SI1331475569

Dari widuri
Revisi per 3 Februari 2017 17.36 oleh Feizal (bicara | kontrib) (Arduino Uno)


Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

SKRIPSI

 

Logo stmik raharja.jpg

 

OLEH:

1331475569 FEIZAL HAZRIEL MAULANA

 

JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2016/2017)

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

'SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.'

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

 

Disusun Oleh:

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 16 Januari 2017

Ketua         Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA         Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)         (Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd )
NIP : 00594         NIP : 079010

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

'SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.'

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

 

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, 16 Januari 2017

Pembimbing I     Pembimbing II
       
       
       
       
(Ignatius Agus Supriyono,S.Kom.,MM.)     (Ageng Setiani Rafika,S.Kom.,M.Si)
NID : 09004     NID : 13001

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

 

 

PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK

'SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA PT.'

MEDYA JAYA KONSTRUKSI TANGERANG

 

 

Dibuat Oleh :

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana

 

 

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Tahun Akademik 2016/2017

 

Disetujui Penguji :

Tangerang, 16 Januari 2017

Ketua Penguji   Penguji I   Penguji II
         
         
         
         
(_______)   (_______)   (_______)
NID : ____   NID : ____   NID : ____

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

 

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

 

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

NIM  : 1331475569
Nama  : Feizal Hazriel Maulana
Jenjang Studi  : Strata Satu
Jurusan  : Sistem Komputer
Konsentrasi  : Computer System

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

 

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 16 Januari 2017
Feizal Hazriel Maulana
NIM. 1331475569

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

 


Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan cuaca di Indonesia ini memang tidak menentu, kadang pada saat musim kemarau tetapi bisa saja turun hujan yang deras yang bisa mengakibatkan banjir di berbagai daerah. Apalagi dengan kondisi musim hujan saat ini, banyak terjadi banjir dimana-mana. Banjir bisa terjadi di mana saja seperti di pemukiman warga, perkantoran, atau pabrik dll. Dimana dataran yang rendah bisa saja terjadi banjir jika di timpa hujan yang lebat dan terus menerus yang dapat mengakibatkan kerugian materi yang cukup besar.

Di pergudangan pabrik konstruksi banyak sekali barang-barang berharga milik perusahaan, barang-barang yang akan digunakan untuk bangunan ini harus dijaga kondisi dan tempatnya agar tetap aman. Untuk itu para operator gudang biasanya menaruh barang-barang tersebut dengan baik supaya aman terhadap banjir. Untuk pergudangan yang memang ketingggian tanahnya rendah akan sangat khawatir jika terjadi hujan yang deras karena bisa mengakibatkan air tersebut merendam barang-barang digudang.

Dari permasalahan diatas, dibuat sebuah “PROTOTYPE PENGONTROLAN SISTEM KERJA HIDROLIK SECARA OTOMATIS BERBASIS ARDUINO” dengan sistem ini diharapkan supaya barang konstruksi digudang akan aman pada saat terjadi hujan deras yang dapat mengakibatkan banjir. Alat keamanan ini terdiri dari sebuah sistem dari hidrolik dan mikrokontroler Arduino dan berbagai macam alat elektronika lainnya. Alat ini dibuat untuk mencegah terjadinya kerusakan pada barang konstruksi digudang supaya tidak terendam air. Dengan dibuatnya alat ini operator gudang tidak perlu khawatir dengan keadaan barang digudang karena secara otomatis sistem dari hidrolik itu akan menaikkan barang jika ketinggian air sudah hampir mendekati barang, jadi barang tersebut tidak akan terendam air yang dapat mengakibatkan kerusakan pada barang tersebut.

Rumusan Masalah

Dalam pembuatan alat ini, akan ditemukan masalah-masalah yang meliputi, antara lain:

  1. Bagaimana cara mengontrol sistem hidrolik menggunakan Arduino?

  2. Bagaimana cara kerja dari sistem hidrolik untuk mengamankan barang-barang tersebut?

  3. Bagaimana cara mengetahui waktu kejadian sistem hidrolik mengamankan barang-barang tersebut?

Ruang Lingkup

Dalam penulisan Skripsi ini penulis membatasi ruang lingkup sebatas pengontrolan menaikkan dan menurunkan barang pada saat terjadi banjir secara otomatis dengan menggunakan Arduino sehingga barang yang dinaikkan tidak terkena banjir karena sensor secara otomatis membaca jarak dari ketinggian air tersebut.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Individual

    1. Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Strata (S1).

    2. Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama pekuliahan.

  2. Tujuan Fungsional

    1. Membuat sistem keamanan yang terkontrol oleh sistem.

    2. Meningkatkan keamanan pada barang-barang yang ada digudang

  3. Tujuan Operasional

    1. Membuat alat yang dapat berfungsi menaikkan barang secara otomatis menggunakan Arduino.

    2. Memanfaatkan Arduino dengan sistem hidrolik dan alat elektronika lain sehingga dapat menjadi suatu alat yang bekerja sesuai sistem yang diinginkan.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Individual

    1. Dapat mengembangkan ilmu yang didapat selama perkuliahan.

    2. Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

  2. Manfaat Fungsional

    1. Mempermudah operasi penempatan barang supaya tetap aman.

    2. Mengurangi kekhawatiran operator pada saat terjadi banjir.

  3. Manfaat Operasional

    1. Menjaga barang konstruksi agar tetap berkualitas.

    2. Mencegah kerusakan pada barang konstruksi yang diakibatkan oleh banjir.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Kalimat

  1. Metode Observasi

  2. Metode dimana penulis mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung dan pengambilan data untuk menganalisis suatu objek yang akurat guna membuat penulis dapat melanjutkan penelitian yang ingin dibuat.

  3. Metode Wawancara

  4. Metode yang dilakukan untuk menunjang metode observasi dan metode wawancara yang telah dilakukan dengan mencari referensi-referensi dari berbagai sumber seperti buku-buku atau media internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode yang dilakukan untuk menunjang metode observasi dan metode wawancara yang telah dilakukan dengan mencari referensi-referensi dari berbagai sumber seperti buku-buku atau media internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Metode Analisa

Pada metode ini, penulis menganalisa tentang cara mengamankan barang yang dapat di kontrol oleh sistem. Penulis menganalisa dengan melihat faktor sebab dan akibat yang terjadi sehingga memudahkan dalam membuat penelitian.

Metode Perancangan Sistem

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Perencanaan

  2. Fase perencanaan adalah sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem itu harus dibangun, dan pada fase ini memang diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau melakukan proses information gathering kepada para pengguna.

  3. Analisa

  4. Fase analisa adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan itu sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerjanya yaitu sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru.

  5. Rancangan

  6. Fase perancangan merupakan proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan spesifikasi file, dan program design. Hasil dari proses perancangan ini akan didapatkan spesifikasi sistem.

  7. Implementasi

  8. Fase implementasi adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem.

Metode Testing

Dalam metode testing ini penulis melakukan pengujian dengan metode black box terhadap prototype yang telah dibuat, hal ini dilakukan agar dapat diketahui apakah prototype tersebut sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan SKRIPSI ini, maka penulis membagi penulisan ini menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori-teori alat elektronika yang dibutuhkan untuk dapat memahami tentang fungsi dari komponen alat elektronika guna untuk mendukung pembahasan dan penulisan SKRIPSI ini.

BAB III RANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang perancangan dan pembahasan sistem kontrol hidrolik menggunakan Arduino, serta cara kerja dari sensor ultrasonik yang dibangun.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini berisi tentang perancangan sistem yang diusulkan., flowchart sistem yang diusulkan, rancangan program, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi alat yang telah diuji, implementasi, estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil Skripsi yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

  2. Menurut Rusdiana dan Moch Irfan (2014:29), “Sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut”.

    Menurut Taufiq (2013:2), “Sistem adalah kumpulan dari sub­sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu".

    Menurut Wendi Wirasta dan Imam Febriansyah dalam jurnal LPKIA Vol.1 No.1 (2014:2), “Sistem adalah suatu kelompok yang dapat beroperasi dan berinteraksi baik fisik maupun non fisik dan menyelesaikan masalah dan mencapai suatu tujuan tertentu.

    Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  3. Karakteristik Sistem

  4. Menurut Hartono (2013:14), bahwa sebuah sistem memiliki paling sedikit sepuluh karakteristik sebagai berikut :

    1. Komponen (Components)

    2. Bagian-bagian atau elemen-elemen yang dapat berupa benda atau manusia, berbentuk nyata atau abstrak, dan disebut subsistem.

    3. Penghubung antar bagian (Interface)

    4. Sesuatu yang bertugas menjembatani satu bagian dengan bagian lain, dan memungkinkan terjadinya interaksi/komunikasi antar bagian.

    5. Batas (Boundary)

    6. Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau dengan sistem-sistem lain.

    7. Lingkungan (Environment)

    8. Segala sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.

    9. Masukan (Input)

    10. Sesuatu yang merupakan bahan untuk diolah atau diproses oleh sistem.

    11. Mekanisme Pengolahan (Processing)

    12. Perangkat dan prosedur untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.

    13. Keluaran (Output)

    14. Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.

    15. Tujuan (Goal/Objective)

    16. Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    17. Sensor dan Kendali (Sensor and Control)

    18. Sesuatu yang bertugas untuk memantau dan menginformasikan perubahan-perubahan didalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.

    19. 1Umpan balik (Feedback)

    20. Informasi tentang perubahan–perubahan lingkungan dan perubahan–perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.

  5. Klasifikasi Sistem

  6. Menurut Taufiq (2013:8), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

    1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

    2. Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan. Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

    3. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan

    4. Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi denganjelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

    5. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

    6. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

      Gambar 2.1 Sistem Tertutup
      Gambar 2.2 Sistem Terbuka


    7. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

    8. Sistem manusia dan sistem mesin merupakan sebuah klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung dari kebutuhannya. Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi,sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional, dll. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri, dan lain-lain.

    9. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

    10. Sistem dilihat dari tingkat kekomplekan masalahnya dibagi menjadi dua yaitu sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistemnya dan komponen-komponennya pun sedikit. Adapun sistem kompleks adalah sistem yang banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.

    11. Sistem Bisa Beradaptasi dan Sistem Tidak Bisa Beradaptasi

    12. Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan. Sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.

    13. Sistem Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia

    14. Sistem buatan Tuhan merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini,misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup. Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan dengan kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada tadi juga bisa berubah.

    15. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

    16. Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi sistem jika dilihat dari pemakaiannya. Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara waktu sebagai contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

  7. Tujuan Sistem

  8. Menurut Taufiq (2013:5), Tujuan Sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi dia sendiri atau bagi lingkungannya.

    Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala sesuatu pasti akan hancur dan berantakan tapi dengan tujuan yang jelas akan lebih besar kemungkinan akan tercapai sasarannya. Begitu juga sistem yang baik adalah sistem yang memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan tujuan yang jelas dan terukur serta menggunkan langkah-langkah terstruktur kemungkinan besar sistem itu akan tercapai tujuannya sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuannya.

Konsep Dasar Pengontrolan

  1. Definisi Pengontrolan

  2. Menurut Erinofiardi dkk dalam jurnal mekanikal Vol 3 No 2 (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

    Kontrol otomatis mempenyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

    Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

    Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

  3. Jenis – Jenis Pengontrolan

    1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

    2. Menurut Erinofiardi dkk dalam jurnal mekanikal Vol 3 No 2 (2012:261), sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

      Gambar 2.3. Sistem pengendali loop terbuka

      Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam

      sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

    3. Sistem Kontrol Loop Tertutup

    4. Menurut Erinofiardi dkk dalam jurnal mekanikal Vol 3 No 2 (2012:261), sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.”

      Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

      Gambar 2.4. Sistem pengendali loop tertutup

      Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

      Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

Konsep Dasar Perancangan

  1. Menurut Fathara (2014:1) “SDLC adalah proses pengembangan dimana keseluruhan proses pengembangan sistem dilakukan melalui proses multi-langkah dari investigasi persyaratan awal melalui analisis, desain, implementasi dan pemeliharaan.

  2. SDLC terdiri dari beberapa jenis model antara lain model Spiral, Waterfall, RAD, dan Prototipe. Pada model waterfall output dari langkah yang satu akan menjadi input bagi langkah selanjutnya.

    1. Spiral Model

    2. Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari software process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya, seperti gambar berikut

      Gambar 2.5. Spiral Model

      Pada spiral model, setiap Loop dibagi dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja yang disebut juga wilayah tugas, wilayah tugas tersebut terdiri antara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu :

      1. Komunikasi Pelanggan

      2. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembangan dan pelanggan.

      3. Perencanaan

      4. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber–sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.

      5. Analisis Resiko

      6. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko-risiko, baik manajemen maupun teknis.

      7. Perekayasaan

      8. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.

      9. Konstruksi dan peluncuran

      10. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, instalasi dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi).

      11. Evaluasi Pelanggan

      12. Tugas - tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan software.

    3. Waterfall model

    4. Waterfall merupakan salah satu metode dalam SDLC yang mempunyai ciri khas pengerjaan setiap fase dalam watefall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase selanjutnya. Artinya fokus terhadap masing-masing fase dapat dilakukan maksimal karena tidak adanya pengerjaan yang sifatnya paralel.

      Gambar 2.6. Waterfall Model

      Fase atau tahapan yang terjadi pada waterfall model adalah sebagai berikut :

      1. Tahap Investigasi

      2. Pada tahap investigasi akan terjadi proses seperti:

        1. Initialisasi : terjadi proses seperti perencanaan manajemen, kebutuhan serta potensi dari user.

        2. Initialisasi : terjadi proses seperti perencanaan manajemen, kebutuhan serta potensi dari user.

      3. Tahap Analisa

      4. Dalam tahapan ini sistem yang akan dibangun diselaraskan dengan kebutuhan user atau pengguna. Pada tahap ini terjadi proses seperti:

        1. Determine requirements atau penentuan kebutuhan, hal ini dilakukan dengan cara mempelajari sistem yang telah ada, serta menentukan kebutuhan struktur dan menghilangkan redundansi.

        2. Requirement analysis atau analisa kebutuhan, terdiri dari analisa kebutuhan fungsional dan performa (kinerja).

        3. Menghasilkan desain sistem alternatif

        4. Membandingkan alternatif desain sistem yang dihasilkan dan

        5. Merekomendasikan alternatif terbaik kepada klien.

      5. Tahap Desain

      6. Tahap menentukan bagaimana sistem mencapai tujuan yang telah didefinisikan sebelumnya. Tahap ini terdiri dari:

        1. User interface design, meliputi tampilan, form, report dan dialog design.

        2. Data design, merupakan proses desain elemen struktur data.

        3. Process design, merupakan desain program prosedur sistem.

      7. Tahap Implementasi

      8. Pada tahap ini terjadi beberapa hal seperti:

        1. Evaluasi hardware, software dan jasa

        2. Modifikasi dan pengembangan software

        3. Dokumentasi, yang merupakan mekanisme komunikasi utama selama proses pengembangan.

        4. Konversi data, pada proses ini terjadi perbaikan dan penyaringan data yang tidak diinginkan dan konsolidasi data.

        5. Testing atau uji coba, pada proses ini dilakukan uji coba dan debugging software.

        6. Training atau pelatihan sistem/software yang telah terbentuk.

        7. Konversi, yakni proses pergantian dari sistem lama ke sistem baru.

      9. Tahap Pemeliharaan (maintenance)

      10. Pada proses ini terjadi modifikasi software, perbaikan error atau umpan balik dari user terhadap software yang telah mereka gunakan.

    5. Rapid Application Development (RAD)

    6. Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah metode pengembangan software yang diciptakan untuk menekan waktu yang dibutuhkan untuk mendesain serta mengimplementasikan sistem, informasi sehingga dihasilkan siklus pengembangan yang sangat pendek.

      Gambar 2.7. Rapid Application Development

      Pendekatan RAD meliputi fase – fase dibawah ini:

      1. Bussiness modeling

      2. Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :

        1. Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis?

        2. Informasi apa yang di munculkan?

        3. Siapa yang memunculkanya?

        4. Ke mana informasi itu pergi?

        5. Siapa yang memprosesnya?

      3. Data modeling

      4. Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modelling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik (disebut atribut) masing masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek – objek tersebut didefinisikan.

      5. Prosess modelling

      6. Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data

      7. Aplication generation

      8. RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memkai lagi komponen program yang ada (pada saat memungkinkan) atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi (bila perlu). Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

      9. Testing and turnover

      10. Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus di uji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

    7. Model Prototipe

    8. Prototipe adalah suatu proses yang memungkinkan developer membuat sebuah model software,metode ini baik digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal mengenai kebutuhan yang diinginkannya.

      Gambar 2.8. Prototipe Model

      Proses pada model prototyping yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

      1. User Requirements

      2. Pada tahap ini developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detil kebutuhan mungkin tidak dibicarakan pada tahap ini.

      3. Develope Prototype

      4. Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype sistem oleh developer, perancangan sistem dilakukan secara cepat dan rancangan diusahakan mewakili semua aspek software yang telah diketahui.

      5. Revise Prototype

      6. Pada tahap ini dilakukan evaluasi prototype sistem oleh klien. Apabila klien merasa prototype sistem yang telah dikembangkan sesuai dengan keinginannya maka prototype tersebut dapat digunakan, akan tetapi jika prototype tersebut tidak sesuai, maka prototype tersebut akan dilakukan revisi dan digunakan sebagai acuan dalam memperjelas kebutuhan software dan kemudian dikembangkan prototype selanjutnya. Siklus ini (develop-revise prototype) akan terus berlangsung hingga didapatkan prototype sistem yang sesuai dengan kebutuhan klien atau user.

  3. Tujuan Perancangan Sistem

  4. Menurut Darmawan (2013:228). Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli­ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Prototipe

  1. Definisi Prototipe

  2. Menurut Darmawan (2013:229), "prototipe adalah suatau versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai."

  3. Jenis-jenis Prototipe

  4. Menurut Darmawan (2013:230), terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolutioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu protipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirement prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut diantaranya adalah:

    1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

    2. Membuat satu prototipe Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.

    3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

    4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototype evolusioner. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:

      1. Membuat kode sistem baru: pengembangan menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.

      2. Menguji sistem baru: pengembangan menguji sistem.

      3. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan pada pengembangan apakah sistem dapat diterima.

      4. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.

      Gambar 2.9. Pembuatan Prototipe Evolusioner

Konsep Dasar Sistem Komputer

Menurut Rita Melina (2016:1) “Sistem komputer adalah elemen– elemen yang terkait menjalankan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer. Elemen dari komputer terdiri dari manusianya (brainware) perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Komponen – komponen dalam sistem komputer terbagi 3, yang tidak bisa terpisahkan yaitu :

  1. Hardware ( Perangkat Keras )

  2. • Perangkat output

    • Perangkat input

    • Media penyimpanan

    • Pemrosesan

  3. Software ( Perangkat Lunak )

  4. • Sistem operasi

    • Program aplikasi

    • Bahasa pemrograman

  5. Brainware ( Orang Yang MengoperasikanKomputer )

  6. • Analisis sistem

    • Programmer

    • Operator

<p style="line-height: 2"> Kalimat </p>

  1. CPU (Central Processing Unit)

  2. Memproses atau mengeksekusi intruksi atau program. CPU juga akan berkomunikasi dengan perangkat input, output, dan storage.

  3. ALU (Arithmetic Logic Unit)

  4. Alat yang melakukan operasi aritmatika dengan dasar penjumlahan. Tujuan menghasilkan keputusan dari operasi logika sesuai dengan intruksi program.

  5. CU (ControlUnit)

  6. Mengatur dan mengendalikan semua peralatan yang ada pada sistem komputer. Mengartikan dan mengirimkan intruksi ke ALU. Membawa data dai alat input ke memori utama untuk di olah. Membawa hasil olahan data kembali ke memori utama untuk disimpan.

  7. Register

  8. Alat penyimpanan berukuran kecil dengan kecepatan akses cukup tinggi. Fungsi penyimpanan data dan intruksi yang sedang di proses, sementara data dan intruksi lainnya menunggu di dalam memori utama.

  9. Input Device

  10. Perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat untuk memasukan perintah ke dalam komputer. Alat : Keyboard, Microfont, dll

  11. Output Device

  12. Berfungsi untuk menampilkan keluaran sebagai hasil pengolahan data. Alat : Monitor, Printer, Speaker, Storage device

  13. RAM (Read Access Memory)

  14. Menyimpan program yang diolah untuk sementara waktu

  15. ROM (Read Only Memory)

  16. Memori yang hanya bisa di baca dan berguna sebagai penyedia informasi pada saat komputer pertama kali digunakan. Berupa sistem operasi yang terdiri dari program.

  17. Storage Eksternal

  18. Perangkat lunak untuk melakukan operasi penulisan, pembacaan dan penyimpanan data diluar komponen utama. Sotfware terdiri dari beberapa macam yaitu :

    1. Sistem Operasi

    2. Program data pada komputer yang menghitungkan pengguna dengan hardware dan software komputer.

    3. Program Aplikasi

    4. Program yang di desain untuk melakukan fungsi secara spesifik yang berhubungan langsung dengan pengguna

    5. Bahasa Pemograman

    6. Bahasa yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan komputer.

Teori Khusus

Mikrokontroler

  1. Definisi Mikrokontroler

  2. Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1) “Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

    Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17) “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

    Menurut Helda Yenni dan Ami Patria di dalam Jurnal JSM STMIK Mikroskil Vol. 17, No. 1 (2016:51) “Mikrokontroler adalah sistem microprosesor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorgranisasi (terlambat) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap di pakai.”

  3. Karakteristik Mikrokontroler

  4. Menurut Saefullah dkk dalam jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2) mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

    1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.

    2. Konsumsi daya kecil.

    3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

    4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

    5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

    6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

  5. Jenis-jenis Mikrokontroler

  6. Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroler. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.

    1. RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak. Contoh RISC yaitu Mikrokontroler AVR, PIC (Peripheral Interface Controller), Mikrokontroler ARM.

    2. CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya. Contoh CISC yaitu Mikrokontroler MCS-51.

Sistem Hidrolik

  1. Definisi Sistem Hidrolik

  2. Menurut Wiliam Sarfat (2013:1) “Sistem Hidrolik adalah suatu sistem/ peralatan yang bekerja berdasarkan sifat dan potensi / kemampuan yang ada pada zat cair (liquid)”. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip yang berbunyi: Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya

    Kata hidrolik sendiri berasal dari bahasa ‘Greek’ yakni dari kata ‘hydro’ yang berati air dan ‘aulos’ yang berarti pipa. Namun, pada masa sekarang ini sistem hidrolik kebanyakan menggunakan air atau campuran oli dan air (water emulsian) atau oli saja.

    Gambar 2.10. Pompa Hidrolik
  3. Dasar - Dasar Sistem Hidrolik

    1. Hukum Pascal

    2. Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

      1. Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.

      2. Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.

      3. Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara seragam ke bagian lain fluida.

    3. Komponen beserta Fungsi & Simbol

    4. Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu:

      1. Unit Tenaga, berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak hidrolik. Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:

        1. Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar.

        2. Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja.

        3. Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik.

        4. Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve.

      2. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik. Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:

        1. Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik.

        2. Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator.

      3. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik. Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macam-macamnya sebagai berikut :

        1. Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV )

        2. Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut. Contoh jenis katup pengarah : Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah dengan piring putar, katup dengan pegas bias. Macam-macam Katup Pengarah Khusus :

          1. Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan)

          2. Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya.

        3. Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil. Macam-macam Katup Pengatur Tekanan adalah :

          1. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.

          2. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang lain.

          3. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya didesain dengan tekanan yang lebih rendah.

        4. Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston). Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

          1. Untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik.

          2. Untuk membatasi daya yang bekerja pada system.

          3. Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.

          Macam-macam dari Flow Control Valve :

          1. Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat berubah-ubah yaitu melalui fixed orifice.

          2. Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat berubah-ubah sesuai dengan keperluan.

          3. Flow control yang dilengkapi dengan check valve.

          4. Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna menyeimbangkan tekanan.

Arduino Uno

  1. Definisi Arduino Uno

  2. Menurut Ahmed S. Abd El-Hamid dkk dalam International Journal of Software & Hardware Research in Engineering (ISSN-2347-4890) Volume 3 Issue 8 August, 2015

    “The Arduino UNO microcontroller serves as the brain of the system to facilitate programming. It is a microcontroller board based on ATMega328 that comprises 14 digital pin entries (input) 6 analog production entries (output), a 16 MHz ceramic resonator, USB connection, power jack, ICSP header, and reset button. The board is equipped with the features needed to support the microcontroller by connecting it to a computer using a USB cable”.

    “Mikrokontroler Arduino UNO berfungsi sebagai otak dari sistem untuk memudahkan pemrograman. Ini adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang terdiri 14 pin digital (Input) dan 6 pin analog (Output), resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, ICSP header, dan tombol reset. Papan ini dilengkapi dengan fitur yang dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler dengan menghubungkannya ke komputer menggunakan kabel USB”.

    Menurut Heri Andrianto dan Aan Darmawan (2016:24) “Board Arduino Uno menggunakan mikrokontroler ATmega328. Secara umum posisi/letak pin-pin terminal I/O pada berbagai board Arduino posisinya sama dengan posisi/letak pin-pin terminal I/O dari Arduino UNO yang mempunyai 14 pin Digital yang dapat di set sebagai Input/Output (beberapa diantaranya mempunyai fungsi ganda), 6 pin input Analog.

    Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino Uno tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

    1. Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung, yang disediakan untuk tujuan kedepannya.

    2. RESET sirkuit yang lebih kuat

    3. Atmega 16U2 menggantikan 8U2

    Gambar 2.11. Arduino Uno


  3. Spesifikasi Arduino Uno

  4. Berikut adalah spesifikasi dari mikrokontroler Arduino Uno (ATmega328) :

    1. Mikrokontroler ATmega328.

    2. Catu Daya 5V.

    3. Tegangan Input rekomendasi 7­12 V.

    4. Tegangan Input batasan 6­20 V.

    5. Pin I/O Digital berjumlah 14.

    6. Pin input analog berjumlah 6.

    7. Arus DC per Pin I/O 40 mA.

    8. Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA

    9. Flash memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader.

    10. SRAM 2 KB.

    11. EEPROM 1 KB.

    12. Clock Speed 16 MHz.

    Tabel 2.1. Spesifikasi Arduino Uno


Sensor Ultrasonik

Konsep Dasar Flowchart

Konsep Dasar XAMPP

Konsep Dasar Visual Basic

Konsep Dasar Penguian

Konsep Dasar Elisitasi

Komponen Elektronika

Literatur Review

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Visi dan Misi Perusahaan

Struktur Organisasi

Tugas dan Tanggung Jawab

Tujuan Perancangan

Cara Kerja Alat

Konsep Peranangan dan Pembahasan

Pembuatan Alat

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Merancang Schematik Hardware

Rangkaian Power Supply

Rangkaian Sensor Ultrasonik

Rangkaian Compressor

Rangkaian Buzzer

Rangkaian Lampu LED

Rangkaian Sistem Keseluruhan

PerancanganPerangkat Lunak (Software)

Perancangan Software Arduino

Perancangan database MySql

Perancangan Program VisualBasic Net

Flowchart Sistem yang Berjalan

User equitment

Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Final Elisitasi

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Prosedur Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Basis Data

Flowchart Yang Diusulkan

Rancangan Program

Perancangan Program Visual Basic.Net

Perancangan Form Utama

Perancangan Form Login

Perancangan Form Kontrol

Konfigurasi Sistem Yang Diusulkan

Spesifikasi Hardware

Spesifikasi Software

Testing

Implementasi

Schedule

Penerapan

Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisa dari beberapa bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan tentang laporan Skripsi ini sebagai berikut :

  1. Dengan menggunakan program Arduino yang telah di coding kemudian rangkaian sistem hidrolik disambungkan dengan alat elektronika yang lain yang telah dihubungkan dengan mikrokontroler Arduino.

  2. Sensor Ultrasonik akan mendeteksi ketinggian air jika ketinggian air sudah maksimal seperti yang di codingkan pada program Arduino maka sistem hidrolik akan naik, sebaliknya jika ketinggian air minimum seperti yang di codingkan pada program Arduino maka sistem hidrolik akan turun.

  3. Dengan menggunakan program database mysql pada xampp yang telah di koneksikan dengan Visual Basic.Net sehingga data waktu kejadian akan tercatat dan petugas akan mengetahui kapan waktu terjadinya.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada saran dalam pengembangan untuk kedepannya guna menghasilkan alat yang lebih kompleks.

  1. Untuk pengembangan kedepannya diharapkan alat ini bisa terkoneksi ke internet supaya data tentang pendeteksiannya bisa diketahui secara online.

  2. Penelitian selanjutnya bisa di tambahkan kamera untuk memantau barang yang akan dinaikkan tersebut.

Kesan

Kesan yang di dapat penulis dari Skripsi ini adalah penulis mendapatkan banyak pengalaman baru, seperti bagaimana cara melakukan Skripsi ini dan mendapatkan banyak ilmu yang baru tentang pembuatan alat ini. Penulis berharap untuk kedepannya diberikan kelancaran dalam menjalani Skripsi ini guna untuk melanjutkan ke jenjang kerja.

Contributors

Feizal, Siti Nurhayati