SI1331476978

Dari widuri
Revisi per 1 Maret 2017 14.09 oleh Siti Nurhayati (bicara | kontrib) (Melindungi "SI1331476978": permintaan pengguna ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)))

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTIPE SISTEM PELANGGARAN

PARKIR KENDARAAN BERBASIS

ARDUINO

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1331476978
NAMA



JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2016/2017



 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTIPE SISTEM PELANGGARAN

PARKIR KENDARAAN BERBASIS

ARDUINO

Disusun Oleh :

NIM
: 1331476978
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: Computer Sistem

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTIPE SISTEM PELANGGARAN

PARKIR KENDARAAN BERBASIS

ARDUINO


Dibuat Oleh :

NIM
: 1331476978
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Computer Sistem

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Diah Aryani, S.T., M.Kom.)
   
(Ignatius Agus Supriyono, S.Kom., MM.)
NID : 11010
   
NID : 09004

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTIPE SISTEM PELANGGARAN

[KENDARAAN BERBASIS

ARDUINO


Dibuat Oleh :

NIM
: 1331476978
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer Sistem

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini,

NIM
: 1331476978
Nama
Jurusan
Konsentrasi
: Computer System

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, 19 Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1331476978

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Kemacetan merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada setiap wilayah perkotaan. Permasalahan tersebut selalu menjadi masalah yang terus menerus dibahas untuk mendapatkan solusinya, kemacetan dapat disebabkan oleh beberapa masalah seperti penyempitan jalanan yang salah satunya adalah parkir kendaraan yang tidak sesuai dengan peraturan. Penindakan terhadap pelanggar area parkir masih belum efektif dikarenakan memakan waktu proses yang masih manual dan lambat memungkinkan para pelanggar melarikan diri dari hukuman yang seharusnya. Dengan kemajuan teknologi saat ini, mendorong manusia melakukan suatu pengembangan, oleh karena itu dengan pemanfaatan mikrokontroler Arduino Uno serta smartphone Android diharapkan dapat menciptakan suatu teknologi yang dapat mempermudah petugas dalam penindakan terhadap pelanggar area parkir serta diharapkan prototipe sistem pelanggaran parkir kendaraan bermotor berbasis arduino ini dapat menyelesaikan permasalahan kemacetan yang terjadi pada wilayah perkotaan.

Kata kunci : Parkir, Arduino Uno, Smartphone, Android

ABSTRACT

Congestion is one of the problems that occur in any urban area. That problem has always been an ongoing problem addressed for a solution, congestion can be caused by several problems such as narrowing of the street, one of which is the parking of vehicles which are not in accordance with regulations. Repression against violators of the parking area is still not effective due to the time consuming manual process that is still slow and allow offenders to escape from the punishment should be. With the advancement of technology today, encouraging people to do a development, therefore, to use a microcontroller Arduino Uno and Android smartphones are expected to create a technology that can simplify the officer in action against violators of the parking area as well as the expected system prototype parking violation motor vehicle based arduino can resolve the congestion problems that occur in urban areas.

Keywords: Parking, Arduino Uno, Smartphone, Android.



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang tiada ternilai kepada kami. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW., serta keluarga dan segenap sahabat-sahabatnya, hingga akhir zaman, Amin.

Banyak hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena keterbatasan pengalaman dan kemampuan penulis. Namun juga berkat bantuan berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso,M.Kom selaku Pembantu Ketua I STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  4. Ibu Diah Aryani, S.T., M.Kom selaku Dosen Pembimbing untuk laporan skripsi ini.
  5. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S,Kom., MM. selaku Dosen Pembimbing untuk laporan skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya.
  7. Kedua Orang tua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan spritual.
  8. Kepada Orang Tua yang selama ini telah setia memberikan dorongan semangat, perhatian, dan doa.
  9. Kedua saudari saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
  10. Puspita Septiyani yang selalu memberikan semangat dukungan serta doa.
  11. Sahabat dan teman-teman cos fam’s yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
  12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dalam menyelasaikan kuliah kerja praktek ini.

Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan, khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.


Tangerang, 2017
Muhammad Nur Ihsan
NIM. 1331476978

Daftar isi


DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Kelebihan Dan Kelemahan Black Box
  2. Tabel 2.2 Keterangan Flowchart Dokumen
  3. Tabel 2.3 Tabel Simbol-Simbol Standar Flowchart
  4. Tabel 2.4 Tabel Fungsi Tombol Pada Arduino Uno
  5. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  6. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  7. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  8. Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi
  9. Tabel 4.1 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Menjalankan Aplikasi
  10. Tabel 4.2 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Connect Bluetooth
  11. Tabel 4.3 Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Gagal Terkoneksi
  12. Tabel 4.4 Pengujian Black Box Pada Saat Exit
  13. Tabel 4.5 Pengujian Jarak Koneksi Bluetooth
  14. Tabel 4.6 Pengujian Aplikasi Android Pada Prototipe
  15. Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Keluaran IC Regulator
  16. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Tegangan
  17. Tabel 4.9 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem
  18. Tabel 5.0 Estimasi Biaya Yang Dikeluarkan

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1. Karakteristik Sistem
  2. Gambar 2.2. Sistem Pengendali Loop Terbuka
  3. Gambar 2.3. Sistem Pengendali Loop Tertutup
  4. Gambar 2.4. Flowchart Sistem (System Flowchart)
  5. Gambar 2.6. Flowchart Program (Program Flowchart)
  6. Gambar 2.7. Simbol Flowchart Proses
  7. Flowchart Proses (Process Flowchart)
  8. Gambar 2.9. Arduino Uno
  9. Gambar 2.10. Tampilan Software IDE Arduino
  10. Gambar 2.11. Bluetooth HC-05
  11. Gambar 2.12. Bentuk Fisik Motor Servo Standart
  12. Gambar 2.13. Pulse Kendali Motor Servo
  13. Gambar 2.14. Konstruksi pin dan rangkaian driver motor servo IC L293
  14. Gambar 2.15. Solenoid
  15. Gambar 2.16. LCD (Liquid Crystal Display)
  16. Gambar 2.17. Buzzer
  17. Gambar 2.18. Bentuk dan Simbol Relay
  18. Gambar 2.19. Struktur Sederhana sebuah Relay
  19. Gambar 2.20. Operasi Dari Sensor IR
  20. Gambar 2.21. Transistor
  21. Gambar 2.22. Resistor
  22. Gambar 2.23. Kapasitor
  23. Gambar 3.1. Kantor Dinas Perhubungan Kota Tangerang
  24. Gambar 3.2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang
  25. Gambar 3.3. Flowchart Sistem Yang Berjalan
  26. Gambar 3.4. Flowchart Sistem Yang Diusulkan
  27. Gambar 3.5. Diagram Blok Rangkaian Sistem
  28. Gambar 3.6. Mengakses Program Fritzing
  29. Gambar 3.7. Halaman Utama Program Fritzing
  30. Gambar 3.8. Rangkaian Power Supply
  31. Gambar 3.9. Rangkaian LCD Display 16x2
  32. Gambar 3.10. Listing Program LCD Display
  33. Gambar 3.11. Rangkaian Buzzer
  34. Gambar 3.12. Listing Program Buzzer
  35. Gambar 3.13. Rangkaian LED
  36. Gambar 3.14. Listing Program LED
  37. Gambar 3.15. Rangkaian Sensor Inframerah
  38. Gambar 3.16. Listing Program Inframerah
  39. Gambar 3.17. Rangkaian Motor Servo
  40. Gambar 3.18. Listing Motor Servo
  41. Gambar 3.19. Rangkaian Solenoid
  42. Gambar 3.20. Listing Solenoid
  43. Gambar 3.21. Rangkaian Modul SIM900A
  44. Gambar 3.22. Listing Modul SIM900A
  45. Gambar 3.23. Rangkaian Bluetooth HC-05
  46. Gambar 3.24. Rangkaian Keseluruhan
  47. Gambar 3.25. Memulai Program Arduino
  48. Gambar 3.26. Tampilan Layar Program Arduino 1.8.0
  49. Gambar 3.27. Membuka Device Manager
  50. Gambar 3.28. Memilih Arduino Uno Pada Port COM
  51. Gambar 3.29. Menentukan Koneksi COM 3 Pada Arduino
  52. Gambar 3.30. Memilih Jenis Board Arduino
  53. Gambar 3.31. Menyimpan File Program Pada Arduino
  54. Gambar 3.32. Memilih Lokasi Penyimpanan Project
  55. Gambar 3.33. Tampilan Listing Program Yang Ditulis
  56. Gambar 3.34. Tampilan Listing Program Keseluruhan
  57. Gambar 3.35. Proses Kompilasi Listing Program Arduino
  58. Gambar 3.36. Tampilan Hasil Proses Kompilasi Listing Program
  59. Gambar 3.37. Pemilihan Arduino Board
  60. Gambar 3.38. Meng-upload Program Kedalam Modul Arduino
  61. Gambar 3.39. Proses Upload Listing Program Sukses
  62. Gambar 3.40. Tampilan Program Keseluruhan
  63. Gambar 3.41. Tampilan Code Program App Inventor
  64. Gambar 3.42. Tampilan Rancangan Interface App Inventor
  65. Gambar 3.43. Tampilan Interface App Inventor Pada Smartphone
  66. Gambar 4.1. Rangkaian Bluetooth HC-05
  67. Gambar 4.2. Listing Program Untuk Pengujian Bluetooth HC-05
  68. Gambar 4.3. Rangkaian Motor Servo
  69. Gambar 4.4. Listing Program Untuk Pengujian Motor Servo
  70. Gambar 4.5. Pengujian Motor Servo
  71. Gambar 4.6. Rangkaian Solenoid
  72. Gambar 4.7. Listing Program Untuk Pengujian Solenoid
  73. Gambar 4.8. Pengujian Solenoid
  74. Gambar 4.9. Rangkaian Modul SIM900A
  75. Gambar 4.10. Listing Program Untuk Pengujian Modul SIM900A
  76. Gambar 4.11. Panggilan Telepon Menggunakan Modul SIM900A
  77. Gambar 4.12. Rangkaian Sensor Inframerah
  78. Gambar 4.13. Listing Program Untuk Pengujian Sensor Inframerah
  79. Gambar 4.14. Sensor Inframerah Mendeteksi Adanya Objek
  80. Gambar 4.15. Flowchart Sistem yang Diusulkan

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)

 

DAFTAR SIMBOL ELEKTRONIKA

 


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kurangnya kesadaran dalam mematuhi rambu lalu lintas dapat menyebabkan banyak hal yang merugikan salah satunya adalah kemacetan atau terhambatnya lalu lintas yang sudah menjadi salah satu permasalahan sehari-hari yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti peningkatan jumlah kendaraan, penyempitan jalan yang disebabkan oleh pembangunan atau perbaikan sarana dan pelanggaran rambu lalu lintas salah satunya adalah berhenti sembarangan atau parkir di area dilarang parkir.

Kemacetan merupakan kondisi dimana terjadinya penumpukan kendaraan dijalan. Penumpukan tersebut disebabkan karena banyaknya kendaraan tidak mampu diimbangi oleh sarana dan prasana lalu lintas yang memadai, akibatnya arus kendaraan menjadi tersendat dan kecepatan berkendarapun menurun yang menyebabkan banyak antrian. Kemacetan sudah menimbulkan banyak kerugian seperti waktu produktif yang seharusnya dapat digunakan oleh para pekerja justru harus dihabiskan dijalan raya karena antrian kendaraan, pemborosan bahan bakar dan polusi udara.

Kota Tangerang adalah sebuah kota berkembang yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Perkembangan kota yang sangat pesat memaksa berbagai macam pendatang dari luar daerah memadati Kota Tangerang dengan melonjaknya jumlah kendaraan yang masuk serta kurangnya sarana dan prasaran yang menyebabkan terjadinya kemacetan di beberapa titik. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kemacetan yang terjadi seperti penempatan rambu lalu lintas di larang berhenti, parkir, memutar balik dan lain lainnya, namun karena kurang kesadaran pengendara masih banyak pengendara yang berhenti atau parkir sembarangan sehingga terjadinya penyempitan jalan yang menyebabkan kemacetan.

Dari hasil analisa peneliti bahwa kemacetan di kota tangerang terjadi karena banyaknya pengendara yang berhenti dan memarkirkan kendaraannya sembarangan, oleh karena itu dibutuhkan suatu inovasi baru agar mengurangi pengendara yang melanggar dengan memberikan efek jera yang diharapkan dapat mengurangi pelanggaran.

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “PROTOTIPE SISTEM PELANGGARAN PARKIR KENDARAAN BERBASIS ARDUINO”.

Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas peneliti menyimpulkan rumusan masalah dari penelitian tersebut. Berikut rumusan masalah :

  1. Bagaimana merancang sistem pelanggaran parkir berbasis Arduino Uno ?

  2. Bagaimana merancang sistem pelanggaran parkir berbasis Arduino Uno agar dapat terhubung dengan android ?

  3. Bagaimana merancang aplikasi android agar dapat terhubung dengan Arduino Uno ?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh pengendara yang melanggar rambu lalu lintas.

  2. Menerapkan inovasi baru dalam menangani permasalahan kemacetan.

  3. Dapat mengurangi jumlah pelanggaran parkir yang tidak menaati peraturan.

Manfaat Penelitian

  1. Menjaga ketertiban dalam berlalu lintas.

  2. Menciptakan rasa aman, nyaman, dan tertib dalam berlalu lintas.

  3. Menjadikan masyarakat patuh terhadap aturan lalu lintas.

Ruang Lingkup

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar pembahasan permasalahan laporan skripsi ini lebih terarah yaitu perancangan dan pembuatan alat ini menggunakan Arduino Uno serta komponen pendukung yang digunakan dalam pembuatan alat ini sehingga diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan dalam berlalu lintas.

Metodologi Penelitian

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) dalam melakukan penelitian, yang memiliki 5 tahapan sebagai berikut :

Perencanaan (System Planning)

Pada tahap awal ini, penulis mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dan langkah-langkah seperti mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup, mengidentifikasi masalah-masalah terhadap sistem, serta membuat studi kelayakan.

Analisa Sistem (System Analysis)

Pada tahap ini, penulis melakukan analisa terhadap sistem alat yang akan di rancang dan diterapkan sedemikian rupa, dari mulai kekurangan, kelebihan dan sampai berjalannya alat untuk memberikan solusi dari suatu permasalahan yang ada.

Perancangan Sistem (System Design)

Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan sistem terhadap sistem alat yang akan diterapkan dalam konsep tersebut dapat tersusun dengan baik dari mulai komponen yang dibutuhkan sampai dengan alat berfungsi dengan baik serta membuat skematik dari rangkaian alat dan merancang user interface pada android.

Implementasi Sistem ( System Implementation)

Pada tahap ini, penulis mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba terhadap sistem tersebut serta pembuatan terhadap alat sesuai dengan rancangan skematik. Dalam tahap ini penulis menggunakan metode black box testing metode pengujian ini memfokuskan pada informasi software sehingga penulis dapat menguji alat yang telah dirancang agar dapat mengetahui hasil dari proses perancangan tersebut berjalan dengan baik atau tidak, sehingga dapat dikoreksi kembali jika ada sistem yang tidak berjalan sesuai dengan rancangan.

Pemkeliharaan Sistem (Systems Maintenance)

Pada tahap yang terakhir ini, penulis melakukan perbaikan dan pengembangan sistem ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.

Sistematika Penulisan

Untuk memperjelas isi dari laporan ini maka peneliti akan menerangkan sistematika penulisan berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Isi dari BAB I ini adalah Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode dan Sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Isi dari BAB II ini menjelaskan tentang teori dari yang umum sampai khusus dalam menyusun laporan Skripsi.

BAB III : PEMBAHASAN

Isi dari BAB II ini adalah tentang gambaran umum Dinas Perhubungan Tangerang yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan, rancangan prosedur sistem yang berjalan. Analisa sistem yang berjalan.

BAB IV : RANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI

Isi dari BAB IV Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari normalisasi dan spesifikasi basis data. Flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, schedule implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V : PENUTUP

Isi dari BAB V ini adalah kesimpulan hasil penelitian dan saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Isi dari Daftar Pustaka adalah berisi tentang referensi dalam menyusun laporan Skripsi.

LAMPIRAN

Isi dari Lampiran adalah daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran dalam melengkapi laporan sebagai lampiran.

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Prototipe

Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229) [1], “Prototipe adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Widyaningtyas (2014:2) [2], “Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai".

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah contoh dari suatu sitem yang memberikan ide bagi para user atau calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sebelum direalisasikan.

Jenis-jenis Prototipe

Menurut Darmawan (2013:230) [1] Jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)

    Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

  2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)

    Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual. Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

    1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

    2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

    3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

    4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Taufiq (2013:2) [3], “Sistem adalah kumpulan dari sub¬sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Pratama (2014:07) [4] “Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama.”

Menurut Wendi Wirasta dan Imam Febriansyah dalam jurnal LPKIA Vol.1 No.1 (2014) [5], “Sistem adalah suatu kelompok yang dapat beroperasi dan berinteraksi baik fisik maupun non fisik dan menyelesaikan masalah dan mencapai suatu tujuan tertentu.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdirir komponen atau element yang saling teruhubung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Edhi Sutanta di dalam buku A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35) [6], karakteristik sistem sebagai berikut :

  1. Komponen (Componen)

  2. Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

  3. Batas (Boundary)

  4. Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  5. Lingkungan (Evinronments)

  6. Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  7. Penghubung/Antarmuka (Interface)

  8. Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  9. Masukan (Input)

  10. Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  11. Pengolahan (Processing)

  12. Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  13. Keluaran (Output)

  14. Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  15. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)

  16. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  17. Kendali (Control)

  18. Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  19. Umpan Balik (Feed Back)

  20. Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8) [3], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

    Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

    Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

  4. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

    Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dan lain-lain. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

  5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

    Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

  6. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

  7. Sistem Buatan Allah atau Alam dan Sistem Buatan Manusia

    Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

  8. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

    Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

Konsep Dasar Sistem Komputer

Definisi Sistem Komputer

Menurut Nata Nael (2016) [7], “Sistem komputer adalah Kumpulan perangkat elektronik yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang boleh menerima data (input), memproses (process), dan menghasilkan keputusan (output) dari proses yang di laksanakan untuk membuat fungsi computer”.

Menurut Ari Pratama (Tanggal Akses 09 Desember 2016) [4], “Sistem Komputer adalah jurusan mempelajari tentang design, rancangan konstruksi komputer dan sistem bebasis komputer.”

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem komputer adalah suatu kumpulan jaringan elektronik yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras.

Komponen Sistem Komputer

Menurut Syaifurrahman (2014) [8] Komponen sistem komputer terdiri dari central processing unit (CPU), module memory, slot tambahan (expansion slot) dan sirkuit elektronik seperti kartu yang menempati expansion slot dimana semua perangkat tersebut terpasang di dalam papan utama (main board) bersama dengan disk drive, kipas dan power supply. Semua perangkat di luar sistem unit seperti monitor, keyboard, mouse dan sebagainya secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan unit sistem membantu kinerja unit sistem.

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Al¬Jufri (2011:141) [9], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru”.

Menurut Velzello/John Reuter III dalam Buku Darmawan (2013:227) [1], “Perancangan sistem merupakan suatu tahap setelah analisis dalam siklus pengembangan sistem seperti pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan suatu rancang bangun implementasi gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan dari analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem itu.”

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu system,sehinggasistem dapat berfungsi dengan baik.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228) [1], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli¬ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Black Box Testing

Menurut Warsito (2015:32) [10], "black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

Menurut Manish Kumar dkk dalam International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies (ISSN: 2321-7782) Volume 3, Issue 10, October 2015[11]

“Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing”.

“Pengujian Black Box adalah pengujian tanpa pengetahuan tentang kerja internal dari aplikasi yang diuji (AUT). Dikenal juga sebagai pengujian fungsional atau input output berbasis pengujian”.

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering (IJECSE) (ISSN-2277-1956 Vol.2) [12],

”Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,implementation details and knowledge of internal paths of the software.”

“Pengujian kotak hitam adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak yang diuji dibawah (SUT) diuji tanpa melihat struktur internal kode, rincian pelaksanaan, dan pengetahuan tentang jalur internal pengujian perangkat lunak”.

Berdasarkan beberapa definisi diatas black box adalah suatu metode pengujian lebih memfokuskan pada keperluan software dan tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal.


Metode Pengujian Black Box Testing

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

  2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  3. Boundary Value Analysis

  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  5. Cause-Effect Graphing Techniques

  6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

  7. Comparison Testing

  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

  9. Sample and Robustness Testing

    1. Sample Testing

      Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    2. Robustness Testing

      Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  10. Behavior Testing dan Performance Testing

    1. Behavior Testing

      Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2. Performance Testing

      Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

  11. Requirement Testing

  12. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

  13. Endurance Testing

  14. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Kelebihan Dan Kelemahan Black Box

Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Definisi White Box

Menurut Rizky (2011:262) [13], “White BoxTesting secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

Menurut Manish Kumar dkk dalam International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies (ISSN: 2321-7782) Volume 3, Issue 10, October 2015[11]

“White Box Testing is performed on the knowledge of how the system is implemented. White Box Testing includes analyzing data flow, control flow, information flow, coding practices, and exception and error handling within the system, to test the intended and unintended software behavior”

“White Box Testing dilakukan pada pengetahuan tentang bagaimana sistem tersebut diimplementasikan. White Box Testing meliputi alur analisa data, aliran kontrol, arus informasi, praktik coding, pengecualian dan penanganan kesalahan dalam sistem, untuk menguji perilaku perangkat lunak yang diinginkan dan tidak diinginkan”.

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering (IJECSE) (ISSN-2277-1956 Vol.2) [12],

“White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing”.

“White box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih/transparan; dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box kontras dengan Black Box Testing”.

Keuntungan White Box Testing

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering (IJECSE) (ISSN-2277-1956 Vol.2) [12], adalah sebagai berikut :

  1. Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust

  2. Design, but the implementation may not align with the design intent.

  3. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow

  4. Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables.

  5. Testers to find programming errors quickly

  6. Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

  7. No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

(Keuntungan pengujian White Box)

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

  2. Desain, tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

  3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern.

  4. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

  5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.

  6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

  7. Tidak ada Menunggu : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Konsep Dasar Pengontrolan

Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261) [14], “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Sering perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efesien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung bisa menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian.Sedangkan pengontrolan itu sendiri adalah proses, cara pembuatan pengontrolan (mengawasi, memeriksa), pengawasan, pemeriksaan.

Industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancagan desain sistem pengendali, termasuk teknisi professional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai displin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem kendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem penegndalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya Sistem Pengendali Loop Terbuka (Open-loop Control System) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup (Closed-loop Control System).

Jenis-jenis Pengontrolan

  1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

  2. Menurut Erinofiardi (2012:261) [14], sistem kontrol loop terbuka adalah “suatu sistem kontrol yang keluarnya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikan ke parameter pengendali”.

    Gambar diagram blok diatas mengambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki kedaan alat terkendali jika terjadi kesalahaan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengerimkannya ke alat kendali.

  3. Sistem Kontrol Loop Tertutup

  4. Menurut Erinofiardi (2012:261) [14], sistem kontrol tertutup adalah “suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memilki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan”. Yang menjadi ciri sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Konsep dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Sagita (2013:33) [15], “Flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

Menurut Rahmat (2014:1) [16], “Flowchart adalah adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah bentuk gambar atau diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial. Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

Jenis-jenis Flowchart

Menurut Widada (2012) [17], “Flowchart ini dibagi menjadi lima, yaitu:”

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  4. Flowchart Program (Program Flowchart)

  5. Flowchart Proses (Process Flowchart)

Berikut ini deskripsi dari masing-masing penjelasan diatas, “Menurut Widada (2012) [17], Jenis-Jenis Flowchart ini dapat dijelaskan sebagai berikut:”

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Merupakan bagan yang menunjukan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan pada prosedur-prosedur yang ada dalam sebuah sistem. Dengan bagitu, flowchart ini deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk sebuah sistem. Flowchart sistem terdiri dari data yang mengalir dalam sistem, dan proses mentransformasikan data itu . Data dan proses flowchart sistem dapat diterangkan secara (online atau offline), dikoneksi langsung ke komputer.

  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  4. Flowchart Dokumen menelusuri alur pada data yang di tulis melalui sistem. Flowchart ini dokumen sering disebut Paperwork flowchart. Kegunaan utamanya yaitu untuk dapat menelusuri alur form dan laporan sistem pada satu bagian ke bagian yang lain baik bagaimana alur form dan laporan ini diproses, dicatat dan disimpan. Dapat dilihat dalam gambar 2.5 yang akan menggambarkan satu contoh flowchart mengenai alur dari pembuatan kartu anggota terhadap satu perusahaan.

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart Skematik mirip seperti flowchart sistem dan bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar tetapi juga menggunakan gambar komputer, peripheral, form atau peralatan lainnya, yang digunakan dalam sebuah sistem.

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart Program dihasilkan dalam flowchart sistem. Flowchart program yaitu keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program (procedur) sesungguhnya dilaksanakan dan menunjukan setiap langkah program dalam urutan yang tepat saat terjadi. Analis dan programmer dapat menggunakan flowchart program ini dalam menggambarkan urutan instruksi pada program atau tugas-tugas suatu operasi.

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)

  10. Flowchart Proses adalah sebuah teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah berikutnya dari suatu prosedur-prosedur atau sistem juga secara efektif menelusuri sebuah alur laporan atau form.

Cara Membuat Flowchart

Menurut Indrajani (2011), Ketika seorang analisis ataupun seorang programmer yang akan membuat sebuah flowchart, ada beberapa petunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan, berikut ini:

  1. Flowchart ini, digambarkan dengan mulai dari halaman atas ke bawah/digambarkan mulai dengan halaman kiri ke kanan.

  2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan pendefinisian ini harus bisa dipahami oleh pembaca.

  3. Waktu akan kapan aktifitas itu dimulai ataupun waktu kapan aktifitas akan berakhir, harus dapat diteteapkan dengan jelas.

  4. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan menggunakan deskripsi dalam kata kerja, contoh: melakukan penggandaan.

  5. Setiap langkah-langhak yang terdapat pada aktifitas tersebut, harus berada dalam suatu prosedur urutan-urutan yang benar.

  6. Lingkup dan range aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri secara hati-hati. Melalui percabangan-percabangan yang memotong aktifitas yang sedang digambarkan tersebut, tidak harus digambarkan dalam flowchart yang sama. Simbol dari sebuah connectors (penghubung) yang harus digunakan, dan juga percabangan-percabangannya diletakan dari sebuah halaman yang terpisah atau menghilangkan seluruhnya disaat percabangan-percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.

  7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar. Berikut ini, simbol-simbol standar flowchart, ditunjukan dalam tabel 2.3:

Toeri Khusus

Konsep Mikrokontroler

Definisi Mikrokontroler

Menurut Syahwil (2013:53) [18], “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Didalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori, dan perlengkapan input-output.”

Menurut Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1) [19], “Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data”.

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17) [20] “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

Dari definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip yang pempunyai prosesor, memori dan perlengkapan input dan output yang menjadi kendali dari sebuah program yang ditulis.

Karakteristik Mikrokontroler

Menurut pendapat Saefullah, dalam jurnal CCIT Vol. 2 No. 3 (2013:2) [19] mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

  1. Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi tertentu, dan program mikrokontroler, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.

  2. Konsumsi daya kecil.

  3. Rangkaiannya sederhana dam kompak.

  4. Harganya murah, karena komponennya sedikit.

  5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

  6. Lebih tahan pada suatu situasi dan kondisi lingkungan yang ekstrim, contohnya yaitu : temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2013:15), ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini:

  1. RAM (Random Access Memory)digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/Memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya.

  2. ROM (Read Only Memory)digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user.

  3. Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial.

  4. Special Funtion Register Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM.

  5. Input dan Output Pin adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.

  6. Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.

Jenis-jenis Mikrokontroler

Menurut Syahwil (2013:57) [18] Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas intruksi- intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC.

  1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Intruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh dari Mikrokontroler RISC adalah AVR, PIC, FUJITSU.

  2. CISC merupakan kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Intruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Sebagai contoh dari mikrokontroler CISC adalah 68HC11 buatan Motorola dan 80C51 dari Intel.

Konsep Dasar Arduino Uno

Definisi Arduino Uno

Menurut Syahwil (2013:60) [18], “Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.”

Menurut Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890)Volume 3 Issue 8 August, 2015[21]

“The Arduino UNO microcontroller serves as the brain of the system to facilitate programming. It is a microcontroller board based on ATMega328 that comprises 14 digital pin entries (input) 6 analog production entries (output), a 16 MHz ceramic resonator, USB connection, power jack, ICSP header, and reset button. The board is equipped with the features needed to support the microcontroller by connecting it to a computer using a USB cable”.

“Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

  1. Pin

    Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

  2. 5V

    Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

  3. 3,3V

    Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA pin ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.

  4. Memori

    ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

  5. Input & Output

    Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

  1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

  2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

  3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output

  4. PWM dengan fungsi analogWrite().

  5. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa Arduino.

  6. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Konsep Dasar IDE Arduino

Konsep Dasarc IDE Arduino

Menurut Mulyana (2014:173) [22], “Intergrated Development Environment(IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam arduino uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”.

Menurut Djuandi (2011:2) [23], “Intergrated Development Environment (IDE) adalah sebuah software yang berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam mikrokontroler”.

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Intergrated Development Environment(IDE) adalah sebuah software yang digunakan untuk menuliskan program ke dalam mikrokontroler atau arduino uno yang merupakan penggabungan dari bahasa C++ dan Java.

Bagian-Bagian IDE Arduino

Menurut Mulyana (2014:173) [22], Software (IDE) Intergrated Development Environment Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :

  1. Editor Program

    Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut Sketch.

  2. Compiler

    Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh Mikrokontroler

  3. Uploader

    Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroller

Konsep Bahasa Android

Definisi Android

Menurut Wahadyono (2013:2) [24], “Android adalah sistem operasi disematkan pada gadget, baik itu handphone, tablet, juga sekarang sudah merambah ke kamera digital dan jam tangan”.

Menurut Hidayat (2011:192) [25], “Android adalah sistem operasi untuk perangkat mobile, dan sistem operasi ini bersifat open source dan dikembangkan berdasarkan kernel linux”.

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa android adalah sebuah sistem operasi yang bersifat open source yang terdapat pada smartphone.

Android SDK

Menurut Safaat (2012:15) [26], “SDK (Software Development Kit) adalah tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform android menggunakan bahasa pemrograman JAVA”.

SDK Android sebenarnya adalah kumpulan tools yang di sediakan oleh google untuk para pengembang yang ingin mencoba mengembangkan aplikasi android nya. Sdk sendiri merupakan kependekan dari system development kits, dalam sdk ini terdapat tools tools yang di butuhkan dalam pengembangan android, diantaranya adalah:

  1. Adb Shell

    Adb sendiri merupakan bagian dari android developmentbridge yang dapat menjalankan terminal android seperti anda menjalankan terminal pada sistem operasi linux, dan command yang terdapat adalam adb shell sendiri sama seperti command linux pada umumnya, dan sistem yang berjalan pun juga hampir sama seperti linux pada umumnya.

  2. Android Simulator

    Fungsi dari android simulator ini berguna untuk para programer yang ingin melakukan testing aplikasi yang di buat nya kedalam sistem operasi android secara virtual sebelum mengaplikasikanya kedalam handset android sebenarnya, bila kita menjalankan android virtual ini, yang kita lihat sama seperti kita menjalankan handset android yang sesungguh nya, dan versi versi android terdahulu juga bisa kita jalankan apabila kita menginstal dan mendownload nya pada situs resmi google

  3. DDMS

    DDMS dapat mencatat semua log yang aktif yang di lakukan pada ponsel android, hal ini memungkinkan para pengembang juga dapat melakukan benchmark terhadap aplikasi yang dibuatnya apabila sudah di terapkan langsung dalam ponsel android.

Konsep Dasar Bluetooth HC-05

Definisi Bluetooth HC-05

Menurut Supriyanto (2013:2) [27], “Bluetooth HC-05 merupakan modul bluetooth to serial yang menggunakan protokol standar bluetooth V2.0 dan kebutuhan tegangan sebesar 3.3 V.”

Menurut Irwansyah (2014:85) [28], “Bluetooth adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim/menerima data dari device pertama ke device kedua”.

Modul Bluetooth HC-05

Menurut Liniarti (2014:5) [29], “Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang bekerja pada frekuensi radio 2.4 GHz untuk pertukaran data pada perangkat seperti PDA, laptop, HP, dan lain-lain. Salah satu hasil contoh modul bluetooth yang paling banyak digunakan adalah tipe HC-05, modul bluetooth HC-05 merupakan salah satu modul bluetooth yang dapat ditemukan di pasaran dengan harga relatif murah. Mobul bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin konektor, yang setiap pin konektor memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Spesifikasi Bluetooth HC-05

Menurut Saefullah (2015:227) [19], module bluetooth HC-05 memiliki spesifikasi sebagai berikut :

  1. Bluetooth protocol : bluetooth spesification V2.0 + EDR

  2. Frequency : 2.4GHz ISM band

  3. Modulation : GFSK (Gaussian Frequency Shift Keying)

  4. Emission Power : ≤ 4Dbm, class 2

  5. Sensitivity : ≤ -84dBM at 0.1% BER

  6. Speed : Asynchronous and encryption

  7. Profile : bluetooth serial port

  8. Power supply : +3.3 DC 50mA

  9. Working temperature : -20 ~ +75 Centigrade

  10. Dimension : 26.9mm x 13mm x 2.2mm

Konsep Dasar Motor Servo

Definisi Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motorservo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo.

Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis)motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo.

Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan dengan memberikan variasi lebar pulsa (duty cycle) sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.

Jenis-Jenis Motor Servo

  1. Motor servo standar 180° Motor servojenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CWdan CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total defleksi sudut dari kanan –tengah – kiri adalah 180°.

  2. Motor servo continuous Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW) tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secarakontinyu).

  3. Pulse kontrol motor servo operasional motor servo dikendalikan oleh sebuah pulse selebar ± 20 ms, dimana lebar pulse antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum. Apabila motor servo diberikan pulse dengan besar 1.5 ms mencapai gerakan 90°, maka bila kita berikan pulse kurang dari 1.5 ms maka posisi mendekati 0° dan bila kita berikan pulse lebih dari 1.5 ms maka posisi mendekati 180°. Gambar pulse kendali motor servo dapat dilihat pada gambar 2.13 sebagai berikut:

    Motor servo akan bekerja secara baik jika pada bagian pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz.Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50Hz tersebut dicapai pada kondisi Tonduty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah(sudut 0°/ netral). Pada saat Ton dutycycle dari sinyal yang diberikan kurang dari 1.5 ms, maka rotor akanberputar ke berlawanan arah jarum jam (CounterClock wise, CCW) dengan membentuk sudut yang besarnya linier terhadap besarnya Ton duty cycle, dan akan bertahan diposisi tersebut. Dan sebaliknya, jika Ton duty cycle dari sinyal yang diberikan lebih dari 1.5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam (ClockWise, CW) dengan membentuk sudut yang linier pula terhadap besarnya Ton duty cycle, dan bertahan diposisi tersebut.

Driver Motor Servo IC L293D

IC L293D adalah IC yang didesain khusus sebagai driver motor servo dan dapat dikendalikan dengan rangkaian TTL maupun mikrokontroler. motor servo yang dikontrol dengan driver IC L293D dapat dihubungkan ke ground maupun ke sumber tegangan positif karena di dalam driver L293D sistem driver yang digunakan adalah totem pool. Dalam 1 unit chip IC L293D terdiri dari 4 buah driver motor servo yang berdiri sendiri sendiri dengan kemampuan mengalirkan arus 1 Ampere tiap driver. Sehingga dapat digunakan untuk membuat driver H-bridge untuk 2 buah motor servo. konstruksi pin driver motor servo IC l293 dapat di lihat pada gambar 2.14 sebagai berikut.

Fungsi pin driver motor servo L293D

  1. Pin EN (Enable, EN1.2, EN3.4) berfungsi untuk mengijinkan driver menerima perintah untuk menggerakan motor servo.

  2. Pin In (Input, 1A, 2A, 3A, 4A) adalah pin input sinyal kendali motor servo

  3. Pin Out (Output, 1Y, 2Y, 3Y, 4Y) adalah jalur output masing-masing driver yang dihubungkan ke motor servo

  4. Pin VCC (VCC1, VCC2) adalah jalur input tegangan sumber driver motor servo, dimana VCC1 adalah jalur input sumber tegangan rangkaian kontrol driver dan VCC2 adalah jalur input sumber tegangan untuk motor servo yang dikendalikan.

  5. Pin GND (Ground) adalah jalu yang harus dihubungkan ke ground, pin GND ini ada 4 buah yang berdekatan dan dapat dihubungkan ke sebuah pendingin kecil.

Konsep Dasar Solenoid

Definisi Solenoid

Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang dililitkan secara rapat dan dapat diasumsikan bahwa panjangnya jauh lebih besar daripada diameternya. Dalam kasus solenoid, ideal panjang kumparan adalah tak terhingga dan dibangun dengan kabel yang saling berhimpitan dalam lilitannya, dan medan magnet di dalamnya adalah seragam dan paralel terhadap sumbu solenoid.

Konsep Dasar LCD 2x16

Definisi LCD 2x16

Menurut Melalolin, pada jurnal TELEKONTRAN (2013:61) [30], “LCD adalah sebuah display dot matriks dengan difungsikan untuk menampilkan (tulisan: angka dan huruf), sesuai dengan keinginan”. Berikut ini adalah gambar dari LCD matriks tipe 2x16 blue blacklight yang dapat dilihat pada gambar 2.16, dibawah ini:

Konsep Dasar Buzzer

Definisi Buzzer

Menurut Dadang (2011:36) [31], “Buzzer adalah sebuah speaker dengan nilai impedansi yang rendah, sehingga menghasilkan nada yang lebih keras dari pada speaker.”

Menurut Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi dalam Jurnal IPTEK (2012:5) [32], “Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara”.

Konsep Dasar Relay

Definisi Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat kontak saklar/Switch). Relay menggunakan prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Sebagai contoh, dengan relay yang menggunakan elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan armature relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A. Berikut gambar relay dan simbol relay :

Prinsip Kerja Relay

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai prinsip kerja atau cara kerja sebuah relay, kita perlu mengetahui komponen-komponen dasar pembentuk sebuah Relay. Pada dasarnya, di sebuah relay sederhana terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :

  1. Elektromagnet (Coil)

  2. Armature

  3. Switch Contact Point (Saklar)

  4. Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian relay (struktur sederhana sebuah relay) konstruksi dan struktur dasar relay :

Konsep Dasar IR Sensor

Definisi Sensor

Menurut Syam (2013:8) [33], “Sensor yaitu detektor memiliki kemampuan untuk mengukur beberapa jenis kualitas fisik yang terjadi. Sensor kemudian akan dapat mengkonversi pengukuran menjadi sinyal bahwa seorang akan dapat membaca”. Sebagian besar sensor yang digunakan saat ini akan dapat berkomunikasi ke perangkat elektronik melakukan pengukuran dan perakaman. Sensor memiliki berbagai macam tipe, salah satunya IR Sensor.

IR Sensor bekerja dengan mengaplikasikan sensor cahaya tertentu untuk mendeteksi panjang gelombang cahaya di dalam spektrum Infrared (IR). Dengan mengaplikasikan cahaya LED yang menghasilkan cahaya pada panjang gelombang yang sama seperti yang sensor deteksi dan dapat melihat intensitas cahaya yang diterima. Ketika sebuah objek didekat sensor, cahaya dari LED akan memantul dari objek kepada sensor cahaya. Hal ini menghasilkan lompatan besar dalam intensitas, yang kita sudah tahu bahwa bisa terdeteksi dengan menggunakan ambang batas.

Konsep Dasar Komponen Elektronika

Definisi Elektronika

Menurut Ernawati Waridah (2014:152) [34], “Elektronika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari pemancaran, perilaku, dampak elektron, serta alat-alat yang menggunakannya”.

Menurut Abdul Kadir (2013:2) [28], “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang mengandung komponen-komponen elektronik”.

Jenis-Jenis Komponen Elektronika

  1. Transistor

  2. Menurut Abdul Kadir (2013) [28], “Transistor merupakan komponen dengan fungsi bermacam-macam.” Komponen ini dapat berfungsi seperti layaknya keran air. Arus yang dialirkan bisa diatur secara elektronis berdasarkan kategori, ada transistor yang tergolong sebagai PNP dan ada pula yang termasuk sebagai PNP. N dan P menyatakan semikonduktor.pada PNP, dua lapis semikonduktor tipe p dan satu lapis semikonduktor tipe n. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n. pada NPN, dua lapis semikonduktor tipe n dan mengapit satu lapis semikonduktor tipe p

  3. Resistor

  4. Menurut Syahwill (2013:32) [18], Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan SZ.Fungsi dari Resistor adalah:

    1. Sebagai pembagi arus

    2. Sebagai penurun tegangan

    3. Sebagai pembagi tegangan

    4. Sebagai penghambat aliran arus listrik, dll

    Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu:

    1. Fixed Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.

    2. Variable Resistor, yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.

    3. Resistor Non Li nier, yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

    1. Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.

    2. Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.

    3. Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai dayanya dibandingkan resistor dari bahan karbon.

  5. Kapasitor

  6. Menurut Abdul Kadir (2013) [28], “Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan listrik ukuran muatan listrik yang bisa ditampung biasa dinamakan kapasitansi dan satuan yang digunakan adalah farad”. Satuan-satuan yang lebih kecil adalah µF (baca:microfarad), dan pF(pikrofarad).</p>

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Saputra (2012:51) [35], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Tahap II Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  3. Tahap III Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  4. Final Draft Elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literature Review

Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125) [36] Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai alat ini, diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Muslim (2016), Dari STMIK Raharja yang berjudul “PROTOTYPE SISTEM DETEKSI PELANGGAR GARIS STOP LALU LINTAS MENGGUNAKAN CAPTURE IMAGE BERBASIS ARDUINO PADA DINAS PERHUBUNGAN” penelitian ini membahas tentang Dengan memanfaatkan suatu sistem yang dapat dibuat dengan arduino, maka hal tersebut dapat meringankan dari kinerja pihak petugas yang sedang ada dijalan raya dan dapat dibuat sistem monitoring lalu lintas yang dapat dikomunikasikan dengan handphone dengan menggunakan sensor cahaya sebagai sensor pendeteksi pengendara yang melewati garis pemberhentian lampu lalu lintas. Alat ini akan bekerja ketika pada saat pengendara melewati batas pemberhentian lampu lalu lintas, sistem arduino akan melakukan proses dan memberikan sinyal aktif pada gsm shield sehingga petugas akan mendapatkan indikator melalui handphone ketika pengendara tersebut melanggar pembatas pemberhentian lampu lalu lintas ketika disaat lampu merah menyala.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Ari (2016), Dari Universitas Muhammadiyah Malang yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM PENCATATAN BATAS KECEPATAN DENGAN RFID SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DATA SECARA REAL TIME” penelitian ini membahas tentang bagaimana mengukur jarak pantul dari sensor infra merah kurang dari batas maksimal pemantulan yang disebabkan oleh objek yang melewatinya. Sensor akan mulai menghitung waktu dan waktu akan berhenti saat sensor kedua mendapatkan pantulan yang lebih pendek. Besar nilai kecepatan yang didapat adalah hasil bagi antara jarak kedua sensor dengan waktu pantul antara dua sensor. Besarnya nilai kecepatan yang melewati batas, RFID (Radio Frequency Identification) akan merekam nomor tag objek tersebut dan akan mengirimnya ke database pada web server beserta data-data pelanggaran lalu menampilkan data-data tersebut pada sebuah website.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Adityo Sumantri (2016), Dari Universitas Syiah Kuala yang berjudul tentang “RANCANG BANGUN PURWARUPA PENGIDENTIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR PELANGGAR LALU LINTAS DENGAN RFID BERBASIS ARDUINO UNO” penelitian ini membahas tentang sebuah sistem yang dapat mengidentifikasi secara otomatis kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran tersebut. Dalam penelitian ini dibangun sebuah purwarupa yang memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) untuk mengidentifikasi kendaraan bermotor pelanggar rambu lalu lintas secara otomatis tanpa kontak langsung. Purwarupa ini terdiri dari RFID reader dan RFID tag untuk mengidentifikasi kendaraan serta rangkaian LED sebagai simulasi lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh Arduino Uno. Frekuensi kerja RFID yang digunakan yaitu 125 kHz. RFID reader dipasang di area lampu lalu lintas dan RFID tag dipasang pada tiap-tiap kendaraan. Apabila terdapat kendaraan yang menerobos, maka RFID tag mengirim data atau identitas pelanggar ke RFID reader kemudian meneruskan data tersebut ke komputer untuk ditampilkan pada Serial Monitor.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirur Rojikin (2016), Dari Universitas Negeri Malang yang berjudul “SISTEM PERINGATAN DAN PENGAMAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA MENGGUNAKAN SMS BERBASIS ARDUINO” penelitian ini membahas tentang sebuah sistem yang mampu mencegah pencurian kendaraan agar terhindar dari pencurian diperlukan kontrol untuk memantau kendaraan menggunakan SMS. Menggunakan SIM 900a sebagai kontrol ON/OFF kendaraan sehingga kendaraan dapat dikontrol dari jarak jauh. Modul optocoupler berfungsi sebagai pengukur jarak tempuh kendaraan.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Ikwan Ruslianto (2016), Dari Universitas Tanjungpura Pontianak Kalimantan Barat yang berjudul “PENGEMBANGAN SISTEM PARKIR OTOMATIS MENGGUNAKAN ARDUINO MEGA 2560 BEBASIS WEBSITE” penelitian ini membahas tentang sistem parkir mempermudah pengendara untuk mendapatkan informasi ketersediaan slot parkir yang masih kosong. Sistem dibuat menggunakan arduino mega 2560 sebagai modul pengendali utama, dimana arduino mega 2560 yang mengatur sistem secara keseluruhan. Sensor infra merah mendeteksi keberadaan mobil di slot parkir, kemudian mengirim data tersebut ke arduino mega 2560 untuk diproses dan ditampilkan ke website, led indikator dan LCD (Liquid Crsytal Display) sebagai informasi kepada pengendara untuk menemukan slot parkir yang masih tersedia. Led indikator terhubung ke setiap slot parkir yang menandakan keadaan slot parkir tersebut. Tampilan LCD berupa tulisan slot yang masih tersedia, kemudian website menampilkan keadaan slot parkir. Apabila slot parkir terisi mobil, maka tampilan slot parkir pada website akan bergambar mobil. Jika keadaan slot parkir penuh, maka motor servo yang berada dipintu masuk tidak bisa terbuka sampai salah satu mobil meninggalkan slot parkir

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Neerparaj Rai (2013), Dari Sikkim Manipal University yang berjudul “NEURAL NETWORK NETWORL BASED CLOSED LOOP SPEED CONTROL OF DC MOTOR USING ARDUINO UNO” penelitian ini membahas tentang desain dan implementasi dari sebuah sistem kontrol kecepatan motor DC berbasis Arduino Uno menggunakan kontroler multilayer Neural Network dan kontroler PID. sebuah struktur model referensi yang dikembangkan menggunakan kontrol PID untuk mendapatkan kontroler neural sebuah jaringan saraf tiruan yang diterapkan kembali menggunakan algoritma propagasi Levenberg-Marquardt. Kecepatan motor dc dikendalikan oleh berbagai siklus sinyal pwm yang dimasukkan ke gerbang dari mosfet irf 640. Simulasi dan hasil praktis disajikan untuk menunjukkan efektivitas dan keuntungan dari sistem motor DC dengan ANNs dibandingkan dengan kontrol Skema kontrol konvensional di Matlab Simulink R2009b. PID algoritma dan ANN controller diimplementasikan dalam Arduino Uno karena kompatibilitas mudah dan portabilitas.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh S. Srikurinji (2016), Dari V.R.S. College of Engineering & Technologyyang berjudul “SMART PARKING SYSTEM ARCHITECTURE USING INFRARED DETECTOR” penelitian ini membahas tentang sistem parkir baru yang disebut Smart Parkir sistem (SPS) diusulkan untuk membantu pengemudi untuk menemukan kosong Ruang parkir mobil dalam waktu yang lebih pendek. Sistem ini mengusulkan yang aman dan parkir efisien sistem yang akan bekerja pada sensor komunikasi dan jaringan nirkabel aman. Sistem baru menggunakan infra merah sensor untuk mendeteksi hunian parkir mobil baik atau tidak tepat Parkir tindakan. Sistem ini meliputi dua modul, parkir Lowongan pemantauan modul, dan master modul. Parkir Lowongan pemantauan modul terdiri dari digital sensor infra merah, layar kristal cair (LCD) dan modul Zigbee yang dihubungkan dengan mikrokontroler. Master modul mencakup laptop Tampilan GUI dan modul Zigbee. Pengguna bisa mendapatkan status Lowongan parkir melalui LCD monitor parkir Lowongan modul. Zigbee transceiver pada pemantauan parkir Lowongan modul yang adalah dihubungkan dengan mikrokontroler digunakan untuk mengirimkan data sensor infra merah. Ketika digital sensor inframerah mendeteksi kehadiran kendaraan di daerah parkir dan dengan demikian menyediakan status parkir yang akan ditampilkan dalam master modul dengan antarmuka pengguna grafis (GUI). Menggunakan sistem ini, kita dapat dengan mudah menemukan ruang kosong untuk parkir dan parkir waktu tunggu berkurang secara efisien.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Yogesh Tayade (2016), Dari Sinhgad Institute of Technology and Science(SITS) Collegeyang berjudul “ADVANCE PREDICTION OF PARKING SLOT AVAILABILITY WITH TRAFFIC AND POLLUTION UPDATES FOR CAR PARKS IN SMART CITIES” penelitian ini membahas tentang dalam rangka untuk secara efisien mengelola infrastruktur dan layanan dari sebuah kota penting, ada kebutuhan untuk berkembang menjadi kota pintar. Menemukan atau mencari sebuah tempat parkir yang tersedia di kota ini selalu menyusahkan bagi driver. Hal ini cenderung untuk menjadi lebih keras dengan meningkatnya jumlah pengguna mobil pribadi. Mencari tempat parkir gratis tidak hanya tugas yang membosankan, tetapi juga tantangan untuk mobilitas, karena hingga tiga puluh persen lalu lintas di skenario perkotaan yang dihasilkan oleh kendaraan mencari ruang parkir. Jadi ada kebutuhan untuk memecahkan masalah ini ketersediaan ruang parkir, kemacetan lalu lintas dan masalah polusi udara. Sebuah parkir sistem pertukaran cerdas akan memecahkan masalah ini dan mengurangi pemborosan bahan bakar sekaligus menemukan ruang untuk parkir.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Humaid Alshamsi (2016), Dari Florida Institute of Technologyyang berjudul “SMART CAR PARKING SYSTEM” penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem parkir mobil cerdas yang lebih hemat biaya dan user friendly daripada sistem yang sudah ada. Tahap pertama bertujuan untuk membuat mobil terdeteksi di tempat parkir melalui penggunaan sensor, sedangkan tahap kedua ditujukan untuk berkomunikasi data yang dikumpulkan untuk pengguna jarak jauh. Sistem ini dibuat dan diuji dalam dua banyak sepuluh parkir (A dan B), di mana ia diuji secara fisik pada bagian A (banyak A1), dan dalam modus simulasi di kedua bagian parkir mobil A dan B. Proyek ini sangat sukses mencapai tingkat akurasi 90%, yang merupakan bagian dalam tingkat yang memuaskan pemanfaatan.

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Ndayambaje Moses (2016), Dari Sinhgad College of Engineering yang berjudul“SMART PARKING SYSTEM FOR MONITORING VACANT PARKING” penelitian ini membahas tentang Sebuah mobil parkir otomatis Monitoring dan manajemen sistem yang disebut (CPMMS) dengan bantuan dari nomor plat kamera pengakuan hardware otomatis dan manajemen parkir serta aplikasi android di sisi software.aplikasi Android yang digunakan untuk memfasilitasi driver dalam mengingat slot parkir mereka, bagaimanapun, ada fasilitas untuk pencari tempat parkir kosong dan sistem terbatas dalam jarak pendek karena tidak memberikan informasi ke driver masuk tentang situasi saat ini parkir. Sebuah sistem parkir pintar berbasis Smartphone tertanam Sensor dan Teknologi komunikasi jarak pendek untuk memudahkan mencari tempat parkir kosong yang murah karena tidak memerlukan infrastruktur, komunikasi yang mudah karena aplikasi android seperti ini merupakan aplikasi sederhana untuk digunakan namun, itu hanya digunakan ketika digunakan di daerah dekat sama, namun tidak ada reservasi disediakan dalam sistem ini serta akses ke geo-lokasi parkir tidak disediakan.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Perhubungan yang dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Perhubungan Kota Tangerang yang merupakan salah satu struktur organisasi tata kerja yang ada di Pemerintah Kota Tangerang Provinsi Banten. Terdiri dari Bidang Pengembangan Sistem Transportasi, Bidang Angkutan, Bidang Lalu Lintas, Bidang Pengawasan Pengendalian Operasional dan Kelompok Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor yang terletak di Jl. Sintanala No.1, Mekarsari, Neglasari, Kota Tangerang, Indonesia 15121, Indonesia.

Visi Dan Misi

  1. Visi

    1. Mewujudkan Transportasi Yang Handal.

  2. Misi

    1. Mengoptimalkan pelayanan angkutan umum yang nyaman.

    2. Mendorong terjaminnya keselamatan bertransportasi.

    3. Meningkatkan sistem sirkulasi pergerakan orang dan barang yang lancar, tertib dan teratur.

Struktur Organisasi

Berdasarkan Perda No. 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Perangkat Daerah, maka susunan Oragnisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang sebagai berikut :

  1. Kepala Dinas.

  2. Sekretaris, yang membawahi :

    1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

    2. Kepala Sub Bagian Keuangan.

    3. Kepala Sub Bagian Perencanan.

  3. Kepala Bidang Pengembangan Sistem Transportasi, yang membawahi :

    1. Kepala Seksi Pengkajian Sistem Transportasi.

    2. Kepala Seksi Analisis dan Evaluasi.

  4. Kepala Bidang Lalu Lintas, yang membawahi :

    1. Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas.

    2. Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas.

    3. Kepala Seksi Prasarana Sarana Lalu Lintas.

  5. Kepala Bidang Pengawasan Pengendalian Operasional, yang membawahi :

    1. Kepala Seksi Pengawasan Penertiban Lalu Lintas Angkutan Jalan.

    2. Kepala Seksi Pengendalian Lalu Lintas Angkutan Jalan.

  6. Kepala UPTD Angkutan Umum Masal yang membawahi Kasubag TU Angkutan Umum Masal.

  7. Kepala UPTD PKB yang membawahi Kasubag TU UPTD PKB.

  8. Kelapa UPTD Terminal yang membawahi Kasubag Tata Usaha UPTD Terminal.

  9. Kepala UPTD Perpakiran yang membawahi Kasubag UPTD Perparkiran.

  10. Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor .

Tujuan Perancangan

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang, dimana lembaga tersebut memiliki peran dalam melaksanakan peraturan-peraturan berlalu lintas salah satunya adalah menindak lanjuti pengendara kendaraan yang memarkirkan kendaraannya tidak sesuai dengan peraturan.

Maka dari itu penulis ingin membuat suatu prototipe sistem pelanggaran parkir menggunakan handphone Android dan mikrokontroller Arduino Uno. Dengan dibuatnya Prototype tersebut harapkan agar dapat mengurangi pengendara yang melanggar peraturan parkir.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Dalam perancangan sistem yang dibutuhkan adalah seberapa jauh pihak stakeholder menginkan output yang dihasilkan dari sistem tersebut. Dalam hal ini output yang diberikan oleh stakeholder adalah membuat sebuah sistem yang dapat mengurangi pelanggaran parkir yang tidak sesuai dengan aturan secara otomatis.

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem pelanggaran parkir pada sistem yang berjalan pada saat ini terdiri dari beberapa alur, yakni sebagai berikut :

  1. Petugas pada bagian lapangan datang ke area parkir.

  2. Petugas menemukan pelanggaran pada area parkir.

  3. Kemudian petugas menindak pelanggar tersebut dengan mengunci ban kendaraan tersebut.

  4. Setelah itu petugas meninggalkan pesan pada kendaraan tersebut.

  5. Setelah pelanggar menghubungi petugas dan menyelesaikan permasalahan, lemudian petugas akan melepaskan kunci ban tersebut.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Perancangan Prototipe

Prototipe Sistem Pelanggaran Parkir Kendaraan Bebasis Arduino, dalam perancangan prototipe ini disusun dengan menyerupai lokasi parkir paralel, yang nantinya alat akan diletakkan didalamnya. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti : Arduino Uno, sensor inframerah, solenoid, motor servo, buzzer, LCD 16x2, modul SIM900A dan smartphone android yang akan dirakit menjadi satu. Bahan dalam perancangan prototipe terbuat dari kayu dan triplek sebagai pembentuk miniatur lokasi parkir paralel.

Cara Kerja Alat

Pada sistem ini dapat dijelaskan cara kerja alat yaitu, penggunaan mikrokontroller Arduino Uno sebagai tempat pemrosesan data yang diinput dari perangkat-perangkat yang diprogram, sehingga ketika sensor inframerah mendeteksi adanya benda maka motor servo dan solenoid akan bekerja sesuai dengan program yang telah di input, kemudian sistem akan mengirimkan pesan singkat ke handphone petugas, kemudian petugas mengkoneksikan handphone tersebut ke prototipe dengan menggunkan koneksi bluetooth sehingga petugas dapat mengendalikan prototipe.

Flowchart Sistem Yang Berjalan

Dapat dijelaskan pada gambar 3.3, flowchart sistem pelanggaran parkir yang berjalan diatas terdiri dari :

  1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pelanggaran parkir yang berjalan.

  2. Terdapat 2 (dua) simbol proses, yang menyatakan sebuah proses sistem meja kantor.

  3. Terdapat 1 (satu) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Yaitu : apakah terjadi pelanggaran pada area parkir oleh kendaraan atau tidak. Jika “Tidak” maka akan dicek kembali, jika “Ya” maka petugas akan melakukan tindakan kepada pelanggar.

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan pada gambar 3.4, flowchart sistem yang diusulkan diatas terdiri dari :

  1. Terdapat 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pelanggaran parkir yang berjalan.

  2. Terdapat 5 (lima) simbol proses, yang menyatakan sebuah proses yaitu, menjalankan aplikasi pada handphone, sistem pada arduino telah aktif, sensor inframerah pada port satu dan dua telah aktif dan yang terakhir adalah buzzer akan berbunyi diikuti dengan solenoid dan motor servo bekerja seperti yang telah di program.

  3. Terdapat 1 (satu) simbol Input/Output, yang berperan sebagai pengecekan koneksi bluetooth, apakah telah tersedia dan siap dikoneksikan.

  4. Terdapat 3 (tiga) simbol decision, yang berperan menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”. Pertama yaitu : apakah handphone telah terkoneksi dengan Arduino melalui aplikasi android menggunakan jalur komunikasi bluetooth. Sedangkan kedua dan ketiga yaitu apakah sensor inframerah mendeteksi adanya benda yang menghalangi. Jika “Tidak” maka akan dicek kembali, jika “Ya” maka buzzer akan berbunyi diikuti dengan solenoid dan motor servo bekerja seperti yang telah di program.

Diagram Blok

Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras (Hardware), maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.6 bawah ini :

Pada Gambar 3.5 merupakan diagram blok dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

Keterangan :

  1. Smartphone android merupakan perangkat yang digunakan untuk menjalankan aplikasi android yang berfungsi untuk pengontrolan prototipe.

  2. Bluetooth HC-05 merupakan gateway antara Arduino Uno dengan smartphone.

  3. Arduino Uno merupakan kontroler untuk memproses data yang dikirim oleh smartphone melalui koneksi bluetooth HC-05.

  4. Motor servo dan solenoid berfungsi sebagai output, yaitu sebagai alat penggerak pendukung kinerja pada alat tersebut.

  5. SIM900A merupakan perangkat yang digunakan sebagai pengirim pesan singkat sebagai notifikasi pada smartphone.

  6. Lampu Indikator merupakan indikasi apabila alat bekerja dengan baik.

  7. Catu daya merupakan pemberi sumber daya tegangan arus listrik ke Arduino Uno.

Perancangan Alat

Pada perancangan saat ini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software).

Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.6. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “PROTOTIPE SISTEM PELANGGARAN PARKIR KENDARAAN BERBASIS ARDUINO”.

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan, berikut deskripsi alat dan bahan :

Alat Yang Digunakan Meliputi :

  1. Personal Computer (PC).

  2. Smartphone Xiaomi Redmi Note 3 Pro.

  3. Software Ide Arduino.

  4. Software Fritzing (Untuk Menggambar Skematik).

  5. Modul Arduino Uno.

Sedangkan Bahan-Bahan Yang Digunakan

  1. Arduino Uno

  2. LCD Display 2 x 16

  3. Bluetooth HC-05

  4. Modul SIM900A

  5. Motor Servo

  6. Solenoid

  7. IC regulator (LM7805)

  8. Kapasitor Elco 2200 microFarad/35volt, 100 microFarad/16volt

  9. Resistor 220 ohm, 10 kOhm

  10. Lampu led warna hijau dan merah

  11. Power Supply 12v

  12. Timah solder

  13. Kabel konektor.

  14. Pin header.

  15. Relay 2 channel

  16. Dioda IN4007

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan Skematik Perangkat Keras (Hardware)

Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yaitu Fritzing. Fritzing merupakan sebuah software yang bersifat open source untuk merancang rangkaian elektronika. Software tersebut mendukung para penggemar elektronika untuk membuat prototype product dengan merancang rangkaian berbasis mikrokontroller Arduino. Memungkinkan para perancang elektronika pemula sekalipun untuk membuat layout PCB yang bersifat custom. Tampilan dan penjelasan yang ada pada Fritzing bisa dengan mudah dipahami oleh seseorang yang baru pertama kali menggunakannya. Dan untuk memulai program Fritzing dapat dilihat sebagai berikut:

Apabila tidak memiliki software Fritzing, bisa di download secara gratis. Setelah download, bisa langsung digunakan tanpa harus menginstal program Fritzing. Setelah melakukan langkah diatas adalah, akan muncul tampilan utama pada layar kerja fritzing, dan dapat terlihat seperti gambar berikut :

Rangkaian Power Supply

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus. Berikut rangkaian power supply :

Pada rangkaian catu daya ini menggunakan tiga buah sumber output catu daya, yang akan digunakan terpisah untuk memberikan tegangan kerja pada masing-masing pada rangkaian. Rangkaian yang menggunakan tegangan sebesar +5 Volt DC adalah rangkaian relay, solenoid, motor servo, sensor inframerah, dan bluetooth.

Rangkaian LCD Display 2x16

Fungsi LCD Display pada prototype ini adalah sebagai ouput untuk menampilkannya dalam bentuk tulisan peringatan bahwa pada area parkir tersebut dilarang parkir. Dalam rangkaian ini juga terdapat Potensiometer sebagai pengatur kekontrasan pada LCD. Pada gambar 3.9 merupakan skematika komponen LCD 2 x 16 dengan Arduino Uno.

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa rangkaian LCD yang masing – masing terhubung ke pin digital Arduino Uno yaitu pin 14,15,16,17,18, dan 19. LCD ini nantinya akan menampilkan peringatan bahwa pada area tersebut dilarang parkir. Dan adapun listing program yang digunakan dapat dilihat seperti gambar berikut.

Rangkaian Buzzer

Dalam rangkaian ini buzzer berfungsi sebagai tambahan notifikasi apabila sensor inframerah telah membaca benda yang menghalanginya, terdapat juga IC LM7805, serta kapasitor seperti pada gambar berikut :

Pada dasarnya buzzer memiliki dua pin yaitu satu pin untuk tegangan positif dan satunya lagi ground, ketika pin positifnya langsung dihubungkan dengan arduino maka buzzer tersebut akan menghasilkan suara. Pada rangkaian diatas kabel merah pada buzzer langsung dihubungkan dengan pin 6, sedangkan kabel hitam pada buzzer diberikan ground. Dan adapun untuk memberikan tegangan kerja pada buzzer adalah dapat dilihat pada gambar berikut.

Rangkaian Lampu LED

Prinsip kerja dari rangkaian LED adalah ketika sensor inframerah membaca benda yang terdapat di depannya maka lampu berwana merah akan menyala menandakan bahwa telah terjadi pelanggaran diikuti dengan suara buzzer, sedangkan lampu warna hijau sebagai lampu indikator. Pada gambar rangkaian 3.13 tidak membutuhkan power eksternal karena daya yang dibutuhkan sangat kecil, dan cukup langsung dihubungkan dengan mikrokontroller.

Pada rangkaian diatas tidak digunakan rangkaian pendukung untuk dapat bekerja, rangkaian lampu indikator diatas langsung dihubungkan ke modul arduino karena konsumsi dayanya relatif kecil sehingga hanya menggunakan resistor sebagai komponen pendukung rangkaian diatas sudah dapat bekerja. Adapun untuk mendeklarasikan rangkaian lampu led diatas dapat dihubungkan pada pin digital yaitu pin 10, dan pin 11. Adapun listing programnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Rangkaian Inframerah

Dalam rangkaian ini terdapat satu buah sensor inframerah yang befungsi sebagai sensor yang mendeteksi adanya kendaraan yang melanggar.

Pengunnan relay pada rangkian sensor inframerah ni berfungsi apabila ingin mengaktifkan dan menonaktifkan sensor melalu handphone Android. Adapun untuk mendeklarasikan rangkaian sensor inframerah diatas dapat dihubungkan pada pin digital yaitu pin 2, untuk inframerah pada port satu dan pin 3 untuk inframerah pada port dua. Adapun listing programnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Rangkaian Motor Servo

Dalam rangkaian ini motor servo berfungsi sebagai penahan kendaraan apabila terjadi pelanggaran, prinsip kerja motor servo ini apabila terjadi pelanggaran maka motor servo akan memutar 45 derajat sehingga menjadi penahan pada bagian bawah kendaraan. Berikut rangkian skematik motor servo :

Adapun untuk mendeklarasikan rangkaian motor servo diatas dapat dihubungkan pada pin yang terdapat pada Arduino yaitu pin 3. Adapun listing programnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Rangkaian Solenoid

Dalam rangkaian ini solenoid berfungsi sebagai penahan kendaraan berbentuk seperti polisi tidur pada bagian depan masing masing roda depan dan belakang apabila terjadi pelanggaran, prinsip kerja solenoid ini apabila terjadi pelanggaran maka solenoid akan bekerja sehingga menjadi penahan pada bagian bawah kendaraan, dalam rangkaian ini dibutuhkannya relay agar daya untuk menggerakkan solenoid dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan. Berikut rangkian skematik solenoid :

Adapun untuk mendeklarasikan rangkaian solenoid diatas dapat dihubungkan pada pin yang terdapat pada Arduino yaitu pin 4. Adapun listing programnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Rangkaian Modul SIM900A

Rangkaian gsm merupakan penghubung Arduino ke jaringan telepon seluler GSM / GPRS dengan GPRS, dan dapat menggunakan Arduino uno untuk menghubungi nomor telepon atau mengirim pesan teks ke sesama operator ataupun operator yang berbeda dengan mudah dan mengunakan perintah AT command. Gsm shield memiliki quad-band konsumsi daya rendah GSM / GPRS modul SIM900 serta antena PCB kompak. Penggunaan gsm shield memungkinkan user dapat mengetahui informasi yang sedang terjadi dan adapun hasil rancangan rangkaiannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Prinsip kerja dari modul SIM900A ini adalah apabila terjadi pelanggaran, maka dengan program yang telah ditanamkan, modul tersebut akan mengirimkan pesan terhadap handphone petugas. Adapun untuk mendeklarasikan rangkaian modul SIM900A yang terhubung ke dalam pin 7 dan 8 pada Arduino maka listing programnya dapat dilihat seperti pada gambar berikut.

Rangkaian Bluetooth HC-05

Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area network) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan ataupun device. Dalam penggunaan bluetooth perlu diketahui bahwa jalur yang digunakan untuk komunikasi yaitu jalur RX dan TX dan membutuhkan sumber daya sebesar +5 volt DC. Fungsi bluetooth pada perancangan prototipe ini adalah sebagai penghubung antara handphone dengan Arduino.

Rangkaian Keseluruhan

Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.24 sebagai berikut:

Keterangan dari jalur-jalur diatas:

  1. Jalur merah sebagai arus positif (+).

  2. Jalur hitam sebagai arus negatif ( - ).

  3. Jalur biru sebagai jalur data.

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancagan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino IDE versi 1.8.0 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah­perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

Penulisan Listen Program Pada Software Arduino

Pada perancangan perangkat lunak menggunakan program Arduino 1.8.0 untuk menuliskan listing program dan menyimpannya. Software Arduino 1.8.0 sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam Arduino Uno, sehingga Arduino Uno dapat bekerja sesuai dengan yang diperhatikan. Adapun langkah­langkah untuk memulai menjalankan software Arduino IDE 1.8.0 dapat dilihat seperti pada gambar sebagai berikut :

Dalam pemrograman arduino yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.26 sebagai berikut.

Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager.

Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.30 sebagai berikut:

Seting koneksi port pada Arduino dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

Gambar diatas menunjukan pemilihan board arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board arduino, karena arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroller. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board arduino dengan tipe arduino uno, yang dimana arduino uno ini terdapat chip mikrokontroller yang di pakai dalam project ini.

Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .pde

Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan. Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, dapat di lihat pada gambar 3.33 sebagai berikut:

Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan, selanjutnya lakukan penulisan listing program secara keseluruhan.

Setelah melakukan penulisan program secara keseluruhan maka proses selanjutnya adalah melakukan proses kompilasi atau melakukan pengecekan terhadap baris peogram yang masih salah, adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak dan pada saat yang bersamaan ketika terjadi error maka program tersebut tidak dapat diupload kedalam mikrokontroler.

Pada gambar 3.36 menunjukkan hasil dari kompilasi listing program dan hasil proses kompilasi tidak terjadi error artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan kedalam sistem mikrokontroler melalui board adruino uno.

Pembuatan Program Kedalam Board Arduino

Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller melalui board arduino yaitu program aplikasi yang dibuat dengan aplikasi IDE Arduino. Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Arduino sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller, maka program yang ditulis pada ide IDE Arduino dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program, proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat dilihat pada gambar 3.37. sebagai berikut:

Setelah jenis board sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah memasukan program ke dalam mikrokontroller dengan menggunakan Modul Arduino Uno. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Pada tampilan pemrograman IDE Arduino diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada IDE Arduino, pada saat mengupload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error atau sukses. Proses upload listing program yang tidak terjadi error dapat dilihat pada gambar 3.39 sebagai berikut:

Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller sudah dapat bekerja dengan berjudul “PROTOTIPE SISTEM PELANGGARAN PARKIR KENDARAAN BERBASIS ARDUINO” sudah siap digunakan dan adapun listing program keseluruhannya dapat dilihat pada gambar berikut :

Pembuatan Aplikasi Android

Dalam perancangan interface program aplikasi android penulis menggunakan MIT App Inventor 2 yang terdapat pada website ai2.appinventor.mit.edu. App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT). App Inventor memungkinkan pengguna baru untuk memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi perangkat lunak bagi sistem operasi Android. App Inventor menggunakan antarmuka grafis, serupa dengan antarmuka pengguna pada Scratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan pengguna untuk men-drag-and-drop objek visual untuk menciptakan aplikasi yang bisa dijalankan pada perangkat Android. Dalam menciptakan App Inventor, Google telah melakukan riset yang berhubungan dengan komputasi edukasional dan menyelesaikan lingkungan pengembangan online Google. Berikut adalah tampilan code program yang telah di rancang melalui website App Inventor.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil dari observasi serta wawancara yang telah dilakukan sebelumnya mengenai prototipe sistem pelanggaran parkir kendaraan berbasis Arduino Uno. Maka dapat disimpulkan bahwa analisa permasalahan yang dihadapi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Proses penindakan terhadap pelanggar area parkir masih dilakukan secara manual sehingga proses menjadi lambat dan sering kali membuat para pelanggar dapat melarikan diri dari hukuman yang serusnya dapat dijatuhkan kepada pelanggar tersebut.

  2. Kurangnya kesadaran dan ketaan pengendara akan peraturan area parkir yang membuat berbagai permasalahan kemacetan disetiap daerah.

Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisa permasalahan yang telah disebutkan, maka penulis memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu sebagai berikut :

  1. Proses penindakan terhadap kendaraan pelanggar area parkir dapat dilakukan secara otomatis yang mempermudah petugas dalam melakukan tindakan terhadap pelanggar.

  2. Proses tindakan menggunakan prototipe sistem perlanggaran parkir kendaraan menggunakan mikrokontroller Arduino Uno dapat meningkatkan kesadaran pengendara terhadap peraturan area parkir.

User Requirement

Pada User Requirement ini berisi tabel Elisitasi I, II, III dan final. Pembuatan elisitasi dapat dibuktikan berdasarkan pada observasi dan wawancara.

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem yang akan dibuat.

Elisitasi Tahap II

Elisitas Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitas Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3.1 Terdapat 5 requirement yang option-nya Inessential (I) dan harus dieliminasi.

Keterangan :

M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

D (Desirable) : Diinginkan atau tidak perlu penting.

I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitas Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut ini adalah tabel elisitasi tersebut.

Keterangan :

T : Technical

O : Operating

E : Economic

L : Low

M : Middle

H : High

Final Draft Elisitasi

Final elisitasi ini merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap yang dapat dijadikan acuan dan dasar pembuatan sistem. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkan 12 functional dan 2 non functional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut ini tabel final elisitasi tersebut .

”/>

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkain uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian hasil uji coba dilakukan pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian black box berdasarkan Prototipe Sistem Pelanggaran Parkir Kendaraan Bermotor Berbasis Arduino, untuk pengujian pada sistem yaitu sebagai berikut :

Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Menjalankan Aplikasi Android

Pengujian Black Box Sistem Pada Saat Connect Bluetooth

Pengujian Black Box Pada Saat Exit

Uji Coba Hardware

Sebelum program hardware dimasukkan kedalam mikrokontroler, maka harus dilakukan sebuah uji coba, yang akan dilakukan uji coba adalah koneksi bluetooth. Berikut adalah hasil uji coba berdasarkan jarak dan waktu penerimaan.

Pengujian Koneksi Bluetooth


Pengujian Aplikasi Android Pada Prototipe

Pengujian Rangkaian Catu Daya

Catu daya adalah sebuah piranti elektronika yang bergina sebagai suber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Dalam rangkaian catu daya digunakan 4 (empat) buah IC regulator LM7805. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan DC yang dihubungkan pada kaki masing-macing IC tersebut.

Pengujian Bluetooth HC-05

Bluetooth merupakan suatu perangkat jaringan tanpa kabel berjangkauan tidak luas. Dalam pengujian ini bluetooth menghubungkan antara Arduino Uno dengan Smartphone Android.

Jalur yang digunakan untuk melakukan komunikasi yaitu jalur RT dan jalur TX, bluetooth juga memerlukan sumber daya, pada perancangan sistem ini menggunakan bluetooth HC-05 yang memerlukan daya sebesar +5 Volt DC.

Pengujian Rangkaian Motor Servo

Motor servo merupakan suatu perangkat atau aktuator putar yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup. Sehingga motor servo dapat di set up atau diatur untuk menentukan posisi sudut. Pada pengujiannya, motor servo menggunakan program yang di input ke dalam Arduino Uno yaitu dengan cara memasukkan program ‘sweep’.

Rangkaian motor servo digunakan untuk melakukan putaran sebanyak 45 derajat yang berfungsi sebagai penahan kendaraan yang melanggar.

Dalam pengujian motor servo menggunkan listing prongram seperti dibawah ini.

Berdasarkan listing program diatas maka cara kerja dari motor servo adalah apabila sensor inframerah mendeteksi adanya objek maka servo akan memutar sebanyak 45 derajat.

Pengujian Rangkaian Solenoid

Solenoid biasanya berguna untuk mengunci pintu, namun dalam rangkaian prototipe ini solenoid berfungsi sebagai penahan mobil kendaraan yang nantinya akan berbentuk seperti polisi tidur.

Langkah pertama adalah memberikan tegangan agar sesuai dengan tenaga yang dihasilkan dan tidak terlalu cepat. Berikut adalah hasil pengujian perbandingan dengan tegangan.

Dalam pengujian solenoid agar dapat bekerja sesuai dengan perintah maka menggunakan listing program seperti dibawah ini.

Berdasarkan listing program diatas maka cara kerja dari solenoid adalah apabila sensor inframerah mendeteksi adanya objek maka solenoid akan bekerja.

Pengujian Rangkaian Modul SIM900A

Modul SIM900A berfungsi sebagai notifikasi yaitu dengan cara melakukan panggilang telepon atau mengirimkan pesan singkat pada handphone penulis. Berikut adalah rangkaian modul SIM900A.

Dalam pengujian Modul SIM900A agar dapat bekerja sesuai dengan perintah maka menggunakan listing program seperti dibawah ini.

Berikut ini adalah hasil yang ditampilkan saat pengujian modul SIM900A ini serta membuktikan bahwa program berjalan sesuai dengan apa yang diperintahkan.

Pengujian Rangkaian Sensor Inframerah

Sensor inframerah pada rangkaian ini berfungsi sebagai alat pendeteksi objek yang melanggar peraturan area parkir. Berikut adalah rangkaian dari sensor inframerah.

Agar sensor inframerah dapat bekerja dengan baik maka menggunakan listing program seperti dibawah ini.

Berikut ini adalah hasil yang ditampilkan saat pengujian sensor inframerah ini serta membuktikan bahwa program berjalan sesuai dengan apa yang diperintahkan.

Flowchart Program Yang Diusulkan

Dapat dijelaskan pada gambar 4.15 flowchart program pelanggaran parkir kendaraan yang diusulkan pada Dinas Perhubungan Tangerang diatas, yaitu terdiri atas :

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart program pelanggaran parkir kendaraan bermotor yang diusulkan.

  2. 8 (Delapan) simbol process, yang menyatakan sebuah proses dimulai dari masuk ke aplikasi android, lalu mencari koneksi bluetooth kemudian mengaktifkan sensor inframerah beserta solenoid dan motor servo, jika sensor inframerah mendeteksi adanya objek maka solenoid dan motor servo akan bergerak selanjutnya akan mengirimkan pesan singkat pada handphone.

  3. 4 (empat) simbol decision, yang berperan sebagai petunjuk sebuah langkah pengambilan keputusan.

Rancangan Program

Tahap awal untuk pembuatan suatu alat dan program, yang harus dilakukan adalah perancangan program sebagai tolak ukur membangun sistem yang sesuai dengan kebutuhan.

Demikian, hasil perancangan yang akan dijadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Karena tujuan utama perancangan program untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang diharapkan.

Perancangan Perangkat Lunak Untuk Arduino

Konfigurasi Sistem Usulan

Pada perancang sistem usulan ini terdapat beberapa hardware ataupun software yang digunakan yaitu untuk melakukan perancangan dan membuat program. Adapun perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan dapat dilihat pada sub bab berikut ini.

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi perangkat keras (hardware) dibawah ini merupakan perangkat keras atau modul yang digunakan, dan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, dan dapat digambarkan secara garis besar saja tidak secara detail dalam pembuatan suatu modul tersebut. Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. Arduino uno

  2. Handphone Xiaomi Redmi Note 3 Pro

  3. Laptop Asus K43BY AMD E-450 RAM 2GB Radeon HD6470 1GB

  4. Printer Cannon

  5. Lcd display 16x2

  6. Modul SIM900A

  7. Solenoid

  8. Motor servo

  9. Bluetooth HC-05

  10. Sensor Inframerah

  11. Rangkaian Elektronika

  12. Adaptor switching

  13. Trafo 2 Ampere

Spesifikasi Software

Pada spesifikasi perangkat lunak (software) dibawah ini merupakan Aplikasi yang digunakan untuk membuat program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai interface, media untuk mengupload program dan mengedit suatu gambar. Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan meliputi sebagai berikut:

  1. MIT App Inventor 2

  2. Mozilla Firefox

  3. Microsoft Office 2016

  4. IDE Arduino 1.8.0

  5. Paint

  6. Fritzing

Hak Akses

Dalam membuat sebuah aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) harus dan perlu adanya sebuah hak akses baik oleh petugas yang berwenang atau seseorang yang menjabat sebagai pemegang hak akses sangat diperlukan untuk keamanan dari sistem perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dirancang, karena aplikasi perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang tidak memiliki hak akses akan sangat tidak aman.

Dalam hal ini hak akses pada prototipe sistem pelanggaran parkir berbasis arduino, adalah aplikasi android yang bersifat privasi dan tidak konvensional yang hanya dimiliki oleh petugas Dinas Perhubungan Kota Tangerang.

Testing

Pada tahap testing dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat yaitu dengan menggunakan metode BlackBox testing, adapun pengujian dilakukan melalui interface Arduino IDE, dimana pengujian tersebut agar dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu interface yang dirancang, adapun tahapannya tersebut untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang digunakan, seperti fungsi untuk berkomunikasi dengan piranti lain dengan memperhatikan fungsionalitasnya.

  2. Memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan debug ataupun running program.

  3. Dengan memperhatikan struktur performa sehingga aplikasi dapat digunakan dengan baik dan mendukung sistem yang dibuat.

  4. Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan inisialisasi fungsi yang digunakan dalam berinteraksi dengan piranti lain.

Pengujian dengan metode BlackBox sangat memperhatikan pada fungsi fungsional dari suatu program dengan melakukan pendekatan yang melengkapi untuk menemuka kesalahan atau error.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap utnuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga prototipe sistem pelanggaran parkir kendaraan dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Hal ini dilakukan demi terciptanya suatu sistem yang dapat dikontrol sehingga mempermudah pemantauan lokasi area parkir, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tesebut karena ada beberapa hal yang akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapaun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian dalam pembuatan prototype sistem pelanggaran parkir kendaraan bermotor berbasis arduino yaitu :

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang melatar belakangi penelitian prototipe sistem pelanggaran parkir kendaraan bermotor yang menggunakan Interface aplikasi smartphone android dan Berbasis Arduino Uno adalah

  1. Dengan memanfaatkan sensor inframerah maka kendaraan yang melanggar pada area parkir dapat diketahui dengan cara disaat pengendara tersebut tidak memindahkan kendaraannya pada saat yang telah ditentukan maka dengan secara otomatis alat akan mengunci mobil tersebut serta pengunaan modul SIM900A yang berguna sebagai notifikasi ke smartphone apabila telah terjadi pelanggaran pada area parkir tersebut.

  2. Penggunaan modul bluetooth HC-05 sebagai konektifitas antara Arduino Uno dengan smartphone Android memungkinkan agar kedua device dapat berkomunikasi dengan baik.

  3. Dengan memanfaatkan sebuat website yang bersifat open source untuk merancang sebuah aplikasi Android yang kemudian dengan memanfaatkan konektifitas dari bluetooth sehingga aplikasi Android pada smartphone dapat terkoneksi dan berjalan sesuai perintah.

Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kekurangan yang ada bisa dilengkap atau diperbaiki. Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangannya adalah sebagai berikut:

  1. Kelemahan sistem ini adalah jarak yang dapat jangkau oleh smartphone dan mikrontroler sangat terbatas sehingga petugas harus mendatangi lokasi tersebut.

  2. Sistem ini dapat dikembangkan dalam bentuk sesungguhnya dengan memanfaatkan komponen yang lebih baik.

  3. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan sistem ini, dapat dikembangkan dengan pembayaran denda secara otomatis.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 Darmawan. Deni. 2013. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
  2. Widyaningtyas, Arinta. 2014. “Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Menggunakan Metode Prototype”. Skripsi. Semarang : Universitas Dian Nuswantoro, fakultas Ilmu Komputer.
  3. 3,0 3,1 Taufiq, Rohmat. 2013. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  4. 4,0 4,1 Pratama, Ari.2016. “Teknik Informatika, Sistem Komputer dan Sistem”. Diakses pada link http://aripratama.com/teknik-informatika-sistem-komputer-dan-sistem-informasi/ (17 Desember 2016)
  5. Wendi Wirastadan Imam Febriansyah. 2014. “Perancangan Sistem Informasi Penyewaan Alat-alat Pesta Berbasis Web di Narda Pesta”. Jurnal LPKIA Vol 1 No 1 Oktober 2014.
  6. Rusdiana, Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: Pustaka Setia.
  7. Nael, Nata. 2016. “Perancangan Aplikasi Internet Of Things Berbasis Raspberry Pi Dalam Rangka Penerapan Keunggulan Perguruan Tinggi. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
  8. Syaifurrahman. 2014. “Pengertian Sistem Komputer Paling Update”. Diakses pada link http://www.websitekomputer.com/2014/09/pengertian-sistem-komputer-paling-update.html (17 Desember 2016)
  9. Al-Jufri, Hamid. 2011. “Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan”. Jakarta: PT. Smart Grafika.
  10. Warsito, Ary Budi. 2015. “Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja”. Vol. 8 No.2 – Januari 2015
  11. 11,0 11,1 Kumar, Manish, et al. 2015, “A Comparative Study of Black Box Testing and White Box Testing Techniques”. International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies. Vol.3, No.33.
  12. 12,0 12,1 12,2 Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer.” Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. Vol.2
  13. Rizky, Soetam. 2011. “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya.
  14. 14,0 14,1 14,2 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi. 2012. “Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Protorype Ruangan”. Jurnal Mekanikal, Vol.3 No.2-Juli 2012.
  15. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. “Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String”. ULTIMATICS, Vol. IV, No. 1, Juni 2013
  16. Arifianto, Rahmat. 2014. “Pengertian Flowchart Dan Jenis-Jenisnya”. Diakses pada link https://rahmatarifianto.wordpress.com/2014/11/20/pengertian-flowchart-dan-jenis-jenisnya/ (17 Desember 2016)
  17. 17,0 17,1 Widada. 2012. “Akutansi dan Perancangan Sistem Akuntansi”. Depok: Universitas Gunadarma. Modul: Bahan Ajar Flowchart.
  18. 18,0 18,1 18,2 18,3 Syahwil, Muhammad. 2013. "Panduan Mudah Simulasi & Praktek Mikrokontroler Arduino”. Yogyakarta:ANDI
  19. 19,0 19,1 19,2 Saefullah, Asep, Mochamad Ibnu Safari, Handri Samanta.2015. “Prototipe Perangkat Notifikasi Untuk Smartphone Berbasis Arduino Pro Micro”. Jurnal CCIT Vol.8 No.3 – Mei 2015
  20. Santoso dkk. 2013. ”Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman, Dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler”. Jurnal Fema,Vol.1,No.1 Januari 2013
  21. Abd El-Hamid, et al. 2015. ”Design of Digital Blood Glucose Meter Based on Arduino Uno”. International Journal of Software & Hardware Research in Engineering. Vol.3
  22. 22,0 22,1 Mulyana, Eka dan Rindi Kharisman. 2014. “Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3”. Citec Journal Vol. 1, No. 3, Juli 201
  23. Djuandi, Feri. 2011. “Pengenalan Arduino”. Jakarta : Elexmedia.
  24. Wahadyono, Agus. 2013. “Android 4 Untuk Pengguna Pemula Tablet & Handphone”. Jakarta : Mediakita.
  25. Hidayat, Wicak dan Sudarman S. 2011. “Buku Pintar Komputer, Laptop, Notebook & Tablet”. Jakarta : Mediakita
  26. Safaat H, Nazaruddin. 2012. “Android Pemograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android”. Bandung : Informatika.
  27. Supriyanto, Anggit. 2013. “Rancang Bangun Kendali Lampu Menggunakan Mikrokontroler ATMega 8538 Berbasis Android Melalui Bluetooth Dan Speech Recognition”. Jurnal Amikom Yogyakarta.
  28. 28,0 28,1 28,2 28,3 Irwansyah, Edy dan Jurike V. Moniaga. 2014. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Deepublish, Agustus 2014.
  29. Liniarti, L. 2014. “Modul Bluetooth HC-05”. Sumatera Selatan: Politeknik Negri Sriwijaya.
  30. Melalolin, Ivan C. 2013. “Rancang Bangun Brankas Pengaman Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S52”. TELEKONTRAN, Vol.1, No.1, Januari 2013.
  31. Sriwijaya, M.Si, Dedi Karsadi dan Drs.Dadang Subagja. 2011. “Solusi Cerdas Servis Ponsel”. Jakarta Selatan:PT Kawan Pustaka
  32. Sulistyowati dan Dedi Dwi Febriantorodi. 2012. ”Perancangan Prototype sistem control dan monitoring pembatas daya listrik berbasis mikrokontroler”. Jurnal IPTEK Vol.16, No.1
  33. Syam, Rafiuddin. 2013. “Seri Buku Ajar Dasar-Dasar Teknik Sensor”. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar.
  34. Waridah, Ernawati. 2013. “Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Mahasiswa & Umum”. Bandung: Ruang Kata, Cet.1, ISBN: 978-602-1576-01-4. 2013
  35. Saputra. Alhadi. 2012. “Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung”. Bandung: LAPAN.
  36. Meta Amalya Dewi, Dede Cahyadi dan Yunita Wulansari. 2014. ”Sistem Ujian Online Calon Mahasiswa Baru Berbasis Ilearning Education Marketing Pada Perguruan Tinggi”. Jurnal CCIT Vol 8. No 1 Sept 2014.