SI1312474539

Dari widuri
Revisi per 10 Februari 2017 03.50 oleh Siti mutmainah (bicara | kontrib) (Motode Pengujian Dalam Black Box)


Lompat ke: navigasi, cari


PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI SERTIFIKAT DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG DI

PADA PERGURUAN TINGGI


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1312474539
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI BUSINESS INTELLIGENCE

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI SERTIFIKAT DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG DI]]

PADA PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

NIM
: 1312474539
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Maret 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt., M.Kom)
NIP : 99001
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI SERTIFIKAT DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG DI]]

PADA PERGURUAN TINGGI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1312474539
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang, Maret 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Khanna Tiara, S.Kom., M.T.I)
   
(Indri Handayani, S.Kom., M.T.I)
NID : 14013
   
NID : 14018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI SERTIFIKAT DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG DI]]

PADA PERGURUAN TINGGI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1312474539
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Maret 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN PESSTA+ BERBASIS YII FRAMEWORK

SEBAGAI MEDIA VALIDASI SERTIFIKAT DALAM

PENILAIAN OBJEKTIF SIDANG DI]]

PADA PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

NIM
: 1312474539
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Business Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Maret 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1312474539

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

coomingsoon


Keywords : coomingsoon


ABSTRAK

coomingsoon


Kata Kunci: coomingsoon

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Peneliti dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, peneliti mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah peneliti menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom. selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Khanna Tiara, S.Kom. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  4. Bapak Indri Handayani, S.Kom., M.T.I sebagai Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Ibu Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom. selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  6. Bapak Yulianto, S.Kom
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan.
  8. Kedua orang tua dan saudara keluarga yang telah memberikan semangat dan juga dukungan, baik moril, materil maupun doa.
  9. Rekan-Rekan I-GO dan YG
  10. Seluruh anggota REC yang telah memberikan dukungan, arahan dan masukan yang sangat berarti dalam menyelesaikan Skripsi ini
Tangerang, Maret 2017
Siti Mutmainah
NIM. 1312474539

Daftar isi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. comingsoon


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. comingsoon

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL HIPO

DAFTAR SIMBOL UML

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penilaian objektif artinya yang menilai dan yang dinilai akan mengerti dan memahami bahwa penilaian objektif mempunyai tujuan yang jelas antara lain mengetahui kemampuan, keterampilan, kompetensi, prestasi dll. Keduanya memiliki kesamaan dan kesatuan dalam pemikiran bahwa objektivitas penilaian itu senantiasa berlandaskan pada aturan yang baku (standar) bukan keluar dari aturan pribadi (pendidik) dan aturan itu akan selalu mengikuti keteraturan berkelanjutan, penilaian dikatakan objektif jika senantiasa memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai, penilaian objektif akan selalu mengacu pada aturan dan keteraturan, penilaian objektif harus berpangkal pada adanya keinginan untuk menciptakan/meningkatkan prestasi dan penilaian objektif tentunya harus dapat menciptakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan (harmonisasi) (Endang: 2014).

Informasi adalah salah satu kunci yang sangat penting pada masa kini, untuk mendapatkan informasi tidaklah sulit, kapanpun dan dimanapun bisa kita dapatkan dengan internet yang bisa diakses dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Perkembangan internet telah pula mendukung penggunaan komputer dalam bidang pendidikan. Berbagai macam teknologi internet bisa digunakan, salah satunya adalah web yang mampu menyediakan informasi dalam bentuk teks, gambar, maupun suara. Dan adanya web tersebut dapat mendukung dalam

peningkatan mutu pelayanan suatu organisasi maupun instansi sehingga dapat meningkatkan perkembangan organisasi maupun instansi tersebut. Globalisasi teknologi komunikasi yang semakin terpadu membuat dunia menjadi seolah tanpa batas (borderless), terutama dengan semakin maraknya pemanfaatan internet (interconnection networking). Salah satu aktivitas dunia maya yang paling berkembang dalam kaitan dengan penggunaan internet adalah transaksi bisnis secara elektronik.

Perguruan Tinggi Raharja adalah kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya, dan humanis yang mencakup disiplin ilmu. Perguruan Tinggi saat ini secara simultan selalu berusaha menjadi salah satu Perguruan Tinggi riset. Upaya-upaya pencapaian tertinggi dalam hal penemuan, pengembangan dan difusi pengetahuan secara regional dan global selalu dilakukan. Dengan demikian Perguruan Tinggi Raharja secara terus menerus melakukan peningkatan dan pengembangan, baik berupa fasilitas sistem pendukung maupun sistem pembelajaran kampus.


Gambar 1.1. Perguruan Tinggi Raharja Sumber : http://raharja.ac.id/

Pada Perguruan Tinggi bukan hanya mahasiswa D3, mahasiswa jenjang Strata 1 pun diharuskan untuk mengikuti Training, Seminar Nasional, Seminar Internasional, maupun Workshop. Karena dengan mengikuti kegiatan tersebut semua mahasiswa akan mendapatkan banyak informasi lebih mengenai Bidang IT maupun bidang lainnya. Training, Seminar Nasional, Seminar Internasional, maupun Workshop sangat mudah diikuti di Perguruan Tinggi manapun dan bukan hanya ilmu yang didapat dengan mengikuti itu semua mahasiswa akan mendapatkan sertifikat yang termasuk dalam Penilaian Objektif Sidang.

Menurut Renstra Manajemen Perguruan Tinggi Raharja Tahun 2015-2016 pada Rencana Kegiatan Divisi REC Tahun Akademik 2015-2016 pada poin ke-Empat memerlukan sebuah sistem yang berupaya mengoptimalkan Rencana

Pengembangan PESSTA untuk menyempurnakan proses penilaian Objektif (PO) Sidang seputar pendataan jurnal ilmiah,pendataan proposal atau laporan hibah penelitian,sertifikat nasional serta internasional serta widuri. Dan sudah di tetapkan pada SK PTR No. 394/SK-PENILAIAN/PT/III/2016 Tentang Ketentuan Penilaian Sidang Komprehensif Dan Penilaian Mata Kuliah Di Perguruan Tinggi Raharja bahwa “Komposisi penilaian sidang Komprehensif terdiri dari Pembimbing 30%, Penilaian Objektif (PO) 20% dan Penguji 50%.” Jadi, Penilaian Objektif (PO) memiliki bobot penilaian sebesar 20% dari keseluruhan penilaian sidang komprehensif TA/Skripsi. Salah satu point pada penilaian objektif sidang yang terdapat pada point ke-9 yaitu terdapat Piagam/Sertifikat Seminar/Workshop/Training IT 6 dari Kampus Raharja, 3 dari Mahasiswa, dan 1 Seminar Internasional.

Pada alur yang berjalan saat ini, untuk menyatakan bahwa peserta sidang sudah memenuhi poin sertifikat pada penilaian objektif sidang, mahasiswa membawa berkas sertifikat saat sidang berlangsung dan penguji harus mengecek berkas sertifikat satu persatu, kemudian jika sertifikat telah dinyatakan keabsahannya oleh penguji maka sidang dimulai.

Rumusan Masalah

Peneliti pada umumnya telah memiliki sebuah data yang relevan untuk menunjang pada pemecahan masalah, di Perguruan Tinggi Raharja sistem yang sedang berjalan saat ini, untuk menyatakan bahwa peserta sidang sudah memenuhi poin sertifikat pada penilaian objektif sidang, mahasiswa harus membawa berkas Piagam/Sertifikat Seminar/Workshop/Training IT 6 dari kampus Raharja, 3 dari Mahasiswa dan 1 Seminar Internasional. Hal tersebut masih dirasa kurang maksimal karena pemeriksaan berkas sertifikat para peserta sidang yang masih manual dan memerlukan cukup banyak waktu.

Berikut adalah alur pelaksanaan sidang yang berjalan saat ini di Perguruan Tinggi Raharja.

Gambar 1.2. Alur Penilaian Validasi Sertifikat


Pada Gambar 1.2. menjelaskan sistem yang sedang berjalan saat ini, untuk menyatakan bahwa peserta sidang sudah memenuhi point sertifikat pada penilaian objektif sidang mahasiswa membawa berkas sertifikat, dan penguji harus mengecek berkas sertifikat satu persatu, penguji input nilai point sertifikat untuk dimasukkan ke dalam sistem PESSTA (Penilaian Sidang Skripsi Dan Tugas Akhir). Hal tersebut masih dirasa kurang maksimal karena pengecekan berkas sertifikat yang masih manual dan dirasa kurang efektif dan efisien. Dari beberapa penjelasan yang sudah diuraikan secara jelas di atas maka dapat ditarik 3 rumusan masalah sebagai berikut

  1. Bagaimana proses penilaian berkas sertifikat pada pelaksanaan sidang saat ini di Perguruan Tinggi Raharja?
  2. Bagaimana cara agar Perguruan Tinggi Raharja memiliki wadah untuk menyimpan hasil validasi sertifikat bagi seluruh mahasiswa ?
  3. Bagaimana sistem dapat menghasilkan sebuah informasi hasil validasi sertifikat pada PESSTA+?

Berdasarkan permasalahan-permasalahan sudah dibahas melalui latar belakang dan juga perumusan masalah, maka dari itu penulis mengambil judul “Pengembangan PESSTA+ Berbasis Yii Framework Sebagai Media Validasi Sertifikat Dalam Penilaian Objektif Sidang Di Perguruan Tinggi” untuk jadi penelitian Skripsi

Ruang Lingkup Penelitian

Dengan hadirnya permasalahan tersebut, maka dari itu untuk mempermudah penulisan laporan skripsi dan juga menjadikannya lebih terstruktur serta berjalan dengan baik, maka dibutuhkan 5 batasan masalah. Batasan-batasan masalah yang ada di dalam laporan ini meliputi :

  1. Penelitian ini berfokus pada Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Penelitian ini berfokus pada mahasiswa TA/Skripsi pada Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Diimplementasikan hanya untuk para pengguna Rinfo (Pribadi Raharja)
  4. Login pada sistem PESSTA+ tidak menggunakan username dan password tetapi sudah (SSO) single sign on dengan menggunakan Rinfo (Email Pribadi Raharja).
  5. Penelitian ini berfokus pada Validasi Sertifikat PESSTA+.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting karena tujuan akan membuat suatu penelitian menjadi lebih terarah dan sesuai dengan rencana awal. Dalam melakukan penyusunan skripsi dan penelitian, peneliti mempunyai sejumlah tujuan, dalam rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya dan sudah didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan. Dan berdasarkan perumusan masalah yang sudah diuraikan maka adanya tujuan dari penelitian ini yaitu:

  1. Mengembangkan proses penilaian objektif pengecekan hasil validasi sertifikat pada pelaksanaan sidang komprehensif di Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Membuat sebuah wadah untuk menyimpan hasil validasi sertifikat pada PESSTA+ pada Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Menampilkan sebuah informasi hasil validasi sertifikat pada PESSTA+ dalam bentuk tampilan Data Mahasiswa TA/Skripsi tahun 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yaitu masalah dari tercapainya tujuan dan akan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat yang terdapat pada penelitian ini terdiri dari :

  1. Mempermudah sistem penilaian Sertifikat pada pelaksanaan sidang komprehensif sehingga waktu sidang berjalan lebih efisien.
  2. Dengan adanya sistem PESSTA+ maka diharapkan agar seluruh sertifikat mahasiswa di Perguruan Tinggi Raharja tervalidasi dengan baik.
  3. Dengan adanya tampilan Data Mahasiswa TA/Skripsi tahun 2016/2017 pada Validasi Sertifikat maka akan terlihat informasi secara keseluruhan pada PESSTA+.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan Laporan Skripsi adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan Skripsi ini, maka digunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:

Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi sebuah instansi akademik tepatnya pada Raharja Enrichment Center (REC) Perguruan Tinggi Raharja sebagai lokasi penelitian untuk mengamati berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan dan meminta data yang diperlukan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian. Kemudian dari pengamatan lapangan yang dilakukan selama 4 (empat) bulan tersebut dijadikanlah pedoman untuk dilakukan pengamatan terhadap sistem yang akan dikembangkan. Beberapa data yang diambil seperti akses domain raharja.me, akses FTP, akses email official Rinfo PESSTA+, berkas Renstra, dan landasan hukum dalam Surat Keputusan Direktur Perguruan Tinggi Raharja. Dengan cara ini peneliti diharapkan dapat mengetahui dan memahami sistem yang akan peneliti analisa.

Metode Wawancara

Metode wawancara adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data pendukung dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak terkait di dalam Perguruan Tinggi Raharja mengenai sistem yang akan dirancang. Dalam penelitian kali ini penulis melakukan wawancara kepada Ibu Khanna Tiara, S.Kom,.MTI selaku Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang menjadi stakeholder penulis di dalam penelitian ini.

Metode Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi dapat diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, karangan ilmiah, buku tahunan dan sumber- sumber lain. Serta melakukan pencarian pada Internet. Dalam hal ini seorang peneliti berkewajiban mempelajari teori-teori yang mendasar masalah dan bidang penelitiannya. Selain itu, peneliti juga perlu memanfaatkan hasil penelitian dan pemikiran yang relevan dengan masalah penelitiannya untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian serupa atau duplikasi yang tidak diinginkan. Dengan melakukan kajian bahan-bahan pustaka yang ada, peneliti dapat memperoleh informasi secara sistematis, kemudian menuangkannya dalam bentuk rangkuman yang utuh. Melalui metode studi pustaka ini penulis mencari teori-teori yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian dan mempelajari referensi yang ada di dalam Jurnal Nasional/Internasional dan laporan tugas akhir atau skripsi dari kampus lain.

Metode Analisis Sistem

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik-teknik yang tepat. Melanjutkan proses dari pengumpulan data, dimana data yang didapatkan dari beberapa metode pengumpulan data dikumpulkan dan dianalisia dengan Metode SWOT yang kemudian dijadikan sebagai sebuah strategi yang akan dibuktikan implementasi pencapaiannya. Untuk mencapai sebuah strategi, perlu didasari atas adanya sebuah pengelompokan yang ditinjau dari beberapa hal. Pengelompokan tersebut terekam ke dalam sebuah elisitasi kebutuhan dari tahap satu hingga final draft elisitasi yang diambil untuk mendapatkan sebuah strategi. Terdapat dua tinjauan dalam penyusunan elisitasi, yaitu tinjauan dari segi fungsional sistem dan non fungsional sistem.

Metode Perancangan

Penelitian tidak hanya mengenai analisa, tetapi sebuah sistem yang baik adalah sistem yang juga memiliki desain antarmuka (interface) yang baik. Di dalam penelitian ini, digunakan satu metode yang mendukung proses perancangan yaitu metode HIPO (Hirarchy Plus Input Proses Output). Dan juga menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai modelling tools untuk menggambarkan rancangan sistem yang ada saat ini,diantaranya yang digunakan Usecase Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, State Diagram,spesifikasi basis data.

Metode Pengujian

Metode pengujian ini digunakan untuk menganalisis suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur- fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeliminasi suatu kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat- syarat fungsional suatu program. Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, di antaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematis Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai informasi umum dari akar permasalahan yang ada, diantara nya latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai konsep dasar sistem, konsep dasar sistem informasi, definisi online, definisi Business Intelligence, definisi artikel ilmiah, definisi PESSTA, konsep dasar analisa SWOT, definisi SSO (single sign on), definisi Yii Framework, konsep dasar website, definisi Rinfo, serta literature lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini.

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Bab ini membahas mengenai analisa gambaran serta sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, tujuan Perguruan Tinggi Raharja, arti nama raharja, arti green campus, arti pribadi raharja, struktur organisasi, jurusan/prodi Perguruan Tinggi Raharja, permasalahan yang dihadapi serta alternatif pemecahan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai mind mapping project, analisa sistem berjalan dengan menggunakan metode analisa SWOT dan analisa berdasarkan sistem berjalan, strategi, prosedur sistem usulan dengan menggunakan rancangan program HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) dan rancangan prototype, testing dengan menggunakanblackbox, evaluasi, konfigurasi sistem usulan, serta yang terakhir ada estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran dari hasil analisa yang pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Definisi Pengembangan

Menurut (Iskandar Wiryokusumo, 2011) “Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan-kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri”.

Menurut Tessmer dan Richey (Alim Sumarno, 2012) “pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir, seperti analisi kontekstual. Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan”.

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Dikutip dari buku Bambang Hartono (2013 : 10). Menurut Elias M. Awad (1979) dalam bukunya yang berjudul System and Design menyatakan bahwa sistem adalah “an organized functioning relationship among units or components” (hubungan fungsional yang terorganisasi/teratur, yang berlangsung di antara bagian-bagian atau elemen-elemen).

Menurut Tata Sutabri (Sutabri, 2012:22), sistem merupakan suatu bentuk integrasi a satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiapkasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)

Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah golongan dari komponen dan elemen yang disatukan untuk menggapai tujuan tertentu.

Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaen (2015: 3-5) bahwa supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu :

  1. Komponen
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
  3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
    Lingkungan luar sistem (Environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
  4. Penghubung Sistem (Interface)
    Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input).
  6. Keluaran Sistem (Output)
    Keluaran sistem adalah hasil dari energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
  7. Pengolah Sistem
    Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.
  8. Sasaran Sistem
    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Klasifikasi Sistem

Menurut Hutahaen (2015: 6-7) Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang :

  1. Klasifikasi Sistem sebagai :
    1. Sistem Abstrak (Abstract System)
      Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran-pemikiran atau yang tidak tampak secara fisik.
    2. Sistem Fisik (Physical System)
      Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
  2. Sistem diklasifikasikan sebagai :
    1. Sistem Alamiah (Natural System)
      Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak di buat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.
    2. Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
      Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).
  3. Sistem diklasifikasikan sebagai :
    1. Sistem Tertentu (Deterministic System)
      Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.
    2. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
      Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
  4. Sistem diklasifikasikan sebagai :
    1. Sistem Tertutup (Close System)
      Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.
    2. Sistem Terbuka (Open System)
      Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan ouput dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

Definisi Media

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media adalah alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya): wayang bisa dipakai sebagai -- pendidikan; perantara; penghubung; -- cetak sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti surat kabar, majalah; sebagai contoh :

  1. Elektronik, sarana media massa yang mempergunakan alat-alat elektronik modern, misalnya radio, televisi, dan film;
  2. Film, sarana media massa yang disiarkan dengan menggunakan peralatan film (film, proyektor, layar); alat penghubung yang berupa film;
  3. Massa, sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas;
  4. Pendidikan, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran;
  5. Periklanan, sarana komunikasi massa yang menyediakan beberapa bentuk periklanan, misalnya surat kabar, televisi, dan radio

Kemudian berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah sebuah sarana yang digunakan untuk melakukan sesuatu, dapat juga dikatakan sebagai wadah atau perangkat yang menampung dimana dalam penelitian ini.

Konsep Dasar Validasi

Definisi Validasi

Istilah Validasi pertama kali dicetuskan oleh Dr. Bernard T. Loftus, Direktur Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada akhir tahun 1970-an, sebagai bagian penting dari upaya untuk meningkatkan mutu produk industri farmasi. Hal ini dilatar belakangi adanya berbagai masalah mutu yang timbul pada saat itu yang mana masalah-masalah tersebut tidak terdeteksi dari pengujian rutin yang dilaksanakan oleh industri farmasi yang bersangkutan. Selanjutnya, validasi juga diadopsi oleh negara-negara yang tergabung dalam the Pharmaceutical Inspection Coperation/Scheme (PIC/S), Uni Eropa (EU) dan World Health Organization (WHO). Bahkan, validasi merupakan aspek kritis (substantial aspect) dalam penilaian kualitas industri farmasi yang bersangkutan.

Terdapat banyak definisi dan pengertian tentang validasi. US FDA (Badan pengawasan Obat dan Makanan, Amerika Serikat) dalam The FDA’s 1987 Guideline mendefinisikan validasi sebagai:”Establishing documented evidence, which provides a high degree of assurance that a spesific process will consistently produce a product meeting its predetermined spesifications and quality characteristics.” Sedangkan WHO mendefinisikan sebagai:”A documented act of providing that any procedure, process, equipment, material, activity or system, actually leads to the expected result.” (Samuel, 2011). Badan POM RI (Anonim, 2006) memberikan definisi validasi sebagai: ”Tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi maupun pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.” (CPOB: 2006).

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Validasi adalah tindakan pembuktian yang dilakukan sesuai dengan prosedur bahwa suatu data/dokumen benar-benar sesuai dengan data/dokumen asli yang sah. Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Dari definisi-definisi tersebut diatas membawa pengertian, bahwa :

  1. Validasi adalah suatu tindakan pembuktian, artinya validasi merupakan suatu pekerjaan “dokumentasi”.
  2. Tata cara atau metode pembuktian tersebut harus dengan “cara yang sesuai”, artinya proses pembuktian tersebut ada tata cara atau metodenya, sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam CPOB.
  3. “Obyek” pembuktian adalah tiap-tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawsan mutu (ruang lingkup).
  4. Sasaran/target dari pelaksanaan validasi ini adalah bahwa seluruh obyek pengujian tersebut akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara terus menerus (konsisten).

Langkah-Langkah Pelaksanaan Validasi

Begitu luasnya cakupan validasi, terkadang membingungkan kalangan praktisi di industri farmasi untuk melaksanakan validasi. FDA dalam “Guideline on General Principles of Process Validation”, memberikan panduan langkah-langkah dalam pelaksanaan validasi, yang tertuang dalam “validation life cycle” berikut ini, yaitu:

  1. Membentuk Validation Comitee (Komite Validasi) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan validasi di industri farmasi yang bersangkutan.
  2. Menyusun Validation Master Plan (Rencana Induk Validasi), yaitu dokumen yang menguraikan (secara garis besar) pedoman pelaksanaan validasi di industri farmasi yang bersangkutan.
  3. Membuat Dokumen validasi, yaitu protap (prosedur tetap), protokol serta laporan validasi.
  4. Pelaksaan validasi.
  5. Melaksanakan Peninjauan Periodik, change control dan validasi ulang (revalidation).

Definisi Penilaian Objektif

Penilaian Objektif adalah penilaian yang diyakini keabsahan nya. Penelitian Objektif meliputi poin-poin penting yang harus dikerjakan mahasiswa secara invidual untuk penilaian sidang nanti. Untuk menyelesaikan Penilaian Objektif tersebut mahasiswa dapat di bimbing oleh masing-masing dosen pembimbing.

Definisi Sidang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sidang adalah pertemuan untuk membicarakan sesuatu ; rapat –itu dihadiri oleh semua anggota; segenap anggota dewan dan sebagainya (hakim, pengarang, pengurus) orang banyak; publik; para (untuk menyatakan banyak); sekalian: -- jemaah; pembaca (pendengar). Persidangan adalah perihal bersidang: - kemarin dianggap selesai; pertemuan untuk membicarakan sesuatu.

Kemudian berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa sidang adalah sebuah media diskusi yang melibatkan lebih dari 2 (dua) orang dengan materi pembahasan yang telah disepakati bersama, dan merupakan pertemuan formal untuk menghasilkan suatu putusan dengan menggunakan aturan-aturan yang jelas.

Konsep Dasar Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Atyanto Mahatmyo (2014: 6), “Sistem Informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke pengguna”.

Menurut Taufiq (2013: 17), “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Sutarman (2012: 13), Sistem Informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan, informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi).

Dari ketiga definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu data yang dihimpun, dikategorikan, dan diproses sampai menjadi satu kesatuan informasi yang saling berkesinambungan satu sama lain dan saling mendukung sampai menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi si penerimanya.

Definisi Business Intelligence

Dikutip dari jurnal Muhammad Arifin yang berjudul Business Intelligence Untuk Prediksi Customer Churn Telekomunikasi (2014 : 2), Menyatakan bahwa Business Intelligence merupakan salah satu bentuk implementasi teknologi informasi yang digunakan untuk membantu kegiatan seperti mengumpulkan data, menyediakan akses, serta menganalisa data dan informasi mengenai kinerja perusahaan. Dengan kegiatan BI tersebut maka sebuah organisasi atau perusahaan akan dengan mudah dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Singkatnya BI dapat diartikan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan (usaha) suatu organisasi. BI biasanya dikaitkan dengan upaya untuk memaksimalkan kinerja suatu organisasi.

Business Intelligence dapat membantu suatu organisasi mendapatkan pengetahuan yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sehingga dapat membantu organisasi dalam pengambilan keputusan serta sekaligus meningkatkan keunggulan (competitive advantage). BI juga dapat membantu suatu organisasi dalam menganalisis perubahan tren yang terjadi sehingga akan membantu organisasi menentukan strategi yang diperlukan dalam mengantisipasi perubahan tren tersebut. Upaya memaksimalkan kinerja organisasi merupakan hal yang prioritas saat ini. Organisasi yang secara jelas mampu mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengimplementasikan strategi nya akan mampu berkembang dan berkompetisi lebih baik.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Business Intelligence adalah kumpulan teknik dan alat untuk mentransformasi dari data mentah menjadi sebuah informasi yang bermakna dan bermanfaat untuk tujuan analisis bisnis. Teknologi BI dapat mengatasi data yang tak berbentuk dalam kuantitas yang sangat besar untuk mengembangkan, mengidentifikasi, membantu dan selain itu membuat kemungkinan strategi bisnis yang baru. Tujuan dari BI adalah untuk mempermudah interpretasi dari jumlah data yang besar tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan mengimplementasikan sebuah strategi yang efektif bersumber pengetahuan dapat menyediakan bisnis suatu keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas dalam jangka panjang.

Teori Khusus

Definisi Yii Framework

Yii adalah framework (kerangka kerja) PHP berbasis-komponen, berkinerja tinggi untuk pengembangan aplikasi web berskala-besar. Yii adalah free software dengan lisensi BSD licence, aplikasi web framework open-source yang ditulis dengan PHP5. Yii menyediakan reusability maksimum dalam pemrograman Web dan mampu meningkatkan kecepatan pengembangan secara signifikan. Nama Yii (dieja sebagai /i:/) singkatan dari "Yes It Is!".


Gambar 2.1. Logo Yii Framework Sumber: http://www.yiiframework.com/

Yii mengimplementasikan pola desain model-view-controller (MVC), yang diadopsi secara luas dalam pemrograman Web. MVC bertujuan untuk memisahkan logika bisnis dari pertimbangan antarmuka pengguna agar para pengembang bisa lebih mudah mengubah setiap bagian tanpa mempengaruhi yang lain. Dalam MVC, model menggambarkan informasi (data) dan aturan bisnis; view (tampilan) berisi elemen antar muka pengguna seperti teks, input form; sementara controller mengatur komunikasi antar model dan view.

Selain implementasi MVC, Yii juga memperkenalkan front-controller (controller-depan), yang disebut Application, yang mengenkapsulasi konteks eksekusi untuk memproses sebuah request. Application mengumpulkan beberapa informasi mengenai request pengguna dan kemudian mengirimnya ke controller yang sesuai untuk penanganan selanjutnya. Diagram berikut memperlihatkan struktur statis sebuah aplikasi Yii :

  1. Fitur Yii Framework
  2. Menurut pengembang dan komunitas Yii Framework dari situs web resminya, berikut ini adalah fitur yang terdapat pada Yii :(Yii, 2014),
  3. Menggunakan pola MVC.Yii mengadopsi pola standar pengembangan aplikasi yang memisahkan tampilan (view), logika program (controller), dan modelnya (model).
  4. Data Access Objects (DAO), Query Builder, Active Record, dan DB Migration. Yii memungkinkan pengembang menggunakan berbagai model database dengan objek yang dapat mengurangi kompleksitas menulis pernyataan SQL berulang serta memudahkan interaksi antar database.
  5. Form input dan validasi. Yii menyediakan form input dan validasi yang memudahkan pengembang untuk bekerja dengan form dan melakukan validasi input dari form.
  6. AJAX Widget. Yii menyediakan AJAX widget yang terintegrasi dengan jQuery, berupa kontrol yang memiliki fungsi seperti auto complete, treeview, data grid dan lain-lain.
  7. Authentication dan authorization. Dukungan autentikasi dan autorisasi internal sehingga memudahkan pengembangan aplikasi dengan fitur autentikasi dan autorisasi.
  8. Skin dan theme. Yii mengimplementasikan skin dan theme yang memudahkan pengembangan aplikasi dalam merancang tampilan aplikasi.
  9. Internationalization (I18N) dan localization (L10N). Yii mendukung pengembangan aplikasi dalam multi bahasa dan lokasi seperti penggunaan waktu dan tanggal dan terjemahan antarmuka.
  10. Web Services. Yii mendukung manajemen penanganan layanan web services.
  11. Skema layer cache. Yii mendukung layer cache untuk cache data, cache halaman, dan keseluruhan aplikasi sehingga dapat meningkatan performa dengan beragam pilihan media cache. Penggunaan media cache seperti database, APC, mem-cache, dan sebagainya diatur tanpa melakukan perubahan besar pada kode.
  12. Penanganan error dan logging, sehingga memudahkan pengembangan dalam melakukan debuging aplikasi dalam masa pengembangan aplikasi.
  13. Keamanan. Yii dilengkapi dengan langkah-langkah keamanan untuk membantu mencegah aplikasi Web dari serangan seperti SQL injection, cross-site scripting(XSS), cross-site request forgery (CSRF), dan cookie tampering.
  14. Pengujian unit dan fungsional. Yii menyediakan dukungan untuk menulis dan menjalankan pengujian unit serta pengujian fungsional, menggunakan PHP Unit dan Selenium.
  15. Penghasil kode otomatis. Yii menyediakan penggunaan beragam perintah otomatis seperti meng-generate struktur dasar aplikasi, model,dan CRUD.
  16. Librari ekstension. Yii menyediakan dukungan ekstensi dan komponen tambahan sehingga beragam fitur tambahan dapat ditambahkan.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Arief (2011: 7), “Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengakses nya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser”.

Menurut Murad (2013: 49), “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Menurut Murad (2013: 49), Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Jenis-Jenis Website

Menurut Arief (2011: 8), ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi 2 jenis,yaitu: web statis and web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis and web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adapun jenis-jenis web:

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.
  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

Definisi Ten Pillar iLearning

Definisi Ten Pillar IT iLearning (TPi)

Dikutip dari Situs IT Roadmap, untuk memudahkan pengelolaan dan meningkatkan kepuasan pelayanan kepada sivitas akademika Perguruan Tinggi Raharja terutama dalam mendukung perkuliahan menggunakan metode iLearning maka perlu adanya 10 Pillar IT iLearning Perguruan Tinggi Raharja. Output yang diperoleh adalah merupakan hasil dari penelitian Tridharma Perguruan Tinggi antara dosen dengan mahasiswa yang diwadahi oleh Raharja Enrichment Centre .

Gambar 2.2. Ten Pillar IT iLearning (TPi) Sumber: http://roadmap.ilearning.me/

Jenis-jenis Ten Pillar IT iLearning (TPi)

  1. iRme (iLearning Raharja Multimedia e-Portfolio)
  2. Rinfo (Email Raharja.info)
  3. iDu (iLearning Education)
  4. iRan (iLearning Raharja Ask & News)
  5. iDuHelp!
  6. Widuri (Wiki iDu Raharja iLearning)
  7. Rooster (Role Online System Ticketing Raharja)
  8. iMe (iLearning Media)
  9. Magics (Multimedia Audio Gallery iLearning Community and Services)
  10. iSur (iLearning Survey)

Konsep Dasar Single Sign On

Definisi Single Sign On

Single Sign On (SSO) adalah suatu mekanisme dimana masing-masing user hanya memiliki satu akun yang berfungsi sebagai identitas user satu-satunya. Satu akun ini dapat digunakan untuk meminta izin dari sistem supaya user dapat mengakses berbagai aplikasi dengan username dan password yang sama dalam sesi tertentu. Single Sign Onmengurangi jumlah human error yang merupakan alasan kegagalan utama dari sebuah sistem.

Kategori SSO

  1. SSO untuk autentikasi (eg: OpenId, fbconnect, twitter signin) Intinya SSO server hanya memberikan service apakah user A sudah terautentikasi atau belum, SSO servertidak melakukan proses otorisasi atas user yang sedang aktif tersebut. Proses otorisasi sendiri dilakukan di setiap aplikasi. Sekarang kita lihat contoh yang sudah ada. OpenId dan fbconnect. OpenId adalah contoh yang sangat jelas mendeskripsikan SSO autentikasi ini. Pada saat kita akan memberikan komentar pada sebuah blog dan kita bisa menggunakan OpenId. Dimana OpenId hanya memberi tahu wordpress bahwa user ini sudah terautentikasi. dan wordpress sendiri bisa memiliki data user contohnya seperti nama dan alamat email. Sama halnya pada saat kita menggunakan fbconnect untuk hal yang sama. Apabila kita sudah terautentikasi di facebook, facebook tidak akan mengatur otorisasi user di aplikasi client, jadi hanya sebatas proses autentikasi.
  2. SSO untuk otorisasi (eg: OAuth, fbconnect, twitter signin) berbeda halnya dengan autentikasi, tugas SSO server untuk SSO-otorisasi sedikit lebih berat, karena sesudah memastikan user telah terautentikasi, tugas SSO server belum selesai sampai disitu. Karena SSO server masih mempunyai tugas yaitu harus menghandle otorisasi untuk user tersebut. Seperti pada kasus twitter API yang menggunakan OAuth. Proses autentikasi user dan otorisasi untuk update status/timeline dilakukan oleh OAuth. Sejauh ini aplikasi jadi untuk SSO yang free adalah CAS & Josso. Keduanya hanya untuk authentication dan keduanya sama-sama jalan di atas JSP. Kenapa aplikasi SSO, sejauh ini seperti yang kita ketahui semuanya dibangun di atas JSP, belum pernah ditemukan yang dibangun di atas PHP.

Konsep Dasar Sertifikat

Definisi Sertifikat

Sertifikat adalah secarik surat sebagai tanda pengakuan bahwa pseseorang menguasai kompetensi tertentu, telah mengikuti suatu event, atau tanda kepemilikan suatu barang. Sertifikat juga dapat dilengkapi dengan security printing untuk menjamin keaslian serrtifikat yang dikeluarkan suatu lembaga.

E Sertifikat adalah pengganti sertifikat yang tujuannya adalah untuk memangkas biaya pada pelaksanaan seminar maupun lomba. Cara ini diakui efektif dan tidak mengurangi sedikitpun nilai dari sertifikat itu sendiri. E Sertifikat ini bisa anda print sendiri dalam artian anda diberi sertifikat dalam bentuk softcopy. E Sertifikat ini sah karena sudah di atur dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”).

Konsep Dasar Future IT Raharja (FIR)

Definisi FIR

FIR adalah kepanjangan dari Future IT Raharja, yang berisi kumpulan dari project-project IT masa depan yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi Raharja yang bermanfaat untuk menunjang kegiatan perkuliahan serta pembelajaran para Pribadi Raharja. Tak hanya itu FIR juga menopang jalannya kegiatan TPi (Ten Pilar IT iLearning). Project FIR juga terus di lakukan pengembangan demi penyempurnaan untuk setiap project nya agar bisa bergabung menjadi salah satu dari anggota TPi.

Jenis-jenis FIR

Adapun jenis-jenis FIR, diantaranya:

Adapun jenis-jenis FIR, diantaranya:

  1. SIS+
  2. RhjFox
  3. Magics Channel
  4. PEN+
  5. Airzone
  6. GO+ (Green Orchestra Plus)
  7. Virtual Account
  8. ZPreneur
  9. ZFord
  10. iLP (iLearning Plus)
  11. DID (Dream Innovation Day)
  12. PESSTA+
  13. HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

Konsep Dasar PESSTA+

Definisi PESSTA+

PESSTA+ (Penilaian Sidang Skripsi dan Tugas Akhir Plus) merupakan sebuah perkembangan dari sistem PESSTA. PESSTA+ adalah sebuah sistem validasi jurnal dan hibah yang dilakukan oleh mahasiswa secara online dan mandiri. Guna membuktikan bahwa mahasiswa atau Pribadi Raharja telah membuat artikel ilmiah yang lolos atau telah terbit di jurnal yang diakui oleh SK No 821 Tentang Ketentuan Jurnal Ilmiah Untuk Penilaian Objektif yang Diakui di Perguruan Tinggi Raharja maka perlu dilakukan validasi jurnal di PESSTA+.

Keistimewaan PESSTA+

PESSTA+ menjadi sangat istimewa karena hal-hal yang terdapat pada sistem PESSTA+ membuat pelaksanaan sidang menjadi lebih efektif karena nilai validasi sertifikat sudah tidak perlu dicek manual oleh penguji melainkan penguji hanya perlu mengakses sistem PESSTA+ dan mencari nama peserta sidang tersebut apakah sudah layak atau belum. Peserta sidang bisa submit sendiri validasi sertifikatnya kapanpun dan dimanapun mereka inginkan.

Logo PESSTA+

Logo adalah sebuah gambar atau sekedar sketsa yang memiliki arti tertentu, dan juga mewakili arti dari perusahaan, organisasi, daerah, lembaga, negara, produk, dan hal lainnya yang membutuhkan sesuatu yang singkat dan juga mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.

Logo harus mempunyai kerangka dasar dan filosofi berupa konsep dengan tujuan membentuk sifat yang berdiri sendiri atau mandiri. Logo pada umumnya dikenal oleh penglihatan atau visual, seperti ciri khas berbentuk warna dan rupa logo tersebut.

Gambar 2.3. Logo PESSTA+ Sumber : http://pesstaplus.raharja.me/

PESSTA+ terdiri dari 4 warna yaitu hijau, biru, coklat, dan emas.

  1. Filosofi warna Hijau merupakan warna pertumbuhan, berhubungan dengan kehidupan yang baru dan pembaharuan. Membantu dalam hal pengambilan keputusan, membantu dalam melihat semua sisi dengan jelas. Warna hijau juga melambangkan kampus Raharja.
  2. Filosofi warna emas memiliki arti kesan aktif, kemakmuran dan dinamis. Seperti PESSTA+ yang sangat dinamis.
  3. Filosofi warna biru menghadirkan kesan kekuatan teknologi, air, udara, kebersihan.
  4. Warna hitam memiliki arti warna misteri karena sangat susah untuk didefinisikan secara pasti, yaitu mempunyai dua makna yang tidak selaras dan bertentangan. Dalam satu sisi, hitam menjadi warna yang solid, tegas, dan kuat, yang menggambarkan tentang kekuatan dan kecanggihan sistem PESSTA+ tersebut.

Tujuan PESSTA+

  1. Mempersingkat waktu pelaksanaan yang terbuang percuma hanya untuk pengecekan validasi jurnal
  2. Menerapkan Surat Keputusan Perguruan Tinggi Raharja No 821 tentang ketentuan jurnal ilmiah yang diakui di Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Mahasiswa bisa submit validasi sertifikat secara mandiri dan online kapanpun dan dimanapun, bahkan bisa submit validasi jurnal sejak semester 1 jika memang sudah ada.

Konsep Dasar SWOT

Definisi SWOT

Menurut Rangkuti (2011: 199), penelitian memastikan bahwa kinerja perusahaan bisa ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut perlu dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness dan juga lingkungan eksternal opportunities dan threats yang berada di dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

  1. Kuadran 1
    Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi perusahaan tersebut mempunyai peluang dan kekuatan sehingga bisa memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang perlu ditetapkan dalam situasi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
  2. Kuadran 2
    Walaupun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan/organisasi masih mempunyai kekuatan dari segi internal. Strategi yang perlu diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
  3. Kuadran 3
    Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini serupa dengan question mark pada BCG matriks. Fokus dari strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga bisa merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi penelitian kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.
  4. Kuadran 4
    Ini merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Menurut Kadir (2014: 416) Analisa SWOT mengandung 4 (empat) bagian :1) strengths (S) atau kekuatan, 2) weaknesses (W) atau kelemahan, 3) opportunities (O) atau peluang, 4) threats (T) atau ancaman.

  1. Kekuatan menyatakan karakteristik yang memberi keuntungan untuk organisasi.
  2. Kelemahan menyatakan karakteristik yang harus diperbaiki supaya memberikan keuntungan bagi organisasi.
  3. Peluang menyatakan karakteristik yang apabila dimanfaatkan bisa memberikan.
  4. Ancaman menyatakan karakteristik yang memberikan masalah bagi organisasi sehingga perlu dilakukan penanganan untuk mengatasinya.

Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011: 197), tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML

Menurut Widodo, (2011:6), “UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

Menurut Nugroho (2010:6), ”UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan UML adalah bahasa pemodelan yang digunakan sebagai penyederhana permasalahan yang komplek.

Jenis - Jenis UML

Menurut Widodo (2011:10), Berikut ini adalah definisi mengenai 3 diagram UML :

  1. Use Case Diagram : Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).
  2. Sequence Diagram : Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.
  3. Activity Diagram : Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Menurut Guritno (2011: 302), “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”.

Jenis - Jenis Elisitasi

Menurut Suryo Guritno (2010:302), “Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap”, yaitu sebagai berikut:

  1. Elisitasi Tahap I
    Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi Tahap II
    Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.
    (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
    (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi Tahap III
    Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.
    (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
    (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
    (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.
    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:
    High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
    (M) : Mampu untuk dikerjakan.
    Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elicitation
    Menurut Suryo Guritno (2010:304) [33], “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan".

Konsep Dasar HIPO

Definisi HIPO

Menurut Praptiningsih (2012:03), “HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu yang digunakan untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output”.

Menurut Amsyah (2008:284), bagan HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) aslinya dibuat oleh IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program. Bagan HIPO secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang dihasilkannya. Bagan HIPO lebih mudah dibaca dibanding dengan bagan arus, sangat rinci, fleksibel, mudah dimodifikasi, dan dikelola. Dalam membuat bagan HIPO, terdapat tiga jenis diagram, yaitu: daftar isi visual (the visual table of contents/VTOC), diagram peninjauan, dan rincian diagram.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM yang sebenarnya merupakan alat dokumentasi program dan sekarang banyak digunakan sebagai alat design dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Menurut pandangan beberapa ahli Black Box Testing dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

Menurut Soetam Rizky (2011:264), berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang di titik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang
  2. Kesalahan interface
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
  4. Kesalahan performa
  5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?
  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?
  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?
  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?
  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?
  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.
  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.
  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.
  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.
  5. Melakukan pengujian.
  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.
  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

Motode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning
    Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.
  2. Boundary Value Analysis
    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.
  3. Cause-Effect Graphing Techniques
    Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:
    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
    3. Grafik dikonversikan ke dalam tabel keputusan.
    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji
  4. Comparison Testing
    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.
  5. Sample and Robustness Testing
    1. Sample Testing
      Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.
    2. Robustness Testing
      Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.
  6. Behavior Testing dan Performance Testing
    1. Behavior Testing
      Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.
    2. Performance Testing
      Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.
  7. Requirement Testing
    1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
    2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
    3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.
  8. Endurance Testing
    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
    Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

LITERATURE REVIEW

Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai Validasi Sertifikat PESSTA+. Dalam sistem Validasi Sertifikat PESSTA+ ini perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan.Berikut ini adalah 6 penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Jurnal ini diantaranya :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Aminudin (2014) yang berjudul “Implementasi Single Sign On (SSO) Untuk Mendukung Interaktivitas Aplikasi E-CommerceMenggunakan Protocol Oauth”. Penelitian ini mengulas tentang teknologi Single Sign On yang merupakan teknologi yang diminati, terutama di jaringan yang sangat besar dan heterogen (dalam sistem operasi saat ini dan aplikasi yang digunakan oleh komputer berasal dari banyak vendor diminta untuk mengisi informasi itu sendiri ke setiap platform yang berbeda untuk diakses oleh pengguna). Dengan menggunakan SSO, pengguna hanya cukup berusaha untuk otentikasi hanya sekali untuk mendapatkan izin, akses ke semua layanan yang terdapat dalam jaringan.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Ikha Widyawati (2013) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi Dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada BMT Di Karisidenan Pati)”. Penelitian ini untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan sistem informasi dan pengaruhnya terhadap penggunaan sistem informasi dengan menguji model yang diajukan oleh Handayani (2007). Data diperoleh dari persepsi individu pemakai sistem informasi pada BMT di Karisidenan Pati. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial berpengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan sistem informasi. Kondisi yang memfasilitasi dan minat pemanfaatan SI berpengaruh positif terhadap penggunaan SI.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Lian Duan dan Li Da Xu dari Universitas Iowa, USA (2012) yang berjudul"Business Intelligence for Enterprise Systems: A Survey". Penelitian ini membahas tentang ini pengenalan singkat kepada BI dengan penekanan pada algoritma dasar dan kemajuan saat ini. Selain itu , untuk menunjukkan tantangan dan peluang untuk lancar terhubung informatika industri untuk sistem perusahaan untuk penelitian BI.
  4. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Budi Setiawan (2014) yang berjudul “Studi Standardisasi Sertifikat Elektronik dan Keandalan dalam Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik” Bisnis dan transaksi elektronik telah menjadi trend saat ini oleh karena kemudahan dalam transaksi. Isu trust (kepercayaan) pada transaksi elektronik dalam lingkup nasional, regional dan global telah meningkat seiring dengan adanya permasalahan dalam hal keamanan informasi dalam transaksi elektronik. Pemerintah Indonesia telah memberikan jaminan hukum kepada masyarakat dalam bertransaksi elektronik. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan juga dikeluarkannya peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik (PP PSTE). Dalam regulasi tersebut diamanatkan kepada setiap Penyelenggara Sistem Transaksi Elektronik harus memiliki Sertifikat Elektronik dan Sertifikat Keandalan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan regulasi teknis dalam implementasi regulasi tersebut. Secara umum, telah ada Standard yang dikeluarkan oleh berbagai Organisasi Internasional dan Nasional. Dengan demikian, dibutuhkan strategi implementasi standardisasi sertifikat elektronik dan keandalan untuk mendorong tumbuh kembangnya Ekosistem Penyelenggara Sistem Transasksi Elektronik yang terpercaya dan handal serta memudahkan Pemerintah dalam meregulasi standard tersebut.
  5. Indahni, Frisilia and Kunang, Yesi Novaria and Muzakir, Ari (2015) penelitian ini berjudul “Sistem Keamanan SSO pada Jalur Komunikasi Berbasis SAML Menggunakan Digital Signature” Single sign on merupakan teknologi yang mengizinkan pengguna untuk melakukan otentikasi pada beberapa aplikasi web hanya menggunakan satu username dan satu password. Pengguna cukup melakukan login sekali agar bisa mengakses beberapa aplikasi web yang terintegrasi. Single sign on menyediakan fasilitas Security Assertion Markup Language (SAML) sebagai portal penghubung antara pengguna dan aplikasi web. Dengan menggunakan beberapa aplikasi web yaitu moodle dan wordpress. SSO SAML menggunakan digital signature sebagai sistem keamanan antar server dengan menggunakan sertifikat SP, sertifikat Idp dan sertifikat CAS. Digital signature memiliki fungsi sebagai penanda pada data yang memastikan bahwa data tersebut adalah data yang sebenarnya (tidak ada yang berubah) dengan menggunakan algoritma RSA.
  6. Hustinawati, Albert Kurnia Himawan and Latifah. Penelitian ini berjudul : Performance Analysis Framework Codeigniter and CakePHP in Website Creation. International Journal of Computer Applications 94(20):6-11, May 2014. Framework is a framework that allows developers to build an application . There are two types of frameworks , one of which is a web application framework. In this framework there is one type of framework that is widely used by web developers , which is a PHP framework that until now has been growing more than fifteen types to follow the progress of existing technology . With the development of web technology , in addition to facilitate can also cause problems both for the beginners in the world of PHP programming or PHP programmers to choose a framework which is more convenient and effective to use. Therefore , in this study will be a comparison between the two types , namely PHP framework CakePHP framework CodeIgniter framework that is implemented with the creation of websites to display data from a database , so that the two kinds of PHP frameworks can be known benefits and drawbacks to the analysis based on six factors namely in terms of performance , architecture , features - features that are available , the application of Ajax , ORM implementation , and capacity of each library - each framework.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Gabriel Tamura Norha M. Villegas dan Hausi A. Muller pada tahun 2011 penelitian ini berjudul “Towards Practical Runtime Verification And Validation Of Self-Adaptive Software Systems”. Software validation and verification (V&V) ensures that software products satisfy user requirements and meet their expected quality attributes throughout their lifecycle. While high levels of adaptation and autonomy provide new ways for software systems to operate in highly dynamic environments, developing certifiable V&V methods for guaranteeing the achievement of self-adaptive software goals is one of the major challenges facing the entire research field. In this chapter we (i) analyze fundamental challenges and concerns for the development of V&V methods and techniques that provide certifiable trust in self-adaptive and self-managing systems; and (ii) present a proposal for including V&V operations explicitly in feedback loops for ensuring the achievement of software self-adaptation goals. Both of these contributions provide valuable starting points for V&V researchers to help advance this field.
  8. Penelitian yang dilakukan oleh Christopher J. Roy dan William L. Oberkampf pada tahun 2011 penelitian ini berjudul “A Comprehensive Framework For Verification, Validation, and Uncertainty Quantification in Scientific Computing”. Approaches for propagating both types of uncertainties through the model to the system response quantities of interest are briefly discussed. Numerical approximation errors (due to discretization, iteration, and computer round off) are estimated using verification techniques, and the conversioon of these errors into epistemic uncertainties is discussed. Model form uncertainty is quantified using (a) model validation procedures, i.e., statistical comparisons of model predictions to available experimental data, and (b) extrapolation of this uncertainty structure to points in the application domain where experimental data do not exist. Finally, methods for conveying the total predictive uncertainty to decision makers are presented. The different steps in the predictive uncertainty framework are illustrated using a simple example in computational fluid dynamics applied to a hypersonic wind tunnel.
  9. Penelitian yang dilakukan oleh Manisha Bhardwaj, Sarbjeet Singh dan Makhan Singh pada tahun 2011 penelitian ini berjudul “Implementation Of Single Sign-On And Delegation Mechanisms In Alchemi.Net Based Grid Computing Framework”. Penelitian ini dilatarbelakangi setelah menganalisa rinci kinerja Alchemi, telah mengidentifikasi bahwa Alchemi Berbasis. NET Grid Computing Framework tidak mendukung mekanisme seperti single sign-on, sehingga diinginkan untuk menambahkan mekanisme ini untuk meningkatkan kegunaan dan penerapannya. Single sign-on (SSO) adalah fitur yang diinginkan dari komputasi grid, meskipun terdapat beberapa cara untuk menerapkan single sign-on dan delegasi, namun dalam penelitian ini telah diimplementasi pada Alchemi.Net berdasarkan kerangka kerja komputasi grid melalui X.509 sertifikat proxy. Kemudian saat ini telah diterapkan single sign-on dan delegasi mekanisme untuk Alchemi.Netbased dengan memanfaatkan X.509 sertifikat proxy. Dalam implementasi ini komunikasi telah dibentuk antara dua host. Kemudian host yang bertindak sebagai klien telah dikonfirmasi oleh tuan rumah yang bertindak sebagai server. Setelah di autentifikasi, klien diizinkan untuk mengakses berbagai aplikasi yang disediakan oleh Alchemi.Netbased framework komputasi grid dengan single sign-on dan hak delegasi penuh.
  10. Penelitian yang dilakukan oleh Ashirwad J. Chowriappa pada tahun 2013 penelitian ini berjudul “Development and Validation of a composite scoring system for robot-assisted surgical training-the Robotic skills Assessment Score”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah sistem penilaian standar tidak ada dalam penilaian maya berbasis realitas metrik untuk menggambarkan keterampilan bedah aman dan penting dalam operasi dibantu oleh robot. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mencetak penilaian bersama dengan validasi konstruk. Robotic Keterampilan Penilaian terutama berfokus pada keselamatan di bidang operasi, kesalahan kritis, ekonomi, bimanual ketangkasan, dan waktu. Berikut, RSA-Score yang dievaluasi lebih lanjut untuk validasi konstruk dan kelayakan. uji korelasi Spearman dilakukan antara tugas menggunakan RSA-Skor menunjukkan tidak ada korelasi silang. Hasil penelitian diusulkan RSA-Score ini dievaluasi ahli bedah non-robot (n ¼ 15) dan ahli bedah ahli-robot (n ¼ 12). Kelompok ahli menunjukkan secara signifikan lebih baik kinerja pada semua empat tugas dibandingkan dengan kelompok pemula. Validasi RSAScore yang dalam penelitian ini dilakukan pada Simulator Bedah Robotic. Kesimpulan: RSA-Score adalah sistem penilaian yang valid yang dapat dimasukkan dalam maya berbasis realitas simulator bedah untuk mencapai standar penilaian fundamental tenda bedah selama operasi dibantu oleh robot.

Dari ke-10 (Sepuluh ) literature riview yang terdapat diatas telah banyak yang membahas penelitian sebelumnya mengenai Validasi Sertifikat, maka disimpulkan bahwa belum ada peneliti yang membahas Pengembangan PESSTA+ Berbasis Yii Framework Sebagai Media Validasi Sertifikat Pada Penilaian Objektif Sidang Di Perguruan Tinggi.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari analisa yang sudah dijelaskan pada BAB I dalam rumusan masalah terhadap sistem yang ada saat ini di ruang lingkup Perguruan Tinggi Raharja, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

  1. Sistem PESSTA+ hadir sebagai sebuah sistem yang bisa menjadi wadah untuk mendokumentasikan sertifikat-sertifikat yang dimiliki mahasiswa dengan baik di Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Dengan menerapkan sistem PESSTA+ ini tentunya menjadi pembaharuan yang sangat efektif, karena dalam pelaksanaan sidang komprehensif tidak membutuhkan cara manual yang dilakukan penguji dalam pemberian poin sertifikat untuk penilaian objektif. Sehingga penguji bisa lebih fokus pada presentasi dan tanya jawab dengan peserta sidang.
  3. Adapun kelebihan sistem PESSTA+ diantaranya adalah mahasiswa bisa submit sertifikat secara mandiri dan online dimanapun dan kapanpun mereka inginkan, melalui sistem PESSTA+ apabila sertifikat sudah lolos dan sudah melewati verifikasi keabsahan lalu nanti akan di proses oleh Adm Dosen dan Admin PESSTA. Lalu pelaksanaan sidang pun berjalan sangat efektif karena poin sertifikat sudah terpenuhi.

Saran

Untuk memajukan sistem tersebut diperoleh beberapa saran yang kemungkinan besar bisa dijadikan sebagai referensi demi memajukan sistem tersebut, diantaranya:

  1. Diharapkan untuk PESSTA+ kedepannya bisa dipercantik lagi untuk tampilan submit Validasi Jurnal,Hibah,Sertifikat, dan Widuri.
  2. Untuk kedepannya lebih fokus lagi untuk mengimplementasikan poin-poin PO Sidang yang terdapat pada sistem PESSTA+.
  3. Dan diharapkan khusus untuk daftar sertifikat agar selalu diupdate sesuai dengan list PO Sidang.

DAFTAR PUSTAKA