Si1022464841

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini; bukan revisi terkini. Lihat revisi terbaru.
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM ABSENSI

PADA SMK MULIA BUANA BERBASIS WEB

SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM : 1022464841

NAMA : JAGAD KUSUMAYUDHA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2014/2015



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM ABSENSI

PADA SMK MULIA BUANA BERBASIS WEB

Disusun Oleh :


NIM
: 1022464841
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 001405






SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM ABSENSI

PADA SMK MULIA BUANA BERBASIS WEB'

Dibuat Oleh :

NIM
: 1022464841
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Triyono, S.Kom)
   
NID : 05078
   
NID : 08026






SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM ABSENSI

PADA SMK MULIA BUANA BERBASIS WEB

Dibuat Oleh :

NIM
: 1022464841
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2013/2014

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(XXXXXXXXXXX, M.T.I)
 
(XXXXXXXXXXX,M.Kom)
 
(XXXXXXXXXXXXX, M.Kom)
NID : XXXXXX
 
NID : XXXXXXX
 
NID : XXXXXXX







SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM ABSENSI

PADA SMK MULIA BUANA BERBASIS WEB'

Disusun Oleh :

NIM
: 1022464841
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2015

 
 
 
NIM : 1022464841

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAK
Perkembangan dan pengguanaan teknologi komputer saat ini bukan hal yang asing bagi dunia pendidikan. Karena dalam dunia pendidikan komputer merupakan alat atau akses yang sangat penting dalam menunjang majunya dunia pendidikan. Sehingga dapat memperlancar dam mempermudah dalam pengajaran, pengolahan data-data absensi, membuat soal ujian, bahkan menyimpan data-data penting. Agar dapat mengelola absensi dengan baik maka dirancanglah sistem absensi untuk guru dan untuk siswa agar dapat memperoleh data-data yang diperlukan selama penelitian, penulis menggunakan beberapa metode anatar lain : wawancara, observasi, dan studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan digambarkan dengan menggunakan metode UML (Unified Modelling Language). Dari hasil wawancara juga diperoleh requirement-requirement dalam bentuk Elisitasi Tahap I, kemudian diklasifikasi menjadi Elisitasi Tahap II, dengan menggunakan metode MDI, dari tahap tersebut di hasilkan Elisitasi Tahap III yang kemudian diklasifikasi kembali menggunakan metode TOE, sehingga di hasilkan Final Draft Elisitasi. Dengan adanya sistem absensi berbasis web, guru dapat melakukan proses absensi secara komputerisasi dan guru juga dapat mengabsensi siswa dengan komputerisasi yang sudah terekam langsung oleh database dan menjadikan informasi lebih akurat, cepat, dan efisien.
Kata kunci: Rancangan, Absensi, Guru, Siswa, dan Berbasis Web.





KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM ABSENSI PADA SMK MULIA BUANA BERBASIS WEB”.
Tujuan dari pembuatan Skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Raharja Tangerang. Dalam penyusunan laporan Skripsi penulis menyadari jika tanpa bimbingan dan dorongan dari setiap pihak, maka Skripsi ini tidak akan terwujud dan selesai tepat waktu.
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa khususnya. Dan semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom., selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  4. Bapak Triyono, S.Kom sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Muhaimin Hasanudin, ST, sebagai dosen Pembimbing II yang telah membantu, membimbing dan membina dalam pembuatan laporan skripsi ini.
  6. Para Dosen STMIK Raharja yang telah banyak membantu dan membimbing serta memberikan ilmu pengethuanya kepada penulis selama perkuliahan.
  7. Bapak Taufik Hidayat sebagai stakeholder, yang telah membantu dalam memberikan data-data dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Laporan Skripsi.
  8. Kepada Orang Tua yang selama ini telah setia memberikan dorongan semangat, perhatian, dan doa.
  9. Para sahabat dan rekan-rekan penulis terutama Joko Triwanto,S.Kom, Eko Apri Setiawan,S.Kom, Dita Ayu Saputri,S.Kom dan rekan-rekan yang lainnya dimana penulis tidak dapat menyebut satu persatu.


Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan serta kelemahan-kelemahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari seluruh pihak untuk menyempurnakan penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT. senantiasa menyertai langkah kita semua dalam meraih cita-cita menuju kesuksesan, Amin.
Tangerang, Januari 2015



( Jagad Kusumayudha)
1022464841






Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dunia informatika yang semakin pesat sehinga semua lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah baik yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta ingin mengembangkan dan menggunakan kecanggihan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerjanya. Pada dasarnya sekolah maupun lembaga pendidikan, mempunyai tujuan yaitu untuk memberikan pengajaran yang berkualitas sehingga menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidangnya.
Di bidang pendidikan yang sekarang mengenal dunia komputerisasi sangatlah penting dalam melakukan pengolahan data sekolah, khususnya yang berhubungan dengan absensi. SMK Mulia Buana merupakan salah satu sekolah di Kecamatan Parungpanjang Kab. Bogor,pengolahan data absensi yang masih menggunakan program aplikasi Microsoft Excel dan pencatatan manual dirasa kurang efisien karena masih sering terjadi kesalahan, oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan sebuah sistem absensi yang terkomputerisasi yang bertujuan agar dapat mengolah data dengan sebaik-baiknya.
Karena alasan tersebut diatas, maka penulis mengambil penelitian dengan judul ”PERANCANGAN SISTEM ABSENSI PADA SMK MULIA BUANA BERBASIS WEB”.


Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
  1. Bagaimana sistem absensi yang sedang berjalan di SMK Mulia Buana?
  2. Kendala apa yang dihadapi oleh SMK Mulia Buana terhadap sistem absensi yang masih bersifat semi komputerisasi?
  3. Bagaimana rancangan sistem absensi yang baik untuk SMK Mulia Buana?


Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat begitu luasnya bidang yang ada pada SMK Mulia Buana, maka penulis membatasinya. Adapun batasan masalah penelitian yang penulis buat yaitu, Pengolahan data siswa, Pengolahan data guru, Absensi siswa, Absensi guru, dan Laporan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Operasional
    Menerapkan konsep pengolahan data sebagai media pengolahan data absensi pada SMK Mulia Buana.
  2. Tujuan Fungsional
    Secara fungsional penelitian dan penulisan ini dapat bermanfaat bagi SMK Mulia Buana dalam membantu sistem absensi.
  3. Tujuan Individual
    1. Untuk mengetahui sistem pengolahan data absensi yang berjalan di SMK Mulia Buana.
    2. Melakukan identifikasi kembali kendala yang sering dihadapi dalam pengolahan data absensi pada SMK Mulia Buana.
    3. Untuk merancang sistem absensi yang diusulkan pada SMK Mulia Buana.


Manfaat Penelitian

  1. Manfaat bagi sekolah
    Manfaat yang didapat oleh sekolah adalah :
    1. Dapat dijadikan sebagai referensi pengembangan sistem pengolahan data akademik pada SMK Mulia Buana.
    2. Membantu siswa dalam memperoleh informasi absensi.
    3. Membantu admin dalam memasukan data absensi.
    4. Dapat mengetahui pentingnya peran pengolahan dataakademik yang ada pada sekolah.


  1. Manfaat bagi penulis
    Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :
    1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
    2. Untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam sistem ini.
    3. Untuk dapat menyelesaikan strata satu.

Metodologi Penelitian

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara relevan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi
  2. Metode Wawancara (Interview)
  3. Metode Studi Pustaka

Metode Analisis

Setelah proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, maka data yang ada akan diolah dan dianalisa agar mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Selanjutnya penulis melakukan analisa terhadap kenyataan dilapangan dan dibandingkan dengan teori. Dalam metode analisa sistem dilakukan 5 tahapan, yaitu:
  1. Melakukan penelitian atas sistem yang sedang berjalan
  2. Menganalisa terhadap kebutuhan informasi
  3. Mengidentifikasi terhadap kebutuhan informasi
  4. Mengidentifikasi terhadap kebutuhan sistem
  5. Selanjutnya hasil analisa dibuat laporan untuk dimasukan kedalam perancangan sistem yang diusulkan.

Metode Perancangan Sistem

Dalam metode perancangan sistem yang diusulkan ini, penulis menggunakan metode perancangan Unified Modeling Language (UML) dengan menggunakan alat bantu (tools) berupa visual paradigm for 6.4 Enteprise Edition, yaitu pengembangan piranti lunak berbasis “ Object Oriented ”. Untuk pembuatan sistemini menggunakan Adobe Dreamwaver CS5 sebagai penulisanprogram PHP dan untuk database menggunakan XAMPP 1.8 sebagai MySql.

Sistematika Penulisan

Secara garis besar masalah yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini dibagi menjadi beberapa bab. Sistematika penulisan yang dipakai sebagai berikut:
BAB I      PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan secara umum Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
BAB II     LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian dan beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian dan yang berhubungan dengan teori-teori yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini meliputi: Konsep dasar perancangan, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, Unified Modeling Language (UML), definisi absensi, literature review, serta teori-teori lainnya.
BAB III     ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Pada bab ini berisikan gambaran tentang Sejarah SMK Mulia Buana, struktur organisasi,penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, analisa sistem saat ini, permasalahan yang di hadapi,serta alternatif pemecahan masalah.
BAB IV      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN
Bab ini menjelaskan usulan prosedur yang baru berdasarkan hasil analisa pemasalahandi BAB III. Diagram perencanaan sistem dibuat dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML).
BAB V      PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penulisan skripsi, dan saran-saran yang semoga dapat bermanfaat bagi sekolah tersebut dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang referensi-referensi yang di dapat selam melakukan penelitian yang dihasilkan
LAMPIRAN
Daftar yang memuat keseluruhan data dan dokumentasi pekerjaan yang pernah dilakukan untuk melengkapi laporan skripsi yang dibuat.




BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Perancangan Sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem. Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada analisa sistem.
Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (Aisyah dkk, 2011:203)[1] Pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama ”System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dai usaha analisa dan desain”. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:
  1. Perancangan Sistem
    Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah-langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.
  2. Analisa Sistem
    Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.
  3. Perancangan
    Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.


Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari pada perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan juga untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemprogram komputer dan ahli-ahli tekhnik lainnya yang terlibat.

Tujuan Perancangan Sistem

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut :
  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user)
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancang bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.
Untuk mencapai tujuan tersebut analis sistem harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut :
  1. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan digunakan
  2. Perancangan sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan sistem.
  3. Perancangan sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pengolahan informasi, laporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer.
  4. Perancangan sistem harus dapat mempersiapkan rancang sistem dalam rancang bangun terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi:
    1. Data dan Informasi
    2. Media penyimpanan
    3. Prosedur-prosedur, orang-orang
    4. Perangkat keras dan perangkat lunak
    5. Pengendalian intern

    Hal Mendasar Dalam Perancangan Sistem

    Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal, yaitu :
    1. Produktifitas
      Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50% s.d 70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
    2. Reliabilitas
      Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus; untuk setiap program yang dihasilkan dari IBM’s superprogramer Project punya tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk setiap sepuluh statement pemrograman.

    Siklus Hidup Perancangan Sistem

    Pada dasarnya ada dua metode pendekatan dalam membangun sistem, yang pertama yaitu top-down. Pada metode ini sistem yang diturunkan dari pemetaan secara global yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih deskriptif, yaitu pondasi hingga bagian terkecil, misalnya katakanlah sebuah keran pada kamar kecil. Metode kedua, yaitu bottom-up, dimana sistem dipetakan dari satuan terkecil hingga ke satuan terbesar, misalnya perakitan mobil. Pada perakitan mobil seolah-olah dimulai dari yang terkecil, misalnya sebuah mur pada mesin hingga badan mobilnya sendiri. Pada awal tahun 1980 mulai dikenal tekhnik pendesainan secara terstruktur dengan menggunakan konsep pararel dan siklus, misalnya anatara uji coba prgram dan pemrograman dapat dilakukan kerja pararel dan seandainya ada sesuatu yang salah ketika diimplementasikan maka dilakukan survey, analisa dan desain ulang yang menggantikan metode pendesainan klasik cenderung serial. Aktifitas pendesainan secara terstruktur melingkupi :
    1. Survey
      Berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kesalahan-kesalahan dalam sistem lama, menetapkan tujuan perancangan, mengajukan usulan otomasi sistem yang layak dan dapat diterima, dan menyiapkan laporan survey.
    2. Analisa Sistem
      Menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan.
    3. Desain
      Mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai.
    4. Implementasi
      Mempresentasikan hasil desain kedalam pemrograman.
    5. Uji Coba Desain
      Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.
    6. Testing Akhir
      Menguji coba sistem secara keseluruhan.
    7. Deskripsi Prosedur
      Pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk pemakaian dan pengoperasian.
    8. Konversi Database
      Mengkonversi data, karena kata ‘data’ sudah berarti jamak pada sistem sebelumnya.
    9. Instalansi
      Aspek terakhir yang mesti dilakukan mencakup serah terima manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Agus Mulyanto (2009:2)[2] , sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut:
    1. Mempunyai Komponen Sistem (Components Sistem)
      Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem , sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
    2. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary)
      Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
    3. Mempunyai Lingkungan (Environment)
      Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.
    4. Mempunyai Penghubung (interface) Antar Komponen
      Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.
    5. Mempunyai Masukan (input)
      Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), yaitu bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi dan masukan sinyal (signal input), yaitu masukan yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
    6. Mempunyai Pengolahan (processing)
      Pengolahan (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
    7. Mempunyai Sasaran (Objective) dan Tujuan
      Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menajdi tidak terarah dan terkendali.
    8. Mempunyai Keluaran (output)
      Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.
    9. Mempunyai Umpan Balik (Feed Back)
      Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (Control) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya ke dalam kondisi normal.

    Klasifikasi Sistem

    Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya :
    1. Sistem abstak (abstract system) dan sistem fisik (physical system)
      Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan yang hubungan manusia dan Tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan mata. Misalnya : sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi.
    2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)
      Sistem alamiah adalah sistem yang keberadaannya terjadi karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya, sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human made systems) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer.
    3. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system)
      Sistem tertentu (deterministic systems) yaitu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya, sistem komputer. Sedangkan sistem tidak tentu (probabilistic systems) yaitu sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem arisan.
    4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system)
      Sistem tertutup (closed systems) yaitu sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan di luar sistem. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar. Sistem ini juga bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak luar. Dalam kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah sistem yang relatif tertutup (relative closed system). Sistem relatif tertutup biasanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu serta tidak terpengaruh oleh keadaan di luar sistem. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkunga luar. Sistem terbuka menerima inputdari subsistem lain dan menghasilkan output untuk subsistem lain. Sistem ini mampu beradaptasi dan memiliki sistem pengendalian yang baik karena lingkungan luar yang bersifat merugikan dapat mengganggu jalannya proses di dalam sistem.

    Nilai Data

    Dr. Marseto Donosepoetro dalam bukunya yang berjudul “Data sebagai penghubung Manusia dengan Lingkungan Hidupnya” menyatakan bahwa suatu data yang bernilai harus memenuhi 3 (tiga) ketentuan, yaitu :
    1. Ketelitian data (precision)
      Ketelitian suatu data ditentukan oleh kecilnya perbedaan, apabila observasi yang menghasilkan data itu diulangi.
    2. Komparabilitas data (comparability)
      Suatu alat timbang yang secara berulang-ulang menunjukan hasil yang sama belum tentu memberikan data yang ”benar”. Alat tersebut mungkin belum distandarisasikan. Suatu pengukuran pada hakekatnya dilakukan dengan cara membandingkan sesuatu terhadap suatu standar.
    3. Validitas data (validity)
      Suatu data dapat saja mempunyai kualitas yang baik, tetapi belum tentu valid atau berguna, jika tidak menunjang tercapainya tujuan si pemakai (user). Jumlah kendaraan roda empat di Indonesia mungkin saja dapat diketahui melalui data yang ada pada kantor kepolisian dan data tersebut bukan tidak benar.

    Nilai Informasi

    Suatu informasi dianggap bernilai kalau manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya.
    Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu :
    1. Mudah diperoleh
      Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pamakai informasi sulit mengukurnya.
    2. Luas dan lengkap
      Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan karena itu sulit mungukurnya.
    3. Kecocokan
      Sifat ini menunjukkan batapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi pemakai informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi.
    4. Ketelitian
      Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
    5. Ketepatan waktu
      Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi.masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai biasanya tepat waktu.
    6. Kejelasan
      Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Karena membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
    7. Keluwesan
      Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan.
    8. Dapat dibuktikan
      Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
    9. Tidak ada prasangka
      Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
    10. Dapat diukur
      Sifat ini menunjukkan hakekat informasi yang hasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, dan sebagainya sering dianggap suatu informasi.

    Kualitas Informasi

    Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari lima hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness), Ekonomis (economy), relevan (relevance), dan Efisien (efficiency). Yaitu sebagai berikut :
    1. Akurat (accurate)
      Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya, informasi harus akurat karena dari sumber ke penerima informasi kemungkinan banyak gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
    2. Tepat pada waktunya (timelines)
      Berarti informasi yang akan datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang telah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan, bila keputusan telambat maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
    3. Relevan (relevance)
      Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, relevansi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.
    4. Ekonomis (economy)
      Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi.
    5. Efisien (efficiency)
      Informasi yang berkualitas memiliki kalimat yang sederhana, namun memberikan makna dari hasil yang mendalam.

    Komponen Sistem Informasi

    Menurut Yakub (2012:20)[3] , bahwa Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari :
    1. Blok Masukan (Input Block)
      Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi. juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
    2. Blok Model (Model Block)
      Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
    3. Blok Keluaran (Output Block)
      Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
    4. Blok Teknologi (Technology Block)
      Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
    5. Blok basis Data (Database Block)
      Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasinya.

    Definisi Pengolahan Data

    Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.Penyimpanan data (data storage). Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”.


    1. Pengumpulan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan.
    2. Pencarian data file dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
      1. File induk (master file)
        File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Contoh : File kepegawaian, File gaji.
      2. File transaksi (detail file)
        File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan. Contoh : file lembur perminggu, file mutasi harian.
    3. Pemeliharaan file (file maintenance) meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan, dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan.
    4. Penanganan Data (data handling)
      Penanganan data meliputi berbagai kegiatan, seperti pemeriksaan (veryfying), pemilihan (sorting), peringkasan (extracting), dan penggunaan (manipulating).
      1. Pemeriksaan data mencakup pemeriksaan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian.
      2. Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup pengaturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai yang terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya.
      3. Peringkasan (extracting) merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.
      4. penggunaan (manipulating) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi kompilasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang.

    Teori Khusus

    Unified Modeling Language (UML)

    Definisi Unified Modeling Language (UML)

    Berikut ini definisi Unified Modeling Language (UML) menurut para ahli:
    1. Menurut (Adi Nugroho: 2010)[4] . “Unified Modeling Language (UML) adalah alat bantu analisis serta perancangan perangkat lunak berbasis objek”.
    2. Menurut (Joomla dari http://soetrasoft.com: 2007). “Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan tugas-tugas seperti: Spesifikasi, Visualisasi, Desain Arsitektur, Konstruksi, Simulasi dan testing serta Dokumentasi”.
    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis OO (Object Oriented)”.

    Fokus Unified Modeling Language (UML)

    Menurut (Adi Nugroho: 2010)[4]. “Dalam kerangka spesifikasi, Unified Modeling Language (UML) menyediakan model-model yang tepat, tidak mendua arti (ambigu) serta lengkap. Secara khusus, Unified Modeling Language (uml menspesifikasikan langkah-langkah penting dalam pengambilan keputusan analisis, perancangan serta implementasi dalam sistem yang sangat bernuansa perangkat lunak (software intensive system). Dalam hal ini, Unified Modeling Language (UML) bukanlah merupakan bahasa pemprograman tetapi model-model yang tercipta berhubungan langsung dengan berbagai macam bahasa pemprograman, sehingga adalah mungkin melakukan pemetaan (mapping) langsung dari model-model yang dibuat dengan Unified Modeling Language (UML) dengan bahasa-bahasa pemprograman berorientasi obyek, seperti Java, Borland Delphi, Visual Basic, C++, dan lain-lain.
    Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat dua arah yaitu :
    1. Generasi kode bahasa pemprograman tertentu dari Unified Modeling Language (UML) forward engineering.
    2. Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan langkah balik bersifat iterative dari implementasi ke Unified Modeling Language (UML) hingga didapat sistem/peranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang”.

    Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut (Adi Nugroho: 2010)[4]. “Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu :
    1. Sesuatu (things)
      Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
      1. Structural things
        Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
      2. Behavioral things
        Bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
      3. Grouping things
        Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
      4. Annotational things
        Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).
    2. Relasi (Relationship)
      Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :
      1. Kebergantungan
        Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).
      2. Asosiasi
        Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
      3. Generalisasi
        Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas kebawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah keatas dinamakan generalisasi.
      4. Realisasi
        Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
    3. Diagram
      Ada 5 (empat) macam diagram dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu :
      1. Use Case Diagram
        Diagram ini memperihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku dari suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
      2. Class Diagram
        Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi dan relasi-relasi antar objek.
      3. Sequence Diagram
        Diagram ini memperlihatkan interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
      4. State Chart Diagram
        Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, dan aktifitas. Diagram ini terutama penting untuk memperlihatkan sifat dinamis dari antarmuka, kelas, kolaborasi dan terutama penting pada pemodelan sistem-sistem yang reaktif.
      5. Activity Diagram
        Diagram ini memperlihatkan aliaran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

    Definisi SWOT

    SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

    Definisi Black Box

    Dan penulis akan menguji sistem tersebut dengan metode Black-Box untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya :
    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
    2. Kesalahan interface
    3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
    4. Kesalahan performa
    5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

    Definisi Absensi

    Menurut Erna Simonna (2009)[5] Absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari pelaporan aktifitas suatu institusi, atau komponen institusi itu sendiri yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan .
    Kita mengenal beberapa jenis absensi. Yang membedakan jenis-jenis absensi tersebut adalah cara penggunaannya, dan tingkat daya gunanya Secara umum jenis-jenis absensi dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu;
    1. Absensi manual, adalah cara pengentrian kehadiran dengan cara menggunakan pena (tanda tangan).
    2. Absensi non manual (dengan menggunakan alat), adalah suatu cara pengentrian kehadiran dengan menggunakan system terkomputerisasi, bisa menggunakan kartu dengan barcode, finger print ataupun dengan mengentrikan nip dan sebagainya.

    Konsep Dasar MySQL

    Pengertian MySQL

    Menurut Pratama, ”Mysql adalah suatu sistem manajemen basis data relasional (RDBMS-Relational Database Management System) yang mampu bekerja dengan cepat, kokoh, dan mudah digunakan.” (Pratama, 2010:10)[6]
    Menurut Wahana Komputer, ”Mysql merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk memanajemen suatu data dan banyak digunakan khalayak diseluruh dunia.” Fungsi terpenting dari Mysql adalah sebagai content management suatu website, yaitu mengatur isi/informasi yang ditampilkan suatu website. (Wahana, 2010:111)[7]

    .

    Kelebihan MySQL

    Beberapa kelebihan database MySQL antara lain :
    1. MySQL merupakan database server, jadi dapat diakses dari jauh karena dapat tersambung ke media internet, selain itu juga dapat berperan sebagai client.
    2. MySQL adalah sebuah software database yang bersifat open source artinya software ini bebas digunakan oleh siapa saja tanpa harus membeli lisensinya kepada pembuatnya.
    3. MySQL didukung oleh driver ODBC, artinya database MySQL dapat diakses menggunakan aplikasi apa saja termasuk berupa visual.
    4. MySQL adalah database menggunakan enkripsi password, jadi cukup aman karena memiliki password untuk mengaksesnya.
    5. MySQL merupakan database yang multi user, artinya database ini tidak hanya digunakan oleh sepihak orang, akan tetapi dapat digunakan oleh banyak pengguna.
    6. MySQL menggunakan suatu bahasa permintaan standar yaitu SQL (Struktured Query Language) yaitu sebuah permintaan yang distandarkan pada database server.
    7. Local Client, MySQL sebagai sebuah server database juga dapat berfungsi sebagai client yang dijalankan pada komputer lokal dimana MySQL itu berjalan.
    8. Remote Client, Sebagai sebuah database server MySQL dapat diakses melalui komputer jaringan dengan cara remote.
    9. Remote Login, MySQL dapat diakses dengan menggunakan program MySQL yang berada pada komputer lain, sehingga komputer tersebut berfungsi sebagai Client MySQL.
    10. Web Browser, Dengan menggunakan fungsi-fungsi API yang dimiliki MySQL, maka database dapat diakses menggunakan program yang dibuat dengan sebuah program yang berbasis Server Site yang berjalan dibawah Web Browser.
    11. Script Language, MySQL juga dapat diakses melalui program Aplikasi Client yang diciptakan sendiri dengan menggunakan pemprograman visual maupun non visual yang berjalan di dalam jaringan. Kedekatannya dengan popularitas PHP, sehingga seringkali disebut sebagai Dynamic Duo.

    Konsep Dasar Web

    Pengertian Web

    Menurut Hidayat (2010:2)[8] , “Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.
    Browser adalah perangkat lunak untuk mengakses halaman web seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Safari, dan lain-lain.
    Dapat disimpulkan Website adalah sebuah tempat di Internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi klien sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

    Jenis-jenis Web

    Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, website juga mengalami perkembangan yang sangat berarti. Dalam pengelompokan jenis web, lebih diarahkan berdasarkan kepada fungsi, sifat dan bahasa pemrograman yang digunakan.
    Menurut Rahmat Hidayat (Hidayat, 2010:3)[8], Jenis-jenis web berdasarkan sifat atau style-nya sebagai berikut:
    1. Website Dinamis
      Merupakan sebuah website yang menyediakan content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahassa pemrograman yang digunakan antara lain PHP, ASP, .NET dan memanfaatkan database MySQL atau MS SQL. Misalnya website www.artikel-it.com, www.detik.com, www.technomobile.co.cc, www.polinpdg.ac.id dan lain-lain.
    2. Website Statis
      Website yang content-nya sangat jarang diubah. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database. Misalnya: web profile organisasi dan lain-lain.

    Fungsi Web

    Menurut Rahmat Hidayat (Hidayat, 2010:4)[8], Berdasarkan pada fungsinya, website terbagi atas:
    1. Personal Website
      Website yang berisi informasi pribadi seseorang.
    2. Commercial Website
      Website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang bersifat bisnis.
    3. Gevernment Website
      Website yang dimiliki oleh instansi pemerintah, pendidikan yang bertujuan memberikan pelayanan kepada pengguna.
    4. Non-Profit Organization Website
      Dimiliki oleh organisasi yang bersifat non-profit atau tidak bersifat bisnis.

    Konsep Dasar PHP (Personal Home Page)

    Pengertian PHP

    Menurut Rulianto Kurniawan dalam bukunya ”PHP (PHP Hypertext Preprosesor) adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet, sedangkan dalam pengertian lain PHP yaitu bahasa pemrograman web server side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang menyatu dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting)”. (Kurniawan, 2010 : 1)[9]
    Menurut Anhar (Anhar, 2010:3)[10] , ”PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source.” PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru atau up to date. Semua script dieksekusi pada server di mana script tersebut dijalankan.

    Kelebihan PHP

    PHP tidak terbatas hanya untuk menghasilkan keluaran HTML, tetapi juga bisa menghasilkan gambar GIF atau bahkan sumber gambar GIF yang dinamis. PHP membuat proses pengembangan aplikasi menjadi mudah karena mempunyai kelebihan-kelebihan diantaranya :
    1. Script (kode program) terintegrasi dengan HTML, sehingga developer bisa berkonsentrasi langsung pada penampilan dokumen webnya.
    2. Tidak ada proses compiling dan linking
    3. Berorientasi pada objek.
    4. Sintaksis pemprogramannya mudah dipelajari.
    Terintegrasi dengan database. Database yang didukung oleh PHP diantaranya: Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, ODBC, PostgreSQL, Adabas D, FilePro, Velocis, Informik, dBase, UNIX dbm.

    Elisitasi

    Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”
    Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
    1. Elisitasi tahap I
      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Elisitasi tahap II
      Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
      1. M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi tahap III
      Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE (Technical Operational Economy), yaitu sebagai berikut :
      1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tatacara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
      2. O artinya Operational, maksudnya bagaiman tatacara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
      3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.
    4. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :
      1. High (H) : Sulit untuk dikrjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
    5. Final Draft Elisitasi
      Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Review

Literatur adalah keputusan, sedangkan review adalah suatu tindakan meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya sehingga dalam literature review dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan. Pemahaman lebih lanjut mengenai hubungannya dalam penelitian yang diangkat oleh penulis saat ini adalah literature review merupakan suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian. (Warsito,2009:42)
Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai manajemen data sekolah dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam uapaya menyempurnakan sistem manajemen data sekolah ini perlu dilakukan studi pustaka (Literature Review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan. Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi searah dengan penelitian yang akan dibahas, antara lain :
  1. Penelitian yang dilakukan Dwi Mochtadi (2009)[11] : dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada PT. Sinar Technik Anugrah Dengan Menggunakan VB dan SQL Server” Penelitian ini membahas mengenai proses absesnsiyang masih berjalan menggunakan sistem semi computer, tetapi dalam penyimpanan data masih belum terstruktur karena itu masih terjadi kesalahan dalam pengujian data karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga meminimalkan kesalahan.
  2. Penelitian yang dilakaukan Rifki Subekti (2009)[12] : dengan judul “Perancangan Sistem Absensi Sidik Jari Pada PT TOP WORLD INDONESIA” dalam penelitiannya penulis terfokus pada teknologi yang digunakan untuk proses input absensi yaitu menggunakan teknologi biometric atau sidik jari.
  3. Penelitian yang dilakukan Cahyo Wibisono (2009) :[13] dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Online Untuk Mendukung Pelaporan Pada PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang” Penelitian ini membahas mengenai proses absensi masih manual oleh karena itu mengusulkan sistem informasi absensi online dengan bahasa pemograman PHP dan MySQL.


BAB III

ANALISIS SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Objek Yang Diteliti

Sejarah Singkat SMK Mulia Buana

SMK Mulia Buana merupakan SMK pertama di kecamatan parungpanjang yang berdiri pada tahun 1997. Dipimpin oleh Moh. Ibrahim Lakoni, S.Pd. Jumlah siswa pada tahun pertama yang diterima adalah 120 siswa untuk 3 rombongan belajar dengan tenaga pengajar 8 dan mempunyai ruang belajar 7 ruangan. Pada tahun 2000 SMK Mulia Buana membangun 8 ruangan. Pada tahun 2013/2014 jumlah siswa menjadi 1103 siswa. Jumlah guru 40 personil dan staf tata usaha 5 orang. Selain kegiatan akademik, SMK Mulia Buana juga mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dan pengembangan diri.
SMK Mulia Buana memiliki 1 laboratorium komputer, 1 laboratorium administrasi perkantoran, 2 laboratorium akutansi, 14 ruangan belajar yang terdiri dari 40 siswa per-kelas dengan 2 shift pagi dan siang, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, mushola dan kantin. SMK Mulia Buana juga memiliki 4 kegiatan Ekstrakurikuler yaitu : Pramuka, PMR, Futsal, dan Pencak Silat, serta memiliki tenaga pengajar berjumlah 40 orang.

Visi Dan Misi SMK Mulia Buana

Visi dari SMK Mulia Buana adalah “Menjadikan sekolah favorit masyarakat parungpanjang dan sekitarnya dalam meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) pedesaan”.
Misi dari SMK Mulia Buana adalah “Meningkatkan kinerja kepala sekolah, guru, staf serta meningkatkan disiplin siswa agar terbentuk pribadi yang disiplin.

Struktur Organisasi SMK Mulia Buana

Struktur organisasi dibentuk untuk memperoleh suasana kerja yang tertib dan teratur dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab bagi para anggotanya. Untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur organisasi tersebut.
STRUKTUR ORGANISASI SMK MULIA BUANA


Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMK Mulia Buana

Wewenang dan Tanggung Jawab

Seperti halnya dengan sebuah perusahaan, SMK Mulia Buana dalam manajemennya terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.
  1. Kepala Sekolah
    Secara garis besar tugas dan wewenang kepala sekolah mencakup sebagai berikut :
    1. Dalam melaksanakan tugas menunjuk beberapa guru untuk melaksanakan sesuatu beberapa kegiatan tertentu.
    2. Mengatur, melaksanakan, membimbing, dan mengawasi semua kegiatan pendidikan.
    3. Menjalin hubungan baik dengan instansi pemerintah dan lembaga pendidikan di lingkungan sekitarnya.
    4. Mengkoordinir semua kegiatan pendidikan sesuai dengan program sekolah dan ketentuan-ketentuan berupa instruksi atasan.
    5. Menyusun laporan, pelaksanaan kegiatan pendidikan sebagai laporan tanggung jawab secara tertulis menurut prosedur yang berlaku.
    6. Mengadakan rapat-rapat rutin awal bulan atau menentukan keputusan melalui musyawarah baik dalm rapat dinas, staf, maupun dalam rapat pembantu urusan (Staf TU).
    7. Menentukan kebijakan-kebijakan yang di anggap perlu sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku demi peningkatan pendidikan.
    8. Mengawasi secara menyeluruh pelaksanaan kurikulum sekolah dan kegiatan kurikuler.
    9. Melaksanakan pembinaan personal baik secara kelompok maupun secara perorangan.
  2. Tata Usaha
    1. Membuat program Tata Usaha (TU)
    2. Memberi pengarahan dalam pelaksanaan bidang ketatausahaan.
    3. Membuat pembagian tugas.
    4. Mengevaluasi kegiatan dan absensi Tata Usaha.
    5. Bekerja sama dengan Wakil kepala sekolah dalam pengembangan sekolah.
  3. Bimbingan Kurikulum
    1. Menyusun program dan jadwal kegiatan belajar.
    2. Mengkoordinir pembagian tugas mengajar bagi guru.
    3. Menyusun jadwal evaluasi.
    4. Menyusun personil wali kelas dan guru piket.
    5. Membimbing dan mengarahkan penyusunan program
    6. Pembentukan panitia penerimaan siswa-siswi baru
    7. Menyusun hasil laporan kegiatan belajar mengajar dalam mencapai target kurikulum dan daya serap siswa setiap semesternya.
  4. Bidang Kesiswaan
    1. Menuyusun program pendidikan kesiswaan / OSIS
    2. Menyususn laporan kegiatan secara berkala.
    3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemilihan siswa-siswi teladan.
    4. Mengevaluasi pelaksanaan pembinaan siswa-siswi.
    5. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebersihan, keindahaan, keamanan, ketertiban, dan kesehatan sekolah.
    6. Mengkoordinasikan pengarahaan dalam pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi.
    7. Membina dan mengembangkan keorganisasian siswa-siswi.
  5. Bidang HUMAS
    1. Melakukan kerja sama baik dengan komite sekolah ataupun pihak luar (dinas, instansi, dan masyarakat).
    2. Mengkoordinasi peringatan hari-hari besar keagamaan, dan hari-hari besar nasional.
    3. Mencari dan memberi informasi dalam rangka pengembangan pendidikan di sekolah.
  6. Bidang Sarana dan Prasarana
    1. Mengkoordinasikan penginvestasian semua sarana yang ada.
    2. Mengkoordinasikan pemeliharaan, perbaikan, pengembangan saran dan prasarana.
    3. Mengawasi penggunaan sarana dan prasarana.
    4. Pengadaan sarana dan prasarana.
    5. Penyusunan laporan kebutuhan sarana dan prasarana.
    6. Membuat laporan.
  7. Dewan Guru
    1. Membuat program pengajaran atau rencana kegiatan belajar mengajar.
    2. Membuat satuan pelajaran.
    3. Melaksanakan kegiatan belajar.
    4. Membuat alat peraga atau program.
    5. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
    6. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
  8. Wali Kelas
    1. Mencatat/mengetahui identitas dan keadaan siswa di kelasnya.
    2. Memeriksa buku agenda harian dan absensi siswa.
    3. Bertindak selaku BP/BK serta berkoordinasi dengan orang tua/wali siswa.
    4. Melakukan pemanggilan terhadap orang tua/wali bagi siswa-siswi yang bermaslah.
    5. Melakukan koordinasi dengan pihak BP/BK dan PKS Kesiswaan.
    6. Bertanggung jawab atas kelengkapan kelas serta menciptakan 5 K di kelasnya.
    7. Mengisi buku pelengkap pribadi (catatan khusus siswa) dan laporan pendidikan.
  9. Seksi-seksi
    1. Melakukan opersai bersih secara berkala.
    2. Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah ruang kelas serta membantu PKS sarana dan prasarana.
    3. Menciptakan suasana aman dilingkungan sekolah serta membantu PKS.
    4. Menanggulangi segala gangguan keamanan/ketertiban yang datang dari dalam maupun dari luar serta membantu PKS Humas.
    5. Mengamankan tata tertib sekolah.
    6. Mewujudkan simpati dan persaudaraan antar warga bejalar (siswa) dengan perangkat kerja sekolah.
    7. Mempererat hubungan silaturahmi diluar maupun di lingkungan sekolah.
  10. Osis
    1. Mengembangkan bakat atau prestasi siswa-siswi dalam berorganisasi.
    2. Menyusun dan melaksanakan kegiatan organisasi siswa.
    3. Mengembangkan atau menciptakan aman antar siswa di sekolah.
  11. Siswa
    1. Mengikuti kegiatan belajar mengajar.
    2. Mengisi absensi setiap mata pelajaran.
    3. Membayar atau melunasi uang pendaftaran, uang bangunan, uang OSIS, uang masa orientasi sekolah, dan uang SPP.
    4. Mengerjakan segala tugas yang di berikan oleh gurunya masing-masing.
    5. Ikut serta dalam memajukan sekolah.
    6. Menjaga tata tertib sekolah dan nama baik sekolah.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan program Visual Paradigm for Unified Modeling Language (UML) 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case diagram, Activity diagram, Sequence diagram.

Use Case Diagram

Sebuah Use Case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use Case diagram menggamarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”.
Gambar 3.2. Use Case Diagram Alur Absensi Guru.
Berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram pengolahan absen guru yang berjalan saat ini terdapat:
  1. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan absensi guru.
  2. 5 aktor yang melakukan kegiatan diantaranya : guru, petugas absensi, staf TU, staf kurikulum, dan kepala sekolah.
  3. 5 use case yang dilakukan oleh aktor-aktor tersebut diantaranya : Mengisi form absensi, menyerahkan form absensi, menyerahkan rekap absensi bulanan, meyerahkan form tatap muka dan meyerahkan report.
Gambar 3.3. Use Case Diagram Alur Absensi Siswa.
Berdasarkan gambar 3.3. Use Case Diagram pengolahan absen siswa yang berjalan saat ini terdapat:
  1. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan absensi guru.
  2. 5 aktor yang melakukan kegiatan diantaranya : guru, petugas absensi, staf TU, staf kurikulum, wali kelas.
  3. 4 use case yang biasanya dilakukan oleh aktor-aktor tersebut diantaranya : Mengabsen siswa, menyerahkan form absensi, menyerahkan rekap absensi bulanan, dan meyerahkan report.

Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Gambar 3.4. Activity Diagram Absensi Guru Yang Berjalan.
Berdasarkan gambar 3.4. Activity Diagram untuk absensi guru yang berjalan saat ini terdapat:
  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 4 Action State dari sistem diantaranya : guru datang ke sekolah, menyiapkan form absensi, memberikan form absensi, mengisi form absensi.
  3. 1 Final State, objek yang diakhiri.
Gambar 3.5. Activity Diagram Absensi Siswa Yang Berjalan.
Berdasarkan gambar 3.5. Activity Diagram untuk absensi siswa yang berjalan saat ini terdapat:
  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 4 Action State dari sistem diantaranya : siswa datang ke sekolah, menyiapkan form absensi, memberikan form absensi, guru absen siswa, memberikan absen, petugas menerima absen.
  3. 1 Final State, objek yang diakhiri.
Gambar 3.6. Activity Diagram Rekap Absen Guru Yang Berjalan.
Berdasarkan gambar 3.6. Activity Diagram untuk rekap absensi guru berjalan saat ini terdapat:
  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 9 Action State dari sistem diantaranya : membuat rekap absensi, menyerahkan rekap absensi guru, menerima rekap absensi guru, membuat form tatap muka, menyerahkan form tatap muka, menerima form tatap muka, membuat report, menyerahkan report, menerima report.
  3. 1 Final State, objek yang diakhiri.
Gambar 3.7. Activity Diagram Rekap Absen Siswa Yang Berjalan.
Berdasarkan gambar 3.7. Activity Diagram untuk rekap absensi guru berjalan saat ini terdapat:
  1. 1 Initial Node, objek yang diawali.
  2. 6 Action State dari sistem diantaranya : merekap absensi, menyerahkan rekap absensi, menerima rekap absensi, membuat report, menyerahkan report, menerima report.
  3. 1 Final State, objek yang diakhiri.

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis, permasalahan yang dihadapi sistem absensi guru yang berjalan saat ini di sekolah SMK Mulia Buana adalah proses absensi yang masih menggunakan dokumen berbasis hardcopy yaitu dengan mengisi form absensi sehingga membuat data-data absensi semakin menumpuk dan menyulitkan petugas dalam proses pencarian data maka. Maka sesuai dengan kebutuhan atas informasi mengenai absensi guru dan absen siswa, system ini memerlukan peningkatan hingga mencapai sistem yang benar-benar handal dan berfungsi maksimal mungkin untuk memberikan informasi kepada pihak kurikulum dan kepala sekolah.

Analisa Kelebihan dan Kekurangan Sistem

Bedasarkan sistem analisa dapat diketahui kelebihan sistem yang berjalan yaitu proses absensi guru dan siswa berjalan dengan mudah dan sederhana, namun terdapat beberapa kekurangan diantaranya sebagai berikut:
  1. Sistem yang berjalan dalam prakteknya masih mengandalkan dokumen berbasis hardcopy dan flat file dari aplikasi spreadsheet sederhana.
  2. Pengguanaan sistem flat file berbasis spreadsheet sederhana dalam proses transformasi dokumen hardcopy absensi dari pengguna komputer.
  3. Pengguanaan sistem hardcopy dan sistem penyimpanan flat file tidak efektif dan efisien untuk jangka waktu panjang.
  4. Sulit untuk melakukan pencarian data sehingga menyulitkan malakukan analisa-analisa untuk mengambil keputusan di masa yang akan dating.

Analisa Kebutuhan Sistem

Saat ini proses absensi guru di SMK Mulia Buana berjalan dengan baik, namun proses rekap absensi masih kurang maksimal karena masih mengandalkan dokumen berbasis hardcopy dan flat file dari aplikasi spreadsheet sederhana. Untuk dibutuhkan adanya sebuah aplikasi yang dapat membantu dalam mengolah data proses absensi guru dengan baik sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat, cepat, dan mudah dalam melakukan analisa-analisa untuk pengambilan keputusan di masa yang akan dating.
Berdasarkan analisa dari permasalahan serta kebutuhan kurikulum saat ini, maka suatu sistem membutuhkan:
  1. Teknologi baru atau program baru berbasis web yang di harapkan dapat meningkatkan kinerja guru dan efisiensi biaya maupun waktu.
  2. Sistem informasi yang dapat memberikan informasi yang akurat dan Up to Date sehingga informasi yang di dapatkan oleh petugas absensi, pihak kurikulum, maupun kepala sekolah lebih relevan. Selain itu informasi yang didapatkan juga cepat dan sesuai dengan kebutuhan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melaksanakan penelitian, penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah kepada SMK Mulia Buana terhadap permasalahan yang dihadapi. Alternatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Penulis menyarankan agar lebih menghemat dan mengefisienkan penggunaan kertas jalan membuat sistem absensi guru dan siswa menggunakan bahasa pemograman (PHP), dengan program pengolahan data (MySQL) agar dapat terakomodir dengan baik dan menggunakan jaringan lokal untuk mendistribusikan data lebih cepat serta menyediakan dan membuat print out hasil laporan absensi.
  2. Atau, penulis menyarankan untuk membuat sistem informasi menggunakan database dan jaringan lokal serta dengan menggunakan media tambahan berupa media display seperti touch screen dan swipe card sebagai media input absensi.
Berdasarkan hasil kajian pada permasalahan dan kebutuhan sistem yang berjalan maka penulis memilih alternatif yang ke 1 sebagai solusi pada SMK Mulia Buana yaitu sistem absensi mengguanakan bahasa pemograman (PHP), dengan program pengolahan data (MySQL) yang terhubung dengan jaringan lokal.


User requirement

Elisitasi Tahap 1

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan bagian staff tatausaha. Berikut dilampirkan Diagram Elisitasi Tahap I:
Tabel 3.1. Tabel Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasi melalui metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi.
Tabel 3.2. Tabel Elisitasi Tahap 1I

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II diatas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Terdapat requirement yang opsinya High (H) dan harus dieliminasi. Berikut adalah requirement tersebut:


Tabel 3.3. Tabel Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Berikut saya lampirkan Diagram Final Draft Elisitasi:
Tabel 3.4. Tabel Elisitasi Final


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Setelah mengadakan penelitian dan analisa sistem yang berjalan maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa ulasan prosedur baru, yang bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang ada sekarang. Prosedur yang di usulkan yaitu merubah proses absensi menggunakan form kertas menjadi absensi berbasis web. Perbedaan yang terjadi pada sistem berjalan selanjutnya adalah proses rekap untuk menghasilkan sebuah form tatap muka tidak perlu melalui bebrapa pihak lagi karena admin sudah bisa mengerjakan semuanya. Berdasarkan perubahan sistem yang terjadi, maka setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru di tentukan langkah-langkah berikutnya adalah perancangan atau desain sistem usulan yang bertujuan untuk perbaikan atau penggantian sistem lama serta memberikan gambaran yang jelas tentang proses desain sistem dari awal hingga akhir penelitian sistem usulan ini menggunakan program Visual Paradigm for UML 6.4 untuk menggambarkan Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, State Machine Diagram, dan Activity Diagram. Adapun diagram-diagram usulan yang saya gambarkan dalam program Visual Paradigm for UML 6.4 adalah sebagai berikut.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Use Case Diagram

Use Case diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah yang dibangun. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana.


Berdasarkan gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Absensi Yang Diusulkan terdapat:
  1. Satu sistem yang mencakup kegiatan sistem absensi.
  2. Terdapat 4 actor yang melakukan kegiatan didalam sistem, yaitu admin, guru, wali kelas, dan kepala sekolah.
  3. Ada 10 Use Case yang dilakukan oleh actor tersebut diantaranya log in, membuka form absen, memasukan kode absen, masuk kedalam kelas, verifikasi kode absen, menu admin, absen siswa, rekap absen guru, rekap absen siswa, dan log out.
  4. Terdapat 4 include yaitu, rekap absen guru dan rekap absen siswa.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Activity Diagram

Activity Diagram dapat menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang.


Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Absensi Yang Diusulkan terdapat:
  1. 1 Initial Node, sebagai awal objek.
  2. 13 action, state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 1 final state, objek yang diakhiri.

Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan sekitar sistem berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence Diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).


Berdasarkan Gambar 4.3 Sequence Diagram Sisem Absensi Yang Diusulkan terdapat:
  1. 3 Boundary Life Line, 1 Life Line, 1 Entity Life Line, yang saling berinteraksi.
  2. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin, guru, wali kelas, dan kepala sekolah.
  3. 14 message, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada State Machine Diagram

State Diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state yang lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima.


Bedasarkan Gambar 4.4 State Machine Diagram Sistem Absensi Yang Diusulkan terdapat:
  1. 1 Initial Pseudo State, sebagai awal objek.
  2. 9 State, nilai atribut dan nilai link pada suatu waktu tertentu, yang dimiliki oleh suatu objek tersebut.
  3. 1 Final State, objek yang di akhiri.


Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstalisasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari perkembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan suatu objek, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut.
Gambar 4.5 Class Diagram Sistem Absensi Yang Diusulkan


Rancangan Sistem Yang Diusulkan Pada ERD (Entity Relatioshipn Diagram)

ERD Merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.
Gambar 4.6 Entity Relationship Diagram Sistem Absensi Yang Diusulkan


Rancangan Basis Data

Pada rancangan struktur basis data ini akan ditunjukan mengenai tabel-tabel yang akan digunakan:
  1. Tabel admin
    Nama File : admin
    Media : Hardisk
    Primary Key : id
    Panjang Record : 62
  2. Tabel 4.1 Spesifikasi Basis admin


  3. Tabel absen_guru
    Nama File : absen_guru
    Media : Hardisk
    Primary Key : nik
    Panjang Record : 48
  4. Tabel 4.2 Spesifikasi Basis absen guru


  5. Tabel verifikasi_absen
    Nama File : verifikasi_absen
    Media : Hardisk
    Primary Key : nik
    Panjang Record : 37
Tabel 4.3 Spesifikasi Basis verifikasi absen


Rancangan Program

Gambar 4.7 Halaman Absen Guru
Gambar 4.8 Halaman Verifikasi Absen Guru


Gambar 4.9 Halaman Absen Siswa
Gambar 4.10 Login Admin
Gambar 4.11 Halaman Home
Gambar 4.12 Tambah Data Guru
Gambar 4.13 Halaman Tambah Jadwal
Gambar 4.14 Halaman Tambah Petugas Piket
Gambar 4.15 Halaman Kelola Admin
Gambar 4.16 Halaman Rekap Absen Guru


Testing Program

SWOT

Tabel 4.13 Metode SWOT
Tabel 4.14 Strategi S-T
Tabel 4.15 Strategi W-T
Tabel 4.16 Strategi S-O
Tabel 4.17 Strategi W-O

Black Box

Tabel 4.14 Testing Black-Box


Implementasi Sistem Yang Diusulkan

Implementasi sistem yang penulis usulkan mencakup:

Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem satu unit personal computer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada desain sistem yang diusulkan adalah:
  1. Processor : Intel Pentium Dual-Core
  2. Monitor : LCD 14”
  3. Mouse : Standart (Mouse Optikal)
  4. RAM : 1 GB
  5. Printer : Deskjet
  6. Harddisk : Seagate 160 GB
  7. Kabel UTP
  8. Konektor RJ-45
  9. Switch


Perangkat Lunak

  1. Sistem Operasi : Windows 7
  2. Browser : Google Chrome, Internet Explorer
  3. XAMPP


Brainware

  1. Administrator (Admin)
    Admin sudah semestinya mengerti dengan sistem yang dibuat oleh penulis, minimal user ini mengenal dasar-dasar dari penggunaan sistem ini. Oleh karena itu tenaga-tenaga yang benar-benar terampil sangat dibutuhkan sebagai admin dan dalam sistem ini yang bertindak sebagai admin adalah bagian
  2. User
    Guru dan Kepala Sekolah


Schedule Implementasi

Rencana implementasi sistem merupakan dasar bagi pengawasan dan penerapan sistem karena rencana implementasi adalah suatu rencana kerja yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses penerapan sistem.
Rencana implementasi yang diusulkan ini mempunyai kegiatan dan selang waktu plaksanaan kegiatan tersebut serta urutan pelaksanaannya, antara lain.
  1. Pembuatan program
    Melakukan penulisan kode program untuk dijalankan pada komputer.
  2. Penginstalan software pendukung.
  3. Test program
    Dilakukan guna mencari kesalahan-kesalahan apa saja yang terjadi.
  4. Evaluasi program
    Dilakukan guna mengontrol data dan perubahan-perubahan yanng terjadi.
  5. Perbaikan program
    Hal ini dilakukan apabila terjadi bug pada program yang dibuat.
  6. Implementasi program
    Kegiatan ini dilakukaan setelah diketahui kelayakan dari program yang telah dibuat sudah tidak ada lagi kesalahan dan kekurangan.</li
  7. Pelatihan Admin
    Hal ini di lakukan untuk memahami prosedur dan alur kerja sistem yang baru.
  8. Dokumentasi
    Dokumentasi diperlukan agar suatu saat terjadi kesalahan dapat diketahui secepatnya.
  9. Daftar Kegiatan
    Tabel 4.13 Implementasi Kegiatan


  10. Rancangan Biaya
    Untuk dapat melaksanakan perancangan sistem absensi dengan baik sesuai rencana kerja yang disusun maka perkiraan besarnya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Rancangan Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil implementasi berupa aplikasi berbasis web yang bertujuan untuk mempermudah kegiatan absensi di SMK Mulia Buana, dapat ditarik kesimpulan diantaranya adalah:


  1. Setiap guru yang hendak melakukan absensi tidak perlu disibukan lagi dengan mengisi jam datang dan tanda tangan karena telah tergantikan oleh proses komputerisasi dari sistem absensi baru yang mudah terekam oleh database.
  2. Dengan sistem absensi ini pihak kurikulum tidak perlu repot-repot merekap absensi guru maupun siswa secara manual karena telah tergantikan oleh proses komputerisasi dari sistem absensi ini yang mampu merekap absen dengan waktu yang singkat.
  3. Dengan sistem absensi yang baru tersebut, menjadikan informasi lebih akurat dan meminimalisir adanya kesalahan human error.

Saran

Secara pribadi penulis mengatakan pada tahap awal pengembangan perangkat lunak akan ditemui beberapa kekurangan. Hal serupa terjadi pada aplikasi ini. Ada beberapa saran dari penulis untuk pihak yang ingin mengembangkan dan mempergunakan aplikasi ini, yaitu:
  1. Untuk sistem ini akan lebih sempurna apabila menggunakan sistem scan barcode pada saat melakukan absensi.
  2. Untuk admin, di butuhkan pelatihan agar admin mengerti dengan sistem yang baru. Dan perawatan secara berkala agar sistem bisa tetap berjalan dengan baik.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan ini. Semoga penulisan ini dapat menjadi motivasi para programmer unuk mebangun sistem absensi yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Aisyah dkk, 2011. System Develoment Life Cycle (SDLC). Journal CCIT Vol-1 No.2 – Februari 2011
  2. Mulyanto, 2009. Sistem Informasi Konsep Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Yakub, 2012. Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
  4. 4,0 4,1 4,2 Nugroho, Adi (2010). Analisis Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodelogi Berorientasi Object, Bandung: Informatika.
  5. Erna Simonna.2009. Definisi Absensi: http://simonna-erna.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 Desember 2014.
  6. Pratama, 2010. RDBMS - Relational Database Management System. Jakarta: Grasindo.
  7. Wahana, Komputer. 2010. Shourtcourse SQL Server 2008 Express. Yogyakarta: Andi.
  8. 8,0 8,1 8,2 Hidayat, 2010. Jenis-Jenis Web Berdasarkan Style. Yogyakarta: Erlangga.
  9. Kurniawan, 2010. Bahasa Pemrograman Web Server Side Bersifat Open Source. Yogyakarta: Erlangga.
  10. Anhar, 2010. Server Side HTML Embedded Scripting. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  11. Mochtadi, Dwi (2009). dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada PT.Sinar Teknik Anugrah Dengan Menggunakan VB dan SQL Server”.
  12. Subekti, Rifki (2009). dengan judul “Perancangan Sistem Absensi Sidik Jari Pada PT TOP WORLD INDONESIA”.
  13. Wibsono, Cahyo (2009). dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Absensi Online Untuk Mendukung Pelaporan Pada PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang”.

LAMPIRAN

Contributors

Admin, Jagad