SI1311477524

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI

PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

SEPATAN


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1311477524
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2014/2015)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR INDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI

PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

SEPATAN

Disusun Oleh :

NIM
: 1311477524
Nama
Jenjang Studi
Jurusan
Konsentrasi

Disahkan Oleh :

Tangerang, 27 Mei 2015
Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI

PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

SEPATAN

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311477524
Nama

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Tahun Akademik 2014/2015

Disetujui Oleh :

Tangerang, 27 Mei 2015
Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
(Oleh Soleh, M.M.S.I)


NID : 02026
   
NID : 04043





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI

PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

SEPATAN


Dibuat Oleh :


NIM
: 1311477524
Nama


Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Jurusan Sistem Informasi Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Tahun Akademik 2014/2015


Disetujui Penguji :


Tangerang, September 2015


Ketua Penguji
 
 
 
 
(..........)
NID :


Penguji I Penguji II
   
   
   
   
(..........) (..........)
NID : NID :





SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER
(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI

PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

SEPATAN


Disusun Oleh :


NIM
: 1311477524
Nama
Jenjang Studi
Jurusan
Konsentrasi


Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 27 Mei 2015

 
 
 
NIM : 1311477524


)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;





ABSTRAKSI


Berbagai penyakit yang menyerang tanaman padi dapat menyebabkan tidak maksimalnya panen atau bahkan bisa gagal panen. Untuk menghindari hal tersebut petani harus mengetahui cara mencegah dan mengobati tiap penyakit yang menyerang tanaman padi dengan cara mengetahui faktor-faktor atau gejala-gejala yang timbul sedini mungkin, sedangkan untuk mengetahui secara tepat jenis penyakit yang menyerang memerlukan seorang ahli atau pakar pertanian yang mampu mengidentifikasi penyakit secara detail dan menyeluruh. Akan tetapi, ketersediaan ahli atau pakar pertanian yang ada sangat terbatas sehingga tidak mencukupi untuk mengatasi berbagai permasalahan di lapangan pada waktu bersamaan. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan penulis pada Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan bahwa banyaknya permasalahan pertanian yang dialami petani tidak didukung oleh tersedianya ahli atau pakar yang mampu memberikan solusi kepada petani sehingga sering mengakibatkan tidak maksimalnya hasil pertanian padi oleh petani bahkan kadang mengalami gagal panen. Oleh karena itu perlu dilakukan terobosan untuk menyiasati hal tersebut dengan cara membuat suatu sistem yang memiliki kemampuan melakukan analisa dan didentifikasi sebagaimana layaknya seorang pakar dan dapat menghasilkan rekomendasi secara cepat. Sistem seperti ini biasa disebut sistem pakar. Sistem pakar ini dirancang menggunakan pendekatan penalaran certainly factor dan mesin inferensi forward chaining yang direpresentasikan dalam kaidah IF-THEN yang diimplementasikan dalam bahasa pemrograman PHP dengan basis data MySQL. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan dapat membantu penyuluh pertanian untuk mengatasi terbatasnya ahli atau pakar pertanian tanaman padi.


Kata kunci : Tanaman padi, Sistem pakar, Certainly factor.


ABSTRACTION


Various diseases that attack rice plants can cause not maximum harvest or even harvest failure. To avoid that the farmers need to know how to prevent and treat of each diseases that attack rice plants by knowing the factors or evidence that appear as early as possible, while to know exactly the type of disease that attacks require an expert or agricultural experts who are able to identify detailed and comprehensive diseases. However, the availability of agricultural expert or experts there is very limited so it is not sufficient to overcome the various problems in the field at the same time. As does research that already conducted author on Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan that many agricultural problems suffered by farmers are not support of availability expert or experts who are able to provide solutions to farmers that often result not maximum the rice agricultural produce by farmers and even sometimes suffered harvest failure. Therefore it is necessary for a breakthrough to get around this by creating a system that has the ability to perform analysis and identified as appropriate an expert and can rapidly generate recomendations. This kind systems commonly referred expert system. This expert system is designed using reasoning approach certainly factor and forward chaining inference engine that is represented in the IF-THEN rules are implemented in PHP programming language with MySQL database. With the expert system is expected to help to overcome the limited agricultural extension expert or experts rice crop farming.


Keywords: rice plants, expert systems, Certainly Factor.





KATA PENGANTAR


Assalamu'alaikum

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT atas semua rahmah, hidayah dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul “SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN SEPATAN” tepat pada waktunya.

Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Skripsi program pendidikan Strata Satu(SI) Jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Manajemen(STMIK) Raharja Tangerang.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dorongan tersebut, laporan ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yaitu :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja.
  4. Ibu Dina Fitria Murad, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Oleh Soleh, M.M.S.I., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu dan memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak Dadang, SP., selaku Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) Sepatan beserta jajarannya yang telah memberikan izin dan membantu penulis melakukan penelitian.
  6. Bapak Muslim Anshori selaku POPT pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sepatan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu suksesnya penelitian penulis.
  7. Kelompok Tani Desa Mekar Kondang, Kec. Sukadiri, Kab. Tangerang yang telah membantu kegiatan penelitian penulis.
  8. Bapak dan Ibu Dosen STMIK Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  9. Keluarga penulis khususnya Ibu dan kakak-kakak tercinta yang memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
  10. Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu per satu yang telah membantu sampai terwujudnya laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna memperbaiki penyusunan laporan–laporan selanjutnya dikemudian hari.

Akhir kata, besar harapan penulis laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi bahan acuan bagi para pembaca untuk pembuatan laporan selanjutnya.


Tangerang, 27 Mei 2015
(Mukhamad Arifin)
NIM. 1311477524




DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Level Koreksi
  2. Tabel 2.2 Literature Review
  3. Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I
  4. Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II
  5. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III
  6. Tabel 3.4 Final Draft Elisitasi
  7. Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur
  8. Tabel 4.2 Struktur Tabel TMMahasiswa
  9. Tabel 4.3 Struktur Tabel TTMahasiswaJurusan
  10. Tabel 4.4 Struktur Tabel TMJurusan
  11. Tabel 4.5 Struktur Tabel TMKepalaJurusan
  12. Tabel 4.6 Struktur Tabel TMMenu
  13. Tabel 4.7 Struktur Tabel TMMenuKategori
  14. Tabel 4.8 Struktur Tabel TMMenu
  15. Tabel 4.9 Struktur Tabel TTMahasiswaFoto
  16. Tabel 4.10 Struktur Tabel TMUser
  17. Tabel 4.11 Struktur Tabel TMGrading
  18. Tabel 4.12 Struktur Tabel TMSyaratMataKuliah
  19. Tabel 4.13 Struktur Tabel TMKurikulum
  20. Tabel 4.14 Struktur Tabel TMMataKuliahKelompok
  21. Tabel 4.15 Struktur Tabel TTMataKuliahKurikulum
  22. Tabel 4.16 Struktur Tabel TMSemester
  23. Tabel 4.17 Struktur Tabel TMSyaratLulus
  24. Tabel 4.18 Struktur Tabel TMSyaratKKP
  25. Tabel 4.19 Struktur Tabel TMTahunAjar
  26. Tabel 4.20 Daftar Pengujian BlackBox pada SiS+
  27. Tabel 4.21 Pengujian Login SiS+ Skenario 1
  28. Tabel 4.22 Pengujian Login SiS+ Skenario 2
  29. Tabel 4.23 Pengujian Login SiS+ Skenario 3
  30. Tabel 4.24 Pengujian Login SiS+ Skenario 4
  31. Tabel 4.25 Pengujian Login SiS+ Skenario 5
  32. Tabel 4.26 Pengujian Print Form SiS+
  33. Tabel 4.27 Pengujian Download Form SiS+
  34. Tabel 4.28 Pengujian Validasi Formulir SiS+
  35. Tabel 4.29 Time Schedule
  36. Tabel 4.30 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 1.1 Bagan Waterfall
  2. Gambar 2.1 Logo SiS+
  3. Gambar 2.2 Contoh QRCode
  4. Gambar 2.3 Diagram alir proses pembangkitan QR Code
  5. Gambar 2.4 Diagram alir proses pembacaan QR Code
  6. Gambar 2.5 Anatomi QR Code
  7. Gambar 2.6 Versi QR Code
  8. Gambar 2.7 Contoh QR Code Model 1
  9. Gambar 2.8 Contoh QR Code Model 2
  10. Gambar 2.9 Contoh Micro QR Code
  11. Gambar 2.10 Contoh iQR Code
  12. Gambar 2.11 Contoh LogoQ
  13. Gambar 2.12 Struktur Statis Aplikasi Yii
  14. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Raharja
  15. Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan
  16. Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Yang Berjalan
  17. Gambar 3.4 Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan
  18. Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan
  19. Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan
  20. Gambar 4.3 Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan
  21. Gambar 4.4 Class Diagram Formulir SiS+
  22. Gambar 4.5 Flowchart Sistem Yang Diusulkan
  23. Gambar 4.6 Diagram HIPO Formulir Online pada SiS+
  24. Gambar 4.7 Rancangan Prototipe Tampilan Login
  25. Gambar 4.8 Rancangan Prototipe Tampilan Home
  26. Gambar 4.9 Rancangan Prototipe Tampilan Form
  27. Gambar 4.10 Rancangan Prototipe Tampilan PDF Form
  28. Gambar 4.11 Tampilan Halaman Login
  29. Gambar 4.12 Tampilan Halaman Home
  30. Gambar 4.13 Tampilan Halaman Form
  31. Gambar 4.14 Tampilan PDF Form
  32. Gambar 4.15 Jumlah Pengguna Aktif SiS+
  33. Gambar 4.16 Jumlah View Formulir
  34. Gambar 4.17 Jumlah Print Formulir
  35. Gambar 4.18 Jumlah Download Formulir
  36. Gambar 4.19 Testimoni

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL CLASS DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL STATE MACHINE DIAGRAM

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman padi atau yang dalam bahasa latin memiliki nama Oryza Sativa mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia karena menjadi tanaman penghasil beras yang merupakan bahan makanan pokok sebagian besar manusia terutama di Indonesia. Semakin bertambahnya populasi manusia maka kebutuhan akan beras yang harus dipenuhi dari hasil pertanian padi juga semakin meningkat. Untuk meningkatkan hasil pertanian padi tersebut harus dilakukan upaya-upaya antara lain dengan cara pembukaan lahan baru untuk sawah-sawah pertanian padi, perbaikan infrastruktur pertanian dan juga peningkatan kualitas benih tanaman padi serta pengendalian berbagai penyakit yang bisa menyerang tanaman padi.

Pengendalian penyakit pada tanaman padi memerlukan pengetahuan yang luas agar tidak memiliki dampak negatif pada ekosistem dan lingkungan. Pada umumnya setiap penyakit yang menyerang tanaman padi dapat diketahui dari berbagai gejala yang melatar belakanginya sehingga seharusnya dapat ditanggulangi sebelum mencapai pada tingkat yang lebih parah dan meluas. Akan tetapi, karena kurangnya pengetahuan petani sehingga mereka sering mengabaikan gejala-gejala ini dan pada akhirnya banyak pertanian padi yang panennya tidak maksimal atau bahkan gagal panen.

Untuk membantu petani mengatasi persoalan ini perlu diadakan penyuluhan-penyuluhan oleh ahli atau pakar pertanian ataupun penyuluh pertanian yang mempunyai pengetahuan luas dan kemampuan untuk menganalisa faktor-faktor atau gejala-gejala awal dan mengidentifikasi jenis penyakit tanaman padi. Akan tetapi, karena terbatasnya SDM pakar pertanian dan masih banyaknya penyuluh pertanian yang belum mempunyai pengetahuan yang memadai untuk bisa menggantikan fungsi sebagai seorang pakar menjadi kendala yang masih banyak terjadi di lapangan. Selain itu, karena data-data penyuluhan belum tersimpan dalam sistem yang terkomputerisasi juga menjadi penghambat saat ada masyarakat yang bertanya tentang permasalahan pertanian sedangkan penyuluh yang dimintai keterangan dengan keterbatasannya yang tidak bisa mengingat semua informasi tentang permasalahan pertanian harus kembali membolak-balik file atau dokumen penyuluhan. Hal ini sangat menyita waktu sehingga tidak efisien dalam mengatasi permasalahan pertanian. Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian dan memberi alternatif dengan membuat sebuah sistem yang dapat mengidentifikasi penyakit tanaman padi dengan mensubstitusikan kemampuan seorang pakar ke dalam program komputer sehingga bisa juga disebut sebagai sistem pakar.

Tujuan pengembangan sistem pakar ini sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia tetapi untuk mensubsitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh penyuluh pertanian untuk mencari solusi dan cara menanggulangi berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman padi.

Dengan menggunakan sistem pakar diharapkan dapat mempercepat dalam mengidentifikasi jenis penyakit yang menyerang sehingga dapat ditanggulangi dengan cepat pula. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam pembuatan skripsi ini penulis akan membahas mengenai SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN PADI PADA BALAI PENYULUHAN PERTANIAN SEPATANsebagai suatu alternatif untuk membantu tugas penyuluh pertanian dalam mengatasi penyakit yang menyerang tanaman padi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang harus diatasi adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana jalannya sistem untuk mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman padi ?
  2. Bagaimana merancang suatu aplikasi sistem pakar yang mudah diakses oleh penyuluh pertanian dan mudah diinterpretasikan kepada para petani ?
  3. Bagaimana merancang suatu aplikasi sistem pakar yang dapat menentukan jenis penyakit yang akan timbul berdasarkan faktor atau gejala yang melatarbelakangi sehingga dapat menemukan solusi atas permasalahan yang ada ?

Ruang Lingkup

Untuk dapat menghasilkan penelitian yang lengkap dan akurat, maka perlu adanya ruang lingkup dan pembatasan masalah. Untuk itu, di sini penulis membuat ruang lingkup dan membatasi permasalahan pada sistem aplikasi yang dapat mengidentifikasi penyakit tanaman padi. Data sampel sebagai data awal jenis penyakit yang diidentifikasi adalah Tungro, Hawar bakteri, Blast dan Kerdil rumput. Sistem pakar ini ditujukan untuk penyuluh pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini meliputi :

  1. Tujuan individual
    Tujuan individual penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang tanaman padi dan untuk memenuhi salah satu syarat pembuatan Laporan Skripsi Jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer(STMIK) Raharja.
    2. Tujuan operasional
    Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor dan gejala yang mengawali dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman padi sehingga dapat diketahui jenis penyakit sejak dini serta menghasilkan suatu sistem pakar yang dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang tanaman padi.
    3. Tujuan fungsional
    Tujuan fungsional dari penelitian ini adalah agar hasil dari penelitian ini serta sistem pakar yang dibangun dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh instansi terkait yaitu Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan sebagai sumber referensi dalam menanggulangi penyakit pada tanaman padi.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut  :

  1. Bagi Peneliti
    a. Dapat menerapkan ilmu yang berkaitan dengan sistem informasi dalam proses pembuatan aplikasi.
    b. Menambah pengetahuan mengenai masalah penyakit tanaman padi.
  2. Bagi Stakeholder(Balai Penyuluan Pertanian Sepatan)
    Dapat membantu penyuluh pertanian dalam memberikan konsultasi dan informasi kepada masyarakat secara lebih detail tentang berbagai penyakit yang bisa menyerang tanaman padi beserta gejala-gejala yang melatarbelakangi dan cara penanggulangannya.
  3. Bagi Masyarakat
    Dapat memperoleh hasil konsultasi mengenai permasalahan-permasalahan peetanian terutama yang berhubungan dengan penyakit tanaman padi dengan lebih cepat dan lebih sistematis karena sistem pakar mampu mengidentifikasi gejala dan memberikan solusi dengan lebih cepat.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Artinya bahwa kegiatan penelitian yang dilakukan didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Metode penelitian yang penulis lakukan di sini meliputi metode pengumpulan data, metode analisa, metode perancangan sistem, metode prototype, metode implementasi program, metode kepakaran, dan metode testing/pengujian sistem.

Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data ini, untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan beberapa metode yaitu sebagai berikut :

  1. Observasi, merupakan metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung cara atau sistem yang digunakan untuk mendiagnogsis penyakit tanaman padi pada Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan.
  2. Wawancara, merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan cara tanya jawab langsung dengan Bapak Dadang, SP selaku Koordinator Penyuluh Pertanian yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan.
  3. Study pustaka, merupakan metode untuk mendapatkan data dan informasi dari sebuah buku atau pustaka yang diperlukan yang berkaitan dengan penelitian dalam penyusunan Laporan Skripsi ini. Study pustaka yang dilakukan oleh penulis bertempat di Perpustakan STMIK Raharja, Toko Buku Gramedia dan Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan.

Metode Analisa

Dalam penelitian ini metode analisa yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis SWOT yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(strengths), kelemahan(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman(threats). Alasan pemilihan metode SWOT untuk menganalisa sistem karena metode ini bisa dipakai untuk berbagai macam permasalahan dan mampu menganalisa secara mendalam terhadap berbagai aspek baik internal maupun eksternal sehingga memudahkan penulis dalam membuat analisa mengenai sistem yang seperti apa yang paling cocok untuk diterapkan pada Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan.

Metode Perancangan Sistem

Pada perancangan sistem pakar yang akan dibangun ini, penulis menggunakan metode perancangan sistem berupa UML(Unifed Modelling Language) dengan aplikasi software Visual paradigm 6.4 Enterprise Edition yang berfungsi untuk membuat aturan relasi antar objek. Penggunaan UML dalam perancangan sistem karena UML mendukung perancangan program yang berbabis objek(object oriented programming) sehingga memudahkan penulis untuk memahami relasi antar objek dan aktifitas tiap objek dalam sistem tersebut yang kemudian akan diimplementasikan dalam penulisan kode program.

Metode Prototype

Pada tahap pembuatan prototype untuk membangun sistem pakar ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah motode prototype incrimental karena dengan motode ini program dibuat secara per bagian dan bertingkat dari yang sederhana ke yang lebih kompleks sehingga akan memudahkan saat pengembangan program selanjutnya.

Metode Implementasi Program

Dalam implementasi pembuatan program yang akan dibangun, penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP(Personal Home Page). Pemilihan PHP dalam pembuatan program ini adalah karena selain OpenSource, PHP mendukung berbagai aplikasi database seperti MySQL, Oracle, PostgrSQL dan lain-lain. Dalam penulisan bahasa PHP ini, penulis menggunakan software Notepad++, dan Adobe Dreamweaver CS6 sedangkan pembuatan database  dengan menggunakan software XAMPP yang mendukung database MySQL.

Metode Kepakaran

Dalam melakukan identifikasi untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan setiap gejala yanag timbul, penulis menggunakan metode penalaran certainly factor(CF) dan mesin inferensi forward chaining dengan kaidah produksi IF-THEN.

Metode Testing

Dalam proses pengujian sistem pakar ini peneliti menggunakan metode Blackbox Testing, yaitumetode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak sehingga cocok untuk pembangunan atau pengembangan sistem yang memiliki waktu sempit.

Sistematika Penulisan

Agar dalam penulisan skripsi dapat sesuai tujuan dan tetap dalam batasan masalahnya, maka penulis menyusun Laporan Skripsi ini secara sistematis sehingga diharapkan tahap-tahap pembahasan akan tampak jelas kaitannya antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Adapun isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang penelitian dan pembuatan sistem, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan tentang pengertian dan definsi yang meliputi konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem pakar, analisa sistem, UML(Unified Modelling Language), prototype, black box testing dan beberapa teori-teori lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan, sejarah singkat, struktur organisasi serta wewenang dan tanggung jawab kapada instansi, visi misi, serta penggambaran sistem yang berjalan dengan analisa SWOT.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan mengenai rancangan sistem yang diusulkan menggunakan UML(Unified Modelling Language) yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, dan class diagram untuk menjelaskan relasi antar objek dan tampilan prototype yang berfungsi sebagai gambaran awal sistem yang akan dibangun.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari rangkuman hasil penelitian dan saran-saran yang perlu diperhatikan bagi pengembangan sistem kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut McLeod dalam Yakub(2012:1)[1], mengemukakan bahwa ”Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan.”.

Menurut Jogiyanto dalam Yakub(2012:1)[1], menyatakan bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Sedangkan menurut Atmosudirdjo dalam Sutabri(2012:17)[2], dalam bukunya yang berjudul Konsep Sistem Informasi bahwa “Suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau pengolahan tertentu”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang definisi sistem yang dikemukakan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa sistem adalah unsur-unsur atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan terintegrasi dalam melakukan suatu pemrosesan atau kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri(2012:20)[2], bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai sutu sistem. Adapaun karakteristik sistem adalah sebagai berikut :
  1. Komponen sistem(Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu sehingga mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.
  2. Batasan sistem(Boundary)
    Ruang lingkup merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan luar sistem(Environment)
    Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat pula merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, sehingga lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem(Interface)
    Media yang menghubungkan subsistem dengan subsustem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian akan terjadi suatu integrasi yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem(Input)
    Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh di dalam suatu unit computer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.
  6. Keluaran sistem(Output)
    Hasil dari energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, di mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.
  7. Pengolah Sistem(Processing)
    Suatu sistem dapat mempunyai proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh sistem akuntansi, sistem ini mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  8. Sasaran(Objectives)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

3. Klasifikasiik Sistem

Menurut Taufiq(2013:8)[3], bahwa sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, yaitu :

  1. Dilihat dari bentuknya dibagi menjadi sistem abstrak dan sistem fisik
    Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera.Contoh dari sistem fisik adalah sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi.Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang sama pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.
  2. Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan.
    Sistem dapat dipastikan adalah sistem yang input, proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Artinya bahwa dalm sistem tersebut sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan(sistem probabilistik) adalah sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya.
  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka.
    Kedua sistem ini dibedakan atas dasar ada tidaknya faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem. Jika tidak ada faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tertutup tetapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.

    Gambar 2.1 Sistem Tertutup
    Sumber : Taufiq(2013:9)[3]

    Gambar 2.2 Sistem Terbuka
    Sumber: Taufiq(2013:9)[3]
  4. Berdasarkan pelakunya dibedakan menjadi sistem manusia dan sistem mesin
    Sistem manusia adalah suatu sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh manusia sebagai contoh pelaku sistem organisasi, sistem akademik yang masih manual, transaksi jual beli di pasar tradisional. Adapun sistem mesin merupakan sebuah sistem yang proses kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh sistem motor, mobil, mesin industri.
  5. Berdasarkan tingkat kompleksitas masalahnya dibedakan menjadi sistem sederhana dan sistem kompleks
    Sistem sederhana merupakan sistem yang sedikit subsistem dan komponen-komponennya sedikit, sedangkan sistem kompleks adalah sistem yang memiliki banyak sub-sub sistem sehingga proses dari sistem itu sangat rumit.
  6. Berdasarkan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya dibedakan menjadi sistem bisa beradaptasi dan sistem tidak bisa beradaptasi
    Sistem yang bisa berdaptasi terhadap lingkungannya merupakan sebuah sistem yang mampu bertahan dengan adanya perubahan lingkungan, sedangkan sistem yang tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan jika terjadi perubahan lingkungan.
  7. Berdasarkan pencipta/pembuatnya dibedakan menjadi sistem buatan Allah dan sistem buatan manusia.
    Sistem buatan Allah merupakan sebuah sistem yang sudah cukup sempurna dan tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem ini, misalnya sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, sedangkan sistem buatan manusia merupakan sebuah sistem yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini bisa dirubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hidup.
  8. Berdasarkan jangka waktu pemakaiannya dibedakan menjadi sistem sementara dan sistem selamanya
    Sistem sementara merupakan sebuah sistem yang dibangun dan digunakan untuk waktu sementara, contoh sistem pemilihan presiden, setelah proses pemilihan presiden sudah tidak dipakai lagi dan untuk pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan sudah dibuat sistem pemilihan presiden yang baru. Sedangkan sistem selamanya merupakan sistem yang dipakai untuk jangka panjang atau digunakan selamanya, misalnya sistem pencernaan.

4. Siklus Hidup Sistem

Menurut Sutabri(2012:27)[2], “siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer”.

Dalam siklus hidup sistem ada beberpa tahapan-tahapan yang dilalui secara terus menerus sebagaimana yang tampak pada gambar 2.3 di bawah :


Gambar 2.3 Siklus Hidup Sistem
Sumber : Sutabri(2012:29)[2]

Berdasarkan gambar siklus hidup sistem di atas, dapat dijabarkan bahwa tahapan siklus hidup sistem meliputi (Sutabri, 2012:29)[2] :

  1. Mengenali adanya kebutuhan
    Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Setiap kebutuhan harus didefinisikan dengan jelas agar pembangunan sistem lebih efektif.
  2. Pembangunan sistem
    Merupakan proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
  3. Pemasangan sistem
    Merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem sebelum sistem tersebut dioperasikan.
  4. Pengoperasian sistem
    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi bisa mengalami perubahan-perubahan baik karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan dan kebijaksanaan, ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengikuti perubahan-perubahan tersebut sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.
  5. Sistem menjadi usang
    Kadangkala perubahan-perubahan yang begitu drastis tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem berjalan, sehingga secara ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan perlu sistem yang baru untuk menggantikannya.

Konsep Dasar Sistem Pakar

1. Definisi Sistem Pakar

Menurut Nahampun(2014:56)[4], bahwa “sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam menyelesaikan masalah”.

Menurut Tentua(2010:36)[5], “sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia(ahli) ke program komputer, agar komputer dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja para ahli, untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang membutuhkan baik orang awam maupun para pakar sebai asistennya”.

Menurut Martin dan Oxman dalam Kusrini(2010:11)[6], “sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang bisanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut”.

Dari beberapa defeinisi yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa sistem pakar adalah sistem yang mensubstitusikan pengetahuan pakar ke dalam komputer yang cara kerjanya didasarkan pada pengetahuan tertentu dengan metode tertentu untuk dapat memecahkan masalah tertentu yang kemudian pengetahuan dalam sistem tersebut dialihkan kepada orang yang menggunakannya.

2. Sejarah Sistem Pakar

Menurut Kusrini(2010:10)[6], sistem pakar yang merupakan salah satu cabang dari ilmu kecerdasan buatan mulai dikembangkan pada pertengan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Penelitian yang mereka lakukan didasari oleh keyakinan bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan manusia super, dan usaha untuk mengimplementasikannya adalah dengan membuat General Purpose Problem Solver(GPS). GPS adalah sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon dari Logic Theorist yang merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. Tujuan dari GPS yaitu untuk menyusun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga GPS dianggap sebagai awal dikembangkannya sistem pakar(expert system).

Pada pertengahan tahun 1960-an karena GPS dianggap terlalu lemah untuk diimplementasiakan pada masalah yang kompleks dan membutuhkan pengetahuan yang banyak, sehingga program yang sifatnya general purpose diganti menjadi program yang khusus/spesial(special purpose) salah satunya ditandai dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari Universitas Stanford yang kemudian dilanjukan dengan dikembangakan MYCIN. MYCIN merupakan program interaktif yang mendiagnosis penyakit miningitis dan infeksi bacremia serta memeberikan rekomendasi terpi antimikrobia. MYCIN mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Meskipun tidak pernah digunakan secara rutin oleh dekter, MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan.

Awal tahun 1980-an teknologi pada expert system yang semula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, seperti XCON dan XSEL(dikembangkan oleh Digital Equipment Corp.) serta CATS-1(dikembangkan oleh General Electric) dan hingga sekarang sistem pakar(expert system) telah digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.

3. Struktur Dasar Sistem Pakar

Menurut Turban dalam Prabowo(2013:32)[7], sistem pakar dapat ditampilkan dalam dua lingkungan : lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi(runtime) (Gambar 2.4). Lingkungan pengembangan digunakan oleh ES builder untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan ke dalam basis pengetahuan, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh nonpakar untuk memperoleh pengetahuan dan nasehat pakar. Lingkungan ini dapat dipisahkan setelah sistem lengkap.


Gambar 2.4 Stuktur sistem pakar
Sumber: Prabowo(2013:32)[7]


Seperti yang tampak pada gambar struktur sistem pakar di atas, bahwa keberadaan seorang pakar yang sebelumya harus berada di lingkungan konsultasi dapat digantikan dengan seseorang yang bukan pakar dengan bantuan mesin inferensi pada sistem pakar yang sudah berisi basis pengetahuan pakar, sehingga dengan keterbatasan ketersediaan pakar mereka cukup dengan menginterpretasikan pengetahuannya ke dalam basis pengetahuan untuk perbaikan pengetahuan yang akan diproses oleh mesin inferensi sistem pakar.

4. Ciri-Ciri Sistem Pakar

Menurut Kusrini(2010:14)[6], ciri-ciri simtem pakar adalah sebagai berikut :

  1. Terbatas pada bidang yang spesifik.
  2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
  3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang mudah dipahami.
  4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
  5. Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap.
  6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
  7. Output tergantung dari dialog dengan user.
  8. Knowledge base dan inference engine terpisah.

5. Komponen Utama Sistem Pakar

Menurut Giarranato dan Riley dalam Rizaldi(2013:20)[8], sebuah sistem pakar harus memiliki komponen-komponen sebagai berikut :

  1. Antar muka(User interface)
    Menurut Rizaldi(2013:21)[8], “user interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi”. User interface menerima data atau informasi dari pengguna dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selanjutnya user interface menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pengguna.
  2. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
    Menurut Hartati dan Iswanti dalam Rizaldi(2013:21)[8], “basis pengetahuan(knowlegde base) merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar dalam format tertentu. Pengetahuan tersebut diperoleh dari akumulasi pengetahuan pakar dan sumber-sumber pengetahuan lainnya”.
    Menurut Sasmito(2010:18)[9], ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :
    1. Pendekatan berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)
      Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). bentuk representasi ini terdiri atas premis dan kesimpulan. Pada pendekatan berbasis aturan, pengetahuan dipresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : if-then.
    2. Pendekatan berbasis kasus (Case-Based Reasioning)
      Pada pendekatan berbasis kasus, basis pengetahuan, akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada).
  3. Mesin Inferensi(Inference Engine)
    Menurut Sutojo, dkk. dalam Rizaldi(2013:22)[8], “mesin inferensi adalah sebuah program yang berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan basis pengetahuan yang ada, memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam pengetahuan untuk mencapai solusi atau kesimpulan”.
    Untuk lebih jelasnya bagaimana cara kerja mesin inferensi dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini.


    Gambar 2.5 Mesin inferensi
    Sumber : Durkin dalam Sasmito(2010:20)[9]

    Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa komputer telah terisi pengetahuan-pengetahuan dari pakar yang telah tersusun dalam basis pengetahuan. Pertama komputer harus mendapatkan inputan-inputan dan akan dicocokkan dengan fakta-fakta yang ada di dalam basis pengetahuan oleh mesin inferensi. Selanjutnya mesin inferensi akan mengolahnya berdasarkan teknik pelacakan yang ada pada mesin inferensi yang nantinya akan menghasilkan suatu output atau kesimpulan. Menurut Sasmito(2010:19)[9], dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Dan untuk strategi pengendalian ini berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran. Ada dua teknik pelacakan dalam mesin inferensi yang digunakan, yaitu :

    1. Forward Chaining(Pelacakan Kedepan)
      Menurut Sutojo, dkk. dalam Rizaldi(2013:22)[8], “forward chaining adalah teknik inferensi yang dimulai dengan pengumpulan fakta-fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan rules yang ada sampai akhitnya didapat konklusi akhir”.
    2. Backward Chaining(Pelacakan Kebelakang)
      Menurut Sutojo, dkk. dalam Rizaldi(2013:22)[8], menjelaskan bahwa “backward chaining adalah teknik inferensi yang bekerja mundur. Proses dimulai dari goal(konklusi), kemudian pencarian dijalankan untuk mencocokkan apakah fakta-fakta cocok dengan rules
  4. Memori kerja(Working memory)
    Menurut Hartati dan Iswanti dalam Rizaldi(2013:23)[8], menjelaskan bahwa “memori kerja merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi”.

6. Tahapan dalam Sistem Pakar

Menurut Tentua(2010:36)[5], pengembangan sistem pakar melibatkan empat pihak yaitu analisis sitem, knowlegde engineer, pakar dan pemakai sistem. Keempat pihak ini akan terlibat dalam tahapan pengembangan sistemnya. Secara garis besar tahapan dalam membangun sistem pakar dapat dilihat seperti pada gambar 2.6 di bawah.


Gambar 2.6 Tahapan pengembangan sistem pakar
Sumber : Tentua(2010:36)[5]

Berdasarkan gambar tahapan sistem pakar di atas dapat dijabarkan bahwa tahapan dalam membangun sistem pakar meliputi :

  1. Perencanaan
    Dalam tahap ini yang dilakukan adalah membuat perencanaan secara menyeluruh tentang basis pengetahuan yang dipilih, desain yang dipilih, bahasa pemrograman yang akan diterapkan, metode testing yang akan dilakukan serta bagaimana evaluasi terhadap sistem yang sudah dibangun akan dilakukan.
  2. Mendefinisikan Pengetahuan
    Tahap ini meliputi identifikasi dan seleksi sumber pengetahuan serta akusisi analisa pengetahuan dan mengekstraksinya untuk dijadikan representasi dari pengetahuan pakar yang selanjutnya disebut sebagai basis pengetahuan.
  3. Desain Pengetahuan
    Melakukan desain pengetahuan sesuai metode dan kaidah yang digunakan untuk membuat setiap kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan. Sehingga tahap ini sangat penting karena menentukan tingkat keakuratan dan kebenaran dari sistem pakar.
  4. Pengkodean
    Mengimplementasikan desain pengetahuan dalam penulisan program sesuai dengan algoritma dan logika pemrograman dengan bahasa pemrograman yang telah ditentukan.
  5. Verifikasi Pengetahuan
    Verifikasi yang dimaksud adalah verifikasi secara formal(tes fungsi dari program) dan verifikasi secara analis(tes secara menyeluruh program baik fungsi maupun prosedur-prosedur di dalamnya). Tahap ini biasa disebut tahap testing sistem.
  6. Evaluasi Sistem
    Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem yang sudah dibangun tentang layak tidaknya sistem untuk diimplementasikan dalam perusahaan atau organisasi.

7. Tujuan dalam Sistem Pakar

Menurut Sentanu(2013:15)[10], “Tujuan dari sistem pakar adalah untuk memindahkan pengetahuan dari seorang ahli atau sumber keahlian lain ke dalam komputer dan kemudian memindahkan dari komputer kepada user yang tidak ahli(bukan pakar).

Menurut Sentanu(2013:15)[10], proses yang dilakukan saat pemindahan pengetahuan kepakaran adalah :

  1. Akuisisi pengetahuan(knowledge acquisition)
    Preses mencri dan mengumpulkan pengetahuan dari ahli atau sumber keahlian lainnya.
  2. Representasi pengetahuan(knowledge representation)
    Preses menyimpan dan mengatur penyimpanan pengetahuan yang telah diperoleh ke dalam komputer.
  3. Inferensi pengetahuan(knowledge inferencing)
    Proses melakukan inferensi(membuat kesimpulan) berdasarkan pengetahuan yang telah disimpan di dalam komputer.
  4. Pemindahan pengetahuan(knowledge transfering)
    Proses pemindahan pengetahuan dari komputer kepada user.

Untuk mencapai tujuan dalam menyelesaikan ketidakpastian tersebut, ada beberapa teori atau metode yang sering dipakai, yaitu :

  1. Probabilitas klasik(Cassical probability)
  2. Probabilitas bayes(Bayesian probability)
  3. Teori fuzzy Zadeh(Zadeh’s fuzzy theory)
  4. Faktor kepastian(Certainly factor)
  5. Teori Dempster-Shafer(Dempster-Shafer theory)
  6. Teori Hartley berdasarkan himpunan klasik(Hartley theory based on classical sets)

8. Manfaat Sistem Pakar

Menurut Sutojo, dkk. dalam Rizaldi(2013:24)[8], sistem pakar mempunyai beberapa manfaat antara lain :

  1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dengan bekerja lebih cepat daripada manusia.
  2. Membuat seorang yang awam menjadi bekerja seperti layaknya seorang pakar.
  3. Meningkatkan kualitas dengan memberi nasihat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.
  4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.
  5. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.
  6. Handal karena sistem pakar tidak pernah menjadi bosan, lelah atau sakit.
  7. Bisa digunakan sebagai media pelengkap atau pelatihan.
  8. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari pakar.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Rohman(2012:11)[11], “Analisis adalah proses merinci suatu objek dengan alat tertentu, ke dalam beberapa komponen yang saling berhubungan dan menilai urgensi, dukungan dan keterkaitannya terhadap terjadinya sesuatu”.

Menurut Rizqi(2011:110)[12], “Analisa adalah kegiatan yang mendefinisikan apa yang akan dilakukan oleh sebuah aplikasi”.

Sedangkan definisi analisa sistem sendiri Menurut Yakub(2012:142)[1], bahwa “analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memeahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas(business users), proses bisnis(business process), ketentuan atau aturan(business rule), masalah dan mencari solusinya(business problem and business solution), dan rencana-rencana perusahaan(business plan)”.

Menurut Mulyanto(2009:125)[13], analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mengganti output yang sedang berjalan untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain(bisa jadi lebih sederhana dan lebih interaktif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.

Berdasarkan definisi analisa dan analisa sistem yang telah dikemukan tersebut penulis menyimpulkan bahwa analisa sistem adalah pengamatan terhadap suatu sistem secara konseptual dan dengan metode tertentu yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki sistem dengan cara menemukan masalah dan memberikan solusi agar output yang diperoleh sesuai dengan tujuan dari inputannya.

Ada beberapa metode analisa sistem yang sering dipakai oleh analis sistem, yaitu : analisis SWOT, CSF, Ballanced Scorecard, Five Force Model dan Value Chain. Dalam pembuatan sistem pakar ini, penulis menggunakan analisis SWOT karena analisis ini dapat mengetahui tingkat kekuatan, kelemahan, peluang/kemungkinan, dan tingkat ancaman terhadap sistem.

2. Tahapan Analisa Sistem

Menurut Sutabri dalam Marhaeni(2014:30)[14], mengemukakan bahawa “tahap analisa sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan dalam tahap ini dapat menyebabkan juga kesalahan di tahap yang selanjutnya”.

Menurut Stabri dalam Marhaeni(2014:30)[14], dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, yaitu :

  1. Identify, yaitu proses untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada sistem, meliputi :
    1. Mengidentifikasi penyebab masalah.
    2. Mengidentifikasi titik keputusan.
    3. Mengidentifikasi personel-personel kunci
  2. Understand, yaitu memahami cara kerja sistem dengan cara :
    1. Menentukan jenis penelitian.
    2. Mengatur jadwal penelitian.
    3. Membuat laporan hasil penelititan.
  3. Analize, yaitu menganalisa sistem yang sedang berjalan dalam hal kelemahan sistem dan kebututhan informasis bagi manajemen(pemakai).
  4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisa. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
    1. Sebagai dokumen bahwa proses analisa sistem telah selesai.
    2. Sebagai media referensi untuk meluruskan kesalahan-kesalahan yang telah ditemukan dalam proses analisa yang tidak sesuai menurut manajemen(pemakai).
    3. Sebagai bahan acuan untuk melakukan tindakan selanjutnya atas dasar hasil analisa sistem yang telah dilakukan.

3. Fungsi dan Tujuan Analisa Sistem

Menurut Sutabri dalam Marhaeni(2014:29)[14], fungsi dari analisa sistem adalah :

  1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai(user).
  2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pemakai.
  3. Memilih alternatif-alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
  4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem yang telah disetujui oleh pemakai.

Sedangkan tujuan dari analisa sistem menurut Tanti dalam Alviyanto(2014:36)[15], mengemukakan bahwa “tujuan utama tahap analisa sistem adalah untuk memahami dan mencatatkan keperluan-keperluan dalam pengerjaan serta pengolahan permintaan-permintaan yang terus menerus berubah”.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Endres dalam Rizky(2011:139)[12], menyatakan bahwa “perancangan merupakan aktivitas yang mengusulkan sebuah solusi teknis sehingga nantinya akan dapat memenuhi hasil dari analisa kebutuhan sistem”.

Menurut Rosa A.S. dan M. Salahuddin(2013:23)[16], “desain atau perancangan dalam pembangunan perangkat lunak merupakan upaya untuk mengonstruksikan sebuah sistem yang memberikan kepuasan(mungkin informal) akan spesifikasi kebutuhan fungsional, memenuhi target, memenuhi kebutuhan secara implisit atau eksplisit dari segi performansi maupun penggunaan sumber daya, kepuasan batasan dari segi biaya, waktu, dan perangkat”.

Menurut Rizky(2011:139)[12], bahwa “perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaannya”.

Dari definisi perancangan yang telah dikemukakan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa perancangan adalah cara dan proses menggambarkan sesuatu dengan menggunakan teknik tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Sedangkan untuk definisi perancangan sistem dalam hal ini perancangan sistem perangkat lunak, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya dalam buku.

Menurut Verzello dan John Reuter III dalam Darmawan(2013:227)[17], mengemukakan bahwa “perancangan sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem”.

Sedangkan menurut Al-Jufri(2011:141)[18], “Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru”.

Berdasarkan kedua definisi perancangan sistem yang telah disebutkan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa perancangan sistem adalah proses penentuan semua persyaratan dan kelengkapan yang diperlukan dalam membangun suatu sistem berdasarkan hasil dari analisa yang telah dilakukan.

Dalam pembuatan sistem pakar ini, penulis membuat rancangan sistem dengan metode UML dan flowchart serta metode Normalisasi untuk merancang database.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan(2013:228)[17], perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama :

  1. Untuk memeberikan gamabaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat(lebih condong pada desain sistem yang terperinci).
  2. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

Konsep Dasar Elisitasi

Menurut Rahardja, dkk.(2011:302)[19], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”

Menurut Hidayati dalam Anjani(2014:32)[20], Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui empat tahap, yaitu :

  1. Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
  2. Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential). Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi, dengan aturan :
    1. Mandatory
      Requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
    2. Desirable
      Requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
    3. Inessential
      Requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
  3. Elisitasi tahap III, merupakan hasil perampingan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option Inessential pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasfikasikan kembali dengan metode TOE(Teknikal, Operasional, Ekonomi), yaitu :
    1. Technical, yaitu bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem yang diusulkan?
    2. Operational, yaitu bagaimana tata cara penggunaan requirement yang akan dikembangkan ?
    3. Economic, yaitu berapa biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

    Selanjutnya setelah requirement diklasifikasikan dengan metode TOE, requirement tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kelompok, yaitu :

    1. High(H), artinya requirement sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieliminasi.
    2. Middle(M), requrement mampu dikerjakan.
    3. Low(L), requirement mudah dikerjakan.
  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Konsep Dasar Prototyping

1. Definisi Prototyping

Menurut Rizky(2011:169)[12], “Prototyping adalah sebuah proses yang melakukan simulasi terhadap sebuah sistem dan dapat dibuat dengan cepat. Prototyping juga merupakan sebuah teknik analisis iteratif dimana user terlibat secara aktif dalam proses desain layar dan laporan”.

Dari definisi prototyping di atas, dapat dikatakan bahwa prototyping biasanya hanya mensimulasikan beberapa aspek dari fitur program akhir, dan mungkin juga sama sekali berbeda dari pelaksanaan akhir program nantinya.

2. Jenis Penddekatan Prototyping

Menurut Husain(2014:52)[21], Terdapat 3 pendekatan utama prototyping yaitu :

  1. Trow-Away
    Prototype dibuat dan di tes, dan digunakan sebagai dasar untuk membuat produk akhir, sedangkan prototype-nya sendiri dibuang.
  2. Incremental
    Prototype dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah-pisah. Selanjutnya prototype tersebut dapat dijadikan sebagai sistem awal yang sudah bisa digunakan oleh user. Untuk meningkatkan fungsionalitas sistem maka pengembangan sistem dilakukan secara bertingkat(incremental).
  3. Evolusionerary
    Prototype dibuat mulai dari yang paling dasar dan dilakukan perbaikan terus menerus. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnyadipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Dalam pembuatan prototype untuk sistem pakar ini, penulis menggunakan model incremental karena selain keterbatasan waktu, dengan metode ini model prototype sudah bisa dijadikan sebagai dasar awal sistem yang bisa dipakai oleh user.

3. Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Menurut Rizaldi(2014:31)[8], kelebihan dan kekurangan prototype adalah sebagai berikut :

  1. Kelebihan Prototype adalah :
    1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan atau user
    2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
    3. Pelanggan dapat berperan aktif dalam pengembangan sistem
    4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
    5. Penerapan sistem menjadi lebih mudah karena pemakai sudah mengetahui seperti apa sistem yang dibangun dari prototype.
  2. Kekurangan Prototype adalah :
    1. Pelanggan kadang tidak menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas searakeseluruhan.
    2. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek, sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan bahwa prototyping sebenarnya hanya cetak biru sistem.

Konsep Dasar Testing

1. Definisi Testing

Menurut Rosa dan Shalahuddin(2013:272)[16], “Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen sebuah topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi(verification) dan validasi(validation) (V&V)”.

Menurut Rizky(2011:237)[12], “testing adalah sebuah proses yang diejawanahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian sistem dalam hal ini sistem perangkat lunak merupakan sebuah proses dari tahapan pengembangan perangkat lunak untuk memastikan kualitas dari perangkat lunak tersebut yang secara umum terbagi dalam kategori verifikasi dan validasi.

2. Verifikasi dan Validasi

Menurut Rizky(2011:239)[12], “Verifikasi adalah proses pemeriksaaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna”.

Menurut Rizky(2011:240)[12], validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Sedangkan Rosa dan Shalahuddin(2013:273)[16], Verifikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa perangkat lunak dikembangkan dengan benar dalam setiap fungsi, sedangkan validasi dimaksudkan untuk menjamin bahwa perangkat lunak yang dibangun sudah sesuai dengan yang diinginkan user. Atau dapat juga dikatakan sebagai berikut :

  1. Verifikasi : “Apakah produk dibangun dengan benar ?” (lebih ke arah apakah proses pengembangan produk sudah benar dan telah berhasil mengimplementasikan fungsi yang benar).
  2. Validasi : “Apakah sudah membangun produk yang benar ?” (lebih ke arah hasil produk apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan).

Dengan pengujian tersebut kualitas dari perangkat lunak bisa dijamin saat diimplementasikan dan di terapkan kepada pelanggan.

Menurut Rosa dan Shalahuddin(2013:271)[16], Kualitas perangkat lunak tersebut juga perlu dijaga untuk keperluan sebagai berikut :

  1. Agar dapat “survive” bertahan di dunia bisnis perangkat lunak.
  2. Dapat bersaing dengan perangkat lunak yang lain.
  3. Penting untuk pemasaran global.
  4. Mengefektifkan biaya agar tidak banyak membuang perangkat lunak karena kegagalan pemasaran atau kegagalan produksi.
  5. Mempertahankan pelanggan (customer) dan meningkatkan keuntungan.

Menurut Sasmito(2010:41)[9], dalam melakukan pengujian perangkat lunak, ada beberapa metode pengujian yang dapat digunakan, yaitu :

  1. Pengujian White Box
    Pengujian white box yang juga disebut pengujian glass box, yaitu metode desain test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case. Dengan pengujian white box, perekayasa sistem dapat melakukan test case yang :
    1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali.
    2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false.
    3. Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka.
    4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.
  2. Pengujian Basis Path
    Pengujian basis path ini memungkinkan desainer test case mengukur kompleksitas logis dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman untuk menetapkan basis set dari jalur eksekusi.
  3. Pengujian Struktur Kontrol
    Terdapat beberapa metode dalam pengujian struktur kontrol, yaitu :
    1. Pengujian kondisi
      Merupakan sebuah metode desain test case yang menggunakan kondisi logis yang ada pada suatu program.
    2. Pengujian aliran data
      Merupakan metode yang digunakan dalam memilih jalur pengujian dari suatu program sesuai dengan lokasi definisi dan menggunakan variabel-variabel pada program.
    3. Pengujian loop
      Merupakan teknik pengujian white box yang secara eksklusif berfokus pada validitas konstruksi loop.
  4. Pengujian Black Box
    Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

Dalam pengujian sistem pakar yang akan dibangun ini, penulis menggunakan metode pengujian black bok testing karena pengujian cukup pada fungsionalitas sistemnya.

Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono(2010:6)[22], Dalam penelititan ilmiah dikenal beberapa macam metode penelitian, yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

  1. Berdasarkan Tujuan Penelitian, terdiri dari :
    1. Penelitian Dasar
      Menurut Sumantri dalam Sugiyono(2010)[22], penelitian dasar merupakan penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
    2. Penelitian Terapan
      Merupakan penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.
    3. Penelitian dan Pengembangan(R&D)
      Digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
  2. Berdasarkan Tingkat Kealamiahan Tempat Penelitian, terdiri dari :
    1. Metode Penelitian Eksperimen
      Digunakan untuk mencari pengaruh treatment(perlakuan) tertentu.
    2. Metode Penelitian Survey
      Digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.
    3. Metode Penelitian Naturalistik/Kualitatif
      Digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data bukan pandangan peneliti.
  3. Berdasarkan objek yang diteliti, terdiri dari :
    1. Metode Penelitian Kuantitatif
      Digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya secara acak(random), pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, dan analis datanya bersifat kuantitatif/statis dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.
    2. Metode Penelitian Kualitatif
      Digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumental kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi(gabungan), analisis datanya bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Dalam pembuatan sistem pakar ini, penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk dalam kategori penelitian terapan dengan metode penelitian kualitatif, dimana pengumpulan data dilakukan secara gabungan dan melakukan analisa data yang terkumpul secara kualitatif.

Menurut Rapina dalam Husain(2014:26)[21], dalam teknik pengumpulan data terdapat 2 teknik pengumpulan data yaitu :

  1. Studi Lapangan
    Penelitian yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan, dengan cara :
    1. Observasi
      Digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian.
    2. Wawancara
      Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penelitian
    3. Dokumentasi
      Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan semua hal yang diperlukan yang dapat menunjang keberhasilan penelitian.
  2. Studi Kepustakaan
    Merupakan kegiatan mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari dan mendalami literatur-literatur yang berhubungan dengan masalh yang diteliti.

Teori Khusus

Konsep Identifikasi

Menurut Poerwadarminto dalam Rizaldi(2014:36)[8], “identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda”.

Menurut JP Chaplin yang diterjemahkan Kartini Kartono dalam Rizaldi (2014:36)[8], “identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan objek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu”.

Dari kedua definisi identifikasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa indentifikasi adalah proses pengenalan, penentuan dan penetapan terhadap suatu objek dalam suatu kelompok tertentu sesuai dengan karakteristik tertentu.

Tanaman Padi

Menurut Supartha, dkk.(2012:98)[23], “Tanaman padi merupakan tanaman pangan sebagai sumber energi yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia”.

Padi adalah tanaman yang termasuk dalam jenis rumput-rumputan. Akarnya termasuk akar serabut. Batangnya berbuku-buku dan di dalamnya kosong seperti pipet yang digunakan untuk pertukaran gas. Daunnya seperti pita. Bunga jantan dan betina ada dalam satu bunga yang terletak pada malai, yang kemudian menjadi gabah. (Sumber : https://emhatta.wordpress.com/).

Menurut Purnama dan Purnamawati dalam Marlina, dkk.(2012:139)[24], “Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan rumput berumpun”.

Dari definisi dan istilah tentang tanaman dan padi di atas dapat diartikan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan dari jenis rumput-rumputan yang tumbuh berumpun dengan batang berbuku-buku dan daun seperti pita yang menghasilkan bulir-bulir pada malai.

Gejala dan Penyakit Tanaman Padi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(2012), “Gejala /ge∙ja∙la/ n̤ 1. perihal(keadaan, peristiwa, dsb) yang tidak biasa dan patut diperhatikan(ada kalanya menandakan akan terjadi sesuatu... 2. keadaan yang menjadi tanda-tanda akan timbulnya(terjadinya, berjangkitnya) sesuatu....(sumber:http://kbbi.web.id/gejala)

Dengan kata lain gejala adalah sifat atau hal atau keadaan di luar dari kondisi normal yang dapat menjadi tanda akan timbulnya atau berjangkitnya atau terjadinya sesuatu.

“Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh”. (sumber:http://carapedia.com/pengertian_definisi_penyakit_info2047.html).

“Penyakit adalah suatu kesakitan yang biasanya memiliki sedikitnya dua sifat dari kriteria ini : agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta gejala yang dapat diidentifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten”. (Sumber : http://carapedia.com/pengertian_definisi_penyakit_ info2047.html).

Dari definisi gejala dan definisi penyakit di atas, penulis menyimpulkan bahwa penyakit adalah sesuatu yang memiliki sifat-sifat tertentu atau gejala-gejala yang dapat diidentifikasi serta yang menyerang organisme dan dapat menyebabkan ketidaknormalan fungsi atau sistem tubuh pada organisme tersebut.

Dari definisi penyakit dan definisi tanaman padiyang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan penyakit tanaman padi adalah sesuatu yang menyerang dan menyebabkan ketidaknormalan fungsi atau sistem tubuh pada tanaman padi yang dapat diindentifikasi berdasarkan gejala-gejala yang melatarbelakangi.

Balai Penyuluhan Pertanian

Definisi pertanian menurut Mareta dan A. Nur(2011:26)[25], mengemukakan bahwa “pertanian dalam arti luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup(termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim”.

Sedangkan definisi balai penyuluhan pertanian sendiri adalah kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan perhutanan di tingkat kecamatan yang merupakan lembaga non struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan”. (Sumber : Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar).

Menurut Wibawa(2014:3)[26], “Balai Penyuluhan Kecamatan/Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan(BPK/BP3K) merupakan Unit Pelaksana Teknis(UPT) Penyuluhan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota atau kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan di kecamatan”.

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Balai Penyuluhan Pertanian adalah Unit pelaksana teknis atau kelembagaan yang menangani penyuluhan pada tingkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Metode Analisis SWOT

1. Definisi Analisis SWOT

Menurut Rangkuti(2011:199)[27], “penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang(Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan(Strengths) dan kelemahan(Weakness)”.

Menurut Rohman(2012:13)[28], “analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan(strengths) dan kelemahan(weaknesses) internal organisasi, serta peluang(opportunities) dan ancaman/ tantangan(threats) eksternal suatu organisasi/proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT(Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats)”.

Menurut Yusmini(2011:68)[29], "Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan(Strengths) dan kelemahan-kelemahan(Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan(Oportunities) serta ancaman-ancaman(Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths) dan peluang(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(Weakness) dan ancaman (Threats)”.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa analisis SWOT adalah suatu metode analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dari lingkungan internal berupa kekuatan(strengths) dan kelemahan(weaknesses) serta faktor lingkungan luar berupa peluang(opportunities) dan ancaman(threats) yang dihadapi untuk selanjutnya dapat menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan.

2. Strategi Analisa SWOT

Menurut Marhaeni(2014:45)[14], untuk menjalankan analisa dengan metode analisa SWOT, perlu dilakukan dalam suatu bentuk strategi agar hasil analisa yang diperoleh dapat diterapkan pada sistem dan dapat meningkatkan kualitas sistem.

Menurut Rangkuti (2011:199)[27], Analisa SWOT terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

  1. Kuadran 1
    Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang dan yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif(Growth Oriented Strategy).
  2. Kuadran 2
    Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi(produk atau pasar).
  3. Kuadran 3
    Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.
  4. Kuadran 4
    Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Untuk mengetahui dimana posisi perusahaan pada kuadran berapa dan strategi apa yang harus dilakukan, sebelumnya harus dilakukan pembobobatan pada data-data yang dianalisa yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

  1. Internal Factor Analysis Summary(IFAS)
    Faktor dari internal perusahaan yang berupa kekuatan(strengths) dan kelemahan(weakness).
  2. External Factor Analysis Summary(EFAS)
    Faktor yang diperoleh dari lingkungan luar perusahaan berupa peluang(opportunities) dan ancaman(threats)

Setelah faktor-faktor dikelompokkan sesuai kategori IFAS dan IFAS, selanjutnya dilakukan perhitungan analisa SWOT dengan cara diberikan pembobotan. Perhitungan ini dikembangkan oleh Pearce dan Robinson agar diketahui secara pasti posisi perusahaan yang sesungguhnya. Perhitungan ini dilakukna dengan langkah :

  1. Memberikan bobot antara 0 sampai 1 pada faktor-faktor tersebut dengan bobot 1,0(100%) untuk faktor yang dianggap sangat penting dan 0,0(0%) untuk yang sangat tidak penting.
  2. Memberikan skor untuk tiap-tiap faktor dengan skala 1 sampai 4 dengan ketentuan untuk faktor kekuatan dan peluang sebagai faktor positif maka maksimal nilai 4 dan minimal nilai 1, sebaliknya untuk faktor kelemahan dan ancaman sebagai faktor negatif maka untuk memiliki skor maksimal bernilai 1 dan minimal bernilai 4.
  3. Untuk memperoleh skor pembobotan masing-masing faktor maka bobot dikali rating yang hasilnya bervariasi antara 1,0 sampai 4,0.
  4. Selanjutnya jumlahkan skor pembobotan tersebut dijumlahkan untuk memperoleh total pembobotan dari faktor kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman sehingga dapat digambarkan dalam diagram kartesius strategi apa yang tepat untuk perusahaan.

Strategi yang biasanya dilakukan dalam melakukan analisa SWOT adalah strategi matriks threats-opportunities-weakness-strengths(TOWS). Matriks TOWS menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapai perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Keseluruhan faktor internal dan faktor eksternal yang telah diidentifikasi dalam IFAS dan EFAS dikelompokkan dalam matriks TOWS untuk menghasilkan klasifikasi strategi yang meliputi empat kemungkinan, yaitu :

  1. a. S-O Strategies atau Growth(Agresif)
    Merupakan strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.
  2. W-O Strategies atau Stability(Ubah strategi)
    Merupakan strategi yang disusun dengan cara memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan.
  3. S-T Strategies atau Diversification
    Merupakan strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
  4. W-T Strategies atau Defence(Bertahan)
    Merupakan strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

UML(Unified Modeling Language)

1. Definisi UML

Menurut Rosa dan Shalahuddin(2013:137)[16], “UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”.

Menurut Widodo dan Herlawati(2011:6)[30], “UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa pemodelan standar”.

Menurut Nugroho(2010:6)[31], “UML(Unified Modeling Languaage) adalah bahasa permodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma(berorientasi objek).”

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa UML(Unified Modeling Language) merupakan bahasa pemodelan standar yang diguanakan dalam perancangan perangakat lunak yang berorientasi objek yang ditampilkan dalam bentuk diagram-diagram dan teks yang memiliki relationship pada objek-objeknya”.

Menurut Nugroho(2010:7)[31], “Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language(UML) menggunakan 3(tiga) bangunan dasar yang digunakan untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan yaitu :”

  1. Sesuatu(things)
  2. Relasi(Relationship)
  3. Diagram

2. Sesuatu(Things)

Menurut Nugroho(2010:7)[31], ada empat things dalam UML, yaitu :

  1. Structural things
    Bagian yang relatif statis dalam pemodelan UML, dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
  2. Behavioral things
    Bagian yang dinamis pada model UML, merupakan kata kerja dari model yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
  3. Annotational things
    Bagian yang memperjelas model UML dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model UML.
  4. Grouping things
    Bagian pengorganisasi dalam UML. Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih kanjut. Paket berguna bagi pengelompokan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

3. Relasi pada Diagram-Diagram UML

Menurut Alviyanto(2014:43)[15], ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language(UML), yaitu :

  1. Kebergantungan
    Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri(independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya yaitu elemen yang tidak mandiri(dependent).
  2. Asosiasi
    Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya dan bagaimana hubungan suatu objek dengan yang lainnya. Asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
  3. Generalisasi
    Merupakan hubungan dimana objek anak(descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya atau objek induk(ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.
  4. Realisasi
    Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

4. Diagram-Diagram UML

Menurut Widodo dan Herlawati(2011:10)[30], secara umum UML menyediakan sembilan jenis diagram yang dapat digunakan untuk memodelkan setiap objek pada sistem. Kesembilan jenis diagram tersebut yaitu :

  1. Use Case Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor(suatu jenis khusus dari kelas).
  2. Class Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan himpunan kelas kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.
  3. Activity Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram ini adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem.
  4. Sequence Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram urutan merupakan diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.
  5. Collaboration Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram kolaborasi adalah diagram interaksi yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan (message).
  6. Statechart Diagram
    Diagram ini bersifat dinamis. Diagram ini memperlihatkan state-state pada sistem, memuat state, transisi, event, serta aktifitas.
  7. Object Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan objek-objek serta relasi-relasi antar objek. object diagram memperlihatkan instansiasi statis dari segala sesuatu yang dijumpai pada class diagram.
  8. Component Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan organisasi serta kebergantungan pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
  9. Deployment Diagram
    Diagram ini bersifat statis yang memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan(saat run time). Diagram ini memuat simpul-simpul(node) beserta komponen-komponen yang ada di dalamnya.

Menurut Widodo dan Herlawati(2011:6)[30], UML biasanya diaplikasikan untuk maksud tertentu, antara lain :

  1. Merancang perangkat lunak.
  2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
  3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
  4. Mendokumentasi sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.

Dalam membuat diagram-diagram UML yang menggambarkan objek dan relasi atar objek pada sistem pakar ini, penulis menggunakan aplikasi Visual Paradigm Community Edition.

Normalisasi

Menurut Whitehorn dalam Efendy(2012:258)[32], Normalisasi merupakan suatu proses yang memudahkan desain struktur table secara benar sehingga query yang tak dapat ditanyakan tidak muncul. Disamping itu normalisasi cenderung meminimumkan duplikasi data di dalam suatu basis data. Ini memiliki keunggulan dalam mengurangi ruang simpan yang dibutuhkan maupun mempercepat query”.

Menurut Linda Marlinda dalam Syaifudin, dkk(2013:3)[33], “Normalisasi adalah proses pengelompokan attribute-attribute dari suatu relasi sehingga membentuk Well Structure Relation”.

Menurut Syaifudin, dkk(2013:3)[33], Proses normalisasi memalui beberapa tahap bentuk normalisasi, yaitu :

  1. Bentuk Tidak Normal(Unnormalized Form), yaitu proses pengumpulan data yang akan direkam dengan tidak mengikuti suatu format tertentu.
  2. Bentuk Normal Pertama(First Normal Form/1NF), yaitu setiap data dibentuk dalam flat file dengan setiap field berupa atomic value dan tidak ada et attribute yang berulang atau bernilai ganda.
  3. Bentuk Normal Kedua(Second Normal Form/2NF), yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama dan attribute non key bergantung fungsi dengan primary key atau kunci utama.
  4. Bentuk Normal Ketiga(Third Normal Form/3NF), yaitu bentuk data telah memenuhi bentuk normal kedua dan semua attribute bukan primary key tidak memiliki hubungan transitif.
  5. Boyce-Codd Normal Form(BCNF), yaitu setiap attribute harus bergantung pada attribute superkey atau secara garis besar bentuk ini sama dengan bentuk normal ketiga.
  6. Bentuk Normal Keempat(4NF), yaitu jika dan hanya jika relasi yang ada termasuk BCNF dan semua ketergantungan multivalue adalah juga ketergantungan fungsional.
  7. Bentuk Normal Kelima(5NF) disebut juga Projection Join Normal Form(PJBF), yiatu dimana relasi harus termasuk dalam bentuk normal keempat dan menghilangkan ketergantungan join yang bukan merupakan kunci kandidat(candidat key).

Dalam penggunaanya, umumnya hanya samapai pada tahap normalisasi bentuk ketiga karena samapai tahap ini sudah memenuhi tidak adanya atribut yang bernilai ganda dan tidak adanya hubungan transitif atribut yang bukan key.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah normalisasi dari tahap tidak normal sampai pada tahap bentuk normal ketiga.

Metode Incremental

Menurut Oktamiyunda(2014), metode incremental dikenalkan oleh Harlan Mills(IBM) dengan dilatarbelakangi bahwa sebenarnya istilah pengembangan software lebih tepat dari pada membuat software karena sebagian besar perangkat lunak dibangun dari sistem yang sederhana kemudian perangkat lunak tersebut ditambahkan fungsi-fungsinya menjadi lebih kompleks. (Sumber : http://www.tulisanmiyunda.blogspot.com/).

Menurut Rizky(2011:38)[12], “Model inkremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya(Inkremen/increment)”. Tahapan pembuatan prototype dalam model inkremental dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah ini :


Gambar 2.7 Ilustrasi Model Incremental
Sumber : Rizky(2011:38)[12]

Model incremental cocok diaplikasikan dalam pengembangan sistem pakar dengan penambahan rules yang mengakibatkan bertambahnya kemampuan fungsional sistem. Model incremental juga bisa dikatakan sebagai model rapid prototype yang berkelanjutan samapai akhir proses pengembangan perangkat lunak. Model Incremental dalam rekayasa perangkat lunak, menerapkan rekayasa perangkat lunak per bagian, hingga menghasilkan perangkat lunak yang lengkap. Proses membangun akan berhenti jika produk telah mencapai seluruh fungsi yang diharapkan. (Sumber : http://www.tulisanmiyunda.blogspot.com/).

PHP(Personal Home Page)

Menurut Oktavian(2013:69)[34], “PHP adalah akronim dari Hypertext Prepocessor, yaitu suatu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode(script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimkannya kembali ke web browser menjadi kode HTML”.

Sedangakan definisi HTML sendiri menurut Oktavian(2013:17)[34], “HTML adalah suatu bahasa yang dikenali oleh web browser untuk menampilkan informasi dengan lebih menarik dibandingkan dengan tulisan teks biasa(plain text).

Menurut Sibero(2012:49)[35], “PHP(Personal Home Page) adalah pemograman(interpreter) adalah proses penerjemahan baris sumber menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan”.

Menurut Kurniawan(2010:1)[36], “PHP(Hypertext Preprocesor) adalah bahasa pemrograman untuk dijalankan melalui halaman web, umumnya digunakan untuk mengolah informasi di internet, sedangkan dalam pengertian lain PHP yaitu bahasa pemrograman web server side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang menyatu dengan HTML dan berada pada server(server side HTML embedded scripting)”.

Dari ketiga definisi PHP diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa PHP adalah suatu bahasa pemrograman web yang berisi baris kode yang dapat dikenali oleh web browser sebagai kode HTML yang bersifat open source.

Kelebihan PHP dari bahasa pemrograman lain adalah :

  1. PHP didukung oleh banyak web server dengan konfigurasi yang relatif mudah
  2. PHP memiliki koneksi yang mengijinkan ke banyak sistem database dengan menggunakan MySQL
  3. PHP adalah bahasa script yang paling mudah karena banyak referensinya
  4. PHP adalah bahasa open source
  5. Dapat digunakan di berbagai Sistem Operasi(Linux, Unix, Windows, iOS)
  6. Pengembangan aplikasi dengan PHP lebih mudah, karena banyaknya forum-forum dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.

Beberapa keunggulan bahasa pemrograman PHP yang telah disebutkan menjadi latar belakang penulis memilih PHP dalam membangun sistem pakar ini.

Database MySQL

Sudah dikemukakan di atas bahwa PHP dapat dikoneksikan dengan database MySQL, hal ini juga yang menjadi dasar penulis memilih MySQL sebagai sistem database dalam pembangunan sistem pakar ini selain keunggulan MySQL itu sendiri. Untuk itu sebelum membahas keunggulan MySQL dari sistem database lainnya, perlu diketahui definisi dari database dan MySQL itu sendiri.

Menurut Anhar(2010:45)[37], “Database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah Data Record dan Field”.

Menurut Raharjo(2011:3)[38] , “Database adalah kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

Menurut Kustiyaningsih(2011:146)[39], “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

Dari ketiga definisi database yang telah disebutkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa database adalah kumpulan data dalam bentuk tabel yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat diakses dan dimanipulasi sesuai kebutuhan.

Salah satu program atau sistem database yang banyak digunakan adalah MySQL. Beberapa ahli telah memberikan definisi MySQL dalam bukunya.

Menurut Oktavian(2013:109)[34], bahwa “MySQL adalah sebuah program database client server yang berbasis console, berupa kode-kode/teks”.

Menurut Baskoro(2012:362)[40], “MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithread, multi-user”.

Menurut Pratama(2010:10)[41], “Mysql adalah suatu sistem manajemen basis data relasional(RDBMS-Relation Database Management System) yang mampu bekerja dengan cepat, kokoh, dan mudah digunakan.”

Dari ketiga definisi MySQL di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa MySQL merupakan sebuah program database yang bersifat open source dalam bentuk script-script SQL yang multithread dan multi-user yang bekerja dengan cepat dan mudah digunakan.

Menurut Anhar dalam Rizaldi(2014:38)[8], database MySQL memiliki kelebihan dibanding sistem database lainnya, yaitu :

  1. Dapat berjalan dengan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, Mac OSX Server, Solaris.
  2. Bersifat open source, di bawah lisensi GPL(General Public Licence).
  3. Bersifat multi user.
  4. Mempunyai kecepatan yang baik dalam menangani query.
  5. Bersifat fleksibel dengan berbagai pemrograman.

Menurut Kristanto, Andri(2010:12)[42], sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh singe user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lipat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase.

Web Browser

Web browser merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak untuk menampilkan halaman web dengan cara menerjemahkan dokumen program ke dalam HTML(Hypertext Modeling Language). Salah satu bahasa yang bisa diterjemahkan ke dalam HTML adalah bahasa pemrograman PHP. Beberapa contoh aplikasi web browser yang banyak digunakan saat ini adalah Chromium, Mozilla firefox, Internet Explorer(IE), Safari, Opera, dan Baidu browser.

Software Programming

Dalam membangun sistem pakar ini, penulis menggunakan beberapa tools yang digunakan meliputi Notepad++ sebagai tempat penulisan script PHP, XAMPP sebagai server web, Chromium sebagai browser tempat menampilkan program, Visual Paradigm Enterprise 6.4 untuk pembuatan diagram-diagram UML, dan Adobe Dreamweaver CS6 sebagai tools pembuatan desain antarmuka program. Berikut penjelasan singkat mengenai tools-tools programming yang digunakan oleh penulis dalam pembangunan sistem pakar ini.

  1. Notepad++
    Notepad++ merupakan sebuah program aplikasi penyunting teks dan penyunting kode sumber(source code) yang berlisensi gratis dan berjalan pada sistem operasi Windows. Notepad++ juga dapat diinstal berbagai plugin untuk menambah fitur. Notepad++ didistribusikan secara gratis oleh Sourceforge.net.
  2. XAMPP
    XAMPP merupakan salah satu paket komplit web server yang dapat diinstall di sistem operasi Windows, Linux, Solaris ataupun Mac OS sehingga mumudahkan developer membuat web server multiplatform dan yang pasti berlisensi gratis. Dalam paket XAMPP sudah terkandung Apache sebagai web server, MySQL sebagai sistem database, PHP sebagai server side scripting, dan beberapa Library lainnya. XAMPP dikembangkan oleh Apache Friends.
  3. Chromium
    Chromium merupakan salah satu browser untuk menampilkan halaman web baik yang menggunakan local server maupun melalui jaringan internet. Chomium dikembangkan oleh Google dan berlisensi gratis.
  4. Visual Paradigm Community Edition
    Visual Paradigm adalah sebuah software model dengan sistem visualisasi komponen-komponen dalam suatu sistem yang direpresentasikan dalam diagram-diagram beserta relasi antar objek yang terjadi dan dapat disertai dengan teks penjelasan. Visual Paradigm dikembangkan dan didistribusikan oleh Visual Paradigm dan memiliki versi gratis(community edition) dan versi commercial(enterprise edition). Selain itu keunggulan aplikasi Visual Paradigm dapat berjalan pada sistem operasi lintas platform Windows, Linux dan Mac OS.
    Dalam pembuatan diagram UML pada sistem pakar ini, penulis menggunakan Visual Paradigm Community Edition yang memiliki lisensi gratis.
  5. Adobe Dreamweaver CS6
    Menurut Komputer, Wahana(2011:2)[43], “Adobe Dreamweaver merupakan “salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan perancangan design web secara visual atau aplikasi web editor”.
    Adobe Dreamweaver CS6 menyertakan banyak tool yang berkaitan dengan pengkodean seperti HTML, CSS, XML dan pemrograman Client friendly. Aplikasi ini juga mendukung pemrograman Script Server Side seperti PHP, Active Server Page(ASP), ASP.NET, ASP JavaScript, ASPVBScript, ColdFusion, dan Java Server Page(JSP). Adobe Dreamweaver dikembangkan oleh Adobe Corp.

Representasi Pengetahuan

Menurut Awad dalam Sasmito(2010:31)[9], “representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengatur kebutuhan informasi sistem pakar yang siap diakses dalam membuat keputusan, melakukan perencanaan, mengatur objek dan keadaan, menganalisa dan menggambarkan kesimpulan”.

Menurut Awad dalam Sasmito(2010:32)[9], terdapat beberapa model representasi pengetahuan, yaitu :

  1. Jaringan semantik (Semantic nets)Jaringan semantik merupakan teknik representasi kecerdasan buatan yang digunakan untuk informasi yang proporsional, sedangkan yang dimaksud dengan informasi proporsional adalah pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah. Informasi proporsional juga merupakan bahasa deklaratif karena menyatakan fakta.
    Representasi jaringan semantik merupakan penggambaran grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek. Komponen dasar untuk merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk jaringan semantik adalah simpul(node) dan penghubung(link). Objek direpresentasikan oleh simpul. Hubungan antar objek-objek dinyatakan oleh penghubung yang diberi label untuk menyatakan hubungan yang direpresentasikan.
    Contoh jaringan semantik sebagai berikut :
    Terdapat deskripsi : PC(Personal Computer) merupakan salah satu barang elektronik. Semua PC memiliki fungsi pengolahan data, kontrol dan penyimpanan data, tetapi tidak semua barang elektronik memiliki fungsi-fungsi tersebut, penyajian dalam bentuk jaringan semantiknya ada pada gambar 2.8 di bawah ini.


    Gambar 2.8 Contoh Jaringan semantik
    Sumber : Sasmito(2010:33)[9]

  2. Bingkai(Frame)
    Bingkai merupakan kumpulan pengetahuan tentang suatu obyek tertentu, peristiwa, lokasi, situasi dan lain-lain. Bingkai(frame) memiliki slot yang menggambarkan rincian(atribut) dan karakteristik obyek. Bingkai biasanya digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan stereotype atau pengetahuan yang didasarkan pada karakteristik yang sudah dikenal yang merupakan pengalaman-pengalaman.
    Dengan menggunakan bingkai, sangatlah mudah untuk membuat inferensi tentang obyek, peristiwa atau situasi baru, karena bingkai menyediakan basis pengetahuan yang ditarik dari pengalaman.
    Contoh representasi pengetahuan menggunakan bingkai dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini.


    Gambar 2.9 Contoh Bingkai(frame)
    Sumber : Sasmito(2010:34)[9]

  3. Kaidah Produksi(Production Rule)
    Menurut Badiru dalam Sasmito(2010:34)[9], kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka(if-then). Kaidah if-then menghubungkan antesenden (antecendent) dengan konsekuensi yang diakibatkannya. Berbagai struktur kaidah if-then yang menghubungkan objek atau atribut sebagai berikut :
    if premis then konklusi
    if masukan then keluaran
    if kondisi then tindakan
    if antesenden then konsekuen
    if data then hasil
    if tindakan then tujuan
    if aksi then reaksi
    if sebab then akibat
    if gejala then diagnosa
    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan representasi pengetahuan model kaidah produksi karena dengan model ini akan memiliki kesamaan dengan pendekantan pada basis pengetahuan yang akan digunakan, yaitu dengan pendekatan berbasis aturan(rules based reasoning).

Pendekatan Berbasis Aturan(Rules based Reasoning)

Menurut Sasmito(2010:26)[9], pendekatan berbasis aturan digunakan karena memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu dan pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara sistematis dan berurutan. Representasi berbasis aturan yang mempunyai pola if kondisi/premis then aksi/konklusi pada suatu tabel pakar akan memberikan keuntungan pada berbagai aspek, diantaranya mudah dalam memodifikasi, baik perubahan data, penambahan data atau penghapusan data. Untuk suatu kondisi tertentu dimana if premis then konklusi, dan premisnya lebih dari satu maka dapat dihubungkan dengan operator and atau or. Sedangkan pada bagian konklusi dapat berupa kalimat tunggal, beberapa kalimat yang dihubungkan dengan and, dimungkinkan untuk dikembangkan dengan else.

Contoh : aturan identifikasi hewan.

  • Rule 1 : IF hewan berkuku belah AND menyusui THEN hewan mamalia.
  • Rule 2 : IF hewan mempunyai sayap AND bertelur THEN hewan jenis burung.
  • Rule 3 : IF hewan mamalia OR hewan jenis burung THEN hewan vertebrata.

Menurut Sasmito(2010:27)[9], ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan pendekatan berbasis aturan, yaitu :

  1. Ekspresi yang dihasilkan dari sebuah sistem lebih natural.
  2. Bagian pengendali terpisah dengan pengetahuan.
  3. Mudah dalam melakukan ekspansi sistem.
  4. Knowledge yang didapatkan lebih relevan.
  5. Dapat menggunakan pengetahuan yang bersifat heuristik.

Metode Certainly Factor

1. Definisi Certainly Factor

Menurut Supartha dan Sari(2014:111)[44], “Certainly factor(CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan.”

Sedangkan menurut Yastita, dkk.(2012:2)[45], “Certainly factor merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian(fakta atau hipotessis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar.

Dari kedua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa certainly factor(CF) adalah suatu metode dalam sistem pakar yang digunakan untuk menunjukkan nilai parameter besarnya kepercayaan dalam sebuah kejadian berdasarkan fakta atau penilaian pakar.

2. Aturan dalam Certainly Factor

Menurut Anjani(2014:37)[20], faktor kepastian diperkenalkan oleh Shortliffe dan Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty factor(CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukan besarnya kepercayaan. Ada 2 macam faktor kepastian yang digunakan, yaitu:

  1. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar bersama dengan aturan.
    Menggambarkan kepercayaan pakar terhadap hubungan antara antacedent dan concequent.
  2. Faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna.
    Menunjukan besarnya kepercayaan terhadap keberadaan masing-masing elemen dalam antacedent.

Jika nilai dari faktor kepastian akan diisi oleh pengguna, metode yang umum dipakai adalah metode “Net belief” yang diusulkan oleh E.H. Shortlife dan B.G. Buchanan yang dipakai pada program MYCIN.Notasi atau rumus dasar dari Certainly factor adalah :


Gambar 2.10 Rumus Certainly Factor
Sumber : Kusrini(2010:17)[6]

Keterangan :
CF[h,e] = Certainty Factor dalam hipotesis h yang dipengaruhi oleh fakta/evidence/gejala e.
Besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 berarti ketidakpercayaan mutlak, sedangkan nilai 1 berarti kepercayaan mutlak.
MB[h,e] = Meansure of Believe, merupakan nilai kenaikan dari kepercayaan terhadap hipotesis h yang dipengaruhi oleh fakta/gejala e.
MD[h,e] = Meansure of Disbelieve, merupakan nilai kenaikan dari ketidakpercayaan terhadap hipotesis h yang dipengaruhi oleh fakta/gejala e.

Jika CF didapat dari interpretasi “term” pakar, notasi yang umum dipakai sebagai acuan nilai ketidakpastian dan nilai kepastian adalah :

Tabel 2.1 Nilai tingkat keyakinan pakar


Uncertain term

CF

Definetely Not(Pasti Tidak)

-1.0

Almost Certainly Not(Hampir Pasti Tidak)

-0.8

Probably Not(Kemungkinan Besar Tidak)

-0.6

Maybe Not(Mungkin Tidak)

-0.4

Unknown(Tidak Tahu)

-0.2 sampai 0.2

Maybe(Mungkin)

0.4

Probably(Kemungkinan Besar)

0.6

Almost Certainly(Hampir Pasti)

0.8

Definetely(Pasti)

1.0

Sumber : Sutojo, dkk.(2011:195)[46]

Selain dengan nilai CF seperti yang ada pada tabel 2.1 di atas, pakar juaga memiliki kebebasan dalam menentukan nilai atau bobot tiap-tiap evidence atau gejala terhadap fakta atau hipotesis yang akan dijadikan acuan dalam menginterpretasikan pengetahuan dan keahliannya.

Dalam pembangunan sistem pakar ini, penulis menggunakan nilai pembobotan CF yang diberikan oleh pakar sendiri.

Metode Forward Chaining

1. Definisi Forward Chaining

Menurut Hakim, dkk(2014:17)[47], “forward chaining merupakan salah satu cara pemrograman yang menggunakan perintah “IF”. Dengan kata lain, pemrograman ini menggunakan penalaran yang dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

Sedangkan menurut Muhammad Arhami dalam Hakim, dkk(2014:17)[47], mengungkapkan “Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan”.

Menurut Kusumadewi dalam Supartha dan Sari(2014:111)[44], ” Forward chaining merupakan fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut”.

Dari ketiga definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa forward chaining merupakan penalaran dalam suatu sistem dalam bentuk IF_THEN yang dimulai dari informasi inputan berupa fakta atau gejala(premis) untuk mendapatkan kesimpulan(konklusi).

2. Aturan pada Forward Chaining

Menurut Sasmito(2010:24)[9], Forward Chaining digunakan jika :

  1. Banyak aturan berbeda yang dapat memberikan kesimpulan yang sama.
  2. Banyak cara untuk mendapatkan sedikit konklusi.
  3. Benar-benar sudah mendapatkan pelbagai fakta, dan ingin mendapatkan konklusi dari fakta-fakta tersebut.

Menurut Sasmito(2010:25)[9], pada metode forward chaining, ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencarian, yaitu :

  1. Dengan memasukkan semua data yang tersedia ke dalam sistem pakar pada satu kesempatan dalam sesi konsultasi. Cara ini banyak berguna pada sistem pakar yang termasuk dalam proses terautomatisasi dan menerima data langsung dari komputer yang menyimpan database, atau dari satu set sensor.
  2. Dengan hanya memberikan elemen spesifik dari data yang diperoleh selama sesi konsultasi kepada sistem pakar. Cara ini mengurangi jumlah data yang diminta, sehingga data yang diminta hanya data yang benar-benar dibutuhkan oleh sistem pakar dalam mengambil kesimpulan.

Black Box Testing

Menurut Rizky(2011:264)[12], “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

Menurut Varrel-Vinay dalam Rizky(2011:265)[12], Beberapa teknik testing yang tergolong dalam metode black box testing adalah :

  1. Boundary Value Analysis
    Melakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data, misalnya dalam inputan harga barang dengan menginputkan angka negatif. Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah seperti ini dapat dikatakan testing ini telah berhasil dilakukan.
  2. Cause Effect Graph
    Melakukan inputan tertentu untuk diketahui hasil outputnya. Misalnya jika dalam nilai mata kuliah diinputkan angka 100 maka outputnya seharusnya A, tetapi jika yang diinputkan angka 94.5, bagaimana outputnya.
  3. Random Data Selection
    Melakukan proses inputan data dengan nilai acak. Dari nilai inputan tersebut dibuat tabel untuk menyakan tingkat validitas dari output yang dihasilkan.
  4. Feature Test
    Proses testing terhadap spesifikasi perangkat lunak, apakah semua requirement yang dibutuhkan telah tersedia pada perangkat lunak atau belum.
  5. Equivalence Partitioning
    Tiap inputan data dikelompokkan ke dalam grup tertentu yang kemudian dibandingkan outputnya.

Literature Review

Menurut Suryo, dkk. dalam Alviyanto(2014:72)[15], dalam melakukan kegiatan tinjauan pustaka atau literature review terdapat beberapa langkah yang dilakukan, yaitu :

  1. Mengidentifikasi kesenjangan(identify gaps) penelitian yang pernah dilakukan terhadap penelitian yang sedang dilakukan.
  2. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian yang sedang dilakukan.
  3. Mengetahui orang yang ahli dan pernah mengerjakan penelitian di area permasalahan yang sama sehinggadapat terjaring komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya yang berharga.
  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya.
  5. Menghindari membuat ulang(reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

Menurut Alviyanto(2014:71)[15], “Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahuai apakah para peneliti telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan”.

Sedangkan menurut Anjani(2014:46)[15], “Metode studi pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi dapat diperoleh dari buku-buku atau internet”.

Beberapa penelitian yang digunakan oleh penulis sebagai literature review dalam penelitian ini, adalah :

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Son Wicaksana Arif, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Malang pada 2009 dalam Skripsi yang berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Apel berbasis Web” membahas tentang cara menentukan jenis hama atau penyakit yang berpotensi menyerang tanaman apel dengan didasarkan pada metode prosentase probabilitas.
  2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Anton Setiawan Honggowibowo, Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto pada 2009 dalam Jurnal yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi Berbasis Web dengan Forward dan Backward Chaining” membahas tentang mendiagnosa penyakit pada tanaman padi dengan metode penalaran berbasis aturan dan metode inferensi gabungan forward chaining dan backward chaining agar dapat mengadopsi perkembangan penalaran penyakit.
  3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Youllia Indrawaty N. dan Eko Maulana Jabbar, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Bandung pada 2011 dalam Jurnal yang berjudul “Perancangan dan Pembangunan Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Hama dan Penyakit Padi dan Penanggulangannya” membahas tentang cara mendiagnosa berbagai hama dan penyakit tanaman padi dengan didasarkan pada metode inferensi runut maju(forward chaining) dan kaidah produksi if_then.
  4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Anjani, Mahasiswa jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja Tangerang pada 2014 dalam Skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit Anak Balita di Puskesmas Panongan” membahas tentang cara mealukan diagnosa penyakit anak balita berdasarkan gejala-gejala yang timbul dengan motode certainly factor dan mesin inferensi forward chaining.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Dwi Gandika Supartha dan Ida Nurmala Sari, Dosen dan Mahasiswa Teknik Informatika STMIK STIKOM Indonesia pada 2014 dalam Jurnal yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit pada Sapi Bali dengan Menggunakan Metode Forward Chaining dan Certainly Factor” membahas tentang cara mendiagnosa jenis penyakit kulit yang menyerang sapi sesuai dengan gejala yang melatarbelakangi dengan metode perhitungan certainly factor dan inferensi forward chaining sehingga diketahui cara pengobatan penyakit kulit tersebut.
  6. Penelitian yang telah dilakukan oleh Busyairi Latiful Ashar, mahasiswa Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada 2009 dalam Skripsi yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Besar Merah(Capsium annum L.)” membahas tentang cara mengidentifikasi gejala penyakit yang menyerang tanaman padi sehingga dapat didiagnosa jenis hama dan penyakitnya yang selanjutnya dapat ditanggulangi secara tepat.
  7. Penelitian yang dilakukan oleh Adrian Rizaldi, mahasiswa Teknik Informatika STMIK Raharja Tangerang pada 2014 dalam Skripsi yang berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Karakter Siswa dalam Menentukan Konsentrasi Belajar dengan Metode Forward Chaining pada SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang” membahas tentang cara memberikan rekomendasi terhadap siswa untuk mementukan pilihan konsentrasi belajar dengan basis pengetahuan tertentu yang dipresentasikan dalam metode forward chaining.
  8. Penelitian yang telah dilakukan oleh Windy Sentanu, mahasiswa Teknik Informatika STMIK Raharja Tangerang pada 2014 dalam Skripsi yang berjudul “Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan LAN” membahas tentang cara melakukan diagnosis kerusakan pada jaringan LAN dengan basis pengetahuan tertentu dalam kaidah produksi if_then.
  9. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tuswanto dan Abdul Fadhil dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 2013 dalam Jurnal yang berjudul “Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah Menggunakan Certainly Factor” membahas tentang cara melakukan diagnosa dengan teknik certainly factor menggunakan metode Net belief.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan

Sejarah Singkat Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan

Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan atau disingkat BPP Sepatan di dirikan pada tahun 1987 di Desa Sepatan Kecamatan Sepatan yang beralamat di Jl.Sepatan Pakuhaji km 2. Kantor BPP Sepatan dibangun diatas areal tanah seluas 1,5 Ha. Instansi ini pertama kali di pimpin oleh Bapak Maman Suharman. Sesuai namanya BPP Sepatan bergerak di bidang pertanian dan lebih spesifiknya yaitu melakukan berbagai kegiatan penyuluhan pertanian untuk mendorong terciptanya kesejahteraan bagi petani pada khususnya dan ketahanan pangan bagi masyarakat pada umumnya.

Dalam melakukan kegiatannya, BPP Sepatan bertanggung jawab dan berada di bawah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kanupaten Tangerang. Wilayah kerja BPP Sepatan dalam melakukan kegiatan penyuluhannya mencakup 4 kecamatan di Kabupaten Tangerang yang meliputi :

  1. Kecamatan Sepatan
  2. Kecamatan Sepatan Timur
  3. Kecamatan Sukadiri, dan
  4. Kecamatan Paku Haji

Untuk menunjang agar kegiatan penyuluhan tersebut dapat mencapai tujuannya, perlu adanya visi, misi dan strategi yang harus dijalankan. Adapun visi, misi dan strategi dari Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan adalah :

  1. Visi
    Terwujudnya ketahanan pangan yang berbasis sumber daya wilayah secara berkelanjutan melaui pembangunan penyuluhan pertanian dalam rangka membangun manusia yang berkualitas dan produktif menuju masyarakat sejahtera
  2. Misi
    Untuk mencapai pada visi BPP, misi-misi yang dilakukan adalah :
    1. Memantapkan ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga serta mengantisipasi kerawanan pangan dan mewujudkan aksesbilitas pangan dimasyarakat dengan harga terjangkau.
    2. Mewujudkan panganekaragaman pangan yang aman, bergiji dan seimbang.
    3. Mengembangkan agribisnis pangan local melalui penyuluhan dan teknologi untuk peningkatkan keterampilan dan kesejahteraan.
    4. Membina dan mengembangkan kelembagaan pangan, kelembagaan petani, dan kelembagaan penyuluh.
    5. Memberdayakan petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha melalui peningkatan aksesbilitas petani kepada sumber pemodalan, pasar, informasi dan teknologi.
    6. Melaksanakan transfer teknologi dan informasi dari peneliti kepada petani melalui kegiatan penyuluhan pertanian.
    7. Membangun dan membina terwujudnya kemitraan antarapelaku utama dan pelaku usaha.
  3. Strategi
    Untuk memaksimalkan kinerja melalui misi-misi yang telah disebutkan di atas, terdapat dua strategi yang dilakukan, yaitu :
    1. Membangun kelembagaan penyuluhan pertanian dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM penyuluh pertanian yang profesional, berkarakter dan berintegritas.
    2. Membangun peran kelembagaan penyuluhan yang inovatif-kreatif-produktif dalam rangka meningkatkan pembangunan pertanian yang tangguh dan berdaya saing.

Dalam menjalankan misi dan strateginya tersebut BPP Sepatan membuat daftar kegiatan metode penyuluhan yang terbagi berdasarkan sasarannya, seperti yang terlihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Metode penyuluhan BPP Sepatan

No

Jenis Metode

Sasaran

Individu

Kelompok

Massal

1

Anjangsono

X

X

 

2

Surat Menyurat

X

X

 

3

Magang

X

 

 

4

Obrolan Sore

X

X

 

5

Demonstrasi

X

X

X

6

Kaji Terap

X

X

 

7

Karya Wisata

 

X

 

8

Widaya Wisata

 

X

 

9

Kursus

 

X

 

10

Ceramah

 

X

X

11

Diskusi

 

X

X

12

Mimbar

 

X

X

13

Temu Wicara

 

X

X

14

Temu Karya

 

X

 

15

Temu Usaha

 

X

 

16

Temu Akrab

 

X

 

17

Temu Lapang

 

X

 

18

Temu Tugas

 

X

 

19

Rembug Utama

 

X

 

20

Rembug Utama

 

X

 

21

Selebaran

X

X

X

22

Perlombaan

X

X

X

23

Poster

X

X

X

24

Pameran

 

 

X

25

Pertemuan

 

 

X

26

Pemutaran Film

 

 

X

27

Siaran Pedesaan

 

 

X

28

Penghargaan

X

X

 

Sumber : Arsip BPP Sepatan

Struktur Organisasi

Dalam setiap oraganisasi baik formal maupun nonformal, struktur organisasi sangat penting untuk pola hubungan-hubungan diantara bagian-bagian, fungsi maupun tugas dan tanggung jawab masing-masing objek dalam organisasi. Berikut ini gambar struktur organisasi pada Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) Sepatan.


Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPP Sepatan
Sumber : Arsip BPP Sepatan

Dari gambar struktur organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaku kegiatan pada BPP Sepatan meliputi :

  1. Kepala BPP/Koordinator BPP
  2. Progammer
  3. PP PNS(Petugas Penyuluh Pegawai Negeri Sipil)
  4. PP THL TBPP(Petugas Penyuluh Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian)
  5. PELNIS(Pelaksana Teknis)
  6. POPT(Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman)
  7. Cleaning Service

Tugas dan Tanggung Jawab

Agar visi dan misi dari BPP sepatan dapat dijalankan dan dicapai, tiap-tiap personel dalam oranisasi dalam hal ini instansi BPP Sepatan harus memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Adapun tugas dan tanggung jawab tiap-tiap personel sesuai dengan fungsi dan jabatannya pada BPP Sepatan adalah sebagai berikut :

  1. Kepala BPP
    Tugas dan tanggung jawab Kepala BPP adalah :
    1. Memimpin Balai Penyuluhan Pertanian dalam menyelenggarakan urusan ketatausahaan, pelaksanaan dan pengawasan bidang pertanian meliputi tanaman pangan, holtikultura dan peternakan.
    2. Membuat Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Pertanian(RKTPP).
    3. Membuat program penyuluhan pertanian desa dan kecamatan.
    4. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian.
    5. Melakukan evaluasi kinerja pegawai BPP.
    6. Mengadakan konsultasi pertanian.
    7. Memberi masukan atau rekomendasi kepada petani guna peningkatan produktivitas.
    8. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara periodik kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
  2. Programmer
    Saai ini posisi programmer di BPP Sepatan masih kosong karena secara teknis komputer hanya difungsikan untuk input data dalam bentuk Excell sheet serta keperluan surat menyurat dan selanjutnya outputnya akan dicetak(print) untuk dokumen dan arsip. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi informasi yang berbasis digital, kedepannya kebutuhan seorang programmer sangat dibutuhkan dalam setiap organisasi, begitu juga keberadaan programmer pada BPP sepatan yang nantinya akan memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi :
    1. Melakukan perawatan rutin terhadap komputer/laptop dan printer.
    2. Membantu penyuluh membuat prasarana bantu penyuluhan dengan aplikasi komputer.
    3. Membuat back up periodik data-data dan laporan kegiatan penyuluhan.
  3. PP PNS dan PP THL TBPP
    Secara tugas dan tanggung jawab, PP PNS dan PP THL TBPP memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu sebagai petugas penyuluh pertanian, karena yang membedakan dari keduanya hanya status kepegawaiannya dimana PP PNS merupakan pegawai tetap BPP yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil sedangkan PP THL TBPP merupakan petugas penyuluh tambahan yang statusnya sebagai tenaga harian lepas. Adapun tugas dan tanggung jawab keduanya secara umum adalah :
    1. Melakukan kegiatan penyuluhan kepada petani.
    2. Melaksanakan penyebaran materi penyuluhan sesuai kebutuhan petani.
    3. Melaksakan penerapan metode penyuluhan pertanian di wilayah binaan.
    4. Mengadakan konsultasi pertanian.
    5. Melakukan peningkatan kapasitas petani terhadap akses informasi pasar, teknologi, sarana prasarana, dan pembiayaan.
    6. Menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan petani dari aspek kuantitas dan kualitas.
    7. Memberi masukan atau rekomendasi kepada petani guna peningkatan produktivitas.
    8. Membuat laporan kegiatan penyuluhan.
  4. PELNIS
    PELNIS atau Pelaksana Teknis memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi :
    1. Membantu petugas penyuluh melakukan kegiatan penyuluhan.
    2. Membantu POPT dalam kegiatan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
    3. Membuat dokumentasi kegiatan.
    4. Membantu pembuatan laporan kegiatan dan laporan periodik.
    5. Menyerahkan laporan kegiatan dan laporan periodik kepada Kepala BPP.
  5. POPT
    POPT atau Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi :
    1. Menyiapkan program atau cara pengendalian organisme pengganggu tanaman.
    2. Melaksanakan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
    3. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pengendalian organisme pengganggu tanaman.
    4. Mengelola keanekaragaman hayati.
    5. Mengembangkan metode pengendalian oragnisme pengganggu tanaman.
    6. Melaksanakan pengamatan/pemantauan daerah sebar organisme pengganggu tanaman.
    7. Membuat laporan kegiatan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
  6. Cleaning Srevice
    Secara teknis tugas dan tanggung jawab petugas cleaning service pada berbagai tempat adalah sama yaitu mengurus dan bertanggung jawab terhadap kebersihan pada lingkungan kerjanya secara menyeluruh dalam hal ini memastikan kebersihan kantor BPP dan lingkungannya serta melakukan perawatan sarana prasarana dan aset yang ada di BPP Sepatan.

Tata Laksana Sistem Berjalan

Prosedur Sistem Berjalan

Prosedur sistem berjalan yang dibahas disini merupakan prosedur sistem konsultasi pertanian pada BPP Sepatan yang berupa urutan proses-proses yang meliputi :

  1. Saat ada suatu permasalahan atau hal-hal yang perlu diketahui dalam pertanian, petani akan meminta pihak BPP untuk dapat mengadakan sesi konsultasi. Dalam melakukan sesi konsultasi ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu bisa dengan konsultasi langsung(tatap muka) atau dengan konsultasi lewat media telepon.
  2. Saat melakukan konsultasi, petani dapat memaparkan tentang keluhan pertaniannya kepada pihak BPP yang biasanya dilakukan dalam sesi tanya jawab. Informasi dalam tanya jawab ini sebagai dasar pihak BPP untuk membuat rekomendasi.
  3. Jika memungkinkan maka petani bersama pihak BPP akan melakukan tinjauan ke lapangan, dalam hal ini mengecek langsung pada area pertanian yang dimaksud pada saat konsultasi. Tinjauan lapangan ini berguna untuk membuat analisa yang lebih akurat karena langsung melihat fakta yang ada sebelum memberikan rekomendasi kepada petani.
  4. Setelah data yang diperlukan dianggap sudah cukup baik dari sesi tanya jawab dan atau dari tinjauan langsung ke lapangan jika diperlukan serta sudah dianalisa, maka pihak BPP akan membuat rekomendasi untuk petani.
  5. Data dari proses konsultasi secara keseluruhan ini akan direkap menjadi laporan kerja oleh pihak BPP.

Penggambaran Prosedur Sistem Berjalan dalam Diagram UML

Untuk menggambarkan prosedur sistem yang berjalan pada sesi konsultasi pertanian pada BPP Sepatan, penulis menggunakan diagram-diagram Unified Modeling Language (UML) dalam bentuk use case diagram dan activity diagram agar lebih mudah untuk menganalisa sistem yang berjalan dan dapat diketahui permasalahan yang ada serta dapat diketahui alternatif pemecahan masalahnya.

Berikut ini diagram UML prosedur sistem berjalan pada BPP Sepatan :

  1. Use case diagram
    Pada use case diagram ini, akan memperlihatkan siapa saja aktor yang ada serta case(proses) yang ada dalam sistem.

    Gambar 3.2 Use case diagram prosedur yang berjalan
    Berdasarkan gambar 3.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa :
    1. Terdapat dua aktor yaitu petani dan petugas BPP.
    2. Terdapat 4 use case yaitu melakukan konsultasi, tinjauan lapangan, rekomendasi, pembuatan laporan.
    3. Terdapat dua include yaitu pertanyaan dan permasalahan, dan analisa.
    4. Terdapat dua extend yaitu konsultasi langsung dan konsultasi by phone.
    5. Terdapat satu sistem yaitu sistem konsultasi pertanian pada BPP Sepatan.
  2. Activity diagram
    Activity diagram akan menggambarkan alur kegiatan yang dilakukan oleh aktor-aktor terhadap case-case pada sistem, seperti yang terlihat pada gambar 3.3 di bawah.

    Gambar 3.3 Activity diagram prosedur yang berjalan
    Berdasarkan gambar 3.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa :
    1. Initial node terdapat pada objek yang diawali.
    2. Terdapat 9 aktifitas yaitu konsultasi langsung, konsultasi by phone, mengadakan konsultasi, menjawab pertanyaan petugas, meninjau ke area pertanian, melakukan analisa, membuat rekomendasi, menerima rekomendasi, membuat laporan konsultasi.
    3. Final node terdapat pada objek yang diakhiri.

Data Gejala dan Penyakit Tanaman Padi

Sebagaimana telah disebutkan pada Bab I dalam Sub-bab Ruang Lingkup Penelitian yang berasal dari penjelasan Petugas BPP Sepatan bahwa penyakit tanaman padi yang banyak menyerang pada area pertanian di wilayah yang dibawahi oleh BPP Sepatan meliputi penyakit Tungro, Hawar bakteri, Blast dan Kerdil Rumput. Berikut ini tabel data penyakit beserta gejalanya.

Tabel 3.2 Data penyakit beserta gejalanya


No.

Nama Penyakit

Jenis Gejala yang timbul

1

Blast

Daun bercak berwarna keputihan

 

 

Bercak berbentuk belah ketupat

 

 

Tangkai daun busuk

 

 

Tangkai daun patah

 

 

Bercak pada bulir padi

 

 

Bercak dilingkari warna coklat atau merah kecoklatan

2

Tungo

Daun berwarna kuning sampai orange

 

 

Jumlah anakan berkurang

 

 

Tanaman kerdil

 

 

Daun muda terlihat seperti mottle

 

 

Daun tua seperti bintik-bintik coklat bekas ditusuk

3

Kerdil Rumput

Anakan bertambah banyak

 

 

Daun pendek dan sempit

 

 

Anakan tumbuh tegak

 

 

Tanaman kerdil

 

 

Jumlah bulir sedikit

 

 

Bulir berukuran kecil

4

Hawar Bakteri/ Kresek

Daun keriput dan layu seperti tersiram air panas

 

 

Daun Bercak berwarna hijau keabu-abuan

 

 

Daun menggulung

 

 

Daun kering

 

 

Daun berwarna putih keabu-abuan

 

 

Daun tua normal daun muda pucat klorosis

Sumber : BPP Sepatan

Dari data awal sebagaimana tabel di atas selanjutnya penulis akan menambahkan beberapa data tambahan jenis penyakit beserta gejalanya yang biasa menyerang tanaman padi yang akan di bahas pada Bab IV.

Analisa Sistem Berjalan

Dalam fakta di lapangan ternyata prosedur yang berjalan yang ada di BPP Sepatan seperti yang telah dijelaskan pada diagram-diagram UML diatas sering tidak bisa dilakukan secara normatif karena berbagai hal dan alasan. Untuk itu perlu dilakukan analisa agar dapat diketahui semua permasalahan yang menghambat berjalannya prosedur kerja dan membuat alternatif pemecahan masalahnya.

Dalam melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan pada BPP Sepatan, penulis menggunakan metode analisa SWOT. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa analisa SWOT merupakan analisa yang didasarkan pada logika untuk dapat memaksimalkan kekuatan(strenghts) dan peluang(opportunities) serta meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman(threats) yang ada pada suatu sistem. Analisis ini untuk mencari strategi apa yang tepat diterapakan pada BPP Sepatan. Untuk memilih strategi yang tepat perlu dilakukan pemetaan terhadap faktor-faktor yang akan dianalisa seperti yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Analisa faktor internal


Faktor-faktor strategi internal

Nilai

Kekuatan/Strengths(S) :

  1. Sumber daya manusia dengan bidang kompetensi yang sesuai.
  2. Semangat kinerja yang tinggi seluruh pegawai BPP.
  3. Tersedia seperangkat komputer, 2 buah laptop dan 1 printer untuk mendukung proses kerja.

 

Kesuksesan program pe-nyuluhan.
Kekuatan pendukung ke-suksesan
Kekuatan peralatan pen-dukung.

Kelemahan/Weakness(W) :

  1. Kurang optimalnya pemanfaatan tekno-logi informasi yang tersedia.
  2. Manajemen administrasi yang tidak optimal.
  3. Kurangnya tenaga penyuluh lapangan.

 

Perlu pengembangan sis-tem.
Pembagian job descripti-on yang tertata.
Mengoptimalkan SDM yang ada.

Tabel 3.4 Matrik Internal Factor Analysis Summary(IFAS)


No.

Strengths

Bobot

Skor

Hasil

1.

Sumber daya manusia dengan bidang kompetensi yang sesuai.

0,3

3

0,9

2.

Semangat kinerja yang tinggi seluruh pegawai BPP.

0,4

4

1,6

3.

Tersedia seperangkat komputer, 2 buah laptop dan 1 printer untuk mendukung proses kerja.

0,1

2

0,2

Sub Total

2,7

No.

Weakness

Bobot

Skor

Hasil

1.

Kurang optimalnya pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.

0,1

3

0,3

2.

Manajemen administrasi yang tidak optimal.

0,1

3

0,3

3.

Kurangnya tenaga penyuluh lapangan.

0,2

2

0,4

Sub Total

1

Selisih S - W = 2,7 - 1 = 1,7

Tabel 3.5 Analisa faktor eksternal


Faktor-faktor strategi eksternal

Nilai

Peluang/Opportunities(O) :

  1. Perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat.
  2. Suksesnya program-program penyuluh-an oleh BPP.
  1. Akses dan ketersediaan informasi yang lebih cepat.

 

Adanya pengembangan sistem informasi.
Dukungan dan keterliba-tan petani dan dinas terkait secara penuh.
Adanya penerapan sistem teknologi informasi.

Ancaman/Threats(T) :

  1. Terbatasnya anggaran kegiatan opera-sional BPP.
  2. Masih banyaknya petani yang gagap teknologi informasi.

 

Pengajuan penambahan anggaran.
Melakukan sosialisasi pemanfaatan teknologi informasi.

Tabel 3.6 Matrik External Factor Analysis Summary(EFAS)


No.

Opportunities

Bobot

Skor

Hasil

1.

Perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat.

0,2

4

0,8

2.

Suksesnya program-program penyuluhan oleh BPP.

0,4

3

1,2

3.

Akses dan ketersediaan informasi yang lebih cepat.

0,1

3

0,3

Sub Total

2,3

No.

Threats

Bobot

Skor

Hasil

1.

Terbatasnya anggaran kegiatan operasional BPP.

0,4

1

0,4

2.

Masih banyaknya petani yang gagap teknologi informasi.

0,1

3

0,3

Sub Total

0,7

Selisih O - T = 2,3 - 0,7 = 1,6

Dari tabel matrik IFAS dan matrik EFAS di atas dapat disimpulkan bahwa :
Nilai Strengths = 2,7
Nilai Weakness = 1
Nilai Opportunities = 2,3
Nilai Threats = 0,7
Selisih nilai IFAS = Nilai Strengths - Nilai Weakness = 1,7 (Nilai Strengths lebih tinggi).
Selisih nilai EFAS = Nilai Opportunities – Nilai Threats = 1,6 (Nilai Opportunities lebih tinggi).

Dari hasil perhitungan pembobotan di atas diketahui bahwa nilai yang lebih besar pada faktor internal ada pada faktor Strengths dan nilai yang lebih besar pada faktor eksternal ada pada faktor Opportunities sehingga dalam penentuan strategi yang akan dilakukan melalui diagram kartesius dapat dilihat pada gambar di bawah ini


Gambar 3.4 Diagram Kartesius analisa SWOT BPP Sepatan

Dari gambar diagram Kartesius di atas diketahui bahwa posisi BPP Sepatan ada pada Kuadran I sehingga strategi yang paling tepat untuk mencapai visi dan misinya adalah strategi agresif, yaitu strategi yang menggabungkan seluruh kekuatan yang tersedia dan kesempatan yang ada untuk mencapai tujuan. Hal ini dapat diketahui dari tabel rumusan strategi matrik TOWS di bawah.

Tabel 3.7 Rumusan strategi matrik TOWS


                       IFAS
 EFAS

Strengths(s)

Weakness(W)

Opportunities(O)

S-O Strategies :
2,7 + 2,3 = 5,0

W-O Strategies :
1,0 + 2,3 = 3,3

Threats(T)

S-T Strategies :
2,7 + 0,7 = 3,4

S-T Strategies :
1,0 + 0,7 = 1,7

Dari tabel rumusan di atas diketahui bahwa nilai tertinggi didapat pada strategi S-O, sehingga perlu dilakukan rencana dan pelaksanaan kerja yang didasarkan pada suatu strategi dengan memaksimalkan seluruh kekuatan yang tersedia untuk dapat mendayagunakan setiap kesempatan yang ada guna mencapai tujuan. Berikut ini tabel hasil analisa strategi matrik TOWS untuk BPP Sepatan.

Tabel 3.8 Analisa Strategi S-O


        

                IFAS

 

          
             EFAS

Kekuatan/Strengths(S) :

  1. Sumber daya manusia dengan bidang kompetensi yang sesuai.
  2. Semangat kinerja yang tinggi seluruh pegawai BPP.
  3. Tersedia seperangkat kom-puter, 2 buah laptop dan 1 printer untuk mendukung proses kerja.

Peluang/Opportunities(O) :

  1. Perkembangan teknologi infor-masi yang cukup pesat.
  2. Suksesnya program-program penyuluhan oleh BPP.
  3. Akses dan ketersediaan informasi yang lebih cepat

Strategi S-O :
Membangun suatu sistem yang dapat mendorong suksesnya kegiatan penyuluhan pada BPP Sepatan, salah satunya dengan membangun sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi.

Tabel 3.9 Analisa Strategi W-O

 

            
                   IFAS

 

             EFAS

Kelemahan/Weakness(W) :

  1. Kurang optimalnya peman-faatan teknologi informasi yang tersedia.
  2. Manajemen administrasi yang tidak optimal.
  3. Kurangnya tenaga penyuluh lapangan.

Peluang/Opportunities(O) :

  1. Perkembangan teknologi infor-masi yang cukup pesat.
  2. Suksesnya program-program penyuluhan oleh BPP.
  3. Akses dan ketersediaan informasi yang lebih cepat

Strategi W-O :

  1. Meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan tek-nologi informasi melaui pelatihan atau seminar.
  2. Membangun sistem pakar identifikasi penyakit tana-man padi.

Tabel 3.10 Analisa Strategi S-T


         
              
                   IFAS

 

          
              EFAS

Kekuatan/Strengths(S) :

  1. Sumber daya manusia dengan bidang kompetensi yang sesuai.
  2. Semangat kinerja yang tinggi seluruh pegawai BPP.
  3. Tersedia seperangkat kom-puter, 2 buah laptop dan 1 printer untuk mendukung proses kerja.

Ancaman/Threatss(T) :

  1. Terbatasnya anggaran kegiatan opera-sional BPP.
  2. Masih banyaknya petani yang gagap teknologi informasi.

Strategi S-T :
Meningkatkan penggunaan sistem untuk mempermu-dah proses kerja.

Tabel 3.11 Analisa Strategi W-T

 

            
               IFAS

 

                
                 EFAS

Kelemahan/Weakness(W) :

  1. Kurang optimalnya peman-faatan teknologi informasi yang tersedia.
  2. Manajemen administrasi yang tidak optimal.
  3. Kurangnya tenaga penyuluh lapangan.

Ancaman/Threatss(T) :

  1. Terbatasnya anggaran kegi-atan operasional BPP.
  2. Masih banyaknya petani yang gagap teknologi informasi.

Strategi W-T :

  1. Memaksimalkan semua sum-ber daya yang ada.
  2. Melakukan perbaikan sistem.
  3. Menciptakan sistem yang dapat membantu kinerja penyuluh, yaitu sistem identifikasi penyakit tana-man padi.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penggunaan komputer di BPP Sepatan baru sebatas sebagai pemindah dokumen tulis tangan menjadi dokumen cetak komputer, dan konfigurasi pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Konfigurasi perangkat keras(hardware), terdiri dari :
    1. Processor                     : Intel Core
    2. RAM                           : 1 GB
    3. Hardisk                        : 120 GB
    4. Monitor                        : LCD 14 inch
    5. Mouse                          : Optical mouse
    6. Printer                          : Laser jet
  2. Konfigurasi perangkat lunak(software), terdiri dari :
    1. Sistem Operasi             : Windows 7
    2. Program aplikasi          : Microsoft Office 2007
  3. Hak akses(Brainware)
    1. Kepala/Koordinator BPP
    2. Petugas Penyuluh

Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan penulis di atas, permasalahan yang dihadapi pada sistem yang berjalan di BPP Sepatan adalah :

  1. Manajemen administrasi kantor yang tidak berjalan baik.
  2. Keahlian pemanfaatan teknologi informasi pegawai BPP yang rata-rata masih kurang.
  3. Tidak adanya pedoman baku dalam meberikan rekomendasi untuk pengendalian penyakit tanaman padi sehingga memungkinkan hasil analisa dan rekomendasi tiap-tiap petugas penyuluh terhadap permasalahan pertanian berbeda-beda.
  4. Masih kurangnya aggaran dan dukungan dari pemerintah yang berpotensi menjadi kendala untuk mensukseskan program-program penyuluhan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diketahui permasalahan-permasalahn yang ada pada sistem yang berjalan, penulis memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah, yaitu :

  1. Membangun sistem aplikasi yang dapat menyimpan data dan informasi tentang identifikasi penyakit tanaman padi serta dapat membuat laporan periodik.
  2. Membangun sistem aplikasi yang dapat mensubstitusikan pengetahuan pakar ke dalam komputer sehingga output yang dihasilkan komputer sesuai dengan rekomendasi pakar.
  3. Membangun aplikasi yang mudah digunakan oleh pemakai(user friendly).

Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut, penulis menyimpulkan bahwa sistem baru yang akan dibangun berupa sistem pakar yang user friendly dan dapat menyimpan data dan informasi serta membuat laporan periodik. Dengan pembangunan dan penerapan sistem pakar ini diharapakan akan dapat menunjang kinerja BPP dalam kegiatan penyuluhannya, terutaman dalam hal identifikasi penyakit tanaman padi. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem pakar ini, adalah :

  1. Sistem pakar ini tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi.
  2. Dapat menghasilkan suatu rekomendasi lebih cepat karena yang melakukan analisa adalah komputer dengan berdasarkan data basis pengetahuan dari pakar atau ahli.
  3. Dapat memberikan analisa dan rekomendasi lebih akurat karena informasinya berasal dari pakar.
  4. Tidak adanya perbedaan informasi kepada petani untuk satu kejadian dan atau masalah yang sama meskipun orang yang memberikan rekomendasi berbeda-beda.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan tahap pengumpulan kebutuhan yang disusun berdasarkan hasil wawancara dan analisa sistem yang berjalan saat ini yang dilakukan penulis dengan pihak BPP Sepatan. Penyusunan requirement dikelompokkan menjadi dua yang terdiri dari analisa kebutuhan fungsional dan analisa kebutuhan non-fungsional.

Untuk penyusunan requirement pada tahap elisitasi tahap I dapat dilihat pada tabel 3.12 di bawah.

Tabel 3.12 Elisitasi Tahap I


Fungsional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem yang dibangun dapat :

1.

Menampilkan menu utama

2.

Menampilkan form daftar pasien

3.

Menampilkan tabel data pasien

4.

Menampilkan form edit data pasien

5.

Menampilkan form pilih gejala

6.

Menampilkan kode gejala

7.

Menampilkan data gejala

8.

Menampilkan data penyakit

9.

Menampilkan kode penyakit

10.

Menampilkan form konsultasi

11.

Menampilkan tabel data konsultasi

12.

Menampilkan form data konsultasi

13.

Menampilkan laporan hasil konsultasi

14.

Menampilkan laporan periodik data konsultasi per bulan

15.

Menampilkan laporan periodik data konsultasi per tahun

16.

Menampilkan laporan periodik penyakit yang menyerang tanaman padi per bulan

17.

Menampilkan laporan periodik penyakit yang menyerang tanaman padi per tahun

18.

Menampilkan chart diagram jumlah kasus penyakit tanaman padi

19.

Menampilkan tombol simpan, batal, edit, hapus, print preview, print

20.

Menampilkan halaman informasi

21.

Menampilkan halaman bantuan

22.

Menampilkan form login admin

23.

Menampilkan verifikasi user dan password saat login

24.

Menampilkan menu admin

25.

Menampilkan form data admin

26.

Menampilkan form tambah admin

27.

Menampilkan form edit username dan atau password admin

28.

Menampilkan form tambah gejala

29.

Menampilkan form edit nama gejala

30.

Menampilkan form tambah penyakit

31.

Menampilkan form edit data penyakit

32.

Menampilkan form tambah informasi

33.

Menampilkan form edit informasi

34.

Menampilkan form komentar

35.

Menampilkan data komentar

36.

Menampilkan dialog box konfirmasi logout

Non-Fungsional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem yang dibangun :

1.

Menggunakan sistem operasi Windows

2.

Menggunakan bahasa pemrograman PHP

3.

Menggunakan editor Adobe Dreamweaver untuk merancang antar muka program aplikasi

4.

Menggunakan MySQL sebagai aplikasi database

5.

Menggunakan XAMPP sebagai aplikasi koneksi database

6.

Menggunakan printer untuk mencetak hasil inputan

7.

Dapat berjalan normal pada berbagai browser

8.

Menampilkan tanggal dan waktu autosystem

9.

Dapat berjalan pada perangkat multi platform

10.

Mudah digunakan oleh pengguna

11.

Dapat diakses oleh banyak orang pada waktu bersamaan

Penyusun,

(Mukhamad Arifin)
NIM : 1311477524

Stakeholder,

(Dadang, SP)                               
NIP. 1963 022519890 1 005

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan bentuk elisitasi yang dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang diklasifikasikan dalam metode MDI yang dapat dilihat pada tabel 3.13 di bawah.

Tabel 3.13 Elisitasi Tahap II


Fungsional

Analisa Kebutuhan

M

D

I

Saya ingin sistem yang dibangun dapat :

1.

Menampilkan menu utama

 

 

2.

Menampilkan form daftar pasien

 

 

3.

Menampilkan tabel data pasien

 

 

4.

Menampilkan form edit data pasien

 

 

5.

Menampilkan form pilih gejala

 

 

6.

Menampilkan kode gejala

 

 

7.

Menampilkan data gejala

 

 

8.

Menampilkan data penyakit

 

 

9.

Menampilkan kode penyakit

 

 

10.

Menampilkan form konsultasi

 

 

11.

Menampilkan tabel data konsultasi

 

 

12.

Menampilkan form data konsultasi

 

 

13.

Menampilkan laporan hasil konsultasi

 

 

14.

Menampilkan laporan periodik data konsultasi per bulan

 

 

15.

Menampilkan laporan periodik data konsultasi per tahun

 

 

16.

Menampilkan laporan periodik penyakit yang menyerang tanaman padi per bulan

 

 

17.

Menampilkan laporan periodik penyakit yang menyerang tanaman padi per tahun

 

 

18.

Menampilkan chart diagram jumlah kasus penyakit tanaman padi

 

 

19.

Menampilkan tombol simpan, batal, edit, hapus, print preview, print

 

 

20.

Menampilkan halaman informasi

 

 

21.

Menampilkan halaman bantuan

 

 

22.

Menampilkan form login admin

 

 

23.

Menampilkan verifikasi user dan password saat login

 

 

24.

Menampilkan menu admin

 

 

25.

Menampilkan form data admin

 

 

26.

Menampilkan form tambah admin

 

 

27.

Menampilkan form edit username dan atau password admin

 

 

28.

Menampilkan form tambah gejala

 

 

29.

Menampilkan form edit nama gejala

 

 

30.

Menampilkan form tambah penyakit

 

 

31.

Menampilkan form edit data penyakit

 

 

32.

Menampilkan form tambah informasi

 

 

33.

Menampilkan form edit informasi

 

 

34.

Menampilkan form komentar

 

 

35.

Menampilkan data komentar

 

 

36.

Menampilkan dialog box konfirmasi logout

 

 

Non-Fungsional

Analisa Kebutuhan

M

D

I

Saya ingin sistem yang dibangun :

1.

Menggunakan sistem operasi Windows

 

 

2.

Menggunakan bahasa pemrograman PHP

 

 

3.

Menggunakan editor Adobe Dreamweaver untuk merancang antar muka program aplikasi

 

 

4.

Menggunakan MySQL sebagai aplikasi database

 

 

5.

Menggunakan XAMPP sebagai aplikasi koneksi database

 

 

6.

Menggunakan printer untuk mencetak hasil inputan

 

 

7.

Dapat berjalan normal pada berbagai browser

 

 

8.

Menampilkan tanggal dan waktu autosystem

 

 

9.

Dapat berjalan pada perangkat multi platform

 

 

10.

Mudah digunakan oleh pengguna

 

 

11.

Dapat diakses oleh banyak orang pada waktu bersamaan

 

 

Penyusun,

(Mukhamad Arifin)
NIM : 1311477524

Stakeholder,

(Dadang, SP)                               
NIP. 1963 022519890 1 005

Keterangan  :

M             : Mandatory

D             : Desirable

I               : Inessential

Berdasarkan hasil pengklasifikasian tersebut, maka untuk requirement yang masuk dalam klasifikasi inesential(I), akan dieliminasi atau dibuang.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan hasil elisitasi tahap II, selanjutnya dilakukan elisitasi tahap III dimana requirement-requirement tersebut diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE, seperti yang terlihat pada tabel 3.14 di bawah.

Tabel 3.14 Elisitasi Tahap III


Fungsional

Saya ingin sistem yang dibangun dapat :

Feasibility

T

O

E

Risk

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1.

Menampilkan menu utama

 

 

 

 

 

 

2.

Menampilkan form daftar pasien

 

 

 

 

 

 

3.

Menampilkan tabel data pasien

 

 

 

 

 

 

4.

Menampilkan form edit data pasien

 

 

 

 

 

 

5.

Menampilkan kode gejala

 

 

 

 

 

 

6.

Menampilkan data gejala

 

 

 

 

 

 

7.

Menampilkan data penyakit

 

 

 

 

 

 

8.

Menampilkan kode penyakit

 

 

 

 

 

 

9.

Menampilkan form konsultasi

 

 

 

 

 

 

10.

Menampilkan tabel data konsultasi

 

 

 

 

 

 

11.

Menampilkan form data konsultasi

 

 

 

 

 

 

12.

Menampilkan laporan hasil konsultasi

 

 

 

 

 

 

13.

Menampilkan laporan periodik data konsultasi per tahun

 

 

 

 

 

 

14.

Menampilkan laporan periodik penyakit yang menyerang tanaman padi per tahun

 

 

 

 

 

 

15.

Menampilkan tombol simpan, batal, edit, hapus, print preview, print

 

 

 

 

 

 

16.

Menampilkan halaman informasi

 

 

 

 

 

 

17.

Menampilkan halaman bantuan

 

 

 

 

 

 

18.

Menampilkan form login admin

 

 

 

 

 

 

19.

Menampilkan verifikasi user dan password saat login

 

 

 

 

 

 

20.

Menampilkan menu admin

 

 

 

 

 

 

21.

Menampilkan form data admin

 

 

 

 

 

 

22.

Menampilkan form tambah admin

 

 

 

 

 

 

23.

Menampilkan form edit username dan atau password admin

 

 

 

 

 

 

24.

Menampilkan form tambah gejala

 

 

 

 

 

 

25.

Menampilkan form edit nama gejala

 

 

 

 

 

 

26.

Menampilkan form tambah penyakit

 

 

 

 

 

 

27.

Menampilkan form edit data penyakit

 

 

 

 

 

 

28.

Menampilkan form tambah informasi

 

 

 

 

 

 

29.

Menampilkan form edit informasi

 

 

 

 

 

 

30.

Menampilkan dialog box konfirmasi logout

 

 

 

 

 

 

Non-Fungsional

Saya ingin sistem yang dibangun dapat :

Feasibility

T

O

E

Risk

L

M

H

L

M

H

L

M

H

1.

Menggunakan OS Windows

 

 

 

 

 

 

2.

Menggunakan bahasa pemrogram-an PHP

 

 

 

 

 

 

3.

Menggunakan editor Adobe Dreamweaver untuk merancang antar muka program aplikasi

 

 

 

 

 

 

4.

Menggunakan MySQL sebagai aplikasi database

 

 

 

 

 

 

5.

Menggunakan XAMPP sebagai aplikasi koneksi database

 

 

 

 

 

 

6.

Menggunakan printer untuk mencetak hasil inputan

 

 

 

 

 

 

7.

Dapat berjalan normal pada berbagai browser

 

 

 

 

 

 

8.

Menampilkan tanggal dan waktu autosystem

 

 

 

 

 

 

9.

Mudah digunakan oleh pengguna

 

 

 

 

 

 

Penyusun,

(Mukhamad Arifin)
NIM : 1311477524

Stakeholder,

(Dadang, SP)                               
NIP. 1963 022519890 1 005

Keterangan :

T : Technical                O : Operational                       E  : Economy

L : Low                        M : Middle                               H  : High

Berdasarkan hasil klasifikasi dengan metode TOE tersebut, maka requirement yang memiliki resiko tinggi atau high(H) akan dieliminasi atau dibuang.

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi ini merupakan bentuk akhir elistasi yang didapat dari hasil elisitasi tahap III. Final draft elisitasi dapat dilihat pada tabel 3.15 di bawah ini.

Tabel 3.15 Final Draft Elisitasi


Fungsional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem yang dibangun dapat :

1.

Menampilkan menu utama

2.

Menampilkan form daftar pasien

3.

Menampilkan tabel data pasien

4.

Menampilkan form edit data pasien

5.

Menampilkan kode gejala

6.

Menampilkan data gejala

7.

Menampilkan data penyakit

8.

Menampilkan kode penyakit

9.

Menampilkan form konsultasi

10.

Menampilkan tabel data konsultasi

11.

Menampilkan form data konsultasi

12.

Menampilkan laporan hasil konsultasi

13.

Menampilkan tombol simpan, batal, edit, hapus, print

14.

Menampilkan halaman informasi

15.

Menampilkan halaman bantuan

16.

Menampilkan form login admin

17.

Menampilkan verifikasi user dan password saat login

18.

Menampilkan menu admin

19.

Menampilkan form data admin

20.

Menampilkan form edit password admin

21.

Menampilkan form tambah gejala

22.

Menampilkan form edit nama gejala

23.

Menampilkan form tambah penyakit

24.

Menampilkan form edit data penyakit

25.

Menampilkan form tambah informasi

26.

Menampilkan form edit informasi

27.

Menampilkan dialog box konfirmasi logout

Non-Fungsional

Analisa Kebutuhan

Saya ingin sistem yang dibangun dapat :

1.

Menggunakan OS Windows

2.

Menggunakan bahasa pemrograman PHP

3.

Menggunakan editor Adobe Dreamweaver untuk merancang antar muka program aplikasi

4.

Menggunakan MySQL sebagai aplikasi database

5.

Menggunakan XAMPP sebagai aplikasi koneksi database

6.

Menggunakan printer untuk mencetak hasil inputan

7.

Dapat berjalan normal pada berbagai browser

8.

Menampilkan tanggal dan waktu autosystem

9.

Mudah digunakan oleh pengguna

Penyusun,

 

(Mukhamad Arifin)
NIM : 1311477524

Mengetahui,

 

(Dina Fitria Murad, S.Kom, M.Kom)                   (Oleh Soleh, M.M.Si.)
                  NID. 02026                                            NID. 04043

Menyetujui,

 

             (Dadang, SP)                                  (Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
 NIP. 1963 022519890 1 005                                   NIP. 078010

Final draft elisitasi ini selanjutnya akan menjadi dasar dan acuan penulis dalam membangun sistem pakar indentifikasi penyakit tanaman padi pada Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan.



BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Sebagaimana prosedur sistem berjalan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa ada beberapa kendala atau masalah yang dapat terjadi, yaitu :

  1. Perbedaan pengetahuan tentang pertanian tiap-tiap petugas BPP sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil analisa dan rekomendasi terhadap permasalahan pertanian.
  2. Kurangnya sumber referensi dalam memberikan rekomendasi karena pemberian rekomendasi lebih berdasarkan fakta-fakta yang pernah ditemukan sebelumnya oleh masing-masing Petugas BPP.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisa sistem berjalan, penulis membuat usulan prosedur sistem yang baru. Prosedur sistem baru yang diusulkan yaitu sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi. Dalam sistem usulan ini terdapat dua prosedur yang dilakukan, yaitu :

  1. Prosedur Konsultasi
    Urutan proses untuk konsultasi penyakit tanaman padi dengan menggunakan sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi adalah :
    1. Petani yang akan berkonsultasi bisa bertemu langsung dengan pegawai penyuluh BPP atau berkonsultasi lewat telepon.
    2. Jika petani akan berkonsultasi mengenai penyakit yang menyerang tanaman padi, petugas akan melakukan sesi konsultasi dengan aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi.
    3. Setelah aplikasi tebuka pada halaman utama, maka dipilih menu konsultasi.
    4. Petani memberikan data mengenai data pelapor dan data gangguan tanaman padi.
    5. Petugas akan memasukkan data dari petani dalam kategori data petani dan data gejala.
    6. Data gejala ini akan disesuaikan dengan proses kerja sistem dengan pilihan Ya atau Tidak.
    7. Hasil identifikasi akan ditampilkan pada halaman hasil konsultasi.
    8. Hasil konsultasi yang berisi analisa gejala dan jenis penyakit yang menyerang serta cara penanggulangannya disampaikan kepada petani sebagai rekomendasi.
    9. Hasil konsultasi ini secara otomatis akan tersimpan pada database aplikasi sistem pakar dan jika diperlukan dapat dicetak dalam format laporan.
  2. Prosedur administrator
    Urutan proses menggunakan sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi sebagai administrator adalah :
    1. Pengguna masuk ke halaman login dan mengisikan username dan password pada kolom yang tersedia.
    2. Klik tombol login yang selanjutnya akan diarahkan ke halaman utama administrator jika username dan password yang diisikan sudah benar.
    3. Jika usernama dan atau password yang disiikan tidak benar maka pengguna akan diarahkan kembali ke halaman login dengan adanya alert bahwa username dan atau password yang dimasukkan salah, untuk selanjutnya mengulangi langkah a.
    4. Pada halaman utaman administrator terdapat beberapa menu yang dapat dipilih seperti menu data gejala, data penyakit, data konsultasi, menu informasi, menu bantuan, manajemen administrator, dan logout.
    5. Dari berbagai menu tersebut, setelah pengguna memilih salah satunya, akan tampil halaman menu yang dipilihnya dan pengguna dapat memilih salah satu aksi yang terdapat di dalamnya baik aksi tambah, edit, simpan, dan hapus.
    6. Jika pengguna akan keluar dari halaman administrator maka pengguna cukup mengklik tombol logout.
    7. Setelah tombol logout diklik akan muncul dialog box untuk mengkonfirmasi apakah pengguna benar akan keluar dari halaman administrator atau tidak. Jika benar maka klik tombol Ya, jika tidak maka klik tombol Batal.
    8. Jika tombol Ya diklik maka pengguna akan diarahkan ke halaman utama sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi.
    9. Jika tombol Batal diklik maka pengguna kan diarahkan kembali ke halaman administrator.

Untuk memudahkan dalam memahami prosedur sistem usulan tersebut, penulis menggunakan diagram-diagram UML untuk menggambarkan urutan proses(prosedur) sistem yang diusulkan dalam bentuk use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Use Case Diagram yang Diusulkan

Dalam prosedur sistem yang diusulkan yaitu sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi terdapat dua use case diagram, yaitu :

  1. Use case diagram usulan untuk identifikasi penyakit.

    Gambar 4.1 Use Case diagram usulan untuk identifikasi penyakit

    Berdasarkan gambar 4.1 di atas use case usulan untuk identifikasi penyakit terdiri dari :

    1. Satu system yang mencakup seluruh kegiatan.
    2. Dua actor yang terhubung dengan sistem yaitu Petugas BPP dan Petani.
    3. Tiga use case, yaitu Login, Mengadakan konsultasi dan Logout.
    4. Tiga include, yaitu Input data petani, Input gejala, dan Laporan.
    5. Dua extend, yaitu Konsultasi langsung dan Konsultasi by phone.
    6. Tiga collaboration, yaitu Relasi gejala dan jenis penyakit, Identifikasi, dan Rekomendasi.
  2. Use case diagram untuk administrator sistem.

    Gambar 4.2 Use Case diagram usulan untuk administrator

    Berdasarkan gambar 4.2 di atas use case usulan untuk administrator terdiri dari :

    1. Satu system yang mencakup seluruh kegiatan.
    2. Satu actor yang menjalankan sistem yaitu Administrator.
    3. Dua belas use case, yaitu Login, Menampilkan halaman utama administrator, Menampilkan halaman data konsultasi, Menampilkan halaman update profil, Menampilkan halaman informasi, Menampilkan halaman data gejala, Menampilkan halaman data penyakit, Menampilkan halaman relasi, Menampilkan halaman bobot gejala, Menampilkan halaman data user, Menampilkan halaman update data admin, dan Logout.
    4. Satu include yaitu menu administrator.
    5. Empat extend, yaitu Tambah, Update, Hapus dan Cetak laporan.

Activity Diagram yang Diusulkan

Berdasarkan use case diagram yang digambarkan di atas, activity diagram pada sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi terdiri dari :

  1. Activity diagram usulan untuk identifikasi penyakit.

    Gambar 4.3 Activity diagram usulan untuk identifikasi penyakit

    Berdasarkan gambar 4.3 di atas activity diagram usulan untuk identifikasi penyakit terdiri dari :

    1. Satu swimlane yang membatasi seluruh aktifitas.
    2. Dua activity partition yaitu Petugas BPP dan Petani.
    3. Satu initial node pada objek yang diawali
    4. Delapan activity, yaitu Login aplikasi, Masuk halaman utama, Masuk halaman konsultasi, Memberikan data, Input data petani, Input gejala, Menerima rekomendasi, Logout aplikasi.
    5. Empat action, yaitu Relasi data, Analisa dan identifikasi, Hasil identifikasi, Laporan rekomendasi.
    6. Satu decision node pada activity Login aplikasi.
    7. Satu fork node pada saat masuk inferensi.
    8. Satu Join node untuk menghasilkan laporan rekomendasi.
    9. Satu final node pada objek yang diakhiri.
  2. Activity diagram untuk administrator sistem.

    Gambar 4.4 Activity diagram usulan untuk administrator

    Berdasarkan gambar 4.4 di atas activity diagram untuk administrator terdiri dari :

    1. Satu initial node pada objek yang diawali.
    2. Dua belas activity, yaitu Login admin, Masuk halaman utama, Menampilkan halaman informasi, Menampilkan halaman update profil, Menampilkan halaman data konsultasi, Menampilkan halaman data gejala, Menampilkan halaman data penyakit, Menampilkan halaman relasi, Menampilkan halaman bobot gejala, Menampilkan halaman data user, Menampilkan halaman update data admin, Logout.
    3. Satu decision node pada activity Login admin.
    4. Satu fork node.
    5. Satu join node.
    6. Satu final node pada objek yang diakhiri.

Dari kedua activity diagram diatas, terdapat perbedaan mendasar yaitu model proses aktifitas yang dilakukan. Dalam activity diagram untuk konsultasi aktifitas dilakukan secara berurutan artinya tiap-tiap proses yang dilakukan tidak boleh dibolak-balik atau dilakukan sebagian, semua proses harus dilakukan sesuai dengan prosesnya. Sedangkan dalam activity diagram untuk administrator aktifitas dalam dilakukan secara paralel diluar Login dan Logout, artinya bahwa aktifitas awal dan akhir harus dilakukan sesuai prosedur tetapi aktifitas diantara keduanya bisa dilakukan sesuai kebutuhan atau keinginan aktor baik melakukan semua aktifitas, sebagian atau tidak sama sekali.

Sequence Diagram yang Diusulkan

Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan arus kegiatan/pekerjaan, pesan yang disampaikan dan bagaimana elemen-elemen di dalamnya bekerja sama dari waktu ke waktu untuk mencapai suatu hasil. Dalam aplikasi sistem pakar ini terdapat dua sequence diagram, yaitu :

  1. Sequence diagram usulan untuk identifikasi penyakit.

    Gambar 4.5 Sequence diagram usulan untuk identifikasi penyakit

    Berdasarkan gambar di atas, sequence diagram usulan tersebut terdiri dari :

    1. Satu actor yaitu petugas BPP.
    2. Empat lifeline berupa Login aplikasi, Data petani, Identifikasi, dan Logout.
    3. Tiga boundary lifeline yaitu Halaman utama user, Halaman konsultasi dan Laporan.
    4. Sebelas message berupa Input username & password, Login sukses, Pilih menu konsultasi, Input data petani, Simpan data petani, Tampilkan form gejala,Input gejala, Relasi gejala dengan penyakit, Tampilkan hasil identifikasi, Cetak Laporan, Keluar.
    5. Tiga self message yaitu Validasi, Identifikasi, Hasil identifikasi.
    6. Satu return message yaitu Gagal login.
    7. Satu Loop, yaitu pada proses Login tetapi mengalami Gagal login.

    Berbeda dengan use case diagram dan activity diagram dimana penggambaran diagramnya melibatkan aktor petani, dalam sequence diagram untuk identifikasi penyakit hanya ada 1 aktor yaitu petugas BPP karena yang berhubunngan langsung dengan penggunaan aplikasi sistem pakar tersebut hanya petugas BPP seperti yang terlihat pada gambar 4.5 di atas.

  2. Sequence diagram usulan untuk administrator.

    Gambar 4.6 Sequence diagram usulan untuk administrator

    Berdasarkan gambar di atas, sequence diagram usulan tersebut terdiri dari :

    1. Satu actor yaitu Administrator.
    2. Tiga lifeline berupa Login, Simpan data, dan Logout.
    3. Dua boundary lifeline yaitu Halaman utama admin dan cetak laporan.
    4. Dua puluh dua message berupa Input username & password, Sukses login, Pilih menu, Update profil, Hapus data konsultasi, Cetak laporan, Tambah informasi, Update informasi, Hapus informasi, Tambah gejala, Update gejala, Hapus gejala, Tambah penyakit, Update data penyakit, Hapus penyakit, Update relasi penyakit dengan gejala, Update bobot gejala, Tambah user, Hapus user, Update data admin, Keluar dari administrator.
    5. Satu self message yaitu Validasi.
    6. Satu return message yaitu Gagal login.
    7. Satu Loop, yaitu pada proses Login tetapi mengalami Gagal login.
    8. Lima frame, yaitu Data konsultasi, Informasi, Data gejala, Data penyakit, Data user.

Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan

Secara garis besar perbedaan antara prosedur sistem berjalan dengan prosedur sistem usulan dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah.

Tabel 4.1 Perbedaan antara prosedur sistem berjalan dengan prosedur sistem usulan

Sistem Berjalan

Sistem Usulan

  1. Cara identifikasi penyakit masih mengandalkan analisa dan penilaian tiap-tiap petugas penyuluh.
  2. Dari data yang sama me-mungkinkan perbedaan hasil analisa dan rekomendasi karena perbedaan pengetahuan petu-gas.
  3. Proses pemberian rekomendasi bisa lama.
  4. Hanya POPT atau pakar yang dapat memberikan rekomendasi
  1. Cara identifikasi penyakit dengan sistem yang memiliki prosedur tetap.
  2. Untuk data yang sama hasil analisa dan rekomendasi akan tetap sama karena yang mela-kukan analisa adalah sistem.
  3. Proses pemberian rekomendasi cepat.
  4. Tiap-tiap petugas penyuluh yang mempunyai akses pada apliaksi sistem pakar dapat memberikan rekomendasi.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur sistem yang diusulkan tersebut memiliki manfaat lebih, yaitu :

  1. Memberikan rekomendasi kepada petani secara lebih akurat berdasarkan gejala-gejala dan fakta-fakta yang diberikan pakar.
  2. Menghindari analisa dan rekomendasi yang dapat berbeda-beda dari Petugas Penyuluh.
  3. Proses pemberian rekomendasi lebih cepat dari sistem yang berjalan.

Rancangan Basis Data

Normalisasi

1. Bentuk Tidak Normal(Unnormalizad Form)

Bentuk tidak normal dasis sistem basis data berisi semua atibut yang ada dalam sistem basis data. Berikut tabel bentuk tidak normal basis data pada sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi pada BPP Sepatan.

Tabel 4.2 Bentuk Tidak Normal Basis Data

username

password

pertanyaan

jawaban

username

password

nama_user

usia

jkel

alamat

pertanyaan

jawaban

id_gejala

nama_gejala

kode_induk_ya

kode_induk_tidak

id_identifikasi

id_petani

username

id_penyakit

tgl_identifikasi

presentase

id_info

judul

ket

id_penyakit

nama_penyakit

definisi

pengobatan

pencegahan

id_petani

nama_petani

alamat

telp

id_profil

judul

uraian

id_penyakit

id_gejala

bobot

username

id_penyakit

id_gejala

username

id_gejala

status

username

id_penyakit

Dalam bentuk tidak normal seperti yang terlihat pada tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa masih terdapat atribut yang memiliki duplikat sehingga harus dilakukan langkah normalisasi selanjutnya yaitu normalisasi bentuk pertama.

2. Normalisasi Bentuk Pertama

Normalisasi bentuk pertama dilakukan dengan cara menghilangkan duplikat atribut serta menentukan atribut yang akan dijadikan candidat key, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Normalisasi bentuk pertama

username*

password

pertanyaan

jawaban

nama_user

usia

jkel

alamat

id_gejala*

nama_gejala

kode_induk_ya

kode_induk_tidak

status

id_identifikasi*

id_petani*

nama_petani

telp

id_penyakit*

tgl_identifikasi

presentase

bobot

nama_penyakit

definisi

pengobatan

pencegahan

nama

id_info*

judul

ket

id_profil*

uraian

Keterangan :

*   : Candidat key

Candidat key ini merupakan atribut yang akan dijadikan sebagai kunci utama atau primary key. Setelah dipastikan tidak ada atribut yang memiliki duplikat serta sudah menentukan candidat key, langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi bentuk kedua.

3. Normalisasi Bentuk Kedua

Syarat dalam melakukan normalisasi bentuk kedua, harus sudah memenuhi normalisasi bentuk pertama. Dalam melakukan normalisasi bentuk kedua, atibut yang masih terdapat dalam satu himpunan tabel dipisah-pisahkan sesuai dengan ketergantungannya secara fungsional terhadap atribut primary key, seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.4 Normalisasi Bentuk Kedua


Keterangan :

*                            : Primary Key

**                           : Foreign Key

Dalam normalisasi bentuk kedua seperti yang tampak pada tabel 4.4 di atas masih terlihat adanya atribut yang memiliki ketergantungan(dependency) transitif terhadap atribut yang bukan kunci. Untuk itu perlu dilakukan tahap normalisasi bentuk ketiga agar sistem basis data menjadi sederhana, mudah dimodifikasi dan tidak ada kerangkapan data.

4. Normalisasi Bentuk Ketiga

Dalam normalisasi bentuk ketiga, atribut yang masih memiliki ketergantungan transitif terhadap atibut lain yang bukan kunci dipisahkan dari tabel dan membentuk tabel sendiri serta menyertakan relasi antar tabel. Untuk lebih jelasnya, normalisasi bentuk ketiga pada basis data sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini.


Gambar 4.7 Normalisasi Bentuk Ketiga

Keterangan :

*  : Primary Key

** : Foreign Key

1_______1         : One To One Relationship

1..*_____1..*    : Many To Many Relationship

1_______1..*     : One To Many Relationship

1..*_____1         : Many To One Relationship

5. Class Diagram

Class diagram disini menggambarkan bentuk-bentuk class(tabel) dalam basis sata sistem pakar, dimana antara satu class dengan class lainnya dapat memiliki hubungan/relasi. Berikut ini gamabar class diagram usulan untuk sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi pada BPP Sepatan.


Gambar 4.8 Class diagram usulan

Berdasarkan gamabr 4.9 di atas, class diagram yang diusulkan penulis dalam membangun sistem pakar terdiri dari :

  1. Dua belas class, yaitu data_user, gejala, penyakit, relasi, petani, indentifikasi, tmp_gejala, tmp_penyakit, tmp_analisa, data_admin, profil, dan informasi.
  2. Tujuh association yang merelasikan antar class.
  3. Dua composition yang memodelkan relasi antar class.
  4. Tiga dependency yang memodelkan relasi antar class.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan rincian tiap-tiap tabel pada class diagram. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam aplikasi sistem pakar identifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut :

  1. Nama File                    : File admin
    Akronim                      : data_admin
    Fungsi                          : Untuk menyimpan data admin
    Tipe File                      : File Induk Acuan(Reference Master File)
    Organisasi File             : Indexed Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 160 karakter
    Primary Key                : username

    Tabel 4.5 Tabel data_admin


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Username

    username

    Varchar

    10

    Primary key

    2.

    Password

    password

    Varchar

    50

     

    3.

    Pertanyaan

    pertanyaan

    Varchar

    50

     

    4.

    Jawaban

    jawaban

    Varchar

    50

     


  2. Nama File                    : File user
    Akronim                      : data_user
    Fungsi                          : Untuk menyimpan data pengguna
    Tipe File                      : File Induk Acuan(Reference Master File)
    Organisasi File             : Indexed Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           :  392 karakter
    Primary Key                : username

    Tabel 4.6 Tabel data_user


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Username

    username

    Varchar

    10

    Primary key

    2.

    Password

    password

    Varchar

    50

     

    3.

    Nama User

    nama_user

    Varchar

    30

     

    4.

    Usia

    usia

    Integer

    2

     

    5.

    Jenis Kelamin

    jkel

    Enum('L','P')

     

     

    6.

    Alamat

    alamat

    Varchar

    200

     

    7.

    Pertanyaan

    pertanyaan

    Varchar

    50

     

    8.

    Jawaban

    jawaban

    Varchar

    50

     


  3. Nama File                    : Tmp penyakit
    Akronim                      : tmp_penyakit
    Fungsi                          : Untuk menyimpan sementara data penyakit
    Tipe File                      : File Sementara(Temporary File)
    Organisasi File             : Indexed Random
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 15 karakter
    Primary Key                : -

    Tabel 4.7 Tabel tmp_penyakit


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Penyakit

    id_penyakit

    Varchar

    5

    Foreign key

    2.

    Username

    username

    Varchar

    10

    Foreign key


  4. Nama File                    : Data gejala
    Akronim                      : gejala
    Fungsi                          : Untuk menyimpan data gejala penyakit
    Tipe File                      : File Induk dinamis(Dynamic Master File)
    Organisasi File             : Indexed Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 113 karakter
    Primary Key                : id_gejala

    Tabel 4.8 Tabel gejala


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Gejala

    id_gejala

    Varchar

    5

    Primary key

    2.

    Nama Gejala

    nama_gejala

    Varchar

    100

     

    3.

    Kode Induk Ya

    kode_induk_ya

    Varchar

    4

     

    4.

    Kode Induk Tidak

    kode_induk_tidak

    Varchar

    4

     


  5. Nama File                    : Data penyakit
    Akronim                      : penyakit
    Fungsi                          : Untuk menyimpan data penyakit
    Tipe File                      : File Induk dinamis(Dynamic Master File)
    Organisasi File             : Indexed Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 1555 karakter
    Primary Key                : id_penyakit

    Tabel 4.9 Tabel penyakit


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Penyakit

    id_penyakit

    Varchar

    5

    Primary key

    2.

    Nama Penyakit

    nama_penyakit

    Varchar

    50

     

    3.

    Definisi Penyakit

    definisi

    Varchar

    500

     

    4.

    Cara Pengobatan

    pengobatan

    Varchar

    500

     

    5.

    Cara Pencegahan

    pencegahan

    Varchar

    500

     


  6. Nama File                    : Relasi
    Akronim                      : relasi
    Fungsi                          : Untuk menyimpan data relasi antara gejala     aidengan penyakit.
    Tipe File                      : File Induk Acuan(Reference Master File)
    Organisasi File             : Indexed Random
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 15 karakter
    Primary Key                : -

    Tabel 4.10 Tabel relasi


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Gejala

    id_gejala

    Varchar

    5

    Foreign key

    2.

    Id Penyakit

    id_penyakit

    Varchar

    5

    Foreign key

    3.

    Bobot

    bobot

    Integer

    5

     


  7. Nama File                    : Tmp gejala
    Akronim                      : tmp_gejala
    Fungsi                          : Untuk menyimpan sementara data gejala
    Tipe File                      : File Sementara(Temporary File)
    Organisasi File             : Indexed Random
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 15 karakter
    Primary Key                : -

    Tabel 4.11 Tabel tmp_gejala


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Gejala

    id_gejala

    Varchar

    5

    Foreign key

    2.

    Username

    username

    Varchar

    10

    Foreign key

    2.

    Status

    status

    Enum('1','0')

     

     


  8. Nama File                    : Tmp analisa
    Akronim                      : tmp_analisa
    Fungsi                          : Untuk menyimpan sementara data analisa
    Tipe File                      : File Sementara(Temporary File)
    Organisasi File             : Indexed Random
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 20 karakter
    Primary Key                : -

    Tabel 4.12 Tabel tmp_analisa


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Gejala

    id_gejala

    Varchar

    5

    Foreign key

    2.

    Id Penyakit

    id_penyakit

    Varchar

    5

    Foreign key

    2.

    Username

    username

    Varchar

    10

    Foreign key


  9. Nama File                    : Data petani
    Akronim                         : petani
    Fungsi                          : Untuk menyimpan data petani
    Tipe File                      : File Induk dinamis(Dynamic Master File)
    Organisasi File             : Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 266 karakter
    Primary Key                : id_petani

    Tabel 4.14 Tabel petani


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Petani

    id_petani

    Integer

    11

    Primary key

    2.

    Nama Petani

    nama_petani

    Varchar

    30

     

    3.

    Alamat

    alamat

    Varchar

    200

     

    4.

    Telp

    telp

    Varchar

    15

    5..

    Username

    username

    Varchar

    10

     Foreign key


  10. Nama File                    : Hasil identifikasi
    Akronim                      : identifikasi
    Fungsi                          : Untuk menyimpan hasil identifikasi
    Tipe File                      : File Transaksi(Transaction File)
    Organisasi File             : Indexed Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 42 karakter
    Primary Key                : id_identifikasi

    Tabel 4.13 Tabel identifikasi


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Identifikasi

    identifikasi

    Integer

    11

    Primary key

    2.

    Id Penyakit

    id_penyakit

    Varchar

    5

    Foreign key

    3.

    Username

    username

    Varchar

    10

    Foreign key

    4.

    Id Petani

    id_petani

    Integer

    11

    Foreign key

    5.

    Tanggal Identifkasi

    tgl_identifikasi

    Datetime

     

     

    6.

    Presentase

    presentase

    Integer

    5

     


  11. Nama File                    : Profil
    Akronim                      : profil
    Fungsi                          : Untuk menyimpan perihal tentang sistem aipakar dan BPP Sepatan
    Tipe File                      : File Induk dinamis(Dynamic Master File)
    Organisasi File             : Indexed Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 205 karakter
    Primary Key                : id_profil

    Tabel 4.15 Tabel profil


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Profil

    id_profil

    Integer

    5

    Primary key

    2.

    Judul

    judul

    Varchar

    200

     

    2.

    Uraian

    uraian

    Blob

     

     


  12. Nama File                    : Informasi
    Akronim                      : informasi
    Fungsi                          : Untuk menyimpan informasi umum ten-aitang penyakit tanaman padi
    Tipe File                      : File Induk dinamis(Dynamic Master File)
    Organisasi File             : Indexed Sequential
    Media                          : Harddisk
    Panjang Record           : 205 karakter
    Primary Key                : id_info

    Tabel 4.16 Tabel informasi


    No

    Nama Field

    Akronim

    Tipe File

    Panjang

    Keterangan

    1.

    Id Informasi

    id_info

    Integer

    5

    Primary key

    2.

    Judul

    judul

    Varchar

    200

     

    2.

    Keterangan

    ket

    Blob

     

     

Aturan Representasi Pengetahuan

Aturan representasi pengetahuan merupakan suatu kaidah atau aturan yang dipakai oleh penulis dalam merepresentasikan pengetahuan pakar yang merupakan relasi atau hubungan antara jenis penyakit dengan gejala-gejalanya seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4.17 Aturan Representasi Pengetahuan


No

Aturan(Rules)

1

IF Daun bercak berwarna keputihan AND Bercak berbentuk belah ketupat AND T daun busuk AND Tangkai daun patah AND Bercak pada bulir padi AND Bercak dilingkari warna coklat atau merah kecoklatan THEN Blast

2

IF Daun berwarna kuning sampai orange AND Jumlah anakan berkurang AND Tanaman kerdil AND Daun muda terlihat seperti mottle AND Daun tua seperti bintik-bintik coklat bekas ditusuk THEN Tungo

3

IF anakan bertambah banyak AND Daun pendek dan sempit AND Anakan tumbuh tegak AND Tanaman kerdil AND Jumlah bulir sedikit AND Bulir berukuran kecil THEN Kerdil Rumput

4

IF Daun melingkar terpilin AND Daun berwarna gelap atau hijau tua AND Tepi helai daun bergerigi AND Sisi daun robek AND Daun lebih pendek dari normal AND Bulir hampa atau kosong THEN Kerdil Hampa

5

IF Daun kering AND Daun bercak-bercak berwarna coklat AND Bercak berbentuk oval AND Bulir bercak coklat AND Tangkai bulir patah THEN Bercak Coklat

6

IF Daun keriput dan layu seperti tersiram air panas AND Daun Bercak berwarna hijau keabu-abuan AND Daun menggulung AND Daun kering AND Daun berwarna putih keabu-abuan AND Daun tua normal daun muda pucat klorosis THEN Hawar Bakteri

7

IF Bercak hitam pada pangkal batang AND bercak hitam pada tangkai daun AND Tanaman mudah rebah AND Bulir hampa atau kosong AND Tanaman mati THEN Busuk Batang

8

IF Tanaman kerdil AND Anakan bertambah banyak AND Daun berwarna hijau pucat atau kuning pucat AND Anakan lemas AND Tidak tumbuh malai THEN Kerdil Kuning

Aturan representasi pengetahuan merupakan salah satu dasar yang dipakai dalam pengambilan kesimpulan dalam sistem pakar yang dibangun ini.

Rancangan Program

Rancangan program usulan pada penelitian ini digambarkan dalam bentuk struktur navigasi yang menggunakan state machine diagram. Pada sistem pakar ini terdapat dua macam state machine diagram, yaitu :

  1. State machine diagram usulan untuk user

    Gambar 4.9 State Machine diagram usulan untuk user

    Berdasarkan gamabr 4.9 di atas, state machine diagram untuk user yang diusulkan penulis dalam membangun sistem pakar terdiri dari :

    1. Satu initial state pada state yang diawali.
    2. Delapan state, yaitu Login, Halaman utama user, Profil, Konsultasi, Hasil Identifikasi, Informasi, Manajemen user, dan Logout.
    3. Tiga submachine state, yaitu Input data gejala dan Cetak laporan yang ada pada dua state yang berbeda.
    4. Beberapa trantition yang memungkinkan perpindahan dari state satu ke state lainnya atau dari suatu state ke submachine state-nya.
    5. Satu self trantition pada Login yang terjadi saat proses Login gagal.
    6. Satu final state pada state yang diakhiri.
  2. State machine diagram usulan untuk administrator

    Gambar 4.10 State Machine diagram usulan untuk administrator

    Berdasarkan gambar 4.10 di atas, state machine diagram untuk administrator yang diusulkan penulis dalam membangun sistem pakar terdiri dari :

    1. Satu initial state pada state yang diawali.
    2. Dua belas state, yaitu Login, Halaman utama administrator, Update Profil, Informasi, Data Gejala, Data Penyakit, Relasi, Pembobotan, Data Konsultasi, Data user, Update Data Admin dan Logout.
    3. Lima belas submachine state yang merupakan submenu dari masing-masing state.
    4. Beberapa trantition yang memungkinkan perpindahan dari state satu ke state lainnya atau dari suatu state ke submachine state-nya.
    5. Satu self trantition pada Login yang terjadi saat proses Login gagal.
    6. Satu final state pada state yang diakhiri.

Rancangan Prototype

Rancangan prototype disini berupa rancangan desain dari program yang dibuat yang selanjutnya sebagai dasar pembuatan layout program yang sebenarnya. Berikut ini beberapa rancangan prototype pada aplikasi sistem pakar identifikasi tanaman padi pada BPP Sepatan.

  1. Rancangan halaman login

    Gambar 4.11 Rancangan halaman login

    Keterangan :
    A         : kolom untuk username
    B         : kolom untuk password

  2. Rancangan halaman utama user

    Gambar 4.12 Rancangan halaman utama user

    Keterangan :
    A         : Header berisi gambar
    B          : Logo aplikasi
    C          : Menu logout
    D         : Nama aplikasi
    E         : Tanggal sistem
    F          : Nama pengguna atau user
    G         : Isi atau content halaman yang dibuka
    H         : Menu utama user
    I           : Footer berisi keterangan hak cipta aplikasi

  3. Rancangan halaman konsultasi

    Gambar 4.13 Rancangan halaman konsultasi

    Keterangan :
    A         : Header berisi gambar
    B          : Logo aplikasi
    C          : Menu logout
    D         : Nama aplikasi
    E         : Tanggal sistem
    F          : Nama pengguna atau user
    G         : Isi atau content halaman yang dibuka yaitu halaman konsultasi berupa form input data petani
    H         : Menu utama user
    I           : Footer berisi keterangan hak cipta aplikasi

  4. Rancangan halaman input gejala

    Gambar 4.14 Rancangan halaman input gejala

    Keterangan :
    A         : Header berisi gambar
    B          : Logo aplikasi
    C          : Menu logout
    D         : Nama aplikasi
    E         : Tanggal sistem
    F          : Nama pengguna atau user
    G         : Isi atau content halaman form input gejala yang akan otomatis terbuka setelah user menginput data petani
    H         : Menu utama user
    I           : Footer berisi keterangan hak cipta aplikasi

  5. Rancangan halaman hasil identifikasi

    Gambar 4.15 Rancangan halaman hasil identifikasi

    Keterangan :
    A         : Header berisi gambar
    B          : Logo aplikasi
    C          : Menu logout
    D         : Nama aplikasi
    E         : Tanggal sistem
    F          : Nama pengguna atau user
    G         : Isi atau content halaman yang berisi hasil identifikasi setelah user menginput gejala
    H         : Menu utama user
    I          : Footer berisi keterangan hak cipta aplikasi

  6. Rancangan laporan

    Gambar 4.16 Rancangan laporan

    Keterangan :
    A         : Kepala laporan berisi logo dan nama instansi yang mengeluarkan laporan identifikasi
    B          : Isi laporan hasil identifikasi penyakit tanaman padi

  7. Rancangan halaman manajemen data user

    Gambar 4.17 Rancangan halaman manajemen data user

    Keterangan :
    A         : Header berisi gambar
    B          : Logo aplikasi
    C          : Menu logout
    D         : Nama aplikasi
    E         : Tanggal sistem
    F          : Nama pengguna atau user
    G         : Isi atau content halaman yang berisi data user yang dapat diubah atau diupdate
    H         : Menu utama user
    I           : Footer berisi keterangan hak cipta aplikasi

  8. Rancangan halaman utama admin

    Gambar 4.18 Rancangan halaman utama admin

    Keterangan :
    A         : Logo dan nama program
    B          : Menu utama admin
    C          : Menu beranda admin
    D          : Menu pindah ke halaman utama user
    E          : Menu logout
    F          : Isi atau content yang merupakan informasi halaman yang ditampilkan
    G         : Footer berisi keterangan hak cipta program

  9. Rancangan halaman edit profil

    Gambar 4.19 Rancangan halaman edit profil

    Keterangan :
    A         : Logo dan nama program
    B          : Menu utama admin
    C          : Menu beranda admin
    D          : Menu pindah ke halaman utama user
    E          : Menu logout
    F          : Isi atau content yang merupakan informasi halaman yang ditampilkan berisi profil yang akan diubah atau diupdate
    G         : Footer berisi keterangan hak cipta progra

  10. Rancangan halaman data konsultasi

    Gambar 4.20 Rancangan halaman data konsultasi

    Keterangan :
    A         : Logo dan nama program
    B          : Menu utama admin
    C          : Menu beranda admin
    D          : Menu pindah ke halaman utama user
    E          : Menu logout
    F          : Isi atau content halaman berupa data konsultasi yang bisa dicetak atau dihapus
    G         : Footer berisi keterangan hak cipta program

  11. Rancangan halaman data penyakit

    Gambar 4.21 Rancangan halaman data penyakit

    Keterangan :
    A         : Logo dan nama program
    B          : Menu utama admin
    C          : Menu beranda admin
    D          : Menu pindah ke halaman utama user
    E          : Menu logout
    F          :aIsi atau content halaman berupa data penyakit yang dapat aidiedit atau dihapus atau menambah data penyakit baru
    G         : Footer berisi keterangan hak cipta program

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Spesifikasi hardware yang digunakan untuk membangun aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi ini adalah :

  1. Processor : Intel Core
  2. RAM : 2 GB
  3. Hardisk : 320 GB
  4. Monitor : 14 Inch
  5. Mouse : Optical
  6. Printer : Laser Jet

Aplikasi yang Digunakan

Aplikasi yang digunakan untuk menjalankan aplikasi sistem pakar ini adalah :

  1. Windows 7
  2. Google Chrome/Mozilla Firefox
  3. XAMPP
  4. Adobe Reader

Hak Akses

Hak akses atas aplikasi sistem pakar penyakit tanaman padi ini terdiri dari :

  1. Administrator
    Administrator memiliki wewenang dan tanggung jawag terhadap data yang ada pada basis data sistem pakar, dimana dia dapat melakukan penambahan, perubahan, penghapusan dan penyimpanan data pada aplikasi sistem pakar.
  2. Petugas BPP
    Petugas BPP memiliki wewenang hanya untuk menggunakan aplikasi sistem pakar dengan hak akses pada aplikasi front end.

Black Box Testing

Tabel 4.18 Pengujian Black Box


No

Skenario Pengujian

Test Case

Hasil yang diharapkan

Hasil Tes

1.

Mengosongkan field username dan atau pass-word pada form login dan klik tombol login

 

Username :
Password  :

Selanjutnya klik tombol login

Sistem akan menolak ak-ses login dan menampil-kan pesan “Silakan isi username dan password untuk login”

Valid

2.

Mengisikan field username dan atau password de-ngan data yang salah dan  klik tombol  login

 

Username : user
Password  : ***

Selanjutnya klik tombol login

Sistem akan menolak ak-ses login dan menampil-kan pesan”Username atau Password yang anda masukkan tidak sesuai”

Valid

3.

Login dengan username dan  password yang benar

Username : user
Password  : ****
Selanjutnya klik tombol login

Sistem akan masuk ke ha-laman utama sistem

Valid

4.

Mengisikan data petani setelah me-milih menu kon-sultasi

Input data petani pada form data petani dan klik tombol proses

Sistem akan masuk ke halaman input gejala

Valid

5.

Input data gejala

Memilih radio button “Ya” atau “Tidak”, pada form gejala sesuai data gejala

Sistem akan secara otoma-tis menganalisa dan meng-hasilkan  hasil identifikasi sesuai representasi penge-tahuan

Valid

6.

Melakukan pen-cetakan hasil identifikasi

Meng-klik tombol cetak pada hala-man hasil identi-fikasi

Sistem akan menampilkan hasil rekomendasi dalam bentuk laporan yang bisa di cetak

Valid

7.

Melakukan peru-bahan data user atau admin

Input perubahan data pada form update user atau admin dan klik tombol simpan

Sistem akan menyimpan perubahan dan jika sete-lahnya melakukan login harus menggunakan  data user atau admin yang baru

Valid

8.

Menambahkan data gejala

Meng-klik tombol tambah gejala pa-da form list gejala dan setelah input gejala klik tombol simpan

Sistem akan menuju ke halaman tambah gejala dan setelah tombol simpan di klik data baru yang dinput akan otomatis ada pada list gejala

Valid

9.

Merubah data penyakit

Meng-klik tombol edit pada form list penyakit dan me-ngubah data pe-nyakit, lalu klik tombol update

Sistem akan menuju ke halaman edit data penyakit dan setelah tombol update di-klik perubahan data akan tersimpan

Valid

10.

Menghapus data gejala atau data penyakit

Klik tombol hapus pada form list gejala atau list penyakit dan klik tombol “OK” pada dialog box yang muncul.

Sistem akan memunculkan alert dalam bentuk dialog box “Apakah  anda yakin akan menghapus data ini ?” dan jika di klik tombol “OK” data otamatis akan terhapus dari database

Valid

11.

Membuat relasi antara penyakit dengan gejalanya

Memilih penyakit dan menceklist ge-jalanya, lalu klik tombol simpan

Sistem akan menampilkan relasi antara penyakit dengan gejala-gejalanya pada halaman  list relasi

Valid

12.

Membuat pembo-botan gejala

Input nilai bobot gejala pada form pembobotan, klik tombol simpan

Sistem akan menampilkan bobot gejala sesuai penya-kitnya pada halaman pem-bobotan

Valid

13.

Keluar dari sistem

Meng-klik menu logout dan klik tombol “OK” pa-da dialog box yang muncul

Sistem akan memunculkan alert dalam bentuk dialog box “Apakah anda akan keluar dari sistem ?” dan jika tombol “OK” di klik maka akan keluar dari sistem aplikasi

Valid

Berdasarkan tabel 4.18 di atas selanjutnya akan dilakukan evaluasi terhadap sistem yang dibangun tersebut berdasarkan requirement yang terdapat pada final draft elisitasi.

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan metode black box seperti pada tabel 4.18 di atas yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program baik berupa penambahan data atau perubahan data atau penghapusan data, hasilnya sesuai dengan kebutuhan fungsionalitas sistem seperti yang ada pada final draft elisitasi sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi pada Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan dapat diterapkan pada BPP Sepatan.

Implementasi

Proses implementasi ini berupa waktu yang dibutuhkan penulis dalam pembangunan sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi pada Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan yang dituangkan dalam bentuk estimasi waktu atau time schedule.

Estimasi waktu yang diperlukan pada pembuatan sistem pakar ini dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini.

Tabel 4.19 Estimasi Waktu


Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian dan penyusunan laporan Skripsi, penulis membuat membuat time schedule atau estimasi waktu yang terdiri dari :

  1. Pembuatan Proposal
    Pada tahap ini dilakukan pembuatan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi yang digunakan serta sistematika penulisan yang akan menjadi acuan awal penelitian. Pembuatan proposal ini membutuhkan waktu satu minggu.
  2. Seminar Proposal
    Seminar proposal ini maksudnya bahwa proposal yang telah dibuat berdasarkan data awal yang telah diperoleh dipresentasikan untuk memperoleh persetujuan pembimbing. Seminar proposal dilakukan pada minggu kedua penelitian.
  3. Wawancara dan Observasi Lapangan
    Pada tahap ini, wawancara dilakukan kepada pihak terkait yaitu penyuluh dan petani padi sebagai bahan pendukung penelitian, sedangkan observasi lapangan dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada tanaman padi di sawah. Tahap ini dilakukan dalam waktu satu minggu.
  4. Analisis Data
    Melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu.
  5. Elisitasi
    Pada tahap ini, dilakukan wawancara kepada pihak BPP Sepatan selaku stakeholder untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan terhadap sistem. Tahap ini membutuhkan waktu selama satu minggu.
  6. Perancangan sistem
    Perancangan sistem merupakan penerapan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap data-data yang telah diperoleh sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem yang mudah dipahami oleh seorang programmer. Perancangan sistem ini membutuhkan waktu selama dua minggu.
  7. Programming Sistem
    Tahap ini merupakan kegiatan penulisan kode program berdasarkan rancangan yang sudah disepakati. Pembuatan program berlangsung selama sepuluh minggu.
  8. Testing Sistem
    Tahap ini berupa pengujian sistem untuk mengetahui masih ada tidaknya kesalahan-kesalahan fungsianal pada sistem. Tahap pengujian ini berlangsung selama dua minggu.
  9. Evaluasi
    Tahap ini merupakan perbaikan-perbaikan pada sistem berdasarkan hasil dari tahapan testing sebelumnya. Tahap evaluasi berlangsung selama dua minggu dan beriringan dengan tahap testing program.
  10. Pelatihan User
    Pelatihan terhadap user dan admin program dilakukan selama satu minggu agar dalam pengoperasian program nantinya tidak ada kendala yang berarti.
  11. Implementasi Sistem
    Setelah sistem dianggap layak, langkah selanjutnya adalah implementasi atau penerapan sistem pada stakeholder terkait yang dalam hal ini BPP Sepatan. Implementasi sistem berlangsung selama satu minggu.
  12. Dokumentasi
    Proses perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal kegiatan hingga sistem diterapkan pada pihak stakeholder.

Estimasi Biaya

Tabel 4.20 Estimasi Biaya


No

Uraian Kegiatan

Volume

Harga Satuan

Biaya

1.

Pengumpulan Dan Analisa Data

-

-

200.000

2.

Pemrograman

 

Desain program

-

-

50.000

 

Penulisan program

-

-

500.000

 

Testing dan implementasi

-

-

200.000

3.

Bahan Dan Peralatan penelitian

 

Pembelian buku literatur

2 Pcs

60.000

120.000

 

Biaya internet dan telepon

4 Bulan

50.000

200.000

4.

Biaya transportasi dan akomodasi penelitian

7 Trip

25.000

175.000

5.

Biaya Lain-Lain

 

Fotocopy referensi

2 Paket

25.000

50.000

 

Pembuatan Laporan Skripsi

2 Bundel

75.000

150.000

Jumlah Biaya

1.645.000

Estimasi biaya ini berisi perkiraan kebutuhan biaya penelitian dan pembangunan aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi pada Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan oleh penulis serta pembuatan laporan Skripsi sebagai laporan hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan terhadap Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Belum adanya sistem yang dapat menghindarkan adanya kemungkinan perbedaan pemberian suatu rekomendasi dalam identifikasi penyakit tanaman padi memungkinkan adanya perbedaan penafsiran oleh tiap petugas BPP atau penyuluh dalam memberikan rekomendasi kepada petani meskipun kasus yang ditangani sama.
  2. Untuk meminimalkan terjadinya perbedaan rekomendasi tersebut, petugas BPP atau penyuluh seringkali harus konsultasi dulu dengan POPT yang hanya ada dua orang dengan area tanggung jawab empat kecamatan sehingga sangat tidak efisien.
  3. Untuk meminimalkan permasalahan tersebut perlu dibuatlah sebuah sistem yang dapat melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis penyakit tanaman padi berdasarkan gejala-gejalanya sehingga mampu menghindarkan perbedaan rekomendasi kepada petani dan setiap petugas BPP dapat memberikan rekomendasinya tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada POPT karena dalam hal ini POPT difungsikan sebagai seorang pakar yang akan menginterptetasikan analisanya ke dalam sistem pakar
  4. Untuk memudahkan pengoperasian sistem ini, penulis membangun program aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi yang memiliki antar muka atau user interface dan prosedur sistem yang mudah dipahami oleh pengguna.

Kesimpulan terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Kesimpulan terhadap tujuan penelitian

  1. Penelitian ini memberikan banyak pengetahuan dan wawasan terhadap penulis tentang sistem atau prosedur kerja yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan yang memudahkan penulis dalam menyusun laporan Skripsi ini.
  2. Penelitian ini menghasilkan suatu sistem yang dapat mengidentifikasi penyakit tanaman padi untuk membantu tugas pakar atau POPT dalam melakukan analisa dan memberikan suatu rekomendasi.
  3. Hasil penelitian ini memberikan kemudahan terhadap petani maupun petugas BPP untuk dapat memberikan suatu rekomendasi terhadap gejala yang menyerang tanaman padi secara lebih cepat

2. Kesimpulan terhadap manfaat penelitian

  1. Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis terutama pengetahuan ilmu dan tentang penyakit tanaman padi yang diperoleh penulis serta penulis.
  2. Hasil penelitian ini dapat membantu pihak BPP Sepatan dalam kegiatan penyuluhan pertanian terutama dalam bidang penyakit tanaman padi.
  3. Hasil penelitian ini dapat membantu masyarakat petani dengan mudah memperoleh informasi dan rekomendasi mengenai penyakit tanaman padi.

Kesimpulan terhadap Metode Penelitian

1. Kesimpulan terhadap Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil dari tiga metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Metode Observasi
    Penulis mengumpulkan data dengan cara mendatangi langsung objek yang dijadikan tempat observasi penelitian, menganalisa secara langsung sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul dengan cepat dan sesuai fakta.
  2. Metode Wawancara
    Pada metode ini penulis melakukan wawancara langsung dengan Stakeholder, sehingga dapat diketahui sistem atau aplikasi dibutuhkan adalah sistem yang dapat mempermudah dalam proses analisa dan pemberian rekomendasi mengenai penyakit tanaman padi kepada petani.
  3. Metode Study Pustaka
    Studi pustaka yang telah dilakukan penulis baik melalui sumber tertulis berupa buku-buku dan beberapa karya ilmiah serta sumber dari internet yang terkait dan memuat informasi-informasi yang diperlukan dalam penelitian ini memudahkan penulis dalam menyusun laporan Skripsi ini.

2. Kesimpulan terhadap metode analisa SWOT

Berdasarkan hasil analisa data pada prosedur sistem berjalan di Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) Sepatan yang telah dilakukan penulis dengan menggunakan metode analisa SWOT dapat diketahui bahwa BPP Sepatan memiliki berbagai unsur kekuatan serta didukung adanya peluang untuk menjadi instansi atau organisasi yang berkembang meskipun masih ada beberapa hal yang menjadi kendala baik dari internal maupun eksternal organisasi.

3. Kesimpulan Pada Metode Perancangan

Berdasarkan hasil penelitian, maka metode perancangan penulis menggunakan software Visual Paradigm untuk pembuatan diagram UML, sedangkan dalam pembuatan program, pemulis menggunakan bahasa pemograman PHP untuk penulisan kode program dan software XAMPP untuk merancang database program dalam bentuk MySQL.

4. Kesimpulan Pada Metode Testing

Berdasarkan hasil penelitian, pengujian atau testing pada sistem yang diusulkan lebih ditekankan untuk memastikan fungsi-fungsi pada sistem dapat berjalan sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan seperti pengujian pada menu login jika username benar dan password salah, maka sistem akan menolak akses login tetapi jika semua data sudah diisi dengan lengkap dan benar maka sistem akan menerima akses login tersebut.

Saran

Berdasarkan analisa dan hasil penelitian yang telah penulis lakukan pada Balai Penyuluhan Pertanian Pertanian Sepatan, penulis memberikan beberapa saran yang diharapakan bermanfaat khususnya bagi Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan dan bagi masyarakat pada umumnya, meliputi :

  1. Untuk setiap pengguna sistem pakar identifikasi penyakit tanaman padi, diharapkan melakukan pelatihan pengoperasian program terlebih dahulu.
  2. Setelah sistem tersebut diimplementasikan, sistem masih dimungkinkan untuk dikembangkan lagi karena masih ada kekurangan terutama dalam aspek mesin inferensi untuk menganalisa datanya sehingga hasil atau ekomendasi yang diperoleh lebih akurat atau juga sitem bisa diterapkan dalam jaringan internet agar setiap pengguna internet dapat mengakses sistem tersebut.

Kesan

Setelah penulis menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan Skripsi ini, penulis mendapatkan berbagai kesan dari berbagai hal, yaitu :

  1. Penyusunan laporan Skripsi yang dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat dan harus membaginya dengan waktu untuk bekerja dan adanya beberapa kendala yang dialami telah memberi kesan yang luar biasa bagi penulis.
  2. Ucapan terima kasih penulis kepada dosen pembimbing skripsi yaitu Ibu Dina Fitria Murad, M.Kom dan Bapak Oleh Soleh, S.Kom, M.M.S.I yang selalu menyempatkan waktunya untuk membimbing penulis di sela-sela kesibukannuya serta selalu memotivasi penulis sehingga laporan skripsi ini dapat selesai.
  3. Ucapan terima kasih penulis kepada segenap pegawai BPP Sepatan khususnya Bapak Dadang, SP serta para petani yang sudah mengijinkan penulis melakukan penelitian serta banyak membantu dalam penelitian tersebut dengan tangan terbuka. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi saya, instansi BPP Sepatan serta petani pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 1,2 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi
  3. 3,0 3,1 3,2 Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu
  4. Nahampun, Maruli Tua. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Kelapa Sawit dengan Metode Dempster-Shafer. Jurnal Pelita Informatika Budi Darma Vol. VII. ISSN : 2301-9425
  5. 5,0 5,1 5,2 Tentua, Meilany Nonsi. 2010. Sistem Pakar Identifikasi Kejahatan Dunia Maya. Jurnal Dinamika Informatika Volume 4. Yogyakarta : Universitas PGRI Yogyakarta
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 Kusrini. 2010. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta : Penerbit Andi
  7. 7,0 7,1 Prabowo, dkk. 2013. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa dan Menanggulangi Penyakit pada Ikan Lele Dumbo(Clarias Gariepinus) Menggunakan Metode Backward Chaining. Jurnal Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT). ISSN : 2339-028X
  8. 8,00 8,01 8,02 8,03 8,04 8,05 8,06 8,07 8,08 8,09 8,10 8,11 Rizaldi, Adrian. 2014. Sistem Pakar Identifikasi Karakter Siswa dalam Menentukan Konsentrasi Belajar dengan Metode Forward Chaining pada SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
  9. 9,00 9,01 9,02 9,03 9,04 9,05 9,06 9,07 9,08 9,09 9,10 9,11 9,12 Sasmito, Ginanjar Wiro. 2010. Aplikasi Sistem Pakar untuk Simulasi Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah dan Cabai Menggunakan Forward Chaining dan Pendekatan Berbasis Aturan. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro
  10. 10,0 10,1 Sentanu, Windy. 2014. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan LAN. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
  11. Rohman, M. Fathur. 2012. Teknik Analisis Manajemen SWOT untuk Menyusun KKP DIKLATPIM dan Renstra. Malang : Penerbit AFJ Mobicons
  12. 12,00 12,01 12,02 12,03 12,04 12,05 12,06 12,07 12,08 12,09 12,10 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta : Prestasi Pustaka
  13. Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 Marhaeni, Ika. 2014. Electronic and Record Management Delivery Notes to Help Operational Process at PT. Subur Sentosa. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
  15. 15,0 15,1 15,2 15,3 15,4 Alviyanto, Fransiskus Eferdy. 2014. Perancangan Website Dosen Jurusan Sistem Informasi pada STMIK Raharja. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
  16. 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 Rosa, A.S. dan Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung : Informatika
  17. 17,0 17,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset
  18. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Smart Grafika
  19. Rahardja, Untung, dkk. 2011. Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level. Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011
  20. 20,0 20,1 Anjani. 2014. Perancangan Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit Anak Balita di Puskesmas Panongan. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
  21. 21,0 21,1 Husain, Syefri Maulana. 2014. Pemanfaatan Basic4android dan MySQL dalam Membangun Aplikasi Smartphone untuk Memonitoring Prestasi Siswa pada SMA Al-Ma’muniyah Tangerang. Skripsi. Tangerang : STMIK Raharja
  22. 22,0 22,1 Sugiyono, Prof. Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kusntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta
  23. Supartha, dkk. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika Vol. 1, No. 2. ISSN : 2301-6515
  24. Marlina, Neni, dkk. 2012. Respons Tanaman Padi(Oryza sativa L.) terhadap Takaran Pupuk Organik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System of Rice Intensification(SRI) di Lahan Pasang Surut. Jurnal Lahan Suboptimal Vol. 1 No. 2. ISSN : 2252-6188(Print), ISSN : 2302-3515(Online)
  25. Mareta, Dea Tio dan A. Nur, Shofia. 2011. Pengemasan Produk Sayuran dengan Bahan Kemas Plastik pada Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu Dingin. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 7, No. 1. Semarang : Mediagro
  26. Wibawa, Winny Dian, Dr., MSc., Ir. 2014. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan(BPK). Jakarta : Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
  27. 27,0 27,1 Rangkuti, Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  28. Rohman, M. Fathur. 2012. Teknik Analisis Manajemen SWOT untuk Menyusun KKP DIKLATPIM dan Renstra. Malang : Penerbit AFJ Mobicons
  29. Yusmini, dkk. 2011. Analisis Finansial KUD Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Skripsi. Pekanbaru : Universitas Riau
  30. 30,0 30,1 30,2 Widodo, Prabowo Pudjo dan Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung : Informatika
  31. 31,0 31,1 31,2 Nugroho, Adi. 2010. Analisis Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Object. Bandung : Informatika
  32. Efendy, Yanti. 2012. Analisis Perancangan Basis Data Klaim Asuransi Kerugian PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Jurnal Teknomatika Vol. 2. STMIK PalComTech
  33. 33,0 33,1 Syaifudin, dkk. 2013. Sistem Informasi Penggajian Karyawan pada Toko Winscorn Kabupaten Pacitan dengan Menggunakan Program PHP. Indonesian Journal on Networking and Security. ISSN : 2302-5700
  34. 34,0 34,1 34,2 Oktavian, Diar Puji. 2013. Membuat Website Powerfull Menggunakan PHP. Yogyakarta : Mediakom
  35. Sibero, Alexander F.K. 2011. Kitab Suci Web Programing. Jakarta: Mediakom
  36. Kurniawan, Rulianto. 2010. PHP dan MySQL untuk Orang Awam. Yogyakarta : Graha Ilmu
  37. Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP dan MySQL Secara Otodidak. Jakarta : Media Kita
  38. Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung : Informatika
  39. Kustiyahningsih, Yeni. 2011. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta : Graha Ilmu
  40. Baskoro, Adi. 2012. Buku Pintar Membuat Toko Online. Jakarta : Media Kita
  41. Pratama, Antonius Nugraha Widhi. 2010. Cara Mudah Membangun Aplikasi PHP. Jakarta: Media Kita
  42. Kristanto, Andri. 2010. Kupas Tuntas PHP dan MySQL. Klaten : Cablebooka
  43. Komputer, Wahana. 2011. Short Course SQL Server 2008 Express. Yogyakarta: Penerbit Andi
  44. 44,0 44,1 Supartha, I Kadek Dwi Gandika dan Sari, Ida Nurmala. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit pada Sapi Bali dengan Metode Forward Chaining dan Certainly Factor. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika(JANAPATI) Vol. 3. ISSN : 2089-8673
  45. Yastita, Sari, dkk. 2012. Jurnal Sistem Pakar Penyakit Kulit pada Manusia Menggunakan Metode Cetainly Factor Berbasis Web. ISSN : 2085-9902
  46. Sutojo, T., dkk. 2011. Keerdasan Buatan. Yogyakarta : Penerbit Andi
  47. 47,0 47,1 Hakim, Zainul, dkk. 2014. Rancang Bangun Sistem Pakar Deteksi Dini Penyakit Tenggorokan Hidung dan Telinga(THT). Jurnal Sisfotek Global Vol. 1. ISSN : 2088-1762

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :

A.24. Katalog Produk

LAMPIRAN B :

B.1. Bukti Uraian Pekerjaan

LAMPIRAN C :

C.7. Presentasi

Contributors

Mukhamad arifin