SI1333476607

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO


SKRIPSI





Disusun Oleh :

NIM : 1333476607

NAMA : Haqiqi Aulia Rahmah


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION INNOVATIVE AND TECHNOLOGY

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

TA. 2019/2020


UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO


Disusun Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama
Fakultas
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
Konsentrasi

   

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2020

Dekan
       
Ketua Program Studi
Universitas Raharja
       
Program Studi Sistem Komputer
           
           
           
           
       
(Ageng Setiani R., S.Kom., M.Si)
NIP : 006095
       
NIP : 011919


Rektor
           
           
           
           
NIP : 000603




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology


Disetujui Oleh :

Tangerang, 17 Januari 2020

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 05061
   
NID : 14017




UNIVERSITAS RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

TA. 2019/2020

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :



UNIVERSITAS RAHARJA


LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


ALAT PENGUKUR KETINGGIAN

DAN KONDISI CUACA BERBASIS ARDUINO



Disusun Oleh :

NIM
: 1333476607
Nama
Fakultas
: Sains dan Teknologi
Program Pendidikan
: Strata 1
Program Studi
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication and Innovative Technology

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, Januari 2020
Haqiqi Aulia Rahmah
NIM. 1333476607


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Tidak semua pendaki sudah berpengalaman, ada juga yang tidak mementingkan keamanan diri sendiri maupun kelompok. Untuk dapat mendaki gunung dengan aman dan sampai puncak, di perlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar-dasar mendaki gunung. Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang menghadang dalam aktivitasnya gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia. Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Jalur jalan untuk gunung itu sendiri pun belum tentu bisa diprediksi oleh kita sendiri. Adapun kemungkinan jalur sedang dalam keadaan licin, atau sedang stabil, ataupun kemungkinan keadaan jalur gunung tersebut ada yang bersifat curam. Penilitian ini dibuat untuk mempermudah para pendaki gunung agar dapat mencari jalur tracking terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian pada gunung tersebut. Alat ini menggunakan ESP32, BMP180, GPS dan sebagian lainnya.

Kata Kunci: pegunungan, tracking, ESP32, BMP180, GPS


ABSTRACT


Not all climbers have experience, some are not concerned with the security of themselves or groups. To be able to climb the mountain safely and get to the top, you need the basic knowledge and skills to climb mountains. A good climber is aware of the dangers that stand in his mountain activities to have cooler temperatures plus freezing winds, the presence of rain without shelter, steepness of the surface which can cause people to slip while at risk of falling rocks, and a dark dark night. The nature of the hazard cannot be changed by humans. It's just that, beginner climbers often consider climbing mountains as an ordinary recreation. The path for the mountain itself is not necessarily predictable by ourselves. The possibility of the path being slippery, or being stable, or the possibility of the mountain path there is a steep nature. This research was made to make it easier for mountain climbers to find the tracking path first before climbing the mountain. This tool uses ESP32, BMP180, GPS and some others.

Keywords: Keywords: mountains, tracking, ESP32, BMP180, GPS.




KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta do’a restu dan dukungan dari berbagai pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan judul “Alat Pengukur Ketinggian Dan Kondisi Cuaca Berbasis Arduino”.

Tujuan penulisan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata I Program Studi Sistem Komputer pada Universitas Raharja.

Perencanaan dan penyusunan laporan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
  3. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom., M.S.i., selaku Kepala Program Studi Sistem Komputer.
  4. Bapak Indrianto, M.T selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Hendra Kusumah S.Kom., M.T.I. sselaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dengan sangat detail kepada penulis.
  6. Seluruh Dosen Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
  7. Bapak Agus selaku Stakeholder yang telah memberikan waktu dan tempatnya untuk melakukan penelitian dengan sangat baik.
  8. Kawan – kawan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan Laporan Skripsi ini.
  9. Dan untuk kedua Orang Tua yang telah mendukung, memberikan do’a dan semangat secara terus-menerus kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti dalam mendapatkan berbagai sumber yang menjadi bahan acuan dalam penyusunan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang.


   

Tangerang, Januari 2020

 

NIM : 1333476607



Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Literature Review
  2. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  3. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  5. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap Akhir
  6. Tabel 4.1 Pengujian Black Box pada saat terhubung WEB
  7. Tabel 4.2 Pengujian BMP180 pada ESP32
  8. Tabel 4.3 Pengujian GPS Neo 6M pada ESP32
  9. Tabel 4.4 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem
  10. Tabel 4.5 Estimasi Biaya yang Dikeluarkan

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Karakteristik Dari Suatu Sistem
  2. Gambar 2.2 Simbol Flowchart dan Fungsinya
  3. Gambar 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Black Box
  4. Gambar 2.4 Arduino Uno
  5. Gambar 2.5 Spesifikasi Arduino Uno
  6. Gambar 2.6 Sensor BMP180
  7. Gambar 2.7 Pin Out ESP32
  8. Gambar 2.8 Gambar dari beberapa Komponen
  9. Gambar 3.1 Flowchart Sistem yang Berjalan
  10. Gambar 3.2 Flowchart Sistem yang Diusulkan
  11. Gambar 3.3 Diagram Gambar
  12. Gambar 3.4 Tampilan Website AdaFruit.io
  13. Gambar 3.5 Software Arduino 1.8.10
  14. Gambar 3.6 Rangkaian ESP32 GPS Neo 6M
  15. Gambar 3.7 Rangkaian ESP32 BMP180
  16. Gambar 4.1 Hasil Pengujian BMP180
  17. Gambar 4.2 Hasil Pengujian GPS Neo 6M
  18. Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan
  19. Gambar 4.4 Contoh Tampilan Listing Program Arduino

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan alam terbuka yang banyak diminati banyak orang. Aktivitas mendaki gunung tidak lagi menjadi kegiatan yang eksklusif bagi kalangan orang –orang tertentu atau bisa disebut pecinta alam dan sejenisnya. Pada saat kita mendaki gunung situasi atau keadaan yang tidak ketahui. Kecelakaan pun sering terjadi karena berbagai faktor, termasuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan pendaki itu sendiri. Tidak semua pendaki gunung mengetahui dasar-dasar saat mendaki, contohnya dalam segi keamanan, pengetahuaan dalam pertolongan pertama dan teknik dalam bertahan hidup (Survival).

Tidak semua pendaki sudah berpengalaman, ada juga yang tidak mementingkan keamanan diri sendiri maupun kelompok. Untuk dapat mendaki gunung dengan aman dan sampai puncak, di perlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar-dasar mendaki gunung. Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia. Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Jalur jalan untuk gunung itu sendiri pun belum tentu bisa diprediksi oleh kita sendiri. Adapun kemungkinan jalur sedang dalam keadaan licin, atau sedang stabil, ataupun kemungkinan keadaan jalur gunung tersebut ada yang bersifat curam. Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung, dan sebagainya.

Tim sar adalah adalah kelompok atau tim yang mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana. Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tetapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakukan oleh personal yang memiliki keterampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadap adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain. Salah satunya yaitu melakukan pencarian orang hilang atau menyelamatkan kecelakaan terhadap orang yang sedang melakukan pendakian gunung.

Maka dari itu untuk mempermudahkan dalam melakukan pencarian atau penyelamatan, maka penulis menciptakan sebuah alat dan project skripsi dengan diberi judul “Alat Pengukur Ketinggian Dan Kondisi Cuaca Berbasis Arduino”.

Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian SKRIPSI ini antara lain :

  1. Bagaimana dapat mengetahui keberadaan sipendaki ?
  2. Apakah jalur tracking bisa diketahui terlebih dahulu ?
  3. Bagaimana cara mengetahui cuaca untuk pendaki ?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah membuat sebuah alat untuk mengukur ketinggian suatu ketinggian dan suhu udara yang terletak di atas gunung.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini tentunya dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang diharapkan penulis. Tujuan dan manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

  1. Mengarahkan pendaki agar dapat menemukan jalur tracking dengan mudah.
  2. Dapat mengetahui posisi pendaki ketika sedang melakukan pencarian
  3. Dapat mengetahui keadaan cuaca terlebih dahulu.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Dapat mempermudah pendaki untuk mempersiapkan mental
  2. Dapat mempersiapkan si pendaki untuk membawa perlengkapan yang dibutuhkan
  3. Dapat melacak keadaan dengan mudah

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian untuk dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan penelian yang dilakukan. Metode penelitian merupakan hal penting dalam melakukan penulisan penelitian.

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Observation)
    Adalah suatu metode penelitian dengan datang langsung ke tempat penelitian untuk mengamati proses yang berjalan tentang zona dilarang parkir di Dinas Perhubungan Kota Tangerang.
  2. Wawancara (Interview)
    Adalah suatu metode untuk mendapatkan data dan keterangan-keterangan yang didapatkan dengan cara bertanya langsung kepada stackholder di Dinas Perhubungan Kota Tangerang.
  3. Studi Pustaka
    Merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen- dokumen, baik dokumen tertulis seperti buku dan jurnal. Juga dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan penelitian.

Metode Analisa Sistem

Pada metode ini penulis menganalisa sistem yang sudah ada dengan beberapa point pertimbangan, seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Perancangan

Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Prototype

Metode yang dipakai adalah metode prototype evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final.

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan laporan skripsi ini, penulis membagi dan mengelompokkan materi penulisan menjadi beberapa bab, dimana setiap bab akan membahas dan menguraikan pokok bahasan dengan lebih terperinci, yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus berupa pengertian dan definisi yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang dibahas serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, e lisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final draft elisitasi yang berjalan, tata laksana sistem yang berjalan, rancangan basis data, flowchart

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Bab ini berisi rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil karya sebagai upaya untuk perbaikan serta pengembangan untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN



BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

Definisi Prototipe

Menurut Rizkidiniah, dkk (2016:195),[1] “Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya.”.

Menurut Nurajizah (2015:A-215),[2] “Prototipe didefinisikan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Fajarianto (2016:55),[3] “menjelaskan bahwa Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping.”.

Menurut Ageng Setiani Rafika, dkk (2019:3),[4] “),prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

Jenis-Jenis Prototype

Menurut Saefullah dalam CCIT Journal (2015:64),[5] Jenis- jenis prototipe secara general dibagi menjadi tiga, yaitu :

    a. THROW-AWAY.

    Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

    b. INCREMENTAL

    Prototype finalnya dibuat sebagai komponen- komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keselueuhan hanya ada satu tetapi dibagi dalam komponen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

    c. EVOLUTIONARY

    Pada metode ini, prototype tak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

    Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

Konsep Dasar Monitoring

Definsi Monitoring

Menurut Rizan, dkk (2016:46),[6] “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input / masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan”.

Menurut Menurut Darmalaksana (2017),[7] “Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan“.

Fungsi Monitoring

Menurut Indrawati dkk (2018:10-11),[8] “monitoring mempunyai empat fungsi, yaitu:

  1. Ketaatan (compliance), monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
  2. Pemeriksaan (auditing), monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
  3. Laporan (accounting), monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
  4. Penjelasan (explanation), monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok.


Konsep Dasar Sistem

Definisi sistem

Menurut Romney dan Steinbart dalam Sri Mulyani (2016:2) ,[9] “sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Jaluanto (2016:1),[10]“sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan. Sebuah organisasi dan sistem informasi adalah sistem fisik dan sosial yang ditata sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan definisi sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama- sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


Ciri - ciri Sistem

Menurut Wilkinson dalam Sri Mulyani (2016:4),[9] “ada beberapa ciri-ciri sistem yang bisa kita tarik jika kita melihat pada bahasan mengenai sistem di atas, ciri-ciri sistem tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Sistem mempunyai komponen-komponen.
  2. Komponen-komponen sistem harus terintergrasi (saling berhubungan).
  3. Sistem mempunyai batasan sistem.
  4. Sistem mempunyai tujuan yang jelas.
  5. Sistem mempunyai lingkungan.
  6. Sistem mempunyai input, proses dan output.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:3),[11] “sistem yang memiliki karakteristik yaitu :

    1. Komponen

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem.

    2. Batasan sistem (boundary)

    Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

    3. Lingkungan luar sistem (environment)

    Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

    4. Penghubung sistem (interface)

    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubungan ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsitem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

    5. Masukkan sistem (input)

    Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenace input), dan masukan sinyal (signal input). Maintenace input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem computer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. (output).

    6. Keluaran sistem (output)

    Keluaran sisrem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

    7. Pengolah sistem

    Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akutansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

    8. Sasaran sistem

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

    Gambar 2.1 Karakteristik Dari Suatu Sistem


Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan

Menurut Maimunah (2017:2),[12]“Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Menurut Maimunah, dkk dalam Sugeng Santoso (2018: 850),[13] “Perancangan adalah setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Definisi perancangan menurut Rosa dalam Taufiq (2017:2),[14] “Perancangan dalam pembangunan perangkat lunak merupakan upaya untuk mengonstruksi sebuah sistem yang memberikan kepuasan (mungkin informal) akan spesifikasi kebutuhan fungsional, memenuhi target, memenuhi kebutuhan secara implisit atau eksplisit dari segi performasi maupun penggunaan sumber daya, kepuasan batasaan, pada proses desain dari segi biaya, waktu, dan perangkat. Merancang, rancangan merupakan tahap penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pemakai”.

Dari ketiga pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa perancangan sistem adalah tahapan dari sebuah proses pendefinisian kebutuhan-kebutuhan dari siklus perkembangan sistem baru atau sistem yang akan dibentuk.


Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Peter Sutanto dkk (2017:2),[15] “Flowchart adalah suatu teknik analisa yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas. Keuntungan dari penggunaan flowchart adalah representasi dalam bentuk gambar lebih mudah dipahami dan membuat lebih mudah dalam menyimpan suatu data interview serta dapat dengan mudah dan cepat untuk direvisi”.

Menurut Kusumah dkk dalam Jurnal CERITA (2017:100),[16] “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah- langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan, Flowchart adalah penggambaran secara grafik yang menjelaskan langkah dan urutan kerja berupa symbol-simbol dalam suatu program.

Gambar 2.2 Simbol flowchart dan Fungsinya

Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Agusvianto (2017:40),,[17] Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:

  1. Bagan alir sistem (systems flowchart).

  2. Bagan pada alir dokumen (document flowchart).

  3. Bagan pada alir skematik (schematic flowchart).

  4. Bagan pada alir program (program flowchart).

  5. Bagan alir proses (process flowchart).

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Faristia, F. (2016),[18] “Elisitasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara terarah dan langsung kepada narasumber untuk menemukan titik permasalahan utama yang terjadi pada perusahaan”.

Menurut Siahaan dalam dzulhaq dkk (2017:1),[19] “Elisitasi adalah pengumpulan kebutuhan aktivitas awal dalam rekayasa kebutuhan (Requirements Engineering)”.

Menurut Siahaan dalam Muhammad Iqbal Hanafri dkk (2017:7),[20] “Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan 13 kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan Pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

Dapat disimpulkan bahwa elisitasi merupakan sekumpulan aktivitas pengumpulan data yang berisi usulan rancangan sistem yang terpercaya.


Tahapan-tahapan Elisitasi

Menurut Ariawan dan Wahyuni (2015:63),[21]Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I

    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II

    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    1. “M” pada MDI itu artinya mondatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. “D” pada MDI itu artinya desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. “I” pada MDI itu artinya inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari luar sistem.

  3. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

    1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirment tersebut dalam sistem yang diusulkan.

    2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

    3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High H : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus diimplementasi.

    2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

  4. Elisitasi Tahap III

    Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


    Konsep Dasar Pengujian

    Definisi Pengujian

    Menurut Tafifa Redita Putri dkk (2015:1),[22] “Pengujian adalah sebuah proses, atau serangkaian proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program telah berjalan sesuai dengan requirement dan kebutuhan”.

    Menurut Mustaqbal, dkk (2015:31),[23] “Pengujian adalah suatau proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan”.

    Berdasarkan beberapa definisi yang dijabarkan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Artificial Intelligence adalah kecerdesan buatan yang bertujuan untuk membuat mesin seperti komputer yang mampu meniru perilaku manusia.

    Jenis Pengujian

    Menurut Mustaqbal, dkk (2015:34),[23] “Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program”.

    Ada beberapa macam metode pengujian BlackBox, berikut diantaranya:

    1. Equivalence Partitioning

      Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    2. Boundary Value Analysis

      Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

    3. Cause-Effect Graphing Techniques

      Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

      1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

      2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

      3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

      4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

    4. Comparison Testing

      Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi.

      Gambar 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Black Box.

      Konsep Dasar Analisa Sistem

      Definisi Analisa Sistem

      Menurut Kusnandar (2016:17),[24] dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efesiensi dan pelayanan pelanggan”.

      Menurut Rochman, dkk (2018:52),[25] “Analis sistem didefinisikan orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi”.

      Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan analisa sistem adalah pengumpulan data atau informasi dari fase awal hingga akhir untuk bisa memecahkan suatu masalah pada sistem.

      Konsep Dasar Implementasi

      Definisi Implementasi

      Menurut Putra (2018:23),[26] “Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan sarana untuk membuat sesuatu dan memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesama”.

      Konsep Dasar Informasi

      Definisi Informasi

      Menurut Bahagia, (2018:156),[27] “Informasi adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, staf, manajer, atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan”.

      Menurut Triyono (2017:No.1:35),[28] “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil sebuah keputusan”.

      Menurut Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal JURNAL IPSIKOM (Vol. 4 NO. 2 Desember 2016),[4] “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk mengambil keputusan”.

      Konsep Dasar Data

      Definsi Data

      Menurut Gupta. (2014:18),[29] “Data is the collection of values and variables related in certain sense and differing in some other sense”.(Data adalah kumpulan nilai dan variable terkait dalam arti tertentu dan berbeda dalam beberapa hal lainnya).

      Menurut Susanto, dkk (2014:68),[30] “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

      Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

      Konsep Dasar Bahasa Pemrograman C

      Definisi Bahasa Pemrograman C

      Menurut Utami dan Sukrisno dalam Jurnal Triyana dan Vivan (2015:23),[31] “Bahasa C merupakan salah satu contoh bahasa pemrograman tingkat tinggi, yaitu bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dipelajari oleh manusia”.


    Teori Khusus

    Konsep Dasar Mikrokontroler

    Definisi Mikrokontroler

    Menurut Octavia, dkk (2018:1),[32] “Mikrokontroler adalah suatu sistem komputer yang dirancang untuk keperluan pengontrolan sistem. Mikrokontroler yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah produksi Atmel dengan generasi AVR (Alf and Vegard’s RISC processor).

    Menurut Kusumah dkk dalam CCIT Journal (2016:170),[33] “Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus.

    Menurut Musyahar (2017),[34] “Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM (Read Only Memory), RAM (Random Acces Memory), antar muka inputoutput (I/O interface), clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai.

    Menurut YP Ho (2018:1),[35] “Microcontroller is connected to the first reference voltage source and to a control input of the floating converter, which may be a floating buck converter." (mikrokontroler terhubung ke sumber tegangan referensi pertama dan ke input kontrol konverter mengambang, yang mungkin merupakan konverter uang mengambang).

    Dapat disimpulkan mikrokontroler merupakan sebagai pengontrol sistem atau pengatur suatu system yang telah terkomputerisasi yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang saling terhubung dan mempunyai fungsi tertentu.

    Karakteristik Mikrokontroler

    Menurut Rahman (2018:2),[36] Karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

    1. CPU (Central Procesing Unit)

    2. RAM (Read Only Memory)

    3. I/O (Input/Output)

    Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontrol memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter dan lain-lain.

    Klasifikasi Mikrokontroler

    Menurut Rahman (2018:2),[37] Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

    1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte(1 KB )

    2. RAM berkapasitas 68 byte

    3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

    4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

    5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

    6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing).

    Jenis-jenis Mikrokontroler

    Menurut Rahman (2018:2),[37] Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler. Pembagian ini di dasarkan pada kompleksita intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendi-sendiri.

    1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Intruksi yang dimiki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC diantaranya adalah AVR. Arduino, ARM, PIC, dll.

    2. Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Intruction Set Computer. Intruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC diantaranya MCS51.

    Teori ketinggian

    Definsi Ketinggian

    Menurut Hermawan dkk (2018:2),[38] “Teori ketinggian Houbolt, korelasi temperatur dan lokasi ketinggian dari permukaan laut (altitude) menunjukkan bahwa suhu maksimum di Indonesia menurun sebesar 0,57°C untuk setiap elevasi setinggi 100 m pada daerah di bawah garis lintang 60°C”.

    Teori cuaca

    Definisi Cuaca

    Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit (tidak luas) dan pada jangka waktu yang singkat. Atau definisi cuaca ialah keadaan udara harian pada suatu tempat tertentu dan meliputi wilayah yang sempit, keadaan cuaca ini dapat berubah setiap harinya.

    Atau pengertian cuaca yang lainnya yaitu suatu keadaan rata-rata udara sehari-hari disuatu tempat tertentu & meliputi wilayah yang sempit dalam jangka waktu yang singkat. Keadaan dari cuaca mudah berubah – ubah, karena disebabkan oleh tekanan udara, suhu, angin, kelembaban udara, dan juga curah hujan.

    Konsep Dasar Arduino

    Definisi Arduino

    Menurut Himawan dkk (2017:2),[39] “Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

    Menurut Leo louis (2016 :1),[40] “Arduino is an open source microcontroller which can be easily programmed, erased and reprogrammed at any instant of time”(Arduino adalah mikrokontroler open source yang dapat dengan mudah diprogram, dihapus dan diprogram ulang kapan saja).

    Menurut Apsari, (2015:18), “OpenCV (Open Computer Vision) adalah sebuah API (Application Programming Interface) Library yang sudah sangat familiar pada Pengolahan Citra Computer Vision”.

    Gambar 2.4 Arduino Uno.

    Spesifikasi Arduino

    Menurut Lehman (2017:2),[41] “Adapun spesifikasi Arduino Uno sebagai berikut Arduino Uno mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuah tombol reset.

    Gambar 2.5 Spesifikasi Arduino Uno.


    Konsep Dasar Kompas

    Definisi Kompas

    Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah.

    Konsep Dasar Modul GPS

    Definsi GPS (Global Positioning System)

    GPS merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) dipermukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital.


    Konsep Dasar BMP180

    Definisi BMP180

    BMP180 adalah sensor tekanan barometrik (digital barometric pressure sensor) dan temperatur udara dari Bosch Sensortec yang berkinerja sangat tinggi yang dapat diaplikasikan pada berbagai perangkat. BMP180 lebih kecil (lebih hemat energi dengan konsumsi energi sangat rendah, kurang dari 3 μA), BMP180 juga menjadi menojol karena kinerjanya yang sangat stabil terlepas dari pasokan tegangan yang digunakan.

    Gambar 2.6 Sensor BMP180


    Konsep Dasar ESP32

    Definisi ESP32

    ESP32 adalah mikrokontroler yang dikenalkan oleh Espressif System merupakan penerus dari mikrokontroler ESP8266. Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul WiFi dalam chip sehingga sangat mendukung untuk membuat sistem aplikasi Internet of Things. terlihat pada gambar di atas merupakan pin out dari ESP32. Pin tersebut dapat dijadikan input atau output untuk menyalakan LCD, lampu, bahkan untuk menggerakan motor DC.

    Gambar 2.7 PinOut ESP32


    Teori Komponen Dasar

    Definisi Komponen Dasar

    Komponen Dasar adalah sebuah alat ataupun benda yang fungsinya untuk mendukung hingga terbentuk suatu rangkaian elektronik yang kerjanya harus sama dengan kegunaannya. Kita bisa melihat contohnya seperti yang menempel secara langsung di papan rangkaian (misal: Veroboard, CCB, PCB, atau Protoboard), maupun yang tak menempel secara langsung di papan rangkaian (misal dengan alat yang menghubungkan dengan lain yaitu kabel).

    Komponen Dasar Elektronika Pasif

    1. Resistor : bila diterjemahkan artinya tahanan atau hambatan, artinya adalah sebuah komponen yang gunanya untuk menghambat suatu arus listrik.

    2. Kapasitor : disebut juga kapasitor atom ataupun condensator merupakan suatu komponen dari rangkaian elektronika yang berguna untuk menyimpan muatan listrik (simbolnya C).

    3. Induktor : kebanyakan berbentuk torus dan sering disebut reaktor, berguna untuk menyimpan energi ke medan magnet akibat adanya arus listrik yang melewatinya.

    4. Transformartor: singkatnya alat ini berfungsi sebagai komponen elektromagnet yang bisa merubah taraf sebuah tegangan AC menjadi taraf yang lainnya. Alat ini juga biasa disebut transformer atau trafo.


    Komponen Dasar Elektronika Aktif

    1. Dioda : komponen ini dibuat dengan campuran silicon dan bahan germanium. Gunanya adalah sebagai penyearah dari sebuah tegangan listrik.

    2. Dioda Schottky : berbeda dengan dioda normal, dioda ini memiliki tegangan yang berbeda yaitu antara 0.15-0.45 volt. Merupakan tipe yang khusus dari dioda dengan tegangannya rendah. Jadi saat arus masuk melalui diode makan akan ditahan hambatan internalnya, sehingga tegangan berubah jadi kecil di terminalnya.

    3. Transistor : komponen ini memiliki fungsi untuk mengontrol arus, yakni sebagai saklar elektronik.

    4. IC : singkatan dari integrated circuit adalah komponen yang sengaja dirancang dengan terpadu berupa komponen-komponen diode, resistor, kapasitor, dan transistor yang jumlahnya berjuta-juta bisa juga sampai bermilyar-milyar.

    Gambar 2.8 Gambar dari beberapa Komponen


    Teori Metode

    Definisi Metode

    Menurut Heri Rahyubi dalam jurnal AA Rahman dkk (2019:2),[42] “metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik”.

    Konsep Dasar Pegunungan

    Definisi Pegunungan

    Menurut Setiyawadi dalam jurnal Sary Ardila dkk (2019:1),[43] “Dua jalur pegunungan adalah pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang terdapat banyak gunung berapi. Posisi geologis Indonesia berada pada pertemuan tiga lempengaktif yaitu lempeng Indo-Australia di bagianselatan, lempeng EuroAsia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian timur. Dengan demikian, posisi Indonesia sangat rawan terhadap bencana, baik dari aktivitas vulkanis maupun tektonik”.


    Literature Review

    Definisi Literature Review

    Menurut Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015:138),[44] “Literature review berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk di jadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam Literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada permusan masalah”.

    Manfaat Literature Review

    Menurut Budi Warsita dkk dalam CCIT Journal (2016:36),[45] Manfaat dari Studi Pustaka (Literature Review) adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitiannya sama dibidang ini

    Adapun literature review sebagai salah satu penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

    1. Ai Fitri Silvia, Erik Haritman, Yuda Muladi,Tahun 2014 [46]dengan judul Penilitian “Rancang Bangun Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis Arduino Dan Android". Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat alat kontrol pintu berbasis Arduino Uno dan Android untuk keamanan rumah yaitu pintu gerbang secara elektronik tanpa harus menggunakan kunci konvensional. Eksperimen dilakukan pada perancangan blok-blok rangkaian dan software untuk menghasilkan alat sebagaimana tujuan awal. Dengan melakukan eksperimen terhadap perancangan dan pembuatan alat ini, diharapkan akan didapatkan rangkaian serta program sesuai dengan fungsi serta tujuan dari pembuatan alat ini. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, sistem dapat menerima perintah untuk membuka pintu dari aplikasi smartphone Android dengan waktu respons 1 detik dan dapat mencakup jarak hingga 11 meter.
    2. Ferdy Erwan, Abdul Muid, Irma Nirmala,[47] Tahun 2018 dengan Judul Penilitian “Rancang Bangun Sistem Pengukur Cuaca Otomatis Menggunakan Arduino Dan Terintegrasi Dengan Website”.Proses penelitian dimulai dari studi pustaka, yaitu mengumpulkan teori-teori pendukung penelitian yang berkaitan dengan sistem alat pengering buatan dan sistem mikrokontroler. Langkah selanjutnya adalah merancangan sistem berdasarkan teori-teori yang didapat. Analisa kebutuhan meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Setelah semua komponen telah tersedia maka akan dilakukan proses integrasi perancangan sistem perangkat lunak dan perangkat keras secara terpisah. Setelah sistem perangkat lunak dan perangkat keras telah berhasil di buat, Selanjutnya akan dilakukan proses pengujian sistem, jika pengujian berhasil maka penelitian akan selesai, maka akan dilakukan proses penerapan, yaitu penggabungan sistem perangkat lunak dan perangkat keras menjadi satu sistem yang saling berhubungan.Pengujian keseluruhan dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem baik dari hardware maupun aplikasi website yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukan dengan melihat kesesuaian kerja sistem dengan perancangan integrasi hardware, software dan kinerja dari alat yang telah dibuat. Pada pengujian secara keseluruhan menampilkan data sensor setiap 1 jam, sehingga didapatkan rentang nilai suhu 22,52°C hingga 39,2°C, nilai kelembaban 72,1%RH hingga 95,9%RH, nilai intensitas cahaya 0 lux hingga 54612 lux, nilai tekanan udara 1003,5Hpa hingga 43256Hpa, nilai kecepatan angin 0 Km/h hingga 15,8 Km/h, arah angin yang ditampilkan selatan, tenggara, barat, utara, timur. Pada pengujian secara keseluruhan untuk sensor curah hujan tidak memiliki nilai dikarenakan saat dilakukan pengujian tidak terjadi hujan.
    3. Dedi Satria, Syaifuddin Yana, Rizal Munadi, Saumi Syahreza,[48]Tahun 2017 dengan Judul Penilitian “Sistem Peringatan Dini Banjir Secara Real-Time Berbasis Web Menggunakan Arduino dan Ethernet”. Pada penelitian ini metodelogi penelitian yang digunakan adalah SDLC (Software Development Life Cycle) yaitu siklus pengembangan perangkat lunak yang didalamnya terdiri atas siklus dari analisis, desain, implementasi, testing dan pemeliharaan. Berdasarkan hasil yang dirancang maka sistem peringatan dini banjir secara real time berbasis web telah bekerja seperti yang diharapkan. Dengan menggunakan sensor ultrasonic, Arduino Uno, ethernet shield dan wireless router telah dapat mengirimkan data ketinggian air ke pengguna berbasis browser internet. Informasi yang ditampilkan berupa data ketinggian air dan status banjir yang terdiri atas statsu kondisi aman, waspada dan bahaya.
    4. Handy Indra Regain Moseya,[49] Tahun 2017 dengan Judul Peniltian “Pengembangan Purwarupa Node Multi Sensor Pemantau Parameter Cuaca Berbasis Mikrokontroler”. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain perangkat keras dan desain perangkat lunak. Setelah Rangkaian node multi sensor yang telah dibangun telah terhubung dengan komputer kemudian dilakukan pengujian pada node untuk mengetahui apakah sensor dapat bekerja sesuai pengaturan. Hasil bacaan sensor ditampilkan melalui monitor Laptop menggunakan komunikasi serial.
    5. Velma Kurniati, Dedi Triyanto, Tedy Rismawan.[50] Tahun 2017 dengan Judul Penilitian “PENERAPAN LOGIKA FUZZY DALAM SISTEM PRAKIRAAN CUACA BERBASIS MIKROKONTROLER”. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini mencakup studi literatur, metode pengumpulan data, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi, pengujian, pembahasan, kesimpulan. Berdasarkan pengujian sistem prakiraan cuaca, hasil perbandingan prakiraan cuaca antara alat yang dibuat dengan kondisi cuaca sesungguhnya menghasilkan akurasi sebesar 74%.
    6. Hao Xia, Xiaogang Wang, Yanyou Qiao, Jun Jian and Yuanfei Chang.[51] Tahun 2015 dengan Judul Penilitian “Using Multiple Barometers to Detect the Floor Location of Smart Phones with Built-in Barometric Sensors for Indoor Positioning”,(Menggunakan Beberapa Barometer untuk Mendeteksi Lokasi Lantai dari Ponsel Pintar dengan Sensor Barometrik Internal untuk Posisi Dalam Ruangan). Theoretical Concepts Atmospheric pressure has been well known to decrease as the altitude increases. This effect is described by the so-called barometric formula, (Konsep TeoritisTekanan atmosfer telah diketahui menurun dengan meningkatnya ketinggian. Efek ini dijelaskan oleh rumus barometrik), Floor Positioning by Barometric Pressure are based on the assumption that we know the accurate height of each floor in a building. However, learning the floor heights in some buildings is difficult. Penempatan Lantai dengan Tekanan Barometrik didasarkan pada asumsi bahwa kita mengetahui ketinggian akurat setiap lantai dalam sebuah bangunan. Namun, mempelajari ketinggian lantai di beberapa bangunan itu sulit). The experimental results show that our MBFP method performed well under these conditions. The required experimental equipment is common, inexpensive, and ubiquitously used, which validates the good adaptability of our method. In our future work, we intend to focus on the combination of MBFP with other methods that can provide indoor plane location to improve the indoor positioning precision, (Hasil percobaan menunjukkan bahwa metode MBFP kami berkinerja baik di bawah kondisi ini. Peralatan eksperimental yang diperlukan adalah umum, murah, dan digunakan di mana-mana, yang memvalidasi kemampuan adaptasi yang baik dari metode kami. Dalam pekerjaan kami di masa depan, kami bermaksud untuk fokus pada kombinasi MBFP dengan metode lain yang dapat memberikan lokasi pesawat dalam ruangan untuk meningkatkan presisi pemosisian dalam ruangan).
    7. P.Susmitha and G.Sowmyabala,[52] , Tahun 2014 dengan Judul Penilitian “Design and Implementation of Weather Monitoring and Controlling System”, (Desain dan Implementasi Sistem Monitoring dan Pengawasan Cuaca). Method has been developed. The microcontroller is able to communicate using unicast communication, i.e. the master gave orders to one slave address via the master-slave network that has star topology, (Metode telah dikembangkan. Mikrokontroler dapat berkomunikasi menggunakan komunikasi unicast, mis. Master memberi perintah ke satu alamat slave melalui jaringan master-slave yang memiliki topologi bintang)This project can be used to save power, Security purpose, Enhanced for monitoring & controlling of atmosphere conditions, (Proyek ini dapat digunakan untuk menghemat daya, tujuan Keamanan, Ditingkatkan untuk memantau & mengendalikan kondisi atmosfer).
    8. Dedi Satria, Syaifuddin Yana, Rizal Munadi, Saumi Syahreza.[53] Tahun 2017 dengan Judul Peniltian “Prototype of Google Maps-Based Flood Monitoring System Using Arduino and GSM Module”, (Prototipe Sistem Pemantauan Banjir Berbasis Google Maps Menggunakan Modul Arduino dan GSM).In this research,the design of the system usesArduino Uno as data processor. Arduino Uno a processing board using an 8-bit Atmega328 Microcontroller as the main chip. Arduino Uno operates with a voltage of 5 Volts. Arduino provides 14 digital pins, 6 analog pins, 32 kB flash memory, 2 kB SRAM, 1 kB EEPROM, 16 MHz clock speed and a USB connection, (Pada penelitian ini, perancangan sistem menggunakan Arduino Uno sebagai pengolah data. Arduino Uno papan pemrosesan yang menggunakan Mikrokontroler Atmega328 8-bit sebagai chip utama. Arduino Uno beroperasi dengan tegangan 5 Volt. Arduino menyediakan 14 pin digital, 6 pin analog, memori flash 32 kB, SRAM 2 kB, EEPROM 1 kB, kecepatan clock 16 MHz dan koneksi USB). The design of a prototype systemgenerates a flooded information system based on Google Maps with information of water level data and flood location coordinates. The prototype system circuit has been construct successfully. The prototype system consists of ultrasonicsensors, U-Blox Neo 6m GPS module, Arduino Uno and GSM module,Desain sistem prototipe menghasilkan sistem informasi banjir berdasarkan Google Maps dengan informasi data ketinggian air dan koordinat lokasi banjir. Rangkaian sistem prototipe telah berhasil dibangun. Sistem prototipe terdiri dari sensor ultrasonik, modul GPS U-Blox Neo 6m, modul Arduino Uno dan GSM).
    9. M.Ramesh, Dr.S.A.K.Jilani, Mr.S.Arun[54] Tahun 2016 dengan Judul Penilitian “An Automated Thing Speak Weather Monitoring Systemusing Raspberry PI”, (Sistem Pemantauan Cuaca ThingSpeak Otomatis menggunakan Raspberry PI). They have designed prototype using contactand non-contact sensors, (Mereka telah merancang prototipe menggunakan sensor kontak dan non-kontak).After the execution ofthe codethe results canbe seen through the web serviceThingSpeak as shown below, Here the data of BMP 180 is shown graphically andconnected to IoT.This will help usto analyze the variation in the acquisition of data and to act accordingly.The data obtained can be see globally.By this mechanism, we can utilize the system for various applications such as in medical, automotive,sensitive alaraming areas etc, (Setelah eksekusi kode, hasilnya dapat dilihat melalui layanan web. Berbicara seperti yang ditunjukkan di bawah ini, di sini data BMP 180 ditampilkan secara grafis dan terhubung ke IoT. Ini akan membantu kita untuk menganalisis variasi dalam perolehan data dan untuk bertindak sesuai. Data yang diperoleh dapat lihat secara global. Dengan mekanisme ini, kita dapat memanfaatkan sistem untuk berbagai aplikasi seperti di bidang medis, otomotif,area alaraming sensitif dll).
    10. M.K.D.Ulaganathan, C.Saravanan, Olivia Ramya Chitranjan[55] Tahun 2014 dengan Judul Penilitian “Cost-effective Perturb and Observe MPPT Method using Arduino Microcontroller for a Standalone Photo Voltaic System”, (Perturb yang hemat biaya dan Amati Metode MPPT menggunakan Mikrokontroler Arduino untuk Sistem Photovoltaic Stand Alone).There is a growing need for finding alternate methods of power generation, which do not affect the environment. Green Technologies like solar power, wind power help to alleviate the harmful effects of the conventional power generation methods, Ada kebutuhan yang berkembang untuk menemukan metode alternatif pembangkit listrik, yang tidak mempengaruhi lingkungan. Teknologi Hijau seperti tenaga surya, tenaga angin membantu mengurangi efek berbahaya dari metode pembangkit listrik konvensional). A simple hardware model of P&O method using Arduino microcontroller is presented. Simulation results confirm that this method can track the maximum power point quickly without oscillation, (Model perangkat keras sederhana dari metode P&O menggunakan mikrokontroler Arduino disajikan. Hasil simulasi mengkonfirmai bahwa metode ini dapat melacak titik daya maksimum dengan cepat tanpa osilasi).


      BAB III

      PEMBAHASAN

      Gambaran Umum Perusahaan

      Sejarah Singkat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan

      Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya penyebutan "Black Area" bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR. Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization).

      Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia.Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang.

      Penetapan Dewan Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan dan materil.Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime Organization (IMO).

      Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia international yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.

      Struktur Organisasi

      1. Kepala Badan

        Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan ditunjuk langsung oleh Presiden yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Presiden.

      2. Sekretariat Utama

        Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan. Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama yang terdiri atas 3 (tiga) biro yaitu Biro Umum, Biro Perencanaan , serta Biro Hukum dan Kepegawaian.

      3. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, dan Sistem Komunikasi Pencarian dan Pertolongan

        Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, dan Sistem Komunikasi Pencarian dan Pertolongan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan di bidang sarana dan prasarana dan sistem komunikasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, dan Sistem Komunikasi Pencarian dan Pertolongan dipimpin oleh deputi yang terdiri atas 2 (dua) direktorat yaitu Direktorat Sarana dan Prasarana dan Direktorat Sistem Komunikasi.

      4. Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, Dan Kesiapsiagaan

        Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, Dan Kesiapsiagaan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan di bidang operasi pencarian dan pertolongan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan. Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, Dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh deputi yang terdiri atas 2 (dua) direktorat yaitu Direktorat Operasi dan Direktorat Kesiapsiagaan.

      5. Deputi Bidang Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan

        Tugas dan wewenang: Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi telur, mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat

      6. Finance Accounting

        Deputi Bidang Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan di bidang tenaga dan potensi pencarian dan pertolongan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan. Bidang Tenaga dan Potensi Pencarian dan Pertolongan dipimpin oleh deputi yang terdiri atas 2 (dua) direktorat yaitu Direktorat Bina Tenaga dan Direktorat Bina Potensi.

      7. Pusat Data dan Informasi

        Pusat Data dan Informasi adalah unsur penunjang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan melalui Sekretaris Utama. Pusat Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala. Pusat Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan data dan informasi serta pengembangan sistem informasi.

      8. Inspektorat

        Inspektorat adalah unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan melalui Sekretaris Utama. Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.

      9. Unit Pelaksana Teknis

        Unit Pelaksana Teknis melaksanakan tugas teknis operasional dan/ atau teknis penunjang di lingkungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.

      Tugas Dan Tanggung Jawab

      Sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan , Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan memiliki tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan.


      Visi dan Misi

      Visi

      Mewujudkan Badan SAR Nasional yang andal, terdepan, dan unggul dalam pelayanan jasa SAR di wilayah NKRI

      Misi

      Menyelenggarakan siaga terus-menerus dalam pencarian dan pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara andal, efektif, cepat, efisien, serta aman.

      1. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/organisasi nasional maupun internasional dalam rangka menyelenggarakan operasi pencarian dan pertolongan (SAR), serta melakukan pemasyarakatan SAR untuk memaksimalkan potensi SAR.

      2. Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan sumberdaya manusia serta koordinasi berkelanjutan agar setiap saat dapat melaksanakan tugas operasi pencarian dan pertolongan dengan sebaik-baiknya.

      3. Menyediakan sarana dan prasarana operasi, peralatan komunikasi dan sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

      4. Membangun perusahaan dengan kerjasama antar karyawan yang saling menghormati dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing.

      5. Peningkatan kesejahteraan karyawan dan pemegang saham seiring berkembangnya perusahaan semakin maju.

      Tujuan Perancangan

      Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

      1. Mengarahkan pendaki agar dapat menemukan jalur tracking dengan mudah.

      2. Dapat mengetahui posisi pendaki ketika sedang melakukan pencarian

      3. Dapat mengetahui keadaan cuaca terlebih dahulu.

      Analisa Sistem

      Flowchart Sistem Yang Berjalan

      Gambar 3.1 Flowchart Sistem Yang Berjalan

      Dapat dijelaskan gambar flowchart sistem yang berjalan pada pengecekan jalur untuk pendaki :

      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem yang berjalan pada pengecekan jalur untuk pendaki tersebut.

      2. 2 (dua) simbol proses, yang pendaki lakukan sebelum mulai mendaki gunung tersebut.

      Perancangan Alat

      Pada perancangan ini, yang akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting. Karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan dalam perancangan perangkat keras ini:

      1. Hardwer:
        1. Laptop
        2. BMP180
        3. Adaptor Micro SD
        4. Modul GPS
        5. Lcd Oled
        6. Kompas
        7. Esp 32/Wemos
      2. Software :
        1. Adafruit.io
        2. Software Arduino 1.8.10

      Perancangan Hardware

      A. Diagram Blok

      B. Diagram Gambar

      Gambar 3.3 Diagram Gambar

      Perancangan software

      Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan web adafruit.io

      Gambar 3.4 Tampilan website Adafruit.io

      Tampilan software Arduino 1.8.10

      Gambar 3.5 software Arduino 1.8.10

      Rangkaian Alat

      Gambar 3.6 Rangkaian ESP32 GPS Neo 6M

      Gambar 3.7 Rangkaian ESP32 BMP180

      Cara Kerja Alat

      Cara kerja alat ini adalah dengan menggunakan perangkat keras seperti BMP180, kompas dan gps yang dihubungkan ke ESP32. Bmp180 dihubungkan ke esp32 untuk membaca data, membaca suhu, membaca data ketinggian dan tekanan udara. GPS dihubungkan ke ESP32 untuk membaca data, mengkoordinat lokasi ESP32 dengan Longitude dan Latitude. Longitude dan Latitude adalah suatu sistem koordinat geografis yang digunakan untuk menentukan lokasi suatu tempat di permukaan bumi. ESP32 mengirim data melalui website Adafruit.io. kemudian ESP32 membuat data log secara lokal memlalui SDCard.

      Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      1. Para pendaki yang hendak ingin mendaki gunung biasanya hanya mengecek jalur secara manual.
      2. Jika terjadi kecelakaan tim sar akan mengalami kesulitan untuk mengetahui keberadaan para pendaki tersebut.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      1. Membuat suatu sistem yang dapat memudahkan para pendaki yang hendak ingin mendaki gunung dengan mempermudahkan mereka mencari jalur yang aman
      2. Mengetahui keadaan dan kondisi cuaca dan jalur lintasan pendaki agar dapat melakukan persiapan dengan matang.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang di inginkan.

      Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasrifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan tabel 3.1 terdapat 1 nonfunctional opsinya Inessential (I) dan 3 functional opsinya Inessential (I) harus dieliminasi. Semua requirement tersebut adalah bagian dari sistem yang dibahas, namum sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, Alat Pengukur Ketinggian Dan Kondisi Cuaca Berbasis Arduino.

      Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML.

      Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III




      BAB IV

      HASIL DAN UJI COBA

      Uji Coba

      Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub sub berikut.

      Metode Black Box

      Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box Prototype Alat Pengukur Ketinggian Dan Kondisi Cuaca menggunakan ESP32 pada Basarnas, untuk pengujian pada sistem sebagai berikut :

      Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Localhost

      4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung WEB

      Pengujian BMP180 Pada ESP32

      Tabel 4.2 Pengujian BMP180 Pada ESP32

      Pengujian GPS Neo 6M pada ESP32

      Tabel 4.3 pengujian GPS Neo 6M Pada ESP32

      Uji Coba Hardware

      Pengujian BMP180 pada ESP32

      Pada uji coba ini adalah pengujian BMP180 pada ESP32, apakah modul ini berjalan sebagaimana mestinya. Pada alat pengukur ketinggian menggunakan ESP32 pada BASARNAS dengan menggunakan 1 buah Mikrokontroller yang memiliki 30 kaki pon pada board modul, dengan hanya menggunakan 4 buah kaki pada BMP180 yaitu VIN, GND, SCL, SDA. Dimana pin GND ESP32 di hubungkan dengan VIN BMP180, pin D15 ESP32 di hubungkan dengan GND BMP180, pin RXD ESP32 dihubungkan SDA BMP180, pin D22 dihubungkan pada SCL BMP180.

      Gambar 4.1 Hasil pengujian pada BMP180

      Pengujian GPS Neo 6M pada ESP32

      Pada uji coba ini adalah pengujian pada GPS Neo 6M pada Esp32, apakah modul berjalan sebagaimana mestinya. Dimana GPS tersebut bekerja untuk menunjukan arah jalur pendakian. Pin 17 Rx2 ESP32 dihubungkan pada GPS TX, pin 16 tx pada ESP32 dihubungkan pada GPS RX. Kemudian pin 25 TX ESP32 dihubungkan pada adaptor MicroSD, pin RX1 ESP32 dihubungkan c3 Adaptor MicroSd.

      Gambar 4.2 Hasil pengujian pada GPS Neo 6M

      Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Gambar 4.3 Flowchart Sistem Usulan

      Dapat dijelaskan gambar flowchart sistem yang diusulkan pada pengecekan jalur untuk pendaki:

      1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem yang berjalan pada pengecekan jalur untuk pendaki tersebut.
      2. 3 (tiga) simbol proses yang menyatakan bahwa alat tersebut sedang melakukan pengiriman data

      Rancangan Program

      Tahap pertama untuk pembuatan suatu alat dan program adalah tahap perancangan, digunakan sebagai tolak ukur perancangan yang harus sesuai dengan kebutuhnan. Dengan demikian hasil perancangan akan di jadikan acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Pada dasarnya tujuan dari perancangan program adalah untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program dengan apa yang diharapkan.

      Perancangan Perangkat Lunak Arduino 1.8.10

      Sistem perangkat lunak yang dimaksud adalah Arduino IDE yang merupakan perangkat lunak untuk menuliskan listing program Arduino Uno, sehingga sistem Arduino Uno yang sudah dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada perancangan perangkat lunak Arduino Uno ini menggunakan bahasa pemrograman C yang dimana listing programnya dapat di compile dan upload langsung kedalam Arduino Uno menggunakan Arduino IDE, adapun tampilan jendela Arduino IDE pada saat menuliskan listing program seperti berikut :

      Gambar 4.4 Contoh Tampilan Listing Program Arduino

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Pada perancangan sistem usulan ini terdapat beberapa hardware maupun software yang digunakan untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut :

      Spesifikasi Hardware

      Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing, serta dapat digambarkan secara garis bersar saya tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun pperangkat keras (hardware) sebagai berikut :
      1. laptop : Acer V5-4716 (processor Intel (R) Core (TM) i5-3337U, RAM 4,00 GB, Memori 428GB.
      2. Esp32
      3. Modul GPS
      4. BMP180
      5. Lcd Oled
      6. Modul Kompas
      7. Adaptor Micro SD

      Spesifikasi Software

      Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan aplikasi yang digunakan membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) sebagai berikut :

      1. Microsoft Office 2010
      2. Mozila Firefox
      3. Google Docs
      4. Arduino 1.8.10
      5. Paint
      6. Fritzing
      7. Drawi.IO Diagram Flowchart

      Testing

      Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut :

      1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.
      2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.
      3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.
      4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

      Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

      Implementasi

      Pada tahap ini merupakan tahan-tahap untuk merelisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data –data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung shingga sampai tercapainya dalam penerapanya.

      Schedule

      Berdasarkan data yang dikumpulkan sehingga, Alat Pengukur Ketinggian Dan Kondisi Cuaca Berbasis Arduino pada BASARNAS di rancang dan dibuat penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tenpat observasi penulis. Adapun jadwal adapun jadwal proses yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai ditampilkan pada tabel sebagai berikut :

      Tabel 4.4 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

      Estimasi Biaya

      Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut:

      Tabel 4.5 Estimasi Biaya Alat Yang Di Keluarkan




      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Setelah penulis mengadakan penelitian dan mencoba memecahkan masalah yang ada, maka mendapatkan beberapa kesimpulan antara lain :

      1. Dapat dilakukan dengan cara mengecek melalui website lokal.
      2. Jalur tracking bisa diketahui terlebih dahulu, dikarenakan adanya gps dan kompas untuk melacak.
      3. Dengan menggunakan bmp180 bisa mengetahui cuaca di pegunungan tersebut.

      Saran

      Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut :

      1. Menggunakan komunikasi lora
      2. Menggunakan detak jantung

      Kesan

      Selama skripsi ini banyak mendapatkan ilmu baru, banyak kesulitan yang dihadapi terutama dalam pembuatan alat karena banyak yang harus dipelajari.


      Daftar Pustaka

      1. Rizkidiniah, F., Yamin, M. and Muchlis, N.F., 2016. Perancangan Dan Implementasi Prototype Sistem GPS (Global Positioning System) Dan SMS Gateway Pada Pencarian Kendaraan Bermotor Berbasis Arduino Uno. semanTIK, 2(2).
      2. Azizah, N. and Ansyah, A., 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal, 9(1), pp.60-70.
      3. Fajarianto, O. (2017). Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile. Jurnal Lentera ICT, 3(1), 54-60
      4. 4,0 4,1 Rafika, A.S., Koswara, D. and Nugroho, B., 2019. PROTOTYPE ROBOT TEMPAT SAMPAH MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA. Insan Pembangunan Sistem Informasi dan Komputer (IPSIKOM), 4(2).
      5. Saefullah, Asep. Nur Azizah. Andri Ansyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015 (KNS&I).
      6. Sistem Informasi Penjadwalan Dosen Ajar Studi Kasus: STMIK Atma Luhur. Jurnal Nasional Teknologi dan Sistem Informasi, 2(1), pp.65-74.
      7. Sistem Informasi Monev Penelitian (SIMONEP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
      8. Indrawati, I., Suprihanto, J., & Wibowo, A. (2018). MONITORING LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN PACITAN (Doctoral dissertation, STIE Widya Wiwaha).
      9. 9,0 9,1 Mulyani, S. (2017). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah: Notasi Pemodelan Unified Modeling Language (UML). Abdi Sistematika.
      10. Tyoso, J. S. P. (2016). Sistem Informasi Manajemen. Deepublish.
      11. Konsep sistem informasi. Deepublish.
      12. Maimunah, M., Manalu, D. E., & Kusuma, D. B. (2017). PERANCANGAN PROTOTYPE VISUAL PADA BAGIAN DESAIN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PADA PT. SULINDAFIN. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), 4-6.
      13. Santoso, S., Azizah, N., & Astari, A. (2018). Aplikasi Sistem Informasi Pengajuan Kredit Berbasis Web Pada PD. BPR Kerta Raharja Cabang Balaraja. Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2018.
      14. Taufiq, R. (2017). PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGUNAKAN METODE SAW PADA SMP YUPPENTEK 1 LEGOK. Jurnal Teknik, 6(2).
      15. . Sutanto, P., Setiawan, A., & Setiabudi, D. H. (2017). Perancangan Sistem Forecasting di Perusahaan Kayu UD. 3G dengan Metode ARIMA. Jurnal Infra, 5(1), 325-330.
      16. Tiara, K., Kusumah, H., & Putri, D. M. (2017). PENERAPAN MANAJEMEN ASET DENGAN MAPYOURTAG PADA PERGURUAN TINGGI. CERITA Journal, 3(1), 91-109.
      17. Agusvianto, H., 2017. Sistem Informasi Inventori Gudang Untuk Mengontrol Persediaan Barang Pada Gudang Studi Kasus: PT. Alaisys Sidoarjo. Journal Of Information Engineering and Educational Technology, 1(1), pp.40-46.
      18. Faristia, F. (2016). TA: Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Field Collector Pada PT Chrismalis Artha (Doctoral dissertation, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya).
      19. . Dzulhaq, M. I., Tullah, R., & Nugraha, P. S. (2017). Sistem Informasi Akademik Sekolah Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal Sisfotek Global, 7(1).
      20. .Hanafri, M. I., Mustafa, S. M., & Hidayat, A. (2017). Proses Perakitan Trafo Dengan Menggunakan Animasi Multimedia. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 7(1).
      21. Ariawan, J., & Wahyuni, S. (2015). Aplikasi Pengajuan Lembur Karyawan Berbasis We. Jurnal Sisfotek Global, 5(1).
      22. Putri, T. R., Widowati, S., & Hakim, I. L. (2015). Pembangkitan Kasus Uji Untuk Pengujian Aplikasi Berbasis Sequence Diagram. eProceedings of Engineering, 2(3).
      23. 23,0 23,1 Mustaqbal, M. S., Firdaus, R. F., & Rahmadi, H. (2016). Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SMNPTN). Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan, 1(3).
      24. Kusnandar, K., 2016. Rancang Bangun & Analisis Sistem Sistem Informasi Perpustakaan Menggunakan Model Waterfall (Studi Kasus: STMIK WICIDA Samarinda). Sebatik, 16(1), pp.16-25.
      25. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Pembayaran SPP Siswa Berbasis Web di SMK Al-Amanah. JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 8(1).
      26. Implementasi Genetic Fuzzy System Untuk Mengidentifikasi Hasil Curian Kendaraan Bermotor Di Polda Lampung. SIMADA (Jurnal Sistem Informasi dan Manajemen Basis Data), 1(1), pp.21-30.
      27. Perancangan SIstem Informasi Manajemen Data Korban Bencana Berbasis Mobile Android. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (JEMSI), 3(2).
      28. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ABSENSI GURU DAN STAFF PADA SMK PANCAKARYA TANGERANG BERBASIS WEB. SENSI Journal, 4(2), pp.153-167.
      29. Journey from Data Mining to Web Mining to Big Data. In International Journal of Computer Trends and Technology (IJCTT) Vol.10 No.1 2014:18.
      30. Kajian sistem monitoring dokumen akreditasi teknik informatika unikom. majalah ilmiah UNIKOM, 12(2).
      31. Pemrograman Motor Stepper Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman C. MEKTEK, 13(1).
      32. SISTEM INDIKATOR PADA DAUN MENGGUNAKAN SENSOR WARNA BERBASIS MIKROKONTROLER AT-MEGA32. KOMPUTEK, 2(1), pp.85-91.
      33. SISTEM PENGUKUR TINGGI DAN BERAT BADAN UNTUK POSYANDU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATmega853. CCIT Journal, 9(2), pp.168-178.
      34. PROTOTYPE PEMBELAJARAN LIFT TIGA LANTAI BERBASIS ARDUINO. Cahaya Bagaskara: Jurnal Ilmiah Teknik Elektronika, 1(1).
      35. Power supply with microcontroller for circuit protection. U.S. Patent 10,091,859.
      36. Penyiraman Tanaman Secara Otomatis Menggunakan Propeler berbasis IoT. ITEJ (Information Technology Engineering Journals), 3(2), pp.20-27.
      37. 37,0 37,1 Penyiraman Tanaman Secara Otomatis Menggunakan Propeler berbasis IoT. ITEJ (Information Technology Engineering Journals), 3(2), pp.20-27.
      38. Studi lapangan variabel iklim rumah vernakular pantai dan gunung dalam menciptakan kenyamanan termal adaptif. Jurnal Arsitektur.
      39. Perancangan Alat Pendeteksi Asap Berbasis Mikrokontoller, Modul Gsm, Sensor Asap, Dan Sensor Suhu. eProceedings of Applied Science, 3(3).
      40. . WORKING PRINCIPLE OF ARDUINO AND U SING IT. International Journal of Control, Automation, Communication and Systems (IJCACS), 1(2), pp.21-29.
      41. May. Automatic Fish Feeder Using Microcontroller. In Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri (pp. 345-351).
      42. SISTEM INFORMASI PRAKERIN DENGAN METODE PUSH NOTIFICATION PADA BAGIAN HUBUNGAN INDUSTRI (HUBIN) DI SMK MATHLA’UL ANWAR KOPO BANDUNG. Jurnal Teknologi Informasi, 1(1).
      43. PEMETAAN NETWORK ANALISIS UNTUK MENENTUKAN JALUR EVAKUASI GUNUNG MERAPI DENGAN VISUALISASI GOOGLE MAPS API (Studi Kasus: Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta) (Doctoral dissertation, ITN MALANG).
      44. Aplikasi Monitoring sistem absensi sidik jari sebagai pendukung pembayaran biaya pegawai terpusat dengan SAP. CCIT Journal, 8(3), pp.134-146.
      45. PEMANFAATAN WEBSITE RAHARJA. AC. ID SEBAGAI MEDIA INFORMASI JURNAL ICIT. SENSI Journal, 2(1), pp.33-44.
      46. Rancang Bangun Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis Arduino Dan Android. Electrans, 13(1), pp.1-10.
      47. RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKUR CUACA OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO DAN TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE. Jurnal Coding Sistem Komputer Universitas Tanjungpura, 6(3).
      48. Sistem peringatan dini banjir secara real-time berbasis web menggunakan arduino dan ethernet. Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi), 1(1), pp.1-6.
      49. Pengembangan Purwarupa Node Multi Sensor Pemantau Parameter Cuaca Berbasis Mikrokontroler. Jurnal MIPA, 6(1), pp.21-25.
      50. Penerapan Logika Fuzzy Dalam Sistem Prakiraan Cuaca Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Coding Sistem Komputer Universitas Tanjungpura, 5(2).
      51. Using multiple barometers to detect the floor location of smart phones with built-in barometric sensors for indoor positioning. Sensors, 15(4), pp.7857-7877.
      52. Design and implementation of weather monitoring and controlling system. International Journal of Computer Applications, 97(3).
      53. Prototype of Google Maps-Based Flood Monitoring System Using Arduino and GSM Module. Int. Res. J. Eng. Technol, 4(10), pp.1044-1047.
      54. An Automated ThingSpeak Weather Monitoring System using Raspberry PI.
      55. Cost-effective Perturb and Observe MPPT method using arduino microcontroller for a standalone photo voltaic system. International Journal of Engineering Trends and Technology (IJETT), 8(1), pp.24-28.

Contributors

Haqiqi aulia