SI1522488417

Dari widuri
Revisi per 8 Oktober 2019 10.44 oleh Admin (bicara | kontrib) (Melindungi "SI1522488417": Sidang Selesai ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)) [runtun])

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari


SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN

PADA STIKES YATSI TANGERANG MENGGUNAKAN

METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING



SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM : 1522488417

NAMA : LAURENTIUS ANDRIYANTO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA (2018/2019)




UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN

PADA STIKES YATSI TANGERANG MENGGUNAKAN

METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING


Disusun Oleh :

NIM
: 1522488417
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Teknik Informatika
           
           
           
           
       
(Ruli Supriati, S.Kom.,M.T.I)
NIP : 000603
       
NIP : 060003



UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN

PADA STIKES YATSI TANGERANG MENGGUNAKAN

METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING



Dibuat Oleh :

NIM
: 1522488417
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dann Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2018/2019


Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Muhamad Yusup, M.Kom)
   
NID : 07312
   
NID : 14024




UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN

PADA STIKES YATSI TANGERANG MENGGUNAKAN

METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING



Dibuat Oleh :

NIM
: 1522488417
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dann Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2018/2019


Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2019

Ketua Penguji
   
Penguji I
   
Penguji II
       
       
       
       
(_____________)
   
(_____________)
   
(_____________)
NID :
   
NID :
   
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN

PADA STIKES YATSI TANGERANG MENGGUNAKAN

METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING'


Disusun Oleh :

NIM
: 1522488417
Nama
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

   

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2019

 
 
NIM : 1522488417

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAKSI

Dosen sebagai ujung tombak suatu perguruan tinggi memerlukan umpan balik dari lembaga atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang. Evaluasi kinerja dosen merupakan langkah untuk meningkatkan kinerja dosen dan mutu pendidikan dalam perguruan tinggi. Untuk membantu hal tersebut, diperlukan sebuah aplikasi yang mampu membantu pihak instansi dalam melakukan proses penilaian kinerja dosen. Sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen di STIKes Yatsi masih bersifat semi-komputerisasi sehingga kegiatan evaluasi kinerja dosen memerlukan waktu yang lama dan tenaga yang banyak sehingga tidak efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem yang akan diusulkan pada STIKes Yatsi Tangerang. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Metode analisa yang digunakan adalah analisa PIECES. Dan metode perancangan sistem menggunakan Unified Modeling Language (UML). Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu PHP Native dan MySQL sebagai database, serta Metode Simple Additive Weighting (SAW) yang merupakan metode paling sederhana dan paling banyak digunakan. Konsep metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja setiap alternatif pada semua atribut. Penelitian ini menggunakan blackbox testing untuk menguji fungsionalitas sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen.

Kata Kunci : Sistem Penunjang Keputusan, Penilaian Kinerja Dosen, Metode Simple Additive Weighting




ABSTRACT


Lecturers as the spearhead of a university need feedback from the institution on their work as a guide for their future behavior. Lecturer performance evaluation is a step to improve lecturer performance and education quality in higher education. To help with this, an application is needed that is able to help the agency in the process of evaluating the performance of lecturers. Decision support systems for evaluating the performance of lecturers at the STIKes Yatsi are still semi-computerized so that lecturers' performance evaluation activities require a long time and a lot of energy so they are not effective and efficient. This study aims to design a system that will be proposed at the STIKes Yatsi Tangerang. The method used to collect data is observation, interviews, and literature. The analytical method used is the PIECES analysis. And the system design method uses the Unified Modeling Language (UML). The programming languages used are PHP Native and MySQL as a database, as well as the Simple Additive Weighting (SAW) method which is the simplest and most widely used method. The concept of this method is to find weighted sums from the performance rating of each alternative on all attributes. This study uses blackbox testing to test the functionality of the decision support system for lecturer performance decisions. The results of this study are a decision support system for lecturers' performance assessment.

Keywords: Decision Support System, Lecturer Performance Assessment, Simple Additive Weighting Method.




KATA PENGANTAR


Puji dan syukur berkat karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, laporan Skripsi dengan judul Sistem Penunjang Keputusan Penilaian Kierja Dosen pada STIKes Yatsi Tangerang Menggunakan Metode Simple Additive Weighting.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M. Si. selaku Rektor Universitas Raharja
  2. Bapak Dr. Henderi, S. Kom., M. Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja
  3. Bapak Padeli, M. Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja
  4. Ibu Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Raharja.
  5. Bapak Muhamad Yusup, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Arsi Yulianjani, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Ibu Lastri Mei Winarni, S.ST., M.Keb. selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Segenap Staff STIKes Yatsi Tangerang yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyeleseikan Skripsi dengan baik.
  10. Keluarga tercinta khususnya bapak, ibu, dan adik yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  11. Kekasih tercinta, Marselina Silitonga yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.
  12. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat, Ari, Dewi dan Seto.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Tangerang, Juli 2019
Laurentius Andriyanto
NIM. 1522488417




DAFTAR TABEL



DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi STIKes Yatsi Tangerang

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

Gambar 4.1 Use Case Diagram Admin

Gambar 4.2 Use Case Diagram Mahasiswa

Gambar 4.3 Use Case Diagram Dosen

Gambar 4.4 Use Case Diagram Ketua

Gambar 4.5 Activity Diagram Admin

Gambar 4.6 Activity Diagram Mahasiswa

Gambar 4.7 Activity Diagram Dosen

Gambar 4.8 Activity Diagram Ketua

Gambar 4.9 Sequence Diagram Login

Gambar 4.10 Sequence Diagram Kelola Data Dosen

Gambar 4.11 Sequence Diagram Blokir, Buka Blokir, dan Hapus Data Dosen

Gambar 4.12 Sequence Diagram Kelola Data Mahasiswa

Gambar 4.13 Sequence Diagram Hapus Data Mahasiswa

Gambar 4.14 Sequence Diagram Tambah dan Edit User

Gambar 4.15 Sequence Diagram Blokir, Buka Blokir, dan Hapus User

Gambar 4.16 Sequence Diagram Kelola Kriteria Penilaian

Gambar 4.17 Sequence Diagram Kelola Kompetensi dan Soal Kompetensi

Gambar 4.18 Sequence Diagram Cetak Laporan

Gambar 4.19 Sequence Diagram Penilaian Kinerja Dosen oleh Mahasiswa

Gambar 4.20 Sequence Diagram Ketua

Gambar 4.21 Class Diagram Sistem Usulan

Gambar 4.22 Prototype Menu Login

Gambar 4.23 Prototype Dashboard Admin

Gambar 4.24 Prototype Menu Data Dosen

Gambar 4.25 Prototype Menu Manipulasi Data Dosen

Gambar 4.26 Prototype Menu Data Mahasiswa

Gambar 4.27 Prototype Menu Manipulasi Data Mahasiswa

Gambar 4.28 Prototype Menu Manipulasi Data User

Gambar 4.29 Prototype Menu Kriteria

Gambar 4.30 Prototype Menu Manipulasi Data Kompetensi

Gambar 4.31 Prototype Menu Soal Kompetensi

Gambar 4.32 Prototype Manipulasi Soal Kompetensi

Gambar 4.33 Prototype Menu Laporan Data Dosen

Gambar 4.34 Prototype Menu Penilaian Kinerja Dosen

Gambar 4.35 Prototype Menu Laporan per Periode

Gambar 4.36 Prototype Menu Grafik Penilaian Kinerja Dosen

Gambar 4.37 Prototype Form Kuisioner

Gambar 4.38 Halaman Login

Gambar 4.39 Dashboard Admin

Gambar 4.40 Menu Dosen

Gambar 4.41 Menu Manipulasi Data Dosen

Gambar 4.42 Menu Data Data Mahasiswa

Gambar 4.43 Menu Manipulasi Data Mahasiswa

Gambar 4.44 Menu Manipulasi Data User

Gambar 4.45 Menu Kriteria

Gambar 4.46 Menu Manipulasi Data Kompetensi

Gambar 4.47 Menu Soal Kompetensi

Gambar 4.48 Menu Manipulasi Soal Kompetensi

Gambar 4.49 Menu Laporan Data Dosen

Gambar 4.50 Menu Penilaian Kinerja Dosen

Gambar 4.51 Menu Laporan per Periode

Gambar 4.52 Menu Grafik Penilaian Kinerja Dosen

Gambar 4.53 Form Kuisioner



DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Simbol Use Case Diagram


Gambar 2. Simbol Activity Diagram


Gambar 3. Simbol Sequence Diagram


Gambar 4. Simbol Class Diagram





Daftar isi




BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kinerja dosen merupakan suatu hal yang sangat penting pada lembaga perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya. Di dalam dunia yang kompetitif dan mengglobal, setiap perguruan tinggi memerlukan kinerja dosen yang tinggi. Pada saat yang bersamaan, dosen sebagai ujung tombak suatu perguruan tinggi memerlukan umpan balik dari lembaga atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang. Umpan balik terhadap kinerja dosen dapat dilakukan melalui evaluasi kinerja dosen.

STIKes Yatsi Tangerang adalah perguruan tinggi yang bergerak di bidang pendidikan kesehatan, yaitu keperawatan dan kebidanan. Seperti perguruan tinggi lainnya, STIKes Yatsi memerlukan sistem yang mampu membantu dalam mengevaluasi kinerja dosen.

Penilaian kinerja dosen yang berjalan pada STIKes Yatsi Tangerang saat ini masih bersifat semi komputer karena dikerjakan pada template menggunakan aplikasi pengolahan kata dan angka sehingga di sini peneliti beranggapan bahwa perlu adanya pembaruan pada sistem yang berjalan, karena jika hanya dikerjakan menggunakan pengolah kata dan angka akan memakan waktu yang lama untuk input, proses dan output data berupa laporan penilaian kinerja dosen. Untuk itu, STIKes Yatsi membutuhkan sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen yang dapat membantu dalam mengevaluasi kinerja dosen untuk meningkatkan kualitas dosen dan kualitas manajemen secara keseluruhan di STIKes Yatsi Tangerang.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis bermaksud membuat atau merancang sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen. Maka penulis memberikan judul pada penelitian Skripsi yaitu : “Sistem Penunjang Keputusan Penilaian Kinerja Dosen pada STIKes Yatsi Tangerang Menggunakan Metode Simple Additive Weighting



Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diuraikan rumusan masalahnya sebagai berikut :

  1. Bagaimana alur sistem penilaian kinerja dosen yang berjalan saat ini pada STIKes Yatsi Tangerang?
  2. Bagaimana membangun sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen menggunakan metode Simple Additive Weighting pada STIKes Yatsi Tangerang?
  3. Apakah dengan dibuatnya sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen dapat meningkatkan kinerja dosen dan mutu pendidikan di STIKes Yatsi Tangerang?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai batasan pembahasan pada penyusunan laporan ini agar pembahasan tidak meluas, maka peneliti memberikan batasan masalah penelitian yang meliputi :

  1. Penilaian kinerja dosen STIKes Yatsi Tangerang.
  2. Perancangan sistem yang terkait dengan sistem usulan yaitu sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen.
  3. Penerapan metode Simple Additive Weighting untuk mencari penjumlahan terbobot di tiap atribut.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Membuat sebuah sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen pada STIKes Yatsi Tangerang.
  2. Membuat kerja Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) lebih efektif dan efisien.
  3. Memberikan motivasi kepada dosen untuk memperbaiki, meningkatkan, serta mempertahankan kinerjanya sebagai tenaga pendidik profesional.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

  1. Memudahkan pimpinan memperoleh sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji, insentif, kesempatan menempuh pendidikan tambahan, dan berbagai penghargaan lainnya.
  2. Memudahkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) membuat laporan penilaian kinerja dosen yang tepat waktu, akurat dan terperinci.
  3. Tercapainya visi dan misi perguruan tinggi sebagai hasil dari peningkatan kinerja dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan mendapatkan umpan balik yang baik dari stakeholder utama yaitu mahasiswa sebagai peserta didik.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Pengamatan (Observasi)

    Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung di STIKes Yatsi Tangerang yang beralamat di Jalan Aria Santika No. 40A, Margasari, Karawaci, Kota Tangerang secara langsung dan melakukan pencatatan sistematis terhadap unsur-unsur yang diteliti serta menganalisa fasilitas dan sarana kerja yang tersedia.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dengan cara tanya jawab secara langsung kepada Lastri Mei Winarni, S.ST., M. Keb selaku PUKET I di STIKes Yatsi Tangerang guna mendapatkan data yang diperlukan. Metode ini juga dilakukan guna memperoleh data yang lebih detail serta memperkuat data sebelumnya saat melakukan pengamatan secara langsung.

  3. Metode Studi Pustaka (Literature)

    Selain melakukan pengamatan dan wawancara, penulis juga melakukan studi jurnal, buku, dan artikel sebagai referensi yang berhubungan dengan laporan yang penulis buat.

Analisa Sistem

Dalam metode analisa sistem penulis menggunakan metode menggunakan metode Analisa PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Eficiency, Services) sebagai metode analisa sistem. Peneliti menggunakan teknik analisa PIECES karena teknik ini merupakan teknik analisa sistem yang biasa dipergunakan untuk mengidentifikasi kelemahan sistem yang menjadi rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan yang harus dibuat pada sistem yang akan dikembangkan.

Metode Perancangan Sistem

Pada rancangan sistem ini, peneliti menggunakan metode Simple Additive Weighting. Metode Simple Additive Weighting adalah metode penjumlahan terbobot dari rating di setiap alternatif pada setiap atribut / kriteria. Di sini peneliti juga menggunakan beberapa alat bantu untuk merancang sistem, diantaranya Sublime sebagai text editor, Dreamweaver sebagai penyunting halaman web, PHP sebagai bahasa pemrograman dengan MySQL sebagai database, PHP Native sebagai kerangka, dan UML yang digunakan untuk merancang sistem sesuai kebutuhan stakeholder.

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan laporan.


BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan definisi tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa dan perancangan serta permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, konsep dasar elisitasi , dan literature review.


BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat STIKes Yatsi Tangerang, struktur organisasi, tugas dan wewenang, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, serta elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sebelum adanya sistem yang diusulkan.


BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, implementasi metode Simple Additive Weighting, diagram rancangan sistem, UML sistem yang diusulkan, rancangan prototype, testing (dengan menggunakan Blackbox).


BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil dari laporan Skripsi dan juga saran-saran sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN-LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Berikut ini beberapa definisi sistem menurut para ahli :

  1. Mulyadi (2016:2)[1], Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Beliau juga menambahkan bahwa “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
  2. Romney dan Steinbart (2015:3)[2], Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar".
  3. Dini Hamidini Maniah (2017:1)[3], Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama".
  4. Muhamad Muslihudin dan Oktafianto (2016:2-3)[4], Sistem adalah sekumpulan komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu".


Klasifikasi Sistem

Menurut Andri Kristanto (2018:5)[5], sistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu :

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    Sistem abstrak merupakan sistem yang tidak bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sistem ini berupa pemikiran atau ide-ide. Contoh dari sistem abstrak ini adalah filsafat. Sisem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sering digunakan oleh manusia. Contoh dari sistem fisik ini adalah sistem akuntansi, sistem komputer dan sebagainya.

  2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan

    Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi karena pengaruh alam. Misalnya sistem rotasi bumi, sistem gravitasi dan sebagainya. Sistem buatan merupakan sistem yang dirancang dan dibuat oleh manusia, misalnya sistem pengolahan gaji.

  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan bagian luar sistem dan biasanya tidak terpengaruh oleh kondisi luar sistem. Sedangkan sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dengan bagian luar sistem.


Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:3-5)[6], Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu:

  1. Komponen (component)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen-komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

  2. Batasan Sistem (Boundary)

    Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  3. Lingkungan Luar Sistem (environment)

    Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

  4. Penghubung Sistem (interface)

    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

  5. Masukan Sistem (input)

    Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenace input), dan masukkan sinyal (signal input). Maintenace Input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal Input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

  6. Keluaran Sistem (output)

    Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan dikasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

  7. Pengolah Sistem (system processor)

    Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.

  8. Sasaran Sistem (system target)

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.


Tujuan Sistem

Tujuan sistem merupakan tujuan dari sistem tersebut dibuat. Tujuan sistem[7] dapat berupa organisasi, kebutuhan organisasi, permasalahan yang ada dalam suatu organisasi maupun urutan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi.

Tujuan sistem yaitu[8], target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh sistem. Supaya target tersebut dapat tercapai, maka target atau sasaran tersebut harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah tercapai. Ciri-ciri atau kriteria dapat juga digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem dan menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian[9].


Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Berikut ini adalah beberapa definisi informasi menurut para ahli:

  1. H.A Rusdiana dan Moch Irfan dalam Triani Amrih Lestari dan Siti Mariah (2018:16)[10], "Informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya, yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu tersebut, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan secara tepat".
  2. Maimunah (2017)[11], "Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat".
  3. Andri Kristanto (2018:1)[5], "Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima".
  4. Triani Amrih Lestari (2018:15)[10], "Informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya, yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima suatu hal tertentu tersebut, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan secara tepat".

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.



Definisi Data

Berikut ini merupakan dua definisi data menurut para ahli, yaitu:

  1. Al-Bahra bin Ladjamudin dalam Alciano G. Gani (2018:5)[12], data dapat didefinisikan sebagai “Deskripsi dari suatu dan kejadian yang dihadapi. Data dapat berupa catatan-catatan dalam kertas, dokumen, buku, kondisi, situasi, ide, objek, dsb. Data akan menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data, yang kemudian akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih mempunyai arti dan memiliki manfaat".
  2. Gordon B. Davis dalam buku karya Hutahaean (2015:8)[6], “Data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.

Berdasarkan dua definisi diatas, dapat dikatakan bahwa sumber informasi adalah data. Data menggambarkan suatu kejadian yang sedang terjadi, dimana data tersebut akan diolah dan diterapkan dalam sistem menjadi input yang berguna dalam suatu sistem.



Teori Khusus

Konsep Dasar Pengambilan Keputusan

Definisi Pengambilan Keputusan

Menurut Rizal dalam (Yoga Handoko Agustin dan Hendra Kurniawan, 2015)[13],keputusan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan. Karena berhubungan dengan masalah dan solusi. Definisi dari keputusan pada umumnya adalah pilihan (choice). yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Jika berhubungan dengan proses, maka keputusan adalah keadaan akhir dari suatu pross yang lebih dinamis yang diberi label pengambilan keputusan. Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri dari suatu seri aktifitas yang berhungan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan yang bijaksana.

Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan -kemungkinan dari alternatif tersebut bersama akibat yang akan didapatkan. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau tidak dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. Keputusan adalah suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya.

Pengambilan keputusan, menurut Morgan dan Cerullo (dalam Salusu, 2015)[14],adalah proses untuk mencapai satu kesimpulan yang didahului oleh serangkaian pertimbangan yang menghasilkan dipilihnya satu kemungkinan serta dikesampingkannya kemungkinan-kemungkinan lain. Salah satu contoh pengambilan keputusan adalah ketika mahasiswa memilih universitas dan program studi. Hal ini terjadi manakala individu, lazimnya saat menginjak usia remaja akhir, telah menyelesaikan pendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA). Dengan adanya SPK dapat memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan decission maker melakukan berbagai analisis dari model yang tersedia.

Keputusan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan. Karena berhubungan dengan masalah dan solusi. Definisi dari keputusan pada umumnya adalah pilihan (choice). yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Jika berhubungan dengan proses, maka keputusan adalah keadaan akhir dari suatu pross yang lebih dinamis yang diberi label pengambilan keputusan. Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri dari suatu seri aktifitas yang berhungan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan yang bijaksana.


Definisi Sistem Penunjang Keputusan

Konsep Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) dikenalkan pertama kali tahun 1970-an oleh Little. Menurut Little (1970), Decision Support System adalah kumpulan prosedur-prosedur berbasiskan model yang digunakan sebagai data dan pertimbangan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan.

Suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) didefinisilan sebagai suatu sistem inforamsi untuk membantu manajer level menengah untuk proses pengambilan keputusan setengah tersruktur (semi structured) supaya lebih efektif dengan menggunakan model-model analitis dan data yang tersedia Karakteristik umum dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK)[15] yaitu :

  1. SPK adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka antara mesin atau komputer dan pengguna.
  2. SPK mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi atau tidak terstruktur dalam berbagai macam proses dan gaya pengambilan keputusan.
  3. SPK menggunakan data, basis data dan analisa model-model keputusan.
  4. Menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe sumber data.


Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan

Karakteristik dan kapabilitas kunci dari DSS[16] antara lain sebagai berikut :

  1. DSS mendukung permasalahn semi-terstruktur (permasalahan yang rutin berulang, tetapi masih membutuhkan human judgement dalam penerapan solusinya) atau tidak terstruktur (permasalahan yang belum jelas dan kompleks sehingga tidak ada solusi yang langsung dapat digunakan).
  2. DSS mendukung keputusan bagi berbagai lapisan manajer.
  3. DSS mendukung keputusan bagi kelompok maupun individu.
  4. DSS mendukung keputusan yang bersifat interdependen dan/atau runtun.
  5. DSS bersifat fleksibel (pengguna dapat menambahkan, menghapus, dan mengubah elemen dasar yang dikelola DSS) dan dapat diadaptasikan (pengguna mengadaptasikan sistem agar dapat menghadapi kondisi yang cepat berubah).
  6. DSS bersifat user friendly sehingga dapat mudah diadaptasi oleh pengguna yang belum berpengalaman dengan pemanfaatan komputer.
  7. Tujuan pemanfaatan DSS adalah meningkatkan efektivitas pembuatan keputusan (waktu dan kualitas), bukan pada efisiensi (meminimalisasi biaya).
  8. DSS dimanfaatkan untuk mendukung pembuatan keputusan, bukan menggantikannya.
  9. DSS harus mudah dikonfigurasi, fleksibel dalam penggunaannya, dan mudah dimodifikasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan setiap pembuat keputusan.
  10. DSS dapat menggunakan pemodelan untuk analisis situasi dan permasalahan yang membutuhkan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan pengguna mencoba berbagai strategi aksi pada konfigurasi yang berbeda.
  11. Akses disediakan untuk berbagai bentuk sumber data, format, dan tipe.
  12. DSS dapat dikembangkan sebagai alat standalone yang dapat digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi dan diintegrasikan dengan aplikasi lain, dan didistribusikan melalui jaringan atau teknologi internet.


Tujuan Sistem Penunjang Keputusan

Tujuan dari sistem pendukung keputusan[17] adalah: membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi-terstrukur, memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer, peningkatan produktivitas, berdaya saing (Saefudin & Wahyuningsih ; 2015). Hal ini juga dinyatakan oleh Zulita (2015) hanya saja ia menambahkan beberapa poin seperti : meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan efesiensinya, dan mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.


Manfaat Sistem Penunjang Keputusan

Tujuan dari sistem pendukung keputusan[17] adalah untuk meningkatkan kemampuan pengambil keputusan dengan memberikan alternatif keputusan yang lebih baik sehingga dapat membantu untuk menetapkan sebuah keputusan. Sistem pendukung keputusan ini dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendukung keputusan meningkatkan efesiensi dan efektivitas untuk pengambilan keputusan.


Devinisi Kinerja

Kinerja adalah ukuran mengenai apa yang dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan oleh karyawan.[18] Prestasi kerja berasal dari kata job performance atau actual performance yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja perseorangan dengan kinerja perusahaan. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa apabila kinerja dosen baik, maka kinerja perguruan tinggi juga akan menjadi baik.


Dosen

Definisi Dosen

Kata “dosen” berasal dari bahasa Belanda docent yang berarti meramu. Dosen dalam bahasa Inggris, lecturer yang berarti pembaca. Sedangkan berdasarkan Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) menyebutkan bahwa terdapat 370 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tercatat sebanyak 4.043 perguruan tinggi. Begitu pula dengan jumlah dosen. Menurut rekap nasional semester 2015/2016 genap oleh PDDIKTI disebutkan bahwa jumlah dosen perguruan tinggi negeri hanya sebanyak 90.742 dosen. Angka yang cukup kecil jika dibandingkan dengan dosen perguruan tinggi swasta yang berjumlah 160,159 (Hidayati, 2016)[19].

Dosen adalah orang yang memegang peran penting dalam merancang strategi perkuliahan yang akan dilakukan. Keberhasilan proses perkuliahan sangat tergantung pada penampilan dosen dalam mengajar dan kegiatan mengajar dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seorang yang telah melewati pendidikan tertentu yang memang dirancang untuk mempersiapkan sebagai seorang dosen. Pernyataan tersebut membawa kita kepada pengertian bahwa mengajar adalah suatu profesi, dan pekerjaan dosen adalah pekerjaan professional.[20].

Dosen merupakan komponen yang penting dalam menuju perguruan tinggi yang berkualitas. Sebagaimana pendapat Ramli & Jalinus (2015, p. 72) yang menyatakan bahwa keberadaan pendidik yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Hal ini selaras dengan tujuan utama perguruan tinggi adalah mencetak sumber daya manusia yang berkualitas di jenjang pendidikan tinggi. Aktivitas utama lembaga ini dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik melalui proses pembelajaran. [21].

Apabila dikaitkan dengan tugas utamanya sebagai penyelenggara pembelajaran, ada hubungan antara kinerja dosen dengan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sharko, Demi, & Baholli (2015, p. 93) yang menemukan bahwa pengetahuan pendidik, keterbaruan bahan ajar, dan pengelolaan kelas berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Long, Ibrahim dan Kowang (2015, p. 37) menyatakan bahwa pengetahuan tentang mata kuliah, kejelasan presentasi, interaksi dengan siswa, kreativitas mengajar, mengklarifikasi hasil belajar, dan aktivitas kelas secara signifikan berhubungan dengan kepuasan mahasiswa.[22].

Selanjutnya Muzenda (2015, p. 6) juga menyatakan bahwa pengetahuan tentang mata kuliah yang diampu, keterampilan mengajar, kehadiran dosen, dan sikap dosen berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. Selain itu, Kamsinah (2015, p. 102) menyatakan bahwa pendidik merupakan salah satu faktor penting untuk mengarahkan peserta didik agar lebih memahami materi dengan berbagai cara yang telah diputuskan dalam situasi dan kondisi tertentu secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran.[21].


Kinerja dan Kompetensi Dosen

Dalam undang-undang RI nomor 14 tahun 2005, yang dimaksud kinerja dosen adalah merupakan beban kerja dosen yang mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Tugas utama dosen adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya.[19].

Kinerja dosen menjadi perhatian yang menarik hal ini disebabkan merupakan salah satu komponen esensial dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas dan tanggung jawab dosen sangat bermakna untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Kinerja yang baik harus didukung oleh kompetensi dan juga profesionalisme (Setyaningrum, 2015). Dalam proses perkuliahan yang dilakukan dosen, baik yang menyangkut tentang kompetensi profesional, dan kinerja dosen merupakan faktor penentu bagi kelancaran proses dan indeks prestasi yang dicapai mahasiswa.[19].

Dengan kompetensi profesional yang dimiliki oleh dosen dengan didukung kinerjanya, diharapkan mampu melaksanakannya tugasnya dengan baik, sehingga menghasilkan indeks prestasi kumulatif yang baik pula. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dan kontribusi yang signifikan antara kompetensi profesional dan kinerja dosen baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersamasama terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa (Sundara, 2015). Secara simultan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial berpengaruh terhadap penilaian kinerja dosen (Yahya, 2015).[19]

Kompetensi memberikan kontribusi terhadap profesionalisme. Profesionalisme memberikan kontribusi terhadap kinerja dosen. Kompetensi memberikan kontribusi terhadap kinerja dosen (Mukti, 2016). Terdapat hubungan yang sangat kuat antara kompetensi, motivasi dan kesempatan karir terhadap kinerja dosen (Sundara, 2015). Terdapat determinasi kompetensi, komitmen dosen dan terhadap pengembangan profesi dosen di lingkungan dukungan organisasi terhadap pengembangan profesi dosen (Yuliantini, 2016). Bertambahnya tingkat pendidikan menyebabkan kompesasi meningkat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memberikan kontribusi pada tingkat kompetensi dosen. Pengalaman seorang dosen akan meningkatkan kompensasinya. Pengalaman dosen profesional akan meningkatkan kinerjanya. Kompensasi dosen yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi. Kinerja dosen profesional memberikan kontribusi secara signifikan terhadap strategi organisasi (Tiyanto, 2016).[19]


Penilaian Kinerja Dosen

Undang-Undang tentang guru dan dosen tersebut juga menjelaskan bahwa dosen memiliki kewajiban untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tidak hanya melaksanakan tri dharma perguruan tinggi saja, namun dosen dituntut untuk meningkatkan kapasitasnya dalam kualifikasi akademik dan kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya.[21].

Beberapa hasil penelitian dan peraturan perundang-undangan yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa kinerja dosen merupakan faktor utama dalam menjaga kualitas pendidikan. Bila kinerja dosen dapat terjaga dengan baik maka hasil proses pendidikan yang diperoleh tetap berkualitas dengan baik. Dalam rangka mewujudkan kondisi ini diperlukan suatu penilaian yang kontinu terhadap kinerja dosen agar diperoleh informasi yang terkini mengenai kondisi kinerja dosen. Dengan harapan apabila terjadi penurunan kinerja dosen akan segera diketahui dan dapat diberikan tindakan yang tepat.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Peleyeju & Ojebiyi (2017) yang merekomendasikan bahwa pengelola perguruan tinggi harus menjamin penilaian kinerja dosen secara menyeluruh dan terus menerus dalam rangka meningkatkan kualitas dosen dan kualitas manajemen secara keseluruhan di perguruan tinggi. Evaluasi kinerja dosen merupakan tantangan serius bagi pengelola perguruan tinggi. Evaluasi kinerja dosen juga bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang praktik evaluasi sehingga pengelola pendidikan tinggi dapat memastikan bahwa proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Penilaian kinerja adalah proses mengumpulkan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan tentang individu. Ada lima aspek utama yang tersirat dan tersurat pada definisi tersebut, yaitu proses, pengumpulan data, pengamatan sistematik, integrasi data, dan keputusan individu. Semua tes pada dasarnya adalah untuk mengukur kinerja dalam suatu segi. Penilaian kinerja biasanya digunakan terhadap suatu tugas yang membutuhkan respons nonverbal, misal tes praktek untuk mengajar, melukis, menyanyi, dan lain sebagainya. Tes kinerja mengacu pada suatu standar yang ingin dicapai atau yang ditetapkan sebagai batas minimum yang harus bisa dilakukan peserta tes, sehingga standar yang ingin dicapai harus ditetapkan lebih dahulu.

Pada penilaian kinerja, seseorang dapat disuruh untuk melakukan respon ganda terhadap suatu pertanyaan sesuai dengan suatu ketetapan tertentu. Respon ganda ini merupakan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kinerja seseorang dalam bidang tertentu. Oleh karena itu pada penilaian kinerja, dimensi yang diukur tidak hanya satu dimensi. Penilaian kinerja dosen erat kaitannya dengan pemberian reward and punishment, namun memang tidak mudah dalam pelak- sanakannya. Tidak mudah mengintegrasikan antara penilaian kinerja dosen dengan reward and punishment system. Selanjutnya Dengan demikian perlu adanya sistem penilaian kinerja dosen yang komprehensif.


Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

Definisi UML

  1. Menurut Sukamto dan Shalahuddin dalam Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Penelitian (2016:66), “Pada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, munculah sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai aspek dalam sistem.[23]
  2. Menurut Fergus (2016:506), “A UML is a standard modeling language to model the real world in the field of software engineering. A UML diagram is partial graphical view of a model of a system under design, implementation, or already in existance. UML diagram is made up of graphical elements, UML nodes connected with edges (flows) that represent elements system model. The UML of the system might also contain other documentation such as use cases written as texts”.
  3. Menurut Adi Nugroho dalam Maimunah, dkk (2017: 4.5-1), “UML (Unified Modeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”[11].

Dapat disimpulkan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak dengan menggunakan diagram dan teks pendukung.


Jenis-Jenis UML (Unified Modeling Language)

  1. Use Case Diagram

    Menurut Aini, Qurotul, dkk, (2018:50), “Use Case Diagram menggambarkan sebuah proses mengenai siapa yang menggunakan sistem dan apa saja yang bisa dilakukan oleh user dalam sistem tersebut. Use case diagram hanya menggambarkan alur proses secara singkat dan tidak detail antara use case, actor dan sistem.[24]

  2. Activity Diagram

    Menurut Afriyonza, dkk (2015:199), “Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, alur kerja atau aktivitas, dan skenario dalam sebuah proses”.

  3. Sequence Diagram

    Menurut Sukamto, dkk (2016:F-37), “Sequence diagram merupakan ilustrasi bagaimana nantinya jalannya sistem dalam memberikan respon dari perintah user”.[23]

  4. Class Diagram

    Menurut Maimunah, dkk (2016:29)[25], “Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class Diagram menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut”.


Konsep Dasar Black Box Testing

  1. Menurut Tamara Annisa (2018:107)[26], Black Box Testing dapat disebut juga behavioral testing focus pada kebutuhan fungsionalitas perangkat lunak. Teknik ini memungkinkan kita untuk memperoleh kondisi masukan yang akan secara penuh menjalankan semua kebutuhan fungsionalitas untuk program. Black box testing bukanlah alternatif dari teknik white box, melainkan sebagai pelengkap yang memungkinkan untuk jenis error yang berbeda daripada metode white box.
  2. Menurut Euis, dkk, dalam Jurnal SENSI (2016:177)[27], black box testing adalah metodologi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian black box berusaha menemukan fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.


Konsep Dasar Metode Simple Additive Weigting (SAW)

Metode (SAW) Simple Additive Weighting sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternative dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternative yang ada.


Langkah penyelesaian Simple Additive Weighting (SAW)[4]:

  1. Menetukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.
  2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
  3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keutungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
  4. Hasil akhir diperoleh dari hasil perangkingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.


Adapun langkah lain penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

  1. Menentukan alternatif Ai.
  2. Menentukan kriteria Cj yang akan menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan.
  3. Menentukan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
  4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) pada setiap kriteria.
  5. Membuat matrix keputusan X.
  6. Melakukan normalisasi matrix keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (Rij) dari alternatif Ai pada kriteria Cj. Dengan rumus : Nilai rating setiap alternatif pada setiap kriteria dibagi nilai maximum dari kriteria tersebut.
  7. Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi (Rij) membentuk matrix ternormalisasi (R).
  8. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan hasil perkalian elemen baris matrix ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian dengan elemen kolom matrix (W).


Literature Review

Literature review atau studi pustaka termasuk kedalam metode penelitian yang akan dilakukan. Literature review merupakan suatu tindakan untuk mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama di bidang ini. Berikut ini literature review dari penelitian – penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Yoga Handolo Agustin dan Hendra Kurniawan (2017)[13] yang berjudul : “SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE WIGHTED PRODUCT (STUDI KASUS : STMIK PONTIANAK)” memiliki kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode weighted product (WP) dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan penilaian kinerja dosen pada perguruan tinggi. Menggunakan metode ini dalam proses penilaian kinerja dosen lebih efisien sehingga ketua jurusan lebih cepat mendapatkan informasi tentang kinerja dosen. Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan yang memiliki database, maka data dosen atau nilai dari penilaian kinerja dosen dapat disimpan dalam database sehinggak ketika terjadi kesalahan dalam penginputan data dosen dan nilai penilaian, maka data yang terjadi kesalahan tersebut dapat diperbaiki tanpa harus menginput ulang data dosen dan nilai penilaian kinerja dosen.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Teuku Mufizar (2016)[16] dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI STMIK TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)” memiliki kesimpulan bahwa sistem pendukung keputusan (SPK) pemilihan dosen berprestasi di STMIK Tasikmalaya dengan menggunakan metode SAW telah berhasil dibangun untuk menghasilkan keputusan berupa daftar perangkingan dosen berprestasi. Sistem pendukung keputusan ini dibangun dengan melakukan penambahan kriteria-kriteria sehingga mampu mengurangi tingkat subjektifitas, dan berdampak pada hasil pemilihan terhadap dosen diberikan menjadi lebih akurat dan tepat.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Awalludin Hidayat, Hindayati Mustafidah dan Aman Suyadi (2015)[15] dengan judul “PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO” memiliki kesimpulan bahwa dengan menggunakan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja dosen menggunakan metode Simple Additive Weighting dapat membantu dalam penilaian yang dilakukan lembaga penjamin mutu guna memberikan penilaian kepada dosen sesuai pada indikator, formula dan model peneltian yang berlaku.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Muslihudin, Febri Triananingsih, Kasmi, dan Leni Anggraei (2017)[28] yang berjudul “PEMBUATAN MODEL PENILAIAN INDEKS KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING” memiliki kesimpulan bahwa sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy Simple Additive Weighting dalam pembuatan model penilaian indeks kinerja dosen, dapat membantu dan mempermudah dalam menilai kinerja dosen perguruan tinggi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan yaitu Pembelajaran Dikelas, Ketetapan GBPP dan SAP, Kesesuain Waktu, Ketetapan Penyerapan Materi, Media Pembelajaran, Arsip Uas, Penelitian, Penjabaran, Kegiatan Dosen. Dari lima Alternatif yang di uji coba maka terdapat hasil sebagai berikut Dosen 1 memiliki nilai bobot 3.22, Dosen 2 dengan nilai 3.02, Dosen 3 dengan nilai 3.80, Dosen 4 memiliki nilai 3.56 dan Dosen 5 memiliki nilai 2.80. dengan demikian nilai terbesar dari lima Alternative adalah Dosen 3 dengan Bobot Nilai 3.80.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Moch.Ali Ramdhani dan Chandra Afriansyah (2018)[29] yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE SAW PADA STMIK-IM BANDUNG” memiliki kesimpulan :
    • Sistem penilaian kinerja dosen pada STMIK-IM Bandung masih menggunakan cara konvensional atau belum adanya suatu sistem aplikasi dengan database khusus, sehingga memungkinkan proses yang cukup lambat dalam hal melakukan penilaian maupun pembuatan laporan.
    • Sistem ini dibuat menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) sebagai metode pengambilan keputusan, dan sistem ini telah terkomputerisasi dan berbasis web serta dapat dijadikan solusi alternative untuk membantu dalam proses penilaian kinerja dosen. Dengan dibuatnya sistem ini, dapat memudahkan STMIK-IM Bandung khususnya pada ketua LPMI dalam pengambilan sebuah keputusan terhadap dosen terkait dengan hasil yang didapat oleh dosen yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Riad Sahara, Yuwan Jumaryadi, dan Adytta Kartika (2018 :5)[30] yang berjudul “DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE BEST TEACHER ELECTION WITH SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD BASED ON WEB (CASE STUDY ON AL-IJTIHAT VOCATIONAL SCHOOL)” memiliki kesimpulan Decision Support System The Best Teacher Selection can assist the academic part in managing teacher data to get the best teacher selection results every school year. With the decision support system the best teacher selection can be reducing miscalculation of valuation and can help academic part accelerate decision making about the best teacher election at SMK Al-Ijtihad.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Hamzah Denny Subagyo, dkk (2017:8)[31] yang berjudul “DECISION SUPPORTING SYSTEM EMPLOYEE PERFORMANCE APPRAISAL NAROTAMA UNIVERSITY WITH SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD (SAW)” memiliki kesimpulan, the decision support system of employee performance appraisal can be done by using SAW algorithm as a method to optimize the best employee determination. The result of the calculation recommend three classification of placement points that are differentiated by the value of Vi. To further optimize the result of this study will continued research using SAW method.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Lisnawita, dkk (2018)[32] yang berjudul “DEVELOPING DECISION SUPPORT SYSTEM : ASSESSING THE LECTURERS’ PERFORMANCE WITH ADDITIVE WEIGHTING METHOD” memiliki kesimpulan bahwa the application of decision support system the assessment of lecturers performance can be used as depository and management of lecturers data as Computer Science Faculty Lancang Kuning University, Benefical for assessment staff of lecturers performance in making report of monitoring lecturers performance and needed to find out lecturers that have wether or not well performance. The exist application can be developed with further discussion like decision support system in choosing well-performed lecturers.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Robbi Rahim (2017)[33] dengan judul “STUDY APPROACH OF SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING FOR DECISION SUPPORT SYSTEM” memiliki kesimpulan yaitu a decision support system using Simple Additive Weighting capable of displaying results of the weighting and calculation based on the criteria in an easy and straightforward, and for testing with different cases can be done quickly and easily due to the simple calculation.
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Azizah Munawaroh, dkk (2017)[34] dengan judul “APPLICATION SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD ON DESIGN OF DECISION SUPPORT SYSTEM FOR TEACHER PERFORMANCE ASSESSMENT” memiliki kesimpulan yaitu the judgment decision support system teacher performance is built using R & D and development research methods SDLC software. Support system teacher performance assessment decisions that are built can be used to help the PKG team in processing the results of PKG values with more effective and efficient proven based testing carried out on the system. Application of Simple additive methods Weighting is done by adding calculation algorithm that is setting criteria and alternative assessment, turning data into decision matrix, normalization matrix decision, determination of preference value with sum the results of weighted values, as well as ranking based on preference values. Calculation of the SAW method produces priority for determining the best teacher based on performance value. The SAW method can be applied on an assessment decision support system teacher performance, but application the algorithm is not optimal because it doesn't exist differences in weights on the assessment criteria.





BAB III

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN


Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat STIKes Yatsi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yatsi dan memulai program pendidikan pada tahun 2006 / 2007. Pembukaan program studi ini didasarkan atas analisis kebutuhan tenaga bidan profesional di Provinsi Banten yang mengacu juga pada pola pembangunan Kota Tangerang. Otonomi Derah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 serta peraturan-peraturan pelaksanaannya telah mendorong Pemerintah Daerah baik pada tingkat propinsi maupun daerah tingkat II untuk lebih mencermati kondisi daerah masing-masing.

Program pendidikan kesehatan dikembangkan berdasarkan falsafah dan kerangka konsep Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan bidang kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan berorientasi pada kebutuhan masyarakat, sebagai pasar kerja. Tenaga ahli kesehatan pada waktu yang akan datang tidak hanya dibutuhkan oleh Kementerian Kesehatan, tetapi juga pada institusi pelayanan kesehatan lain, swasta, industri-industri serta luar negeri. Oleh karena itu pendidikan kesehatan harus mampu menghasilkan lulusan yang bermutu, cakap, terampil serta profesional dalam melaksanakan pelayanan / asuhan kesehatan sesuai tuntunan masyarakat dan tuntunan profesi kesehatan.


Visi dan Misi STIKes Yatsi

  1. Visi STIKes Yatsi

    Menjadi perguruan tinggi pusat pendidikan kesehatan sehingga tercipta lulusan yang unggul di bidang kesehatan, berjiwa entrepreneurship serta dapat bersaing di kancah nasional melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat tahun 2040.

  2. Misi STIKes Yatsi

    a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi lulusan yang berintelektual tinggi, berbudi pekerti luhur serta berjiwa entrepreneurship.

    b. Melaksanakan karya ilmiah di bidang kesehatan dan terlibat aktif dalam penelitian ilmiah yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan.

    c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan terbaik sebagai bentuk pengabdian masyarakat dalam membangun bangsa dan sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK sebagai bentuk kepedulian institusi.

    d. Meningkatkan jejaring nasional dan global dengan melakukan kerjasama dengan institusi terkait dalam maupun luar negeri.

    e. Menciptakan iklim akademik yang mampu mendukung perwujudan visi STIKes Yatsi.


Struktur Organisasi STIKes Yatsi

Sruktur organisasi STIKes YATSI di jelaskan melalui Keputusan Ketua STIKes YATSI yang disetujui oleh Ketua Pengurus Yayasan Afiyat. Ketua STIKes bertanggung jawab secara akademik kepada DIKTI, secara administratif bertanggung jawab kepada ketua pengurus Yayasan Afiyat. Dalam menjalankan tugasnya ketua STIKes dibantu oleh tiga orang Pembantu ketua yaitu Pembantu ketua I bidang akademik, Pembantu ketua II bidang administrasi dan kepegawaian, Pembantu ketua III bidang kemahasiswaan. Masing-masing Pembantu ketua bertanggung jawab kepada ketua STIKes. Hirarki kebawah adalah kepala program studi yang dibantu oleh sekretaris program studi. Kepala program studi bertanggung jawab kepada ketua STIKes melalui Pembantu ketua STIKes. Adapun unsur penjaminan mutu bertanggung jawab langsung kepada ketua STIKes, berkoordinasi dengan unsur Pembantu ketua dan kepala program studi, unit penunjang yang terdiri dari, laboratorium, perpustakaan, BAU, BAAK, LPPM, kemahasiswaan dan alumni, marketing serta pengembangan bisnis dan kerjasama pihak ketiga bertanggung jawab kepada ketua STIKes melalui Pembantu ketua.


Gambar 3.1 Struktur Organisasi STIKes Yatsi Tangerang



Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun uraian tugas dari masing-masing jabatan pada struktur organisasi STIKes YATSI sebagai berikut:

  1. Ketua STIKes YATSI

    Bertanggung jawab langsung kepada Pengurus Yayasan, memimpin proses penyelenggaraan pendidikan STIKes Yatsi.

  2. Pembantu Ketua I

    Bertanggung jawab langsung kepada Ketua, Melakukan pengarahan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan akademik secara kesuluruhan.

  3. Pembantu Ketua II

    Bertanggung jawab langsung kepada Ketua, Menyusun anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan dan pendapatan yang mampu dicapai STIKes.

  4. Pembantu Ketua III

    Bertanggung jawab langsung kepada Ketua, Menyusun buku panduan untuk seleksi mahasiswa baru pada setiap tahun ajaran baru, buku tata tertib, kerjasama dengan rumah sakit, anggaran promosi.

  5. Ketua Program Studi

    Bertanggung jawab langsung kepada Ketua melalui Pembantu Ketua I, Menyusun dan melakukan koordinasi kurikulum program studi sesuai kebutuhan stakeholder berkoordinasi dengan Pembantu Ketua I dan program studi lainnya.

  6. Sekretaris Program Studi

    Bertanggung jawab kepada Pembantu ketua I melalui ketua program studi, Membantu Ketua Program studi dan bersama dewan dosen menyusun dan melaksanakan strategi pengelolaan / pengembangan Program Studi, baik jangka pendek, menengah dan panjang, dengan prinsip efesiensi, akuntabilitas, dan transparan.

  7. Penanggungjawab Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

    Bertugas membantu Ketua dan khususnya pada bidang penelitian dan pengabdian masyarat untuk menyusun rencana anggaran penelitian dan pengabdian masyarakat.

  8. Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI)

    SPMI merupakan organ yang dibentuk untuk melaksanakan pengembangan standar mutu dan udit dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Struktur organisasi yang dijadikan dalam rangka melaksanakan mekanisme organisasi melekat, tugas tanggung jawab dan kewenangan masing-masing pemangku jabatan, namun dalam operasionalnya lebih mengedepankan kerja tim yang bersifat kolegial. Pengabilan keputusan dalam menentukan kebijakan, pemecahan masalah didasarkan pada kesepakatan bersama dan transparan. Proses pelaksanaan dalam pengeloaan program studi dimulai dari penerimaan mahasiswa, peaksanaan proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, sampai kelulusan dan semua jenis surat yang melekat sebagai persyaratan dalam pengelolaan pendidikan diatur dalam standar operasional pelaksanaan (SOP) yang telah ditentukan STIKes Yatsi.



Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

  1. Menyusun kompetensi penilaian

    SPMI melakukan penyusunan kompetensi penilaian yaitu kuisioner kepada mahasiswa sebagai sarana untuk memperoleh data penilaian kinerja dosen.

  2. Kuisioner kepada mahasiswa

    Kuisioner dibagikan kepada mahasiswa untuk diisi dengan objektif sesuai kriteria dosen yang mengajar.

  3. Membuat laporan kinerja dosen

    Setelah memperoleh data kuisioner, SPMI melakukan rekapitulasi data, lalu menginputnya ke dalam aplikasi pengolah angka. Proses perhitungan yang sedemikian rupa menghasilkan output berupa skor penilaian kinerja dosen.

  4. Evaluasi kinerja dosen

    Ketua STIKes Yatsi menerima laporan penilaian kinerja dosen, lalu melakukan evaluasi kinerja dosen berdasarkan skor yang diperoleh. Hasil evaluasi kemudian diberikan kepada dosen yang bersangkutan untuk melaksanakan hasil evaluasi sebagai langkah peningkatan mutu pendidikan.


Rancangan Prosedur Sistem yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, penulis menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Analisa pada Use Case Diagram Penilaian Kinerja Dosen

Gambar 3.2 Use Case Sistem yang Berjalan


1. 1 system yang mencakup seluruh kegiatan yang berjalan pada Penilaian Kinerja Dosen

2. 4 actor, yang melakukan kegiatan, yaitu : Mahasiswa, Ketua STIKes Yatsi, SPMI, dan Dosen

3. 7 use case, yang biasa dilakukan oleh actor.


Analisa Pada Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan kebiasaan kegiatan pada sistem yang berjalan saat ini, yaitu:

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang Berjalan


Berdasarkan gambar 3 diatas terdapat :

1. 1 Initial Node, dari awalan objek.

2. 7 Action State, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

3. 4 Vertical Swimlane yaitu SPMI, Mahasiswa, Ketua STIKes Yatsi, dan Dosen

4. 1 Final Node, yang merupakan akhir kegiatan.


Analisa Sistem Pada Sequence Diagram

Sequence Diagram urutan-urutan yang menggambarkan kebiasaan kegiatan pada system yanng berjalan saat ini, yaitu:

Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan


Berdasarkan gambar 4 sequence diagram diatas terdapat :

1. 4 actor yang melakukan kegiatan, yaitu SPMI, Mahasiswa, Ketua STIKes Yatsi, dan Dosen

2. 7 message yang merupakan urutan kegiatan evaluasi kinerja dosen yang berjalan


Analisa Sistem yang Berjalan

Metode Analisa PIECES

No Jenis Analisa Kelemahan Sistem Lama Sistem yang Diusulkan Hasil
1 Performance (Kinerja) Memerlukan banyak waktu serta tenaga dan lambatnya proses yang dilakukan. Dalam proses pengumpulan data hasil kuisioner, SPMI harus membuat soal kompetensi kuisioner, mencetaknya, menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa, lalu menghitung nilai yang didapat, baru diperoleh hasil laporannya. Dengan ini, membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih. Admin / SPMI cukup membuat kompetensi beserta soal kuisionernya melalui sistem yang ada. Mahasiswa cukup mengisi kuisioner di lab yang ditentukan, dan hasilpun dapat langsung dilihat. Kinerja sistem yang diusulkan lebih baik karena lebih hemat waktu.
2 Information (Informasi) Kecepatan penerimaan informasi oleh ketua tergantung cepat lambatnya proses penilaian kinerja oleh SPMI. Terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan laporan penilaian kinerja dosen. Melalui jaringan local yang ada, ketua dapat melihat hasil laporan penilaian kinerja dosen dengan cepat setelah kuisioner diisi. Ketua pun dapat menilai kinerja dosen melalui sistem yang ada. Dosen pun dapat melihat hasil penilaian kinerja dengan seksama. Sistem yang diusulkan tepat waktu dalam menghasilkan laporan penilaian kinerja, lebih akurat, dan relevan.
3 Economy (Ekonomi) Memerlukan kertas untuk mecetak soal kuisioner kompetensi yang akan diisi oleh mahasiswa, tinta print yang dibutuhkan lebih banyak, dan karena memakan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan laporan, lebih banyak pengeluaran terpakai untuk menggaji karyawan. Hanya memerlukan komputer lab untuk melaksanakan pengisian soal kuisioner penilaian kinerja dosen, sedikit tinta dan kertas untuk mencetak laporan saja dan pengeluaran terbesar hanya untuk biaya listrik. Dengan mempertimbangkan tenaga dan waktu yang dikeluarkan, sistem yang diusulkan lebih hemat.
4 Control (Pengendalian) Tingkat keamanan untuk hasil laporannya kurang karena laporan masih diketik secara manual dan disimpan dalam bentuk arsip. Tingkat keamanan sudah lebih terjamin dengan adanya password pada sistem dan database. Sistem yang diusulkan lebih aman dalam hal penyimpanan basis data dan arsip.
5 Eficiency (Efisiensi) Tenaga dan waktu lebih banyak dibutuhkan untuk proses penilaian kinerja dari awal hingga memperoleh laporan. Tidak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak untuk proses penilaian kinerja dosen hingga meemperoleh laporan. Sistem usulan lebih efisien karena mampu menghasilkan laporan dalam waktu yang lebih singkat.
6 Services (Pelayanan) Pelayanan dan pencarian data-data lama oleh SPMI pada pihak yang membutuhkan kurang cepat karena harus membuka arsip-arsip Pelayanan dan pencarian data dapat dilakukan dengan lebih cepat dengan sistem yang sudah terkomputerisasi. Sistem usulan memberikan pelayanan lebih cepat.

Tabel 3.1 Tabel Analisa PIECES


Analisis Masukan

Analisis masukan adalah analisis masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri yaitu berupa keluaran. Hasil kuisioner akan didapatkan setelah SPMI membuat kuisioner penilaian dan mahasiswa mengisi kuisioner tersebut sesuai instruksi SPMI.


  1. Proses

    a. Nama : Mengolah data hasil kuisioner.

    b. Masukan : Form kuisioner yang diisi mahasiswa.

    c. Keluaran : Laporan penilaian kinerja dosen.

    d. Media : Kertas

    e. Frekuensi : Tiap akhir semester

    f. Format : Format data masukan dapat dilihat pada lampiran.

    g. Keterangan : Berisi beberapa pertanyaan yang harus diisi oleh mahasiswa.


  2. Pengisian Kuisioner

    a. Nama Masukan : Pengisian lembar kuisioner

    b. Fungsi : Memperoleh data yang diperlukan untuk penilaian kinerja dosen.

    c. Sumber : Mahasiswa

    d. Media : Kertas

    e. Frekuensi : Tiap akhir semester

    f. Format : Format data masukan dapat dilihat pada lampiran.

    g. Keterangan : Berisi beberapa pertanyaan yang harus diisi oleh mahasiswa.


Analisis Proses

Analisis proses adalah analisis masalah yang dilakukan pada proses sebagai hasil umpan balik. Karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

  1. Pembuatan Kuisioner

    a. Nama : Mengolah data hasil kuisioner.

    b. Masukan : Form kuisioner yang diisi mahasiswa.

    c. Keluaran : Laporan penilaian kinerja dosen.

    d. Ringkasan Proses : Isian kuisioner diterima SPMI, kemudian dihitung menggunakan metode tertentu untuk mendapatkan hasil penilaian kinerja dosen.


Analisis Keluaran

  1. Keluaran

    a. Nama Keluaran : Hasil evaluasi kinerja dosen.

    b. Media : Kertas

    c. Rangkap : 2 (dua) lembar.

    d. Fungsi  : Menilai dan memperbaiki kinerja dosen.

    e. Frekuensi  : Tiap akhir semester.

    f. Format  : Format terdapat dilihat pada lampiran.


Konfigurasi Sistem yang Berjalan

Di dalam membuat analisa program untuk penulisan laporan KKP, penulis menggunakan komputer dengan konfigurasi minimal sebagai berikut :


Perangkat Keras (Hardware)

  1. Processor : Intel Core i3-370M Processor (3M Cache, 2.40 GHz)
  2. Monitor : 14.0 HD LED LCD
  3. Memory : 2 GB DDR3 Memory
  4. RAM : 2 GB
  5. Hardisk : 500 GB HDD
  6. Keyboard : Standard PS/2 Keyboard
  7. Printer : Inkjet


Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

  1. OS Windows 7 Home Basic 32 Bit
  2. Microsoft Office 2010 Professional
  3. Google Chrome


Hak Akses (Brainware)

  1. Petugas yang berwenang
  2. Pimpinan


Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

Dari hasil analisis, maka permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah sebagai berikut: Pelaksanaan evaluasi kinerja dosen yang berjalan di STIKes Yatsi Tangerang saat ini belum terkomputerisasi mulai dari pembuatan kuisioner penilaian, pengisian kuisioner, proses penghitungan nilai, sampai pada laporan hasil evaluasi kinerja dosen. Belum adanya sistem yang mampu menjadi pendukung keputusan untuk menilai kinerja dosen membuat instansi harus menghitungnya secara manual. Ketika ada perhitungan yang salah pada saat perhitungan manual, maka hasil penilaian kinerja dosen pun menjadi tidak akurat.

Kurangnya standar kompetensi untuk menilai kinerja dosen juga menjadi salah satu permasalahan yang ada. Kurang detailnya poin-poin membuat penilaian menjadi tidak terfokus, dan kurang paham tentang fokus bagian mana yang perlu dievaluasi dan diperbaiki. Dengan adanya standar kompetensi yang baik, kinerja dosen pun akan bisa ditingkatkan lebih baik lagi, dan dengan begitu mutu pendidikan tinggi akan lebih terjamin.

Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja dosen yang sedang berjalan pada STIKes Yatsi Tangerang masih belum efektif dan efisien.


Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan mengamati permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan, dengan penyusuanan dan perhitungan data secara manual serta pembuatan laporan yang kurang terfokus. Untuk mempermudah mahasiswa dalam mengisi kuisioner penilaian kinerja dosen, memudahkan ketua mengevaluasi kinerja dosen dan supaya dosen dapat melihat hasil kinerjanya maka penulis membuat alternative pemecahan masalah yaitu, membuat sebuah sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen menggunakan metode SAW yang lebih terkomputerisasi berbasis local web yang dapat diakses menggunakan komputer yang berada pada STIKes Yatsi Tangerang. Hal ini mempermudah lembaga pembuat kuisioner untuk menginput poin penilaian kinerja dosen dan menetapkan standar kompetensinya, memudahkan mahasiswa untuk melakukan pengisian kuisioner, memudahkan pimpinan untuk mengevaluasi kinerja dosen dan membantu dosen dalam membaca, menganalisa hasil evaluasi dan melaksanakannya selama periode tertentu. Hak akses yang diberikan pada sistem ini pun berbeda antara administrator, mahasiswa, pimpinan dan dosen sehingga adanya batasan hak akses yang membuat informasi lebih bisa terdistribusi dengan baik.



User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan melakukan observasi langsung dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan dan dari kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi. Berikut ini merupakan tabel data elisitasi tahap I:


Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk di eksekusi. Berikut dibawah ini merupakan tabel yang berisikan elisitasi tahap II yang telah diklasifikasikan berdasarkan metode MDI, yaitu:


Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II



Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) dikolom TOE harus dieliminasi.


Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III



===
Final Draft Elisitasi'
===

Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk di eksekusi. Berikut dibawah ini merupakan tabel yang berisikan elisitasi tahap II yang telah diklasifikasikan berdasarkan metode MDI, yaitu:


Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi




BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

  1. Mengelola data pengguna
  2. Admin mengelola data pengguna yaitu, dosen, mahasiswa dan user. User dalam hal ini adalah gabungan secara keseluruhan data dosen, mahasiswa dan ketua. Admin dapat menambahkan, mengubah, dan menghapus data.

  3. Memblokir user
  4. Jika dosen yang diblokir, maka dosen tersebut tidak akan dapat dinilai kinerjanya. Hal ini bertujuan supaya mahasiswa dan dosen tidak menilai kinerja dosen yang selain dosen yang sudah ditetapkan. Jika mahasiswa dan ketua yang diblokir, maka kedua aktor tersebut tidak dapat melakukan penilaian kinerja dosen supaya tidak ada tumpang tindih data.

  5. Menyusun kompetensi penilaian
  6. Kompetensi penilaian dimulai dari kriteria penilaian, kompetensi dan soal kompetensi sebagai kuisioner yang harus diisi oleh mahasiswa dan ketua.

  7. Pengisian kuisioner
  8. Pengisian kuisioner dilakukan oleh mahasiswa di lab komputer secara objektif sesuai dengan dosen yang mengajar. Pengisian kuisioner secara objektif juga dilakukan oleh ketua.

  9. Laporan penilaian kinerja dosen
  10. Hasil laporan penilaian kinerja dosen berupa skor dan grafik dapat dilihat oleh admin, ketua, dan dosen yang bersangkutan. Admin dan ketua dapat mencetak hasil penilaian kinerja dosen.

  11. Mengevaluasi kinerja dosen
  12. Dengan melihat skor dan grafik penilaian kinerja dosen, ketua dapat mengambil tindakan evaluasi kinerja dosen.


Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Use Case Diagram Admin

Gambar 4.1 Use Case Diagram Admin

Pada Gambar 4.1 use case diagram admin terdapat :

  1. 1 sistem yang menghimpun seluruh kegiatan dalam proses penilaian kinerja dosen pada STIKes Yatsi Tangerang yang dilakukan oleh admin.
  2. 17 use case yang dilakukan oleh admin.


Use Case Diagram Mahasiswa

Gambar 4.2 Use Case Diagram Mahasiswa

Pada Gambar 4.2 use case diagram mahasiswa terdapat :

  1. 1 sistem yang menghimpun seluruh kegiatan dalam proses penilaian kinerja dosen pada STIKes Yatsi Tangerang yang dilakukan oleh mahasiswa.
  2. 4 use case yang dilakukan oleh mahasiswa.


Use Case Diagram Dosen

Gambar 4.3 Use Case Diagram Dosen

Pada Gambar 4.3 use case diagram dosen terdapat :

  1. 1 sistem yang menghimpun seluruh kegiatan dalam proses penilaian kinerja dosen pada STIKes Yatsi Tangerang yang dilakukan oleh dosen.
  2. 5 use case yang dilakukan oleh dosen.


Use Case Diagram Ketua

Gambar 4.4 Use Case Diagram Ketua

Pada Gambar 4.4 use case diagram ketua terdapat :

  1. 1 sistem yang menghimpun seluruh kegiatan dalam proses penilaian kinerja dosen pada STIKes Yatsi Tangerang yang dilakukan oleh ketua.
  2. 10 use case yang dilakukan oleh ketua.


Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

Activity Diagram Admin

Gambar 4.5 Activity Diagram Admin

Pada Gambar 4.5 activity diagram admin terdapat :

  1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan admin.
  2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
  3. 1 Decision digunakan dalam mengambil tindakan atau keputusan pada kondisi tertentu.
  4. 16 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
  5. 4 fork node untuk membagi satu action menjadi dua atau lebih action.
  6. 1 join node untuk menggabungkan dua atau lebih action menjadi satu action.
  7. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.


Activity Diagram Mahasiswa

Gambar 4.6 Activity Diagram Mahasiswa

Pada Gambar 4.6 activity diagram mahasiswa terdapat :

  1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan mahasiswa.
  2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
  3. 1 Decision digunakan dalam mengambil tindakan atau keputusan pada kondisi tertentu.
  4. 5 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
  5. 1 fork node untuk membagi satu action menjadi dua atau lebih action.
  6. 1 join node untuk menggabungkan dua atau lebih action menjadi satu action.
  7. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.


Activity Diagram Dosen

Gambar 4.7 Activity Diagram Dosen

Pada Gambar 4.7 activity diagram dosen terdapat :

  1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan dosen.
  2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
  3. 1 Decision digunakan dalam mengambil tindakan atau keputusan pada kondisi tertentu.
  4. 5 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
  5. 1 fork node untuk membagi satu action menjadi dua atau lebih action.
  6. 1 join node untuk menggabungkan dua atau lebih action menjadi satu action.
  7. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.


Activity Diagram Ketua

Gambar 4.8 Activity Diagram Ketua

Pada Gambar 4.8 activity diagram ketua terdapat :

  1. 1 vertical swimlane yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan ketua.
  2. 1 initial node sebagai awal dalam melakukan kegiatan.
  3. 1 Decision digunakan dalam mengambil tindakan atau keputusan pada kondisi tertentu.
  4. 12 action dari sistem sebagai gambaran eksekusi pada suatu aksi.
  5. 2 fork node untuk membagi satu action menjadi dua atau lebih action.
  6. 1 join node untuk menggabungkan dua atau lebih action menjadi satu action.
  7. 1 activity final node sebagai akhiran untuk mengakhiri kegiatan.


Sequence Diagram yang Diusulkan

Sequence Diagram Login

Gambar 4.9 Sequence Diagram Login

Pada Gambar 4.9 sequence diagram login terdapat :

  1. 1 actor yang mewakili seluruh aktor dalam melakukan kegiatan login, actor tersebut terdiri dari admin, mahasiswa, dosen, dan ketua STIKes Yatsi Tangerang.
  2. 2 boundary lifeline, yaitu form login, dan halaman dashboard.
  3. 2 control lifeline, yaitu validasi dan logout.
  4. 1 entitiy lifeline, yaitu cek tabel user.
  5. 7 message yang menggambarkan aktifitas.


Sequence Diagram Admin

Gambar 4.10 Sequence Diagram Kelola Data Dosen

Pada Gambar 4.10 sequence diagram kelola data dosen terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 2 boundary lifeline, yaitu form menu data dosen, dan tambah/edit dosen.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 13 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.11 Sequence Diagram Blokir, Buka Blokir, dan Hapus Data Dosen

Pada Gambar 4.11 sequence diagram blokir, buka blokir, dan hapus data dosen terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 1 boundary lifeline, yaitu form menu data dosen.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 12 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.12 Sequence Diagram Kelola Data Mahasiswa

Pada Gambar 4.12 sequence diagram kelola data mahasiswa terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 2 boundary lifeline, yaitu form menu data mahasiswa, dan tambah/edit mahasiswa.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 13 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.13 Sequence Diagram Hapus Data Mahasiswa

Pada Gambar 4.13 sequence diagram hapus data mahasiswa terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 1 boundary lifeline, yaitu form menu data mahasiswa.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 6 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.14 Sequence Diagram Tambah dan Edit User

Pada Gambar 4.14 sequence diagram tambah dan edit user terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 2 boundary lifeline, yaitu menu data user, dan tambah/edit user.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 13 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.15 Sequence Diagram Blokir, Buka Blokir, dan Hapus User

Pada Gambar 4.15 sequence diagram blokir, buka blokir, dan hapus user terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 1 boundary lifeline, yaitu form menu data user.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 12 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.16 Sequence Diagram Kelola Kriteria Penilaian

Pada Gambar 4.16 sequence diagram kelola kriteria penilaian terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 2 boundary lifeline, yaitu form menu data kriteria, dan edit kriteria.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 8 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.17 Sequence Diagram Kelola Kompetensi dan Soal Kompetensi

Pada Gambar 4.17 sequence diagram kelola kompetensi dan soal kompetensi terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 4 boundary lifeline, yaitu form menu data kompetensi, tambah/edit kompetensi, form menu soal kompetensi, dan tambah/edit soal kompetensi.
  3. 1 control lifeline, yaitu validasi.
  4. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel dan simpan data.
  5. 19 message yang menggambarkan aktifitas.


Gambar 4.18 Sequence Diagram Cetak Laporan

Pada Gambar 4.18 sequence diagram cetak laporan terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu admin
  2. 4 boundary lifeline, yaitu form menu laporan data dosen, cetak data, form menu laporan data mahasiswa, dan form menu laporan penilaian.
  3. 1 entitiy lifeline, yaitu cek tabel.
  4. 15 message yang menggambarkan aktifitas.


Sequence Diagram Mahasiswa

Gambar 4.19 Sequence Diagram Penilaian Kinerja Dosen Oleh Mahasiswa

Pada Gambar 4.19 sequence diagram penilaian kinerja dosen oleh mahasiswa terdapat :

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu mahasiswa
  2. 3 boundary lifeline, yaitu form pilih dosen, form halaman kuisioner, dan dashboard.
  3. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel user dan simpan data.
  4. 7 message yang menggambarkan aktifitas.


Sequence Diagram Ketua

Gambar 4.20 Sequence Diagram Ketua

Pada Gambar 4.20 sequence diagram Ketua terdapat:

  1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu ketua
  2. 4 boundary lifeline, yaitu form pilih dosen, form halaman kuisioner, menu penilaian kinerja dosen, dan form laporan.
  3. 2 entitiy lifeline, yaitu cek tabel user dan simpan data.
  4. 11 message yang menggambarkan aktifitas.


Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.1 Tabel Perbedaan Prosedur yang Berjalan dan Sistem Usulan


Class Diagram Sistem Usulan

Gambar 4.21 Class Diagram Sistem Usulan


Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi data (record) yang disimpan, primary key, dan panjang record. Berikut ini adalah struktur spesifikasi basis data yang digunakan dalam Sistem Penunjang Keputusan Penilaian Kinerja Dosen pada STIKes Yatsi Tangerang.

  1. Nama file : Dosen

    Media : Harddisk

    Isi : nik + nama_dosen + pangkat + tgl_mulai_kerja + kelas + status + update_by + update_date

    Panjang record : 136

    Tabel 4.2 Tabel Dosen


  2. Nama file : Mahasiswa

    Media : Harddisk

    Isi : nim + nama_lengkap + kelas

    Panjang record : 70

    Tabel 4.3 Tabel Mahasiswa


  3. Nama file : User

    Media : Harddisk

    Isi : username + password + nama_lengkap + level + status + created_by + update_by + deleted_by + update_date

    Panjang record : 230

    Tabel 4.4 Tabel User


  4. Nama file : Kriteria

    Media : Harddisk

    Isi : idkriteria + kriteria + bobot + status + update_by + update_date

    Panjang record : 64

    Tabel 4.5 Tabel Kriteria


  5. Nama file : Kompetensi

    Media : Harddisk

    Isi : idkompetensi + idkriteria + kompetensi

    Panjang record : 206

    Tabel 4.6 Tabel Kompetensi


  6. Nama file : Soal Kompetensi

    Media : Harddisk

    Isi : idsoal + idkompetensi + soal + kategori

    Panjang record : 33

    Tabel 4.7 Tabel Soal Kompetensi


  7. Nama file : Penilaian

    Media : Harddisk

    Isi : idpenilaian + nik + nim + idkriteria + skor + periode

    Panjang record : 39

    Tabel 4.8 Tabel Penilaian


  8. Nama file : Penilaian Ketua

    Media : Harddisk

    Isi : idpenilaian + nik + nip_ketua + idkriteria + skor + periode

    Panjang record : 48

    Tabel 4.9 Tabel Penilaian Ketua


  9. Nama file : Hasil Penilaian

    Media : Harddisk

    Isi : nik + skor + periode

    Panjang record : 21

    Tabel 4.10 Tabel Hasil Penilaian


  10. Nama file : Setting

    Media : Harddisk

    Isi : idsetting + name_setting + val + update_by + update_date

    Panjang record : 121

    Tabel 4.11 Tabel Setting


Rancangan Prototype

Gambar 4.22 Prototype Menu Login


Gambar 4.23 Prototype Dashboard Admin


Gambar 4.24 Prototype Menu Data Dosen


Gambar 4.25 Prototype Menu Manipulasi Data Dosen


Gambar 4.26 Prototype Menu Data Mahasiswa


Gambar 4.27 Prototype Menu Manipulasi Data Mahasiswa


Gambar 4.28 Prototype Menu Manipulasi Data User


Gambar 4.29 Prototype Menu Kriteria


Gambar 4.30 Prototype Menu Manipulasi Data Kompetensi


Gambar 4.31 Prototype Menu Soal Kompetensi


Gambar 4.32 Prototype Menu Manipulasi Soal Kompetensi



Gambar 4.33 Prototype Menu Laporan Data Dosen


Gambar 4.34 Prototype Menu Penilaian Kinerja Dosen


Gambar 4.35 Prototype Menu Laporan per Periode


Gambar 4.36 Prototype Menu Grafik Penilaian Kinerja Dosen


Gambar 4.37 Prototype Form Kuisioner


Rancangan Program

  1. Halaman Login

    Gambar 4.38 Halaman Login

    Pada halaman ini, pengguna yang sudah terdaftar melalui admin dapat login dengan username dan password. Setelah login, admin, dosen, mahasiswa, dan ketua akan diarahkan ke dashboard yang berbeda sesuai dengan level user.


  2. Dashboard Admin

    Gambar 4.39 Dashboard Admin

    Halaman ini merupakan halaman utama ketika login sebagai admin.


  3. Menu Dosen

    Gambar 4.40 Menu Dosen

    Halaman ini menampilkan menu data dosen. Admin dapat menambah data dosen, blokir dosen, buka blokir, ubah dan hapus. Halaman ini hanya tersedia pada admin.


  4. Menu Manipulasi Data Dosen

    Gambar 4.41 Menu Manipulasi Data Dosen

    Halaman ini menyediakan menu untuk menambah atau mengubah data dosen. Halaman ini hanya tersedia pada admin. Diisi dengan nomor induk, nama lengkap, pangkat dosen tetap atau tidak, tanggal mulai kerja dan kelas mengajar.


  5. Menu Data Mahasiswa

    Gambar 4.42 Menu Data Mahasiswa

    Menu yang hanya bisa diakses oleh admin ini menyediakan data mahasiswa dan pilihan untuk tambah data mahasiswa, ubah dan hapus data mahasiswa.


  6. Menu Manipulasi Data Mahasiswa

    Gambar 4.43 Menu Manipulasi Data Mahasiswa

    Menu manipulasi data mahasiswa yang hanya bisa diakses oleh admin ini untuk tambah / ubah data mahasiswa. Menu ini dapat diisi dengan nim, nama lengkap mahasiswa dan kelas.


  7. Menu Manipulasi Data User

    Gambar 4.44 Menu Manipulasi Data User

    Menu yang hanya bisa diakses oleh admin ini sebagai menu manipulasi data user. Dapat diisi dengan username, password untuk login, nama lengkap, dan level user seperti admin, dosen, mahasiswa ataupun ketua.


  8. Menu Kriteria

    Gambar 4.45 Menu Kriteria

    Menu yang hanya bisa diakses oleh admin ini menyediakan daftar kriteria untuk kuisioner. Admin dapat menambah, dan mengubah data kriteria.


  9. Menu Manipulasi Data Kompetensi

    Gambar 4.46 Menu Manipulasi Data Kompetensi

    Menu yang hanya bisa diakses oleh admin ini menyediakan piihan untuk mengubah data kompetensi sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.


  10. Menu Soal Kompetensi

    Gambar 4.47 Menu Soal Kompetensi

    Menu yang hanya bisa diakses oleh admin ini menyediakan daftar soal kompetensi untuk kuisoner yang akan diisi oleh mahasiswa maupun ketua.


  11. Menu Manipulasi Soal Kompetensi

    Gambar 4.48 Menu Manipulasi Soal Kompetensi

    Menu yang hanya bisa diakses oleh admin ini menyediakan menu untuk tambah atau ubah soal kompetensi sebagai kuisioner yang akan diisi oleh mahasiswa dan ketua. Menu ini dapat diisi dengan kriteria soal kompetensi, soal kompetensi sebagai kuisioner, dan kategori untuk mengelompokkan soal kompetensi akan diisi oleh mahasiswa ataupun dosen.


  12. Menu Laporan Data Dosen

    Gambar 4.49 Menu Laporan Data Dosen

    Tampilan menu yang dapat diakses oleh admin dan ketua ini menampilkan daftar nama dosen beserta statusnya dalam sistem yaitu aktif atau terblokir.


  13. Menu Penilaian Kinerja Dosen

    Gambar 4.50 Menu Penilaian Kinerja Dosen

    Menu yang dapat diakses oleh admin dan ketua ini menampilkan penilaian kinerja dosen secara keseluruhan, tabel normalisasi, dan skor akhir.


  14. Menu Laporan per Periode

    Gambar 4.51 Menu Laporan per Periode

    Menu yang dapat diakses oleh admin dan ketua ini menyajikan laporan penilaian kinerja dosen setiap periode 1 tahun. Dapat disimpan dalam bentuk pdf ataupun dicetak.


  15. Menu Grafik Penilaian Kinerja Dosen

    Gambar 4.52 Menu Grafik Penilaian Kinerja Dosen

    Menu yang dapat diakses oleh admin, ketua, dan dosen ini menyajikan grafik dan skor penilaian kinerja dosen. Admin dan ketua dapat input nomor induk dosen untuk melihat penilaian dari dosen tertentu. Sedangkan dosen, setelah login akan langsung diarahkan ke halaman tersebut.


  16. Form Kuisioner

    Gambar 4.53 Form Kuisioner

    Form yang dapat diakses oleh mahasiswa dan ketua ini adalah form transaksional untuk melakukan pengisian kuisioner penilaian kinerja dosen setelah mahasiswa dan ketua memilih dosen tertentu.


Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Intel Core i3
  2. Monitor  : LCD 16 Inch
  3. Mouse  : Optical
  4. Keyboard : PS2
  5. RAM  : 1 GB
  6. Harddisk : 500 GB
  7. Printer  : Inkjet


Aplikasi yang Digunakan

  1. Microsoft Office
  2. PDF Reader
  3. Windows 7
  4. Xampp
  5. Database Server
  6. Web server Apache
  7. Google Chrome


Hak Akses

  1. Admin
  2. Mahasiswa
  3. Dosen
  4. Ketua STIKes Yatsi Tangerang


Black Box Testing

Tabel 4.12 Black Box Testing


Implementasi

Schedule

Tabel 4.13 Time Schedule


Estimasi Biaya

Tabel 4.14 Estimasi Biaya


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

  1. Sistem penilaian kinerja dosen yang berjalan saat ini masih membutuhkan waktu lama untuk mengolah data, menyajikan data dan informasi karena masih menggunakan sistem yang semi-komputerisasi, artinya sistem yang digunakan belum efektif dan efisien.
  2. Dalam membuat sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen menggunakan metode Simple Additive Weighting, peneliti menggunkan software Visual Paradigm untuk membuat diagram UML yang terdiri dari Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah PHP Native. Xampp sebagai web server, MySQL sebagai database, Sublime Text 3 dan Dreamweaver sebagai text editor, balsamiq mockup untuk membuat rancangan prototype, dan metode penjumlahan terbobot dari metode Simple Additive Weighting untuk menghitung skor penilaian kinerja dosen.
  3. Dengan dibuatnya sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen, maka kinerja dosen dan mutu pendidikan di STIKes Yatsi Tangerang dapat ditingkatkan. Dengan begitu, visi dan misi STIKes Yatsi dapat tercapai sebagai hasil dari peningkatan kinerja dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).


Saran

  1. Melakukan pembaruan sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen yang ada agar mempermudah proses pengolahan, penyajian, dan pengiriman informasi sehingga dapat diterima oleh pihak yang bersangkutan secara efektif.
  2. Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan pada pihak terkait dalam menjalankan sistem usulan. Perlu dilakukan pengembangan, perawatan, serta backup data agar keamanan data dapat terjaga sehingga meminimalisir terjadinya hilang data pada sistem.
  3. Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai sumber referensi bagi rekan-rekan yang sedang melakukan penelitian dan studi pustaka mengenai sistem penunjang keputusan penilaian kinerja dosen dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).



DAFTAR PUSTAKA

  1. Mulyadi, "Sistem Akuntansi", Jakarta: Salemba, 2016.
  2. Romney, Steinbart, "Sistem Informasi Akuntansi", Diterjemahkan oleh: Kikin Sakinah, Ed. Jakarta: Salemba, 2015.
  3. Maniah, Dini Hamidini, "Analisis dan Perancangan Sistem Informasi: Pembahasan Secara Praktis dengan Contoh Kasus", Deepublish, 2017.
  4. 4,0 4,1 Muslihudin, Muhamad, dkk, "Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML", Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2016.
  5. 5,0 5,1 Kristanto, Andri, “Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya”, Yogyakarta: Gava Media, Cetakan I, 2018.
  6. 6,0 6,1 Hutahaean, "Konsep Sistem Informasi", Yogyakarta : Deepublish, 2015.
  7. Azizah, Nur, dkk, “Rancang Bangun Sistem Informasi Standar Harga Barang pada Kota Tangerang”, CCIT Journal, vol. 8, hal. 78-90, 2018.
  8. Susanto, Azhar, “Sistem Informasi Manajemen: Konsep dan Pengembangan Secara Terpadu”, Bandung: Lingga Jaya, 2017.
  9. Maimunah, Dedeh Supriyanti, Hendrian, "Aplikasi Sistem Order Online Berbasis Mobile Android Pada Outlet Pizza Hut Delivery.", Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, Vol No . 1:4.5-2, 2017.
  10. 10,0 10,1 Lestari, Triani Amrih, “Strategi Pengembangan Sistem Informasi Akademik Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan,” Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 1, hal. 15–23, 2018.
  11. 11,0 11,1 Maimunah, "Rancang Bangun Sistem SMS Gateway Sebagai Fasilitas Permohonan Cuti Karyawan", Tangerang : Jurnal CERITA Raharja Vol.3 No.1, 2017
  12. Ladjamudin, Al-Bahra bin, “Analisis dan Desain Sistem Informasi,” Graha Ilmu, 2018.
  13. 13,0 13,1 Agustin, Yoga Handoko, Hendra Kurniawan, “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Metode Weighted Product (Studi Kasus : STMIK Pontianak)”, Seminar Nasional Informatika, Hal. 177-182, 2015.
  14. Salusu, “Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit”, Jakarta: Grasindo, 2015.
  15. 15,0 15,1 Hidayat, Awalludin, dkk, “Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Dosen Di Universitas Muhammadiyah Purwokerto,” SENATEK, November, hal. 367–374, 2015.
  16. 16,0 16,1 Mufizar, Teuku, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi Di STMIK Tasikmalaya Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW),” CSRID Journal, Vol. 7, No. 3, hal. 155–167, 2015.
  17. 17,0 17,1 Kholdani, Al Fath Riza “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Dosen Dengan Metode AHP dan SAW (Studi Kasus : Pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin),” JTIULM, Vol. 2, No. 1, hal. 23–29, 2016.
  18. Pramudyo, Anung, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Negeri pada Kopertis Wilayah V Yogyakarta,” JBTI, vol. 1, no. 1, hal. 11, 2015.
  19. 19,0 19,1 19,2 19,3 19,4 Rubiono, Gatut, Nurida Finahari, “DOSEN : Profil-Profil Sederhana Dalam Profesi Yang Rumit,” Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi (JAS-PT), Vol. 1, no. 1, hal. 11–16, 2017.
  20. Yusup, Muhamad, dkk, “Model Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Metode SAW (Studi Kasus STIKes Yatsi Tangerang)”, IFTECH, vol. 1, No. 1, hal. 31-38, 2019.
  21. 21,0 21,1 21,2 Retnowati, Trie Hartiti, dkk, “Model Evaluasi Kinerja Dosen : Pengembangan Instrumen untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen,” Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, vol. 21, no. 2, 2017.
  22. Damanik, Burhanuddin, Markus Bangun, “Evaluasi Kinerja Dosen Univ. Sari Mutiara Indonesia Dengan Menggunakan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (Promethee),” CESS, vol. 3, no. 2, hal. 122–127, 2018.
  23. 23,0 23,1 Lubis, Baginda Oloan, Agus Salim, “Aplikasi Penentuan Mustahik Menggunakan Global Extreme Programming (Studi Kasus: Badan Amil Zakat dan Sedekah Dewan Kemakmuran Masjid Jakarta)”, SNIT, vol. 30, hal. 247-258, 2018.
  24. Aini, Qurotul, dkk, “Penerapan Gamifikasi pada Sistem Informasi Penilaian Ujian Mahasiswa Untuk Meningkatkan Kinerja Dosen”, Jurnal Informatika UPGRIS, vol. 1, 2018.
  25. Maimunah, Ilamsyah, Muhamad Ilham, “Rancang Bangun Aplikasi Penjualan Furniture Online Pada Mitra Karya Furniture”, CSRID Journal, vol. 8, Hal. 25-36, 2016.
  26. Tamara, Annisa, dkk, “Aplikasi Pembelajaran Keanekaragaman Budaya dan Suku untuk Siswa Kelas 5 SDI Al-Azhar 7 Sukabumi”, Jurnal E-Proceding of Applied Science, vol. 4, 2018.
  27. Aisyah, Euis Sitinur, dkk, “Penerapan Activity Based Costing System dalam Laporan Keuangan untuk Mempermudah Pengendalian Biaya”, Jurnal SENSI, vol. 2, No. 2, hal. 163-183 2016.
  28. Muslihudin, Muhamad, dkk, “Pembuatan Model Penilaian Indeks Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Simple Additive Weighting,” Semnasteknomedia, vol. 5, no. 1, hal. 25–30, 2017.
  29. Ramdhani, Moch. Ali, Chandra Arfiansyah, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Dosen Berbasis Web Menggunakan Metode SAW pada STMIK-IM Bandung”, Jurnal Informasi, vol. X, No. 2, hal.1-18, 2018.
  30. Sahara, Riad, dkk, “Decision Support System For The Best Teacher Election With Simple Additive Weighting Method Based On Web (Case Study On Al-Ijtihat Vocational School)," International Research Journal of Computer Science (IRJCS),” vol. 5, no. 03, hal. 103–110, 2018.
  31. Subagyo, Hamzah Denny, dkk, “Decision Supporting System Employee Performance Ahalraisal Narotama University with Simple Additive Weighting Method (SAW),” vol. 8, no. 1, hal. 273–277, 2017.
  32. Lisnawita, dkk, “Developing Decision Support System : Assessing the Lecturer's Performance with Additive Weighting Method,” IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 175 012100, 2018.
  33. Rahim, Robbi, “Study Aproach of Simple Additive Weighting For Decision Suphort System,” International Journal of Scientific Research in Science and Technology (IJSRST), Vol. 3, hal. 541-544, 2017.
  34. Munawaroh, Azizah, dkk, “Application Simple Additive Weighting (SAW) Method On Design Of Decision Support System For Teacher Performance Assessment”, Edu Komputika, vol. 4, No. 1, hal.19-28, 2017.