SI1311477418

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUALITY CONTROL

BERBASIS WEB PADA PT SETIA

PRATAMA LESTARI


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1311477418
NAMA
: Prima Novitasari


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUALITY CONTROL

BERBASIS WEB PADA PT SETIA

PRATAMA LESTARI


Disusun Oleh :

NIM
: 1311477418
Nama
: Prima Novitasari
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUALITY CONTROL

BERBASIS WEB PADA PT SETIA

PRATAMA LESTARI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311477418
Nama
: Prima Novitasari

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(_________)
   
(__________)
NID :
   
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUALITY CONTROL

BERBASIS WEB PADA PT SETIA

PRATAMA LESTARI

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311477418
Nama
: Nama: Prima Novitasari

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
( )
 
( )
 
( )
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI QUALITY CONTROL

BERBASIS WEB PADA PT SETIA

PRATAMA LESTARI

Disusun Oleh :

NIM
: 1311477418
Nama
: Prima Novitasari
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkunagan Perguruan tinggi Raharja, maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah di publikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
(Prima Novitasari)
NIM : 1311477418

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

PT Setia Pratama Lestari is a company that produces raw materials that produce PVC cable compound types. The company is already computerized, but still not optimal for recording test results and report generation testing conducted by the staff of quality control is still done manually by recording the test results into a ledger and submit the test results to the manager so it takes a long time and allow for errors in the recording of test results. To overcome these problems, designed a quality control information system based on web created using the programming language PHP and using MySQL as DBMS (Database Management System). To determine the internal and external forces on companies, researchers using SWOT analysis method, and researchers are using the Unified Modeling Language (UML) to analyze the design of the system being designed. Testing methods proposed system of black box testing. With the system that created this, can help staff quality control and simplify and speed up the process of delivering the data to the quality control manager.

Keywords: quality control, test result, test report


ABSTRAKSI

PT Setia Pratama Lestari adalah perusahaan yang memproduksi bahan baku kabel yang menghasilkan produk PVC jenis compound. Perusahaan ini sudah berbasis komputerisasi, akan tetapi masih belum optimal karena pencatatan hasil pengujian dan pembuatan laporan pengujian yang dilakukan oleh staff quality control masih dilakukan secara manual dengan mencatat hasil pengujian ke dalam buku besar dan menyerahkan hasil pengujian tersebut ke manajer sehingga membutuhkan waktu yang lama dan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan hasil pengujian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dirancang sebuah sistem informasi quality control yang berbasis web yang dibuat menggunakan bahasa pemograman PHP dan menggunakan Mysql sebagai DBMS (Database Management System). Untuk mengetahui kekuatan internal dan eksternal pada perusahaan, peneliti menggunakan metode analisis SWOT dan peneliti menggunakan Unified Modeling Language (UML) untuk menganalisis perancangan sistem yang akan dibuat. Metode pengujian sistem yang diusulkan yaitu black box testing. Dengan sistem yang dibuat ini, dapat membantu staff quality control dan mempermudah serta mempercepat proses penyampaian data tersebut ke manajer quality control.

Kata Kunci: quality control, hasil pengujian, laporan pengujian.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim..

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Quality Control Pada PT Setia Pratama Lestari”.

Tujuan dari pembuatan laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S. Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil, serta bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih secara tulus dan ikhlas khususnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.

  2. Ibu Nur Azizah, M.Akt., M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Raharja.

  3. Bapak Muhamad Zahruddin, S. Kom., M.M selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu, serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  4. Ibu Mulyati, M. M., M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu, serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kami.

  6. Bapak Galih Adiwidiasmoro selaku stakeholder skripsi yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta doa untuk keberhasilan penulis.

  8. Kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dukungan dan doanya dalam keberhasilan penulis.

  9. Agil Pangestu yang telah banyak membantu saya dalam memahami sistem ini.

  10. Teman-teman seperjuangan saya, yang selalu mendukung serta memberikan semangat kepada saya sampai menyelesaikan skripsi dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih sudah memberikan dukungan dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya.

Akhir kata penulis berharap laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

Tangerang, 16 Januari 2017
Prima Novitasari
NIM. 1311477418

Daftar isi

DAFTAR TABLE


Tabel 3.5 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.8 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.8 Perbedaan Prosedur

Tabel 4.10 Tabel data user

Tabel 4.11 Tabel product

Tabel 4.12 Tabel tipe produk

Tabel 4.13 Tabel warna produk

Tabel 4.14 Tabel pengujian

Tabel 4.28 Tabel black box testing menu login untuk Admin, Staff dan Manajer quality control

Tabel 4.29 Tabel black box testing menu data produk

Tabel 4.30 Tabel black box testing input data tipe produk

Tabel 4.31 Tabel black box testing input data warna produk

Tabel 4.32 Tabel black box testing input data pengujian

Tabel 4.33 Tabel black box testing menu laporan

Tabel 4.34 Tabel Shedulle implementasi

Tabel 4.35 Tabel estimasi biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem

Gambar 2.2 Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan dalam Perspektif SWOT

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Setia Pratama Lestari

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Quality Control

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Quality Control

Gambar 3.4 Sequance Diagram Sistem Quality Control

Gambar 4.1 Use Case Diagram Quality Control PT Setia Pratama Lestari

Gambar 4.2 Activity Diagram quality control untuk Admin

Gambar 4.3 Activity diagram Staff Quality Control

Gambar 4.4 Activity Diagram melihat laporan untuk Manajer Quality Control

Gambar 4.5 Sequence Diagram tambah data user untuk admin

Gambar 4.6 Sequence Diagram Staff Quality Control

Gambar 4.7 Sequence Diagram lihat laporan untuk Manajer Quality Control

Gambar 4.9 Class Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.15 Prototype Halaman Login untuk Admin, staff dan manajer QC

Gambar 4.16 Prototype Halaman Login untuk Admin

Gambar 4.17 Prototype Halaman Login untuk Staff quality control

Gambar 4.18 Prototype Halaman Login untuk Manajer quality control

Gambar 4.19 prototype halaman home Admin

Gambar 4.20 Prototype halaman home Staff Quality Control

Gambar 4.21 Prototype halaman home Manajer Quality Control

Gambar 4.22 Prototype halaman data user

Gambar 4.23 Prototype data produk

Gambar 4.24 Prototype halaman data tipe produk

Gambar 4.25 Prototype halaman data warna produk

Gambar 4.26 Prototype halaman data pengujian

Gambar 4.27 Prototype halaman menu laporan

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM


DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam beberapa tahun belakangan ini perkembangan ekonomi melaju sangat cepat, tidak terkecuali bidang perindustrian yang menghasilkan bermacam-macam produk untuk kebutuhan konsumen. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bidang industri mengantar kita melakukan langkah awal agar dapat menghasilkan suatu produk yang baik sesuai dengan keinginan konsumen, salah satu perusahaan tersebut adalah PT Setia Pratama Lestari.

PT Setia Pratama Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri dalam pembuatan bahan baku kabel. Dalam pembuatan produk yang akan dikirim kepada konsumen sebagai bahan baku pembuatan kabel harus adanya pengendalian kualitas oleh bagian quality control dengan prosedur yang berlaku agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus. Oleh karena itu, PT Setia Pratama Lestari membutuhkan quality control untuk proses pengendalian kualitas dalam pembuatan produk.

Bagian Quality Control merupakan bagian terpenting dalam pengendalian kualitas produk yang diminta oleh konsumen. Bagian quality control memiliki prosedur atau tahapan yang harus dijalankan salah satunya yaitu melakukan pengujian produk yang dilakukan oleh staff quality control lalu membuat laporan kualitas produk pada manajer quality control. Informasi kualitas pada bagian quality control harus memiliki ketepatan dan keakuratan yang harus dicapai dalam setiap pengujian bahan. Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi quality control untuk mengolah hasil pengujian produk agar produk yang dihasilkan dapat dipantau kualitasnya oleh manajer.

Namun, sistem informasi quality control pada PT Setia Pratama Lestari masih dikerjakan secara manual dengan menggunakan pencatatan dengan menggunakan buku besar lalu diserahkan kepada manajer kemudian manajer menginput di komputer. Jadi, pada proses ini staff quality control menulis laporan pada manajer quality control tentang hasil pengujian kualitas produk untuk diinput sebagai informasi kualitas produk. Dalam proses ini pengolahan data pada quality control masih terdapat kelemahan sehingga mempengaruhi terhadap informasi yang ada seperti permasalahan dalam pencatatan dan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam menulis laporan.

Untuk membantu dan mempermudah serta mempercepat proses penyampain data tersebut, maka diperlukan suatu sistem informasi berbasis web yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut seperti permasalahan dalam pencatan yang memungkinkan terjadinya kesalahan, dan waktu yang lama dalam penulisan laporan. Hal inilah yang melandasi peneliti untuk mengambil judul “Perancangan Sistem Informasi Quality Control Berbasis Web Pada PT Setia Pratama Lestari”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Setiap penelitian dimulai dari perumusan masalah yang dilanjutkan dengan pemecahan masalah. Perumusan masalah ini dikategorikan sebagai pertanyaan utama yang dicari dan yang akan dijawab melalui penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.

Rumusan masalah itu muncul karena adanya gap (kesenjangan) antara (real life condition) kondisi nyata dengan (future expected condition) kondisi yang nantinya diharapkan, atau bisa juga antara target dengan ketercapaiannya. Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, maka berdasarkan pada latar belakang 1.1 yang telah disebutkan, penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

  1. Bagaimana prosedur pengujian bahan jadi yang dilakukan oleh bagian quality control PT Setia Pratama Lestari?

  2. Bagaimana sistem informasi quality control pada PT Setia Pratama Lestari yang berjalan saat ini?

  3. Bagaimana merancang sistem informasi quality control berbasis web dapat menghasilkan laporan yang efektif?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan pemaparan lingkup penelitian. Lingkup penelitian dapat dibatasi dengan pembatasan lokasi penelitian, membatasi banyaknya variabel yang akan dikaji, dan membatasi subjek penelitian. Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi agar lebih terarah, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah.

Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem informasi quality control yang berjalan di PT Setia Pratama Lestari dalam pengujian kualitas produk bahan jadi. Mulai dari penerimaan sampel bahan jadi, menguji sampel bahan jadi, mencatat hasil pengujian, sampai dengan pembuatan laporan pengujian.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus relevan dengan rumusan masalah yang mencerminkan proses penelitian.

  1. Adapun tujuan operasional dari penelitian ini antara lain :

    1. Mengetahui prosedur pengujian bahan jadi yang dilakukan oleh bagian quality control pada PT Setia Pratama Lestari.

    2. Mengetahui sistem pada quality control di PT Setia Pratama Lestari Tangerang.

    3. Merancang sistem informasi quality control berbasis web pada PT Setia Pratama Lestari.

  2. Tujuan fungsional

    Sebagai bahan acuan atau referensi bagi perusahaan dan mahasiswa di masa sekarang dan yang akan datang.

  3. Tujuan individual

    1. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana komputer.

    2. Untuk mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari.

    3. Untuk menambah pengalaman dan memberikan gambaran mengenai dunia kerja yang sesungguhnya kepada penulis.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Manfaat atau Kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan dibuat dengan dukungan beberapa kajian teoritis dan temuan sebelumnya, maka penelitian ini mempunyai manfaat teoritis. Sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen.

Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah:

  1. Memberikan pengalaman dan pandangan dalam menghadapi dunia kerja.

  2. Mengembangan wawasan pengetahuan peneliti tentang sistem quality control.

  3. Memberikan masukan yang berarti untuk memgembangkan sistem yang berjalan pada perusahaan.

Metodelogi Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam pembuatan Laporan Skripsi.

Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya:

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi
  2. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di bagian quality control PT Setia Pratama Lestari untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat mengenai sistem quality control diperusahaan tersebut.

  3. Metode Wawancara
  4. Peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada staff atau manajer quality conrol mengenai sistem quality control.

  5. Metode Studi Pustaka
  6. Peneliti mencari referensi yang dapat dijadikan panduan dalam penyusunan laporan skripsi, yang bersumber dari berbagai buku dan data-data yang relevan guna penganalisaan yang dilakukan peneliti berkaitan dengan judul penulisan laporan skripsi.

Metode Analisis

Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis supaya mendapatkan suatu akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Dalam metode analisis sistem penulis menganalisa menggunakan analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats).

Metode Perancangan Sistem

Aplikasi sistem informasi quality control pada PT Setia Pratama Lestari menggunakan beberapa (software) dalam perancangannya, antara lain:

Metode perancangan yang digunakan adalah pendekatan object oriented yaitu dengan menggunakan UML. Di mana diagram yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah usecase diagram, sequence diagram, activity diagram, dan class diagram. Hypertext Preprocessor (PHP), merupakan bahasa pemograman yang akan dipakai. XAMPP, merupakan (tool) yang menyediakan paket perangkat lunak kedalam satu buah paket. MySQL, merupakan database yang akan digunakan. Adobe Dreamweaver, merupakan (software) yang digunakan untuk men-design web yang akan dibuat.

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu black box testing. Black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Oleh karena itu, uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya, fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan penelitian skripsi ini terbagi dalam lima bab yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang beberapa definisi ilmu yang berhubungan dengan teori-teori dan literature review yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan skripsi.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini menjelaskan gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian, analisis sistem yang berjalan, konfigurasi sistem, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah dan user requirement yang terdiri dari empat tahap elisitasi, yakni tahap elisitasi I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

    Dalam bab ini, peneliti menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada dibab sebelumnya dijabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusukan.

BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan rancangan sistem yang telah dilakukan serta saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga tujuan dan manfaat dari penelitian skripsi ini dapat disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Satzinger (2010:4)[1], perancangan sistem adalah proses dari menspesifikasikan secara detail mengenai beberapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik, sedangkan Mahdiana (2011:37), mendefinisikan perancangan sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan. Sementara itu, menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28), perancangan sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada waktu proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan perancangan suatu sistem informasi berbasis computer.

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah kegiatan merancang sebuah sistem informasi secara detail dan lebih baik dari pada sistem sebelumnya.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[2], tahap perancangan atau desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Menurut Sutabri (2012:225)[3], tahap rancangan sistem dibagi menjadi dua bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini sebagai berikut :

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

  3. Menyusun perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

  5. Menyusun buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141)[4], langkah-langkah tahap rancangan yaitu :

  1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci, analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu :

    1. Diagram arus data (data flow diagram)

    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)

    3. Kamus data (Data dictionary)

    4. Flowchart

    5. Model hubungan objek

    6. Spesifikasi kelas

  2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem, analisis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem, analis bekerja sama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  4. Memilih konfigurasi terbaik, analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

  5. Menyiapkan usulan penerapan, analis menyiapakn usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

  6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem, keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Sistem menurut Yakub (2012:1)[5], adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu. Sutabri (2012:6)[6], mengatakan suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan Hartono (2013:9), mendefinisikan sistem sebagai suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah jaringan kerja yang hubungannya erat yang satu dengan yang lainnya untuk bersama sama mencapai suatu tujuan tertentu.

Karaterisik Sistem

Menurut Sutabri (2012:13)[6], sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen sistem (components). Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu sehingga mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat dapat mempunyai sistem yang lebih besaryang disebut supra sistem.

  2. Batasan sistem (boundary). Ruang lingkup merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sustem lain atau sistem dengan lingkungannya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu-kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

  3. 3. Lingkungan luar sistem (environment). Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan kuar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (interface). Media yang menghubungkan sistem dengan subsustem lain yang disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke subsistem lainnya. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi yang membentuk satu-kesatuan.

  5. Masukan Sistem (input). Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh di dalam suatu unit computer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

  6. Keluaran sistem (output). Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, dimana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.

  7. Pengolah Sistem (processing). Suatu sistem dapat mempunyai proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  8. Sasaran (objectives). Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, makan operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

    Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem

Klasifikasi Sistem

Mulyanto (2009:8)[7], mengatakan bahwa sistem pun dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, sebagai berikut :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (physical system). Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan, sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.

  2. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System) Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer, sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.

  3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System). Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya, sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer.

  4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System). Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi, sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.

  5. Sistem Sederhana (Simple System) dan Sistem Kompleks. Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana ('misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).

Tujuan Sistem

Menurut Jogiyanto (2009:36)[8], tujuan dari informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi (information) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut:

  1. Tepat kepada orangnya atau (relevance),

  2. Tepat waktu (timeliness), dan

  3. Tepat nilainya atau akurat (accurate).

Konsep Dasar Informasi

Menurut Davis dalam jurnal MIS Quarterly, Vol. 13 Issue 3 p (1989:318-340)[9], term information is data that has been processed into a form that is meaningful for the recipient and useful in making decisions today or next, artinya istilah informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Abdul Kadir (2009:54-66), mendefinisikan informasi sebagai data yang telah di proses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Sementara itu, Darmawan (2012:2)[2], mengatakan bahwa informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan, sedangkan menurut Taufiq (2013:15), informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah informasi yang bermanfaat.

Nilai Informasi

  1. Mudah diperoleh
  2. Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  3. Luas dan lengkap
  4. Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.

  5. Ketelitian
  6. Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  7. Kecocokan
  8. Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  9. Ketepatan waktu
  10. Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.

  11. Kejelasan
  12. Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  13. Keluwesan
  14. Sifat ini berhubungan degan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

  15. Dapat dibuktikan
  16. Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  17. Tidak ada prasangka
  18. Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  19. Dapat diukur
  20. Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:33)[6], kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu:

  1. Akurat (accurate)
  2. Informasi harus bebas dari kesalahan kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi mungkin banyak mengalami gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  3. Tepat waktu (timeliness)
  4. Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan di dalampengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini informasi bernilai mahal karena harus cepat dikirim dan didapat sehingga memerlukan teknologi mutahir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya.

  5. Relevan (relevance)
  6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan pada mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangan relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

Fungsi Informasi

Fungsi utama informasi menurut Sutabri (2012:24)[6], adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan.

Siklus Informasi

Menurut Sutabri (2012:26)[6], data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Definisi sistem informasi menurut Sutarman (2012:13), adalah sistem yang dapat mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi), sedangkan Agus Mulyanto (2009:29)[7], mendefinisikan sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Sementara itu, Sutabri (2012:46)[6], mengatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu kumpulan sumber daya manusia atau alat yang terpadu serta modal yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan data dan mengolah data demi menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi seluruh tingkat operasi untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pekerjaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:39-40)[6], sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok masukan (input block)
  2. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  3. Blok model (model block)
  4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  5. Blok keluaran (output block)
  6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  7. Blokteknologi (technology block)
  8. Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  9. Blok basis data (database block)
  10. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih kanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  11. Blok kendali (control block)
  12. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Konsep Dasar Analisis Sistem

Menurut Sutabri (2012:220)[3], tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya, sedangkan Yakub (2012:142)[5], menyatakan bahwa analisis sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan), dan menurut Mulyato (2009:125)[7], analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mennganti output yang sdang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (biasa jadi lebih sederhana dan lebih interatif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tahapan analisa sistem dapat dilakukan sebelum dibuat tahapan rancangan sistem, dan analisa sistem sangat penting dilakukan agar menghindari kesalahan yang akan timbul di tahapan selanjutnya.

Tahap Analisis Sistem

Menurut Henderi dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 (2011 : 322)[10], tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan hambatan yang terjadi dan kebutuhan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan, sedangkan menurut Han Lu dan Wang Xiao-shan (2010:25)[11], systems analysis phase is a phase that is used to determine the purpose of the construction of a system. At this stage of data analysis will be done that will be taken for the purposes of the system, artinya tahap analisis sistem merupakan tahap yang digunakan untuk mengetahui keperluan pembangunan sebuah sistem. Pada tahap ini akan dilakukan analisis data yang akan diambil untuk keperluan sistem, sementara itu Tata Sutabri (2012:220)[3], mendefinisikan tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap sistem sangat penting karena apabila jika satu tahapan terjadi kesalahan maka tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya.

Tujuan Analisis Sistem

Tujuan utama dari tahap analisis sistem menurut Sutabri (2012:220)[3] dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.

Hasil dari analisis itu sendiri adalah laporan yang dapat menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta rancangan sistem baru yang akan dibuat atau dikembangkan.

Konsep Dasar Implementasi

Definisi Implementasi Sistem

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan dan penerapan di mana kedua hal ini bermaksud untuk mencari bentuk tentang hal yang disepakati terlebih dahulu, sedangkan menurut Shao, Yang, Sue (2013:10)[12] implementation is a stage to implement the algorithm of design into a programming language, in this stage the system is realized as a set program or a program unit. Unit testing involves verifying that each unit has met its specifications, artinya implementasi merupakan tahapan untuk mengimplementasikan algoritma dari desain ke dalam bahasa pemrograman, dalam tahap ini sistem direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasinya, sementara itu Guntur Setiawan (2014:39) dalam bukunya yang berjudul Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut: Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Tahapan Implementasi Sistem

Menurut Murad dkk dalam Jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:52)[13], tahap ini merupakan tahapan dalam pengimplementasikan sistem yang sudah dirancang dan dilakukan pengujian secara unit, agar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sistem dan segera dilakukan perbaikan, sedangkan menurut Sutabri (2012:228)[3], setelah sistem dianalisis dan dirangcang dengan menggunakan teknologi yang sudah diseleksi dan dipilih maka tiba saatnya bagi sistem tersebut untuk diimplementasikan. Adapun tujuan utama dari tahap implementasi sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Pengkajian mengenai rangkaian sistem, perangkat lunak, dan perangkat keras dalam bentuk sistem jaringan informasi terpusat agar dapat diperoleh sebuah bangunan atau arsitektur sistem informasi.

  2. Melakukan uji coba perangkat lunak sistem sebagai pengolah data sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Quality Control

Definisi Quality

Gerson (2014:45)[14], mengungkapkan bahwa kualitas adalah apapun yang dianggap pelanggan sebagai mutu, sedangkan menurut Kotler (2015: 57)[15], kualitas adalah keseluruhan sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Melalui pengertian dan teori ini dapat diketahui bahwa suatu barang atau jasa akan dinilai bermutu apabila dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan nilai produk yang diberikan kepada konsumen tersebut. Artinya, mutu atau kualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan penilaian kepuasan konsumen. Sementara itu, Juran (Tjiptono 2013:53)[16] menyatakan bahwa kualitas adalah sebagai fitness for use, yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakainya. Mengikuti definisi di atas maka kualitas dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah sesuai dengan pasar dan harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakainya.

Kualitas menurut Tjiptono (2015:2)[17] terdiri dari beberapa poin di antaranya:

  1. Kesesuaian dengan kecocokan/tuntutan.

  2. Kecocokan untuk pemakaian.

  3. Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan.

  4. Bebas dari kerusakan/cacat.

  5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat.

  6. Melakukan segala sesuatu secara benar dengan semenjak awal.

  7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, kualitas adalah standar yang harus dicapai oleh seseorang, kelompok, atau lembaga organisasi mengenai kualitas SDM, kualitas cara kerja, serta barang dan jasa yang dihasilkan. Kualitas juga mempunyai arti yaitu memuaskan kepada yang dilayani baik secara internal maupun eksternal yaitu dengan memenuhi kebutuhan dan tuntutan pelanggan atau masyarakat. Pengertian kualitas dapat diartikan ke dalam tujuh poin yang meliputi kesesuaian dan kecocokan yang diharapkan oleh masyarakat serta selalu melakukan perbaikan apabila masyarakat merasa kurang puas akan pelayanan yang diberikan dengan cara malakukan pemenuhan kebutuhan masyarakat dari awal dan melakukan sesuatu dengan benar. Sehingga masyarakat dapat merasakan pelayanan yang sudah diberikan oleh aparatur pemerintah.

Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, maka kualitas dapat dimaknai sebagai kinerja profesional, yang orientasinya terhadap pemenuhan dan kebutuhan masyarakat akan hak dasarnya berupa pelayanan.

Pengaruh Kualitas

Kualitas adalah elemen penting dalam operasi, selain itu kualitas juga memiliki beberapa pengaruh lain. Beberapa alasan yang membuat kualitas menjadi penting, yaitu sebagai berikut (Heizer, 2006):

  1. Reputasi perusahaan.

  2. Keandalan produk atau jasa.

  3. Penurunan biaya.

  4. Pertanggung jawaban produk atau jasa.

  5. Peningkatan pangsa pasar.

  6. Keterlibatan global

  7. Penampilan produk atau jasa.

Dimensi Kualitas

Kualitas memiliki dimensi yang banyak, sehingga sulit mendefinisikannya. David Gorvin menyarankan delapan dimensi kualitas, sebagai berikut (Nasrullah, 1997) :

  1. Performansi atau prestasi dari fungsi yang diperlihatkan oleh produk.

  2. Sifat-sifat khusus dan menarik minat (feature), yang menjadikan suatu produk unik dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain.

  3. Keandalan, kemampuan produk untuk tidak mogok dalam masa kerjanya.

  4. Kecocokan dengan standar industri.

  5. Kemudahan diperbaiki jika terjadi kerusakan.

  6. Daya tahan produk terhadap waktu.

  7. Keindahan penampilan.

  8. Persepsi konsumen.

Manajemen Kualitas

Manajemen kualitas sangat berpengaruh besar terhadap produk yang akan diproduksi, Dr. Deming adalah pakar manajemen kualitas Amerika Serikat. Dr. Deming menyarankan empat belas butir manajemen mutu sebagai berikut (Nasrullah, 1997) :

  1. Ciptakan stabilitas motivasi untuk memperbaiki produk, mempunyai daya saing, dan memberikan lapangan kerja. Adopsi filosofi baru

  2. Hilangkan ketergantungan pada pemeriksaan produk untuk mencapai produk bermutu. Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi produk secara massal dengan membangun mutu sejak awal proses.

  3. Akhiri kebiasaan menghargai bisnis atas dasar potongan harga.

  4. Terus menerus perbaiki sistem produksi dan pelayanan, agar mutu dan produktifitas tentu diperbaiki, dan dengan demikian diupayakan tanpa henti penurunan ongkos.

  5. Lembagakan pelatihan pada saat bekerja.

  6. Lembagakan pengawasan.

  7. Bersihkan rasa takut, sehingga setiap orang bekerja dengan efektif.

  8. Hapus penghalang antar departemen.

  9. Hilangkan slogan-slogan dan target-target yang harus dicapai para pekerja, jika tidak dilengkapi dengan cara-cara mencapainya.

  10. Hilangkan standar kerja yang menyarankan angka target kerja bagi operator, ganti dengan pertolongan dan pengawasan.

  11. Hapus penghalang antara pekerja tidak tetap dengan haknya untuk bangga dengan kemampuan kerjanya.

  12. Lembagakan program ketat pendidikan dan pelatihan.

  13. Letakkan setiap orang di perusahaan untuk bekerja melaksanakan pengubahan bahan baku menjadi barang jadi.

Definisi Control

Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengendalian diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang telah tercapai, apakah telah sesuai dengan rencana atau malah terjadi kesenjangan akibat adanya penyimpangan-penyimpangan.

Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian pengendalian ada beberapa menurut para ahli: menurut Sondang P. Siagian (2007:176), menjelaskan bahwa pengendalian adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sedangkan William K. Carter (2009:6)[18], mengungkapkan bahwa pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan, selain itu Warren Reeve Fess (2015:226)[19], mendefinisikan pengendalian atau kontrol merupakan seluruh kegiatan untuk mengarahkan operasi mereka, melindungi aktiva dan mencegah penyalahgunaan sistem dalam perusahaan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang tujuannya untuk memberikan arahan agar pelaksanaan rencana dapat sesuai dengan yang telah ditentukan, kegiatan pengendalian dimaksudkan untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan.

Definisi Quality Control

Menurut J. M. Juran (1988)[16] quality control atau pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi, hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan produk akhir. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan sebisa mungkin mempertahankan kualitas yang sesuai, sedangkan pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998)[20] adalah pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan, sementara itu Vincent Gasperz (2015)[21] mendefinisikan pengendalian kualitas adalah pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

Berdasarkan beberapa pandapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Aktifitas Pengendalian Kualitas

Aktifitas pengendalian kualitas pada umumnya meliputi kegiatan-kegiatan berikut (Purnomo, 2004):

  1. Mengamati terhadap performansi produk atau proses.

  2. Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standar yang berlaku.

  3. Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup signifikan dan jika perlu perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengoreksinya.

Seven Old Tools dalam Pengendalian Kualitas

Alat pengendalian kualitas merupakan metode pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan besar dan kecilnya dampak yang akan ditimbulkan dari keputusan tersebut. Tujuh alat yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

  1. Check Sheet
  2. Check sheet atau formulir pemeriksaan merupakan lembar pengumpulan data dalam bentuk tabel yang dibuat untuk mempermudah pengumpulan data. Check sheet merupakan metode yang terorganisir, berikut ini adalah contoh dari sebuah check sheet (Heizer, 2006).

  3. Histogram
  4. Histogram adalah bentuk khusus dari suatu barchart, bedanya terletak pada skala dan jenis data yang digunakan. Histogram adalah grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi sekelompok data. Berikut ini adalah contoh dari sebuah histogram (Heizer, 2006).

  5. Diagram Alir
  6. Diagram alir adalah diagram yang menjelaskan langkah-langkah dalam sebuah proses. Diagram alir menunjukkan gambaran secara grafik yang terdiri dari simbol-simbol algoritma dalam suatu program dan menyatakan arah dari alur program. Contoh dari suatu diagram alir dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini (Heizer, 2006).

  7. Diagram pencar
  8. Diagram Pencar digunakan untuk melihat korelasi (hubungan) dari suatu penyebab atau faktor yang kontinyu terhadap karakteristik mutu atau faktor lain. Contoh dari diagram pencar adalah seperti pada gambar berikut (Purnomo, 2004).

  9. Diagram Pareto
  10. Diagram ini dimaksudkan untuk menemukan atau mengetahui penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyelesaian persoalan, dan perbandingan terhadap keseluruhan persoalan pada daerah tertentu. Diagram ini juga digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab, dan gejalanya. Prinsip yang mendasari diagram ini adalah aturan “80–20” yang menyatakan bahwa “80%” of the trouble comes from 20% of the problems’’ (Purnomo, 2004).

  11. Peta Kontrol
  12. Peta kontrol atau grafik pengendali sangat penting dalam pengendalian kualitas secara statistik dalam industri. Peta kontrol merupakan alat untuk mengawasi kualitas dengan mudah sehingga semakin mudah juga dalam mengambil keputusan jika terjadi produk yang menyimpang. Peta kontrol ditentukan juga untuk membuat batas-batas dimana hasil produksi menyimpang dari mutu yang diinginkan. Semakin besar variasi tentunya produk menjadi kurang baik, kadang variasi besar dan kadang variasi kecil. Ada beberapa macam dari variasi yaitu (Purnomo, 2004):

    1. Variasi di dalam objek sendiri.

    2. Variasi antar objek.

    3. Variasi timbul dari perbedaan waktu produksi.

    Jumlah variasi yang kecil, maka produk yang dibuat nampak tidak ada perbedaan atau serupa, hanya dengan alat yang lebih baik variasi atau perbedaan dapat ditunjukan. Beberapa faktor penyebab variasi yang timbul dalam produksi adalah sebagi berikut (Purnomo, 2004):

    1. Proses.

    2. Bahan baku yang tidak sama kualitasnya.

    3. Karyawan atau operator.

    4. Faktor lain yang sering menimbulkan sumber variasi, seperti faktor cuaca, temperatur, kelembapan, kebisingan, lingkungan tempat kerja, dan faktor-faktor lainnya.

    Peta pengendalian ini juga berguna untuk menganalisis proses dengan tujuan memperbaikinya secara terus-menerus. Grafik ini berbeda dengan grafik garis standar dengan adanya garis kendali batas di tengah, atas, dan bawah. Grafik ini juga mencantumkan batas maksimum, dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. sehingga setiap titik pada grafik dapat diindikasikan dengan tepat dari proses mana data diambil. Peta ini menunjukan perubahan data dari waktu ke waktu tetapi tidak menunjukan penyebab penyimpangan (Purnomo, 2004).

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Anhar (2010:45)[22], mengungkapkan bahwa database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data dan merupakan kumpulan dari field atau kolom. Struktur file yang menyusun sebuah database adalah Data Record dan Field.

Menurut Winarno dkk (2011:56)[23], database adalah sebuah kebutuhan, dengan database programer dapat menyimpan dan mengambil data dengan mudah, database membuat sebuah aplikasi bisa berdaya guna dan menyimpan data dari user.

Hidayati dkk dalam Jurnal CCIT (2011:238)[24], menjelaskan bahwa database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mudah, terjamin keakuratannya, efisiensi dalam penyampaiannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, database adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan data yang disimpan secara sistematis pada suatu komputer sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi yang optimal.

Komponen Database

Menurut Anhar (2010:45)[22], database terbentuk dari beberapa komponen. Berikut adalah komponen-komponen pembentuk database sebagai berikut :

  1. Tabel adalah komponen paling utama dalam membuat website, pada saat pembuatan sebuah halaman web, tabel dijadikan sebagai media yang berfungsi sebagai kerangka untuk meletakkan komponen-komponen isi web. Selain sebagai kerangka kerja, tabel juga dijadikan sebagai media untuk merapihkan semua content (isi web) yang ada didalam halaman web. Jadi sebagai seorang web master atau designer web kita tidak akan dapat meninggalkan tabel, karena tabel dapat dikatakan sebuah komponen HTML yang diharuskan dalam pembuatan website.

  2. Fields adalah sub bagian dari record. Record terdiri dari 2 fields, yaitu : fields nama user dan password.

  3. Record adalah data yang isinya merupakan satu kesatuan seperti nama user dan password. Seperti keterangan yang mencakup nama user dan password dinamakan suatu record. Setiap record diberi nomor yang disebut nomor record (record number).

Jenis Database yang Digunakan

Adapun jenis-jenis database yang digunakan antara lain:

  1. PHP
  2. Menurut Anhar (2010:3)[22], PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang menyatu dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf, yang diberi nama FI (Form Interpreted) dan digunakan untuk mengelola form dari web. Pada perkembangannya, kode tersebut dirilis keumum sehingga mulai banyak dikembangkan oleh programmer diseluruh dunia.

  3. Web Server
  4. Menurut Anhar (2010:4)[22], web server adalah aplikasi yang berfungsi untuk melayani permintaan pemanggilan alamat dari pengguna melalui web browser. Dimana web server mengirimkan kembali informasi yang diminta tersebut melalui HTTP untuk ditampilkan ke layar monitor.

  5. MySQL
  6. Kustiyahningsih (Lilian, 2011:34)[25], menyatakan bahwa mysql adalah sebuah basis data yang mengandung satu atau jumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri dari atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau sejumlah tabel, sedangkan Raharjo (Lilian, 2011:34)[26], menyatakan bahwa sql adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses data di dalam database relasional. Setiap server database resional atau Relational Database Management System (RDBMS) mendukung SQL untuk mengatur dan mengolah datanya.

    MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System), sedangkan RDBMS sendiri akan lebih banyak mengenal istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan perintah-perintah di MySQL.

    Berikut perintah dasar database MySQL. Menurut Raharjo (Lilian, 2011:34)[26], dalam menjalankan MySQL diperlukan berbagai perintah untuk membuat suatu database, berikut ini disebutkan beberapa perintah dasar dalam menggunakan MySQL. Untuk menjalankan MySQL pertama kali cukup dengan mengetikkan MySQL pada Command Prompt, perintah-perintahnya adalah sebagai berikut:

    1. Menampilkan database: SHOW DATABASE.

    2. Membuat database baru: CREATE DATABASE.

    3. Memilih database yang akan digunakan: USE DATABASE.

    4. Menampilkan tabel : SHOW TABLE.

    5. Membuat tabel baru: CREATE TABEL tabel (field spesifikasi_field).

    6. Menampilkan struktur tabel: SHOW COLUMNS FROM tabel atau DESCRIBE table.

    7. Mengubah stuktur tabel: ALTER TABLE tabel jenis_Pengubahan.

    8. Mengisikan data: INSERT INTO table (kolom 1) VALUES (data_kolom1); atau INSERT INTO table SET kolom1=data_kolom;.

    9. Menampilkan data: SELECT kolom FROM tabel WHERE criteria ORDER BY kolom atau SELECT * FROM table.

    10. Mengubah data: UPDATE tabel SET kolom=pengubahan_data WHERE kriteria.

    11. Menampilkan data dengan kriteria tertentu: SELECT kolom1, FROM table WHERE kriteria.

    12. Menghapus data : DELETE FROM tabel WHERE kriteria;

    13. Menghapus tabel: DROP table.

    14. Menghapus database: DROP database;

    15. Keluar dari MySQL: QUIT; atau EXIT.

  7. XAMPP
  8. Puspitasari (2011:1)[27], berpendapat bahwa XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. XAMPP merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal satu kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainnya.

Konsep Dasar Dreamweaver

Definisi Dreamweaver

Menurut Madcoms (2010:1), dreamweaver merupakan software aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual. Aplikasi ini juga yang biasa dikenal dengan istilah WYSIWYG (What You See It What You Get), yang intinya tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat situs, sedangkan Maryono dan Bambang (2012:136-145), dreamweaver is an HTML authoring (tool maker based web page HTML to create or edit a variety of programming code web quickly) and can be used in the management of a website (in terms of developing), and can be used as a tool to integrate web design created with HTML also perform coding scripting language for web programming in making the web more dynamic, yang artinya dreamweaver adalah sebuah HTML authoring (tool pembuat halaman web berbasis HTML untuk membuat atau mengedit berbagai kode pemrograman web secara cepat) dan dapat digunakan dalam manajemen sebuah website (dari sisi developing), serta dapat digunakan sebagai tool untuk memadukan desain web yang dibuat dengan HTML juga melakukan coding scripting bahasa pemrograman web dalam membuat web menjadi lebih dinamis. Sementara itu, Prasetio (2012:96), mengemukakan dreamweaver sebuah tools untuk membantu kita menuliskan kita menuliskan kode HTML secara visual.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

Ruang Kerja Dasar Dreamweaver CS6

Menurut Madcoms (2010:11), untuk memahami elemen ruang kerja Dreamweaver CS6, bukanlah sebuah file HTML baru dalam Dreamweaver CS6. Setelah Dreamweaver CS6 berhasil dijalankan, pilih file baru (create new) tipe HTML di dalam kotak dialog New Document yang tampil. Ruang kerja dasar Dreamweaver CS6, yaitu:

  1. Application Bar, berada di bagian paling atas jendela aplikasi Dreamweaver CS6. Baris ini berisi tombol workspace (workspace switcher), CS Live, menu, dan aplikasi lainnya.

  2. Toolbar Document, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk mengubah tampilan jendela dokumen, sebagai contoh tampilan design atau tampilan code. Juga dapat digunakan untuk operasi-operasi umum, misalnya untuk melihat hasil sementara halaman web pada jendela browser.

  3. Jendela Dokumen, adalah lembar kerja tempat membuat dan mengedit design halaman web.

  4. Workspace Switcher, digunakan untuk mengubah tampilan ruang kerja Dreamweaver CS5. Sebagai contoh mengubah tampilan menjadi tampilan classic, yaitu tampilan ruang kerja dreamweaver versi sebelumnya.

  5. Panel Groups, adalah kumpulan panel yang saling berkaitan, panel-panel ini dikelompokan pada judul-judul tertentu berdasarkan fungsinya. Panel ini digunakan untuk memonitor dan memodifikasi pekerjaan. Secara default, panel group berisi panel Adobe BrowserLab, Adobe Bussiness Catalyst, Insert, CSS Styles, Asset, AP Element, dan Files.

  6. Tag Selector, diletakkan di bagian bawah jendela dokumen, satu baris dengan status bar. Bagian ini menampilkan hirarki pekerjaan yang sedang terpilih pada jendela dokumen, dapat juga digunakan untuk memilih objek pada jendela design berdasarkan jenis atau kategori objek tersebut. Tag selector juga menampilkan informasi format dari bagian yang sedang aktif pada lebar kerja design.

  7. Property Inspector, digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks pada jendela design. Properti untuk satu objek dengan objek lainnya selalu berbeda-beda. Jendela ini tidak dapat diuraikan pada tampilan jendela code.

  8. Toolbar Standart, baris toolbar ini berisi tombol-tombol yang mewakili perintah pada menu file dan edit, diantaranya perintah new, open, save, save all, cut, copy, paste, undo, dan redo.

  9. Toolbar Style Rendering, secara default disembunyikan. Toolbar ini berisi tombol-tombol untuk menampilkan design dalam media berbeda. Selain itu juga digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan style CSS.

  10. Toolbar Coding, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan operasi kode-kode standar. Toolbar ini hanya tampil pada jendela code.

  11. Toolbar Browser Navigation, toolbar ini adalah toolbar baru yang ada di dalam Dreamweaver CS6, dan letaknya tepat berada di atas jendela dokumen. Toolbar ini berisi tombol-tombol yang digunakan sebagai navigasi di dalam browser.

Konsep Dasar Internet

Sejarah Internet

Menurut Simarmata (2010:50), internet pertama kali digunakan sebagai proyek penelitian yang ditemukan oleh Advance Research Project Agency (ARPA) dan Departement Of Defence (DOD) di Amerika Serikat. Pada dasarnya Internet digunakan untuk menghubungkan komputer. Versi yang pertama disebut ARPANET. Pada tahun 1972, ARPA berubah menjadi DARPA dengan tetap mempromosikan proyek ARPANET. Pengembangan internet dengan jenis peralatan yang berbeda, tetapi bisa saling berhubungan satu sama lain merupakan tantangan yang besar pada saat itu. Pada tahun 1973-1974, peneliti merancang sebuah transmission control protocol/internet protocol (TPC/IP). Pada awalnya TPC/IP dimaksudkan untuk menyediakan dukungan untuk kebutuhan berikut:

  1. Interoperabilitas antar sistem heterogen

  2. Komunikasi end to end berbagai jaringan berbeda

  3. Operasi otomatis dan sempurna di dalam menghadapi terjadinya kegagalan hubungan data

Pada saat itu, aplikasi yang digunakan masih sangat sederhana dari pada yang digunakan saat ini. Aplikasi yang paling banyak yang digunakan mungkin adalah Telnet untuk login remote dan FTP untuk perpindahan file dan e-mail.

Pada awal tahun 1980-an, ARPANET dipecah menjadi dua bagian, yaitu MILNET dan APRANET karena pertimbangan keamanan. Pihak militer berjalan terus dengan MILNET, sedangkan penelitian, pengembangan dan sektor lain tetap memakai ARPANET. Pada pertengahan tahun 1980-an, National Science Foundation (NSF) di Washington, D.C. mendistribusikan teknologi internet kepada beberapa universitas. Selanjutnya internetpun mulai menyebar diseluruh dunia.

Pada tahun 1990, DOD memutuskan untuk membubarkan ARPANET dan menggantikannya dengan pendukung (backbone) NSFNET, bekerja sama denganagen jaringan lain. Hal inilah yang kemudian yang kemudian menjadi prinsip pendukung jaringan internet.

Definisi Internet

Definisi internet menurut Simarmata (2010:47), merupakan kelompok atau kumpulan dari jutaan komputer. Penggunaan internet memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi dari komputer yang ada di dalam kelompok tersebut dengan asumsi bahwa pemilik komputer memberikan izin akses. Untuk mendapatkan sebuah informasi, sekumpulan protokol harus digunakan, yaitu sekumpulan aturan yang menetapkan bagaimana suatu informasi dapat dikirim dan diterima.

Konsep Dasar HTML dan HTTP

Definisi HTML

Menurut Simarmata (2010:52), HTML adalah bahasa markup untuk menyebaran informasi pada web. Ketika merancang HTML, ide ini diambil dari Standart Generalized Markup Language (SGML). SGML adalah cara yang terstandarisasi dari pengorganisasian dan informasi yang terstruktur di dalam dokumen atau sekumpulan dokumen. Walaupun HTML tidak dengan mudah dapat dipahami kebanyakan orang, ketika diterbitkan penggunaanya menjadi jelas.

Definisi HTTP

Simarmata (2010:52), mendefinisikan HTTP adalah komponen sentral lainnya dari proyek awal di CERN. HTTP adalah protokol komunikasi stateless yang berbasiskan TPC yang awalnya digunakan untuk mengambil kembali file-file HTML dari server web ketika dirancang pada tahun 1991. Versi 1.1 (ditetapkan di RFC2616) telah mengalami peningkatan.Versi ini mengizinkan client dan server menggunakan banyak header untuk menyampaikan status informasi dan deksripsi agen pengguna dan bertindak sebagai alat yang bersifat elementer untuk autentikasi pengguna. Versi awal yang diciptakan pada tahun1991, diacu sebagai HTTP versi 0.9 adalah protokol yang sederhana untuk komunikasi antara client dan server. Kebanyakan versi yang sekarang ini ada berasal dari protokol HTTP versi 1.1.

HTML dan HTTP telah dikembangkan lebih lanjut sejak pertama kali keduanya diusulkan. World Wide Web Consortium (W3C) pada awal Oktober 1994 dan temuan tim Berners-Lee telah menyatu dan memimpin evolusi teknik dari web. Sekarang ini, W3C Mempunyai anggota lebih dari 500 organisasi. Microsoft, IBM dan Ericsson adalah beberapa diantaranya menjadi anggota W3C.

Menurut survei Natcraf, pada awal Oktober 2008 jumlah web mencapai angka 182.226.259 diseluruh dunia. Ada pertambahan 7,2 juta dari bulan sebelumnya. Jumlah tersebut sangat fantastis. Salah satu penyebabnya adalah kemunculan blogging on-line dan komunitas web.

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Arief (2011:7)[28], web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser, sedangkan Murad dkk (2013:49)[13], website adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext, sementara itu menurut Sibero (2011:11)[29], website adalah suatu sistem yang berkaitan dengan dokumen digunakan sebagai media untuk menampilkan teks, gambar, multimedia dan lainnya pada jaringan internet.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa website adalah sebuah aplikasi yang menyajikan informasi dalam bentuk format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Jenis-jenis Website

Menurut Arief (2011:8)[28], ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : web statis dan web dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis dan web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adapun jenis-jenis web :

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.

  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel atau administrasi yang biasanya telah disediakan untuk user administrator sepanjang user tersebut memiliki hak akses yang sesuai.

Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Rizky (2011:237)[30], mendefinisikan testing adalah sebuah proses siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah :

  1. Verifikasi
  2. Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

  3. Validasi
  4. Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Definisi dari standar yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut :

  1. Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangkat lunak tesebut.

  2. Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

  3. Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh prilaku pengguna.

  4. Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

Acuan dan Pengukuran Testing

Rizky (2011:256)[30], mengungkapkan acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan, sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain :

  1. Waktu
  2. Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

  3. Biaya
  4. Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

  5. Kinerja Testing
  6. Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektifitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

  7. Kerusakan
  8. Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

  9. Tipe dan Teknik Testing
  10. Menurut Rizky (2011:259)[30], tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak. Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

    1. White Box Testing
    2. Rizky (2011:262)[30], menyatakan bahwa white box testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap "isi" dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat. Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah :

      1. Decision (Branch) Coverage
      2. Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

      3. Condition Coverage

      4. Path Analysis
      5. Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

      6. Executive Time
      7. Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

      8. Algorithm Analysis
      9. Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

    3. Black Box Testing
    4. Menurut Nidra dan Dondeti dalam International Journal of Embedded Systems and Applications (2012)[31], black box testing is a test in which testers only need to know what to do system without knowing how the system worked, artinya pengujian black box merupakan pengujian yang dimana penguji hanya perlu mengetahui apa yang harus dilakukan sistem tanpa mengetahui bagaimana sistem tersebut berjalan, sedangkan menurut Rizky (2011:265)[30], definisi black box testing adalah sebagai berikut : black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah "kotak hitam" yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain :

      1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

      2. Kesalahan dari perangkat lunak atau pun bug sering kali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

      3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

      4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.

      Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain :

      1. Equivalence Partitioning
      2. Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

      3. Boundary Value Analysis
      4. Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

      5. Cause Effect Graph
      6. Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

      7. Random Data Selection
      8. Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

      9. Feature Test
      10. Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entry nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entry data siswa maupun entry data guru yang akan melakukan entry nilai.

Analisis SWOT

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46)[8], SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Menurut Irham Fahmi (2014:260)[32], Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:

  1. Faktor Eksternal
  2. Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondis yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.

  3. Faktor Internal
  4. Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths anweakness (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen,; dan budaya perusahaan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47[33]) yaitu :

    1. Kekuatan (Strenghts)
    2. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

    3. Kelemahan (Weakness)
    4. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.

    5. Peluang (Opportunities)
    6. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

    7. Ancaman (Threats)
    8. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.


Gambar 2.2 Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan dalam Perspektif SWOT

Berdasarkan pada gambar 2.2, maka ada dua kesimpulan yang bisa diambil dan layak diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu:

  1. Sebuah perusahaan yang baik adalah jika opportunity (peluang) adalah lebih besar dibandingkan threats (ancaman), dan begitu pula sebaliknya.

  2. Sebuah perushaan yang baik adalah jika strenghs (kekuatan) adalah lebih besar dibandingkan weaknesses (kelemahan), dan begitu pula sebaliknya.

Jadi, menurut Freddy Rangkuti (2014:197-203), analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi dunia bisnis serta lingkungan internal kekuatan dan kelemahan. Analasis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi.

Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Adi Nugroho (2010:10)[34], berpendapat bahwa akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka, sedangkan Suryo Guritno dan dkk dalam jurnal CCIT (2011:302)[35] berpendapat bahwa elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen.

anajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi, selain itu Hidayati dan Rahardja (2011:302)[24], menjelaskan bahwa elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penyusun untuk dieksekusi.

Langkah-langkah Elisitasi

Langkah-langkah elisitasi menurut Sommerville and Sawyer dalam Siahaan (2012:75)[36], berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bisa teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

  6. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/ pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:302)[35], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :

  1. Elisitasi Tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, irequirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem

  3. Elisitasi Tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?

    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

Definisi Unified Modeling Languange (UML)

Adi Nugroho (2010:6)[37], mendefinisikan UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek) Pemodelan (modelling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami, sedangkan menurut Widodo (2011:6)[38], UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa permodelan standar. Menurut Chonoles dalam Widodo (2011:6)[38], mengatakan bahwa sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semanti, sementara itu Herlawati (2011:10)[38] menyatakan bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi.

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Henderi (2010:6)[39], langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  6. Definisikan objek-objek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hierarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit tes untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

    1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan tes.

    2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

Bangunan Dasar Metodologi Unified Modelling Language (UML)

Nugroho (2010:24)[37], mengungkapkan bangunan dasar metodologi UML menggunakan dua bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

  1. Sesuatu (things)
  2. Ada empat things dalam UML, yaitu:

    1. Structual Things
    2. Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

    3. Behavioral Things
    4. Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

    5. Grouping Things
    6. Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

    7. Annotational Things
    8. Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

  3. Relasi (Relationship)
  4. Ada empat macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

    1. Ketergantungan (Dependention)
    2. Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

    3. Asosiasi (Association)
    4. Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

    5. Generalisasi (Generalization)
    6. Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

    7. Realisasi (Realization)
    8. Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

Konsep Pemodelan Menggunakan Unified Modeling Languange (UML)

Nugroho (2010:10)[37], mengatakan sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu:

  1. Klasifikasi Struktural (Structural Classification)

  2. Perilaku Dinamis (Dinamic Behaviour)

  3. Pengolahan atau Manajemen Model (Model Management).

Diagram-diagram Unified Modeling Language (UML)

Berikut ini adalah diagram Unified Modeling Language (UML) menurut Henderi (2010:6)[39] yaitu:

  1. Use Case Diagram
  2. Menurut Dina Fitria dkk dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:53)[13], diagram use case merupakan diagram yang bersifat statis yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki dua fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang arus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user.

  3. Activity Diagram
  4. Dina Fitria dkk dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:53)[13], mengatakan bahwa activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Activity diagram adalah tipe khusus dari diagram state yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem dan berfungsi untuk menganalisa proses.

  5. Sequence Diagram
  6. Nugroho (2010:42)[37], mengungkapkan bahwa sequence diagram memperlihatkan interaksi sebagai diagram dua matra (dimensi). Matra vertikal adalah sumbu waktu, sedangkan matra horizintal memperlihatkan peran pengklasifikasi yang mempresentasikan objek-objek mandiri yang terlibat dalam kolaborasi. Dalam sequence diagram sering disebut garis waktu (lifeline). Selama aktivasi pada prosedur pada objek aktif, garis waktu digambarkan sebagai garis ganda.

  7. Class Diagram
  8. Menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class object tersebut.

  9. State Chart Diagram
  10. Digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Suryo dkk dalam jurnal CCIT (2010:86)[35], mendefinisikan literature review merupakan fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan oenelitian yang sama.

Metode literature review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Study Pustaka (Literature Review)

Dalam upaya penerapan metode penelitian yang akan dilakukan, dan upaya pengembangan, penyempurnaan, perlu dilakukan study pustaka atau literature review, diantaranya yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Rosita Meylia (2009) yang berjudul “Perancangan Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Tingkat Kecacatan di PT Surya Indometal” bahwa kualitas merupakan karakteristik produk yang selalu diperhatikan perusahaan. Tingginya tingkat kecacatan menyebabkan perusahaan tidak mampu bersaing di pasar, penyebab suatu produk cacat biasa timbul dari lima sumber, yaitu kesalahan manusia atau operator, mesin yang dipasang tidak wajar, bahan baku yang tidak sesuai, lingkungan yang tidak mendukung, dan metode kerja yang salah. PT Surya Indometal adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri berbagai peralatan alumunium, produk andalannya adalah flusher. Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk menurunkan tingkat kecacatan yang cukup tinggi yang ada di PT Surya Indometal. Hal ini berusaha diatasi dengan perancangan pengendalian kualitas, dengan diberikan usulan-usulan perbaikan sistem kualitas kemudian melakukan implementasi. Melalui pengendalian kualitas diharapkan mampu menyidik dengan cepat terjadinya sebab-sebab terduga sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan sedini mungkin dan pencapaian standar mutu serta pengendalian proses tetap terpelihara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan perancangan pengendalian kualitas dapat mengurangi persentase cacat yang terjadi. Ini terbukti dari persentase cacat sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan terdapat perbedaan yang signifikan.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana Shelly (2010) yang berjudul “Sistem Pengendalian Kualitas Produk Filament untuk Menurunkan Tingkat Kecacatan dengan Menggunakan Expert System di P Cahaya Angkasa Abadi”. PT Cahaya Angkasa Abadi adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan filament lampu. Sistem pengendalian kualitas sudah merupakan kebutuhan mutlak bagi perusahaan untuk dapat mengidentifikasi dan mengendalikan kualitas produk, sehingga diharapkan dapat menghasilkan mutu produk yang baik dan meningkatkan daya saing perusahaan terhadap pesaingnya. Sistem pengendalian kualitas PT CAA yang berjalan sekarang masih kurang baik, dimana tingkat kecacatan yang terjadi sangat tinggi, berkisar antara 10-17%. Quality control yang dilakukan masih kurang memenuhi syarat karena setelah pemeriksaan sampel sebanyak satu batch, maka sampel tersebut dikembalikan dan dicampur kembali ke dalam batch awal dan untuk pemeriksaan berikutnya akan diambil sampel baru lagi. Tugas akhir ini mengidentifikasi penyebab kecacatan utama dan berusaha memberikan usulan bagi kemajuan perusahaan. Analisa yang dilakukan meliputi peta kendali atribut (p chart) baik awal dan akhir hasil implementasi usulan, pembuatan desain acceptance sampling, control plan, dokumen-dokumen terhadap pengendalian penyebab kecacatan utama, program expert system yang digunakan untuk penelusuran penyebab kecacatan, uji proporsi dan tingkat kecacatan akhir. Identifikasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa proses primarycoil dan double coil memiliki tingkat kecacatan terbesar ? 17% dengan penyebab utama reject adalah coil tidak rata.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Diana Julianti (2010) yang berjudul ”Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi Pada Proses Vulkanisir Ban di Grandprix Indoagung”. Pada proses vulkanisir ban ditemukan banyak pengerjaan ulang karena tidak tepatnya metode pengerjaan yang dilakukan. Untuk menghasilkan ban yang berkualitas tinggi maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja, dan pada level berapa, yang mempengaruhi kualitas ban secara signifikan. Untuk memecahkan masalah ini dilakukan eksperimen menggunakan metode Taguchi. Dari rangkaian eksperimen yang dilakukan ditemukan bahwa faktor-faktor yang paling berpengaruh adalah faktor temperatur masak, tekanan, dan lama pemasakan ban pada mesin vulkanisir.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Fenny Dharmadji (2011) yang berjudul ”Peningkatan Produktivitas di PT Panggung Electronic Corporation Magang Kerja” sebagai Tugas Akhir ini dilakukan di PT Panggung Electric Corporation. Pembahasan yang dilakukan hanya meliputi departemen televisi khususnya Final/Packing Assembly Line. Perusahaan ingin meningkatkan produktivitas dengan upaya mengurangi idle time dan defect. Metode yang dipakai adalah keseimbangan lintasan dan pengendalian kualitas. Dari hasil perancangan keseimbangan lintasan didapat elemen kerja operator yang lebih seimbang, jumlah operator optimal dan peningkatan output produksi. Untuk 14 inch jumlah tenaga berkurang dari 32 operator menjadi 30, sedangkan untuk 20 inch jumlah tenaga berkurang dari 34 operator menjadi 32. Pengendalian kualitas yang telah dilakukan menunjukkan adanya penurunan dari jenis penyebab defect yang terjadi, dimana hal ini merupakan salah satu cara dalam meningkatkan produktivitas.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Rian Permana Saputra (2013) yang berjudul “Analisa Sistem Quality Control Barang Produksi Speedometer Pada CV Alam Teknik”. CV Alam Teknik adalah salah satu perusahaan yang tergabung dalam induk PT KGD Indonesia yang memproduksi komponen kendaraan bermotor. Produk yang dihasilkan oleh CV Alam Teknik adalah berupa Speedometer. CV Alam Teknik juga membuat beberapa komponen kendaraan bermotor roda dua. Pembahasan yang dilakukan seputar informasi quality control barang produksi speedometer di CV Alam Teknik dalam pendataan barang produksi speedometer dari segi kualitas barang tersebut sesudah perakitan pada bagian assembly yang nantinya akan dilakukan pengecekan, pengesahan sampai dengan penginputan data.

Penelitian ini lebih mengacu pada penelitian point ke-5 yang dilakukan oleh Rian Permana Saputra (2013) yang berjudul “Analisa Sistem Quality Control Barang Produksi Speedometer Pada CV Alam Teknik”, karena lebih mendekati dari segi ruang lingkup mengenai quality control.

BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

Gambaran Umum PT Setia Pratama Lestari

PT Setia Pratama Lestari adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang industri Polivinyl Chlorida (PVC) yang memproduksi PVC jenis compound. PT Setia Pratama Lestari beralamat di Jl. Pembangunan II No.80, Desa Karanganyar, Neglasari, Tangerang 15121, Banten.

PVC bisa ditemukan di mana saja di sekitar kita. PVC adalah bahan sangat serbaguna yang digunakan sebagai bahan pembuat botol, kemasan, mainan, bahan konstruksi, selimut, pakaian, pipa, pelapis kabel, kulit imitasi, perabotan, dan masih banyak lagi.

Sejarah Singkat PTSetia Pratama Lestari

PT Setia Pratama Lestari didirikan pada bulan juni tahun 1986 yang beralamat di Jl.Pembangunan II No. 80, Desa Karanganyar, Kecamatan Neglasari, Kabupaten Tangerang, Banten,dengan nomor telepon (021) 5521968, 5521969, 5532005, 5532006 dan nomor faksmili (021) 5523871.

Pendiri PT Setia Pratama Lestari adalah seorang pedagang cina yang bernama Erwin Supono. Perusahaan ini berdiri pada lahan seluas 15.900 m2. Pada lahan tersebut didirikan bangunan produksi seluas 2699 m2, gudang seluas 3032 m2, gedung laboratorium seluas 80 m2, ruang diesel seluas 190 m2, serta gedung perkantoran seluas 480 m2. PT Setia Pratama Lestari juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti daya listrik dengan kekuatan 1910 KW.

PT Setia Pratama Lestari bergerak dibidang pembuatan PVC yang dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan garam dapur (NaCl).

Sebagai perusahaan Polivinyl Chlorida (PVC) yang memproduksi jenis compound yang profesional dengan kapasitas produksi sebesar 15.000 ton per tahun, PT Setia Pratama Lestari telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 semenjak tahun 1997. Sistem manajemen mutu yang dikembangkan oleh PT Setia Pratama Lestari didasarkan pada delapan prinsip mutu.

Untuk menjamin mutu produk, PT Setia Pratama Lestari menerapkan pengawasan mutu yang ketat terhadap bahan baku yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, PT Setia Pratama Lestari dilengkapi dengan peralatan laboratorium yang modern, peralatan produksi yang terkontrol danterpelihara serta lingkungan kerja yang sesuai.

Visi dan Misi PT Setia Pratama Lestari

Adapun visi, misi,moto dan kebijakan dari PT Setia Pratama Lestari adalah sebagai berikut:

  1. Visi
  2. Menjadi produsen plastik compound dengan kualitas terbaik.

  3. Misi

    1. Mencapai kinerja perusahaan yang optimal dalam segi : profitabilitas, produktifitas dan kredibilitas.

    2. Membina manusia SPLP berkarakter : kejujuran, ketaatan, dan penuh perhatian.

    3. Mengupayakan memakai bahan yang ramah lingkungan.

  4. Moto

    1. Safety first

    2. b. 5 R :

      1. Ringkas

      2. Rapih

      3. Resik

      4. Ramah

      5. Rajin

  5. Kebijakan Perusahaan
  6. Memberi kesempatan untuk berkembang kepada individu yang mempunyai dedikasi dan prestasi yang baik.

Struktur Organisasi PT Setia Pratama Lestari

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Setia Pratama Lestari


Tugas dan Wewenang

Adapun tugas dan fungsi para pelaksana PT Setia Pratama Lestari dapat dilihat lebih rinci sebagai berikut :

  1. President Director

    1. Tugas:

      1. Memimpin para direksi, manager dan pelaku organisasi perusahaan lainnya sehingga Perseroan dipastikan dapat berjalan sesuai RJPP dan RKAP yang telah disyahkan oleh Komisaris/Pemilik Perusahaan.

      2. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perseroan.

      3. Mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan.

      4. Bertanggung jawab penuh dalam menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan sesuai ketentuan yang berlaku.

      5. Bertanggung jawab secara pribadi jika bersalah atau lalai dalam pelaksanaan tugasnya.

      6. Menyiapkan RJPP, RKAP, menandatanganinya bersama dengan anggota Direksi lainnya dan mengusulkan pengesahannya kepada Komisaris/Pemilik Perusahaan.

      7. Memberikan pertanggung jawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan kinerja perusahaan kepada Komisaris/Pemilik Perusahaan.

      8. Menyusun dan mengimplementasikan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

      9. Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan untuk disyahkan oleh Komisaris/Pemilik Perusahaan.

      10. Menetapkan struktur organisasi dan uraian tugasnya.

      11. Memberikan penjelasan kepada Komisaris/Pemilik Perusahaan baik secara berkala maupun sewaktu-waktu diminta.

      12. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan membuat aturan kepegawaian.

      13. Mengangkat dan memberhentikan pekerja.

      14. Mengangkat seseorang/kuasanya untuk melakukan perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya.

      15. Menjalankan tindakan-tindakan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

      16. Bertindak untuk dan atas nama Perseroan, serta mewakili Perseroan dengan terlebih dulu mendapat persetujuan rapat Direksi.

      17. 17) Memperoleh gaji, tunjangan dan fasilitas lain sesuai penetapan dari Komisaris/Pemilik.

  2. Finance Director

    1. Tugas:

      1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

      2. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan danpembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

      3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kasperusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.

      4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.

      5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan.

      6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.

      7. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.

  3. Accounting Manager

    1. Tugas:

      1. Merencanakan strategi akunting perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan.

      2. Mengatur dan mengarahkan pencatatan neraca perusahaan sesuai aktivitas perusahaan dan menjaga keseimbangan neraca R/L.

      3. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat.

      4. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi sistem akunting untuk memberi masukan terhadap sistem keuangan dan strategi bisnis.

      5. Mengarahkan fungsi dan kinerja unit dan bagian akunting agar dapat berjalan optimal dan meningkatkan kinerja SDM akunting.

      6. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target perusahaan.

  4. Accounting Staff

    1. Tugas:

      1. Mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar.

      2. Mengarsip Surat Masuk dan Surat Keluar.

      3. Membantu pengelolaan Kas Kecil.

      4. Mempersiapkan Seminar/Pertemuan Ilmiah rutin/Diskusi yang diselenggarakan LPPM (mencari ruangan, mengurus snack/konsumsi dan penerima tamu).

      5. Mendata karya ilmiah yang diterima LPPM.

      6. Menyiapkan rapat-rapat di LPPM (konfirmasi ke peserta rapat dan konsumsi).

      7. Mengurus Pelatihan/seminar/diskusi yang diadakan LPPM (mencari ruangan, mengurus snack/konsumsi dan penerima tamu).

      8. Memonitor kebutuhan-kebutuhan Rumah Tangga dan ATK LPPM.

      9. Menjadwalkan kegiatan Ketua LPPM.

      10. Menangani pengiriman Kartu Ucapan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru untuk relasi-relasi.

    2. Wewenang:
    3. Menggunakan semua sarana dan prasarana yang ada di dan bagi demi efektivitas dan efisiensi kerja serta pelayanan.

  5. Commercial Director

    1. Tugas:

      1. Mengembangkan dan menerapkan strategi komersial untuk perusahaan.

      2. Bekerjasama dengan para manajer senior lainnya.

      3. Mendukung tender dan proses kontrak.

      4. Merundingkan, mengembangkan dan mengelola semua perjanjian komersial untuk mengoptimalkan kepentingan komersial perusahaan.

      5. Memberikan dukungan komersial pada semua operasi & pembangunan.

      6. Memastikan praktek komersial sesuai dengan kebutuhan industri dan peraturan terkait.

      7. Mengidentifikasi dan mengembangkan peluang pertumbuhan bagi perusahaan.

      8. Mendukung pengembangan peluang bisnis baru.

      9. Mengelola tim kontrak komersial dan staf hukum yang efektif.

    2. Wewenang:

      1. Menentukan calon supplier/subkontraktor yang akan ditunjuk.

      2. Memberi persetujuan atas tagihan Pulau Intan Bangunan ke masing-masing proyek.

  6. Purchasing Manager

    1. Tugas:

      1. Menerima dan mereview surat permintaan barang dari seluruh bagian baik yang harian maupun yang bulanan.

      2. Melakukan pemeriksaan terhadap ketepatan pemeriksaan dengan anggaran dan atau kebutuhan.

      3. Melakukan pendataan terhadap supplier dari segi harga, kesiapan dan ketepatan pengiriman serta kualitas barang yang mereka tawarkan sebagai data untuk melakukan seleksi pemasok.

      4. Menyiapkan pembayaran melalui kas kecil lainnya dan pendataan pengeluaran tersebut.

      5. Melakukan review dan rekap pembelian per bulan dan analisa ketepatan berdasarkan anggaran.

      6. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam permasalahan administrasi kasir.

    2. Wewenang:

      1. Melakukan negosiasi harga berdasarkan analisa harga pasar.

      2. Persetujuan pembelian dengan batas harga tertentu dan tidak terkait dengan investasi.

      3. Seleksi pemasok.

  7. Purchasing Staff

    1. Tugas:

      1. Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang (inventory, material, dll).

      2. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol (FIFO atau ERP/ MRP).

      3. Melakukan pemilihan/seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan.

      4. Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan.

      5. Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit/cotrol stock, dll.

    2. Wewenang:

      1. Bagian ini memiliki kewajiban untuk melakukan pembelian bahan atau barang yang diperlukan untuk operasionalisasi perusahaan.

      2. Melakukan seleksi supplier, melakukan negosiasi harga dan permintaan pengiriman.

      3. Membuat Purchase Oreder, dan mendapat persetujuan Pruchase Order dari Pruchasing Manager.

      4. Membuat laporan yang akurat.

  8. Gudang & Inventory

    1. Tugas:

      1. Memastikan bahwa barang ada dan cukup pada saat diperlukan.

      2. Tidak ada barang yang rusak karena tempat dan lamanya penyimpanan.

      3. Nilai Barang secara keseluruhan seminimal mungkin.

      4. Penyimpanan Barang tidak atau dapat menimbulkan kerusakan/kebakaran/hilang.

    2. Wewenang:

      1. Memeriksa penjualan yang dibawa pelanggan saat ingin melakukan retur penjualan.

      2. mengontrol retur penjualan dan retur pembelian.

  9. Marketing Manager

    1. Tugas:

      1. Bertanggung jawab terhadap Manager Umum.

      2. Menetapkan tujuan dan sasaran jalannya operasional perusahaan dan strategi penjualan kepada konsumen.

      3. Membuat analisa terhadap pangsa pasar dan menentukan strategi penjualan terhadap konsumen atau pelanggan.

      4. Menganalisis laporan yang dibuat oleh bawahannya.

      5. Mengoptimalkan kerja staf dan administrasi dibawah wewenangnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

      6. Memberikan pelayanan yang prima kepada setiap konsumen atau pelanggan.

      7. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi.

      8. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran.

    2. Wewenang:

      1. Berwenang merumuskan kebijakan pemasaran perusahaan.

      2. Berwenang untuk memutuskan harga jual hasil produksi.

      3. Pada kondisi tertentu, berwenang untuk menolak permintaan order dari konsumen.

      4. Berwenang untuk melakukan penyempurnaan pola kerja di Departemen Marketing.

      5. Berwenang untuk melakukan koreksi terhadap harga CN Kontrak apabila terjadi kesalahan.

  10. Marketing Staff

    1. Tugas:

      1. Menjaga dan meningkatkan volume penjualan.

      2. Menyiapkan prospek klien baru.

      3. Menganalisa data keuangan klien dengan tujuan penaksiran investasi klien.

      4. Merekomendasikan strategi investasi yang sesuai dan menguntungkan untik klien.

      5. Menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan.

      6. Memiliki keterampilan secara kuantitatif yang baik.

      7. Mempertahankan pelanggan yang telah ada.

      8. Memastikan pencapaian target penjualan.

      9. Membuat laporan penjualan perusahaan.

      10. Melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada atasan.

    2. Wewenang:

      1. Berwenang memberikan usulan strategi pemasaran kepada Marketing Manager.

      2. Berwenang untuk mengembangkan pola kerja di Bagian Marketing dengan memperhatikan sumber daya yang ada.

      3. Berwenang untuk melakukan koordinasi dengan Bagian lain sehubungan dengan pelaksanaan fungsi kerja di Bagian Marketing.

      4. Berwenang untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan tugas-tugas administratif dan operasional bawahan.

      5. Berwenang untuk menegur bawahan apabila melanggar tata tertib perusahaan.

      6. Berwenang untuk mengajukan promosi jabatan dan mutasi yang bersifat intern maupun ekstern, dengan melakukan koordinasi bersama Bagian Personalia.

      7. Berwenang mengajukan program pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di jajaran Marketing dengan melakukan koordinasi ke Bagian yang berwenang.

      8. Berwenang melakukan langkah-langkah tindak lanjut dan penyelesaian terhadap keluhan dari pelanggan.

      9. Berwenang mengajukan pendapat kepada Marketing Manager untuk menerima atau menolak permintaan order dari pelanggan.

      10. Berwenang untuk melakukan penghapusan Surat Jalan apabila terjadi pembatalan pengiriman.

  11. Manufacturing Director

    1. Tugas:

      1. Membawahi, mengawasi, membina dan meminta pertanggung jawaban dari seluruh kepala bagian di pabrik.

      2. Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi transformator.

      3. Bertanggung jawab sebagai deputi manajemen representative.

      4. Melaksanakan rencana kerja operasional pabrik agar berjalan lancar dan memenuhi target.

      5. Pembinaan sumber daya manusia dilingkungan pabrik.

  12. Plant Manager

    1. Tugas:

      1. Mengontrol kinerja manajer.

      2. Bertanggung jawab atas keseluruhan pabrik atau perusahaan.

      3. Mengontrol bisnis plant yang telah dibuat terhadap kondisi riel yang ada di lapangan.

      4. Secara berkala mengadakan pertemuan guna melakukan peninjauan ulang terhadap semua kegiatan yang telah dan sedang berjalan.

      5. Memeriksa pencapaian program serta memberi masukan-masukan terhadap persoalan yang dihadapi serta memberikan ide-ide perbaikan.

      6. Memeriksa pelaksanaan kegiatan di lapangan dan menilai secara langsung pelaksanaan kegiatan di lapangan.

    2. Wewenang:

      1. Mengatur, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan di Extruction plant.

      2. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan kententuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.

  13. Produksi Manager

    1. Tugas:

      1. Memberikan saran dan nasehat serta penilaian terhadap kinerja bawahannya.

      2. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan.

      3. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasnya.

      4. Membuat inovasi baru dalam pengerjaan produksi.

      5. Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan departemennya.

      6. Melakukan koordinasi dengan departemen lain yang terkait dengan departemennya.

    2. Wewenang:

      1. Wewenang dalam mengatur pengoperasian mesin-mesin produksi guna mencapai hasil produksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta pemenuhan batas waktu pengiriman hasil produksi.

      2. Wewenang dalam melakukan/mengambil keputusan yang berhubungan dengan penghentian mesin produksi untuk menjaga hasil produksi yang maksimal.

  14. Staff Produksi

    1. Tugas:

      1. Mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi dan prosedur kualitas produk sebagaimana yang ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan.

      2. Melaksanakan pengoperasian mesin dan mengontrol proses produksi.

      3. Melaksanakan rencana produksi serta kebijakan produksi di perusahaan yang bersangkutan.

      4. Melaksanakan pengontrolan dan pengaturan bahan baku proses produksi menjadi bahan jadi dengan ketentuan yang sudah ditargetkan oleh perusahan yang bersangkutan.

    2. Wewenang:
    3. Mereka berhak untuk mempertanyakan tentang semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.

  15. Engineering Manager

    1. Tugas:
    2. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan keteknikan seperti listrik, permesinan, bengkel dan lain-lain.

    3. Wewenang:
    4. Memberikan pengarahan kepada setiap Section Head.

  16. "Staff Engineering"

    1. Tugas:

      1. Membantu pelaksanaan produksi untuk mencapai target sesuai order produksi.

      2. Memastikan barang jadi yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

      3. Evaluasi pemakaian material agar efektif dan efisien.

      4. Melakukan "troubleshooting" jika terjadi kerusakan mesin di produksi.

      5. Menyusun jadwal perawatan mesin produksi dan memastikan perawatan mesin dilakukan sehingga mesin senantiasa dapat berfungsi dengan baik.

      6. Melakukan evaluasi proses produksi secara berkala untuk improvement.

  17. Manager QC & LAB

    1. Tugas:

      1. Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.

      2. Bertanggung jawab untuk memantau, menganalisis, meneliti, menguji suatu produk.

      3. Memverifikasi kualitas produk.

      4. Quality Control bertanggung jawab memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.

      5. Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar.

      6. Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah.

      7. Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari sebuah perusahaan.

      8. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya untuk referensi di masa mendatang.

    2. Wewenang:

      1. Memberikan pengarahan pada setiap "quality control section head" mengenai mutu produk dan juga aktivitas laboratorium.

      2. Dapat mencegah produk untuk tidak dilanjutkan pada proses berikutnya jika terdapat masalah pada produk tersebut.

  18. Staf QC & LAB

    1. Tugas:

      1. Mengawasi pelaksaan semua PBO apakah telah dijalankan dengan benar sesuai dengan ketentuan yang dibuat.

      2. Menganalisa kegagalan produksi mendiskusikan dengan bagian-bagian terkait serta mencari sebab-sebab dan jalan keluarnya.

      3. Mengevaluasi dan menetakan stabilitas produk/bahan dan menetapakam standar sesuai dengan data-data yang ada.

      4. Menjalani jejaring kerja dengan instansi pemerintah terkait.

      5. Membuat laporan berkala dan laporan-laporan lain yang diminta oleh atasan atau bagian-bagian lain.

    2. Tanggung Jawab:

      1. Bertanggung jawab atas ketersediaan spesifikasi dan metode uji bahan awal, produk antara, produk ruahan, produk jadi serta PBO pengawas selama proses produksi.

      2. Bertanggung jawa atas prencanaan dan pelaksaan seluruh aktifias bagian pengawas mutu mencakup pelaksaan tugas di laboratorium fisika kimia pelaksaan pengawasan selama proses produksi.

      3. Bertanggung jawab atas keputusan melulusakan atau menolak bahan awal.

      4. Bertanggung jawab atas keputusan melulukan, menolak, atau memproses ulang produk yang diproduksi maupun menghentikan proses produk bila diperlukan.

  19. General IT

    1. Tugas:

      1. Mengatur dan mengembangkan teknologi informasi yang digunakan perusahaan.

      2. Mengusulkan perbaikan dan pembaharuan sistem.

      3. Bertanggung jawab atas proses pengimplementasian teknologi, termasuk proses sosialisasi teknologi yang baru tersebut.

Tata Laksana Sistem yang berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

Prosedur sistem yang berjalan pada bagian quality control di PT Setia Pratama Lestari adalah sebagai berikut :

Pertama produksi mengirim sampel bahan jadi ke bagian quality control. Setelah bagian quality control sudah menerima sampel bahan jadi tersebut, staff quality control menguji sampel bahan jadi tersebut. Setelah selesai dilakukannya pengujian, staff quality control mencatat hasil dari pengujian. Kemudian staff quality control memberikan hasil pengujian ke manager quality control. Setelah itu manager quality control membuat laporan data pengujian dengan menginput hasil pengujian ke dalam excel.

Rancangan Prosedur Sistem yang Berjalan

Use Case Diagram

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Quality Control


Berdasarkan gambar 3.2 Use Case Diagram sistem yang berjalan saat ini terdapat keterangan kegiatan sebagai berikut:

  1. Satu Sistem Quality Control

  2. Tiga Actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : staff QC, produksi dan manager QC.

  3. Lima Use Case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut, di antaranya, menerima sampel bahan jadi, menguji bahan jadi, mencatat hasil pengujian, memberikan hasil pengujian dan membuat laporan data pengujian.

Activity Diagram

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Quality Control


Berdasarkan gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Quality Contol yang berjalan saat ini terdapat:

  1. Satu Initial Node, sebagai awal objek.

  2. Enam action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  3. Tiga swimline sebagai inisial seseorang yang terdapat dalam sistem.

  4. Satu final Node, sebagai objek yang diakhiri.

Sequance Diagram

Gambar 3.4 Sequance Diagram Sistem Quality Control


Berdasarkan gambar 3.4 Sequance Diagram Sistem Quality Control yang berjalan saat ini terdapat :

  1. Tiga Actor yang melakukan kegiatan yaitu produksi, staff QC dan Manager QC.

  2. Dua Lifeline yaitu : bahan jadi dan form hasil pengujian.

  3. Lima Message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas mengirim sampel bahan jadi, menguji bahan jadi dan memberikan hasil pengujian

Analisis Sistem yang Berjalan

Metode Analisa SWOT

SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistemastis untuk merumuskan strategi quality contorl dalam perusahaan. SWOT terdiri dari Strengths, Weakness, Opportunities, Threats yang dianalisis oleh PT Setia Pratama Lestari untuk menentukan langkah-langkah strategis, berikut ini penjelasan analisis SWOT:

  1. Strengths

    1. Pengujian kualitas produk sudah sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

    2. Pengujian kualitas produk menghasilkan laporan yang sesuai dengan prosedur

  2. Weakness

    1. Proses pembuatan lapoan pengujian masih dilakukan secara manual menggunakan buku besar.

    2. Dalam pembuatan laporan pengujian belum menghasilkan laporan yang cepat dan rapih.

  3. Opportunities

    1. Pembuatan laporan pengujian harus terotomatisasi dengan sistem.

    2. Penyimpanan data laporan tersimpan ke dalam database.

  4. Threats

    1. Mempresulit staff dalam mencari data yang dibutuhkan sewaktu-waktu.

    2. Memungkinkan terjadinya kehilangan data karena tidak terdapat backup data.

Metode Analisa Berdasarkan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Analisa Masukan

Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input, sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri.

Nama Masukan : data sampel produksi

Sumber : produksi

Fungsi : mencatat datasampel produksi

Media : kertas

Frekuensi : setiap hari kerja

Keterangan : produksi mengirim sampel ke bagian quality control

Analisa Proses

Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

Nama Proses : data-data pengujian

Masukan : data sampel produksi

Keluaran : laporan data-data pengujian

Ringkasan Proses : staff quality control mencatat data-data pengujian ke dalam buku besar untuk membuat laporan pengujian.

Analisa Keluaran

Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada. Dan juga melalui proses pengecekan kembali data-data yang ada bila terjadi kesalahan atau data kurang lengkap.

Nama Keluaran : laporan data-data pengujian

Fungsi : sebagai bukti laporan data pengujian

Media : kertas

Distribusi : manajer quality control

Konfigurasi Sistem yang Berjalan

  1. Spesifikasi Hardware

    1. Processor  : intel(r) core(tm) i-5 2400s cpu@2,50 ghz

    2. Monitor  : LCD

    3. RAM  : 2 GB

    4. Hardisk : 1 tera

  2. Spesifikasi Software

    1. Windows 7

    2. Microsoft Excel

  3. Hak akses

    1. Manajer quality control

Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah:

  1. Proses pembuatan laporan pengujianmasih dilakukan secara manual dengan menggunakan catatan buku besarkarena belum terdapatnya sistem, memungkinkan terjadi kesalahan dalam pencatatan data pengujian.

  2. Dalam pembuatan laporan pengujian belum menghasilkan laporan yang cepat, karena masih mencatat hasil pengujian ke buku besar sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan mengamati dari permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan saat ini, agar memudahkan staff quality control dalam membuat laporan yang cepat maka perlu adanya perancangan sistem pada laporan pengujian bahan jadi. Adapun alternatif pemecahan masalah yang penulis usulkan adalah sebagai berikut:

  1. Pembuatan laporan pengujian sudah terotomatisasi dengan sistem dan tersimpan kedalam database, sehingga data menjadi teratur/rapih serta memudahkan staff quality control apabila membutuhkan data tersebut.

  2. Proses pencarian data dan laporan pengujian yang sudah terotomatisasi sistem akan lebih cepat dalam pencarian data.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap I


Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI (Mandatory Desirable Innessential). Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6 Elisitasi Tahap II


Keterangan :

  1. M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

  2. D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.

  3. I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas,dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE (Technical, Operational, Economic) dengan opsi LMH (Low, Middle, High). Berikut adalah penjelasannya,yaitu:

Tabel 3.7 Elisitasi Tahap III


Keterangan:

  1. T  : Technical

  2. O  : Operational

  3. E  : Economic

  4. L  : Low

  5. M  : Middle

  6. H  : High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem media informasi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu sistem quality control pada PT Setia Pratama Lestari, yaitu sebagai berikut:

Table 3.8 Final Draft Elisitasi


BAB IV

PENGEMBANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Tata Laksana Sistem yang Diusulkan

Pada bab ini, penulis akan mengemukakan tentang diagram perancangan sistem yang diusulkan, use case diagram sistem yang diusulkan, activity diagram sistem yang diusulkan, sequence diagram sistem yang diusulkan, dan class diagram yang diusulkan. Bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan yang diusulkan pada bagian basis data yang merupakan penjabaran diagram-diagram.

Use case Diagram yang diusulkan

Gambar 4.1 Use Case Diagram Quality Control PT Setia Pratama Lestari


Berdasarkan Gambar 4.1 Use Case Diagram Quality Control PT Setia Pratama Lestari yang diusulkan, yaitu:

  1. Satu sistem yang mencakup seluruh kegiatan

  2. Tiga aktor yang melakukan kegiatan, diantaranya: Admin yang memiliki hak akses untuk membuat akun baru untuk staff dan manajer. Staff memiliki hak akses untuk menginput data produk, tipe, warna dan pengujian dan membuat laporan.Manajer memiliki hak akses untuk melihat laporan.

  3. Terdapat tujuh belas use case yang dapat dilakukan, yaitu menambahkan data user, menghapus data user, mengubah data user, memasukkan data produk, menghapus data produk, mengubah data produk, memasukkan tipe produk, menghapus tipe produk, mengubah tipe produk, memasukkan warna produk, menghapus warna produk, mengubah warna produk, memasukkan data pengujian, menghapus data pengujian, mengubah data pengujian, membuat laporan dan melihat laporan.

Activity Diagram yang Diusulkan

  1. Activity Diagram untuk Admin

    Gambar 4.2 Activity Diagram quality control untuk Admin


    Berdasarkan Gambar 4.2 Activity diagram quality control untuk admin yang diusulkan terdapat:

    1. Satu initial node, sebagai objek yang diawali

    2. Enam activity sebagai state dari sitem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, diantaranya yang berawal dari admin melakukan login dengan memasukkan username dan password, setelah berhasil login maka masuk menu beranda, kemudian admin memilih data user, setelah itu admin bisa menambahkan data user, menghapus dan mengubah data user serta logout.

    3. Satu Decision Node untuk menyatakan “Gagal” atau “Berhasil”

    4. Satu final node sebagai objek yang diakhiri.

  2. Activity diagram untuk Staff Quality Control

    Gambar 4.3 Activity diagram Staff Quality Control


    Berdasarkan gambar 4.3 Activity diagram input nilai untuk staff quality control terdapat :

    1. Satu Initial Node, sebagai objek yang diawali

    2. Lima belas Activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, diantaranya yang berawal dari staff melakukan logindengan memasukkan username dan password, setelah berhasil login maka masuk menu beranda, kemudian staff masuk menu data produk, data tipe produk, data warna produk dan data pengujian, lalu staff bisa menambahkan, menghapus dan mengubah data tersebut. Setelah selesai menginput maka akan menjadi sebuah laporan serta logout.

    3. Satu Decision Node untuk menyatakan “Gagal” atau “Berhasil”

    4. Satu Final Node, sebagai objek yang diakhiri.

  3. Activity Diagram untuk Manajer Quality Control

    Gambar 4.4 Activity Diagram melihat laporan untuk Manajer Quality Control


    Berdasarkan gambar 4.4 Activity Diagram melihat laporan untuk Manajer Quality Control terdapat :

    1. Satu Initial Node, sebagai objek yang diawali

    2. Empat Activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, diantaranya yang berawal dari manajer melakukan login dengan memasukkan username dan password, setelah berhasil login maka masuk menu beranda, kemudian manajer masuk menu laporan untuk melihat dan mencetak laporan, serta logout.

    3. Satu Decision Node untuk menyatakan “Gagal” atau “Berhasil”.

    4. Satu Final Node, sebagai objek yang diakhiri.

Sequence Diagram yang Diusulkan

  1. Sequence Diagram untuk Admin

    Gambar 4.5 Sequence Diagram tambah data user untuk admin


    Berdasarkan gambar 4.5 Sequence Diagram membuat data user untuk Admin terdapat :

    1. Satu aktor, yaitu Admin

    2. Tiga life line, yaitu login, beranda dan data user.

    3. Enam massage yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas melakukan login, masuk menu beranda, pilih menu data user, menambahkan, menghapus dan mengubah data user.

    4. Satu return message, spesifikasi suatu hasil kembalian sebuah operasi.

  2. Sequence Diagram untuk Staff Quality Control

    Gambar 4.6 Sequence Diagram Staff Quality Control


    Berdasarkan gambar 4.6 Sequence Diagram menginput data product dan pengujian untuk Staff Quality Control terdapat :

    1. Satu aktor, yaitu Staff Quality Control

    2. Tujuh life line, yaitu login, beranda, data produk, tipe produk, warna produk, data pengujian dan laporan.

    3. Sembilan belas message yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas melakukan login, masuk menu beranda, pilih menu data produk, tambah data produk, hapus data produk, ubah data produk, pilih menu tipe produk, tambah tipe produk, hapus tipe produk, ubah tipe produk, pilih menu warna produk, tambah warna produk, hapus warna produk, ubah warna produk, pilih menu data pengujian, tambah data pengujian, hapus data penguian, ubah data penguijan dan buat laporan pengujian.

    4. Satu return message, spesifikasi suatu hasil kembalian sebuah operasi.

  3. Sequence Digram untuk Manajer Quality Control

    Gambar 4.7 Sequence Diagram lihat laporan untuk Manajer Quality Control


    1. Satu aktor, yaitu Manajer Quality Control

    2. Tiga life line, yaitu login, beranda dan laporan.

    3. Empat massage yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas melakukan login, masuk menu beranda, pilih menu laporan dan lihat laporan pengujian.

    4. Satu return message, spesifikasi suatu hasil kembalian sebuah operasi.

Perbedaan Prosedur Antara Sistem yang Berjalan dan Sistem yang Diusulkan

Berikut ini adalah tabel perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan :

Tabel 4.8 Perbedaan Prosedur

Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.9 Class Diagram yang Diusulkan


Berdasarkan gambar 4.9 Class Diagram yang diusulkan pada Sistem Informasi Quality Control terdapat:

  1. Tiga Class, yaitu: tbl_user, tbl_product, tbl_type, tbl_color dan tbl_check.

Spesifikasi Basis Data

Pada database digunakan tabel-tabel berikut ini akan dijelaskan nama field, type dan size mengenai data tersebut.

  1. Nama File : tbl_user

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data user

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_user

    Tabel 4.10 Tabel data user


  2. Nama File : tbl_product

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data product

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_product

    Tabel 4.11 Tabel product


  3. Nama File : tbl_type

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data tipe produk

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_type

    Tabel 4.12 Tabel tipe produk


  4. Nama File : tbl_color

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan datawarna produk

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_color

    Tabel 4.13 Tabel warna produk


  5. Nama File : tbl_check

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data pengujian

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_check

    Tabel 4.14 Tabel pengujian

Rancangan Prototype

Tahapan ini menggambarkan mengenai rancangan bangun sistem sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau desain tampilan dari sistem quality control yangakan dibuat. Diantaranya yaitu:

Prototype Halaman Sistem

  1. Prototype Halaman Login

    Gambar 4.15 Prototype Halaman Login untuk Admin, staff dan manajer QC


    Berdasarkan Gambar 4.15 Prototype Halaman Login ini digunakan untuk login admin, staff dan manajer QC.Disini terdapat dua text field untuk memasukkan username dan password.

    Gambar 4.16 Prototype Halaman Login untuk Admin


    Berdasarkan Gambar 4.16 Prototype Halaman login ini digunakan untuk login Admin, disini juga terdapat dua text field untuk menginputkan username dan password.

    Gambar 4.17 Prototype Halaman Login untuk Staff quality control


    Berdasarkan Gambar 4.17 Prototype Halaman login ini digunakan untuk login Staff, disini juga terdapat dua text field untuk menginputkan username dan password.

    Gambar 4.18 Prototype Halaman Login untuk Manajer quality control


    Berdasarkan Gambar 4.18 Prototype Halaman login ini digunakan untuk login Manajer, disini juga terdapat dua text field untuk menginputkan username dan password.

  2. Prototype Halaman Utama Sistem

    Gambar 4.19 prototype halaman home Admin


    Berdasarkan Gambar 4.19 Prototype halaman utama Admin ini terdapat tiga menu yaitu: beranda, data user dan logout.

    Gambar 4.20 Prototype halaman home Staff Quality Control


    Berdasarkan Gambar 4.20 Prototype halaman utama Staff ini terdapat tujuh menu yaitu: beranda, data produk, data tipe produk, data warna produk, data pengujian, laporan dan logout.

    Gambar 4.21 Prototype halaman home Manajer Quality Control


    Berdasarkan Gambar 4.21 Prototype halaman utama Manajer ini terdapat tiga menu yaitu: beranda, laporandan logout.

  3. Prototype halaman data user

    Gambar 4.22 Prototype halaman data user


    Berdasarkan Gambar 4.22 Prototype halaman data user ini digunakan menambah, menghapus dan mengubah data user.

  4. Prototype halaman data produk

    Gambar 4.23 Prototype data produk


    Berdasarkan Gambar 4.23 Prototype data produk ini digunakan untuk menambah, menghapusdan mengubah data produk.

  5. Prototype halaman data tipe produk

    Gambar 4.24 Prototype halaman data tipe produk


    Berdasarkan Gambar 4.24 Prototype menu data tipe produk ini digunakan untuk menambah, menghapus dan mengubah data tipe produk.

  6. Prototype halaman data warna produk

    Gambar 4.25 Prototype halaman data warna produk


    Berdasarkan Gambar 4.25 Prototype menu data warna produk ini digunakan untuk menambah, menghapus dan mengubah data warna produk.

  7. Prototype halaman data pengujian

    Gambar 4.26 Prototype halaman data pengujian


    Berdasarkan Gambar 4.26 Prototype menu data pengujian ini digunakan untuk menambah, menghapus dan mengubah data pengujian.

  8. Prototype Halaman Menu Laporan

    Gambar 4.27 Prototype halaman menu laporan

    Berdasarkan Gambar 4.27 Prototype halaman menu laporan ini digunakan untuk melihat hasil laporan.

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu :

  1. Processor : Intel Corei3-6100 Processor (3M Cache, 3.70GHz)

  2. Monitor : LCD 19 Inch HD”

  3. Mouse : Logitech

  4. RAM : 4GB DDR3 Memory

  5. Hardisk : 640GB

Aplikasi yang Digunakan

Perangkat lunak (software) merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Operasi Windows 7

  2. Xampp Control Panel

  3. Notepad ++

  4. Visual Paradigm for UML

  5. Web Browser

Hak Akses

Yang mempunyai hak full access adalah seorang administrator yaitu admin mempunyai hak akses untuk membuat data user, staff quality control mempunyai hak akses untuk menginput data produk, tipe produk, warna produk dan pengujian, dan manajer quality control mempunyai hak akses untuk melihat laporan pengujian yang telah disetujui oleh staff quality control.

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program sistem quality control' ini dilakukan dengan menggunakan metode black box testing. Metode black box testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode black box testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi dari program. Pengujian dengan metode black box testing ini dengan cara memberikan sejumlah input dari program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

  1. Black Box Testing pada Menu Login
  2. Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan Sistem Informasi Quality Control untuk fungsi login Admin, Staff dan Manager, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.28 Tabel black box testing menu login untuk Admin, Staff dan Manager quality control


  3. Black Box Testing pada Menu Data Produk
  4. Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan Sistem Informasi Quality Control untuk fungsi input data produk, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.29 Tabel black box testing menu data produk


  5. Black Box Testing pada Menu Tipe Produk
  6. Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan Sistem Informasi Quality Control untuk fungsi input data tipe produk, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.30 Tabel black box testing input data tipe produk


  7. Black Box Testing pada Menu Warna Produk
  8. Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan Sistem Informasi Quality Control untuk fungsi input data warna produk, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.31 Tabel black box testing input data warna produk


  9. Black Box Testing pada Menu Pengujian
  10. Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan Sistem Informasi Quality Control untuk fungsi input data pengujian, yaitu sebagai berikut:

    'Tabel 4.32 Tabel black box testing input data pengujian


  11. Black Box Testing pada Menu Laporan
  12. Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan Sistem Informasi Quality Control untuk fungsi laporan, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.33 Tabel black box testing menu laporan

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan metode black box testing, dengan cara memberikan sejumlah input pada program contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak sesuai, maka akan menampilkan pesan kesalahan, kemudian jika input data sesuai, sistem akan menerima input data.

Shecedulle Implementasi

Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan yang sudah dianggap benar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan sistem yang direncanakan dalam bentuk tabel schedulle berikut ini:

Tabel 4.34 Tabel Shedulle implementasi


Estimasi Biaya

Estimasi biaya merupakan penghitungan biaya yang digunakan untuk penelitian yang disulkan. Dibawah ini merupakan rincian biaya yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul "Perancangan Sistem Informasi Quality Control Berbasis Web pada PT Setia Pratama Lestari".

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab I Perumusan Masalah dan Bab III Analisa Masalah, terdapat tiga perumusan masalah yang dapat disimpulkan. Berikut ini hasil kesimpulan dari analisis yang penulis peroleh mengenai rumusan masalah yang ada, yaitu :

  1. Prosedur pengujian bahan jadi yang dilakukan oleh bagian quality control PT Setia Pratama Lestari meliputi: density (menguji kepadatan bahan), hardness (menguji kekerasan bahan), tensile strength (menguji kekuatan bahan), dan elongation (menuji kelenturan bahan).

  2. Sistem informasi quality control yang sedang berjalan pada saat ini di PT Setia Pratama Lestari sudah menggunakan sistem berbasis komputerisasi, tetapi pada laporan data pengujian belum tersistem. Laporan pengujian bahan jadi masih menggunakan pencatatan secara manual, yaitu dengan mencatat hasil pengujian ke dalam buku besar. Sehingga membutuhkan waktu yang lama dan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan.

  3. Dengan adanya sistem informasi quality control berbasis web ini dapat menggantikan pembuatan laporan yang manual dengan pembuatan laporan yang terkomputerisasi, sehingga dapat mempercepat dan mempermudah user dalam pembuatan laporan pengujian yang lebih efektif dan rapih.

Saran

Adapun saran-saran yang berguna untuk perkembangan lebih lanjut mengenai sistem yang diusulkan, yaitu :

  1. Mengubah sistem pencatatan yang masih bersifat manual dengan memanfaatkan informasi komputer berbasis web, seperti membuat sistem yang memudahkan proses pencatatan hasil pengujian, sehingga tidak memakan waktu yang lama dalam melakukan pencatatan hasil pengujian.

  2. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan kebutuhan, yaitu perubahan dan perkembangan teknologi.

  3. Perlu adanya fitur tambahan yang dapat melakukan backup data yang ada di dalam database secara rutin, hal ini sangat penting jika terjadi kesalahan atau error pada komputer ataupun disebabkan gangguan listrik secara menyeluruh, maka dengan adanya fitur backup data tersebut data tidak akan hilang.

Demikian saran-saran yang dapat penulis berikan, agar dapat digunakan semaksimal mungkin demi mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menyelesaikan permasalahan sesuai harapan semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Satzinger,J. W., Jackson, R. B., & Burd, S. D. 2010. System Analysis And Design in A Changing World. Boston. MA: Course Technology.
  2. 2,0 2,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  4. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Smart Grafika.
  5. 5,0 5,1 Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6 Sutabri, Tata . 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
  7. 7,0 7,1 7,2 Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  8. 8,0 8,1 Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  9. Davis, Fred D. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan User Acceptance of Information Technology.” Dalam MIS Quarterly, September, Vol. 13 Issue 3 p. 318-340.
  10. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. “Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3 Mei 2011.
  11. Han Lu, Wang Xiao-shan. 2010. “Research on digital asset management technology in universities Computer Design and Applications (ICCDA)”. 2010 International Conference on , vol.2, no., pp.V2-327,V2-331, 25-27 June 2010.
  12. Shao, N.W.Y., Yang, S.J.H., Sue, A.Y.S. “A content management system for adaptive learning environment”. Multimedia Software Engineering, 2013. Proceedings. Fifth International Symposium on , vol., no., pp.206, 214, 10-12 Dec. 2003.
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 Murad, Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT”. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
  14. Gerson, Richard. F. 2014. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PPM.
  15. Kotler, Philip. 2015. Manajemen Pemasaran, Edisi 11 jilid 1 dan 2 Pemasaran, Jakarta: PT Indeks, Jakarta.
  16. 16,0 16,1 Juran, J. M. 1988. Juran’s Quality Control Handbook 1&2, 4th edition, McGrawHill,Inc.
  17. Tjiptono, Fandy. 2015. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi.
  18. Carter,William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Salemba Empat: Jakarta
  19. Fees, Reeve, Warren, 2015. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
  20. Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta: LP FE UI.
  21. Gasperz, Vincent. 2015. Total Quality Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  22. 22,0 22,1 22,2 22,3 Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta: Mediakita.
  23. Winarno, Ali Zaki, Smit Dev Community. 2011. Mudah Membuat Website dan E-Commerce Dengan PHP Framework. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
  24. 24,0 24,1 Hidayati, Untung Raharja, Mia Novalia. 2011. "Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol-4 No. 3. Mei 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  25. Kustiyaningsih. 2012. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta: Graha Ilmu.
  26. 26,0 26,1 Lilian Nila Sari Putri. SI 1011464388. 2013-2014. Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah Pada SMK Teluk Naga Tangerang. STMIK Raharja.
  27. Puspitasari. 2011. Pemrograman Web Database dengan PHP & MySQL. Jakarta: Skripta.
  28. 28,0 28,1 Arief, M. Rudyanto. 2011.Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
  29. Alexander F. K. Sibero. 2011. Kitab Suci Web Programing, MediaKom, Yogyakarta.
  30. 30,0 30,1 30,2 30,3 30,4 Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta : Prestasi Pustaka.
  31. Nidra, S. & Dondeti, J. 2012. “Black Box And White Box Testing Techniques –A Literature Review”. International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA), 2.
  32. Irham Fahmi. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta: Penerbit Mitra Wcana Media.
  33. David, Fred R. 2005. Manajemen Strategis: Konsep. Jakarta : Salemba Empat.
  34. Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Yogyakarta: Andi Offset.
  35. 35,0 35,1 35,2 Guritno, Suryo, Sudaryono, Untung Rahardja. 2011. “Theory and Application of IT Research”. CV Andi Offset. Yogyakarta: Jurnal CCIT.
  36. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset.
  37. 37,0 37,1 37,2 37,3 Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Yogyakarta: Andi Offset.
  38. 38,0 38,1 38,2 Herlawati dan Prabowo Pudjo Widodo. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika.
  39. 39,0 39,1 Henderi. 2010. Unified Modelling Languange. Tangerang: Raharja Enrichment Centre (REC).

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Surat Pengantar Skripsi

A.2. Surat Penugasan Kerja

A.3. Form Penggantian Judul

A.4. Kartu Bimbingan

A.5. Kartu Study Tetap Final (KSTF)

A.6. Form Validasi Skripsi

A.7. Kwitansi Pembayaran Skripsi, Raharja Career dan Sidang

A.8. Kwitansi Pembayaran Poster Session

A.9. Daftar Nilai

A.10. Formulir Seminar proposal

A.11. Formulir Pertemuan Stakeholder

A.12. Katalog Produk

A.13. Surat Keterangan Implementasi dari Stakeholder

A.14. Halaman Pengesahan Proposal Hibah

A.15.Sertifikat TOEFL

A.16.Sertifikat Prospek

A.17.Sertifikat Raharja Career

A.18. Sertifikat Tridharma

A.19.IT Internasional

A.20.Sertifikat IT Nasional

A.21.Curriculum Vitae (CV)


Lampiran B:

B.1. Bukti Observasi

B.2 Tabel Standar Pengujian