SI1611495155

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC PADA APLIKASI SKP+ (STANDAR KELAYAKAN PRODUK)

TERHADAP PERMINTAAN PADA PT. MAJU SUKSES MANDIRI BLOK


SKRIPSI






Disusun Oleh :

NIM : 1611495155

NAMA : Fika Regita Trismiyanto


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

(2019/2020)



UNIVERSITAS RAHARJA

 


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC PADA APLIKASI SKP+ (STANDAR KELAYAKAN PRODUK)

TERHADAP PERMINTAAN PADA PT. MAJU SUKSES MANDIRI BLOK

Disusun Oleh :

NIM
: 1611495155
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Desember 2019

Dekan Fakultas
   
Rektor
   
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
   
Universitas Raharja
   
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
   
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
   
(Desy Apriani, S.Kom.,M.T.I)
NIP : 006095
   
NIP : 000603
   
NIP : 010814




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC PADA APLIKASI SKP+ (STANDAR KELAYAKAN PRODUK)

TERHADAP PERMINTAAN PADA PT. MAJU SUKSES MANDIRI BLOK


Dibuat Oleh :

NIM
: 1611495155
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disetujui Oleh :

Tangerang, Desember 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
( Rosmawati Dwi, S.T., M.Kom )
   
( Oleh Soleh, S. Kom., M.M.S.I.)
NID : 17013
   
NID : 04043




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC PADA APLIKASI SKP+ (STANDAR KELAYAKAN PRODUK)

TERHADAP PERMINTAAN PADA PT. MAJU SUKSES MANDIRI BLOK


Disusun Oleh :

NIM
: 1611495155
Nama
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

  
Tangerang, Desember 2019
   
(Fika Regita Trismiyanto)
NIM : 1611495155

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAK

Dalam suatu Perusahaan atau Industri ketepatan dan kecepatan kerja merupakan elemen dalam pencapaian tujuan dan menjalankan visi dan misinya. Kecepatan serta ketepatan dalam bekerja akan menjadi kunci keberhasilandalam pengimplementasikan kinerja PT. Maju Sukses Mandiri Blok yang merupakan perusahaan dibidang perdagangan besar bahan bangunan yang selalu mengutamakan kualitas produk, pengiriman serta dapat menjangkau kebutuhan konsumennya dari berbagai sub instansi, penentuankelayakan produk antara konsumen A dan konsumen B yang saat ini ditangani oleh divisi marketing masih dilakukan secara subjektif tidak ada dasar ataupun standar kelayakan kebutuhan, sehingga menimbulkan masalah barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan lalu tidak dilakukannya pembayaran yang menyebabkan kerugian dari pihak perusahaan, dari permasalahan tersebut perlu adanya suatu sistem yang dapat mengelola suatu nilai produk menjadi lebih terukur dan dapat dihitung, salah satu caranya merancang aplikasi sistem yang mempermudah konsumen ataupun pihak perusahaan membuat suatu keputusan yang memudahkan efisiensi biaya, ketepatan pengiriman serta mengjangkau berbagai sub instansi sesuai dengan standarisasi kelayakan produk. Penggunaan Metode Fuzzy Logic yang mempunyai fungsi untuk “meniru” kecerdasan yang dimiliki manusia untuk melakukan sesuatu dan mengimplementasikannyadalam pembuatan sistem yang juga dirancang menggunakan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats), dilakukan elistasi kebutuhan sistem, serta menggunakan pemodelan sistem UML (Unified Modelling Language) yang kemudian diimplementasikan dalam bahasa pemograman Hypertext Prepocessor (PHP) disambungkan dengan basis data MySQL-Server. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu disivi marketing menyelesaikan kebutuhan konsumen dengan cepat, tepat dan mengjangkau kebutuhan produk dari berbagi sub instansi dengan standar kelayakan produk.

Kata kunci : Keputusan, Fuzzy, Kelayakan, SWOT

ABSTRACT


In a company or industry the accuracy and speed of work are elements in achieving goals and carrying out its vision and mission. Speed and accuracy in working will be the key to success in implementing the performance of PT. Maju Sukses Mandiri Blok which is a company in the wholesale trade in building materials that always prioritizes product quality, delivery and can reach the needs of consumers from various sub-agencies, determining the feasibility of products between consumers A and consumers B which is currently handled by the marketing division is still done subjectively not there is a basis or standard of eligibility requirements, causing problems with goods that are not in accordance with the needs and then not making payments that cause losses from the company, from these problems there needs to be a system that can manage a product value becomes more measurable and can be calculated, one way designing system applications that make it easier for consumers or companies to make decisions that facilitate cost efficiency, on-time delivery and reach out to various sub-agencies in accordance with product standardization. The use of Fuzzy Logic Method which has a function to "mimic" intelligence possessed by humans to do something and implement it in making systems that are also designed using the SWOT method (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), performed system requirements elimination, and using UML system modeling (Unified Modeling Language) which is then implemented in the Hypertext Prepocessor (PHP) programming language connected to the MySQL-Server database. This application is expected to help marketing departments solve the needs of consumers quickly, accurately and reach out to the needs of the product from sharing sub-agencies with product eligibility standards.

keywords: Decision, Fuzzy, Feasibility,SWOT




KATA PENGANTAR


Alhmdulilah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENAGIHAN BERBASIS WEBSITE PADA PT PRATAMA DATAMAKSIMA”.

Tujuan penulis Laporan Skripsi/Tugas Akhir ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1/Diploma 3 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
  3. Ibu Desy Apriani, S.Kom., MTI. Selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Manajemen.
  4. Bapak Haryanto, S.Kom., M.M. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi/ Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
  5. Bapak Dr. Era Era Hia, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dalam penelitian serta penyusunan laporan, memberikan ilmu pengetahuan dan dorongan dalam menyusun laporan Skripsi hingga selesai.
  6. Bapak Muhammad Panji selaku stakeholder pada PT Pratama Datamaksima yang telah memberikan kesempatan dan informasi selama melakukan Skripsi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  8. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi/Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
  9. Untuk teman seperjuangan Sigit, Halim, Mustopa,dan teman-teman yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah susah senang bersama dan selalu mendukung dalam mengerjakan Skripsi ini yang telah memberikan doa, dukungan baik moril maupun materil sehingga laporan Skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi/Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi.Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

  
Tangerang, Desember 2019
   
(Fika Regita Trismiyanto)
NIM : 1611495155



Daftar isi



DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 3.1. Logo RSIA Pratiwi
  2. Gambar 3.2. Struktur Orgaisasi RSIA Pratiwi
  3. Gambar 3.3. Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan
  4. Gambar 3.4. Use Case Diagram Sistem yang berjalan
  5. Gambar 3.5. Activity Diagram Sistem Yang Berjalan
  6. Gambar 3.6. Activity Diagram Sistem Pelayanan pelanggan
  7. Gambar 3.7. Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan
  8. Gambar 3.8. Sequence Diagram Pengolahan Data Pasien Rawat Inap
  9. Gambar 4.1. Use Case Diagram Sistem yang diusulkan
  10. Gambar 4.2. Squence Diagram Sistem Pasien yang diusulkan
  11. Gambar 4.3. Squence Diagram Sistem Admin yang diusulkan
  12. Gambar 4.4. Activity Diagram Sistem Pasien yang diusulkan
  13. Gambar 4.5. Activity Diagram Sistem Pasien yang diusulkan
  14. Gambar 4.6. Class Diagram Sistem yang diusulkan
  15. Gambar 4.7. Halaman Utama Tabel 4.5. Tabel Tindakan
  16. Gambar 4.8. Halaman Menu Ketersediaan Kamar Rawat Inap
  17. Gambar 4.9. Halaman Menu Login Admin
  18. Gambar 4.10. Halaman Menu Master Admin
  19. Gambar 4.11. Halaman Menu Laporan Admin

DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1. Hasil Analisa Kinerja
  2. Tabel 3.2. Hasil Analisa Informasi
  3. Tabel 3.3. Hasil Analisa Ekonomi
  4. Tabel 3.4. Hasil Analisa Pengendalian
  5. Tabel 3.5. Hasil Analisa Efisiensi
  6. Tabel 3.6. Hasil Analisa Pelayanan
  7. Tabel 3.7. Elisitasi Tahap I
  8. Tabel 3.8. Elisitasi Tahap II
  9. Tabel 3.9. Elisitasi Tahap III
  10. Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan
  11. Tabel 4.2. Tabel User
  12. Tabel 4.3. Tabel Pasien
  13. Tabel 4.4. Tabel kamar
  14. Tabel 4.5. Tabel Tindakan
  15. Tabel 4.6. Tabel Dokter
  16. Tabel 4.7. Tabel Registrasi
  17. Tabel 4.8. Tabel Perawatan
  18. Tabel 4.9. Tabel Pembayaran
  19. Tabel 4.10. Tabel Regis Kamar
  20. Tabel 4.11. Tabel Black Box Testing
  21. Tabel 4.12. Schedule
  22. Tabel 4.13. Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam suatu Perusahaan atau Industri ketepatan dan kecepatan kerja merupakan elemen dalam pencapaian tujuan dan menjalankan visi dan misinya. Bersamaan dengan itu pengetahuan dan keahlian dibidang teknologi pun harus dikuasai dengan baik mengingat perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan serta ketepatan dalam bekerja akan menjadi kunci keberhasilan suatu Perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada konsumennya. Sistem pendukung keputusan juga merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif penting dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi Perusahaan alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Model yang merupakan karakteristik utama dari sistem pendukung keputusan yang merupakan suatu bentuk representasi alat pengolah data yang disederhanakan atau abstraksi dari sebuah realita. semakin dibutuhkannya alat pengolah data yang bisa digunakan untuk pengambilan keputusan yang dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat dan mudah.

PT. Maju Sukses mandiri adalah perusahan yang bergerak dibidang distributor bahan bangunan khususnya bata ringan dan semen yang mensupplai barang dari banyak produsen untuk banyak konsumen dengan permintaan produk yang berbeda. Perusahaan sangat mengutamakan kualitas pengiriman produk yang tepat terhadap konsumen A ataupun Konsumen B, banyaknya permintaan bata ringan yang masuk membuat kelimpungan pada divisi marketing melakukan olah produk mana yang akan dikirim, dikarenakan belum adanya kelayakan kebutuhan produk kepada konsumen. Dan adapun masalah yang berjalan semua pemilihan produk masih dilakukan secara manual, sehingga perhitungan kelayakan produk terhadap permintaan konsumen cenderung subyektif dengan perkiraan yang kurang tepat dan membutuhkan waktu yang tergolong lama. Oleh karena itu agar proses penilaian kalayakan produk terhadap konsumen menjadi lebih obyektif dan praktis, sebaiknya dilakukan secara komputerisasi dengan mengembangkan suatu aplikasi yang mengimplementasikan metode-metode yang tepat. Nantinya akan mempermudah agar perusahaan tersebut memiliki sistem yang terstruktur dan dinamis. Sehingga akan membantu seorang general manager dalam mengambil suatu keputusan akan kelayakan produk yang hendak dikirim.

Berdasarkan permasalahan yang ada pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok tersebut, maka penyusun terdorong untuk mengembangkan hasil penelitian untuk diterapkan pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok dengan membangun sebuah “Study Kelayakan Permintaan Kebutuhan Produk Menggunakan Metode Fuzzy Logic pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok” Pada penelitian sistem pendukung keputusan ini, menggunakan metode penelitian yaitu : Metode Fuzzy Logic yang mempunyai fungsi untuk “meniru” kecerdasan yang dimiliki manusia untuk melakukan sesuatu dan mengimplementasikannya ke suatu perangkat sehingga menghasilkan perbandingan variable berberapa data dari varian yang berbeda dan diimplementasikan dalam penilaian khalayak produk permintaan kebutuhan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana kualifikasi dasar pemilihan produk pada sistem yang berjalan saat ini di PT. Maju Sukses Mandiri Blok ?
  2. Bagaimana cara merancang dan mengimplementasikan Sistem Penunjang Keputusan kelayakan pemilihan produk sehingga dapat mempercepat serta memudahkan dalam pengambilan keputusan?
  3. Bagaimana hasil kelayakan dari system yang diusulkan?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dalam pembahasan in ilebih terarah dan berjalan dengan baik, perlu adanya batasan masalah. Pada penelitian ini maka penulis membatasinya dalam ruang lingkup penelitian pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok tentang konsumen melakukan pesanan, konsumen melakukan penginputan spesifikasi produk, detail produk serta jumlah kebutuhan, marketing menerima pesanan, sistem melakukan olah data berdasarkan objek-objek yang dijadikan variable, serta sistem mencetak informasi berdasarkan study kelayakan yang telah dirumuskan hingga menghasilkan laporan pengiriman.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian harus jelas dan tegas karena penelitian sebagai indikasi ke arah mana data dan informasi apa yang akan dicapai melalui penelitian itu. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis membagi tiga kriteria penelitian ini adalah untuk:

  1. Tujuan Individual
    1. Sebagai salah satu bentuk penerapan ilmu yang telah didapat dibangku kuliah pada dunia kerja.
    2. Menjadikan cakrawala baru ilmu pengetahun yang di dapat pada saat penelitian.
    3. Sebagai bentuk kreatifitas dan inovasi terhadap kemampuan diri yang perlu selalu diasah
    4. Sebagai syarat bagi penulis untuk kelulusan meraih gelar sarjana pada Universitas Raharja
    5. Menambah pengalaman secara langsung bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja di bidang IT.
  2. Tujuan Operasional
    1. Mengetahui secara jelas apa yang menjadi kebutuhan konsumen secara terukur dan tertata.
    2. Mengetahui kendala dan permasalahan yang terjadi dari efek sebab akibat yang ditimbulkan.
    3. Menampilkan solusi-solusi yang tercipta dari akar masalah yang tidak tersistem.
    4. Mengetahui standar kelayakan yang akan dijadikan acuan pada divisi terkait.
    5. Mempermudah dalam mengambil keputusan produk yang dipilih berdasarkan spesifikasi permintaan konsumen..
  3. Tujuan Fungsional
    1. Untuk menganalisa kelayakan produk yang berjalan pada PT. Maju Sukses Mandiri blok.
    2. Untuk menganalisa kendala dan permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan.
    3. Untuk menganalisa kebutuhan konsumen dari berbagai spesifikasi yang berbeda terhadap sistem yang akan diusulkan
    4. Sebagai bahan minimalisir kesalahan dari keputusan subjektif yang sering terjadi saat ini, dan perubahan keputusan yang lebih objektif berdasarkan data dan fakta lapangan.
    5. Untuk menganalisa pemanfaatan standar kelayakan yang ada saat ini.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini harus mampu menjadika suatu sistem kearah yang lebih baik, efektif dan efisiensi, maka dari itu peneliti membagi dua kriteria manfaat yaitu:

  1. Manfaat Penulis
    1. Membantu penulis melakukan perancangan study kelayakan pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok
    2. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi.
    3. Memberi pengetahuan bagi penulis tentang sistem yang baik dan benar.
    4. Mengembangkan kreatifitas penulis khususnya dan pembaca pada umumnya dalam menganalisa bagaimana study kelayakan diterapkan.
    5. Memperluas wawasan penulis serta memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah di dapat.
  2. Manfaat Perusahaan
    1. Membantu Perusahaan mengubah sistem pemilihan produk yang telah berjalan secara manual menjadi suatu sistem yang terstruktur dan tertata sekaligus reminder keputusan produk untuk mencapai laba maksimum
    2. Kemudahan bagi divisi terkait untuk pembuatan laporan penjualan berdasarkan sistem yang masuk sesuai dengan standar kelayakan.
    3. Dapat membantu perusahaan dalam menanggani data konsumen yang banyak dan terhindar dari kesalahan human error.
    4. Menyediakan informasi terhadap produk yang paling di butuhkan oleh konsumen dengan lebih mudah.
    5. Pendataan dokumen menjadi lebih baik sehingga tidak ada arsip dokumen yang duplikat dan mempercepat pencarian dokumen yang dibutuhkan.
    6. Meminimalisir dokumen – dokumen yang hilang dan rusak.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Observation Research)
  2. Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan kerja yang bertempat di PT. Maju Sukses Mandiri Blok, observasi dilakukan guna melihat langsung proses kerja dan mengamati sistem yang sedang berjalan.

  3. Metode Wawancara (Interview Research)
  4. Peneliti melakukan sesi tanya jawab kepada narasumber yang bernama Ibu Selly Claudia SE yaitu Pegawai Tetap di PT. Maju Sukses Mandiri Blok untuk mengambil data-data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian terhadap sistem dan mengetahui alur kerja yang terjadi dalam perusahaan tersebut, khususnya dalam Pengembangan Aplikasi tersebut di PT. Maju Sukses Mandiri Blok.

  5. Metode Studi Pustaka (Library Research)
  6. Mencari referensi yang dapat dijadikan panduan dalam penyusunan laporan Skripsi, yang bersumber dari berbagai buku analisa guna mendapatkan gambaran secara teoritis yang berkaitan dengan penulisan laporan skripsi ini.

Metode Analisa Sistem

Dalam metode ini penulis menggunakan metode analisis sistemterdapat beberapa metode yang digunakan oleh penulis yaitu : Metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,Threats) yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan memecahkan masalah yang ada pada PT Maju Sukses Mandiri Blok. Kemudian untuk rancangan sistem baru akan diusulkan digunakan elisitasi yang melakukan tiga tahap yaitu elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draf elisitasi. Adapan alat bantu (tool) yang digunakan yaitu UML (Unified Modelling Language) yang dibuat dengan menggunakan software Ms VisualParadigm.

Metode Perancangan

Metode perancangan model ini menggunakan perancangan model UML (Unified Modelling Language) yang meliputi Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram. Untuk membuat sistem perlu sebuah tools atau dukungan untuk dapat membangun sistem yang baru. Dalam pembuatan sistem ini mengusulkan memakai bahasa pemrograman PHP, Mysql untuk pembuatan database, Sublime Text untuk membuat desain atau tampilan, serta Xampp sebagai server atau penghubung bahasa pemrograman.

Metode Pengujian

Metode pengujian yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan blackbox texting. Blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, antara lain fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan output, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

Sistematika Penulisan

Untuk lebih memperjelas dan memudahkan pembaca dalam pemahaman yang dibahas, maka laporan ini terdiri beberapa bab. Adapun susunan dan uraian bab-bab tersebut, maka penulis mengelompokan materi laporan ini menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaiannnya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian yang di pergunakan serta sistematika penulisan laporan Skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan landasan teori dari penyusunan Skripsi yang membahas tentang definisi–definisi yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum PT. Maju Sukses Mandiri Blok, sejarah singkat, struktur organisasi, serta uraian sistem yang berjalan dengan digambarkan melalui Use Case, Activity dan Squence Diagram

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab IV merupakan bagian usulan sistem yang baru berdasarkan dari hasil analisa permasalahan di bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang dibuat. Saran tersebut ditujukan untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada sistem yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang referensi-referensi yang didapat selama melakukan penelitian yang dihasilkan.

LAMPIRAN

Daftar yang membuat keseluruhan data dan dokumentasi pekerjaan yang pernah dilakukan untuk melengkapi Laporan Skripsi ini dibuat.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Mulyati dkk, dalam Jurnal ICIT (2018:119)[1]. “Sistem didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang saling berhubungan dan berkaitan untuk melakukan dan mencapai tugas bersama-sama.”

Menurut Agus Ramdhani Nugraha dan H. Ahmad Sofyan Haris dalam Jurnal Teknik Informatika (2016:32)[2]. “Suatu sistem dapat di definisikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Jogiyanto yang dikutip oleh Nengah Agus Arimbawa Dwijayadi dkk dalam kumpulan artikel mahasiswa pendidikan teknik informatika (2018:2)[3]. Terdapat dua kelompok pendekatan sistem di dalam mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan pada prosedur dan pendekatan pada komponen/elemen. Pendekatan sistem pada prosedurnya mendefenisikan sistem sebagai berikut: “Suatu sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama - sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”. Sedangkan pendekatan sistem pada komponen atau elemennya mendefenisikan sistem sebagai berikut: “Sistem merupakan bagian-bagian elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan untuk mencapai membentuk satu kesatuan”.

Dengan demikian pengertian sistem dapat disimpulkan sebagai sekelompok atau kumpulan elemen yang saling terintegrasi dan berinteraksi yang bersatu untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem menurut Alief Maulana, Muhammad Sadikin dan Arief Izzudin dalam jurnal Teknoif (2018:183)[4], yaitu sebagai berikut.

  1. Komponen Sistem (Components System) Memiliki komponen, Sistem biasanya terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Setiap sistem tidak perduli berapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
  2. Lingkungan Luar Sistem (Environment System) Lingkungan luar sistem merupakan sesuatu di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
  3. Batas sistem (boundary), Batas sistem yaitu pembatas antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini bisa menjadi suatu sistem yang dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
  4. Penghubung sistem (interface) Penghubung sistem yaitu media penghubung antara satu komponen dengan komponen yang lainnya pada suatu sistem.
  5. Masukan sistem (input) Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses.
  6. Keluaran Sistem (Output System)Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012: 11) [5]yang dikutip oleh K. Cahyani (2017), mengatakan bahwa “Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang”, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
  2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system.
  3. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik. Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.
  4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya, sistem ini bekerja otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.

Siklus Hidup Sistem

Maniah dan Hamidin (2017: 1) [6]menjelaskan dalam bukunya bahwa, sebuah sistem harus memenuhi syarat minimumnya yaitu 3 unsur pembentuk sistem, terdiri dari input, proses, output. Berikut adalah bentuk sistem yang paling sederhana:

21
Gambar 2.1.1.4 Siklus hidup sistem

Input adalah data atau informasi yang dibutuhkan oleh sebuah sistem untuk selanjutnya diproses sesuai dengan ketentuan proses yang telah ditentukan. Pada akhirnya sistem akan menghasilkan keluaran (output) yang bila diperlukan lagi maka, hasil output tersebut akan kembali menjadi sebuah input, begitu seterusnya, ini yang kita sebut dengan system life cycle (sisklus hidup sistem).

Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Sistem Penunjang Keputusan (Decission Support System)

Menurut Mulyadi (2016 : 2) menyatakan bahwa “Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu”. Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama akibat yang akan didapatkan. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau tidak dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. Keputusan adalah suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya. Suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (SPK) didefinisilan sebagai suatu sistem informasi untuk membantu manajer level menengah untuk proses pengambilan keputusan setengah tersruktur (semi structured) supaya lebih efektif dengan menggunakan model-model analitis dan data yang tersedia Karakteristik umum dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yaitu :

  1. SPK adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka antara mesin / komputer dan pengguna.
  2. SPK mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi / tidak terstruktur dalam berbagai macam proses dan gaya pengambilan keputusan.
  3. SPK menggunakan data, basis data dan analisa model-model keputusan.
  4. Menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe sumber data.

Dalam implementasi SPK, hasil dari keputusan-keputusan dari sistem bukanlah hal yang menjadi patokan, pengambilan keputusan tetap berada pada pengambil keputusan. Sistem hanya menghasilkan keluaran yang mengkalkulasi data-data sebagaimana pertimbangan seorang pengambil keputusan. Sehingga kerja pengambil keputusan dalam mempertimbangkan keputusan dapat dimudahkan (Wibowo, 2016). Terdapat dua model pengambilan keputusan, Davis dalam Hartono (2015:120) :

  1. Model Sistem Tertutup Model sistem tertutup dilandasi asumsi bahwa keputusan dapat diambil tanpa campur tangan dari lingkungan (luar) sistem, karena sistem pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam hal ini sistem pengambilan keputusan dianggap:
    1. Mengetahui semua alternatif tindakan untuk menanggapi permasalahan dengan segala konsekuensinya.
    2. Memiliki metode untuk menyusun alternatif-alternatif sesuai prioritasnya.
    3. Dapat memilih/menetapkan alternatif yang paling menguntungkan, misalnya dari segi laba, manfaat, dan lain-lain.
  2. Model Sistem Terbuka Model sistem terbuka dilandasi asumsi bahwa sistem pengambilan keputusan dan lingkungan memiliki hubungan saling pengaruh. Keputusan yang diambil akan berdampak terhadap lingkungan dan sebaliknya lingkungan juga berpengaruh terhadap sistem pengambilan keputusan. Dalam hal ini sistem pengambilan keputusan dianggap:
    1. Hanya mengetahui sebagian saja dari alternatif-alternatif untuk menangani permasalahan dengan segala konsekuensinya.
    2. Hanya dapat menyajikan sejumlah alternatif yang baik untuk menangani permasalahan, tetapi tidak dapat memilih/menetapkan alternatif yang paling menguntungkan.
    3. Sekadar mempersilakan pemilihan alternatif terbaik untuk dilakukan oleh pijak diluar sisten sesuai dengan aspirasinya.

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Rosnani[7], dkk sistem penunjang keputusan diharapkan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut;

  1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi.
  2. Dukungan untuk semu level manajerial, dan eksekutif puncak sampai manajer ini.
  3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
  4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial.
  5. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan dan implementasi.
  6. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
  7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya reaktif, dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat mengadaptasikan SPK untuk itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemenelemen dasar.
  8. Pengguna merasa seperti di rumah.
  9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan.
  10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
  11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri system sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi.
  12. Biasanya model-model untuk menganalisa situasi pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.

Karakteristik dari SPK tersebut membolehkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi waktu.

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Rosnani dkk[8], Tujuan dari sistem pendukung keputusan yaitu :

  1. Mencoba menerapkan konsep sistem pendukung keputusan dalam rangka membantu proses pengambilan keputusan.
  2. Untuk membantu dalam mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi pada setiap pelaksanaan program kegiatan.

Sedangkan menurut (Rosnani, 2014)[9] Sistem pendukung keputusan pada hakekatnya memiliki beberapa tujuan, yaitu :

  1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
  2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer
  3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiensinya.
  4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
  5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambilan keputusan, terutama para pakar bisa sangat mahal.
  6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
  7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan, tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.
  8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Kemampuan dari penggunaan sistem pendukung keputusan ialah (Rosnani, 2014)[10] :

  1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur
  2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat puncak sampai manajemen tingkat bawah.
  3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.
  4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.
  5. Menunjang tahap – tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design, choice dan implementation.
  6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.
  7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
  8. Kemudahan melakukan interaksi sistem.
  9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.
  10. Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan
  11. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data.

Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat subsistem yaitu (Rosnani dkk, 2014)[11]:

  1. Subsistem manajemen data Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS). Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repository untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan.
  2. Subsistem manajemen model Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.
  3. Subsistem antarmuka pengguna Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan SPK melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari SPK berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.
  4. Subsistem manajemen berbasis – pengetahuan Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen independen. Ia memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan.

Gambar 2.1 Skematik SPK (Turban dkk.,)

Tahapan Proses Pengambilan Keputusan

Tiga tahapan dalam proses pengambilan keputusan yaitu (Rosnani, 2014)[12] :

  1. Tahap Intellegence, adalah tahap proses pengenalan persoalan melalui penyelidikan lingkungan untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah. Kesimpulan dari penyelidikan diperoleh dari pengolahan data dengan metode yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan metode khusus. Aliran informasi bergerak dari tingkatan manajemen terendah menuju tingkatan manajemen tertinggi
  2. Tahap Design, merupakan tahap mencari, analisis serta perumusan alternative tindakan yang akan diambil. Pada tahap design ini, system informasi harus mampu membuat keputusan – keputusan.
  3. Tahap Choice, merupakan tahap memilih suatu tindakan yang paling tepat dari beberapa alternatif yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan alternatif terpilih. Bila suatu alternatif telah dilaksanakan, fungsi informasi berubah menjadi pengumpul data untuk selanjutnya, merupakan umpan balik.

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data

Menurut Siregar yang dikutip oleh Priyo Sutopo, dkk dalam Jurnal Informatika Mulawarman (2016:23). “Data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi”.

Menurut Sutanta yang dikutip oleh Yamotiwode Abraham Badii dan Dwi Kuncoro dalam Jurnal Ilmiah Go Infotech (2017). “Data didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam sekelompok lambang tertentu yang tidak acak menunjukkan jumlah, tindakan dan hal, data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam basis data.”

Menurut Dani Irwansyah dalam Jurnal Pelita Informatika (2018:55). “Data dan juga informasi adalah suatu kontinum, dimana informasi akan diperoleh dari data, dan data akan diolah menjadi informasi.”

Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa, data adalah deskripsi dari suatu pengamatan sebagai bahan mentah yang akan diolah menjadi suatu informasi.

Klasifikasi Data

Menurut H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:71)[13]. Data dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Berdasarkan Sifat Data Berdasarkan sifat data, dikenal :
    1. Data kuantitatif (quantitative data ), yaitu data dalam bentuk angka atau bilangan. Contoh : dari 997 nelayan di kecamatan A, 354 orang adalah nelayan penuh, 455 orang adalah nelayan sambilan utama, dan 168 orang adalah nelayan sambilan bukan utama.
    2. Data kualitatif (qualitative data), yaitu data bukan dalam bentuk penjumlahan atau angka, melainkan dalam bentuk pernyataan dan atau katagori. Contoh : kondisi tempat pelelangan ikan di Desa Ulo-Ulo Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan sangat buruk.
  2. Berdasarkan Sumber Data Berdasarkan sumber data dikenal :
    1. Data internal (interna data), yaitu data yang berasal dari dalam organisasi atau data asli, data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti atau bukan dari hasil pengamatan atau karya orang lain. Data internal sering disebut sebagai data primer (primary data);
    2. Data eksternal (external data), yaitu data yang berasal dari luar organisasi atau intitusi atau data hasil observasi orang lain .
    Data eksternal dapat dikelompokan menjadi :
    1. Data eksternal primer (primary external data), yaitu data yang dapat berbentuk lisan atau tertulis yang didapatkan langsung dari pemilik data sendiri atau orang yang melakukan observasi atau pengumpul data tersebut, biasa juga disebut directly external data;
    2. Data eksternal skunder (secondary external data) yaitu data yang dieroleh dari oaring yang bukan melaukuan observasi langsung, biasa juga disebut indirectly external data.
  3. Berdasarkan Cara Memperolehnya Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dikelompokkan menjadi :
    1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti atau diperoleh dari sumber pertama dan datanya belum diolah. Contoh : hasil pengamatan beberapa parameter oseanografis daerah penangkapan ikan cakalang dan jumlah hasil tangkapan per trip perikanan pole and line yang didapatkan dari hasil pengamatan langsung dilapangan oleh Achmad Mallawa dkk dalam Rusdiana dan Irfan (2014:29) [13]yang berjudul Sistem Informasi Manajemen.
    2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua yang mengumpulkan data tersebut. Data sekunder biasanya telah diolah atau diatur sedemikian rupa oleh pengumpulannya.
  4. Berdasarkan Cakupan Pengumpulannya Berdasarkan cakupan pengumpulannya, data dekelompokkan menjadi:
    1. Data sensus, yaitu data yang diperoleh dari populasi:
    2. Data sempel, yaitu data yang diperoleh dari sampel.
  5. Berdasarkan Dinamika Data Berdasarkan dinamika, data dapat dikelompokkan menjadi :
    1. Data statis, yaitu data yang dalam jangka waktu lama tidakakan mengalami perubahan.
    2. Data semi dinamis, yaitu ata yang dalam waktu kemungkinan mengalami perubahan; sedikit mengalami perubahan.
    3. Data dinamis, yaitu data yang menurut waktu akan mengalami perubahan.

Definisi Data Mining

Data Mining adalah langkah analisis terhadap proses penemuan pengetahuan didalam basisdata atau knowledge discovery in databases yang disingkat KDD. Pengetahuan bisa berupa pola data atau relasi antar data yang valid (yang tidak diketahui sebelumnya). Data Mining merupakan gabungan sejumlah disiplin ilmu komputer yang didefinisikan sebagai proses penemuan pola-pola baru dari kumpulan-kumpulan data sangat besar, meliputi metode-metode yang merupakan irisan dari AI (artificial intelligence), machine learning, statistics, dan database systems.

Data Mining ditujukan untuk mengekstrak (mengambil intisari) pengetahuan dari sekumpulan data sehingga didapatkan struktur yang dapat dimengerti manusia serta meliputi basisdata dan managemen data, pemprosesan data, pertimbangan model dan inferensi, ukuran ketertarikan, pertimbangan kompleksitas, pasca pemprosesan terhadap struktur yang ditemukan, visualisasi, dan online updating [1].

Pengelompokan Data Mining

Data Mining dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugas yang dapat dilakukan, yaitu:

  1. Deskripsi Terkadang peneliti dan analisis secara sederhana ingin mencoba mencari cara untuk menggambarkan pola dan kecenderungan yang terdapat dalam data. Deskripsi dari pola kecenderungan sering memberikan kemungkinan penjelasan untuk suatu pola atau kecenderungan.
  2. Estimasi Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali variabel target estimasi lebih ke arah numerik dari pada ke arah kategori. Model dibangun menggunakan 6 baris data (record) lengkap yang menyediakan nilai dari variabel target sebagai nilai prediksi. Selanjutnya, pada peninjauan berikutnya estimasi nilai dari variabel target dibuat berdasarkan nilai variabel prediksi.
  3. Prediksi Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi, kecuali bahwa dalam prediksi nilai dari hasil akan ada di masa mendatang. Beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam klasifikasi dan estimasi dapat pula digunakan (untuk keadaan yang tepat) untuk prediksi.
  4. Klasifikasi Dalam klasifikasi, terdapat target variabel kategori. Sebagai contoh, penggolongan pendapatan dapat dipisahkan dalam tiga kategori, yaitu pendapatan tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan rendah.
  5. Pengklasteran (Clustering) Pengklasteran merupakan pengelompokan record, pengamatan, atau memperhatikan dan membentuk kelas obyek-obyek yang memiliki kemiripan. Klaster adalah kumpulan record yang memiliki kemiripan satu dengan yang lainnya dan memiliki ketidakmiripan record dalam klaster yang lain. Berbeda dengan klasifikasi, pada pengklasteran tidak ada variabel target. Pengklasteran tidak melakukan klasifikasi, mengestimasi, atau memprediksi nilai dari variabel target, akan tetapi, algoritma pengklasteran mencoba untuk melakukan pembagian terhadap keseluruhan data menjadi kelompok-kelompok yang memiliki kemiripan (homogen), yang mana kemiripan record dalam satu kelompok akan bernilai maksimal, sedangkan kemiripan dengan record dalam kelompok lain akan bernilai minimal.
  6. Asosiasi Tugas asosiasi dalam Data Mining adalah untuk menemukan atribut yang muncul dalam satu waktu. Dalam dunia bisnis lebih umum disebut analisis keranjang belanja (Market Basket Analysis).

Tahapan-tahapan Data Mining

Tahapan yang dilakukan pada proses Data Mining diawali dari seleksi data dari data sumber ke data target, tahap preprocessing untuk memperbaiki kualitas data, transformasi, Data Mining serta tahap interpretasi dan evaluasi yang menghasilkan output berupa pengetahuan baru yang diharapkan memberikan kontribusi yang lebih baik. Secara detail dijelaskan sebagai berikut

Tahapan data mining

  1. Data selection Pemilihan (seleksi) data dari sekumpulan data operasional perlu dilakukan sebelum tahap penggalian informasi dalam KDD dimulai. Data hasil seleksi yang digunakan untuk proses Data Mining, disimpan dalam suatu berkas, terpisah dari basis data operasional.
  2. Pre-processing / cleaning Sebelum proses Data Mining dapat dilaksanakan, perlu dilakukan proses cleaning pada data yang menjadi fokus KDD. Proses cleaning mencakup antara lain membuang duplikasi data, memeriksa data yang inkonsisten, dan memperbaiki kesalahan pada data.
  3. Transformation Coding adalah proses transformasi pada data yang telah dipilih, sehingga data tersebut sesuai untuk proses Data Mining. Proses coding dalam KDD merupakan proses kreatif dan sangat tergantung pada jenis atau pola informasi yang akan dicari dalam basis data.
  4. Data Mining Data Mining adalah proses mencari pola atau informasi menarik dalam data terpilih dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. Teknik, metode, atau algoritma dalam Data Mining sangat bervariasi. Pemilihan metode atau algoritma yang tepat sangat bergantung pada tujuan dan proses KDD secara keseluruhan.
  5. Interpretation / evaluation Pola informasi yang dihasilkan dari proses Data Mining perlu ditampilkan dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pihak yang berkepentingan. Tahap ini merupakan bagian dari proses KDD yang disebut interpretation. Tahap ini mencakup pemeriksaan apakah pola atau informasi yang ditemukan bertentangan dengan fakta atau hipotesis yang ada sebelumnya.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Prof. Dr.Sri Mulyani, Ak.,CA dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manejemen Rumah Sakit (2016:17)[14] “Menyatakan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah yang ditujukan untuk seseorang, organisasi ataupun siapa saja yang membutuhkan. Informasi akan menjadi berguna apabila objek yang menerima informasi membutuhkan informasi tersebut”.

Pada buku “Rekayasa Perangkat Lunak (2018:55)” yang ditulis oleh Falahah Suprapto pada sistem informasi kita mengolah data menjadi informasi, informasi ini dapat menjadi sumber pengetahuan (knowledge) bagi pengguna sistem. Informasi adalah kumpulan fakta yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi organisasi.

Menurut Yakub dikutip oleh Susila dalam jurnal speed (2015 :31), Sistem Informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Agustinus Haryanta, dkk dalam Jurnal Sisfotek Global (2017:88) “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau di interpretasikan untuk digunakan dalam proses pengembilan keputusan”.

Menurut Dilla Darvita dan Abdul Rasyid Syamsuri dalam Jurnal Informatika (2016:2). “Informasi adalah data yang diproses lebih jauh sehingga mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai pengaruh atas tindakan-tindakan, keputusan-keputusan sekarang atau masa yang akan datang.”

Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa, informasi adalah data yang sudah diolah dan berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Kualitas Informasi

Menurut Rusdiana Dewi, dkk dalam Semnasteknomedia Online. (2017:279) Terbentuknnya informasi yang dihasilan dari proses pengolahan data hingga sampai ke pengguna informasi tersebut, maka informasi tersebut haruslah mempunyai kualitas yang baik. Dan kualitas informasi (quality of information) untuk dapat berguna dengan baik, maka informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.

  1. Tepat kepada orangnya atau Relevan (Relevancy) Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainnya. Relevan informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lain berbeda. Tetapi waktu (Time Lines) berarti informasi yang dating pada penerimaan tidak boleh terlambat, informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan
  2. Tepat nilainya atau Akurat (Accurate) Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi ke penerima kemungkinan banyak terjadi. Menurut Jeperson Hutapean (2015 : 11-12), bahwa nilai informasi ditemtukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Biaya informasi terdiri dari :
    1. Biaya perangkat keras : merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat – tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
    2. Biaya untuk analisis : merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
    3. Biaya untuk tempat dan factor control lingkungan : Biaya ini setengah berubah / semi variabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.
    4. Biaya perubahan : Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari suatu metode ke metode yang lain.
    5. Biaya operasi : Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam – macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Teori Khusus

Konsep Dasar Produk

Pengertian Produk

Produk menurut Kotler dan Amstrong (2014:268 Graha, 2016) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Sama halnya menurut menurut Sangadji (2014:15) mengemukakan bahwa: “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, misalnya mobil makanan, pakaian, perumahan, barang elektronik dan sebagainya “.

John W. Mullins dan Orville C. Walker (2014:252) mendefiniskan pengertian produk sebagai berikut. “A product can be defined as anything that satisfies a want or need through use, consumption, or acquisition”. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, bahwa produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta kepuasan konsumen.

Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2014:272 Graha, 2016) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :

  1. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
  2. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
  3. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
  4. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
  5. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

Klasifikasi Produk

Secara umum, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya yaitu daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen dan industri). Menurut Kotler & Keller (2016:291) mengklasifikasikan produk yang terdiri dari:

  1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
    1. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
    2. Jasa Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2014, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
  2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
    1. Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
    2. Barang tahan lama (durable goods)
    merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
  3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu : didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
    1. Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut. Menurut Kotler (2014, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”.
    2. Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.

    Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

    Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

    Menurut Kotler and Armstrong (2014, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Dimensi Kualitas Produk

Kotler dan Keller (2016:393) menyatakan bahwa banyak aspek-aspek rancangan atau desain produk yang mencakup bentuk, mutu kinerja, daya tahan, kehandalan, dan gaya. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing aspek:

  1. Form Many products can be differentiated in form—the size, shape, or physical structure of a product. Consider the many possible forms of aspirin. Although essentially a commodity, it can be differentiated by dosage, size, shape, color, coating, or action time
  2. Performance Quality Most products occupy one of four performance levels: low, average, high, or superior. Performance quality is the level at which the product’s primary characteristics operate. Quality is growing increasingly important for differentiation as companies adopt a value model and provide higher quality for less money. Firms should design a performance level appropriate to the target market and competition, however, not necessarily the highest level possible. They must also manage performance quality through time.
  3. Durability Durability, a measure of the product’s expected operating life under natural or stressful conditions, is a valued attribute for vehicles, kitchen appliances, and other durable goods.
  4. Reliability 38 Reliability is a measure of the probability that a product will not malfunction or fail within a specified time period. Maytag has an outstanding reputation for creating reliable home appliances. Its longrunning “Lonely Repairman” ad campaign was designed to highlight that attribute.
  5. Style Style describes the product’s look and feel to the buyer and creates distinctiveness that is hard to copy. Car buyers pay a premium for Jaguars because of their extraordinary looks.

Konsep Dasar Metodologi Penunjang Keputusan

Metodologi merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima dan ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan secara informal, seperti mengambil rute yang paling efisien dari rumah untuk bekerja atau ke sekolah, atau waktu yang terbaik untuk pergi ke bank. Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah adalah semua yang dilakukan oleh penelitian untuk menghasilkan suatu data dari hasil fakta-fakta yang kemudian diproses menjadi keputusan.

Jenis-Jenis Metodologi Penunjang Keputusan

Analytical Hierrchy Process (AHP)

Metoda Analytical Hierrchy Process (AHP) dekembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business School di awal tahun 1970, yang digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang senantiasa dihadapkan untuk melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Disini diperlukan penentuan prioritas dan uji konsistensi terhadap pilihan-pilihan yang telah dilakukan. Dalam situasi yang kompleks, pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multifaktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan. Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinu.

Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagiannya, serta menjadikan variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Masalah yang kompleks dapat diartikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. Selain itu AHP juga memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan ketergantungan didalam dan diluar kelompok elemen strukturnya.

Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari :

  1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A.
  2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat.
  3. Dependence, yang berarti setiap level mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete hierarchy).
  4. Expectation, yang berarti menonjolkon penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif.

Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan pada langkah-langkah berikut:

  1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
  2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria–kriteria dan alternaif–alternatif pilihan yang ingin di rangking.
  3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing–masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
  4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
  5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual.
  6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
  7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen–elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
  8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100; maka penilaian harus diulang kembali. Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas ketidakkonsistenan (inconsistency) yang ditetapkan Saaty. Rasio Konsistensi (CR) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (RI). Angka pembanding pada perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, dimana: • Skala 1 = setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya. • Skala 3 = kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya. • Skala 7 = kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya. • Skala 9 = kepentingan satu secara ekstrim lebih kuat dari kepentingan lainnya. Prioritas alternatif terbaik dari total rangking yang diperoleh merupakan rangking yang dicari dalam Analytic Hierarchy Process (AHP) ini.

Beberapa keuntungan metode AHP sebagai alat bantu pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ma’arif dan Tanjung, 2016):

  1. Kesatuan (unity). AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
  2. Kompleksitas (complexity). AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
  3. Saling ketergantungan (inter dependence). AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
  4. Struktur hirarki (hierarchy structuring). AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-levelyang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa (kriteria dan sub-kriteria).
  5. Pengukuran (measurement). AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
  6. Konsistensi (consistency). AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
  7. Sintesis (synthesis). AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
  8. Tawar menawar (trade off). AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
  9. Penilaian dan konsensus (judgement and consensus). AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda. 10. Pengulangan proses (process repetition). AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

Fuzzy Logic

Konsep Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh dari Universitas California di Berkeley pada 1965 dan dipresentasikan bukan sebagai suatu metodologi kontrol, tetapi sebagai suatu cara pemrosesan data dengan memperkenankan penggunaan partial set membership dibanding crisp set membership atau non-membership.Pendekatan pada set teori ini tidak diaplikasikan pada sistem kontrol sampai tahun 70-an karena kemampuan komputer yang tidak cukup pada saat itu. Profesor Zadeh berpikir bahwa orang tidak membutuhkan kepastian, masukan informasi numerik, dan belum mampu terhadap kontrol adaptif yang tinggi.

Konsep fuzzy logic kemudian berhasil diaplikasikan dalam bidang kontrol oleh E.H. Mamdani. Sejak saat itu aplikasi fuzzy berkembang kian pesat. Di tahun 1980-an negara Jepang dan negara-negara di Eropa secara agresif membangun produk nyata sehubungan dengan konsep fuzzy logic yang diintegrasikan dalam produk-produk kebutuhan rumah tangga seperti vacuum cleaner, microwave oven dan kamera video. Sementara pengusaha di Amerika Serikat tidak secepat itu mencakup teknologi ini. Fuzzy logic berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Terdapat lebih dari dua ribu produk dipasaran yang menggunakan konsep fuzzy logic, mulai dari mesin cuci hingga kereta berkecepatan tinggi. Setiap aplikasi tentunya menyadari beberapa keuntungan dari fuzzy logic seperti performa, kesederhaan, biaya rendah dan produktifitasnya

Konsep Fuzzy Logic

Fuzzy logic umumnya diterapkan pada masalahmasalah yang mengandung unsur ketidakpastian (uncertainty), ketidaktepatan (imprecise), noisy, dan sebagainya.

Fuzzy logic menjembatani bahasa mesin yang presisi dengan bahasa manusia yang menekankan pada makna atau arti (significance). Fuzzy logic dikembangkan berdasarkan cara berfikir manusia

Arsitektur Fuzzy Logic

Ada tiga proses utama jika ingin mengimplementasikan fuzzy logic pada suatu perangkat, yaitu fuzzifikasi, evaluasi rule, dan defuzzifikasi.

24
  1. Fuzzification, merupakan suatu proses untuk mengubah suatu masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi fuzzy yang biasanya disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan suatu fungsi kenggotaannya masing-masing.
  2. Interference System (Evaluasi Rule), merupakan sebagai acuan untuk menjelaskan hubungan antara variable-variabel masukan dan keluaran yang mana variabel yang diproses dan yang dihasilkan berbentuk fuzzy. Untuk menjelaskan hubungan antara masukan dan keluaran biasanya menggunakan “IF-THEN”.
  3. Defuzzification, merupakan proses pengubahan variabel berbentuk fuzzy tersebut menjadi data-data pasti (crisp) yang dapat dikirimkan ke peralatan pengendalian.

Weight Product (WP)

Metode WP mengunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, di mana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan.

Proses ini Ai diberikan sebagai berikut : Dimana ∑wj = 1. wj adalah pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan, dan bernilai negatif untuk atribut biaya. Preferensi relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai:

image

Contoh kasus : Misalkan nilai setiap alternatif pada setiap atribut diberikan berdasarkan data riil yang ada seperti pada Tabel 2.1, perlu diidentifikasi terlebih dahulu jenis kriterianya, apakah termasuk kriteria keuntungan atau kriteria biaya. Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria (Kusumadewi, Hartati, Harjoko, dan Wardoyo, 2006: 78)

image

Sebelumnya akan dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu. Bobot awal W = (5, 3, 4, 4, 2), akan diperbaiki sehingga total bobot ∑Wj = 1, dengan cara :

image

Kemudian vektor S dihitung berdasarkan persamaan dengan i = 1, 2, … ,m sebagai berikut : Nilai vektor yang akan digunakan untuk perankingan dapat dihitung berdasarkan persamaan

image

Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternatif A2 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternative terbaik. Dengan kata lain, alternative A2 akan terpilih sebagai lokasi untuk mendirikan gedung baru. (Kusumadewi, Hartati, Harjoko, dan Wardoyo, 2006: 79 )

Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW adalah metode penjumlahan terbobot yang digunakan dalam memecahkan masalah multi kriteria. Konsep dasar metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut[7]. Pertama sekali menggunakan metode SAW ini untuk mengatasi masalah penyeleksian portofolio. Metode ini mungkin yang paling popular dan sering digunakan dalam penyelesaian masalah multiple attribute decision making (MADM).

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Hasil akhir metode SAW didapatkan dari ranking nilai utilitas terbesar dari semua alternatif.

GAP Analisis (Profil matching)

Adi, Suroto, Dikutip (2015, 28 Juli).[15] Metode profile matching atau pencocokan profil adalah metode yang sering digunakan sebagai mekanisme dalam pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara nilai data aktual dari suatu profile yang akan dinilai dengan nilai profil yang diharapkan, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar (kusrini) dalam jurnal.

Proses dimana perusahaan membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan kinerjanya diharapkan untuk menentukan apakah itu memenuhi harapan dan menggunakan sumber daya secara efektif. Analisis kesenjangan berusaha untuk menjawab pertanyaan "di mana kita?" (kondisi saat ini) dan "di mana kita ingin menjadi?" (negara target).

Analisa gap mengidentifikasikan gap (kesenjangan) antara bagaimana operasi bisnis diperlukan untuk melawan apa yang dinginkan tetapi belum atau tidak bisa penuhi. Dengan sendirinya alternatif-alternatif akan dikembangkan pada saat gap fungsi ditemukan. Gap diubah sesuai dengan proses bisnis, laporan yang diinginkan atau penyesuaian perangkat yang digunakan. Sasaran awal dari analisa gap adalah: mengumpulkan requirement dari perusahaan, menentukan penyesuaian (customization) yang diperlukan, memastikan sistem yang baru memenuhi kebutuhan proses bisnis perusahaan, memastikan bahwa proses bisnis akan menjadi best practice, dan mengidentifikasikan permasalahan yang membutuhkan perubahan kebijakan perusahaan.

Bagaimana dengan langkah-langkahnya, dari beberapa ahli dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Ranking Requirements, yaitu memastikan proses bisnis dapat diakomodasikan selama implementasi sistem yang baru dan memastikan area-area yang penting bagi organisasi yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam meningkatkan proses bisnis
  2. Degree of Fit yaitu menentukan sejauh mana kebutuhan dapat diakomodir oleh sistem yang baru
  3. Gap Resolution yaitu menentukan alternative dan merekomendasikan solusi untuk mengatasi gap yang ada. Suatu analisis kesenjangan, yang membandingkan kinerja bisnis yang sebenarnya dengan kinerja yang ideal, yang sering digunakan dalam hubungannya dengan analisis kebutuhan yang memaksimalkan “potensi pertumbuhan bisnis” adalah suatu contoh penggunaan analsis gap.

Sehingga dapat disimpulkan metode yang menjadi kebutuhan penulis sesuai dengan kebutuhan peneliatiannya maka dipilihlah metode Fuzzy Logic dikarenakan kelebihan logika fuzzy konsep logika fuzzy mudah dimengerti. konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti, sangat fleksibel, memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat serta mampu memodelkan fungsi-fungsi non linear yang sangat kompleks sehngga dapat membangun dan mengaplikasikan teknik-teknik kendali secara konvensional dan pemahaman pada bahasa alami.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Berikut ini adalah beberapa pengertian dari UML (Unified Modelling Language), diantaranya :

Menurut Sri Mulyani (2017:48), “Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah teknik pengembangan sistem yang menggunakan bahasa grafis sebagai alat untuk pendokumentasian dan melakukan spesifikasi pada sistem”

Menurut Adi N (2017) dalam penelitian Maimunah dkk yang berjudul Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android Pada Outlet Pizza Hut Delivery (2017:1), “UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek’. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

Menurut Rosa dan M.Shalahuddin (2015) yang dikutip oleh Rachmat, dkk dalam Jurnal yang berjudul Sistem Pakar Identifikasi Tipe Kepribadian Karyawan Menggunakan Metode Certainty Factor (2017:22), Definisi UML (Unified Modeling Language) adalah “Bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”.

Sementara M.L.V Roopa Vani, M. Chandrika Kumari dkk dalam International Research Journal of Engineering Technology (IRJET) Vol. 2 No. 5 (2015:1212)[10] berpendapat bahwa, Unified Modeling Languange (UML) is a standard modeling and programming language for writing software blueprints. It is very expressive language, addressing all the views needed to develop and then deploy such systems.”

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah suatu kumpulan pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan atau mendokumentasikan sebuah sistem software yang terkait dengan objek.

Fungsi UML (Unified Modelling Language)

Dalam bukunya Muslihudin (2017: 59), UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain:

  1. Merancang perangkat lunak,
  2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis,
  3. Menjabarkan sistem secara rinci unutk analisis dan mencari apa yang diperlukan sistem,
  4. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.

UML telah diaplikasikan pada banyak bidang seperti, investasi perbankan, lembaga kesehatan, departemen pertahanan, sistem terdistribusi, sistem pendukung alat kerja, retail, sales dan supplier.

Jenis – Jenis Diagram UML (Unified Modelling Language)

UML membagi diagram menjadi dua kategori, yaitu structural dan behavioral. Structural diagram menggambarkan struktur dari sistem sedangkan behavioral diagram menggambarkan interaksi yang terjadi didalam sistem.

hi
Gambar 2.2.7.3 Hirarki tipe diagram UML

Class diagram, component diagram, composite structure diagram, deployment diagram, object diagram, package diagram, dan profile diagram termasuk dalam kategori structural diagram. Selanjutnya, activity diagram, communication diagram, interaction overview diagram, sequence diagram, state diagram, timing diagram, dan use case diagram termasuk dalam kategori behavioral diagram. (Risal, 2015).

Diagram yang sering digunakan diataranya: use case, activity diagram, class diagram dan sequence diagram. Penjelasannya sebagai berikut:

  1. Use Case
  2. Menurut Sri Mulyani (2017: 49), Use Case Diagram adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara sistem dengan aktor. Diagram ini hanya menggambarkan secara global, maka elemen-elemen yang digunakan pada use case diagram sangat sedikit. Elemen-elemen yang digunakan adalah:</p>

    1. System, merupakan batasan-batasan proses yang sudah kita deskripsikan dalam sebuah system
    2. Actor, elemen yang menjadi pemicu sistem. Actor bisa berupa orang, mesin ataupun sistem lain yang berinteraksi dengan use case.
    3. Usecase,potongan proses yang merupakan bagian dari system.
    4. Association, menggambarkan interaksi antara use case dan actor.
  3. Activity Diagram.
  4. Menurut Dewa Ayu Eka Yuliani dalam CCIT Journal Vol.10 No.1 (2017: 26), “Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing)”.

    Menurut Sri Mulyani (2017: 249), “Activity Diagram adalah diagram UML yang digunakan untuk menggambarkan alur aktivitas antar actor. Activity diagram memungkinkan siapapun untuk memilih urutan dalam melakukannya, dengan kata lain diagram hanya menyebutkan aturan-aturan rangkaian dasar yang harus kita ikuti”.

    Berdasarkan pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa Activity Diagram adalah alur kerja yang dibuat berdasarkan oleh use case yang sudah dibuat sebelumnya.

  5. Squence Diagram
  6. Menurut Carina Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dengan judul A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platfroms (2016:20)[16] “ A Sequence Diagram shows object interactions arranged in time sequence. It depicts the objects and classes involved in the scenario and the sequence of massages exchanged between the objects needed to carry the functionality of the scenario”.(Sequence Diagram menunjukkan interaksi objek yang diatur dalam urutan waktu, ini menggambarkan objek dan kelas yang terlibat dalam skenario dan urutan pijat yang dipertukarkan antara objek yang dibutuhkan untuk membawa fungsionalitas skenario).</p>

  7. Class Diagram.
  8. Menurut Sri Mulyani (2017: 249), “Class Diagram adalah diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kelas, komponen-komponen kelas dan hubungan antara masing-masing kelas. Selain itu class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat diantara mereka. Class diagram juga menunjukan property dan operasi sebuah kelas serta batasan-batasan objek tersebut.</p>

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Komarudin dalam Jurnal Computech & Bisnis Vol. 9 No. 2 (2015:91) berpendapat bahwa, “Testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap system tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.”

Definisi PHP

Menurut Betha Sidik (2018:4)[17] PHP merupakan singakatan dari “Hypertext Processor”, yang merupakan sebuah bahasa scripting tingkat tinggi yang dipasang pada dokumen HTML. Sebagian besar sintaks dalam PHP mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, namun pada PHP ada beberapa fungsi yang lebih spesifik. Sedangkan tujuan utama dari penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancangan web yang dinamis dan dapat bekerja secara otomatis.

Definisi XAMPP

Menurut Betha Sidik (2018:6)[18]XAMPP kependekan dari X Apache MySQL PHP and Perl, X mewakili sistem operasi, A untuk Apache adalah server web, M untuk MySQL atau MariDB adalah server database, P yang pertama untuk PHP adalah bahasa pemrograman untuk pembuatan aplikasi, dan P yang kedua untuk Perl adalah bahasa pemrograman untuk pembuatan aplikasi juga. X menyatakan bahwa paket ini bisa untuk Windows ataupun Linux.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box

Black Box Testing adalah metodelogi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian blackbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi (Aisyah, dkk. Dalam Journal SENSI,2016:177).

Secara umum, Black Box Testing merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Kategori error yang akan diketahui melalui Black Box Testing antara lain :

  1. Fungsi yang hilang atau tidak benar.
  2. Erorr dari antar-muka.
  3. Erorr dari struktur data atau akses eksternal database.
  4. Erorr dari kinerja atau tingkah laku.
  5. Erorr dari inisialisasi dan terminasi.

Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam kuliah kerja praktek ini. Dalam upaya menyempurnakan penelitian maka perlu dilakukan studi pustaka (Literature Review), diantaranya yaitu:

  1. Perancangan Sistem Informasi E-Farming Berbasis Web Untuk Mengetahui Tingkat Kelayakan Panen Pada Sektor Pertanian oleh Nanda Dian Prasetyo, Wahyu Ahmad Hayyi Fauzi, Dede Supratman, Sri Murti. Universitas Raharja. 2016 ISSN: 1907 – 5022,[19] sesuai dengan kebutuhan sistem pengambilan keputusan petani dalam menentukan kelayakan hasil panen mereka dengan melihat saat masa siklus produksi pertanian yang dilakukan, dengan data berupa pengamatan variabel-variabel yang telah ditentukan dalam sistem, untuk mengurangi kerugian dan menentukan penanganan dalam perkembangan sektor pertanian yang ada dan tindakan yang harus dilakukan.
  2. Simulasi Sistem Untuk Pengontrolan Lampu Dan Air Conditioner Dengan Menggunakan Logika Fuzzy. Nesi Syafitri. N , Universitas Islam Riau, Jurnal Informatika Vol. 10, No. 1, Jan 2016[20] penerapan logika fuzzy pada pengontrolan lampu lalu lintas dengan menggunakan metode mamdani. Penerapan sistem kontrol ini bertujuan untuk dapat menguraikan kemacetan pada persimpangan lalu lintas. Inputan dari sistem ini didasarkan pada jumlah mobil menurut sensor yang terdeteksi dan ukuran jalan. Output yang dihasilkan berupa lama waktu lampu hijau menyala pada setiap sisinya. Sistem lampu lalu lintas dengan fuzzy logic lebih efektif dibandingkan dengan sistem lalu lintas konvensional,
  3. Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Produk Contoh pada PT.Roi Surya Prima Farma (Studi Perbandingan Metode SAW dan GAP analisis) [21]oleh Sofyan Huda, Fitri Marisa, Dwi Purnomo Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Widyagama 2017. Masalah yang terjadi adalah penilaian kalayakan suatu sample yang akan dikirim kepada dokter masih dilakukan secara manual, sehingga perhitungan kelayakan cenderung subyektif dan membutuhkan waktu yang tergolong lama
  4. Analisis Fuzzy Logic Menentukan Pemilihan Motor Honda Dengan Metode Mamdani, Januardi, Nasir, Johnson Suprianto, Universitas Putera Batam Jurnal Edik Informatika V3.i2(177-186) Penelitian ini bermanfaat untuk membantu pengusaha dalam penentuan rekomendasi produk yang akan dibeli konsumen dengan metode logika fuzzy, untuk menambah wawasan dan pengetahuan cara kerja metode fuzzy logic dalam pemilihan motor Honda.[22]
  5. Penelitian dalam sebuah International Journal yang dilakukan oleh B E Zaiwan, M Zarlis and S Efendi (2017) dari Universitas Sumatera Utara, yang berjudul “Improved Hybridization of Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) algorithm with Fuzzy Multiple Attributte Decision Making-Simple Additive Weighting (FMADM-SAW)”. Penelitian ini membahas mengenai Peningkatan Hibridasi Algoritma dengan Teknik Fuzzy Analytic Process Hierarchy (FAHP) untuk preferensi pemesanan oleh kesamaan dengan ideal menggunakan solusi (FTOPSIS) dalam memilih Kepala Inspektur Bank terbaik berdasarkan beberapa kualitatif dan kriteria kuantitatif dengan berbagai prioritas. Untuk meningkatkan kinerja penelitian. Hibridasi Algoritma FAHP dengan Fuzzy Multiple Attribute Decisioan Making – Simple Algoritma Additive Weighting (FMADM-SAW) diadopsi, yang menerapkan algoritma FAHP ke proses pembobotan dan SAW untuk proses peringkat untuk menentukan promosi karyawan dilembaga pemerintah[23]

BAB III

PEMBAHASAN

Analisa Organisasi

Gambaran Umum Perusahaan

PT. Maju Sukses Mandiri Blok adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang memfokuskan diri sebagai distribusi penjualan bata ringan.PT.Maju Sukses Mandiri Blok berada di Modernland, Cikokol, Tangerang.

Sejarah Singkat PT. Maju Sukses Mandiri Blok

PT Maju Sukses Mandiri Blok merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi penjualan semen dan bata ringan yang terdapat di kota Tangerang, Banten yang mencakup Jabodetabek. Perusahaan kami dapat menjadi pilihan mitra terbaik bagi para rekanan bisnis dalam memenuhi suplai pengadaan raw materials serta bergerak dibidang jasa ekspedisi khususnya pengiriman barang untuk mendukung usaha transportasi sebagai support perkembangan industri, perhubungan, dan perdagangan sebagai penunjang ketersediaan angkutan sebagai sarana pengiriman barang.

PT Maju Sukses Mandiri Blok bekerja sama dengan beberapa pihak dalam memenuhi kebutuhan suplai raw material khususnya yang saat ini sedang banyak dibutuhkan didalam berbagai pembangunan, proyek besar dan kontruksi di berbagai wilayah di Indonesia.

Visi dan Misi PT Maju Sukses Mandiri Blok

Visi PT Maju Sukses Mandiri Blok

  1. Menjadi perusahaan penyedia bahan material yang dipercaya keunggulan dan kualitasnya.
  2. Menjadi perusahaan yang handal dan menawarkan layanan berkualitas kepada masyarakat Indonesia.

Misi PT Maju Sukses Mandiri Blok

  1. Menyediakan Produk dengan kualitas terbaik.
  2. Memastikan ketersediaan produk bagi para konsumen.
  3. Memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen.
  4. Memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan berbagai material dalam pemenuhan konstruksi dan proyek.

Struktur Organisasi

Dengan melakukan pemilihan serta penentuan struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi didalam sebuah perusahaan, maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebih terarah. Selain itu, dengan struktur organisasi yang jelas dan baik, maka akan dapat diketahui sampai mana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugasnya. PT. Maju Sukses Mandiri Blok menerapkan struktur organisasi fungsional, dimana organisasi menurut fungsi adalah menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas yang disebut fungsi dalam satu kelompok.

Di bawah ini adalah struktur organisasi dari PT. Maju Sukses Mandiri Blok, yaitu sebagai berikut:

31
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Tanggung Jawab dan Wewenang

Pembagian tanggung jawab dan wewenang, meliputi:

  1. Board Of Director
    1. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan dan memberikan nasihat kepada direktur.
    2. Dalam melakukan tugas dewan direksi pada kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
    3. Kewenangan khusus dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur.
    4. Memimpin Perushaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
  2. Direktur Utama
    1. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas-tugas dari karyawan dan kepala bagian (Manajer).
    2. Menyetujui Anggaran tahunan perusahaan
    3. Management Representative
    4. Berkoordinasi dengan Badan Sertifikasi.
    5. Mewakili Manajemen selama sertifikasi dan audit surveillance.
    6. Menyiapkan dan merevisi dokumen.
    7. Mempersiapkan tinjauan manajemen jadwal pertemuan dan melakukan rapat management review.
  3. Document Control
    1. Mempersiapkan Tinjauan manajemen jadwal pertemuan dan melakukan rapat management review.
    2. Memasukkan data dokumen kedalam daftar dokumen dan memastikan bahwa informasi yang diberikan akurat dan up to date.
    3. Memastikan dokumen disahkan sebelum didistribusikan.
    4. Menarik dan memusnahkan dokumen yang sudah kadaluwarsa.
  4. HRD / Personalia
    1. Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan perekrutan karyawan.
    2. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia.
    3. Bertanggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi karyawan, perhitungan gaji, bonus, dan tunjangan.
    4. Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya kontrak kerja.
  5. Marketing
    1. Bertanggung jawab terhadap bagian pemasaran.
    2. Menyusun budget operasional, rencana penjualan, target penjualan.
    3. Bertanggung jawab terhadap peroleh hasil penjualan dan pengguna dan promosi.
    4. Sebagai kordinator manajer produk dan manajer penjualan.
    5. Mengatur list pengiriman barang kepada customer.
  6. Accounting
    1. Bertanggung jawab terhadap bagian pembayaran tagihan.
    2. Melakukan pengecekan data retur.
    3. Membuat faktur penjualan untuk diberikan kepada customer.
    4. Membuat faktur pembelian untuk bukti pembayaran kepada supplier.
  7. Finance
    1. Membuat, memeriksa dan mengarsipkan faktur, Nota Supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status utang piutang.
    2. Membuat, mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu.
    3. Memeriksa tagihan dari supplier dan membuat rekapannya untuk memasitikan pembayaran terkirim tepat waktu.
    4. Mengecek pelunasan pembayaran dari pelanggan.
  8. Manajer Operasional
    1. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan memotivasi personil dibidangnya agar mampu menjalankan fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan sesuai ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan direktur.
    2. Bertanggung jawab atas segala kegiatan yang bersifat operasional.
    3. Melakukan control terhadap kendaraan operasional pengiriman.
    4. Mengatur proses pengiriman barang agar berjalan dengan efektif dan efisien.

Analisa Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Oleh karena itu untuk membatasi ruang lingkup penelitian maka peneliti hanya membahas tentang permasalahan yang terfokus pada prosedur pemilihan khalayak produk jenis Bata Ringan serta data perolehan penjualan dari 2 tahun lalu yaitu 2017 dan 2018 dari proses transaksi yang dilakukan oleh pelanggan dengan variable harga, kualitas, pengiriman, jenis kebutuhan, serta cara pembayaran. Dimana di dalam menjalankan sistem transaksi berhubungan dengan beberapa bagian lain yang berperan sebagai kesatuan luar (external entity).

Analisa Prosedur Sistem yang berjalan

Analisa prosedur merupakan penganalisaan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak PT. Maju Sukses Mandiri Blok dalam proses sistem penunjang keputusan pemilihan khalayak produk terhadap permintaan konsumen yang sedang berjalan. Prosedur pemesanan produk yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

  1. Konsumen melakukan pemesanan Delivery Order, konsumen memberikan spesifikasi kebutuhanpermintaan harga, jenis produk, dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
  2. Marketing menerima pesanan Delivery Order
  3. Marketing melakukan pemilihan Barang berdasarkan jarak tempuh
  4. Marketing melakukan pengecekan ketersedian barang dipabrik
  5. Marketing melakukan konfirmasi pengiriman barang kepada operasional
  6. Operasional melakukan pengiriman barang
  7. Operasional memberikan laporan pengiriman berupa jumlah return barang kepada marketing
  8. Marketing melakukan konfirmasi total pembayaran
  9. Konsumen melakukan pembayaran
  10. Finance menerima pembayaran dari konsumen

UML (Unified Modeling Language)

Gambar Use Case Diagram Sistem Pemesanan Bata Ringan

Untuk menganalisis sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan dan proses yang berjalan saat ini, pada penggambaran kali ini prosedur digunakan Use CaseDiagram yaitu sebagai berikut :

32
Gambar 3.4.1 Usecase Diagram Pemesanan Bata Ringan

Sistem informasi pemesananbata ringan yang berjalan di gambarkan berdasarkan Use Case Diagram diatas yang memiliki kegiatan sebagai berikut:

  1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan pemesanan barang hingga dilakukannya pembayaran.
  2. 4 aktor yang melakukan kegiatan diantaranya, konsumen, marketing, Operasional dan Finance
  3. 12Use Case yaitu, melakukan pemesanan, memberikan spesifikasi barang, menerima order, melakukan pemilihan barang berdsarkan jarak tempuh, mengecek ketersediaan barang dipabrik, konfirmasi pengiriman barang, melakukan pengiriman barang, memberikana laporan return, menerima laporan return barang, melakukan konfirmasi total pembayaran, melakukan pembayaran, menerima pembayaran.

Gambar Activity Diagram Pemesanan Bata Ringan

33
Gambar 3.4.2 Activity Diagram Pemesanan Bata Ringan

Berdasarkan gambar 3.4.2Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 1 initial node sebagai yang mengawali objek.
  2. 12State yaitu melakukan pemesanan, memberikan spesifikasi barang, menerima order, melakukan pemilihan barang berdsarkan jarak tempuh, mengecek ketersediaan barang dipabrik, konfirmasi pengiriman barang, melakukan pengiriman barang, memberikan laporan return, menerima laporan return barang, melakukan konfirmasi total pembayaran, melakukan pembayaran, menerima pembayaran.
  3. 4Swimlame yaitu Konsumen, Marketing, Operasional dan Finance
  4. 1 Activity Final Node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.

Gambar Sequence Diagram Pemesanan Bata Ringan

34
Gambar 3.4.3 SequencePemesanan Bata Ringan

Berdasarkan gambar 3.4.3Sequence Diagram Pemesanan Bata Ringan yang berjalan saat ini terdapat :

  1. 4aktoryang melakukan kegiatan, yaitu : Konsumen, Marketing, Operasional dan Finance.
  2. 4 LifeLine antarmuka yang saling berinteraksi, diantaranya :Barang, Pabrik, Laporan Pengiriman, Payment.
  3. 12Message Spesifikasidari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi yang dilakukan oleh aktor tersebut diantaranya : memberikan spesifikasi barang, menerima order, melakukan pemilihan barang berdsarkan jarak tempuh, mengecek ketersediaan barang dipabrik, konfirmasi pengiriman barang, melakukan pengiriman barang, memberikan laporan return, menerima laporan return barang, melakukan konfirmasi total pembayaran, melakukan pembayaran, menerima pembayaran.

Analisa Permasalahan

Berdasarkan analisis penelitian pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok, pada proses pemesanan bata ringan masih kurang optimal, belum terintegrasi data spesifikasi dan unsur ketersedian barang menyebabkan sering terjadi kesalahan, seperti kesalahan yang seharusnya barang untuk proyek, kualitas standar tetapi dikirim untuk konsumen yang akan dijual kembali, sehingga dari contoh kesalahan yang ada terdapat beberapa konsumen yang tidak melakukan pembayaran sedangkan dari pihak pabrik sudah mengeluarkan ongkos jalan untuk pengiriman barang tersebut.

Analisa Kebutuhan Sistem

Dari hasil observasi pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok maka dapat diketahui bahwa sistem pemesanan bata ringan pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok masihdilakukan secara objektif tanpa ada sesuatu yang dijadikan standar kelayakan, maka dari itu diperlukansebuah sistem yang dapat mengelola kelayakan kebutuhan konsumen dari segmentasi pasar yang berbeda agar dapat mengjangkau kebutuhan pasar yang luas dengan database yang terintegrasi dan dapat diakses kapan saja dan dimana saja secara cepat, tepat dan akurat.

Metode Analisa Sistem

Metode Analisa SWOT

Menurut Larisang dkk, dalam Jurnal JT-IBSI(2019:VOL 4)perumusanstrategimencakup semuapenentuan danpengembanganvisidanmisi, dengan cara mengidentifikasifaktorinternaldaneksternalperusahaan,penetapantujuan jangkapanjang, menentukanalternatifstrategi,sertapemilihanstrategiyang terbaik .Tahapsatu darikerangkapemikiranpenelitianadalahEvaluasi InternaldanEksternalfaktoryangterdiridari Kekuatan, Kelemahan,Peluang danAncamanperusahaan.Dan tahap terakhirdenganmatriks SWOT untukmenentukanbeberapastrategialternatif.Berdasarkan identifikasi faktor internal yang dilakukan penulis mewawancarai perwakilan perusahaan PT. Maju Sukses Mandiri Blok sebagai Head of Marketing untuk kebutuhan observasi lapangan maka diketahui faktor-faktor internal perusahaan.

Melakukan Identifikasi SWOT Faktor Internal IFE (Internal Factor Evaluation)

  1. Kekuatan (Strength)
    1. Promosi Media Online
    2. Memiliki Armada yang banyak
    3. Pekerja Profesional
    4. Penjualan by Market place
    5. Kelemahan (Weakness)
    6. Pemilihan kebutuhan secara subjektif
    7. Kuantity barang yg tidak stabil
    8. Segmentasi Pasar
    9. Daya beli konsumen
    Melakukan Identifikasi SWOT Faktor Eksternal EFE (Eksternal Factor Evaluation)
  2. Peluang (Opportunity)
    1. Nilai Permintaan yang tinggi
    2. Jangkauan pasar yg luas
    3. Banyaknya Supplier
    4. Kebutuhan inti proyek bangunan
    5. Ancaman (Threats)
    6. Koneksi Jaringa
    7. Gapteknya Informasi
    8. . Hubungan Kekerabatan
    9. Nilai jual yg fluktuatif

Lakukan identifikasi dari faktor Internal dan Eksternal kemudian setelah semua faktor teridentifikasi maka dilakukan pembobotan serta Rating. Caranya sebagai berikut a. bobot dihitung : 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting). Jumlah bobot untuk Opportunity dan Threats adalah 1.00, demikian juga dengan bobot Strength dan Weakness juga 1.00. b. Rating ditentukan mulai dari angka 1 (dibawah rata-rata), 2 (rata-rata), 3 (diatas rata-rata), dan 4 (sangat baik). Sederhananya, pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (Strength dan Opportunity) peluang yang semakin besar diberi rating + 4, tetapi peluangnya kecil, diberi rating + 1. Pemberian nilai rating ancaman kebalikkanya yang bersifat negatif (Weakness dan Threats). Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. Berdasarkan Matriks IFE(External Factor Evaluation)

Tabel 3.7.1 Tabel Pembobotan Ranting Matrix IFE

Berdasarkan Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Tabel 3.7.1 Tabel Pembobotan Ranting Matrix EFE

Berdasarkan analisa sebelumnya nilai total skor matriks EFE adalah 3.16 hal ini mempelihatkan respon yang diberikan oleh perusahaan terhadaplingkungan eksternal tergolong tinggi.

Apabila masing-masing total skor dari faktor internalmaupun eksternal dipetakan dalam Matriks IE (Internal External), maka posisi perusahaan saat ini berada pada sel II dimana sel ini strategi yang harus dijalankan perusahaan adalah bertumbuh dan membangun(Growth and Build).

Dari nilai total masing-masing faktor selain digambarkan ke dalam diagram Cartesius SWOT, tetapi juga digambarkan dalam rumusan Matrik SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :Gambar 6. Diagram Cartesius Matriks SWOT

Dari analisa Matrik IFE dan EFE pada tabel 3.1 dan 3.2, juga telah disusun Matrik SWOT untuk menganalisis rumusan alternatif Strategi SO, WO, ST, dan WT yang hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 dibawah ini :

<

Analisa Kebutuhan Sistem

Dari hasil observasi dan wawancara pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok maka dapat diketahui bahwa sistem pemesanan bata ringan pada PT. Maju Sukses Mandiri Blok perlu perancangan sebuah sistem yang dapat mengelola proses pemesanan bata ringan hingga pembayaran tagihan bata ringan dengan database yang terintegrasi dan dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga mempermudah dalam pembuatan tagihan bata ringan yang harus dibayar dengan cepat, tepat dan akurat.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap 1 merupakan daftar yang disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai kekurangan dari sistem yang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Berikut adalah elisitasi tahap 1 :

Fungtional

Analisis Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat:

No

Keterangan

1.

Menampilkan halaman utama atau home

2.

Menampilkan visi misi perusahaan

3.

Menampilkan foto produk & aktivitas perusahaan

4.

Menampilkan design & nama aplikasi

5.

Menampilkan logo perusahaan

6.

Menampilkan alamat perusahaan

7.

Menampilkan contact perusahaan

8.

Menampilkan variasi produk yang dijual

9.

Menampilkan jenis dan detail produk yg dijual

10.

Menampilkan prosedur penggunaan aplikasi

11.

Menampilkan pilihan setting profil

12.

Terdapat tampilan term&conditionpenggunaan aplikasi

13.

Menampilkan menu login

14.

Menampilkan menu verikasi email/no. telp

15.

Menampilkan halaman dashboard

16.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Direksi

17.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Administrator

18.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Konsumen

19

Menampilkan laporan terakhir pada halaman dashboard

20.

Menampilkan statistik pengunjung pada halaman dashboard

21.

Tampilan input untuk Harga

22.

Tampilan input untuk Wilayah

23.

Tampilan input untuk jumlah yang ingin dibeli

24.

Tampilan input untuk kualitas Bata

25.

Tampilan input untuk Infomasi Pembayaran

26.

Menampilkan dialog box data sedang diproses

27.

Adanya Edit data untuk bobot variable

30.

Adanya fasilitas Hapus data

31.

Menampilkan filter pencarian data

32.

Memungkinkan kelola data user

33.

Adanya klasifikassi data kebutuhan barang

34.

Adanya RAB untuk pemesanan barang

35.

Menampilkan tampilkan pilihan lanjutakan pemesanan atau tidak

36.

Menampilkan laporan hasil presentasi kelayakan

37.

Menampilkan hasil olahan data dalam bentuk presentasi

38.

Menampilkan informasi cara pemesanan

39.

Menampilkan pilihan bata yang paling sesuai

40

Menampilkan deskripsi produk yang paling sesuai

41.

Menampilkan hasil laporan dengan diagram chart

42.

Mampu meng-export data laporan dalam bentuk format dokumen

43.

Menampilkan tanda bukti pengesahan konsumen

44.

Menampilkan pilihan logout

45.

Menampilkan Informasi mengenai artikel Bahan bangunan

46.

Menampilkan menu simpan laporan

47.

Menampilkan menu cetak laporan

48.

Menampilkan menu download laporan

Non Fungsional

Saya ingin sistem dapat:

1.

Platform aplikasi bisa diakses secara online dan kapan saja

2.

Respon sistem tidak lebih dari 15detik

3.

Menampilkan verifikasi email dan password saat login

4.

Koneksi jaringan yg stabil

5.

Layout Tampilan yang mudah dipahami

6.

User Friendly

7.

Membatasi hak akses

8.

Membutuhkan domain dan hosting untuk aplikasi Online


Penyusun






Fika Regita Trismiyanto

1611495155

Stakeholder

PT. Maju Sukses Mandiri Blok






Selly Claudia

Marketing Manager



Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirementyang diberikan opsi Inessential(I) dan harus dieliminasi.

Fungsional

Analisa kebutuhan

M

D

I

Saya ingin sistem dapat:

1.

Menampilkan halaman utama atau home



2.

Menampilkan visi misi perusahaan



3.

Menampilkan foto produk & aktivitas perusahaan



4.

Menampilkan design & nama aplikasi



5.

Menampilkan logo perusahaan



6.

Menampilkan alamat perusahaan



7.

Menampilkan contact perusahaan



8.

Menampilkan variasi produk yang dijual



9.

Menampilkan jenis dan detail produk yg dijual



10.

Menampilkan prosedur penggunaan aplikasi



11.

Menampilkan pilihan setting profil



12.

Terdapat tampilan term&conditionpenggunaan aplikasi



13.

Menampilakn menu login



14.

Menampilkan menu verikasi email/no. telp



15.

Menampilkan halaman dashboard



16.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Direksi



17.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Administrator



18.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Konsumen



19

Menampilkan laporan terakhir pada halaman dashboard



20.

Menampilkan statistik pengunjung pada halaman dashboard



21.

Tampilan input untuk Harga



22.

Tampilan input untuk Wilayah



23.

Tampilan input untuk jumlah yang ingin dibeli



24.

Tampilan input untuk kualitas Bata



25.

Tampilan input untuk Infomasi Pembayaran



26.

Menampilkan dialog box data sedang diproses



27.

Adanya Edit data untuk bobot variable



30.

Adanya fasilitas Hapus data



31.

Menampilkan filter pencarian data



32.

Memungkinkan kelola data user



33.

Adanya klasifikassi data kebutuhan barang



34.

Adanya RAB untuk pemesanan barang



35.

Menampilkan tampilkan pilihan lanjutkan pemesanan atau tidak



36.

Menampilkan laporan hasil presentasi kelayakan



37.

Menampilkan hasil olahan data dalam bentuk presentasi



38.

Menampilkan informasi cara pemesanan



39.

Menampilkan pilihan bata yang paling sesuai



40

Menampilkan deskripsi produk yang paling sesuai



41.

Menampilkan hasil laporan dengan diagram chart



42.

Mampu meng-export data laporan dalam bentuk format dokumen



43.

Menampilkan tanda bukti pengesahan konsumen



44.

Menampilkan pilihan logout



45.

Menampilkan Informasi mengenai artikel Bahan bangunan



46.

Menampilkan menu simpan laporan



47.

Menampilkan menu cetak laporan



48.

Menampilkan menu download laporan



Non Fungsional

Analisa Kebutuhan

M

D

I

Saya ingin sistem dapat:

1.

Platform aplikasi bisa diakses secara online dan kapan saja



2.

Respon sistem tidak lebih dari 15detik



3.

Menampilkan verifikasi email dan password saat login



4.

Koneksi jaringan yg stabil



5.

Layout Tampilan yang mudah dipahami



6.

User Friendly



7.

Membatasi hak akses



8.

Membutuhkan domain dan hosting untuk aplikasi Online




Penyusun






Fika Regita Trismiyanto

1611495155

Stakeholder

PT. Maju Sukses Mandiri Blok





Selly Claudia

Marketing Manager

Keterangan : M (Mandatory) = Yang diinginkan

D (Desirable) = Diperlukan

I (Inessential) = Tidak Diperlukan

Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

  1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang di usulkan.
  2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE di atas dibagi kembali menjadi beberapa pilihan yaitu option LMH (Low, Middle, High) dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
  2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.
  3. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

Fungsional

Saya ingin sistem dapat:

Feasibility

T

O

E

Risk

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1.

Menampilkan halaman utama atau home







2.

Menampilkan visi misi perusahaan







3.

Menampilkan foto produk & aktivitas perusahaan







4.

Menampilkan design & nama aplikasi







5.

Menampilkan logo perusahaan







6.

Menampilkan alamat perusahaan







7.

Menampilkan contact perusahaan







8.

Menampilkan variasi produk yang dijual







9.

Menampilkan jenis dan detail produk yg dijual







10.

Menampilkan prosedur penggunaan aplikasi







11.

Menampilkan pilihan setting profil







12.

Terdapat tampilan term&conditionpenggunaan aplikasi







13.

Menampilakn menu login







14.

Menampilkan menu verikasi email/no. telp







15.

Menampilkan halaman dashboard







16.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Direksi







17.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Administrator







18.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Konsumen







19

Menampilkan laporan terakhir pada halaman dashboard







20.

Menampilkan statistik pengunjung pada halaman dashboard







21.

Tampilan input untuk Harga







22.

Tampilan input untuk Wilayah







23.

Tampilan input untuk jumlah yang ingin dibeli







24.

Tampilan input untuk kualitas Bata







25.

Tampilan input untuk Infomasi Pembayaran







26.

Menampilkan dialog box data sedang diproses







27.

Adanya Edit data untuk bobot variable







30.

Adanya fasilitas Hapus data







31.

Menampilkan filter pencarian data







32.

Memungkinkan kelola data user







33.

Adanya klasifikassi data kebutuhan barang







34.

Menampilkan tampilan pilihan lanjutkan pemesanan atau tidak







35.

Menampilkan laporan hasil presentasi kelayakan







36.

Menampilkan hasil olahan data dalam bentuk presentasi







37.

Menampilkan informasi cara pemesanan







38.

Menampilkan pilihan bata yang paling sesuai







39.

Menampilkan deskripsi produk yang paling sesuai







40

Menampilkan hasil laporan dengan diagram chart







41.

Menampilkan tanda bukti pengesahan konsumen







42.

Menampilkan pilihan logout







43.

Menampilkan menu simpan laporan







44.

Menampilkan menu cetak laporan







Saya ingin sistem dapat:

Feasibility

T

O

E

Risk

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1.

Platform aplikasi bisa diakses secara online dan kapan saja







2.

Respon sistem tidak lebih dari 15detik







3.

Menampilkan verifikasi email dan password saat login







4.

Koneksi jaringan yg stabil







5.

Layout Tampilan yang mudah dipahami







6.

User Friendly







7.

Membatasi hak akses







8.

Membutuhkan domain dan hosting untuk aplikasi Online








Penyusun






Fika Regita Trismiyanto

1611495155

Stakeholder

PT. Maju Sukses Mandiri Blok

<A NAME="_GoBack"></A>





Selly Claudia

Marketing Manager

Final Elisitasi

Final Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap – tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk, komponen – komponen yang terdapat ditahap ini lah yang harus ada dalam fungsional sistem yang akan di implementasikan. Berikut bentuk table final elisitasi.

Fungsional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat:

1.

Menampilkan halaman utama atau home

2.

Menampilkan visi misi perusahaan

3.

Menampilkan foto produk & aktivitas perusahaan

4.

Menampilkan design & nama aplikasi

5.

Menampilkan logo perusahaan

6.

Menampilkan alamat perusahaan

7.

Menampilkan contact perusahaan

8.

Menampilkan variasi produk yang dijual

9.

Menampilkan jenis dan detail produk yg dijual

10.

Menampilkan prosedur penggunaan aplikasi

11.

Menampilkan pilihan setting profil

12.

Terdapat tampilan term&conditionpenggunaan aplikasi

13.

Menampilakn menu login

14.

Menampilkan halaman dashboard

15.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Direksi

16.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Administrator

17.

Tampilan menu untuk hak akses bagian Konsumen

18.

Menampilkan laporan terakhir pada halaman dashboard

19

Menampilkan statistik pengunjung pada halaman dashboard

20.

Tampilan input untuk Harga

21.

Tampilan input untuk Wilayah

22.

Tampilan input untuk jumlah yang ingin dibeli

23.

Tampilan input untuk kualitas Bata

24.

Tampilan input untuk Infomasi Pembayaran

25.

Menampilkan dialog box data sedang diproses

26.

Adanya Edit data untuk bobot variable

27.

Adanya fasilitas Hapus data

30.

Menampilkan filter pencarian data

31.

Memungkinkan kelola data user

32.

Adanya klasifikassi data kebutuhan barang

33.

Menampilkan tampilan pilihan lanjutkan pemesanan atau tidak

34.

Menampilkan laporan hasil presentasi kelayakan

35.

Menampilkan hasil olahan data dalam bentuk presentasi

36.

Menampilkan informasi cara pemesanan

37.

Menampilkan pilihan bata yang paling sesuai

38.

Menampilkan deskripsi produk yang paling sesuai

39.

Menampilkan hasil laporan dengan diagram chart

40

Menampilkan tanda bukti pengesahan konsumen

41.

Menampilkan pilihan logout

42.

Menampilkan menu simpan laporan

43.

Menampilkan menu cetak laporan

Non Fungsional

Saya ingin sistem dapat:

1.

Platform aplikasi bisa diakses secara online dan kapan saja

2.

Respon sistem tidak lebih dari 15detik

3.

Menampilkan verifikasi email dan password saat login

4.

Koneksi jaringan yg stabil

5.

Layout Tampilan yang mudah dipahami

6.

User Friendly

7.

Membatasi hak akses

8.

Membutuhkan domain dan hosting untuk aplikasi Online


Penyusun





Fika Regita Trismiyanto

1611495155

Mengetahui


Pembimbing I





Rosmawati Dwi, S.T., M.Kom

NID : 17013

Pembimbing II






Oleh Soleh, S.Kom., M.M.S.I

NID : 04043

Menyetujui


Stakeholder

PT. Maju Sukses Mandiri Blok






Selly Claudia

Marketing Manager Penyusun


Kepala Program Studi

Sistem Informasi






Desy Apriani, S.Kom., M.T.I

NIP : 010814

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

RANCANGAN SISTEM USULAN

PROSEDUR SISTEM USULAN

Berdasarkan analisa serta penelitian yang telah dilakukan dalam sistem yang berjalan maka tahap selanjutnya yaitu membahas sistem yang akan diusulkan. Adapun sistem yang diusulkan akan mengubah proses berjalannya dalam menginput data. Maka dari permasalahan tersebut dibuatlah usulan sistem yang dilakukan pembaharuan dan pengembangan bentuk porsedur pada sistem, maka dalam perancangan sistem usulan ini, design sistem usulan bertujuan untuk memperbaiki sistem lama dengan design sistem pandangan yang jelas melalui user interface dengan user design proses sistem dari awal hingga akhir penelitian. Maka penulis menggunakan UML sebagai gambaran dalam bentuk diagram, yang diantaranya penulis menggunakan Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.

Berdasarkan langkah-langkah proses diatas, penentuan aktivitas individu yang terlibat dalam sistem nantinya akan diperjelas, sebagai berikut:

  1. Konsumen /Pengguna Account Pengguna dalam sistem SKP dapat melakukan aktifitas transaksi antara lain:
    1. Konsumen /Pengguna dapat login
    2. Konsumen /Pengguna dapat menampilkan dashboard
    3. Konsumen /Pengguna dapat masuk kemenu konsultasi dengan memilih pilihan untuk kategori quantity, wilayah dan Kualitas.
    4. Konsumen /Pengguna masuk ke menu selenjutnya dengan memilih next, memilih pilihan Kebutuhan, Harga, Pembayaran
    5. Selanjutnya Konsumen /Pengguna dapat melihat hasil presentasi atas pilihan yang dipilih
    6. Konsumen /Pengguna dapat mengubah profil
    7. Konsumen /Pengguna dapat melihat hasil konsultasi
    8. Konsumen /Pengguna selanjutnya dapat logout
  2. Marketing / Administrator Account Administrator dalam sistem SKP dapat melakukan aktifitas transaksi antara lain:
    1. Marketing / Administrator melakukan login
    2. Marketing / Administrator masuk kemenu dashboard
    3. Marketing / Administrator dapat masuk ke menu Master Data untuk melakukan pengeditan hak acces user, edit Harga, Edit Wilayah Pengiriman, Edit Kualitas, Edit Kebutuhan, Edit Jenis Pembayaran, Edit Bobot Relasi
    4. Marketing / Administrator dapat melihat menu pengunjung, dengan identitas nama, email dan No, telp,
    5. Marketing / Administrator dapat melihat presentasi hasil konsultasi semua yg pernah melakukan aktivitas pada aplikasi SKP.
    6. Marketing / Administrator dapat mengubah profil
    7. Marketing / Administrator selanjutnya dapat logout

Usecase Diagram Sistem yang diusulkan

Use case diagram sistem usulan Standar Kelayakan produk (SKP) yang diusulkan adalah sebagai berikut :

41
Gambar 4.1.2 :Usecase Diagram Sistem Usulan Standar kelayakan Produk (SKP)

Berdasarkan gambar 4.1.2 diatas use case diagramyang diusulkan, terdapat:

  1. 1 (satu) Sistem yang mencakup rancangan sistem usulan Standar Kelayakan produk (SKP)
  2. 2(dua) Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Konsumen/ Pengguna dan Maketing / Administrator
  3. 11 (Sebelas) Use Case sebagai interaksi Actor-Actor dengan sistem diantaranya:
  1. Prosedur Login
  2. Use Case : Menampilkan Halaman Login

    Actor  : Konsumen dan Marketing

    Skenario :

    1. Actor membuka sistem usulan Standar Kelayakan produk (SKP)
    2. Sistem menampilkan halaman Menu Utama
    3. Actor melakukan Login dengan memasukan username dan password.
    4. Sistem menampilkan halaman dashboard.
  3. Prosedur Menampilkan Dashboard
  4. Use Case : Menu Dashboard

    Actor  : Konsumen dan Marketing

    Skenario :

    1. Aktor membuka sistem usulan Standar Kelayakan produk (SKP).
    2. Actor melakukan Login
    3. Sistem menampilkan halaman Dashboard.
  5. Prosedur Menginput Data Konsultasi
  6. Use Case : Konsultasi

    Actor  : Konsumen

    Skenario  :

    1. Actor masuk ke dalam system
    2. Actor Klik konsultasi
    3. Actor Mengisi pilihan untuk qualitas wilayah dan Kebutuhan
    4. Selanjutnya Actor meng klik pilihan Next untuk melukan pilihan untuk Kebutuhan, Harga dan Pembayaran
  7. Prosedur Melihat Hasil Konsultasi
  8. Use Case : Hasil Konsultasi

    Actor  : Konsumen

    Skenario :

    1. Actor masuk ke dalam sistem
    2. Actor melakukan input Data Konsultasi
    3. Actor meng klik pilihan Proses, sistem melakukan perhitungan
    4. Actor melihat hasil konsultasi
  9. Prosedur Menu Master data
  10. Use Case : Menu Master Data

    Actor  : Marketing

    Skenario  :

    1. Actor masuk ke dalam sistem
    2. Actor melakukan login sebagai administrastor
    3. Actor meng klik menu Master data pada Dashboard
  11. Prosedur Melihat Pengunjung
  12. Use Case : Pengunjung

    Actor  : Marketing

    Skenario  :

    1. Actor masuk ke dalam sistem
    2. Actor melakukan login sebagai administrastor
    3. Actor meng klik menu Pengunjung
  13. Prosedur Melihat Presentasi Hasil Konsultasi
  14. Use Case : Presentasi Hasil Konsultasi

    Actor  : Marketing

    Skenario :

    1. Actor masuk ke dalam sistem
    2. Actor meng klik Presentasi Hasil Konsultasi pada dashboard
    3. Actor meng klik pilihan tampil hasil
  15. Prosedur Mencetak Hasil Konsultasi
  16. Use Case : Cetak Hasil Konsultasi

    Actor  : Konsumen dan Maketing

    Skenario  :

    1. Actor masuk ke dalam sistem
    2. Actor meng klik Presentasi Hasil Konsultasi pada dashboard
    3. Actor meng klik pilihan tampil hasil
    4. Actor kemudian meng klik pilihan buttom Cetak
  17. Prosedur Ubah Profil Pengguna
  18. Use Case : Ubah Profil Pengguna

    Actor  : Konsumen dan Marketing

    Skenario  :

    1. Actor masuk ke dalam sistem
    2. Actor berada dimenu dashboard
    3. Actor meng klik pilihan profil
    4. Actor kemudian mengubah identitas yang ingin diubah
  19. Prosedur Log out
  20. Use Case : Log Out

    Actor  : Konsumen dan Marketing

    Skenario  :

    1. Actor masuk ke dalam sistem
    2. Actor berada dimenu dashboard
    3. Actor meng klik pilihan profil
    4. Actor meng scroll pilihan log out, lalu actor mengklik pilihan Logout

Activity Diagram Sistem yang diusulkan

Activity Diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan yang berjalan pada sistem usulan

Activity Diagram Usulan untuk Konsumen/ Pengguna

42
Gambar 4.1.3.1 Activity Diagram Usulan untuk Konsumen/Pengguna

Berdasarkan gambar 4.1.3 diatas activity diagramyang diusulkan, terdapat:

  1. 1 (satu)initial Node, sebagai objek yang diawali.
  2. 12(dua belas) Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 4(empat) fork Node, untuk menjelaskan adanya beberapa aliran.
  4. 3 (Tiga) Decision Node, 1 untuk menggambarkan pada saat melakukan login ada dua kemungkinan yang pertama apabila login salah maka akan kembali kemenu Login dan apabila login benar maka akan tampil menu Dashboard. 2 untuk pilihan yang tidak diinput maka akan kembali ke menu konsultasi, 3 untuk proses fuzzy jika data sudah terisi semua.
  5. 1(satu) Final Node, menjelaskan bahwa alur berakhir.

Activity Diagram Usulan untuk Marketing/Administrator

43
Gambar 4.1.3.2 Activity Diagram Usulan untuk Marketing/Administrator

Berdasarkan gambar 4.1.3.2 diatas activity diagramyang diusulkan, terdapat:

  1. 1 (satu)initial Node, sebagai objek yang diawali.
  2. 18 (delapam belas) Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
  3. 4(Lima) fork Node, untuk menjelaskan adanya beberapa aliran.
  4. 1 (satu) Decision Node, untuk menggambarkan pada saat melakukan login ada dua kemungkinan yang pertama apabila login salah maka akan kembali kemenu login dan apabila login benar maka akan tampil menu Home.
  5. 1(satu) Final Node, menjelaskan bahwa alur berakhir.

Squence Diagram Sistem yang diusulkan

Squence Diagram Usulan untuk Konsumen/Pengguna

image
Gambar 4.1.4.1 Sequence Diagram Usulan untuk Konsumen/ Pengguna

Berdasarkan gambar 4.1.4.1 diatas sequence diagram usulan Konsumen/Pengguna, terdapat:

  1. 1 (Satu) actor, yang melakukan kegiatan yaitu Konsumen / Pengguna .
  2. 5 (Lima) Boundary,
  3. 1 (satu) controllife line.
  4. 7 (Tujuh) mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

Squence Diagram Usulan untuk Marketing/Administrator

image
Gambar 4.1.4.1 Sequence Diagram Usulan untuk Konsumen/ Pengguna

Berdasarkan gambar 4.1.4.1 diatas sequence diagram usulan Konsumen/Pengguna, terdapat:

  1. 1 (Satu) actor, yang melakukan kegiatan yaitu Konsumen / Pengguna .
  2. 6 (Enam) Boundary,
  3. 1 (satu) controllife line.
  4. 8 (Delapan) mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

t41

RANCANGAN BASIS DATA

Class Diagram

Class Diagram dapat membantu untuk memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena class digram memiliki kelompok objek dengan atribut (propetty) dan relasi yang sama.

image
Gambar 4.3.1 Class Diagram

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data digunakan untuk mempermudah dalam menggambarkan tabel-tabel yang ada di dalam database, serta dapat membantu pemrograman dalam mengambil atau menampilkan data. Salah satunya untuk menggambarkan spesifikasi tabel-tabel yang ada di dalam database sebagai ukuran dari table field inputan, berikut ini merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan.

1. tbharga

t42

2. tbhasil

t43

3. tbkebutuhan

t44

4. tbkelayakan

t45

5. tbkualias

t46

6. tbpembayaran

t47

7. tb pengunjung

t48

8. tbpermintaan

t49

9. tbqty_wilayah

t410

10. tbuser

t411

11. tbwilayah

t412

TAMPILAN IMPLEMENTASI PROGRAM

Berikut ini merupakan gambaran tampilan interface dari sistem Standar Kelayakan produk(SKP) :

  1. Tampilan Halaman Menu Utama
    s1
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Menu Utamaa

    Tampilan ini merupakan awal dari perkenalan sistem dan perkenalan produk yang dijual oleh perusahaan, dengan maksut digunakan sebagai salah satu promosi item produk.

  2. Tampilan Form Buat Akun baru
    s2
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Buat Akun

    Tampilan ini merupakan akan ditampilkan inputan untuk Nama, Email, No. Telp, beserta password.

  3. Tampilan Halaman Login
    s3
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Login

    Tampilan halaman login diatas merupakan tampilan awal sebelum masuk ke dalam sistem. Setiap user harus melakukan login terlebih dahulu dengan cara input username dan password yang sesuai supaya dapat masuk ke dalam sistem.

  4. Tampilan Halaman Dashboard untuk Konsumen
    s4
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Dashboard konsumen

    Menampilkan riwayat hasil konsultasi yang pernah dilakukan, dan jenis bata yang dilakukan perhitungan.

  5. Tampilan Halaman Dashboard untuk Marketing/Administrato
    s5
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Dashboard Marketing

    Menampilkan jenis variable yang jadikan perhitungan metode fuzzy logic dilakukan, dan tampilan untuk mengedit data variable.

  6. Tampilan untuk menu Konsultasi
    s7
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Menu Konsultasi

    Menampilkan variable pilihan untuk diinput yang jadikan perhitungan metode fuzzy logic, variable untuk perhitungan pertama yaitu, Quantity, Wilayah, dan Kualitas. Dan variable untuk hitungan yg kedua yaitu Kebutuhan, Harga dan Pembayaran.

  7. Tampilan Halaman Hasil Konsultasi
    s8
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Hasil Konsultasi

    Menampilakn Proyeksi setelah dilakukannya pemilihan pada variable yang diinput, hasilnya berupa presentasi bata apa yang sangat layak untuk kebutuhan konsumen.

  8. Tampilan Hasil Konsultasi untuk admin Berbeda dengan Kosnultasi pada konsumen, konsultasi pada admin merangkum semua hasil konsultasi yang telah melakukan konsultasi pada sistem
    s9
    Gambar 4.4 Tampilan Halaman Hasil Konsultasi pada Admin
  9. Tampilan Menu Pencarian
    s10
    Gambar 4.4 Tampilan Menu Pencarian
  10. Tampilan Menu Edit Variabel pada Master Data
    s11
    Gambar 4.4 Tampilan Menu Edit Variabel pada Master Data

    Pada menu ini Marketing/administrator melakukan perubahan variable berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan dan tolka ukur untuk dijadikan perhitungan dalam pengelolahan data pada sistem fuzzy logic ini.

  11. Tampilan Menu Pengunjung Pada halaman ini user dapat melihat siapa saja yang telah menggunakan sistem tersebut, dengan identitas yang dapat dijadikan arsip untuk proses follow up pesanan selanjutnya.
    s12
    Gambar 4.4 Tampilan Menu Pengunjung
  12. Tampilan Form Ubah Profil
    s13
    Gambar 4.4 Tampilan form Ubah Profil
  13. Tampilan Log out Sistem
    s13
    Gambar 4.4 Tampilan Logout Sistem

    Dengan melakukan log out sistem, berarti user telah mengakhiri hasil konsultasi dan bisa melnajutkan untuk proses selanjutnya.

KONFIGURASI SISTEM USULAN

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras merupakan salah satu bagian penting di dalam berjalannya sebuah sistem berfungsi sebagai alat input data yang merubah data analog menjadi data digital. Perangkat keras memiliki banyak jenis yang dapat digunakan seperti, Mouse, Printer, CPU, Scanner, Joystick, Laptop, iPad, Tablet, Handphone, dll semua jenis perangkat lunak tersebut dapat bekerja membantu brainware dalam menggunakan sistem yang dirancang ini. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat keras yang dibutuhkan:

  1. Processor  : Minimal 2,1 GHz
  2. Monitor  : Minimal VGA
  3. RAM  : Minimal 1 GB
  4. Modem USB  : Minimal Kecepatan 14,4 Mbps
  5. Harddisk  : 500 GB

Spesifikasi Software

Selain itu hal yang menjadi pendukung berjalannya sebuah sistem adalah Perangkat lunak merupakan penghubung antara instruksi-instruksi yang dibutuhkan dan penerjemah setelah dilakukannya proses inputan oleh brainware untuk menjalankan hardware sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Berikut adalah spesifikasi yang dibutuhkan:

  1. Sistem operasi yang dapat digunakan bisa berupa Windows.
  2. Browser yang dapat digunakan antara lain Google Chrome, Internet Exploler dan Mozila Firefox.

Spesifikasi Brainware

Dalam sistem yang dikembangkan yaitu pada sistem Standar Kelayakan Produk(SKP) , harus memiliki user untuk menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa user yang dapat mengakses sistem tersebut, diantaranya:

  1. Konsumen atau disebut Pengguna
  2. Marketing sebagai User penuh / Adminitrator

BLACK BOX TESTING

Beberapa pengujian sistem Standar Kelayakan Produk (SKP) yang dilakukan dengan Black Box Testing sebagai berikut :

Tabel 4.6 Black Box Testing Sistem Usulan
eli1
eli2

EVALUASI

Setelah dilakukan pengujian pada sistem dengan metode Black Box Testing yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program form seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika saat mengisi form data tidak lengkap, maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu user mendapati kesalahan saat mengisi form data yang tidak lengkap atau salah mengisi form data, selanjutnya yang kemudian akan diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

IMPLEMENTASI

SCHEDULE

Schedule merupakan perencanaan terhadap waktu atau penjadwalan yang diperlukan dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian sampai pada proses implementasi tentang Implementasi Fuzzy Logic Pada Aplikasi Skp(Standar Kelayakan Produk) Terhadap Permintaan Pada PT Maju Sukses Mandiri Blok “ Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang dirancang pada intansi terkait. Maka jadwal kegiatan yang diperlukan peneliti yaitu sebagai berikut:

Screenshot-1

BIAYA PENELITIAN

Perincian biaya yang peneliti gunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul Implementasi Fuzzy Logic Pada Aplikasi Skp(Standar Kelayakan Produk) Terhadap Permintaan Pada PT Maju Sukses Mandiri Blok

Screenshot-2

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berikut ini kesimpulan yang berisi dari perihal suatu rumusan masalah mengenai system monitoring pengolahan data laporan penagihan Pada PT. Pratama Datamaksima, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

  1. Pada system monitoring pengolahan data laporan penagihan yang berjalan saat ini awalnya masih menggunakan buku atau manual, kemudian di input ke dalam computer dengan menggunakan Exel (semi komputerisai).
  2. Kendala yang di hadapi dalam pengolahan data yaitu : dapat menyebabkan mudah hilang, sehingga pengolahan data laporan penagihan tersebut tidak lengkap.
  3. Kendala yang di hadapi dalam pengolahan data yaitu : dapat menyebabkan mudahnya data yang pada hilang, sehingga pengolahan data laporan penagihan data tersebut tidak lengkap.Adapun metode perancangan dalam website ini, peneliti menggunakan metode perancangan Unified Modelling Language (UML) yang akan dituangkan dalam tahap : pembuatan Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram serta penjabaran rancangan basis data dan spesifikasi data, yang menggunakan beberapa software dalam erancangannya antara lain : PHP MyAdmin, Apache, MYSQL, Visual Paradigma Chrome.

Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian
  2. Untuk menjawab tujuan penelitian pada Tujuan Penelitian yang telah dijabarkan pada BAB I, maka Penulis mendapatkan hasil:

    • Data yang akan diperlukan dalam pembuatan laporan penagihan adalah data rencana penjualan dari data tersebut akan dijadikan sebuah data laporan penagihan.
    • Masalah yang ada pada PT. Patama Datamaksima adalah kurangnya kesadaran yang ada pada jajaran organisasi yang ada sehingga laporan penagihan yang buat sebelum sistem usulan ada tidak lebih baik dari setelah sistem sistem usulan dibuat.
    • Dalam tujuan ini juga membantu menjalin hubungan antara Universitas Raharja dan PT. Pratama Datamaksima.
  3. Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian
  4. Untuk menjawab tujuan penelitian pada Manfaat Penelitian yang telah dijabarkan pada BAB I, maka Penulis mendapatkan hasil:

    • Akan terjalinnya kerjasama antara PT. Pratama Datamaksima dengan Universitas Raharja Tangerang.
    • Memberi suatu pengalaman bagi she penulis untuk menerapkan dan memperluas ilmu wawasan pada teori dan pengetahuan yang telah dan diterima di perkuliahan pada kegiatan nyata.
    • Dan dapat kepuasan she penulis ketika menghasilkan solusi atau suatu karya.

Saran

  1. Dikembangkan menjadi sistem berbasis android supaya lebih mempermudah pengguna dalam pemakaian.
  2. Dapat dilakukan untuk pengembangan agar menjadi sistem yang lebih baik lagi dan meminimalisir kemungkinan terjadinya error atau defect yang tentunya dapat mengakibatkan kerugian bagi penggunanya.
  3. Dapat dikembangkan dalam hal pembagian pekerjaan agar lebih jelas dan lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

  1. Mulyati, Sri. 2018. Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan. Bandung : Abdi Sistematika.
  2. 1. Nugraha, Agus Ramdhani dan H. Ahmad Sofyan Haris. 2016. Aplikasi Sistem Pengarsipan Dokumen Berbasis Web Pada PT Primamitra Langgeng Sejahtera. Jurnal Teknik Informatika STMIK Raharja. Vol.4 No.1
  3. Jogiyanto, HM. 2008. Sistem Teknologi Informasi Edisi III, Yogyakarta : Andi.
  4. Maulana, Alief., Muhammad Sadikin dan Arief Izzudin. 2018. Teknoif Journal (2018:183),
  5. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi
  6. Maniah dan Dini Hamidin., 2017. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi: Pembahasan Secara Praktis dengan Contoh Kasus. Yogyakarta : Deepublish
  7. Rosnani, G. 2014.Sistem Pendukung Keputusan. USU. Press: Medan.
  8. Rosnani, G. 2014.Sistem Pendukung Keputusan. USU. Press: Medan.
  9. Rosnani, G. 2014.Sistem Pendukung Keputusan. USU. Press: Medan.
  10. Rosnani, G. 2014.Sistem Pendukung Keputusan. USU. Press: Medan.
  11. Rosnani, G. 2014.Sistem Pendukung Keputusan. USU. Press: Medan.
  12. Rosnani, G. 2014.Sistem Pendukung Keputusan. USU. Press: Medan.
  13. 13,0 13,1 Dr. H.A. Rusdiana, M., & Moch. Irfan, S. M. 2015. Sistem Informasi Manajemen.Bandung: Pustaka Setia.
  14. Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., CA. 2017. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit: Analisis dan Perancangan. Bandung : Abdi Sistematika. ISSN 9791990603
  15. Adi, Suroto, Dikutip (2015, 28 Juli). Gap Analysis (Analisa Kesenjangan) :https://sis.binus.ac.id/2015/07/28/gap-analysis-analisa-kesenjangan/
  16. Titus. Carina. 2016. A Proposed Prototype on using Online Social Networks as Learning Platforms. International Journal of Computer Applications. Vol 145, No.9, Juli 2016..
  17. Betha Sidik. 2018. Framework Codeigniter Membangun Pemrograman Berbasis Web dengan Berbagai Kemudahan & Fasilitas Codeigniter 3. Bandung: Informatika.
  18. Betha Sidik. 2018. Framework Codeigniter Membangun Pemrograman Berbasis Web dengan Berbagai Kemudahan & Fasilitas Codeigniter 3. Bandung: Informatika.
  19. Prasetyo, Nanda Dian., Wahyu Ahmad Hayyi Fauzi dan Dede Supratman, Sri Murti. 2016. Perancangan Sistem Informasi E-Farming Berbasis Web Untuk Mengetahui Tingkat Kelayakan Panen Pada Sektor Pertanian. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) ISSN: 1907 – 5022,
  20. N, Nesi Syafitri. 2016. Simulasi Sistem Untuk Pengontrolan Lampu Dan Air Conditioner Dengan Menggunakan Logika Fuzzy. Universitas Islam Riau. Jurnal Informatika Vol. 10, No. 1,
  21. Huda, Sofyan., Fitri Marisa dan Dwi Purnomo. 2017. Sistem Penunjang Keputusan Kelayakan Produk Contoh pada PT.Roi Surya Prima Farma (Studi Perbandingan Metode SAW dan GAP analisis). Malang. Fakultas Teknik Universitas Widyagama
  22. Journal Teknik Informatika. Vol. 9 No. 1 Januardi, Nasir dan Johnson Suprianto., 2017. Analisis Fuzzy Logic Menentukan Pemilihan Motor Honda Dengan Metode Mamdani, Universitas Putera Batam. Jurnal Edik Informatika V3.i2(177-186)
  23. B, E Zaiwan., M Zarlis and S Efendi. 2017. Improved Hybridization of Fuzzy Analytic Hierarchy Process (FAHP) algorithm with Fuzzy Multiple Attributte Decision Making-Simple Additive Weighting (FMADM-SAW). Universitas Sumatera Utara,

Contributors

Fika Regita