SI1411477628

Dari widuri
Revisi per 12 Januari 2017 09.26 oleh Nuraenisw (bicara | kontrib)


Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

MENENTUKAN BESARNYA BONUS KARYAWAN PADA PT.

ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI DENGAN METODE

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg



Disusun Oleh :


NIM
: 1411477628
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

MENENTUKAN BESARNYA BONUS KARYAWAN PADA PT.

ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI DENGAN METODE

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Disusun Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

 

Disahkan Oleh:

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom.)
NIP: 000594
       
NIP: 001405



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

MENENTUKAN BESARNYA BONUS KARYAWAN PADA PT.

ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI DENGAN METODE

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Dibuat Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh:

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Sutrisno, M.Kom)
   
(Meta Amalya Dewi, M.Kom)
NID: 05065
   
NID: 05065



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

MENENTUKAN BESARNYA BONUS KARYAWAN PADA PT.

ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI DENGAN METODE

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Dibuat Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan SISTEM INFORMASI

Konsentrasi SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji:

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______)
 
(_______)
 
(_______)
NID:
 
NID:
 
NID:



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

MENENTUKAN BESARNYA BONUS KARYAWAN PADA PT.

ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI DENGAN METODE

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Disusun Oleh:

NIM
: 1411477628
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: SISTEM INFORMASI
Konsentrasi
: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM: 1411477628

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Di era globalisasi ini, teknologi berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Di dalam dunia bisnis khususnya sebuah perusahaan, karyawan mempunyai andil yang cukup besar dalam pengembangan perusahaan. Untuk itu PT. Anggarda Paramitha Mandiri yang bergerak sebagai importir dari industri alat berat, truck dan parts trailer, dengan memberikan sebuah apresiasi pada karyawan berupa bonus. Tetapi dalam penentuan bonus, perusahaan selalu kebinggungan dalam menentukan besarnya bonus yang akan diberikan kepada karyawan. Akibatnya terjadilah kesalahan dalam memberikan bonus pada karyawan. Hal ini menyebabkan pihak manajemen kehilangan kepercayaan dari karyawan dan tentunya kehilangan banyak waktu. Dari permasalahan ini penulis mempertimbangkan untuk membuat sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan besarnya bonus karyawan. Metode yang dipilih yaitu simple additive weighting (saw) dengan memberikan bobot penilaian untuk kriteria absensi, masa kerja dan hasil kerja yang menjadi acuan dalam perhitungan bonus. Metode analisa yang digunakan oleh penulis yaitu metode SWOT dan PIECES yang akan dapat menganalisa apa saja yang diperlukan sistem tersebut. Tidak hanya dua metode itu, tapi juga dibuat elisitasi kebutuhan sistem, serta perancangan sistem berorientasi objek menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang di implementasikan dalam bahasa pemrograman PHP dengan sublime text 3 dan pembuatan database pada MySQL. Dari penelitian ini tercipta sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan bonus para karyawan sehingga tidak ada lagi kesalahan dan kekecewaan dari karyawan.


Kata kunci: penilaian, absensi, masa kerja, hasil kerja


ABSTRACT

The era of globalization, development of technology has increase rapidly make all the activities were become easy to do, especially in the business process. The business world, especially a company, employees have a big influence in the development of the company. PT. Anggarda Paramitha Mandiri which operates as an importer of heavy equipment, truck and parts trailer, to appreciate employees by giving bonuses. But to decide bonuses would gave to employees the company always distracted to decide the amount of the bonuses. As a result there was an error in giving bonuses to employees. This made the management to lose the trust of employees and certainly lost a lot of time. This problem made the authors consider to create a decision support system that can assist management to decide the amount of bonuses. The chosen methode is simple additive weighting (saw) with the quality of appraisment for the criteria of attendance, length of work and result of work to the reference in the bonus calculation. The analysis methods would used by author were SWOT method and PIECES to be able analyse what is requirement need to develop system. Not only the two methods, but also made the system requirements elicitation, and obyek oriented design system has apllyed Unified Modelling Language (UML), which is implemented in the programming language PHP with sublime text 3 and the MySQL database. This research created a decision support system that can assist management to decide employees' bonuses so that doesn’t made mistakes and disappointed of employees.


Key words: Appraisment, Attandance, lenght of work, result of work



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi. Adapun judul penulisan Laporan Skripsi ini yang diambil adalah “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Besarnya Bonus Karyawan Pada Pt. Anggarda Paramitha Mandiri Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)”.

Penulisan laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey, serta studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini..

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak ternilai harganya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I (PUKET I) bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah,M.Akt.,M.Kom. selaku Kepala Jurusan SISTEM INFORMASI.
  4. Bapak Sutrisno, M.Kom. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Meta Amalya Dewi,M.Kom. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Ayahanda, Ibunda, dan Adik tercinta atas dukungan moril, materil, serta doa yang telah diberikan
  8. Seluruh Pimpinan dan Pegawai PT. Anggarda Paramitha Mandiri yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.
  9. Semua rekan mahasiswa-mahasiswi Perguruan Tinggi Raharja yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan.


Tangerang, Januari 2017
NURAENI SRI WULANDARI
NIM. 1411477628

Daftar isi

DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Simbol Use Case Diagram
Gambar 2. Simbol Activity Diagram
Gambar 3. Simbol Sequence Diagram
Gambar 3. Simbol Class Diagram


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan Metode Prototype

Gambar 2.1 Karakteristik sistem

Gambar 2.2 Siklus informasi (Information cycle)

Gambar 2.3 Skema Sistem Teknologi Informasi

Gambar 2.4 Contoh multiple selection

Gambar 2.5 Contoh command pallete

Gambar 2.6 Contoh Find in project

Gambar 2.7 Contoh Split Editing

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Penentuan Besarnya Bonus Karyawan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem penentuan besarnya bonus karyawan

Gambar 4.1 Use case diagram sistem usulan

Gambar 4.2 Activity Diagram Admin Sistem Usulan

Gambar 4.3 Activity Diagram manajer personalia

Gambar 4.4 Activity Diagram Direktur

Gambar 4.5 Sequence Diagram Admin

Gambar 4.6 Sequence Diagram Manajer Personalia

Gambar 4.7 Sequence Diagram usulan Direktur

Gambar 4.8 Class Diagram

Gambar 4.9 Prototype Halaman Login

Gambar 4.10 Prototype Halaman Home

Gambar 4.11 Prototype Halaman Karyawan

Gambar 4.12 Prototype Halaman Input Karyawan

Gambar 4.13 Prototype Halaman Periode

Gambar 4.14 Prototype Halaman Input Periode

Gambar 4.15 Prototype Halaman Bonus

Gambar 4.16 Prototype Halaman Input Bonus

Gambar 4.17 Prototype Halaman Kriteria

Gambar 4.18 Prototype Halaman Input Kriteria

Gambar 4.19 Prototype Halaman Nilai

Gambar 4.20 Prototype Halaman Input Nilai

Gambar 4.21 Prototype Halaman Input Bonus Karyawan

Gambar 4.22 Prototype Halaman Data Bonus Karyawan

Gambar 4.23 Prototype Halaman Proses Bonus Karyawan

Gambar 4.24 Prototype Tampilan Data Proses Bonus

Gambar 4.25 Prototype Tampilan Print laporan bonus karyawan

Gambar 4.26 Tampilan Login

Gambar 4.27 Tampilan Home

Gambar 4.28 Tampilan Menu karyawan

Gambar 4.29 Tampilan input data karyawan

Gambar 4.30 Tampilan Periode

Gambar 4.31 Tampilan Input Periode

Gambar 4.32 Tampilan Bonus

Gambar 4.33 Tampilan Input Bonus

Gambar 4.34 Tampilan Kriteria

Gambar 4.35 Tampilan Input Kriteria

Gambar 4.36 Tampilan Nilai kriteria

Gambar 4.37 Tampilan Input Nilai Kriteria

Gambar 4.38 Tampilan Input Nilai Karyawan

Gambar 4.39 Tampilan Data Nilai Karyawan

Gambar 4.40 Tampilan Proses bonus karyawan

Gambar 4.41 Tampilan Data Proses Bonus Karyawan

Gambar 4.42 Tampilan print laporan bonus karyawan

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Strategi SWOT

Tabel 3.2 Hasil Analisa Performance

Tabel 3.3 Hasil Analisa Information

Tabel 3.4 Hasil Analisa Economy

Tabel 3.5 Hasil Analisa Control

Tabel 3.7 Hasil Analisa Service

Tabel 3.8 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.9 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.10 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.11 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Perbedaan Sistem yang berjalan dengan sistem usulan

Tabel 4.2 Spesifikasi Basis Data Tabel karyawan

Tabel 4.3 Spesifikasi Basis Data User

Tabel 4.4 Spesifikasi Basis Data File Duit

Tabel 4.5 Spesifikasi Basis Data File Rangking

Tabel 4.6 Spesifikasi Basis Data File Periode

Tabel 4.7 Spesifikasi Basis Data File Nilai

Tabel 4.8 Spesifikasi Basis Data File Bonus

Tabel 4.9 Spesifikasi Basis Data File Kriteria

Tabel 4.10 Kriteria

Tabel 4.11 Nilai kriteria absen

Tabel 4.12 Nilai kriteria masa kerja

Tabel 4.13 Nilai kriteria hasil kerja

Tabel 4.14 Penilaian karyawan menurut absen

Tabel 4.15 Penilaian karyawan menurut Masa Kerja

Tabel 4.16 Penilaian Karyawan Menurut Hasil Kerja

Tabel 4.17 Perangkingan Normalisasi

Tabel 4.18 Bonus karyawan yang didapat

Tabel 4.19 Spesifikasi Hardware Usulan

Tabel 4.20 Black Box testing SPK

Tabel 4.21 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.22 Estimasi biaya

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di zaman globalisasi ini, teknologi komputer berkembang sangat pesat membuat segala kegiatan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, terutama didalam proses bisnis. Untuk menunjang proses bisnis yang ada, diperlukan teknologi yang dapat memberikan informasi yang baik. Dengan adanya sistem informasi yang baik maka akan memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai hal yang berhubungan dengan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan karyawan merupakan salah satu elemen yang penting. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang memberikan penghargaan kepada karyawannya selain dari memberikan gaji. Penghargaan biasanya berupa bonus yang merupakan kompensasi dari kinerja seorang karyawan. Setiap instansi seringkali memberikan bonus disamping gaji pokok untuk memacu kinerja dan produktifitas kerja karyawannya. Besarnya bonus tersebut juga tergantung dari peraturan instansi masing-masing.

PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI bergerak sebagai importir dari industri alat berat, truck dan parts trailer, saat ini belum mempunyai sebuah sistem penentuan pemberian bonus karyawan yang dapat berjalan secara efektif. Seringkali manajer perusahaan mengalami kebingungan dalam menentukan besarnya bonus yang layak diterima oleh karyawan. Keadaan ini membuat manajer kehilangan banyak waktu yang tersita dalam memilih, menimbang hingga memutuskan bonus para karyawan.

Pada dasarnya sebuah perusahaan ingin membuat setiap langkah menjadi semakin mudah, cepat dan efektif. Dari pertimbangan diatas penulis tertarik membuat sebuah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode simple additive weighting (saw). Metode ini dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternate lainnya, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang besarnya bonus yang diterima karyawan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Dengan metode tersebut diharapkan penilaian akan lebih akurat.

Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu manajer perusahaan tanpa dalam mengambil keputusan, tanpa perlu kehilangan banyak waktu dalam proses menentukan bonus karyawan dengan tepat, akurat dan efektif. Sejalan dengan permasalahan yang ada, maka penulis mengambil judul “APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA BONUS KARYAWAN PADA PT. ANGGARDA PARAMITHA MANDIRI DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis menuliskan beberapa permasalahan sebagai berikut;

  1. Apa saja kendala yang ada pada sistem penentuan besarnya bonus karyawan yang berjalan saat ini?

  2. Bagaimana menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan besarnya bonus karyawan?

  3. Bagaimana merancang aplikasi untuk menentukan besarnya bonus karyawan berdasarkan metode Simple Additive Weighting (SAW)?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah untuk mempermudah penulisan skripsi agar lebih terarah, dan berjalan dengan baik, maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem ini yaitu;

  1. Penelitian dilakukan di PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  2. Sistem yang dibuat hanya pada proses penentuan besarnya bonus karyawan PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  3. Metode pengujian yang digunakan pada metode penelitian skripsi ini menggunakan Black box testing.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh adalah:

  1. Untuk mengetahui kendala yang ada pada sistem penentuan besarnya bonus karyawan pada perusahaan yang sedang berjalan saat ini.

  2. Untuk mengetahui cara menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan besarnya bonus karyawan.

  3. Untuk merancang aplikasi sistem pendukung keputusan yang berfungsi menentukan besarnya bonus karyawan dengan metode Simple Additive Weighting(SAW).

Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Dapat teridentifikasinya kendala apa saja yang ada pada sistem penentuan besarnya bonus karyawan pada perusahaan yang berjalan saat ini.

  2. Dapat diterapkannya metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan besarnya bonus karyawan pada PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  3. Dapat dihasilkannya rancangan aplikasi sistem pendukung keputusan yang berfungsi memudahkan manager dalam menentukan besarnya bonus karyawan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

  2. Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan secara langsung ke lokasi sumber data dengan cara mengumpulkan data, informasi dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada dan penulis melakukan observasi langsung ke PT. Anggarda Paramitha Mandiri yang beralamat di jalan Malaka Bulak, RT.015/012, kel. Rorotan, kec. Cilincing, Jakarta Utara.

  3. Metode Wawancara

  4. Metode ini dengan cara wawancara atau tanya jawab pada stakeholder PT. Anggarda Paramitha Mandiri.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode untuk mendapatkan informasi dari buku-buku atau literature review yang berhubungan dengan penelitian.

Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk membuat baru sistem dan menggantikan sistem yang lama dengan menggunakan Prototype.

Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.

Tahapan-tahapan Metode Prototype, sebagai berikut :

  1. Pengumpulan Kebutuhan

  2. Pada tahap ini penulis menganalisa apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem. Untuk mengetahuinya di maka penulis menggunakan analisa SWOT dan analisa PIECES. Analisa SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats) sebagai upaya untuk membantu dalam mengidentifikasi faktor luar (external) dan faktor dalam (internal) perusahaan secara sistematis, dan dijadikan indikator untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap PT. Anggarda Paramitha Mandiri, sehingga dapat membantu terbentuknya penyampaian informasi secara akurat.

    Selain metode analisa SWOT penulis juga menggunakan metode analisa PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service) yang dapat mengetahui permasalahan dari kinerja, informasi, ekonomi, pengendalian, efisiensi, dan layanan sistem yang berjalan. Dari analisis ini biasanya didapatkan beberapa masalah utama. Hal ini penting karena biasanya yang muncul dipermukaan bukan masalah utama, tetapi hanya gejala dari masalah utama saja.

    Setelah penulis menganalisa dengan kedua metode tersebut, maka penulis juga melakukan analisa terhadap prosedur sistem berjalan dan menggambarkannya menggunakan diagram UML (diagram usecase dan diagram activity), selanjutnya penulis membuat elisitasi yang terdiri dari elisitasi tahap 1, elisitasi tahap 2, elisitasi tahap 3, dan final draft elisitasi. Pembuatan elisitasi tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

  3. Membangun Prototyping

  4. Pada tahap membangun prototyping ini dibuat model diagram Unified Modelling Language (UML) seperti Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan atau dibuat.

  5. Evaluasi Prototyping

  6. Setelah prototype dirancang maka dilakukan evaluasi prototyping untuk dilakukan menuju ketahap selanjutnya.

  7. Mengkodekan Sistem

  8. Pada tahap ini sistem yang ingin dibuat akan dibuat kedalam bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan editor Sublime Text 3 dan database yang digunakan adalah MySQL. Sedangkan untuk menghubungkan aplikasi dengan database yang bersifat client server digunakan Xampp.

  9. Menguji Sistem

  10. Untuk menguji sistem penulis menggunakan black box testing, dimana pengujian perangkat lunak melalui test fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja.

  11. Evaluasi Sistem

  12. Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

  13. Menggunakan sistem

  14. Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Gambar 1.1 Tahapan Metode Prototype

Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan pemahaman tentang penulisan Laporan Skripsi ini, penulis mengelompokkan beberapa materi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang definisi ilmu yang diambil dari buku yang berkaitan dengan penyusunan penelitian skripsi serta membahas mengenai teori-teori antara lain, Teori Umum, Teori Khusus, dan Literature Review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Berisi tentang gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah serta user requirement yang terdiri dari elisitasi tahap 1,2,3 dan final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem baru yang lebih sistematis dan akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur baru yaitu menggunakan unifield modeling language (UML), rancangan basis data, prototype dan rancangan tampilan sistem yang diusulkan sampai dengan implementasi program.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saransaran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan dimasa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan Skripsi.

LAMPIRAN

Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Hutahaean (2014:2)[1], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan, atau untuk melakukan sasaran tertentu”.

Menurut Sutarman (2012:13)[2], “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Taufiq (2013:2)[3], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Djahir dan Pratita (2012:46)[4], “Sistem haruslah saling terdiri atas berbagai komponen/elemen yang saling berhubungan/berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan”.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapatkan disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan-kumpulan yang saling terhubung dan dan membentuk suatu kesatuan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem menurut Hutahaean (2014:3)[1], terdiri dari:

  1. Komponen

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

  3. Batasan Sistem (boundary)

  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan Luar Sistem (environment)

  6. Lingkungan Luar Sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan menganggu kelangsungan hidup dari sistem.

  7. Penghubung Sistem (interface)

  8. Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

  9. Masukan Sistem (input)

  10. Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh, dalam sistem komputer program adalah data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem (Output)

  12. Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

  13. Pengolah Sistem

  14. Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data-data menjadi laporan keuangan.

  15. Sasaran Sistem

  16. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) dan sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Gambar 2.1 Karakteristik sistem
Klasifikasi Sistem

Menurut Hutahaean (2014:6)[1], sistem memiliki beberapa klasifikasikan dalam sudut pandang:

  1. Klasifikasi sistem sebagai :

    1. Sistem abstrak (abstract system)

    2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

    3. Sistem abstrak (abstract system)

    4. Sistem fisik adalah sistem yangada secara fisik.

  2. Sistem diklasifikasikan sebagai :

    1. Sistem Alamiyah (natural system)

    2. Sistem alamiyah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi.

    3. Sistem buatan manusia (human made sistem)

    4. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system)

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai :

    1. Sistem tertentu (deterministic sistem)

    2. Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

    3. Sistem tak tentu (probabilistick sistem)

    4. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

  4. Sistem diklasifikasikan sebagai :

    1. Sistem tertutup (close system)

    2. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkunagn luar. Sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

    3. Sistem terbuka (open system)

    4. Sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

Daur Hidup Sistem

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:39)[5], Daur hidup sistem terbagi menjadi lima sistem, yaitu;

  1. Mengenali adanya kebutuhan

  2. Sebelum segala sesuatu terjadi, akan timbul kebutuhan yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas sistem yang ada. Semua data ini harus didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektivitas.

  3. Pembangunan Sistem

  4. Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  5. Pemasangan Sistem

  6. Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem sebenarnya, yang merupakan langkah akhir pembangunan sistem.

  7. Pengoperasian Sistem

  8. Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk sistem informasi semuanya bersifat stalis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki dan diperbaharui.

  9. Sistem menjadi usang

  10. Terkadang perubahan terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Dengan demikian, secara ekonomis dan teknis sistem yang ada tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Maimunah dkk. dalam jurnal CCIT Vol.5 No.3 (2012:284)[6] , “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti lagi bagi penerimanya dan bermanfaat dalam membuat keputusan”.

Menurut Tyoso (2016:21)[7], “Informasi adalah suatu pertambahan dalam ilmu pengetahuan yang menyumbangkan kepada konsep kerangka kerja yang umum dan fakta-fakta yang diketahui.”

Menurut Djahir dan Pratita (2012:10)[4] , “Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan”.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya.

Siklus Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, yang berarti menghasilkan keputusan dan melakukan tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya yang disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycle). (Jeperson Hutahaean, 2014:10)[1]

Gambar 2.2 Siklus informasi (Information cycle)
Nilai Informasi

Informasi merupakan salah satu hal yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. Tetapi hanya informasi yang bermanfaat dan memiliki nilai yang dijadikan acuan untuk mengambil keputusan.

Menurut Sutarman (2012:14)[8] , Nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal, yaitu:

  1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.

  2. Untuk mendapatkan pengalaman.

  3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

  4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer dari membuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.

  5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Fungsi Informasi

Menurut Hutahaean (2014:9)[1], “Fungsi utamanya yaitu : menambah pengetahuan atau mengurangi ketidak pastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan lebih cepat, informasi juga memberikan standart, aturan maupun indikator bagi pengambil keputusan”.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan”.

Menurut Jhon F. Nash dalam Djahir dan Pratita (2012:14)[4], “sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengembalian yang tepat”.

Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang dapat membantu manajemen dan pemakai sistem baik kebutuhan pengelolaan transaksi keseharian sampai ketingkat manajemen.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Hutahaean (2014:13)[1], komponen sistem terdiri dari 6 blok bangunan, yaitu:

  1. Blok Masukan (Input Block)

  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  3. Blok Model (Model Block)

  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  5. Blok Keluaran (Output Block)

  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blok Teknologi (Technology Block)

  8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

    Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

  9. Blok Basis Data (Database Block)

  10. Bmerupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

  11. Blok Kendali (Controls Block)

  12. Banyak faktor yang dapat merusak sistem informasi, misalnya bencana alam, api, temperature tinggi, air, debu, kecurangan-kecurangan, kejanggalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan ketidakefisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.

Konsep Dasar Teknologi Informasi

Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:52)[9], “Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan”.

Dengan kata lain, adanya Teknologi Informasi membuat segala sesuatu menjadi mudah. Mendapatkan infomasi dengan cepat, akurat dan relevan.

Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:55)[9], Komponen utama sistem teknologi infomasi berupa:

  1. Data

  2. Perangkat Keras(Hardware)

  3. Perangkat Lunak(Software)

  4. Perangkat Jaringan(Netware)

  5. Orang(Brainware)

Gambar 2.3 Skema Sistem Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasi

Menurut Rusdian dan Irfan (2014:56)[9], Peran yang dapat diberikan oleh teknologi informasi adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Peran teknologi informasi dapat dijadikan saran kerja sama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lain tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Spits Warnars, dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:84)[10], “Database baik dalam bentuk database terstruktur dan tidak terstruktur dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam kegiatan proses transaksi bisnis. Database terstruktur merupakan organisasi kumpulan data yang menggunakan system manajemen database yang didukung konsep DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data Definition Language). Dimana DML merupakan proses manipulasi yang menggunakan perintah sql seperti select, insert, update, delete, dan lain-lain sedangkan DDL merupakan proses pendefinisian database yang menggunakan perintah sql seperti create, table, drop table, dan lain-lain”.

Menurut Untung Rahardja, dkk, dalam Jurnal CCIT Vol. 4 No. 3 (2011:238)[11], “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mudah, terjamin keakuratannya , efisien dalam penyimpanannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali”.

Menurut Dan Michael A. Cortez, dkk, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.6 (2) (2015:1143)[12], “A database is a collection of information that is organized so that it can easily be retrieved, managed, and updated. In one view, databases can be classified according to types of content: bibliographic, full-text, numeric, and images”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa database adalah tempat penyimpanan berupa sekumpulan tabel-tabel yang berisi data-data sebuah transaksi bisnis untuk dapat diakses dengan mudah.

Konsep Dasar Analisa Sistem

Definisi Analisa Sistem

Menurut Yakub (2012:142)[13], “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

Menurut Henderi, dkk, dalam Journal CCIT Vol.4 No.3 (2011:322)[14], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa analisa sistem adalah suatu proses mengindentifikasi permasalahan yang ada dan mencari solusinya sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Definisi Analisa Sistem

Menurut Tyoso (2016:18)[7], Analisis sistem memiliki contoh yang baik dari pendekatan sistem untuk memecahkan masalah. Prinsip-prinsip analisis sistem adalah :

  1. Mendefinisikan masalah. Masalah yang akan dipecahkan dengan sistem diatur berkenaan dengan lingkungan tempat sistem berinteraksi.

  2. Menyatakan sasaran sistem. Tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai yang berkaitan dengan keefektifan ditetapkan dan diumumkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

  3. Menetapkan batas sistem (system Boundaries). Pembatas antara sistem yang baru dengan lingkungannya harus diperinci. Hubungan sistem (interface) yang berkaitan dengan masukan dan keluaran harus ditegaskan.

  4. Menetapkan kendala sistem. Kendala pada sistem dan proses pengembangannya, seperti biaya dan jangka waktu untuk pengembangan sistem, harus dipastikan.

  5. Dekomposisi sistem. Sistem dipecah kedalam sub-subsistem yang saling terkait dan berhubungan dengan lingkungannya. Hubungan antar subsistem ditentukan sehingga seorang analis sistem mampu melihat sistem dengan terinci. Subsistem yang berada pada tingkat bawah lah yang nantinya dirancang dan menjadi bagian sistem yang ditetapkan.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[15], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, yaitu pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional serta persiapan untuk rancang bangun implementasi, yakni menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28)[16], ”Perancangan Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan peran suatu sistem informasi berbasis komputer”.

Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah pembuatan desain dari tahapan setelah menganalisa sistem berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada sistem yang akan dibuat.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[15], Tahap Perancangan atau Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem ;

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141)[17], tahap-tahap rancangan sistem yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinci

  2. Analis bekerja sama dengan user dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem.

    Alat-alat dokumentasi yang populer yaitu:

    1. Kamus data (Data dictionary) ;

    2. Flowchart ;

    3. Flowchart ;

    4. Model hubungan objek ;

    5. Spesifikasi kelas.

  3. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  4. Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  5. 3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  6. Analis bekerjasama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  7. Memilih Konfigurasi Terbaik

  8. Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS (Management Information System).

  9. Menyiapkan Usulan Penerapan

  10. Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, serta biaya yang harus dikeluarkan.

  11. Menyetujui atau menolak penerapan sistem

  12. Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modelling Language)

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:13)[18], “UML adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisa & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman berorientasi objek”.

Menurut Herlawati (2011:6)[19], “Bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

Menurut Nugroho (2011:119)[20], “Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa untuk menspesifikasi, memvisualisasi, serta mengkonstruksi bangunan dasar sistem perangkat lunak, termasuk melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis. UML merupakan perkakas utama untuk analisis dan perancangan sistem berorientasi objek”.

Menurut Maddirala Jagadish, dkk, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.5 (6) (2014:7245)[21], “UML is a general-purpose visual modelling language that is used to specify, visualize, construct, and document the artifacts of the software system. UML is a method for describing the system architecture in detail using the blueprint. UML represents a collection of best engineering practices that have proven successful in the modelling of large and complex systems. UML is a very important part of developing objects oriented software and the software development process”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang digunakan untuk permodelan untuk menspesifikasikan aturan-aturan bisnis dalam program berorientasi objek.

Tipe – tipe Diagram UML (Unified Modelling Language)

Menurut Widodo (2011:10)[22], “Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain:

  1. Diagram kelas (Class Diagram)

  2. Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

  3. Diagram paket (Package Diagram)

  4. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

  5. Diagram use-case (Usecase Diagram)

  6. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

  7. Diagram interaksi dan sequence (Sequence Diagram)

  8. Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

  9. Diagram komunikasi (Communication Diagram)

  10. Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

  11. Diagram statechart (Statechart Diagram).

  12. Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

  13. Diagram aktivitas (Activity Diagram).

  14. Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

  15. Diagram komponen (Component Diagram).

  16. Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

  17. Diagram deployment (deployment diagram).

  18. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya. Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

Tujuan UML (Unified Modelling Language)

Menurut Yasin (2012:268)[23], tujuan UML diantaranya adalah:

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum ;

  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa ;

  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Konsep Dasar Prototyping

Definisi Prototyping

Menurut Rizky (2011:169)[24], “Prototyping adalah sebuah proses yang melakukan simulasi terhadap sebuah sistem dan dapat dibuat dengan cepat. Prototyping juga merupakan sebuah teknik analisis iteratif dimana user terlibat secara aktif dalam proses desain layar dan laporan”.

Dari definisi prototyping di atas, dapat dikatakan bahwa prototyping biasanya hanya mensimulasikan beberapa aspek dari fitur program akhir, dan mungkin juga sama sekali berbeda dari pelaksanaan akhir program nantinya.

Kelebihan dan Kekurangan Prototyping

Menurut Rizaldi (2014:31)[25], kelebihan dan kekurangan prototyping adalah sebagai berikut :

  1. Kelebihan Prototyping adalah :

    1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan atau user

    2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

    3. Pelanggan dapat berperan aktif dalam pengembangan sistem

    4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem

    5. Penerapan sistem menjadi lebih mudah karena pemakai sudah mengetahui seperti apa sistem yang dibangun dari prototype.

  2. Kekurangan Prototyping adalah :

    1. Pelanggan kadang tidak menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas secara keseluruhan.

    2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek, sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan bahwa prototyping sebenarnya hanya cetak biru sistem.

Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:272)[18], “Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen sebuah topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi (verification) dan validasi (validation) (V&V)”.

Menurut Rizky (2011:237)[24], “Testing adalah sebuah proses yang diejawanahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.”.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa testing atau pengujian adalah proses rekayasa perangkat lunak yang terintegrasi dan memiliki cakupan yang luas untuk memastikan kualitas dari kebutuhan yang telah disepakati dari awal.

Teori Khusus

Aplikasi

Menurut Mulia dalam jurnal Pelita Informatika Budi Darma Vol.8 No.3 (2014:130)[26], “Aplikasi adalah suatu program komputer untuk pemakai tertentu dan untuk dapat menyelesaikan masalah tertentu atau melakukan kegiatan tertentu, contoh menghasilkan kuitansi, bon, mencetak laporan atau memasukkan data-data baru kedalam file”.

Menurut Walse, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.7 (5) (2016:2281)[27], “Applications: The major uses of information systems for the operations, Management, and competitive advantage of an enterprise, including electronic commerce and collaboration using the Internet”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah suatu program komputer yang dapat menolong manusia dalam melakukan suatu aktivitas sesuai kebutuhan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.

Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Bonczek, dkk dalam Nofriansyah (2014:1)[28], “Mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung keputusan lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung keputusan atau sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan)”.

Menurut Nofriansyah (2014:1)[28],“Sistem Pendukung Keputusan (SPK) biasanya dibangun untuk mendukung solusi atau masalah atau untuk suatu peluang”.

Menurut Rindi Savitri, dalam jurnal Pelita Informatika Budi Darma Vol. 8 No. 3 (2014:168)[29]), “Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan yang terstruktur maupun yang semi terstruktur dengan menggunakan data atau model”.

Menurut Ramanathan dan Jadhav, dalam International Journal of Computer Science and Information Technologies (IJCSIT) Vol.7 (5) (2016:2356)[30], “The tools and techniques that supports managerial decision making with the help of information and techniques to handle complex, semi-structured and unstructured problems is called as Decision Support System (DSS)”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan (spk) adalah sebuah sistem berbasis komputer yang dibangun bertujuan untuk membantu pihak manajemen dalam pengambilan sebuah keputusan.

Karakteristik Sistem pendukung Keputusan

Menurut Valverde, dalam International Journal of Information and Communication Technology Research (IJICT) Vol.1 No.3 (2011:2223)[31] , “A decision support system can be described as an interactive, computer based system designed to help decision-makers to solve poorly structured problems”.

Dengan kata lain, sistem pendukung keputusan dibuat untuk membantu memecahkan suatu masalah. Sehingga terdapat beberapa karakteristik untuk menjadi sebuah sistem pendukung keputusan (spk).

Karakteristik sistem pendukung keputusan (spk) ada 6 menurut Nofriansyah (2014:1), sebagai berikut :

  1. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan.

  2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan.

  3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.

  4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

  5. Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai suatu kesatuan sistem.

  6. Memiliki dua komponen utama yaitu data dan model.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:3)[28], sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen utama, yaitu:

  1. Sub sistem Data (Database)

  2. Subsistem data merupakan komponen sistem pendukung keputusan yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan untuk diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).

  3. Subsistem Model (ModelBase)

  4. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variable alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.

  5. Subsistem Dialog (User System Interface)

  6. Subsistem dialog adalah fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Nofriansyah (2014:4)[28], sistem pendukung keputusan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur atas masalah yang terstruktur.

  2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

  3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil lebih dari pada perbaikan efesiensinya.

  4. Kecepatan komputasi computer memungkinkan para pengambil keputusan untuk banyak melakukan komputasi secara cepat dengan biaya rendah.

  5. Peningkatan produktivitas membangun suatu kelompok pengambilan keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal.

Konsep Dasar Bonus

Menurut Somadinata (2010:86)[32], “Bonus adalah tambahan gaji yang diberikan perusahaan karena sesuatu hal/prestasi”.

Bonus dapat ditentukan oleh masing-masing instansi perusahaan. Menurut Menurut Somadinata (2010:86)[32], Bentuk bonus dapat bermacam-macam, antara lain:

  1. Uang tunai

  2. Biaya umroh gratis

  3. Tur dalam atau luar negeri

  4. Pinjaman lunak

  5. Tunjangan Hari Raya, yang dibayarkan lebih dari ketentuan.

  6. Gaji ke-13 atau ke-14

  7. Pemberian lainnya.

Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Menurut Nofriansyah (2014:11))[28], “Metode simple additive weighting sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan berbobot. Konsep dasar metode simple additive weighting adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode simple additive weighting membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) kesuatu skala yang didapat diperbandingkan dengan semua ratingn alternative yang ada”.

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6 Logo Dreamweaver

Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Wahana Komputer (2010:2)[33] , ”Adobe Dreamweaver merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk membangun sebuah website, baik secara grafis maupun dengan menuliskan kode sumber secara langsung”.


Gambar 2.6 Logo Dreamweaver

Menurut Sibero (2011:384)[34], ”Dreamweaver merupakan sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe System Inc., sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe System Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suit (CS)”

Konsep Dasar Analisa SWOT

Analisa SWOT

Menurut Fahmi (2013:252)[35], ”SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komperhensif”

  1. Kekuatan (strenghts)

  2. Keuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan layani atau hendak layani. Kekuatan merupaka suatu kompetensi yang berbeda (destintive competence) yang memberi perusahaan suatu keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam pasar. Kekuatan berkaitan dengan sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar hubungan pembeli atau pemasok dan faktor-faktor lain.

  3. Kelemahan (Weakness)

  4. Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.

  5. Peluang (Opportunities)

  6. Suatu peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan kecenderungan-kecenderungan utama ini adalah salah satu peluang identifikasi dari segmen pasar pasar yang sebelumnya terlewatkan perubahan-perubahan dalam kedaan bersaing atau peraturan, hubungan pembeli, perubahan teknologi dan hubungan pembeli dan pemasok yang telah diperbaiki dapat menunjukan peluang bagi perusahaan.

  7. Ancaman (Threaths)

  8. Ancaman adalah rintangan-rintangan utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan bagi perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan teknologi, dan peraturan yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi keberhasilan suatu perusahaan.

Konsep Dasar Database

Menurut Anhar (2010:45)[36], ”Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah Data Record dan Field”.

Menurut Untung Rahardja dkk dalam jurnal CCIT (2011:238) ”Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu.”

Konsep Dasar XAMPP

Menurut Heni Puspitasari A (2011:1), XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan support php programming. XAMPP merupakan software yang mudah digunakan. Gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainnya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, MySQL database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainnya hanya bedaya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memeliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah di dalam console. Oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan.

Konsep Dasar MySQL

”MySQL adalah sebuah software open source yang digunakan untuk membuat sebuah database” (Kadir, 2010:2).

Menurut Wahana Komputer (2010:21)[33] , MySQL adalah database server open source yang cukup popular keberadaannya”.


Gambar 2.7 Logo MySQL

Menurut Arief (2011:151)[37], “MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya”.

Konsep Dasar Analisa PIECES

Rahmat Taufiq, S.Kom., M.Kom (2013:154), Analisa Pieces merupakan analisa yang melihat sistem dari performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service. Istilah PIECES yang setiap hurufnya bisa diterjemahkan menjadi berikut :

  • P: Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki performance / performa

  • I: Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Information / Informasi dan data.

  • E: Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Economic / ekonomi, mengendalikan biaya dan meningkatkan keuntungan.

  • C: Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Control atau keamanan

  • E: Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki Efficiency/efisien orang dan proses

  • S: Kebutuhan Mengkoreksi atau memperbaiki services / layanan ke pelanggan, pemasok, rekan kerja, karyawan dan lain-lain.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Guritno dkk (2010:302)[38], “elisitasi adalah rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

Tahapan Elisitasi

Menurut Guritno dkk (2011:302)[38] elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

  1. Elisitasi Tahap I

  2. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap II

  4. Elisitasi tahap II, Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai metode MDI :

    1. M pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagan dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusunan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklaisfikasikan kembali melalui TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara pengguna requirement tersebut dalam sistem yang dikembangkan.

    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

    2. Middle (M) : mampu untuk dikerjakan.

    3. Low (L) : mudah untuk dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Black Box Testing

Menurut Soetam Rizky (2011:264)[39], ”Black box testing adalah testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah ”kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing dibagian luar”.

Konsep Dasar Literature Review

Menurut Guritno dkk (2011:86)[38], Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Langkah–langkah Literature Review

Menurut Guritno dkk (2011:87)[38], dalam melakukan kajian literature review, langkah-langkah yang dilakukan sbagai berikut :

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps) penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

Studi Pustaka Literature Review

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai kas kecil atau penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan laporan kas kecil ini perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan, diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2.1 Literature Review

Berdasarkan literature-literature review di atas, maka penulis mengambil acuan dari literature review Nur Azizah, Hani Dewi Ariessanti, Annisa Dwiyanti Karena permasalahan yang dihadapi hampir sama dengan penulis, sehingga penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian yang sedang dihadapi penulis.


Kesalahan pengutipan: Tag <ref> ditemukan, tapi tag <references/> tidak ditemukan