SI1333476090

Dari widuri
Revisi per 21 Januari 2018 16.16 oleh Dannysatriany (bicara | kontrib) (Konsep Dasar Perancangan Sistem)


Lompat ke: navigasi, cari


TONG SAMPAH PINTAR PEMILAH

SAMPAH BASAH BERBASIS ESP8266

PADA SMA NEGERI 14 KAB. TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1333476090
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

TONG SAMPAH PINTAR PEMILAH

SAMPAH BASAH BERBASIS ESP8266

PADA SMA NEGERI 14 KAB. TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1333476090
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja M.T.I.,MM)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom.,M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 078010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


TONG SAMPAH PINTAR PEMILAH

SAMPAH BASAH BERBASIS ESP8266

PADA SMA NEGERI 14 KAB. TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476090
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Oleh :

Tangerang, Februari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Joko Dewanto, Dr., S.Kom.,MM)
   
(Jawahir,Ir.,MM)
NID : 10522
   
NID : 11003


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


TONG SAMPAH PINTAR PEMILAH

SAMPAH BASAH BERBASIS ESP8266

PADA SMA NEGERI 14 KAB. TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1333476090
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2017/2018


Disetujui Penguji :


Tangerang, Februari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


TONG SAMPAH PINTAR PEMILAH

SAMPAH BASAH BERBASIS ESP8266

PADA SMA NEGERI 14 KAB. TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1333476090
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Creative Communication And Innovative Technology

 


 


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM : 1333476090

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAK

Banyaknya sampah yang tercampur antara sampah basah dan sampah kering menyebabkan sampah menimbulkan bau tidak sedap dan tidak dapat dimanfaatkan. Tujuan penelitian adalah menghasilkan Tong Sampah Pintar yang dapat membedakan sampah basah dan sampah kering. Metodologi yang digunakan meliputi metode pengumpulan data, metode analisa, metode perancangan, metode pengujian. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk membangun tong sampah pintar antara lain adalah Sensor E18-D80NK untuk mengaktifkan secara otomatis, Sensor Level Air akan menginput data sampah basah atau kering lalu di proses Wemos D1 mini, Wemos D1 mini juga mengirimkan volume sampah yang di tentukan oleh Sensor ultrasonik, data dapat dilihat melalui Web Ubidots. Pembuatan tong sampah pintar agar menghasilkan lingkungan yang lebih bersih dan mengurangi bau yang tidak sedap disekitar tempat sampah.

Kata Kunci : Tong Sampah Pintar, Wemos D1 mini, Sensor Level Air, Sensor E18-D80NK, Sensor Ultrasonik.


ABSTRACT

The amount of garbage mixed between wet garbage and dry waste causes the garbage to cause unpleasant odor and can not be utilized. The objective of the research is to produce a smart garbage can distinguish between wet and dry garbage. The methodology used includes data collection methods, analytical methods, design methods, testing methods. While the equipment used to build smart garbage trash, among others, is the E18-D80NK Sensor to activate automatically, the Water Level Sensor will input the data of wet or dry garbage then in the process of Wemos D1 mini, Wemos D1 mini also sends the volume of waste that is determined by the Sensor ultrasonic, data can be viewed via Web Ubidots. Making smart garbage cans to produce a cleaner environment and reduce unpleasant odor around the trash.

Keywords: Smart Trash Bin, Wemos D1 mini, Water Level Sensor, Sensor E18-D80NK, Sensor Ultrasonic.



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga laporan skripsi penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya, yang berjudul “Tong Sampah Pintar Pemilah Sampah Basah Berbasis ESP8266 Pada SMA Negeri 14 Kab. Tangerang”..

Tujuan dari penulisan laporan ini sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang Strata Satu (S1) pada Perguruan Tinggi Raharja.

Dalam penyusunan laporan Skripsi, penulis banyak menerima bantuan dari semua pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dorongan tersebut, laporan Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I.,MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom.,M,Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja Raharja.
  5. Bapak Ignatius Joko Dewanto, Dr.,S.Kom.,MM. selaku Pembimbing I yang telah membantu penyusunan laporan Skripsi.
  6. Bapak Jawahir, Ir.,MM. selaku Pembimbing II yang telah membantu penyusunan laporan Skripsi.
  7. Bapak dan Ibu Dosen serta staff Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
  8. Ibu Tanjung selaku Wakil Kepala Sekolah di SMA Negeri 14 Kab. Tangerang yang telah memberikan data-data yang dibutuhkan penulis.
  9. Ibu selaku pembimbing lapangan di SMA Negeri 14 Kab. Tangerang yang telah memberikan data-data yang dibutuhkan penulis.
  10. Kedua orang tua, kakak dan saudara yang telah memberikan dukungan baik moril, materi maupun doa.
  11. Rekan-rekan anggota istimewa HIMASIKOM.
  12. Rekan-rekan yang tergabung dalam HIMASIKOM.
  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi.

Semoga Laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 2 Januari 2018
Danny Satriany
NIM. 1333476090

Daftar isi



DAFTAR TABEL
  1. Tabel 3.1 Analisis CSF (Critical Success Factor)
  2. Tabel 4.11 schedule
  3. Tabel 4.12 Estimasi biaya


DAFTAR GAMBAR
  1. Gambar 3.1 Struktur organisasi


DAFTAR SIMBOL


Simbol Use Case Diagram
Simbol Activity Diagram

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman dalam Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi, pada saat ini penggunaan mikrokontroler hampir dibutuhkan disemua kalangan untuk dapat membantu pekerjaan tugas manusia, dimana setiap manusia menginginkan segala sesuatu yang serba otomatis, praktis dan dinamis. Salah satu kebutuhan manusia adalah lingkungan hidup yang bersih dan nyaman. Lingkungan hidup yang nyaman dapat dibangun dengan cara menjaga kebersihan, sehingga sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran dalam menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Tempat sampah sering kita jumpai di setiap tempat disekitar kita, tapi keberadaan tempat sampah yang tidak selalu baik atau bersih membuat orang enggan untuk membuka dan membuang sampah kedalamnya, terlebih lagi banyak sampah yang tercampur bukan berdasarkan golongannya. Sampah yang tercampur antara sampah basah dan sampah kering tersebut mengakibatkan bau yang tidak sedap dan sulit untuk memisahkannya.

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah tempat sampah yang dapat memilah sampah basah dan sampah kering pada sekolah. Sistem tersebut terdiri dari Wemos D1 mini, Sensor Level Air, Sensor E18-D80NK. Sensor Ultrasonik, Motor Servo. Mikrokontroler yang berfungsi sebagai mengolah data dan sebuah modul komunikasi untuk menyampaikan data informasi tersebut kedalam web melalui jaringan internet. Sistem pemilah sampah basah dan sampah kering ini disebut dengan “Tong Sampah Pintar Pemilah Sampah Basah Berbasis ESP8266 Pada SMA Negeri 14 Kab. Tangerang”.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Apakah pembuatan Tong Sampah Pintar dengan mikrokontroler dapat memilah sampah basah dan sampah kering ?
  2. Bagaimana memilah sampah basah dan kering secara otomatis pada Tong Sampah Pintar ?
  3. Apakah Tong Sampah Pintar efektif dalam memilah sampah basah dan sampah kering ?

Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka skripsi ini akan membahas tentang ESP8266 sebagai otak untuk menginstruksikan kepada Sensor Ketinggian Air, Sensor E18-D80NK, Sensor Ultrasonik, dan Motor Servo. Membedakan sampah antara sampah basah dan sampah kering pada sekolah. Memberikan informasi tempat sampah dalam kondisi penuh.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Menghasilkan Tong Sampah Pintar dapat memilah sampah basah dan kering dengan menggunakan mikrokontroler.

  2. Menghasilkan pemilahan sampah basah dan kering secara otomatis pada Tong Sampah Pintar.

  3. Menghasilkan Tong Sampah Pintar yang efektif dalam memilah sampah basah dan sampah kering.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Dapat memilah antara sampah basah dan sampah kering yang dikendalikan oleh mikrokontroler.

  2. Dapat memanfaatkan sampah yang sudah dipilah.

  3. Sampah basah dan sampah kering dapat dipilah secara otomatis.

Metode Penelitian

Adapun penjelasan lebih rinci mengenai metode yang digunakan penulis dalam menyusun Laporan Skripsi ini sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi

    Melakukan pengamatan secara langsung kelapangan pada SMA Negeri 14 Kab. Tangerang dengan cara mengumpulkan data, informasi, dan mempelajari catatan serta dokumen yang ada.

  2. Wawancara

    Melakukan kegiatan tanya jawab dengan Kepala Sekolah dan Stakeholder pada SMA Negeri 14 Kab. Tangerang, guna memperoleh informasi lengkap agar data yang diperoleh lebih akurat.

  3. Studi Pustaka

    Studi pustaka dilaksanakan peneliti dengan tujuan untuk mengumpulkan data-data melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian yang digunakan untuk bahan referensi dalam melaksanakan penelitian. Bahan referensi juga bisa meliputi buku, jurnal dan karya ilmiah lainnya sebagai analisis dalam perancangan sistem yang terkait dengan laporan ini.

Metode Analisa

Pada metode ini dilakukan analisa pada sistem yang sedang berjalan, kemudian dilakukan penelitian terhadap kekurangan dan kelebihan terhadap sistem yang sedang berjalan.

Metode Perancangan

Perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Pengujian

Metode pengujian ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Metode pengujian yang peneliti gunakan adalah Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan..

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami masalah yang akan diungkapkan pada Laporan Skripsi, penulis membagi megelompokkan materi penulisan menjadi beberapa bab, dimana setiap bab akan membahas dan menguraikan pokok bahasan dengan lebih terperinci, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan analisa serta permasalahan yang akan mendukung pembahasan, serta penulisan dan penyusunan Laporan Skripsi ini. serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat SMA Negeri 14 Kab. Tangerang, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan wewenang, tata laksana sistem yang sedang berjalan, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA
Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan alat, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi dan estiminasi biaya.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Perancangan Sistem

Definisi perancangan sistem menurut Verzello dan John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[1], adalah “Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, dan persiapan untuk rancang bangun implementasi (menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk),”

Sedangkan menurut Haryanto dan Koswara (2015:54)[2], mendefinisikan “Perancangan sistem yaitu marancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi”.

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Definisi sistem menurut Hutahaean (2014:2)[3], adalah “Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”,

Sedangkan menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:2)[4], mendefinisikan “Sistem adalah sekumpulan komponen-komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu”.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutanta dalam Rusdiana dan Irfan (2014:35)[5], karakteristik sistem sebagai berikut :

  1. Komponen (Components)
    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

  2. Batas (Boundary)
    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan(Environment)
    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  4. Penghubung/Antarmuka(Interface)
    Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  5. Masukan (Input)
    Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  6. Pengolahan (Processing)
    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  7. Keluaran (Output)
    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  8. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  9. Kendali (Control)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  10. Umpan Balik (Feedback)
    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutanta dalam Rusdiana dan Moch. Irfan(2014:35)[5], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut :

a). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.

b). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Prasetiyati (2016:4)[6], mengatakan bahwa “Data dapat didefinisikan sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Sedangkan menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:10)[4], adalah “Nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun”,

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[7], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:
    a. Data Hitung (enumeration/counting data)
    Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
    b. Data Ukur (measurement data)
    Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data:
    a. Data Kuantitatif (quantitative data)
    Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    b. Data Kualitatif (qualitative data)
    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

  3. Klasifikasi data menurut sumber data:
    a. Data Internal (internal data)
    Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    b. Data Eksternal (external data)
    Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
    a. Data Eksternal Primer (primary external data)
    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
    b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)
    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Kristanti dan Redita (2012:87)[8], “Flowchart adalah cara penyajian visual aliran data melalui sistem informasi, operasi yang dapat dilakukan dalam sistem dan urutan dimana mereka dilakukan.” Flowchart dapat membantu menjelaskan pekerjaan yang saat ini dilakukan dan bagaimana cara meningkatkan pekerjaan tersebut."

Menurut Maing dalam Sagita (2013:33)[9], “Diagram alir atau flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2)[10], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistemdengan seseorang yang tidak familia rdengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  4. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  5. Sumber: Tri (2015:6)
    Gambar 2.1 Flowchart Program

  6. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu :

  7. Flowchart proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untu menelusuri alur suatu laporan atau form.

    Konsep Dasar Wifi

    1. Definisi Wifi

    Menurut Hanafi, dkk (2014:71)[11], ”WiFi merupakan singkatan dari Wireless Fidetily, yang memiliki pengertian yatu sekumpulan standar yang digunakan untuk jaringan lokal nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11”.

    Konsep Dasar Informasi

    1. Definisi Informasi

    Definisi informasi menurut Hutahaean (2014:9)[3], adalah “Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya”,

    Sedangkan menurut Davis Dalam Kadir (2014:45)[12], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

    Sementara, menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:9)[4], mengatakan bahwa “Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan”.

    2. Ciri-Ciri Informasi

    Menurut Davis dalam Kadir (2014:47)[12], Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut :

    1. Benar atau Salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.

    2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

    3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

    4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

    5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

    Sedangkan menurut Mc Leod dalam Darmawan (2013:2)[13], mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri :

  8. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

  9. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

  10. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

  11. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  12. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.

  13. Konsep Dasar Perancangan

    1. Definisi Perancangan

    Menurut Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

    Menurut Sutabri (2012:41), “Perancangan Sistem informasi yang diterjemahkan dari information system planning (ISP) menceritakan bagaimana menerapkan pengetahuan tentang sistem informasi kedalam organisasi”.

    Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

    2. Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Darmawan (2013:228), Tahap perancangan atau desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

    Konsep Dasar Pengujian

    1. Definisi Pengujian

    Menurut Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus dan Hendra Rahmadi (2015:323)[14], adalah “Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan”.

    Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Blackbox dan White box testing.

    3. Jenis-Jenis Pengujian

    1. Black Box Testing

      Menurut Siddiq (2012:4)[15], “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar”.

      Sedangkan menurut Warsito (2015:32)[16], “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

      Sedangkan menurut Nidhra, Srinivas dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded Systems and Applications (2012:29) [17], “Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification With black box, Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions the code”.

      2. Metode Pengujian Black Box Testing

      Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya :

      a.) Equivalence Partitioning

      Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

      b.) Boundary Value Analysis

      Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

      c.) Cause-Effect Graphing Techniques

      Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut :

      1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

      2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

      3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

      4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

      d.) Comparison Testing

      Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

      e.) Sample and Robustness Testing

      1.) Sample Testing

      Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

      2) Robustness Testing

      Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

      f) Behavior Testing dan Performance Testing

      1) Behavior Testing

      Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

      2) Performance Testing

      Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

      3.) Requirement Testing

      Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

      Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

      Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

      g) Endurance Testing

      Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

      3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing

      Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya :

      Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Black Box

      Sumber: Siddiq (2012:14)

      4.White Box Testing

      Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (2013:176)[18], “White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing”.

      (White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih / transparan dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box adalahkontras dengan Black Box Testing).

      White Box Testing Advantages :.

      1. Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust.

      2. Design : but the implementation may not align with the design intent.

      3. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow.

      4. Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables.

      5. Testers to find programming errors quickly.

      6. Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

      7. No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

      (Keuntungan pengujian White Box).

      1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

      2. Desain : tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

      3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern.

      4. Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

      5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.

      6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

      7. Tidak ada menunggu : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

      Konsep Dasar Elisitasi

      1. Definisi Elisitasi

      Menurut Mohd. Arif dan Saoud Sarwar (2015:17)[19], Requirements elicitation is an important sub-process of requirement engineering . It is the process of searching, uncovering, achieving, and detailing requirements for different type of systems like computer based systems, web based systems etc. Requirements elicitation is all about attainments and understanding the needs of users and project promoters with the ultimate aim of communicating these needs to the system developers. It also commits a set of activities that must allow for communication, prioritization, consultation, and collaboration with the entire relevant stakeholders. In requirements elicitation process, requirements are analyzed as the main resources, and also on the basis of accurate analysis of the organization, the application area where the system will be disposed.

      (Persyaratan elisitasi adalah sub-proses penting persyaratan teknik. Ini adalah proses pencarian, pengungkapan, pencapaian, dan persyaratan yang merinci untuk berbagai jenis sistem seperti sistem berbasis komputer, sistem berbasis web, dll. Persyaratan pengembangan adalah tentang pencapaian dan pemahaman kebutuhan pengguna dan promotor proyek dengan tujuan akhir untuk berkomunikasi. Ini perlu pengembang sistem. Ini juga melakukan serangkaian aktivitas yang harus memungkinkan komunikasi, prioritas, konsultasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait. Dalam proses elisitasi persyaratan, persyaratan area dimana sistem akan dibuang).

      Sedangkan menurut Siahaan dalam Muhammad Iqbal Hanafri dkk (2017:7)[20], mengatakan bahwa “Elisitasi adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”

      2. Tahap –tahap Elisitasi

      Menurut Dede Bachtiar dan Atikah (2015:74)[21], memiliki tahapan sebagai berikut :

      1. Elisitasi Tahap I

      2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

      3. Elisitasi Tahap II

      4. Merupakan hasil pengklasifikaasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

        a. “M” pada MDI itu artinya Mondatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membua sistem baru.

        b. “D” pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

        c. “I” pada MDI itu artinya inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari luar sistem.

      5. Elisitasi Tahap III

      6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersissa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut:

        a. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirrment tersebut dalam sistem yang diusulkan.

        b. O artinya Operational, maksdunya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

        c. E artinya Econimy, maksudunyaberapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

        a. High H : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal, sehingga requirement tersebut harus diimplementasi.

        b. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

        c. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan

      7. Final Draft Elisitasi

      8. Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elsisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

      Teori Khusus

      Konsep Dasar Mikrokontroler

      1. Definisi Mikrokontroler

      Menurut Santoso, dkk (2013:17)[22], Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.

      Menurut Syahwil (2013:53)[23], Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan program yang dikerjakan.

      2. Karateristik Mikrokontroler

      Karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu :

      1. CPU (Central Procesing Unit)

      2. RAM (Read Only Memory)

      3. I/O (Input/Output)

      Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

      3. Klasifikasi Mikrokontroler

      Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut :

      1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

      2. RAM berkapasitas 68 byte

      3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

      4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

      5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

      6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

      Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

      1. RAM (Random Access Memory)

      2. RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

      3. ROM (Read Only Memory)

      4. ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

      5. Register

      6. Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

      7. Special Function Register

      8. Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

      9. Input dan Output Pin

      10. Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler

      11. Interrupt

      12. Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

      Konsep Dasar Arduino IDE

      Konsep Dasar Ubidots

      1. Definisi Ubidots

      Menurut Srinidhi Siddagangaiah (2016:883)[24], , ‘’“Ubidots is the most important component of the plant health monitoring system. When building an IoT system based on sensors, dev board sends data to the cloud platform. These platforms store data and use it to build charts. An Ubidots IoT cloud platform is like a PaaS (Platform as a service) that provides some services useful in IoT ecosystem. These services enable dev boards connecting to remote services or other service providers. It would be expensive to connect Arduino to a remote service. These platforms make the heavy work. They execute a set of custom rules based on the incoming events from Arduino sensors. These events trigger external action like sending a short message. Most of these platforms have a free account that is useful to build an IoT Project”’’.

      (Ubidots adalah komponen terpenting dalam sistem pemantauan kesehatan tanaman. Saat membangun sistem IoT berdasarkan sensor, dewan dev mengirimkan data ke platform awan. Platform ini menyimpan data dan menggunakannya untuk membuat grafik. Platform awan Ubtots IoT seperti PaaS (Platform sebagai layanan) yang menyediakan beberapa layanan yang berguna dalam ekosistem IoT. Layanan ini memungkinkan papan dev menghubungkan ke layanan jarak jauh atau penyedia layanan lainnya. Akan sangat mahal untuk menghubungkan Arduino dengan layanan jarak jauh. Platform ini membuat pekerjaan berat. Mereka menjalankan seperangkat aturan khusus berdasarkan kejadian yang akan datang dari sensor Arduino. Peristiwa ini memicu aksi eksternal seperti mengirim pesan singkat. Sebagian besar platform ini memiliki akun gratis yang berguna untuk membangun Proyek IoT).

      Gambar 2.3 Logo Ubidots


      Konsep Dasar Wemos D1 mini

      1. Definisi Wemos D1 mini

      Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT. Wemos menggunakan chip SoC WiFi yang cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266. Cukup banyak modul WiFi yang menggunakan SoC ESP8266. Namun Wemos memiliki beberapa kelebihan tersendiri yang cocok digunakan untuk Aplikasi Internet Of Things.

      Beberapa Fitur dari Wemos adalah :

      1. 11 digital input/output pins

      2. Interrupt/pwm/I2C/one-wire

      3. 1 analog input(3.2V max input)

      4. 16M bytes(128M bit) Flash

      5. External antenna connector

      6. Built-in ceramic antenna

      7. New CP2104 USB-TO-UART IC

      8. Same size as D1 mini, but more light

      Gambar 2.4 Wemos D1 mini

      Sumber : wemos.cc

      Tabel 2.5 Spesifikasi Wemos D1 mini

      Sumber : wemos.cc

      Tabel 2.6 Fungsi Pin Wemos D1 mini ESP8266

      Sumber : wemos.cc


      Konsep Dasar Sensor Level Air

      1. Definisi Water Level Sensor

      Menurut erdon.wordpress.com (2015),Water Level Sensor adalah alat yang digunakan untuk memberikan signal kepada alarm / automation panel bahwa permukaan air telah mencapai level tertentu. Sensor akan memberikan signal dry contact (NO/NC) ke panel.

      Sensor ketinggian air biasanya digunakan untuk menghitung ketinggian air disungai, danau, atau tangki air. Sensor ini sangat mudah untuk dibuat karena bahan - bahanya sederhana. Cara kerja alatnya pada saat ketinggian air naik, maka secara otomatis bandul bermagnet akan ikut terangkat juga, dan ketika magnet berada pada level sensor berikutnya maka sensor tersebut akan aktif dan menyalakan lampu atau peralatan lainya.

      Gambar 2.10 Water Level Sensor

      Tabel 2.7 Spesifikasi Water Level Sensor


      Gambaran Umum Perusahaan

      Sejarah SMA Negeri 14 Kab. Tangerang

      CV Surya adalah suatu usaha perdagangan bahan bangunan yang dinamis merupakan titik awal dari perusahaan PT Surya Toto Indonesia. Pada tahun 1968 untuk mencapai kedudukan terbaik di industri saniter, maka perusahaan mengawali langkahnya sebagai agen dari Toto Limited, Jepang yang merupakan perusahaan sanitary wares dan plumbing terbesar di dunia.

      Dengan pertimbangan banyaknya sumber daya yang tersedia di Indonesia dan melihat adanya kesempatan yang menguntungkan di masa depan pada bidang usaha ini di Indonesia, maka pada tahun 1977 didirikan sebuah perusahaan yang diberi nama PT Surya Toto Indonesia dan berkantor pusat di Jl. Tomang Raya No. 18. Perusahaan ini adalah bentuk kerjasama antara CV Surya dengan Toto Limited dan Kashima Trading Company.

      Sebagai wujud kerjasama tersebut dibangun sebuah pabrik pertama yang berlokasi di Jl. M.H. Thamrin Km. 7 Serpong, Tangerang. Pada tahun 1978 pabrik ini sudah mulai beropersai dengan jumlah karyawan sebanyak 65 orang. Sesuai perkembangannya yang cukup signifikan dengan ditandai semakin meningkatnya produk yang dihasilkan, jenis produk yang beraneka ragam disertai perekrutan karyawan yang hampir setiap tahun sehingga sekitar tahun 1980 produk yang dihasilkan sudah mendapat pengakuan internasional dan perusahaan dapat mengekspor produknya ke beberapa Negara Asia, Eropa, dan Amerika. Namun dari semua hal tersebut diatas yang terpenting adalah pembangunan pabrik yang berkesinambungan.

      Karena hal tersebut di ataslah, maka pada tahun 1985, pabrik peralatan perlengkapan saniter (plumbing fitting) dibangun pada lokasi yang sama. Dengan demikian PT Surya Toto Indonesia memiliki dua divisi produksi, yaitu divisi saniter dan divisi fitting. Pada tahun 1989, divisi saniter menambah pabrik baru pada lokasi yang berbeda, yaitu di desa Bojong, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

      Setahun kemudian tepatnya pada tahun 1990, PT Surya Toto Indonesia melepas sahamnya ke Bursa Efek Jakarta, sehingga namanya menjadi PT Surya Toto Indonesia Tbk. Saat ini karyawan yang bekerja pada PT Surya Toto Indonesia Tbk, mencapai ribuan dengan kapasitas produksi lebih dari 1.000.000 unit per tahun.

      Guna kelancaran dalam menghadapi persaingan global dan mempermudah dalam eksport produknya PT Surya Toto Indonesia sudah mendapatkan sertfikat ISO 9001 versi ’94 yang kemudian diperbarui ke ISO 9002 versi 2000 dan saat ini sudah dilengkapi ISO 14001 mengenai lingkungan. Selain itu PT Surya Toto Indonesia juga memiliki sertifikat Japan Industrial Standard (JIS) atau standar industri Jepang.

      Visi PT Surya Toto Indonesia Tbk

      Adapun visi dari PT Surya Toto Indonesia Tbk sbb:

      Menjadi perusahaan yang terkemuka yang dapat Memberikan Konstribusi terhadap perkembangan masyarakat.

      Misi PT Surya Toto Indonesia Tbk

      Adapun misi dari PT Surya Toto Indonesia Tbk sbb:

      1. Mempersembahkan produk yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

      2. Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

      3. Mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati.

      4. Menghargai individu dan membina Kerjasama.

      5. Menghargai individu dan membina Kerjasama.

      Pemasaran PT Surya Toto Indonesia Tbk

      Dalam perkembangannya pemasaran di PT. Surya Toto Indonesia terbagi menjadi dua , yaitu :

      1. Pemasaran dalam Negeri (Lokal Sales)

      2. Adapun pemasaran produk dalam negeri dipercayakan kepada PT. Surya Pertiwi, yaitu perusahaan swasta nasional yang berpengalaman dalam menangani pemasaran barang sanitary. PT Surya Pertiwi memiliki sarana-sarana yang menunjang dalam kesuksesan pemasaran produk sanitary karena mempunyai Manajemen Administrasi yang baik, staf pemasaran yang berpengalaman dan armada transportasi yang memadai. Di samping itu PT Surya Pertiwi juga memiliki 14 agen penjualan dan 800 dealer local yang tersebar di setiap propinsi di Indonesia, sehingga hal ini dapat menjadi prospek dalam negeri yang baik.

      3. Pemasaran Luar Negeri

      4. Pada tahun 1980, PT Surya Toto Indonesia mendapatkan sertifikat untuk produk sanitary dari Singapore Institute Of Standart Industrial Research (SISIR) yang merupakan pengakuan internasional dalam mengisi pasar ekspor. Dengan mutu produk terjamin melalui 19 agen penjualan di luar negeri maka produk sanitary dan fitting telah nerjalan dengan baik. Adapun negara tujuan ekspor dari PT Surya Toto Indonesia diantaranya adalah : 1. Jepang, 2. Malaysia, 3. Cina, 4. Korea, 5. Singapura, 6. Vietnam, 7. Brunei, 8. Taiwan, 9. Kuwait, 10. Hongkong, 11. Thailand, 12. Filipina, 13. Pakistan, 14. Amerika, 15. Qatar, 16. Mesir, 17. Fiji, 18. UEA, 19. Australia, 20. Selandia Baru, 21. Kamboja, 22. Myanmar, 23. Saudi Arabia.

      Falsafah Dan Trisila PT Surya Toto Indonesi Tbk

      Falsafah Perusahaan

      Membentuk kualitas ke segala hal yang kita buat. Tri Sila pada PT Surya Toto Indonesia Tbk adalah sbb:

      1. Keseragaman tindak

      2. Kepercayaan pelanggan

      3. Perkembangan bersama

      Struktur Organisasi PT Surya Toto Indonesi Tbk

      Perusahaan PT Surya Toto Indonesia mempunyai struktur organisasi campuran, yaitu gabungan antara struktur produk dan struktur fungsional. Yang dimaksud dengan struktur produk disini adalah disebabkan perusahaan terbagi atas produk sanitary dan produk fitting yang masing-masing dipimpin oleh dua direktur, yaitu Direktur Teknik dan Direktur Produksi pada masing-masing divisi baik itu divisi sanitary maupun divisi fitting, sedangkan yang dimaksud dengan struktur fungsional adalah karena perusahaan mempunyai divisi administrasi dan keuangan yang berfungsi untuk melayani urusan keuangan dan administrasi dari kedua divisi (Sanitary dan Fitting). Selain itu, perusahaan memiliki divisi pemasaran yang fungsinya melayani kedua divisi produk tersebut. Adapun puncak pimpinan perusahaan berada dibawah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang membawahi Dewan Komisasris dan memiliki kewenangan menunjuk seorang Presiden Direktur/Wakil Presiden Direktur yaitu Bapak Mardjoeki Atmadiredja dengan tanggung atas jalannya perusahaan.

      Dari masing-masing direktur dalam tiap divisi terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang terbentuk menurut tahapan proses kerjanya dengan dipimpin seorang manager dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1

      Gambar 3.1. Struktur Organisai PT Surya Toto Indonesia


      Bidang Usaha PT Surya Toto Indonesi Tbk

      PT Surya Toto Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan memproduksi beragam produk berupa barang sanitary dan fitting untuk keperluan kamar mandi dan perlengkapannya. Karena memiliki kualitas yang cukup baik, ini menyebabkan produk yang dihasilkan sering digunakan oleh golongan konsumen menengah ke atas, misalnya : real estate, perumahan eksekutif, perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, dan sebagainya.

      Adapun ragam produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

      1. Divisi Sanitary

      2. Produk yang dihasilkan pada divisi saniter adalah produk-produk yang berbahan dasar keramik, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

        a. Closet jongkok dan closet duduk

        b. Lavatory (wastafel)

        c. Bidet (tempat kencing untuk wanita)

        d. Urinal (tempat kencing untuk laki-laki)

        e. Accessories (perlengkapan kamar mandi)

        f. Sink (tangki air untuk closet duduk)

      3. Divisi Fitting

      4. Produk yang dihasilkan pada divisi fitting adalah produk-produk yang merupakan perlengkapan dari produk-produk sanitary

        dengan bahan dasar bisa dari metal ataupun plastic, yang diantaranya adalah sebagai berikut :

        a. Mixing Faucet (untuk keran pancampuran)

        b. Lavatory (untuk keran wastafel)

        c. Stop Valve (stop keran)

        d. Waste Fitting (trap pembuangan air)

        e. Jet Washer (alat pembilas)

        f. Shower Head / Hand (alat untuk mandi)

        g. Flush Urinal (alat pembilas urinal)

        h. Seat & Cover

        i. Macam-macam aksesoris.

      Proses Produksi dan Non Produksi PT Surya Toto Indonesi Tbk

      Mengingat kerja praktek yang dilakukan hanya pada proses-proses yang ada di Divisi Fitting, maka penjelasan mengenai proses produksi hanya pada proses-proses yang terkait dengan pembuatan part (elemen) pada divisi Fitting. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar bagan aliran proses seperti dibawah ini :

      Gambar 3.2 Struktur Organisai PT Surya Toto Indonesia

      Namun pada kenyataannya Divisi Fitting di PT Surya Toto Indonesia terbagi menjadi dua bagian penting yaitu, bagian produksi dan bagian non-produksi. Yang membedakan dari kedua bagian tersebut adalah pada tingkat output yang dihasilkan pada bagiannya masing-masing. Bagian produksi menghasilkan barang dan bagian non-produksi menghasilkan jasa. Agar lebih jelas maka akan disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

      1. Proses Produksi Bagian Fitting

      2. Proses produksi di Divisi Fitting dilakukan melalui tahapan-tahapan proses yang disebut seksi. Adapun tahapan proses produksi dapat dijelaskan dengan uraian sebagai berikut :

        a. Supplier

        Supplier merupakan bagian dari sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan. Supplier sendiri berfungsi sebagai pemasok bahan-bahan atau material yang diperlukan untuk proses produksi dan harus dilibatkan untuk menjaga kelangsungan proses produksi agar dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan terkait kesesuaian spesifikasi material yang dibutuhkan sehingga produk tersebut memenuhi standar yang diinginkan.

        b. Seksi Casting (C/A)

        Proses casting adalah prose pencetakan atau pengecoran logam cair kedalam cetakan untuk membentuk produk-produk Divisi Fitting. Proses casting merupakan langkah awal dari sebuah rangkaian tahapan produksi di Divisi Fitting.Proses kerja casting pada Divisi Fitting dapat digambarkan dengan bagan alur prose berikut ini:

        Gambar 3.3 Alur kerja proses casting

        1. )Core

          Proses core adalah proses untuk membuat kerangka dalam body part yang nantinya akan hancur pada saat di shot blast sehingga membentuk ruang kosong (rongga) pada body part tersebut. Adapun bahan baku utama untuk membuat padatan core ini adalah :

          a) Binder Rezin, merupakan campuran air biasa dan rezin (PB) bubuk.

          b) Hardener

          c) Pasir core / pasir silica.

        2. )LPDC (Low Pressure Die Casting)

          Jika diterjemahkan secara bebas dapat diartikan pengecoran pada cetakan dengan tekanan rendah. Bahan baku yang dipakai adalah brass ingot dan zat yang perlu ditambahkan dalam peleburan bahan baku casting adalah aditive yang berguna untuk membersihkan metal dari campuran komponen lain sehingga benda-benda tersebut dapat naik ke permukaan/terpisah. Selain itu perlu dipersiapkan Graphite yang berfungsi untuk menjaga suhu mould LPDC dan senyawanya dapat menekan menempelnya cairan logam pada mould LPDC.

        3. )Shot Blast

          Shot blast adalah proses membuang sisa-sisa pasir core yang ada dalam rongga benda kerja yang baru dicetak. Istilah lain dari proses shot blast adalah pencucian pasir core. Untuk menghindari perubahan bentuk proses shot blast dilakukan pada mesin shot blast antara 600-720 detik (10-12 menit), pada saat benda kerja dalam keadaan dingin.

        4. )Cutting

          Proses cutting adalah proses yang dilakukan setelah pasir core dibersihkan, yaitu proses pemisahan benda kerja dari runnernya dengan menggunakan mesin cutting yang dilakukan secara manual.

        5. )Grinding

          Proses grinding adalah proses untuk menghaluskan hasil cutting/ membuang sisa-sisa yang tidak bisa diproses pada mesin cutting. Proses grinding disini dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda dan dilakukan secara manual.

        c. Seksi Forging (F/O)

        Proses forging adalah proses pembetukan produk fitting dengan menggunakan bahan baku batang kuningan (brass bar) yang dimasukan kedalam tungku dengan suhu ± 750° C, kemudian logam ini dipressing pada cetakannya (Stamping). Seperti halnya pada seksi casting setelah produk dikeluarkan dari cetakan akan dilakukan proses persiapan berupa perampingan bagian-bagian produk yang diinginkan agar memudahkan proses selanjutnya.

        d. Seksi Machining (M/C)

        Proses Machining adalah proses pengerjaan produk dengan menggunakan mesin untuk mendapatkan produk-produk yang sesuai dengan gambar disain produk yang dikehendaki sehingga dapat dirakit. Hasil dari proses Machining sangat menentukan kemampuan rakit dari suatu produk, karena setiap hasil yang diproses pada seksi ini merupakan bagian-bagian/komponen dari suatu tipe produk.

        Seksi machining merupakan seksi yang paling kompleks karena keragaman dari komponen yang diproses pada Divisi Fitting dapat terlihat disebabkan seksi Machining selain menerima kelanjutan dari proses Casting dan Forging juga menampung dari supplier langsung sehingga komponen yang diproduksi pada seksi ini sangat banyak dan beraneka-ragam. Selain itu memiliki urutan proses dan waktu proses yang berbeda-beda sesuai dengan komponen yang diproduksinya.

        Berbagai macam proses Machining sebagian besar menggunakan mesin, baik yang semi otomatis maupun manual, ada pula yang hanya sekedar menggunakan mejalankan dengan dilengkapi peralatan seperti : motor, alat bantu (jig), palu, dan perkakas lainnya.

        e. Seksi Polishing

        Pada dasarnya poroses polishing adalah prose memoles produk sehingga produk tersebut halus dan terlihat mengkilap. Adapun peralatan yang digunakan pada proses ini terdapat dua macam, yaitu : belt machine dan buff machine yang kedua prosesnya dilakukan secara manual dan automatic. Yang pertama menggunakan semacam amplas berwujud sabuk, yang dikenal dengan nama Abbrasive Belt dengan tingkat kekasaran bervariasi, yaitu : 100, 400 dan 600. Ukuran kekasaran ini menunjukan banyaknya grain dalam luas amplas 1 inchi persegi, berarti semakin besar ukurannya semakin halus produk yang dihasilkan. Sedangkan Buff Machine adalah alat poles yang berputar, dimana penggunaan alat ini harus disertai dengan polishing compound (Tripoli) yang terbuat dari SiO₂, Al₂O₃, atau CrO₃.

        f. Seksi Plating

        Plating adalah proses pelapisan benda kerja menggunakan cairan kimia sebagai bahan pelapisnya dengan tujuan agar produk yang dihasilkan terlihat indah dan awet. Proses Plating di Divisi Fitting PT Surya Toto Indonesia terbagi menjadi 4 proses Plating, yaitu : Nikel Chrome Metal, Plating Plastik, Plating Emas, dan Plating Pearl (Satin/Mutiara).

        g. Seksi Assembling

        Proses Assembling adalah proses perakitan produk yang masih berupa bagian-bagian dari part/komponen menjadi tipe suatu produk dan siap kirim. Sebelum perakitan dimulai sebagian besar jenis produk, yaitu produk-produk yang terbuat dari logam harus melalui proses pemberian merk (Marking) dan masih termasuk kedalam proses ini. Pemberian merk dilakukan menggunakan alat marking, ada yang manual namun saat ini sudah terdapat alat marking dengan teknologi laser sehingga dapat meningkatkan produktivitas pada seksi ini.

        h. Injection

        Proses injection adalah proses yang digunakan untuk membuat produk-produk bebahan dasar plastik jenis resin polypropylene. Polypropylene mempunyai nilai impak dan kekuatan yang tinggi, serta tahan terhadap suhu dan bahan-bahan kimia. Polypropylene yang tadinya berbentuk butiran, dicairkan dalam ruang pemanas bersuhu antara 120°-260° C, dimana bahan itu mengalami plastisasi. Selanjutnya diinjeksikan dalam rongga cetakan (yang tertutup) dibawah tekanan yang cukup besar. Produk cetak akan mengeras dalam rongga itu dibawah pengaruh pendinginan air yang bersirkulasi melalui saluran dalam cetakan. Setelah penekanan injeksi, penekan ditarik kembali, cetakan terbuka dan produk dikeluarkan dari cetakan yang selanjutnya dilakukan pemotongan bagian-bagian yang tidak dikehendaki dengan bantuan gunting. Contoh produk dari proses injeksi diantaranya adalah : pembuatan seat dan cover yang digunakan untuk closet duduk, shower, pegangan keran, dan lain-lain.

        i. Seksi Quality Control (QC)

        Quality Control adalah serangkaian proses yang ditujukan untuk menjaga produk agar selalu dalam batas-batas standar/sesuai spesifikasi seperti yang diharapkan oleh pelanggan. Tugas dari seksi QC selain melakukan pemeriksaan, juga memberikan petunjuk atau pengarahan terhadap seksi lain mengenai kerusakan yang terjadi dan cara pemecahan masalahnya. Seksi ini juga terdapat pada setiap lini produksi untuk menjaga kualitas tetap terjamin.

      3. Proses Non-Produksi

      4. a. Seksi Planing Production and Inventory Control (PPIC)

        Seksi ini mempunyai tugas untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi dan persediaan berdasarkan prosedur yang ditetapkan. Data yang dijadikan acuan untuk perencanaan produksi dan persediaan adalah data yang ada pada program SAP yang telah “link” ke seksi Warehouse.

        b. Seksi Purchasing

        Seksi ini bertugas melakukan pembelian terhadap pesanan barang dari seksi-seksi lainnya (order), dan menentukan pemasok (supplier/subkontraktor) berdasarkan standar kompetensi supplier.

      Tugas dan Tanggung Jawab

      Pembagian Tugas

      1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

      2. Bertugas mengawasi kerja yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi seta memegang kekuasaan tertinggi di perusahaan.

      3. Dewan Komisaris

      4. Bertugas mengawasi segala kebijakan perusahaan, mengambil segala keputusan yang berkenaan dengan persoalan dan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada para pemegang saham.

      5. Tugas Presiden Direktur diantaranya adalah :

      6. Memberikan kebijakan perusahaan

        a. Mengambil sikap dalam pengembangan / perluasan perusahaan

        b. Memberi bimbingan kepada bawahan di lingkungan perusahaan(C/A)

        c. Mengadakan pertemuan dengan direksi-direksi perusahaan

      7. Tugas Wakil Presiden Direktur diantaranya adalah :

      8. a. Membantu tugas Presiden Direktur pada perusahaan

        b. Bertanggung jawab atas seluruh kelancaran kegiatan perusahaan(C/A)

        c. Atas persetujuan Presiden direktur mengangkat sekretaris dalam membantu melaksanakan tugas perusahaan

      9. Tugas Direktur Marketing diantaranya adalah :

      10. a. Membuat program perencanaan penjualan di dalam negeri maupun luar negeri

        b. Menyiapakan administrasi dan dokumen untuk penjualan

        c. Mengadakan evaluasi pasar tahunan atas hasil penjualan, bahan masukan untuk perencanaan berikutnya

        d. Mengadakan survey pasar di dalam negeri dan di luar negeri

        e. Membuat laporan tahunan kepada atasan sebagai pertanggung jawaban

      11. Tugas Direktur Keuangan dan Administrasi diantaranya adalah :

      12. a. Menyiapkan dokumen, kuitansi serta surat-surat penting lainnya yang berhubungan dengan perusahaan

        b. Menyusun data-data umum, rekaman reaksi file-file secara urut

        c. Mengontrol semua kegiatan administrasi keuangan perusahaan

        d. Membuat laporan tahunan perusahaan

      13. Tugas Direktur Sanitary diantaranya adalah sebagai berikut :

      14. a. Mengadakan penelitian untuk bahan bakar sanitary.

        b. Mengadakan perencanaan produk sanitary

        c. Mengadakan pengontrolan terhadap produk sanitary

        d. Mengadakan penggudangan terhadap hasil produk

      15. Tugas Direktur Plumbing Fitting diantaranya adalah :

      16. a. Mengadakan perencanaan produk fitting

        b. Melakukam pengontrolan terhadp produk fittingsanitary

        c. Pengadaan mesin-mesin produksi

        d. Melakukan control penggudangan

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Prosedur Sistem Yang Berjalan

      Prosedur barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan. Dilakukan melalui proses section menyerahkan form Permintaan barang, lalu admin gudang mengecek stok barang ke gudang, jika barang ada di gudang maka admin gudang langsung memberikan barang serta transfer slip ke bagian section. Jika barang yang diminta section kosong digudang maka admin gudang akan membuat Purchaase Request (PR) ke bagian purchasing, lalu pihak purchasing membuat Purchase Order (PO) dan mengirim ke supplier. Supplier menyerahkan barang dan surat jalan ke admin gudang, lalu admin gudang membuat good receipt untuk supplier, dan admin gudang menyerahkan barang dan bukti serah terima barang ke section. Lalu admin gudang menginputnya ke dalam Ms. Excel unyuk memberikan laporan kepada kepala gudang.

      Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

      Use Case Diagram Sistem Berjalan

      Berikut ini merupakan Use Case Diagram barang non inventory (komodity) yang ditunjukkan pada gambar 3.4:


      Gambar 3.4. Use Case Diagram Sistem Berjalan

      Berdasarkan Gambar 3.4 terdapat skenario use case sebagai berikut:

      1. Nama Use Case : menyerahkan permintaan barang

      2. Actor : section

        Skenario : section menyerahkan permintaan barang pada admin gudang

      3. Nama Use Case : mengecek stok barang

      4. Actor : admin gudang

        Skenario : admin gudang mengecek stok barang yang ada pada warehouse gudang

      5. Nama Use Case : menyerahkan barnang dan dokumen serah terima barang

      6. Actor : admin gudang

        Skenario : jika barang ada maka admin gudang memberikan barang dan dokumen serah terima barang pada section

      7. Nama Use Case : membuat purchase request

      8. Actor : admin gudang

        Skenario : jika barang tidak ada, maka admin gudang membuat purchase request jika barang yang diminta section tidak ada stok digudang

      9. Nama Use Case : membuat purchase order

      10. Actor : purchasing

        Skenario : purchasing memesan barang kepada supplier

      11. Nama Use Case : mengirim barang dan surat jalan

      12. Actor : supplier

        Skenario : supplier menyerahkan barang dan surat jalan kepada operator gudang

      13. Nama Use Case : mengecek barang sesuai dengan purchase order

      14. Actor : operator gudang

        Skenario : setelah barang datang sebelum diberikan ke admin gudang, operator gudang akan mengecek terlebih dulu barang yang dikirim sesuai dengan purchase order

      15. Nama Use Case : menginput data

      16. Actor : admin gudang

        Skenario : setelah barang diterima lalu admin menginput data ke Ms. Excel

      Activity Diagram Sistem Berjalan

      Berikut ini merupakan activity diagram barang non inventory (komodity) yang ditunjukkan pada gambar 3.5:


      Gambar 3.5 Activity Diagram Sistem Berjalan

      Berdasarkan gambar 3.5 sequence diagram barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini terdapat:

      Section menyerahkan permintaan barang pada admin gudang, kemudian admin gudang mengecek stok barang, jika barang ada maka barang diserahkan pada section serta dokumen serah terah terima barang, jika barang tidak ada maka admin gudang akan membuat purchase request untuk purchasing, lalu purchasing membuat purchase order untuk dikirim ke supplier, supplier menyerahkan barang dan surat jalan pada operator gudang, operator gudang mengecek barang lalu diserahkan ke admin gudang untuk barang non inventory (komodity), setelah selesai admin gudang menginput data pada Ms. Excel.

      Sequence Diagram Barang Non Inventory (Komodity)

      Berikut ini merupakan sequence diagram barang non inventory (komodity) yang ditunjukkan pada gambar 3.6:

      Gambar 3.6 Sequence Diagram Barang Non Inventory (Komodity)

        Berdasarkan gambar 3.6 activity diagram barang non inventory (komodity) yang berjalan saat ini terdapat:

      Section menyerahkan permintaan barang pada admin gudang, kemudian admin gudang mengecek stok barang, jika barang ada maka barang diserahkan pada section serta dokumen serah terah terima barang, jika barang tidak ada maka admin gudang akan membuat purchase request untuk purchasing, lalu purchasing membuat purchase order untuk dikirim ke supplier, supplier menyerahkan barang dan surat jalan pada operator gudang, operator gudang mengecek barang lalu diserahkan ke admin gudang untuk barang non inventory (komodity), setelah selesai admin gudang menginput data pada Ms. Excel.

      Analisa Sistem Yang Berjalan

      Metode Analisa CSF (Critical Sucess Factor)

      Dalam proses ini akan dielaborasikan antara visi dan misi menjadi tujuan dari PT Surya Toto Indonesia. Tbk yang kemudian diaplikasikan menggunakan CSF analisis untuk menemukan kebutuhan organisasi. Langkah-langkah elaborasi dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:

      Gambar 3.7 Metode Analisis CSF

      Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder serta hasil observasi langsung pada PT Surya Toto Indonesia. Tbk, adapun visi dan misi pada PT Surya Toto Indonesia. Tbk yaitu:

      Visi

      Menjadi perusahaan yang terkemuka yang dapat Memberikan Konstribusi terhadap –perkembangan masyarakat.

      Pembagian Tugas

      1. Mempersembahkan produk yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

      2. Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

      3. Mencintai pekerjaan dengan sepenuh hati.

      4. Menghargai individu dan membina Kerjasama.

      5. Melindungi lingkungan dunia dengan penghematan penggumnaan sumber daya alam dan Energi.

      6. Tujuan Utama pada CSF PT Surya Toto Indonesia. Tbk

        Tabel 3.1 Analisa CSF

      Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwasannya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi pada PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan dipengaruhi oleh business need yang tertuang dalam tabel tersebut. Untuk mengetahui kebutuhan Sistem informasi (SI) yang mendukung busines need organisasi maka perlu dilakukan elaborasi terhadap CSF organisasi dengan menentukan Key Decision yang berhubungan dengan CSF tersebut dan dari Key Decision akan diidentidikasikan kebutuhan Sistem Informasi (SI) dari organisasi. Hasil elaborasi CSF dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:

      Tabel 3.2 Identifikasi kebutuhan Sistem Informasi (SI)

      Dari analisis CSF diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melihat visi dan misi perudahaan yang mengedepankan pelayanan kepda pelanggan maka perlu adanya kelancaran penerimaan informasi dengan terwujudnya aplikasi reporting bagi pihak terkait dalam monitoring barang non inventory (komodity) demin terciptanya kesuksesan proses bisnis.

      Analisis Masukan, Analisis Proses, Analisis Keluaran

      1. Analisa Masukan
        Analisis masukan adalah analisis yang dilakukan untuk semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan menghasilkan proses itu sendiri.
        1. Nama Masukan : Surat jalan dan Barang
          Fungsi : Untuk mengecek data pesanan barang sesuai dengan PO (Purchase Order)
          Sumber : Supplier
          Media : Kertas
          Frekuensi : Setiap ada pemesanan barang
          Foemat  : Format dapat dilihat pada lampiran Keterangan : Berisi No, Quantity, Item, Unit, Description
      2. Analisa Proses
        Analisis proses adalah analisis yang dilakukan pada proses sebagai umpan balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.
        1. Nama Proses : Good Receipt Slip
          Masukan : Surat Jalan
          Keluaran : Tanda Terima Barang
          Media  : Kertas
          Format  : Format dapat dilihat pada lampiran
          Ringkasan proses : Ketika supplier datang menunjukkan surat jalan, lalu menginput data sesuai dengan PO (Purchase Order), sehingga keluar bukti tanda terima barang
      3. Analisa Keluaran
        Analisis keluaran adalah analisis yang dilakukan dari hasil keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem yang ada.
        1. Nama Keluaran : Warehouse Delivery Slip
          Fungsi : Untuk serah tanda terima barang ke section
          Media : Kertas.
          Rangkap : 2
          Distribusi : Lembar 1 warehouse fitting (untuk menginput data dan file), Lembar 2 section (untuk bukti tanda terima barang)

      Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

      Spesifikasi Hardware

      a. Processor : Intel (R) Core (TM) 13-4150 CPU @ 3.50GHz

      b. Monitor : Dell 17 Inci

      c. Memory : -

      d. Hardisk : 465 GB

      e. Mouse  : Lenovo

      f. Printer : EPSON LQ 2180

      f. Printer : EPSON LQ 2180

      g. Keyboard: Lenovo

      Spesifikasi Software

      a. Sistem Operasi Windows 7

      b. Microsoft Office Word 2010

      c. Microsoft Office Excel 2010

      Hak Akses (Brainware)

      Untuk mengoperasikan menggunakan Ms. Excel dapat dilakukan oleh admin gudang yang terkait.

      Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah

      1. Permasalahan yang Dihadapi

        Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis dalam memonitoring barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. tangerang Selatan, dapat disimpulkan permasalahan yang ada sebagai berikut:

          a. Pengimputan yang dilakukan untuk barang masuk dan barang keluar dengan menggunakan Ms. Excel menimbulkan data yang dihasilkan kurang up to date

          b. Dalam laporan barang non inventory (komodity) untuk pemasukan dan pengeluaran masih menggunakan berkas surat jalan sehingga memerlukan waktu yang lama dalam mngetahui jumlah barang masuk dan barang keluar.

          c. Untuk barang keluar karena menginput masih menggunakan Ms. Excel sehingga tidak dapat melihat data pemakai dan tanggal keluar barang yang diambil sehingga masih terjadinya kesalahanan dalam penghitungan stok pada gudang.

      2. Alternatif pemecahan masalah
        Adapun alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

          a. Membuat suatu sistem agar penginputan yang dilakukan utnuk barang masuk dan barnang keluar dapat di up date setiap saat.

          b. Membuat suatu sistem yang dapat mempermudah membuat laporan barang non inventory (komodity) sehingga cepat dalam menghitung jumlah barang masuk dan barang keluar .

          c. Membuat suatu sistem untuk mempermudah dalam mengetahui data pemakai dan tanggal barang keluar agar mengurangi kesalahan dalam penghitungan stok pada gudang.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Elisitasi tahap I merupakan daftar yang doperoleh melalui observasi langsung dan wawancara kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan. Berikut ini merupakan tabel 3.2 data elisitasi tahap I yang berisi 58 (lima puluh delapan) kebutuhan functional dan 3 (tiga) kebutuhan non functional.

      Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (Mandatory, Desirable, Innesential) untuk memisahkan rancangan sistem yang oenting dan harus ada pada sistem baru yang diusulkan dan disanggupi untuk dieksekusi. Pada tahap II ini berisikan 58 (lina puluh delapan) kebutuhan functional dan 3 (tiga) kebutuhan non functional.

      Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

      Keterangan:

      • M (Mondatory) : penting
      • D (Desirable) : tidak terlalu penting
      • I (Innesential) : tidak mutlak ada

      Elisitasi Tahap III

      Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya “I” pada metode MDI. Selanjutnya requirement yang tersisa dikelasifikasikan dengan menggunakan metode TOE. Pada elisitasi tahap III ini berisikan

      Tabel 4.5 Elisitasi Tahap III

      Keterangan:

      • T = Technical H = High
      • O = Operational M = Middle
      • E = Economic L = Low

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      • H = High
      • M = Middle
      • L = Low

      Final Draft Elisitasi

      Merupakan hasil akhir dari tahapan-tahapan elisitasi yang disetujui oleh stakeholder perihal sistem yang akan dibuat peneliti utnuk menerapkan sistem informasi monitoring barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan. Berdasarkan elisitasi tahap III, menghasilkan requirement final draft elisitasi yang dapat ditunjukkan pada tabel 3.6

      Tabel 3.6 Final Draft Eisitasi


      BAB IV

      RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

      Rancangan Sistem Usulan

      Setelah melakukan analisis dan penelitian dari sistem yang sedang berjalan pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan, selanjutnya akan membahas mengenai rancangan sustem usulan yang akan dijelaskan adalah use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

      Prosedur Sistem Usulan

      1. Admin Gudang

      2. a. Dapat melakukan login.

        b. Menampilkan menu home.

        c. Menampilkan menu products. Dimana terdapat menu add products. Admin gudang memiliki hak akses dapat menginput, update dan delete data.

        d. Menampilkan menu categories. Dimana terdapat menu add categories. Admin gudang memiliki hak akses dapat menginput, update,dan delete data.

        e. Menampilkan menu suppliers. Dimana terdapat menu add suppliers. Admin gudang memiliki hak akses untuk mengedit,update, dan delete data.

        f. Menampilkan menu section. Dimana terdapat menu add section. Admin gudang memiliki hak akses untuk mengedit, update, dan delete data.

        g. Menampilkan menu in. Dimana terdapat menu add barang masuk. Admin gudang memiliki hak akses untuk view dan delete.

        h. Menampilkan menu out. Dimana terdapat menu add barang keluar. Admin gudang memiliki hak akses untuk view dan delete

        i. Menampilkan menu report. Dimana terdapat tampilan laporan barang masuk dan laporan barang keluar. Admin gudang memiliki hak akses untuk preview data.

        j. Menampilkan menu laporan. Dimana terdapat tampilan cetak laporan. Admin gudang memiliki hak untuk cetak laporan dan batal.

        k. Dapat melakukan logout.

      3. Kepala Gudang

      4. a. Dapat melakukan login.

        b. Menampilkan menu home.

        c. Menampilkan menu report. Dimana terdapat tampilan laporan barang masuk dan laporan barang keluar. Admin gudang memiliki hak akses untuk preview data.

        d. Menampilkan menu laporan. Dimana terdapat tampilan cetak laporan. Admin gudang memiliki hak untuk cetak laporan dan batal.

        e. Dapat melakukan logout.

      Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

      Berikut ini merupakan use case diagram yang diusulkan pada gambar 4.1:

      Gambar 4.1 use case diagram sistem yang diusulkan

      Berdasarkan gambar 4.1 use case diagram sistem yang diusulkan terdapat:

      1. Satu sistem yang merupakan rancangan usulan sistem informasi monitoring barang non inventory (komodity).

      2. Dua ctor yang dapat melakukan kegiaran dalam sistem, diantaranya admin gudang dan kepala gudang.

      3. Dua use case yang berinteraksi antara actor dengan sistem yaitu: login dan logout.

      Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

      1. Activity diagram untuk admin gudang yang diusulkan

      2. Pada gambar 4.2 pada halaman berikutnya, activity diagram untuk admin gudang yang diusulkan terdapat:

        a. Satu initial node, objek yang di awali

        b. Empat puluh actiom state, dimulai dari login, masukkan username dan password, menu home, menu products, add products, view products, delete products, update products, menu categories, add categories, view categories, delete categories, update categories,menu suppliers, add suppliers, view suppliers, delete suppliers, update suppliers, menu section, view section, delete section, update section, menu In, add barang masuk, view barang masuk, delete barang masuk, menu out, add barang keluar, view barang keluar, delete barang keluar, menu report, preview laporan barang masuk, menu report, preview laporan barang keluar, menu laporan, print, batal, logout.

        c. Satu decision node, aliran yang menentukan pilihan

        d. Satu activity final node, objek yang diakhiri

        4.2 activity diagram sistem yang diusulkan

      3. Activity diagram untuk kepala gudang yang diusulkan

      4. Pada gambar 4.3 pada halaman berikutnya, activity diagram untuk kepala gudang yang diusulkan terdapat:

        a. Satu initial node, objek yang diawali

        b. Sembilan action state, dimulai dari login, menu home, report, laporan barang masuk, preview, laporan barang keluar, preview, print

        c. Satu decision node, aliran yang menentukan pilihan’

        d. Satu activity final node, objek yang diakhiri.

        4.3 activity diagram sistem yang diusulkan

      Sequence Diagram Yang Diusulkan

      Berikut ini merupakan sequence diagram yang diusulkan pada gambar 4.4:

      Gambar 4.4 sequence diagram sistem yang diusulkan

      Berdasarkan gambar sequence diagram sequence diagram yang diusulkan terdapat:

        a. Dua actor yang melakukan kegiatan yaitu admin gudang dan kepala gudang

        b. Duabelas lifeline antarmuka yang saling berinteraksi diantaranya, login, menu home, products,categories, suppliers, section, in, out, laporan barang masuk, laporan barang keluar, cetak laporan, logout.

        c. c. Dua puluh dua message antara lain input username dan password, cek validasi data, login gagal, login berhasil, add products, view products, dan delete data products, add categories, view categories, delete categories, dan update categories, add suppliers, view suppliers, delete suppliers, update suppliers, add section, view section, delete section, update section, add barang masuk, view barang masuk, delete barang masuk, add barang keluar, view barang keluar, delete barang keluar, preview laporan barang masuk, preview laporan barang keluar,cetak laporan, logout. input username dan password, cek validasi data, login gagal, login berhasil, preview laporan barang masuk, preview laporan barang keluar,cetak laporan, logout.

      Class Diagram Yang Diusulkan

      Class diagram yang digunakan untuk menjelaskan sepesifikasi objek-objek yang ada dalam aolikasi sistem informasi bmonitorinf barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan. Dimana class diagram yang diususlkan terdapat objek (class) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

      Berikut ini merupakan class diagram yang diusulkan ditunjukkan pada gambar 4.5

      Gambar 4.5 class diagram yang diusulkan

      Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

      Berikut ini merupakan perbedaan antara sistem yang sedang berjalan dan sistem yang diususlkan ditunjukkan pada tabel 4.1: Tabel 4.1 perbedaan sistem yang berjalan dan sistem usulan

      Rancangan Basis Data

      Spesifikasi Basis Data

      Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap normal. Desain basis data menjelaskan tentang media penyimpanan yang digunakan, isis yang disimpan, primary key dan panjang record . spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangunadalah sebagai berikut:

      1. Nama Field : Products

      2. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk emnyimpan data produk

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 82

        Isi : id+name+kategori_id+quantity82

        Tabel 4.2 Tabel Products

      3. Nama Field : Categories

      4. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data kategori barang

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 41

        Isi : id+name

        Tabel 4.3 Tabel Categories

      5. Nama Field : Supplier

      6. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data supplier

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 176

        Isi : id+name+address+phone

        Gambar 4.4 Tabel Supplier

      7. Nama Field : Section

      8. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data section

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 61

        Isi : id+name

        Gambar 4.5 Tabel Section

      9. Nama Field : In

      10. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data barang masuk

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 42

        Isi : id+id_in+id_from+date

        Gambar 4.6 Tabel In

      11. Nama Field : Out

      12. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data barang keluar

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 42

        Isi : id+id_out+id_to+date

        TGambar 4.7 Tabel Out

      13. Nama Field : Items_in

      14. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data laporan barang masuk

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 52

        Isi : id+id_in+id_products+quantity

        Gambar 4.8 Tabel Items_in

      15. Nama Field : Items_out

      16. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data laporan barang keluar

        Media : Hardisk

        Primary Key : id

        Panjang Record : 52

        Isi : id+id_out+id_products+quantity

        4.9Tabel Items_out

      17. Nama Field : Users

      18. Tipe File : File Master

        Fungsi : Untuk menyimpan data pengguna

        Media : Hardisk

        Primary Key : username

        Panjang Record : 31

        Isi : username+password+level

        4.10 Tabel Users

      Rancangan Prototype

      Rancangan prototype sistem barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan diantaranya yaitu:

      Prototype Login

      Pada saat program pertama kali dijalankan maka tampilan yang yang muncul adalah login. Tampilan login berfungsi sebagai awal dalam menggunakan sistem informasi barang non inventory (komodity), yang berhak melakukan login yaitu: admin gudang dan kepala gudang. Akses yang dapat diguanakan oleh admin gudang untuk menginput data products, data categories, data supplier, data section, data in, data out, report barang masuk dan report barang keluar. Sedangkan, kepala gudang hanya dapat mengakses untuk report barang masuk dan report barang keluar.

      Berikut ini adalah tampilan rancangan prototype pada login yang ditunjukkan pada gambar 4.6:

      Gambat 4.6 Tampilan Login

      Komponen-komponen pada menu login adalah sebagai berikut:

      1. Textifield username : memasukan username pada kolomusername

      2. Textifield password : memasukan password yang telah dibuat sesuai dengan username agar masuk ke dala sistem

      3. Button login : setelah memasukkan username dan password dengan benar selanjutnya klik login setelah itu admin dapat masuk kedalam sistem. Sedangkan, kalau username atau password salah maka tidak dapat masuk kedalam sistem dan akan muncul tulisan username atau password salah.

      Prototype Menu Utama (Home)

      Rancangan menu home untuk mrnampilkan halaman awal pada sistem barang non inventory (komodity), yang berisi mrnu products, categories, suppliers, section, in, out, report barang masuk, report barang keluar dan users.

      Berikut ini merupakan tampilan rancangan prototype pada menu home yang ditunjukkan pada gambar 4.7:

      Gambar 4.7 Menu home

      Prototype Menu Products

      Berikut ini merupakan tampilan rancangan prototype pada menu products yang ditunjukkan pada gambar 4.8:

      Gambar 4.8 Menu products

      Komponen-komponen tampilan daftar products yaitu:

      1. Field id : Menampilkan id (kode) barang

      2. Field nama : Menampilkan nama barang

      3. Field kategori id : Menampilkan id (kode) kategori

      4. Field quantity : Menampilkan quantity barang

      5. Field edit : Pada tombol edit jika ingin mengganti atau menghapus dasftar barang yang terdapat pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan.

      Prototype Menu Categories

      Berikut ini merupakan tampilan rancangan prototype pada menu categories yang ditunjukkan pada gambar 4.9:

      Gambar 4.9 Menu categories

      Komponen-komponen tampilan daftar categories yaitu:

      1. Field id : Menampilkan id (kode) categories

      2. Field nama : menampilkan nama categories

      3. Field edit : pada tombol edit jika ingin mengganti atau menghapus daftar categories yang terdapat pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan

      Prototype Menu Supplier

      Berikut ini merupakan tampilan rancangan prototype pada menu categories yang ditunjukkan pada gambar 4.10:

      Gambar 4.10 Menu Supplier

      Komponen-komponen tampilan daftar supplier yaitu:

      1. Field id : Menampilkan id (kode) supplier

      2. Field nama : Menampilkan nama supplier

      3. Field address : Menampilkan alamat supplier

      4. Field phone : Menampilkan nomor telfon supplier

      Prototype Menu Section

      Berikut ini adalah tampilan rancangan prototype pada login yang ditunjukkan pada gambar 4.11:

      Gambar 4.11 Menu Section

      Komponen-komponen tampilan daftar section yaitu:

      1. Field id : Menampilkan id (kode) section

      2. Field nama : Menampilkan nama section

      3. Field edit : pada tombol edit jika ingin mengganti atau menghapus daftar categories yang terdapat pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan

      Prototype Menu In

      Berikut ini adalah tampilan rancangan prototype pada login yang ditunjukkan pada gambar 4.12:

      Gambar 4.12 Menu Barang Masuk

      Komponen-komponen tampilan daftar In yaitu:

      1. Field id in : Menampilkan id (kode) barang masuk

      2. Field nama : Menampilkan nama supplier

      3. Field date : Menampilkan tanggal barang masuk

      Prototype Menu Out

      Berikut ini adalah tampilan rancangan prototype pada login yang ditunjukkan pada gambar 4.13

      Gambar 4.13 Menu Barang Keluar

      Komponen-komponen tampilan daftar out yaitu:

      1. Field id out : Menampilkan nomoi id (kode) barang keluar

      2. Field nama : Menampilkan nama section

      3. Field date : Menampilkan tanggal barang keluar

      Prototype Menu Report Barang Masuk

      Berikut ini adalah tampilan rancangan prototype pada login yang ditunjukkan pada gambar 4.14:

      Gambar 4.14 Menu Report Barang Masuk

      Komponen-komponen tampilan daftar Report Barang Masuk yaitu:

      1. Field no : Nomor urutan

      2. Field id barang masuk : Nomor id (kode) barang yang masuk

      3. Field supplier : Nama supplier

      4. Field detail : Nama detail barang masuk

      Prototype Menu Report Barang Keluar

      Berikut ini adalah tampilan rancangan prototype pada login yang ditunjukkan pada gambar 4.15:

      Gambar 4.15 Menu Report Barang Keluar

      Komponen-komponen tampilan daftar Report Barang Masuk yaitu:

      1. Field no : Nomor urut laporan barang keluar

      2. Field id barang keluar : Nomor id (kode) barang keluar

      3. Field section : Nama section

      4. Field detail : Nama detail barang keluar

      Konfigurasi Sistem Usulan

      Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

      Perangkat keras yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

      1. Processor : Intel (R) Core (TM) i3-4150 CPU @3.50GHZ

      2. Monitor : Deli 17 Inci

      3. Hardisk : 465 GB

      4. RAM : 4.00 GB

      5. Keyboard : Lenovo

      6. Printer : EPSON LQ 2180

      7. Mouse : Lenovo

      Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

      Perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

      1. Sistem Operasi Windows 7

      2. Microsoft Office 2007

      3. XAMPP

      4. Notepad ++

      5. Visual Paradigm for UML 8.0

      6. Mysql

      7. Php

      8. Browser Google Crome

      Hak Akses (Brainware)

      1. Admin Gudang

      2. Kepala Gudang

      Testing

      Pengujian dengan menggunakan black box testing ini dilakukan dengan memberikan beberpa input pada sistem. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dari sistem tersebut. Jika input yang diberikan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar. Namun bila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka sistem teersebut masih terdpat kesalahan, selanjutnya dilakukan perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

      Black Box Testing Login

      Gambar 4. 16 dan 4.17 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu login

      Gambar 4.16 Black Box Testing pada Menu Login 1

      Skenario Pengujian : Jika memasukan data username atau password dengan salah dan langsung mengklik tombol login.

      Gambar 4.17 Black Box Testing pada Menu Login 1

      Skenario Pengujian : Jika memasukan data username atau password dengan benar dan langsung mengklik tombol login.

      Gambar 4.18 dan 4.19 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada Menu Login 2

      Gambar 4.18 Black Box Testing pada Menu Login 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem akan secara otomatis menolak akses login dan menampilkan pesan “username atau password cannot be blank”

      Keterangan : Valid

      Gambar 4.19 Black Box Testing pada Menu Login 2

      Hasil yang Diharapkan : Sistem akan menerima akses dan masuk ke hamana utama (home)

      Keterangan : Valid

      Black Box Testing Products

      Gambar 4.20 dan 4.21 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu products.

      Gambar 4.20 Black Box Testing pada Menu Products 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom dan products tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.21 Black Box Testing pada Menu Products 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom dan products diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.22 dan 4.23 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu products.

      Gambar 4.22 Black Box Testing pada Menu Products 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis tidak akan menyimpan data jika kolom masij kosong, mana akan menampilkan “tulisan berwarna merah”

      Keterangan : Valid

      Gambar 4.23 Black Box Testing pada Menu Products 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem akan menginput data products dan secara otomatis akan bertambah

      Keterangan : Valid

      Black Box Testing Categories

      Gambar 4.24 dan 4.25 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu categories.

      Gambar 4.24 Black Box Testing pada Menu Categories 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom categories tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.25 Black Box Testing pada Menu Categories 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom dan categories diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.26 dan 4.27 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu categories.

      Gambar 4.26 Black Box Testing pada Menu Categories 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis tidak akan menyimpan data jika kolom add masih kosong”

      Keterangan : Valid

      Gambar 4.27 Black Box Testing pada Menu Categories 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Black Box Testing Supplier

      Gambar 4.28 dan 4.29 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu supplier.

      Gambar 4.28 Black Box Testing pada Menu Supplier 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add supplier tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.29 Black Box Testing pada Menu Supplier 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add supplier tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.30 dan 4.31 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu supplier.

      Gambar 4.30 Black Box Testing pada Menu Supplier 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis tidak akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Gambar 4.31 Black Box Testing pada Menu Supplier 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis tidak akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Black Box Testing Section

      Gambar 4.32 dan 4.33 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu section.

      Gambar 4.32 Black Box Testing pada Menu Section 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add section tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.33 Black Box Testing pada Menu Section 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add section diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.34 dan 4.35 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu section.

      Gambar 4.34 Black Box Testing pada Menu Section 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis tidak akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Gambar 4.35 Black Box Testing pada Menu Section 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Black Box Testing In

      Gambar 4.36 dan 4.37 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu in 1

      Gambar 4.36 Black Box Testing pada Menu In 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add section tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.37 Black Box Testing pada Menu in 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add section tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.38 dan 4.39 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu in 2

      Gambar 4.38 Black Box Testing pada Menu In 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis tidak akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Gambar 4.39 Black Box Testing pada Menu In 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Black Box Testing Out

      Gambar 4.40 dan 4.41 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu out 1

      Gambar 4.40 Black Box Testing pada Menu Out 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add out tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.41 Black Box Testing pada Menu Out 1

      Skenario Pengujian : Jika kolom pada add out tidak diisi dan langsung mengklik tombol add

      Gambar 4.42 dan 4.43 adalah gambar pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing pada menu out 2

      Gambar 4.42 Black Box Testing pada Menu Out 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis tidak akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Gambar 4.43 Black Box Testing pada Menu Out 2

      Hasil yang Diharapkan  : Sistem secara otomatis akan menyimpan data jika kolom add masih kosong

      Keterangan : Valid

      Implementasi

      Implementasi yang Diusulkan

      Berikut ini merupakan gambaran sistem perancangan monitoring barang non inventory (komodity) dapat dilihat pada gambar berikut ini:

      1. Tampilan Login

      2. Tampilan login merupakan langkah pertama dalam mengimplementasikan program utama yang telah dibuatdengan catatan username atau password yang dimasukkan harus benar. Tampilan login ini menjaga sistem supaya tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang, yang berhak melakukan login hanya admin gudang dan kepala gudang.

        Berikut ini merupakan tampilan login yang ditunjukkan pada gambar 4.44:

      3. Tampilan Home

      4. Home adalah tampilan awal setelah melakukan login sistem yang berisi menu products, categories, supplier, section, in, out, report barang masuk, report barang keluar dan user.

        Berikut merupakan tampilan home yang ditujukkan pada gambar 4.45:

      5. Tampilan Products

      6. Tampilan menu products terdapat data products.

        Berikut ini merupakan tampilan products yang ditunjukkan pada gambar 4.46:

      7. Tampilan Categories

      8. Tampilan menu categories terdapat data categories.

        Berikut ini merupakan tampilan categories yang ditunjukkan pada gambar 4.47:

      9. Tampilan Supplier

      10. Tampilan menu supplier terdapat data supplier.

        Berikut ini merupakan tampilan supplier yang ditunjukkan pada gambar 4.48:

      11. Tampilan Section

      12. Tampilan menu section terdapat data section.

        Berikut ini merupakan tampilan products yang ditunjukkan pada gambar 4.49:

      13. Tampilan In

      14. Tampilan menu In terdapat data barang masuk.

        Berikut ini merupakan tampilan barang masuk yang ditunjukkan pada gambar 4.50:

      15. Tampilan Menu Out

      16. Tampilan menu Out terdapat data barang keluar.

        Berikut ini merupakan tampilan barang masuk yang ditunjukkan pada gambar 4.51:

      17. Tampilan Menu Report Barang Masuk

      18. Tampilan menu report barang masuk terdapat detail barang masuk.

        Berikut ini merupakan tampilan barang masuk yang ditunjukkan pada gambar 4.52:

      19. Tampilan Menu Report Barang Masuk

      20. Tampilan menu report barang masuk terdapat detail barang keluar.

        Berikut ini merupakan tampilan barang masuk yang ditunjukkan pada gambar 4.53:

      Schedule

      Pada tahapini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam melaksanakan langkah-langkah dalam menerapkan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha dalam mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time schedule yang ditunjukkan pada tabel 4.11:

      Tabel 4.11 Schedule

      Estimasi Biaya

      Estimasi biaya digunakan sebagai perhitungan kebutuhan yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian yang diusulkan. Berikut ini merupakan estimasi biaya yang ditunjukkan pada tabel 4.12:

      Tabel 4.12 Estimasi Biaya

      BAB V

      PENUTUP


      Kesimpulan

      Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

      1. Sistem barang non inventory (komodity) yang sedang berjalan saat ini belum memenuhi kebutuhan admin gudang, karena masih menggunakan surat jalan untuk proses penyimpanan laporan barang masuk sehingga menyulitkan admin gudang dalam memonitoring barang non inventory (komodity) yang ada pada warehouse fitting.

      2. Sistem informasi barang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan belum dapat menyelesaikan permasalahan yang ada, karena untuk penginputan barang masih menggunakan Ms. Excel.

      3. Membuat sistem yang dapat menampung proses barang non inventory (komodity) untuk memudahkan admin gudang agar dapat mengurangi kesalahan dalam penginputan data unutk pembuatan laporanbarang non inventory (komodity) pada warehouse fitting di PT Surya Toto Indonesia Tbk. Tangerang Selatan.

      Saran

      Berikut ini adalah saran yang penulis sampaikan untuk pengembangan sistem barang non inventory (komodity) agar menjadi lebih baik:

      1. Melakukan perawatan sistem agar sistem yang sudah berjalan selalu up to date sehingga informasi laporan barang yang dihasilkan lebih baik, selain itu perlu adanya pengembangan sistem yang baru agar dapat mengoptimalkan layanan sistem yang lebih lanjut.

      2. Agar dapat memaksimalkan sistem yang telah dirancang maka diperlukan adanya pelatihan kepada admin yang menggunakan program agar lebih dimengerti.

      3. 3. Dalam penerapan sistem informasi monitoring barang non inventory (komodity), harus didukung oleh perangkat yang memadai, baik dari segi paralatannya maupun sumber amnusia agar berjalan secara maksimal

      DAFTAR PUSTAKA

      1. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
      2. Haryanto. Dadang Haryanto, Dede Koswara. 2015. Perancangan Sistem InformasiAkuntansi Terintegrasi PT Petrokimia (Studi Kasus Di Toko/ Kios Pupuk Bersubsidi Cineam, Kantor Cab. PT. Angkasa Raya Christa (ARC) Kab. Tasikmalaya). Jurnal Manajemen Informatika Vol.2 No.2. Tasikmalaya: STMIK DCI. http://stmikglobal.ac.id/journal/index.php/sisfotek/article/view/48/50. Diakses pada 7 November 2017
      3. 3,0 3,1 Hutahaean, Juperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish
      4. 4,0 4,1 4,2 Muslihudin, Muhamad, Oktafianto. 2016. Analisi dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML. Yogyakarta: CV. Andi Offset
      5. 5,0 5,1 Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
      6. Prastiyati, Deni. 2016. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Di PT Eka Timur Raya Purwodadi Pasuruan. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi. Vol. 4 No. 1. ISSN: 2337-56xx. Malang: Universitas Kanjuruhan. http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrma/article/view/1204/943. Diakses pada 7 November 2017.
      7. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
      8. Tanti Kristanti, Niluh Gede Redita A.K, 2012. Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, No 1. Sistem Informasi Nilai SMPN 14 Bandung. http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-sistem-informasi/article/view/pp.%2085-94. Diakses pada 7 November 2017
      9. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String. ULTIMATICS, Vol. IV, No. 1. http://ejournals.umn.ac.id/index.php/TI/article/download/311/277. Diakses pada 7 November 2017
      10. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
      11. Hanafi, Muh. Ibnu Habil, Suwanto dan Suraya. 2014. Implementasi Konsep Multi-nas dengan Mengintegrasikan VPN Server dan Freeradius Server dalam Membangun Sistem Otentifikasi Jaringan Wifi. Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 1. http://journal.akprind.ac.id/index.php/jarkom/article/view/323. Diakses pada 10 November 2017
      12. 12,0 12,1 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta:Andi Offset.
      13. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
      14. Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus dan Hendra Rahmadi. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Volume I. https://jitter.widyatama.ac.id/index.php/jitter/article/view/70/50. Diakses pada 7 November 2017.
      15. Siddiq, Asep Jafar 2012. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
      16. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup & Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.CCIT Journal. Volume.8 No.2, Januari 2015.
      17. Srinivas, Nidhra dan Jagruthi Dondeti. 2012. “Black Box And White Testing Techniques a Literature Review”. International Journal of Embedded Systems and Applications, Vol.2, No.2. https://pdfs.semanticscholar.org/8963/71dc9950a96b4e573edffaf0c22e3c8f67b8.pdf. Diakses pada 7 November 2017.
      18. Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer. 2013. Bridge between Black Box and White Box–Gray Box Testing Technique.International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN- 2277-1956 Vol.2. https://pdfs.semanticscholar.org/dd29/ba9ff4152ea47a8aa530b5a638e31f498c37.pdf. Diakses pada 7 November 2017.
      19. Arif. Mohd, Sarwar. Saoud. 2015. Identification of Requirements using Goal Oriented Requirements Elicitation Process. Dalam Jurnal International Journal of Computer Applications. Vol 120, No.15. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.695.1359&rep=rep1&type=pdf. Diakses 7 November 2017.
      20. Hanafri, Muhammad Iqbal, Siti Maisaroh Mustafa dan Arip Hidayat. 2017. Proses Perakitan Trafo Dengan Menggunakan Animasi Multimedia. ISSN : 2088 – 1762. Jurnal SISFOTEK GLOBAL. Vol. 7 No. 1-Maret 2017.
      21. Bachtiar, Dede, Atikah. 2015. Sistem Informasi Dashboard Kependudukan di Kelurahan Manis Jaya Kota Tangerang. Tangerang: Bima Sarana Global.ISSN: 2088 – 1762. Jurnal SISFOTEK GLOBAL Vol. 5 No. 1-Maret 2015.
      22. Santoso, Ari Beni, Martinus dan Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomatis Pengaturan Kereta Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1
      23. Syahwil,Muhammad.2013. Panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino. Yogyakarta : ANDI
      24. Srinidhi Siddagangaiah. 2016. A Novel Approach to IoT Based Plant Health Monitoring System. International Research Journal of Engineering ang and Technology (IRJET). Vol. 03 Issue: 11. https://www.irjet.net/archives/V3/i11/IRJET-V3I11154.pdf. Diakses pada 7 November 2017.

      DAFTAR LAMPIRAN

      LAMPIRAN A

      A.1. Kartu Bimbingan dengan Pembimbing I Skripsi
      A.2. Kartu Bimbingan dengan Pembimbing II Skripsi
      A.3. Kartu Studi Tetap Final (KSTF)
      A.4. Validasi Skripsi
      A.5. Validasi Sidang Akademik
      A.6. Formulir Persetujuan dan Penugasan Pembimbing
      A.7. Formulir Permohonan Pergantian Judul
      A.8. Formulir Permohonan Penggantian Dosen Pembimbing Tugas Akhir/Skripsi
      A.9. Kwitansi Pembayaran Bimbingan Skripsi
      A.10. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
      A.11. Kwitansi Pembayaran Sidang
      A.12. Daftar Mata Kuliah yang Belum Diambil
      A.13. Daftar Nilai
      A.14. Formulir Seminar Proposal Skripsi
      A.15. Sertifikat TOEFL
      A.16. Sertifikat Prospek
      A.17. Sertifikat IT Internasional
      A.18. Sertifikat-Sertifikat IT Nasional
      A.19. Surat Pengantar Skripsi
      A.20. Curriculum Vitae (CV)

      LAMPIRAN B

      B.1. Surat Penugasan dari Perusahaan
      B.2. Form Observasi
      B.3. Form Wawancara
      B.4. Surat Keterangan Implementasi Program

Contributors

Dannysatriany