Template Laporan Skripsi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DANA DESA KAMPUNG BESAR KECAMATAN TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1311475794
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020



ABSTRAKSI

Desa Kampung Besar adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, Indonesia. Desa ini memiliki sejarah panjang dalam proses pendirian dan perkembangan desa di Kecamatan Teluknaga. Desa ini disebut kampung Besar karena alasan luasnya yang terbesar dibanding dengan desa-desa lain di Kecamatan Teluknaga, yaitu sebesar 3.41 Km2. Hal yang dihadapi Desa Kampung Besar saat ini belum tersedianya sistem komputer yang terintegrasi serta kurangnya rasa kepercayaan masyarakat desa dalam pengelolaan dana desa, tujuan utama penulisan laporan Skripsi ini adalah untuk dapat menghasilkan suatu sistem komputer yang dapat digunakan dengan mudah menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa serta memudahkan masyarakat desa dalam mendapatkan informasi mengenai pengelolaan dana desa. Selanjutnya laporan Skripsi yang dipaparkan diharapkan dapat pula membantu bagi mereka yang ingin mengembangkan sistem pengelolaan dana desa. Beberapa diagram yang digunakan untuk pemodelan sistem menggunakan Unified Modeling Language (UML). Dalam penelitian laporan skripsi ini menggunakan beberapa metode diantaranya metode pengumpulan data, metode analisa, dan analisa pengujian sistem. Kemudian dalam melakukan pengetesan atau pengujian dalam laporan skripsi ini menggunakan Black box testing. .


Kata kunci: Pengelolaan Dana Desa, UML, Black box testing

ABSTRACT

Kampung Besar Village is a village located in Teluknaga District, Tangerang Regency, Banten, Indonesia. This village has a long history in the process of establishing and developing villages in Teluknaga District. This village is called the Big village because of the biggest reason compared to other villages in the Teluknaga Subdistrict, which is 3.41 Km2. What is faced by the village of Kampung Besar is that there is no integrated computer system yet and a lack of trust in the village community in managing village funds, the main purpose of writing this thesis report is to be able to produce a computer system that can be used to easily complete tasks related to village fund management as well as facilitate village communities in obtaining information about village fund management. Furthermore, the Thesis report presented is expected to also be helpful for those who wish to develop a village fund management system. Several diagrams are used for system modeling using the Unified Modeling Language (UML). In this thesis report research uses several methods such as data collection methods, analysis methods, and system testing analysis. Then in testing or testing in this thesis report using Black box testing.


Keyword: Village Fund Management, UML, Black box testing

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan perkuliahan di Universitas Raharja. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh infomasi berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Tanpa bimbingan dan dorongan dari setiap pihak, maka Laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku LEKTOR KEPALA di Universitas Raharja;
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku LEKTOR di Universitas Raharja;
  3. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom., selaku Kepala jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja;
  4. Bpk Oleh Soleh, S.Kom., M.M.S.I., selaku dosen pembimbing 1 dan Bpk Rano Kurniawan, M.Kom., selaku dosen pembimbing 2 yang telah membantu memberikan kritik, saran, waktu dan masukan yang membangun dalam pembuatan laporan ini;
  5. Bapak Dedi Supriadi selaku Kepala Desa Kampung Besar yang telah memberikan ijin berkenaan dengan penelitian ini;
  6. Kepada Kedua Orang Tua, Adikku, serta Teman-temanku yang tiada henti memberikan doa serta dukungannya, atas semua kepercayaan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan ini dengan baik;
  7. Untuk sahabat dan teman-teman seperjuangan di Universitas Raharja;
  8. Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu, sehingga penulisan laporan ini dapat terwujud.

Akhir kata saya berharap Laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat di kemudian hari.



Tangerang, 24 Januari 2020
Faisal Achmads
NIM. 1311475794
DAFTAR GAMBAR
  1. Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi Desa Kampung Besar
  2. Gambar 3.2. Usecase Diagram Prosedur Usulan Dana Desa
  3. Gambar 3.3. Usecase Diagram Pengelolaan Dana APBD di Kecamatan
  4. Gambar 3.4. Usecase Diagram Pendistribusian Program Kerja
  5. Gambar 3.5. Usecase Diagram Pendistribusian Program Kerja
  6. Gambar 3.6. Activity Diagram Usulan Dana Desa
  7. Gambar 3.7. Activity Diagram Pengelolaan Dana APBD di Kecamatan
  8. Gambar 3.8. Activity Diagram Pendistribusian Program Kerja
  9. Gambar 3.9. Activity Diagram Pendistribusian Program Kerja
  10. Gambar 3.10. Sequence Diagram prosedur usulan dana desa
  11. Gambar 3.11. Sequence Diagram Pengelolaan Dana APBD di Kecamatan
  12. Gambar 3.12. Sequence Diagram Pendistribusian program kerja
  13. Gambar 3.13. Sequence Diagram Pendistribusian program kerja
  14. Gambar 3.14. Balanced Scorecard Desa Kampung Besar
  15. Gambar 3.15. Empat Perspektif Balanced Scorecard
  16. Gambar 4.1. Usecase Diagram
  17. Gambar 4.2. Activity Diagram usulan Kaur Keuangan
  18. Gambar 4.3. Activity Diagram usulan Sekretaris Desa
  19. Gambar 4.4. Sequence Diagram Usulan Kaur Keuangan
  20. Gambar 4.5. Sequence Diagram Usulan Sekretaris Desa
  21. Gambar 4.6. Class Diagaram Sistem Usulan Simondes
  22. Gambar 4.7. Tampilan Halaman Pengunjung
  23. Gambar 4.8. Tampilan Halaman Login
  24. Gambar 4.9. Tampilan Halaman Dashboard Kaur Keuangan
  25. Gambar 4.10. Tampilan Halaman DRK Kaur Keuangan
  26. Gambar 4.11. Tampilan Halaman DRK Kegiatan Kaur Keuangan
  27. Gambar 4.12. Tampilan Halaman DRK Rincian Pajak Kaur Keuangan
  28. Gambar 4.13. Tampilan Halaman RKD Kaur Keuangan
  29. Gambar 4.14. Tampilan Halaman SPJ Kas Umum Kaur Keuangan
  30. Gambar 4.15. Tampilan Halaman SPJ Kegiatan Kaur Keuangan
  31. Gambar 4.16. Halaman Bidang Kaur Keuangan
  32. Gambar 4.17. Tampilan Halaman Staff Kaur Keuangan
  33. Gambar 4.18. Tampilan Halaman Akun User Kaur Keuangan
  34. Gambar 4.19. Tampilan Halaman Informasi Sekretaris Desa
  35. Gambar 4.20. Tampilan Halaman Informasi Sekretaris Desa
  36. Gambar 4.21. Tampilan Buku Tamu
  37. Gambar 4.22. Tampilan Logout
=
DAFTAR TABEL
  1. Tabel 3.1. Tabel Scorecard
  2. Tabel 3.2. Elisitasi Tahap 1
  3. Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.5. Final Elisitasi
  6. Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan
  7. Tabel 4.2. Tabel Bidang
  8. Tabel 4.3. Tabel Staff
  9. Tabel 4.4. Tabel Users
  10. Tabel 4.5. Tabel DRK
  11. Tabel 4.6. Tabel DRK Kegiatan
  12. Tabel 4.7. Tabel DRK Pajak
  13. Tabel 4.8. Tabel RKD
  14. Tabel 4.9. Tabel RKD Kegiatan
  15. Tabel 4.10. Tabel SPJ
  16. Tabel 4.11. Tabel DRK
  17. Tabel 4.12. Tabel SPJ Kegiatan
  18. Tabel 4.13. Tabel Informasi
  19. Tabel 4.14. Tabel Halaman
  20. Tabel 4.15. Black Box Testing
  21. Tabel 4.16. Time Schedule
  22. Tabel 4.17. Tabel Biaya Yang Dikeluarkan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang No 6 tahun 2014 yang menjelaskan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan daerah; dari sentralisasi pada masa orde baru menjadi desentralisasi di era reformasi telah menghasilkan perubahan kebijakan yang baru pada kewenangan pemerintah daerah. Pada penerapan sistem sentralisasi hanya pemerintah pusat berhak menentukan arah pembangunan di seluruh daerah, dan sistem ini dipandang sangat tidak efektif, karena pembangunan yang merata di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia tidak tercipta.

Peran dari pemerintah daerah diharapkan dapat membimbing serta mengawasi setiap kebijakan maupun program yang dikerjakan pemerintah desa agar kewenangan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan oleh aparatur desa baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah. Pemerintah desa diwajibkan untuk dapat mengatur dan mengelola program kerja desa yang telah ditentukan yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksaanan, penatausahaan, pertanggung jawaban dan azas manfaat atas program-program yang dilaksanakan pemerintah desa. Oleh sebab itu, Kepala desa maupun perangkat desa diwajibkan memahami Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) untuk meningkatkan kinerja dari pemerintah desa agar menjadi lebih baik.

Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo ada sembilan agenda prioritas, ke-sembilan agenda prioritas tersebut dikenal sebagai Nawa Cita, dan salah satu program Nawa Cita adalah rencana pembangunan Indonesia dari wilayah pinggiran dengan memperkuat beberapa daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Program tersebut direncanakan untuk tujuan pemerataan pembangunan khususnya pada bidang infrastruktur. Untuk terlaksananya rencana tersebut Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan dana bantuan senilai kurang lebih satu milliar dari APBN untuk setiap desa sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No 6 tahun 2014, yang menyatakan bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa, dan yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota serta digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Pembagian Dana Desa ini dihitung berdasarkan empat faktor, yakni jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan dan kesulitan geografis. Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan berskala lokal desa bidang pembangunan desa seperti sarana dan prasarana permukiman, ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan dan untuk membiayai bidang pemberdayaan masyarakat yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, peningkatan pendapatan, serta perluasan skala ekonomi individu warga atau kelompok masyarakat.

Untuk mengantisipasi terjadinya pengelolaan dana desa yang tidak maksimal dan tidak tepat sasaran, pemerintah daerah setempat telah membentuk BPD atau Badan Perwakilan Daerah, sebuah lembaga yang memiliki garis koordinasi secara struktural dengan pemerintah desa. Tujuan dari BPD yaitu untuk mewakili masyarakat dalam melaksanakan pengawasan kepada perangkat desa agar yang sudah ditargetkan oleh pemerintah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dana Desa yang diberikan oleh APBN diproyeksikan mencapai satu milyar tiap tahunnya, dengan dana sebesar itu mengakibatkan kejanggalan-kejanggalan dalam penerapannya. Untuk itu peneliti menganggap perlu diadakannya penelitian lebih lanjut agar dapat menjelaskan dinamika- dinamika yang ada secara harfiah ataupun ilmiah.

Perlunya dilakukan penelitian terhadap Pengelolaan Dana Desa untuk dapat memberikan solusi agar faktor-faktor yang dapat menghambat pelaksanaan Pengelolaan Dana Desa dapat segera diidentifikasi dan diatasi dengan baik, sehingga hal ini akan sangat membantu Pemerintah Desa dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan mudah dan baik. Adapun faktor-faktor yang menghambat proses pelakasanaan Pengelolaan Dana Desa adalah sebagai berikut :

  1. Sistem yang ada masih dilakukan secara konvensional belum adanya sistem komputer yang dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan Pengelolaan Dana Desa;
  2. Dengan diterapkannya sistem yang masih menggunakan cara konvesional. maka informasi anggaran dana desa yang dapat diberikan kepada masyarakat desa menjadi kurang transparan, sehingga menjadi stigma terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam pelaksanaan kegiatan yang terkesan tidak dapat berjalan dengan maksimal;
  3. Keterbatasan pengetahuan perangkat desa tentang bagaimana pengelolaan dana desa dapat dipahami dan dilaksanakan semaksimal mungkin untuk keperluan perbaikan dan pengembangan di masing-masing wilayah yang menjadi tanggung jawab perangkat desa (RT/RW).

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di Desa Kampung Besar, bahwa selama ini seksi KAUR (Kepala Urusan) Keuangan menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja dalam mengelola kegiatan administrasi keuangan Dana Desa, namun hanya sebatas pada pengetikan Laporan Keuangan dengan menggunakan software Microsoft Office Excel dan Word;. belum ada sistem komputer yang khusus untuk pengelolaan Dana Desa yang dapat memberikan informasi yang akurat dan transparan baik kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa, serta masyarakat sekitar.

Untuk memperkuat alasan perlunya dilakukan penelitian ini, dikarenakan proses pengajuan dan realisasi Dana Desa tersebut memiliki beberapa tahapan, yaitu mulai dari proses tahap pengajuan dana desa yang berasal dari APBD Kabupaten Tangerang berupa Anggaran Dana Desa (ADD), tahap berikutnya adalah proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) setingkat Kecamatan kemudian dilanjutkan pada tingkat MUSRENBANG Desa. Pertemuan MUSRENBANG menghasilkan Rencana Kerja Desa (RKD), Daftar Rencana Kegiatan (DRK), dan berakhir pada penyusunan Laporan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ). Untuk dapat menunjang semua kegiatan tersebut diperlukan sistem komputer terintegrasi yang berfungsi mempercepat dan mempermudah semua proses kegiatan tersebut diatas.

Selanjutnya berdasarkan pada latar belakang dan gambaran umum yang di dapat, maka penelitian ini akan menganalisis implementasi pengelolaan Dana Desa dalam hal Akuntabilitas dan Transparansi. Analisis difokuskan pada pengelolaan Dana Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa, dan Penelitian ini bersifat studi kasus dengan mengambil objek penelitian pada lembaga Pemerintah Desa Kampung Besar, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka dari itu peneliti tertarik untuk menganalisa lebih lanjut dengan mengangkat judul penelitian berupa “Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Dana Desa Kampung Besar Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang”.

Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan menjadi bahan pokok pembahasan dalam laporan Skripsi ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana mekanisme pengelolaan Dana Desa di Desa Kampung Besar Kecamatan Teluk Naga ?

  2. Bagaimana mekanisme transparansi akuntabilitas yang dilakukan pemerintah desa terkait dengan dana desa di Desa Kampung Besar ?

  3. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah desa atas pengelolaan dana desa di Desa Kampung Besar ?

  4. Bagaimana mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh BPD Desa Kampung Besar atas pengelolaan dana desa oleh pemerintah desa ?

  5. Bagaimana prosedur pengajuan permohonan Dana Desa dari RT/RW ke Desa, dan dari Desa ke Kecamatan ?

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang penulis paparkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai peran pemerintah desa atas akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Dana Desa, dan memberikan saran atas masukan-masukan yang diterima pada saat melakukan penelitian, yang meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu :

    1. Tujuan Fungsional

      Dari hasil penelitian ini penulis bertujuan agar pengelolaan Dana Desa dapat meningkatkan pelayanan publik di desa, mengurangi angka kemiskinan, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan ekonomi antar desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan;

    2. Tujuan Individu

      Meningkatkan informasi Pengelolaan Dana Desa antar individu, menciptakan hubungan kerja sama yang baik antara Perangkat Desa dengan masyarakat Desa, dan adanya pengawasan pada usaha-usaha suatu kelompok individu;

    3. Tujuan Operasional

      Sebagai panduan menentukan strategi kegiatan operasional, dengan melihat kebutuhan dan ketersediaan sumber daya untuk meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.

    Manfaat Penelitian

    Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ditemukan beberapa manfaat yang dapat diambil, yaitu sebagai berikut :

    1. Manfaat bagi Penulis

      Dan dari penulisan ini, penulis mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut :

      a. Menciptakan kreativitas dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam menyajikan laporan Skripsi ini beserta rancangan aplikasi yang akan dapat digunakan pemerintah desa;

      b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam mengelola program kerja yang baik dan sistematis, khususnya dalam pengelolaan dana desa;

      c. Menciptakan peluang bagi mahasiswa jurusan Sistem Informasi yang ingin merealisasikan kemampuan dalam merancang sistem komputerisasi.

    2. Manfaat bagi Universitas Raharja

      a. Dapat mengukur kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi dengan pihak pemerintah desa yang tercermin dalam laporan Skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut;

      b. Memperbaiki sistem perkuliahan yang diperlukan untuk dapat menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan handal, serta siap terjun ke masyarakat dan bekerjasama dengan suatu lembaga atau perusahaan;

      c. Menambah bahan referensi yang akan berguna bagi para mahasiswa dalam menimba ilmu di Universitas Raharja.

    3. Manfaat bagi Pemerintah Desa

      a. Memperbaiki sistem kerja yang sedang berjalan di pemerintahan desa Kampung Besar apabila nanti pada saat penelitian ditemukan beberapa hal yang dapat menghambat proses kelancaran pelaksanaan pekerjaan;

      b. Memberikan inspirasi kepada pemerintah desa Kampung Besar untuk tetap berupaya mencari metode-metode kerja yang lebih baik untuk mendukung proses kerja yang lebih mudah, cepat, akurat, efisien, transparan, tepat waktu dan sasaran.

    4. Manfaat bagi Masyarakat

      Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat umum mengenai pengelolaan Dana Desa yang dilakukan oleh pemerintah desa, dalam rangka untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintah desa.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Agar topik pembahasan dalam penelitian menjadi lebih terarah dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai, maka ruang lingkup pembahasan penelitian akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

    1. Penelitian ini akan difokuskan pada tahap analisis sistem pengelolaan dana desa untuk dapat mendukung terlaksananya proses bidang administrasi keuangan pemerintah desa;

    2. Dari hasil penelitian diatas penulis menemukan beberapa poin permasalahan yang harus dianalisa yang merupakan persyaratan agar sistem pengelolaan dana desa dapat dilaksanakan oleh perangkat desa dengan mudah, benar dan tepat waktu;

    3. Perancangan form pengajuan Dana Desa dari RT/RW ke Desa, dan Desa ke Kecamatan;

    4. Perancangan sistem yang akan membantu kelancaran tugas-tugas bidang administrasi keuangaan dalam proses pengelolaan dana desa tersebut.

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    Metode perolehan data untuk laporan Skripsi ini menggunakan :

    1. Metode Observasi (Observation Method)

      Adalah metode observasi yang penulis gunakan dalam mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk proses penulisan, yaitu datang langsung ke kantor pemerintah desa yang menjadi objek penulisan;

    2. Metode Wawancara (Interview)

      Pada metode ini penulis mengadakan wawancara secara langsung kepada staff Desa Bpk. Tirta dan Kepala Desa Bpk. Dedi Apriyadi tentang proses pengelolaan dana desa;

    3. Metode Studi Pustaka (Library)

      Dalam melengkapi teori-teori yang dapat mendukung materi penulisan laporan Skripsi ini, penulis menggunakan beberapa buku pustaka yang berkaitan erat dengan materi-materi yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan.

    Metode Analisa

    Dalam menganalisa materi yang menjadi pokok bahasan, penulis menggunakan metode analisa BSC (Balanced Scorecard) yaitu suatu metode untuk pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan dengan mengukur empat perspektif yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Suatu konsep untuk mengukur apakah aktivitas aktivitas operasional suatu perusahaan kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan misi.

    Dalam merancang sistem aplikasi ini penulis menggunakan metode perancangan yang berorientasi pada objek dengan alat bantu UML(Unified Modeling Languange) sebagai bahasa program yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualiasi, rancangan dan dokumentasi sistem perangkat lunak, Diagram yang akan digunakan adalah Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.

    Analisa Pengujian Sistem

    Black box testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitasnya dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja. Pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar.

    Tahapan Penelitian

    Kegiatan penelitian merupakan suatu proses memperoleh atau mendapatkan suatu pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis, dan logis. Dalam penelitian ini penulis melakukan tiga tahapan, yaitu:

    Tahap Perencanaan

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan di antaranya;

    1. Mengidentifikasi masalah, tahap ini penulis terlebih dahulu mencari apa masalah yang hendak diteliti;

    2. Merumuskan masalah, tahap ini merupakan kelanjutan identifikasi masalah yang kemudian penulis membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-masalah yang akan diteliti;

    3. Mengadakan studi pendahuluan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti sehingga dapat diketahui kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis;

    4. Menyusun rencana penelitian, tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan penelitian.

    Tahap Pelaksanaan Penelitian

    Dalam tahap berikutnya penulis melakukan tahap pelaksanaan penilitian yang meliputi;

    1. <p style="line-height: 2"Pengumpulan data, dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data dengan melakukan observasi datang langsung ke lembaga / perusahaan yang menjadi objek dalam penulisan, melakukan wawancara terhadap karyawan dan pimpinan di perusahaan tersebut, kemudian melengkapinya dengan beberapa buku pustaka yang berkaitan erat dengan materi penelitian tersebut;</p>
    2. Analisa data, dilakukan setelah data terkumpul kemudian di analisis dan diuji kebenarannya melalui analisis.

    Laporan Hasil Penelitian

    Tahap terakhir dalam penilitian membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis.

    Sistematika Penulisan

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah,ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitin,metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Pada bab ini akan dijelaskan tentang konsep dasar yang menyangkut Judul laporan dan definisi-definisi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yangberjalan dan akan menjadi laporan Penelitian Skripsi.

    BAB III : ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Pada Bab ini berisikan tentang uraian masalah, analisa masalah menggunakan BSC ( Balanced Scorecard ), penjelasan singkat mengenai Desa, struktur organisasi, rancangan tampilan dan UML sistem yang berjalan serta elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi.

    BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Berisi tentang perancangan dan implementasi aplikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia (SDM), cara pengoperasian sistem dan implementasi yang diusulkan.

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisikan kesimpulan yang didapat dalam menulis dan saran – saran yang di berikan sebagai tindak lanjut di pergunakan untuk melakukan perbaikan di masa mendatang.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN -LAMPIRAN


    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Sistem

    1. Definisi Sistem

    Menurut Romney dan Steinbart (2015:3) Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.

    Definisi sistem menurut Mulyadi (2016:5), Sistem adalah “suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

    Dari pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari semua elemen yang saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.


    2. Karakteristik Sistem

    </div>

    Menurut Hutahaean (2015:3) Suatu sistem mempunyai ciri-ciri karakteristik yang terdapat pada sekumpulan elemen yang harus dipahami dalam megidentifikasi pembuatan sistem. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Komponen
    2. Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem;

    3. Batas Sistem (Boundary)
    4. Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya ataudengan lingkungan luar dinamakan dengan batasan sistem. Batasan sistem ini memungkinkan sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut;

    5. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
    6. LApapun yang berada di luar batas dari sistem dan mempengaruhi sistem tersebut dinamakan dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar yang bersifat menguntungkan wajib dipelihara dan yang merugikan harus dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sistem.

    7. Penghubung Sistem (Interface)
    8. Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.

    9. Penghubung sistem (interface)
    10. Media penghubung diperlukan untuk mengalirkan sumber-sumber daya darisub sistem ke sub sistem lainnya dinamakan dengan penghubung sistem.

    11. Masukkan sistem (input)
    12. Energi yang dimasukkan ke dalam sistem dinamakan dengan masukan sistem(input) dapat berupa perawatan dan masukan sinyal. Perawatan ini berfungsi agar sistem dapat beroperasi dan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran (output).

    13. Keluaran sistem (output)
    14. Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yangberguna dinamakan dengan keluaran sistem (output). Informasi merupakan contoh keluaran sistem.

    15. Pengolah sistem
    16. Untuk mengolah masukan menjadi keluaran diperlukan suatu pengolah yangdinamakan dengan pengolah sistem.

    17. Sasaran sistem
    18. Sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang sangat menentukan input yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan.

    3. Klasifikasi Sistem

    Menurut Hutahaean (2015:6) sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Adapun klasifikasi sistem diuraikan sebagai berikut:

    1. Desain Kontrol, tujuannya bahwa penerapan sistem setelah dapat mencegah kesalahan yang terjadi, kerusakan, sistem yang gagal atau ancaman bahkan sistem keamanan.
    2. Desain Output, pada fase ini pelaporan dihasilkan harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan oleh aplikasi pengguna.
    3. Desain Input, pada fase ini skema GUI’S (Graphic User Interface) dibuat untuk efisiensi input data dan keakuratan data.
    4. Desain Database adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan sebagian besar interrelates data satu dengan yang lain.
    5. Desain Konfigurasi komputer untuk menerapkan sistem.

    5. Tahapan Perancangan Sistem

    Menurut Mulyanto (2013:78) perancangan suatu sistem, merupakan dasar dari pembuatan suatu sistem yang handal dan kuat memerlukan suatu proses atau tahap – tahapan, adapun tahap – tahapan dalam perencanaan sistem dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

    1. Tahap Analisis, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah.
    2. Tahap Desain, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah yang didapat pada tahap analisis melalui suatu pemodelan.
    3. Tahap Implementasi, untuk menerapkan pemodelan yang telah dibuat menjadi sistem aplikasi sesungguhnya.

    Gabungan dari tahap analisis dan desain biasanya disebut sebagai perancangan sistem.

    6. Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Mulyanto (2012:89), tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user)
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

    7. Manfaat Perancangan Sistem

    Menurut Jogiyanto (2012:90), manfaat perancangan sistem adalah:

    1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan berbagai proses yang akan mengolah informasi tersebut secara otomatis
    2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan sistem informasi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisai atau perusahaan.
    3. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan sistem informasi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisai atau perusahaan.
    4. Memperbaiki daya saing atau untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang ada di dalam organisasi atau di dalam perusahaan..

    Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah dengan cara mengurai dan mempelajari sistem dan proses kerja agar dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan peluang untuk dilakukan perbaikan dengan cara mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan masalah, mengidentifikasikan penyebabnya, menentukan solusi, dan mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang diperlukan.

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Informasi

    Pengertian informasi adalah keterangan, pemberitahuan atau berita. Informasi sifatnya menambah pengetahuan atau wawasan seseorang. Oleh karena itu, uraian dalam berita radio/televisi merupakan informasi.

    Menurut R.J Beishon dikutip Onong (1989) “Informasi adalah diinterprestasikan, barangkali, lebih luas daripada biasanya, yang mencakup isyarat dan data yang diterima seorang manajer sehari-hariannya, apakah itu tampak bersangkutan dengan pekerjaan atau tidak. Pendekatan seperti ini memandang hal-hal seperti ekspresi wajah dan gerak isyarat sebagai informasi, demikian pula hal-hal yang lebih jelas seperti memo dan pesan melalui telepon” (Sunyoto, 2014: 39).

    2. Kualitas Informasi

    Menurut Tata Sutabri (2012:33-34) pada buku Analisis Sistem Informasi,yang berisi Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevance).

    1. Akurat (accuracy)
    2. Informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

    3. Tepat waktu (Time Lines)
    4. Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

    5. Relevan (relevance)
    6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan

    7. Mudah dan Murah
    8. Cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan pertimbangan tersendiri, jika cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka kualitas informasi tersebut akan berkurang.

    3. Fungsi Informasi

    Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda (Sutabri, 2012: 12).

    4. Nilai Informasi

    Nilai informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

    Menurut Gordon B. Davis dalam Sutarman (2012: 14), Nilai Informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.


    Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

    1. Kemudahan dalam memperoleh
    2. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

    3. Sifat luas dan kelengkapannya
    4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakapan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

    5. Ketelitian (accuracy)
    6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

    7. Kecocokan dengan pengguna (relevant)
    8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

    9. Kejelasan (clirity)
    10. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

    11. Fleksibel/keluwesannya
    12. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

    13. Dapat dibuktikan
    14. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

    15. Tidak ada prasangka
    16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

    17. Dapat diukur
    18. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

    5. Siklus Informasi

    Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.

    Data yang diolah melalui suatu model menjadi suatu informasi, penerima akan menerima informasi tersebut kemudian membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali.

    Informasi diperlukan sebagai dasar pertimbangan para pengelola organisasi atau perusahaan dalam pengambilan keputusan manajerial dan strategis. Pengelolaan data menjadi sebuah informasi merupakan suatu siklus yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :

    1. Pengumpulan Data
    2. Pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu, seperti data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan suatu proses pencatatan data di dalam suatu file.Input Tahap ini merupakan proses untuk memasukan data dan prosedur pengolahan data kedalam komputer melalui alat input seperti keyboard. Prosedur data merupakan suatu urutan langkah untuk mengolah data yang ditulis kedalam suatu bahasa pemrograman yang disebut program.

    3. Pengolahan Data
    4. Merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah dimasukan. Kegiatan pengolahan data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi atau pengelompokan data, kalkulasi, pengurutan, penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik, penyimpanan dan pembacaan data.

    6. Transformasi Data Ke Dalam Informasi

    Data merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan pemilihan data yang tepat ditambah lagi dengan proses yang akurat maka akan memberikan sebuah informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Data bisa analogikan sesuatu yang masih mentah baik softcopy (data-data dikomputer) maupun hardcopy (hasil print, buku, fotocopy) yang masih harus diproses lagi untuk menjadi lebih berarti dan memiliki nilai tambah.

    Untuk menjadi sebagai informasi data-data itu diolah atau diproses dengan berbagai langkah-langkah sesua idengan kebutuhannya, setelah diproses ada kalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flasdisk,cd,kertas dll).

    Dari informasi yang diperoleh jika sekiranya informasi yang dihasilkan masih kurang sesuai dengan keinginannyamaka data yang diinputkan atau proses yang dilakukan perlu dilakukan pembenahanlagi atau mungkin informasi itu dianggap sebagai data dan diproses lagi dengan proses yang lain disitulah dibutuhkan feedbackuntuk memberikan yang berkualitas. (Rohmat Taufiq,2013:16-17)

    7. Pengolahan Data informasi

    Dalam pengolahan data, untuk membuat data itu berguna sesuai dengan hasil yang dinginkan, sehingga dapat segera dipakai, maka harus digunakan alat-alat untuk mempercepat jalannya pengolahan, beserta staf yang mampu melaksanakan seluruh fase dalam rangka pengolahan data, mulai dari pengumpulan data, sampai ke pembuatan laporan atau informasi yang diinginkan, hendaknya dihasilkan sesuai dengan waktu, biaya yang ringan dan informasi yang relevan bagi pemakai.

    Menurut Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya (2014: 26) dalam jurnal Computech & Bisnis Vol. 8 No. 1, “Pengolahan data dengan menggunakan komputer dikenal dengan sebutan Pengolahan Data Elektronik (PDE) atau Electronic Data Processing (EDP)”.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    1. Definisi Sistem Informasi

    Menurut O’Brian dikutip oleh Yakub (2012:17) pada buku Pengantar Sistem Informasi, sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

    Sedangkan menurut Hanif Al Fatta (Indonesian Journal on Networking and Security, Volume 2, No 4 - Oktober 2013), untuk memahami pengertian sistem informasi, harus diingat keterkaitan antara data dan informasi sebagai entitas penting pembentuk system informasi. Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya. Sistem informasi adalah sistem yang menyediakan informasi dengancara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerima.

    2. Komponen Sistem Informasi

    Menurut Yakub (2012: 20) Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen -komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

    1. Blok Masukan (Input Block), Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
    2. Blok Model (Model Block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
    3. Blok Keluaran (Output Block), produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem
    4. Blok Teknologi (Technology Block), blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; teknisi (brainware), perangakat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
    5. Basis Data (Database Block), basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

    3. Tujuan Sistem Informasi

    Menurut Sutabri (2012:47), “tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

    Menurut Yuliastrie (2013:28), Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan yaitu:

    1. Akurat (accuracy)
    2. a. Menghubungkan sistem individu/kelompok.

      b. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.

      c. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi.

    3. Efisiensi pengelolaan
    4. a. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.

      b. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik Informasi.

      c. Penggunaan dan pengambilan Informasi.

    5. Dukungan keputusan untuk manajemen
    6. a. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.

      b. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.

      c. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.

    Konsep Dasar Analisa

    1. Definisi Analisa Sistem

    Tahap analisa merupakan tahap yang penting dan bersifat kritis, karena apabila dalam tahap ini terdapat kesalahan akan menyebabkan kesalahan pada tahapan-tahapan yang akan di lakukan selanjutnya. Berikut definisi analisa menurut pakar yaitu :

    1. Menurut Yakub (2012:142), Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa suatu jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule),masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana dalam perusahaan (business plan).
    2. Menurut laundon (2010), “analisa sistem terdiri dari mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan penyebabnya, menentukan solusi, dan mengindetifikasikan kebutuhan informasi yang harus memenuhui dengan solusi sistem”.
    3. Menurut Mcleod dan Schell (2012), “ analisa sistem adalah penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau sistem yang di perbaharui”.
    4. Menurut Taufiq (2013: 156), “Analisa Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, design logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

    2. Kualitas Informasi

    Menurut Tata Sutabri (2012:33-34) pada buku Analisis Sistem Informasi, Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevance).

    1. Akurat (accuracy)
    2. Informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

    3. Tepat waktu (Time Lines)
    4. Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

    5. Relevan (relevance)
    6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

    7. Mudah dan Murah
    8. Cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan pertimbangan tersendiri, jika cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka kualitas informasi tersebut akan berkurang.

    3. Fungsi Informasi

    Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda (Sutabri, 2012: 12).

    4. Nilai Informasi

    Nilai informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

    Menurut Gordon B. Davis dalam Sutarman (2012: 14), Nilai Informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.

    Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

    1. Kemudahan dalam memperoleh
    2. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

    3. Sifat luas dan kelengkapannya
    4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakapan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

    5. Ketelitian (accuracy)
    6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

    7. Kecocokan dengan pengguna (relevant)
    8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

    9. Kejelasan (clirity)
    10. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

    11. Fleksibel/keluwesannya
    12. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

    13. Dapat dibuktikan
    14. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

    15. Tidak ada prasangka
    16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

    17. Dapat diukur
    18. .Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai sempurna.

    4. Siklus Informasi

    Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.

    Data yang diolah melalui suatu model menjadi suatu informasi, penerima akan menerima informasi tersebut kemudian membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali.

    NInformasi diperlukan sebagai dasar pertimbangan para pengelola organisasi atau perusahaan dalam pengambilan keputusan manajerial dan strategis. Pengelolaan data menjadi sebuah informasi.

    1. Pengumpulan Data
    2. Pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu, seperti data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan suatu proses pencatatan data di dalam suatu file.Input Tahap ini merupakan proses untuk memasukan data dan prosedur pengolahan data kedalam komputer melalui alat input seperti keyboard. Prosedur data merupakan suatu urutan langkah untuk mengolah data yang ditulis kedalam suatu bahasa pemrograman yang disebut program.

    3. Pengolahan Data
    4. Merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah dimasukan. Kegiatan pengolahan data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi atau pengelompokan data, kalkulasi, pengurutan, penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik, penyimpanan dan pembacaan data.

    5. Transformasi Data Ke Dalam Informasi

    Data merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan pemilihan data yang tepat ditambah lagi dengan proses yang akurat maka akan memberikan sebuah informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Data bisa analogikan sesuatu yang masih mentah baik softcopy (data-data dikomputer) maupun hardcopy (hasil print, buku, fotocopy) yang masih harus diproses lagi untuk menjadi lebih berarti dan memiliki nilai tambah.

    Untuk menjadi sebagai informasi data-data itu diolah atau diproses dengan berbagai langkah-langkah sesua idengan kebutuhannya, setelah diproses ada kalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flasdisk,cd,kertas dll).

    Untuk menjadi sebagai informasi data-data itu diolah atau diproses dengan berbagai langkah-langkah sesua idengan kebutuhannya, setelah diproses ada kalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flasdisk,cd,kertas dll).

    Dari informasi yang diperoleh jika sekiranya informasi yang dihasilkan masih kurang sesuai dengan keinginannyamaka data yang diinputkan atau proses yang dilakukan perlu dilakukan pembenahanlagi atau mungkin informasi itu dianggap sebagai data dan diproses lagi dengan proses yang lain disitulah dibutuhkan feedbackuntuk memberikan yang berkualitas. (Rohmat Taufiq,2013:16-17)

    6. Pengolahan Data informasi

    Dalam pengolahan data, untuk membuat data itu berguna sesuai dengan hasil yang dinginkan, sehingga dapat segera dipakai, maka harus digunakan alat-alat untuk mempercepat jalannya pengolahan, beserta staf yang mampu melaksanakan seluruh fase dalam rangka pengolahan data, mulai dari pengumpulan data, sampai ke pembuatan laporan atau informasi yang diinginkan, hendaknya dihasilkan sesuai dengan waktu, biaya yang ringan dan informasi yang relevan bagi pemakai.

    Menurut Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya (2014: 26) dalam jurnal Computech & Bisnis Vol. 8 No. 1, “Pengolahan data dengan menggunakan komputer dikenal dengan sebutan Pengolahan Data Elektronik (PDE) atau Electronic Data Processing (EDP)”.

    Konsep Dasar Sistem Informasi

    1. Definisi Sistem Informasi

    Menurut O’Brian dikutip oleh Yakub (2012:17) pada buku Pengantar Sistem Informasi, sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

    Sedangkan menurut Hanif Al Fatta (Indonesian Journal on Networking and Security, Volume 2, No 4 - Oktober 2013), untuk memahami pengertian sistem informasi, harus diingat keterkaitan antara data dan informasi sebagai entitas penting pembentuk system informasi. Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya. Sistem informasi adalah sistem yang menyediakan informasi dengancara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerima.

    2. Komponen Sistem Informasi

    Menurut Hutahaean (2015: 13-14) sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu :

    1. Blok masukkan (input block), Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar;
    2. Blok model (model block), Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan;
    3. Blok keluaran (output block), Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem;
    4. Blok teknologi (technology block), Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama : Teknisi (humanware atau brainware), Perangkat lunak (software), Perangkat keras (hardware).
    5. Blok basis data (database block), Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya;
    6. Blok kendali (control block) Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidak efisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.


    3. Definisi Sistem Informasi

    Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, sebagai berikut:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user).
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancang bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat pengembangan atau pembuatan sistem.

    DAFTAR PUSTAKA