SI1333476597

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

TEMPAT SAMPAH PINTAR DENGAN PENUTUP

DAN PEMILAH OTOMATIS PADA

SMK PGRI 2


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1333476597
NAMA



JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATIN And INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

TEMPAT SAMPAH PINTAR DENGAN PENUTUP

DAN PEMILAH OTOMATIS PADA SMK PGRI 2

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1333476597
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ...Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Dr. Ir.Untung Rahardja, M.T.I., MM)
       
( Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd., MTI)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

TEMPAT SAMPAH PINTAR DENGAN PENUTUP DAN PEMILAH OTOMATIS

PADA SMK PGRI 2

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476597
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication and Innovative Technology(CCIT)

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang,...Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
( Supardi Sigit, Ir., MM)
   
NID : 11002
   
NID : 13001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


TEMPAT SAMPAH PINTAR DENGAN PENUTUP DAN PEMILAH

OTOMATIS PADA SMK PGRI 2

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476597
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology (CCIT)

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang,...Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
()
 
()
 
()
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


TEMPAT SAMPAH PINTAR DENGAN PENUTUP DAN PEMILAH

OTOMATIS PADA SMK PGRI 2

Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476597
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar sarjana baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang,...Januari 2018

 
 
 
 
NIM : 1333476597

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Menjaga kebersihan lingkungan kita adalah hal terpenting agar kita terhindar dari segala penyakit, salah satunya yaitu dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah yang tidak terawat dengan sampah yang menumpuk dan terlihat menjijikan membuat kita merasa enggan membuang sampah pada tempatnya karena terdapat banyak kuman yang mungkin akan hinggap di tubuh kita jika bersentuhan dengan tempat sampah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, telah diterapkan tempat sampah pintar dengan dengan penutup dan pemilah otomatis. Sistem ini digunakan untuk menjaga kita bersentuhan langsung pada tempat sampah dan memilah secara otomatis organik dan nonorganik. Rancangan ini terdapat beberapa komponen berupa Arduino uno, Motor DC, Motor Servo, Sensor Ultrasonik, Sencor Warna TCS3200, dan komponen-komponen lainnya. Alat ini akan bekerja ketika sensor ultrasonik mendeteksi benda yang bergerak mendekati dan akan memberikan intruksi kepada motor servo untuk membuka bagian penutup tempat sampah, setelah objek di masukan kedalam tempat sampah sensor warna akan membaca jenis sampah apakah termasuk organik atau nonorganik. Kemudian motor dc akam membuka dan memisahkan sampah organik dan nonorganik di kotak yang berbeda.

Kata kunci  : Arduino Uno, Motor DC, Sensor Warna TCS3200, Sensor Ultrasonik


ABSTRACT

Maintain cleanliness of our environment is the most important thing for us to avoid all diseases, one of which is by throwing garbage in place. Unmade trash cans with garbage that pile up and look disgusting make us feel reluctant to throw the garbage in place because there are many germs that may come to our body when in contact with the trash. Based on this, a smart garbage bin with automatic cover and sorting has been implemented. This system is used to keep us in direct contact with the trash and sorting automatically organic and inorganic. This design contains several components such as Arduino uno, DC Motor, Servo Motor, Ultrasonic Sensor, Sencor Color TCS3200, and other components. This tool will work when ultrasonic sensors detect moving objects approaching and will give instructions to the servo motor to open the cover of the trash can, after the object is input into the color sensor bins will read the type of garbage whether it is organic or non-organic. Then dc motor akam open and separate organic and inorganic waste in different boxes.

Keywords: Microcontroller, Arduino Uno, DC Motor

KATA PENGANTAR


Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT pemilik alam semesta raya yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi dengan judul “ TEMPAT SAMPAH PINTAR DENGAN PENUTUP DAN PEMILAH OTOMATIS PADA SMK PGRI 2 ”.

Penulisan laporan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang Strata Satu Jurusan Sistem Komputer di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh bantuan berupa petunjuk, saran dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada :

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., MTI selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja
  4. Bapak Supardi Sigit, Ir., MM yang telah bersedia menjadi pembimbing Pertama Skripsi ini
  5. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S.Kom, MM yang telah bersedia menjadi pembimbing Kedua Skripsi pada penelitian ini
  6. Bapak dan Ibu dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
  7. Kedua orang tua dan adik yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat kepada Beliau, Amin
  8. Rekan-rekan seperjuangan Sistem Komputer 2013 yang telah memberikan saya semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyusunan Skripsi ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan..

Tangerang,...Januari 2018
Ari Andriyatna
NIM. 1333476597

Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
SIMBOL ELEKTRONIKA
SIMBOL USE CASE DIAGRAM
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Tabel Perbedaan Sistem Prosedur

Tabel 4.2 Tabel Metode Black Box

Tabel 4.3 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Tabel 4.4 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Tahap

Gambar 2.2 Mikrokontroller Arduino Uno

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Motor Servo

Gambar 2.4 Motor Servo

Gambar 2.5 Sensor Warna TCS3200

Gambar 2.6 Tampilan IDE Arduino 1.0.5

Gambar 2.7 Resistor

Gambar 2.8 Transistor

Gambar 2.9 Kapasitor

Gambar 2.10 Dioda

Gambar 2.11 Bluetooth HC 05

Gambar 2.12 Diagram Waktu Sensor Ultrasonik

Gambar 2.13 Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Diagram Blok

Gambar 3.3 Rangkaian Motor DC

Gambar 3.4 Rangkaian Motor Servo

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Warna

Gambar 3.6 Rangkaian Relay

Gambar 3.7 Rangkaian Catu Daya

Gambar 3.8 Rangkaian Keseluruhannya

Gambar 3.9 Memulai IDE Arduino

Gambar 3.10 Tampilan Layar Program Arduino

Gambar 3.11 Membuka Device Manager

Gambar 3.12 Memilih Arduino Uno Pada Port COM

Gambar 3.13 Menentukan Koneksi Port 4 pada Arduino

Gambar 3.14 Memilih Jenis Board Pada Mikrokontroler

Gambar 3.15 Menyimpan File Program Pada Arduino

Gambar 3.16 Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Gambar 3.17 Flowchart Sistem

Gambar 4.1 Flowchart Sistem

Gambar 4.2 Rangkaian Motor servo

Gambar 4.3 Rangkaian Sensor Warna TCS3200

Gambar 4.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Gambar 4.5 Rangkaian Secara Keseluruhan

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari yang tidak diinginkan dari suatu proses. Jenis sampah yang berada di sekitar kita cukup beragam, berupa sampah dari rumah tangga, industri, perkantoran maupun lingkungan sekolah. Sedangkan menurut sifatnya sampah ini dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan non organik seperti sampah rumah tangga, dedaunan, sayuran, plastik, logam atau besi. Banyak manusia yang tidak sadar akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungannya, hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya sampah yang berceceran di jalan dan juga ditaman kota.

Tempat sampah yang sudah di sediakan hanya menjadi hiasan bisu yang tidak terawat dan tidak menarik, mungkin hal tersebut yang membuat manusia enggan membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah yang kotor dan tidak terawat menyebabkan banyaknya kuman yang berkembang biak di tempat tersebut, hal tersebut yang menyebabkan manusia enggan membuang sampah pada tempatnya karena takut akan terkena kuman yang ada di sekitar tempat sampah. Bercermin dari hal tersebut kesadaran setiap manusia sangat diperlukan dan lebih ditingkatkan akan kebersihan lingkungannya. Dimulai dari hal kecil di sekitar lingkungan sekolah, seperti mengajarkan kepada siswa agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan di sekitar sekolahnya dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian lingkungan kadang memerlukan cara yang unik agar setiap manusia tertarik dan segan membuang sampah pada tempatnya. Dengan menggunakan cara pengembangan tempat sampah yang dapat membuka dan menutup tempat sampah dan dengan otomatis memilah sampah organik dan non organik yang menggunakan development board arduino yang berkomunikasi pada sensor warna dan sensor metal detector agar dapat terealisasi sistem pemilah sampah secara otomatis serta mencacahnya. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas maka akan dibuat suatu prototype.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka pada Skripsi ini penulis mengambil judul “Tempat Sampah Pintar Dengan Penutup dan Pemilah Otomatis Pada SMK PGRI 2”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pengamatan yang menjadi perumusan dalam penyusunan laporan ini, dapat dirumuskan permasalahan antara lain  :

  1. Bagaimana membuat tempat sampah pintar ini ?

  2. Hardware apa saja yang dibutuhkan untuk membuat perancangan tempat sampah otomatis ini ?

  3. Bagaimana memilah sampah secara otomatis ?

Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan masalah di atas, pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan skripsi ini agar tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, dengan ruang lingkup penelitian terbatas hanya pada “Hanya dapat membuka dan memilah sampah dengan otomatis menggunakan Mikrokontroller Arduino.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan membuat tempat sampah pintar adalah sebagai berikut  :

  1. Tujuan Individual

  2. a. Menciptakan sebuah prototype yang bermanfaat bagi SMK PGRI 2

    b. Sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana

  3. Tujuan Fungsional

  4. a. Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah SMK PGRI 2 tangerang

    b. Untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah SMK PGRI 2

  5. Tujuan Operasional

  6. a. Membuka tempat sampah dan memilah secara otomatis

    b. Mencacah sampah organik dengan otomatis untuk dijadikan pupuk kompos

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

  1. Manfaat Operasional

  2. a. Memberikan kemudahan kepada petugas kebersihan sekolah dalam memilah sampah organik dan non organik

    b. Mencacah sampah secara otomatis setelah sampah organik terpisah

  3. Manfaat Fungsional

  4. a. Mempermudah dalam membuka dan menutup tempat sampah tanpa harus bersentuhan dengan tempat sampah tersebut

    b. Memodernisasi kinerja tempat sampah tersebut

  5. Manfaat Individual

  6. a. Ikut berpartisipasi dalam pengembangan IPTEK dengan memperluas cakrawala berfikir pada penyusunan Laporan Skripsi ini

    b. Meningkatkan kemampuan dari mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah untuk menghadapi tantangan di masa depan

Metode Pengembangan System

Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui proses mengevaluasi seperti pelaksanaan proyek yang lainnya. Dalam metode ini penulis mengembangkan dan mengevaluasi sistem yang terdiri dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan. Dengan menggunakan metode pengembangan dan waawncara, penulis berharap dapat menerima penilaian terhadap sistem yang berjalan dari stakholder, kemudian dapat langsung melakukan perbaikan terhadap sistem

Metode SDLC (System Development Life Cycle)

Metode ini merupakan pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan, jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pekerjaan langkah selanjutnya. Dalam metode ini penulis mengusulkan sebuah pengembangan sistem yang sistematik yang melingkupi tahap-tahap sebagai berikut :

a. Planning

Pada tahap yang dilakukan ini, penulis melakukan identifikasi kelayakan sistem baik secara teknis dan ekonomis. Secara teknis menyangkut ketersediaan sumberdaya berupa tenaga dan perangkat pendukung sedangkan secara ekonomis menyangkut ketersediaan dana pendukung

b. Analisis

Analisis sistem merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem, penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam kegiatan-kegiatan. Seorang sistem analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya sehingga akan tercipta sebuah sistem yang diinginkan oleh user. Tahapan ini yang nantinya akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data penghubung dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen inilah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menerjemahkan ke dalam bahasa pemrograman

c. Design

Pada proses desain ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan yang dapat diperkirakan. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang nantinya akan digunakan untuk melakukan aktifitas pembuatan sistemnya

d. Testing

Pada testing ini penulis melakukan uji coba menggunakan Black Box pada sistem yang akan dibangun, dalam fungsinya Black Box testing digunakan agar diketahui apakah prototype sudah berjalan sesuai ketentuan dan tidak ada kesalahan pada perfomansi (performance errors)

e. Implementasi

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem, setelah melakukan analisa design dan testing

Metode Testing

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan untuk mengetahui kualitas dari suatu sistem yang akan diterapkan. Pada metode testing ini penulis melakukan uji coba menggunakan Black Box pada sistem yang akan dibangun, dalam fungsinya Black Box testing digunakan agar diketahui apakah prototype sudah berjalan sesuai ketentuan dan tidak ada kesalahan pada perfomansi (performance errors).

Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah. Dengan urutan pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan .

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang pengertian-pengertian konsep dasar sistem dan definisi-definisi yang Bab ini berisi tentang landasan teori dan literature review sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan laporan sehingga menghasilkan karya yang memiliki daya guna.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang perancangan tempat sampah yang dapat membuka dan menutup serta memilah sampah otomatis dan mencacah, Flow Chart dari sistem yang akan dibangun, komunikasi antara mikrokontroler dengan sensor dan tampilan prototipe.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini berisi tentang implementasi dari sistem yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap komunikasi antara mikrokontroler, sensor pemilah, motor DC sebagai media untuk membuka dan menutup tempat sampah.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa dan implementasi pengujian dan saran dari pembuatan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang referensi-referensi yang di dapat selama melakukan penelitian yang dihasilkan

LAMPIRAN

Daftar yang memuat keseluruhan data dan dokumentasi pekerjaan yang pernah dilakukan untuk melengkapi Laporan Skripsi yang dibuat

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Sistem

Suatu sistem terdiri dari beberapa bagian sistem-sistem atau beberapa subsistem. Komponen dari suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi dan saling berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dari sistem tersebut tercapai. Ada banyak mengenai definisi sistem diantaranya adalah:

Menurut Taufiq (2013:02) “sistem adalah sekumpulan sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Eddy (2014:78)[1] “Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut keterkaitannya didalam mencapai tujuan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah suatu kumpulan objek dan prosedur-prosedur yang saling terhubung satu sama lain dan berkolaborasi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

A. Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20), sebuah sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem, adapun beberapa karakteristik yang dimaksud yaitu:

  1. Komponen Sistem (components system)

  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut subsystem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan memengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

  3. Batasan Sistem (boundary)

  4. Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas system menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari system tersebut.

  5. Lingkungan Luar (environment)

  6. Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sebuah sistem.

  7. Penghubung Sistem (interface)

  8. Penghubung merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, apabila di dalam perusahaan memiliki beberapa sistem seperti produksi, finansial, pemasaran, dan HRD yang tidak memiliki penghubung satu sama lain tentu saja proses bisnis di dalam perusahaan tersebut tidak akan berjalan dengan semestinya. Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsystem yang lain yang membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan Sistem

  10. Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah bahan yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah masukan yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. Contoh lain di dalam suatu perusahaan, karyawan merupakan maintenance input yang akan mengoperasikan sistem tersebut, sedangkan data merupakan signal input yang akan diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem

  12. Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan. Misalnya, dalam sistem pencernaan, energi merupakan keluaran yang dibutuhkan oleh sistem lain, sedangkan ampasnya merupakan sisa yang harus di buang.

  13. Pengolahan Sistem

  14. Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. Sistem pencernaan akan mengolah makanan menjadi energi. Sistem produksi akan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam sistem informasi, pengolahan dapat berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pengurutan, atau operasi lainnya yang nantinya akan mengubah masukan berupa data menjadi informasi yang berguna.

  15. Sasaran Sistem

  16. Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem menjadi tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali. Tujuan sistem informasi tergantung pada kegiatan yang ditangani. Secara umum suatu sistem memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

    a. Mendukung fungsi kepengurusan manajemen.

    b. Mendukung pengambilan keputusan manajemen.

    c. Mendukung kegiatan operasi perusahaan.

C. Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:15), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

  2. Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.

  3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

  4. Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin yang disebut human machine system.

  5. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

  6. Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat di prediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sedangkan sistem probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

  8. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh luarnya. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengruhi dengan lingkungan luarnya.

D. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Al-Jufri (2011:141),[2] “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan”.

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227),[3] “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Berdasarkan dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahap penentuan proses perencanaan dari proses pendefinisian kebutuhan-kebutuhan dari siklus pengembangan sistem baru atau sistem yang akan di bentuk.

E. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228),[3] tahap perancangan/desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci

Menurut Tata Sutabri (2012:225), tahap perancangan sistem dibagi menjadi dua bagian, yaitu rancangan sistem yang secara umum dan secara rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan

  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal mengidentifikasikan, analisis dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoprasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan

F. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[2] Langkah-langkah tahap rancangan yaitu:

  1. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici

  2. Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru denagan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Bebrapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu:

    a. Kamus data (Data dictionary)

    b. Flowchart

    c. Model hubungan objek

    d. Spesifikasi kelas

  3. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  4. Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  5. Mengevaluasi berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

  6. Analis bekerjasama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  7. Memilih Konfigurasi Terbaik

  8. Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui.Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

  9. Menyiapkan Usulan Penerapan

  10. Analis menyiapakn usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerpan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

  11. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui.

Al-jufri (2011:141)
Gambar 2.1 Diagram Tahap

Konsep Dasar Pengujian

A. Definisi Black Box

Menurut Silvia (2015:48) “Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak dan fungsinya”.

Menurut budiman (2012:4) Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Dari kedua definisi diatas dapat simpulkan bahwa pengujian black box dilakukan untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji berdasarkan spesifikasi perangkat lunaknya dan memeriksa fungsionalnya dari perangkat lunak apakah sesuai dengan yang diharapkan.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan interface

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

4. Kesalahan performa

5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

B. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

  2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Boxyang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  3. Boundary Value Analysis

  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  5. Cause-Effect Graphing Techniques

  6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    a. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    b. Pembuatan grafik Causes-Effect graph

    c. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

    d. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

  7. Comparison Testing

  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  9. Sample and Robustness Testing

  10. a. Sample Testing

    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

    b. Robustness Testing

    Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  11. Behavior Testing dan Performance Testing

  12. a. Behavior Testing

    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    b. Performance Testing

    Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    c. Requirement Testing

    Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (Input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    1) Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

    2) Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

  13. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

C. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box
Sumber siddiq (2012:14)

D. Definisi White Box

Menurut Nidhra dan Dondetti dalam Sidi (2015:33) “White Box Testing adalah salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang dibuat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan sudah dihasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang diharapkan maka akan dikompilasi ulang dan dicek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai dengan yang diharapkan”.

Menurut desmira, dkk (2015:48) “White Box Testing adalah pengujian perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan”.

Berdasarkan dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian White Box yaitu metode pengujian yang dilakukan pada perangkat lunak untuk meneliti dan menganalisa kode dari program menghasilkan sebuah output apakah sudah berjalan sesuai spesifikasi kebutuhan.

D. Kelebihan dan Kelemahan White Box

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

  2. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

  3. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan

  4. penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

  5. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

  6. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai dari tahap awal Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia.

Konsep Dasar Flowchart

A. Definisi Flow Chart

Menurut Kristanti dan Niluh Gede Redita di dalam Jurnal Sistem Informasi (2012:87),[4] “Flowchart adalah cara penyajian visual aliran data melalui sistem informasi, operasi yang dapat dilakukan dalam sistem dan urutan dimana mereka dilakukan.” Flowchart dapat membantu menjelaskan pekerjaan yang saat ini dilakukan dan bagaimana cara meningkatkan pekerjaan tersebut.

Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2011:8),[5] “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program.

Menurut Rejeki (2013:451) “Flowchart merupakan penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

B. Cara Membuat Flow Chart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8):[5]

  1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

  4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

  5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

  6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

C. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Sulindawati (2010:8),[5] Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Flowchart Sistem merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi. Flowchart sistem terdiri dari tiga data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat digambarkan secara online (dihubungkan langsung dengan komputer) atau offline (tidak dihubungkan langsung dengan komputer, misalnya mesin tik, cash register atau kalkulator).

  3. Flowchart Paperwork (Document Flowchart)

  4. Flowchart Paperwork menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Flowchart Paperwork sering disebut juga dengan Flowchart Dokumen. Kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat atau disimpan.

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart Skematik mirip dengan Flowchart Sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standart, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripeheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam system. Flowchart Skemantik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh sesorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart.

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart Program dihasilkan dari Flowchart Sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan Flowchart Program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analisa sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)

Flowchart Proses merupakan teknik menggambarkan rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart Proses memiliki lima simbol khusus. Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, Flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan.

Konsep Dasar Prototype

A. Definisi Prototype

Menurut Nurajizah (2015:A-215) “Prototype didefinisikan suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Rizkidiniah, dkk (2016:195),”Prototipe adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif dari produk akhirnya”.

Dari kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Prototype merupakan model atau simulasi dari sebuah sistem yang memberikan ide bagi para calon pengembang dan pengguna sebelum dirancangnya produk sebenarnya.

B. Jenis-Jenis Prototype

Menurut Simarmata (2011:64),[6] Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Rapid Throwaway Prototyping

  2. Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  3. Prototype Evolusioner

Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

C. Kelebihan dan Kelemahan Prototype

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Konsep Dasar Elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66), “Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Amrullah, dkk (2016:14-27) “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan yang dibuat pada sistem baru yang diinginkan berdasarkan kebutuhan atau keinginan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

B. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2011:302)[7] Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Tahap II

  4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi.

    “M” pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    “D” pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    “I” pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

    a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

    b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    b. Middle (M): Mampu dikerjakan.

    c. Low (L): Mudah dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Sampah

A. Definisi Sampah

Menurut Gandes, dkk (2013:2) “Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam berbentuk padat.

Menurut Widawati, dkk (2014:119-126) “Sampah merupakan produk sampingan dari aktifitas masyarakat dari hasil sisa produk atau sesuatu yang dihasilkan dari sisa-sisa penggunaan yang manfaatnya lebih kecil daripada produk yang digunakan oleh penggunanya sehingga hasil dari sisa dibuang atau tidak digunakan lagi”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan hasil dari sisa kegiatan manusia sehari-hari berbentuk padat yang tidak digunakan lagi.

B. Jenis-jenis Sampah

Menurut Sentosa dan Soemarno (2014:1) pada umumnya jenis sampah terdiri atas 2 bagian yaitu:

  1. Sampah Organik

  2. Sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami.

  3. Sampah Anorganik

Sampah Anorganik atau sampah yang tidak membusuk adalah sampah yang tersusun dari senyawa anorganik, berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui seperti mineral, dan minyak bumi atau terdiri dari proses industri.

Teori Khusus

Konsep Dasar Sistem Komputer

Menurut Rita Melina(2016:1) “Sistem komputer adalah elemen-elemen yang saling berhubungan menjalankan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer. Elemen dari komputer terdiri dari perangkat lunak (software), perangkat keras(hardware) dan manusianya (brainware).

Komponen-komponen dalam sistem komputer dibagi menjadi 3 yaitu:

A. Software (Perangkat Lunak)

  1. Sistem operasi

  2. Program aplikasi

  3. Bahasa pemrograman

B. Hardware (Perangkat Keras)

  1. Perangkat input

  2. Perangkat output

  3. Media penyimpanan

C. Brainware (Orang Yang Mengoprasikan Komputer)

  1. Programer

  2. Operator

  3. Analisis sistem

Konsep Dasar Mikrokontroler

A. Definisi Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:1)[8] “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnnya membaca dan menulis data.

Mikrokontroler merupakan sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dancomputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama, yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus sesuai dengan yang diinginkan oleh programmer.

B. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Saefullah, pada jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2)[8] bahwa terdapat karakteristik-karakteristik mikrokontroler, yaitu:

1. CPU (Central Procesing Unit)

2. RAM (Read Only Memory)

3. I/O (Input/Output)

Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

C. Klasifikasi Mikrokontroler

Klasifikasi mikrokontroler hanya ada 2 macam mikrikontroler. Pembagian ini didasarkan kompleksitas insruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada minkrokontroler. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC yang masing-masing mempunyai keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

1. RISC merupaka kependekan dari reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak

2. CISC merupakan kependekan dari Complex instruction Set Computer. Instruksi yang lebih lengkap tetapi dengan fasilitas secukupnya, karena arsitektur CISC menekankan pada perangkat keras.

D. Bagian-bagian mikrokontroler

Menurut Saptaji (2015:15) “walaupun terdapat banyak seri mikrokontroler dari banyak pabrikan namun semua pasti akan memiliki perangkat keras sebagai berikut dalam arsitekturnya.

  1. Perangkat Keras

  2. a. Cpu (Central Processing Unit)

    CPU merupakan pusat kendali, pusat pemrosesan data dan pengambil keputusan. Disinilah eksekusi program dilakukan.

    b. Alu (Aritmathic and Logic Unit)

    Alu merupakan tempat unutk memproses operasi aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan operasi logika seperti NOT, AND, OR, NAND.

    c. Memori (RAM dan ROM)

    RAM (Random Access Memory) memori dengan sifat volatile yang digunakan untuk tempat penyimpanan data sementara (temporary). Data ini akan hilang jika sumber daya listrik dimatikan.

    Sementara ROM (Read Only Memory) digunakan untuk menyimpan data dan program yang telah disimpan yang sifatnya tetap dan tidak akan hilang saat sumberdaya listrik dimatikan.

    d. Port I/O

    Port berfungsi sebagai tempat keluar masuk data dari atau ke luar mikrokontroler. Karena bersifat bidirectional, maka port ini harus siinisialisasi dahulu sebagai input dan output.

    e. Sistem Clock

    Clock merupakan penggerak semua aktifitas dalam sistem internal mikrokontroler. Jika CPU diibaratkan seperti otak manusia, maka clock ini bekerjanya diibaratkan jantungnya manusia. Clock inilah yang menggerakan CPU utuk mengambil program dari ROM indeks pertama (0000H) berurutan sampai berakhirnya baris program.

    f. Timer dan Counter

    Timer dan Counter merupakan sebuah unit yang berbasis perulangan bilangan. Timer merupakan pengulangan yang digunakan untuk mendefinisikan waktu, sedangkan Counter digunakan untuk mendefinisikan perulangan bilangan yang terus bertambah nilainya.

  3. Sistem Bus

Merupakan sejumlah saluran kabel yang digunakan oleh perangkat yang terhubung dengannya secara bersama-sama. Lebar kabel bermacam-macam tergantung dari arsitektur mikrokontroler yang bersangkutan, misal 8 bit (1 byte) 16 bit (2 byte) 32 bit (4 byte). Semakin lebar bus yang digunakan akan semakin cepat pemrosesan data yangterjadi didalam sistem mikrokontroler sehingga akan signifikan data yang akan diproses.

Konsep Dasar Arduino

A. Definisi Arduino

Menurut Gunawan di dalam Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4 (2013:203),[9] “Arduino uno adalah sebuah modul yang memiliki komponen komplit berbasis papan mikrokontroler pada ATmega328”.

Menurut Guntoro, Yoyo dan Erik di dalam Jurnal Electrans Vol. 12, No. 1 (2013:40),[10] “Arduino uno adalah board mikrokontroler berbasis ATMega328. Arduino uno memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM (Pulse Widht Modulation) dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSPheader, dan juga tombol reset”.

Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Gambar 2.2 Mikrokontroler Arduino Uno

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis,Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board.Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan Processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

  1. Verify : Cek error dan lakukan kompilasi kode.

  2. Upload : Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.

  3. New : Membuat aplikasi baru.

  4. Open : Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.

  5. Save : Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board

Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

a. pin

Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

b. 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

c. 3,3V

Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA Pin Ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino

d. Memori

ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

e. Input dan Output

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt.Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

  2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

  3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output

  4. PWM dengan fungsi analogWrite().

  5. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.

  6. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Konsep Dasar Motor Servo

A. Definisi Motor Servo

Menurut Sausan, dkk (2016:35-42) “Motor Servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang mampu bekerja dua arah (Clockwise dan CounterClockwise) dan dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem umpan balik loop tertutup yang terintergrasi pada motor tersebut”.

Motor servo merupakas sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terhubung dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu dari motor tersebut akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.

B. Prinsip Kerja Motor Servo

Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (PulseWideModulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke posisi sudut 90⁰.

Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan berputar ke arah posisi 0⁰ atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau ke kanan (searah jarum jam). Lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Motor Servo

Ketika lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor servo akan bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan, dan berhenti pada posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada posisi tersebut. Jika ada kekuatan eksternal yang mencoba memutar atau mengubah posisi tersebut, maka motor servo akan mencoba menahan atau melawan dengan besarnya kekuatan torsi yang dimilikinya (rating torsi servo). Namun motor servo tidak akan mempertahankan posisinya untuk selamanya, sinyal lebar pulsa kendali harus diulang setiap 20 ms (mili detik) untukmenginstruksikan agar posisi poros motor servo tetap bertahan pada posisinya.

Gambar 2.4 Motor Servo

Konsep Dasar Sensor Warna

A. Definisi Sensor Warna

Sensor warna adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi suatu objek benda atau warna dari objek yang diamati. Sensor juga dapat sensor gerak, dimana sensor akan mendeteksi gerakan suatu objek berdasarkan perubahan warna yang diterima oleh sensor.sensor warna merupakan konverter yang diprogram untuk mengubah warna menjadi frekuensi yang tersusun atas konfigurasi silicon photodiode dan konverter arus ke frekuensi dalam IC CMOS monolithicyang tunggal. Keluaran dari sensor ini adalah gelombang kotak (Duty Cycle 50%) frekuensi yang berbanding lurus dengan intensitas cahaya (Irradiance). Output frekuensi dari skala penuh dapat diskalakan oleh satu dari tiga nilai yang ditentukan melalui dua kontrol pin input.

Sensor warna terbagi dalam tiga tipe yaitu sensor warna TCS3200, TCS230, dan TCS3210. Namun didalam sensor warna TCS3200 dan TCS230 memiliki kesamaan dalam konverter cahaya ke frekuensi. Sensor Warna TCS3200 menggunakan chip TAOS TCS3200 RGB. Modul ini telah terintegrasi dengan 4 LED. Sensor warna TCS3200 dapat mendeteksi dan mengukur intensitas warna tampak. Beberapa aplikasi yang menggunakan sensor ini di antaranya : pembacaan warna, pengelompokan barang berdasarkan warna, ambient light sensing and caliboration, pencocokan warna, dan banyak aplikasi lainnya. Chip TCS3200 memiliki beberapa photodetector, dengan masing – masing filter warna yaitu: merah, hijau, biru, dan clear. Filter-filter tersebut didistribusikan pada masing-masing array. Module ini memiliki oscilator yang menghasilkan frekuensinya sama dengan warna yang dideteksi.

Gambar 2.5 Sensor Warna TCS 3200

Software Arduino

Menurut Feri Djuandi (2011:12) “Software Arduino adalah sebuah Integrated Development Environment (IDE) yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan bahasa Java sehingga tidak perlu diinstal seperti software pada umumnya tapi dapat langsung dijalankan selama komputer yang digunakan sudah terinstal Java Runtime. IDE Arduino terdiri dari :

a. Edit program, sebuah modul yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa processing.

b. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa processing) menjadi kode biner.

c. Uploder, sebuh modul yang memuat kode biner dari computer ke dalam memori di dalam Arduino Board.

Berikut ini adalah gambar tampilan IDE Arduno:

Gambar 2.6 Tampilan IDE Arduino 1.0.5

Konsep Dasar Elektronika

Dalam dunia elektronik terdapat komponen-komponen elektronika yang sangat penting yang dipakai oleh hampir semua rangkaian elektronika. Komponen-komponen tersebut adalah resistor, transistor, kapasitor, dioda. Bila kita menjumpai sebuah rangkaian elektronik dan membongkarnya pasti terdapat komponen-komponen elektronika tersebut, paling kita akan menemukan salah satunya. Keempat komponen tersebut adalah komponen-komponen dasar dalam dunia elektronik makanya hampir pasti ada dalam sebuah rangkaian elektronik. Kali ini, saya akan coba membahas tentang keempat komponen tersebut.

A. Resistor

Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohm meter.

Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R "Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC (Negative Thermal Resistance).

Gambar 2.7 Resistor

B. Transistor

Transistor adalah sebuah komponen elektronik yang semikonduktor dan dapat digunakan sebagai penyambung, pemutus, ataupun penguat arus listrik. Transistor juga dapat berfungsi sebagai elemen kunci dalam amplifikasi, deteksi, dan switching untuk arus listrik. Selain itu transistor juga merupakan komponen elektronik aktif dalam semua sistem elektronik yang mengubah daya baterai menjadi arus listrik. Hampir di setiap jenis transistor diproduksi dalam bentuk semikonduktor, sering kali berupa material kristal tunggal, biasanya berbahan dari silikon. Ada beberapa jenis transistor yang sudah diklasifikasikan berdasarkan arus inputnya (BJT) dan tegangan inputnya (FET), keduanya memungkinkan pengaliran listrik menjadi sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki dua macam, yaitu transistor bipolar (dikenal dengan singkatan BJT) dan field effect (dikenal dengan singkatan FET) dimana masing-masing jenis ini bekerja secara berbeda-beda. Bipolar Transistor merupakan transistor yang memiliki dua macam muatan megalirkan arus listrik, yaitu elektron dan lubang Makanya disebut bipolar. Dalam transistor jenis ini, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas yang dinamakan zona depletion, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. Transistor bipolar memiliki kategori tambahan yaitu homojunction untuk satu jenis semikonduktor (semua silikon), dan heterojunction yang memiliki lebih dari satu jenis semikonduktor (terutama silikon dan silicon-germanium, Si/Si1-xGex/Si). Saat ini homojunction silikon, biasanya disebut BJT, adalah jenis silikon yang paling umum digunakan. Namun, kinerja tertinggi (frekuensi dan kecepatan) adalah hasil dari transistor bipolar hetero (HBT). Field Effect Transistor, merupakan transistor jenis kedua yang disebut juga transistor unipolar. Transistor jenis ini hanya menggunakan satu pembawa muatan yaitu elektron saja atau lubang saja tergantung dari tipe FET-nya. Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu saluran konduksi sempit dengan zona depletion di kedua sisinya. Bandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah basis memotong arah arus listrik utama. Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan saluran konduksi tersebut.

Gambar 2.8 Transistor

C. Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik sementara. Besaran yang diukur pada sebuah kapasitor adalah kapsitansi yang dinotasikan sebagai C. satuan kapasitansi adalah farad (F) kapasitor dibagi dalam jenis kapasitor non-polar dan kapasitor polar. Kapsitor non-polar dapat dipasang secara bolak-balik pada rangkaian elektronika, tanpa memperhatikan kutub positif dan negatifnya. Pada kapsitor polar, kutub negatif (-) digambarkan sebagai garis putih. Pemasangan kutub positif (+) dan kutub negatif (-) kapsitor yang salah pada rangkaian elektronika dapt menyebabkan rangkaian rusak atau meledak.

Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronika:

  1. Sebagai alat penyaring dalam rangkaian catu daya.

  2. Untuk menghindari loncatan api saat sakelar beban listrik dihubungkan.

  3. Untuk menghemat daya listrik.

  4. Untuk meredam noise atau ripple.

  5. Sebagai kopling saat menghubungkan beberapa rangkaian listrik.

Gambar 2.9 Kapasitor

D. Dioda

Dioda adalah komponen elektro yang memiliki dua anoda dan katoda, tapi terkadang memiliki tiga saluran dimana saluran yang satunya hanya berfungsi sebagai pemanas, dimana arus listrik dapat mengalir di dalamnya dan biasanya digunakan karena sifatnya yang memungkinkan arus mengalir hanya satu arah, melawan arus yang lain.

Gambar 2.10 Dioda

Sebuah tegangan yang diberikan dapat menyebabkan elektron mengalir hanya satu arah, dari katoda ke anoda, dan kemudian kembali ke katoda melalui sebuah sirkuit eksternal. Dioda yang paling dikenal adalah tabung vakum dan dioda semikonduktor. Semi konduktor dioda, yang paling sederhana dari perangkat semikonduktor, terdiri dari dua elektroda dan dua zat semikonduktor yang berbeda. Dioda tersebut membentuk dasar untuk peralatan semikonduktor yang lebih kompleks (termasuk transistor) yang digunakan dalam komputer dan peralatan elektronik lainnya. Dioda semi konduktor termasuk diode pemancar cahaya dan dioda laser, yang terakhir memancarkan sinar laser, berguna untuk telekomunikasi melalui serat optik dan untuk membaca CD.

Secara fisik dioda ini berbentuk tabung vakum yang digunakan dalam rangkaian elektronik sebagai penyearah atau detektor frekuensi radio. Aplikasi modern dari dioda tabung umumnya terbatas pada rectifier dalam high-end amplifier audio dan lainnya khusus tegangan tinggi sirkuit. Dioda tabung menggunakan tiga elemen saluran, dua elemen aktif dan satu elemen pasif (yang berfungsi sebagai pemanas). Dalam pengoperasian yang khusus, katoda dipanaskan oleh filamen, dan tegangan AC diterapkan pada katoda. Katoda panas melepaskan elektron yang deras mengalir ke plat (anoda) dan menjadi arus yang diperbaiki. Dalam hal ini, dioda ini memungkinkan aliran arus menjadi satu arah.

Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

A. Definisi Sensor Ultrasonik

Menurut Githa,dkk (2014:1) “Sensor Ultrasonik adalah sensor pengukur jarak atau objek. Ultrasonik sering digunakan untuk keperluan mengukur jarak sebuah benda atau mendeteksi halangan”.

Sensor ultrasonik terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik, dan sebuah microphone ultrasonik. Speakerultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara microphone ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor ultrasonik akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler. Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200 μs. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 340 m/s atau 29.412 μs setiap 1 cm, mengenai objek dan akan terpantul kembali ke sensor ultrasonik. Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berlogik low ketika suara pantulan terdeteksi oleh sensor ultrasonik. Maka dari itu, lebar pulsa dapat merepresentasikan jarak antara sensor ultrasonik dengan objek. Selanjutnya mikrokontroler cukup mengukur lebar pulsa tersebut dan melakukan konversi lebar pulsa ke jarak dengan perhitungan sebagai berikut :

Jarak = (lebar pulsa /29.412 ) / 2 ( dalam cm) ...... (1)

Sensor ultrasonik buatan parallax (Sensor PING) dapat digunakan untuk mengukur jarak sejauh 2 cm sampai 300 cm.

Gambar 2.11 Sensor Ultrasonik

B. Karakteristik Sensor Ultrasonik

Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:100) [20],[3] Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Tegangan supply : 5 VDC

  2. Konsumsi arus : 30 mA (maksimum 35 mA)

  3. Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm

  4. Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical

  5. Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms

  6. Echo Hold-off : 750 μS

  7. Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS

  8. Delay untuk pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS

Gambar 2.12 Diagram Waktu Sensor Ultrasonik

C. Cara Kerja Sensor PING

  1. Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.

  2. Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.

  3. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.

  4. Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :

Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm)

Dimana :

S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi

tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang

Gambar 2.13 Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Literature Review

Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2011:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Dwindi Putrawan, pada tahun 2011, dari Universitas Gunadarma,, yang berjudul “TEMPAT SAMPAH CERDAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51” Penelitian ini membahas tentang sebuah tempat sampah cerdas dengan rangkaian pintu tempat sampah ini menggunakan dua buah sensor yaitu sensor PIR ysng bekerja pada saat sensor tersebut mendeteksi suatu gerakan dari tubuh manusia, pintu tempat sampah ini bekerja apabila ada inputan berupa gerakan apapun dari manusia, gerakan tersebut akan ditangkap oleh sensor PIR yang dipasang pada tempat sampah yang kemudian akan dikonversikan menjadi tegangan dan arus, tegangan dan arus itulah yang nantinya akan di proses pada mikrokontroler, selain itu LED inframerah sebagai pemancar dan fototransitor peka cahaya sebagai penerima, fungsi dari komponen ini adalah sebagai indikator untuk mengetahui sampah penuh dan Buzzer sebagai penanda peringatan.

  2. Penelitian ini di lakukan oleh Adil Bashir, Shoaib Amin Banday, Ab Rouf Khan, Muhammad Shafi Pada Tahun 2013, Dari Deptt. of Electric and Commuication Engineering, National Institute of Technology, Srinagar, J&K India dan Deptt. of Computer Science and Engineering, VIT University, Chennai, India, yang berjudul “CONCEPT, DESIGN AND IMPLEMENTATION OF AUTOMATIC WASTE MANAGEMENT SYSTEM” Penelitian ini membahas tentang pengelolaan limbah secara otomatis. Identifikasi frekuensi radio (RFID) adalah adalah salah satu teknologi yang paling menjanjikan dan diantisipasi dalam beberapa tahun terakhir. Sistem ini menggunakan tag frekuensi radi (RF) dan dukungan web. Karya yang dipaparkan disini tentu saja memberikan pendekatan baru dalam menangani dan membuang limbah pada hari ke hari dengan cara yang efisien dan mudah. Sistem ini terdiri dari empat subsitem utama yaitu Smart Trash System (STS), Local Base Station (LBS), Smart Vehicle System (SVS) dan Smart Monitoring and Controlling Hut (SMCH). Sistem yang diusulkan akan dapat mengotomatisasi proses pemantauan dan pengelolaan limbah padat dari keseluruhan proses pengumpulan. Teknologi yang akan digunakan dalam sistem yang diusulkan cukup baik untuk memastikan praktis dan sempurna untuk pemantuan dan pengelolaan pengumpulan limbah padat untuk lingkungan hijau.

  3. “Penelitian ini di lakukan oleh Andres Torres-Garcia, Oscar Rodea-Aragon, Omar Longoria-Gandara, Francisco Sanchez-Garcia, Luis Enrique Gonzales-Jamienez, Pada Tahun 2015, Dari Jesuit University of Guadalajar, Department of Electronics, Systems and IT (ITESO), yang berjudul tentang “INTELLEGENT WASTE SEPARATOR”. Penelitian ini membahas tentangsampah telah menjadi masalah di masyarakat dan ekosistem karena cara orang menyingkirkannya. Sebagian besar sampah dikuburkan atau dibakar atau bahkan disimpan di tempat yang bukan miliknya. Sejumlah besar sampah dibuang dan metode yang digunakan untuk menyimpannya menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah. Untungnya, orang bisa mengandalkan metode lain untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Jawabannya adalah daur ulang dengan menggunakan ulang bahan-bahannya. Saat ini, cara tradisional untuk memisahkan sampah adalah dengan menggunakan wadah yang berbeda untuk setiap jenis sampah yang memisahkan sampah secara manual, yang tidak selalu bekerja. Tujuan makalah ini adalah untuk menyajikan Intelligent Waste Separator (IWS) yang dapat menggantikan cara tradisional dalam menangani limbah; Perangkat yang diusulkan menerima limbah yang masuk dan menempatkannya secara otomatis di berbagai kontainer dengan menggunakan prosesor tertanam multimedia, pemrosesan gambar, dan pembelajaran mesin untuk memilih dan memisahkan sampah”.

  4. “Penelitian ini di lakukan oleh Emmanuel Atta Williams dan John Bentil, Pada Tahun 2016, Dari Department of Electical/Electronics Enginnering, Takoradi Polytechnic, Ghana dan Department of Civil Engineering, Takoradi Polytechnic, Ghana. Yang berjudul “DESIGN AND IMPLEMENTATION OF A MICROCONTROLLER – BASED AUTOMATIC WASTE MANAGEMENT SORTING UNIT FOR A RECYCLING PLANT” Penelitian ini membahas tentang pemilahan secara otomatis untuk memilah bahan limbah organik dan anorganik untuk di daur ulang. Hal ini untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memilah bahan organik dan anorganik secara manual dan menghemat biaya yang terlibat dalam pengolahan limbah. Studi ini selanjutnya menguraikan teknik canggih dalam memilah limbah berdasarkan unit mikrokontroler yang menggunakan sensor gas untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Sistem deteksi gas tergabung dalam conveyer yang melintas didepan sensor gas dan mengirim data ke controller melalui analog ke digital converter. Unit penyortir pengelolaan limbah otomatis berbasis mikrokontroler untuk pabrim daur ulang berhasil dirancang, dibangun dan ini menyediakan sistem yanga efisien untuk memilah limbah ke berbagai komponen”.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat Verdy, Pada Tahun 2014, Dari Universitas Andalas, yang berjudul “PEMBUATAN TEMPAT SAMPAH CERDAS DENGAN SENSOR PING SR04 BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52”Penelitian ini membahas tentang sebuah tempat sampah cerdas yang membuka dan menutup secara otomatis, hal ini berguna agar bau serta bakteri tidak dapat menyebar melalui udara, termpat sampah hanya mau terbuka saat ada sampah pada jarak 10 cm, Rangkaian pintu tempat sampah ini menggunakan dua uah sensor yaitu sensor PING yang bekerja pada saat sensor tersebut mendeteksi sampah pada jarak 10 cm, pintu tempat sampah ini bekerja apabila ada inputan berupa sampah terdapat diatas penutup tempat sampah, sampah tersebut akan di tangkap oleh sensor PING yang terpasang diatas tutup tempat sampah yang kemudian di konversikan menjadi tegangan dan arus, tegangan dan arus itulah yangakan diprosespada mikrokontroler, setelah sampah masuk ke tempat sampah, kemudian tutupnya secara otomatis dengan output tulisan “Terima Kasih Telah Membuang Sampah” pada LCD.

  6. Penelitian yang dilakukan Umedi Irawan pada tahun 2015 dari STMIK RAHARJA yang berjudul “PROTOTYPE PEMILAH DAN PERAJANG SAMPAH ORGANIK BERBASIS ARDUINO UNO PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KAB. TANGERANG”. Penelitian ini membahas tentang mendaur ulang sampah organik menjadi produk kompos yang bernilai guna tinggi, perancangan ini mempunyai beberpa komponen berupa arduino uno, motor dc, sensor infrared, sensor warna tcs3200, motor servo, motor listrik dan komponen kecil lainnya. Alat ini akan bekerja ketika sensor infrared akan membaca objek, maka compayer aktif, kemudian objek yang melewati sensor warna akan mendeteksi apakah objek sampah tersebut sampah organik atau anorganik. Jika objek berwarna merah (sampah non organik) akan dipisahkan ke kotak 2 sebagai tempat sampah non organik. Tetapi jika objek berwarna hijau (sampah organik) akan dimasukan ke dalam kotak 1, selanjutnya mesin perajang aktif untuk proses penghancuran sampah organik.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Utomo dan Dwi Hartanto dari UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA yang berjudul “Prototipe Pintu Bendungan Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega 16” tahun 2012, metode yang digunakan dalam membangun prototipe pintu bendungan otomatis berbasis ATmega 16 ini menggunakan metode rancang bangun yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu: Identifikasi kebutuhan, Analisis Kebutuhan, Perancangan perangkat keras dan perangkat lunak, Pembuatan alat, Pengujian Alat dan Pengoperasian Alat. Perangkat keras terdiri dari Sistem minimum ATmega16 sebagai pengendali utama, Sensor ketinggian air sebagai pendeteksi ketinggian air, Sensor cahaya infrareddan photodiode sebagai pendeteksi ketinggian pintu bendungan, Motor DC sebagai penggerak pintu bendungan.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Tegar Bhakti Prihantoro dan Rizky Charli Wijaya Husni dari AMIK GLOBAL INFORMATIKA MDP PALEMBANG yang berjudul “Alat Pendeteksi Tinggi Permukaan Air Secara Otomatis Pada Bak Penampungan Air Mengunakan Sensor optocopler Berbasis Mikrokontroler” tahun 2011, alat ini dapat mengisi bak air penampungan berdasarkan volume dan tinggi air berdasarkan keperluan dengan cara melakukan inputan nilai dari keypad, hasil akan ditampilkan di LCD (Liquid Crystal Display). Sensor octocopler berfungsi sebagai alat utama untuk mengetahui ketinggian air pada bak penampungan disertakan dengan rangkaian relay sebagai saklar otomatis untuk mesin pompa air.

Dari beberapa sumber literature review yang diamati oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian agar dapat menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ke tingkat yang lebih tinggi dalam melengkapi/menyempurnakan penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi untuk kedepannya. Penelitian ini yang saya tulis dengan judul “

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Smk PGRI 2 Tangerang

Dengan semakin berkembangnya daerah kabupaten Tangerang yang diiringi meluasnya dunia industri yang bermunculan, maka kebutuhan tenaga kerja yang terampi, berwawasan teknologi dan kompeten semakin mendesak, untuk menyikapipermasalah tersebut maka pemerintah daerah Tangerang dan kalangan masyarakatmelakukan berbagai upaya, salah satunya didirikan SMK PGRI 2 Tangerang pada tahun 1983, dengan tujuan siswa memiliki kualitas, produksi, mandiri, berdaya saing, berwawasan lingkungan serta mampu berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat kecil dan menengah di daerah.

Pada awal tahun ajaran pertama kali melaksanakan proses belajar mengajar dengan meminjam tempat di gedung STM Negeri Tangerang (sekarang SMP Negeri 16 Tangerang) dengan jumlah murid angkatan pertama 20 orang. Tahun 1984 pindah ke SD Negeri Sukasari di jalan Perintis Kemerdekaan Tangerang.

Pada tahun 1989 Pemda Kabupaten Tangerang memberikan lahan seluas 500 m2 di jalan perintis kemerdekaan 1 Babakan. Namun karena untuk pengembangan sekolah pada masa mendatang dirasakan lahan tersebut masih kurang memadai, akhirnya dengan pertimbangan tersebut Pemda Kabupaten Tangerang memberikan tanah seluas 800 m2yang berupa lahan rawa.

SMK PGRI 2 Tangerang Tahun 1997 membuka Unit Produksi untuk pelayanan umum dan kalangan sendiri dan telah menyempurnakan bagian-bagian terpenting dengan praktek uji kompetensi di akhir (TingkatIII).

Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Visi Misi dan Tujuan

Visi Smk PGRI 2 Tangerang

Mewujudkan sumber daya manusia yang bermoral, kreatif, inovatif, dan mandiri berkualitas unggul serta memilliki daya saing tinggi sesuai dengan tuntutan dunia kerja dalam rangka menyongsong era informasi global.

Misi Smk PGRI 2 Tangerang

  1. Menyiapkan tamatan yang berkepribadian unggul, beriman dan bertaqwa.

  2. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang mampu menghadapi tantangan masa kini maupun masa mendatang.

  3. Menyiapkan wirausaha yang kreatif, inovatif dan mandiri berwawasan teknik yang serta memiliki daya saing pasar yang tinggi.

  4. Memberikan bekal kepada tamatan untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Tugas Pokok dan Fungsi

  1. Kepala Sekolah

  2. a. Bertanggung jawab sepenuhnya atas organisasi

    b. Memberikan keputusan terhadap suatu masalah yang terjadi di lingkungan sekolah

    c. Memonitoring/mengawasi kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar)

  3. Wakasek Bid. Umum

  4. a. Membawahi secara langsung wakasek yang lain.

    b. Mewakili kepala sekolah dalam hal hubugan dengan dinas pendidikan setempat

    c. Memonitoring/mengawasi kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar)

  5. Kepala Keuangan

  6. a. Bertanggung jawab penuh dengan kondisi keuangan sekolah

    b. Membuat laporan keuangan sekolah

    c. Mengambil keputusan mengenai keuangan sekolah

  7. Wakasek Bid. Kurikulum

  8. a. Bertanggung jawab atas kegiatan KBM

    b. Mengambil keputusan mengenai masalah KBM

    c. Menyusun Satuan Pembejalaran

    d. Menyusun Jadwal Pendidikan

  9. Wakasek Bid. Kesiswaan

  10. a. Bertanggung jawab atas siswa sepenuhnya

    b. Mendata keadaan siswa

  11. Wakasek Bid. BP&BK

  12. a. Memberikan penyuluhan kepada siswa

    b. Memutuskan status siswa

    c. Mendata keadaan siswa

  13. Wakasek Bid. Humas

  14. a. Mewakili kepala sekolah dalam hal hubungan luar dengan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI).

    b. Menjadwalkan kegiatan Pakerin (prktek kerja industri) dan PDL (program diklat lapangan)

  15. Kepala Jurusan Bertanggung jawab penuh atas pengembangan keterampilan siswa sesuai dengan bidangnya.

  16. Wali kelas

  17. a. Mengelola siswa dikelasnya.

    b. Menjadi motivator bagi siswa.

    c. Memilih pengurus kelas.

    d. Menyiapakan dan mengatur daftar piket kelas.

    e. Menyiapakan dan mengatur daftar piket kelas.

    f. Membuatan jadwal kegiatan khusus kelas.

    g. Mengisi daftar pribadi siswa.

    h. Berperan sebagai orang tua siswa.

    i. Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa dalam pembinaan siswa.

  18. Tugas Guru Mata Pelajaran

  19. a. Mengajar/memberikan pelajaran kepada siswa dikelas.

    b. Mencatat dan melaporkan hasil belajar siswa

    c. Memeriksa hasil ulangan.

    d. Membuat soal ulangan.

    e. Memberikan tugas-tugas atau pekerjaan rumah sebagai pengayaan kepada siswa.

  20. Siswa Tugas siswa adalah : Berkewajiban memenuhi segala kewajiban dan peraturan yang berlaku disekolah

Rancangan Usulan

Perancangan usulan Tempat Sampah Pintar Pemilah Otomatis ini dibuat menggunakan Arduino uno sebagai otak dan sensor ultrasonik yang akan mendeteksi benda yang bergerak mendekati tempat sampah yang akan ototmatis membukakan pintu tempat sampah, serta sensor warna yang akan memilah jenis sampah.

Diagram Blok

Agar mempermudah dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.2 di bawah ini:

Gambar 3.2 Diagram Blok
  1. Sensor ultrasonik merupakan perangkat yang berguna untuk mendeteksi jarak benda di sekitar tempat sampah.

  2. Arduino uno merupakan interface yang digunakan untuk komunikasi antara Sensor ultrasonik, metal detector, motor servo, sensor warna, relaydan juga Motor DC.

  3. Motor servo merupakan perangkat untuk alat pemilah sampah.

  4. Motor DC yang di program kedalam mikrokontroler untuk menggerakan penutup tempat sampah.

  5. Relay yang digunakan untuk menghantarkan arus listril ke motor dc yang di kontrol oleh mikrokontroler.

  6. Sensor warna TCS 3200 yang diporgram kedalam mikrokontroler untuk mendeteksi sebuah objek untuk memisahkan sampah organik dan nonorganik.

  7. Metal detector merupakan alat untuk mendeteksi logam dan akan memisahkan benda ke tempan nonorganik.

Cara Kerja Alat

Cara kerja alat tempat pemilah sampahorganik dan nonorganik secara otomatis dengan arduino. Menggunakan Arduino uno yg terhubung dengan Sensor warnaTCS3200, pertama Sensor ultrasonik akan memberikan inputan ke arduino jika ada yang mendekati tempat sampah untuk membuka penutup, lalu arduino akan memberikan perintah memberikan perintah kepada sensor warna dan metal detector untuk mendeteksi benda yang dimasukan ke dalam tempat sampah, kemudian sensor warna akan memberikan informasi ke arduino yang selanjutnya akan meberikan perintah kepada motor servo untuk memisahkan jenis sampah tersebut.

Pembuatan Alat

Pada perancangan yang akan membentuk suatu “TEMPAT SAMPAH PINTAR DENGAN PENUTUP DAN PEMILAH OTOMATIS PADA SMK PGRI 2 TANGERANG” di sini meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan sistem, adapun alat dan bahan yang diperlukan sebagai berikut:

A. Alat yang digunakan yaitu:

  1. Personal Computer(PC) atau Laptop

  2. Software Arduino

  3. Arduino Uno

  4. Kabel USB

  5. Solder

  6. Tang dan obeng

B. Bahan yang digunakan yaitu:

  1. Mikrokontroler Atmega 328

  2. Sensor warnaTCS3200

  3. Motor servo

  4. Motor DC

  5. Papan PCB

  6. Timah

  7. Kabel

  8. Dioda

  9. Transistor

  10. Resistor

  11. Lampu LED

  12. Relay

  13. Catudaya 9 Volt

Perancangan Perangkat Keras ( Hardware )

Dalam perancangan perangkat keras ini di butuhkan beberapa komponen elektronika device penunjang agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Dalam perancangan perangkat keras ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah:

A. Arduino uno sebagai mikrokontroller Atmega 328

Merupakan modul arduino yang menggunakan mikrokontroller Atmega 328 yang dapat diprogram berulang kali, penggunaan modul mikrokontroller Atmega 328 sudah sangat cukup karena pin yang di kontrol yang digunakan sudah lebih dari kebutuhan sistem.

B. Transistor

Merupakan komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal.

C. Personal Computer (PC)

Perangkat utama yang dibutuhkan untuk membuat program dan lain-lain.

A. Motor Servo

Rangkaian yang berfungsi untuk mengontrol hingga 4 Motor DC dengan kontrol independen kecepatan dan arah dari Arduino.

B. Motor DC

Sebagai motor penggerak pintu air yang telah di perintah oleh arduino uno.

C. Batterai 5V

Batterai Berfungsi Sebagai daya untuk motor driver l298m

  1. Rangkaian Motor DC

  2. Agar motor DC dapat dikontrol dua arah diperlukan driver motor yaitu Driver Motor Shield yang menggunakan 2 buah IC l293d dan terdapat 4 channel yang berfungsi untuk mengijinkan driver menerima perintah untuk menggerakan motor DC. Dalam rangkaian ini, driver membutuhkan tegangan input tambahan sebesar 12V DC. Hal ini dikarenakan motor yang digunakan memiliki spesifikasi 12V DC.

    Gambar 3.3 Rangkaian Motor DC
  3. Rangkaian Motor Servo

  4. Pada sistem yang dibuat ini menggunakan 1 buah motor servo 180o standar. Rangkaian motor servo ini dipasangkan pada pin -10, -9, -6, -5, -3 Bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

    Gambar 3.4 Rangkaian Motor Servo
  5. Rangkaian Sensor Warna TCS 3200

  6. Sensor warna TCS230 digunakan sebagi sensor gerak, dimana sensor dapat mendeteksi gerakan suatu objek berdasarkan perubahan warna yang diterima oleh sensor. Pada sistem ini menggunakan 2 buah sensor warna. Rangkaian Sensor Warna 1 dipasangkan pada pin -11, 8, 4, 2, 10. Bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

    Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Warna
  7. Rangkaian Relay

  8. Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Berikut rangkaian relay yang dipasangkan pada pin GND, pin 12 dan 13 Bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

    Gambar 3.6 Rangkaian Relay
  9. Blok Rangkaian Catu Daya

  10. Agar alat yang dibuat dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang diharapkan, maka diperlukan sumber tegangan listrik. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 6 volt dan 5 volt melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

    Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7806 yang menghasilkan tegangan +6 volt, dan LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

    Gambar 3.7 Rangkaian Catudaya
  11. Rangkaian Keseluruhan

Development board Arduino Uno digunakan sebagai otak dari rangkaian secara keseluruhan mulai dari memberikan instruksi ke sensor ultrasonik, motor servo, motor dc dan sensor cahara TCS3200. Berikut rangkaian secara keseluruhan pad Arduino Uno bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.8 Rangkaian Keseluruhan

Perancangan Perangkat Lunak ( Software )

A. Perancangan Software Arduino

Merupakan software yang disediakan dalam penulisan listing program yang disediakan oleh developer arduino.

Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan.

Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino dapat dilihat seperti gambar 3.9. sebagai berikut:

Gambar 3.9 Memulai IDE Arduino

Dalam pemrograman mikrokontroller Atmega 328 yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.10 sebagai berikut:

Gambar 3.10 Tampilan layar program Arduino

Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah

mengkonfigurasi pengalamatan Port koneksi yang ada pada device manager.

Gambar 3.11 Membuka Device Manager

Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuaka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.12 sebagai berikut:

Gambar 3.12 Memilih Arduino Uno pada Port COM
Gambar 3.13 Menentukan koneksi Port 4 pada Arduino

Seting koneksi Port pada Arduino 1.0 dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan Port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

Gambar 3.14 Memilih Jenis Board Mikrokontroller

Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroller. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino leonardo yang dimana arduino leonardo ini terdapat chip mikrokontroller yang di pakai dalam project ini.

Gambar 3.15 Menyimpan file program pada Arduino

Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde.

Gambar 3.16 Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan.

Flowchart

Berikut adalah flowchart sistem Penyampaian Informasi yang berjalan pada gambar 3.17

Gambar 3.17 Flowchart Sistem

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

A. Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai pemilah sampah pada SMK PGRI 2 Tangerang.

Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikan sebagai berikut:

  1. Proses pengecekan tempat sampah masih dilakukan dengan cara petugas kebersihan mengecek tempat sampah.

  2. Terbatasnya jumlah petugas kebersihan.

  3. Kurangnya kesadaran siswa dan guru dalam menjaga membuang sampah organik dan nonorganik pada tempat sampah yang sudah disediakan.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Proses pemilah sampah menggunakan prototype tempat sampah pemilah otomatis dapat mempermudah petugas kebersihan sehingga petugas kebersihan tidak perlu lagi memisahkan sampah secara manual.

  2. Mengurangi bahaya kuman tersentuh oleh tangan saat membuang pada tempat sampah karena tidak perlu membuka dan menutup tempat sampah yang sudah otomatis membuka dan menutup.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi 1, 2, 3 dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan / berdasarkan pada observasi dan wawancara. Berikut tabel Elisitasi Tahap I:

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi berikut ini:

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Keterangan:

M (Mandatory) :Dibutuhkan atau penting

D (Desirable) :Diinginkan atau tidak terlalu penting

I ( Imnessential) :Diluar sistem atau dieliminasi

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?

  2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

  3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

  1. H (High): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biay

  2. anya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  3. M (Middle): Mampu untuk dikerjakan.

  4. L (Low): Mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Final Elisitasi

Tabel 3.4 Final Elisitasi

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Rancangan Sistem Usulan

Setelah melakukan perancangan komponen selanjutnya adalah melakukan rangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang telah dibuat. Yang bertujuan agar mendapatkanhasil sesuai spesifikasi yang diinginkan. Agar lebih jelasnya mengenai pembahasan hasil uji coba yang dilakukan dapat dilihat dari sub bab berikut.

Prosedur Sistem Usulan

Sistem pengolah sampah ini mampu memilah dan merajang sampah secara otomatis melalui pegontrolan arduino uno, alat ini bekerja berdasarkan inputan variabel yang dikirim dari mikrokotroller yang dapat mendeteksi sampah organik dan sampah non organik menggunakan sensor warna TCS 3200 dan metal detector yang nanti nya sampah tersebut akan dipilah menggunakan motor servo untuk memisahkan sampah organik dari sampah nonorganik ditempatkan di kotak terpisah.

  1. Sensor ultrasonik akan mendeteksi sebuah objek dengan jarak deteksi 3 cm.

  2. Relay akan menghantarkan listrik sesuai intruksi yang dikirim oleh sensor ultrasonik.

  3. Motor dc yang terhubung dengan relay akan aktif dengan input tegangan 12 volt yang akan membuka penutup tempat sampah.

  4. Sensor warna TCS3200 yang telah di program kedalam arduino uno untuk mendeteksi objek berwarna hijau (sampah organik) dan objek berwarna merah (sampah non organik).

  5. Motor ac yang terhubung dengan relay akan aktif dengan input tegangan 220 volt.

  6. Motor servo akan memilah sampah non organik

Perbedaan Prosedur Antara Sistem yang Berjalan dan Sistem Usulan

Adapum beberapa perbedaan prosedur antara sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang akan diusulkan, dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1 Tabel Perbedaan Sistem Prosedur

Flowchart Sistem yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan program dapat digambarkan dalam bentuk Flowchart agar dapat mempermudah dalam melakukan perancangan dan langkah-langkah dengan benar. Adapun flowchart secara keseluruhan dari sistem yang diusulkan bisa dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.1 Flowchart Sistem

Pada flowchart yang diusulkan ini sensor aktif, dan jika sensor ultrasonik membaca objek maka penutup akan membuka dan nanti objek akan melewati sensor warna dan sensor akan mendeteksi apakah objek tersebut termasuk sampah organik atau nonorganik. Dan kemudian akan dipisahkan ke masing-masing kotak organik atau non organik.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Adapun perangkat keras (Hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

a. Laptop

b. Arduini Uno

c. Sensor Warna TCS3200

d. Motor Servo

e. Motor DC

f. Rangkaian Elektronika

g. Kabel Power Arduino sebagai bootloader untuk upload program

h. Catu Daya

Spesifikasi Software

Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

a. IDE Arduino 1.0.5

b. Micorosoft Office 2007

c. Micorosoft Visio

d. Fritzing.2013.12.17

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian menggunakan metode Black Box testing terhadap sistem yang dibuat. Dimana pengujian tersebuttersebut dilakukan agar dapat mengetahui fungsionallitas dari suatu program yang dirancang

Metode Black Box

Pengujian menggunakan metode BlackBox ini Sangat memperhatikan pada fungsional dari suatu program untuk menemukan kesalahan.

Tabel 4.2 Tabel Metode Black Box

Pengujian Rangkaian Motor Servo

Motor servo merupakan motor yang dapat di setup atau diatur posisi sudut nya. Pada pengujiannya, motor servo menggunakan program yang di input ke dalam arduino uno yaitu dengan cara memasukan program ‘sweep’. Rangkaian motor servo digunakan untuk membuka dan menutup otomatis pintu sampah.

Gambar 4.2 Rangkaian Motor Servo

Pengujian Rangkaian Sensor Warna TCS3200

Pada pengujian rangkaian sensor warna ini yang mempunyai delapan port yang masing-masing port tersebut akan dipasangkan pada port arduino. Jika sensor warna tersebut sudah terhubung dan sudah aktif indikasi lampu yang ada pada modul sensor warna tersebut akan menyala dan siap untuk digunakan untuk mendeteksi jenis sampah organik dan nonorganik berdasarkan warnanya.

Gambar 4.3 Rangkaian Sensor Warna TCS3200

Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonik

Sensor Ultrasonik merupakan sensor yang bekerja berdasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Gambar 4.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Rangkaian Sercara Keseluruhan

Rangkaian secara keseluruhan setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan-bahan yang digunakan, maka akan terlihat seperti gambar sebagai berikut

Gambar 4.5 Rangkaian Secara Keseluruhan

Analisa

Beberapa analisa terhadap listing program dari hardware maupun software dari pengujian diatas. Untuk pembahasan analisa akan dijelaskan pada sub bab berikut.

Analisa Program pada Mikrokontroler

Pada program yang dimasukan kedalam mikrokontroler terdapat beberapa fungi antara lain untuk mengaktifkan

#include <Servo.h>

Servo myservo1;

Servo myservo2;

#define trigkanan 9

#define echokanan 8


const int outputEnabled = 15;

const int s0 = 10;

const int s1 = 11;

const int s2 = 12;

const int s3 = 13;

const int nLED = 16;

const int out = 14;

int red = 0;

int green = 0;

int blue = 0;


void setup() {

Serial.begin(9600);

pinMode(outputEnabled, OUTPUT);

pinMode(s0, OUTPUT);

pinMode(s1, OUTPUT);

pinMode(s2, OUTPUT);

pinMode(s3, OUTPUT);

pinMode(nLED, OUTPUT);

pinMode(out, INPUT);


digitalWrite(outputEnabled, LOW);

digitalWrite(s0, HIGH);

digitalWrite(s1, HIGH);

digitalWrite(nLED, LOW);

pinMode(trigkanan, OUTPUT);

pinMode(echokanan, INPUT);

myservo1.attach(6);

myservo1.write(90);

myservo2.attach(5);

myservo2.write(0);

}


void loop() {


//##############################################

long durasi1, jarak1;

digitalWrite(trigkanan, LOW);

delayMicroseconds(2);

digitalWrite(trigkanan, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigkanan, LOW);

durasi1=pulseIn(echokanan, HIGH);

jarak1= (durasi1/2)/29.1;


//******************************************

if (jarak1 <= 10 ) {

Serial.println(jarak1);

myservo2.write(175);

delay(100);


}

else{

delay(2000);

myservo2.write(0);


}


//******************************************

color1();

if (blue < red && blue < green ) {

Serial.println("blue\n");

// Serial.write("3. biru\n");

delay(1000);


}

if (red < blue && red < green ){

Serial.println("red\n");

// Serial.write("2. merah\n");

myservo1.write(165);

delay(2000);

myservo1.write(90);

}

if (green < red && green < blue ){

Serial.println("green\n");

myservo1.write(5);

delay(2000);

myservo1.write(90);

}

// else Serial.println(".....");

//delay(1000);

}


void color1() {


digitalWrite(s2, LOW);

digitalWrite(s3, LOW);

red = pulseIn(out, digitalRead(out) == HIGH ? LOW : HIGH);

digitalWrite(s3, HIGH);

blue = pulseIn(out, digitalRead(out) == HIGH ? LOW : HIGH);

digitalWrite(s2, HIGH);

green = pulseIn(out, digitalRead(out) == HIGH ? LOW : HIGH);


}

Penjelasan Listing Program

Pada program yang di masukan kedalam mikrokontroler terdapat beberapa fungsi antara lain untuk mengaktifkan fungsi infrared, motor dc, sensor warna TCS 3200, motor servo dan motor ac. Berikut adalah listing program mikrokontrolernya:

Penjelasan Listing Program

Setiap program yang menggunakan bootloader Arduino biasa disebut sketch mempunyai dua buah fungsi yang harus ada yaitu:

  1. Void setup() { }

  2. yaitu semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali ketika program dijalankan untuk pertama kalinya.

  3. void loop( ) { }

  4. yaitu fungsi ini akan dijalankan setelah fungsi setup (void setup () { }) selesai. Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

    Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan dalam format penulisan.

  1. pinMode

  2. digunakan dalam void setup() untuk mengkonfigurasi pin apakah sebagai input atau output. Untuk output digital pin secara default di konfigurasi sebagai input sehingga untuk merubahnya harus menggunakan operator pinMode (pin, mode) dan digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.

  3. digitalWrite

digunakan untuk mengset pin digital. Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai output, pin tersebut dapat dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi ground).

Implementasi

Beberapa analisa terhadap listing program dari hardware maupun software dari pengujian diatas. Untuk pembahasan analisa akan dijelaskan pada sub bab berikut.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga penulis dapat meerancang dam membuat prototype pemilah sampah organik dan non organik, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat osbervasi penulis. Hal ini dilakukan agar teciptanya suatu alat yang dapat memisahkan sampah organik dan nonorganik secar otomatis agar dapat mempermudah petugas kebersihan. Pendekatan tersebut sangat diperlukan karena ada beberapa hal yang akan menjadi kendalaketika dalam proses perancangan dan pembuaan.

Tabel 4.3 Pengelolaan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Estimasi Biaya Prototype

Adapun Estimasi biaya sistem keseluruhan yang dibuat dan yang dibutuhkan.

Tabel 4.4 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari perancangan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagi berikut :

  1. Cara arduino uno menjadi pengontrol tempat sampah pintar yaitu dengan menggunakan bantuan sensor ultrasonik yang terhubung dengan arduino lalu arduino memberikan perintah ke motor servo untuk menggerkan penutup pintu tempat sampah dan sensor cahaya sebagai pendeteksi jenis sampah organik atau nonorganik.

  2. Hardware yang dibutuhkan untuk perancangan tempat sampah pintar adalah Arduino UNO sebagai otak dari keseluruhan sistem, Sensor Ultrasonik sebagai pendeteksi jarak suatu benda, motor seervo sebagai penggerak penutup tempat sampah, motor dc sebagai pembuka pemisah sampah organik dan nonorganik, sensor cahaya sebagai pendeteksi jenis benda, Adaptor 5V untuk daya Arduino dan Batterai untuk daya Motor Driver, dan Motor DC sebagai motor untuk menggerakan penutup tempat sampah. Sedangkan, Software Arduino IDE untuk memasukkan koding pada mikrokontroler dan Fritzing sebagai Software yang membuat skematik alat.

  3. Saat benda yang dimasukan ke dalam tempat sampah nantinya sensor cahaya akan mendeteksi jenis sampah termasuk organik atau nonorganik, kemudian memberikan inputan ke arduino uno untuk membuka pemilah sampah berdasarkan jenis sampah.

Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu :

  1. Bagi penelitian selanjutnya untuk sistem ini dapat dikembangkan melalui komunikasi via wireless.

  2. Bagi pengembangan selanjutnya untuk prototype ini bisa ditambahkan lcd untuk menampilkan keadaan sampah apakah terisi penuh.

  3. Tambahkan sensor yang lainnya yang mendukung dan dapat di aplikasikan terhadap pembacaan jenis sampah agar pendeteksian menjadi lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Prahasta , Eddy.2014. Sistem Informasi Geografis.Bandung:BI Obses
  2. 2,0 2,1 Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika
  3. 3,0 3,1 3,2 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
  4. Kristanti, Tanti dan Niluh Gede Radita A.K. 2012. Sistem Informasi Nilai SMPN 14 Bandung. Jurnal Sistem Informasi. Vol.7, No.1, Maret 2012
  5. 5,0 5,1 5,2 Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2011. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem”. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2011
  6. Simarmata, Janner. 2011.” Rekayasa Perangkat Lunak”. Yogyakarta: ANDI
  7. Guritno, Suryo, Sudaryono Dan Untung Rahardja. 2011. “Theory And Application Of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi”. Yogyakarta: CV. Andi Offset
  8. 8,0 8,1 Saefullah, Asep, Sumardi Sadi, Yoga Bayana. 2013. Smart Wheeled Robotic (SWR) Yang Mampu Menghindari Rintangan Secara Otomatis. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. CCIT, Vol.2 No.3
  9. Gunawan, Arif, Arisco Oktafeni dan Wahyuni Khabzli. 2013. Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013
  10. Guntoro, Helmi, Yoyo Somantri dan Erik Haritman. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock Menggunakan Keypad dan Solenoid Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Electrans Vol. 12, No. 1, Maret 2013


LAMPIRAN

Contributors

Ariandriyatna