SI1711496672

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM : 1711496672

NAMA : HARTANTO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


Disusun Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
       
NIP : 006095
       
NIP : 010814
Rektor
           
           
           
           
NIP : 000603

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 08166
   
NID : 05066

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1711496672
HARTANTO

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

TA. 2018/2019

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Februari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN

JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk


Disusun Oleh :

NIM
: 1711496672
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar. Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya.

 

Tangerang, Januari 2020
Hartanto
NIM : 1711496672

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

PT. Linknet Tbk, adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa internet dan TV Cable di Indonesia. Agar pelayanan tersebut berjalan degan prima, maka diperlukan adanya proses aktivasi jaringan. Aktivasi jaringan merupakan kegiatan kerja yang sangat penting di PT. Linknet Tbk. Aktivasi jaringan akan menentukan kualitas jaringan yang prima untuk dinikmati oleh pelanggan perumahan pertama kalinya. Dengan adanya aktivasi jaringan ini maka proses awal dari kegiatan pemeliharaan jaringan dimulai. Oleh karena itu, aktivasi jaringan harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur kerja yang sudah ditentukan. Bagian HUB Maintenance di PT. Linknet Tbk. salah satunya berfungsi sebagai penentu kegiatan aktivasi jaringan ini dikarenakan memegang peranan penting sebagai pengirim signal yang sudah dikonfigurasi di sisi sentral. Laporan hasil aktivasi jaringan akan dilaporkan ke setiap atasan masing – masing bagian setelah proses kegiatan aktivasi selesai. Tujuan utama pelaksanaan penelitian tentang perancangan sistem ini adalah untuk untuk memastikan pelaksanaan aktivasi jaringan yang sudah berjalan saat ini. Proses yang berjalan saat ini masih metode manual, menggunakan notifikasi informasi melalui email, penulisan dokumen dikertas, file laporan disimpan di server kantor dan tidak dapat diakses dari luar, proses persetujuan dilakukan secara manual sehingga memakan waktu untuk penyelesaian laporan aktivasi tersebut. Setelah mendapatkan informasi proses tersebut sehingga bisa dilanjutkan untuk proses pembuatan rancangan sistem aktivasi jaringan yang terkomputerisasi dan berbasis web dapat digunakan sesuai keperluan dari masing-masing bagian. Metode penelitian menggunakan Metode pengumpulan data, metode analisa sistem, metode perancangan sistem, dan metode pengujian sistem. Metode perancangan berorientasi objek menggunakan Visual Paradigm for UML 10.0 Enterprise Edition. Database yang digunakan adalah MySQL. Sedangkan software pendukung yang digunakan dalam mendesain dan membuat program ini adalah Sublime text 3.

Kata kunci: PAktivasi, Jaringan, Kualitas, Pemeliharaan, Laporan.


ABSTRACT

PT. Linknet Tbk, is a company that provides internet and cable TV services in Indonesia. In order for these services to be excellent, a network activation process is required. Network activation is a very important work activity at PT. Linknet Tbk. Network activation will determine the prime network quality for first time residential customers to enjoy. With the activation of this network, the initial process of network maintenance activities begins. Therefore, network activation must be carried out properly in accordance with predetermined work procedures. HUB Maintenance Section at PT. Linknet Tbk. one of them functions as a determinant of this network activation activity because it plays an important role as sending signals that have been configured on the central side. Reports on the results of network activation will be reported to each boss of each section after the activation process is complete. The main purpose of conducting research on the design of this system is to ensure the implementation of network activation that has been running at this time. The current process is still a manual method, using information notifications via e-mail, writing documents in paper, report files are stored on the office server and cannot be accessed from outside, the approval process is done manually so it takes time to complete the activation report. After getting the information, the process can be continued for the process of making a computerized and web-based network activation system design that can be used according to the needs of each section. The research method uses data collection methods, system analysis methods, system design methods, and system testing methods. The object-oriented design method uses Visual Paradigm for UML 10.0 Enterprise Edition. The database used is MySQL. While the supporting software used in designing and creating this program is Sublime text 3

Activation, Network, Quality, Maintenance, Reports.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk.”

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  3. Ibu Desy Apriani, S.Kom., MTI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  4. Ibu Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  5. 5.Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  6. 6.Bapak R. Surya Gunawan selaku Div. Head Network Operation HFC Maintenace pada PT. Linknet Tbk yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk melakukan observasi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  8. Orang tua, Istri, anak-anak (Tata, Akmal, Al) yang selalu menjadi motifasi saya dan semua saudara dalam keluarga yang telah memberikan do’a untuk keberhasilan penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  9. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.
  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

(Ali bin Abi Thalib)


   

Tangerang, Januari 2020
Hartanto
NIM : 1711496672

 


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1 Tabel Analisa SWOT
  2. Tabel 3.2 Tabel Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.3 Tabel Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.4 Tabel Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.5 Tabel Final Draft Elisitasi
  6. Tabel 4.1 Perbedaan Antara Sistem Berjalan Dan Sistem Usulan
  7. Tabel 4.10 Schedule Time
  8. Tabel 4.11 Estimasi Biaya
  9. Tabel 4.2 Tabel Pimpinan
  10. Tabel 4.2 Tabel User
  11. Tabel 4.4 Tabel Fiber Optik
  12. Tabel 4.5 Tabel HUB
  13. Tabel 4.6 Tabel Coaxial
  14. Tabel 4.7 Tabel Node
  15. Tabel 4.8 Login Aplikasi
  16. Tabel 4.9 Testing Aplikasi

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Arsitektur Umum HFC
  2. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Network Operation Departement
  3. Gambar 3.2 Struktur Regional
  4. Gambar 3.3 Struktur Centralize Operation
  5. Gambar 3.4 Hasil Ukur OTDR
  6. Gambar 3.5 Use case Diagram Yang Sedang Berjalan pada PT Linknet Tbk,
  7. Gambar 3.6 Activity Diagram Permintaan Aktivasi Jaringan NRO
  8. Gambar 3.7 Activity Diagram Aktivasi Jaringan NRO
  9. Gambar 3.8 Sequence Diagram Aktivasi Jaringan NRO
  10. Gambar 4.1 Sistem Usulan pada Use Case Diagram
  11. Gambar 4.2 Sistem Usulan pada Activity Diagram
  12. Gambar 4.3 Sistem Usulan pada Sequence Diagram
  13. Gambar 4.4 Sistem Usulan pada Class Diagram
  14. Gambar 4.5 Halaman Login Aplikasi Prototype
  15. Gambar 4.6 Halaman Data Node ID
  16. Gambar 4.7 Halaman Input Node ID Baru
  17. Gambar 4.8 Halaman Data Jaringan Baru
  18. Gambar 4.9 Halaman Registrasi Jaringan Baru
  19. Gambar 4.10 Data Konfirmasi Jaringan Baru di Teknisi HUB
  20. Gambar 4.11 Halaman Konfirmasi Form Jaringan Baru
  21. Gambar 4.12 Halaman Data Teknisi Coaxial
  22. Gambar 4.13 Form Testing Teknisi Coaxial
  23. Gambar 4.14 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB
  24. Gambar 4.15 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB
  25. Gambar 4.16 Halaman Data Teknisi HUB
  26. Gambar 4.17 Halaman Form Teknisi HUB
  27. Gambar 4.17 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
  28. Gambar 4.18 Halaman Data Pimpinan
  29. Gambar 4.19 Detail Rekap Laporan
  30. Gambar 4.20 Halaman Data Teknisi Coaxial Apliakasi
  31. Gambar 4.20 Halaman Login Aplikasi
  32. Gambar 4.21 Halaman Data Node ID Aplikasi
  33. Gambar 4.21 Halaman Testing Coaxial Aplikasi
  34. Gambar 4.22 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB Aplikasi
  35. Gambar 4.22 Halaman Tambah Node ID Aplikasi
  36. Gambar 4.23 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB Aplikasi
  37. Gambar 4.23 Halaman Data Jaringan Baru Aplikasi
  38. Gambar 4.23, setelah masuk ke data teknisi HUB lalu klik tombol
  39. Gambar 4.24 Halaman Data Teknisi HUB Aplikasi
  40. Gambar 4.24 Halaman Registrasi Jaringan Baru Aplikasi
  41. Gambar 4.25 Halaman Data Aprovel Registrasi Jaringan Baru
  42. Gambar 4.25 Halaman Form Teknisi HUB Aplikasi
  43. Gambar 4.25 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
  44. Gambar 4.26 Halaman Aprovel Registrasi Jaringan Baru
  45. Gambar 4.26 Halaman Data Pimpinan
  46. Gambar 4.27 Detail Rekap Laporan Aplikasi


DAFTAR SIMBOL


Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sekarang sudah mengalami kemajuan yang pesat terutama perkembangan telekomunikasi. Dewasa ini diketahui bahwa internet merupakan sarana untuk mendapatkan informasi. Untuk mendapatkan layanan internet maka perlu dibangun suatu teknologi salah satunya teknologi Hybrid Fiber Coaxial. Hybrid Fiber Coaxial merupakan teknologi yang mengkombinasikan antara kabel fiber optik dan kabel coaxial dimana kabel – kabel tersebut merupakan sarana untuk menghubungkan perangkat – perangkat yang saling terkait. PT Linknet Tbk merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan teknologi tersebut untuk membangun jaringan internet dan televisi kabel.

Hybrid Fiber Coaxial Operation merupakan departemen yang mempunyai fungsi yang sangat vital di dalam struktur organisasi yang ada di PT Linknet Tbk. Hybrid Fiber Coaxial Operation atau bisa disingkat dengan nama HFC Operation bertugas untuk memelihara fungsi jaringan internet dan televisi kabel sehingga mampu untuk melayani secara optimal jasa yang diberikan kepada pelanggannya. Salah satu fungsi dari HFC Operation adalah mampu untuk melakukan pengaturan awal jaringan yang sudah dibangun oleh bagian New Roll Out Department atau disingkat NRO sesuai standar perusahaan. Jaringan yang dibangun oleh NRO tersebut memerlukan pengaturan dikarenakan perangkat – perangkat yang saling terkait dapat berfungsi secara optimal. Untuk mendukung hal tersebut maka diperlukan suatu ruangan khusus yang berfungsi sebagai pusat transmisi signal dari jaringan yang telah dibangun. Ruangan khusus itu diberikan nama HUB yang secara awal pembangunan ruangan itu sesuai dengan lokasi dibangun. Petugas yang berkewajiban untuk mengelola dan melakukan perbaikan di pusat jaringan tersebut dinamakan HUB Engineer.

PT Linknet, Tbk secara garis koordinasi memberikan beban tanggung jawab kepada HUB Engineer untuk mengatur, mengelola, dan melakukan perbaikan serta dukungan kepada teknisi yang bertugas di sisi lapangan. Aktivasi jaringan merupakan tugas yang sangat vital dikarenakan hal ini merupakan awal dari jaringan yang dibangun harus diatur sedemikian rupa agar bisa berfungsi secara optimal sehingga kedepannya meminimalkan adanya gangguan jaringan di area yang sudah diaktivasi oleh teknisi NRO.

Untuk mendukung hal tersebut seorang HUB Engineer diwajibkan untuk melakukan pengaturan awal jaringan NRO sehingga penulis mengambil judul skripsi yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM AKTIVASI PENAMBAHAN JARINGAN BARU DI SISI HUB PADA PT. LINKNET Tbk”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu tahap diantara sejumlah tahap penelitian yang memiliki aspek. Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan :

  1. Bagaimana Sistem Aktivasi jaringan NRO yang berjalan di PT Linknet, Tbk?
  2. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada pelaksanaan sistem aktivasi terutama pengoptimalan signal perangkat di sisi HUB dan di sisi perangkat NODE?
  3. Bagaimana rancangan sitem aktivasi jaringan NRO di PT Linknet, Tbk?

Ruang Lingkup

Dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian. Penelitian hanya pada informasi aktivasi di sisi HUB pada PT Linknet, Tbk diantaranya yaitu proses pengukuran kabel fiber optik sebelum dilakukan aktivasi, proses pengoptimalan signal di perangkat – perangkat yang terkait masalah aktivasi jaringan dan pencatatan hasil aktivasi yang telah dilakukan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentunya mempunyai beberapa tujuan dan manfaat, oleh karena itu penulis membagi tujuan menjadi (3) tiga kriteria yaitu :

  1. Mengetahui sistem Aktifasi jaringan NRO yang berjalan pada PT. Linknet Tbk selama ini.

  2. Untuk mengetahui metode-metode cara mengatasi kendala yang akan terjadi pada saat proses aktifasi.

  3. Merancang sistem untuk mempermudah proses pelaporan aktivasi penambahan jaringan baru di sisi HUB pada PT. Linknet. Tbk.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan laporan skripsi antara lain :

  1. Peneliti dapat memberikan informasi tentang proses layanan keluhan yang berjalan selama ini pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang.

  2. Dapat mengetahui sistem Aktifasi jaringan NRO yang berjalan pada PT. Linknet Tbk saat ini.

  3. Penulis dan pembaca dapat mengetahui metode-metode cara mengatasi kendala yang akan terjadi saat proses aktifasi.

  4. Dengan adanya sistem informasi aktifasi jaringan baru di PT. Linknet Tbk, maka proses aktifasi jaringan NRO yang sedang berjalan dapat diketahui dan perkembangan jaringan NRO dapat termonitor. Dengan termonitor jaringan tersebut mampu meminimalkan terjadinya gangguan yang akan muncul dikemudian hari dan memudahkan untuk melakukan proses perbaikan.

Metode Penelitian

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan cara mengumpulkan dan menggambarkan data mengenai keadaan secara langsung dari lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara relevan.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam mencari dan mengumpulkan data serta mengolah informasi yang diperlukan menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

  1. Metode pengumpulan data
    1. Pengamatan langsung (Observasi)

      Kegiatan memperolah data dengan cara penulis mengadakan pengamatan langsung pada salah satu HUB pada PT Linknet, Tbk selama kurang lebih 2 bulan yang beralamat Jalan Raya Parung Panjang No. 93D RT01/01 Legok Kabupaten Tangerang khususnya pada Departemen HFC Operation. Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan dokumen yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu dalam analisa dan untuk langkah selanjutnya dalam rangka pembangunan sistem tersebut. Sehingga penulis memperoleh data kesalahan dan proses kegiatan tersebut bahwa di PT Linknet, Tbk belum ada sistem online aktivasi.

    2. Wawancara (Interview Research)

      Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau interview langsung secara tatap muka dengan pihak yang berkepentingan yakni Bapak Ahmad Gumelar selaku HUB Engineer dan Bapak Slamet Riyanto selaku teknisi NRO pada PT. Linknet Tbk tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan proses aktivasi jaringan.

    3. Studi pusaka (Library research)

      Kegiatan memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari buku–buku, browsing dan literature review yang berkaitan dengan permasalahan sistem informasi purchasing untuk membantu di dalam menyelesaikan dan juga untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang sedang terjadi pada PT Linknet, Tbk.

  2. Metode analisa, Pengujian dan Perancangan
    1. Metode Analisa.

      Untuk penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisa SWOT. SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Metode analisa SWOT sangat efektif dibahas dengan menggunakan table yang sibuat, sehingga mempermudah analisa dari setiap aspek yang ada.

      Penentuan tujuan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi faktor internal dan external untuk menentukan tujuan dari spekulasi proyek atau bisnis yang akan menjadikan target dari analisa tersebut. Keempat faktor yang ada di dalam metode analisa SWOT dapat diterapkan untuk memilah dan menganalisa berbagia hal yang berpengaruh, kemudian diterapkan dalam matrik SWOT. Keempat faktor tersebut adalah di mana kekuatan (strengths), keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang dapat mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya kekuatan (strengths) digunakan untuk menghadapi ancaman (threats) yang akan timbul, dan cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang berpotensi menimbulkan ancaman (threats) baru.

    2. Metode Perancangan.

      Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan rancangan dengan menggunakan UML ( Unifed Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequance Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram. MySQL sebagai pengelolaan basis datanya, juga HTML (Hypertext Markup Language) sebagai interface website dan XAMPP sebagai web servernya.

    3. Metode Pengujian.

      Metode pengujian menggunakan Black Box testing. Black Box testing digunakan untuk melakukan analisa, mendeteksi, mengevaluasi dan mengetahui kualitas sistem yang akan digunakan apakah sudah sesuai dengan fitur-fitur yang dibutuhkan dan apakah sudah berjalan dengan benar.

Sistematika Penulisan

Penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengelompokkan menjadi beberapa bab agar penulis dan pembaca dapat lebih mudah untuk memahami skripsi ini. Berikut pengelompokan tersebut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu, latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian ini dan penelitian sebelumnya.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menguraikan tentang profile perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan menggunakan metode Unified Modeling Language (UML), analisa sistem masukan, konfirgurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, user requirement yang terdiri dari beberapa tahapan mulai elisitasi tahap 1, 2, 3 dan final elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti ulasan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, rancangan tampilan, konfigurasi sistem usulan, pengujian sistem, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkaitan dengan hasil analisa sistem guna menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran dari penulis untuk lebih mengoptimalkan sistem sumber daya manusia.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Sistem

Menurut Hutahaean (2015)[1], bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.Sistem terdiri atas berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan atau berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. (Pratita dan Djahir, 2015)[2].. Kata “sistem” mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. (Swastika dan Putra, 2016)[3].

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu komponen atau unsur yang saling keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Data

Menurut (H. A. Rusdiana, 2015)[4], Berdasarkan uraian dari beberapa ahli dapat dikatakan bahwa data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol - simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf, atau simbol yang menunjukan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lainnya yang didapat melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.

Informasi

Menurut (Hutahaean, 2015)[1], Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.

Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016)[5]

Menurut Rachmat Krisyantono yang dikutip oleh Astriyani (2016)[6] informasi dibagi menjadi beberapa jenis:

  1. Informasi Penyejuk.

    Informasi keadaan sekarang yang merangkum keadaan umum bisnis atau organisasi.

  2. Peringatan

    Berisi petunjuk terhadap sesuatu yang tidak biasa atau barangkali memerlukan tindakan manajerial atau perubahan-perubahan rencana.

  3. Indicator Kunci.

    Berisi ukuran aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kinerja organisasi.

  4. Informasi Situasional.

    Informasi terkini tentang proyek, masalah, atau isu penting yang memerlukan perhatian manager.

  5. Gosip

    Informasi informal yang berasal dari sumber seperti pihak industri yang terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.

  6. Informasi Exsternal

    Informasi yang berasal dari luar departemen atau perusahaan. Kadangkala informasi ini masih hangat dan berjangka pendek (misalnya adanya penandatanganan kontrak oleh pesaing) tetap kadangkala berjangka panjang (misalnya studi lingkungan yang dilakukan lima tahun terakhir)..

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

Analisa Sistem

Analisis sistem adalah suatu cara atau teknik untuk menguraikan masalah dan mencari gambaran dari sistem yang ada atau sedang berjalan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan saat ini. (Siagian, 2016)[7]

Menurut Dede Bachtiar dan Atikah (2015)[8],mendefinisikan “Analisis sistem adalah langkah-langkah melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuahan sistem, dan apa saja kekurangannya”.

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah suatu kegiatan untuk melakukan identifikasi terhadap sistem berjalan untuk melihat permasalahan yang terdapat dalam sistem kemudian membuat perbaikan atas permasalahan yang ditemukan dengan sistem baru yang diusulkan.

Perancangan

Menurut McKay, dkk dalam Internasional Journal of Computer Integrated Manufacturing (2016).[9]

Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new product to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through life support of such product. The emerging discipline of engineering design information brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems.

Artinya desain rekayasa adalah tahap awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk baru ke pasar di mana tantangan masyarakat ditangani dan kekayaan yang dihasilkan. Informasi desain teknik yang berkualitas tinggi sangat penting untuk pembuatan, produksi, dan dukungan produk yang efektif dan efisien dari produk tersebut. Disiplin yang muncul dari desain teknik informatika menyatukan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan desain teknik untuk mendukung penciptaan sistem pendukung informasi rekayasa yang sudah ada.

Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem-subsistem, perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur. (Nugroho dalam Indraswuri, 2015)[10]. Serta perancangan merupakan spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. (Susanto dalam Syukron, 2015)[11].

Berdasarkan dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahapan setelah analisis yang bertujuan mengorganisasi sistem ke dalam subsistem, perangkat keras, lunak, serta prosedur-prosedur.

Informasi

Menurut (Hutahaean, 2015)[1], Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016)[5].

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

Teori Khusus

Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi menurut Wikipedia[12], pada link https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_telekomunikasi#Deskripsi yang diakses pada tanggal 16 desember 2019 adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam melakukan aktivitas telekomunikasi. Undang-Undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999 adalah keputusan kementrian untuk mengatur Jaringan telekomunikasi.

Jaringan telekomunikasi terdiri atas dari tiga bagian utama. Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah:

  1. Perangkat transmisi.

    Undang-Undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999 adalah keputusan kementrian untuk mengatur Jaringan telekomunikasi.

  2. Perangkat penyambung.

    Perangkat penyambungan berfungsi untuk menghubungi pemakai lain dengan pemakai satunya agar dapat berhubungan dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.

  3. Terminal.

    Peralatan yang ditugaskan untuk mengubah signal informasi asli (tulisan, suara, gambar) menjadi signal digital, analog atau cahaya.

Telekomunikasi telah menjadi kebutuhan pokok dalam dunia modern. Perkembangan tekhnologi berkembang sangat pesat diabad ke-20. Kemajuan dalam telekomunikasi ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, dikarenakan proses pertukaran informasi bisa dilakukan dengan cepat.

Kemajuan teknologi memungkinkan dihasilkan teknik-teknik telekomunikasi baru yang lebih maju. Demikian seterusnya daur atau siklus saling topang ini berlangsung makin luas dan makin tinggi intensitasnya. Dewasa ini, sistem telekomunikasi makin banyak macam dan ragamnya. Masing-masing mempunyai sifat dan lingkup pemakaiannya sendiri-sendiri.

Telekomunikasi dapat dilakukan karena perkembangan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Komunikasi pada jarak yang berjauhan dapat dilakukan dengan menggunakan terminal radio, telepon dan lain-lain. Terminal di satu tempat dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal di tempat lain yang berjauhan karena adanya hubungan antara kedua terminal tersebut. Suatu terminal yang terhubung dengan terminal-terminal lainnya akan membentuk jaringan telekomunikasi.

Perkembangan infrastruktur telekomunikasi telah mengalami perubahan besar baru-baru ini, dan kelihatannya bahwa tafsiran perubahannya meningkat secara ekponensial terhadap perubahan waktu berlalu.

Hybrid Fiber Coaxial

Hybrid Fiber Coaxial atau HFC Menurut Wikipedia[13], adalah teknologi jaringan telekomunikasi broadbandyang menggabungkan kabel koaksial dan kabel serat optik. Kombinasi antara kabel koaksial dan serat optik ini digunakan untuk membawa konten-konten broadbandseperti video, data, suara, dan layanan interaktif lainnya yang menggunakan kabel koaksial dan serat optik. Hybrid Fiber Coaxial dioperasikan secara global oleh jaringan kabel. HFC dikenal pula dengan nama Hybrid Fiber Coaxial. Jaringan serat optik pada HFC dapat memanjang dari head-end sampai ke node-node serat optik yang dapat digunakan untuk mengcover kira-kira 25 sampai 2.000 rumah. Head end utama berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal video jarak jauh dengan menggunakan piringan-piringan satelit.

Layanan TV Broadcast saat ini sudah menggunakan tekhnologi jaringan HFC perpaduan antara serta optic dengan kabel koaksial. Keunggulan jaringan HFC adalah mengkombinasikan keunggulan lebar pita frekuensi serat optik yang sangat lebar, dan sifat shared kabel koaksial. Sedangkan keunggulan dari serat optik itu sendiri adalah, pada penggunaan jaringan utama TV Kabel adalah untuk mereduksi derau yang disebabkan oleh penguat yang dikaskade, sehingga menghasilkan kualitas sinyal di jaringan kabel koaksial tetap terjaga dengan baik. Selain itu, kelebihan serat optik adalah dapat meningkatkan kehandalan dalam perencanaan kabel.

Sistem transmisi yang digunakan pada jaringan HFC adalah transmisi analog dengan menggunakan metode Sub Carrier Multiplexing (SCM), dimana semua sinyal informasiuntuk layanan TV Broadcast, VoD, data, dan telepon dimodulasi terlebih dahulu menjadi sinyal Radio Frekuensi (RF), kemudian sinyal RF tersebut diubah menjadi sinyal optik dan dikirimkan menggunakan media transmisi fiber optik sampai ke fibernode. Pada fibernode, sinyal optik diubah kembali menjadi sinyal RF dan didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan menggunakan kabel koaksial. Di rumah pelanggan, sinyal RF kemudian diubah kembali menjadi sinyal informasi semula oleh terminal pelanggan yang sesuai untuk masing-masing layanan.

Arsitektur Umum HFC

Sumber : Wikipedia

Gambar 2.9 Arsitektur Umum HFC

Terdiri dari :

  1. Head End / HUB

    Adalah bagian dari HFC yang merupakan pusat pengendalian jaringan dan pemrosesan berbagai layanan HFC yang akan didistribusikan ke arah pelanggan.

  2. 2.Trunk Fiber

    Pada bagian ini menggunakan tipe kabel fiber optik yang berfungsi untuk menghubungkan antara Head End / HUB dengan Optical node (Fibernode).

  3. Optical node (Fibernode).

    Terdiri atas optoelektronik dan power inserter, berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik, kemudian didistribusikan ke jaringan koaksial atau sebaliknya.

  4. Amplifier.

    Sebagai penguat level sinyal yang turun akibat redamantransmisi pada kabel express yang bertujuan untuk memperluas jangkauan pelayanan fiber node.

  5. Tap

    Adalah gabungan dari splitter dan directional couplers, sebagai komponen pasif untuk mencabangkan sinyal dari kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan secara efektif.

  6. Customer Premises Equipment

    Adalah bagian dari jaringan HFC mulai dari Customer Interface Unit (CIU) sampai dengan terminal pelanggan (Customer Terminal) baik disambungkan secara langsung maupun melalui Set Top Box</d>

Downstream dan Upstream

Sinyal yang dikirim dari CMTS ke Pelanggan disebut sinyal Downstream, sedangkan sinyal yang dikirim dari Pelanggan ke CMTS disebut Upstream (return path).

  1. Downstream.

    Band frekuensi yang digunakan mengirimkan informasi (TV analog, TV digital, Telepon, Data, VoD) dari CMTS ke pelanggan. Rentang frekuensi yang digunakan oleh sinyal downstream adalah 47/51/71/88 - 862 MHz.

  2. Upstream

    Band frekuensi yang digunakan mengirimkan informasi (telepon, data, Network management) dari pelanggan ke CMTS. Normalnya pada rentang 5 - 42 MHz untuk sistem US dan rentang 5 - 65 MHz untuk sistem Eropa.

UML (Unified Modeling Language)

Menurut Diah Puspitasari (2016)[14], UML (United Modelling Languange) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desaign serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

Menurut Onu dan Umeakuka dalam International Journal of Computer Applications Technology and Research (2016)[15], "UML is a standard modeling language to model thereal world in the field of software engineering”. Yang artinya UML adalah bahasa pemodelan standar untuk memodelkan dunia nyata di bidang rekayasa perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual dalam pemodelan yang memungkinkan pengembang sistem membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain. (Maimunah dkk, 2017)[16]

Menurut Arya Budi Warsito, Muh. Yusup dan Moh Iqbal Awi Makaram dalam jurnal CCIT Vol.8 No. 2 dengan judul perancangan SIS+ Menggunakan metode YII Framework pada Perguruan Tinggi Raharja (2015)[17], "Unified Modeling language (UML), adalah himpunan strutur dan teknik permodelan desain program berorientasi projek (OOP) serta aplikasinya. UML adalah metedologi untuk mengembangkan sistem OOP dan kelompok seperangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut"

Berdasarkan dari keempat pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah bahasa pemodelan untuk perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi berbasis objek.

Langkah-Langkah UML (Unified Modeling Language)

Menurut Sanjaya dkk (2015)[18], langkah-langkah menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constrains, dan catatan catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement lain (non-fungsional, security, dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah rancang user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan:
    1. Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case setiap tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unite code yang lengkap dengan tes.
    2. Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta code nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang actual
  13. Piranti lunak harus dirilis.

PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa program yang berbentuk skrip yang diletakkan di dalam server web. (Nugroho dalam Sholikhin dan Riasti, 2017)(16.2). Menurut M.A. Ansari dkk (2017)[19], “The PHP is a programming language which allows web developers to create dynamic content which interacts with databases. PHP is basically used for developing web based software applications. PHP can be deployed on most web servers on almost every operating system and platform for free of cost”. (PHP adalah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang web membuat konten dinamis yang berinteraksi dengan database PHP pada dasarnya digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat lunak berbasis web. PHP bisa disebarkan di sebagian besar server web di hampir setiap sistem operasi dan platform bebas biaya). Menurut Priyo, dkk (2016)(18.1), Menjelaskan bahwa, “PHP merupakan salah satu server side yang dirancang khusus untuk aplikasi web. PHP disisipkan diantara bahasa HTML dan karen bahasa server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML dan kode PHP tidak akan terlihat”. Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemprograman yang digunakan untuk pembuatan aplikasi yang berbasis web yang paling banyak digunakan saat ini.

Keunggulan PHP

PHP memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : (Firdayanti, 2015)[20]

  1. PHP bersifat gratis (free).
  2. Beberapa server seperti Apache, Microsoft IIS, PWS, AOLserver, phttpd, fhttpd, dan Xitami mampu menjalankan PHP.
  3. Tingkat akses php lebih cepat dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi.
  4. Beberapa database yang sudah ada, baik yang gratis maupun berbayar sangat mendukung akses PHP diantaranya MySQL, PosgreSQL, MSQL, Informix, dan Microsoft server.
  5. PHP mampu berjalan di Linux sebagai flatform sistem operasi utama bagi PHP.

MySQL

MySQL merupakan perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan kisaran enam juta lebih instalasi di dunia. (Ramadhani, 2016)[21], MySQL merupakan salah satu aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan data dalam sebuah aplikasi. (Solikhin dan Riasti, 2017)(21)[22]. MySQL sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak mungkin berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi pengguna (interface). (Nugroho dalam Wardani, 2016)[23].

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MySQL merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan data yang didukung dengan aplikasi pengguna (interface).

Keunggulan MySQL

MySQL memiliki beberapa keunggulan bagi penggunanya sebagai berikut: (Firdayanti, 2015)[20]

  1. MySQL merupakan program yang multi-thread, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi-CPU.
  2. Didukung dengan program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Phyton, TCL APIs
  3. Bekerja pada berbagai platform.
  4. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.
  5. Memiliki sistem keamanan yang cukup baik dengan verifikasi host.
  6. Mendukung OBDC untuk sistem operasi Microsoft Windows.
  7. Mendukung rekaman yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau bervariasi
  8. MySQL merupakan software yang free yang dapat didownload pada www.mysql.com. Sedangkan software database lainnya seperti ORACLE merupakan software yang harus dibeli.

Web

Web merupakan terobosan baru sebagai teknologi informasi yang menghubungkan data dari banyak sumber dan layanan yang beragam macamnya di internet. (Sutopo dkk, 2017)[24], Web adalah lokasi di internet yang menyajikan kumpulan informasi, komunikasi atau transaksi sehubungan dengan profil pemilik situs. (Hastanti dkk, 2015)[25]

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa web merupakan salah satu layanan yang didapatkan oleh pemakai computer.

Jenis-jenis Web

Jenis-jenis web berdasarkan sifatnya (style) yaitu sebagai berikut: (Syukron dan Hasan, 2015)[11].

  1. Website dinamis, adalah sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah setiap saat.
  2. Website statis, adalah sebuah website yang kontennya jarang diubah, menggunakan bahasa pemrograman HTML dan belum menggunakan database.

Web Server

Web server adalah server yang melayani permintaan klien terhadap halaman web. (Kadir dalam Habibie dkk, 2014)[26], Web server adalah system computer dan software yang menyimpan serta mendistribusikan data ke komputer lain lewat internet yang meminta informasi tersebut (Hastanti, dkk, 2015)[25]

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa web server merupakan server internet yang mampu melayani koneksi transfer data dalam protocol HTTP.

Fungsi Web Server

Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. (Hastanti, dkk, 2015)[25]

XAMPP

Menurut I Putu Agus Eka Pratama dalam buku Sistem Informasi dan Implementasi(2014)[27], XAMPP adalah aplikasi web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows

Menurut Hidayatullah dalam buku Pemrograman Web (2015)[28], “XAMPP merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal menggunakan server local (localhost)”

Menurut Sutanto dalam buku yang berjudul Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir (2014)[29], “XAMPP merupakan singkatan dari X (empat operasi apapun), Apache, MSQL, PHP, dan Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket lunak dalam satu buah paket

Dari beberapa pengertian diatas ditarik kesimpulan bahwa XAMPP adalah web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows serta mudah digunakan untuk melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal.

Analisa SWOT

Menurut Pearce dan Robinson dalam Retnasari (2016)[30], Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

  1. Strength (kekuatan) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
  2. Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
  3. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
  4. Threat (ancaman) merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.

Menurut Raharjo (2017)[31], bahwa analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor internal dan eksternal organisasi baik organisasi profit maupun non profit.

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi atau kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Manfaat Analisis SWOT

Analisa SWOT bermanfaat apabila telah jelas ditentukan, dalam jenis apa perusahaan beroperasi dan lain-lainnya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan dalam waktu 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari stakeholder. (Astuti, 2017)[32]

Langkah-Langkah Analisis SWOT

Menurut Anwar dan Andi (2017)[33], langkah-langkah dalam melakukan analisis SWOT pada suatu perusahaan sebagai berikut:

  1. Perusahaan harus memulai analisis SWOT dengan mendefinisikan bisnisnya.
  2. Selanjutnya, perusahaan harus mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada bisnisnya saat itu.
  3. Perusahaan harus menentukan kunci sukses (key success factors) dari bisnis yang dijalankannya. Pengertian key success factors yaitu aktivitas atau daerah di mana perusahaan harus benar-benar ahli agar sukses pada bisnisnya dengan sepenuhnya mengeksploitasi peluang yang tersedia dan melawan ancaman yang membahayakannya.
  4. Perusahaan harus melihat ke dalam (look inward) dan mengevaluasi kemampuannya yang berhubungan dengan keahlian dan keunggulan yang ada pada organisasi yang memberikan kemampuan kepada perusahaan untuk berhasil dengan baik pada aktivitas dan daerah yang diidentifikasikan sebagai key success factors bagi bisnisnya.
  5. Selanjutnya perusahaan secara objektif membandingkan kemampuannya dengan key success factors. Perbandingan ini akan memberikan perusahaan perkiraan yang tepat tentang kekuatan (strengths) dan kelemahannya (weakness).

Tipe-Tipe Strategi SWOT

Menurut Raharjo (2017)[31], bahwa matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks SWOT terdiri dari empat strategi yaitu:

  1. a)Strategi SO (Strength-Opportunity).

    Strategi ini merupakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar perusahaan.

  2. b)Strategi WO (Weakness-Opportunity).

    Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

  3. Strategi ST (Strength-Threat)

    Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari ancaman atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

  4. d)Strategi WT (weakness-Threat).

    Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Fungsi Analisis SWOT

Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017)[31]

Tujuan Analisi SWOT

Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017)[31]

Konsep Dasar Prototype

Prototype merupakan salah satu metode pendekatan dalam proses pengembangan software, yaitu pembuatan prototype atau rancangan dari software yang akan dikembangkan. (Ariza, 2015)[34], Prototype adalah suatu metode pengembangan sistem yang dapat membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.

(Ramadhina, 2015)[35], Prototype merupakan suatu model kerja yang mewakili kebutuhan pemakai atau suatu desain yang diusulkan. (Nugraha dkk, 2014)[23]

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah metode pengembangan sistem yang model kerjanya mewakili kebutuhan pemakai yang diusulkan.

Black Box Testing

Menurut Pressman dalam Pratiwi (2015)[36], “Pengujian Black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian Black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program”.

Menurut Mustaqbal dkk (2015)[37], “Pengujian Black box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

Berdasarkan dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengujian Black box adalah pengetesan perangkat lunak dengan spesifikasi fungsional program.

Tujuan Metode Black Box Testing

Tujuan dari metode Black box Testing adalah mendapatkan kesalahan sebanyak - banyaknya. (Pratiwi, 2015)[36], Black box Testing cenderung untuk menemukan hal - hal berikut : (Mustaqbal dkk, 2015)[38]

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
  2. Kesalahan antar muka (interface errors).
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.

    Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  4. Kesalahan performansi (performance errors).
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminal

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Yousuf dan Asger dalam International Journal Of Computer Applications (2015)[39], “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”. Yang artinya Persyaratan Elicitation (RE) didefinisikan sebagai proses untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan pemangku kepentingan. Ini adalah proses awal dan utama dari fase rekayasa kebutuhan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan nyata mereka. Elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). (Siahaan dalam Dzulhaq dkk, 2017)[40]. Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. (Bachtiar dan Atikah, 2015)[8]

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas yang diinginkan oleh manajemen yang terkait untuk dieksekusi.

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Bachtiar dan Atikah (2015)[8] (39.2), Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting).

      Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable.

      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna

    3. “I” pada MDI itu artinya Inessential.

      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. “T” artinya Technical.

      Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. “O” artinya Operational

      Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. “E” artinya Economy

      Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M): yaitu mampu untuk dikerjakan.
    3. Low (L): yaitu mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Riview

Menurut Nur Azizah dkk (2016)[41],dalam jurnal SENSI yang berjudul Rancang Sistem Informasi Penjualan Pompa dan Vakum Blower pada PT. Mandala Teknik Jakarta Vol. 2 “Literature adalah kesusterataan atau kepustakaan, sedangkan review adalah suatu tindakan meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan literature review adalah uraian tentang teori temuan dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti”.

Menurut Hasibuan dalam Jurnal CCIT Vol. 8 No. 3 (2015)[42], “literature review berisi mengenai uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian”. Menurut Warsito (2015)[17], “literature review adalah untuk menunjang metode survey dan observasi yang telah dilakukan”.

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan mencari referensi-referensi yang menjelaskan landasan teori.

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai rancang bangun sistem aktivasi jaringan baru. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem aktivasi jaringan baru ini perlu dilakukan studi pustaka (Literatur review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature review) ini antara lain:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

  1. Penelitian ini dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015)[43], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015) yang berjudul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Jaringan Lan. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jaringan LAN dapat melakukan diagnosis gangguangangguan awal pada jaringan LAN. Penggunaan metode forward chaining yang digunakan pada sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jaringan LAN ini. Hal ini didasarkan bahwa pengguna aplikasi ini tidak mengetahui gangguan yang dialami. Penggunaan metode forward chaining dimulai dengan menanyakan gejala-gejala yang terjadi untuk mendapatkan suatu solusi.

  2. Penelitian ini dilakukan oleh Abas Sunarya, Sugeng Santoso, Windy Sentanu (2015)[43], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Dewi Immaniar Desrianti, Lusyani Sunarya, Dwi Fitri Parmania (2015) yang berjudul PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA RHJFOX SEBAGAI FORUM DISKUSI. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dilakukan Perguruan Tinggi Raharja dengan membangun Rhjfox sebagai forum diskusi terbilang cukup bagus, dengan design yang mencirikan Perguruan Tinggi Raharja. Forum ini bisa menjadi wadah yang dapat menampung member dalam mencari informasi, baik tentang Perguruan Tinggi Raharja itu sendiri maupun mengenai hal yang belum diketahui..

  3. Penelitian ini dilakukan oleh Nur Azizah, Euis Sitinur Aisyah dan Recky Taemima (2019)[44], Penelitian ini dilakukan oleh Nur Azizah, Euis Sitinur Aisyah dan Recky Taemima (2019) yang berjudul PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGARSIPAN DATA-DATA PRODUKSI PADA PT. KURALON INDAH SEJAHTERA. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Sistem informasi pengarsipan data-data produksi pada PT. Kuralon Indah Sejahtera yang berjalan saat ini adalah sistem manual yang dimana sistem ini masih menggunakan tulis menulis diketas dan pengiriman data dari tangan ke tangan. Sistem data-data produksi yang berjalan pada PT. Kuralon Indah Sejahtera Tangerang sudah tertatarapi dalam pengarsipan tapi menghabiskan banyak ruang dan waktu untuk penyimpanan dan pencarian arsip.Merancang sistem berbasis web untuk mengarsipkan data produksi agar mudah dalam pencarian datanya.

  4. Penelitian ini dilakukan oleh Nova Oktaviani (2015)[45], Penelitian yang sudah dilakukan oleh Nova Oktaviani (2015) yang berjudul Analisis Kinerja Link Power Budget Pada Jaringan HFC Di PT. First Media. Penelitian ini menyimpulkan hasil pengukuran jaringan serat optik pada area DLK 090 diperoleh jarak link serat optik 19,6907 km dengan jumlah sambungan sebanyak 9 sambungan dan besar redaman total sebesar 8,159 dB. Sedangkan pada area DLK092 diperoleh jarak link serat optik 19,9792 km, jumlah sambungan sebanyak 10 sambungan dan besar redaman total sebesar 8,997 dB. Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis kinerja link power budget yang didapatkan pada daya receiver (Prx) Node DLK 090 dan DLK 092 masih dapat diterima dengan baik sesuai level daya terima perangkat Node yaitu -1,55 hingga 1,46.

  5. Penelitian ini di lakukan oleh Fadlur Rahman Mulia (2015)[46], Penelitian ini di lakukan oleh Fadlur Rahman Mulia (2015) yang berjudul ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem untuk link Power Budget didapatkan redaman total di Central Officce Turangga pada jarak terjauh 4.419 Km sebesar 23.361 dB untuk downlink. Hal ini masih dinyatakan layak karena berada dalam toleransi yang ditetapkan ITU-T G.984 sebesar 28 dB. Berdasarkan perhitungan kelayakan sistem untuk rise time budget didapatkan hasil rise time sistem di Central Officce Turangga pada jarak 4.419 Km sebesar 0.2505 ns, dimana kedua nilai tersebut masih berada dibawah nilai maksimum risetime dari bit rate sinyal NRZ yaitu sebsar 0.2917 ns maka dapat disimpulkan bahwa kedua sistem tersebut memenuhi kelayakan rise time budget dengan pengkodean NRZ.

  6. Penelitian ini di lakukan oleh Inu Manggolo, Marza Ihsan Marzuki, Mudrik Alaydrus (2015)[47], Penelitian ini di lakukan oleh Inu Manggolo, Marza Ihsan Marzuki, Mudrik Alaydrus (2015) yang berjudul Optimalisasi Perencanaan Jaringan Akses Serat Optik Fiber To The Home Menggunakan Algoritma Genetika. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Untuk memperoleh sebuah perencanaan jalur akses infrastruktur FTTH yang lebih efisien, teratur dan handal., dapat diperoleh dengan menggunakan pemodelan masalah pedagang keliling (TSP), kemudian menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggunakan algoritma genetika. Dari hasil penelitian, perencanaan jalur akses FTTH dengan menggunakan algoritma genetika dapat menghasilkan sebuah jalur optimal yang terlihat dari nilai fitness yang semakin kecil dari generasi pertama sampai dengan generasi ke-40. Sedangkan pada percobaan generasi ke-60 sudah didapatkan sebuah solusi dari permasalahan tersebut dimana nilai fitness pada generasi tersebut tidak berubah sampai dengan generasi ke-300. Tournament Selection dalam penelitian ini menghasilkan perangkat lunak yang mampu menghasilkan solusi optimal dengan cepat dan sederhana.

  7. Penelitian ini di lakukan oleh Naemah Mubarakah (2015)[48], Penelitian ini di lakukan oleh Naemah Mubarakah (2015) yang berjudul PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON). Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Dalam merancang jaringan FTTH berbasis teknologi GPON, spesifikasi perangkat yang dipakai dan penempatannya sangat mempengaruhi kualitas jaringan yang akan dibangun. Parameter link power budget untuk uplink dan downlink memiliki nilai yang layak karena memiliki hasil total redaman dibawah 28 dB yaitu 24,1755 dB untuk uplink dan 23,8094 dB untuk downlink. Serta nilai margin lebih besar dari 0 dB yaitu 2,3645 dB untuk uplink dan 2,7306 untuk downlink. Parameter rise time budget untuk uplink dan downlink memiliki nilai yang layak karena masing – masing memiliki hasil rise time sistem dibawah nilai batasan berdasarkan bitrate yaitu 0,250 ns untuk uplink dengan nilai batasan 0,563 ns dan untuk downlink memiliki nilai rise time sistem 0,26024 ns dengan nilai batasan waktu 0,2814 ns.

  8. Penelitian ini di lakukan oleh Dheni Kuncoro Adri Saputro (2016)[49], Penelitian ini dilakukan oleh Dheni Kuncoro Adri Saputro (2016) yang berjudul Analisis Perencanaan Jaringan LTE di Pita Frekuensi 3500 MHz dengan Mode TDD dan FDD. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan Hasil pemodelan yang dilakukan di pulau Batam dapat mewakili kebayakan area di Indonesia dikarenakan persebaran kondisi geografis wilayah yang kompleks. Untuk nilai pengukuran UL Throughput untuk keseluruhan lebar Bandwidth Channel mode FDD maupun TDD terlihat hampir sama, dikarenakan pada sisi Uplink untuk standar LTE tidak disertakan system MIMO, sehingga besaran UL throughput tidak banyak mengalami perbedaan yang terlalu signifikan.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh RAMADONNA, TRY FEBY. (2017)[50], Penelitian ini di lakukan oleh RAMADONNA, TRY FEBY. (2017) yang berjudul “ANALISIS DAN PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (STUDI KASUS: PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA). Setelah dilakukan penelitian tersebut dapat disimpulakan pada perhitungan link budget, didapatkan pada jarak terjauh yaitu untuk perhitungan redaman yaitu 17.86 dB dan daya sensitivitas detektor, Pr downlink -18,8641 dBm, dan uplink -19,3471 dBm dengan hasil yang didapatkan maka jaringan FTTH pada kawasan perumahan ini memenuhi standar dan layak di operasionalkan.

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus, Ferdyan Andhika Pradana, Eka Indarto (2016)[51], Penelitian ini di lakukan oleh Firdaus, Ferdyan Andhika Pradana, Eka Indarto (2016) yang berjudul PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA. Hasil pengukuran link jaringan keseluruhan yang diperoleh nilai redamannya kurang dari 28 dB, yang mengindikasikan seluruh jaringan fiber optic di wilayah Yogyakarta telah dibangun memiliki kinerja sesuai standar yang diinginkan PT. Telkom Indonesia. Pengukuran untuk jarak STO ke ODC, ODC ke ODP, dan ODP ke pelanggan secara keseluruhan sudah memenuhi range standar PT. Telkom Indonesia yaitu untuk STO ke ODC maksimal jarak adalah 20 Km menggunakan kabel feeder. Selanjutnya untuk jarak ODC ke ODP adalah 0,5 Km hingga 4 Km menggunakan kabel distribusi. Dan untuk jarak ODP ke pelanggan adalah 50 meter hingga 500 meter menggunakan kabel drop.Hasil studi pustaka (literature review) ini mendemonstrasikan landasan (platform) yang kokoh serta alasan yang kuat untuk mengembangkan Analisa Sistem Informasi Aktivasi jaringan Baru disisi HUB menjadi lebih baik lagi dengan pertimbangan yang sudah matang. Kesenjangan (gaps) telah teridentifikasi dengan baik sehingga tidak terjadi pembuatan ulang (reinventing the wheel). Peninjauan telah dilakukan dengan matang, sehingga dipastikan akan menghasilkan project yang maksimal, serta proses report aktivasi lebih cepat dan mudah diakses oleh tim yang mengerjakan aktifitas aktivasi.


BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Latar Belakang

Perseroan didirikan dengan nama PT Seruling Indah Permai pada tahun 1996 dan kemudian berubah nama menjadi PT Link Net pada tahun 2000. Perseroan pada awalnya memiliki kegiatan usaha di bidang perdagangan barang dan jasa. Pada tahun 2000, kegiatan usaha Perseroan berubah menjadi di bidang teknologi informasi dan jasa penyelenggaraan internet serta jasa pada umumnya.

Pada tahun 2011 terdapat penambahan kegiatan usaha, sehingga kegiatan usaha Perseroan sampai dengan saat ini adalah bergerak dalam bidang penyelenggaraan jaringan tetap berbasis kabel, jasa TV berlangganan bekerjasama dengan PT First Media Television (FMTV), internet serta jasa konsultasi manajemen bisnis. Perseroan merupakan perusahaan yang tergabung dibawah PT First Media Tbk atau First Media Group. Perseroan menjalankan bisnis internet dan multimedia sebagai bentuk pengejawantahan dari visi dan misi First Media Group untuk menjadi perusahaan megamedia di Indonesia.

Kemudian di pertengahan tahun 2014, Perseroan mengambil langkah pasti dengan menjadi PT Link Net Tbk yang tercatat sebagai perusahaan publik. Pencatatan perdana saham yang dilakukan Perseroan di Bursa Efek Indonesia, untuk pertama kalinya dilakukan di tanggal 2 Juni 2014.

Saat ini Perseroan menjadi penyedia jasa televisi berlangganan dan jasa layanan internet broadband berkecepatan tinggi di Indonesia yang mengoperasionalkan sistem kabel Hybrid Fiber Coaxial (“HFC”) dengan teknologi tinggi dan mampu mengoperasikan 860 MHz two-way broadband services. Per 30 Juni 2014, Perseroan telah memiliki jaringan lebih dari 1.312.970 home-passed terbentang di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali.

Bidang Usaha

Visi dan misi Perseroan adalah menjadi penyedia jasa televisi berlangganan dan jasa layanan internet broadband berkecepatan tinggi di Indonesia dengan layanan dan solusi inovatif. Untuk mewujudkan visi dan misi ini, Perseroan mengoperasikan sistem kabel dua arah Hybrid Fiber Optic Coaxial Cable (”HFC”) dimana sistem tersebut merupakan teknologi yang menggunakan kabel serat optik dan kabel coaxial yang dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan program-program TV dan sebagai media bagi bandwidth yang besar yang dapat digunakan tidak hanya layanan internet tapi juga pengiriman data digital lainnya, seperti High Definition TV, 3D High Definition TV, Video on Demand, Home Banking, Home Shopping dan Interactive Games.

Untuk sasaran pasar, Perseroan membagi dua sasaran pasar, yaitu pasar konsumen dan pasar bisnis. Untuk pasar konsumen (consumer market), Perseroan menawarkan produk Internet berlabel FastNet, dan produk TV kabel berlangganan berlabel HomeCable. Sedangkan untuk pasar bisnis (business market) Perseroan menawarkan layanan data komunikasi berlabel DataComm, serta produk solusi korporasi lain seperti Media Sales, dan Corporate TV untuk Hotel.

Terus berkembang dan berinovasi, Perseroan terus mengerahkan kemampuan terbaik di bidang usahanya untuk menjadi yang pertama dan terdepan dalam layanan broadband dan media.

Informasi Perusahaan

PT LINK NET TBK

Berita Satu Plaza Lantai 4

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36

Jakarta 12950 – Indonesia

PENDIRIAN DAN BIDANG USAHA

Perseroan didirikan pada tahun 1996 dengan bidang usaha penyelenggaraan jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, internet serta jasa konsultasi manajemen bisnis.

PENYERTAAN SAHAM

Perseroan memiliki 1 (satu) anak perusahaan yaitu PT First Media Television serta 1 (satu) entitas asosiasi yaitu PT Indonesia Media Televisi.

N PUBLIK

Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan RSM Indonesia

Plaza ASIA Lantai 10

Jl. Jend. Sudirman Kav.59,

Jakarta 12190, Indonesia

Telepon (62-21) 5140 1340

Faksimili (62-21) 5140 1350

BIRO ADMINISTRASI EFEK

PT Sharestar Indonesia

BeritaSatu Plaza Lantai 7

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.35-36,

Jakarta 12950, Indonesia

Telepon (62-21) 527 7966

Faksimili (62-21) 527 7967

KODE EMITEN DI BURSA EFEK INDONESIA

LINK

KEPEMILIKAN SAHAM

PT First Media Tbk memiliki 33,82% saham, Asia Link Dewa Pte. Ltd. memiliki 33,45% saham dan sebesar 32,73% saham dimiliki oleh masyarakat dalam Link Net

Struktur Organisasi Perusahaan

Dewan Komisaris dan Direksi

  1. Presiden Komisaris : Ali Chendra
  2. Komisaris : Edward Daniel Horowitz
  3. Komisaris : Lorne Rupert Somerville
  4. Komisaris Independen : Bintan Regen Saragih
  5. Komisaris Independen : Jonathan Limbong Parapak
  6. Presiden Direktur : Irwan Djaja
  7. Direktur : Henry Riady
  8. Direktur : Henry Jani Liando
  9. Direktur : Timotius Max Sulaiman
  10. Direktur : Edward Sanusi
  11. Direktur : Sigit Prasetya
  12. Direktur : Andy Nugroho Purwohardono
  13. Direktur Independen : Surya Tatang

Struktur Network Operation Departement

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Network Operation Departement

Struktur Regional

Gambar 3.2 Struktur Regional

Struktur Centralize Operation

Gambar 3.3 Struktur Centralize Operation

Tugas dan Tanggung Jawab

Network Operation Head

  1. Mengelola segala kegiatan yang berkaitan di Network Operation
  2. Menentukan target waktu menyelesaikan problem.
  3. Mengatur budget yang dibutuhkan di tahun berikutnya.
  4. Membuat inovasi dan perubahan yang harus dilakukan untuk improvement di Network Operation.

Centralize Operation Head

  1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
  2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan Area yang di tetapkan.
  3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
  4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke departement terkait.

Regional Head

  1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
  2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan region yang di tetapkan.
  3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
  4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke departement terkait.

Hub Operation

  1. Memastikan semua services function di bawah centralize operation menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan target yang sudah di tentukan.
  2. Mengelola hasil seluruh kegiatan perbaikan bila terjadi gangguan dan kualitas link dijaringan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta melakukan analisa untuk diusulkan dilakukan tindakan pencegahan dan improvisasi dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kejadian berulang serta menjaga stabilitas jaringan kedepannya, berdasarkan Hub yang di tetapkan.
  3. Menganalisa pekerjaan tim baik internal ataupun external.
  4. Mengontrol dan memonitoring, pekerjaan yang di eskalasikan ke Hub terkait.

HUB Centralize and Dispatcher

  1. Membuat jadwal kerja bulanan tim dispatch, dengan jadwal yang sudah di sepakati serta menginformasikan ke pihak terkait untuk di input di system
  2. Melakukan pengecekan ticketing periodicly (daily) dan analisa berdasarkan kriteria tiket untuk memastikan skala prioritas pada saat assignment, melakukan assignment berdasarkan kriteria di atas serta memastikan tiket ter eskalasi ke tim lapangan.
  3. Apabila terjadi penumpukan tiket, di kordinasikan ke Hub operation di region yang sama atau kordinasi dengan region lain untuk bantuan tiket.
  4. Memonitoring tim lapangan dalam pengerjaan tiket, dan serta menganalisa hasil pekerjaan, dan menambah assign tiket apabila sudah selesai pekerjaan.
  5. Menerima laporan dari tim lapangan, serta menginformasikan ke departement terkait, apabila tiket perlu penanganan lebih lanjut.
  6. Closing tiket

FO Back Bone Services

  1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket Backbone services sesuai dengan standarisasi.
  2. Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

Enterprise (BDF) Services

  1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket Enterprises (BDF non HUB) sesuai dengan standarisasi.
  2. Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

Point to point (Dark Fiber) Services)

  1. Memonitor dan mengontrol tim dalam penanganan tiket point to point (custemer to custemer) sesuai dengan standarisasi.
  2. b)Melakukan analisa hasil pekerjaan tim lapangan, dan memberikan feedback untuk improvement.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, peneliti melakukan wawancara dan observasi untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

  1. Prosedur Penerimaan Permintaan Aktivasi Jaringan.

    Bagian NRO selaku bagian yang melakukan pekerjaan aktivasi akan mengirimkan notifikasi melalui email yang berisi node identification (node id), alamat node yang akan diaktivasi, beserta data port odf. Setelah mengirmkan notifikasi, teknisi NRO bagian fiber optik akan melakukan pengukuran kabel fiber optik dengan alat yang disebut Optical Time Domain Reflecto Meter (OTDR) di sisi HUB.

    Gambar 3.4 Hasil Ukur OTDR

    Selesai teknisi NRO bagian fiber optik melakukan mereka akan melakukan pendataan tentang jarak ukur, cumul loss, data port node id yang akan diaktivasi.

  2. Prosedur Aktifasi

    Kepala HUB menyiapkan konfigurasi dari transmitter dan receiver yang terdiri dari combiner, transmitter module, receiver modul, attenuator, patchcord. Setelah selesai menyiapkan konfigurasi, Kepala HUB akan memberikan pemberitahuan melalui telepon ke teknisi NRO bagian coaxial bahwa di sisi HUB sudah siap. Teknisi NRO bagian coaxial segera menuju lokasi node id tersebut untuk melakukan rebalancing signal. Setelah selesai melakukan proses rebalancing, teknisi NRO bagian coaxial akan melakukan pembuatan laporan yang berisi data hasil ukur signal yang nantinya akan diinformasikan ke Kepala HUB.

  3. Prosedur Pembuatan Laporan

    Kepala HUB akan membuat sebuah laporan dalam bentuk file yang berisi data dengan format .xls. File ini nantinya akan dikirimkan melalui email dengan tembusan kepada Regional Head kemudian file ini akan disimpan di server untuk dijadikan acuan troubleshooting kedepannya. Jika Regional Head menyetujui hasil yang tercatat dalam file maka laporan akan disimpan di server namun jika tidak maka Kepala HUB harus melakukan revisi sesuai arahan Regional Head.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

  1. Use Case Diagram

    Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem.

    Gambar 3.5 Use case Diagram Yang Sedang Berjalan pada PT Linknet, Tbk.

    Keterangan gambar 3.5:

    1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan aktivasi jaringan NRO.
    2. 4 actor yang melakukan kegiatan diantaranya: Teknisi FO NRO, Teknisi Coaxial NRO, Kepala HUB, Regional Head.
    3. 8 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.
    4. 2 Extend

    Teknisi fiber optik (FO) NRO akan mengirimkan sebuah notifikasi melalui email ke Kepala HUB bahwa akan diadakan kegiatan aktivasi jaringan. Notifikasi ini memuat data node id, data port odf, perkiraan jarak aktual dari HUB sampai node. Proses selanjutnya yakni tim FO NRO melakukan pengukuran dengan alat yang disebut OTDR (Optical Time Domain Reflecto Meter) di sisi HUB. Seusai melakukan pengukuran tim FO NRO akan melakukan pendataan hasil pengukuran berupa jarak aktual, cumul losses, jumlah titik sambung beserta port odf. Data ini kemudian akan diberikan ke Kepala HUB untuk diterima atau tidak proses aktivasinya. Jika diterima maka proses aktivasi akan dilanjutkan. Namun jika tidak maka teknisi FO NRO harus melakukan perbaikan di sisi kabel fiber optiknya. Hal ini didasarkan pada standar yang sudah ditetapkan perusahaan tentang jaringan NRO yang baru dibangun.

    Kepala HUB akan membuat konfigurasi transmitter, reciever, combiner, attenuator, dan penempatannya pada CMTS (Cable Modem Transmit System). Selesai melakukan konfigurasi dilanjutkan pekerjaan oleh tim coaxial NRO. Tim coaxial NRO akan melakukan perjalanan menuju kawasan node id yang sudah diterima hasil pengukuran kabel fiber optiknya. Disana mereka akan melakukan rebalancing signal pada node. Pada saat ini tim coaxial NRO akan berkomunikasi dengan Kepala HUB serta melaporkan secara lisan terlebih dahulu.

    KJika sudah selesai mereka akan membuat sebuah laporan tertulis yang akan dikirimkan melalui email. Hasil laporan ini nantinya akan dibuat duplikasi oleh Kepala HUB karena akan ditambahkan pula data pengukuran dari sisi HUB. Laporan ini kemudian akan dikirimkan kepada Regional Head sebagai bentuk pertanggungjawaban pekerjaan aktivasi jaringan NRO. Jika diterima oleh Regional Head maka file yang berisi data aktivasi akan disimpan di server. Sedangkan jika tidak diterima maka Kepala Harus melakukan revisi file tersebut yang kemudian akan disimpan juga di server.

  2. Activity Diagram

    Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir, activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi ada beberapa eksekusi.

    1. Penerimaan Aktivasi Jaringan NRO

      Gambar 3.6 Activity Diagram Permintaan Aktivasi Jaringan NRO

      Berdasarkan gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Pembelian barang impor yang berjalan saat ini terdapat:

      1. 2 vertival swimlane.
      2. 1 initial node yang mengawali objek.
      3. 5 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan penerimaan aktivasi jaringan NRO.
      4. 1 activity final node menjelaskan bahwa alur berakhir.
      5. 1 decision node
      6. 1 final node
    2. Aktivasi Jaringan NRO

      Gambar 3.7 Activity Diagram Aktivasi Jaringan NRO

      Berdasarkan gambar 3.7 Activity Diagram aktivasi jaringan NRO yang berjalan saat ini terdapat:

      1. 3 vertical swimlane.
      2. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
      3. 7 action yang menggambarkan eksekusi kegiatan aktivasi jaringan NRO.
      4. 1 activity final node menjelaskan bahwa alur berakhir.
      5. 1 decision node
      6. 1 final node
  3. Sequence Diagram

    Sequence diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berkahir. Sequence diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

    Gambar 3.8 Sequence Diagram Aktivasi Jaringan NRO
    Keterangan gambar 3.8:
    1. 5 lifetime yaitu Notifikasi Aktivasi, Pendataan Hasil Ukur, Konfigurasi, Laporan Hasil Aktivasi, Aktivasi
    2. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu Teknisi Fiber Optik NRO, Teknisi Coaxial NRO, Kepala HUB, Regional Head
    3. 17 massage diantaranya kirim email notifikasi, menerima email notifikasi, melakukan pengukuran kabel fiber optik, menerima hasil ukuran fiber optik, cek hasil ukuran fiber optik, tidak ACC ukuran, ACC hasil ukuran, prepare konfigurasi di HUB, memberikan informasi sudah dilakukan konfigurasi, rebalancing signal di sisi node, membuat laporan aktivasi, menerima hasil laporan aktivasi, membuat laporan ulang dengan penambahan hasil ukur di HUB, menerima laporan hasil aktivasi, cek laporan, tidak ACC, ACC laporan aktivasi.

    Analisa Sistem Yang Berjalan

    Pada sub bab ini akan menjelaskan sistem yang berjalan saat ini pada PT. Linknet Tbk, untuk proses aktivasi jaringan baru pada sisi HUB.

    Analisa SWOT

    Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor sistematis untuk merumuskan strategi perusahaaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planer) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel 3.1. Tabel Analisa SWOT

    Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

    Pada sub bab ini dijelaskan oleh penulis mengenai analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran pada PT. Linknet Tbk tentang proses aktivasi yang berjalan pada saat ini.

    Analisa Masukan

    1. Nama Masukan : Email Notifikasi Aktivasi Jaringan.
    2. Fungsi : Sebagai data awal dan pemberitahuan akan adanya pekerjaan aktivasi
    3. Sumber : Teknisi Fiber Optik NRO
    4. Tujuan : Kepala HUB
    5. Frekuensi : Setiap selesai project penarikan kabel fiber optik ke kawasan perumahan
    6. Format : Lampiran pdf
    7. Keterangan : -
    8. Nama Masukan : Pendataan hasil ukur kabel fiber optik
    9. Fungsi : Sebagai data penting keadaan dan jarak aktual node ke HUB
    10. Sumber : Teknisi Fiber Optik NRO
    11. Tujuan : Kepala HUB
    12. Frekuensi : Setiap dimulainya pekerjaan aktivasi
    13. Format : Lampiran pdf
    14. Keterangan : -
    15. Nama Masukan : Pendataan hasil pengecekan perangkat di area
    16. Fungsi : Sebagai data penting status signal di area
    17. Sumber : Teknisi Coaxial NRO
    18. Tujuan : Kepala HUB
    19. Frekuensi : Setiap dimulainya pekerjaan aktivasi
    20. Format : Lampiran file pdf
    21. Keterangan : -

    Analisa Proses

    1. Nama Modul : Aktivasi
    2. Masukan : Data hasil ukuran kabel fiber optik yang berisi jarak aktual node ke HUB, cumul losses, data port odf
    3. Keluaran : Laporan hasil aktivasi
    4. Ringkasan Proses : Proses ini menghasilkan data penting yang harus disimpan di server dan rekapannya disimpan di HUB. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses troubleshooting oleh tim pemeliharaan jaringan. Dengan adanya laporan aktivasi akan membuat mudah Kepala HUB dalam membandingkan hasil pemeliharaan dan juga hasil aktivasi node pertama kali.

    Analisa Keluaran

    1. Nama Keluaran : Laporan Hasil Aktivasi Jaringan
    2. Fungsi : Mencetak data aktivasi node pertama kalinya
    3. Media : Kertas dan file format .xls
    4. Rangkap : 2
    5. Distribusi : Rangkap 1 untuk Kepala HUB Rangkap 2 untuk Regional Head

    Konfigurasi Sistem Berjalan

    Spesifikasi Hardware

    1. Processor : Intel Core i7
    2. Monitor : LCD
    3. Mouse : Logitech USB
    4. Keyboard : Logitech USB
    5. RAM : 8 GB
    6. Hardisk : 500 GB
    7. Printer : Canon 32451

    Spesifikasi Software

    1. Windows 7
    2. Microsoft excel 2013
    3. Micosoft Outlook
    4. OTDR Viewer

    Hak Akses (Brainware)

    1. Tekhnisi FO NRO
    2. Tekhnisi Coaxial NRO
    3. Kepala HUB.
    4. Regional Head

    Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    Permasalahan Yang Dihadapi

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan , sistem aktivasi jaringan NRO pada PT. Linknet, Tbk memerlukan sebuah sistem informasi yang terintegrasi karena banyak pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini untuk mempermudah dan menyederhanakan proses kerja. Oleh karena itu berdasarkan analisa dari segi kekurangan dan kebutuhan sistem saat ini, kebutuhan terhadap sistem hendaknya:
    1. Sistem yang berjalan saat ini belum berjalan dengan sempurna dan penginputan data masih dilakukan secara manual.
    2. Pengolahan data menjadi informasi masih dilakukan secara manual.
    3. Berdasarkan 2 poin diatas maka untuk informasi hasil aktifasi NRO hanya dapat diakses dikantor. Hal ini dapat menghambat proses perbaikan dikemudian hari.

    Alternatif Pemecahan Masalah

    Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan ditemukan adanya 3 poin permasalah yang dihadapi, maka perlu alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
    1. Diperlukan pembuatan satu sistem yang terhubung antara actor satu dan actor lainnya.
    2. Pengolahan data harus dilakukan secara sistem agar memudahkan untuk dijadikan data tersebut menjadi sebuah informasi.
    3. Untuk memudahkan perbaikan dikemudian hari, diperlukan informasi yang dapat diakses dari public. Contoh: web dashboard informasi NRO.

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara dan analisa. Berikut lampiran Elisitasi Tahap 1 yang telah dibuat:
    Elisitasi Tahap I yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada terhadap admin departeman mould maintenance center serta pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dibuat.

    Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai MDI.
    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem. Berikut lampiran Elisitasi Tahap II yang telah dibuat:
    Keterangan :
    1. M = Mandatory (Yang Diperlukan)
    2. D = Desirable (Yang Diinginkan)
    3. I = Inessential (Yang Tidak Mutlak Diinginkan)

    Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:
    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan.
    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?
    Metode TOE tersebut dibagi menjadi beberapa option, yaitu:
    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle (M): Mampu dikerjakan.
    3. Low (L): Mudah dikerjakan.

    Final Draft Elisitasi

    Merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem pada PT. Linknet Tbk. Berdasarkan Elisitasi Tahap III maka dapat dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis untuk membuat suatu system aplikasi monitoring, Berikut Lampiran Final Draft Elisitasi yang telah dibuat:
    Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :

    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Perancangan sistem yang diusulkan ini dibuat dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) diagram dengan menggunakan aplikasi software Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition. Sedangkan untuk pembuatan perangkat lunaknya dibuat dengan menggunakan bahasa PHP dengan sistem aplikasi database menggunakan XAMPP. UML yang akan dibuat menggunakan antara lain :
    1. Use Case Diagram.
    2. Activity Diagram.
    3. Sequence Diagram.
    4. Class Diagram.

    RProsedur Sistem Usulan

    1. Teknisi FO (Fiber Optik)
      1. Login FO.
      2. Membuat Node ID.
      3. Mengisi form registrasi jaringan baru
      4. Logout.
    2. Teknisi HUB
      1. Login HUB.
      2. Pengecekan data dari teknisi FO
      3. Konfirmasi form teknisi FO untuk dilanjutkan ke teknisi coaxial
      4. Setelah dikirim kembali oleh teknisi coaxial, teknisi Hub memberikan aktivias simpan atau tolak laporan
      5. Jika sudah dsimpan lalu mauk ke menu teknisi HUB untuk megisi form dan siampan
      6. Logout
    3. Teknisi Coaxial
      1. Login coaxial.
      2. Mendapatkan data dari tekisi HUB lalu mengisi data testing yang telah dilakukan.
      3. Logout
    4. Regional Head/Pimpinan
      1. Login pimpinan.
      2. Menerima laporan
      3. Logout

    Prosedur Sistem Usulan pada Use Case Diagram

    Setelah prosedur sistem yang diusulkan selesai dipaparkan, maka prosedur tersebut akan digambarkan ke dalam bentuk diagram agar mudah dibaca dan dipahami. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
    Gambar 4.1 Sistem Usulan pada Use Case Diagram
    Berdasarkan Use Case Diagram Gambar 4.1 di atas terdapat :
    Memiliki 1 sistem yang diberi nama aplikasi embuatan jaringan baru, aplikai ini memiliki 4 aktor Teknisi FO, Teknisi HUB, Teknisi Coaxial, regional head/ pimpinan, memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing yang digambarkan melalui 9 use case yaitu aktor teknisi FO membuat Registrasi jaringan, lalu aktor teknisi HUB melakukan pengecekan data,setelah mengecek masuk ke menu konfirmasi data yang memiliki 2 extansion points yaitu ditolak dan disetujui, jika ditolak kembali ke menu teknisi FO jika disetujui, selesai mempersiapkan barang, teknisi coaxial mengisi testing, lalu kembali ke teknisi hub untuk verifikasi data, lalu teknei HUB membuat laporan ke pimpinan.

    Prosedur Sistem Usulan pada Actifity Diagram

    Gambar 4.2 Sistem Usulan pada Activity Diagram
    Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram yang diusulkan terdapat:
    Memiliki 4 Initial Node untuk mengawali sistem, 17 Action yang dilakukan 4 actor : Teknisi FO, Teknisi HUB, Teknisi Coaxial, regional head/ pimpinan, Initial Node dilakukan oleh semua aktor, yang pertama melakukan aktiftas adalah teknisi FO, melakukan login, lalu mengisi form jaringan baru seteah itu masuk ke teknisi HUB, teknisi HUB melakukan login lalu masuk kemenu konfirmasi lalu melakukan pengecekan data setelah itu ditemukan 2 pilihan dengan menggukana fork node disetujui atau tidak , jika tidak disetujui kembali lagi ke registrasi baru, jika di setujui menjadi proses persiapan lalu selesai persiapan setelah selesai persiapan masuk ke aktor teknisi Coaxial, teknisi Coaxial login menerima Node ID lalu mengisi form testing lalu mengirim kembali ke teknisi HUB untuk mendapatkan verifikasi data, lalu mengisi form testing HUB, lalu merekap laporan, setelah itu masuk ke aktor regional head/pimpinan, melakukan login pimpinan lalu menerima laporan dan diakhiri dengan actifity final node

    Prosedur Sistem Usulan pada Sequence Diagram

    Gambar 4.3 Sistem Usulan pada Sequence Diagram

    Prosedur Sistem Usulan pada Class Diagram

    Gambar 4.4 Sistem Usulan pada Class Diagram

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan Dengan Sistem Diusulan

    Rancangan Basis Data

    Spesifikasi Basis Data

    Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
    1. Tabel User
      1. Nama File : tbl_user
      2. Media : Hardisk
      3. Primary Key : id_user
      4. Panjang Record : 83
    2. Tabel Pimpinan
      1. Nama File : pimpinan
      2. Media : Hardisk
      3. Primary Key : id_pimpinan
      4. Panjang Record : 120
    3. Tabel Fiber Optik
      1. Nama File : t_fo
      2. Media : Hardisk
      3. Primary Key : node_id
      4. Panjang Record : 145
    4. Tabel HUB
      1. Nama File : t_hub
      2. Media : Hardisk
      3. Primary Key : node_id
      4. Panjang Record : 210
    5. Tabel Coaxial
      1. Nama File : coaxial
      2. Media : Hardisk
      3. Primary Key : node_id
      4. Panjang Record : 230
    6. Tabel Node
      1. Nama File : node
      2. Media : Hardisk
      3. Primary Key : regional
      4. Panjang Record : 80

    Rancangan Prototype

    Prototype Aplikasi Permohonan

    Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
    1. Halaman Login Aplikasi Prototype
      Gambar 4.5 Halaman Login Aplikasi Prototype
      Pada halaman login ini adalah gerbang awal untuk dapat masuk ke akun teknisi FO, teknisi HUB, teknisi Coaxial, dan pimpinan sesuai username dan password yang di masukan.
    2. Halaman Data Node ID
      Gambar 4.6 Halaman Data Node ID
      Pada Gambar 4.6 halaman ini menampilkan data node id yang sudah didaftarkan atau di input melalui tombol input node baru yang akan menampilan halaman Input Node ID Baru
      Gambar 4.7 Halaman Input Node ID Baru
      Pada Gambar 4.7 halaman ini menampilkan form input node id yang baru.
    3. Halaman Data Fiber Optic
      Gambar 4.8 Halaman Data Jaringan Baru
      Pada Gambar 4.8 halaman ini menampilkan data jaringan baru yang sudah didaftarkan.
      Gambar 4.9 Halaman Registrasi Jaringan Baru
      Pada Gambar 4.9 halaman ini menampilkan data form jaringan baru yang sudah didaftarkan sebelumnya.
    4. Halaman Konfirmasi Teknisi HUB
      Gambar 4.10 Data Konfirmasi Jaringan Baru di Teknisi HUB
      Pada Gambar 4.10 menampilkan data setelah dikonfirmasi berubah status menjadi setuju.
      Gambar 4.11 Halaman Konfirmasi Form Jaringan Baru
      Pada Gambar 4.11 menampilkan form yang telah diisi oleh teknisi FO yang dikirim ke teknisi HUB untuk dicek dan di konfirmasi.
    5. Halaman Teknisi Coaxial
      Gambar 4.12 Halaman Data Teknisi Coaxial
      Pada Gambar 4.12 menampilkan data tekhnisi coaxial
      Gambar 4.13 Form Testing Teknisi Coaxial
      Pada halaman teknisi coaxial, teknisi coaxial mendapatkan data dari teknisi HUB yang berada pada Gambar 4.12, untuk mengisi form testing coaxial teknisi coaxial harus mengklik tombol lihat data dan mengisi halaman pada Gambar 4.13.
    6. Halaman Konfirmasi Teknisi HUB
      Gambar 4.14 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB
      Gambar 4.15 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB
      Pada Gambar 4.15 adalah data yang dikirim teknisi coaxial untuk dikonfirmasi teknisi hub, jika sudah disimpan data akan masuk ke data coaxial yang ada di akun HUB yang ditampilkan pada Gambar 4.14.
    7. Halaman Data Teknisi HUB
      Gambar 4.16 Halaman Data Teknisi HUB
      Gambar 4.17 Halaman Form Teknisi HUB
      Pada Gambar 4.16 menampilkan data yang telah disimpan pada Gambar 4.15, setelah masuk ke data teknisi HUB lalu klik tombol tampilkan akan muncul form data HUB yang dapat dilihat pada Gambar 4.17 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
    8. Halaman pimpinan
      Gambar 4.18 Halaman Data Pimpinan
      Gambar 4.19 Detail Rekap Laporan
      Pada halaman data pimpinan menampilkan laporan yang dapat diihat detail nya dengan menekan tombol view pada Gambar 4.18, yang akan menampilkan detail laporan dan pimpinan menentukan approv/reject. Jika sudah memberikan nilai akan tampil di kolom kondisi sesuai dengan yang diberikan niai pada pimpinan.

    Evaluasi Prototype

    Setelah rancangan prototype dibuat, maka ada beberapa evaluasi untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan agar didalam program tidak ada kesalahan. Dalam pototype aplikasi ini, ada kekurangan pada aplikasi adalah tidak adanya tombol untuk mendownload data laporan yang telah dibuat disetiap teknisi yang telah melakukan aktifitas registrasi jaringan.

    Program

    Program Aplikasi Permohonan

    1. Halaman Login Aplikasi
      Gambar 4.20 Halaman Login Aplikasi
      Halaman Login yang digunakan untuk dapat masuk kedalam menu admin, teknisi FO, teknisi HUB, teknisi Coaxial dan pimpinan, sesuai dengan yang ingin di akses.
    2. Halaman Data Node ID Aplikasi
      Gambar 4.21 Halaman Data Node ID Aplikasi
      Gambar 4.22 Halaman Tambah Node ID Aplikasi
      Pada Gambar 4.21 halaman ini menampilkan data node id yang sudah didaftarkan atau di input melalui tombol input node baru yang akan menampilan halaman Input Node ID Baru dan memasukan data Node ID yang baru, lalu simpan.
    3. Data Fiber Optic Aplikasi
      Gambar 4.23 Halaman Data Jaringan Baru Aplikasi
      Gambar 4.24 Halaman Registrasi Jaringan Baru Aplikasi
      Pada Gambar 4.23 halaman ini menampilkan data jaringan baru yang sudah didaftarkan atau di input melalui tombol mengisi form jaringan baru yang akan menampilkan Gambar 4.24 lalu mengisi form sesuai Node ID yang ada yang telah didaftarkan sebelumnya.
    4. Halaman Konfirmasi Teknisi HUB Aplikasi
      Gambar 4.25 Halaman Data Aprovel Registrasi Jaringan Baru
      Gambar 4.26 Halaman Aprovel Registrasi Jaringan Baru
      Pada Gambar 4.26 menampilkan form yang telah diisi oleh teknisi FO yang dikirim ke teknisi HUB untuk dicek dan di konfirmasi. Setelah dikonfirmasi data tersebut berubah status menjadi setuju yang digambarkan pada Gambar 4.25.
    5. Halaman Data Coaxial Aplikasi
      Gambar 4.20 Halaman Data Teknisi Coaxial Apliakasi
      Gambar 4.21 Halaman Testing Coaxial Aplikasi
      Pada halaman teknisi coaxial, teknisi coaxial mendapatkan data dari teknisi HUB yang berada pada Gambar 4.20, untuk mengisi form testing coaxial teknisi coaxial harus mengklik tombol lihat data dan mengisi halaman pada Gambar 4.21.
    6. Halaman Konfirmasi Teknisi HUB Aplikasi
      Gambar 4.22 Halaman Data Konfirmasi Teknisi HUB Aplikasi
      Gambar 4.23 Data Form Testing Coaxial di Akun HUB Aplikasi
      Pada Gambar 4.23 adalah data yang dikirim teknisi coaxial untuk dikonfirmasi teknisi hub, jika sudah disimpan data akan masuk ke data coaxial yang ada di akun HUB yang ditampilkan pada Gambar 4.22 dan akan merubah kolom kondisi menjadi Sudah dikonfirmasi.
    7. Halaman Data Teknisi HUB Aplikasi
      Gambar 4.24 Halaman Data Teknisi HUB Aplikasi
      Gambar 4.25 Halaman Form Teknisi HUB Aplikasi
      Pada Gambar 4.24 menampilkan data yang telah disimpan pada Gambar 4.23, setelah masuk ke data teknisi HUB lalu klik tombol tampilkan akan muncul form data HUB yang dapat dilihat pada Gambar 4.25 lalu input form teknisi HUB dan klik tombol simpan.
    8. Halaman Pimpinan
      Gambar 4.26 Halaman Data Pimpinan
      Gambar 4.27 Detail Rekap Laporan Aplikasi
      Pada halaman data pimpinan menampilkan laporan yang dapat dilihat detail nya dengan menekan tombol view pada Gambar 4.26, yang akan menampilkan detail laporan dan pimpinan menentukan approv/reject. Jika sudah memberikan nilai akan tampil di kolom kondisi sesuai dengan yang diberikan niai pada pimpinan pada Gambar 4.27.

    Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

    Spesifikasi Hardware

    Perangkat keras yang dibutuhkan oleh aplikasi adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Adapun Spesifikasi kebutuhannya adalah sebagai berikut :
    1. Processor : Intel Core i3
    2. RAM : DDR3 2 GB
    3. Harddisk : 500 GB
    4. Monitor : 14 inch

    Aplikasi Yang Digunakan

    Perangkat lunak yang digunakan merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan. Agar sistem dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut :
    1. Windows 7 Pro 64 bit
    2. XAMPP
    3. Sublime Text 2.0
    4. Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition
    5. Browser (Mozilla Firefox), Opera browser
    6. Balsamiq Mockups 3

    Hak Akses

    Hak akses untuk dapat mengoperasikan atau mengolahan data dapat dilakukan oleh :
    1. Teknisi FO (Fiber Optik)
    2. Teknisi HUB
    3. Teknisi Coaxial
    4. Regional Head / Pimpinan

    Testing

    Untuk tahap pengujian penulis menggunakan metode Black Box Testing. Metode ini merupakan pengujian program terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program yang bertujuan untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.
    Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dengan fungsi dasar dari program tersebut.
    Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan ouput yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah berjalan dengan baik, tetapi apabila ouput yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan funsionalnya, maka masih terdapt kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penulusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.
    Berikut metode testing dengan menggunakan metode black box :
    1. Login Aplikasi
    2. Testing Aplikasi

    Evaluasi Sistem

    Setelah melakukan pengujian dengan metode Black box testing untuk aplikasi permohonan, yang diawali oleh tampilan login yang wajib di isi dengan menggunaan username dan password yag terdaftar dengan benar jika salah satu tidak diisi dengan benar aplikasi akan menolak masuk keaplikasi, dan jika sudah diisi dengan benar aplikasi secara langsung akan masuk ke menu utama akun yang akan dimasuki yang dapat dilihat di Tabel 4.8 Login Aplikasi.
    Setelah pengujian login berhasil, pengujian selanjutnya di Tabel 4.9 Testing Aplikasi, yang akan dimulai dari menambahkan node id pada akun FO, yang telah diuji pada nomer 1 tabel yang menyatakan berhasil menambahkan node id pada akun FO, dibaris kedua atau testing no 2 adalah menambahkan jaringan baru pada menu data fiber optik dengan mengklik tombol mengisi form registrasi jaringan baru, setelah diisi dengn bener data tersebut akan masuk ke data fiber optik yang telah di uji dan dinyatakan berhasil atau valid.
    Pengujian selanjutnya adalah approvel registrasi jaringan baru pada akun HUB yang berada di menu data fiber optik, setelah klik tombol lihat data, akan menampilkan form yang telah diisi oleh teknisi FO, setelah itu teknisi HUB memberikan approve yang telah melakukan pengujian pada baris no 3 di Tabel 4.9 Testing Aplikasi, dan dinyatakan berhasil atau valid.
    Pada pengujian selanjutnya adalah mengisi form testing teknisi coaxialdengan data yang telah disetujui oleh teknisi HUB sebelumnya dan pengujian tersebut dinyatakan valid.
    Pengujian selanjutnya adalah memberikan approvel dari data teknisi coaxial yang sebelumnya telah diisi, setelah melakukan pengujian dan melihat data teknisi coaxial dan dinyatakan disimpan atau disimpan atau dikonfirmasi dan merubah kondisi menjadi konfirmasi aplikasi dinyatakan berhasil, lalu akun HUB melakukan pengisian akun teknisi HUB yg telah disimpan atau dikonfirmasi data akun coaxial, lalu disimpan aplikasi berhasil menyimapan data dan kondisi menjadi sudah di input.
    Pengujian selanjutnya adalah pengujian terakhir yang berada di akun pimpian, yang dimana akun pimpinan mendapatkan rekap data dari akun coaxial dan akun HUB sebelumnya dan dinyatakan berhasil karna apikasi dapat merubah kondisi menjadi approve, jika sudah di approve pimpinan aplikasi ini dinyatakan telah berhasil menjalankna tugasnya dengan baik, sesuai dengan kebutuhan yang ada.

    Time Schedule

    Time schedule merupakan hal-hal yang menjelaskan tentang perencanaan proses implementasi. Pada tahap ini, rencana implementasi sangat berguna dalam menentukan proses pelaksanaan langkah-langkah kegiatan implementasi. Adapun langkah-langkah time schedule ini adalah sebagai berikut:

    Estimasi Biaya


    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka pada penelitian ini penulis dapat menyimpulkan beberapa hal:
    1. Pada sistem aktifasi penambahan jaringan baru (NRO) yang sedang berjalan saat ini sudah memiliki laporan tetapi masih mempunyai kekurangan atau kendala yang belum mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan secara cepat karena masih menggunakan cara manual sehingga belum mampu menghasilkan laporan yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
    2. Untuk mengatasi kendala – kendala yang terjadi yang pertama harus memprioritaskan cumul losses dan losses tiap sambungan kabel fiber optik guna mendapatkan hasil optimal pada signal perangkat baik di HUB ataupun di node pada saat pengukuran dengan OTDR, melakukan konfigurasi di sisi HUB dengan teliti, tepat, dan sesuai standar operasi.
    3. Untuk mempermudah proses aktivasi yang berjalan pada PT. Linknet Tbk, dilakukan pembuatan sistem aktivasi yang terkomputerisasi yang berbasis web, menggunakan bahasa pemprograman PHP dan database mySql untuk menghasilkan sistem yang diinginkan sehingga dapat input data sesuai kebutuhan masing-masing tim dan dapat menghasilkan output sesuai laporan yang dibutuhkan oleh atasan dan tim.

    Saran

    Dengan melihat kesimpulan yang ada, maka penulis ingin memberikan saran yang sesuai dengan apa yang penulis dapatkan selama menyelesaikan laporan Skripsi ini. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:
    1. Perlu ditambahkan fitur backup data aktivasi secara otomatis agar mengurangi kerusakan dan kehilangan data.
    2. Sistem yang diusulkan dapat diimplementasikan dengan baik maka diperlukan perawatan secara bertahap agar dapat digunakan dengan maksimal.
    3. Aplikasi yang akan dibuat harus terintegrasi dengan database sehingga dapat diupdate jika ada perubahan informasi data aktivasi karena kedepannya akan sangat dibutuhkan dalam pemeliharaan jaringan.

    Daftar Pustaka

    1. 1,0 1,1 1,2 Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
    2. 2.Pratita & Djahir (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
    3. Swastika, I. P. A., & Putra, I. G. L. A. R.(2016). Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi: Implementasi dan Studi Kasus. Yogyakarta: Andi
    4. H. A. Rusdiana (2014). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
    5. 5,0 5,1 Tyoso. (2016). Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Deepublish
    6. Astriyani, Erna, Andri Lukmana, Agung Irawan. (2016). “Media Video Company Profile Sebagai Sarana Informasi Dan Promosi Di PT. Surya Toto Indonesia Tbk. Kabupaten Tangerang”. Journal CICES Vol. 2 No. 2 – Agustus 2016. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja
    7. Siagian, S. (2016). “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi RekamMedik pada Puskesmas Pakuan Baru”. Scientia Journal, 5(2).
    8. 8,0 8,1 8,2 Bachtiar, Dede. Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Jaya Kota Tangerang. Jurnal Sisfotek Global. Vol. 5 NO. 1. ISSN: 2018-1762. http://stmikglobal.ac.id/journal/index.php/sisfotek/article/view/69/71.Diakses pada 12 Desember 2019.
    9. McKay, Alison, George N. Stiny, and Alan de Pennington. (2016). "Principles for the definition of design structures," International Journal of Computer Integrated Manufacturing, vol. 29, no. 3, p. 237.
    10. Ines Desti Indraswuri. 2015. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Bantuan Operasional Sekolah Unit Pelaksana Teknis Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar (UPT TK Dan SD) Kecamatan Kebonagung. Speed Journal – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 11 No 2 -2015 - ijns.org.
    11. 11,0 11,1 Syukron, A., & Hasan, N. (2015) "Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Berbasis Web pada Puskesmas Winong," Bianglala Informatika, vol. 3, no. 1
    12. id.wikipedia.org. 2015. Jaringan telekomunikasi. Diakses pada 18 Januari 2020, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_telekomunikasi#Deskripsi.
    13. en.wikipedia.org. 2019. Hybrid fiber-coaxial. Diakses pada 18 Januari 2020, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Hybrid_fiber-coaxial
    14. Diah Puspitasari (2016). SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS WEB. Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol.XII, No.2 September 2016
    15. Onu, Fergus U, Chinelo. V. Umeakuka. (2016). Object Oriented Programming (Oop) Approach To The Development Of Student Information Management System. Ebonyi State University, Abakaliki-Nigeria: International Journal Of Computer Applications Technology And Research
    16. Maimunah, M., Supriyanti D., dan Hendrian, H,. 2017. "Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android pada Outlet Pizza Hut Delivery," Semnasteknomedia Online, vol. 5, no. 1, pp. 4-5-1.
    17. 17,0 17,1 Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. (2015). “Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.” Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol 8, No. 2, Januari 2015.
    18. Sanjaya, D., Dianova L., &Nugraha, L.S.(2015). “Perancangan Sistem Berorientasi Objek dengan UML (Unified Modelling Language)”. Makalah, Sistem Informasi.
    19. M.A. Ansari. 2017. “Event Organization Using GPS Based Location Tracking Including Communication System”. Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR) Vol 3 Issue 6.
    20. 20,0 20,1 Firdayanti, M. (2015). "Perancangan dan Implementasi Rekam Medis Pasien Poli Umum di Rumah Sakit Aisyiyah Muhammadiyah Padang Menggunakan PHP dan MySQL," Jurnal Teknika, vol. 5, no. 2.
    21. Ramadhani, S., Anis, U., & Masruro, S. T. (2016). "Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Layanan Kesehatan di Kecamatan Lamongan Dengan PHP MySQL," Jurnal Teknika, vol. 5, no. 2.
    22. Sholikhin, A., & Riasti, B. K. (2017). "Pembangunan Sistem Informasi Inventarisasi Sekolah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Berbasis Web," IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security, vol. 2, no. 2.
    23. 23,0 23,1 Nugraha, R., Exridores, E., & Sopryadi, H. (2014). "Penerapan Algoritma Fisher-Yates Pada Aplikasi The Lost Insect Untuk Pengenalan Jenis Serangga Berbasis Unity 3D.
    24. Sutopo, Priyo, Dedi Cahyadi dan Zainal Arifin. 2016. Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 di Kalimantan Timur Berbasis Web. Jurnal Informatika Mulawarman Vol.11 No.1. Kalimantan Timur: Universitas Mulawarman.
    25. 25,0 25,1 25,2 Hastanti, R. P., Purnama, B. E., & Wardati, I. U. (2015). "Sistem penjualan Berbasis Web (e-commerce) pada Tata Distro Kabupaten Pacitan," Publikasi Nasiona, vol. 3, no. 1.
    26. Kadir, Abdul. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi."
    27. Pratama. I Putu Agus Eka. (2014). Sistem Informasi dan Implementasi. Bandung: Informatika.
    28. Hidayatullah, Priyanto, dan Jauhati Khairul K. (2015). Pemrograman WEB. Bandung: Informatika Bandung.
    29. Sutanto, Ery Hermawan. 2014. Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir. Wahana Komputer: Semarang.
    30. Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
    31. 31,0 31,1 31,2 31,3 Raharjo, Y. A. (2017). “Penerapan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Sebagai Dasar Strategi Bersaing pada Batik Gres Tenan “. (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
    32. Astuti, P. T. (2017). “Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung pada Pola Grameen Bank Ditinjau dari Analisis SWOT “. (Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2017).
    33. Anwar, A. N., & Andi, A. (2017). “Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada PT Tribuana Pekanbaru”. PROCURATIO (Jurnal Ilmiah Manajemen), 4(3), 283-298.
    34. Ariza, K. D. (2015). "Pembuatan Aplikasi Informasi Tagihan Listrik Berbasis Android," Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer.
    35. Ramadhina, S. (2015). "Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Bengkel di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta," Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, vol. 22, no. 3, pp. 324-338.
    36. 36,0 36,1 Pratiwi, Heny. (2015). "Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Berprestasi Menggunakan Metode Multicator Evaluation Process," Jurnal Sistem Informasi, vol. 5, no. 2.
    37. Mustaqbal, M. Sii, Roero Fajri Firdus, Hendra Rahmadi. (2015). "Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis," Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, vol. 1, no. 3.
    38. Mustaqbal, M. Sii, Roero Fajri Firdus, Hendra Rahmadi. (2015). "Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis," Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, vol. 1, no. 3.
    39. Yousuf, Masooma, and M. Asger. “Comparison of Various Requirements Elicitation Techniques”. International Jurnal of Computer Applications Vol.116 No.4, April 2015 ISSN 0975-8887.
    40. Dzulhaq, M.Iqbal, Rahmat Tullah, Putra Satia Nugraha. (2017). "Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013 Kota Tangerang," Jurnal Sisfotek Global, vol. 7, no. 1.
    41. Azizah. Nur (2016). “Rancang sistem informasi penjualan pompa dan vakum blower pada PT. Mandala Teknik Jakarta.” Vol. 2. Jurnal Sensi Hal. 122 16.
    42. Desrianti, D. I., & Parmania, D. F. (2015). “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA RHJFOX SEBAGAI FORUM DISKUSI”. CCIT Journal, 8(3), 147-164.
    43. 43,0 43,1 Sunarya, A., Santoso, S., & Sentanu, W. (2015). “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Jaringan Lan”. CCIT Journal, 8(2), 1-11
    44. Azizah, N., Pramono, B., & Pratama, A. (2016). “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN POMPA DAN VAKUM BLOWER PADA PT. MANDALA TEKNIK JAKARTA”. SENSI Journal, 2(2), 117-127.
    45. Nova Oktaviani – 7080029. (2015). “Analisis Kinerja Link Power Budget Pada Jaringan HFC Di PT. First Media”. Akademi Telkom Jakarta, TA384 Okt-2015, 384.
    46. Mulia, F.R. (2015). “ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA”. Universitas Telkom,
    47. Manggolo, Inu, et al. "Optimalisasi Perencanaan Jaringan Akses Serat Optik Fiber To The Home Menggunakan Algoritma Genetika." InComTech, vol. 2, no. 1, 2011, pp. 21-36,
    48. Sidauruk, Nurul Ismi Mentari., Mubarakah, Naemah.,(2015). “PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) SINGUDA ENSIKOM”, VOL.12 NO.34
    49. Saputro, D. K. A. (2016). “Analisis Perencanaan Jaringan LTE di Pita Frekuensi 3500 MHz dengan Mode TDD dan FDD”. Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, 7(1).
    50. RAMADONNA, TRY FEBY. (2017). “ANALISIS DAN PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMALISASI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (STUDI KASUS: PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA)”. Other thesis, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA.
    51. Firdaus, Pradana, Ferdyan Andhika., Indarto, Eka.,(2016). “PERFORMANSI JARINGAN FIBER OPTIK DARI SENTRAL OFFICE HINGGA KE PELANGGAN DI YOGYAKARTA”. Media.neliti.com

Contributors

Harta