SI1433481330

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTYPE SISTEM SMART FACE DETECTION

DEVICE PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN

RASPBERRY PI


SKRIPSI



Disusun Oleh :

NIM
: 1433481330
NAMA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATIVE AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020



UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE SISTEM SMART FACE DETECTION DEVICE

PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI


Disusun Oleh :

NIM
: 1433481330
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan Fakultas
           
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
           
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
(Sugeng Santoso, M.Kom)
           
(Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si)
NIP : 006095
           
NIP : 011919
Rektor
 
Universitas Raharja
 
           
           
           
           
(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si)
 
NIP : 000603
 

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE SISTEM SMART FACE DETECTION DEVICE

PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1433481330
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Joko Dewanto, Dr., S.Kom., M.M)
   
(Jawahir, Ir., M.M)
NID : 15022
   
NID : 03023

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE SISTEM SMART FACE DETECTION DEVICE

PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1433481330
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2019/2020

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2020

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


Disusun Oleh :

NIM
: 1433481330
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata Satu
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer, baik di lingkungan Universitas Raharja, maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.


Tangerang, Januari 2020
(Abdul Rizki Zarkasy)
NIM : 1433481330



 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAK

Pintu yang terkunci memberikan rasa aman dan tenang bagi pemilik ruangan, tetapi juga dapat mengganggu ketika kunci tidak berfungsi dengan benar atau tidak sengaja meninggalkan pintu dalam keadaan terkunci tanpa membawa kuncinya atau kunci tersebut hilang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Prototype Sistem Smart Face Detection Pintu Ruangan Menggunakan Raspberry Pi adalah agar pemilik ruangan tidak perlu kunci fisik atau bersentuhan dengan device untuk membuka pintu ruangan. Prototype ini menggunakan teknik klasifikasi gambar dari Face Recognition dan juga OpenCV sebagai pengolahan citra objek secara real-time, dengan input pengambilan citra wajah melalui webcam dan di proses oleh raspberry pi.

Kata Kunci : OpenCV, Face Recognition, Face Detection, Webcam, Raspberry pi

ABSTRACT

At this time automatic personal identification in access control has become popular using biometric data in addition to using cards, passwords or patterns. This study aims to create a Smart Face Detection System for Room Doors Using Raspberry Pi so that the room owner does not need a physical key or contact with a device to open the door of the room. This prototype uses image classification techniques from Face Recognition and OpenCV as object image processing in real-time, with input to capture facial images through a webcam and processed by raspberry pi.

Keywords: OpenCV, Face Recognition, Face Detection, Webcam, Raspberry pi.



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas ke kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PROTOTYPE SISTEM SMART FACE DETECTION DEVICE PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI”.

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata 1 Program Studi Sistem Komputer pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M,Si selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S,Kom., M,Kom selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom, selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si selaku Ketua Program Studi Sistem Komputer
  5. Bapak Ignatius Joko Dewanto, Dr., S.Kom., M.M. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Bapak Jawahir, Ir., M.M. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak Syarif Hidayat, S.HI. selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitin skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini apat terselesaikan dengan baik.
  10. Teman-teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.
  11. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu .
  12. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masihjauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan

    Tangerang, Januari 2020
    (Abdul Rizki Zarkasy)
    NIM : 1433481330


    Daftar isi



    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Data yang didapat dari fakta pada transaksi

    Gambar 2.2 Pembagian Data

    Gambar 2.3 Karakteristik Suatu Sistem

    Gambar 2.4 Raspberry Pi 3

    Gambar 2.5 Solenoid Door Lock

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi

    Gambar 3.2 Diagram Blok

    Gambar 3.3 Meng-Install OpenCV

    Gambar 3.4 OpenCV Selesai di-Install

    Gambar 3.5 Meng-Install Face Recognition

    Gambar 3.6 Face Recognition Selesai di-Install

    Gambar 3.7 Meng-Install Dlib

    Gambar 3.8 Dlib Selesai di-Install

    Gambar 3.9 Flowchart Sistem yang Berjalan

    Gambar 4.1 Flowchart Sistem yang di Usulkan

    Gambar 4.2 Code



    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan SDLC

    Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

    Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

    Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

    Tabel 3.4 Final Elisitasi

    Tabel 4.1 Spesifikasi Hardware

    Tabel 4.2 Spesifikasi Software

    Tabel 4.3 Pengujian Mengakses Webcam

    Tabel 4.4 Pengujian Membuka dan Mengunci Solenoid Door Lock

    Tabel 4.5 Pengujian Mengenali Marker Wajah

    Tabel 4.6 Pengujian Ukuran dan Jarak

    Tabel 4.7 Schedule

    Tabel 4.8 Estimasi Biaya



    DAFTAR SIMBOL

     

     


    BAB I

    PENDAHULUAN


    Latar Belakang

    Pintu yang terkunci memberikan rasa aman dan tenang bagi pemilik ruangan, tetapi juga dapat mengganggu ketika kunci tidak berfungsi dengan benar atau tidak sengaja meninggalkan pintu dalam keadaan terkunci tanpa membawa kuncinya atau kunci tersebut hilang..

    Dengan menerapkan perkembangan teknologi yang menggunakan sistem biometrik pada pintu akan lebih baik jika dibandingkan dengan pintu konvensional ketika ingin masuk ruangan, karena pintu pintar dapat terbuka otomatis dengan mengenali wajah pengguna. Selain itu juga sistem pintu pintar dengan mengenali wajah pengguna ketika ingin membuka pintu lebih aman jika dibandingkan dengan pintu konvensional, pada pintu pintar dengan wajah sebagai sistem pembukanya jadi tidak sembarang orang yang bisa masuk ke ruangan tertentu..

    Untuk itu pada ruang tertentu diperlukan sebuah alat yang dapat meningkatkan efektivitas dan keamanan yang tinggi, sehinga dibutuhkan sistem khusus dengan menggunakan wajah sebagai pembuka pintu untuk masuk ruang kerja secara otomatis. Untuk menghindari kejadian seperti kecurian data atau barang-barang penting didalam ruangan maka saya sebagai penulis ingin membuat suatu alat yang berjudul “PROTOTYPE SISTEM SMART FACE DETECTION DEVICE PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI” agar dapat membantu pengamanan di setiap ruangan.

    Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dianalisa adalah sebagai berikut:

    a. Bagaimana kunci fisik dapat diganti dengan Face Detection untuk membuka atau menutup pintu ruangan ?

    b. Bagaimana membuat prototype sistem smart face detection pada ruangan menggunakan raspberry pi ?

    Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup yang akan dibahas dalam Skripsi ini adalah alat smart face detection device menggunakan face recognation. Sebagai input adalah face recognation yang terhubung dengan raspberry pi yang kemudian face akan di cocokan pada database yang ada pada raspberry pi sebagai prosesnya, lalu sistem membuka dan menutup kunci pintu ruangan secara otomatis yang akan menggerakan solenoid door lock untuk membuka dan menutup kunci pintu ruangan yang menjadi output.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Berikut adalah tujuan dari penelitian yaitu:

    a. Agar face recognition dapat digunakan pada pintu ruangan.

    b. Agar pemilik ruangan tidak perlu kunci fisik atau bersentuhan dengan device untuk membuka pintu ruangan.

    Manfaat Penelitian

    Berikut adalah manfaat dari penelitian yaitu:

    a. Membuat sistem yang lebih canggih dan kekinian.

    b. Bisa membatasi orang-orang yang diperbolehkan masuk ruangan.

    c. Menerapkan ilmu yang sudah didapat selama masa perkuliahan.

    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    1. Observasi
      Dilakukanya metode ini agar bertujuan mendapat kan beberapa sumber kajian dan landasan teori-teori yang mendukung, informasi yang sudah dikumpulkan dapat dijadikan sebagai acuan dan melakukan perencanaan, bebuatan serta percobaan untuk pembuatan laporan.
    2. Wawancara
      Metode wawancara penulis langsung mewawancarai kepala sekolah dengan beberapa pertannyaan kepada kepala sekolah untuk meperoleh keterangan dalam tujuan penelitian.
    3. Studi Pustaka
      Metode pustaka ini dipakai bertujuan untuk menunjang metode observasi dan metode wawancara yang telah dilakukan untuk mencari informasi serta referensi dari sumber-sumber seperti buku dan beberapa situs di internet yang berhubungan dengan penelitian.

    Metode Analisa

    Pada tahap ini dilakukan analisa sistem yang telah di implementasikan dan telah berjalan di PONPES MODERN JABAL NUR tersebut. Kemudian dilakukan penelitian terhadap kekurangan dan kelebihan terhadap sistem yang sedang berjalan.

    Metode Perancangan

    Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode Sistem flowchart dimana tahap demi tahap proses pembuatan alat smart face detection device pintu ruangan dijabarkan tahap demi tahap.

    Metode Prototype

    Dalam metode ini, Penulis menggunakan metode Prototype. Prototype Model adalah salah satu metode pengembangan yang banyak digunakan.

    Metode Pengujian

    Dalam metode ini, Penulis menggunakan metode pengujian Black Box Testing. Black Box Testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

    Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan dan memperjelas tentang penulisan ini, maka penulisan Skripsi ini, maka akan dibagi menjadi 4 bab dengan menggunakan sistem yang tersusun dalam urutan bab sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab I ini berisikan tentang Latar Belakang, Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematik Penulisan yang akan di gunakan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Di bab II ini berisikan tentang beberapa teori-teori umum mau pun khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang akan di bahas pada bagian sistem yang berjalan dan literature review.

    BAB III PEMBAHASAN

    Bab III ini berisikan sejarah singkat, struktural organisasi, sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, dan elisitasi tahap l, ll. lll lalu final draft elisitasi.

    BAB IV RANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI

    Bab IV ini berisikan tentang Flowchart Sistem yang di Usulkan, rancangan program, konfigurasi sistem yang di usulkan, testing, implementasi, estimasi biaya.

    BAB V PENUTUP

    Bab V ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penulisan dan pengamatan laporan skripsi.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN


    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Prototype

    Definisi Prototype

    Menurut Anna Marina, dkk (2017:191)[1], Prototype adalah purwarupa atau arketipe yang merupakan bentuk awal (contoh).

    Menurut Noor Cholis Basjaruddin (2015:74)[2], Prototype adalah contoh atau model awal yang dibangun untuk menguji sebuah konsep atau proses atau aksi sebagai sesuatu yang dapat digandakan atau dipelajarinya.

    Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Prototype adalah puwarupa atau arketipe yang dibangun untuk menguji sebuah konsep atau proses atau aksi yang merupakan bentuk awal.

    Konsep Dasar SDLC

    Definisi SDLC

    Menurut S. Rizky Wicaksono (2017:71)[3], SDLC adalah urutan hidup sebuah perangkat lunak berdasarkan perkembangan perangkat lunak yang ditentukan oleh pengembang perangkat lunak itu sendiri.

    Menurut Febrina Sari (2018:11)[4], SDLC adalah suatu metode tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan menggantikan suatu sistem informasi.

    Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan SDLC adalah urutan hidup sebuah perangkat lunak 7 berdasarkan perkembangan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun, memelihara dan menggantikan suatu sistem informasi.

    Tahapan SDLC

    Menurut Febrina Sari (2018:11)[4], SDLC saat ini terbagi atas enam tahapan yaitu :

    1. Perancangan Sistem
      Pada tahapan ini dibentuk struktur kerja strategis yang luas, pandangan sistem informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhankebutuhan pemakai informasi, proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya.
    2. Analisa Sistem
      Pada tahapan ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal balik yang berkaitan dalam proses pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala sistem, ditambah identifikasi biaya, dan keuntungan.
    3. Perancangan Sistem Secara Umum/Konseptual
      Tahapan ini dibentuk alternatif perancangan konseptual untuk perluasan pandangan kebutuhan pemakai (berdasarkan umur, status, profesi, gender pengguna.
    4. Evaluasi dan Seleksi Sistem
      Pada tahapan ini, nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
    5. Perancangan Sistem
      Pada tahapan ini menyediakan spesifikasi untuk perancangan sesuai konseptual. Semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perancangan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak.
    6. Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
      Tahapan ini sistem siap untuk dibuat dan diinstalisasi, beberapa tugas harus dikordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang dibuat pada tahap ini ada dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau program dan evaluation review technique (PERT) chart dan penjadwalan proyek serta teknik manajemen.

    Terdapat tiga jenis metode siklus hidup sistem yang banyak digunakan :

    a. Siklus hidup sistem tradisional ( Traditional System Life Cycle)

    b. Siklus hidup sistem menggunakan prototyping (Life Cycle Using Prototyping)

    c. Siklus hidup sistem orientasi objek (Object-oriented System Life Cycle)

    Keunggulan dan Kelemahan SDLC

    Dalam SDLC terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

     

     

    Konsep Dasar Data

    Definisi Data

    Menurut Adyanata Lubis (2016:1)[5], Data adalah Fakta-fakta yang menggambarkan suatu kejadian yang sebenarnya pada waktu tertentu.

    Menurut M. Maulana (2016:3)[6], Data adalah keterangan atau informasi yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah.

    Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Data adalah fakta-fakta yang menggambarkan suatu kejadian yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah.

     

     

    Gambar 2.1 Data yang didapat dari fakta pada transaksi

    Sumber : Adyanata Lubis

    Jenis Data

    Menurut L. Tri Wijaya Nata K, dan Debrina Puspita A (2016:10)[7], Berikut merupakan pembagian data berdasarkan sifat variable, skala pengukuran data, sumber data dan lain-lain, yaitu :

    Berdasarkan Sifat Variabel

    Variable adalah karakteristik atau atribut yang menunjukan nilai-nilai tertentu.

     

     

    Gambar 2.2 Pembagian Data

    Sumber : Bluman (2012:6)

    Berdasarkan sifatnya data dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Variabel Kualitatif adalah data yang dapat ditempatkan dalam kategori yang berbeda, menurut beberapa karakteristik atau atribut. Contoh: ketika beberapa subjek diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin (pria atau wanita) maka variabel jenis kelamin adalah kualitatif. Contoh lainnya adalah agama danlokasi geografi
    2. Variabel Kuantitatif adalah berupa numerik dan dapat diurutkan atau diperingkat. Contoh: variable umur adalah numerik dan manusia dapat diurutkan berdasarkan umurnya, tingginya, berat dan suhu badan.

    Variabel kuantitatif dibagi menjadi dua kategori :

    1. Menurut Borror (2009:360), variabel diskrit adalah ketika variabel tersebut hanya dapat mengambil nilai- nilai tertentu yang dapat dihitung. Misalnya, jumlah unit yang tidak sesuai tiap lot, lulus atau gagal, atau jumlah sukses per percobaan. Contoh lain misalnya jumlah goresan pada objek. Dalam hal ini nilai yang mungkin adalah 0,1, 2,…. Yang disebut countably infinite set.
    2. Menurut Borror (2009:360), variabel kontinyu adalah variabel yang menunjukkan nilai tak terhingga dalam sebuah interval antara dua nilai spesifik. Dapat diperoleh dengan pengukuran dan termasuk pecahan dan decimal. Contoh: temperature merupakan variabel kontinyu karena 12 variabelnya dapat mengasumsikan nilai tak terhingga antara dua temperature.

    Berdasarkan Skala Pengukuran Data

    Berdasarkan skala pengukurannya, data dibagi menjadi empat, yaitu:

    1. Data Nominal
      Nominal merupakan klasifikasi data dalam kategori yang saling terpisah (nonoverlapping) di mana tidak menunjukkan ranking atau urutan dalam data, meskupun dalam bentuk angka. Contoh: klasifikasi subjek survey (pria dan wanita), klasifikasi penduduk menurut kode zip, partai politik (demokrasi, republik, dsb)
    2. Data Ordinal
      Ordinal merupakan klasifikasi data dalam kategori yang dapat diurutkan, meskipun tidak terlihat perbedaan yang seksama antar urutan. Contoh: evaluasi siswa (superior, average atau poor), suatu instansi yang diklasifikasikan berdasarkan bangunannya (kecil, sedang, besar), dan tingkatan (A,B,C,D,E).
    3. Data Interval
      Interval merupakan pengukuran dengan adanya peringkat atau urutan data dan ada perbedaan antar unit dalam pengukuran, serta tidak ada angka nol yang berarti. Contoh angka nol pada IQ tes bukan mengukur orang yang tidak punya kecerdasan, untuk temperature 0º F bukan berarti tidak ada paas sama sekali (Bluman, 2012:8). Data dengan skala interval dapat dijumlahkan dan dikurangkan namun tidak bisa dikali atau dibagi.
    4. Data Rasio
      Rasio merupakan pengukuran dengan proses pengukuran seperti karakteristik dalam interval, angka nol disini mempunyai arti. Rasio benar-benar ada ketika terdapat variabel yang sama diukur dengan dua anggota populasi yang berbeda. Contoh: pengukuran tinggi badan, berat badan, luas dan jumlah telepon yang diterima.

    Bedasarkan Sumber Data

    Dalam pengumpulan data statistik dapat dikategorikan dalam beberapa cara, termasuk data primer dan sekunder, sebagai berikut :

    1. Data Primer
      Data primer mengacu pada yang dihasilkan oleh peneliti untuk masalah tertentu atau keputusan. Penelitian survei, eksperimen, dan penelitian observasi adalah salah satu metode yang paling popular untuk mengumpulkan data primer (Weirs, 2011:104).
    2. Data Sekunder
      Data sekunder adalah yang telah dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan tertentu. Data sekunder dapat internal atau eksternal tergantung pada apakah data yang dihasilkan dari dalam perusahaan atau organisasi atau oleh orang atau kelompok luar

    Bedasarkan Waktu Pengumpulan Data

    Menurut Prem S.Mann (2010:13) waktu pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu:

    1. Data time series adalah data yang dikumpulkan pada elemen yang sama untuk periode waktu yang berbeda. Contohnya adalah informasi ekspor US pada tahun 1983 sampai 2009.
    2. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada elemen yang berbeda pada poin waktu yang sama atau periode waktu yang sama. Contohnya informasi pendapatan 100 keluarga pada tahun 2009.

    Konsep Dasar Sistem

    Definisi Sistem

    Menurut Maniah dan Dini Hamidin (2017:1)[8], Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinterkasi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama.

    Menurut Jeperson Hutahaean (2015:2)[9] , Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.

    Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan elemen-elemen dari prosedur-prosedur berupa data yang saling berhubungan, umtuk mencapai tujuan tertentu.

    Karakteristik Sistem

    Menurut Nafiudin (2019:8)[10], untuk mengetahui suatu sistem atau bukan, antara lain dapat dilihat ciri-cirinya. Berdasarkan batasan sistem tersebut, dapat dikemukakan bahwa karakteristik sistem berkaitan dengan 15 adanya elemen-elemen (terdiri dari beberapa sub sistem), mempunyai batas sistem (boundary), memiliki tujuan tertentu, adanya proses transformasi, memiliki input-output, adanya saling ketergantungan (adanya interaksi melalui interface), adanya mekanisme pengendalian, mempunyai sifat menyeluruh dan lingkungan (environment).

     

     

    Gambar 2.3 Karakteristik Suatu Sistem

    Sumber : Jogiyanto, 2005

    Lebih jelasnya karakteristik sistem ini terdiri dari :

    1. Komponen Sistem
    2. Batas Sistem (Boundary)
    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
    4. Penghubung Sistem (Interface)
    5. Masukan Sistem (Input)
    6. Keluaran Sistem (Output)
    7. Pengolahan Sistem
    8. Sasaran Sistem (Goal/Objective)

     

    1. Komponen Sistem

      Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi/bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen= elemen= bagian =subsistem, (berupa alat, manusia, dsb).

    2. Batas Sistem (Boundary)

      Batas Sistem adalah daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem memungkinkan dipandang sebagai satu kesatuan serta menunjukkan scope sistem.

    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

      Lingkungan Luar Sistem adalah apapun di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan ini bersifat menguntungkan/merugikan.

    4. Penghubung Sistem (Interface)

      Penghubung Sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui interface :

      1. Sumber daya mengalir dari satu sistem ke sistem lainnya,
      2. Output satu subsistem menjadi input bagi lainnya,
      3. Satu subsistem berintegrasi dengan lainnya membentuk satu kesatuan.
    5. Masukan Sistem (Input)

      Masukan Sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan ini dapat berupa maintenance input & signal input :

      1. Maintenance input ; energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi, contoh: program komputer.
      2. Signal input ; energi yang diproses menjadi output, contoh: data.
    6. Keluaran Sistem (Output)

      Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna (contoh: informasi), dan sisa pembuangan (contoh: panas dari komputer). Keluaran sistem dapat menjadi input bagi subsistem lainnya atau kepada supra sistem.

    7. Pengolahan Sistem

      Pengolahan sistem ini merubah input melalui proses menjadi output (transformasi/proses), juga memperhitungkan batas-batas sistem/sub-sistem dan pengaruh dari lingkungan baik yang bersifat menguntungkan atau merugikan.

    8. Sasaran Sistem (Goal/Objective)

      Sistem pasti memiliki tujuan (goal) atau sasaran (objective), sasaran sistem ini menentukan input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan.

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Maimunah, dkk (2017)[11], Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini.

    Menurut Lis Suryadi dan Johan Wahyudi (2018)[12], Perancangan sistem adalah upaya untuk merekonstruksi sebuah sistem yang memberikan kepuasan akan spesifikasi kebutuhan fungsional, memenuhi target, penggunaan sumber daya, kepuasan batasan pada proses desain dari segi biaya dan perangkat.

    Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Perancangan adalah upaya untuk merekonstruksi sebuah sistem yang memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungi dengan baik pada proses desain dari segi biaya dan perangkat.

    Konsep Dasar Flowchart

    Definisi Flowchart

    Menurut Wan Yuliyanti, dan Rudi Purnawan (Vol.2 No. 1: 2016)[13], Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.

    Menurut Freddy Nur Afandi, dan Mila Yulianis (Vol. 9 No. 1: 2018)[14], Flowchart adalah simbol-simbol atau gambar yang menggambarkan urutan sebuah proses dari proses awal sampai dengan proses akhir.

    Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan flowchart adalah penggambaran secara grafik dari sebuah langkah-langkah dan urut-urutan dari proses awal sampai dengan proses akhir.

    Jenis-Jenis Flowchart

    Menurut Mohammad Ridoi (2018:87)[15], Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:

    1. Bagan alir sistem (systems flowchart).
    2. Bagan alir dokumen (document flowchart).
    3. Bagan alir skematik (schematic flowchart).
    4. Bagan alir program (program flowchart).
    5. Bagan alir proses (process flowchart).

    Konsep Dasar Pengujian

    Definisi Pengujian

    Menurut Putri, dkk (2015:1)[16], Pengujian adalah sebuah proses, atau serangkaian proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program telah berjalan sesuai dengan requirement dan kebutuhan.

    Menurut Mustaqbal (2015:31)[17], Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan.

    Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan memastikan bahwa program telah berjalan dengan keinginan dan kebutuhan.

    Teknik-Teknik Pengujian

    Menurut Egia Rosi Subhiyakto, dan Danang Wahyu Utomo (2016)[18], Teknik-teknik pengujian terdiri dari 3 yakni white box,black box dan grey box. Dalam tiap-tiap teknik pengujian terdapat beberapa teknik yang dijelaskan lebih detail sebagai berikut:

    1. Pengujian White Box

      Pengujian white box adalah menguji alur logika dalam program yang berhubungan dengan source code. Dalam white box terdapat beberapa teknik pengujian yang digunakan yakni basis path testing, control structure testing, data flow testing, loop testing. Teknik pengujian dalam white box yang paling sering digunakan adalah basis path testing.

    2. Teknik Pengujian Black Box

      Teknik pengujian dalam pengujian black box diantaranya adalah graph based testing (pengujian yang dilakukan dengan menggunakan graph untuk menguji objek pada modul beserta hubungannya agar dapat diuji), boundary value analysis (dalam pengujian ini memilih kasus uji dengan menemukan batas-batas dari sebuah kelas pada suatu data), equivalence testing (dalam pengujian domain masukan sebuah program dibagi ke dalam sebuah kelas data untuk membuat kasus uji yang tepat), dan comparison testing (pengujian ini biasanya digunakan untuk program yang terdapat redundancy.

    3. Teknik Pengujian Grey Box

      Grey Box Testing adalah sebuah metodologi kombinasi dari Black Box dan White Box Testing, menguji software berdasarkan spesifikasi tetapi menggunakan cara kerja dari dalam. Grey Box dapat di gunakan dengan baik dalam pengujian tim.

    Konsep Dasar Elisitasi

    Definisi Elisitasi

    Menurut Muhammad Iqbal dkk (2017:7)[19], Elisitasi Menurut Sommerville and Sawyer dalam buku Siahaan (2012:66) Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

    Menurut Arif dkk (2015:17)[20], “ Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering. It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. . Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers . It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the entire relevant stakeholders . In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main 22 resources, and also on the basis of accurate analysis of the organization, the application area where the system will be disposed “.

    (Persyaratan Elisitasi merupakan sub-proses penting dari rekayasa kebutuhan. Ini adalah proses mencari, mengungkap, mencapai, dan merinci persyaratan untuk berbagai jenis sistem seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web dll. Persyaratan elisitasi adalah semua tentang pencapaian dan memahami kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir mengkomunikasikan kebutuhan ini kepada pengembang sistem. Ini juga melakukan serangkaian kegiatan yang harus memungkinkan untuk komunikasi, penentuan prioritas, konsultasi, dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait. Dalam persyaratan proses elisitasi, persyaratan dianalisis sebagai sumber daya utama, dan juga berdasarkan analisis organisasi yang akurat, area aplikasi tempat sistem akan dibuang).

    Tahapan-Tahapan Elisitasi

    Menurut Agit Amrullah dkk (2016:27)[21], Elisitasi didapat melaluimetode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahapan :

    1. Elisitasi Tahap I

      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.

    2. Elisitasi Tahap II

      Pada tahap ini elisitasi merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus 23 ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

      Penjelasan mengenai Metode MDI (Mandatory Desirable Inessential) adalah sebagai berikut:

      1. M (Mandatory)
        Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
      2. D (Desirable)
        Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
      3. I (Inessential)
        Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
    3. Elisitasi Tahap III

      Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasi-kan kembali melalui metode TOE, yaitu:

      1. T artinya Tehnikal, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?
      2. O artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?
      3. E artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem ?

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
    4. Final Draft Elisitasi

      Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Raspberry Pi

      Definisi Dasar Raspberry Pi

      Menurut Gianni dkk (2016:398)[22], “The Raspberry Pi board is, perhaps, the most relevant example of such devices: it is a popular low cost single-board computer developed by the Raspberry Pi Foundation with the intention of promoting the teaching of basic computer science”.

      “Raspberry Pi mungkin adalah contoh paling relevan dari perangkat tersebut: ini adalah komputer papan tunggal berbiaya rendah yang dikembangkan oleh Yayasan Raspberry Pi dengan tujuan mempromosikan pengajaran ilmu komputer dasar”.

      Menurut Cheah Wai Zhao dkk (2015:27)[23], “The Raspberry Pi is a low cost, small and portable size of computer board. It can be used to plugin to computer monitor or television, keyboard, mouse, pen-drive etc. Raspberry Pi has built in software such as Scratch which enables users to program and design animation, game or interesting video”.

      “Raspberry Pi adalah papan komputer berukuran murah, kecil dan portabel. Ini dapat digunakan untuk plug-in ke monitor komputer atau televisi, keyboard, mouse, pen-drive dll. Raspberry Pi telah membangun perangkat lunak seperti Scratch yang memungkinkan pengguna untuk memprogram dan merancang animasi, game atau video yang menarik ”.


      Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Raspberry Pi adalah papan computer berukuran murah, kecil dan portable.yang di kembangkan oleh yayasan Raspberry Pi dengan tujuan mempromosikan pengajaran ilmu komputer dasar.

       

       

      Gambar 2.4 Raspberry Pi 3

      Sumber : Raspberrypi.org

      Konsep Dasar Solenoid Door Lock

      Definisi Dasar Solenoid Door Lock

      Menurut Muhammad Amin dan Neni Mulyani (2018:265)[24], Solenoid Door lock adalah salah satu solenoid yang berfungsi khusus sebagai solenoid untuk pengunci pintu secara elektronik.

      Menurut Muhammad Sabar dkk (2017:336)[25], Solenoid Door Lock merupakan kunci yang digerakan oleh arus listrik, dengan 12 VDC atau 24 VAC, dimana untuk pengaturannya diperlukan Door Access Control System.

      Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Solenoid Door Lock adalah salah satu solenoid yang digerakan oleh arus listrik, dengan 12 VDC atau 24 VAC, dimana untuk penguncia n secara elektronik.

       

       

      Gambar 2.5 Solenoid Door Lock

      Konsep Dasar Bahasa Pemrograman Python

      Definisi Bahasa Pemrograman Python

      Menurut Ageng Setiani dkk (2016:211)[26], Python adalah Bahasa pemrograman jenis script (scripting language) berdasarkan orientasi obyek.

      Menurut I Komang Setia Buana (2018:190)[27], Python adalah Bahasa pemrograman interpretatif multiguna dengan filosofi perancangan yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode.

      Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Python adalah Bahasa pemrograman jenis script (scripting language) berdasarkan perancangan yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode.

      Konsep Dasar OpenCV

      Definisi OpenCV

      Menurut Indra Dharma Wijaya dkk (2017:10)[28], OpenCV adalah suatu library gratis yang dikembangkan oleh developer-developer Intel Corporation.

      Menurut Andrew Samuel dkk (2015:2)[29], OpenCV merupakan library Image Processing yang dibuat dan dikembangkan oleh Intel.

      Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan OpenCV adalah library image processing gratis yang di kembangkan oleh Intel Corporation.

      Konsep Dasar Deteksi Wajah (Face Detection)

      Definisi Deteksi Wajah (Face Detection)

      Menurut M. Chairi Solin dkk dalam Jurnal Pelita Informatika Vol. 18, No. 1 (2019)[30], Deteksi Wajah (Face Detection) adalah apabila diberikan suatu citra yang berubah-ubah, maka deteksi wajah ialah akan menentukan apakah ada atau tidak wajah dalam citra tersebut, dan jika ada akan ditentukan lokasi dan luas citra wajahnya.

      Menurut Rafy Aulia Akbar, dan Ricky Eka Putra dalam Jurnal JINACS Vol. 01, No. 01 (2019)[31], Deteksi Wajah (Face Detection) adalah salah satu tahap awal yang penting di dalam proses pengenalan wajah (face recognition).

      Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Deteksi Wajah (Face Detection) adalah salah satu tahap awal penting di dalam prosese pengenalan wajah (face recognition), maka deteksi wajah ialah yang akan menentukan apakah ada atau tidak wajah dalam citra tersebut.

      Konsep Dasar Face Recognition

      Definisi Face Recognition

      Menurut Habibullah Zuber Matondang dkk (2018:2)[32], Face Recognition adalah metode biometrik untuk mengidentifikasi individu dengan membandingkan gambar secara langsung (dalam bentuk video) atau gambar digital dengan rekaman data yang sudah disimpan sebelumnya.

      Menurut Cyrius Lesmana dkk (2019:1)[33], Face recognition adalah sebuah metode yang diterapkan pada teknologi seperti smartphone, komputer, dan lain sebagainya sehingga teknologi tersebut dapat mengenali wajah.

      Berdasarkan pada kedua kutipan yang diambil, maka dapat disimpulkan Face Recognition adalah metode biometric yang diterapkan pada teknologi untuk mengidentifikasi individu dengan mebandingkan gambar secara langsung.

      Konsep Dasar Literature Review

      Definisi Literature Review

      Menurut Lawrence A. Machi, dan Brenda T. McEvoy (2016:5)[34], “A Literature review is a written document that present a logically argued case founded on a comprehensive understanding of current state of knowledge about a topic of study. This case estabilishes a convincing thesis to answer the study’s question”.

      Literature Review adalah dokumen tertulis yang menyajikan kasus yang diperdebatkan secara logis berdasarkan pemahaman komprehensif tentang pengetahuan terkini tentang topik studi. Kasus ini memantapkan tesis yang meyakinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian”.

      Menurut Hasibuan dalam Jurnal CCIT Vol. 8 No. 3 (2015:138)[35],Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tantang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada rumusan masalah. Dari dua definisi di atas dapat 30 disimpulkan literature review adalah metode pengumpulan data dan informasi dari berbagai macam penilitian yang sejenis.

      Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain :

      1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
      2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
      3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
      4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

      Literature Review

      Adapun literature review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

      1. Jurnal yang ditulis oleh Rizky Naufal Perdana, Budhi Irawan, dan Casi Setianingsih Pada tahun 2017 [36] dalam Jurnal e-Proceeding of Engineering ISSN 2355-9365 Vol. 4 No. 3 (2017) dari Universitas Telkom yang berjudul “Perancangan Pintu Pintar Untuk Deteksi Wajah Nyata Berbasis Pengolahan Citra Digital Menggunakan Deteksi Gerak Fisiologis ”. Tujuan penelitian ini adalah menjadi solusi dari permasalahan untuk sistem pintu pintar yang dapat digunakan untuk keamanan ruangan.
      2. Jurnal yang ditulis oleh Habibullah Zuber Matondang, Dodi Wisaksono Sudiharto, dan Aji Gautama P Satwiko Pada tahun 2018 [32] dalam jurnal e-Proceeding of Engineering ISSN 2355-9365 Vol.5 No.3 (2018) dari Universitas Telkom Bandung yang berjudul “Penggunaan Face Recognition & Voice Recognition sebagai Dua Langkah Verifikasi dan Peningkatan Keamaan pada Smart Door”. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem keamanan pada pintu rumah dengan menggunakan Voice Recognition dan Face Recognition yaitu pengenalan suara dan wajah di mana kemudian hasil dari proses pengenalan sebagai indikator untuk mengirimkan sinyal ke Arduino dan solenoid kunci pintu sebagai actuator untuk membuka pintu rumah secara otomatis. Penelitian ini juga menampilkan analisis tingkat keberhasilan antara two-step verification menggunakan pengenalan suara dan wajah dibandingkan dengan single verification yang hanya menggunakan pengenalan suara.
      3. Jurnal yang ditulis oleh Indra Dharma Wijaya, Usman Nurhasan, dan Mula Agung Barata pada tahun 2017 [37]dalam Jurnal Informatika Polinema ISSN: 2407-070X Volume 4, Edisi 1 (2017) dari Politeknik Negeri malang yang berjudul “Implementasi Raspberry Pi Untuk Rancang Bangun Sistem Keamanan Pintu Ruang Server Dengan Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Triangle Face”. Tujuan Penilitian ini adalah menjaga keamanan ruang server dimana terdapat data-data atau aplikasi perusahaan dengan metode triangle face dalam mengidentifikasi atau klasifikasi wajah dengan webcam lalu menyimpan nya ke dalam database dan menggunakan raspberry pi sebagai pemrosesnya.
      4. Jurnal yang ditulis oleh Ageng Setiani Rafika, Asep Saefullah, dan Andri Ahmad Gozali pada tahun 2015[35].< dalam Jurnal CCIT ISSN: 1978-8282 Vol. 9 No.2 (2015) dari STMIK Raharja yang berjudul “ Wireless Surveillance Camera With AMC (Automatic Motion Captures) System “. Tujuan penelitian ini adalah memudah kan operator untuk mengawasi dengan Real-time melalui jaringan wifi dan yang melakukan proses ny adalah raspberry pi.
      5. Jurnal yang ditulis oleh Muhammad Amin, dan Neni Mulyani pada tahun 2018[24] dalam Jurnal Seminar Nasional Royal (SENAR) ISSN: 2622-9986 dari STMIK Royal Kisaran yang berjudul “Sistem Pengunci Ruangan Kantor Prodi SK dan SI dikampus STMIK Royal Kisaran dengan Memanfaatkan Kartu Bed Nama”. Tujuan penelitian adalah meningkatkan keamanan terhadap ruangan prodi SK dan SI dengan hanya yg memiliki akses kartu bed nama yang di lengkapi RFID.
      6. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Cheah Wai Zhao, Jayanand Jegetheesan, dan Son Chee Loon pada tahun 2015[38] dalam International Journal Of Computer Networks and Applications ISSN: 2395-0455 dari Quest International University Perak yang berjudul “Exploring IOT Aplication Using Raspberry Pi”. Tujuan penelitian ini adalah menerepkan sistem IoT pada perangkat yang ada dengan meng koneksikan jaringan localhost, dengan raspberry sebagai servernya.
      7. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Mrutyunjanya Sahani, Subhashree Subudhi, dan Mihir Narayan Mahanty pada tahun 2016[39] dalam KSII Transactions on Internet and Information Systems Vol. 10, No. 4 dari Institute of Technical Education and Research (ITER) yang berjudul “Design of Recognation Based Embedded Home Security System”. Tujuan penelitian ini adalah membuat Home Security System dengan Face Recognation dengan notifikasi melalui email dan sms, memberitahu siapa yang masuk rumah.
      8. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Hteik Htar Lwin, Aung Soe Khaing, dan Hla Myo tun pada tahun 2015[40] dalam International Journal Of Scientific & Technology Research Volume 4. Issue 06, ISSN: 2277-8616 dari Mandalay Technological University yang berjudul “Automatic Door Access System Using Face Recognation”. Tujuan penilitian ini adalah membuat pintu otomatis dengan menggunakan Face Recognation dengan cara mencocokan wajah yang ada di database dengan wajah yg tampil dari kamera, jika wajah ada di database maka pintu akan terbuka secara otomatis, tetapi jika tidak cocok maka pintu tidak akan terbuka.
      9. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Sakshi Jha, dan Dr. Neetu Sharma pada tahun 2018[41] dalam International Journal Of Scientific Research in Computer Science, Engineering and Information Technology (IJRCSEIT) Volume. 3, Issue 1, ISSN: 2456-3307 dari Ganga Institute of Technology and Management Kablana yang berjudul “Face Spoof Detection and KKN”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan wajah, melalui 4 aspek seperti mata, bentuk wajah, hidung, dan bibir.
      10. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Elshaimaa Nada, Sarah Aljudaibi, Abrar Aljabri, dan Hafsa Raissouli pada tahun 2019[42] dalam International Journal of Computer Science and Information Security (IJCSIS) Vol. 17, No. 6, ISSN 1947-5500 dari Taibah University, dan Zagazig University yang berjudul “Intelligent lock Applied for Smart Door”. Tujuan penelitian adalah membuat kunci untuk Smart Door dengan melalui Fingerprint atau melalui Bluetooth Smartphone.

      BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Umum Ponpes Jabal Nur

      Sejarah Singkat Ponpes Jabal Nur

      Pondok Pesantren Modern Terpadu Jabal Nur berada di bawah naungan Yayasan Jam’iyah Nahdiyah Lilummah (JN Universal) berawal dari hasil pemikiran tentang bagaimana membantu dan memberikan kesempatan kepada para yatim dan dhuafa khususnya lulusan SD/MI untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Maka untuk ide tersebut pada bulan Maret 2006 tepatnya pada tanggal 15 Maret 2006 didirikan Pondok Pesantren yang pada mula nya berama “Pondok Perasantren Keterampilan Yatim Jabal Nur”.

      Pada perkembangan berikutnya nama tersebut dianggap kurang tepat sehingga diubah menjadi Pondok Pesantren Modern Terpadu Jabal Nur. Perubahan ini didasarkan alasan sebagai berikut :

      1. Secara psikologis pencantuman kata “yatim” pada nama pesantren dikhawatirkan berdampak “minder” terhadap kejiwaan anak sehingga mereka bukan merasa dihargai tetapi justru merasa menjadi bahan eksploitasi.
      2. Pada perjalanan berikutnya pesantren ini diminati juga bukan hanya yatim dan dhuafa tetapi oleh mereka dari golongan ekonomi menengah, walaupun kami tetap mempertahankan untuk membantu yatim dan dhuafa yang saat ini kurang lebih 60% tidak dikenakan biaya pembangunan dan biaya pendidikan.
      3. Untuk menghindari opini masyarakat bahwa pesantren kami sama dengan panti asuhan.

      Visi dan Misi Ponpes Modern Jabal Nur

      1. Visi

        Terwujudnya lembaga pendidikan yang islami, memiliki keunggulan dalam bidang akademik dan non akademik, serta mejadi kebanggaan masyarakat.

      2. Misi
        1. Melaksanakan pelayanan pendidikan yang islami sehingga siswa memiliki kemampuan, menghayati dan mengajarkan ajaran islam dengan baik dan benar.
        2. Memberikan layanan pendidikan yang praktis dan teoritis sehingga siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkannya dalam kehidupan.
        3. Memberikan berbagai keterampilan, wawasan sosial kemasyarakatan dan akhlakul karimah.
        4. Menerapkan opsi manajemen dengan melibatkan seluruh warga madrasah, masyarakat, dan pemerintah.

      Struktur Organisasi Ponpes Jabal Nur

       

       

      Gambar 3.1 Struktur Organisasi

      Tugas dan Tanggung Jawab

      1. Kepala Sekolah
        1. Membembing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan program pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program pengajaran dan remedial.
        2. Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan melaksanakan tugas sehari-hari.
        3. Mengembangkan staf melalui pendidikan/latihan, melalui pertemuan, seminar, dan diskusi, menyediakan bahan bacaan, memperhatikan kenaikan pangkat, mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon kepala sekolah.
        4. Mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data administrasi kesiswaaan dan kegiatan ekstra kulikuler secara lengkap.
        5. Mengelola administrasi ketenagaan dalam memiliki data administrasi tenaga guru dan tata usaha.
        6. Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
        7. Menggerakan staf/guru/karyawan dengan cara memberikan arahan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas.
        8. Mengoptimalkan sumberdaya manusia secara optimal, memanfaaatkan sarana/prasarana secara optimal dan merawat sarana prasarana milik sekolah.
      2. Wakil Kepala Sekolah
        1. Meyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan program pelaksanaan.
        2. Pengorganisasian.
        3. Pengarahan.
        4. Ketenagaan.
        5. Pengkoordinasian.
        6. Pengawasan.
        7. Penilaian.
        8. Identifikasi dan pengumpulan data.
        9. Mewakili kepala sekolah untuk menghadiri rapat khususnya yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
        10. Membuat laporan secara berkala.
      3. Tata Usaha
        1. Mengkoordinir penyusunan dan pelaksanaan program tata kerja ketata usahaan.
        2. Mengkoordinir penyusunan evaluasi pelaksanaan program kerja ke tata usahaan.
        3. Mengkoordinir penyusunan sasaran mutu dan program pencapaian sasaran mutu ketata usahaan.
        4. Mengkoordinir penyusunan evaluasi sasaran mutu ketata usahaan.
        5. Penyusunan keuangan sekolah.
        6. Pengurusan kepegawaian.
        7. Pembiaan pegawai tata usaha dan pesuruh.
        8. Membuat program kepegawaian.
        9. Membuat data/laporan kepegawaian.
        10. Membuat rekapitulasi keadaan pegawai.
        11. Membuat usulan kenaikan gaji berkala.
        12. Mengusulkan dupak/ menghitung angka kredit bagi tenaga guru.
        13. Mengusilkan kenaikan pangkat bagi tenaga staf tata usaha.
        14. Pembuatan SKP guru dan staf tata usaha.
        15. Mengusulkan pembuatan karpeg, karis, karsu, cuti pegawai, dan pension.
        16. Mengurus buku induk pegawai.
        17. Mempersiapkan/ mengusulkan kenaikan tingkat bagi karyawan, dupak, kais, karsu, karpeg, mutasi, kepangkatan.
        18. Membuat data pegawai/ guru secara berkala (format R7/R8, DSO, DUK).
        19. Membuat laporan kepegawaian yang diminta instansi terkait.
        20. Konseptor kepegawaianmengurus absensi pegawai.
        21. Mengurus absensi pegawai.
        22. Membuat program perlengkapan dan menyusun kebutuhan sarana dan prasana.
        23. Membukukan dan pelaporan.
        24. Membuat kartu investaris ruangan (KIR) dan KIB, stock opname barang, penghapusan barang- barang investaris.
        25. Mensensus barang-barang investaris.
        26. Mensensus surat-surat kedinasan.
        27. Mendistribusikan surat- surat.
        28. Mengagendakan dan mengarsipkan surat-surat.
        29. Menyiapkan pelaksanaan rapat dinas sekolah.
        30. Mengkoordinir penyusun pelaporan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan ketata usahaan.
      4. Wakil Kepala Urusan Kurikulum
        1. Menyusun program kerja tahunan bidang kurikulum.
        2. Melaksanakan program kerja bidang kurikulum.
        3. Menyusun evaluasi program kerja bidang kurikulum.
        4. Merumuskan sasaran mutu bidang kurikulum.
        5. Merumuskan program pencapaian sasaran mutu bidang kurikulum.
        6. Mengevaluasi sasaran mutu bidang kurikulum.
        7. Mengkoordinasi tindakan korektif dan tindakan pencegahan untuk kompetensi kurikulum.
        8. Melakukan pembinaan staf bidang kurikulum.
        9. Mengorganisasikan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan bidang pembelajaran/ kurikulum.
        10. Menyusun anggaran biaya bidang kurikulum.
        11. Menetapkan kebijakan/ keputusan bidang kurikulum.
        12. Mengawasi jalannya pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar (KBM).
        13. Mengkoordinasikan kegiatan evaluasi belajar (ulangan semester dan ujian).
        14. Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan sekolah.
        15. Mengkoordinasikan pengembangan kompetensi keahlian tenaga pendidik.
        16. Mengkoordinasikan kegiatan mengajar di luar pondok pesantren modern jabal nur.
        17. Meningkatkan kemamouan kepemimpinan dan manajeral sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan.
        18. Mematuhi dan melaksanakan kebijakan sekolah dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
        19. Menyusun laporan pertanggung jawaban bidang kurikulum.,br>
      5. Wakil Kepala Urusan Kesiswaan
        1. Menyusun program kerja tahunan bidang kesiswaan.
        2. Melaksanakan program kerja bidang kesiswaan.
        3. Menyusun evaluasi program kerja bidang kesiswaan.
        4. Melakukan evaluasi sasaran mutu bidang kesiswaan.
        5. Mengkoordinir tindakan korektif dantindakan pencegahan untuk bidang kesiswaan.
        6. Melakukan pembinaan staf bidang kesiswaan.
        7. Membantu kepala sekolah dalam bidang kesiswaan seperti:
          1. Pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di pondok pesantren.
          2. Perkemaham dan yang sejenisnya.
          3. Upacara penaikan/ penurunan bendera merah putih.
          4. Pengajian jum’at pagi.
          5. Pemilihan siawa teladan/ berprestasi.
          6. Pembimbingan penelitian dan penulisan karya ilmiah.
          7. Perlombaan siswan selain LKS (Lomba Keterampilan Siswa) dan lomba kompetensi kejuaraan.
          8. Pentas seni/ budaya/ sains.
        8. Membantu kepala sekolah dalam bidang kegiatan wawasan wiyatamandala.
        9. Memelihara dan meningkatkan kedisiplinan siswa.
        10. Melaksanakan penerimaan peserta didik baru.
        11. Mengkoordinasikan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik baru.
        12. Meningkatkan kemampuan leadership dan manajerial sesuai dengan tuntutan tugas dan tanggung jawab.
        13. Mematuhi dan melaksanakan kebijakan sekolah bila tidak berada di tempat yang terkait dengan kesiswaan.
        14. Menyusun laporan pertanggung jawaban bidang kesiswaan.
      6. Wakil Kepala Urusan Sarana dan Prasarana
        1. Menyusun program kerja tahunan bidang sarana prasarana.
        2. Melaksanakan program kerja tahunan bidang sarana prasarana.
        3. Menyusun evaluasi program kerja bidang sarana prasarana.
        4. Merumuskan sasaran mutu bidang sarana prasarana.
        5. Merumuskan program pencapaian sasaran utu bidang sarana prasarana.
        6. Mengevaluasi sasaran mutu bidang sarana prasarana.
        7. Mengkoordinasikan tindakan korektif dan tindakan pencegahan untuk bidang sarana prasarana.
        8. Melakukan pembinaan staf bidang sarana prasarana.
        9. Menampung usulan kebutuhan sarana dari unit kerja lain.
        10. Mengkoordinir pengadaan sarana dan prasarana sekolah.
        11. Membuat usulan pembangunan/pengembangan sekolah (RKB, Rehat, dsb).
        12. Melakukan koordinasi pemanfaatan sarana prasarana.
        13. Melakukan pemeliharaan bangunan.
        14. Melakukan perbaikan sarana dan prasarana sekolah.
        15. Mengkoordinasikan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah.
        16. Pemangkasan rumput dan pohon dilingkungan sekitar sekolah secara berkala.
        17. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan manajerial sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan.
        18. Mematuhi dan melaksanakan kebijakan sekolah.
        19. Menyusun laporan pertanggung jawaban bidang sarana prasarana.
      7. 'Wakil Kepala Urusan HUMAS
        1. Menyusun program kerja dan anggaran Humas.
        2. Membantu komite dalam pengembangan sekolah.
        3. Memfasilitasi hubungan antar warga sekolah dan komite.
        4. Mengkoordinasikan pelaksanaan promosi sekolah.
        5. Memetakan DU/DI.
        6. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian kompetensi produktif.
        7. Mengkoordinasikan penelusuran lulusan.
        8. Mengatur dan menyenggarakan hubungan sekolah dengan dewan sekolah.
        9. Membina hubungan antara sekolah dengan wali murid.
        10. Koordinasikan dengan semua staf untuk kelancaran kegiatan sekolah

      Tujuan Perancangan

      Adapun tujuan dari perancangan yang Penulis buat adalah untuk memperbaiki sistem membuka dan menutup pintu ruangan yang sudah ada. Dan di bawah ini adalah beberapa poin-poin tujuan perancangan yang Penulis buat sebagai berikut :

      1. Agar pemilik ruangan tidak perlu kunci fisik atau bersentuhan dengan device untuk membuka pintu ruangan.
      2. Meminimalisir barang hilang.

      Langkah-Langkah Perancangan

      Dalam merancang alat ini digunakan metode SDLC (System Development Life Cycle), ada pun tahapan yang dilalui dalam perancangan ini adalah sebagai berikut :

      1. Tahapan Analisis
        Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem yang berjalan dengan melakukan observasi dan wawancara sehingga ditemukan kekurangan-kekurangan pada sistem tersebut dan memperoleh apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna.
      2. Tahapan Desain
        Pada tahapan ini dibuat perancangan sistem yang diusulkan untuk menutupi kekurangan-kekurangan pada sistem yang berjalan. Perancangan yang dilakukan pada tahap ini pun menggunakan blok diagram dan diagram alir (Flowchart) dan dengan referensi dari studi pustaka untuk mempermudah ketika mengimplementasikannya ke dalam alat yang akan dibuat.
      3. Tahapan Implementasi
        Pada tahap ini dilakukan penerapan sistem yang diusulkan menjadi alat dengan menyusun seluruh komponen berdasarkan blok diagram dan diagram alir (Flowchart) sistem yang diusulkan.
      4. Tahapan Pengujian
        Pada tahapan ini dilakukan uji coba menggunakan metode black box dan pengujian terhadap perangkat keras dan perangkat lunak.
      5. Tahapan Pemeliharaan
        Pada tahapan ini dilakukan pemeriksanaan terhadap sistem secara periodic agar alat tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

      Diagram Blok

      Diagram blok berfungsi untuk mempetakan proses kerja pada suatu komputer, hal ini bertujuan untuk memudahkan seseorang dalam mengenal komponen-komponen dalam CPU dan memahami alur kerja di dalamnya. Diagram blok pada penelitian yang penulis buat bisa di lihat di bawah ini :

       

       

      Gambar 3.2 Diagram Blok

      Cara Kerja Alat

      Adapun cara kerja alat dapat di jelaskan berdasarkan diagram blok pada gambar adalah sebagai berikut :

      1. Input (Masukan)
        Kamera sebagai alat pendeteksi atau penangkap citra objek wajah.
      2. Proses
        1. OpenCV digunakan untuk memproses hasil citra yang di tangkap oleh kamera mencocokannya dengan objek yang sudah di training di software OpenCV.
        2. Face Recognition digunakan memproses membandingkan sebuah citra wajah dengan basis data dan menemukan basis data yang paling cocok citra masukan tersebut.
        3. Raspberry pi digunakan sebagai otak pengontrol dari semua komponen hardware maupun software, raspberry pi memproses apabila opencv mengklarifikasi objek yang di deteksi kamera berupa wajah, raspberry akan megaktifkan lampu LED, jika wajah yang terdeteksi sesuai dengan database maka akan berwarna hijau, lalu solenoid door lock akan terbuka.
      3. Output (Keluaran)
        1. LED berfungsi sebagai tanda, jika wajah yang ada di database dengan wajah yang di ambil dengan kamera secara langsung sama.
        2. Solenoid Door Lock berfungsi umtuk membuka kunci pintu secara otomatis jika LED berwarna hijau.

        Pembuatan Alat

        Dalam perancangan prototype sistem smart face detection device pintu ruangan menggunakan raspberry pi digunakan beberapa komponen serta software untuk membangun prototype tersebut, berikut adalah komponen hardware dan software yang digunakan.

        Perangkat Keras (Hardware)

        Dalam pembuatan alat dibutuhkan beberapa komponen perangkat keras penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Komponen perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut :

        1. Raspberry Pi B+
        2. Webcam.
        3. Relay
        4. Catu Daya
        5. Solenoid Door Lock
        6. Lampu LED

        Pada rangkaian alat yang penulis buat, Penulis menggunakan Raspberry Pi B+ sebagai tempat penyimpanan program dalam hal mengolah data dan pengoperasian sistem yang dibuat. Adapun deskripsi pemasangan bahan-bahan atau perangkat pada Raspberry Pi B+ diantaranya :

        1. Pada perancangan sistem ini menggunakan raspberry pi camera, ini berfungsi untuk mendeteksi atau mengambil citra wajah.
        2. Kemudian ada relay sebagai kontak saklar dengan arus listrik kecil dapat mengahntarkan listrik bertengan tinggi antara raspberry dan solenoid dengan catu daya 12 V.
        3. Lalu agar solenoid door lock dapat bekerja sesuai fungsi, memerlukan catu daya bertegangan 12V, gunanya untuk mensuplai daya untuk solenoid door lock.
        4. Lalu ada solenoid door lock yang berfungsi untuk membuka dan mengunci pintu secara otomatis, ini dapat di aplikasikan dengan mikrokontroler atau mikroprosesor.
        5. Lalu ada lampu LED yang berfungsi sebagai tanda, jika lampu berwarna hijau maka pintu wajah cocok dengan database lalu kunci pintu akan terbuka, sebaliknya jika wajah tidak cocok dengan database maka lampu lampu akan berwarna merah.

        Perangkat Lunak (Software)

        Pada perancangan perangkat lunak, Penulis melakukan listing program kedalam Raspberry Pi B+ menggunakan test editor dengan bahasa pemrograman Python, meng-install OpenCV dan juga library nya seperti Face Recognition dan Dlib. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

        1. Meng-Install OpenCV
           

          Gambar 3.3 Meng-Install OpenCV

           

          Gambar 3.4 OpenCV Selesai di-Install

        2. Meng-Install Face Recognition
           

          Gambar 3.5 Meng-Install Face Recognition

           

          Gambar 3.6 Face Recognition Selesai di-Install

        3. Meng-Install Dlib
           

          Gambar 3.7 Meng-Install Dlib

           

          Gambar 3.8 Dlib Selesai di-Install

        Sistem yang Berjalan

        Prosedur sistem pada pintu ruangan masih dilakukan secara manual untuk membuka atau mengunci pintu ruangan, dengan menggunakan kunci fisik yang dimasukan ke lubang kunci.

         

         

        Gambar 3.9 Flowchart Sistem yang Berjalan

        Berdasarkan gambar 3.9 diatas dapat dijelaskan, Flowchart sistem yang berjalan terdiri :

        1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang masing-masing berfungsi sebagai ‘’Mulai’’ dan “Selesai” pada aliran proses flowchart.
        2. Terdapat 3 (Tiga) simbol Input/Output yaitu, untuk memasukan kunci fisik, dan membuka atau mengunci pintu.
        3. Terdapat 2 (Dua) simbol Decision yaitu, untuk menunjukan sebuah langkah untuk mengambil keputusan jika “Iya” atau “Tidak”, yaitu apakah cocok atau tidak cocok kunci.

        Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

        Permasalahan yang dihadapi

        Dalam penelitian ini terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, permasalahan yang terjadi sebagai berikut :

        1. Kunci ruangan masih menggunakan kunci fisik, sehingga sering terjadi kunci hilang atau lupa di cabut.
        2. Masih memungkin untuk di bobol atau digandakan kunci oleh orang tidak bertanggung jawab

        Alternatif Pemecahan Masalah

        Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

        1. Membuat suatu sistem keamanan berbasis mikrokontroler.
        2. Membuka kunci pintu menggunakan face detection, dengan mencocok kan citra wajah yang diambil kamera dengan database yang telah disimpan.

        User Requirement

        Elisitasi Tahap I

        Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan Stakeholder, maka penulis merangkum kebutuhan yang diinginkan oleh Stakeholder untuk membangun alat ini. Berikut di bawah ini adalah gambar tabel kebutuhan yang diinginkan secara fungsional.

        Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

         

        Elisitasi Tahap II

        Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

        1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
        2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting) Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.
        3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

        Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

         

        Elisitasi Tahap III

        Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan OPSi LMH. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut :

        Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

         

        Keterangan :

        1. T (Technical)
          Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?
        2. O (Operational)
          Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.
        3. E (Economic)
          Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

        Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

        1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.
        2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
        3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biaya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus di eliminasi.

        Final Elisitasi

        Final Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk di implementasikan alat yang penulis nbuat. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dapat dihasilkan Final Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.


        Tabel 3.4 Final Elisitasi

         

        BAB IV

        RANCANGAN SISTEM YANG DI USULKAN

        Flowchart Sistem yang di Usulkan

        Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program.

         

         

        Gambar 4.1 Flowchart Sistem yang di Usulkan

        Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat dijelaskan, Flowchart sistem yang diusulkan terdiri :

        1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang masing-masing berfungsi sebagai “Start” dan “End” pada aliran proses flowchart.
        2. Terdapat 3 (Tiga) simbol Input/Output yaitu, untuk mengambil citra wajah, dan membuka atau membuka Solenoid Door Lock.
        3. Terdapat 3 (Tiga) simbol Preprocessing yaitu, untuk mengkonversi citra wajah, mendeteksi dan mencocok kan.
        4. Terdapat 2 (Dua) simbol Connector yaitu, untuk penghubung proses.
        5. Terdapat 2 (Dua) simbol Decision yaitu, untuk menunjukan sebuah langkah untuk mengambil keputusan jika “Iya” atau “Tidak”, yaitu apakah wajah sama dengan yang ada di database.

        Rancangan Program

        Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan aka dijadikan acuan untuk perakitan alat dam pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang diharapkan.

        Perancangan Pelatihan Gambar Menggunakan OpenCV

        Pelatihan gambar atau lebih dikenal sebagai Train Image adalah komponen penting untuk mendeteksi suatu objek. Sebelum objek itu bisa dikenali maka akan dibuat klasifikasi gambar terlebih dahulu dengan mencocokan wajah yang ada di database dengan citra wajah yang di ambil secara Real-Time oleh kamera. Setelah melakukan klasifikasi dan pencocokan wajah secara Real-Time, lalu gambar tersebut mulai dilatih.

         

        Gambar 4.2 Code

        Konfigurasi Sistem yang di Usulkan

        Spesifikasi Hardware

        Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk melakukan uji coba prototype sistem smart face detection pintu ruangan menggunakan raspberry pi dapat dilihat pada table dibawah ini :

        Tabel 4.1 Spesifikasi Hardware

         

        Spesifikasi Software

        Spesifikasi perangkat lunak (software) yang digunakan untuk uji coba prototype sistem smart face detection device pintu ruangan menggunakan raspberry pi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

        Tabel 4.2 Spesifikasi Software

         

        Pengujian (Testing)

        Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian dan hasil yang diinginkan. Lalu, hasil uji coba ini nantinya akan menjadi sebuah sistem yang siap untuk diuji dan digunakan.

        Pengujian Black Box

        Pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

        1. Pengujian Mengakses Webcam
          Untuk penjelesan lebih lanjut tentang pengujian data benar mengakses webcam dapat dilihat pada Tabel 4.3.
        2. Tabel 4.3 Pengujian Mengakses Webcam

           

        3. Pengujian Membuka dan Mengunci Solenoid Door Lock
          Untuk penjelesan lebih lanjut tentang pengujian data benar membuka dan mengunci solenoid door lock dapat dilihat pada Tabel 4.4.
        4. Tabel 4.4 Pengujian Membuka dan Mengunci Solenoid Door Lock

           

        5. Pengujian Mengenali Marker Wajah
          Untuk penjelesan lebih lanjut tentang pengujian data benar mengenali marker pada wajah dapat dilihat pada Tabel 4.5.
        6. Tabel 4.5 Pengujian Mengenali Marker Wajah

           

        7. Pengujian Ukuran dan Jarak
          Untuk penjelesan lebih lanjut tentang pengujian data benar ukuran dan jarak dapat dilihat pada Tabel 4.6.
        8. Tabel 4.6 Pengujian Ukuran dan Jarak

           

        Implementasi

        Implementasi merupakan tahapan untuk merealisasikan dari prototype alat yang telah dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung merealisasi prototype alat yang telah di rancang sehingga sesuai dengan tujuan dan dapat di terapkan.

        Schedule

        Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga “Prototype Sistem Smart Face Detection Device Pintu Ruangan Menggunakan Respberry Pi” dapat dirancang dan di buat. Penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai dari perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :

        Tabel 4.7 Schedule

         

        Estimasi Biaya

        Rincian biaya dari penulis sesuai kebutuhan penelitian antara lain adalah sebagai berikut:

        Tabel 4.8 Estimasi Biaya

         


        BAB V

        PENUTUP

        Kesimpulan

        Berdasarkan permasalahan dan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Prototype Sistem Smart Face Detection Device Pintu Ruangan Menggunakan Raspberry Pi dapat memberikan kemudahan kepada petugas untuk membuka atau mengunci pintu ruangan.

        1. Dengan adanya prototype alat ini, membuka atau mengunci pintu tidak lagi menggunakan kunci fisik, melainkan menggunakan face detection.
        2. Dengan cara menggunakan kamera sebagai penangkap objek wajah lalu di proses oleh rapberry pi, kemudian solenoid door lock akan bekerja sesuai perintah dari raspberry pi.

        Saran

        Saran dari penulis untuk yang ingin mengembangkan penelitian ini kedepannya agar menjadi lebih baik lagi adalah sebagai berikut :

        1. Menggunakan kamera yang jauh lebih bagus kualitasnya dalam mengambil gambarnya. Sebab webcam yang digunakan untuk menangkap citra wajah terlalu lambat dan buram.
        2. Jika ingin menggunakan Raspberry Pi, disarankan menggunakan pendingin di Raspberry Pi nya sebab menggunakan metode Machine Learning pada Raspberry Pi menyebabkan overheat dan dapat membuat sistem menjadi lag.

        DAFTAR PUSTAKA

        1. Marina, Anna, Sentot Imam Wahjono, Ma’ruf Syaban, Agusdiwana Suarni. 2017. Sistem Informasi Akuntansi. Surabaya: UMSurabaya Publishing
        2. Basjaruddin, Noor Cholis. 2015. Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek. Yogyakarta: Deepublish
        3. Rizky Wicaksono, S. 2017. Rekayasa Perangkat Lunak. Malang: Seribu Bintang.
        4. 4,0 4,1 Sari, Febrina. 2018. Metode Dalam Pengambilan Keputusan. Yogayakarta: Depublish.
        5. Lubis, Adyanata. 2016. Basis Data Dasar. Yogyakarta: Deepublish.
        6. Maulana, M. 2016. Statistika Dalam Penelitian Pendidikan : Konsep Dasar dan Kajian Praktis. Sumedang: UPI Sumedang Press.
        7. Tri Wijaya Nata K, L, Puspita A, Debrina. 2016. Aplikasi Komputer dan Pengolahan Data: Pengantar Statistika Industri. Malang: UB Press.
        8. Maniah, Dini Hamidin. 2017. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi: Pembahasan Secara Praktis dengan Contoh Kasus. Yogyakarta: Deepublish.
        9. Hutahaen, Jeperson. 2015. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish
        10. Nafiudin, SE., MM. 2019. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Qiara Media.
        11. Maimunah, David Ericson Manalu, Dian Budi Kusuma. 2017. PERANCANGAN PROTOTYPE VISUAL PADA BAGIAN DESAIN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PT. SULINDAFIN Pada Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 4 Febuari 2017. ISSN : 2302-3805.
        12. Suryadi, Lis, Johan Wahyudi. 2018. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGHITUNGAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN LAHAN JALAN TOL PADA TIM PENGADAAN LAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENGGUNAKAN UNIFIED MODELING LANGUAGE Pada Prosiding SINTAK 2018. Jakarta. ISBN: 978-602-8557-20-7.
        13. .Yuliyanti, Wan, Rudi Purnawan. 2016. APLIKASI INFORMASI MULTIMEDIA PERKULIAHAN BERBASIS WEB JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT Pada Jurnal Sains dan Informatika. Vol. 2 No. 1, Juni 2016. ISSN: 2460-173X.
        14. Afandi, Freddy Nur, Mila Yulianis. 2018. IMPLEMENTASI GENETIC ALGORITMS UNTUK PENJADWALAN MATA KULIAH BERBASIS WEBSITE Pada Jurnal Sistem Informasi dan Telematika. Vol. 9 No. 1, Juni 2018. ISSN 2087-2062.
        15. Ridoi, Mohammad. 2018. Cara Mudah Membuat Game Edukasi dengan Construct 2: Tutorial sederhana Construct 2. Jakarta: Maskha.
        16. Putri, T.R., Widowati, S. And Hakim, I.L., 2015. Pembangkitan Kasus Uji Untuk Pengujian Aplikasi Berbasis Sequence Diagram. Eproceedings Of Engineering.
        17. Mustaqbal, M. S., Firdaus, R. F., & Rahmadi, H. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Study Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan Snmptn). Bandung: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Vol.1 No.3. (Hal. 34).
        18. Subhiyakto, Egia Rosi, Danang Wahyu Utomo. 2016. STRATEGI, TEKNIK, FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBATPENGUJIAN UNTUK PENGEMBANG PERANGKAT LUNAK PEMULA Pada Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016. ISSN 2089-9815.
        19. HANAFRI, Muhammad Iqbal; TRIONO, Triono; LUTHFIUDIN, Imam. Rancang Bangun Sistem Monitoring Kehadiran Dosen Berbasis Web Pada STMIK Bina Sarana Global. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 2018, 8.1.
        20. ARIF, Mohd; SARWAR, Saoud. Identification of requirements using goal oriented requirements elicitation process. International Journal of Computer Applications, 2015, 120.15
        21. A. Amrullah, R. F. A. A, D. Sutedjo, R. Y. Ariyana, S. Hendi, and E. S. Susanto, “Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Informasi Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta,” Semin. Nas. Teknol. Inf. dan Multimed., pp. 6–7, 2016.
        22. G. Pasolini, F. Zabini, A. Bazzi, and S. Olivieri, “A software defined radio platform with Raspberry Pi and Simulink,” Eur. Signal Process. Conf., vol. 2016-November, pp. 398–402, 2016
        23. C. W. Zhao, J. Jegatheesan, and S. C. Loon, “Exploring IOT Application Using Raspberry Pi,” Int. J. Comput. Networks Appl., vol. 2, no. 1, pp. 27–34, 2015.
        24. 24,0 24,1 M. Amin, N. Mulyani, S. Komputer, S. Informasi, and S. P. Ruangan, “Sistem pengunci ruangan kantor prodi sk dan si dikampus stmik royal kisaran dengan memanfaatkan kartu bed nama,” vol. 9986, no. September, pp. 1–4, 2018.
        25. M. Sabar, K. Ismail, and S. Riyanto, “Menggunakan Selenoid Doorlock Dan Sensor Fingerprint Berbasis Mikrokotroler Atmega 328,” pp. 335–338, 2017.
        26. Rafika, Ageng Setiani, Asef Saefullah, Andri Ahmad Gozali, “Wireless surveillance camera with amc (automatic motion captures) system,” vol. 9, no. 2, 2016.
        27. Komang Setia Buana, I. Informasi, “Aplikasi untuk pengoprasian komputer dengan mendeteksi gerakan menggunakan opencv python,” pp. 189–194, 2018.
        28. I. D. Wijaya, U. Nurhasan, and M. A. Barata, “Implementasi Raspberry Pi Untuk Rancang Bangun Sistem Keamanan Pintu Ruang Server Dengan Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Triangle Face,” J. Inform. Polinema, vol. 4, no. 1, pp. 9–16, 2017.
        29. A. Samuel, K. Gunadi, and J. Andjarwirawan, “Fitur Pengkategorian Otomatis dari Gambar Berbasis Web dengan Metode SURF dan Haar Cascade Classifiers".
        30. Solin, M.C., Ginting, G. and Sirati, M.J.F., 2019. PENERAPAN METODE TEMPLATE MATCHING PADA CITRA BERWARNA. Pelita Informatika: Informasi dan Informatika, 18(1), pp.49-51
        31. Akbar, R.A. and Putra, R.E., 2019. Perbandingan Ekstraksi Fitur Haar-like dan Local Binary Pattern untuk Deteksi Wajah. Journal of Informatics and Computer Science (JINACS), 1(01).
        32. 32,0 32,1 H. Z. Matondang, D. W. Sudiharto, and A. G. P. Satwiko, “Penggunaan Face Recognition & Voice Recognition sebagai Dua Langkah Verifikasi dan Peningkatan Keamanan pada Smart Door,” vol. 5, no. 3, pp. 7939–7946, 2018.
        33. Lesmana, C., Lim, R. and Santoso, L.W., 2019. Implementasi Face Recognition menggunakan Raspberry pi untuk akses Ruangan Pribadi. Jurnal Infra, 7(1), pp.63-66.
        34. Machi, Lawrence A, McEvoy, Brenda T. "The Literature Review: Six Steps to Success". Corwin:California.
        35. 35,0 35,1 Rafika, Ageng Setiani, Mukti Budiarto, Wahyu Budianto. 2015. Aplikasi Monitoring Sistem Absensi Sisik Jari Sebagai Pendukung Pembayaran Biaya Pegawai Terpusat Dengan SAP. Tangerang:Jurnal CCIT. Vol.8 No.3:134-146
        36. Perdana, R. N., Irawan, B., Setianingsih, C., Teknik, F., & Telkom, U. (2017). Perancangan Pintu Pintar untuk Deteksi Wajah Nyata Berbasis Pengolahan Citra Digital Menggunakan Deteksi Gerak Fisiologis. 4(3), 4169–4176.
        37. Wijaya, I. D., Nurhasan, U., & Barata, M. A. (2017). Implementasi Raspberry Pi Untuk Rancang Bangun Sistem Keamanan Pintu Ruang Server Dengan Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Triangle Face. Jurnal Informatika Polinema, 4(1), 9–16.
        38. C. W. Zhao, J. Jegatheesan, and S. C. Loon, “Exploring IOT Application Using Raspberry Pi,” Int. J. Comput. Networks Appl., vol. 2, no. 1, pp. 27–34, 2015.
        39. Sahani, M., Subudhi, S. and Mohanty, M.N., 2016. Design of Face Recognition based Embedded Home Security System. KSII Transactions on Internet & Information Systems, 10(4).
        40. Lwin, H.H., Khaing, A.S. and Tun, H.M., 2016. Automatic door access system using face recognition. international Journal of scientific & technology research, 4(6), pp.210-221.
        41. Jha, S., Sharma, N., & Introduction, I. (2018). FACE Spoof Detection and KNN. 3(1), 1637–1640.
        42. Nada, E., Aljudaibi, S., Aljabri, A., & Raissouli, H. (2019). Intelligent Lock Applied for Smart Door. 17(6), 52–55.