaikan. Padahal, seperti yang telah disampaikan pada identifikasi masalah, proses pengiriman membutuhkan waktu yang lama.

    5. menganalisis data dan disajikan secara menarik dalam bentuk publikasi. Seperti yang dikenal saat ini ada publikasi ketenagakerjaan yang merupakan hasil dari Sakernas, Indikator Kesejahteraan Masyarakat hasil dari Susenas, Analisis Ketengakerjaan hasil SE06, dan lain sebagainya.

    6. Mengolah Data yang disajikan dalam publikasi, biasanya berupa tabel dan ulasan deskripsinya. Selain itu juga ditampilkan dalam bentuk grafik supaya mudah dipahami oleh konsumen data.

  18. Supervisor Administrasi dan Sumber Daya Manusia

  19. Memilki tanggung jawab serta tugas – tugas pokok sebagai berikut :

    1. Merencanakan dan mengkordinasikan tenaga kerja perusahaan yang hanya mempekerjakan karyawan yang berbakat

    2. Menjadi penghubung antara Manajemen dengan karyawannya

    3. Melakukan pelayanan karyawan

    4. Memberi masukan pada manajer mengenai kebijakan perusahaan, seperti kesempatan yang sama pada karyawan atau apabila terjadi pelecehan seksual.Mengkordinir dan mengawasi pekerjaan para pegawai khusus dan staf pendukung

    5. Mengawasi proses perekrutan, wawancara kerja, seleksi, dan penempatan karyawan baru.

    6. Menangani isu-isu ketenagakerjaan, seperti memediasi pertikaian dan mengarahkan prosedur kedisiplinan.


  20. Supervisor Pengadaan barang dan jasa

  21. Memiliki tugas serta tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Menganalisa total kebutuhan barang dan mengatur penyediaan, pengadaan, dan pengiriman barang sedemikian rupa agar alokasi barang di setiap tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien,efektif dan tepat waktu.

    2. Mengumpulkan informasi tingkat persediaan stock di setiap tempat, melakukan stock opname secara berkala dan juga dapat menganalisa jumlah dan jenis persediaan barang di gudang untuk mengontrol akurasidata persediaan dan tingkat persediaan yang sehat di setiap tempat.

    3. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengiriman barang dari  pemasok dan atau gudang, termasuk menentukan ekspedisi dan  rute,untuk memastikan pengiriman dilakukan dengan tepat waktu dan efisien, serta barang diterima oleh setiap cabang sesuai dengan yangtelah ditentukan.

    4. Menerima dan memproses permintaan barang dari setiap tempat, dan mengontrol pengiriman barang dari pemasok (supplier) agar barang dapat diterima oleh gudang, sesuai dengan waktu, kuantitas, kualitasdan biaya yang telah ditetapkan.


  22. Supervisor Anggaran dan Akuntansi

  23. Supervisor anggaran dan akuntansi memiliki tanggung jawab serta tugas – tugas yang di emban sebagai berikut :

    1. Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen pembayaran.

    2. Melakukan verifikasi dokumen pembayaran atas ketersediaan budget dan kode budget

    3. Melakukan verifikasi atas pemotongan PPh 21, PPh 23, 4(2) terhadap tagihan vendor

    4. Melakukan verifikasi atas AP/AR terhadap pembayaran vendor dan staff

    5. Ikut serta mempersiapkan dan melakukan verifikasi atas data payroll

    6. Bertanggungjawab melakukan rekonsiliasi atas bank, petty cash dan AP/AR

    7. Bertanggung jawab atas system dokumentasi yang baik

  24. Supervisor logistic dan umum

    1. Menjadi Penanggung jawab Logistik di semua area, kebijakan dan strategi logistik perusahaan untuk menjadi acuan dalam pengelolaan data logistik guna untuk menunjang pengadaan kebutuhan barang di setiap tempat.

    2. Menyusun anggaran biaya logistik dan menjaga agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan efisien dan efektif sesuai anggaran yang telah dialokasikan.


  25. Supervisor lingkungan

  26. Supervisor lingkungan memiliki peranan tugas pokok serta tanggung jawab sebagai berikut :

    1. Membuat kegiatan/event secara periodik dan berkesinambungan dengan klien

    2. Membuat detil mekanisme konsep event

    3. Menyusun bujet estimasi

    4. Menyusun dan menerapkan manajemen event dan proyek yang sesuai untuk memastikan proyek berjalan sesuai timeline

    5. Menyusun tim, mengatur, dan melaksanakan proyek


Prosedur Sistem

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) Enterprice Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram.

UML Sistem

Use Case Diagram

Sebuah Use Case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Berikut penjelasan use case diagram pada gambar 3.2 dibawah ini. :


Gambar 3.2. Use Case Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul


Berdasarkan gambar 3.2 use case diagram yang berjalan saat ini terdapat :


  1. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan Pengadaan barang dan jasa dengan metode pelelangan terbuka satu tahap dua sampul

  2. 4 actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Divisi Engineering, Laksda, vendor dan Manager

  3. 15 use case yang biasa dilakukan actor – actor tersebut diantaranya : mulai, divisi engineering membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) diterima, membuat harga perkiraan sendiri, vendor membeli dokumen Rencana dan Kerja Syarat-syarat (RKS), penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), addendum Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS) dan berita acara penjelasan, pemasukan dokumen penawaran sampul satu dan sampul dua oleh vendor, pembukaan dokumen penawaran sampul satu, evaluasi dokumen penawaran sampul satu, pembukaan dokumen penawaran sampul dua, surat penunjuk pemenang, membuat jaminan pelaksana pengerjaan, pembuatan kontrak, kontrak

Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Berikut penjelasan activity diagram pada gambar 3.3 :


Gambar 3.3. Activity Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul


Berdasarkan gambar 3.3 activity diagram pengadan barang dan jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul yang sedang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.

  2. 15 Action State dari sistem diantaranya: mulai, Divisi Engineering membuat RKS, RKS diterima, membuat HPS, membuat pengumuman, vendor membeli RKS, penjelasan RKS, Addendum RKS dan berita penjelasan RKS, pemasukan dokumen penawaran sampul satu dan dua oleh vendor, pembukaan dokumen penawaran sampul dua, evaluasi dokumen penawaran sampul dua (diskusi dengan vendor lain), surat penunjukan pemenang, membuat jaminan pelaksana pengerjaan, pembuatan kontrak, kontrak

  3. 1 Final State, objek yang diakhir.


Sequence Diagram

Sequence diagram dapat menggambarkan pergerakan sebuah objek dan pesan yang terjadi didalam sistem pembelajaran yang berjalan saat ini. Berikut penjelasan sequence diagram pada gambar 3.4 dibawah ini :


Gambar 3.4. Sequence Diagram Pengadaan Barang dan Jasa Dengan Metode Pelelangan Terbuka Satu Tahap Dua Sampul


Berdasarkan gambar 3.. Sequence Diagram pengadaan barang dan jasa dengan metode terbuka satu tahap dua sampul yang sedang berjalan saat ini, terdapat:

  1. 4 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu Divisi Engineering, pelaksana, vendor, manager

  2. 15 message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi - informasi tentang aktifitas yang terjadi. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor - actor.

  3. 6 LifeLine mengidentifikasi kehadiran objek pada saat terakhir/ akhir waktu.

Analisis Dan Perancangan

Analisis SWOT

Untuk menemukan masalah - masalah yang akan ditemui maka diadakan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan untuk menemukan faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kelemahan dan kekuatan sistem sehingga sistem baru dapat mengatasi kelemahan tersebut. Faktor - faktor yang terdapat pada analisis SWOT dapat berupa Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weaknesses) ,Kesempatan (Opportunity) dan Ancaman (Threat). Berikut penjelasan analisis SWOT pada tabel 3.1. berikut ini :


Tabel 3.1. Analisis SWOT


User Requirement

User requirement atau bisa disebut juga sebagai kebutuhan user, yang menjelaskan mengenai kemampuan software yang hendak dibangun dari sudut pandang user.



Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan bagian pelaksana barang dan jasa. Berikut dijelaskan Elisitasi Tahap I seperti pada tabel 3.2 :


Tabel 3.2. Elisitasi Tahap 1



Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi. Berikut dijelaskan Elisitasi Tahap II seperti pada tabel 3.3 :


Tabel 3.3. Diagram Elisitasi Tahap II



Keterangan :

M = mandatory (yang diinginkan )

D = Desirable ( diperlukan )

I = Inessential ( yang tidak mutlak diinginkan )


Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut dijelaskan Elisitasi Tahap III seperti pada tabel 3.4 :




Keterangan

T = Technical

O = Operational

E = Economic

L = Low

M = Middle

H = High


Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi:



Tabel 3.5. Tabel Final Draft Elisitasi



Prototype / Design input ouput

  1. Rancangan Login

  2. Sebelum masuk ke halaman utama user harus login terlebih dahulu yg ada pada web PT PLN APP DuriKosambi. Kerangka Login tersebut dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut ini :


    Gambar 3.5. Rancangan Tampilan Login



  3. Rancangan tampilan setelah user berhasil login

  4. Setelah berhasil login user masuk ke Halaman Utama yang berisikan Home, Proses, Profil, About Us tersebut dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini :


    Gambar 3.6. Rancangan Tampilan Halaman Utama


  5. Rancangan Halaman Utama Home

  6. Halaman home ini berisikan tabel-tabel hasil para pemenang atau tidak menang pada pelelangan barang dan jasa yang sudah diinput atau diedit oleh user, seperti pada gambar 3.7 berikut ini :


    Gambar 3.7. Rancangan Tampilan Halaman Utama Home



  7. Rancangan Tampilan Proses

  8. Tampilang proses berisikan menu yang menurun berupa input pekerjaan pengadaan barang dan jasa, input vendor, input pengumuman,input berita acara penjelasan, input berita acara pembukaan sampul satu, input undangan pembukaan sampul dua, input berita acara pembukaan sampul dua, input pengumuman pemenang, input hasil pelelangan, input surat penunjukan pemenang seperti pada gambar 3.8 berikut ini :


    Gambar 3.8. Rancangan Tampilan Halaman Proses


  9. Rancangan Tampilan Profil

  10. Tampilan profil berisikan data diri user, seperti pada gambar 3.9 berikut ini :


    Gambar 3.9. Rancangan Tampilan Profil



  11. Rancangan Tampilan About Us

Tampilan about us berisikan sejarah singkat PT PLN, visi dan misi serta informasi tentang pelelangan barang dan jasa, seperti pada gambar 3.11 berikut ini :


Gambar 3.10. Rancangan Tampilan About Us



  1. Konfigurasi Sistem

    1. Spesifikasi Perangkat Keras / Hardware

      1. Processor : AMD A9

      2. Monitor : 20” Lenovo LED LCD

      3. Mouse : Optik

      4. Harddisk : 500 GB HDD

      5. Keyboard : Standart

      6. Printer : hp deskjet 1000

      7. RAM : 2 GB


    2. Spesifikasi Perangkat Lunak / Software

      1. Windows 7 Ultimate

      2. Microsoft Office Word 2007

      3. Microsoft Office Excel 2007

      4. Visual paradigm for UML 6.4 Enterpise Edition

      5. Paint


    3. Hak Akses / Brainware

      1. Laksda

      2. Divisi Engineering

      3. Vendor

      4. Manager


    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada bab - bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan penulis dari rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Sistem pelelangan barang dan jasa pada PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi yang berjalan saat ini belum terkomputerisasi. Mekanisme pengerjaannya adalah menerima data-data dari seluruh calon peserta pengadaan barang dan jasa dicatat dalam buku dokumen atau diketik dalam Ms. Word. Setelah penyalinan data-data dari seluruh calon peserta barang dan jasa maka laksda bisa menentukan yang lulus persyaratan atau yang tidak lulus persyaratan kepada vendor. Jika vendor itu lulus semua persyaratan yang di tentukan oleh laksda maka vendor tersebut berhak mendapat dan menerima barang atau jasa yang dibutuhkan oleh vendor setelah mendapatkan tanda tangan kontrak oleh manajer.

    2. Kendala dalam pelelangan barang dan jasa yang berjalan saat ini di PT PLN (PERSERO) TJBB APP DuriKosambi adalah adanya seluruh calon peserta pengadaan barang dan jasa mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda, nama vendor yang berbeda-beda, Nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri) yang berbeda-beda dan nomor kontrak yang berbeda-beda. Sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama dalam pengerjaanya. Tak jarang penyimpanan data-data para calon peserta pengadaan barang dan jasa dicatat atau disimpan secara konvensional oleh laksda.

    3. Dalam menganalisa sistem yang berjalan peneliti menggunakan beberapa metodelogi yaitu metode pengumpulan data, metode analisis swot, metode analisis data dan metode prototype

    4. untuk merancang prototype pengadaan barang dan jasa mengunakan metode terbuka satu tahap dua sampul, penulis membuat tampilannya seperti pada struktur menu yaitu terdiri dari menu login, home (tabel vendor atau para peserta lelang barang dan jasa yang lulus semua persyaratan atau yang tidak lulus semua persyaratan untuk mendapatkan barang atau jasa tersebut), proses (input pekerjaan pengadaan barang dan jasa, input vendor, input pengumuman, input berita acara penjelasan, input berita acara pembukaan sampul satu, input undangan pembukaan sampul dua, input berita acara pembukaan sampul dua, input pengumuman pemenang, input hasil pelelangan dan input penunjukan pemenang), profil (data diri user) dan about us (sejarah singkat perusahan PLN, visi, misi PLN dan informasi seputar pelelangan barang dan jasa).

    5. Kebutuhan user yang dilakukan analisis elisasitasi tahap satu dengan mengumpulkan kebutuhan user sebanyak 32 butir pernyataan untuk disediakan pada fasilitas sistem, elisitasi tahap dua dengan melakukan analisis MDI sebanyak 32 butir pernyataan,elisitasi tahap tiga dengan melakukan analisis TOE dari hasil elisitasi tahap dua yaitu 30 butir, elisitasi tahap tiga yaitu hasil dari elsitasi tahap dua sebanyak 30 butir dan hasilnya tetap 30 butir pernyatan sebagai elisitasi draft final yang disetujuin oleh stakeholder.


    Saran

    Dalam penerapan sistem yang berjalan penulis ingin mengemukakan saran – saran agar sistem bisa berjalan dengan baik, diantaranya :

    1. Untuk mengoptimalkan pekerjaan sebaiknya sistem pelelangan barang dan jasa yang dilakukan secara manual diperbaharui dengan menerapkan sistem yang terkomputerisasi.

    2. Hasil dari elisitasi ini harus dipenuhi fungsional sistem maupun nonfungsional sistemnya untuk diemplementasikan

    3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan kembali dengan menggunakan metode testing.

    4. Peneliti mengusulkan untuk dibuatnya sistem berbasis website agar sistem dapat diakses dimana saja.


    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kusuma, Hamidah. 2016. Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan Keputusan (studi kasus di bagian perencanaan Keuangan BLU UIN Walisongo) Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo. Kota Semarang : H B Kusuma.
    2. 2,0 2,1 2,2 Aris dkk. Aplikasi Sitem Penjualan Perlengkapan Taekwondo Berbasis Online Pada Toko Sport Taekwondo Mawar Hitam Kab. Tangerang. Jurnal SENSEI Vol 3 No 1 Februari 2017
    3. Antonio, Harianto dkk. 2012. Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Informatika (SI-ADIF). Kota Pontianak : H Antonio, N Safriadi. Jurnal Elkha Vol 4 No 2.
    4. Muhaimin, Maulana Arief dkk. Aplikasi Prototype Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Pada Smk Yuppentek 1 Tangerang Berbasis Web .2015.Yogyakarta : Muhaimin. Jurnal sistem Vol 3 No 1.
    5. Rusdiana, A.H dkk. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : CV. PUSTAKA SETIA
    6. Malik, Firsandayana Reza dkk. 2017 .Sistem Informasi Manajemen Laboratorium Menggunakan Metode AGILE Dengan Konsep Model-View-Controller Data Access Object. Sumatera Selatan
    7. 7,0 7,1 Martono, Aris dkk. 2013. Rancang-Bangun Business Intelligence Pada Perpustakaan Sekolah Studi Kasus di SMP Negeri 1 Cisoka. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia. Kota Tangerang
    8. 8,0 8,1 Astuti, Dwi Puspita. Sistem Informasi Penjualan Obat Pada Apotek Jati Farma Arjosari. Jawa Timur : Puspita dwi Astuti. Jurnal Speed Volume 3 No 4.2011.
    9. Sunyoto, Danang.2014. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta
    10. Maimunah dkk. Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android Pada Outlet Pizza Hut Delivery. Jurnal Sistem Vol 5 No 1 2017
    11. Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2012.Sistem Teknologi informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
    12. Juniarta, Danang dkk. Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Monografi Berbasis Web(Studi Kasus Pada Kantor Kecamatan Semarang Utara). Journal Speed Vol 5 No 2 2013. Semarang Utara
    13. Susilowati, Budi Emy dkk.(2017).Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Pasien Rumah Sakit Umum Nirmala Suri Sukoharjo. Journal Speed. Jawa Tengah
    14. 14,0 14,1 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
    15. Ginting,Elizaandayni. 2013.Aplikasi Penjualan Berbasis Web (E-Commerce) Menggunakan Joomla Pada Mutiara Fashion. Jurnal Sistem Informasi.Bandung
    16. Mulyanto, Agus. 2012. Sistem Informasi Implementasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
    17. Martono dkk. Aplikasi Jenjang Sosial Pendataan Kartu Keluarga Berbasis Web. Junal CCIT Vol 10 No 2 Agustus 2017. Kota Tangerang
    18. Maimunah dkk. Rancang Bangun Aplikasi Penjualan Furniture Online Pada Mitra Karya Furniture. Journal Vol 8 No 1 Februari 2016. Kota Tangerang
    19. Yasin, Fendi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: Mitra Wacana Media
    20. Hadi, Febri dkk.Perancangan Aplikasi Pencarian Labor Dan Lokal Untuk Kuliah Pengganti Di Universitas Putra Indonesia YPTK Padang. Jurnal Teknologi Vol 7 No 1 April 2017. Padang.
    21. 21,0 21,1 21,2 Nisak, Zuhrotun. Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Kompetitif . Jurnal EKBIS 2014. Jakarta
    22. Dzulhaq, M Iqbal dkk. Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global Vol 7 No 1 Maret 2017. Kota Tangerang
    23. Juliani, Dian dkk.2014. Pengaruh Faktor-Faktor Kontekstual Terhadap persepsian Penyerapan Anggaran Terkait Pengadaan barang/jasa. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 11 No 2. Yogyakarta
    24. Budi, Yulianto Arief (2017), UPAYA KEBERATAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIKAITKAN DENGAN PRINSIP DALAM GOVERNMENT PROCUREMENT AGREEMENT . Journal System Vol 3 No 1. Kota Bandung
    25. Rajamanggala, Punta Wahyu.2014. Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pengadaan Barang Dan Jasa Dengan Menggunakan Al- Goritma ID3 (Iterative Dichotomister Three). Jawa Tengah
    26. Kosasi, Sandy dkk.2012. Pengadaan Sistem Lelang Online Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa. Jurnal STMIK. Pontianak
    27. Rasyid, Kadir dkk.2012. Rancangan Bangun Sistem Informasi Pengadaan Barang Metode Langsung Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Jurnal Teknik POMITS. Surabaya
    28. Sitanggan, Bismar dkk.2014. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepuasan Vendor Pada Proses Pengadaan Barang /Jasa Di PT Indonesia Power Kantor Pusat. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Humanior A Vol 11 No 2. Jakarta Selatan
    29. Udoyono, Kodar.2012. E-Procurement Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Mewujudkan Akuntabilitas Di Kota Yogyakarta. Jurnal Studi Pemerintahan Vol 3 No 1. Yogyakarta
    30. Aguavianto, Hendra dkk. 2017. Sistem Informasi Inventori Gudang Untuk Mengontrol Persediaan Barang Pada Gudang Studi Kasus : PT. Alaisys Sidoarjo. Journal Of Information Engineering and Educational Technology Vol 1 No 1. Jawa Timur
    31. Dwiagus, Indah Nurfatimah dkk. 2014. Optimalisasi Pengelolaan Pengadaan Barang Atau Jasa Melalui Perancangaan Sistem Informasi Studi Kasus PT. Citra Sukapura Mega Bandung. Jurnal Sistem Informasi Vol 9 No 2. Kota Bandung
    32. Arsyad, Maharany dkk.2016. Analisis Pengadaan Barang Dan Jasa Secara Elektronik (E-Procurement) Pada LPSE Kota Kendari. Jurnal Ekonomi UHO Vol 1 No 1. Sulawesi Tenggara.