SI1422477666: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
k (Melindungi "SI1422477666": permintaan pengguna ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)))
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 3 Maret 2017 13.05

APLIKASI SISTEM OPERASIONALITAS KELUAR MASUK ARMADA TAKSI BERBASIS BARCODE

UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEDISIPLINAN PENGEMUDI

PADA PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA, Tbk


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1422477666
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016-2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM OPERASIONALITAS KELUAR MASUK ARMADA TAKSI BERBASIS BARCODE

UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEDISIPLINAN PENGEMUDI

PADA PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA, Tbk

Disusun Oleh :

NIM
: 1422477666
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M. Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

APLIKASI SISTEM OPERASIONALITAS KELUAR MASUK ARMADA TAKSI BERBASIS BARCODE

UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEDISIPLINAN PENGEMUDI

PADA PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA, Tbk

Dibuat Oleh :

NIM
: 142477666
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Junaidi, M.Kom)
   
(Nasril Sany, S.Kom)
NID : 05062
   
NID : 08190

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI SISTEM OPERASIONALITAS KELUAR MASUK ARMADA TAKSI BERBASIS BARCODE

UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEDISIPLINAN PENGEMUDI

PADA PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA, Tbk

Dibuat Oleh :

NIM
: 1422477666
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Febuari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM OPERASIONALITAS KELUAR MASUK ARMADA TAKSI BERBASIS BARCODE

UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEDISIPLINAN PENGEMUDI

PADA PT. EXPRESS TRANSINDO UTAMA, Tbk

Disusun Oleh :

NIM
: 1422477666
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1422477666

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Seiring semakin banyaknya jumlah armada taksi yang ada pada PT. Express Transindo Utama, Tbk terutama di Pool Batu Ceper Tangerang, memungkinkan terjadinya peningkatan aktifitas keluar masuk armada taksi untuk beroperasi. Dalam kondisi ini, sering kali muncul beberapa permasalahan antara lain, petugas lupa mencatat data armada yang keluar maupun yang masuk, petugas lupa mencatat nama pengemudi, petugas lupa mencatat nomor pintu armada taksi dan petugas lupa mencatat jam keluar maupun jam masuk / kembali armada pada Pool. Dengan munculnya permasalahan-permasalahan tersebut maka diperlukannya sebuah sistem yang mampu memberikan solusi yang optimal yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan tingkat kedisiplinan pengemudi saat beroperasi. Solusi sistem yang diusulkan merupakan sistem keluar-masuk armada dengan menggunakan barcode. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem pengolahan data adalah metode Sistem Development Life Cycle (SDLC) yang mencakup metode deskriptif analisis yaitu studi lapangan dan kepustakaan serta desain Input / Output yang dihasilkan oleh sistem. Perancangan dan pembuatan sistem pengolahan data menggunakan PHPmyAdmin dan MySQL sebagai database.

Kata Kunci : Aplikasi Sistem Operasionalitas, Armada Taksi, Barcode, Kedisiplinan

ABSTRACT

As more number of taxis available on PT. Express Transindo Utama Tbk especially in Pool batuceper, allowing an increase in activity in and out of the taxi fleet to operate. In this condition, often appearing several problems, among others, the clerk forgot to record the fleet data outgoing and incoming, the clerk forgot to record the name of the driver, the officer forgot to record the number door taxi fleets and the clerk forgot to record the clock out and clock entry / re-fleet Pool , With the emergence of these problems, the need for a system that is able to provide optimal solutions that will be expected to increase the level of discipline the driver during operation. The solution proposed system is a system in and out of the fleet by using barcode. The method used in the manufacture of the data processing system is a method of System Development Life Cycle (SDLC) that includes a descriptive method of analysis, field studies and literature as well as the design of Input / Output generated by the system. Design and manufacture of data processing systems using PHPmyAdmin and MySQL as the database.


Keywords: Application System operationality, Taxi Fleet, Barcode, Discipline

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik.

Laporan Skripsi ini dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan mengambil judul “Aplikasi Sistem Operasionalitas Keluar Masuk Armada Taksi Berbasis Barcode Untuk Mengukur Tingkat Kedisiplinan Pengemudi Pada PT.Express Transindo Utama, Tbk”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril, materiil dan juga bimbingan serta semangat yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari tanpa dorongan dari semua pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan tugas ini dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan laporan Skripsi ini antara lain :

  1. BapakIr. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. BapakDrs. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja. BapakJunaidi, M.Kom., selaku Kepala jurusan Teknik Informatika Perguruan TinggiRaharja
  3. Junaidi,M.Kom , selaku dosen pembimbing I yang telah membantumemberikan kritik, saran, waktu dan masukan yang membangun dalam pembuatanlaporan ini.
  4. Nasril Sany,S.Kom , selaku dosen pembimbing II yang telah membantumemberikan kritik, saran, waktu dan masukan yang membangun dalam pembuatanlaporan ini.
  5. Bapak Rohidi.selaku pembimbing lapangan dan stakholder yang mendukung, memberikan ijin, bantuan, danmasukan dalam hal pengumpulan data dan informasi terkait penelitian ini
  6. Kepada teman-teman kampus dan temanseperjuangan yang telah memberikan dukungannya.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Lebih khususnya saya ucapkan kepada kedua orang tua yang terus menerusdan tidak pernah lelah memberikan dorongan semangat baik itu secara morilmaupun materil.

Maaf apabila laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan semogalaporan ini bermanfaat, khususnya bagi penulis serta bermanfaat pula bagipembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.


Tangerang, 20 Agustus 2015
Ari Sobirin
NIM. 1422477666

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Teknologi, Kelebihan dan Kekurangan Scanner Barcode

Tabel 2.2 Literature Review

Tabel 3.1 Analisa Faktor Strategi Internal

Tabel 3.2 Analisa Faktor Strategi Eksternal

Tabel 3.3 Strategi S-O

Tabel 3.4 Strategi S-T

Tabel 3.5 Strategi W-O

Tabel 3.6 Strategi W-T

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.10 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Operasional

Tabel 4.2 SPJ

Tabel 4.3 Maintenance

Tabel 4.4 Armada

Tabel 4.5 Pengemudi

Tabel 4.6 User

Tabel 4.7 Express Taxi Sessions

Tabel 4.8 Blackbox Login

Tabel 4.9 Blackbox Pada Menu Master

Tabel 4.10 Blackbox Pada Menu Transaksi

Tabel 4.11 Blackbox Pada Menu Laporan

Tabel 4.12 Schedulle Implementasi

Tabel 4.13 Etimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah Analisis Sistem

Gambar 2.2 (a) Barcode 1D (b) Barcode 2D

Gambar 2.3 Simbologi Barcode

Gambar 2.4 Lebar Keseluruhan Barcode 39

Gambar 2.5 Contoh Barcode 39

Gambar 2.6 Contoh Barcode ITF

Gambar 2.7 Struktur Barcode ITF

Gambar 2.8 Contoh Barcode 128

Gambar 2.9 Contoh Struktur Barcode 012345678 UPC

Gambar 2.10 Prinsip Dasar Scanner Barcode

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pool Takasi Express Batu Ceper

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan Armada Keluar Pool

Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan Armada Masuk Pool

Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan Armada Keluar Pool

Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan Armada Masuk Pool

Gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Yang Berjalan Armada Keluar Pool

Gambar 3.7 Activity Diagram Sistem Yang Berjalan Armada Masuk Pool

Gambar 4.1 Use Case Diagram Usulan

Gambar 4.2 Sequence Diagram Sistem Login Admin

Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Menu Master

Gambar 4.4 Sequence Diagram Sistem Menu Transaksi

Gambar 4.5 Sequence Diagram Sistem Menu Laporan

Gambar 4.6 Activity Diagram Sistem Login Admin

Gambar 4.7 Activity Diagram Sistem Tambah Data Pengemudi

Gambar 4.8 Activity Diagram Sistem Tambah Data Armada

Gambar 4.9 Activity Diagram Sistem Tambah Data User

Gambar 4.10 Activity Diagram Sistem Tambah Data SPJ (Cetak SPJ)

Gambar 4.11 Activity Diagram Sistem Tambah Data Opersional

Gambar 4.12 Activity Diagram Sistem Tambah Data Maintenance

Gambar 4.13 Activity Diagram Sistem Cetak Laporan

Gambar 4.14 First Normal Form (1NF)

Gambar 4.15 Second Normal Form (2NF)

Gambar 4.16 Third Normal Form (3NF)

Gambar 4.17 Prototype Menu Login

Gambar 4.18 Prototype Halaman Utama

Gambar 4.19 Prototype Tambah Data Pengemudi

Gambar 4.20 Prototype Tambah Data Armada

Gambar 4.21 Prototype Tambah Data User

Gambar 4.22 Prototype Tambah SPJ Dan Cetak SPJ

Gambar 4.23 Prototype Input Data Maintenance

Gambar 4.24 Prototype Input Data Operasional

Gambar 4.25 Prototype Laporan Operasional Dan Maintenance

Gambar 4.26 Tampilan Menu Login

Gambar 4.27 Tampilan Halaman Utama

Gambar 4.28 Tampilan Tambah Data Pengemudi

Gambar 4.29 Tampilan Tambah Data Armada

Gambar 4.30 Tampilan Tambah Data User

Gambar 4.31 Tampilan Tambah SPJ Dan Cetak SPJ

Gambar 4.32 Tampilan Input Data Maintenance

Gambar 4.33 Tampilan Input Data Operasional

Gambar 4.34 Tampilan Laporan Operasional Dan Maintenance

Gambar 4.35 Tampilan Laporan Operasional

Gambar 4.36 Tampilan Laporan Maintenance

DAFTAR SIMBOL


DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer saat ini kian berkembang pesat. Teknologi komputer sudah menjadi suatu kebutuhan untuk kegiatan operasional disegala bidang. Dengan adanya sistem informasi berbasiskan komputer yang ada sekarang, maka pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih efektif. PT. Express Transindo Utama Tbk (Express Group) adalah perusahaan penyedia layanan jasa transportasi, khususnya armada taksi. Hingga akhir 2015, Express Group telah mengelola lebih dari 25.000 pengemudi dan lebih dari 11.600 armada, dengan wilayah operasi meliputi Jadetabek, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang, Padang dan Bali. Express Group menyediakan layanan taksi reguler, taksi premium, limusin dan bus. Semakin banyaknya jumlah pengemudi dan armada yang dikelola oleh PT. Express Transindo Utama Tbk tentu saja semakin meningkatnya pula jumlah operasionalitas armada yang terjadi pada setiap harinya sehingga diperlukanya pegolahan data yang terorganisir dengan baik khususnya pada sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi express.

Sistem opersionalitas keluar-masuk armada taksi express sama seperti halnya dengan sistem absesnsi pegawai / karyawan hanya saja yang membedakan pada proses pendataannya saja. Absensi merupakan salah satu hal yang penting dan sebagai penunjang untuk dapat mendukung dan memotivasi setiap aktivitas pekerjaan. Di samping itu absensi dapat juga menjadi suatu informasi tentang bagaimana kinerja dan kedisiplinan pegawai yang bersangkutan, sehingga hasil pekerjaan dapat lebih efektif dan efisien.

Dalam studi kasus dibagian operasionalitas keluar masuk armda pada PT. Express Transido Utama, Tbk khususnya di Pool Batu Ceper Tangerang, penulis menemukan masalah yang bisa terselesaikan dengan adanya dukungan dari sistem informasi yang baik. Permasalahan yang ada di Pool Batu Ceper Tangerang adalah pada proses input data keluar masuk armda yang berjalan saat ini masih secara manual yaitu data armada dan pengemudi yang keluar maupun yang masuk masih dicatat pada buku logbook armada. Sehingga dalam pelaksananya sering kali terjadi kesalahan antara lain, petugas lupa mencatat data armada yang keluar maupun yang masuk, petugas lupa mencatat nama pengemudi, petugas lupa mencatat nomor pintu armada dan petugas lupa mencatat jam keluar maupun jam masuk / kembali armada pada Pool.

Dari latar belakang tersebut maka diperoleh sebuah judul yaitu “Aplikasi Sistem Operasionalitas Keluar Masuk Armada Taksi Berbasis Barcode Untuk Mengukur Tingkat Kedisiplinan Pengemudi Pada PT. Express Transindo Utama, Tbk”.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini?

  2. Apakah sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini sudah efektif dan efisien?

  3. Apakah sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini sudah mampu menciptakan laporan yang cepat dan akurat?

Ruang Lingkup Penelitian

Pada pembuatan aplikasi ini perlu didefinisikan batasan masalah mengenai sejauh mana pembuatan aplikasi ini akan dikerjakan. Beberapa batasan masalah tersebut antara lain :

  1. Pembuatan aplikasi sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Express sebagai pendukung keputusan untuk penilaian kinerja dan kedisiplinan pengemudi pada PT. Express Transindo Utama, Tbk.

  2. Proses atau alur kegiatan hanya mencatat data keluar maupun data masuk armada dan pengemudi.

  3. Perhitungan data operasionalitas keluar masuk armada taksi Express yang dilakukan rutin setiap bulannya, yang dimana perhitungan ini akan dijadikan laporan operasional pengemudi sebagai bahan pendukung penilaian kinerja pengemudi selama satu semester.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah dan bermanfaat. Oleh karena itu, penulis memiliki beberapa tujuan dalam penelitian ini, yaitu :

  1. Untuk mengetahui sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini!

  2. Untuk mengetahui sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini apakah sudah efektif dan efisien!

  3. Untuk mengetahui sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini apakah sudah mampu menciptakan laporan yang cepat dan akurat!

Manfaat Penelitian

Dalam menulis laporan skripsi ini, dikemukakan beberapa manfaat, antara lain :

  1. Memberikan solusi Aplikasi Sistem Operasionalitas Keluar Masuk Armada Taksi Berbasis Barcode Untuk Mengukur Tingkat Kedisiplinan Pengemudi yang terkomputerisasi.

  2. Memberikan Solusi Aplikasi Sistem Operasionalitas Keluar Masuk Armada Taksi Berbasis Barcode Sebagai Pendukung Keputusan Untuk Penilaian Kinerja Pengemudi yang efektif dan efisien.

  3. Memberikan Solusi Aplikasi Sistem Operasionalitas Keluar Masuk Armada Taksi Berbasis Barcode Sebagai Pendukung menciptakan laporan dengan cepat dan akurat.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam penyusunan laporan.

Dalam hal ini penulis menggunakan 5 (lima) metode penelitian yang meliputi metode pengumpulan data yang terdiri dari observasi, wawancara serta studi pustaka. Metode analisa yang meliputi metode analisa sistem menggunakan SDLC (System Development Life Cycle), dan metode analis perancangan dengan menggunakan Visual Paradigm Community Edition Ver. 10.1. Metode pengembangan, metode prototype dan metode testing. Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan Skripsi ini sebagi berikut :

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)

    Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada PT. Express Transindo Utama, Tbk (Express Group) khususnya di Pool Taksi Express Batu Ceper Tangerang yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan berhubungan dengan jenis penelitian

  2. Wawancara

    Merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada beberapa narasumber pada objek penelitian yaitu PT. Express Transindo Utama, Tbk (Express Group) khususnya di Pool Taksi Express Batu Ceper Tangerang. Dalam hal ini proses tanya jawab dilakukan langsung kepada Spv. Operasional Bapak Rohidi dan Staff Operasional Bapak Asmid Kusmiadi yang juga sebagai stakeholder.

  3. Studi Pustaka

    Studi pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, tesis / disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada seperti CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja atau lainnya.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem

    Dalam penelitian ini Penulis menggunakanmetode analisis SWOT (Strength, Weakness,Opportunity and Threat) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,kelemahan, peluang, dan ancaman dalamsuatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifikdari spekulasi bisnis atau proyek danmengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapaitujuan tersebut .

  2. Metode Analisa Perancangan Program

  3. Metode pengembangan sistemyang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development LifeCycle)dengan tahapan sebagai berikut :

    1.Perencanaan (Planning)

    Tahap perencanaan adalahtahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhansumberdaya, seperti :perangkat fisik, metode dan anggaran yang sifatnyamasih umum. Dalam tahap ini juga dilakukan langkah-langkah berupa:mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasikendala-kendala sistem dan membuat studi kelayakan.

    2. Analisis(Analysis)

    Tahapan alisis merupakantahap penelitian atas sistem yang berjalan dengan tujuan untuk merancang sistemyang baru dengan menggunakan tools atau alat bantu UML (Unified ModelingLanguage) dengan software visual paradigmn yaitu sebuah bahasa yang berdasarkangrafik atau gambar, menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun danpendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis (ObjectOrientied) melalui tahap : Use Case Diagram, Sequence Diagram, danActivity Diagramyang dilakukan melalui 4 (empat) tahap, yaitu: (1) Surveyterhadap sistem yang berjalan, (2) Analisa terhadap temuan survey, (3)Identifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan alat bantu elisitasimelalui 4 (empat) tahapan, yaitu tahap 1 (satu) mencakup semua kebutuhansistem, tahap 2 (dua) melakukan pengelompokkan kebutuhan dengan metode MDI(Mandatory, Desirable, Inessential) selanjutnya tahap 3 (tiga) dengan TOE(Technical,Operational dan Economic) serta tahap final, (4) Identifikasipersyaratan sistem. Hasil analisa kemudian dibuat laporan untuk masukan dalamperancangan sistemyang diusulkan.

    3.Rancangan (Design)

    Tahap Design yaitu tahapdalam menentukan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuanmemenuhi kebutuhan user dengan alat bantu UML dengan software visual paradigmnUse Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart Diagram danActivity Diagram.Proses design akan menerjemahkan syarat kebutuhan kesebuahperancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelumdibuat coding.Proses ini berfokus pada :struktur data dengan menggunakan MySQL,arsitektur perangkat lunak, representasi interface dengan menggunakanDreamweaver CS5, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkandokumen yang disebut software requirement.Dokumen inilah yang akan digunakanprogrammer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya. Langkah-langkah yangdilakukan adalah : menyiapkan rancangan sistem yang rinci,mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem dan menyiapkan usulanimplementasi.

    4.Implementasi (Implementation)

    Tahap implementasi adalahtahap dimana rancangan sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yangsiap untuk dioperasikan.Langkah-langkahnya yaitu :menyiapkan fasilitasfisik dan personil, dan melakukan simulasi.

    5. Pemeliharaan (Maintenance)

    Setelah melakukanimplementasi terhadap sistem baru, tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalahpemakaian atau penggunaan, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangansistem..

Metode Pengembangan

Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD pada siklus pembangunan pendek, singkat, dancepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application developmentmenggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model bekerja) sistemdikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnyadisingkirkan Working model digunakankadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final.

Metode Testing

Metode pengujian yang dilakukan terhadap aplikasi pada penelitian ini menggunakan metode (Black Box Testing). Juga dilakukan proses (Debugging) pada proses pembuatan kode program. (Black Box Testing) dilakukan dengan cara menguji beberapa aspek sistem dengan sedikit memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Perangkat lunak dikatakan dapat berfungsi dengan baik yaitu pada saat (input) diberikan dan (output) memberikan hasil sesuai dengan spesifikasi sistem yang dibuat.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan laporan dan pembahasanya secara sistematis, maka penulisan laporan Skripsi ini terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara umum Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, , Ruang Lingkup penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data, Metode Perancangan Sistem, Metode Pengujian, serta Sistematika Penulisan.


BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian dan beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini berisikan analisa organisasi, gambaran umum perusahaan, sejarah singkat, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, analisa sistem saat ini, permasalahan yang dihadapi, serta alternative pemecahan masalah.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan Rancangan sistem usulan, rancangan basis data, rancangan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Taufiq (2013:2)[1]“sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Sutarman (2013:2)[2]“sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Nasaruddin dalam Jurnal CCIT Vol.6 No.2(2013:226-227)[3], “sistem merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling terhubung dan saling bekerja sama satu sama lain untuk tercapainya suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20)[4] , karakteristik sistem adalah sebagai berikut :

  1. Komponen Sistem (Components System)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang salingberinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem. Setiapsubsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu danmempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  2. Batas Sistem (Boundary System)

    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasansistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidakdapat dipisahkan.

  3. Luar Sistem (Environment System)

    Bentukapapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhioperasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistemini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistemtersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dandipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak,maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (Interface System)

    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem laindisebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber dayamengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satusubsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubungtersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuksatu kesatuan.

  5. Masukan Sistem (Input System)

    Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapatberupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signalinput). Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapatberoprasi, sedangkan masukan sinyal adalah energi yang diproses untukmendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenanceinput yang digunakan untuk mengoprasikan komputer dan data adalah signalinput untuk diolah menjadi informasi.

  6. PengolahanSistem (Processing System)

    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubahmasukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akanmengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihakmanajemen

  7. Keluaran Sistem (Output System)

    Hasilenergi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran inimerupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaranyang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukanuntuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistemlain.

  8. Sasaran Sistem (Objective)dan tujuan (Goals)

    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti danbersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasisistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaranatau tujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:22)[4] ,“sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut”. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya”.

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

    Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.

  2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem BuatanManusia (Human Made System)

    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

  3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

    Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertadingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

  4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Badui. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:1)[5], dataa dalah “fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalammenghasilkan informasi”.

Menurut Taufiq (2013:13)[1]“data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

Klasifikasi Data

Menurut Tata Sutabri (2012:3)[4] , data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:
    1. Data Hitung (enumeration/counting data)
      Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
    2. Data Ukur (measurement data)
      Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.
  2. Klasifikasi data menurut sifat data:
    1. Data Kuantitatif (quantitative data)
      Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    2. Data Kualitatif (qualitative data)
      Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.
  3. Klasifikasi data menurut sumber data:
    1. Data Internal (internal data)
      Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    2. Data Eksternal (external data)
      Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

    a. Data Eksternal Primer (primary external data)

    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

    b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data).

    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:20) [4] pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage)
    Penyimpanan data meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Sebelum disimpan, suatu dta diberi kode menurut jenis kepentingannya. Peraturan dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah mencarinya. Pengkodean memegang peranan penting. Kode yang salah akan mengakibatkan data yang masuk ke dalam file juga salah yang selanjutnya akan mengakibatkan kesulitan dalam mencari data tersebut apabila diperlukan. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbnetuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.Sistem yang umumnya dalam penyimpanan data (filing) ialah berdasarkan lembaga, perorangan, produksi, atau lain-lainnya, tergantung dari sifat organisasi yang bersangkutan. Kadang-kadang dijumpai kesulitan apabila menghadapi suatu data dalam bentuk surat, misalnya yang menyangkut ketiga klasifikasi tadi. Metode yang terbaik adalah referensi silang (cross reference) antara file yang satu dengan file yang lain. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
    1. File Induk (Master File)
      File induk ini berisi data-data permanen yang biasanya hanya dibentuk satu kali saja dan kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.
    2. File Transaksi (Detail File)
      File transaksi berisi data-data temporer untuk suatu periode atau untuk suatu bidang kegiatan atau suatu periode yang dihubungkan dengan suatu bidang kegiatan.

    Pemeliharaan file (file maintenance) juga meliputi “peremajaan data” (data updating), yaitu kegiatan menambah catatan baru pada suatu data, mengadakan perbaikan,dan lain sebagainya. Misalnya, dalam hubungan dengan file kepegawaian, sudah tentu sebuah organisasi, entah itu perusahaan atau jawatan, akan menambah pegawainya. Ini berarti ada tambahan data baru mengenai pegawai. Sementara itu, ada pula pegawai yang pensiun atau berhenti bekerja sehingga putus hubungan dengan organisasi. Dengan demikian, data mengenai pegawai yang bersangkutan akan dikeluarkan dari file tersebut. Tidak jarang pula harus dilakukan perubahan terhadap data seorang pegawai, misalnya kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, menikah, pindah alamat, dan lain sebagainya.

  2. Penanganan Data (Data Handling)
    Penanganan data meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance).Pemilihan (sorting) dalam rangka kegiatan penanganan data mencakup peraturan ke dalam suatu urutan yang teratur, misalnya daftar pegawai menurut pangkatnya, dari pangkat yang tertinggi sampai terendah atau daftar pelanggan dengan menyusun namanya menurut abjad dan lain sebagainya. Peringkasan merupakan kegiatan lain dalam penanganan data. Ini mencakup keterangan pilihan, misalnya daftar pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada organisasi atau perusahaan lebih dari 10 tahun atau daftar pelanggan yang memesan beberapa hasil produksi sekaligus dan lain-lain.Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi. Kegiatan ini meliputi komplikasi tabel-tabel, statistik, ramalan mengenai perkembangan, dan lain sebagainya. Tujuan manipulasi ini adalah menyajikan informasi yang memadai mengenai apa yang terjadi pada waktu yang lampau guna menunjang manajemen, terutama membantu menyelidiki alternatif kegiatan mendatang. Jadi, hasil pengolahan data itu merupakan data untuk disimpan bagi pengunaan di waktu yang akan datang, yakni informasi yang akan disampaikan kepada yang memerlukan atau mengambil keputusan mengenai suatu hal.

 

Konsep Dasar Informasi

Definisi Data

Untuk menganalisa suatu sistem harus mengerti terlebih dahulu komponen komponen yang ada dalam sistem tersebut. Dari mana data dan informasi tersebut diperoleh dan kemana hasil pengolahan data dan informasi tersebut diperlukan. Definisi informasi terdapat beberapa pandangan, diantaranya yaitu :

  1. Menurut Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:2)[5],“informasi adalah hasil pengolahan data yang dapat memberikan makna atau arti dan berguna dalam menigkatkan kepastian”.

  2. Menurut Taufiq (2013:72)[1]“informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

  3. Menurut Maimunah dalam Jurnal CCIT Vol.5 No.3(2012:284)[6], “informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah untuk menguji kebenarannya sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan.


Klasifikasi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:27)[4] , informasi dalam menejemen diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan
    Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi yang tepat waktu
      Sebuah informasi yang tiba pada manajer sebelum suatu keputusan diambil sebab seperti telah diterangkan dimuka, informasi adalah bahan pengambilan keputusan.
    2. Informasi yang relevan
      Sebuah informasi yang disampaikan oleh seorang menajer kepada bawahannya harus relevan, yakni ada kaitannya dengan kepentingan pihak penerima sehingga informasi tersebut akan mendapatkan perhatian.
    3. Informasi yang bernilai
      Informasi yang berharga untuk suatu pengambilan keputusan.
    4. Informasi yang dapat dipercaya
      Suatu informasi harus dapat dipercaya dalam manajemen karena hal ini sangat penting menyangkut citra organisasi, terlebih bagi organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak dalam persaingan bisnis.
  2. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu
    Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
    1. Informasi masa lalu
      Informasi jenis ini adalah mengenai peristiwa masa lampau yang meskipun amat jarang digunakan, namun penyimpanannya pada data strorage perlu disusun secara rapih dan teratur.
    2. Informasi masa kini
      Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna dari informasi masa kini ialah informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
  3. Informasi Berdasarkan Sasaran
    Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditunjukkan kepada seorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut:
    1. Informasi individual
      Informasi yang ditunjukkan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan dari padanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya.
    2. Informasi komunitas
      Informasi yang ditunjukkan kepada khalayak di luar organisasi, suatu kelompok tertentu dimasyarakat.

Nilai dan Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:30)[4] ,nilai informasi ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

Lebih lanjut, sebagian informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan sesuatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efekifitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh
    Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.
  2. Luas dan Lengkap
    Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.
  3. Ketelitian
    Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
  4. Kecocokan
    Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
  5. Ketepatan Waktu
    Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditamabah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.
  6. Kejelasan
    Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Bebrapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.
  7. Keluwesan
    Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banayk hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
  8. Dapat dibuktikan
    Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
  9. Tidak ada prasangka
    Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
  10. Dapat diukur
    Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

Menurut Tata Sutabri (2012:30)[4] ,Menurut Sutabri (2012:33), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu:

  1. Akurat (Accurate)
    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
  2. Tepat Waktu (Timeline)
    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.
  3. Relevan (Relevance)
    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

Komponen-komponen Informasi

Menurut Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi (2013:17)[5], sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika di analisis berdasarkan pendekatan information sistem, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:.

  1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.
  2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.
  3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.
  4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.
  5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.
  6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

 

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Taufiq (2013:17 )[1]“sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.”.

Menurut Sutarman (2013:13)[2]“sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)..

Menurut Tata Sutabri (2012:46)[4] , sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sebuah cara yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan yang di lakukan melalui alat yang bernama komputer sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:46)[4] ,), mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. Blok bangunan itu terdiri dari:

  1. Blok Masukan (Input Block)

  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang berupa dokumen-dokumen dasar.

  3. Blok model (model block)

  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  5. Blok keluaran (Ouput Block)

  6. Produk dari sistem informasi keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok teknologi (Technologi Blok)

  8. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Terdiri atas 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

  9. Blok Basis Data (Basis Data Block)

  10. Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management System). Data di dalam basis perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisisensi kapasitas penyimpanannya.

  11. Blok kendali (Controls Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, kebakaran, temperature, air (banjir), debu, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisien, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi dapat dibentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut :

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi

  2. Dikelompokkan menjadi level operasional, level fungsional dan level manajerial.

  3. Sistem informasi berdasarkan aktifitas manajemen

  4. Dikelompokkan menjadi sistem informasi perbankan, sistem informasi akademik, sistem informasi kesehatan, sistem informasi asuransi dan sistem informasi perhotelan.

  5. Sistem informasi berdasarkan fungsionalitas bisnis

  6. Dikelompokkan menjadi sistem informasi akuntansi, sistem informasi keuangan, sistem informasi manufaktur, sistem informasi pemasaran dan sistem informasi sumber daya manusia.

    Konsep Dasar Analisa Sistem

    Definisi Analisa Sistem

    Menurut Yakub (2012:142)[7] ,), analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan).

    Menurut Rosa (2013:18)[8] ,), analisis sistem adalah “kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru.

    Berdasarkan kedua definisi yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis sitem adalah suatu kegiatan memahami sistem baik itu manual atau yang sudah terkomputerisasi untuk mengembangkan sebuah sistem baru yang lebih efisien dan mutakhir.

    Perancangan sistem merupakan tahapan lanjutan setelah analisa sistem. Setelah melalukan identifikasi masalah, memahami cara kerja, melakukan analisa dan membuat laporan maka pembentukan dari sistem yang akan dibuat merupakan langkah selanjutnya.

    Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam Jurnal CCIT Vol.4 No.2(2011:197)[9], “pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisa dan desain. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

    1. Perancangan Sistem
      Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkahlangkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.
    2. Analisa Sistem
      Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.
    3. Perancangan
      Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.
    4. Testing
      Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian-penyesuaian akhir.
    5. Implementasi
      Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.
    6. Maintenance
      Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan.

    Henderi dkk dalam Jurnal CCIT Vol.4 No.3(2011:322)[10], “tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perancangan sistem dan analisa sistem merupakan satu kesatuan tahapan lanjutan yang tidak terpisahkan, karena perancangan sistem sendiri harus memenuhi kebutuhan pengguna, diharapkan user friendly, dapat memberikan gambaran jelas mengenai sistem yang akan dibentuk, memiliki rincian dari masing-masing komponen yang akan menjadi isi dari sistem itu sendiri, antara lain sistem informasi yang terdiri dari data-data yang akan ubah menjadi suatu informasi yang nantinya akan dipergunakan untuk pengambilan keputusan. Dalam tahap perancangan sistem, alat bantu yang digunakan dalam mendesain program komputer antara lain bagan terstruktur.

    Tahapan Analisa Sistem

    Menurut Taufiq (2013:159)[1]“untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.”.

    Menurut Taufiq (2013:160)[1]“menuliskan beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa system. .”.

    Gambar 2.1 Langkah Analisis Sistem
    1. Definisi Lingkup
      Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase surve (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
    2. Analisa Masalah
      Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan. Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
    3. Analisis Kebutuhan
      Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.”Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
    4. Desain Logic
      Tidak semua proyek mencakup pengembangna model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem. Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna.Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
    5. Analisa Keputusan
      Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah unutk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hampir selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.

    Fungsi Analisa Sistem

    Adapun fungsi analisa sistem adalah sebagai berikut :

    1. Mengidentifikasi masalah–masalah kebutuhan pemakai (user).

    2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.

    3. Memilih alternatif–alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

    4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya. Pada tugas atau fungsi terakhir dari analisa sistem menerapkan rencana rancangan sistemnya yang telah disetujui oleh pemakai.

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Andri Kristanto (2008:61)[11]“Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.”

    Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam Jurnal CCIT Vol.4 No.2(2011:197)[9], “pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dari usaha analisa dan desain. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

    1. Perancangan Sistem
      Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkahlangkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.
    2. Analisa Sistem
      Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.
    3. Perancangan
      Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.
    4. Testing
      Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaian-penyesuaian akhir.
    5. Implementasi
      Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.
    6. Maintenance
      Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan.

    Menurut Andri Kristanto (2008:61)[11]“Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru. Perancangan sistem meliputi kegiatan sebagai berikut:

    1. Menyiapkan disain terinci sistem.
    2. Identifikasi konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak.
    3. Evaluasi konfigurasi sistem alternative.
    4. Memiliki konfigurasi hardware dan software.
    5. Laporan ke manajemen.

    Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem baru agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar Barcode

    Definisi Barcode

    [12]“Barcode (sandi batang) merupakan suatu representasi dari informasi yang bisa dibaca mesin (biasanya berupa garis tebal diatas latar belakang putih untuk membuat tinggi dan rendah suatu pemantulan yang dikonversi menjadi angka 1 dan 0). Umumnya barcodes menyimpan data dalam bentuk garis cetak paralel yang tebal dan terpisah, namun sekarang terdapat juga dalam bentuk pola-pola titik, lingkaran konsentris dan sandi yang disembunyikan dalam gambar. Barcode yang umum dijumpai berdimensi satu (1D), dimensi dua (2D) dan dimensi tiga (3D)."

    Gambar 2.2 (a) Barcode 1D (b) Barcode 2D

    Jenis UPC (Universal Product Code) merupakan paling banyak digunakan di masyarakat, namun kini telah jauh berkembang dalam penggunaannya, di antaranya:

    • Toko grosir, department store, and merchandiser massa

    • Perangkat manajemen dokumen, digunakan untuk pemisahan dan pengindeksan

    • Melacak benda-benda bergerak, termasuk mobil sewa, bagasi pesawat, limbah nuklir, surat dan parsel

    • Belakangan, para peneliti telah menempatkan barcode mini pada binatang (seperti lebah) untuk melacak kebiasaan pasangan serangga

    • Penggunaan dalam tiket: arena olahraga, bioskop, teater, transpostasi

    Simbologi dan Pembacaan Barcode

    Sejak dikenalkan di tahun 1959, sejalan dengan perkembanganya, hampir semua produk saat ini telah dilabeli barcode. Saat ini barcode tampak dalam beragam tipe, ukuran dan format. Namun bentuk yang paling umum terlihat adalah barcode dimensi-satu dalam bentuk garis. Simbologi barcode 1D termasuk di dalamnya jenis UPC, 128 dan 39.

    Gambar 2.3 Simbologi Barcode

    Barcode 2D sedang dalam pengembangan, barcode ini dapat menyimpan informasi yang besar dalam ukuran kecil. Termasuk didalamnya PDF417, Data Matrix dan Maxicode. Saat ini telah ada barcode 3D yang sering disebut barcode Bumpy. Gambar 2.3 menunjukkan beberapa simbologi umum barcode. Pemetaan antara pesan dan barcode disebut simbologi (symbology). Spesifikasi simbologi termasuk persandian digit/karakter tunggal dari pesan sebaik dijalankan dan dihentikan ke dalam batang dan spasinya. Ukuran renggangnya daerah yang diperlukan sebelum dan sesudah barcode sebanding dengan saat komutasi pengecekan.

    Simbologi linier bisa diklasifikasi menjadi 2 bagian:

    1. Kontinu lawan diskrit: karakter-karakter dalam bentuk simbologi kontinu biasanya berbatasan dengan, 1 karater yang diakhiri dengan spasi dan permulaan berikutnya dengan batang secara bergantian. Karakter-karakter diskrit dimulai dan diakhiri dengan batang; spasi antar karakter diabaikan, sepanjuang ia tidak terlalu lebar untuk melihat code berakhir
    2. Dua-lebar lawan banyak lebar: batang dan spasi dalam simbologi 2-lebar merupakan lebar dan sempit; berapa lebar sebuah celah secara pasti tidak memiliki signifikansi sepanjang kebutuhan simbologi untuk batang-batang yang lebar diurutkan (umumnya 2 sampai 3 kali lebih lebar celah batang). Batang dan spasi dalam kebanyakan simbologi lebar semuanya merupakan perkalian dari sebuah acuan lebar yang disebut modul (module); kebanyakan code menggunakan 4 lebar dari 1, 2, 3 dan 4 modul.


    Beberapa simbologi menggunakan penyelaan. Karakter pertama disandikan menggunakan batang hitam dengan lebar bervariasi. Karakter kedua kemudian disandikan, dengan mengubah lebar spasi putih di antara batang-batang tersebut. Lalu karakter disandikan dalam pasangan barcode pada seksi yang sama.

    Barcode 1D: Code 39, ITF-25, dan Code-128

    1. Code 39

    Code 39 dapat menyandikan karakter alphanumeric yaitu angka desimal dan huruf besar serta tambahan karakter spesial - . * $ / % +. Satu karakter dalam Code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar dan spasi. Sebayak 3 dari 9 elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya oleh karenanya kode ini biasa disebut juga code 3 of 9, 3 elemen yang lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.

    Gambar 2.4 Lebar Keseluruhan Barcode 39

    L : Lebar keseluruhan barcode

    N : Jumlah karakter

    R : Perbandingan garis vertikal lebar dan sempit

    X : Ketebalan garis vertikal sempit

    III : Lebar Check Character plus 1 inter charcater gap

    IV  : Lebar 2 kali quiet zone (M1 (start margin) + M2 (stopmargin)

    Gambar2.5 Contoh Barcode 39

    2. Interleaved 2 of 5 (ITF)

    ITF barcode hanya dapat mengkodekan angka saja dan sering digunakan pada produk-produk yang memiliki kemasan dengan permukaan yang tidak rata (misalnya corugated box), hal ini disebabkan struktur dan cara pengkodean ITF yang unik. Setiap karakter pada ITF barcode disandikan dengan 5 elemen yaitu 2 elemen tebal dan 3 elemen sempit, dimana elemen tebal mewakili digit biner 1 sedangkan elemen tipis mewakili digit biner 0 dengan perbandingan ketebalan antara elemen tebal dengan elemen tipis 2:1 s/d 3:1.

    Gambar 2.6 Contoh Barcode ITF



    Gambar 2.7 Struktur Barcode ITF

    Lebar dan tinggi ITF barcode mengikuti aturan sbb :

    L = (C (2R + 3) + 6 + R)X

    Dengan:

    L: Lebar barcode (tidak termasuk quiet zone)

    C: Jumlah karakter

    X: Lebar elemen tersempit (minimum 0.19mm)

    R: Perbandingan elemen lebar dengan sempit (2:1 s/d 3:1) Quiet zone minimum 10 kali X Tinggi barcode minimum 0.15 kali lebar barcode.

    3. Code 128

    Code 128 adalah barcode dengan kerapatan tinggi, dapat mengkodekan keseluruhan simbol ASCII (128 karakter) dalam luasan yang paling minim dibandingkan dengan barcode jenis lain, hal ini disebabkan karena code 128 menggunakan 4 ketebalan elemen (bar atau spasi) yang berbeda (jenis yang lain kebanyakan menggunakan 2 ketebalan elemen yang berbeda). Setiap karakter pada code 128 dikodekan oleh 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan ketebalan masing-masing elemen 1 sampai 4 kali ketebalan minimum (module), jika dihitung dengan satuan module maka tiap karakter code 128 terdiri dari 11 module kecuali untuk stop character yang terdiri dari 4 bar 3 spasi (13 module).

    L = (11C + 35)X untuk alphanumeric (CODE A dan CODE B)

    L = (5.5C + 35)X untuk kerapatan ganda, hanya numeric (CODE C)

    Dengan:

    L: Lebar barcode total termasuk quiet zone

    C: Jumlah karakter

    X: Lebar module (elemen yang tersempit)

    Gambar 2.8 Contoh Barcode 128

    Scanner Barcode dan Cara Kerjanya

    a. Scanner/Reader

    Pembaca/Scanner Barcode merupakan perangkat yang secara optis memindai sebuah barcode dan menterjemahkan data yang ada dalam barcode dari pola barcode ke dalam data yang biasa dipakai oleh komputer atau perangkat lain. Terdapat beragam bentuk scanner barcode, ukuran dan kapabilitasnya. Scanner paling sederhana disebut “wands”. Karena bentuknya kecil, tinggal menggerakkan saja serta konstruksi yang sederhana menjadikannua scanner termurah dan efektif. Scanner lain menggunakan teknologi laser, CCD dan scanner gambar.

    Scanner laser, scanners bekerja dengan laser yang dilewatkanke barcode yang akan discan (dipindai). Detector dalam scanner menangkap garis terang dan gelap yang membentuk barcode. CCD scanner bekerja dengan prinsip yang sama, tetapi tidak ada bagian yang bergerak. Sinar terang LEDs menangkap sinar laser yang bergerak. Scanner gambar merupakan scanner palling kompleks, memiliki detektor khusus yang menangkap gambar barcode dan kemudian menyandikan kembali ke dalam.


    Tabel 2.1. Teknologi, Kelebihan dan Kekurangan Scanner Barcode

    b. Cara Kerja Scanner

    Gambar dibawah ini menunjukkan sinyal digital yang ditampilkan darihasil pemindaian barcode.

    Gambar 2.9 Contoh Struktur Barcode 012345678 UPC


    Prinsip dasar scanner barcode ditunjukkan dalam gambar 2.9. Sinar laser dibelokkan secara periodik oleh cermin poligon yang berotasi (PG). Saat sinar yang belok ini sampai pada sebuah symbol barcode, maka sinar ini akan dipencarkan. Intensitas pencaran bergantung atas garis gelap atau terang batang (bar). Arah utama dari pencaran berlawanan arah dengan sinar laser.

    Gambar 2.10 Prinsip Dasar Scanner Barcode

    Sinar pencaran ini ditransfer ke detektor cahaya/photodetector (PD) melalui cermin transparan (BSP) dan lensa (L1). Disini perubahan intensitas dikonversi dalam bentuk sinyal listrik dan kemudian diproses oleh microprocessor. Untuk mendapatkan kecepatan baca yang tinggi dan efisien dari sinar laser, photodetector dan barcode yang kontras harus memenuhi kondisi tertentu.

    Kelemahan/Kekurangan Barcode

    Meskipun banyak kelebihan dan manfaat barcode, seperti bacaan yang akurat, cepat dan efisien, namun dalam penggunaannya terdapat kelemahan-kelemahan yang berasal dari alat maupun dari segi utilitasnya.

    • Jarak barcode dan scanner tidak boleh terlalu jauh, hal ini disebabkan adanya batasan intensitas yang bisa dibaca scanner

    • Label barcode hanya ditempelkan pada barang, sehingga dapat ditukar oleh orang yang tidak bertanggung jawab

    • Pemukaan label harus rata, bersih dan jelas, adanya kotoran pada barcode meneyebabkan sinyal yang terdeteksi scanner tidak jelas

    • Harus menggunakan arus listrik untuk komputasi dan scanner

    • Kendala optis selalu mengganggu karena jarak, permukaan dan intensitas

    Meskipun Barcode memiliki implementasi tinggi, dan terus berkembang sampai 3D, saat ini dikembangkan teknologi RFID untuk identifikasi secara mandiri (automatis). Pembahasan mengenai teknologi ini tak lepas dari teknologi identifikasi automatis lainnya yang sudah ada khususnya Barcode. Kedepan diperkirakan Barcode mulai tergeser fungsinya oleh teknologi RFID (Radio Frequency Identification). Hal ini disebabkan RFID hampir mustahil diduplikasi, posisi baca bisa vertikal dan horizontal, bebas energi (tanpa catudaya), kecepatan baca tinggi, bisa baca dan tulis, serta jangkauan yang cukup jauh (10 m).

    Konsep Dasar Operasional Armada Taksi Express

    Definisi Operasional

    Definisi operasional dalam lingkup Pool taksi express merupakan suatu kegiatan mengoperasikan aramada (taksi) dengan prosedur-prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahan yaitu PT.Express Transindo Utama,Tbk (Express Group) dengan menggunakan sistem kemitraan. Sistem kemitraan merupakan sistem kerjasama antara pengemudi dan perusahaan, dimana pengemudi mempunyai hak atas kepemilikan unit mobil (armada) yang dioperasikannya sesuai dengan registrasi didalam SPKO (Surat Perjanjian Kerjasama Operasi) dengan berbagai aturan dan kebijakan yang telah disepakati bersama, hal ini hanya berlaku untuk jenis pengemudi Bravo.

    Jenis Pengemudi

    Didalam mengoperasikan armada sendiri terdapat 2 (dua) jenis pengemudi, diantaranya :

    1. Pengemudi Bravo
      Pengemudi bravo merupakan pengemudi tetap dari sebuah unit mobil (armada) sesuai dengan nomor pintu armada, dimana pengemudi Bravo ini mempunyai hak atas kepemilikan unit mobil yang dioperasikannya dana unit mobil tersebut akan menjadi miliknya jika selama 6 (enam) tahun lamanaya pengemudi tidak pernah melakukan kurang setor sessuai yang tertuang dalam SPKO.
    2. Pengemudi Charlie
      Pengemudi Charlie merupakan pengemudi cadangan Bravo atau penegemudi pengganti Bravo, fungsinya untuk menggantikan pengemudi Bravo jika pengemudi Bravo ingin beristirahat atau libur dari aktivitas operasional. Pengemudi Charlie tidak mempunyai hak kepemilikan atas unit mobil.

    Tipe Operasi

    Didalam mengoperasikan armada taksi express terdapat 2 (dua) jenis tipe operasi, diantaranya :

    1. Tipe operasi Regular
      Tiper operasi Regular merupakan tipe operasi yang mengoperasikan taksi mulai dari jam 04:00 pagi sampai 01:30 malam.
    2. Tipe Operasi Kalong
      Tiper operasi Regular merupakan tipe operasi yang mengoperasikan taksi mulai dari jam 04:00 sore sampai 01:30 siang.

    Model UML (Unified Modeling Language)

    Menurut Widodo (2011:10)[13]“beberapa literature menyebutkan bahwa Unified Modeling Language (UML) menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain :

    1. Diagramkelas ( Class Diagram)

      Bersifatstatis, diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka,kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai padapemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering puladiagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
    2. Diagrampaket (Package Diagram)

      Bersifatstatis, diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian daridiagram komponen.
    3. Diagramuse case (Usecase Diagram)

      Bersifatstatis, diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatujenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untukmengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan sertadiharapkan pengguna.
    4. Diagraminteraksi dan sequence (Sequence Diagram)

      Bersifatdinamis, diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesandalam waktu tertentu.
    5. Diagramkomunikasi (communication Diagram)

      Bersifatdinamis, diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankanorganisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
    6. Diagram Statechart (StatechartDiagram)

      Bersifatdinamis, diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuatstatus (state), transisi, kejadian serta aktivitas.
    7. Diagramaktivitas (Activity Diagram)

      Bersifatdinamis, diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yangmemperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalamsuatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatusistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
    8. Diagramkomponen (Component Diagram)

      Bersifatstatis, diagram komponen inimemperlihatkan organisasi serta ketergantungan sistem/perangkat lunak padakomponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
    9. Diagramdeployment (Deployment Diagram)

      Bersifat statis, diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (tun time).Memuatsimpul-simpul beserta komponen-komponen yang ada didalamnya.

    Berdasarkan definisi diagram diatasdapat diambil kesimpulan bahwa tidak harus dengan kesembilan diagram tersebutuntuk menggambarkan suatu sistem, contohnya dengan entity diagram, flowchartdan sebagainya.

    Langkah-langkah Penggunaan UML (Unified Modeling Language)

    Menurut Adi Nugroho dalam Esa Wijayanti (2014:15)[14]“langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
    2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.
    4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.
    7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
    10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
    11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan :
      1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
      2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.
    12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktualPerangkat lunak siap dirilis.


    XAMPP

    Definisi XAMPP

    Menurut Puspitasari (2011:1)[15]“), berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah software webserver apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memeliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. Oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.

    Menurut Wardana (2010)[16]“),“XAMPP adalah paket software yang didalamnya sudah terkandung Web ServerApache, database MySQL dan PHP Interpreter”.

    Menurut Nugroho (2010:6)[17]“),“XAMPP merupakan paket PHP yang berbasis Open Source yang dikembangkan oleh sebuah komunitas Open Source. Sebagai informasi”.

    Paket Software XAMPP

    1. Appache Web Server

    Menurut Rulianto Kurniawan (2010:9)[18]“), “Apache web server atau server HTTP Apache adalah server web yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi seperti Linux, Unix, Microsoft Windows dan Novell Netware serta platform lainnya yang berguna untuk melayani dan mengfungsikan situs web. Apache merupakan perangkat lunak sumber terbuka (opensource) yang dikembangkan oleh komunitas terbuka yang terdiri dari pengembangan-pengembangan dibawah naungan Apache Software Foundation. Web server inilah nantinya yang akan digunakan untuk belajar bahasa pemrograman PHP.”

    2. PHP

    Menurut Arief. M. Rudyanto (2011)[19]“), “definisi PHP adalahsebagai berikut: PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuathalaman web yang dinamis. Karena merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML.”

    3. PhpMyAdmin

    Menurut Nugroho (2010:6)[17]“),“PhpMyAdmin adalah suatu aplikasi Open Source yang berbasis web, aplikasi ini dibuat menggunakan program PHP, fungsi aplikasi ini adalah untuk mengakses database MySQL”.

    Menurut Arief. M. Rudyanto (2011)[19]“), “PhpMyAdmin adalah salah satu aplikasi berbasis GUI (GraphicalUser Interface) yang digunakan untuk mengeolal database MySQL.”

    Menurut Prasetio. Adhi (2012)[20]“), “PhpMyadmin merupakan tools berbasis web yang berguna untuk mengelola databaseMySQL”

    4. MySql

    Menurut Madcoms (2010)[21]“), “penyimpanan data yang fleksibel dan cepat aksesnya sangat dibutuhkan dalam sebuah website yang interaktif dan dinamis. Database sendiri berfungsi sebagai penampungan data yang anda input melalui form website. Selain itu dapat juga di balik dengan menampilkan data yang tersimpan dalam database ke dalam halaman website. Jenis database yang sangat popular dan digunakan pada banyak website di internet sebagai bank data adalah MySQL. MySQL menggunakan SQL dan bersifat gratis, selain itu MySQL dapat berjalan diberbagai platform, antara lain Linux, Windows, dan sebagainya.”


    Elisitasi

    Definisi Elisitasi

    Menurut Rahardja, dkk dalam Jurnal CCIT Vol. No.3(2011:302)[22], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Tahapan - Tahapan Elisitasi

    Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap I
      Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
    2. Tahap II
      Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
    3. Tahap III
      Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
      • T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

      • O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

      • E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      • H (High) Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

      • M (Middle) Mampu dikerjakan.

      • L (Low) Mudah dikerjakan.

    4. Final Draft Elisitasi
      Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.
    5. Implementasi
      Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.

    Konsep Dasar Pengujian (Testing)

    Definisi Pengujian (Testing)

    Menurut Simarmata dalam penelitian Nina Rahayu (2014:41)[23]“), “pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan.”

    Menurut Rizky (2011:237)[24]“Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.”

    Tipe Pengujian (Testing)

    Menurut Rizky (2011:259)[24]“Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak.”

    Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

    1. White Box Testing

      Menurut Rizky (2011:237)[24]White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap "isi" dari perangkat lunak itu sendiri.”

    2. Black Box Testing

      Menurut Rizky (2011:237)[24]“definisi black box testing adalah sebagai berikut : Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah "kotak hitam" yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.”

    Study Pustaka ( Literature Review )

    Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain :

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

    Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara lain:


    Tabel 2.2. Literature Review

    BAB III

    ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Gambaran Umum Perusahaan

    Sejarah Singkat PT. Express Transindo Utama, Tbk (Express Group)

    Berkembang dengan cermat untuk kesuksesan ke depan. Hanya dalam waktu kurang lebih dua dekade, sejarah mencatat perkembangan Express group memimpin dalam bisnis penyediaan jasa transportasi darat di Indonesia. Express Group didirikan pada bulan Desember 1989 sebagai salah satu perusahaan dari Rajawali Group, Express group sekarang berada di urutan kedua terbesar operator taksi di Indonesia dengan bagian 19% dari keseluruhan industri transportasi darat. Kami menyediakan jasa taksi, penyewaan mobil dan juga jasa untuk kendaraan operasional. Didukung lebih dari 11.600 armada dan didukung oleh lebih dari 25.000 pengemudi. Menyediakan layanan transportasi dara untuk melayani kebutuhan para konsumen, kami menawarkan taksi regular dan premium. Express Taxi telah melayani daerah Jakarta dan sekitarnya, dan telah memperluas areanya ke kota-kota besar lainnya, Medan, Surabaya, Semarang, Bali dan Lombok. Ketika kesempatan memanggil, kami menjawab dengan berinovasi dengan Tiara Express. Tiara Express dipersiapkan untuk pasar premium. Sekarang Tiara Express menjadi pilihan konsumen untuk premium taksi. Kami menjalankan Express group secara profesional dengan perencanaan yang kuat serta pelayanan yang terbaik dari hati dan pikiran kami. Dalam bisnis utama kami, yaitu jasa taksi, kami mengaplikasikan hubungan kemitraan yang unik dan menguntungkan dengan para pengemudi. Kemitraan ini terbukti efektif dan mendapat pengakuan dari United Nation Development Program (UNDP) sebagai salah satu cara untuk memerangi kemiskinan. Kami berkomitmen untuk mengembangkan dan menghasilkan keberuntungan yang maksimum dan menambahkan nilai bagi para pemegang saham. Usaha pelayanan transportasi darat, terutama taksi, masih menjadi potensi pertumbuhan yang kuat, tujuan kami adalah menjadi pemimpin dalam pelayanan solusi untuk transportasi di Indonesia. Melalui inovasi dan pengalaman kami dalam bisnis, kami akan terus mengembangkan model-model dan jasa-jasa transportasi darat lainnya.

    Visi dan Misi PT. Express Transindo Utama,Tbk

    Visi PT. Express Transindo Utama, Tbk

    Untuk menjadi perusahaan transportasi utama di Indonesia yang memberikan nilai tambah maksimum kepada para pemangku kepentingan (pemerintah, pemegang saham, mitra bisnis, driver, karyawan, pelanggan, dan masyarakat sekitarnya).

    Misi PT. Express Transindo Utama, Tbk

    Untuk menyediakan profesional transportasi darat terpadu berdasarkan nilai-nilai perusahaan dan tata kelola perusahaan yang baik yang memegang etika bisnis yang tinggi dan menguntungkan para pemangku kepentingan.

    Struktur Organisasi

    Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka – kerangka hubungan diantara fungsi, bagian – bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Selain itu juga untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu oragnisasi. Struktur organisasi manajemen PT. Express Transindo Utama, Tbk khususnya di Pool Taksi Express Batu Ceper.

    Struktur Organisasi Pool Taksi Express Batu Ceper

    Keterangan :

    PU  : Personalia Umum

    PAKK : Penerimaan Administrasi Keuangan dan Kemitraan

    Wewenang dan Tanggung Jawab Tiap Divisi

    Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Pool taksi Express Batu Ceper, yaitu sebagai berikut :

    1. Ka.Pool
      Wewenang dari seorang Ka.Pool :

      a. Menetapkan peraturan dan kebijaksanaan yang harus dilaksanakan baik oleh bagian administrasi dan operasional di Pool.

      b. Membawahi Spv.Admin, Spv.Operasi dan PU (Personalia Umum).

      c. Melakukan rapat koordinasi untuk mengambil sebuah keputusan mengenai rencana strategi dengan semua bagian yang berada dalam lingkup struktur organisasi di Pool.

      Tanggung jawab dari seorang Ka.Pool :

      a. Menyelaraskan tugas-tugas yang terdapat di Pool, baik secara internal maupun eksternal, agar sesuai dengan visi dan misi perusahaan dan Pool.

      b. Melakukan bimbingan terhadap Staff karyawan dan semua bagian yang berada dalam lingkup struktur organisasi di Pool untuk mencapai tujuan utama dari perusahaan dan Pool.

      c. Melakukan koordinasi tugas-tugas yang ada pada lingkungan Pool.

    2. Spv.Admin
      Wewenang dari seorang Spv.Admin :

      a. Pengambil keputusan atas segala pengajuan yang ada di Pool.

      b. Membawahi Spv.Operasi dan PU (Personalia Umum).

      c. Mempunyai hak penuh seperti halnya Ka.Pool, jika Ka.Pool sedang berhalangan hadir.

      Tanggung jawab dari seorang Spv.Admin :

      a. Berkoordinasi dengan Ka.Pool untuk mendisiplinkan setoran armada taksi di Pool.

      b. Memonitoring tingkat kemajuan Pool dari segi setoran armada taksi.</p>

      c. Menganalisa masalah yang terjadi di Pool dan memberikan alternatif pemecahan masalah.

    3. Spv.Operasi
      Wewenang dari seorang Spv.Operasi :

      a. Menetapkan kebijakan operasionalitas di Pool.

      b. Mengawasi dan mengkoordinasi berjalannya operasional di Pool.

      c. Membawahi bagian mekanik dan gudang.

      Tugas dan tanggung jawab dari seorang Spv.Operasi :

      a. Mempunyai tanggung jawab penuh atas berlangsungnya operasionalitas di Pool.

      b. Membimbing dan membina seluruh Staff opersional agar tercapainya visi dan misi Pool.

      c. Mempunyai tugas menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan operasioanal armada taksi dan mampu memberikan solusi yang optimal.

    4. PU (Personalia Umum)
      Wewenang dari seorang PU (Personalia Umum) :

      a. Menetapakan kebijakan kepada Mitra (driver) sesuai dengan peraturan yang berlaku di Pool.

      b. Membawahi bagian PAKK (Penerimaan Administrasi Keuangan dan Kemitraan) dan kasir.

      c. Membina dan memberi pengarahan kepada Mitra (driver) agar tercapainya tujuan utama dari sebuah Pool.

      Tugas dan tanggung jawab dari seorang PU (Personalia Umum) :

      a. Melakukan pengadaan barang operasionalitas Pool sesuai dengan kebutuhan.

      b. Mengkoordinasi seluruh staff karyawan di Pool dan menetapkan kebijakan sesuai dengan peraturan di Pool.

      c. Mengkoordinasi sistem kerja Staff karywan di Pool.

      d. Menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan kemitraan.

    5. PAKK (Penerimaan Administrasi Keuangan dan Kemitraan)
      Wewenang dari seorang PAKK :

      a. Menetapkan peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan sistem kemitraan.

      b. Memberikan informasi kepada Ka.Pool bahwa Mitra yang melamar sudah lulus pengecekan fisik dan blacklist serta lulus tes tertulis dan praktek.

      c. Membuat SPKO (Surat Perjanjian Kerjasama Operasi) dan KIP (Kartu Identitas Pengemudi) serta memberikan pengarahan mengenai surat perjanjian dan peraturan perusahaan kepada mitra.

      d. Menjadwalkan mitra untuk mengikuti training yang dilaksanakan oleh bagian PKK.

      e. Mengarahkan calon mitra yang telah mengikuti training kepada bagian operasional untuk diberikan arahan lanjutan.

      Tugas dan tanggung jawab dari seorang PAKK :

      a. Menerima seluruh dokumen administrasi dari Mitra dan kemudian memverifikasi seluruh persyaratan administrasi tersebut.

      b. Melakukan cek fisik (tato) kepada calaon mitra dan data blacklist.

      c. Apabila cek fisik dan cek blacklist lulus, maka dilanjutkan dengan tes tertulis dan praktek (bagi pengemudi yang tidak memiliki pengalaman kerja di perusahaan taksi).

      d. Menerima dan mencek bukti pembayaran uang jaminan, uang asuransi dan uang seragam dari kasir.

      e. Memberikan KIP (Kartu Identitas Pengemudi) kepada bagian operasional.

    6. 6. Kasir
      Wewenang dari seorang kasir :

      a. Berhak menolak uang mbermasah atau uang palsu.

      b. Menolak uang setoran yang jumlahnya tidak sama dengan yang tertera di slip/ bukti setoran yang jumlahnya tidak sama dengan yang ditentukan / KS (Kurang Setor).

      c. Memberikan daftar KS (Kurang Setor) harian kepada kepala pool/koordinator operasi agar ditindak lanjuti.

      d. Memberikan status simpanan kepada pihak yang menyimpan ( karena mitra berhak menerima saldo yang dia miliki).

      Tugas dan tanggung jawab dari seoran kasir :

      a. Memastikan proses penerimaan uang setoran dari mitra.

      b. Memastikan tersedianya data KS harian.

      c. Memastikan uang titipan dari mitra selain setoran harian tercatat dan tersimpan dengan baik dan benar.

      d. Menerima dan mencek bukti pembayaran uang jaminan, uang asuransi dan uang seragam dari kasir.

      e. Memberikan KIP (Kartu Identitas Pengemudi) kepada bagian operasional.

    7. Gudang
      Wewenang dari seorang Staff Gudang :

      a. Berhak menolak pengajuan pengambilan sparepart yang tidak dilengkapi dengan kelengkapan dokumen.

      b. Menolak dokumen pengambilan sparepart jika tidak sesuai dengan nama pengambil barang yang tertera dalam lampiran dokumen.

      c. Menyimpan dan memberikan bukti pengambilan sparepart kepada mitra.

      Tugas dan tanggung jawab dari seorang Staff Gudang :

      a. Memastikan proses pengajuan pengambilan sparepart sudah dilengkapi dengan kelengkapan dokumen.

      b. Memastikan bahwa yang mengambil sparepart sesuai dengan nama yang tertera pada dokumen pengajuan pengambilan sparepart.

      c. Melakukan dokumentasi sparepart.

    8. Mekanik
      Wewenang dari seorang Staff Mekanik :

      a. Menolak perbaikan armada jika dokumen pangjuan kurang lemgkap.

      b. Menolak perbaikan armada jika dokumen tidak ada persetujuan dari Ka.Pool dan bagian operasional.

      c. Memberikan informasi kepada Mitra (Driver) waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan armada.

      Tugas dan tanggung jawab dari seorang Staff Mekanik  :

      a. Memastikan proses pengajuan perbaikan armada sudah dilengkapi dengan kelengkapan dokumen.

      b. Memastikan bahwa pengajuan perbaikan sesuai dengan nama yang tertera pada dokumen pengajuan perbaikan armada.

      c. Melakukan dokumentasi seluruh perbaikan armada.

    9. Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Spesifikasi sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi express di Pool Batu Ceper Tangerang yang berjalan saat ini adalah sebagai berikut :

      A. Mitra/ Taksi keluar dari Pool

      1. Mitra (Driver)

      a. Melaporkan kehadirannya kepada Staff Operasional untuk siap beroperasi dengan menyebutkan KIP (Kartu Identitas Pengemudi) dan nomor pintu kendaraan armada untuk mencetak SPJ (Surat Perintah Jalan).

      2. Staff Operasional

      a. Mengambil KIP (Kartu Identitas Pengemudi) dan surat-surat kendaraan seperti yang disebutkan Mitra.

      b. Mencocokan nomor pintu dan nama Mitra yang tertera pada surat-surat kendaraan dan nomor KIP ( Kartu Identitas Pengemudi ).

      c. Memeriksa dan memastikan kelengkapan surat-surat kendaran yang terdiri dari :

      a) STNK

      b) Buku KEUR

      c) Buku Tera Argo

      d) Kartu Pengawas dan Ijin Operasi

      d. Scan KIP (Kartu Identitas Pengemudi) dan dompet armada taksi yang telah terbarcode untuk mencetak SPJ (Surat Perintah Jalan)

      e. Menyerahkan kepada Mitra kunci kendaraan berikut surat-surat kendaraan, SPJ dan KIP.

      3. Mitra (Driver)

      a. Memeriksa dan memastikan bahwa dokumen-dokumen yang diterima sudah benar.

      b. Memeriksa mesin dan standarisasi kendaraan armada untuk siap beroperasi/keluar Pool, jika armada mengalami masalah pada mesin harus perbaikan (masuk bengkel) terlebih dahulu.

      c. Jika waktu yang dibutuhkan perbaikan menghabiskan waktu yang lama segera lapor ke bagian operasional untuk membuat surat pernyataan.

      4. Bengkel

      a. Melakukan perbaikan mesin maupun atribut armada jika terdapat trouble.

      b. Memastikan dokumen / persyaratan perbaiki yang diterima dari pengemudi sudah lengkap.

      5. Mitra (Driver)

      a. Menyerahkan SPJ dan KIP kepada security untuk diperiksa sebelum keluar Pool.

      6. Security

      a. Mencocokan informasi yang tercetak dalam SPJ dengan fisik kendaraan serta memastikan Mitra yang membawa kendaraan sudah sesuai dengan KIP.

      b. Memeriksa dan memastikan kelengkapan atribut dan perlengkapan Taksi sesuai denagan standart tampilan Taksi yang ditetapkan oleh Express Group.

      c. Mencatat ketidaksesuain standart ke dalam form cek list security untuk dilaporkan kepada Customer Assurance.

      d. Mencatat data keluar armada pada buku logbook armada.

      e. Mencetak jam keluar kendaraan pada SPJ dengan menggunakan mesin amano / check lock.

      B. Mitra/Taksi kembali ke pool

      1. Mitra (Driver)

      a. Pada saat masuk ke Pool, menyerahkan SPJ kepada petugas Security untuk diperiksa.

      2. Security

      a. Memastikan SPJ yang diterima sudah sesuia.

      b. Mencatat data masuk/kembali armada pada buku logbook armada.

      c. Mencetak jam kembali kendaraan pada SPJ dengan menggunakan mesin amano / check lock.

      d. Menyerahkan SPJ kepada Mitra.

      3. Mitra (Driver)

      a. Memeriksa kembali keadaan mesin dan atribut armada.

      b. Jika ada armada trouble segera dilakukan perbaikan.

      4. Bengkel

      a. Melakukan perbaikan mesin maupun atribut armada jika terdapat trouble.

      b. Memastikan dokumen / persyaratan perbaiki yang diterima dari pengemudi sudah lengkap.

      5. Mitra (Driver)

      a. Menyerahkan kembali kunci armada berikut KIP dan dompet armada kepada bagian opersional.

      6. Operasional

      a. Menerima dan memastikan kembali kunci armada berikut KIP dan dompet armada yang telah diterima dari pengemudi setelah selesai beroperasi sudah sesuai.

      7. Mitra (Driver)

      a. Menyerahkan SPJ berikut setoran kepada bagian Kasir.

      8. Kasir

      a. Menerima SPJ berikut setoran.

      b. Mencetak tanda bukti setoran untuk pengemudi.

      Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

      Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

      1. Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

      A. Sistem Operasionalitas Armada Keluar Pool

      Gambar 3.2 use case diagram sistem operasionalitas armada keluar Pool

      Bedasarkan gambar 3.2 use case diagram diatas terdapat :

      1. 1 System yang mencakup seluruh kegiatan yang berjalan.

      2. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Mitra (Driver), Operasional, Bengkel dan Security.

      3. 15 use case yang bisa dilakukan oleh actor.

      1). Mitra (Driver)

      • Meminta KIP (Kartu Identitas Pengemudi) dan Dompet armada yang berisi surat kelengkepan armada kepada bagian opersional.

      • Memeriksa kembali dokumen yang telah diterima dari bagian operasional.

      • Memeriksa mesin dan standarisasi armada setelah menerima kunci.

      • Membuat surat pernyataan kepada bagian operasional jika perbaikan armada sampai 1 hari.

      • Menyerahkan SPJ (Surat Perintah Jalan) dan KIP kepada security untuk diperiksa sebelum keluar Pool.

      • Menerima kembali SPJ dan KIP setelah dilakukan pemeriksaan oleh security.

      2). Operasional

      • Cek KIP dan dompet armda sesuai permintaan pengemudi.

      • Menyetak / print SPJ setelah sesuai dengan permintaan pengemudi.

      • Menyerahkan kunci armada berikut SPJ dan dompet armada kepada pengemudi.

      • Menerima surat pernyataan jika terjadi permasalahan baik pada pengemudi maupun armada.

      3). Security

      • Melakukan pemeriksaan kepada pengemudi sebelum keluar Pool bahwa SPJ yang tercetak sesuai dengan KIP.

      • Memeriksa kelengkapan atribut armada.

      • Mencatat ketidaksesuain standart armada jika ada.

      • Mencatat data jam keluar armada pada buku Logbook armada dan melakukan checklock pada SPJ.

      4). Bengkel

      • Melakukan perbaikan mesin armada.

      B. Sistem Operasionalitas Armada Masuk (kembali) Pool

      Gambar 3.3 use case diagram sistem operasionalitas armada masuk Pool

      Bedasarkan gambar 3.3 use case diagram diatas terdapat :

      1. 1 System yang mencakup seluruh kegiatan yang berjalan.

      2. 5 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Mitra (Driver), Operasional, Security, Kasir, Bengkel.

      3. 11 use case yang bias dilakukan oleh actor

      1). Mitra (Driver)

      • Menyerahkan SPJ kepada bagian security (Surat Perintah Jalan).

      • Mengecek kembali kedaan mesin dan atribut armada.

      • Menyerahkan SPJ berikut setoran kepada Kasir.

      • Menyerahkan kembali kunci, SPJ, KIP dan dompet armada kepada Operasional.

      • Menerima tanda bukti setoran.

      2). Operasional

      • Menerima kembali kunci armada berikut KIP dan dompet armada dan mengecek kembali kelengkapan dokumen setelah pengemudi selesai beroperasi.

      3). Security

      • Mengecek SPJ yang diterima.

      • Mencatat data armada kembali (masuk) Pool pada buku logbook armada.

      • Checklock jam masuk (kembali) Pool pada SPJ dengan mesin amano.

      4). Kasir

      • Menerima setoran sesuai yang tertera dalam SPJ.

      5). Bengkel

      • Melakukan perbaikan mesin armada.


      2. Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

      A. Sistem Operasionalitas Armada Keluar Pool

      Gambar 3.4 sequence diagram sistem operasionalitas armada keluar Pool


      Bedasarkan gambar 3.4 sequence diagram diatas terdapat :

      1. 4 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Mitra (Driver), Opersional, Security dan Bengkel.

      2. 7 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang bias dilakukan oleh actor tersebut yaitu :

        1) Driver meminta KIP dan dompet armada kepada bagian Operasional

        2) Operasional menyerahkan kunci armada berikut SPJ, KIP dan dompet armada.

        3) Jika armada mengalami trouble untuk melakukan perbaikan di bengkel.

        4) Driver menyerahkan SPJ dan KIP kepada security untuk pengecekan sebelum armada keluar Pool.

        5) Security melakukan pemeriksaan standarisasi dan atribut armada sebelum keluar Pool.

        6) Security melakukan checklock jam keluar armada pada SPJ.

        7) Security menyerahkan kembali SPJ dan KIP kepada Driver.

      3. 3 Self Message menunjukan bahwa suatu objek hendak memanggil dirinya sendiri, yaitu :

        1) Operasional melakukan cek KIP dan dompet sesuai permintaan pengemudi

        2) Driver memeriksa kembali dokumen yang telah diterima dari

        3) Security memastikan SPJ dan KIP yang diterima dari pengemudi sudah sesuai.

      4. 4 Lifeline menggambarkan daur hidup sebuah objek yaitu :

        1) Operasional melakukan cetak SPJ.

        2) Driver melakukan pemeriksaan mesin dan standarisasi armada.

        3) Security mencata ketidaksesuaian stndarisasi jika ada pada buku standarisasi.

        4) Security mencatat data armada keluar Pool pada buku Logbook Armada.

      5. 2 Note merupakan catatan yang menggambarkan kegiatan yang terjadi.

      B. Sistem Operasionalitas Armada Masuk (kembali) Pool

      Gambar 3.5 sequence diagram sistem operasionalitas armada masuk Pool

      BBedasarkan gambar 3.5 sequence diagram diatas terdapat :

      1. 5 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Driver, Opersional, Security dan Bengkel.

      2. 6 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang bias dilakukan oleh actor tersebut, yaitu :

        1) Driver menyerahkan SPJ kepda security.

        2) Security menyerahkan kembali SPJ kepada pengemudi.

        3) Jika armada mengalami trouble segera lakukan perbaikan pada bagian bengkel.

        4) Driver menyerahkan kembali KIP dan dompet armada kepada bagian Operasional.

        5) Driver meyerahkan SPJ berikut setoran kepada bagian kasir.

        6) Kasir menyerahkan tanda bukti setoran kepada pengemudi.

      3. 2 Self Message menunjukan bahwa suatu objek hendak memanggil dirinya sendiri, yaitu :

        1) Security cek SPJ armada kembali ke Pool.

        2) Bagian Operasional mengecek kembali kelengkapan dokumen yang diterima dari pengemudi setelah selesai Operasional.

      4. 3 Lifeline menggambarkan daur hidup sebuah objek yaitu :

        1) Security mencatat data armada kembali ke Pool pada buku logbook armada.

        2) Security mencetak jam kembali armada pada SPJ.

        3) Setelah selesai beroperasi Driver mengecek kembali keadaan mesin armada.

      5. 1 Note merupakan catatan yang menggambarkan kegiatan yang terjadi

      3. Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

      A. Sistem Operasionalitas Armada Keluar Pool

      Gambar 3.6 activity diagram sistem operasionalitas armada keluar Pool

      Bedasarkan gambar 3.6 activity diagram diatas terdapat :

      1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

      2. 4 Vertical swimeline yaitu Driver, Operasional, Security, Bengkel

      3. 14 Activity yang biasa dilakukan oleh actor

      4. 1). Mitra (Driver)

        • Meminta KIP (Kartu Identitas Pengemudi) dan Dompet armada yang berisi surat kelengkepan armada kepada bagian opersional.

        • Memeriksa kembali dokumen yang telah diterima dari bagian operasional.

        • Memeriksa mesin dan standarisasi armada setelah menerima kunci.

        • Menyerahkan SPJ (Surat Perintah Jalan) dan KIP kepada security untuk diperiksa sebelum keluar Pool.

        • Menerima kembali SPJ dan KIP setelah dilakukan pemeriksaan oleh security.

        2). Operasional

        • Cek KIP dan dompet armda sesuai permintaan pengemudi.

        • Menyetak / print SPJ setelah sesuai dengan permintaan pengemudi.

        • Menyerahkan kunci armada berikut SPJ dan dompet armada kepada pengemudi.

        3). Security

        • Melakukan pemeriksaan kepada pengemudi sebelum keluar Pool bahwa SPJ yang tercetak sesuai dengan KIP.

        • Memeriksa kelengkapan atribut armada.

        • Mencatat ketidaksesuain standart armada jika ada.

        • Mencatat data keluar armada pada buku Logbook armada.

        • Melakukan checklock pada SPJ.

        4). Bengkel

        • Melakukan perbaikan mesin armada.

      5. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan

      B. Sistem Operasionalitas Armada Masuk (kembali) Pool

      Gambar 3.7 activity diagram sistem operasionalitas armada masuk Pool

      Bedasarkan gambar 3.7 activity diagram diatas terdapat :

      1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

      2. 5 Vertical swimeline yaitu Driver, Operasional, Security, Bengkel, Kasir.

      3. 3 Activity yang biasa dilakukan oleh actor.

      4. 1). Mitra (Driver)

        • Menyerahkan SPJ kepada bagian security (Surat Perintah Jalan).

        • Mengecek kembali kedaan mesin dan atribut armada.

        • Menyerahkan SPJ berikut setoran kepada Kasir.

        • Menyerahkan kembali kunci, SPJ, KIP dan dompet armada kepada Operasional.

        • Menerima tanda bukti setoran.

        2). Operasional

        • Menerima kembali kunci armada berikut KIP dan dompet armada dan mengecek kembali kelengkapan dokumen setelah pengemudi selesai beroperasi.

        3). Security

        • Mengecek SPJ yang diterima.

        • Mencatat data armada kembali (masuk) Pool pada buku logbook armada.

        • Checklock jam masuk (kembali) Pool pada SPJ dengan mesin amano.

        • Serahkan kembali SPJ dan KIP kepada pengemudi.

        4). Kasir

        • Menerima setoran sesuai yang tertera dalam SPJ.

        5). Bengkel

        • Melakukan perbaikan mesin armada.

      5. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan.

      Analisa Sistem Yang Berjalan

      Analisa SWOT

      Analisa SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif yang berasal dari internal organisasi, kelemahan dan faktor-faktor negatif dari internal, peluang atau kesempatan dan keuntungan dari faktor eksternal dan ancaman atau resiko yang dipengaruhi oleh faktor eksternal organisasi.

      Analisis untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, S-T, W-O dan W-T dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


      Tabel 3.1 Analisa Faktor Strategi Internal


      Tabel 3.2 Analisa Faktor Strategi Eksternal

      Faktor internal yang mencakup fasilitas yang tersedia, serta proses operasionalitas keluar masuk armada taksi yang sedang berjalan saat ini. Sedangkan faktor eksternal yang mencakup aspek masyarakat, persaingan terhadap perusahaan lainnya, dan promosi kepada pelanggan. Analisa SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:.

      Tabel 3.3 Strategi S-O


      Tabel 3.4 Strategi S-T


      Tabel 3.5 Strategi W-O


      Tabel 3.6 Strategi W-T

      Metode Analisa Berdasarkan Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Idetifikasi masukan dan keluaran data yang akan diproses pada sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi adalah sebagai berikut:

      1. Analisa Masukan

      Dalam sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi express, data masukan diperoleh dari pengemudi dan armada yang sedang beroperasional, data berupa catatan pada buku logbook aramada dan hasil checklock SPJ.

      2. Analisa Proses

      Proses ini dilakukan untuk megatur data yang sudah didapat dari awal hingga akhir. Maka dari proses ini akan dilanjutkan pada analisa keluaran yang bekerja menghasilkan suatu informasi yang sesuai.

      3. Analisa Keluaran

      Keluaran pada system adalah data yang dihasilkan oleh suatu proses dari masukan yang diterima oleh proses. Data keluaran yang didapat yaitu berupa laporan data keluar masuk aramada pada setiap bulannya.

      Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      1. Performance

      Proses pengolahan data keluar masuk armada taksi masih dilakukan secara manual sehingga data yang dihasilkan sering kali terjadi kesalahan input data.

      2. Informasi

      Sistem Informasi masih secara manual menyebabkan sering terjadi ketidak akuratan pada data informasi yang dihasilkan. Akibatnya penyampaian informasi tidak berkerja secara maksimal.

      3. Economic

      Penggunaan kertas dan toner sebagai file simpanan dan output membuat biaya operasional kian membesar.

      4. Control

      Tingkat keamanan dan control yang terlalu kecil yang disebabkan karena imput data yang dilakukan tidak secara penuh dan terpelihara dengan baik dan benar. Oleh sebab itu besar kemungkinan terjadinya ketidak akuratan data.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari masalah yang dihadapi, antara lain :

      1. Performance

      Proses pengolahan data yang telah terkomputerisasi dapat mempercepat dalam proses input data operasionalitas keluar masuk armada.

      2. Informasi

      Sistem Informasi yang terkomputerisasi dapat menghasilkan keakuratan pada data informasi yang dihasilkan. Akibatnya penyampaian informasi berkerja secara maksimal, selain itu juga dapat mempercepat pembuatan laporan maupun mendukung keptusan pemberian penilaian kinerja pengemudi.

      3. Economic

      Tidak memerlukan kertas atau toner sebagai media penyimpanan data sehingga biaya operasional dapat ditekan se efisisien mungkin.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Untuk membuat sistem aplikasi kontrol rate ekspor . Berikut lampiran Elisitasi Tahap I yang telah dibuat :


      Tabel 3.7 Elisitasi Tahap I


      Elisitasi Tahap II

      Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.Berikut lampiran Elisitasi Tahap II yang telah dibuat :


      Tabel 3.8 Elisitasi Tahap II


      Elisitasi Tahap III

      Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE. Berikut lampiran Elisitasi Tahap III yang telah dibuat


      Tabel 3.9 Elisitasi Tahap III


      Final Draft Elisitasi

      Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan. Berikut lampiran Final Draft Elisitasi yang telah dibuat :


      Tabel 3.10 Final Draft Elisitasi

      BAB IV

      HASIL PENELITIAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Prosedur Sistem Usulan

      Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada PT. Express Transindo Utama, Tbk, khususnya di Pool taksi Express Batu Ceper Tangerang maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi, yaitu merubah proses input data saat ini yang masih manual menjadi terkomputerisasi berbasis web sehingga memudahkan dalam proses pengolahan data dan pembuatan laporan. Berdasarkan perubahan sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian.

      Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Community Edition Ver. 10.1 untuk menggambarkan use case diagram, sequence diagram dan activity diagram.

      Diagram Rancangan Sistem

      Adapun diagram-diagram usulan yang akan saya gambarkan dalam program Visual Paradigm for UML Community Edition Ver. 10.1 adalah sebagai berikut:

      1. Use Case Diagram Usulan

    Use case diagram adalah suatu model yang sangat fungsional dalam sebuah sistem yang menggunakan actor dan use case. Sedangkan pengertian dari use case sendiri adalah layanan atau fungsi-fungsi yang tersedia pada sistem untuk penggunannya.

    Gambar 4.1 use case diagram sistem operasionalitas keluar-masuk armada


    Bedasarkan gambar 4.1 use case diagram diatas terdapat :

    1. 1 System yang mencakup seluruh kegiatan yang berjalan.

    2. 3 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Admin, Driver, Ka. Pool.

    3. 16 use case yang bisa dilakukan oleh actor yaitu :

    4. 1). Admin

      • Admin melakukan login pada sistem.

      • Verifikasi berhasil masuk pada menu utama.

      • Menu utama berisi : Menu Master, Menu Transaksi dan Menu Laporan.

      • Menu Master berisi : input pengemudi, input armada dan input user.

      • Menu Transaksi berisi : input SPJ, input maintenance dan input operasional.

      • Menu Laporan berisi : laporan operasional dan laporan maintenance.

      • Melakukan logout selesai menggunakan sistem.

      2). Driver

      • Data pengemudi dan armada terinput dalam menu master.

      • Driver input SPJ untuk mencetak SPJ.

      • Input maintenance jika armada mengalami trouble.

      3). Ka. Pool

      • Menerima laporan operasional dan laporan maintenance.

    2. Sequence Diagram Usulan

    Sequence Diagram (diagram urutan) adalah suatu diagram yang memperlihatkan atau menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa pesan / message.

    a. Sequence Diagram Login Admin

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case login dijelaskan dalam Squence Diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.2 Sequence Diagram Login Admin


    Bedasarkan gambar 4.2 sequence diagram diatas terdapat :

    1. 1 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Admin.

    2. 11 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang bias dilakukan oleh actor tersebut yaitu :

      • Admin mengisi username dan password pada form login

      • Username dan password diproses oleh control login

      • Control login memanggil data admin

      • Jika username dan password salah akan kembali pada form login

      • Sistem akan menapilkan pesan salah username / password kepada admin.

      • Jika username dan password benar sistem akan menampilkan menu utama pada halaman utama sistem.

      • Admin menerima tampilan menu utama

    3. 1 Self Message menunjukan bahwa suatu objek hendak memanggil

      • Memvalidasi data admin

    4. 4 Lifeline menggambarkan daur hidup sebuah objek yaitu : Form Login, Control Login, Data Admin, Menu Utama.

    b. Sequence Diagram Menu Master

    Dalam menu master terdapat hal yang dapat dilakukan oleh admin antara lain : input data pengemudi, input data armada dan menambahkan user.

    Gambar 4.3 Sequence Diagram Menu Master

    Bedasarkan gambar 4.3 sequence diagram diatas terdapat :

    1. 2 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Admin dan Driver

    2. 7 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang bias dilakukan oleh actor tersebut yaitu :

      • Admin masuk pada menu utama sistem

      • Admin pilih menu master

      • Driver memberikan data pengemudi dan armada

      • Admin menerima data armada dan data pengemudi

      • Klik tambah pengemudi untuk input data pengemudi

      • Klik tambah armada untuk input data armada

      • Kilik tambah user untuk input data user

    3. 5 Lifeline menggambarkan daur hidup sebuah objek yaitu : Menu Utama, Menu Master, Input Pengemudi, Input Armada dan Input User.


    c. Sequence Diagram Menu Transaksi

    Dalam menu transaksi terdapat hal yang dapat dilakukan oleh admin antara lain : input / cetak SPJ, input maintenance dan input operasional.

    . Gambar 4.4 Sequence Diagram Menu Transaksi

    Bedasarkan gambar 4.4 sequence diagram diatas terdapat :

    1. 2 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Admin dan Driver

    2. 9 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang bias dilakukan oleh actor tersebut yaitu :

      • Admin masuk menu utama sistem

      • Admin memilih menu transaksi

      • Driver meminta KIP dan dompet armda

      • Admin mengambilkan KIP dan dompet armada untuk Driver

      • Admin mencetak SPJ

      • Admin menyerahkan SPJ, KIP, dompet armada dan kunci armada kepada Driver.

      • Driver menyerahkan SPJ dan KIP kepada admin pada saat beroperasi keluar maupun masuk Pool.

      • Admin melakukan input / scan barcode SPJ armada keluar maupun masuk Pool

      • Admin melakukan input data maintenance jika ada armada yang trouble.

    3. 6 Lifeline menggambarkan daur hidup sebuah objek yaitu : Menu Utama, Menu Transaksi, KIP, Input / cetak SPJ, Input Operasional dan Input Maintenance.


    d. Sequence Diagram Menu Laporan

    Dalam menu laporan terdapat hal yang dapat dilakukan oleh admin antara lain : menampilkan / cetak laporan operasional dan laporan maintenance.

    Gambar 4.5 Sequence Diagram Menu Laporan

    Bedasarkan gambar 4.4 sequence diagram diatas terdapat :

    1. 2 actor yang melakukan kegiatan yaitu : Admin dan Ka. Pool

    2. 8 Message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang bias dilakukan oleh actor tersebut yaitu :

      • Admin masuk menu utama sistem

      • Admin pilih menu laporan

      • Admin pilih laporan operasional

      • Admin menyimpan data laporan opersional

      • Admin pilih laporan maintenance

      • Admin menyimpan data laporan maintenance

      • Admin menyampaikan hasil laporan operasional dan maintenance kepada Ka. Pool.

    3. 2 Self Message menunjukan bahwa suatu objek hendak memanggil dirinya sendiri, yaitu :

      • Cetak / print laporan operasional

      • Cetak / print laporan maintenance

    4. 4 Lifeline menggambarkan daur hidup sebuah objek yaitu : Menu Utama, Menu Laporan , Menu Operasional dan Menu Maintenance.


    3. Activity Diagram Usulan

    Activity Diagram memodelkan aliran kerja atau workflow dari urutan aktifitas dalam suatu proses yang mengacu pada use case diagram yang ada. Berikut activity diagram pada aplikasi pengolahan data sistem operasionalitas keluar-masuk armada dengan penjelasan dari masing-masing use case scenario :

    a. Activity Diagram Login Admin

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case login dijelaskan dalam activity diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.6 Activity Diagram Login Admin


    Bedasarkan gambar 4.6 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 3 Vertical swimeline yaitu : Admin, Sistem dan Database

    3. 5 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Admin mengisi username dan password

      • Sistem akan merequest permintaan admin

      • Sistem akan memanggil database untuk validasi data admin

      • Jika data yang dimasukan salah maka sistem akan meminta kembali admin untuk mengisi username dan password , jika benar maka login valid

      • Sistem akan menampilkan menu utama

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan


    b. Activity Diagram Tambah Data Pengemudi

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case tambah data pengemudi dijelaskan dalam activity diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.7 Activity Diagram Tambah Data Pengemudi


    Bedasarkan gambar 4.7 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 2 Vertical swimeline yaitu : Admin dan Sistem

    3. 11 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Masuk menu utama sistem

      • Admin pilih menu master

      • Sistem menampilkan menu master

      • Admin pilih menu pengemudi

      • Klik tambah pengemudi

      • Sistem menerima permintaan tambah pengemudi

      • Sistem menampilkan form tambah pengemudi

      • Admin mengisi form tambah pengemudi

      • Sistem memvalidasi form tambah pengemudi, jika data yang dimasukan lengkap maka sistem akan menyimpan data pengemudi, jika tidak lengkap maka akan kembali mengisi form.

      • Menampilkan notifikasi jika data berhasil tersimpan

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan


    c. Activity Diagram Tambah Data Armada

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case tambah data armada dijelaskan dalam activity diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.8 Activity Diagram Tambah Data Armada


    Bedasarkan gambar 4.8 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 2 Vertical swimeline yaitu : Admin dan Sistem

    3. 11 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Masuk menu utama sistem

      • Admin pilih menu master

      • Sistem menampilkan menu master

      • Admin pilih menu armada

      • Klik tambah armada

      • Sistem menerima permintaan tambah armada

      • Sistem menampilkan form tambah armada

      • Admin mengisi form tambah armada

      • Sistem memvalidasi form tambah armada, jika data yang dimasukan lengkap maka sistem akan menyimpan data armada, jika tidak lengkap maka akan kembali mengisi form.

      • Menampilkan notifikasi jika data berhasil tersimpan

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan


    d. Activity Diagram Tambah Data User

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case tambah data user dijelaskan dalam activity diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.9 Activity Diagram Tambah Data User


    Bedasarkan gambar 4.9 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 2 Vertical swimeline yaitu : Admin dan Sistem

    3. 11 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Masuk menu utama sistem

      • Admin pilih menu master

      • Sistem menampilkan menu master

      • Admin pilih menu user

      • Klik tambah user

      • Sistem menerima permintaan tambah user

      • Sistem menampilkan form tambah user

      • Admin mengisi form tambah user

      • Sistem memvalidasi form tambah user, jika data yang dimasukan lengkap maka sistem akan menyimpan data user, jika tidak lengkap maka akan kembali mengisi form.

      • Menampilkan notifikasi jika data berhasil tersimpan

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan


    e. Activity Diagram Tambah Data SPJ (Cetak SPJ)

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case tambah data SPJ dijelaskan dalam activity diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.10 Activity Diagram Tambah Data SPJ (Cetak SPJ)


    Bedasarkan gambar 4.10 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 3 Vertical swimeline yaitu : Admin, Sistem dan Driver

    3. 16 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Masuk menu utama sistem

      • Admin pilih menu transaksi

      • Sistem menampilkan menu transaksi

      • Admin pilih menu SPJ

      • Driver meminta KIP kepada Admin

      • Admin cek KIP, jika KIP tidak sesuai maka admin meminta kembali driver untuk menyebutkan KIP dan jika benar maka akan lanjut pada proses berikutnya

      • Klik tambah SPJ

      • Sistem menerima permintaan tambah SPJ

      • Sistem menampilkan form tambah SPJ

      • Admin mengisi form tambah SPJ

      • Pilih option (simpan, simpan dan cetak / tutup)

      • Sistem memvalidasi form tambah SPJ, jika data yang dimasukan lengkap maka sistem akan menyimpan data SPJ, jika tidak lengkap maka akan kembali mengisi form.

      • Sistem menampilkan form tambah SPJ

      • Menampilkan notifikasi jika data berhasil tersimpan

      • Admin meyerahkan SPJ dan KIP kepada Driver

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan


    f. Activity Diagram Tambah Data Operasional

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case tambah data Operasional dijelaskan dalam activity diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.11 Activity Diagram Tambah Data Opersional


    Bedasarkan gambar 4.11 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 3 Vertical swimeline yaitu : Admin, Sistem dan Driver

    3. 10 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Masuk menu utama sistem

      • Admin pilih menu transaksi

      • Sistem menampilkan menu transaksi

      • Admin pilih menu SPJ

      • Admin meminta SPJ dan KIP kepada driver

      • Admin cek SPJ dan KIP, jika sesuai lanjut pada proses berikutnya

      • Admin scan barcode SPJ / input no SPJ

      • Sistem memvalidasi data

      • Data tersimpan dalam database

      • Menampilkan notifikasi jika data berhasil tersimpan

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan



    g. Activity Diagram Tambah Data Maintenance

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case tambah data Maintenance dijelaskan dalam Activity Diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.12 Activity Diagram Tambah Data Maintenance


    Bedasarkan gambar 4.12 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 3 Vertical swimeline yaitu : Admin, Sistem dan Driver

    3. 15 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Masuk menu utama sistem

      • Admin pilih menu transaksi

      • Sistem menampilkan menu transaksi

      • Admin pilih menu maintenance

      • Driver memberikan laporan trouble armada

      • Admin cek laporan kerusakan armada, jika laporan sesuai maka lanjut pada proses berikutnya

      • Klik tambah maintenance

      • Sistem menerima permintaan tambah maintenance

      • Sistem menampilkan form tambah maintenance

      • Admin mengisi form tambah maintenance

      • Pilih option simpan

      • Sistem memvalidasi form tambah maintenance, jika data yang dimasukan lengkap maka sistem akan menyimpan data maintenance, jika tidak lengkap maka akan kembali mengisi form.

      • Menampilkan notifikasi jika data berhasil tersimpan

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan



    h. Activity Diagram Cetak Laporan

    Interaksi antara aktor pengguna dengan use case cetak laporan dijelaskan dalam activity diagram sebagai berikut :

    Gambar 4.13 Activity Diagram Cetak Laporan


    Bedasarkan gambar 4.13 Activity diagram diatas terdapat :

    1. 1 Intial node yang merupakan awal kegiatan

    2. 3 Vertical swimeline yaitu : Admin, Sistem dan Driver

    3. 12 Activity yang biasa dilakukan oleh actor yaitu :

      • Masuk menu utama sistem

      • Pilih Menu Laporan

      • Sistem menampilkan menu laporan

      • Pilih Menu Laporan / Menu Maintenance

      • Sistem menampilkan form laporan

      • Admin mengisi form laporan

      • Pilih submit selesai mengisi form laporan

      • Sistem terima permintaan submit laporan

      • Sistem menampilkan laporan

      • Admin terima tampilan laporan

      • Admin mengevaluasi hasil laporan

      • Ka. Pool terima hasil evaluasi laporan

    4. 1 Final node yan merupakan akhir kegiatan


    Rancangan Basis Data

    Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data.

    Hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

    Normalisasi

    Bentuk normal suatu basis data relasional dicapai melalui beberapa tahapan yang disebut proses normalisasi. Langkah-langkah First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2ndNF) sampai ke bentuk Third Normal Form (3NF) akan dibahas dalam bagian berikut ini :

    1. First Normal Form (1NF)

    Gambar 4.14 First Normal Form (1NF)

    Dapat dijelaskan gambar First Normal Form (1NF) merupakan Sebuah tabel tersendiri untuk setiap kelompok data yang berhubungan dan mempunyai simbol (+) yang berperan sebagai candidate key pada Aplikasi Sistem Operasionalitas Keluar-Masuk Armada Taksi Berbasis Barcode Untuk Mengukur Tingkat Kedisiplinan Pengemudi Pada PT. Express Transindo Utama, Tbk.

    2. Second Normal Form (2NF)

    Gambar 4.15 Second Normal Form (2NF)

    Dapat dijelaskan gambar Second Normal Form (2ndNF) merupakan tabel untuk sekelompok nilai yang berhubungan dan terdiri dari 7 tabel, yaitu tabel opersional, tabel maintenance, table spj, tabel armada dan tabel pengemudi, table user dan table express taxi sessions.

    3. Third Normal Form (3NF)

    Gambar 4.16 Third Normal Form (3NF)

    Dapat dijelaskan gambar Third Normal Form (3NF) merupakan tabel yang telah normal dan untuk digunakan dalam sistem yang akan dibangun dan terdiri dari 7 tabel, yaitu: tabel opersional, tabel maintenance, table spj, tabel armada dan tabel pengemudi, table user dan table express taxi sessions.

    Spesifikasi Basis Data

    Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :


    1. Nama File : operasional

    Media  : Hardisk

    Isi  : (id + no_spj + keluar + masuk + catatan + create_on + create_by + update_on + update_by)

    Primary Key  : id

    Panjang Record : 73


    Table 4.1 Operasional


    2. Nama File : spj

    Media  : Hardisk

    Isi  : (id + tgl + no_spj + no_kip + no_pintu + total+ ks + keterangan + create_on + create_by + update_on + update_by)

    Primary Key  : id

    Panjang Record : 158


    Table 4.2 SPJ


    3. Nama File : maintenance

    Media  : Hardisk

    Isi  : (id + date + no_spj + keterangan + create_on + create_by + update_on + update_by)

    Primary Key  : id

    Panjang Record : 83


    Table 4.3 Maintenance


    4. Nama File : armada

    Media  : Hardisk

    Isi  : (id + status + no_pintu+ no_polisi + kip_owner+ nama_stnk+ merk+ tipe + model + tahun_pembuatan + no_rangka + no_mesin + warna + tahun_registrasi + setoran_hari_biasa + setoran_hari_libur + tipe_operasi + create_on + create_by + update_on + update_by)

    Primary Key  : id

    Panjang Record : 497,4


    Table 4.4 Armada


    5 . Nama File : pengemudi

    Media  : Hardisk

    Isi  : (id + no_kip + jenis+ nama+ jk + no_ktp + no_sim+ jenis_sim+ tempat lahir + tgl_lahir+ status_nikah+ agama+ alamat + alamat_domisili+ no_hp+ create_on + create_by + update_on + update_by)

    Primary Key  : id

    Panjang Record : 463


    Table 4.5 Pengemudi


    6 . Nama File : user

    Media  : Hardisk

    Isi  : (id + name + gender + username + password )

    Primary Key  : id

    Panjang Record : 111


    Table 4.6 User


    7 . Nama File : express taxi sessions

    Media  : Hardisk

    Isi  : (session_id + ip_address + user_agent + last_activity + user_data )

    Primary Key  : session_id

    Panjang Record : 195


    Table 4.7 Express Taxi Sessions


    Rancangan Prototype

    1. Prototype Menu Login

    Gambar 4.17 Prototype Menu Login


    2. Prototype Halaman Utama

    Gambar 4.18 Prototype Halaman Utama


    3. Prototype Tambah Data Pengemudi

    Gambar 4.19 Prototype Tambah Data Pengemudi


    4. Prototype Tambah Data Armada

    Gambar 4.20 Prototype Tambah Data Armada


    5. Prototype Tambah Data User

    Gambar 4.21 Prototype Tambah Data User


    6. Prototype Tambah SPJ Dan Cetak SPJ

    Gambar 4.22 Prototype Tambah SPJ Dan Cetak SPJ


    7. Prototype Input Data Maintenance

    Gambar 4.23 Prototype Input Data Maintenance


    8. Prototype Input Data Operasional

    Gambar 4.24 Prototype Input Data Operasional


    9. Prototype Laporan Opersional Dan Maintenance

    Gambar 4.25 Prototype Laporan Operasional Dan Maintenance


    4Rancangan Tampilan Program

    1. Tampilan Menu Login

    Gambar 4.26 Tampilan Menu Login


    2. Tampilan Halaman Utama

    Gambar 4.27 Tampilan Halaman Utama


    3. Tampilan Tambah Data Pengemudi

    Gambar 4.28 Tampilan Tambah Data Pengemudi


    4. Tampilan Tambah Data Armada

    Gambar 4.29 Tampilan Tambah Data Armada


    5. Tampilan Tambah Data User

    Gambar 4.30 Tampilan Tambah Data User


    6. Tampilan Tambah SPJ Dan Cetak SPJ

    Gambar 4.31 Tampilan Tambah SPJ Dan Cetak SPJ


    7. Tampilan Input Data Maintenance

    Gambar 4.32 Tampilan Input Data Maintenance


    8. Tampilan Input Data Operasional

    Gambar 4.33 Tampilan Input Data Operasional


    9. Tampilan Menu Laporan Operasional Dan Maintenance

    Gambar 4.34 Tampilan Laporan Operasional Dan Maintenance


    10. Tampilan Laporan Operasional

    Gambar 4.35 Tampilan Laporan Operasional


    11. Tampilan Laporan Maintenance

    Gambar 4.36 Tampilan Laporan Maintenance


    Konfigurasi Sistem

    Spesifikasi Hardware

    Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistemadalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kabutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu :

    Processor  : Intel Pentium Dual Core

    Monitor  : LG 14 Inci

    Moue  : Logitech USB

    Keyboard  : Logitech USB

    RAM  : 2 GB

    Hardisk  : 320 GB

    Printer Thermal (POS Printer) : Epson TM T88

    Aplikasi Yang Digunakan

    Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut :

    • dreamweaver CS5

    • XAMPP

    • Google Chrome

    • Microsoft Windows 7

    • Office 2007


    Hak Akses

    Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh 2 (tiga) orang, yaitu :

    1. Admin yang bertugas sebagai Time Manajemen dan

    2. User


    Testing

    Metode Implementasi

    Implementasi program dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

    Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di prosessesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasidapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai puladengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan,proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya,maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkantidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan padaprogram tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

    Pengujian Black Box

    1. Pengujian Blackbox Pada Menu Login


    Tabel 4.8. Blackbox Login


    2. Pengujian Blackbox Pada Menu Master


    Tabel 4.9. Blackbox Pada Menu Master


    3. Pengujian Blackbox Pada Menu Transaksi


    Tabel 4.10. Blackbox Pada Menu Transaksi


    4. Pengujian Blackbox Pada Menu Laporan


    Tabel 4.11. Blackbox Pada Menu Laporan


    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada menu login, input data armada, input data pengemudi, input data user, input data maintenance, input data operasional. Jika input tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan sehingga membantu admin mengetahui kesalahan saat input data yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.


    Implementasi

    Schedulle Implementasi

    Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi “Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:


    Tabel 4.12. Schedulle Implementasi


    Estimasi Biaya

    Tabel 4.12 Etimasi Biaya


    BAB V

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

    1. Sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini masih berjalan secara manual

    2. Sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini belum berjalan secara efektif dan efisien karena dalam proses input data operasional armada dirasa masih berjalan lambat.

    3. Sistem operasionalitas keluar masuk armada taksi Ekpress yang berjalan saat ini masih belum mampu menciptakan laporan secara akurat hal ini karena masih ditulis secara manual pada buku logbook armada sehingga seringkali terjadi kesalahan penulisan

    4. Sistem yang diusulkan secara komputerisasi mampu mengatasi kelambatan sehingga bisa menciptakan laporan dengan cepat dan akurat serta menangani proses keluar masuk armada secara efektif dan efisien.


    Saran

    Saran yang dapat diberikan penulis untuk pengembangan selanjutnya dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut:

    1. Perlu ditambahkan fasilitas help pada sistem karena apabila ada petugas baru yang akan memakai sistem ini akan merasa terbantu dengan mengikuti tata cara yang telah dijelaskan pada sistem yang dibangun.

    2. Perlu ditambahkan menu laporan SPJ agar data SPJ dapat dikontrol oleh bagian operasional.

    3. Perlu ditambahkan level akses pada sistem sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang.

    4. Untuk penelitian selanjutnya bisa dikembangkan menggunakan metode RFID atau sensor pendeteksi mobil agar dalam proses input data lebih cepat.


    DAFTAR PUSTAKA

    1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 Taufig,Rohmat. 2013. “Sistem Informasi Konsep Dasar Analisis Desain Dan Implementasi”. Yogyakarta: Graha Ilmu
    2. 2,0 2,1 Sutarman. 2012. “Buku Pengantar Teknologi Informasi”. Jakarta: Bumi Aksara
    3. Nasaruddin. 2013.“Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar”. Journal CCIT Vol.6 No.2 Januari: Tangerang.
    4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Sistem Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset
    5. 5,0 5,1 5,2 Kunkun Nur Fauzi. 2013. “Sistem Informasi Manajemen. Rosda. ”.Bandung
    6. Maimunah. 2013.“Media Company Profile Sebagai Penunjang Informasidan Promosi”. Journal CCIT Vol.5 No.3 Mei: Tangerang.
    7. Yakub. 2012. “Pengantar Sistem Informasi”. Yogyakarta: Graha Ilmu
    8. Rosa. 2013. “Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek”. Bandung: Informatika
    9. 9,0 9,1 Aisyah,Siti. 2011.“Perancangan Aplikasi AkademikTeknologi Mobile Menggunakan J2ME”. Journal CCIT Vol.4 No.2 Januari: Tangerang.
    10. Aisyah,Siti. 2011.“Desain aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajar an Artificial Informatics”. Journal CCIT Vol.4 No.3 Mei: Tangerang.
    11. 11,0 11,1 Kristanto,Andri. 2008. “Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya”. Jakarta: Grava Media
    12. vandha. 2016. “https://vandha.files.wordpress.com/2013/10/physics-in-daily-life-barcode-dalam-kehidupan.pdf”. Jakarta: diakses pada tanggal 14 oktober 2016
    13. Widodo. 2011. “Menggunakan UML”. Informatika: Bandung
    14. Nugroho. 2014. “Menggunakan UML”. Informatika: Bandung
    15. Puspitasari. 2011. “Pemrograman Web Database dengan PHP & MySQL”. Jakarta: Skripta
    16. Wardana. 2010. “MenjadiMaster PHP Dengan Framework Codeigniter”. Jakarta: Elex Media Komputindo
    17. 17,0 17,1 Nugroho. 2010. “Sistem Informasi Inventori FADEGORETAS!!™ Berbasis Barcode”. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan
    18. Kurniawan, Rulianto. 2010. “Menggunakan EXAMPP”. Bandung: Informatika
    19. 19,0 19,1 Arief. M. Rudyanto. 2011. “Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL”. Yogyakarta: Andi
    20. Prasetio. Adhi. 2012. “Buku Pintar Pemrograman Web”. Jakarta: Media Kita
    21. Madcoms. 2010. “KupasTuntas Adobe Dreamweaver CS5 Dengan Pemrograman PHP & MySQL”.Yogyakarta: Andi
    22. Rahardja. 2011.“Peningkatan Kerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level”. Journal CCIT Vol.4 No.3 Mei: Tangerang.
    23. Simarmata. 2014. “Perancangan Executive Informasion System (EIS) Dalam Bidang Penjualan Pada Karinda Café dan Resto”.Tangerang: STIMIK Raharja
    24. 24,0 24,1 24,2 24,3 Soetam,Rizky. 2011. “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”.Jakarta: Prestasi Pustaka

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A


    A.1. Surat Pengantar Skripsi
    A.2. Validasi Skripsi
    A.3. Formulir Permohonan Penggantian Judul
    A.4. KSTF (Kartu Studi Tetap Final)
    A.5. Daftar Nilai
    A.6. Kartu Bimbingan Skripsi (Pembimbing I)
    A.7. Kartu Bimbingan Skripsi (Pembimbing 2)
    A.8. Form Seminar Proposal Skripsi
    A.9. Form Final Presentasi Skripsi
    A.10. Kwitansi Pembayaran Sidang Skripsi
    A.11. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
    A.12. Sertifikat Prospek
    A.13. Sertifikat Toefl
    A.14. Sertifikat IT National
    A.15. Sertifikat IT International

       

    Lampiran B


    B.1. Surat Keteranagan Perusahaan
    B.2. Surat Keterangan Implementasi Program
    B.3. Buku Logbook Armada
    B.4. KIO (Kartu Izin Operasi)
    B.5. Buku KEUR
    B.6. KIU (Kartu Izin Usaha)
    B.7. SPJ (Surat Perintah Jalan)
    B.8. KIP (Kartu Identitas Pengemudi)
    B.9. STNK Armada
    B.10. Surat Pernyataan