SI1322477315

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERITA SEARCH

AND RESCUE BERBASIS WEB PADA BADAN SAR

NASIONAL KANTOR PUSAT


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1322477315
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERITA SEARCH

AND RESCUE BERBASIS WEB PADA BADAN SAR

NASIONAL KANTOR PUSAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1322477315
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 001405

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERITA SEARCH

AND RESCUE BERBASIS WEB PADA BADAN SAR

NASIONAL KANTOR PUSAT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322477315
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Sistem Software Engineering

Tahun Akademik 2016 / 2017

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Erick Febriyanto, S.Kom)
   
(Haerudin, S.Kom, MM)
NID : 14011
   
NID : 05092

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERITA SEARCH

AND RESCUE BERBASIS WEB PADA BADAN SAR

NASIONAL KANTOR PUSAT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322477315
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERITA SEARCH

AND RESCUE BERBASIS WEB PADA BADAN SAR

NASIONAL KANTOR PUSAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1322477315
Nama
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Laporan Skripsi ini dari awal sampai akhir merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikasi dari Laporan Skripsi yang telah dipergunakan untuk memenuhi persyaratan mengambil Skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1322477315

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Penggunaan komputer sangat membantu pekerjaan dalam pengolahan data, dengan adanya perkembangan teknologi informasi sebuah instansi sangat membutuhkan sistem terkomputerisasi yang secara umum memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pengguna untuk sebuah informasi data yang lengkap. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa sistem yang sedang berjalan di Badan SAR Nasional (BASARNAS). Sistem penginputan pengelolaan berita Search And Rescue yang dilaksanakan masih menggunakan aplikasi Microsoft Excel, sehingga kinerja yang dihasilkan kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena waktu yang diperlukan untuk mengolah data dan membuat laporan data informasi memakan waktu yang cukup lama serta rentannya terjadi human error, dan tidak up-to-date nya data yang diterima oleh kantor SAR pusat dari kantor cabang SAR lainnyamaka dibuatlah sistem informasi berita Search And Rescue pada Badan SAR Nasional (BASARNAS) berbasis web. Sistem informasi berita Search And Rescue ini digunakan untuk memudahkan proses pendataan terhadap berita Search And Rescue, agar informasi yang dihasilkan lebih cepat dan akurat.

Kata Kunci: sistem informasi, instansi, web, sistem penginputan

ABSTRACT

Isi abstract dengan bahasa inggris.


Keywords : ............

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati keci lini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izin kanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika.
  4. Bapak Erick Febriyanto, S.Kom dan Bapak Haerudin, S.Kom, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan Skripsi.
  5. Bapak Muhbadari, S.Kom selaku pembimbing lapangan di Badan SAR Nasional
  6. Hormat dan bakti penulis khususkan pada orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta do'a sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik.
  7. Herowati dan Renovita Sarassati yang telah banyak berbagi ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, Januari 2017
Nurbayti
NIM. 1322477315

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam dunia informatika saat ini mengalami kemajuan maka membuat semua instansi baik di pemerintah dan swasta ingin mengembangkan dan menggunakan kecanggihan teknologi itu sendiri, untuk meningkatkan kinerja dan pemenuhan terhadap kebutuhannya yang diperlukan saat ini. Karena informasi itu tidak bisa lepas dari peran dan pemanfaatan komputer, maka dengan adanya informasi yang terkomputerisasi/ berbasis komputer ini pekerjaan yang dihasilkan akan menjadi lebih efektif dan efisien.

Beberapa alasan mengapa komputer saat ini sangat di butuhkan dalam pemenuhan-pemenuhan kebutuhan informasi, yaitu adanya keinginan user untuk mendapatkan informasi secara efektif dan akurat, maupun menangani sistem informasi yang memiliki database yang sangat besar, serta keinginan agar data yang telah ada tidak hilang atau rusak dan alasan-alasan lainnya.

Pada suatu instasi kerja, yang didalamnya terdapat bagian persediaan informasi yang menangani suatu proses penyimpanan data informasi untuk pada akhirnya digunakan sebagai tolak ukur atas keputusan-keputusan yang akan diambil dalam proses yang berkaitan dengan data. Terkait dengan ketersediaan informasi dan pengembalian suatu data seharusnya dapat dimonitoring agar suatu data tersebut dapat mudah diakses.

Badan SAR Nasional dibentuk sebagai lembaga yang menangani bidang pencarian dan pertolongan pada musibah pelayaran, musibah penerbangan, bencana dan musibah lainnya. Badan SAR Nasional lahir pada tanggal 28 Februari 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1972 sebagai suatu lembaga yang bernama Badan SAR Indonesia (Basari). Selanjutnya, pada Tahun 2007 Badan SAR Nasional berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional.

Sesuai dengan Peraturan Presiden tersebut, Badan SAR Nasional bertugas untuk membantu pemerintah dalam tugas-tugas di bidang pencarian dan pertolongan. Keberhasilan tugas pencarian dan pertolongan itu juga sesuai dengan tuntutan dari ICAO (International Civil Aviation Organization) dan IMO (International Maritime Organization) serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan.

Dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah penerbangan, pelayaran maupun musibah lainnya, diperlukan kesiapan di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue) baik dari segi sarana/prasarana, peralatan SAR maupun sumber daya manusia (SDM).

Tolak ukur keberhasilan pelayanan SAR terletak pada kecepatan dalam menanggapi musibah yang dapat terlihat dari tindakan awal saat pencarian dan pengerahan unsur-unsur dalam upaya operasi pencarian serta pertolongan di tempat terjadinya musibah. Operasi pencarian dan pertolongan dalam menyelamatkan jiwa manusia merupakan kegiatan spesifik yang memerlukan kecepatan, ketepatan, dan keandalan dari Badan SAR Nasional.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional, Badan SAR Nasional mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue) yang selanjutnya disebut SAR sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu, Badan SAR Nasional memiliki tugas untuk melaksanakan pembinaan, pengoordinasian, dan pengendalian potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR.

Dalam rangka meningkatkan rasa aman bagi pengguna jasa transportasi, kegiatan SAR yang cepat dan tepat membutuhkan operasi pencarian dan pertolongan yang andal, khususnya angkutan laut dan udara. Usaha dan kegiatan tersebut di antaranya meliputi kegiatan berikut: mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran dan penerbangan serta musibah lainnya. Operasi SAR dilakukan segera setelah diketahui adanya musibah atau keadaan darurat. Operasi SAR akan dihentikan apabila korban musibah telah berhasil diselamatkan atau tidak ada harapan lagi untuk menyelamatkan korban berdasarkan hasil analisis/evaluasi.

Mengingat semakin banyak bencana atau musibah, maka semakin rumit pula untuk mengatur data informasi berita SAR, serta untuk menghindari kesalahan dalam manginput, mengolah dan menyajikan suatu informasi.

Selama ini Badan SAR Nasional melakukan pengolahan datanya menggunakan Microsoft Excel sehingga tidak maksimal, dikarenakan diperlukan waktu yang cukup lama untuk membuat laporan data informasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam penulisan skripsi dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERITA SEARCH AND RESCUE BERBASIS WEB PADA BADAN SAR NASIONAL KANTOR PUSAT”.

Rumusan Masalah

Saat ini sistem informasi search and rescue yang berjalan belum sepenuhnya terkomputerisasi dengan baik. Sistem yang berjalan masih menggunakan MS. Excel dalam melakukan pengolahan data.

BASARNAS tiap daerah mengirimkan laporan bencana dengan menggunakan fax atau email kemudian data laporan yang diperoleh disimpan ke dalam table yang diolah menggunakan MS. Excel.

Waktu yang diperoleh dalam melakukan proses pencarian data laporan bencana terbilang cukup lama dikarenakan banyaknya data yang ada serta olahan data yang masih dalam bentuk excel.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana membuat sebuah sistem pengelolaan data informasi search and rescue agar berjalan dengan baik?

  2. Bagaimana sistem dapat melakukan proses pendataan terhadap data-data laporan secara cepat?

  3. Apakah proses pencarian data laporan sudah efektif dan efisien?

Ruang Lingkup

Setiap manusia pasti memiliki gagasan, pemikiran dan pemahaman yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya terhadap suatu hal. Oleh karena itu, perlu diberikan batasan untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan dalam pemahaman atas penelitian yang dilakukan ini untuk menghindari kekeliruan atau kesalah pahaman dan sekaligus untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dan ketidakjelasan dalam pembahasan selanjutnya.

Berikut adalah ruang lingkup permasalahan:

  1. Menganalisa kegiatan pengelolaan laporan data bencana pada BASARNAS sehingga kekurangan-kekurangan yang ada dapat diperbaiki.

  2. Menganalisa dan merancang aplikasi sistem informasi search and rescue pada BASARNAS.

  3. Menganalisa sistem dengan menggunakan perancangan informasi melalui search and rescue

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

  1. Membuat sebuah sistem yang dapat melakukan pengelolaan data laporan bencana dengan baik.

  2. Membuat sebuah sistem yang dapat melakukan proses pengolahan data secara cepat.

  3. Menciptakan sebuah sistem yang memiliki fasilitas pencarian data secara efektif dan efisien.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:

  1. Memudahkan proses pengelolaan data laporan bencana yang diperoleh dari tiap-tiap BASARNAS daerah.

  2. Mempercepat proses pengolahan data laporan bencana.

  3. Memudahkan pengguna dalam melakukan pencarian data terkait laporan bencana.

Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Metode penelitian merupakan suatu rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian tertentu.

Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam pembuatan laporan.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Metode Observasi

  2. Metode Observasi (Pengamatan Langsung). Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung selama 3 bulan dari September 2016 sampai November 2016 pada objek yang diteliti dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian.

  3. Metode Studi Pustaka

  4. Metode Studi Kepustakaan, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari beberapa sumber-sumber literatur seperti buku, jurnal, makalah, internet, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan Skripsi ini.

  5. Metode Wawancara (Interview)

  6. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dengan orang yang akan diwawancarai dan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai gambaran sistem seperti apa yang diinginkan.

Metode Pengembangan

Metode pengembangan yang digunakan meliputi tiga bagian pokok, yaitu:

  1. Metode analisis, merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Analisis sistem dilakukan menggunakan Metode Analisa SWOT, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), kesempatan (oppurtunities), dan yang menjadi ancaman (threats). Untuk analisa sistem yang diinginkan oleh stakeholder menggunakan elisitas yang terdiri dari elisitasi tahap 2, elisitasi tahap 2, elisitasi tahap 3 dan final elisitasi.

  2. Metode Perancangan, yang digunakan adalah perancangan terstruktur melalui tahapan pembuatan UML (Unified Modeling Language) untuk menggambarkan Use Case Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram. Penulis juga menggunakan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalassm program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output.

  3. Metode Pengujian, yang menggunakan Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah suatu metode uji coba yang memfokuskan pada titik keperluan software.

Metode Penelitian

Sistematika penulisan Laporan Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bagian dengan disertakan sistematika penyampaiannya, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan yang akan dibahas dalam laporan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini berisikan tentang konsep dan teori dasar yang melandasi permasalahan penelitian dan menjadi acuan penulisan sesuai dengan topik perancangan yang dibuat dalam penyusunan laporan skripsi. Yang meliputi Konsep Dasar Teori Umum dan Konsep Dasar Teori Khusus.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi,dan tugas serta tanggung jawab. Tata laksana sistem yang berjalan yang terdiri dari prosedur sistem yang berjalan, rancangan prosedur sistem yang berjalan. Analisa sistem yang berjalan yang terdiri dari Analisa SWOT. Untuk metode analisa berdasarkan prosedur sistem yang berjalan terdiri atas analisa masukan, analisa proses, dan analisa keluaran. Kemudian permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, dan user requirement.

BAB IV ANALISA SISTEM USULAN

Dalam bab ini penulis membahas bagaimana menguraikan sistem yang akan diusulkan seperti usulan prosedur yang baru, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari normalisasi dan spesifikasi basis data. Diagram HIPO (Hierarchy Plus Input Proces Output), rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, schedulle implementasi,dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Pada Bab ini berisikan tentang Kesimpulan, Saran, dan Kesan yang diberikan penulis kepada Perusahaan sebagai pemecahan masalah dalam perancangan yang telah dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan tentang referensi yang digunakan dalam penyusunan hasil laporan skripsi.

LAMPIRAN

Berisikan daftar dari keseluruhan lampiran – lampiran yang melengkapi laporan sebagai lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Data

Definisi Data

Menurut Sutarman (2012:13),[1] “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

MenurutJohn J. Longkutoy dalambukunya “Pengenalan Komputer” yang di kutip oleh Tata Sutabri (2012:2),[2] Istilah data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dan lain-lain.

Menurut Sutabri (2012:72),[2] “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan data adalah suatu fakta dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut.

Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:12),[2] data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan diurai dibawah ini:

  1. Klasifikasi data menurut jenis data, yaitu:

    1. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil penghitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

    2. Data Ukur (Measurement Data) adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu. Angka yang ditunjukan alat barometer atau termometer adalah hasil proses pengukuran.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data, yaitu:

    1. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

    2. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu. Penggolongan fakultas-fakultas pada universitas negeri menjadi fakultas exacta dan fakultas non-exacta merupakan pemisahan menurut sifatnya.

  3. Klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:

    1. Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

    2. Data external adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja menggunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data external ini terdiri dari 2 (dua) jenis.

Pengolahan Data

Data merupakan bahan mentah untuk diolah yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Dengan kata lain, data yang telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik dan buruk, berguna atau tidak dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pengolahan data terdiri dari kegiatan-kegiatan penyimpanan data dan penanganan data.

Menurut Sutabri (2012:6),[2] pengolahan data dapat diuraikan seperti dibawah ini, yaitu:

  1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi pekerjaan pengumpulan (filing), pencarian (searching), dan pemeliharaan (maintenance). Data disimpan dalam suatu tempat yang lazim dinamakan “file”. File dapat berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lain sebagainya. Jadi, file diartikan sebagai suatu susunan data yang terbentuk dari sejumlah catatan (record) yang berhubungan satu sama lain (sejenis) mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha. Untuk memperoleh kemudahan dalam pencarian data (searching) di dalam file maka file dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: file induk dan file transaksi.

  2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan seperti: pemeriksaan, perbandingan, pemilihan, peringkasan, dan penggunaan. Pemeriksaan data mencakup pengecekan data yang muncul pada berbagai daftar yang berkaitan atau yang datang dari berbagai sumber, untuk mengetahui berbagai sumber dan untuk mengetahui perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan ini dilakukan dengan kegiatan pemeliharaan file (file maintenance). Pengguna data (data manipulation) merupakan kegiatan untuk menghasilkan informasi.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Sutabri (2012:10),[2] “Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

Menurut Sutarman (2012:13)[1] “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”

Menurut James A O’Brien (2013 : 2),[3] Pengertian sistem yang dapat didefinisikan yaitu sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Theo Lippeveveld, Rainer Saurborn, dan Claude Bodart (2013:25)[4] dalam buku Design and Implementation of Health Information System mendefinisikan sistem sebagai “any collection of componnet that work togenther to achieve a common objective” (Sekumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja untuk mencapai suatu tujuan bersama).

Menurut Sutabri (2012:20),[2] model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components) adalah suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.

  2. Batasan Sistem (Boundary) adalah ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  3. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) adalah bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (Interface) adalah media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.

  5. Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  6. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi sub sistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi sub sistem lain.

  7. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  8. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Henry Prat Fairchild (2012:35)[4] “Sistem merupakan rangkaian yang memiliki keterkaitan antara beberapa bagian dari hal yang terkecil, jika suatu bagian terganggu maka pada bagian yang lainnya akan merasakannya juga”.

Menurut Sutabri (2012:22),[2] sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem abstak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

  2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  3. Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.

  4. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk sub sistem lainnya.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Sutabri (2012:29),[2] “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Menurut McLeod (2012:8), [4] “Informasi adalah data yang di olah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”. Berdasarkan beberapa pendapat yang di kemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Informasi merupakan data yang telah diolah, di bentuk, ataupun dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu bagi penggunannya”.

Menurut Amin (2012:72), [5] “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan untuk pengambilan keputusan

Fungsi Informasi

Menurut Sutabri (2012:12), [2] fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda.

Siklus Informasi

Menurut Sutabri (2012:33), [2] data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menangkap informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Tindakan si penerima menjadi sebuah data baru. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Nugroho (2011:128),[6] “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik”

Menurut Sutabri (2012:46), [2] “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan kemudian diolah menjadi sebuah kesatuan informasi yang berharga bagi yang menerimanya.

Konsep Dasar Analisa SWOT

Definisi Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:199),[7] penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

  1. Kuadran 1

  2. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

  3. Kuadran 2

  4. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

  5. Kuadran 3

  6. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

  7. Kuadran 4

  8. Ini merupakan situasai yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Yusmini (2011:68),[8] "Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats)."

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan Analisis SWOT adalah suatu analisa yang menggambarkan secara jelas mengenai kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).

Teori Khusus

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML

Menurut Nugroho (2011:6),[6] “UML (UnifiedModeling Language) adalah perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

Menurut Alim (2012:30),[9]Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menulis blueprint perangkat lunak.UML dapat digunakan untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan mendokumentasikan artifak dari sistem perangkat lunak”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan UML adalah bahasa yang digunakan untuk pemodelan dari sistem perangkat lunak.

Jenis UML

  1. Use Case

  2. Menurut Murad (2013:57),[10] “Diagram Use Case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki 2 fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user”.

    Menurut Triandini (2012:18),[11] langkah-langkah membuat diagram use case:

    1. Mengidentifikasi aktor. Perhatikan bahwa aktor sebenarnya adalah peran yang dimainkan oleh pengguna. Alih-alih menyusun daftar aktor sebagai Bob, Maria, atau Tuan Hendricks, sebaiknya identifikasi peran spesifik yang dimainkan oleh orang-orang tersebut. Ingatlah orang yang sama mungkin memainkan berbagai peran karena ia menggunakan sistem. Sistem lain juga dapat menjadi aktor dari sistem.

    2. Setelah peran aktor teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh peran-peran tersebut dalam penggunaan sistem. Tujuan tersebut merupakan tugas yang dilakukan oleh aktor untuk mencapai beberapa fungsi bisnis yang memberikan nilai tambah bagi bisnis.

  3. Activity Diagram

  4. Menurut Murad (2013:53), [10]Activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses”.

    Menurut Vidia (2013:20), [12]Activity diagram dibuat berdasarkan aliran dasar dan aliran alternatif pada skenario use case diagram. Pada activity diagram digambarkan interaksi antara aktor pada use case diagram dengan sistem”.

  5. Sequence Diagram

  6. Menurut Vidia (2013:21), [12]Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram. Sequence diagram menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas yang dideskripsikan pada class diagram dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut. Untuk aliran pesan, sequence diagram merujuk pada alur sistem activity diagram yang telah dibuat sebelumnya”.

    Menurut Wijayanto (2013:35), [4]Sequence diagram dibuat berdasarkan activity diagram dan class diagram yang telah dibuat, maka digambarkan sequence diagram yang menggambarkan aliran pesan yang terjadi antar kelas dengan menggunakan operasi yang dimiliki kelas tersebut”.

Konsep Dasar Pencarian

Definisi Pencarian

Pencarian merupakan kegiatan untuk menemukan atau mencari suatu data yang di tentukan di suatu tempat, apakah sesuai atau tidak. Pencarian mempunyai beberapa metode salah satu diantaranya adalah pencarian beruntun (sequential search).

Konsep Dasar Pertolongan

Definisi Pertolongan

Definisi Pertolongan adalah prosedur yang digunakan dalam keadaan darurat untuk membantu pasien terluka atau sakit sebelum kedatangan dokter atau masuk ke rumah sakit. Sebuah aspek kunci dari Pertolongan Pertama adalah bahwa seseorang tidak bisa memprediksi kapan hal itu akan diperlukan dan dalam bentuk apa. Itulah sebabnya banyak terapis dan penyelenggara olahraga atau aktivitas luar ruangan dilatih dalam Pertolongan Pertama, bahkan ketika tidak ada persyaratan formal bahwa mereka harus melakukannya.

Konsep Dasar Berita

Definisi Berita

Berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta menarik minat khalayak pendengar (Menurut Paul de Massenner). Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak (menurut Charnley dan James M. Neal) (2012:31).[13][14]

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Murad (2013:49),[10] “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Arief (2011:7), [15] “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan website adalah suatu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen yang tersimpan dalam server serta untuk mengaksesnya dibutuhkan perangkat lunak yang disebut browser.

Jenis-Jenis Website

Menurut Arief (2011:8),[15] ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: web statis dan web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis dan web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jebis web tersebut. Adapun jenis-jenis web:

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidakmemungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, CascadingStyle Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.

  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

Konsep Dasar Internet

Definisi Internet

Menurut Sibero (2011), [16] “internet (Interconnected Network) adalah jaringan komputer yang menghubungkan antar jaringan secara global, internet dapat juga disebut jaringan dalam suatu jaringan yang luas. Seperti hal nya Jaringan komputer lokal maupun jaringan komputer area, internet juga menggunakan protokol komunikasi yang sama yaitu TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)”.

Menurut eWolf Community (2012:1), [17] “Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking, yaitu jaringan komputer dalam skala dunia. Internet terdiri dari banyak jaringan komputer lokal yang saling terhubung sehingga membentuk jaringan global dengan segala macam aturan (protokol). Protokol utama yang digunakan saat ini adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol), yaitu sekumpulan aturan untuk komunikasi data antar komputer dalam suatu jaringan”.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan internet adalah seluruh jaringan komputer yang dapat terhubung untuk melayani pengguna di seluruh dunia.

Konsep Dasar Web Server

Definisi Web Server

Menurut Kurniawan (2011:2)[18] “Web Server adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML”. Web server yang dimaksud disini adalah simulasi dari sebuah web server secara fisik. Web server biasanya juga disebut HTTP server karena menggunakan protocol HTTP sebagai basisnya. Beberapa web server yang sering digunakan diantaranya adalah PWS, IIS, Apache dan sebagainya.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Sopiyan (2012:13),[19] berpendapat bahwaasal kata XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah : X :Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi,seperti Windows, Linux,Mac OS, dan Solaris. A :Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkanhalaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan olehpembuat halaman web. jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan,maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL)untuk mendukung halaman web yang dihasilkan. M :MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yangmerupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasaterstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untukmembuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untukmenambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database. P : PHP,bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahanpemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. PHP memungkinkan kitauntuk membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis datayang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. namun PHP juga mendukung sistemmanajement database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d-base, PostgreSQL,dan sebagainya.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Raharjo (2011:3),[20] “Database adalah kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

Menurut Kustiyaningsih (2011:146), [21] “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan database adalah kumpulan data yang dapat disimpan dan diproses secara cepat di dalam sebuah database komputer.

Definisi Tabel

Dodi (2015:27)[4] “Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data-data informasi yang biasanya berupa kata-kata maupun bilangan yang tersusun dengan garis pembatas. Sementara bagan adalah gambaran/sketsa buram untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu.”

Definisi Fields

Dodi (2015:31)[4] Field adalah kumpulan dari karakter yang membentuk satu arti, maka jika terdapat field misalnya seperti NomerBarang atau NamaBarang, maka yang dipaparkan dalam field tersebut harus yang berkaitan dengan nomer barang dan nama barang. Atau definisi field yang lainnya yaitu tempat atau kolom yang terdapat dalam suatu tabel untuk mengisikan nama-nama (data) field yang akan di isikan.

Definisi Record

Record adalah kumpulan field yang sangat lengkap, dan biasanya dihitung dalam satuan baris. Tabel adalah merupakan kumpulan dari beberapa record dan juga field. File adalah terdiri dari record-record yang menggambarkan dari satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya seperti file nama barang berisikan data tentang semua nama barang yang ada. Data adalah kumpulan fakta atau kejadian yang digunakan sebagai penyelesaian masalah dalam bentuk informasi. Pengertian basis data (database) adalah basis data yang terdiri dari dua kata, yaitu kata basis dan data. Basis dapat di artikan markas ataupun gudang, maupun tempat berkumpul.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Menurut Arief (2011:151),[15] “MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelolaan datanya”.

Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97),[16] berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (RelationalData-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsipengolahan data”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan MySQL adalah suatu jenis database menggunakan SQL ((Structured Query Language) yang sangat terkenal dan dapat berjalan di berbagai platform.

Konsep Dasar PhpMyAdmin

Definisi PhpMyAdmin

Menurut Arief (2011:429),[15] “PhpMyAdmin adalah salah satu aplikasi berbasis GUI (Graphical User Interface) yang digunakan untuk mengeolal database MySQL”.

Menurut Prasetio (2012:53),[22] “PhpMyadmin merupakan tools berbasis web yang berguna untuk mengelola database MySQL”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan PhpMyAdmin adalah sebuah software berbasis web yang dapat digunakan untuk mengelola database MySQL secara mudah dalam bentuk GUI (Graphical User Interface).

Konsep Dasar PHP

Definisi PHP

Menurut Agus Saputra (2012:2),[23] berpendapat bahwa “PHP memiliki kepanjangan PHPHypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikanuntuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnyaadalah beda kondisi, HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi darikerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehinggadengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah dimaintenance”.HTML”.

Konsep Dasar CodeigniterFramework

Definisi CodeigniterFramework

Menurut Ibnu Daqiqil (2011:1),[24] CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat mempercepat pengembang untuk membuat sebuah aplikasi web. Ada banyak library dan helper yang berguna didalamnya dan tentunya mempermudah proses development. Ibarat ingin membangun rumah maka Anda tidak perlu membuat semen, memotong kayu menjadi papan, mengubah batu menjadi porselen dan lain-lain.

Konsep Dasar Flowchart

Definisi Flowchart

Menurut Adelia (2011:116),[25] “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Sagita (2013:33), [26] “flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

Jenis-jenis Flowchart

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

  2. Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart' program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)

  10. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237),[27] “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

  1. Verifikasi

  2. Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

  3. Validasi

  4. Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

  1. Failure

  2. Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tersebut.

  3. Fault

  4. Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

  5. Error

  6. Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

  7. Incident

  8. Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:256),[27] “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

  1. Waktu

  2. Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

  3. Biaya

  4. Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

  5. Kinerja Testing

  6. Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

  7. Kerusakan

  8. Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

Tipe dan Teknik Testing

Menurut Rizky (2011:259),[27] “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

  1. WhiteBox Testing

  2. Menurut Rizky (2011:262),[27] “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

  3. BlackBox Testing

  4. Menurut Rizky (2011:265),[27] "Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar."

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

    1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

    2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

    3. Hasil dari blackbox testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

    4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

    Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

    1. Equivalence Partitioning

    2. Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

    3. BoundaryValue Analysis

    4. Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

    5. Cause Effect Graph

    6. Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

    7. Random Data Selection

    8. Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

    9. Feature Test

    10. Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai


Konsep Dasar Requirement Elicitation

Definisi Requirement

Menurut Guritno (2011:301),[28] “Requirement adalah sifat-sifat sistem atau product yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginan customer”. Adapun, spesifikasi software requirement yang baik dan sangat relevan untuk dilakukan sebelum melakukan penelitian dalam bidang teknologi informasi adalah:

  1. Unambiguous (tidak ambigu)

  2. Complete (lengkap)

  3. Consistent (konsisten)

  4. Modifiable (dapat diubah)

  5. Traceable (dapat dilacak)

  6. Dapat digunakan selama pengoperasian dan maintenance

Requirement diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Functionalrequirements

  2. Menjelaskan interaksi antara sistem dan lingkungannya yang terpisah dari implementasi. Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

  3. Nonfunctional requirements

  4. Adalah aspek-aspek pengguna yang dapat dilihat mengenai sistem yang tidak secara langsung berhubungan dengan functional behavior, response time harus kurang dari 1 detik, dan the accuracy must be whitin a second.

  5. Constraints (psudo requirement)

  6. Requirement ini dipaksakan oleh client atau lingkungan tempat sistem akan beroperasi.

Definisi Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302),[28] “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Menurut Saputra (2012:51),[29] “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Tahap II

  4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    4. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

      2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

      3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Mulyandi (2013:17-153),[30] berpendapat bahwa “Penelitian sebelumnya literature review merupakan survey literature tentang penemuan-penemuan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topik penelitian”.

Tujuan Literature Review

Menurut Yuniarti (2012:3), [31] studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolok ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu.

Literature Review

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini diantara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh (Siti Rohayati:2014)[32]

  2. Mahasiswa Perguruan tinggi Raharja membahas tentang “Aplikasi Pendataan Surat Masuk Dan Surat Keluar Pada Kecamatan Jatiuwung Tangerang”. Dalam pengolahan data surat masukdan surat keluar pada Kecamatan Jatiuwung Tangerang yang dilakukan oleh TataUsaha masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya,dalam pencatatan datasurat masuk dan surat keluar masih harus di catat dan dibukukan dalam pembuatansurat masuk dan surat keluar, hal ini mengakibatkan informasi yang di sajikanterlambat. Selain itu proses pengolahan datanya masih manual dan belummenggunakan suatu program aplikasi. Mengunakan PHP sebagai bahasapemrograman Script, MySQL sebagaidatabasenya

  3. Penelitian yang dilakukan oleh (Yunita Wulandari:2012)[33]

  4. Penelitian ini berjudul “Pembangunan AplikasiArsip Di Upt PuskomUns”. Metode pada penelitian ini menggunakan Metodepengumpulan data yangdigunakan adalah studi pustaka, observasi, dandokumentasi. Pembangunan system rekayasa perangkat lunak ini sendiri berbasis Object Oriented (OO)yangmenggunakan UML sebagai metode pemodelannya, sehingga analisis dan perancangansistemyang digunakan meliputi use case diagram, class diagram, packagediagram, dansequence diagram. Sedangkan dari segi implementasinya digunakanCodeIgnitersebagai framework pembangunnya. diakses dan dijalankan secara localhost.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh (Mira Sri Mulyowati:2013)[34]

  6. Penelitian ini berjudul “Aplikasi Pengelolaan Arsip Surat di Kantor Perpustakaandan Arsip Daerah Pekalongan Berbasis Internet”. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan metodologi ModelWaterfall, tahapannyasebagai berikut : Tahap Analisa dan Pengumpulan Data,Tahap Sistem dan SoftwareDesain, Tahap Implementasi dan Unit Pengujian, TahapIntegrasi dan PengujianSistem. Tahapan tersebut menggunakan alat - alatpengembangan sistem, antaralain : Unified Modelling Language (UML),Perancangan Basis Data (DatabaseDesign), Desain Input Output AplikasiPengelolaan Surat Masuk dan KeluarBerbasis Intranet yang akan menghasilkanoutput:Penginputan Surat Masuk danKeluar dan Pencarian surat. Denganmenggunakan Aplikasi Pengelolaan Arsip SuratBerbasis Intranet, akan membantudalam Penginputan dan Pencarian Data surat.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh (Suryati dan Bambang E.P:2012).[35]

  8. Penelitian ini berjudul “Pembangunan sisteminformasi pendataan rakyat miskin untuk program beras miskin (raskin) pada Desa Mantren Kecamatan Kebonagung KabupatenPacitan”. Dalam laporan penelitiannya, penulis menjabarkan masalah yangdihadapi adalah pendataanrakyat miskin yang belum terkomputerisasi. Hasilpenelitian yang diharapkan penulis adalah terbentuknya pembangunan sistem informasi berbasispemrograman.Kelebihan dari penelitian ini dapat mempermudah kinerja pegawaidalam memasukkandata secara akurat. Kekurangan dari penelitian ini adalah kriteria yang diberikan kurang spesifikterlalu melebarcakupannya sehingga mengakibatkan banyaknya masyarakat yang mendapat raskin.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh (Pulung Nursiyata:2012)[36]

  10. Penelitian ini berjudul “Rancangan Bangun Aplikasi PendataanPasien Oleh Perawat Komunitas Menggunakan Metode Extreme Programming BerbasisAndroid”. Dalam laporan penelitiannya, penulis menjabarkan masalah yangdihadapi adalah proses pendataan selama ini dilakukan dengan cara pencatatan padakerta.hal ini dilakukan oleh perawat komunutas yang berbeda-beda. Catatan inimencadi acuan bagi perawat komunita lain saat akan menunjungu lokasi pasien.Sering kali hal ini menimbulkan permasalahan terutama mengenai ketidaktahuanperawat komunitas terhadap lokasi pasien yang akan di kunjungi. Tentunya halini akan menghambat waktu kunjungan ke lokasi pasien.

  11. Penelitian yang dilakukan oleh (LT. COL. CHARlES A. TOMKO Commander:2015)[37]

  12. Mereka yang bepergian ke luar negeri melalui penerbangan komersial sering melihat keluar pesawat jendela untuk melihat hamparan laut atau tersentuh, hutan terpencil. Mudah-mudahan sebagian besar penumpang ini tidak akan pernah mendengar istilah ALERFA, apalagi menjadi byek sub- satu. Udara dan lingkungan maritim bisa sangat tak kenal ampun, namun.

    Apa yang akan terjadi dalam peristiwa kecelakaan pendaratan di padang belantara terpencil? Siapa yang akan mencari orang-orang di atas kapal? Bagaimana penanggap akan tahu di mana mencarinya?

    Pusat Koordinasi Penyelamatan Di Amerika, Angkatan Udara AS dan AS Coast Guard tugas perwira dan menonton standers pria penyelamatan federal yang pusat koordinasi (RCCs). Mereka didukung oleh banyak lainnya setara federal, negara bagian, lokal, dan suku lembaga untuk melaporkan, pencarian, menemukan, dan fi nd terlambat atau hilang pesawat. Tapi di mana itu berakhir?

    Ini dimulai dan diakhiri dengan hubungan yang meningkatkan kemampuan SAR di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, respon penyelamatan sipil utama dikoordinasikan oleh Angkatan Udara Koordinasi Penyelamatan Pusat, Alaska Koordinasi Penyelamatan Pusat, dan sembilan AS Coast Guard pusat koordinasi penyelamatan bersama serta dua penyelamatan bersama sub-pusat yang berdiri menonton 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 365 hari per tahun. Banyak lembaga federal, negara bagian, lokal, dan suku lainnya memiliki Serupa lar pusat terpadu 24 jam yang memberikan respon penyelamatan untuk pesawat hilang, kapal hilang, miss ing orang, evakuasi medis, dan banyak aspek lain dari tanggap darurat. Koordinasi Internasional Di tingkat internasional, pencarian aeronautika dan respon penyelamatan dibangun di atas International Organisasi Penerbangan Sipil (ICAO) Annex 12, yang menyarankan layanan SAR dalam wilayah dan lebih bagian-bagian dari laut lepas atau area undeter- ditambang sovereignty.1 Serikat (dalam hal ini "menyatakan" mengacuke negara-negara berdaulat) yang menjadi anggota konvensi tersebut tion menyebarluaskan sebuah kerangka di mana penerbangan yang traf fi c antara negara-negara yang diberikan pencarian umum dan respon penyelamatan. Serikat mempertahankan kedaulatan mereka perbatasan, tapi setuju untuk mengkoordinasikan pencarian yang efektif dan layanan penyelamatan. Dengan cara yang sama layanan lalu lintas udara c dikoordinasikan untuk memungkinkan lintas batas lalu lintas udara c, jasa SAR juga disediakan untuk. Serikat merekomendasikan rencana pencarian dan penyelamatan umum dan prosedur untuk memfasilitasi koordinasi operasi pencarian dan penyelamatan dengan orang-orang dari negara-negara tetangga. Untuk mempengaruhi koordinasi cepat ini, negara harus meminta bantuan dari pusat-pusat tion penyelamatan koordinasi lainnya, termasuk pesawat terbang, kapal, personel, atau peralatan, dan memberikan izin yang diperlukan untuk masuknya pesawat tersebut, kapal, personel, atau perlengkapan ke dalam wilayahnya .

  13. Penelitian yang dilakukan oleh (MR. DAvID L. EDWARDS:2012)[38]

  14. Penelitian ini berjudul “SAR International Engagement hubungan yang positif memanfaatkan kekuatan SAR”.

    SAR adalah indikator negara maju. Banyak negara terus memberikan nasihat dan bantuan tentang cara untuk memperbaiki layanan SAR. Ini tidak berarti kita harus melakukan semua pekerjaan. Sebenarnya, sebagian besar negara ingin belajar bagaimana untuk menyediakan layanan pencarian dan penyelamatan sebagai bagian dari SAR upaya masyarakat luas. Jadi "lokal" keahlian subjek SAR peduli kami dapat memiliki efek jauh dari pantai-pantai kita.International Engagement sebagai Soft Power The Coast Guard diakui sebagai instrumen yang unik ment dari kebijakan luar negeri AS berdasarkan penegakan hukumnyament, militer, maritim, dan karakter multi-misi serta otoritas hukum yang luas, decentralized perintah dan struktur pengendalian, dan lebih dari 200 tahun pengalaman laut akan operasional.

  15. Penelitian yang dilakukan oleh (R. AjAy MehTA:2012)[39]

  16. Penelitian ini berjudul “The International Cospas-Sarsat Programme”.

    COSPAS-SARSAT Program Internasional (Cospas- SARSAT) adalah sebuah organisasi antar pemerintah yang diterbitkan untuk mengkoordinasikan kegiatan pencarian dan penyelamatan. Ini terdiri dari dua sistem berbasis satelit yang relay sinyal marabahaya dari pelaut, penerbang, dan pengguna darat. satelit dan instrumen Rusia terdiri dari sistem COSPAS, yang merupakan singkatan Rusia untuk Cosmicheskaya Sistema Poiska Avariynyh Sudov, atau "sistem ruang untuk pencarian kapal dalam kesusahan." tim Pencarian dan penyelamatan pelacakan satelit sistemik, atau SARSAT, adalah nama yang ada di National Oceanic and Atmospheric Administration, satelit yang mengorbit lingkungan operasional dan geostasioner satelit lingkungan operasional lites. sistem ini juga mencakup beacon darurat digunakan untuk melakukan panggilan darurat dan tanah peralatan yang digunakan untuk melacak satelit, mengambil sinyal , menemukan sumber sinyal, dan mengirimkan peringatan marabahaya untuk mencari dan organisasi penyelamatan. Bersama-sama, mereka membentuk COSPAS-SARSAT.

  17. Penelitian yang dilakukan oleh (MR. ALLAN kNOX:2012)[40]

  18. Penelitian ini berjudul “Space-Based Search and Rescue”.

    Bersamaan dengan analisis ini, mitra antar, dipimpin oleh Coast Guard, bekerja meskipun cess pro dengan yang muatan sipil disetujui sebagai muatan ondary detik- pada sistem GPS. pada September 21, 2009, sistem distress memperingatkan satelit (DASS) secara resmi disetujui sebagai muatan sekunder pada GPS III.4 Setelah keputusan itu, program nomenklatur diubah menjadi SAR / GPS, yang bertaruh- ter selaras program kami nomenklatur US MeOSAR dengan para mitra internasional kami.

  19. Penelitian yang dilakukan oleh (LCDR CHAnIng BURGESS:2012)[41]

  20. Penelitian ini berjudul “Mass Rescue Operations Passenger vessel safety specialists prepare ferry and cruise industries for catastrophe.”.

    Latihan dengan Industri Untuk mencapai misi mereka, keselamatan kapal penumpang spesialis bergabung dengan kontingensi perencana, pengawas kelautan, dan pencarian dan penyelamatan personil respon. Fokus utama mereka adalah untuk mempersiapkan setiap daerah tertentu untuk respon yang akan dinyatakan menggenangi sumber normal yang tersedia. persiapan inition adalah empat-tier, yang melibatkan pencegahan, perlindungan,

    Pelatihan dengan Industri spesialis keselamatan kapal penumpang membantu penumpang industri kapal dengan bekerja sama dengan berbagai domes- organisasi maritim tic dan internasional dan berinteraksi dengan maritim nasional dan internasional masyarakat respon. Mereka juga bekerja dengan negara dan badan-badan federal untuk membantu mempromosikan, membangun, dan mempertahankan standar yang efektif untuk penumpang dan awak evakuasi yang meliputi:

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Badan SAR Nasional

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 13.000 pulau terletak pada posisi koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut.

Untuk menjangkau begitu luasnya wilayah di Indonesia Badan SAR Nasional membutuhkan Unit Pelaksana Teknis Kantor SAR sebagai pelaksanan tugas SAR dan administratif Badan SAR Nasional di daerah. Badan SAR Nasional sendiri saat ini memiliki 34 Kantor SAR yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Merauke sampai dengan Banda Aceh.

Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR maka diperlukan pengelolaan informasi dan koordinasi yang baik antara Badan SAR Nasional dengan Kantor SAR yang berada di daerah dan untuk melakukan pengelolaan informasi dan koordinasi yang baik tentunya membutuhkan sumber daya yang andal, baik sumber daya manusia, perangkat maupun sistem informasi yang mumpuni dalam mendukung Badan SAR Nasional.

Sejarah Singkat Badan SAR Nasional

Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya penyebutan "Black Area" bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR. Dengan berbekal kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi penerbangan internasional ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia. Sebagai konsekuensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang Penetapan Dewan Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis mempunyai tugas pokok untuk membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta anggaran pembiayaan dan materil. Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia International yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.

Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando. Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara. Tim inilah yang akhirnya menjadi embrio dari organisasi SAR Nasional di Indonesia yang dibentuk kemudian.

Pada tahun 1968 juga, terdapat proyek South East Asia Coordinating Committee on Transport and Communications, yang mana Indonesia merupakan proyek payung (Umbrella Project) untuk negara-negara Asia Tenggara. Proyek tersebut ditangani oleh US Coast Guard (Badan SAR Amerika), guna mendapatkan data yang diperlukan untuk rencana pengembangan dan penyempurnaan organisasi SAR di Indonesia. Kesimpulan dari tim tersebut adalah:

  1. Perlu kesepakatan antara departemen-departemen yang memiliki fasilitas dan peralatan

  2. Harus ada hubungan yang cepat dan tepat antara pusat-pusat koordinasi dengan pusat fasilitas SAR

  3. Pengawasan lalu lintas penerbangan dan pelayaran perlu diberi tambahan pendidikan SAR

  4. Bantuan radio navigasi yang penting diharapkan untuk pelayaran secara terus menerus

Dalam kegiatan survey tersebut, tim US Coast Guard didampingi pejabat-pejabat sipil dan militer dari Indonesia, tim dari Indonesia membuat kesimpulan bahwa :

  1. Instansi pemerintah baik sipil maupun militer sudah mempunyai unsur yang dapat membantu kegiatan SAR, namun diperlukan suatu wadah untuk menghimpun unsur-unsur tersebut dalam suatu sistem SAR yang baik

  2. Instansi-instansi berpotensi tersebut juga sudah mempunyai perangkat dan jaringan komunikasi yang memadai untuk kegiatan SAR, namun diperlukan pengaturan pemanfaatan jaringan tersebut

  3. Personil dari instansi berpotensi SAR pada umumnya belum memiliki kemampuan dan keterampilan SAR yang khusus, sehingga perlu pembinaan dan latihan

  4. Peralatan milik instansi berpotensi SAR tersebut bukan untuk keperluan SAR, walaupun dapat digunakan dalam keadaan darurat, namun diperlukan standardisasi peralatan

Berdasarkan hasil survey tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1972 tanggal 28 Februari 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia (BASARI). Adapun susunan organisasi BASARI terdiri dari :

  1. Unsur Pimpinan

  2. Pusat SAR Nasional (Pusarnas)

  3. Pusat-pusat Koordinasi Rescue (PKR)

  4. Sub-sub Koordinasi Rescue (SKR)

  5. Unsur-unsur SAR

Pusarnas merupakan unit Basari yang bertanggungjawab sebagai pelaksana operasional kegiatan SAR di Indonesia. Walaupun dengan personil dan peralatan yang terbatas, kegiatan penanganan musibah penerbangan dan pelayaran telah dilaksanakan dengan hasil yang cukup memuaskan, antara lain Boeing 727-PANAM tahun 1974 di Bali dan operasi pesawat Twinotter di Sulawesi yang dikenal dengan operasi Tinombala.

Secara perlahan Pusarnas terus berkembang dibawah pimpinan (alm) Marsma S. Dono Indarto. Dalam rangka pengembangan ini pada tahun 1975 Pusarnas resmi menjadi anggota NASAR (National Association of SAR) yang bermarkas di Amerika, sehingga Pusarnas secara resmi telah terlibat dalam kegiatan SAR secara internasional. Tahun berikutnya Pusarnas turut serta dalam kelompok kerja yang melakukan penelitian tentang penggunaan satelit untuk kepentingan kemanusiaan (Working Group On Satelitte Aided SAR) dari International Aeronautical Federation.

Untuk lebih mengefektifkan kegiatan SAR, maka pada tahun 1978 Menteri Perhubungan selaku kuasa Ketua Basari mengeluarkan Keputusan Nomor 5/K.104/Pb-78 tentang penunjukkan Kepala Pusarnas sebagai Ketua Basari pada kegiatan operasi SAR di lapangan. Sedangkan untuk penanganan SAR di daerah dikeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan IM 4/KP/Phb-78 untuk membentuk Satuan Tugas SAR di KKR (Kantor Koordinasi Rescue).

Untuk efisiensi pelaksanaan tugas SAR di Indonesia, pada tahun 1979 melalui Keputusan Presiden Nomor 47 tahun 1979, Pusarnas yang semula berada dibawah Basari, dimasukkan kedalam struktur organisasi Departemen Perhubungan dan namanya diubah menjadi Badan SAR Nasional (BASARNAS).

Dengan diubahnya Pusarnas menjadi Basarnas, Kepala Pusarnas yang semula esselon II menjadi Kepala Basarnas esselon I. Demikian juga struktur organisasinya disempurnakan dan Kabasarnas membawahi 3 pejabat esselon II. Dalam perkembangannya keluar Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 80 tahun 1998 tentang Organisasi Tata Kerja Basarnas, yang salah satu isinya mengenai pejabat esselon II di Basarnas, yaitu :

  1. Sekretaris Badan

  2. Kepala Pusat Bina Operasi

  3. Kepala Pusat Bina Potensi

Adanya organisasi SAR akan memberikan rasa aman dalam penerbangan dan pelayaran. Sejalan dengan perkembangan moda transportasi serta kemajuan IPTEK di bidang transportasi, maka mobilitas manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dalam lingkup nasional maupun internasional mempunyai resiko yang tinggi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan yang menimpa pengguna jasa transportasi darat, laut dan udara. Penerbangan dan pelayaran internasional yang melintasi wilayah Indonesia membutuhkan jaminan tersedianya penyelenggaraan SAR apabila mengalami musibah di wilayah Indonesia. Tanpa adanya hal itu maka Indonesia akan dikategorikan sebagai "black area" untuk penerbangan dan pelayaran. Status "black area" dapat berpengaruh negatif dalam hubungan ekonomi dan politik Indonesia secara internasional. Terkait dengan maslah tersebut, Badan SAR Nasional sebagai instansi resmi pemerintah yang bertanggungjawab di bidang SAR ikut mempunyai andil yang besar dalam menjaga citra Indonesia sebagai daerah yang aman untuk penerbangan dan pelayaran. Dengan citra yang baik tersebut diharapkan arus transportasi akan dapat bejalan dengan lancar dan pada gilirannya akan meningkatkan perekonomian nasional Indonesia.

Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat mengenai pelayanan jasa SAR dan adanya perubahan situasi dan kondisi Indonesia serta untuk terus mengikuti perkembangan IPTEK, maka organisasi SAR di Indonesia terus mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu. Organisasi SAR di Indonesia saat ini diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan dan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor SAR. Dalam rangka terus meningkatkan pelayanan SAR kepada masyarakat, maka pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan yang mengatur bahwa Pelaksanaan SAR (yang meliputi usaha dan kegiatan mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran, dan/atau penerbangan, atau bencana atau musibah lainnya) dikoordinasikan oleh Basarnas yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Menindak lanjuti Peraturan Pemerintah tsb, Basarnas saat ini sedang berusaha mengembangkan organisasinya sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagai upaya menyelenggarakan pelaksanaan SAR yang efektif, efisien, cepat, handal, dan aman.

Berdasarkan kajian dan analisa kelembagaan, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan tugas yang lebih besar, pada Tahun 2007 dilakukan perubahan Kelembagaan dan Organisasi BASARNAS menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), yang diatur secara resmi dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional. Sebagai LPND, BASARNAS berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Pada Perkembangannya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2009, sebutan LPND berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), sehingga BASARNAS pun berubah menjadi BASARNAS (LPNK).

Sebagai LPNK, BASARNAS secara bertahap melepaskan diri dari struktur Kementerian Perhubungan. Namun hingga Tahun 2009, pembinaan administratif dan teknis pelaporan masih melalui Kementerian Perhubungan. Selanjutnya per Tahun 2007 BASARNAS (LPNK) akan langsung bertanggung jawab ke Presiden melalui Sekretariat Negara (Setneg).

Badan SAR Nasional memiliki tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue). Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

  1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang SAR

  2. Perumusan kebijakan teknis di bidang SAR

  3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang SAR

  4. Pembinaan, pengerahan dan pengendalian potensi SAR

  5. Pelaksanaan siaga SAR

  6. Pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR

  7. Pengoordinasian potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR

  8. Pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang SAR

  9. Penelitian dan pengembangan di bidang SAR

  10. Pengelolaan data dan informasi dan komunikasi di bidang SAR

  11. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR

  12. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Badan SAR Nasional

  13. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum

  14. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Badan SAR Nasional

  15. Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang SAR.

Visi, Misi dan Tujuan Badan SAR Nasional

Visi Badan SAR Nasional

Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggungjawab melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap hidup dan kehidupannya sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu bentuk tanggung jawab negara terhadap warganya adalah menyelamatkan jiwa manusia. Salah satu pelaksanaan perlindungan warga negara tersebut adalah melakukan kegiatan pencarian dan pertolongan. Praktiknya, kegiatan SAR dilaksanakan oleh setiap negara di seluruh dunia. Oleh sebab itu, pengaturan mengenai SAR telah disepakati juga dalam konvensi internasional yang akan mengikat bagi negara-negara yang telah meratifikasinya. Badan SAR Nasional dibentuk sebagai lembaga yang menangani bidang pencarian dan pertolongan pada kecelakaan pelayaran, kecelakaan penerbangan, bencana dan kondisi membahayakan manusia.

Tugas dan fungsi dari Badan SAR Nasional yaitu membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan potensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan/atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam bencana dan musibah sesuai dengan peraturan SAR nasional dan internasional. Visi merupakan arah kebijakan dalam penyusunan program dan kegiatan strategis sesuai kondisi objektif dalam lima tahun ke depan.

Visi Badan SAR Nasional adalah sebagai berikut:

“Mewujudkan Badan SAR Nasional yang andal, terdepan, dan unggul dalam pelayanan jasa SAR di wilayah NKRI”.

Misi Badan SAR Nasional

Misi Badan SAR Nasional yang ditetapkan merupakan peran strategis yang diinginkan dalam mencapai Visi yang telah ditetapkan. Rumusan Misi didasarkan pada isu-isu strategis dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan SAR Nasional untuk lima tahun kedepan, yaitu:

  1. Menyelenggarakan siaga terus-menerus dalam pencarian dan pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara andal, efektif, cepat, efisien, serta aman.

  2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/organisasi nasional maupun internasional dalam rangka menyelenggarakan operasi pencarian dan pertolongan (SAR), serta melakukan pemasyarakatan SAR untuk memaksimalkan potensi SAR

  3. Menyelenggarakan peningkatan kemampuan teknis dan manajerial organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang dan melakukan perbaikan di segala aspek secara berkesinambungan

  4. Melaksanakan pembinaan kemampuan dan kesiapan sumberdaya manusia serta koordinasi berkelanjutan agar setiap saat dapat melaksanakan tugas operasi pencarian dan pertolongan dengan sebaik-baiknya

  5. Menyediakan sarana dan prasarana operasi, peralatan komunikasi dan sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mewujudkan visi dan misi

Tujuan Badan SAR Nasional

Tujuan yang ingin dicapai oleh Badan SAR Nasional adalah sebagai berikut:

  1. Terselenggaranya siaga terus menerus dalam pencarian dan pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara andal, efektif, cepat, efisien serta aman.

  2. Terjalinnya koordinasi dengan instansi nasional dan internasional serta terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan keterampilan SAR dalam rangka memaksimalkan potensi SAR.

  3. Terselenggarakannya peningkatan kemampuan teknis dan manajerial organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang dan melakukan perbaikan di segala aspek secara berkesinambungan.

  4. Terciptanya standar dan kualitas kompetensi sumber daya manusia pencarian dan pertolongan yang andal dan profesional.

  5. Tersedianya sarana dan prasarana operasi, peralatan komunikasi dan sistem informasi SAR sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Basarnas

Wewenang dan Tanggung Jawab

  1. Kepala Badan SAR Nasional

  2. Kepala Badan SAR Nasional memiliki tugas untuk memimpin BASARNAS dalam menjalankan tugas dan fungsi BASARNAS.

  3. Sekretaris Utama

  4. Sekretaris Utama memiliki tugas untuk mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya di lingkungan BASARNAS

  5. Deputi Bidang Potensi SAR

  6. Deputi Bidang Potensi SAR memiliki tugas untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang potensi SAR.

  7. Deputi Bidang Operasi SAR

  8. Deputi Bidang Operasi SAR memiliki tugas untuk merumuskan dan melaksanakan siaga SAR, tindak awal dan operasi SAR.

  9. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)

  10. Pusdatin memiliki tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan sistem informasi SAR, serta pelayanan data dan informasi SAR.

  11. Inspektorat

  12. Inspektorat memiliki tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan BASARNAS

  13. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

  14. Unit Pelaksana Teknis/ Kantor SAR memiliki tugas untuk melaksanakan tugas SAR dan administratif BASARNAS di daerah.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Untuk menganalisa sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.

Prosedur Sistem yang Berjalan

Proses pengelolaan berita search and rescuesistem yang berjalan saat ini dimulai dengan personil melakukan pengiriman berita dengan menggunakan faxkepada personil siaga kantor pusat. Kemudian personil siaga kantor pusat akan melakukan klasifikasi jenis musibah dan menginputkannya ke data agenda terima. Setelah data diinputkan ke agenda terima personil siaga kantor pusat akan mencetak jurnal siaga yang kemudian diserahkan kepada pimpinan untuk ditandatangani.

Rancangan Sistem yang Berjalan

Rancangan Use Case Diagram

Gambar 3.2 Use Case Diagram

Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan pengelolaan berita Badan SAR Nasional.

  2. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan, yaitu : Personil Siaga Kantor SAR, Personil Siaga Kantor Pusat dan Pimpinan

  3. 6 (enam) Use Case kegiatan yang biasa dilakukan oleh para actor.

Rancangan Activity Diagram

Gambar 3.3 Activity Diagram Data Supplier

Berdasarkan gambar3.3 Activity Diagram Data Supplier yang berjalan saat ini terdapat:

  1. Terdapat 1 (satu) initial node, objek yang mengawali aktivitas.

  2. Terdapat 8 (delapan) action node dari aktivitas yang menggambarkan eksekusi dari satu aksi dengan aksi lainnya yang dilakukan actor.

  3. Terdapat 1 (satu) activity final node yang mengakhiri aktivitas.

Rancangan Sequence Diagram

Gambar 3.4 Sequence Diagram

Berdasarkan gambar 3.4 Sequence Diagram Data Supplier yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 3 (empat) actoryang melakukan kegiatan, yaitu supplier, customer, admin dan pimpinan

  2. 6 (enam) lifeline yang merupakan objek entity antar muka yang saling berkaitan.

  3. 9 (sembilan) message yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi.

Metode Analisa

Analisa SWOT

Tabel 3.1. Analisa SWOT

Konfigurasi Sistem yang Berjalan

Spesifikasi Hardware

  1. Processor  :Intel Pentium IV

  2. Monitor  :SVGA 15”

  3. Mouse  :Optical

  4. Keyboard  :PS2

  5. RAM  : 1GB

  6. Harddisk  : 500 GB

Spesifikasi Software

  1. Microsoft Windows XP Professional

  2. Microsoft Office 2007

Permasalahan yang Dihadapi

Dari hasil penelitian dan analisa yang di lakukan penulis, berikut ini adalah beberapa analisa permasalahan yang di hadapi oleh penulis, yaitu :

  1. Kenyataannya perusahaan telah memakai komputer dalam penanganan data informasi berita ini, namun masih hanya sebatas aplikasi yang sederhana, menjadikan pemrosesan lebih lama dalam pengerjaannya, sehingga dapat merugikan dalam hal waktu atau kata lain kurang efektif.

  2. Banyaknya masalah yang timbul dari aplikasi yang sedang berjalan yaitu, adanya double data dikarenakan belum terhubung dengan database para cabang kantor SAR lainnya. Serta dalam pembuatan laporan yang kurang terorganisir.

Alternatif Pemecahan Masalah

Dari setiap masalah yang muncul dari sistem, membutuhkan pemecahannya masng-masing, sama seperti sistem layanan keuangan ini yang butuh pemecahan masalahnya juga, beberapa yang diajukan penulis adalah:

  1. Perancangan sistem baru, untuk melanjutkan komputerisasi yang sudah berjalan saat ini, sehingga mengurangi dampak perulangan data.

  2. Dengan meneruskan memperbaiki sistem yang sudah berjalan saat ini dapat pula mempermudah pihak terkait dalam pengunaannya, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan dari segi waktu maupun finansial.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap 1

Functional
ANALISA KEBUTUHAN
Saya ingin sistem dapat:
1 Menampilkan menu login
2 Menampilhan menu home
3 Menampilkan sejarah BASARNAS
4 Menampilkan visi misi BASARNAS
5 Menampilkan profile BASARNAS
6 Terdapat logo BASARNAS
7 Terdapat pencarian di setiap menu
8 Menampilkan menu data jenis musibah
9 Menampilkan menu kelola data jenis musibah
10 Menampilkan menu data musibah
11 Menampilkan menu kelola data musibah
12 Menampilkan menu data pengguna
13 Menampilkan menu kelola data pengguna
14 Menampilkan profile pengguna aktif
15 Menampilkan jam
16 Menampilkan tanggal hari ini
17 Menampilkan menu laporan harian
18 Menampilkan menu laporan bulanan
19 Menampilkan menu laporan pertahun
20 Terdapat fasilitas cetak laporan
21 Menampilkan menu logout
Non Functional
Saya ingin sistem dapat:
1 Sistem berbasis web
2 Memiliki tampilan yang mudah di pahami
3 Memiliki tampilan yang menarik

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap 1I

Functional
ANALISA KEBUTUHAN
Saya ingin sistem dapat:
No Keterangan M D I
1 Menampilkan menu login    
2 Menampilhan menu home    
3 Menampilkan sejarah BASARNAS    
4 Menampilkan visi misi BASARNAS    
5 Menampilkan profile BASARNAS    
6 Terdapat logo BASARNAS    
7 Terdapat pencarian di setiap menu    
8 Menampilkan menu data jenis musibah    
9 Menampilkan menu kelola data jenis musibah    
10 Menampilkan menu data musibah    
11 Menampilkan menu kelola data musibah    
12 Menampilkan menu data pengguna    
13 Menampilkan menu kelola data pengguna    
14 Menampilkan profile pengguna aktif    
15 Menampilkan jam    
16 Menampilkan tanggal hari ini    
17 Menampilkan menu laporan harian    
18 Menampilkan menu laporan bulanan    
19 Menampilkan menu laporan pertahun    
20 Terdapat fasilitas cetak laporan    
21 Menampilkan menu logout    
Non Functional
Saya ingin sistem dapat:
1 Sistem berbasis web    
2 Memiliki tampilan yang mudah di pahami    
3 Memiliki tampilan yang menarik    

Keterangan:

  1. M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

  2. D (Desirable):Diinginkan atau tidak terlalu penting dan bolehdihilangkan.

  3. I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi.

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap 1II

Functional T O E
ANALISA KEBUTUHAN
Saya ingin sistem dapat:
No Keterangan L M H L M H L M H
1 Menampilkan menu login            
2 Menampilhan menu home            
3 Menampilkan visi misi BASARNAS            
4 Menampilkan profile BASARNAS            
5 Terdapat logo BASARNAS            
6 Terdapat pencarian di setiap menu            
7 Menampilkan menu data jenis musibah            
8 Menampilkan menu kelola data jenis musibah            
9 Menampilkan menu data musibah            
10 Menampilkan menu kelola data musibah            
11 Menampilkan menu data pengguna            
12 Menampilkan menu kelola data pengguna            
13 Menampilkan profile pengguna aktif            
14 Menampilkan menu laporan harian            
15 Menampilkan menu laporan bulanan            
16 Menampilkan menu laporan pertahun            
17 Terdapat fasilitas cetak laporan            
18 Menampilkan menu logout            
Non Functional
Saya ingin sistem dapat:
1 Sistem berbasis web            
2 Memiliki tampilan yang mudah di pahami            
3 Memiliki tampilan yang menarik            

Keterangan:

  1. T  : Technical

  2. O  : Operational

  3. E  : Economic

  4. L  : Low

  5. M  : Middle

  6. H  : High


Final Draft Elisitasi

Tabel 3.5 Final Draft Elisitasi

Functional
ANALISA KEBUTUHAN
Saya ingin sistem dapat:
1 Menampilkan menu login
2 Menampilhan menu home
3 Menampilkan visi misi BASARNAS
4 Menampilkan profile BASARNAS
5 Terdapat logo BASARNAS
6 Terdapat pencarian di setiap menu
7 Menampilkan menu data jenis musibah
8 Menampilkan menu kelola data jenis musibah
9 Menampilkan menu data musibah
10 Menampilkan menu kelola data musibah
11 Menampilkan menu data pengguna
12 Menampilkan menu kelola data pengguna
13 Menampilkan profile pengguna aktif
14 Menampilkan menu laporan harian
15 Menampilkan menu laporan bulanan
16 Menampilkan menu laporan pertahun
17 Terdapat fasilitas cetak laporan
18 Menampilkan menu logout
Non Functional
Saya ingin sistem dapat:
1 Sistem berbasis web
2 Memiliki tampilan yang mudah di pahami
3 Memiliki tampilan yang menarik

Penyusun




(________________)
NIM:

Mengetahui

Pembimbing I




(________________)
NID:

Pembimbing II




(________________)
NID:

Stakeholder




(________________)
NIP:

Kepala Jurusan




(________________)
NIP:


BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem yang sedang berjalan saat ini, yaitu merubah proses pengelolaandata saat ini yang masih manual menjadi terkomputerisasi berbasis web sehingga memudahkan dalam pembuatan laporan. Berdasarkan perubahan sistem yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Enterprise Edition Ver. 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.

Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.1 Use Case Diagram

Dapat dijelaskan pada gambar 4.1 diatas adalah use case diagram sistem yang diusulkan, yaitu sebagai berikut:

  1. 1 (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan Sistem Informasi Berita Search and Rescue

  2. 3 (tiga) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Admin, Personil Siaga dan Pimpinan

  3. 5 (lima) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya: login, wilayah, berita, laporan dan pengguna.

Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram

Activity diagram sistem untuk proses input data berita yang diusulkan saat ini, yaitu:

  1. 1 (satu) initial node sebagai objek yang di awali.

  2. 9 (sembilan) activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi diantaranya yang berawal dari personil siaga akan melakukan login, jika login diterima maka akan masuk pada menu home, tetapi jika salah akan kembali ke menu login. Setelah itu memilih menu beritauntuk melakukan input data berita yang diperoleh dari kantor SAR. Personil Siaga input data berita kemudian menyimpannya, jika data yang diinputkan valid, maka data tersimpan dan bisa mengakhiri aktivitas, tetapi jika simpan gagal maka akan kembali ke proses input berita.

  3. 2 (dua) decision node yang dapat menujukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan.

  4. 1 (satu) initial final node yang merupakan aktivitas akhir kegiatan dari prosedur iput berita.

Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.3 Sequence Diagram

Diagram diatas menggambarkan sequence diagram untuk prosedur input data berita yang diusulkan saat ini, yaitu sebagai berikut:

  1. 1 (satu) actoryang melakukan kegiatan, yaitu personil siaga.

  2. 1 (satu) boundary class yang menggambarkan sebuah penggambaran dari form login.

  3. 1 (satu) control class yang menggambarkan penghubung antara login dengan home yang berperan sebagai sistem untuk validasi login.

  4. 3 (tiga) entity class yang menggambarkan hubungan kegiatan yang akan dilakukan. 3 (tiga) entity class tersebut, yaitu: Home, Menu Berita dan Menu Tambah Berita.

  5. Message yang menggambarkan pengiriman pesan, yaitu:

    1. Login ke dalam sistem

    2. Masukan username

    3. Masukan password

    4. Validasi

    5. Login ditolak

    6. Login diterima

    7. Pilih menu berita

    8. Pilih menu tambah berita

    9. Input data berita

Rancangan Basis Data

Class Diagram

Class diagram sangat membantu dalam visualisasi kelas dari suatu sistem. Hal ini di sebabkan karena class adalah deskripsi kelompok objek-objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada dan relasinya satu dengan yang lain. Berikut ini adalah Class Diagram sistem informasi berita search and rescue.

Gambar 4.4 Class Diagram Sistem Informasi Berita Search and Rescue

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan mediapenyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Nama File : Wilayah
    Akronim : wilayah
    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data kantor badan sar
    Tipe File : File Master
    Organisasi File : Index Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang record : 58 karakter
    Primary key : id

  2. Tabel 4.1 Wilayah

    No Nama Field Akronim Tipe Data Panjang Keterangan
    1 ID id Int 3 Primary Key
    2 Nama Singkat nama_singkat Varchar 5  
    3 Nama Lengkap nama_lengkap Varchar 50  


  3. Nama File : Jenis Musibah
    Akronim : jenis_musibah
    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data jenis musibah
    Tipe File : File Master
    Organisasi File : Index Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang record : 31 karakter
    Primary key : id

  4. Tabel 4.2 Jenis Musibah

    No Nama Field Akronim Tipe Data Panjang Keterangan
    1 ID id Int 1 Primary Key
    2 Nama Singkat Jenis_musibah Varchar 30  
  5. Nama File : Berita
    Akronim : berita
    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data berita
    Tipe File : File Master
    Organisasi File : Index Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang record : 130 karakter
    Primary key : id

  6. Tabel 4.3 Berita

    No Nama Field Akronim Tipe Data Panjang Keterangan
    1 ID id Int 5 Primary Key
    2 Nomor Berita no_berita Varchar 20  
    3 TWU Twu Datetime -  
    4 ID Wilayah id_wilayah Int 3 Foreigen Key
    5 Aksi Aksi Varchar 30  
    6 Info Info Varchar 30  
    7 No Reg no_reg Varchar 11  
    8 Perihal Perihal Varchar 30  
    9 TWT Twt Datetime -  
    10 Jenis Jenis Enum 1  
    11 ID Jenis Musibah Id_jenis_musibah      
  7. Nama File : Pengguna
    Akronim : pengguna
    Fungsi : Untuk menyimpan dan mengetahui data pengguna
    Tipe File : File Master
    Organisasi File : Index Sequential
    Media : Harddisk
    Panjang record : 182 karakter
    Primary key : id

  8. Tabel 4.4 Pengguna

    No Nama Field Akronim Tipe Data Panjang Keterangan
    1 ID id Int 5 Primary Key
    2 Username username Varchar 30  
    3 Password password Varchar 32  
    4 Nama Namaama Varchar 50  
    5 Jenis Kelamin jenis_kelamin Enum -  
    6 Telepon Telepon Varchar 15  
    7 Email Email Varchar 50  
    8 Level Level Enum -  

Rancangan Prototype

Prototype Form Login

Gambar 4.5 Rancangan Prototype Form Login

Prototype Halaman Data Wilayah

Gambar 4.6 Rancangan Prototype Halaman Data Wilayah

Prototype Halaman Data Berita

Gambar 4.7 Rancangan Prototype Halaman Data Berita

Prototype Halaman Data Pengguna

Gambar 4.8 Rancangan Prototype Halaman Data Pengguna

Prototype Halaman Data Profile Pengguna

Gambar 4.9 Rancangan Prototype Halaman Data Profile Pengguna

Konfigurasi Sistem Usulan

Aplikasi yang Digunakan

  1. Sistem Operasi Windows 10 Pro

  2. Google Chrome

  3. XAMPP

  4. Notepad++

Hak Akses

  1. Admin

  2. Personil Siaga

  3. Pimpinan

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program.

Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Pengujian Black Box

Pengujian Black Box Pada Menu Login

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu login, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5 Pengujian Black box Pada Menu Login

Pengujian Black Box Pada Menu Wilayah

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu wilayah, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Pengujian Black box Pada Menu Wilayah

Pengujian Black Box Pada Menu Berita

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu berita, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Pengujian Black box Pada Menu berita

Pengujian Black Box Pada Menu Pengguna

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box pada menu pengguna, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pengujian Black box Pada Menu Pengguna

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

Schedulle Implementasi

Schedulle Implementasi merupakan rencana yang menjelaskan segala sesuatu tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses implementasi. Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari Schedulle Implementasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Schedulle Implementasi

No Kegiatan Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Data                                
2 Analisa Sistem                                
3 Perancangan Sistem                                
4 Pembuatan Program                                
5 Testing Program                                
6 Evaluasi Program                                
7 Perbaikan Program                                
8 Pelatihan User                                
9 Dokumentasi                                

4.8. Estimasi Biaya

Tabel 4.10 Estimasi Biaya

No Uraian Kegiatan Volume Harga Satuan Biaya
1 Pengumpulan dan Analisis Data
Analisis Data - - 700.000
Identifikasi dan Programming Sistem - - 700.000
Desain dan Programming Sistem - - 700.000
Testing dan Implementasi - - 200.000
2 Bahan dan Peralatan Penelitian
Biaya Internet 4Bulan 200.000 800.000
Pulsa Telepon 4Bulan 100.000 400.000
3 Perjalanan
Ongkos Transport Dalam Kota 5 Trip 120.000 600.000
4 Administrasi
Kertas A4 @1 Rim @3 Rim 40.000 120.000
Tinta Printer 3 Paket 50.000 150.000
5 Biaya Lain-Lain
Fotocopy Referensi 2 Paket 70.000 140.000
Laporan Penyelesaian Tugas 3 Bundel 50.000 150.000
Jumlah 4.660.000

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang penulis dapat dari penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Saat ini sistem informasi search and rescue yang berjalan belum sepenuhnya terkomputerisasi dengan baik. Sistem yang berjalan masih menggunakan MS. Excel dalam melakukan pengolahan data.

  2. Sistem yang berjalan saat ini pada bagian PersonilSiaga Kantor Pusat masih terlalu banyak melakukan proses sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam mengolah informasi yang di dapat dari bagian Personil Siaga Kantor SAR.

  3. Untuk memudahkan Petugas Siaga Kantor SAR maupun petugas-petugaslain dalam melakukan proses pengolahan informasi yang didapat secara cepat dan akurat dibutuhkan sistem yang mudah diproses dan dapat diandalkan.

Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh penulis agar penelitian berikutnya dapat mengembangkan sistem ini lebih baik lagi, sehingga kelemahan maupun kekurangan yang ada pada sitem tersebut dapat diperbaiki ataupun dilengkapi. Saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangannya adalah sebagai berikut:

  1. Mengganti sistem yang sedang berjalan dengan menggunakan sistem yang baru agar data yang di hasilkan lebih efektif dan efisisen sehingga laporan yang dihasilkan terjaga keamanannya.

  2. Perlu ditambahkan ruang lingkup atapun jangkauan wilayah yang lebih luas dan lebih menyebar keseluruh Indonesia.

  3. Diharapkansistem yang sudah ada maupun sistem yang baru agar terus dikembangkan lagi menjadi lebih baik lagi untuk mendapat informasi yang lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi.Jakarta: Bumi Aksara
  2. 2,00 2,01 2,02 2,03 2,04 2,05 2,06 2,07 2,08 2,09 2,10 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi
  3. O’Brien, James. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 #
  5. Amin, Zaenal dan Yudi Santoso. 2012. Pemodelan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Nutech Pundi Arta. Jakarta: Universitas Budi Luhur
  6. 6,0 6,1 Nugroho, Bondan Dwi, dan Imam Azhari. Sistem Informasi Inventori FADEGORETAS!!™ Berbasis Barcode. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1, No. 2, September 2013.
  7. Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  8. Yusmini, dkk. 2011. Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Riau.
  9. Alim, Yadanur dan Priyo Sidik Sasongko. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi Rsud Kajen Dengan Unified Process. Semarang: Universitas Diponegoro. Vol. 2, No. 4, ISSN 2086-4930.
  10. 10,0 10,1 10,2 Murad, Dina Fitria, Nia Kusniawati dan Agus Asyanto. 2011. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
  11. Triandini. Evi, dodi dan Suardika. I Gede. 2012. Step by Step Desain Proyek Menggunakan UML. Yogyakarta: Andi.
  12. 12,0 12,1 Vidia. Dhanada, Wijayanto, dkk. 2013. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya Dengan Metode Berorientasi Objek. Surabaya: Universitas Airlangga.
  13. Paul De Masenner. 2011. Reporting Edisi III. New York. 2011
  14. Charnley, M. Neal James. 2011. Sumadiria. New York. 2011
  15. 15,0 15,1 15,2 15,3 Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
  16. 16,0 16,1 Sibero, Alexander F.K. 2011. Kitab Suci Web Programing. Jakarta: Mediakom
  17. Community, eWolf. 2012. Panduan Internet Paling Gampang. Yogyakarta: Cakrawala.
  18. Kurniawan. 2011. Membangun Situs Php dengan Mudah Untuk Orang Awam. Jakarta. 2011
  19. Sopiyan, Dede, Ahmad Zaeni, Andri Wahyudi, Eka Inayatulloh, dan Purwanti. 2012. Pembuatan Absensi Aslab Pada Perguruan Tinggi Raharja. Independent Study
  20. Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Informatika
  21. Kustiyahningsih, Yeni. 2011.Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta: GrahaIlmu
  22. Prasetio. Adhi. 2012. Buku Pintar Pemrograman Web. Jakarta : Mediakita
  23. Agus Saputra dkk. 2012. Membangun Aplikasi E-Library untuk Panduan Skripsi.Jawa Barat : CV. ASFA Solution.
  24. Daqiqil, Ibnu. 2011. Framework CodeIgniter Sebuah Panduan dan Best Practice. Makalah kumpulan tutorial komputer
  25. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126.
  26. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer-Moore dalam Pencarian String. ULTIMATICS, Vol. IV, No. 1, Juni 2013.
  27. 27,0 27,1 27,2 27,3 27,4 Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka Institute of Electrical and electronics Engineers (IEEE) Standard 610.12-1990.
  28. 28,0 28,1 Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
  29. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN.
  30. Mulyandi, Muhammad Rachman, Monica, Ega Mawarni, Arfiah dan Liya Jayanti. 2013. Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru HonorBerbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia) 2013. STMIK AMIKOM Yogyakarta 19 Januari 2013.
  31. Yuniarti. Evi dan Anita Kusuma Dewi. 2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung: Politeknik Negeri Lampung.
  32. Rohayati, Siti. 2014. Aplikasi Pendataan Surat Masuk Dan Surat Keluar Pada Kecamatan Jatiuwung Tangerang. Tangerang: Perguruan tinggi Raharja
  33. Wulandari Yunita. Pembangunan AplikasiArsip Di Upt Puskom Uns. Semarang : UNS
  34. Sri Mulyowati Mira. 2013. Aplikasi Pengelolaan Arsip Surat di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Pekalongan Berbasis Internet. Pekalongan: Kantor Perpustakaan.
  35. Bambang E.P, Suryati. 2012. Pembangunan system informasi pendataan rakyat miskin untuk program beras miskin (raskin) pada Desa Mantren Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan. Pacitan: Kantor Kecamatan. 2012.
  36. Nursiyata Pulung. 2012. Rancangan Bangun Aplikasi Pendataan Pasien Oleh Perawat Komunitas Menggunakan Metode Extreme Programming Berbasis Android. Jakarta. 2012.
  37. LT. COL. CHARlES A. TOMKO Commander. 2015. SAR. Amerika Serikat. 2015.
  38. MR. DAvID L. EDWARDS. 2012. SAR International Engagement hubungan yang positif memanfaatkan kekuatan SAR. Amerika Serikat. 2015.
  39. R. AjAy MehTA. 2012. The International Cospas-Sarsat Programme. Russia. 2015.
  40. MR. ALLAN kNOX. 2012. Space-Based Search and Rescue. Amerika Serikat. 2012.
  41. LCDR CHAnIng BURGESS. 2012. Mass Rescue Operations Passenger vessel safety specialists prepare ferry and cruise industries for catastrophe. Amerika Serikat. 2012.

DAFTAR LAMPIRAN