SI1522489938: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
k (Melindungi "SI1522489938": Sidang Selesai ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)) [runtun])
 
(Tidak ada perbedaan)

Revisi terkini pada 8 Oktober 2019 10.39


PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

MENGGUNAKAN METODE GAP KOMPETENSI

DI PT. INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM
: 1522489938
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFOMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2018/2019


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

MENGGUNAKAN METODE GAP KOMEPTENSI

DI PT.INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR


Disusun Oleh :

NIM
: 1522489938
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Teknik Informatika
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
       
NIP : 000603
       
NIP : 073009

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

MENGGUNAKAN METODE GAP KOMPETENSI

DI PT.INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1522489938
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering


Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
( Deddy Iskandar,S.Kom., M.Kom.)
   
(H.Haris, M.Kom)
NID : 05060
   
NID : 11017


UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KARYAWAN

MENGGUNAKAN METODE GAP KOMPETENSI

DI PT.INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1522489938
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

2018/2019

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, September 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA

MENGGUNAKAN METODE GAP KOMPETENSI

DI PT.INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR


Disusun Oleh :

NIM
: 1522489938
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

  
Tangerang, Juli 2019
   
(Tegar Rahmawan)
NIM : 1522489938

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Teknologi membawa pengaruh yang sangat besar bagi seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah tingkat persaingan dalam memperoleh pekerjaan yang kemudian mendorong sumber daya manusia untuk memiliki informasi yang lebih tentang kemajuan teknologi. Diperlukan strategi dalam pengolahan data serta diperlukan sarana penunjang untuk membantu mengolah data dengan cepat dan menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan perusahaan yang disebut sistem informasi berbasis komputer dan teknologi informasi karena kemampuannya dalam menyajikan informasi secara cepat dan akurat. Dalam hal ini PT. Indonesia Fritolay Makmur merupakan perusahaan makanan ringan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimilikioleh Salim Group. PT. Indofood Fritolay Makmur adalah perusahaan dibidang industri yang merupakan produsen snack terbesar di Indonesia. Adapun masalah yang saat ini dihadapi oleh PT. Indofood Fritolay Makmur adalah belum tersedianya system aplikasi untuk meng-input, mengukur serta menganalisis data GAP seluruh karyawan yang efektif dan efisien, karena system yang digunakan untuk menganalisa data GAP seluruh karyawan saat ini masih menggunakan Ms. Excel. Oleh karena itu di sini peneliti membuat program aplikasi penilaian kinerja karyawan menggunkanan metode GAP kompetensi dengan bahasa pemrograman PHP menggunakan CodeIgniter sebagai framework dan bootstrap sebagai template desain web serta PostgreSQL digunakan sebagai database nya, dalam analisis data digunakannya metode analisis PIECES. Dalam hal ini, dengan digunakannya program aplikasi Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode GAP Kompetensi ini tentunya dapat lebih membantu perusahaan dan juga akan jauh lebih efisiensi dan efektivitas.

Kata kunci : Karyawan, Penilaian, PHP, CodeIgniter Framework, PostgreeSQL.


ABSTRACT


Technology brings enormous influence to all aspects of life, one of which is the level of competition in obtaining jobs that then encourages human resources to have more information about technological advancement. Required strategies in data processing as well as necessary supporting tools to help process data quickly and generate the necessary reports of companies called computer-based information systems and information technology Its ability to present information quickly and accurately. In this case PT. Indonesia Fritolay Makmur is a leading processed snack company in Indonesia which became one of the branches of the company that was listed by Salim Group. PT. Indofood Fritolay Makmur is an industrial company that is the largest snack producer in Indonesia. As for the problems currently faced by PT. Indofood Fritolay Makmur is not yet the availability of application system to input, measure and analyze the GAP data of all employees are effective and efficient, because the system used to analyze GAP data of all employees currently still using Ms. Excel. Therefore, researchers are making application programs to assessment employees ' performance by using the competency GAP method with the PHP programming language to use CodeIgniter as a framework and bootstrap as a Web design template as well as PostgreSQL Used as its database, in the analysis of the data use of the PIECES analysis method. In this case, with the use of employee performance Assessment System application program using GAP Competency method This can certainly be more helpful to the company and also will be much more efficiency and effectiveness.

Keywords: Employee, valuation, PHP, CodeIgniter Framework, PostgreeSQL.



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE GAP KOMPTENSI DI PT. INDOFOOD FRITOLAY MAKMUR ”.

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Informatika pada Universitas Raharja.

Peneliti menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak peneliti tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada  :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ruli Supriati, S.Kom.,M.T.I selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  5. Ibu Deddy Iskandar, S.Kom., M.Kom sebagai Dosen Pembingbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Bapak H.Haris, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada peneliti.
  7. Bapak Dwi Pratomo, S.Kom selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada peneliti.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  10. Teman-teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, peneliti harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

  
Tangerang, Juli 2019
   
(Tegar Rahmawan)
NIM : 1522489938



Daftar isi


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Metode Alur Waterfall
  2. Gambar Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.Indofood Fritolay Makmur Cikupa
  3. Gambar 3.2 Struktur Organisasi HR Manager
  4. Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan
  5. Gambar 3.4 Activy Diagram Sistem yang Berjalan
  6. Gambar 4.1 Use Case Diagram Super Admin
  7. Gambar 4.2 Use Case Diagram Admin
  8. Gambar 4.3 Use Case Diagram Manager
  9. Gambar 4.4 Use Case Diagram Supervisor
  10. Gambar 4.5 Use Case Diagram Kasie
  11. Gambar 4.6 Activy Diagram Admin
  12. Gambar 4.7 Activy Diagram Manager
  13. Gambar 4.8 Activy Diagram Supervisor
  14. Gambar 4.9 Activy Diagram Kasie
  15. Gambar 4.10 Sequence Diagram Login
  16. Gambar 4.11 Sequence Diagram Data plan dan Departemen
  17. Gambar 4.12 Sequence Diagram Skil Kompetensi
  18. Gambar 4.13 Sequence Diagram Penilaian Kasie
  19. Gambar 4.14 Sequence Diagram Penilaian Supervisor
  20. Gambar 4.15 Sequence Diagram Supervisor Melakukan Konfirmasi
  21. Gambar 4.16 Sequence Diagram Penilaian Manager
  22. Gambar 4.17 Sequence Diagram Manager Melakukan Konfirmasi
  23. Gambar 4.18 Sequence Diagram Memilih Skil Kompetensi dan Nilai Standar
  24. Gambar 4.19 Sequence Diagram Membuat Laporan
  25. Gambar 4.20 Class diagram sistem usulan
  26. Gambar 4.21 Prototype Login
  27. Gambar 4.22 Prototype Login
  28. Gambar 4.23 Prototype Login
  29. Gambar 4.24 Prototype Login
  30. Gambar 4.25 Prototype Login
  31. Gambar 4.26 Prototype Login
  32. Gambar 4.27 Prototype Login
  33. Gambar 4.28 Prototype Login
  34. Gambar 4.29 Prototype Login
  35. Gambar 4.30 Prototype Login
  36. Gambar 4.31 Tampilan Halaman Login
  37. Gambar 4.32 Tampilan Gagal Login
  38. Gambar 4.33 Tampilan Halaman Admin
  39. Gambar 4.34 Tampilan Halaman Data Karyawan
  40. Gambar 4.35 Tampilan Halaman Data Departement
  41. Gambar 4.36 Tampilan Halaman Data Jabatan
  42. Gambar 4.37 Tampilan Halaman Data Plan
  43. Gambar 4.38 Tampilan Halaman Data Edit Plan
  44. Gambar 4.39 Tampilan Halaman Data Skil Kompetensi

DAFTAR TABEL

  1. Tabel 3.1. Metode Analisa PIECES
  2. Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi
  6. Tabel 4.1 perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
  7. Tabel 4.2 Spesifikasi Tabel Employee
  8. Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel Master Jabatan
  9. Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel Master Departemen
  10. Tabel 4.5 Spesifiaksi Tabel Master Plan
  11. Tabel 4.6 Spesifiaksi Tabel Master Atasan
  12. Tabel 4.7 Spesifiaksi Tabel Master Kompetensi
  13. Tabel 4.8 Spesifiaksi Tabel Master Level
  14. Tabel 4.9 Spesifiaksi Tabel Master Admin
  15. Tabel 4.10 Spesifiaksi Tabel GAP

DAFTAR SIMBOL

Tabel 1.Simbol Use Case Diagram


Tabel 2.Simbol Activity Diagram


Tabel 3.Simbol Sequence Diagram


Tabel 4.Simbol Class Diagram


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kunci pencapaian produktivitas seorang individu dalam organisasi adalah kegiatan yang dilakukannya dapat menghasilkan kinerja. Kinerja sebagai suatu hasil dimana orang-orang dan sumber daya lain yang ada di dalam organisasi secara bersama-sama, bekerja sesuai tingkat mutu dan standar yang ditetapkan. Kegiatan merupakan rangkaian aktivitas yang dapat mendukung terselesaikannya suatu pekerjaan. Untuk mencapai itu semua diperlukan informasi yang akurat, andal, dan komperehensif mengenai spesifikasi kemampuan dan karakteristik sumber daya manusia di setiap level, jabatan, dan posisi di seluruh organisasi.

Selain itu,untuk menghasilkan level kinerja yang efektif hingga level superior, diperlukan individu yang memiliki kompetensi, yang sesuai dengan tugas atau pekerjaan terkait dengan perannya dalam organisasi. Untuk mengetahui kompetensi yang dibutuhkan di setiap level, jabatan, dan posisi diseluruh organisasi, diawali dengan adanya proses identifikasi kompetensi. Identifikasi kompetensi biasanya dilakukan dengan mengacu pada suatu model kompetensi. Sebagai target ukur dalam proses pengukuran kompetensi, model kompetensi merupakan kriteria yang tidak hanya multiple (multiple criteria) namun juga terpadu, dan secara dinamis menyelaraskan faktor-faktor kemampuan,karakter, dan perilaku yang paling kritis bagi kesuksesan para pemegang jabatan.

PT. Indofood Fritolay Makmur merupakan salah satu perusahaan makanan ringan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. PT.Indofood Fritolay Makmur adalah perusahaan di bidang industri yang merupakan produsen snack terbesar di Indonesia dan merupakan anak perusahaan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Tbk.

Adapun masalah yang saat ini dihadapi oleh PT. Indoofood Fritolay Makmur adalah belum tersedianya sistem aplikasi untuk meng-input, mengukur serta menganalisis data GAP seluruh karyawan yang efektif dan efisien. Karena sistem yang digunakan untuk menganalisi data GAP seluruh karyawan saat ini masih menggunakan Ms. Excel.

Maka, Penulis mencoba untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan di atas dengan mengambil judul “Perancangan Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode GAP Kompetensi di PT. Indofood Fritolay Makmur”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penulis mengambil beberapa pokok permasalahan, antara lain :

  1. Bagaimana sistem penilaian kinerja karyawan yang berjalan saat ini pada PT. Indofood Fritolay Makmur ?
  2. Apa saja kendala yang dialami dalam sistem yang berjalan saat ini pada PT. Indofood Fritolay Makmur ?
  3. Bagaimana membuat rancangan sistem aplikasi penilaian kinerja karyawan dengan metode GAP kompetensi berbasis web pada PT. Indofood Fritolay Makmur ?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam pembahasan masalah menjadi terarah dan berjalan dengan baik maka perlu adanya ruang lingkup penelitian yang akan dibahas, meliputi proses penilaian, mengukur nilai dengan membandingkan nilai actual dengan nilai standar serta proses menganalisa nilai hasil tersebut.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Mengetahui apakah sistem penilaian kinerja karyawan dengan metode GAP berjalan sebagaimana mestinya.

  2. Agar dapat meningkatkan pengetahuan serta produktivitas karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

  3. melatih sikap tanggung jawab penulis dalam melakukan penelitian sampai selesai dalam membuat laporan.

  4. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada PT. Indofood Fritolay Makmur.

  5. Untuk meningkatkan dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang didapat penulis dari dunia pendidikan kedunia kerja.

Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Dapat memberikan rekomendasi untuk sistem informasi tentang penilaian kinerja karyawan dengan GAP kompetensi yang efektif dan efisien.

  2. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima didalam perkuliahan pada dunia kerja.

  3. Dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan secara akurat dalam segi informasi yang lengkap dan tepat waktu dalam segi pengolahan data.

  4. Dapat membuat Universitas Raharja dikenal luas oleh instuisi swasta atau negeri yang dijadikan objek penelitian.

  5. Meningkatkan kinerja dan Pola pikir penulis.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu:

  1. Metode Observasi

    Penelitian melakukan pengamatan langsung terhadap proses stok barang yang berjalan pada bagian gudang, kemudian dari pengamatan tersebut peneliti mengumpulkan seluruh data yang merupakan sumber informasi yang sangat penting.

  2. Metode Wawancara

    Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan salah satu staff yang bekerja dalam pencatatan persediaan barang tersebut, wawancara dilakukan secara langsug. Metode ini dilakukan guna memperoleh data lebih detail serta memperkuat data sebelumnya saat melakukan pengamatan secara langsung.

  3. Metode Studi Pustaka

    Yaitu Metode untuk mendapatkan informasi atau data dari beberapa sumber(literatur) atau buku untuk melakukan penganalisaan yang terkait dengan laporan ini.

Analisa Data

  1. Setelah melakukan pengumpulan data selanjutnya data yang telah di peroleh dapat diolah dan dianalisa. Disini penulis menggunakn metode Analisa sistem yang dilakukan yaitu, Analisa PIECES.

  2. Analisa PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Eficiency, Services). Teknik ini merupakan analisa sistem yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan sistem yang berjalan untuk menjadi rekomendasi perbaikan-perbaikan yang harus dibuat pada sistem yang akan dibuat atau dikembangkan.

  3. Penulis menggunakan Unifed Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu untuk Analisa proses, analisa masukan, analisa keluaran, analisa Control serta Analisa tentang sistem yang sedang berjalan.

  4. Kemudian Penulis menggunakan metode Elisitasi untuk menuangkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi merupakan rancangan sistem yang diusulkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan user. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, Elisitasi tahap II, Elisitasi tahap III dan Draft Final Elisitasi.

Metode Perancangan Sistem

Dalam membuat rancangan sistem, peneliti menggunakan metode waterfall. Model waterfall adalah metode yang menyarankan sebuah pendekatan yang sistematis dan sekuensial melalui tahapan - tahapan pada SDLC (System Development Life Cycle) untuk membangun sebuah perangkat lunak. Di sini peneliti menggunakan beberapa alat bantu seperti Notepad++ sebagai text editor, PHP sebagai bahasa pemrograman dengan PostgreSQL sebagai database, CodeIgniter sebagai kerangka Framework.

Metode Prototype

Dalam menyusun laporan Skripsi ini peneliti mempergunakan metode throw-away prototyping. Dengan menggunakan metode ini, spesifikasi awal dari sistem sudah dapat diketahui di awal, sehingga proses prototyping ini ditujukan untuk mengurangi resiko kebutuhan yang tidak terpenuhi..

Metode Pengujian Sistem

Dalam penyusunan laporan skripsi, peneliti menggunakan metode pengujian yang dinamakan Blackbox Testing. Blackbox Testing merupakan sebuah metode uji coba yang berfokus pada keperluan perangkat lunak. Karena itu uji coba blackbox memberi kemungkinan kepada pengemban perangkat lunak untuk membuat himpunan kondisi input, tentunya kondisi tersebut akan melatih syarat fungsional suatu program. Metode pengujian ini berusaha untuk menemukan kesalahan dari beberapa kategori, di antaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Agar penulisan laporan penelitian ini menjadi lebih mudah di mengerti, maka peneliti mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan aturan penyampaiannya yang sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memuat beberapa teori dasar dan beberapa definisi serta literature review yang mendukung pembahasan masalah, sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini memuat gambaran umum PT Indofood Fritolay Makmur, seperti sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan wewenang, tata laksana sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, serta elisitasi tahap I, II, II dan final draft elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini memuat uraian mengenai perancangan sistem yang diusulkan dalam bentuk diagram UML yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram, rancangan prototype, serta testing dan implementasi sistem

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir, yang mana bab ini berisikan kesimpulan serta saran yang dapat bermanfaat untuk peneliti maupun pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Priyo Sutopo dkk (2016:24) [1] “Kata sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang artinya, suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen kemudian dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.”.

Menurut Susanto dalam Wdiyana Mulyani dan Bambang Eka Purnama (2015:16) [2], “Sistem ialah kumpulan/group dari bagian/komponen baik pisik maupun non pisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Menurut Rafika, dkk (2015:216) [3], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyesaikan suatu sasaran atau tujuan tertentu.”.

Menurut Tata Sutabri dalam Indonesian Journal on Networking and Security Volume 6 No 2 (2017:18) [4], “Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatukumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Rosmila, Muh. Yamin, LM. Tajidun (2016:227) [5], sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu :

  1. Komponen Sistem (Component)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membetuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistemsistem.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagi suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
  3. Linkungan Luar Sistem (enviroment)
    apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
  5. Masukan Sistem (Input)
    merupakan energi yang diasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
  7. Pengolahan Sistem (Process)
    Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.
  8. Sasaran Sistem (Object)
    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut J Hutahaean (2015: 6-7) [6] Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System)
    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau yang tidak tampak secara fisik.
  2. Sistem Fisik (Physical System)
    Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
  3. Sistem Alamiah (Natural System)
    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak di buat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.
  4. Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
    Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).
  5. Sistem Tertentu (Deterministic System)
    Sistem tertentu adalah, sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.
  6. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
    Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
  7. Sistem Tertutup (Close System)
    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.
  8. Sistem Terbuka (Open System)
    Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan ouput dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Menurut H.A Rusdiana dan Moch Irfan dalam Triani Amrih Lestari dan Siti Mariah (2018:16) [7], “informasi ialah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik. Sehingga mempunyai arti bagi penerimanya, selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan secara tepat”.

Menurut Gordon B. Davis dalam buku karya Hutahaen (2015:8) [6], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

Menurut Iswandy (2015:73) [8], “data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan.”.

Dari beberapa definisi data diatas maka dapat disimpulkan data merupakan sekumpulan informasi yang belum diolah atau diproses yang dapat berupa teks, angka, gambar, audio dan video.

Definisi Informasi

Menurut Agustinus Haryanta dkk (2017:88) [9], informasi ialah “informasi adalah data yang telah diklasifikasikan dan diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Menurut I Putu Agus Eka Pramata yang dikutip oleh Maimunah dalam Jurnal CCIT Vol. 11 No.2 (2018:193) [10], “Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat”.

Menurut Djahir, Y. dan D, Pratitia. (2015:8)[11],“Informasi merupakan satu kesatuan yang tampak maupun tidak tampak fungsinya untuk mengurangi ketidakpastian suatu keadaan atau peristiwa dimasa depan. Informasi terdiri dari data yang telah diambil dan diolah untuk tujuan informatif sebagai kesimpulan, argumen, atau dasar dalam pengambilan keputusan”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi ialah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.

Siklus Informasi

Menurut Hutahaean (2015:10-11) [12]" , “siklus Informasi Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan model proses yang tertentu. Misalkan suhu dalam Fahrenheit diubah ke Celcius.”.

Dalam hal ini digunakan model matematik berupa rumus konversi dari derajat Fahrenheit menjadi satuan derajat celcius. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterunya yang disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycles).

Fungsi Informasi

Menurut Hutahaean (2015:10-11) [12]" , “fungsi utamanya adalah menambah pengetahuan / mengurangi ketidakpastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan keputusan lebih cepat, informasi juga memberikan standar, ataupun maupun indikator bagi pengambil keputusan.”.

Nilai Informasi

Menurut Hutahaean (2015:10-11) [12]" , “nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan lebih bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.Biaya informasi terdiri dari :”.

  1. 1. Biaya perangkat keras, Merupakan biaya tetap atau biaya tertanam dan akan meningkat untuk tingkat-tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
  2. Biaya untuk analisis, Merupakan biaya tertanam, dan biasanya akan meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang lebih tinggi.
  3. Biaya untuk tempat dan faktor control lingkungan, Biaya ini setengah berubah/semi variabel. Biasanya biaya ini meningkat sesuai dengan tingkat mekanisasi yang tinggi.
  4. Biaya Perubahan, Biaya ini merupakan biaya tertanam dan meliputi setiap jenis perubahan dari satu metode ke metode yang lain.
  5. Biaya Operasi, Biaya ini pada dasarnya merupakan biaya variable dan meliputi biaya macam-macam pegawai, pemeliharaan fasilitas dan sistem.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut M. Thoha dan Miyanto (2015:2)[13]”Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur yang terogarnisir dan di jalankan guna dapat menyediakan infromasi untuk menunjang atau mendukung organinasi. Sistem informasi memiliki definisi yang berbeda menurut para ahli, namun secara umum, sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen”.

Menurut Ida Nuraida dalam buku karya Muslihudin, M. dan Oktavianto (2016:11)[14], “Sistem informasi merupakan perangkat prosedur yang terorganisasi dengan sistematik, bila dilaksanakan akan menyediakan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan keputusan”.

Menurut Swastika dan Putra (2016:3)[15], “Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi”.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2015:10-11) [12]" , “sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu : ”.

  1. Blok masukan (Input Block)
    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode – metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.
  2. Blok Model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.
  3. Blok keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok teknologi (Technology Block)
    Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian din secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama: Teknisi (human ware atau brainware), Perangkat lunak (Software) dan Perangkat lunak (Software)
  5. Blok basis data (database Block)
    Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
  6. Blok kendali (Control Block)
    Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperatur tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian pedu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Definisi Teknologi Informasi

Menurut Abdul Rahman dan Rizki Yudhi Dewantara (2017:3)[16]" Teknologi informasi ialah suatu teknologi yang berupa (hardware, software, useware) yang digunakan untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna untuk memperoleh informasi yang berkualitas”.

Menurut Ryan dkk(2016:1) [17] “Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabung komputer dengan jalur komunikasi dengan tinggi yang membawa data, suara dan video”.

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:55) [18] “Komponen utama sistem teknologi infomasi berupa : ” Data, Perangkat Keras (Hardware), Perangkat Lunak (Software), Perangkat Jaringan (Netware), Orang (Brainware).

Peranan Teknologi Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:55) [18] “Peran yang dapat diberikan oleh teknologi informasi adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Definisi Analisis Sistem

Menurut Dede Bachtiar dan Atikah (2015:72)[19], “Analisis sistem adalah langkah-langkah melakukan Analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, dan apa saja kekurangannya”.

Menurut Rosa dan Shalahuddin dalam Rachmat Agusli, dkk(2016:21)[20], “Analisa sistem merupakan kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagaimana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Berdasarkan definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa analisa sistem ialah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, mengenai bagus atau tidaknya sistem tersebut..

Teori Khusus

Konsep Dasar Rancang Bangun

Definisi Perancangan Sistem

Wahyu Hidayat dkk dalam jurnal CERITA (2016:49)[21], “Perancangan ialah proses merencanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Perancangan merupakan wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur, sehingga hal-hal yang sudah teratur dapat memenuhi fungsi serta kegunaan secara baik. Perancangan merupakan penggambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Menurut Alison McKay dkk dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250)[22], “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”. Desain Konfigurasi komputer untuk menerapkan sistem. ”.

Menurut Menurut Mulyati, dkk dalam Jurnal ICIT Vol.4 No.2 (2018:119)[23], “Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem-subsistem, perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur. Perancangan merupakan spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis”.

Tujuan Perancangan

Menurut Kausar, dkk dalam Jurnal Prosisko (2015:22)[24], “tahap perencanaan sistem mempunyai tujuan utama, yaitu:”.

  1. 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakaian sistem.
  2. 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

Konsep Dasar Penilaian

Definisi Penilaian

¬Menurut Anwar (2015)[25], “Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pengumpulan informasi untuk mengambil suatu keputusan. Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk membantu proses, kemajuan, dan perbaikan hasil

Konsep Dasar Kinerja

Definisi Kinerja

Dikutip dari Wikipedia (2017)[26], “Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula hasil kerja”.

Dikutip Kim dalam International Journal Public Personnel Management Vol. 45 Hal. 2 (2016:150)[27], “performance appraisal as the formal process of evaluating organizational members”.

Menurut Bahua (2016: 51)[28], “Kinerja (performance) adalah hasil kerja atau prestasi kerja seseorang dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam hidup dan perlu di perhatikan dengan baik karena suatu hasil kerja seseorang yang dilakukan dapat diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan dan kegiatan seseorang selama periode tertentu

Penilaian Kinerja (Performance)

Menurut Menurut Bahua (2016: 54)[28], “Kinerja organisasi ditentukan penilaian kinerja individu dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan membandingkan kerja yang telah dilaksanakan seseorang (job related) dengan standar kinerja (performance standard) yang telah ditetapkan. Agar penilaian dapat dilaksanakan secara efektif, maka standar penilaian hendaknya berhubungan dengan hasil – hasil yang di inginkan setiap pekerja.”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja tersebut merupakan suatu proses yang dilakukan dalam melakukan mengevaluasi seseorang atau organisasi untuk mengetahui apakah orang tersebut atau organisasi tersebut sudah memenuhi persyaratan yang berlaku atau belum.

Fakto - Faktor Penilaian Kinerja

Faktor - faktor penilaian kinerja menurut Moeheriono dalam Skripsi Misbachul Munir (2015:17)[29], yaitu.

  1. 1. Hasil Kerja, yaitu kerberhasilan karyawan dalam melaksanakan kerja, seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya dan berapa besar kenaikannya.
  2. Perilaku, yaitu aspek tindak karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, pelayanan, sikap, kesopanan dan perilakunya, baik terhadap sesama karyawan maupun pelanggan.
  3. Atribut dan Kompetensi, yaitu kemahiran dan penguasaan karyawan sesuai tuntutan jabatan, pengetahuan, keterampilan, dan keahliannya, seperti kepemimpinan, komitmen dan inisiatif.
  4. Komparatif, yaitu membandingkan hasil kierja karyawan dengan karyawan lainnya yang selevel dengan yang bersangkutan.

    Tujuan Penilaian Kinerja

    Dikutip dalam Skripsi Bagas Adi Prakoso (2015:10)[30] “Tujuan utama sistem penilaian kinerja adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi. Semakin akurat infomasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisas”.

    Konsep Dasar Karyawan

    Definisi Karyawan

    Menurut Agusta Alfiandanu dan Eko Siswanto (2015:71)[31] “Karyawan adalah aset yang paling berharga yang dimiliki organisasi, entah itu organisasi profit atau non-profit”.

    Menurut Agusta Alfiandanu dan Eko Siswanto (2015:71)[31] “Karyawan adalah aset yang paling berharga yang dimiliki organisasi, entah itu organisasi profit atau non-profit”.

    Menurut Abadi & Latifah, (2017:38)[32] “Karyawan merupakan faktor pendukung dalam dalam sebuah perusahaan atau instansi, karena dengan adanya karyawan yang memiliki standar kualifikasi perusahaan maka produktivitas perusahaan pasti akan tetap terjaga dan semakin meningkat”.

    Konsep Dasar GAP Kompetensi

    Definisi GAP Kompetensi

    GAP Kompetensi biasa digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan. GAP kompetensi juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahap evaluasi kerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam pengelolaan manajemen intemal suatu lembaga. GAP kompetensi sering digunakan di bidang manajemen dan menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kualitas pelayanan (quality of service) yang didasari dengan keterampilan (skill), attribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kerja (job behaviour) yang dapat diamati, diukur, dan dievaluasi.

    Menurut D. Purnomo dalam Jurnal Lentera Bisnis Vol. 5 No. 1 (2016:4)[33] “GAP Kompetensi adalah sebuah metode atau alat untuk mengukur tingkat karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektifitas pencapaian kerja, di mana karakteristik ini dapat dilihat dalam bentuk gaya bertindak, berperilaku dan berpikir”.

    Sedangkan menurut Wibowo Dalam Tesis Budiawan(2015:11)[34] “GAP Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan pekerjaan atau tugas yang didasari pengetahuan maupun keterampilan dan didukung oleh sikap kerja yang di terapkan oleh pekerjaan. Kompetensi menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu dari suatu profesi dalam ciri keahlian tertentu, yang menjadi ciri dari seorang professional”.

    Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas maka disimpulkan bahwa GAP kompetensi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar seseorang yang dilandasi atas keterampilan atau unggul dalam suatu pekerjaan berdasarkan nilai standar.

    Karakteristik GAP Kompetensi

    Sri Nur Kasanah dan Rosaly (2017:50)[35] “berpendapat bahwa karakteristik kompetensi terbagi menjadi lima dimensi, diantaranya sebagi berikut :”.

    1. Pengetahuan adalah pengetahuan yang merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran. Seperti pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya.
    2. Keterampilan adalah keahlian merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnya karyawan yang memounyai kemampuan kerja yang baik, maka akan mempercepat pencapaian tujuan organisasi.
    3. Konsep diri dan nilai-nilai adalah konsep diri dan nilai-nilai yang merujuk pada sikap, nilai-nilai serta citra diri seseorang. Disamping pengetahuan dan keterampilan karyawan, hal yang perlu diperhatikan adalah sikap atau perilaku kerja karyawan.
    4. 4. Karakteristik pribadi adalah karakteristik pribadi yang merujuk pada karakteristik fisik beserta konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi. Karakteristik pribadi yang dimaksud merupakan cerminan bagaimana seorang karyawan mampu atau tidak dalam melakukan aktivitas dan tugas secara mudah atau sulit dan sukses atau tidak pernah sukses.
    5. 5. Motif adalah emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan. Selain itu motif juga merupakan kekuatan pendorong yang akan menjadikan suatu perilaku untuk mencapai tujuan kepuasan dirinya.

    Konsep Dasar Protoype

    Definisi Prototype

    Menurut Asep Saefullah, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.2 (2015:48)[36], “Prototype merupakan perancangan atau pembuatan produk skala kecil sebelum dirancangnya produk sebenarnya.”.

    Menurut Nartiningsih dan Kondar Siahaan dalam Jurnal Manajemen Sistem Informasi Vol. 2 (2017:725)[37], “Prototype adalah proses iteratif dalam pengembangan sistem, di mana kebutuhan diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara pengguna dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses”.

    Menurut Darmawan dalam Martono, dkk (2017:163)[38], “Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

    Definisi Throw-away Prototyping

    Menurut Abdurrahman, dkk (2018:63)[37], “Throwaway Prototyping adalah suatu metode yang sama persis dengan metode prototyping dimana throwaway prototype merupakan hasil perkembangan dari prototype, tetapi throwaway prototype lebih mengarah pada hasil persentasi saja, yang dimana bertujuan untuk memvisualisasikan sebuah system yang sedang dibangun dan bedasarkan komentar pengguna, prototipe berikutnya terus dibangun sampai dapat memvisualisasikan sistem kerja nyata”.

    Konsep Dasar Framework

    Definisi Framework

    Menurut Abdurrahman, dkk (2018:63)[39], “Throwaway Prototyping adalah suatu metode yang sama persis dengan metode prototyping dimana throwaway prototype merupakan hasil perkembangan dari prototype, tetapi throwaway prototype lebih mengarah pada hasil persentasi saja, yang dimana bertujuan untuk memvisualisasikan sebuah system yang sedang dibangun dan bedasarkan komentar pengguna, prototipe berikutnya terus dibangun sampai dapat memvisualisasikan sistem kerja nyata”.

    Menurut Abdurrahman, dkk (2018:63)[39], “Throwaway Prototyping adalah suatu metode yang sama persis dengan metode prototyping dimana throwaway prototype merupakan hasil perkembangan dari prototype, tetapi throwaway prototype lebih mengarah pada hasil persentasi saja, yang dimana bertujuan untuk memvisualisasikan sebuah system yang sedang dibangun dan bedasarkan komentar pengguna, prototipe berikutnya terus dibangun sampai dapat memvisualisasikan sistem kerja nyata”.

    Jika kerangka kerja ini dikaitkan dengan kata PHP, maka bisa diartikan sebagai kerangka kerja yang memudahkan pengembangan web dengan menggunakan bahasa PHP.

    Framework adalah kerangka kerja. Framework juga dapat di artikan sebagai kumpulan script (terutama class dan function yang dapat membantu developer/ programmer dalam menagani berbagai masalah-masalah dalam pemrograman seperti koneksi ke database, pemanggilan variabel, dan file. Sehingga developer lebih fokus dan lebih cepat membangun aplikasi.

    Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa “Framework adalah kumpulan kerangka kerja (terutama class dan function yang dapat membantu developer/ programmer dalam menagani berbagai masalah-masalah dalam pemrograman seperti koneksi ke database, pemanggilan variabel, dan file sehingga developer lebih fokus dan lebih cepat membangun aplikasi”.

    Definisi CodeIgniter

    Dalam penelitian Hustinawati, Albert Kurnia Himawan dan Latifah yang berjudul “Performance Analysis Framework Codeigniter and CakePHP in Website Creation” dalam International Journal of Computer Applications Vol. 94 No. 20 ( 2014:6 )[40] “Mengatakan CodeIgniter adalah framework aplikasi web yang bersifat open source yang digunakan untuk membangun aplikasi PHP yang dinamis. Tujuan utamanya adalah untuk membantu pengembangan pengembang CodeIgniter untuk mengerjakan aplikasi lebih cepat daripada menulis semua kode dari nol. ”.

    Karakteristik CodeIgniter adalah sebagai berikut:

    1. Memiliki karakteristik yang fleksibel dan ringan untuk memudahkan dalam belajar, memodifikasi, dan mengintegrasikan Library and Helper.
    2. Menggunakan pola MVC sehingga struktur kode yang dihasilkan lebih terstruktur dan memiliki standar yang jelas.
    3. Menghasilkan URL yang sangat ramah. Di Code Igniter diminimalkan gunakan $ _GET dan diganti dengan URL.

    Struktur kerja CodeIgniter dimulai dari browser yang akan berinteraksi via controller. Kemudian controller akan menerima dan membalas semua permintaan dari browser. Untuk data, controller akan meminta model dan untuk pengontrol UI / template akan meminta untuk melihat. Bila browser meminta halaman web maka router akan menemukan controller yang seharusnya menangani permintaan tersebut. Nantinya akan digunakan controller untuk mengakses data dan tampilan model untuk menampilkan data. MVC digunakan untuk memisahkan akses data dan logika bisnis dari presentasi data dan interaksi pengguna. Pemisahan dilakukan agar setiap perubahan dalam logika presentasi atau logika bisnis tidak berpengaruh satu sama lain sangat kompleks. Solusi pemisahan MVC diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas dan usabilitas aplikasi. Arsitektur MVC memisahkan aplikasi menjadi tiga bagian, yaitu Model, View dan Controller.

    1. Model: Representasi database, termasuk tabel desain terhadap hubungan yang ada antar tabel. Fungsi utama dari model ini adalah untuk menangani data, mengambil data dari database, memasukkan data ke dalam database, manipulasi data melalui validasi data.
    2. View: View untuk membuat model data yang diberikan dan akan mengirimkan gerak / aktivitas dari konsistensi tampilan data ke perubahan yang terjadi. Dengan mengelompokkan semua tampilan dan kode presentasi di satu tempat, akan memudahkan untuk mengubah tampilan tanpa mempengaruhi logika bisnis dan data.
    3. Controller: Controler mendefinisikan perilaku yang terjadi pada aplikasi, dan kemudian memetakannya ke dalam tindakan dari pengguna ke model. Pengontrol akan sangat erat kaitannya dengan View, karena setiap interaksi pengguna yang akan dilakukan akan ditunjukkan oleh View to a response oleh Controller. Di dalam controller akan ada metode yang akan merespon perilaku aplikasi.

    Konsep Dasar Analisa PIECES

    Definisi Analisa PIECES

    Menurut Taufiq dalam jurnal (Sole, Astriza & Hamid, 2017)[41] “Analisa Pieces merupakan analisa yang melihat sistem dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service”.

    1. Kehandalan (Performance)
      Kehandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari PIECES di mana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut :
      1. Kemampuan suatu sistem dalam mengerjakan sejumlah perintah/penugasan dalam periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (errors).
      2. Cepat atau lambatnya kemampuan sistem dalam merespon suatu perintah/program pembatalan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi.

      Hal ini dapat disesuaikan juga dengan capability komputer yang digunakan dalam pemrosesan. Bila komponen dalam komputer untuk memenuhi suatu requirement sistem tinggi, maka seharusnya response time yang diperlukan cepat.

    2. Informasi (Infromation)
      Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi peluang dan menangani masalah yang muncul. Dalam hal ini meningkatkan kualitas informasi tidak dengan menambah jumlah informasi, karena terlalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru.
    3. Analisis Kemanan (Security)
      Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang di bawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, dan persyaratan.
    4. Analisis Efisiensi (Efficiency)
      Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin. Berikut adalah suatu indikasi bahwa suatu sistem dapat dikatakan tidak efisien :
      1. Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau komputer.
      2. Data dimasukkan atau disalin secara berlebihan
      3. Data diproses secara berlebihan.
      4. Informasi dihasilkan secara berlebihan.
      5. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan
      6. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
    5. Analisis Layanan (Services)
      Berikut adalah kriteria penilaian di mana kualitas suatu sistem bisa dikatakan buruk :
      1. Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat.
      2. Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten.
      3. Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya.
      4. Sistem tidak mudah dipelajari.
      5. Sistem tidak mudah digunakan.
      6. Sistem canggung untuk digunakan.
      7. Sistem tidak fleksibel.

    Konsep Dasar Unified Modeling Language

    Definisi Unified Modeling Language

    Menurut Rosa A.S dan M.shalahuddin (2016:137) [42], “UML merupakan “Bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”.

    Menurut Yasin di dalam jurnal (Destiana, 2014) [43], “Unifield Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.”.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa UML adalah “Struktur model standart yang mewakili interaksi antara pengguna dan sistem.

    Jenis-jenis Unifield Modeling Language (UML)

    1. Diagram Kelas (Class Diagram)

      Menurut Muslihudin (2016: 62) [44], “Diagram Kelas, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif”.

    2. Diagram Use-Case (Use-Case Diagram)

      Menurut Muslihudin (2016: 62) [44], “Diagram Use Case, bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna”.

    3. Diagram Interaksi (Sequence Diagram)

      Menurut Muslihudin (2016: 62) [44], “Diagram Interaksi dan Sequence (Urutan), bersifat dinamis. Dinamis urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu”.

    4. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

      Menurut Muslihudin (2016: 62) [44], “Diagram Aktivitas (Activity Diagram), bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam suatu sistem serta pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.”.

    Konsep Dasar SDLC

    Definisi SDLC

    Menurut Sahil Barjtya dkk dalam International Journal Of Engineering And Computer Science (2017:22097) [45], “Menjelaskan bahwa Software Development Life cycle (SDLC) is the collection of various steps which followed for the systematic development, design and maintenance of the software projects and ensure that all the user requirement is fulfilled with least amount of resource consumption. Yang artinya “Koleksi dari berbagai langkah yang diikuti secara sistematis pengembangan, perancangan dan pemeliharaan proyek perangkat lunak dan memastikan bahwa semua kebutuhan pengguna terpenuhi dengan sedikit jumlah konsumsi sumber daya”.

    Model Waterfall

    Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:28) [46], “Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis,desain pengodean,pengujian dan tahap pendukung (support)”.

    waterfall

    Gambar II.2. Ilustrasi Model Waterfall

    Konsep Dasar Elisitasi

    Elisitasi berisikan usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.

    Menurut Amrullah, dkk dalam Jurnal Teknologi Informasi (2016:27) [47] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:

    1. Elisitasi Tahap I
      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.
    2. Elisitasi Tahap II
      Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem. Berikut penjelasan mengenai metode MDI: a) M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru. b. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas
    3. Elisitasi Tahap III
      Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu :
      1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
      2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?
      3. E artinya Economic, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem ?
    4. Final Draft Elisitasi
      Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahapan-tahapan elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk.

    Studi Pustaka

    Definisi Studi Pustaka

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Dinar Ajeng Kristiyanti dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI KARYAWAN UNTUK JABATAN TERTENTU DENGAN PENDEKATAN ANALISA GAP PROFILE MATCHING”. dalam Paradigma, Vol. 19, No. 1, Maret 2017. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sistem pendukung keputusan ini membantu peran manajerial SDM mencari karyawan yang berpeluang besar untuk mengisi jabatan yang kosong. Informasi yang berhubungan dengan jabatan dan rekrutmen karyawan tidak lagi dalam bentuk dokumen (hardcopy) akan tetapi dapat disimpan dalam database sehingga dapat digunakan secara mudah dan terorganisir jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Sistem yang dibangun dapat mempermudah kerja bagian HRD dalam melakukan kuputusan. Sistem yang dibangun dapat mempercepat para pimpinan dalam menentukan pengambilan keputusan.
    2. Penelitian yang dilakukan oleh Agustin, Fransiskus Zoromi, Erlin dengan judul “Model Aplikasi Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Metode Profile Matching”. dalam Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI-10) Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,13 November 2018 p- ISSN (Printed) : 2579-7271, e- ISSN (Online ) : 2579-5406. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah menghasilkan sebuah model penilaian kinerja dosen bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Sistem ini dikembangkan dibawah platformaplikasi berbasis web dan dapat digunakandisemua webbrowser internet seperti Firefox,Chrome, dan Internet Explorer. Model ini dibangun sebagai acuan dalam pengembangan perangkat lunak dari aplikasi penilaian kinerja dosen. Aplikasi penilaian kinerja membantu mengatasi masalah pengguna yaitu LPPM, dosen, dan pimpinan dalam melakukan penilaian kinerja dosen bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. LPPM dapat mengelola data kinerja, mengolahnya dengan menggunakan metode Profile Matching, dan dapat melakukan monitoring terhadap kinerja dosen tersebut. Pimpinan juga dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja masing-masing dosen, sehingga hasil penilaian dapat dijadikan acuan dalam pengembangan sumber daya dosen kedepannya.
    3. Penelitian yang dilakukan oleh Egi Badar Sambani, Dadang Mulyana, Irfan Maulana dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Penerimaan Pengajar Menggunakan Metode Profile Matching (Studi Kasus pada ELTI Gramedia Tasikmalaya)”. dalam Journal of Applied Intelligent System, Vol. 1, No. 2, Juni 2016: 103 - 112. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Dengan adanya sistem pendukung keputusan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan objektifitas dalam membantu pemberian keputusan sehingga dapat meminimalisir terjadinya perdebatan diantara learning center manager dan academic coordinator dalam melakukan diskusi pada saat akan dilakukan pengambilan keputusan kelayakan penerimaan Pengajar yang diakibatkan adanya perbedaan sudut pandang diantara keduanya terhadap personality yang dimiliki calon Pengajar terutama jika beberapa calon Pengajar memiliki kemampuan (dan beberapa pertimbangan lain) yang tidak jauh berbeda. Sistem pendukung keputusan ini dapat memberikan kemudahan dalam penyajian informasi, sehingga manajer dapat lebih mudah dalam menyajikan informasi dalam bentuk laporan dari calon Pengajar yang melakukan seleksi, hasil penilaian , dan laporan kelayakan penerimaan Pengajar. Sistem pendukung keputusan tersebut bersifat dinamis, dalam artian kriteria yang digunakan dapat ditambahkan atau dikurangi sesuai kebutuhan. Efisiensi dalam pembuatan laporan kelayakan penerimaan Pengajar, dimana laporan bisa langsung dicetak dari sistem pendukung keputusan tersebut. Penerimaan calon pengajar pada tahun 2014/2015 memiliki tingkat akurasi model 77,78% dan pada tahun 2015/2016 memiliki tingkat akurasi model 66,67%.
    4. Penelitian yang dilakukan oleh Ades Galih Anto, Hindayati Mustafidah, Aman Suyadi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto”. dalam JUITA ISSN: 2086-9398 Vol. III Nomor 4, November 2015 |Anto, A.G., Mustafidah, H.,Suyadi, A., 193 – 200. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan berbasis desktop berhasil dibangun sesuai dengan rancangan/desainnya. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan dapat digunakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk menilai kinerja karyawan secara obyektif.
    5. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Suhartanto, Kusrini, Henderi dengan judul “Decision Support System untuk Penilaian Kinerja Guru dengan Metode Profile Matching”. dalam Jurnal Komputer Terapan Vol.2, No. 2, November 2016, 149-158. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sistem penilaian kinerja Guru untuk Kompetensi Pedagogik dengan metode Profile Matching yang telah diterapkan memliki tingkat akurasi hasil nilai sebesar 95,67 %. Hal tersebut disebabkan karena mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek. Penilaian menggunakan SPK profile matching memiliki tingkat obyektifitas yang lebih baik karena untuk mengukur nilai setiap indikator variabel penilaian diturunkan lagi dengan sub-indikator dan dibobotkan dengan menggunakan parameter penilaian serta dihitung dengan menggunakan mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek. Berbeda dengan proses penilaian manual yang hanya memasukkan nilai tingkat keterpenuhan dari setiap indikator dengan menuliskan angka rentang 0-2 poin dan dihitung hanya dengan menjumlahkannya
    6. Penelitian yang dilakukan oleh Heru Purwanto dengan judul “PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. HYUNDAI MOBIL INDONESIA CABANG KALIMALANG”. dalam Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIV, No. 1 Maret 2017. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Metode Profile Matching dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam kegiatan organisasi dan manajemen sumber daya manusia, sumber daya manusia yang baik akan berdampak positif untuk perkembangan dan kemajuan organisasi atau perusahaan.
    7. Penelitian yang dilakukan oleh R. Prasetyo Agung Nugroho dan Purwanto dengan judul “Rancangan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Menggunakan Metode Profil Matching”. dalam EKSPLORA INFORMATIKA Vol. 5, No. 1, September 2015. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Jika pada sebuah perusahaan atau manajemen tertentu menerapkan pembobotan nilai pada tiap-tiap calon karyawannya menggunakan ke-3 aspek dari Profil Matching ini, yaitu aspek Kapasitas Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku maka dapat metode ini dapat menyelesaikannya dengan cukup baik, mudah dan efisien. Sistem Pendukung Keputusan dapat membantu peran manajemen atau manajer dalam mendukung membantu pengambilan keputusan yang bernilai obyektif dengan waktu yang lebih efektif. Apabila ingin membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan ini ada baiknya apabila system dikembangkan dalam bentuk berbasis web. Karena akan lebih mudah menggunakannya dan bersifat portable yang jelas akan mengefektifkan waktu dalam proses penggunaannya karena tidak perlu kerepotan untuk menginstal software satu per-satu pada setiap computer pada bagian terkait.
    8. Penelitian yang dilakukan oleh Kusnadi, Deny Martha, Aji Saputra dengan judul “PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENILAIAN KENAIKAN JABATAN KARYAWAN (STUDI KASUS: PT. ILHAM BANGUN MANDIRI)”. dalam JURNAL DIGIT, Vol. 5 No.2 Nov 2015, pp. 146~158. ISSN : 2088-589X. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Dengan dibuatnya aplikasi sistem pendukung keputusan mampu mengatasi dan mengurangi permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga proses penilaian kinerja karyawan untuk dipromosikan kesuatu jabatan menjadi lebih cepat dan efisien. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat membantu direktur utama dalam menentukan karyawan mana yang layak untuk dipromosikan kesuatu jabatan
    9. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Irma Handayani dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI DENGAN METODE PROFILE MATCHINGPADA PT. SARANA INTI PERSADA (SIP)”. dalam Jurnal Pilar Nusa Mandiri Volume 13 No.1, Maret 2017. ISSN 1978 – 1946 & E-ISSN 2527 – 6514. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penerapan metode profile matching dapat digunakan untuk mengambil keputusan pemilahan karyawan berprestasi khusunya di PT. Sarana Inti Persada (SIP) dengan menentukan aspek atau kriteria sebagai syarat pemilihan karyawan berprestasi. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa ranking untuk karyawan berprestasi yaitu Fendro Sutejo ranking 1 dengan skor 3,70, Muniroh badriah ranking 2 dengan skor 4, Dede ali sadad ranking 3 dengan skor 3,7, Adelaide yosepha ranking 4 dengan skor 3,23 dan Suchi rahmawati ranking 5 dengan skor 3,5. Untuk saran penelitian lebih lanjut, dapat menambahkan aspek-aspek atau kriteria yang dibutuhkan dalam pemilihan kandidat karyawan berprestasi dalam perusahaan tersebut.
    10. Penelitian yang dilakukan oleh Desy Ika Puspitasari, S.Kom., M.Kom. dan Al Fath Riza Kholdani, S.Kom., M.Kom. dengan judul “PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN ANALISIS GAP UNTUK PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT FAKULTAS (PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNISKA)”. dalam “Technologia” Vol 8, No.1, Januari – Maret 2017. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Dapat membantu user dalam mengambil keputusan untuk menentukan calon mahasiswa berprestasi yang layak dan tidak layak diberikan beasiswa PPA secara cepat, tepat, dan akurat. 2. Berdasarkan penyajian data sebelum dan sesudah implementasi dengan menggunakan aplikasi yang menerapkan metode analisis gap/profile matching, terdapat perbedaan antara hasil pretest dengan hasil posttest, dimana hasil pretest terdapat 7 data yang akurat dan 2 data yang tidak akurat dengan persentase akurat sebesar 77,78%. Sedangkan hasil posttest terdapat 8 data yang akurat dan 1 data yang tidak akurat dengan persentase akurat sebesar 88,89%.

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum PT. Indofood Fritolay Makmur

    Sejarah Singkat

    PT. Indofood Fritolay Makmur merupakan salah satu perusahaan makanan ringan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.

    PT. Indofood Fritolay Makmur adalah perusahaan di bidang industri yang merupakan produsen snack terbesar di Indonesia dan merupakan anak perusahaan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Tbk. PT. Indofood Fritolay Makmur awalnya bernama PT. Sanmaru Food Manufacturing Company, Ltd yang berada di daerah Ancol Jakarta yang memproduksi mie instan dan pada tahun 1984 memulai untuk memproduksi satu penganan yaitu Chiki Ball. Namun pada tahun 1987 PT. Indofood Sukses Makmur membuka pabrik baru di daerah Tangerang untuk memproduksi penganan yaitu Chiki Ball dan mengganti beberapa nama awalnya PT. Dian Makmur Abadi lalu berganti lagi menjadi PT. Indo Cipta Pangan Makmur, dan pada tahun 1992 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk melakukan join venture dengan PepsiCo International (Fritolay) dan berubah nama menjadi PT. Indofood Fritolay Makmur serta membuka pabrik baru di Semarang. PT. Indofood Ftitolay Makmur pada tahun 2013 membuka pabrik baru di di daerah Cikupa Tangerang untuk memproduksi sebagian panganan. PT. Indofood Fritolay Makmur memiliki 1 Head Office dan 3 cabang, yaitu:

    1. Head Office: PT. Indofood Fritolay Makmur, Jendral Sudirman, Jakarta
    2. Tahun 1987, Berdiri perusahaan di Cikokol Tangerang, Banten
    3. Tahun 1992, Berdiri perusahaan di Semarang, Jawa Tengah
    4. Tahun 2013, Berdiri perusahaan di Cikupa Tangerang, Banten.

    PT. Indofood Fritolay Makmur mengeluarkan produk terbarunya yaitu Chitato dan JetZ pada tahun 198. Pada tahun 1992 PT.Indofood Fritolay Makmur mengeluarkan produk terbaru yaitu Cheetos (twist) di salah satu pabrik di daerah Semarang. Kemudian di tahun 2000 PT. Indofood Fritolay Makmur mengeluarkan produk terbaru yaitu LAY’S. PT. Indofood Fritolay Makmur mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan bermutu, aman dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis,aman dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.

    Informasi Umum Perusahaan.

    Nama Perusahaan : PT. Indofood Fritolay Makmur

            Alamat Kantor/Pabrik
            Kantor Pusat :
            Sudirman Plaza Indofood Tower, 23rd  Floor, Jl. Jendral
            Sudirman Kav. 76 – 78 Jakarta 12910, Indonesia
            Telepon (+6221 5795 8822), Fax (+6221 5793 7494)
    

    1. Cabang unit 1 : Jl. Bhumimas II No. 5 Kawasan Cikupa Mas Cikupa, Tangerang 15710 Indonesia. Telepon ( +6221 2932 0371), Fax (+6221 2932 0370)
    2. Cabang unit 2  : Jl. Tambak Aji IV No. 10, Ngalian Semarang Barat 50185 Indonesia. Telepon (+6224 866 3412 – 13), Fax (+6224 8662648)
    3. Cabang unit 3 : Jl. Wisma Damatex Cikokol Tangerang 15117 Indonesia. Telepon (+6221 5575 7283), Fax (+6221 5575 1009)

    Visi dan Misi

    Visi

    Menjadi perusahaan total food solution

    Misi

    1. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan
    2. Senantiasa meningkatkan kompetisi karyawan, proses produksi dan teknologi kami.
    3. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
    4. Meningkatkan ‘Stakeholders’ secara berkesinambungan.

    Nilai-nilai

    Dengan disiplin sebagai falsafah hidup, kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas, kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan.

    Struktur Organisasi

    Struktur ORganisasi

    struktur1

    Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Indofood Fritolay Makmur

    Struktur Organisasi HR Manager

    Disini peneliti melakukan penelitian di departemen HR Manager dibawah jabatan HRIS. Dibawah ini gambar struktur organisasi HR Manager.

    struktur3

    Gambar 3.2. Struktur Organisasi HR Manager

    Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

    1. Staf Training Mengirimkan form pengukuran matriks kompetensi.Pengukuran matrix kompetensi dilakukan dengan selang waktu yang terancana yaitu, setiap 1 tahun sekali. Staf Training mengirimkan form pengukuran matrix kompetensi untuk seluruh karyawan kepada seluruh pimpinan departemen.
    2. Seluruh Pimpinan Dept melakukan persiapan pengukuran. Dept langsung melakukan persiapan pengukuran kompetensi, persiapan dapat berupa data-data pendukung yang dibutuhkan, menentukan waktu untuk melakukan pengukuran kompetensi.
    3. Seluruh pimpinan Dept melakukan pengukuran. Pengukuran kompetensi dilakukan oleh atasan langsung dengan membandingkan standard kompetensi karyawan dengan kompetensi yang dimiliki karyawan. Atasan langsung melakukan penilaian dengan mencantumkan nilai pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan petunjuk penilaian.
    4. Menyerahkan hasil pengukuran kepada Staf Training. Dept menyerahkan dan menjelaskan hasil pengukuran kompetensi kepada Staf Training.
    5. Staf Training membandingkan hasil pengukuran kompetensi karyawan dengan standard kompetensi karyawan.
    6. Dari hasil pengukuran kompetensi, apabila terdapat gap kompetensi antara kompetensi yang dimiliki karyawan dengan standard kompetensi jabatannya, maka perlu dilakukan training terkait dengan standard kompetensinya atau tindakan lain yang dianggap sesuai. Hasil dari training atau tindakan lain yang diberikan harus dievaluasi kembali untuk menilai apakah telah efektif untuk menghilangkan gap kompetensi yang ada.
    7. Staf Training Buat rencana pengembangan karyawan. Bagi karyawan yang kompetensinya telah tercapai maka tindaklanjutnya adalah dengan memberikan pembinaan ke arah pengembangan profesi jabatannya.
    8. Staf Training Buat hasil laporan pengukuran kompetensi karyawan.Membuat laporan hasil pengukuran kompetensi dan mendistribusikan kepada departemen terkait.

    Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

    Use Case Diagram

    usecaseyangberjalan

    Gambar 3.3. Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.3 diatas terdapat, antara lain:

    1. 1 sistem yang mencakup semua proses penilaian dan pengukuran.
    2. 4 aktor diantaranya: Staff Training dan Dept.
    3. 10 use case yang dilakukan oleh kedua aktor.
    4. 1 note yang digunakan untuk menulis keterangan dari Use Case yang bersangkutan
    5. 4 include yang merupakan pilihan dari use case.

    ActivyDiagram

    activydiagramyangberjalan

    Gambar 3.2 Use case diagram sistem yang berjalan

    Berdasarkan gambar 3.4 diatas terdapat, antara lain:

    1. 1 Initial node, sebagai penghubung awal aktivitas.
    2. 2 vertical swimlane yaitu Staff Training dan Dept.
    3. 10 Action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya: mengirimkan form matriks kompetensi, meneriman form matriks kompetensi, persiapan pengukuran, pengukuran kompetensi, menyerahkan hasil pengukuran kompetensi, menerima hasil pengukuran kompetensi, membandingkan hasil kompetensi dengan standar kompetensi, buat rencana pengembangan karyawan, memberikan training, buat hasil laporan pengukuran.
    4. 1 Activity Final Node, untuk mengakhiri aktivitas

    Analisa Sistem yang Berjalan

    Analisa Batasan Sistem

    Setiap sistem tentunya memiliki batasan yang memisahkan antara sistem dengan lingkungan luarnya. Sesuai dengan permasalahan yang diambil oleh peneliti, tentunya hal yang akan dibahas ialah, mengenai permasalahan tentang sistem penilai kinerja karyawan menggunakan GAP kompetensi. Permasalahan yang diambil adalah mulai dari proses penilaian karyawan, proses menginput dan menganalisa data GAP setiap karyawan.

    Metode Analisa PIECES

    Dalam menganalisa sistem yang berjalan saat ini, disini peneliti menggunakan metode Analisa PIECES yang digunakan untuk mengetahui kekurangan pada sistem yang ada saat ini guna menjadi acuan untuk membuat sebuah sistem yang baru. Dalam Analisa metode pieces peneliti membuatnya dalam bentuk tabel.

    Tabel 3.1 Analisis SWOT sistem yang berjalan

    Analisa PIECES Kelemahan Sistem Lama
    • Performance Kinerja

      Dalam sistem lama tentunya akan memerlukan banyak waktu dalam melakukan proses penilaian karyawan dan menghitung GAP antar karyawan, seperti menyiapkan data – data pendukung yang dibutuhkan, proses menghitung dan menganalisa nilai GAP karyawan masih semi-koputerisasi.

    • Information (infromasi)

      Informasi yang datang dan harus di terima oleh staf training terkadang telambat. Informasi hasil penilaian yang dibutuhkan oleh staf training untuk dihitung nilai GAP-nya lalu setelah itu diinput ke dalam bentuk Ms. Excel belum bisa sampai tepat pada waktunya. Karna dalam hal menyampaikan hasil penilaian setiap karyawan masih dalam bentuk kertas dokumen. Jadi memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil GAP setiap karyawan.

    • Economy (Ekonomi)

      Sistem yang lama tentunya memerlukan biaya yang lumayan besar, apalagi jumlah karyawan yang sangat banyak, maka diperlukan nya kertas dan tinta sebagai alat-alat yang digunakan untuk mengetahui nilai GAP karyawan.

    • Control (pengendalian)

      Dalam melakukan perhitungan nilai GAP pada setiap karyawan pada sistem lama tentunya sangat sulit untuk di kontrol, maka diperlukan waktu yang cukup lama agar semua data GAP karyawan dapat terselesaikan. Apalagi dengan karyawan yang banyak tentunya harus mengatur waktu untuk melakukan itu semua, jadi dirasa kurang optimal.

    • Efficiency (efisiensi)

      Karna penggunaan sumber daya yang berlebih maka sistem lama saat ini dirasa kurang efisien. Terutama diperlukannya banyak waktu dan tenaga dalam melakukan proses menghitung nilai GAP pada setiap karyawan. Serta menyiapkan media kertas terlebih dahulu untuk mengetahui hasil nilai GAP pada seluruh karyawan.

    • Service (pelayanan)

      Pelayanan dalam sistem lama tentunya sangat kurang di mana sering terjadinya kesalahan pahaman dalam memberikan penilaian terhadap karyawan.

    Analisa Masukan, Analisa Proses dan Analisa Keluran

    1. Analisa Masukkan
    2. Nama masukkan : Data Matriks Kompetensi
      Fungsi : Sebagai data yang menampung skil – skil kompetensi
      Sumber : Admin
      Frekuensi : Data skil – skil kompetensi
      Keterangan : Berisi seluruh data skil – skil kompetensi
      Nama masukkan : Data Hasil Penilaian
      Fungsi : Untuk mengetahui nilai GAP berdasarkan nilai actual karyawan dengan nilai standar yang telah diberikan
      Sumber : Admin
      Frekuensi : Karyawan
      Keterangan : Mengukur nilai kualitas karyawan berdasarkan nilai actual karyawan dengan nilai standar
      Nama masukkan : Data Penilaian
      Fungsi : Sebagai bahan acuan kinerja karyawan
      Sumber : Manager, Supervisor, Kasie
      Frekuensi : Karyawan yang akan di nilai
      Keterangan : Penilaian yang dilakukan oleh Dept kepada karyawan
      Nama masukkan : Data Departemen
      Fungsi : Sebagai data untuk menggolongkan setiap departemen
      Sumber : Admin
      Frekuensi : Data setiap departemen
      Keterangan : Berisi nama setiap departemen
      Nama masukkan : Data Lokasi Perusahaan
      Fungsi : Sebagai data untuk menggolongkan lokasi perusahaan
      Sumber : Admin
      Frekuensi : Data setiap lokasi perusahaan
      Keterangan : Berisi nama lokasi perusahaan
    3. Analisa Proses
    4. </tr>
      Nama Modul : Pembuatan data matriks kompetensi
      Masukkan : Data Matriks Kompetensi
      Keluaran : Data Karyawan, Data penilaian
      Ringkasan proses : Proses ini menghasilkan skil – skil kompetensi yang akan dibutuhkan oleh seluruh karyawan sesuai dengan departemen/jabatannya.
      Nama Modul : Data Penilaian
      Masukkan : Data Penilaian
      Keluaran : Laporan Data Penilaian
      Ringkasan proses : Proses ini dilakukan saat Dept ketika melakukan penilaian kepada karyawan lalu akan di ukur nilai GAP berdasarkan nilai standar oleh Staff Training, dan dibuat menjadi laporan hasil pengukuran.
      Nama Modul : Data Hasil Penilaian
      Masukkan : Data Hasil Penilaian
      Keluaran : Laporan Hasil Penilaian
      Ringkasan proses : Proses ini dilakukan oleh Staff Training untuk melakukan penilai GAP berdasarkan nilai standar dan dibuat menjadi laporan hasil penilaian GAP
      Nama Modul : Pembuatan data Departemen/Jabatan.
      Masukkan : Data Departemen
      Keluaran : Data Karyawan
      Ringkasan proses : Proses ini dilakukan oleh Staff Training untuk mengetahui seluruh karyawan berdasarkan Departemen/jabatannya
      Nama Modul : Pembuatan data Plan
      Masukkan : Data Plan
      Keluaran : Data Karyawan
      Ringkasan proses : Proses ini dilakukan untuk mengetahui seluruh karyawan yang sesuai dengan lokasi tempat ia bekerja.
    5. Analisa Keluaran
    6. Nama keluaran : Laporan hasil pengukuran GAP
      Fungsi : Sebagai data acuan untuk karyawan yang sudah diberikan penilaian dan menjadi tolak ukur dalam kinerja.
      Media : kertas
      Distribusi : 1 Lembar

    Konfigurasi Sistem yang Berjalan

    Spesifikasi Hardware

    1. Processor: Intel core i3
    2. Monitor: 15”
    3. Mouse: USB
    4. Keyboard: USB
    5. RAM: 4 GB
    6. Hardisk: 500 GB
    7. Printer: Dot Matrix

    Spesifikasi Software

    1. Windows 7
    2. Open Office
    3. Microsoft Excel

    Hak Akses (Brainware)

    1. Admin
    2. Manager
    3. Supervisor
    4. Kasie

    Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

    Permasalahan yang Dihadapi

    Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang dilakukan terhadap sistem penilaian kinerja karyawan di PT. Indofood Fritolay Mamur ada beberapa masalah yang dihadapi, yaitu sebagai berikut:

    1. Sistem yang berjalan saat ini dirasa kurang optimal dalam memberikan hasil penilaian yang masih berupa lembaran kertas, karna terkait masalah jumlah karyawan yang sangat banyak maka tentunya membutuhkan kertas dan tinta sebagai alat -alat yang digunakan dengan jumlah yang sangat banyak.
    2. Dalam melakukan proses input nilai tentunya sangat kurang optimal, dikarnakan masih menggunakan media kertas, harus meng-input secara satu persatu dan memakan banyak waktu.
    3. Dalam melakukan proses input pengukuran nilai GAP atau membandingkan nilai actual karyawan dengan nilai standar tentunya sangat kurang optimal, dikarnakan harus mengukur nilai GAP seluruh karyawan secara manual satu persatu. Sehingga membutuhkan waktu yang lama.
    4. Dalam melakukan Analisa nilai GAP seluruh karyawan tentunya sangat kurang optimal, dikarnakan harus menganalisa data nilai karyawan secara manual satu persatu. Sehingga membutuhkan waktu yang lama

    Alternatif Pemecahan Masalah

    Untuk mengatasi beberapa masalah diatas, maka penulis medapatkan alternatif pemecahan masalah yang dapat membantu dan menjadi referensi untuk PT. Indofood Fritolay Makmur, antara lain:

    1. Dengan dirancangnya sistem yang diusulkan, hasil penliaian sudah berupa file .pdf yang tentunya dapat membantu dan mengurangi jumlah biaya pengeluaran.
    2. Dengan menggunakan sebuah web, dapat membantu Manager, Supervisor serta Kasie untuk melakukan proses input penilaian.
    3. Dengan dirancangnya sistem yang diusulkan, admin tidak perlu lagi mengukur nilai GAP secara satu persatu. Karena ketika Manager, Supervisor dan Kasie sudah memberikan penilaian lalu nilai diproses maka disana secara otomatis nilai GAP akan langsung terlihat.
    4. 4) Dengan dirancangnya sistem yang diusulkan, ketika hasil nilai sudah dikonfirmasi oleh Manager, Supervisor dan Kasie. Maka admin dapat menganalisa data karyawan yang memiliki nilai GAP dengan mudah.

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I adalah daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan stakeholder mengenai sistem yang akan dibuat.

    Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I

    Functional

    Analisis Kebutuhan

    Saya Ingin Sistem Dapat:

    No

    Keterangan

    1

    Menampilkan data plan perusahaan

    2

    Menampilkan form penambahan data plan perusahaan

    3

    Menampilkan data departemen/jabatan perusahaan

    4

    Menampilkan form penambahan data departemen/jabatan perusahaan

    5

    Menampilkan data karyawan

    6

    Menampilkan struktur organisasi perusahaan

    7

    Menampilkan form penambah data karyawan

    8

    Terdapat visi dan misi perusahaan

    9

    Dapat merubah data status karyawan dari aktif ke tidak aktif

    10

    Admin dapat menambahkan skil kompetensi

    11

    Kasie dapat memberikan penilaian

    12

    Kasie dapat melihat hasil penilaian

    13

    Kasie dapat mengubah nilai jika belum dikonfirmasi

    14

    Supervisor dapat memberikan penilaian

    15

    Supervisor dapat melihat hasil penilaian

    16

    Supervisor dapat melihat hasil penilaian yang dilakukan oleh Kasie

    17

    Supervisor dapat mengubah nilai jika belum dikonfirmasi

    18

    Supervisor dapat melakukan konfirmasi dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Kasie

    19

    Manager dapat memilih skil – skil kompetensi kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan departemen/jabatan

    20

    Manager dapat memberikan nilai standar

    21

    Manager dapat memberikan penilaian

    22

    Manager dapat melihat hasil penilaian

    23

    Manager dapat melihat hasil penilaian yang telah dilakukan oleh Supervisor dan Kasie

    24

    Manager dapat mengubah nilai jika belum dikonfirmasi

    25

    Manager dapat melakukan konfirmasi dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Supervisor

    26

    Manager dapat melakukan konfirmasi

    27

    Admin dapat memberikan kode skil kompetensi

    28

    Admin dapat melihat hasil penilaian setelah Manager, Supervisor dan Kasie melakukan konfirmasi penilaian

    29

    Admin dapat membuka akses penilaian

    30

    Admin dapat menutup akses penilaian

    31

    Admin dapat melihat hasil penilaian berdasarkan departemen/jabatan

    32

    Menampilkan data hasil GAP dalam bentuk grafik

    33

    Tedapat halaman contact us

    34

    Terdapat menu login admin

    35

    Terdapat menu logout admin

    36

    Dapat mengetahui nilai GAP karyawan berdasarkan kode skil

    37

    Terdapat halaman berita perusahaan

    38

    Terdapat logo perusahaan

    39

    Admin dapat mengurutkan data karyawan berdasarkan nama

    40

    Admin dapat mengurutkan data karyawan berdasarkan departemen/jabatan

    41

    Menampilkan halaman login

    42

    Menampilkan keterangan nilai

    43

    Menampilkan data diri karyawan

    44

    Menampilkan tahun periode pada hasil penilaian

    45

    Menampilkan peta plan perusahaan

    Non Functional

    Saya Ingin Sistem Dapat:

    1

    Memiliki user interface yang menarik

    2

    Sistem dapat diakses melalui tablet atau smartphone

    Elisitasi Tahap II

    Elisitaasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian berdasarkan elesitasi tahap I dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessensial).

    Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II

    </tr>

    Functional

    Analisis Kebutuhan

    Saya Ingin Sistem Dapat:

    No

    Keterangan

    M

    D

    I

    1

    Menampilkan data loaksi perusahaan

    ü

     

     

    2

    Menampilkan formpenambahan data lokasi perusahaan.

    ü

     

     

    3

    Menampilkan data departement dan jabatan perusahaan

    ü

     

     

    4

    Menampilkan form penambahan data departemen dan jabatan perusahaan

    ü

     

     

    5

    Menampilkan data karyawan

    ü

     

     

    6

    Menampilkan struktur organisasi perusahaan

     

     

    ü

    7

    Menampilkan form penambah data karyawan

    ü

     

     

    8

    Terdapat visi dan misi perusahaan

    ü

     

     

    9

    Dapat merubah data status karyawan dari aktif ke tidak aktif

     

    ü

     

    10

    Admin dapat menambahkan skil kompetensi

    ü

     

     

    11

    Kasie dapat memberikan penilaian

     

    ü

     

    12

    Kasie dapat melihat hasil penilaian

     

    ü

     

    13

    Kasie dapat mengubah nilai jika belum dikonfirmasi.

     

    ü

     

    14

    Supervisor dapat memberikan penilaian

     

    ü

     

    15

    Supervisosr dapat melihat hasil penilaian.

     

    ü

     

    16

    Supervisor dapat melihat hasil penilaian yang dilakukan oleh Kasie

     

    ü

     

    17

    Supervisor dapat mengubah nilai jika belum dikonfirmasi

     

    ü

     

    18

    Supervisor dapat melakukan konfirmasi dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Kasie

     

    ü

     

    19

    Manager dapat memilih skil – skil kompetensi kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan departemen/jabatan

     

    ü

     

    2o

    Manager dapat memberikan nilai standar

     

    ü

     

    21

    Manager dapat memberikan penilaian

     

    ü

     

    22

    Manager dapat melihat hasil penilaian

     

    ü

     

    23

    Manager dapat melihat hasil penilaian yang telah dilakukan oleh Supervisor dan Kasie

     

    ü

     

    24

    Manager dapat mengubah nilai jika belum dikonfirmasi

     

    ü

     

    25

    Manager dapat melakukan konfirmasi dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Supervisor

     

    ü

     

    26

    Manager dapat melakukan konfirmasi

     

    ü

     

    27

    Admin dapat memberikan kode skil kompetensi

     

    ü

     

    28

    Admin dapat melihat hasil penilaian setelah Manager, Supervisor dan Kasie melakukan konfirmasi penilaian

     

    ü

     

    29

    Admin dapat membuka akses penilaian

     

     

    ü

    30

    Admin dapat menutup akses penilaian

     

     

    ü

    31

    Admin dapat melihat hasil penilaian berdasarkan departemen

     

    ü

     

    32

    Tedapat halaman contact us

    ü

     

     

    33

    Terdapat menu login admin

    ü

     

     

    34

    Terdapat menu logout admin

    ü

     

     

    35

    Menampilkan data hasil GAP dalam bentuk grafik

     

     

    ü

    36

    Dapat mengetahui nilai GAP karyawan berdasarkan kode skil

     

     

    ü

    37

    Terdapat halaman berita perusahaan

     

     

    ü

    38

    Terdapat logo perusahaan

    ü

     

     

    39

    Admin dapat mengurutkan data karyawan berdasarkan nama

     

    ü

     

    40

    Admin dapat mengurutkan data karyawan berdasarkan departemen/jabatan

     

    ü

     

    41

    Menampilkan halaman login

    ü

     

     

    42

    Menampilkan keterangan nilai

     

    ü

     

    43

    Menampilkan tahun periode pada hasil penilaian

     

     

    ü

    44

    Menampilkan data diri karyawan

     

     

    ü

    45

    Menampilkan peta plan perusahaan

     

     

    ü

    Non Functional

     

     

     

    Saya Ingin Sistem Dapat:

     

     

     

    1

    Memiliki user interface yang menarik

    ü

     

     

    2

    Sistem dapat diakses melalui tablet atau smartphone

    ü

     

     

    Elisitasi Tahap III

    Elisitasi tahap III merupakan pengklasifikasian kembali dari elisitasi tahap II dengan cara metode TOE (Technical, Operation, Economic) dengan opsi LMH (Low, Medium, High).

    Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III


    Elisitasi-3

    Elisitas-3-bag-2

    Elisitasi-bag-3

    Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III
    </div>

    Final Draft Elisitasi

    Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi


    Final-Draft-Bag-1

    Final-Draft-Bag-2

    Final-Draft-Bag-3

    Final-Draft-Bag-4

    Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi

    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    1. Admin membuat matriks kompetensi
    2. Admin melakukan login, kemudian masuk menu dashboard, setelah masuk menu dashboard, lalu pilih menu matriks kompetensi, setelah itu admin dapat membuat dan menambahkan skil – skil kompetensi yang dibutuhkan oleh setiap jabatan beserta dengan id skil, setelah dibuat nanti akan masuk ke dalam menu skil kompetensi milik Manager.

    3. Manager dapat memilih skil kompentensi
    4. Manager melakukan login, kemudian masuk menu dashboard, lalu pilih menu skil kompetensi, setelah itu manager dapat memilih skil – skil kompetensi kepada jabatan sesuai dengan kebutuhannya.

    5. Manager memberikan nilai standar
    6. Setelah memilih skil - skil kompetensi untuk setiap jabatan, lalu manager dapat memberikan nilai standar kepada skil – skil kompetensi tersebut.

    7. Proses Penilaian
    8. Yang dapat melakukan akses penilaian disini hanyalah Kasie, Supervisor dan Manager.

    9. Kasie memberikan penilaian
    10. Sebelum melakukan penilaian kasie harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian masuk menu dashboard, lalu pilih menu penilaian karyawan, seteleh itu kasie dapat memberikan penilaian kepada setiap bawahannya. Setelah memberikan penilaian, kasie dapat melihat hasil penilaian tersebut di menu hasil penilaian. Kasie juga dapat mengubah penilaian jika nilai tersebut belum dikonfirmasi oleh supervisor.

    11. Supervisor melakukan penilaian
    12. Sebelum melakukan penilaian supervisor harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian masuk menu dashboard, lalu pilih menu penilaian karyawan, seteleh itu supervisor dapat memberikan penilaian kepada kasie. Setelah memberikan penilaian, supervisor dapat melihat hasil penilaian tersebut di menu hasil penilaian. Supervisor juga dapat mengubah penilaian jika nilai belum dikonfirmasi oleh manager. Supervisor bisa melihat hasil penilaian yang telah dilakukan oleh kasie di menu hasil nilai kasie. Supervisor dapat melakukan konfirmasi dari hasil penilaian yang dilakukan oleh kasie.

    13. Manager melakukan penilaian
    14. Sebelum melakukan penilaian manager harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian masuk menu dashboard, lalu pilih menu penilaian karyawan, setelah itu manager dapat memberikan penilaian kepada supervisor. Setelah memberikan penilaian, manager dapat melihat hasil penilaian tersebut di menu hasil penilaian. Manager juga dapat mengubah penilaian jika nilai belum di konfirmasi. Manager bisa melihat hasil penilaian yang telah dilakukan oleh supervisor dan kasie di menu hasil nilai supervisor dan hasil nilai kasie. Manager dapat melakukan konfirmasi dari hasil penilaian yang telah dilakukan oleh supervisor.

    15. Admin proses hasil penilaian
    16. Setelah nilai sudah dikonfirmasi oleh kasie, supervisor dan manager. Admin dapat melihat hasil nilai tersebut dengan melakukan login terlebih dahulu. Setelah login admin dapat melihat hasil penilaian seluruh karyawan berdasarkan departemen/jabatannya, lalu admin dapat mengetahui karyawan manakah yang paling banyak memiliki nilai GAP berdasarkan kode skil kompetensi tersebut. Jika ada karyawan yang memiliki nilai GAP maka karyawan tersebut akan diberikan training.

    17. Admin membuat laporan hasil penilaian
    18. Setelah itu admin membuat laporan hasil penilaian GAP kompetensi dan mendistribusikan kepada departemen terkait.

    Use Case Diagram yang Diusulkan

    1. Use case diagram Admin

      Use-Case-Admin
      Gambar 4.1 Use Case Diagram Admin

      Keterangan :

      1. 1 sistem yang mencakup semua proses
      2. 1 aktor
      3. 9 use case yang dilakukan aktor
      4. 2 include
    2. Use case diagram Manager

      Use-Case-Manager
      Gambar 4.2 Use Case Diagram Manager

      Keterangan :

      1. 1 sistem yang mencakup semua proses
      2. 1 aktor
      3. 12 use case yang dilakukan aktor
      4. 4 include


    3. Use case diagram Supervisor

      Use-Case-Supervisor
      Gambar 4.3 Use Case Diagram Supervisor

      Keterangan :

      1. 1 sistem yang mencakup semua proses
      2. 1 aktor
      3. 8 use case yang dilakukan aktor
      4. 3 include


    4. Use Case DIagram Kasie

      Use-Case-Kasie
      Gambar 4.4 Use Case Diagram Super Kasie

      Keterangan :

      1. 1 sistem yang mencakup semua proses
      2. 1 aktor
      3. 6 use case yang dilakukan aktor
      4. 2 include

    Activy Diagram yang Diusulkan

    1. Activity diagram Admin

      Activy-Admin
      Gambar 4.5 Activity Diagram Admin

      Keterangan :

      1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh user
      2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
      3. 9 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
      4. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.
    2. Activity diagram Manager

      Activy-Manager
      Gambar 4.6 Activity Diagram Manager

      Keterangan :

      1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh user
      2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
      3. 12 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
      4. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.


    3. Activity diagram Supervisor

      Activy-Supervisor
      Gambar 4.7 Activity Diagram Supervisor

      Keterangan :

      1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh user
      2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
      3. 8 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
      4. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.
    4. Activity diagram Kasie

      Activy-Kasie
      Gambar 4.8 Activity Diagram Kasie

      Keterangan :

      1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh user
      2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
      3. 6 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
      4. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.

    Sequence Diagram yang Diusulkan

    1. Sequnce diagram Login

      Sequence-Login
      Gambar 4.9 Sequence Diagram Login

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut terdiri dari admin, manager, sueprvisor, kasie.
      2. 2 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 4 message yang menggambarkan aktivitas.
    2. Sequnce diagram data plan data departemen

      Sequence-Data-Plan-dan-Departemen
      Gambar 4.10 Sequence Diagram data plan data departemen

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut terdiri dari admin.
      2. 4 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 8 message yang menggambarkan aktivitas.
    3. Sequnce diagram Skil Kompetensi

      Sequence-Skil-Kompetensi
      Gambar 4.11 Sequence Diagram Skil Kompetensi

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut terdiri dari admin.
      2. 4 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 6 message yang menggambarkan aktivitas.
    4. Sequnce diagram Penilaian Kasie

      Sequence-Penilaian-Kasie
      Gambar 4.12 Sequence Diagram Penilaian Kasie

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut yaitu kasie.
      2. 4 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 11 message yang menggambarkan aktivitas.
    5. Sequnce diagram Penilaian Supervisor

      Sequence-Penilaian-Supervisor
      Gambar 4.13 Sequence Diagram Penilaian Supervisor

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut yaitu supervisor.
      2. 4 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 11 message yang menggambarkan aktivitas.
    6. Sequnce diagram supervisor melakukan konfirmasi

      Sequence-Supervisor-Melakukan-Konfirmasi
      Gambar 4.14 Sequence Diagram supervisor melakukan konfirmasi

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut yaitu supervisor.
      2. 2 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 5 message yang menggambarkan aktivitas.
    7. Sequnce diagram penilaian Manager

      Sequence-Penilaian-Manager
      Gambar 4.15 Sequence Diagram penilaian Manager

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut yaitu Manager
      2. 4 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 11 message yang menggambarkan aktivitas.
    8. Sequnce diagram Manager melakukan konfirmasi

      Sequence-Manager-melakukan-konfirmasi
      Gambar 4.16 Sequence Diagram Manager melakukan konfirmasi

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut yaitu Manager
      2. 2 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 6 message yang menggambarkan aktivitas.
    9. Sequnce diagram memilih skil kompetensi dan nilai standar

      Sequence-Memilih-Skil-Kompetensi-dan-Nilai-Standar
      Gambar 4.17 Sequence Diagram memilih skil kompetensi dan nilai standar

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut yaitu Manager
      2. 3 boundary lifeline
      3. 1 control lifeline
      4. 1 entitiy lifeline
      5. 10 message yang menggambarkan aktivitas.
    10. Sequnce diagram membuat laporan

      Sequence-Membuat-Laporan
      Gambar 4.18 Sequence Diagram membuat laporan

      Keterangan :

      1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan, actor tersebut yaitu Manager
      2. 4 boundary lifeline
      3. 1 entitiy lifeline
      4. 5 message yang menggambarkan aktivitas.

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan


    Sistem-berjalan-diusulkan

    Sistem-berjalan-diusulkan-2

    Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Rancangan Basis Data

    Class Diagram

    Class-Diagram-diusulkan-2 />
    Gambar 4.4 Class diagram sistem usulan

    Spesifikasi Basis Data

    Berikut adalah spesifikasi basis data pada sistem yang diusulkan:

    1. Nama File : Users

      Media : Harddisk


      Tabel-Users
      tabel 4.2 Spesifikasi Tabel Users
    2. Nama File : Jabatan

      Media : Harddisk


      Tabel-Master-Jabatan
      tabel 4.3 Spesifikasi Tabel Jabatan
    3. Nama File : Departement

      Media : Harddisk


      Tabel-Master-Dept
      tabel 4.4 Spesifikasi Tabel Departement
    4. Nama File : Plan

      Media : Harddisk


      Tabel-Master-Plan
      tabel 4.5 Spesifikasi Tabel Plan
    5. Nama File : atasan

      Media : Harddisk


      Tabel-Master-Atasan
      tabel 4.6 Spesifikasi Tabel Atasan
    6. Nama File :Skil Kompetensi

      Media : Harddisk


      Tabel-Skil-Kompt
      tabel 4.7 Spesifikasi Tabel Skil Kompetensi
    7. Nama File : Nilai Manager

      Media : Harddisk


      Tabel-Master-Nilai-Manager
      tabel 4.8 Spesifikasi Tabel Nilai Manager
    8. Nama File : Skil Manager

      Media : Harddisk


      Tabel-Skil-Manager
      tabel 4.9 Spesifikasi Tabel Skil Manager

    Rancangan Prototype

    1. Prototype Form Login

      Prot-Login
      Gambar 4.20 Prototype Form Login
    2. Prototype Form Employee

      Prot-Employee
      Gambar 4.21 Prototype Form Employee
    3. Prototype Form Plan

      Prot-Plan
      Gambar 4.22 Prototype Form Plan
    4. Prototype Form Departemen

      Prot-Dept
      Gambar 4.23 Prototype Form Departemen
    5. Prototype Form Jabatan

      Prot-Jabatan
      Gambar 4.24 Prototype Form Jabatan
    6. Prototype Form Skil Kompetensi

      Prot-Skil-Kom
      Gambar 4.25 Prototype Form Skil Kompetensi
    7. Prototype Form Isi Kuisioner

      Form-Halaman-Isi-Kuisioner
      Gambar 4.26 Prototype Form Isi Kuisioner
    8. Prototype Form Skil & Nilai Standar

      Prot-Skil-Nilat-std
      Gambar 4.27 Prototype Form Skil & Nilai Standar
    9. Prototype Form Proses Pilih Skil

      Prot-Pilih-Skil
      Gambar 4.28 Prototype Form Proses Pilih Skil
    10. Prototype Form Data Penilaian Manager

      Prot-Penilaian-Mngr
      Gambar 4.29 Prototype Form Data Penilaian Manager
    11. Prototype Form Manager Memberikan Penilaian

      Prot-Manager-ngasih-nilai
      Gambar 4.30 Prototype Form Manager Memberikan Penilaian

    Rancangan Program

    1. Halaman Login

      Rancangan-Login
      Gambar 4.31 Halaman Login

      Pada halaman ini pengguna yang sudah terdaftar bisa melakukan login dengan menggunakan username dan password yang telah admin buatkan sebelumnya.


    2. Halaman Karyawan

      Rancangan-Employee
      Gambar 4.32 Halaman Karyawan


    3. Halaman Lokasi Perusahaan

      Rancangan-Plan
      Gambar 4.33 Halaman Perusahaan

      Menu master Plan berisi data lokasi perusahaan. menu data plan hanya bisa di akses oleh admin.

    4. Halaman Departemen

      Rancangan-Dept
      Gambar 4.34 Halaman Departemen

      Menu master Departemen berisi data-data Departement perusahaan. menu data departemen hanya bisa di akses oleh admin.

    5. Halaman Jabatan

      Rancangan-Jabatan
      Gambar 4.35 Halaman Jabatan

      Menu master Jabatan berisi data-data Jabatan perusahaan. menu data departemen hanya bisa di akses oleh admin.


    6. Halaman Matriks Kompetensi

      Rancangan-Matriks-Kompetensi
      Gambar 4.36 Halaman Matriks Kompetensi

      Menu master Departemen berisi data-data Departement perusahaan. menu data departemen hanya bisa di akses oleh admin.

    7. Halaman Pilih Skil

      Rancangan-Manager-Pilih
      Gambar 4.37 Halaman Pilih Skil

      Manager Memberikan Skil Kompetensi kepada seluruh bawahannya sesuai dengan kebutuhannya.


    8. Halaman Skil dan Nilai Standar

      Rancangan-Manager-Memberikan-nilai-std
      Gambar 4.38 Halaman Skil dan Nilai Standar

      Lalu Manager Memberikan Nilai Standar dari Skil Kompetensi yang telah dipilih.


    9. Halaman Penilaian Manager

      Rancangan-Halaman-Penilaian-Manager
      Gambar 4.39 Halaman Penilaian Manager

      Disini adalah tampilan halaman Manager sebelum memberikan penilaian kepada Supervisor.

    10. Halaman Manager Memberikan Nilai

      Rancangan-Manager-memberikan-nilai
      Gambar 4.40 Manager Memberikan Nilai

      Disini Manager memberikan Penilaian kepada supervisor .

    Konfigurasi Sistem Yang Diusulan

    Spesifikasi Hardware

    Perangkat keras yang diusulkan adalah sebagai berikut :
    1. Processor: Intel Core i3
    2. Monitor : LCD 16 Inch
    3. Mouse : Optical Mouse
    4. RAM : 2 GB
    5. Harddisk : 500 GB
    6. Keyboard : USB

    Spesifikasi Software

    perangkat lunak yang diusulkan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut :
    1. Windows 7 Ultimate
    2. XAMPP
    3. Database server : Postgresql
    4. Web server : Apache
    5. Sublime Text
    6. Microsoft Office
    7. Mozila Firefox

    Hak Akses

    Pengoperasian aplikasi ini dapat dilakukan oleh :
    1. Admin
    2. Manager
    3. Supervisor
    4. Kasie

    Blackbox Testing


    Black-Box-1

    Black-Box-2

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

    1. Sistem penilaian kinerja karyawan menggunakan metode GAP kompetensi yang berjalan saat ini masih tergolong manual, karna dalam melakukan proses input nilai masih harus nilai karyawan secara satu persatu. Dalam proses pengukuran nilai atau membandingkan nilai actual karyawan dengan nilai standar tentunya sangat kurang optimal, dikarnakan harus mengukur nilai seluruh karyawan secara manual satu persatu. Dalam melakukan Analisa nilai GAP seluruh karyawan tentunya sangat kurang optimal, dikarnakan harus menganalisa data nilai karyawan secara manual satu persatu. Sehingga membutuhkan waktu yang lama.
    2. Dalam hal ini tentu saja banyak kendala yang didapat, seperti sebagai berikut:
      1. Banyaknya waktu yang terbuang karna harus menyiapkan bahan yang digunakan untuk penilaian yaitu kertas. Setelah melakukan penilaian admin harus menunggu hasil penilaian tersebut untuk mendapatkan nilai GAP. Setelah mendapatkan nilai GAP admin harus Analisa hasil tersebut secara satu persatu.
      2. Banyaknya biaya dan tenaga yang terbuang dalam melakukan penilaian, karna dengan jumlah karyawan yang sangat banyak maka membutuhkan kertas yang banyak juga
    3. 3) Perancangan aplikasi penilaian kinerja karyawan menggunakan metode GAP kompetensi berbasis web menggunakan metode UML, metode prototype untuk menggambarkan rancangan program yang akan dibuat, Bahasa pemrograman PHP dan PostgreSQL sebagai database.

    Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Kesimpulan terhadap tujuan penelitian
    2. Aplikasi sistem penilaian kinerja karyawan menggunakan metode GAP kompetensi berbasis web dapat membantu memecahkan masalah yang terjadi pada sistem yang berjalan, memudahkan melakukan penilaian, dan Analisa data

    3. Kesimpulan terhadap manfaat penelitian
    4. Dengan sistem yang diusulan diharapkan mempermudah melakukan proses penilaian kinerja karyawan menggunakan metode GAP kompetensi. Dan dapat membatu perusahaan memberikan informasi mengenai sejauh mana kemampuan dari setiap karyawan.

    Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, studi pustaka untuk metode pengumpulan data. Untuk metode Analisa sistem menggunakan metode PIECES, perancangan sistem menggunakan metode UML, metode prototipe dalam hal mendesain program, metode pengujian sistem menggunakan metode blackbox testing

    Saran

    Saran Kepada Tempat Penelitian

    1. Sistem usulan yang dirancang peneliti dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem yang berjalan.
    2. Jika sistem usulan diimplementasikan harus ada pelatihan kepada user atau pengguna.
    3. 3) Untuk penelitian selanjutnya dapat membuat aplikasi pemesanan menu berbasis android, karena banyaknya pengguna android saat ini.

    Saran Kepada Peneliti Selanjutnya

    Untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama dapat membuat sistem penilaian kinerja karyawan berbasis android, karena banyaknya pengguna android saat ini.


    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sutopo Priyo, Dedi Cahyaddi dan Zainal Arifin. 2016. Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 Di Kalimantan Timur Berbasis Web. Universitas Mulawarman. Jurnal Informatika Mulawarman. Vol. 11 No. 1 Februari 2016 Hal.24.
    2. Mulyani, Widiana., dan Bambang Eka Purnama 2015. “Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan”. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi. Vol. 7 No. 2.
    3. Rafika, Ageng Setiani, dkk. 2015. Aplikasi Monitoring Sitem Absensi Sidik Jari Sebagai Pendukung Pembayaran Biaya Pegawai Terpusat Dengan SAP.ISSN: 1978-8282. Jurnal CCIT Vol.8 No.3-Mei 2015. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
    4. Kuswara,Heri dan Deni Kusmara. 2017. Sistem Informasi Absensi Siswa Berbasis Web Dengan SMS Gateway Pada Sekolah Menengah Kejuruan Al-Munir Bekasi. Jakarta:Indonesian Journal on Networking and Security. Vol.6 No.2:12-22.
    5. Rosmila, Muh. Yamin, LM. Tajidun. 2016. Aplikasi Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika. Vol.2 No.2, Jul-Des 2016.
    6. 6,0 6,1 Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish
    7. Rusdiana, H.A. dan Moch Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia.
    8. Iswandy, E. (2015). Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Santunan Sosial Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu Di Kenagarian Barung–Barung Balantai Timur. Jurnal TeknoIf ISSN 2338-2724, 3(2).
    9. Haryanta Agustinus, Abdur Rochman dan Ayu Setyaningsih. 2017. Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Dan Pengendalian Bahan Baku Pada Home Industri. Tangerang. STMIK Bina Sarana Global. Jurnal Sisfotek Global. Vol.7 No.1 Hal.88.
    10. Maimunah, Rifki Adi Syahputra. 2018. “DESAIN MEDIA INFORMASI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BANTEN”. Tangerang: STMIK Raharja. CCIT Journal. Vol. 11 No. 2. ISSN : 1978-8282.
    11. Djahir, Yulia., Dan Dewi Pratita. 2015. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
    12. 12,0 12,1 12,2 12,3 Hutahaean, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
    13. Thoha. M., Miyanto. 2015. “ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM RESERVASI HOTEL D’GRIYA SERANG”. Serang: Jurnal Psosisko. Vol.2 No.2.
    14. Muslihudin, Muhammad dan Oktavianto. 2016. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML”. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
    15. I Putu Agus Swastika, M.Kom dan I Gusti Lanang Agung Raditya Putra, S.Pd., M.T. 2016. Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi : Implementasi dan Studi Kasus. Yogyakarta: ANDI.
    16. Rahman. Abdul., Rizki Yudhi Dewantara. 2017. “PENGARUH KEMUDAHAN PENGGUNAAN DAN KEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN SITUS JUAL BELI ONLINE”. Malang: Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 52 No.1.
    17. Ryan, P. A., Akbar, M., Ria Andryani, M. M., Kom, M., Ria Andriyani, M., & Kom, M. 2016. SISTEM INFORMASI E-MUSEUM SEBAGAI MEDIA PENYAJIAN INFORMASI BENDA-BENDA BERSEJARAN DAN BUDAYA DI SUMATERA SELATAN.
    18. 18,0 18,1 Rusdiana, H.A. dan Moch Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia.
    19. Bachtiar, Dede. Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. Tangerang: STMIK Bina Sarjana Global. JURNAL SISFOTEK GLOBAL. Vol. 5 NO. 1. ISSN: 2088 - 1762.
    20. A.S,Rosa,M.Shalahuddin.2016. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung : Informatika
    21. Hidayat, Wahyu, Fauzi Maaruf, Saeful Bahari. “Perancangan Media Video Desain Interior Sebagai Salah Satu Penunjang Promosi Dan Informasi Di PT. Wans Desain Group”. Jurnal CERITA Vol. 2 No. 1 – Februari 2016
    22. McKay, Alison, George N Stiny, Alan de Pennington. 2016. “Principles for the definition of design structures. International Journal of computer integrated manufacturing”. Volume 29, Issue 3. Pages 237-250. Dikutip dari http://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/0951192X.2014.1003412. diakses pada tanggal 10 Oktober 2016
    23. Mulyati, M., Tarmizi, R., & Panugali, A. 2018. Sistem Informasi Absensi Berbasis Web Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang. ICIT Journal, 4(2), 117 - 127.
    24. Ahmad Kausar,Yusuf Fazri Setiawan,Vidilia Rosalina. 2015. Perancangan Video Company Profile Kota Serang Dengan Teknik Editing Menggunakan Adobe Premire Pro Cs5. Jurnal PROSISKO ISSN: 2406-7733 Vol. 2 No. 1 Universitas Serang Raya Kota Serang Banten.
    25. Anwar, Nuril. 2015. Penilaian Hasil Belajar. Diambil dari: https://sumberbelajarsmkn10.wordpress.com/kompetensi profesional/ penilain-hasil-belajar/ (diakses pada tanggal 01 April 2015).
    26. KINERJA Wikipedia, Kinerja. Diakses tanggal 25 Oktober 2017. Tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja
    27. Kim, J. 2016 "Impact of Performance Appraisal Justice on the Effectiveness of Pay-for-Performance Systems After Civil Service Reform".International Journal Public personnel management Vol. 45 No. 2, Januari 2016. Diambil dari : http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ehh&AN=115728096&site=ehost-live (13 Desember 2016).
    28. 28,0 28,1 Bahua, M.I. 2016. Kinerja Penyuluh Pertanian. Yogyakarta: Deepublish.
    29. Moeheriono. Misbachul Munir. 2015. “Pengaruh Pendidikan Pelatihan , Mutasi Jabatan dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Jatim,Tbk. Cabang Jember”. Universitas Jember.
    30. Adi,Bagas,Prakoso. 2015. “Analisis Pengaruh Kompensasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan”. Semarang: Universitas Diponegoro.
    31. 31,0 31,1 Alfiandanu Agusta dan Eko Siswanto. 2015. Sistem Informasi Pengolahan Data Gaji dan Perhitungan PPH Pasal 21 Pada CV. Sinar Jaya Ngaliyan Semarang. Jurnal Ilmiah Komputer Akuntansi Vol. 8, No. 1, April 2015.
    32. Abadi, S., & Latifah, F. (2017). “Decision Support System Penilaian Kinerja Karyawan pada Perusahaan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting”. Jurnal TAM (Technology Acceptance Model), 6, 37-43.
    33. Purnomo, D. 2016. Pengaruh Motivasi dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Pada Kinerja Karyawan Politeknik LP3I Bandung. Jakarta: Jurnal Lentera Bisnis Vol. 5, No. 1, Mei 2016.
    34. Nengah ,I, Budiawan. 2015. “Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat Pelaksana Dengan Kinerja Perawat Diruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali ”. Universitas Udayana Denpasar.
    35. Kasanah, Sri Nur dan Rosaly Franksiska. 2017. Karakteristik Kompetensi SDM: Content Analysis Iklan Lowongan Pekerjaan Sales Pada E-Recruitment. Salatiga: jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 19, No. 1, Juni 2017.
    36. Saefullah, A., Immaniar, D., & Juliansah, R. (2015). Sistem Kontrol Robot Pemindah Barang Menggunakan Aplikasi Android Berbasis Arduino Uno. CCIT Journal, 8(2), 45-56.
    37. 37,0 37,1 Nartiningsih dan Siahaan, Kondar. 2017. “Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Administrasi Keuangan Siswa Pada Smk Unggul Sakti Jambi”. Jurnal Manajemen Sistem Informasi Vol. 2, No.3, September 2017.
    38. Martono, Aris., Solehudin, Fajar Januar Eka Putra. 2017. PROJECT APPLICATION UNTUK SISTEM PEMESANAN DAN PENGIRIMAN BARANG BERBASIS WEB PADA PT. ARAI RUBBER SEAL INDONESIA. Tangerang: STMIK Raharja. Journal CERITA. Vol. 3 No. 2. ISSN : 2461-1417.[
    39. 39,0 39,1 Abdurahman, Firman., Mohamad Irfan dan Rian Andrian. 2018. Implementasi Algoritma TF-IDF untuk Pencarian Pedoman Akademik dan Penentuan Sanksi Pada Jurusan Teknik Informatika UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bandung: Jurnal INSIGHT. Vol. 1 No. 1. ISSN 2620-5467.
    40. Hustinawati, Albert Kurnia Himawan Dan Latifah.2014. Performance Analysis Framework Codeigniter And Cakephp In Website Creation. International Journal Of Computer Applications. Vol.94 No.20.
    41. Oleh Sole, Febby Astriza & Vischa Arrofiv Hamid (2017). ANALISA MASALAH SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN MENGGUNAKAN METODE PIECES DI SMK AM MA’MUR. In Seminar Nasional Informatika (SNIf) (Vol. 1, No. 1, pp. 121-127).
    42. A.S,Rosa,M.Shalahuddin.2016. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung : Informatika.
    43. Henny Destiana (2014). SISTEM INFORMASI PENJUALAN BARANG BERBASIS WEB PADA PT . CATUR DAYA PERSADA JAKARTA. Jurnal Paradigma, XVI(2).
    44. 44,0 44,1 44,2 44,3 Muslihudin, Muhamad dan Oktafianto. 2016. Analisa Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: Andi.
    45. Barjtya,Sahil,Ankur Sharma,Usha Rani.2017.A detailed study of Software Development Life Cycle (SDLC) Models.International Journal Of Engineering And Computer Science ISSN:2319-7242 Volume 6 Issue 7 July 2017.
    46. Sukamto, R. A., dan Shalahudin, M. 2014, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur Dan Berorientasi Objek. Bandung: InformatikaBandung.
    47. Agit, Amrullah dkk. 2016. “Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Informasi Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Pada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yohyakarta.” Yogyakarta: Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia.

  5. Contributors

    Admin, Tegar Rahmawan