SI1511490377: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
k (Melindungi "SI1511490377": Sidang Selesai ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)) [runtun])
 
(Tidak ada perbedaan)

Revisi terkini pada 9 Oktober 2019 01.37


      

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN TANAH WAKAF PADA

KANTOR URUSAN AGAMA

KECAMATAN CIKUPA



SKRIPSI


Disusun Oleh :

NIM
: 1511490377
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TA. 2018/2019




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN TANAH WAKAF PADA

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKUPA


Disusun Oleh :

NIM
: 1511490377
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Disahkan Oleh :

Tangerang, 23 September 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
UNIVERSITAS RAHARJA
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
NIP : 000594
       
NIP : 078010




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN TANAH WAKAF PADA

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKUPA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1511490377
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, 23 September 2019

Pembimbing I
       
Pembimbing II
       
       
       
       
(Harfizar, M.Kom)
       
NID : 15028
       
NID : 11003




UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN TANAH WAKAF PADA

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKUPA


Dibuat Oleh :

NIM
: 15111490377
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

TA. 2018/2019

Disetujui Penguji :

Tangerang, 23 September 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMETAAN TANAH WAKAF PADA

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKUPA

Disusun Oleh :

NIM
: 1511490377
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dati Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 19 Juli 2019
Mohamad Ali Fikri
NIM: 1511490377

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAK

Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi mengenai geografis yang sangat berkembang sampai dengan saat ini. Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya, memodifikasi bentuk, warna, ukuran, dan simbol. SIG dapat digunakan oleh berbagai bidang ilmu, pekerjaan, dan peristiwa. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Kreativitas dan inovasi sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat merupakan hal yang mutlak dan sangat dibutuhkan, salah satunya adalah dengan menyediakan layanan-layanan berbasis teknologi sistem informasi. Kantor Urusan Agama adalah kantor yang melaksanakan sebagian tugas kantor Kementerian Agama Indonesia di kabupaten dan kotamadya bidang urusan agama Islam dalam wilayah kecamatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki pengelolaan harta benda wakaf dengan menampilkan lokasi-lokasi geografis tanah wakaf supaya lebih mudah untuk melihat lokasi wakaf supaya dapat lebih dimaksimalkan pemanfaatannya melalui sistem informasi geografis pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa. Harta benda wakaf adalah aset umat yang harus diselamatkan, dikelola dengan baik, serta dikembangkan untuk kepentingan yang bermanfaat. Metode analisa sistem yang digunakan adalah analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), metode perancangan sistem menggunakan daigram UML (Unified Modelling Language). Dengan sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa ini dapat menampilkan lokasi tanah wakaf yang terdapat di Kecamatan Cikupa melalui peta digital yang terdapat dalam sistem informasi geografis.


Kata kunci : Sistem, Pemetaan, Wakaf, Geografis



ABSTRACT

Geographic Information System (GIS) technology is a geographic information system that is highly developed to date. Geographical Information Systems have excellent abilities in visualizing spatial data and its attributes, modifying shapes, colors, sizes, and symbols. GIS can be used by various fields of science, occupations, and events. Government services to the community must adjust to current developments in information technology. Creativity and innovation as a form of service to the community are absolutely necessary and needed, one of which is to provide services based on information systems technology. The Office of Religious Affairs is an office that carries out part of the duties of the Indonesian Ministry of Religion in the districts and municipalities in the field of Islamic affairs in the sub-district area. The purpose of this study is to improve the management of waqf property by displaying the geographical locations of waqf land so that it is easier to see the waqf location so that its utilization can be maximized through the geographical information system at the Office of Religious Affairs in Cikupa District. Waqf property is an asset of the people that must be saved, well managed, and developed for beneficial purposes. The system analysis method used is the SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) analysis, the system design method uses the UML (Unified Modeling Language) daigram. With the geographical information system of mapping waqf land in the Office of Religious Affairs Cikupa District can display the location of waqf land in Cikupa District through digital maps contained in the geographical information system.


Keywords : System, Mapping, Waqf, Geographical




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN TANAH WAKAF PADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN CIKUPA”.

Tujuan dari pembuatan Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis sadar bahwa tanpa adanya bimbingan, dorongan dan dukungan yang sangat berarti dari Orang Tua, Keluarga serta dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis dengan ketulusan hati ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Euis Sitinur Aisyah, S.Kom., M.Kom. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  5. Bapak Harfizar, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Mulyati, S.E., M.M., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  7. Bapak H. Munawirudin selaku stakeholder yang teleh memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian Skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Rekan-rekan mahasiswa/i serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai pemicu agar berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Tangerang, 19 Juli 2019
Mohamad Ali Fikri
NIM: 1511490377

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Subsistem SIG
  2. Tabel 3.1 Analisis SWOT Sistem Berjalan
  3. Tabel 3.2 Matriks SWOT Sistem Berjalan
  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I
  5. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II
  6. Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III
  7. Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi
  8. Tabel 4.1 Perbedaan Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan
  9. Tabel 4.2 Spesifikasi Tabel tb_dokumen
  10. Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel tb_gambar
  11. Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel tb_kelurahan
  12. Tabel 4.5 Spesifikasi Tabel tb_lokasi
  13. Tabel 4.6 Spesifikasi Tabel tb_nazhir
  14. Tabel 4.7 Spesifikasi Tabel tb_wakaf
  15. Tabel 4.8 Spesifikasi Tabel tb_wakif
  16. Tabel 4.9 Spesifikasi Tabel tb_user
  17. Tabel 4.10 Spesifikasi Tabel tb_options
  18. Tabel 4.11 Spesifikasi Tabel tb_profile
  19. Tabel 4.12 Spesifikasi Tabel tb_penggunaan
  20. Tabel 4.13 Pengujian Blackbox Testing
  21. Tabel 4.14 Jadwal Penelitian
  22. Tabel 4.15 Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi KUA Kecamatan
  2. Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan
  3. Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang Berjalan
  4. Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan
  5. Gambar 4.1 Use Case Diagram User
  6. Gambar 4.2 Use Case Diagram Admin
  7. Gambar 4.3 Use Case Diagram PPAIW
  8. Gambar 4.4 Activity Diagram Input Data Tanah Wakaf
  9. Gambar 4.5 Activity Diagram User Cetak Data Wakaf
  10. Gambar 4.6 Activity Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf
  11. Gambar 4.7 Activity Diagram PPAIW Tambah Admin
  12. Gambar 4.8 Sequence Diagram Input Data Tanah Wakaf
  13. Gambar 4.9 Sequence Diagram User Cetak Data Wakaf
  14. Gambar 4.10 Sequence Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf
  15. Gambar 4.11 Sequence Diagram PPAIW Tambah Admin
  16. Gambar 4.12 Class Diagram Sistem Usulan
  17. Gambar 4.13 Prototype Beranda
  18. Gambar 4.14 Prototype Grafik Jumlah Tanah Wakaf
  19. Gambar 4.15 Prototype Daftar Tanah Wakaf
  20. Gambar 4.16 Prototype Login Admin
  21. Gambar 4.17 Prototype Data Lokasi Wakaf
  22. Gambar 4.18 Prototype Input Wakaf
  23. Gambar 4.19 Tampilan Halaman Utama
  24. Gambar 4.20 Tampilan Grafik Tanah Wakaf
  25. Gambar 4.21 Tampilan Tabel Tanah Wakaf
  26. Gambar 4.22 Tampilan Login Pengguna
  27. Gambar 4.23 Tampilan Tambah Data Wakif
  28. Gambar 4.24 Tampilan Tambah Data Nazhir
  29. Gambar 4.25 Tampilan Tambah Data Wakaf
  30. Gambar 4.26 Tampilan Tambah Desa/Kelurahan
  31. Gambar 4.27 Tampilan Data Tanah Wakaf PPAIW
  32. Gambar 4.28 Tampilan PPAIW Tambah Admin


DAFTAR SIMBOL

Gambar 1 Simbol Use Case Diagram

Gambar 2 Simbol Sequence Diagram

Gambar 3 Simbol Activity Diagram



BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem informasi teknologi mengenai grafis yang sangat berkembang sampai dengan saat ini. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya, memodifikasi bentuk, warna, ukuran dan simbol.

Sistem informasi geografis dapat digunakan oleh berbagai bidang ilmu, pekerjaan dan peristiwa. Seperti dalam bidang pertanian bisa dimanfaatkan dalam hal pemetaan lahan pertanian, dalam bidang ilmu kesehatan dapat digunakan dalam pemetaan daerah rawan penyakit, dan didalam bidang perwakafan dapat dimanfaatkan dalam hal pemetaan tanah wakaf.

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif (pihak yang melakukan wakaf) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum sesuai syariah. Objek wakaf yang dapat diwakafkan adalah benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang dimiliki. Benda tidak bergerak dapat dalam bentuk tanah, hak milik atas tanah. Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, unsur wakaf ada enam, yaitu wakif (pihak yang mewakafkan hartanya), nazhir (pengelola harta wakaf), harta wakaf, peruntukan, akad wakaf, dan jangka waktu wakaf.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi di era modern, pelayanan pemerintah kepada masyarakat harus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Kreativitas dan inovasi sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat mutlak dan sangat dibutuhkan dan salah satunya adalah dengan menyediakan layanan-layanan berbasis teknologi informasi.

Sistem informasi pemetaan tanah wakaf dapat dipandang sebagai suatu strategi, solusi dan upaya untuk membeantu perbaikan manajemen tanah wakaf dalam jangka waktu panjang dan memberikan keuntungan dan keunggulan sebagai suatu rangkaian sistem terpadu yang diharapkan dapat meminimalisir seperti peristiwa hilangnya sejumlah wakaf.

Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia pada bulan September tahun 2019 memiliki 364.694 tanah wakaf dengan luas 49.446,54 Ha dengan jumlah yang sudah bersertifikat 226.623 dan yang belum bersertifikat 138.410. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cikupa merupakan instansi pemerintahan dibawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Tangerang yang memiliki luas wilayah 43.407 km2, jumlah penduduk 224.678 jiwa, terdapat 12 desa dan 2 kelurahan. Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa bergerak dalam hal pelayanan munakahat, perwakafan, zakat, ibadah sosial, kepenyuluhan dan lain-lain, membina badan / lembaga semi resmi seperti MUI, BAZ, BP4, LPTQ dan tugas lintas sektoral di wilayah Kecamatan. Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cikupa dalam sistem pencarian tanah wakaf masih menggunakan bukti fisik dalam suatu ruangan, sehingga jika membutuhkan data yang diinginkan harus mencari satu persatu diruang arsip.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas serta terdapat masalah dalam sistem yang sedang berjalan saat ini maka, melalui sistem informasi geografis yang dibangun, diharapkan pengaksesan informasi tentang titik lokasi tanah wakaf kedepannya dapat lebih mudah dilihat. Oleh karena itu, dalam membuat laporan skripsi penulis mengambil judul “Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Tanah Wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan penelitian yang dilakukan penulis, maka rumusan masalah yang diambil yaitu :

  1. Bagaimana proses sistem perwakafan yang berjalan saat ini di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa?

  2. Bagaimana mengolah sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf yang dapat lebih fleksibel pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa?

  3. Bagaimana membuat sebuah perancangan sistem informasi geografis untuk pemetaan tanah wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam analisa penelitian ini hanya difokuskan pada proses sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf yang sedang berjalan saat ini, mulai dari proses penerimaan akta ikrar wakaf / sertifikat tanah wakaf, penginputan tanah wakaf, pengolahan dan update tanah wakaf.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui proses sistem perwakafan yang berjalan saat ini di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa.

  2. Untuk mengetahui bagaimana mengolah sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf yang dapat lebih fleksibel pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa.

  3. Untuk mengetahui bagaimana membuat sebuah perancangan sistem informasi geografis untuk pemetaan tanah wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Dapat memperluas wawasan, pengetahuan serta pandangan penulis terhadap sistem informasi perwakafan pada Kantor Urusan Agama dan perkembangan penerapan disiplin ilmu sistem informasi.

  2. Dapat meningkatkan mutu pelayanan perwakafan pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa.

  3. Dapat memberikan masukan yang positif untuk perkembangan sistem informasi geografis pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa.


Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam rangka penyusunan skripsi, penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Observasi Research)

    Observasi adalah peninjauan secara cermat. Pada metode ini penulis melakukan observasi dengan datang ke Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa. Dengan cara ini penulis dapat mengamati langsung bagaimana proses pengelolaan tanah wakaf yang terjadi pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Penulis mencari informasi dengan cara melakukan wawancara atau interview yang dibantu oleh bapak H. Munawirudin selaku Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan tanah wakaf yang sedang berjalan saat ini serta mengetahui apa saja kebutuhan sistem yang diharapkan untuk membangun sebuah sistem yang lebih terkomputerisasi.

  3. Metode Study Pustaka (Library Research)

    Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tambahan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas pada laporan yang penulis sedang teliti saat ini. Dalam metode ini digunakan dan diterapkan teori-teori dari buku-buku referensi, internet dan sebagainya.

Metode Analisa Sistem

Pada metode analisis sistem informasi ini, penulis menggunakan metode analisa SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats), kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, dari empat faktor tersebut peneliti dapat melihat gambaran tentang sistem yang sedang berjalan. Peneliti akan mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan serta mengurangi kelemahan dan ancaman sistem.

Metode Perancangan Sistem

Pada metode analisis rancangan sistem informasi untuk melakukan analisis terhadap prosedur yang berjalan penulis menggunakan alat bantu (tools) berupa UML (Unified Modeling Language) yang dibuat dengan menggunakan software visual paradigm yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis object orientied programming melalui tahap : use case diagram, activity diagram, sequence diagram, state machine diagram dan class diagram.

Metode Testing

Dalam hal ini proses pengujian sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf pada Kantor urusan Agama Kecamatan Cikupa, peneliti menggunakan Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional software untuk membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program. Metode pengujian blackbox digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, antara lain fungsi-fungsi yang hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan output, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal dan kesalahan performa.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang laporan penelitian ini, sistematika penulisan skripsi ini dikelompokan menjadi beberapa sub-sub dengan rincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini menjelaskan konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, konsep dasar sistem informasi geografis dan definisi lainnya yang berkaitan dengan topik yang dibahas berdasarkan beberapa referensi dan literature review.

BAB III RANCANGAN SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cikupa, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, danuser requirement yang terdiri dari empat tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta draft final elisitasi yang merupakan final elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, Unified Modelling Language (UML) sistem yang diusulkan, tampilan layar serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang didapatkan dari hasil laporan skripsi yang telah dilakukan terhadap sistem yang berjalan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Indraswuri, I. D, yang dikutip Mulyati dkk dalam Jurnal CCIT (2018:119) [1] “Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem-subsistem, perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur”.

Sementara Budiarto, dkk dalam Jurnal CICES (2018:218)[2] berpendapat bahwa “perancangan merupakan penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Menurut McKay, et al dalam International Journal of Computer Integrataed Manufacturing Vol.29 No.3 (2016:237)[3] berpendapat bahwa:

Engineering design is an important early stage of the inno-vation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems.

Artinya, desain teknik adalah tahap awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk baru ke pasar di mana tantangan sosial diatasi dan kekayaan dihasilkan. Informasi desain rekayasa berkualitas tinggi sangat penting untuk pembuatan, produksi, dan dukungan seumur hidup yang efektif dan efisien dari produk tersebut. Disiplin yang muncul dari informatika desainG teknik menyatukan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan desain teknik untuk mendukung penciptaan sistem pendukung informasi teknik yang beralasan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan kondisi dimana ada pengembangan sebuah sistem atau aplikasi akan dibangun yang sebelumnya telah dianalisis untuk menghasilkan suatu sistem informasi berbasis komputer yang lebih baik lagi.

Tujuan Perancangan

Menurut Muharto & Arisandy (2016:103),[4] “Tujuan Perancangan sistem yaitu untuk memenuhi kebutuhan pemakai (user). Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem”.

Jenis-Jenis Perancangan

Menurut Subhan (2012:109) dalam penelitian Nasril dan Saputra (2016:48)[5], yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online terdapat beberapa jenis perancangan diantaranya:

  1. Perancangan Model
  2. Perancangan Keluaran
  3. Perancangan Masukan
  4. Perancangan Basis Data

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi sistem, sistem menurut M. Thoha dan Miyanto (2015:58)[6] : Setiap sistem baik sistem skala yang besar maupun dalam skala yang kecil selalu memiliki komponen-komponen atau elemen-elemen sistem. Komponen-komponen ini dapat berupa subsistem atau bagian-bagian yang memiliki sifat dari sistem. Komponen-komponen sistem ini saling berhubungan dan bekerja sama untuk menciptakan satu kesatuan sehingga sistem dapat mencapai tujuannya.

Julitta Dewayani dan Fitri Wahyuningsih dalam Jurnal Kompak (2016:11)[7] mengatakan bahwa “Sistem merupakan suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi perusahaan”.

Menurut Padeli, dkk dalam Rohmat Taufiq (2013 : 2)[8], Menyebutkan bahwa sistem sebagai urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Adapun pendekatan yang lebih menekankan pada elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Maniah dan Dini Hamidini (2017:1)[9] “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Harfizar, dkk (2017:192-193)[10] ada sepuluh karakteristik sistem yang dikemukakan oleh Bambang Hartono, (2013:9) :

  1. Komponen Sistem (Components System)

    Bagian-bagian atau elemen-elemen, yang dapat berupa benda atau manusia, berbentuk nyata atau abstrak, dan disebut subsistem.

  2. Penghubung antarbagian (Interface)

    Suatu yang bertugas menjembatani satu bagian dengan bagian lain, dan memungkinkan terjadinya interaksi/komunikasi antarbagian.

  3. Batas (Boundary System)

    Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau sistem-sistem lain.

  4. Lingkungan (Environments)

    Segala sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.

  5. Masukan (Input)

    Sesuatu yang merupakan bahan diolah atau diproses oleh sistem.

  6. Mekanisme Pengolahan (Processimg)

    Perangkat dan prosedur untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.

  7. Keluaran (Output)

    Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.

  8. Tujuan (Goal/objective)

    Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

  9. Sensor dan Kendali (Sensor & Control)

    Sesuatu yang bertugas memantau dan mengifornasikan perubahan-peruabahan di dalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.

  10. Umpan Balik (Feedback)

    Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan-perubaha (penyimpanan) dalam diri sistem mengembalikannya ke kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Menurut Mustakini dalam Amin (2017:114)[11], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologis, yaitu sistem yang berupa pemkiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan lain sebagainya.

  2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine sistem atau ada yang menyebut dengan man-machine sistem. Sistem informasi merupakan contoh man-machine sistem, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu (probabilitas sistem). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem interaksi yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksikan dengan mengandung unsur probabilitas.

    Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (close system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed sistem (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbukan hanya untuk pengaruh yang baik saja.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Maimunah, dkk yang dikutip Harfizar, dkk (2017:192)[10] dalam Jurnal SENSI Vol. 3 No. 2, dalam “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”.

Sementara Sutopo, dkk dalam jurnalnya (2016:24)[12] mengutip dari Abidin (2010:9), “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya”.

Berdasarkan pendapat dari dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data-data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan mempunyai arti bagi penerimanya untuk saat ini maupun masa yang akan datang.

Nilai Informasi

Menurut Azizah, dkk dalam Jurnal SENSI (2017:17)[13], ada 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh (Accesibility) informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah.

  2. Sifat luas dan kelengkapannya (Comprehenshiveness) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap.

  3. Ketelitian (Accuracy) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi.

  4. Kecocokan dengan pengguna (Relavance) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

  5. Ketepatan waktu (Timelines) informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat.

  6. Kejelasan (Clarity) informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.

  7. Fleksibilitas (Flexibility) nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.

  8. Dapat dibuktikan (Verified) nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya.

  9. Dapat diukur (Measurable) informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

  10. Tidak ada prasangka nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

Kualitas Informasi

Menurut Sutabri dalam Muhammad Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[14], Kualitas suatu informasi mempunyai 3 (tiga) hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini :

  1. Akurat (Accurate)

    Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

  2. Tepat waktu (Timelines)

    Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

  3. Relevan (Relevance)

    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi untuk setiap orang, satu dengan yang lainnya adalah berbeda.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Rahayu dkk (2018: 3) [15] dalam Jurnal SENSI Vol. 4 No. 1, “Sistem Informasi merupakan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan”.

Sementara menurut Yakub dalam buku karya Muslihudin dan Oktavianto (2016:11)[16] mendefinisikan bahwa “Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan aliran informasi”.

Menurut Sugeng Wahyudiono yang dikutip oleh Maulani, dkk dalam Jurnal CCIT (2018:157)[17] mendefinisikan bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan dan pemrosesan data, baik yang dilakukan secara manual,maupun berbantuan computer, untuk menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi proses pengambilan keputusan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur yang menyediakan informasi untuk pegambilan suatu keputusan.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Stair dalam Muhammad Muslihudin dan Oktafianto (2016:12) [16] menjelaskan bahwa sistem informasi berbasis (CBIS) dalam suatu organisasi terdiri dari komponen-komponen berikut :

  1. Perangkat Keras

    Perangkat Keras yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukkan data, memproses data dan keluaran data.

  2. Perangkat Lunak

    Perangkat Lunak yaitu program dan intruksi yang diberikan kekomputer.

  3. Database

    Database yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.

  4. Telekomunikasi

    Telekomunikasi yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.

  5. Manusia

    Manusia yaitu personel dari sistem informasi, meliputi manajer, analis, programmer, dan operator serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.


Teori Khusus

Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis

Definisi Sistem Informasi Geografis

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi sistem informasi geografis, Oktarian dan Usman dalam jurnalnya (2016:2)[18] mendefinisikan bahwa : Gis merupakan suatu media untuk memasukan, mengolah, menyimpan, mengambil, memanipulasi serta menampilkan data-data geografis dimana karekteristik lokasi adalah yang penting didasarkan pada kerja komputer (mesin). serta didukung oleh koneksi dengan jaringan LAN, WAN atau MAN.

Putra & Kadris dalam jurnal . Jurnal TEKNOIF. Vol. 4 No. 2 (2016:77)[19] mengatakan bahwa : Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (SIG) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data yang secara spasial merefrensikan kepada kondisi bumi.

Berdasarkan pendapat dari dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi geografis adalah suatu media untuk memasukan, mengolah, menyimpan, mengambil, memanipulasi serta menampilkan data-data geografis yang bekerja menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).

Subsistem Sistem Informasi Geografis

Menurut Wijaya dalam jurnalnya (2017:87)[20] mengutip dari Eddy Prahasta (2014:102) Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Subsistem SIG

Data Spasial

Menurut Rahayu, dkk dalam jurnal LONTAR KOMPUTER Vol. 7, No.2 (2016:76)[15] mengatakan bahwa “Data spasial adalah sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dapat dijelaskan sebagai berikut ini :

  1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (latitude dan longitude) dan sebuah koordinat, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.

  2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, berkaitan dengan suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos dan lain-lain”.

Konsep Dasar Pemetaan

Menurut Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (2015)[21]“Pemetaan adalah kegiatan pendokumentasian atau perekaman data dalam bentuk grafis keletakan dan lokasi cagar budaya serta lingkungannya. Kegiatan pemetaan dimaksudkan untuk mengetahui gambaran situasi keberadaan cagar budaya yang dapat dipakai sebagai acuan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut berkaitan dengan aspek pelestariannya”.

Konsep Dasar Google Maps

Menurut Lengkong, dkk dalam E-journal Teknik Elektro dan Komputer (2015:22)[22], Google Maps adalah sebuah jasa peta globe virtual gratis dan online disediakan oleh Google. Fasilitas Google Maps dihadirkan oleh Google sejak tahun 2005 dan terus berkembang hingga sekarang ini. Di alam Google Maps, anda tidak hanya mendapatkan tampilan peta dunia, namun juga informasi pendukung berupa informasi jalan, lokasi layanan public, bisnis dan sebagainya.

Sedangkan Triansah dkk dalam jurnal Jurnal Informatika Mulawarman, Vol. 10 No. 1 (2015:59)[23] mengemukakan pendapat bahwa: Google Maps adalah merupakan SIG yang berbasis internet yang disediakan oleh Google secara gratis (bukan untuk kepentingan komersial), termasuk didalamnya website Google Maps (http://maps.google.com), Google Ride Finder, Google Translate, dan peta yang dapat disisipkan pada website lain melalui Google Maps API.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Google Maps merupakan peta globe virtual gratis berbasis internet yang disediakan oleh Google.

Konsep dasar Tanah

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi tanah, menurut Braja M. Das yang dikutip oleh Sompie, dkk (2018:784)[24] berpendapat bahwa :

Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruangruang kosong di dalam partikel-partikel padat tersebut.

Sementara menurut Hardjowigeno yang dikutip Arifin dkk dalam jurnalnya (2018:37)[25] bahwa “tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air, udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tanah adalah kumpulan material dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.

Konsep Dasar Wakaf

Definisi Wakaf

Menurut Bashlul Hazami (2016:177)[26] mengutip dari Mundzir Qahaf (1995) “Wakaf adalah memberikan harta atau pokok benda yang produktif terlepas dari campur tangan pribadi, menyalurkan hasil dan manfaatnya secara khusus sesuai dengan tujuan wakaf, baik untuk kepentingan perorangan, masyarakat, agama atau umum”.

Sementara menurut Dul Manan didalam jurnalnya (2016:369)[27] mengutip dari definisi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (2003), “wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya, dengan cara tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut (menjual, memberikan, atau mewariskannya, untuk disalurkan (hasilnya) pada sesuatu yang mubah yang ada”.

Menurut UU No. 41 Pasal 1 Tahun 2004[28] yang dimaksud dengan “wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan wakaf adalah memberikan harta atau pokok benda yang dapat dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu yang diberikan oleh wakif guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum lainnya.

Unsur-Unsur Wakaf

Menurut UU No. 41 Pasal 6 Tahun 2004[28] wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai berikut:

  1. Wakif
  2. Nazhir
  3. Harta benda wakaf
  4. Ikrar wakaf
  5. Peruntukan harta benda wakaf
  6. Jangka waktu wakaf

Jenis Harta Benda Wakaf

Pasal 16 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004[28] menyatakan:

  1. Harta benda wakaf terdiri dari :

    1. Benda tidak bergerak; dan
    2. Benda bergerak.
  2. Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

    1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;
    2. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a;
    3. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
    4. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;
    5. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
  3. Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi :

    1. Uang;
    2. Logam mulia;
    3. Surat berharga;
    4. Kendaraan;
    5. Hak atas kekayaan intelektual;
    6. Hak sewa; dan
    7. Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Konsep Dasar Analisa SWOT

Menurut Priyatama, dkk dalam Journal of Management (2018)[29] mengutip dari Nuary (2016) : SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai tujuan). Analisis SWOT adalah analisis yang terdiri dari analisis lingkungan mikro yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan analisis lingkungan makro yang bertujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan.

Menurut mulyati, dkk dalam jurnal ICIT Vol. 04 No. 02 (2018:118)[1], SWOT (Strenghts – Weaknesses – Opportunities - Treats) merupakan metode perancanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuataan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu proyek.

Menurut Fredy Rangkuti yang dikutip Antoko, dkk (2018:5)[30], “Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan/ancaman bagi perusahaan.

Langkah-Langkah Menyusun SWOT

Menurut Freddy Rangkuti (2015:8)[31] langkah-langkah mudah penyusunan SWOT yaitu sebagai berikut :

  1. Melakukan proses input untuk menyusun SWOT

    Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.

  2. Mengembangkan timeline (Ketepatan waktu)

    Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama menyusun SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.

  3. Membentuk teamwork berdasarkan metode OCAI

    Tujuannya adalah untuk menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.

  4. Kuisoner riset SWOT

    Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman).

  5. Identifikasi penyebab masalah

    Tujuannya adalah untuk menentukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.

  6. Menentukan tujuan dan sasaran strategis

    Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategi berikut sasaran strategi secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.

  7. Menyusun isu strategis, formulasi strategis, tema srategis, dan pemeteran strategis

    Tujuannya adalah untuk pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.

  8. Menentukan ukuran yang dipakai dalam SWOT

    Tujuannya adalah untuk menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.

  9. Merumuskan starategi initiatives dan key performance indicators dalam bentuk tag dan lead indicator

    Tujuannya adalah untuk merumuskan strategic initiative dan menyusun key performance indicator dalam bentuk log dan lead

  10. Memberikan bobot dan nilai untuk mengukur kinerja

    Tujuannya adalah untuk mengkualifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam ukuran yang mudah dipahami.

  11. Melakukan cascading SWOT

    Tujuannya adalah untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau meansurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas, selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingakat individual dalam bentuk kartu individu.

  12. Analisis risiko menggunakan key risk indicators

    Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.

  13. Analisis anggaran dan model keuangan

    Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.

  14. Analisis kasus carporate strategi menggunakan SWOT

    Pada bagian ini akan diberikan contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang dijalankan.

Konsep Dasar Unified Modelling Language (UML)

Definisi Unified Modelling Language (UML)

Menurut Maimunah, dkk (2018:105)[32] , “Unified Modelling Language (UML) adalah keluarga notasi grafik yang didukung oleh meta-model tunggal yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek”.

Menurut Manalu dalam jurnal Dinamika Pendidikan (2015:185)[33], menjelaskan bahwa “Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan piranti lunak.UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.

Berdasarkan pendapat dua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Unified Modelling Language (UML) merupakan bahasa pemodelan yang spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, merancang dan membangun sistem perangkat lunak.

Tujuan Unified Modelling Language (UML)

Menurut M. Safii dalam Jurnal Sains Komputer dan Informatika (2017:98)[34], ada bebeapa tujuan dari penggunaan UML (Unified Modeling Language) yakni:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.

  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.

  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam bahasa pemodelan.

Jenis-jenis Diagram Unified Modelling Language (UML)

Menurut Siti Nazilah dan Yuli Yuliani dalam Media Jurnal Informatika (2017:11-12) [35] adapun jenis-jenis diagram antara lain :

  1. Usec Case Diagram

    Use Case Diagram menggambarkan sejumlah external actors dan hubungannya ke use case yang diberikan oleh sistem. Use case adalah deskripsi fungsi yang disediakan oleh sistem dalam bentuk teks sebagai dokumentasi dari use case symbol namun dapat juga dilakukan dalam activity diagrams

  2. Class Diagram

    Class diagram adalah pandangan aplikasi yang bersifat statis. Class diagram tidak hanya menggambarkan visualisasi, tetapi juga menggambarkan dan mendokumentasikan aspek yang berbeda dalam sistem, tetapi juga untuk kontruksi eksekusi kode dalam software aplikasi. Class diagram digunakan untuk mengelompokan hal-hal inti dari setiap proses yang ingin dilakukan. Semua proses dimasukkan ke dalam tiap-tiap class dan saling dihubungkan pada class-class lainnya yang saling berhubungan.

  3. Activity Diagram

    Diagram ini menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas didalam sebuah system yang bersifat dinamis, diagram ini digunakan untuk mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktifitas lainnya seperti use case atau interaksi.

  4. Sequence Diagram

    Diagram ini menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah object yang bersifat dinamis. Kegunaanya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim terhadap object juga interaksi antara object, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Henderi (2017:6) [36] langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut :

    li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.0in">

    Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  1. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.

  2. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  3. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  4. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  5. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

  6. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  7. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hierarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  8. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.

  9. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  10. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

    1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

    2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

  11. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.

  12. Perangkat lunak siap dirilis.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut M.Sidi Mustaqbal, dkk yang dikutip oleh Maulani, dkk. Vol.4 No.2 (2018:158)[17]Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

Sementara, Jan, et al dalam International Journal Scientific Research in Science Engineering Technology (IJSRSET) (2016:683)[37], mengatakan bahwa “Black Box Testing is a software testing technique which play an important role in software testing”. Yang artinya Black box testing adalah pengujian perangkat lunak yang memainkan peran penting dalam pengujian perangkat lunak.

Kermite, dkk dalam Jurnal Informasi Sistem Vol 2 No.1 (2017:19)[38] mengatakan bahwa “Black Box Testing yaitu pengujian kebutuhan dan hanya berfokuskan kepada fungsional perangkat lunak atau program. Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan semua input dan output yang dihasilkan juga tepat dan berjalan dengan baik”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa black box testing yaitu pengujian fungsional perangkat lunak atau program yang sesuai dengan kebutuhan.

Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing

Menurut Kermite, dkk (2017:19)[38], kelebihan dan kekurangan Black Box Testing adalah :

  1. Kelebihan

    1. Perincian aplikasi dapat ditentukan awal, dan pengujian dapat dilakukan berdasarkan perincian spesifikasi aplikasi tersebut.
    2. Dapat dipakai untuk menilai konsistensi suaru aplikasi dan tidak perlu melihat kode program secara detail.
  2. Kekurangan

    1. Apabila keperluan perangkat lunak yang dikembangkan tidak begitu jelas, pembuatan dokumentasi yang tepat akan sedikit sulit.
    2. Pengguna akan merasa kurang yakin dengan perangkat lunak yang diuji apakah lolos dalam standar pengujian.

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

Menurut B. Permana yang dikutip Rahayu, dkk dalam CCIT Journal Vol.9 No.1 (2015: 53)[39], “PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis”.

Menurut Anhar yang dikutip Aris, dkk dalam jurnal STMIK AMIKOM Yogyakarta (2016:4)[40] : PHP singkatan dari Programming Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis (up to date).

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi web yang menyatu dengan HTML dan berada pada server.

Kelebihan PHP

Menurut Wiwenty Lula Alaika (2018:15) [41] kelebihan PHP yaitu sebagai berikut :

  1. Membuat website menjadi tidak statis atau membuat website menjadi dinamis.

  2. PHP dapat dipakai secara gratis atau open source.

  3. Program atau aplikasi yang dibuat dengan php dapat berjalan di semua web browser.

  4. Mendukung banyak database.

  5. Berbagai script sudah tersedia dengan gratis.

Kekurangan PHP

Menurut Wiwenty Lula Alaika (2018:15) [41] Selain kelebihan PHP, PHP juga mempunyai kekurangan. Diantaranya yaitu :

  1. Sering terjadi permasalahan pada Register Global.

  2. Perlu encoding agar PHP dapat dibaca semua orang.

  3. Tidak mengenal package.

  4. Berorientasi objek yang tidak sesungguhnya.

Konsep Dasar MySQL

Menurut Prashant Ramchandra Desai dalam International Journal of Computer Sciences and Engineering (2016:57)[42] menjelaskan bahwa, “MySQL is a relational database that can be used to stress the memory, file system, networking and inter-process communication subsystems”. Yang artinya MySQL adalah database relasional yang dapat digunakan untuk menekankan memori, sistem file, jaringan dan subsistem komunikasi antar proses.

Sedangkan menurut Maimunah, dkk dalam jurnal CERITA (2017:39)[43]. “MySQL adalah DBMS yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi dari general public license (GPL), dimana setiap orang bebas untuk menggunakanya tetapi tidak boleh untuk dijadikan program induk turunan bersifat close source (komersial). Beberapa keunggulan dari MySQL.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL merupakan jenis database server yang mempermudah dalam proses pengolahan data seperti melihat, menambah, atau menghapusnya dengan mengirimkan query ke database.

Konsep Dasar HTML

Menurut Nasril dan Saputra dalam Jurnal Lentera ICT Vol.3 No.1 (2016:49)[5], “XAMPP (X Apache MySQL PHP Perl) merupakan paket PHP dan Mysql berbasis open source yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP”.

Sementara, Fauzan Masykur dan Fiqiana Prasetiyowati dalam Jurnal STI (2016:95) [44] “HTML (Hypertext Markup Language) merupakan kumpulan dari symbol atau tag-tag yang dituliskan dalam sebuah file yang dimaksudkan untuk penampilan halaman pada web browser”.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa XAMPP merupakan alat bantu yang menyediakan paket perangkat lunak maka tidak perlu lagi menginstal perangkat lunak seperti PHP, MySQL, Apache, PhpMyAdmin, dan lain-lain secara manual.

Konsep Dasar XAMPP

Menurut Sidik (2018:6)[45] menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan XAMPP adalah : XAMPP kependekan dari X Apache MySQL PHP and Perl, X mewakili sistem operasi, A untuk Apache adalah server web, M untuk MySQL atau MariDB adalah server database, P yang pertama untuk PHP adalah bahasa pemrograman untuk pembuatan aplikasi, dan P yang kedua untuk Perl adalah bahasa pemrograman untuk pembuatan aplikasi juga. X menyatakan bahwa paket ini bisa untuk Windows ataupun Linux.

Menurut Wahana Komputer yang dikutip Siregar, dkk dalam Jurnal SISFOTEK Global Vol.6 No.1 (2016:77)[46], “XAMPP adalah salah satu pake instalasi Apache, PHP, dan MySQL secara instan yang dapat digunakan untuk membantu proses instalasi instan”.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa XAMPP merupakan alat bantu yang menyediakan paket perangkat lunak, maka tidak perlu lagi menginstal perangkat lunak seperti PHP, MySQL, Apache, PhpMyAdmin, dan lain-lain secara manual.

Konsep Dasar Sublime Text

Menurut Tri, dkk dalam jurnal e-Proceeding of Applied Science Vol.1, No.1 (2015:723)[47] berpendapat bahwa “Sublime Text<i> adalah <i>editor teks yang dirancang untuk mengolah potongan-potongan kode, plugin, dan markup. Tetapi sublime text juga dapat digunakan untuk menulis artikel dan mengetik dalam prosa normal keunggulan sublime text terletak pada kualitas dan kuantitas fitur-fiturnya seperti blok multi tempat, kursor banyak, dan pengolahan split”.

Miftah Faridi (2015:3)[48] mendefinisikan bahwa, “Sublime Text 3 adalah editor berbasis python, sebuah text editor yang elegan, kaya akan fitur, cross platform, mudah dan simple yang cukup terkenal di kalangan developer (pengembang), penulis dan desainer”.

Menurut pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sublime text adalah text editor yang digunakan untuk untuk membuat program aplikasi yang secara otomatis untuk mempermudah programmer dalam mengetikkan kode editor.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Amrullah, dkk (2016:27)[49] “Elisitasi merupakan rancangan dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Menurut Hidayati yang dikutip Suryana, dkk dalam Jurnal Innovative Creative and Information Technology (ICIT) (2018:3)[50] “Elisitasi adalah rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Berdasarkan dua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Elisitasi adalah sebuah rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat sesuai keinginan pihak terkait.

Tahapan Dalam Elisitasi

Menurut Amrullah, dkk dalam Jurnal Teknologi Informasi (2016:27)[49], Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil prngklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. M pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical. Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational. Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Economy. Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      • High (H) yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

      • Middle (M) yaitu mampu untuk dikerjakan.

      • Low (L) yaitu mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Azizah, dkk dalam Jurnal SENSI Vol. 3 No. 2 (2017:185)[51], “Literature adalah kesusasteraan atau kepustakaan, sedangkan review adalah suatu tindakan meninjau, memeriksa kembali suatu hal yang telah dikerjakan sebelumnya sehingga dalam literature review dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan”.

Sementara, Hasibuan yang dikutip Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138)[52], menjelaskan bahwa : Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah.

Berdasarkan dua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Literature Review merupakan suatu survey literature tentang penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya berhubungan dengan topik penelitian yang akan/sedang dilakukan.

Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki hubungan yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam penulisan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Penelitian dalam sebuah Jurnal SISTEMASI, Volume 7, Nomor 2 yang dilakukan oleh Hamdi, Usman dan Samsudin pada tahun 2018[53]. Penelitian ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Taman Di Kabupaten Indragiri Hilir Berbasis Web”. Penelitian ini mengenai perancangan sistem informasi geografis pemetaan taman di kabupaten Indragiri Hilir Berbasis Web ini bertujuan untuk menjadi media promosi tempat rekreasi yang telah di rancang dan dibangun oleh pemerintah serta dapat mempermudah masyarakat dalam mencari taman dan ruang terbuka hijau dengan pencarian letak koordinat yang tepat dan akurat serta informasi yang lengkap. Saat ini belum ada sistem informasi geografis yang memuat letak tempat dimana saja titik akurat taman rekreasi yang ada di Indragiri Hilir.

  2. Penelitian dalam sebuah Jurnal TEKNOIF Vol. 4 No. 2 yang dilakukan oleh Dede Wira Trise Putra dan Kadris pada tahun 2016[54]. Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Sarana Prasarana Departemen Agama Kota Sungai Penuh Berbasis Web”. Penelitian ini mengenai teknologi Geographic Information System (GIS) untuk memetakan lokasi, dan menampilkan Informasi sarana prasarana yang dibangun oleh pemerintah kota sungai penuh. Banyaknya sarana prasarana yang dibangun membuat lokasi pembangunan tersebar diseluruh kota sungai penuh, dengan demikian tak semua masyarakat mengetahui lokasi sarana yang dibangun tersebut. Dengan adanya GIS sarana prasarana ini, maka lokasi dan sarana prasarana dapat dirangkum dalam sebuah halaman website, didalam website tersebut. Pemerintah maupun masyarakat akan mendapatkan informasi lokasi, jarak menuju lokasi, serta sarana prasarana apa yang dibangun dalam bentuk gambar, serta mendapatkan berita terbaru tentang kota sungai penuh.

  3. Penelitian dalam sebuah jurnal Exact Papers in Compilation, Vol. 1, No. 1 yang dilakukan oleh Septian Perdana Putra, Moch. Noerhadi Sudjoni, & Moch. Anshori Aris Widya pada tahun 2019[55]. Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Manajemen Tanah Berbasis Webgis (Study Kasus: Desa Sumbermulyo Kec. Jogoroto Kab. Jombang)”. Penelitian ini mengenai Sistem Informasi Tanah Berbasis Webgis untuk memudahkan pengelolaan data tanah masyarakat.

  4. Penelitian dalam sebuah Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 yang dilakukan oleh Oleh Soleh, Nanda Dian Prasetyo, dan Tatik Yuniati pada tahun 2015[56] dengan judul “Perancangan Sistem Sebaran Lokasi Pemerintahan dengan Konsep Sistem Informasi Geografis Berbasis Web pada Pemerintahan Kota Tangerang”. Penelitian ini mengenai Giografis Informasi Sistem (GIS) berbasis web yang dapat dipergunakan oleh masyarakat umum untuk menunjukan tata letak/lokasi pencarian data suatu tempat lokasi pariwisata dengan mudah yang ada di pemerintahan Kota Tangerang.

  5. Penelitian dalam Jurnal CERITA Vol. 5 No. 1 yang dilakukan oleh Chaidir Kurnia Thoullah, Agnia Bilqisti, dan Dhimas Alifiyanto pada tahun 2019[57] dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai Media Informasi Prakerin Berbasis Web di SMKN 6 Tangerang Selatan”. Penelitian ini mengenai sistem informasi geografis (SIG) berbasis web yang menyediakan informasi mengenai lokasi perusahaan di Kota Tangerang. Dalam pencarian lokasi tentu membutuhkan letak atau suatu posisi yang dikenal sebagai informasi geografis. Informasi geografis yang paling banyak digunakan masyarakat pada saat ini yaitu aplikasi Google Maps.

  6. Penelitian dalam sebuah JURNAL INFORMATIKA Vol. 10, No. 2 yang dilakukan oleh Arief Susanto, Ahmad Kharis, dan Tutik Khotimah pada tahun 2016[58]. Penelitian ini berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lahan Pertanian dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus”. Penelitian ini mengenai pemanfaatan sistem informasi geografis yang dilakukan lembaga pemerintahan dan perusahaan untuk mengumpulkan data secara regional dan catatan asetnya, seperti data tanah, wilayah data, dan lainnya. Salah satu perusahaan atau Departemen mensyaratkan agar Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus, karena tidak ada pemetaan lahan pertanian dan pengumpulan data tanaman komoditas di daerah tersebut. Dengan sistem, Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus menjadi lebih efisien, cepat dan lengkap untuk mencatat hasil panen komoditas dan memiliki data pemetaan lokal di Indonesia.

  7. Penelitian dalam sebuah Jurnal Internasional Procedia Chemistry yang dilakukan oleh Rahmawaty, Elsi Kurnia Sari, Ahmad Syofyan, dan Abdul Rauf pada tahun 2015[59] dari University of Sumatera Utara. Penelitian ini berjudul “Integrated Geographic Information System and Global Positioning System for Mapping of Forest Plants in Supporting Natural Resources Protection”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies tanaman hutan di Tangkahan dan memetakan keberadaan spesies ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Spesies dipetakan berdasarkan jalurnya masing-masing. Dengan mengetahui spesies tanaman hutan yang ada di kawasan Tangkahan, diharapkan dapat mendukung konservasi sumber daya alam.

  8. Penelitian dalam sebuah Jurnal Internasional Procedia Environmental Sciences yang dilakukan oleh Putri Amalina, Lilik Budi Prasetyo, dan Siti Badriyah Rushayati pada tahun 2016[60] dari Bogor Agricultural University. Penelitian ini berjudul “Forest Fire Vulnerability Mapping in Way Kambas National Park”. Penelitian ini mengenai sistem informasi geografis dan penginderaan jauh yang dapat diterapkan untuk mengembangkan peta kerentanan kebakaran untuk mendukung mitigasi dan aksi melalui sistem peringatan dini kebakaran hutan yang diperlukan di Taman Nasional Way Kambas (WKNP).

  9. Penelitian dalam sebuah Jurnal Internasional Contemporary Clinical Trials Communications yang dilakukan oleh Danny L. Scerpella, Atif Adam, Katherine Marx, & Laura N. Gitlin pada tahun 2019[61] dari Drexel University. Penelitian ini berjudul “Implications of Geographic Information Systems (GIS) for targeted recruitment of older adults with dementia and their caregivers in the community: A retrospective analysis”. Penelitian ini mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG) yang menawarkan potensi untuk menentukan tren lokasi populasi orang dewasa yang lebih tua yang hidup dengan demensia di masyarakat dan pengasuh mereka.

  10. Penelitian dalam sebuah Jurnal Internasional Procedia - Social and Behavioral Sciences 222 yang dilakukan oleh Mokhtar Azizi Mohd Din, Saritha Paramasivam, Nazirah Md Tarmizi, dan Abd Manan Samad pada tahun 2016[62] dari University of Malaya dengan judul “The Use of Geographical Information System in the Assessment of Level of Service of Transit Systems in Kuala Lumpur”. Penelitian ini mengenai GIS yang dapat memetakan status Area Dukungan Transit dan mengidentifikasi tingkat layanan yang disediakan oleh Rapid Kuala Lumpur. Karena lalu lintas yang padat dan jalan yang macet, sangat penting bahwa layanan transportasi umum terus dipantau dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pengendara dan melaporkan informasi terbaru kepada agen transit.

  11. Penelitian dalam sebuah Jurnal Internasional Saudi Journal of Biological Sciences yang dilakukan oleh Mohammad Abousaeidi, Rosmadi Fauzi, dan Rusnah Muhamad pada tahun 2019[63] dengan judul “Geographic Information System (GIS) modeling approach to determine the fastest delivery routes”. Penelitian ini mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan rute tercepat pengiriman sayuran segar. Selama perjalanan, terutama sayuran segar dapat membusuk karena suhu dan waktu pengiriman. Meskipun demikian, sedikit perhatian telah diarahkan pada masalah transportasi di sebagian besar wilayah di Kuala Lumpur. Oleh karena itu, memilih rute yang efisien akan mengurangi total biaya transportasi.


BAB III

PEMBAHASAN


Gambaran Umum Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa

Sejarah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa

Pada tahun 1946, berdasarkan keputusan Kementrian Agama RI, telah terbentuk Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa, namun belum ada bangunan gedung kantor. Dalam rangka hajat masyarakat dalam kegiatan NTCR khususnya dan keagamaan pada umumnya, gedung kantor dengan cara sewa.

Sekitar pada tahun 1960 an telah dibangun gedung Kantor Urusan Agama kecamatan Cikupa yang baru, biayanya didapat dari dana APBN tahun anggaran 1983/1984.

Pembangunan gedung kantor dimaksud dibangun diatas tanah Pemda Kabupaten Tangerang dengan status hak guna bangunan (HGB). Sedangkan biaya pembangunannya didapat dari donatur BKM Kabupaten Tangerang, BKM Provinsi dan BKM Pusat serta dari swadaya masyarakat.

Pada tahun 1983 telah dibangun gedung Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa yang baru baiayanya didapat dari APBN yaitu di Kp. Cirewed, Desa Sukadamai, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Dari perwakilan keagamaan dibentuklah Urusan Keagamaan di Kecamatan yang disebut Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan se-Kabupaten Tangerang. Berdirilah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cikupa sejak tahun 1946. Sejak berdirinya lokasi KUA Kecamatan Cikupa telah mengalami beberapa kali perpindahan yang pertama kali mengontrak sebuah rumah penduduk dikampung Cikupa induk dibelakang pasar Cikupa Desa Cikupa Kecamatan Cikupa. Kemudian pada tahun 1968 pindah ke Kp. Cirewed Desa Sukadamai dan dibangun kantor gedung sederhana secara swadaya yang tanahnya milik desa dengan ukuran luas tanah sekitar 450 m dan luas bangunan 90 m. Dibangunnya Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cikupa dari APBN yaitu pada tahun 1982 dan dibangun rehab berat pada tahun 2008 dan lokasi yang sekarang yaitu di Jalan Raya Serang km.13,5 Kp. Cirewed Desa Sukadamai Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

Selain perpindahan lokasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cikupa telah mengalami pergantian pimpinan/ kepala kantor sejak pertama sampai sekarang diantaranya :

  1. Mualim Sa’ban bertugas sejak tahun 1946 - 1955
  2. Samaun bertugas sejak tahun 1955 - 1960
  3. H. Asmuni bertugas sejak tahun 1960 - 1970
  4. H. Abdul Jabar bertugas sejak tahun 1970 – 1974
  5. H. Sahal bertugas sejak tahun 1974 – 1975
  6. H. M. Nur bertugas sejak tahun 1975 – 1976
  7. M. Suganda bertugas sejak tahun 1976 - 1977
  8. H. Muhtar bertugas sejak tahun 1977 – 1980
  9. H. Madhasan bertugas sejak tahun 1980 – 1983
  10. Madrosin bertugas sejak tahun 1983 – 1988
  11. H. Ma’mun bertugas sejak tahun 1988 – 1990
  12. H. Suharta bertugas sejak tahun 1990 – 1994
  13. H. Muhdi bertugas sejak tahun 1994 – 1999
  14. H. Muslih bertugas sejak tahun 1999 – 2001
  15. H. Syafrudin bertugas sejak tahun 2001 – 2004
  16. Drs. H. Maman Permana bertugas sejak tahun 2004 – 2008
  17. H. M. Alihudin, S.Ag bertugas sejak tahun 2008 – 2011
  18. Drs. H. Hariri bertugas sejak tahun 2011 – 2014
  19. H. Dasman, S.Ag bertugas sejak tahun 2014 – 2018
  20. H. Munawirudin S.Ag bertugas sejak tahun 2018 sampai sekarang

Visi, Misi dan Motto Kantor Urusan Agama Cikupa

Setiap instansi memiliki visi, misi dan motto yang harus dicapai, Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Cikupa memilki :

Visi KUA

Visi KUA Kecamatan Cikupa adalah “Terciptanya pelayanan prima dibidang urusan agama islam, haji, zakat dan wakaf”.

Misi KUA

  1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kantor.
  2. Meningkatkan profesionalisme personil KUA
  3. Meningkatkan kualitas pelayanan nikah dan rujuk.
  4. Meningkatkan pembinaan keluarga sakinah.
  5. Meningkatkan pelayanan konsultasi BP-4.
  6. Meningkatkan pemberdayaan zakat.
  7. Meningkatkan pelayanan wakaf.
  8. Meningkatkan pemahaman makanan halal dan haram.
  9. Meningkatkan kemitraan umat beragama.
  10. Meningkatkan pelayanan konsultasi dan bimbingan manasik haji.
  11. Meningkatkan kualitas penyimpanan statistik dan dokumentasi.

Motto KUA

Motto KUA Kecamatan Cikupa adalah “Mengutamakan pelayanan mengoptimalkan pembinaan”.

Tujuan Kantor Urusan Agama Cikupa

Adapun tujuan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa meliputi :
  1. Terciptanya pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat dalan pencatatan nikah dan rujuk.
  2. Terbangunnya sistem pengelolaan masjid yang professional.
  3. Membangun sistem penegelolaan zakat, wakaf, baitul mal dan ibsos yang produktif untuk perkembangan kesejahteraan umat.
  4. Mewujudkan masyarakat yang terbangun dari keluarga yang harmonis, bahagia, sejahtera, aman, tentram dan damai sehingga tercipta keluarga bangsa yan religius, metropolitan dan madani.
  5. Meningkatkan pelayanan dan pembinaan kehidupan ummat beragama dan memantapkan pemahaman serta pengaplikasiannya pemahaman dan pengaplikasiannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  6. Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana kantor guna mengoptimalkan pelayanan pada masyarakat.

Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Cikupa

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KUA Kecamatan

Tugas dan Tanggung Jawab

Sehubungan dengan bagan struktur organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa, maka dapat dijelaskan mengenai tanggung jawab dan wewenang berdasarkan struktur organisasi tersebut. Adapun pembahasan mengenai tanggung jawab dan wewenang tersebut sebagai berikut :

  1. Kepala Kantor Urusan Agama
    1. Memimpin pelaksanaan tugas dilingkungan Kantor Urusan Agama Kecamatan.
    2. Menyusun visi, misi, program, dan rencana kerja Kantor Urusan Agama.
    3. Membagi tugas dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
    4. Memantau, menggerakan, membimbing, dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan.
    5. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan di bidang kepenghuluan/NR.
    6. Melaksanakan bimbingan dan pelayanan dibidang pengembangan keluarga sakinah.
    7. Memberikan bimbingan dan pelayanan dibidang kemasjidan, zakat, wakaf, ibadah sosial, pangan halal dan kemitraan umat.
    8. Melaksanakan dan mengembangkan kerja sama lintas sektoral dengan instansi terkait dan lembaga-lembaga keagamaan dibidang pelaksanaan tugas KUA Kecamatan.
    9. Menganggapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul dibidang pelaksanaan tugas KUA Kecamatan.
    10. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten.
  2. Penghulu Muda/ Kepala Urusan Tata Usaha, Pengadministrasian Zakat, Haji, Ibsos & Wakaf
    1. Perencanaan kegiatan kepenghuluan.
    2. Pengawasan pencatatan nikah/rujuk.
    3. Meneliti kebenaran data Catin, Wali, dan Saksi.
    4. Melakukan penetapan dan penolakan kehendak Nikah dan Rujuk.
    5. Memimpin pelaksanaan akad nikah/rujuk melalui proses menguji kebenaran syarat dan rukun nikah/rujuk dan menetapkan legalitas akad nikah dan rujuk.
    6. Menerima dan melaksanakan Taukil Wali Nikah/Tauliyah Wali Hakim.
    7. Memandu pembacaan Shigat Ta’lik.
    8. Memimpin pelaksanaan tugas ketatausahaan pada KUA Kecamatan.
    9. Menyusun sasaran program dan kegiatan ketatausahaan.
    10. Memantau, menggerakan, membimbing dan mengarahkan pelaksanaan tugas bawahan.
    11. Melakukan pelayanan dan bimbingan pelayanan tugas dibidang nikah rujuk, BP4, keluarga sakinah, kemasjidan, haji, zakat, wakaf, pangan halal, dan kemitraan umat.
    12. Menyiapkan bahan bimbingan dan pengadministrasian Zakat, Haji, Ibsos dan Wakaf.
    13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Atasan.
    14. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Atasan.
  3. Penghulu Pertama/ Pengadministrasian BP.4 dan Keluarga Sakinah
    1. Perencanaan kegiatan kepenghuluan.
    2. Pengawasan pencatatan nikah/rujuk.
    3. Melakukan pendaftaran dan meneliti kelengkapan terhadap pengumuman peristiwa nikah dan rujuk.
    4. Mengolah dan memverifikasi data calon pengantin.
    5. Menyisipkan bukti pendaftaran nikah/rujuk.
    6. Membuat materi pengumuman peristiwa nikah dan rujuk.
    7. Mengolah dan menganalisis tanggapan masyarakat terhadap pengumuman peristiwa nikah dan rujuk.
    8. Memimpin pelaksanaan akad nikah/rujuk melalui proses menguj kebenaran syarat dan rukun nikah/rujuk dan menetapkan legalitas akad nikah dan rujuk.
    9. Menerima dan melaksanakan Taukil Wali Nikah/ Tauliyah Wali Hakim.
    10. Memandu pembacaan Sighat Ta’lik.
    11. Mengumpulkan data kasus nikah.
    12. Memberikan penasehatan dan konsultasi nikah/rujuk.
    13. Menyiapkan dan mencatat rencana anggaran pembiayaan KUA.
    14. Menerima dan mencatat berkas data serta per undang-undangan BP4 dan Keluarga Sakinah.
    15. Mengoptimalkan kegiatan gerakan keluarga sakinah disetiap Kelurahan.
    16. Melaksanakan penasehatan Catin dan Konsutasi Keluarga.
    17. Melaksankan pembinaan keluarga sejahtera dan karang taruna.
    18. Menerima, membukukan, mengeluarkan serta mempertanggung jawabkan keuangan BP4.
    19. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Atasan
    20. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Atasan.
  4. Pramu Kantor
    1. Menjaga keamanan dan ketertiban kantor.
    2. Membersihkan ruang kerja dan halaman kantor.
    3. Menyiapkan minum para karyawan KUA.
    4. Mengantar surat.
    5. Menata dan merawat tanaman.
    6. Memelihara sarana telepon, listrik dan air.
    7. Melaksanakan tugas lain dari pimpinan.
    8. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Atasan.
  5. Pengadministrasian Nikah dan Rujuk
    1. Menerima dan mencatat pemberitahuan kehendak nikah dan rujuk.
    2. Meneliti dan memeriksa kelengkapan nikah dan rujuk.
    3. Mengagendakan jadwal pelaksanaan nikah rujuk bagi catin.
    4. Mencatat hasil pemeriksaan nikah rujuk kedalam model NB.
    5. Mencatat kedalam buku akta nikah model N
    6. Menulis dan menyerahkan kutipan akta nikah model NA kepada catin.
    7. Mengerjakan buku stok formulir umum dan khusus.
    8. Mengadministrasikan penghapusan semua model formulir NR.
    9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan.
    10. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Atasan.
  6. Pengadministrasian Kepegawaian, Surat dan Karsipan.
    1. Melakukan pelayanan administrasi kepegawaian, kelengkapan dan rumah tangga KUA.
    2. Menerima, mencatat, meneruskan dan mengarsipkan surat dan laporan KUA
    3. Mengetik surat-surat naskah.
    4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Atasan.
    5. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Atasan.
  7. Pengadministrasian Pangan Halal, Tempat Ibadah & Kemitraan Umat
    1. Menerima dan mencatat bahan data per UU dibidang oangan halal, kemasjidan dan kemitraan umat.
    2. Menyiapkan bahan bimbingan, pangan halal, kemasjidan dan kemitraan umat.
    3. Mengadministrasikan, pangan halal, kemasjidan dan kemitraan umat.
    4. Melaksanakan penyiapan kegiatan bimbingan dan penyuluhan pelaksanaan pengan halal, kemasjidan dan kemitraan umat.
    5. Melaksanakan tugas lain yang diberika oleh atasan.
    6. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.
  8. Pengadministrasian Keuangan
    1. Menyiapkan dan mencatat rencana anggaran pembiayaan KUA.
    2. Membukukan dan menyusun konsep laporan dan pertanggung jawaban PNBP NR.
    3. Mengadministrasikan biaya operasional KUA.
    4. Mengajukan rencana penggunaan dana BOP KUA kepada bendahara Kemenag.
    5. Membukukan dan menyusun laporan pertanggung jawaban pengguanaan dana BOP KUA.
    6. Membukukan dan menyusun laporan pertanggung jawaban dana BINSIK Haji.
    7. Membukukan dan menyusun laporan pertanggung jawaban dana BOP Haji
    8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
    9. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan.

Tatalaksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

  1. Wakif, nadzir dan saksi-saksi datang ke Kepala KUA Kecamatan sebagai PPAIW untuk mendaftarkan harta benda yang akan di wakafkan.
  2. PPAIW memeriksa surat-surat (dokumen asli) harta benda yang akan di diwakafkan dan persyaratan wakaf lainnya.
  3. Wakif mengucapkan ikrar wakaf kepada nadzir di hadapan PPAIW dan saksi-saksi.
  4. PPAIW membuat akta ikrar wakaf/akta pengganti akta ikrar wakaf (AIW/APAIW)
  5. PPAIW mengesahkan nadzir.
  6. PPAIW atas nama nadzir mendaftarkan wakaf ke Kantor Kementrian Agama.
  7. Kantor Kementrian Agama mendaftarkan wakaf ke kantor pertanahan.
  8. Kantor Pertanahan memberikan serifikat tanah wakaf ke nadzir.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Berikut ini merupakan sistem proses perwakafan tanah wakaf yang berjalan pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa:

  1. Use Case Diagram
  2. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Use case diagram sistem yang berjalan saat ini yang ada pada prosedur perwakafan tanah wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa dapat dilihat seperti gambar 3.2 .

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan


    Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram sistem perwakafan tanah wakaf yang berjalan saat ini, terdapat :

    1. Satu sistem yaitu pendaftaran tanah wakaf.
    2. Enam actor yang melakukan kegiatan, diantaranya wakif, saksi-saksi, nadzir, PPAIW, Kepala Kantor Kementrian Agama, Kepala Kantor Pertanahan.
    3. Enam use case diagram, diantaranya mendaftarkan harta benda wakaf, memeriksa keaslian dokumen, mengucapkan ikrar wakaf kepada nadzir dihadapan PPAIW, membuat AIW/APAIW, mengesahkan nadzir, mendaftarkan wakaf, mendaftarkan wakaf ke kantor pertanahan, memberikan sertifikat tanah.

  3. Aktivity Diagram
  4. Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sisem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagramsistem yang berjalan saat ini pada perwakafan tanah wakaf Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa dapat dilihat seperti gambar 3.3.

    Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang Berjalan


    Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram sistem perwakafan tanah wakaf yang berjalan saat ini, terdapat :

    1. Satu initial node, yaitu sebagai objek yang diawali.
    2. Lima swimline, diantaranya wakif, saksi, nadzir, PPAIW, Kepala Kantor Kementrian Agama dan Kantor Pertanahan.
    3. Sebelas action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, diantaranya mendaftarkan harta benda wakaf. Mendaftarkan harta benda wakaf, memeriksa keaslian dokumen, mengucapkan ikrar wakaf, membuat AIW/APAIW, mengesahkan nadzir, mendaftarkan ke Kantor Kementrian Agama, memproses pendaftaran, mendaftarkan ke Kantor Pertanahan, membuat sertifikat wakaf, menerima sertifikat wakaf.
    4. Satu final state, yaitu sebagai objek yang di akhiri.

  5. Sequence Diagram
  6. Sequence Diagram secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi. Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini pada Pendaftaran tanah wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa dapat dilihat seperti gambar 3.4

    Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.4 Sequence Diagram sistem perwakafan tanah yang berjalan saat ini terdapat :

    1. Empat actor yang melakukan kegiatan yaitu : wakif, nadzir, saksi, PPAIW.
    2. Tiga life line antarmuka yaitu : AIW/APAIW, Kantor kementrian Agama dan Kantor Pertanahan.
    3. Enam belas Message, yaitu spesifikasi komunikasi antar objek yang memuat informasi dari aktivitas yang terjadi.

Analisa Sistem yang Berjalan

Metode Analisis SWOT

Tahapan analisis terhadap suatu sistem atau aplikasi dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Metode analisis sistem yang digunakan adalah metode analisis SWOT dimana pada analisis ini mengidentifikasi faktor lingkungan internal yaitu kekuatan (stength) dan kelemahan (weakness) serta faktor lingkungan eksternal yaitu kesempatan (opportunities) dan ancaman (threat).

Berikut adalah tabel analisis SWOT pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa


Tabel 3.1 Analisis SWOT Sistem Berjalan

Kemudian setelah mengidentifikasi dari tabel diatas dengan menggunaan metode SWOT , selanjutnya akan dilakukan analisa untuk mencari strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Matrik Swot ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi KUA dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategi. Yaitu strategi S-O (Kekuatan-Peluang), strategi W-O (Kelemahan-Peluang), strategi S-T (Kekuatan-Ancaman), strategi W-T (Kelemahan-Ancaman).

Tabel 3.2 Matriks SWOT Sistem Berjalan

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

Analisis Masukan

  1. Nama Masukan : Akta Ikrar Wakaf (AIW)
  2. Fungsi : Ikrar Wakaf

    Sumber : PPAIW

    Tujuan : Wakif, nadzir dan saksi

    Media : Kertas

    Frekuensi : Setiap melakukan ikrar wakaf

    Format : Lampiran Bentuk W.1.

    Keterangan  : Berisi data dari wakif, data nadzir, data saksi dan data tanah wakaf

Analisis Proses

  1. Nama Modul` : Pembuatan AIW
  2. Masukan : Data dari wakif, data nadzir, data saksi dan data tanah wakaf

    Keluaran : AIW

    Ringkasan Proses : Menghasilkan AIW yang dibutuhkan sebagai bukti keabsahan tanah wakaf

Analisis Keluaran

  1. Nama Keluaran : AIW
  2. Fungsi : Untuk menjaga keabsahan dan kemaslahatan harta benda wakaf

    Media : Kertas

    Distribusi  : Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Adapun konfigurasi perangkat keras (Hardware) pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Processor : Intel Core i5
  2. Monitor  : 15 Inch
  3. Mouse : Wireless
  4. Keyboard : USB
  5. RAM : 4 GB
  6. Harddisk  : 500 GB
  7. Printer : Catridge

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Adapun konfigurasi perangkat lunak (Software) pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Windows 10
  2. Microsoft Office 2010
  3. Google Chrome

Hak Akses (Brainware)

Untuk mengoperasikan sistem, dapat diakses oleh kepegawaian dengan sistem yang berjalan saat ini yaitu :

  1. Kepala Kantor Urusan Agama/PPAIW
  2. Wakif
  3. Nadzir
  4. Saksi
  5. Masyarakat

Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap sistem yang berjalan saat ini pada proses pendaftaran tanah wakaf yang ada pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi, yaitu :

  1. Pengolahan data masih menggunakan kertas sehingga memungkinkan banyak berkas-berkas yang tercecer dan data mudah sekali untuk hilang.
  2. Aktivitas pemetaan wakaf yang dilakukan di dalam Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa masih belum ada, dikhawatirkan pada saat pencarian lokasi wakaf masih sulit dilakukan sehingga masyarakat yang ingin melihat lokasi kemungkinan resiko tersesat besar.
  3. Pencarian data membutuhkan waktu yang lama sehingga menjadi tidak efektif dan efisien.

Alternatif Pemecahan Permasalahan

Setelah dijabarkan permasalahan yang dihadapi diatas, maka penulis akan memberikan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :

  1. Membangun sistem aplikasi agar memudahkan dalam berbagai aktivitas yang dilakukan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa.
  2. Membangun suatu sistem yang dapat menghasilkan data-data dan informasi yang lebih akurat, cepat dan informatif, juga meningkatkan kinerja yang optimal.
  3. Sistem terkomputerisasi sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi, mencegah hilangnya data tanah wakaf dengan melakukan backup pada data yang telah diinput dan mengurangi penggunaan atau penyimpanan kertas yang berlebihan.

User Requirement

Untuk menanyakan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem yang dapat menjadikan suatu kegiatan menjadi mudah diperlukannya suatu metode yang berisi tentang rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat yaitu dengan metode elisitasi.

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dalam pengumpulan data mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan dan kebutuhan sistem yang belum terpenuhi.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode Mandatory, Desirable, dan Inessential (M.D.I). Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi :

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Keterangan : M (Mandatory) : Dibutuhkan/penting, D (Desirable) : Diinginkan/tidak terlalu penting, I (Inessential) : Diluar sistem/dieliminasi

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode Technical, Operational, dan Economic (T.O.E) dengan opsi High Middle Low (H.M.L). Requirements yang opsinya High (H) di kolom TOE harus dieliminasi.

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikerjakan.

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem yang Diusulkan

Setelah melakukan observasi dan analisa terhadap hal-hal berkaitan dengan perwakafan yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa maka dapat diketahui bahwa pemetaan tanah wakaf belum ada, hanya sebatas menampilkan banyaknya luas jumlah tanah wakaf yang diwakafkan. Proses ketika akan melihat lokasi tanah wakaf masih sulit dan belum efektif dikarenakan harus mencari lokasi secara manual sehingga resiko tersesat besar. Berdasarkan hal ini peneliti memiliki pemikiran untuk mengimplementasikan kedalam sebuah sistem yang telah terkomputerisasi dan berbasis sistem informasi geografis sehingga dalam melakukan pencarian informasi tanah wakaf akan lebih mudah dan efektif untuk dilakukan.

Selama melakukan analisa peneliti telah menemukan kebutuhan serta sistem yang dapat dipergunakan untuk merancang sistem informasi geografis untuk pemetaan tanah wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa. Untuk merancang sistem tersebut peneliti menggunakan UML (Unified Modeling Language) dengan Software Visual Paradgm.

Terdapat beberapa prosedur sistem usulan baru yang bertujuan untuk memperbaiki prosedur yang telah berjalan sebelumnya. Prosedur sistem yang diusulkan yaitu sebagai berikut:


  1. Admin
    1. Melakukan Login
    2. Masuk ke Dashboard
    3. Menampilkan menu data tanah wakaf. Dalam menu ini admin dapat menginput, mengedit, delete, view dan search.
    4. Menampilkan menu data tanah wakaf. Dalam menu ini admin dapat menginput, mengedit, delete, view dan search.
    5. Menampilkan menu data wakif. Dalam menu ini admin dapat mengedit, delete, view dan search.
    6. Menampilkan menu data nazhir. Dalam menu ini admin dapat mengedit, delete, view dan search.
    7. Menampilkan menu data Desa / Kelurahan. Dalam menu ini admin dapat menginput, mengedit, delete, view dan search.
    8. Menampilkan menu profile KUA. Dalam menu ini admin dapat menginput, mengedit, delete, view dan update.
    9. Menampilkan menu tentang wakaf. Dalam menu ini admin dapat menginput, mengedit, delete, view dan update.
    10. Melakukan Logout
  2. Kepala Kantor Urusan Agama / PPAIW
    1. Melakukan Login.
    2. Masuk ke Dashboard PPAIW
    3. Menampilkan menu data tanah wakaf. Dalam menu ini PPAIW dapat view, search dan print.
    4. Menampilkan menu data wakif. Dalam menu ini PPAIW dapat view, search dan print.
    5. Menampilkan menu data nazhir. Dalam menu ini PPAIW dapat view, search dan print.
    6. Menampilkan menu data admin. Dalam menu ini PPAIW dapat menginput, mengedit, delete, view dan search.
    7. Dapat melakukan Logout.
  3. User
    1. Menampilkan peta digital. Dalam peta digital ini user dapat melihat titik lokasi tanah wakaf yang ada.
    2. Menampilkan grafik wakaf. Dalam menu ini user dapat melihat grafik jumlah dan luas tanah wakaf.
    3. Menampilkan tabel wakaf. Dalam menu ini user dapat melihat, mencari dan mencetak daftar tanah wakaf.
    4. Menampilkan menu informasi tentang wakaf. Dalam menu ini user dapat melihat informasi tentang wakaf.
    5. Menampilkan menu profil KUA. Dalam menu ini user dapat melihat profil KUA.

Prosedur Sistem Usulan

Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Use Case Diagram User

Gambar 4.1 Use Case Diagram User

Berdasarkan gambar 4.2 Use Case Diagram Admin diatas terdapat:

  1. Satu sistem yang mencakup proses pemetaan tanah wakaf
  2. Satu aktor yang melakukan kegiatan didalam sistem yaitu admin
  3. Delapan use case sebagai berikut : login, dashboard admin, input data wakaf, input data wakif, input data nazhir, update profile KUA, update tentang wakaf dan logout.
  4. Lima extend yang berisi : data wakaf, data wakif, data nazhir, profile KUA dan tentang wakaf.
  5. Satu include.

Use Case Diagram Admin

Gambar 4.2 Use Case Diagram Admin

Berdasarkan gambar 4.2 Use Case Diagram Admin diatas terdapat:

  1. Satu sistem yang mencakup proses pemetaan tanah wakaf
  2. Satu aktor yang melakukan kegiatan didalam sistem yaitu admin
  3. Delapan use case sebagai berikut : login, dashboard admin, input data wakaf, input data wakif, input data nazhir, update profile KUA, update tentang wakaf dan logout.
  4. Lima extend yang berisi : data wakaf, data wakif, data nazhir, profile KUA dan tentang wakaf.
  5. Satu include.

Use Case Diagram PPAIW

Gambar 4.3 Use Case Diagram PPAIW

Berdasarkan gambar 4.3 Use Case Diagram PPAIW diatas terdapat:

  1. Satu sistem yang mencakup hasil pemetaan tanah wakaf oleh PPAIW
  2. Satu aktor yang melakukan kegiatan didalam sistem yaitu PPAIW
  3. Delapan use case sebagai berikut : login, dashboard PPAIW, view data wakaf, cetak data wakaf, cetak data wakif, cetak data nazhir, tambah admin dan logout.
  4. Empat extend yang berisi : data wakaf, data wakif, data nazhir dan data admin
  5. Satu include.

Activity Diagram yang Diusulkan

Activity Diagram Input Data Tanah Wakaf

Gambar 4.4 Activity Diagram Input Data Tanah Wakaf

Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram Input Data Tanah Wakaf diatas terdapat:

  1. Satu initial node, yang mengawali objek.
  2. Sembilan action node, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
  3. Satu decision node, yaitu menjelaskan dua kemungkinan proses.
  4. Satu final node, yang mengakhiri objek.

Activity Diagram User Cetak Data Wakaf

Gambar 4.5 Activity Diagram User Cetak Data Wakaf

Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram User Cetak Data Wakaf diatas terdapat:

  1. Satu initial node, yang mengawali objek.
  2. Tujuh action node, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
  3. Satu final node, yang mengakhiri objek.

Activity Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf

Gambar 4.6 Activity Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf

Berdasarkan gambar 4.6 Activity Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf diatas terdapat:

  1. Satu initial node, yang mengawali objek.
  2. Enam action node, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
  3. Satu final node, yang mengakhiri objek.

Activity Diagram PPAIW Tambah Admin

Gambar 4.7 Activity Diagram PPAIW Tambah Admin

Berdasarkan gambar 4.7 Activity Diagram Tambah Admin diatas terdapat:

  1. Satu initial node, yang mengawali objek.
  2. Sembilan action node, yaitu menggambarkan eksekusi kegiatan.
  3. Satu decision node, yaitu menjelaskan dua kemungkinan proses.
  4. Satu final node, yang mengakhiri objek.

Sequence Diagram yang Diusulkan

Sequence Diagram Input Data Tanah Wakaf

Gambar 4.8 Sequence Diagram Input Data Tanah Wakaf

Berdasarkan gambar 4.8 Sequence Diagram Input Data Tanah Wakaf terdapat keterangan sebagai berikut :

  1. Satu aktor yang melakukan kegiatan, yaitu Admin.
  2. Sebelas message yang merupakan urutan kegiatan input yaitu memilih menu data tanah wakaf, proses data tanah wakaf, cek data tanah wakaf, menampilkan data tanah wakaf, menampilkan data tanah wakaf, memilih tambah data tanah wakaf, menampilkan form tambah data wakaf dan klik simpan, proses input data tanah wakaf, menyimpan data tanah wakaf, menampilkan hasil input data tanah wakaf.
  3. Dua boundary lifeline yaitu data tanah wakaf dan input data tanah wakaf.
  4. Dua control lifeline yaitu proses select dan proses input.
  5. Satu entity lifeline yaitu tabel tb_wakaf

Sequence Diagram User Cetak Data Wakaf

Gambar 4.9 Sequence Diagram User Cetak Data Wakaf

Berdasarkan gambar 4.9 Sequence Diagram User Cetak Data Wakaf terdapat keterangan sebagai berikut :

  1. Satu aktor yang melakukan kegiatan, yaitu User.
  2. Sebelas message yang merupakan urutan kegiatan input yaitu memilih menu data wakaf, proses seleksi data wakaf, cek data wakaf, hasil data wakaf, menampilkan data wakaf, memilih menu cetak data wakaf, menerima file data wakaf.
  3. Dua boundary lifeline yaitu data wakaf dan cetak data wakaf
  4. Satu control lifeline yaitu proses select.
  5. Satu entity lifeline yaitu tabel tb_wakaf

Sequence Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf

Gambar 4.10 Sequence Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf

Berdasarkan gambar 4.10 Sequence Diagram PPAIW Cetak Data Wakaf terdapat keterangan sebagai berikut :

  1. Satu aktor yang melakukan kegiatan, yaitu PPAIW.
  2. Sebelas message yang merupakan urutan kegiatan input yaitu memilih menu data wakaf, proses seleksi data wakaf, cek data wakaf, hasil data wakaf, menampilkan data wakaf, memilih menu cetak data wakaf, menerima file data wakaf.
  3. Dua boundary lifeline yaitu data wakaf dan cetak data wakaf
  4. Satu control lifeline yaitu proses select.
  5. Satu entity lifeline yaitu tabel tb_wakaf

Sequence Diagram PPAIW Tambah Admin

Gambar 4.11 Sequence Diagram PPAIW Tambah Admin

Berdasarkan gambar 4.11 Sequence Diagram PPAIW Tambah Admin terdapat keterangan sebagai berikut :

  1. Satu aktor yang melakukan kegiatan, yaitu PPAIW.
  2. Dua belas message yang merupakan urutan kegiatan input yaitu memilih menu admin, proses seleksi data admin, cek data admin, menampilkan data admin, menampilkan data admin, memilih menu tambah admin, menampilkan form tambah admin, mengisi form tambah admin dan klik simpan, proses input, menyimpan data admin, menampilkan hasil input, menampilkan hasil input.
  3. Dua boundary lifeline yaitu data admin dan input data admin.
  4. Dua control lifeline yaitu proses select dan proses input.
  5. Satu entity lifeline yaitu tabel tb_user


Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.1 Perbedaan Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Adapun rancangan basis data yang diusulkan dalam sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf adalah sebagai berikut :

Class Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.12 Class Diagram Sistem Usulan

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang telah dianggap normal. Spesifikasi basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan seperti: nama tabel, media, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

  1. Nama Tabel : tb_dokumen

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_dokumen + id_wakaf + status + no_sertifikat + tgl_ sertifikat + no_aiw + tgl_aiw )

    Primary Key : id_dokumen

    Panjang Record : 150


    Tabel 4.2 Spesifikasi Tabel tb_dokumen

  2. Nama Tabel : tb_gambar

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_gambar + id_wakaf + gambar + keterangan )

    Primary Key : id_gambar

    Panjang Record : 270

    Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel tb_gambar

  3. Nama Tabel : tb_kelurahan

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_kelurahan + nama_kelurahan + warna )

    Primary Key : id_kelurahan

    Panjang Record : 190

    Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel tb_kelurahan

  4. Nama Tabel : tb_lokasi

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_lokasi + id_wakaf + lokasi + lat + lng + luas_tanah + luas_bangunan )

    Primary Key : id_lokasi

    Panjang Record : 470

    Tabel 4.5 Spesifikasi Tabel tb_lokasi

  5. Nama Tabel : tb_nazhir

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_nazhir + nama_nazhir + tpt_lahir + tgl_lahir + agama + pekerjaan + jabatan + kwn + tpt_tinggal )

    Primary Key : id_nazhir

    Panjang Record : 420

    Tabel 4.6 Spesifikasi Tabel tb_nazhir

  6. Nama Tabel : tb_wakaf

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_wakaf + nama_kelurahan + penggunaan + id_wakif + id_nazhir + timestamp )

    Primary Key : id_wakaf

    Panjang Record : 180

    Tabel 4.7 Spesifikasi Tabel tb_wakaf

  7. Nama Tabel : tb_wakif

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_ wakif + nama_ wakif + tpt_lahir + tgl_lahir + agama + pekerjaan + jabatan + kwn + tpt_tinggal )

    Primary Key : id_wakif

    Panjang Record : 170

    Tabel 4.8 Spesifikasi Tabel tb_wakif

  8. Nama Tabel : tb_user

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id_user + user + pass + level + first_name + middle_name + last_name + gender + email + phone + foto )

    Primary Key : id_user

    Panjang Record : 931

    Tabel 4.9 Spesifikasi Tabel tb_user

  9. Nama Tabel : tb_options

    Media : Hard Disk

    Isi : ( option_name + option_value )

    Primary Key : option_name

    Panjang Record : 16

    Tabel 4.10 Spesifikasi Tabel tb_options

  10. Nama Tabel : tb_profile

    Media : Hard Disk

    Isi : ( id + title + isi + gambar )

    Primary Key : id

    Panjang Record : 260

    Tabel 4.11 Spesifikasi Tabel tb_profile

  11. Nama Tabel : tb_penggunaan

    Media : Hard Disk

    Isi : id_penggunaan + nama_penggunaan

    Primary Key : id_penggunaan

    Panjang Record : 60

    Tabel 4.12 Spesifikasi Tabel tb_penggunaan

Rancangan Prototype

  1. Tampilan Prototype Beranda

    Gambar 4.13 Prototype Beranda

  2. Tampilan Prototype Jumlah Grafik Tanah Wakaf

    Gambar 4.14 Prototype Grafik Jumlah Tanah Wakaf

  3. Tampilan Prototype Daftar Tanah Wakaf

    Gambar 4.15 Prototype Daftar Tanah Wakaf

  4. Tampilan Prototype Login Admin

    Gambar 4.16 Prototype Login Admin

  5. Tampilan Prototype Data Lokasi Wakaf

    Gambar 4.17 Prototype Data Lokasi Wakaf

  6. Tampilan Prototype Input Wakaf

    Gambar 4.18 Prototype Input Wakaf

Rancangan Program

  1. Tampilan Halaman Utama

    Gambar 4.19 Tampilan Halaman Utama

  2. Tampilan Grafik Tanah Wakaf

    Gambar 4.20 Tampilan Grafik Tanah Wakaf

  3. Tampilan Tabel Tanah Wakaf

    Gambar 4.21 Tampilan Tabel Tanah Wakaf

  4. Tampilan Login Pengguna

    Gambar 4.22 Tampilan Login Pengguna

  5. Tampilan Tambah Data Wakif

    Gambar 4.23 Tampilan Tambah Data Wakif

  6. Tampilan Tambah Data Nazhir

    Gambar 4.24 Tampilan Tambah Data Nazhir

  7. Tampilan Tambah Data Wakaf

    Gambar 4.25 Tampilan Tambah Data Wakaf

  8. Tampilan Tambah Desa/Kelurahan

    Gambar 4.26 Tampilan Tambah Desa/Kelurahan

  9. Tampilan Data Tanah Wakaf PPAIW

    Gambar 4.27 Tampilan Data Tanah Wakaf PPAIW

  10. Tampilan PPAIW Tambah Admin

    Gambar 4.27 Tampilan PPAIW Tambah Admin

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Adapun konfigurasi perangkat keras (Hardware) pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Processor : Intel Core i5
  2. Monitor : 15 Inch
  3. Mouse : Wireless
  4. Keyboard : Standart
  5. RAM : 4 GB
  6. Harddisk : 500 GB
  7. Printer : Catridge

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Adapun konfigurasi perangkat lunak (Software) pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Windows 10
  2. Microsoft Office 2010
  3. XAMPP
  4. Sublime Text
  5. Web Browser (Google Chrome)
  6. Visual Paradigm
  7. Balsamic

Hak Akses (Brainware)

Untuk mengoperasikan sistem, dapat diakses oleh kepegawaian dengan sistem yang berjalan saat ini yaitu :

  1. Admin
  2. Kepala Kantor Urusan Agama/ PPAIW
  3. User

Pengujian (Testing)

Blackbox Testing

Metode Blackbox Testing hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsionalitas dari sebuah program tanpa melihat dan mengetahui yang terjadi dalam prosesnya, melainkan hanya berupa input dan ouput.

Tabel 4.13 Pengujian Blackbox Testing

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian sistem menggunakan metode Blackbox Testing, dengan memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pada pengujian menu login, tambah data dan logout. Apabila input yang diberikan tidak lengkap atau tidak sesuai maka sistem akan memberikan pemberitahuan tampilan pesan sehingga membantu pengguna dalam mencari dan mengetahui letak kesalahan saat penginputan. Dari beberapa pengujian sudah dilakukan menggunakan metode Blackbox Testing, seluruhnya menunjukan pengujian yang valid atau berhasil.

Jadwal Penelitian

Perancangan sistem yang diusulkan pada penelitian diperkirakan memakan waktu kurang lebih 5 bulan yang meliputi kegiatan persiapan pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian. Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan antara lain:

Tabel 4.14 Jadwal Penelitian

Estimasi Biaya

Agar terlaksananya penelitian dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang direncanakan pada jadwal penelitian, maka di perlukan dana yang dapat menunjang seluruh kegiatan yang diperkirakan. Rincian biaya dari penulis sesuai kebutuhan penelitian antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.15 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa, maka dapat ditarik kesimpulan dari rumusan masalah mengenai sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf yaitu sebagai berikut :

  1. Sistem yang berjalan saat ini pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa masih kurang optimal, karena belum adanya sistem yang dapat menampilkan lokasi tanah wakaf melalui peta digital untuk mengetahui titik koordinat yang akurat untuk membantu pihak yang ingin mengetahui lokasi tanah wakaf. Pengendalian dalam sistem sangatlah diperlukan, yaitu digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem dan untuk menjamin keamanan data dan informasi. Kontrol sistem dalam menyimpan data wakif dan nadzir dan tanah wakaf yaitu masih menggunakan formulir pendaftaran berupa kertas yang sangat mudah hilang atau pun tercecer.
  2. Pengolahan sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf yang dapat menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis yang memiliki kekuatan lebih fleksibel dari pada lembaran peta kertas.
  3. Rancangan sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf menggunakan bahasa pemrograman php, java script dan database MySql. Navigasi dan interaksi sistem aplikasi dengan browser menggunakan Google Maps API untuk menampilkan dan menggambarkan informasi berujuk pada lokasi geografis objek wakaf sehingga dapat menampilkan lokasi wakaf secara akurat dan cepat.

Saran

Setelah melakukan analisa yang berkaitan dengan kesimpulan diatas maka penulis memberi saran yang dapat dijadikan gambaran untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem perwakafan tanah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikupa sebagai berikut :

  1. Agar proses pendaftaran lebih efektif dan efisien, perlu diciptakan sistem yang berbasis web sig sehingga dokumen yang di perlukan dari pihak lain pun bisa langsung diakses dengan mudah.
  2. Pengolahan tanah wakaf yang berjalan dengan terkomputerisasi yang lebih kompleks dapat memberikan informasi yang bertujuan untuk mempermudah mendapatkan informasi yang cepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan user.
  3. Merancang suatu sistem informasi geografis pemetaan tanah wakaf yang dapat mengolah, menyimpan dan melihat data tanah wakaf dengan cepat dan akurat serta dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Mulyati, Tarmizi, R., & Panugali, A. (2018). Sistem Informasi Absensi Berbasis Web pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang. Jurnal ICIT. Vol. 04 No. 02, agustus 2018, 117-127. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/icit/article/view/558/412 (diakses 16 Juni 2019).
  2. Budiarto, M., Bella, U., & Yuliania, N. (2018). Media Promosi dan Informasi pada PT. Gardena Karya Anugrah Berbentuk Video Company Profile. CICES Journal, 4(2), 217-227. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cices/article/view/581/427 (diakses 20 Juni 2019).
  3. Mckay,Alison., George N Stiny and Alan de Pennington. (2016). Principles For The Definition Of Design Structures. International Journal Of Computer Integrated Manufacturing. Vol.29 Issue.3 , 237-250. Diambil dari : https://doi.org/10.1080/0951192X.2014.1003412 (diakses 13 Juni 2019).
  4. Muharto dan Arisandy Ambarita. 2016. Mengatasi Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyusun Proposal Penelitian. Yogyakarta: Depublish.
  5. 5,0 5,1 Nasril, & Saputra, A. Y. (2016). Rancang Bangun Sistem Informasi Ujian Online. JURNAL LENTERA ICT, 47-53. Diambil dari : dari https://plj.ac.id/ojs/index.php/jrict/article/view/24/14 (diakses 19 Juni 2019).
  6. Thoha, M., Miyanto. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem Reservasi Hotel D’Griya Serang. Jurnal PROSISKO Vol. 2 No. 2 September 2015, 58-61.
  7. Dewayani, Julitta dan Fitri Wahyuningsih. (2016). Sistem Informasi Monitoring Persediaan Spareparts Motor Dengan Menggunakan Metode FIFO pada Toko Adil Jaya Motor Semarang. Semarang: dalam Jurnal KOMPAK Vol.9 No.1.
  8. Padeli, Febriyanto, E., & Suprayogi, D. (2019). Prototype Sistem Smart Lock Door Dengan Timer Dan Fingerprint Sebagai Alat Autentikasi Berbasis Arduino Uno Pada Ruangan. Journal Of Innovation And Future Technology (IFTECH), 51 - 59.
  9. Maniah dan Dini, Hamidin. (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pembahasan Secara Praktis dengan Contoh Kasus. Yogyakarta : Deepublish.
  10. 10,0 10,1 Harfizar, Yuliana, K., & Afiffudin, M. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pendataan Karyawan. Jurnal SENSI Vol. 3 No. 2 - Agustus 2017, 190-207. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/sensi/article/view/665 (diakses 20 Juni 2019).
  11. Amin, Ruhul. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi Penerimaan Siswa Baru Pada SMK Budhi Warman 1 Jakarta: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komputer, Vol. 2, No. 2, 113 - 121. Diambil dari : http://ejournal.nusamandiri.ac.id/ejurnal/index.php/jitk/article/view/282/240 (diakses 20 Juni 2019).
  12. Sutopo, P., Cahyadi, D., & Arifin, Z. (2016). Sistem Informasi Eksekutif Sebaran Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 di Kalimantan Timur Berbasis Web. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, 23-28. Diambil dari : http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JIM/article/view/199/pdf (diakses 21 Juni 2019).
  13. Azizah, N., Lina Yuliana dan Elsa Juliana. (2017). Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian Karyawan Harian Lepas pada PT. Flex Indonesia. Jurnal SENSI Vol.3 No.1-Februari 2017, 14 - 21. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/sensi/article/view/647/490 (diakses 26 Juni 2019).
  14. Muslihudin, Muhammad dan Oktavianto. (2016). “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML”. Yogyakarta: CV. Andi Offset
  15. 15,0 15,1 Rahayu, S., Sari, A. R., & Saputra, T. S. (2018). “Analisa Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan pada UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Neglasari Kota Tangerang”. Jurnal SENSI Vol. 4 No. 1, 1 - 8. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/sensi/article/view/512/377 (diakses 20 Juni 2019).
  16. 16,0 16,1 Muslihudin, Muhammad dan Oktavianto. (2016). “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML”. Yogyakarta: CV. Andi Offset
  17. 17,0 17,1 Maulani, G., Septiani, D., & Fauziyah Sahara, P. N. (2018). Rancang Bangun Sistem Informasi Inventory Fasilitas Maintenance pada PT. PLN (Persero) Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol.4 No.2 – Agustus 2018, 156-167. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/icit/article/view/563/416 (diakses 7 Juni 2019).
  18. Oktarian, S., & Usman, U. (2016). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Fasilitas Kota Tembilahan. SISTEMASI. Vol. 5 No. 1, 1–9. Diambil dari http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id/index.php/stmsi/article/view/207/pdf (diakses 1 Juni 2019).
  19. Putra, D. W., & Kadris. (2016). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Sarana Prasarana Departemen Agama Kota Sungai Penuh Berbasis Web. Jurnal TEKNOIF. Vol. 4 No. 2 Oktober 2016, 76-81. Diambil dari : https://ejournal.itp.ac.id/index.php/tinformatika/article/view/550/455 (diakses 21 Juni 2019).
  20. Wijaya, H. O. (2017). Perancangan Aplikasi Pemetaan Lokasi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Lubuklinggau Berbasis Goegraphic Information System (GIS) dan Location Based Service (LBS). Jatisi, Vol. 3 No. 2 Maret 2017, 85-94. Diambil dari : http://jurnal.mdp.ac.id/index.php/jatisi/article/view/70/43 (diakses 21 Juni 2019).
  21. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. 2015. “Pengertian Pemetaan dan Penggambaran dalam Kepurbakalaan”, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/pengertian-pemetaan-dan-penggambaran-dalam-kepurbakalaan/ (diakses 27 September 2019).
  22. Lengkong, H. N., Sinsuw, A. A., & Lumenta, A. S. (2015). Perancangan Penunjuk Rute pada Kendaraan Pribadi Menggunakan Aplikasi Mobile GIS Berbasis Android yang Terintegrasi pada Google Maps. E-journal Teknik Elektro dan Komputer, 18-25. Diambil dari : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/view/6817/6341 (diakses 31 Mei 2019).
  23. Triansah, A., Cahyadi, D., & Astuti, I. F. (2015). Membangun Aplikasi Web dan Mobile Android untuk Media Pencarian Kost Menggunakan Phonegap dan Google Maps API. Jurnal Informatika Mulawarman, Vol. 10 No. 1 Februari 2015 : 58-61. Diambil dari : http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JIM/article/view/21/pdf (diakses 31 Mei 2019).
  24. Sompie, Gracia Mizuno Elisa, O. B. A. Sompie dan Steeva Rondonuwu. 2018. “Analisis Stabilitas Tanah Dengan Model Material Mohr Coulomb Dan Soft Soil”. Mando: Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Sipil Statik Vol.6 No.10 Oktober 2018, 783-792. Diambil dari: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/20483/20093. (diakses 1 Desember 2018)
  25. Arifin, M., Putri, N. D., Sandrawati, A., & Harryanto, R. (2018). Pengaruh Posisi Lereng Terhadap Sifat Fisika dan Kimia Tanah pada Inceptisols di Jatinangor. Soilrens, Volume 16 No. 2, Juli – Desember 2018, 37-44. Diambil dari : http://jurnal.unpad.ac.id/soilrens/article/view/37-44 (diakses 19 Juni 2019).
  26. Hazami, B. (2016). Peran dan Aplikasi Wakaf dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat. Analisis : Jurnal Studi Keislaman. Analisis, Volume XVI, Nomor 1, Juni 2016, 173-204. Diambil dari : https://media.neliti.com/media/publications/57267-ID-peran-dan-aplikasi-wakaf-dalam-mewujudka.pdf (diakses 26 Juni 2019).
  27. Manan, D. (2016). Wakaf Produktif dalam Perspektif Imam Madhab. Mahkamah, Vol.1, No.2, Desember 2016, 364-382. Diambil dari : https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/jm/article/view/46/35 (diakses 7 Juni 2019).
  28. 28,0 28,1 28,2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU4104.pdf (diakses 7 Juni 2019).
  29. Priyatama, R. S., Haryono, A. T., & PT, E. G. (2018). Perancangan Strategi Map dan Rancangan Pengembangan Analisa SWOT ( Studi Kasus PT.Morich Indo Fashion). Journal of Management, Vol 4, No 4. Diambil dari : https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/1027/1002 (diakses 7 Juni 2019).
  30. Antoko, S. T., Fathoni, A., & Minarsih, M. M. (2018). Perumusan Strategy Pemasaran Berdasarkan Analysis SWOT Studi Kasus pada PT. Aquafaram Nusantara Semarang. Semarang : Journal of Management, Vol 4, No 4 : 1-18. Diambil dari : http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/1133/1105 (diakses 11 Juni 2019).
  31. Rangkuti, Freddy. 2015. “Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  32. Maimunah,. Padeli,. Erna Astriyani. (2018). Pengembangan Website Perpustakan dalam Menunjang Sistem Pelayanan dan Informasi pada Perguruan Tinggi Raharja. Seminar Nasional Sisitem Informasi dan Teknologi Informasi 2018. STMIK Pontianak. Diambil dari : http://www.sisfotenika.stmikpontianak.ac.id/index.php/sensitek/article/view/265 (diakses 11 Juni 2019).
  33. Manalu, R. U. (2015). Analisis dan Perancangan Sistem Manajemen Ruang Kuliah di Universitas Kristen Indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan, Volume 8, Nomor 3. 183-190. Diambil dari : http://ejournal.uki.ac.id/index.php/jdp/article/view/System%3B%20Classroom/87 (diakses 7 Juni 2019).
  34. Safii, M. (2017). Implementasi Web Commerce Sebagai Media Pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa. J-SAKTI (Jurnal Sains Komputer dan Informatika), Vol. 1 No.1. 95-10. Diambil dari : http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti/article/view/32/29 (diakses 7 Juni 2019).
  35. Nazilah, S., & Yuliani, Y. (2017). Aplikasi Pengelolaan Surat Izin Gangguan HO (Hinder Ordonansi) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu. Media Jurnal Informatika (MJI). Vol. 9 No. 1 Juni 2017. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/icit/article/view/563/416 (diakses 7 Juni 2019).
  36. Henderi. 2017. Diktat Object Modelling With Unified Modelling Language (UML). Tangerang: STMIK Raharja.
  37. Jan, Syed Roohullah., Syed Tauhid Ullah Shah.,Zia Ullah Johar., Yasin Shah and Fazlullah Khan. (2016). An Inovative Approach to Investigate Various Software Testing Techniques and Strategies. International Journal Scientific Research in Science Engineering Technology (IJSRSET) Vol.2 Issue.2, 682-689. Diambil dari : http://ijsrset.com/IJSRSET1622210 (diakses 20 Juni 2019).
  38. 38,0 38,1 Kermite, R. Y., Winarno, A., & Rohmani, A. (2017). Perancangan Sistem Administrasi Sekolah dengan SMS Gateway Berbasis Web Menggunakan Gammu Pada SMK LPI Semarang. Semarang: Jurnal Informasi Sistem Vol 2 No.1, 15 - 27. Diambil dari : https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/joins/article/view/1459/1085 (diakses 7 Juni 2019).
  39. Rahayu, Sri, Yusup, M., & Dewi, S. P. (2015). Perancangan Aplikasi Absensi Peserta Bimbingan Belajar Berbasis Web Dengan Menggunakan Framework YII. Tangerang : CCIT Journal STMIK. Vol. 9, No. 1, September 2015, 51-59. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/ccit/article/view/157. (diakses 18 Juni 2019).
  40. Aris, Fadillah, M. A., Muttaqin, F. Z., & Marbun, A. M. (2016). Aplikasi Sistem Informasi Simpan Pinjam pada Koperasi Usaha Bersama Syari’ah At-Tahwil Kota Tangerang. Jurnal STMIK AMIKOM Yogyakarta , 6-7 Februari 2016, 4-12. Diambil dari : https://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/1322/1244 (diakses 19 Juni 2019).
  41. 41,0 41,1 Lula, Alaika Wiwenty. (2018). Virtual Dressing Room Dengan Metode Augmented Reality Untuk Pemasaran Fashion (Studi Kasus : Wla New Innovation Collection Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Jawa Barat). Skripsi Thesis, Stmik Akakom Yogyakarta.
  42. Desai, Prashant Ramchandra. (2016). A Survey of Performance Comparison between Virtual Machines and Containers. International Journal of Computer Sciences and Engineering (IJCSE) Vol.4 Issue.7, 55-59. Diambil dari : https://www.researchgate.net/publication/306248698_A_Survey_of_Performance_Comparison_between_Virtual_Machines_and_Containers (diakses 1 Juli 2019).
  43. Maimunah, Singgih, S., & Supriyadi, A. (2017). Rancang Bangun Sistem SMS Gateway Sebagai Fasilitas Permohonan Cuti Karyawan. CERITA Vol 3 No 1–Februari 2017, 36-48. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/391/276 (diakses 20 Juni 2019).
  44. Masykur, F., & Prasetiyowati, F. (2016). Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendalian Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol.3, No. 1, 51-58. Diambil dari : http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/156/pdf (diakses 20 Juni 2019).
  45. Sidik, Bertha. 2018. Framework Codeigniter Membangun Pemrograman Berbasis Web dengan Berbagai Kemudahan & Fasilitas Codeigniter 3. Bandung: Informatika.
  46. Siregar, S. R., & Sundari, P. (2016). Rancangan Sistem Informasi Pengelolaan Data Kependudukan Desa:Studi kasus Di Kantor Desa Sangiang Kecamatan Sepatan Timur. Jurnal SISFOTEK GLOBAL, 76-82. Diambil dari : http://journal.stmikglobal.ac.id/index.php/sisfotek/article/view/100/102 (diakses 19 Juni 2019).
  47. Tri, Soelistio Adi, Tody Ariefianto Wibowo dan Agus Ganda Permana. (2015). Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) Untuk Pengelolaan Padi Di Pulau Jawa Berbasis Web : e-Proceeding of Applied Science : Vol. 1, No. 1, 720-731. Diambil dari : https://www.academia.edu/36028989/APLIKASI_SISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS_SIG_UNTUK_PENGELOLAAN_PADI_DI_PULAU_JAWA_BERBASIS_WEB_APPLICATION_OF_GEOGRAPHIC_INFORMATION_SYSTEM_GIS_FOR_MANAGEMENT_PADDY_IN_JAVA_ISLAND_BASED_WEB (diakses 19 Juni 2019).
  48. Faridi, Miftah. 2015. Fitur Dahsyat Sublime Text 3. Surabaya: Stikom Surabaya.
  49. 49,0 49,1 Amrullah, Agit., Rifda Faticha Alfa., Danang Sutedjo., Renna Yanwastika Ariyana., Hendi S dan Eri Sasmita Susanto. (2016). Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Informasi Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Pada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta: Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, 25-30. Diambil dari : https://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/1344/1263 (diakses 26 Juni 2019).
  50. Suryana, Abas., Sudaryono dan Sugeng Santoso. (2015). Requirement Elicitation dan Pembuatan Program dalam Penelitian Teknologi Informasi. Jurnal ICIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Diambil dari : https://nanopdf.com/download/file-ns-ccit-perguruan-tinggi-raharja_pdf (diakses 21 Juni 2019).
  51. Azizah, N., Rahayu, S., & Adhista, N. (2017). Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan SPG Berstatus Kontrak Pada PT. Softe Indonesia Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Jurnal SENSI Vol. 3 No. 2, 182 - 189 . Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/sensi/article/view/664/505 (diakses 20 Juni 2019).
  52. Rafika, Ageng Setiani, Mukti Budiarto, Wahyu Budianto. (2015). Aplikasi Monitoring Sistem Absensi Sisik Jari Sebagai Pendukung Pembayaran Biaya Pegawai Terpusat dengan SAP. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol.8 No.3, 134-146. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/ccit/article/view/165/80 (diakses 26 Juni 2019).
  53. Hamdi, Usman, & Samsudin. (2018). Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Taman di Kabupaten Indragiri Hilir Berbasis Web. Jurnal SISTEMASI, Volume 7, Nomor 2, 78 – 86. Diambil dari : http://sistemasi.ftik.unisi.ac.id/index.php/stmsi/article/view/263/119 (diakses 26 Juni 2019).
  54. Putra, D. W., & Kadris. (2016). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Sarana Prasarana Departemen Agama Kota Sungai Penuh Berbasis Web. Jurnal TEKNOIF. Vol. 4 No. 2 Oktober 2016, 76-81. Diambil dari : https://ejournal.itp.ac.id/index.php/tinformatika/article/view/550/455 (diakses 21 Juni 2019).
  55. Putra, S. P., Sudjoni, M. N., & Aris Widya, M. A. (2019). Sistem Informasi Manajemen Tanah Berbasis Web GIS (Study Kasus: Desa Sumbermulyo Kec. Jogoroto Kab. Jombang). Exact Papers in Compilation. Vol. 1, No. 1, 1-8. Diambil dari : http://ojs.unwaha.ac.id/index.php/epic/article/view/33/8 (diakses 7 Juni 2019).
  56. Soleh, O., Prasetyo, N. D., & Yuniati, T. (2015). Perancangan Sistem Sebaran Lokasi Pemerintahan dengan Konsep Sistem Informasi Geografis Berbasis Web pada Pemerintahan Kota Tangerang. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015. Diambil dari : https://docplayer.info/68963175-Perancangan-sistem-sebaran-lokasi-pemerintahan-dengan-konsep-sistem-informasi-geografis-berbasis-web-pada-pemerintahan-kota-tangerang.html (diakses 19 Juni 2019).
  57. Thoullah, C. K., Bilqisti, A., & Alifiyanto, D. (2019). Perancangan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai Media Informasi Prakerin Berbasis Web di SMKN 6 Tangerang Selatan. CERITA, 55-67. Diambil dari : http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/688/518 (diakses 18 Juni 2019).
  58. Susanto, A., Kharis, A., & Khotimah, T. (2016). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Lahan Pertanian dan Komoditi Hasil Panen Kabupaten Kudus. JURNAL INFORMATIKA Vol. 10, No. 2, Jul 2016 (Kudus: Universitas Muria Kudus), 1233-1243. Diambil dari : http://journal.uad.ac.id/index.php/JIFO/article/view/5065/2828 (diakses 21 Juni 2019).
  59. Rahmawaty, Sari, E. K., Syofyan, A., & Rauf, A. (2015). Integrated Geographic Information System and Global Positioning System for Mapping of Forest Plants in Supporting Natural Resources Protection. Procedia Chemistry 14 ( 2015 ), 334–342. Diambil dari : https://doi.org/10.1016/j.proche.2015.03.046 (diakses 12 Juni 2019).
  60. Amalina, P., Prasetyo, L. B., & Rushayati , S. B. (2016). Forest Fire Vulnerability Mapping in Way Kambas National Park. Procedia Environmental Sciences 33, 239 – 252. Diambil dari : https://doi.org/10.1016/j.proenv.2016.03.075 (diakses 11 Juni 2019).
  61. Scerpella, D. L., Adam, A., Marx, K., & Gitlin, L. (2019). Implications of Geographic Information Systems (GIS) for targeted recruitment of older adults with dementia and their caregivers in the community: A retrospective analysis. Contemporary Clinical Trials Communications 14, 1-6. Diambil dari : https://doi.org/10.1016/j.conctc.2019.100338 (diakses 11 Juni 2019).
  62. Din, M. M., Paramasivam, S., Tarmizi, N. M., & Samad, A. M. (2016). The Use of Geographical Information System in the Assessment of Level of Service of Transit Systems in Kuala Lumpur. Procedia - Social and Behavioral Sciences 222, 816-826. Diambil dari : https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.181 (diakses 13 Juni 2019).
  63. Abousaeidi, M., Fauzi, R., & Muhamad, R. (2016). Geographic Information System (GIS) modeling approach to determine the fastest delivery routes. Saudi Journal of Biological Sciences, 555-564. Diambil dari : https://doi.org/10.1016/j.sjbs.2015.06.004 (diakses 13 Juni 2019).


Contributors

Admin, MohamadAliFikri