SI1322476037: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
k (Melindungi "SI1322476037": permintaan pengguna ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)))
 
(Tidak ada perbedaan)

Revisi terkini pada 3 Maret 2017 06.06

MODEL SISTEM PERAMALAN TINGKAT

KEDISIPLINAN MAHASISWA PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA


SKRIPSI

Logo stmik raharja.jpg

Disusun Oleh :

NIM
: 1322476037
NAMA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MODEL SISTEM PERAMALAN TINGKAT

KEDISIPLINAN MAHASISWA PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1322476037
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 17 Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
       
NIP : 000594
       
NIP : 001405


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

MODEL SISTEM PERAMALAN TINGKAT

KEDISIPLINAN MAHASISWA PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1322476037
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, 17 Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 02019
   
NID : 03009


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

MODEL SISTEM PERAMALAN TINGKAT

KEDISIPLINAN MAHASISWA PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1322476037
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 17 Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

MODEL SISTEM PERAMALAN TINGKAT

KEDISIPLINAN MAHASISWA PADA

PERGURUAN TINGGI RAHARJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1322476037
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 17 Januari 2017

 
 
 
 
NIM : 1322476037

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Dari tahun ke tahun, pertumbuhan data yang pesat menciptakan sumber data yang kaya. Disisi lain, situasi ini justru berdampak pada adanya penumpukan data. Data mining merupakan sebuah proses penggalian atau penemuan informasi baru dengan mencari pola tertentu dari sejumlah besar database yang telah tersedia. Teknik ini diharapkan dapat membantu dalam pemanfaatan kembali data tersebut. Dengan memanfaatkan data Absensi Online di Perguruan Tinggi Raharja, penggalian informasi dilakukan untuk meramalkan tingkat kedisiplinan mahasiswa di masa depan. Kedisiplinan merupakan indikator yang sangat penting. Oleh karena itu, sebuah proses pendidikan akan berhasil jika ada penerapan kedisiplinan yang baik kepada mahasiswanya. Penelitian ini bertujuan membangun model klasifikasi yang dapat diterapkan dalam meramalkan dan mengevaluasi tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses yang ada dalam Knowledge Discovery in Databases. Metode Pohon Keputusan dengan Algoritma C4.5 dipilih untuk membangun model klasifikasi. Hasil klasifikasi dievaluasi dan divalidasi menggunakan Confusion Matrix dan K-folds Cross Validation. Hasilnya model klasifikasi menunjukan akurasi yang cukup tinggi yaitu 75%90%, namun belum dapat diterapkan untuk meramalkan tingkat kedisiplinan, dikarenakan data yang lebih cendrung mengklasifikasikan hanya kedalam satu kelas.

Kata Kunci: Data Mining, KDD, Pohon Keputusan, Peramalan Tingkat Kedisiplinan Mahasiswa


ABSTRACT

Over the years, the rapid growth of data creates a rich data source. On the other hand, this situation brings an impact on the accumulation of data. Data mining is a process of extracting or discovering new information by searching for specific patterns of a large number of available databases. This technique is expected to help in reutilization those data. By utilizing Online Attendance data at Perguruan Tinggi Raharja, extracting information is performed to predict the level of student’s discipline in the future. Discipline is a very important indicator. Therefore, an education process will be successful if there is a good application of discipline to students. This research aims to build a classification model can be applied in predicting and evaluating the level of college student’s discipline in Perguruan Tinggi Raharja. The approach used in this study is the process that exists in Knowledge Discovery in Databases. The method of Decision Tree with Algorithm C4.5 selected to build the model classification. Classification results are evaluated and validated using the Confusion Matrix and K-folds Cross Validation. The results of classification models showed a fairly high accuracy that is 75%-90%, but the model can not be applied to predict the level of discipline due to a more data tends to classify to only into one class.

Keywords : Data Mining, KDD , Decision Tree, forecasting the level of student’s discipline


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan baik, adapun judul yang penulis uraikan dalam laporan ini adalah "MODEL SISTEM PERAMALAN TINGKAT KEDISIPLINAN MAHASISWA PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA".

Tujuan dari pembuatan Laporan Skripsi ini antara lain memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika (TI) pada Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja, juga berguna untuk memperdalam kemampuan penulis dalam merancang suatu sistem agar dapat diterapkan dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan semua pihak maka penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Dan pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu seperti berikut :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I. selaku Ketua STMIK Raharja.
  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja dan selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah meluangkan waktu, pikiran maupun tenaga untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  4. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.
  5. Bapak Henderi, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
  6. Bapak Padeli, M.Kom selaku stakeholder yang sudah banyak membantu dan membimbing penulis untuk menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang memperluas wawasan penulis.
  8. Yang tercinta Bapak, Ibu dan kakak penulis, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.
  9. Sahabat-sahabat penulis di grup Software Engineering, MM007, KITA dan seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa terima kasih karena telah banyak membantu dalam menyusun laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyelesaian laporan ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga memerlukan banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan juga orang lain yang membaca dapat memperoleh ilmu dari laporan ini.


Tangerang, 17 Januari 2017
Rizal Loa Wanda
NIM. 1322476037

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Kelas Pada Set Data AO

Tabel 3.2 Contoh Kelas Abnormal

Tabel 3.3 Pencapaian Kehadiran dan Target Kehadiran

Tabel 3.4 Penghapusan Record Variabel a = 0

Tabel 3.5 Contoh Record Mahasiswa Sebelum Penggabungan

Tabel 3.6 Hasil Penggabungan Record Mahasiswa

Tabel 3.7 Variabel Y

Tabel 3.8 Variabel X

Tabel 3.9 Hasil Ekstraksi dari Format JSON

Tabel 3.10 Hasil Transformasi Data

Tabel 3.11 Hasil Pre-processing Data

Tabel 3.12 Keterangan Class Sesuai HPA

Tabel 3.13 Keterangan Class Sesuai Data Aktual

Tabel 3.14 Confusion Matrix

Tabel 3.15 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.16 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.17 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.18 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Use Case Glossary

Tabel 4.2 Actor Glossary

Tabel 4.3 Struktur Tabel Users

Tabel 4.4 Struktur Tabel Groups

Tabel 4.5 Struktur Tabel Users Groups

Tabel 4.6 Struktur Tabel Forcasts

Tabel 4.7 Struktur Tabel Forcast Status

Tabel 4.8 Struktur Tabel Menu

Tabel 4.9 2-fold Cross Validation set data HPA

Tabel 4.10 Confusion Matrix dari 2-fold set data HPA

Tabel 4.11 4-fold Cross Validation set data HPA

Tabel 4.12 Confusion Matrix dari 4-fold set data HPA

Tabel 4.13 6-fold Cross Validation set data HPA

Tabel 4.14 Confusion Matrix dari 6-fold set data HPA

Tabel 4.15 2-fold Cross Validation set data Aktual

Tabel 4.16 Confusion Matrix dari 2-fold set data Aktual

Tabel 4.17 4-fold Cross Validation set data Aktual

Tabel 4.18 Confusion Matrix dari 4-fold set data Aktual

Tabel 4.19 6-fold Cross Validation set data Aktual

Tabel 4.20 Confusion Matrix dari 6-fold set data Aktual

Tabel 4.21 Perbandingan Pengujian Model HPA dengan Aktual

Tabel 4.22 Pengujian Black Box

Tabel 4.23 Schedule Penelitian

Tabel 4.24 Rancangan Biaya Penelitian yang diusulkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 UML 2.3 Diagram

Gambar 2.2 Proses Knowledge Discovery in Database

Gambar 2.3 Akar Ilmu Data Mining

Gambar 2.4 Proses Pekerjaan Klasifikasi

Gambar 2.5 Mapping Literature Review

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Format Json Setiap Tabel Untuk Variabel X

Gambar 3.3 Hubungan Variabel Multivariat

Gambar 4.1 Use Case Diagram

Gambar 4.2 Activity Diagram Login

Gambar 4.3 Activity Diagram Register

Gambar 4.4 Activity Diagram Membuat Peramalan

Gambar 4.5 Activity Diagram Mencoba Sistem Peramalan

Gambar 4.6 Activity Diagram Mengelola Daftar Peramalan

Gambar 4.7 Activity Diagram Mengelola Data Member

Gambar 4.8 Activity Diagram Mengelola Menu Sistem

Gambar 4.9 Sequence Diagram Login

Gambar 4.10 Sequence Diagram Register

Gambar 4.11 Sequence Diagram Membuat Peramalan

Gambar 4.12 Sequence Diagram Mencoba Sistem Peramalan

Gambar 4.13 Sequence Diagram Mengelola Peramalan

Gambar 4.14 Sequence Diagram Mengelola Data Member

Gambar 4.15 Sequence Diagram Mengelola Menu Sistem

Gambar 4.16 Class Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.17 Prototype Halaman Utama

Gambar 4.18 Prototype Form Login

Gambar 4.19 Prototype Halaman Register

Gambar 4.20 Prototype Form Lupa Sandi

Gambar 4.21 Prototype Halaman Mengelola Menu

Gambar 4.22 Prototype Halaman Menambah/Meng-Update Menu

Gambar 4.23 Prototype Konfirmasi Hapus Menu

Gambar 4.24 Prototype Halaman Mengelola Member

Gambar 4.25 Prototype Meng-Update Data Member

Gambar 4.26 Prototype Meng-Update Status Keaktifan Member

Gambar 4.27 Prototype Halaman Mengelola Peramalan

Gambar 4.28 Prototype Form Keterangan Peramalan

Gambar 4.29 Prototype Menggunggah File Data Training

Gambar 4.30 Prototype Menyeleksi Atribut

Gambar 4.31 Prototype Detail Peramalan

Gambar 4.32 Prototype Halaman Mencoba Peramalan

Gambar 4.33 Prototype Tab Testing

Gambar 4.34 Prototype Tab Diagram & Rules

Gambar 4.35 Prototype Halaman Dashboard

Gambar 4.36 Prototype Halaman Dashboard Administrator

Gambar 4.37 Log Pembuatan Model Klasifikasi HPA

Gambar 4.38 Log Pembuatan Model Klasifikasi Aktual

DAFTAR SIMBOL

I. SIMBOL USE CASE DIAGRAM

II. SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

III. SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

IV. SIMBOL CLASS DIAGRAM



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menjadi suatu kebutuhan yang akan menjadi elemen penting dalam perkembangan suatu informasi. Dampak dari perkembangan informasi tersebut ikut memberikan pengaruh yang besar pada peningkatan volume data yang disimpan dalam database. Data-data tersebut sebenarnya dapat digunakan dan dimanfaatkan kembali untuk menemukan suatu pola dan pengetahuan baru yang dapat bermanfaat di masa depan. Manfaat yang didapat dari sumber data tersebut salah satunya adalah untuk melakukan suatu peramalan (forcasting).

Forecasting atau peramalan merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan mempertimbangkan data dari masa lampau (data historis). Dalam meramalkan suatu peristiwa, ketepatan secara mutlak adalah hal yang tidak mungkin dicapai. Namun walau dalam melakukan peramalan tidak dapat dicapai ketepatan yang mutlak, peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam sebuah perencanaan yang efektif maupun dalam membantu pengambilan keputusan.

Dewasa ini data Absensi Online (AO) mahasiswa pada Perguruan Tinggi Raharja merupakan data cukup potensial untuk dilakukan penggalian informasi serta pengetahuan baru. Salah satu yang menarik untuk diteliti adalah tingkat kedisiplinan mahasiswa. Kedisiplinan merupakan suatu ketaatan secara sadar baik itu mentaati aturan, maupun melakukan hal yang semestinya dalam lingkungan tertentu.

Kedisiplinan kehadiran mengikuti perkuliahan adalah salah satu hal yang penting untuk mahasiswa lakukan. Menurunnya tingkat kedisiplinan mahasiswa akan berdampak pada proses belajar dan prestasi mahasiswa. Perguruan Tinggi Raharja telah menetapkan aturan mengenai kedisiplinan kehadiran mahasiswa yaitu mahasiswa diharuskan paling sedikit 4 (empat) kali pertemuan untuk hadir dalam proses perkuliahan sebagai syarat mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dan hadir paling sedikit 8 (delapan) kali pertemuan dari 14 pertemuan perkuliahan sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).

Namun dengan kelonggaran kedisiplinan tersebut, beberapa mahasiswa sudah merasa cukup untuk hadir dalam kegiatan perkuliahan hanya sebatas untuk memenuhi syarat mengikuti ujian sehingga beberapa mahasiswa tersebut tidak selalu hadir dalam 14 kali pertemuan kegiatan perkuliahan. Sebenarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan mahasiswa, khususnya kedisiplinan dalam kehadiran atau absensi. Untuk hal itu maka diperlukan evaluasi terhadap tingkat kedisiplinan mahasiswa agar tingkat kedisiplinan dapat terus meningkat.

Selain itu keterbatasan manusia dalam menangani dan mengolah data yang begitu banyak menjadi salah satu kendala dalam melakukan peramalan. Dalam meramalkan tingkat kedisiplinan mahasiswa kedepannya berdasarkan faktor-faktor yang ditemui, maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memudahkan pengguna dalam mengolah data tersebut. Sehingga dari permasalahan-permasalahan diatas, penulis mengambil judul "Model Sistem Peramalan Tingkat Kedisiplinan Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi Raharja" sebagai penilitan Skripsi.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan permasalahan sebagai berikut:

  1. Seperti apa model klasifikasi yang terbentuk dalam meramalkan tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja?
  2. Berapa nilai akurasi peramalan tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja yang dihasilkan oleh sistem?
  3. Apakah tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja dapat diramalkan berdasarkan faktor-faktor yang diasumsikan mempengaruhinya?

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun penulis membatasi ruang lingkup penulisan Skripsi ini yang meliputi:

  1. Penelitian menggunakan data Absensi Online Semester Genap 2014/2015 di Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Penelitian mengasumsikan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja, diantaranya adalah Jejang Kuliah, Program Studi, Shift Kuliah, Status iLearning, Jenis Kelamin, Umur, dan Angkatan.
  3. Sistem yang akan dibangun menggunakan 1 (satu) metode dari pendekatan data mining yaitu Pohon Keputusan (Decision Tree) dalam meramalkan tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditetapkan dan jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian. Adanya tujuan penelitan adalah untuk menentukan arah dari suatu penelitian. Tujuan merinci apa saja yang ingin diketahui, sehingga jika permasalahan sudah terjawab maka tujuan penelitian sudah tercapai. Dan dalam menentukan tujuan penelitian juga harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang ada.

Dalam penulisan laporan ini, penulis memiliki tujuan penelitian diantaranya yaitu:

  1. Mengetahui bahwa tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja dapat diramalkan atau tidak berdasarkan hipotesis dari faktor-faktor yang diasumsikan mempengaruhi tingkat kedisiplinan.
  2. Mengetahui akurasi peramalan tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Merepresentasikan model klasifikasi dalam bentuk pohon keputusan dan rules untuk peramalan tingkat disiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja.

Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Mendapatkan pengetahuan baru dari hasil peramalan dan pembuktian mengenai faktor-faktor yang diasumsikan dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Pengambil keputusan dapat melakukan evaluasi terhadap tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja.

Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan laporan Skripsi, penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan, adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

  1. Observasi (Pengamatan)

Metode Observasi (Pengamatan Langsung) adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti dan meminta data yang diperlukan. Pada penelitian ini observasi dilakukan di Perguruan Tinggi Raharja pada bagian RME dengan mengumpulkan data Absensi Online dan data mahasiswa sebagai sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu menganalisa dan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian ini.

  1. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan narasumber secara langsung pada tempat penelitian berlangsung. Wawancara ini dilakukan dengan bapak Padeli, M.Kom selaku Pembantu Direktur I di Perguruan Tinggi Raharja, sebagai narasumbernya sekaligus stakeholder dalam penelitian ini guna memperoleh data yang lebih detail serta memperkuat data sebelumnya saat melakukan pengamatan secara langsung.

Metode Analisa dan Perancangan

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi dan wawancara, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisa supaya mendapatkan suatu hasil akhir yang bermanfaat bagi penelitian. Pendekatan Knowledge Discovery in Database (KDD) dilakukan dalam memproses data yang telah didapat, salah satu proses tersebut adalah Pre-processing. Serta pendekatan data mining dengan metode klasifikasi Pohon Keputusan (Decision Tree) dengan algoritma C4.5 dipilih dan digunakan dalam penelitian ini. Dalam merancang sistem yang akan dibuat, metode perancangan yang digunakan adalah Unified Modelling Language (UML), dimana diagram UML yang digunakan adalah Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram, untuk mengambarkan suatu rancangan sistem yang ingin dibangun, pembuatan database dan pembuatan program yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan stakeholder yang terangkum pada elisitasi.. Sedangkan Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP serta database yang digunakan MySQL.

Metode Purwarupa (Prototype)

Untuk mengetahui gambaran awal sistem yang akan dibuat, maka perlunya digunakan metode purwarupa (selanjutnya akan disebut metode'prototyping'), yaitu suatu model sederhana pembuatan softwareyang dimana mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal atau dasar tentang program serta melakukan pengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja.

Metode Testing

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode K-fold Cross Validation serta Confusion Matrix untuk pengujian kinerja model klasifikasi dan Blackbox Testing untuk pengujian sistem. K-fold Cross Validation bertujuan untuk mencari validasi terbaik dan Confusion Matrix digunakan untuk perhitungan akurasi model klasifikasi. Sedangkan metode pengujian blackbox digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, antara lain fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan output, kesalahan dalam struktur data atau akses database external dan kesalahan performa.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, maka penulis mengelompokkan materi laporan ini menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaiannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, waktu dan tempat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan beberapa definisi, baik itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini maupun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini dan Literature Review yang digunakan untuk mendukung penulisan serta untuk membandingkan penelitian yang sebelumnya dengan penelitian saat ini.

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, struktur organisasi, proses dari KDD yaitu tahap Pre-processing data, data mining, dan elisitasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan rancangan sistem dalam bentuk Prototyping dan Unified Modelling Language (UML) yang terdiri dari usecase diagram, class diagram, activity diagram, dan sequance diagram serta testing yang dilakukan terhadap sistem yang telah dibuat.

BAB V PENUTUP

Pada bab terakhir ini diuraikan kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI

Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Data Warehouse

Definisi Data Warehouse

Menurut Hutahaean (2014:97)[1] "Datawarehouse adalah kumpulan dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendapatkan analisa yang lebih baik dari data yang berjumlah sangat besar sehingga dapat membuat keputusan yang baik."

Suraya (2011:68)[2] berpendapat bahwa data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional dan sumber yang lain (sumber eksternal), atau sebuah proses evolusi yang mencakup pencarian sumber, penyimpanan dan penyediaan data yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan.

Widyawati (2012:1)[3] berpendapat bahwa, data warehouse merupakan salah satu bentuk basis data yang memiliki data berskala besar. Data warehouse bukan merupakan basis data operasional, melainkan basis data yang berisi data dalam dimensi waktu tertentu yang sangat berguna untuk keperluan evaluasi, analisis dan perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam sebuah perusahaan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa Data Warehouse merupakan salah satu bentuk basis data untuk menyimpan data berskala besar baik data sekarang dan data masa lalu yang menjadi sumber data yang telah terintegrasi serta dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan.

Manfaat Data Warehouse

Data Warehouse biasanya digunakan untuk : (Hutahaean, 2014:97)[1]

  1. Memahami trend bisnis dan membuat perkiraan keputusan yang lebih baik.
  2. Menganalisa informasi mengenai penjualan harian dan membuat keputusan yang cepat dalam mempengaruhi performance perusahaan.

Konsep Dasar Purwarupa (Prototyping)

Menurut Djahir (2014:78)[4], "Prototype memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping." (selanjutnya purwarupa akan disebut prototipe atau prototyping).

Menurut A.S Rosa (2013:29)[5], "Model prototipe dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak".

Sehingga dapat disimpulkan bahwa prototipe adalah sebuah model yang memberikan informasi tentang bagaimana cara sistem tersebut berfungsi agar pelanggan atau pemakai paham tanpa perlu mengetahui hal teknisnya dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Dalam bukunya, Yasin (2012:268)[6] mengemukakan UML merupakan bahasa standar untuk penulisan blueprint software yang digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, pembentukan dan pendokumentasian alat – alat dari sistem perngkat lunak. UML disebut sebagai bahasa pemodelan bukan metode. Bahasa pemodelan (sebagian besar grafik) merupakan notasi dari metode yang digunakan untuk mendesain secara cepat. Bahasa pemodelan merupakan bagian terpenting dari metode. Tujuan UML diantaranya adalah :

  1. Memberikan model siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yang dapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai Bahasa pemrograman dan dimengerti secara umum.
  3. Menyatukan praktek–praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Diagram UML

Menurut Xu dalam Dictionary of Information Science and Technology karya Khosrow-Pour (2012:916)[7], "UML Diagram: a graphical design notation for communication and understanding". Yang artinya UML Diagram adalah sebuah notasi desain grafis untuk komunikasi dan pemahaman. Biasanya, didalam diagram UML meliputi activity diagram, class diagram, collaboration diagram, component diagram, deployment diagram, sequence diagram, state diagram, dan use case diagram.

Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori (A.S Rosa 2013:140)[5]. Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 2.1 UML 2.3 Diagram

Sumber: http://www.uml-diagrams.org/

Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut :

  • Structure diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang d imodelkan.
  • Behaviour yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
  • Interaction diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan utuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.

Karena pada penulisan penelitian ini menggunakan 4 diagram UML diantaranya Use Case diagram, Activity diagram, Sequence diagram, dan Class diagram, maka diagram yang dijelaskan adalah 4 diagram tersebut.

  1. Use Case Diagram

Menurut Yasin (2012:198)[6] Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem.

  1. Activity Diagram

Menurut Yasin (2012:201)[6], Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing – masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

  1. Sequence Diagram

Menurut Yasin (2012:201)[6], Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan scenario atau rangkaian langkah – langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.

  1. Class Diagram

Menurut Yasin (2012:198)[6], Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain, seperti containment, pewarisan, asosiasi dan lain – lain.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302)[8], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.”

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Hidayati yang dikutip Guritno (2011:302)[8], Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  1. Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:

  • M pada MDI berarti Mandatory (Penting),
    Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  • D pada MDI berarti Desirable (Tidak Terlalu Penting),
    Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
  • I pada MDI berarti Inessential (Diluar Sistem),
    Maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  1. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

  • T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?
  • O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?
  • E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  • High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.
  • Middle (M): Mampu dikerjakan.
  • Low (L): Mudah dikerjakan.
  1. Final Draft Elisitasi

Final Elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut A.S. Rosa (2013:272)[5], Testing atau Pengujian adalah satu set aktivitas yang direncanakan dan sistematis untuk menguji atau mengevaluasi kebenaran yang diinginkan. Aktivitas pengujian terdiri dari satu set atau sekumpulan langkah dimana dapat menempatkan desain kasus uji yang spesifik dan metode metode pengujian.

Metode Black Box Testing

Black box testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi–fungsi, masukan dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Pengujian blackbox dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian blackbox harus dibuat dengan kasus benar dan kasus salah. (A.S Rosa 2013:275)[5].

 

Teori Khusus

Konsep Dasar Model Sistem

Sebelum mengetahui konsep dasar dari model sistem, maka harus diketahui terlebih dahulu definisi dari model dan sistem.

Menurut Tran et al dalam Dictionary of Information Science and Technology karya Khosrow-Pour (2012:608)[7], model adalah “Representasi abstrak dari sistem struktur, fungsi, atau perilaku”.

Makna model lebih khusus lagi yang sesuai dengan pendekatan penelitian ini dijelaskan oleh Prasetyo (2012:45)[9] yaitu, Model dalam klasifikasi mempunyai arti yang sama dengan kotak hitam, dimana ada suatu model yang menerima masukan, kemudian mampu melakukan pemikiran terhadap masukan tersebut dan memberikan jawaban sebagai keluaran dari hasil pemikirannya.

Menurut G.Murdick yang dikutip Djahir (2014:6)[4], “Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan suatu prosedur/bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoprasikan data dan atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau energi dan atau barang”.

Menurut L. Ackof yang dikutip Djahir (2014:6)[4], “Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.”

Sehingga dari definisi model dan sistem yang telah dikemukakan oleh para ahli, model sistem merupakan suatu representasi abstrak dari kesatuan kegiatan atau suatu prosedur dalam kasus ini adalah memberikan jawaban sebagai keluaran dari hasil pemikiran kedalam sistem.

Konsep Dasar Peramalan (Forecasting)

Definisi Peramalan

Menurut Forgionne & Russell dalam buku karya Khosrow-Pour (2012:354)[7], peramalan atau forecasting adalah “Tindakan memprediksi kemungkinan dari suatu peristiwa atau nilai yang terjadi di masa depan berdasarkan data historis yang tersedia”.

Menurut Fahmi (2016)[10], “Analisis forecasting adalah analisis peramalan penjualan yang mungkin bisa terjadi di masa yang akan datang.

Berbeda dengan rencana, ramalan (forecast) hanya memberikan pengetahuan apa yang akan terjadi di masa depan, tapi belum tentu bisa dilaksanakan hasil dari peramalan tersebut. Sehingga peramalan bisa disebut juga sebagai alat bantu dalam perencanaan.

Perbedaan Peramalan dengan Prediksi

Dikutip dari jawaban seoarang president of Strategic Affairs Forecasting LLC di forum diskusi, menurut Shostak (2011)[11], Ramalan atau Forecasts adalah seperangkat kemungkinan masa depan yang mencakup estimasi probabilitas yang terjadi. Seluruh rangkaian skenario harus memiliki probabilitas titik waktu yang lebih umum (misalnya, lima tahun ke depan, dekade berikutnya, mid-range masa depan, dll). Ada kemungkinan bahwa kelompok perkiraan dapat terdiri dari satu set prediksi dengan probabilitas yang terkait. Sedangkan Prediksi merupakan perkiraan posisi dari peristiwa tertentu di masa depan; biasanya pada titik waktu tertentu. Contohnya pada kasus gambling : Who will win the World Series this year? Kentuky Derby? Etc.

Prediksi yang paling sering berfokus pada hasil (yang menang, penjualan, keuntungan, dan lain-lain). Peramalan cenderung berfokus pada faktor proses (apa faktor dapat mempengaruhi masa depan dan apa hasil potensinya).

Definisi Kedisiplinan

Untuk mengetahui arti dari kata kedisiplinan, yang harus diketahui adalah dasar dari kata kedisiplinan, yaitu disiplin. Menurut Suharso dan Ana (2014:124)[12] disiplin adalah “Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”. Dan dalam KBBI Daring (http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi) arti di-sip-lin ialah :

  1. tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb);
  2. ketaatan (kepatuhan) kpd peraturan (tata tertib dsb);
  3. bidang studi yg memiliki objek, sistem, dan metode tertentu;

Dari keterangan diatas maka arti disiplin merupakan sikap mentaati peraturan atau tata tertib yang berlaku. Dan jika dilihat dari fungsi imbuhan Ke-an berdasarkan kata sifat, maka dapat ditarik kesimpulan pengertian Kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta melalui proses dari serangkaian perilaku individu yang mentaati peraturan dan ketertiban yang berlaku.

Knowledge Discovery in Database (KDD)

Definisi Knowledge Discovery in Database

Knowledge Discovery in Database (KDD) adalah proses menentukan informasi yang berguna serta pola-pola yang ada dalam data. Informasi ini terkandung dalam basis data yang berukuran besar yang sebelumnya tidak diketahui dan potensial bermanfaat. Istilah data mining dan knowledge discovery in database sering kali digunakan secara bergantian untuk menjelasakan proses penggalian informasi tersembunyi dalam suatu basis data yang besar. Sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda, tetapi berkaitan dengan satu sama lain. Dan salah satu tahapan dalam keseluruhan proses KDD adalah data mining (Nofriansyah 2014:8)[13].

Proses Knowledge Discovery in Database

Proses KDD secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: (Nofriansyah, 2014:8-10)[13].


Gambar 2.2 Proses Knowledge Discovery in Database

a. Data Selection

Pada proses ini dilakukan pemilihah himpunan data, menciptakan himpunan data target, atau memfokuskan pada subset variabel (sampel data) dimana penemuan (discovery) akan dilakukan. Hasil seleksi disimpan dalam suatu berkas yang terpisah dari basis data operasional.

b. Preprocessing dan Cleaning Data           

Preprocessing dan Cleaning Data dilakukan membuang data yang tidak konsisten dan noise, duplikasi data, memperbaiki kesalahan data, dan bisa diperkaya dengan data eksternal yang relevan.

c. Transformation

Proses ini mentransformasikan atau menggabungkan data ke dalam yang lebih tepat untuk melakukan proses mining dengan cara melakukan peringkasan (agregasi).

d. Data Mining

Proses data mining yaitu proses mencari pola atau informasi menarik dalam data terpilih dengan menggunakan teknik, metode atau algoritma tertentu sesuai dengan tujuan dari proses KDD secara keseluruhan.

e. Interpretation / Evaluasi

Proses untuk menerjamahkan pola-pola yang dihasilkan dari data mining. Mengevaluasi (menguji) apakah pola atau informasi yang ditemukan bersesuaian atau bertentangan dengan fakta atau hipotesa sebelumnya. Pengetahuan yang diperoleh dari pola-pola yang terbentuk dipresentasikan dalam bentuk visualisasi.

Konsep Dasar Data Mining

Definisi Data Mining

Tan dalam buku karya Prasetyo (2012:2)[9] mendefinisikan data mining sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang berguna dari gudang basis data yang besar. Data mining juga dapat diartikan sebagai pengekstrakan informasi baru yang diambil dari bongkahan data besar yang membantu dalam pengambilan keputusan.

Menurut Daryl Pregibon dalam buku karya Prasetyo (2014:1)[14] , "Data mining adalah campuran dari statistik, kecerdasan buatan, dan riset basis data"

Sehingga berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa data mining merupakan proses penggalian pengetahuan dari bongkahan data yang besar untuk mendapatkan sebuah informasi yang baru sehingga dapat bermanfaat untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Akar Bidang Ilmu Data Mining

Jika dilacak dari akar keilmuannya, ternyata data mining mempunyai empat akar bidang ilmu sebagai berikut: (Prasetyo, 2014:2-3)[14]


Gambar 2.3 Akar Ilmu Data Mining

1. Statistik

Bidang ini merupakan akar paling tua, tanpa ada statistik maka data mining mungkin tidak ada. Dengan menggunakan statistik klasik ternyata data yang diolah dapat diringkas dalam apa yang umum dikenal sebagai Exploratory Data Analysis (EDA).

2. Kecerdasan Buatan atau Artifical Intelligence (AI)

AI berkonstribusi terhadap teknik pengolahan informasi berdasarkan pada model penalaran manusia. Salah satu cabang dari AI yaitu pembelajaran mesin atau machine learning, dimana sistem komputer belajar dengan pelatihan.

3. Pengenalan Pola

Sebenarnya data mining juga menjadi turunan bidang pengenalan pola, tetapi hanya mengolah data dari basis data. Data yang diambil dari basis data untuk diolah bukan dalam bentuk relasi, melainkan dalam bentuk normal pertama sehingga set data dibentuk menjadi bentuk normal pertama. Akan tetapi, data mining mempunyai ciri khas yaitu pencarian pola asosiasi dan pola sekuensial.

4. Sistem Basis Data

Akar bidang ilmu keempat dari data mining yang menyediakan informasi berupa data yang akan digali menggunakan metode-metode data mining.

Pekerjaan Dalam Data Mining

Pekerjaan yang berkaitan dengan data mining dapat dibagi menjadi 4 kelompok (Prasetyo 2014:5)[14], yaitu diantaranya adalah model prediksi (prediction modelling), analisis cluster (cluster analysis), analisis asosiasi (association analysis), dan deteksi anomali (anomaly detection).

Model Prediksi (Prediction Modelling)

Model prediksi ini berkaitan dengan pembuatan sebuah model yang dapat melakukan pemetaan dari setiap himpunan variabel ke setiap targetnya, kemudian menggunakan model tersebut untuk memberikan nilai target himpunan baru yang didapat. Ada 2 jenis model prediksi, yaitu klasifikasi dan regresi. Klasifikasi digunakan untuk variabel target diskret, sedangkan regresi digunakan untuk variabel target kontinu (Prasetyo 2014:5)[14].

Proses Data Mining

Secara sistematis dikemukakan oleh Gorunescu dalam buku karya Prasetyo (2014:7)[14], ada 3 langkah utama dalam data mining diantaranya adalah :

1. Eksplorasi / pemrosesan awal data

Eksplorasi atau pemrosesan awal data terdiri dari pembersihan data, normalisasi data, transformasi data, penanganan data yang salah, reduksi dimensi, pemilihan subset fitur, dan sebagainya.

2. Membangun model dan melakukan validasi terhadapnya

Membangun model dan melakukan validasi terhadapnya berarti melakukan analisis berbagai model dan memilih model dengan kinerja prediksi yang terbaik. Dalam langkah ini digunakan metode-metode seperti klasifikasi, regresi, analisis kluster, deteksi anomali, analisis asosiasi, analisis pola sekuensial, dan sebagainya. Dalam beberapa referensi, deteksi anomali juga masuk dalam langkah eksplorasi. Akan tetapi, deteksi anomali juga dapat digunakan sebagai algoritma utama, terutama untuk mencari data-data yang spesial.

3. Penerapan

Penerapan berarti menerapkan model pada data yang baru untuk menghasilkan perkiraan/prediksi masalah yang diinvestigasi.

Metode-Metode Data Mining

Terdapat 3 metode data mining yang umum digunakan dalam penelitian seperti klasifikasi, analisis kelompok (klaster), dan asosiasi, namun pada penelitian ini yang akan dijelaskan hanya metode klasifikasi yang sebagai berikut:

Klasifikasi (Classification)

Prasetyo (2012:45)[14] berpendapat bahwa klasifikasi merupakan suatu pekerjaan menilai objek data untuk memasukkannya ke dalam kelas tertentu dari sejumlah kelas yang tersedia. Dalam klasifikasi ada dua pekerjaan utama yang dilakukan yaitu:

  1. Pembangunan model, sebagai prototype untuk disimpan sebagai memori.
  2. Penggunaan model, untuk melakukan pengenalan / klasifikasi / prediksi pada suatu objek data lain agar diketahui dkelas mana objek data tersebut dalam model yang sudah disimpannya.

Klasifikasi dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang melakukan pelatihan/pembelajaran terhadap fungsi target f yang memetakan setiap set atribut (fitur) x ke satu dari label kelas y yang tersedia.


Gambar 2.4 Proses Pekerjaan Klasifikasi

Set Data (Dataset)

Set data (dataset) merupakan kumpulan data-data yang akan diproses dalam penggalian pengetahuan baru dan set data dapat juga dipandang sebagai kumpulan objek data. Untuk merepresentasikan data ada bermacam-macam cara salah satunya adalah penggunaan atribut. Atribut digunakan untuk mengambarkan jenis objek yang bisa berupa kuantitatif atau kualitatif. Set data dapat mempunyai karakteristik yang berbeda, misalnya ada set data yang menggunakan nilai deret waktu (time series) atau sebuah nilai angka, bahkan berupa objek dengan hubungan khusus di dalamnya (Prasetyo 2012:9)[9].

Set data itu sendiri juga sering menjadi hal yang harus diperhatikan diawal sebelum melakukan proses penggalian informasi. Masalah yang sering muncul pada data mentah adalah duplikasi data, ketidak-konsistenan data, kelainan (outlier), data yang salah, dan sebagainya. Untuk masalah ini, sebelum set data diproses dalam proses utama data mining, pemrosesan awal data menjadi penting dilakukan agar kualitas data menjadi lebih baik.

Pemrosesan Awal (Preprocessing)

Set data yang akan diproses dengan metode-metode dalam data mining sering kali harus melalui pekerjaan awal yang secara keseluruhan terpisah dari metode dalam data mining. Munculnya istilah pemrosesan awal atau preprocessing dipicu oleh masalah-malasah yang timbul dalam set data seperti terlalu besarnya jumlah populasi data, banyaknya data yang menyimpang, dimensi data yang terlalu tinggi, banyaknya atribut atau fitur yang tidak berkontribusi besar, dan sebagainya. Inilah mengapa perlu dilakukan pemrosesan awal pada set data sebelum akhirnya dilepaskan untuk diproses dalam data mining (Prasetyo 2012:31)[9].

Beberapa pekerjaan yang umum dilakukan sebagai pemrosesan awal pada set data adalah sebagai berikut : (Prasetyo 2012:31)[9]

  1. Agregasi
    Agregasi (aggregation) adalah pengombinasian dua atau lebih objek ke dalam sebuah objek.
  2. Penyampelan
    Penyampelan (sampling) merupakan pendekatan yang umum digunakan untuk pemilihan bagian (subset) dari objek/data secara keseluruhan yang akan dianalisis.
  3. Pengurangan dimensi
    Reduksi dimensionalitas merupakan proses membuang atau mengurangi fitur tertentu yang dirasa tidak memiliki kontribusi besar pada set data yang akan dianalisis.
  4. Binerisasi dan Diskretisasi
    Transformasi data dari tipe kontinu dan diskret ke atribut biner disebut binerisasi. Sedangkan transformasi data dari atribut kontinu ke atribut kategoris disebut diskretisasi.
  5. Pemilihan Fitur (Feature subset selection)
    Pemilihan sub-set fitur merupakan suatu proses pencarian terhadap semua kemungkinan subset. Dalam memilih fitur ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
  • Fitur-fitur yang redundant
    Duplikasi sebagian informasi atau semua data informasi yang terkandung dalam satu atau lebih atribut lain.
  • Fitur-fitur yang tidak relevan
    Fitur-fitur yang tidak mengandung informasi berguna untuk tugas data mining secara langsung.
  1. Transformasi Atribut (Atribut Transformasi)
    Suatu fungsi dimana memetakan keseluruh himpunan nilai dari atribut yang diberikan ke suatu himpunan nilai-nilai pengganti yang baru sedemikian hingga nilai yang lama dapat dikenali dengan satu dari nilai-nilai baru tersebut. Salah satu fungsi dari transformasi atribut adalah untuk standarisasi dan normalisasi.

Konsep Dasar Pohon Keputusan (Decision Tree)

Definisi Pohon Keputusan

Menurut Susan Welch dan John C.Comer dalam buku karya Fahmi (2016)[10], Pohon keputusan sebagai "suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya ke dalam komponen-komponen, kemudia dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi  masing-masing alternatif.

Menurut John dalam buku Usman (2015:204)[15], “Struktur simbolik node (simpul), berupa daun dan cabang adalah pohon keputusan”. Menurut Usman (2015:204)[15] “Ini adalah salah satu standar teknik klasifikasi pembelajaran data mining yang digunakan untuk membuat prediksi berdasarkan pengalaman masa lalu”.

Menurut Pentreath (2015:126)[16], Pohon keputusan adalah model yang powerful, non-probabilistik teknik, yang dapat menangkap pola non-linear yang lebih kompleks dan interaksi fitur-fitur. Pohon keputusan telah terbukti melakukan dengan baik pada banyak tugas, relatif mudah untuk dipahami dan ditafsirkan, dapat menangani fitur kategoris dan numerik, dan tidak memerlukan input data yang harus diskalakan atau distandarisasi.

Berdasarkan definisi pohon keputusan diatas oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pohon keputusan atau decision tree adalah model yang merepresentasikan pengetahuan berdasarkan data atau pengalaman masa lalu dalam bentuk pohon yang terdapat simpul daun dan cabang.

Algoritma Pohon Keputusan

Menurut Pentreath (2015:127)[16], Algoritma pohon keputusan menggunakan pendekatan top-down yang dimulai pada simpul akar (atau fitur), dan kemudian memilih fitur terbaik disetiap partisi dari dataset. Hal tersebut diukur dengan information gain dari partisinya. Information Gain dihitung dari pengurangan kemurnian atribut (Entrophy).

Banyak algoritma pohon keputusan yang telah ada dalam kepustakaan seperti CART, ID3, C4.5, SPRINT, Fuzzy C4.5 dan lainnya (Usman 2015:204)[15]. Pada penelitian ini yang akan dijelaskan hanya algoritma C4.5.

Algoritma C4.5

Menurut Earl dkk dalam buku Usman (2015:204)[15], Algoritma C4.5 adalah pengembangan dari algoritma Interative Dichotomizer 3 (ID3) yang dikembangkan oleh Quinlan, dibuat pada Concept Learning System (CLS) algorithm. Algoritma ini paling sering digunakan di pohon keputusan dalam bidang data mining untuk prediksi masa depan dengan menggunakan data historis; itu terkenal karena efektivitas dan kemudahan untuk digunakan.

Secara umum algoritma C4.5 untuk membangun pohon keputusan adalah sebagai berikut:

  1. Pilih atribut sebagai akar
  2. Buat cabang untuk masing-masing nilai
  3. Bagi kasus dalam cabang
  4. Ulangi proses untuk masing-masing cabang sampai semua kasus pada cabang memiliki kelas yang sama.

Sebelum membahas rumus yang ada di algoritma C4.5, yang harus diketahui adalah pada algoritma ID3 untuk memilih atribut sebagai akar didasarkan pada nilai gain tertinggi dari atribut-atribut yang ada. Untuk menghitung gain digunakan rumus seperti berikut:


(Rumus 2.1)

Dimana:

S : Himpunan kasus

A : Atribut

n : Jumlah partisi atribut A

|Si| : Jumlah kasus pada partisi ke i

|S| : Jumlah kasus dalam S

Dan untuk mencari nilai Entropy, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


(Rumus 2.2)

Dimana:

S : Himpunan Kasus

A : Fitur

n : Jumlah partisi S

pi : Proporsi dari Si terhadap S

Karena algoritma C4.5 adalah suksesor dari ID3, maka  pada C4.5 memakai gain ratio untuk memperbaiki information gain dengan rumus gain ratio sebagai berikut: (Makhabel 2015:88)[17]


(Rumus 2.3)

Dimana:

S = ruang data sampel yang dipakai untuk training

A = atribut

Gain(S,A) = information gain pada atribut A

SplitInfo(S,A) = split information pada atribut A

Atribut dengan nilai Gain Ratio tertinggi dipilih sebagai atribut test untuk simpul, dengan gain adalah information gain. Pendekatan ini menerapkan normalisasi pada information gain dengan memakai apa yang disebut split information. SplitInfo menyatakan entropy atau informasi potensial dengan rumus sebagai berikut:


(Rumus 2.4)

Dimana:

S = ruang data sampel yang dipakai untuk training

A = atribut

Si = jumlah sampel untuk atribut i

K-Fold Cross Validation

K-fold Cross Validation merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui rata-rata keberhasilan dari suatu sistem dengan cara melakukan perulangan dengan mengacak atribut masukan sehingga sistem tersebut teruji untuk beberapa atribut input yang acak. Pal (2016:92)[18] menjelaskan dalam K-fold Cross validation, kami partisi data secara acak ke dalam K lipatan yang berbeda dari ukuran yang kira-kira setara. Data yang digunakan untuk training model adalah K - 1 fold dan data untuk testing pada lipatan yang tersisa, dan mengulanginya hingga K dari jumlah iterasi.

Confusion Matrix

Menurut Shmueli, dkk (2016:109)[19], “Dalam prakteknya, sebagian besar pengukuran akurasi berasal dari matriks klasifikasi, yang juga disebut confusion matrix. Matriks ini merangkum klasifikasi yang benar dan yang tidak benar dari classifier yang diproduksi untuk dataset tertentu”. Evaluasi dengan confusion matrix menghasilkan nilai accuracy, precision, dan recall.  Menurut Han dalam Penelitian Andriani (2013:166)[20], “Nilai accuracy merupakan persentase jumlah record data yang diklasifikasikan secara benar oleh sebuah algoritma dapat membuat klasifikasi setelah dilakukan pengujian pada hasil klasifikasi tersebut”. Nilai precision atau dikenal juga dengan nama confidence merupakan proporsi jumlah kasus yang diprediksi positif yang juga positif benar pada data yang sebenarnya. Sedangkan nilai dari recall atau sensitivity merupakan proporsi jumlah kasus positif yang sebenarnya yang diprediksi positif secara benar (Menurut Powers dalam penelitian Andriani 2013:166)[20].

Literature Review

Literature Review dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Dari sekian banyak penelitian sebelumnya yang dilakukan mengenai decision tree, dalam penelitian ini mengambil beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan penulisan ini, diantaranya yaitu:

Penelitian yang membandingkan hasil akurasi dari algoritma decision tree yang digunakan, diantaranya membandingkan algoritma ID3 dengan C4.5. Penelitian tersebut diantaranya telah dilakukan oleh Adhatrao, et al (2013)[21], Rao dan Yashwant (2013)[22], Lesmana (2012)[23], serta  HSSINA, et al (2014)[24]. Studi kasus penelitian Adhatrao, et al (2013)[21] yaitu untuk memprediksi kinerja pelajar dengan menggunakan algoritma ID3 dan C4.5. Dalam penelitiannya, evaluasi dari hasil algoritma dibagi menjadi 2, yaitu Bulk Evaluation dan Singular Evalueation. Bulk Evaluation dari kedua algoritma yang digunakan menghasilkan tingkat akurasi yang sama yaitu 75.145% dari data total 173 siswa. Yang berbeda adalah waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi bulk evaluation tersebut. Algoritma C4.5 mengeksekusi lebih cepat 8.5 mili-detik dibanding algoritma ID3. Pada hasil Singular Evaluation juga menghasilkan tingkat akurasi yang sama antara algoritma ID3 dan C4.5 yaitu 77.778% . Berbeda dengan Adhartrao, et al (2013)[21], penelitian Rao dan Yashwant (2013)[22] meneliti tentang decision tree untuk mendeteksi penipuan keuangan. Hasil dari penelitiannya yaitu membandingkan algoritma ID3 dan C4.5 biasa dan algoritma ID3 dan C4.5 yang menggunakan Genetic Algorithm (GA). Dari hasil tersebut dibuktikan bahwa algoritma menggunakan GA tingkat akurasinya menjadi lebih baik. Selain itu hasil dari penelitian Rao menunjukan bahwa algoritma C4.5 lebih menghasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi yaitu 76.67% dibandingkan ID3 yang hanya berbeda 2% yaitu 74.67%. Selaras dengan hasil dari 2 penelitian sebelumnya, penelitian Lesmana (2012)[23] yang mengenai perbandingan kinerja decision tree J48 (serupa dengan C.45, selanjutnya akan disebut C4.5) dan ID3 dalam pengklasifikasian diagnosis penyakit diabetes melitus, dapat dibuktikan bahwa dalam penelitian Lesmana (2012)[23], algoritma C4.5 memberikan akurasi yang lebih tinggi terhadap diagnosis DM sebesar 74.72%, sebaliknya akurasi decision tree ID3 hanya mencapai 72.64%. Selain dari tingkat akurasinya, algoritma C4.5 juga unggul dalam kecepatan waktu eksekusi yang dibuktikan dalam penelitian HSSINA, et al (2014)[24]. Dalam penelitiannya, HSSINA, et al (2014)[24] melakukan percobaan beberapa ukuran dataset yang berbeda, lalu dilakukan perbandingan waktu eksekusi dengan hasil yang konsisten yaitu algoritma C4.5 selalu lebih cepat dibanding ID3.

Setelah empat penelitian diatas yang membandingkan tingkat akurasi dari 2 algoritma yaitu ID3 dan C4.5, penelitian berikutnya membandingkan 3 algoritma diantaranya ID3, C4.5 dan CART, serta ada pula yang membandingkan ID3, C4.5 dengan Naïve bayes. Penelitian tersebut dilakukan oleh Lavanya dan K.Usha (2011)[25], Lakshmi, et al (2013)[26], Mohankumar, et al (2016)[27], dan Rajalakshm dan Sivaranjani (2015)[28]. Studi kasus penelitian Lavanya dan K.Usha (2011)[25] yaitu mengenai Evaluasi Kinerja Classifiers Decision Tree Dengan Datasets Medis. Dari 5 datasets medis yang dilakukan percobaan, hasil akurasinya pun berbeda-beda, namun konsisten menghasilkan bahwa akurasi algoritma CART lebih baik dibanding C4.5 dan ID3 yang berada pada tingkat akurasi paling rendah. Berbanding terbalik dengan tingkat akurasinya, ID3 memproses lebih cepat dibanding C4.5 dan CART yang membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun modelnya. Dan selaras dengan hasil akurasi dari penelitian Lavanya dan K.Usha (2011)[25], penelitian Lakshmi, et al (2013)[26], mengenai Analisis Kinerja Algoritma Decision Tree menggunakan data kualitatif pelajar pun menghasilkan tingkat akurasi CART lebih baik dibanding C4.5 dan ID3 yang berada diurutan paling rendah. Berbeda dari 2 penelitian diatas, pada penelitian Mohankumar, et al (2016)[27] mengenai “Comparative Analysis Of Decision Tree Algorithms For The Prediction Of Eligibility Of A Man For Availing Bank Loan”, algoritma C4.5 tingkat akurasinya melebihi CART. Dan pada penelitian Rajalakshm dan Sivaranjani (2015)[28] yang membandingkan ID3, C4.5 dengan Naïve bayes, hasilnya Naïve bayes mengasilkan tingkat akurasi yang lebih baik daripada C4.5 dan ID3. Kesimpulan dari 4 penelitian diatas, seperti yang disimpulkan oleh Mohankumar, et al (2016)[27] dalam penelitiannya, bahwa algoritma akan memberikan hasil terbaik pada jenis dataset tertentu.

Penelitian terkait lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yunus dkk (2014)[29] mengenai Desain model sistem prediksi kelulusan mahasiswa dengan algoritma deicision tree. Penelitiannya terkait dengan penelitian saat ini yaitu lebih fokus pada faktor yang mempengaruhi dalam memprediksi (peramalan), hasilnya pada penelitian ini yaitu hasil akhir uji coba sistem menunjukkan bahwa tingkat kelulusan mahasiswa diprediksi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kompetensi yang diambil sekitar 33,58 %, kemudian jenis kelamin 20,88 %; Jurusan SMA 13,81 %, Program Studi 13,21 %; IPK 8,14 %; asal sekolah 6, 14 %; dan agama 4,26 %.

Penelitian berikutnya adalah penelitian mengenai decision tree itu sendiri, bagaimana membangun model dan teknik yang akan digunakan terkait pada penelitian saat ini. Penelitan tersebut diantaranya dilakukan oleh  Azmi dan Dahria (2013)[30], serta Seema, et al (2012)[31]. Pada penelitian Azmi dan Dahria (2013)[30] dijelaskan mengenai langkah-langkah yang dipelukan dalam membuat sistem pohon keputusan seperti preprocessing data yang telah dilakukan di penelitian saat ini. Selain itu sesuai dengan penelitian saat ini yaitu berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, Azmi dan Dahria (2013)[30] berpendapat dengan pohon keputusan, manusia dapat dengan mudah melihat mengidentifikasi dan melihat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi suatu masalah dan dapat mencari penyelesaian terbaik dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Sedangkan penelitian Seema, et al (2012)[31] lebih membahas bagaimana model dari decision tree dapat dibangun, seperti algoritma yang digunakan, pengukuran pemilihan atribut, dan metode pemangkasan pohon (Tree Pruning) yang memang langkah-langkah tersebut akan diterapkan pada penelitian saat ini agar model yang terbentuk dari data training terbebas dari anomali yang disebabkan noise atau outliers.

Terkait dengan algoritma yang digunakan pada penelitian saat ini, berikut adalah penelitian sebelumnya yang telah dilakukan menggunakan algoritma C4.5. Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Ginting, dkk (2014)[32], dan Andriani (2013)[20] yang keduanya meneliti berkaitan dengan akademik mahasiswa. Penelitian Ginting, dkk (2014)[32] mengenai memprediksi masa studi mahasiswa sedangkan Andriani (2013)[20] mengenai pendukung keputusan pemberian beasiswa untuk mahasiswa. Pada penelitian Ginting, dkk (2014)[32] atribut yang digunakan adalah nilai dari beberapa mata kuliah yang mereka asumsikan berpengaruh terhadap atribut tujuannya yang di klasifikasikan menjadi 2 yaitu “kurang” dan “lebih” (dari 5 tahun masa studinya). Sedangkan Andriani (2013)[20] menggunakan atribut prestasi akademik / IPK dan prestasi non-akademik yang hasilnya di klasifikasikan menjadi “Dapat beasiswa” atau “Tidak dapat beasiswa”. Dalam penelitiannya, Andriani (2013)[20] menggunakan Confusion Matrix dan Kurva ROC untuk mengevaluasi hasil klasifikasi. Berbeda dengan Ginting dkk (2014)[32] yang menghitung akurasi hanya dari presentasi kecocokan data test dengan data training. Menurut Ginting dkk (2014)[32] “… jumlah data training mempengaruhi persentase kecocokan atau keakurasian”. Sedangkan menurut saran Andriani (2013)[20], menerapkan teknik penyeleksian atribut yang paling berpengaruh dengan chi-square dapat meningkatkan akurasi lebih tinggi.

Selain dari bidang yang mengenai akademik mahasiswa, decision tree dengan algoritma C4.5 pun digunakan dalam bidang kesehatan atau kedokteran. Penelitian tersebut dilakukan oleh Fakhrurrifqi dan Anifuddin (2013)[33] dan Himawan, dkk (2015)[34]. Penelitian Fakhrurrifqi dan Anifuddin (2013)[33] mengenai pendukung keputusan untuk mendiagnosis diabetes, menggunakan 768 sampel kasus data diabetes yang selanjutnya dibagi menjadi 75% dari sampel kasus untuk data training dan sisanya sebagai data testing. Sedangkan Himawan, dkk (2015)[34] menggunakan data pasien yang berjumlah 70 kasus penyakitBronkhitis dan dalam penelitiannya hanya sampai mengubah data menjadi bentuk tree, sehingga pada penelitiannya fokus terhadap atribut yang mempengaruhi atribut target. Dari kedua penelitian tersebut tidak ada yang menggunakan evaluasi hasil klasifikasi seperti confusion matrix yang biasa digunakan oleh penelitain sebelum-sebelumnya.

Agar dapat mempermudah dalam melihat pendekatan ataupun algoritma yang digunakan oleh penelitian sebelumnya, maka berikut pada gambar 2.5 adalah gambar mapping literature review.

Gambar 2.5 Mapping Literature Review

Terlihat pada Gambar 2.5, berisi pendekatan decision tree, naïve bayes, evaluasi klasifikasi dan test options. Pada pendekatan decision tree terdapat 3 algoritma yang digunakan oleh penelitian-penelitian sebelumnya, diantaranya algoritma ID3, C4.5, dan CART. Sedangkan pada evaluasi klasifikasi berisi metode untuk mengevaluasi atau menghitung akurasi dari hasil klasifikasi, terdapat 2 pendekatan yang dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya, diantaranya Confusion Matrix, dan Kurva ROC. Dalam klasifikasi, untuk membagi data menjadi data training dan data testing dapat dilakukan dalam beberapa cara, diantaranya yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yaitu Split Test atau Split of (10-100%) dan K-fold cross validation.

BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Gambaran Umum Perusahaan

Perguruan Tinggi Raharja merupakan kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya, dan humanis yang saat ini secara simultan selalu berusaha menjadi salah satu Perguruan Tinggi riset. Upaya-upaya pencapaian tertinggi dalam hal penemuan, pengembangan dan difusi pengetahuan secara regional dan global selalu dilakukan.

Telah menjadi tekad para pendiri perguruan tinggi ini untuk membantu pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang dalam Perguruan Tinggi Raharja yang diselenggarakan oleh Yayasan Nirwana Nusantara dan merupakan pendidikan yang terbaik dalam bidang ilmu komputer.

Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Raharja

Perguruan Tinggi Raharja berdiri pada tahun 1994 berawal dari Yayasan Nirwana Nusantara yang mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Komputer (LPPK) Raharja yang diresmikan oleh Walikota Tangerang pada waktu itu Drs.H.Djakaria Machmud dan lembaga inilah yang mempelopori penggunaan Operating System Windows dan aplikasinya di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Pada tahun 1999, Raharja berkembang menjadi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Raharja Informatika dan selang waktu 2 tahun, terwujudlah Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Raharja pada tahun 2001, STMIK Raharja menjadi Perguruan Tinggi Komputer yang memiliki program studi terlengkap di Propinsi Banten.

Pada tahun 2008, kini seluruh Program Studi yang ada pada AMIK Raharja Informatika dan STMIK Raharja statusnya telah terakreditasi, serta dicapainya keberhasilan Perguruan Tinggi Raharja pada tahun 2009 dalam Verifikasi dan Tersertifikasi ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Mutu Raharja) dari Lloyd Register Quality Assurance (LRQA-UKAS). Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, Perguruan Tinggi Raharja membuat terobosan baru dengan membuka perkuliahan iLearning pada tahun 2011 dan membuka perkuliahan iLearning Plus serta kelas Executive pada tahun 2014 dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin bergabung bersama Perguruan Tinggi Raharja karena keterbatasan waktu kuliah. Sampai sekarang, Perguruan Tinggi Raharja secara kontinyu melanjutkan peran pentingnya di level nasional.

Visi dan Misi Perguruan Tinggi Raharja

Visi Perguruan Tinggi Raharja

Visi Perguruan Tinggi Raharja ialah menjadi Perguruan Tinggi swasta yang secara berkesinambungan meningkatkan kualitas pendidikan,memberikan pelayanan dalam menciptakan sumber daya manusia yang tangguh,memiliki daya saing yang tinggi dalam era globalisasi terutama yang terkait dan ditunjang oleh berbagai bentuk penerapan dibidang teknologi informasi dan komputer. Menjadikan Pribadi Raharja sebagai sumber daya manusia terampil dan ahli,mampu bersaing dalam dunia bisnis maupun non bisnis, menghasilkan tenaga intelektual dan profesional, serta mampu berkembang dalam cakrawala yang lebih luas.

Misi Perguruan Tinggi Raharja

Dalam rangka mencapai visi yang digariskan, Perguruan Tinggi Raharja senantiasa akan berupaya untuk melaksanakan misinya sebagai berikut:

  1. Menyelenggarakan program - program studi yang menunjang pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dalam berbagai bidang ilmu.
  2. Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan belajar - mengajar yang efektif dan efisien, sehingga terbentuk lulusan - lulusan yang bermoral, terampil, dan kreatif.
  3. Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademis dengan kebutuhan pembangunan sosial ekonomi dan industri indonesia, serta mengantisipasi semakin maraknya globalisasi kehidupan masyarakat.
  4. Melangsungkan kerjasama dengan berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri, sehingga Ilmu dan Teknologi yang diberikan selalu mutakhir serta dapat diterapkan secara berhasil-guna dan tepat-guna.

Struktur Organisasi

Sebuah organisasi harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka – kerangka hubungan diantara fungsi, bagian – bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab.

Sama halnya dengan Perguruan Tinggi Raharja yang mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:


Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Presiden Direktur

    Wewenang :

  1. Menyelenggarakan program kerja yang berpedoman pada visi, misi, fungsi dan tujuan pendirian Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan pendidikan, penelitian serta pengabdian pada masyarakat.
  3. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan administrasi.
  4. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terwujudnya Tri Darma Perguruan Tinggi.

    Tanggung Jawab :

  1. Pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga edukatif, mahasiswa, tenaga administrasi dan terhadap lingkungan.

2. Direktur

    Wewenang:

  1. Merupakan wakil presiden direktur.
  2. membantu presiden direktur dalam berbagai kegiatan.

3.Pembantu (Bidang Akademik)

    Wewenang :

  1. Menjalankan program kebijaksanaan akademik.
  2. Mengawasi dan membina serta mengembangkan program studi sesuai kebijaksanaan yang telah digariskan.
  3. Membina dan mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
  4. Mengadakan afiliasi.
  5. Membina dan mengembangkan kelembagaan.

    Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

4.Pembantu Direktur II (Administrasi)

    Wewenang :

  1. Melaksanakan dan mengelola seluruh kegiatan administrasi dan keuangan.
  2. Membina dan mengembangkan kepegawaian.
  3. Mengadakan sarana dan prasarana kepegawaian.

    Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan administrasi.

5. Pembantu Direktur III (Bidang Kemahasiswaan)

    Wewenang :

  1. Membina kegiatan kemahasiswaan.
  2. Membina kehidupan mahasiswa dalam kampus sehingga dapat mengembangkan penalaran.
  3. Membina dan mengawasi kegiatan lembaga mahasiswa serta unit kegiatan khusus akademik.

    Tanggung Jawab :

  1. Membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan dibidang kemahasiswaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

6.Asisten Direktur Akademik

    Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar.
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.
  7. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian dosen.

Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan JRS yang efektif dan efisien, pengimplementasian pelaksanaan proses belajar mengajar, kemajuan kualitas pelayanan akademik yang berkesinambungan, dan kelancaran proses belajar mengajar.

7. Kepala Jurusan

    Wewenang:

  1. Mengusulkan kepada Assisten Direktur Akademik tentang perubahan mata kuliah dan materi kuliah yang dianggap telah kadaluarsa bahkan perubahan kurikulum jurusan.
  2. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang kenaikan honor dosen binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pengadaan seminar, pelatihan, penambahan kelas perkuliahan pengangkatan dosen baru dan pemberhentian dosen.
  4. Memberikan kebijakan administratif Akademik seperti cuti kuliah, perpindahan jurusan, ujian susulan, dan pembukaan semester pendek.
  5. Mengusulkan kepada Asisten Direktur Akademik tentang pembukaan peminatan/konsentrasi baru dalam jurusannya.
  6. Memberikan sanksi Akademik kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib Perguruan Tinggi Raharja.

    Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan pengimplementasian kurikulum, SAP dan bahan ajar, monitoring kehadiran dosen dalam perkuliahan, jam konsultasi dan tugas-tugas yang disampaikan ke dosen, terlaksananya penelitian, seminar, pembinaan prestasi akademik mahasiswa dan peningkatan jumlah mahasiswa dalam jurusannya.

8. Asisten Direktur Operasional(ADO)

    Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada Direktur atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar
  2. Mengusulkan kepada Direktur tentang kenaikan honor staff binaannya.
  3. Mengusulkan kepada Direktur tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  4. Memberikan kebijaksanaan pelaksanaan layanan pada bidangnya.
  5. Mengusulkan kepada Direktur tentang unit layanan baru yang dibutuhkan.
  6. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan.

    Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas penyusunan kalender akademik tahunan.
  2. Bertanggung jawab atas pengimplementasian pelaksanaan dan kualitas pelayanan yang berkesinambungan pada bidangnya.
  3. Bertanggung jawab atas kelancaran proses belajar mengajar.

9. Registrasi Perkuliahan dan Ujian(RPU)

Bagian registrasi perkuliahan dan ujian terdiri dari dua bagian antara lain:

A. Layanan Registrasi Mahasiswa (LRM)

    Wewenang :

  1. Berwenang memberikan kebijakan yang berhubungan dengan proses registrasi mahasiswa.
  2. Memberikan kebijakan pelaksanaan layanan pada bidangnya
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang melanggar tata tertib karyawan
  4. Mengusulkan kepada ADO untuk pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.

    Tanggung Jawab:

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi POM mulai dari persiapan hingga pada penutupan setiap semesternya.
  2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan registrasi batal tambah dan jumlah mahasiswa yang melakukan POM.
  3. Bertanggung jawab atas seluruh informasi mengenai registrasi mahasiswa.

B. Perkuliahan dan Ujian (PU)

    Wewenang :

  1. Mengusulkan kepada ADO atas prosedur pelaksanaan pelayanan proses belajar mengajar serta kebijakan yang diambil.
  2. Mengusulkan kepada ADO tentang pengangkatan dan pemberhentian staff binaannya.
  3. Memberikan sanksi kepada staff binaannya yang dianggap telah melanggar tata tertib karyawan.
  4. Mengusulkan kepada kepala jurusan untuk kelas perkuliahan yang dapat dibuka.

    Tanggung Jawab :

  1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pendokumentasian perkuliahan dan ujian.

Metode Analisa

Dalam penelitian ini, untuk  menganalisis  data  dalam  penerapan  data mining digunakan proses dari tahapan Knowledge Discovery in  Databases  (KDD)  yang terdiri dari data selection, pre-processing data, data tranformation, data mining, evaluation, dan hingga menghasilkan knowledge atau pengetahuan.

Data Selection

Data yang didapat dalam penelitian ini adalah hasil dari observasi  di Perguruan Tinggi Raharja dengan menganalisa data Absensi Online (selanjutnya akan disebut AO). Data AO tersebut akan diproses sehingga dapat menghasilkan nilai rata-rata kedisiplinan dari mahasiswa. Set data yang dipilih yaitu AO pada semester genap 2014/2015, dengan mengambil data perkuliahan teori yang memiliki bobot 2 sks dan 3 sks. Set data tersebut berisi 338 kelas teori dengan tenaga pengajar sebanyak 119 dosen.

Tabel 3.1 Sampel Kelas Pada Set Data AO

Tabel 3.1 adalah contoh sampel kelas pada set data Absensi Online Perguruan Tinggi Raharja Semester Genap 2014/2015, yang berisi kelas-kelas perkuliahan teori dengan waktu absensi di setiap pertemuannya, dengan maksimal 14 kali pertemuan pada setiap kelas perkuliahan.

Pre-Processing Data

Variabel Y (Kedisiplinan Mahasiswa)

A. Pembersihan Kelas         

Sebelum masuk pada tahap perhitungan variabel Y, hal yang perlu diperhatikan adalah kelas yang diduga abnormal (Gambar 3.2) dimana pada kelas tersebut terdapat keanehan yaitu absensi penuh disetiap pertemuan, atau berturut-turut absensi penuh dan pada waktu yang sama.

Tabel 3.2 Contoh Kelas Abnormal

Perhatikan Tabel 3.2, yang bergaris warna merah atau kelas dengan kode AL101B tidak digunakan pada tahap selanjutnya dikarenakan kelas tersebut sangat abnormal. Selain kelas AL101B, pada set data yang dibersihkan terdapat 2 kelas lain yang dihapus yaitu AL101A, dan AK111A dikarenakan alasan yang sama dan juga terdapat 1 kelas Independent Study (IL101A) yang memang di kelas tersebut tidak ada perkuliahan di kelas. Sehingga dari total 338 kelas teori, setelah tahap pembersihan kelas menjadi 334 kelas yang akan diolah.

B. Pengenalan Variabel dan Penghapusan Record Mahasiswa

Variabel Y yaitu nilai kedisiplinan mahasiswa. Untuk mengetahui nilai kedisiplinan mahasiswa, yang harus diketahui adalah jumlah mahasiswa tersebut hadir dalam kelas dan target kehadiran dari kelas tersebut. Untuk mempermudah perhitungan, jumlah pencapaian kehadiran mahasiswa dikelas diwakilkan dengan variabel a dan target kehadiran kelas diwakilkan dengan variabel b.

Tabel 3.3 Pencapaian Kehadiran dan Target Kehadiran

Dapat dilihat pada Tabel 3.3, pada kelas SK132D variabel b atau target kehadiran kelas adalah 13 sedangkan kelas BI102D target kehadirannya 14. Dan variabel a adalah jumlah pencapaian kehadiran mahasiswa pada kelas disetiap pertemuan. Agar set data lebih berkualitas, maka jika nilai dari variabel a sama dengan 0 atau dengan kata lain mahasiswa tersebut tidak hadir satu kali pun dalam kelas, maka baris data mahasiswa tersebut akan dihapus dan tidak digunakan.

Tabel 3.4 Penghapusan Record Variabel a = 0

Perhatikan Tabel 3.4, record yang berwarna merah adalah yang nilai pencapaian kehadirannya 0 atau record yang akan dihapus. Terdapat 188 record yang dihapus atau tidak digunakan pada tahap selanjutnya.

C. Penggabungan Record Mahasiswa

Seorang mahasiswa dapat mengambil banyak mata kuliah (kelas) pada setiap semester, sehingga hal yang perlu dilakukan yaitu penggabungan (Grouping) dari setiap kehadiran mahasiswa di kelas-kelas mata kuliah sesuai dengan NIM dan nama mahasiswa.

Tabel 3.5 Contoh Record Mahasiswa Sebelum Penggabungan

Dari Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa, disetiap record adalah record mahasiswa yang terdapat di 1 kelas mata kuliah. Sebagai contoh mahasiswa dengan nim 1322475733 memiliki 8 variabel a dan b, dengan kata lain mahasiswa tersebut pada semester ini mengambil 8 mata kuliah. Sehingga setelah proses grouping maka hasilnya adalah setiap mahasiswa memiliki nilai rata-rata pencapaian kehadiran / rata-rata target kehadiran.

Tabel 3.6 Hasil Penggabungan Record Mahasiswa

Di Tabel 3.6 adalah contoh beberapa record hasil dari grouping dan tidak ada lagi nim mahasiswa yang berulang. Terdapat 1836 record mahasiswa yang terdaftar dari hasil tahap ini.

D. Perhitungan Varibel Y

Setelah diketahui rata-rata dari variabel a dan variabel b, maka hasilnya dapat diketahui nilai kedisiplinan per mahasiswa (variabel Y). Berikut adalah rumus untuk mencari nilai variabel Y:


(Rumus 3.1)

Keterangan :

Y = Kedisiplinan mahasiswa

a = Rata-rata pencapaian kehadiran mahasiswa

b = Rata-rata target kehadiran mahasiswa

 

Tabel 3.7 Variabel Y

Pada Tabel 3.7 dapat dilihat setiap record mahasiswa memiliki nilai Y atau kedisiplinan mahasiswa yang nantinya nilai tersebut menjadi pengukuran bahwa mahasiswa tersebut disiplin atau tidak disiplin.

Variabel X

A. Pemilihan Atribut (Variabel X)

Pemilihan atribut atau variabel X harus sesuai dengan pertimbangan bahwa atribut tersebut terdapat pengaruh dan relevan terhadap variabel Y. Dalam penulisan ini, telah dipilih beberapa atribut yang diasumsikan berpengaruh terhadap tingkat kedisiplinan mahasiswa, diantaranya Jejang kuliah, program studi, shift kuliah, status pekerjaan, status ilearning, jenis kelamin, umur, angkatan, dan asal sekolah. Namun saat penarikan data untuk atribut status pekerjaan, dan asal sekolah, data yang didapat kurang mencukupi, sehingga atribut tersebut tidak digunakan.

Tabel 3.8 Variabel X

X Keterangan
X1 Jenjang Kuliah
X2 Program Studi
X3 Shift Kuliah
X4 Status Ilearning
X5 Jenis Kelamin
X6 Umur
X7 Angkatan

Perhatikan Tabel 3.8, terdapat 7 atribut predictor yang diasumsikan memiliki pengaruh terhadap atribut target yaitu kedisiplinan mahasiswa (variabel Y).

B. Penarikan Data Untuk Variabel X

Penarikan data untuk variabel X bersumber data yang berbeda dengan set data AO. Sumber data tersebut didapat dari web service yang disediakan oleh Perguruan Tinggi Raharja untuk keperluan riset mahasiswa. Format pertukaran data yang disediakan berupa JSON (JavaScript Object Notation) sehingga perlu dilakukan ekstraksi dan transformasi data.

  1. Ekstraksi Data
    Dikarenakan format data yang digunakan berbeda dari sumber data maka harus ada perubahan format serta dilakukan penyimpanan sementara hasil ekstraksi untuk penggabungan dari sumber data lain (beda tabel).


Gambar 3.2 Format Json Setiap Tabel Untuk Variabel X

Dapat dilihat pada Gambar 3.2, bentuk dari format pertukaran data yang ditampilkan adalah dalam bentuk format Json, dimana dalam format ini perlu diubah kembali menjadi format yang sesuai dengan data telah diolah pada tahap sebelumnya.

Tabel 3.9 Hasil Ekstraksi dari Format JSON

Tabel 3.9 adalah hasil ekstraksi dimana dari format pertukaran data Json menjadi format tabel yang mengisi setiap atribut X padarecord mahasiswa. Namun data yang didapat masih ada yang perlu diubah, sebagai contoh atribut jenjang yang masih bernilai kode dan atribut umur yang masih berupa tanggal lahir, sehingga perlu dilakukan transformasi data.

  1. Transformasi Data
    Transformasi data dilakukan agar nilai dari atribut-atribut yang sebelumnya masih berupa kode atau id (Tabel 3.9), menjadi data kategorikal yang dapat dipahami. Berikut adalah perubahan data pada beberapa atribut:
  • Pada atribut jenjang, dan program studi, perubahan data atribut dari kode menjadi data kategorikal didapat dari tabel yang terdapat pada web service Raharja.
  • Perubahan data pada atribut shift kuliah ialah dari data angka menjadi data kategorikal : 1 = siang, dan 2 = malam.
  • Perubahan data pada atribut iLearning ialah discretization dimana dari bentuk biner (0 dan 1) menjadi Tidak dan Ya.
  • Perubahan data pada atribut umur ialah dari yang sebelumnya tanggal lahir menjadi umur.

Tabel 3.10 Hasil Transformasi Data

Dapat dilihat pada hasil transformasi data di Tabel 3.10 adalah atribut yang ditampilkan sudah berupa data kategorikal yang mudah dibaca dan dapat dikategorikan. Sebagai contoh yang dimaksud dengan dapat dikategorikan adalah, pada atribut Jenjang memiliki 2 kategori yaitu S1 dan D3, dan pada atribut Program studi memiliki 5 kategori diantaranya Teknik Informatika, Komputerisasi Akuntansi, Sistem Informasi, Sistem Komputer dan Manajemen Informatika, yang berarti disetiap kategori tersebut berisi satu atau lebih record mahasiswa. Maka setiap record mahasiswa dapat dikategorikan sesuai dengan atribut yang tersedia.

Hubungan Antar Variabel Y Dengan Variabel X

Setelah diketahui data dari variabel Y dan variabel X, maka yang selanjutnya adalah menggambarkan hubungan antar variabel Y dengan variabel X.


Gambar 3.3 Hubungan Variabel Multivariat

Jika dilihat dari Gambar 3.3, hubungan yang terlihat adalah hubungan asimetris lebih dari dua variabel atau dapat disebut hubungan variabel multivariat.

Hasil Pre-processing Data

Setelah melewati tahap-tahap dalam pre-processing dengan tujuan untuk mendapatkan set data yang siap diolah sebelum masuk ke dalam data mining, maka hasil dari proses ini adalah set data baru yang berisi 1836 record mahasiswa.

Tabel 3.11 Hasil Pre-processing Data

Hasil ini (Tabel 3.11) berupa record mahasiswa yang memiliki Nim, Nama, 7 atribut predictor (yang diasumsikan memiliki pengaruh terhadap variabel Y) dan atribut target (variabel Y) yaitu kedisiplinan mahasiswa pada Perguruan Tinggi Raharja.

Dataset Transformation

Dataset transformasi merupakan perubahan format set data dari bentuk tabel dalam berkasexcel menjadi format data CSV (Comma Separated Values). Perubahan format ini dimaksudkan agar set data dapat diekstraksi oleh sistem atau aplikasi yang digunakan untuk mengolah data mining. Format CSV lebih mudah dan dapat diekstraksi diberbagai Bahasa pemrograman. Selain itu untuk mengubah berkas excel ke bentuk CSV hanya perlu mengubah file type pada saat menyimpan berkas excel.

Data Mining

Klasifikasi

Permasalahan dari klasifikasi adalah menentukan class atau atribut dari suatu yang sebelumnya belum diketahui. Class itu sendiri adalah kesimpulan dari setiap data dan setiap data biasanya hanya memiliki 1 class. Studi kasus pada penelitian ini adalah menentukan class dari variabel Y. Dalam penelitian ini, telah ditentukan pembagian class berlandaskan dari buku tentang Himpunan Peraturan Akademik (selanjutnya disebut HPA) di Perguruan Tinggi Raharja Nomor:443/SK-Peraturan/PT/VIII/2014, Pasal 27 poin 2 yang berisi “Memenuhi persyaratan kehadiran 75% (tatap muka minimal 75%) dan persyaratan akademik lainnya yang ditetapkan dalam tata tertib ujian.”, sehingga jika kehadiran mahasiswa 75% atau lebih sudah dianggap disiplin dan jika kurang dari 75% dianggap tidak disiplin. Maka dari itu telah ditentukan bahwa ada 2 class yang terbentuk dari variabel Y dengan keterangan sebagai berikut:

Tabel 3.12 Keterangan Class Sesuai HPA

Class

Kondisi

Disiplin

0.75 >= Y <= 1.00

Tidak Disiplin

Y < 0.75

 

Pada Tabel 3.12 menyatakan bahwa Y adalah nilai kedisiplinan mahasiswa dan dimana jika Y lebih besar sama dengan 0.75 dan kurang dari sama dengan 1.00 maka termasuk class Disiplin. Sedangkan jika Y kurang dari 0.75 maka termasuk class Tidak Disiplin.

Namun pada nyatanya dilapangan, persyaratan yang berlaku untuk persyaratan agar dapat mengikuti ujian adalah memenuhi minimal 4 kali kehadiran tatap muka untuk dapat mengikuti UTS dan minimal 8 kali kehadiran untuk dapat mengikuti UAS (terdapat dalam lampiran). Jika dikonversikan kedalam persen dengan maksimal kehadiran adalah 14 kali, maka syarat minimal kehadiran adalah sekitar 57%. Berikut adalah tabel class berdasarkan persyaratan yang berjalan dilapangan (aktual):

Tabel 3.13 Keterangan Class Sesuai Data Aktual

Class

Kondisi

Disiplin

0.57 >= Y <= 1.00

Tidak Disiplin

Y < 0.57

 

Pada Tabel 3.13 menyatakan bahwa Y adalah nilai kedisiplinan mahasiswa dan dimana jika Y lebih besar sama dengan 0.57 dan kurang dari sama dengan 1.00 maka termasuk class Disiplin. Sedangkan jika Y kurang dari 0.57 maka termasuk class Tidak Disiplin.

Pembagian Data Training dan Data Testing

Pada penelitian ini set data AO dibagi menjadi 2 bagian yaitu data training dan data testing. Salah satu metode pembagian datanya menggunakan metode K-Fold Cross Validation dimana set data dibagi menjadi K-set partisi secara acak. K-fold cross validation dipilih karena dibandingkan dengan metode lain seperti Spli Test, metode cross validation menghasilkan akurasi yang lebih akurat karena set data dibagi menjadi beberapa iterasi dan hasilnya adalah rata-rata dari seluruh iterasi yang diuji.

Penerapan Algoritma C4.5 (Decision Tree)

Secara umum algoritma C4.5 untuk membangun pohon keputusan adalah sebagai berikut:

  1. Pilih atribut sebagai akar
  2. Buat cabang untuk masing-masing nilai
  3. Bagi kasus dalam cabang
  4. Ulangi proses untuk masing-masing cabang sampai semua kasus pada cabang memiliki kelas yang sama.

Evaluation

Evaluation atau pengujian kinerja sistem dilakukan setelah model klasifikasi terbentuk. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Confusion Matrix. Perhitungan dengan metode confusion matrix diterapkan pada keseluruhan data testing disetiap partisi atau iterasi yang terbentuk dari metode K-Fold Cross Validation.

Tabel 3.14 Confusion Matrix (sumber: Shmueli,dkk 2016:111)[19]

Pada tabel 3.14 adalah contoh confusion matrix yang berisi matriks jumlah dari klasifikasi yang benar maupun klasifikasi yang salah. Ini bertujuan untuk mendeteksi bias atau penyimpangan. Pada penelitian ini yang ingin diketahui adalah accuracy keseluruhan serta nilai precision dan recall dari class “Disiplin” dan “Tidak Disiplin”.

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi

Dari hasil analisa, maka permasalahan yang dihadapi oleh Perguruan Tinggi Raharja mengenai tingkat kedisiplinan mahasiswa adalah sebagai berikut:

  1. Belum adanya penanganan khusus bagi mahasiswa yang tidak displin ataupun suatu penghargaan bagi mahasiswa yang disiplin.
  2. Selama ini Ketua Program Studi melihat tingkat kedisiplinan mahasiswa hanya dari IMK (Index Mutu Kumulatif) mahasiswa, belum adanya sistem yang dapat memprediksi tingkat kedisiplinan mahasiswa.
  3. Belum adanya evaluasi terhadap aturan kedisiplinan mengenai jumlah kehadiran yang menjadi syarat untuk berhak mengikuti UTS maupun UAS.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari masalah yang dihadapi, antara lain :

  1. Diperlukan suatu sistem yang dapat memprediksi tingkat kedisiplinan mahasiswa.
  2. Sistem yang dapat memberikan informasi mengenai tingkat kedisiplinan mahasiswa sebagai penunjang keputusan Ketua Program Studi atau pimpinan di Perguruan Tinggi Raharja.

 

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar kebutuhan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data baik dengan cara observasi dan wawancara. Berikut lampiran Elisitasi Tahap I yang telah dibuat :

Tabel 3.15 Elisitasi Tahap I

Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat

No

Uraian

1

Menampilkan halaman utama tentang sistem peramalan

2

Menampilkan halaman demo peramalan

3

Menampilkan halaman FAQ (Frequently Asked Questions)

4

Menampilkan menu Login

5

Menampilkan menu registrasi pengguna baru

6

Memiliki fitur lupa sandi?

7

Manajemen User

8

Manajemen User Group

9

Manajemen Dynamic Menubar

10

Memiliki fasilitas publikasi peramalan

11

Memiliki fitur upload/import data training dalam bentuk berkas .CSV

12

Memiliki fasilitas menyeleksi features (atribut) data training

13

Menampilkan nama dan deskripsi peramalan

14

Menampilkan logo instansi (studi kasus logo perguruan tinggi)

15

Memiliki fasilitas update dan unpublish peramalan

16

Menampilkan counter pageviews peramalan

17

Memiliki fitur data testing peramalan/prediksi dalam bentuk form

18

Memiliki fitur upload bulk data testing dalam bentuk berkas .CSV

19

Menampilkan diagram pohon keputusan

20

Menampilkan rules dari pohon keputusan

21

Menampilkan waktu pemrosesan peramalan

22

Menampilkan akurasi dari hasil peramalan

23

Menampilkan detail akurasi peramalan dalam bentuk confusion matrix

24

Memiliki fitur fullscreen dalam melihat diagram pohon keputusan

25

Memiliki fitur zoom-in dan zoom-out dalam melihat diagram pohon keputusan

26

Memiliki fitur cetak (print) hasil peramalan

27

Memiliki fasilitas share ke sosial media

28

Memiliki fasilitas search engine peramalan

29

Memiliki halaman peramalan/prediksi terpopuler

30

Menampilkan peramalan yang diutamakan/diunggulkan pada halaman depan

31

Memiliki halaman hubungi kami (contact us)

32

Memiliki halaman dashboard monitoring jumlah peramalan yang dibuat, dan page views

Non Functional

Saya ingin sistem dapat

1

Mampu berjalan di hampir semua web browser

2

Memiliki tampilan yang menarik dan mudah dipahami

3

Memiliki tampilan yang responsive

Penyusun,


 


(Rizal Loa Wanda)

Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut lampiran Elisitasi Tahap II yang telah dibuat :

Tabel 3.16 Elisitasi Tahap II

No

Functional

M

D

I

Saya ingin sistem dapat

1

Menampilkan halaman utama tentang sistem peramalan

 

 

2

Menampilkan halaman demo peramalan

 

 

3

Menampilkan halaman FAQ (Frequently Asked Questions)

 

 

4

Menampilkan menu Login

 

 

5

Menampilkan menu registrasi pengguna baru

 

 

6

Memiliki fitur lupa sandi?

 

 

7

Manajemen User

 

 

8

Manajemen User Group

 

 

9

Manajemen Dynamic Menubar

 

 

10

Memiliki fasilitas publikasi peramalan

 

 

11

Memiliki fitur upload/import data training dalam bentuk berkas .CSV

 

 

12

Memiliki fasilitas menyeleksi features (atribut) data training

 

 

13

Menampilkan nama dan deskripsi peramalan

 

 

14

Menampilkan logo instansi (studi kasus logo perguruan tinggi)

 

 

15

Memiliki fasilitas update dan unpublish peramalan

 

 

16

Menampilkan counter pageviews peramalan

 

 

17

Memiliki fitur data testing peramalan/prediksi dalam bentuk form

 

 

18

Memiliki fitur upload bulk data testing dalam bentuk berkas .CSV

 

 

19

Menampilkan diagram pohon keputusan

 

 

20

Menampilkan rules dari pohon keputusan

 

 

21

Menampilkan waktu pemrosesan peramalan

 

 

22

Menampilkan akurasi dari hasil peramalan

 

 

23

Menampilkan detail akurasi peramalan dalam bentuk confusion matrix

 

 

24

Memiliki fitur fullscreen dalam melihat diagram pohon keputusan

 

 

25

Memiliki fitur zoom-in dan zoom-out dalam melihat diagram pohon keputusan

 

 

26

Memiliki fitur cetak (print) hasil peramalan

 

 

27

Memiliki fasilitas share ke sosial media

 

 

28

Memiliki fasilitas search engine peramalan

 

 

29

Memiliki halaman peramalan/prediksi terpopuler

 

 

30

Menampilkan peramalan yang diutamakan/diunggulkan pada halaman depan

 

 

31

Memiliki halaman hubungi kami (contact us)

 

 

32

Memiliki halaman dashboard monitoring jumlah peramalan yang dibuat, dan page views

 

 

No

Non Functional

M

D

I

Saya ingin sistem dapat

1

Mampu berjalan di hampir semua web browser

 

 

2

Mampu berjalan di mobile web browser

 

 

3

Memiliki tampilan yang menarik dan mudah dipahami

 

 

4

Memiliki tampilan yang responsive

 

 

Penyusun,


 


(Rizal Loa Wanda)

 

Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE. Berikut lampiran Elisitasi Tahap III yang telah dibuat:

Tabel 3.17 Elisitasi Tahap III

No

Functional

T

O

E

Saya ingin sistem dapat

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1

Menampilkan halaman utama tentang sistem peramalan

 

 

 

 

 

 

2

Menampilkan halaman demo peramalan

 

 

 

 

 

 

3

Menampilkan halaman FAQ (Frequently Asked Questions)

 

 

 

 

 

 

4

Menampilkan menu Login

 

 

 

 

 

 

5

Menampilkan menu registrasi pengguna baru

 

 

 

 

 

 

6

Memiliki fitur lupa sandi?

 

 

 

 

 

 

7

Manajemen User

 

 

 

 

 

 

8

Manajemen User Group

 

 

 

 

 

 

9

Manajemen Dynamic Menubar

 

 

 

 

 

 

10

Memiliki fasilitas publikasi peramalan

 

 

 

 

 

 

11

Memiliki fitur upload/import data training dalam bentuk berkas .CSV

 

 

 

 

 

 

12

Memiliki fasilitas menyeleksi features (atribut) data training

 

 

 

 

 

 

13

Menampilkan nama dan deskripsi peramalan

 

 

 

 

 

 

14

Menampilkan logo instansi (studi kasus logo perguruan tinggi)

 

 

 

 

 

 

15

Memiliki fasilitas update dan unpublish peramalan

 

 

 

 

 

 

16

Menampilkan counter pageviews peramalan

 

 

 

 

 

 

17

Memiliki fitur upload bulk data testing dalam bentuk berkas .CSV

 

 

 

 

 

 

18

Menampilkan diagram pohon keputusan

 

 

 

 

 

 

19

Menampilkan rules dari pohon keputusan

 

 

 

 

 

 

20

Menampilkan waktu pemrosesan peramalan

 

 

 

 

 

 

21

Menampilkan akurasi dari hasil peramalan

 

 

 

 

 

 

22

Menampilkan detail akurasi peramalan dalam bentuk confusion matrix

 

 

 

 

 

 

23

Memiliki fitur fullscreen dalam melihat diagram pohon keputusan

 

 

 

 

 

 

24

Memiliki fitur zoom-in dan zoom-out dalam melihat diagram pohon keputusan

 

 

 

 

 

 

25

Memiliki fitur cetak (print) hasil peramalan

 

 

 

 

 

 

26

Memiliki fasilitas share ke sosial media

 

 

 

 

 

 

27

Memiliki fasilitas search engine peramalan

 

 

 

 

 

 

28

Memiliki halaman peramalan/prediksi terpopuler

 

 

 

 

 

 

29

Menampilkan peramalan yang diutamakan/diunggulkan pada halaman depan

 

 

 

 

 

 

30

Memiliki halaman hubungi kami (contact us)

 

 

 

 

 

 

31

Memiliki halaman dashboard monitoring jumlah peramalan yang dibuat, dan page views

 

 

 

 

 

 

No

Non Functional

T

O

E

Saya ingin sistem dapat

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1

Mampu berjalan di hampir semua web browser

 

 

 

 

 

 

2

Memiliki tampilan yang menarik dan mudah dipahami

 

 

 

 

 

 

3

Memiliki tampilan yang responsive

 

 

 

 

 

 

Penyusun,


 


(Rizal Loa Wanda)

 

 

Final Draft Elisitasi

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem. Berikut lampiran Final Draft Elisitasi yang telah dibuat :

Tabel 3.18 Final Draft Elisitasi

Functional

Analisa Kebutuhan

No

Saya ingin sistem dapat

1

Menampilkan halaman utama tentang sistem peramalan

2

Menampilkan halaman demo peramalan

3

Menampilkan halaman FAQ (Frequently Asked Questions)

4

Menampilkan menu Login

5

Menampilkan menu registrasi pengguna baru

6

Memiliki fitur lupa sandi?

7

Manajemen User

8

Manajemen User Group

9

Manajemen Dynamic Menubar

10

Memiliki fasilitas publikasi peramalan

11

Memiliki fitur upload/import data training dalam bentuk berkas .CSV

12

Memiliki fasilitas menyeleksi features (atribut) data training

13

Menampilkan nama dan deskripsi peramalan

14

Menampilkan logo instansi (studi kasus logo perguruan tinggi)

15

Memiliki fasilitas update dan unpublish peramalan

16

Menampilkan counter pageviews peramalan

17

Memiliki fitur upload bulk data testing dalam bentuk berkas .CSV

18

Menampilkan diagram pohon keputusan

19

Menampilkan rules dari pohon keputusan

20

Menampilkan waktu pemrosesan peramalan

21

Menampilkan akurasi dari hasil peramalan

22

Menampilkan detail akurasi peramalan dalam bentuk confusion matrix

23

Memiliki fitur fullscreen dalam melihat diagram pohon keputusan

24

Memiliki fitur zoom-in dan zoom-out dalam melihat diagram pohon keputusan

25

Memiliki fitur cetak (print) hasil peramalan

26

Memiliki fasilitas share ke sosial media

27

Memiliki fasilitas search engine peramalan

28

Memiliki halaman peramalan/prediksi terpopuler

29

Menampilkan peramalan yang diutamakan/diunggulkan pada halaman depan

30

Memiliki halaman hubungi kami (contact us)

31

Memiliki halaman dashboard monitoring jumlah peramalan yang dibuat, dan page views

Non Functional

Saya ingin sistem dapat

1

Mampu berjalan di hampir semua web browser

2

Memiliki tampilan yang menarik dan mudah dipahami

3

Memiliki tampilan yang responsive


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan Sistem Usulan

Dalam membuat rancangan sistem usulan pada penelitian ini digunakan program Visual Paradigm for UML Community Edition 12.1 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram yang sekaligus menggambarkan rancangan database.

Use Case Diagram Yang Diusulkan


Gambar 4.1 Use Case Diagram

Pada Gambar 4.1 terdapat 4 actor yaitu Visitor, Decision Maker, dan dimana 2 actor lainnya yaitu Administrator dan Members digeneralisasi menjadi Registered User. Untuk menjelaskan Use Case Diagram pada Gambar 4.1, digunakan Use Case Glossary yang menjelaskan deskripsi secara singkat use case yang sudah ditentukan (biasanya berupa tujuan), dan Actor Glossary yang menjelaskan siapa actor tersebut serta apa tujuan actor tersebut terhadap sistem. Selain itu Use Case Glossary dan Actor Glossary juga dapat menjelaskan prosedur sistem yang diusulkan serta hak akses sistem.

Use Case Glossary

Berikut adalah Use Case Glossary yang berisi deskripsi singkat dari use case dan actor yang berkaitan dengan use case tersebut:

Tabel 4.1 Use Case Glossary

No

Use Case Name

Description

Actors

1

Login

Use case ini berfungsi untuk masuk ke dalam sistem dan sebagai kunci untuk beberapa use case yang mengharuskan use case ini dilakukan.

Administrator, Members

2

Register

Use case ini berfungsi untuk mendaftarkan diri sebagai members agar dapat berinteraksi dengan beberapa use case yang mengharuskan untuk actor masuk kedalam sistem.

Visitor

3

Lupa Sandi

Use case ini berjalan ketika ada actor yang lupa password/sandi yang mengharuskan member memasukkan identitas dan akan dikirim email oleh sistem untuk mendapatkan password yang baru.

Administrator, Members

4

Logout

Use case ini memungkinkan member untuk keluar dari sistem.

Administrator, Members

5

Mengelola Data Member

Use case ini berfungsi untuk memanajemen pengguna yang terdaftar dalam sistem. Terdapat 3 use case turunan dalam use case ini. (dijelaskan pada 3 use case dibawah).

Administrator

6

Menambah Member

Use case ini berfungsi sama dengan use case registrasi, namun actor yang melakukannya berbeda.

Administrator

7

Mengupdate Data Member

Use case ini memungkinkan actor untuk memperbarui data member yang telah terdaftar dalam sistem.

Administrator

8

Mengaktifkan / Menonaktifkan Member

Use case ini memungkinkan actor untuk mengaktifkan atau menonaktifkan member yang dipilih. Jika member statusnya non-aktif maka member tersebut tidak menjalankan use caseLogin”.

Administrator

9

Membuat Peramalan

Use case ini memungkinkan actor untuk mempublikasikan peramalan yang akan dibuat. Terdapat 3 use case turunan yang dijelaskan pada 3 use case dibawah.

Administrator, Members

10

Mengisi Form Keterangan Peramalan

Use case ini berfungsi untuk memberikan keterangan pada peramalan yang akan dibuat seperti judul, deskripsi, dan logo dari peramalan yang dibuat.

Administrator, Members

11

Mengunggah File Data Training

Use case ini mengharuskan actor untuk mengunggah file data training peramalan yang telah disiapkan diluar sistem.

Administrator, Members

12

Menyeleksi Atribut

Use case ini berfungsi untuk menyeleksi atribut yang akan digunakan sebagai.

Administrator, Members

13

Mencoba Sisem Peramalan

Use case ini berfungsi untuk actor melakukan tes / mencoba sistem peramalan yang sudah terpublikasi.

Administrator, Members, Visitor

14

Mengunggah File Data Testing

Use case ini berfungsi untuk melakukan tes pada peramalan yang terpublikasi dan diproses oleh algoritma dengan membandingkan data training dengan data testing.

Administrator, Members, Visitor

15

Mengelola Daftar Peramalan

Use case ini memungkinkan actor untuk memanajemen daftar peramalan yang sudah terpublikasi maupun tidak. Terdapat 3 use case turunan yang dijelaskan pada 3 use case dibawah.

Administrator, Members

16

Mengupdate Peramalan

Use case ini berfungsi untuk memperbarui peramalan seperti judul, deskripsi, ataupun logo peramalan.

Administrator, Members

17

Mengupdate Status Publish/Unpublish

Use case ini berfungsi untuk mengubah status peramalan menjadi terpublikasi atau tidak.

Administrator, Members

18

Menghapus Peramalan

Use case ini memungkinkan actor untuk menghapus peramalan yang telah tersimpan dalam sistem secara permanen dan tidak dapat ditampilkan kembali.

Administrator

19

Mengelola menu

Use case ini memungkinkan actor untuk mengelola menu dinamis yang telah tersimpan disistem. Terdapat 3 use case turunan yang dijelaskan pada 3 use case dibawah.

Administrator

20

Menambah Menu

Use case ini memungkinkan actor dapat menambah menu dinamis yang akan tampil pada sistem.

Administrator

21

Mengupdate  Menu

Use case ini memungkinkan actor untuk memperbaharui menu dinamis yang sudah tersimpan dalam sistem. Seperti mengubah label, link, icon, atau menjadikan menu tersebut menjadi submenu atau sebaliknya.

Administrator

22

Menghapus Menu

Use case ini memungkinkan actor untuk menghapus menu secara permanen.

Administrator

23

Membuat Keputusan

Use case ini memungkinkan actor  “Member” untuk memberikan hasil peramalan kepada actor “Decision Maker” yang berwenang untuk membuat keputusan dari hasil peramalan yang diberikan. Ini terjadi diluar sistem.

Members, Decision Maker

 

Actor Glossary

Berikut adalah Actor Glossary yang mendeskripsikan secara singkat actor yang telah ditentukan serta use cases yang berkaitan dengan actor tersebut:

Tabel 4.2 Actor Glossary

No

Actor Name

Description

Use Cases

1

Administrator

Actor ini merupakan super user dalam sistem yang memiliki privilege untuk mengelola member, mengelola seluruh peramalan dan mengelola menu pada sistem.

Semua Use Case atau fungsional yang ada pada sistem.

2

Members

Actor ini merupakan pengguna yang terdaftar dalam sistem dan dapat melakukan beberapa use case yang memerlukan akses sebagai pengguna terdaftar seperti use case utama membuat peramalan, dan mengelola peramalan yang dibuat.

  • Login
  • Lupa Sandi
  • Logout
  • Membuat Peramalan
  • Mengisi Form Keterangan Peramalan
  • Mengunggah File Data Training
  • Menyeleksi Atribut
  • Mencoba Peramalan
  • Mengunggah File Data Testing
  • Mengelola Daftar Peramalan
  • Mengupdate Keteranganan Peramalan
  • Mengupdate Status Publish/Unpublish
  • Menghapus Peramalan

3

Visitor

Actor ini adalah tingkatan yang paling rendah. Tidak dapat masuk ke inti sistem, hanya dapat mencoba peramalan yang sudah terpublikasi. Untuk dapat terdaftar dalam sistem, actor harus melakukan registrasi.

  • Registrasi
  • Mencoba Peramalan
  • Mengunggah File Data Testing

4

Decision Maker

Actor ini adalah yang mempertimbangkan dan membuat keputusan dari hasil peramalan yang telah dilakukan oleh actor “Member”

  • Membuat Keputusan

Actor “Decision Maker” dalam Tabel 4.2 adalah yang paling berwenang dalam membuat keputusan. Pada objek penelitian ini, yang berperan sebagai “Decision Maker” atau yang paling berwenang dalam membuat keputusan adalah Direktur Perguruan Tinggi Raharja. Sedangkan Asisten Direktur atau Kepala Jurusan atau Sekretaris Jurusan yang paling mengerti mengenai kegiatan akademik dapat berperan sebagai actor “Members” untuk dapat membuat peramalan dan mengusulkan keputusan kepada actor “Decision Maker”.

Activity Diagram Yang Diusulkan

Activity diagram yang akan dibahas hanya dari 7 use case utama, berikut adalah activity diagram dari sistem yang diusulkan:

Activity Diagram Login


Gambar 4.2 Activity Diagram Login

Berdasarkan Gambar 4.2 actor diharuskan sudah terdaftar dalam sistem, actor yang sudah terdaftar dalam sistem adalah Member dan Administrator. Decision node pada Gambar 4.2 berfungsi sebagai validasi untuk mencocokan username dan password yang terdaftar di sistem.

Activity Diagram Register


Gambar 4.3 Activity Diagram Register

Pada Gambar 4.3 actor yang melakukan kegiatan yaitu visitor dimana actor tersebut belum terdaftar dalam sistem. Pada Gambar 4.3, Terdapat 3 decision node, dimana dari ke 3 decision node tersebut yang pertama adalah validasi untuk mengecek jika username tidak tersedia atau sudah digunakan oleh member lain. Decision node kedua adalah validasi untuk mengecek jika email sudah terdaftar, dan decision node ketiga adalah untuk mencocokan password dengan konfirmasi password.

Activity Diagram Membuat Peramalan


Gambar 4.4 Activity Diagram Membuat Peramalan

Pada Gambar 4.4, actor yang terlibat adalah yang sudah terdaftar dalam sistem dan telah login. Dan pada Gambar 4.4 terdapat 6 action state dimana saat berada di action state “Mengunggah File Data Training” actor sudah menyiapkan file tersebut dalam bentuk file format .csv yang dapat dibuat diluar sistem ini. Dan untuk dapat menyeleksi fitur/atribut, file data training yang diunggah harus valid sesuai format yang ditentukan.

Activity Diagram Mencoba Sistem Peramalan


Gambar 4.5 Activity Diagram Mencoba Sistem Peramalan

Pada Gambar 4.5 actor yang terlibat merupakan yang sudah terdaftar dalam sistem maupun yang belum terdaftar. Perhatikan Gambar 4.5 pada action state “Mengunggah File Data Testing”, actor sebelumnya harus sudah menyiapkan file tersebut dalam bentuk file format .csv yang dapat dibuat diluar sistem ini. Dan decision node digunakan untuk memvalidasi jika format file yang diunggah tidak sesuai.

Activity Diagram Mengelola Daftar Peramalan


Gambar 4.6 Activity Diagram Mengelola Daftar Peramalan

Pada Gambar 4.6, actor yang terlibat merupakan Administrator. Perhatikan Gambar 4.6, terdapat 3 decision node dimana decision node yang pertama adalah pilihan dari 3 action state yang dapat dilakukan secara bergantian (non-parallel). Dan pada action state “Mengupdate Peramalan” terdapat decision node kedua yang memiliki 3 cabang action state dimana dari 3 action state tersebut dapat dilakukan salah satu atau semua kegiatan, dan diakhiri dengan penggabungan (merge node).

Activity Diagram Mengelola Data Member


Gambar 4.7 Activity Diagram Mengelola Data Member

Pada Gambar 4.7, actor yang terlibat merupakan Administrator. Selain itu terdapat 3 decision node dimana decision node yang pertama adalah pilihan dari 3 action state yang dapat dilakukan secara bergantian. Perhatikan Gambar 4.7 pada action state “Mengupdate Data Member”, terdapat decision node kedua yang memiliki 5 cabang action state dimana dari 5 action state tersebut dapat dilakukan salah satu atau semua kegiatan, dan diakhiri dengan penggabungan (merge node). Dan pada action state “Aktif/Non-Aktifkan Member”, decision node ketiga berupa tombol toggle dimana kondisi decision terbalik dengan action state yang akan dilakukan / keadaan yang akan disimpan.

Activity Diagram Mengelola Menu Sistem


Gambar 4.8 Activity Diagram Mengelola Menu Sistem

Pada Gambar 4.8, actor yang terlibat merupakan Administrator dan terdapat  2 decision node dimana decision node yang pertama adalah pilihan dari 3 action state yang dapat dilakukan secara bergantian. Perhatikan Gambar 4.8 pada action state “Mengupdate Menu”, terdapat decision node kedua yang memiliki 4 cabang action state dimana dari 4 action state tersebut dapat dilakukan salah satu atau semua kegiatan, dan diakhiri dengan penggabungan (merge node).

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Sequence Diagram Login


Gambar 4.9 Sequence Diagram Login

Pada Gambar 4.9, actor yang terlibat adalah Registered User dimana actor tersebut sebagai generalisasi dari actor Administrator dan Members yang sudah terdaftar dalam sistem. Perhatikan Gambar 4.9 pada message 2.2.2 Menyimpan session login, ini dimaksudkan agar informasi pengguna yang telah login disimpan sementara oleh sistem, sehingga jika pengguna mengunjungi berbagai halaman didalam sistem, pengguna tersebut masih dalam keadaan login selama pengguna tidak melakukan logout.

Sequence Diagram Register


Gambar 4.10 Sequence Diagram Register

Perhatikan Gambar 4.10 pada message 2.Verifikasi via email, dalam message tersebut actor melakukan verifikasi bahwa telah melakukan registrasi dengan email yang valid, sehingga actor diharuskan menginputkan email yang valid dan email yang digunakan belum terdaftar dalam sistem. Dan dengan melakukan verifikasi, sistem melakukan cek kecocokan token yang didapat dari email dengan yang ada di dalam database, jika cocok maka actor telah terdaftar dan dapat masuk ke dalam inti sistem.

Sequence Diagram Membuat Peramalan


Gambar 4.11 Sequence Diagram Membuat Peramalan

Perhatikan Gambar 4.11 pada message 1.2.Menyimpan file logo, dan 2.3.Menyimpan file data training pada lifeline storage, ini dimaksudkan file yang diunggah oleh actor akan disimpan di media penyimpanan (storage) di host yang sama dengan sistem, dan pada message 2.3 hanyapath file (string lokasi) nya saja yang disimpan dalam database.

Sequence Diagram Mencoba Sistem Peramalan


Gambar 4.12 Sequence Diagram Mencoba Sistem Peramalan

Perhatikan Gambar 4.12 pada message 2.2.Mengirim data testing, pada bagian tersebut file format .csv yang diunggah oleh actor telah diproses dan diekstraksi oleh sistem yang diwakili oleh lifeline Halaman Peramalan, sehingga dapat diproses oleh algoritma c45 yang digunakan pada penelitian ini.

Sequence Diagram Mengelola Peramalan


Gambar 4.13 Sequence Diagram Mengelola Peramalan

Pada Gambar 4.13, sebenarnya terdapat 3 aktivitas utama yang dilakukan. 3 aktivitas tersebut diwakili oleh lifeline: update peramalan, update status publikasi, dan hapus peramalan. Message 1 hingga 2.2.1.2.1 merupakan aktivitas update peramalan, sedangkan message 3 sampai 3.1.2 adalah aktivitas dari update status publikasi. Dan message 4 sampai 4.1.1.2.1 adalah aktivitas untuk menghapus peramalan.

Sequence Diagram Mengelola Data Member


Gambar 4.14 Sequence Diagram Mengelola Data Member

Pada Gambar 4.14, sama seperti sequence diagram mengelola peramalan, terdapat 3 aktivitas utama yang dilakukan. 3 aktivitas tersebut diwakili oleh lifeline: tambah member, update data member, dan update status aktif/non-aktif member. Message 1 hingga 2.2.1.1 merupakan aktivitas tambah member, sedangkan message 3 sampai 4.2.1.1 adalah aktivitas dari update data member. Dan message 5 sampai 5.2.2.1.1.1 adalah aktivitas untuk update status aktif/non-aktif member.

Sequence Diagram Mengelola Menu Sistem


Gambar 4.15 Sequence Diagram Mengelola Menu Sistem

Pada sequence diagram diatas (Gambar 4.15), juga terdapat 3 aktivitas utama yang dilakukan. 3 aktivitas tersebut diwakili oleh lifeline: tambah menu, update menu, dan hapus menu. Message 1 hingga 2.2.1.1 merupakan aktivitas tambah menu, sedangkan message 3 sampai 4.2.1.1 adalah aktivitas dari update data member. Dan message 5 sampai 6.2.1.1 adalah aktivitas untuk hapus menu.

Rancangan Basis Data

Class Diagram Yang Diusulkan


Gambar 4.16 Class Diagram Yang Diusulkan

Terlihat pada Gambar 4.16, terdapat 6 Class untuk sistem peramalan yang diusulkan diantaranya yaitu users, users_groups, groups, forecast, forecast_status, dan menu. Pada class “users” terdapat relasi terhadap class “forecasts” dimana relasi tersebut adalah 1 user (actor) boleh tidak membuat peramalan atau dapat membuat 1 bahkan lebih peramalan. Perhatikan class “forecasts” dengan “forecast_status” pada Gambar 4.16, kedua class tersebut terhubung namun dalam bentuk dependency (digambarkan garis putus-putus), yang artinya classforecasts_status” bergantung pada class “forecasts” sehingga jika dilakukan suatu operations pada class “forecasts”, maka akan terjadi trigger dan berpengaruh terhadap class “forecasts_status”. Begitu pula hubungan dependency pada class “users_groups” dan “groups”.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi database merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Spesifikasi ini menjelaskan nama tabel, akronim tabel, tipe tabel, fungsi, media penyimpanan yang digunakan, dan, primary key. Spesifikasi database yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

1.     Nama Tabel    : Users
  Akronim  : users
  Tipe  : Master
  Fungsi   : Menyimpan detail data user (pengguna).
  Media  : Harddisk
  Primary Key  : id

Tabel 4.3 Struktur Tabel Users

Nama Field

Tipe Data

Panjang

Keterangan

id (PK)

Int

11

Id Pengguna

ip_address

Varchar

15

Alamat IP

Username (U)

Varchar

30

Nama Pengguna

Password

Varchar

60

Sandi

Email (U)

Varchar

40

Surat Elektronik

activation_code

Varchar

40

Kode Aktivasi via Email

forgotten_password_code

Varchar

40

Kode Lupa Sandi

forgotten_password_time

Int

11

Waktu Lupa Sandi

remember_code

Varchar

40

Kode Ingat Login

created_on

Int

11

Tanggal Registrasi

last_login

Int

11

Waktu Terakhir Login

active

Tinyint

1

Status Aktif

first_name

Varchar

40

Nama Depan

last_name

Varchar

40

Nama Belakang

company

Varchar

100

Nama Perusahaan

phone

Varchar

14

Nomor Telp

 

2.     Nama Tabel    : Groups
  Akronim  : groups
  Tipe  : Master
  Fungsi   : Menyimpan Keterangan Grup Pengguna.
  Media  : Harddisk
  Primary Key  : id

Tabel 4.4 Struktur Tabel Groups

Nama Field

Tipe Data

Panjang

Keterangan

id (PK)

Mediumint

3

Id Grup

name

Varchar

20

Nama Grup

description

Varchar

100

Deskripsi Grup

 

3.     Nama Tabel    : Users Groups
  Akronim  : users_groups
  Tipe  : Transaksi
  Fungsi   : Menghubungkan tabel users dengan groups.
  Media  : Harddisk
  Primary Key  : id

Tabel 4.5 Struktur Tabel Users Groups

Nama Field

Tipe Data

Panjang

Keterangan

id (PK)

Int

11

Id Grup Pengguna

users_id (FK)

Int

11

Id Pengguna

group_id (FK)

Mediumint

3

Id Grup

 

4.     Nama Tabel    : Forecasts
  Akronim  : forecasts
  Tipe  : Master
  Fungsi   : Menyimpan detail peramalan.
  Media  : Harddisk
  Primary Key  : forecast_id

Tabel 4.6 Struktur Tabel Forcasts

Nama Field

Tipe Data

Panjang

Keterangan

forecast_id (PK)

Mediumint

5

Id Peramalan

forecast_user (FK)

Int

11

Id Pengguna

forecast_title

Varchar

140

Judul Peramalan

forecast_description

Varchar

240

Deskripsi Peramalan

forecast_image

Varchar

36

Logo Peramalan

forecast_url

Varchar

100

Url Peramalan

forecast_temp_file

Varchar

36

Nama file data training sementara

forecast_training_file

Varchar

36

Nama file data training

foreacast_features

Varchar

255

Atribut Peramalan

forecast_target

Varchar

32

Target Peramalan

forecast_date_created

Timestamp

 

Tanggal Buat Peramalan

forecast_last_updated

Timestamp

 

Tanggal Terakhir Update

 

5.     Nama Tabel    : Forecast Status
  Akronim  : forecast_status
  Tipe  : Transaksi
  Fungsi   : Menyimpan Status peramalan.
  Media  : Harddisk
  Primary Key  : id

Tabel 4.7 Struktur Tabel Forcast Status

Nama Field

Tipe Data

Panjang

Keterangan

id (PK)

Mediumint

5

Id Status Peramalan

forecast_id (FK)

Mediumint

5

Id Peramalan

status_publish

Tinyint

1

Status Publikasi

log

Varchar

100

Keterangan Peramalan

forecast_views

Int

11

Penayangan Peramalan

forecast_tested

Int

11

Jumlah Peramalan Diuji

 

6.     Nama Tabel    : Menu
  Akronim  : menu
  Tipe  : Master
  Fungsi   : Menyimpan Menu / Submenu Dinamis.
  Media  : Harddisk
  Primary Key  : id

Tabel 4.8 Struktur Tabel Menu

Nama Field

Tipe Data

Panjang

Keterangan

id (PK)

Mediumint

3

Id Menu

label

Varchar

30

Nama Menu

link

Varchar

100

Tautan Menu

icon

Varchar

30

Icon Menu

visible (FK)

Mediumint

3

Id Groups

is_parent

Mediumint

3

Induk Menu

 

 

Rancangan Prototype

Prototype Halaman Utama


Gambar 4.17 Prototype Halaman Utama

Pada Gambar 4.17 ini adalah halaman utama saat pertama kali pengguna mengunjungi sistem peramalan online. Pada halaman ini terdapat menu-menu yang dapat dikunjugi seperti About untuk mengetahui penjelasan mengenai sistem, Forecast untuk melihat daftar peramalan yang sudah terpublikasi, FAQ untuk melihat pertanyaan yang sering diajukan mengenai sistem, dan menu lain seperti Register, dan Login. Pada halaman ini juga terdapat sub-halaman yang menampilkan peramalan yang diutamakan atau yang diunggulkan, ini adalah highlight peramalan tingkat kedisiplinan mahasiswa pada Perguruan Tinggi Raharja.

Prototype Form Login


Gambar 4.18 Prototype Form Login

Prototype Halaman Register


Gambar 4.19 Prototype Halaman Register

Perhatikan Gambar 4.19, untuk menyimpan data pengguna ke dalam database, didalam rancangan dibagi menjadi 2, yaitu user input dan by system. User input dimaksudkan pengguna mengisi langsung form yang telah disediakan, sedangkan by system informasi pengguna yang terdekteksi oleh sistem diambil dan disimpan dalam database, contohnya Ip Address, pengguna tidak perlu mengisi ip address mereka karena sudah ditangani oleh sistem.

Prototype Form Lupa Sandi


Gambar 4.20 Prototype Form Lupa Sandi

Prototype Halaman Mengelola Menu


Gambar 4.21 Prototype Halaman Mengelola Menu

Pada Gambar 4.21, merupakan halaman untuk mengelola menu dinamis, yaitu menu yang tampil pada seluruh halaman sistem dikelola dalam halaman ini. Pada halaman ini juga dapat melakukan pengaturan untuk menampilkan menu sesuai level dari actor yang sudah dijelaskan pada Actor Glossary. Berikut adalah prototype dari bagian yang terdapat dalam mengelola menu:

  1. Prototype Halaman Menambah dan Meng-update Menu


Gambar 4.22 Prototype Halaman Menambah/Meng-Update Menu

Form pada Gambar 4.22 selain digunakan untuk menambah/membuat menu, form tersebut digunakan juga untuk meng-update menu, teknik tersebut dinamakan form reuse. Perhatikan pada bagian by system, Id unik yang disimpan sebagai Primary Key dalam database, otomatis dibuat oleh sistem sehingga administrator tidak perlu memasukkan id menu.

  1. Prototype Pesan Konfirmasi Hapus Menu


Gambar 4.23 Prototype Konfirmasi Hapus Menu

Pada Gambar 4.23 terlihat ada pesan konfirmasi untuk menghapus menu yang telah dipilih, sebelum dilakukan proses hapus.

Prototype Halaman Mengelola Member


Gambar 4.24 Prototype Halaman Mengelola Member

Pada Gambar 4.24 terdapat tombol disetiap baris dalam daftar member yang memiliki fungsinya masing-masing. Tombol pada kolom status berfungsi untuk mengaktifkan atau menon-aktifkan member sedangkan pada kolom action berfungsi untuk mengupdate data member. Untuk tombol Create New Account akan dialihkan ke halaman Register karena fungsinya sama dengan Register. Berikut adalah prototype bagian dari mengelola member:

  1. Prototype Meng-update Data Member


Gambar 4.25 Prototype Meng-Update Data Member

  1. Prototype Meng-Update Status Keaktifan Member


Gambar 4.26 Prototype Meng-Update Status Keaktifan Member

Prototype Halaman Mengelola Peramalan


Gambar 4.27 Prototype Halaman Mengelola Peramalan

Pada Gambar 4.27 terdapat tabel yang merupakan daftar dari peramalan yang telah dibuat oleh members. Setiap baris berisi keterangan peramalan dan 3 tombol aksi diantaranya detail peramalan, update peramalan dan hapus peramalan. Berikut adalah prototype dari bagian mengelola peramalan:

  1. Prototype Membuat Peramalan

Dalam membuat peramalan, terdapat 3 step yang perlu dilakukan, yaitu mengisi keterangan peramalan, mengunggah file data training, dan menyeleksi atribut dari data training yang telah diunggah.


Gambar 4.28 Prototype Form Keterangan Peramalan

Sama seperti sebelumnya, pada Gambar 4.28 input untuk forecast_id ditangani oleh sistem sehingga pengguna tidak perlu memasukkan id peramalan. Untuk forecast_url akan otomatis ter-input berdasarkan field forecast_title yang dimasukkan oleh pengguna.


Gambar 4.29 Prototype Menggunggah File Data Training


Gambar 4.30 Prototype Menyeleksi Atribut

  1. Prototype Detail Peramalan


Gambar 4.31 Prototype Detail Peramalan

Pada Gambar 4.31 berisi seluruh informasi mengenai peramalan yang telah dibuat. Terdapat pula tombol toggle untuk Unpublish/Publish peramalan.

Prototype Halaman Mencoba Peramalan


Gambar 4.32 Prototype Halaman Mencoba Peramalan

Pada Gambar 4.32 dibagian yang berwarna hijau adalah keterangan yang menampilkan logo, judul, dan deskripsi peramalan dari peramalan yang dipilih. Selain itu terdapat 2 bagian pada halaman ini, yaitu tab Testing yang berisi tombol untuk menggunggah file data testingserta hasil dari testing jika telah berhasil mengunggah file data testing (Gambar 4.33), dan tab Diagram & Rules yang berisi informasi pohon keputusan yang terbentuk oleh data training peramalan (Gambar 4.34).


Gambar 4.33 Prototype Tab Testing

Pada Gambar 4.33, Terdapat detail akurasi dalam bentuk tabel confusion matix, dan tabel yang menunjukan perbedaan antara prediksi dengan data aktual.


Gambar 4.34 Prototype Tab Diagram & Rules

Pada Gambar 4.34, adalah model klasifikasi yang dihasilkan dalam bentuk rules dan diagram pohon keputusan.

Prototype Halaman Dashboard


Gambar 4.35 Prototype Halaman Dashboard

Pada Gambar 4.35 menunjukan halaman yang berisi informasi jumlah dari peramalan yang dibuat, peramalan yang telah publish / unpublish, dan total keseluruhan views dan tested dari peramalan yang dibuat. Halaman dashboard ini pula menjadi halaman singgah saat pengguna berhasil login.

Sedikit berbeda dengan halaman dashboard diatas (Gambar 4.35) dashboard untuk administrator (Gambar 4.36) memiliki informasi tambahan seperti jumlah member yang telah terdaftar.


Gambar 4.36 Prototype Halaman Dashboard Administrator

 

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras (hardware) minimal yang diusulkan untuk pengguna yang menggunakan sistem ini adalah sebagai berikut :

a. Processor  : Intel Pentium Dual Core
b. Monitor  : 14 Inci
c. Mouse  : Standard Mouse
d. Keyboard  : Standard 180 Key
e. RAM  : 2 GB
f. Harddisk  : 80 GB
g. Printer   : Inkjet / Laserjet (Opsional)

 

Spesifikasi Software

Perangkat lunak (software) minimal yang diusulkan untuk pengguna yang menggunakan sistem ini adalah sebagai berikut :

  1. Sistem Operasi Windows/Unix/Mac
  2. Microsoft Excel
  3. Browser (Support HTML5)
    1. Google Chrome (versi 40 atau terbaru)
    2. Firefox (versi 45 atau terbaru)
    3. Internet Explorer / Edge (versi 11 atau terbaru)
    4. Safari (versi 9 atau terbaru)

 

Testing

Untuk tahap pengujian penulis membagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian terhadap model klasifikasi yang dihasilkan dalam bentuk pohon keputusan dan pengujian terhadap sistem yang diusulkan. Pengujian terhadap sistem yang diusulkan menggunakan metode Black Box testing, sedangkan untuk pengujian terhadap model dan algoritma menggunakan K-fold cross validation untuk membagi datanya dan Confusion matrix untuk mengetahui detail akurasi yang dihasilkan oleh algoritma.

Pengujian Model Sistem Peramalan Tingkat Kedisiplinan Mahasiswa

Pengujian terhadap model klasifikasi yang dihasilkan dalam bentuk pohon keputusan, diperlukandata training dan data testing. Data tersebut didapat dari keseluruhan set data yang sebelumnya telah olah. Metode K-fold cross validation dipilih karena selain membagi data menjadi beberapa iterasi, output yang akan dihasilkan berupa rata-rata dari jumlah iterasi yang dilakukan pengujian, sehingga hasil yang didapat lebih akurat. K-fold yang diuji adalah dimana K=2, K=4, dan K=6.

Pengujian Model Dengan Klasifikasi Sesuai Persyaratan HPA

Pengujian dilakukan pada seluruh set data dengan class yang ditetapkan sesuai dengan persyaratan HPA yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

  1. 2-Fold Cross Validation Set Data HPA

Terdapat 2 iterasi pada 2-fold cross validation, masing-masing iterasi memiliki data dengan perbandingan 50% untuk data training, dan 50% sisanya untuk data testing.

Tabel 4.9 2-fold Cross Validation set data HPA

2-fold

Rules

Model Construction Speed (ms)

Model Usage Speed (ms)

Accuracy (%)

Iterasi 1

39

424

44

77.34

Iterasi 2

63

410

41

72.98

Rata-Rata

51

417

42.5

75.16

Dapat dilihat pada Tabel 4.9, rata-rata akurasi dari ke-dua iterasi adalah 75.16%.

Tabel 4.10 Confusion Matrix dari 2-fold set data HPA

 

Disiplin

Tidak Disiplin

Predicted Overall

Class Precision

Disiplin

1376

412

1788

76.96%

Tidak Disiplin

44

4

48

8.33%

Actual Overall

1420

416

1836

 

Class Recall

96.90%

0.96%

 

 

Pada Tabel 4.10, adalah rata-rata confusion matrix dari setiap iterasi.

  1. 4-Fold Cross Validation Set Data HPA

Terdapat 4 iterasi pada 4-fold cross validation, masing-masing iterasi memiliki data dengan perbandingan 75% untuk data training, dan 25% sisanya untuk data testing.

Tabel 4.11 4-fold Cross Validation set data HPA

4-fold

Rules

Model Construction Speed (ms)

Model Usage Speed (ms)

Accuracy (%)

Iterasi 1

43

656

58

76.25

Iterasi 2

67

700

64

79.96

Iterasi 3

67

900

54

76.91

Iterasi 4

86

695

50

69.5

Rata-Rata

65.75

737.75

56.5

75.655

 Dapat dilihat pada Tabel 4.11, rata-rata akurasi dari ke-empat iterasi adalah 75.65%.

Tabel 4.12 Confusion Matrix dari 4-fold set data HPA

 

Disiplin

Tidak Disiplin

Predicted Overall

Class Precision

Disiplin

1385

412

1797

77.07%

Tidak Disiplin

35

4

39

10.26%

Actual Overall

1420

416

1836

 

Class Recall

97.54%

0.96%

 

 

Pada Tabel 4.12, adalah rata-rata confusion matrix dari setiap iterasi.

  1. 6-Fold Cross Validation Set Data HPA

Terdapat 6 iterasi pada 6-fold cross validation, masing-masing iterasi memiliki data dengan perbandingan 83% untuk data training, dan 17% sisanya untuk data testing.

Tabel 4.13 6-fold Cross Validation set data HPA

6-fold

Rules

Model Construction Speed (ms)

Model Usage Speed (ms)

Accuracy (%)

Iterasi 1

67

812

45

79.08

Iterasi 2

43

733

45

86.27

Iterasi 3

67

749

38

76.47

Iterasi 4

68

749

41

78.43

Iterasi 5

68

765

51

74.84

Iterasi 6

82

794

44

65.36

Rata-Rata

65.83

767

44

76.7416

Dapat dilihat pada Tabel 4.13, rata-rata akurasi dari ke-enam iterasi adalah 76.74%. Lalu perhatikan jumlah rules dan persentase accuracy pada setiap iterasi, hasilnya menunjukan lebih cendrung jumlah rules berbanding terbalik dengan accuracy. Semakin sedikit rules yang terbentuk, accuracy semakin tinggi, sebaliknya semakin sebanyak rules yang terbentuk maka accuracy menjadi rendah.

 Tabel 4.14 Confusion Matrix dari 6-fold set data HPA

 

Disiplin

Tidak Disiplin

Predicted Overall

Class Precision

Disiplin

1404

411

1815

77.36%

Tidak Disiplin

16

5

21

23.81%

Actual Overall

1420

416

1836

 

Class Recall

98.87%

1.20%

 

 

Pada Tabel 4.14, adalah rata-rata confusion matrix dari setiap iterasi.

Dari hasil pengujian diatas yang telah dilakukan pada set data HPA, diketahui bahwa jika semakin banyak folds atau iterasi yang diuji maka hasilnya akan selalu meningkat, baik dari accuracy, recall ataupun precision. Namun berbanding terbalik dengan model construction speed, semakin sedikit folds maka semakin cepat dalam menkonstruksi model klasifikasi. Dan Akurasi yang dihasilkan pada model klasifikasi menggunakan persyaratan HPA berkisar 75.16% – 76.74% atau rata-ratanya adalah 75.85% . Selain itu pada model ini lebih dapat mengklasifikasikan data ke dalam class “Disiplin” dibandingkan denganclass “Tidak Disiplin”. Ini dibuktikan pada persentase Recall dan Precision yang tinggi pada class “Disiplin” dibandingkan dengan class “Tidak Disiplin”.

Pengujian Model Dengan Klasifikasi Sesuai Persyaratan Aktual

Pengujian dilakukan pada seluruh set data dengan class yang ditetapkan sesuai dengan persyaratan yang berjalan dilapangan (aktual) yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

  1. 2-Fold Cross Validation Set Data Aktual

Tabel 4.15 2-fold Cross Validation set data Aktual

2-fold

Rules

Model Construction Speed (ms)

Model Usage Speed (ms)

Accuracy (%)

Iterasi 1

39

473

75

90.96

Iterasi 2

63

470

62

89.87

Rata-Rata

51

471.5

68.5

90.415

 Dapat dilihat pada Tabel 4.15, rata-rata akurasi dari ke-dua iterasi adalah 90.41%.

 Tabel 4.16 Confusion Matrix dari 2-fold set data Aktual

 

Disiplin

Tidak Disiplin

Predicted Overall

Class Precision

Disiplin

1659

154

1813

91.51%

Tidak Disiplin

22

1

23

4.35%

Actual Overall

1681

155

1836

 

Class Recall

98.69%

0.65%

 

 

Pada Tabel 4.16, adalah rata-rata confusion matrix dari setiap iterasi.

  1. 4-Fold Cross Validation Set Data Aktual

Tabel 4.17 4-fold Cross Validation set data Aktual

4-fold

Rules

Model Construction Speed (ms)

Model Usage Speed (ms)

Accuracy (%)

Iterasi 1

64

776

52

88.67

Iterasi 2

69

793

47

93.68

Iterasi 3

67

700

63

90.41

Iterasi 4

83

786

53

89.32

Rata-Rata

70.75

763.75

53.75

90.52

Dapat dilihat pada Tabel 4.17, rata-rata akurasi dari ke-empat iterasi adalah 90.52%.

 Tabel 4.18 Confusion Matrix dari 4-fold set data Aktual

 

Disiplin

Tidak Disiplin

Predicted Overall

Class Precision

Disiplin

1659

152

1811

91.61%

Tidak Disiplin

22

3

25

12.00%

Actual Overall

1681

155

1836

 

Class Recall

98.69%

1.94%

 

 

Pada Tabel 4.18, adalah rata-rata confusion matrix dari setiap iterasi.

  1. 6-Fold Cross Validation Set Data Aktual

Tabel 4.19 6-fold Cross Validation set data Aktual

6-fold

Rules

Model Construction Speed (ms)

Model Usage Speed (ms)

Accuracy (%)

Iterasi 1

72

1051

60

91.83

Iterasi 2

65

901

43

96.08

Iterasi 3

69

896

45

91.83

Iterasi 4

68

855

39

91.18

Iterasi 5

68

837

44

91.83

Iterasi 6

85

872

43

86.27

Rata-Rata

71.16

902

45.66

91.503

 Dapat dilihat pada Tabel 4.19, rata-rata akurasi dari ke-enam iterasi adalah 91.50%.

 Tabel 4.20 Confusion Matrix dari 6-fold set data Aktual

 

Disiplin

Tidak Disiplin

Predicted Overall

Class Precision

Disiplin

1679

154

1833

91.60%

Tidak Disiplin

2

1

3

33.33%

Actual Overall

1681

155

1836

 

Class Recall

99.88%

0.65%

 

 

Pada Tabel 4.20, adalah rata-rata confusion matrix dari setiap iterasi.

Dari hasil pengujian diatas yang telah dilakukan pada set data aktual atau yang sesuai dilapangan, diketahui bahwa jika semakin banyak folds atau iterasi yang diuji maka hasilnya akan selalu meningkat, baik dari accuracy, recall ataupun precision. Dan Akurasi yang dihasilkan pada model klasifikasi menggunakan set data sesuai persyaratan aktual dilapangan berkisar 90.41% – 91.50% atau rata-ratanya adalah 90.81% . Selain itu pada model ini juga lebih dapat mengklasifikasikan data ke dalam class “Disiplin” dibandingkan denganclass “Tidak Disiplin” sama seperti model klasifikasi sesuai HPA.

Perbandingan Pengujian Model HPA dengan Aktual

Tabel 4.21 Perbandingan Pengujian Model HPA dengan Aktual

Perhatikan Tabel 4.21, jika dilihat dari rata-rata Accuracy, selisih persentase antara HPA dengan Aktual adalah sekitar 15%. Begitu juga dengan Class Precision “Disiplin”, selisih antara HPA dengan aktual sekitar 14-15%. Pada kedua pengujian tersebut, model lebih dapat mengklasifikasikan data ke dalam class “Disiplin”. Ini dibuktikan pada class recall “Disiplin” yang menunjukan persentase tinggi yaitu diatas 96% baik itu HPA maupun Aktual. Sedangkan pada class recall “Tidak Disiplin” menunjukan hasil yang sebaliknya, yaitu hanya sekitar 1%.

Selain itu pada pengujian ini lebih cendrung jumlah rules berbanding terbalik dengan accuracy. Semakin banyak rules yang terbentuk maka accuracy semakin rendah, sedangkan semakin sedikit rules yang terbentuk maka accuracy semakin tinggi. Dan untuk speed atau kecepatan dalam konstruksi model ataupun penggunaan model, nilainya berubah-ubah. Namun yang pasti, untuk konstruksi model memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan penggunaan modelnya.

Pengujian Untuk Mengetahui Atribut Yang Paling Mempengaruhi

Pengujian dilakukan pada set data klasifikasi sesuai dengan persyaratan HPA dan persyaratan yang berlaku dilapangan (aktual). Pengujian dilakukan dengan cara me-rangking setiap atribut dengan  information gain yang dihasilkan oleh algoritma. Atribut tersebut diantaranya Jenjang, Program Studi, Shift Kuliah, Status Ilearning, Jenis Kelamin, Umur, dan Angkatan.

  1. HPA


Gambar 4.37 Log Pembuatan Model Klasifikasi HPA

Pada Gambar 4.37, terlihat bahwa best feature yang pertama dan yang dijadikan root adalah Angkatan, lalu diikuti oleh atribut Umur dan Jenis Kelamin.

  1. Aktual


Gambar 4.38 Log Pembuatan Model Klasifikasi Aktual

Pada Gambar 4.38, terlihat bahwa best feature yang pertama dan yang dijadikan root adalah Angkatan, lalu diikuti oleh atribut Umur dan Jenis Kelamin. Hasilnya hampir sama dengan set data klasifikasi dengan persyaratan HPA, namun yang berbeda pada bagian atribut dibawahnya.

Pada penelitian ini tidak sampai menganalisa atau menghilangkan atribut yang tidak relevan, hanya mengetahui bahwa atribut yang memiliki information gain tinggi adalah Angkatan, diikui oleh Umur dan Jenis kelamin.

Pengujian Sistem Yang Diusulkan

Metode Black Box testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box testing untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan menggunakan metode Black Box testing dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari software dan fungsionalitasnya tanpa mengetahui yang terjadi dalam proses detail, melainkan hanya mengetahui input dan output.

Tabel 4.22 Pengujian Black Box

Pada Tabel 4.22, pengujian lebih kepada error handling atau penanganan galat pada saat input tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Output-nya dapat berupa pesan ataupun input tidak dapat diproses.

Evaluasi

Pengujian terhadap model klasifikasi telah dilakukan menggunakan metode k-folds cross validation dan confusion matrix. Baik dengan menggunakan set data HPA atau aktual, hasilnya menunjukan model cendrung lebih dapat mengklasifikasikannya kedalam class disiplin dibandingkan dengan class tidak disiplin. Dengan menggunakan 2-folds, 4-folds, dan 6-folds untuk mengetahui validasi yang terbaik, pengujian menunjukan semakin banyak folds yang diuji, hasilnya seperti akurasi, recall dan precision pun semakin meningkat. Dan dari hasil pengujian menunjukan semakin sedikit rules yang terbentuk dalam model semakin tinggi akurasinya, ini dibuktikan pada tabel perbandingan setiap iterasi pada k-folds cross validation.

Selain itu pengujian sistem dilakukan dengan metode Black box dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada menu login, membuat peramalan, mencoba peramalan dan register. Jika input tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan sehingga membantu pengguna mengetahui kesalahan saat input data yang tidak lengkap. Dari 10 pengujian yang dilakukan menggunakan metode black box, seluruhnya menunjukan pengujian yang valid atau berhasil.

Schedule Penelitan

Penelitian dan perancangan sistem yang diusulkan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 4 bulan, dan kegiatan yang dilakukan adalah :

Tabel 4.23 Schedule Penelitian

No

Kegiatan

Waktu

Oktober  2016

November 2016

Desember  2016

Januari 2017

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Observasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Pengumpulan Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Pengolahan Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Pembuatan Model

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Desain Program

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Pembuatan Program

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Evaluasi Program

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

Testing Model

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

Implementasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

10

Dokumentasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada Tabel 4.23, penelitian dilakukan sejak bulan Oktober 2016 hingga Januari 2017, meliputi 10 kegiatan utama yang tertera pada tabel.

 

Estimasi Biaya

Biaya penelitian penulis rinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain :

Tabel 4.24 Rancangan Biaya Penelitian yang diusulkan

No

Uraian Kegiatan

Volume

Harga Satuan

Biaya (Rp)

1

Pengumpulan Dan Analisa Data

 

 

 

 

Pengumpulan Data

 

 

100,000

 

Pengolahan Data

 

 

500,000

 

Pembuatan Model

 

 

600,000

 

Desain dan Pembuatan Sistem

 

 

950,000

 

Testing Model, dan Testing Sistem

 

 

1,200,000

 

 

 

 

3,350,000

2

Implementasi Sistem

 

 

 

 

Sewa Cloud Hosting + Domain

1 Tahun

1,620,000

1,620,000

 

 

 

 

1,620,000

3

Bahan Habis Pakai

 

 

 

 

Kertas A4

2 Rim

40,000

80,000

 

Tinta Printer

2 Buah

60,000

120,000

 

 

 

 

200,000

4

Lain-lain

 

 

 

 

Ongkos Transportasi

5 Trip

20,000

120,000

 

Fotocopy

2 Paket

20,000

40,000

 

Laporan Penyelesaian Tugas

2 Bundel

35,000

70,000

 

 

 

 

230,000

 

Jumlah Estimasi Biaya

 

Rp.

5,400,000

Pada Tabel 4.24 merupakan estimasi biaya yang digunakan dalam penelitian ini, total keseluruan adalah Rp.5,400,000,-.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah  dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Terdapat 2 model yang dikonstruksi yaitu klasifikasi kedisiplinan sesuai persyaratan HPA (Himpunan Peraturan Akademik) dan sesuai persyaratan yang berlaku saat ini (Aktual). Model klasifikasi yang dihasilkan adalah dalam bentuk pohon keputusan (diagram) dan rules. Semakin sedikit rules yang dihasilkan model, semakin tinggi akurasi peramalan tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Rata-rata nilai akurasi pada model set data HPA adalah 75.85% sedangkan rata-rata nilai akurasi pada model set data Aktual adalah 90.81%. Dengan tingkat rata-rata akurasi tersebut, model klasifikasi termasuk dalam Fair-Good Accuracy.
  3. Tingkat Kedisiplinan Mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja belum bisa diramalkan atau diprediksi menggunakan model yang dibangun berdasarkan faktor-faktor yang diasumsikan mempengaruhi kedisiplinan mahasiswa. Walaupun persentase akurasi peramalan tinggi yaitu diatas 75%-90%, namun model klasifikasi cendrung lebih dapat mengklasifikasikan data test ke dalam class “Disiplin”, baik itu pada set data HPA maupun Aktual. Ini disebabkan nilai Class Recall “Tidak Disiplin” yang sangat rendah. Ada dua hal yang diketahuimenyebabkan model tidak dapat digunakan untuk meramalkan. Pertama, karena seluruh set data cendrung menunjukan mahasiswa Disiplin yaitu dari 1836 set data, 1681 data menunjukan mahasiswa tersebut Disiplin, dan sisanya 155 data menunjukan mahasiswa Tidak Disiplin. Kedua, pada penelitian ini tidak dilakukan features selection secara mendalam.

Saran

Saran yang dapat diberikan penulis untuk pengembangan selanjutnya dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut:

  1. Tingkat kedisiplinan mahasiswa khususnya di Perguruan Tinggi Raharja masih bisa diramalkan atau diprediksi jika dilakukan features selection secara mendalam, dan menambahkan faktor lain seperti nilai mahasiswa, IPK mahasiswa sebagai atribut, dan lainnya, yang memiliki hubungan dengan kedisiplinan mahasiswa.
  2. Menggunakan metode lain seperti KNN, Naive Bayes, CART, dan lain-lain dalam meramalkan atau memprediksi tingkat kedisiplinan mahasiswa.
  3. Persyaratan kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja dapat ditingkatkan mendekati atau sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam HPA, ini didasarkan pada data yang cendrung menunjukan bahwa tingkat kedisiplinan mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja adalah disiplin.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Hutahaean, Jeperson. 2014. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.
  2. Suraya, Ignatius. 2011. Olap Pendukung Sistem Keamanan Data Warehouse. Jurnal Manajemen Dan Teknologi Informatika Vol.2, No.1.
  3. Widyawati, Dewi Kania. 2012. Perancangan Struktur Data Warehouse Untuk Mendukung Perencanaan Pemasaran Produk Menggunakan Star Schema. Jurnal Ilmiah ESAI Vol.6 No. 3.
  4. 4,0 4,1 4,2 Djahir, Y., dan Dewi Pratita. 2014. Bahan ajar sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 A. S., Rosa dan Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur Dan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 Yasin, Verdi. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  7. 7,0 7,1 7,2 Khosrow-Pour, Mehdi. 2012. Dictionary of information science and technology. United States: Information Science Reference.
  8. 8,0 8,1 Guritno, Suryo, Sudaryono, dan Untung Rahardja. 2011. Yogyakara: C.V ANDI OFFSET
  9. 9,0 9,1 9,2 9,3 9,4 Prasetyo, Eko. 2012. DATA MINING - Konsep dan Aplikasi Menggunakan MATLAB. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
  10. 10,0 10,1 Fahmi, Irham. 2016. Teori dan Teknik Pengambilan Keputusan: Kualitatif dan Kuantitatif. Depok: Rajawali Pers.
  11. Shostak, Daniel I. 2011. Difference between Prediction and Forecasting Diambil dari: www.analyticbridge.com/forum/topics/difference-between-prediction (24 Oktober 2016).
  12. Suharso, dan Ana Retnoningsih. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux. Semarang: Widya Karya.
  13. 13,0 13,1 Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Deepublish.
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 14,4 14,5 Prasetyo, Eko. 2014. DATA MINING - Mengelolah Data Menjadi Informasi Menggunakan Matlab. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
  15. 15,0 15,1 15,2 15,3 Usman, Muhammad. 2015. Improving Knowledge Discovery through the Integration of Data Mining Techniques. Pennsylvania US: IGI Global.
  16. 16,0 16,1 Pentreath, Nick. 2015. Machine Learning with Spark. Birmingham UK: Packt Publishing Ltd.
  17. Makhabel, Bater. 2015. Learning Data Mining With R. Birmingham UK: Packt Publishing Ltd.
  18. Pal, Ranadip. 2016. Predictive Modeling of Drug Sensitivity. London UK: Academic Press.
  19. 19,0 19,1 Shmueli, Galit, C. Bruce, Mia L. Stephens, and Nitin R. Patel. 2016. Data Mining for Business Analytics: Concepts, Techniques, and Applications With JMP PRO. Hoboken: John Wiley & Sons.
  20. 20,0 20,1 20,2 20,3 20,4 20,5 20,6 Andriani, Anik. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Decision Tree Dalam Pemberian Beasiswa Studi Kasus: AMIK
  21. 21,0 21,1 21,2 Adhatrao, Kalpesh, Aditya Gaykar, Amiraj Dhawan, Rohit Jha and Vipul Honrao. 2013. Predicting Students' Performance Using ID3 and C4.5 Classification Algorithms. Internasional Journal of Data Mining & Knowledge Management Process (IJDKP). Vol.3,No.5:39-52.
  22. 22,0 22,1 Rao, Vijayalakshmi Mahanra, and Yashwant Prasad Singh. 2013. Decision Tree Induction for Financial Fraud Detection Using Ensemble Learning Techniques. Langkawi: Proceeding of the International Conference on Artificial Intelligence in Computer Science and ICT (AICS). 321-328.
  23. 23,0 23,1 23,2 Lesmana, Putu Dody. 2012. Perbandingan Kinerja Decision Tree J48 dan ID3 Dalam Pengklasifikasian Diagnosis Penyakit Diabetes Mellitus. Jurnal Teknologi Dan Informatika (TEKNOMATIKA). Vol.2, No.2:155-164.
  24. 24,0 24,1 24,2 HSSINA, Badr, Abdelkarim Merbouha, Hanane Ezzikouri, and Mohammed Erritali. 2014. A Comparative Study of Decision Tree ID3 and C4.5. International Journal of Advanced Computer Science and Applications (IJACSA). 13-19 Diambil dari: http://thesai.org/Publications/ViewPaper?Volume=4&Issue=2&Code=SpecialIssue&SerialNo=3 (5 September 2016)
  25. 25,0 25,1 25,2 Lavanya, D, and K.Usha Rani. 2011. Performance Evaluation of Decision Tree Classifiers on Medical Datasets. International Journal of Computer Applications. Vol.26,No.4.
  26. 26,0 26,1 Lakshmi, T.Miranda, A.Martin, R.Mumtaj Begum, and V.Prasanna Venkatesan. 2013. An Analysis on Performance of Decision Tree Algorithms using Student’s Qualitative Data. I.J.Modern Education and Computer Science 2013,5, 18-27.
  27. 27,0 27,1 27,2 Mohankumar, M., S.Amuthakkani, and G.Jeyamala. 2016. Comparative Analysis of Decision Tree Algorithms For The Prediction of Eligibility of a Man For Availing Bank Loan. International Journal of Advanced Research in Biology Engineering Science and Technology (IJARBEST). Vol.2,Special Issue 15:360-366.
  28. 28,0 28,1 Rajalakshmi, A., and K.Sivaranjani. 2015. A Comparative Study on Student Performance Prediction. International Conference on Engineering Trends and Science & Humanaties (ICETSH). ISSN:2348-8387: 53-56.
  29. Yunus, Muhammad, Dadang Priyanto, dan Kartarina. 2014. Desain Model Sistem Prediksi Kelulusan Mahasiswa Dengan Algoritma Decision Tree. Mataram: Jurnal Matrik. Vol.2,No.13.
  30. 30,0 30,1 30,2 Azmi, Zulfian, dan Muhammad Dahria. 2013. Decision Tree Berbasis Algoritma Untuk pengambilan Keputusan. Medan: Jurnal Saintikom. Vol.12,No.3:157-164.
  31. 31,0 31,1 Seema, Monika Rathi, Mamta. 2012. Decision Tree: Data Mining Techniques. International Journal of Latest Trends in Engineering and Technology (IJLTET). Vol.1,Issue.3:150-155.
  32. 32,0 32,1 32,2 32,3 32,4 Ginting, Selvia Lorena Br, Wendi Zarman, dan Ida Hamidah. 2014. Analisis Dan Penerapan Algoritma C4.5 Dalam Data Mining Untung Memprediksi Masa Studi Mahasiswa Berdasarkan Data Nilai Akademik. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Sains & Teknologi (SNAST). ISSN:1979-911X, 263-272.
  33. 33,0 33,1 Fakhrurrifqi, Muhammad, dan Anifuddin Aziz. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Mendiagnosis Diabetes Menggunakan C4.5. Jurnal Rekam Medis. Vol.7,No.2:102-107.
  34. 34,0 34,1 Himawan, Hidayatulah, Oliver S.Simanjuntak, dan Agus Triawan. 2015. Diagnosa Tingkat Kesehatan Pasien Menggunakan Metode Decision Tree. Yogyakarta: Seminar Nasional Informatika (semnasIF). ISSN: 1979-2328, 178-181.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : [1]

A.1. Surat Pengantar Skripsi
A.2. Surat Penugasan Kerja
A.3. Kartu Bimbingan
A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
A.5. Form Validasi Skripsi
A.6. Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.7. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
A.8. Kwitansi Pembayaran Sidang Komprehensif
A.9. Validasi Sidang Akademik
A.10. Daftar Mata Kuliah Yang Belum Diambil
A.11. Daftar Nilai
A.12. Formulir Seminar Proposal Skripsi
A.13. Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi
A.14. Sertifikat TOEFL
A.15. Sertifikat Prospek
A.16. Sertifikat IT Internasional
A.17. Sertifikat IT Nasional
A.18. Curriculum Vitae (CV)

LAMPIRAN B : [2]

B.1. Daftar Wawancara
B.2. Final Draft Elisitasi
B.3. Katalog Produk
B.4. Slide Presentasi

LAMPIRAN C : [3]

C.1. Cover Himpuan Peraturan Akademik Perguruan Tinggi Raharja
C.2. HPA BAB VI - Pasal 27 Persyaratan
C.3. Screenshot Absensi Online (Persyaratan Aktual)
C.4. Sample Dataset Model Klasifikasi

LAMPIRAN D : [4]

D.1. Screenshot Halaman Membuat Peramalan
D.2. Screenshot Halaman Daftar Peramalan
D.3. Screenshot Tampilan Model Klasifikasi Peramalan

Contributors

Riloaw, Siti Nurhayati