SI1511485454: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Baris 1.151: Baris 1.151:
 
<li style="line-height: 2 ">Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
 
<li style="line-height: 2 ">Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
 
<li style="line-height: 2 ">Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
 
<li style="line-height: 2 ">Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
<li style="line-height: 2;text-indent: 0.5in">Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
+
<li style="line-height: 2 ">Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
 
<li style="line-height: 2 ">Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.
 
<li style="line-height: 2 ">Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.
 
</ol>
 
</ol>

Revisi per 28 Juli 2019 13.04


PENGEMBANGAN PENILAIAN MUTU PEGAWAI UNTUK MENINGKATKAN

DISIPLIN DENGAN PENGAMBILAN CUTI BERBASIS WEB

PADA DANA PENSIUN ANGKASA PURA II


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM : 1511485454

NAMA : ASHFIANI NUR HANIFAH


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2018/2019




UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PENGEMBANGAN PENILAIAN MUTU PEGAWAI UNTUK MENINGKATKAN

DISIPLIN DENGAN PENGAMBILAN CUTI BERBASIS WEB

PADA DANA PENSIUN ANGKASA PURA II


Disusun Oleh :

NIM
: 1511485454
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Informasi
           
           
           
           
       
(Euis Sitinur Aisyah,M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PENGEMBANGAN PENILAIAN MUTU PEGAWAI UNTUK MENINGKATKAN

DISIPLIN DENGAN PENGAMBILAN CUTI BERBASIS WEB

PADA DANA PENSIUN ANGKASA PURA II

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1511485454
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen


Disetujui Oleh :

Tangerang, 15 Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 10012
   
NID : 16020




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PENGEMBANGAN PENILAIAN MUTU PEGAWAI UNTUK MENINGKATKAN

DISIPLIN DENGAN PENGAMBILAN CUTI BERBASIS WEB

PADA DANA PENSIUN ANGKASA PURA II

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1511485454
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

TA. 2018/2019

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, September 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PENGEMBANGAN PENILAIAN MUTU PEGAWAI UNTUK MENINGKATKAN

DISIPLIN DENGAN PENGAMBILAN CUTI BERBASIS WEB

PADA DANA PENSIUN ANGKASA PURA II


Disusun Oleh :

NIM
: 1511485454
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

   

Menyatakan bahwa Skrips ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

 

Tangerang, 15 Juli 2019

 
 
 
 
 
NIM : 1511485454

 

)*Tanda tangan dibubuhi materai 6.000;




ABSTRAKSI

Sebuah perusahaan tentu memiliki pegawai, di mana pegawai-pegawai tersebut memiliki jenis hak cuti setiap tahunnya. Demikian pula pada Dana Pensiun Angkasa Pura II memiliki kewajiban untuk memberikan hak cuti bagi pegawai yang telah menjalani masa kerja selama satu tahun penuh. Namun, Sistem cuti yang ada pada Dana Pensiun Angkasa Pura II saat ini ternyata masih kurang efektif masih dilakukan dengan cara manual dan hanya bisa dilakukan pada jam kerja serta pengambilan cuti hanya dapat diinput oleh Bidang sumber daya manusia & umum untuk mengendalikan dan melakukan verifikasi pelaksanaan proses pengambilan cuti Pegawai. Tujuan utama pelaksanaan penelitian tentang perancangan sistem ini adalah untuk untuk memastikan pelaksanaan Cuti Pegawai yang bersangkutan dapat disetujui oleh atasannya dan dapat berjalan sesuai jadwal, serta melakukan verifikasi pencatatan atas jumlah Cuti yang pernah diambil berada dalam kondisi mutakhir, dapat mengembangkan sistem informasi yang mampu memperbaiki sistem lama dalam hal pengisian formulir pengambilan cuti, laporan perizinan cuti, serta efektifitas dan efisiensi proses pengambilan cuti. Metode penelitian menggunakan Metode pengumpulan data, metode analisa sistem, metode perancangan sistem, dan metode pengujian sistem. Metode perancangan berorientasi objek menggunakan Visual Paradigm for UML 10.2 Enterprise Edition. database yang digunakan adalah MySQL. Sedangkan software pendukung yang digunakan dalam mendesain dan membuat program ini adalah Notepad ++. Hasil dari penelitian ini dibutuhkan adanya sebuah aplikasi yang membantu dalam proses cuti pegawai dengan baik dan rekapitulasi data cuti sebagai laporan, sehingga dapat memberikan solusi dalam hal pengambilan cuti pegawai pada saat dibutuhkan.

Kata kunci : Cuti Pegawai, Sumber daya manusia & Umum, Efisiensi proses pengambilan cuti


ABSTRACT


A company certainly has employees, where employees have the right to leave every year. Similarly, the Angkasa Pura II Pension Fund has an obligation to give leave rights for employees who have served a full year. However, the current leave system at the Angkasa Pura II Pension Fund is apparently still ineffective, still done manually and can only be done during working hours and taking leave can only be inputted by the Human & general resources sector to control and verify the implementation of the process. taking employee leave. The main purpose of conducting research on the design of this system is to ensure the implementation of the Employee Leave concerned can be approved by his / her supervisor and can run according to schedule, and verify the recording of the number of leave ever taken in the latest condition, can develop an information system capable of improving the system long time in terms of filling out taking leave forms, leave leave reports, and the effectiveness and efficiency of the leave taking process. The research method uses data collection methods, system analysis methods, system design methods, and system testing methods. Object-oriented design methods using Visual Paradigm for UML 10.2 Enterprise Edition. the database used is MySQL. While the supporting software used in designing and creating this program is Notepad ++. The results of this study required an application that helps in the process of employee leave properly and recapitulation of leave data as a report, so that it can provide solutions in terms of taking employee leave when needed.

Keywords: Employee Leave, Human & General Resources, Efficiency of the leave application process




KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul "PENGEMBANGAN PENILAIAN MUTU PEGAWAI UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN DENGAN PENGAMBILAN CUTI BERBASIS WEB PADA DANA PENSIUN ANGKASA PURA II”

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Informasi pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si. selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom. selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom. selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Euis Sitinur Aisyah, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
  5. Bapak Aris, S.Kom., M.T.I sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Ibu Herva Emilda Sari, S.Kom., M.T.I sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Segenap karyawan Dana Pensiun Angkasa Pura II Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga yang telah memberikan doa, dukungan moril, maupun materil sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
  10. Teman - teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


   


Tangerang, 19 Juli 2019
Ashfiani Nur Hanifah
NIM. 1511485454

Daftar isi



DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Skenario Meminta Surat Permohonan Cuti

    Tabel 3.2 Skenario Meminta Surat Permohonan Cuti

    Tabel 3.3 Skenario Acc Atasan

    Tabel 3.4 Skenario Memberikan Surat Permohonan Cuti

    Tabel 3.5 Skenario Login Sistem

    Tabel 3.6 Skenario Input Data Cuti

    Tabel 3.7 Skenario Menerima Surat Permohonan Cuti

    Tabel 3.8 Skenario Logout Sistem

    Tabel 3.9 Elisitasi Tahap I

    Tabel 3.10 Elisitasi Tahap II

    Tabel 3.11 Elisitasi Tahap III

    Tabel 3.12 Elisitasi Tahap Draft Final

    Tabel 4.1 Skenario Input Sistem Permohonan Cuti

    Tabel 4.2 Skenario Login Sistem

    Tabel 4.3 Skenario Data Pegawai dalam Sistem

    Tabel 4.4 Skenario Sistem Tampilan Permohonan Cuti

    Tabel 4.5 Skenario Sistem Approve Cuti

    Tabel 4.6 Skenario Tampilan Cuti Approve

    Tabel 4.7 Skenario Rekap Laporan Cuti

    Tabel 4.8 Skenario Sistem Logout

    Tabel 4.9 Spesifikasi Basis Login

    Tabel 4.10 Spesifikasi Basis Pegawai

    Tabel 4.11 Spesifikasi Basis User Pegawai

    Tabel 4.12 Spesifikasi Divisi

    Tabel 4.13 Spesifikasi Jabatan

    Tabel 4.14 Spesifikasi Jenis Cuti

    Tabel 4.15 Spesifikasi Basis Form Permohonan

    Tabel 4.16 Analisa SWOT

    Tabel 4.17 Pengujian Black Box Testing

    Tabel 4.18 Struktur Schedule

    Tabel 4.19 Estimasi Biaya



DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II

    Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II

    Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II

    Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II

    Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II

    Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II

    Gambar 4.4 Sequence Diagram Sistem Rekap Laporan Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II yang Diusulkan

    Gambar 4.5 Class Diagram Sistem Cuti Pegawai Dana Pensiun Angkasa Pura II yang Diusulkan

    Gambar 4.6 Tampilan Prototype Login

    Gambar 4.7 Tampilan Prototype Halaman Utama

    Gambar 4.8 Tampilan Prototype Permohonan Cuti

    Gambar 4.9 Tampilan Prototype Divisi

    Gambar 4.10 Tampilan Prototype Data Laporan

    Gambar 4.11 Tampilan Halaman Login

    Gambar 4.12 Tampilan Halaman Utama

    Gambar 4.13 Tampilan Halaman Divisi

    Gambar 4.14 Tampilan Jabatan

    Gambar 4.15 Tampilan Jenis Cuti

    Gambar 4.16 Tampilan Halaman Pegawai

    Gambar 4.17 Tampilan Halaman User

    Gambar 4.18 Tampilan Halaman User Pegawai

    Gambar 4.19 Tampilan Halaman Data Transaksi Permohonan Cuti

    Gambar 4.20 Tampilan Halaman Data Laporan Permohonan Cuti

    Gambar 4.21 Tampilan Halaman Logout



DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM



BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Dana Pensiun Angkasa Pura II atau disingkat DAPENDA merupakan sebuah lembaga keuangan dana pensiun yang mengelola Program Pensiun Manfaat Pasti dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan dan kesejahteraan bagi Peserta saat purnabakti.

Seiring dengan kondisi perekonomian yang penuh tantangan maka Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting terhadap tercapainya pertumbuhan usaha yang berkualitas serta terjaminnya keberlangsungan usaha Dana Pensiun Angkasa Pura II dalam jangka panjang. Oleh karenanya Dana Pensiun Angkasa Pura II memandang Sumber Daya Manusia sebagai aset utama sekaligus mitra dalam pengembangan usaha. Dana Pensiun Angkasa Pura II menerapkan kebijakan pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan sistem pengembangan pegawai yang bersifat komprehensif dan terintegrasi, untuk menjadikan pekerjanya berintegritas, berkualitas dan profesional dalam melaksanakan tugasnya.Terkait dengan hal tersebut, Dana Pensiun Angkasa Pura II menjamin hak dan kewajiban setiap Pegawai dengan mematuhi ketentuan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Dalam menjalankan tugasnya, terkadang tidak semua pegawai dapat masuk bekerja sesuai dengan jadwalnya yang telah ditentukan oleh perusahaan, seperti melaksanakan keperluan pribadi yang tidak bisa dihindari atau juga untuk memulihkan kesegaran jasmani maupun rohani dalam meningkatkan semangat kerja. Berdasarkan hal tersebut maka pegawai diberikan hak untuk mengambil cuti.

Hasil survei yang dilakukan oleh peneliti, sistem pengambilan cuti pegawai yang berjalan saat ini kurang efektif dan efisien dalam prosesnya karena sistem pengambilan cuti pegawai yang dilakukan adalah secara manual yaitu menggunakan Surat Permohonan dan Surat Izin Cuti Tahunan jika lamanya cuti yang diminta lebih dari 3 hari dan menggunakan Surat Pernyataan jika lamanya cuti yang diminta kurang dari tiga hari.

Adapun prosedur pengambilan cuti pegawai yang ada pada Dana Pensiun Angkasa Pura II yaitu jika ada seorang pegawai ingin mengajukan cuti pegawai tersebut harus meminta surat permohonan cuti kepada bidang sumber daya manusia & umum dan langsung mengisi surat permohonan cuti tersebut seperti mengisi nama, tempat tanggal lahir, NIP ,alamat, unit kerja,lamanya cuti yang diminta, tanggal cuti mulai dan berakhir, cuti terakhir diperoleh, serta alasan cuti. surat permohonan cuti yang sudah terisi, kemudian diajukan oleh pegawai kepada atasan masing-masing divisi untuk meminta persetujuan (approve). Atasan masing-masing divisi mereview surat permohonan cuti tersebut cuti tersebut untuk menerima ataupun menolaknya. Jika disetujui maka surat permohonan cuti tersebut tersebut diserahkan kembali oleh pegawai kepada bidang sumber daya manusia & umum. Selanjutkan bidang sumber daya manusia & umum melakukan input data pengambilan cuti pegawai pada Sistem untuk mengetahui jumlah Cuti yang pernah diambil berada dalam kondisi mutakhir.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukan bahwa pengambilan cuti hanya bisa dilakukan pada saat jam kerja dan tidak dapat diinput oleh multi user oleh sebab itu dapat berpengaruh dalam penilaian mutu kinerja instansi dana pensiun, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengembangan Penilaian Mutu Pegawai untuk Meningkatkan Disiplin dengan Pengambilan Cuti Berbasis Web pada Dana Pensiun Angkasa Pura II”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasikan pokok permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana proses pengambilan cuti pegawai pada Dana Pensiun Angkasa Pura II yang berjalan saat ini ?

  2. Sistem pengambilan cuti seperti apa yang dibutuhkan Dana Pensiun Angkasa Pura II guna memudahkan pegawai dalam proses pengajuan cuti?

  3. Bagaimana mengembangkan proses pengambilan cuti sistem sebagai Penilaian Mutu Pegawai guna meningkatkan disiplin Pegawai pada Dana Pensiun Angkasa Pura II?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dan penulisan dari laporan skripsi ini antara lain untuk:

  1. Untuk mengetahui sistem pengambilan cuti seperti apa yang dibutuhkan Dana Pensiun Angkasa Pura II guna memudahkan pegawai dalam proses pengajuan cuti.

  2. Memberikan Alternatif solusi untuk memperbaiki permasalahan cuti dan prosedur yang lebih luas lagi yang terjadi pada sistem tersebut agar lebih efektif dan efisien dengan dukungan teknologi

  3. Menganalisis dan merancang basis data permohonan cuti/izin dan persetujuan cuti/izin karyawan berbasis web.

  4. Mengembangkan sistem pengambilan cuti sebagai penilaian mutu pegawai guna meningkatkan disiplin pegawai pada Dana Pensiun Angkasa Pura II.

Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:

  1. Penyimpanan data pegawai secara terstruktur.

  2. Efisien, cepat, dan akurat karena pelayanan web saat ini merupakan yang murah dan dapat dikembangkan.

  3. Menghindari adanya kesalahan kepada pegawai mengenai informasi hak dan pengajuan cuti.

  4. Memudahkan dalam mengetahui riwayat cuti pribadi serta sisa masa cuti.

  5. Memudahkan bidang sumber daya manusia & Umum dalam mengolah informasi pengajuan cuti.

  6. Memudahkan bidang sumber daya manusia & Umum dalam mengetahui riwayat cuti pribadi dan seluruh pegawai.

Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup pada sistem ini maka penulis membatasi pada cuti pegawai pada Dana Pensiun Angkasa Pura II ini hanya menangani input dari seseorang yang bersangkutan yang mana telah terdaftar dalam database cuti. Aplikasi sistem ini dikhususkan prosesnya hanya untuk proses cuti dan Laporan yang disajikan menampilkan laporan yang berhubungan dengan proses hasil cuti.

Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu:

  1. Metode Pengumpulan Data
    1. Observasi
    2. Melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung ke lapangan dengan cara mengumpulkan data, informasi, serta mempelajari proses cuti pegawai pada Dana Pensiun Angkasa Pura II. Adapun hasil yang didapat adalah mengetahui alur proses cuti pegawai yang berjalan saat ini, sehingga apa yang dipelajari dan dipahami dari proses tersebut dapat dituangkan pada program yang akan direncanakan.

    3. Wawancara
    4. Melakukan kegiatan secara langsung atau mengadakan wawancara dengan stakeholder untuk memberikan keterangan yang dianggap mampu memahami alur proses cuti pegawai terkait dengan program yang akan dirancang.

    5. Studi Pustaka
    6. Selain melakukan observasi dan wawancara penulis juga melakukan pengumpulan data yang ada pada Dana Pensiun Angksa Pura II serta mempelajari karya ilmiah lain yang berkaitan dengan judul penelitian yang sedang penulis susun guna menambah wawasan dan referensi akan ilmu pengetahuan.

  2. Metode Analisa Sistem
    1. Understand (Memahami Kerja dari Sistem)
    2. Mempelajari alur proses cuti pegawai pada Dana Pensiun Angksa Pura II yang berjalan saat ini dengan melihat beberapa aspek seperti kinerja, informasi, Efisiensi, akurat dan rekapitulasi laporan.

    3. Analyze (Menganalisa Sistem)
    4. Menganalisa sistem cuti pegawai pada Dana Pensiun Angksa Pura II berdasarkan data yang telah diperoleh serta pengamatan terhadap permasalahan cuti pegawai.

    5. Identify (Mengidentifikasi Masalah)
    6. Melakukan Identifikasi serta evaluasi sebagai alternatif solusi dari permasalahan sistem cuti pegawai pada Dana Pensiun Angksa Pura II yang berjalan saat ini.

    7. Report (Laporan Hasil Analisa)
    8. Membuat hasil laporan analisa dari permasalahan sistem serta solusi dengan menggunaakan elisitasi tahap 1 sampai final draft elisitasi.

  3. Metode Perancangan Sistem
  4. Didalam penelitian ini penulis tidak hanya menganalisa tetapi juga menggunakan metode perancangan sistem yang mana sistem yang baik adalah sistem yang memiliki desain antar muka (Interface) yang baik dengan menggunakan Unfide Modeling Language (UML) sebagai modelling tools untuk menggambarkan rancangan sistem yang ada saat ini, diantaranya yang digunakan Usecase Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram.

  5. Metode Pengujian Sistem
  6. Metode Pengujian ini digunakan untuk menganalisis suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur – fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeliminasi suatu kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Dalam penelitian ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox testing. Blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan aplikasi. Metode pengujian Blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi – fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca memahami isi dan tujuan dari skripsi ini, maka penulis perlu membuat sistematika penulisan diantaranya, yaitu :

Adapun penyusunan bab-bab dengan sistematika penyampaian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang berisi penjelasan – penjelasan dari tiap bab dan sub bab yang ditulis dari skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas konsep dasar sistem informasi menurut para ahli dan peralatan pendukung (tools system).

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran sejaran Dana Pensiun Angkasa Pura II, Struktur Organisasi, analisa masukan, analisa proses, analisa keluaran, Unfide Modeling Language (UML), masalah yang dihadapi, analisa kebutuhan sistem, alternatif pemecahan masalah dan user requirement sebagai analisa kebutuhan sistem.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan yang dituangkan kedalam Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, rancangan program konfigurasi sistem, testing, evaluasi, sampai dengan pengujian sistem apakah sudah berjalan dengan baik dan benar.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil dari penelitian dan menjawab dari tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran seputar pengembangan sistem kedepan sesuai kebutuhan stakeholder yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Sistem

Menurut Hutahaean (2015:2)[1] bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.Sistem terdiri atas berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan atau berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. (Pratita dan Djahir, 2015:46)[2]. Kata ‘sistem’ mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. (Swastika dan Putra, 2016:3)[3]

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu komponen atau unsur yang saling keterkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Data

Menurut (H. A. Rusdiana, 2014:71)[4] Berdasarkan uraian dari beberapa ahli dapat dikatakan bahwa data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol - simbol, gambar- gambar, angka-angka, huruf, atau simbol yang menunjukan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lainnya,yang didapat melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.

Informasi

Menurut (Hutahaean, 2015:9)[1] Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.

Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui. (Tyoso, 2016:21)[5]

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil dari data atau fakta yang telah diolah sehingga bermanfaat bagi umum.

Analisis Sistem

Analisis sistem adalah suatu cara atau teknik untuk menguraikan masalah dan mencari gambaran dari sistem yang ada atau sedang berjalan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan saat ini. (Siagian, 2016:120)[6].

Menurut Dede Bachtiar dan Atikah (2015)[7] mendefinisikan “Analisis sistem adalah langkah-langkah melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuahan sistem, dan apa saja kekurangannya”.

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah suatu kegiatan untuk melakukan identifikasi terhadap sistem berjalan untuk melihat permasalahan yang terdapat dalam sistem kemudian membuat perbaikan atas permasalahan yang ditemukan dengan sistem baru yang diusulkan.

Perancangan

Menurut McKay, dkk dalam Internasional Journal of Computer Integrated Manufacturing (2016:237)[8]

Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new product to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through life support of such product. The emerging discipline of engineering design information brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems.

Artinya desain rekayasa adalah tahap awal yang penting dari proses inovasi yang mengantarkan produk baru ke pasar di mana tantangan masyarakat ditangani dan kekayaan yang dihasilkan. Informasi desain teknik yang berkualitas tinggi sangat penting untuk pembuatan, produksi, dan dukungan produk yang efektif dan efisien dari produk tersebut. Disiplin yang muncul dari desain teknik informatika menyatukan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan desain teknik untuk mendukung penciptaan sistem pendukung informasi rekayasa yang sudah ada.

Perancangan sistem adalah termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem-subsistem, perangkat keras, perangkat lunak serta prosedur-prosedur. (Nugroho dalam Indraswuri, 2015:2)[7]. Serta perancangan merupakan spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. (Susanto dalam Syukron, 2015:29)[9].

Berdasarkan dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahapan setelah analisis yang bertujuan mengorganisasi sistem ke dalam subsistem, perangkat keras, lunak, serta prosedur-prosedur.


Teori Khusus

Cuti

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 1976 Bab 1 Pasal 1[10] , menyatakan pengertian Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Selain dimuat di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, cuti juga dimuat pada Undang-Undang Ketenagakerjaan Bab X tentang perlindungan pekerja/buruh. Paragraf 1 Pasal 79 ”Pengusaha wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerja / buruh. (UU No.13 Th:2003)[10] Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan pemberian cuti adalah dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani. (Shabrina, 2016:46)[11]

Berdasarkan dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cuti adalah meninggalkan pekerjaan beberapa waktu secara resmi untuk beristirahat baik rohani maupun jasmani dan sebagainya.

Jenis-jenis Cuti

Adapun jenis-jenis cuti yang diberikan oleh setiap perusahaan, yaitu: (Shabrina, 2016:46)[11]

  1. Cuti tahunan, Cuti ini adalah hak setiap tenaga kerja dalam setahun dimana setiap bulan diperkenankan mengambil satu cuti hari atau 12 hari setahun.
  2. Cuti melahirkan, Perempuan memiliki cuti melahirkan selama tiga bulan.
  3. Cuti menstruasi, Cuti ini merupakan hak cuti khusus yang ditunjukkan untuk perempuan.
  4. Cuti bersama, Cuti ini adalah cuti yang diatur pula oleh pemerintah untuk keperluan masyarakat luas.
  5. Ibadah haji, Cuti ini diberikan karena adanya salah satu kewajiban agama yang harus ditunaikan yakni beribadah haji.
  6. Cuti masa kerja, Cuti ini diberikan sebagai upaya memberikan waktu istirahat demi produktivitas kerja.
  7. Cuti ditanggung dan di luar tanggungan perusahaan, Cuti yang ditanggung biasanya berkaitan dengan kepentingan perusahaan, sebaliknya untuk yang di luar tanggungan perusahaan.
  8. Cuti insidental, Cuti ini diberikan karena keperluan khusus seperti menikah, menikahkan anak, mendampingi istri melahirkan, khitan, baptis, dan kematian keluarga inti.

Begitu juga dengan Dana Pensiun Angkasa Pura II yang memiliki lima jenis cuti yang diberikan kepada seluruh pegawainya, antara lain:

  1. Cuti Tahunan

    Cuti Tahunan merupakan hak pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus. Lamanya Cuti Tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja, termasuk pelaksanaan cuti bersama.

  2. Cuti Ibadah

    Cuti Ibadah merupakan hak pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus. Lamanya Cuti Ibadah adalah selama-lamanya 40 (emoat puluh) hari.

  3. Cuti Sakit

    Cuti Sakit merupakan hak setiap pegawai yang menderita sakit. Pegawai yang sakit diberikan dengan ketentuan bahwa pegawai yang bersangkutan wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengurus yang menjadi atasannya secara hirarkisnya atau dengan melampirkan surat keterangan dokter.

  4. Cuti Bersalin

    Cuti Bersalin diberikan kepada pegawai wanita untuk persalinan anaknya. Lamanya Cuti Bersalin adalah selama-lamanya 3 (tiga) bulan. Pegawai wanita yang telah mengambil Cuti Bersalin, tidak berhak lagi atas Cuti Tahunan.

  5. Cuti Alasan Penting

    Cuti karena Alasan Penting adalah cuti karena :

    1. Ibu, bapak, istri/suami, anak, adik kandung, kaka kandung, mertua atau menantu mengalami sakit keras atau meninggal dunia.
    2. salah seorang anggota keluarga sebagaimana dimaksud, meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku, Pegawai yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal itu.
    3. melangsungkan perkawinan yang pertama.

Lamanya Cuti karena Alasan Penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

Karyawan

Karyawan merupakan faktor pendukung dalam dalam sebuah perusahaan atau instansi, karena dengan adanya pegawai yang memiliki standar kualifikasi perusahaan maka produktivitas perusahaan pasti akan tetap terjaga dan semakin meningkat. (Abadi & Latifah, 2017:38)[7]. Karyawan adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai matapencariannya. (Safitri dkk, 2017:18)[7].

Bedasarkan dari kedua penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pegawai adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang berpengaruh produktivitas suatu perusahaan.

Status Karyawan

Menurut UU No. 13 Tahun 2003[10] Tentang Ketenagakerjaan menjelaskan empat jenis status pekerja berdasarkan waktu berakhir nya sebagai berikut:

  1. Perjanjian Kerja Waktu Tetap (PKWT) Perjanjian Kerja Waktu Tetap (PKWT) atau pegawai kontrak adalah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu. Pekerja dianggap sebagai PKWT apabila kontrak kerja tidak lebih dari 3 (tiga) tahun dan tidak ada masa percobaan kerja (probation).
  2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap atau biasa disebut pegawai tetap. Pada PKWTT dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja (probation) dengan waktu paling lama 3 (tiga) bulan, bila ada yang mengatur lebih dari 3 bulan, maka berdasarkan aturan hukum, sejak bulan keempat, pekerja dinyatakan sebagai pekerja tetap (PKWTT).

Selain dari status pekerja berdasarkan waktu berakhirnya, ada juga pekerja harian lepas (freelamcer) dan outsourcing:

  1. Harian lepas (freelancer)

    Pekerja harian lepas diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 100 tahun 2004. Pada perjanjian kerja harian lepas berlaku beberapa ketentuan: Perjanjian kerja harian lepas hanya untuk pekerjaan tertentu yang memiliki waktu dan volume pekerjaan yang berubah-ubah, serta upah yang didasarkan pada waktu, volume pekerjaan, dan kehadiran pekerja dalam satu hari. Perjanjian kerja harian lepas berlaku dengan ketentuan pekerja bekerja kurang dari 21 hari dalam 1 (satu) bulan. Jika pekerja bekerja selama 21 hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka status pekerja berubah menjadi PKWT.

  2. Outsourcing Pemerintah
  3. Status kerja outsourcing artinya pekerja tidak berasal dari rekrutmen perusahaan, melainkan perusahaan meminta pihak ketiga sebagai perusahaan penyedia tenaga kerja untuk mengirimkan pekerjanya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga, perjanjian kerja dilakukan oleh perusahaan dan pihak ketiga tersebut. Ketentuan terkait status kerja outsourcing diatur dalam Undang-Undang No.13 Pasal 59 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Kinerja Karyawan

Istilah kinerja sendiri berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja merupakan suatu organisasi dan pegawai berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka lakukan di dalam organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan. (Winardi dalam Devi dan Fitri, 2017:11)[7]. Menurut Saryanto dan Amboningtyas (2017:4), mendefinisikan kinerja sebagai “perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya perjam)”.

Bedasarkan dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai untuk memenuhi standar.

UML (Unified Modelling Language)

Menurut Diah Puspitasari (2016)[7], “UML (United Modelling Languange) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desaign serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek.

Menurut Onu dan Umeakuka dalam International Journal of Computer Applications Technology and Research (2016:506)[7] “UML is a standard modeling language to model thereal world in the field of software engineering”. Yang artinya UML adalah bahasa pemodelan standar untuk memodelkan dunia nyata di bidang rekayasa perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual dalam pemodelan yang memungkinkan pengembang sistem membuat sebuah blueprint yang dapat menggambarkan visi mereka tentang sebuah sistem dalam format standar, mudah dimengerti dan menyediakan mekanisme untuk mudah dikomunikasikan dengan pihak lain. (Maimunah dkk, 2017:4.5-1)[12].

Berdasarkan dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah bahasa pemodelan untuk perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi berbasis objek.

Langkah-Langkah Menggunakan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Sanjaya dkk (2015:6)[13], langkah-langkah menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
  2. Petakan use case untuk tiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsionalitas yang harus disediakan oleh sistem. Kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constrains, dan catatan-catatan lain.
  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
  4. Definisikan requirement lain (non-fungsional, security, dan sebagainya) yang juga harus disediakan oleh sistem.
  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
  6. Definisikan objek-objek level atas (package atau domain) dan buatlah sequence dan/atau collaboration diagram untuk tiap alir pekerjaan. Jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buatlah satu diagram untuk masing-masing alir.
  7. Buatlah rancang user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen. Karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia berinteraksi dengan baik.
  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan, dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan:
    1. Pendekatan use case, dengan meng-assign setiap use case setiap tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unite code yang lengkap dengan tes.
    2. Pendekatan komponen, yaitu meng-assign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
  12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta code nya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
  13. Piranti lunak harus dirilis.

PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP merupakan bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini, PHP banyak digunakan unuk memprogram situs web dinamis. (Ramadhani, 2013:480)[7]. PHP adalah bahasa program yang berbentuk skrip yang diletakkan di dalam server web. (Nugroho dalam Sholikhin dan Riasti, 2017:51). PHP adalah kependekan dari Hypertext Preprocessor, bahasa interpreter yang memiliki kesamaan dengan bahasa C dan perl yang memiliki kesederhanaan dalam perintah, yang digunakan untuk pembuatan aplikasi web. (Sidik dalam Wardani, 2013:16)[7].

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemprograman yang digunakan untuk pembuatan aplikasi yang berbasis web yang paling banyak digunakan saat ini.

Keunggulan PHP

PHP memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : (Firdayanti, 2013:3)[7].

  1. PHP bersifat gratis (free)
  2. Beberapa server seperti Apache, Microsoft IIS, PWS, AOLserver, phttpd, fhttpd, dan Xitami mampu menjalankan PHP
  3. Tingkat akses php lebih cepat dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi
  4. Beberapa database yang sudah ada, baik yang gratis maupun berbayar sangat mendukung akses PHP diantaranya MySQL, PosgreSQL, MSQL, Informix, dan Microsoft server
  5. PHP mampu berjalan di Linux sebagai flatform sistem operasi utama bagi PHP.

MySQL

MySQL merupakan perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan kisaran enam juta lebih instalasi di dunia. . (Ramadhani, 2013:480)[7]. MySQL merupakan salah satu aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan data dalam sebuah aplikasi. (Solikhin dan Riasti, 2017:52)[7]. MySQL sebagai sebuah program penghasil database, MySQL tidak mungkin berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi pengguna (interface). (Nugroho dalam Wardani, 2013:16)[7].

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa MySQL merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan data yang didukung dengan aplikasi pengguna (interface).

Keunggulan MySQL

MySQL memiliki beberapa keunggulan bagi penggunanya sebagai berikut : (Firdayanti, 2013:4)[7].

  1. MySQL merupakan program yang multi-thread, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multi-CPU.
  2. Didukung dengan program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Phyton, TCL APIs.
  3. Bekerja pada berbagai platform.
  4. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.
  5. Memiliki sistem keamanan yang cukup baik dengan verifikasi host.
  6. Mendukung OBDC untuk sistem operasi Microsoft Windows.
  7. Mendukung rekaman yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau bervariasi.
  8. MySQL merupakan software yang free yang dapat didownload pada www.mysql.com. Sedangkan software database lainnya seperti ORACLE merupakan softwareyang harus dibeli.

Web

Web merupakan terobosan baru sebagai teknologi informasi yang menghubungkan data dari banyak sumber dan layanan yang beragam macamnya di internet. (Sutopo dkk, 2017:25)[7]. Web adalah lokasi di internet yang menyajikan kumpulan informasi, komunikasi atau transaksi sehubungan dengan profil pemilik situs.(Hastanti dkk, 2014:3)[7]

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa web merupakan salah satu layanan yang didapatkan oleh pemakai komputer.

Jenis-jenis Web

Jenis-jenis web berdasarkan sifatnya (style) yaitu sebagai berikut: (Syukron dan Hasan, 2015:29).

  1. Website dinamis, adalah sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah setiap saat.
  2. Website statis, adalah sebuah website yang kontennya jarang diubah, menggunakan bahasa pemrograman HTML dan belum menggunakan database.

Web Server

Web server adalah server yang melayani permintaan klien terhadap halaman web. (Kadir dalam Habibie dkk, 2014:79)[14]. Web server adalah system computer dan software yang menyimpan serta mendistribusikan data ke komputer lain lewat internet yang meminta informasi tersebut (Hastanti, dkk, 2015:3)[7].

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa web server merupakan server internet yang mampu melayani koneksi transfer data dalam protocol HTTP.

Fungsi Web Server

Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. (Hastanti, dkk, 2015:3)[7]

XAMPP

Menurut I Putu Agus Eka Pratama dalam buku Sistem Informasi dan Implementasi(2014)[15], “XAMPP adalah aplikasi web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows.

Menurut Hidayatullah dalam buku Pemrograman Web (2015)[16], “XAMPP merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal menggunakan server local (localhost)”.

Menurut Sutanto dalam buku yang berjudul Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir (2014)[17], “XAMPP merupakan singkatan dari X (empat operasi apapun), Apache, MSQL, PHP, dan Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket lunak dalam satu buah paket.

Dari beberapa pengertian diatas ditarik kesimpulan bahwa XAMPP adalah web server yang bersifat instan (siap saji) yang dapat digunakan baik di sistem operasi linux maupun di sistem operasi Windows serta mudah digunakan untuk melayani tampilan halaman web yang dinamis dan dapat diakses secara lokal

Analisis SWOT

Menurut Pearce dan Robinson dalam Retnasari (2014:130)[7], Analisis SWOT adalah metode manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

  1. Strength (kekuatan) merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu organisasi yang membuat organisasi relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
  2. Weakness (kelemahan) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
  3. Opportunity (peluang) merupakan situasi atau tren yang menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya segmen pasar baru dan membaiknya hubungan antara pembeli dan pemasok adalah contoh faktor yang dapat menjadi peluang bagi organisasi.
  4. Threat (ancaman) merupakan situasi atau tren yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu organisasi. Munculnya pesaing baru adalah contoh faktor yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.

Menurut Raharjo (2017:11)[7], bahwa analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor internal dan eksternal organisasi baik organisasi profit maupun non profit.

Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi atau kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Manfaat Analisis SWOT

Analisa SWOT bermanfaat apabila telah jelas ditentukan, dalam jenis apa perusahaan beroperasi dan lain-lainnya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan dalam waktu 3-5 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari stakeholder. (Astuti, 2017:62)[7].

Langkah-langkah Analisis SWOT

Menurut Anwar dan Andi (2017:287)[18], langkah-langkah dalam melakukan analisis SWOT pada suatu perusahaan sebagai berikut:

  1. Perusahaan harus memulai analisis SWOT dengan mendefinisikan bisnisnya.
  2. Selanjutnya, perusahaan harus mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pada bisnisnya saat itu.
  3. Perusahaan harus menentukan kunci sukses (key success factors) dari bisnis yang dijalankannya. Pengertian key success factors yaitu aktivitas atau daerah di mana perusahaan harus benar-benar ahli agar sukses pada bisnisnya dengan sepenuhnya mengeksploitasi peluang yang tersedia dan melawan ancaman yang membahayakannya.
  4. Perusahaan harus melihat ke dalam (look inward) dan mengevaluasi kemampuannya yang berhubungan dengan keahlian dan keunggulan yang ada pada organisasi yang memberikan kemampuan kepada perusahaan untuk berhasil dengan baik pada aktivitas dan daerah yang diidentifikasikan sebagai key success factors bagi bisnisnya.
  5. Selanjutnya perusahaan secara objektif membandingkan kemampuannya dengan key success factors. Perbandingan ini akan memberikan perusahaan perkiraan yang tepat tentang kekuatan (strengths) dan kelemahannya (weakness).

Tipe-tipe Strategi SWOT

Menurut Raharjo (2017:15)[7] bahwa matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks SWOT terdiri dari empat strategi yaitu:

  1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

    Strategi ini merupakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

  2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

    Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

  3. Strategi ST (Strength-Threat)

    Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari ancaman atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.

  4. Strategi WT (weakness-Threat)

    Strategi ini didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Fungsi Analisis SWOT

Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities ), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017:13)[7].

Tujuan Analisis SWOT

Analisis SWOT yang dilakukan oleh organisasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengkaji dan menambah kekuatan (strength), mengurangi kelemahan (weakness), memperluas peluang (opportunities), dan mengeliminasi ancaman dari luar (threat). (Raharjo, 2017:13)[7]

Konsep Dasar Prototype

Prototype merupakan salah satu metode pendekatan dalam proses pengembangan software, yaitu pembuatan prototype atau rancangan dari software yang akan dikembangkan. (Ariza, 2014:3)[19]. Prototype adalah suatu metode pengembangan sistem yang dapat membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai. (Ramadhina, 2015:328)[20]. Prototype merupakan suatu model kerja yang mewakili kebutuhan pemakai atau suatu desain yang diusulkan. (Nugraha dkk, 2014:3)[21].

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prototype adalah metode pengembangan sistem yang model kerjanya mewakili kebutuhan pemakai yang diusulkan.

Black Box Testing

Menurut Pressman dalam Pratiwi (2014:99)[7], “Pengujian Black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian Black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi masukan yang menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program”. Menurut Mustaqbal dkk (2015:34)[7], “Pengujian Black box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.”

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengujian Black box adalah pengetesan perangkat lunak dengan spesifikasi fungsional program.

Tujuan MetodeBlack Box Testing

Tujuan dari metode </i>Black box Testing</i> adalah mendapatkan kesalahan sebanyak - banyaknya. (Pratiwi, 2014: 99). Black box Testing cenderung untuk menemukan hal - hal berikut : (Mustaqbal dkk, 2015:34)[7]

  1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
  2. Kesalahan antar muka (interface errors).
  3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
  4. Kesalahan performansi (performance errors).
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

Elisitasi

Menurut Yousuf dan Asger dalam International Journal Of Computer Applications (2015:8)[7]. “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”. Yang artinya Persyaratan Elicitation (RE) didefinisikan sebagai proses untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan pemangku kepentingan. Ini adalah proses awal dan utama dari fase rekayasa kebutuhan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan nyata mereka. Elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering). (Siahaan dalam Dzulhaq dkk, 2017:1). Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. (Bachtiar dan Atikah, 2015:74)[7].

Berdasarkan dari ketiga penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan pengumpulan kebutuhan aktivitas yang diinginkan oleh manajemen yang terkait untuk dieksekusi.

Tahap-tahap Elisitasi

Menurut Bachtiar dan Atikah (2015:74)[7], Elisitasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut :

  1. Elisitasi Tahap I

    Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan mencari referensi - referensi yang menjelaskan landasan teori.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    • “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting).

      Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    • “D” pada MDI itu artinya Desirable

      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    • “I” pada MDI itu artinya Inessential

      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :

    • “T” artinya Technical

      Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    • “O” artinya Operational

      Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    • “E” artinya Economy

      Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    • (H) yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

      (M) yaitu mampu untuk dikerjakan.

      (L) yaitu mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Review

Metode studi pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi - referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. (Warsito dkk, 2015:29-30)[7]. Studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari dan membaca sumber - sumber tertulis yang ada seperti buku atau literatur yang menjelaskan tentang landasan teori. ( Rosyidhana, 2014:3)[7].

Berdasarkan dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa studi literatur adalah metode pengumpulan data dengan mencari referensi - referensi yang menjelaskan landasan teori.

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai cuti pegawai. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan sistem pengolahan data cuti pegawai ini perlu dilakukan studi pustaka (Literatur review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Manfaat dari studi pustaka (Literature review) ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.


Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Erni Krisnaningsih dan Acang (2017)[22]. “Analisa Perancangan Sistem Informasi Komputerisasi Cuti Pegawai pada Kantor Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang”. Jurna Portal Jurnal Universitas Serang Raya atau LPPMUNSERA Penelitian ini menggunakan program Delphi 7 yang berbasis database dalam pengolahan datanya, Rancangan basis data menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD), dan Logical Record Structure (Struktur Data Logika) dan tabel, juga akan dibuat normalisasi data yang berfungsi untuk menghilangkan data yang rangkap. Penelitian ini menghasilkan sistem Pengolahan data cuti pegawai dapat dilakukan dengan lebih cepat, akuran, mudah dan efisien.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Keukeu Rohendi (2015)[23]. “Sistem Informasi pengambilan cuti Pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat”. Jurnal TEKNOIF Penelitian ini menggunakan MySQL sebagai database yang terintegrasi, PHP dan HTML sebagai bahasa pemrogramannya, serta Rancangan basis data menggunakan Context Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship Diagram (ERD). Penelitian ini menghasilkan sistem pengolahan data cuti yang terstruktur tersimpan dalam database, dan pembuatan pengajuan surat permohonan cuti dengan akurat dan tepat waktu.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Gandana Akhmad Syaripudin dan Rinda Cahyani (2015)[24]. “Pengembangan Aplikasi Web untuk pengambilan cuti Pegawai Secara Online”. Jurnal STT GARUT. Penelitian ini menggunakan metode Unified Software Development Process. Pada perancangan pemodelan menggunakan UML dengan software pendukung microsoft visio MySQL sebagai manajemen basis datanya, PHP dan HTML sebagai bahasa pemrograman, CSS untuk mendesain tampilan dari web dan Sublime text digunakan sebagai penyunting kodenya, serta back box testing untuk pengujiannya. Penelitian ini menghasilkan aplikasi web dan fitur pengambilan cuti dan lihat saldo cuti secara online, serta mengajukan cuti dapat melakukannya dimana saja hanya dengan akses internet.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Raka Ibnu Sholeh Sadami, dkk (2014)[25]. “Sistem Informasi pengambilan cuti dan Request Jadwal Kerja Berbasis Web pada Contact Center PLN 123 Jakarta”. Jurnal SNIPTEK Penelitian ini menggunakan MySQL sebagai database, perancangan desain Sistem menggunakan UML, ERD (Entity Relationship Diagram), dan spesifikasi basis data. Pengembangan menggunakan application program dan GUI program. Serta black box testing untuk pengujiannya. Penelitian ini menghasilkan sistem cuti online yang dibuat dapat mempermudah proses pengajuan dan persetujuan cuti dan request jadwal kerja.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah, Supra Singgih, dan Anwar Supriyadi Vol.3 No. 1 (2017)[12] “Rancang Bangun Sistem SMS Gateway Sebagai Fasilitas Permohonan Cuti Karyawan dengan Menggunakan software Gammu”.JOURNAL CERITA Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP(PHP Hypertext Preprocessor) sebagai awal peng-inputan data pengajuan yang disimpan pada database MySQL, kemudian dihubungkan dengan konsep client-server yang sesuai dalam Osi layer, serta output hasil memanfaatkan fasilitas sms gateway. Penelitian ini menghasilkan proses layanan cuti pegawai menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Proses pengajuan, pengecekan dan pengambilan keputusan hak cuti pegawai dapat dilakukan secara sistematis. Selain itu,proses pengajuan cuti bisa menjadi lebih transparan.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Lakshya Sharma, dkk (2017)[7].”Smart Leave Management System”. Jurnal IJSTE International Conference on Road Map for Smart Cities of Rajasthan (NC-RMSCR) Aplikasi ini dikembangkan melalui HTML, CSS, JavaScript dan JSP di sisi server. Database untuk aplikasi ini adalah MySql. Penelitian ini menghasilkan sistem cuti untuk mengotomatisasi alur kerja aplikasi cuti dan penggunaannya persetujuan. Ada fitur seperti notifikasi pesan, persetujuan cuti, dll laporan generator di sistem ini.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Mohana Priya, dkk (2017)[7]. “Mobile HRM for Online Leave Management System”. International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC). Penelitian ini menggunakan UML dengan software pendukung microsoft visio MySQL sebagai manajemen basis datanya, PHP dan HTML sebagai bahasa pemrograman Penelitian ini menghasilkan sistem cuti yang memberikan kemudahan serta mengurangi waktu.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Manish Singh, dkk (2017)[7]. “Leave and Payroll Management System”. IOSR Journal of Computer Engineering. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP(PHP Hypertext Preprocessor) dan basis data MySQL. Perancangan aplikasi menggunakan metode ICONIX process. Penelitian ini menghasilkan sistem cuti yang dapat membuat sistem yang ada lebih cepat, lebih produktif dan akan membutuhkan lebih sedikit tenaga untuk menanganinya.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Kingsley Kwabenah Asong (2016)[7] “Development of Employees Leave Database Management System”. Dama International Journal of Researchers (DIJR) Menggunakan konstruksi dari MSSQL Server dan semua pengguna interface telah dirancang menggunakan teknologi ASP.Net. Koneksi database vity direncanakan dengan menggunakan Metodologi "Koneksi SQL". Penelitian ini menghasilkan sistem cuti untuk mengotomatisasi alur kerja aplikasi cuti dan penggunaannya persetujuan. Serta sistem cuti ini selalu update secara otomatis.
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Selvi, S. (2014)[26] “HR e-Leave Tour Management System at RDCIS, SAIL”. Information Technology (ICIT), 2014 International Conference on (pp. 333-338). IEEE. Perangkat lunak ini dikembangkan dengan pendekatan 3-tier. Perangkat lunak yang digunakan adalah Oracle Designer, Oracle Database dan JSP. Perangkat lunak ini telah digunakan dengan Tomcat Apache Server pada Sistem Operasi Windows. Penelitian ini menghasilkan sistem Pengolahan data cuti pegawai dapat dilakukan dengan lebih cepat, akuran, mudah dan efisien

Hasil studi pustaka (literature review) ini mendemonstrasikan landasan (platform) yang kokoh serta alasan yang kuat untuk mengembangkan Analisa Sistem Informasi Pengolahan Data Cuti Karyawan menjadi lebih baik lagi dengan pertimbangan yang sudah matang. Kesenjangan (gaps) telah teridentifikasi dengan baik sehingga tidak terjadi pembuatan ulang (reinventing the wheel). Peninjauan telah dilakukan dengan matang, sehingga dipastikan akan menghasilkan project yang maksimal, serta pegawai merasa mudah dalam melakukan pengambilan cuti dan pihak sumber daya manusia & umum mudah dalam mengolah data cuti pegawai.


BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN


Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Palang Merah Indonesia

21 Oktober 1873 Pemerintah kolonial Belanda mendirikan organisasi Palang Merah di Indonesia dengan nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK) yang kemudian namannya menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie (NERKAI). Pada 1932 timbul semangat untuk mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) yang dipelopori oleh dr. RCL. Senduk dan Bahder Djohan. Kemudian, proposal pendirian diajukan pada kongres NERKAI (1940), namun ditolak. Pada saat penjajahan Jepang, proposal itu kembali diajukan, namun tetap ditolak.

Pada 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan kepada Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk menunjukan kepada dunia internasional bahwa keberadaan Negara Indonesia adalah suatu fakta nyata setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tanggal 5 September 1945, dr. buntaran membentuk Panitia Lima yang terdiri dari dr. R. Mochtar, dr. Bahder Johan, dr. Joehana, Dr. Marjuki dan dr. Sitanala, untuk mempersiapkan pembentukan Palang Merah di Indonesia. Tepat pada tanggal 17 September 1945 terbentuklah Pengurus Besar Palang Merah Indonesia (PMI) dengan ketua pertama, Drs. Mohammad Hatta.

16 Januari 1950 Di dalam satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional, maka Pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya kepada PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan. Tahun 1950 dan 1963 PMI terus melakukan pemberian bantuan hingga akhirnya Pemerintah Republik Indonesia Serikat mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan engan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI. Adapun tugas utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949.

Secara Internasional, keberadaan PMI diakui oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950. Setelah itu, PMI diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Liga) yang sekarang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950. Saat ini, PMI telah berdiri di 33 Provinsi, 371 Kabupaten/Kota dan 2.654 Kecamatan (data per-Maret 2010). PMI mempunyai hampir 1,5 juta sukarelawan yang siap melakukan pelayanan.

Visi dan Misi Palang Merah Indonesia

Visi

  • PMI yang berkarakter, profesional, mandiri dan dicintai masyarakat

Misi

  • Menjadi organisasi kemanusian terdepan memberikan layanan berkualitas melalui kerja sama dengan masyarakat dan mitra sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah Indonesua dan Bulan Sabit Merah.
  • Meningkatkan kemandirian organisasi PMI melalui kemitraan strategis yang berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan dan pemangku kepentingan lainnya di semua tingkatan.
  • Meningkatkan reputasi organisasi PMI di tingkat Nasional dan Internasional.

Sejarah Singkat Unit Transfusi Darah

Perkembangan transfusi darah di Indonesia bermula sejak kolonialisme Belanda. Ketika itu, negara kerajaan tersebut mendirikan Palang Merah Belanda bagian Indonesia atau Nederlandsch Roode Kruis Afdeling Indonesia (NERKAI) di Indonesia.

Sebagai perwakilan Palang Merah Belanda di Indonesia NERKAI juga memberikan pelayanan transfusi darah, khususnya korban perang antara pejuang Indonesia melawan tentara Belanda. Meskipun dalam keadaan perang, NERKAI tidak membedakan pelayanan transfusi darah yang mereka berikan dan bersikap netral.

Tepat satu bulan kemerdekaan Indonesia, 17 September 1945, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, secara resmi membentuk organisasi Palang Merah Indonesia. Organisasi pertama yang dibentuk setelah kemerdekaan ini memegang teguh prinsip-prinsip dasar gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

PMI mulai menyelenggarakan pelayanan donor darah dengan nama Dinas Transfusi Darah (DTD). Kemudian pada kongres PMI ke-lima di Bogor, tahun 1951, DTD melaksanakan demonstrasi pengambilan darah yang dihadiri oleh Presiden Soekarno. Sejak saat itu PMI di sejumlah Kota Besar seperti Jakarta, Semarang, Medan, Surabaya, Makassar, dan kota besar lainnya, juga mulai melaksanakan pelayanan transfusi darah. Meskipun demikian layanan tersebut masih terbatas hanya di kota besar saja.

Pengurus Markas Besar PMI mengubah sebutan Dinas Transfusi Darah menjadi Dinas Pemindahan Darah (Divisi IV). Kemudian Divisi IV berganti menjadi Dinas Dermawan Darah (DDD). Pada pembentukan awal, pengelolaan DDD oleh Markas Besar PMI di Jalan Sutomo No. 7. Kemudian, Jumat 21 Oktober 1980, Pengurus Markas Besar PMI mengganti DDD menjadi Lembaga Transfusi Darah (LTD).

Pergantian dan pengesahan nama LTD sesuai Surat Keputusan Pengurus Markas Besar PMI Nomor: 592/S. KP/PB dan SK Menkes No. 23-24 Tahun 1972. LTD beralamat di Jl. Kramat Raya No. 101 Jakarta Pusat.

Penggunaan nama LTD berlangsung selama 13 tahun karena sejak 1993 Lembaga Transfusi Darah berganti menjadi Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI). Sejak tahun 1994, Unit Transfusi Darah Pusat (UTDP) PMI berpindah kantor ke Jalan Joe, No. 7 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kode Pos 12610.

Sesuai dengan Peraturan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat PMI, UTDP PMI memiliki wewenang untuk membina secara teknis pelayanan darah UTD PMI Kabupaten, Kota, Provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.

UTDP PMI melakukan pembinaan, pengawasan, pendidikan, pelatihan, rujukan dan kegiatan lainnya, terkait teknis pelayanan darah kepada UTD PMI tingkat Kota/Kabupaten dan PMI Provinsi yang berada di seluruh Indonesia.


Sejarah Singkat Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Sebagai salah satu wilayah penyangga ibukota negara, perkembangan Kabupaten Tangerang menyeluruh ke berbagai faktor, diantaranya meningkatkan status RSUD Kabupaten Tangerang dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C. Atas dasar perkembangan dan kebutuhan akan tersedianya darah untuk transfusi yang berdekatan dengan tempat pasien dirawat, maka pengurus cabang PMI Kabupaten Tangerang bersama dengan direktur RSUD dan direktur RSK Sitanala sepakat bahwa di PMI Cabang Kabupaten Tangerang perlu didirikan Dinas Transfusi.

Pada tanggal 17 September 1973 terbentuklah Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang dengan susunan pengurus yang juga merupakan pendiri dari DDD. Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang berlokasi di Poliklinik RSUD Kabupaten Tangerang dengan seorang tenaga Asisten Transfusi Darah yang diperbantukan oleh DDD Pusat dan seorang pembantu umum dari RSUD Kabupaten Tangerang serta peralatannya didapat dari sumbangan DDD Pusat, RSUD Kabupaten Tangerang dan RSK Sitanala.

Pada 4 Maret 1974, nama DDD Cabang diganti menjadi Dinas Transfusi Darah (DTD) Cabang. Lalu beberapa tahun kemudian pada tanggal 22 Februari 1986, DDD berpindah lokasi ke kantor Markas Cabang PMI Kabupaten Tangerang di Jalan Catur No. 8. Perpindahan tersebut bersamaan dengan pergantian nama menjadi Usaha Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) hingga 1989.

Setelah itu berganti nama menjadi Pelayanan Usaha Transfusi Darah (PUTD) Cabang Kabupaten Tangerang. Pada tanggal 8 Mei 1993 kantor PUTD berpindah menempati kantor Markas PMI Cabang milik Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang dengan status hak guna pakai yang ditempati selama 12 tahun yang berlokasi tepat di Jalan Windu Karya No. 1 A.

Pada 17 September 1993, nama Pelayanan Unit Transfusi Darah diganti kembali menjadi Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) PMI Kabupaten Tangerang dan seling beberapa tahun ke depan tepatnya pada tanggal 17 September 2005 berpindah lokasi di Jalan Mayjen Sutoyo No.1 Tangerang. Tidak lama kemudian berganti nama kembali menjadi Unit Donor Darah PMI Kabupaten Tangerang dengan lokasi yang sama.

Berhubung dengan adanya pembenahan secara totalitas, penempatan lokasi dan juga nama instansi harus disesuaikan dengan keberadaanya berdasarkan peraturan dari Unit Transfusi Darah Pusat. Maka pada tanggal 17 September 2015 terdapat penggantian nama menjadi Unit Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) PMI Kabupaten Tangerang serta pemindahan lokasi di Jalan Raya Curug Km.02 No.20 Desa Kadu Jaya Bitung Kabupaten Tangerang yang diresmikan pada tanggal 16 Desember 2015 oleh Bapak H. Ahmed Zaki Iskandar selaku Bupati Tangerang. Wilayah atau lokasi tersebut dimaksudkan sebagai perwakilan unit pelayanan penyedia kebutuhan darah untuk transfusi dalam suatu wilayah pertingkat daerah seperti Kabupaten Tangerang.

Pada hakikatnya usaha pelayanan transfusi merupakan bagian penting dari tugas pemerintah dibidang pelayanan kesehatan masyarakat yang juga merupakan suatu bentuk pertolongan sesama manusia. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 tentang transfusi darah, bahwa PMI sebagai pihak yang dipercaya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan usaha kesehatan dibidang transfusi darah yang meliputi pengambilan, pemeriksaan, pengelolaan, dan pendistribusian darah.

Dengan mengemban tugas-tugasnya dibidang pelayanan kesehatan masyarakat dan kemanusiaan, maka Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang berkeinginann untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah Tangerang dan diluar wilayah Tangerang pada umumnya sekaligus menjadi Unit Transfusi Darah Pembina bagi Provinsi Banten.

Dimasa sekarang kebutuhan darah untuk transfusi terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan atau Rumah Sakit dan Rumah Bersalin di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Transfusi darah merupakan pengobatan efisien sehingga diperlukan persediaan yang mencakup keseluruhan kebutuhan yang ada. Sampai saat ini kebutuhan darah untuk transfusi tiap bulannya mencapai rata-rata 2.800 kantong atau mencapai 30.000 kantong pertahunnya. Sedangkan darah yang didapat dari para dermawan darah (Donor Darah Sukarela) di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang hanya mampu mencapai 2.800 kantong/bulan atau mencapai kurang lebih 30.000 kantong pertahun. Oleh karena itu Unit Transfusi Darah PMI Kab. Tangerang menargetkan dapat mengumpulkan 36.000 kantong pada tahun 2017 sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan optimal kepada masyarakat sekitar.


Visi dan Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Sebagai landasan untuk melaksanakan tugasnya, UTD PMI Kabupaten Tangerang memiliki visi, misi dan filosofi. Visi adalah tujuan tentang suatu bentuk ideal yang hendak dicapai oleh UTD PMI Kabupaten Tangerang. Sedangkan misi adalah tugas pokok, motivasi atau alasan pendirian UTD PMI Kabupaten Tangerang untuk mewujudkan visi. Misi diperlukan landasan mental yang berbentuk filosofi. Visi, misi dan filosofi UTD PMI Kabupaten Tangerang ini merupakan pedoman dan landasan kerja untuk setiap petugas dalam melaksanakan pengabdiannya sehari-hari di UTD PMI Kabupaten Tangerang.

Visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun visi UTD PMI Kabupaten Tangerang :

  1. Unit Transfusi Darah Pembina Bagi Provinsi Banten
  2. Meningkatkan cakupan dari segi kualitas di dalam pelayanan, baik bagi dermawan darah maupun bagi pengguna darah.

Visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun misi UTD PMI Kabupaten Tangerang, yaitu :

  • Memasyarakatkan Donor Darah Sukarela (DDS), sehingga donor darah menjadi suatu kebutuhan bukan suatu hal yang perlu ditakutkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pelayanan UTD PMI Kabupaten Tangerang yang memiliki :
  1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, berdedikasi tinggi, loyal, santun, dan menjaga kode etik sebagai tenaga kesehatan.
  2. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mengacu kepada standar nasional yang ditetapkan.
  3. Sarana pelayanan unggulan yang dapat dijadikan rujukan bagi Unit Transfusi Darah lain, khususnya Provinsi Banten.

Filosofi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun filosofi UTD PMI Kabupaten Tangerang adalah :

“Menyajikan pelayanan dengan motto 3S, yang merupakan singkatan dari Senyum, Sapa, Sopan”


Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Struktur organisasi merupakan susunan atau tingkatan manajemen yang berada pada organisasi mulai dari top sampai dengan lower manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka dari itu diperlukan pengorganisasian yang jelas terhadap jabatan, tanggung jawab, dan orang-orang yang menjalani tugasnya. Berikut bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.


Gambar 3.1 : Bagan Struktur Organisasi


Dari gambar tersebut, untuk perihal terkait manajemen sumber daya manusia dikelola oleh Tim Quality Management dan Lingkup Administrasi. Karena masih kecilnya ruang lingkup yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka hanya dibagi menjadi 2 Kepala Bidang yaitu Kepala Bidang Teknik Pelayanan yang membawahi bagian Pelayanan Donor dan Pelayanan Darah. Serta Kepala Bidang Administrasi yang membawahi bidang Administrasi Umum dan Keuangan.

Tugas dan Tanggung Jawab

Berdasarkan Peraturan Organisasi Palang Merah Indonesia Nomor:001/PO/PP.PMI/1/2016 Tentang Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Bab III Pasal 13 berisikan bahwa UTD PMI Kabupaten/Kota mempunyai tugas di wilayahnya antara lain :

  1. Sebagai penyedia darah transfusi;
  2. Menerapkan sistem kualitas;
  3. Melakukan penelitian/pengembangan dan
  4. Pengelolaan sistem jajaring penyediaan darah.

Sementara berdasarkan struktur organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, pada setiap bagian memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing yaitu:

a. Kepala Unit Transfusi Darah

  1. Tugas Kepala Unit Transfusi Darah
  2. Berdasarkan Peraturan Organisasi Palang Merah Indonesia Nomor:001/PO/PP.PMI/1/2016 Tentang Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Bab III Pasal 17, Kepala UTD PMI Kabupaten/Kota mempunyai tugas:

    • Menetapkan kebijakan teknis pelayanan tugas UTD PMI Kabupaten/Kota;
    • Melakukan koordinasi pelaksanaan teknis dan manajemen di UTD PMI Kabupaten/Kota;
    • Melaksanakan manajemen keuangan dan kepegawaian di UTD PMI Kabupaten/Kota;
    • Melakukan koordinasi teknis dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah di wilayahnya.
  3. Tanggungjawab Kepala Unit Transfusi Darah
    • Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, serta mengendalikan seluruh kegiatan operasional yang berkaitan dengan proses kerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kab.Tangerang.
    • Membina kesejahteraan dan kerjasama yang baik kepada seluruh pegawai Unit Transfusi Darah PMI Kab.Tangerang.;

b. Kabid Administrasi

  1. Tugas Kabid Administrasi
    • Menyelenggarakan fungsi pelaksanaan administrasi secara menyeluruh.
    • Membagi tugas dan tanggungjawab, menggerakkan, mengarahkan, membimbing serta mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi kepada bawahannya.
  2. Tanggungjawab Kabid Administrasi
    • Melaporkan dan tanggungjawab atas laporan kinerja selama kurun waktu tertentu kepada Kepala Unit Transfusi Darah secara administrative.
    • Membuat dan menyusun konsep dasar perumusan kebijakan di bidang administrasi.

c. Kabis Teknis Pelayanan

  1. Tugas Kabid Teknis Pelayanan
    • Menganalisa kebutuhan alat dan menyusun kebijakan fasilitas pelayanan secara teknis yang sesuai perkembangan.
    • Membagi tugas dan tanggungjawab, menggerakkan, mengarahkan, membimbing serta mengkoordinasikan pelaksanaan teknis pelayanan kepada bawahannya untuk peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
  2. Tanggungjawab Kabid Teknis Pelayanan
    • Melaporkan dan tanggungjawab atas laporan kinerja selama kurun waktu tertentu kepada Kepala Unit Transfusi Darah secara teknis dan pelayanan.
    • Membuat dan menyusun konsep dasar perumusan kebijakan di bidang teknis pelayanan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

d. Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga

  1. Tugas Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga
    • Menyusun perencanaan administrasi, pengelolaan, pelaporan, pertanggungjawaban serta evaluasi seluruh kegiatan pada bidang administrasi umum dan rumah tangga.
    • Menjalin relasi dengan baik antar bidang atau unit kerja lain.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga
    • Memberikan masukan konstruktif berdasarkan hasil evaluasi administrasi yang berjalan kepada Kabid Administrasi untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
    • Menjamin berjalannya SOP pada bidang administrasi umum dan rumah tangga.
    • Mengupdate dan memberikan petunjuk tata laksana pada proses administrasi terkait bidang administrasi umum dan rumah tangga.

e. Kasubbid Keuangan

  1. Tugas Kasubbid Keuangan
    • Menyusun perencanaan anggaran, pengelolaan administrasi keuangan, pelaporan keuangan, pertanggungjawaban keuangan serta mengevaluasi besar kecilnya anggaran untuk kurun waktu tertentu yang dibuat pada bagian Keuangan.
    • Menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Keuangan
    • Memberikan masukan konstruktif berdasarkan hasil evaluasi anggaran yang berjalan kepada Kabid Administrasi untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
    • Memberikan petunjuk tata laksana bidang keuangan kepada bawahan secara lisan maupun tulisan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang menyangkut bidang keuangan.

f. Kasubbid Pelayanan Donor

  1. Tugas Kasubbid Pelayanan Donor
    • Membantu Kabid Teknis Pelayanan menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan donor.
    • Melakukan monitoring, pembinaan dan evaluasi kegiatan umum dan berkala kepada leader dibawahnya.
    • Mengkoordinasi unit kerja Pengambilan Darah, dan P2DDS (Perekrutan, Pembinaan dan Pemeliharaan Donor Darah Sukarela) dengan unit kerja pada bagian lain.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Pelayanan Donor
    • Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan pelayanan donor yang telah berjalan kepada Kabid Teknis Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
    • Mengupdate proses teknis dan administrative terkait pelayanan donor dan menjamin berjalannya SPO dibagian Pelayanan Donor.

g. Kasubbid Pelayanan Darah

  1. Tugas Kasubbid Pelayanan Darah
    • Menginventarisir dan menyusun perencanaan yang dibuat pada bidang pelayanan darah (Pengolahan Komponen Darah, Uji Saring IMLTD, Distribusi Karantina dan KGD, dan Permintaan Darah).
    • Monitoring dan evaluasi kinerja di pelayanan darah.
    • Menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Pelayanan Darah
    • Menentukan skala prioritas dari perencanaan yang dibuat di bidang pelayanan darah terkait SDA, SDM dan proses.
    • Mengupdate proses teknis dan administrative terkait pelayanan darah dan menjamin berjalannya SPO pada bidang pelayanan darah.

h. Kasie Logistik

  1. Tugas Kasie Logistik
    • Membantu tugas Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian Logistik.
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan langsung pada bagian Logistik.
  2. Tanggungjawab Kasie Logistik
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Logistik.
    • Mengatasi permasalahan yang timbul pada kegiatan Logistik dan mereview stock barang yang ada pada Logistik.
    • Menganalisa pengajuan penawaran barang dari supplier untuk diteruskan kepada bagian lain yang berkaitan langsung.

i. Kasie Umum

  1. Tugas Kasie Umum
    • Membantu tugas Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian Umum.
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja yang terkait langsung di bagian Umum.
  2. Tanggungjawab Kasie Umum
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Umum
    • Mengatasi permasalahan yang timbul pada kegiatan Rumah Tangga dan mereview hasil kinerja sesuai SOP.

j. Kasie P2DDS

  1. Tugas Kasie P2DDS
    • Membantu tugas Kasubbid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian Perekrutan, Pembinaan dan Pemeliharaan Donor Darah Sukarela (P2DDS) dan koordinasi antar bagian atau unit kerja lainnya.
    • Mengupdate dan mengontrol data pendonor secara berkala dari hasil kegiatan mobil unit maupun dari kegiatan dalam kantor.
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja yang terkait langsung dengan proses perekrutan, pembinaan dan pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS) baik teknis maupun non-teknis.
  2. Tanggungjawab Kasie P2DDS
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian perekrutan, pembinaan dan pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS).
    • Memberikan persetujuan pemberian penghargaan kepada calon donor yang telah memenuhi kriteria.
    • Mengatasi permasalahan pada proses perekrutan, pembinaan dan pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS) baik yang berhubungan secara teknis maupun non teknis.

k. Kasie Pengambilan Darah

  1. Tugas Kasie Pengambilan Darah
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Pengambilan Darah (AFTAP)
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja yang terkait langsung pada proses pengambilan darah baik teknis maupun non-teknis.
  2. Tanggungjawab Kasie Pengambilan Darah
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Pengambilan Darah.
    • Melakukan pertolongan pertama dan mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan pengambilan darah.

l. Kasie Permintaan Darah

  1. Tugas Kasie Permintaan Darah
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Permintaan Darah (Pasien Service)
    • Menyusun laporan serta koordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Permintaan Darah
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Permintaan Darah
    • Mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan permintaan darah baik secara eksternal maupun Internal.

m. Kasie Distribusi Karantina dan KGD

  1. Tugas Kasie Distribusi Karantina dan KGD
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Distribusi Karantina dan KGD.
    • Menyusun laporan serta koordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Distribusi Karantina dan KGD
    • Menjamin berjalannya SOP dan instruksi kerja pada bagian Distribusi Karantina dan KGD (Konfirmasi Golongan Darah).
    • Mereview pendistribusian, karantina dan melakukan konfirmasi golongan darah sesuai sampel.

n. Kasie Pengolahan Komponen Darah

  1. Tugas Kasie Pengolahan Komponen Darah
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Pengolahan Komponen Darah.
    • Menyusun laporan dan mengkoordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Pengolahan Komponen
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Pengolahan Komponen.
    • Melakukan review hasil pengolahan komponen berdasarkan jenis dan golongannya.

o. Kasie Uji Saring IMLTD

  1. Tugas Kasie Uji Saring IMLTD
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Uji Saring IMLTD.
    • Menyusun laporan dan mengkoordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Uji Saring IMLTD
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Uji Saring IMLTD.
    • Mengupdate proses teknis dan mengajukan usulan pengembangan metode Uji Saring IMLTD.

Fasilitas Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Gedung Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.2 : Gedung PMI Kabupaten Tangerang


=Laboratorium Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.3 : Laboratorium Konfirmasi Golongan Darah


Gambar 3.4 : Laboratorium Komponen Darah


Gambar 3.5 : Laboratorium Pasien Service


Gambar 3.6 : Laboratorium Screening


Gambar 3.7 : Laboratorium Pengambilan Darah (Aftap)


=Ruang Tunggu Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.8 : Ruang Tunggu Donor


Gambar 3.9 : Ruang Tunggu Pasien


Gambar 3.10 : Service Donor


Gambar 3.11 : Ruang Tunggu Tamu


=Ruang Management Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.12 : Ruang Manajemen Administrasi


Gambar 3.13 : Gudang Logistik


Gambar 3.14 : Lobby Karyawan


Gambar 3.15 : Transportasi untuk Mobil Unit


Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Analisa prosedur sistem yang berjalan saat ini di bagian keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, semuanya masih menggunakan Microsoft Excel sebagai media dalam pencatatan dan pengolahan dari laporan keuangan tersebut. Berikut prosedur yang berjalan yaitu meliputi:

Prosedur Perhitungan Aktiva Tetap (Fix Asset)
  1. Logistik menyerahkan bukti pembelian barang kepada Admin.
  2. Admin memilah barang yang termasuk aktiva tetap berdasarkan karakteristik aktiva tetap yaitu dapat digunakan lebih dari 1 tahun.
  3. Setelah menetapkan barang-barang tersebut sebagai aktiva tetap, admin mengelompokkan pembelian barang tersebut merupakan bagian dari aktiva tetap gedung, kendaraan, inventaris kantor, atau alat lab.
  4. Jika barang tersebut sudah masuk kedalam pengeluaran kas/bank untuk aktiva tetap, barang tersebut didata untuk masuk dalam penghitungan jumlah aktiva tetap yang dimiliki per bulan.
  5. Setelah dimasukkan kedalam aktiva tetap dan telah diakumulasi seluruh aktiva tetap yang dimiliki.
  6. Menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan garis lurus. Yang mana persentase penyusutan aktiva tetap, yaitu:
    • Gedung
    • Inventaris Kantor
    • Alat Lab
    • Kendaraan
  7. Jumlah penyusutan aktiva tetap tersebut diakumulasi dengan penyusutan-penyusutan bulan sebelumnya.
  8. Untuk menghitung nilai buku/book value dari aktiva tetap yang tersisa yaitu dengan mengurangi jumlah harga beli aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan yang ada.
  9. Hasil perhitungan aktiva tetap tersebut dimasukkan kedalam laporan keuangan bulan berjalan.
Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sumber informasi penting mengenai kondisi perusahaan yang dapat digunakan oleh manajemen dan pimpinan dalam menunjang pengambilan keputusan. Berikut prosedur dalam penyusunan laporan keuangan yang sedang berjalan:

  1. Admin membuat Chart of Account yang sesuai dengan costing BPPD lalu minta acc dari Kasubid Keuangan untuk digunakan sebagai pengelompokkan pemasukan dan pengeluaran dalam pembuatan laporan setiap bulan dan bersifat tetap sesuai dengan ketentuan costing dari pusat.
  2. Setelah COA di acc, admin mengklasifikasikan seluruh bukti transaksi yang telah dikumpulkan, dikelompokkan, serta diurutkan secara kronologis berdasarkan nomor akun yang telah dibuat.
  3. Admin mencatat bukti transaksi kedalam voucher pemasukan dan penerimaan kas dan bank.
  4. Admin menyerahkan seluruh bukti transaksi dan voucher kepada kasubid untuk memeriksa sebagai second personal
  5. Kasubid Keuangan memeriksa seluruh bukti transaksi dan voucher dan menandatangani voucher bukti pemasukan dan pengeluaran kas dan bank yang dinyatakan sudah benar, jika ada kesalahan dalam pencatatan di voucher, Kasubid mengembalikan ke admin untuk diperbaiki.
  6. Setelah semua sudah benar, voucher lembar 1 dan lembar 2 dipisahkan. Lembar 1 dilampirkan bersamaan dengan bukti transaksi dan lembar 2 diarsipkan.
  7. Setelah semua voucher sudah dilampirkan bersama bukti transaksi, lalu di susun berdasarkan kelompoknya (pemasukan kas, pengeluaran kas, pemasukan bank, pengeluaran bank) secara kronologis, Admin membuat buku kas dan buku bank sebagai ganti dari jurnal
  8. Admin mengelompokkan transaksi berdasarkan nomor akun pada COA kedalam buku besar untuk mengetahui rekap pemasukan dan pengeluaran per nomor akun pada bulan berjalan.
  9. Admin membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
  10. Sebelum Laporan di cetak Admin meyakinkan laporan bebas dari kesalahan dengan memeriksa kembali apakah laporan keuangan sudah benar dan balance atau masih ada selisih.
  11. Setelah diperiksa dan tidak ada kesalahan, laporan tersebut dicetak.
  12. Laporan yang sudah selesai di serahkan kepada Kasubid Keuangan untuk digunakan sebagai pertanggung jawaban kepada Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Untuk mengetahui rancangan sistem yang berjalan pada bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, peneliti menggunakan Unified Modeling Languange (UML) sebagai bahan untuk menjelaskan alur sistem yang berjalan saat ini dengan berorientasikan objek

Usecase Diagram Yang Berjalan

Diagram Use Case yang berjalan dalam pengolahan data laporan keuangan pada bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang saat ini yaitu:

  1. Fix Asset
  2. Gambar 3.16 : Usecase Diagram Fix Assets

    Berdasarkan gambar Usecase Diagram Pengumpulan Bukti Transaksi yang berjalan saat ini terdapat:

    • 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan Penghitungan Aktiva Tetap (Fix Assets) pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
    • 3 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Admin atau Staff Keuangan, Logistik, Kasubid Umum.
    • 9 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Bukti Pembelian Barang, Memilah Barang sesuai kriteria, Mengelompokkan Barang, Data Aktiva Tetap, Akumulasi Aktiva Tetap, Menghitung Penyusutan, Akumulasi Penyusutan, Nilai Buku, Laporan.
    • 1 Extends yang merupakan pilihan dari usecase mengelompokkan barang yang pilihannya terdiri dari Gedung, Kendaraan, Inventaris Kantor, dan Alat Lab.
  3. Penyusunan Laporan Keuangan
  4. Gambar 3.16 : Usecase Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Usecase Diagram Penyusunan Laporan Keuangan yang berjalan saat ini terdapat:

    • 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
    • 2 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Admin atau Staff Keuangan, Kasubag Keuangan.
    • 12 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Membuat Chart of Account, Acc COA, Klasifikasi Bukti Transaksi, Mencatat ke Voucher, Memeriksa Bukti Transaksi dan Voucher, Pisahkan Lembar Voucher, Jurnal, Buku Besar, Input Data Fix Assets, Laporan keuangan, Memeriksa Laporan, Cetak Laporan Keuangan.
    • 4 Extends yang merupakan pilihan dari usecase mencatat ke voucher yang pilihannya terdiri dari pemasukan kas & bank dan pengeluaran kas & bank, usecase pisahkan lembar voucher yang pilihannya terdiri dari lembar 1 dan lembar 2, usecase jurnal yang pilihannya terdiri dari buku kas dan buku bank, usecase laporan keuangan yang didalamnya terdapat Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan.
    • 4 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit dari Usecase sebelung mnya, yaitu usecase Acc untuk menjelaskan usecase Chart of Account, usecase Acc Voucher menjelaskan usecase Memeriksa Bukti Transaksi & Voucher, usecase lampirkan merupakan penjelasan dari usecase lembar 1, usecase arsipkan penjelasan dari usecase lembar 2.

Activity Diagram Yang Berjalan

Activity diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan saat ini.

  1. Fix Asset
  2. Gambar 3.18 : Activity Diagram Fix Assets

    Berdasarkan gambar Activity Diagram Fix Asset saat ini terdapat :

    • 1 initial Node, objek yang diawali
    • Terdapat 3 swinline yaitu Admin, Logistik, Kasubid Umum.
    • 14 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    • 2 Forknode yang merupakan pilihan dari action
    • 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.
  3. Penyusunan Laporan Keuangan
  4. Gambar 3.19 : Activity Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Activity Diagram penyusunan laporan keuangan saat ini terdapat :

    • 1 initial Node, objek yang diawali
    • Terdapat 2 swinline yaitu Admin dan Kasubag Keuangan
    • 28 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    • 4 Forknode yang merupakan pilihan dari action
    • 2 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Yang Berjalan

Diagram sequence merupakan gambaran dari kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

  1. Fix Asset
  2. Gambar 3.20 : Sequence Diagram Fix Asset

    Berdasarkan gambar Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

    • 4 Life Line antarmuka yaitu Bukti Pembelian Barang, Barang, Data Aktiva Tetap, Laporan Aktiva Tetap
    • 3 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Admin, Logistik, Kasubag Keuangan.
    • 12 Message spesifikasi dari komunikasi untuk objek yang membuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan aktor ialah mengumpulkan bukti transaksi, menyerahkan bukti transaksi ke admin, memilih barang, mengelompokkan barang, menambah data barang, menghitung akumulasi, menghitung penyusutan barang, menghitung akumulasi penyusutan barang, menghitung nilai buku, mencetak laporan, mengecek dan mencetak, evaluasi laporan.


  3. Penyusunan Laporan Keuangan
  4. Gambar 3.21 : Sequence Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

    • 7 Life Line antarmuka yaitu Chart of Account, Bukti Transaksi, Voucher, Jurnal (Buku Kas dan Buku Bank), Buku Besar, Data Fix Asset, Laporan keuangan (Lap.Pos Keu, Lap Aktivitas, Lap Arus Kas, Catatan)
    • 2 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Admin dan Kasubag Keuangan.
    • 23 Message spesifikasi dari komunikasi untuk objek yang membuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan aktor ialah menyusun Chart of Account, mengesahkan Chart of Account, Klasifikasi bukti transaksi, mencatat ke voucher, memeriksa bukti transaksi, Acc voucher, mengembalikan voucher dan bukti transaksi yang telah di acc, memisahkan lembar voucher 1 untuk dilampirkan, memisahkan lembar voucher 2 untuk diarsipkan, membuat jurnal (buku kas dan buku bank), membuat buku besar, input data laporan fix assets, menyusun laporan keuangan (lap. Pos Keu, Lap. Aktivitas, Lap. Arus Kas, Catatan), memeriksa laporan, cetak laporan keuangan, menerima laporan keuangan, evaluasi dan acc laporan.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa Batasan Sistem

Setiap sistem pasti memiliki batasan yang memisahkan antara sistem dengan lingkungan luarnya. Sesuai dengan permasalahan yang diambil oleh peneliti, bahwa hal yang akan dibahas adalah mengenai permasalahaan sistem keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Permasalahan yang diambil yaitu mengenai Proses Proses Penghitungan Fix Asset dan Penyusunan Laporan Keuangan.

Metode Analisa Sistem

Metode analisa sistem yang peneliti gunakan ialah metode Rantai Nilai (Value Chain). Rantai nilai (Value Chain) merupakan metode yang menggambarkan seluruh aktifitas didalam perusahaan dalam sebuah nilai. Aktifitas yang didalamnya menjadikan suatu nilai berharga bagi pelanggan untuk dapat memahami keunggulan kompetitatif terhadap keunggulan dari perusahaan lain, dengan Metode Rantai Nilai (Value Chain) dapat membantu menganalisa aktifitas yang ada dalam kinerja keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang dapat meminimalisir kesalahan dalam kinerja seperti pembuatan laporan keuangan salah satunya.

Metode rantai nilai dalam pelaksanaannya terbagi menjadi 3 langkah yaitu Analisis Aktifitas (Activity Analysis), Analisis Nilai (Value Analysis), Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning).

Analisis Aktivitas (Activity Analysis)

Analisis aktivitas ini menggambarkan sebuah aktifitas di dalam sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi aktifitas tersebut, aktifitas terbagi menjadi dua kategori yaitu Aktifitas Primer dan Aktivitas Pendukung.

  1. Aktivitas Primer (Primary Activities)
  2. Aktivitas ini berkaitan dengan kegiatan bagian keuangan yang ada di Unit Tranfusi Darah seperti penyusunan laporan keuangan, dan menghitung aktiva tetap (Fix Assets).

  3. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
  4. Membantu perusahaan secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktifitas-aktifitas primer dilakukan secara berkelanjutan.

Berikut ini merupakan gambar grafik penjelasan mengenai aktifitas yang dilakukan, yaitu:

Gambar 3.22 : Analisa Value Chain Keuangan

A. Primary Activities, (line functions)

Primary activities merupakan aktifitas utama dari sebuah organisasi yang melibatkan aktifitas-aktifitas didalamnya seperti dibawah ini :

  1. Inbound
  2. Inbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses input sebagai data masukan yang meliputi formulir permintaan darah, rekap tagihan darah, Rekening Koran, Faktur, Kwitansi, Bon, nota.

  3. Operation
  4. Operation merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses pengolahan data yang meliputi proses penyusunan laporan keuangan, proses stock opname, proses menentukan aktiva tetap, verifikasi rekap tagihan darah.

  5. Outbound
  6. Outbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses output sebagai hasil pengolahan data yang meliputi Laporan Keuangan Periodik, Laporan Stock Opname, Laporan Aktiva Tetap.

  7. Sales And Marketing
  8. Kegiatan sales and marketing merupakan kegiatan melakukan kerjasama antara rumah sakit dan Uni Transfusi Darah, selain kerjasama dengan rumah sakit yaitu melakukan perjanjian dan kerjasama dengan supplier untuk mensuplai barang-barang yang dibutuhkan kegiatan operasional kantor.

  9. Service
  10. Service (pelayanan) merupakan kegiatan pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah, seperti pelayanan bagian keuangan kepada pegawai Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, pelayanan pembayaran kepada supplier, dan pelayanan terhadap Rumah Sakit dan Bank Darah Rumah Sakit.

B. Support Activities, (Staff atau fungsi Overhead)

Merupakan aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary aktivities melibatkan beberpa bagian/fungsi, antara lain :

  1. Firm Infrastucture
  2. Segala bagian yang terkait untul mendukungnya kinerja pegawai agar memberikan pelayanan yang baik kepada para costumer.

    • Pasien Service (Administrasi Pelayanan Darah)
    • Logistik
    • Kepegawaian
    • Sekertaris
    • Laboratorium
    • Teknis Pengambilan Darah
  3. Human Resources Management
  4. Sumber daya yang terlibat didalamnya, yaitu antara lain :

    • Pasien
    • Rumah Sakit
    • Bank Darah Rumah Sakit
    • Supplier
  5. Research, Technology and System Development
  6. Ms Excel, Ms Word sebagai aplikasi untuk proses pencatatan, pengolahan, dan penyelesaian laporan.

  7. Procurement
  8. Fungsi suport pembayaran, pengadaan alat-alat dan ketersediannya stok darah untuk pendistribusian ke rumah sakit.

    • Cashier
    • Purchasing
    • Supply Chain

Analisis Nilai (Value Analysis)

Setelah melakukan analisa aktvitas yang ada di bagian Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, terdapatnya suatu faktor nilai dari hasil laporan yang telah disusun, yaitu berupa informasi mengenai posisi laporan keuangan yang dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan anggaran untuk operasional organisasi kedepanya. Selain itu, laporan yang telah dihasilkan selanjutnya dilakukan audit oleh pihak eksternal untuk menilai dan memeriksa apakah laporan tersebut sudah sesuai atau ada ketidaksesuaian terhadap laporan yang dihasilkan. Sehingga jika terdapat temuan atas ketidaksesuaian laporan dapat ditindaklanjuti agar laporan dapat disusun dengan baik untuk kedepannya.

Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning)

Analisa evalusai dan perencanaan merupakan analisa terakhir yang merupakan evaluasi dari analisa nilai, setalah melakukan perencanaan dan tindakan yang harus dirubah maka banyak ide-ide baik yang dapat meningkatkan faktor nilai pelayanan. Ide-ide tersebut dapat disalurkan melalui :

  1. Adanya pelatihan terhadap karyawan bagian keuangan baik Kasubid ataupun Staff mengenai laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
  2. Meningkatkan sistem yang ada dengan membuat SOP yang lebih rinci terhadap setiap pekerjaan yang ada dalam bagian keuangan.
  3. Mengembangkan sistem yang sekarang masih semi komputer atau dapat dikatakan manualisasi menjadi sistem yang terintegrasi secara komputer untuk seluruh pekerjaan bagian keuangan khususnya dalam penyusunan laporan keuangan yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan tentunya dapat membantu dalam bekerja yang lebih efektif dan efisien.

Analisa PIECES

Analisis PIECES dilakukan untuk menilai sistem yang berjalan pada perusahaan berdasarkan Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, serta Service. Berikut adalah hasil analisis PIECES yang telah dilakukan:

  1. Performance
  2. Pengolahan input data belum efektif dan efisien, terdapat kesalahan input COA yang kurang diperhatikan sehingga membuat transaksi yang berjalan tidak sesuai dengan akun transaksi tersebut.

  3. Information
  4. Akurat : Penyajian informasi masih sering terjadi kesalahan karena pengolahan data yang kurang akurat (masih besar kemungkinan terjadinya human error), oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang terkomputerisasi.

  5. Economy
  6. Biaya : Mengeluarkan biaya ekonomis, tenaga dan waktu dalam proses pencatatan hingga pengolahan laporan keuangan karena masih menggunakan MS. Excell.

  7. Effisiency
  8. Sumber Daya Biaya : Kertas yang digunakan untuk mencetak laporan yang tidak akurat/terjadi kesalahan. Sumber Daya Tenaga : Pengerjaan yang dilakukan oleh satu staff yang proses pengerjaannya belum menggunakan sistem yang terkomputerisasi, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama.

  9. Service
  10. Proses pelayanan sistem yang berjalan saat ini belum mempermudah staff bagian keuangan dalam proses pengerjaan laporan keuangan dan Kasubid Keuangan dalam proses review untuk dapat mengevaluasi laporan tersebut, yang mengakibatkan kurang efektif dan efisien menghasilkan laporan yang akurat.

Hasil analisis PIECES ini menyatakan bahwa sistem yang saat ini berlangsung tidak optimal serta ditambah dengan hasil analisa Value Chain yang memperkuat landasan dirancangnya sistem laporan keuangan yang terkomputerisasi untuk memudahkan Kasubid dan Pimpinan dalam melakukan pengawasan sebagai pengendalian internal perusahaan khususnya di bagian Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Intel (R) Pentium (R) CPU G2030T
  2. Monitor  : BenQ G615HDPL
  3. Mouse : USB Optical Mouse
  4. Keyboard : Lenovo Black Silk USB
  5. RAM : 2 GB
  6. Harddisk  : 250 GB
  7. Printer  : HP Laserjet P1102

Spesifikasi Software

  1. Microsoft Office 2007
  2. Google Chrome dan Mozilla Firefox
  3. Acrobat Reader DC

Hak Akses (Brainware)

  1. Staff atau admin Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten yang berwenang.
  2. Kasubid/kasubag Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
  3. Bagian Umum

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang dihadapi

Permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang telah dijabarkan di BAB I yang akan di bahas yaitu :

  1. Bagaimana sistem laporan keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang berjalan saat ini?
  2. Sistem laporan keuangan yang berjalan saat ini masih dilakukan secara semi komputerisasi dengan menggunakan Ms. Exce. Mulai dari memproses seluruh data transaksi ke dalam buku kas dan bank, yang selanjutnya di posting ke dalam buku besar, serta menghitung fix asset untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan sebagai data aktiva tidak lancar, yang selanjutnya proses penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 45 untuk diberikan kepada pimpinan sebagai pertanggung jawaban bagian keuangan dalam penggunaan anggaran perusahaan juga sebagai bahan penunjang keputusan bagi pimpinan dalam mengambil suatu keputusan untuk kedepannya.

  3. Bagaimana kelebihan pada sistem yang diusulkan?
  4. Sistem yang diusulkan yaitu Nirafin (Nirlaba Financial) yang khusus dirancang untuk membantu kinerja dalam proses penyusunan laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Perancangan yang secara custom tersebut dapat dikatakan salah satu kelebihan dari sistem yang diusulkan, karena telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang berlangsung selama proses penyusunan laporan keuangan tersebut.

  5. Apa saja laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem tersebut?
  6. Laporan yang dihasilkan ialah laporan kas dan bank, buku besar, laporan fix assets, dan laporan keuangan nirlaba yang didalamnya terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Alternatif Pemecahan Permasalahan

Setelah mengamati dan menganalisa dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem pelayanan yang berjalan saat ini, peneliti mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahaan yang dihadapi, yaitu antara lain :

  1. Membuat aplikasi Sistem Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba berbasis Website yang terintegrasi secara komputerisasi sehingga data dapat diakses oleh komputer lain dengan terhubung dengan database yang sama tanpa perlu copy paste file laporan untuk melihat informasi posisi keuangan organisasi yang tentunya mempermudah Kasubid Keuangan lebih mudah dalam proses pemeriksaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap laporan keuangan yang dihasilkan dapat di eksport kedalam bentuk Ms. Excel atau PDF.
  2. Sistem yang dibuat harus terintegrasi semua proses yang berkaitan dengan laporan keuangan seperti Buku Kas, Buku Bank, Buku Besar, Laporan Aktiva Tetap, hingga Laporan Keuangan sehingga sistem dapat membantu staff keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan cepat.
  3. Sistem harus dapat menyimpan data setiap transaksi yang ada dengan baik dan aman, karena database sangat penting untuk memiliki tight security untuk menghindari terjadinya peretasan database ataupun miss database.
  4. Sistem yang dibuat harus mempunyai level untuk mengakses sistem tersebut dengan hak akses yang berbeda untuk setiap levelnya, seperti Admin dan Pimpinan, serta sistem yang dibuat bersifat Open Source agar dapat meminimalisir pengeluaran pada kantor.

User Requirement

Untuk menanyakan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem yang dapat menjadikan suatu kegiatan menjadi mudah diperlukannya suatu metode yang berisi tentang rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat yaitu dengan metode elisitasi.

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap Kasubid Keuanga mengenai sistem yang diusulkan. Berikut ini lampiran Elisitasi tahap I yang telah dibuat:

Tabel 3.1 : Tabel Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi :

Tabel 3.2 : Tabel Elisitasi tahap II

Keterangan :

  1. M : Mandatory
  2. D : Desirable
  3. I : Inessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) di kolom TOE harus dieliminasi.

Tabel 3.3 : Tabel Elisitasi tahap III

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikerjakan.

Tabel 3.4 : Tabel Final Draft Elisitasi


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perumusan masalah yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. pengambilan cuti pegawai pada Dana Pensiun Angkasa Pura II yang berjalan saat ini masih menggunakan dokumen hardcopy membuat kurang efektif dan efisien dalam prosesnya karena sistem pengambilan cuti pegawai yang dilakukan adalah secara manual yaitu menggunakan Surat Permohonan dan Surat Izin Cuti Tahunan jika lamanya cuti yang diminta lebih dari 3 hari dan menggunakan Surat Pernyataan jika lamanya cuti yang diminta kurang dari tiga hari.
  2. Sistem pengambilan cuti yang dibutuhkan Dana Pensiun Angkasa Pura II adalah sebuah program aplikasi guna memudahkan pegawai dalam proses pengambilan cuti Memberikan Alternatif solusi untuk memperbaiki permasalahan cuti dan prosedur yang lebih luas lagi yang terjadi pada sistem tersebut agar lebih efektif dan efisien dengan dukungan teknologi.
  3. Mengembangkan proses pengambilan cuti sistem sebagai Penilaian Mutu Pegawai guna meningkatkan disiplin Pegawai pada Dana Pensiun Angkasa Pura II dengan membantu bidang sumber manusia & umum dalam pelaksanaan Cuti Pegawai dapat disetujui oleh atasannya dapat berjalan sesuai program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan proses dapat menghasilkan output yang sesuai kebutuhan fungsional-nya.

Saran

Dengan melihat kesimpulan yang ada, maka penulis ingin memberikan saran yang sesuai dengan apa yang penulis dapatkan selama menyelesaikan laporan Skripsi ini. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut :

  1. Perlu ditambahkan fitur backup data cuti secara otomatis agar mengurangi kerusakan dan kehilangan data.
  2. Sistem yang diusulkan dapat diimplementasikan dengan baik maka diperlukan perawatan secara bertahap agar dapat digunakan dengan maksimal
  3. Dapat menggunakan perlindungan data, agar dapat berguna untuk menghindari pemakai yang tidak berkepentingan untuk dapat mengakses data tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
  2. Pratita & Djahir (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
  3. Swastika, I. P. A., & Putra, I. G. L. A. R.(2016). Audit Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi: Implementasi dan Studi Kasus. Yogyakarta : Andi.
  4. H. A. Rusdiana (2014). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  5. Tyoso. (2016). Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Deepublish
  6. Siagian, S. (2016). “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medik pada Puskesmas Pakuan Baru”. Scientia Journal, 5(2).
  7. 7,00 7,01 7,02 7,03 7,04 7,05 7,06 7,07 7,08 7,09 7,10 7,11 7,12 7,13 7,14 7,15 7,16 7,17 7,18 7,19 7,20 7,21 7,22 7,23 7,24 7,25 7,26 7,27 7,28 7,29 7,30 7,31 7,32 7,33 7,34 7,35
  8. McKay, Alison, George N. Stiny, and Alan de Pennington. (2016). "Principles for the definition of design structures," International Journal of Computer Integrated Manufacturing, vol. 29, no. 3, p. 237.
  9. Syukron, A., & Hasan, N. (2015) "Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Berbasis Web pada Puskesmas Winong," Bianglala Informatika, vol. 3, no. 1.
  10. 10,0 10,1 10,2 Kumpulan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Tentang K3. (28 April 2017). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (BAB 10 (Pasal 78 –Pasal 92)). Diakses 26 Juni 2019, dari http://peraturank3.bewaratraining.com/undang-undang-republik-indonesia-nomor-13-tahun-2003-tentang-ketenagakerjaan-bab-9-pasal-78-pasal-92/.
  11. 11,0 11,1 Shabrina Restu, D. “Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Wanita Mengenai Cuti Haid–Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan”. JURNAL SPREAD, 6(1)
  12. 12,0 12,1 Maimunah, M., Singgih, S., & Supriyadi, A. (2018). Rancang Bangun Sistem Sms Gateway Sebagai Fasilitas Permohonan Cuti Karyawan http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/391 JOURNAL CERITA Vol.3 No. 1 (2017)
  13. Sanjaya, D., Dianova L., &Nugraha, L.S.(2015). “Perancangan Sistem Berorientasi Objek dengan UML (Unified Modelling Language)”. Makalah, Sistem Informasi
  14. Habibie, F. H., Purnama, B. E., & Triyono,R.H. (2014). "Pembangunan Sistem Informasi Penerimaan Calon Tenaga Kerja Secara Online Berbasis Web pada Bursa Kerja Khusus Smk Ganesha Tama Boyolali," Publikasi Nasional, vol. 1, no. 1, p. 79, Agustus.
  15. Pratama. I Putu Agus Eka. 2014. Sistem Informasi dan Implementasi. Bandung:Informatika.
  16. Hidayatullah, Priyanto, dan Jauhati Khairul K. 2015.Pemrograman WEB. Bandung: Informatika Bandung.
  17. Sutanto, Ery Hermawan. 2014. Panduan Aplikatif & Solusi (PAS) Sistem Informasi Penjualan Online untuk tugas akhir. Wahana Komputer : Semarang.
  18. Anwar, A. N., & Andi, A. (2017). “Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran pada PT Tribuana Pekanbaru”. PROCURATIO (Jurnal Ilmiah Manajemen), 4(3), 283-298.
  19. Ariza, K. D. (2014). "Pembuatan Aplikasi Informasi Tagihan Listrik Berbasis Android," Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer.
  20. Ramadhina, S. (2015). "Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Bengkel di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta," Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, vol. 22, no. 3, pp. 324-338.
  21. Nugraha, R., Exridores, E., & Sopryadi, H. (2014). "Penerapan Algoritma Fisher-Yates Pada Aplikasi The Lost Insect Untuk Pengenalan Jenis Serangga Berbasis Unity 3D.
  22. Krisnaningsih, Erni dan Acang (2016). Analisa Perancangan Sistem Informasi http://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cerita/article/view/391 Vol.3 No. 1 (2017)
  23. Rohendi, Keukeu (2015). Sistem Informasi Pengajuan Cuti Pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Propinsi Sumatera Barat. Jurnal TEKNOIF, Vol. 3 No.2 Oktober 2015. ISSN: 2338-2724
  24. Syaripudin, G. A., & Cahyana, R. (2015). "Pengembangan Aplikasi Web untuk Pengajuan Cuti Pegawai Secara Online," Jurnal Algoritma, vol. 12, no. 1.
  25. Sadami, R. I. S., Hikmah, N., & Suryanto, S. (2016). "Sistem Informasi Pengajuan Cuti dan Request Jadwal Kerja Berbasis Web pada Contact Center PLN 123 Jakarta," In Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kompute, pp. (pp. 55-INF)., December.
  26. Selvi, S., Rath, M., Sinha, N. K., Singh, S. P., Hemrom, N. N. J., Bhattacharya, A., & Biswal, A. K. (2014). "HR e-Leave Tour Management System at RDCIS, SAIL," In Information Technology (ICIT) International Conference on (pp. 333-338), no. IEEE.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Contributors

Admin, Ashfiani