SI1433482499

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTYPE ALAT PENYORTIR KERUSAKAN PADA

UJUNG TALI SEPATU MENGGUNAKAN

RASPBERRY PI PADA PT

DEWA CITRA SEJATI




Disusun Oleh :

NIM
: 1433482499
NAMA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE ALAT PENYORTIR KERUSAKAN PADA

UJUNG TALI SEPATU MENGGUNAKAN

RASPBERRY PI PADA PT

DEWA CITRA SEJATI

Disusun Oleh :

NIM
: 1433482499
Nama
: Riwandi
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Rektor
       
Ketua Program Studi
UNIVERSITAS RAHARJA
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
NIP : 000594
       
NIP : 0428059001



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE ALAT PENYORTIR KERUSAKAN PADA

UJUNG TALI SEPATU MENGGUNAKAN

RASPBERRY PI PADA PT

DEWA CITRA SEJATI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1433482499
Nama
: Riwandi

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Nina Rahayu, S.Kom., MM)
   
(Hendra Kusumah, S.Kom)
NID : 16010
   
NID : 14017



UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE ALAT PENYORTIR KERUSAKAN PADA

UJUNG TALI SEPATU MENGGUNAKAN

RASPBERRY PI PADA PT

DEWA CITRA SEJATI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1433482499
Nama
: Riwandi

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2019/2020

Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


Disusun Oleh :

NIM
: 1433482499
Nama
: Riwandi
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
Konsentrasi
: CCIT

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Juli 2019

 
 
 
 
 
Riwandi
NIM : 1433482499




 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;






ABSTRAK

Pada PT. Dewa Citra Sejati, untuk memilah kerusakan tali sepatu masih menggunakan tenaga manusia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka akan dibuatkan sebuah alat yang dapat memilah tali sepatu dengan akurat. Dengan tujuan mempermudah Pegawai untuk memilah ujung tali sepatu yang rusak dan juga meminimalisir kerusakan pada ujung tali sepatu. Dan sistem sortir yang akan dibuat menggunakan teknik klasifikasi gambar dari Tensorflow dan juga OpenCV sebagai pengolahan citra dinamis secara real-time. Dan data dari Tensorflow dan juga OpenCV akan disimpan pada RaspberryPI dan menggunakan webcam sebagai input untuk menangkap objek yang akan di pilah

Kata Kunci: Tensorflow, OpenCV, Klasifikasi Gambar, Raspberry PI, Sortir Tali Sepatu

ABSTRACT

At PT. Dewa Citra Sejati, to sort the damage to shoelaces still using human power. To overcome these problems, a tool will be made that can accurately sort the shoelaces. With the aim of making it easier for employees to sort out the damaged shoe laces and also minimize damage to the ends of the shoelaces. And the sorting system that will be created using image classification techniques from Tensorflow and also OpenCV as dynamic image processing in real-time. And data from Tensorflow and OpenCV will be stored on the RaspberryPI and use the webcam as an input to capture objects to be sorted.

Keywords: Tensorflow, OpenCV, Image Classification, Raspberry PI, Sort Shoelaces.



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Karunia-Nya. Dan terima kasih kepada kedua orang tua Penulis yang Penulis cintai yang telah mendoakan dan mendukung Penulis sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “PROTOTYPE ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN PADA UJUNG TALI SEPATU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI PADA PT DEWA CITRA SEJATI ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis dalam mendapatkan berbagai sumber yang menjadi bahan acuan dalam penyusunan. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang

Namun demikian berkat adanya bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M,Si selaku Rektor Universitas Raharja
  2. Bapak Dr. Henderi, S,Kom., M,Kom selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja
  3. Bapak Padeli, M.Kom, selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer
  5. Ibu Nina Rahayu, S.Kom., MM selaku Pembimbing I yang sangat baik dan sabar dalam mengarahkan Penulis menyelesaikan laporan Skripsi.
  6. Bapak Hendra Kusumah, S.Kom selaku Pembimbing II yang sangat baik dalam mengarahkan Penulis menyelesaikan laporan Skripsi.
  7. Kepada Bapak Eko Hariyanto selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar didalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis
  9. Dan semua rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu
  10. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat membangun.

    Tangerang, Juli 2019
    Riwandi
    NIM. 1433482499

    Daftar isi



    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Raspberry Pi Model B+

    Gambar 2.2 Motor DC

    Gambar 2.3 Motor Servo

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi

    Gambar 3.2 Flowchart

    Gambar 3.3 Diagram Blok

    Gambar 3.4 Diagram Gambar

    Gambar 3.5 menginstall tensorflow

    Gambar 3.6 Tensorflow selesai diinstall

    Gambar 3.7 Meng-install library Opencv

    Gambar 3.8 Opencv selesai diinstall

    Gambar 3.9 konfigurasi VNC

    Gambar 3.10 Memasukan password

    Gambar 3.11 Tampilan Raspberry Pi Pada Remote Desktop Connection

    Gambar 3.12 konfigurasi kamera pada Raspberry PI

    Gambar 3.13 Pelabelan Pada Tali Sepatu Yang Rusak

    Gambar 3.14 Pelabelan Pada Tali Sepatu Yang Bagus

    Gambar 3.15 membuat file .csv

    Gambar 3.16 membuat labelmap.pbtxt

    Gambar 3.17 menjalankan train gambar di tensorflow API

    Gambar 3.18 Metode Waterfall

    Gambar 4.1 flowchart sistem yang diusulkan


    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

    Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

    Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

    Tabel 3.4 Final Elisitasi

    Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras

    Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

    Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Saat Remote VNC Viewer

    Tabel 4.4 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Webcam Logitech

    Tabel 4.5 Pengujian Black Box Pada Motor Servo

    Tabel 4.6 Listing Program

    Tabel 4.7 Schedule

    Tabel 4.8 Estimasi Biaya


    DAFTAR SIMBOL


     

     


    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Didalam statistik industri pada Kementerian Perindustrian Republik Indonesia kini tercatat ada 95 Direktori kawasan industri. Dan kemungkinan di setiap industri pasti belum memiliki alat yang canggih dan memumpuni untuk menyortir sebuah objek yang dihasilkan oleh industri tersebut. Apalagi dalam industri di Indonesia ini banyak sekali yang masih menyortir dengan tenaga manusia. Seperti contohnya pada Industri Pabrik Tali Sepatu di PT. Dewa Citra Sejati di daerah Cikupa, Tangerang.

    Menurut Penulis, untuk menyortir suatu objek dengan menggunakan tenaga manusia, tentu membutuhkan jumlah dan tenaga manusia yang banyak dan akibatnya manusia mudah sekali lelah dan juga mudah sekali mengantuk. Karena tenaga pada manusia itu ada batasnya


    Maka dari itu, Penulis ingin merancang alat untuk menyortir kecacatan pada tali sepatu dengan alasan untuk mempercepat dan mempermudah kerja Karyawan terutama pada bagian Quality Control pada PT Dewa Citra Sejati dan juga melakukan penelitian di sana. Dan dengan ini Penulis mengajukan “PROTOTYPE ALAT PENYORTIR KERUSAKAN PADA UJUNG TALI SEPATU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI” sebagai judul dari Penelitian Penulis.

    Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dianalisa adalah sebagai berikut:

    1. Belum ada alat yang menyortir kerusakan pada ujung tali sepatu.
    2. Ketidakcermatan mata manusia untuk memeriksa kerusakan pada ujung tali sepatu bisa mengakibatkan banyaknya kesalahan
    3. Menghabiskan banyak waktu Karyawan dalam menyortir tali sepatu

    Ruang Lingkup Penelitian

    Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan lebih terarah, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan skripsi ini yaitu:

    1. Klasifikasi ujung tali sepatu yang rusak dan yang bagus
    2. Menggunakan Image processing untuk mendeteksi objek yang rusak dan juga yang bagus.
    3. Menggunakan konveyor dan motor servo untuk memilah hasil objek yang bagus dan juga yang rusak.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    1. Mengurangi terjadinya kerugian pada Perusahaan

    2. Meminimalisir kerusakan atau kecacatan pada produksi tali sepatu.

    3. Mempermudah kinerja pada Karyawan QC.

    4. Mengurangi jumlah Karyawan QC.

    Manfaat Penelitian

    1. Meningkatkan efisiensi waktu pada Pegawai dalam pengecekkan kerusakan tali sepatu

    2. Menghasilkan kualitas produksi tali sepatu yang bagus

    3. Tidak perlu lagi mengecek menggunakan tenaga dari Pegawai.

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    Pada penelitian di PT. Dewa Citra Sejati, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut:

    1. Observasi
      Metode yang dilakukan untuk mencari dan mendapatkan sumber-sumber kajian landasan teori yang mendukung. Informasi yang dikumpulkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan, dan penyusunan laporan
    2. Wawancara
      Metode ini penulis lakukan dengan melakukan diskusi tanya jawab kepada pihak-pihak terkait untuk memperoleh keterangan dalam tujuan penelitian.
    3. Studi Pustaka
      Metode ini dilakukan sebagai penunjang metode observasi dan metode wawancara yang telah dilakukan dengan mencari referensi atau sumber-sumber seperti buku atau berbagai situs di internet yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan

    Metode Perancangan

    Metode ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu rangkaian alat yang tepat, sehingga diperoleh hasil rancangan yang sesuai dengan yang diinginkan dan menggunakan flowchart sebagai metode perancangan untuk menggambarkan, menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat berdasarkan urutan langkah dari suatu proses. Untuk pembuatan alat ini.

    Metode Pengujian

    Dalam metode ini, Penulis menggunakan metode pengujian Black Box Testing. Black Box Testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

    Metode Analisa Sistem

    Dalam metode ini, Penulis menggunakan metode analisa waterfall. Metode analisa waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan. Jadi jika langkah ke-1 belum dikerjakan, maka langkah 2 tidak dapat dikerjakan. Dengan menggunakan metode analisa ini, kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu

    Sistematika Penulisan

    Untuk mempermudah dalam memehami masalah yang akan diutarakan, maka penyusunan Skripsi ini dibagi menjadi beberapa sub bab dan lampiran serta sistematika yang tersusun sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang uraian mengenai landasan teori-teori dasar elektronika yang akan mendukung pembahasan, serta penulisan dalam penyusunan Skripsi ini. Uraian tersebut menjelaskan tentang komponen-kompenen elektronika pendukung lainnya.

    BAB III PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Instansi, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, sistem yang berjalan, serta elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI

    Bab ini menjelaskan analisa sistem yang diusulkan dengan menggunakan flowchart dari sistem yang diimplementasikan, serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

    BAB V PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diberikan dari hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan oleh Penulis.

    DAFTAR PUSTAKA

    Berisi study pustaka yang digunakan pada referensi untuk menyusun laporaan Skripsi.

    LAMPIRAN

    Lampiran ini merupakan daftar yang membuat keperluan lampiranlampiran yang melengkapi laporan.


    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    1. Definisi Sistem

    Menurut Maniah (2017:1)[1] sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang sama.

    Menurut Romney dan Steinbart dalam Sri Mulyani (2016:2)[2] sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu

    Menurut Jaluanto (2016:1)[3] sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan. Sebuah organisasi dan sistem informasi adalah sistem fisik dan sosial yang ditata sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu

    Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan definisi sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama- sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    2. Ciri-ciri Sistem

    Menurut Wilkinson dalam Sri Mulyani (2016:4)[2]ada beberapa ciri-ciri sistem yang bisa kita tarik jika kita melihat pada bahasan mengenai sistem di atas, ciri-ciri sistem tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Sistem mempunyai komponen-komponen.

    2. Komponen-komponen sistem harus terintergrasi (saling berhubungan).

    3. Sistem mempunyai batasan sistem

    4. Sistem mempunyai tujuan yang jelas.

    5. Sistem mempunyai lingkungan.

    6. Sistem mempunyai input, proses dan output.

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    1. Definisi Perancangan Sistem

    Definisi perancangan menurut Rosa dalam Taufiq (2017:2)[4]. Perancangan dalam pembangunan perangkat lunak merupakan upaya untuk mengonstruksi sebuah sistem yang memberikan kepuasan (mungkin informal) akan spesifikasi kebutuhan fungsional, memenuhi target, memenuhi kebutuhan secara implisit atau eksplisit dari segi performasi maupun penggunaan sumber daya, kepuasan batasaan, pada proses desain dari segi biaya, waktu, dan perangkat. Merancang, rancangan merupakan tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pemakai

    Menurut Al-Jufri dalam Sukisno (2017:44)[5], rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan

    Menurut Maimunah, dkk dalam Sugeng Santoso (2018: 850)[6], “Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”


    Dari ketiga pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahapan dari sebuah proses pendefinisian kebutuhan-kebutuhan dari siklus perkembangan sistem baru atau sistem yang akan dibentuk.

    2. Tujuan Perancangan Sistem

    menurut Sutabri dalam Sukisno (2017:44)[5], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagaivberikut :

    1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan

    2. Mempelajari dan mengumplkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

    3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

    Konsep Dasar Prototipe

    1. Definisi Prototipe

    Menurut Noor (2015:74)[7] pengertian prototype tidak selalu merujuk pada ukuran, artinya prototipe tidak selalu harus berukuran sama dengan produk yang akan dibuat. Prototipe bisa berukuran lebih kecil atau lebih besar dibanding dengan produk yang akan dibuat asalkan aksi atau proses yang terjadi pada sistem sebenarnya. Tujuan pembuatan prototipe adalah untuk perbaikan atau penyempurnaan protoboard, bagian mekanik dibuat dengan material murah dan mudah dibentuk, dan bagian program komputer dapat dijalankan pada PC.

    Menurut Simarmata dalam Saefullah (2015:64)[8] prototype, bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan

    Menurut Simarmata dalam Sunandar (2016:159)[9] Prototipe adalah perubahan cepat di dalam perancangan dan pembangunan prototype. Dari tiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah, bentuk awal suatu produk sebelum dibuat sesuai ukuran aslinya

    Konsep Dasar Dasar Informasi

    1. Definisi Dasar Informasi

    Menurut Hariyanto (2016: 82), ada beberapa konsep dasar informasi, antara lain sebagai berikut :

    1. Data yang diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna serta berarti bagi yang menerimanya

    2. Sesuatu yang nyata atau bisa juga setengah nyata yang bisa mengurangi derajat ketidakpastian mengenai suatu keadaan atau kejadian

    Menurut Ahidin, dkk (2018:3)[10], Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Dari dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah, sebuah pesan yang isinya belum bisa dipastikan benar.

    2. Istilah Informasi

    Banyak orang menggunakan istilah "era informasi", "masyarakat informasi," dan teknologi informasi, dalam bidang ilmu informasi dan ilmu komputer yang sering disorot, namun kata "informasi" sering dipakai tanpa pertimbangan yang cermat mengenai berbagai arti yang dimilikinya.

    1. Sebagai masukan sensorik
      Seringkali informasi dipandang sebagai jenis input ke sebuah organisme atau sistem. Beberapa masukan penting untuk fungsi organisme (misalnya, makanan) atau sistem (energi) dengan sendirinya. Dalam bukunya Sensory Ecology, Dusenbery menyebutkan itu kausal input . input lainnya (informasi) yang penting hanya karena mereka berhubungan dengan kausal input dan dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya masukan kausal di lain waktu (atau mungkin tempat lain). Beberapa informasi adalah penting karena asosiasi dengan informasi lain harus ada koneksi ke kausal input. Dalam praktiknya, informasi biasanya dilakukan oleh rangsangan yang lemah yang harus dideteksi oleh sistem sensorik yang khusus dan diperkuat oleh input energi sebelum mereka dapat berfungsi untuk organisme atau sistem. Misalnya, cahaya sering merupakan masukan kausal ke tanaman, tetapi memberikan informasi kepada hewan. Berwarna terang tercermin dari bunga terlalu lemah untuk melakukan banyak pekerjaan fotosintesis, tetapi sistem visual dari lebah mendeteksi dan sistem saraf lebah menggunakan informasi untuk memandu lebah kepada bunga, di mana lebah untuk menemukan nectar atau pollen, yang merupakan masukan kausal, melayani fungsi nutrisi.

    2. Sebagai Representasi Dan Kompleksitas
      Ilmu Kognitif dan terapkan matematika Ronaldo Vigo berpendapat bahwa informasi adalah sebuah konsep relatif yang melibatkan setidaknya dua entitas yang terkait dalam rangka masuk akal. Ini adalah: setiap kategori didefinisikan dimensi-objek S, dan setiap tindakan R. R, pada dasarnya, adalah representasi dari S, atau, dengan kata lain, membawa atau menyampaikan representasional (dan karenanya, konseptual) informasi tentang S. Vigo kemudian mendefinisikan jumlah informasi yang disampaikan R tentang S sebagai tingkat perubahan dalam kompleksitas dari S setiap kali objek dalam R dihapus dari S. bawah "informasi Vigo", pola, invarian, kompleksitas, representasi, dan lima-informasi dasar ilmu universal yang bersatu di bawah kerangka matematis baru, dengan kata lain, kerangka kerja ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan informasi Shannon Weaver ketika mencoba untuk mengkarakterisasi dan mengukur subjektif informasi.

    Konsep Dasar Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi

    Menurut Jesa Ariawan (2015: 63)[11], Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak Manajemen terkait dan disanggupi oleh Penulis untuk dieksekusi.

    Menurut Siahaan dalam Muhammad Iqbal Hanafri dkk (2017:7)[12], Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan 13 kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan Pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

    Dari dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Elisitasi adalah rancangan sistem yang diusulkan untuk memilah kebutuhan dari pihak Manajemen yang akan dieksekusi oleh Penulis nantinya.

    Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

    1. Elisitasi Tahap I Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2. Elisitasi Tahap II Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi

      1. “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru

      1. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna

      1. “I” pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem

    3. Elisitasi Tahap III Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

      1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan

      1. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

      1. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      2. a) High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi

        b) Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

        c) Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

        d) Final Draft Elisitasi : Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

      Konsep Dasar Pengujian

      1. Definisi Pengujian

      Menurut Mustaqbal, dkk (2015:31)[13], Pengujian adalah suatau proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan.

      2. Jenis Pengujian

      Black Box Testing

      Menurut Mustaqbal, dkk (2015:34)[13], Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.

      Konsep Dasar Analisa Sistem

      1. Definisi Analisa Sistems

      Menurut Rochman, dkk (2018:52)[14], Analis sistem didefinisikan orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi.

      Menurut Kusnandar (2016:17)[15] dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efesiensi dan pelayanan pelanggan.

      Menurut Oktafianto (2016:27)[16] analisa sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-fase awal pengembangan sistem. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan analisa sistem adalah pengumpulan data atau informasi dari fase awal hingga akhir untuk bisa memecahkan suatu masalah pada sistem

      Konsep Dasar Waterfall

      1. Definisi Waterfall

      Menurut Tristianto (2018:13)[17] Metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian

      Menurut Romadhoni (2015:446)[18] Metode Waterfall adalah Model waterfall merupakan model pengembangan sistem informasi yang sistematik dan sekuensial

      Menurut Kusnandar (2016:17)[15] model Waterfall adalah mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi, dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan, perancangan, perangkat lunak, implementasi, pengujian, dan seterusnya. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan metode waterfall adalah sebuah metode analisa yang terstruktur dalam merancang suatu sistem.

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Raspberry Pi

      1. Definisi Raspberry Pi

      Menurut Aisa (2016: 140)[19] Raspberry Pi adalah sebuah processor Advanced RISC Machine/Acorn RISC Machine (ARM) yang sangat kecil dan murah, yang dapat menjalankan sistem operasi berbasis Linux atau sistem operasi ringan lainnya.

      Menurut Masykur (2016:95)[20] Raspberry Pi adalah Single Board Computer (SBC) seukuran dengan kartu kredit yang dikembangkan oleh Yayasan Raspberry Pi di Inggris (UK) dengan tujuan untuk membuat adanya pelajaran ilmu komputer dasar pada sekolah. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan Raspberry Pi adalah sebuah mini komputer dengan harga terjangkau yang dapat digunakan untuk keperluan Ilmu Komputer dan lain-lain.

      Gambar 2.1 Raspberry Pi Model B+

      Konsep Dasar Bahasa Pemrograman Python

      1. Definisi Bahasa Pemrograman Python

      Menurut Adli, dkk (2018:75)[21], Python adalah bahasa pemrograma yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode. Python diklaim sebagai bahasa yang menggabungkan kapabilitas, kemampuan, dengan sintaksis kode yang sangat jelas, dan dilengkapi dengan fungsionalitas pustaka standar yang besar serta komprehensif

      Menurut Andrew dalam Maya (2014:36)[22], bahasa python adalah bahasa pemrograman yang memiliki banyak fungsi, interaktif, berorientasi objek dan merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi. Bahasa python adalah bahasa pemrograman formal dengan aturan-aturan dan format spesifiknya sendiri. Dari dua pendapat di atas maka dapat di simpulkan bahwa bahasa pemrograman Python adalah bahasa tingkat tinggi yang dimudah dimengerti manusia yang berorientasi objek.

      Salah satu fitur yang tersedia pada python adalah sebagai bahasa pemrograman dinamis yang dilengkapi dengan manajemen memori otomatis. Seperti halnya pada bahasa pemrograman dinamis lainnya, python umumnya digunakan sebagai bahasa skrip meski pada praktiknya penggunaan bahasa ini lebih luas mencakup konteks pemanfaatan yang umumnya tidak dilakukan dengan menggunakan bahasa skrip. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi.

      Saat ini kode python dapat dijalankan di berbagai platform sistem operasi, beberapa di antaranya adalah:

      1. Linux/Unix

      2. Windows

      3. Mac OS X

      4. Java Virtual Machine

      5. OS/2

      6. Amiga

      7. Palm

      8. Symbian

      Python didistribusikan dengan beberapa lisensi yang berbeda dari beberapa versi. Namun pada prinsipnya Python dapat diperoleh dan dipergunakan secara bebas, bahkan untuk kepentingan komersial. Bahasa pemrograman Python ini memiliki efisiensi tinggi untuk struktur data level tinggi, pemrograman berorientasi objek lebih sederhana tetapi efektif dapat bekerja pada multi platform, dan dapat digabungkan dengan bahasa pemrograman lain untuk menghasilkan aplikasi yang diinginkan

      Konveyor

      1. Definisi Konveyor

      Menurut Wijanarko (2017:2), alam dunia industri terdapat berbagai macam material yang diolah menjadi suatu produk dan tak jarang material tersebut selain memiliki berat yang berlebih juga mengandung bahan berbahaya bagi para pekerja sedangkan keselamatan pekerja merupakan prioritas dari perusahaan, untuk memenuhi transportasi material atau produk dalam suatu industri dibutuhkan alat yang dapat bekerja konstan, praktis, dan dapat memindahkan material atau bahan yang sukar dipindahkan hanya dengan kemampuan manusia. Konveyor merupakan alat yang bekerja memindahkan material dari satu tempat ke tempat lain dan alat tersebut sering dijumpai pada perusahaan untuk transportasi material atau produk.

      Konveyor memiliki banyak jenis dengan metode kerja yang juga berbeda diantaranya Gravity roller conveyor, Belt conveyor, Wire mesh conveyors, Plastic belt conveyors, Bucket conveyors, Flexible conveyors, Vertical conveyors, Spiral conveyors, Vibrating conveyors, Pneumatic conveyors, Cooling Conveyors. Dari berbagi jenis konveyor diatas hanya satu jenis konveyor yang akan digunakan dalam penelitian yaitu konveyor belt. Konveyor belt merupakan tipe konveyor sederhana dimana terdiri dari sabuk padat yang tahan terhadap tumpangan benda padat baik yang ringan maupun berat, sabuk ini juga dapat dibuat dari berbagai macam bahan misalnya karet, plastik, karpet, kulit dan tergolong mudah dalam pembuatan dibandingkan dengan

      Motor DC

      1. Definisi Motor DC

      Menurut Lehman (2017:346), Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber dayanya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula.

      Polaritas dari tegangan yang diberikan pada dua terminal menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal menentukan kecepatan motor. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub- kutub magnet permanen. Motor DC memiliki 2 bagian dasar :

      1. Bagian yang tetap yang disebut stator. Stator menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektromagnet) ataupun magnet permanen.

      2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor berupa sebuah koil yang dialiri arus listrik. Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada konduktor yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh magnet permanen. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor

      Gambar 2.2 Motor DC


      Motor Servo

      1. Definisi Motor Servo

      Menurut Lehman (2017:346), Motor servo adalah sebuah motor Direct Current (DC) yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada didalam motor servo. Contoh Motor Servo, teori motor servo, definisi motor servo, bentuk motor servo, dasar teori motor servo, pengertian motor servo, analisa motor servo. Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, Variable Resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo.

      sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo. Konstruksi motor servo bagian motor servo, konstruksi motor servo, komponen motor servo, struktur motor servo, spare part motor servo. Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah Clock Wise (CW) Clock Counter Wise (CCW) yang memiliki arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikontrol dengan memberikan variasi lebar pulsa (duty cycle) sinyal Pulse With Modulation (PWM) pada bagian pin kontrolnya.

      Jenis motor servo, motor servo Standar 180° motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah CW dan CCW dengan defleksi masing- masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°. Motor servo Continuous, motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah CW dan CCW tanpa batasan defleksi sudut putar. Pulsa kontrol motor servo operasional motor servo dijalankan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms (milisecond), yang memiliki lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum

      Apabila motor servo diberikan pulsa dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila diberikan pulsa kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila diberikan pulsa lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°. Pulsa kontrol motor servo, pulsa PWM motor servo, pulsa kontrol motor servo, prinsip kerja motor servo, sistem kerja motor servo, bentuk pulsa motor servo. Motor servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz.

      Ketika pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle (saat rotor dari motor akan berhenti ditengah- 23 tengah) 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/ netral). Pada saat Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar ke berlawanan arah jarum jam Counter Clock Wise (CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan di posisi tersebut.

      Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam Clock Wise (CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan di posisi tersebut.

      Gambar 2.3 Motor Servo

      Machine Learning

      1. Definisi Machine Learning

      Menurut Budy dalam situs resmi Teknosains, machine learning adalah cabang aplikasi dari Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) yang focus pada pengembangan sebuah sistem yang mampu belajar "sendiri" tanpa harus berulang kali diprogram oleh manusia. Aplikasi Machine learning membutuhkan Data sebagai bahan belajar (training) sebelum mengeluarkan output. Aplikasi sejenis ini juga biasanya berada dalam domain spesifik alias tidak bisa diterapkan secara general untuk semua permasalahan. Sebagai contoh: Aplikasi Pengenalan Gambar, Aplikasi Asisten pribadi seperti Siri, Google dll, Chat Bot, Pengenal Wajah, Mobil otonom dan domain-domain spesifik lainnya.


      Deep Learning

      1. Definisi Deep Learning

      Menurut Ahmad dalam situs resmi techinasia deep learning adalah sebagai rangkaian metode untuk melatih jaringan saraf buatan multilapisan.

      Menurut Dadang, dalam situs resmi warstek Deep Learning (Pembelajaran Dalam) atau sering dikenal dengan istilah Pembelajaran Struktural Mendalam (Deep Structured Learning) atau Pembelajaran Hierarki (Hierarchical learning) adalah salah satu cabang dari ilmu pembelajaran mesin (Machine Learning) yang terdiri algoritma pemodelan abstraksi tingkat tinggi pada data menggunakan sekumpulan fungsi transformasi non-linear yang ditata berlapis-lapis dan mendalam. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa deep learning adalah sebuah metode pelatihan jaringan saraf yang berlapis-lapis dan mendalam.

      OPENCV

      1. Definisi OPENCV

      Menurut Zein (2018: 23)[23] OpenCV (Open Source Computer Vision Library) adalah salah satu software pustaka yang ditujukan untuk pengolahancitra dinamis secara real-time, yang dibuat oleh Intel, dan sekarang didukung oleh Willow Garage dan Itseez. OpenCV dirilis dibawah lisensi permisif BSD yang lebih bebas dari pada GPL, dan memberikan kebebasan sepenuhnya untuk dimanfaatkan secara komersil tanpa perlu mengungkapkan kode sumbernya. Ia juga memiliki antar muka yang mendukung bahasa pemrograman C++, C, Python dan Java, termasuk untuk sistem operasi Windows, Linux, Mac OS, iOS dan Android. OpenCV didisain untuk efisiensi dalam komputasi dan difokuskan pada aplikasi real-time.

      Tensorflow

      1. Definisi Tensorflow

      Menurut Yegulalp dalam situs infoworld.com, “TensorFlow is an open source library for numerical computation and large-scale machinelearning. TensorFlow bundles together a slew of machine learning and deep learning (aka neural networking) models and algorithms and makes them useful by way of a common metaphor. It uses Python to p rovide a convenient front-end API for building applications with the framework, while executing those applications in high performance C++.” (TensorFlow adalah pustaka sumber terbuka untuk komputasi numerik dan pembelajaran mesin skala besar. TensorFlow menggabungkan satu set model dan algoritma pembelajaran mesin dan pembelajaran dalam (alias jaringan saraf) dan menjadikannya berguna melalui metafora umum. Ini menggunakan Python untuk menyediakan API front-end yang nyaman untuk membangun aplikasi dengan kerangka kerja, sambil mengeksekusi aplikasi tersebut dalam C ++ kinerja tinggi).

      Convolutional Neural Network

      Menurut Suartika, dkk (2016:65)[24], Convolutional Neural Network adalah pengembangan dari Multilayer Perceptron (MLP) yang didesain untuk mengolah data dua dimensi. CNN termasuk dalam jenis Deep Neural Network karena kedalaman jaringan yang tinggi dan banyak diaplikasikan pada data citra.

      Menurut Sena dalam situs medium.com, Convolutional Neural Network (CNN) adalah salah satu jenis neural network yang biasa digunakan pada data image. CNN bisa digunakan untuk mendeteksi dan mengenali object pada sebuah image. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa CCN adalah jenis neural network yang digunakan pada data image.

      Single-shot Detector

      Menurut Syaikhoni dalam situs mti.binus.ac.id, Single Shot MultiBox Detector (SSD) adalah metode untuk mengenali atau mendeteksi objek pada suatu gambar dengan menggunakan single deep neural networ dan menamakannya single-shot detector (SSD). SSD bekerja dengan algoritma yang relatif sederhana karena tidak melalui tahapan pembuatan proposal dan tahap feature resampling, melainkan melalui tahapan merangkum semua perhitungan dalam satu jaringan. Hal ini membuat metode SSD mudah untuk dilatih dan dapat langsung diintegrasikan ke sistem

      Konsep Dasar Literature Review

      1. Definisi Literature Review

      Menurut Warsito, dkk (2015:29)[25], Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

      Menurut Hasibuan dalam Jurnal CCIT Vol. 8 No. 3 (2015:138), Literatur review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uaraian dalam literature review ini diarahkan untuk meyusun kerangka pemikiran yang jelas tantang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada rumusan masalah. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan literature review adalah metode pengumpulan data dan informasi dari berbagai macam penilitian yang sejenis

      Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain :

      1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

      2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

      3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

      4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

      Adapun literature review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

      1. Jurnal yang ditulis oleh Robby Yuli Endra, Ahmad Cucus, Freddy Nur Affandi, dan M. Bintang Syahputra pada tahun 2018[26] dalam Jurnal Sistem Informasi dan Telematika ISSN 2087-2062 Vol 9, No 2 (2018) dari Universitas Bandar Lampung yang berjudul “Deteksi Objek Menggunakan Histogram Of Oriented Gradient (HOG) Untuk Model Smart Room”. Tujuan penilitian ini adalah menerapkan konsep detection object untuk manusia. Apabila dalam system kamera terdeteksi objek manusia maka semua aktifitas yang ada di smart room akan terotomatisasi.

      2. Jurnal yang ditulis oleh Tita Karlita, I Made Gede Sunarya, Joko Priambodo, Rika Rokhana, Eko Mulyanto Yuniarno, I Ketut Eddy Purnama, dan Mauridhi Hery Purnomo pada tahun 2019[27] dalam Jurnal JNTETI, Vol. 8, No. 1, Februari 2019. Dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berjudul “Deteksi Region of Interest Tulang pada Citra B-mode secara Otomatis Menggunakan Region Proposal Networks”. Penilitian ini membahas mengidentifikasi dan menentukan area-area dalam citra b-mode yang berisi objek tulang menggunakan Deep Learning

      3. Jurnal yang ditulis oleh Muftah Afrizal Pangestu dan Hendra Bunyamin pada tahun 2018 dalam Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi Volume 4 Nomor 2 Agustus 2018[28]. Dari Universitas Kristen Maranatha yang berjudul “Analisis Performa dan Pengembangan Sistem Deteksi Ras Anjing pada Gambar dengan Menggunakan Pre-Trained CNN Model”. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan performa dari ketiga model Convolutional Neural Network (CNN) dan mengembangkan tampilan antar muka untuk mempermudah penggunaan bagi end user dan menampilkan hasil prediksi ketiga model tersebut.

      4. Jurnal yang ditulis oleh Stephen Ekaputra Limantoro, Yosi Kristian, dan Devi Dwi Purwanto pada tahun 2018[29] dalam Jurnal JNTETI, Vol 7, No. 2, Mei 2018. Dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berjudul “Pemanfaatan Deep Learning pada Video Dash Cam untuk Deteksi Pengendara Sepeda Motor”. Tujuan pada penelitian ini dalah untuk mendukung terbentuknya self driving car

      5. Penelitian yang ditulis oleh Ahmad Acep Adang Ruhayat pada tahun 2018[30]. Dari STMIK Raharja yang berjudul “Prototipe Alat Pengusir Burung Berbasis Raspberry PI Pada Bandar Udara International Adisutjipto Yogyakarta”. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Acep adalah untuk mengusir burung di lintasan bandar udara yang bisa menyebabkan terjadinya bird strike menggunakan Object Detection Opencv.

      6. Jurnal International yang ditulis oleh Lohit Ujjainiya dan M. Kalyan Chakravarthi pada tahun 2015[31] dalam jurnal ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 7, April 2015. Dari School of Electronics Engineering, VIT University, Chennai, India. Yang berjudul “RASPBERRY – PI BASED COST EFFECTIVE VEHICLE COLLISION AVOIDANCE SYSTEM USING IMAGE 30 PROCESSING”. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeteksi adanya hambatan di jalur kendaraan.

      7. Jurnal International yang ditulis oleh A. Veeramuthu, S. Meenakshi, dan Yalavarthi Dharma Tejaswi pada tahun 2015 dalam jurnal ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 5, March 2015[32]. Dari Department of IT, Sathyabama University, Chennai, India. Yang berjudul “AN EFFICIENT AND FAST BRAIN CT IMAGE CLASSIFICATION USING HYBRID TECHNIQUE“. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeteksi tumor otak menggunakan image classification. Dengan menggunakan image classification mendeteksi tumor otak lebih akurat.

      8. Jurnal International yang ditulis oleh N. Kannadhasan dan B. Uma Maheswari pada tahun 2015 dalam jurnal ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 17, September 2015[33]. Dari Department of Master of Computer Applications St. Joseph’s College of Engineering, Chennai, India. Yang berjudul “MACHINE LEARNING BASED METHODOLOGY FOR TESTING OBJECT ORIENTED APPLICATIONS”. Tujuan penelitian ini adalah menggunakan machine learning sebagai pendeteksi kesalahan terhadap aplikasi berorientasi objek.

      9. Jurnal International yang ditulis oleh P. S. Ramesh dan S. Letitia pada tahun 2015[34] dalam jurnal ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 8, May 2015. Dari Department of Computer Science and Engineering, Arunai Engineering College, Thiruvannamalai, Tamilnadu, India. Yang berjudul “ADVANCED TEXT CLASSIFIER BASED ON THE CONCEPT OF PIPELINING AND CC CLUSTERING”. Tujuan penelitian ini adalah menggunakan metode machine learning untuk menemukan kombinasi linear dari fitur-fitur yang paling mencirikan atau memisahkan dua atau lebih kelas objek atau peristiwa. Dan mengatasi kerugian seperti degradasi fotometrik, gangguan geometrik. Hasilnya adalah untuk mengekstraksi area teks dengan akurasi dan kecepatan.

      10. Jurnal International yang ditulis oleh Manickapriya S. dan Nimala K pada tahun 2015[35] dalam jurnal ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 6, April 2015. Dari Department of Information Technology, SRM University, Chennai, India. Yang berjudul “MACHINE LEARNING APPROACH FOR MEDICAL DIAGNOSIS”. Tujuan penelitian ini adalah menggunakan machine learning dalam mendiagnosis medis.


      BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Sejarah Singkat Perusahaan

      PT. Dewa Citra Sejati merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang tali sepatu. Dan memiliki sebuah motto:

      1. Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui perbaikan kualitas jasa dan pelayanan

      2. Meningkatkan kompetensi dan dedikasi karyawan (profesional).

      3. Menjalin hubungan yang baik dengan buyer dan supplier untuk menjamin kualitas dan keandalan mutu material.

      4. Menyiadakan sarana dan prasarana pendukung yang sesuai untuk meningkatkan kualitas pelayanan baik pelanggan maupun mitra.

      Struktur Organisasi Perusahaan

      Agar setiap perusahaan menjalankan usahanya dengan baik dan aktivitas operasional perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar maka dibentuklah struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Struktur organissai sangat diperlukan dalam aktivitas perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan agar setiap karyawan mengetahui dengan pasti apa saja yang menjadi tugas wewenangnya masing-masing dan kepada siapa karyawan tersebut harus mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya Berikut ini secara garis besar akan diperlihatkan bagan organisasi secara umum dan bagan organisasi.

      Gambar 3.1 Struktur Organisasi


      Tugas Dan Tanggung Jawab

      Dari struktur organisasi di atas maka dapat kita lihat tugas maupun fungsi dari masing-masing bagian jabatan di PT. Dewa Citra Sejati :

      1. President Director

        Adalah orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris, dan bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi pada masing-masing area yang dipimpin olehnya serta menerima laporan dari bawahannya.

      2. Commissioner Director

        Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan yaitu dalam hal melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasehat kepada Direksi. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Kemudian setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan, apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.

      3. Production Director

        Direktur produksi seorang yang terlibat perencanaan, koordinasi dan kontrol dari proses manufaktur dan bertanggung jawab memastikan barang dan jasa diproduksi secara efisien, jumlah produksi yang benar & akurat, diproduksi sesuai dengan anggaran biaya yang tepat dan berkualitas sesuai standar perusahaan

        Tugas pekerjaan

        1. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi

        2. Menilai proyek dan sumber daya persyaratan

        3. Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentang waktu dengan klien dan manajer

        4. Menentukan standar kontrol kualitas

        5. Mengawasi proses produksi

        6. Me re-negosiasi rentang waktu atau jadwal yang diperlukan

        7. Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan pembelian

        8. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi

        9. Menjadi penghubung dengan pembeli, pemasaran dan staf penjualan

        10. Mengawasi pekerjaan staf junior

        Tanggung Jawab

        1. Mengawasi proses produksi, menyusun jadwal produksi

        2. Memastikan anggaran biaya produksi efektif

        3. Memutuskan sumber apa yang diperlukan

        4. Menyusun skala waktu untuk pekerjaan

        5. Memperkirakan biaya dan menetapkan standar kualitas

        6. Memantau proses produksi dan menyesuaikan jadwal yang diperlukan

        7. Bertanggung jawab untuk pemilihan dan pemeliharaan peralatan

        8. Memantau standar produk dan melaksanakan program kontrol kualitas

        9. Bertanggung jawab sebagai penghubung antar departemen yang berbeda, misalnya pemasok, Manajer

        10. Bekerja dengan Manajer untuk melaksanakan kebijakan dan tujuan perusahaan

        11. Memastikan bahwa pedoman kesehatan dan keselamatan diikuti

        12. Mengawasi dan memotivasi tim pekerja

        13. Meninjau kinerja pekerja

        14. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan

      4. Marketing

        Tugas Pelaksanaan

        1. Memimpin seluruh jajaran Departemen Marketing sehingga tercipta tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas setinggi mungkin

        2. Menciptakan, menumbuhkan dan memelihara kerja sama yang baik dengan konsumen

        3. Merumuskan target penjualan

        4. Merumuskan standard harga jual dengan koordinasi bersama Direktur Operasional serta Departemen terkait

        5. Menanggapi permasalahan terkait keluhan pelanggan jika tidak mampu ditangani oleh bawahan.

        6. Mengesahkan Prosedur dan Instruksi Kerja di Departemen Marketing.

        7. Melakukan pengendalian terhadap rencana-rencana yang sudah disusun untuk menjamin bahwa sasaran yang ditetapkan dapat terwujud, misalnya : volume penjualan dan tingkat keuntungan.

        8. Melakukan langkah antisipatif dalam menghadapi penurunan order.

        9. Memberikan persetujuan kredit pelanggan dalam batas – batas yang wajar.

        10. Mengawasi pekerjaan staf junior

        11. Melakukan analisa pelanggan yang mengalami kecenderungan kredit macet.

        12. Melakukan analisa perilaku pasar / konsumen sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pemasaran.

        13. Melakukan analisa Peraturan Pemerintah berkenaan dengan tata niaga kertas sebagai dasar dalam Menentukan kebijakan pemasaran.

        14. Melakukan penilaian karya kepada Kepala Bagian Marketing.

        15. Memantau potensi bawahan untuk dilakukan pembinaan sehingga menjadi lebih baik.

        16. Melakukan tugas – tugas lain yang ditetapkan oleh atasan sehubungan dengan fungsi di Departemen Marketing

        Tanggung Jawab

        1. Bertanggung jawab terhadap strategi pemasaran yang telah disusun

        2. Bertanggung jawab atas efisiensi dan efektivitas kerja di Departemen Marketing.

        3. Bertanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan konsumen

        4. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Direktur Operasional.

        5. Bertanggung jawab atas konsistensi pelaksanaan prosedur yang berlaku di bagian Marketing dan melakukan analisa atas efisiensi prosedur tersebut.

        6. Bertanggung jawab atas kedisiplinan kerja bawahan sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku

      5. Develop

        1. Mencari tahu berbagai informasi dan trend produk secara intensif untuk memperkuat pengetahuan yang dapat menyokong implementasi dari perkembangan proyek dan riset – riset dasar

        2. Mengkoordinir dan memonitor proses perkembangan produk, riset dasar, dan riset konsumen yang dilakukan oleh unit-unit yang bersangkutan.

        3. Membantu para karyawan pabrik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan perumusan/resep, bahan baku, proses secara teknis, material pengemasan, dan proses sanitasi

        4. Mengecek dokumen dan mengawasi operasi yang berkaitan dengan SOP, proses produksi, pemanduan analisis, dan kehalalan produk.

        5. Memonitor seluruh pengeluaran dan mencocokkannya dengan budget

      6. Qualtiy Acurance

        Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Terperinci QA.

        1. Memiliki tugas pokok dalam perencanaan prosedur jaminan kualitas suatu produk atau jasa

        2. Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas

        3. Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas

        4. Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data berkualitas

        5. Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar berjalan sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan inspeksi bahan dan produk untuk memastikan kualitas produk jadi.

        6. Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya

        7. Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik

        8. Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam sistem mutu

        9. Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan perbaikan dan pencegahan

        10. Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas

        11. . Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk memenuhi standar kualitas

        12. Mengkoordinasikan dan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh penyedia eksternal

        13. Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi yang tepat

        14. Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko

        15. Bertanggung jawab untuk sistem manajemen dokumen

        16. Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan peraturan kualitas dan industri yang ditetapkan perusahaan

      7. HRD

        Secara umum peran atau fungsi dari HRD dalam suatu perusahaan meliputi.

        1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja/Perparation and selection. Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya. Merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, yaitu dengan menetapkan program kepegawaian sesuai fungsi-fungsi yang dimiliki HRD.

          1. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment

            Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat Pegawai, Karyawan, Buruh, Manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM Organisasi atau Perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.

          2. Seleksi tenaga kerja / Selection

            Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / Curriculum Vittae milik pelamar. Kemudian dari CV pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.

        2. Pengembangan dan evaluasi Karyawan / Development and evaluation

          Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.

        3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada Pegawai / Compensation and protection

          Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.

        4. Employee Relations Management

          Pengelolaan hubungan antara management dengan karyawan untuk mendorong terciptanya iklim kerja yang kondusif bagi kedua belah pihak. Sehingga terjaga keseimbangan pelaksanaan hak dan kewajiban perusahaan maupun pekerja/buruh, serta terlaksananya kebijakan pemerintah yang terkait dengan baik.

      8. Purchasing

        1. Perencanaan

          Membuat perencanaan pembelian barang maupun jasa sesuai permintaan pembelian yang diterima dari department terkait.

        2. Pengaturan

          1. Mengatur pembelian agar barang dan kedatangannya sesuai dengan yang diharapkan oleh department terkait

          2. Mengatur pekerjaan bawahan agar dapat dilakukan lebih efesien

        3. Pencarian sumber – sumber informasi

          1. Mencari dan membandingkan beberapa supplier untuk mendapatkan harga dan kualitas yang baik.

          2. Membuat “claim / complain supplier” jika terjadi penyimpangan.

        4. Pengendalian

          Mengontrol kegiatan pembelian (harga, kualitas, dan delivery) dan administrasi pembelian

        5. Administrasi

          1. Memproses permintaan pembelian menjadi Po (Purchase Order) serta memonitor kedatangan Barang / Jasa

          2. Project

      9. Finance

        1. Melakukan pengaturan keuangan perusahaan.

        2. Melakukan penginputan semua transaksi keuangan ke dalam program dan melakukan transaksi keuangan perusahaan.

        3. Melakukan pembayaran kepada suplier.

        4. Berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal terkait. dengan aktivitas keuangan perusahaan.

        5. Melaukan penagihan kepada customer.

        6. Mengontrol aktivitas keuangan / transaksi keuangan perusahaan.

        7. Membuat laporan mengenai aktivitas keuangan perusahaan.

        8. Menerima dokumen dari vendor internal maupun external.

        9. Melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen.

        10. Entry SAP

        11. Melakukan evaluasi budget.

        12. Membuat laporan manajemen kepada induk perusahaan

        13. Melakukan accrue pendapatan dan beban pada akun-akun tertentu.

        14. Menyiapkan dokumen penagihan invoice/kuitansi tagihan beserta kelengkapannya.

        15. Melakukan rekonsiliasi dengan unit lain

      Tujuan Perancangan

      Adapun tujuan dari perancangan yang Penulis buat adalah untuk meminimalisir kelalaian Pegawai dalam menyortir ujung tali sepatu yang rusak dan memudahkan Pegawainya dalam menyortir. Dan di bawah ini adalah beberapa poin-poin tujuan perancangan yang Penulis buat sebagai berikut:

      1. Mengurangi terjadinya kerugian pada Perusahaan.

      2. Meminimalisir kerusakan pada produksi tali sepatu

      3. Mempermudah kinerja pada Karyawan dibagian QC.

      Langkah-langkah Perancangan

      Dalam melakukan tahap perancangan pada prototipe alat penyortir ini mengacu pada tujuan perancangan dan metode perancangan, adapun penjelasanya yang Penulis buat sebagai berikut:

      1. Flowchart

        Gambar 3.2 Flowchart

        Penjelasan gambar flowchart di atas adalah, proses dimulai setelah itu akan melakukan inisialisasi. Kemudian tali sepatu diletakan di atas konveyor, webcam menyala dan membaca objek yang ditangkapnya. Apabila objek tersebut adalah tali sepatu yang bagus. Maka hasil sortir telah selesai. Namun apabila objek yang terdeteksi adalah tali sepatu yang rusak, maka motor servo akan terbuka dan memisahkan tali sepatu yang rusak. Hasil sortir pun selesai.

      2. Diagram Block

        Gambar 3.3 Diagram Block

      3. Diagram Gambar

        Gambar 3.4 Diagram Gambar

        Keterangan diagram blok dan gambar di atas:

        1. konveyor fungsinya untuk membawa tali sepatu untuk di sortir.

        2. Webcam fungsinya sebagai input untuk membaca tali sepatu tersebut.

        3. Tensorflow API yang telah diinstall di raspberry pi fungsinya untuk mengklasifikasi apakah objek terdeteksi sebagai tali sepatu bagus atau tali sepatu rusak.

        4. Monitor fungsinya sebagai output untuk menampilkan hasil sortir tali sepatu

        5. motor servo untuk memilah tali sepatu yang rusak

      Pembuatan Alat

      Pada perancangan alat yang penulis buat meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Gambaran secara umum berupa diagram blok. Rancangan alat seperti yang ditunjukan pada diagram blok akan membentuk suatu Prototipe Alat Penyortir Kerusakan Pada Ujung Tali Sepatu Menggunakan Raspberry PI.

      Perangkat Keras (Hardware)

      Dalam perancangan pada penelitian ini dibutuhkan beberapa device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan ini memerlukan beberapa alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan adalah :

      1. Raspberry Pi B+

      2. Motor DC

      3. Motor Servo

      4. Webcam Logitech

      Pada rangkaian alat yang Penulis buat, Penulis menggunakan Raspberry PI B+ sebagai tempat penyimpanan program dalam hal mengolah data dan pengoperasian sistem yang dibuat. Adapun deskripsi pemasangan bahan- bahan atau perangkat pada Raspberry PI B+ diantaranya :

      1. Pada perancangan sistem yang dibuat ini menggunakan motor DC. Motor DC ini berfungsi untuk menjalankan rail pada konveyor untuk membawa tali sepatu.

      2. Agar dapat memutar pintu secara otomatis digunakan sebuah motor servo untuk memilah tali sepatu yang rusak.

      3. Webcam logitech digunakan sebagai alat input yang akan mendeteksi tali sepatu lalu diteruskan ke Tensorflow API untuk mengetahui output-nya apakah tali sepatu tersebut bagus atau rusak

      Perangkat Lunak (software)

      Pada perancangan perangkat lunak, Penulis melakukan listing program kedalam Raspberry PI B+ menggunakan text editor dengan bahasa pemrograman Python, meng-install framework dan juga Library- nya seperti Tensorflow dan OpenCV. Selain itu, Penulis juga meng-install VNC sebagai remote Raspberry PI dari Laptop dan juga memberikan label pada data gambar yang akan dilatih di Tensorflow API. Dan juga cara melatih data gambar yang telah dilabel kedalam Tensorflow API. Adapun langkah langkahnya sebagai berikut :

      1. Meng-Install Framework Tensorflow

        Gambar 3.5 Meng-Install Tensorflow

        Gambar 3.6 Tensorflow selesai diinstall

      2. Meng-Install library OpenCV

        Gambar 3.7 Meng-Install library Opencv

        Gambar 3.8 Opencv selesai diinstall.

      3. Remote konfigurasi dengan VNC

        Untuk dapat mengkonfigurasi Raspbery PI secara remote buka aplikasi VNC dan masukan IP Raspberry Pi dan masukan password.

        Gambar 3.9 konfigurasi VNC

        Gambar 3.10 Memasukan password

        Gambar 3.11 Tampilan Raspberry Pi Pada Remote Desktop Connection

      4. Konfigurasi Webcam Logitech Pada Raspberry PI

        Untuk mengkonfigurasi webcam logitech pada Raspberry PI membuka setting-an pada Raspberry PI lalu pilih menu konfigurasi seperti gambar di bawah ini:

        Gambar 3.12 konfigurasi kamera pada Raspberry PI

      5. Memberikan Label pada gambar

        sebelum gambar dilatih di tensorflow API, maka gambar akan diberikan label untuk membedakan mana tali sepatu yang bagus dan mana tali sepatu yang rusak/reject. Dan untuk memberi label pada gambar menggunakan aplikasi yang bernama Labellmg. LabelImg menyimpan file .xml yang berisi data label untuk setiap gambar. File .xml ini akan digunakan untuk menghasilkan TFRecords, yang merupakan salah satu input untuk pelatih TensorFlow. Dan berikut adalah proses pelabelannya.

        Gambar 3.13 Pelabelan Pada Tali Sepatu Yang Rusak

        Gambar 3.14 Pelabelan Pada Tali Sepatu Yang Bagus

      6. Menghasilkan data dari gambar yang telah diberi label.

        Dengan gambar yang berlabel, saatnya untuk menghasilkan TFRecords yang berfungsi sebagai input data ke model pelatihan TensorFlow. Dengan menjalankan perintah di terminal seperti gambar di bawah ini:

        Gambar 3.15 membuat file .csv

        Gambar 3.16 membuat labelmap.pbtxt

      7. Menjalankan train gambar di tensorflow API

        Gambar 3.17 menjalankan train gambar di tensorflow API.

      Analisis Waterfall

      Metode Analisis Waterfall

      Dalam metode ini, Penulis menggunakan metode analisa waterfall. Metode analisa waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah ke-1 belum dikerjakan, maka langkah 2 tidak dapat dikerjakan. Dengan menggunakan metode analisa ini, kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.

      Gambar 3.18 Metode Waterfall

      1. Requirements (kebutuhan)

        Didalam tahapan ini, Penulis menganalisia kebutuhan yang diharapkan oleh client, dan juga menganalisa software dan hardware yang akan digunakan untuk membuat prototipe alat penyortir tali sepatu ini. Untuk kebutuhan pada hardware Penulis menggunakan Webcam Logitech, Raspberry PI B+, motor servo, dan juga motor DC. Untuk kebutuhan pada software, Penulis menggunakan tensorflow sebagai framework machine learning dan juga Library OpenCV digunakan untuk pengolahan citra dinamis secara real-time.

      2. Desain Sistem

        Setelah kebutuhan sudah siap, maka akan merancang sebuah desain sistem yang berupa gambaran seperti membuat flowchart dan diagram bloknya.

      3. Coding

        Setelah desain sistem sudah jelas dan sudah ada gambarannya. Maka dilakukan pembuatan coding program agar alat ini bisa diimplementasikan nantinya. Bahasa pemrograman yang dipakai oleh Penulis adalah Python dan juga menggunakan framework machine learning yaitu Tensorflow dan juga OpenCV sebagai library pengolahan citra.

      4. Testing

        Setelah program selesai dibuat berdasarkan desain sistem yang dibuat, maka akan dilakukan testing agar program bisa berjalanan sesuai fungsinya.

      5. Maintance

        Pada tahapan terakhir ini, maka prototipe alat ini bisa diimplementasikan sebagaimana mestinya dan dilakukan maintance setiap seminggu atau sebulan sekali agar tidak terjadinya adanya bug dan juga error pada program.

      Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasahalan yang dihadapi

      1. Belum ada alat yang menyortir kerusakan pada ujung tali sepatu.

      2. Ketidakcermatan mata manusia untuk memeriksa kerusakan pada ujung tali sepatu bisa mengakibatkan banyaknya kesalahan.

      3. Menghabiskan banyak waktu Karyawan dalam menyortir tali sepatu.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      1. Karena belum adanya alat untuk menyortri kerusakan pada ujung tali sepatu. Maka Penulis membuat Prototipe Alat Penyortir Kerusakan Pada Ujung Tali Sepatu Menggunakan Raspberry PI ini agar mempermudah kerja Karyawan.

      2. Dengan adanya teknologi object detection menggunakan tensorflow dan juga openCV ini, Penulis menggunakan teknologi tersebut agar bisa membedakan mana tali sepatu yang rusak dan juga yang bagus. Dengan adanya itu, menyortir kerusakan pada ujung tali sepatu akan lebih mudah karena akurasinya yang dihasilkan oleh object detection ini sangat akurat dan hasilnya juga real-time.

      3. real-time. 3. Dengan menggunakan teknologi gabungan antara machine learning, object detection, tensorflow dan OpenCV. Bisa menghasilkan efesiensi waktu Karyawan dalam penyortiran tali sepatu.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Setelah melakukan obeservasi dan mewawancarai Stakcholder, maka Penulis merangkum kebutuhan yang diinginkan oleh Stakcholder untuk membangun alat ini. Berikut di bawah ini adalah gambar table kebutuhan yang diinginkan secara fungsional.

      table 3.1 Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3.1 terdapat 3 requirement yang optionnya Inessential (I) dan harus dieliminasi. Semua requirement tersebut merupakan bagian dari sistem yang dibahas, namun sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi.

      Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada gambar elisitasi berikut ini.

      table 3.2 Elisitasi Tahap II

      1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.

      2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting) Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

      3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut:

      table 3.3 Elisitasi Tahap III

      Keterangan :

      T (Technical)

      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

      O (Operational)

      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

      E (Economic)

      Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

      Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

      L (Low)  : Mudah untuk dikerjakan.

      M (Middle)  : Mampu untuk dikerjakan.

      H (High)  : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

      Final Elisitasi

      Final Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan alat yang Penulis buat. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dapat dihasilkan Final Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

      table 3.4 Final Elisitasi


      BAB IV

      PEMBAHASAN DAN UJI COBA

      Uji Coba

      Tahap uji coba merupakan tahap kelanjutan setelah perancangan alat telah selesai dibuat yang terdiri dari komponen software dan hardware. Lalu, hasil uji coba ini nantinya adalah sebuah sistem yang siap untuk diuji dan digunakan.


      Konfigurasi Sistem yang Diusulkan

      Spesifikasi Hardware

      Spesifikasi perangkat keras (Hardware) yang digunakan untuk uji coba prototipe alat penyortir kerusakan pada ujung tali sepatu dapat dilihat di tabel di bawah ini.

      table 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras

      Spesifikasi software

      Spesifikasi perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk uji coba prototipe alat penyortir kerusakan pada ujung tali sepatu dapat dilihat di tabel di bawah ini.

      table 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

      Pengujian Black Box

      pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

      Pengujian Black Box Pada Saat Remote VNC Viewer

      table 4.3 Pengujian Black Box Pada Saat Remote VNC Viewer

      Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Webcam Logitech

      Tabel 4.4 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Webcam Logitech

      Pengujian Black Box Pada Motor Servo

      Tabel 4.5 Pengujian Black Box Pada Motor Servo

      Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Gambar 4.1 flowchart sistem yang diusulkan

      dari gambar 4.1 di atas dapat dijelaskan, flowchart sistem yang diusulkan terdiri:

      1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang masing-masing berfungsi sebagai “Start” dan “End” pada aliran proses flowchart .

      2. Terdapat 1 (satu) simbol decision yang berfungsi apa bila webcam membaca tali sepatu itu bagus. Maka proses telah selesai. Apabila webcam membaca tali sepatu yang rusak, maka motor servo akan terbuka dan memisahkannya.

      3. Terdapat 1 (satu) simbol input untuk membaca tali sepatu melalui webcam

      4. Terdapat 2 (dua) simbol proses. Proses yang pertama adalah membaca tali sepatu dengan webcam. Proses kedua adalah motor servo terbuka setelah mendeteksi tali sepatu yang rusak

      Rancangan Program

      Sebelum alat dibuat dan siap digunakan maka dilakukan terlebih dahulu perancangan program. Seperti menentukan komponen dan bahasa pemrograman apa yang akan digunakan. Agar nantinya, dalam pembuatan alat ini lebih terarah dan tidak keluar konteks dari apa yang semestinya.

      Perancangan Pelatihan Gambar Menggunakan Tensorflow

      Pelatihan gambar atau lebih dikenal sebagai Train Image adalah komponen penting untuk mendeteksi suatu objek. Sebelum objek itu bisa dikenali maka akan dibuat klasifikasi gambar terlebih dahulu dengan diberi label antara tali sepatu yang bagus dengan tali sepatu yang rusak. Setelah melakukan klasifikasi dan memberi label pada gambar, lalu gambar tersebut mulai bisa dilatih. Pada perancangan pelatihan gambar ini, Penulis menggunakan bahasa pemrograman Python dan library tensorflow. Berikut di bawah ini adalah listing program yang digunakan untuk melatih gambar.

      Tabel 4.6 Listing Program

      implementasi

      Implementasi merupakan tahapan untuk meralisasikan dari prototype alat yang telah dirancang, Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya

      Schedule

      Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga “Prototipe Alat Pendeteksi Kerusakan Pada Ujung Tali Sepatu Menggunakan Raspberry PI Pada PT Dewa Citra Sejati” dapat dirancang dan dibuat, Penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi Penulis. Adapun jadwal dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut:

      Tabel 4.7 Schedule

      Estimasi Biaya

      Berikut adalah estimasi biaya yang di keluarkan dalam pembuatan alat, yaitu sebagai berikut:

      Tabel 4.8 Estimasi Biaya


      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Dari bab sebelumnya Penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

      1. Dengan menggunakan metode pengujian dengan black box testing tidak ada lagi kesulitan bagi Karyawan bagian QC untuk memilah sepatu. Karena dengan adanya prototipe alat ini, Karyawan hanya merapihkan bagian tali sepatu yang bagus saja, mengurangi tenaga Karyawan dan juga dapat mempercepat waktu kerja Karyawan.

      2. Dengan adanya prototipe alat ini, manfaat dan tujuan yang Penulis bahas di BAB I tercapai semua. Dari mulai memudahkan Karyawan memisahkan tali sepatu yang bagus dengan tali sepatu yang rusak. Menghasilkan kualitas produk tali sepatu yang lebih baik

      Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

      1. Dengan adanya alat yang telah dibuat ini. Menyortir tali sepatu kini jauh lebih mudah.

      2. Yang tadinya memilah tali sepatu yang rusak dan yang bagus masih begitu sulit karena masih dilihat satu per satu tali sepatu oleh Pegawai. Dengan alat yang telah dibuat, untuk memilah tali sepatu yang rusak dan bagus tidak perlu lagi dilihat satu per satu. Kini tinggal membereskan tali sepatu yang bagus saja yang sudah di pilah secara otomatis.

      3. Yang tadinya bisa menghabiskan waktu beberapa jam bisa menjadi beberapa menit dengan menggunakan alat yang telah dibuat ini. Karena akurasinya yang sangat tepat dan juga dibaca secara langsung saat itu juga (real time).

      Tujuan dan Manfaat Penelitian

      1. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penilitian

        1. Dengan adanya prototipe alat yang telah buat ini. Untuk mengecek kerusakan tali sepatu jauh lebih mudah dan mengurangi kerugian besar dibanding dengan memilah tali sepatu yang rusak dengan tenaga manusia

        2. Dengan menggunakan Object Detection untuk meminimalisir kerusakan pada tali sepatu jauh lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia

        3. Menyortir lebih mudah dan juga sudah otomotatis

        4. Tidak perlu banyak banyak Karyawan lagi untuk mengecek tali sepatu satu per satu.

      2. Kesimpulan Terhadap Manfaat Penilitian

        1. Dapat menghemat waktu Pegawai dalam memilah kerusakan tali sepatu karena sudah memilah secara otomatis.g dengan memilah tali sepatu yang rusak dengan tenaga manusia

        2. Kualitas produksi tali sepatu menjadi meningkat lebih baik. Karena adanya teknologi machine learning yang digunakan sebagai metode untuk memilah tali sepatu

        3. Memilah tali sepatu yang rusak tidak perlu lagi menggunakan tenaga Pegawai. Pegawai hanya merapihkan tali sepatu yang bagusnya saja. Karena sudah otomatis terpilah dengan prototipe alat yang telah buat

      Saran

      Saran dari Penulis untuk yang ingin mengembangkan penelitian ini kedepannya agar menjadi lebih baik lagi adalah sebagai berikut :

      1. Menggunakan kamera yang jauh lebih bagus kualitasnya dalam mengambil gambarnya. Sebab webcam yang digunakan untuk menangkap sebuah objek tali sepatu terlalu lambat dan juga buram

      2. Mungkin bisa menambahkan objek yang ingin dideteksi dari sisi yang lain. Mungkin dari sisi warna dan juga kerusakan

      3. Jika ingin menggunakan Raspberry PI, disarankan menggunakan pendingin di Raspberry PI-nya. Sebab menggunakan metode Machine Learning pada Raspberry PI menyebabkan overheath dan dapat membuat sistem menjadi lag.

      DAFTAR PUSTAKA

      1. Maniah dan Dini Hamidin. 2017. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pembahasan Secara Praktis Dengan Contoh Kasus. Yogyakarta: Deepublish
      2. 2,0 2,1 Mulyani, Sri. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah : Notasi Pemodelan Unified Modeling Language (UML). Bandung: Abdi Sistematika
      3. Tyoso, Jaluanto Sunu Punjul. 2016. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
      4. Taufiq, Rohmat dan Maulanan Reza Fahlevi. 2017. “PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGUNAKAN METODE SAW PADA SMP YUPPENTEK 1 LEGOK”. Tangerang: Jurnal Teknik. Vol. 6, No. 2, Juli – Desember 2017
      5. 5,0 5,1 Sukisno, dan Winda Frantika Wuni. 2017. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI TRACKING ACUAN QUALITY DEPARTEMEN BRUSHING BERBASIS WEB DI PT. INDOTAICHEN TEXTILE INDUSTRY, Tangerang : Journal of Informatics Engineering Vol.5 No.1 April 2017
      6. Santoso, Sugeng, Nur Azizah, dan Afrilia Astari. 2018. “Aplikasi Sistem Informasi Pengajuan Kredit Berbasis Web Pada PD. BPR Kerta Raharja Cabang Balaraja”. Tangerang: Konferensi Nasional Sistem Informasi 2018 STMIK Atma Luhur Pangkalpinang, 8 – 9 Maret 2018.
      7. Basjaruddin, Noor Cholis. 2015. Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek. Yogyakarta: Deepublish.
      8. Saefullah, Asep, Nur Azizah, dan Andri Ansyah. Tangerang. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja”. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol 9 No 1 2015.
      9. . Sunandar, Endang, Khanna Tiara, dan Mohammad Daud. 2016. “System Lock and Controlling Classroom Dengan Interface Android Berbasis Arduino Uno”. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol.9 No.2 – Januari 2016 .
      10. Ahidin, Udin, Rima Handayani, dan Amthy Suraya. 2018. PENYULUHAN MANAJEMEN INFORMASI DENGAN MEMPERTAHANKAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SUKU BADUY. Tangerang: Dharma Laksana Vol. 1, No. 1, Juli 2018.
      11. Ariawan, Jesa dan Sri Wahyuni. 2015. Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis Web. Tangerang: JURNAL SISFOTEK GLOBAL ISSN : 2088 – 1762 Vol. 5 No. 1 / Maret 2015.
      12. Hanafri, Muhammad Iqbal, Siti Maisaroh Mustafa, and Arip Hidayat. 2017. "Proses Perakitan Trafo Dengan Menggunakan Animasi Multimedia." JURNAL SISFOTEK GLOBAL Vol 7. No 1 (2017).
      13. 13,0 13,1 Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus, dan Hendra Rahmadi. 2015. "Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SMNPTN)." Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan 1.3 (2015). 31–36.
      14. Rochaman, Abdur, Achmad Sidik, dan Nada Nazahah. Tangerang. 2018. “Perancangan Sistem Informasi Administrasi Pembayaran SPP Siswa Berbasis Web di SMK Al-Amanah”. Tangerang: JURNAL SISFOTEK GLOBAL ISSN : 2088 – 1762 Vol. 8 No. 1, Maret 2018.
      15. 15,0 15,1 Kusnandar. 2016. “Rancang Bangun dan Analisis Sistem Sistem Informasi Perpustakaan Menggunakan Metode Waterfall (Studi Kasus: STMIK Wicida Samarinda)”. Samarinda: SEBATIK Vol 16 No 1 (2016): Juni.
      16. Muslihudin, Muhammad dan Oktafianto. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogykarta: ANDI OFFSET
      17. Tristianto, Chrisantus. 2018. “Penggunaan Metode Waterfall Untuk Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Pedesaan”. Jakarta: Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. XII No. 01 April 2018
      18. Romadhoni, Eka Nur Ahmad, Triyanna Widiyaningtyas, dan Utomo Pujianto. 2015. “Implementasi Model Waterfall Pada Pengembangan Sistem Informasi Alumni SMKN 1 Jenangan Ponorogo”. Malang: Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-3 November 2015.
      19. Aisa, Sitti dan Thabrani R. 2016. IMPLEMENTASI PRIVATE CLOUD MENGGUNAKAN RASPBERRY PI UNTUK PENGAKSESAN DATA PRIBADI, Makassar: Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol.6 No 2 (2016) 137-152.
      20. Masykur, Fauzan dan Fiqiana Prasetiyowati. 2016. “Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web”. Riau: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 14, No. 1, Desember 2016.
      21. Adli, Imam, Harun Mukhtar, dan Januar Al Amien. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN VISUAL NOVEL SEJARAH KH. AHMAD DAHLAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID. Riau: RABIT (Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Univrab) Volume 3 No. 2 | Juli 2018 : 69-82
      22. Rahayu, Maya, Arjuni Budi P, dan Erik Haritman. 2014. “PENGONTROLAN ALAT ELEKTRONIKA MELALUI MEDIA WI-FI BERBASIS RASPBERRY PI” . Bandung: ELECTRANS, VOL.13, NO.1, MARET 2014, 35-42.
      23. Zein, Afrizal. 2018. “Pendeteksian Kantuk Secara Real Time Menggunakan Pustaka OPENCV dan DLIB PYTHON”. Tangerang: Sainstech Vol. 28 No. 2, Juli 2018.
      24. E. P, I Wayan Suartika, Yudhi Wijaya, dan Rully Soelaiman. 2016. “Klasifikasi Citra Menggunakan Convolutional Neural Network (CNN) pada Caltech 101”. Surabaya: JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: 2337-3539.
      25. Warsito, Ary Budi, Muhamad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. 2015. Perancangan SiS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja. Vol 8, No. 2, Januari 2015.
      26. Endra, Robby, Ahmad Cucus, Freddy Nur Affandi, dan M. Bintang Syahputra. 2018. “Deteksi Objek Menggunakan Histogram Of Oriented Gradient (HOG) Untuk Model Smart Room”. Lampung: Jurnal Sistem Informasi dan Telematika ISSN 2087-2062 Vol 9, No 2 (2018).
      27. Karlita, Tita, I Made Gede Sunarya, Joko Priambodo, Rika Rokhana, Eko Mulyanto Yuniarno, I Ketut Eddy Purnama, dan Mauridhi Hery Purnomo. 2019. “Deteksi Region of Interest Tulang pada Citra B-mode secara Otomatis Menggunakan Region Proposal Networks”. Surabaya: JNTETI, Vol. 8, No. 1, Februari 2019.
      28. Pangestu, Muftah Afrizal dan Hendra Bunyamin. 2018. “Analisis Performa dan Pengembangan Sistem Deteksi Ras Anjing pada Gambar dengan Menggunakan Pre-Trained CNN Model”. Bandung: Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi Volume 4 Nomor 2 Agustus 2018.
      29. Limantoro, Stephen Ekaputra, Yosi Kristian, dan Devi Dwi Purwanto. 2018. “Pemanfaatan Deep Learning pada Video Dash Cam untuk Deteksi Pengendara Sepeda Motor”. Surabaya: JNTETI, Vol 7, No. 2, Mei 2018.
      30. Ahmad Acep. 2018. “PROTOTIPE ALAT PENGUSIR BURUNG BERBASIS RASPBERRY PI PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA”.
      31. Ujjainiya, Lohit dan M. Kalyan. India. 2015. “RASPBERRY – PI BASED COST EFFECTIVE VEHICLE COLLISION AVOIDANCE SYSTEM USING IMAGE PROCESSING”. India: ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 7, April 2015.
      32. A. Veeramuthu, S. Meenakshi, dan Yalavarthi Dharma Tejaswi. 2015. “AN EFFICIENT AND FAST BRAIN CT IMAGE CLASSIFICATION USING HYBRID TECHNIQUE“. India: ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 5, March 2015.
      33. N. Kannadhasan dan B. Uma Maheswari. 2015. “MACHINE LEARNING BASED METHODOLOGY FOR TESTING OBJECT ORIENTED APPLICATIONS”. India: ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 17, September 2015
      34. P. S. Ramesh dan S. Letitia. 2015. “ADVANCED TEXT CLASSIFIER BASED ON THE CONCEPT OF PIPELINING AND CC CLUSTERING”. India: ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 8, May 2015.
      35. Manickapriya S. dan Nimala K. 2015. “MACHINE LEARNING APPROACH FOR MEDICAL DIAGNOSIS”. India: ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, Vol. 10, NO. 6, April 2015.

Contributors

Admin, Riwandi