SI1714499084

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN BARANG HABIS PAKAI BERBASIS WEB PADA

DISDUKCAPIL KOTA TANGERANG


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM : 1714499084

NAMA : SITI HUTAMI RAHAYUNINGTYAS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTERISASI AKUNTANSI

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAYANAN KELUHAN

JARINGAN DAN KOMPUTER BERBASIS WEBSITE PADA DINAS

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1714499084
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Rektor
       
Ketua Program Studi
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
       
NIP : 000603
       
NIP : 060003




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN BARANG HABIS PAKAI BERBASIS WEB PADA PADA DINAS

DISDUKCAPIL KOTA TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1714499084
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi KOMPUTERISASI AKUNTANSI


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ir.Abdul Hayat, M.T.I.)
   
NID: 403085902
   
NIP: 06003




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN BARANG HABIS PAKAI BERBASIS WEB PADA

DISDUKCAPIL KOTA TANGERANG

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1714499084
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi KOMPUTERISASI AKUNTANSI

TA. 2019/2020

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN BARANG HABIS PAKAI BERBASIS WEB PADAS

DISDUKCAPIL KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1714499084
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

 

Tangerang, Januari 2020
SITI HUTAMI RAHAYUNINGTYAS
NIM : 1714499084

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang adalah sebuah instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat. Jenis layanan yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang antara lain pelayanan perekaman KTP-el, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan dokumen kependudukan lainnya. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang tentunya didukung dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai. Perlengkapan disini diantaranya merupakan barang habis pakai seperti peralatan tulis kantor misalnya. Akan tetapi dalam proses pengendalian internal barang habis pakai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang masih dilakukan menggunakan sistem semi terkomputerisasi yaitu dengan menggunakan Ms. Excel, sehingga pengendalian persediaan barang habis seperti proses permintaan membutuhkan waktu yang cukup lama, menyebabkan terjadinya kesalahan serta selisih dalam pencatatan persediaan, dan tidak adanya kontrol pengendalian persediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem persediaan barang habis pakai secara terkomputerisasi dengan berbasis web yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan akurat. Metodologi penelitian yang digunakan berupa metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara, studi pustaka, dan metode pengujian Black Box Testing. Metode analisa sistem menggunakan Analisis PIECES dan pemodelan UML (Unified Modeling Language). Hasil akhir dari penelitian ini berupa Aplikasi Sistem Pengendalian Persediaan Barang Habis Pakai Berbasis Website mengguanakan database MySQL dan bahasa pemrograman PHP serta framework Code Igniter.

Kata Kunci : Pengendalian Internal, Persediaan Barang Habis Pakai, Website Persediaan


ABSTRACT


The Department of Population and Civil registration of the city of Tangerang is a government agency that engages in the field of community service. The types of services in the Department of Population and Civil registration of the city of Tangerang include the recording service of KTP-El, family card, birth certificate, death certificate, and other residence documents. In carrying out service activities to the people of the population department and the civil registration of the city of Tangerang is certainly supported with adequate equipment and supplies. The equipments are such as consumables such as office stationery, for example. However, in the process of internal control of consumables in the Ministry of Population and Civil registration of the city of Tangerang is still done using the semi-computerized system that is by using Ms. Excel, so that inventory control Consumables such as the request process takes quite a long time, causing errors and discrepancies in the logging of supplies, and the absence of inventory control controls. The purpose of this research is to design a computerized stock consumables system that is expected to help solve the problems faced by the population service and civil registration services of Tangerang City Can produce the required information quickly and accurately. The research methodology is used in the form of data collection methods such as observation, interviews, library studies, and Black Box Testing method testing. System analysis methods using PIECES analysis and Unified Modeling Language (UML) modeling. The final result of this research in the form of a Website-based inventory Control system application is using the MySQL database and the PHP programming language as well as the Code Igniter framework.

Keywords: Internal control, inventory consumables, Website Inventory




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang Habis Pakai Berbasis Web Pada Disdukcapil Kota Tangerang” .

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata I Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Desy Apriani S.Kom, MTI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  4. Ir. Abdul Hayat, M.TI sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  5. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  6. Bapak Dedi Sumarna, SH selaku stakeholder sekaligus Bendahara Barang pada Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  8. Bapak, Ibu, Adik, dan Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  9. Mulia Bagas Setiadi, Amd. Rad yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat selama penulisan sehingga laporan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  10. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


   

Tangerang, Januari 2020
Siti Hutami Rahayuningtyas
NIM : 1714499084

 

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1. Kelebihan dan Kelemahan Blackbox Testing 31
  2. Tabel 3.1. Analisa PIECES 62
  3. Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I 68
  4. Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II 70
  5. Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III 72
  6. Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi 74
  7. Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan 88
  8. Tabel 4.2 Spesifikasi Tabel Admin 91
  9. Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel Barang 91
  10. Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel Divisi 92
  11. Tabel 4.5 Spesifikasi Tabel Kategori 92
  12. Tabel 4.6 Spesifikasi Tabel Penerimaan 93
  13. Tabel 4.7 Spesifikasi Tabel Permintaan 93
  14. Tabel 4.8 Pengujian Halaman Login 103
  15. Tabel 4.9 Pengujian Menu Pengguna 104
  16. Tabel 4.10 Pengujian Fasilitas Ganti Password 106
  17. Tabel 4.11 Pengujian Menu Barang 107
  18. Tabel 4.12 Pengujian Menu Kategori 108
  19. Tabel 4.13 Pengujian Menu Divisi 110
  20. Tabel 4.14 Pengujian Menu Penerimaan Barang 111
  21. Tabel 4.15 Pengujian Menu Permintaan Barang 113
  22. Tabel 4.16 Time Schedule 115
  23. Tabel 4.17 Estimasi Biaya 116

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi 22
  2. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Dukcapil 57
  3. Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Berjalan pada Disdukcapil 60
  4. Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Berjalan pada Disdukcapil 60
  5. Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Berjalan pada Disdukcapil 61
  6. Gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem Usulan Pengendalian Internal Persediaan Barang Habis Pakai Pada Dinas Dukcapil 79
  7. Gambar 4.2 Activity Diagram Bendahara Barang Yang Diusulkan 82
  8. Gambar 4.3 Activity Diagram Staf Bidang Yang Diusulkan 83
  9. Gambar 4.4 Activity Diagram Kepala Dinas Yang Diusulkan 84
  10. Gambar 4.5 Sequence Diagram Bendahara Barang Yang Diusulkan 85
  11. Gambar 4.6 Sequence Diagram Staf Bidang Yang Diusulkan 86
  12. Gambar 4.7 Sequence Diagram Kepala Dinas Yang Diusulkan 87
  13. Gambar 4.8 Class Diagram Aktor Yang Diusulkan 90
  14. Gambar 4.9 Tampilan Halaman Login 94
  15. Gambar 4.10 Tampilan Dashboard Admin 95
  16. Gambar 4.11 Tampilan Dashboard User 95
  17. Gambar 4.12 Tampilan Halaman Data Master 96
  18. Gambar 4.13 Tampilan Halaman Transaksi Admin 96
  19. Gambar 4.14 Tampilan Halaman Transaksi User 97
  20. Gambar 4.15 Tampilan Halaman Penerimaan Barang 97
  21. Gambar 4.16 Tampilan Halaman Permintaan Barang 98
  22. Gambar 4.17 Tampilan Halaman Menu Laporan 98
  23. Gambar 4.18 Tampilan Halaman Laporan Persediaan Barang 99
  24. Gambar 4.19 Tampilan Halaman Laporan Penerimaan 99
  25. Gambar 4.20 Tampilan Halaman Laporan Permintaan 100
  26. Gambar 4.21 Tampilan Halaman Laporan Grafik 100
  27. Gambar 4.22 Tampilan Tambah Data Tabungan 136
  28. Gambar 4.23 Tampilan Tambah Data Pemakaian Tabungan 137
  29. Gambar 4.24 Tampilan Saldo Rekening Tabungan 137
  30. Gambar 4.25 Tampilan Rekening Tabungan 138
  31. Gambar 4.26 Tampilan Pemakaian Rekening Tabungan 138

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) di dunia telah semakin luas. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan ICT yang tidak terbatas pada bidang perdagangan saja, melainkan juga dalam bidang-bidang lain, seperti bidang kependudukan, bidang pertahanan dan keamanan negara, social, dan sebagainya. ICT ini dipergunakan karena memiliki kelebihan-kelebihan yang menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan cara tradisional dalam melakukan interaksi.

Kelebihan dari ICT ini adalah dalam hal kecepatan, kemudahan, dan biaya yang lebih murah. Kelebihan ini dapat mewujudkan efisiensi gerak kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Efisiensi ini sendiri berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas dari interaksi yang terjadi. Karena dengan menggunakan ICT dalam interaksi yang terjadi, maka dengan mempertimbangkan keuntungan-keuntungan yang didapat dari penerapan ICT ini dapat semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas dari interaksi.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang merupakan salah satu instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dokumen kependudukan. Dalam melaksanakan pelayanan tentunya Dinas Dukcapil mempunyai stok barang habis pakai yang digunakan guna mendukung jalannya proses pelayanan. Persediaan bahan habis pakai menjadi unsur yang paling aktif dalam operasi jasa pelayanan karena dipakai secara terus menerus dalam proses menghasilkan jasa bagi masyarakat. Karena itu harus dilakukan pengendalian internal yang baik untuk mengelola persediaan barang habis pakai dimana adanya pemisahan diantara fungsi–fungsi yang terkait dengan pengelolaan persediaan, baik pengelolaan barang masuk maupun pengelolaan barang keluar. Pemantauan terhadap stok persediaan dan banyaknya transaksi per bulan juga perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol permintaan per bidang sehingga tidak terjadi overload permintaan. Pencatatan keluar masuknya barang sangat berpengaruh terhadap laporan bulanan persediaan barang. Tidak tercatatnya proses keluar masuknya barang menjadi penyebab selisih barang pada saat stock opname.

Sistem pengendalian internal persediaan berbasis web yang saling terintegrasi yang dapat merekam proses penerimaan dan permintaan barang dengan baik. Proses pengendalian barang habis pakai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang saat ini masih menggunakan sistem semi terkomputerisasi. Dalam proses permintaan barang misalnya, Staff Bidang harus membuat Nota Dinas permintaan barang telebih dahulu kemudian diberi tanda tangan oleh Kepala Seksi masing-masing bidang kemudian diserahkan kepada Kepala Dinas untuk diberi disposisi, setelah diberi disposisi Bendahara Barang baru bisa memproses permintaan. Hal ini menyebabkan lamanya proses pengerluaran barang dari gudang. Karena bendahara barang harus menunggu disposisi dari Kepala Dinas turun sebelum memproses barang yang diminta. Selain itu kemungkinan hilangnya Nota Dinas menyebabkan proses pencatatan barang keluar tidak terinput dalam Ms. Excel. Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya selisih stok barang pada saat stock opname. Tidak terincinya data bidang yang melakukan permintaan juga menyebabkan tidak terkontrolnya permintaan dari masing-masing bidang.

Sistem pengendalian internal persediaan berbasis web yang saling terintegrasi yang dapat merekam proses penerimaan dan permintaan barang dengan baik. Proses pengendalian barang habis pakai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang saat ini masih menggunakan sistem semi terkomputerisasi. Dalam proses permintaan barang misalnya, Staff Bidang harus membuat Nota Dinas permintaan barang telebih dahulu kemudian diberi tanda tangan oleh Kepala Seksi masing-masing bidang kemudian diserahkan kepada Kepala Dinas untuk diberi disposisi, setelah diberi disposisi Bendahara Barang baru bisa memproses permintaan. Hal ini menyebabkan lamanya proses pengerluaran barang dari gudang. Karena bendahara barang harus menunggu disposisi dari Kepala Dinas turun sebelum memproses barang yang diminta. Selain itu kemungkinan hilangnya Nota Dinas menyebabkan proses pencatatan barang keluar tidak terinput dalam Ms. Excel. Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya selisih stok barang pada saat stock opname. Tidak terincinya data bidang yang melakukan permintaan juga menyebabkan tidak terkontrolnya permintaan dari masing-masing bidang.

Selaras dengan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Perancangan Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang Habis Pakai Berbasis Web Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang”.

Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada umumnya berfungsi mendeskripsikan atau menjelaskan tentang ruang lingkup yang diteliti yaitu dalam bentuk suatu pernyataan yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti, sehingga ruang lingkup dan batasan-batasan masalahnya menjadi jelas.

Adapun masalah-masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem pengendalian internal persediaan barang habis pakai yang berjalan saat ini pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang?
  2. Apa saja kekurangan serta hambatan dari sistem yang berjalan saat ini?
  3. Bagaimana rancangan sistem pengendalian internal persediaan barang habis pakai yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan saat ini?

Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan Skripsi penulis membatasi ruang lingkup permasalahan mulai dari pencatatan penerimaan barang habis pakai dari PPTK oleh Bendahara Barang, permintaan barang habis pakai oleh Staf Bidang, pemberian disposisi Nota Dinas oleh Kepala Dinas dukcapil, stock opname dan pelaporan barang habis pakai oleh Bendahara Barang.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui sistem pengendalian internal barang habis pakai yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang

  2. Mengetahui apa saja kekurangan serta hambatan yang terjadi apabila menggunakan sistem yang berjalan saat ini.

  3. Merancang usulan sistem pengendalian internal persediaan barang habis pakai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang.

Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang akan diterima oleh pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan tersebut sebagai berikut:

  1. Bagi Peneliti
    1. Melatih peneliti supaya berfikir secara terbuka agar dapat mempermudah memecahkan dan menghadapi masalah yang akan terjadi kedepannya.
    2. Sarana untuk menerapkan teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan ke dalam penelitian yang sedang dilakukan.
  2. Bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang
    1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang dalam rangka perbaikan dari sistem yang berjalan saat ini.
    2. Sebagai bahan masukan yang dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan khususnya pada bidang Sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang.
  3. Bagi Pembaca
    1. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, dengan harapan dapat dikembangkan serta disempurnakan oleh peneliti selanjutnya.
    2. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penulis dalam membuat karya tulis supaya menjadi lebih baik lagi.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis lakukan dalam mencari dan mengumpulkan data-data serta mengolah informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

  1. Metode Observasi (Observation Research)

    Observasi dilakukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang pada bagian Sekretariat. Berawal dari dilakukannya pengamatan menyeluruh terhadap sistem yang sedang berjalan dalam proses pengendalian internal persediaan barang habis pakai, kemudian mempelajari kekurangan-kekurangan yang ada, setelah di ambil kesimpulan sementara mengenai masalah-masalah yang ada secara menyeluruh kemudian mendefinisikan masalah tersebut.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Metode untuk mendapatkan data dan keterangan mengenai data persediaan barang habis pakai tersebut serta mengenai kebutuhan sistem yang akan dirancang (elisitasi) dengan cara mewawancara atau membuat tanya jawab dengan Bendahara Barang.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan judul skripsi ini maka peneliti akan mengambil beberapa data yang terkait dengan pengendalian internal persediaan barang habis pakai yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang.

Metode Analisa

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian. Dalam merancang sistem usulan, penulis menggunakan metode analisa PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, Service) yang mana digunakan untuk menganalisa sistem berjalan dari segi kinerja, informasi, ekonomi, kontrol, apakah efisien dalam menghasilkan informasi sehingga dapat memberikan pelayanan dengan baik atau tidak.

Metode Perancangan

Perancangan sistem pengendalian internal barang habis pakai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang akan dibuat menggunakan metode Unified Modeling Language (UML) yang akan dituangkan dalam beberapa diagram seperti Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram serta penjabaran rancangan basis data dan spesifikasinya, menggunakan beberapa software yaitu PHP myadmin, XAMPP, MYSQL, Chrome, Code Igniter, Notepad++.

Metode Pengujian

Metode pengujian diperlukan dengan tujuan berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau database eksternal kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi untuk kemudian nantinya dapat diperbaiki untuk membuat sistem yang lebih baik dari sebelumnya. Maka dari itu, metode pengujian yang digunakan ialah Blackbox Testing dimana memfokuskan kepada kebutuhan software.

Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan dibahas, penulis membagi menjadi beberapa bab secara ringkas dalam laporan Skripsi ini, dimana antar bab tersebut saling berkaitan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang beberapa pengertian atau definisi ilmu yang berkaitan dengan penyusunan skripsi, berhubungan dengan teori-teori yang digunakan dalam menganalisa sistem pengendalian internal persediaan barang habis pakai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan penjelasan singkat mengenai gambaran umum, sejarah, struktur organisasi, penjelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang , analisa prosedur, analisa sistem yang berjalan dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML) yaitu Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, analisa PIECES, pokok permasalahan, alternatif pemecahan masalah, elisitasi tahap 1,2,3 dan draft final elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini berisi tentang rancangan sistem yang diusulkan mengenai sistem informasi tabungan siswa yang meliputi Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram serta rancangan prototype, spesifikasi basis data, rancangan layar dan rancangan implementasi sistem.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan hasil kesimpulan dari sistem rancangan yang sudah dibuat dan diimplementasikan pada Dinas Dukcapil Kota Tangerang beserta saran. Saran yang dimaksud bertujuan untuk memperbaiki apabila masih terdapat kekurangan pada sistem yang sedang berjalan maupun yang diusulkan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Perancangan Sistem

Tahapan ini menentukan konfigurasi yang dibutuhkan oleh sistem, mendesain, atau merancang perangkat atau merancang perangkat lunak yang termasuk di dalamnya adalah proses, aturan yang digunakan antarmuka pengguna dan inputan yang dibutuhkan. (Jurnal Informatika Mulawarman, Vol.11 No.1 Priyo Sutopo, dkk. Februari, 2016)

Perancangan sistem mulanya diawali dengan menentukan segala keperluan yang akan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh sistem, siapa yang mengambil langkah dan bagaimana cara menyesuaikannya. Pada dasarnya perancangan sistem bergerak dari input menuju ke output sistem, yang terdiri dari reports dan file untuk memenuhi kebutuhan organisasi. (Telematika, Vol.8 No.2 Hanif Al Fatta, dkk. Agustus, 2015:3)

Menurut Maimunah, dkk (2017), “Perancangan Sistem adalah setiap rancangan yang harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan kegiatan merancang sistem baik spesifikasi umum dan terperinci berdasarkan hasil dari tahap analisis yang disertai dengan rancangan database dan rancangan aplikasi/program. Perancangan sistem bergerak dari input menuju ke output sistem, yang terdiri dari reports dan file untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Konsep Dasar Sistem

Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:2) Sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

Marshall Romney dan JP. Steinbart mendefinisikan sistem adalah “Suatu rangkaian yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih komponen yang berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam sub-sub sistem yang kecil mendukung sistem yang lebih besar”. (CCIT Vol.12 No.1 Giandari Maulani, dkk. Februari, 2019:3)

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Sistem juga memiliki karakteristik diantaranya :

Edhi Sutanta dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:35), karakteristik sistem yaitu sebagai berikut :

  1. Komponen (components), komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem.
  2. Batas (boundary), batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.
  3. Lingkungan (environments), lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem yang dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.
  4. Penghubung/ antarmuka (interface), penghubung/ antar muka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antarkomponen dalam sistem. Penghubung/ antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.
  5. Masukan (input), Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.
  6. Pengolahan (processing), pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.
  7. Keluaran (output), keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.
  8. Sasaran (objectives) dan tujuan (goal), setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.
  9. Kendali (control), setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
  10. Umpan balik (feed back), umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut. (Dr.H.A.Rusdiana & Moch.Irfan 2014:42)

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, dan sebagainya.

  2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan

    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi akuntansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  3. Sistem Tertentu dan Sistem Tidak Tentu

    Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Daur Hidup Sistem

Menurut Tata Sutabri dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:39), siklus hidup sistem (system life cycle) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Siklus hidup sistem terdiri atas serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top down. Siklus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem.

Pembangunan sistem merupakan salah satu dari rangkaian daur hidup suatu sistem. Akan tetapi, proses ini merupakan aspek yang sangat penting. Selanjutnya untuk itu Tata Sutabri membagi fase atau tahapan daur hidup sistem menjadi lima fase, yaitu sebagai berikut :

  1. Mengenali Adanya Kebutuhan

    Sebelum segala sesuatu terjadi, akan timbul kebutuhan yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas sistem yang ada. Semua kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitas.

  2. Pembangunan Sistem

    Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  3. Pemasangan Sistem

    Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem sebenarnya, yang merupakan langkah akhir pembangunan sistem.

  4. Pengoperasian Sistem

    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

  5. Sistem Menjadi Usang

    Terkadang perubahan terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang berjalan. Dengan demikian secara ekonomis dan teknis sistem yang ada tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Konsep Dasar Informasi

Informasi atau dalam bahasa Inggrisnya adalah information, berasal dari kata informacion bahasa Prancis. Kata tersebut diambil dari bahasa Latin, yaitu informationem yang artinya “konsep, ide, garis besar”. Informasi adalah suatu data yang sudah diolah atau diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima informasi yang memiliki nilai bermanfaat. (Dr.H.A. Rusdiana & Moch. Irfan, 2014)

Menurut Lani Sidharta dalam buku H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:75) “Menyatakan bahwa informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang bisa berguna untuk membuat keputusan”.

Menurut Ageng Setiani Rafika , dkk dalam Jurnal SENSI (2018:78), “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti dari penerimanya”.

Menurut Harfizar (2017:192), “Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga memiliki arti yang lebih bermanfaat bagi penggunanya”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data yang sudah diolah sehingga memiliki arti bagi penerimanya serta berguna untuk membuat keputusan.

Klasifikasi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2016:30), informasi dalam manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut:

  1. Informasi yang Tepat Waktu

    Pada hakikatnya, makna informasi yang tepat waktu adalah sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil. Bagi manajer yang lebih sibuk dan lebih besar ruang lingkup organisasinya, mungkin informasi yang tiba padanya seminggu sebelum pengambilan keputusan dinilai tidak tepat.

  2. Informasi yang Relevan

    Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang manajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapat perhatian. Informasi yang tidak relevan jelas tidak akan mendapat perhatian sama sekali dari si penerima informasi.

  3. Informasi yang Bernilai

    Yang dimaksud dengan informasi yang bernilai adalah informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.

  4. Informasi yang Dapat Dipercaya

    Suatu informasi harus dapat dipercaya (reliable) dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi yang digiatkan manajemen.

Nilai Dan Kualitas Informasi

Secara umum nilai suatu informasi menurut Sutabri dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:77) dihubungkan dengan cost effectiveness dan/atau cost benefit sehingga nilai informasi didasarkan pada sepuluh sifat sebagai berikut:

  1. Mudah diperoleh, yaitu mudah dan cepatnya informasi dapat diperoleh;
  2. Luas dan lengkap, yaitu volume dan keluaran informasi;
  3. Ketelitian, yaitu bebas dari kesalahan;
  4. Kecocokan, yaitu informasi memiliki hubungan dengan masalah yang dihadapi;
  5. Ketepatan waktu, yaitu informasi tersedia pada saat dibutuhkan;
  6. Kejelasan, yaitu informasi yang ada sangat jelas dan dimengerti oleh si pemakai;
  7. Keluwesan, yaitu informasi dapat disesuaikan oleh beberapa pengguna dalam pengambilan keputusan;
  8. Dapat dibuktikan, yaitu pemakai informasi dapat menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan sama;
  9. Tidak ada prasangka, yaitu informasi tidak dapat diubah untuk mendapatkan keputusan yang telah dipertimbangkan sebelumnya;
  10. Dapat diukur, yaitu keputusan dihasilkan dari informasi formal.

Konsep Dasar Data

Menurut Siregar yang dikutip oleh Priyo Sutopo, dkk dalam Jurnal Informatika Mulawarman (2016:23). “Data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi”.

Menurut Martono, dkk dalam Jurnal CCIT (2017:231), “Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai”.

Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah sekumpulan keterangan atau buku yang berisi deskripsi dari suatu kejadian yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi dalam mengambil sebuah keputusan.

Klasifikasi Data

Dalam buku Dr.H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:71), data dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

  1. Berdasarkan Sifat Data
    1. Data Kuantitatif (Quantitative Data), yaitu data dalam bentuk angka atau bilangan.
    2. Data Kualitatif (Qualitative Data), yaitu data bukan dalam bentuk penjumlahan atau angka, melainkan dalam bentuk pernyataan dan atau kategori.
  2. Berdasarkan Sumber Data
    1. Data Internal (Internal Data), yaitu data yang berasal dari dalam organisasi atau data asli, data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti atau bukan dari hasil pengamatan atau karya orang lain.
    2. Data internal sering disebut sebagai data primer (primary data). Data Eksternal (External Data), yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau institusi, atau data hasil observasi orang lain.
    3. Data internal sering disebut sebagai data primer (primary data). Data Eksternal (External Data), yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau institusi, atau data hasil observasi orang lain.
  3. Berdasarkan Dinamika Data
    1. Data Statis, yaitu data yang dalam jangka waktu lama tidak akan mengalami perubahan.
    2. Data Semi Dinamis, yaitu data yang dalam waktu kemungkinan mengalami perubahan; sedikit mengalami perubahan;
    3. Data Dinamis, yaitu data yang menurut waktu akan mengalami perubahan.

Konsep Sistem Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:200) Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

Menurut Ilamsyah, dkk (2016:201), “Sistem Informasi yaitu cara-cara yang diorganisasi baik untuk mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah serta menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut O’Brien dalam Yosy Arisandy, dkk (2017:83) mengatakan bahwa Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi dari setiap unit yang dikelola oleh user atau manusia, hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), jaringan komputer dan jaringan komunikasi data (komunikasi), dan juga database (basis data) yang mengumpulkan, merubah, dan menyebarkan informasi tentang suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.

Komponen Sistem Informasi

Komponen Sistem Informasi terdiri atas komponen-komponen yang disebut blok-blok bangunan, yaitu komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dan membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran, berikut komponen sistem informasi menurut Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:202) :

  1. Komponen Input

    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2. Komponen Model

    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3. Komponen Output

    Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

  4. Komponen Teknologi

    Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

  5. Komponen Hardware

    Hardware berperan penting sebagai media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Fungsinya sebagai tempat untuk menampung sumber data dan informasi untuk memperlancar serta mempermudah kerja dari sistem informasi.

  6. Komponen Software

    Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung, dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan informasi.

  7. Komponen Basis Data

    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.

  8. Komponen Kontrol

    Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Gambar 2.1 Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi

(Sumber : Sistem Informasi Manajemen [33,p.203])

Teknologi Informasi

Menurut Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:52) dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen, “Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan. Selain itu, teknologi informasi merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.”

Teori Khusus

Pengendalian Internal

Menurut Tunggal yang dikutip oleh Ni Made Dwitia Martini Dewi dalam e-Journal S1 Akuntansi Undiksa Vol.8 No.2 (2017) Pengendalian internal merupakan rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Persediaan

Menurut Indrajit yang dikutip oleh Alief Maulana (2018:4) Persediaan adalah aktiva yang terdiri untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, proses produksi dan atau dalam perjalanan serta dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Persediaan menurut PSAP No. 5 yang dikutip Reyfando, dkk (2018:3-4) yaitu barang atau perlengkapan yang termasuk di dalam aset lancar yang nantinya pada waktu tertentu akan dijual dalam mendukung dan membantu kegiatan bisnis perusahaan maupun diberikan untuk pelayanan dalam masyarakat. Persediaan termasuk aset lancar di dalamnya:

  1. Perlengkapan atau barang yang digunakan untuk membantu pelaksanaan operasional.
  2. Barang-barang untuk membantu produksi.
  3. Barang dalam proses untuk nantinya di jual.
  4. Perlengkapan dan barang yang disimpan yang akan dijual pada tempo waktu tertentu diberi untuk melayani masyarakat.

Barang habis pakai yaitu barang atau benda kantor yang penggunaanya hanya satu atau beberapa kali pakai atau tidak tahan lama. Barang habis pakai selalu dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, seperti halnya pada kegiatan penyelesaian pekerjaan kantor pada instansi tertentu. Oleh karena itu agar kegiatan pemenuhan barang habis pakai yang diperlukan dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya kegiatan pengelolaan barang habis pakai secara teratur, terperinci serta berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Menurut M. Shalahuddin yang dikutip oleh Haryanta, dkk dalam Jurnal Sisfotek Global (2017:88), UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.

Menurut Maimunah, dkk (2017:1), “UML (Unified Modelling Language) adalah perangakt lunak yang berparadigma berorientasi objek”. Sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Unified Modeling Language (UML), yaitu structure diagram, behavior diagram, dan interaction diagram. Stucture diagram menggunakan class diagram, behavior diagram menggunakan use case diagram dan activity diagram, serta interaction diagram menggunakan sequence diagram. (Abdul Hayat dalam E-Journal STIKOM Bali, KNS & I 9-10 Oktober 2015).

Jenis-Jenis UML (Unified Modelling Language)

Menurut M. Shalahuddin yang dikutip oleh Haryanta, dkk dalam Jurnal Sisfotek Global (2017:88), ada empat jenis diagram UML :

  1. Usecase Diagram Usecase mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
  2. Class Diagram Class diagram adalah inti forward engineering maupun reverse engineering memanfaatkan diagram ini. Forward engineering adalah proses perubahan model menjadi kode program sedangkan reverse engineering sebaliknya merubah kode program menjadi model.
  3. Activity Diagram Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atas aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Menurut Bhute (2013:29) dalam International Journal of Multimedia & Its Applications (IJMA), “Activity Diagram is basically a flow chart to represent the flow from one activity to another activity”.
  4. Sequence Diagram Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sequence maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Menurut Vani (2015:1215) dalam International Research Journal of Engineering and Technologi, “A sequance diagram is an interaction diagram that emphasizez the time ordering of massages”.

Konsep Dasar Web

Sutopo, dkk (2016:25) mengatakan web merupakan terobosan baru sebagai teknologi sistem informasi yang menghubungkan data dari banyak sumber dan layanan yang beragam macamnya di internet. Web cepat sekali populer di lingkungan pengguna internet karena kemudahan yang diberikan kepada pengguna internet untuk melakukan penelusuran, penjelajahan dan pencarian informasi.

Menurut Triyono dalam Jurnal SENSI Vol.4 No.1 (2018:23), “Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau bergerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya baik yang bersifat dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Hubungan antara satu halaman web dengan halaman web lainnya disebut dengan hyperlink. Sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext.

Framework

Secara umum, framework menggunakan struktur MVC (Model, View, Controller). “Framework adalah sekumpulan library yang diorganisasikan pada sebuah rancangan untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan konsistensi di dalam pengembangan aplikasi dari definisi tersebut”.

  1. Model, mencakup semua proses yang terkait dengan pemanggilan struktur data baik berupa pemanggilan fungsi, input processing, atau mencetak output ke dalam browser.
  2. View, mencakup semua proses yang terkait layout output. Bisa dibilang untuk menaruh template interface website atau aplikasi.
  3. Controller, mencakup semua proses yang terkait dengan pemanggilan database dan kapsulisasi proses-proses utama.

Kelebihan dengan adanya framework adakan lebih mempermudah memahami mekanisme kerja dari sebuah aplikasi. Ini tentunya akan sangat membantu proses pengembangan sistem yang dilakukan secara tim.

===CodeIgniter

Menurut Subagio yang dikutip oleh I Putu Pande Satria Wibawa, dkk dalam Jusim Vol.4 No.1 Codeigniter adalah framework yang bekerja pada bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk mempermudah programmer dalam proses membangun sebuah aplikasi berbasis web.

PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

Sutopo, dkk (2016:25) mengatakan PHP adalah salah satu server side yang dirancang khusus untuk aplikasi web. PHP disisipkan diantara bahasa HTML dan karena bahasa server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML dan kode PHP tidak akan terlihat. PHP termasuk Open Source Product jadi dapat diubah source code dan mendistribusikannya secara bebas.

Abdulloh (2016:3) mengatakan PHP merupakan server-side programming, yaitu bahasa pemrograman yang diproses di sisi server. Fungsi utama PHP dalam membangun website adalah untuk melakukan pengolahan data pada database. Data website akan dimasukkan ke database, diedit, dihapus dan ditampilkan pada website yang diatur oleh PHP.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan salah satu server side programming yang dirancang khusus untuk aplikasi web dimana dalam membangun website berfungsi sebagai pengolah data pada database.

XAMPP

XAMPP adalah salah satu paket installer yang berisi Apache yang merupakan web server tempat menyimpan file-file yang diperlukan website dan phpmyadmin sebagai aplikasi yang digunakan untuk perancangan database MySQL”. (Abdulloh, 2016).

PHPMYADMIN

Menurut Abdulloh (2016:4) Phpmyadmin merupakan aplikasi berbasis web yang digunakan untuk membuat database MySQL sebagai tempat untuk menyimpan data-data website.

MySQL

Menurut Sutopo dkk (2016:25), MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.

Menurut Faridi, dkk dalam Jurnal CERITA Vol.2 No.2 (2016:192), “MySQL adalah sebuah server database open source yang populer keberadaanya”.

Kelebihan MySQL

Menurut Supriyanti dalam Citec Journal (2014:70-71) secara umum kelebihan MySQL adalah sebagai berikut:

  1. Tersedia gratis untuk banyak sistem operasi dan hardware.
  2. Memiliki kecepatan proses dan kemampuan menangani database dengan sangat baik di tipe hardware dan sistem operasi yang digunakan.
  3. Mudah digunakan karena bahasa yang digunakannya termasuk simple, mendukung. SQL (Structure Query Language), sebuah bahasa untuk semua database sistem yang modern, mampu bekerja dengan beban berat dengan banyak client yang terhubung dalam satu waktu secara bersamaan, dapat diakses dari mana saja, dari internet, mudah diperoleh dan keamanan yang terjamin.
  4. Mampu menangani jutaan user dalam waktu bersamaan.

Black Box Testing

Blackbox Testing adalah pengujian yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan hanya berfokus pada keluaran yang dihasilkan dalam menanggapi masukan yang dipilih dan kondisi eksekusi”. (Handoko, dkk 2017).

Menurut Kermite, dkk (2017:4), metode blackbox adalah pengujian kebutuhan dan hanya berfokuskan kepada fungsional dari sebuah perangkat lunak atau program. Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan semua input diterima dengan tepat, dan output yang dihasilkan juga tepat dan berjalan dengan baik. Dengan kata lain, metode pengujian blackbox adalah untuk mengetes hubungan antara program dan sebuah sistem.

"Blackbox Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.” (Mustaqbal, dkk ,2016).

Menurut Junaidi, dkk dalam Jurnal CERITA (2015:54), “Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluas software.Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program”.

Dapat disimpulkan bahwa Blackbox Testing yaitu salah satu metode pengujian perangkat lunak atau program yang berfokus pada spesifikasi fungsionalnya saja atau dapat dikatakan juga untuk uji coba hubungan antara program dan sebuah sistem.

Tujuan dilakukannya Blackbox Testing adalah sebagai berikut: (Handoko,dkk 2017)

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
  2. Kesalahan antarmuka (interface)
  3. Kesalahan dalam struktur data
  4. Kesalahan performa
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Blackbox Testing memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. (Kermite, dkk 2017).

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Blackbox Testing

Analisa PIECES

Menurut Supriyatna (2015:44-46), Analisa PIECES merupakan suatu alat dalam menganalisis sistem informasi yang berbasis komputer, dimana terdiri dari point-point penting yang berguna untuk dijadikan pedoman/acuan dalam menganalisis sistem tersebut.

Beberapa aspek yang dapat dilihat dari analisa PIECES ini yaitu sebagai berikut: (Nuryati, 2015:20)

  1. Performance (kinerja)

    Diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem informasi yang telah dirancang, terdiri dari:

    1. Throughput, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja (output) yang dilakukan pada beberapa periode waktu dalam memenuhi kebutuhan.
    2. Respon time, yaitu waktu yang diperlukan oleh sistem informasi untuk melakukan proses kerja.
    3. Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar dapat diperiksa.
    4. Kelaziman komunikasi, yaitu terkait user interface yang digunakan dalam sistem informasi dinilai dalam kemudahan untuk dipahami.
    5. Kelengkapan, yaitu derajat di mana sistem informasi mempunyai fungsi yang penuh dalam mendukung pekerjaan.
    6. Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program mengalami kesalahan.
  2. Information and data (informasi dan data)

    Untuk menilai informasi yang dihasilkan dan data yang digunakan, terdiri dari:

    1. Accuracy (akurat), dimana informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan/ketelitian yang tinggi.
    2. Relevansi informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan.
    3. Penyajian informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk yang sesuai.
    4. Aksesibilitas informasi, dimana informasi dapat tersedia sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.
  3. Economic (ekonomi)

    Untuk menilai sistem informasi dari aspek ekonomi yang terdiri dari:

    1. Reusabilitas, yaitu tingkat dimana sebuah program atau bagian dari program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain.
    2. Sumber daya, yaitu jumlah sumber daya yang digunakan dalam pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber daya ekonomi.
  4. Control adn Security (kontrol dan keamanan)

    Untuk menilai sistem informasi dari aspek keamanan dan kontrol data yang terdiri dari:

    1. Integritas, yaitu tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yang tidak berhak dapat dikontrol.
    2. Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi program dan data dalam sistem informasi.
  5. Efficiency (Efisiensi)

    Untuk menilai sistem informasi dari aspek efisiensi yang terdiri dari:

    1. Usabilitas, yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu program.
    2. Maintanabilitas, yaitu usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program.
  6. Service (pelayanan)

    Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen. Aspek service (pelayanan) terdiri dari:

    1. Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol.
    2. Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya dan diandalkan untuk melakukan fungsi yang diminta.
    3. Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat dipahami tanpa kesukaran.

Elisitasi

Dalam Jurnal Faktor Exacta 7(2). Prastomo (2014:166) menyebutkan Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem baru melalui komunikasi dengan pelanggan dan pihak yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh hasil rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Adapun penjelasan mengenai MDI ini yaitu:

    1. “M” pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.
    2. “D” pada MDI berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut sempurna.
    3. “I” pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.
  3. Elisitasi Tahap III

    Penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:

    1. “T” artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
    2. “O” artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
    3. “E” artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem?

    Menurut Hidayati dalam Bachtiar dan Atikah (2015:74), Metode TOE dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. 'High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.
    3. Low (L)  : Mudah dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi

    Hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Studi Pustaka (Literature Review)

Literature Review (Nasional dan Internasional) yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya sesuai dengan judul penelitian Skripsi ini :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah, dkk (2019) dalam Jurnal ICIT yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Permintaan Perlengkapan Peralatan Kantor Berbasis Web Pada PT Tirtanusa Indotama”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa PT TirtaNusa Indotama proses permintaan perlengkapan peralatan kantor di perusahaan ini masih menggunakan aplikasi Microsoft Excel sehingga proses pemesanan perlengkapan peralatan dan proses pembuatan laporan tidak berjalan maksimal. Peneliti memberikan usulan suatu sistem komputerisasi yang lebih efisien dengan cara menganalisa permasalahan yang telah ada dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi pustaka. Metode analisis SWOT akan membantu peneliti dalam menganalisa kekurangan dan kelebihan sistem yang sedang berjalan serta mencari apa solusinya. Sistem tersebut tidak dapat dirancang jika tidak ada beberapa software pendukung seperti XAMPP dan MySqL yang digunakan sebagai software penampung data perusahaan, PHP dan HTML sebagai bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat sistem tersebut, UML sebagai alur proses dari sistem yang dirancang yang saat ini sedang berjalan, Framework Codeigniter sebagai framework dari sistem tersebut, Microsoft Publisher sebagai gambaran dari pembuatan sistem yang berjalan dari serangkaian software pendukung maka sistem tersebut harus melakukan serangkaian pengujian sistem dengan menggunakan metode black box testing agar bagian yang masih bermasalah dapat segera diperbaiki. Dari hasil dari analisa penelitian ini akan dirancang suatu sistem permintaan perlengkapan peralatan kantor agar dapat mempermudah kinerja karyawan dan sekaligus dapat mempermudah proses pembuatan laporan. Dimana sistem tersebut dapat melakukan request permintaan, dan dari hasil request tersebut dapat dilakukan proses request sehingga terjadilah proses input dan output.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Aris, dkk (2017) dalam Jurnal KNS & I yang berjudul “Aplikasi Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT Sumber Alfaria Trijaya Berbasis Barcode Scanner”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa persediaan barang yang digunakan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk menggunakan aplikasi yang terstruktur dengan menggunakan alat Scanner Barcode PDT yang menggunakan kabel UTP 45, tetapi aplikasi Scanner Barcode PDT dengan kabel UTP 45 dirasa kurang praktis. Dalam penelitian ini dilakukan untuk membuat aplikasi Scanner Barcode berbasis Android untuk pegawai melakukan input persediaan barang dengan mudah dan praktis. Aplikasi dikembangkan memiliki dua fitur yaitu fitur yang dijalankan melalui personal komputer untuk proses pendataan barang dan fitur kedua adalah yang dijalankan melalui perangkat android digunakan untuk membaca barcode barang dan melakukan pengiriman ke aplikasi yang ada di personal komputer. Hasil dari aplikasi yang telah dibuat antara lain dapat melakukan cek data stok barang dan penambahan barang dari gudang cabang toko, serta dapat memindai barcode dengan menggunakan kamera yang terdapat pada mobile device untuk melakukan penambahan barang, dapat melakukan pencatatan jumlah stok barang pada periode tertentu,dan terdapat laporan pencatatan stok barang pada periode tertentu.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah, dkk (2018) dalam Jurnal SENSITEK yang berjudul “Sistem Informasi Monitoring Inventory Dengan Analisa PIECES Pada PT Care Spundbond”. Dalam penelitian ini dijelaskan PT. Care Spundbond mempunyai permasalahan yang sering terjadi misalnya saat pencatatan data barang masuk dan keluar yang tidak sesuai dengan jumlah fisik barang. Masalah lain juga timbul pada saat client ingin melihat stok dari gudang, yaitu harus menghubungi via telepon untuk mengkonfirmasi ketersediaan barang, tentu hal ini sangat tidak efektif. Sistem monitoring inventory ini memiliki integrasi data dari pengelola gudang dan penyewa. Metode analisa menggunakan PIECES yaitu dengan menganalisa layak atau tidak dari penerapan monitoring pada proses pengelolaan penyewaan gudang logistik.
  4. Penelitian yang dilakukan Harfizar, dkk (2019) dalam Technomedia Journal (TMJ) yang berjudul “Sistem Informasi Inventory Pemasukan dan Pengeluaran Data Barang ATK Pada Kelurahan Karangsari”. Penelitian ini menjelaskan bahwa pengolahan data masih menggunakan Microsoft Excel sering terjadi kesalahan di dalam penginputan data, juga di dalam pencarian barang yang menggunakan kode barang. Kesalahan yang terjadi didalam melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran barang mengakibatkan jumlah data tidak sesuai dengan data jumlah fisik. Masih ada data yang sudah ada sehingga terjadi pengulangan/ redudance data dalam penginputan data. Metode yang dilakukan dengan melakukan observasi pada Kelurahan Karangsari selaku unit jasa pelayanan terhadap masyarakat dan menganalisa prosedur sistem yang telah berjalan yang berkaitan dengan pendataan ATK, serta menggambarkan dalam bentuk Unified Modelling Language (UML). Diharapkan penelitian dapat menghasilkan suatu sistem informasi berbasis online untuk mengelola data dengan baik dan dapat memperoleh informasi secara akurat, cepat, tepat dan informatif untuk keperluan.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Desy Apriani (2019) dalam Technomedia Journal (TMJ) yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory Peralatan Komputer Berbasis Website Pada PT Toray Synthetic Indonesia”. Penelitian ini menjelaskan bahwa PT Indonesia Toray Synthetic memiliki sistem penginputan data yang masih menggunakan aplikasi yang berbeda-beda pada setiap divisi atau departemennya. Untuk melakukan penginputan data hasil pengecekan persediaan barang peralatan komputer pada bagian departemen Information System (IS) saat ini sistem persediaan peralatan komputer pada PT Indonesia Toray Synthetic masih menggunakan sistem yang manual dan sedikit lambat dimana proses pengecekan persediaan barang masih dicatat pada form dan PIC atau admin harus datang ke tempat meja karyawan serta gudang peralatan komputer. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirancang lah sebuah sistem berbasis website yang akan mempermudah PIC atau admin dalam melakukan pengecekan barang peralatan komputer tanpa harus datang ke tempat meja karyawan maupun ke gudang persediaan barang. PT Indonesia Toray Synthetic membutuhkan suatu sistem yang berbasis komputer khususnya dalam hal pembuatan laporan persediaan peralatan komputer dimana aplikasi pembuatan laporan persediaan peralatan komputer dinilai sangat berperan penting dalam proses pengambilan keputusan maka dibutuhkanlah data-data yang tersusun rapi serta tersimpan pada sebuah database agar mudah dalam proses pembuatan laporan persediaan barang. Penelitian ini bertujuan agar dapat memberikan manfaat yang positif pada proses kerja penginputan persediaan peralatan komputer serta memberikan hasil atau laporan yang baik dan akurat pada PT Indonesia Toray Synthetic.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Ruli Supriati dan Astri Wulan Sari (2019) dalam Jurnal SIMIKA yang berjudul “Aplikasi Sistem Pendataan Barang Habis Pakai Guna Meningkatkan Kualitas Stok Barang Pada PT. Angkasa Pura II Tangerang”. Penelitian ini membahas proses pendataan dalam kegiatan pencatatan barang - barang yang telah habis masa pakai masih bersifat semi komputerisasi yaitu menggunakan form manual Berita Acara Penerimaan Barang Bekas Pakai (BAPBBP) dan menggunakan Microsoft Excel. Masalah yang sering terjadi yaitu penomoran dalam form BAPBBP sering terjadi kesalahan seperti pengulangan data (redudansi) dalam penomoran BAPBBP dan nomor yang terkadang tidak berurut. Hal tersebut dikarenakan penginputan data masih menggunakan Microsoft Excel, sehingga belum ada sebuah sistem yang bisa digunakan untuk mengelola data barang habis pakai dengan baik untuk dapat memperoleh informasi secara akurat, cepat, tepat dan informatif untuk keperluan di kemudian hari yaitu informasi jumlah barang bekas yang tersimpan di gudang.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Euis Sitinur Aisyah (2015) dalam Jurnal KNS&I yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Persediaan Bahan Baku Pada PT. Victory Chingluh Indonesia”. Penelitian ini membahas pada bagian gudang proses pengolahan datanya saat ini masih menggunakan kartu stok barang, catatan buku besar dalam penulisan barang keluar masuk gudang, stok keseluruhan barang yang tersedia di gudang, ketersediaan barang jika barang sudah menipis dan menyebabkan keterlambatan pembuatan laporan. Persediaan bahan baku serta penerimaan dan pengeluaran barang, kurang rapinya data-data, proses pencarian barang lama mendapatkan informasi. Sistem persediaan bahan baku dirancang dengan pemodelan Unified Modeling Language (UML), menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.Net dan database SQL Server. Hasil penelitian ini adalah sebuah sistem persediaan bahan baku yang efektif dan efisien, sehingga proses perencanaan produksi dapat lebih akurat, pencarian data lebih cepat, serta membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hayat, dkk (2015) dalam Jurnal KNS & I yang berjudul “Prototipe Sistem Informasi Persediaan Barang Logistik Berbasis Web Dengan Pemodelan UML”. Penelitian ini membahas sistem yang digunakan pada bagian logistik saat ini masih semi komputerisasi, pengolahan data stok barang dilakukan menggunakan aplikasi microsoft excel, permasalahan yang dihadapi diantaranya kesulitan untuk mencari data tertentu, laporan data persediaan yang tidak update. Analisa terhadap sistem persediaan barang dilakukan melalui Analisis SWOT, perancangan sistem digambarkan dengan pemodelan UML. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah php, database menggunakan MySQL. Hasil dari penelitian ini adalah Prototipe Sistem persediaan Barang Gudang (Logistik) berbasis web dengan studi kasus di Perguruan Tinggi Raharja.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Faten Ben Chihaoui, Nouha Maddeh, Safa Bhar Layeb, Chokri Hamouda, Jouhaina Chaouachi (2019) dalam International Conference on Control, Decision and Information Technologies (CoDIT) yang berjudul “A Decision Support System for Drug Inventory Management Within an Emergency Department: A Case Study”. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana menginvestigasi satu set dataset rumah sakit nyata dan, khususnya, farmasi layanan darurat. Fase analisis ini memiliki hasil untuk mengembangkan klasifikasi obat dan untuk menetapkan kebijakan inventaris yang memadai untuk setiap kelompok obat. Implementasi kebijakan yang dikembangkan mengurangi biaya manajemen persediaan secara signifikan. Kemudian, Sistem Pendukung Keputusan (DSS) diimplementasikan untuk membantu pengguna meningkatkan manajemen inventaris obat-obatan serta membuat keputusan yang andal dengan mengambil tindakan yang memadai pada saat yang tepat. “The healthcare sector aims providing patients with the best quality of care. However, healthcare supply chain management is costly. In this paper, we focus on inventory drugs management. The main major problems regarding inventory management practice in healthcare system are: drugs shortage, overstock, unfunded forecasting technique due to the lack of drugs consumption information and absence of IT support as Decision Support System. In order to address this concern, this paper presents a real case study of a drug inventory management problem within the emergency service of a Tunisian Hospital: Charles Nicolle Teaching Hospital. The indicated service aims to optimize the drug stock management and procurement while reducing drug shortage and stock management costs. Precisely, we have investigated a set of the real hospital dataset and, in particular, the emergency service's pharmacy. This analysis phase has yield to develop a drugs classification and to establish adequate inventory policy for each drug family. The implementation of the developed policies reduces significantly the stock management costs. Then, a Decision Support System (DSS) was implemented to assists users to improve the drugs inventory management as well as to make reliable decisions by taking the adequate action at the right moment”.
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Lin Yang, Mohammad H. Hajiesmaili, Ramesh Sitaraman, Enrique Mallada, Wing S. Wong, Adam Wierman (2019) dalam arXiv:1901.04372 [cs.DS] yang berjudul “Online Inventory Management with Application to Energy Procurement in Data Centers”. Penelitian ini termotivasi oleh penerapan manajemen penyimpanan energi di pasar listrik, makalah ini mempertimbangkan masalah pemrograman linier online dengan kendala manajemen persediaan. Secara khusus, pembuat keputusan harus memenuhi beberapa unit aset sesuai permintaannya, baik berupa pasar dengan harga yang bervariasi waktu atau dari inventarisnya sendiri. Pengambil keputusan disajikan harga dalam slot-demi-slot, dan harus segera memutuskan jumlah yang dibeli dengan harga saat ini untuk menutupi permintaan atau untuk menyimpan dalam inventaris untuk memenuhi permintaan di masa depan. Inventaris memiliki kapasitas terbatas dan peran pentingnya adalah membeli dan menyimpan aset dengan harga murah dan menggunakan aset yang tersimpan untuk menutupi permintaan dengan harga tinggi. Tujuan akhir pembuat keputusan adalah untuk menutupi permintaan sambil meminimalkan biaya pembelian aset dari pasar. Kami mengusulkan BatMan, sebuah algoritma online untuk model inventaris sederhana, dan BatManRate, versi yang diperluas untuk casing dengan batasan tarif. Baik BatMan dan BatManRate mencapai rasio kompetitif yang optimal, artinya tidak ada algoritma online lain yang dapat mencapai jaminan teoritis yang lebih baik. Untuk menggambarkan hasil, kami menggunakan algoritma yang diusulkan untuk merancang dan mengevaluasi pengadaan energi dan strategi manajemen penyimpanan untuk pusat data dengan portofolio sumber energi termasuk jaringan listrik, pembangkit terbarukan lokal, dan sistem penyimpanan energi. “Motivated by the application of energy storage management in electricity markets, this paper considers the problem of online linear programming with inventory management constraints. Specifically, a decision maker should satisfy some units of an asset as her demand, either form a market with time-varying price or from her own inventory. The decision maker is presented a price in slot-by-slot manner, and must immediately decide the purchased amount with the current price to cover the demand or to store in inventory for covering the future demand. The inventory has a limited capacity and its critical role is to buy and store assets at low price and use the stored assets to cover the demand at high price. The ultimate goal of the decision maker is to cover the demands while minimizing the cost of buying assets from the market. We propose BatMan, an online algorithm for simple inventory models, and BatManRate, an extended version for the case with rate constraints. Both BatMan and BatManRate achieve optimal competitive ratios, meaning that no other online algorithm can achieve a better theoretical guarantee. To illustrate the results, we use the proposed algorithms to design and evaluate energy procurement and storage management strategies for data centers with a portfolio of energy sources including the electric grid, local renewable generation, and energy storage systems”.



BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Disdukcapil Kota Tangerang

Sejarah Singkat Disdukcapil Kota Tangerang

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang memiliki catatan sejarah yang tidak sama panjangnya dengan berdirinya Kota Tangerang. Berdirinya Kota Tangerang yaitu pada tanggal 28 Februari 1981. Kemudian keluar Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 1981 tentang Pembentukan Kota Administratif Tangerang. Mengikuti peraturan tersebut, maka dimulai juga pembentukan beberapa instansi pemerintahan yang ada di Kota Tangerang. Kantor Catatan Sipil Kota Tangerang berubah nomenklatur menjadi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang merupakan penggabungan Kantor Catatan Sipil dengan Sub Bagian Kependudukan pada bagian Tata Pemerintahan Kota Tangerang.

Visi dan Misi Disdukcapil Kota Tangerang

Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang adalah “Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kependudukan Yang Prima”. Sedangkan Misi nya adalah sebagai berikut :

  1. Meningkatkan profesionalisme sumber daya aparatur;
  2. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan yang representatif dan memadai;
  3. Mewujudkan pengelolaan data dan informasi kependudukan yang akurat dan akuntabel;
  4. Meningkatkan Kecepatan dan Ketepatan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Fungsi Disdukcapil Kota Tangerang

Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang sebagai berikut :

  1. Perumusan kebijakan teknis urusan kependudukan dan pencatatan sipil;
  2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
  3. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan urusan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
  4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
  5. Pengelolaan kesekretariatan meliputi perencanaan umum, kepegawaian, keuangan, evaluasi dan pelaporan;
  6. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi, dan pelaporan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil berdasarkan asas otonomi dan melaksanakan tugas pokok dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang administrasi kependudukan, di mana didalamnya terdapat fungsi dan tugas Bagian Sekretariat, Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, dan Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data.

Tugas dan Tanggungjawab Bidang pada Disdukcapil Kota Tangerang

Uraian tugas dari masing-masing satuan organisasi (unit kerja) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang sebagai berikut:

  1. Sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang.

    Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas serta menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

    1. Penatausahaan urusan umum;
    2. Penatausahaan urusan kepegawaian;
    3. Penatausahaan urusan keuangan;
    4. Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan dinas;
    5. Pengkoordinasian manajemen pelayanan publik;
    6. Pengkoordinasian dalam pembangunan dan pengembangan e-government; dan
    7. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas bidang dan UPT di lingkungan dinas.

    Sekretaris, membawahi 2 (dua) sub bagian, yaitu:

    1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Sekretariat di bidang administrasi umum dan kepegawaian dan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Uraian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut :
    2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan, yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi Sekretariat di bidang perencanaan dan administrasi keuangan dan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Uraian tugas Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan adalah sebagai berikut :
  2. Bidang-bidang pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, antara lain :
    1. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) dan Pemanfaatan Data

      Bidang PIAK dan Pemanfaatan Data dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Bidang PIAK dan Pemanfaatan Data mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di Bidang PIAK dan Pemanfaatan Data. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang PIAK dan Pemanfaatan Data mempunyai fungsi :

    2. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk

      Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris dan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk yang meliputi identitas penduduk, pindah datang penduduk dan pendataan penduduk. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk mempunyai fungsi sebagai berikut:

    3. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil

      Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris dan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi:

    4. Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang

      Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok para Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan-jabatan fungsional tertentu di lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jenis-jenis jabatan fungsional yang berada pada dinas, meliputi :

Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah, yang menetapkan Peraturan Walikota Nomor 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan, Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, terdiri dari :

  1. Kepala Dinas;
  2. Sekretaris, membawahi :
    1. Bagian Umum dan Kepegawaian;
    2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;
  3. Bidang Pengolahan Informasi Administrasi Kependudukan, dan Pemanfaatan Data membawahi :
    1. Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan;
    2. Seksi Pengolahan Dan Penyajian Data Kependudukan;
    3. Seksi Kerjasama Dan Inovasi Pelayanan.
  4. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, membawahi :
    1. Seksi Identitas Penduduk;
    2. Seksi Pindah Datang Penduduk;
    3. Seksi Pendataan Penduduk;
  5. Bidang Pencatatan Sipil, membawahi :
    1. Seksi Kelahiran;
    2. Seksi Perkawinan dan Perceraian;
    3. Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan, Dan Kematian;

Untuk lebih jelasnya mengenai Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Dukcapil Kota Tangerang

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Berikut prosedur berjalan sistem pengendalian persediaan barang habis pakai pada Dinas Dukcapil Kota Tangerang :

  1. Penerimaan Barang
    1. Bendahara Barang menerima barang dari PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) beserta bukti BAST (Berita Acara Serah Terima).
    2. Bendahara Barang menginput barang yang diterima ke dalam Microsoft Excel.
  2. Permintaan Barang
    1. Staff bidang membuat Nota Dinas permintaan barang yang kemudian ditandatangani oleh Kasi (Kepala Seksi) pada masing-masing bidang.
    2. Nota Dinas yang sudah ditandatangani oleh Kepala Seksi kemudian diserahkan kepada Kepala Dinas Dukcapil untuk diberi disposisi.
  3. Pengeluaran Barang
    1. Jika Nota Dinas telah diberi disposisi oleh Kepala Dinas Dukcapil, maka selanjutnya Nota Dinas akan diserahkan kepada Bendahara Barang.
    2. Setelah menerima disposisi dari Kepala Dinas Dukcapil kemudian Bendahara barang mengecek stok barang yang diminta ke gudang, jika barang tersedia maka Bendahara Barang akan mengeluarkan barang sesuai Nota Dinas dan menginput permintaan ke dalam Microsoft Excel.
  4. Pelaporan
    1. Setelah semua aktifitas penerimaan dan pengeluaran barang habis pakai selesai, Bendahara Barang akan melakukan stock opname yaitu menyandingkan stok fisik barang yang ada dengan data stok barang.
    2. Kemudian Bendaharan Barang membuat laporan penerimaan dan pengeluaran barang yang akan diserahkan kepada Kepala Dinas Dukcapil.

Analisa Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk mengetahui sistem yang berjalan peneliti menggunakan Unified Modelling Language (UML) sebagai bahan untuk menjelaskan alur sistem yang berjalan saat ini dengan berorientasikan objek. Unified Modeling Language (UML), yaitu structure diagram, behavior diagram dan interaction diagram. Stucture diagram menggunakan class diagram, behavior diagram menggunakan use case diagram dan activity diagram, serta interaction diagram menggunakan sequence diagram.

Usecase Diagram

Use Case Diagram yang berjalan pada Dinas Kependudukan dan Pendudukan dan Pencatatan Sipil adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Berjalan pada Disdukcapil

Berdasarkan Use Case Diagram di atas terdapat :

  1. 1 Sistem yang mencakup proses kegiatan pengendalian internal persediaan barang habis pakai pada Disdukcapil Kota Tangerang.
  2. 5 Actors dalam proses kegiatan yang berjalan yaitu PPTK, Bendahara Barang, Staff Bidang, Kasi, Kepala Dinas.
  3. 11 use case kegiatan yaitu dimulai dari proses penerimaan barang dari PPTK hingga pembuatan laporan.

Activity Diagram

Activity Diagram yang berjalan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang yaitu :

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Berjalan pada Disdukcapil

Berdasarkan Activity Diagram di atas terdapat :

  1. Initial Node sebagai tanda awal kegiatan.
  2. 5 Vertikal Swimlane, yaitu PPTK, Bendahara Barang, Staff Bidang, Kasi, Kepala Dinas.
  3. Activity Final Note sebagai tanda akhir kegiatan.

Sequence Diagram

Sequance Diagram sistem berjalan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4 Sequance Diagram Sistem Berjalan pada Disdukcapil

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa PIECES

Analisa PIECES digunakan untuk menilai sistem yang berjalan berdasarkan performance, informasi, economy, control, efficiency, dan service. Berikut adalah hasil analisa PIECES yang telah dilakukan :

Tabel 3.1 : Analisa PIECES

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

    Dalam melakukan penelitian penulis mengumpulkan beberapa dokumen masukan dalam sistem pengendalian persediaan barang habis pakai yang ada pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang sebagai berikut :

      Nama Masukan : BAST (Berita Acara Serah Terima)

      Fungsi : Sebagai bukti penyerahan barang ke gudang

      Sumber : PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)

      Media : Kertas

      Frekuensi : Setiap ada penerimaan barang

      Format : 2 Rangkap

      Keterangan : Berisi detail barang yang diterima dari PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)

  2. Analisa Proses

      Nama Model : Nota Dinas

      Fungsi : Sebagai bukti permintaan barang

      Sumber : Staf Bidang

      Media : Kertas

      Frekuensi : Setiap ada permintaan barang

      Format : 2 Rangkap

      Keterangan : Berisi rincian barang yang diminta

  3. Analisa Keluaran

      Nama Model : Laporan Persediaan Barang

      Fungsi : Sebagai laporan keluar masuknya barang

      Sumber : Staf Bidang

      Media : Kertas

      Frekuensi : Setiap ada permintaan barang

      Format : 2 Rangkap

      Keterangan : Berisi rincian barang yang diminta

Konfigurasi Sistem yang Berjalan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

    Prosesor : Intel(R) Core(TM) i7-6700 CPU @3.40GHz 3.41GHz

    Monitor : HP

    Hardisk : 500 GB

    RAM : 4.00 GB

    Keyboard : HP

    Printer : HP Laser Jet CP1025 Color

    Mouse : HP Wireless Mouse SM-2603

Spesifikasi Perangkat LunakSoftware

    Windows 10

    Microsoft Excel 2010

Hak Akses (Brainware)

    PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)

    Bendahara Barang

    Kepala Seksi

    Staf Bidang

    Kepala Dinas

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya mengenai sistem pengendalian persediaan barang habis pakai yang berjalan saat ini pada Dinas Dukcapil Kota Tangerang dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada dalam sistem berjalan sebagai berikut :

  1. Pengarsipan BAST (Berita Acara Serah Terima) Barang secara manual dan tidak diinputnya di inputnya No. BAST ke dalam sistem penerimaan barang;
  2. Permintaan barang habis pakai oleh staff pada bidang dengan menggunakan Nota Dinas membutuhkan waktu yang lama yaitu satu hari atau lebih karena Nota Dinas harus ditandatangani oleh Kasi dan menunggu disposisi dari Kepala Dinas.
  3. Pengarsipan Nota Dinas secara manual menyebabkan sering terjadi hilangnya Nota Dinas. Hal ini menyebabkan sering tidak terinput nya permintaan barang.
  4. Pemrosesan permintaan barang menjadi lama karena Bendahara Barang harus mengecek stok barang secara manual di gudang.
  5. Tidak adanya kontrol banyaknya permintaan pada masing-masing bidang, serta tidak ada rincian nama staf yang melakukan permintaan barang.
  6. Sistem pencatatan persediaan masih semi terkomputerisasi dimana penginputan data masih menggunakan Ms.Excel sehingga proses pencatatan persediaan kurang optimal dan laporan yang dihasilkan kurang akurat, tepat, dan efektif.

Alternatif Pemecahan Masalah

Dari beberapa bentuk analisa permasalahan yang ada di dalam sistem berjalan, berikut disampaikan beberapa alternatif pemecahan masalahnya :

  1. Dibutuhkannya sistem usulan yang dapat merecord No. BAST sehingga penerimaan barang dari PPTK dapat terecord dengan baik.
  2. Dibutuhkan sistem usulan yang bisa memangkas birokrasi, sehingga Bendahara Barang bisa langsung mengetahui dan memproses ketika ada permintaan barang dari staff bidang, sehingga tidak perlu meminta tandatangan Kasi dan menunggu disposisi dari Kepala Dinas Dukcapil.
  3. Dibutuhkannya sistem usulan yang dapat merecord permintaan barang secara otomatis ketika ada permintaan barang dari staff bidang sehingga ketika ada permintaan barang sudah otomatis terecord dalam sistem.
  4. Membutuhkan sistem yang dapat mengendalikan stok barang setiap saat.
  5. Diperlukan adanya pembuatan user setiap bidang sehingga ada kontrol atas banyaknya transaksi permintaan barang dan kontrol siapa yang melakukan permintaan.
  6. Membutuhkan sistem yang bisa meminimalisir kesalahan pencatatan dengan membuat sistem usulan yang terintegrasi dengan bidang lain dan bisa merecord setiap ada transaksi penerimaan maupun permintaan secara otomatis bisa mengurangi maupun menambah stok barang.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar requirement yang di susun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengembangan penggunaan sistem yang belum terpenuhi. Berikut adalah hasil elisitasi tahap I :

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan dengan menggunakan Metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberikan pilihan inessential (I), dan harus dieliminasi keterangan :

    M (Mandatory) : Penting

    D (Desireble) : Tidak Terlalu Penting

    I (Inessential) : Tidak Penting

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi Tahap III merupakan hasil penyusutan dari Elisitasi Tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

  1. T artinya Technical, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
  2. O artinya Operational, bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. E artinya Economy, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE di atas dibagi kembali menjadi beberapa pilihan yaitu option LMH (Low, Middle, High) dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
  2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
  3. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaianya sulit serta biayanya mahal sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk, komponen yang terdapat di tahap ini yang harus ada dalam fungsional sistem yang akan diimplementasikan.

Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan dalam suatu sistem berjalan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, maka tahapan selanjutnya akan membahas sistem yang diusulkan. Sistem yang diusulkan akan merubah proses permintaan barang habis pakai yang berlangsung pada Dinas Dukcapil Kota Tangerang.

Dalam rancangan sistem pengendalian barang habis pakai yang ada pada Dinas Dukcapil Kota Tangerang proses permintaan barang sudah langsung terecord di dalam sistem. Sehingga Bendahara Barang tidak perlu menginput ulang permintaan pada Microsoft Excel. Proses permintaan barang pun bisa berjalan lebih cepat karena tidak perlu menunggu disposisi Nota Dinas dari Kepala Dinas Dukcapil. Laporan mengenai stok barang juga lebih akurat karena jika ada proses penerimaan atau pengeluaran barang sistem dapat menambah dan mengurangi stok barang secara otomatis.

Prosedur Sistem Usulan

  1. Bendahara Barang

    Bendahara Barang memiliki hak akses admin mempunyai akses penuh atas semua menu pada aplikasi yaitu antara lain :

    1. Dapat melakukan login aplikasi;
    2. Dapat melakukan logout aplikasi;
    3. Dapat menampilkan, menambah, menghapus, merubah Master Data;
    4. Dapat menampilkan, menambah, menghapus, merubah menu Barang;
    5. Dapat menampilkan, menambah, menghapus, merubah menu Pengguna;
    6. Dapat menampilkan, menambah, menghapus, merubah menu Kategori;
    7. Dapat menampilkan, menambah, menghapus, merubah menu Divisi;
    8. Dapat melihat dan merubah status Permintaan Barang dari “Waiting” menjadi “Ok”
    9. Dapat menampilkan, mencetak, mengimport, mengexport Laporan;
    10. Dapat mengakses menu Penerimaan Barang;
  2. Staf Bidang pada Dinas Dukcapil

    Staf Bidang memiliki hak akses sebagai user mempunyai akses atas menu Transaksi - Permintaan barang yaitu antara lain :

    1. Dapat melakukan login aplikasi;
    2. Dapat melakukan logout aplikasi;
    3. Dapat melakukan Ganti Password;
    4. Dapat melakukan pengajuan Permintaan Barang;
    5. Melihat status permintaan barang dan merubah status barang dari “Ok” menjadi “Closed”.
  3. Kepala Dinas Dukcapil

    Kepala Dinas Dukcapil memiliki hak akses sebagai kepala dinas hanya mempunyai akses atas menu Laporan:

    1. Dapat melakukan login aplikasi;
    2. Dapat melakukan logout aplikasi;
    3. Dapat menampilkan, mencetak, mengimport, mengexport Laporan;

Usecase Diagram Sistem Yang Diusulkan

Berikut Use Case Diagram sistem usulan dalam proses pengendalian internal persediaan barang habis pakai pada Disdukcapil Kota Tangerang.

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Usulan Pengendalian Internal Persediaan Barang Habis Pakai Dinas Dukcapil

  1. Nama Use Case : Login

    Actor : Bendahara Barang, Staff Bidang, Kepala Dinas

    Tujuan : Memberikan hak akses pada admin, user, dan kadis

  2. Nama Use Case : Input Master Data

    Actor  : Bendahara Barang

    Tujuan : Memasukkan data barang, data pengguna, data kategori barang, data pengguna

  3. Nama Use Case : Input Penerimaan Barang

    Actor  : Bendahara Barang

    Tujuan : Menambahkan barang yang diterima ke dalam stok

  4. Nama Use Case : Input Permintaan Barang

    Actor : Staf Bidang

    Tujuan : Mengajukan permintaan barang

  5. Nama Use Case : Melihat status permintaan “Waiting”

    Actor : Bendahara Barang, Staff Bidang

    Tujuan : Sebagai notifikasi bahwa ada pengajuan barang dan belum diproses oleh Bendahara Barang

  6. Nama Use Case : Melihat dan merubah status permintaan “Ok”

    Actor : Bendahara Barang

    Tujuan : Sebagai notifikasi bahwa pengajuan barang sudah Siap diambil oleh Staf Bidang

  7. Nama Use Case : Melihat dan merubah status permintaan “Closed”

    Actor : Staf Bidang

    Tujuan : Sebagai notifikasi bahwa barang sudah diambil

  8. Nama Use Case : Melakukan Stock Opname

    Actor : Bendahara Barang

    Tujuan : Melakukan cross check stok barang di sistem dan fisik

  9. Nama Use Case : Mencetak Laporan Persediaan

    Actor : Bendahara Barang, Kepala Dinas

    Tujuan : Mengetahui laporan stok barang

  10. Nama Use Case : Logout

    Actor : Bendahara Barang, Kepala Dinas, Staf Bidang

    Tujuan : Untuk keluar dari aplikasi

Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

    Activity Diagram Bendahara Barang Yang Diusulkan

    1. 1 Initial Node objek yang diawali kegiatan.
    2. 54 Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 Decision Node yang merupakan pilihan benar atau salah.
    4. 1 Activity Final Node objek yang diakhiri.

    Activity Diagram Staff Bidang Yang Diusulkan

    Gambar 4.3 Activity Diagram Staff Bidang Yang Diusulkan

    1. 1 Initial Node objek yang diawali kegiatan.
    2. 12 Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 Decision Node yang merupakan pilihan benar atau salah.
    4. 1 Activity Final Node objek yang diakhiri.

    Activity Diagram Kepala Dinas Yang Diusulkan

    Gambar 4.4 Activity Diagram Kepala Dinas Yang Diusulkan

    1. 1 Initial Node objek yang diawali kegiatan.
    2. 19 Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 Decision Node yang merupakan pilihan benar atau salah.
    4. 1 Activity Final Node objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan

    Sequence Diagram Bendahara Barang Yang Diusulkan

    Gambar 4.5 Sequence Diagram Bendahara Barang Yang Diusulkan

    1. 1 Actor, yang melakukan kegiatan yaitu Bendahara Barang.
    2. 6 Life Line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
    3. 17 Massage, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

    Sequance Diagram Staff Bidang Yang Diusulkan

    Gambar 4.6 Sequance Diagram Staf Bidang Yang Diusulkan

    1. 1 Actor, yang melakukan kegiatan yaitu Staff Bidang.
    2. 4 Life Line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
    3. 10 Massage, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

    Sequence Diagram Kepala Dinas Yang Diusulkan

    Gambar 4.7 Sequance Diagram Kepala Dinas Yang Diusulkan

    1. 1 Actor, yang melakukan kegiatan yaitu Kepala Dinas.
    2. 4 Life Line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
    3. 7 Massage, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Yang Berjalan dan Sistem Usulan

Class diagram dapat membantu untuk memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena class diagram memiliki kelompok objek dengan atribut dan relasi yang sama.

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan


Rancangan Basis Data

Class Diagram

Class diagram dapat membantu untuk memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena class diagram memiliki kelompok objek dengan atribut dan relasi yang sama.

Gambar 4.8 Class Diagram Yang Diusulkan

Spesifikasi Basis Data

Rancangan basis data digunakan untuk mempermudah dalam menggambarkan tabel-tabel yang ada di dalam database, serta dapat membantu pemrograman dalam mengambil atau menampilkan data salah satunya untuk menggambarkan spesifikasi tabel-tabel yang ada di dalam database, berikut merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan :

  1. Tabel Admin

    Nama File : admin

    Media : hardisk

    Primary key : nip

    Field  : varchar (18)

    Tabel 4.2 Database Menu Laporan

  2. Tabel Barang

    Nama File : barang

    Media : hardisk

    Primary key : kode_barang

    Field  : varchar (26)

    Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel Barang

  3. Tabel Divisi

    Nama File : divisi

    Media : hardisk

    Primary key : id_divisi

    Field  : int (5)

    Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel Divisi

  4. Tabel Kategori

    Nama File : kategori

    Media : hardisk

    Primary key : id_kategori

    Field : int (5)

    Tabel 4.5 Spesifikasi Tabel Kategori

  5. Tabel Penerimaan Barang

    Nama File : penerimaan_barang

    Media : hardisk

    Primary key : id_penerimaanbrg

    Field  : int (5)

    Tabel 4.6 Spesifikasi Tabel Penerimaan

  6. Tabel Permintaan Barang

    Nama File : permintaan_barang

    Media : hardisk

    Primary key : id_permintaanbrg

    Field  : int (5)

    Tabel 4.7 Spesifikasi Tabel Permintaan

Rancangan Program

Berikut merupakan rancangan tampilan layar dari Sistem Informasi Pelayanan Keluhan Jaringan dan Komputer pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang

  1. Tampilan Prototype menu log in

    Gambar 4.5 Tampilan Prototype menu log in

    Menu ini untuk menampilkan tampilan utama untuk memasukkan username dan password.

  2. Tampilan Prototype menu registrasi

    Gambar 4.6 Tampilan Prototype menu registrasi

    Menu ini menampilkan form untuk membuat akun sebagai pengguna baru.

  3. Tampilan Prototype menu beranda

    Gambar 4.7 Tampilan Prototype menu beranda

    Menu ini menampilkan diagram keluhan yang diajukan.

  4. Tampilan Prototype menu keluhan

    Gambar 4.8 Tampilan Prototype menu keluhan

    Menu keluhan untuk mengajukan keluhan dengan mengisi form keluhan.

  5. Tampilan Prototype menu Status

    Gambar 4.9 Tampilan Prototype menu Status

    Menu status untuk menampilkan status dari keluhan yang diajukan.

  6. Tampilan Prototype menu Laporan Petugas

    Gambar 4.10 Tampilan Prototype menu Laporan Petugas

    Menu laporan petugas untuk menampilkan laporan harian yang telah dibuat 'IT Support'.

  7. Tampilan Prototype menu Laporan

    Gambar 4.11 Tampilan Prototype menu Laporan

    Menu laporan untuk menampilkan laporan keseluruhan 'IT Support' setiap bulan.

  8. Tampilan Prototype menu Pengguna

    Gambar 4.12 Tampilan Prototype menu Pengguna

    Menu pengguna untuk menampilkan daftar pengguna akun dan levelnya.

  9. Tampilan Prototype menu Riwayat

    Gambar 4.13 Tampilan Prototype menu Riwayat

    Menu riwayat berisikan keluhan yang telah diselesaikan 'IT Support'.

  10. Tampilan Prototype menu Akun

    Gambar 4.14 Tampilan Prototype menu Akun

Menu ini berisikan data diri pengguna akun.

Tampilan Program

  1. Tampilan menu Log in

    Gambar 4.15 Tampilan menu Log in

    Menu ini menampilkan tampilan utama untuk memasukkan username dan password.

  2. Tampilan menu Beranda

    Gambar 4.16 Tampilan menu Beranda

    Menu ini menampilkan diagram keluhan yang diajukan.

  3. Tampilan menu Keluhan

    Gambar 4.17 Tampilan menu keluhan

    Menu ini untuk menampilkan form pengajuan keluhan dan keluhan masuk

  4. Tampilan menu Status

    Gambar 4.18 Tampilan menu Status

    Menu ini menampilkan status dari keluhan yang diajukan.

  5. Tampilan menu Pengaturan

    Gambar 4.19 Tampilan menu Pengaturan

    Menu pengaturan untuk mengubah data diri pengguna.

  6. Tampilan menu Laporan Petugas

    Gambar 4.20 Tampilan laporan Petugas

    Menu ini untuk menampilkan laporan penyelesaian harian yang dibuat IT Support.

  7. Tampilan menu Laporan

    Gambar 4.21 Tampilan menu Laporan

    Menu laporan menampilkan laporan bulanan petugas.

  8. Tampilan menu Pengguna

    Gambar 4.22 Tampilan menu Pengguna

Menu pengguna untuk menampilkan daftar akun yang terdaftar.

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem yang ada. Konfigurasi sistem yang dibutuhkan yaitu :

  1. Processor :  Intel® Core™ i3-2120 CPU @ 3.30GHz
  2. Komputer : Lenovo
  3. Mouse : Logitech
  4. Keyboard : Lenovo
  5. RAM : 2GB
  6. Printer : Epson dan Hp

Spesifikasi Sofware

Perangkat lunak yang diusulkan dalam sistem, adalah sebagai berikut :

  1. Sistem Operasi Windows 10
  2. Microsoft Office 2016
  3. Google Chrome
  4. Xampp
  5. Visual Paradigm for UML 8.0 Enterprise Edition
  6. MySQL

Spesifikasi Hak Akses (Brainware)

  1. Kepala bidang Telematika
  2. Admin
  3. Pegawai
  4. It Support

Black box Testing

Metode ini digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori diantaranya: fungsi salah atau hilang, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan tampilan:

Tabel 4.5 Black box Testing

Schedule Implementasi dan Estimasi Biaya

Schedule Implementasi

Tahapan ini adalah perencanaan terhadap waktu yang diperlukan dan digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian. Sistem yang direncanakan ini dibentuk dalam tabel schedule sebagai berikut :

Tabel 4.6 Schedule Implementasi

Estimasi Biaya

Tabel 4.7 Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai sistem pengendalian internal persediaan barang habis pakai pada Dinas Dukcapil Kota Tangerang yang berjalan saat ini serta rancangan usulan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan :

  1. Sistem pengendalian internal yang berjalan saat ini masih semi komputerisasi, menggunakan aplikasi Microsoft Excel dalam pencatatan keluar masuknya barang. Beberapa proses pengendalian internal persediaan barang juga menggunakan sistem manual dan berbelit. Hal ini menyebabkan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses permintaan barang sehingga berdampak pada proses pelayanan yang kurang maksimal.
  2. Analisa sistem yang berjalan dilakukan menggunakan metode PIECES dan pemodelan UML. Pada metode PIECES peneliti menganalisa dari sudut pandang performance, information, effectivity, control, economic, dan service, serta diagram UML menggunakan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.
  3. Sistem pengendalian internal persediaan barang dirancang menggunakan pemodelan UML, diantaranya usecase diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram. Sistem yang dirancang berbasis web menggunakan software yaitu PHP myadmin, XAMPP, MYSQL, Chrome, Code Igniter, Notepad++.

Saran

Adapun saran yang dapat diusulkan untuk meningkatkan kinerja dalam proses pengendalian internal persediaan barang habis pakai pada Disdukcapil Kota Tangerang yaitu menggunakan alat barcode dalam proses penerimaan barang, sehingga tidak perlu input nama barang satu per satu dalam sistem dan adanya pelatihan atau training penggunaan website bagi pegawai.


Daftar Pustaka

  1. Abdulloh, Rohi. 2016. Easy & Simple Web Programming. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  2. Aisyah, Euis Sitinur. dkk. 2015. Rancang Bangun Sistem Persediaan Bahan Baku Pada PT. Victory Chingluh Indonesia. Jurnal KNS&I. STIKOM Bali : Bali.
  3. Al Fatta, Hanif, dkk. 2015. Analisis Pengembangan dan Perancangan Sistem Informasi Akademi Smart Berbasis Cloud Computing pada Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Telematika Vol.8 No. 2.Agustus.
  4. Apriani, Desy. dkk. 2019. Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory Peralatan Komputer Berbasis Website Pada PT. Toray Synthetic Indonesia. Technomedia Journal (TMJ).
  5. Aris. dkk. 2017. Aplikasi Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Sumber Alfaria Trijaya Berbasis Barcode Scanner. Jurnal KNS&I. STIKOM Bali : Bali.
  6. Arisandy, Yosy, dkk. 2017. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  7. Azizah, Nur, dkk. 2018. Sistem Informasi Monitoring Inventory Dengan Analisa PIECES Pada PT Care Spundbond. SENSITEK. STMIK Pontianak.
  8. Bahtiar, D. Atikah, A. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfotek Global., ISSN:2088-1762 Vol.5 No.1 71-77.
  9. Bhute. A vinash.N, BBMeshram.2013. System Analysis and Design For Multimedia & Its Application (IJMA). Mumbai:VJTI Matunga. Vol.5 No.6.
  10. Chihaoui, Faten Ben. Nouha Maddeh, dkk. 2019. A Decision Support System for Drug Inventory Management Within an Emergency Department: A Case Study. International Conference on Control, Decision and Information Technologies (CoDIT). Paris : France.
  11. Dewi, Ni Made Dwitia Martini, dkk. Pengaruh Pengendalian Internal, Budaya Etis Organisasi, dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) Akuntansi Pada Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Jembran. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol.8 No.2 Tahun 2017. Singaraja: Undiksa.
  12. Faridi,. Peni Aripianti dan Retni Widuri. 2016. Perancangan Sistem Informasi E-Jurnal Pada Perguruan Tinggi Berbasis Web. Jurnal CERITA Vol.2 No.2-Agustus ISSN : 2461-1417.
  13. Handoko, Prio. dkk. 2017. Pengembangan Aplikasi Analisis Penampang Beton Bertulang Berbasis Android. Dinamika Rekayasa Vol.13 No.2 Hal.69-80. Tangerang Selatan: Universitas Pembangunan Jaya.
  14. Harfizar, Khozin Yuliana dan Muh Afiffudin. 2017. Perancangan Sistem Informasi Pendataan Karyawan Pada Perusahaan Jasa Berbasis Web. Jurnal SENSI. Vol. 3 No. 2, Agustus 2017.
  15. Harfizar. dkk. 2019. Sistem Informasi Inventory Pemasukan dan Pengeluaran Data Barang ATK Pada Kelurahan Karangsari. Technomedia Journal (TMJ).
  16. Haryanta, Agustinus. Abdur Rochman, Ayu Setyaningsih. 2017. Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Dan Pengendalian Bahan Baku Pada Home Industri. Jurnal Sisfotek Global ISSN : 2088 – 1762 Vol. 7 No. 1 Maret 2017.
  17. Hayat, Abdul. dkk. 2015. Prototipe Sistem Informasi Persediaam Barang Logistik Berbasis Web Dengan Pemodelan UML. KNS&I. Bali : Stikom Bali.
  18. Hery. 2016. Akuntansi Dasar 1 & 2. Jakarta: Kompas Gramedia.
  19. Ilamsyah, Desy Widiyanti, dan Eva Setiawati. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Atas Siklus Pendapatan Pada PT. GMF AERO ASIA. ISSN: 2461-1409. Jurnal SENSI Vol.2 No.2-Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
  20. Junaidi, J., Effendy, M. Y., & Hartono, H. (2015). Rekayasa Model Aplikasi Sistem Product Knowladge Untuk Mendukung Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Kinerja Karyawan. CERITA Journal, 1(1), 46-55.
  21. Kermite, Reynaldi Yosfino, dkk. 2017. Perancangan Sistem Administrasi Seklah Dengan SMS Gateway Berbasis Web Menggunakan GAMMU Pada SMK LPI Semarang. JOINS. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
  22. Maimunah. David Ericson Manalu. Dian Budi Kusuma. 2017. Tangerang Perancangan Prototype Visual pada Bagian Desain Sebagai Media Informasi dan Promosi pada PT.Sulindafin. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017 ISSN: 2302-3805.
  23. Maimunah. dkk. 2019. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Permintaan Perlengkapan Peralatan Kantor Berbasis Web Pada PT. Tirtanusa Indotama. ICIT. Tangerang.
  24. Maimunnah, Ilamsyah., dan Muhamad Ilham. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Penjualan Furniture Online Pada Mitra Karya Furniture. CSRID Journal.
  25. Mangarey, Reyfando Bilgery, dkk. 2018. Ipteks Pelaporan Persediaan Pada PUPRD Sulut. Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat Vol.2 No.2. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
  26. Maulana, Alief, dkk. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Inventaris Berbasis Web di Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi – BPPT. Setrum Vol.7 No.1. Banten : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
  27. Maulani, Giandari, dkk. Sistem Informasi UKKO Untuk Peningkatan Kinerja Pegawai Studi Kasus PT.PLN (Persero) Tangerang. Jurnal CCIT. Vol.12 No.1-Februari 2019.
  28. Muslihudin, Muhamad dan Oktafiani. 2016. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta:deepublish.
  29. Mustaqbal, M. Sidi. Roeri Fajri Firdaus, Hendra Rahmadi. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Blackbox Testing Boundary Value Analysis; Studi Kasus Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol.1 No.3. Bandung: Universitas Widyatama.
  30. Nuryati, Nurzara Anggar Widayanti. 2015. Evaluasi Implementasi Sistem Electronic Health Record (EHR) Di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada Berdasarkan Metode Analisis PIECES. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, Vol.3 No.1. Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.
  31. Prastomo, Andi. 2014. Prototipe Sistem E-Learning Dengan Pendekatan Elisitasi Dan Framework Codeigniter; Studi Kasus SMP Yamad Bekasi. Faktor Exacta Vol.7 No.2. Jakarta Selatan: Universitas Budi Luhur.
  32. Renstra Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Tahun 2019-2023.
  33. Rusdiana, H.A. dan Moch. Irfan. 2018. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
  34. Setiani, Rafika Ageng. dkk. 2018. Sistem Informasi Pembelian Barang Menggunakan Metode Value Chain. Tangerang : STMIK Raharja. ISSN: 461-1409 Vol.4 No.1 – Februari 2018.
  35. Supriati, Ruli dan Astri Wulan Sari. 2019. Aplikasi Sistem Pendataan Barang Habis Pakai Guna Meningkatkan Kualitas Stok Barang Pada PT. Angkasa Pura II Tangerang. Jurnal SIMIKA.
  36. Supriyanti, Wiwit. 2014. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Dengan Metode SAW. Citec Journal, Vol.1 No.1. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  37. Supriyatna, Adi. 2015. Analisis Dan Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Perpustakaan Dengan Menggunakan PIECES Framework. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, Vol. XI No. 1. Karawang: AMIK BSI.
  38. Sutabri, Tata S.Kom., MMSI. 2016. Sistem Informasi Manajemen (Edisi Revisi).Yogyakarta:CV Andi Offset ISBN: 9789792952407
  39. Sutopo, Priyo. Dedi Cahyo dan Zainal Arifin. 2016. Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 Di Kalimantan Timur Berbasis Web. Jurnal Informatika Mulawarman. Vol.11 No.1 Febuari. Samarinda: Universitas Mulawarman.
  40. Triyono, dkk. 2018. Perancangan Sistem Informasi Booking Buku Berbasis Web Pada Perpustakaan SMK Pancakarya Tangerang. Tangerang : Jurnal SENSI Vol.4 No.1.
  41. Vani.M.L.V. Roopa, M. Chandrirka Kumari, M. Hari Priya, N. Harika.2015.
  42. Wibawa, I Putu Pande Satria, dkk. 2019. Sistem Pemesanan Canang Dengan Menggunakan Framework Codeigniter. Jurnal Sistem Informasi Musirawas Vol.4 No.1 Juni. Denpasar: STMIK PRIMAKARA.
  43. Yang, Lin. Mohammad H. Hajiesmaili, dkk. 2019. Online Inventory Management with Application to Energy Procurement in Data Centers. arXiv:1901.04372 [cs.DS]. Cornell University : New York.

Contributors

Sitihutamityas