SI1322475827: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
Baris 21: Baris 21:
 
|<div style="font-size: 14pt;text-align: left">'''NIM'''</div>||<div style="text-align: left">: '''1322475827'''</div>
 
|<div style="font-size: 14pt;text-align: left">'''NIM'''</div>||<div style="text-align: left">: '''1322475827'''</div>
 
|-
 
|-
|<div style="font-size: 14pt;text-align: left">'''NAMA'''</div>||<div style="text-align: left">: '''[[Khalid Al Fikri|KHALID AL FIKRI]]'''</div>
+
|<div style="font-size: 14pt;text-align: left">'''NAMA'''</div>||<div style="text-align: left">: '''[[Pengguna:Khalidalfikri|KHALID AL FIKRI]]'''</div>
 
|}
 
|}
  
Baris 64: Baris 64:
 
|-
 
|-
  
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Khalid Al Fikri]]</div>
+
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Pengguna:Khalidalfikri|Khalid Al Fikri]]</div>
  
 
|-
 
|-
Baris 154: Baris 154:
 
|-
 
|-
  
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Khalid Al Fikri]]</div>
+
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Pengguna:Khalidalfikri|Khalid Al Fikri]]</div>
  
 
|}
 
|}
Baris 233: Baris 233:
 
|-
 
|-
  
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Khalid Al Fikri]]</div>
+
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Pengguna:Khalidalfikri|Khalid Al Fikri]]</div>
  
 
|}
 
|}
Baris 324: Baris 324:
 
|-
 
|-
  
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Khalid Al Fikri]]</div>
+
|<div style="text-align: left">Nama</div>||<div style="text-align: left">: [[Pengguna:Khalidalfikri|Khalid Al Fikri]]</div>
  
 
|-
 
|-
Baris 371: Baris 371:
 
|-
 
|-
  
|<div style="text-align: center"><u>'''([[Khalid Al Fikri]])'''</u></div>
+
|<div style="text-align: center"><u>'''([[Pengguna:Khalidalfikri|Khalid Al Fikri]])'''</u></div>
  
 
|-
 
|-
Baris 471: Baris 471:
 
| ||  
 
| ||  
 
|-
 
|-
| width="60%" | || align="center" | <u>[[Pengguna:khalidalfikri|Khalid Al Fikri]]</u>
+
| width="60%" | || align="center" | <u>[[Pengguna:Khalidalfikri|Khalid Al Fikri]]</u>
 
|-
 
|-
 
| width="60%" | || align="center" | NIM. 1322475827
 
| width="60%" | || align="center" | NIM. 1322475827
Baris 924: Baris 924:
 
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Failure''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Failure'' adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.</p>
 
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Failure''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Failure'' adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.</p>
 
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Fault''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Fault'' adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.</p>
 
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Fault''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Fault'' adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.</p>
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Error''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Error adalah akibat dari adanya ''fault'' atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.</p>
+
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Error''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Error'' adalah akibat dari adanya ''fault'' atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.</p>
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Incident''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.</p>
+
#<p style="text-align:justify;line-height:2;">''Incident''<br/></p><p style="text-align:justify;">''Incident'' atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.</p>
  
  

Revisi per 16 Agustus 2017 12.22

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU

PINTU UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

PADA DPMPTSP KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1322475827
NAMA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFRWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU

PINTU UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

PADA DPMPTSP KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1322475827
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Sofrware Engineering

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Teknik Informatika
           
           
           
           
(Ir. Untung Raharja, M.TI.,M.M)
       
(Junaidi, M.Kom)
NIP : 99001
       
NIP : 05062


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU

PINTU UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

PADA DPMPTSP KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1322475827
Nama

 


Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Sofrware Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, 24 Juli 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Ary Budi Warsito, M.Kom )
   
(Sandro Alfeno, M.Kom)
NID : 10013
   
NID : 08203


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU

PINTU UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

PADA DPMPTSP KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1322475827
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Teknik Informatika

Konsentrasi Sofrware Engineering

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 24 Juli 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN PETERPADU SATU

PINTU UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

PADA DPMPTSP KOTA TANGERANG


Disusun Oleh :

NIM
: 1322475827
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Sofrware Engineering


 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 24 Juli 2017

 
 
 
 
NIM : 1322475827

 

*Tandatangan dibubuhi materai 6.000


ABSTRAKSI

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan peraturan daerah (perda) no. 13 tahun 2014 tentang organisasi perangkat daerah serta peraturan walikota tangerang no. 83 tahun 2014 tentang tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang. Namun sistem pelayanan pada DPMPTSP kota tangerang yang berjalan saat ini masih ada kekurangan dalam melayani pemohonnya, dikarenakan kurang efektifnya dalam pelayanan tersebut dan cenderung menyulitkan pemohon untuk membuat surat izin dan mengetahui sebuah status informasi perizinannya. Maka dari itu, peneliti membuat penelitian mengenai Pengembangan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Pada DPMPTSP Kota Tangerang. Dirancang dengan UML (Unified Modelling Language) dan menggunakan metode analisa perancangan program dengan menggunakan flowchart. Sistem tersebut dibuat menggunakan codeigniter dengan database MySql. Peneliti berharap sistem tersebut dapat membantu pemohon agar lebih mudah untuk membuat izin dan mendapatkan sebuah informasi untuk mengetahui kepastian surat izinnya agar bisa diterima pemohon dengan tepat waktu, supaya mutu pelayanan publik pada DPMPTSP kota tangerang semakin meningkat.

Kata Kunci: Kata Kunci: Pengembangan, Pelayanan, Pemohon, Satu Pintu


ABSTRACT

Capital investment and service agency Integrated Single door (Agency One Stop Services) city of Tangerang was formed based on local regulations No. 13 year 2014 about the Organization as well as the regulatory regions of the device the Mayor of tangerang No. 83 year 2014 about tasks, functions and governance of working capital investment and Service Agency Integrated Single Door Tangerang. However, the system service on Agency One Stop Services city of tangerang who runs currently there are still deficiencies in the service of applicant, due to less effectively in the Ministry and are likely to complicate the applicant to make the license and to know a status information of its permissions. Thus, the researcher made research on the development of an integrated Service system for one door to improve public services in the Agency One Stop Services city of Tangerang. Designed with UML (Unified Modelling Language) and using the method of analysis of the design of the program using a flowchart. These systems are made using codeigniter with MySql database. Researchers hope the system can help applicants to make it easier to make the permit and get a letter of reassurance to know information permissions in order to be acceptable to the applicant with the applicant on time, so that the quality of public services in the Agency One Stop Servicescity of tangerang.

Keywords : Keywords: Development, Service, The Applicant, One Door


KATA PENGANTAR

 

Syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan baik yang berjudul “Pengembangan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Pada DPMPTSP Kota Tangerang”.

Tujuan dari penelitian laporan ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh pihak akademik kepada mahasiswa dalam rangka penerapan ilmu. Pengetahuan selama kuliah dan digunakan guna melengkapi sebagian syarat akademik untuk mengikuti Skripsi Jurusan Teknik Informatika, sebagaimana yang telah ditentukan oleh Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Raharja.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan yang berjudul “Pengembangan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Pada DPMPTSP Kota Tangerang”, ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan, penelitian dan penyusunan Laporan ini, Peneliti sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Namun demikian berkat adanya bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya Laporan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I, selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom.,, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Rahaja.

  3. Bapak Junaidi, M.Kom, selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.

  4. Ibu Dedeh Supriyanti, M.Kom, Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja.

  5. Bapak Ary Budi Warsito, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada peneliti sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

  6. Bapak Sandro Alfeno, M. Kom selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah meluangkan waktu, pikiran maupun tenaga untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.

  7. Ibu Nur Khasanah, S.Sos, selaku Kasubag Umum dan Kepegawaian DPMPTSP Kota Tangerang.

  8. 8. Bapak Ahmad Bukhari, S.ST, sebagai Stakeholder yang telah membantu memberikan data dan membimbing peneliti untuk menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini.

  9. Petugas dan Staff perizinan berserta jajarannya pada DPMPTSP Kota Tangerang yang telah membantu peneliti.

  10. Yang tercinta Bapak, Ibu dan kakak penulis, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a untuk keberhasilan penulis.

  11. Ayah, Ibu dan Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dan doa untuk keberhasilan Peneliti.

  12. Teman-teman yang telah banyak memberikan dukungan serta masukannya yang berguna dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini

Peneliti menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyusunan laporan sangat peneliti harapkan.

Akhir kata peneliti berharap penelitian laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi acuan yang bermanfaat di kemudian hari.

Tangerang, 24 Juli 2017
Khalid Al Fikri
NIM. 1322475827

 


Daftar isi

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan pada teknik pengumpulan Data

Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian

Tabel 3.1 Misi 1 Mewujudkan Sistem Pelayanan Perijinan yang Efektif, Efisien, dan Transparan

Tabel 3.2 Misi 2 Memberikan Kemudahan dalam Pelayanan Perijinan

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.6 Final Elisitasi

Tabel 4.1 Elisitasi Tahap IIPerbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.2 Tabel User Grup

Tabel 4.3 Tabel Groups

Tabel 4.4 Tabel Forst Normal Form

Tabel 4.5 Tabel Wilayah

Tabel 4.6 Tabel IMB & IPPT

Tabel 4.7 Tabel Modul Izin

Tabel 4.8 Tabel Berkas

Tabel 4.9 Tabel History Status

Tabel 4.10 Tabel Status

Tabel 4.11 Tabel Pengujian Black box pada login pemohon/admin

Tabel 4.12 Tabel Pengujian Black box pada Pengisian Formulir

Tabel 4.13 Tabel Pengujian Black box Upload Berkas

Tabel 4.14 Tabel Schedule

Tabel 4.15 Penerapan

Tabel 4.16 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Model Interface

Gambar 2.3 Sistem Tertutup

Gambar 2.4 Sistem Terbuka

Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem

Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram

Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram

Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram

Gambar 2.9 Skema Prototyping

Gambar 3.1 Struktur Organisasi DPMPTSP Kota Tangerang 2017

Gambar 3.2 Use Case Diagram sistem perizinan yang berjalan

Gambar 3.3 Sequence Diagram Pengambilan Form

Gambar 3.4 Sequence Diagram Pengambilan Nomor Antrian

Gambar 3.5 Sequence Diagram Counter Informasi

Gambar 3.6 Sequence Diagram Counter Penerimaan Berkas

Gambar 3.7 Activity Diagram Pengambilan Form

Gambar 3.8 Activity Diagram Pengambilan Nomor Antrian

Gambar 3.9 Activity Diagram Counter Informasi

Gambar 3.10 Activity Diagram Counter Penerimaan Berkas

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Pada Pengguna

Gambar 4.3 Activity Diagram Untuk Pemohon Terverifikasi

Gambar 4.4 Activity Diagram Untuk Admin

Gambar 4.5 Activity Diagram Untuk Stakeholder

Gambar 4.6 Sequence Diagram Pengguna

Gambar 4.7 Sequence Diagram Pemohon Terverifikasi

Gambar 4.8 Sequence Diagram Admin

Gambar 4.9 Sequence Diagram Stakeholder

Gambar 4.10 Rancangan Basis Data

Gambar 4.11 Flowchart Halaman Utama Sistem Perizinan

Gambar 4.12 Flowchart Program Untuk Menu Layanan Perizinan

Gambar 4.13 Flowchart Program Menu Daftar

Gambar 4.14 Flowchart Program Menu Login Pemohon

Gambar 4.15 Flowchart Program Menu Layanan Online

Gambar 4.16 Flowchart Program Menu Login Admin

Gambar 4.17 Flowchart Program Menu Admin Area

Gambar 4.18 Flowchart Program Menu Data Informasi Pemohon

Gambar 4.19 Flowchart Program Monitoring Berkas

Gambar 4.20 HIPO Portal Perizinan

Gambar 4.21 HIPO Layanan Online

Gambar 4.22 Prototype Portal Perizinan

Gambar 4.23 Prototype Layanan Online

Gambar 4.24 Prototype Tampilan Daftar

Gambar 4.25 Prototype Login

Gambar 4.26 Prototype Formulir Pendaftaran

Gambar 4.27 Prototype Upload

Gambar 4.28 Prototype Monitoring Berkas

Gambar 4.29 Tampilan Portal Perizinan

Gambar 4.30 Tampilan Layanan Online

Gambar 4.31 Tampilan Tampilan Halaman Daftar

Gambar 4.32 Tampilan Halaman Login

Gambar 4.33 Tampilan Halaman Permohonan

Gambar 4.34 Tampilan Halaman Pengisian Formulir

Gambar 4.35 Tampilan Halaman Upload File/Berkas

Gambar 4.36 Tampilan Halaman Monitoring Berkas

Gambar 4.37 Tampilan Halaman Read Pemohon


DAFTAR SIMBOL


I. SIMBOL USE CASE DIAGRAM

II. SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

III. SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan peraturan daerah (perda) no. 13 tahun 2014 tentang organisasi perangkat daerah serta peraturan walikota tangerang no. 83 tahun 2014 tentang tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang adalah unsur pelaksana administasi publik di bidang perizinan yang dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat tanpa mengedepankan pendekatan birokratisasi. Dengan pendekatan tersebut, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang mempunyai peran penting dalam mewujudkan Kota Tangerang sebagai kota tujuan investasi.

Untuk meningkatkan kinerja pelayanan perizinan maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu perlu mengedepankan pola pelaksanaan administrasi publik dan perizinan yang lebih mudah bagi Masyarakat. Bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang perubahan kearah perbaikan bukan saja untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya saja akan tetapi lebih jauh untuk meningkatkan eksistensinya di dalam lingkungan perubahan yang cepat dan persaingan global. Pembangunan Kota Tangerang selama 5 (lima) tahun kedepan diarahkan untuk mewujudkan Visi Kota Tangerang Tahun 2014-2018 yaitu ”Terwujudnya Kota Tangerang Yang Maju, Mandiri, Dinamis Dan Sejahtera Dengan Masyarakat Yang Berakhlakul Karimah”. Pernyataan visi tersebut merupakan suatu pilihan yang telah menjadi komitmen bersama, sehingga dalam pencapaiannya harus dilakukan secara bersama-sama antara berbagai pemangku kepentingan.

Namun sistem pelayanan pada DPMPTSP kota tangerang yang berjalan saat ini masih ada kekurangan dalam melayani masyarakat, dikarenakan kurang efektifnya dalam pelayanan tersebut dan cenderung menyulitkan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem yang mampu membantu masyarakat agar lebih mudah dalam mengakses informasi dan persyaratan guna memenuhi apa yang ingin mereka capai. Seringkali masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi persyaratan perizinan secara offline maupun online. oleh sebab itu perlu dibuatkan suatu pengembangan sistem agar dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah pada DPMPTSP kota tangerang untuk memuaskan pelayanan masyarakat.

Untuk meningkatkan kinerja pelayanan perizinan, khususnya di bidang pembangunan, dan pemerintahan, maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang perlu mengedepankan pola pelaksanaan administrasi publik dan perizinan yang lebih mudah lagi bagi masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan sebuah “PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK PADA DPMPTSP KOTA TANGERANG” dan menyempurnakan kembali tata laksana perizinan dalam menciptakan birokrasi yang lebih kuat, efektif dan bersih. Hal ini membutuhkan perencanaan kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.

Rumusan Masalah

Dilihat dari uraian latar belakang tersebut diatas sehingga diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana sistem pelayanan yang berjalan pada pelayanan dan perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang?
  2. Apa saja kendala yang di hadapi pada sistem palayanan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang?
  3. Bagaimana Pengembangan sistem yang akan di usulkan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang?

Ruang Lingkup

Mengingat Begitu Luasnya Ruang Lingkup Pada Penelitian Ini maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan Laporan Skripsi ini yaitu:

  1. Melihat banyaknya bidang di DPMPTSP Kota Tangerang, maka peneliti akan membatasi dan mengembangkan sistem yang berjalan pada DPMPTSP Kota Tangerang di bidang pembangunan dan pelayanannya
  2. Adanya permasalahan di bidang pelayanan, maka peneliti akan menjabarkan apa yang menjadi kendala masyarakat dalam mengajukan perizinan pada DPMPTSP Kota Tangerang.
  3. Peneliti juga akan membuatkan sebuah pengembangan sistem yang sebagaimana sedang berjalan saat ini pada DPMPTSP Kota Tangerang

Maksud Dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian dalam sebuah penelitian ini adalah untuk menentukan arah dari peneliti yang dilakukan agar proses penelitian menjadi lebih mudah dan terfokus.

Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Akan menambah wawasan bagi peneliti, mendapatkan pengenalan di lingkungan kerja, dan mendapatkan pengalaman serta bisa menerapkan pengetahuan yang telah di pelajari di dalam perkuliahan pada kegiatan yang nyata.
  2. Selain menambah wawasan bagi peneliti, diharapkan dapat membantu lembaga yang bergerak dalam menyelesaikan masalah di bidang perizinan dalam menjaga eksistensi dan meningkatkan kualitas pelayanan.
  3. Membantu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dalam merancang pengembangan sistem yang dapat memberikan keuntungan baik untuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu maupun untuk masyarakat yang ingin mengajukan perizinan.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

  1. Mengetahui sistem pelayanan perizinan yang saat ini sedang berjalan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang.
  2. Meneliti sistem pelayanan perizinan dan mencari tahu masalah yang ada pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang.
  3. Merancang pengembangan sistem di perizinan dan manajemen arsip data yang baik pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang.

Metode Penelitian

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode dengan mengumpulkan dan menggambarkan keadaan secara langsung dari lapangan atau tepatnya yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data secara relevan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam mencari dan mengumpulkan data serta mengelola informasi yang diperlukan menggunakan beberapa metode :

Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mencari, mengumpulkan, dan mengolah data yang diperlukan yaitu sebagai berikut:

  1. Metode Observasi

    Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap sistem pelayanan Terpadu yang berjalan pada DPMPTSP Kota Tangerang. Kemudian dari pengamatan tersebut, peneliti mengumpulkan data yang merupakan sumber informasi yang sangat penting yang dapat membantu menganalisa dalam rangka merancang pengembangan sistem tersebut.

  2. Metode Wawancara

    Yaitu melalui proses tanya jawab dengan seorang atau beberapa narasumber di tempat atau lokasi dimana objek penelitian dilakukan. Proses tanya jawab ini dilakukan langsung kepada stakeholder di DPMPTSP yaitu di bagian counter pelayanan dan sub bidang masing-masing stakeholder.

  3. Metode Studi Pustaka

    yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari beberapa sumber-sumber literature seperti buku, berita, internet, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan skripsi ini.

Metode Analisa Perancangan Program

Metode perancangan program menggunakan Flowchart, Flowchart yang digunakan yaitu Flowchart program karena merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan dan program untuk menggambarkan urutan dari Pendaftaran, Upload Berkas, hingga Monitoring berkas. Untuk membuat metode Flowchart ini menggunakan software yEd Graph Editor.

Metode Perancangan Sistem

Untuk metode perancangan sistem yang dikembangkan ini, penulis menggunakan Unified Modeling Language (UML) dengan mengunakan alat bantu (tools) berupa visual paradigm, yaitu pengembangan piranti lunak berbasis “objek oriented”, dalam hal pembuatan pengembangan sistem ini, peneliti menggunakan Macromedia dreamweaver sebagai penulisan listing program php dan mysql sebagai databasenya.

Metode Pengembangan

Metode pengembangan adalah sebuah cara yang tersistem atau teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa pengembangan suatu sistem agar sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan. Merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi sistem yang terdiri dari temuan penelitian yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan, melakukan pengujian dalam pengaturan dimana ia akan digunakan akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam metode ini penulis mencoba mengembangkan sistem yang telah ada dengan membuat usulan sistem yang akan dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk draf elisitasi.

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Black-box Testing. Black-box Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba black-box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black-box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Agar pemahaman tentang penulisan laporan penelitian skripsi ini menjadi lebih mudah maka peneliti mengelompokan materi penulisan laporan penelitian skripsi ini menjadi beberapa bab dengan sistematika penyampainnya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan antara lain latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar atau umum dan teori-teori khusus yang berkaitan dengan sistem pelayanan serta definisi yang dibahas pada bagian sistem yang sedang berjalan, dan literatur review.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum DPMPTSP kota tangerang, sejarah singkat, struktur organisasi, sistem alur yang berjalan, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, analisa sistem saat ini, permasalahan yang dihadapi, serta alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan UML, beserta draf elisitasi

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini berisikan tentang rancangan bangun pengembangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart system, rancangan program, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan sebagai tindak lanjut yang diperlukan untuk melakukan generalisasi perbaikan dimasa yang akan datang. agar permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik dari hasil laporan Skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI

Sebelum peneliti memaparkan isi laporan ini, terlebih dahulu peneliti harus mempunyai landasan teori yang kuat sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai isi keseluruhan laporan ini. Oleh karena itu, peneliti membuat landasan teori menurut para ahli yang melatar belakangi penyusunan laporan ini.

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Yakub dalam (Nida Hanifah.2014),[1] “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Menurut Sutarman dalam (Suciati.2014:10),[2] “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Tata Sutabri dalam (Aditya Prihantara.2012)[3] Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.


2. Karakteristik Sistem

Menurut Mulyanto dalam (Suciati.2014:10),[2] suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

Sumber: Mulyanto dalam (Suciati.2014:11)

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

  1. Komponen Sistem
    Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan dari sebuah komponen sistem lainnya yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem, sedangkan yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi suatu proses sistem secara keseluruhan.
  2. Batasan Sistem
    Menurut Mulyanto dalam (Suciati.2014:12),[2] batasan sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem lainya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem menentukan konfigurasi ruang lingkup, atau pun kemampuan sistem. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan sistem juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
  3. Lingkungan Luar Sistem
    Menurut Mulyanto dalam (Suciati.2014:12),[2] )lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi opeasi sistem, baik yang menguntungkan atau pun yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini harus dijaga hingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan pengaruh dari lingkungan yang merugikan harus ditahan dan di kendalikan agar tidak mengganggu sebuah kelangsungan sebuah sistem.
  4. Penghubung Sistem
    Menurut Mulyanto dalam (Suciati.2014:12),[2] )penghubung merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa adanya penghubung, sistem akan berisi kumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang di gunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem lainnya membentuk satu kesatuan.

    Sumber: Mulyanto dalam (Suciati.2014:13)

    Gambar 2.2 Model Interface

  5. Masukan Sistem
    Masukan atau input merupakan energy yang di masukan dalam sistem, masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), dan masukan sinyal (signal input), maintenance input adalah bahan yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi, signal input adalah masukan yang diproses mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program merupakan maintenance input yang digunakan untuk mengoprasikan komputernya dan data adalah signal inputan untuk diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran sistem (Output)
    Keluaran atau output keluaran sitem atau (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan dari perubahan untuk menjadikan keluaran yang di inginkan.
  7. Pengolahan sistem (Proses)
    Pengolahan sistem (Proses) merupakan bagian yang melakukan perubahaan dari masukan untuk menjadi keluaran yang di inginkan.
  8. Sasaran sistem (goal)
    Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran maka suatu sistem operasi tersebut tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem, secara umum suatu sistem memiliki tiga tujuan utama yaitu:
    1. Mendukung fungsi kepengurusan manajemen.
    2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen.
    3. Mendukung kegiatan operasi perusahaan.


3. Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiapkasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Tata Sutabri, dalam Suciati 2014:14)[2].

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

    Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem persediaan barang.

  2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

  3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

    Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. Sebagai contoh adalah hasil pertadingan sepak bola. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya kematian seseorang.

  4. Sistem Tertutup (Closed System)

    Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau sub sistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

    Contoh: Sistem adat masyarakat baduy.

    Sumber:Mustakini dalam (suciati 2014:16)

    Gambar 2.3 Sistem Tertutup

  5. Sistem Terbuka (open system)

    Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

    Contoh : Sistem musyawarah

    Sumber: Mustakini dalam (suciati 2014:17)

    Gambar 2.4 Sistem Terbuka

    Menurut McLeod dalam bukunya Yakub dari (Nida Hanifah.2014),[1] Sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Sistem Abstrak (Abstract Systwhitem) dan Sistem Fisik (Phisical System)

    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

    2. Sistem Alami (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

    Sistem alami adalah sistem yang keberadaannya terjadi secara alami (natural) tanpa campur tangan manusia, sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alami adalah sistem tata surya yang terdiri dari atas sekumpulan planet,gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.

    3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probalistic System)

    Sistem tertentu adalah suatu sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sedangkan sistem tidak tentu (probalisticsystem) sistem tingkah lakunya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalitas. Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya.Program aplikasi yang dirancang dan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas dan terstruktur.

    4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Sebaliknya, sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data atau item. Menurut McLeod dalam bukunya Yakub dalam (Nida Hanifah.2014)[1] Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”.


2. Bentuk Data

Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

  1. Teks, adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.
  2. Data yang terformat, adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.
  3. Citra (image), adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan.
  4. Audio, adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.
  5. Video, adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.


3. Sumber Data

Menurut Yakub dalam dalam (Toni.2014),[4] Sumber data dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk memperolehnya. Sumber data diklasifikasikan sebagai sumber data internal, sumber data personal, dan sumber data eksternal.

Data Internal : Data internal sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses. Data internal umumnya disimpan dalam basis data perusahaan dan biasanya dapat diakses.

Data Personal : Sumber data personal bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep, pemikiran dan opini.

Data Eksternal : Sumber data ekternal dimulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit. Data ini tersedia di compact disk, flashdisk atau media lainnya dalam bentuk film, suara gambar, atlas, dan table.


4. Hirarki Data

Menurut Yakub dalam (Toni.2014),[4] Hirarki data dapat diorganisasikan menjadi beberapa level, antara lain sebagai berikut:

Elemen Data : Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lain dari elemen data dalam basis data telasional adalah field, kolom, item, dan atribut.

Record : Record adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari rekaman dalam basis data relasional adalah baris atau table.

File : File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut sama, namun berbeda isinya. Istilah lain dari file dalam basis data relasional adalah berkas, able, dan relasi.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting pada suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut :

Gordon B. Davis dalam (Nida Hanifah.2014)[1] informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyaiarti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.

Menurut Sutarman dalam (Nida Hanifah.2014),[1] “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

Menurut McLeod dalam Yakub dari (Nida Hanifah.2014)[1] “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Informasi merupakan data yang telah diolah, dibentuk, ataupun dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu bagi penggunanya”.

Menurut McLeod dalam bukunya Yakub dalam (Ana Nur Cahyanti.2012),[5] “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti”.


2. Kualitas Informasi

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini menurut Tata sutabri dari (Nida Hanifah.2014)[1] “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

  1. Akurat (Accurate)

    Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  2. Tepat Waktu (Timelines)

    Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usung tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.

  3. Relevan (Relevance)

    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.


3. Nilai Informasi

Parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi pula. Menurut Sutarman dalam (Nida Hanifah.2014),[1] Nilai dari informasi ditentukan oleh lima hal yaitu:

  1. Untuk memperoleh pemahaman dan manfaat.
  2. Untuk mendapatkan pengalaman.
  3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.
  4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.
  5. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Menurut Gordon B. Davis dalam jurnalnya nilai informasi [6] dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Terdapat 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh

    Informasi memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  2. Sifat luas dan kelengkapannya

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  3. Ketelitian (accuracy)

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  4. Kecocokan dengan pengguna (relevance)

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

  5. Ketepatan waktu

    Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  6. Kejelasan (clarity)

    Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  7. Fleksibilitas/ keluwesannya

    Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  8. Dapat dibuktikan

    Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

  9. Tidak ada prasangka

    Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  10. Dapat diukur

    Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.

Definisi Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Terdapat berbagai macam pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Sutabri dalam (Ela Saraswati.2013)[7] Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Sutarman dalam (Nida Hanifah.2014),[1] Sistem informasi adalah sistem yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”.


2. Komponen Sistem Informasi

Tata Sutabri dalam (Toni.2014)[4] mengemukakan bahwa “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”. Blok bangunan itu terdiri dari:

  1. Blok Masukan (Input Block)
    Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
  2. Blok Model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
  3. Blok Keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
  4. Blok Teknologi (Technology Block)
    Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Pada blok ini, teknologi terdiri dari 3. bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
  5. Blok Basis Data (Database Block)
    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan lebih berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. basis data diakses atai dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
  6. Blok Kendali (Controls Block)
    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.


3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri dalam (Toni.2014),[4] tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Yakub dalam (Aris Martono.2013:18-33),[8] Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan Maka dapat disimpulkan bahwa Analisa sistem adalah tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada pada suatu sistem, untuk memahami sistem yang ada.


2. Langkah-langkah Analisis Sistem

Menurut Taufiq dalam (Suciati.2014:41),[2] untuk melakukan analisis sistem, supaya hasil analisis bisa maksimal maka langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil analisa yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokkan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Beberapa urutan langkah yang bisa digunakan dalam analisa sistem Menurut Whitten L. Jeffery (2009) dalam jurnalnya[9] yang dijelaskan pada gambar dibawah ini:

Sumber: Suciati (2014:41)

Gambar 2.5 Langkah Analisis Sistem

  1. Definisi Lingkup
    Definisi lingkup (scope definition) adalah langkah pertama proses pengembangan sistem. Dalam metodologi-metodologi lain hal ini mungkin disebut (preliminary investigation phase), fase studi awal (initial study phase), fase survey (survey phase), atau fase perencanaan (planning phase), komunikasi (communication) atau inisiasi proyek atau pengumpulan kebutuhan.
  2. Analisis Masalah
    Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman, kesempatan dan atau perintah lebih mendalam yang memicu proyek. Analisa masalah menjawab pertanyaan, “Apakah masalah-masalah tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem yang baru layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lain langkah analisis masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi, studi sistem saat ini, langkah penyelidikan terinci, atau langkah analisis kelayakan. Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami bidang masalah dengan cukup baik untuk secara menyeluruh menganalisis masalah, kesempatan, dan batasannya.
  3. Analisis Persyaratan
    Beberapa analisis yang kurang pengalaman membuat kesalahan yang fatal sesudah melalui langkah analisis masalah.Godaan pada titik ini adalah mulai melihat berbagai solusi alternatif, khususnya solusi teknis.Salah satu kesalahan yang kerap terjadi di dalam sistem informasi terbaru ditunjukkan dalam pernyataan, “Memastikan sistem bekerja dan secara teknis mengesankan, tapi ia harus tidak melakukan apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh sistem.”Langkah analisis persyaratan menentukan persyaratan bisnis bagi sitem yang baru.
  4. Desain Logic
    Tidak semua proyek mencakup pengembangna model-driven, tapi kebanyakan masukkan beberapa pemodelan sistem.Desain logic lebih lanjut mendokumentasikan persyaratan bisnis dengan menggunakan model-model sistem yang menggambarkan struktur data, proses bisnis, aliran data dan antarmuka pengguna.Dalam hal tertentu, desain logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.
  5. Analisa Kebutuhan
    Dengan adanya persyaratan bisnis, maka kita akhirnya dapat menekankan bagaimana sistem baru termasuk altenatif-alternatif berbasis komputer dapat diimplementasikan dengan teknologi. Maksud dari analisa keputusan adalah untuk mengenali solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat tersebut dan merekomendasi sebuah sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Peluang muncul saat ada seseorang yang telah mendapatkan sebuah visi terhadap solusi teknik. Tetapi hamper selalu ada solusi alternatif yang mungkin merupakan solusi yang lebih baik. Selama analisis keputusan memang penting untuk mengenali berbagai pilihan, menganalisa beberapa pilihan tersebut dan menjual solusi terbaik berdasarkan analisis tersebut.


3. Tahap-tahap Analisis Sistem

Menurut Murad dalam (Khanna Tiara.2015),[10] tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:44),[2] proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.

Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:44),[2] Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.
  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.
  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.
  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan.Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting.

Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:45),[2] Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut:

  1. Mengumumkan penelitian sistem Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegarawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.
  2. Mengorganisasikan tim proyek Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.
  3. Mendefinisikan kebutuhan informasi Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.
  4. Mendefinisikan kriteria kerja sistem Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.
  5. Menyiapkan usulan rancangan Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.
  6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Sugianto dalam (Edwin Ariansyah.2016),[11] Sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan perancangan suatu sistem informasi berbasis computer”.

Berdasarkan uraian di atas perancangan sistem merupakan merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada dan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analis. Tata Sutabri dalam (Lia Kusumawardani. 2014.)[12]


2. Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:47),[2] tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

  1. Rancangan sistem secara umum
    Memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.
  2. Rancangan sistem secara rinci
    Dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.

Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:47),[2] Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentukinformasi yang akan dihasilkan.
  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.
  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.
  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.
  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:48),[2] Adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangan sistem adalah sebagai berikut:

  1. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci analis bekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat yang dijelaskan dalam modul.
  2. Mengindentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi system sekarang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
  3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi system analis bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala yang ada.
  4. Memilih konfigurasi yang terbaik analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.
  5. Menyiapkan usulan penerapan analis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
  6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akan sangat berpengaruh terhadap jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan disetujui.


3. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan dalam (Cyntia Hardi.2013),[13] Tujuan Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Testing

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Desai Abhishek dalam jurnalnya[14] “Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan selama siklus hidup perangkat lunak untuk memvalidasidan memverifikasi bahwa perangkat lunak yang dikembangkan memenuhi harapan yang ditetapkan di awal.”

Menurut Rizky dalam (Reza Nursyah Putra.2014),[15] “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan pengujian atau testing adalah proses eksekusi selama siklus hidup pengembangan perangkat lunak secaraterintegrasi untuk memvalidasi dan memverifikasi guna menentukan kesalahandanmemenuhi harapan yang telah disepakati di awal


2. Tahapan Testing

Menurut Rizky dalam (Suciati.2014:58),[2] Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

  1. Verifikasi

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

  2. Validasi

    Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident

  3. Failure

    Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.

  4. Fault

    Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

  5. Error

    Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

  6. Incident

    Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.


3. Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky dalam (Suciati.2014:59),[2] “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Menurut Rizky dalam (Suciati.2014:53),[2] Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

  1. Waktu

    Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

  2. Biaya

    Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

  3. Kinerja testing

    Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

  4. Kerusakan

    Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.


4. Jenis-jenis Pengujian

  1. White Box Testing

    Menurut simarmata dalam (Suciati.2014:61),[2] “White Box disebut juga pola pengujian glass box adalah metode desain test case yang menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test case atau dengan kata lain bahwa pengjian dilakukan untuk memastikan bahwa operasi internal bekerja sesuai dengan spesifikasi dan semua komponen internal telah diamati dengan baik”.

    Dengan menggunakan metode pengujian ini rekayasa sistem dapat melakukan test case yaitu:
    1. Memberi jaminan bahwa semua jalur independent pada suatu modul telah digunakan paling sedikit satu kali.
    2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false
    3. Mengeksekusi semua loop sesuai dengan batasan
    4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validasi
  2. Black Box Testing

    Menurut Rizky dalam (Suciati.2014:61),[2] blackbox testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar.

    Jenis testing ini hanya memandang perangkatlunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saatawal perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sebuah perusahaan. Maka pada jenis whitebox testing, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian dites menggunakan teknik-teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan pada jenis blackbox testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya.
    Menurut Simarmata dalam (Suciati.2014:62)[2] klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian yaitu:
    1. Pengujian fungsional (functional testing)
      Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional. Pengujian dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi berjalan seperti yang diharapkan. Walaupun pengujian fungsional sudah sering dilakukan di bagian akhir dari siklus pengembangan,masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini sudah dapat dilakukan pada seluruh sistem. Pengujian fungsional meliputi seberapa baik sistem melaksanakan fungsinya, termasuk perintah-perintah pengguna, manipulasi data, pencarian danproses bisnis, pengguna layar, dan integrasi. Pengujian fungsional juga meliputi permukaan yang jelas dari jenis fungsi-fungsi, serta operasi back-end (seperti, keamanan dan bagaimana meningkatkan sistem).
    2. Pengujian tegangan (stress testing)
      Pengujian tegangan berkaitan dengan kualitas aplikasi didalam lingkungan. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebihmenurut aplikasi, tidak seperti saat aplikasi dijalankan pada beban kerjanormal. Pengujian ini adalah hal yang paling sulit, cukup kompleks dilakukan,dan memerlukan upaya bersama dari semua tim.
    3. Pengujian beban (load testing)
      Pada pengujian beban, aplikasi akan diuji dengan beban berat atau masukan, seperti yang terjadi pada pengujian situs web, untuk mengetahui apakah aplikasi/situs gagal atau kinerjanya menurun. Pengujian bebanberoperasi pada tingkat beban standar, biasanya beban tertinggi akan diberikanketika sistem dapat menerima dan tetap berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa pengujian beban tidak bertujuan untuk merusak sistem dengan banyak hal, namun mencoba untuk menjaga agar sistem selalu kuat dan berjalan dengan lancar.
    4. Pengujian khusus (ad-hoc testing)
      Jenis pengujian ini dilakukan tanpa penciptaan rencana pengujian (test plan) atau kasus pengujian (test case). Pengujian khusus membantu dalam menentukan lingkup dan durasi dari berbagai pengujian lainnya dan juga mambantu para penguji dalam mempelajari aplikasi sebelum memulai pengujian dengan pengujian lainnya. Pengujian ini merupakan metode pengujian formal yang paling sedikit. Salah satu penggunaan terbaik dari pengujian khusus adalah untuk penemuan. Membaca persyaratan atau spesifikasi (jika ada) jarang memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana sebuah program benar-benar bertindak, bahkan dokumentasi pengguna tidak menangkap “look and feel” dari sebuah program. Pengujian khusus dapat menentukan lubang-lubang dalam pengujian strategi dan dapat mengekspos hubungan di antara subsistem lain yang tidak jelas. Dengan cara ini, pengujian khusus berfungsi sebagai alat untuk memeriksa keleng kapanyang diuji.
    5. Pengujian penyelidikan (exploratory testing)
      Pengujian penyelidikan mirip dengan pengujian khusus dan dilakukan untuk mempelajari/mencari aplikasi. Pengujian penyelidikan perangkat lunak inimerupakan pendekatan yang menyenangkan untuk pengujian.
    6. Pengujian usabilitas (usability testing)
      Pengujian ini disebut juga sebagai pengujian untuk keakraban pengguna (testing foruser-friendliness). Pengujian ini dilakukan jika antarmuka pengguna dari aplikasinya penting dan harus spesifik untuk jenis pengguna tertentu. Pengujian usabilitas adalah proses yang bekerja dengan pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung untuk menilai bagaimana pengguna merasakan paket perangkat lunak dan bagaimana mereka berinteraksi dengannya. Proses ini akan membongkar area kesulitan pengguna seperti halnya area kekuatan. Tujuan dari pengujian usabilitas harus membatasi dan menghilangkn kesulitan bagi pengguna dan untuk memengaruhi area yang kuat untuk usabilitas maksimum. Pengujian ini idealnya melibatkan masukan dari pengguna secara langsung maupun tidak langsung (mengamati perilaku) dan bila memungkinkan melibatkan komputer yang didukung umpan balik. Komputer yang didukung umpan balik sering kali (jika tidak selalu) dihilangkan untuk proses ini. Komputer yang didukung dengan umpan balik dapat berperan sebagai pengatur waktu (timer) pada dialog untuk memonitor beberapa lama waktu yang diperlukan pengguna untuk menggunakan dialog dan alat penghitung (counter)untuk menentukan seberapa sering kondisi tertentu terjadi (misalnya, pesan eror, bantuan pesan, dan lain-lain). Biasanya, proses tersebut melibatkan modifikasi sepele (trivial) dari perangkat lunak yang sudah ada, namun dapat berakibat besar terhadap laba atas investasi. Akhirnya, pengujian usabilitas mengakibatkan perubahan pada produk yang diberikan sesuai dengan penemuan yang dibuat mengenai kegunaan. Perubahan ini harus secara langsung berkaitan dengan kegunaan dunia nyata dengan pengguna pada umumnya. Dokumentasi harus ditulis sebanyak mungkin untuk mendukung perubahan sehingga mempermudah penanganan situasi yang sama di masa mendatang.
    7. Pengujian asap (smoke testing)
      Jenis pengujian ini disebut juga pengujian kenormalan (sanity testing). Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah aplikasi tersebut sudah siap untuk pengujian yang lebih besar dan bekerja dengan baik tanpa cela sampai tingkat yang paling diharapkan. Pada sebuah pengujian baru atau perbaikan peralatan yang terpasang, jika aplikasi “berasap”, aplikasi tersebut tidak bekerja. Istilah ini juga merujuk kepada pengujian fungsi perangkat lunak dasar. Istilah ini awalnya tercipta dalam manufaktur kontainer dan pipa, ketika smoke telah diperkenalkan untuk menentukan apakah ada kebocoran. Praktik umum di Microsoft dan beberapa perusahaan perangkat lunak shrink-wrap lainnya adalah proses ”daily build and smoke test”. Setiap file dikompilasi, dihubungkan,dan digabungkan menjadi sebuah program yang dapat dieksekusi setiap hari, dan program ini kemudian dimasukkan melalui “pengujian asap” (smoke test) yang relatif sederhana untuk memeriksa apakah produk “berasap” ketika produk dijalankan.
    8. Pengujian pemulihan (recovery testing)
      Pengujian pemulihan (recovery testing) pada dasarnya dilakkan untuk memeriksa seberapa cepat dan baiknya aplikasi bisa pulih terhadap semua jenis crash atau kegagalan hardware, masalah bencana, dan lain-lain. Jenis atau taraf pemulihan ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi.
    9. Pengujian volume (volume testing)
      Pengujian volume dilakukan terhadap efisiensi dari aplikasi. Jumlah data yang besar diprosess melalui aplikasi (yang sedang diuji) untuk memerikas keterbatasan ekstrem dari sistem. Pengujian volume, seperti namanya, adalah pengujian sebuah sistem (baik perangkat keras dan perangkat lunak) untuk serangkaian pengujian dengan volume data yang diproses adalah subjek dari pengujian, seperti sistem yang dapat menangkap sistem pengolahan transaksi penjualan real-time atau dapat membarui basis data atau pengembalian data (data retrieval). Pengujian volume akan berusaha memastikan batas-batas fisik dan logis untuk sebuah kapasitas sistem dan memastikan apakah batasan dapat diterima untuk memenuhi proyeksi kapasitas dari pengolahan bisnis organisasi.
    10. Pengujian domain (domain testing)
      Pengujian domain merupakan penjelasan yang paling sering menjelaskan teknik pengujian. Beberapa penulis hanya menulis tentang pengujian domain ketika mereka menulis desain pengujian. Dugaan dasarnya adalah bahwaanda mengambil ruang pengujian kemungkinan dari variable individu danmembaginya lagi ke dalam subset (dalam beberapa cara) yang sama. Kemudian, anda menguji perwakilan dari masing-masing subset.
    11. Pengujian scenario (scenario testing)
      Pengujian skenario adalah pengujian yang realistis, kredibel dan memotivasi stakeholders, tantangan untuk program dan mempermudah penguji untuk melakukan evaluasi. Pengujian ini menyediakan kombinasi variable-variable dan fungsi yang sangat berarti dari pada kombinasi buatan yang anda dapatkan dengan pengujian domain atau desain pengujiann kombinasi.
    12. Pengujian regresi (regression testing)
      Pengujian regresi adalah gaya pegujian yang berfokus pada pengujian ulang (retesting) setelah ada perubahan. Pada pengujian regresi berorientasi risiko (risk-oriented regression testing), daerah yang sama yang sudah diuji, akan kita uji lagi dengan pengujian yang berbeda (semakin kompleks). Usaha pengujian regresi bertujuan untuk mengurangi risiko berikut ini:

      a. Perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki bug yang gagal.

      b. Beberapa perubahan memiliki efek samping, tidak memperbaiki buglama atau memperkenalkan bug baru.

    13. Penerimaan pengguna(user acceptance)
      Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT), juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi (application testing),dan pengujian pengguna akhir (end usertesting) adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan oleh pengguna. UAT dapat dilakukan dengan in-house testing dengan membayar relawan atau subjek pengujian menggunakan perangkat lunak atau, biasanya mendistribusikan perangkat lunak secara luas dengan melakukan pengujian versi yang tersedia secara gratis untuk diunduh melalui web. Pengalaman awal penggunaakan diteruskan kembali kepada para pengembang yang membuat perubahan sebelum akhirnya melepaskan perangkat lunak komersial.
    14. Pengujian alfa (alpha testing)
      Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan. Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang mencatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Semua jenis perilaku normal dari sistem dicatat dan dikoreksi oleh para pengembang.
    15. Pengujian beta (beta testing)
      Pada jenis ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta dengan pengguna yang menguji aplikasi di situs mereka. Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak yang dikenal dengan sebutan versi beta dirilis untuk pengguna yang terbatas di luar perusahaan. Perangkat lunak dilepaskan ke kelompok masyarakat agar dapat memastikan bahwa perangakat lunak tersebut memiliki beberapa kesaahan atau bug.

Konsep Dasar Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data

  1. Teknik Wawancara

    Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:70),[2] ”teknik wawancara adalah suatu teknik yang paling singkat untuk mendapatkan data, namun sangat tergantung pada kemampuan pribadi sistem analis untuk dapat memanfaatkannya.

    Menurut Guritno dalam (Suciati.2014:71),[2] berdasarkan sifat pertanyaan wawancara dapat dibedakan menjadi:

    1. Wawancara terpimpin

    Dalam wawancara ini pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah disusun.

    2. Wawancara bebas

    Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan respondeen, tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman.

    3. Wawancara bebas terpimpin

    Wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

  2. Teknik Observasi

    Menurut Sutabri dalam (Suciati.2014:71),[2] ”teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan langsung melihat kegiatan yang dilakukan oleh user. Salah satu keuntungan dari pengamatan langsung/observasi ini adalah bahwa sistem analis dapat lebih mengenal lingkungan fisik seperti tata letak ruangan serta peralatan dan formulir-formulir yang digunakan sangat membantu untuk melihat proses bisnis beserta kendala-kendalanya.

    Menurut Guritno dalam (Suciati.2014:72),[2] “observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

  3. Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan pada teknik pengumpulan data

    Sutabri (2012:100) dalam (Suciati.2014:61)

Teori Khusus

Konsep Dasar Pelayanan Terpadu satu Pintu

1. Definisi Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan Penyelengaaran Perizinan dan Non Perizinan berdasarkan Pendelegasian atau Pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. (Bpmdp. 2014).[16] 

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka peningkatan pelayanan public, memangkas birokrasi pelayanan perizinan dan non perizinan dan sebagai upaya mencapai good governance/kepemerintahan yang baik dan dicanangkan sejak Tahun 2006. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun 2012 Tanggal 15 Februari Pasal 21 bahwa Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan melaksanakan tugas di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu. (Bpmdp. 2014).[16] 


2. Pembentukan Penyelenggaraan Pelayanan

Menurut (Alfath. 2015).[17] Pembentukan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) pada dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi pelayanan perizinan dan non-perizinan dalam bentuk :

  1. Mempercepat waktu pelayanan dengan mengurangi tahapan-tahapan dalam pelayanan yang kurang penting. Koordinasi yang lebih baik juga akan sangat berpengaruh terhadap percepatan layanan perizinan.

    • Menekan biaya pelayanan izin usaha, selain pengurangan tahapan, pengurangan biaya juga dapat dilakukan dengan membuat prosedur pelayanan serta biaya resmi menjadi lebih transparan.
  2. Menyederhanakan persyaratan izin usaha industri, dengan mengembangkan sistem pelayanan paralel dan akan ditemukan persyaratan-persyaratan yang tumpang tindih, sehingga dapat dilakukan penyederhanaan persyaratan. Hal ini juga berdampak langsung terhadap pengurangan biaya dan waktu.


3. Pelayanan perizinan dengan sistem terpadu satu pintu (one stop service)

Menurut (Alfath. 2015).[17] Pelayanan perizinan dengan sistem terpadu satu pintu ini membuat waktu pembuatan izin menjadi lebih singkat. Pasalnya, dengan pengurusan administrasi berbasis teknologi informasi, input data cukup dilakukan sekali dan administrasi bisa dilakukan simultan. Dengan adanya kelembagaan pelayanan terpadu satu pintu, seluruh perizinan dan nonperizinan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota dapat terlayani dalam satu lembaga. Harapan yang ingin dicapai adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil, dan menengah. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas layanan publik. Oleh karena itu, diharapkan terwujud pelayanan publik yang cepat murah, mudah, transparan, pasti, dan terjangkau, di samping untuk meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.


4. Tempat Pelayanan Terpadu

Menurut (Alfath. 2015).[17] Bentuk pelayanan terpadu ini bisa berbentuk kantor, dinas, ataupun badan. Dalam penyelenggaraannya, bupati/wali kota wajib melakukan penyederhanaan layanan meliputi :

  1. pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP).
  2. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah.
  3. kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah.
  4. kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya.
  5. mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau Lebih permohonan perizinan.
  6. pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku; dan
  7. pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan Lingkup tugas PPTSP meliputi pemberian pelayanan atas semua bentuk pelayanan perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan Kabupaten / Kota.


5. Kondisi Administrasi Pada Badan Pelayanan Terpadu

Kondusif tidaknya iklim berinvestasi di suatu daerah dipengaruhi beberapa faktor, antara lain keamanan dan ketertiban; kemudahan perijinan; peraturan daerah yang mendukung iklim usaha; serta pengenaan pajak daerah.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan perijinan, Pemerintah Kota Tangerang menerapkan pelayanan perijinan terpadu. Artinya Pemerintah Kota apat memberikan pelayanan perijinan usaha secara cepat dalam satu tempat terpadu.Dengan pelayanan yang terpadu dan cepat, diharapkan segala proses Perizinan dapat dilaksanakan secara cepat waktu sesuai dengan yang diharapkan.

Sementara dari aspek peraturan, penyelengaraan investasi di Kota Tangerang dilindungi dan didukung secara optimal oleh keberadaan Perda-perda yang antara lain adalah Perda No. 7 tahun 2001 tentang IMB, Perda No. 13 tahun 2007 tentang IG, dan Perda No. 11 tahun 2002 tentang SIPA.

Setiap tahun dilakukan evaluasi dengan membandingkan antara realisasi perijinan dengan target yang dibuat untuk mengetahui kinerja pelayanan perijinan di Kota Tangerang. Pada periode 2003-2005 umumnya realisasi perijinan mampu melampaui target yang telah ditetapkan. Namun pada periode 2006-2007 terjadi penurunan realisasi. Untuk beberapa aspek, realisasi jauh di bawah target yang ditetapan. Hal ini antara lain karena adanya kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk menaikkan harga BBM di akhir tahun 2005 yang telah menyebabkan banyak pengusaha menunda atau bahkan membatalkan investasinya. Dan untuk tingkat efisiensi waktu penyelesaian perizinan semakin lebih baik dan relatif lebih cepat.

Kini dengan dibentuknya Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT), berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah No.6 Tahun 2008) serta Peraturan Walikota Tangerang No. 42 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, diharapkan dapat menciptakan iklim berinvestasi yang semakin kondusif di Kota Tangerang yangberujung pada meningkatnya investasi.

Konsep Dasar Pelayanan Publik

1. Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (wikisource.2016).[18] 


2. Penyelenggara Pelayanan Publik

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.
  2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik. Yang dapat dibedakan lagi menjadi :

1. Yang bersifat primer dan, adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.

2. Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.


3. Karakteristik Pelayanan Publik

Ada lima karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, yaitu:

  1. Adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna.
  2. Posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka akan semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.
  3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada, dan hubungannya dengan pengguna/klien.
  4. Locus kontrol. Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi, apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.
  5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.

Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

1. Definisi Unified Modeling Language (UML)

Menurut Rosa A.S dan M.Shalahudin dalam (Toni.2014)[4] UML adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan didunia industri untuk mendefinisikan requirment, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemograman berorientasi objek.


2. Tujuan Unified Modeling Languange (UML)

Menurut Yasin dalam (Toni.2014),[4] tujuan Unified Modeling Language (UML) diantaranya adalah :

  1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan yangdapat saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
  2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemograman dan proses rekayasa.
  3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.


3. Tipe-tipe Diagram Unified Modeling Languange (UML)

Menurut Yasin dalam (Toni.2014),[4] Unified Modeling Language (UML) terdiri dari banyak diagram, yaitu :

  1. Use Case Diagram
    Use Case Diagram adalah gambar dari beberapa atau seluruh aktor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem.
    1. Actor
    Actor mewakili siapa pun atau apa saja yang harus berinteraksi dengan sistem. Actor bisa didefinisikan sebagai berikut :
    1. Actor hanya memberikan informasi kepada sistem.
    2. Actor hanya menerima informasi dari sistem.
    3. Actor memberikan dan menerima informasi ke dan dari sistem.

    2. Use Case Model
    Use case model adalah dialog antara actor dengan sistem yang akan menggambarkan fungsi yang diberikan oleh sistem. Use Case Relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara actor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara actor dan use case disebut dengan communicate association.
    3. Association / Directed Association
    Asosiasi yaitu hubungan statis antar elemen. Umumnya menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain, atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda panah menunjukkan arah query antar elemen.
    4. Generalization / Pewarisan
    Pewarisan merupakan hubungan hierarkis antar elemen. Elemen dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

    Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram

  2. Activity Diagram
    Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja dari sistem. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :
    1. Activity
    Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dari aliran pekerjaan.
  3. 2. Transition
    Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran control dari activity ke activity.
    3. Decision
    Notasi yang menandakan kontrol cabang aliran berdasarkan decision point.
    4. Sychromization Bar
    Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).

    Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram

  4. Sequence Diagram
    Menurut Nasir Dkk dalam jurnalnya[19]  Sequence Diagram merupakan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirm antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram. Dalam sequence diagram terdapat 2 model, yaitu :
    1. Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem.
  5. 2. Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek.

    Sumber: (Suciati.2014)

    Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram

  6. Class Diagram
    Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan satu, antara lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari objek sistem dan hubungannya dengan objek yang lain. Objek adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstarisiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan orientasi objek. Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi).
  7. Aplikasi Untuk Membuat UML
    Visual Paradigm
    Menurut Narayanan.2016 dalam jurnalnya [20] Visual Paradigm adalah salah satu tools yang untuk membantu kita dalam membuat rancangan UML. Selain memiliki fungsi utamanya adalah menggambar diagram proses, visual paradigm juga menyediakan feature lainnya. Visual paradigm ini juga bukan sekedar tools melainkan satu set lengkap untuk perancangan suatu sistem, mulai dari Requirement Development, UML diagram, dll.

Konsep Dasar Aplikasi Web

1. Definisi Web

Menurut Hidayat dalam (Suciati.2014),[2] “Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.”

Menurut Kustiyahningsih dalam (Suciati.2014),[2] “Web adalah layanan yang didapat oleh pemakai komputer yang terhubung ke internet”.

Browser adalah perangkat lunak untuk mengakses halaman web seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Safari, dan lain-lain.

Dapat disimpulkan Website adalah sebuah tempat di Internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi klien sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.


2. Jenis-Jenis Web

Menurut Hidayat dalam (Suciati.2014),[2] Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, website juga mengalami perkembangan yang sangat berarti. Dalam pengelompokan jenis web, lebih diarahkan bedasarkan kepada fungsi, sifat atau style dan bahasa pemrograman yang digunakan. Adapun jenis-jenis web:

Jenis-jenis web bedasarkan sifat atau style:

  1. Website Dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan konten atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemrograman yang digunakan antara lain PHP, ASP, .NET dan memanfaatkan database MySQL atau MS SQL.
  2. Website Statis, merupakan website yang kontennya sangat jarang berubah. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database.

Berdasarkan pada fungsinya, website terbagi atas:

  1. Personal website, website website yang berisi informasi pribadi.
  2. Commercial website, website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang bersifat bisnis.
  3. Government website, website yang dimiliki oleh instansi pemerintah, pendidikan, yang bertujuan memberikan pelayanan kepada pengguna.
  4. Non-profit Organization website, dimiliki oleh organisasi yang bersifat non-profit atau tidak bersifat bisnis.

Dari segi bahasa pemrograman yang digunakan, website terbagi atas:

  1. Server Side, merupakan website dengan menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server. Seperti PHP, ASP, .NET dan lain sebagainya. Jika tidak ada server, website yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman di atas tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
  2. Client Side, adalah website yang tidak membutuhkan server dalammenjalankannya, cukup diakses melalui browser saja. Misalnya, HTML.


3. Jenis-Jenis Aplikasi Web

1. Code Igniter

CodeIgniter dalam (Ananda Riyandwyana Dkk. 2012)[21] adalah sebuah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian yang menjadi kontrol aplikasi. Terdapat 3 jenis komponen yang membangun suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi yaitu:

1. View, merupakan bagian yang menangani presentation logic. Pada suatu aplikasi web bagian ini biasanya berupa file template HTML, yang diatur oleh controller. View berfungsi untuk menerima dan merepresentasikan data kepada user. Bagian ini tidak memiliki akses langsung terhadap bagian model.

2. Model, biasanya berhubungan langsung dengan database untuk memanipulasi data (insert, update, delete, search), menangani validasi dari bagian controller, namun tidak dapat berhubungan langsung dengan bagian view.

3. Controller, merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian model dan bagian view, controller berfungsi untuk menerima request dan data dari user kemudian menentukan apa yang akan diproses oleh aplikasi.

2. Yii Framework

Yii Framework dalam (M. Agus Arianto Dkk. 2016)[22] adalah sebuah framework yang digunakan untuk membuat sebuah aplikasi berbasis web yang disusun dengan menggunakan bahasa PHP. Yii merupakan sebuah web framework programming umum yang dapat digunakan untuk membangun berbagai macam aplikasi web menggunakan PHP. Sebab Yii sendiri merupakan component-based architecture dan dengan dukungan caching yang canggih dan sangat cocok untuk membangun aplikasi berskala besar seperti portal, forum, Content Management System (CMS), ecommerce, RESTful web service dan banyak lagi.

Yii memiliki dua versi utama yang tersedia yaitu: Yii 1.1 dan Yii 2.0. versi 1.1 adalah generasi lama dan sekarang ini dalam kondisi maintenance. Versi 2.0 adalah Yii yang telah disempurnakan yang mengadopsi teknologi terakhir dan protokol, termasuk composer, PSR, namespaces, traits dan lain-lain. Versi 2.0 merepresentasikan generasi framework masa kini dan akan mendapatkan fokus pengembangan lebih lanjut untuk beberapa tahun kedepan. Berikut adalah gambar yang menunjukan lifecycle dari aplikasi Framework Yii 2.0. (Yii Framework).

Konsep Dasar Prototype

1. Definisi Prototype

Menurut O’Brien dalam (Toni.2015),[4] Prototype adalah suatu sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila telah disusun dalam bentuk yang lengkap, dimana prosesnya disebut dengan prototyping. Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format atau mencakup pendekatan prototype. Pembuatan prototype adalah pengembangan cepat dan pengujian terhadap model kerja dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli sistem informasi dan praktisi bisnis. Prototyping berada pada tahap design dari langkah langkah dalam siklus pengembangan suatu sistem informasi digunakan untuk membantu pengembang sistem informasi dalam membentuk model dari perangkat lunak yang akan dibuat, dengan membuat model dapat diketahui kebutuhan pengguna yang mungkin saja sulit untuk ditentukan. Sebelum pengguna menentukan bahwa kebutuhannya telah dapat ditangkap secara lengkap oleh pembuat sistem informasi maka biasanya dibuat beberapa kali perubahan model yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Model prototype yang dibuat tersebut dapat berupa :

  1. Bentuk prototype di atas kertas dengan skema yang menggambarkan interaksi antara pengguna yang mungkin terjadi.
  2. Working prototype, model implementasi dari sebagian fungsi yang nanti akan digunakan dari yang ditawarkan perangkat lunak.
  3. Model yang menggunakan program jadi yang melakukan sebagian atau seluruh fungsi yang akan dilakukan, tapi masihada fitur yang masih dikembangkan.


2. Tahap-Tahap Prototype

Menurut O’Brien dalam (Toni.2015),[4] Prototype memiliki tahapan tahapan sebagai berikut:

  1. Identifikasi kebutuhan end user
    Pada tahap ini para pemakai akhir mengidentifikasi kebutuhan bisnis mereka dan menilai kelayakan beberapa alternatif solusi sistem informasi. Pengguna sistem informasi dan vendor mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat beserta alternatif solusi sistem.
  2. Membangun prototype business system
    Pada tahap ini para pemakai akhir atau pakar sistem informasi menggunakan alat pengembangan aplikasi untuk secara interaktif mendesain dan menguji prototype berbagai komponen sistem informasi yang memenuhi kebutuhan para pemakai akhir. Membangun prototyping aplikasi pengembangan dengan membuat model sebagai uji coba yang mewakili kebutuhan pengguna secara garis besar.
  3. Revisi prototype kedalam bentuk yang mendekati kebutuhan end user
    Model sistem bisnis diuji coba, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima oleh pengguna dan dirasakan oleh pengguna telah sesuai dengan kebutuhan.
  4. Menggunakan dan memelihara business system yang telah diterima
    Dalam tahap ini sistem bisnis yang telah disepakati antara pengguna dan vendor dapat dimodifikasi dengan mudahkarena sebagian besar dokumentasi dari sistem telah tersimpan.

Model prototype dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengembang dan user bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari software, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan perencanaan secara cepat. Sehingga prototyping dikenal dengan Rapid Application Development (RAD).

Skema tahapan pengembangan sistem informasi dengan pendekatan prototyping menurut O’Brien :

Sumber: Toni (2015)

Gambar 2.9 Skema prototyping


3. Tujuan Prototype

Menurut O’Brien dalam (Toni.2015),[4] Prototype memiliki tujuan sebagai berikut :

  1. Mengurangi waktu sebelum melihat software yang konkret.
  2. Menyediakan feedback cepat dari user ke pengembang.
  3. Membantu menggambarkan kebutuhan user dengan menekan kesalahan sesedikit mungkin.
  4. Meningkatkan kesepahaman antara user dengan pengembang terhadap sasaran yang akan dicapai.


4. Aplikasi Membuat Prototype

Untuk pembuatan sebuah prototype di perlukan aplikasi atau software untuk pembuatannya, aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Balsamic Mockups
    Balsamiq Mockups adalah sebuah aplikasi wireframing yang praktis membantu pekerjaan lebih cepat dan smarter, aplikasi ini mereproduksi pengalaman sketsa yang akan di buat melalui papan tulis, tetapi menggunakan komputer dan tidak menggunakan papan tulis lagi. Dengan aplikasi ini pekerjaan akan lebih efisien dan praktis.

  2. Yed Graph Editor
    Yed graphic editor adalah aplikasi pengganti dari software berbayar Microsoft Visio, software ini mempunya fitur yang lengkap sama seperti microsoft visio, dan dapat dengan mudah di gunakan oleh berbagai kalangan yang ingin merancang sebuah desain flowchart ataupun UML.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Hasibuan dalam (suciati.2014),[2] Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan masalah. Literatur review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain dapat juga dimasukkan sebagai pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya, dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu literatur review yang baik haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir), dan memadai.

Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlumelakukan penelitian yang sama.

Metode Literature Review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Literature Review

Dalam upaya perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan, serta mengetahui orang lain yang spesialisasi dan area penelitian yang sama dibidang ini. Beberapa literature review tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Skripsi yang di buat oleh Zulfi Ahaditya Arif Nugraheni dari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta,[23] peneliti menjelaskan konsep Indeks Kepuasan Masyarakat dengan hasil data dalam bentuk angka. Penelitian dilakukan di Kantor Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang, dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk pelayanan Kantor Kecamatan Mungkid adalah 2,87 dengan angka konversi sebesar 71,83. Maka kinerja pelayanan public berada dalam kategori mutu pelayanan yang baik.
  2. Skripsi yang dibuat oleh Dewi Puspita Sari Darman dari Universitas Hasanuddin Makassar dengan Judul: Inovasi Pelayanan Perizinan Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Kota Makassar,[24] di dalam skripsi tersebut Dewi menjelaskan Kajian tentang model inovasi pelayanan perizinan dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di lingkungan pemerintah Kota Makassar ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan di Unit Pelayanan Perizinan, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi pelayanan, model inovasi pelayanan prerizinan yang akuntabel, transparan, efektif dan efisien untuk meningkatkan PAD di Dinas Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Pemerintah Kota Makassar.
  3. Skripsi yang dibuat oleh Andrilia Nilam Sari dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan Judul: Pelaksanaan Pelayanan Prima Di Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta,[25] di dalam skripsi tersebut Andrilia menjelaskan eskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian terdiri atas 100 responden yang akan dipilih secara tidak disengaja dengan penentuan batas waktu minimal lima hari. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan jenis accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) angket; 2) wawancara; 3) dokumentasi. Uji validitas butir dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari Person. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Croanbach. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif berbentuk persentase.
  4. Skripsi yang dibuat oleh Uchik Triswandari dari Universitas Hasanuddin Makasar dengan judul: Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Timur.[26] Di dalam skripsi tersebut uchik menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Timur dengan menggunakan skala likert dan metode penentuan sampel sebanyak 100 sampel. Dan juga metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda (multi linear regression).
  5. Skripsi yang dibuat oleh Partua Pramana Hamonangan Sinaga dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, peneliti menjelaskan metode accidental sampling dengan populasi seluruh konsumen warnet Chamber Semarang. [27] Metode analisis yang digunakan pada penelitian tersebut adalah analisis kualitatif yang merupakan interpretasi dari data-data yang diperoleh dalam penelitian serta hasil pengolahan data yang sudah dilaksanakan dengan memberi keterangan dan penjelasan.

Dari literature review diatas di dapat tinjauan penelitian penelitian berikut:

Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian

Dari ke lima (literature review) diatas, maka peneliti adopsi perancangan sistem dengan judul “Pengembangan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Pada Dpmptsp Kota Tangerang” sehingga perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

  1. Mengembangkan sistem terdahulu agar pelayanan publik dapat terlaksana lebih baik lagi dengan menggunakan konsep protoype sistem sehingga bisa lebih memudahkan masyarakat yang ingin mengajukan ke perizinan.

  2. Mengembangkan sistem sebelumnya agar proses pelayanan berbasis online menfaatnya benar-benar terasa bagi masyarakat yang ingin melakukan perizinan.

  3. Mengembangkan sistem pelayanan yang prima agar proses pelayanannya lebih cepat dan efisien dari sistem pelayanan sebelumnya

  4. Mengembangkan sistem sebelumnya agar proses pelayanan dapat diketuhui jika dari awalnya sudah tahu bahwa pelayanan perizinannya tidak akan membuat masyarakat menjadi puas sehingga bisa mendorong untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

  5. Mengembangkan sistem terdahulu agar bisa menganalisa lebih akurat dan tepat sehingga bisa menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa membuat masyarakat menjadi kurang puas terhadap pelayanan.

BAB III
ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum DPMPTSP Kota Tangerang

Dalam upaya meningkatkan pelayanan perijinan, Maka pemerintah Kota Tangerang menerapkan pelayanan perijinan terpadu. Artinya Pemerintah Kota dapat memberikan pelayanan perijinan usaha secara cepat dalam satu tempat terpadu. Dengan pelayanan yang terpadu dan cepat, diharapkan segala proses Perizinan dapat dilaksanakan secara cepat waktu sesuai dengan yang diharapkan.

Sejarah Singkat DPMPTSP

DPMPTSP adalah singkatan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Nomenklatur DPMPTSP secara resmi ditetapkan oleh Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 yang dikeluarkan sebulan sebelum Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono turun dari kursi kepresidenan. Istilah pelayanan terpadu satu pintu atau one stop service sebenarnya sudah lama terdengar, sementara Dinas Penanaman Modal sudah terbentuk di tingkat pusat sejak tahun 1973 dan di daerah-daerah setelahnya. Perpres No. 97 Tahun 2014 pasal 11 ayat 3 berbunyi: Penyelenggaraan PTSP oleh pemerintah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten/Kota (DPMPTSP) Kabupaten/Kota. Inilah yang menjadi deklarasi lahirnya lembaga bernama DPMPTSP. Dalam Perpres yang sama, dijelaskan pula bahwa ruang lingkup PTSP meliputi seluruh pelayanan Perizinan dan Nonperizinan yang menjadi kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah (pasal 4).

Perjalanan panjang DPMPTSP dimulai sejak keluarnya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, dimana penekanannya antaralain penguatan kelembagaan investasi dan realisasi sistem pelayanan terpadu untuk penanaman modal dengan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah yang jelas. Keseriusan pemerintah dalam memperbaiki iklim dan daya tarik investasi terlihat setelah disahkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang sekaligus menjadi tindak lanjut Inpres Nomor 3 Tahun 2006. Pengaturan tentang tata organisasi perangkat daerah kemudian disusun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa bidang penanaman modal diwadahi di dalam lembaga teknis daerah yaitu Dinas atau kantor sesuai besaran organisasi perangkat daerah (pasal 22 ayat 5). Lalu pelayanan terpadu satu pintu sendiri diurus oleh lembaga mana? Pada lampiran PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota, pada huruf P yang berisi daftar pembagian urusan pemerintahan bidang penanaman modal, disebutkan bahwa pelayanan terpadu satu pintu dilaksanakan di dalam sub sub bidang Pelayanan Penanaman Modal

Sesungguhnya Perpres No. 97 Tahun 2014 bukanlah peraturan presiden pertama tentang PTSP. Lima tahun sebelumnya, Presiden yang sama--Soesilo Bambang Yudhoyono--telah menandatangani Perpres No. 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal yang ironisnya tidak dipatuhi semua daerah. Hanya saja di dalam Perpres tersebut, nama lembaga penyelenggara PTSP untuk pemerintah daerah tidak ditentukan secara spesifik, namun disebutkan sebagai Perangkat Daerah Provinsi bidang Penanaman Modal (PDPPM) atau Perangkat Daerah Kabupaten/Kota bidang Penanaman Modal (PDKPM). (Pemkomedan. 2016)[28]

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan DPMPTSP Kota Tangerang

1. Visi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Dalam upaya mendukung perwujudan Visi dan Misi Pemerintah Kota Tangerang, maka Visi Dinas Pelayanan Perijinan Terpadu untuk periode 2014-2018 adalah ”Memberikan Pelayanan Perizinan Terbaik”

Dengan dibentuknya Dinas Pelayanan Perijinan Terpadu ini, semua bentuk pelayanan perijinan di Kota Tangerang sekarang berada di bawah pengelolaan satu badan sehingga dengan demikian diharapkan dapat memberikan pelayanan perijinan yang terbaik bagi masyarakat, yaitu cepat, akurat, dan transparan.


2. Misi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Visi tersebut diwujudkan melalui Misi berikut ini:

  1. Mewujudkan Sistem Pelayanan Perijinan yang Efektif, Efisien, dan Transparan.

    DPMPTSP akan mengembangkan sistem dan prosedur perijinan yang jelas dan transparan serta disosialisasikan ke seluruh masyarakat. Kinerja aparatur DPMPTSP juga akan ditingkatkan lebih profesional dalam memberikan pelayanan, didukung oleh Tim Teknis yang handal. Hal ini juga didukung oleh sistem informasi pelayanan perijinan yang mudah diakses pemohon. Kesemua hal tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk tercapainya pelayanan perijinan yang cepat, akurat, dan transparan.

  2. Memberikan Kemudahan dalam Pelayanan Perijinan

    Memberikan kemudahan di sini diartikan sebagai menyediakan tempat pengurusan perijinan satu atap satu pintu yang nyaman dan memadai. Dengan dipadukannya tempat pelayanan perijinan dalam satu gedung, diharapkan dapat mempermudah masyarakat dan perusahaan yang perlu melakukan pengurusan perijinan, terutama bagi yang perlu mengurus perijinan lebih dari satu. Dengan dikumpulkannya semua perijinan dalam satu badan, diharapkan dapat terselenggara pelayanan perijinan yang terpadu.


3. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Implementasi Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) tersebut dilakukan melalui tujuan, sasaran, dan kebijakan sebagai berikut:

Misi 1   : Mewujudkan Sistem Pelayanan Perijinan yang Efektif, Efisien, dan Transparan

Tujuan  : Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan

Sasaran  : 1. Terselenggaranya pelayanan perijinan yang cepat, akurat, dan transparan

  2. Meningkatnya kinerja aparatur BPPT

Strategi  : 1. Pengembangan sistem pelayanan perijinan yang terpadu

  2. Pengembangan SDM aparatur dinas yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

Kebijakan : 1. Mengembangkan mekanisme dan prosedur pelayanan perijinan yang jelas, ringkas dan terpadu

  2. Mengembangkan SDM yang profesional, ramah, dan jujur didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Misi 2   : Memberikan Kemudahan dalam Pelayanan Perijinan

Tujuan  : Mewujudkan pelayanan perijinan yang terpadu dan nyaman

Sasaran  : Tersedianya tempat pelayanan perijinan terpadu satu atap satu pintu yang nyaman dan memadai

Strategi  : Pengembangan tempat pelayanan perijinan yang terpadu

Kebijakan : Mengembangkan pelayanan perijinan terpadu

Untuk implementasinya, misi tersebut dijabarkan ke dalam tujuan, sasaran, kebijakan, dan strategi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Misi 1 Mewujudkan Sistem Pelayanan Perijinan yang Efektif, Efisien, dan Transparan

Tabel 3.2 Misi 2 Memberikan Kemudahan dalam Pelayanan Perijinan

Dengan telah berjalannya Dinas Pelayanan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu (DPMPTSP) selama pembentukannya pada tahun 2014, diharapkan DPMPTSP sudah dapat bekerja dengan optimal sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan DPMPTSP. Peningkatan kinerja tersebut juga didukung oleh hal-hal berikut ini:

  1. Penambahan pegawai yang dilakukan pada tahun 2014 s/d tahun 2016 sehingga menambah jumlah pegawai DPMPTSP dari 39 orang menjadi 61 orang.
  2. Sistem Prosedur yang disusun tahun 2014 sudah dapat berjalan efektif. Dan pada tahun 2015 DPMPTSP telah membuat SOP dalam rangka memberikan pelayanan perizinan yang lebih baik kepada masyarakat.

Terkait dengan hal tersebut maka prioritas program pembangunan DPMPTSP meliputi:

  1. Melakukan pelatihan bagi aparatur DPMPTSP untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalismenya. Hal ini juga dapat dilakukan melalui studi banding ke kota kota yang telah menjadi best practice pelayanan perijinan terpadu.
  2. Pada tahun 2011 telah tersedia sistem informasi pelayanan perijinan, bekerja sama dengan Infokom, yang akan terus dikembangkan agar semakin canggih guna mendukung pelayanan BPPT hingga DPMPTSP yang sekarang.
  3. Pada tahun ini juga pelayanan perijinan di tiap bidang (pembangunan, ekonomi, pemerintahan, dan kesejahteraan masyarakat) juga terus ditingkatkan.

Struktur Organisasi DPMPTSP Kota Tangerang

Sebuah Instansi pemerintah harus mempunyai suatu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkordinasian dan penyatuan kerja, untuk menunjukkan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Berikut Struktur Organisai DPMPTSP Kota Tangerang:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi DPMPTSP Kota Tangerang 2017

Susunan Organisasi

Susunan organisasi Dinas adalah :

  1. Kepala Dinas;
  2. Sekretariat, membawahkan :
    1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
    2. Sub Bagian Keuangan;
    3. Sub Bagian Perencanaan.
  3. Bidang Pelayanan Penanaman Modal, membawahkan :
    1. Sub Bidang Pelayanan Perizinan Penanaman Modal;
    2. Sub Bidang Fasilitasi, Pengawasan dan Pengendalian Penanaman Modal
  4. Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahkan :
    1. Sub Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan;
    2. Sub Bidang Pelayanan Perizinan Kesejahteraan Rakyat.
  5. Bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan, membawahkan:
    1. Sub Bidang Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan;
    2. Sub Bidang Pelayanan Administrasi Bangunan.
  6. Bidang Pengelolaan Data dan Advokasi, membawahkan:
    1. Sub Bidang Pengelolaan Data dan Sistem Informasi;
    2. Sub Bidang Penanganan Pengaduan dan Advokasi.
  7. UPT;
  8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas dan Tanggung Jawab

Seperti halnya dengan sebuah perusahaan, DPMPTSP Kota Tangerang terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas serta tanggung jawab dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah tugas serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada DPMPTSP, yaitu sebagai berikut:

1. Dadan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

  1. Badan dinas mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan visi, misi dan program Walikota sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
  2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, Badan dinas mempunyai fungsi :
    1. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
    2. pemberian dukungan dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
    3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
    4. pelaksanaan ketatausahaan Badan dinas;
    5. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.
  3. Badan dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

2. Skretariat

  1. Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan.
  2. Untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:
    1. penatausahaan urusan umum
    2. penatausahaan urusan keuangan
    3. penatausahaan urusan kepegawaian; dan
    4. pengoordinasian dalam penyusunan perencanaan Badan.
    5. pengoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-Bidang dan UPT di lingkungan Badan.
  3. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

3. Bidang Pelayanan Penanaman Modal

  1. Bidang Pelayanan Penanaman Modal mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Badan dalam lingkup pelayanan di bidang penanaman modal.
  2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud, Bidang Pelayanan Penanaman Modal mempunyai fungsi:
    1. koordinasi pelayanan perizinan penanaman modal
    2. koordinasi pemberian fasilitasi dalam kegiatan penanaman modal
    3. penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang penanaman modal dan
    4. penyelenggaraan fasilitasi, pengawasan dan pengendalian penanaman modal.
  3. Bidang Pelayanan Penanaman Modal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

4. Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

  1. Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Badan dalam lingkup pelayanan perizinan di bidang pemerintahan dan kesejahteraan rakyat.
  2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi:
    1. penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang pemerintahan
    2. penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang kesejahteraan rakyat
    3. koordinasi pelayanan perizinan pemerintahan dan
    4. koordinasi pelayanan perizinan kesejahteraan rakyat.
  3. Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

5. Bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan

  1. Bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Badan dalam lingkup pelayanan perizinan di bidang pembangunan.
  2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, Bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan mempunyai fungsi:
    1. penyelenggaraan pelayanan Izin Mendirikan Bangunan
    2. penyelenggaraan pelayanan perizinan di bidang Administrasi Bangunan
    3. koordinasi pelayanan Izin Mendirikan Bangunan dan
    4. koordinasi pelayanan perizinan di bidang Administrasi Bangunan.
  3. Bidang Pelayanan Perizinan Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

6. Bidang Pengelolaan Data dan Advokasi

  1. Bidang Pengelolaan Data dan Advokasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi Badan dalam lingkup pengelolaan data dan sistem informasi serta penanganan pengaduan dan advokasi.
  2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, Bidang Pengelolaan Data dan Advokasi mempunyai fungsi:
    1. penyelenggaraan pengelolaan data dan sistem informasi
    2. penyelenggaraan penanganan pengaduan dan advokasi
    3. koordinasi pengelolaan data dan sistem informasi; dan
    4. koordinasi penanganan pengaduan dan advokasi.
  3. Bidang Pengelolaan Data dan Advokasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Saat ini sistem perizinan yang berjalan pada DPMPTSP Kota Tangerang masih bersifat Eksisting, sehingga pemohon yang ingin melakukan izin harus secara langsung dilakukan di area counter DPMPTSP Kota Tangerang. Begitupun untuk perizinan online, jika ingin melakukan perizinan online harus datang pula ke DPMPTSP Kota Tangerang karena sistem tersebut masih bersifat Eksisting.

Rancangan Sistem Yang Berjalan

Untuk merancang sebuah sistem yang berjalan, penelitian ini menggunakan aplikasi Visual Paradigm for UML Enterprise Edition untuk menggambarkan use case diagram, sequence diagram, dan activity diagram.

  1. Use Case Diagram Sistem Perizinan Yang Berjalan

    Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Perizinan Yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.4 Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat:

    Pada sistem yang berjalan ini berisi prosedur-prosedur membuat gambar sistem untuk mengajukan perizinan, gambar yang di buat meliputi pemohon, security, pengambilan form, pengambilan nomor antrian, melihat panggilan melalui monitor, counter informasi, petugas counter informasi, counter penerimaan berkas atau persyaratan izin. Dan petugas counter penerimaan berkas, inti dari sistem perizinan ini pemohon mengumpulkan atau menyerahkan berkas persyaratan pada petugas counter maka ini sudah mencangkup sistem pelayanan yang ada pada DPMPTSP Kota Tangerang hingga proses perizinannya jadi.

  2. Sequence Diagram Pengambilan Form

    Gambar 3.3 Sequence Diagram Pengambilan Form

    Berdasarkan gambar 3.5 Sequence Diagram Pengambilan Form terdapat:

    Membuat gambar pengambilan form sebelum mengajukan perizinan, diantaranya ada gambar Pemohon, Aplikasi Sistem, Home, Formulir, dan juga Printer.

    Pemohon yang ingin mengambil form, pertama mengisi formulir dan membuka persyaratan di komputer sistem dan mengakses aplikasi perizinan, jika sudah mendaftar form akan otomatis terbuat dan terlampir, ada berbagai jenis form dan persyaratan, pemohon memilih jenis form dan persyaratan yang sudah di sediakan, jika sudah memilih form pemohon akan mencetak form melalui komputer sesuai yang sudah diatur oleh sistem, kemudian mencetaknya dengan printer, pemohon mencek kembali formnya lalu pemohon mengambil formnya melalui printer tersebut.

  3. Sequence Diagram Pengambilan Nomor Antrian

    Gambar 3.4 Sequence Diagram Pengambilan Nomor Antrian

    Berdasarkan gambar 3.6 Sequence Diagram Pengambilan Nomor Antrian terdapat:

    Membuat gambar Pengambilan Nomor Antrian diantaranya ada gambar pemohon, Mesin antrian, Aplikasi sistem, Data pemohon, Nomor antrian, dan juga mesin cetak untuk mencetak nomornya.

    Pada tahapan ini pemohon menuju ke mesin antrian dan membuka aplikasi sistem untuk mencari nama pemohon sendiri, setelah ketemu sistem akan memperlihatkan nomor antrian ke mesin antrian dan akan memperlihatkan ke pemohon, setelah pemohon sudah melihat nomor antrian maka akan di cetak oleh mesin cetak yang menyatu dengan mesin antrian, setelah itu pemohon sudah memperoleh nomor antriannya.

  4. Sequence Diagram Counter Informasi

    Gambar 3.5 Sequence Diagram Counter Informasi

    Berdasarkan gambar 3.7 Sequence Diagram Counter Informasi terdapat:

    Membuat gambar counter informasi diantaranya ada gambar pemohon, sistem perizinan, monitor, dan petugas counter yang akan memanggil pemohon lewat monitor .

    Pada tahapan ini petugas memanggil pemohon dengan sistem dan memunculkan nama pemohon ke monitor untuk melakukan konsultasi ke kepada petugas counter untuk memberikan segala informasi dan peraturan yang ada pada DPMPTSP Kota Tangerang, petugas memberi arahan kepada pemohon sesuai jenis izin yang ingin di izinkan oleh pemohon, pemohon juga bisa mengadu permasalahan ke petugas counter jika terjadi suatu kendala dengan perizinannya.

  5. Sequence Diagram Counter Penerimaan Berkas

    Gambar 3.6 Sequence Diagram Counter Penerimaan Berkas

    Berdasarkan gambar 3.8 Sequence Diagram Counter Penerimaan Berkas terdapat:

    Membuat gambar counter Penerimaan Berkas yang diantaranya ada pemohon, Sistem perizinan, Petugas counter, Database pemohon dan Berkas yang akan diserahkan.

    Pada tahapan kali ini pemohon menuju ke counter penerimaan berkas, pemohon memberikan nomor register kepada petugas untuk di cari datanya oleh petugas counter, lalu pemohon memberikan berkas-berkas persyaratan izinnya dan petugas menerima berkas-berkasnya untuk di proses lebih lanjut sampai selesai. Setelah itu pemohon akan menerima nomor register berkas dari petugas counter, Pada proses sistem ini membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan hingga selesai, sampai akhirnya pemohon tau bahwa surat izinnya sudah selesai.

  6. Activity Diagram Pengambilan Form

    Gambar 3.7 Activity Diagram Pengambilan Form

    Berdasarkan gambar 3.9 Activity Diagram Pengambilan Form pemohon melakukan:

    Aktivitas Pengambilan Form ini berisi prosedur-prosedur gambar diantaranya mulai dari aktivitas Pemohon masuk ruangan DPMPTSP Kota Tangerang, lalu Pemohon mengakses aplikasi perizinan.

    Setelah itu Pemohon ke halaman utama aplikasi untuk melakukan akses formulir, memilih menu pendaftaran, mengisi data diri berupa nama lengkap, alamat, dan jenis izin yang ingin diizinkan.

    Setelah mengisi data diri lalu pemohon mencetak/print formulirnya kemudian pemohon mengambil formulir pendaftarannya.

    Setelah itu pemohon menuju ke counter penerimaan berkas, memberi nomor register kepada petugas beserta berkas-berkas persyaratan. Setelah itu pemohon di akan diberi tahu kapan SK (Surat Keputusan) jadi dan dapat diambil, lalu pemohon boleh keluar dan pulang.

  7. Activity Diagram Pengambilan Nomor Antrian

    Gambar 3.8 Activity Diagram Pengambilan Nomor Antrian

    Berdasarkan gambar 3.10 Activity Diagram Pengambilan Nomor Antrian pemohon melakukan:

    Pada Aktivitas Pengambilan Nomor Antrian ini berisi prosedur-prosedur diantaranya pemohon melakukan akses mesin nomor antrian, masukan nama pemohon, jika gagal coba masukan nama lagi, setelah ketemu melihat nomor antrian lalu pemohon mencetaknya dan mengambil nomor antrian.

  8. Activity Diagram Counter Informasi

    Gambar 3.9 Activity Diagram Counter Informasi

    Berdasarkan gambar 3.11 Activity Diagram Counter Informasi pemohon dan petugas counter melakukan:

    Pada Aktivitas Counter Informasi pemohon melihat nomor antrian di monitor, menuju ke petugas counter informasi untuk konsultasi, konsultasi biasanya pemohon dan petugas counter membahas soal persyaratan izin dan kelengkapan berkas yang harus di kumpulkan, Setelah konsultasi pemohon boleh pulang untuk memenuhi semua persyaratan izin dan datang kembali untuk menyerahkan berkas lengkap.

  9. Activity Diagram Counter Penerimaan Berkas

    Gambar 3.10 Activity Diagram Counter Penerimaan Berkas

    Berdasarkan gambar 3.12 Activity Diagram Counter Penerimaan pemohon dan petugas counter melakukan:

    Pada Aktivitas Counter Penerimaan Berkas pemohon menuju ke counter penerimaan berkas dan menuju ke petugas counter, petugas counter menanyakan pemohon berupa data-data pemohon, pemohon menjawab pertanyaan dan mengumpulkan berkas lengkap persyaratan, petugas akan memberikan SKRD/surat keputusan ke pemohon untuk proses lebih lanjut, dan pemohon menerima SKRD dan Surat keputusan.

Permasalahan Yang Di Hadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Permasalahan yang dihadapi

Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan masalah yang dihadapi oleh DPMPTSP Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. DPMPTSP Kota Tangerang sudah memiliki sistem untuk pelayanan akan tetapi terkadang masih belum efektif dan cenderung lama dalam melayani masyarakat.
  2. DPMPTSP Kota Tangerang memiliki tata laksana pelayanan yang terstruktur tetapi masih saja ada kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja, baik kesalahan di buat oleh pemohon maupun oleh petugas.
  3. Sistem yang ada pada DPMPTSP Kota Tangerang saat ini tidak up to date dan cederung seperti itu saja sistem yang berjalannya
  4. DPMPTSP Kota Tangerang sudah memiliki sistem untuk perangkat mobile akan tetapi belom bisa diakses secara bebas dikalangan masyarakat.


2. Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam permasalahan yang dihadapi oleh DPMPTSP Kota Tangerang, peneliti, memiliki alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :

  1. Mengembangkan sistem pelayanan yang ada sehingga bisa lebih efektif dari yang sekarang
  2. Merubah sedikit tata laksana yang ada supaya bisa lebih cepat & efisien, sehingga bisa mencegah kesalahan-kesalahan yang ada.
  3. Mengembangkan dan merubah sistem yang berjalan sehingga ada pembaharuan dan penyegaran bagi kalangan masyarakat.
  4. Merampungkan sistem di perangkat mobile dan mengaktifkannya sehinggal calon pelanggan perizinan bisa mengakses pelayanan melalui perangkat mobile masing-masing.

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

Dalam pengembangan Prototype untuk penulisan Laporan Skripsi, terdapat konfigurasi sistem yang berjalan pada DPMPTSP Kota Tangerang sebagai berikut :

1. Spesifikasi Hardware

Processor : Intel Xeon E5-2420 / 1,9Ghz 6-core

RAM   : DDR3 2x4GB (8GB) 1333Mhz Dual Channel

VGA   : Matrox G200 (Integrated Graphic)

HDD  : 500Gb

Monitor  : 1366x768 22 Inch HD LED"

2. Spesifikasi Software

  1. Operating System : Microsoft Windows Server 2012
  2. Microsoft Office 2010
  3. Google Chrome 32bit

Elisitasi

Elisitasi Tahap I

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Functional

Analisa Kebutuhan

Stakeholder ingin sistem dapat:

1

Stakeholder & admin dapat dengan mudah mengolola sistem yang dibuat oleh perancang

2

Pengunjung atau pengguna dapat mencari informasi dalam mengakses sistem yang berada di perizinan online

3

Menampilkan menu Portal Perizinan

4

Terdapat menu pendaftaran

5

Verifikasi via email

6

Terdapat form log in admin

7

Terdapat form log in pemohon

8

Terdapat tombol logout

9

Menampilkan keterangan waktu, tanggal dan hari

10

Menampilkan input, edit, hapus data pemohon untuk admin

11

Menampilkan menu upload berkas persyaratan pemohon

12

Admin/stakeholder dapat melihat berkas persyaratan perizinan

13

Menampilkan batas akhir pengumpulan berkas

14

Menampilkan status perizinan pemohon perhari

15

Menampilkan status perizinan pemohon perminggu

16

Admin/stakeholder yang melakukan pengecekan berkas

17

Admin yang memproses berkas ke sub bidang pelayanan

18

Terdapat fasilitas untuk memberikan keterangan persyaratan kepada pemohon

19

Admin melakukan pengubahan password

20

Admin melakukan pengecekan

21

Admin melakukan pengecekan perkembangan status perizinan

22

Menampilkan nama DPMPTSP

23

Menampilkan logo DPMPTSP

24

Menampilkan status perizinan DPMPTSP

25

Menampilkan lokasi perizinan DPMPTSP

Non Functional

Stakeholder ingin sistem dapat:

1

Mempunyai Tampilan Menarik

2

Menampilkan sistem yang mudah dipahami oleh pemohon

Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Functional

Analisa Kebutuhan

Stakeholder ingin sistem dapat:

M

D

I

1

Stakeholder & admin dapat dengan mudah mengolola sistem yang dibuat oleh perancang

 

 

2

Pengunjung atau pengguna dapat mencari informasi dalam mengakses sistem yang berada di perizinan online

 

 

3

Menampilkan menu Portal Perizinan

 

 

4

Terdapat menu pendaftaran

 

 

5

Verifikasi via email

 

 

6

Terdapat form log in admin

 

 

7

Terdapat form log in pemohon

 

 

8

Terdapat tombol logout

 

 

9

Menampilkan keterangan waktu, tanggal dan hari

 

 

10

Menampilkan input, edit, hapus data pemohon untuk admin

 

 

11

Menampilkan menu upload berkas persyaratan pemohon

 

 

12

Admin/stakeholder dapat melihat berkas persyaratan perizinan

 

 

13

Menampilkan batas akhir pengumpulan berkas

 

 

14

Menampilkan status perizinan pemohon perhari

 

 

15

Menampilkan status perizinan pemohon perminggu

 

 

16

Admin/stakeholder yang melakukan pengecekan berkas

 

 

17

Admin yang memproses berkas ke sub bidang pelayanan

 

 

18

Terdapat fasilitas untuk memberikan keterangan persyaratan kepada pemohon

 

 

19

Admin melakukan pengubahan password

 

 

20

Admin melakukan pengecekan

 

 

21

Admin melakukan pengecekan perkembangan status perizinan

 

 

22

Menampilkan nama DPMPTSP

 

 

23

Menampilkan logo DPMPTSP

 

 

24

Menampilkan status perizinan DPMPTSP

 

 

25

Menampilkan lokasi perizinan DPMPTSP

 

 

Analisa Kebutuhan

Stakeholder ingin sistem dapat:

M

D

I

1

Mempunyai Tampilan Menarik

 

 

2

Menampilkan sistem yang mudah dipahami oleh pemohon

 

 

Keterangan:

M (Mandatory): Dibutuhkan/penting

D (Desirable) : Diinginkan/tidak terlalu penting

I (Inessential) : Diluar sistem/dieliminasi

Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Feasibilty

T

O

E

Risk

L

M

H

L

M

H

L

M

H

Functional

Analisa Kebutuhan

Stakeholder ingin sistem dapat:

1

Stakeholder & admin dapat dengan mudah mengolola sistem yang dibuat oleh perancang

 

 

 

 

 

 

2

Pengunjung atau pengguna dapat mencari informasi dalam mengakses sistem yang berada di perizinan online

 

 

 

 

 

 

3

Menampilkan menu Portal Perizinan

 

 

 

 

 

 

4

Terdapat menu pendaftaran

 

 

 

 

 

 

5

Verifikasi via email

 

 

 

 

 

 

6

Terdapat form log in admin

 

 

 

 

 

 

7

Terdapat form log in pemohon

 

 

 

 

 

 

8

Terdapat tombol logout

 

 

 

 

 

 

9

Menampilkan keterangan waktu, tanggal dan hari

 

 

 

 

 

 

10

Menampilkan input, edit, hapus data pemohon untuk admin

 

 

 

 

 

 

11

Menampilkan menu upload berkas persyaratan pemohon

 

 

 

 

 

 

12

Admin/stakeholder dapat melihat berkas persyaratan perizinan

 

 

 

 

 

 

13

Menampilkan batas akhir pengumpulan berkas

 

 

 

 

 

 

14

Menampilkan status perizinan pemohon perhari

 

 

 

 

 

 

15

Menampilkan status perizinan pemohon perminggu

 

 

 

 

 

 

16

Admin/stakeholder yang melakukan pengecekan berkas

 

 

 

 

 

 

17

Admin yang memproses berkas ke sub bidang pelayanan

 

 

 

 

 

 

18

Terdapat fasilitas untuk memberikan keterangan persyaratan kepada pemohon

 

 

 

 

 

 

19

Admin melakukan pengubahan password

 

 

 

 

 

 

20

Admin melakukan pengubahan password

 

 

 

 

 

 

21

Admin melakukan pengecekan perkembangan status perizinan

 

 

 

 

 

 

22

Menampilkan nama DPMPTSP

 

 

 

 

 

 

23

Menampilkan logo DPMPTSP

 

 

 

 

 

 

24

Menampilkan status perizinan DPMPTSP

 

 

 

 

 

 

25

Menampilkan lokasi perizinan DPMPTSP

 

 

 

 

 

 

Non functional

Saya ingin sistem dapat:

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1

Mempunyai Tampilan Menarik

 

 

 

 

 

 

2

Menampilkan sistem yang mudah dipahami oleh pemohon

 

 

 

 

 

 

Keterangan:

T : Technical          L : Low

O : Operasional          M : Middle

E : Economic           H : High

Final Elisitasi

Tabel 3.6 Final Elisitasi

Functional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem dapat:

1

Dinas perizinan dapat dengan cepat memberikan informasi status perizinan secara efisien dan modern

2

Memudahkan pemohon dan admin dalam mengakses informasi yang berada di dinas perizinan

3

Website secara online yang mudah dipahami

4

Menampilkan halaman Portal

5

Menampilkan halaman Portal

6

Terdapat form log in admin

7

Terdapat form log in pemohon

8

Terdapat tombol logout

9

Menampilkan keterangan waktu, tanggal dan hari

10

Menampilkan input, edit, hapus data pemohon

11

Menampilkan menu upload berkas persyaratan pemohon

12

Dapat mengirim berkas persyaratan perizinan

13

Menampilkan batas akhir pengumpulan berkas

14

Menampilkan status perizinan pemohon perhari

15

Menampilkan status perizinan pemohon perminggu

16

Admin yang melakukan pengecekan berkas

17

Menampilkan form upload persyaratan izin

18

Terdapat fasilitas untuk memberikan keterangan persyaratan kepada pemohon

19

Admin melakukan pengubahan password

20

Admin melakukan pengecekan

21

Admin melakukan pengecekan perkembangan status perizinan

22

Menampilkan nama DPMPTSP

23

Menampilkan status perizinan DPMPTSP

BAB IV
RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada DPMPTSP Kota Tangerang, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem perizinan yang berjalan saat ini, yaitu merubah proses informasi tugas, dan tangung jawab, sistem status perizinan saat ini terutama di bidang pembangunan masih manual, oleh karena itu peneliti membuatnya menjadi terkomputerisasi berbasis web sehingga memudahkan pemohon dalam melakukan kegiatan untuk melakukan perizinan. Berdasarkan perubahan sistem perizinan yang terjadi dan setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program visual paradigm for UML Enterprice Edition 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram.

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Use Case Diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem yang dibangun.

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Penjelasan use case diagram sistem yang diusulkan:

1. Nama use case : Pendaftaran

Aktor    : Pengguna

Skenario    : Halaman pendaftaran pada sistem perizinan sebagai halaman public yang mewajibkan semua pengguna harus mendaftarkan diri terlebih dahulu

        untuk bisa mendapatkan hak akses.


2. Nama use case : Form Penfdaftaran

Aktor    : Pengguna

Skenario    : Pada form pendaftaran pengguna mengharuskan untuk mengisi data sesuai KTP atau pasport dengan lengkap dan email yang aktif, kemudian jika

        sudah mengisi data pengguna mengharuskan verifikasi melalui email untuk mengaktifkan akun.


3. Nama use case : Login

Aktor    : Pemohon Terverifikasi & Admin

Skenario    : Untuk pengguna yang sudah melakukan pendaftaran dan melakukan verifikasi via email akan mendapatkan hak akses untuk bisa melakukan

        permohonan izin, dan juga admin yang bertugas sebagai memanajemen izin pemohon mengharuskan login terlebih dahulu demi bisa mengakses

        sistem perizinan.


4. Nama use case : Buat Permohonan

Aktor    : Pemohon Terverifikasi

Skenario    : Pemohon yang sudah Terverifikasi dapat membuat permohonan izin, mulai dari izin IMB, IPPT, ataupun kedua-duanya.

        

5. Nama use case : Isi Formulir

Aktor    : Pemohon Terverifikasi

Skenario    : Pemohon Terverifikasi mengharuskan mengisi formulir izin terlebih dahulu dengan lengkap sebelum bisa mengumpulkan persyaratan berkas.

        

6. Nama use case : Upload Berkas

Aktor    : Pemohon Terverifikasi

Skenario    : Pemohon Terverifikasi bila sudah mengisi formulir izin bisa mengupload persyaratan izinnya atau berkas yang sesuai dengan persyaratan izin yang

        berlaku. Hal ini tidak wajib harus lengkap, karena pemohon yang sudah terverifikasi dapat mengupload persyaratan berkasnya secara bertahap.


7. Nama use case : Monitoring Berkas

Aktor    : Pemohon Terverifikasi

Skenario    : Pemohon Terverifikasi yang sudah melakukan pembuatan izin akan dapat melakukan monitoring berkas untuk bisa memantau sampai mana proses

        pengurusan berkas itu berjalan dengan menggunakan nomor registrasi.


8. Nama use case : Read Permohonan

Aktor    : Admin

Skenario    : Pada read permohonan seorang Admin dapat membaca izin yang dibuat oleh pemohon untuk memanajemen data pemohon.

        

9. Nama use case : Perbarui Status

Aktor    : Admin

Skenario    : Seorang admin yang telah membaca permohonan izin pemohon akan memberikan status apakah berkasnya sudah lengkap atau belum. Hal ini akan

        dapat di baca oleh pemohon yang terverifikasi melalui monitoring berkas.


10. Nama use case : Manajemen Informasi

Aktor    : Admin

Skenario    : Seorang admin dapat mengubah ketentuan & memanajemen informasi status perizinan untuk dilakukan ke monitoring berkas.

        

11. Nama use case : Manajemen Modul Izin

Aktor    : Admin

Skenario    : Seorang admin dapat melihat, mengupdate, dan menghapus modul izin yang ada, modul izin yang ada saat ini tersedia hanya 3, yaitu izin IMB,

        IPPT, ataupun kedua-duanya.


12. Nama use case : Manajemen User/Pemohon

Aktor    : Admin

Skenario    : Seorang admin berhak mengaktifkan dan menonaktifkan status perizinan pemohon apabila seorang pemohon tidak menindak lanjuti permohonannya

        dalam waktu tertentu, ataupun jika memang perizinannya sudah selesai maka perizinan si pemohon tidak di perlukan lagi.


13. Nama use case : Berkas Pemohon

Aktor    : Stakeholder

Skenario    : Seorang stakeholder bertugas sebagai membantu admin untuk memproses izin pemohon sampai jadi dengan melihat kelengkapan berkas persyaratan

        izin pemohon.

Activity Diagram Untuk Pengguna

Gambar 4.2 Activity Diagram pada Pengguna

Berdasarkan gambar 4.2 Activity Diagram yang disulkan pada pengguna melakukan:

Pada Aktivitas yang diusulkan pengguna mengharuskan daftar terlebih dahulu secara online, atau bisa daftar di tempat perizinan secara langsung untuk mendapatkan hak akses untuk login, setelah sudah daftar pengguna di haruskan untuk verifikasi dahulu via email untuk bisa mendapat hak akses login, kemudian akun akan aktif.

Activity Diagram Untuk Pemohon Terverifikasi

Gambar 4.3 Activity Diagram pada Pemohon Terverivikasi

Berdasarkan gambar 4.3 Activity Diagram yang disulkan pada pemohon yang terverifikasi melakukan:

Penguna yang sudah mendapat hak akses untuk login akan menjadi pemohon yang terverifikasi, hal ini membuat pemohon dapat melakukan pendaftaran dan membuat form izin ke sistem, kemudian pemohon dapat mengupload persyaratan izin dan dapat melihat monitoring berkas.

Activity Diagram Untuk Admin

Gambar 4.4 Activity Diagram untuk Admin

Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram yang disulkan pada Admin melakukan:

Pertama Admin mengharuskan Login terlebih dahulu, kemudian memanajemen pemohon yang terverifikasi dan melihat informasi pemohon lewat sistem, kemudian admin dapat pula melihat upload berkas pemohon di sistem dan memproses surat izinnya. Dan admin akan memberikan status ke sistem untuk bisa dilihat oleh pemohon.

Activity Diagram Untuk Stakeholder

Gambar 4.5 Activity Diagram untuk Stakeholder

Berdasarkan gambar 4.5 Activity Diagram yang disulkan pada stakeholder melakukan:

Stakeholder bertugas sebagai memproses perizinan yang pemohon buat dengan melihat berkas yang pemohon upload, kemudian stakeholder juga bisamembantu admin dalam memberikan keterangan status.

Sequence Diagram Pengguna

Gambar 4.6 Sequence Diagram pengguna

Pada gambar 4.6 Sequence Diagram pengguna dapat dijelaskan kalau sistem ini mengharuskan daftar terlebih dahulu dengan mengisi data sesuai KTP atau pasport, kemudian pengguna bisa mngaktifkan akunnya melalui email, setelah aktif pengguna akan dialihkan ke halaman utama atau portal perizinan.

Sequence Diagram Pemohon Terverifikasi

Gambar 4.7 Sequence Diagram Pemohon Terverifikasi

Pada gambar 4.7 'Sequence Diagram pemohon terverifikasi dapat dijelaskan kalau pemohon dapat login terlebih dahulu sebelum bisa membuat permohonan izin, pemohon mengharuskan mengisi form izin dahulu dengan lengkap, kemudia bisa mengupload berkas persyaratan izin, setelah mengupload pemohon akan diberi akses untuk bisa memonitoring berkas untuk memantau berkas perizinan.

Sequence Diagram Admin

Gambar 4.8 Sequence Diagram Admin

Pada gambar 4.8 Sequence Diagram admin menjelaskan kalau admin bertugas sebagai memanajemen perizinan pemohon dan mendapat hak akses penuh untuk melakukan pembaruan status perizinan, mengaktifkan atau menonaktifkan perizinan pemohon.

Sequence Diagram Stakeholder

Gambar 4.9 Sequence Diagram Stakeholder

Pada gambar 4.9 Sequence Diagram stakeholder menjelaskan kalau stakeholder bertugas sebagai melihat data izin pemohon untuk memproses perizinan pemohon hingga selesai. Bisa dilihat pada gambar 4.4 pada activity diagram stakeholder.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Rancangan Basis Data

Gambar 4.10 Rancangan Basis Data

Dapat dijelaskan gambar 4.10 merupakan rancangan basis data untuk digunakan dalam sistem yang akan dibangun dan terdiri dari 9 tabel, yaitu: yaitu tabel User_groups, tabel groups, tabel first normal form, tabel wilayah, tabel modul izin, tabel imb dan ippt, tabel berkas, tabel history_status, dan tabel status.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

1.     Tabel User Groups
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data login pemohon
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + Iser id + Group_id
  Primary Key   : Id

Tabel 4.2 Tabel User Groups

2.     Tabel Groups
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data login pemohon
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + Name + Description
  Primary Key   : Id

Tabel 4.3 Tabel Groups

3.     Tabel First Normal Form
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data pendaftaran pemohon
  Media  : Harddisk
  Isi  : id + ip_Adress + nik + Tipe_identitas + password + salt + email + activation + lupa_password_Code + Lupa_password_time
     + Remember_code + Created_on +Last_login + active + nama + tempat_lahir + Tanggal_lahir + Kewarganegaraan + alamat +
     provinsi + Kota_kab + kecamatan + kelurahan+ Kode_pos + pekerjaan + no_telp+ No_fax + Tanggal_update
  Primary Key   : Id

Tabel 4.4 Tabel First Normal Form

4.     Tabel Wilayah
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data wilayah pemohon
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + Name + Description
  Primary Key   : Id

Tabel 4.5 Tabel Wilayah

5.     Tabel IMB & IPPT
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data permohonan izin
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + Id_izin + Nomor_ registrasi + Tipe_permohonan + Id_pemohon + Perusahaan + Id_berkas + Lokasi_alamat + Lokasi_lat +
     Lokasi_long + Lokasi_kecamatan + Lokasi_kelurahan + Surat_tanah + Surat_tanah_nomor + Surat_tanah_tanggal + Surat_tanah_luas +
     Batas_utara + Batas_selatan + Batas_barat + Batas_timur + Fungsi_bangunan + Jenis_bangunan + Tanggal_buat + Tanggal_update + Status
  Primary Key   : Id

Tabel 4.6 Tabel IMB & IPPT

6.     Tabel Modul Izin
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data persyaratan izin
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + Nama_izin + Singkatan_izin + Dasar_hukum + Prosedur + Syarat + Waktu_pelayanan + Tanggal_update + Status
  Primary Key   : Id

Tabel 4.7 Tabel Modul Izin

7.     Tabel Berkas
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data berkas pemohon
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + File_1 + File_2 + File_3 + File_4 + File_5 + File_6 + File_7 + File_8 + File_9 + File_10 + File_11 + File_12 + File_13 +
     :File_14 + File_15 + Tanggal_update + Status
  Primary Key   : Id

Tabel 4.8 Tabel Berkas

8.     Tabel History Status
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menyimpan data status perizinan
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + Id_status + Id_Permohonan + tanggal_update
  Primary Key   : Id

Tabel 4.9 Tabel History Status

9.     Tabel Status
  Jenis File  : Master
  Fungsi  : Untuk menampilkan data status perizinan
  Media  : Harddisk
  Isi  : Id + Keterangan + Group
  Primary Key   : Id

Tabel 4.10 Tabel Status

Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya yang dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Berikut Flowchart program untuk sistem perizinan pada DPMPTSP Kota Tangerang, yaitu:

  1. Flowchart Program Untuk Halaman Utama Sistem Perizinan

    Gambar 4.11 Flowchart Program Halaman Utama Sistem Perizinan

    Dapat dijelaskan gambar 4.11 flowchart program untuk halaman utama sistem perizinan yaitu:

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu halaman utama sistem perizinan.
    2. 2 (dua) symbol data, yang menyatakan proses login pemohon.
    3. 5 (lima) symbol decision, yang menampilkan pelaksanaan bagian menu Layanan perizinan, Cek sertifikat, Monitoring Berkas Website DPMPTSP, dan Video tutorial.
    4. 5 (lima) symbol predefined process, yang berperan sebagai Layanan izin, SK perizinan sudah siap, Memantau berkas, Info mengenai perizinan, Dan Video praktek perzinan
  2. Flowchart Program Untuk Menu Layanan Perizinan

    Gambar 4.12 Flowchart Program Menu Layanan Perizinan

    Dapat dijelaskan gambar 4.12 flowchart program untuk Layanan Perizinan yaitu:

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu layanan perizinan.
    2. 2 (dua) symbol data, yang menyatakan proses formulir pendaftaran dan username & password.
    3. 3 (tiga) symbol decision, yang menampilkan bagian Layanan online, Daftar, dan Login..
    4. 2 (dua) symbol Predefined process, yang berperan sebagai menampilkan Informasi persyaratan izin dan Informasi pengguna
  3. Flowchart Program Untuk Menu Daftar

    Gambar 4.13 Flowchart Program Menu Daftar

    Dapat dijelaskan gambar 4.13 flowchart program untuk Menu Daftar yaitu:

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu daftar.
    2. 2 (dua) symbol decision, yang menampilkan bagian Daftar pengguna dan Data lengkap.
    3. 1 (satu) symbol data, yang menyatakan untuk mengisi data pemohon sesuai dengan KTP/passport.
    4. 1 (satu) symbol Predefined process, yang berperan sebagai menampilkan Informasi pengguna.
  4. Flowchart Program Untuk Menu Login Pemohon

    Gambar 4.14 Flowchart Program Menu Login Pemohon

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu login pemohon.
    2. 2 (dua) symbol decision, yang menampilkan bagian menu login pemohon dan login dinyatakan benar.
    3. 1 (satu) symbol data, yang menyatakan untuk mengisi data pemohon dengan email atau Nik KTP.
    4. 1 (satu) symbol Predefined process, yang berperan sebagai menampilkan Informasi pemohon.
  5. Flowchart Program Untuk Menu Layanan Online

    Gambar 4.15 Flowchart Program Menu Layanan Online

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu layanan online.
    2. 5 (lima) symbol decision, yang menampilkan bagian menu Izin mendirikan bangunan, Izin penggunaan pemanfaatan tanah, Buat perhonan IMB/IPPT, Buat form izin, dan Upload berkas.
    3. 3 (tiga) symbol data, yang menyatakan untuk mengisi data pemohon dengan memasukan Isi identitas pemohon, Isi bukti kepemilikan lokasi, dan Peruntukan Izin.
    4. 2 (dua) symbol Predefined process, yang berperan sebagai menampilkan Informasi persyaratan izin.
    5. 1 (satu) symbol Process, yaitu sebagai memproses untuk membuat formulir pendaftaran.
  6. Flowchart Program Untuk Menu Login Admin

    Gambar 4.16 Flowchart Program Menu Login Admin

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu login admin.
    2. 2 (dua) symbol decision, yang menampilkan bagian menu login admin dan login dinyatakan benar.
    3. 1 (satu) symbol data, yang menyatakan untuk mengisi data nama admin dan password.
    4. 1 (satu) symbol Predefined process, yang berperan sebagai admin akses area.
  7. Flowchart Program Untuk Menu Admin Area

    Gambar 4.17 Flowchart Program Menu Admin Area

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu admin area.
    2. 3 (tiga) symbol decision, yang menampilkan bagian menu Manajemen informasi status dokumen, Manajemen modul izin/layanan, Manajemen user/pemohon.
    3. 3 (tiga) symbol Predefined process, yang berperan sebagai menampilkan menu untuk Manajemen status dokumen, Buat modul izin, dan Buat pengguna baru atau grup baru.
    4. 3 (tiga) symbol Process, yaitu sebagai memproses untuk Update/delete majemen status, View/update/delete modul izin, Edit status izin aktif dan nonaktif untuk pengguna baru dan grup baru.
  8. Flowchart Program Untuk Menu Data Informasi Pemohon

    Gambar 4.18 Flowchart Program Menu Data Informasi Pemohon

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran menu data informasi pemohon.
    2. 1 (satu) symbol data, yang menampilkan bagian menu data pemohon.
    3. 2 (dua) symbol Predefined process, yang berperan sebagai menampilkan menu informasi perizinan IMB & IPPT pemohon, & memperbarui status berkas perizinan pemohon.
    4. 1 (satu) symbol database, yaitu sebagai menu untuk melihat data upload berkas dari pemohon, kemudian untuk di proses oleh petugas yang berwenang.
  9. Flowchart Program Untuk Monitoring Berkas

    Gambar 4.19 Flowchart Program Monitoring Berkas

    1. 2 (dua) symbol terminal, yang berperan sebagai “Start” dan “End” pada proses aliran monitoring berkas.
    2. 1 (satu) symbol decision, yang menampilkan bagian fitur pengecekan berkas.
    3. 1 (satu) symbol Predefined process, yang berperan sebagai memasukan nomor registrasi pemohon ke fitur pengecekan berkas.
    4. 1 (satu) symbol Process, yaitu sebagai tampilan untuk memperlihatkan data monitoring berkas pemohon.

Rancangan Program

HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output. Spesifikasi program menjelaskan megenai cara penggunaan aplikasi program yang diusulkan. Visual Table Of Content (VTOC) adalah diagram yang menggambarkan hubungan dan fungsi pada sistem secara berjenjang, yaitu seperti dibawah ini:

  1. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Pada Portal Perizinan

    Gambar 4.20 HIPO Portal Perizinan

    Adapun spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu:

    1. Nama program  : Portal

    Fungsi Program : Untuk Masuk ke tampilan menu utama informasi perizinan.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program

    b. Menampilkan halaman utama Tangerang live portal perizinan

    c. Klik salah satu menu yang tersedia, maka akan masuk ke halaman menu yang di tuju untuk bisa mengetahui berbagai informasi.

    d. Jika informasi yang di cari sudah jelas maka user/pemohon bisa mengakses layanan online dengan cara mendaftar terlebih dahulu

    2. Nama program  : Cek Sertifikat

    Fungsi Program : Untuk mengetahui informasi sertifikat perizinan yang sudah jadi.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program

    b. Masukan nomor registrasi pemohon, maka akan muncul data apakah sertifikat perizinan sudah siap atau belum.

    3. Nama program  : Layanan Perizinan

    Fungsi Program : Untuk melakukan pendaftaran perizinan online.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program

    b. Menampilkan halaman utama layanan online.

    c. Klik menu layanan online, maka akan masuk ke halaman utama layanan online, terdapat berbagai macam informasi untuk melakukan perizinan.

    4. Nama program  : Monitoring Berkas

    Fungsi Program : Untuk mengetahui informasi perizinan yang di buat.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program

    b. Masukan nomor registrasi pemohon, maka akan muncul data monitoring berkas berupa statusnya yang sudah sampai mana beserta tanggal updatenya.

    5. Nama program  : Website DPMPTSP

    Fungsi Program : Untuk mengetahui berbagai informasi perizinan, aktivitas pelayanan, berita, hingga satuan organisai unit kerja

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program

    b. Maka akan dialihkan ke halaman utama website DPMPTSP Kota Tangerang

    6. Nama program  : Video Tutorial

    Fungsi Program : Untuk mengetahui cara menggunakan aplikasi perizinan online.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program

    b. Maka akan dialihkan ke halaman youtube untuk di diperlihatkan calon pemohon

  2. HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) Pada Layanan Online

    Gambar 4.21 HIPO Layanan Online

    Adapun spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu:

    1. Nama program  : Layanan Online

    Fungsi Program : Untuk Masuk ke tampilan menu utama layanan online dan dapat melihat persyaratan izin.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program dan masuk ke menu.

    b. Menampilkan halaman utama yang berisi persyaratan izin IMB & IPPT.

    c. Untuk bisa mengakses formulir mengharuskan daftar & login terlebih dahulu.

    2. Nama program  : Daftar

    Fungsi Program : Untuk mendaftar sebagai pemohon sebelum bisa login.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program dan masuk ke halaman.

    b. Menampilkan halaman daftar yang mengharuskan untuk mengisi data diri dengan benar sesuai KTP/Passport.

    3. Nama program  : Login

    Fungsi Program : Untuk Masuk dan dapat mengakses formulir pendaftaran.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program dan login untuk masuk dengan menggunakan username atau email, dengan password juga tentunya.

    4. Nama program  : Persyaratan Izin

    Fungsi Program : Untuk mengetahui informasi terlebih dahulu sebelum membuat formulir dan mengupload berkas persyaratan.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program dan masuk ke menu.

    b. Maka akan menampilkan persyaratan izin IMB & IPPT dan serta dapat mengakses formulir pendaftaran sebelum melakukan upload.

    c. Setelah membuat formulir pemohon dapat mengupload berkas serta bisa reupload sesuai persyaratan izinnya.

    5. Nama program  : Logut

    Fungsi Program : Ini menu untuk keluar dari portal perizinan demi menjaga privasi pemohon.

    Bahasa program : PHP

    a. Jalankan program, maka akun pemohon akan keluar.

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan gambar yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada para pengguna dan website yang diteliti, juga sebagai pemenuhan kebutuhan dari pada prapengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan sistem Perizinan yang akan dibuat, yaitu:

  1. Prototype Tampilan Portal Perizinan

    Gambar 4.22 Prototype Portal Perizinan

  2. Prototype Tampilan Layanan Online

    Gambar 4.23 Prototype Layanan Online

  3. Prototype Tampilan Daftar

    Gambar 4.24 Prototype Tampilan Daftar

  4. Prototype Tampilan Login

    Gambar 4.25 Prototype Tampilan Login

  5. Prototype Tampilan Pendaftaran

    Gambar 4.26 Prototype Formulir Pendaftaran

  6. Prototype Upload

    Gambar 4.27 Prototype Upload

  7. Prototype Monitoring Berkas

    Gambar 4.28 Prototype Monitoring Berkas

Konfigurasi Sistem Usulan

Konfigurasi Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kabutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu:

Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Processor : Intel(R) Core i5
  2. Monitor  : LED 14 Inch"
  3. Memory  : 8 GB"
  4. Keyboard : Standard
  5. Mouse   : USB Optical
  6. Harddisk  : 500 GB
  7. Printer   : Canon

Aplikasi Yang Digunakan

Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Operating System
  2. Windows 10 64bit
  3. Google Chrome, Mozilla Firefox
  4. PHP
  5. MySQL
  6. Dreamweaver
  7. Xampp

Hak Akses

  1. Admin
    Admin bertugas untuk mengoperasikan, mengolah, dan mengatur informasi data di website.

  2. Pemohon
    Pemohon mengoprasikan website untuk mencari segala informasi di dalam portal perizinan, membuat izin, dan memantau izin yang di buat.

  3. Stakeholder yang berwenang.
    Stakeholder mempunyai hak akses untuk memproses persyaratan izin yang telah pemohon buat hingga pembuatan perizinannya selesai & bisa bekerja sama dengan admin untuk memberi kabar atau status perizinan kepada pemohon melalui website.

Testing

1. Tabel Pengujian Black Box Pada login Pemohon/Admin

Tabel 4.11 Tabel Pengujian Black box Pada Login Pemohon/Admin

2. Tabel Pengujian Black Box Pada Pengisian Formulir

Tabel 4.12 Tabel Pengujian Black box Pada Pengisian Formulir

3. Tabel Pengujian Black Box Pada Upload Berkas

Tabel 4.13 Tabel Pengujian Black box Pada Upload Berkas

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu pemohon ataupun admin bila mendapati kesalahan saat input data perizinan yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh DPMPTSP Kota Tangerang.

Implementasi

Implementasi Yang Diusulkan

1. Tampilan Halaman Portal Perizinan

Gambar 4.29 Tampilan Portal Perizinan

Gambar 4.29 diatas merupakan halaman utama sistem periznan yang berisikan tampilan Layanan online, cek sertifikat, monitoring berkas, website DPMPTSP, dan Video tutorial untuk memudahkan pemohon mencari tau dan melakukan perizinan online.

2. Tampilan Halaman Layanan Online

Gambar 4.30 Tampilan Layanan Online

Gambar 4.30 diatas merupakan halaman layanan online yang berisikan persyaratan izin, keterangan persyaratan, prosedur, dasar hkum, dan waktu pelayannya. Terdapat sebuah formulir pendaftaran yang mengharuskan pemohon untuk mendaftar terlebih dahulu dan melakukan login, ke gambar berikutnya.

3. Tampilan Halaman Daftar

Gambar 4.31 Tampilan Halaman Daftar

Gambar 4.31 diatas merupakan tampilan halaman daftar yang berisikan pendaftaran untuk pemohon, pengisian pendaftaran mengharuskan pemohon mengisi data sesuai KTP atau Pasport, pengisian data harus sebenar mungkin dan asli supaya bisa memudahkan pemohon untuk mengakses perizinan online.

4. Tampilan Halaman Login

Gambar 4.32 Tampilan Halaman Login

Gambar 4.32 diatas merupakan tampilan halaman login, seorang pemohon jika ingin bisa mengakses halaman layanan online mengharuskan login terlebih dahulu agar dapat membuat formulir untuk membuat izin di bidang pembangunan.

5. Tampilan Halaman Permohonan

Gambar 4.33 Tampilan Halaman Permohonan

Pada gambar 4.33 diatas merupakan tampilan halaman untuk membuat permohonan, seorang pemohon sebelum membuat formulir buatlah permohonan izin dahulu, misalkan buat permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah IPPT, atau bisa kedua-duanya sekaligus, pemohon akan disegerakan untuk bisa mengisi formulir, lihat gambar berikutnya.

6. Tampilan Halaman Pengisian Formulir

Gambar 4.34 Tampilan Halaman Pengisian Formulir

Pada gambar 4.34 diatas merupakan tampilan halaman untuk pengisian formulir, seorang pemohon sebelum bisa mengumpulkan berkas persyaratan harus mengisi formulir izin dahlu dengan benar, dengan memasukan identitas pemohon sesuai KTP, bukti kepemilikan & lokasi, & peruntukan izinnya sebelum bisa ke halaman untuk upload berkas.

7. Tampilan Halaman Upload File/Berkas

Gambar 4.35 Tampilan Halaman Upload File/Berkas

Pada gambar 4.35 diatas merupakan tampilan halaman untuk upload file berkas, seorang pemohon mengharuskan upload file berkas berupa gambar dengan format JPG. PNG atau pun file PDF jika jumlahnya persyaratannya banyak, dan pemohon mengharuskan melengkapi data persyaratan agar surat izinnya bisa segera di proses oleh stakeholder atau petugas yang berwenang. Selanjutnya pemohon akan bisa di beri akses untuk bisa memonitong berkasnya

8. Tampilan Halaman Monitoring Berkas

Gambar 4.36 Tampilan Halaman Monitoring Berkas

Pada gambar 4.36 diatas merupakan tampilan halaman untuk monitoring berkas, jika pemohon sudah melengkapi berkas persyaratan maka pemohon dapat memonitoring berkas dengan cara memasukan nomor registrasi, nomor registrasi bisa di dapatkan ketika pemohon meng klik “read” di menu halaman permohonan. lihat pada gambar 4.29.

9. Tampilan Halaman Read Pemohon

Gambar 4.37 Tampilan Halaman Read Pemohon

Pada gambar 4.37 diatas merupakan tampilan halaman read pemohon yang bisa di klik pada gambar 4.29, pada halaman ini menyediakan informasi lengkap jika pemohon sudah menyelesaikan semua persyaratan di berikan, dan juga di berikan pemberitahuan dan juga status perizinan, yang di blok berwarna abu-abu itu adalah nomor registrasi yang bisa digunakan untuk memonitoring berkas pada gambar 4.32.

Schedule

Schedule merupakan jadwal rencana yang menggambarkan segala sesuatu mengenai aktivitas dan rencana-rencana pembuatan sistem yang dibutuhkan untuk sistem yang akan diimplementasikan. Langkah- langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk tabel dari schedule yang dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.14 Schedule

Penerapan

Sebelum melakukan penerapan system yang baru penulis menjelaskan kepada pihak sekolah untuk melihat perancangan yang telah dibuat untuk mencapai yang di harapkan, adapun bukti penerapan sebagai berikut:

Tabel 4.15 Penerapan

Estimasi Biaya

Tabel. 4.16 Estimasi Biaya

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan penulis dari rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Sistem pelayanan pada DPMPTSP kota tangerang masih ada yang dilakukan secara manual, yaitu di bidang pembangunan, hal ini jelas ketinggalan oleh bidang lainnya seperti di bidang pemerintahan dan kesejahterann rakyat (pemkes) dan bidang penanaman modal yang sudah dilakukan secara online.
  2. Kendala yang dihadapi pada DPMPTSP Kota tangerang adalah sulitnya membangun sebuah sistem di satu bidang, yaitu bidang pembangunan, dengan merancang dan mengembangkan sistem perizinan secara online di bidang pembangunan akan memudahkan pemohon dan melakukan izin menjadi efisien.
  3. Pengembangan sistem yang dilakukan pada DPMPTSP kota tengerang dengan merancang ulang sstem yang belum ada pada bidang pembangunan di DPMPTSP kota tangerang dengan menambahkan fitur monitoring berkas demi memudahkan pemohon dalam mencari tahu status berkas.

Kesimpulan Terhadap Maksud dan Tujuan penelitian

  1. Kesimpulan Terhadap Maksud Penelitian
    1. Akan menambah wawasan bagi peneliti, mendapatkan pengenalan di lingkungan kerja, dan mendapatkan pengalaman serta bisa menerapkan pengetahuan yang telah di pelajari di dalam perkuliahan pada kegiatan yang nyata.
    2. Selain menambah wawasan bagi peneliti, diharapkan dapat membantu lembaga yang bergerak dalam menyelesaikan masalah di bidang perizinan dalam menjaga eksistensi dan meningkatkan kualitas pelayanan.
    3. Membantu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dalam merancang pengembangan sistem yang dapat memberikan keuntungan baik untuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu maupun untuk masyarakat yang ingin mengajukan perizinan.
  2. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian
    1. Mengetahui sistem pelayanan perizinan yang saat ini sedang berjalan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang.
    2. Meneliti sistem pelayanan perizinan dan mencari tahu masalah yang ada pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang.
    3. Merancang pengembangan sistem di perizinan dan manajemen arsip data yang baik pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang.

Kesimpulan Terhadap Metode penelitian

  1. Kesimpulan Pada Metode Observasi
  2. Peneliti mengumpulkan data dengan cara mendatangi langsung objek yang dijadikan tempat observasi untuk skripsi serta menganalisa secara langsung unsur-usur yang diteliti pada DPMPTSP Kota Tangerang sehingga peneliti tahu bagaimana sistem yang berjalan pada proses perizinan yang berjalan di instansi tersebut serta terdapatnya surat keterangan bahwa peneliti telah melakukan observasi pada instansi tersebut.

  3. Kesimpulan Pada Metode Wawancara
  4. Pada metode ini data-data yang diperlukan didapat dari wawancara langsung yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan Stakeholder, peteguas yang berwenang khususnya di instansi tersebut untuk mendapatkan data yang akurat yang dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak yang bersangkutan langsung dengan instansi, sehingga peneliti dengan mudah membuat sistem yang diperlukan untuk instansi yang bersangkutan.

  5. Kesimpulan Pada Metode Study Pustaka
  6. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam landasan teori dalam laporan penelitian ini diperoleh dan didapatkan dari berbagai sumber tertulis, yaitu buku-buku dan internet yang terkait dan memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk digunakan dalam penyusunan laporan penelitian ini. sumber yang dipergunakan peneliti dalam hal ini adalah berasal dari berbagai sumber, sehingga peneliti dapat dengan mudah mengerjakan skripsi ini.

Saran

Agar pengembangan sistem perizinan DPMPTSP kota Tangerang dapat terwujud dengan baik maka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

  1. Rancangan dan pengembangan sistem perizinan yang telah peneliti buat diharapkan diimplementasikan untuk memberikan kemudahan dalam penyelesaian pekerjaan pihak DPMPTSP kota tangerang terutama di bidang pembangunan.
  2. Untuk menjalankan sistem yang sudah online, perlu dilakukan pelatihan atau traning tentang sistem yang dipakai.
  3. Pihak DPMPTSP di bidang pembangunan kota Tangerang perlu melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran pimpinan di setiap bidang dan instansi-instansi pemerintahan kota tangerang yang lain agar sistem ini dapat berjalan dengan pengawasan dan perlindungan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kesan

  1. Sangat luar biasa dalam penyusunan skripsi ini, banyak kesan, pengalaman, ilmu, dan cara bersosialisasi semua saya dapat selama penyusunan skripsi di STMIK Raharja ini.
  2. Terimakasih kepada dosen pembimbing 1 saya pak Ary Budi Warsito selama pembuatan skripsi saya ini, bapak dapat menyempatkan waktu dan selalu memberi saya arahan sampai saya paham serta siap membimbing dan memotivasi saya lebih baik lagi.
  3. Terimakasih kepada dosen pembimbing 2 saya oleh pak Sandro Alfeno selama pembuatan skripsi saya ini, bapak memberi saya masukan dan arahan yang sangat bermanfaat dari semester 1 hingga saya menyusun skripsi ini.
  4. Terimakasih kepada pihak KESBANGPOL Kota Tangerang, KOMINFO Kota Tangerang serta DPMPTSP kota Tangerang atas kerja sama yang diberikan kepada saya, semoga program skripsi saya ini dapat berguna dan digunakan dengan sangat baik di DPMPTSP Tangerang.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 Hanifah, Nida. 2014. Analisa Sistem Informasi Campus Service Iduhelp Berbasis Ilearning Pada Perguruan Tinggi Raharja. Laporan KKP. Tangerang: STMIK Raharja.
  2. 2,00 2,01 2,02 2,03 2,04 2,05 2,06 2,07 2,08 2,09 2,10 2,11 2,12 2,13 2,14 2,15 2,16 2,17 2,18 2,19 2,20 2,21 2,22 2,23 2,24 2,25 2,26 Rahmah, Suciati. 2014. Kalender Siswa Sebagai Media Informasi Siswa Pada Sma Nusa Putra Tangerang. Laporan Skripsi. Tangerang: STMIK Raharja.
  3. Prihantara, Aditya dan Kusuma Riasti, Berliana. 2012. Design Dan Implementasi Sistem Informasi Apotek Pada Apotek Mitra Agung Pacitan. Volume 4 No 3 – 2012. ISSN : 2088-0154
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 Saputra, Tony Tristian. 2014. Prototype Sistem Kalkulasi Konstruksi Standard Pintu Besi Pada PT. Alba Unggul Metal. Laporan KKP. Tangerang: STMIK Raharja.
  5. Cahyanti, Ana Nur dan Eka Purnama, Bambang. 2012. Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Pakis Baru Nawangan. Jurnal Speed. Volume 4 No. 4 ‐ 2012. ISSN : 2088-0154.
  6. Davis. Gordon B. 2006. Manajemen Information System. Punjab Technical University Jalandhar. Kaphurtala-144601
  7. Saraswati, Ela. 2013. Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Pada Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri 3 Pringkuku. Surakarta. Skripsi. Universitas Surakarta
  8. Martono Aris, Sudarto Ferry, Rustiana Deden, Nina Rahayu. 2013. Rancang-Bangun Business Intelligence Pada Perpustakaan Sekolah Studi Kasus di SMP Negeri 1 Cisoka. ISSN: 2302-3805.
  9. Jeffery, Whitten L & Bentley Lonnie. 2009. System Analysis & Design. By McGraw-Hill Korea. Inc. ISBN 978.0.07.340294.9
  10. Tiara, Khanna. 2015. Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya. Skripsi. Tangerang: STMIK Raharja
  11. Ariansyah Edwin, 2016. Perancangan Sistem Informasi Tracking Pengiriman Barang Berbasis Web Pada Pt. Satu Nusantara Abadi Jakarta Timur. Skripsi. Tangerang: STMIK Raharja.
  12. Kusumawardani Lia, wardati Indah Uly. 2104. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Hotel Graha Prima Pacitan. Journal Speed. Volume 6 No 3. Universitas Surakarta.
  13. Hardy Cyntia, 2013. Perancangan Sistem Informasi Pembelian Sparepart Pada Pt. Gapura Angkasa. Tangerang. Skripsi. STMIK raharja.
  14. Abhishek, Desai. 2014. Depletion of Brain Docosahexaenoic Acid Impairs Recovery from Traumatic Brain Injury. PLoS ONE 9(1): e86472. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0086472
  15. Putra Reza Nursyah. 2014. Prototipe Alat Pembersih Toren Otomatis Menggunakan Sms Gateway Pada Pt. Cahaya Televisi Indonesia. Tangerang. Skripsi. STMIK Raharja.
  16. 16,0 16,1 Bpmdp. 2014. “Pengertian Pelayanan Terpadu Satu Pintu” Kalimantan Tengah. Diambil dari: http://kalteng.go.id/ogi/viewarticle.asp ?ARTICLE_id=1792 (23 Nopember 2016).
  17. 17,0 17,1 17,2 Zulhiansyah, Alfath. 2015. “Konsep Pelayanan Terpadu Satu Pintu” Kementrian Dalam Negeri. Diambil dari: www.slideshare.net/ alfathzulhiansyah/pelayanan-terpadu (23 Nopember 2016).
  18. Wikisource. 2016. “Konsep Pelayanan Publik” Wikimedia. Diambil dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Wikisource (23 Nopember 2016).
  19. Minhas, Nasir Mehmood, Qazi, Masood Asad, Syahzadi, Sidra, Ghafoor, Shumaila. 2015. An Integration of UML Sequence Diagram with Formal Specification Methods— A Formal Solution Based on Z. Journal of Software Engineering and Applications.
  20. Ramakrishnan, Narayanan. 2016. Modelling for Licence Management System Using Fingerprint based Mobile Biometrics. International Journal of Advance Research in Computer Science and Management Studies.
  21. Riyandwyana, Ananda, Mukhlason Ahmad, Suryani Erma. 2012. Pengembangan Sistem Rekomendasi Peminjaman Buku Berbasis Web Menggunakan Metode Self Organizing Map Clustering Pada Badan Perpustakaan Dan Kearsipan (BAPERSIP) Provinsi Jawa Timur. Jurnal Teknik ITS. ISSN: 2301-9271.
  22. Agus, Riyanto Mukhamad, Munir Sijorul, Khotimah Husnul. 2016. Analisis Dan Perancangan Representational State Transfer (Rest) Web Service Sistem Informasi Akademik Stt Terpadu Nurul Fikri Menggunakan Yii Framework. Jurnal Teknologi Terpadu. Vol. 2. No. 2, ISSN 2477-0043.
  23. Nugraheni, Zulfi Ahaditya Arif. 2015. Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat Di Kantor Kecamatan mungkid Kabupaten Magelang. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
  24. Sari Darman, Dewi Puspita. 2015. Inovasi Pelayanan Perizinan Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Kota Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar.
  25. Nilam Sari, Andrilla. 2015. Pelaksanaan Pelayanan Prima Di Kantor Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
  26. Triswandari, Uchik. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Timur. Skripsi. Makasar: Universitas Hasanudin Makasar.
  27. Sinaga, Partua Pramana Hamonangan,. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan, Dan Lokasi Terhadap Loyalitas Pelanggan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.
  28. Pemkomedan. 2016. “Sejarah Singkat BPMPTSP” Pemda Kota Medan. Diambil dari: http://bpm.pemkomedan.go.id/artikel-75-apakah-bpmptsp-itu.html (23 Nopember 2016).

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : [1]

A.1. Surat Pengantar Skripsi
A.2. Form Penggantian Judul
A.3. Kartu Bimbingan Skripsi
A.4. Kartu Study Tetap Final (KSTF)
A.5. Form Validasi Skripsi
A.6. Kwitansi Pembayaran Skripsi
A.7. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
A.8. Kwitansi Pembayaran Sidang Komprehensif
A.9. Daftar Nilai
A.10. Validasi Sidang
A.11. Formulir Pendaftaran Sidang
A.12. Formulir Seminar Proposal
A.13. Formulir Pertemuan Stakeholder Skripsi
A.14. Undangan Stakeholder
A.15. Sertifikat TOEFL
A.16. Sertifikat Prospek
A.17. Sertifikat IT Internasional
A.18. Sertifikat IT Nasional
A.19. Curriculum Vitae (CV)
A.20. Ijazah SMA

LAMPIRAN B : [2]

B.1. Surat Keterangan Observasi & Implementasi Program
B.2. Surat Keterangan Hibah
B.3. Daftar Wawancara
B.4. Final Draft Elisitasi
B.5. Katalog Produk
B.6. Slide Presentasi

LAMPIRAN B : [3]

C.1. Tampilan Halaman Utama Portal Perizinan
C.2. Tampilan Program Menu Pendaftaran
C.3. Tampilan Halaman Login
C.4. Tampilan Halaman Membuat Permohonan
C.5. Tampilan Pengisian Form
C.6. Tampilan Halaman Upload
C.7. Tampilan Halaman Monitoring Berkas
C.8. Tampilan Halaman Read Permohonan
C.9. Bukti Pembuatan Berkas Izin masih manual
C.10. Bukti Telah Mengimplementasikan Program