TA1511389993

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN

BARANG HABIS PAKAI PADA PT ANGKASA PURA II

TANGERANG


TUGAS AKHIR





Disusun Oleh :


NIM
: 1511389993
NAMA


JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA

TANGERANG

2017/2018




AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA


LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN

BARANG HABIS PAKAI PADA PT ANGKASA PURA II

TANGERANG


Disusun Oleh :


NIM
: 1511389993
Nama
Jenjang Studi
: Diploma Tiga
Jurusan
: Manajemen Informatika
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen



Disahkan Oleh :

Tangerang, 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
AMIK RAHARJA
       
Jurusan Manajemen Informatika
           
           
           
           
(Dr. Po Abas Sunarya, M.Si.)
       
(Ruli Supriati, S.Kom. MTI.)
NIP : 000603
       
NIP : 073009




AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN

BARANG HABIS PAKAI PADA PT ANGKASA PURA II

TANGERANG


Dibuat Oleh :


NIM
: 1511389993
Nama



Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif


Jurusan Manajemen Informatika

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :


Tangerang, Juli 2018

Pembimbing I
 
Pembimbing II
         
         
         
         
(Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I.)
 
(Himawan, M.Kom.)
NID : 08166
 
NID : 12012




AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN

BARANG HABIS PAKAI PADA PT ANGKASA PURA II

TANGERANG


Dibuat Oleh :


NIM
: 1511389993
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Manajemen Informatika

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :__________
 
NID :__________
 
NID :__________




AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(AMIK) RAHARJA INFORMATIKA


LEMBAR KEASLIAN TUGAS AKHIR


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN

BARANG HABIS PAKAI PADA PT ANGKASA PURA II

TANGERANG


Disusun Oleh :


NIM
: 1511389993
Nama
Jenjang Studi
: Diploma Tiga
Jurusan
: Manajemen Informatika
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen



Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Tugas Akhir yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2018
Astri Wulan Sari
NIM. 1511389993


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAK

Gudang merupakan salah satu tempat yang digunakan oleh perusahaan untuk menyimpan barang-barang milik perusahaan (asset), dimana barang-barang tersebut tidak dapat disimpan di kantor perusahaan karena jumlah yang terlalu banyak. Pada umumnya proses pendataan barang bekas dalam melakukan kegiatan pencatatan barang - barang yang telah habis masa pakai pada PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno – Hatta masih bersifat semi komputerisasi yaitu menggunakan form manual dan menggunakan software Microsoft Excel. Kendala yang ditemui dalam melakukan penelitian ini adalah pendataan barang bekas masih sering terjadi masalah yaitu penomoran dalam Berita Acara Penerimaan Barang Bekas Pakai (BAPBBP) contohnya adalah redudansi (nomor urut ganda) dalam penomoran dan nomor yang sering tidak berurutan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan sistem pencatatan barang habis pakai yang sedang berjalan pada gudang PT Angkasa Pura II. Metode analisa sistem yang digunakan adalah SWOT untuk melakukan analisa kendala-kendala serta segala aspek mulai dari pihak internal dan eksternal perusahaan. metode ini juga digunakan untuk melakukan analisa terhadap prosedur dan sistem yang berjalan, terkait dengan pendataan barang habis pakai dan lelang. Metode perancangan menggunakan UML (Unified Modelling Language) dan untuk bahasa pemrograman penulis menggunakan PHP dan basis data menggunakan MySQL. Dalam membuat Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengelola data barang bekas serta jumlah stok ketersediaan dengan baik yang dapat menghasilkan informasi secara akurat, cepat, tepat dan informatif untuk keperluan management warehouse di PT Angkasa Pura II kemudian hari.

Kata kunci : Gudang, Lelang, informasi, sistem informasi, pendataan, barang habis pakai.

ABSTRACT

The warehouse is one of the places used to store the company's goods (assets), where the goods can not be stored in the office because the amount is too much. In general, the process of collecting used goods in carrying out activities of recording of expired goods in PT Angkasa Pura II Soekarno - Hatta Airport is still semi computerized that is using the manual form and Microsoft Excel software. The trouble encountered in conducting this research is matters occurring in collecting used goods that is numberization of Goods Received Goods Receipts (BAPBBP) for example redundancy (doubled order number) in numbering and frequent numbers are not sequential. This study aims to design the system of recording of goods used in PT Angkasa Pura II. The analytical method used is SWOT to analyze the problems of internal and external company. this method is also used to perform analysis of running procedures and systems, related to data collection of consumables and auctions. The design method uses UML (Unified Modeling Language) and for programming languages using PHP and database using MySQL. It is expected to develop information that can be used to manage the data of used goods and inventory quantities well that can produce information accurately, quickly, and appropriately for warehouse management in PT Angkasa Pura II in the future.

Keywords: Warehouse, Auction, information, information systems, data collection, consumables.




KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan, dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Pendataan Barang Habis Pakai pada PT. Angkasa Pura II”. Tujuan dari pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, penelitian dilakukan berdasarkan hasil observasi, wawancara, serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Dalam menyusun Laporan Tugas Akhir (TA) peneliti banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil, serta bimbingan dan semangat yang diberikan. Dalam melakukan penelitian ini menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, maka tidak akan dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih khususnya kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Direktur AMIK Raharja Informatika
  2. Bapak Padeli, M.Kom. selaku pembantu Direktur I (Pudir I) Pada AMIK Raharja Informatika.
  3. Ibu Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I. selaku Kepala Jurusan Manajemen Informatika dan juga sebagai pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sangat baik.
  4. Bapak Himawan, M.Kom., selaku pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sangat baik.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.
  6. Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk keberhasilan penelitian.
  7. Bapak Sugina S.E. selaku Inventory & Warehouse Management Manager PT Angkasa Pura II.
  8. Bapak Sam Sadasa S.E. dan Ibu Rienni Rochanawati S.E. selaku Inventory Management Junior Manager PT Angkasa Pura II.
  9. Bapak Dedy Carsito S.E. dan Ibu Chrisna Margareth S.E. selaku stakeholder dan pembimbing lapangan dalam Kuliah Kerja Praktek di PT. Angkasa Pura II yang telah memberikan ilmu, arahan, serta masukan yang sangat bermanfaat dalam penelitian ini.
  10. Seluruh Staff unit Inventory & Warehouse Management atas bantuan, bimbingan dan masukan selama penelitian.
  11. Imam Nugraha yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan dukungan serta doa dalam menyelesaikan laporan ini.
  12. Siti Ika, Yuliana, Dewi, Agung, Ka Yuli, Ka Clara yang telah membantu memberikan dukungan serta doa untuk dapat menyelesaikan laporan ini.

Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai pemicu agar berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, Juli 2018
Astri Wulan Sari
NIM. 1511389993




DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM




DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Analisa SWOT

Tabel 3.2. Analisa SWOT pada PT Angkasa Pura II

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6. Final Draft Elisitasi

Tabel 3.7. Use Case Skenario Login

Tabel 3.8. Use Case Skenario Dashboard

Tabel 3.9. Use Case Skenario Registrasi User

Tabel 3.10. Use Case Skenario Request Pengembalian

Tabel 3.11. Use Case Skenario Notifikasi Request

Tabel 3.12. Use Case Skenario Barang Bekas

Tabel 3.13. Use Case Skenario Lelang

Tabel 3.14. Use Case Skenario Laporan Barang Bekas

Tabel 3.15. Use Case Skenario Laporan Lelang

Tabel 3.16. Perbedaan sistem berjalan dan diusulkan

Tabel 3.17. Spesifikasi Tabel User

Tabel 3.18. Spesifikasi Tabel Barang

Tabel 3.19. Spesifikasi Tabel Jadwal

Tabel 3.20. Spesifikasi Tabel Permintaan

Tabel 3.21. Spesifikasi Tabel Lelang

Tabel 3.22. Spesifikasi Tabel Penghapusan

Tabel 3.23. Spesifikasi Tabel Role

Tabel 3.24. Spesifikasi Tabel Migration

Tabel 3.25. Spesifikasi Tabel Password Reset




DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Informasi

Gambar 2.2. Gudang PT Angkasa Pura II

Gambar 2.3. Use Case Diagram

Gambar 2.4. Sequence Diagram

Gambar 2.5. Activity Diagram

Gambar 2.6. Class Diagram

Gambar 2.7. Analisa SWOT

Gambar 2.8. Logo Laravel

Gambar 2.9. Proses MVC (Model View Controller)

Gambar 2.10. Source Code Laravel

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT angkasa Pura II

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Unit Warehouse (Pergudangan)

Gambar 3.3. Gambaran Ilustrasi Prosedur Sistem yang Berjalan

Gambar 3.4. Use case diagram pendataan barang bekas pakai

Gambar 3.5. Activity diagram memberikan nota dinas

Gambar 3.6. Activity diagram mengisi form BAPBBP

Gambar 3.7. Activity Diagram membuat daftar usulan penghapusan

Gambar 3.8. Sequence Diagram memberikan nota dinas

Gambar 3.9. Sequence Diagram memberikan form BAPBBP

Gambar 3.10. Sequence Diagram usulan penghapusan barang bekas

Gambar 3.11. Form BAPBBP

Gambar 3.12. Surat Pelaksanaan Pekerjaan (hasil keputusan lelang)

Gambar 3.13. Gambar Ilustrasi Prosedur Sistem yang Diusulkan

Gambar 3.14. Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.15. Activity Diagram Registrasi User

Gambar 3.16. Activity Diagram Request pengembalian barang bekas

Gambar 3.17. Activity Diagram Barang Bekas

Gambar 3.18. Activity Diagram Laporan Barang Bekas

Gambar 3.19. Activity Diagram Lelang

Gambar 3.20. Activity Diagram Laporan Lelang

Gambar 3.21. Sequence Diagram Registrasi User

Gambar 3.22. Sequence Diagram Request pengembalian barang bekas

Gambar 3.23. Sequence Diagram Barang Bekas

Gambar 3.24. Sequence Diagram Laporan Barang Bekas

Gambar 3.25. Sequence Diagram Lelang

Gambar 3.26. Sequence Diagram Laporan Lelang

Gambar 3.27. Class Diagram yang Diusulkan

Gambar 3.28. Prototype Tampilan Login

Gambar 3.29. Prototype Tampilan Dashboard

Gambar 3.30. Prototype Tampilan Menu User

Gambar 3.31. Prototype Tampilan Form User

Gambar 3.32. Prototype Tampilan Menu Pemintaan

Gambar 3.33. Prototype Tampilan Menu Form Permintaan Tanggal

Gambar 3.34. Prototype Tampilan Form Permintaan Input Barang Bekas

Gambar 3.35. Prototype Tampilan Form Edit Permintaan

Gambar 3.36. Prototype Tampilan Menu Barang Bekas

Gambar 3.37. Prototype Tampilan Form Input Barang Bekas

Gambar 3.38. Prototype Tampilan Menu Lelang

Gambar 3.39. Prototype Tampilan Form Input Data Lelang

Gambar 3.40. Prototype Tampilan Menu Penghapusan

Gambar 3.41. Prototype Tampilan Form Input Data Lelang

Gambar 3.42. Prototype Tampilan Jadwal Permintaan Pengembalian

Gambar 3.43. Tampilan Menu User

Gambar 3.44. Tampilan Form User

Gambar 3.45. Tampilan Menu Permintaan

Gambar 3.46. Tampilan Form Penginputan Tanggal

Gambar 3.47. Tampilan Form Input Permintaan

Gambar 3.48. Tampilan Form Barang Bekas

Gambar 3.49. Tampilan Form Penghapusan

Gambar 3.50. Tampilan Hasil Input Data Penghapusan

Gambar 3.51. Tampilan Hasil Input Form Barang

Gambar 3.52. Tampilan Form Lelang

Gambar 3.53. Tampilan Hasil Tambah Data Lelang

Gambar 3.54. Tampilan Menu Jadwal

Gambar 3.55. Tampilan Notifikasi Jadwal




DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A:

A.1. Surat Pengantar Observasi

A.2. Surat Keterangan Observasi

A.3. Kartu Bimbingan

A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

A.5. Formulir Validasi Tugas Akhir (TA)

A.6. Formulir Validasi Sidang

A.7. Kwitansi Pembayaran Tugas Akhir (TA), Raharja Career dan Sidang

A.8. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil

A.9. Daftar Nilai

A.10. Formulir Seminar Proposal

A.11. Formulir Final Presentasi

A.12. Formulir Pertemuan Stakeholder

A.13. Sertifikat TOEFL

A.14. Sertifikat Prospek

A.15. Tri Dharma Perguruan Tinggi

A.16. Sertifikat IT Internasional

A.17. Sertifikat IT Nasional

A.18. Curriculum Vitae

A.19. Katalog Produk

A.20. Slide Presentasi

LAMPIRAN B:

B.1. Form Wawancara

LAMPIRAN C:

C.1. Form Berita Acara Penerimaan Barang Bekas Pakai (BAPBBP)

C.2. Surat Pelaksanaan Pekerjaan

C.3. Daftar Penghapusan Barang Bekas Persediaan

C.4. Daftar Penghapusan Barang Aktiva dibiayakan

C.5. Daftar Penghapusan Barang Bekas Berbahaya dan Beracun (sampah)




Daftar isi




BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gudang merupakan tempat yang penting karena di sana terletak berbagai macam barang milik perusahaan yang memiliki nilai jual. Perusahaan biasanya menugaskan satu atau lebih admin yaitu staff warehouse yang bertugas untuk melakukan berbagai macam proses kegiatan administrasi gudang meliputi kegiatan pencatatan dan pendataan yang berkaitan dengan pengelolaan data di dalam gudang, seperti barang yang masuk dan keluar, sisa persediaan barang pada gudang dan mencatat permintaan barang dari luar yaitu dari unit Satuan Teknik (ST). Administrasi gudang harus lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, karena harus bertanggung jawab terhadap laporan barang yang tersedia di dalam gudang baik barang yang baru ataupun barang yang bekas untuk di sampaikan kepada Inventory & Warehouse Management Manager dengan kesesuaian data inventory barang yang tersedia di gudang.

PT Angkasa Pura II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan bandar udara di Indonesia, bersama dengan PT Angkasa Pura I yang menitik beratkan pelayanan pada wilayah Indonesia bagian barat. Angkasa Pura II berkantor pusat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. PT Angkasa Pura II mengelola semua keperluan Bandara Soekarno - Hatta, termasuk dalam mengelola barang habis pakai seperti kursi, stroller, meja kerja dan lain-lain yang terdapat di semua Terminal dan di unit perkantoran Angkasa Pura II.

Proses pendataan dalam kegiatan pencatatan barang - barang yang telah habis masa pakai masih bersifat semi komputerisasi yaitu menggunakan form manual Berita Acara Penerimaan Barang Bekas Pakai (BAPBBP) dan menggunakan Microsoft Excel. Masalah yang sering terjadi yaitu penomoran dalam form BAPBBP sering terjadi kesalahan seperti pengulangan data (redudansi) dalam penomoran BAPBBP dan nomor yang terkadang tidak berurut. Hal tersebut dikarenakan penginputan data masih menggunakan Microsoft Excel, sehingga belum ada sebuah sistem yang bisa digunakan untuk mengelola data barang habis pakai dengan baik unuk dapat memperoleh informasi secara akurat, cepat, tepat dan informatif untuk keperluan di kemudian hari yaiu informasi jumlah barang bekas yang tersimpan di gudang.

Dari permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperlukan adanya suatu sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pada unit warehouse yang terus meningkat dan juga untuk membantu serta mempermudah proses penyelesaian laporan data barang habis pakai pada gudang serta mempercepat proses pengambilan keputusan pada bagian warehouse terutama staff gudang dan Inventory & Warehouse Management Manager, sehingga barang bekas di gudang tidak terlalu menumpuk. Sistem informasi sangat dibutuhkan untuk memudahkan bagian administrasi gudang dalam membuat laporan data barang habis pakai yang akan disampaikan kepada pihak yang memerlukan informasi perihal gudang yaitu Inventory & Warehouse Management Manager secara cepat, tepat, dan mudah.

Berdasarkan penjelasan atau uraian masalah di atas, peneliti mencoba untuk membuat suatu sistem pendataan dan pengelolaan data barang bekas pada PT Angkasa Pura II yang akan dituangkan dalam bentuk laporan Tugas Akhir (TA) dengan mengangkat judul “Perancangan Sistem Informasi Pendataan Barang Habis Pakai pada PT Angkasa Pura II Tangerang ”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dijabarkan beberapa rumusan masalah yang terdapat di warehouse PT Angkasa Pura II sebagai berikut :

  1. Bagaimana cara mempermudah admin warehouse dalam melakukan proses pendataan dan pengelolaan data barang habis pakai pada PT Angkasa Pura II Tangerang ?
  2. Bagaimana rancangan proses sistem untuk dapat mempermudah admin warehouse dalam melakukan pengolahan data yaitu klasifikasi barang habis pakai agar dapat menghasilkan suatu laporan yang akurat kepada warehouse and inventory management ?
  3. Bagaimana membuat sebuah sistem informasi yang dibutuhkan oleh PT Angkasa Pura II Tangerang dalam proses kegiatan pendataan dan pengolahan barang bekas pakai ?


Ruang Lingkup

Hal yang perlu dilakukan supaya penelitian dapat berjalan dengan baik dan dapat terarah kepada tujuan sehingga fokus terhadap sasaran penelitian dapat tercapai, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian berupa proses perancangan sistem informasi pendataan barang habis pakai jenis persediaan, aktiva dibiayakan dan barang bekas berbahaya dan beracun pada PT Angkasa Pura II Tangerang yang akan menghasilkan suatu laporan untuk disampaikan kepada pimpinan Inventory and Warehouse Management Manager sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mengambil keputusan.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan akan menghasilkan suatu tujuan sebagai hal yang ingin dicapai atau ditujukan dalam suatu penelitian. Berikut ini merupakan tujuan penelitian :

  1. Menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan pendataan dan pengolahan data barang habis pakai pada PT Angkasa Pura II Tangerang untuk dapat mempermudah admin warehouse dalam proses pengolahan data barang habis pakai.
  2. Merancang suatu sistem yang dapat mempermudah admin warehouse untuk melakukan pendataan dan pengolahan data barang habis pakai sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang akurat dan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pimpinan Inventory and Warehouse Management Manager di kemudian hari.
  3. Membuat laporan sebagai hasil dari pengolahan data barang habis pakai sesuai dengan klasifikasi barangnya yang dapat diakses oleh admin gudang dan Inventory and Warehouse Management Manager.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah :

  1. Memberikan kemudahan kepada admin warehouse dalam proses pendataan dan pengolahan data barang habis pakai pada PT Angkasa Pura II.
  2. Membantu admin warehouse untuk melakukan klasifikasi barang habis pakai dan menyampaikan laporan yang akurat kepada pimpinan Inventory and Warehouse Management Manager.
  3. Mempermudah Inventory and Warehouse Management Manager dalam pengambilan keputusan.


Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Sebagai bahan untuk menunjang materi laporan penelitian ini, maka digunakan beberapa metode penelitian yang dapat membantu dalam mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Metode pengumpulan data yang digunakan, antara lain :

  1. Metode Observasi

    Pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung prosedur yang berjalan pada unit warehouse, mempelajari urutan dokumen barang bekas pakai mulai dari penerimaan barang bekas sampai menjadi suatu laporan selain itu peneliti melakukan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan di PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno – Hatta Tangerang dimulai pada saat melakukan analisa Kuliah Kerja Peraktek yaitu pada tanggal 25 September sampai dengan 31 Oktober 2017. Namun peneliti tetap melakukan observasi bertujuan untuk memenuhi kelengkapan data pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2018.

  2. Metode Wawancara

    Melakukan kegiatan tanya jawab dan diskusi mengenai informasi yang diperlukan dalam proses penelitian. Wawancara dilakukan kepada Bapak Dedy Carsito dan Ibu Margaret yang menjabat sebagai staff warehouse. Bertanya mengenai sistem yang sedang berjalan saat ini dan apa saja kendala-kendala yang dihadapi terutama dalam hal pendataan dan pengelolaan barang-barang bekas.

  3. Metode Studi Pustaka

    Mempelajari, mengumpulkan, dan meringkas ulang jurnal, paper, skripsi, laporan tugas akhir, laporan kuliah kerja praktek, serta bahan referensi yang terkait dengan penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.

Metode Analisa

Setelah tahap dilakukannya pengumpulan data dalam penelitian kemudian data diolah dan dianalisis. Peneliti menggunakan metode analisis SWOT dalam melakukan penelitian dengan berdasarkan kepada logika untuk memaksimalkan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) terhadap PT Angkasa Pura II. Tujuan menggunakan analisa SWOT adalah untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi, bagaimana solusi dari permasalahan yang ada, dan membantu Inventory Warehouse Management Manager dalam mengambil keputusan.

Metode Perancangan

Penelitian ini menggunakan metode rancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan diagram UML (Unified Modeling Language) yaitu terdapat Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, Class Diagram.

Metode Pengujian

Proses pengujian sistem informasi pendataan barang habis pakai pada PT Angkasa Pura II berbasis WEB ini peneliti menggunakan Metode Blackbox Testing untuk dapat diketahui apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan fungsional (user requirement) atau tidak dari keinginan stakeholder. Blackbox Testing digunakan untuk melakukan uji coba dalam memfokuskan keperluan fungsional software. Pengujian blackbox dilakukan sebagai usaha dalam menemukan fungsi belum tepat atau fungsi yang hilang, kesalahan sistem, kesalahan akses atau koneksi dengan database eksternal, kesalahan kinerja.


Sistematika Penulisan

Dalam menyusun laporan penelitian Tugas Akhir ini terbagi menjadi 4 (empat) bab, masing-masing bab tersebut saling berkaitan dan menjadi satu kesatuan. Sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I   PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai informasi umum mengenai penelitian, yaitu terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, metode perancangan, metode pengujian sistem dan sistematika penulisan.

BAB II   LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori yang berupa pengertian dan definisi serta kutipan yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu teori umum, teori khusus dan literature review yang diambil dari jurnal nasional, dan jurnal internasional, laporan kuliah kerja praktek, laporan tugas akhir, laporan skripsi yang berkaitan dengan penyusunan laporan Tugas Akhir serta enam literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III   PEMBAHASAN DAN HASIL

Bab ini berisikan analisa organisasi, gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, tata laksana sisem yang berjalan dengan menggunakan Unified Modelling Language, usulan prosedur baru, rancangan database, rancangan prototype / tampilan dan implementasi sistem yang di usulkan.

BAB IV   PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran bagi perusahaan yang bersifat membangun untuk keperluan di waktu yang akan datang bagi pengembangan dan perbaikan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN




BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sidharta dkk (2015:98)[1] Perancangan sistem dapat disebut sebagai suatu tahapan penggambaran, perencanaan serta untuk membuat sketsa dari kumpulan elemen-elemen suatu sistem kemudian menjadi kesatuan yang utuh serta mempunyai makna dan fungsi.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Haerudin dkk (2013:117)[2] tujuan dari perancangan sistem adalah sebagai berikut :

  1. Memenuhi kebutuhan pemakaian sistem yang dilakukan oleh user.
  2. Memberikan suatu gambaran sistem yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang detail kepada seorang yang ahli dan programmer atau teknisi lainnya yang terlibat dalam proses pembuatan dan pengembangan sistem.

Menurut Sidharta dkk (2015:98)[1] “Tujuan dari perancangan sistem yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan pemakai sistem, memberi gambaran secara umum tentang sistem yang baru. Menggambarkan kumpulan dari elemen-elemen yang saling terkait kemudian mengolah dan menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat serta berguna melakukan pengambilan keputusan dana atau untuk dapat mengendalikan suatu organisasi.”

Dari kedua kutipan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan perancangan sistem adalah untuk memberikan suatu gambaran umum tentang sistem yang akan dibuat untuk memenuhi kebutuhan user.

Tahapan Implementasi Sistem

Sistem yang telah dilakukan analisis dan desain secara rinci dan teknologi telah dilakukan penyeleksian dan dipilih kemudian sistem akan dilakukan implementasi atau penerapan pada sistem. Tahap implementasi dari suatu sistem untuk meletakan sistem supaya agar dapat dioperasikan sesuai dengan fungsinya. Pada tahapan implementasi coding juga termasuk kedalamnya jika tidak menggunakan paket software (perangkat lunak) suatu aplikasi. Menurut Susilowati dkk (2011:14)[3]

Tahap implementasi mencakup hal sebagai berikut :

  1. Menerapkan rencana implementasi, mengkaji tentang hal rangkaian suatu sistem baik software maupun hardware dalam bentuk sistem informasi terpusat.
  2. Melakukan kegiatan implementasi, seperti melakukan test, pemasangan dan melakukan pemakaian pada sistem.
  3. Tindak lanjut implementasi, hal yang dilakukan seperti melakukan uji coba dan maintenance (pemeliharaan) pada sistem.


Konsep Dasar Sistem

Untuk mendukung dalam pembuatan laporan penelitian, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan penelitian ini.

Definisi Sistem

Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli bersumber dari buku dan jurnal, di antaranya :

Sistem merupakan suatu rangkaian yang terdiri beberapa komponen yang saling berhubungan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya, dimana setiap komponen tersebut berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan Menurut Romney dalam Sidh (2013:21)[4].

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah suatu komponen yang berkumpul untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.


Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Marc (2015:62)[5] “Information may be defined as data that has meaning. Both data and information relate to knowledge, which can be defined as information regarded as true in its meaning, a sufficiency of which leads to understanding. The critical use of knowledge to make intelligent decisions might be called wisdom.” (Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang memiliki makna. Kedua data dan informasi berhubungan dengan pengetahuan, yang dapat didefinisikan sebagai informasi yang dianggap benar dalam maknanya, kecukupan yang mengarah pada pemahaman. Penggunaan pengetahuan yang kritis untuk membuat keputusan cerdas bisa disebut kebijaksanaan).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah melalui suatu proses dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Jenis-Jenis Informasi

Menurut Sunarya dkk. (2015:80)[6] Informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek, yang diantaranya adalah :

  1. Informasi berdasarkan persyaratan. Suatu Informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan.
  2. Informasi berdasarkan dimensi waktu dibagi menjadi dua, yaitu :
    1. Informasi masa lalu

      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa lampau yang meskipun jarang di pergunakan, namun dalam penyimpanan pada data storage perlu disusun secara rapi dan teratur.

    2. Informasi masa kini

      Dari istilahnya sendiri adalah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.

Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2016:27)[7] Fungsi Informasi adalah memberikan suatu dasar kemungkinan untuk menanggapi seleksi kepada pengambilan keputusan. Fungsi informasi tidak mengarahkan pengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi mengurangi keanekaragaman dan ketidakpastian sehingga dapat diambil suatu keputusan yang baik. Suatu fungsi informasi yang penting lainnya adalah memberikan standar-standar, aturan-aturan ukuran, dan aturan-aturan keputusan untuk penentuan dan penyebaran tanda-tanda kesalahan dan umpan balik guna mencapai tujuan kontrol. Dengan kata lain, dengan menganggap bahwa pengambil keputusan menanam modal dalam suatu proyek, informasi diperlukan untuk membantu mengontrol pelaksanaan proyek.

Siklus Pengolahan Informasi

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Informasi

Sumber: www.pro.co.id[8]

Menurut Irwansyah dkk. (2014:3)[9] Komputer mengolah data (input) menjadi informasi (output). Komputer melakukan proses menggunakan instruksi atau langkah-langkah secara berurutan yang memberitahu komputer bagaimana melakukan tugas tertentu. Sebuah kumpulan instruksi ini saling terkait untuk membentuk sebuah informasi baru (output).

Sebuah komputer menyimpan data, informasi dan instruksi di dalam penyimpanan yang berguna untuk digunakan di masa depan. Rangkaian input, proses dan output merupakan siklus pengelolaan informasi. Sebagian besar komputer saling terhubung dan berkomunikasi dengan komputer lain. Sehingga komunikasi juga telah menjadi elemen penting dari siklus pengolah informasi.


Definisi Data

Menurut Aris dkk. (2016:74)[10] “Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul – betul ada dan terjadi.

Pengolahan Data

Pengolahan data harus dilaksanakan dalam proses yang cepat dan akurat. Dalam pengolahan data harus dilakukan secara rinci dan teliti. Data harus di sesuaikan terhadap informasi yang nantinya akan dihasilkan. Pengolahan data harus menggunakan suatu sistem untuk membantu pekerjaan yang diharuskan cepat dalam pengerjaannya. Data sangat berguna untuk olah menjadi suatu informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang. Data tanpa diolah tidak akan berguna, namun setelah diolah menjadi sebuah informasi akan menjadi lebih berharga. Contoh sistem informasi pengolahan data misalnya yang terdapat pada Perguruan Tinggi Raharja, yaitu PEN+ merupakan sistem pengolah nilai untuk mahasiswa. Data nilai UTS, UAS, dan Tugas Mandiri diinput oleh dosen kemudian diolah oleh RPU dan selanjutnya dapat diakses dan dilihat oleh mahasiswa.

Menurut Yakub dalam Maulani dkk. (2016:3)[11] “Sistem Informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas berbagai metode pengelolaan data.”

Metode pengolahan data terdiri dari :

  1. Metode manual, merupakan pengelolaan data yang semua operasi data dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat.
  2. Metode electromechanical, yang merupakan pengolahan data dengan menggabungkan semua orang dan mesin.
  3. Metode punched card equipment, merupakan pengelolaan data yang menggunakan semua alat yang disebut sistem merekam unit (unit record system).
  4. Metode electronic computer, merupakan pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi. Maulani (2016:3)[11]


Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Indah (2013:125)[12] “Sistem Informasi secara umum adalah merupakan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan serangkaian proses, berisi informasi-informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.”

Maka sistem informasi adalah suatu sistem untuk pengolahan data/transaksi harian yang dilakukan dalam sebuah organisasi untuk pengambilan keputusan perusahaan di masa yang akan datang.


Konsep Dasar Analisa Sistem

Menurut Lestari dkk. (2015:10)[13] Dalam langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahapini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seorang sistem analisis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dariuser sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini menghasilkan dokumen user requirement ataubisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem analisis untuk menterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman.

Menurut Sunarya dkk. (2015:4)[14] berikut ini adalah beberapa rencana tahap analisis yang akan dilakukan untuk membangun sistem informasi manajemen :

  1. Analisis dan perencanaan perancangan sistem informasi.
  2. Analisis situasi dan kondisi.
  3. Analisis sasaran dan masalah.
  4. Analisis kebutuhan informasi.
  5. Analisis data.


Teori Khusus

Definisi Gudang

Gambar 2.2 Gudang PT Angkasa Pura II

Menurut Athoillah dkk. (2013:1)[15] Gudang merupakan salah satu bagian penting dari sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, baik barang hasil produksi ataupun bahan baku yang akan di produksi perusahaan tersebut. Jika dilihat dari segi fungsi dapat diketahui bahwa tingkat mobilitas barang dalam gudang sangat tinggi setiap harinya, hampir terdapat ratusan bahkan ribuan barang produksi maupun bahan baku masuk atau keluar gudang.

Menurut KBBI dalam Athoillah dkk. (2013:1)[15] gudang adalah rumah atau bangsal tempat menyimpan barang-barang, sedangkan pergudangan adalah mengenai hal simpan menyimpan barang di gudang. Jika dijabarkan lebih luas pergudangan adalah segala kegiatan yang melakukan upaya pengelolaan gudang yang merupakan sarana pendukung untuk kegiatan produksi yang meliputi dari kegiatan penerimaan, kegiatan penyimpanan, kegiatan pemeliharaan, kegiatan pendistribusian, kegiatan pengendalian dan kegiatan pemusnahan, serta kegiatan pelaporan material dan peralatan agar kualitas dan kuantitas barang-barang yang terdapat dalam gudang terjamin.

Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan gudang adalah fasilitas yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang, baik barang tersebut sebagai aktiva ataupun sebagai persediaan (stok). Dimana gudang memerlukan proses admisistrasi yang baik dalam hal pencatatan, baik itu dalam pencatatan barang masuk ataupun barang keluar. Perlu adanya laporan di setiap periode tertentu untuk dapat melaporkan persediaan yang ada di gudang.


Klasifikasi Gudang

Pembagian barang dalam gudang dapat dibagi dalam dua klasifikasi, yaitu berdasarkan karakteristik material dan berdasarkan aliran barang. Menurut Apple dalam Setiadi (2015:248)[16]. Karakteristik material dibagi 4 yaitu : raw material (bahan baku), work-in process storage (bekerja dalam penyimpanan proses), finish goodsstorage (menyelesaikan penyimpanan barang), dan tools (alat).

Aliran barang dibagi 3 yaitu:

  1. Fast moving, Aliran frekuensi perpindahan barang tinggi.
  2. Medium moving, Aliran frekuensi perpindahan barang sedang.
  3. Slow moving, Aliran frekuensi perpindahan barang rendah.

Dilihat dari penjelasan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa gudang PT Angkasa Pura II jika berdasarkan karakteristik material termasuk kedalam work-in process storage karena barang- barang yang terdapat di gudang masih dilakukan proses selajutnya untuk dilakukan lelang, dan jika dilihat dari karakteristik aliran barang termasuk kedalam medium moving atau aliran frekuensi perpindahan barangnya sedang karena setiap hari pasti barang bekas yang masuk ke dalam gudang tetapi dalam satu tahun belum dapat dipastikan berapa kali akan dilakukan proses pelelangan agar gudang kembali dalam keadaan kosong.

Pergerakan Barang Pada Gudang

Menurut Wignjosoebroto dalam Sertiadi dkk (2015:248)[16] “Pergerakan barang dalam gudang terjadi secara kontinu, dimana pergerakan tersebut harus dioptimalkan agar pergerakan barang dapat berjalan dengan lancar. Proses kegiatan operasional yang terdapat di sebagian atau seluruh gudang terdiri dari 3 operasi utama yaitu perpindahan (receiving, put away, shipping), penyimpanan, perpindahan informasi.”

Tujuan Penggunaan Gudang

Menurut Juliana (2016:114)[17] Adapun tujuan dari kegiatan penyimpanan material adalah :

  1. Untuk menyeimbangkan antara kemampuan produksi dengan demand konsumen.
  2. Untuk memberikan suatu customer service yang spesifik.
  3. Untuk menambah nilai pada produk.

Definisi Persediaan

Menurut Prasetyo dalam Tamodia (2013:23)[18] “Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan atau proses produksi menunggu masa penggunaan nya pada proses produksi.”

Menurut Rudianto dalam Tamodia (2013:23)[18] “Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, bahan dalam proses yang dimiliki perusahaan dagang dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut”.

Menurut Farah dalam Dewanto (2014:52)[19] “Persediaan merupakan sejumlah bahan/barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa barang jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaranoperasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu.”

Kesimpulannya, Persediaan merupakan segala sesuatu dari sumber daya dalam suatu proses yang bertujuan mengantisipasi segala macam kemungkinan yang terjadi, baik karena adanya permintaan maupun ada masalah lain. Persediaan merupakan Barang yang dimiliki dan kemudian dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal.

Definisi Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah setiap barang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak dengan nilai perolehan per unit sesuai kebijakan akuntansi perusahaan (berikut dengan seluruh biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap tersebut) yang dapat dikapitalisasi dan digunakan unit pemakai dalam melaksanakan tugas-tugasnya (Sumber : dokumentasi perusahaan)[20].

Definisi Barang Bergerak

Barang bergerak adalah setiap barang kekayaan perusahaan yang menurut sifat dan penggunanya dapat di pindah-pindah seperti alat pengangkutan, alat-alat besar, kendaraan, dan berbagai macam peralatan. (Sumber : dokumentasi perusahaan)[20].

Definisi Aktiva Dibiayakan

Aktiva dibiayakan adalah seluruh barang inventaris milik perusahaan yang nilai perolehan per unit sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan yang tidak dapat dikapitalisasi dan dibiayakan langsung pada tahun berjalan.(Sumber : dokumentasi perusahaan)[20].


Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

According to Patel (2013:884)[21] Most of the software practitioners believe in Model-based test case generation. Advantages of this are the early detection of faults, reducing software development time etc. The most important part of the testing attempt is the test case generation. As a modeling language, Unified Modeling Language (UML) is generally used to describe design specification and analysis by both software practitioners. (Sebagian besar praktisi perangkat lunak percaya pada generasi uji berbasis model. Keuntungan dari ini adalah deteksi dini kesalahan, mengurangi waktu pengembangan perangkat lunak, dan lain-lain. Bagian terpenting dari upaya pengujian adalah generasi uji coba. Sebagai bahasa pemodelan, Unified Modeling Language (UML) umumnya digunakan untuk menggambarkan spesifikasi dan analisis desain oleh kedua praktisi perangkat lunak).

According to Bondavalli et al from Magureanu et al (2013:333)[22] Formal specification languages are intended to provide precise and complete models of the proposed software systems. Formal specification for UML models can be achieved using formal constructs. Various tools can use this rigorous specification for verifying the UML models. The purpose of using formal specification and validation constructs is to provide unambiguous descriptions of system structure and functionality and to prove before deployment that the system will function according to the expected requirements (Bahasa spesifikasi formal ditujukan untuk menyediakan model sistem perangkat lunak yang tepat dan lengkap. Spesifikasi formal untuk model UML dapat dicapai dengan menggunakan konstruksi formal. Berbagai alat dapat menggunakan spesifikasi yang ketat ini untuk memverifikasi model UML. Tujuan penggunaan spesifikasi formal dan validasi konstruksi adalah untuk memberikan deskripsi struktur dan fungsi sistem yang tidak ambigu dan untuk membuktikan sebelum penerapan bahwa sistem akan berfungsi sesuai dengan persyaratan yang diharapkan).

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah suatu bentuk pemodelan yang menterjemahkan sebuah sistem perangkat lunak dalam memperbarui sistem atau mengembangkan sistem berbasis object oriented menjadi suatu bentuk visual sehingga dapat mudah dipahami.

Diagram UML (Unified Modeling Language)

  1. Use Case Diagram

    Gambar 2.3 Use Case Diagram

    Sumber: www.circle.visual-paradigm.com[23]

    Menurut Rahardja dkk. (2014:218)[24]Use case merupakan gambaran dari proses sistem secara keseluruhan yang melibatkan actor dalam hal penggunaan.”

    Menurut Rahardja dkk. (2014:237)[25] “Sebuah use case dapat menggambarkan hubungan antara use case dengan actor. Secara umum use case adalah pola perilaku sistem dan ukuran transaksi yang berhubungan yang dilakukan oleh satu actor.”

    Almutairi (2013:270)[26] Use Case diagrams are widely used to model system behaviour and also to represent user's interaction with the system. Context Aware Systems (CASs) are dynamic in nature and their response is based on varying parameters such as time and location. Due to this dynamic nature, such systems cannot be represented by the existing form of use case diagrams. In this paper the authors present a set of enhancements to the typical form of use case diagrams to fully model a CASs. (Use Case diagram digunakan secara luas untuk memodelkan perilaku sistem dan juga untuk merepresentasikan interaksi pengguna dengan sistem. Context Aware Systems (CASs) bersifat dinamis dan respons mereka didasarkan pada berbagai parameter seperti waktu dan lokasi. Karena sifat dinamis ini, sistem seperti itu tidak dapat diwakili oleh diagram use case yang ada. Dalam tulisan ini, penulis menyajikan seperangkat perangkat tambahan pada bentuk khas diagram use case untuk memodelkan CASs secara penuh.)

    Dari definisi use case di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa use case adalah suatu diagram yang menggambarkan kegiatan suatu actor yang terjadi dalam suatu sistem.

  2. Sequence Diagram

    Gambar 2.4 Sequence Diagram

    Sumber: www.circle.visual-paradigm.com[23]

    Menurut Yuliani (2017:28)[27] Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya. berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram dapat digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.

    Menurut Widodo dalam Sudaryono (2013:99)[28] “Diagram Sequence berfungsi untuk mengembangkan komunikasi antara objek, bukan suatu data yang dimanipulasi dalam melakukan komunikasi. Sequence diagram menggambarkan suatu benuk interaksi antara suatu objek pada sistem berupa suatu pesan yang disusun berdasarkan waktu.”

    Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpula bahwa sequence diagram adalah suatu bentuk diagram yang menggambarkan suatu kegiatan berupa messageyang diurutkan berdasarkan waktu terjadinya suatu kegiatan tersebut.

  3. Activity Diagram

    Gambar 2.5 Activity Diagram

    Sumber: www.circle.visual-paradigm.com[23]

    Menurut Pressman dalam Dewi (2016:196)[29]Activity Diagram menggambarkan aliran kontrol dari aktivitas ke aktivitas, aktivitas yang berkembang menjadi pengeksekusian aksi mandiri. Activity diagram juga menampilkan decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir.”

    According to Patel (2013:884)[21] UML becomes the sources of Test cases which are usually generated from the requirement, and UML activity diagram illustrates the sequential control flows of activities that make it possible to generate test cases for activity diagrams. (UML menjadi sumber uji kasus yang biasanya dihasilkan dari kebutuhan, dan Activity Diagram UML menggambarkan aliran kontrol sekuensial aktivitas yang memungkinkan menghasilkan kasus uji untuk Activity Diagram).

    Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Activity diagram adalah suatu diagram yang berfungsi untuk menggambarkan aktivitas dari suatu sistem.

  4. Class Diagram

    Gambar 2.6 Class Diagram

    Sumber: www.circle.visual-paradigm.com[23]

    Menurut Yuliani dkk (2017:29)[27]Class diagram adalah diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam sistem/perangkat lunak yang sedang kita gunakan. Class diagram juga memberikan gambaran (diagram statis) tentang sistem/perangkat lunak dan relasi-relasi yang ada di dalamnya.”

    Menurut Arhami dalam Salafuddin dkk. (2017:20)[30]Class diagram digunakan untuk menggambarkan struktur objek dari sistem yang memuat objek-objek yang terdapat di dalam sistem beserta relasi antar objek.”

    Rumpe (2014:6)[31] Class Diagrams is an abstraction of the real system that mainly deals with structure. Besides class diagrams, there are also object diagrams that deal with structure. Whereas class diagrams define and constrain potential structures of a system, an object diagram defines an actual structure of objects in a system in a certain situation. Therefore, object diagrams operate on the instance level. This makes it easy to generate code out of an object diagram, e.g. a code that builds up the object structure. (Class Diagram adalah abstraksi dari sistem sebenarnya yang terutama berhubungan dengan struktur Selain class diagram, ada juga diagram objek yang berhubungan dengan struktur. Sedangkan class diagram menentukan dan membatasi struktur potensial suatu sistem, sebuah diagram objek mendefinisikan struktur sebenarnya objek dalam suatu sistem dalam situasi tertentu. Oleh karena itu, diagram objek beroperasi pada tingkat contoh. Hal ini memudahkan untuk menghasilkan kode dari diagram objek, misalnya sebuah kode yang membangun struktur objek).


Konsep Dasar Analisa SWOT

Gambar 2.7 Analisa SWOT

Sumber: www.projectsmart.co.uk[32]

Definisi Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah mengidentifikasikan berbagai macam factor secara sistematis untuk dapat merumuskan strategi suatu organsasi. Analisis SWOT disasarkan pada suatu logika yang memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun dapat meminimalkan secara bersamaan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dalam melakukan pengambilan keputusan strategi yang digunakan selalu berkaitan dengan pengembangan suatu rangkaian yaitu misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi. Maka, perencanaan suatu strategi harus dilakukan analisa factor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang sedang terjadi. (Menurut Fredi Rangkuti dalam Nisak (2015:3)[33])

Analisa SWOT digunakan untuk dapat memberikan penilaian mengenai kekuatan dan kelemahan dari barbagai macam sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan berbagai kesempatan eksternal dan segala macam tantang yang dihadapi. (Menurut Widharta (2013:6)[34])

Dari definisi diatas dapat disimpulkan analisis SWOT (SWOT analysis) merupakan suatu upaya untuk dapat mengenalkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja suatu sistem.

Fungsi Analisis SWOT

Fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi mengenai analisis situasi dan memisahkan dalam bentuk pokok-pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). (Menurut Ferrel dalam Widharta (2013:6)).

Analisis SWOT akan menjelaskan mengenai suatu informasi yang berindikasi suatu halyang membantu perusahaan untukmencapai tujuan atau memberikan indikasi menghadapi suatu rintangan atau meminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.

Konsep Dasar Framework

Definisi Framework

Menurut Gasan (2018:41)[35] “Framework adalah kumpulan perintah atau fungsi dasar yang membentuk aturan-aturan tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain sehingga dalam pembuatan aplikasi website, harus mengikuti aturan dari framework tersebut. Dengan Framework tidak perlu memikirkan kode perintah atau fungsi dasar dari aplikasi website.”

Konsep Dasar Laravel

Gambar 2.8 Logo Laravel

Sumber: www.yesserie.com[36]

Definisi Laravel

Menurut Gasan (2018:41)[35] “Laravel adalah sebuah MVC WEB Development Framework berbasis php. Laravel didesain untuk meningkatkan kualitas dari software dengan mengurangi biaya pengembangan awal dan biaya pemeliharaan, dan untuk meningkatkan pengalaman kerja dengan aplikasi yang berdasarkan syntax murni dan satu set dari function yang akan menghemat waktu pengimplementasian.”

Model View Controller

Gambar 2.9 Proses MVC (Model View Controller)

Sumber: www.maniacms.web.id[37]

Menurut Gasan (2018:40)[35] Model View Controller (MVC) adalah Pola desain digunakan untuk rekayasa perangkat lunak.Pola desain ini memiliki tujuan utama yaitu, memisahkan rangkaian logika dari antarmuka pengguna, memfokuskan pada pemeliharaan yang lebih baik, kemudahan dalam pengujian. Aplikasi yang terstuktur MVC terdiri dari tiga bagian utama : model, view, dan controller.

  1. Model

    Model ini terdiri dari beberapa data yang dienkapsulasi bersama dengan processing logic dan terpisah dari manipulasi logic yang dirumuskan dalam controller. Presentation logic terletak di komponen tampilan.

  2. View

    View objek mengacu kepada model objek. View menggunakan metode read-only yang ada pada model objek untuk melakukan query dan mengambil data, hal ini dapat terlihat seperti halaman HTML.

  3. Controller

    Meningkatkan pengalaman kerja dengan aplikasi yang berdasarkan syntax murni dan satu set dari function yang akan menghemat waktu pengimplementasian.

Kelebihan Laravel

Menurut Aminudin (2015:4)[38] berikut ini adalah kelebihan dari framework laravel:

  1. Expressif

    Expressif yang dimaksud adalah ketika melihat suatu sintaks laravel seorang programmer diharapkan langsung mengetahui kegunaannya meskipun belum pernah mempelajari ataupun menggunakan.

  2. Simple

    Laravel simple karena adanya Eloquent ORM seperti contohnya untuk mengambil semua data yang berada dalam table users hal yang diperlukan hanya membuat class model bernama users kemudian memasukan semua data menggunakan looping terhadap variablenya. Laravel memiliki kesederhanaan juga dalam masalah routing.

  3. Accessible

    Laravel dibuat dengan dokumentasi yang selengkap mungkin. Code Developer dari laravel sendiri berkomitmen untuk selalu menyerakan dokumentasi yang lengkap setiap kali rilis fitur terbaru.

Composer

Menurut Basuki (2016:10)[39] Composer adalah package manager PHP. Jika dibandingkan dengan Bahasa pemrograman lainnya, kelahiran package manager di PHP terbilang terlambat. Dengan adanya composer proses installasi sebuah paket menjadi lebih mudah. Composer digunakan untuk menginstall Laravel beserta semua dependecynya. Selain itu, Composer juga digunakan untuk menambah paket lain jika diperlukan.

Modul-Modul Laravel

Menurut Basuki (2016:52)[39] berikut ini merupakan modul Laravel :

  1. Blade

    Blade adalah template engine laravel. Pada dasarnya blade adalah View, namun dengan blade dapat memiliki syntax tambahan yang dapat membantu untuk menampilkan data dan blade merupakan fitur template inheritance.

  2. Artisan

    Artisan adalah Command Line Interface (CLI) Laravel. Dengan adanya artisan dapat memberikan command yang dapat membantu dalam proses web development. Membuat beberapa file yang diperlukan Laravel, migrasi database, mengatur namespace aplikasi, berinteraksi dengan aplikasi melalui Tinker, sehingga mengatur status aplikasi menjadi up dan down, semua dapat dilakukan dengan menggunakan artisan. Bisa dilakukan dengan cara manual tetapi dengan menggunakan artisan dapat menjadi sederhana prosesnya dan lebih cepat.

Contoh Source Code Laravel

Gambar 2.10 Source Code Laravel


Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Fathansyah dalam Hidayatullah (2014:147)[40] “Basis Data adalah himpunan sekelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.”

Menurut Haerudin (2013:118)[2] “Secara umum sistem database merupakan suatu sistem informasi yang mengintgritaskan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam dalam sebuah organisasi.”

Menurut McLeod dalam Meilani (2015:270)[41]Database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali.”

Dari definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan mengenai pengertian database yaitu, sekumpulan data yang tersimpan dan terintegrasi dalam suatu perangkat lunak sehingga dapat dengan mudah untuk menghasilkan suatu informasi.

Tujuan Basis Data

Menurut Fathansyah dalam Hidayatullah (2014:147)[40] tujuan dari basis data adalah sebagai berikut :

  1. Kecepatan dan kemudahan (speed)

    hal yang dimaksud adalah diharapkan dengan mengunakan basis data dapat dengan mudah dan cepat melakukan menyimpan, merubah, dan menampilkan kembali.

  2. Efisiensi ruangan penyimpanan (space)

    Dengan menggunakan basis data diharapkan dapat mengurangi redudansi (pengulangan) data sehingga dapat lebih efisien dalam penyimpanan.

  3. Keakuratan (accuracy)

    Data yang tersimpan dapat lebih akurat dengan menggunakan tipe data, domain data dan keunikan data.

  4. Ketersediaan (availability)

    Data yang sudah tidak terpakai dapat dipisahkan dari suatu sistem database yang sedang aktif dengan cara penghapusan atau melakukan back up data.

  5. Kelengkapan (completeness)

    Agar dapat melakukan kelengkapan dalam basis data dapat dilakukan dengan cara menambahkan record data, melakukan perubahan struktur basis data, menambah field atau menambahkan table baru.

  6. Keamanan (security)

    Setiap pengguna dapat dibatas hak aksesnya sehingga dapat lebih aman dalam penggunaan basis data.

  7. Pemakaian bersama (sharability)

    Data yang dikelola oleh sistem mendukung untuk melakukan multiuser dan menghindari adanya interknsistensi data karena dilakukan perubahan oleh beberapa user di waktu yang bersamaan.


Konsep Dasar MYSQL

Definisi MYSQL

Menurut Hidayatullah (2014:180)[40] “MySQL adalah salah satu aplikasi DBMS yang sudah sangat banyak digunakan oleh para pemrogram aplikasi web.”

Menurut Yakub dalam Sholikhin (2013:52)[42]MySQL merupakan aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan data dalam sebuah aplikasi. SQL adalah bahasa komputer yang mengikuti standar American National Standard Institute (ANSI), yaitu sebuah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses dan melakukan manipulasi sistem database.”

Menurut Arief dalam Dzulhaq (2017:2)[43] “MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya.”

Menurut Anhar dalam Sudaryono (2013:98)[28] “…MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan Bahasa SQL. Mysql bersifat Open source sehingga bias menggunakan secara gratis. Pemrograman PHP juga sangat mendukung/support dengan database MySQL.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian SQL yaitu, suatu aplikasi basis data yang menggunakan Bahasa standar ANSI untuk melakukan pengaksesan dan manipulasi pada sistem.


Konsep Dasar WEB

Definisi WEB

Website atau situs adalah suatu kumpulan halaman untuk menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara dan video atau gabungan dari semua data tersebut untuk membentuk suatu rangkaian bangunan yang terkait satu dengan yang lain dimana dari masing-masing dihubungkan dengan hyperlink. Website dapat dikatakan statis apabila bersifat tetap, jarang adanya perubahan, dan informasi yang diberikan searah dengan pemilik website tersebut. Sebaliknya sifat yang dinamis dimilki oleh website yang selalu berubah dan isi dari informasinya interaktif dua arah antara pemilik dengan pengguna website. (Riyadi, 2012:3)[44]

Jenis WEB

Menurut Sovia (2011:39)[45] Berikut ini merupakan pengelompokan dari jenis-jenis WEB :

  1. Jenis-jenis web berdasarkan sifatnya adalah :
    1. Website dinamis, adalah suatu website yang menyediakan suatu content yang selalu berubah-ubah pada setiap saat. Misalnya website berita.
    2. Website statis, adalah suatu website yang memuat content yang sangat jarang berubah. Misalnya web profil organisasi.
  2. Ditinjau dari segi bahasa pemrograman, website terbagi atas:
    1. Server side, adalah website yang menggunakan suatu Bahasa pemrograman yang bergantung tersedianya suatu server. Seperti contohnya PHP, ASP dan sebagainya.
    2. Client side, adalah website yang tidak bergantung atau tidak membutuhkan suatu server dalam menjalankannya yaitu cukup diakses melalui browser. Misalnya, html.
  3. Berdasarkan tujuannya, website dibagi atas:
    1. Personal web, adalah suatu website yang dengan content informasi pribadi seseorang.
    2. Corporate web, adalah suatu website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang memuat berbagai macam informasi tentang perusahaan.
    3. Portal web, adalah website yang mempunyai lebih dari satu atau banyak layanan, mulai dari layanan berita, email, dan jasa-jasa lainnya.
    4. Forum web, adalah website yang memiliki tujuan untuk media media diskusi.


Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut Mustaqbal (2015:34)[46]Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapatmendefinisikan kumpulan kondisi input danmelakukan pengetesan pada spesifikasi fungsionalprogram. Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari White Box Testing tapi lebih merupakan pelengkapuntuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White Box Testing.”

Fungsi Black Box Testing

Menurut Mustaqbal (2015:34)[46] Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut :

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
  2. Kesalahan antarmuka (interface errors).
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
  4. Kesalahan performansi (performance errors).
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.


Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Siahaan dalam Dzulhaq (2017:1)[43] “Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). Sebelum kebutuhan dapat dianalisis, dimodelkan, atau di tetapkan, kebutuhan harus dikumpulkan melalui proses elisitasi.”

Dari Pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahawa Elisitasi adalah suatu kumpulan dari berbagai kegiatan awal untuk malakukan rekayasa. proses elisitasi dibuat agar dapat terarah sesuai dengan kebutuhan penggunaan sistem.

Jenis-Jenis Elisitasi

Menurut Prastomo (2014:166)[47] Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI:
    1. M, Mandatory (penting) yaitu requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.
    2. D, Desireable. yaitu requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I, Inessential. yaitu requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.
  3. Elisitasi Tahap III, Merupakan tahapan penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:
    1. T artinya Technical, yaitu bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    2. O artinya Operational, yaitu bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E artinya Economi, yaitu berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.


Konsep Dasar Literatur Review

Definisi Literatur Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153)[48] “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan- penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Literatur Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini, antara lain:

  1. Berdasarkan penelitian karya ilmiah yang telah dilakukan oleh Joko Dewanto dan Yetti Kusmira pada tahun 2014[19] dengan judul Analisi dan Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Barang Masuk dan Keluar Gudang Barang Jadi dan Logistik di PT SNFOOD. Pada penelitian ini penulis mencoba menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi yaitu sistem yang berjalan masih bersifat semi komputerisasi yaitu masih menggunakan Ms. Excel mulai dari penerimaan dan pengeluaran barang. Hal yang telah disampaikan oleh penulis bahwa ini kurang efisien dan data yang harus diolah dalam setiap harinya cukup banyak. Solusi dalam permasalahan tersebut adalah PT SNFOOD memerlukan suatu sistem informasi pengolahan data barang masuk dan barang keluar untuk mempermudah dalam proses pencarian data, pencatatan transaksi dan pengolahan stock. Aplikasi ini terintegrasi dalam database maka dapat mempermudah pihak pengelola di bagian logistic mengetahui informasi barang.
  2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi Sawitri pada tahun 2011[49] dengan judul Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan Barang “Electrolux Authorized Service CV. Momentum Teknik”. Pada penelitian ini dijelaskan permasalahan yang dihadapi yaitu permasalahan pada sistem inventory yang dimiliki yang menggunakan pendokumentasian data barang masuk dan barang keluar secara manual sehingga membuat lambatnya kinerja perusahaan. Data-data tersebut tidak terintegrasi dan tidak terkonsolidasi. Karena itu dibuat perancangan sistem informasi manajemen persediaan barang secara komputerisasi dan terintegrasi agar mempercepat kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) mulai dari perencanaan sistem hingga tahap perancangan sistem yang rinci, mencakup perancangan database, perancangan kontrol, perancangan input output, hingga teknologinya. Dari penelitian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu dari laporan persediaan barang dapat diketahui macam-macam barang yang termasuk ke dalam kategori barang-barang yang cepat terjual dan juga kinerja dari perusahaan jasa tersebut serta sistem kerjanya. Pemodelan sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi sehingga setiap divisi terkait bisa mendapatkan informasi persediaan barang yang tersaji secara cepat dan tepat tanpa membutuhkan tanya jawab terlebih dahulu kepada divisi-divisi terkait.
  3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mhd Bustanur Rahmad dan Tedy Setiadi pada tahun 2011[16] dengan judul Perancangan Sistem Informasi Inventory Spare Part Elektronik Berbasis Web PHP (Studi CV. Human Global Service Yoyakarta). Pada penelitian ini dijelaskan permasalahan yang dihadapi yaitu pencatatan barang dilakukan dengan cara manual yaitu untuk mengetahui data stok barang serta pembuatan laporannya dengan cara melakukan penulisan di buku. Oleh sebab itu banyak waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses dalam menghasilkan laporan yang tepat dan transaksi penjualan barang yang akurat bagi pemilik dan mengurangi kesalahan dalam pencatatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan aplikasi dalam pengolahan data persediaan barang khususnya persediaan spare part serta laporan yang terkomputerisasi agar pencatatan arus barang masuk dan keluar dapat secara cepat, tepat dan akurat. Kesimpulannya, Aplikasi berupa sistem informasi inventory spare part elektronik yang dapat dijadikan sebagai alat bantu informasi untuk pengolahan data barang serta stok gudang dan mencatat penggunaan biaya inventory. Melalui sistem informasi inventory ini, pihak manajemen dapat mengambil keputusan berdasarkan rekapitulasi transaksi, sisa stok dan informasi lain.
  4. Based on research that has been done by Lawrence Imeokparia in 2013[50] with the title Inventory Management System and Performance of Food and Beverages Companies in Nigeria. This study explores the relationship between inventory management and control and performance and Food and Beverages companies in Nigeria. The results show that there significant relationship between inventory management and control and the performance of Food and Beverages companies in Nigeria. Inventory Control System is the process of managing inventory in order to meet customer demand at the lowest possible cost and with a minimum of investment. This research work employs the use of secondary data which provides repository records and accounts in a workable format. (berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lawrence Imeokperia pada tahun 2013 yang berjudul Inventory Management System and Performance of Food and Beverages Companies in Negeria. Penelitian ini menjelaskan hubungan antara manajemen persediaan, kontrol, kinerja dan perusahaan Makanan dan Minuman di Nigeria. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara manajemen persediaan, kontrol, dan kinerja perusahaan Makanan dan Minuman di Nigeria. Sistem Pengendalian Persediaan adalah proses mengelola persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan biaya serendah mungkin dan dengan investasi minimum. Penelitian ini bekerja menggunakan data sekunder yang menyediakan catatan dan catatan gudang dalam format yang bisa diterapkan.)
  5. Based on research that has been done by Phindile Ndlala and Charles Mbohwa in 2017[51] with the title The Application Inventory Control Systems in Warehouse. Companies are making efforts on inventory control enhancement in order to deliver products and services to their customers rapidly at low cost. Better inventory control means effective operations of a firm resulting in cost reduction and ultimately increasing on profit. The purpose of this paper is to showcase the significance of proper inventory control systems application in warehouses. The inventory control techniques applicable in the warehouse such as batch quantities, ordering methods and inventory classification and as well as the factors contributing to poor inventory control. Re-order point (ROP) tracks the amount of stock that is left each time a withdrawal is made to decide whether to order or not to order. ROP determines the level where the action is needed to be taken to replenish the stock item. The paper reveals that employing inventory control comes with a big price. There are many problems that an organization needs to attend to. It is evident that ineffective inventory control is the main problem. In many cases the ROP is always related to the extent of working capital available. That means companies in developing countries tend to order a massive quantity of stock subject to the amount of working capital available. (Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Phindile Ndlala dan Charles Mbohwa pada tahun 2017 dengan judul The Application Inventory Control Systems in Warehouse. Perusahaan melakukan upaya peningkatan kontrol inventaris untuk menghasilkan produk dan layanan kepada pelanggan mereka dengan cepat dengan biaya rendah. Kontrol inventaris yang lebih baik berarti operasi yang efektif dari perusahaan yang menghasilkan pengurangan biaya dan pada akhirnya meningkatkan laba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan pentingnya aplikasi sistem pengendalian persediaan yang tepat di gudang. Teknik pengendalian persediaan yang berlaku di gudang seperti jumlah batch, metode pemesanan dan klasifikasi inventaris dan serta faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kontrol inventaris yang buruk. Re-order point (ROP) melacak jumlah stok yang tersisa setiap kali penarikan dilakukan untuk memutuskan apakah akan memesan atau tidak memesan. ROP menentukan tingkat dimana tindakan diperlukan untuk mengisi kembali stok barang. Penelitian ini mengungkapkan bahwa menggunakan kontrol persediaan datang dengan harga besar. Ada banyak masalah yang perlu diperhatikan oleh suatu organisasi. Jelas bahwa pengendalian persediaan yang tidak efektif adalah masalah utama. Dalam banyak kasus, ROP selalu terkait dengan sejauh mana modal kerja tersedia. Itu berarti perusahaan di negara berkembang cenderung memesan sejumlah besar stok tergantung pada jumlah modal kerja yang tersedia).
  6. Based on research that has been done by Ms. Sneha Vishnu More in 2016[52] with the title The study of Efficiency and Effectiveness of Warehouse Management in the context of Supply Chain Management. In supply chain management, modern warehousing firms and distribution centers are overwhelmed with information related to the flows and storage of goods and services. The efficient and effective utilization of logistics-related information can enhance firms' ability to reduce costs while simultaneously improving customer satisfaction. Warehouse management systems (WMS) are frequently implemented and used with these goals in mind. This paper highlights the findings of the study to evaluate performance levels and enhance productivity of the warehouses by developing a WMS various distribution and to analyse the impact of effective and efficiency warehousing on competitive strength, enhanced preservation & control and overall cost reduction and also to find out various factors affecting efficiency and effectiveness of warehouse system. Thus, Optimization strategies are utilized to position product availability and delivery as a competitive advantage while also optimizing the cost trade-offs associated with transportation, facilities, equipment, workforce, and other critical cost variables. Distribution centre also facilitate time utility by storing product until it is demanded. (Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ms. Sneha Vishnu More pada tahun 2016 dengan judul The study of Efficiency and Effectiveness of Warehouse Management in the context of Supply Chain Management. Dalam manajemen rantai pasokan, perusahaan pergudangan modern dan pusat distribusi kewalahan dengan informasi terkait arus dan penyimpanan barang dan jasa. Pemanfaatan yang efisien dan efektif dari informasi terkait logistik dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengurangi biaya sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan. Sistem manajemen pergudangan (WMS) sering dilaksanakan dan digunakan dengan tujuan ini dalam pikiran. Jurnal ini menyoroti temuan penelitian untuk mengevaluasi tingkat kinerja dan meningkatkan produktivitas gudang dengan mengembangkan berbagai distribusi WMS dan untuk menganalisis dampak dari pergudangan yang efektif dan efisiensi pada kekuatan kompetitif, peningkatan preservasi & pengendalian dan pengurangan biaya secara keseluruhan dan juga untuk menemukan keluar berbagai faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas sistem gudang. Dengan demikian, strategi Optimasi digunakan untuk memposisikan ketersediaan dan pengiriman produk sebagai keunggulan kompetitif sementara juga mengoptimalkan trade-off biaya yang terkait dengan transportasi, fasilitas, peralatan, tenaga kerja, dan variabel biaya kritis lainnya. Pusat distribusi juga memfasilitasi utilitas waktu dengan menyimpan produk sampai diminta).

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa literature review diatas berisikan persamaan pembahasan mengenai monitoring data, mendata jumlah dari ketersediaan barang yang terdapat di gudang, serta untuk meningkatkan kontrol pengawasan seperti mencari apa penyebab barang yang terdapat di gudang dapat melampaui batas, peningkatan kontrol untuk hasil yang akurat. Berdasarkan beberapa persamaan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa gudang memerlukan suatu sistem informasi untuk dapat mengatasi permasalahan – permasalahan yang terjadi pada gudang dan menghasilkan suatu informasi yang akurat terutama untuk penyediaan informasi mengenai jumlah barang-barang yang ada di gudang.




BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL

Tinjauan Umum Perusahaan

Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT Angkasa Pura II (Persero) yang biasa disebut “Angkasa Pura II” atau suatu “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha dalam melakukan pelayanan jasa bandar udara dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia bagian Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk melakukan pengelolaan dan melakukan upaya dalam hal pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta terletak di Cengkareng yang kini telah berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak tanggal 13 Agustus 1984.

Angkasa Pura II berawal dari adanya suatu Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada tanggal 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 terjadi perubahan menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada tanggal 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 terjadi perubahan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perkembangan dan perjalanan perusahaan, pada tanggal 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).

Perkembangan yang terjadi pada PT Angkasa Pura II telah menunjukkan suatu kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan sarana dan prasarana serta peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya. Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).

Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa untuk berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.


Visi dan Misi

  1. Visi

    “The Best Smart Connected Airport in the region”

    The best smart connected airport in the region memiliki makna bahwa bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II menjadi bandara yang terhubung ke banyak rute atau tujuan baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan status masing-masing bandara (bandara domestik/internasional). Connecting time dan connecting process baik untuk penumpang maupun barang harus bisa berjalan dengan mudah dan tanpa sekat. Bandara-bandara APII juga sepenuhnya menjadi bandara yang pintar (smart) dengan memanfaatkan teknologi modern. Region yang dimaksud dalam visi adalah Asia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi Angkasa Pura II adalah menjadi bandara dengan konektivitas tinggi ke banyak kota atau negara dan mempergunakan teknologi modern yang terintegrasi dalam operasional bandara dan peningkatan pelayanan penumpang.

  2. Misi
    1. Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama.
    2. Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia melalui konektivitas antar daerah maupun negara.
    3. Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten, dan menyenangkan kepada seluruh pelanggan dengan teknologi modern.
    4. Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan memperluas penawaran perusahaan.
    5. Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap karyawan perusahaan.
    6. Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan.

    Untuk keperluan komunikasi dan publikasi dapat mempergunakan pernyataan misi:

    “Kami mendorong seluruh karyawan dan mitra untuk memberikan pengalaman bepergian yang aman dan nyaman bagi pelanggan.”

    “We bring the best of our people and partners to deliver safe and pleasant travel experience to our customers.”


Tujuan dan Sasaran

Angkasa Pura II memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Menjalankan dan mendukung kebijakan dan program perusahaan dalam segmen ekonomi dan pembangunan;
  2. Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis kebandarudaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan
  3. Menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik.
  4. Menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.

Struktur dan Tata Kerja Organisasi

Berikut ini merupakan struktur organisasi Angkasa Pura II :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT angkasa Pura II

Sumber: www.angkasapura2.co.id[53]


Berikut ini adalah struktur organisasi pada bagian warehouse PT Angkasa Pura II:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Unit Warehouse (Pergudangan)


Tugas dan Tanggung Jawab

Seperti halnya dengan sebuah perusahaan lainnya, unit Warehouse (Pergudangan) terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada unit Warehouse (Pergudangan), yaitu sebagai berikut:

  1. Inventory & Warehouse Management Manager

    Wewenang :

    1. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Divisi Pergudangan;
    2. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
    3. Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada divisi terkait untuk kepentingan Perusahaan;
    4. Mewakili Senior Manajer Manajemen Aset dan Perlengkapan selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.

    Tanggung Jawab :

    Pengendali kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi meliputi kegiatan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian barang serta pengelolaan pergudangan dalam rangka menunjang pelaksanaan dan pengembangan usaha kantor cabang utama.

  2. Inventory Management Junior Manager

    Wewewang :

    1. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan unit kerja Warehouse Administration.
    2. Mentapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
    3. Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit-unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan perusahaan.
    4. Mewakili Warehouse Manager selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik didalam maupun luar negeri.

    Tanggung jawab :

    Pelaksanaan dan pengendalian meliputi kegiatan pendistribusian dan pencatatan atas penggunaan barang / suku cadang serta membuat laporan secara berkala dalam rangka menunjang pelaksanaan dan pengembangan usaha kantor cabang utama.

  3. Warehouse Management Junior Manager

    Wewenang :

    1. Menetapkan dan mengendalikan pelaksaan program kegiatan unit kerja Warehouse Operation.
    2. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
    3. Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit-unit kerja yang terkait dengan bidangnya untuk kepentingan perusahaan.
    4. Mewakili Warehouse Manager selalu counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik didalam maupun luar negeri.

    Tanggung jawab :

    Pelaksanaan dan pengendalian meliputi kegiatan penerimaan baran-barang sesuai pesanan dan penyimpanan pada tempat yang telah ditentukan dalam rangka menunjang pelaksanaan dan pengembangan usaha kantor cabang utama.


Prosedur Sistem Yang Berjalan

Pada analisa ini terdiri dari beberapa prosedur, adapun prosedur kegiatan sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Unit ST (Satuan Teknik) membuat Nota Dinas bersamaan dengan dikirimnya barang bekas pakai menuju Gudang PT Angkasa Pura II, dimana nota dinas di tujukan kepada bagian Inventory and Warehouse Management Manager perihal tentang pengembalian barang bekas pakai.
  2. Unit ST mengisi form Berita Acara Penerimaan Barang Bekas Pakai (BAPBBP), dimana form tersebut berisi nomor urut form, tanggal diterima barang, tanggal penerimaan, dari (asal unit ST), surat pengantar (nomor surat pengantar dan tanggal), No urut barang, Kode Barang, Nama Barang, Volume (jumlah) atau Satuan barang, Keterangan barang. Kemudian Form tersebut di tanda tangani oleh Unit ST, Pelaksana Gudang, Warehouse Junior Manager, dan Warehouse Manager. Lembar pertama untuk unit yang bersangkutan, lembar kedua untuk unit pergudangan, dan lembar terakhir untuk unit adm. Perlengkapan.
  3. Data diinput ke excel oleh Staff Warehouse untuk dapat diusulkan Penghapusan barang bekas pakai dan dipisahkan berdasarkan kategori barang. Berikut ini adalah kategori barang bekas pakai :
    1. Barang Bekas Pakai Persediaan (BBP) : bersumber dari sisa atau bongkaran pekerjaan pemeliharaan. Contohnya : Power Supply, keyboard, monitor, dan lain- lain.
    2. Barang Bekas Pakai Aktiva Dibiayakan (BBAD) : bersumber dari penggantian aktiva dibiayakan. Contohnya : meja, kursi, meja, tempat sampah, karpet, dan lain-lain.
    3. Barang Bekas Berbahaya dan Beracun (B3) : Barang bekas yang sudah tidak dapat dipakai dan penghancurannya memerlukan biaya. contohnya : Minyak Pelumas, Lampu TL (Tubular Lamp), Baterai dan lain-lain.

      Dari ketiga kategori tersebut, kategori yang pertama dan kedua dapat di jual kembali melalui proses pelelangan tetapi kategori ketiga tidak dapat dijual kembali dan proses penghapusan (pemusnahan) barang memerlukan biaya.

    4. Daftar penghapusan barang ditanda tangani oleh Warehouse Junior Manager dan Inventori and Warehouse Management Manager.
    5. Rekap Dokumen atau Takah (tata naskah) yang terkait dengan proses pendataan barang habis pakai dan hasil lelang di simpan sebagai arsip oleh Staff Warehouse.


Gambaran Ilustrasi Prosedur Sistem yang Berjalan

Berikut ini merupakan gambaran ilustrasi dari prosedur sistem yang berjalan untuk pengembalian dan pendataan barang habis pakai pada PT Angkasa Pura II :

Gambar 3.3 Gambaran Ilustrasi Prosedur Sistem yang Berjalan

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Use Case Diagram Sistem Berjalan

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini, sebagai berikut :

Gambar 3.4 Use case diagram pendataan barang bekas pakai

Berdasarkan gambar 3.4 Use case diagram pendataan barang bekas pakai yang berjalan saat ini yaitu terdapat :

  1. Satu sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem pendataan barang bekas pakai dan arsip berkas lelang.
  2. Empat actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Unit ST (unit satuan teknik), Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventori and Warehouse Management Manager.
  3. Sembilan use case dan satu extend yang biasa dilakukan oleh actor-actor yaitu; memberikan nota dinas, menerima nota dinas, mengisi form BAPBBP, menerima form BAPBBP, menginput data barang bekas, memisahkan kategori barang bekas, membuat daftar usulan penghapusan barang bekas, menyetujui usulan penghapusan barang bekas, menyimpan arsip barang habis pakai dan lelang.


Activity Diagram Sistem Berjalan

Activity Diagram berfungsi untuk menggambarkan rangkaian aliran aktifitas sistem yang berjalan baik digunakan untuk menggambarkan proses bisnis maupun use case. Dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

Gambar 3.5 Activity diagram memberikan nota dinas

Berdasarkan gambar 3.5 Activity diagram memberikan nota dinas terhadap sistem yang berjalan terdapat :

  1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan.
  2. Dua vertical swimelane, yaitu Unit ST dan Inventory Warehouse Management Manager.
  3. Dua activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu memberikan nota dinas dan menerima nota dinas.
  4. Satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan.


Gambar 3.6 Activity diagram mengisi form BAPBBP

Berdasarkan gambar 3.6 Activity diagram mengisi form BAPBBP terhadap sistem yang berjalan terdapat :

  1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan
  2. Dua vertical swimelane, yaitu Unit ST dan staff warehouse
  3. Tiga activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu Mengisi form BAPBBP, Menerima form BAPBBP, dan Menginput barang bekas
  4. Satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan.


Gambar 3.7 Activity diagram membuat daftar usulan penghapusan

Berdasarkan gambar 3.7 Activity diagram membuat daftar usulan penghapusan terhadap sistem yang berjalan terdapat :

  1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan.
  2. Tiga vertical swimelane, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager dan Inventory Warehouse Management Manager.
  3. Empat activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu membuat daftar usulan penghapusan barang bekas, menyetujui usulan penghapusan barang bekas, dan menyimpan arsip barang bekas dan berkas lelang.
  4. Satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan.


Sequence Diagram Sistem Berjalan

Gambar 3.8 sequence diagram memberikan nota dinas

Berdasarkan Gambar Sequence Diagram memberikan nota dinas diatas terdapat :

  1. Dua actor yang melakukan kegiatan, yaitu Unit ST dan Inventory & Warehouse Management Manager.
  2. Tiga message yang merupakan urutan kegiatan penyampaian nota dinas, yaitu membuat nota dinas, memberikan nota dinas, dan menerima nota dinas.
  3. Satu LifeLine yaitu Nota dinas.


Gambar 3.9 sequence diagram memberikan form BAPBBP

Berdasarkan Gambar Sequence Diagram Memberikan form BAPBBP diatas terdapat :

  1. Dua actor yang melakukan kegiatan, yaitu Unit ST, Staff Warehouse.
  2. Tiga message yang merupakan urutan kegiatan pengisian form barang bekas yaitu mengisi form BAPBBP, Memberikan Form BAPBBP dan Menerima form BAPBBP.
  3. Satu LifeLine yaitu Form BAPBBP.


Gambar 3.10 Sequence Diagram usulan penghapusan barang bekas

Berdasarkan Gambar Sequence Diagram pendataan barang bekas diatas terdapat :

  1. Tiga actor yang melakukan kegiatan, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventory & Warehouse Management Manager.
  2. Tujuh message yang merupakan urutan kegiatan usulan penghapusan barang bekas, yaitu : menginput data barang bekas, membuat usulsan penghapusan, menerima usulan penghapusan, menyetujui usulsan penghapusan, dan menyimpan arsip berkas barang bekas dan dokumen lelang.
  3. Satu LifeLine yaitu Barang bekas.


Metode Analisa Sistem

Berdasarkan sistem yang berjalan pada PT Angkasa Pura II Tangerang, peneliti melakukan suatu analisa. Pada penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT yaitu, kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Analisa SWOT bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kekuatan atau strenghts dan faktor positif yang berasal dari internal lembaga institusi, kelemahan atau weakness dan faktor negatif dari internal, peluang atau kesempatan atau opportunities dan keuntungan dari faktor eksternal, serta ancaman atau resiko atau threats yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi.

Tabel 3.1 Analisa SWOT


Berdasarkan identifikasi SWOT pada tabel 3.1. diatas, berikut ini analisa SWOT pada PT Angkasa Pura II Tangerang :

Tabel 3.2 Analisa SWOT pada PT Angkasa Pura II


Analisa Masukan

Analisan Masukan (input) sistem adalah data yang telah diterima kemudian akan melalui proses selanjutnya yaitu proses sistem.

  1. Berikut merupakan analisa masukan yang pertama :

    Nama Masukan : Form Berita Acara Penerimaan Barang Bekas Pakai (BAPBBP).

    Fungsi : Sebagai form pengisian data barang bekas yang masuk sebelum di masukan ke ms. Excel. Data tersebut untuk menjelaskan identitas barang bekas yang masuk.

    Sumber : Unit Satuan Teknik (Unit ST)

    Media : Kertas (Rangkap 3)

    Frekuensi : Barang bekas yang telah mendapatkan nota dinas dari unit ST.

    Format : Format data masukan dapat dilihat pada lampiran

    Keterangan : Berisi Nomor, Tanggal, Tanggal Penerimaan, darimana barang tersebut berasal, Surat pengantar (nomor dan tanggal), No, Kode Barang, Nama Barang, Vol/Satuan, Keterangan Barang.

  2. Gambar 3.11 Form BAPBBP


  3. Berikut merupakan analisa masukan yang ke-dua :

    Nama Masukan : Surat Pelaksanaan pekerjaan

    Fungsi : Sebagai pengumuman pemenang lelang pada perusahaan tertentu dan informasi untuk segera dapat melakukan pembayaran.

    Sumber : IWMM (Inventory & Warehouse Management Manager)

    Media : Kertas (Rangkap 1)

    Frekuensi : Barang bekas yang telah disetujui untuk dibeli pada proses lelang.

    Format : Format data masukan dapat dilihat pada lampiran

    Keterangan : Berisi Tanggal, Nomor, lampiran, Perihal, Tujuan Surrat, Isi surat, jumlah harga, nomor rekening, persetujuan dari pimpinan.

Gambar 3.12 Surat Pelaksanaan Pekerjaan (hasil keputusan lelang)


Analisa Proses

Analisa proses merupakan lanjutan dari analisa masukkan. Data yang telah dihasilkan oleh analisa masukan diterima lalu di dilanjutkan dengan analisa proses. Analisa proses merupakan bagian yang terpenting, tetapi biasanya proses dalam suatu sistem tidak dapat dilihat secara keseluruhan.

  1. Berikut merupakan Analisa proses berdasarkan analisa masukan :

    Nama proses : Pendataan Barang Bekas Pakai

    Masukan : Form pendataan barang bekas

    Keluaran : Laporan penghapusan barang bekas habis pakai

    Ringkasan Proses : Proses ini melakukan pendataan barang bekas pakai berdasarkan klasifikasi yang telah di bedakan menjadi tiga kelompok.


  2. Berikut merupakan Analisa proses berdasarkan analisa masukan :

    Nama proses : Proses lelang untuk Pelaksana Pekerjaan

    Masukan : Surat pelaksanaan pekerjaan

    Keluaran : Data mengenai proses lelang

    Ringkasan Proses : Proses ini memberikan informasi mengenai pemenang lelang, jumlah harga yang disepakati, dan waktu dilaksanakannya pengambilan barang lelang.


Analisa Keluaran

Analisa keluaran sistem merupakan lanjutan dari analisa proses. Keluaran pada analisa sistem adalah suatu data yang telah dikeluarkan yang sebelumnya telah diproses oleh sistem. Analisa keluaran menghasilkan suatu informasi yang berguna untuk membuat suatu keputusan bagi manajer di masa yang akan datang.

  1. Berikut ini merupakan Analisa keluaran berdasarkan analisa masukan :

    Nama Keluaran : Laporan klasifikasi pendataan barang bekas habis pakai

    Fungsi : Mencetak atau menampilkan laporan data barang bekas habis pakai

    Media : Kertas, PC

    Rangkap : 1 (satu)

    Distribusi : Tata Naskah asli untuk disimpan oleh staff warehouse

    Frekuensi : Setiap Permintaan Data

    Format : Format terdapat dilihat pada lampiran

    Deskripsi : Laporan data penghapusan barang bekas pakai dilanjutkan dengan proses pelangan. Sehingga kedua hal tersebut merupakan suatu hal yang berkesinambungan dimana Laporan hasil lelang memuat data barang-barang usulan penghapusan.


  2. Berikut ini merupakan Analisa keluaran berdasarkan analisa masukan :

    Nama Keluaran : Surat pelaksanaan pekerjaan

    Fungsi : Mencetak atau menampilkan pemenang proses lelang

    Media : Kertas

    Rangkap : 1 (satu)

    Distribusi : Tata Naskah asli untuk disimpan oleh staff warehouse

    Frekuensi : Setiap adanya hasil dari pemenang lelang

    Format : Format terdapat dilihat pada lampiran

    Deskripsi : Surat pelaksana pekerjaan merupakan hasil dari proses lelang yang kemudian data lelang akan dijadikan arsip oleh Staff WH.


Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Di dalam membuat analisa program untuk penulisan laporan Tugas Akhir, penulis menggunakan komputer dengan konfigurasi minimal sebagai berikut:

  1. Spesifikasi Hardware
    1. Processor : Intel(R) Core(TM) i7-7700 CPU @3.60GHz (8 CPUs), ~3.6GHz
    2. Monitor : LCD 19”
    3. Mouse : Optical
    4. Keyboard : Wired USB Desktop Keyboard
    5. RAM : 8 GB
    6. Printer : Inkjet
  2. Spesifikasi Software
    1. Microsoft Windows 10 Pro 64-bit
    2. Microsoft Office 2016
  3. Hak Akses (Brainware)

    Mengoperasikan atau mengolah data yang dibutukan hanya dapat dilakukan oleh staff warehouse (2 orang).


Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka permasalahan yang dihadapi diantaranya:

  1. Sistem yang berjalan untuk pendataan barang habis pakai pada PT Angkasa Pura II (Persero) masih semi komputerisasi yaitu setiap barang bekas yang masuk harus diisi dalam form yang kemudiaan diinput ke MS. Excel, hal tersebut belum berjalan secara maksimal karena masih ada kegiatan pencatatan dan pemberian nomor BAPBBP secara manual sehingga bisa menyebabkan terjadinya nomor ganda. Penyimpanan data yang masih disimpan di rak-rak dan pengarsipan pun cukup banyak sehingga belum ada data yang saling terintegrasi, hal ini menyebabkan pengolahan data dapat terhambat karena tidak didapatkan secara cepat data-data yang diperlukan, oleh karena itu diperlukan perancangan sistem agar sistem menjadi terkomputerisasi sehingga akan diperoleh sistem yang cepat, tepat, dan akurat dalam pengambilan keputusan.
  2. Analisa pada sistem yang berjalan pada saat melakukan klasifikasi barang bekas hanya dibedakan pada saat penomoran BAPBBP. Dalam melakukan klasifikasi barang bekas masih sering terjadi redudansi/pengulangan data pada saat penomoran. Dalam melakukan klasifikasi barang bekas sebaiknya data dapat di kelompokan dengan baik yaitu berdasarkan kondisi (rusak) dan berdasarkan material barang bekas jadi pada saat melakukan lelang dapat terjadi pertimbangan terhadap nilai jual barang bekas yang tersedia.
  3. Proses lelang yang lama yaitu kurang lebih 3 bulan sekali, karena administrasi yang birokrasinya terlalu lama sehingga barang bekas menumpuk di gudang PT Angkasa Pura II. Dokumen-dokumen lelang tidak tersimpan dalam suatu sistem sehingga kurang aman dalam penyimpanan dan dapat hilang ketika dibutuhkan sewaktu-waktu. Kemudian tidak adanya suatu sistem untuk menyimpan data sehabis proses lelang, sehingga tidak adanya data untuk melihat riwayat lelang yang sebelumnya terjadi seperti, kapan tanggal lelang dilakukan, jumlah peserta lelang, nama peserta lelang, barang yang dilelang dan berapa hasil pendapatan lelang yang diperoleh.


Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan observasi kurang lebih 2 minggu dan mengamati bagaimana sistem pendataan barang bekas yang berjalan, maka diperlukan adanya suatu sistem baru yang lebih baik untuk dapat mempermudah pekerjaan dan mencari informasi untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Pendataan barang-barang habis pakai yang semi komputerisasi yaitu masih menggunakan Ms. Excel, perlu adanya sistem yang berbasis web secara online agar dapat mempermudah dalam menghasilkan informasi mengenai data barang-barang habis pakai. Sistem yang berbasis web dan secara Online ini tentunya dapat memberikan informasi yang akurat dan tidak akan terjadi pengulangan data yang sama pada setiap laporan atau pada laporan berikutnya, dapat mengklasifikasikan barang bekas berdasarkan jenis material barangnya (aktiva dibiayakan, persediaan, barang bekas berbahaya dan beracun) dan dapat menyimpan dokumen lelang agar dapat membantu untuk membuat keputusan lelang dengan cepat di kemudian hari.


User Requirement

Elisitasi merupakan isi dari usulan-usulan rancangan sistem yang baru dan diinginkan oleh pihak staff warehouse terkait dan kemudian penulis melakukan usaha untuk dapat memenuhi keinginan staff warehouse untuk dieksekusi. Elisitasi didapat dari metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I seluruhnya memuat rancangan sistem yang baru dan ingin diusulkan oleh pihak Warehouse terkait melalui proses wawancara dan juga analisa peneliti berdasarkan kebutuhan user dan sistem yang ingin dibuat.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Merupakan suatu hasil dari dilakukannya klasifikasi dari elisitasi tahap I berdasarkan pada metode MDI. Metode MDI memiliki tujuan untuk dapat melakukan pemisahan antara rancangan sistem yang penting atau yang harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dapat dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai motode MDI:

  1. M: Mandatory (Penting), berarti requirement (kebutuhan) tersebut wajib ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat proses membuat sebuah sistem yang baru.
  2. D: Desirable (Tidak Terlalu Penting), berarti requirement (kebutuhan) tersebut tidak terlalu penting dan dapat dihilangkan. Namun, jika requirement (kebutuhan) tersebut digunakan dalam proses pembentukan sebuah sistem, maka dapat membuat sistem tersebut akan lebih sempurna.
  3. I: Inessential (Tidak Harus Ada), berarti requirement (kebutuhan) tersebut bukanlah bagian dari sistem yang sedang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.


Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M (Mandatory) : Penting

D (Desirable) : Tidak terlalu penting

I (Inessential) : Tidak harus ada

Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil dilakukannya pengurangan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang berada pada option Inessential. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa dilakukan pengelompokan kembali melalui suatu metode yang disebut dengan TOE, yaitu sebagai berikut :

  1. T : Technical, yaitu bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.
  2. O : Operational, yaitu bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. E : Economy, yaitu berapakah biaya yang diperlukan untuk membangun requirement tersebut dalam sistem.

Metode TOE juga dibagi kembali kedalam beberapa option, yaitu sebagai berikut :

  1. High (H) : Sulit untuk dapat dilakukan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya yang sulit serta memakan biaya yang mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M) : Mampu untuk kerjakan.
  3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

Metode :

T : Technical

O : Operational

E : Economy

Option :

H (High) : Sulit dikerjakan

M (Middle) : Mampu dikerjakan

L (Low) : Mudah dikerjakan


Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari sebuah proses elisitasi yang bisa dipakai sebagai dasar pembuatan dari suatu sistem yang akan dilakukan pengembangan.

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi


Tata Laksana Sistem Yang diusulkan

Setelah dilakukannya analisa dan penelitian terhadap sistem yang berjalan pada gudang PT Angkasa Pura II, maka tahap selanjutnya yaitu akan dibahas mengenai perancangan sistem yang akan diusulkan dan dibangun. Prosedur dari usulan sistem yang akan dijelaskan yaitu, use case diagram, activity diagram sequence diagram dan class diagram.

Prosedur Sistem Yang Diusulkan

  1. Admin (Staff Warehouse)
    1. Melakukan Login pada sistem.
    2. Sistem menampilkan menu home.
    3. Melakukan registrasi user.
    4. Melakukan input form barang bekas.
    5. Melakukan input berdasarkan kategori barang bekas.
    6. Menerima notifikasi pengembalian barang bekas.
    7. Melakukan terima/pending terhadap notifikasi.
    8. Melakukan add, update, delete pada daftar data barang bekas.
    9. Melakukan unduh (cetak) laporan barang bekas pakai aktiva dibiayakan.
    10. Melakukan unduh (cetak) laporan barang bekas pakai persediaan.
    11. Melakukan unduh (cetak) laporan barang bekas pakai berbahaya dan beracun.
    12. Melakukan input data lelang (tanggal, nominal harga lelang).
    13. Melakukan unduh (catak) laporan hasil lelang.
    14. Melakukan upload lampiran data lelang (hasil keputusan pemenang dan bukti transfer).
    15. Melakukan logout.
  2. Unit ST
    1. Melakukan Login pada sistem.
    2. Sistem menampilkan menu dashboard.
    3. Melakukan request pengembalian barang bekas.
    4. Mengisi form pengembalian barang bekas.
    5. Melakukan submit request pengembalian barang bekas.
    6. Mendapatkan respon dari admin dan mendapatkan kode reservasi.
    7. Melakukan logout.
  3. Warehouse Junior Manager
    1. Melakukan Login pada sistem.
    2. Sistem menampilkan menu dashboard.
    3. Melakukan pengecekan pada daftar data barang bekas pakai.
    4. Melakukan pengecekan data lelang.
    5. Melakukan logout.
  4. Inventory and Warehouse Management Manager
    1. Melakukan Login pada sistem.
    2. Sistem menampilkan menu dashboard.
    3. Melakukan pengecekan pada daftar data barang bekas pakai.
    4. Melakukan pengecekan data lelang.
    5. Melakukan logout.


Gambar Ilustrasi Prosedur Sistem yang Diusulkan

Berikut ini merupakan ilustrasi prosedur sistem pengembalian barang bekas yang diusulkan :

Gambar 3.13 Gambar Ilustrasi Prosedur Sistem yang Diusulkan


Rancangan Sistem yang diusulkan

Rancangan sistem yang diusulkan akan digambarkan menggunakan UML (Unified Modelling Language). Diagram yang digunakan dalam menggambarkan sistem yang akan diusulkan yaitu, usecase diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Use Case Diagram Sistem yang diusulkan

Gambar 3.14 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan


Use Case Scenario Login

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case login dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.7 Usecase Skenario Login


Use Case Scenario Dashboard

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case dashboard dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.8 Usecase Skenario Dashboard


Use Case Scenario Registrasi User

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case registrasi user dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.9 Usecase Skenario Registrasi User


Use Case Scenario Request Pengembalian

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case request pengembalian dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.10 Usecase Skenario Request Pengembalian


Use Case Scenario Notifikasi Request

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case notifikasi request dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.11 Usecase Skenario Notifikasi Request


Use Case Scenario Barang Bekas

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case barang bekas dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.12 Usecase Skenario Barang Bekas


Use Case Scenario Lelang

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case lelang dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.13 Usecase Skenario Lelang


Use Case Scenario Laporan Barang Bekas

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case Laporan barang bekas dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.14 Usecase Skenario Laporan Barang Bekas


Use Case Scenario Laporan Lelang

Interaksi antara actor sebagai pengguna dengan use case Laporan Lelang dijelaskan dalan use case skenario sebagai berikut :

Tabel 3.15 Usecase Skenario Laporan Lelang


Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

  1. Activity Diagram registrasi user yang Diusulkan

    Gambar 3.15 Activity Diagram registrasi user

    Berdasarkan gambar 3.14 Activity diagram registrasi user terhadap sistem yang berjalan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan
    2. Satu vertical swimelane, yaitu Staff Warehouse
    3. Satu decision dalam verifikasi login
    4. Lima activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu Login, Dashboard, Registrasi User, View User, dan Input User
    5. satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan

  2. Activity Diagram request pengembalian barang bekas yang Diusulkan

    Gambar 3.16 Activity Diagram Request Pengembalian Barang Bekas

    Berdasarkan gambar 3.15 Activity diagram request pengembalian barang bekas terhadap sistem yang berjalan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan
    2. Dua vertical swimelane, yaitu Unit ST dan Staff Warehouse
    3. Dua decision dalam verifikasi login dan notifikasi request
    4. Delapan activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu login, dashboard, request pengembalian, view data, Input data, submit, menerima notifikasi request, memberikan kode reservasi.
    5. Satu Note untuk menjelaskan prosedur ketika ditolak setelah notifikasi masuk
    6. satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan

  3. Activity Diagram barang bekas yang Diusulkan

    Gambar 3.17 Activity Diagram Barang Bekas

    Berdasarkan gambar 3.17 Activity diagram barang bekas terhadap sistem yang berjalan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan
    2. Satu vertical swimelane, yaitu Staff Warehouse
    3. Satu fork (transition) sebagai kegiatan yang dilakukan secara parallel
    4. Satu Join (transition) menunjukan kegiatan yang di gabungkan
    5. Sepuluh activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu menu barang bekas, aktiva dibiayakan, persediaan, berbahaya dan beracun, view data, input data
    6. satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan

  4. Activity Diagram laporan barang bekas yang Diusulkan

    Gambar 3.18 Activity Diagram Laporan Barang Bekas

    Berdasarkan gambar 3.18 Activity diagram barang bekas terhadap sistem yang berjalan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan
    2. Tiga vertical swimelane, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventory Warehouse Management Manager.
    3. Satu fork (transition) sebagai kegiatan yang dilakukan secara parallel
    4. Satu Join (transition) menunjukan kegiatan yang di gabungkan
    5. Sepuluh activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu laporan barang bekas, view laporan barang bekas, cetak laporan, aktiva dibiayakan, persediaan, berbahaya dan beracun
    6. satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan

  5. Activity Diagram lelang yang Diusulkan

    Gambar 3.19 Activity Diagram Lelang

    Berdasarkan gambar 3.19 Activity diagram lelang terhadap sistem yang berjalan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan
    2. Tiga vertical swimelane, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventory Warehouse Management Manager
    3. Enam activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu lelang, view data lelang, input data lelang, upload data lelang
    4. satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan

  6. Activity Diagram laporan lelang yang Diusulkan

    Gambar 3.20 Activity Diagram Laporan Lelang

    Berdasarkan gambar 3.20 Activity diagram laporan lelang terhadap sistem yang berjalan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai awal kegiatan
    2. Tiga vertical swimelane, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventory Warehouse Management Manager.
    3. Tujuh activity yang bisa dilakukan oleh actor yaitu laporan lelang, view laporan lelang, cetak laporan lelang,
    4. satu final node yang merupakan akhir dari kegiatan


Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

  1. Sequence diagram registrasi user yang diusulkan

    Gambar 3.21 Sequence Diagram Registrasi User

    Berdasarkan Gambar 3.21 Sequence Diagram registrasi user diatas terdapat :

    1. Satu actor yang melakukan kegiatan, yaitu Staff Warehouse
    2. Tujuh message yang merupakan urutan kegiatan registrasi user, yaitu login, verifikasi, view dashboard, pilih menu registrasi user, view user, input user, logout.
    3. Enam LifeLine yaitu login, dashboard, registrasi user, view user, input user, logout.

  2. Sequence diagram request pengembalian barang bekas yang diusulkan

    Gambar 3.22 Sequence Diagram Request Pengembalian Barang Bekas

    Berdasarkan Gambar 3.22 Sequence Diagram pengembalian barang bekas diatas terdapat :

    1. Dua actor yang melakukan kegiatan, yaitu Unit ST dan Staff Warehouse
    2. Sebelas message yang merupakan urutan kegiatan registrasi user, yaitu login, verifikasi, view dashboard, pilih menu request pengembalian, view data, input data, submit, logout.
    3. Sembilan LifeLine yaitu login, dashboard, request pengembalian, data, nota dinas, submit, notifikasi request, kode reservasi, logout.

  3. Sequence diagram barang bekas yang diusulkan

    Gambar 3.23 Sequence Diagram Barang Bekas

    Berdasarkan Gambar 3.23 Sequence Diagram barang bekas diatas terdapat :

    1. Satu actor yang melakukan kegiatan, yaitu Staff Warehouse
    2. Sepuluh message yang merupakan urutan kegiatan input data barang bekas, yaitu login, view menu barang bekas, view aktiva dibiayakan, input data aktiva dibiayakan, view persediaan, input data persediaan, view berbahaya dan beracun, input data berbahaya dan beracun, pilih simpan, logout.
    3. Tujuh LifeLine yaitu login, barang bekas, aktiva dibiayakan, persediaan, berbahaya dan beracun, simpan, logout.

  4. Sequence diagram laporan barang bekas yang diusulkan

    Gambar 3.24 Sequence Diagram Laporan Barang Bekas

    Berdasarkan Gambar 3.24 Sequence Diagram laporan barang bekas diatas terdapat :

    1. Tiga Actor yang melakukan kegiatan, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventory warehouse management manager.
    2. Sebelas message yang merupakan urutan kegiatan laporan barang bekas, yaitu login, verifikasi, view view laporan barang bekas, cetak laporan barang bekas, logout.
    3. Tiga LifeLine yaitu login, Laporan barang bekas, logout.

  5. Sequence diagram lelang yang diusulkan

    Gambar 3.25 Sequence Diagram Lelang

    Berdasarkan Gambar 3.25 Sequence Diagram lelang diatas terdapat :

    1. Tiga actor yang melakukan kegiatan, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventory warehouse management manager.
    2. Sebelas message yang merupakan urutan kegiatan lelang, yaitu login, view data lelang, input data lelang, upload berkas data lelang, logout.
    3. Tiga LifeLine yaitu login, data lelang, logout.

  6. Sequence diagram laporan lelang yang diusulkan

    Gambar 3.26 Sequence Diagram Laporan Lelang

    Berdasarkan Gambar 3.26 Sequence Diagram laporan lelang diatas terdapat :

    1. Tuga actor yang melakukan kegiatan, yaitu Staff Warehouse, Warehouse Junior Manager, Inventory warehouse management manager.
    2. Sebelas message yang merupakan urutan kegiatan leporan lelang, yaitu login, verifikasi, view laporan lelang, cetak laporan lelang, logout.
    3. Enam LifeLine yaitu login, dashboard, registrasi user, view user, input user, logout.


Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Pada pembahasan sub-bab berikut ini, akan digambarkan class diagram yang digunakan sebagai rancangan sistem basis data atau database yang digunakan dalam perancangan sistem informasi pendataan barang bekas pada PT Angkasa Pura II :

Gambar 3.27 Class Diagram yang Diusulkan


Perbedaan Prosedur Antara Sistem yang Berjalan dan Sistem Usulan

Berikut ini merupakan perbedaan dari prosedur sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan :

Tabel 3.16 Perbedaan sistem berjalan dan diusulkan


Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan suatu rancangan yang digunakan peneliti untuk mempresentasikan model dari database untuk menyimpan data-data yang terkait dengan pendataan barang bekas pada PT Angkasa Pura II. Database tersebut terdiri dari beberapa table yang memiliki spesifikasi sebagai berikut :

  1. Tabel User

    Nama File : User

    Fungsi : Mengetahui pengguna sistem

    Tipe file : Tabel master

    Isi : Id + name + email + password + remember_token + created_at + update_at + role_id

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : Role_id

    Panjang Record : 419

    Tabel 3.17 Spesifikasi Tabel User


  2. Tabel Barang

    Nama File : Barang

    Fungsi : Menyimpan data barang bekas

    Tipe file : Tabel Transaksi

    Isi : Id + nama + volume + satuan + tipe + lokasi + deskripsi + create_at + update_at + permintaan_id + penghapusan_id

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : Permintaan_id

    Panjang Record : 283

    Tabel 3.18 Spesifikasi Tabel Barang


  3. Tabel Jadwal

    Nama File : Jadwal

    Fungsi : Sebagai notifikasi permintaan pengembalian barang yang masuk

    Tipe file : Tabel transaksi

    Isi : Id + tanggal + status + permintaan_id + create_at + update_at + user_id

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : Permintaan_id

    Panjang Record : 62

    Tabel 3.19 Spesifikasi Tabel Jadwal


  4. Tabel permintaan

    Nama File : Permintaan

    Fungsi : Untuk melakukan request pengembalian barang bekas

    Tipe file : Tabel transaksi

    Isi : Id + tanggal_pengembalian + no_bapbbp + status + catatan + no_reservasi + user_id + create_at + update_at

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : user_id

    Panjang Record : 185

    Tabel 3.20 Spesifikasi Tabel Permintaan


  5. Tabel lelang

    Nama File : Lelang

    Fungsi : Untuk input data lelang

    Tipe file : Tabel master

    Isi : Id + tanggal_lelang + nama_perusahaan + jumlah_harga + bukti_pembayaran + surat_perintah_kerja + create_at + update_at

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 469

    Tabel 3.21 Spesifikasi Tabel Lelang


  6. Tabel penghapusan

    Nama File : Penghapusan

    Fungsi : Untuk melihat data yang telah dilakukan lelang

    Tipe file : Tabel master

    Isi : Id + tahap_penghapusan + awal + akhir + create_at + update_at

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 74

    Tabel 3.22 Spesifikasi Tabel Penghapusan


  7. Tabel role

    Nama File : Role

    Fungsi : Sebagai role

    Tipe file : Berisi hak akses yang menandakan hak akses akun user

    Isi : Id + nama + create_at + update_at

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 68

    Tabel 3.23 Spesifikasi Tabel Role


  8. Tabel migration

    Nama File : Migration

    Fungsi : Sebagai migration

    Tipe file : Berisikan record migrasi tabel-tabel selama development aplikasi

    Isi : Id + migration + batch

    Media : Hardisk

    Primary Key : Id

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 212

    Tabel 3.24 Spesifikasi Tabel Migration


  9. Tabel password_reset

    Nama File : password_reset

    Fungsi : Unttuk melakukan reset password

    Tipe file : Tabel yang berisikan token jika user meminta password reset saat lupa password akun

    Isi : Email + token + create_at

    Media : Hardisk

    Primary Key : Email

    Foreign Key : -

    Panjang Record : 396

    Tabel 3.25 Spesifikasi Tabel Password_reset


Rancangan Prototype

Berikut ini merupakan prototype untuk sistem pendataan barang habis pakai :


Gambar 3.28 Prototype Tampilan Login


Gambar 3.29 Prototype Tampilan Dashboard


Gambar 3.30 Prototype Tampilan Menu User


Gambar 3.31 Prototype Tampilan Form User


Gambar 3.32 Prototype Tampilan Menu Permintaan


Gambar 3.33 Prototype Tampilan Menu Form Permintaan Tanggal


Gambar 3.34 Prototype Tampilan Form Permintaan Input Barang Bekas


Gambar 3.35 Prototype Tampilan Form Edit Permintaan


Gambar 3.36 Prototype Tampilan Menu Barang Bekas


Gambar 3.37 Prototype Tampilan Form Input Barang Bekas


Gambar 3.38 Prototype Tampilan Menu Lelang


Gambar 3.39 Prototype Tampilan Form Input Data Lelang


Gambar 3.40 Prototype Tampilan Menu Penghapusan


Gambar 3.41 Prototype Tampilan Form Input Data Lelang


Gambar 3.42 Prototype Tampilan Jadwal Permintaan Pengembalian


Rancangan Program

Berikut ini merupakan rancangan program pendataan barang habis pakai :


Gambar 3.43 Tampilan Menu User


Gambar 3.44 Tampilan Form User


Gambar 3.45 Tampilan Menu Permintaan


Gambar 3.46 Tampilan Form Penginputan Tanggal


Gambar 3.47 Tampilan Form Input Permintaan


Gambar 3.48 Tampilan Form Barang Bekas


Gambar 3.49 Tampilan Form Penghapusan


Gambar 3.50 Tampilan Hasil Input Data Penghapusan


Gambar 3.51 Tampilan Hasil Input Form Barang


Gambar 3.52 Tampilan Form Lelang


Gambar 3.53 Tampilan Hasil Tambah Data Lelang


Gambar 3.54 Tampilan Menu Jadwal


Gambar 3.55 Tampilan Notifikasi Jadwal


Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Software

Berikut ini merupakan spesifikasi hardware yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem :

  1. Processor : Intel(R) Core(TM) i7-7700 CPU @3.60GHz (8 CPUs), ~3.6GHz
  2. Monitor : LCD 19”
  3. Mouse : Optical
  4. Keyboard : Wired USB Desktop Keyboard
  5. RAM : 8 GB
  6. Printer : Inkjet

Spesifikasi Hardware

Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. Sistem Operasi : Microsoft Windows 10
  2. Browser : Google Chrome
  3. Bahasa Pemrograman : PHP (Hypertext Preprocessor) dengan framework Laravel.
  4. WEB Server : XAMPP v3.2.2
  5. Database Server : MySQL

Hak Pengguna (Brainware)

Berikut ini terdapat 4 aktor yang dapat mengoperasikan sistem pendataan barang bekas :

  1. Unit ST (92 Unit)
  2. Staff Warehouse (3 Orang)
  3. Inventory Warehouse Management Manager (1 Orang)
  4. Warehouse Junior Manager (1 Orang)


Pengujian Sistem

Pengujian dengan menggunakan black box testing ini dilakukan dengan cara melakukan input sejumlah data pada sistem. Kemudian, dilakukan proses apakah output yang dihasilkan sesuai atau tidak dengan kebutuhan fungsional sistem. Jika hasil output sesuai dengan tujuan fungsionalnya maka sistem tersebut telah berhasil. Namun, jika terdapat kesalahan terhadap output yang dihasilkan maka perlu dilakukan penelusuran untuk perbaikan sistem pendataan barang habis pakai tersebut.

  1. Pengujian Black Box Pada Login

    Tabel 3.26 Pengujian Black Box Pada Login


  2. Pengujian Black Box Pada Menu User

    Tabel 3.27 Pengujian Black Box Pada Menu User


  3. Pengujian Black Box Pada Menu Permintaan

    Tabel 3.28 Pengujian Black Box Pada Menu Permintaan


  4. Pengujian Black Box Pada Menu Lelang

    Tabel 3.29 Pengujian Black Box Pada Menu Lelang


  5. Pengujian Black Box Pada Menu Penghapusan

    Tabel 3.30 Pengujian Black Box Pada Menu Penghapusan


Implementasi

Schedule

Schedule yang dibuat oleh penulis merupakan schedule penulis dalam melakukan pengumpulan data, melakukan analisa, melakukan rancangan sistem yang akan diusulkan, membuat program, testing dan evaluasi program di tempat observasi atau tempat riset. Berikut adalah schedule yang dilakukan oleh penulis:

Tabel 3.31 Schedule penelitian


Estimasi Biaya

Berikut ini merupakan tabel estimasi biaya dalam melakukan pembuatan laporan tugas akhir sebagai berikut :

Tabel 3.32 Estimasi Biaya




BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode penelitian, perumusan masalah dan tujuan serta manfaat. Maka dapat disimpulkan beberapa hal mengenai perancangan sistem pendataan barang bekas habis pakai pada PT Angkasa Pura II. Adapun beberapa kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti melakukan penelitian untuk mempermudah admin (Staff Warehouse) dalam melakukan pendataan dan pengelolaan data barang habis pakai dan penyimpanan data lelang pada PT Angkasa Pura II yaitu dengan merancang, membuat serta mengimplementasikan sistem yang dapat digunakan untuk melakukan pendataan barang bekas dan pengolahan data oleh Staff Warehouse kemudian dapat lebih mudah memberikan laporan barang bekas kepada Junior Manager dan Inventory Warehouse Management Manager.
  2. Rancangan sistem informasi pendataan barang bekas dengan menggunakan metode berorientasi objek dengan penggunaan diagram UML Dimana perancangan sistem yang dibuat dapat melakukan klasifikasi (pengkategorian) untuk menentukan jenis-jenis barang yang ada yaitu aktiva dibiayakan, persediaan, dan berbahaya dan beracun (sampah). Hal tersebut di buat agar dapat mempermudah Staff Warehouse untuk melakukan estimasi biaya lelang, jumlah barang yang akan dilelang dan untuk memberikan laporan barang bekas kepada pimpinan warehouse.
  3. Sistem dibuat berdasarkan hasil diskusi dan juga wawancara dengan stake holder sehingga menghasilkan daftar kebutuhan fungsional yang telah dituliskan oleh peneliti dalam bentuk Tabel elisitasi. Kemudian kebutuhan fungsional tersebut di jadikan sebagai dasar dari rancangan sistem yang diusulkan oleh peneliti dalam bentuk sistem informasi pendataan barang habis pakai berbasis web.


Saran

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kelemahan yang perlu diperbaiki di waktu yang akan datang, terutama dalam membuat perancangan sistem yang diusulkan dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya fitur tambahan yang dapat membuat sistem pedataan barang bekas dan pendataan lelang menjadi lebih baik lagi, berikut ini merupakan saran yang dapat dipertimbangkan dalam melakukan penelitian selanjutnya:

  1. Informasi mengenai waktu akan diadakannya lelang dapat dipublishkasikan secara online sehingga masyarakat atau badan usaha yang ingin mengikuti proses lelang dapat lebih banyak mengetahui informasi akan dilakukannya lelang barang bekas pada PT Angkasa Pura II.
  2. Administrasi birokrasi lelang dapat dilakukan secara online seperti persetujuan pimpinan Warehouse sampai pada tingkat General Manager, sehingga proses dilakukannya lelang tidak terlalu lama dan barang bekas tidak menumpuk di gudang PT Angkasa Pura II.




DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Sidharta Iwan, Mirna Wati. 2015. Perancangan dan Implemantasi Sistem Informasi Urunan Desa (URDES) Berdasarkan Pada Pajak Bumi dan Bangunan. Jurnal Computech & Bisnis. Bandung:STMIK Mardira Indonesia. (Vol. 9, No. 2, Desember 2015).
  2. 2,0 2,1 Haerudin, Ruli Suprianti, Abdul Hakim. 2013. Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis WEB pada Madrasah Aliyah Negeri Balaraja Kabupaten Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. (Vol.7 No. 1 September 2013).
  3. Susilowati Emy Budi, Bambang Eka Purnama. 2011. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pasien Rumah Sakit Umum Nirmala Suri Sukoharjo. Journal Speed(Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi). Sukoharjo. (Vol.3 No. 4 2011).
  4. Sidh, Rahmahwati. 2013. Peranan Brainware Dalam Sistem Informasi Manajemen. Jurnal Computech & Bisnis. Bandung:Balai Informasi Teknologi. (Vol.7 No.1 - Juni 2013).
  5. Marc Forster. 2015. Refining the Definition of Information Literacy: the experience of contextual knowledge creation. Journal of Information Literacy. London:University of West London. (Vol.9 (1). pp. 62-73. ISSN 1750-5968 – November 2015).
  6. Sunarya Lusyani, Mukti Budiarto, Jasmine Dara Assyifa. 2015. Keefektifan Media Komunikasi Visual Sebagai Penunjang Promosi pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 9 No. 1 - September 2015).
  7. Sutabri, Tata. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:CV Andi Offset.
  8. Sumber gambar siklus pengolahan informasi : www.pro.co.id (diakses pada tanggal 12 Maret 2018).
  9. Irwansyah Edi, dan Jurike V. Moniaga. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta:Deepublish.
  10. Aris, Donatus Agus Andriyanto, Yudha Surya Putra. 2016. Aplikasi Sistem Penjualan Perlengkapan Taekwondo Berbasis Online Pada Toko Sport Taekwondo Mawar Hitam Kab. Tangerang. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja (Vol. 2 No. 1 - Februari 2016).
  11. 11,0 11,1 Maulani Giandari, Kartika Chandra Buana Sejati, Siti Pujianingsih. 2016. ICIT. Sistem Informasi Pengelolaan Data Pembinaan Kegiatan Kerja Narapidana Berbasis Website pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pemuda Tangerang. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 2 No. 1. Feb.2016).
  12. Indah Ika Nur. 2013. Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Sehat Jaya Elektronik Pacitan. Indonesian Jurnal On Computer Science-Speed (IJCSS). Surakarta:Universitas Negeri Surakarta. (Vol. 10 No. 2 - Mei 2013).
  13. Lestari Arinda, John Roni Coyanda, Dasrial. 2015. Sistem Informasi Pelelangan Barang Secara Online pada PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Cabang Pasar 26 Ilir Palembang. Jurnal Informatika Global. Palembang:Universitas Indo Global Mandiri. (Vol 6 No 1 - Desember 2015)
  14. Sunarya Abas, Ely Nuryani, dan Mochamad Yusuf Romdoni. 2015. Sistem Informasi Manajemen Program Keluarga Harapan Pada Dinas Sosial Kabupaten Serang. Jurnal CICES. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 1 No. 1 – Agustus 2015).
  15. 15,0 15,1 Athoillah Muhammad dan M.Isa Irawan. Perancangan Sistem Informasi Mobile Berbasis Android Untuk Kontrol Persediaan Barang Di Gudang. Jurnal Sains Dan Seni Pomits. Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (Vol. 1, No. 1 2013).
  16. 16,0 16,1 16,2 Setiadi Ardenus Milton, Jani Raharjdo. 2015. Rancangan Perbaikan Penataan Gudang di PT. Bondi Syad Mulia. Jurnal Titra. (Vol.3, No.2)
  17. Juliana Heldy, Naniek Utami Handayani. 2016. Peningkatan Kapasitas Gudang Dengan Perancangan layout Menggunakan Metode Class –Based Storage. Jurnal Teknik Industri. Semarang: Universitas Diponegoro. (Vol. XI, No. 2, Mei 2016).
  18. 18,0 18,1 Tamodia Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sisem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Jurnal EMBA. Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado. (Vol. 1 No. 3 Juni 2013).
  19. 19,0 19,1 Dewanto Joko, Yetti Kusmira. 2014. Analisi dan Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Barang Masuk dan Keluar Gudang Barang Jadi dan Logistik di PT SNFOOD. Jakarta: Universitas Esa Unggul. (Vol. 11, No.1 Januari 2014).
  20. 20,0 20,1 20,2 PT Angkasa Pura II (Persero).
  21. 21,0 21,1 Patel Punet E, Nitin N. Patil. 2013. Testcases Formation Using UML Activity Diagram. IEEE. Gwalior, India: Communication Systems and Network Technologies (CSNT).(ISBN: 978-1-4673-5603-9 - June 2013).
  22. Magureanu Gabriela, Mandalin Gavrilescu dan Pescaru. 2013. Validation of static properties in unified modeling language models for cyber physical systems. Journal of Zhejiang University-Science C (computers & Electronics). Romania: University of Timisoara. (14(5):332-346 – Maret 2013).
  23. 23,0 23,1 23,2 23,3 Sumber gambar UML diagram : www.circle.visual-paradigm.com (diakses pada tanggal 15 Maret 2018).
  24. Rahardja Untung, Muhamad Yusuf, Erni 2011. 2014. Penerapan Sistem Integrated Raharja Multimedia E-Portpolio (IRME) CV Online Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 7 No. 2 – Januari 2014). definisi usecase diagram.
  25. Rahardja Susanto, Sudaryono, Kiki amalia. 2014. Pemanfaatan Widuri Sebagai Media Pengerjaan Tugas Yang Terkolaborasi Dalam Mendukung Kegiatan Ilearning Pada Perguruan Tinggi. CCIT. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 7 No. 2 – Januari 2014).
  26. Almutairi Saad, Ala Abu-Samaha, Gaimpaolo Bell, Feng chen. 2013. An enhanced use case diagram to model Context Aware Systems. IEEE Conference Publications. London:Science and Information Conference(SAI). (Electronic ISBN: 978-0-9893193-0-0 - 14 November 2013).
  27. 27,0 27,1 Yuliani I Dewa Ayu Eka, Susanti Margaretha Kuway. 2017. Sistem Informasi Pemesanan Dengan Penerapan Konsep Elektronic Customer Relation Management Berbasis WEB. CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 10 No. 1 - Februari 2017).
  28. 28,0 28,1 Sudaryono, Diah Aryani, Ahmad Fatwa Awaludin. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Penyewaan Alat Scaffolding (Studi Kasus CV. Pesona Alam Scaffolding). Jurnal CCIT. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. (Vol.7 No. 1 September 2013).
  29. Dewi Christine, Kevin Hasudungan Brotosetyo Putro, Ramos Somya. 2016. Implementasi Sistem Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor di PT. IBS Insurance Broking Service Jakarta Berbasis Mobile. CCIT. Tangerang:Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 9 No. 2 – Januari 2016).
  30. Salafuddin Muhammad, Umi Rosyidah. 2017. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Buah Naga Menggunakan BackWard dan Forward Chaining. CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. (Vol. 10 No. 1 - Februari 2017).
  31. Rumpe Berhard. 2014. Executable Modeling with UML - A Vision or a Nightmare?-. Issues & Trends of Information Technology Management in Contemporary Associations, Seattle. London:Idea Group Publishing (pp. 697-701).
  32. Sumber gambar analisa SWOT : www.projectsmart.co.uk (diakses pada tanggal 17 Maret 2018).
  33. Nisak Zuhrotun. 2015. Analisis SWOT untuk menentukan strategi kompetitif. Jurnal EKBIS. Jawa timur:Universitas Islam Lamongan.
  34. Widharta Willy Pratama dan Sugiono Sugiharto. 2013. Penyusunan Strategi dan Sistem Penjualan dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. Surabaya:Universitas Kristen Petra. (Vol. 2, No.1 2013).
  35. 35,0 35,1 35,2 Gasan Epafroditus Miseriordias Domini, Farindika Metandi, Karyo Budi Utomo. 2018. Rancang Bangun Aplikasi Penerimaan Anggota Himpunan Mahasiswa Di Jurusan Teknologi Informasi Menggunakan Framework Laravel. Kalimantan:Politeknik Negeri Samarinda. (Vol. 10, No. 1 Januari 2018).
  36. Sumber gambar logo Laravel : www.yesserie.com (diakses pada tanggal 17 Maret 2018).
  37. Sumber gambar proses MVC : www.maniacms.web.id (diakses pada tanggal 18 Maret 2018).
  38. Aminudin. 2015. Cara Efektif Belajar Framework Laravel. Yogyakarta : Penerbit Lokomedia.
  39. 39,0 39,1 Basuki Awan Pribadi. 2016. Konsep dan Implementasi Pemrograman Laravel 5. Yogyakarta: Penerbit Lokomedia.
  40. 40,0 40,1 40,2 Hidayatullah Priyanto, Jauhari Khairul Kawistara. 2014. Pemrograman WEB. Bandung:Informatika Bandung.
  41. Meilani Difana, Indah Albani Putri. 2015. Perancangan Sistem Otomasi Barcode dengan Mengevaluasi Kinerja pada Aktivitas Transaksi Gudang. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Sumatera barat:Universitas Andalas Padang. (Vol.12,No.2 – Juni 2015).
  42. Sholikhin Akhmad, Berliana Kusuma Riasti. 2013. Pembangunan Sistem Informasi Inventarisasi Sekolah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Berbasis WEB. Indonesian Jurnal on Networking and Security. (Vol. 2, No.2 April 2013).
  43. 43,0 43,1 Dzulhaq M.iqbal, Rahmat Tullah, Putra Satia Nugraha. 2017. Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global. Tangerang:STMIK Bina Sarana Global. (Vol.7 No.1 Maret 2017).
  44. Riyadi Anggiani Septima, Eko Retnandi, Asep Deddy. 2012. Perancngan Sistem Informasi Berbasis Website Subsistem Guru di Sekolah Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango. Jurnal Algoritma. Garut: Sekolah Tinggi Teknologi Garut. ISSN : 2302-7339 (Vol.09 No.40).
  45. Sovia Rini, Jimmy Febio. 2011. Membangun Aplikasi E-Library Menggunakan HTML, PHP Script, dan Mysql Database. Jurnal Processor. Jambi : STIKOM Dinamika Bangsa. (Vol. 6, No.1 agustus 2011).
  46. 46,0 46,1 Mustaqbal M. Sidi, Roeri Fajri Fisdaus, Hendra Rahmadi. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis. Bandung:Universitas Widyatama. (Vol. 1, No. 3).
  47. Prastomo Andi. 2014. Prototipe Sistem E-Learning Dengan Pendekatan Elisitasi dan Framework Codeigniter:Study Kasus SMP Yamad Bekasi. Jakarta Selatan : Universitas Budi Luhur.
  48. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia). Yogyakarta:STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  49. Sawitri Dewi. 2011. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Persediaan Barang “Electrolux Authorized Service CV. Momentum Teknik”. Universitas Gunadarma.
  50. Imeokparia Lawrence. 2013. Inventory Management System and Performance of Food and Beverages Companies in Nigeria. IOSR Journal of Mathematic. Nigeria: University Mowe Ogun State Nigeria. (Vol. 6, Issue 1 April 2013).
  51. Ndlala Phindile and Charles Mbohwa. 2017. The Application Inventory Control Systems in Warehouse. International Symposium on Industrial Engineering and Operations Management (IEOM). Africa: University of Johannesburg.
  52. Ms. Sneha Vishnu More. 2016. The study of Efficiency and Effectiveness of Warehouse Management in the context of Supply Chain Management. Navi Mumbai: Karmaveer Bhaurao Patil College. (Volume 4, Issue 8, August 2016).
  53. Sumber gambar struktur organisasi : www.angkasapura2.co.id (diakses pada tanggal 20 Maret 2018).




LAMPIRAN

File Lampiran



Contributors

Astri Wulan Sari