SI1414480749

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1414480749
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 23 Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
       
NIP : 00594
       
NIP : 078010





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Oleh :

Tangerang, 23 Januari 2018

Pembimbing I
       
Pembimbing II
       
       
       
       
       
NID : 04043
       
NID : 03002





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, 23 Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL

DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PADA UNIT TRANFUSI DARAH PMI

KABUPATEN TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1414480749
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Komputer Akuntansi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 23 Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1414480749

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi mempengaruhi segala kegiatan manajerial di dunia kerja baik dalam proses kegiatan pekerjaan operasional hingga pembuatan laporan yang diperlukan, salah satunya ialah laporan keuangan perusahaan yang mana harus akurat, tepat, dan relevan. Dalam penyusunan laporan keuangan tersebut dibutuhkan adanya suatu sistem yang terkomputerisasi, sehingga seluruh proses penyusunan dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta diimbangi dengan sumber daya manusia yang memadai. Namun dalam implementasinya, di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Tangerang, belum memiliki sistem yang mencakup keseluruhan kegiatan, salah satunya bagian keuangan yang proses dalam pencatatan dan pengolahan data laporan keuangan masih dikerjakan secara semi komputerisasi dengan menggunakan Ms. Excel sebagai media yang digunakan dan tentunya masih besar kemungkinan terjadinya human error. Sehingga diperlukan adanya perancangan sistem informasi akuntansi khusus untuk organisasi nirlaba guna menunjang evaluasi pengendalian internal, serta efektif dan efisiensi dalam proses penyusunan laporan keuangan yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan metode analisa Value Chain (Rantai Nilai) dan didukung dengan analisa PIECES (Performance, Information/Data, Economy, Control, Efficiency, Service), elisitasi kebutuhan sistem, serta pemodelan sistem dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) untuk menggambarkan secara visualisasi, yang selanjutnya diimplementasikan dengan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dengan basis data MySQL-Server sebagai database yang digunakan. Dengan adanya perancangan sistem informasi akuntansi, dapat mempermudah bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam menghasilkan laporan keuangan yang akurat dengan waktu yang cepat, sehingga menciptakan kinerja yang efektif dan efisien, serta dapat menunjang evaluasi dalam pengendalian internal bagi pimpinan terhadap laporan yang dihasilkan sebagai bahan pengambilan keputusan kedepannya.


Kata Kunci: Laporan, Keuangan, Nirlaba, Pengendalian, Internal


ABSTRACT

Technological development managerial affect all the activity in the work both in the process of operational work to reports necessary , one of them is financial statements companies which should be accurate, precise, and relevant. In preparing the report would require the financial system that computerized, so the entire process of the can be conducted effectively, efficient and accompanied by human resources adequate. But in its implementation, in Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, doesn’t have the system that includes a whole activities, one of them the finance division which the processes in recording and processing data from the financial reports still be constructed in half-computerized by using ms.Excel as the used media and of course is still possibility of human error. Therefore, it is necessary to design an accounting information system for non-profit organization to support internal control evaluation, as well as effective and efficiency in the process of preparing financial statements required. This research uses Value Chain analysis method and supported by PIECES (Performance,Information/Data,Economy,Control,Efficiency, Service), system requirement elicitation, and system modeling using UML (Unified Modeling Language), which is further implemented with Hypertext Preprocessor (PHP) as programming language with MySQL-Server as database. With the design of accounting information system, can facilitate the financial division of Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang in producing accurate financial reports with a fast time, thus creating an effective and efficient performance, and can support the evaluation in internal control for the leadership of the report produced as decision-making material going forward.


Keywords : Nirlaba, Financial, Report, Internal, Control





KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan laporan skripsi ini adalah “APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG”.

Laporan ini merupakan hasil penelitian di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, sebagai salah satu syarat yang ditempuh oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar S.Kom pada jenjang Strata Satu Jurusan Sistem Informasi pada Perguruan Tinggi Raharja. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM. selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku pembantu ketua 1 bidang akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom Selaku kepala jurusan Sistem Informasi di Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Oleh Sholeh, S.Kom., M.MSI sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing dan memberi arahan kepada penulis dalam proses pengerjaan laporan Skipsi ini.
  5. Bapak Padeli, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyusun laporan skripsi.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak dr. Kusmoro Yudho Sp.THT sebagai Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
  8. Ibu Wiwin Swastika sebagai Kasubid Keuangan sekaligus Pembimbing Lapangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah memberikan data dan informasi seputar penelitian ini.
  9. Semua staff Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan selama melakukan penelitian.
  10. Orang Tua, Kakak, Adik, dan Keluarga yang telah memfasilitasi dan selalu memberikan perhatian penuh yang begitu besar kepada penulis untuk selalu bersemangat dalam mencari ilmu, dan memberikan begitu banyak arahan yang positif bagi kehidupan penulis.
  11. Teman satu bimbingan yang selalu mengingatkan satu sama lain yaitu Muhammad Zaelani, Indrianingrum, dan Kak Nanda
  12. Serta semua rekan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu sehingga terwujudnya penulisan laporan penelitian skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan penelitian skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian dari pembaca dan semoga laporan penelitian skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.


Tangerang, 23 Januari 2018
Vivin Apriyanti
NIM. 1414480749

Daftar isi


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Tabel Elisitasi tahap II

Tabel 3.3 Tabel Elisitasi tahap III

Tabel 3.4 Tabel Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Tabel Perbedaan sistem berjalan denga sistem usulan

Tabel 4.2 Tabel Transaksi Kas Besar

Tabel 4.3 Tabel Transaksi Bank Mandiri

Tabel 4.4 Tabel Transaksi Kas Kecil

Tabel 4.5 Tabel Transaksi Jurnal

Tabel 4.6 Tabel Fix Asset

Tabel 4.7 Tabel Master MCOA

Tabel 4.8 Tabel Master COA

Tabel 4.9 Tabel Master Jenis COA

Tabel 4.10 Tabel Master Sub COA

Tabel 4.11 Tabel Master Inventaris

Tabel 4.12 Tabel Master Menu

Tabel 4.13 Tabel Master Role

Tabel 4.14 Tabel Master User

Tabel 4.15 Tabel View COA

Tabel 4.16 Tabel Daftar Pengujian

Tabel 4.17 Tabel Pengujian Login Akun Admin Nirafin

Tabel 4.18 Tabel Pengujian Penambahan Akun User

Tabel 4.19 Tabel Pengujian Input Data Chart of Account

Tabel 4.20 Tabel Pengujian Input Data Transaksi Kas Besar

Tabel 4.21 Tabel Pengujian Input Data Fix Asset

Tabel 4.22 Tabel Pengujian Eksport Data Transaksi(Laporan)

Tabel 4.23 Tabel Pengujian Logout Akun Admin Nirafin

Tabel 4.24 Tabel Time Schedule

Tabel 4.25 Tabel Estimasi Biaya


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karateristik Sistem

Gambar 2.2 Siklus Informasi

Gambar 2.3 Rantai Nilai

Gambar 2.4 Siklus Akuntansi

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Gedung PMI Kabupaten Tangerang

Gambar 3.3 Laboratorium Konfirmasi Golongan Darah

Gambar 3.4 Laboratorium Komponen Darah

Gambar 3.5 Laboratorium Pasien Service

Gambar 3.6 Laboratorium Screening

Gambar 3.7 Laboratorium Pengambilan Darah (Aftap)

Gambar 3.8 Ruang Tunggu Donor

Gambar 3.9 Ruang Tunggu Pasien

Gambar 3.10 Service Donor

Gambar 3.11 Ruang Tunggu Tamu

Gambar 3.12 Ruang Manajemen Administrasi

Gambar 3.13 Gudang Logistik

Gambar 3.14 Lobby Karyawan

Gambar 3.15 Transportasi untuk Mobil Unit

Gambar 3.16 Usecase Diagram Fix Assets

Gambar 3.17 Usecase Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

Gambar 3.18 Activity Diagram Fix Asset

Gambar 3.19 Activity Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

Gambar 3.20 Sequence Diagram Fix Asset

Gambar 3.21 Sequence Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

Gambar 3.22 Analisa Value Chain Keuangan

Gambar 4.1 Usecase diagram Sistem Nirafin

Gambar 4.2 Usecase Diagram Aktor Admin

Gambar 4.3 Usecase Diagram Aktor Staff Keuangan

Gambar 4.4 Usecase Diagram Aktor Kasubid Keuangan

Gambar 4.5 Usecase Diagram Aktor Bagian Umum

Gambar 4.6 Usecase Diagram Fix Asset

Gambar 4.7 Usecase diagram Penyusunan Laporan Keuangan

Gambar 4.8 Activity Diagram Sistem Nirafin

Gambar 4.9 Activity Diagram Aktor Admin Nirafin

Gambar 4.10 Activity Diagram Aktor Staff Keuangan

Gambar 4.11 Activity Diagram Aktor Bagian Umum

Gambar 4.12 Activity Diagram Aktor Kasubid Keuangan

Gambar 4.13 Activity Diagram Fix Asset

Gambar 4.14 Activity Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

Gambar 4.15 Sequence Diagram Sistem Nirafin

Gambar 4.16 Sequence Diagram Aktor Admin Nirafin

Gambar 4.17 Sequence Diagram Aktor Staff Keuangan

Gambar 4.18 Sequence Diagram Aktor Bagian Umum

Gambar 4.19 Sequence Diagram Aktor Kasubid Keuangan

Gambar 4.20 Sequence Diagram Fix Asset

Gambar 4.21 Sequence Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

Gambar 4.22 Diagram Sistem Nirafin

Gambar 4.23 Prototype Tampilan Login Sistem Nirafin

Gambar 4.24 Prototype Tampilan dashboard utama

Gambar 4.25 Prototype Tampilan Transaksi Kas Besar

Gambar 4.26 Prototype Tampilan Form Input Transaksi Kas Besar

Gambar 4.27 Prototype Tampilan Halaman Fix Asset

Gambar 4.28 Prototype Tampilan Form Input Data Fix Asset

Gambar 4.29 Prototype Tampilan Eksport Laporan

Gambar 4.30 Prototype Data Master User

Gambar 4.31 Prototype Tampilan Form Add User Account

Gambar 4.32 Tampilan Halaman Login

Gambar 4.33 Tampilan Halaman Dashboard

Gambar 4.34 Tampilan Halaman Kas Besar

Gambar 4.35 Tampilan Input Data Kas Besar

Gambar 4.36 Tampilan Fix Asset

Gambar 4.37 Tampilan Input Data Fix Asset

Gambar 4.38 Tampilan Eksport Laporan

Gambar 4.39 Tampilan Data Master (User)

Gambar 4.40 Tampilan Halaman Penambaha Akun User



DAFTAR SIMBOL

Tabel 1: Simbol Usecase Diagram

Tabel 2: Simbol Activity Diagram

Tabel 3 Simbol Sequence Diagram

Tabel 34 Simbol Class Diagram


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga hampir seluruh kegiatan baik dunia pendidikan maupun dunia kerja perlu mengikuti kemajuan di bidang teknologi informasi dalam pelaksanaanya untuk mendapatkan infomasi yang akurat, cepat, dan relevan. Namun pada implementasinya tidak semua kegiatan suatu organisasi dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi dikarenakan kemampuan baik dari segi materil maupun sumber daya yang dimiliki setiap organisasi tidaklah sama.

Informasi yang cepat, akurat, dan relevan dapat dihasilkan dengan menggunakan alat pengolah data (komputer), keuntungannya tidak hanya mengikuti era informasi tetapi juga menjadi investasi untuk organisasi tersebut sehingga sistem yang berjalan dapat dilaksanakan dengan terintegrasi secara terkomputerisasi yang tentunya akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi suatu sistem.

Ada banyak sistem atau kegiatan yang berjalan dalam suatu organisasi, salah satunya yaitu sistem laporan keuangan yang diperlukan untuk menyediakan informasi terkait pengalokasian sumber daya tersebut atau transaksi pada suatu periode tertentu sebagai pengendali dalam pelaksanaan kegiatan di suatu organisasi. Sistem pelaporan keuangan yang baik dari segi pelayanan yaitu dalam proses pengolahan, penyajian data, dan sampai kepada siapa laporan tersebut diberikan, sehingga dapat membantu penerima informasi (stakeholder) dalam menunjang suatu keputusan yang akan diambil untuk berlangsungnya kegiatan organisasi.

Laporan keuangan sendiri dalam penyajiannya berbeda untuk setiap bentuk dari suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu, seperti organisasi biasa disebut perusahaan yang bertujuan untuk mencari keuntungan (laba), sedangkan organisasi nirlaba (non laba) yang bergerak tidak untuk mencari keuntungan melainkan dana yang didapat berasal dari sumbangan untuk memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat sekitar. Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang merupakan salah satu contoh bentuk organisasi nirlaba, dengan laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 45, yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam pelaksanaan pengolahan data laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerag, sudah menggunakan alat pengolah data (komputer), namun proses pengolahan datanya dilakukan secara semi komputerisasi, yaitu dengan menggunakan Microsoft Excell, sehingga dalam menghasilkan laporan keuangan yang akurat membutuhkan waktu yang tidak cepat, sehingga diperlukan adanya rancangan sistem yang dapat membantu dalam proses pencatatan, pengolahan, hingga penyajian laporan yang tentunya dapat menunjang kinerja pegawai dan juga memudahkan dalam evaluasi pengendalian internal organisasi, sehingga kualitas dari laporan yang dihasilkan lebih akurat, relevan dan pastinya tepat waktu.

Terkait dengan pengolahan data laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, data-data yang harus diolah untuk dijadikan laporan keuangan merupakan data-data yang berasal dari internal dan eksternal organisasi. Data internal organisasi salah satunya yaitu data dari bagian Pasien Service berupa data permintaan darah, sedangkan data eksternal merupakan bukti transaksi yang berlangsung selama periode tertentu dengan pihak luar organisasi, seperti rekening koran, giro, faktur, kwitansi, bon pembelian, dll. Data tersebut yang akan diolah kedalam suatu laporan keuangan yang informatif, akurat, dan relevan.

Selain itu laporan keuangan merupakan salah satu hal yang harus dihasilkan secara cepat, tepat dan akurat sehingga diperlukan pengelolaan data yang efektif dan efisien. Karena laporan keuangan merupakan unsur yang penting dalam pengawasan serta pengendalian internal suatu organisasi, dan melalui laporan keuangan kita dapat mengetahui berada dalam posisi aman atau tidak kehidupan organisasi dapat berlangsung. Sehingga memudahkan kepala bidang keuangan dan pimpinan dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.

Pada dasarnya semua yang dilakukan bertujuan agar sistem dapat berjalan dengan baik, terutama kebutuhan akan informasi-informasi penting dalam manajemen atau administrasi menjadi lebih terkontrol. Sejalan dengan permasalahan diatas maka penulis mengambil judul “APLIKASI EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA UNIT TRANSFUSI DARAH PMI KABUPATEN TANGERANG”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dalam hal ini yang menjadi permasalahan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang antara lain adalah :

  1. Bagaimana sistem laporan keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang berjalan saat ini?

  2. Bagaimana kelebihan sistem yang diusulkan?

  3. Apa saja laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem tersebut?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka ruang lingkup yang akan dibahas penulis pada penelitian ini adalah proses pengolahan data laporan keuangan yang terdiri dari :

  1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan:

      Pembuatan Chart of Account yang flexible sesuai dengan kebutuhan kantor
      Buku Kas dan Buku Bank
      Laporan buku besar
      Jurnal penyesuaian
      Laporan Keuangan Nirlaba
  2. Menghasilkan informasi mengenai fix assets

      Menginput data aktiva tetap
      Menghitung nilai penyusutan, Akumulasi Penyusutan, dan Nilai Buku.
  3. Menghasilkan Laporan keuangan Nirlaba yang periodik.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan Operasional

Penelitian ini mempunyai tujuan operasional sebagai sarana untuk:

  1. Dapat mengidentifikasi semua kebutuhan yang terkait dengan pengolahan data laporan keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  2. Mengetahui masalah apa saja yang ada dalam pengolahan data laporan keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  3. Menciptakan sistem pengolahan data laporan keuangan secara optimal dari manual menjadi terkomputerisasi yang sesuai dengan kebutuhan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

  4. Menjadikan sarana untuk mempermudah kinerja manajemen keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan dan sebagai penunjang kegiatan evaluasi serta pengendalian internal dalam bidang penganggaran.

Tujuan Fungsional

Penelitian ini mempunyai tujuan fungsional yaitu agar mampu menyajikan informasi laporan keuangan pada suatu periode tertentu yang lebih optimal untuk menunjang pengambilan keputusan juga sebagai evaluasi pengendalian internal bagi Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dengan waktu yang cepat.

Tujuan Individual
  1. Untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam perancangan aplikasi sistem informasi yang terkomputerisasi guna untuk mempermudah dalam proses pengolahan data laporan keuangan.

  2. Agar penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat diperkuliahan.

  3. Untuk melengkapi syarat kelulusan sebagai Sarjana Komputer pada jurusan Sistem Informasi di Perguruan Tinggi Raharja.

Manfaat Penelitian

Manfaat Bagi Penulis
  1. Terciptanya kepuasan batin ketika menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu organisasi.

  2. Sebagai syarat kelulusan guna mendapat gelar Sarjana Komputer.

  3. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas waawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di perkuliah pada kegiatan nyata.

Manfaat Bagi Institusi
  1. Terciptanya efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam mengolah data laporan keuangan.

  2. Dapat teridentifikasinya kendala dan permasalahan pada sistem pengolahan data laporan keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang berjalan.

  3. Memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan dengan data yang akurat dan cepat, dengan adanya bantuan sistem yang terintegrasi secara terkomputerisasi.

Manfaat Bagi Perguruan Tinggi Raharja
  1. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam sistem pengolahan data laporan keuangan organisasi nirlaba.

  2. Dapat memperkaya pengetahuan para Mahasiswa atau Mahasiswi dalam pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.

  3. Dapat membuat Perguruan Tinggi Raharja dikenal oleh organisasi-organisasi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.

  4. Menciptakan Mahasiswa dan Mahasiswi yang tidak hanya pandai dalam teori tetapi dapat mengimplementasikan di dunia nyata, baik dari segi analisa hingga pemecahan masalah tersebut.

Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu sebagai berikut :

  1. Metode Observasi (Observasi Research)

    Pada metode ini penulis melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber, pengumpulan dan pengolahan data di bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang berhubungan dengan sistem pengolahan data laporan, baik berupa dokumen transaksi, catatan-catatan, maupun laporan.

  2. Metode Wawancara (Interview Research)

    Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan Ibu Wiwin sebagai bendahara umum dan Ibu Reni sebagai Auditor Ekternal Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang berhubungan dengan sistem pengolahan data laporan keuangan dan memahami hal yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

  3. Metode Study Pustaka (Library Research)

    Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam laporan ini, melalui sumber-sumber dari kepustakaan dan di internet.

Metode Analisa

  1. Semua bukti transaksi dikumpulkan lalu direkap, selanjutnya data yang sudah diperoleh dapat diolah dan dianalisa. Dalam melakukan analisa sistem pengolahan data laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, disini penulis menggunakan metode analisa sistem yang dilakukan yaitu, analisa Value Chain.

  2. Analisa Value Chain digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas yang harus dicapai dengan sebuah konsep yang matang, perlunya analisa value chain sebagai aktivitas pendukung yang membantu organisasi secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan.

  3. Selain menggunakan analisa Value Chain, penulis juga menggunakan analisa PIECES (Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service), yang mana digunakan untuk menganalisa sistem yang berjalan dari segi kinerja apakah efisien dalam menghasilkan informasi sehingga dapat memberikan pelayanan yang diinginkan juga tidak memakan banyak biaya.

  4. Selain itu penulis menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu untuk memodelkan secara visual yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek. UML terdiri dari beberapa diagram yang saling berkaitan, antara lain Usecase Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram.

  5. Kemudian penulis menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi merupakan rancangan sistem yang diusulkan sesuai dengan keinginan atau kebutuhkan user. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan draft final elisitasi.

Metode Perancangan

Perancangan sistem informasi akuntansi khusus untuk organisasi nirlaba yang penulis beri nama Nirafin pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang menggunakan metode Unified Modelling Language (UML) yang akan dituangkan dalam tahap : pembuatan Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram serta penjabaran rancangan basis data dan spesifikasi data, yang menggunakan beberapa software dalam perancangannya antara lain : PHP myadmin, Apache, MySQL, Visual Paradigma, dan Chrome.

Metode Testing

Metode testing yang dilakukan ialah dengan menggunakan Blackbox Testing, yang mana memfokuskan pada keperluan software. Sehingga memungkinkan pengembang sistem untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode testing ini berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi agar kemudian dapat diperbaiki untuk membuat sistem yang lebih baik.

Sistematika Penulisan

Agar dapat lebih memahami penjelasan dalam Laporan Skripsi ini, maka penulis mengelompokkan menjadi beberapa sub bab. Dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Adapun penyusunan bab-bab dengan sistematika penyampaian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan antara lain yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan definisi-definisi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang berjalan saat ini, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem laporan keuangan serta membahas teori-teori pendukung lainnya yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitan dan literature review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dan definisi yang berhubungan dengan penulisan Laporan Skripsi yaitu gambaran umum tinjauan organisasi, sejarah organisasi, struktur organisasi dan fungsi-fungsinya, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, UML yang digunakan seperti Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram yang menggambarkan analisa sistem yang berjalan dan permasalahan pokoknya dengan menggunakan analisa value chain, analisis PIECES, serta alternatif pemecahan masalah, elisitasi tahap 1,2,3, dan draft final.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan pada Bagian Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang meliputi Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram, spesifikasi basis data, kebutuhan stakeholder, rancangan layar, dan rancangna implementasi program.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil dari penelitian dan menjawab dari tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran seputar pengembangan sistem kedepan sesuai kebutuhan stakeholder yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN




BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Suprihadi et all dalam Jurnal CCIT (2013:310)[1], “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan."

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:29)[2] “Sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki katerkaitan dan saling bekerjasama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut.”

Menurut Marshal B. Romney dan Paul John Steinbart (2014:3) [3]“Sistem (system) adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.”

Berdasarkan pengertian menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah komponen-komponen yang saling terintegrasi/berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Karakteristik Sistem

Rusdiana (2014:30)[2] Inti di dalam model umum sistem ialah Input, Proses, dan Output, hal tersebut merupakan konsep sederhana yang terdapat di sebuah sistem, sebab sebuah sistem mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain model sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebuah sistem.

  1. Komponen Sistem (Components System)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya satu sama lain saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen tersebut dapat berupa suatu subsistem, setiap subsistem memiliki sistem yang menjalankan suatu fungsuu tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  2. Batas sistem (Boundary System)

    Batasana sistem merupakan ruang lingkup yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lainnya, atau dengan sistem lingkungan luarnya. Batasan sistem ini dapat di lihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  3. Lingkungan luar sistem (Environments System)

    Lingkungan luar sistem yang mempengaruhi operasi sistem yang ada didalamnya baik bentuk apapun, lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (Interface System)

    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Sehingga terjadinya suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  5. Masukan Sistem (Input System)

    Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.

  6. Keluaran Sistem (Output System)

    Hasil energi yang telah di olah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran dari sistem ini berbentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan atau sebagai inputan bagi subsistem lainnya.

  7. Pengolahan (Process System)

    Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengelola atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Setiap sistem mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran yang bermanfaat.

  8. Sasaran (Objectives) dan Tujuan (Goal)

    Sistem sendiri mempunyai tujuan dan sasaran tersendiri yang telah pasti dan bersifat determanistic. Suatu sistem dikatakan berhasil jika telah mencapai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Gambar 2.1 : Karateristik Sistem
           Rusdiana (2014:35)

Klasifikasi Sistem

Menurut Rusdiana dan Moch. Irfan (2014:42)[2] dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen, sistem dapat diklasifikasi dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:

  1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.

    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, dan sebagainya.

  2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.

    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi akuntansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tertentu.

    Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tertentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (Open System).

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system . Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dam terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71)[2]“Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti sehubungan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf, atau simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lainnya, yang didapatkan melalui suatu observasi atau secara data diartikan sebagai keterangan tentang sesuatu.”

Menurut Marshal B.Romney (2014:3)[3] “ Data adalah fakta yang dikumpulkan, disimpan, dan diproses oleh sistem informasi.”

Menurut Abdul Kadir (2014:44)[4] “Data adalah data yang berupa nilai terformat, teks, citra, audio, dan video, data berupa terformat adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya, data yang menyatakan tanggal atau jam, menyatakan nilai,atau mata uang.”

Berdasarkan definisi dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan fakta yang telah diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat bagi penerima dalam mendukung pengambil keputusan.

Hierarki Data

Menurut Yakub (2012)[5] bahwa hierarki data tersusun dari 3 elemen yaitu elemen data, rekaman (Record) dan berkas (Table), yaitu:

  1. Elemen Data

    Elemen data adalah data terkecil yang tidak dapat dipecah lagu menjadi unit data lain. Seperti contohnya, data pelayanan, elemen data dapat berupa nama pelayan, alamat, no telpon, serta atribut lainnya.

  2. Rekaman

    Rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling berkaitan. Sebagai contohnya nama pelayan, alamat, no telp dapat dihimpum dalam sebuah rekaman. Istilah lainnya yaitu baris

  3. Berkas

    Kumpulan dari seluruh rekaman yang bertipe sama disebut dengan berkas. Berkas dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berkaitan dengan suatu subjek. Dalam sistem basis data berkas mewakili komponen yang disebut tabel.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Deni Darmawan (2013:21)[6] “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan.”

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:71)[2]mengatakan bahwa, “Informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya, yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan secara tepat.”

Menurut Maimunah (2012:57)[7] “ Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan”

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi merupakan sekumpulan data yang telah diproses sehingga dapat bermanfaat bagi penerima dalam membantu pengambilan keputusan.

Siklus Informasi

Data merupakan bentuk data yang belum mempunyai arti atau bisa dikatakan dengan data mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkannnya informasi Jogiyanto (2014:8)[8] .

Dalam sisklus informasi, untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimannya, perlu memerlukan bagaimana siklus yang terjadi untuk mendapatkannya hasil informasi. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi tersebut, membuat suatu keputusan atau tindakan yang dapat menghasilkan suatu tindakan untuk menjadi data kembali, data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya hingga membentuk siklus informasi, siklus ini juga bisa disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycles). Jogiyanto (2014:9).[8] .

Gambar 2.2 : Siklus Informasi
     Jogiyanto (2014:9)

Kualitas Informasi

Kualitas Suatu informasi (Quality of information) sangat mempengaruhinya kualitas informasi dapat menjadikan informasi menjadi baik. Kualitas informasi dipengaruhi oleh 5 hal menurut Jogiyanto (2014:11)[8] sebagai berikut :

  1. Relavan (Relavancy), dalam relavan ini merupakan seberapa jauh tingkat relavansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas dapat mampu menunjukan kebenaran kejadian yang terjadi.

  2. Akurat (Accuracy) dikatakannya suatu sistem yaitu dengan menghasilkan data informasi yang akurat, seluruh pesan yang ada didalamnya benar atau sesuai, serta pesan yang disampaikan sudah lengkap dengan apa yang diinginkan oleh user.

  3. Tepat Waktu (Timeliness) dengan melakukan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

  4. Ekonomis (Economy) informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

  5. Efisien (Efficiency) Informasi yang berkualitas harus mempunyai sifat efisien yang memiliki kalimat sederhana tidak berbelit-belit ataupun puitis, namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam.

  6. Dapat dipercaya (Reliability) informasi yang didapatkan dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah diuji tingkat kejujurannnya.

Nilai Informasi

Nilai informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkanya. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai jika mempunyai manfaat yang efektif dan mempunyai nilai yang dapat diukur seberapa akuratnya suatu informasi tersebut. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidak pastian didalam proses keputasan tentang sesuatu keadaan. (Jogiyanto, 2014:11)[8].

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Rusdiana dan Irfan (2014:200)[2], “Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan/atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.” Dan “Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan data olahan, baik dalam bentuk gambar, suara, maupun tulisan.”

Menurut Aiz Zakiyudin (2012:13)[9] “sistem informasi merupakan suatu sistem yang ada didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan pihak luar tententu dengan laporan yang diperlukan.”

Menurut O’brien dalam Yakub (2012:16))[5], bahwa “Sistem Informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.”

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan diatas, yaitu sistem informasi merupakan serangkaian komponen software dan hardware yang saling berhubungan untuk mengolah suatu data menjadi informasi agar dapat berguna dalam pengambilan keputusan.

Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri atas komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dan membentuk sautu kesatuan untuk mencapai sasaran. Komponen tersebut, menurut Rusdiana dan Irfan (2014:202)[2], yaitu:

  1. Komponen input

    Input mewakili data yang masuk dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

  2. Komponen model

    Komponen ini terdiri atas kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan output yang diinginkan.

  3. Komponen output

    Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

  4. Komponen teknologi

    Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, serta membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

  5. Komponen hardware

    Hardware berperan penting sebagai media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Fungsinya sebagai tempat untuk menampung sumber data dan informasi untuk memperlancar serta mempermudah kerja dari sistem informasi.

  6. Komponen software

    Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung, dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan informasi.

  7. Komponen basis data

    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Organisasi berbasis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.

  8. Komponen kontrol

    Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah. Apabila terlanjur terjadi kesalahan, dapat dcepat diatasi.

Analisa Rantai Nilai (Value Chain)

Menurut Thomas Sumarsan (2013:73)[10], “Value Chain Analysis adalah suatu alat analisis yang menjelaskan hubungan antara kegiatan-kegiatan dalam dan sekitar organisasi serta kekuatan daya kompetitifnya.” Penganalisaan dalam metode ini suatu kegiatan di dalam perusahaan dibagi atas kegiatan utama dan kegiatan pendukung atau penunjang.

Gambar 2.3 : Rantai Nilai
Thomas Sumarsan (2013:73)

Adapun menurut Thomas (2013:73)[10] Kegiatan utama terdiri dari :

  1. Inbound Logistic, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan, penyampaian dan pengeluaran semua input yang digunakan dalam pembuatan produk.

  2. Operations, yaitu kegiatan mentransformasikan semua input menjadi produk jadi.

  3. Outbound Logistic, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan dan pendistribusian produk kepada pelanggan.

  4. Marketing/Sales, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pengenalan produk kepada pelanggan, termasuk didalamnya administrasi pengiklanan dan penjualan.

  5. Service, yaitu semua kegiatan yang ditunjukan kepada peningkatan nilai dari produk seperti instalasi, perbaikan dan training.

Adapun untuk kegiatan penunjangnya menurut Thomas Sumarsan (2013:74)[10] sebagai berikut :

  1. Procurement, yaitu proses pengadaan berbagai input untuk aktivitas pendukung.

  2. Technology Development, yaitu pengembangan teknologi yang tidak berarti hanya kepada perangkat kerasnya saja, akan tetapi dalam perangkat lunakpun harus mempunyai pengembangan.

  3. Human Resource Management, yaitu kegiatan melakukan rekrutment, pelataihan, dan pengambangan serta pemberian penghargaan kepada anggota organisasi.

  4. Infrastructure, yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pengawasan mutu, dan manajemen informasi.

Analisis PIECES

Menurut Ina Sholihah (2016:106)[11] “Analisa PIECES adalah analisa yang melihat sistem dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security, Efficiency, dan Service. Adapun pengertianya sebagai berikut :

  1. Performance Kehandalan

    Kehandalan suatu sistem merupakan variabel pertama dari PIECES dimana mempunyai peran penting untuk melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem dalam memproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan.

    Variabel ini dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam mengevalusasi sistem dengan memperhatikan 2 komponen berikut:

    • Kemampuan suatu sistem dalam mengerjakan sejumlah perintah dalan periode waktu yang telah ditentukan, dengan baik dan tanpa hambatan (error).

    • Cepat atau lambatnya kemampuan sistem dalam merenspon suatu perintah/program pembatasan ataupun permintaan terhadap suatu transaksi

  2. Information Informasi

    Informasi merupakan komoditas krusial bagi pengguna akhir. Evaluasi terhadap kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu dilakukan untuk menyikapi dan menangani masalah yang muncul. Dalam hal ini meningkatkan kualitas informasi tidak dengan mudah menambah jumlah informasi, karena terlalu banyak informasi malah akan menimbulkan masalah baru.

  3. Economic Ekonomi

    Alasan Ekonomi berangkali merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek. Pijakan bagi kebanyakan manajer adalah biaya atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya.

  4. ControlKendali

    Tugas-tugas bisnis perlu dimonitor dan dibetulkan jika ditemukan kinerja yang dibawah standar. Kontrol dipasang untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah, atau mendeteksi kesalahaan sistem, menjamin keamanan data, dan persyaratan.

  5. EfficiencyEfisiensi

    Efisiensi menyangkut bagiamana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin. Adapun indikasi suatu sistem dapat dikatakan efisien sebagai berikut :

    • Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia, mesin, atau komputer.

    • Data dimasukan atau disalin secara berlebihan

    • Informasi dihasilkan secara berlebihan

    • Data diproses secara berlebihan

    • Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.

    • Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.

  6. ServicePelayanan

    Kualitas pelayanan suatu sistem dapat dikatan buruk apabila termasuk dalam kriteria berikut :

    • Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat

    • Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten

    • Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya

    • Sistem tidak mudah digunakan

    • Sistem tidak fleksibel

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28)[12] , “Perancangan sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer.”

Metode Pengumpulan Data

Observasi (Observation)

Menurut Jogiyanto (2014:623) [8], “Observasi atau pengamatan adalah salah satu teknik untuk mengumplkan data/fakta (fact finding technique) yang cukup efektif mempelajati suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan”.

Untuk mendapatkan fakta melalui metode observasi, tidak semestinya setiap membutuhkan data peneliti harus setiap hari ketempat pengamatan tersebut, tetapi dalam analis sistem harus menjaga supaya orang yang akan diteliti tidak merasa terganggu dalam pekerjaannya. Observasi dapat dilakukan pertama kali pada waktu beban kerja pada saat normal. Pada waktu observasi analisis sistem juga dapat melakukan pengumpulan sempel-sempel data, oleh sebab itu sebelum melakukan observasi perlu direncanakan terlebih dahulu, dengan perencanaan yang matang observasi dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Jogiyanto (2014:625)[8].

Wawancara (Interview)

Menurut Jogiyanto (2014:617) [8], “Wawancara atau (Interview) ialah teknik pengumpulan data/fakta yang penting dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewancara (Interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang akan di wawancarai (Interview)”.

Pada melakukan wawancara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini menurut Jogiyanto (2014:619) [8] yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

  1. Mengenalkan diri terlebih dahulu siapa anda sebenarnya.

  2. Menjelaskan apa tujuan anda dari wawancara ini dan hubungan dengan proyek sistem informasi yang akan dibuat atau dikembangkan.

  3. Menjelaskan peranan yang akan diberikan oleh orang yang diwawancarai dari hasil wawancara ini.

  4. Selama wawancara, pewancara harus mendengarkan dengan teliti, dan jangan memtotong pembicara pafa orang yang akan diwawancarai.

  5. Mintalah pendapat-pendapat atau ide tambahan yang mungkin dapat membantu anda dalam penyelesaian pengumpulan data.

  6. Pada akhir wawancara, bacakanlah rangkuman-rangkuman dari hasil wawancara.

  7. Ucapkanlah terimakasih bila wawancara telah selesai serta meminta kesediaan kembali untuk dihubungi, bila memerlukan data lanjutan.

Studi Pustaka (Literature Review)

Menurut Sugiyono (2013:240)[13], “Studi pustaka merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk dokumen. Studi pustaka bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijkan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.”

Unified Modelling Language (UML)

Definisi Unified Modelling Language (UML)

Menurut Sigit (2013)[14] “UML merupakan bahasa standar untuk penulisan blueprint software yang digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, pembentukan dan pendokumentasian alat-alat dari sistem perangkat lunak”.

Menurut Esa Wijayanti (2014:22)[15] “UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek)”. Pemodelan ini digunakan untuk menyederhanakan permasalahn-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih muda dipelajari dan dipahami.”

Menurut Jayant dkk (2014)[16] , “ The UML is visual modeling languange and used for visualize specify, contrucy and document the artifact of a sofware sytem”.

Menurut Onu dan Umeakuka (2016:506)[17], “UML is a standard modeling language to model thereal world in the field of software engineering. A UML diagrams a partial graphical view of model of a system under design, implementation, or already in exsistence. UML diagram is made up of graphical elements system model. The UML model of the system might also contain order documentation such as use cases written as text”.

Jenis-jenis Unified Modelling Language (UML)

Berikut adalah definisi jenis-jenis diagram yang terdapat dalam UML yang akan digunakan, yaitu:

  1. Usecase Diagram

    Menurut Carian Titus dalam International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 dengan judul A Proposal Prototype on Using Online Social Network as Learning Platforms (2016:20)[18], “Use case modelling is the way of showing how the system stakeholders will interact with the system.”

    Sedangkan menurut Untung Rahardja, Meta Amalya Dewi dan Winarti Prastiwi dalam Jurnal CCIT Vo. 7 No. 3 Mei dengan judul Implementasi Widuri Sebagai Media Penyimpanan Laporan Dari Referensi Digital Karya Ilmiah (2014:491)[19]Use case pada dasarnya merupakan gambaran dari proses sistem secara keseluruhan yang melibatkan actor dalam hal penggunaan.”

  2. Class Diagram

    Menurut Carina Titus (2016:20)[18], “This is static structure diagram that describes the structure of a system by showing the system’s classes, their attributes, operations (or methods), and the relationships among the classes. Figure 2 shows the main classes of the system and how they interact with each other.”

  3. Sequence Diagram

    Menurut Carina Titus (2016:20)[18], “A Sequence Diagram shows object interactions arranged in time sequence. It depicts the objects and the classes involved in the scenario and the sequence of messages exchanged between the objects needed to carry out the functionality of the scenario.”

  4. Activity Diagram

    Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012:57)[20], “An Activity Diagram describes user (or system) activities, the person who does each activity, and the sequential flow of these activities.”

    Yang terjemahannya adalah Activity Diagram yang menggambarkan beberapa aktivitas pengguna (atau sistem), orang yang melakukan setiap aktivitas dan arus yang berurutan dari aktivitas.

    Menurut Bhute (2013:29)[21], mengatakan bahwa, “Activity diagram is basically a flow chart to represent the flow from one activity to another activity”.

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Adi Nugroho dan Esa Wijayanti (2014:15)[22], langkah-langkah penggunaan UML sebagai berikut :

  1. Buatlah daftar bussines process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Letakkan use case dalam setiap business process untuk mendefiniskan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi requirement, constranints dan catatan lainnya.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, marilah membuat activity diagram.

  6. Definisikan objek-objek level atas package atau domain dan buatlah sequence diagram collaboration untuk setiap alur pekerjaannya.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan scenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram<i>. Setiap package atau domain dipecah menjadi <i>hierarki class lengkap dengan attribut dan metodenya.

  9. Setalah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan requirement piranti lunak, sistem operasi jaringan dan sebagainnya. Letakkan komponen di dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat untuk membangun sistem diantaranya :

    • Pendekatan use case dengan memberikan setiap use case kepada tim pengembang, untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

    • Pendekatan komponen yaitu memberikan setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

  12. Letakkan uji model dan uji integrasi serta perbaiki model beserta kodennya. Model harus selalu sesuai dengan kode yang aktual.

  13. Perangkat lunak siap di rilis.

Tujuan Unified Modelling Language (UML)

Menurut Yasin dalam bukunya Rekayasa Piranti lunak (2012:268)[23] bahwa tujuan dari UML adalah sebagai berikut :

  • Memberikan model yang telah jadi, bahasa visual yang menggambarkan sistem yang berbasis objek, agar dapat cepat dimengerti secara umum.

  • Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.

  • Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Metode Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Siahaan (2012:66)[24], “Elisitasi merupakan sekumpulan aktivitas yang menunjukan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”

Jenis-jenis Elisitasi

Menurut Untung Rahardja dkk (2011:302)[25], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil prngklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    • “M” pada MDI itu artinya Mandatory (penting).

      Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    • “D” pada MDI itu artinya Desirable

      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    • “I” pada MDI itu artinya Inessential

      Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    • “T” artinya Technical

      Maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    • “O” artinya Operational

      Maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    • “E” artinya Economy

      Maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    • (H) yaitu sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

      (M) yaitu mampu untuk dikerjakan.

      (L) yaitu mudah untuk dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Definisi PHP

Menurut Betha Sidik (2012:4)[26], “ PHP merupakan secara umum dikenal sebagai bahasa pemrograman script yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML, atau sering dikenal sebagai pemrograman server side”.

Kemampuan secara mendasar dapat mengerjakan semua yang dapat dikerjakan oleh program CGI (Common Gateway Interfacei) seperti mendapatkan data dari form, menghasilkan isi halaman web yang dinamik, dan menerima cookies. PHP juga telah dikembangkan menjadi bahasa pemrograman script yang dapat dijalankan di atas platform sistem operasi secara langsung atau bahasa pemrograma shell. PHP juga dapat digunakan untuk membuat aplikasi desktop. Betha Sidik (2012:10)[26].

Definisi XAMPP

Menurut Kartini (2013:26)[27], “XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket, adapun paketnya sudah terdapat Apache (Web Server), MySQL (database) PHP (Server Side Scripting), Perl, FTP Server, PhpMyadmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstal XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server apache.

Adapun pengertian dari XAMPP adalah sebagai berikut :

  1. X yang berarti program ini dapat dijalankan di banyak sistem operasi

  2. A yang berarti Apache merupakan suatu aplikasi web server

  3. M yang berarti MySQL merupakan untuk penyimpanan database server

  4. P yang berarti PHP merupakan bahasa pemrograman yang dipakai untuk membangun website dinamis.

  5. P yang berarti Perl bahasa pemrograman untuk segala keperluan. Perl merupakan penangan teks dan berbagai jalan pintas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan umum, perl sangat populer digunakan dalam pemrograman CGI (Commaon Gateway Interface).

Definisi MySQL

Menurut Betha Sidik (2014: 333)[28], “MySQL merupakan sofware database yang termasuk paling populer di lingkungan linux, kepopuleran ini karena ditunjang dari performasi query databasennya yang saat itu bisa dikatak paling cepat, dan jarang ada masalah.”

Definisi Codeigniter

Menurut Betha Sidik (2012:1)[20], “Codeigniter (CI) adalah framework pengembangan aplikasi (Application Development Framework) dengan menggunakan PHP, suatu kerangka untuk bekerja atau membuat program dengan menggunakan PHP yang lebih sistematis.”

Konsep Dasar Sublime Text

Definisi Sublime Text 3

Menurut Faridl (2015:3)[29], “Sublime Text adalah teks editor berbasis Phyton, sebuah teks editor yang elegan, kaya fitur, cross platform, mudah dan simple yang cukup terkenal di kalangan developer (pengembang), penulis dan desainer. Para programmer biasanya menggunakan sublime text untuk menyunting source code yang sedang ia kerjakan. Sampai saat ini sublime text sudah mencapai versi 3.”

Keunggulan Sublime Text 3

Berikut keunggulan dari fitur yang dimiliki Sublime Text 3, yaitu:

  1. Multiple Selection

  2. Command Pallete

  3. Distraction Free Mode

  4. Find in Project

  5. Plugin API Switch

  6. Drag and Drop

  7. Split Editing

  8. Multi Platform

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:272)[30], “Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen sebuah topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi (verification) dan validasi (validation) (V&V).”

Definisi Black Box Testing

Menurut Archarya dan Pandya (ISSN-2277-1956-Vol.2)[31], “Black Box Testing is a software testing techniques in which functionality of the software undertest (SUT) is tested without looking at the internal code structure”.

Menurut Chinmay (2015:4)[32], Blackbox testing adalah teknik pengujian tanpa memiliki pengetahuan tentang kerja internal dari aplikasi. Hanya meneliti aspek fundamental dari sistem dan tidak memiliki atau sedikit relevansi dengan struktur logis internal sistem.


Teori Khusus

Definisi Akuntansi

Menurut Dwi Martani, Sylvia Veronica, dkk (2016:4) [33]dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, “Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi akuntansi tersebut digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam membuat prediksi kinerja dimasa mendatang. Berdasarkan informasi tersebut berbagai pihak dapat mengambil keputusan terkait dengan entitas.”

Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi

Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2013:72)[34], dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, yaitu “Kumpulan atau group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik atau non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.”

Menurut Laudon di dalam buku karya Azhar Susanto yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi (2013:52)[34], Sistem Informasi Akuntansi, yaitu “Komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan informasi untuk mendukung pengambilan keputusaan koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan.”

Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2013:8)[34] dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan fungsi sistem informasi akuntansi adalah:

  1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-har
  2. Mendukung proses pengambilan keputusaan
  3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada pihak eksternal

Konsep Dasar Organisasi Nirlaba

Definisi Organisasi Nirlaba

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:125)[35] dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Organisasi Nirlaba, menjelaskan bahwa Organisasi nirlaba adalah organisasi yang dapat dimiliki pemerintah maupun dimiliki oleh sektor swasta, tujuan utamanya tidak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan. Organisasi nirlaba sangat berbeda dengan orgaunisasi komersial, karena organisasi komersial tujuan utamanya adalah mencari keuntungan.”

Macam-macam Organisasi Nirlaba

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:216)[35], macam-macam organisasi nirlaba adalah sebagai berikut:

  1. Akuntansi Tempat Peribadahan, seperti Masjid, Gereja, Pura, Wihara
  2. Akuntansi Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)
  3. Akuntansi Yayasan
  4. Akuntansi Pendidikan, seperti Sekolah, Perguruan Tinggi
  5. Akuntansi Kesehatan, seperti Puskesman, Rumah Sakit.

Menurut Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti (2010:4)[36] dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Sektor Publik Edisi 2, jika dilihat secara garis besar, jenis-jenis organisasi sektor publik dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

  1. Instansi Pemerintah
  2. Instansi pemerintah merupakan bagian organisasi sektor publik yang berbentuk instansi pemerintah berikut.

    1. Pemerintah Pusat, termasuk didalamnya:
      • Kementrian seperti Departemen Dalam Negeri, Departemen Sosial, Departemen Keuangan, dan lain-lain.
      • Lembaga dan badan negara seperti KPU, KPK, dan lain-lain.
    2. Pemerintah Daerah, termasuk didalamnya:
    3. Satuan Kerja Perangkat Daerah seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kantor Catatan Sipil, dan lain-lain.

  3. Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah
  4. Organisasi nirlaba milik pemerintah merupakan bagian organisasi sektor publik yang bentuknya bukan instansi pemerintah, tetapi dimiliki oleh pemerintah. Contohnya:

    1. Perguruan Tinggi BHMN
    2. Rumah Sakita milik pemerintah seperti RSCM, RS Daerah
    3. Yayasan-yayasan milik pemerintah
    4. Pada perkembangannya, sebagian organisasi dalam kelompok ini dikategorikan dalam kelompok yang lebih khusus, yaitu Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

  5. Organisasi Nirlaba Milik Swasta
  6. Organisasi nirlaba milik swasta merupakan bagian sektor publik yang dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta. Contohnya:

    1. Yayasan seperti Sampoerna Foundation, Dompet Dhuafa Republika, dan lain-lain.
    2. Sekolah dan Universitas Swasta
    3. Rumah Sakit milik swasta

Konsep Dasar Laporan Keuangan

Definisi Laporan Keuangan

Menurut Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2016:49)[37] dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan, “Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.”

Menurut Abdul Kadir (2014:94)[4]. “Sistem informasi laporan keuangan digunakan untuk mendukung manajer keuangan dalam pengambilan keputusaan yang menyangkut persoalan keuangan perusahaan dan pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam perusahaan.”

Menurut Irham Fahmi (2012:2)[38], “Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.”

Proses Penyusunan Laporan Keuangan

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2013)[39] dalam buku Financial Accounting IFRS Edition 2e, practically every business uses three basic steps in the recording process:

  1. analyze each transaction for its effects on the accounts.
  2. Enter the transaction information in a journal.
  3. Transfer the journal information to the appropriate account in the ledger.

Ada hal lain juga yang harus disiapkan dalam penyusunan laporan keuangan yaitu Chart of Account, Journal, Ledger, Trial Balance, and Adjusment.[39]

  1. Chart of Account a list of accounts and the account number that identify their location in the ledger.
  2. Journal an accounting record in which transactions are initially recorded in chronological order.
  3. Ledger is the entire group of accounts maintained by a company.
  4. Trial Balance is a list of accounts and their balances at a given time
  5. Adjusted Trial Balance is a list of accounts and their balances after the company has made all adjusments.
  6. Adjusting entries is entries made at the end of an accounting periode to ensure that companies follow the revenue and expense recognition principle.

Gambar 2.4 : Siklus Akuntansi
(Weygandt, Kimmel, Kieso : 2013)

Pernyataan Standar Akutansi Keuangan Organisasi Nirlaba

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014:)[40], Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 45 (PSAK 45), tentang Pelaporan Keuangan Entitas Niralaba telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 8 April 2011, yang mana PSAK 45 ini merupakan revisi PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang telah dikeluarkan pada 23 Desember 1997.

Dalam Ikatan Akuntan Indonesia (2014:45.1)[40], menjelaskan bahwa:

  1. pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:
    1. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
    2. Menghasilkan barag dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.
    3. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atas kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya, entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
  2. Pernyataan ini dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lain sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangang yang berlaku.
  3. Laporan keuangna untuk enttias nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumya.
  4. Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam pernyataan ini mengacu pada SAK atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014:45.3)[40], menerangkan bahwa “Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.”

Organisasi nirlaba perlu membuat laporan keuangan. Adapun laporan keuangan menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan keuangan sebagai berikut: (V.Wiratna Sujerweni,2015:216)[35]:

  1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) pada akhir periode laporan menyajikan kekayaan (aktiva).
  2. Penyajian aktiva urut dari aktiva yang paling likuid yaitu Kas dan Setara Kas sampai dengan yang paling tidak likuid yaitu Aktiva Tetap. Kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh temponya. Sedangkan aktiva bersih disajikan berdasarkan urutan aktiva bersih yang tidak terikat, terikat sementara, dan terikat permanen.

  3. Laporan Aktivitas untuk suatu periode pelaporan
  4. Organisasi nirlaba tidak memiliki laporan laba rugi, namun laporan ini dapat disamakan dengan laporan aktivitas. Informasi utama dalam laporan laba rugi adalah komponen laba atau rugi yang dihasilkan. Sementara itu, informasi utama dalam laporan aktivitas terletak pada perubahan aset neto yang dikelola oleh organisasi nirlaba.

  5. Laporan Arus Kas untuk suatu periode pelaporan
  6. Laporan arus kas dalam organisasi nirlaba sama dengan laporan arus kas pada organisasi bisnis, yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Metode penyusunan laporan arus kas pun bisa menggunakan metode langsung maupun tidak langsung.

  7. Catatan Atas Laporan Keuangan untuk suatu periode pelaporan.

Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan

Tujuan pelaporan keuangan menurut Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2016:61)[37] dapat didefinisikan untuk membantu investor, kreditur, dan pihak-pihak lain menaksir besarnya, waktu (timing), serta tingkat ketidakpastian aliran kas suatu perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014:45A)[40], “Tujuan utama laporan keuangan entitas nirlaba adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.”

Pelaporan keuangan menurut Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti (2010:42)[36] dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Sektor Publik Edisi 2, yaitu:

  1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
  2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
  3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas serta hasil-hasil yang telah dicapai.
  4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
  5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
  6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangna entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Menurut Fahmi (2012:6)[38], “Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.”

Konsep Dasar Fix Assets

Definisi Fix Assets

Fix Assets sering dipanggil dengan beberapa nama yaitu property, plant, and equipment, plant and equipment. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2013) [39] "Plant Assets are resources that have three characteristic. They have a physical substance (a definite size and shape), are used in the operations of a business, and are not intended for sale to customers. These assets are expected to provide services to the company for a number of years. Except for land, plant assest decline in service potential over their useful lives."

Definisi Depreciation, Accumulation Depreciation, Book Value

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2013)[39] "Depreciation is the process of allocating to expense the cost of a plant asset over its useful (service) life in a rational and systematic manner. Cost allocation enables companies to properly match expenses with revenues in accordance with the expense recognition principle."

Depreciation is generally computed using one of the following methods:

  1. Straight-line
  2. Units-of-activity
  3. Declining-balance

Recognition epreciation on an asset does not result in an accumulation of cash for replacement of the asset. The balance in Accumulation Depreciation represents the total amount of the asset’s cost that the company has charged to expense. It is not a cash fund.

Book Value usually called Residual Value, is an estimate of the asset’s value at the end of its useful life. This value may based on the asset’s worth as scarp or on its expected trade-in value. Like useful life, residual value is an estimate. In making the estimate, management considers how it planss to dispose of the asset and its experience with similar assets.

Definisi Pengendalian Internal

Menurut Putu Mega Selvya Aviana dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1 No. 4 Tahun 2012[41], “Pengendalian internal yang baik merupakan cara bagi suatu sistem untuk melindungi dirinya dari hal-hal yang merugikan. Pengendalian internal yang memadai diperlukan untuk mengawasi jalannya aktivitas perusaahaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan seperti penyelewengan, kecurangan, pemborosan, dan pencurian baik dari pihak dalam maupun pihak luar perusahaan dalam menilai perusahaan serta untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan perbaikan dalam mengantisipasi kelemahan perusahaan.”

Literature Review

Berikut beberapa penelitian yang memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam laporan skripsi penulis, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh S.W.S Mangkona dan S.KWalandou (2015)[42] dengan judul The Application of The SFAS No. 45 On Financial Reporting in the Non-Profit Organization Nurul Huda Mosque Kawangkoan, dengan tujuan untuk melihat apakah penerapan pelaporan keuangan pada Masjid Nurul Huda Kawangkoan telah sesuai dengan apa yang tercantum pada PSAK No. 45 yang sesuai untuk organisasi non-profit.
  2. Penelitian yang lakukan oleh Melissa Olivia Tanor, Harijanto Sabijono, dan Stanley Kho Walandouw yang berjudul “Analisa Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Bank Artha Graha International” September 2015[43]. Dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu profil perusahaan dan data kuantitatif yaitu laporan keuangan tahun 2010-2013 dengan jenis penelitian deskriptif komparatif yaitu dengan meneliti laporan keuangan pertahun dengan menggunakan rasio keuangan pada laporan keuangan lalu dan lainnya sehingga dapat diketahui tingkat kinerja keuangan pada PT Bank Artha Graha International, Tbk.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Antonio Trigo et al. dalam journal Procedia Technology 16 (2014)[44], dengan judul Accounting Information Systems: The Challenge of the Real-Time Reporting. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi yang dapat membantu dalam mengimplementasikan Real-time accounting yaitu business process management, mobile devices, cloud computing, business enterprise architecture and enterprise application integration.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Merystika Kabuhung, dalam Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 Juni 2013[45], yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Untuk Perencanaan dan Pengendalian Keuangan pada Organisasi Nirlaba Keagamaan. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk menganalisis efektifitas penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas dalam rangka perencanaan dan pengendalian keuangan pada Jemaat GMIM Nafiri Malalayang Satu. Data yang digunakan yaitu data kualitatif dan metode analisis yang dipilih ialah metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sistem informasi akuntansi yang digunakan memadai dan berjalan secara efektif, karena telah sesuai dan memenuhi unsur pokok suatu sistem informasi akuntansi, yaitu SDM, peralatan, dokumen, catatan, laporan, dan prosedur dalam pengendalian internal.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh M. Miftakul Amin(2015)[46], dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Menggunakan Standar PSAK 45 Bagi Organisasi Nirlaba. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah perangkat lunak yang dapat mengimplementasikan standar pencatatan keuangan bagi organisasi nirlaba sebagaimana terkandung didalam PSAK 45 yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Metode pengembangan sistem yang digunakan ialah metode waterfall sebagai tahapan pengembangan yang terdiri dari tahapan planning, analisis, desain, coding, dan testing. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi yang telah mampu menghasilkan beberapa proses transaksi keuangan sesuai dengan siklus akuntansi dan laporan keuagnan seperti laporan arus kas, laporan aktifitas, dan laporan posisi keuangan.
  6. Penelitian yang dilakukan oleh Ignasius Rian Gulton (2015)[47] dalam jurnal EMBA dengan judul Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Dalam Mencapai Transparansi dan Akuntabilitas Kantor Sinode GMIM. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan PSAK No. 45 dalam penyajian laporan keuangan Kantor Sinode GMIM dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kantor Sinode GMIM belum menyusun laporan keuagnan sesuai PSAK No. 45, laporan hanya berupa realisasi anggaran belanja dan pendapatan yang disusun berdasarkan tata gereja GMIM.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Antonio Trigo et al. dalam journal Procedia Technology 16 (2014)[18] 118-127, dengan judul Accounting Information Systems: The Challenge of the Real-Time Reporting. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi yang dapat membantu dalam mengimplementasikan Real-time accounting yaitu business process management, mobile devices, cloud computing, business enterprise architecture and enterprise application integration.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ilirjan Lipi, Dr. Rudina Rama, dan Dr. Xhiliola Agaraj (2015)[48] dalam Mediterranean Journal of Social Sciences yang berjudul Implications of Accounting Information System Implementation in SMEs: A Study on Retail Business in Vlore Region. Yang mana penelitian ini secara garis besar menggambarkan bahwa UKM tetap memerlukan sistem informasi akuntansi dalam menampilkan kebutuhan informasi dalam bidang akuntansi secara formal dan standar. “Due to the functions of AIS are realizing to the company, is evidenced that this system is playing a very important role in the management of operations and activity of the company, what makes AIS based more in computers and very necessary required from Albanian businesses including SMEs particularly in recent years. So, in this article is described exactly the implementation effort of AIS in SMEs that operates in business retail sector, also bringing in this way the testimony that despite of fact if SMEs have or not preliminary a manual accounting information system, they anyway display the need for accounting information ensured in standard or formal way. The main contribution of this study is that has generated facts and information that the implementation of AIS software in SMEs of retail sector in Albania is accompanied with many implications, which of course should be investigated also in other study contexts, before this proposal to be test in a quantity authentic study”.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Seyed Mohammadali Nabizadeh dan Seyed Ali Omrani (2014)[49] dalam International Journal of Scientific and Research Publication, yang berjudul Effective Factors on Accounting Information System Alignment; a Step towards Organizational Performance Improvement. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu faktor yang mempengaruhi efektivitas sistem informasi akuntansi yang merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kinerja dalam organisasi.
    “Managers need relevant and reliable information just in time in order to make appropriate decisions to achieve organizational goals and objectives. Financial information is one of the most important types of information. Thus sound Accounting Information System (AIS) is crucial to the firms. This study tries to find out factors affecting AIS effectiveness which is a prerequisite to improvements on organizational performance. The paper examines relationship between AIS effectiveness and Managerial Knowledge, Use of External and Internal Consultant as well as Firm's Size.
    Data is collected through questionnaires from 37 manufacturing firms which are members of Iran Association of Detergent, Hygienic and Cosmetic Industries. T-test and Logistic Regression applied to data to test the hypothesis. Findings suggest AIS alignment is related to managerial knowledge, use of accounting and auditing firm's consultancy, internal IT employee's consultants and firm's size.”
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Bhavna P. Patel pada tahun 2015 [50] dalam International Journal of Research and Analytical Reviews (IJRAR) dengan judul Effects of Accounting Information System on Organizational Profitability. Pada penelitian ini menekankan tentang pentingnya informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan yang tentu saja memainkan peran dalam pengambilan keputusan terkait dengan masalah keuangan pada suatu organisasi. “ An accounting information system is a structure that a business uses to gather, store, direct, process, recover and report its financial data. So that, it can be used by owners, accountants, advisor, business analysts, managers, chief financial officers, auditors and regulatory and tax agencies. Accounting information systems is a part of company’s information systems this helps in facilitating decision making within organizations and can be modified to an organization’s environment, structure and requirements of task. This study emphasizes on the important of accounting information in making decisions. The accounting information always plays an essential role in decision making of the managers related to the financial and economic issues. It also affects to the survival of an organization. In addition, accounting tools such as cost accounting system, management accounting system, price and profitability provide the useful information to the manager to make the financial and economic decisions also. This research study is also disclosing the relationship between the Accounting Information Systems used by the Enterprises and its profitability. The purpose of the study was to examine the effect of accounting information systems on profitability level of organization.”
  11. Penelitian yang dilakukan oleh Taposh Kumar Neogy (2014)[51] dalam Global Disclosure of Economics and Business yang berjudul Evaluation of Efficiency of Accounting Information System: A Study on Mobile Telecommunication Companies in Bangladesh. Penelitian ini untuk mengevaluasi efisiensi dari sistem informasi akuntansi pada perusahaan telekomunikasi mobile yang dipilih yang mana bertanggung jawab dalam mempersiapkan informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan proses transaksi data. “The study evaluates the efficiency of Accounting Information Systems of the selected mobile telecommunication companies. The existing Accounting Information System swhich provide important sources of accounting information is viewed in the selected mobile telecommunication companies, more as the system for recording and reporting the business operations than as an information system for management decision making. Accounting Information Systems as a set of capital and human resources within an organization is responsible for the preparation of financial information and also of the information obtained from the collection and process of transaction data. The adequate accounting information is essential for taking every effective decision making process and adequate information is possible if the Accounting Information Systems run with efficiently. The efficient Accounting Information Systems is essential because it ensures that all levels of management get sufficient, adequate, relevant and true information for planning and controlling activities of the business organization. Accounting Information Systems cover a broad area in corporate world and produce quality information for the internal and external users to the business organization. The users of the Accounting Information Systems are satisfied about their systems. The study shows that the Accounting Information Systems of the selected mobile telecommunication companies are efficient since the examination of various indicators of efficiency showed favorable results and the responses of the surveyed respondents showed positive comments.”
  12. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Istiana pada tahun 2014[52] yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Laporan Keuangan pada Kantor Kecamatan Batu Ceper Kota Tangerang. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkomputerisasikan sistem pembuatan laporan keuangan agar cepat dan mudah dipahami. Penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT dan didukung dengan tahapan elisitasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan user, lalu digambarkan dengan UML sehingga menghasilkan Sistem Informasi Laporan Keuangan khusus untuk Kecamatan Batu Ceper Tangerang.
  13. Penelitian yang dilakukan oleh Euis Sutinah tahun 2014 [53]yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penggajian di SMK Bina Am Ma’mur. Penelitian ini bertujuan untuk menunjang efektivitas pengendalian internal dalam proses perhitungan gaji pegawai sehingga dapat berjalan dengan baik dan lebih akurat. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara dan study pustaka, untuk analisa digunakan metode Value Chain dan PIECES yang digambarkan secara visualisasi dengan menggunakan UML sehingga dapat menghasilkan suatu rancangan berupa Sistem Informasi Perhitungan Gaji yang dapat mempermudah bagian Bendahara untuk memproses perhitungan gaji.
  14. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Kumalasari (2014)[48] yang berjudul Sistem Informasi Laporan Arus Kas Pada Studio Musik 99. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembukuan studio agar lebih baik dengan menerapkan sistem baru sebagai hasil pengembangan dari sistem sebelumnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats).
  15. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Maesaroh (2014)[54] yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Cash Flow Penerimaan dan Pengeluaran Keuagnan CV. Karya Dwi Putri. Penelitian ini bertujuan agar laporan cash flow penerimaan dan pengeluaran keuagnan berjalan efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL dalam perancangan sistemnya sehingga menghasilkan sistem cash flow penerimaan dan pengeluaran keuangan khusus untuk CV Karya Dwi Putri.


BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN


Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Palang Merah Indonesia

21 Oktober 1873 Pemerintah kolonial Belanda mendirikan organisasi Palang Merah di Indonesia dengan nama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK) yang kemudian namannya menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie (NERKAI). Pada 1932 timbul semangat untuk mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) yang dipelopori oleh dr. RCL. Senduk dan Bahder Djohan. Kemudian, proposal pendirian diajukan pada kongres NERKAI (1940), namun ditolak. Pada saat penjajahan Jepang, proposal itu kembali diajukan, namun tetap ditolak.

Pada 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan kepada Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional untuk menunjukan kepada dunia internasional bahwa keberadaan Negara Indonesia adalah suatu fakta nyata setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tanggal 5 September 1945, dr. buntaran membentuk Panitia Lima yang terdiri dari dr. R. Mochtar, dr. Bahder Johan, dr. Joehana, Dr. Marjuki dan dr. Sitanala, untuk mempersiapkan pembentukan Palang Merah di Indonesia. Tepat pada tanggal 17 September 1945 terbentuklah Pengurus Besar Palang Merah Indonesia (PMI) dengan ketua pertama, Drs. Mohammad Hatta.

16 Januari 1950 Di dalam satu negara hanya ada satu perhimpunan nasional, maka Pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan asetnya kepada PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dari PMI diwakili oleh dr. Bahder Djohan. Tahun 1950 dan 1963 PMI terus melakukan pemberian bantuan hingga akhirnya Pemerintah Republik Indonesia Serikat mengeluarkan Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan engan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Pemerintah Indonesia mengakui keberadaan PMI. Adapun tugas utama PMI berdasarkan Keppres RIS No. 25 tahun 1950 dan Keppres RI No. 246 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang sesuai dengan isi Konvensi Jenewa 1949.

Secara Internasional, keberadaan PMI diakui oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950. Setelah itu, PMI diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Liga) yang sekarang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950. Saat ini, PMI telah berdiri di 33 Provinsi, 371 Kabupaten/Kota dan 2.654 Kecamatan (data per-Maret 2010). PMI mempunyai hampir 1,5 juta sukarelawan yang siap melakukan pelayanan.

Visi dan Misi Palang Merah Indonesia

Visi

  • PMI yang berkarakter, profesional, mandiri dan dicintai masyarakat

Misi

  • Menjadi organisasi kemanusian terdepan memberikan layanan berkualitas melalui kerja sama dengan masyarakat dan mitra sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah Indonesua dan Bulan Sabit Merah.
  • Meningkatkan kemandirian organisasi PMI melalui kemitraan strategis yang berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan dan pemangku kepentingan lainnya di semua tingkatan.
  • Meningkatkan reputasi organisasi PMI di tingkat Nasional dan Internasional.

Sejarah Singkat Unit Transfusi Darah

Perkembangan transfusi darah di Indonesia bermula sejak kolonialisme Belanda. Ketika itu, negara kerajaan tersebut mendirikan Palang Merah Belanda bagian Indonesia atau Nederlandsch Roode Kruis Afdeling Indonesia (NERKAI) di Indonesia.

Sebagai perwakilan Palang Merah Belanda di Indonesia NERKAI juga memberikan pelayanan transfusi darah, khususnya korban perang antara pejuang Indonesia melawan tentara Belanda. Meskipun dalam keadaan perang, NERKAI tidak membedakan pelayanan transfusi darah yang mereka berikan dan bersikap netral.

Tepat satu bulan kemerdekaan Indonesia, 17 September 1945, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, secara resmi membentuk organisasi Palang Merah Indonesia. Organisasi pertama yang dibentuk setelah kemerdekaan ini memegang teguh prinsip-prinsip dasar gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

PMI mulai menyelenggarakan pelayanan donor darah dengan nama Dinas Transfusi Darah (DTD). Kemudian pada kongres PMI ke-lima di Bogor, tahun 1951, DTD melaksanakan demonstrasi pengambilan darah yang dihadiri oleh Presiden Soekarno. Sejak saat itu PMI di sejumlah Kota Besar seperti Jakarta, Semarang, Medan, Surabaya, Makassar, dan kota besar lainnya, juga mulai melaksanakan pelayanan transfusi darah. Meskipun demikian layanan tersebut masih terbatas hanya di kota besar saja.

Pengurus Markas Besar PMI mengubah sebutan Dinas Transfusi Darah menjadi Dinas Pemindahan Darah (Divisi IV). Kemudian Divisi IV berganti menjadi Dinas Dermawan Darah (DDD). Pada pembentukan awal, pengelolaan DDD oleh Markas Besar PMI di Jalan Sutomo No. 7. Kemudian, Jumat 21 Oktober 1980, Pengurus Markas Besar PMI mengganti DDD menjadi Lembaga Transfusi Darah (LTD).

Pergantian dan pengesahan nama LTD sesuai Surat Keputusan Pengurus Markas Besar PMI Nomor: 592/S. KP/PB dan SK Menkes No. 23-24 Tahun 1972. LTD beralamat di Jl. Kramat Raya No. 101 Jakarta Pusat.

Penggunaan nama LTD berlangsung selama 13 tahun karena sejak 1993 Lembaga Transfusi Darah berganti menjadi Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI). Sejak tahun 1994, Unit Transfusi Darah Pusat (UTDP) PMI berpindah kantor ke Jalan Joe, No. 7 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kode Pos 12610.

Sesuai dengan Peraturan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat PMI, UTDP PMI memiliki wewenang untuk membina secara teknis pelayanan darah UTD PMI Kabupaten, Kota, Provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.

UTDP PMI melakukan pembinaan, pengawasan, pendidikan, pelatihan, rujukan dan kegiatan lainnya, terkait teknis pelayanan darah kepada UTD PMI tingkat Kota/Kabupaten dan PMI Provinsi yang berada di seluruh Indonesia.


Sejarah Singkat Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Sebagai salah satu wilayah penyangga ibukota negara, perkembangan Kabupaten Tangerang menyeluruh ke berbagai faktor, diantaranya meningkatkan status RSUD Kabupaten Tangerang dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C. Atas dasar perkembangan dan kebutuhan akan tersedianya darah untuk transfusi yang berdekatan dengan tempat pasien dirawat, maka pengurus cabang PMI Kabupaten Tangerang bersama dengan direktur RSUD dan direktur RSK Sitanala sepakat bahwa di PMI Cabang Kabupaten Tangerang perlu didirikan Dinas Transfusi.

Pada tanggal 17 September 1973 terbentuklah Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang dengan susunan pengurus yang juga merupakan pendiri dari DDD. Dinas Dermawan Darah (DDD) PMI Cabang Kabupaten Tangerang berlokasi di Poliklinik RSUD Kabupaten Tangerang dengan seorang tenaga Asisten Transfusi Darah yang diperbantukan oleh DDD Pusat dan seorang pembantu umum dari RSUD Kabupaten Tangerang serta peralatannya didapat dari sumbangan DDD Pusat, RSUD Kabupaten Tangerang dan RSK Sitanala.

Pada 4 Maret 1974, nama DDD Cabang diganti menjadi Dinas Transfusi Darah (DTD) Cabang. Lalu beberapa tahun kemudian pada tanggal 22 Februari 1986, DDD berpindah lokasi ke kantor Markas Cabang PMI Kabupaten Tangerang di Jalan Catur No. 8. Perpindahan tersebut bersamaan dengan pergantian nama menjadi Usaha Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) hingga 1989.

Setelah itu berganti nama menjadi Pelayanan Usaha Transfusi Darah (PUTD) Cabang Kabupaten Tangerang. Pada tanggal 8 Mei 1993 kantor PUTD berpindah menempati kantor Markas PMI Cabang milik Pemerintahan Daerah Kabupaten Tangerang dengan status hak guna pakai yang ditempati selama 12 tahun yang berlokasi tepat di Jalan Windu Karya No. 1 A.

Pada 17 September 1993, nama Pelayanan Unit Transfusi Darah diganti kembali menjadi Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) PMI Kabupaten Tangerang dan seling beberapa tahun ke depan tepatnya pada tanggal 17 September 2005 berpindah lokasi di Jalan Mayjen Sutoyo No.1 Tangerang. Tidak lama kemudian berganti nama kembali menjadi Unit Donor Darah PMI Kabupaten Tangerang dengan lokasi yang sama.

Berhubung dengan adanya pembenahan secara totalitas, penempatan lokasi dan juga nama instansi harus disesuaikan dengan keberadaanya berdasarkan peraturan dari Unit Transfusi Darah Pusat. Maka pada tanggal 17 September 2015 terdapat penggantian nama menjadi Unit Transfusi Darah (Unit Transfusi Darah) PMI Kabupaten Tangerang serta pemindahan lokasi di Jalan Raya Curug Km.02 No.20 Desa Kadu Jaya Bitung Kabupaten Tangerang yang diresmikan pada tanggal 16 Desember 2015 oleh Bapak H. Ahmed Zaki Iskandar selaku Bupati Tangerang. Wilayah atau lokasi tersebut dimaksudkan sebagai perwakilan unit pelayanan penyedia kebutuhan darah untuk transfusi dalam suatu wilayah pertingkat daerah seperti Kabupaten Tangerang.

Pada hakikatnya usaha pelayanan transfusi merupakan bagian penting dari tugas pemerintah dibidang pelayanan kesehatan masyarakat yang juga merupakan suatu bentuk pertolongan sesama manusia. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 tentang transfusi darah, bahwa PMI sebagai pihak yang dipercaya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan usaha kesehatan dibidang transfusi darah yang meliputi pengambilan, pemeriksaan, pengelolaan, dan pendistribusian darah.

Dengan mengemban tugas-tugasnya dibidang pelayanan kesehatan masyarakat dan kemanusiaan, maka Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang berkeinginann untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah Tangerang dan diluar wilayah Tangerang pada umumnya sekaligus menjadi Unit Transfusi Darah Pembina bagi Provinsi Banten.

Dimasa sekarang kebutuhan darah untuk transfusi terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan atau Rumah Sakit dan Rumah Bersalin di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Transfusi darah merupakan pengobatan efisien sehingga diperlukan persediaan yang mencakup keseluruhan kebutuhan yang ada. Sampai saat ini kebutuhan darah untuk transfusi tiap bulannya mencapai rata-rata 2.800 kantong atau mencapai 30.000 kantong pertahunnya. Sedangkan darah yang didapat dari para dermawan darah (Donor Darah Sukarela) di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang hanya mampu mencapai 2.800 kantong/bulan atau mencapai kurang lebih 30.000 kantong pertahun. Oleh karena itu Unit Transfusi Darah PMI Kab. Tangerang menargetkan dapat mengumpulkan 36.000 kantong pada tahun 2017 sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan optimal kepada masyarakat sekitar.


Visi dan Misi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Sebagai landasan untuk melaksanakan tugasnya, UTD PMI Kabupaten Tangerang memiliki visi, misi dan filosofi. Visi adalah tujuan tentang suatu bentuk ideal yang hendak dicapai oleh UTD PMI Kabupaten Tangerang. Sedangkan misi adalah tugas pokok, motivasi atau alasan pendirian UTD PMI Kabupaten Tangerang untuk mewujudkan visi. Misi diperlukan landasan mental yang berbentuk filosofi. Visi, misi dan filosofi UTD PMI Kabupaten Tangerang ini merupakan pedoman dan landasan kerja untuk setiap petugas dalam melaksanakan pengabdiannya sehari-hari di UTD PMI Kabupaten Tangerang.

Visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun visi UTD PMI Kabupaten Tangerang :

  1. Unit Transfusi Darah Pembina Bagi Provinsi Banten
  2. Meningkatkan cakupan dari segi kualitas di dalam pelayanan, baik bagi dermawan darah maupun bagi pengguna darah.

Visi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun misi UTD PMI Kabupaten Tangerang, yaitu :

  • Memasyarakatkan Donor Darah Sukarela (DDS), sehingga donor darah menjadi suatu kebutuhan bukan suatu hal yang perlu ditakutkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Berorientasi kepada kepentingan dan kepuasan pelayanan UTD PMI Kabupaten Tangerang yang memiliki :
  1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, berdedikasi tinggi, loyal, santun, dan menjaga kode etik sebagai tenaga kesehatan.
  2. Sarana pelayanan dan penunjang pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mengacu kepada standar nasional yang ditetapkan.
  3. Sarana pelayanan unggulan yang dapat dijadikan rujukan bagi Unit Transfusi Darah lain, khususnya Provinsi Banten.

Filosofi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Adapun filosofi UTD PMI Kabupaten Tangerang adalah :

“Menyajikan pelayanan dengan motto 3S, yang merupakan singkatan dari Senyum, Sapa, Sopan”


Struktur Organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Struktur organisasi merupakan susunan atau tingkatan manajemen yang berada pada organisasi mulai dari top sampai dengan lower manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maka dari itu diperlukan pengorganisasian yang jelas terhadap jabatan, tanggung jawab, dan orang-orang yang menjalani tugasnya. Berikut bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.


Gambar 3.1 : Bagan Struktur Organisasi


Dari gambar tersebut, untuk perihal terkait manajemen sumber daya manusia dikelola oleh Tim Quality Management dan Lingkup Administrasi. Karena masih kecilnya ruang lingkup yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka hanya dibagi menjadi 2 Kepala Bidang yaitu Kepala Bidang Teknik Pelayanan yang membawahi bagian Pelayanan Donor dan Pelayanan Darah. Serta Kepala Bidang Administrasi yang membawahi bidang Administrasi Umum dan Keuangan.

Tugas dan Tanggung Jawab

Berdasarkan Peraturan Organisasi Palang Merah Indonesia Nomor:001/PO/PP.PMI/1/2016 Tentang Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Bab III Pasal 13 berisikan bahwa UTD PMI Kabupaten/Kota mempunyai tugas di wilayahnya antara lain :

  1. Sebagai penyedia darah transfusi;
  2. Menerapkan sistem kualitas;
  3. Melakukan penelitian/pengembangan dan
  4. Pengelolaan sistem jajaring penyediaan darah.

Sementara berdasarkan struktur organisasi Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, pada setiap bagian memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing yaitu:

a. Kepala Unit Transfusi Darah

  1. Tugas Kepala Unit Transfusi Darah
  2. Berdasarkan Peraturan Organisasi Palang Merah Indonesia Nomor:001/PO/PP.PMI/1/2016 Tentang Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Bab III Pasal 17, Kepala UTD PMI Kabupaten/Kota mempunyai tugas:

    • Menetapkan kebijakan teknis pelayanan tugas UTD PMI Kabupaten/Kota;
    • Melakukan koordinasi pelaksanaan teknis dan manajemen di UTD PMI Kabupaten/Kota;
    • Melaksanakan manajemen keuangan dan kepegawaian di UTD PMI Kabupaten/Kota;
    • Melakukan koordinasi teknis dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah di wilayahnya.
  3. Tanggungjawab Kepala Unit Transfusi Darah
    • Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, serta mengendalikan seluruh kegiatan operasional yang berkaitan dengan proses kerja pada Unit Transfusi Darah PMI Kab.Tangerang.
    • Membina kesejahteraan dan kerjasama yang baik kepada seluruh pegawai Unit Transfusi Darah PMI Kab.Tangerang.;

b. Kabid Administrasi

  1. Tugas Kabid Administrasi
    • Menyelenggarakan fungsi pelaksanaan administrasi secara menyeluruh.
    • Membagi tugas dan tanggungjawab, menggerakkan, mengarahkan, membimbing serta mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi kepada bawahannya.
  2. Tanggungjawab Kabid Administrasi
    • Melaporkan dan tanggungjawab atas laporan kinerja selama kurun waktu tertentu kepada Kepala Unit Transfusi Darah secara administrative.
    • Membuat dan menyusun konsep dasar perumusan kebijakan di bidang administrasi.

c. Kabis Teknis Pelayanan

  1. Tugas Kabid Teknis Pelayanan
    • Menganalisa kebutuhan alat dan menyusun kebijakan fasilitas pelayanan secara teknis yang sesuai perkembangan.
    • Membagi tugas dan tanggungjawab, menggerakkan, mengarahkan, membimbing serta mengkoordinasikan pelaksanaan teknis pelayanan kepada bawahannya untuk peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
  2. Tanggungjawab Kabid Teknis Pelayanan
    • Melaporkan dan tanggungjawab atas laporan kinerja selama kurun waktu tertentu kepada Kepala Unit Transfusi Darah secara teknis dan pelayanan.
    • Membuat dan menyusun konsep dasar perumusan kebijakan di bidang teknis pelayanan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

d. Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga

  1. Tugas Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga
    • Menyusun perencanaan administrasi, pengelolaan, pelaporan, pertanggungjawaban serta evaluasi seluruh kegiatan pada bidang administrasi umum dan rumah tangga.
    • Menjalin relasi dengan baik antar bidang atau unit kerja lain.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga
    • Memberikan masukan konstruktif berdasarkan hasil evaluasi administrasi yang berjalan kepada Kabid Administrasi untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
    • Menjamin berjalannya SOP pada bidang administrasi umum dan rumah tangga.
    • Mengupdate dan memberikan petunjuk tata laksana pada proses administrasi terkait bidang administrasi umum dan rumah tangga.

e. Kasubbid Keuangan

  1. Tugas Kasubbid Keuangan
    • Menyusun perencanaan anggaran, pengelolaan administrasi keuangan, pelaporan keuangan, pertanggungjawaban keuangan serta mengevaluasi besar kecilnya anggaran untuk kurun waktu tertentu yang dibuat pada bagian Keuangan.
    • Menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Keuangan
    • Memberikan masukan konstruktif berdasarkan hasil evaluasi anggaran yang berjalan kepada Kabid Administrasi untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
    • Memberikan petunjuk tata laksana bidang keuangan kepada bawahan secara lisan maupun tulisan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang menyangkut bidang keuangan.

f. Kasubbid Pelayanan Donor

  1. Tugas Kasubbid Pelayanan Donor
    • Membantu Kabid Teknis Pelayanan menyiapkan kegiatan berkala dan umum di bidang pelayanan donor.
    • Melakukan monitoring, pembinaan dan evaluasi kegiatan umum dan berkala kepada leader dibawahnya.
    • Mengkoordinasi unit kerja Pengambilan Darah, dan P2DDS (Perekrutan, Pembinaan dan Pemeliharaan Donor Darah Sukarela) dengan unit kerja pada bagian lain.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Pelayanan Donor
    • Memberikan masukan yang konstruktif berdasarkan hasil kegiatan pelayanan donor yang telah berjalan kepada Kabid Teknis Pelayanan untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
    • Mengupdate proses teknis dan administrative terkait pelayanan donor dan menjamin berjalannya SPO dibagian Pelayanan Donor.

g. Kasubbid Pelayanan Darah

  1. Tugas Kasubbid Pelayanan Darah
    • Menginventarisir dan menyusun perencanaan yang dibuat pada bidang pelayanan darah (Pengolahan Komponen Darah, Uji Saring IMLTD, Distribusi Karantina dan KGD, dan Permintaan Darah).
    • Monitoring dan evaluasi kinerja di pelayanan darah.
    • Menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya.
  2. Tanggungjawab Kasubbid Pelayanan Darah
    • Menentukan skala prioritas dari perencanaan yang dibuat di bidang pelayanan darah terkait SDA, SDM dan proses.
    • Mengupdate proses teknis dan administrative terkait pelayanan darah dan menjamin berjalannya SPO pada bidang pelayanan darah.

h. Kasie Logistik

  1. Tugas Kasie Logistik
    • Membantu tugas Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian Logistik.
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan langsung pada bagian Logistik.
  2. Tanggungjawab Kasie Logistik
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Logistik.
    • Mengatasi permasalahan yang timbul pada kegiatan Logistik dan mereview stock barang yang ada pada Logistik.
    • Menganalisa pengajuan penawaran barang dari supplier untuk diteruskan kepada bagian lain yang berkaitan langsung.

i. Kasie Umum

  1. Tugas Kasie Umum
    • Membantu tugas Kasubbid Administrasi Umum dan Rumah Tangga dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian Umum.
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja yang terkait langsung di bagian Umum.
  2. Tanggungjawab Kasie Umum
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Umum
    • Mengatasi permasalahan yang timbul pada kegiatan Rumah Tangga dan mereview hasil kinerja sesuai SOP.

j. Kasie P2DDS

  1. Tugas Kasie P2DDS
    • Membantu tugas Kasubbid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan di bagian Perekrutan, Pembinaan dan Pemeliharaan Donor Darah Sukarela (P2DDS) dan koordinasi antar bagian atau unit kerja lainnya.
    • Mengupdate dan mengontrol data pendonor secara berkala dari hasil kegiatan mobil unit maupun dari kegiatan dalam kantor.
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja yang terkait langsung dengan proses perekrutan, pembinaan dan pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS) baik teknis maupun non-teknis.
  2. Tanggungjawab Kasie P2DDS
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian perekrutan, pembinaan dan pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS).
    • Memberikan persetujuan pemberian penghargaan kepada calon donor yang telah memenuhi kriteria.
    • Mengatasi permasalahan pada proses perekrutan, pembinaan dan pemeliharaan donor darah sukarela (P2DDS) baik yang berhubungan secara teknis maupun non teknis.

k. Kasie Pengambilan Darah

  1. Tugas Kasie Pengambilan Darah
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Donor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Pengambilan Darah (AFTAP)
    • Menyusun laporan serta koordinasi dengan unit kerja yang terkait langsung pada proses pengambilan darah baik teknis maupun non-teknis.
  2. Tanggungjawab Kasie Pengambilan Darah
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Pengambilan Darah.
    • Melakukan pertolongan pertama dan mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan pengambilan darah.

l. Kasie Permintaan Darah

  1. Tugas Kasie Permintaan Darah
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Permintaan Darah (Pasien Service)
    • Menyusun laporan serta koordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Permintaan Darah
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Permintaan Darah
    • Mengatasi permasalahan yang timbul akibat kegiatan permintaan darah baik secara eksternal maupun Internal.

m. Kasie Distribusi Karantina dan KGD

  1. Tugas Kasie Distribusi Karantina dan KGD
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Distribusi Karantina dan KGD.
    • Menyusun laporan serta koordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Distribusi Karantina dan KGD
    • Menjamin berjalannya SOP dan instruksi kerja pada bagian Distribusi Karantina dan KGD (Konfirmasi Golongan Darah).
    • Mereview pendistribusian, karantina dan melakukan konfirmasi golongan darah sesuai sampel.

n. Kasie Pengolahan Komponen Darah

  1. Tugas Kasie Pengolahan Komponen Darah
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Pengolahan Komponen Darah.
    • Menyusun laporan dan mengkoordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Pengolahan Komponen
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Pengolahan Komponen.
    • Melakukan review hasil pengolahan komponen berdasarkan jenis dan golongannya.

o. Kasie Uji Saring IMLTD

  1. Tugas Kasie Uji Saring IMLTD
    • Membantu Kasubbid Pelayanan Darah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan di bagian Uji Saring IMLTD.
    • Menyusun laporan dan mengkoordinasi antar bagian atau unit kerja lain yang berkaitan langsung.
  2. Tanggungjawab Kasie Uji Saring IMLTD
    • Menjamin berjalannya SOP pada bagian Uji Saring IMLTD.
    • Mengupdate proses teknis dan mengajukan usulan pengembangan metode Uji Saring IMLTD.

Fasilitas Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang

Gedung Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.2 : Gedung PMI Kabupaten Tangerang


=Laboratorium Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.3 : Laboratorium Konfirmasi Golongan Darah


Gambar 3.4 : Laboratorium Komponen Darah


Gambar 3.5 : Laboratorium Pasien Service


Gambar 3.6 : Laboratorium Screening


Gambar 3.7 : Laboratorium Pengambilan Darah (Aftap)


=Ruang Tunggu Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.8 : Ruang Tunggu Donor


Gambar 3.9 : Ruang Tunggu Pasien


Gambar 3.10 : Service Donor


Gambar 3.11 : Ruang Tunggu Tamu


=Ruang Management Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang


Gambar 3.12 : Ruang Manajemen Administrasi


Gambar 3.13 : Gudang Logistik


Gambar 3.14 : Lobby Karyawan


Gambar 3.15 : Transportasi untuk Mobil Unit


Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Analisa prosedur sistem yang berjalan saat ini di bagian keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, semuanya masih menggunakan Microsoft Excel sebagai media dalam pencatatan dan pengolahan dari laporan keuangan tersebut. Berikut prosedur yang berjalan yaitu meliputi:

Prosedur Perhitungan Aktiva Tetap (Fix Asset)
  1. Logistik menyerahkan bukti pembelian barang kepada Admin.
  2. Admin memilah barang yang termasuk aktiva tetap berdasarkan karakteristik aktiva tetap yaitu dapat digunakan lebih dari 1 tahun.
  3. Setelah menetapkan barang-barang tersebut sebagai aktiva tetap, admin mengelompokkan pembelian barang tersebut merupakan bagian dari aktiva tetap gedung, kendaraan, inventaris kantor, atau alat lab.
  4. Jika barang tersebut sudah masuk kedalam pengeluaran kas/bank untuk aktiva tetap, barang tersebut didata untuk masuk dalam penghitungan jumlah aktiva tetap yang dimiliki per bulan.
  5. Setelah dimasukkan kedalam aktiva tetap dan telah diakumulasi seluruh aktiva tetap yang dimiliki.
  6. Menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan garis lurus. Yang mana persentase penyusutan aktiva tetap, yaitu:
    • Gedung
    • Inventaris Kantor
    • Alat Lab
    • Kendaraan
  7. Jumlah penyusutan aktiva tetap tersebut diakumulasi dengan penyusutan-penyusutan bulan sebelumnya.
  8. Untuk menghitung nilai buku/book value dari aktiva tetap yang tersisa yaitu dengan mengurangi jumlah harga beli aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan yang ada.
  9. Hasil perhitungan aktiva tetap tersebut dimasukkan kedalam laporan keuangan bulan berjalan.
Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sumber informasi penting mengenai kondisi perusahaan yang dapat digunakan oleh manajemen dan pimpinan dalam menunjang pengambilan keputusan. Berikut prosedur dalam penyusunan laporan keuangan yang sedang berjalan:

  1. Admin membuat Chart of Account yang sesuai dengan costing BPPD lalu minta acc dari Kasubid Keuangan untuk digunakan sebagai pengelompokkan pemasukan dan pengeluaran dalam pembuatan laporan setiap bulan dan bersifat tetap sesuai dengan ketentuan costing dari pusat.
  2. Setelah COA di acc, admin mengklasifikasikan seluruh bukti transaksi yang telah dikumpulkan, dikelompokkan, serta diurutkan secara kronologis berdasarkan nomor akun yang telah dibuat.
  3. Admin mencatat bukti transaksi kedalam voucher pemasukan dan penerimaan kas dan bank.
  4. Admin menyerahkan seluruh bukti transaksi dan voucher kepada kasubid untuk memeriksa sebagai second personal
  5. Kasubid Keuangan memeriksa seluruh bukti transaksi dan voucher dan menandatangani voucher bukti pemasukan dan pengeluaran kas dan bank yang dinyatakan sudah benar, jika ada kesalahan dalam pencatatan di voucher, Kasubid mengembalikan ke admin untuk diperbaiki.
  6. Setelah semua sudah benar, voucher lembar 1 dan lembar 2 dipisahkan. Lembar 1 dilampirkan bersamaan dengan bukti transaksi dan lembar 2 diarsipkan.
  7. Setelah semua voucher sudah dilampirkan bersama bukti transaksi, lalu di susun berdasarkan kelompoknya (pemasukan kas, pengeluaran kas, pemasukan bank, pengeluaran bank) secara kronologis, Admin membuat buku kas dan buku bank sebagai ganti dari jurnal
  8. Admin mengelompokkan transaksi berdasarkan nomor akun pada COA kedalam buku besar untuk mengetahui rekap pemasukan dan pengeluaran per nomor akun pada bulan berjalan.
  9. Admin membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
  10. Sebelum Laporan di cetak Admin meyakinkan laporan bebas dari kesalahan dengan memeriksa kembali apakah laporan keuangan sudah benar dan balance atau masih ada selisih.
  11. Setelah diperiksa dan tidak ada kesalahan, laporan tersebut dicetak.
  12. Laporan yang sudah selesai di serahkan kepada Kasubid Keuangan untuk digunakan sebagai pertanggung jawaban kepada Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Untuk mengetahui rancangan sistem yang berjalan pada bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, peneliti menggunakan Unified Modeling Languange (UML) sebagai bahan untuk menjelaskan alur sistem yang berjalan saat ini dengan berorientasikan objek

Usecase Diagram Yang Berjalan

Diagram Use Case yang berjalan dalam pengolahan data laporan keuangan pada bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang saat ini yaitu:

  1. Fix Asset
  2. Gambar 3.16 : Usecase Diagram Fix Assets

    Berdasarkan gambar Usecase Diagram Pengumpulan Bukti Transaksi yang berjalan saat ini terdapat:

    • 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan Penghitungan Aktiva Tetap (Fix Assets) pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
    • 3 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Admin atau Staff Keuangan, Logistik, Kasubid Umum.
    • 9 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Bukti Pembelian Barang, Memilah Barang sesuai kriteria, Mengelompokkan Barang, Data Aktiva Tetap, Akumulasi Aktiva Tetap, Menghitung Penyusutan, Akumulasi Penyusutan, Nilai Buku, Laporan.
    • 1 Extends yang merupakan pilihan dari usecase mengelompokkan barang yang pilihannya terdiri dari Gedung, Kendaraan, Inventaris Kantor, dan Alat Lab.
  3. Penyusunan Laporan Keuangan
  4. Gambar 3.16 : Usecase Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Usecase Diagram Penyusunan Laporan Keuangan yang berjalan saat ini terdapat:

    • 1 Sistem yang mencakup seluruh kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
    • 2 Actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Admin atau Staff Keuangan, Kasubag Keuangan.
    • 12 Usecase yang biasa dilakukan oleh actor tersebut, antara lain : Membuat Chart of Account, Acc COA, Klasifikasi Bukti Transaksi, Mencatat ke Voucher, Memeriksa Bukti Transaksi dan Voucher, Pisahkan Lembar Voucher, Jurnal, Buku Besar, Input Data Fix Assets, Laporan keuangan, Memeriksa Laporan, Cetak Laporan Keuangan.
    • 4 Extends yang merupakan pilihan dari usecase mencatat ke voucher yang pilihannya terdiri dari pemasukan kas & bank dan pengeluaran kas & bank, usecase pisahkan lembar voucher yang pilihannya terdiri dari lembar 1 dan lembar 2, usecase jurnal yang pilihannya terdiri dari buku kas dan buku bank, usecase laporan keuangan yang didalamnya terdapat Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan.
    • 4 Include yang menjelaskan bahwa usecase berasal dari sumber secara eksplisit dari Usecase sebelung mnya, yaitu usecase Acc untuk menjelaskan usecase Chart of Account, usecase Acc Voucher menjelaskan usecase Memeriksa Bukti Transaksi & Voucher, usecase lampirkan merupakan penjelasan dari usecase lembar 1, usecase arsipkan penjelasan dari usecase lembar 2.

Activity Diagram Yang Berjalan

Activity diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan saat ini.

  1. Fix Asset
  2. Gambar 3.18 : Activity Diagram Fix Assets

    Berdasarkan gambar Activity Diagram Fix Asset saat ini terdapat :

    • 1 initial Node, objek yang diawali
    • Terdapat 3 swinline yaitu Admin, Logistik, Kasubid Umum.
    • 14 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    • 2 Forknode yang merupakan pilihan dari action
    • 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.
  3. Penyusunan Laporan Keuangan
  4. Gambar 3.19 : Activity Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Activity Diagram penyusunan laporan keuangan saat ini terdapat :

    • 1 initial Node, objek yang diawali
    • Terdapat 2 swinline yaitu Admin dan Kasubag Keuangan
    • 28 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    • 4 Forknode yang merupakan pilihan dari action
    • 2 Activity Final Node, objek yang diakhiri.

Sequence Diagram Yang Berjalan

Diagram sequence merupakan gambaran dari kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

  1. Fix Asset
  2. Gambar 3.20 : Sequence Diagram Fix Asset

    Berdasarkan gambar Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

    • 4 Life Line antarmuka yaitu Bukti Pembelian Barang, Barang, Data Aktiva Tetap, Laporan Aktiva Tetap
    • 3 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Admin, Logistik, Kasubag Keuangan.
    • 12 Message spesifikasi dari komunikasi untuk objek yang membuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan aktor ialah mengumpulkan bukti transaksi, menyerahkan bukti transaksi ke admin, memilih barang, mengelompokkan barang, menambah data barang, menghitung akumulasi, menghitung penyusutan barang, menghitung akumulasi penyusutan barang, menghitung nilai buku, mencetak laporan, mengecek dan mencetak, evaluasi laporan.


  3. Penyusunan Laporan Keuangan
  4. Gambar 3.21 : Sequence Diagram Penyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Sequence Diagram sistem yang berjalan saat ini, terdapat :

    • 7 Life Line antarmuka yaitu Chart of Account, Bukti Transaksi, Voucher, Jurnal (Buku Kas dan Buku Bank), Buku Besar, Data Fix Asset, Laporan keuangan (Lap.Pos Keu, Lap Aktivitas, Lap Arus Kas, Catatan)
    • 2 Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya Admin dan Kasubag Keuangan.
    • 23 Message spesifikasi dari komunikasi untuk objek yang membuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi, kegiatan yang biasa dilakukan aktor ialah menyusun Chart of Account, mengesahkan Chart of Account, Klasifikasi bukti transaksi, mencatat ke voucher, memeriksa bukti transaksi, Acc voucher, mengembalikan voucher dan bukti transaksi yang telah di acc, memisahkan lembar voucher 1 untuk dilampirkan, memisahkan lembar voucher 2 untuk diarsipkan, membuat jurnal (buku kas dan buku bank), membuat buku besar, input data laporan fix assets, menyusun laporan keuangan (lap. Pos Keu, Lap. Aktivitas, Lap. Arus Kas, Catatan), memeriksa laporan, cetak laporan keuangan, menerima laporan keuangan, evaluasi dan acc laporan.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Analisa Batasan Sistem

Setiap sistem pasti memiliki batasan yang memisahkan antara sistem dengan lingkungan luarnya. Sesuai dengan permasalahan yang diambil oleh peneliti, bahwa hal yang akan dibahas adalah mengenai permasalahaan sistem keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Permasalahan yang diambil yaitu mengenai Proses Proses Penghitungan Fix Asset dan Penyusunan Laporan Keuangan.

Metode Analisa Sistem

Metode analisa sistem yang peneliti gunakan ialah metode Rantai Nilai (Value Chain). Rantai nilai (Value Chain) merupakan metode yang menggambarkan seluruh aktifitas didalam perusahaan dalam sebuah nilai. Aktifitas yang didalamnya menjadikan suatu nilai berharga bagi pelanggan untuk dapat memahami keunggulan kompetitatif terhadap keunggulan dari perusahaan lain, dengan Metode Rantai Nilai (Value Chain) dapat membantu menganalisa aktifitas yang ada dalam kinerja keuangan di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, yang dapat meminimalisir kesalahan dalam kinerja seperti pembuatan laporan keuangan salah satunya.

Metode rantai nilai dalam pelaksanaannya terbagi menjadi 3 langkah yaitu Analisis Aktifitas (Activity Analysis), Analisis Nilai (Value Analysis), Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning).

Analisis Aktivitas (Activity Analysis)

Analisis aktivitas ini menggambarkan sebuah aktifitas di dalam sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi aktifitas tersebut, aktifitas terbagi menjadi dua kategori yaitu Aktifitas Primer dan Aktivitas Pendukung.

  1. Aktivitas Primer (Primary Activities)
  2. Aktivitas ini berkaitan dengan kegiatan bagian keuangan yang ada di Unit Tranfusi Darah seperti penyusunan laporan keuangan, dan menghitung aktiva tetap (Fix Assets).

  3. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
  4. Membantu perusahaan secara keseluruhan dengan menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktifitas-aktifitas primer dilakukan secara berkelanjutan.

Berikut ini merupakan gambar grafik penjelasan mengenai aktifitas yang dilakukan, yaitu:

Gambar 3.22 : Analisa Value Chain Keuangan

A. Primary Activities, (line functions)

Primary activities merupakan aktifitas utama dari sebuah organisasi yang melibatkan aktifitas-aktifitas didalamnya seperti dibawah ini :

  1. Inbound
  2. Inbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses input sebagai data masukan yang meliputi formulir permintaan darah, rekap tagihan darah, Rekening Koran, Faktur, Kwitansi, Bon, nota.

  3. Operation
  4. Operation merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses pengolahan data yang meliputi proses penyusunan laporan keuangan, proses stock opname, proses menentukan aktiva tetap, verifikasi rekap tagihan darah.

  5. Outbound
  6. Outbound merupakan aktifitas-aktifitas yang menyangkut proses output sebagai hasil pengolahan data yang meliputi Laporan Keuangan Periodik, Laporan Stock Opname, Laporan Aktiva Tetap.

  7. Sales And Marketing
  8. Kegiatan sales and marketing merupakan kegiatan melakukan kerjasama antara rumah sakit dan Uni Transfusi Darah, selain kerjasama dengan rumah sakit yaitu melakukan perjanjian dan kerjasama dengan supplier untuk mensuplai barang-barang yang dibutuhkan kegiatan operasional kantor.

  9. Service
  10. Service (pelayanan) merupakan kegiatan pelayanan yang ada di Unit Transfusi Darah, seperti pelayanan bagian keuangan kepada pegawai Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, pelayanan pembayaran kepada supplier, dan pelayanan terhadap Rumah Sakit dan Bank Darah Rumah Sakit.

B. Support Activities, (Staff atau fungsi Overhead)

Merupakan aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary aktivities melibatkan beberpa bagian/fungsi, antara lain :

  1. Firm Infrastucture
  2. Segala bagian yang terkait untul mendukungnya kinerja pegawai agar memberikan pelayanan yang baik kepada para costumer.

    • Pasien Service (Administrasi Pelayanan Darah)
    • Logistik
    • Kepegawaian
    • Sekertaris
    • Laboratorium
    • Teknis Pengambilan Darah
  3. Human Resources Management
  4. Sumber daya yang terlibat didalamnya, yaitu antara lain :

    • Pasien
    • Rumah Sakit
    • Bank Darah Rumah Sakit
    • Supplier
  5. Research, Technology and System Development
  6. Ms Excel, Ms Word sebagai aplikasi untuk proses pencatatan, pengolahan, dan penyelesaian laporan.

  7. Procurement
  8. Fungsi suport pembayaran, pengadaan alat-alat dan ketersediannya stok darah untuk pendistribusian ke rumah sakit.

    • Cashier
    • Purchasing
    • Supply Chain

Analisis Nilai (Value Analysis)

Setelah melakukan analisa aktvitas yang ada di bagian Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, terdapatnya suatu faktor nilai dari hasil laporan yang telah disusun, yaitu berupa informasi mengenai posisi laporan keuangan yang dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan anggaran untuk operasional organisasi kedepanya. Selain itu, laporan yang telah dihasilkan selanjutnya dilakukan audit oleh pihak eksternal untuk menilai dan memeriksa apakah laporan tersebut sudah sesuai atau ada ketidaksesuaian terhadap laporan yang dihasilkan. Sehingga jika terdapat temuan atas ketidaksesuaian laporan dapat ditindaklanjuti agar laporan dapat disusun dengan baik untuk kedepannya.

Evaluasi dan Perencanaan (Evaluation & Planning)

Analisa evalusai dan perencanaan merupakan analisa terakhir yang merupakan evaluasi dari analisa nilai, setalah melakukan perencanaan dan tindakan yang harus dirubah maka banyak ide-ide baik yang dapat meningkatkan faktor nilai pelayanan. Ide-ide tersebut dapat disalurkan melalui :

  1. Adanya pelatihan terhadap karyawan bagian keuangan baik Kasubid ataupun Staff mengenai laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
  2. Meningkatkan sistem yang ada dengan membuat SOP yang lebih rinci terhadap setiap pekerjaan yang ada dalam bagian keuangan.
  3. Mengembangkan sistem yang sekarang masih semi komputer atau dapat dikatakan manualisasi menjadi sistem yang terintegrasi secara komputer untuk seluruh pekerjaan bagian keuangan khususnya dalam penyusunan laporan keuangan yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan tentunya dapat membantu dalam bekerja yang lebih efektif dan efisien.

Analisa PIECES

Analisis PIECES dilakukan untuk menilai sistem yang berjalan pada perusahaan berdasarkan Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, serta Service. Berikut adalah hasil analisis PIECES yang telah dilakukan:

  1. Performance
  2. Pengolahan input data belum efektif dan efisien, terdapat kesalahan input COA yang kurang diperhatikan sehingga membuat transaksi yang berjalan tidak sesuai dengan akun transaksi tersebut.

  3. Information
  4. Akurat : Penyajian informasi masih sering terjadi kesalahan karena pengolahan data yang kurang akurat (masih besar kemungkinan terjadinya human error), oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang terkomputerisasi.

  5. Economy
  6. Biaya : Mengeluarkan biaya ekonomis, tenaga dan waktu dalam proses pencatatan hingga pengolahan laporan keuangan karena masih menggunakan MS. Excell.

  7. Effisiency
  8. Sumber Daya Biaya : Kertas yang digunakan untuk mencetak laporan yang tidak akurat/terjadi kesalahan. Sumber Daya Tenaga : Pengerjaan yang dilakukan oleh satu staff yang proses pengerjaannya belum menggunakan sistem yang terkomputerisasi, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama.

  9. Service
  10. Proses pelayanan sistem yang berjalan saat ini belum mempermudah staff bagian keuangan dalam proses pengerjaan laporan keuangan dan Kasubid Keuangan dalam proses review untuk dapat mengevaluasi laporan tersebut, yang mengakibatkan kurang efektif dan efisien menghasilkan laporan yang akurat.

Hasil analisis PIECES ini menyatakan bahwa sistem yang saat ini berlangsung tidak optimal serta ditambah dengan hasil analisa Value Chain yang memperkuat landasan dirancangnya sistem laporan keuangan yang terkomputerisasi untuk memudahkan Kasubid dan Pimpinan dalam melakukan pengawasan sebagai pengendalian internal perusahaan khususnya di bagian Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor : Intel (R) Pentium (R) CPU G2030T
  2. Monitor  : BenQ G615HDPL
  3. Mouse : USB Optical Mouse
  4. Keyboard : Lenovo Black Silk USB
  5. RAM : 2 GB
  6. Harddisk  : 250 GB
  7. Printer  : HP Laserjet P1102

Spesifikasi Software

  1. Microsoft Office 2007
  2. Google Chrome dan Mozilla Firefox
  3. Acrobat Reader DC

Hak Akses (Brainware)

  1. Staff atau admin Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten yang berwenang.
  2. Kasubid/kasubag Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.
  3. Bagian Umum

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang dihadapi

Permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang telah dijabarkan di BAB I yang akan di bahas yaitu :

  1. Bagaimana sistem laporan keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang yang berjalan saat ini?
  2. Sistem laporan keuangan yang berjalan saat ini masih dilakukan secara semi komputerisasi dengan menggunakan Ms. Exce. Mulai dari memproses seluruh data transaksi ke dalam buku kas dan bank, yang selanjutnya di posting ke dalam buku besar, serta menghitung fix asset untuk dimasukkan ke dalam laporan keuangan sebagai data aktiva tidak lancar, yang selanjutnya proses penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 45 untuk diberikan kepada pimpinan sebagai pertanggung jawaban bagian keuangan dalam penggunaan anggaran perusahaan juga sebagai bahan penunjang keputusan bagi pimpinan dalam mengambil suatu keputusan untuk kedepannya.

  3. Bagaimana kelebihan pada sistem yang diusulkan?
  4. Sistem yang diusulkan yaitu Nirafin (Nirlaba Financial) yang khusus dirancang untuk membantu kinerja dalam proses penyusunan laporan keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang. Perancangan yang secara custom tersebut dapat dikatakan salah satu kelebihan dari sistem yang diusulkan, karena telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang berlangsung selama proses penyusunan laporan keuangan tersebut.

  5. Apa saja laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem tersebut?
  6. Laporan yang dihasilkan ialah laporan kas dan bank, buku besar, laporan fix assets, dan laporan keuangan nirlaba yang didalamnya terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Alternatif Pemecahan Permasalahan

Setelah mengamati dan menganalisa dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem pelayanan yang berjalan saat ini, peneliti mengusulkan beberapa alternatif pemecahan dari permasalahaan yang dihadapi, yaitu antara lain :

  1. Membuat aplikasi Sistem Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba berbasis Website yang terintegrasi secara komputerisasi sehingga data dapat diakses oleh komputer lain dengan terhubung dengan database yang sama tanpa perlu copy paste file laporan untuk melihat informasi posisi keuangan organisasi yang tentunya mempermudah Kasubid Keuangan lebih mudah dalam proses pemeriksaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap laporan keuangan yang dihasilkan dapat di eksport kedalam bentuk Ms. Excel atau PDF.
  2. Sistem yang dibuat harus terintegrasi semua proses yang berkaitan dengan laporan keuangan seperti Buku Kas, Buku Bank, Buku Besar, Laporan Aktiva Tetap, hingga Laporan Keuangan sehingga sistem dapat membantu staff keuangan dalam menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan cepat.
  3. Sistem harus dapat menyimpan data setiap transaksi yang ada dengan baik dan aman, karena database sangat penting untuk memiliki tight security untuk menghindari terjadinya peretasan database ataupun miss database.
  4. Sistem yang dibuat harus mempunyai level untuk mengakses sistem tersebut dengan hak akses yang berbeda untuk setiap levelnya, seperti Admin dan Pimpinan, serta sistem yang dibuat bersifat Open Source agar dapat meminimalisir pengeluaran pada kantor.

User Requirement

Untuk menanyakan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem yang dapat menjadikan suatu kegiatan menjadi mudah diperlukannya suatu metode yang berisi tentang rancangan dari kebutuhan suatu sistem baru yang akan dibuat yaitu dengan metode elisitasi.

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap 1 yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa pada bagian dan pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem yang akan dikembangkan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap Kasubid Keuanga mengenai sistem yang diusulkan. Berikut ini lampiran Elisitasi tahap I yang telah dibuat:

Tabel 3.1 : Tabel Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement yang diberi opsi inessential (I) harus dieliminasi :

Tabel 3.2 : Tabel Elisitasi tahap II

Keterangan :

  1. M : Mandatory
  2. D : Desirable
  3. I : Inessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Requirements yang opsinya High (H) di kolom TOE harus dieliminasi.

Tabel 3.3 : Tabel Elisitasi tahap III

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikerjakan.

Tabel 3.4 : Tabel Final Draft Elisitasi

{pagebreak}


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Berdasarkan analisa serta penelitian yang telah dilakukan dalam sistem yang berjalan di Bagian Keuangan pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, maka tahap selanjutnya yaitu membahas sistem yang akan diusulkan. Adapun sistem yang diusulkan akan merubah proses berjalannya dalam menghitung nilai fix assets untuk dapat melakukan penyusunan laporan keuangan, dimana staff keuangan harus melakukan penghitungan buku kas/bank hingga ke laporan keuangan secara menual dengan memanfaatkan copy paste sebagai media yang dapat mempercepat dalam proses pengerjaan laporan keuangan. Maka dari permasalahan itu dibuatlah usulan sistem untuk bagian keuangan agar dapat mempermudah dalam proses penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 secara cepat dan akurat.

Dalam perancangan sistem usulan ini, penulis menggunakan UML sebagai gambaran dalam bentuk diagram, yang diantaranya penulis menggunakan Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.

Prosedur Sistem Usulan

A. Admin Sistem Nirafin

Admin sistem nirafin dapat melakukan kegiatan keseluruhan hak akses dalam aplikasi, yaitu antara lain:

  1. Admin dapat melakukan login
  2. Menambah menu user sesuai hak akses yang telah ditentukan
  3. Admin dapat menampilkan semua menu yang ada dalam sistem, yaitu mulai dari dashboard, master, transaksi, hingga laporan.
  4. Admin dapat melakukan logout.

B. Staff Keuangan

Staff Keuangan dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

  1. Staff dapat melakukan login
  2. Manampilkan menu utama atau dashboard.
  3. Staff dapat melakukan transaksi pada menu transaksi yang didalamnya terdapat buku kas besar, buku bank, dan jurnal, serta melakukan input data aktiva tetap atau Fix Asset.
  4. Staff keuangan dapat melakukan tambah data, lihat data, ubah data, cari data, hapus data.
  5. Dapat melakukan logout

C. Kasubid Keuangan

Kasubid keuangan dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

  1. Kasubid dapat melakukan login
  2. Manampilkan menu utama
  3. Menampilkan menu Buku Besar dan Laporan Keuangan.
  4. Dapat melakukan logout

D. Bagian Umum

Bagian umum atau pemegang dana kas kecil dapat melakukan kegiatan di dalam aplikasi antara lain :

  1. Bag. Umum dapat melakukan login
  2. Manampilkan menu utama dalam sistem
  3. Menampilkan menu transaksi yang didalamnya terdapat buku kas kecil.
  4. Dapat menambahkan, mengedit, dan menghapus pada transaksi kas kecil.
  5. Dapat melakukan logout

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Diagram usecase yang diusulkan pada sistem Nirafin adalah sebagai berikut :

  1. Usecase Sistem Nirafin
  2. Gambar 4.1 : Usecase diagram Sistem Nirafin

    Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan :

    1. Terdapat 4 aktor yaitu Admin, Staff Keuangan, Kasubid Keuangan, dan Bagian Umum.
    2. Terdapat 15 usecase.
    3. 4 extend yaitu menu master, transaksi, fix asset, dan laporan keuangan nirlaba.


    • Usecase SistemAktor Admin
    • Gambar 4.2 : Usecase diagram Aktor Admin

      Dari gambar diagram diatas, dapat dijelaskan bahwa:

      Admin dalam sistem Nirafin memiliki hak penuh atas sistem, admin yang mengelola database dari sistem Nirafin, juga dapat melakukan penambahan akun user baru berdasarkan hak akses yang telah ditentukan. Admin dapat mengakses semua menu mulai dari login, data master, hingga laporan dan tentunya logout.


    • Usecase SistemAktor Staff Keuangan
    • Gambar 4.3 : Usecase diagram Aktor Staff Keuangan

      Dari gambar diagram diatas, dapat dijelaskan bahwa: Staff Keuangan memiliki hak untuk mengakses mulai dari login, tampilan dashboard, dan transaksi-transaksi seperti input kedalam buku kas besar, buku bank, dan jurnal, juga data aktiva tetap (Fix Asset).


    • Usecase SistemAktor Kasubid Keuangan
    • Gambar 4.4 : Usecase diagram Aktor Kasubid Keuangan

      Dari gambar diagram diatas, dapat dijelaskan bahwa: Kasubid keuangan memiliki hak akses dalam sistem Nirafin yaitu login, tampil halaman dashboard, lalu kasubid dapat melihat COA (yang berlaku) pada menu master, lalu kasubid dapat melihat posting akun transaksi pada buku besar serta laporan keuangan nirlaba yang didalamnya terdapat laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.


    • Usecase SistemAktor Bagian Umum
    • Gambar 4.4 : Usecase diagram Aktor Bagian Umum

      Dari gambar diagram diatas, dapat dijelaskan bahwa: Bagian Umum atau pemegang dana kas kecil, hanya memiliki akses berupa menu utama/dashboard, menu master untuk melihat COA yang berlaku dan menu transaksi untuk melakukan input data pada buku kas kecil dan logout.


  3. Usecase Sistem Fix Asset
  4. Gambar 4.6 : Usecase diagram Fix Asset

    Dari diagram diatas dapat diketahui yaitu:

    1. Terdapat 2 aktor yaitu Staff Keuangan dan Kasubid Keuangan.
    2. 2 usecase yaitu login dan logout.
    3. 3 extend yaitu Data Aktiva Tetap, Input Data Aktiva Tetap, dan Laporan Aktiva Tetap.
    4. 5 Include yaitu dashboard, fix asset, penyusutan aktiva tetap, akumulasi aktiva tetap, nilai buku aktiva tetap.


  5. Usecase DiagramPenyusunan Laporan Keuangan
  6. Gambar 4.7 : Usecase diagramPenyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan :

    1. Terdapat 2 aktor yaitu Staff Keuangan dan Kasubid Keuangan.
    2. 3 aktor, yaitu Staff Keuangan, Bagian Umum, dan Kasubid Keuangan.
    3. 5 usecase include, yaitu dashboar, master, transaksi, lap. Fix asset, buku besar, dan laporan keuangan nirlaba.
    4. Terdapat 9 extend.
    5. Terdapat 2 usecase untuk memulai dan mengakhiri sistem Nirafin yaitu Login dan Logout.


Activity Diagram Yang Diusulkan

Activity Diagram ini menggambarkan alur aktifitas dari kegiatan-kegitan yang berjalan pada sistem usulan

  1. Activity Diagram Sistem Nirafin
  2. Gambar 4.8 : Activity Diagram Sistem Nirafin

    Berdasarkan gambar Activity Diagram Sistem Nirafin diatas terdapat:

    1. 1 initial Node, objek yang diawali
    2. 18 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 Decesion Node, merupakan pemilihan ya atau tidak.
    4. 4 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
    5. 4 Joinnode yang merupakan gabungan dari beberapa activity yang paralel.
    6. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.


    • Activity DiagramAktor Admin
    • Gambar 4.9 : Activity Diagram Aktor Admin

      Berdasarkan gambar Activity Diagram Aktor Admin Nirafin diatas terdapat:

      1. 1 initial Node, objek yang diawali
      2. 25 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
      3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
      4. 6 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
      5. 5 Joinnode yang merupakan gabungan dari beberapa activity yang paralel.
      6. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.


    • Activity DiagramAktor Staff Keuangan
    • Gambar 4.10 : Activity Diagram Aktor Staff Keuangan

      Berdasarkan gambar Activity Diagram Aktor Staff Keuangan diatas terdapat:

      1. 1 initial Node, objek yang diawali
      2. 15 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
      3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
      4. 4 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
      5. 4 Joinnode yang merupakan gabungan dari beberapa activity yang paralel.
      6. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.


    • Activity DiagramAktor Bagian Umum
    • Gambar 4.11 : Activity Diagram Aktor Bagian Umum

      Berdasarkan gambar Activity Diagram Aktor Bagian Umum diatas terdapat:

      1. 1 initial Node, objek yang diawali
      2. 7 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
      3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
      4. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
      5. 1 Joinnode yang merupakan gabungan dari beberapa activity yang paralel.
      6. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.


    • Activity DiagramAktor Kasubid Keuangan
    • Gambar 4.12 : Activity Diagram Aktor Kasubid Keuangan

      Berdasarkan gambar Activity Diagram Aktor Kasubid Keuangan diatas terdapat:

      1. 1 initial Node, objek yang diawali
      2. 11 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
      3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
      4. 2 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
      5. 2 Joinnode yang merupakan gabungan dari beberapa activity yang paralel.
      6. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.


  3. Activity Diagram Fix Asset
  4. Gambar 4.13 : Activity diagram Fix Asset

    Berdasarkan gambar Activity Diagram Fix Asset diatas terdapat:

    1. 1 initial Node, objek yang diawali
    2. 10 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
    4. 1 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
    5. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
    6. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.


  5. Activity DiagramPenyusunan Laporan Keuangan
  6. Gambar 4.14 : Activity diagramPenyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Activity Diagram Penyusunan Laporan Keuangan diatas terdapat:

    1. 1 initial Node, objek yang diawali
    2. 18 Action, dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
    3. 1 Decesion Node yang merupakan pemilihan ya atau tidak
    4. 2 Forknode yang merupakan pilihan dari action tersebut.
    5. 2 Joinnode yang merupakan gabungan dari beberapa activity yang paralel.
    6. 1 Flow Final Node yang merupakan pemberhentian sistem.
    7. 1 Activity Final Node, objek yang diakhiri.


Sequence Diagram Yang Diusulkan

Sequence Diagram merupakan gambaran dari kelakuan objek pada usecase dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan diterima antar objek. Adapun sekuen yang berjalan pada sistem saat ini adalah sebagai berikut.

  1. Sequence Diagram Sistem Nirafin
  2. Gambar 4.15 : Sequence Diagram Sistem Nirafin

    Berdasarkan gambar Sequence Diagram Sistem Nirafin diatas terdapat:

    1. 4 actor, yang melakukan kegiatan yaitu Admin, Staff Keuangan, Bag. Umum, dan Kasubid Keuangan.
    2. 9 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
    3. 23 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi


    • Sequence DiagramAktor Admin
    • Gambar 4.16 : Sequence Diagram Aktor Admin

      Berdasarkan gambar Sequence Diagram Aktor Admin Nirafin terdapat :

      1. 1 actor yaitu, Admin Sistem Nirafin.
      2. 9 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
      3. 20 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


    • Sequence DiagramAktor Staff Keuangan
    • Gambar 4.17 : Sequence Diagram Aktor Staff Keuangan

      Berdasarkan gambar Sequence Diagram Aktor Staff Keuangan terdapat :

      1. 1 actor yaitu Staff Keuangan.
      2. 7 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
      3. 11 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


    • Sequence DiagramAktor Bagian Umum
    • Gambar 4.18 : Sequence Diagram Aktor Bagian Umum

      Berdasarkan gambar Sequence Diagram Aktor Bagian Umum terdapat :

      </div>
      1. 1 actor yaitu Bagian Umum atau pemegang dana kas kecil.
      2. 6 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
      3. 8 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


    • Sequence DiagramAktor Kasubid Keuangan
    • Gambar 4.19 : Sequence Diagram Aktor Kasubid Keuangan

      Berdasarkan gambar Activity Diagram Aktor Kasubid Keuangan terdapat :

      </div>
      1. 1 actor yaitu Kasubid Keuangan.
      2. 7 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
      3. 12 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


  3. Sequence Diagram Fix Asset
  4. Gambar 4.20 : Sequence diagram Fix Asset

    Berdasarkan gambar Sequence Diagram Fix Asset diatas terdapat:

    1. 2 actor yaitu Staff Keuangan dan Kasubid Keuangan.
    2. 6 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
    3. 12 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


  5. Sequence DiagramPenyusunan Laporan Keuangan
  6. Gambar 4.21 : Sequence DiagramPenyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan gambar Sequence Diagram Penyusunan Laporan Keuangan diatas terdapat:

    1. 3 actor yaitu Staff Keuangan, Bagian Umum dan Kasubid Keuangan.
    2. 9 life line, objek entity antar muka yang saling berinteraksi.
    3. 21 mesangge, spesifikasi dari komunikasi antar objek yang membuat informasi-informasi aktifitas yang terjadi.


Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berikut ini merupakan perbedaan antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan dalam sistem pengolahan laporan keuangan yang ada di Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun perbedaannya sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perbedaan Antara Sistem Yang Berjalan Dengan Sistem Yang Diusulkan

No Sistem yang Berjalan Sistem Usulan
1 Setiap melakukan pencatatan transaksi baik pada buku kas besar, kas kecil ataupun buku bank hingga pembuatan laopran keuangan masih dilakukan pada MS. Excell, sehingga prosesnya masih harus dilakukan step by step secara manual dan masih sangat memungkinkan terjadi human error dalam prosesnya pengolahannya. Dengan adanya Nirafin (Nirlaba Financial System) dapat membantu proses penyusunan laporan keuangan menjadi lebih mudah hanya dengan menginput transaksi, yang secara otomatis dapat menghasilkan laporan keuangan nirlaba yang dibutuhkan. Dan untuk laporan kas kecil dapat langsung dipantau/dikoreksi admin tanpa harus berkali-kali melakukan print out atau copy file kas kecil.
2 Akses data terbatas, karena hanya tersimpan pada komputer admin atau yang mengerjakan laporan. Akses sistem diberikan kepada 4 user yang berkepentingan yaitu Kasubid Keuangan, Admin, Staff keuangan dan Bagian Umum. Sehingga untuk proses pengecekan hasil kerja lebih mudah.
3 Dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan laporan keuangan, karena dilakukan secara manual dari satu proses ke proses lain secara berurutan.. Pembuatan laporan lebih cepat dan efektif, karena data yang dihasilkan sudah diintegrasikan dari satu proses ke proses yang lainnya secara otomatis.


Rancangan Basis Data

Class Diagram

Class Diagram dapat membantu untuk memvisualisasikan kelas dari suatu sistem, karena class digram memiliki kelompok objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama.

Gambar 4.22 : Class Diagram Sistem Nirafin

Spesifikasi Basis Data

Rancangan basis data digunakan untuk mempermudah dalam menggambarkan tabel-tabel yang ada di dalam database, serta dapat membantu pemrograman dalam mengambil atau menampilkan data. Salah satunya untuk menggambarkan spesifikasi tabel-tabel yang ada di dalam database, berikut ini merupakan spesifikasi tabel pada sistem yang diusulkan.

  1. Tabel Kas Besar

  2. Nama Table  : t_kas_besar

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data transaksi kas besar

    Primary Key: kb_id

    Panjang Record : 81

    Tabel 4.2 : Transaksi Kas Besar

    t_kas_besar
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    kb_id Int 11 ID Kas Besar
    kb_tgl Date - Tanggal Transaksi
    kb_voucher Varchar 11 Kode Voucher Transaksi
    kb_coa Varchar 39 Kode Chart of Account
    kb_debet Int 10 Nominal Transaksi
    kb_kredit Int 10 Nominal Transaksi
    kb_ket Text - Keterangan Transaksi


  3. Tabel Bank Mandiri

  4. Nama Table  : t_bank_mandiri

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data transaksi bank

    Primary Key: bm_id

    Panjang Record : 81

    Tabel 4.3 : Transaksi Bank Mandiri

    t_bank_mandiri
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    bm_id Int 11 ID Kas Besar
    bm_tgl Date - Tanggal Transaksi
    bm_voucher Varchar 11 Kode Voucher Transaksi
    bm_coa Varchar 39 Kode Chart of Account
    bm_debet Int 10 Nominal Transaksi
    bm_kredit Int 10 Nominal Transaksi
    bm_ket Text - Keterangan Transaksi


  5. Tabel Kas Kecil

  6. Nama Table  : t_kas_kecil

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data transaksi kas kecil

    Primary Key: kk_id

    Panjang Record : 81

    Tabel 4.4 : Transaksi Kas Kecil

    t_kas_kecil
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    kk_id Int 11 ID Kas Besar
    kk_tgl Date - Tanggal Transaksi
    kk_voucher Varchar 11 Kode Voucher Transaksi
    kk_coa Varchar 39 Kode Chart of Account
    kk_debet Int 10 Nominal Transaksi
    kk_kredit Int 10 Nominal Transaksi
    kk_ket Text - Keterangan Transaksi


  7. Tabel Jurnal

  8. Nama Table  : t_jurnal

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data transaksi jurnal

    Primary Key: j_id

    Panjang Record : 81

    Tabel 4.5 : Transaksi Jurnal

    t_jurnal
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    j_id Int 11 ID Kas Besar
    j_tgl Date - Tanggal Transaksi
    j_voucher Varchar 11 Kode Voucher Transaksi
    j_coa Varchar 39 Kode Chart of Account
    j_debet Int 10 Nominal Transaksi
    j_kredit Int 10 Nominal Transaksi
    j_ket Text - Keterangan Transaksi


  9. Tabel Fix Asset

  10. Nama Table  : t_fix_asset

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data transaksi fix asset

    Primary Key: fa_id

    Panjang Record : 84

    Tabel 4.6 : Fix Asset

    t_fix_asset
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    fa_id Int 4 ID Fix Asset
    fa_tgl Date - Tanggal Pembelian
    fa_kel Varchar 39 Kelompok Asset
    fa_ket Text - Keterangan Barang
    fa_harga Int 9 Harga Barang
    fa_fa Varchar 5 Persentase Penyusutan
    fa_penyu Int 9 Besar Penyusutan
    fa_akum Int 9 Akumulasi Penyusutan
    fa_nibuk Int 9 Nilai Buku


  11. Tabel Master MCOA

  12. Nama Table  : m_mcoa

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master Kode COA

    Primary Key: mcoa_id

    Panjang Record : 21

    Tabel 4.7 : Master MCOA

    m_mcoa
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    mcoa_id Int 1 ID MCOA
    mcoa_ket Varchar 20 Keterangan MCOA


  13. Tabel Master COA

  14. Nama Table  : m_coa

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master Kode Sub COA

    Primary Key: coa_id

    Panjang Record : 55

    Tabel 4.8 : Master COA

    m_coa
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    coa_id Int 2 ID COA
    coa_ket Varchar 50 Keterangan COA
    mcoa_id Int 1 ID MCOA
    coa_kode Int 2 Kode COA


  15. Tabel Master Jenis COA

  16. Nama Table  : m_jenis_coa

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master Kode Sub-Sub COA

    Primary Key: jen_id

    Panjang Record : 56

    Tabel 4.9 : Master Jenis COA

    m_jenis_coa
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    jen_id Int 2 ID Jenis COA
    jen_ket Varchar 50 Keterangan Jenis COA
    jen_id Int 2 ID COA
    jen_kode Int 2 Kode Jenis COA


  17. Tabel Master Sub COA

  18. Nama Table  : m_sub_coa

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master Kode Sub Sub-Sub COA

    Primary Key: sub_id

    Panjang Record : 59

    Tabel 4.10 : Master Sub COA

    m_sub_coa
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    sub_id Int 2 ID Sub COA
    sub_ket Varchar 50 Keterangan Jenis COA
    jen_id Int 2 ID Jenis COA
    sub_kode Varchar 5 Kode Jenis COA


  19. Tabel Master Inventaris

  20. Nama Table  : m_inventaris

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master Inventaris

    Primary Key: inven_id

    Panjang Record : 74

    Tabel 4.11 : Master Inventaris

    m_inventaris
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    inven_id Varchar 39 ID Kelompok Inventaris
    keterangan Varchar 30 Nama Kelompok Inventaris
    Persentase Varchar 5 Persentase Penyusutan


  21. Tabel Master Menu

  22. Nama Table  : m_menu

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master Menu

    Primary Key: menu_id

    Panjang Record : 110

    Tabel 4.12 : Master Menu

    m_menu
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    MENU_ID Int 2 ID Menu
    MENU_PARENT Int 2 Parent Menu
    MENU_NAME Varchar 20 Nama Menu
    MENU_ORDER Int 2 Order Menu
    MENU_ICON Varchar 20 Icon Menu
    MENU_URL Varchar 20 URL Menu
    MENU_MODULE Varchar 20 Module Menu
    MENU_CONTROLLER Varchar 20 Controller Menu
    MENU_STATUS Enum '0','1','99' Status Menu
    MENU_CREATED_DATE Datestamp - Tanggal Dibuat
    MENU_CREATED_BY Int 2 Dibuat Oleh
    MENU_UPDATE_DATE Datestamp - Tanggal Diupdate
    MENU_UPDATE_BY Int 2 Diubah Oleh


  23. Tabel Master Role

  24. Nama Table  : m_role

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master Role

    Primary Key: role_id

    Panjang Record : 26

    Tabel 4.13 : Master Role

    m_role
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    ROLE_ID Int 2 ID Role
    ROLE_NAME Varchar 20 Nama Role
    ROLE_MENU Text - Nama Menu
    ROLE_STATUS Enum '0','1','99' Status
    ROLE_CREATED_DATE Datestamp - Tanggal Dibuat
    ROLE_CREATED_BY Int 2 Dibuat Oleh
    ROLE_UPDATE_DATE Datestamp - Tanggal Diupdate
    ROLE_UPDATE_BY Int 2 Diubah Oleh


  25. Tabel Master User

  26. Nama Table  : m_user

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master user

    Primary Key: menu_id

    Panjang Record : 196

    Tabel 4.14 : Master User

    m_user
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    USER_ID Int 2 ID User
    USER_ROLE_ID Int 2 ID Role
    USER_USERNAME Varchar 20 Username
    USER_PASSWORD Varchar 32 Password
    USER_SALT Varchar 16 Salt
    USER_NAMA Varchar 30 Nama User
    USER_EMAIL Varchar 30 E-mail User
    USER_PHOTO Varchar 60 Photo Profil
    USER_IS_ACTIVE Enum '0','1','99' Status User
    USER_CREATED_DATE Datestamp - Tanggal Dibuat
    USER_CREATED_BY Int 2 Dibuat Oleh
    USER_UPDATE_DATE Datestamp - Tanggal Diupdate
    USER_UPDATE_BY Int 2 Diubah Oleh


  27. Tabel View COA

  28. Nama Table  : v_coa

    Media  : Harddisk

    Fungsi  : Menyimpan data master user

    Primary Key: coa

    Panjang Record : 39

    Tabel 4.15 : View COA

    v_coa
    Nama Field Type Field Size Keterangan
    coa Varchar 39 Kode Chart of Account


Rancangan Prototype

Rancangan prototype merupakan gambaran sketsa dari rancangan sistem yang akan diusulkan dalam sistem informasi akuntansi Nirafin untuk Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, adapun rancangan sistem nirafin sebagai berikut :

  1. Rancangan Prototype Tampilan Login

  2. Gambar 4.23 : Tampilan Login Sistem Nirafin

    Tampilan prototype halaman login adalah halaman yang harus dilalui sebelum masuk kedalam sistem, user harus mengisi username dan password yang telah daftar sebelumnya, akses login ini terdapat textbox dan passwordbox yang harus di isi dengan benar. Dan kotak logo diatas form login, diisi untuk logo nama sistem yang akan dirancang, yaitu Sistem Nirafin (Nirlaba Financial).


  3. Rancangan Prototype Tampilan Dashboard Utama

  4. Gambar 4.24 : Tampilan dashboard utama

    Tampilan prototype dashboard utama ini merupakan halaman menu home setalah memasuki halaman login, pada menu ini terdapat fitur grafik dari jumlah pemasukan dan pengeluaran. Di sisi kiri terdapat kotak logo untuk Nirafin, dan dibawahnya terdapat menu dalam sistem yang akan dirancang, yaitu Dashbord, Transaksi, Fix Asset, Buku Besar, Laporan, dan Master Data. Menu yang berbentuk dropdown didalamnya terdapat sub menu yang menjelaskan dari menu-menu tersebut. Dalam menu dashboard juga menampilkan ucapan selamat datang dan terdapat logo dari Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten. Dan untuk gambar orang di pojok kanan atas, menunjukkan akun yang telah melakukan login, contoh Admin.


  5. Rancangan Prototype Tampilan Transaksi Kas Besar

  6. Gambar 4.25 : Tampilan Pengajuan kegiatan donor darah

    Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk mengajukan transaksi, yang didalamnya terdapat sub menu yaitu Kas Besar, Bank, Kas Kecil, dan Jurnal. Diatas merupakan contoh prototype dari salah satu transaksi yaitu Kas besar. Dalam tampilan kas besar, terdapat tabel dari transaksi yang dilakukan pada bulan berjalan. Diatas tabel terdapat lambang search yang digunakan untuk melakukan pencarian data dengan cepat. Dibawahnya terdapat tanda reload, add, dan download. Dibawah tabel ada angka yang menjelaskan data yang ditampilkan dari jumlah data yang ada, serta angka 1 menjelaskan bahwa halaman yang ditampilkan merupakan halaman yang pertama.


  7. Rancangan Prototype Tampilan Form Input Transaksi

  8. Gambar 4.26 : Tampilan Form Input Transaksi Kas Besar

    Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk melakukan penambahan data transaksi kas besar yang dilakukan oleh Staff Keuangan. Ada dropdown pada jenis transaksi yang didalamnya terdapat 2 pilihan yaitu Debet dan Kredit. Darip pilihan pada jenis tersebut, dapat secara otomatis voucher menampilkan kode pemasukan dan amount akan secara otomatis terisi pada database debet. Untuk dropdown Chart of Account didalamnya terisi nomor akun yang telah diinput pada data master MCOA, COA, Jenis COA, dan Sub Coa. Selanjutnya terdapat pilihan simpan atau cancel sebagai action dari tampilan form penambahan transaksi.


  9. Rancangan Prototype Tampilan Fix Asset

  10. Gambar 4.27 : Tampilan Fix Asset

    Diatas merupakan gambaran prototype dari tampilan Fix Asset, pada tampilan diatas hampir sama seperti pada tampilan Kas Besar, yang membedakan hanya jumlah tabel yang lebih banyak.


  11. Rancangan Prototype Tampilan Form Add Fix Asset

  12. Gambar 4.28 : Tampilan Form Input Fix Asset

    Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk melakukan penambahan data fix asset yang dilakukan oleh Staff Keuangan. Pada tampilan diatas, mirip seperti tampilan pada form input transaksi pada Kas Besar, namun yang membedakan hanya pada jenis kelompok yang didalamnya terdiri dari Gedung, Kendaraan, Inventaris Kantor, dan Alat Lab. Yang saat dropdown jenis kelompok diisi, maka akan secara otomatis persentase akan terisi, dan setelah harga terisi maka akan langsung menampilkan angka pada field penyusutan, akumulasi penyusutan, dan nilai buku.


  13. Rancangan Prototype Tampilan Eksport Laporan Transaksi

  14. Gambar 4.29: Tampilan Export Laporan

    Pada tampilan prototype menu laporan diatas, terdapat pilihan tahun dan bulan, dan button eksport untuk melihat laporan yang diinginkan.


  15. Rancangan Prototype Tampilan Data Master User

  16. Gambar 4.30: Tampilan Data Master User

    Pada tampilan prototype master data diatas, hampir sama juga dengan kas besar, yang terdapat tabel yang menjelaskan siapa aja user yang telah terdaftar pada sistem Nirafin.


  17. Rancangan Prototype Tampilan Form Add User Account

  18. Gambar 4.31: Tampilan Form Add Data User Account

    Tampilan prototype diatas merupakan tampilan untuk melakukan penambahan akun user baru yang sesuai dengan hak akses yang telah ditentukan, dan hanya admin yang dapat melakukan penambahan akun baru pada sistem.


Tampilan Output Program

  1. Tampilan Halaman Login

  2. Gambar 4.32 : Tampilan Halaman Login

    Tampilan diatas merupakan tampilan awal sebelum masuk kedalam sistem, setiap user harus melakukan login dengan memasukan username dan password yang benar agar dapat masuk kedalam sistem.


  3. Tampilan Halaman Dashboard

  4. Gambar 4.33 : Tampilan Halaman Dashboard

    Setelah user melakukan proses login dengan benar, maka akan tampil dashboard yang mana didalamnya menggambarkan jumlah pemasukan dan pengeluaran dari transaksi yang telah diinput dalam suatu periode tertentu.


  5. Tampilan Halaman Transaksi (Kas Besar)

  6. Gambar 4.34 : Tampilan Halaman Kas Besar

    Tampilan diatas adalah tampilan dari halaman transaksi (kas besar) yang mana menyajikan halaman yang didalamnya terdapat data yang telah dilakukan input transaksi. Dihalaman ini, user dapat melakukan tambah data, edit data, hapus data dan ekport data kedalam bentuk Excel.


  7. Halaman Input Data Kas Besar

  8. Gambar 4.35 : Tampilan Input Data Kas Besar

    Tampilan diatas merupakan tampilan form untuk input data kas besar. Jika inputan yang dimasukkan telah lengkap, maka dalam proses penyimpanannya akan mendapatkan alert Sucess dan jika data yang dimasukkan tidak lengkap akan mendapatkan alert Warning.


  9. Tampilan Halaman Fix Asset

  10. Gambar 4.36 : Tampilan Fix Asset

    Tampilan diatas merupakan tampilan untuk halaman fix asset. Secara garis besar tampilan ini mirip dengan tampilan pada transaksi kas besar, namun yang membedakan hanyalah jumlah kolom yang tersedia sesuai dengan kolom yang diperlukan dalam membuat laporan fix asset.


  11. Tampilan Input Data Fix Asset

  12. Gambar 4.37 : Tampilan Input Data Fix Asset

    Tampilan diatas, merupakan tampilan form input data fix asset yang mana user dapat mengisi tanggal, keterangan yang menjelaskan nama barang, harga barang, lalu memilih jenis inventaris, yang selanjutnya akan secara otomatis terisi text box pada penyusutan, akumulasi penyusutan, dan nilai buku. Selanjutnya jika semua data terisi maka akan tersimpa.


  13. Tampilan Eksport Laporan Transaksi

  14. Gambar 4.38: Tampilan Export Laporan

    Pada tampilan diatas, merupakan halaman yang terdapat pada menu transaksi kas besar, kas kecil, bank mandiri, jurnal, dan fix asset. User dapat mengeksport data yang telah diinput kedalam bentuk Ms. Excel dengan cara memilih periode mana saja yang ingin dieksport/didownload.


  15. Tampilan Data Master User

  16. Gambar 4.39: Tampilan Data Master User

    Tampilan diatas adalah halaman master data user, yang mana pada gambar diatas ada beberapa akun yang telah didaftarkan sebagai akun yang dapat mengakses sistem nirafin.


  17. Tampilan Halaman Penambahan Akun User

  18. Gambar 4.40: Tampilan Halaman Penambahan Akun User

    Tampilan diatas merupakan tampilan form input data user. Tampilan ini hanya dapat diakses oleh Admin user sistem.


Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras merupakan salah satu bagian peting di dalam berjalannya sebuah sistem. Perangkat keras memiliki banyak jenis yang dapat digunakan seperti, PC, Laptop, iPad, Tablet, Handphone, dll semua jenis perangkat lunak tersebut dapat bekerja membantu brainware dalam menggunakan sistem yang dirancang ini. Berikut ini konfigurasi sistem perangkat keras yang dibutuhkan:

  1. Processor : Minimal 2,1 GHz
  2. Monitor  : Minimal VGA
  3. RAM  : Minimal 1 GB
  4. Modem USB  : Minimal Kecepatan 14,4 Mbps
  5. Harddisk  : 250 GB

Spesifikasi Software

Selain itu hal yang menjadi pendukung berjalannya sebuah sistem adalah Perangkat lunak merupakan penghubung antara instruksi-instruksi yang dibutuhkan oleh brainware untuk menjalankan hardware sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Berikut adalah spesifikasi yang dibutuhkan:

  1. Sistem operasi yang dapat digunakan bisa berupa Windows.
  2. Browser yang dapat digunakan antara lain Google Chrome, Safari, dan Mozila Firefox.

Hak Akses

Dalam sistem yang dikembangkan yaitu pada sistem Nirafin harus memiliki user untuk menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa user yang dapat mengakses Nirafin, diantaranya:

  1. Admin
  2. Staff Keuangan
  3. Bagian Umum
  4. Kasubid Keuangan

Testing

Implementasi program pada sistem informasi akuntansi aplikasi Nirafin dengan dengan metode Black Box Testing adalah pengujian program dengan mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan memberikan input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsional nya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsional nya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Black box Testing

Pengujian yang dilakukan terhadap sistem informasi akuntnasi Nirafin ini menggunakan black box testing yang biasa disebut dengan pengujian fungsional. Pengujian ini berfokus kepada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan dengan kotak hitam (black box) sebagai berikut:

Tabel 4.16 : Transaksi Kas Besar

No Pengujian
1 Login
2 Registrasi Akun User Sesuai yang telah ditentukan
3 Input Data Master COA
4 Input Data Transaksi (Kas Besar)
5 Input Data Fix Asset
6 Eksport Data Transaksi (Laporan Transaksi)
7 Logout


  • Login Nirafin
  • Pengujian pada login ini berfungsi sebagai apakah login yang digunakan pada aplikasi Nirafin dapat beroperasi sebagaimana yang diharapkan dimana inputan username dan password harus benar dan telah terdaftar sebelumnya di aplikasi Nirafin. berikut ini merupakan hasil pengujian pada login Nirafin :

    Tabel 4.17 : Pengujian Login Akun Admin Nirafin

    No Skenario Pengujian Test Case Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Hasil
    1 Tampilan awal sistem Nirafin yaitu halaman Login 1._Halaman_Login.png Jika mengisi username atau password yang salah akan muncul warning 2._Login_Gagal.png VAlid
    Jika mengisi username dan password dengan benar langsung masuk ke dashboard 4.33_Dashboard.png Valid


  • Menambah akun user sesuai hak akses
  • Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form penambahan akun user berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Form registrasi ini hanya dapat dilakukan oleh admin saja, adapun pengujiannya sebagai berikut :

    Tabel 4.18 : Menambah akun user sesuai hak akses

    No Skenario Pengujian Test Case Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Hasil
    2 Klik menu master, lalu pilih User 4._master_user.png Jika mengisi form dengan lengkap akan tampil allert Success 5.._tambah_user_berhasil.png VAlid
    Jika mengisi username yang sama dengan yang telah ada akan tampil warning 6._tambah_user_gagal.png Valid
  • Input Data Chart of Account
  • Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form penambahan Chart of Account berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

    Tabel 4.19 : Input Data Chart of Account

    No Skenario Pengujian Test Case Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Hasil
    3 Tampilan awal Sub Coa pada menu master 7._coa.png Ketika mengisi semua form, maka saat menyimpan terdapat allert Success 8._coa_berhasil.png VAlid
    Ketika salah satu form tidak diisi maka muncul warning bahwa username harus unique 9._coa_gagal.png Valid


  • Input Data Transaksi Kas Besar
  • Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form penambahan data transaksi kas besar dapat berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

    Tabel 4.20 : Input Data Transaksi Kas Besar

    No Skenario Pengujian Test Case Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Hasil
    4 Input data pada kas besar pada menu transaksi kas_besar.png Sistem dapat menyimpan data yang disimpan dengan baik 11._transaksi_berhasil.png VAlid
    Sistem memberikan warning jika ada form yang belum diisi 12._transaksi_gagal.png Valid


  • Input Data Fix Asset
  • Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah form penambahan data Fix Asset berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

    Tabel 4.21 : Input Data Fix Asset

    No Skenario Pengujian Test Case Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Hasil
    5 Input data fix asset 15._fix_asset.png Sistem dapat menyimpan langsung menghitung penyusutan, akumulasi, dan nilai buku 13._Input_data_Fix_Asset.png VAlid
    Sistem memberikan warning jika ada form yang belum diisi dan hasil perhitungan ‘NaN’ karena harga belum diberikan nilai. 14._input_gagal.png Valid


  • Eksport Data Transaksi (Laporan Transaksi)
  • Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam pengeksportan data dapat berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

    Tabel 4.22 : Eksport Data Transaksi (Laporan Transaksi)

    No Skenario Pengujian Test Case Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Hasil
    6 Melakukan eksport data 17._eksport_data.png Sistem dapat menampilkan laporan transaksi berdasarkan range tanggal yang dipilih Whats_App_Image_2018-01-22_at_20.36.59.jpg Valid


  • Logout
  • Dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah fungsi logout dapat berjalan dengan baik atau tidak, yang memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengujiannya sebagai berikut :

    Tabel 4.23 : Logout Sistem

    No Skenario Pengujian Test Case Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian Hasil
    7 Melakukan eksport data 16._logout.png Dapat keluar dari sistem setelah memilih Log out pada profil user 1._Halaman_Login.png VAlid


    Evaluasi

    Setelah dilakukan pengujian pada sistem dengan metode black box testing seperti yang telah diuraikan pada sub bab testing sebelumnya didapati hasil bahwa setiap aspek yang diuji dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sebagai contoh pada pengujian form login, form dapat bekerja dengan baik dan hanya meloloskan user dengan username dan password yang benar juga telah terdaftar.


    Implementasi

    Time Schedule

    Dalam melakukan penelitian ini tentu memerlukan proses dan kegiatan yang banyak memakan waktu dalam penyelesaiannya, dibawah ini merupakan jadwal dari kegiatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung:

    Tabel 4.24 : Tabel Time Schedule

    Estimasi Biaya

    Estimasi biaya digunakan sebagai penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Dibawah ini adalah rincian biaya yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian yang berjudul “Aplikasi Evaluasi Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi Akuntansi Pada Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang”.

    Tabel 4.25 : Estimasi Biaya


    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya terhadap sistem yang berjalan saat ini pada bagian keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang, khusunya dalam proses penyusunan laporan keuangan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:

    1. Sistem yang berjalan saat ini dalam menghasilkan laporan keuangan masih menggunakan sistem semi komputerisasi, yaitu dengan menggunakan Ms. Excel, namun sistem tersebut memiliki kendala dalam proses menghasilkan laporan juga dalam pengendalian internal seperti terjadi human error, riskan dalam penyimpanan data, serta diperlukannya copy paste jika atasan ingin melihat laporan yang telah dikerjakan dalam bentuk soft copy yang berdampak pada corrupt data.
    2. Aplikasi Nirafin merupakan sistem yang diusulkan untuk memberikan kemudahan staff keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang dalam menghasilkan laporan yang akurat dan lebih cepat serta dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 yang merupakan khusus untuk Organisasi Non-profit. Sistem Nirafin dirancang dengan menghubungkan dari satu proses ke proses lainnya sehingga dapat menghasilkan laporan dengan waktu yang cepat, dan tentunya membantu menciptakan kinerja yang efektif dan efisien dalam memberikan laporan keuangan yang diharapkan. Aplikasi Nirafin juga dapat membantu permasalahan yang terjadi seperti mengurangi copy paste yang berdampak pada corrupt data. Dalam sistem Nirafin disediakan 4 level user yang memiliki hak akses yang berbeda, yaitu Admin yang memiliki hak penuh atas aplikasi Nirafin, Staff Keuangan yang memiliki hak untuk melakukan input transaksi pada sistem, Bagian Umum yang hanya memiliki hak akses untuk melakukan input data kas keci, Kasubid Keuangan yang memiliki hak akses untuk melihat laporan-laporan yang dihasilkan.
    3. Sistem Nirafin menghasilkan laporan-laporan dari hasil input data transaksi, yaitu diantaranya:
      1. Laporan Data Transaksi Kas Besar, Bank, Kas Kecil, Jurnal, dan Fix Asset
      2. Laporan Kas Besar
      3. Laporan Keuangan Nirlaba
        • Laporan Posisi Keuangan
        • Laporan Aktivitas
        • Laporan Arus Kas
        • Catatan Atas Laporan Keuangan

    Saran

    1. Dikembangkan menjadi sistem berbasis mobile namun tetap terkontrol dengan admin dan terintegrasi dengan database sehingga dapat memudahkan untuk mendapatkan informasi laporan pada saat mendesak.
    2. Dapat dikembangkan untuk bagian keuangan di Unit Transufis Darah PMI lainnya.
    3. Dapat dilakukan pengembangan mengikuti perkembangan yang terjadi agar menjadi sistem yang lebih baik lagi dan meminimalisir kemungkinan terjadinya error atau defect yang tentunya dapat mengakibatkan kerugian bagi penggunanya sehingga dapat memenuhi kebutuhan bagi Keuangan Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Tangerang.


    DAFTAR PUSTAKA

    1. Suprihadi, et all. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
    2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 Rusdiana, dan Moch. Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: CV. Pustaka Setia.
    3. 3,0 3,1 B. Romney, Marshal dan Paul John Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi ketigabelas, Diterjemahkan oleh : Kikin Sakinah, Nur Safira, dan Novita Puspitasari. Jakarta: Salemba Empat.
    4. 4,0 4,1 Kadir, Abdul.2014. Pengenalan Sistem Informasi edisi Revisi.Yogyakarta : CV. Andi Offset.
    5. 5,0 5,1 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
    6. Darmawan, Deni. 2013. Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
    7. Maimunah., Lusyani Sunarya dan Nina Larasati. 2012. Media Company Profile Sebagai Sarana Penunjang Informasi dan Promosi. Jurnal CCIT Vol. 5 No. 3 – Mei 2012. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja.
    8. 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 Hartanto, Jogiyanto. 2014. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
    9. Zakiyudin, Aiz. 2012. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Mitra Wacana Media.
    10. 10,0 10,1 10,2 Sumarsan, Thomas. 2013. Sistem Pengendalian Manajeman : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja. Jakarta : PT Indeks.
    11. Ina Sholihah widiati, Handoko dkk (2016). Penerapan Kerangka Kerja Zachman untuk merancang Sistem Informasi Monitoring Produksi. Palembang : Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis dan Desain 2016. STMIK PalCOmtech.
    12. Zohrahayati. 2013. Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Butik Luwes Fashion Kecamatan Tulakan. Surakarta: Universitas Fakultas Teknik Informatika. Universitas Gajah Mada.
    13. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
    14. Prabowo, Sigit. 2013. http://sigitprabowo.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-diagram-uml.html?m=1 diakses pada 25/02/2017.
    15. Wijiyanti, Esa. 2014. Perancangan Sistem Informasi Absensi Pegawai Pada Kantor Kecamatan Batuceper Tangerang.
    16. Jayant.K.p, Grag. Renu. Kumar dkk (2014) International journal of advanced Research in Computer Science and Software Engineering. PP. 148-153 ISSN : 2277128X. Vol Issue 2.
    17. Onu, Fergus U, Chinelo. V. Umeakuka. (2016). Object Oriented Programming (Oop) Approach To The Development Of Student Information Management System. Ebonyi State University, Abakaliki-Nigeria: International Journal Of Computer Applications Technology And Research
    18. 18,0 18,1 18,2 18,3 Titus, Carina. 2016. A Proposed Prototype on Using Online Social Networks as Learning Platforms. International Journal of Computer Application Vol. 145 No. 9 July 2016. ISSN: 0975;8887.
    19. Rahardja, Untung. Meta Amalya Dewi dan Winarti Prastiwi. 2014. Implementasi Widuri Sebagai Media Penyimpanan Laporan dari Referensi Digital Karya Ilmiah. CCIT Journal STMIK Raharja Vol. 7 No. 3 Mei 2014 480-496. Tangerang: STMIK Raharja.
    20. 20,0 20,1 Satzinger, John W., Robert B. Jackson dan Stephen D. Burd. 2012. System Analysis and Design in a Changing World 6th edition. United State of America: Course Technology. ISBN-13: 978-1-111-53415-8. ISBN-10: 1111534152.
    21. Bhute. Avinash. N, B B Meshram. 2013. System Analysis And Design For Multimedia Retrieval Systems. International Journal of Multimedia & Its Applications (IJMA). Mumbai: VJTI Matunga. Vol.5 No.6, Desember 2013. https://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1401/1401.0131.pdf.
    22. Nugroho, Adi dan Esa Wijayanti 2014 Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Yogyakarta : Andi Offset.
    23. Yasin, Verdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: Mitra Wacana Media.
    24. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : Andi.
    25. Sudaryono, Suryo Gurito, Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research : Metodoloi Penelitian Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
    26. 26,0 26,1 Sidik, Betha. 2012. Framework Codeigniter. Bandung: Informatika.
    27. Kartini, Budi Utami dkk. 2013. Perancangan Sistem Informasi Pemesanan tiket konser musik online berbasis lokasi. Yogyakarta : Seminar Nasional Teknologi Ingormasi dan Multimedia (Semanasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM.
    28. Sidik, Betha. 2014. Pemrograman WEB PHP. Bandung : Informatika
    29. Faridl, Miftah. 2015. Fitur Dahsyat Sublime Text 3. Surabaya:LUG STIKOM.
    30. Rosa, A.S., Shalahuddi, M. 2013. Rekayasa Perangkat lunak terstruktur dan beriorientasi objek. Bandung:Informatika.
    31. Archarya, Shivani dan Pandya, Vidhi. “Bridge Between Black Box and White Bo-Gray Box Testing Techniques”. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN-2277-1956. Vol.2
    32. Chinmay, V. 2015. Jurnal International Comparison Study Of Black Box And White Box Testing. Volume 1 Issue 12 | ISSN: 2349-6002
    33. Dwi Martani, Sylvia Veronica Siregar, dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Edisi 2 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
    34. 34,0 34,1 34,2 Susanto, azhar. 2013. Sistem informasi akuntansi. Bandung. Lingga jaya.
    35. 35,0 35,1 35,2 Sujarweni V Wiratna. 2015. Akuntansi Sektor Publik Teori|Konsep|Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Baru Press.
    36. 36,0 36,1 Nordiawan, Deddi dan Hertianti Ayuningtyas. 2010.Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
    37. 37,0 37,1 Hanafi M Mahmud, Halim Abdul. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
    38. 38,0 38,1 Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.
    39. 39,0 39,1 39,2 39,3 Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D (2011). Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition. United States of America : Wiley.
    40. 40,0 40,1 40,2 40,3 Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.
    41. Mega, Putu Selvya Aviana. 2012. Penerapan Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1 No. 4, Juli 2012.
    42. Mangkona, S.W.S. Walandouw S.K. 2015. The Application of The SFAS No. 45 On Financial Reporting In The Non-Profit Organization Nurul Huda Mosque Kawangkoan. Jurnal EMBA, Vol 3 No. 2 Juni 2015, Hal. 304-314, ISSN 2303-1174.
    43. Olivia Melissa Tanor, Harijanto Sabijono, Stanley Kho Walandouw. 2015. Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. Jurnal EMBA, Vol. 3 No. 3 Sept. 2015, Hal. 639-649 ISSN 2303-11.
    44. Trigo, Antonio. Fernando Belfo. Raquel Perez Estebanez. 2014. Accounting Information System: The Challenge of the Real-Time Reporting. CENTERIS 2014, Elsevier by Procedia Technology 16 (2014) 118-127.
    45. Kabuhung, Merystika. 2013. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Untuk Perencanaan dan Pengendalian Keuangan Pada Organisasi Nirlaba Keagamaan. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 Juni 2013, Hal. 339-348, ISSN 2303-1174.
    46. Miftakul, M. Amin. 2015. Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi Menggunakan Standar PSAK 45 Bagi Organisasi Nirlaba. Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli-Desember 2015.
    47. Rian, Ignasius Gulton. 2015. Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba dalam Mencapai Transparansi dan Akuntabilitas Kantor Sinode GMIM. Jurnal EMBA, Vol. 3 No. 4, Hal. 527-537, ISSN 2303-1174.
    48. 48,0 48,1 Lipi, Ilirjan., Rudina Rama., Xhiliola Agaraj. 2015. Implication of Accounting Information System Implementation in SMEs: A Study on Retail Business in Vlore Region. Rome-Italy: Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 6 No. 3, ISSN 2039-2117.
    49. Mohammadali, Seyed Nabizadeh., Seyed Ali Omrani. 2014. Effective Factors on Accounting Information System Alignment; a Step towards Organization Performance Improvement. International Journal of Scientific and Research Publication, Vol. 4 Issue 9, ISSN 2250-3153.
    50. Bhavna, P. Patel. 2015. Effects of Accounting Information System on Organization Profitability. Internationa Journal of Research and Analytical Reviews (IJRAR), Vol. 2 Issues 1, E ISSN 2348-1269.
    51. Taposh, Kumar Neogy. 2014. Evaluation of Efficiency of Accounting Information System: A Study on Mobile Telecommunication Companies in Bangladesh. Global Disclousure of Economics and Business, Vol. 3, No. 1, ISSN 2305-9168.
    52. Istiana, Rini. 2014. Perancangan Sistem Informasi Laporan Keuangan pada Kantor Kecamatan Batuceper Kota Tangerang. Tangerang: STMIK Raharja.
    53. Sutinah, Euis. 2014. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Penggajian di SMK Bina Am’mur. Tangerang: STMIK Raharja.
    54. Maesaroh, Siti. 2014. Perancangan Sistem Informasi Cash Flow Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan CV. Karya Dwi Putri. Tangerang: STMIK Raharja.


    DAFTAR LAMPIRAN

    [LAMPIRAN A]

    A.1 Surat Pengantar Skripsi
    A.2 Kartu Bimbingan Skripsi
    A.3 Kartu Study Tetap Final (KSTF)
    A.4 Formulir Validasi Skripsi
    A.5 Kwitansi Pembayaran Skripsi
    A.6 Kwitansi Pembayaran RC dan Sidang
    A.7 Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil
    A.8 Daftar Nilai
    A.9 Formulir Seminar Proposal Skripsi
    A.10 Formulir Pertemuan dengan Stakeholder
    A.11 Formulir Validasi Sidang Skripsi
    A.12 Formulir Pendaftaran Sidang Skripsi
    A.13 Formulir Final Presentasi Skripsi
    A.14 Sertifikat TOEFL
    A.15 Sertifikat Prospek
    A.16 Sertifikat Seminar IT Internasional
    A.17 Sertifikat Seminar IT Nasional
    A.18 Curriculum Vitae (CV)


    [LAMPIRAN B]

    B.1 Surat Keterangan Penugasan Kerja
    B.2 Surat Keterangan Impelementasi Program
    B.3 Surat Tanda Terima Hibah
    B.4 Wawancara Analisa Sistem
    B.5 Wawancara Implementasi Sistem
    B.6 Kuesioner Implementasi Program terhadap User
    B.7 Absensi Hadir Presentasi Implementasi Sistem
    B.8 Katalog Produk Promosi
    B.9 Slide Presentasi


    [LAMPIRAN C]

    C.1 Lembar Voucher
    C.2 Chart of Account
    C.3 Laporan Transaksi
    C.4 Laporan Keuangan
    C.5 Bukti Transaksi