SI1514490299

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

DENGAN SMS GATEWAY PADA KOPERASI

PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM
: 1514490299
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2018/2019



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

DENGAN SMS GATEWAY PADA KOPERASI

PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI

Disusun Oleh :

NIM
: 1514490299
Nama
Fakultas
: Sains Dan Teknologi
Jenjang Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Rektor
       
Kepala Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
       
NIP : 000603
       
NIP : 060003


UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

DENGAN SMS GATEWAY PADA KOPERASI

PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI


Dibuat Oleh :

NIM
: 1514490299
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Disetujui Oleh :


Tangerang, Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 03002
   
NID : 16018

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

DENGAN SMS GATEWAY PADA KOPERASI

PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI


Dibuat Oleh :

NIM
: 1514490299
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains Dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, Oktober 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM

DENGAN SMS GATEWAY PADA KOPERASI

PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI


Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM
: 1514490299
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2019
Sidiq Rahmad Siswantoro
NIM. 1514490299

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000



ABSTRAKSI

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi selular (ponsel) saat ini begitu maju pesat seiring dengan perkembangan waktu . Jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya teknologi ponsel belum lah berkembang seperti sekarang, Ini dapat dilihat dengan berkembangnya tampilan layar yang dahulu hanya hitam putih (monochrome) ataupun nada dering (ringtone)telepon selular yang masih monophonic dan masih menawarkan fitur – fitur yang terbatas. Namun dengan berkembangnya teknologi yang ada sekarang dan para pesaing (competitor) dibidang ini berlomba - lomba dan berinovasi dalam mengembangkan produknya masing – masing baik di bidang software ataupun hardware. Namun teknologi SMS (Short Message Service) sebagai fitur standar bagi sebuah ponsel masih digunakan dan tetap menjadi favorit ditambah dengan semakin murahnya harga pengiriman SMS. Perkembangan trafik SMS yang signifikan pada setiap operator yang ada di Indonesia menjadikan perusahaan operator kewalahan dalam menangani layanan itu sendiri. Hal ini mengakibatkan munculnya peluang bagi pihak diluar perusahaan operator untuk menawarkan kerjasama yaitu dengan menjadikan SMS sebagai sebuah area bisnis yang berorientasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, bukan hanya mengirim pesan. Beberapa contoh saat ini adalah bisnis polling SMS. Selain itu sarana SMS juga digunakan dalam acara sebuah kuis di banyak stasiun televisi. Pada kesempatan ini akan dicoba untuk menerapkan layanan SMS tersebut dalam sebuah system simpan pinjam pada koperasi dengan menggunakan SMS Gateway pada Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari, dimana pengguna (anggota koperasi) dapat mencari berbagai informasi seperti jumlah pinjaman, jumlah angsuran. Layanan ini selain murah dan mudah juga dapat menghemat waktu,tenaga dan uang.

Kata Kunci : Sistem, Simpam Pinjam, SMS Gateway


ABSTRACT

It is undeniable that the development of cellular technology (cellphones) is currently advancing rapidly along with the development of time. When compared with a few years before cell phone technology has not developed as it is now. This can be seen by the rise of screen displays that were only black and white (monochrome) or ringtones (ringtones) cellular phones that are still monophonic and still offer limited features. But with the development of existing technology and competitors (competitors) in this field competing and innovating in developing their respective products both in the field of software or hardware. But the SMS (Short Message Service) technology as a standard feature for a cellphone is still used and remains a favorite, coupled with the increasingly cheap price of sending SMS. he development of significant SMS traffic for every operator in Indonesia has caused the operator to be overwhelmed in handling the service itself. This resulted in the emergence of opportunities for parties outside the operator company to offer cooperation, namely by making SMS as a business-oriented area to get more profits, not just sending messages. Some examples now are SMS polling businesses. In addition, SMS facilities are also used in a quiz show on many television stations. On this occasion will be tried to implement the SMS service in a savings and loan system at the cooperative by using the SMS Gateway at the Cooperative PT. Satyamitra Kemas Lestari, where users (cooperative members) can find various information such as the number of loans, the number of installments. This service besides cheap and easy can also save time, energy and money.

Keywords: System, savings and Loan, SMS Gateway.



KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM DENGAN SMS GATEWAY PADA KOPERASI PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI".

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1, Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom selaku selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  5. Bapak Padeli, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi/ Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Bapak Haryanto, S.Kom ,MM sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis .
  7. Bapak Ahmad Fauzi selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini..
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moral maupun materi sehingga Skripsi ini apat terselesaikan dengan baik.
  10. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. .

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, Juli 2019
SIDIQ RAHMAD SISWANTORO
NIM. 1514490299



DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Anggota Koperasi

Gambar 3.2 Usecase Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Yang Berajalan

Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

Gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem usulan

Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Usulan

Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Usulan

Gambar 4.5 Class Diagram Sistem Usulan

Gambar 4.12 menu login

Gambar 4.13 menu dashboard

Gambar 4.14 menu data admin

Gambar 4.15 menu data nasabah

Gambar 4.16 menu data pinjaman

Gambar 4.17 menu data angsuran

Gambar 4.18 menu data SMS reminder


DAFTAR TABEL

Tabel 3.5 Tabel SWOT

Tabel 3.6 Tabel Elisitasi Tahap I

Tabel 3.7 Tabel Elisitasi Tahap II

Tabel 3.8 Tabel Elisitasi Tahap III

Tabel 3.9 Tabel Draft Final Elisitasi

Tabel 4.4 Tabel Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

Tabel 4.6 Tabel id_anggota

Tabel 4.7 Tabel id_nasabah

Tabel 4.8 Tabel tb_data_pinjaman

Tabel 4.9 Tabel tb_angsuran

Tabel 4.10 Tabel tb_data_angsuran

Tabel 4.11 Tabel tb_sms_remender

Tabel 4.19 Tabel Pengujian Black Box Testing

Tabel 4.20 Tabel schedule implementasi

Tabel 4.21 Tabel Estimasi biaya

Tabel 4.15 Tabel Pengajuan

Tabel 4.6 Tabel Staff

Tabel 4.7 Pengujian BlackBox Testing

Tabel 4.8 Estimasi Biaya

DAFTAR SIMBOL


I. SIMBOL USE CASE DIAGRAM

II. SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

III. SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

 


Daftar isi

 

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin berkembang mengikuti zaman. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai salah satu alat bantu dalam sistem informasi modern sanagat luas penggunaannya dalam berbagai bidang usaha, termasuk bidang yang berskala kecil, menengah maupun besar. Koperasi adalah salah satu usaha yang dapat memanfaatkan sumber informasi secara maksimal agar dapat memberikan masukan bagi usahanya guna menjaga proses bisnis yang dilakukan berjalan mudah,cepat,akurat,efisien dan produktif.

Dengan semakin meningkat nya peran sera teknologi informasi dalam kegiatan bisnis dewasa ini, mendorong perusahaan untuk menyususn strategi sistem informasi yang tepat agar sistem tersebut mendukung tercapainya maksud dan tujuan dari bisnis perusahaan tersebut.

Untuk mencapainya maka harus ada fasilitas penunjang yang dapat digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Komputer merupakan salah satu penerapan nyata dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kalangan bisnis dan perkantoran semakin menyadari pentingnya kehadiran komputer ditengah-tengah aktifitas mereka. Demikian pula halnya dengan badan usaha koperasi simpn pinjam kehadiran computer sangat membantu dalam setiap kegiatannya.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem berjalan dengan cepat. Begitu juga koperasi-koperasi simpan pinjam yang merupakan suatu tempat pelayanan simpan pinjam masyarakat. Adapun Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari, merupakan salah satu koperasi yang memberikan pelayanan simpan pinjam kepada masyarakat, tidak terlepas dari kebuuhan akan teknologi ini. Selanjutnya Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari tersebut mengalami kendala dalam memberikan pelayanan simpan pinjam kepada masyarakat, karena sistem yang ada tidak dapat mendata anggota secara sistematis, terkadang membuat kesulitan kepada petugas koperasi dalam melacak data simpanan, data pinjaman dan data angsuran anggota.

Dalam hal sistem yang terdapat pada Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari, walaupun sudah menggunakan computer akan tetapi masih berjalan secara manual. Sistem yang ada tidak ada tidak dapat mendata anggota secara secara sistematis yang ada pun tidak dapat mencetak laporan simpanan. Laporan pinjaman dan laporan angsuran baik itu harian maupun bulanan.

Dari permasalahan-permasalahan yang ada penulis ingin memberikan suatu solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada dengan membuat sistem yang dapat mengatasi kendala-kendala diatas, dalam skripsi saya yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM DENGAN SMS GATEWAY PADA KOPERASI PT. SATYAMITRA KEMAS LESTARI.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka pokok-pokok masalah yang akan diteliti dalam penulisan dapat dirumuskan sebagai berikut:


1. Bagaimana mengembangkan sistem informasi untuk mengelola data simpanan, data pinjaman dan data angsuran anggota yang update setiap harinya.
2. Bagaimana mengembangkan sistem informasi untuk dapat mencetak laporan yang diperlukan seperti laporan simpanan, laporan pinjaman dan laporan angsuran baik harian maupun bulanan.
3. Informasi jika sudah jatuh tempo akan mendapat sms gateaway.

Batasan Masalah

Sesuai rumusan permasalahan diatas penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada pengelolaan data simpanan, data pinjaman dan data angsuran anggota serta pengelolaan laporan simpanan, laporan pinjaman dan laporan angsuran yang diperlukan. Selanjutnya , penulis hanya membahas sistem internal

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan dari penelitian ini adalah membantu memecahakan masalah yang dihadapi oleh Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari dengan cara :


A. Mengembangkan sistem informasi untuk mengelola data simpan dan pinjaman anggota yang update setiap harinya, sehingga system pengolahan data akan lebih efektif dan efisien.
B. Mengembangka sistem informasi untuk mencetak laporan yang diperlukan seperti laporan simpanan, pinjamana, dan angsuan baik harian maupun bulanan, sehingga pimpinan akan mudah dan cepat dalam mengambil suatu keputusan.

Manfaat Penelitian

Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut :


A. Memperoleh pokok permasalahan dan dapat memberikan solusi untuk mempermudah proses kerja yang lebih cepat dan efisien.
B. Memudahkan akses bagi yang bersangkutan serta memberikan keamanan yang baik dalam proses berjalannya sistem simpan pinjam.
C. Mempermudah karyawan koperasi dalam pembuatan laporan simpanan, pinjaman dan angsuran.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penulisan ini menggunakan beberapa metode diantaranya:

  1. Metode Pengamatan Langsung (Observation)

    Metode ini dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara langsung terhadap proses kerja yang ada dalam kasus yang diamati.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Metode ini dilakukan dengan mengajukan tanya jawab secara langsung depan pihak yang bersangkutan didalam penulisan skripsi ini.

  3. Studi Pustaka (Library Pustaka)

    Penulis melakukan kajian pustaka dari istilah-istilah yang ada agar dapat lebih memahami setiap kata serta data yang diperlukan. Beberapa bahan studi yang didapatkan berupa e-journal national maupun international, dan dokumen-dokumen yang ada di perusahaan.

Metode Analisa Data

Pada metode analisa data penulis menggunakan analisis SWOT, dari metode analisa tersebut dapat diketahui kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari proses system yang sedang berjalan tersebut sehingga penulis dapat mengevaluasi dan menganalisis dengan baik hubungan dari setiap aspek tersebut. Proses yang dilibatkan berupa tujuan yang spesifik dari perkiraan bisnis atau proyek dan pengenalan factor internal maupun eksternal yang mendukung serta yang tidak dalam meraih tujuan tersebut, dan dalam penerapannya ilakukan analisa dan pemeliharaan beberapa hal yang bisa mempengaruhi keempat faktor tersebut (Frienser, 2010)

Metode Perancangan

Pada metode perancangan skripsi ini, penulis menggunakan visual Paradigma for UML 6.4 Enterprise Edition sebagai rancangan pengembangan perangkat lunak, dimana mempermudah dalam membuat alur rancangan sehingga dapat dipahami dengan jelas.

Metode Prototype

Pada pelaksanaan metode prototype ini, Penulis mengembangkan model menjadi system final, yaitu dimana pelanggan atau klien ikut berpartisipasi aktif dalam pengembangan system, sehingga menghasilkan perangkat lunak yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Metode testing

Pada metode testing, Penulis menggunakan black box testing dimana dalam pengecekannya dilakukan secara detail ke perancangannya, agar menghasilkan program yang benar 100% sehingga program baik dalam implementasinya. Penguji perangkat lunak merupakan suatu elemen dari sebuah topik yang lebih luas dan sering diartikan sebagai verifikasi dan validasi (V&V). Verifikasi: mengarah kepada kelompok aktifitas yang memastikan bahwa perangkat lunak telah mengimplementasi sebuah fungsi spesifik. Sedangkan Validasi: mengarah kepada sebuah kelompok berbeda dari aktivitas yang memastikan bahwa perangkat lunak yang telah dibangun dapat ditelusuri sesuai kebutuhan custumer. (M. Sidi Mustqbal, 2015). Sedangkan menurut Yadav, .dkk dalam International journal of Computer Science and Information Technologies Vol. 4 No. 2 (Uma Narth Yadav, 2013) Software testing is a process of finding errors or bug in the software or program and it involves any activity & evaluating an attribute or capabilities of a program or system or software and determining that it meets its required results.

Sistematika Penulisan

Dari keseluruhan penulisan, di bawah ini akan diterangkan masing - masing bab dan digambarkan dengan cara mrngkas pada setiap babnya dengan memilih poin-poin tertentu saja sesuai sitematika penulissn berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah Penulisan, dari situ didapatkan rumusan masalah yang menghasilkan ruang linkup , tujuan, dan manfaat dari Penulisan tersebut, dijelaskan juga sedikit tentang sistem yang berjalan pada Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari, dengan begitu bisa terlihat penggunaan metode dan analisa apa saja yang diperlukan dalam Penulisan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini Penulis menjelaskan definisi-definisi yang terkait pada data Penulisan serta istilah – istilah yang dignakan Penulis pada bab pembahasan.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini Penulis menjelaskan mengenai gamabaran perusahaan, struktur organisasi beserta deskripsi pekerjaannya, di bab ini juga akan dijelaskan rancangan prosedur sistem yang berjalan dan analisis proses yang berjalan di Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari menggunakan analisi SWOT yang dapat dihasilkan kekurangan dari system berjalan tersebut sehingga dapat dibuatkan penyelesaian masalahnya.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisikan rancangan system usulan berupa prosedur, use case diagram, activity diagram, sequence diagram serta perbedaan – perbedaan prosedur system yang berjalan dengan sistem yang berjalan dengan usulan. Terdapat juga rancangan basis data, prototype, dan hasil tampilan system usulan yang merupakan hasil akhir dari Penulisan.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan, saran, dan kesan yang semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi siapa saja yang membaca karya tulis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adalah berisi tentang referensi – referensi yang didapat selama proses Penulisan sebagai acuan dari sumber tersebut.

LAMPIRAN

Adalah daftar yang berisi data dan dokumen pekerjaan secara keseluruhan yang menjadi pelengkap Laporan Skripsi yang dibuat.

BAB II
LANDASAN TEORI

Untuk mendukung penyusunan skripsi ini, maka perlu dikemukakan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam penulisan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Umum

Pengertian Sistem

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi Analisa Sistem, yaitu;

Menurut Alfeno, dkk pengertian dari sistem adalah kumpulan bagian – bagian tujuan (Alfeno Sandro, Agustus 2016)[1] Kemudian Hutahaean berpendapat bahwa sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yangsaling berkaitan satu sama lain dan bertujuan untuk melakukan kegiatan atau sasaran tertentu (Hutahaean, 2015). Sedangangkan Shinta Dwi Prana Dewi, dkk menceritakan bahwa sistem menyimpan makna yaitu gabungan dari zat – zat yanhg dimiliki unsur satu dengan lainnya (Shinta Dwi Prana Dewi, 2015).

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan system adalah sekumpulan elemen, zat berupa prosedu – prosedur yang saling berkaitan satu sama lain membentuk jaringan kerja sehingga memiliki tujuan untuk mencapai sesuatu hasil.

Karakteristik Sistem

Mengikuti pendapatan Hutahean bahwa dalam system mempunyai karateristik tersendiri yaitu diantaranya (Hutahean J. ,2014)[2]:

    1. Komponen

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah elemen – elemen subsistem atau bagian – bagian dari sistem yang saling berhubungan, dengan maksud kerja sama dalam membentuk satu kesatuan.

    2. Batasan sistem

      Agar tidak keluar dari pembahasan yang diteliti maka perlu dibuatnya batasan dari sistem tersebut, sehingga apa yang diteliti dan apa yang dibahas hanya mencakup satu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

    3. Lingkup Luar Sistem (environment)

      Banyak pengaruh yang dapat mengganggu kelangsungan sistem yang terdapat di lingkungan luar sistem, tidak hanya itu ada juga manfaat yang berpengaruh pada sistem tersebut, untuk itu perlu diketahui lingkungan yang bersifat menguntungkan dan merugikan sehingga dapat dikendalikan dan dijaga agar sistem dapat berlangsung dengan baik.

    4. Penghubung Sistem (Interface)

      Adanya jalur yang terdapat di dalam sistem berfungsi untuk menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya sehingga dapat mengalir sumber daya yang menjadikan keluaran (output) dari subsistem menjadi masukkan (input) pada subsistem lain melalui jalur tersebut, dengan demikian alur sistem dapat bekerja dengan baik dan semestinya.

    5. Masukan Sistem (Input)

      Masukan dalam suatu sistem dapat berupa energi yang merupakan perawatan (maintenance input) yang apabila dimasukkan sistem dapat beroperasi dengan baik dan sinyal (signal input) yang masuk dan diproses sehingga didapatkan keluaran. Gambarannya berupa sistem komputer yaitu program sebagai maintenance input sedangkan data sebagai signal input yang bertujuan untuk diproses sehingga menghasilkan informasi.

    6. Keluaran Sistem (Output)

      Apapun yang didapat dari sebuah proses masukan atau energi yang selesai diolah itu merupakan hasil atau biasa disebut juga sebagai keluaran yang dapat diklasifikasikan sebagai keluaran yang berguna ataupun sisa pembuangan. Sebagai gambaran yaitu sebuah komputer saat sedang digunakan komputer menghasilkan panas sehingga bisa disimpulkan merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi yang didapat dari proses tersebut merupakan hasil yang dibutuhkan atau keluaran yang berguna.

    7. Pengolahan Sistem

      Dalam sistem terdapat proses atau cara bagaimana sebuah energi diolah sehingga berubah menjadi keluaran, proses cara tersebutpun berbeda – beda tergantung apa tujuan yang ingin dihasilkan. Gambaran misalnya sebuah sistem produksi melakukan proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi yang diinginkan, sistem akuntansi memproses data – data masukannya menjadi laporan – laporan keuangan yang dibutuhkan.

    8. Sasaran Sistem

      Segala proses yang dilakukan oleh sistem pasti memiliki sasaran atau tujuan (goal), dari tujuan tersebut dapat diperhatikan apa yang menjadi kebutuhan masukan pada sistem dan keluaran bagaimana yang akan dihasilkan.

Klasifikasi Sistem

Suatu gabungan antara satu komponen dengan komponen lainnya sehingga menjadi kelompok dapat disebut dengan klasifikasi sistem karena biasanya sistem mempunyai tujuan yang tidak sama untuk setiap masalah yang diproses di dalam sistem tersebut.

Suatu gabungan antara satu komponen dengan komponen lainnya sehingga menjadi kelompok dapat disebut dengan klasifikasi sistem karena biasanya sistem mempunyai tujuan yang tidak sama untuk setiap masalah yang diproses di dalam sistem tersebut.

    1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System).

      Tidak terwujud dan terbentuk merupakan arti dari kata abstrak jadi sistem abstrak dapat dijelaskan berupa sistem yang berisi pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sebagai gambaran yaitu sistem teologi yang berupa pemikiran – pemikiran ikatan antara manusia dengan tuhan. Tidak seperti sistem fisik yaitu sistem yang terlihat, nyata, secara fisik. Sebagai contoh berupa sistem komputer, sistem akuntansi, sistem persediaan barang, dan lain – lain.

    2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System).

      Alamiah berarti alami, tanpa dipacu yaitu sebuah sistem yang terjadi mengikuti proses alam dan sama sekali tidak ada sentuhan oleh tangan manusia, sebagai contoh yaitu sistem tatasurya. Sedangkan human made system atau sistem buatan manusia adalah sistem yang proses pembuatannya dilakukan oleh manusia yang dalam mengimplikasikannya diperlukan interaksi manusia atau biasa disebut dengan man machine system atau human machine system, sebagai contoh yaitu sistem robot.

    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System).

      Sistem tertentu sistem yang dapat diprediksi hasilnya sehingga dapat dipastikan, sistem bekerja dengan perbuatan yang bisa diramalkan langkah – langkahnya, hubungan antara bagian satu dengan yang lain bisa diketahui dengan jelas, sebagai gambaran yaitu sistem komputer perilakunya dapat dilihat dengan jelas mengacu pada banyak program yang dijalankan. Sedangkan sistem tak tentu atau probabilistic system mengandung unsur probabilistic atau kemungkinan, sehingga hasil atau masa depan sistem tersebut tidak dapat dipastikan dengan baik maupun diprediksikan, sebagai contoh yaitu sistem fotosintesis dalam prosesnya biasanya dibutuhkan tumbuhan yang mengandung klorofil atau zat hijau dan cahaya matahari dalam proses tersebut tidak dapat dipastikan bagaimana kebutuhan yang diperlukan.

    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

      Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Proses yang dilakukan pada sistem ini berupa melakukan aktifitas secara spontan dengan tidak adanya campur tangan dari pihak diluarnya. Berdasarkan teoritis closed system ini ada, namun pada kenyataanya tidak benar – benar semua sistem tertutup. Beda halnya dengan sistem terbuka yaitu memiliki hubungan dan pengaruh yang sangat besar pada lingkungan luarnya. proses pada sistem ini yaitu berupa terima masukan dan hasil keluaran untuk lingkuangan di luar sistem maupun sub sistem lainnya

Konsep Dasar Data dan Informasi

Definisi Data Sistem

Menurut Krismiaji pengertian dari data merupakan hal nyata yang masuk, disimpan, dan diproses didalam sebuah sistem (Krismiaji, 2015).

Definisi Informasi

Menurut Mulyati, dkk informasi merupakan sebuah nilai, arti atau manfaat yang dihasilkan dari proses pengolahan berbagai sumber data (Mulyati, Agustus 2018)[3]. Kemudian Tyoso berpendapat informasi yaitu bertambahnya ilmu pengetahuan yang hakikatnya berisi ide kerangka kerja dan fakta – fakta yang sifatnya umum dan tidak diketahui (Tyoso, 2016)[4]. Sedangkan penjelasan dari Azizah Nur, dkk adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penggunanya (Nur Azizah, Agustus 2015)[5].

Sehingga dapat disimpulkan bahwa 3 hal penting yang harus diperjelas dan diperhatikan disini tentang informasi, yaitu:

  1. Hasil pengolahan data merupakan informasi

  2. Dapat menggambarkan makna atau arti

  3. Dapat berguna dan bermanfaat sewaktu meningkatkan kepastian

Karakteristik Informasi

Menurut Saipul Anwar dkk ciri - ciri dari informasi adalah penerima informasi mengalami perubahan dari kondisi belum mengetahui menjadi kondisi mengetahui. Perubahan ini mengandung unsur tidak terduga. Apabila informasi tersebut benar dan baru maka bermanfaat untuk memperbaiki dan pembenaran pada informasi sebelumnya. Informasi juga bisa disebutkan sebagai hasil data yang selesai dikerjakan, yang memiliki perhitungan tentang tindakan atau keputusan (Saipul Anwar, 2016)[6].

Kualitas Informasi

Menurut Tohari kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal (Tohari, 2014)[7], yaitu:

  1. Akurat

    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Dalam proses penggambaran dan penjelasan informasi yang dimaksud yang terdapat dari sumber hingga ke penerima wajib harus akurat

  2. Akurat

    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Dalam proses penggambaran dan penjelasan informasi yang dimaksud yang terdapat dari sumber hingga ke penerima wajib harus akurat

  3. Relevan

    Informasi harus mempunyai manfaat bagi pemakainnya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang berbeda.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Pengertian Sistem Informasi

Menurut Harfizar, dkk pengertian dari sistem informasi merupakan komponen-komponen yang membentuk sistem yang menghasilkan suatu informasi yang berfungsi sebagai penyedia informasi atau laporan (Harfizar, Agustus 2017)[8]. Sedangkan menurut Hutahaean sistem infrmasi merupakan sebuah teknik prosedur yang terdapat di dalam organisasi yang mana terlihat proses kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, berkarakteristik manajeral, dan kegiatan strategi dalam sebuah organisasi serta memberikan pihak eksternal yang terpilih berupa laporan – laporan yang dibutuhkan (Hutahaean J. , 2015)[2].

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan sistem informasi adalah beberapa prosedur di dalam organisasi yang saling berhubungan dimana dalam prosesnya terdapat transaksi harian dan kegiatan strategi sehingga menghasilkan informasi semisal laporan untuk diserahkan ke pihak yang membutuhkan.

Konsep Sistem Informasi

Sistem informasi mengandung komponen-komponen seperti berikut (Kadir, Pengenalan istem Informasi, 2014)[9] diantaranya :

  1. Perangkat Keras (Hardware)

    Berupa perangkat – perangkat fisik yang terlihat seperti sebuah komputer dan printer.

  2. Perangkat Lunak (Software) atau Program

    Berisi banyaknya perintah yang dapat dikerjakan oleh perangkat keras untuk mengolah data tersebut.

  3. Prosedur

    Merupakan sekumpulan tata cara yang berisi langkah – langkah yang apabila dilaksanakan mewujudkan pemrosesan data sehingga menghasilkan keluaran sesuai yang dikehendaki.

  4. Orang

    Yaitu keseluruhan pihak yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap ekspansi sebuah sistem informasi yang berkaitan dengan pengolahan serta pemakaian hasil dari sistem informasi tersebut

  5. Basis Data (Database)

    Yakni tempat pusat penyimpanan data yang berisi banyak table dan relasinya.

    Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dapat di pakai untuk jangka waktu yang lama atau digunakan selamanya, salah satu contohnya adalah sistem pencernaan pada tubuh manusia, sistem tersebut tidak akan berhenti sampai selamanya selama manusia tersebut masih hidup

  6. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data

    Pengertiannya berupa sistem penguhubung komputer server dengan client yakni mengizinkan sumber (resources) digunakan secara berbarengan dan diteruskan oleh sebesar pengguna.

Tujuan Sistem Informasi

Dalam penjelasannya Yuliastrie dkk mengatakan beberapa tujuan dari sistem informasi, yaitu (Nenden Dewi Yuliastrie, 2013):

    1. Integrasi Sistem


    a. Menghubungkan Sistem Individu atau kelompok
    b. Pengkolektifan data dan menyambungkannya secara otomatis.
    c. meningkatkan penyelarasan dan pencapaian sinergi.
    1. Ketetapan Pengelolaan


    a. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.
    b. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.
    c. Penggunaan dan pengambilan informasi.
    1. Dukungan Keputusan Untuk Manajemen


    a. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.
    b. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.
    c. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.

Dari penjelasan diatas penulis simpulkan bahwasannya tujuan dari sistem informasi merupakan suatu tolok ukur yang berusaha diselesaikan di dalam sebuah sistem sehingga mengeluarkan hasil informasi yang sesuai untuk semua pengguna.

Konsep Dasar Analisa Sistem Informasi

Tahap Analisa Sistem

Terdapat 6 tahap analisis sistem yang dikemukakan oleh Sutabri dimana dalam proses analisis sistem pengembangan sistem informasi tersebut menggunakan suatu prosedur yaitu dilakukannya pengecekan terhadap masalah dan melakukan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat perincian sistem yang baru atau sistem yang akan diajukan dan dirubah (Sutabri, 2012).

Dalam proses tersebut terdapat manfaat penting dari tahap analisis sistem ini sebagai berikut :

  1. Memberikan bantuan kepentingan informasi terhadap penanggung jawab manajerial yang di dalamnya termasuk pengawasan implementasi kegiatan operasional perusahaan.

  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, dengan cara memperoleh materi pertimbangan sebagai patokan hasil yang telah dicapainya

  3. Menyurvei sistem-sistem yang telah ada dan berjalan sampai saat ini, baik pemrosesan data maupun pembuatan hasil laporannya.

  4. Merumuskan semua tujuan yang ingin diraih berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

  5. Menyusun sebuah tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.

Selama proses tahapan analisis sistem, manajer harus terus bekerja sama dengan analisis sistem dan bagian komite pengarah melibatkan diri dalam titik terpenting. Berikut langkah – langkah yang harus dikerjakan pada tahap analisis sistem yaitu :

  1. Mengumumkan penelitian sistem

    Saat koperasi mengimplementasikan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian pertama kali diperlihatkan pada kecemasan para pegawai tentang cara bagaimana komputer memberikan pengaruh terhadap kerja mereka.

  2. Mengorganisasikan tim proyek

    Mengorganisasikan Tim proyek yang akan melaksanakan penelitian sistem dikumpulkan. Hampir semua koperasi memiliki prosedur menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Untuk keberhasilan proyek maka pemakai membutuhkan peran aktif daripada hanya pasif.

  3. Mendefinisikan kebutuhan informasi

    Analisis adalah mempelajari bagaimana kebutuhan informasi pemakai, dengan cara melibatkan diri dalam berbagai aktifitas seperti pengumpulan informasi, wawancara individu, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

  4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

    Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah berikutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

  5. Menyiapkan usulan rancangan

    Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

  6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

    Setelah pihak manajer dan komite sistem menerima usulan rancangan selanjutnya akan diulas dan dievaluasi untuk memutuskan apakah akan diberikan persetujuan atau tidak, biasanya pada beberapa kasus tim proyek kemungkinan akan diminta mengerjakan analisis lain lalu diberikan kembali atau bahkan proyek mungkin juga bisa ditinggalkan tergantung persetujuan yang diberikan, apabila proyek bisa maka akan maju ke langkah perancangan.

Penjelasan lain tentang tahapan analisis oleh Murad yaitu sebuah usaha dalam menemukan informasi sebanyak mungkin tentang sistem yang diteliti dengan cara menggunakan banyak metode pengumpulan data agar dapat ditemukan kelebihan dan kekurangan pada sistem serta persyaratan penggunaannya. Tidak hanya itu, tahapan ini juga dilakukan agar ditemukannya solusi dari masalah serta mengamati cara bagaimana sebuah sistem yang akan dibangun dapat menyelesaikan masalah yang terdapat pada sistem sebelumnya (Dina Fitria Murad, September 2013).

Dengan begitu dapat diambil kesimpulan bahwa tahapan analisis sangat penting dalam proses pengembangan sistem, karena dalam prosesnya menggunakan metode – metode yang berfungsi untuk memulai dari penyusunan masalahnya hingga perencanaan pembangunan sistem baru yang diharapkan bisa menjadi pemecah masalah kekurangan sistem sebelumnya.

Fungsi Analisa Sistem

Menurut Tohari fungsi dari analisis sistem antara lain (Tohari, 2014)[7] :

  1. Mengidentifikasikan masalah-masalah dari user.

  2. Menerangkan secara spesifik target yang harus dicapai untuk melengkapi keperluan user.

  3. Memastikan pilihan – pilihan cara memecahkan masalah.

  4. Mempersiapkan dan melaksanakan rancangan sistem yang sesuai dengan permintaan pengguna.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Berikut dapat dijelaskan oleh sugianto yang mengatakan tentang perancangan sistem merupakan bentuk kegiatan yang menciptakan desain teknis bersumber pada waktu kegiatan proses analisis. Dalam hal perancangan ini yang dimaksud merupakan suatu proses pemahaman dan peran dari sistem informasi berbasis komputer (Zohrahayati, 2013)  ,pengolahan data dapat diuraikan sebagai berikut:

Dalam Internasional Journal of Computer Intergrated Manufacturing McKay, dkk berpendapat Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new product to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. Hight-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and throught-life support of such product. The emerging discipline of engineering design informatic brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems  .

Sedangkan menurut Verzello/Jhon Reuter III yang dikutip oleh Darmawan mengemukakan istilah perancangan sistem berupa tahap setelah melakukan analisis dari siklus pekembangan sistem, tahap tersebut merupakan keperluan-keperluan fungsional dengan persiapan sebagai rancang bangun impelementasi berupa cara penggambaran suatu sistem yang dibentuk  .

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan perancangan sistem adalah rancangan yang dibuat berdasarkan studi sistem yang telah dilaksanakan berbentuk rancangan pada tahap awal hingga pengembangan pada suatu sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Tujuan Perancangan Sistem

Pendapat dari Wibowo mengenai tujuan dari perancangan sistem secara general merupakan pemberian hasil gambaran secara global kepada pengguna tentang sistem yang akan dibuat serta berfungsi sebagai persiapan tahap awal perancangan sistem. Bentuk-bentuk dari perancangan sistem berupa Context Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Kerelasian Antar Relasi (Relationship)( Wibowo Gallaleo I, 2014). [10] 

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Nandari dan Sukadi dalam Jurnal IJNS Vol.3 mengatakan bahwa database merupakan sekumpulan data yang mengandung informasi perihal satu atau banyak project (Nandari, Juli 2014).[11] 

Sementara itu menurut Michael A. Cortez, .dkk dalam International Journal of Computer Science and Information Techologies A database is a collection of information that is organized so that it can easily be retrieved, managed, and updated. In one view, database can be classified according to type of content: bibliographic, full-text, numeric, and images (D. M. A. Cortez, 2015). Sedangkan Warnars dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1 juga mengemukakan pendapatnya bahwa database baik dalam bentuk database terstruktur ataupun tidak terstruktur digunakan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam semua kegiatan proses transaksi didalamnya (Warnars, September 2014)[12] .

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan database adalah sebuah tata ruang penyimpanan yang berisi sekumpulan data yang didalamnya terdapat banyak informasi project suatu sistem yang tersimpan dalam komputer.

Kriteria Database

Berikut kriteria penting yang dimiliki database menurut (H. A. Rusdiana, 2014):[13]

Fungsi informasi yang penting lainnya adalah memberikan standar-standar, aturan-aturan ukuran dan aturan-aturan keputusan untuk penentuan dan penyebaran tanda-tanda kesalahan dan umpan balik guna mencapai tujuan kontrol. Data merupakan bentuk mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model agar menghasilakan informasi. Data diolah melalui suatu model informasi, si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut sebagai Siklus informasi (information cycle). Agar lebih jelas perhatikan gambar dibawah ini :

  1. Bersifat data oriented, dan bukan program oriented.

  2. Bisa difungsikan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu merubah databasenya.

  3. Bisa berkembang dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.

  4. Bisa mencukupi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.

  5. Bisa dipergunakan dengan cara yang berbeda-beda.

Konsep Dasar UML (Unified Modelling Language)

Definisi Unified Modelling Language

Dengan menggunakan UML seorang develop system dapat menghasilkan sebuah bagan yang didalamnya mendeskripsikan visi mereka mengenai sebuah sistem yang berisi format standar, mudah dipahami, juga mengadakan mekanisme untuk mempermudah dikomunikasikan dengan orang (Maimunah dkk, 2017:4.5-1) . UML juga bisa disebut dengan Bahasa visual yang berfungsi sebagai pemodelan dan komunikasi tentang sebuah sistem dengan memakai diagram serta teks – teks pendukung. (Haryanta dkk, 2017:88). 

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan UML adalah sebuah rancangan yang menggambarkan hasil sebuah sistem yang digunakan sebagai model dan komunikasi kepada orang lain.

Langkah - Langkah Penggunaan Unified Modelling Language

Terdapat tahapan - tahapan penggunaan UML Menurut Sanjaya dkk (2015:6) , sebagai berikut:

  1. Buatlah perincian business process dari tingkat tertinggi bertujuan menjelaskan kegiatan dan operasi yang mungkin terlihat.
  2. Tempatkan use case pada setiap business process untuk menjelaskan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constrains, dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah diagram deployment secara kasar untuk menjelaskan rancang bangun fisik sistem.
  4. Definisikan requirment lain (non-fungsional, security, dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Interpretasikan sasaran – sasaran level atas (package atau domain) dan buatlah diagram sequence atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan. Apabila sebuah use case mempunyai perkiraan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah perancangan user interface model yang mepersiapkan antarmuka bagi pemakai sepanjang skenario use case yang berjalan
  8. Bersumber pada model – model yang sudah ada, buatlah class diagram yang setiap package atau domain dibagi menjadi hirarki class komplit dengan atribut dan metodenya. Dapat lebih baik apabila setiap class dikerjakan menjadi unit test yang bertujuan menguji fungsionalitas class dan korelasi dengan class lain
  9. Selesainya dibuat class diagram, kita dapat memperkirakan kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen – komponen. Sebab itu buatlah diagram component pada langkah ini serta gambarkan integrasi tes untuk setiap komponen yang meyakinkan ia berkorelasi dengan baik
  10. Perhalus diagram deployment yang telah dibuat. Detailkan kapasitas dan requirment perangkat lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah menciptakan sistem, yaitu dengan menggunakan dua pendekatan yang dapat dipilih berupa :
    1. Pendekatan use case, yaitu dengan meng-assign setiap use case dalam tiap tim pengembang terpilih yang bertujuan memajukan unite code yang lengkap dengan test
    2. Pendekatan komponen, yaitu dengan meng-assign setiap elemen kepada tiap tim pengembang terpilih.
  12. Melakukan uji modul dan integrasi serta memperbaiki model bersama dengan codenya. Model wajib sesuai dangan code yang sebenarnya.
  13. Perangkat lunak harus dirilis.

Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Agustina untuk mendeskripsikan perangkat lunak yang akan dikembangkan, metodologi Unified Modelling Language (UML) menggunakan tiga hal (Agustinah, 2017:20) berupa:

  1. Sesuatu (things), terdapat empat sesuatu (things) dalam Unified Modelling Language (UML), yaitu:
    1. Structural things
      Artinya bagian elemen-elemen bersifat konseptual atau fisik yang relatif statis dalam model Unified Modelling Language (UML).
    2. Behavioral things
      Merupakan bagian yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu yang bersifat dinamis dalam model Unified Modelling Language (UML).
    3. Grouping things
      Adalah komponen yang bermanfaat untuk menstrukturkan model Unified Modelling Language (UML), yang di dalamnya terkadang menggambarkan paket yang rumit sehingga perlu disederhanakan pada model tersebut. Selanjutnya paket – paket bisa diuraikan lebih lanjut. Paket digunakan untuk mengelompokkan sesuatu, misalnya subsistem-subsistem dna model-model.
    4. Annotational things
      Bangunan dasar ini berguna untuk memperjelas Unified Modelling Language (UML). Di dalam annotational things dapat terdiri dari ulasan – ulasan yang menerangkan banyak kriteria serta manfaat setiap bagian dalam model Unified Modelling Language (UML).
  2. Relasi (Relationship)
    Dalam Unified Modelling Language (UML) ada 4 macam relasi, yaitu:
    1. Kebergantungan
      Merupakan hubungan dimana elemen yang tidak mandiri (dependent) terpengaruh apabila terjadi perubahan pada suatu elemen mandiri (independent).
    2. Asosias
      Merupakan apa dan bagaimana hubungan antar objek. Agregasi yang menggambarkan hubungan suatu objek dengan elemennya merupakan bentuk asosiasi.
    3. Generalisasi
      Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dengan objek induk (ancestor) dan struktur data dari objek-objek yang ada. Khususnya adalah sisi dari sasaran induk menuju sasaran anak. Dan apabila sisinya berlawanan disebut generalisasi.
    4. Realisasi
      Merupakan operasi yang berjalan dari setiap objek.
  3. Diagram
    Dalam Unified Modelling Language (UML) terdapat lima diagram yang perlu dibuat, yaitu:
    1. Use Case Diagram
      Diagram ini digunakan untuk memodelkan perilaku suatu sistem yang diharapkan atau diinginkan oleh pengguna dengan ketentuan tertentu.
    2. Class diagram
      Diagram ini memperlihatkan relasi antar objek yang memiliki kelas-kelas dan berkolaborasi.
    3. Sequence diagram
      Diagram ini menunjukkan interaksi pengguna terhadap sistem untuk mencapai tujuan use case dan relasi antar class.
    4. State chart diagram
      Suatu sistem yang memuat aktivitas, state, event, dan transisi diperlihatkan dalam state chart diagram. Dalam permodelan sistem reaktif, diagram ini sangat penting karena dapat menunjukkan karakter dinamis dalam kelas, antarmuka (interface), dan kerjasama (collaboration).
    5. Activity diagram
      Diagram yang menggambarkan suatu sistem meliputi aliran suatu aktivitas ke aktivitas lainnya. Pada prosesnya diagram ini menitikberatkan arus kendali objek dengan objek penting yang lain dalam permodelan suatu sistem.

Konsep Dasar Prototyping

Definisi Prototyping

Salah satu cara mengembangkan perangkat lunak yang banyak digunakan adalah prototyping. Dalam proses pembuatan sistem cara prototyping mempermudah pengembang dan pelanggan berinteraksi satu sama lain. Banyaknya terjadi dari seorang pelanggan yang tidak menunjukkan secara detail output yang diinginkannya, pemrosesan yang dibutuhkan, dana apa saja data – data yang diperlukan, kebanyakan dari pelanggan hanya menjelaskan secara umum apa yang dikehendakinya. Sedangkan dari pihak pengembang perhatiannya terhadap ketepatan algoritma, antarmuka yang menguhubungkan komputer dan manusia, serta kinerja sistem operasi masih dirasa kurang. Dengan demikian dibutuhkan kerjasama yang baik antara pengembang dan pelanggan sehingga pengembang dapat mengetahui apa yang dibutuhkan pelanggan dengan baik tanpa mengecualikan aspek - aspek teknis dan pelanggan bisa memahami apa saja proses yang dikerjakan untuk menyelasaikan sistem yang diinginkan sehingga mengatasi ketidak cocokkan antara pengembang dan pelanggan. Yang akhirnya mewujudkan hasil sistem yang sesuai dengan agenda waktu pengerjaan yang telah ditetapkan. Cara pasti agar rancangan prototype bisa tercapai dengan sukses yaitu menjelaskan peraturan permainan sejak awal dimana pelanggan dan pengembang harus sepakat pada prototype yang dibuat sesuai mendefinisikan keinginan. Kemudian prototype dihapus beberapa atau keseluruhan dan software sebenarnya akan direkayasa dengan kapasitas dan penerapan yang telah disepakati.

Pada contoh prototype terkadang client sekadar menyerahkan sebagian keinginan standar perangkat lunak tanpa detail input, proses, atau output. Waktu selanjutnya dimungkinkan dimana tim developer ragu kepada ketepatan dari algoritma yang dipakainya, jenjang penyesuaian kepada sistem operasi, atau rencana bentuk antarmua pengguna (form user interface). Di waktu tersebut maka model prototyping sangat mengakomodasi proses pengerjaan software. Berikut proses cara prototyping yang dapat dijelaskan yaitu:

  1. Pengumpulan kebutuhan: pertama pengumpulan kebutuan diadakan pertemuan antara developer dan client untuk membicarakan tujuan secara umum, menentukan kebutuhan yang diketahui serta deskripsi beberapa bagian yang dibutuhkan berikutnya dan mungkin detail kebutuhan tidak akan dijelaskan disini.

  2. Perancangan : perancangan sistem dibuat dengan cepat, mewakili semua bagian perangkat lunak yang didapatkan, dan menjadikan dasar pembuatan prototype.

  3. Evaluasi prototype: client me-review dan menilai prototype yang telat dibuat dan dipakai untuk memperjelas keperluan perangkat lunak.

Ketiga proses ini terus diulang dan berlangsung sampai semua kebutuhan terlaksana, semua prototype dibuat untuk memenuhi dan mengerti keinginan client lebih baik sehingga dapat memberikan kepuasan. Dengan dibuatnya prototype dapat digunakan kembali untuk mengembangkan perangkat lunak dengan cepat, tapi beberapa prototype juga ada yang tida bisa dimanfaatkan. Sekalipun prototype memudahkan komunikasi antar developer dan klien, membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype. Terdapat penjelasan dan pemahaman berlandaskan Ilmu Interaksi Manusia dan Komputer dari prototype yaitu perangkat yang berguna untuk mereplikasikan bagian tertentu atau tidak semua dari sistem yang akan dikerjakan. Berikut 3 pendekatan pokok prototyping, yaitu:

  1. Throw-Away.
    Setelah prototype dibuat maka dilakukan pengetesan. Pengetahuan yang didapat dari proses pembuatan akan digunakan untuk menyelesaikan produk final, dan setelah itu prototype tersebut dibuang (tidak dipakai).
  2. Incremental.
    Produk akhir dibuat seperti bagian – bagian terpisah. Gambar produk akhir menurut kelengkapan hanya ada satu namun dibagi kedalam komponen – komponen yang lebih kecil dan terpisah (independent)
  3. Evolutionary.
    Dalam proses ini, prototype tidak dibuang akan tetapi dimanfaatkan sebagai perulangan rancangan kedepannya. Dengan demikian produk atau sistem yang sesungguhnya dilihat sebagai perkembangan dari versi pertama yang sangat seadanya menjadi produk akhir (final).

Dalam segi manajemen, terdapat bagian-bagian yang menjadi masalah potensial yang menyangkut dengan prototyping, yaitu:

  1. Waktu
    Dalam proses pembuatan prototype pastinya membutuhkan waktu, menjadikan seringnya dipakai apabila waktunya cepat. Sehingga didapatkan istilah rapid prototyping.
  2. Rencana
    Beberapa manajer proyek tidak cukup dalam pengalaman untuk memadukan setiap proses prototyping dengan keseluruhan rencana perancangan.
  3. Fitur Non-Fungsional
    Di dalam prototyping sering tidak disertakan fitur non¬¬-fungsional yang merupakan fitur sistem paling penting seperti safety dan reliability.
  4. Kontrak
    Pada proses rancangan terkadang ditentukan oleh kontrak antara perancang dengan pelanggan sehingga memberikan efek pada aspek teknik dan manajerial.

Teknik Prototyping

Ada beberapa teknik yang dilakukan dengan tujuan membuat rapid prototype seperti:

  1. STORYBOARD, merupakan gambaran prototype paling sederhana karena hanya berupa gambar seperti grafis dari bentuk sistem yang akan dirancang dengan tanpa fungsi sistem.
  2. SIMULASI FUNGSI TERBATAS, dalam desainnya dimasukkan fungsi sistem sehingga tidak hanya gambar tampilannya saja.
  3. HIGH-LEVEL PROGRAMING SUPPORT, dijelaskan sebagai contoh khusus dari high level programing language yaitu HyperTalk yang mempermudah perancang mengerjakan komponen tertentu dari sebuah sistem interaktif.

Keunggulan dan Kelemahan Prototyping

  1. Keunggulan Prototyping adalah
    1. Menjadikan kemudahan komunikasi yang baik antara developer dan customer.
    2. Developer bisa mengerjakan rancangan lebih baik dalam memutuskan keinginan customer.
    3. Dapat membuat Pelanggan bertindak secara aktif dalam pembangunan sistem.
    4. Dapat banyak menghemat waktu saat pembangunan sistem.
    5. Lebih mudah dalam pengimplementasiannya karena pengguna mengerti apa yang diinginkannya.
  2. Kelemahan prototyping adalah :
    1. Kurangnya pemahaman terhadap program terkadang menjadikan pelanggan tidak sadar dan melihat bahwa perangkat lunak yang sudah jadi masih belum tersedia kualitasnya secara keseluruhan dan segi kemampuan untuk pemeliharaan jangka waktu lama pada perangkat lunak pun terkadang luput dalam perhatian.
    2. Seorang developer umumnya ingin pekerjaannya cepat selesai, yang akhirnya mendorong seorang developer untuk menggunakan algoritma dan Bahasa pemrograman yang mudah sehingga dapat menyelesaikan prototyping lebih cepat tanpa memerhatikan lebih jelas bahwa program yang dibuat sekadar bluescreen system.
    3. Kemungkinan jaringan antar pelanggan dan computer tidak disediakan gambaran teknik perancangan yang baik
  3. Protoype juga menimbulkan masalah
    Terdapat banyak hal yang diabaikan dalam pembuatan prototype contoh yaitu kualitas, kemudahan dipelihara / dikembangkan, kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya, dan efisiensi. Apabila pelanggan merasa sesuai terhadap prototype yang diberikan, dan memaksa terhadap produk itu, selanjutnya pengembang harus berusaha keras untuk menyelesaikan hasil produk menjadi lebih baik, sesuai dengan kualitas yang ditunjukkan
    Dalam membuat prototype dengan waktu singkat, para pengembang mungkin membutuhkan kompromi pada beberapa hal, seperti misalnya mungkin sistem operasi yang tidak sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih sederhana. Supaya rancangan dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat persetujuan bersama oleh client dan developer yaitu prototype yang dirancang merupakan alat untuk menjelaskan keperluan software.
  4. Tahapan – tahapan Prototyping
    Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
    1. Pelanggan dan pengembang berkumpul bersama membuat daftar kebutuhan dan menjelaskan bentuk seluruh software serta pengenalan semua garis besar dan keperluan sistem yang dibuat.
    2. Merancang prototyping dengan membuat desain sementara yang menititikberatkan terhadap pelayanan kepada pelanggan(contoh dengan cara membuat input dan format output).
    3. Pelanggan melakukan evaluasi prototyping untuk melihat apakah sistem yang telah jadi sudah sesuai dengan kehendak pelanggan, apabila sudah cocok maka langkah 4 bisa diambil, apabila tidak maka prototyping akan diperbaiki kembali dengan mengulangi langkah 1, 2, dan 3.
    4. Dalam tahap ini akan dilakukan pengkodean sistem pada prototyping yang telah disetujui dengan menerjemahkannya ke dalam programing language yang sesuai.
    5. Setelah sistem perangkat lunak selesai dibuat dan siap pakai maka akan dilakukan pengujian sistem dengan dites terlebih dahulu sebelum digunakan. Ada beberapa pegujian yang bisa dilakukan seperti basis path, pengujian arsitekttur, white box, black box dan lain – lain.
    6. Proses selanjutanya yaitu evaluasi sistem dimana pelanggan melakukan penilaian sistem yang sudah jadi apakah sesuai yang diharapkannnya. Apabila iya lakukan langkah 7, jika tidak maka ulangi langkah 4, 5.
    7. Software system yang telah diuji dan berhasil sertam diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Penjelasan menurut Yousuf dan Asger dalam International Journal Of Computer Applications Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs (Masooma Yousuf, April 2015).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan sekumpulan data mengenai keperluan sistem baru yang berasal dari kegiatan pengguna sistem atau stakeholder yang memiliki hubungan atau keterkaitan dengan sistem dan perkembangannya.

Tujuan Elisitasi

Beberapa tujuan yang dimiliki elisitasi menurut Leffingwel yang dikutip oleh Siahaan (Siahaan, 2012:67) sebagai berikut :

  1. Mengidenifikasi semua batasan sistem (system boundaries) serta mendapatai kesulitan apa saja yang perlu diselesaikan.
  2. Mengetahui siapa saja para stakeholder.
  3. Mengerti hasil dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai.

Tahapan Elisitasi

Saputra berpendapat bahwa elisitasi adalah rencana yang dikerjakan bersumber pada sistem baru yang diharapkan oleh pihak manajemen yang bersangkutan juga mampu dieksekusi oleh pengembang sistem (Saputra, Juni 2012:50-56).

Berikut tiga tahap elisitasi yang dapat dilakukan melalui proses wawancara :

  1. Elisitasi Tahap I, Pada tahap ini elisitasi berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II, Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh peneliti untuk dieksekusi.Berikut penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential):
    1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksud nya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. “D” pada MDI itu artinya Desirable Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. “I” pada MDI itu artinya Inessential Maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III, Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
    1. “T” Techinical Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    2. “O” artinya Operational Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    3. E” artinya Economy Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. (H) yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit
    2. (M) yaitu mampu untuk dikerjakan
    3. (L) yaitu mudah untuk dikerjakan.
  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Koperasi

Definisi Koperasi

Menurut Abdul Hayat, Euis Sitinur Aisyah, Serly Ovtavia Ningrum ( 2015 : 86 )[14] Pengelolaan koperasi simpan pinjam di SMK Yuppentek 1 Tangerang ini masih menggunakan sistem konvensional yaitu menggunakan buku dan Microsoft Excel. Cara ini masih kurang efektif karena transaksi simpan pinjam yang terjadi semakin tinggi sehingga perhitungan juga semakin marak, selain kegiatan simpan pinjamnya proses backup data tidak secara otomatis dan kurang memadainya tempat untuk menyimpan datadata, sehingga terjadinya penumpukan kertas-kertas. Dengan adanya permasalahan tersebut, koperasi ini perlu menggunakan aplikasi simpan pinjam yang dapat membantu dalam proses pengolahan data simpan pinjam dan akuntasi. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pustaka, wawancara, observasi, analisis sistem,perancangan sistem, dan implementasi sistem. Hasil yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan database MySql.

Menurut Deden Roni Nurjaman, Turki Salim, Risma Damayanti ( 2019 : 89 )[15] Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Koperasi didirikan bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususunya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi menyelenggarakan beberapa jenis usaha seperti simpan pinjam, warung serba ada dan perdagangan umum. Dalam menjalankan usaha tersebut koperasi melakukan pembukuan untuk mengetahui laba/rugi koperasi serta besaran sisa hasil usaha yang adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dalam proses pembukuan tersebut sering terjadi beberapa permasalahan seperti, tidak tercatatnya dengan baik setiap transaksi yang kecil dan rutin, adanya kesalahan perhitungan yang disebabkan human error, lambatnya proses perhitungan sisa hasil usaha yang menyebabkan tertundanya pembuatan laporan. Untuk mengatasi hal ini perlu dirancang suatu model sistem informasi pembukuan dalam bentuk use case diagram sebagai model rancangan dan class diagram sebagai model database serta aplikasi sistem sebagai bentuk implementasi, sehingga hal ini mampu menciptakan suatu sistem informasi pembukuan untuk monitoring transaksi koperasi dalam mendukung perhitungan sisa hasil usaha secara efektif, efisien, cepat dan akurat.

Menurut Muhamad Dwi Aprianto, Muhamad Muhandika, Ahmad Hidayat ( 2018 : 68 )[16] Perkembangan dan penggunaan teknologi computer saat ini bukan hal yang asing bagi dunia pendidikan. Karena dalam dunia pendidikan computer merupakan alat atau akses yang sangat penting dalam menunjang majunya dunia pendidikan, sehingga dapat memperlancar tugas atau kegiatan instansi yang terkait dalam dunia pendidikan tersebut. Penggunaan computer sangat penting dalam memperlancar atau mempermudah dalam proses pengajaran, Pengolahan Data, Membuat soal Ujian, Penyimpanan data-data yang penting bahkan sebagai bahan pendidikan itu sendiri, tanpa ada penggunaaan komputer yang mempermudah dalam mengakses segala bentuk data mungkin dunia pendidikan yang ada belum semaju dan berkembang seperti sekarang ini. Membuat alat pendeteksi cuaca sebuah produk yang nantinya akan dijadikan sebagai pendeteksi cuaca pada Koperasi Karyawan BANK BTN Regional Cabang Tangerang.

Definisi SMS (Short Message Service)

SMS menjadi fenomena tersendiri. Dalam waktu yang cukup singkat, tingkat pertumbuhan penggunaan oleh pemakai sangat tinggi. Fakta lainnya adalah fasilitas SMS dalam telepon bergerak ternyata punya cukup andil dalam pasar telepon bergerak. Hal inilah yang meningkatkan perubahan SMS dimana dari sekedar untuk mentransfer data berupa teks, kemudian telah berkembang dengan ditambahi suara, SMS semacam ini dikenal dengan nama EMS ( Enhanced Message Service ) dan bahkan yang lebih maju lagi, dimana teknologi SMS semacam ini disongsong oleh ponsel-ponsel generasi ke-3 (3G). Adalah MMS ( Multimedia Message Service ) yang memungkinkan pengiriman tidak sekedar berupa teks dan suara, namun juga foto, gambar statis, animasi dan bahkan video.

SMS merupakan salah satu fitur GSM yang dikembangkan dan distandarisasi oleh ETSI yaitu badan standar telekomunikasi eropa yang menstandarisasikan fitur–fitur GSM lainnya. Meskipun telah banyak fitur–fitur dari GSM seperti MMS ( Multiledia Messaging Services ), WAP ( Wireless Application Protocol ), dan GPRS ( General Packet Radio Service ), keberadaan jasa dan industri yang menggunakan SMS khususnya semakin lama semakin banyak dijumpai. Hal ini juga didukung oleh faktor hardware yang semakin terjangkau harganya.

1. Definisi SMS

SMS adalah sebuah layanan pengiriman pesan singkat dari dan ke telepon seluler, mesin fax, atau ke sebuah IP Address . Layanan ini disebut layanan pesan singkat karena memang lebar karakternya hanya sebanyak 160 karakter alfanumerik dan tidak berisi gambar atau grafik. Suatu provider telepon seluler pasti menyediakan layanan ini sebagai salah satu layanan utama provider tersebut.

SMS didukung oleh GSM, CDMA yang berbasis pada telepon seluler yang saat ini banyak digunakan. Karena layanan berbasis SMS telah banyak digunakan selama bertahun-tahun, maka penetrasi telepon seluler dan user yang banyak menggunakan layanan ini sudah membuat layanan berbasis SMS menjadi sebuah layanan yang menarik. Sekarang ini otomatisasi dalam layanan ini dimanfaatkan untuk berkomunikasi secara singkat pada para konsumen suatu perusahaan. Contohnya adalah layanan pesan antar yang menggunakan SMS, ataupun layanan informasi yang mereply secara otomatis.

2. Karateristik SMS

Ada beberapa karakteristik pesan SMS yang penting yaitu:

  1. Pesan SMS dijamin sampai atau tidak sama sekali selayaknya e-mail , sehingga jika terjadi kegagalan sistem atau hal lain yang menyebabkan pesan SMS tidak diterima akan diberikan informasi ( report ) yang menyatakan pesan SMS gagal dikirimkan.
  2. Berbeda dengan fungsi call (panggilan), sekalipun saat mengirimkan SMS ponsel tujuan tidak aktif bukan berarti pengiriman SMS akan gagal. Namun SMS akan masuk ke antrian dulu selama belum time-out . SMS akan segera dikirimkan jika ponsel sudah aktif.
  3. Bandwidth yang digunakan rendah.

3. Keuntungan SMS

Pada tingkat minimum keuntungan yang dapat diberikan oleh SMS bagi pemakai meliputi pengiriman notifikasi dan peringatan ( alert ), penyampaian pesan SMS yang terjamin, handal, mekanisme komunikasi dengan biaya yang rendah kemampuan untuk menyaring pesan SMS dan menanggapi panggilan secara selektif meningkatnya produktifitas pelanggan.Untuk fungsionalitas yang lebih canggih, SMS memberikan beberapa keuntungan tambahan bagi pelanggan yaitu pengiriman pesan SMS ke beberapa pelanggan sekaligus dan kemampuan menerima informasi yang beragam.

4. Layanan Aplikasi SMS

Layanan aplikasi SMS pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan aplikasi internet dan internet bergerak pada umumnya, yaitu layar monitor yang berukuran kecil, keterbatasan jumlah karakter yang dapat dituliskan, serta keterbatasan tombol pada ponsel untuk pengoperasian aplikasi. Tiga karakteristik tersebut selalu menjadi fokus yang mendasari pada pengembangan aplikasi tersebut, sehingga informasi yang disediakan singkat dan jelas dengan pengoperasian aplikasi mudah dan sederhana yang merupakan penggunaan tombol pada ponsel. Dengan demikian akan dapat dikenal aplikasi yang cocok untuk dikembangkan menjadi aplikasi berbasis SMS. Berdasarkan mekanisme distribusi pesan SMS oleh aplikasi SMS, terdapat empat macam mekanisme pengiriman pesan, yaitu :

  1. Pull yaitu pesan SMS yang dikirimkan ke pengguna berdasarkan permintaan pengguna.
  2. BPush–Event Based yaitu pesan SMS yang diaktivasi oleh aplikasi berdasarkan kejadian yang berlangsung.
  3. Push-Scheduled yaitu pesan SMS yang diaktivasi oleh aplikasi berdasarkan waktu yang telah terjadwal.
  4. Push–personal profile yaitu pesan SMS yang diaktivasi oleh aplikasi berdasarkan profil dan preference dari pengguna.

Definisi PIECES

a. Definisi PIECES

Menurut Nurjamiah dana Arie Rafika Dewi (2018:39) dalam Jurnal Sistem Informasi yang berjudul Analisa Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Mahasiswa Menggunakan PIECES pada Prodi Sistem Informasi STTH-Medan Vol. 2 “Analisa PIECES adalah analisa yang melihat sistem dari “pefomance, Information, Economic, Control, Efficiency, Servic”, adapun pengertiannya sebegai berikut :

  1. Perfomance (Kehandalan)
    Kehandalan suatu sistem merupakan variable pertaa dari PIECES dimana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan berapa handalkah suatu sistem dalam memproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan.
    Variable ini dapat digunakan sebagai acuan atas pedoman dalam evaluasi sistem dengan memperhatikan dua kompenen berikut :
    • Kemampuan suatu sistem dalam mengerjakan sejumlah perintah dalam periode waktu yang telah ditentukan dengan baik dan tanpa habatan (eror)
    • Cepat atau lambatnya kemampuan sistem dalam merespon suatu perintah atau program pembatasan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi.
  2. Information (Informasi)
    Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi dan menangani masalah yang muncul. Dalam hal ini meningkatkan kualitas infomasi tidak dengan mudah menambah jumlah informasi, karena teralalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru.
  3. Economic (Ekonomi)
    Alasan ekonomi barangkali merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.
  4. Control (Kendali)
    Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan betulkan jika ditemkan kinerja yang dibawh standar. Control dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau mendeteksi kesalahan istem menjamin keamanan data dan persyaratan
  5. Efficeiecy (Efisiensi)
    Efisiensi menyangkut bagaimana mengahsilkan output sebanyak-banyknya dengan input yang sekecil mungkin. “adapun indikasi suatu sistem dapat dikatakan efisiensi sebagai berikut:
    • Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumberdaya manusia, mesin datau komputer.
    • Data dimasukan atau disalin secara berlebihan
    • Informasi dihasilkan secara berlebihan.
    • Data diproses secara berlebihan.
    • Usaha yang dibutuhkan terhadap tugas-tugas terlalu berlebihan.
    • Material yang dinutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
  6. Service (Pelayanan)
    Kualitas pekayanan suatu sistem dapat dikatakan termasuk dalam kriteria berikut :
    • sistem menghasilkan produk yang tidak akurat
    • sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten
    • sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya
    • sistem tidak mudah
    • sistem tidak fleksible

Konsep Dasar SWOT

Definisi SWOT

Menurut pendapat Ainiyah SWOT adalah model untuk menganalisa suatu organisasi yang berpusat pada keuntungan yang memiliki tujuan utama yaitu mengetahui bagaimana situasi organisasi tersebut secara lebih menyeluruh dengan 4 model strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman) (Ainiyah, 2015)[17].

Berdasarkan ungkapan diatas, dapat memberikan kesimpulan bahwa analisis SWOT mendeskripsikan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang sedang dialami oleh perusahaan sehingga dapat ditangani dengan disesuaikannya pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga para manajer bisa membuat langkah – langkah untuk rencana pengembangan sistem perusahannya.

Manfaat Analisis SWOT

Dari proses analisa SWOT yang dilakukan yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats menurut Ainiyah dapat menghasilkan banyak manfaat saat sebelum pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah (Ainiyah, Perancangan Sistem Informasi Sebagai Sarana Pembayaran Perlengkapan Sekolah Pada Koperasi SMAN 6 Tangerang , 2015:289)[17], Manfaatnya adalah :

  1. Mempermudah manajemen dalam mengambil tindakan yang benar dan tepat sesuai dengan keadaan.
  2. Dapat menjadikan rekomendasi.
  3. Lebih akuratnya informasi yang diterima.
  4. Resiko yang diterima dapat berkurang akibat dari berkali-kali keputusan yang dibuat (double decision).
  5. Mampu memberi jawaban sesuatu yang bersifat intuitif pada kesimpulan yang sifatnya emosional

Langkah - Langkah Analisis SWOT

  1. Langkah 1:
    mengidentifikasi apa saja yang menjadi ancaman dan kelemahan yang paling utama untuk ditangani secara general pada setiap komponen.
  2. Langkah 2:
    mengidentifikasi apa saja yang menjadi peluang dan kekuatan yang dapat diprediksi sesuai untuk usaha menangani ancaman dan kelemahan yang telah diketahui terlebih dahulu pada langkah pertama.
  3. Langkah 3:
    buatlah matrix atau label yang berisi 4 komponen, kemudian buat tabel yang berisi kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O), dan ancaman (T), setelah diidentifikasi langkah 1 dan 2 hasil yang diperoleh dimasukkan ke dalam pola Analisis SWOT tersebut. Langkah ini bisa dilakukan secara keseluruhan, atau seandainya terlalu banyak hasil identifikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi analisis SWOT sebagai komponen masukan, proses, dan keluaran.
  4. Langkah 4:
    buatlah kesimpulan strategi-strategi yang diajukan untuk mengatasi ancaman dan kelemahan, termasuk didalamnya terdapat pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
  5. Langkah 5:
    menentukan bagaimana penanganan prioritas terhadap ancaman dan kelemahan kemudian rancang suatu strategi atau rencana tindakan untuk melakukan program penanganan tersebut. Strategi persoalan yang dilakukan dalam analisis SWOT dapat berupa:
    1. Menggunakan semua kekuatan yang ada dengan tujuan meraih peluang.
    2. Mengatasi semua ancaman dengan menggunakan kekuatan yang ada.
    3. Meminimalisir kelemahan yang ada untuk tujuan memanfaatkan peluang.
    4. Meminimalisir kelemahan dan menghindari ancaman.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

MySQL merupakan suatu software atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database serta menjalankan fungsi sebagai pengolah data (Albar M Fauzan, Agustus 2017)[18].

Keistimewaan MySQL

Ada beberapa keistimewaan yang ada pada MySQL diantaranya (Watung, 2014:2)[19] :

  1. Portabilitas. MySQL dapat running dengan stabil di berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga dan masih banyak lagi.
  2. Open Source. MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.
  3. >Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
  4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
  5. Jenis Kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed or unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp dan lain-lain.
  6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
  7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
  8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
  9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
  10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
  11. Antar Muka. MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
  12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
  13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

PHP atau kependekan dari Personal Home Page. Rasmus Leodorf adalah pencipta bahasa pemrograman PHP pada 1995 yang pada masa itu masih dikenal dengan nama Form Interpreted (FI). Pada November 1997, dirilis PHP/FI2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan (Sri Rahayu, September 2015)[20].

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Testing

Pengertian testing menurut Randi V. Palit adalah sesuatu atau obejek yang telah dibuat perlu diujicobakan. Demikian juga dengan software, semua fungsi-fungsi yang telah dibuat perlu diujicoba dan dilihat hasilnya, supaya software terhindar dari error dan hasil yang diperoleh benar sesuai dengan kebutuhan yang sebelumnya telah didefinisikan (Randi V. Palit Y. D., 2015:3)[21].

Definisi Black Box

Black-Box Testing merupakan metodelogi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak, pengujian blacbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi (Euis Aisyah Sitinur, Agustus 2016).

Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut:

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada
  2. Kesalahan antarmuka (interface error)
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data
  4. Kesalahan performansi (performance errors)

Pengujian didesain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid?
  2. Input seperti apa yang dapat menjadi bahan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem sensitif pada input-input tertentu?
  4. Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi?
  5. Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem?
  6. Efek apa yang dapat membuat kombinasi data ditangani spesifik pada operasi sistem?

Langkah – Langkah Black Box Testing

Langkah yang dilakukan adalah dengan membuat kasus uji (skenario) diuji sendiri oleh pengembang yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai software apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan tanpa menguji desain dan kode program. Kasus uji yang dibuat untuk menguji harus dibuat dengan skenario benar dan salah.

Contoh Black box testing untuk proses login adalah membuat kasus uji seperti berikut :

  1. Jika pengguna memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi (password) yang benar.
  2. Jika pengguna memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi (password) yang salah, misalnya nama pemakai benar tapi kata sandi salah, atau sebaliknya, atau keduanya salah.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Apriyanti kegiatan melakukan survey tentang penemuan hasil riset yang dilakukan oleh peneliti yang lebih dulu dan topik yang dibahas saling berhubungan merupakan pengertian dari Lietarure Review (2012:32).

Tujuan Literature Review

Adapun tujuan dari literature review adalah:

    1. Membentuk sebuah kerangka teoritis untuk topik / bidang penelitian
    2. Menjelaskan definisi, kata kunci dan terminologi
    3. Menentukan studi, model, studi kasus dll yang mendukung topik
    4. Menentukan lingkup penelitian topik penelitian.
    5. Sistem tidak mudah digunakan.
    6. Sistem canggung untuk digunakan.
    7. Sistem tidak fleksibel.

Literarture Review

Banyak penelitian sebelumnya yang dilakukan mengenai Akuntansi Laporan simpan pinjam, serta penelitian lain yang berkaitan, diantaranya:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Edy Zulfiar, Rahmat Hidayat, dan Lukman dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 20 No. 2. e-ISSN: 2549-5003. Retrieved July 19, 2019.[22] Penelitian ini berjudul “Desain Aplikasi Akuntansi Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Pada Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Lhokseumawe, Aceh Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang aplikasi akuntansi untuk koperasi simpan pinjam bernama Kospin Accounting versi 1.0. Perancangan aplikasi ini diharapkan dapat membantu manajemen koperasi simpan pinjam di Kota Lhokseumawe dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi (SAK-ETAP). Sebanyak 5 koperasi simpan pinjam di Kota Lhokseumawe dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengembangan sistem dalam perancangan aplikasi akuntansi dilakukan dengan tahapan: 1) Sistem inisiasi; 2) Analisis sistem; 3) Desain aplikasi akuntansi; 4) Implementasi aplikasi akuntansi; 5) Pengujian aplikasi akuntansi. Desain aplikasi akuntansi ini menggunakan aplikasi visual basic sebagai bahasa pemrograman, Ms. Access sebagai penyimpanan data dan laporan kristal sebagai media persiapan laporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntansi yang terdapat pada koperasi simpan pinjam di Kota Lhokseumawe masih dilakukan secara manual yang meliputi pencatatan data anggota, pencatatan data simpanan, pencatatan data pinjaman, pencatatan data angsuran pinjaman, pencatatan transaksi tunai dan persiapan laporan, seluruh prosedur masih dilakukan secara manual. Aplikasi yang dirancang menggunakan program Microsoft Visual Basic mencakup semua proses akuntansi dalam koperasi simpan pinjam. Aplikasi akuntansi dirancang untuk memberikan kemudahan, perhitungan presisi, akurasi, kecepatan proses pelaporan, serta meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi. Bentuk-bentuk yang digunakan dalam aplikasi ini dibedakan berdasarkan jenis transaksi sehingga memudahkan pengguna
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Komarudin, Ramadhan Syaeful Bahri, Dyan Fachri Maulana, Ananda Rizky Maulana dalam Jurnal Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise tahun 2019.[23] Penelitian ini berjudul “Model Perancangan Aplikasi Pesantren Matic Pada Forum Pondok Pesantren Jawa Barat”. Penelitian ini tentang Aplikasi Pesantren Matic adalah aplikasi berbasis website yang memberikan fitur untuk pencatatan laporan keuangan dan sebagai tools bagi pengembangan bisnis bagi Forum Pondok Pesantren Jawa Barat. Dengan aplikasi berbasis website, FPP Jawa Barat dapat memulai bisnis dalam bentuk pelatihan dan sertifikasi ustadz, pelatihan tata kelola manajemen pesantren serta pelatihan pencatatan laporan keuangan pesantren. Target program ini adalah pesantren-pesantren di Indonesia dan khususnya Jawa Barat. Business Model Canvas yang digunakan menjelaskan bahwa: key partners (Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Majelis Ulama Indonesia, Pondok Pesantren), key activities (Pencatatan Keuangan, Pelatihan Pesantren, pelatihan & sertifikasi ustadz), key resource (Forum Pondok Pesantren Jawa Barat), value proposition (Terintegrasi Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia), Customer Relationship (Iklan (promo dan langganan)), Channels (Website, Sosial Media, Iklan), Customer Segments (Pondok Pesantren,Ustadz), Cost Structure (Biaya Registrasi Domain dan Hosting), Revenue Streams (Pencatatan Keuangan, Pelatihan Pesantren, pelatihan & sertifikasi ustadz).
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Heri Purnomo dan Jauharul Maknunah dalam Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol. 3 No 3 tahun 2018.[24] Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Pengolahan Data Keuangan Berbasis Web”. Penelitian ini mengenai tentang Sistem informasi keuangan adalah suatu sistem informasi yang memfasilitasi organisasi untuk mengelola data keuangan bagi bidang-bidang yang terkait sehingga dapat membantu menyelesaikan kegiatan di bidang keuangan terutama untuk proses pencatatan dan laporan keuangan secara cepat. Tujuannya terwujudnya Implemetasi Sistem Informasi Keuangan berbasis web untuk mendukung penyajian informasi dalam proses pengambilan keputusan oleh pimpinan, maupun bagian keuangan. Metode yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan. Metode perancangannya yaitu membuat implentasi sistem informasi, desain basis data dan analisis data keuangan. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara, studi kepustakaan, survey langsung di STMIK Pradnya Paramita dengan cara mewawancarai orang-orang terkait untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Hasil akhir dari implentasi sistem informasi keuangan berbasis web dimanfaatkan untuk mempermudah dan mempercepat pengaksesan data serta memberikan pihak pimpinan dalam mengakses penuh ke data tanpa melakukan pemrosesan data operasional. Dengan terbangunnya implementasi sistem informasi dapat dihasilkan data yang terstruktur dan terintegrasi dengan baik sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Qurotul Aini, dan Marviola Hardini dalam STMIK Pontianak Online Journal Vol. 8 No. 2 tahun 2018.[25] Penelitian ini berjudul “Penerapan Software Akuntansi Online Sebagai Penunjang Pencatatan Laporan Keuangan”. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan akuntan dalam melakukan pencatatan laporan keuangan serta pimpinan yang melakukan pengecekkan dalam informasi yang disajikan, Software Jurnal (Software Akuntansi Online) akan menyajikan informasi berupa tanggal, kode produk, nama produk, kuantitas, total pendapatan, rata-rata pendapatan. Software Jurnal (Software Akuntansi Online) memiliki tingkat keamanan yang bagus karena diamankan dengan teknologi yang setara atau lebih kuat dari yang dipakai Bank. Software Jurnal (Software Akuntansi Online) menggunakan encryption AES-256 agar pihak yang tidak bertanggung jawab tidak dapat mengakses data dengan mudah. Software Jurnal (Software Akuntansi Online) juga menggunakan 2056-bit SSL certificate untuk mengamankan koneksi internet. Dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) keuntungan dalam Software Jurnal (Software Akuntansi Online). Dengan hadirnya kegiatan penelitian kali ini diharapkan agar Software Jurnal (Software Akuntansi Online) dapat meningkatkan mutu laporan keuangan dalam proses pencatatan laporan pendapatan
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Pratiwi dan Uding Sastrawan dalam Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No. 2 tahun 2018.[26] Penelitian ini berjudul “Implementasi Aplikasi Akuntansi Pada Ukm Adiraka Dalam Pengelolaan Keuangan”. Penelitian ini menggambarkan UKM Adiraka Group merupakan usaha yang bergerak dalam bisnis furnitur. Masalah yang sering terjadi pada UKM Adiraka Group yaitu pencatatan transaksi secara manual membutuhkan waktu cukup lama dalam mendapatkan data atau informasi keuangan, bagian keuangan harus bekerja lagi untuk menyusun dan membuat laporan. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dibutuhkan aplikasi yang mampu mengatasi masalah waktu dan tenaga. Oleh karena itu perancangan aplikasi akuntansi berbasis web diperlukan sebagai media penunjang sistem keuangan. Data yang dirancang akan diproses menggunakan PHP Hypertext Preprocessor ke dalam tabel, kueri, dan laporan. Pemilik dan departemen keuangan dapat membuat keputusan lebih cepat dan lebih mudah menggunakan aplikasi ini.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Antonio Trigo, dkk dalam journal Procedia Technology 16 (2014), 118-127, dengan judul Accounting Information Systems: The Challenge of the Real-Time Reporting.[27] Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi yang dapat membantu dalam mengimplementasikan Real-time accounting yaitu business process management, mobile devices, cloud computing, business enterprise architecture and enterprise application integration.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Bhargav Pandya dalam SJCC Management Research Review (2019).[28] Penelitian ini berjudul “Application of Free Cash Flow to Equity Model in Valuing Mahindra Group Companies: An Empirical Study”. The paper aims at applying the free cash flow to equity model in estimating the value of equity of the NIFTY Mahindra Group Index companies. It also serves to estimate a degree of under or overvaluation of these companies by comparing estimated value with the market price of the stocks. A sample consists of six companies covered in NIFTY Mahindra Group Index. Values of equity shares of these companies were estimated by applying free cash flow to equity model over a forecast period of five years ranging from 2019 to 2023. After the forecast period, the terminal value was found out by using the constant growth model. The values per share of sample companies were estimated as on March 31, 2018, and they were compared with market prices of these companies for the corresponding period. The results of the study revealed that five out of six companies were undervalued relative to the market price. Mahindra CIE Automotive Ltd was found to be highly undervalued across the sample representing 94.83% of undervaluation.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Iskandar Muda, Rasdianto dan Muhammad Safri Lubis dalam Information Management and Business Review (2014).[29] Penelitian ini berjudul “Implementation of the Cash Revenue System: A Case Study in the Local Government Task Forces’ Units of North Sumatera Province, Indonesia”. The model data structure is designed to give a high degree of accuracy and a higher relevance in the development of the accounting information system, without being distracted by the application code changes. The descriptive analysis adopted in this study uses both tools of the visual basic program and database of Microsoft SQL designs. The programming part is to present the results of the local government’s manual finance report into several generated computerized systems. In preparing the financial statements, it is deemed sufficient to create one format followed by the transaction journal which automatically posts directly the generated processing and financial reports. These courses will greatly assist in the preparation of the financial statements. By having such reliable information technology support, the financial governance rules contained in Permendagri are able to ensure the effectiveness of the internal control systems’ design.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Alan J. Auerbach, Michael P. Devereux, Michael Keen, and John Vella dalam National Tax Journal (2017).[30] Penelitian ini berjudul “INternAtional Tax Planning under the Destination-Based Cash Flow Tax”. This paper considers the implications of the destination-based cash flow tax (DBCFT) for three common ways of shifting taxable profits between countries: through manipulation of transfer prices, the use of debt, and locating intangible assets in low taxed jurisdictions. It shows that none of these planning devices would be available under a DBCFT, if adopted universally. This is because intra-group payments between two countries do not affect tax liabilities in either country. If adopted unilaterally, however, there would be an incentive to shift profit to the adopting country, at the expense of non-adopting countries.
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Anastasiya Vladimirovna Matveeva, Darya Vladimirovna Kalmykova, Aleksey Fedorovich Chernenko dalam Journal: Journal of Applied Economic Sciences (JAES) Issue No: 42. 772-775 (2016).[31] Penelitian ini berjudul “Optimization Method of Cash Balance”. In this case some factors remain unaccounted, in particular, expense for maintenance of financial responsibility of an enterprise. Such expense arises if there aren’t enough funds to extinguish financial liabilities. Changing of cash balance is purely deterministic in some models, while this changing has the only stochastic nature in others that does not match the reality. Thus, the task of an utmost importance is further developing the model of cash optimization, which is the aim of this research. Methodology of this research is based on the use of the systematic approach, which takes into account the interaction of various factors that determine the value of optimal cash balance, as well as regression analysist As a result, the new economic-mathematical model is developed in order to calculate optimal balance of available funds. It differs from previously developed models and takes into account much more factors. This model uses statistical data for each particular enterprise as a basis for determining equations, which reflect the cash balance impact on the value of costs and losses that are accounted in the model.
  11. Berdasarkan literature review diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan penelitian yang dilakukan saat ini adalah peneliti melakukan pengembangan dari sistem informasi aplikasi yang sudah berjalan dengan menambahkan fitur-fitur baru dan menu baru tanpa mengubah cara pengoperasian dari sistem yang sebelumnya sehingga mempermudah proses kerja bagian keuangan. Pengembangan ini menggunakan Bahasa pemrograman PHP framework Code Igniter, metode Analisa PIECES dan metode pengujian Blackbox Testing.

BAB III
PEMBAHASAN

Gambaran Umum Koperasi PT. Satya Mitra Kemas Lestari

Sejarah singkat PT. Satya Mitra Kemas Lestari

PT. Satyamitra Kemas Lestari adalah perusahaan yang bergerak dibidang karton box atau packaging. Perusahaan ini merupakan perusahaan perseroan dengan status sebagai perusahaan Penanamam Modal Dalam Negeri. PT. Satyamitra Kemas Lestari beralamat di Jl. Raya Serang Serang Km, 25,6 kawasan industri benua permai lestari desa Cisereh Tigaraksa Tangerang, Banten merupakan pabrik kemasan yang berdiri sejak tahun 2004 dan mulai beroperasi di bulan Maret 2005. Sejak mjulai memproduksi secara kormesial pada bulan Maret 2005, PT. Satya Mitra Kemas Lestari terus mengalami perkembangan secara bertahap, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah pesanan dari pelanggan atau costumer. Selain itu perusahaan juga mengadakan perkembangan perluasan areal pabrik lainnya dalam rangka peningkatan produktifitas dan penumbuhan permintaan pasar.

PT. Satyamitra Kemas Lestari mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman pada bidang kemasan dan didukung oleh mesin-mesin yang berteknologi mutakhir, bertekat untuk menjadi perusahaan yang memberikan standar baru pada industri kemasan dengan terus mencari cara inovatif untuk melayani pelanggan lebih baik dan bersedia melakukan perubahan demi kebaikan untuk bersaing di pasar global.

PT. Satyamitra Kemas Lesari memproduksi berbagai macam packaging untuk berbagai keperluan industri baik itu Double Wall ( BC Flute ) dan Single Wall ( B Flute, C Flute, E Flute) . Produk Dus yang pernah kami produksi antara lain seperti : kardus kue, kardus speaker, kardus helm, kardus sepatu, kardus alat – alat elektronik, kardus pakaian, kardus makanan, kardus air minum kemasan, kardus merchandise untuk bahan promosi Dan lain sebagainya. Dengan Mesin Corrugated Carton Board yang kami import dari taiwan kami dapat menghasilkan Corrugated Carton Box (Kardus) dengan kualitas yang bermutu tinggi. Dalam waktu sehari produksi menghasilkan 2000 produk dus berbagai macam bentuk dan ukuran.

Saat ini PT. Satyamitra Kemas Lestari memperkerjakaan karyawan sebanyak 815 orang, kira-kira lebih dari setengahnya terlibat dalam proses produksi. Di antaranya 162 orang karyawan Corrugated beserta 12 orang Group Leader Corrugated, 172 orang karyawan Box beserta 16 orang Group Leader Box dan 164 orang karyawan Printing beserta 14 orang Group Leader Printing yang bekerja dalam dua gilir kerja, dan sisanya adalah karyawan administratif atau non-teknis seperti perencana, pembuat jadwal, karyawan ekspedisi dan transportasi. PT. Satyamitra Kemas Lesari juga memiliki visi dan misi perusahaan serta value, berikut visi dan misi perusahaan serta value :

Visi Perusahaan

  1. Memberikan standar baru melalui kebutuhan pelanggan, proses cost effective dan personil yang produktif dan berkomitmen.

  2. Hubungan kerjasama jangka panjang yang sukses, memberikan servis yang berkualitas kepada pelanggan dengan harga yang sesuai.

  3. Kemampuan dan kreatifitas personil untuk melahirkan ide-ide baru demi perkembangan perusahaan, akan selalu mencari cara-cara yang inovatif untuk memberikan kepuasan yang berharga bagi pelanggan.

  4. Aspirasi dan ekseptasi pemegang saham menjadi sebuah perusahaan yang handal, meningkatkan realisasi potensi kami secara maksimal dan mencapai visi bersama

Misi Perusahaan

  1. Memberikan pelayanan yang baik untuk kepuasan pelanggan

  2. Selalu memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial

  3. Meningkatkan kesejahteraan kelangsungan lingkungan hidup dan keselamatan kerja

  4. Menjunjung tinggi kemampuan individu tanpa mengesampingkan kerjasama tim.

Struktur Organisasi

Agar setiap perusahaan menjalankan usahanya dengan baik dan aktivitas operasional perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancer maka dibentuklah struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam aktivitas perusahaan.

Gambar 3.1. Struktur Anggota Koperasi

  1. Struktur Organisasi Koperasi
    Organisaisi koperasi yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan manajemen koperasi diantaranya mengenai Bagan Struktur Organisasi yang relevan, perangkat dan fungsi organisasi koperasi.
    Bagan Struktur Organisasi Koperasi menggambarkan sususnan, isi dan luas cakupan organisasi koperasi, serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas.
    Landasan pembuatan struktur organisasi adalah :
    1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
    2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
    3. Keputusan rapat

    Keterangan :

    Bagan Struktur Organisasi Koperasi ini tidak bersifat baku dan masih dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan/kecukupan/cirri khas organisasinya. Perangkat organisasinya pasti harus tercantum sebagaimana UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 21, adalah Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas, yang selanjutnya dapat dilengkapi adanya pengelola (manager dan karyawan).

  2. Rapat Anggota (RA)
    Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang tercermin dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan). Fungsi Rapat Anggota adalah :
    1. Menetapkan Anggaran Dasar/ART
    2. Menetapkan Kebijaksanaan Umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
    3. Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, pengurus dan atau pengawas
    4. Menetapkan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi serta pengesahan Laporan Keuangan
    5. Mengesahkan Laporan Pertanggung-jawaban Pengurus dan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya
    6. Menentukan pembagian Sisa Hasil Usaha.
    7. Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan, dana pembubaran Koperasi
  3. Pengurus
    Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan mewakili anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha koperasi. Pengurus dapat menunjuk manajaer dan karyawan sebagai pengelola untuk menjalankan fungsi usaha sesuai dengan ketentuanketentuan yang ada, sebagaimana jelas tercantum dalam pasal 32 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
    Pengurus memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil keputusan RAT Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan RAT guna memberikan manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus merumuskan berbagai kebijaksanaan yang harus dilakukan pengelola (Tim Manajemen) dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut :
    1. Mengelola organisasi koperasi dan usahanya
    2. Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta Rancangan RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi)
    3. Menyelenggarakan Rapat Anggota
    4. Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban Pelaksanaan Tugas
    5. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara tertib
    6. Memelihara daftar buku Anggota, buku Pengurus dan Pengawas
    7. Memberikan Pelayanan kepada Anggota Koperasi dan Masyarakat.
    8. Mendelegasikan tugas kepada manajer
    9. Meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota
    10. Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kepada anggota
    11. Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa kepengurusan pengawas dan pengurus
  4. Fungsi dan Peran Pengurus
    Pengurus koperasi mempunyai fungsi, di antaranya adalah :
    1. Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi
      Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan tertinggi diwujudkan dalam menentukan tujuan organisasi, merumuskan kebijakan organisasi, menentukan rencana sasaran serta program kerja organisasi koperasi, memilih dan mengawasi tindakantindakan manajer-manajer dan karyawan dalam mengelola usaha koperasi.
      Pengurus merupakan perangkat organisasi koperasi yang diharapkan dapat membawa perubahan dan pertumbuhan organisasi dan sekaligus menjadi sumber inisiatif dan inspirasi bagi pengembangan usaha koperasi. Pada menilai semua hasil kerja kegiatankegiatan pengelolaan koperasi secara operasional yang menjadi tanggung jawab manajer.
    2. Fungsi sebagai nasihat
      Fungsi sebagai penasihat ini berlaku baik bagi para manajer maupun bagi para anggota. Bagi para manajer maminta nasihat kepada pengurus adalah penting sekali artinya, terutama dalam rangka penjabaran dan penerapan kebijaksanaan operasional dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh pengurus.
    3. Pengurus sebagai pengawas
      Pengurus sebagai pengawas bahwa pengurus merupakan orang yang mendapat kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi.
    4. Pengurus sebagai penjaga
      Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi demi keberlangsungan usaha dan keberlanjutan organisasi koperasi, maka pengurus harus :
      1. Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap dalam organisasi
      2. Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara efektif
      3. Memberikan pengaharahan kepada para manajer agar efektif
      4. Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan organisasi
    5. Pengurus sebagai simbol
      Pengurus sebagai symbol langkah-langkah yang diambil pengurus terhadap anggota maupun karyawan bersifat persuasive yang menempatkan pengurus menjadi pemimpin yang memiliki kekuatan dan motivator bagi pencapaian tujuan; strategis perusahaan dan kebijaksanaan umum dari organisasi koperasi dirumuskan secara sistematis oleh pengurus; pengurus memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara cermat dalam menunjang kinerja usaha.
      Pemilaian kesehatan koperasi merupakan ukuran penilaian kinerja koperasi merupakan ukuran penilaian kinerja koperasi yang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran, keberhasilan pertumbuhan, perkembangan dan keberlangsungan usaha koperasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengurus mempersiapkan dan membuat laporan kesehatan kopearsi secara tertulis yang dikoordinasikan dengan pengawas, serta dilaporkan pada Rapat Anggota. Aspek-aspek yang tercakup dalam laporan kesehatan kopearsi paling tidak berisi:
      1. Permodalan
      2. Kualitas aktivitas produktif
      3. Pengelolaan
      4. Efisiensi
      5. Likuiditas
      6. Jati diri koperasi
      7. Pertumbuhan dan kemandirian
      8. Kepatuhan terhadap prinsip – prinsip usaha yang digunakan

      Penilaian penilaian kesehatan koperasi dibuat denga pendekatan kualitatif maupun kuantitatif miimal 1(satu) tahun sekali melalui rapat pengurus. Hasil penialain kesehatan pengurus disampaikan kepada anggota secara terbuka melalui surat edaran atau papan pengumuman, paling lama 1(satu) bulan dari setiap periode masa bakti pengurus sebagai pertanggungjawaban pengurus kepada seluruh anggota. Hasil penilaian kesehatan koperasi yang diumumkan mencerminkan kondisi sebenarnya dan sesuai dengan situasi dilapangan. Jika tidak sesuai, anggota/pengawas dapat mengajukan keberatan dan meminta penjelasan dan klarifikasi kepada pengurus koperasi berhak untuk melakukan konfirmasi kepada pengawas/anggota.

      Untuk mengefektifkan usaha dan berjalannya fungsi pengendalian manajemen koperasi, maka pengurus melakukan pemeriksaan rutin secara berkala minimal 3 (tiga) bulan sekali terhadap seluruh transaksi yang terjadi. Hasil kegiatan ini menjadi masukkan/bahan untuk perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan kinerja usah koperasi kepada pihak pengelola koperasi, serta pengendalian atas kemugkinan terjadinya penyimpangan dan kesalahan pembukuan. Hasil pemeriksaan pengurus dapat disampaikan dan menjadi bahan pertimbangan dan perhatian pula bagi pengawas koperasi.

  5. Pengawas
    Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi diangkat dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, sesuai pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU No.25 Tahun 1992, fungsi tugas dan wewenng pengawas antara lain :
    1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus dan Pengelola Koperasi.
    2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya
    3. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
    4. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
    5. Merahasiakan hasil pengawasan nya terhadap pihak ketiga
    6. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaaan nya pada RAT

    Keterkaitan antara peran pengawas dan pengurus adalah dalam hal pelaporan adalah dalam hal pelaporan hasil audit. Pengawas melaporkan hasil audit dan rekomendasi pelaksanaan kebijakan dan Keputusan Rapat Anggota yang telah di laksanakan oleh pengurus koperasi baik auditr berkala maupun audit akhir tahun buku. Hasil audit yang dilaporkan dari pengawas adalah mengenai kesesuaian dan kebenaran data dan informasi yang dilaporkan dari pengawas adalah mengenai kesesuaian dan kebenaran data dan informasi yang dilaporkan Pengurus koperasi dengan bukti – bukti pendukungnya. Adapun beberapa hasil audit yang dilaporkan pengawas adalah :

    1. Pelaksanaan anggaran dasar di koperasi
    2. Pelaksanaan keputusan RAT
    3. Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser, deskripsi jabatan, dan disiplin kerja
    4. Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser, deskripsi jabatan, dan disiplin kerja)
    5. Audit fisik (inventaris, dan kas)
    6. Pengelola Manager
  6. Manager
    Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan fungsi pengelolaan operasional usah koperasi.
    Kewajiban manager antara lain :
    1. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.
    2. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan – kegiatan di unit – unit usaha.
    3. Membimbing dan mengarahkan tugas – tugas karyawan yang dibawahnya seefisien mungkin menuju karyawan yang berkualitas.
    4. Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau pemberhentian karyawan dalam lingkungan tugasnya.
    5. Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan kepada pengurus sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang baru, dan selanjutnya evaluasi sekaligus perencanaan bagi pengurus untuk disampaikan dalam Rapat Anggota.
    6. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap akhir bulan dan tahun.
    7. Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.
    1. Fungsi utama manager:
      1. Melaksanakan tugas sehari – hari di bidang usaha.
      2. Bertanggungjawab atas administrasi kegiatan usaha dan organisasi koperasi.
      3. Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien
    2. Perlunya manager dalam koperasi
      Keberadaan manajer dalam koperasi diharapkan usaha koperasi akan dapat berkembang lebih maju. Manajer diperlukan bagi koperasi :
      1. Untuk mengelola usaha koperasi memerlukan keahlian sesuai dengan bidang usaha koperasi, selain untuk menunjang fungsi pengurus yang umumnya dipilih oleh anggota berdasarkan atas kepercayaan.
      2. Pengelolaan usaha koperasi memerlukan tindakan yang berkeseimbangan sepanjang tindakan yangberkesinambungan sepanjang waktun sejalan dengan keberadaan koperasi itu, sementara pengurus dipilih untuk jangka waktu tertentu (ada batasan waktu kepengurusan).
      3. Pengurus umumnya tidak dapat mencurahkan tenaga atau pikirannya secara penuh dalam koperasi, karena biasanya pengurus memiliki tugas pokoknya, sehingga manajer diperlukan untuk mengoperasionalisasikan usaha koperasi lebih efektif dan mencapai tujuannya.
    3. Hubungan kerja antara pengurus dan manager
      Antara pengurus dengan manajer harus memiliki kesatuan pendangan dan kesatuan gerak untuk mengenai usaha koperasi dan tercapainya tujuan koperasi. Untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan usaha koperasi dilakukan tugas dan tanggung jawab sejelas-jelasnya, antara lain :
      1. Pertanggung jawaban
      2. Teknis operasional oleh pengurus diserahkan kepada manajer, sekalipun pertanggung jawaban terakhir kepada anggota dilakukan pengurus.
      3. Pengurus hanya memutuskan hal-hal yang sifatnya kebijaksanaan, sedangkan manajer dalam bidang operasionalnya.
      4. Pengurus mempunyai wewenang penuh untuk melakukan pengawsan, pemantauan, penerbitan, penelitian, dan pemeriksaan tentang apa yang dilakukan manajer.
      5. Pengurus tidak perlu mengerjakan hal-hal yang sifatnya operasional sehari – hari.

Tata Laksanan Sistem Yang Berjalan

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

  1. Use Case Diagram

Gambar 3.2 Usecase Diagram Sistem yang sedang berjalan

Keterangan :

  1. Terdapat sistem simpan pinjam PT Satyamitra Kemas Lestari secara keseluruhan
  2. Terdapat 3 aktor dalam system simpan pinjam pada koperasi PT. Satyamitra kemas lestari sebagai berikut: Anggota,Kreditur Koperasi,dan Stock holder
  3. Terdapat 6 case pada diagram tersebut dimana masing – masing actor berfungsi di dalamnya
  1. Activity Diagram

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang Berjalan

Keterangan :

  1. Terdapat 1 initial node menandakan awal dari proses simpan pinjam
  2. Terdapat 6 action yang menunjukan kegiatan pada sistem
  3. Terdapat 3 aktor dalam system simpan pinjam pada koperasi PT. Satyamitra kemas lestari sebagai berikut: Anggota, Kreditur Koperasi, dan Stock holder
  4. Terdapat 1 final node yang menandakan akhir kegiatan
  1. Sequence Diagram

Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

Keterangan :

  1. Terdapat sistem simpan pinjam PT. Satyamitra Kemas Lestari secara keseluruhan
  2. Terdapat 3 actor diantaranya anggota, kreditur koperasi, stock holder
  3. Terdapat 4 Boundary lifeline yang merupakan objek kerja yang saling berhubungan di antaranya form data, form peminjaman, form pembayaran, laporan
  4. d. Terdapat 7 massage yang berisi proses fungsi dari lifeline sehingga menggambarkan aktifitas – aktifitas dari masing – masing objek.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Dalam menganalisis suatu sistem dibutuhkan metode yang tepat agar hasil dari analisis tersebut bisa menentukan apa kekurangan maupun kelebihannya. Disini penulis menggunakan metode analisis SWOT dimana dalam metode tersebut dapat menunjukan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threats). Dari keempat data yang didapat dapat disimpulkan mengenai kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang – peluang yang ada di luar perusahaan, memperkecil kelemahan – kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang – peluang eksternal, menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal dan bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

Metode Analisis SWOT

Faktor Internal (Strength dan Weakness)

  1. Strengths


a. Biaya yang dikeluarkan tidak tinggi karena hanya menggunakan file share dan microsoft office
b. SDM yang memiliki pengetahuan yang cukup baik sehingga mengerti menggunakan sistem komputer
c. Mampu membuat produk valve dalam negeri
d. Mampu bersaing dengan produk dari luar negeri
e. Harga Yang Cukup Terjangkau
f. Lingkungan Kerja Yang Flexsibel dan Nyaman

  1. Weakness


a. Proses system internal yang kurang mendukung masih menggunakan file share dalam mendistribusi data sehingga sulit melihat proses mana yang harus didahulukan
b. Tidak bisa diakses oleh banyak user dikarenakan read access only yang disebabkan dokumen dibuka di tempat lain dalam file share
c. Sulitnya mendapatkan bahan baku yang sesuai standart
d. Kuantitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih kurang

  1. Dukungan Keputusan Untuk Manajemen


a. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.
b. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.
c. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu. </ol>

Dari penjelasan diatas penulis simpulkan bahwasannya tujuan dari sistem informasi merupakan suatu tolok ukur yang berusaha diselesaikan di dalam sebuah sistem sehingga mengeluarkan hasil informasi yang sesuai untuk semua pengguna.

Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)

  1. Opportunites


a. Sistem teknologi informasi yang semakin canggih
b. Dengan membuat sistem berbasis teknologi yang dapat meningkatkan efektifitas dalam proses simpan pinjam koperasi
c. Segmen simpan pinjam kebutuhan valve sangat besar
d. Bisa menjadikan Koperasi menjadi lebih baik

  1. Threats


a. Keamanan data yang masih kurang karena bisa di akses oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
b. Tidak terlihat history user yang menggunakannya sehingga tidak mengetahui apabila terjadi kesalahan input pada user
c. Kurang didukung oleh pemerintah dalam pengembangan sistem
d. Kurangnya pengetahuan masyarakat umum tentang Koperasi simpan pinjam
e. Sulitnya mencari SDM (Sumber Daya Manusia) yang mengerti tentang simpan pinjam

  1. Tabel SWOT

Gambar 3.5 Analisis SWOT

Analisis Masukan, Analisis Proses, Analisis Keluaran

  1. Analisis Masukan

Analisis masukan merupakan suatu perincian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang akan diproses sehingga menghasilkan suatu laporan yang berguna bagi penggunanya, data berupa:

Nama masukan  : Inquiry

Fungsi  : sebagai awal permintaan nasabah mengenai simpan pinjam

Sumber  : Admin

Media  : telepon / fax / email

Frekuensi  : setiap nasabah menanyakan simpan pinjam

Keterangan  : berisi jumlah pinjaman dan angsuran

Nama Masukan  : Karyawan Pabrik

Fungsi  : sebagai anggota dengan koperasi

Sumber  : Admin

Media  : email atau fax

Frekuensi  : apabila permintaan nasabah mengangsur jumlah pinjaman

Keterangan  : berisi tentang rincian penting angsuran simpan pinjam beserta alamat pengiriman dan penerima peminjam

  1. Analisis Proses

    Analisis proses merupakan suatu rincian masalah berupa data masukan yang diolah sesuai prosedur menggunakan sistem yang ada sehingga menghasilkan hasil yang diperlukan.

Nama proses : Anggota Koperasi

Masukan : Inquiry

Keluaran : Surat Peminjam

Ringkasan proses : Bendahara membuat hasil pinjaman yang diinginkan dengan nasabah yang akan dikirim ke nasabah

  1. Analisis Keluaran

    Analisis keluaran merupakan hasil dari semua data atau informasi yang telah diproses.

Nama keluaran  : Surat pinjaman

Fungsi  : Sebagai penawaran simpan pinjam ke customer

Media : Ascend

Frekuensi  : apabila customer meminta penawaran simpan pinjam

Keterangan  : dengan adanya permintaan simpan pinjam dari nasabah maka bendahara memproses quotation yang berisi data jumlah pinjaman, jumalah angsuran, bunga, denda, dan tata cara pembayaran

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Hardware

Berikut spesifikasi perangkat keras pada sistem yang berjalan:

  1. Processor : Intel core i3-4150
  2. CPU : 3.50 GHz
  3. Monitor : 14 inch
  4. Mouse : Mouse Logitech
  5. RAM : 2,00 GB
  6. Harddisk : 500 Gb
  7. Keyboard : Logitech

Spesifikasi Software

Berikut spesifikasi perangkat lunak pada sistem yang berjalan:

  1. Microsoft Windows 10 (Operating System)
  2. Ascend Enterprise 2016
  3. Crystal Report
  4. Hamachi client server

Hak Akses ( Brainware )

Pada hak akses sistem berjalan diberikan kepada admin, kepala koperasi,bendahara, sekretraris.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

  1. Keterbatasan memory untuk menyimpan file tersebut
  2. Sering terjadi kesalahan input pada simpa pinjam dan tidak diketahui historynya
  3. Setiap proses yang dilakukan hanya menggunakan microsoft excel
  4. Tidak dapat diakses diluar lingkungan perusahaan
  5. Dalam pendistribusiannya tidak ada pemberitahuan secara otomatis mengakibatkan proses kurang diperhatikan sehingga mengakibatkan lamanya proses kerja
  6. Sulitnya melihat history pembuatan

Alternatif Pemecahan Masalah

  1. Perencanaan dibuatkan aplikasi keseluruhan berbasis web
  2. Mempermudah bagi siapapun yang berkaitan mengakses dimana saja
  3. Dalam penyimpanan data disimpan ke dalam database
  4. Akses keamanan terjaga dengan memberi hak akses pada yang bersangkutan
  5. Membuat aplikasi yang dapat memmperlihatkan keseluruhan proses kerja agar lebih mudah dan cepat
  6. Mempermudah revisi setiap inputan yang salah

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Dan berikut adalah tabel Elisitasi Tahap I.

Tabel 3.6 Tabel Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II yaitu hasil dari pengelompokan elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Dengan tujuan memisahkan rancangan sistem yang penting dan harus ada dengan rancangan yang disangguoi untuk dieksekusi. Berikut penjelasannya:

  • M = Mandatory (yang digunakan)
  • D = Desirable (yang diinginkan)
  • I = Inessential (yang tidak mutlak digunakan)
  • Tabel 3.7 Elistasi Tahap II

    Elisitasi Tahap III

    Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi HML. Requirement yang opsinya High (H) harus deliminasi. Berikut adalah requirement tersebut: Keterangan:

  • T = Technical
  • O = Operational
  • E = Economic

  • H = High
  • M = Middle
  • L = Low
  • Tabel 3.8 Elisitasi Tahap III

    Final Draft Elisitasi

    Merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan peneliti untuk membuat sistem simpan pinjam pada koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari. Berdasarkan elisitasi tahap III, maka menghasilkan requirement final draft elisitasi yang dapat ditunjukkan pada tabel :

    Tabel 3.9 Final Draft Elisitasi

    BAB IV
    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Rancangan Sistem Usulan

    Prosedur Sistem Usulan

    Bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang ada sekarang. Prosedur yang diusulkan yaitu merubah proses simpanan dan pinjaman dicatat pada Microsoft Excel menjadi simpanan dan pinjaman yang terkomputerisasi dan tersimpan langsung ke database. Selanjutnya proses perhitungan jumlah angsuran pinjaman yang diinput secara manual menjadi terotomatisasi dengan sistem. Proses pembuatan laporan simpanan , laporan pinjaman dan cetak laporan yang masih menggunakan Microsoft Excel menjadi terotomatisasi sistem sehingga tidak perlu lagi melakukan penghitungan secara manual. Setelah menentukan sistem yang dibutuhkan langkah selanjutnya adalah perancangan atau desain sistem yang diusulkan yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang desain sistem dari awal hingga akhir penelitian. Rancangan sistem yang diusulkan ini menggunakan Use Case Diagram, Activiy Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.

    Usecase Diagram yang diusulkan


    Gambar 4.1 Use case Diagram Sistem Usulan

    Keterangan :

    1. Terdapat sistem internal Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari secara keseluruhan
    2. Terdapat 5 actor diantaranya Karyawan Pabrik, Sekretaris, Anggota Koperasi, Bendahara, Ketua Koperasi.
    3. Terdapat 8 case, 1 include , 1 extend pada diagram tersebut dimana masing – masing actor berfungsi didalamnya.
    4. Terdapat 1 case Karyawan pabrik yang berisi untuk pendaftaran anggota.
    5. Terdapat 1 case Sekretaris yang berisi untuk menerima pendaftaran anggota.
    6. Terdapat 1 case Anggota koperasi yang berisi 4 fungsi yaitu simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela pengajuan pinjaman, menerima pinjaman, pembayaran pinjaman.
    7. Terdapat 1 case Bendahara yang berisi 5 fungsi yaitu menerima simpanan wajib, menerima pengajuan pinjaman, menerima peminjaman, menerima pembayaran pinjaman, memberikan laporan hasil kepada ketua koperasi.
    8. Terdapat 1 case Ketua koperasi yang berisi 1 fungsi yaitu menerima laporan hasil dari bendahara.
    9. Terdapat 1 include yang berfungsi Analisa Pengajuan Pinjaman.
    10. Terdapat 1 Extend yaitu Menrima Bukti Pembayaran.

    Activity Diagram yang diusulkan


    Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Usulan

    Keterangan :

    1. Terdapat 1 initial node menandakan awal dari proses simpan pinjam.
    2. Terdapat 12 action yang menunjukan kegiatan pada sistem.
    3. Terdapat 1 decision benar atau salahnya review contract.
    4. Terdapat 2 final node yang menandakan akhir kegiatan.

    Sequence Diagram yang diusulkan


    Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Usulan

    Keterangan :

    1. Terdapat sistem simpan pinjam Koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari keseluruhan.
    2. Terdapat 10 actor diantara nya Ketua Koperasi, Bendahara, Anggota Koperasi, Sekretaris, Karyawan Pabrik.
    3. Terdapat 5 lifeline yang merupakan objek kerja yang saling berhubungan diantaranya login, pendaftaran, pinjaman, angsuran, laporan.
    4. Terdapat 17 massage yang berisi proses fungsi dari lifeline sehingga mengambarkan aktifitas – aktifitas dari masing – masing objek.

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

    Berikut ini adalah tabel perbandingan antara system yang berjalan dengan usulan yaitu.

    Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

    Rancangan Basis Data

    Class Diagram

    Class diagram digunakan untuk membantu memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena suatu class diagram memiliki kelompok objek dengan atribut dan relasi yang sama.


    Gambar 4.5 Class Diagram Sistem Usulan

    Spesifikasi Basis Database

    Berikut ini adalah spesifikasi basis data yang ada pada aplikasi sistem simpan pinjam koperasi berbasis web menggunakan SMS Gateway :

    1. Tabel tb_admin

    Nama file : tb_admin

    Type file : File master

    Fungsi : menyimpan data angsuran simpan pinjam anggota

    Media : hardisk

    Primary key : id_admin

    Tabel 4.6 tabel id_anggota

    2. Tabel tb_nasabah

    Nama File : tb_nasabah

    Type File : File master

    Fungsi  : menyimpan data anggota

    Media : hardisk

    Primary key  :id_nasabah

    Tabel 4.7 tabel id_nasabah

    3. Tabel tb_data_pinjaman

    Nama file : tb_data_pinjaman

    Type file : file master

    Fungsi : untuk input pinjaman dari nasabah

    Media : Hardisk

    Primary key : serial_number

    Tabel 4.8 tabel tb_data_pinjaman

    4. Tabel tb_angsuran

    Nama file : tb_angsuran

    Type file : file master

    Fungsi  : untuk input biaya angsuran dari nasabah

    Media  : hardisk

    Primary key  : serial_number

    Tabel 4.9 tabel tb_angsuran

    5. Tabel tb_data_angsuran

    Nama file : tb_data_angsuran

    Type file : file master

    Fungsi  : untuk input data angsuran dari nasabah

    Media : hardisk

    Primary key : serial_number

    Tabel 4.10 tabel tb_data_angsuran

    6 . Tabel tb_sms_reminder

    Nama file : tb_sms_reminder

    Type file : file master

    Fungsi : untuk input identifikasi pembayaran yang akan jatuh tempo

    Media : hardisk

    Primary key : serial_number

    Tabel 4.11 tabel tb_sms_remender

    Rancangan Program

    Menu login


    Gambar 4.12 menu login


    Menu Dashboard


    Gambar 4.13 menu dashboard


    Menu Data Admin


    Gambar 4.14 menu data admin


    Menu Data Nasabah


    Gambar 4.15 menu data nasabah


    Menu Data Pinjaman


    Gambar 4.16 menu data pinjaman

    Menu Data Angsuran


    Gambar 4.17 menu data angsuran

    Menu Data SMS Reminder


    Gambar 4.18 menu data SMS reminder

    Konfigurasi Sistem Usulan

    Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

    1. Processor : Intel core i3-4150
    2. CPU :3.50 GHz
    3. Monitor : 14 inch
    4. Mouse : Mouse Logitech
    5. RAM : 2.00 GB
    6. Hardisk : 500 GB
    7. Keyboard : Logitech
    8. Printer : Canon IR3235

    Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

    1. Microsoft windows 10 (Operating system)
    2. Google chrome
    3. XAMPP
    4. Notepad++
    5. PHP
    6. Visual Paradigma 6.4

    Hak Akses (Brainware)

    1. Admin
    2. Sekretaris
    3. Bendahara
    4. Ketua Koperasi

    Testing

    Pengujian pada aplikasi simpan pinjam bebrbasis web dengan menggunakan sms gateway ini menggunakan metode black box testing, yaitu mengamati hasil eksekusi melalui uji data dan pemeriksaan fungsional tanpa mengetahui yang erjadi dalam proses detail berup mengetahui yang terjadi dalam proses detail berupa mengetahui input dan output, yang berfungsi untuk menemukan software yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

    Berikut ini adalah tabel pengujian tabel pengujian black box testing berdasarkan aplikasi simpan pinjam koperasi pada PT. Satyamitra Kemas Lestari.

    Tabel 4.19 Pengujian Black Box Testing

    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian dengan metode black box testing yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada form login, data admin, data nasabah, data pinjaman, data angsuran, dan sms reminder. Aplikasi simpan pinjam koperasi tersebut dapat berjalan dengan baik, namun masih memerlukan berbagai fitur tambahan untuk memaksimalkan kinerja aplikasi simpan pinjam koperasi tersebut sehingga menghasilkan output yang sesuai dengan keinginan stakeholder.

    Implementasi

    Schedule implementasi

    Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya.

    Tabel 4.20 schedule implementasi

    Estimasi Biaya

    Berikut ini adalah perincian biaya yang peneliti butuhkan untuk melakukan penelitian dalam laporana penulisan skripsi

    Tabel 4.21 Estimasi biaya

    BAB V
    PENUTUP

    Berdasarkan hasil analisis data tentang partisipasi anggota terhadap keberhasilan usaha Koperasi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pembangunan sistem informasi berbasis web di koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari sangat berguna sekali dalam pencatatan transaksi-transaksi simpan pinjam yang terjadi pada anggota koperasi.
    2. Dengan dibangunnya sistem informasi berbasis web diharapkan dapat menggantikan pencatatan transaksi angsuran pinjaman anggota yang berjalan secara otomatis dalam perhitungannya dan tersimpan di dalam sebuah database.
    3. Dengan adanya sistem informasi berbasis web ini diharapkan dapat menggantikan pencatatan transaksi angsuran simpanan anggota yang sebelumnya dicatat ke dalam buku simpanan dan lembar kendali simpanan sehinnga keamanan data dapat di tingkatkan dan kehilangan data dapat diminimalisir atau dikurangi.
    4. Dengan dibangunnya sistem informasi berbasis web ini diharapkan dapat menggantikan proses pengajuan pinjaman yang sedang berjalan yang sebelumnya dilakukan secara manual dapat diganti dengan pengajuan secara online dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

    Saran

    Agar tercapainya peningkatan aktifitas kerja pada koperasi PT. Satyamitra Kemas Lestari, maka disarankan :

    1. Adanya penggantian sistem yang lama ke sistem yang baru dan diperlukan waktu untuk penyesuaian dalam melaksanakan perubahan yang terjadi, yang dilakukan secara bertahap. Sistem lama dan sistem baru dipakai secara bersama-sama sampai baru benar-benar bisa dijalankan atau diterapkan dalam koperasi antara pemakai dengan sistem baru yang yang diteraplan terlebih dahulu dengan tujuan untuk tercapainya keselarasan.
    2. Lakukan proses pengajuan sistem oleh para pemakai seperti bendahara dan anggota koperasi.
    3. Dan akhirnya penulis berharap agar sistem informasi berbasis web dengan sms gatewayyang dibangun ini dapat dikembangkan lagi oleh peneliti-peneliti lain kedalam sistem yang lebih baik lagi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sandro, A., Ferry, S dan Ihsan, M. 2016. Penerapan Analytcal Hierarchy Process (AHP) Sebagai Model Penunjang Keputusan Penerimaan Mahasiswa Program Studi Ground Handling Airlines Pada Universitas Muhammadiyah Tangerang. SENSI. 2(2):139-153.
    2. 2,0 2,1 Hutahaean, J. 2015. KONSEP SISTEM INFORMASI. Yogyakarta: Deepublish.
    3. Mulyati., Tarmizi, R dan Panugali, A. 2018. Sistem Informasi Absensi Berbasis Web Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang. CERITA. 4(2): 117-127.
    4. Tyoso, JSP. 2016. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Yogyakarta: Deepublish.
    5. Azizah, N., Astriyani, E dan Listina, NN. 2015. Optimalisasi Aplikasi E-Commerce Untuk Penjualan Pada Toko Desfa Bogor. CERITA. 1(1):64-73.
    6. Anwar, S., Efendi, Y dan Dzuhri, AM. 2016. Perancangan Sistem Informasi Data Trip Lintasan Perhari Cabang Merak dan Laporan ke ASDP Berbasis Web Pada PT. JEMLA FERRY. Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 9(1):49-71.
    7. 7,0 7,1 Tohari, H. 2014. ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MELALUI PENDEKATAN UML. Yogyakarta: ANDI.
    8. Harfizar., Yuliana, K dan Afiffudin, M. 2017. Perancangan Sistem Informasi Pendataan Karyawan Pada Perusahaan Jasa Berbasis Web. SENSI. 3(2):190-207.
    9. Kadir, A. 2014. PENGENALAN SISTEM INFORMASI. Yogyakarta: Andi.
    10. Wibowo, GI., Rumagit, AM dan Tuturoong, NJ. 2014. Perancangan Aplikasi Gudang Pada PT. Pakan Ternak Sejati. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. 3(4): 11-18.
    11. Nandari, BA., Sukadi. 2014. Pembuatan Website Portal Berita Desa Jetis Lor. IJNS - Indonesian Journal on Networking and Security. 3(3):43-47.
    12. Warnars, S. 2018. Perbandingan Penggunaan Database OLTP dan Data Warehouse. CCIT Journal. 8(1):83-100.
    13. Rusdiana, HA., Irfan, M. 2014. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Cet.1 Bandung: Pustaka Setia.
    14. Hayat Abdul, Aisyah Sitinur Euis, Ningrum Ovtavia Serly. 2015 . SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI PADA SMK YUPPENTEK 1 TANGERANG. CERITA.
    15. Nurjaman Roni Deden, Salim Turki, Damayanti Risma, 2019 . MODEL SISTEM INFORMASI PEMBUKUAN UNTUK MONITORING TRANSAKSI KOPERASI DALAM MENDUKUNG PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA . CERITA
    16. Aprianto Dwi Muhamad, Muhandika Muhamad, Dan Hidayat Ahmad. 2018 . OTOMATISASI PENGERINGAN IKAN MENGGUNAKAN WEATHER STATION BERBASIS IOT PADA KOPERASI KARYAWAN BANK BTN REGIONAL CABANG TANGERANG. CERITA.
    17. 17,0 17,1 Ainiyah, S. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Sebagai Sarana Pembayaran Perlengkapan Sekolah Pada Koperasi SMAN 6 Tangerang” Jurusan Sistem Informasi. STMIK Raharja. Tangerang.
    18. Albar, MF., Hardiyanti, S dan Ramadhona, KRA. 2017. Inventaris Manajemen Aset Berbasis Online Pada PD. BPR Kerta Raharja Cabang Balaraja. SENSI. 3(2):252-262.
    19. Watung, IA., Sinsuw, AAE., Paturusi, SDE dan Najoan, XBN. 2014. Perancangan Sistem Informasi Data Alumni Fakultas Teknik UNSRAT Berbasis Web. Jurnal Teknik Informatika Universitas Sam Ratulangi. 3(1):1-9.
    20. Rahayu, S., Yusup, M dan Sinta, PD. 2015. Perancangan Aplikasi Absensi Peserta Bimbingan Belajar Berbasis Web dengan Menggunakan Framework YII. Jurnal CCIT. 9(1):51-59.
    21. Palit, RV., Rindengan, YDY dan Lumenta, ASM. 2015. Rancangan Sistem Informasi Keuangan Gereja Berbasis Web Di Jemaat GMIM Bukit Moria Malalayang. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. 4(7):1-7.
    22. Zulfiar, Edy, Rahmat Hidayat dan Lukman. (2018). Desain Aplikasi Akuntansi Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Lhokseumawe, Aceh Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 20 No. 2. e-ISSN: 2549-5003. Retrieved July 19, 2019
    23. Komarudin, Edi, Ramadhan Syaeful Bahri, Dyan Fachri Maulana dan Ananda Rizky Maulana. (2019). Model Perancangan Aplikasi Pesantren Matic Pada Forum Pondok Pesantren Jawa Barat. Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise Volume 04, Nomor 01. Retrieved July 19 2019
    24. Purnomo, Heri, dan Jauharul Maknunah. (2018). Sistem Informasi Pengolahan Data Keuangan Berbasis Web. Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan. Vol. 3 No 3. Retrieved July 19 2019.
    25. Rahardja, Untung, Qurotul Aini, Marviola Hardini. (2018). Penerapan Software Akuntansi Online Sebagai Penunjang Pencatatan Laporan Keuangan. STMIK Pontianak Online Journal. Vol. 8 No. 2. ISSN Online: 2460-5344
    26. Pratiwi, Ratih dan Uding Sastrawan. (2018). Implementasi Aplikasi Akuntansi Pada Ukm Adiraka Dalam Pengelolaan Keuangan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 1, No. 2. from https://www.jurnal.polsri.ac.id/index.php/aptekmas/article/view/1246 Priyanto, A., & Fanji Ulinnuha. (2017). Perancangan Aplikasi Penerjemah Bahasa Indonesia
    27. Trigo, A., Fernando Belfo, & Raquel Perez E. (2014). Accounting Information Systems: The Challenge of the Real-Time. Elsevier, 16. Retrieved May 10, 2019 from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212017314003028
    28. Pandya, Bhargav. (2019). Application of Free Cash Flow to Equity Model in Valuing Mahindra Group Companies: An Empirical Study. SJCC Management Research Review. Volume 9, Issue 1
    29. Muda, Iskandar,Rasdianto Lubis, dan Muhammad Safri. (2014).Implementation of the Cash Revenue System: A Case Study in the Local Government Task Forces’ Units of North Sumatera Province, Indonesia. Information Management and Business Review Vol. 6, No. 2, (ISSN 2220-3796). Retrieved May 10, 2019 from http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/69208/fulltext.pdf?sequence=1&isAllowed=y
    30. J. Auerbach, Alan, Michael P. Devereux, Michael Keen, and John Vella. (2017). INternAtional Tax Planning under the Destination-Based Cash Flow Tax. National Tax Journal, December 2017, 70 (4), 783–802
    31. Matveeva, Anastasiya Vladimirovna, Darya Vladimirovna Kalmykova, Aleksey Fedorovich Chernenko. (2016). Optimization Method of Cash Balance . Journal: Journal of Applied Economic Sciences (JAES). Issue No: 42. 772-775