SI1331475790

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTYPE SISTEM CONTROLLING KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN

DRONE QUADCOPTER BERBASIS ARDUCOPTER PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA

 

SKRIPSI

 

Logo stmik raharja.jpg

 

OLEH:

1331475790 Jendi Suryadi

 

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PROTOTYPE SISTEM CONTROLLING KEAMANAN

DENGAN MENGGUNAKAN DRONE QUADCOPTER

BERBASIS ARDUCOPTER PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA

 

Disusun Oleh:

NIM  : 1331475790
Nama  : Jendi Suryadi
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 21 Juli 2017

Ketua         Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA         Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung_Rahardja, M.T.I)         (Ferry Sudarto, S.Kom,, M.Pd)
NIP : 00594         NIP : 079010

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PROTOTYPE SISTEM CONTROLLING KEAMANAN

DENGAN MENGGUNAKAN DRONE QUADCOPTER

BERBASIS ARDUCOPTER PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1331475790
Nama  : Jendi Suryadi

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 21 Juli 2017

Pembimbing I     Pembimbing II
       
       
       
       
(Fredy Susanto, M.Kom)     (Ignatius Agus Supriyono, , S.kom.,MM)
NID : 04051     NID : 09004

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

PROTOTYPE SISTEM CONTROLLING KEAMANAN

DENGAN MENGGUNAKAN DRONE QUADCOPTER

BERBASIS ARDUCOPTER PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1331475790
Nama  : Jendi Suryadi

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, 29 September 2016

Ketua Penguji   Penguji I   Penguji II
         
         
         
         
(---------,)   (----------, )   (------------,)
NID :------------   NID :---------   NID :---------

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM  : 1331475790
Nama  : Jendi Suryadi
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 21 Juli 2017
Jendi Suryadi
NIM. 1331475790

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

 

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dari tahun ketahun berkembang dengan pesat dan telah memberikan banyak keuntungan dalam segala kebutuhan atau keperluan manusia, baik dalam bidang informasi, komunikasi, transportasi, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah pesawat tanpa awak (Drone) yang dikendalikan dari kejauhan menggunakan remote kontrol. Drone atau pesawat tanpa awak saat ini digunakan untuk kebutuhan foto atau video, untuk memantau suatu wilayah, berbagai keperluan sipil, profesional dan militer. Drone jenis quadcopter merupakan salah satu jenis drone yang banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat terbang dengan baik karena memiliki 4 motor brushless yang menjadi penggerak utama dan desain rangka yang sederhana. Dalam penulisan ini, penulis bermaksud untuk merancang sebuah drone dengan jenis quadcopter yang dapat terbang dengan stabil dan jarak tempuh yang jauh sehingga dapat membantu security dalam menjalankan tugasnya. Kontroler yang dipakai pada rancangan ini adalah arducopter. Maka dari itu penulis mengambil judul “Prototype Sistem Controlling Keamanan Dengan Menggunakan Drone Quadcopter Berbasis Arducopter Pada Perguruan Tinggi Raharja. Semoga saja dengan alat ini bisa membantu Perguruan Tinggi Raharja yang saya observasi ini.

Kata Kunci: Drone Quadcopter, Arducopter, Perguruan Tinggi Raharja

 

ABSTRACT

Technological developments from year to year developed rapidly and have provided many advantages in all human needs or needs, communications, transportation, and other fields. One of the fastest growing technologies today is the remote controlled drone (Drone). Drones or drones are currently used for photo or video needs, to monitor a territory, a variety of civil, professional and military needs. Drone type quadcopter is one type of drone that is widely used because it has some advantages that can fly well because it has 4 brushless motor that became the main mover and simple frame design. In this writing, the author intends to design a drone with a quadcopter type that can fly with a stable and a long distance so that it can help the security in carrying out its duties. The controller used in this design is the arducopter. Therefore the author took the title "Prototype Controlling System Security Using Drone Quadcopter Based Arducopter At Higher Education Raharja. Hopefully with this tool can help Higher Education Raharja that I observation this.

Keywords: Drone Quadcopter, Arducopter

 

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’aalamin.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita semua, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai sesuai harapan dengan judul “Prototype Sistem Controlling Keamanan Dengan Menggunakan Drone Quadcopter Berbasis Arducopter Pada Perguruan Tinggi Raharja”

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, Penulis memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Saya pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku selaku Ketua STMIK RAHARJA.
  2. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur STMIK Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang AkademikSTMIK Raharja.
  4. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom,.M.Pd. selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  5. Bapak Fredy Susanto M.Kom.,CCNA.,MTCNA selaku Dosen pembimbing pertama yang telah membantu serta memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis..
  6. Bapak Ignatius Agus Supriyono,S.Kom.,MM. Selaku Dosen pembimbing kedua, terimakasih atas pengarahan serta saran yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menjalani skripsi ini dengan penuh ilmu dan semangat..
  7. Bapak Rusidi sebagai Komandan Regu Security STMIK Raharja sekaligus stakeholder yang telah banyak berkontribusi dan memberikan informasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan tepat waktu.
  8. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  9. Kepada Orang Tua yang selama ini telah setia memberikan dorongan semangat, perhatian, dan doa.
  10. Semua rekan-rekan mahasiswa/i yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 24 Juli 2017
Jendi Suryadi
NIM. 1331475790

 

 

Daftar isi

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi dari tahun ketahun berkembang dengan pesat dan telah memberikan banyak keuntungan dalam segala kebutuhan atau keperluan manusia, baik dalam bidang informasi, komunikasi, transportasi, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu teknologi yang berkembang pesat saat ini adalah pesawat tanpa awak (Drone) yang dikendalikan dari kejauhan menggunakan remote kontrol. Drone awalnya digunakan di dunia militer. Drone juga diimplementasikan dalam operasi pencarian dan mengontrol keamanan sebuah wilayah atau aplikasi sipil lainnya, seperti kepolisian, security, pemadam kebakaran dan sekarang banyak digunakan didunia pertanian untuk menyiram tanaman.

Teknologi pesawat tanpa awak (Drone) mengalami perjalanan panjang. Konsep penerbangan udara tak berawak ini pertama kali pada 22 Agustus 1849, ketika Austria menyerang kota Venesia Italia dengan balon tak berawak yang membawa peledak. Beberapa balon diluncurkan dari kapal Austria Vulcano. Beberapa balon mencapai sasarannya dan sebagian besar terbawa angin dan berubah arah.

Di Perguruan Tinggi Raharja sistem keamanan kampus hanya mengandalkan security untuk berkeliling mengontrol keamanan kampus dan kamera pengintai atau biasa disebut kamera CCTV untuk merekam. Karena lemahnya sistem kemanan kampus yang diterapkan timbul ide penulis untuk membuat judul “PROTOTYPE SISTEM CONTROLLING KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN DRONE QUADCOPTER BERBASIS ARDUCOPTER PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA”.

Dengan prototype atau sistem yang akan penulis buat, Drone akan memudahkan security dalam mengontrol lingkungan sekitar area kampus. Security hanya mengendalikan Drone dari Pos jaga dengan menggunakan remote control dan Drone akan terbang keliling mengontrol lingkungan kampus.

Rumusan Masalah

Beberapa hal yang menjadi perumusan dalam penyusunan laporan ini antara lain:

  1. Bagaimana cara membuat drone quadcopter berbasis arducopter?
  2. Bagaimana cara kerja drone quadcopter berbasis arducopter dengan menggunakan remote kontrol ?
  3. Bagaimana cara mengkonfigurasi kamera untuk mengirim video ke komputer yang ada di departement security?

Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup yang dibatasi pada penulisan penelitian ini yaitu:

  1. Pembuatan Prototype untuk sistem keamanan dengan menggunakan Drone Quadcopter berbasis Arducopter.
  2. Drone hanya digunakan untuk mengontrol lingkungan sekitar kampus.
  3. Drone hanya dapat dikendalikan menggunakan remote control dan Smartphone.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penulisan laporan ini adalah:

1. Merancang dan membuat sistem controlling keamanan

2. Menyelesaikan masalah sistem keamanan kampus yang diterapkan di Perguruan Tinggi Raharja

3. Memudahkan Security untuk mengontrol lingkungan sekitar kampus

4. Menampilkan video yang dihasilkan oleh kamera drone ke komputer yang berada diperguruan tinggi raharja

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam menuangkan ilmu pengetahuan tentang teknologi dan informasi selama belajar di STMIK Raharja Tangerang.

2. Manfaat alat ini agar security lebih mudah untuk mengontrol lingkungan kampus dan meningkatkan sistem keamanan.

3. Manfaat dari kamera yang telah terkonfigurasi dengan komputer memudahkan security untuk mengetahui keadaan sekitar area.

4. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh suatu lembaga atau pihak manapun baik sebagai informasi, referensi ataupun sebagai dasar untuk mengambil suatu kebijakan.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

A. Metode Observasi

Merupakan cara pengumpulan data dimana penelitian dilaksanakan langsung di Perguruan Tinggi Raharja guna memperoleh data dan keterangan yang akan dikumpulkan untuk diteliti.

B. Metode Wawancara

Selain observasi penulis melakukan wawancara atau tanya jawab kepada security serta staff di Perguruan Tingggi Raharja yang berkaitan dengan penelitian untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

C. Studi Pustaka

Selain melakukan observasi dan wawancara penulis juga melakukan studi pustaka, browsing internet, jurnal, artikel dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian penulis.

Metode Perancangan

Dalam laporan Skripsi ini perancangan yang digunakan adalah Metode Perancangan Flowchart terlebih dahulu yang didesain sesuai cara kerja sistem. Pada perancangan alat menggunakan Diagram Blok, karena metode ini dimaksudkan untuk alat apa saja yang digunakan dan bagaimana sistem itu dirancang. Pada pembuatan alat ini, penulis menggunakan alat seperti : Arducopter sebagai flightcontrol-nya untuk mengendalikan fungsi drone.

Metode Analisa

1. Metode Analisa Sistem

Pada metode ini peneliti menganalisa sistem-sistem yang sudah ada dengan beberapa poin, seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

2. Metode Analisa Perancangan program

Metode Analisa Perancangan Program pada penelitian Skripsi ini, peneliti menggunakan bagan alir program (Flowchart Program).

Metode Prototype

Pada Metode ini menggunakan metode prototyping yaitu proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal.

Metode prototype yang digunakan adalah metode prototype evolutionary karena metode prototype ini secara terus menerus dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang dibutuhkan oleh device system.

Pengujian

Pada Metode Pengujian ini peneliti menggunakan Metode Pengujian 'Black Box Testing, 'Black Box Testing' adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan Software. Karena itu, uji coba Black Box memungkinkan pengembangan Software pada arducopter untuk membuat himpunan kondisi input yang melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program diantaranya drone dapat berbelok kekiri dan kekanan serta beberapa fitur seperti FollowMee dan Lock Position. Metode Pengujian Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang dan kesalahan kinerja.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dan memahami lebih jelas tentang penulisan Skripsi ini, maka penulis mengelompokan materi penulisan menjadi 5 bab yang saling berkaitan antara masing-masing bab dengan yang lainnya sehingga menjadi kesatuan yang utuh. Penulisan laporan terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub bab yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci.

BAB I PENDAHULUAN
    Pada Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan yang digunakan dalam penyusunan Laporan..
BAB II LANDASAN TEORI
    Bab ini berisikan tentang Teori Umum yang terdiri dari beberapa definisi, teori, dan istilah-istilah umum yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian Skripsi. Teori Khusus berisi definisi, teori, dan istilah-istilah yang bersifat khusus atau mendetail yang memiliki relevansi dengan judul penelitian, dan Literature Review yang merupakan beberapa referensi penelitian sejenis dan relevan dengan judul penelitian.
BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN
    Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Perguruan Tinggi Raharja, sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, sistem yang berjalan, serta alternatif pemecahan masalah.
BAB IV HASIL PENELITIAN
    Bab ini berisikan Metode Pengujian Alat, Pengujian Black Box Sistem Yang Diusulkan, Pengujian Prototipe Alat, Konfigurasi Sistem Usulan, Implementasi, Hak Akses, Schedule, dan Estimasi Biaya Penelitian atau Pembuatan Alat.
BAB V PENUTUP
    Bab ini berisi Kesimpulan dari hasil penelitian dan pengujian alat, beberapa Saran untuk pengembangan lebih lanjut, serta Kesan dalam menjalankan Skripsi.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka ini berisi studi pustaka yang digunakan sebagai referensi untuk menyusun laporan ini.

LAMPIRAN
Lampiran ini merupakan daftar yang memuat keseluruhan lampiran-lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Rusdiana dan Moch Irfan (2014:29)[1], “Sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut”.

Menurut Taufiq (2013:2)[2], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

Menurut Nasaruddin, dkk (2013)[3], “Sistem merupakan suatu kumpulan atau komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan”

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Konsep Dasar Sistem Komputer

A. Definisi Sistem Komputer

Menurut Rita Melina (2016:1)[4],“Sistem komputer adalah elemen-elemen yang terkait menjalankan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer. Elemen dari komputer terdiri dari manusianya (brainware) perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Komponen-komponen dalam sistem komputer terbagi 3, yang tidak bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya yaitu:

  1. Hardware (Perangkat Keras)
    • Perangkat output
    • Perangkat input
    • Media penyimpanan
    • Pemrosesan
  2. Software (Perangkat Lunak)
    • Sistem operasi
    • Program aplikasi
    • Bahasa pemograman
  3. Brainware (Orang Yang Mengoperasikan Komputer)
    • Analisa sistem
    • Programmer
    • Operator

B. Jenis-jenis Hardware

Menurut Rita Melina (2016:1)[4],Jenis-jenis hardware terdiri dari 9 bagian diantaranya sebagai berikut :

  1. CPU (Central Processing Unit)
    Memproses atau mengeksekusi intruksi atau program. CPU juga akan berkomunikasi dengan perangkat input, output, dan storage.
  2. ALU (Arithmetic Logic Unit)
    Alat yang melakukan operasi aritmatika dengan dasar penjumlahan. Tujuan menghasilkan keputusan dari operasi logika sesuai dengan intruksi program
  3. CU (Control Unit)
    Mengatur dan mengendalikan semua peralatan yang ada pada sistem komputer. Mengartikan dan mengirimkan intruksi ke ALU. Membawa data dari alat input ke memori utama untuk di olah. Membawa hasil olahan data kembali ke memori utama untuk disimpan.
  4. Register
    Alat penyimpanan berukuran kecil dengan kecepatan akses cukup tinggi. Fungsi penyimpanan data dan intruksi yang sedang di proses, sementara data dan intruksi lainnya menunggu di dalam memori utama.
  5. Input Device
    Perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat untuk memasukan perintah ke dalam komputer. Alat : keyboard, Microfont, dll
  6. Output Device
    Berfungsi untuk menampilkan keluaran sebagai hasil pengolahan data. Alat : monitor, Printer, Speaker, Storage device
  7. RAM (Read Access Memory)
    Menyimpan program yang diolah untuk sementara waktu.
  8. ROM (Read Only Memory)
    Memori yang hanya bisa di baca dan berguna sebagai penyedia informasi pada saat komputer pertama kali digunakan. Berupa sistem operasi yang terdiri dari program.
  9. Storage Eksternal
    Perangkat lunak untuk melakukan operasi penulisan, pembacaan dan penyimpanan data diluar komponen utama.

C. Jenis-jenis Software

  1. Sistem Operasi
    Program data pada komputer yang menghitungkan pengguna dengan hardware dan software komputer.
  2. Program Aplikasi
    Program yang di desain untuk melakukan fungsi secara spesifik yang berhubungan langsung dengan pengguna.
  3. Bahasa Pemogramman
    Bahasa yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan komputer.

Konsep Dasar Pengontrolan

A. Definisi Pengontrolan

Menurut Akhmad Insya (2013:1)[5], “Sistem kontrol (control system) merupakan suatu kumpulan cara atau metode yang dipelajari dari kebiasaan-kebiasaan manusia dalam bekerja, dimana manusia membutuhkan suatu pengamatan kualitas dari apa yang telah mereka kerjakan sehingga memiliki karakteristik sesuai dengan yang diharapkan pada mulanya”.

Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan/sasaran tertentu. Sasaran sistem kontrol adalah untuk mengatur keluaran (output) dalam suatu sikap / kondisi / keadaan yang telah ditetapkan oleh masukan (input) melalui elemen sistem kontrol.

Gambar 2.1. Sistem Kontrol

Dengan adanya sasaran ini, maka kualitas keluaran yang dihasilkan tergantung dari proses yang dilakukan dalam sistem kontrol ini.

B. Jenis-jenis Pengontrolan

1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261)[6], sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.

Gambar 2.2. Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya kealat terkendali.”

2. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi dkk (2012:261)[6], sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

Gambar 2.3. Sistem Pengendali Loop Tertutup

Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Prototipe

A. Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229)[7],“Prototype adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Menurut Uzzaman (2015:71)[8],“Prototype adalah produk demonstrasi. Pada tahap ini tidak semua fitur sudah diletakkan. Pengembang sering memproduksi Prototype semacam ini untuk mempresentasikan contoh produk kepada investor. Dengan demikian, investor bisa melihat produk asli dan membuktikan bahwa produk tersebut menarik dan berguna.”

Menurut Seema dan Malhotra pada International Journal Of Advances In Computing And Information Technology (2012:279[9],“Prototyping is an attractive idea for complicated and large systems for which there is no manual process or existing system to help determining the requirements. A prototype is a toy implementation of a system; usually exhibiting limited functional capabilities, low reliability, and inefficient performance.”

(“Prototyping adalah ide menarik untuk sistem yang rumit dan besar dengan tidak ada proses manual atau sistem yang ada untuk membantu menentukan kebutuhan. Sebuah prototipe adalah implementasi mainan dari sistem; biasanya, ditunjukkan dengan kemampuan terbatas fungsional, kehandalan rendah, dan kinerja yang tidak efisien.”)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Prototype adalah sample produk atau sistem yang dibuat sebelum melaksanakan pembuatan yang sesungguhnya.

B. Jenis-jenis Prototipe

Menurut Darmawan (2013:230)[7],Terdapat dua jenis Prototipe: Evolusioner dan Persyaratan. Prototipe Evolutioner (Evolutionary Prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu Prototipe Evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, Prototipe Persyaratan (Requrement Prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Pengembangan Prototipe Evolusioner menunjukan empat langkah dalam pembuatan suatu Prototipe Evolusioner. Empat langkah tersebut adalah :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewanwancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang di minta dari sistem.

2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.

3. Menentukan apakah prototipe dapat di terima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. jika sudah, langkah empat akan di ambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

C. Daya Tarik Prototipe

Menurut Darmawan (2013:230)[7],Pengguna maupun pengembang menyukai prototipe karena alasan-alasan di bawah ini:

1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.

2. Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.

3. Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem

4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.

5. Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkan.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

A. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[10], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Untung Rahardja dalam jurnal CCIT Vol 6 No 2 (2012)[11], "Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai pengambaran, perancangan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan maka dari itu perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan untuk pemakai sistem dan memberikan gambaran yang jelas serta rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya. Perancangan sistem harus mencapai sasaran-sasaran yaitu perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Artinya data harus mudah di tangkap, metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan. Perancangan sistem harus efisien dan efektif dalam mendukung keputusan dan dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan dari perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi dan digunakan.

1. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[7],Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

1) Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2) Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

2. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Sutabri (2012:225)[7],Tahap Rancangan Sistem di bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu Rancangan Sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap Rancangan Sistem ini adalah sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

2) Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

3) Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

4) Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

5) Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Konsep Dasar Elisitasi

A. Definisi Elisitasi

Menurut UMasooma Yousuf dan M.asger dalam International Journal Of Computer applications (ISSN 0975-8887 Vol.116 No.4, 2014),[11], "Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”.

(Persyaratan elisitasi didefinisikan sebagai proses mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang persyaratan stakeholder. Ini adalah proses awal dan utama dari tahap rekayasa persyaratan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan mereka)

Menurut Siahaan (2012:66),[11], "Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem".

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan yang dibuat pada sistem baru sebagai keinginan pengguna sistem dan pihak terkait yang bermanfaat untuk pengembangan sistem tersebut.

B. Tahap-Tahap Elisitasi

Elisitasi didapat melalui metode wawancara, ada 4 tahapan dalam membuat suatu proses elisitasi, diantaranya sebagai berikut:

1) Elisitasi Tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2) Elisitasi Tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

3) Elisitasi Tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

4) Final Draft Elisitasi, adalah hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Pengujian

A. Black Box Testing

1. Definisi Pengujian Black Box

Menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA, Vol.2, No.2, 2012),[11], “Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification With black box, Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions the code”.

(Pengujian kotak hitam disebut sebagai uji fungsional, pengujian fungsional, teknik yang mendesain uji kasus berdasarkan informasi dari spesifikasi dengan kotak hitam, pengujian kotak hitam tidak memperhatikan mekanisme internal sistem hanya berfokus pada output yang dihasilkan dalam menanggapi input yang di pilih dan kondisi eksekusi kode)

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956Vol.2),[11], “Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure”.

(Pengujian kotak hitam adalah teknik dimana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) di uji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

Dari kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang kaitkan pada pengujian kinerja, dan spesifikasi, antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan pengujian white box, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari Software Under Test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional dari suatu program.

Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, akan tetapi pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan-kesalahan lainnya, selain menggunakan metode pengujian white box. black box testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan interface

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

4. Kesalahan performa.

5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan di awal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain.

Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba black box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

c. Menentukan output untuk suatu jenis input.

d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

e. Melakukan pengujian.

f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

g. Menentukan <p style="text-indent: 3em">fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

3. Kelebihan Dan Kelemahan Black Box

Dalam pengujian black box terdapat kelebihan dan kelemahan. Berikut diantaranya:

Tabel 2.1. Kelebihan Dan Kelemahan Black Box

Konsep Dasar Drone

A. Definisi Drone

Menurut Herry Tjiang (2016:1)[10], “Drone/UAV adalah Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV adalah pesawat yang diterbangkan tanpa awak atau unmanned.” UAV adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya.

B. Sejarah Drone Quadcopter

Penggunaan dan pengembangan teknologi drone muncul sejak awal abad 19, sebelum perang dunia I, pertama kali di tanggal 22 Agustus 1849. Pada saat itu, ada pertempuran antara Austria melawan kota Venesia, Italia. Austria yang menguasai mayoritas wilayah Italia meluncurkan ratusan balon dari kapal Austria Vulcano. Dan balon-balon tersebut pun berhasil mengenai target, walaupun beberapa diantaranya justru meleset berubah arah karena tertiup angin dan malah meledak di perbatasan Austria dan Italia.

Kemudian, pada 8 November 1898, Nicolas Tesla, penemu AS keturunan Serbia mematenkan remote control atau pengendali jarak jauh temuannya. Remote control ini menjadi dasar ilmu robotik kontemporer. Tesla membuat kapal dan balon yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Perkembangan Drone. Kemudian pada era Perang Dunia II, Drone digunakan untuk alat latihan para tentara untuk menembak target. Militer Jerman dari pemerintahan Nazi juga menggunakan drone sebagai senjata udara UAV sepanjang Perang Dunia II tersebut.

C. Jenis-jenis Drone

• Fixed Wing Drone

Drone jenis ini berbentuk seperti pesawat komersial dan digunakan untuk proses yang cepat daya jangkau lebih cepat serta lebih luas, biasanya untuk pemetaan (mapping) atau konsepnya seperti scanning. Drone jenis Fixed Wing memiliki energi lebih irit baterai karena single baling-baling.

Gambar 2.4. Fixed Wing Drone

2. Multicopter Drone

Multicopter drone adalah drone yang memiliki beberapa baling-baling sehingga cocok untuk mengambil gambar atau video dikarenakan lebih stabil dan daya angkut serta kekuatan untuk mengangkat beban (kamera) yang lebih berat. Semakin banyak baling-baling semakin stabil dan lebih aman. Beberapa jenis baling-baling :

a. 3 baling-baling (Threecopter)

b. 4 baling-baling (Quadcopter)

c. 6 baling-baling (Hexacopter)

d. 8 baling-baling (Octacopter)

Gambar 2.5. Quadcopter Drone

Penggunaan Drone Quadcopter

Menurut Ardy (2015:1)[11], bahwa drone memiliki 8 fungsi dan kegunaannya sebagai berikut :

1. Militer

Fungsi drone sekarang semakin sering digunakan dalam berbagai keperluan tidak hanya untuk operasi militer tapi juga sebagai mata-mata. Beberapa drone dilengkapi dengan sistem persenjataan.

Gambar 2.6. Drone Militer Indonesia

2. Medis

Pesawat drone kini mulai dikembangkan untuk tujuan kesehatan, misalnya untuk mengangkut obat-obatan dan peralatan medis kedaerah yang sulit dijangkau, terutama untuk menembus daerah-daerah konflik atau bencana

Gambar 2.7. Drone untuk medis

3. Agrikultur

Drone juga banyak digunakan di sektor pertanian misalnya untuk evaluasi kondisi tanah, untuk mengidentifikasi hama yang menyerang tanaman, pemetaan traktor, atau untuk menyebarkan pestisida, air dan pupuk.

Gambar 2.8. Drone menyemprotkan pestisida

4. Pemantauan Cuaca

Drone juga dapat digunakan untuk keperluan laporan cuaca, badai mendeteksi, memprediksi dan mempelajari kondisi cuaca saat itu.

Gambar 2.9. Drone pemantau kondisi cuaca

5. Pemetaan

Fungsi lainnya dari pesawat drone adalah untuk pemetaan langsung dilapangan yang hasilnya nanti digunakan untuk pembuatan peta tiga dimensi, foto atau citra yang dihasilkan kemudian diproses dan dibuat menjadi peta untuk kemudian dilakukan analisis.

Gambar 2.10 Drone Untuk Pemetaan

6. SAR

Dibidang keselamatan udara drone juga sudah dimulai digunakan untuk operasi pencarian dan penyelamatan, terutama pada malam hari di daerah yang luas dan sulit dijangkau. Drone juga digunakan untuk memantau satwa liar, memantau populasi dan kehidupan hewan serta membantu dalam kegiatan konservasi hutan.

Gambar 2.11. Drone Pencarian orang hilang

Gambar 2.12. Drone Pencarian orang hilang

7. Pemantauan Lalu Lintas

Di bidang transportasi lalu lintas, drone digunakan untuk memantau kemacetan lalu lintas dikota. Biasanya digunakan oleh polisi untuk memantau kondisi real di lapangan pada saat itu.

Gambar 2.13. Drone memantau kemacetan lalu lintas

8. Jurnalis

Pesawat drone juga sedang dikembangkan untuk keperluan jurnalisme, misalnya untuk mengambil foto, mengambil gambar, merekam video dan pengumpulan data.

Gambar 2.14. Drone Jurnalis

Teori Khusus

Konsep Dasar Flight Control Board

A. Definisi Flight Control Board

Menurut Caesar Wiratama (2016:1)[12], ”Flight controller adalah otak dari drone, Flight controller ini membaca sinyal-sinyal dari sensor dan melakukan kalkulasi untuk memerintahkan drone bergerak sesuai keinginan”. Adapun berikut ini adalah penjelasan dari fitur-fitur yang ada pada Arducopter versi 2.6  :.

1. Processor Atmega 2560

Processor adalah unit utama yang menjalankan firmware autocopter dan melakukan semua perhitungan. Sebagian besar flight controller memiliki prosessor 32 bit yang lebih powerfull dari prosessor 8bit, tetapi prosessor 8bit masih lebih populer karena lebih murah

Gambar 2.15 Arducopter 2.6

2. Accelerometer dan Gyroscope

Accelerometer dan gyroscope merupakan sensor inersial drone, yaitu mengukur gerakan drone tersebut dari dalam (inersial). Accelerometer mengukur percepatan translasi sedangkan gyro mengukur rotasi. Kombinasi dari kedua pengukuran tersebut memungkinkan flight controller menghitung attitude (sikap) gerakan drone dan melakukan koreksi.

Gambar 2.16 Accelerometer dan Gyroscope

3. Barometer

Barometer adalah sensor tekanan yang berfungsi untuk mengukur ketinggian drone. Semakin tinggi kita dari permukaan bumi, maka tekanan akan semakin rendah. Sensor ini sangatlah sensitif.

Gambar 2.17 Barometer

Konsep Dasar Electronic Speed Controller

A. Definisi Electronic Speed Controller

Menurut Topik (2012:1)[2], ”ESC atau disebut juga Electronic Speed Control adalah driver penggerak untuk jenis motor brushless, biasanya digunakan pada bidang aeronautical atau RC”. untuk melakukan interface dengan ESC, caranya cukup mudah, yaitu dengan memberikan pulsa pada pin input ESC yang akan berpengaruh pada kecepatan motor brushless, cara kerjanya yaitu dengan cara menterjemahkan sinyal yang diterima receiver dari transmitter. Terdapat berbagai merk ESC dengan kekuatan arus (current rating) dan kekuatan voltase (voltage rating) serta featur yang ditawarkan.

Gambar 2.18 Electronic Speed Controller 30A

Konsep dasar Brushless Motor

A. Definisi Brushless Motor

Menurut Nikhil Tripatih, Rameshwar Singh, Renu yadav pada International Research Journal of Engineering and Technology (2015:1616)[13], “Direct current (DC) motors have variable characteristics and are used extensively in variable-speed driver. DC motor can provide a high starting torque and it is also possible to obtain speed control over wide range”.

(Arus Searah (DC) Motor memiliki karakteristik variable dan digunakan secara luas dalam mendororng variable kecepatan. Motor DC dapat memberikan torsi awal yang tinggi dan juga memungkinkan untuk memperoleh kontrol berbagai kecepatan lebih).

Gambar 2.19 Brushless Motor

Konsep Dasar Baling-Baling

A. Definisi Baling-Baling (Propeller)

Menurut Wakijan Pardi (2015:1)[14], “Propeller atau baling-baling adalah airfoil yang berputar yang berguna untuk menginduksi gaya hambatan, stall, dan gaya aerodynamic lainnya yang di aplikasikan pada setiap airfoil.” Baling-baling memberikan gaya dorong yang diperlukan untuk menaik atau kadang kala digunakan untuk mendorong pesawat melewati udara.

Gambar 2.20 Baling-baling (Propeller)

Konsep Dasar Frame

Definisi Frame

Menurut Ardy (2015:1)[11],“Frame merupakan tempat untuk meletakkan komponen-komponen dari quadcopter.” Ibarat Mobil, Frame merupakan Body dari quadcopter. Jenis frame disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bahan nya sendiri ada berbagai macam seperti PCB Fiber, Alumunium, Fiber Glass, Carbon, bahkan ada yang terbuat dari kayu.

Gambar 2.21 Frame Tricopter

Gambar 2.22 Frame Quadcopter

Gambar 2.23 Frame Hexacopter

Gambar 2.24 Frame Oktacopter

Baterai Polimer Lithium

Menurut Musbikhin (2014:1)[15],”Baterai lithium polymer atau biasa disebut dengan LiPo merupakan salah satu jenis baterai yang sering digunakan dalam dunia RC.” Utamanya untuk RC tipe pesawat dan helikopter. Ada tiga kelebihan utama dan beberapa kelemahan yang ditawarkan oleh baterai berjenis LiPo dari pada baterai jenis lain seperti NiCad atau NiMH yaitu :

1. Kelebihan Batre LiPo

a. Baterai LiPo memiliki bobot yang ringan dan tersedia dalam berbagai macam bentuk dan ukuran

b. Baterai LiPo memiliki kapasitas penyimpanan energi listrik yang besar.

c. Baterai LiPo memiliki tingkat discharge rate energi yang tinggi, dimana hal ini sangat berguna sekali dalam bidang RC.

2. Kelemahan Batre LiPo

a. Harga baterai LiPo masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan baterai jenis NiCad dan NiMH

b. Performa yang tinggi dari baterai LiPo harus dibayar dengan umur yang lebih pendek. Usia baterai LiPo sekitar 300-400 kali siklus 31 pengisian ulang. Sesuai dengan perlakuan yang diberikan pada beterai

c. Alasan keamanan, baterai LiPo menggunakan bahan elektrolit yang mudah terbakar.

Remote Control Drone

A. Definisi Remote Control Drone

Menurut Herry Tjiang (2016:1)[10],“ Remote control yang dipakai untuk menggerakan drone dari jarak jauh biasa di sebut RC ini dipasangkan dengan device seperti smartpone, tablet, komputer yang dipakai untuk visualisasi dari drone itu sendiri dan memantau pergerakannya dari jarak jauh.” Remot Control adalah Sistem kendali jarah jauh yang digunakan untuk mengendalikan pesawat terbang, roket, perahu maupun mobil-mobilan sebenarnya merupakan contoh yang sederhana dari sistem pengendalian Fly by Wire tersebut.

Gambar 2.26 Remote Control FS-i6S

Konsep Dasar GPS dan Kompas

A. Definisi GPS

Menurut Adhinda Dinar (2016:1)[16], ”Global Positioning System (GPS), juga dikenal sebagai Navstar GPS atau hanya Navstar, adalah sistem satelit navigasi global (GNSS) yang mentukan letak di permukaan bumi dan waktu informasi ke penerima GPS di semua kondisi cuaca dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit.” Sistem GPS diciptakan oleh Pemerintah Amerika Serikat dan membuatnya dapat siakses secara bebas oleh siapapun yang menginginkan akses GPS. Namun, pemerintah Amerika Serikat juga dapat menolak akses ke sistem, seperti yang terjadi pada militer India pada tahun 1999 selama Perang Kargil. Proyek GPS diluncurkan di Amerika Serikat pada tahun 1973 untuk mengatasi keterbatasan sistem navigasi sebelumnya.

B. Devinisi Kompas

Menurut Andry Candra (2012:1)[17], “Kompas merupakan salah satu penemuan penting dari perkambaangan ilmu pengetahuan manusia, kompas adalah salah satu alat navigasi yang mampu menentukan arah keberadaan seseorang dan mampu menunjukkan arah.” Penemuan kompas pertama adalah kompas magnetik, kompas ini merupakan hasil penemuan mengenai medan magnet besar yang berada di dalam bumi, yang diduga akibat dari pergeseran inti cair dan semi cair yang berada dalam pusat bumi (150 fahrul). Kompas ini pertama kali ditemukan pada abad ke-6 dan ditemukan oleh orang Cina kemudian digunakan oleh orang Eropa yakni Christoper Columbus yang menggunakan kompas sebagai alat navigasi pengganti alam, sehingga Christoper Columbus mampu menemukan benua Amerika.

Gambar 2.27 Module GPS Include Kompas

Konsep Dasar Kamera

A. Definisi Kamera

Menurut Dharsito (2015:10)[18], dalam buku nya Dasar Fotografi Digital Pengenalan Kamera, “Kamera Digital adalah kamera yang tidak tergantung pada film negative (klise).”

Gambar 2.28 Kamera B-PRO 5


Konsep Dasar Gimbal Kamera

A. Definisi Gimbal

Menurut Herry Tjiang (2016:1)[10], “Adalah system penstabil dari camera, juga sebagai penghubung antara drone dan camera bentuknya masing masing berbeda tetapi memiliki kegunaan yang sama yaitu membuat stabil pengambilan foto atau video dengan menggunakan drone sehingga guncangan dari drone, dan angin tidak membuat foto mejadi goyang atau blur.” Gimbal adalah alat yang memungkinkan merotasi objek pada sumbu tunggal. Satu set tiga gimbal, satu dipasang di sisi lain dengan orthogonal sumbu poros, dapat digunakan untuk memungkinkan sebuah objek yang dipasang di gimbal terdalam untuk tetap independen dari rotasi dukungan (misalnya vertikal dalam animasi pertama). Sebagai contoh, di sebuah kapal, yang giroskop, kapal kompas, kompor, dan bahkan pegangan minuman biasanya menggunakan gimbal untuk menjaga mereka tegak sehubungan dengan cakrawala meskipun kapal pitching dan bergulir.

Gambar 2.29 Gimbal Kamera BGC 2D

Konsep Dasar Transmitter dan Receiver

A. Definisi Transmitter

Menurut Deni Prasetya (2014:1)[19], “Transmitter (Pengirim) Biasanya data yang dibangkitkan dari sistem sumber tidak ditransmisikan secara langsung dalam bentuknya aslinya.” Sebuah trasmitter cukup memindah dan menandai informasi dengan cara yang sama seperti menghasilkan sinyal-sinyal elektro-magnetik yang dapat ditrasmisikan melewati beberapa sistem transmisi berurutan. Contoh : Sebuah modem tugasnya menyalurkan suatu digital bit stream dari suatu alat yang sebelumnya sudah dipersiapkan misalnya PC (Personal Computer), dan mentransformasikan bit stream tersebut menjadi suatu sinyal analog yang dapat melintasi jaringan telepon.

B. Definisi Receiver

Menurut Deni Prasetya (2014:1)[19], “Receiver menerima sinyal dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap oleh tujuan.” Contoh : modem akan menerima sinyal analog yang datang dari jaringan atau jalur transmisi dan mengubahnya menjadi suatu digital bit stream.

Video receiver digunakan untuk menerima sinyal dari pemancar video dan disambungkan ke monitor untuk melihat hasil video dari atas udara. Video Receiver bisa satu atau dua antena. Receiver dengan dua antena dapat beralih ke antena dengan penerimaan yang lebih baik dan gunakan antena directional untuk jarak yang lebih jauh.

Gambar 2.30. Transmiter dan RC 808

Konsep Dasar Power Module

A. Devinisi Power Module

Menurut Caesar Wiratama (2016:1),[12],Power modul digunakan untuk merubah voltase baterai yang tinggi menjadi sesuai yang dibutuhkan oleh autopilot (biasanya 5 Volt)”.

Gambar 2.31 Power Module

Power modul ini juga berguna untuk mengukur kondisi baterai, hal ini penting untuk sistem failsafe (perintah untuk mengakhiri misi terbang melalui way-point, misalkan landing otomatis atau kembali ke arah pilot), sehingga ketika baterai sudah lemah, drone akan otomatis mengambil tindakan darurat/failsafe.

Konsep Dasar Telemetry

A. Devinisi Telemetry

Menurut Caesar Wiratama (2016:1),[12],Modul telemetry adalah alat yang mengirimkan dan menerima data melalui sinyal radio. Salah satu berada di darat dan salah satunya terpasang pada pesawat”.

Gambar 2.32 Telemetry

Telemetry (sejenis dengan telematika) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem. Kata telemetri berasal dari akar bahasa Yunani tele = jarak jauh, dan metron = pengukuran. Sistem yang membutuhkan instruksi atau data yang dikirim kepada mereka untuk mengoperasikan membutuhkan lawan dari telemetri, telekomando. Telemetri merujuk pada komunikasi nirkabel (contohnya menggunakan sistem radio untuk mengimplementasikan hubungan data), tetapi juga dapat merujuk pada data yang dikirimkan melalui media lain, seperti telepon atau jaringan komputer atau melalui sebuah kabel optik atau ketika membuat robot kita dapat menggunakan satu kabel.

Konsep Dasar Mikrokontroler

A. Devinisi Mikrokontroler

Menurut Syahwil (2013:53), “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output”. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler di bangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang di terima dan program yang dikerjakan.

Menurut Santoso dkk didalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17), Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari Mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah Mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman input- output.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan mikorkontroler adalah sebuah sistem dari mikroprosesor dalam chip tunggal, dimana memiliki input-output dan kendali yang difungsikan untuk membaca data dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

Saat ini mikrokontroler yang banyak beredar dipasaran adalah mikrokontroler 8 bit carian keluarga MCS51 (CISC) yang dikeluarkan oleh Atmel dan seri AT89Sxx dan mikrokontroler AVR yang merupakan varian dari mikrokontroler RISC dengan seri ATMEGA8535 (walaupun varian dari mikrokontroler AVR sangat banyak, dengan masing-masing memiliki fitur yang berbeda-beda).

B. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Saefullah, pada jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2) bahwa terdapat karakteristik-karakteristik mikrokontroler, yaitu:

a. Mempunyai program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi lain dan program mikrokontroler lebih kecil dari PC.

b. Konsumsi daya kecil.

c. Rangkaiannya yang sederhana dan kompak.

d. Harga yang murah dan komponennya yang sedikit.

e. Unit I/O yang sederhana misalnya LED, LCD, Latch.

f. Tahan situasi ekstrim (misal: temperatur tekanan, kelembaban).

C. Jenis-Jenis Mikrokontroler

Secara teknis hanya ada dua macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas intruksi-intruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu, yaitu RISC dan CISC serta masing-masing keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.

a. RISC (Reduced Instruction Set Computer), merupakan intruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC diantaranya adalah AVR. Arduino, ARM, PIC, dll.

b. CISC (Complex Intruction Set Computer). Merupakan intruksi yang bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC diantaranya MCS51.

Dengan mengetahui jenis-jenis mikrokontroller pada pembahasan di atas, peneliti dapat mengetaui bahwa dalam pembuatan project skripsi ini peneliti menggunakan jenis mikrokontroller berarsitektur RISC yang termasuk dalam keluarga dari arduino.

Konsep Dasar Arduino Pro Mini

A. Devinisi Arduino

Arduino Pro Mini adalah papan pengembangan (development board) mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P dengan bentuk yang sangat mungil dan paling minimalis. Secara fungsi tidak ada bedanya dengan Arduino Uno, dan sangat mirip dengan Arduino Nano. Perbedaan utama terletak pada ketiadaan jack power DC dan konektor Mini-B USB, sehingga harus menggunakan modul FTDI atau USB to TTL untuk menghubungkan ke komputer. Disebut sebagai papan pengembangan karena board ini memang berfungsi sebagai arena prototyping sirkuit mikrokontroller. Dengan menggunakan papan pengembangan, anda akan lebih mudah merangkai rangkaian elektronika mikrokontroller dibanding jika anda memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard. Terdapat dua versi Arduino Pro Mini. Versi 3.3 volt dan versi 5 volt, yang dipilih menurut kebutuhan rangkaian mikrokontroller yang anda gundakan.

Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino Pro Mini

Arduino Pro Mini adalah hardware open source (OSH - Open Source Hardware), pertama kali di desain oleh Sparkfun Electronics. Karena OSH, dengan demikian anda dan siapapun diberi kebebasan untuk dapat membuat sendiri Arduino Pro Mini. Pemrograman board Arduino Pro Mini dilakukan dengan menggunakan Arduino Software (IDE). Chip ATmega328 yang terdapat pada Arduino Nano telah diisi program awal yang sering disebut bootloader. Bootloader tersebut yang bertugas untuk memudahkan anda melakukan pemrograman lebih sederhana menggunakan Arduino Software, tanpa harus menggunakan tambahan hardware lain. Yang dibutuhkan hanyalah board FTDI atau USB to Serial seperti yang ini, lalu hibungkan ke PC, Mac, atau Linux anda, jalankan software Arduino Software (IDE), dan anda sudah bisa mulai memrogram chip ATmega328. Lebih mudah lagi, di dalam Arduino Software sudah diberikan banyak contoh program yang memanjakan anda dalam belajar mikrokontroller.

Development Board Arduino Pro Mini dapat diberi tenaga dengan power yang diperoleh dari board FTDI atau USB to Serial, atau via board power supply breadboard pada papan breadboard anda. Beberapa pin power pada Arduino Pro Mini :

• GND. Ini adalah ground atau negatif.

• VCC. Power supply ter regulasi 3.3V atau 5V (tergantung model)

• RAW. Ini adalah pin untuk memberikan raw voltage

• 3V3. Ini adalah pin output dimana pada pin tersebut disediakan tegangan 3.3V yang telah melalui regulator

Chip ATmega328 pada Arduino Pro Mini memiliki memori 32 KB, dengan 0.5 KB dari memori tersebut telah digunakan untuk bootloader. Jumlah SRAM 2 KB, dan EEPROM 1 KB, yang dapat di baca-tulis dengan menggunakan EEPROM library saat melakukan pemrograman.

Gambar 2.33 Arduino Pro Mini

Literatur Review

A. Definisi Literature Review

Menurut Warsito, dkk (2015:29)[20], “Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode survei dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi- referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.”

Menurut Hermawan dalam Tiara (2013:75)[21], "Tinjauan pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada saat ini. Tinjauan pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat."

Dari definisi yang dijelaskan di atas maka dapat di simpulkan bahwa Literature Review merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai penelitian dan pada kasus yang sejenis.

Manfaat dari literature review ini antara lain :

1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan Alat ini perlu dilakukan study pustaka (Literature Review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

1. Penelitian ini dilakukan oleh Maulida Ningsih S dan Ikhwansyah Isranuri (2012), dari Universitas Sumatra Utara Medan (USU Medan), pada Jurnal e-Dinamis Volume 1, No. 1 yang berjudul “ANALISA KEKUATAN MATERIAL EXPANDED POLYOLEFIN (EPO) FOAM PADA PESAWAT AEROMODELLING MELALUI UJI TARIK DAN IMPAK”. Penelitian ini membahas tentang material yang dipakai untuk pembuatan pesawat. Melalui pengujian tarik dan impak, mulai dari pembentukan model uji sebanyak 3 (tiga) spesimen untuk pengujian tarik dan 3 (tiga) spesimen untuk pengujian impak sampai pada hasil pengujian yang menunjukkan sifat mekanis dan karakteristik dari EPO foam.

2. Penelitian dilakukan oleh Budi Purwanto (2012) dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Jurnal Teknologi Dirgantara Vol 10 no. 1 yang berjudul “PEMODELAN SISTEM DAN ANALISIS KESTABILAN DINAMIK PESAWAT UAV (MODELING SYSTEM AND DYNAMIC STABILITY ANALYSIS OF UAV)” Penelitian ini membahas tentang kestabilan pada drone. Permasalahan pada UAV adalah munculnya gangguan (disturbance), adanya kesalahan pengukuran sensor (noise), multi masukan dan keluaran (MIMO), serta ketidakpastian model dinamik.

3. Penelitian dilakukan oleh CP Reghunadhan Nair .(2013) dari Indian Institute of Space Science and Technology pada Journal of Energy and Chemical Engineering yang berjudul “Effect of Process Parameters on the Viscosity of AP/Al/HTPB Based Solid Propellant Slurry”. Penelitian ini membahas tentang pengaruh proses parameter berdasarkan propeller. Dimana adanya keterkaitan proses parameter dan propeller yang mempengaruhi kinerja pesawat.

4. Penelitian dilakukan oleh Asif Sajjad Khan Anjum Salman Afghani, Mati-ur-Rehman, Muhammad Safwan Yaseen Khan and Muhammad Arslan (2013) dari Army Public College of Management and Sciences, Rawalpindi, Pakistan pada International Journal of Advanced Science and Technology dengan judul “Auto Pilot System for Small Helicopter Type UAV with Three Independent Control Systems”. Penelitian ini membahas tentang sistem auto pilot yang diterapkan diarmada helicopter dengan menggunakan tiga kontrol sistem diantaranya Altitude control module, Spin lock module dan Horizontal drift control module.

5. Penelitian ini dilakukan oleh Jan Skoda and Roman Bartak (2015) dari Charles University in Prague dengan judul “Camera-Based Localization and Stabilization of a Flying Drone”. Penelitian ini membahas tentang kestabilan kamera saat drone diterbangkan untuk Simultan Lokasi dan Pemetaan.

6. Penelitian ini dilakukan oleh Indri Setiawan (2016) dari STMIK Raharja pada Skripsinya yang berjudul “Alat Penyiram Pestisida Menggunakan Quadcopter Pada Dinas Pertanian”. Penelitian ini membahas tentang kesetabilan drone saat menyiram pestisida.

7. Menurut Saw Kyaw Wai Hin Ko (2014) dalam jurnal internasional yang berjudul “Basic Multicopter Control with Inertial Sensors” Penelitian ini membahas tentang dunia fotografi, pengawasan wilayah yang lebih luas dan operasi militer, mesin langsung yang mengakomodasi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) kategori adalah pesawat otonom dan helicopter.

8. Menurut mohd khan (2014) dalam jurnal internasional yang berjudul “Quadcopter Flight Dynamics” Penelitian ini membahas tentang Skema manuver sudut bersama dengan operasi penerbangan standar seperti mengambil-off, landing dan melayang diusulkan untuk quadcopter dengan kemampuan terbang indoor atau outdoor.

9. Menurut Bhavik Gupta dkk (2015) dalam jurnal internasional yang berjudul “Autonomous Intelligence Surveillance Quad Copter” Penelitian membahas tentang kendaraan tanpa awak sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti operasi militer, pengawasan pertanian dll.

10. Menurut Ragavendhiran (2015) dalam jurnal internasional yang berjudul “Wireless Control Quadcopter with Self-Balancing System” Penelitian ini membahas tentang kendaraan udara tak berawak yang lebih besar selalu memberikan durasi panjang yang dapat diandalkan, biaya platform yang efektif untuk inspeksi.

Dari 10 literature review diatas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang drone sudah banyak di bahas. Maka dari itu penulis mengambil acuan pada literature review no 5 dengan judul “CAMERA-BASED LOCALIZATION AND STABILIZATION OF A FLYING DRONE” yang membahas tentang kestabilan kamera untuk pemetaan dan menentukan lokasi. Sedangkan penelitian yang saya buat yaitu untuk mengontrol suatu lingkungan yang menghasilkan video atau gambar yang langsung terkoneksi ke pengguna (pilot).

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Instansi

Gambaran Umum Perguruan Tinggi Raharja

Dengan makin maraknya perguruan tinggi lain di daerah Tangerang, khususnya dalam bidang komputer, ternyata masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang telah terkomputerisasi.

Instansi pemerintahan maupun swasta sangat cepat sekali perkembangannya, sehingga selalu berubah setiap saat. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi Raharja dalam pendiriannya mempunyai misi untuk membantu program pemerintahan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia serta meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi era globalisasi.

Perguruan Tinggi Raharja saat ini terdiri dari dua institusi pendidikan, yaitu AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja.

Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Raharja

Perguruan Tinggi Raharja bermula dari sebuah lembaga kursus komputer yang bernama LPPK (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Komputer) Raharja yang terletak di Jl. Gatot Subroto Km.2 Harmoni Mas Cimone Tangerang.

LPPK Raharja diresmikan pada tanggal 3 Januari 1994 oleh Bapak Walikota Tangerang yang saat itu di jabat oleh Drs. H. Zakaria Machmud, Raharja telah terdaftar pada Depdiknas Kotamadya Tangerang dengan Nomor 201/PLSM/02.4/L.93. Lembaga inilah yang mempelopori penggunaan Operating System Windows dan aplikasinya di wilayah Tangerang dan sekitarnya, hal tersebut mendapat respon positif dan jumlah peminatnya pun meningkat pesat seiring dengan kerjasama yang dilakukan oleh lembaga ini dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Tangerang.

Karena semakin pesatnya perkembangan dan pertumbuhan akan komputerisasi dan meningkatnya peminat masyarakat Tangerang maka pada tanggal 24 Maret 1999 LPPK Raharja berkembang menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika yang diresmikan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 56/D/O/1999 yang diserahkan langsung dari Bapak Prof. Dr. Udju D. Rusdi selaku Koordinator KOPERTIS wilayah IV Jawa Barat kepada Ketua Yayasan Nirwana Nusantara Ibu Kasarina Sudjono. Pada tanggal 2 Februari 2000, dengan menyelenggarakan jurusan Manajemen Informatika.

Pada tanggal 2 Februari 2000 AMIK Raharja Informatika menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menjalankan studi formal untuk program Diploma I (DI) dengan memberikan gelar Ahli Pratama dan Program Diploma II (DII) dengan memberikan gelar Ahli Muda dan Diploma III (DIII) dengan memberikan gelar Ahli Madya kepada lulusannya. sesuai dengan Surat Keputusan Koordinator Perguruan Tinggi Swasta wilayah IV Jawa Barat dengan Nomor 3024/004/KL/1999.

Kemudian pada tanggal 7 September 2000 sesuai dengan surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 354/Dikti/Kep/2000, menambah 2 program yakni D3 Teknik Informatika dan D3 Komputerisasi Akuntansi.

Kini AMIK Raharja Informatika mempuanyai 3 (tiga) program studi Diploma III dengan jurusan Manajemen Informatika (MI), Teknik Informatika (TI) dan Komputerisasi Akuntansi (KA) yang masing-masing jurusan memberikan gelar Ahli Madya (A.md), Ahli Muda (AM), dan Ahli Pratama (AP) kepa lulusannya.

Pada tanggal 20 Oktober 2000 dalam usahanya untuk meningkatkan mutu dan kualitas daripada lulusan, AMIK RAHARJA INFORMATIKA meningkatkan statusnya dengan membuka Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) RAHARJA. Dengan surat keputusan Nomor 42/01/YNN/PR/II/200, ketua Yayasan Nirwana Nusantara mengajukan permohonan pendirian STMIK RAHARJA kepada Mendiknas KOPERTIS Wilayah IV Jawa Barat dengan 3 (tiga) program studi SI jurusan Sitem Informasi (SI), Teknik Informatika (TI) dan Sistem Komputer (SK). Hal tersebut telah mendapat tanggapan dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan surat keputusan Nomor 5706/D/T/2000.

Program Pascasarjana Magister Teknik Informatika (MTI) Perguruan Tinggi Raharja diselengarakan dan dikelola oleh manajemen yang telah berpengalaman selama 17 tahun dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi, mendapatkan Akreditasi unggulan dari BAN-PT, bekerjasama dengan berbagai lembaga Internasional, memiliki fasilitas yang mendukung dan juga memperoleh hak paten. Pada tanggal 8 Mei 2013 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 179/E/O/2013 tentang izin penyelenggaraan program studi teknik informatika program magister (S-2) pada STMIK Raharja. Perguruan Tinggi Raharja merintis program Magister Teknik Informatika (MTI) yang berorientasi profesi, artinya pendidikan yang menitik beratkan pada aspek-aspek penerapan teknologi informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik yang berlatar belakang IT maupun non-IT.

Tidak hanya sampai disini, dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas lulusan RAHARJA sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan (RIP) Raharja, bahwa dalam kurun waktu tidak lebih dari 5 tahun sudah berdiri Universitas RAHARJA.

Pada saat ini, Perguruan Tinggi Raharja pun telah meningkatkan mutu dan kualitasnya melalui Sertifikat Akreditasi, diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Pada tanggal 5 April 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 00117/Ak-I-DIII-03/DFXMEI/IV/2002 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika terakreditasi B.

2. Pada tanggal 4 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08479/Ak-X-S1-001/CAGTLF/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Strata 1 Teknik Informatika di STMIK Raharja terakreditasi B.

3. Pada tanggal 11 Mei 2006 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 08523/Ak-X-S1-002/CAGSIM/V/2006 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Strata 1 Sistem Informasi di STMIK Raharja terakreditasi B.

4. Pada tanggal 3 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 006/BAN-PT/AK-VII/DPI-III/VIII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma III Manajemen Informatika di AMIK Raharja Informatika terakreditasi B.

5. Pada tanggal 25 Agustus 2007 dengan Sertifikat Akreditasi Nomor 019/BAN-PT/AK-X/S1/VIII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Strata 1 Sistem Komputer di STMIK Raharja terakreditasi B.

6. Pada tanggal 29 Desember 2007 sesuai Surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 017/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/XII/2007 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma Tiga Teknik Informastika di AMIK Raharja Informatika dengan terakreditasi B.

7. Pada tanggal 18 Januari 2008 sesuai Surat Keputusan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor 019/BAN-PT/AK-VII/Dpl-III/I/2008 yang berisi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyatakan bahwa program studi Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi di AMIK Raharja Informatika terakreditasi A.

8. Pada tahun 2009 Perguruan Tinggi Raharja berhasil dalam Verifikasi dan Tersertifikasi ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja) dari Lloyd Register Quality Assurance (LRQA-UKAS). Untuk menambah wawasan dibidang IT serta memperkenalkan AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja terhadap dunia luas, pada tahun 2009 diselenggarakan International Conference on Creative Communication and Innovative Technology 2009 (ICCIT) yang diikuti oleh para kandidat Doktor dibidang IT dari dalam dan luar negeri.Dan pada tahun ini pun Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan penghargaan Juara II tingkat Provinsi Banten untuk Kategori Penghijauan dan Kebersihan

9. Pada tahun 2011 Program Studi Teknik Informatika Jenjang Sarjana sesuai dengan SK BAN-PT 010/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VII/2011 mendapatkan peringkat “B” dan pada tahun yang sama Program Studi Sistem Informasi jenjang Sarjana sesuai dengan SK BAN-PT 025/BAN-PT/Ak-XIV/S1/IX/2011 mendapatkan peringkat “B”. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran, Perguruan Tinggi Raharja membuat terobosan baru dengan membuka perkuliahan iLearning.

10. Pada tahun 2012 Program Studi Diploma Tiga Manajemen Informatika sesuai dengan SK BAN-PT No. SK.019/BAN-PT/Ak-XII/Dpl-III/III/2012 dengan nilai mendapatkan peringkat “A”. Perguruan Tinggi Raharja terus berupaya menyiapkan sarana penunjang kebutuhan Infornasi dan pengembangan Teknologi Informasi guna mendukung layanan Civitas Perguruan Tinggi Raharja, atas dedikasi ini Perguruan Tinggi Raharja mendapatkan menghargaan TESCA 2012, peringkat 60 besar perguruan tinggi skala nasional.

11. Upaya untuk menjaga mutu, dengan diperolehnya ISO 9001:2008 pada tahun 2009 dan renewal tahun 2013 dengan Approval Certificate No: JKT6007007. Pada Tahun 2013 Perguruan Tinggi Raharja memperoleh penghargaan TESCA 2013, peringkat 3 besar kategori Sekolah Tinggi skala nasional.

<p style="text-indent: 3em"12. Pada tahun 2014 diselenggarakan MMSP 2014 di Perguruan Tinggi Raharja. MMSP 2014 merupakan workshop Internasional ke-16 Multimedia Signal Processing yang diselenggarakan oleh IEEE Signal Processing Society pada tanggal 22–24 September 2014. Pada tahun ini Perguruan Tinggi Raharja membuka perkuliahan iLearning Plus dan kelas Executive dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin bergabung bersama Perguruan Tinggi Raharja karena keterbatasan waktu kuliah.</p>

13. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dengan Peringkat B, Oktober 2015, kerja sama dengan Sun Moon University, Korea, yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding untuk kerja sama dalam bidang Pendidikan, Riset, dan Pertukaran Budaya, Oktober 2015 dan renewal Sertifikasi ISO 9001:2008 Ketiga, Nopember 2015.

14. Pada tahun 2016 adanya pembentukan TUK (Tempat Uji Kompetensi) Raharja telah ditanda-tangani MoU (Memorandum of Understanding) antara LSP INFORMATIKA (Lembaga Sertifikasi Profesi) dengan PERGURUAN TINGGI RAHARJA pada tanggal 5 Februari tentang PROGRAM PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) PERGURUAN TINGGI RAHARJA, Nomor : 003/MOU/LSP-INFORMATIKA-PT/II/2016.

Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

A. Visi Perguruan Tinggi Raharja

Visi Raharja ialah menjadi Perguruan Tinggi swasta yang secara berkesinambungan meningkatkan kualitas pendidikan, memberikan pelayanan dalam menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, memiliki daya saing yang tinggi dalam era globalisasi terutama yang terkait dan ditunjang oleh berbagai bentuk penerapan dibidang teknologi informasi dan komputer. Menjadikan Pribadi Raharja sebagai sumber daya manusia terampil dan ahli, mampu bersaing dalam dunia bisnis maupun non bisnis, menghasilkan tenaga intelektual dan profesional, serta mampu berkembang dalam cakrawala yang lebih luas.

B. Misi Perguruan Tinggi Raharja

Misi Raharja senantiasa akan berupaya untuk melaksanakan misinya antara lain sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan program - program studi yang menunjang pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dalam berbagai bidang ilmu.

2. Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan belajar - mengajar yang efektif dan efisien, sehingga terbentuk lulusan - lulusan yang bermoral, terampil, dan kreatif.

3. Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademis dengan kebutuhan pembangunan sosial ekonomi dan industri indonesia, serta mengantisipasi semakin maraknya globalisasi kehidupan masyarakat.

4. Melangsungkan kerjasama dengan berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri, sehingga Ilmu dan Teknologi yang diberikan selalu mutakhir serta dapat diterapkan secara berhasil-guna dan tepat-guna.

C. Tujuan Perguruan Tinggi Raharja

1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik dan dapat menerapkan, mengembangkan serta memperluas informatika dan komputer secara profesional.

2. Menghasilkan lulusan yang mampu mengadakan penelitian dalam bidang informatika dan komputer, yang hasilnya dapat diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lapangan.

3. Menghasilkan lulusan yang mampu mengabdikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang informatika dan komputer secara profesional kepada masyarakat.

Struktur Organisasi

Dalam suatu instansi, struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting. Karena dengan memiliki struktur organisasi yang baik, maka fungsi-fungsi manajemen akan dapat dijalankan dengan baik pula. Sehingga dalam hal ini diperlukan adanya suatu hubungan kerjasama yang baik antara bagian yang terkait.

Struktur organisasi, tercermin dalam suatu bagan organisasi yang menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang serta aturan-aturan yang berlaku dan prosedur yang ada termasuk komunikasi dan arus kerja.

Sama halnya dengan Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai struktur organisasi manajemen sebagai berikut:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja

Tugas dan Tanggung Jawab

Seperti halnya dengan sebuah perusahaan, Perguruan Tinggi Raharja dalam manajemen akademiknya terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Wewenang dan Tanggu Jawab

Seperti halnya dengan sebuah perusahaan, Perguruan Tinggi Raharja dalam manajemen akademiknya terdapat bagian-bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Perguruan

Tinggi Raharja adalah sebagai berikut :

  1. Presiden Direktur
  2. Wewenang dan Tanggung Jawab:

    a. Menetapkan visi misi, tujuan dan strategi kampus.

    b. Menetapkan kebijakan umum berdasarkan kebijakan pemerintah dan arahan badan penyelenggara.

    c. Memimpin Penyelenggaran dan pembangunan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan aktivasi akademik baik pegawai penunjang, akademik maupun pegawai administrasi.

  3. Direktur
  4. Wewenang

    a. Menyelanggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Perguruan Tinggi Raharja.

    b. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.

    c. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi

    d. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan yang menunjang terwujudnya Tri Darma Perguruan Tinggi.

    e. Tanggung Jawab Memimpin Penyelanggaraan pendidikan pada jenjang Diplima, penelitian, pengabdian kepada masyarakat

  5. Asisten Direktur Akademik
  6. Wewenang

    a. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar.

    b. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staf binaannya.

    c. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan, pemberhentian staf binaannya

    d. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya.

    e. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanaan baru yang dibutuhkan.

    f. Memberikan sangsi kepada staf binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

    g. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen.

    Tanggung Jawab

    a. Bertanggung jawab atas penyusunan JRS yang efektif dan efisien.

    b. Bertanggung jawab atas pengimplementasian pelaksanaan proses belajar mengajar.

    c. Bertanggung jawab atas kemajuan kualitas pelayanan Akademik yang berkesinambungan.

    d. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

  7. Kepala Jurusan
  8. Wewenang

    a. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang perubuhan mata kuliah dan materi kuliah yang dianggap telah kadaluarsa Kurikulum Jurusan.

    b. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik Tentang kenaikan honor dosen binaannya.

    c. Mengusulkan kepada Asisten direktur Akademik tentang pengadaan seminar, pelatihan, penambahan kelas perkuliahan, pengangkatan dosen baru, pemberhentian dosen.

    e. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pembukaan peminatan/konsentrasi baru dalam jurusannya.

    f. Memberikan sangsi Akademik kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib Perguruan Tinggi Raharja.

Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan sistem keamanan menggunakan quadcopter ini diharapkan memberikan dampak positif diantaranya adalah:

1. Memantau langsung keadaan dari udara sehingga memudahkan dan lebih menghemat waktu

2. Memberikan kemudahan ke staff keamanan dalam mengontrol lingkungan kampus

3. Menghemat biaya untuk merekrut tambahan staff keamanan.

Langkah-langkah Perancangan

Dalam perancangan sistem controlling keamanan ini menggunakan metode perancangan sebagai berikut :

  1. Perancangan Sistem Mekanik
  2. Metode perancangan yang digunakan adalah metode perancangan Flowchart terlebih dahulu yang didesain sesuai cara kerja sistem.

  3. Perancangan Sistem Elektronik
  4. "Metode perancangan menggunakan Diagram Blok, karena metode ini dimaksudkan untuk alat apa saja yang digunakan dan bagaimana sistem itu dirancang. Pada pembuatan alat ini, penulis menggunakan alat seperti : Arducopter sebagai flightcontrol-nya untuk mengendalikan fungsi drone

Diagram Blok

Dalam perancangan ini dibutuhkan beberapa komponen elektronika, perlengkapan mekanik dan device penunjang agar sistem dapat bekerja dan berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya, Agar mudah dipahami maka penulis membuat diagram blok dan alur kerjanya:

Gambar 3.2 Diagram Blok Rancangan Alat

Keterangan dan penjelasan beserta uraian deskripsi kerja pada Diagram Blok diatas adalah sebagai berikut :

1. Arducopter sebagai Flight Control atau otak inti dari semua alat untuk memasukkan program ke dalam Mikrokontroler yang merupakan pusat pengontrolan Drone yang terdapat program didalamnya.

2. Baterai merupakan catu daya untuk memberikan tegangan dan menjadi bagian inti untuk memberikan daya kepada Arducopter.

3. Power Module digunakan untuk mengatur voltase baterai sesuai yang dibutuhkan oleh Flight Control.

4. GPS Include Kompas merupakan sensor yang berfungsi untuk menentukan arah dan posisi drone berada.

5. Electronic Speed Controller atau ESC merupakan sirkuit elektronik dengan tujuan untuk bervariasi sebuah motor listrik kecepatan, arah dan mungkin juga bertindak sebagai rem secara dinamis.

6. Motor Brushless merupakan alat yang memutarkan baling-baling agar drone dapat terbang maju mundur, ke kiri dan ke kanan sesuai perintah dari remote control.

7. Modul Telemetry sebagai alat yang mengirimkan dan menerima data melalui sinyal radio yang berfungsi untuk mengukur jarak jauh dan informasi kepada operator sistem.

8. Video Transmitter sebagai alat yang mengirimkan dan menerima data berupa Video yang dihasilkan dari kamera.

9. Kamera berfungsi untuk meliput video secara langsung diudara dan kemudian disalurkan ke video transmitter dan dipancarkan kemonitor pengguna (Pilot).

Cara Kerja Alat

Input, Proses dan Output

A. Input

Proses input terjadi pada saat Remote Control terhubung dengan Flight Control (Ardcopter) yang berfungsi sebagai pengendali drone dan kamera yang terpasang pada drone menjadi input untuk mengirimkan data berupa video melalui video transmitter.

B. Proses

Pada saat salah satu tombol di remote control ditekan, maka tombol tersebut akan mengolah data yang diberikan lalu mengirimkan olahan data tersebut ke Flight Control (Ardcopter), setelah proses tersebut Flight Control akan memerintahkan Motor yang kemudian akan menggerakkan baling-baling. Kamera mengirim berupa sinyal frekuensi melalui video transmitter ke video receiver yang berada di ground.

C. Output

Setelah terjadi input dan proses pada drone, maka output sudah dapat dihasilkan. Yaitu, pengguna dapat melihat video pada laptop yang dihasilkan dari video receiver dan Motor pada drone akan berputar, selain itu motor berfungsi untuk memutarkan baling-baling agar drone dapat terbang maju dan mundur serta untuk bergerak ke kanan dan kiri.

Pembuatan Alat

Dalam perancangan Alat dibutuhkan beberapa komponen dan device untuk penunjang agar alat dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsinya. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.2. adapun alat dan bahan sebagai berikut:

A. Software yang digunakan

1. Software Mission Planner

2. Software Arduino IDE

B. Alat-alat yang digunakan

1. Laptop

2. Solder timah

c. Bahan-bahan yang digunakan

1. Flight Controller (Arducopter)

2. Frame S500

3. Electronic Speed Controller

4. Brushless Motor

5. GPS include Kompas

6. Baterai LiPo 3000 mah

7. Remot Kontrol Transmitter dan Receiver

8. Baling-baling

9. Telemetri Transmitter dan Receiver

10. Power Modul

11. Transmitter Video dan Receiver Video

12. TV Tuner

13. Arduino Pro Mini

14. MPU6050

15. Motor Servo

16. Gimbal/Bracket Kamera

17. FTDI Basic Programmer

18. Kamera

Perangkat Keras (Hardware)

Dalam perancangan perangkat keras (Hardware) penulis menggunakan diagram blok sebagai acuan dan mempermudah dalam menjelaskan. Diagram blok dapat dilihat digambar 3.2. pada gambar diagram blok terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan.

A. Skema Rangkaian Flight Controller

Flight Controller pada drone berfungsi untuk menjadi otak inti dari semua alat. Flight Controller menjadi elemen yang sangat penting, ada banyak port yang berada flight controller untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.3 Skema Rangkaian Arducopter

B. Skema Rangkaian Video Transmitter dan Receiver

Dalam rangkaian Video Transmitter ini tidak banyak pin yang digunakan, yang dibutuh kan hanya, Pin TX dan Pin RX untuk komunikasi data dengan Flight Controller dan daya baterai. Dalam Rangkaian Receiver butuh alat tambahan seperti TV Tuner.

Gambar 3.4 Skema Rangkaian Video Receiver (RX)

Gambar 3.5 Skema Rangkaian Video Transmitter (TX)

C. Gimbal Kamera

Gimbal Kamera bagian yang sangat dibutuhkan karena hasil video tidak akan bagus dikarenakan banyaknya angin yang menyebabkan getaran pada drone saaat diudara dan kamera tidak stabil. Pada penelitian ini pembuatan gimbal kamera akan menggunakan Arduino Pro Mini sebagai pengendali semua komponen gimbal seperti MPU6050, Servo dan Bracket kamera. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.6. Skema Rangkain Gimbal Kamera

D. Catu Daya

Catu daya merupakan bagian yang sangat penting. Karena tanpa adanya catu daya, maka semua rangkaian tidak akan berjalan. Rangkaian ini berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. rangkaian catu daya yang dibuat mempunyai keluaran 0 sampai 12 Volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke motor brushless tergantung naik turunnya throtlle. 5 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke komponen arducopter dan 12 volt untuk Video Transmitter. Rangkaian catu daya ditunjukan pada gambar 3.....

Gambar 3.7. Skema Rangkaian Catu Daya


Perangkat Lunak (Software)

A. Perancangan Software Mission Planner

Setelah proses perancangan perangkat keras selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, Penulis menggunakan Software Mission Planner dimana perintah-perintah program akan di eksekusi oleh hardware. Software MP ini merupakan salah satu software yang dirancang untuk mempermudah user dalam perencanaan terbang otomatis dan biasanya digunakan untuk pemetaan. Sehingga perhitungan manual tentang skala, resolusi spasial, ketinggian, nilai overlap dan sidelap, dan lainnya bisa didapatkan hasil perhitungan secara otomatis. Perencanaan seperti ini termasuk pada tahap Pra-akuisisi data (persiapan sebelum penerbangan). Mari kita mengenal terlebih dahulu MP ini, berikut ini adalah tampilan awal dari MP

Gambar 3.8. Tampilan Mission Planner

1. Install firmware

Agar dapat menggunakan Software Mission Planner langkah awal kita harus install firmware terlebih dahulu caranya adalah sebagai berikut:

1. Buka Mission Planner lalu pilih Initial Setup → install firmware

2. Lalu pilih sala satu gambar sesuai armada yang kita pakai

Gambar 3.9. Langkah Awal Install Firmware

3. Install firmware akan berjalan dan tunggu sampai selesai.

Gambar 3.10. Proses Install Firmware

2. Kalibrasi Accelerometer

Accelerometer mengukur percepatan translasi agar berjalan sesuai fungsinya perlu adanya kalibrasi agar singkron dengan remot kontrol. Berikut tahap-tahapannya :

Klik Initial Setup → Mandatory Hardware → select Accel Calibration

Gambar 3.11 Kalibrasi Accelerometer

2. Klik Calibrate Accel untuk memulai kalibrasi. Mission Planner akan meminta Anda untuk menempatkan armada setiap posisi kalibrasi. Tekan tombol apa saja untuk menunjukkan bahwa autopilot berada pada posisi dan kemudian lanjutkan ke orientasi berikutnya. Posisi kalibrasi adalah: tingkat, di sisi kanan, sisi kiri, bagian depan ke bawah, bagian depan ke atas dan punggungnya.

Gambar 3.12 Posisi Kalibrasi Accelerometer

3. Bila Anda telah menyelesaikan proses kalibrasi, Mission Planner akan menampilkan “Calibration Successful!” Seperti yang ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 3.13. Kalibrasi Accelerometer Sukses

3. Kalibrasi Kompas

Tujuan kalibrasi kompas adalah untuk mendapatkan posisi yang benar sehingga drone bisa menyamakan pergerakan dari rc dan menjalankan perintah dengan benar seperti perintah RTH dll. Berikut tahap-tahapanya:

1. Klik InitialSetup → MandatoryHardware → Compass.

2. Pilih konfigurasi Flight Controller untuk secara otomatis memasukkan informasi konfigurasi yang paling penting.

3. Pilih APM untuk dengan kompas ekternal.

Gambar 3.14. Kalibrasi Kompas

5. Klik tombol Live Calibration dan akan tampil seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 3.15. Proses Kalibrasi Kompas

6. Langkah selajutnya adalah memutar kendaraan sehingga jejak berwarna menyentuh masing-masing titik putih. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menahan kendaraan di udara dan memutarnya perlahan sehingga masing-masing sisi (depan, belakang, kiri, kanan, atas dan bawah) mengarah ke bumi selama beberapa detik secara bergantian.

Gambar 3.16. Posisi Kalibrasi Kompas

7. Kalibrasi secara otomatis akan selesai bila memiliki data untuk semua posisi. Pada titik ini, Tampilan akan muncul memberitahu bahwa ini menghemat offset yang baru dihitung. Ini ditampilkan di layar utama di bawah setiap kompas yang terkait.

4. Kalibrasi Remot Control

Pemancar RC digunakan untuk mengendalikan pergerakan dan orientasi quadcopter. Kopling dan quadcopter seperti control throttle, pitch, roll dan yaw. Masing-masing sinyal kontrol diletakan ke tongkat pemancar / switch (s) dan pada gilirannya menjadi saluran otomatis dari receiver yang terhubung. Ada dua konfigurasi pemancar utama:

Mode 1: kontrol tongkat kiri dipegang dan ditahan, tongkat kanan akan mengendalikan throttle dan roll.

Mode 2: kontrol tongkat kiri throttle dan yaw; Tongkat kanan akan mengontrol pitch and roll.

Sambungkan autopilot via USB dan hidupkan pemancar RC. Pastikan pemancar terhubung ke receiver (receiver menampilkan lampu hijau) dan diatur untuk menggunakan armada quadcopter yang benar. Langkah-langkah kalibrasi adalah sebagai berikut :

1. Buka Mission Planner lalu pilih Initial Setup → Mandatory Hardware → Radio Calibration screen.

2. Klik pada tombol Green Calibrate Radio di kanan bawah tampilan. Mission Planner akan menampilkan prompt untuk memeriksa peralatan kontrol radio menyala, baterai tidak terhubung, dan baling-baling tidak terpasang. Pilih OK untuk memulai kalibrasi.

Gambar 3.17. Tampilan Awal Kalibrasi Remot

3. Pindahkan tongkat kontrol dan matikan saklar pada pemancar ke batas perjalanan dan amati hasilnya pada bar kalibrasi radio. Garis merah akan muncul di bar kalibrasi untuk menunjukkan nilai maksimum dan minimum.

Gambar 3.18 Tampilan Nilai Maksimum dan Minimum

4. Klik when Done Bila semua saluran yang dibutuhkan ditetapkan pada posisi minimum dan maksimum. Mission Planner akan menunjukkan ringkasan dari data kalibrasi. Nilai normal sekitar 1100 untuk minimum dan 1900 untuk

Gambar 3.19 Tampilan Akhir Kalibrasi Remot

5. Matikan pemancar dan lepaskan baterai jika terhubung.

5. Kalibrasi Electronic Speed Controller

Kalibrasi Electronic Speed Controller tidak semua merk ESC perlu dikalibrasi dan caranya akan bervariasi tergantung merk yang digunakan. Berikut langkah kalibrasi secara manual yang penulis lakukan

1. Hidupkan remot kontrol dan Naikan throttle maksimal.

Gambar 3.20. Throttle Maksimal

2. Hubungkan baterai Lipo. LED merah, biru dan kuning autopilot akan menyala secara bergantian. Ini berarti siap untuk masuk ke mode kalibrasi ESC.

Gambar 3.21. Baterai Terhubung

3. Dengan stik throttle remot masih tinggi, lepaskan dan sambungkan kembali baterai.

4. Tekan dan tahan tombol pengaman sampai berwarna merah padam.

5. Autopilot dalam mode kalibrasi ESC. (perhatian lampu LED yang berkedip).

6. Tunggu ESC mengeluarkan nada beep, jumlah beep yang teratur yang menunjukkan jumlah sel baterai Anda (yaitu 3 untuk 3S, 4 untuk 4S) dan dua bunyi bip lagi untuk menunjukkan bahwa throttle maksimum telah ditangkap.

7. Turunkan throttle transmitter ke posisi minimum.

Gambar 3.22. Throttle Minimum

8. ESC kemudian mengeluarkan nada panjang yang menunjukkan bahwa throttle minimum telah ditangkap dan kalibrasi selesai.

9. Jika nada panjang yang menunjukkan kalibrasi berhasil terdengar, ESC "hidup" sekarang dan jika menaikkan throttle sedikit, motor harus berputar. Ujilah motor berputar dengan menaikkan throttle sedikit dan kemudian turunkan lagi.

9. Jika nada panjang yang menunjukkan kalibrasi berhasil terdengar, ESC "hidup" sekarang dan jika menaikkan throttle sedikit, motor harus berputar. Ujilah motor berputar dengan menaikkan throttle sedikit dan kemudian turunkan lagi.

10. Turunkan throttle ke minimum dan lepaskan baterai untuk keluar dari mode kalibrasi ESC.

B. Perancangan Software Arduino

Pada perancangan software ini menggunakan program Arduino untuk menuliskan listing program. Arduino Pro Mini sebagai media yang digunakan untuk mengupload program kedalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai seperti gambar 3.23 sebagai berikut :

Gambar 3.23. Memulai IDE Arduino

Kemudian akan muncul layer untuk menulis listing program seperti pada gambar 3.24. sebagai berikut:

Gambar 3.24. Tampilan layar program Arduino 1.6.8

Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, pilih menu verify. Seperti pada gambar 3.25.

Gambar 3.25. Mengecek Listing Program

Pada pemrograman ini perlu diperhatikan untuk koneksi portnya, karena pada pengalamatan port inilah mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan PC atau laptop melalui komunikasi serial. Seperti pada gambar 3.26.

Gambar 3.26. Menentukan Koneksi Port

Setelah selesai menuliskan listing program dan menentukan port selanjutnya klik Save as terlebih dahulu, kemudian program perlu disesuaikan dengan board yang digunakan, pilih menu pilih Tools - Board yang sesuai dengan board Arduino yang dipakai, seperti pada gambar 3.27 dibawah ini :

Gambar 3.27. Menu Tools – Board

Tahapan terakhir memasukkan program kedalam mikrokontroler, klik menu Upload, bisa dilihat pada gambar 3.28.

Gambar 3.28 Upload Program

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Stakeholder, ‎untuk dapat memastikan lingkungan aman Staff keamanan harus berjalan kaki mengontrol sekitar kampus dan membutuhkan waktu cukup lama.‎

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ‎terjadi pada sistem yang berjalan, terdapat permasalahan yang dihadapi ‎diantaranya :

a. Security harus mengelilingi sekitar kampus dengan cara berjalan kaki

b. Memakan waktu cukup lama dan menguras tenaga.‎

c. Membutuhkan banyak Staff Keamanan karena menjaga pos dan mengontrol lingkungan tidak dapat dilakukan dengan seorang diri.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ‎terjadi pada sistem yang berjalan, terdapat beberapa alternatif pemecahan ‎dari permasalahan yang dihadapi, diantaranya :‎‎

a. Membuat alat yang membantu Staff Keamanan dalam mengontrol lingkungan.‎

b. Membuat alat yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.‎

c. Membuat sistem yang memudahkan Staff Keamanan dalam menjaga lingkungan.‎

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem. Berikut adalah hasil Elisitasi Tahap I:

ELISITASI TAHAP I

Tabel 3.1 Elisitasi.Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan dengan menggunakan metode MDI.

ELISITASI TAHAP II

Tabel 3.2 Elisitasi.Tahap II

Keterangan :


M = Mandatory


D = Desirable


I = Inessential


Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut adalah gambar elisitasi tersebut:

ELISITASI TAHAP III

Tabel 3.3 Elisitasi.Tahap III

Keterangan :


T : Technical L : Low


O : Operational M : Middle


E : Economic H : High


Final Elisitasi

Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem Controlling menggunakan drone. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 11 point final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut lampiran Final Elisitasi:

Final Elisitasi

Tabel 3.4 Final Elisitasi

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen hardware dan software, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box berdasarkan Drone Quadcopter berbasis arducopter untuk pengujian pada alat, yaitu sebagai berikut:

Uji Coba Mode Terbang

Dalam uji coba Mode Terbang dilakukan pada pagi hari dikarenakan angin tidak bertiup terlalu kencang saat pagi hari. Saat pengetesan baterai harus terisi penuh. Sebelum melakukan tes penerbangan semua propeller dicek lagi untuk memastikan sudah terpasang dengan kencang.

A. Pengujian Terbang Secara Manual

Terbang manual dilakukan dengan menggunakan remote kontrol untuk mengendalikan pergerakan drone melalui stik throttle, yaw, pitch dan roll.

Langkah pertama adalah tempatkan posisi drone pada lokasi yang datar dan bebas dari rintangan agar nanti pada saat proses arming drone tidak terjatuh. Kemudian remote kontrol dinyalakan dengan posisi stik throttle kearah bawah. Selanjutnya adalah proses arming stik kiri pada remote kontrol digerakan kearah bawah dan geser kekanan selama dua detik, seperti pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Proses Arming

Propeller akan berputar dengan kecepatan rendah setelah proses arming. Setelah dipastikan drone dalam posisi aman stik throttle digerakan sedikit kearah depan untuk takeoff. Propeller akan berputar semakin kencang seiring gerakan stik throttle. Dalam mode manual ini kita harus hati-hati dikarenakan remote kontrol sangat sensitif. Stik digerakan dengan perlahan.

Untuk memutar drone pada arah kiri dan kanan kita harus menggerakan stik yaw (stik kiri) secara perlahan dengan seketika drone akan berputar searah jarum jam atau melawan arah jarum jam pada porosnya secara perlahan. Semakin jauh gerakan stik maka drone semakin cepat berputar pada porosnya. Yaw berfungsi untuk memutar arah drone, berputar kearah kiri atau kearah kanan.

Pada saat drone terbang pada ketinggian tertentu stik pitch (stik kanan) digerakan sedikit kearah depan, dengan seketika drone bergerak maju kedepan secara perlahan. Selanjutnya stik pitch digerakan sedikit kearah belakang maka drone akan mundur kebelakang secara perlahan. Semakin jauh stik digerakan maka semakin cepat pergerakan drone. Pitch berfungsi untuk mengendalikan sudut depan dan belakang drone. Pitch kedepan akan menyebabkan bagian depan drone miring kerah bawah dan sebaliknya bila pitch kearah belakang maka bagian belakang drone akan miring kebawah.

Pada saat drone terbang pada ketinggian tertentu, stik Roll (stik kanan) digerakan kearah kanan sedikit, dengan seketika drone bergerak ke arah kanan. Ketika roll digerakan ke arah kiri maka drone akan bergerak kekiri. Roll berfungsi untuk menggeser posisi drone kearah samping.

Untuk landing stik throttle digerakan ke arah bawah secara perlahan dan lihat posisi drone dan kondisi sekitar sampai drone turun dan mendarat dibawah dengan sempurna. Setelah landing selanjutnya adalah proses disarming dengan cara menahan stik kiri pada remot kearah bawah dan geser kekiri selama dua detik seperti pada gambar 4.2. Setelah proses disarming selesai semua propeller berhenti berputar. Selanjutnya konektor pada power module dengan baterai dilepas lalu remote kontrol dimatikan.

Gambar 4.2. Proses Disarming

B. Pengujian Terbang secara Semi-Outo

Drone takeoff secara manual dengan menggunakan stik thorttle pada remot kontrol. Stik thorttle digerakan perlahan ke arah depan sampai mencapai ketinggian tertentu yaitu ketika posisi stik berada di sekitar tengah kemudian stik thorttle dibiarkan pada posisi tersebut. Swd posisi di up dan Swc di Midle pada bagian depan kanan sudah diset untuk mode Loiter. Saat stik thorttle dilepaskan drone berusaha untuk tetap pada posisi semula, modul APM berhasil mengendalikan posisi drone berada pada posisi yang tetap.

Pada mode loiter drone diperintahkan untuk mempertahankan posisi pesawat berdasarkan feedback pembacaan nilai longitude, latitude dan altitude dari modul GPS. Dalam keadaan drone terbang pada mode loiter, drone masih bisa digerakan dengan menggunakan remote kontrol , baik thorttle, yaw, pitch ataupun roll.

C. Pengujian Fitur Followme

Pada fitur ini drone akan mengikuti ke mana saja pengguna melangkah. Drone diterbangkan dengan dengan menggunakan kendali smartphone. Pengujian dilakukan untuk menguji fitur follow me, yaitu dengan menggunakan aplikasi Tower pada smartphone dan module telemetry USB. Smartphone yang dipakai untuk pengujian harus mendukung fitur OTG pada port USB nya, pada saat kabel OTG dan module telemetry USB dihubungkan dengan smartphone, modul telemetry terdeteksi secara otomatis. Drone dapat takeoff langsung menggunakan smartphone dan selanjutnya menjalankan aplikasi android pada smartphone dan mengaktifkan mode follow me. Pada aplikasi android kita dapat mengatur radius drone dan ketinggian sesuai dengan kebutuhan kita.

D. Pengujian Mendarat Otomatis

Pengujian terakhir pada mode penerbangan adalah fungsi kembali ke tempat lepas landas secara otomatis. Swd posisi di up dan Swc di law pada bagian depan kanan sudah diset untuk mode RTH. Pada saat sakelar untuk mode Return to Launch (RTL) pada remote kontrol diaktifkan. Hasilnya dengan seketika drone bergerak kembali kelokasi tempat drone lepas landas dan mendarat secara otomatis.

Setelah melakukan serangkaian uji coba dengan menggunakan mode manual dan otomatis selanjutnya yang akan dilakukan uji coba adalah jarak tempuh. Uji coba ini dilakukan berdasarkan jarak dan kestabilan drone. Berikut hasil uji cobanya.

Pengujian Video Transmitter dan Receiver

Setelah uji coba mode terbang selanjutnya ialah uji coba Video Transmitter yang berada di drone maupun Video Receiver yang berada dilaptop pengguna. Berikut hasil uji cobanya.

Gambar 4.3 Tampilan video pada laptop

Pengujian Rangkaian Gimbal Kamera

Prosedur pegujian:

a. Mikrokontroler diprogram agar bisa mengirim dan menerima signal dari Gyro MPU 6050 yang merupakan penyetabil gimbal

b. Jika Gyro MPU 6050 merespon dan memberikan signal ke mikrokontroler, maka Gyro MPU 6050 bekerja dengan baik

Gyro MPU 6050 pada alat ini berfungsi untuk menentukan penyetabil gimbal dengan bantuan alat motor servo. Gimbal akan kembali pada titik awal walaupun drone diterpa angin. Gimbal kamera berfungsi untuk penyetabil kamera agar hasil yang diinginkan sesuai. Berikut adalah hasil uji coba pada Gimbal Kamera.

Flowchart Program

Prosedur pegujian:

Gambar 4.4 Flowchart sistem drone

Dapat dijelaskan gambar 4.4 Flowchart sistem drone diatas yaitu terdiri dari:

1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem drone yang berjalan.

2. 6 (enam) simbol yang menyatakan proses input dan output yaitu menggerakan stick remote kontrol, flight controller mengatur kecepatan antara motor 1 dan ke 4 motor lainnya.

3. 5 (lima) simbol yang menyatakan proses berlangsungnya penerimaan sinyal dari remote controller dan ESC mengatur percepatan yang di inginkan sesuai perintah dari remot

Gambar 4.5 Flowchart sistem Follow Me

Dapat dijelaskan gambar 4.5 Flowchart sistem follow me diatas yaitu terdiri dari:

1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem follow me yang berjalan.

2. 7 (Tujuh) simbol yang menyatakan proses berlangsung. Yaitu terkoneksinya drone dengan aplikasi tower, terkoneksi dengan internet, lepas landas, mode follow me, atur jarak dan ketinggian, sinkronisasi GPS dan Sensor-sensor dan terakhir drone mengikuti pengguna.

3. 2 (Dua) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah lokasi GPS terdeteksi?. Jika "Tidak" maka periksa koneksi GPS kembali dilakukan, jika "Ya" maka lepas landas. Simbol decision selanjutnya apakah jarak dan ke tinggian sesuai?. Jika "Tidak" maka kembali atur jarak ketinggian dan sensor-sensor kembali dilakukan, jika "Ya" maka drone akan mengikuti sipengguna.

Analisa

Dari pengujian di atas ditemukan analisa terhadap listing program dari hardware maupun software. Maka dari itu akan dijelaskan sebagai berikut :

Analisa Program Pada Gimbal Kamera

Pada program yang dimasukkan kedalam mikrokontroler terdapat beberapa fungsi. Berikut adalah listing program mikrokontrolernya:

Adapun fungsi pada setiap penulisan listing program adalah sebagai berikut:

Koding ini berfungsi untuk mendifinisikan library yang akan dipakai.

Koding ini akan dibaca sekali oleh Arduino. Isinya berupa kode perintah untuk menentukan fungsi pada sebuah pin. Dan untuk komunikasi antara arduino dengan komputer menggunakan kode serial yang dipakai.

Koding ini akan dibaca terus menerus oleh arduino. Berupa kode-kode perintah kepada pin Input dan Output pada arduino.

Implementasi

Schedule

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem . Proses pengumpulan data ini dilakukan selama 6 minggu dimulai dari 15 Februari 2017 s/d 25 Maret 2017.

2. Analisa Sistem

Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 4 minggu (12 Maret 2017 s/d tanggal 8 April 2017).

3. Perancangan Sistem

Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu (9 April 2017 s/d tanggal 6 Mei 2017).

4. Pembutan Program

Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 4 minggu yaitu (7 Mei 2017 s/d tanggal 3 Juni 2017).

5. Testing Program

Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program di running. Testing program dilakukan selama 2 minggu yaitu (29 Mei 2017 s/d tanggal 10 Juni 2017).

6. Evaluasi Sistem

Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu yaitu (5 Juni 2017 s/d tanggal 17 Juni 2017).

7. Perbaikan Sistem

Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2 minggu yaitu (12 Juni 2017 s/d tanggal 24 Juni 2017).

8. Training User

Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2 minggu yaitu (19 Juni 2017 s/d tanggal 1 Juli 2017).

9. Implementasi Sistem

Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu yaitu (3 Juli 2017 s/d tanggal 22 Juli 2017).

10. Dokumentasi

Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berikut kesimpulan perihal rumusan masalah mengenai sistem controlling keamanan dengan menggunakan drone quadcopter berbasis arducopter pada perguruan tinggi raharja.

  1. Membuat drone quadcopter membutuhkan beberapa komponen hardware dan software diantaranya Arduino IDE dan mission planner, sebagai software nya. Flightcontrol sebagai pengatur seluruh komponen dan perangkat pendukung lainnya seperti power module, batre, telemetry, video Tx Rx, gps dan propeller sebagai hardware nya.
  2. Cara kerja drone yaitu menggunakan remote kontrol dengan jarak radio yang lebih luas sekitar 2,4 GHz sehingga dapat terbang dengan jangkauan yang cukup luas.
  3. Kamera akan menangkap objek video dan mengirimkan signal ketelemtry untuk di transfer ke receiver lalu dikelola oleh software mission planner untuk menampilkan video pada monitor atau laptop pengguna.

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berikut kesimpulan perihal tujuan dan manfaat mengenai sistem controlling keamanan dengan menggunakan drone quadcopter berbasis arducopter pada perguruan tinggi raharja adalah sebagai berikut:

  1. Drone quadcopter ini mampu dijadikan sebagai alat untuk mengontrol lingkungan kampus yang lebih memudahkan dan menghemat waktu
  2. Drone quadcopter dapat membantu meningkatkan keamanan kampus sehingga security tidak perlu lagi keliling area kampus dengan berjalan kaki.
  3. Video yang ditampilkan pada laptop dapat dimanfaatkan oleh si pengguna atau security untuk memantau keamanan kampus.

Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

Berikut kesimpulan perihal metode penelitian mengenai sistem controlling keamanan dengan menggunakan drone quadcopter berbasis arducopter pada perguruan tinggi raharja adalah sebagai berikut:

  1. Bahwa sistem controlling keamanan dengan menggunakan drone quadcopter pada perguruan tinggi raharja belum ada sehingga peneliti membuat penelitian ini.
  2. Dalam merancang drone quadcopter ini menggunakan arducopter sebagai flight control-nya yang menjadi otak dari drone.
  3. Pengujian terhadap sistem berjalan dengan baik.

Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diberikan dalam rangka pengembangan yaitu:

  1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan gimbal motor servo sehingga video yang dihasilkan kurang baik. Hendaknya menggunakan gimbal kamera yang memiliki kestabilan tinggi sehingga video yang dihasilkan akan lebih baik tidak adanya goyangan terhadap kamera.
  2. Kamera yang digunakan sebaiknya memiliki trigger out sehingga dapat dikonrol langsung oleh remote agar memudahkan security untuk mengambil obyek gambar .
  3. Drone sebaiknya memiliki lampu sehingga dapat terbang pada waktu malam hari.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Rusdiana, Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: Pustaka Setia.
  2. 2,0 2,1 Taufiq, Rohmat. 2013 “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta : Graha Ilmu Offset
  3. Nasaruddin. 2013 “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta : Graha Ilmu Offset
  4. 4,0 4,1 Melina, Rita. 2016“Dasar Sistem Komputer.”. Diambil dari https://blog.uad.ac.id
  5. Akhmad Insya. 2013.
  6. 6,0 6,1 Erinofiardi, Supardi Iman dan Redi. 2012.“Sistem Kontrol Loop Terbuka.”.jurnal mekanikal Vol 3 No 2.
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 Darmawan, Deni. 2013Sistem Informasi Manajemen.". Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
  8. Uzzaman, Anis. 2015Devinisi Prototype. ". Yogyakarta
  9. Seema, Sona Malhotra. 2012. Analysis and tabular comparison of popular SDLC models. International Journal Of Advances In Computing And Information Technology (IPAJOURNALS 2012) ".
  10. 10,0 10,1 10,2 10,3 John Reuter III,Verzello . 2013“Perancangan Sistem.”.
  11. 11,0 11,1 11,2 11,3 11,4 11,5 11,6 Ardi. 2015.“Fungsi dan Penggunaan Drone ”. diambil dari http://airdronesia. blogspot.co.id
  12. 12,0 12,1 12,2 Wiratama, Caesar. 2016 “Dasar-dasar Flight Controller. ”.Diambil dari http://aeroengineering.co.id.
  13. Nikhil Tripatih, Rameshwar Singh, Renu yadav pada International Research Journal of Engineering and Technology (2015:1616)
  14. Pardi, Wakijan. 2015."Pengertian Propeller". Diambil Dari http://wakijan99.blog spot.co.id
  15. Menurut Musbikhin. 2014 ."Pengertian Batre". Diambil Dari http://www.musbikhin.com
  16. Dinar, Adhinda. 2016. “Global Positioning System. ”. Diambil dari http://www. dictio.id
  17. Andry Candra. 2012
  18. Dharsito, Wahyu. 2015. "Pengenalan Kamera". Jakarta: Elex Media Komputindo
  19. 19,0 19,1 Prasetya, Deni. 2014 "Komunikasi Data. ".Diambil dari http://m4z.blogspot.co.id
  20. Warsito, dkk. 2015.
  21. Hermawan dalam Tiara. 2013.