SI1433479013

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTIPE ALAT PANTAU BAYI

MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

PADA PUSKESMAS SERPONG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1433479013
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTIPE ALAT PANTAU BAYI

MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

PADA PUSKESMAS SERPONG

Disusun Oleh :

NIM
: 1433479013
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang,..........

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTIPE ALAT PANTAU BAYI

MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

PADA PUSKESMAS SERPONG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1433479013
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang,..........

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 15003
   
NID : 13001


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTIPE ALAT PANTAU BAYI

MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

PADA PUSKESMAS SERPONG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1433479013
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, .............

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Disusun Oleh :

NIM
: 1433479013
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, ..........

 
 
 
 
 
Aldy Rudyansyah
NIM : 1433479013

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Keamanan merupakan jadi suatu bagian penting untuk menjaga sesuatu yang di lindungi. Salah satunya adalah keamnana dalam menjaga bayi, keamanan menjaga bayi sangat penting sekali untuk pihak puskesmas ataupun sebagai orang tua dalam meningkatkan keselamatan bayi terhadap tingginya tingkat kejahatan dan kurang pantaunya yang terjadi terhadap bayi mulai dari perlakuan yang tidak pantas terhadap bayi, penculikan hingga kasus jual beli bayi semua kejahatan tersebut bisa terjadi karena kurangnya pengawasan dan sistem keamanan yang rendah. Keresahan dan kekhawatiran pihak puskesmas dan orang tua terhadap sang bayi menjadikan penulis untuk membuat protipe alat pantau bayi yang dapat mengawasi keadaan bayi secara real time dan dapat diakses melalui web browser laptop dan smartphone.Prototipe alat pantau bayi ini menggunakan sebuah mikroprosesor yaitu raspberry pi serta beberapa kompenen lainnya seperti modul camera noir raspberry pi, Sd card dan sensor DHT 22 yang dimana dirangkai serta diprogram menggunkan beberapa software seperti RPi cam untuk program kamera dan ThingSpeak untuk sensor DHT 22. Tujuan alat ini diharapkan membantu pihak puskesmas dan orang tua dalam pengawasan terhadap bayi.

Kata Kunci: Prototipe, Real Time, Web Browser.

ABSTRACT

Security is so important to keep one part of something that is in protect. One of them is keamnana in keeping the baby, baby keep your security is very important for the health centers or as parents in improving the safety of infants against the high crime rate and less pantaunya happened to babies ranging from inappropriate treatment against infant abduction case until selling the baby all the crime can happen due to a lack of surveillance and security systems. The cares and concerns of parties of clinics and parents against the baby makes the writer to create a protipe baby monitor tool can keep an eye on the State of the baby in real time and can be accessed via the web browser of a laptop and smartphone. The prototype of this baby monitor tool using a microprocessor that is raspberry pi as well as some other kompenen such as camera modules noir p.i. raspberry, Sd card and sensors DHT 22 which assembled and programmed either using some software like RPi cam for camera and ThingSpeak for sensor DHT 22. The purpose of this tool is expected to assist health centers and parents in surveillance against the baby.

Keyword: Prototype, Real Time, Web Browser.


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PROTOTIPE ALAT PANTAU BAYI MENGGUNAKAN RASPBERRY PI PADA PUSKESMAS SERPONG”

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd., M.T.I.,C.Ht selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Martono, S.Pd.Kim.,M.T.I selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom.,M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Seluruh staff Puskesmas Serpong yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  8. Kedua orang tua, kakak dan adik yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  9. Rekan-rekan Anggota Istimewa HIMASIKOM.
  10. Rekan-rekan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan HIMASIKOM.
  11. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk keberhasilan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, Juli 2017
Aldy Rudyansyah
NIM. 1433479013

Daftar isi



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu Teknologi dan Komunikasi yang maju dengan pesat, pada saat ini penggunaan mikroprosesor hampir sering kali kita jumpai dalam berbagai rancangan sebuah alat yang berguna untuk membantu dan menunjang pekerjaan manusia, dimana pada saat ini semua orang ingin sebuah alat yang praktis, dapat menunjang semua kebutuhan dalam satu alat serta juga mudah di operasikan. Salah satu kebutuhan manusia sebagai orang tua adalah sebuah alat untuk memantau sang bayi yang bertujuan untuk menjaga bayi demi terciptanya sebuah keamanan untuk sang buah hati tersayang.

Keadaan bayi sering kali kita tidak bisa pantau setiap saat seperti pada saat bayi sedang tidur di kamar, pada saat bayi sedang di kamar tidur pasti kita tinggalkan sendirian agar tidur sang bayi tidak terganggu dan itu merupakan waktu yang tepat bagi orang tua untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain bahkan terkadang kita sebagai orang tua sering kali lupa untuk memantau sang bayi yang sedang tidur dan pada saat itulah sering kali terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kondisi kesehatan bayi yang tiba-tiba menurun, atau menyelinapnya orang asing masuk kedalam kamar sang bayi sehingga terjadi tindak penculikan.

Maka dilakukanlah penilitian yang bertujuan untuk merancang sebuah alat prototipe pemantau bayi pada puskesmas. Alat tersebut terdiri dari Raspberry pi, Camera Noir Raspberry pi, dan sensor DHT 22. Mikroprosesor yaitu raspberry pi yang berfungsi untuk mengolah data dan juga modul komunikasi sebagai media menyampaikan informasi kedalam web melalui jaringan internet sehingga dapat diakses dengan mudah. Oleh karena itu peneliti memberi judul penelitian tersebut dengan judul “Prototipe Alat Pantau Bayi Menggunakan Raspberry Pi Pada Puskesmas Serpong”.

Perumusan Masalah

Dalam pembuatan sebuah prototipe, tentu tidak akan terlepas dari beberapa permasalahan. Dari latar belakang di atas maka dapat di simpulkan beberapa permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:

  1. Bagaimana perawat pada puskesmas Serpong dan orang tua dapat memantau keadaan bayi secara real time walaupun tidak berada pada ruangan bayi?
  2. Bagaimana mengkonfigurasi sistem sensor DHT 22, dan Raspberry Camera Noir pada Raspberry Pi?
  3. Software dan hardware apa saja yang digunakan untuk membuat sistem ini?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penilitian ini adalah merancang sebuah alat pemantau bayi dengan menggunakan Raspberry Pi pada PUSKESMAS SERPONG. Prototipe pemantau Bayi berbasis Raspberry Pi ini di rancang guna memantau keadaan bayi di PUSKESMAS SERPONG.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Merancang sebuah alat pemantau bayi menggunakan Raspberry Pi.

2. Menunjang kebutuhan dalam memantau bayi untuk perawat pada puskesmas serpong atau pengasuh serta orang tua bayi walaupun sedang tidak dalam ruangan bayi.

3. Membuat sebuah sistem keamanan baru untuk menjaga bayi.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat mengkonfigurasi segala fitur yang ada pada Raspberry Pi.

2. Memudahkan perawat atau pengasuh serta orang tua dalam memantau dan mengawasi bayi.

3. Meningkatkan keamanan bayi di puskesmas serpong serta bisa juga dipakai di rumah untuk keperluan pribadi.

Metode Penelitian

Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan Skripsi ini sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi
    Melakukan pengamatan secara langsung kelapangan pada puskesmas serpong Kota. Tangerang Selatan dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada.
  2. Wawancara
    Melakukan kegiatan tanya jawab dengan pihak puskesmas pada puskesmas serpong Kota. Tangerang Selatan, guna memperoleh informasi lengkap agar data yang diperoleh lebih akurat.
  3. Studi Pustaka
    Studi pustaka dilaksanakan peneliti dengan tujuan untuk mengumpulkan data-data melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian yang digunakan untuk bahan referensi dalam melaksanakan penelitian. Bahan referensi juga bisa meliputi buku, jurnal dan karya ilmiah lainnya sebagai analisis dalam perancangan sistem yang terkait dengan laporan ini.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa sistem-sistem yang sudah ada dengan beberapa poin pertimbangan seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja kompenen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut. Penulis menggunakan metode analisa waterfall dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3 dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan. Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: Analisa, Design, Code dan Testing, Penerapan dan Pemeliharaan.

Metode Prototipe

Prototiping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat. Penulis menerapkan prototipe dengan menggunakan evolutionary karena pada metode ini, hasil prototipe tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Metode Perancangan

Perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.‎

Metode Pengujian

Metode pengujuan ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Metode pengujian yang peneliti gunakan adalah Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami masalah yang akan diungkapkan pada Laporan Skripsi, penulis membagi megelompokkan materi penulisan menjadi beberapa bab, dimana setiap bab akan membahas dan menguraikan pokok bahasan dengan lebih terperinci, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus berupa pengertian dan definisi yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat puskesmas serpong Kota. Tangerang Selatan, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan wewenang, tata laksana sistem yang sedang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, elisitasi.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229)[1], “prototipe adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”

Menurut Widyaningtyas (2014:2)[2], “Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai".

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan prototipe adalah sebuah contoh rancangan dari suatu produk atau sistem dalam bentuk belum sempurna yang dapat dirubah sesuai keinginan pengembang sebelum dirilis dalam bentuk final.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Simamarta dalam Saefullah (2015:64)[3], Jenis-jenis prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu :

  1. Rapid Throwaway Prototyping
    Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  2. Prototype Evolusioner
    Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan dari pada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9)[4]., ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2)[5], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”..

Berdasarkan kedua definisi di atas, sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutanta dalam Rusdiana, dkk (2014:35)[6], karakteristik sistem sebagai berikut :

  1. Komponen (Components)
    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

  2. Batas (Boundary)
    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan(Environment)
    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  4. Penghubung/Antarmuka(Interface)
    Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

  5. Masukan (Input)
    Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  6. Pengolahan (Processing)
    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  7. Keluaran (Output)
    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  8. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  9. Kendali (Control)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  10. Umpan Balik (Feedback)
    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40)
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Rusdiana dkk. (2014:35)[7], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:

a). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.

b). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:41)
Gambar 2.2 Sistem terbuka

rusdiana dan Irfan (2014:42)
Gambar 2.3 Sistem Tertutup

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Darmawan (2013:1)[1],“Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

Menurut Susanto dalam A.Rusdiana, dkk. (2014:68)[7], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Pengolahan Data

Menurut Sutabri (2012:3)[8], Pengolahan data dapat diuraikan sebagai berikut ini:

Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan (Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance). Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file. File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya. Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:

1. File Induk (Master File)
Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.
2. File Transaksi (Detail File)
Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan. Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data (data manipulating) adalah kegiatan dalam menghasilkan informasi.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut McFadden, dkk. Dalam Kadir (2014:45)[9], Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Menurut Kroenke Dalam Kadir (2014:45)[9], “informasi adalah jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima”. Artinya, dengan adanya informasi, tingkat kepastian menjadi meningkat”..

Menurut Davis Dalam Kadir (2014:45)[9], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Dari Ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang.

Sumber: Kadir (2014:46)
Gambar 2.4 Siklus Informasi

2. Ciri-Ciri Informasi

Menurut Davis dalam Kadir (2014:47)[9], Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut :

  1. Benar atau Salah dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.

  2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

  3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Sedangkan menurut Mc Leod dalam Darmawan dan Nur Fauzi (2013:2)[10], mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri :

  1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

  2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

  3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.

Sumber: Kadir (2014:48)
Gambar 2.5 Hubungan Data, Informasi, dan Pengetahuan

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Agarwal, Tayal dan Gupta (2013:131)[11], “Flowchart is a convenient Technique to represent the Flow of control in a program. (Diagram aliran adalah teknik yang mudah untuk mewakili control dalam program)."

Menurut Sagita (2013:33)[12], “flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

Berdasarka kedua definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa Flowchart atau diagram alir adalah sebuah jenis diagram yang mewakili algoritme, alir kerja atau proses, yang menampilkan langkah-langkah dalam bentuk simbol-simbol grafis, dan urutannya dihubungkan dengan panah. Diagram ini mewakili ilustrasi atau penggambaran penyelesaian masalah.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2)[13], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistemdengan seseorang yang tidak familia rdengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu :

Sumber: Tri (2015:7)
Gambar 2.6 Simbol Flowchart Proses

Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untu menelusuri alur suatu laporan atau form.

Konsep Dasar Internet Of Thing

1. Internet Of Thing

Internet of Things, sebuah istilah yang belakangan ini mulai ramai ditemui namun masih banyak yang belum mengerti arti dari istilah ini. Sebetulnya hingga saat ini belum ada pengertian atau definisi standar mengenai Internet of Things, namun secara singkat Internet of Things bisa dibilang adalah di mana benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet. Ide awal Internet of Things pertama kali dimunculkan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 di salah satu presentasinya. Kini banyak perusahaan besar mulai mendalami Internet of Things sebut saja Intel, Microsoft, Oracle, dan banyak lainnya. Banyak yang memprediksi bahwa pengaruh Internet of Things adalah “the next big thing” di dunia teknologi informasi, hal ini karena IoT menawarkan banyak potensi yang bisa digali. Contoh sederhana manfaat dan implementasi dari Internet of Things adalah sudah banyaknya developer di bidang teknologi yang membuat perangkat keras seperti smarthome yang langsung terkoneksi dengan smartphone sehingga semua pengaturannya sudah melalui smartphone.

2. Manfaat Internet Of Thing

  1. Sektor Pembangunan

  2. Sektor Energi

  3. Sektor Rumah Tangga

  4. Sektor Kesehatan

  5. Sektor Industri

  6. Transportasi

  7. Perdagangan

  8. Keamanan

  9. Teknologi dan Jaringan

Konsep Dasar Bahasa Pemograman

1. Devinisi Bahasa Pemograman

Menurut Jaza (2014:2)[14], “bahasa pemrograman adalah bahasa buatan atau artificial language yang dapat mengontrol perilaku mesin yang dalam hal ini adalah unit komputer”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahasa pemrograman adalah bahasa yang dapat diterjemahkan menjadi kumpulan perintah-perintah dasar tersebut. Penerjemahan dilakukan oleh program komputer yang disebut kompilator.

2. Kelompok Bahasa Pemrograman

Menurut Jaza (2014:2)[14], Bahasa pemrograman berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu:

  1. Bahasa Pemrograman Mesin (Machine Language)
    Bahasa mesin adalah pemrograman yang hanya dimengerti oleh mesin (komputer) yang ada didalamnya terdapat CPU yang hanya mengenal dua keadaan yang berlawanan yaitu 1 (hidup) dan 0 (mati). Kondisi 1 dan 0 dinamakan bahasa mesin, sedangkan program yang disusun disebut object program, komputer akan melaksanakan pekerjaan tanpa adanya interpretasi atau penerjemahan.

  2. Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah (Low Level Language)
    Bahasa tingkat rendah adalah bahasa pemrograman yang membantu menerjemahkan bahasa yang mudah diingat atau disebut mnemonics. Untuk mengantisipasi susahnya bahasa mesin, maka dibuat simbol yang menyerupai bahasa inggris dan mudah diingat yang disebut dengan mnemonics (pembantu untuk mengingat) dan bahasa yang terdiri dari mnemonics ini disebut assembler language.

  3. Bahasa Pemrograman Tingkat Menengah (Middle Level Language)
    Bahasa tingkat menengah adalah bahasa pemrograman yang menggunakan aturan grammatical dalam penulisan pernyataan, mudah dipahami dan instruksi tertentu yang dapat langsung diakses oleh komputer.

  4. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi (High Level Language)
    Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa pemrograman yang penulisan pernyataannya mudah dipahami secara langsung. Contoh: Pascal, Basic dan Cobol.

  5. Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming)
    Bahasa pemrograman berorientasi objek adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek/visual, bahasa pemrograman ini mengandung fungsi-fungsi untuk suatu permasalahan. Programmer tidak harus menulis secara detail semua pernyataannya tetapi cukup memasukan kriteria yang dikehendaki. Contoh: menyelesaikan Microsoft Visual Basic, Microsoft Visual Foxpro, Borland Delphi dan lain-lain.

Konsep Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Mustaqbal dkk (2015:323)[15], “Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus tes yang baik adalah apabila tes tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan".

2. Jenis-Jenis Pengujian

1. BlackBox Testing

Menurut Warsito (2015:32) “blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

2. Metode Pengujian BlackBox Testing

Ada beberapa macam metode pengujian BlackBox, berikut diantaranya:

a.) Equivalence Partitioning

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b.) Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

c.) Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut :

1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

d.) Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

e.) Sample and Robustness Testing

1.) Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

2) Robustness Testing

Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f) Behavior Testing dan Performance Testing

1) Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

2) Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

3.) Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

4) Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dan lain-lain), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dan lain-lain), input/output (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya :

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Mohd. Arif dan Saoud Sarwar (2015:17)[16], Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering . It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers. It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the entire relevant stakeholders. In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main resources, and also on the basis of accurate analysis of the organization, the application area where the system will be disposed.

(Persyaratan elisitasi adalah sub-proses penting persyaratan teknik. Ini adalah proses pencarian, pengungkapan, pencapaian, dan persyaratan yang merinci untuk berbagai jenis sistem seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web, dll. Persyaratan pengembangan adalah tentang pencapaian dan pemahaman kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir untuk berkomunikasi. Ini perlu pengembang sistem. Ini juga melakukan serangkaian aktivitas yang harus memungkinkan komunikasi, prioritas, konsultasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait. Dalam proses elisitasi persyaratan, persyaratan area dimana sistem akan dibuang).

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

a) Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

b) Tahap II

Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

c) Tahap III

Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu :

  1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan.

  2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

  3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

  1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

  2. Middle (M) : Mampu dikerjakan

  3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

3. Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Raspberry Pi

1. Definisi Raspberry Pi

Menurut Monk (2013:1)[17],The Raspberry Pi is a computer that runs the Linux operating system. It has USB sockets you can plug a keyboard and mouse into and HDMI (High-Definition Multimedia Interface) video output you can connect a TV or monitor into". Raspberry Pi adalah komputer yang berjalan dengan sistem operasi Linux. Memiliki soket USB yang bisa di pasang untuk keyboard dan mouse, dan keluaran video HDMI (High-Definition Multimedia Interface) dapat dihubungkan ke TV atau monitor.

Menurut Richardson dan Wallace (2013)[18],"The Raspberry Pi is a credit sized computer that plug into your TV and a keyboard. It is a capable little computer which can be used in electronics prjocects, and for many things that your desktop PC does, like spreadsheets, word-processing and games. It also plays high definiton video".

Raspberry Pi adalah sebuah komputer sebesar kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer kecil ini bisa digunakan untuk proyek-proyek elektronik, dan hal lainnya yang bisa dilakukan oleh desktop komputer seperti sebagai mesin pengolah kata, games, dan perangkat ini juga mampu memainkan video beresolusi tinggi.

Raspberry Pi merupakan sebuah Single Board Computer (SBC) atau komputer mini, yang dikembangkan oleh Raspberry Pi Foundation yang berbasis di Inggris. Ide awal dari pembuatan Raspberry Pi adalah menyediakan komputer yang murah untuk anak-anak sebagai media mereka untuk mempelajari bahasa pemograman komputer. Raspberry Pi diluncurkan pertama kali pada 29 Februari 2012.

Dalam Raspberry Pi sudah dilengkapi dengan prosesor ARM1176JZF-S 700 MHz, RAM sebesar 256 MB dan juga sebuah GPU VideoCore IV. Dan untuk penyimpanan data, Raspberry Pi tidak menggunakan Hard Disk namun Raspberry Pi dapat menggunakan SD Card untuk menyimpan data, baik itu data sistem operasinya ataupun untuk media penyimpanan data jangka panjang. Raspberry Pi memiliki dua model, model A dan model B. Perbedaan model A dan B terletak pada memori yang digunakan. Model A menggunakan memori 256 MB dan model B 512 MB. Selain itu model B juga sudah dilengkapai dengan ethernet port (kartu jaringan) yang tidak terdapat di model A.

“The Raspberry Pi is a credit sized computer that plug into your TV and a keyboard. It is a capable little computer which can be used in electronics prjocects, and for many things that your desktop PC does, like spreadsheets,word-processing and games. It also plays high definiton video."

Raspberry Pi adalah sebuah komputer berukuran sebesar kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer kecil ini bisa digunakan untuk proyek-proyek elektronik dan hal lainnya yang bisa dilakukan oleh desktop komputer seperti sebagai mesin pengolah kata, games dan perangkat ini juga mampu memainkan video beresolusi tinggi. Richardson dan Wallacemen jelaskan beberapa cara untuk menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Raspberry Pi diantaranya sebagai berikut:

  1. General Purpose Computing
    Perlu diingat bahwa Raspberry Pi adalah sebuah komputer dan memang pada faktanya dapat digunakan sebagai sebuah komputer. Setelah perangkat ini siapuntuk digunakan kita bisa memilih untuk boot langsung kedalam GUI (Graphical User Interface) dan didalamnya terdapat sebuah web browser yang merupakan aplikasi yang banyak digunakan komputer sekarang ini. Perangkat ini juga dapat di install banyak aplikasi gratis seperti Libre Office yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan kantor.

  2. Learning to Program
    Raspberry Pi pada dasarnya ditujukan sebagai alat edukasi untuk mendorong anak-anak bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini sudah terpasang dengan interpreters dan compilers untuk berbagai bahasa pemrograman. Untuk pemula telah disediakan Scratch, sebuah bahasa pemrograman berasaskan grafik dari MIT. Kita bisa menulis program untuk Raspberry Pi dalam berbagai bahasa seperti C, Ruby, Java, Python, dan Perl.

  3. Project Platform
    Raspberry Pi membedakan dirinya dari komputer pada umumnya bukan dari segi harga dan ukurannya saja, tapi juga karena kemampuannya berintegrasi dengan proyek-proyek elektronik.

Sumber: Rick Golden (2013:14)
Gambar 2.7. Model Raspberry Pi B

tabel 2.2 Perbandingan Spesifikasi Raspberry Pi Tipe A dan B

Sumber: Rick Golden (2013:14)

Berdasarkan Gambar 2.7 Raspberry Pi mempunyai beberapa bagian antara lain :

  1. CPU dan GPU
    Prosessor yang digunakan pada Raspberry PI adalah ARM1176JZF-S dengan kecepatan Clock sebesar 700 Mhz dan GPU atau Grap hic Processing Unit yang dipakai adalah Video Core IV.

  2. Memory (RAM)
    Raspberry Pi model B ini menggunakan RAM sebesar 512 MB. RAM ini diletakkan menyatu dengan Prosessor.

  3. Power
    Untuk Catu Daya, Raspberry Pi menggunakan konektor Micro USB yang biasa digunakan pada Charger Smartphone Android. Catu daya ini bekerja pada tegangan 5V dengan arus minimal 1A agar Raspberry Pi bekerja secara maksimal.

  4. SD Card
    Untuk Catu Daya, Raspberry Pi menggunakan konektor Micro USB yang biasa digunakan pada Charger S Bagian ini berfungsi untuk tempat memasukkan SD-Card yang sudah diisi dengan salah satu OS Raspberry Pi. OS tersebut adalah Raspbian, Pidora, Arch Linux, Raspbmc, Open ELEC, dan lain-lain.

  5. Port HDMI
    Port ini berfungsi untuk menampilkan OS Raspberry pada TV yang mempunyai port HDMI.

  6. Port RCA
    Sama seperti port HDMI, port ini berfungsi untuk menampilkan OS Raspberry Pi, namun menggunakan Port Video untuk TV model lama.

  7. Konektor Audio
    Berfungsi sebagai konektor untuk Speaker atau Headset.

  8. LED indicator
    Terdapat 5 Led yang masing-masing berfungsi sebagai Indikator catu daya, proses kerja CPU, dan proses kerja jaringan.

  9. Port USB
    Selayaknya penggunaan pada komputer, port ini berfungsi untuk menyambungkan berbagai macam perangkat USB seperti Flash Disk, USB Dongle, USB Webcam, Card Reader, dan lain-lain.

  10. Port LAN (RJ-45)
    Untuk menghubungkan Raspberry Pi ke Jaringan melalui konektor RJ 45 dan kabel UTP.

  11. GPIO (General Purpose Input Output)
    Bagian ini merupakan salah satu keunggulan Raspberry Pi dengan Komputer mini sebelumnya, karena pengguna bisa memprogram pin-pin GPIO ini sesuai dengan kebutuhan mereka.

Konsep Dasar Linux

1. Sejarah Linux

Menurut Hicks, Linus Torvalds memulai Linux, sebuah sistem operasi, sebagai sebuah proyek pribadi pada tahun 1991. Dia memulai proyek ini karena ingin menjalankan sistem operasi berbasis Unix tanpa terlalu mengeluarkan banyak uang. Sebagai tambahan, ia juga hendak mempelajari prosesor 386. Linux dirilis tanpa biaya kepada publik sehingga setiap orang bisa mempelajarinya dan membuat perbaikan dibawah lisensi General Public. Saat ini, Linux telah berkembang menjadi sebuah pemain utama dalam pasar sistem operasi. Linux telah diporting untuk berjalan pada berbagai arsitektur, termasuk HP/Compaq Alpha, Sun SPARC dan UltraSPARC, dan Motorola Power PC chip (melalui komputer Apple Macinthos dan IBM RS/6000.) Ratusan, jika tidak ribuan pemrogram di seluruh dunia sekarang turut serta mengembangkan Linux. Linux menjalankan program-program seperti Sendmail, Apache, dan BIND, yang merupakan perangkat lunak yang sangat populer yang digunakan untuk menjalankan server-server internet. penting untuk diingat bahwa istilah “Linux” hanya merunjuk pada kernel inti dari sebuah sistem operasi. Inti ini bertanggung jawab untuk mengontrol prosesor, memori, hard drive, dan peripheral komputer Anda. Itu semua apa yang dikerjakan oleh Linux ia mengontrol operasi dari komputer Anda dan memastikan bahwa semua programnya bertindak sesuai dengan keinginan. Berbagai macam perusahaan dan individual membundel kernel dan berbagai program bersama-sama untuk membuat sebuah sistem operasi. Kami menyebut setiap bundel tersebut sebuah distribusi Linux. Nama Linux merupakan kombinasi unik antara nama penciptanya dan nama sistem operasi yang menjadi targetnya (UNIX). Semuanya berawal dari sebuah sistem operasi bernama Minix. Minix dibuat oleh Profesor Andrew Tanenbaum. Minix adalah sistem operasi mirip UNIX yang bekerja pada PC. Torvald adalah salah seorang mahasiswa di Universitas Helsinki yang menggunakan Minix. Walaupun cukup bagus, ia belum menganggap Minix memadai. Kemudian pada tahun 1991 ia membuat sistem operasi yang merupakan clone UNIX, yang diberi nama Linux. Seperti halnya Minix, Linux tidak menggunakan kode apapun dari vendor UNIX komersial, sehingga Torvalds mendistribusikan linux di internet secara bebas dan gratis. Pada 5 Oktober 1991, Torvalds mengeposkan sistem operasinya di newsgroup comp.os.minix. Ia mengumumkan bahwa source code Linux tersedia dan meminta bantuan programmer-programmer lain untuk ikut mengembangkannya. Ketika itu Linux masih setengah matang, sistem operasi ini hanya bisa menjalankan sedikit perintah UNIX, seperti bash, gcc dan gnu-make. Saat Linux 1.0 diluncurkan pada 1994, sistem operasi ini telah cukup stabil dan memiliki banyak feature, seperti preemptive multitasking (kemampuan untuk membagi sumber daya CPU untuk banyak aplikasi) dan symmetric multiprocessing (kemampuan untuk membagi tugas di antara banyak CPU). Linux bahkan memiliki maskotnya sendiri yang oleh torvalds dijeaskan sebagai “Seekor penguin yang menggemaskan dan ramah, yang kekenyangan setelah makan banyak ikan hering”.

Pada 1996, tim pengembangan Linux yang ada diseluruh dunia mulai memberikan hasilnya. Tahun itu mereka telah membuat versi Linux untuk sejumlah versi hardware, dari Atari ST sampai Macintosh. Linux terus berkembang pesat, utamanya karena ada sejumlah distributor (seperti RedHat, Caldera, dan sebagainya) yang berkompetisi untuk berebut pangsa pasar. Oleh karena itu dibentuk kelompok bernama Linux Standard Base. Kelompok ini bekerja untuk memastikan bahwa beragam distribusi Linux yang ada tetap bisa menjalankan aplikasi yang sama dan saling berinteroperasi.

2. Distribusi Linux (Distro Linux)

“Distro LINUX adalah LINUX yang dibuat dengan memasarkan program tertentu berdasarkan source yang ada dan di kemas sedemikian rupa sehingga mempunyai tampilan atau fitur yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan si pembuat distro.” Ada distro yang berfokus pada server artinya distro tersebut lebih dioptimasi ke sistem server sehingga software atau program yang di paketkan adalah khusus untuk server saja contoh untuk distro ini antara lain : Trustix Secure Linux, Turbo Linux Server, Red Hat Enterprise Server, Server Optimize Linux (SOL), Mandrake Security dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Ketika pengguna Linux baru berkenalan dengan Linux, biasanya mereka terbentur pada masalah distro yang akan dipakai/dipilih. Secara garis besar distro Linux sama yaitu menggunakan 'kernel' Linux, perbedaannya hanya pada paket program, program instalasi, organisasi direktori dan berkas, program aplikasi dan utilitas tambahan. Distro Linux berbeda untuk kebutuhan yang berbeda. Dibawah ini merupakan beberapa distro Linux, diantaranya:

  1. Debian GNU atau Linux
    Debian GNU/Linux adalah distro non komersial yang dihasilkan oleh para sukarelawan dari seluruh dunia yang saling bekerjasama melalui internet. Distro ini menginginkan adanya semangat open-source yang harus tetap ada pada Debian. Kedinamisan distro ini membuat setiap rilis paket-paketnya di update setiap waktu dan dapat di akses melalui utilitas apt-get. Apt-get adalah sebuah utilitas baris-perintah yang dapat digunakan secara dinamis untuk meng-upgrade sistem Debian GNU/Linux melalui apt-repository jaringan archive Debian yang luas. Milis dan forum debian selalu penuh dengan pesan-pesan baik mengenai bug, masalah, sharing, dan lain-lain. Dengan adanya sistem komunikasi ini bug dan masalah keamanan pada tiap paket dapat dilaporkan oleh para pengguna dan pengembang Debian dengan cepat. Keuntungan dari Debian adalah upgradability, ketergantungan antar paket didefinisikan dengan baik, dan pengembangannya secara terbuka.

  2. Redhat Linux
    Distributor paling populer di AS dan salah satu yang paling mudah digunakan. RedHat adalah distro yang cukup populer di kalangan pengembang dan perusahaan Linux. Dukungan-dukungan secara teknis, pelatihan, sertifikasi, aplikasi pengembangan, dan bergabungnya para hacker kernel dan free-software seperti Alan Cox, Michael Johnson, Stephen Tweedie menjadikan RedHat berkembang cepat dan digunakan pada perusahaan. Poin terbesar dari distro ini adalah Red Hat Package Manager (RPM). RPM adalah sebuah perangkat lunak untuk memanajemen paket-paket pada sistem Linux kita dan dianggap sebagai standar de-facto dalam pemaketan pada distro-distro turunannya dan yang mendukung distro ini secara luas.

  3. Turbo Linux
    Distribusi Linux paling populer di Asia yang menyediakan dukungan untuk set karakter khusus Asia. Turbo Linux merupakan salah satu distro Linux yang diminati oleh perusahaan dan perorangan di Jepang dan Asia. Produk berbasis Linux dengan kinerja tinggi ini dimanfaatkan untuk pasar workstation dan server terutama untuk penggunaan clustering dan orientasinya ke perusahaan. Beberapa produk-produknya: TurboLinux Workstation untuk desktop-nya, Turbo Linux Server untuk backend server dengan kinerja tinggi terutama untuk penggunaan bisnis di perusahaan, e-commerce dan transaksi B2B (Business to Business).

  4. Caldera Open Linux
    Caldera Linux merupakan salah satu jenis linux yang dirancan untuk mempermudah pemakaian bagi penggunanya. Caldera sendiri dirancang dengan tampilan keseluruhan dengan grafis. Sejak saat kita melakukan penginstallan linux Caldera ini, hingga kita melakukan Setting Hardware semuanya dilakukan dengan tampilan grafis. yang mengagumkan dari Linux Caldera ini adalah pada saat kita melakukan penginstallan Linux Caldera ini, kita disuguhi game tetris untuk mengisi waktu yang luang, sambil menunggu transfer prigram yang berjalan. Selain itu Caldera merupakan jenis linux yang pertama yang menggunakan Auto-Detect Hardware (seperti plug and play pada Mac). Untuk penjelasan yang lebih lengkap dan juga informasi yang akurat anda dapat melihat di situs Caldera Linux.

  5. Corel Linux
    Corel Linux merupakan salah satu sistem operasi berbasis Linux yang dibuat oleh salah satu distribusi Linux, yaitu Debian. Corel Linux sama seperti Linux lainnya, mendukung sistem operasi sistem open source dibawah naunan GNU. Corel Linux dapat anda beli Via internet dengan harga yang sangat terjangkau, jauh dari harga linux OS lainnya. Corel Linux dapat langsung di instal dengan atau tanpa sistem operasi yang lain. Corel Linux juga bisa di install pada partisi dan file sistem windows, yang menjadikan Corel Linux seolah-olah adalah program aplikasi Windows. Salah satu yang menarik dari Corel Linux adalah Semuanya serba grafis. Corel Linux juga dirancang sebagai end-User. Pada Corel Linux semuaya serba grafis, dimulai pada saat prosedur Instalasi hingga boot sistem. Anda tidak akan menemukan basis text seperti yang ada di Linux lainnya, atau juga windows yang masih basis text. Di corel Linux semuanya serba disederhanakan. bahkan sampai pada setting jaringan pun lebih mudah dari pada setting jaringan pada Windows. Akan tatapi ada sedikit kekurangan pada Corel Linux ini, terutama bagi pengguna yang sudah mahir. Mereka akan binging dengan tampilan yang serba grafis yang diberikan oleh Corel Linux. Untuk Informasi yang lebih detail anda dapat mengunjugi di situsnya yaitu di situs Corel Linux.

Konsep Konsep Dasar Raspberry Pi Camera Noir v2

1. Definisi Raspberry Pi Camera Noir v2

The infrared Camera Module v2 (Pi NoIR) has a Sony IMX219 8-megapixel sensor (compared to the 5-megapixel OmniVision OV5647 sensor of the original camera). The Pi NoIR offers everything the regular Camera Module offers, with one difference: it does not employ an infrared filter. (NoIR = No Infrared.) This means that pictures taken in daylight look decidedly curious, but gives us the ability to see in the dark with infrared lighting.

Inframerah Modul Kamera v2 (Pi noir) memiliki Sony IMX219 sensor 8-megapiksel (dibandingkan dengan 5-megapiksel OmniVision OV5647 sensor kamera asli). Pi noir menawarkan segala penawaran Modul Kamera biasa, dengan satu perbedaan: tidak mempekerjakan filter inframerah. (Noir = No Inframerah.) Ini berarti bahwa gambar yang diambil di siang hari terlihat jelas penasaran, tapi memberikan kita kemampuan untuk melihat dalam gelap dengan pencahayaan inframerah.

Konsep Dasar Sensor DHT22

1. Definisi Sensor DHT22

Menurut hasil penelitian dari Saptadi (2014) [19], menyatakan bahwa sensor DHT22 memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan sensor DHT11. DHT22 juga dikenal dengan kode AM2302 Digital Capacitive Relative Humidity and Temperatur Sensor Module. merupakan pengembangan dari sensor suhu dan kelembaban versi sebelumnya yaitu DHT11.

Gambar 2.8. Sensor DHT 22

DHT22 merupakan sensor yang memiliki dimensi yang kecil yaitu 25,1 × 15,1 × 7,7 mm. Sensor DHT22 memiliki 4 kaki (dari kiri ke kanan) yang terdiri dari VCC (Power supply), Data (data signal), NULL, dan GND (Grounding). Walaupun ukurannya relatif kecil sensor DHT22 memiliki rentang pengukuran suhu yang lebar yaitu antara -40 ~+ 80 °C (akurasi ±0,5°C) dan kelembaban antara 0 – 100 %. Keluaran sinyal DHT22 merupakan sinyal digital dengan konversi dan perhitungan yang dilakukan oleh MCU 8-bit terpadu yang ada pada modul DHT22. Sinyal digital yang telah dihasilkan dapat diproses langsung oleh mikrokontroler. DHT22 juga dapat mentransmisikan sinyal melewati kabel yang panjangnya hingga 20 meter. Spesifikasi teknis untuk DHT22 (AM2320) dapat dilihat pada Spesifikasi teknis sensor DHT22.

Spesifikasi Keterangan

  1. Sumber tegangan 3,3 – 6 VDC

  2. Sinyal luaran Sinyal digital via single bus

  3. Elemen pengindera Polymer capacitor

  4. Rentang operasi T = -40 ~+ 80 °C; H = 0 – 100%

  5. Akurasi T < ± 0,5 °C; H ± 2% RH (Max ± 5% RH

  6. Periode pengindera 2 detik

  7. Sensitivitas T = 0,1 °C; H = 0,1 %RH

Suhu Ideal Untuk Ruang Bayi

1. Suhu Ideal Untuk Ruang Bayi

Menurut Broto, dkk (2017:2)[20], Dalam ruangan NICU rentan sekali terhadap tumbuh berkembangnya infeksi nosokomial pada peralatan atau fasilitas yang ada di ruang tersebut, untuk menghindari tubuh berkembangnya infeksi nosokomial tersebut maka ruang tersebut harus memenuhi standar yang ada, antara lain ruangan harus terisolasi dengan area umum, pembagian ruang infeksi dan non infeksi, jarak tiap 3 bayi antara area perawatan bayi minimal 1,2~2,4 meter, pengaturan suhu (22~30°C) serta kelembaban (30-60%).

Berdasarkan definisi diatas serta dari beberapa buku dan artikel kesehatan jika suhu ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin tidak aman untuk bayi karena apabila suhu ruangan bayi terlalu panas, hal ini dapat meningkatkan risiko bayi mengalami sindrom kematian mendadak atau sering disebut dengan SIDS (sudden infant death syndrome).

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Meta Amalya Dewi[21], ),Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Adapun literaute review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Ardiyasa dari STMIK STIKOM Bali berjudul “Pemanfaatan Raspberry PI dan Webcam Untuk Layanan Monitoring Ruangan Berbasis Web” pada tahun 2015. Penelitian ini tentang bagaimana memanfaatkan raspberry pi untuk memonitoring ruangan sehingga menambahkan keamanan dengan efisiensi biaya dan lebih praktis.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Sayuti dari Universitas Darma Persada berjudul “Perancangan Sistem Monitoring Suhu Menggunakan Raspberry Pi berbasis Web dan Android” pada tahun 2015. Penelitian ini tentang membuat suatu alat untuk memonitor suhu pada ruangan server yang dimana sering terjadi panas berlebih yang ditimbulkan dari perangkat server sehingga membuat ruangan panas, yang dimana inti tujuan dari alat tersebut adalah agar ruangan senantiasa dalam keadaan kondusif.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Bonifasius Kristiawan dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjudul “Sistem Keamanan Akses Ruang Dengan Masukan Barcode Berbasis Raspberry pi” pada tahun 2017. Penelitian ini tentang membuat sistem pada pintu ruangan yang hanya bisa diakses dengan menggunakan barcode.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Syarif dari STMIK Raharja yang berjudul “Prototype Pemantau Sumbatan Air Dengan Menggunakan Raspberry pi pada PT.YKK AP INDONESIA” Pada tahun 2014. Penelitian ini tentang memantau sumbatan pada saluran air bawah tanah secara real time.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Setya Sunarna dari STMIK Raharja yang berjudul “Perancangan Prototype Pengukuran dan Monitoring dalam penggunaan Listrik Berbasis Smartphone Pada B2TE-BPPT” Pada tahun 2104. Peneltian ini tentang menampilkan besarnya total daya yang digunakan dan pengontrolan lampu ataupun peralatan listrik berbasis smartphone karena dilakukan pada listrik 1 phase.

  6. Jurnal Internasional yang ditulis oleh G.Senthilkumar, K.Gopalakrishnan , V. Sathish Kumar dari Associate Professor & Head, Department of Electronics S.N.R Sons College yang berjudul “Embeded Image Capturing System Using Raspberry Pi System” pada tahun 2014. Penelitian ini tentang membahas teknik pengambilan gambar dalam sistem embed berdasarkan papan raspberry pi.

  7. Jurnal Internasional yang ditulis oleh K.S.Shilpashree, Lokesha.H, Hadimani Shivkumar, dari M.Tech, VLSI Design and embedded system, E & C Department, Kalpataru Institute of Technology yang berjudul “Implementation of Image Processing on Raspberry Pi” pada tahun 2015. Penelitian ini tentang konsep aplikasi real time MAV, The MAVs pada dasarnya digunakan untuk menangkap gambar dan video melalui modul kamera Raspberry pi.

  8. Jurnal Internasional yang ditulis oleh N.Suresh, E.Balaji, K.Jeffry Anto, J.Jenith dari Sathyabama University, Tamilnadu, India yang berjudul “Raspberry pi Based Liquid Flow Monitoring And Control” pada tahun 2014. Penelitian ini tentang memantau dan mengontrol aliran cairan dalam pipa industri melalui server web.

  9. Jurnal Internasional yang di tulis oleh J.Manasa, J.T.Pramod, Dr.S.A.K.Jilani, Mr.S.Javeed Hussain dari Madanapalle, A.P, India yang berjudul “Real Time Object Counting using Raspberry pi” pada tahun 2015. Penelitian ini tentang mengusulkan desain dan implementasi algoritma penghitungan objek berdasarkan pengolahan gambar dengan menggunakan Raspberry pi secara real time. Fitur dari gambar yang mengandung objek yang akan dideteksi diekstrak menggunakan metode yang disebut BLOB (Binary Large Object) analisis.

  10. Jurnal Internasional yang di tulis oleh P Bhaskar RAO dari College of Engineering, Mandya yang berjudul “Raspberry pi Home Automation With Wireless Sensor Using Smartphone” pada tahun 2015. Penelitian ini tentang sistem kontrol dan pemantauan rumah dengan biaya rendah dan fleksibel menggunakan mikroprosesor dan mikrokontroler, dengan konektivitas IP untuk mengakses dan mengendalikan perangkat.

Dari sepuluh Literature Review diatas, saya mengambil literarture nomor 1 dan 2 karena kemiripan penelitian yang membahas mengenai pemantauan ruangan dan suhu pada ruangan..

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Puskesmas Serpong

UPT Puskesmas Serpong 1 merupakan puskesmas yang berdiri sejak tahun 1973, yang lokasinya bersebelahan dengan pasar Serpong yang juga sudah lama berdiri. Tanah yang ditempati merupakan tanah aset Universitas Indonesia. Pada awal berdirinya UPT Puskesmas Serpong 1, pengelolaan Puskesmas berada di bawah naungan dinas kesehatan kabupaten Tangerang. Dulunya UPT Puskesmas Serpong 1 bernama Puskesmas Serpong, dan wilayah kerjanya meliputi seluruh kecamatan Serpong yang meliputi 9 kelurahan. Kemudian setelah tahun 2009 sejak berdirinya kota Tangerang Selatan, dibangun tiga puskesmas di wilayah kecamatan Serpong, yakni UPT Puskesmas Serpong 1, UPT Puskesmas Serpong 2, dan UPT Puskesmas Rawa Buntu. Sejak saat itu, UPT Puskesmas Serpong 1 wilayah kerjanya hanya meliputi 2 kelurahan saja, yakni kelurahan Serpong dan kelurahan Cilenggang. Secara geografis wilayah kerja UPT Puskesmas Serpong 1 seluas 366,13 hektar yang terdiri dari kelurahan Serpong seluas 198,8 hektar dan kelurahan Cilenggang 167,33 hektar (Data Profil Kelurahan Serpong dan Kelurahan Cilenggang tahun 2015). UPT Puskesmas Serpong 1 terletak di jalan raya Serpong di atas tanah seluas 5000m2 bersebelahan dengan pasar dan SDN Serpong 1. Adapun batas wilayah kerja UPT Puskesmas Serpong 1 adalah:

  1. Utara: wilayah kerja Puskesmas Serpong 2

  2. Selatan: wilayah kerja Puskesmas Kranggan

  3. Barat: wilayah kerja Puskesmas Kranggan

  4. Timur: wilayah kerja Puskesmas Rawa Buntu

Struktur Organisasi Puskesmas Serpong

Gambar 3.1. Sturuktur Organisasi Puskesmas Serpong

Visi Dan Misi Puskesmas Serpong

1. Visi
Menjadi pilihan pertama dalam pelayanan kesehatan keluarga dan masyarakat.

2. Misi

  1. Mengedepankan profesionalisme.

  2. Melestarikan pelayanan prima.

  3. Meningkatkan pemeberdayaan masyarakat.

  4. Membentuk dan meningkatkan kemitraan.

Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan prototipe menggunakan raspberry pi ini di buat guna untuk mempermudah sistem yang sudah berjalan menjadi lebih efisien yang dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Memberikan keamanan terhadap bayi secara real time sehingga dapat mengurangi tindak penculikan bayi dan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap bayi.

  2. Perawat dan orang tua bisa dapat mengawasi bayi secara langsung sehingga tidak perlu khawatir ketika ingin meninggalkan bayi saat melakukann aktivitas.

  3. Perawat dan orang tua dapat mengambil gambar secara langsung serta dapat merekam video secara otomatis sehingga dapat melihat aktivitas bayi pada saat tidak terpantau oleh perawat dan orang tua.

Tujuan Hasil Perancangan

a. Bagi Perawat di Puskesmas

  1. Lebih mudah untuk memantau kedaan bayi.

  2. Dapat segera memberi perawatan secara langsung apabila terlihat kondisi bayi tidak baik.

b. Bagi Orang Tua

  1. Memberikan fasilitas untuk orang tua bisa memantau bayi pada ruang perawatan.

  2. Mengurangi dari hal-hal yang tidak diinginkan terhadap bayi serta juga penculikan.

Analisa Sistem

Analisa Sistem Yang Berjalan

Pada sistem yang berjalan di Puskesmas Serpong masih menggunakan metode pemantauan manual yang di lakukan perawat secara bergantian sesuai jadwal yang sudah ada, berikut adalah flowchartnya.

Gambar 3.2. Flowchart sistem yang sedang berjalan

Analisa Sistem Unggulan

Pada sistem usulan ini penulis membuat alat pantau berbasis raspberry pi untuk memantau keadaan bayi secara langsung yang dimana perangkat tersebut diletakan pada ruangan bayi yang berguna untuk memenuhi kegiatan perawat dalam memantau bayi di puskesmas serpong sehingga lebih efektif dan efisien.


Cara Kerja Alat

Dalam cara kerja alat pemantau bayi menggunkan raspberry pi adalah raspberry pi dijadikan sebagai media untuk menyatukan semua komponen seperti modul camera noir raspberry pi, dan sensor dht 22. Jika semua komponen tersebut sudah bekerja semua, kita hanya perlu membuka web pada laptop atau smartphone dan kemudian memanggil ip raspberry pi tersebut dan kita bisa langsung memulai proses memantau bayi..

Diagram Blok

Pada dasarnya sistem sebuah alat pantau terdiri dari banyak komponen. Maka untuk menyederhanakan dalam menganalisa dipakai blok diagram. Dimana tiap-tiap komponen digambarkan oleh sebuah kotak yang mempunyai input, output, dan proses sedangkan didalamnya dituliskan bentuk transfer fungtion dari komponennya. Agar mudah dimengerti maka penulis membuat diagram blok dan alur kerjanya.

Gambar 3.3. Diagram Blok

Keterangan dan penjelasan Diagram Blok diatas adalah sebagai berikut:

  1. Raspberry pi berfungsi sebagai mikroprosesor untuk semua sensor dan modul yang di butuhkan.

  2. Adapter diperlukan untuk sebagai power raspberry pi.

  3. DHT 22 sebagai sensor untuk mengukur tingkat suhu pada ruangan.

  4. Camera Noir Raspberry pi sebagai modul kamera untuk memantau pada ruangan.

  5. Laptop berfungsi memanggil IP raspberry pi untuk menjalankan proses memantau bayi melalui web.

  6. Web Browser untuk menampilkan interface kamera.

Pembuatan Alat

Pada perancangan sistem alat pantau bayi yang penulis rancang ini meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Seperti yang ditunjukan pada gambar 3.3. dari sistem yang telah dirancang akan mewujudkan protipe alat pemantau bayi menggunakan raspberry pi guna untuk memantau keadaan bayi pada puskesmas serpong.

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Dalam perancangan perangkat keras ini di butuhkan beberapa alat yang di perlukan agar sistem bisa berjalan dengan baik dan sesuai fungsinya. Berikut adalah alat-alat yang di butuhkan:

Alat-alat yang digunakan

  1. Raspberry pi

  2. Camera Noir Raspberry pi

  3. SD Card

  4. Sensor DHT 22

Bahan-bahan yang digunakan

  1. Sd Card

  2. Laptop

  3. Power adapter

Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Dalam perancangan perangkat lunak (software) ini terdapat beberapa langkah sebagai berikut:

  1. Menginstall OS raspbian pada micro SD
    Setelah mendownload Raspbian image kemudian masukan micro SD pada computer windows dan Buka Win32DiskImager.exe kemudian pilih file Raspbian yang sudah di ekstrak pada image file dan pilih lokasi micro SD pada Device lalu pilih Write untuk mulai menuliskan file imager Raspbian pada Micro SD.

  2. Gambar 3.4. Win32 Disk Imager

    Gambar 3.5. Proses Install

    Gambar 3.6. Proses Install Selesai

    Setelah proses instalasi selesai lepas sd card dari laptop kemudian pindahkan ke raspberry dan hubungkan adapter dan monitor.

  3. Konfigurasi Raspberry Pi
    Setelah proses install OS selesai, lalu ke tahap konfigurasi Raspberry Pi dengan langkah awalnya “Sudo raspi-config”. Sudo diperlukan karena akan mengubah file yang tidak dimiliki sebagai pengguna pi.

  4. Gambar 3.7. Layar Utama Raspi-config

    Raspi-config bertujuan untuk menyediakan fungsi-fungsi untuk membuat perubahan konfigurasi yang paling umum. Beberapa opsi memerlukan reboot untuk diterapkan. Berikut adalah beberapa configuration untuk raspberry pi

    a. Mengubah password.

    Gambar 3.8. Mengubah Password

    b. Pilihan internasionalisasi (bahasa, lokasi, keyboard layout)

    Gambar 3.9. Mengubah Lokasi dan keyboard layout

    c. Mengubah hostname.

    Gambar 3.10. Mengubah Hostname

    d. Finish jika sudah selesai mengkonfigurasi.

  5. Remote Raspberry pi
    Untuk bisa mengoperasikan raspberry pi di windows di perlukan aplikasi yang bernama putty berikut adalah beberapa langkahnya :

  6. a. Scan ip Raspberry nya dengan aplikasi Wireless Network Watcher

    Gambar 3.11. Scan ip Raspberry pi

    b. Lalu setelah itu cari aplikasi “Putty”

    Gambar 3.12. Aplikasi Putty

    c. Buka aplikasi putty dan masukan ip raspberry

    Gambar 3.13. Putty Configuration

    d. Masukan username dan password raspberry pi kemudian selesai

    Gambar 3.14. Putty ketika berhasil Login

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang di inginkan.

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat 1 non functional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem prototipe alat pantau bayi menggunakan raspberry pi ini dapat bekerja dengan baik.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting).Maksudnya adalah elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan.

  2. D pada MDI artinya Desirable (Diinginkan atau tidak terlalu penting). Maksudnya adalah elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi). Maksudnya adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel Elisitasi Tahap III tersebut:

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Keterangan :

  1. T (Technical)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

  2. O (Operational)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimanakah cara kerja dari sistem yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

  3. E (Economic)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem.

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

  1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

  3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat menjadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan prototipe alat pemantau bayi menggunakan Raspberry Pi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III diatas, dapat dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.3 Final Elisitasi

BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

Flowchart Program Yang Diusulkan

Adapun flowchart program yang diusulkan bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1. Flowchart sistem yang diusulkan

Dapat dijelaskan pada gambar 4.1. flowchart sistem yang diusulkan di atas terdiri dari:

  1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “mulai”dan “selesai” pada aliran proses flowchart .

  2. Terdapat 5 (lima) simbol proses, yang menyatakan mulainya installasi alat untuk proses memantau bayi dan proses penangan bayi apabila bayi tidak dalam kondisi baik.

  3. Terdapat 4 (empat) simbol decision, yang bertujuan untuk menunjukan apakah alat berjalan dengan normal, apakah bayi yang dipantau dalam kondisi baik, apakah apabila bayi dalam tidak kondisi baik memerlukan penangan khusus atau hanya penangan ditempat saja dan apakah bayi masih memerlukan pengawasan.

  4. Terdapat 1 (satu) symbol input/output, yang menyatakan bahwa bayi diletakan pada ruangan khusu bayi dan bayi sudah bisa dipantau.

Rancangan Program

Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak RPi Cam Interface

Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah aplikasi RPi Cam Interface yang merupakan perangkat lunak untuk membuat tampilan pada web serta juga untuk menjalankan kamera yang sudah dibuat dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Pada perancangan perangkat lunak RPi Cam Interface ini menggunakan bahasa pemograman PHP yang dimana listing programnya dapat di ubah sesuai keinginan pengguna, adapun tampilan jendela program yang ada seperti berikut:

Gambar 4.2. Tampilan listing program RPi Cam Interface

Adapun tahap yang akan dilakukan adalah mengunduh listing program ► mengecek apakah ada kesalahan dalam proses mengunduh program yang diunduh ► extract listing program ke dalam Raspberry pi. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.3. Download listing program kedalam Raspberry pi

Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware maupun software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Adapun perangkat keras (hardware) sebagai berikut:

  1. Laptop

  2. Raspberry pi 3 tipe B

  3. SD Card 8GB class 10

  4. Power Adapter 2A, 5V

  5. Sensor DHT 22

  6. Camera Noir Raspberry pi V2

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan membuat program, merancang alur diagram, mengeedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) sebagai berikut:

  1. OS Raspbian

  2. Chorme

  3. Putty

  4. Winscp

  5. Remote Dekstop

  6. Draw.io

  7. Microsoft Office 2016

Testing

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian testing pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian dan hasil yang diinginkan.

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat dengan menggunakan metode Black Box testing, adapun pengujian dilakukan melalui remote raspberry pi dengan aplikasi putty, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang. Tahapan tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.

  2. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga program dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.

  3. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Pengujian dengan metode Black Box sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendeketan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan atau error.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box Prototipe alat pantau bayi menggunakan raspberry pi pada puskesmas serpong, untuk pengujian pada sistem sebagai berikut :

Pengujian Black Box Pada Saat Masuk Web Browser

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses RPi Cam

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses RPi Cam

Pengujian Black Box Pada DHT 22 Dan Camera Noir Raspberry pi

Tabel 4.3 Pengujian Black Box pada DHT 22 Dan Camera Noir Raspberry pi

Pengujian Black Box Kamera Merekam Video Dan Mengambil Gambar

Tabel 4.4 Pengujian Black Box Kamera Merekam Dan Mengambil Gambar

Uji Coba Hardware

Pengujian Sensor DHT 22

Pada uji coba ini adalah pengujian sensor DHT 22, apakah sensor DHT 22 berjalan sebagaimana mestinya pada “Sistem Prototipe alat pemanatau bayi menggunakan Raspberry Pi pada Puskesmas Serpong” ini menggunakan 1 buah sensor DHT 22 yang memiliki 3 kaki diantaranya VCC, Ground dan S (Data). Dimana VCC dihubungkan pada pin 3V3, Ground dihubungkan pada pin ground raspberry pi dan S (Data) pada pin GPIO 024 pada Raspberry pi.

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat dengan menggunakan metode Black Box testing, adapun pengujian dilakukan melalui remote raspberry pi dengan aplikasi putty, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang. Tahapan tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4. Pengujian Sensor DHT 22

Gambar 4.5. Hasil Pengujian Sensor DHT 22

Pengujian Camera Noir Raspberry Pi

Pengujian pada Camera Noir Raspberry Pi dilakukan untuk melihat apakah kamera berjalan dengan lancar tanpa masalah serta untuk mengetahui kualitas stream video, merekam video dan mengambil gambar dengan kualitas hasil yang baik, agar proses memantau bayi berjalan dengan efisien. Camera Noir Raspberry dipasang pada port khusus kamera di Raspberry pi.

Gambar 4.6. Pengujian pada Camera Noir Raspberry pi

Gambar 4.7. Hasil pengujian Camera Noir Raspberry pi

Pengujian Online Berbasis IoT

Dalam pengujian ini menggunakan server ThinkSpeak dimana Raspberry pi yang telah terkoneksi internet dan data dari sensor akan dikirim ke server ThingSpeak. Data tersebut dapat dilihat menggunakan web browser.

Gambar 4.8. Data Pada ThingSpeak

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga “Prototipe Alat Pantau Bayi menggunakan Raspberry pi pada Puskesmas Serpong” dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Adapun jadwal dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Pengolahan jadwal proses pembuatan sistem

Estimasi Biaya

Berikut adalah estimasi biaya yang di keluarkan dalam pembuatan alat, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Estimasi biaya yang dikeluarkan

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berikut ini adalah kesimpulan rumusan masalah mengenai prototipe alat pantau bayi menggunakan raspberry pi pada Puskesmas Serpong, adalah sebagai berikut:

  1. Proses pemantauan dilakukan dengan cara menghubungkan laptop, PC ataupun smartphone ke local area network yang sama dengan raspberry pi kemudian masukan alamat IP address raspberry pi pada web browser, untuk browser menampilkan interface stream kamera serta keadaan suhu pada ruangan. Dalam interface tersebut terdapat beberapa menu diantaranya untuk merekam video, mengambil gambar, dan mengaktifkan fitur motion untuk merekam video otomatis apabila terdapat objek yang bergerak pada kemera selain itu video yang direkam serta gambar yang telah diambil bisa langsung dapat diunduh. Dan untuk melihat data suhu pada ruangan dapat diakses menggunakan ThingSpeak.

  2. Pengkonfigurasian sensor DHT 22 serta kamera pada alat pemantau bayi yaitu dengan menghubungkan sensor DHT 22 ke pin GPIO pada raspberry pi dan memasukan code program ke dalam raspberry pi dan setelah itu menghubungkannya ke platform IoT ThingSpeak untuk dapat menjalankan sensor DHT 22. untuk kameranya dihubungkan pada port khusus kamera yang ada pada raspberry pi kemudian install RPi cam interface kedalam raspberry pi setelah itu konfigurasi RPi cam dan modul kamera sudah dapat dijalankan beserta interfacenya.

  3. Protipe alat pemantau bayi ini menggunakan beberapa hardware dan juga software diantaranya untuk hardware adalah raspberry pi, SD card, camera noir raspberry pi dan sensor DHT 22 serta untuk softwarenya sebagai pendukung hardware menggunakan RPi cam interface untuk kamera dan ThingSpeak untuk sensor DHT 22 kemudian untuk fungsi SD Card digunakan untuk OS raspbian dan juga sebagai media penyimpanan data.

Saran

Berikut adalah saran agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan prototipe ini, sehingga kekurangan yang ada pada alat pemantau bayi ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut:

  1. Pengembangan selanjutnya di sarankan untuk menggunkan IP public sehingga dapat diakses dimana saja.

  2. Penambahan fitur seperti kamera dapat melihat sekitar ruangan sehingga satu ruangan dapat dipantau tidak hanya fokus pada satu titik tempat saja.

  3. Sistem tersebut ditambahkan fitur untuk dapat menampilkan notifikasi dalam situasi tertentu, seperti apabila bayi tiba-tiba tidak ada dalam jangkauan kamera.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Darmawan, Deni. 2013. “Sistem Informasi Manajemen. Bandung”: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  2. Widyaningtyas, Arinta. 2014. “Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Menggunakan Metode Prototype”. SKRIPSI. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro, fakultas Ilmu Komputer.
  3. Saefullah, Asep. Nur Azizah. Andri Ansyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015.
  4. Hartono, Bambang. 2013. “Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer”. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  5. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  7. 7,0 7,1 Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  8. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  9. 9,0 9,1 9,2 9,3 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta:Andi Offset.
  10. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
  11. Agarwal, Tayal dan Gupta. 2013. Definisi Flowchart. Bandung: Andi Offset.
  12. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String. ULTIMATICS, Vol. IV, No. 1, Juni 2013.
  13. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
  14. 14,0 14,1 Jaza, Khaerul dan Elzet. 2014. “Perancangan Program Inventory Material Pada PT. Hikari Metalindo Pratama Cikarang Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Jurnal Bina Sarana Informatika” Vol. 1, No. 1, 19 November 2014.
  15. Mustaqbal, dkk. 2015, “Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis”. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Volume I.
  16. Arif. Mohd, Sarwar. Saoud. 2015. Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. Dalam Jurnal International Journal of Computer Applications. Vol 120, No.15, Juni 2015.
  17. Monk, Simon. 2013. "Programming the Raspberry Pi, Getting Started with Python" USA: Mc Graw Hill Companies.
  18. Richardson, Matt dan Wallace, Shawn. 2013. "Programming the Raspberry Pi, Getting Started with Python" USA: Mc Graw Hill Companies.
  19. Saptadi, A. H. 2014.“Perbandingan Akurasi Pengukuran Suhu dan Kelembaban Antara Sensor DHT11 dan DHT22”. Jurnal Infotel. Vol. 6. hlm 49-56.
  20. Broto, Wisnu. Agung Saputra. Allan Fadrius. 2017 “Prototipe Ruangan NICU Dengan Sistem Monitoring Suhu Dan Kelembaban Berbasis Mini Scada Jalur MODBUS.
  21. Dewi, Meta Amalya, et al. (2014). Penggunaan Ekstention Waktu Dalam Role Online System Ticketing Raharja (Rooster) Sebagai Penunjang Pelayanan Iduhelp.Jurnal CCIT. Vol (1), 125.

Contributors

Aldyrudyansyah