SI 1522490111

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGENDALIAN PROSES

PRODUKSI DALAM MENUNJANG KUALITAS PRODUK

PADA PT. SHYANG YAO FUNG INDUSTRI


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM : 1522490111

NAMA : JACKSON SIHITE


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGENDALIAN PROSES

PRODUKSI DALAM MENUNJANG KUALITAS PRODUK

PADA PT. SHYANG YAO FUNG INDUSTRI


Disusun Oleh :

NIM
: 152249011
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
Fakultas Sains dan Teknologi
       
Program Studi Teknik Informatika
           
           
           
           
       
(Ruli Supriati,S.Kom.,M.T.I.)
NIP : 006095
       
NIP : 073009


Rektor
Universitas Raharja



(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
NIP : 000603

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGENDALIAN PROSES

PRODUKSI DALAM MENUNJANG KUALITAS PRODUK

PADA PT. SHYANG YAO FUNG INDUSTRI

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1522490111
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sutrisno, ,M.Kom)
   
(Sandro lfeno,M.Kom)
NID : 10020
   
NID : 08203




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGENDALIAN PROSES

PRODUKSI DALAM MENUNJANG KUALITAS PRODUK

PADA PT. SHYANG YAO FUNG INDUSTRI

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 15224901111
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

TA. 2019/2020

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGENDALIAN PROSES

PRODUKSI DALAM MENUNJANG KUALITAS PRODUK

PADA PT. SHYANG YAO FUNG INDUSTRI


Disusun Oleh :

NIM
: 1522490111
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

 

Tangerang, Januari 2020
Jackson Sihite
NIM : 1522490111

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Perusahaan PT. Syang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidangsepatu olahraga yang bermerek Adidas yang memproduksi sepatu untuk pria, wanita, anak-anak. Dengan menggunakan bahan dasar yang terbuat dari kulit, kain dan sintetis. Unit Operator QC bertugas melakukan pengecekan produk akan mengerjakan pengecekan sesuai intruksi kerja sesuai prosedur yang telah ditentukan oleh leader. Dam diberi tugas untuk menganalisa msalah yang berulang-ulang terjadi dalam proses produksi serta menginformasikan ke leader produksi untuk perbaikan dilini atau unit yang bermasalah. Teknologi komputer sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendasar dalam membantu segala kegiatan operasional disegala bidang. Hal tersebut dimungkinkan karena kenutuhan yang semakin hari semakin menuntut untuk cepat dan tepat dalam menyelesaikan suatu masalah. Salah satunya adalah dengan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Pengendalian Kualitas Produk Sepatu Olahraga pada PT. SHAYNG YAO FUNG INDUSTRY. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Sistem pakar memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era informasi yang semakin canggih. Sistem pakar Pakar Untuk Pengendalian Kualitas Produk Sepatu Olahraga pada PT. SHAYNG YAO FUNG INDUSTRY menghasilkan keluaran berupa sebuah sistem pakar (expert system) yang dapat memberikan informasi dalam manganalisa masalah mengenai kecacatan produk sepatu yang diakibatkan oleh kesalahan pada saat proses produksi. Sehingga demikian operator QC dapat dengan cepat dalam kepuasan untuk menanganinya. Sistem ini juga menampilkan besarnya defect dan solusi gejala tersebut terhadap kemungkinan kesalahan pada proses produksi. Besarnya nilai kepercayaan tersebut merupakan merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan metode fuzzy logic.

Kata kunci : QC, Sistem Pakar, Pengendalian Mutu, Komputerisasi]


ABSTRACT


PT. Syang Yao Fung is a manufacturing industry company that engages in Adidas-branded sport's shoes which manufactures shoes for men, women, children. By using basic ingredients made from leather, fabric, and synthetics. The QC Operations Unit is tasked with checking the product and will do the checking following the work instructions according to procedures determined by the leader. The dam was given the task to analyze the problems that repeatedly occurred in the production process as well as inform the production leader for repairing the problem line or unit. Computer technology has become a very basic requirement in helping all operational activities in all fields. This is possible because the needs are increasingly demanding to be fast and precise in solving a problem. One of them is the Expert System Application for Quality Control of Sports Shoes Products at PT. SHAYNG YAO FUNG INDUSTRY. Expert systems are computer-based systems that use knowledge, facts, and reasoning techniques in solving problems that can usually only be solved by an expert in a particular field. Expert systems add value to technology to assist in dealing with an increasingly sophisticated information age. Expert System for Quality Control of Sports Shoes Products at PT. SHAYNG YAO FUNG INDUSTRY produces output in the form of an expert system (expert system) that can provide information in analyzing problems regarding shoe product defects caused by errors during the production process. So that the QC operator can quickly be satisfied to handle it. This system also displays the magnitude of the defect and the symptom solution to possible errors in the production process. The amount of the trust value is the result of calculations using the fuzzy logic method.

Keywords: QC, Expert System, Quality Control, Computerization




KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI DALAM MENUNJANG KUALITAS PRODUK PADA PT. SHYANG YAO FUNG INDUSTRI”.

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Informatika pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Ibu Ruli Supriati, S.Kom,.M.T.I. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
  4. Bapak Sutrisno, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  5. Bapak Sandro Alfeno, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  6. Ibu Jethy Sitinjak selaku stakeholder yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian serta memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  8. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
  9. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.
  10. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


   

Tangerang, Januari 2020
Jackson Sihite
NIM : 1522490111

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 1 Simbol Use Case Diagram
  2. Tabel 2 Simbol Activity Diagram
  3. Tabel 3 Simbol Sequence Diagram
  4. Tabel 4 Simbol Class Diagram
  5. Tabel 5 Simbol Deployment Diagram
  6. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  7. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  8. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  9. Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi
  10. Tabel 4.1 Spesifikasi TabelGejala
  11. Tabel 4.2 Spesifikasi Tabel Data Kecacatan
  12. Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel Keputusan
  13. Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel Aturan
  14. Tabel 4.5 Spesifikasi Tabel User
  15. Tabel 4.6 Spesifikasi Tabel Spesifikasi Produik
  16. Tabel 4.7 Spesifikasi Tabel Faktor Koreksi Suhu
  17. Tabel 4.8 Spesifikasi Tabel Equipment
  18. Tabel 4.9 Spesifikasi Tabel Pegawai
  19. Tabel 4.10 Spesifikasi Tabel User
  20. Tabel 4.11 Spesifikasi Tabel Role
  21. Tabel 4.18 Time Schedule
  22. Tabel 4.19 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Metode Rapid Aplication Development
  2. Gambar 2.2 Arsitektur MVC
  3. Gambar 3.1 Logo PT. Shyang Yao Fung
  4. Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Shyang Yao Fung
  5. Gambar 3.3 Flowchart Sistem Berjalan
  6. Gambar 3.4 Use Case Diagram Sistem Berjalan
  7. Gambar 3.5 Activity Diagram Sistem Berjalan
  8. Gambar 3.6 Sequence Diagram Sistem Berjalan
  9. Gambar 3.7 Fishbone Diagram Analisa Masalah Sistem Berjalan
  10. Gambar 3.8 Metode Rapid Aplication Development
  11. Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Usulan
  12. Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Usulan
  13. Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Usulan
  14. Gambar 4.4 Deployment Diagram Sistem Usulan
  15. Gambar 4.5 Class Diagram Sistem Usulan
  16. Gambar 4.6 Prototype Halaman Login Sistem Usulan
  17. Gambar 4.7 Prototype Halaman Home Sistem Usulan
  18. Gambar 4.8 Prototype Halaman Daftar Identitas Produk Sistem Usulan
  19. Gambar 4.9 Prototype Halaman Input Identitas Produk Sistem Usulan
  20. Gambar 4.10 Prototype Halaman Daftar Electrical Test Sistem Usulan
  21. Gambar 4.11 Prototype Halaman Form Input Electrical Test Sistem Usulan
  22. Gambar 4.12 Prototype Halaman Daftar Dimension Test Sistem Usulan
  23. Gambar 4.13 Prototype Halaman Form Input Dimension Test Sistem Uaulan
  24. Gambar 4.14 Prototype Halaman Daftar Report Sistem Usulan
  25. Gambar 4.15 Prototype Halaman Report Test Sistem Usulan
  26. Gambar 4.16 Prototype Halaman Daftar Alat Pengujian Sistem Usulan
  27. Gambar 4.17 Prototype Halaman Menambah Daftar Alat Pengujian Sistem Usulan
  28. Gambar 4.18 Prototype Halaman Daftar Spesifikasi Produk Sistem Usulan
  29. Gambar 4.19 Prototype Halaman Input Spesifikasi Produk Sisrem Usulan
  30. Gambar 4.20 Prototype Halaman Daftar Karyawan Sistem Usulan
  31. Gambar 4.21 Prototype Halaman Menambahkan Karyawan Sistem Usulan
  32. Gambar 4.22 Tampilan Halaman Login Sitem Usulan
  33. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Home Sistem Usulan

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi pada era globalisasi dan era komunikasi ditandai dengan banyaknya pelaku bisnis bahkan juga perusahan manufaktur yang memanfaatkan teknologi informasi berbasiskan komputer untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai porduktifitas yang tinggi. Banyak perindustrian yang memanfaatkan teknologi komputasi dalam berbagai hal. Salah satunya adalah langkah sebuah solusi dalam memilih berbagai alternatif pemecahan masalah untuk menunjang kualitas produk yang baik. Sistem informasi berbasis komputer juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pada perusahan manufaktur.

PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang sepatu olahraga yang bermerek Adidas yang memproduksi sepatu untuk pria, wanita, dan anak-anak. Dengan menggunakan bahan dasar yang terbuat dari kulit, kulit sintetis dan textile. Produksi sepatu yang dihasilkan akan diekspor keluar negeri seperti Jerman, Spanyol, Italia, Afrika Selatan, Amerika, Mexico, Brazil, Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong dan Negara-negara lainnya. namun permasalahan yang ditemui dalam proses produksi adalah sering terdapat reject;; akibat kecacatan produk selama proses Cutting, Sewing, Assembling (CSA). Padahal perusahaan tersebut mempunyai tujuan mutu yang salah satunya adalah memuaskan konsumen dengan kualitas yang sangat baik.

Selama ini pengendalian kualitas dilakukan oleh operator QC (Quality Control). Namun tindakan yang diambil untuk mengatasi permasalahan dalam proses seringkali tidak tepat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jumlah dan pengetahuan operator QC. Selain itu jumlah teknikal yang benar-benar ahli proses CSA juga terbatas. Sedangkan untuk mendapatkan seseorang yang ahli ini diperlukan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk melatihnya. Sama halnya dengan proses Stock Fitting, pengendalian kualitas juga dilakukan oleh operator QC. Namun tidak jarang juga keputusan yang diambil kurang tepat sebagai akibat kurangnya pengetahuan dan keahlian operator. Akibatnya proses produksi mengalami penundaan dan tidak tercapainya target produktifitas pada proses produksi.

Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dirancang suatu sistem pakar (expert system) yang dapat memberikan informasi dalam menganalisa masalah mengenai kecacatan produk sepatu yang diakibatkan oleh kesalahan pada saat proses produksi. Sehingga demikian operator QC dapat dengan cepat dalam mencari langkah solusi untuk menanganinya.

Diharapkan dengan adanya apliksi sistem pakar ini, maka dalam proses produksi pada PT.Shyang Yao Fung dapat berjalan dengan lebih baik dan bisa mencapai target yang di inginkan perusahaan dalam mencapai produktifitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis memberi judul ” APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI DALAM MENUNJANG KUALITAS PRODUK PADA PT. SHYANG YAO FUNG INDUSTRI”

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa rumusan masalah dalam membangun sistem informasi. diantaranya:

  1. Bagaimana sistem pengendalian kualitas dalam proses produksi yang berjalan saat ini pada PT.Shyang Yao Fung Industri?
  2. Apakah sistem pengendalian kualitas dalam proses produksi yang berjalan saat ini pada PT. Shyang Yao Fung Industri dapat membantu operator QC untuk menganalisa masalah pada kecacatan produk sepatu?
  3. Hal-hal apa saja yang perlu dianalisis sebelum perancangan dan setelah aplikasi berhasil dibangun?
  4. Bagaimana merancang suatu aplikasi sistem pakar yang dapat menunjang kualiatas produk dalam pengendalian proses produksi yang berjalan saat ini pada PT. Shyang Yao Fung Industri ?

Tujuan dan Manfaat

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh data dan informasi yang mana akan digunakan untuk mencari solusi dalam permasalahan sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya. Dalam penulisan skripsi ini penulis memiliki tujuan penelitian yaitu :

  1. Membuat atau menciptakan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Pengendalian Proses Produksi Dalam menunjang Kualitas Produk Pada PT. Shyang Yao Fung Industri.

  2. Menganalisa jenis-jenis kecacatan produk saat proses produksi pada PT. Shyang Yao Fung Industri.

  3. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecacatan pada produk saat proses produksi pada PT. Shyang Yao Fung Industri.

  4. Memberikan solusi pemecahan masalah dari identifikasi factor-faktor penyebab kecacatan produk pada PT. Shyang Yao Fung Industri.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagi Pakar Aplikasi sistem pakar ini dapat memberikan sebuah kontribusi besar dalam membantu tugas seorang pakar atau teknikal untuk mendeteksi lebih dini masalah saat proses produksi untuk menunjang kualitas produk.

  2. Bagi User Aplikasi sistem pakar ini dapat digunakan oleh operator QC sebagai acuan dalam pemecahan setiap masalah yang ditemukan saat proses produksi demi menunjang kualitas produk sesuai dengan standarisasi produk yang telah ditentukan.

  3. Bagi Penulis Dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. Hasil dari perancangan sistem pakar ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai sistem pakar.

Ruang Lingkup Penelitian

Didalam penulisan skripsi ini penulis membahas tentang sistem pakar (expert system) yang dapat memberikan informasi dalam menganalisa masalah mengenai kecacatan produk sepatu yang diakibatkan oleh kesalahan pada saat proses produksi. Agar penulisan skripsi ini mencapai sasaran maka penulis membuat ruang lingkup pembahasan yang meliputi menganalisa penyebab dan memberi solusi terhadap masalah setiap kecacatan produk sepatu pada PT. Shyang Yao Fung Industri.

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk mendapatkan data yang berisi informasi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk penelitian. Berikut adalah beberapa metode penelitian yang penulis gunakan:

Metode Pengumpulan Data

  1. Pengamatan

    Melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung kelapangan pada lini produksi PT.Shyang Yao Fung Industri dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari faktor-faktor kecacatan atau masalah produk serta solusinya.

  2. Wawancara

    Melakukan kegiatan tanya jawab dengan Supervisor QC PT.Shyang Yao Fung Industri yang berperan sebagai stakeholder pada penelitian ini, guna memperoleh informasi agar data yang diperoleh lebih akurat.

  3. Study Pustaka

    Dilakukan dengan cara mempelajari referensi-referensi buku, artikel berhubungan dengan aplikasi sistem pakar untuk pengendalian kualitas produk. Pengumpulan data dengan memanfaatkan daftar pustaka ini adalah agar dapat lebih mendukung objek suatu penelitian dengan melakukan perbandingan teori-teori yang sudah ada dengan praktek yang ada di lokasi sumber data

Metode Analisa

Metode analisa yang digunakan yaitu fishbone diagram. Diagram fishbone merupakan metode yang biasa digunakan untuk meningkatkan kualitas, khususnya dalam industri manufaktur.

Metode Perancangan

Pada metode perancangan ini penulis menggunakan Program Visual Paradigm for UML 14.1 Enterprise Edition untuk membuat Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak

  1. Prototyping

    Prototype adalah salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan menggunakan Metode prototyping ini , penulis dan stakeholder dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi stakeholder hanya mendefinisikan secara umum apa yang dibutuhkan , pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan . Sebaliknya , disisi pengembang kurang memperhatikan efisiensi Algoritma. Kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dengan komputer.

Metode Pengujian

Black-Box Testing merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Penulis memilih metode Black-Box Testing karena melakukan pengujian berdasarkan apa yang dilihat, hanya fokus terhadap fungsionalitas dan output. Pengujian lebih ditujukan pada desain software sesuai standar dan reaksi apabila terdapat celah-celah dan kesalahan performa.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam menjelaskan pembahasan masalah, maka materi yang terdapat dalam laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa bab dan sistematika penyampaiannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan secara umum tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan masalah, metode penelitian, metode analisa yang digunakan dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 membahas tentang beberapa teori yang mendukung literature review dan penganalisaan. Landasan teori meliputi teori umum dan khusus. Dalam teori umum berisikan teori yang bersifat umum yang digunakan sebagai acuan mengenai konsep dasar sistem. Sedangkan teori khusus berisi teori penunjang secara teknis yang digunakan sebagai acuan.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini membahas gambaran umum perusahaan, permasalahan yang ada dalam perusahaan, sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan struktur organisasi perusahaan, tujuan dan fungsi instansi yang terkait dengan bidang kajian permasalahan yang ada dalam perusahaan, prosedur sistem berjalan, rancangan sistem berjalan menggunakan Unified Modeling Language (UML), analisa sistem berjalan, metode analisa, analisa masukan proses dan keluaran, Framework, konfigurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi, analisa kebutuhan, analisa masalah, dan elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab IV membahas tentang perancangan sistem usulan. Selain itu, dalam bab IV juga membahas Analisa sistem yang diusulkan mulai dari perancangan proses Unified Modelling Language (UML), rancangan database, layout atau tampilan program, pengujian program dan implementasi sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini merupakan kesimpulan hasil analisa dari penelitian yang telah dilakukan, dan memberikan jawaban dari tujuan penelitian, dan memberikan saran-saran yang bersifat membangun sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam penyusunan sekaligus akhir dari laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam penyusunan laporan ini.

Konsep Dasar Perancangan

  1. Pengertian Dasar Perancangan

Pengertian perancangan menurut Maimunah, dkk (2017:38)[1], “Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini.”

Pengertian perancangan menurut Nadeak, dkk (2016:54)[2], “Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik.”

Berdasarkan definisi perancangan diatas, dapat disimpulkan bahwa perancangan merupakan langkah awal dalam membangun sebuah sistem dengan tujuan menentukan kebutuhan pengguna, mendefinisikan peralatan, menentukan suatu proses atau sistem secara detail dan dapat menghasilkan suatu desain yang diperlukan .

Konsep Dasar Sistem

  1. Pengertian Dasar Sistem

    Pengertian sistem menurut Joni dan Sandika dalam Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi LONTAR KOMPUTER Vol. 7 No. 1 – April 2016[3], “Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan membentuk kesatuan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) yang memiliki maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”.

    Menurut Saputra dan Sudarmaji dalam Jurnal Manajemen Informatika MIKROTIK Vol. 7 No. 1 – Juli 2017[4], “Sistem adalah suatu bentuk jaringan kerja yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain untuk membentuk suatu kesatuan dalam mencapai suatu tujuan.”

    Menurut Ruli Supriati dkk dalam Jurnal Sensi (2018:91)[5], ”Sistem dapat didefinisikan dengan cara mengumpulkan, memproses, menympan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, intruksi) dan output (laporan, kalkulasi)”.

    Mengacu pada beberapa definisi mengenai sistem diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah komponen-komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi satu dengan yang lain dan membentuk suatu kesatuan dengan memproses masukan (input) dan dapat menghasilkan keluaran (output) untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan kegiatan dalam suatu organisasi.

  2. Klasifikasi Sistem

    Sistem yang di bangun memliliki tujuan yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Berikut ini adalah Penjelasan Klasifikasi sistem menurut Menurut Tyoso (2016:5)[6].

    1. Sistem Alamiah (Natural System). Suatu sistem yang muncul secara alamiah tanpa campur tangan manusia.

    2. Sistem Tiruan (Artificial System). Sistem yang diciptakan untuk mendukung tujuan tertentu. Ukuran keberhasilan sistem tiruan adalah efektifitas dan efisiensi (berhasil guna dan berdaya guna).

    3. Sistem Probabilistik (Probabilistic System). Sistem yang dapat dilacak hanya dengan menggunakan nilai distribusi probabilitas selalu ada ketidakpastian nilai yang sesungguhnya pada sembarang waktu.

    4. Sistem Tertutup (Close System). Pada sistem ini tidak terjadi pertukaran atau penggunaan sumber daya dengan atau dari lingkungannya, mengingat sistem ini tidak menggunakan input dari lingkungannya, maka output dari sistem ini tidak bertalian dengan lingkungannya pula.

    5. Sistem Terbuka (Open System). Sistem yang menggunakan sumber daya dari lingkungannya sehingga keluarannya berkaitan dengan lingkungannya juga

  3. Karaktristik Sistem

    Menurut Jogiyanto dalam Irawan (2017:126-127)[7] Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu :

    1. Komponen-komponen (Components)

    2. Komponen-komponen satu sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang mempunyai sifat dari sistem yang menjalankan fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

    3. Batasan Sistem (Boundry)

    4. Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

    5. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

    6. Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

    7. Punghubung Sistem (Interface)

    8. Penghubung sistem merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lain untuk berinteraksi membentuk satu kesatuan.

    9. Masukan Sistem(Input)

    10. Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance Input) dan masukan sinyal (Signal Input).

    11. Keluaran Sistem(Output)

    12. Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

    13. Pengolah Sistem

    14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

    15. Sasaran Sistem

    16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (Goal) atau sasaran (Objectives). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

  4. Analisis Sistem

    Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.

    1. Pengertian Sistem

    2. Menurut Sri Mulyani (2016:38)[8], Analisis sistem merupakan suatu teknik penelitian terhadap sebuah sistem dengan menguraikan komponen- komponen pada sistem tersebut dengan tujuan untuk mempelajari komponen itu sendiri serta keterkaitannya dengan komponen lain yang membentuk sistem sehingga didapat sebuah keputusan atau kesimpulan mengenai sistem tersebut baik itu kelemahan ataupun kelebihan sistem.

      Dari pengertian analisa sistem diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisa sistem merupakan suatu teknik penyelesaian masalah dengan mempelajari suatu sistem yang sedang berjalan sebagai dasar untuk merancang sistem yang baru atau melakukan perbaikan dari sistem yang sedang berjalan.

    3. Tugas Analis Sistem

    4. Adapun tugas-tugas umum yang dilakukan analis sistem adalah sebagai berikut:

      a. Mengidentifikasi masalah–masalah kebutuhan pemakai (user).

      b. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

      c. Memilih alternatif–alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

      d. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

  1. Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Oktaviani (2017:2)[9]. “Perancangan sistem secara umum adalah suatu tahap dimana di dalamnya terdapat identifikasi komponen-komponen sistem informasi yang akan dirancang secara rinci yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengguna atau user mengenai sistem yang baru.”

    Selain itu menurut Verzello dan John Reuter III dalam Puput Puspito dkk (2016:63)[10]. “Perancangan sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, dan persiapan untuk rancang bangun implementasi (menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk)”.

    Selain itu menurut Verzello dan John Reuter III dalam Puput Puspito dkk (2016:63)[10]. Mengacu pada uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahap setelah analisis yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sistem informasi yang akan dirancang.

Konsep Dasar Data

  1. Definisi Data

    Sumber dari informasi adalah beberapa data yang dikumpulkan yang kemudian data tersebut diolah menjadi sebuah informasi. Data dapat berupa nilai yang terformat dalam teks, video, citra, dan audio. Berikut ini adalah uraian definisi data:

    Menurut Sobri dkk (2017:157), “Data merupakan fakta-fakta atau pengamatan mengenai orang, tempat, sesuatu, kejadian. Dahulu data hanya terbatas pada angka, alfabet, dan simbol, tetapi sekarang data meliputi audio, musik, gambar, animasi, dan video.”

    Menurut Krismiaji (2015:14)[11], “Data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dan lain-lain.”

    Menurut Saputra dkk (2016:4)[12], “Data merupakan bahan dasar yang diolah untuk dijadikan suatu informasi yang akan lebih berguna dan bermanfaat bagi pemakai informasi tersebut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”

    Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan data adalah: Bahan mentah yang berasal dari fakta tentang suatu keadaan atau tindakan yang digunakan sebagai input dalam menghasilkan suatu informasi.

  2. Klasifikasi Data

    Menurut Sutabri (2016:18)[13], data dapat diklasifikasi menurut jenisnya, sifatnya, dan sumbernya. Berikut uraiannya:

    1. Klasifikasi Data Menurut Jenis Data

    2. a. Data Hitung (Enumeration/Couting Data). Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah persentase dari suatu jumlah tertentu. Mencatat jumlh mahasiswa dalam suatu kelas atau persentase dari mahasiswa/i dalam kelas itu menghasilkan suatu data hitung

      b. Data Ukur (Measurement Data). Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka tertentu atau huruf tertentu yang diberikan oleh seorang dosen kepada seorang mahasiswa setelah memeriksa hasil tentamennya merupakan data ukur. Angka yang ditunjukkan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.

    3. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data

    4. a. Data kuantitatif (Quantitative Data). Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan. Kalau jumlah universitas negeri di Indonesia dibagi dalam 2 golongan, maka ada golongan pertama yang jumlah mahasiswanya lebih dari 5000 orang dan golongan yang lain kurang dari 5000 orang. Ini merupakan penggolongan kuantitatif.

      b. Data kualitatif (Qualitative Data). Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas eksakta dan fakultas non-eksakta merupakan pemisah menurut sifatnya. Penggolongan mahasiswa pada fakultas yang menggunakan sistem kredit kedalam penilaian studi dengan "grade" A, B, C, D didasarkan pada pemisahan sifat-sifat kualitatifnya.

    5. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data

    6. a. Data Internal (Internal Data) adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain

      b. Data Eksternal (External Data) adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.

Teori Khusus

Konsep Dasar Aplikasi

  1. Definisi Aplikasi

  2. Menurut Prabowo, B dkk (2018:400)[14], Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diiginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang di buat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu.

  3. Definisi Aplikasi

  4. Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain:

    1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise).

    2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan.

    3. Perangkat lunak informasi kerja.

    4. Perangkat lunak media dan hiburan.

    5. Perangkat lunak pendidikan.

    6. Perangkat lunak pengembangan media.

    7. Perangkat lunak rekayasa produk.

    8. Pada pengertian umumnya, aplikasi adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai kemampuan yang dimilikinya

  5. Kelebihan Aplikasi Berbasis WEB

  6. Menurut Solichin Achmad (2016)[15],“aplikasi atau perangkat lunak (software) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem komputer, disamping keberadaan pengguna (brainware), perangkat keras (hardware) dan jaringan (networking). Jika dilihat dari lingkungan pengembangnya, aplikasi dapat dibagi menjadi aplikasi berbasis desktop, aplikasi berbasis web, dan aplikasi berbasis mobile.

    1. Pada sisi pengguna (client), tidak memerlukan proses instalasi. Jika terjadi perubahan aplikasi, client juga tidak perlu repot-repot melakukan update karena cukup dilakukan di sisi server.

    2. Dapat diakses darimana saja melalui jaringan. Jika server aplikasi berada dalam jaringan intranet (LAN), aplikasi dapat diakses dari seluruh komputer di dalam jaringan intranet tersebut. Dan jika server aplikasi berada di jaringan internet (memiliki IP Public atau di letakan di web hosting), maka aplikasi dapat diakses.

    3. Data disimpan di server, sehingga akses terhadapat data dari sisi client (pengguna) dapat diatur sesuai kebutuhan

    4. Cross-platform, artinya aplikasi dapat diakses melalui komputer dengan berbagai sistem operasi (Windows, Linux atau Mac) asalkan memiliki browser

    5. Dari sisi client, tidak memerlukan spesifikasi komputer yang besar karena hampir seluruh proses aplikasi dilakukan di server.

    6. Client (pengguna) lebih aman dari virus atau gangguan lainnya karena aplikasi berjalan di atas browser.

    Konsep Dasar Sistem Pakar

    Menurut Anik Andriani (2016)[16], “Dalam konsep sistem pakar, user atau pengguna menyampaikan fakta atau informasi ke dalam sisyem pakar, yang selanjutnya fakta dan informasi tersebut akan disimpan ke knowledge-base dan diolah oleh mesin inferensi, sehingga sistem dapat memberikan timbal balik kepada user berupa keahlian atau jawaban berdasarkan pengetahuan yang disampaikan sebelumnya.”.

    Gambar 2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar

    1. Pengertian Sistem Pakar

    2. Menurut Anik Andriani (2016)[16], “sistem pakar adalah sebuah sistem yang kinerjanya mengadopsi keahlian yang dimiliki seorang pakar dalam bidang tertentu ke dalam sistem atau program komputer yang disajikan dengan tampilan yang dapat digunakan oleh pengguna yang bukan seorang pakar sehingga dengan sistem tersebut pengguna dapat membuat sebuah keputusan atau menentukan kebijakan layaknya seorang pakar.”

      Menurut Hayadi B. Herawan dan Kasman Rukun,(2016:1)[17], “sistem pakar pada konsep dasaranya mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja. Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan pemecahan masalah. Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi. Kebanyakan sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan aturan jika-maka untuk merepresentasikan dan menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi kedua jauh lebih fleksibel dalam mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan metode pertimbangan. Pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik seperti komputer untuk kemudian diahlikan lagi pada orang yang bukan ahli merupakan tujuan utama dari sistem pakar.”

    3. Arsitektur Sistem Pakar

    4. Menurut B. Herawan Hayadi (2016:20)[17], “perancangan perangkat lunak sistem pakar dalam menganalisa minat, kecenderungan, dan karakter berdasarkan macam pokok bahasan mempunyai lima komponen utama, yaitu : Knowledge berisi aturan-aturan macam-macam sifat-sifat dan keperibadian. Sedangkan basis data sistem pakar dibutuhkan memahami, meluruskan dan menyelesaikan masalah, basis data mempunyai table diagnose. Inference engine merupakan perangkat lunak yang melakukan pemalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada seperti prosedur-prosedur untuk mencocokan fakta berupa hasil kesimpulan.”

    5. Komponen Sistem Pakar

    6. Menurut Anik Andriani (2016)[16], sistem pakar mempunyai komponen utama pada strukturnya, antara lain:

      1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

      2. Inti dari suatu sistem pakar adalah basis pengetahuan yang merupakan representasi pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar yang tersusun oleh atas fakta dan kaidah. Basis pengetahuan bisa kita dapatkan langsung dari seorang pakar maupun dari data histori yang berisi data-data pengetahuan dari seorang pakar.

      3. Mesin Inferensi (Inference Engine)

      4. Otak dari sebuah sistem pakar adalah mesin inferensi yang berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Terdapat dua penalaran yang dapat dilakukan dalam melakukan inferensi, yaitu:

        1. Forward Chaining

        2. Merupakan cara penalaram dengan memulai dari fakta terlebih dahulu untuk memuji kebenaran hipotesis atau mencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebalah kiri dulu (IF dulu). Forward Chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan meng-assert konklusi. Forward Chaining cocok digunakan untuk suatu aplikasi yang menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam.

        3. Backward Chaining

        4. Merupakan cara penalaran dengan memulai dari hipotesis (ekspektasi apa yang diinginkan terjadi) terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan. Backward Chaining juga merupakan penalaran dengan mencocokan fakta atau pernyataan yang dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Backward Chaining cocok digunakan untuk suatu aplikasi yang menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam.

      5. Basis data (Database)

      6. Merupakan kumpulan data yang terdiri dari semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah- kaidah dalam sistem.

      7. Antarmuka Pemakai (User Interface)

      8. Merupakan fasilitas yang dapat digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan komputer dalam menggunakan sistem pakar. Antarmuka ini memudahkan pengguna sistem pakar yang bukan merupakan seorang pakar dapat bekerja dan bertindak atau membuat keputusan layaknya seorang pakar.

      9. Antarmuka Pemakai (User Interface)

      10. Menurut Anik Andriani (2016)[16], Berikut adalah keuntungan sistem pakar, yaitu :

        1. Memungkinkan pengguna yang bukan seorang pakar pada bidang tertentu dapat mengerjakan tugas dari seorang pakar.

        2. Bisa melakukan proses yang sama secara berulang.

        3. Sistem pakar dapat menyimpan pengetahuan dan keahlian dari pakar

        4. Dengan adanya sistem pakar produktivitas dan output sistem dapat ditingkatkan

        5. Memiliki kemampuam untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.

        6. Meningkatkan kapabilitas dalam menyelesaikan masalah, dan menghemat waktu dalam mengambil keputusan

    Konsep Dasar Kualitas

    1. Pengertian Kualitas Produk

    2. Kualitas merupakan salah satu kunci dalam memenangkan persaingan dengan pasar. Ketika perusahaan telah mampu menyediakan produk berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi untuk menciptakan kepuasan pelanggan.

      Produk merupakan inti dari sebuah kegiatan pemasaran karena produk merupakan output atau hasil dari salah satu kegiatan atau aktivitas perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar sasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada dasarnya dalam membelisuatu 25 produk, seorang konsumen tidak hanya membeli produk, akan tetapi konsumen juga membeli manfaat atau keunggulan yang dapat diperoleh dari produk yang dibelinya

      Menurut Anik Andriani (2016)[16], “Dalam konsep sistem pakar, user atau pengguna menyampaikan fakta atau informasi ke dalam sisyem pakar, yang selanjutnya fakta dan informasi tersebut akan disimpan ke knowledge-base dan diolah oleh mesin inferensi, sehingga sistem dapat memberikan timbal balik kepada user berupa keahlian atau jawaban berdasarkan pengetahuan yang disampaikan sebelumnya.”

      Kualitas menurut Garvin dan Davis dalam Nasution (2015:3),“adalah suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, manusis/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan ataupun konsumen.”

      Menurut American Society dalam buku Kotler dan Keller (2016:156)pengertian kualitas adalah sebagai berikut,“Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”.

      Menurut Kotler dan Armstrong (2014:230)[18], ““mendefinisikan kualitas produk sebagai berikut: “The characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customer needs”. Menurut pendapat ini kualitas produk adalah karateristik suatu produk atau jasa yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.”

      Dari beberapa definisi di atas penulis dapat mengartikan bahwa kualitas produk merupakan upaya suatu produk dalam memperagakan fungsi-fungsinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan

    3. Perspektif Terhadap Kualitas Produk

    4. Setiap konsumen memiliki perspektif yang berbeda-beda terhadap produk, sudah sewajarnya seorang konsumen menginginkan produk yang memiliki kualitas yang baik. Menurut David Garvin yang dikutip dalam 26 buku Fandy Tjiptono (2016:117) menjelaskan setidaknya ada lima perspektif kualitas yang berkembang saat ini:

      1. Transcendental approach Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik, drama, seni tari, dan seni rupa. Selain perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti tempat berbelanja yang menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik) kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), dan lain-lain. Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi ini sebagai dasar manajemen kualitas

      2. Product-based approach Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas sebagai karakterisktik atau atribut yang dapat di kuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual.

      3. User-based approach Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualits tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan referensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas yang 39 paling tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand-oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan. Kepuasan seseorang tentu akan berbeda-beda pula, begitu juga dengan pandangan seseorag terhadap kualitas suatu produk pasti akan berbedabeda pula pandangannya. Suatu produk yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan seseorang, belum tentu dapat memenuhi kepuasan orang lain.

      4. Manufacturing-based approach Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat dikatakan kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali di dorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standarstandar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya

      5. Value-based approach Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bernilai relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli.

    Konsep Dasar Produk

    1. Definisi Produk

    2. Produk merupakan elemen dasar dan penting dari bauran pemasaran, dikatakan penting karena dengan produk perusahaan dapat menetapkan harga yang sesuai, mendistribusikan dan menentukan komunikasi yang tepat untuk pasar sasaran. Produk diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

      Menurut Sudaryono(2016:207) “produk adalah sesuatu yang dapatditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehinggadapatmemuaskankeinginandankebutuhan”.

      Pendapat lain menurut Kotler dalam buku H.Abdul Manaf (2016:255) mengemukakan produk yaitu A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Product that are marketed include physical good, services, events, persons, places, properties, organization, information and ideas, yang artiya produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.

      Selain itu juga menurut pendapat Akhmad (2015:02) mengenai produk adalah “segala sesuatu yang ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan”.

    3. Tingkatan Produk

    4. Pengembangan produk diperlukan pengetahuan bagi perusahaan mengenai tingkatan produk sebagai salah satu cara merespon serta mengikuti keinginan dan kebutuhan pasar. Berikut ini merupakan penjelasan lima tingkatan produk. Menurut Kotler dan Keller (2016:390)[18]

      1. Manfaat Inti (Core Benefit), yaitu manfaaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

      2. Produk Dasar (Basic Product) adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi pokok produk yang paling dasar.

      3. Produk Harapan (Expected Product) adalah produk formal yang ditawarkan dengan baerbagai atribut dan kondisi secara normal (layak) diharapkan dan disepkati untuk dibeli dan serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi yang diharapkkan oleh pembeli pada saat membeli produk.

      4. Produk Pelengkap (Augment Product) adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakaan dengan produk pesaing.

      5. Produk Potensial (Potential Product) adalah segala macam tambahan dan 25 perubahan yang mungkin dikembangkan untuk produk dimasa mendatang, atau semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatau produk dimasa yang akan datang. Jadi pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk atau jasa ditempatkan oleh konsumen berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari produk tersebut selain itu produk tersebut harus memiliki diferensiasi sehingga konsumen dapat membedakan dan produk tersebut memiliki keunggualan tersendiri dimata atau diingatan konsumen.

    Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

    1. Definisi UML (Unified Modeling Language)

    2. Menurut Sulistyorini, 2009 dalam (Karim, 2017;13)[19]. Unified Modelling Language (UML) merupakan sebuah standar bahasa yang digunakan untuk memvisualisasikan, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. Melalui pemodelan menggunakan UML diharapkan nantinya sebuah sistem yang kompleks, dapat dipahami secara menyeluruh. UML menggambarkan informasi secara grafis tentang sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen pembentuk sistem seperti kelas-kelas, obyek dan juga aksi serta koneksi yang ada di dalamnya.

      Dalam sebuah tim pengembang UML bisa digunakan sebagai sebuah alat komunikasi yang efektif karena setiap informasi yang detail tentang sistem yang akan dibuat sudah terdokumentasikan secara rinci.

    3. Definisi UML (Jenis UML (Unified Modeling Language)

      1. Use Case Diagram

      2. Menurut Indrajani (2015:45)[20], use case diagram merupakan suatu diagram yang berisi use case, actor, serta relationship diantaranya. Use case diagram merupakan titik awal yang baik dalam memahami dan menganalisis kebutuhan sistem pada saat perancangan. Use case diagram dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dari suatu sistem.

      3. Activity Diagram

      4. Menurut Indrajani (2015:46)[20], activity diagram digunakan untuk menganalisis behavior dengan use case yang lebih kompleks dan menunjukkan interaksi-interaksi di antara mereka satu sama lain. Activity diagram sebenarnya memiliki kesamaan dengan statechart diagram dalam hal menggambarkan aliran data pada model bisnis, tetapi activity diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan aktivitas bisnis yang lebih kompleks, di mana digambarkan hubungan antar satu use case dengan use case lainnya.

      5. Sequence Diagram

      6. Menurut Indrajani (2015:50)[20], “sequence diagram merupakan suatu diagram interaksi yang menggambarkan bagaimana objek-objek berpartisipasi dalam bagian interaksi (particular interaction) dan pesan yang ditukar dalam urutan waktu”.

      7. Class Diagram

      8. Menurut Indrajani (2015:49)[20], class diagram digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang mendasar antara class-class, hubungan antar-class, dan di mana sub-sistem class tersebut. Pada class diagram terdapat nama class, attributes, operations, serta association (hubungan antar-class).

    Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi

    2. Menurut Siahaan dalam Iqbal dkk (2017:1)[21], “Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering)”.

      Menurut Bachtiar dan Atikah (2015:74)[22], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

    3. Tahapan Elisitasi

    4. Menurut Bachtiar dan Atikah (2015:74)[22], Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

      1. Elisitasi tahap I, yaitu berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

      2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:

      3. a. M pada MDI adalah Mandatory (Penting). Artinya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

        b. D pada MDI adalah Desirable. Artinya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih handal.

        c. I pada MDI itu adalah Inessential. Artinya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

      4. Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

      5. a. T adalah Teknikal, artinya bagaimana tata cara/tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

        b. O adalah Operasional, artinya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

        c. E adalah Ekonomi, artinya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

        Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

        1) High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

        2) Middle (M): Tidak terlalu sulit dikerjakan atau mampu untuk dikerjakan

        3) Low (L): Mudah untuk dikerjakan

      6. Final draft Elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Konsep Dasar Testing

    Menurut M. Sidi Mustaqbal dkk (Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume I, No 3, 10 Agustus 2015 ISSN : 2407 – 3911) Pengujian (Testing) adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan. Salah satu dari jenis pengujian yang ada adalah Black Box Testing.

    Dan Pengertian Black Box Testing sendiri adalah Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2), Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure

    (Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak). Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.

    2. Kesalahan interface.

    Studi Pustaka (Literature Review)

    Menurut Nur Azizah dkk dalam Jurnal SENSI (2017)[23], “Literatur review adalah suatu tindakan untuk meninjau dan memeriksa kembali sebuah kepustakaan atau kesusastraan. Literatur review berisi tanggapan, rangkuman, dan pemikiran penulis yang dikutip dari sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan ditempatkan pada bab awal.

    Berikut adalah literature review terhadap penelitian-penelitian sebelumnya berdasarkan studi pustaka pada Perpustakaan Universitas Raharja dan jurnal nasional atau internasional.

    1. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aris, Tiya Puspita Firdauz, Nesa Nurseha (2018)[24] dalam journal CERITA dengan judul “Aplikasi Program Quality Control Barang Untuk Menunjang Pelaporan Pada Bagian Teknik Perguruan Tinggi Raharja”.

    2. Dalam penelitian ini menjelaskan Perguruan Tinggi Raharja membutuhkan sistem pengolahan data yang terintegrasi untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan dan menciptakan standar pelayanan yang baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menunjang pelaporan quality control barang pada bagian teknik dengan aplikasi berbasis web menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya. Untuk metode perancangan yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini menggunakan metode perancangan model UML (Unified Modeling Language).

    3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dedy Iskandar,Taviv Prahasta, Ardi Rahmadani (2018)[25] dalam journal CERITA dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Model Penentuan Siswa Teladan Pada SMK Bonavita Dengan Pendekatan Logika Fuzzy”.

    4. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengaplikasikan logika fuzzy untuk membantu dalam menentukan suatu keputusan pada tingkat manajemen. Bagi Kepala Sekolah sebagai pembuat keputusan memudahkan untuk menentukan siswa teladan pada sekolah yang dipimpinnya. Penelitian ini menggunakan metode prototyping. Prototype adalah bentuk fisik pertama dari satu objek yang direncanakan dibuat dalam satu proses produksi, mewakili bentuk dan dimensi dari objek yang diwakilinya dan digunakan untuk objek penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Sehinnga dengan menggunakan metode ini penelitian dapat selesai tepat waktu.

    5. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasby Ibrahim Rachman (2019)[26] dalam skripsinya dengan judul “Aplikasi Pengolahan Data Member Fitness Berbasis Web Pada New Star Gym”. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan pelayanan dalam mengelola data member. Dalam penelitian ini menggunakan metode rancangan program RAD (Rapid Aplication Development). Salah satu Kelebihan dari metode RAD yaitu mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object) sehingga pengembang pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat .

    6. Dalam Penelitian yang dilaksanakan oleh Junaidi, M Yusuf Effendy dan Hamzah Hartono (2015)[27] dalam Jurnal CERITA dengan judul “Rekayasa Model Aplikasi Sistem Product Knowledge Untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Kinerja Karyawan.”. Dalam penelitian ini menjelaskan perlunya peranan teknologi dalam perusahaan, khususnya dalam divisi pengembangan sumber daya manusia. Teknologi komputer diperlukan untuk membantu dalam pengambilan keputusan dalam menentukan kinerja karyawan. Sistem ini diharapkan mampu melakukan proses penciptaan kuis product knowledge dengan cepat dan sesuai kebutuhan bagian atau posisi, selain itu sistem juga harus mampu melakukan random soal dan sharing soal dengan beberapa kebutuhan, setelah itu sistim juga harus mampu melakukan proses penilaian dan rekapitulasi dengan cepat dan akurat, serta tersimpan dengan baik sebagai basis data yang dapat digunakan dan kemudian ketika dibutuhkan untuk keperluan proses penilaian kinerja karyawan.

    7. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Santoso, Sutrisno, dan Ikma Afrisha (2018)[28] dalam Junal SENSI dengan judul “Pengontrolan Pengecekan Kualitas Barang Hasil Produksi Dengan Aplikasi Sistem Pakar Menggunakan Metode Backward Chaining”. Dalam penelitian ini dijelaskan. Masih banyaknya kesalahan dalam pengecekan yang dilakukan para pekerja tidak sesuai hasil kualitasnya dengan barang yang ada. Untuk itu pengecekan kualitas barang dengan aplikasi sistem pakar dapat membantu menyimpulkan hasil pengecekan kualitas barang hasil produksi tersebut.. Metode yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah Metode Backward Chaining. Cara penalaran dengan memulai dari hipotesis (ekspektasi apa yang diinginkan terjadi) terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan. penalaran dengan mencocokan fakta atau pernyataan yang dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Backward Chaining cocok digunakan untuk suatu aplikasi yang menghasilkan tree yang sempit dan cukup dalam, menurut Anik Andriani (2016).

    8. Dalam Penelitian yang dilaksanakan oleh Atik Makrifah, Wahyu Prasetyo, Nia Kusniawati (2015)[29] dalam Jurnal ICIT dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Studi Kasus: PT. Asia Dwi Mitra Industri”. Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer untuk mengambil keputusan (Little,1970). Oleh karenanya untuk mendukung sistem informasi kepegawaian yang efektif perlu dirancang suatu sistem basis data kepegawaian yang lebih komprehensif sehingga akan memudahkan dalam mengolah data-data yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu membantu dalam proses penerimaan karyawan agar lebih efektif, mentingkatkan kecepatan dan validitas pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional, dan meningkatkan kualitas SDM. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat menghindari subjektivitas pengambilan keputusan dalam penerimaan karyawan.

    9. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Mario Coccia (2018)[30] dalam jurnal Journal of Social and Administrative Sciences dengan judul “The Fishbone Diagram to Identify, Systematize and Analyze the Sources of General Purpose Technologies”. Studi ini menyarankan diagram tulang ikan untuk analisis teknologi. Diagram tulang ikan adalah alat umum yang digunakan untuk analisis sebab dan akibat untuk mengidentifikasi interaksi saling sebab yang kompleks untuk masalah atau peristiwa tertentu.

    10. Diagram Fishbone diterapkan di sini sebagai representasi grafis baru untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menganalisis jika memungkinkan, akar penyebab potensial dari sumber dan evolusi General Purpose Technologies (GPTs). Secara keseluruhan, kemudian, diagram tulang ikan tampaknya menjadi teknik umum yang sesuai dan teknik yang umum dari representasi grafis untuk mengeksplorasi dan mengkategorikan, secara jelas dan sederhana, akar penyebab potensial dari evolusi inovasi teknologi untuk manajemen teknologi yang tepat.

    11. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santri W Pasaribu dkk. (2018)[31] dalam Jurnal Riset Komputer dengan judul Implementasi Multi-Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA) Untuk Menentukan Kualitas Buah Mangga Terbaik. Dalam penelitian ini menjelaskan sistem penunjang keputusan berbasis komputer untuk menentukan kualitas buah manga menggunakan metode MOORA. Metode ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode MOORA ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik.

    12. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Indra Herman Firdaus dkk. (2016)[32] dalam jurnal Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS” Dalam penelitian tersebut menjelaskan sistem penunjang keputusan untuk menentukan karyawan terbaik dengan Metode AHP untuk menentukan bobot setiap kriteria dan TOPSIS untuk melakukan perangkingan alternatif-alternatif berupa data karyawan yang dilakukan di departemen HRD. Karena banyaknya data karyawan menyebabkan lamanya waktu proses dalam pengambilan keputusan, sehingga diperlukan sistem penunjang keputusan yang dapat merekomendasikan karyawan terbaik.

    13. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai perancangan umum sistem yang akan dibangun :

      a. Masukan (Input) Sistem yang akan dibangun pada penelitian ini terdiri dari masukan (input) berupa data karyawan, dimana data karyawan tersebut dijadikan juga sebagai data alternatif.

      b. Proses (Process) Pada tahap proses terdiri dari proses penentuan bobot yaitu dilakukan dengan menggunakan metode AHP yang terdiri dari tahapan-tahapan yang terdiri dari: menentukan matriks perbandingan berpasangan, melakukan normalisasi matriks perbandingan berpasangan, menghitung bobot masing-masing kriteria. Setelah itu maka dilakukan proses perangkingan dengan menggunakan metode TOPSIS.

      c. Keluaran (Output) Keluaran pada penelitian ini yaitu suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan rekomendasi karyawan terbaik bagi PT. South Pacific Viscose.

    14. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fauzi (2018)[33] dalam Jurnal Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (JUSITI) dengan judul “Sistem Penunjang Keputusan Menentukan Kelulusan Mahasiswa Dengan Metode Profile Matching”. Dalam penelitian ini menggunakan metode profile matching untuk membantu dosen dalam penilaian kelayakan kelulusan mahasiswa. Metode Profile Matching atau yang biasa disebut dengan Analisis GAP Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja suatu lembaga atau instansi. Sistem ini diperuntukkan sebagai penilaian untuk mahasiswa agar mendapat nilai sesuai kontribusi dan yang mereka lakukan, hal ini lebih adil dan membuat posisi dosen tidak goyah dan lebih adil dalam menilai. Ada beberapa kriteria dasar yang digunakan untuk menentukan kelayakan kelulusan mahasiswa yakni, absensi, tugas & quiz, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Sistem yang dibangun mampu memberikan rekomendasi peringkat dari mahasiwa dengan bobot nilai mahasiswa yang diurutkan berdasarkan nilai bobot tertinggi pada suatu matakuliah tertentu yang diampu mahasiswa dan tentunya cara ini sangat adil dan logis untuk menilai mahasiswa pintar yang kadang mau bermasalah..

    15. Berdasarkan literatur review diatas dapat disimpulkan bahwa setiap metodelogi perancangan sistem memiliki waktu dan penyajian yang berbeda-beda dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis memutuskan untuk menggunakan metodelogi pengembangan sistem RAD dikarenakan metode RAD merupakan metode pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat menghemat waktu Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin – point penting saja.

      Karena sistem yang akan dibangun berorientasi pada objek maka metode perancangan yang akan digunakan yaitu UML. Dengan menggunakan metode perancangan UML dapat memudahkan dalam memvisualisasikan rancangan suatu sistem dan rancangan suatu sistem dapat terdokumentasi dengan baik. Selain itu, UML dapat digunakan sebagai alat untuk analisis dan desain berorientasi objek.

      Sedangkan metode yang digunakan untuk analisa permasalahan adalah Fishbone Diagram. Dengan menggunakan metode Fishbone Diagram dapat mencari akar permasalahan. Selain itu, metode ini cocok di implementasikan dalam dunia industri manufaktur.


    BAB III

    PEMBAHASAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat PT. Shyang Yao Fung Industri

    PT. Shyang Yao Fung di Indonesia didirikan pada tahun 2007 yang berlokasi di Jl. Industri Raya blok D no.2 Jatake−Tanggerang. Pada awalnya, tahun 1984 didirikannya Shyang Sin Bao industry Co., Ltd (Taiwan). Kemudian perusahaan ini memperluas jangkauannya hingga di Indonesia dengan nama PT. Shyang Yao Fung. Saat ini perusahaan ini memproduksi sepatu merek terkenal di dunia dengan keterampilan yang luar biasa dalam inovasi penelitian dan pengembangan, teknik integrasi dan manufaktur kualitas terbaik.

    PT. Shyang yao Fung mendapat ISO 9001 & 14001 dan sertifikat OHSAS pada tahun 2010. Pada tahun 2012 PT. Shang Yao Fung menerapkan untuk memperpanjang ISO 9001/14001. pada tahun 2007 PT. Shang Yao Fung dimulai dengan memproduksi Adidas Crib and Infant. Pada tahun 2009 mulai memproduksi sepatu Adidas untuk ukuran remaja dan pria atau wanita dewasa. Pada tahun 2010 mulai memproses pencetakan untuk logo dari beberapa komponen sepatu.

    Kapabilitas dan kemampuan dalam perencanaan produksi dan manajemen yang telah mengembangkan mekanisme produksi yang sangat efisien yang memungkinkan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan yang beragam dari pelanggan. PT. Shyang Yao Fung berusaha menjadi pemasok global utama dalam Adidas Group. PT. Shyang Yao Fung memproduksi alas kaki atau sepatu Adidas yang unggul melampaui standar dalam kualitas konsep merek. Saat ini total karyawan di PT.Shyang Yao Fung berjumlah 2,300 karyawan. Dengan Fasilitas 19 CTB Line,27 Printing Table,5 Stock Fitting Line, In House Laminating, In House Printing, 2D PUR, Auto Cutting, Computer Stitching, Rotary Size Label, FG Barcode.

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar perusahaannya dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Suatu organisasi ikatannya baik apabila dapat memperlihatkan arus pekerjaan yang lancar serta pengendalian yang mantap dan telaksana dengan baik, walaupun hanya dengan bimbingan yang minimal dari pihak manajemen atau pimpinan. Semakin besar perusahaan itu semakin banyak pula pembagian pekerjaan yang harus dipikirkan oleh manajemen perusahaan.

    Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar perusahaannya dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Suatu organisasi ikatannya baik apabila dapat memperlihatkan arus pekerjaan yang lancar serta pengendalian yang mantap dan telaksana dengan baik, walaupun hanya dengan bimbingan yang minimal dari pihak manajemen atau pimpinan. Semakin besar perusahaan itu semakin banyak pula pembagian pekerjaan yang harus dipikirkan oleh manajemen perusahaan.

    Kebanyakan perusahaan-perusahaan yang ada dewasa ini berusaha mencari bentuk sempurna dari suatu struktur organisasi yang merupakan suatu kolaborasi dari organisasi lini dan staff.

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Shyang Yao Fung.


    Tugas dan Tanggung Jawab

    Dibawah ini akan dijelaskan satu persatu tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi pada PT. SHYANG YAO FUNG yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

    1. Manager Quality Control

    2. Tugas dan Tanggung Jawabnya adalah :

      1. Mengawasi semua WIP (Work Instruction Prosedure) apakah telah dijalankan dengan benar sesuai dengan kententuan yang dibuat.

      2. Menganalisa kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan bagian- bagian terkait serta mencari penyebab dan solusinya.

      3. Mengevaluasi dan menetapkan standar kualitas produk/bahan sesuai dengan standar adidas.

      4. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan seluruh aktifitas pengawasan mutu mencangkup pelaksanaan tugas di laboratorium dan pelaksanaan pengawasan selama proses produksi.

      5. Bertanggung jawab untuk pengembangan dan pelatihan karyawan bawahannya, menjaga disiplin, memelihara, memotivasi kerja dan melakukan evaluasi terhadap karyawan bawahannya.

    3. Deputy Quality Control

    4. Tugas dan Tanggung Jawabnya adalah :

      1. Merencanakan pekerjan kegiatan kerja bagi seksinya berdasarakan rencana kerja seksinya.

      2. Menyusun dan menyajikan laporan berkala di unitnya sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

      3. Mendorong dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan khusus.

      4. Mengendalikan pekerjaan administratif yang ada di seksinya.

      5. Mengecek dan menyetujui hasil pengecekan yang sesuai dengan SOP (Standart Operational Prosedur)

    5. Supervisor

    6. Tugas dan Tanggung Jawabnya adalah :

      1. Merencanakan pekerjaan bagi kelompok kecil dengan pengawasan dan penegakan oleh sendiri.

      2. Mengendalikan pelaksanaan proses kerja bawahan di kelompoknya agar sesuai dengan standar kerja.

      3. Menyusun dan menyajikan data operasional kerja harian di kelompoknya sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

      4. Membimbing dan meningkatkan motivasi bawahan kelompok.

    7. Leader

    8. Tugas dan Tanggung Jawabnya adalah :

      1. Merencanakan pekerjaan bagi kelompok kecil dan pengawasan.

      2. Mengendalikan pelaksanaan proses kerja bawahan dalam kelompoknya agar sesuai dengan standar kerja.

      3. Menimbang dan meningkatkan motivasi bawahan dalam kelompok.

    9. Operator QC

    10. Tugas dan Tanggung Jawabnya adalah :

      1. Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.

      2. Memastikan setiap kualitas produk sesuai standar.

      3. Membuat laporan pengecekan produk sesuai instruksi kerja.

    Visi dan Misi PT. Shyang Yao Fung

    Adapun Visi PT. Shyang Yao Fung:

    1. Menjadi pemimpin pasar, dalam pasar kalangan menengah ke atas.

    2. Meneruskan inovasi-inovasi dalam hal menciptakan kualitas yang lebih baik dalam semua produk dan mempertahankan harga agar dapat dijangkau konsumen.

    Adapun Misi PT. Shyang Yao Fung:

    1. Membina hubungan kekeluargaan dan kemitraan yang erat Antara konsumen, karyawan, pemilik dan pihak-pihak lain yang terkait.

    2. Meningkatkan kemakmuran perusahaan dengan melayani kebutuhan konsumen, serta ikut berperan memajukan kesejahteraan masyarakat.

    3. Pemeliharaan lingkungan secara terus-menerus dengan 6S (Sort, Set in order, Shine, Standardize, Sustain and Safety) dengan menciptakan proses sumber alami dan produk ramah lingkungan.

    4. Mengkombinasikan secara efektif skill dari expat yang berpengalaman pada seluruh staff OAI dan Management ke dalam taraf yang lebih baik.

    Prosedur Sistem Berjalan Pada PT. Shyang Yao Fung

    Prosedur Sistem Yang Berjalan Pada PT. Shyang Yao Fung

    Operator QC saat berada dalam lokasi pengecekan produk akan mengerjakan pengecekan sesuai intruksi kerja sesuai prosedur yang ditentukan oleh leader. Dan diberi tugas untuk menganalisa masalah yang berulang-ulang terjadi dalam proses produksi serta menginformasikan ke leader produksi untuk perbaikan dilini atau unit yang bermasalah.

    Prosedur Pengajuan Analisa Masalah Oleh Tim Teknikal

    Saat terjadi masalah yang berulang-ulang, Operator QC keliling bersama leader produksi mengajukan form pengajuan masalah kepada tim teknikal untuk dapat ditindak lanjuti masalah yang ditemukan. Kemudian tim teknikal melakukan analisa masalah di lini yang terdapat masalah itu hingga ditemukannya sebuah solusi dan dilakukan perbaikan di dalam lini proses yang bermaslah tersebut.

    Prosedur Laporan Analisa Masalah Proses Produksi

    Tim teknikal mengisi form laporan analisa yang telah dikerjakan dan form tersebut kemudian ditanda tangani atau diketehaui oleh leader produksi dan operator QC keliling, setelah itu lembar form tersebut diberikan kepada leader dan operator QC keliling untuk diarsipkan dalam laporan harian masalah setiap bagian dari produksi maupun QC.

    Rancangan Sistem Yang Berjalan

    Dalam aliran proses ini dijelaskan proses-proses yang dimodelkan dalam sekumpulan use case dan actor serta hubungannya yang digambarkan dalam diagram use case dengan penjelasan yang diuraikan dalam use case scenario.

    Usecase Diagram Sistem Berjalan

    Untuk menganalisa sistem yang berjalan mengenai instruksi yang diberikan oleh leader pengecekan dengan teliti dan Analisa masalah yang berulang- ulang dalam proses produksi dapat digambarkan dengan menggunakan Use Case Diagram berikut :

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Proses Pengecekan Kualitas

    Berdasarkan gambar 3.2 Usecase Diagram sistem berjalan terdapat:

    1. Use Case : Proses cutting material

      1. Aktor : Operator Cutting

    2. Use Case : Proses penjahitan material menjadi upper

      1. Aktor : Operator Sewing

    3. Use Case : Proses penempelaqn upper dan outsole

      1. Aktor : Operator Assembling

    4. Use Case : Proses pengecekan CSA dan Finish produk atau pengecekan akhir

      1. Aktor : Operator QC Finishing,QC keliling, dan Leader QC,

    Activity Diagram Sistem Berjalan

    Gambar 3.4 Activity Diagram Proses Pengecekan Kualitas

    Berdasarkan Gambar 3.4 Activity Diagram Proses Pengecekan Kualitas, terdapat:

    6 Swimline, 8 Activity, 1 start state, dan 1 final state.

    Sequence Diagram Sistem Berjalan

    Dari keterangan di atas dapat digambarkan dengan sequence diagram mengenai sistem pengujian dan penentuan kualitas produk, sehingga dengan diagram ini dapat menggambarkan pergerakan sebuah objek dan pesan yang terjadi di dalam sistem pengujian dan penentuan kualitas produk.

    Gambar 3.3 Sequence Diagram Sistem Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.3. Sequence Diagram sistem berjalan diatas terdapat: 6 Actor, dan 4 lifeline

    1. Aktor:Operator Cutting, Operator Sewing, Operator Assembling, Operator QC,QC keliling dan Leader QC

    2. lifeline: Proses cutting material, Proses penjahitan material menjadi upper, Proses penempelan upper dan outsole, dan Proses pengecekan CSA dan Finish produk atau pengecekan akhir

    Analisa Sistem Berjalan

    Metode Watterfall

    Metode waterfall merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah ke-1 belum dikerjakan, maka langkah 2 tidak dapat dikerjakan. Jika langkah ke-2 belum dikerjakan maka langkah ke-3 juga tidak dapat dikerjakan, begitu seterusnya. Secara otomatis langkah ke-3 akan bisa dilakukan jika langkah ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan

    Gambar 3.5 Metode water fall

    Permasalahan yang dihadapi

    Dalam penelitian yang sedang dilakukan adalah tentang solusi dalam menganalisa pemecahan masalah dari pengecekan kualitas. Dalam kegiatan proses ini ditemukan beberapa masalah yang dihadapi dalam proses pengecekan yaitu:

    1. Masih banyaknya ketidakpastian dalam pemecahan masalah pada pengecekan kualitas sehingga masalah tidak tuntas dengan cepat sering terulang saat proses produksi.

    2. Proses pengecekan yang sudah komputerisasi hanya sebatas input masalah yang ditemukan dan ini memberikan kesulitan bagi QC saat ingin menganalisa masalah karena belum adanya sebuah aplikasi pemecahan masalah yang terintegrasi dalam sistem yang berjalan.

    3. Hanya seorang teknikal saja yang dapat menganalisa masalah yang ditemukan.

    Alternatif Pemecahan masalah

    1. Memberikan solusi yang berdasarkan dari data informasi seorang pakar yang terprogram dalam sebuah aplikasi sistem pakar untuk setiap masalah dalam pengecekan kualitas yang telah dilakukan sesuai dengan SOP.

    2. Dapat menciptakan suatu sistem yang menunjang pekerjaan menjadi efektif.

    3. Dapat meningkatkan keputusan maksimal sesuai dengan hasil analisa pengecekan.

    4. Dapat memanfaatkan aplikasi yang dirancang penulis untuk dapat diterapkan dalam sistem pengecekan kualitas produksi yang ada pada PT. Shyang Yao Fung

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut Lampiran Elisitasi tahap I yang telah dibuat:

    Tabel 3.1. Tabel Elisitasi Tahap I

    Pada tabel 3.1 diatas merupakan tabel elisitasi tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder perihal perancangan aplikasi sistem penunjang keputusan pengendalian mutu produk kabel berbasis web pada PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

    Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Tabel 3.2. Tabel Elisitasi Tahap II

    Keterangan: M (Mandatory): Dibutuhkan / penting

    D (Desirable): Diinginkan / tidak terlalu penting

    I (Inessential): Diluar sistem / dieliminasi

    Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE

    Tabel 3.3. Tabel Elisitas Tahap III

    Final Draft ElisitasiI

    Hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

    Tabel 3.4. Tabel Final Draf Elisitasi


    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM USULAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Berikut ini adalah urutan prosedur sistem yang diusulkan

    1. Admin

    2. Pada prosedur sistem ini admin adalah seorang super admin yang mana mendapatkan data informasi dari seorang pakar yang memiliki akses pada field admin untuk melakukan update data

      1. Admin melakukan login dengan input user name dan password di kolom yang tersedia dan klik tombol LOGIN.

      2. Kemudian halaman administrator akan terbuka jika proses login berhasil, jika gagal akan diarahkan kembali untuk melakukan login kembali.

      3. Pada halaman utama administrator terdapat menu seperti data gejala, data masalah, data solusi, data analisa masalah, menu informasi, menu bantuan dan logout.

      4. Kemudian dari macam-macam menu tersebut administrator dapat melakukan update data-data yang dibutuhkan sesuai dengan referensi pakar dengan klik tombol tambah,edit,simpan dan hapus.

      5. Pada akhir proses sistem ini jika administrator sudah selesai, administrator dapat melakukan logout untuk keluar dari aplikasi dengan klik tombol logout.

    3. User

    4. Pada prosedur sistem ini user adalah seorang quality control (QC) yang memiliki akses pada halaman utama untuk melakukan pendaftaran jika belum terdaftar di aplikasi ini, melakukan analisa maslah pada menu analisa, input data produk yang hendak dianalisa masalahnya, melihat info defect, melihat riwayat analisa masalah, mencari info pada menu bantuan.

      1. User melakukan pendaftaran sebelum melakukan login jika belum terdaftar dalam sistem ini dengan klik tombol PENDAFTARAN.

      2. User melakukan login dengan input user name dan password di kolom yang tersedia dan klik tombol LOGIN.

      3. Kemudian halaman utama akan terbuka jika proses login berhasil, jika gagal akan diarahkan kembali untuk melakukan login kembali.

      4. Pada halaman utama aplikasi sistem terdapat menu seperti input data, analisa, riwayat analisa, info defect, bantuan dan logut.

      5. Kemudian dari macam-macam menu tersebut user dapat melakukan pendaftaran jika belum terdaftar di aplikasi ini, melakukan analisa masalah pada menu analisa, input data produk yang hendak dianalisa masalahnya, melihat info defect, melihat riwayat analisa masalah, mencari info pada menu bantuan.

      6. Pada akhir proses sistem ini jika user sudah selesai, user dapat melakukan logout untuk keluar dari aplikasi dengan klik tombol logout.


    Use Case Diagram Sistem Usulan

    Diagram ini digunakan untuk menggambarkan pengguna aplikasi dan perilaku pengguna terhadap aplikasi. Pada sistem ini, pengguna aplikasi terdiri dari user umum dan admin. User umum sebagai pengguna sistem (Operator QC) sedangkan admin sebagai pengelola sistem. Prilaku pengguna (user umum dan admin) adalah apa saja yang dapat dilakukan terhadap sistem. Adapun yang dapat dilakukan user umum dan admin dalam sistem ini adalah dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 4.1 :

    Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Usulan

    Berdasarkan gambar 4.1 Use Case Diagram diatas terdapat:

    1. 2 (Dua) Actor yang melakukan kegiatan.

    2. 12 (Dua Belas) usecase oleh actor yaitu Pendaftaran, Login, Data Input, Info Defect, Analisa Masalah, Riwayat Analisa, Bantuan, Update Data, Data Masalah, Data Gejala, Data Solusi dan Logout.

    Activity Diagram Sistem Usulan

    Activity Diagram menggambarkan aliran aktivitas dalam perangkat lunak yang dibangun, bagaimana masing-masing aliran berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Pada umumnya activity diagram tidak menampilkan secara detail urutan proses, namun hanya memberikan gambaran global bagaimana urutan prosesnya. Pada aplikasi sistem pakar ini terdapat dua actor dan system, seperti gambar berikut:

    Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Usulan

    Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram diatas terdapat:

    1. Terdapat 1 (satu) initial node, objek yang diawali

    2. 2 (Dua) actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu super admin dan user (QC).

    3. 16 (Enam Belas) Action State yang berawal pada halaman utama admin lalu login dan Input data yang mana data tersebut adalah data gejala,data masalah, data solusi dan simpan data, kemudian user melakukan pendaftaran dan melakukan login setelah itu user melakukan input data produk lalu cek kode masalah dan pilih kode masalah dan melakukan Analisa masalah serta mendapatkan hasil atau solusi masalah dan tidak lupa menyimpan hasil analisa setelah itu user melakukan logout dan selesai.

    Sequence Diagram Sistem Usulan

    Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan urutan- urutan kejadian atau proses yang terjadi pada sistem. Berikut adalah sequence diagram dari aplikasi sistem pakar pengendalian proses dalam menunjang kualitas poduk:

    Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Usulan

    Berdasarkan gambar 4.3 Sequence Diagram diatas terdapat:

    1. 11 (Sebelas) lifeline, yaitu menu utama, halaman pendaftaran, halaman login, data gejala, data masalah,data solusi, data produk, kode masalah, Analisa masalah, hasil Analisa dan logout.

    2. 2 (Dua) actor yang dapat melakukan kegiatan yaitu super admin dan user (QC).

    3. 18 (Delapan Belas) message Message yang memuat informasi – informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan oleh actor tersebut.

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

    Berikut ini merupakan perbedaan prosedur antara sistem berjalan dengan sistem yang diusulkan dalam sistem pengendalian proses produksi dalam menunjang kualitas produk di PT. Shyang Yao Fung Industri, Adapun perbedaannya sebagai berikut :

    Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

    Analisa Data

    Class Diagram Sistem Usulan

    Berdasarkan analisa serta penelitian yang telah dilakukan dalam sistem yang berjalan pada PT.Shyang Yao Fung Industry, maka tahap selanjutnya yaitu membahas sistem yang akan diusulkan. Dari prosedur kerja yang telah dibuat, pada analisa sistem untuk sistem pakar pengendalian kualitas poduk ini dilakukan pengumpulan data dan analisis kebutuhan. Pengumpulan data yaitu, dilakukan untuk memperoleh beberapa informasi yang berkaitan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar pengendalian kualitas poduk yaitu, berupa data gejala, data kecacatan produk, data hubungan gejala dan kecacatan.

    produk serta data sampel kasus. Analisis kebutuhan terdiri dari kebutuhan proses, kebutuhan masukan dan kebutuhan keluaran. Analisis kebutuhan proses, yaitu menjelaskan bagaimana sistem akan bekerja, proses-proses apa yang digunakan, mulai dari masuknya data input yang kemudian diproses oleh sistem hingga menjadi data output (tampilan akhir sistem). Analisis kebutuhan masukan (input) terdiri dari dua, yaitu masukan admin dan masukan user (pengguna). Analisis kebutuhan keluaran yaitu berupa tampilan aplikasi sistem pakar pengendalian kualitas poduk sepatu olahraga.

    Pengumpulan Data

    Data-data yang diperoleh selama proses pengumpulan data terdiri dari data gejala, data kecacatan produk, data hubungan gejala dan kecacatan produk serta data sampel kasus. Data-data tersebut diperoleh dari hasil survei di PT.Shyang Yao Fung Industry, wawancara dengan beberapa sumber pakar terhadap masalah kecacatan produk sepatu olahraga.

    1. Data gejala

    2. Data-data gejala yang digunakan dalam sistem pakar kecacatan produk ini berjumlah 37 gejala. Adapun data-data gejala tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

      Tabel 4.2 Data gejala

    3. Data Kecacatan Produk

    4. Jumlah kecacatan yang diolah dalam sistem pakar pengendalian kualitas produk ini adalah 15 macam kecacatan produk. Data-data kecacatan produk ini dapat dilihat pada tabel 4.3 :

      Tabel 4.3 Data Kecacatan Produk

      Dari pengetahuan berupa gejala dan kecacatan produk pada sepatu olahraga, maka dapat dibuat basis pengetahuan berupa hubungan atau keterkaitan yang ada antara gejala kecacatan produk pada sepatu olahraga. Basis pengetahuan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 :

      Tabel 4.4 Data Keputusan

    Analisa kebutuhan proses

    Untuk menghasilkan sistem pakar pengendalian proses untuk menunjang kualitas produk yang baik diperlukan pembuatan basis pengetahuan dan basis aturan yang lengkap dan baik agar proses inferensi berjalan dengan baik. Basis pengetahuan berupa hubungan gejala dan masalah pada proses produksi. Basis pengetahuan dapat dilihat padaa tabel sebelumnya, yaitu pada tabel 4.4. Basis aturan diambil dari basis pengetahuan yang ada kemudian disusun dalam bentuk aturan (rule). Aturan (rule) tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

    Tabel 4.5 Aturan (Rule)

    Dari tabel aturan yang telah didapat, maka dapat terbentuk suatu pohon keputusan. Proses pencarian dari pohon keputusan menggunakan pencarian algoritma Depth First Search (DFS), yaitu proses pencarian dilakukan dari suksesor akar (node awal) secara mendalam dalam setiap level dari yang paling kiri hingga yang paling akhir (dead-end) atau sampai goal ditemukan. Jika pada level pada level yang terdalam (level tertinggi/dead-end) solusi belum ditemukan, maka pencarian akan dilanjutkan pada node sebelah kanan dan node yang kiri dihapus dari memori. Jika pada level yang paling dalam tidak ditemukan solusi, maka pencarian akan dilanjutkan pada level sebelumnya. Operasi semacam ini dikenal dengan backtracking. Demikian seterusnya sampai ditemukan solusi.

    Pohon keputusan terdiri dari gejala, maslah dan busur yang menunjukan hubungan antar objek. Berikut ini adalah gambar pohon keputusan yang terbentuk

    Gambar 4.1 Pohon Keputusan

    Rancangan Basis Data

    Class Diagram Sistem Usulan

    Class Diagram adalah kumpulan objek-objek dengan dan yang mempunyai struktur umum, behavior umum, relasi umum, dan semantic/kata yang umum. Class diagram menggambarkan struktur statis dari sebuah sistem.

    Berikut ini gambaran mengenai sistem dan relasi-relasi didalamnya dalam bentuk class diagram :

    Gambar 4.5 Class Diagram Sistem Usulan.

    Berdasarkan gambar 4.5 Class diagram yang diusulkan diatas terdapat :

    1. 7 (Tujuh) Class, yaitu User, Master kode masalah, Produk, Report, Analisa, Record masalah, Master keputusan, Relasi dan Kesimpulan.

    2. 6 (Enam) Association untuk memodelkan relasi diantara objek-objek.

    Spesifikasi Basis Data

    Spesifikasi Basis Data menggambarkan struktur data fisik pada suatu sistem atau aplikasi. Spesifikasi basis data menyajikan bagaimana penyimpanan data dilakukan di software basis data. berikut ini merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan :

    1. User

    2. Nama File : User

      Media : Hard Disk

      Primary Key : Username

      Tabel 4.6. User

    3. Tabel Master Kode Masalah

    4. Nama File :Tabel Master Kode Masalah

      Media : Hard Disk

      Primary Key : Kode_Masalah

      Tabel 4.7 Master Kode Masalah

    5. Tabel Produk

    6. Nama File : Produk

      Media : Hard Disk

      Primary Key : article

      Tabel 4.8 Tabel Produk

    7. Tabel Report

    8. Nama File : Report

      Media : Hard Disk

      Primary Key : kode

      Tabel 4.9 Report

    9. Tabel Analisa

    10. Nama File : Analisa

      Media : Hard Disk

      Primary Key : Kode_pertanyaan

      Tabel 4.10 tabel Report

    11. Tabel Spesification

    12. Nama File : RA_SPECIFICATION

      Media : Hard Disk

      Primary Key : RA_SPECID

      Tabel 4.11 analisa

    13. Tabel Record Masalah

    14. Nama File : Record"_masalah

      Media : Hard Disk

      Primary Key : kode_Record

      Tabel 4.12 Record_masalah

    15. Tabel Master Keputusan

    16. Nama File : Master_Keputusan

      Media : Hard Disk

      Primary Key : Kode_keptusan

      Tabel 4.13 Master Keputusan

    Rancangan Basis Programan

    Dalam bab ini penulis akan menjelaskan bagian dari tiap-tiap menu tampilan dari sistem yang diusulkan dalam pengecekan kualitas barang hasil produksi. Maka akan dijabarkan sebagai berikut:

    1. Tampilan halaman login

    2. Gambar 4.6 Halaman Login

      Tampilan ini merupakan tampilan awal pada sistem, untuk dapat masuk kedalam sistem setiap user dan admin harus melakukan login dengan memasukan username dan password dengan benar. Level akses otomatis terdeteksi bagi Super Admin dan Operator Quality Control.

    3. Tampilan Halaman Menu Utama

    4. Gambar 4.7 Tampilan Halaman Menu Utama

      Tampilan diatas merupakan halaman yang menampilkan beberapa kategori, yang termasuk pada akses penginputan data produk yang akan dilanjutkan ke proses analisa masalah dan ada juga 'field admin untuk melakukan pengolahan data atau update data yang diperlukan pada proses Analisa masalah. Dari beberapa menu ini digunakan untuk Operator Quality Control tetapi Super Admin juga bisa mengaksesnya.

    5. Tampilan Halaman Input Data Produk

    6. Gambar 4.8 Tampilan Halaman Input Data Produk

      Tampilan diatas merupakan halaman dimana user akan menginput informasi produk yang akan di Analisa sebelum melakukan proses Analisa masah. Beberapa data yang harus di input seperti Model Name, Nomor PO, Nomor Article, Quantity Order dan Lean. Semua data ini akan tampil di halaman Analisa nanti.

    7. Tampilan Halaman Kode Masalah

    8. Gambar 4.9 Tampilan Halaman Kode Masalah

      Tampilan diatas merupakan halaman yang menampilkan beberapa kode masalah yang akan dipilih sebelum melakukan proses Analisa maslah dan setelah memilih kode tersebut baru bisa melakukan proses Analisa masalah.

    9. Tampilan Halaman Analisa Masalah

    10. Gambar 4.10 Tampilan Halaman Analisa Masalah

      Tampilan diatas merupakan halaman yang menampilkan halaman proses Analisa masalah dimana terdapat beberapa pertanyaan dari masalah yang ingin dianalisa.

    11. Tampilan Halaman Pendaftaran User

    12. Gambar 4.11 Tampilan Halaman Pendaftaran User

      Tampilan diatas merupakan halaman yang menampilkan halaman pendaftaran user yang ingin mempunyai akses dalam aplikasi ini.

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Hardware

    1. Processor : Intel (R) Pentium (R) CPU G2010 @2.80GHz

    2. Monitor  : Dell LED Monitor 19 Inch

    3. RAM  : 500 GB HDD

    4. Harddisk  :4.2,00 GB

    Spesifikasi Software

    1. Windows 7

    2. Microsoft Office 2010

    3. Google Chrome

    4. MySQL

    5. PHP

    6. Xampp

    Testing

    Untuk tahap pengujian, penulis menggunakan metode blackbox untuk memastikan bahwa program atau sistem yang dibuat masih terdapat bug (kesalahan) atau tidak. Dari setiap test pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat bug (kesalahan) dari sistem yang telah ditest, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimalisir bug (kesalahan) yang terdapat didalam sistem.

    1. Testing Black Box Pada Menu Login

    2. Tabel 4.14 Black Box Testing Register User

    3. Tasting Black Box Pada Menu Input Data Produk

    4. Tabel 4.15 Black Box Testing Pada Halaman Login


    Schedule Implementasi

    Rancangan Implementasi dapat digambarkan sebagai berikut:

    1. Pengumpulan Data

    2. Hal pertama yang dilakukan dalam tahap ini pengumpulan data yang diperlukan untuk perancangan sistem.

    3. Analisa Sistem

    4. Dalam tahap ini dilakukan penelitian dan menganalisa sistem yang berjalan saat ini.

    5. Perancangan Sistem

    6. Setelah data yamg diperlukan terkumpul dan menganalisa sistem berjalan, tahap selanjutnya yaitu perancangan sistem. Perancangan sistem diperlukan untuk memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru dan sebagai acuan dalam membangun program.

    7. Pembangunan Program

    8. Dalam membangun program dikerjakan secara bertahap dan mengacu kepada perancangan sistem dengan memasukkan coding untuk di eksekusi oleh komputer.

    9. Pengujian Program

    10. Tahap selanjutnya yaitu pengujian program. Pengujian program bertujuan untuk mengetahui apakah program yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik dan memastikan program yang dibangun sudah sesuai.

    11. Perbaikan Program

    12. Perbaikan program dilakukan untuk mengoptimalkan program dengan menambah atau mengurangi point sesuai dengan kebutuhan user.

    13. Dokumentasi

    14. Dokumentasi berisi catatan penting tentang program yang dibangun dari tahap awal hingga akhir. Saat sistem sudah berjalan data yang berisi dokumentasi masih tetap digunakan saat akan diperlukan.

      Pada tabel dibawah ini menjelaskan jadwal kegiatan yang dilakukan selama kegiatan pembangunan dari awal hingga akhir.

      Tabel 4.16 Time Schedule

    Estimasi Biaya

      Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “Aplikasi Sistem Pakar Untuk Pengendalian Proses Produksi Dalam Menunjang Kualitas Produk Pada PT, Shyang Yao Fung Industri”

      Tabel 4.17 Estimasi Biaya


    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    Berdasarkan analisa yang dilakukan pada PT. Shyang Yao Fung yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Analisa masalah yang sekarang ini masih dengan cara yang manual. Maka belum banyak kepastian yang dihasilkan dari analisa masalah dan tidak efektif yang menjadikan penumpukan masalah yang membuat kualitas output produksi kurang baik.

    2. Pada sistem yang berjalan saat ini masih belum maksimal dalam membantu Operator QC (Quality Control) untuk menganalisa setiap masalah yang ditemukan karena masih mengandalkan seorang pakar yaitu tim teknikal.

    3. Sebelum perancangan peneliti menganalisa beberapa factor masalah yang dihadapi dan juga beberapa alternatif pemecahan dari maslah tersebut. Kemudian setelah aplikasi berhasil dibangun peneliti melakukan evaluasi kembali dan pengujian untuk aplikasi tersebut.

    4. Dalam merancang aplikasi sistem pakar pengendalian proses produksi dalam menunjang kualitas produk penulis menggunakan beberapa metode seperti metode pengumpulan data, metode perancangan dengan UML (Unifield Model Language),metode prototyping, dan metode pengujian.

    Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

    1. Tujuan

      1. Untuk operasional dapat menganalisa masalah dengan baik dan cepat tanpa harus menunggu keputusan seorang pakar atau tim teknikal yang jumlah personilnya terbatas.

      2. Pada penulis merancang aplikasi sistem analisa masalah pada proses produksi dalam menunjang kualitas produk ini mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. Agar sistem yang akan di rancang dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Dan skripsi yang dibuat dapat memenuhi syarat dengan hasil yang baik

    2. Mamfaat

      1. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan efektif demi menunjang kualitas yang di inginkan oleh perusahaan.

      2. Dapat menjamin kepuasan pelanggan dalam kualitas yang telah telah diproses dengan begitu penghasilan yang didapat meningkat tinggi dan memberikan keuntung banyak bagi perusahaan. Dan Operator QC (Quality Control) dapat menambah pengetahuan pada dirinya tanpa bergantung lagi pada pakar atau tim teknikal untuk menganalisa setiap masalah.

      3. Pada sistem yang dibuat penulis memberikan kemudahan dan dapat dipahami oleh operator atau user yang menjalankan sistem pengendalian proses produksi dalam menunjang kualitas khususnya dalam menganalisa masalah yang terjadi.

    3. Mengembangkan sistem agar dapat terintegrasi dengan departemen Warehouse Shiping dengan tujuan departemen tersebut dapat melakukan monitoring produk kabel yang telah diuji dan siap kirim ke customer.

    Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

    Berdasarkan analisa yang dilakukan pada PT. Shyang Yao Fung yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Pada metode pengumpulan data, pengecekan kualitas barang sebagai tahapan observasi penelitian. Pada tahapan ini wawanca dengan tim teknikal memberikan waktu luang yang sangat dibutuhkan oleh penulis, tidak membatasi waktu dalam wawancara dilingkungan PT. Shyang Yao Fung Industri. Dan memberikan penjelasan dengan jelas, baik dan benar.

    2. Pada metode perancangan, peneliti menggunakan metode Unified Modelling Language (UML) untuk dapat mempercepat dan memudahkan dalam perancangan yang dibuat.

    3. Pada metode testing, peneliti menggunakan Black Box Testing yang mempermudah pengecekan tiap - tiap bagian sistem yang belum valid dan valid untuk mencegah adanya masalah pada saat sistem digunakan oleh user dan admin

    Saran

    Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini untuk pengembangan selanjutnya dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut:

    1. Dengan adanya beberapa keterbatasan dan masih banyak kekukurang dalam penelitian ini, diharapkan lebih banyak lagi dalam menganalisa penelitian mengenai penganalisaan masalah dalam menunjang kualitas produk dengan metode yang telah di rencanakan khususnya pada pengembangan dari penelitian ini,

    2. Perlunya pengembangan lebih lanjut untuk pembuatan sistem yang akan berjalan nanti yang sesuai dengan penelitian. Dan memberikan kesan yang baik bagi para pengguna atau pihak yang menjalankannya.

    Kesan

    Dalam pembuatan laporan skripsi ini membutuhkan dorongan dari orang – orang terdekat agar penulisan dapat diselesikan karena merasa semangat. Dan tidak mudah dalam membuat penulisan analisa dari hasil yang ingin dijadikan penelitian. Semoga kelak sistem yang dirancang ini dapat digunakan dan membantu bagi perusahaan yang terkait.


    Daftar Pustaka

    1. Maimunah, David Ericson Manalu dan Dian Budi Kusuma. 2017. Perancangan prototype visual pada bagian desain sebagai media informasi dan promosi pada PT. Sulindafin. Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN: 2302-3808. 37-39.
    2. Nadeak, Berto. Abbas Parulian. Pristiwanto dan Saidi Ramadan Siregar. 2016. Perancangan aplikasi pembelajaran internet dengan menggunakan metode computer based instruction. Medan: STMIK Budi Darma Journal Riset Komputer (JURIKOM). ISSN 2407-389X. Vol. 3, No. 4 : 54.
    3. Joni, I. D. M. A. B., & Sandika, I. K. B. 2017. Sistem informasi manajemen sebagai alat pengolahan penelitian dosen. Lontar Komputer: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi 51-60.
    4. Saputra, D. D., & Sudarmaji, S. 2017. Permodelan sistem aplikasi pengolahan data pasien pada Rumah Sakit Islam Kota Metro Lampung. MIKROTIK: Jurnal Manajemen Informatika, 7(1).
    5. Supriati, Ruli, Agus Salim Saputra dan Siti Shuhaibatul Islamiah. 2018. Aplikasi sistem pengiriman barang ekspor berbasis web pada PT. Tuntex Garment Indonesia Tangerang guna meningkatkan mutu proses pengiriman ekspor barang. Jurnal Sensi. Vol. 4 nomor 1, Februari 2018.
    6. Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
    7. Irawan, Muhammad Dedi, Laila Hasni. 2017. Sistem penggajian karyawan pada LKP grace education center. Kisaran Sumatra Utara. Jurnal Teknologi Informasi Vol. 1 No. 2. Desember 2017
    8. Mulyani, Sri. 2016. Analisis dan perancangan sistem informasi. Jakarta: AbdiSistematika.
    9. Oktaviani, D. 2017. Perancangan sistem informasi administrasi siswa pada SMK Bina Utama Kendal Berbasis Web. Jurnal Mahasiswa, 1(1).
    10. 10,0 10,1 Puput Puspito Rini Dkk. 2016. Rancangan sistem informasi konversi nilai mahasiswa pindahan dan lanjutan. Tangerang: STMIK Global. Jurnal Sisfotek Global Vol. 6 No 1 [10] (definisi perancangan sistem) (2).
    11. Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta. UPP STIM YKPNINFORMASI.
    12. Saputra, A. S., Jati, B. K., & Utomo, S. F. 2016. Aplikasi analisa masalah mesin motor bebek menggunakan metode backward chaining. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 4(1), 3-4.
    13. Sutabri, Tata. 2016. Sistem informasi manajemen (Edisi Revisi). Yogyakarta: CV ANDI OFFSET (Penerbit ANDI).
    14. Prabowo, B., Hasibuan, N. A., Ramadhani, P. 2018. Aplikasi pembelajaran epidemiologi gizi menggunakan metode computer assisted instruction (CAI)".Jurnal Pelita Informatika, 17, 399-404.
    15. Solichin Achamd. 2016. Pemprograman Web Dengan PHP dan MYSQL
    16. 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 Andriani, Anik. 2016. Pemprograman Sistem Pakar Konsep Dasar dan Aplikasinya Menggunakan Visual Basic 6. Yogyakarta: MediaKom
    17. 17,0 17,1 id=XcBDDgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=what+is+expert+system&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjp7Yrt66_cAhWJXn0KHaj-C9UQ6AEIJzAA Hayadi, B. Herawan & Kasman Rukun. 2016. What is Expert System. Yogyakarta.
    18. 18,0 18,1 Kotler dan Armstrong. (2014:230). Principle Of Marketing, 15th edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
    19. Karim, F. 2017. Pengembangan sistem customer relationship management berbasis web application menggunakan ASP.NET MVC 5 studi kasus divisi marketing NIIT Indonesia.
    20. 20,0 20,1 20,2 20,3 Indrajani. 2015. Database Design (Case Study All in One). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
    21. iqbal. 2017. Sistem informasi akademik sekolah berbasis kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global. ISSN:2088-1762 Vol.1.
    22. 22,0 22,1 Bachtiar, Dede dan Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfotek Global. ISSN : 2088-1762 Vol. 5 No.1.
    23. Azizah, Nur, Sri Rahayu dan Nova Adhista. 2017. Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan SPG Berstatus Kontrak Pada PT Softex Indonesia Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Jurnal SENSI. Vol. 3 nomor 2, Agustus 2017.
    24. Aris, A., Firdaus, T., & Nurseha, N. 2018. Aplikasi program quality control barang untuk menunjang pelaporan pada bagian teknik perguruan tinggi raharja. Journal CERITA, 4(2), 159-168.
    25. Iskandar, D., Prahasta, T., & Rahmadani, A. 2018. Sistem pendukung keputusan model penentuan siswa teladan pada SMK Bonavita dengan pendekatan logika fuzzy. Journal CERITA, 4(1), 1-6.
    26. Rachman, H. I. 2019. Aplikasi pengolahan data member fitness berbasis web pada New Star Gym.
    27. Junaidi, J., Effendy, M. Y., & Hartono, H. 2015. REKAYASA MODEL APLIKASI SISTEM PRODUCT KNOWLADGE UNTUK MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN KINERJA KARYAWAN. Creative Education Of Research in Information Technology And Artificial Informatics (CERITA). ISSN : 2461-1417 Vol. 1 No.1.
    28. Santoso, S., Albar, F., & Afrisha, I. 2018. 2018.PENGONTROLAN PENGECEKAN KUALITAS BARANG HASIL PRODUKSI DENGAN APLIKASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINNING .Strategic of Education In Information System (SENSI). ISSN : 2461-1409 Vol. 4 No.2.
    29. Bachtiar, Dede dan Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfotek Global. ISSN : 2088-1762 Vol. 5 No.1.
    30. Coccia, M. 2018. The Fishbone Diagram to Identify, Systematize and Analyze the Sources of General Purpose Technologies. Journal of Social and Administrative Sciences, vol. 4, n. 4, pp. 291-303
    31. Pasaribu, S.W, Rajagukguk, E. Y., & Sitanggang, M. 2018. Implementasi Multi-Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA) Untuk Menentukan Kualitas Buah Mangga Terbaik. Jurnal Riset Komputer (JURIKOM)
    32. Firdaus, I.H, Abdillah G., & Renaldi, F. 2016. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016). ISSN: 2089-9815.
    33. Fauzi, M. 2018. Sistem Penunjang Keputusan Menentukan Kelulusan Mahasiswa Dengan Metode Profile Matching. Jurnal Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi, 6.

Contributors

Jackson Sihite