SI1331475569

Dari widuri
Revisi per 5 Maret 2017 03.48 oleh Siti Nurhayati (bicara | kontrib)

(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

SKRIPSI

 

Logo stmik raharja.jpg

 

OLEH:

1331475569 FEIZAL HAZRIEL MAULANA

 

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

'SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.'

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

 

Disusun Oleh:

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 16 Januari 2017

Ketua         Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA         Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)         (Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd )
NIP : 00594         NIP : 079010

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

'SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.'

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

 

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, 16 Januari 2017

Pembimbing I     Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Agus Supriyono,S.Kom.,MM.)     (Ageng Setiani Rafika,S.Kom.,M.Si)
NID : 09004     NID : 13001

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

'SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.'

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana

 

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, 16 Januari 2017

Ketua Penguji   Penguji I   Penguji II
         
         
         
         
(_______)   (_______)   (_______)
NID : ____   NID : ____   NID : ____

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

 

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

 

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 16 Januari 2017
Feizal Hazriel Maulana
NIM. 1331475569

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 

ABSTRAKSI

Seiring dengan berkembangnya dunia teknologi mengenai pengontrolan otomatis pada zaman sekarang ini, membuat sistem pengontrolan secara otomatis sangat membantu seseorang dalam meringankan pekerjaannya. Banyak diluar sana yang sudah menggunakan berbagai macam sistem kerja otomatis. Sistem pengontrolan secara otomatis sekarang ini bisa dibuat berbagai macam ragamnya seperti pengontrolan sistem hidrolik. Sistem hidrolik adalah sistem dimana gaya yang diberikan pada satu titik dipindahkan ke titik lain menggunakan cairan berupa oli dengan memberikan tekanan agar menghasilkan daya dorong. Pengontrolan ini dilakukan menggunakan sebuah mikrokontroler Arduino dan sensor Ultrasonik, dimana mikrokontroler sebagai media input program yang akan di proses dan sensor Ultrasonik untuk mengukur jarak ketinggian air, dimana sistem hidrolik tersebut akan berguna untuk mengamankan barang dari banjir. Cara kerja sistem ini yaitu sensor akan mengukur jarak terlebih dahulu, ketika ketinggian air naik maka sistem hidrolik ini akan naik kemudian jika jarak sudah aman maka sistem hidrolik ini akan turun dengan otomatis. Pengontrolan sistem hidrolik secara otomatis ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada barang yang diakibatkan oleh banjir.

Keywords: Automatic Control, Hydraulic Systems, Microcontroller, Sensor

ABSTRACT

Along with the development of the automatic control world of technology at this present time, making the control system automatically helps a person to lighten his work. Many out there who are already using a wide variety of automated work system. Automatic control system now can make various kinds of variety such as controlling the hydraulic system. The hydraulic system is a system where the force exerted at one point was transferred to another point using the a liquid form of oil with pressure in order to generate thrust. This control is done using an Arduino microcontroller and ultrasonic sensors, where microcontroller as input media program that will be in the process and ultrasonic sensors to measure the distance of the water level, where the hydraulic system would be useful to secure goods from flooding. The workings of this system are the sensors will measure the distance beforehand, when the water level go up, the hydraulic system will go up then if the distance is safe, the hydraulic system will go down automatically. Automatically The control of hydraulic system aims to avoid damage to the goods caused by flooding.

Keywords: Automatic Control, Hydraulic Systems, Microcontroller, Sensor

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan Skripsi dengan Judul ” PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT. MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG”.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya laporan Skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  3. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S.Kom, MM selaku Dosen Pembimbing 1 untuk laporan Skripsi ini.
  4. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.Kom, M.Si selaku Dosen Pembimbing II untuk laporan Skripsi ini.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Kedua Orangtua tercinta yang selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril dan materil.
  7. Teman­teman yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
  8. Rekan­-rekan seperjuangan yang telah memberikan penulis semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

Penulis berharap mudah-mudahan laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam laporan skripsi ini.

Tangerang, 17 Januari2017
FEIZAL HAZRIEL MAULANA
NIM. 1331475569

Daftar isi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Tertutup

Gambar 2.2 Sistem Terbuka

Gambar 2.3 Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar 2.4 Sistem Pengendali Loop Tertutup

Gambar 2.5 Spiral Model

Gambar 2.6 Waterfall Model

Gambar 2.7 Rapid Application Development

Gambar 2.8 Prototipe Model

Gambar 2.9 Pembuatan Prototipe Evolusioner

Gambar 2.10 Pompa Hidrolik

Gambar 2.11 Arduino Uno

Gambar 2.12 Sensor Jarak Ultrasonik

Gambar 2.13 Diagram Waktu Sensor PING

Gambar 2.14 Cara Kerja Sensor Ultrasonik

Gambar 2.15 Flowchart Sistem

Gambar 2.16 Flowchart Dokumen

Gambar 2.17 Flowchart Skematik

Gambar 2.18 Flowchart Program

Gambar 2.19 Simbol Flowchart Proses

Gambar 2.20 Flowchart Proses

Gambar 3.1 Gambar Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Diagram Blok Rangkaian Sistem

Gambar 3.3 Membuka Aplikasi Fritzing

Gambar 3.4 Halaman utama Fritzing

Gambar 3.5 Menyimpan project pada Fritzing

Gambar 3.6 Memasukan komponen pada layar Breadboard

Gambar 3.7 Rangkaian Power Supply

Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Gambar 3.9 Rangkaian Compressor

Gambar 3.10 Rangkaian Buzzer

Gambar 3.11 Rangkaian Lampu LED

Gambar 3.12 Rangkaian Sistem Keseluruhan

Gambar 3.13 Memulai IDE Arduino

Gambar 3.14 Tampilan layar program Arduino 1.6.9

Gambar 3.15 Membuka Device Manager

Gambar 3.16 Memilih Arduino UNO pada Port COM

Gambar 3.17 Menentukan koneksi port 11 pada Arduino 1.6.9

Gambar 3.18 Memilih Jenis Board Arduino

Gambar 3.19 Menyimpan file program pada Arduino

Gambar 3.20 Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Gambar 3.21 Listing Program Keseluruhan

Gambar 3.22 XAMPP Control Panel Application

Gambar 3.23 Tampilan LocalHost XAMPP

Gambar 3.24 Tampilan Database phpMyAdmin

Gambar 3.25 Tampilan Tabel baru phpMyAdmin

Gambar 3.26 Tampilan Tabel Database yg dibuat

Gambar 3.27 Tampilan Awal Visual Basic.Net

Gambar 3.28 Tampilan New Project Visual Basic.Net

Gambar 3.29 Tampilan Form Project Visual Basic.Net

Gambar 3.30 Flowchart Sistem

Gambar 4.1 Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.2 Pengujian LED Indikator

Gambar 4.3 Listing program ‘blink’ LED Indikator

Gambar 4.4 Pengujian LED Indikator Saat Mati

Gambar 4.5 Pengujian LED Saat Hidup

Gambar 4.6 Pengujian Sensor Ultrasonik

Gambar 4.7 Listing program ‘Ping’ Sensor Ultrasonik

Gambar 4.8 Sensor Ultrasonik Ketika Tidak Ada Objek

Gambar 4.9 Sensor Ultrasonik Saat Ada Objek

Gambar 4.10 Listing Program Sensor Ultrasonik

Gambar 4.11 Flowchart Yang Telah Diusulkan

Gambar 4.12 Project Utama Visual Basic.Net

Gambar 4.13 Import Source Code Yang Digunakan

Gambar 4.14 Source Code Form login Visual Basic.Net

Gambar 4.15 Source Code Form login Sukses

Gambar 4.16 Desain Form Login

Gambar 4.17 Desain Form Loading Proses

Gambar 4.18 Source Code Visual Basic.Net dengan MySql

Gambar 4.19 Source Code Serial Port

Gambar 4.20 Source Code Siaga 1 ketinggian Air

Gambar 4.21 Source Code Siaga 2 ketinggian Air

Gambar 4.22 Source Code Siaga 3 / Berbahaya ketinggian Air

Gambar 4.23 Menyimpan Data Pada Database

Gambar 4.24 Desain Form Sistem Monitoring Ketinggian Air


DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Spesifikasi Arduino Uno

Gambar 2.2 Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Gambar 2.3 Komponen Elektronika Pasif

Gambar 2.4 Komponen Elektronika Aktif

Gambar 3.1 Elisitasi Tahap I

Gambar 3.2 Elisitasi Tahap II

Gambar 3.3 Elisitasi Tahap III

Gambar 3.4 Final Elisitasi

Gambar 4.1 Input Database

Gambar 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Login Database

Gambar 4.3 Pengujian Black Box Pada Saat Input Database

Gambar 4.4 Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Gambar 4.5 Pengolahan Jadwal Penerapan

Gambar 4.6 Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan


DAFTAR SIMBOL
SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
SIMBOL ELEKTRONIKA



BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan cuaca di Indonesia ini memang tidak menentu, kadang pada saat musim kemarau tetapi bisa saja turun hujan yang deras yang bisa mengakibatkan banjir di berbagai daerah. Apalagi dengan kondisi musim hujan saat ini, banyak terjadi banjir dimana-mana. Banjir bisa terjadi di mana saja seperti di pemukiman warga, perkantoran, atau pabrik dll. Dimana dataran yang rendah bisa saja terjadi banjir jika di timpa hujan yang lebat dan terus menerus yang dapat mengakibatkan kerugian materi yang cukup besar.

Di pergudangan pabrik konstruksi banyak sekali barang-barang berharga milik perusahaan, barang-barang yang akan digunakan untuk bangunan ini harus dijaga kondisi dan tempatnya agar tetap aman. Untuk itu para operator gudang biasanya menaruh barang-barang tersebut dengan baik supaya aman terhadap banjir. Untuk pergudangan yang memang ketingggian tanahnya rendah akan sangat khawatir jika terjadi hujan yang deras karena bisa mengakibatkan air tersebut merendam barang-barang digudang.

Dari permasalahan diatas, dibuat sebuah “PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO” dengan sistem ini diharapkan supaya barang konstruksi digudang akan aman pada saat terjadi hujan deras yang dapat mengakibatkan banjir. Alat keamanan ini terdiri dari sebuah sistem dari hidrolik dan mikrokontroler Arduino dan berbagai macam alat elektronika lainnya. Alat ini dibuat untuk mencegah terjadinya kerusakan pada barang konstruksi digudang supaya tidak terendam air. Dengan dibuatnya alat ini operator gudang tidak perlu khawatir dengan keadaan barang digudang karena secara otomatis sistem dari hidrolik itu akan menaikkan barang jika ketinggian air sudah hampir mendekati barang, jadi barang tersebut tidak akan terendam air yang dapat mengakibatkan kerusakan pada barang tersebut.

Rumusan Masalah

Dalam pembuatan alat ini, akan ditemukan masalah-masalah yang meliputi, antara lain:

  1. Bagaimana cara mengontrol sistem hidrolik menggunakan Arduino?

  2. Bagaimana cara kerja dari sistem hidrolik untuk mengamankan barang-barang tersebut?

  3. Bagaimana cara mengetahui waktu kejadian sistem hidrolik mengamankan barang-barang tersebut?

Ruang Lingkup

Dalam penulisan Skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup sebatas pengontrolan menaikkan dan menurunkan barang pada saat terjadi banjir secara otomatis dengan menggunakan Arduino sehingga barang yang dinaikkan tidak terkena banjir karena sensor secara otomatis membaca jarak dari ketinggian air tersebut.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Individual

    1. Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Strata (S1).

    2. Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama pekuliahan.

  2. Tujuan Fungsional

    1. Membuat sistem keamanan yang terkontrol oleh sistem.

    2. Meningkatkan keamanan pada barang-barang yang ada digudang

  3. Tujuan Operasional

    1. Membuat alat yang dapat berfungsi menaikkan barang secara otomatis menggunakan Arduino.

    2. Memanfaatkan Arduino dengan sistem hidrolik dan alat elektronika lain sehingga dapat menjadi suatu alat yang bekerja sesuai sistem yang diinginkan.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Individual

    1. Dapat mengembangkan ilmu yang didapat selama perkuliahan.

    2. Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

  2. Manfaat Fungsional

    1. Mempermudah operasi penempatan barang supaya tetap aman.

    2. Mengurangi kekhawatiran operator pada saat terjadi banjir.

  3. Manfaat Operasional

    1. Menjaga barang konstruksi agar tetap berkualitas.

    2. Mencegah kerusakan pada barang konstruksi yang diakibatkan oleh banjir.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Kalimat

  1. Metode Observasi

  2. Metode dimana penulis mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung dan pengambilan data untuk menganalisis suatu objek yang akurat guna membuat penulis dapat melanjutkan penelitian yang ingin dibuat.

  3. Metode Wawancara

  4. Metode yang dilakukan untuk menunjang metode observasi dan metode wawancara yang telah dilakukan dengan mencari referensi-referensi dari berbagai sumber seperti buku-buku atau media internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode yang dilakukan untuk menunjang metode observasi dan metode wawancara yang telah dilakukan dengan mencari referensi-referensi dari berbagai sumber seperti buku-buku atau media internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Metode Analisa

Pada metode ini, penulis menganalisa tentang cara mengamankan barang yang dapat di kontrol oleh sistem. Penulis menganalisa dengan melihat faktor sebab dan akibat yang terjadi sehingga memudahkan dalam membuat penelitian.

Metode Perancangan Sistem

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Perencanaan

  2. Fase perencanaan adalah sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem itu harus dibangun, dan pada fase ini memang diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau melakukan proses information gathering kepada para pengguna.

  3. Analisa

  4. Fase analisa adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan itu sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerjanya yaitu sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru.

  5. Rancangan

  6. Fase perancangan merupakan proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan spesifikasi file, dan program design. Hasil dari proses perancangan ini akan didapatkan spesifikasi sistem.

  7. Implementasi

  8. Fase implementasi adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem.

Metode Testing

Dalam metode testing ini penulis melakukan pengujian dengan metode black box terhadap prototype yang telah dibuat, hal ini dilakukan agar dapat diketahui apakah prototype tersebut sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan SKRIPSI ini, maka penulis membagi penulisan ini menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori-teori alat elektronika yang dibutuhkan untuk dapat memahami tentang fungsi dari komponen alat elektronika guna untuk mendukung pembahasan dan penulisan SKRIPSI ini.

BAB III RANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang perancangan dan pembahasan sistem kontrol hidrolik menggunakan Arduino, serta cara kerja dari sensor ultrasonik yang dibangun.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini berisi tentang perancangan sistem yang diusulkan., flowchart sistem yang diusulkan, rancangan program, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi alat yang telah diuji, implementasi, estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil Skripsi yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

  2. Menurut Rusdiana dan Moch Irfan (2014:29)[1] , “Sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut”.

    Menurut Taufiq (2013:2)[2] , “Sistem adalah kumpulan dari sub­sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu".

    Menurut Wendi Wirasta dan Imam Febriansyah dalam jurnal LPKIA Vol.1 No.1 (2014:2)[3] , “Sistem adalah suatu kelompok yang dapat beroperasi dan berinteraksi baik fisik maupun non fisik dan menyelesaikan masalah dan mencapai suatu tujuan tertentu.

    Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  3. Karakteristik Sistem

  4. Menurut Hartono (2013:14)[4] , bahwa sebuah sistem memiliki paling sedikit sepuluh karakteristik sebagai berikut :

    1. Komponen (Components)

    2. Bagian-bagian atau elemen-elemen yang dapat berupa benda atau manusia, berbentuk nyata atau abstrak, dan disebut subsistem.

    3. Penghubung antar bagian (Interface)

    4. Sesuatu yang bertugas menjembatani satu bagian dengan bagian lain, dan memungkinkan terjadinya interaksi/komunikasi antar bagian.

    5. Batas (Boundary)

    6. Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau dengan sistem-sistem lain.

    7. Lingkungan (Environment)

    8. Segala sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.

    9. Masukan (Input)

    10. Sesuatu yang merupakan bahan untuk diolah atau diproses oleh sistem.

    11. Mekanisme Pengolahan (Processing)

    12. Perangkat dan prosedur untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.

    13. Keluaran (Output)

    14. Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.

    15. Tujuan (Goal/Objective)

    16. Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    17. Sensor dan Kendali (Sensor and Control)

    18. Sesuatu yang bertugas untuk memantau dan menginformasikan perubahan-perubahan didalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.

    19. 1Umpan balik (Feedback)

    20. Informasi tentang perubahan–perubahan lingkungan dan perubahan–perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.

  5. Klasifikasi Sistem

  6. Menurut Taufiq (2013:8)[2] , sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

    1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    2. Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

    3. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

    4. Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

    5. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

    6. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

      Gambar 2.1 Sistem Tertutup
      Gambar 2.2 Sistem Terbuka


    7. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

    8. Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

    9. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

    10. Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

    11. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

    12. Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

    13. Sistem Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia

    14. Sistem buatan Tuhan merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

    15. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

    16. Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

  7. Tujuan Sistem

  8. Menurut Taufiq (2013:5)[2] , Tujuan Sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

    Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

Konsep Dasar Pengontrolan

  1. Definisi Pengontrolan

  2. Menurut Erinofiardi dkk dalam jurnal mekanikal Vol 3 No 2 (2012:261)[5] , “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

    Kontrol otomatis mempenyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

    Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

    Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

  3. Jenis – Jenis Pengontrolan

    1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

    2. Menurut Erinofiardi dkk dalam jurnal mekanikal Vol 3 No 2 (2012:261)[5] , sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

      Gambar 2.3. Sistem pengendali loop terbuka

      Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam

      sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

    3. Sistem Kontrol Loop Tertutup

    4. Menurut Erinofiardi dkk dalam jurnal mekanikal Vol 3 No 2 (2012:261)[5] , sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.”

      Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

      Gambar 2.4. Sistem pengendali loop tertutup

      Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

      Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Perancangan

  1. Menurut Fathara (2014:1)[6] “SDLC adalah proses pengembangan dimana keseluruhan proses pengembangan sistem dilakukan melalui proses multi-langkah dari investigasi persyaratan awal melalui analisis, desain, implementasi dan pemeliharaan.

  2. SDLC terdiri dari beberapa jenis model antara lain model Spiral, Waterfall, RAD, dan Prototipe. Pada model waterfall output dari langkah yang satu akan menjadi input bagi langkah selanjutnya.

    1. Spiral Model

    2. Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya, seperti gambar berikut

      Gambar 2.5. Spiral Model

      Pada spiral model, setiap Loop dibagi dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja yang disebut juga wilayah tugas, wilayah tugas tersebut terdiri antara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu :

      1. Komunikasi Pelanggan

      2. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembangan dan pelanggan.

      3. Perencanaan

      4. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber–sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.

      5. Analisis Resiko

      6. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko-risiko, baik manajemen maupun teknis.

      7. Perekayasaan

      8. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.

      9. Konstruksi dan peluncuran

      10. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, instalasi dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi).

      11. Evaluasi Pelanggan

      12. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan software.

    3. Waterfall model

    4. Waterfall merupakan salah satu metode dalam SDLC yang mempunyai ciri khas pengerjaan setiap fase dalam watefall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase selanjutnya. Artinya fokus terhadap masing-masing fase dapat dilakukan maksimal karena tidak adanya pengerjaan yang sifatnya paralel.

      Gambar 2.6. Waterfall Model

      Fase atau tahapan yang terjadi pada waterfall model adalah sebagai berikut :

      1. Tahap Investigasi

      2. Pada tahap investigasi akan terjadi proses seperti:

        1. Initialisasi : terjadi proses seperti perencanaan manajemen, kebutuhan serta potensi dari user.

        2. Initialisasi : terjadi proses seperti perencanaan manajemen, kebutuhan serta potensi dari user.

      3. Tahap Analisa

      4. Dalam tahapan ini sistem yang akan dibangun diselaraskan dengan kebutuhan user atau pengguna. Pada tahap ini terjadi proses seperti:

        1. Determine requirements atau penentuan kebutuhan, hal ini dilakukan dengan cara mempelajari sistem yang telah ada, serta menentukan kebutuhan struktur dan menghilangkan redundansi.

        2. Requirement analysis atau analisa kebutuhan, terdiri dari analisa kebutuhan fungsional dan performa (kinerja).

        3. Menghasilkan desain sistem alternatif

        4. Membandingkan alternatif desain sistem yang dihasilkan dan

        5. Merekomendasikan alternatif terbaik kepada klien.

      5. Tahap Desain

      6. Tahap menentukan bagaimana sistem mencapai tujuan yang telah didefinisikan sebelumnya. Tahap ini terdiri dari:

        1. User interface design, meliputi tampilan, form, report dan dialog design.

        2. Data design, merupakan proses desain elemen struktur data.

        3. Process design, merupakan desain program prosedur sistem.

      7. Tahap Implementasi

      8. Pada tahap ini terjadi beberapa hal seperti:

        1. Evaluasi hardware, software dan jasa

        2. Modifikasi dan pengembangan software

        3. Dokumentasi, yang merupakan mekanisme komunikasi utama selama proses pengembangan.

        4. Konversi data, pada proses ini terjadi perbaikan dan penyaringan data yang tidak diinginkan dan konsolidasi data.

        5. Testing atau uji coba, pada proses ini dilakukan uji coba dan debugging software.

        6. Training atau pelatihan sistem/software yang telah terbentuk.

        7. Konversi, yakni proses pergantian dari sistem lama ke sistem baru.

      9. Tahap Pemeliharaan (maintenance)

      10. Pada proses ini terjadi modifikasi software, perbaikan error atau umpan balik dari user terhadap software yang telah mereka gunakan.

    5. Rapid Application Development (RAD)

    6. Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah metode pengembangan software yang diciptakan untuk menekan waktu yang dibutuhkan untuk mendesain serta mengimplementasikan sistem, informasi sehingga dihasilkan siklus pengembangan yang sangat pendek.

      Gambar 2.7. Rapid Application Development

      Pendekatan RAD meliputi fase – fase dibawah ini:

      1. Bussiness modeling

      2. Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :

        1. Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis?

        2. Informasi apa yang di munculkan?

        3. Siapa yang memunculkanya?

        4. Ke mana informasi itu pergi?

        5. Siapa yang memprosesnya?

      3. Data modeling

      4. Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modelling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik (disebut atribut) masing masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek – objek tersebut didefinisikan.

      5. Prosess modelling

      6. Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data

      7. Aplication generation

      8. RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memkai lagi komponen program yang ada (pada saat memungkinkan) atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi (bila perlu). Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

      9. Testing and turnover

      10. Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus di uji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

    7. Model Prototipe

    8. Prototipe adalah suatu proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model software,metode ini baik digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal mengenai kebutuhan yang diinginkannya.

      Gambar 2.8. Prototipe Model

      Proses pada model prototyping yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

      1. User Requirements

      2. Pada tahap ini developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan mungkin tidak dibicarakan pada tahap ini.

      3. Develope Prototype

      4. Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype sistem oleh developer, perancangan sistem dilakukan secara cepat dan rancangan diusahakan mewakili semua aspek software yang telah diketahui.

      5. Revise Prototype

      6. Pada tahap ini dilakukan evaluasi prototype sistem oleh klien. Apabila klien merasa prototype sistem yang telah dikembangkan sesuai dengan keinginannya maka prototype tersebut dapat digunakan, akan tetapi jika prototype tersebut tidak sesuai, maka prototype tersebut akan dilakukan revisi dan digunakan sebagai acuan dalam memperjelas kebutuhan software dan kemudian dikembangkan prototype selanjutnya. Siklus ini (develop-revise prototype) akan terus berlangsung hingga didapatkan prototype sistem yang sesuai dengan kebutuhan klien atau user.

  3. Tujuan Perancangan Sistem

  4. Menurut Darmawan (2013:228)[7] . Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli­ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Prototipe

  1. Definisi Prototipe

  2. Menurut Darmawan (2013:229)[7] , "prototipe adalah suatau versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai."

  3. Jenis-jenis Prototipe

  4. Menurut Darmawan (2013:230)[7] , terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolutioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu protipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirement prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut diantaranya adalah:

    1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

    2. Membuat satu prototipe Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.

    3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

    4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototype evolusioner. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:

      1. Membuat kode sistem baru: pengembangan menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.

      2. Menguji sistem baru: pengembangan menguji sistem.

      3. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan pada pengembangan apakah sistem dapat diterima.

      4. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.

      Gambar 2.9. Pembuatan Prototipe Evolusioner

Konsep Dasar Sistem Komputer

Menurut Rita Melina (2016:1)[8] “Sistem komputer adalah elemen– elemen yang terkait menjalankan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer. Elemen dari komputer terdiri dari manusianya (brainware) perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Komponen – komponen dalam sistem komputer terbagi 3, yang tidak bisa terpisahkan yaitu :

  1. Hardware ( Perangkat Keras )

  2. • Perangkat output

    • Perangkat input

    • Media penyimpanan

    • Pemrosesan

  3. Software ( Perangkat Lunak )

  4. • Sistem operasi

    • Program aplikasi

    • Bahasa pemrograman

  5. Brainware ( Orang Yang MengoperasikanKomputer )

  6. • Analisis sistem

    • Programmer

    • Operator

  1. CPU (Central Processing Unit)

  2. Memproses atau mengeksekusi intruksi atau program. CPU juga akan berkomunikasi dengan perangkat input, output, dan storage.

  3. ALU (Arithmetic Logic Unit)

  4. Alat yang melakukan operasi aritmatika dengan dasar penjumlahan. Tujuan menghasilkan keputusan dari operasi logika sesuai dengan intruksi program.

  5. CU (ControlUnit)

  6. Mengatur dan mengendalikan semua peralatan yang ada pada sistem komputer. Mengartikan dan mengirimkan intruksi ke ALU. Membawa data dai alat input ke memori utama untuk di olah. Membawa hasil olahan data kembali ke memori utama untuk disimpan.

  7. Register

  8. Alat penyimpanan berukuran kecil dengan kecepatan akses cukup tinggi. Fungsi penyimpanan data dan intruksi yang sedang di proses, sementara data dan intruksi lainnya menunggu di dalam memori utama.

  9. Input Device

  10. Perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat untuk memasukan perintah ke dalam komputer. Alat : Keyboard, Microfont, dll

  11. Output Device

  12. Berfungsi untuk menampilkan keluaran sebagai hasil pengolahan data. Alat : Monitor, Printer, Speaker, Storage device

  13. RAM (Read Access Memory)

  14. Menyimpan program yang diolah untuk sementara waktu

  15. ROM (Read Only Memory)

  16. Memori yang hanya bisa di baca dan berguna sebagai penyedia informasi pada saat komputer pertama kali digunakan. Berupa sistem operasi yang terdiri dari program.

  17. Storage Eksternal

  18. Perangkat lunak untuk melakukan operasi penulisan, pembacaan dan penyimpanan data diluar komponen utama. Sotfware terdiri dari beberapa macam yaitu :

    1. Sistem Operasi

    2. Program data pada komputer yang menghitungkan pengguna dengan hardware dan software komputer.

    3. Program Aplikasi

    4. Program yang di desain untuk melakukan fungsi secara spesifik yang berhubungan langsung dengan pengguna

    5. Bahasa Pemograman

    6. Bahasa yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan komputer.

Teori Khusus

Mikrokontroler

  1. Definisi Mikrokontroler

  2. Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1)[9] “Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

    Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17) “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

    Menurut Helda Yenni dan Ami Patria di dalam Jurnal JSM STMIK Mikroskil Vol. 17, No. 1 (2016:51)[10] “Mikrokontroler adalah sistem microprosesor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorgranisasi (terlambat) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap di pakai.”

  3. Karakteristik Mikrokontroler

  4. Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2)[9] mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

    1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

    2. Konsumsi daya kecil.

    3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

    4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

    5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

    6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

  5. Jenis-jenis Mikrokontroler

  6. Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

    1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM.

    2. CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu Mikrokontroler MCS-51.

Sistem Hidrolik

  1. Definisi Sistem Hidrolik

  2. Menurut Wiliam Sarfat (2013:1)[11] “Sistem Hidrolik adalah suatu sistem/ peralatan yang bekerja berdasarkan sifat dan potensi / kemampuan yang ada pada zat cair (liquid)”. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip yang berbunyi: Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya

    Kata hidrolik sendiri berasal dari bahasa ‘Greek’ yakni dari kata ‘hydro’ yang berati air dan ‘aulos’ yang berarti pipa. Namun, pada masa sekarang ini sistem hidrolik kebanyakan menggunakan air atau campuran oli dan air (water emulsian) atau oli saja.

    Gambar 2.10. Pompa Hidrolik
  3. Dasar - Dasar Sistem Hidrolik

    1. Hukum Pascal

    2. Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

      1. Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.

      2. Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.

      3. Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara seragam ke bagian lain fluida.

    3. Komponen beserta Fungsi & Simbol

    4. Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu:

      1. Unit Tenaga, berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak hidrolik. Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:

        1. Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar.

        2. Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja.

        3. Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik.

        4. Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve.

      2. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik. Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:

        1. Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik.

        2. Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator.

      3. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik. Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macam-macamnya sebagai berikut :

        1. Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV )

        2. Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut. Contoh jenis katup pengarah : Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah dengan piring putar, katup dengan pegas bias. Macam-macam Katup Pengarah Khusus :

          1. Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan)

          2. Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya.

        3. Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil. Macam-macam Katup Pengatur Tekanan adalah :

          1. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.

          2. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang lain.

          3. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya didesain dengan tekanan yang lebih rendah.

        4. Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston). Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

          1. Untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik.

          2. Untuk membatasi daya yang bekerja pada system.

          3. Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.

          Macam-macam dari Flow Control Valve :

          1. Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat berubah-ubah yaitu melalui fixed orifice.

          2. Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai dengan keperluan.

          3. Flow control yang dilengkapi dengan check valve.

          4. Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna menyeimbangkan tekanan.

Arduino Uno

  1. Definisi Arduino Uno

  2. Menurut Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890)[12] Volume 3 Issue 8 August, 2015

    “The Arduino UNO microcontroller serves as the brain of the system to facilitate programming. It is a microcontroller board based on ATMega328 that comprises 14 digital pin entries (input) 6 analog production entries (output), a 16 MHz ceramic resonator, USB connection, power jack, ICSP header, and reset button. The board is equipped with the features needed to support the microcontroller by connecting it to a computer using a USB cable”.

    “Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

    Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:24)[13] “Board Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATmega328. Secara umum posisi/letak pin-pin terminal I/O pada berbagai board Arduino posisinya sama dengan posisi/letak pin-pin terminal I/O dari Arduino UNO yang mempunyai 14 pin Digital yang dapat di set sebagai Input/Output (beberapa diantaranya mempunyai fungsi ganda), 6 pin input Analog.

    Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

    1. Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.

    2. RESET sirkuit yang lebih kuat

    3. Atmega 16U2 menggantikan 8U2

    Gambar 2.11. Arduino Uno


  3. Spesifikasi Arduino Uno

  4. Berikut adalah spesifikasi dari mikrokontroler Arduino Uno (ATmega328) :

    1. Mikrokontroler ATmega328.

    2. Catu Daya 5V.

    3. Tegangan Input rekomendasi 7­12 V.

    4. Tegangan Input batasan 6­20 V.

    5. Pin I/O Digital berjumlah 14.

    6. Pin input analog berjumlah 6.

    7. Arus DC per Pin I/O 40 mA.

    8. Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA

    9. Flash memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader.

    10. SRAM 2 KB.

    11. EEPROM 1 KB.

    12. Clock Speed 16 MHz.

    Tabel 2.1. Spesifikasi Arduino Uno


Sensor Ultrasonik

  1. Definisi Sensor Ultrasonik

  2. Menurut Sandeep Kumar dalam International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET) (ISSN-2395-0056)[14] Volume 02 Issue 09 Des, 2015

    ”Ultrasonic Sensors are devices that use electrical–mechanical energy transformation to measure distance from the sensor to the target object”. “Sensor Ultrasonik adalah perangkat yang menggunakan elektrikal- transformasi energi mekanik untuk mengukur jarak dari sensor ke objek target”.

    Menurut Helda Yenni dan Ami Patria di dalam Jurnal JSM STMIK Mikroskil Vol. 17, No. 1 (2016:51)[10] “Sensor ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic. Sensor ini terdiri dari rangkaian pemancar Ultrasonic yang dinamakan transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver.”

    Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:99)[13] “Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja dengan cara memancarkan suatu gelombang dan kemudian menghitung waktu pantulan gelombang tersebut. Gelombang ultrasonik bekerja pada frekuensi mulai dari 20 KHz sampai dengan 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui, mulai dari kerapatan pada fasa gas, cair, hingga padat”.

    Sensor ultrasonik terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40 KHz, sebuah speaker ultrasonik, dan sebuah microphone ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara microphone ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Sensor ultrasonik akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler. Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200 μs. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 340 m/s atau 29.412 μs setiap 1 cm, mengenai objek dan akan terpantul kembali ke sensor ultrasonik. Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berlogik low ketika suara pantulan terdeteksi oleh sensor ultrasonik. Maka dari itu, lebar pulsa dapat merepresentasikan jarak antara sensor ultrasonik dengan objek. Selanjutnya mikrokontroler cukup mengukur lebar pulsa tersebut dan melakukan konversi lebar pulsa ke jarak dengan perhitungan sebagai berikut :

    Jarak = ( lebar pulsa /29.412 ) / 2 ( dalam cm) Sensor ultrasonik buatan parallax ( Sensor PING) dapat digunakan untuk mengukur jarak sejauh 2

    Gambar 2.12. Sensor jarak ultrasonik
  3. Karakteristik Sensor Ultrasonik

  4. Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:100)[13] , Sensor ultrasonik memiliki karakteristik sebagai berikut :

    • Tegangan supply : 5 VDC

    • Konsumsi arus : 30 mA ( maksimum 35 mA )

    • Jarak : 2 cm sampai dengan 300 cm

    • Input Trigger : pulsa TTL positif, minimal 2 μS, 5 μS typical

    • Echo pulse : pulsa TTL positif, 115 μS sampai dengan 18.5 ms

    • Echo Hold-off : 750 μS

    • Frekuensi Burst : 40 kHz untuk 200 μS

    • Delay untuk pengukuran selanjutnya : minimal 200 μS

    Gambar 2.13. Diagram waktu sensor PING


  5. Cara Kerja Sensor PING

  6. • Sensor Ping mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik ( 40 kHz ) selama tBURST ( 200 μs ) kemudian mendeteksi pantulannya.

    • Sensor Ping memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali ( pulsa trigger dengan tOUT min. 2 μs ). Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan 340 meter per detik, mengenai objek dan memantul kembali ke sensor.

    • Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG.

    • Lebar pulsa High ( tIN ) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek. Sehingga jarak dapat ditentukan menggunakan rumus berikut ini :

    Jarak = ( tIN (s) ÷ 2) x 340 m/s = ( tIN (s) / 2 ÷ 29.412 µS / cm)

    Dimana :

    S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi

    tIN = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang

    Gambar 2.14. Cara kerja sensor ultrasonik


Konsep Dasar Flowchart

  1. Definisi Flowchart

  2. Menurut Eka Iswandy di dalam Jurnal TEKNOIF Vol. 3 No. 2 (2015:73)[15] , “Flowchart merupakan urutan-urutan langkah kerja suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang disusun secara sistematis.”

    Menurut Sagita (2013:33)[16] , “Flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

    Menurut Rahmat (2014:1), “Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program”.

  3. Jenis-Jenis Flowchart

  4. Menurut Tri (2015:2), “Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

    1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

      Gambar 2.15. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

    4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

      Gambar 2.16. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    5. Flowchart Skematik ( Schematic Flowchart )

    6. Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

      Gambar 2.17. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    7. Flowchart Program (Program Flowchart)

    8. Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

      Gambar 2.18. Flowchart Program (Program Flowchart)
    9. Flowchart Proses (Prosses Flowchart)

    10. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

      Gambar 2.19. Simbol Flowchart Proses

      Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

      Gambar 2.20. Flowchart Proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar XAMPP

  1. Definisi XAMPP

  2. Menurut Er. Saurabh Walia dan Er. Satinderjit Kaur Gill dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) (ISSN 2320–088X) Volume 3, Issue 8, August 2014

    “XAMPP stands for Cross-Platform (X), Apache (A), MySQL (M), PHP (P) and Perl (P). It is a simple, lightweight Apache distribution that makes it extremely easy for developers to create a local web server for testing purposes. Everything you need to set up a web server – server application (Apache), database (MySQL), and scripting language (PHP) – is included in a simple extractable file.”

    “XAMPP merupakan singkatan dari banyak sistem operasi (X), Apache (A), MySQL (M), PHP (P) dan Perl (P). Ini adalah salah satu distribusi yang sederhana, ringan Apache yang membuatnya sangat mudah bagi pengembang untuk membuat server web lokal untuk tujuan pengujian. Semua yang Anda butuhkan untuk membuat sebuah web server - server aplikasi (Apache), basis data (MySQL), dan bahasa scripting (PHP) - termasuk dalam file dapat diekstrak secara sederhana”.

  3. Komponen Utama XAMPP

  4. Menurut Er. Saurabh Walia dan Er. Satinderjit Kaur Gill dalam International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC) (ISSN 2320–088X) Volume 3, Issue 8, August 2014

    XAMPP has four primary components:

    1. Apache: Apache is the actual web server application that processes and delivers web content to a computer. Apache is the most popular web server online, powering nearly 54% of all websites.

    2. MySQL: Every web application, howsoever simple or complicated, requires a database for storing collected data. MySQL, which is open source, is the world’s most popular database management system.

    3. PHP: PHP stands for Hypertext Preprocessor. It is a server-side scripting language that powers some of the most popular websites in the world, including WordPress and Facebook. It is open source, relatively easy to learn, and works perfectly with MySQL, making it a popular choice for web developers.

    4. Perl: Perl is a high-level, dynamic programming language used extensively in network programming, system admin, etc. Although less popular for web development purposes, Perl has a lot of niche applications

    XAMPP memiliki empat komponen utama:

    1. Apache: Apache adalah server aplikasi web yang sebenarnya yang memproses dan memberikan konten web ke komputer. Apache adalah web server yang paling populer untuk online, menggerakkan hampir 54% dari semua situs web.

    2. MySQL: Setiap aplikasi web, bagaimanapun sederhana atau rumit, memerlukan database untuk menyimpan data yang dikumpulkan. MySQL, yang merupakan open source, adalah sistem manajemen database yang paling populer di dunia.

    3. PHP: PHP adalah singkatan dari Hypertext Preprocessor. Ini adalah bahasa script di sisi server yang kekuatan beberapa situs paling populer di dunia, termasuk WordPress dan Facebook. Ini adalah open source, relatif mudah untuk belajar, dan bekerja sempurna dengan MySQL, menjadikannya pilihan populer bagi para pengembang web.

    4. Perl: Perl adalah level tinggi yang dinamis bahasa pemrograman yang digunakan secara luas dalam pemrograman jaringan, sistem admin, dll Meskipun kurang populer untuk tujuan pengembangan web, Perl memiliki banyak aplikasi niche.

Konsep Dasar Visual Basic

Menurut Julian Onibala dkk dalam E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (ISSN : 2301-8402) Vol 5 No 7 (2015:50)[17] “Visual basic merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi yang digunakan pada pemrograman berorientasi objek. Visual basic ini dikembangkan dari BASIC (Beginners’ Allpurpose Symbolic Instruction Code).”

Dalam perkembangannya, Visual basic terbagi menjadi dua jenis bahasa pemrograman yang jauh berbada secara Syntax (bahasa pemrograman) dan properties (fitur-fitur) lainnya. Jenis pertama adalah Visual basic yang terdiri dari beberapa seri, dan terakhir adalah Visual basic 6.0. Dan yang kedua adalah Visual basic.Net yang masih terus dikembangkan sampai sekarang, dengan seri terakhir adalah Visual basic.Net 2013.

Dalam perkembangannya, Visual basic terbagi menjadi dua jenis bahasa pemrograman yang jauh berbada secara Syntax (bahasa pemrograman) dan properties (fitur-fitur) lainnya. Jenis pertama adalah Visual basic yang terdiri dari beberapa seri, dan terakhir adalah Visual basic 6.0. Dan yang kedua adalah Visual basic.Net yang masih terus dikembangkan sampai sekarang, dengan seri terakhir adalah Visual basic.Net 2013.

Konsep Dasar Pengujian

  1. Definisi Black Box

  2. Menurut Arie (2014),“ Black Box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

    Menurut Manish Kumar dkk dalam International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies (ISSN: 2321-7782)[18] Volume 3, Issue 10, October 2015

    “Black Box Testing is testing without knowledge of the internal working of the application under test (AUT). Also known as functional testing or input output driven testing”.

    “Pengujian Black Box adalah pengujian tanpa pengetahuan tentang kerja internal dari aplikasi yang diuji (AUT). Dikenal juga sebagai pengujian fungsional atau input output berbasis pengujian”.

    Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering (IJECSE) (ISSN-2277-1956)[19]

    ”Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure, implementation details and knowledge of internal paths of the software.”

    “Pengujian kotak hitam adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak yang diuji dibawah (SUT) diuji tanpa melihat struktur internal kode, rincian pelaksanaan, dan pengetahuan tentang jalur internal pengujian perangkat lunak”.

    Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox dilakukan hanya untuk mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

    Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

    Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

    2. Kesalahan interface

    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

    4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

    5. Kesalahan performa

    6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

    Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

    1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

    2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

    3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

    4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

    5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

    6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

    Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

    1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

    2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

    3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

    4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

    5. Melakukan pengujian.

    6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

    7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Metode Pengujian Dalam Black Box

  4. Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

    1. EquivalencePartioning

    2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    3. Boundary Value Analysis

    4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

    5. Cause-Effect Graphing Techniques

    6. Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

      1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

      2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

      3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

      4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

    7. Comparison Testing

    8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat,tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

    9. Sample and RobustnessTesting

      1. Sample Testing

      2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

      3. Robustness Testing

      4. Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

    10. Behavior Testing dan Performance Testing

      1. Behavior Testing

      2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

      3. Performance Testing

      4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    11. Requirement Testing

    12. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

      1. RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

      2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

    13. Endurance Testing

    14. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

  5. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

  6. Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

    Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan BlackBox
  7. Definisi White Box

  8. Menurut Rivayi (2014:1)[20] ,”White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian”.

    Menurut Manish Kumar dkk dalam International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies (ISSN: 2321-7782)[18] Volume 3, Issue 10, October 2015

    “White Box Testing is performed on the knowledge of how the system is implemented. White Box Testing includes analyzing data flow, control flow, information flow, coding practices, and exception and error handling within the system, to test the intended and unintended software behavior”

    “White Box Testing dilakukan pada pengetahuan tentang bagaimana sistem tersebut diimplementasikan. White Box Testing meliputi alur analisa data, aliran kontrol, arus informasi, praktik coding, pengecualian dan penanganan kesalahan dalam sistem, untuk menguji perilaku perangkat lunak yang diinginkan dan tidak diinginkan”.

    Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering (IJECSE) (ISSN-2277-1956)[19] Vol 2 No 1

    “White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing”.

    “White box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih/transparan; dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box kontras dengan Black Box Testing”.

    White Box Testing Advantages

    a.Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust

    b.Design, but the implementation may not align with the design intent.

    c.Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow

    d.Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables.

    e. Testers to find programming errors quickly

    f. Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

    g.No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

    (Keuntungan pengujian White Box)

    a. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat

    b. Desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain .

    c. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

    d. Awal Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan

    e. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

    f. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

    g. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).


Konsep Dasar Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi

  2. Menurut Siahaan (2012:66)[21] , “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatusistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”

    Menurut Saputra (2012:51)[22] , “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dandisanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap I

    2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    3. Tahap II

    4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

    5. Tahap III

    6. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

      a. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalamsistem disusulkan.

      b. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

      c. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

      b. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

      c. Low (L) : Mudah dikerjakan.

Komponen Elektronika

  1. Definisi Komponen Elektronika

  2. Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:5), “Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang memakai komponen-komponen elektronik. Komponen elektronik dibagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif, yaitu komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energy kebentuk lainnya. Contoh komponen pasif yaitu : resistor, kapasitor, dan inductor. Komponen elektronika pasif dapat dilihat pada tabel 2.3

    Tabel 2.3. Komponen Elektronika Pasif

    Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Contoh komponen aktif : Dioda, LED, Dioda Zener, Transistor dan Operational Amplifier. Komponen aktif dapat dilihat pada tabel 2.4.

    Tabel 2.4. Komponen Elektronika Aktif

Literatur Review

  1. Definisi Literature Review

  2. Menurut Meta Amalya Dewi dkk dalam jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:125)[23] Metode literature review dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari literature review ini antara lain :

    1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

    2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

    3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

    4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.

    Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Penelitian Skripsi oleh Muhammad Khiabani Fakhri dari STMIK Raharja (2015) yang berjudul ‘‘PENGUKUR TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328 DUAL MODE’’. Penelitian ini membahas tentang mengukur ketinggian dengan menggunakan sensor ultrasonik, dimana sensor akan mendeteksi apabila ada objek atau media lain dibawah sensor tersebut sehingga dapat dihasilkan suatu informasi tentang keberadaan objek sekaligus mengukur tinggi antara objek dengan alat sesuai dengan algoritma program yang dibuat.

    2. Penelitian Skripsi oleh Ilfan Arifin dari Universitas Negeri Semarang (2015) yang berjudul “AUTOMATIC WATER LEVEL CONTROL BERBASIS MIKROCONTROLLER DENGAN SENSOR ULTRASONIK”. Penelitian ini membahas tentang memompa air secara otomatis dengan mengukur ketinggian air menggunakan sensor ultrasonik. Pada saat keadaan tandon penampungan air kosong maka pompa akan hidup dan mengisi tandon. Jika ketinggian air mencapai 15 cm maka pompa akan mati dan hasil ketinggian air pada tandon penampungan akan ditampilkan di LCD.

    3. Penelitian Tugas Akhir oleh Budi Susilo dari Universitas Diponegoro (2013) yang berjudul “RANCANG BANGUN SIMULATOR PNEUMATIK SEBAGAI ALAT PEMINDAH BARANG”. Penelitian ini membahas tentang membuat alat simulator tentang cara kerja sistem otomasi pneumatik secara sederhana. Alat ini digunakan untuk memindahkan barang dengan menggunakan sistem otomasi pneumatik sederhana.

    4. Penelitian Skripsi oleh Nurul Uswah Azizah dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2014) yang berjudul ”RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT DETEKSI JARAK DENGAN SENSOR PING PADA MOBIL PENGANGKUT BARANG BERBASIS ARDUINO”. Penelitian ini membahas tentang pengontrolan mobil pengangkut barang menggunakan sensor ultrasonik. Sensor tersebut akan membaca jarak pada mobil pengangkut dan sekitarnya sehingga menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan.

    5. Penelitian Skripsi oleh Ridwan Jakaria dari STMIK Raharja (2016) yang berjudul ”PROTOTYPE PENGONTROLAN VOLUME AIR OTOMATIS DENGAN ARDUINO UNO PADA PDAM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG”. Penelitian ini membahas tentang bagaimana sebuah sistem mikrokontroler yang dibuat dapat bekerja mengontrol level air didalam tandon dengan sensor jarak infrared secara otomatis.

    Dari 5 literature review diatas, banyak penelitian yang menggunakan sensor ultrasonik ataupun sistem hidrolik. Maka dari itu penulis mengambil acuan pada literature no 2 dengan judul AUTOMATIC WATER LEVEL CONTROL BERBASIS MIKROCONTROLLER DENGAN SENSOR ULTRASONIK yang menggunakan sensor ultrasonik untuk membaca jarak supaya pompa air bisa bekerja secara otomatis. Sedangkan penelitian yang saya buat yaitu menggunakan sensor ultrasonik untuk membaca jarak supaya sistem hidrolik bisa bekerja secara otomatis.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Medya Jaya Konstruksi adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi, perusahaan ini lebih memfokuskan ke konstruksi baja untuk bangunan-bangunan seperti pembangunan gudang, jembatan, dan lain-lain.

PT. Medya Jaya Konstruksi didirikan oleh Bapak Mahmud Yunus pada tahun 2015 yang bertempat di Griya Merpati Mas Blok C-35A No 1 Kelurahan Gembor Kecamatan Priuk Kota Tangerang dengan jumlah karyawan pada saat itu 20 orang.

Visi dan Misi Perusahaan

Adapun Visi dan Misi PT. Medya Jaya Konstruksi sebagai berikut:

Visi

  1. Menjadi perusahaan yang mengutamakan mutu dan kualitas.

  2. Menjadi perusahaan jasa konstruksi terkemuka yang dapat di andalkan oleh masyarakat Indonesia.

Misi

  1. Menjalankan kegiatan perusahaan dengan standar etika yang tinggi dengan kejujuran dan integritas.

  2. Mengutamakan kepuasan serta kepercayaan konsumen melalui profesionalisme.

  3. Menghasilkan karya yang dapat berfungsi baik dengan memaksimalkan sumber daya manusia yang ada.

Struktur Organisasi

Gambar 3.1. Gambar Struktur Organisasi

Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab dari PT. Medya Jaya Konstruksi sebagai berikut:

  1. Direktur

  2. a. Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan

    b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efesien.

    c. Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan.

  3. Komisaris

  4. a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam menjalankan perseroan.

    b. Menyetujui planning yang akan di ajukan oleh Direktur.

  5. Administrasi Umum

  6. a. Mengontrol pemasukan-pengeluaran perusahaan.

    b. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan di setiap proyek yang berjalan.

    c. Membuat penawaran harga pekerjaan sampai kepada perjanjian kerja.

  7. Pelaksana

  8. a. Membuat gambar kerja proyek.

    b. Menghitung realisasi volume pekerjaan.

  9. Pelaksana Logistik

  10. a. Mengecek kualitas material dari para supplier-supplier.

    b. Berkoordinasi dengan pelaksana untuk menanyakan material-material apa saja yang diperlukan di hari selanjutnya.

  11. Mandor

  12. a. Memberikan instruksi pekerjaan kepada pekerja.

    b. Memantau pekerjaan pekerja dilapangan.

  13. Pekerja

  14. a. Melakukan pekerjaan di lapangan.

    b. Mengikuti instruksi mandor.

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan sistem ini adalah untuk merancang sistem keamanan terhadap barang digudang dengan menggunakan Arduino sebagai media inputnya sehingga dapat dihasilkan sebuah alat yang dapat berguna untuk membantu mengamankan barang terhadap banjir.

Cara Kerja Alat

Untuk cara kerja alat ini yaitu ketika ada air yang datang pada saat itu sensor ultrasonik akan mendeteksi jarak aman dari barang yang akan di amankan. Jika ketinggian air sudah tinggi atau banjir maka sensor akan membaca jarak lalu kemudian memberi perintah kepada sistem dari hidrolik untuk menaikkan barang agar barang terhindar dari banjir.

Konsep Peranangan dan Pembahasan

Pada perancangan disini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software). Perangkat keras yang akan digunakan meliputi Arduino Uno, Sensor Ultrasonik, Compressor, dan beberapa alat elektronika lainnya. Perancangan perangkat kerasnya menggunakan Arduino Uno sebagai media untuk menanamkan program dan perancangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan program Ide Arduino, Fritzing, VB.Net serta database mysql .

Pembuatan Alat

Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan sistem. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan sebagai berikut :

Alat yang digunakan:

  1. Personal Computer (PC)

  2. Arduino Uno

  3. Software Ide Arduino

  4. Software Fritzing (Untuk Menggambar Schematic)

  5. Sensor Ultrasonik

  6. Mini Compressor

  7. Trafo 12 Volt 10 Ampere

Bahan-bahan yang digunakan:

  1. IC Regulator LM7805

  2. Kapasitor Elco 1000 microFarad/25volt, 100 microFarad/16volt

  3. Resistor 220 ohm, Resistor 10k ohm

  4. Lampu LED

  5. Transistor

  6. Buzzer

  7. Pipa Paralon

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2. Diagram Blok Rangkaian Sistem

Pada gambar 3.2 merupakan alur dari diagram blok, yang dimana terdapat konfigurasi seluruh rangkaian yang digunakan. Prinsip dari kerja sistem yang di rancang adalah sensor Ultrasonik yang memberi input kepada Arduino dengan mengukur jarak benda selanjutnya Arduino akan memberikan output kepada Compressor untuk menggerakan sistem dari hidrolik tersebut dimana Compressor akan mendapatkan power dari trafo 12 volt 10 ampere, kemudian setelah aktif buzzer akan berbunyi dan led akan menyala sebagai tanda notifikasi bahwa alat ini bekerja, setelah itu data akan tersimpan di laptop dengan menggunakan aplikasi xampp dan visual basic sebagai bentuk databasenya.

Merancang Schematik Hardware

Dalam pembuatan bentuk dari skematik diperlukan aplikasi Fritzing, aplikasi Fritzing adalah aplikasi untuk merancang rangkaian elektronika yang sudah mendukung library-library Arduino. Dan untuk memulainya dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

Gambar 3.3. Membuka Aplikasi Fritzing

Setelah melakukan langkah diatas, akan muncul tampilan utama pada layar kerja Fritzing, dan dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.4. Halaman utama Fritzing

Sebelum memulai menggambar skematik ada baiknya kita menyimpan terlebih dahulu, adapun langkah-langkahnya akan terlihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.5. Menyimpan project pada Fritzing

Setelah melakukan langkah diatas maka akan masuk ke tampilan breadboard dimana tampilan tersebut digunakan untuk mengimpor komponen yang ada toolbox di jendela Part nya. Adapun tampilannya dapat dilihat seperti gambar berikut.

Gambar 3.6. Memasukan komponen pada layar Breadboard

Rangkaian Power Supply

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805.

Gambar 3.7. Rangkaian Power Supply

Rangkaian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik merupakan sensor pengukur jarak yang menggunakan Ultrasonik. Dimana prinsip kerja sensor Ultrasonik ini adalah Pemancar (transmitter) mengirimkan seberkas gelombang Ultrasonik, lalu diukur waktu yang dibutuhkan hingga datangnya pantulan dari obyek. Lamanya waktu ini sebanding dengan dua kali jarak sensor dengan obyek, sehingga didapat jarak sensor dengan obyek.

Gambar 3.8. Rangkaian Sensor Ultrasonik

Rangkaian Compressor

Dalam perancangan alat ini, compressor digunakan untuk mengisi udara dari sistem hidrolik agar dapat menaikkan barang. Pada dasarnya prinsip kerja sistem hidrolik yaitu mengisi udara di dalam tabung sehingga tekanan udara akan membuat sistem hidrolik tersebut naik dan mengangkat benda tersebut.

Gambar 3.9. Rangkaian Compressor

Rangkaian Buzzer

Pada rangkaian alat ini Buzzer berfungsi sebagai notifikasi untuk mengetahui bergerak atau tidaknya Compresor ini. Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja Buzzer hampir sama dengan loud speaker, sama-sama bergetar dan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

Gambar 3.10. Rangkaian Buzzer

Rangkaian Lampu LED

Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut.

Gambar 3.11. Rangkaian Lampu LED

Lampu LED digunakan sebagai lampu indikator pada sistem. Prinsip kerja dari rangkaian diatas adalah ketika pada saat mendapatkan input dari sensor Ultrasonik ketinggian air sudah tinggi maka lampu merah akan menyala. Sebaliknya jika ketinggian air rendah maka lampu hijau akan menyala.

Rangkaian Sistem Keseluruhan

Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.12 sebagai berikut:

Gambar 3.12. Rangkaian Sistem Keseluruhan

PerancanganPerangkat Lunak (Software)

Perancangan Software Arduino

Pada perancangan perangkat lunak ini menggunakan program Arduino untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .ino. Arduino uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroler, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Adapun langkah-langkah untuk memulai menjalankan software Arduino dapat dilihat seperti gambar 3.13. sebagai berikut:

Gambar 3.13. Memulai IDE Arduino

Dalam pemrograman mikrokontroler Arduino yang akan dibuat, untuk menuliskan listing program dapat dilihat pada gambar 3.14. sebagai berikut:

Gambar 3.14. Tampilan layar program Arduino 1.6.9

Setelah form utama program Arduino ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi pengalamatan port koneksi yang ada pada device manager. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.15. Membuka Device Manager

Langkah diatas merupakan langkah-langkah untuk membuka layar device manager, dimana langkah-langkah diatas dimulai dari membuka tombol start yang ada pada sistem operasi windows, setelah itu akan muncul layar yang terdapat pada gambar 3.16. sebagai berikut:

Gambar 3.16. Memilih Arduino UNO pada Port COM

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan pada com berapa Arduino yang terpasang agar ketika pada saat upload program kedalam mikrokontroler tidak terjadi error atau kesalahan pada port koneksinya. Dan setelah melakukan langkah diatas maka langkah selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.17. Menentukan koneksi port 11 pada Arduino 1.6.9

Seting koneksi port pada Arduino 1.6.9 dilakukan agar pada saat program di upload tidak terjadi error karena kesalahan pada pengalamatan port yang sebelumnya di setting juga melalui device manager.

Gambar 3.18. Memilih Jenis Board Arduino

Gambar diatas menunjukan pemilihan board Arduino yang akan dipakai, ketika hendak menggunakan board Arduino yang akan dipakai yang perlu diperhatikan adalah tipe board Arduino, karena Arduino memiliki banyak sekali jenis yang dapat digunakan dalam project mikrokontroler. Dalam pembuatan project ini penulis menggunakan board Arduino dengan tipe Arduino Uno yang dimana Arduino ini terdapat chip mikrokontroler yang di pakai dalam project ini.

Gambar 3.19. Menyimpan file program pada Arduino

Setelah IDE arduino terbuka yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana hasil dari program yang ditulis pada IDE arduino dapat disimpan dengan cara dan langkah-langkah seperti diatas dan menyimpan listing program dengan nama berekstensi .ino.

Gambar 3.20. Memilih Lokasi Penyimpanan Project

Jendela diatas menggambarkan dari proses penyimpanan sebuah project baik yang akan di buat maupun yang sudah di tulis yang nantinya akan disimpan dalam sebuah folder tergantung dimana drive yang diinginkan. Setelah melakukan penyimpanan file program, selanjutnya tahap penulisan listing program, berikut adalah gambar dari listing program secara keseluruhan:

Gambar 3.21. Listing Program Keseluruhan

Perancangan database MySql

Database MySql termasuk sebagai DBMS (Database Management System), perangkat lunak yang bermanfaat untuk mengelola data dengan cara yang sangat fleksibel dan cepat. Adapun penggunaan database Mysql adalah untuk menampung sebuah data dari inputan data pada Visual Basic.Net, agar dapat diolah sesuai dengan keinginan pengguna.

Berikut langkah-langkah pembuatan database MySql yaitu dengan cara jalankan “XAMPP Control Panel” terlebih dahulu seperti pada gambar berikut :

Gambar 3.22. XAMPP Control Panel Application

Setelah XAMPP Control Panel dijalankan maka langkah selanjutnya masuk ke web browser dengan mengetikan di halaman web http://localhost/XAMPP selanjutkan akan tampil seperti gambar berikut :

Gambar 3.23. Tampilan LocalHost XAMPP

Setelah langkah diatas dilakukan, lalu klik phpMyAdmin dan hasilnya akan terlihat seperti gambar berikut :

Gambar 3.24. Tampilan Database phpMyAdmin

Setelah membuat database dengan nama localhost feizal akan muncul seperti gambar berikut :

Gambar 3.25. Tampilan Tabel baru phpMyAdmin

Pada tahap ini, database dibangun dalam bentuk tabel yang berfungsi untuk merekam data-data yang terhubung dengan aplikasi Visual Basic.Net.

Gambar 3.26. Tampilan Tabel Database yg dibuat

Perancangan Program Visual Basic Net

Visual Basic.Net merupakan software bahasa pemrograman yang mudah dimengerti oleh manusia untuk merancang sebuah interface. Untuk memulai Visual Basic.Net harus menginstal Microsot Visual Studio 2010 terlebih dahulu.

Gambar 3.27. Tampilan Awal Visual Basic.Net

Selanjutnya buat project baru pada Visual Basic.Net dengan memilih New Project pada tampilan awal Visual Basic.Net

Gambar 3.28. Tampilan New Project Visual Basic.Net

setelah melakukan penyimpanan project maka akan terlihat seperti gambar berikut :

Gambar 3.29. Tampilan Form Project Visual Basic.Net

Flowchart Sistem yang Berjalan

Prosedur pengamanan barang masih manual dimana petugas akan langsung menuju gudang tempat dimana barang disimpan sehingga aman terhadap banjir.

Berikut adalah flowchart sistem yang berjalan pada saat ini :

Gambar 3.30. Flowchart Sistem

User equitment

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan Metode MDI.

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua elisitasi yang option-nya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua elisitasi yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE dengan opsi LMH.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Final Elisitasi

Pada Final Elisitasi ini merupakan hasil yang telah dicapai dan sebagai dasar dalam pembuatan suatu sistem yang akan dibangun atau dirancang.

Tabel 3.4 Final Elisitasi

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen hardware dan software, selanjutnya melakukan serangkaian ujicoba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang dilakukan pada sub bab berikut.

Prosedur Sistem Yang Diusulkan

  1. Pengujian Rangkaian Catu Daya

  2. Catu daya atau disebut juga power supply adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain yang sangat penting. Catu daya berfungsi sebagai pengubah arus AC menjadi arus DC agar tegangan listrik yang masuk bisa stabil. Catu daya digunakan agar listrik dengan tegangan 220V bisa diturunkan menjadi tegangan 5V dan 12V agar dapat dipakai oleh komponen yang lain. berikut adalah gambar uji coba rangkaian catu daya :

    Gambar 4.1. Rangkaian Catu Daya

    Dari hasil pengujian pada Gambar 4.1, di dapatkan hasil yang terukur. Tegangan dari listrik sebesar 220V diturunkan menjadi 12V dengan power supply kemudian tegangan 12V diturunkan kembali oleh IC Regulator 7805 menjadi 5V sehingga bisa digunakan untuk sensor Ultrasonik.

    Dari hasil uji catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil dan membuat sistem dapat bekerja sesuai dengan harapan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

  3. Pengujian Rangkaian Lampu Indikator

  4. KaliLampu LED adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Pada pengujiannya, lampu LED menggunakan program yang di input ke dalam Arduino Uno yaitu dengan cara memasukkan program ‘blink’.at

    Gambar 4.2. Pengujian LED Indikator

    Dari gambar diatas dibutuhkan listing program ‘blink’ terhadap komponen LED. Berikut adalah uji rangkaian LED :

    Gambar 4.3. Listing program ‘blink’ LED Indikator

    Dari hasil program diatas akan berjalan terus menerus selama masih ada aliran listrik yang mengalir, dikarenakan program yang dipakai adalah ‘blink’ tanpa ada device yang mengontrol. Hasil uji coba ‘blink’ ada pada gambar berikut :

    Gambar 4.4. Pengujian LED Indikator Saat Mati
    Gambar 4.5. Pengujian LED Saat Hidup
  5. Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonik

  6. Sensor Ultrasonik merupakan sensor yang bekerja berdasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Jarak yang bisa dideteksi oleh sensor ini ± 2 cm hingga 400 cm, dengan tingkat presisi sebesar 0,3 cm. Sudut yang bisa dideteksi tidak lebih dari 15°. Arus yang diperlukan tidak lebih dari 2mA dan tegangan yang dibutuhkan sebesar 5 Volt. Besaran gelombang suara yang dihasilkan sekitar 40 KHz sampai 400 KHz. Dalam pengujiannya, sensor Ultrasonik menggunakan program yang di input kedalam Arduino uno yaitu dengan cara memasukkan program ‘Ping’.

    Gambar 4.6. Pengujian Sensor Ultrasonik

    Dari gambar diatas dibutuhkan listing program ‘ping’ terhadap Sensor Ultrasonik. Berikut merupakan hasil uji sensor Ultrasonik :

    Gambar 4.7. Listing program ‘Ping’ Sensor Ultrasonik

    Dari hasil pengujian listing program sebelumnya, sensor ultrasonik di uji dalam membaca objek yang ada di depan dengan mengeluarkan gelombang suara yang akan dipantulkan kembali oleh objek yang ada didepannya, dalam jarak juga bisa diatur sesuai dengan keinginan. Adapun gambar hasil pengujian sensor Ultrasonik sebagai berikut :

    Gambar 4.8. Sensor Ultrasonik Ketika Tidak Ada Objek
    Gambar 4.9. Sensor Ultrasonik Saat Ada Objek
    Gambar 4.10. Listing Program Sensor Ultrasonik

Rancangan Basis Data

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang mendukung operasi dan tujuan suatu perusahaan. Desain database menjelaskan tentang pendekatan struktur dengan menggunakan prosedur, teknik, memudahkan proses perancangan, media penyimpanan data yang digunakan, dan panjang record data.

Adapun bentuk spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang dibangun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Input Database

Flowchart Yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem dan perancangan dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sehingga dapat mempermudah dalam melakukan dan merancang langkah-langkah atau proses dengan benar. Adapun bentuk dari flowchart keseluruhan dari sistem yang dibuat dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.11. Flowchart Yang Telah Diusulkan

Rancangan Program

Tahap awal untuk pembuatan suatu alat dan program, yang harus dilakukan adalah perancangan program sebagai tolak ukur membangun sistem yang sesuai dengan kebutuhan. Demikian, hasil perancangan yang akan dijadikan sebagai acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Karena tujuan utama perancangan program untuk mempermudah dalam merealisasikan pembuatan alat dan program yang diharapkan.

Perancangan Program Visual Basic.Net

Perancangan Form Utama

Perancangan form utama ini dimaksudkan untuk tampilan awal program Visual Basic.Net ketika pertama membuat program pada Visual Basic.Net dapat terlihat seperti gambar berikut.

Gambar 4.12. Project Utama Visual Basic.Net

Perancangan Form Login

Pada pengujian program yang pertama adalah memasukkan source yang akan digunakan, seperti input database MySql, IO System. Berikut merupakan source code import membuat form login.

Gambar 4.13. Import Source Code Yang Digunakan

Dalam form login terdapat username dan password sebagai kode akses untuk masuk ke dalam aplikasi. Dibawah ini merupakan source code form login.

Gambar 4.14. Source Code Form login Visual Basic.Net

Ketika program telah di debugging, tetapi salah memasukkan username atau password, yang akan muncul adalah pop up yang berisi “User or Password Denied”.

Dan jika login sudah benar, akan muncul pop up yang berisi “Loading Proses..!!!” dan Pesan Sukses. Berikut source code dari form login sukses.

Gambar 4.15. Source Code Form login Sukses

Hasil dari source code diatas adalah akan menghasilkan gambar desain seperti dibawah ini:

Gambar 4.16. Desain Form Login
Gambar 4.17. Desain Form Loading Proses

Perancangan Form Kontrol

Ketika sudah berhasil login, maka dibutuhkan satu form lagi untuk melakukan pengontrolan sistem monitoring ketinggian air. Pada form ini dibutuhkan source code yang menghubungkan antara Visual basic.Net dengan MySql. Berikut adalah source code-nya:

Gambar 4.18. Source Code Visual Basic.Net dengan MySql

Setelah membuat source code yang menghubungkan antara VB.Net dengan MySql, selanjutnya menghubungkan serial port antara VB.Net dengan software Arduino IDE. Serial port yang dimaksud adalah port dari modul Arduino Uno yang dihubungkan pada laptop. Secara otomatis port akan terbaca.

Gambar 4.19. Source Code Serial Port

Untuk data ketinggian air akan berupa warna yang menentukan siaga dari air tersebut seperti pembuatan source code berikut :

Gambar 4.20. Source Code Siaga 1 ketinggian Air
Gambar 4.21. Source Code Siaga 2 ketinggian Air
Gambar 4.22. Source Code Siaga 3 / Berbahaya ketinggian Air

Kemudian setelah data ketinggian air sudah diketahui nantinya data akan tersimpan otomatis di database. Source code-nya akan seperti gambar dibawah ini

Gambar 4.23. Menyimpan Data Pada Database

Tampilan desain hasil dari source code yang telah dibuat, tampak pada gambar berikut :

Gambar 4.24. Desain Form Sistem Monitoring Ketinggian Air

Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

Spesifikasi Hardware

Pada spesifikasi Hardware dibawah ini menjelaskan tentang alat atau komponen apa saja yang digunakan untuk menunjang sistem perancangan ini. Adapun perangkat keras (Hardware) yang digunakan sebagai berikut :

  1. Laptop Acer tipe V5-431, 14 inch, Processor Intel® Core™ i3-3227U CPU @1.90GHz, RAM 4GB, 32Bit Operating System

  2. Arduino Uno

  3. Sensor Ultrasonik

  4. Mini Compressor

  5. Trafo 12V 10A

  6. Lampu LED

  7. Papan PCB

  8. Adapter Switching

  9. Komponen Elektronika Lainnya

Pada spesifikasi Software dibawah ini adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk menulis laporan, membangun program, merancang alur diagram, mengedit program, sebagai media interface, dan media untuk mengupload program. Adapun perangkat lunak (Software) yang digunakan sebagai berikut :

  1. Arduino IDE Ver. 1.6.9

  2. Web Browser (Mozilla Firefox, Google Chrome, Internet Explorer)

  3. Paint

  4. Fritzing.09.02b 32 Bit

  5. Visual Studio 2010 (Visual Basic.Net)

  6. Microsoft Word 2010

  7. Clickcharts Diagram Flowchart Software

Testing

Pada tahap testing yang dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibuat dengan menggunakan metode Black Box Testing. Pengujian dilakukan dengan menggunakan database, dimana pengujian tersebut dapat mengetahui fungsionalitas dari suatu komunikasi interface yang akan dirancang. Adapun pengujian blackbox adalah sebagai berikut:

  1. Pengujian Black Box Pada Saat Login Database

  2. Tabel 4.2. Pengujian Black Box Pada Saat Login Database
  3. Pengujian Black Box Pada Saat Input Database

  4. Tabel 4.3. Pengujian Black Box Pada Saat Input Database

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahap-tahap untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang yang dimulai dari tahap pengumpulan data-data yang diharapkan dapat membantu dan mendukung sehingga sampai tercapainya dalam penerapannya.

Schedule

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sehingga apa yang penulis inginkan dapat dirancang dan dibuat, penulis melakukan pendekatan terhadap pihak yang berkaitan dan merupakan tempat observasi penulis. Hal ini dilakukan demi terciptanya suatu sistem otomatis sehingga mempermudah pengamanan barang di gudang, sedangkan penulis sangat perlu melakukan pendekatan tesebut karena ada beberapa hal yang akan menjadi kendala ketika dalam proses perancangan dan pembuatan. Adapun jadwal yang dilakukan dalam proses mulai perancangan hingga selesai disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4. Pengolahan Jadwal Proses Pembuatan Sistem

Penerapan

Pada bagian ini yang perlu diperhatikan adalah bagian untuk penerapan sistem yang dibuat agar mendapatkan hasil yang diharapkan baik bagi penulis maupun oleh instasi yang bersangkutan, dimana tempat melakukan observasi.

Tabel 4.5. Pengolahan Jadwal Penerapan

Estimasi Biaya

Berikut ini adalah rincian biaya yang di keluarkan dari pembuatan alat ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6. Estimasi Biaya Yang Di Keluarkan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dari beberapa bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan tentang laporan Skripsi ini sebagai berikut :

  1. Dengan menggunakan program Arduino yang telah di coding kemudian rangkaian sistem hidrolik disambungkan dengan alat elektronika yang lain yang telah dihubungkan dengan mikrokontroler Arduino.

  2. Sensor Ultrasonik akan mendeteksi ketinggian air jika ketinggian air sudah maksimal seperti yang di codingkan pada program Arduino maka sistem hidrolik akan naik, sebaliknya jika ketinggian air minimum seperti yang di codingkan pada program Arduino maka sistem hidrolik akan turun.

  3. Dengan menggunakan program database mysql pada xampp yang telah di koneksikan dengan Visual Basic.Net sehingga data waktu kejadian akan tercatat dan petugas akan mengetahui kapan waktu terjadinya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada saran dalam pengembangan untuk kedepannya guna menghasilkan alat yang lebih kompleks.

  1. Untuk pengembangan kedepannya diharapkan alat ini bisa terkoneksi ke internet supaya data tentang pendeteksiannya bisa diketahui secara online.

  2. Penelitian selanjutnya bisa di tambahkan kamera untuk memantau barang yang akan dinaikkan tersebut.

Kesan

Kesan yang di dapat penulis dari Skripsi ini adalah penulis mendapatkan banyak pengalaman baru, seperti bagaimana cara melakukan Skripsi ini dan mendapatkan banyak ilmu yang baru tentang pembuatan alat ini. Penulis berharap untuk kedepannya diberikan kelancaran dalam menjalani Skripsi ini guna untuk melanjutkan ke jenjang kerja.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Rusdiana dan Moch Irfan.2014.Sistem Informasi Manajemen.Bandung:CV Pustaka SetiaSaefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1) Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran
  2. 2,0 2,1 2,2 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu.
  3. Wendi Wirasta dan Imam Febriansyah.2014.Perancangan Sistem Informasi Penyewaan Alat-alat Pesta Berbasis Web di Narda Pesta. Jurnal LPKIA Vol 1 No 1 Oktober 2014.
  4. Hartono,Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: PT . Rineka Cipta.
  5. 5,0 5,1 5,2 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. “Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan”. Jurnal Mekanikal, Vol.3No.2 – Juli 2012.
  6. 7,0 7,1 7,2 Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
  7. 9,0 9,1 Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1) Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran
  8. 10,0 10,1 Helda Yenni dan Ami Patria.2016. “Rekayasa Parking Assistance System Kendaraan dengan Sensor Ultrasonik”.Jurnal JSM STMIK Mikroskil Vol.17 No.1 April 2016.
  9. Ahmed S. Abd El-Hamid, Amani E. Fetohi, R.S. Amin, R.M. Abdel Hameed.2015.”Design of Digital Blood Glucose Meter Based on Arduino UNO”. International Journal of Software & Hardware Research in Engineering.ISSN-2347-4890 Vol.3
  10. 13,0 13,1 13,2 Heri Andriyanto dan Aan Darmawan.2016.Arduino Belajar Cepat dan Pemrograman.Bandung:Informatika Bandung
  11. Sandeep Kumar.2015.” Ultrasonic Sensor with Accelerometer Based Smart Wheel Chair Using Microcontroller”. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET). ISSN: 2395 – 0056 Vol 2
  12. Er. Saurabh Walia dan Er. Satinderjit Kaur Gill.2014.” A Framework for Web Based Student Record Management System using PHP”. International Journal of Computer Science and Mobile Computing (IJCSMC). ISSN 2320–088X Vol. 3, Issue. 8, August 2014
  13. Sagita, Vina, MariaIrmina Prasetyowati 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, dan Tune Turbo Boyer-Moore Dalam Pencarian String. ULTIMATICS, Vol. IV NO.1, Juni 2013.
  14. Julian Onibala, Arie S.M. Lumenta ST.,MT, Brave A. Sugiarso.,ST.,MT.2015.” Perancangan Radio Frequency Identification (RFID) Untuk Sistem Absensi Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535”. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. ISSN : 2301-8402 Vol.5 No.7
  15. 18,0 18,1 Manish Kumar, Santosh Kumar Singh, Dr. R. K. Dwivedi.2015.” A Comparative Study of Black Box Testing and White Box Testing Techniques”. International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies. ISSN: 2321-7782 Vol 3
  16. 19,0 19,1 Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer.” Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” International Journal of Electronics and Computer Science Engineering.ISSN- 2277-1956 Vol.2
  17. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta:Andi
  18. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
  19. Meta Amalya Dewi, Dede Cahyadi dan Yunita Wulansari.2014.”Sistem Ujian Online Calon Mahasiswa Baru Berbasis Ilearning Education Marketing pada perguruan tinggi”.Jurnal CCIT Vol 8. No 1 Sept 2014.

Contributors

Feizal, Siti Nurhayati