SI1311477338

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL

PROSES PRODUKSI BERBASIS WEB PADA

PT SETIA PRATAMA LESTARI

KOTA TANGERANG


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1311477338
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL

PROSES PRODUKSI BERBASIS WEB PADA

PT SETIA PRATAMA LESTARI

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1311477338
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
:Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informas Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informas
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt.,M.Kom)
NIP : 00594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL

PROSES PRODUKSI BERBASIS WEB PADA

PT SETIA PRATAMA LESTARI

KOTA TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311477338
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Dedy Iskandar, S.Kom., MTI)
   
(Sutrisno, M.Kom)
NID : 03023
   
NID : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL

PROSES PRODUKSI BERBASIS WEB PADA

PT SETIA PRATAMA LESTARI

KOTA TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1311477338
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL

PROSES PRODUKSI BERBASIS WEB PADA

PT SETIA PRATAMA LESTARI

KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1311477338
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Teknik Informatika
Konsentrasi
: Software Engineering

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2018

 
 
 
 
 
NIM :1311477338

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

PT Setia Pratama Lestari adalah perusahaan yang memproduksi bahan baku kabel yang menghasilkan produk PVC jenis compound. Perusahaan ini masih menggunakan microsoft excel dan belum tersistem dalam pembuatan laporan hasil proses produksi yanng dilakukan oleh kepala bagian menyebabkan lambatnya laporan yang dihasilkan karena laporan hanya bisa dilihat diakhir bulan, sehingga manajer harus turun kebagian kepala produksi untuk melihat langsung laporah hasil proses produksi harian, dan menyebabkan kurang efektifnya laporan hasil produksi karena manajer harus menunggu untuk mengetahui laporan hasil produksi harian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dirancang sebuah sistem informasi laporan hasil proses produksi berbasis web yang dibuat menggunakan bahasa pemograman PHP dan menggunakan Mysql sebagai DBMS (Database Management System). Untuk mengetahui kekuatan internal dan eksternal pada perusahaan, penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT dan menggunakan Unified Modeling Language (UML) untuk menganalisis perancangan sistem yang akan dibuat. Metode pengujian sistem yang diusulkan yaitu black box testing. Dengan sistem yang dibuat ini, dapat membantu kepala bagian dalam membuat laporan dan mempermudah serta mempercepat laporan sampai ke manajer.


Kata Kunci: produksi, hasil produksi, laporan.

ABSTRACT

PT Setia Pratama Lestari is a company that produces cable raw material that produces PVC compound type products. This company still uses Microsoft excel and has not been systemized in making reports of the production process done by the head of the department caused the slow report produced because the report can only be seen at the end of the month, so the manager must go down the head of a production to see direct reports of daily production process, and causing less effective reporting of production results because managers have to wait to know the daily production reports. To overcome these problems, designed an information system report of web-based production process made using PHP programming language and using Mysql as DBMS (Database Management System). To know the internal and external strength of the company, this research uses SWOT analysis method and uses Unified Modeling Language (UML) to analyze the design of the system to be made. The proposed system testing method is black box testing. With this built-in system, it can assist the head of the reporting department and simplify and speed up reports to managers.


Keywords: production, production result, report.


KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan laporan Skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Informasi laporan Hasil Proses Produksi Berbasis Web Pada PT Setia Pratama Lestari Kota Tangerang” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S. Kom) untuk jenjang S1 di Perguruan Tinggi Raharja, Cikokol Tangerang. Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil, serta bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan semua pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih secara tulus dan ikhlas khususnya kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Ibu Nur Azizah, M. Akt., M. Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.
  3. Ibu Mulyati, S.E., M.M., M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu, serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  4. Bapak Bayu Pramono, S.kom., M.T.I. selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membantu, serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kami.
  6. Bapak Slamet Triyono selaku stakeholder skripsi yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta doa untuk keberhasilan penulis.
  8. Kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dukungan dan doanya dalam keberhasilan penulis.
  9. Prima Novitasari yang telah membantu saya dalam memahami sistem ini.
  10. Teman-teman seperjuangan saya, yang selalu mendukung serta memberikan semangat kepada saya sampai menyelesaikan skripsi dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih sudah memberikan dukungan dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari berbagi pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.

Tangerang, 23 Januari 2018
Agil Pangestu
NIM. 1311477338

Daftar isi

DAFTAR TABLE

Tabel 3.1. Analisa SWOT

Tabel 3.2. SWOT faktor internal dan eksternal

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur

Tabel 4.2 Tabel data user

Tabel 4.3 Tabel product

Tabel 4.4 Tabel tipe produk

Tabel 4.5 Tabel warna produk

Tabel 4.6 Tabel proses

Tabel 4.7 black box testing menu login untuk admin, staff dan manajer

Tabel 4.8 black box testing menu data produk

Tabel 4.9 black box testing input data tipe produk

Tabel 4.10 black box testing input data warna produk

Tabel 4.11 black box testing input data produksi

Tabel 4.12 Tabel black box testing menu laporan

Tabel 4.13 Tabel Shedulle implementasi

Tabel 4.14 Tabel estimasi biaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem

Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi

Gambar 2.3 Model Waterfall Menurut Roger S. Pressman

Gambar 2.4 Model Waterfall Menurut Ian Sommerville

Gambar 2.5 SDLC Model

Gambar 2.6. Analisis SWOT

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Setia Pratama Lestari

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Pengendalian Proses Produksi

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Pengendalian Proses Produksi

Gambar 3.4 Sequance Diagram Sistem Pengendalian Proses Produksi

Gambar 4.1 Use Case Diagram laporan hasil produksi PT Setia Pratama Lestari

Gambar 4.2 Activity Diagram laporan hasil produksi untuk Admin

Gambar 4.3 Activity Diagram laporan hasil produksi untuk Kepala Bagian

Gambar 4.4 Activity Diagram laporan hasil produksi untuk Manajer

Gambar 4.5 Sequence Diagram laporan hasil produksi untuk admin

Gambar 4.6 Sequence Diagram laporan hasil produksi untuk Kepala Bagian

Gambar 4.7 Sequence Diagram laporan hasil produksi untuk Manajer

Gambar 4.8 Class Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.9 Prototype Halaman Login untuk Admin, Kepala Bagian dan manager produksi

Gambar 4.10 prototype halaman utama Admin

Gambar 4.11 prototype halaman utama Manager Produksi

Gambar 4.12 Prototype halaman data user

Gambar 4.13 Prototype data produk untuk Admin

Gambar 4.14 Prototype data produk untuk Kepala Bagian

Gambar 4.15 Prototype halaman data warna produk

Gambar 4.16 Prototype halaman data Tipe produk

Gambar 4.17 Prototype halaman data Produksi

Gambar 4.18 Prototype halaman menu laporan

Gambar 4.19 Halaman login

Gambar 4.20 Halaman Utama

Gambar 4.21 Halaman User

Gambar 4.22 Halaman Input User

Gambar 4.23 Halaman Produk

Gambar 4.24 Halaman Input Produk

Gambar 4.25 Halaman Type Produk

Gambar 4.26 Halaman Color Produk

Gambar 4.27 Halaman Data Produksi

Gambar 4.28 Halaman Input Produksi

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL USE CASE DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

DAFTAR SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam beberapa tahun belakangan ini kemajuan perindustrian di Indonesia ini sangat berkembang pesat, sehingga dibutuhkan suatu teknologi informasi untuk membantu perkembangan tersebut agar semakin baik kedepannya. Perkembangan teknologi informasi dalam bidang perindustrian bisa mengantar kita melakukan langkah awal untuk dapat membantu dan mengatur jalannya produksi dalam perusahaan untuk menghasilkan suatu produk yang baik dan bermutu sesuai dengan keinginan konsumen, salah satu perusahaan tersebut adalah PT Setia Pratama Lestari.

PT Setia Pratama Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri dalam pembuatan bahan baku kabel. Sebelum produk yang dihasilkan oleh bagian produksi diuji oleh bagian quality control produk harus dicatat berapa banyak produk yang telah diproduksi untuk dilaporkan sebagai hasil produksi harian sebagai prosedur yang berlaku dalam pengendalian produk. Oleh karena itu, PT Setia Pratama Lestari membutuhkan laporan produksi harian samai bulanan untuk proses pengendalian produksi dalam pembuatan produk.

Bagian produksi merupakan bagian terpenting dalam pembuatan produk yang dipesan oleh konsumen. Bagian produksi memiliki prosedur yang harus dijalankan salah satunya yaitu berperan dalam proses pembuat produk dan melaporakan hasil proses produksi harian kepada kepala bagian lalu direkap untuk menjadi laporan bulanan yang diserahkan ke manajer produksi. Laporan produksi harus memiliki kesamaan dan ketepatan terhadap produk yang telah di buat. Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi laporan produksi untuk mengolah hasil proses produksi agar laporan yang dihasilkan bisa akurat dan efektif.

Namun, dalam pembuatan laporan produksi pada PT Setia Pratama Lestari masih dikerjakan secara manual menggunakan microsoft excel sebagai pengolah datanya untuk membuat laporan harian sampai laporan bulanan lalu diserahkan ke manajer. Jadi, pada proses ini kepala bagian membuat laporan harian produksi, lalu setiap bulan hasil laporan harian di rekap menjadi laporan bulanan dan diserahkan kepada manager sebagai laporan bulanan produksi. Pada proses ini masih terdapat kendala pada penyajian laporan produksi dikarenakan manajer tidak dapat melihat laporan harian pada setiap harinya karena laporan detail harian dan bulanan hanya bisa dilihat pada akhir bulan saja. Jadi, jika manajer ingin tahu laporan harian produksi manajer harus turun ke kepala bagian produksi untuk melihat laporan harian produksi sehingga informasi yang didapat oleh manajer kurang akurat dikarenkan manajer tidak tau detail keseluruhan laporan produksi pada setiap harinya dan laporan yang diterima pun tidak efektif karena manajer harus menunggu akhir bulan untuk melihat detail laporan produksi.

Untuk mempermudah dan membantu serta mempercepat proses pembuatan laporan produksi tersebut, PT Setia Pratama Lestari memerlukan suatu sistem informasi berbasis web yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut seperti permasalahan dalam pembuatan laporan yang memungkinkan terjadinya kesalahan dan waktu yang lama dalam pemberian laporan produksi. Hal inilah yang melandasi peneliti untuk mengambil judul “Perancangan Sistem Informasi laporan Hasil Proses Produksi Berbasis Web Pada PT Setia Pratama Lestari Kota Tangerang”.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Setiap penelitian dimulai dari perumusan masalah yang dilanjutkan dengan pemecahan masalah. Perumusan masalah ini dikategorikan sebagai pertanyaan utama yang dicari dan yang akan dijawab melalui penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.

Rumusan masalah itu muncul karena adanya gap (kesenjangan) antara (real life condition) kondisi nyata dengan (future expected condition) kondisi yang nantinya diharapkan, atau bisa juga antara target dengan ketercapaiannya. Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, maka berdasarkan pada latar belakang 1.1 yang telah disebutkan, penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

  1. Tujuan operasional Bagaimana prosedur pembuatan laporan hasil proses produksi yang dilakukan oleh bagian Produksi PT Setia Pratama Lestari?

  2. Apakah kelemahan dan kekurangan pada sistem informasi laporan hasil proses produksi pada PT Setia Pratama Lestari yang berjalan saat ini?

  3. 3. Apakah perancangan sistem informasi laporan hasil proses produksi berbasis web dapat menghasilkan laporan yang akurat dan efektif?

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian merupakan pemaparan lingkup penelitian. Lingkup penelitian dapat dibatasi dengan pembatasan lokasi penelitian, membatasi banyaknya variabel yang akan dikaji, dan membatasi subjek penelitian. Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi agar lebih terarah, maka perlu dibuat suatu batasan masalah.

Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas pada sistem informasi laporan produksi yang berjalan di PT Setia Pratama Lestari dalam pembuatan laporan produksi, mulai dari hasil produksi, membuat laporan produksi, sampai dengan penyerahan laporan produksi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus relevan dengan rumusan masalah yang mencerminkan proses penelitian.

  1. Untuk memahami prosedur pembuatan laporan yang dilakukan oleh bagian produksi sehingga mengetahui langkah-langkah pembuatan laporan pada PT Setia Pratama Lestari.
  2. Untuk menganalisa system laporan produksi yang berjalan dan mencari kelemahan sistem tersebut sehingga sistem dapat diubah atau diperbarui pada produksi di PT Setia Pratama Lestari Tangerang.
  3. Melakuan perancang sistem informasi laporan produksi berbasis web untuk mengubah atau memperbarui sistem yang lama pada PT Setia Pratama Lestari.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Manfaat atau Kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan dibuat dengan dukungan beberapa kajian teoritis dan temuan sebelumnya, maka penelitian ini mempunyai manfaat teoritis, sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen.

Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah:

  1. Membuat prosedur pembuatan laporan produksi sebagai pedoman sistem untuk mengubah atau memperbarui sistem pada bagian produksi sehingga sistem tidak melenceng jauh dari prosedur .
  2. Menggambarkan suatu sistem yang baru dalam menggantikan sistem yang lama untuk janjikan suatu kinerja yang akan mempermudah user.
  3. Memperbarui atau mengubah sistem yang lama untuk memudahkan kinerja user sehingga akan menghasilkan laporan yang lebih akuran dan efektif.

Metode Penelitian

  1. Metode Observasi

    Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di bagian produksi PT Setia Pratama Lestari untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat mengenai system pembuatan laporan produksi diperusahaan tersebut.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada kepala bagian dan manajer produksi mengenai system pembuatan laporan produksi.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Peneliti mencari referensi yang dapat dijadikan panduan dalam penyusunan laporan skripsi, yang bersumber dari berbagai buku dan data-data yang relevan guna penganalisaan yang dilakukan peneliti berkaitan dengan judul penulisan laporan skripsi.

Metode Perancangan Sistem

Perancangan sistem informasi laporan produksi pada PT Setia Pratama Lestari menggunakan metode atau model SDLC (Software Development Lyfe Cycle) dalam perancangannya, adapun tahap-tahap dalam model SDLC (Software Development Lyfe Cycle) ini:

  1. Analisis Sistem

    Setelah proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa teknik, maka data yang sudah ada akan diolah dan dianalisis supaya mendapatkan suatu akhir yang bermanfaat bagi penelitian ini. Dalam metode analisis sistem penulis menganalisis menggunakan analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats).

  2. Spesifikasi kebutuhan sistem

    Spesifikasi kebutuhan sistem yang digunakan adalah metode elisitasi untuk mengumpulkan kebutuhan sistem secara lengkap dengan memlakukan wawancara dan dilakukan melalui 3 tahap yaitu elisitasi tahap I berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan, elisitasi 2ahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI (mandatory , Desirable, Inessential), Elisitasi Tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI dan diklasifikasikan kembali melalui metode TOE(Teknikal, Teknikal, Ekonomi) lalu dibagi kembali menjadi beberapa option yaitu High, Middle dan Low.

  3. System Design (Interview)

    System Design yang digunakan adalah pendekatan object oriented yaitu dengan menggunakan UML. Di mana diagram yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah usecase diagram, sequence diagram, activity diagram, dan class diagram.

  4. Pengembangan sistem

    Pengembangan sistem yang di gunakan adalah Hypertext Preprocessor (PHP), merupakan bahasa pemograman yang akan dipakai. MySQL, merupakan database yang akan digunakan. Adobe Dreamweaver, merupakan (software) yang digunakan untuk men-design web yang akan dibuat. Notepad++, merupakan (software) yang digunakan untuk menuliskan bahasa pemograman yang akan dibuat dan XAMPP, merupakan (tool) yang menyediakan paket perangkat lunak kedalam satu buah paket.

  5. Integration And Testing

    Integration and testing yang digunakan yaitu black box testing. Black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Oleh karena itu, uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya, fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.

  6. Operation & Maintenance

    Tahap akhir dalam model model SDLC (System Development Lyfe Cycle). Perangkat lunak yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.

Sistem Penulisan

Penulisan Skripsi ini disusun menjadi beberapa bab. Dalam setiap bab-nya diberikan gambaran mengenai pokok pembahasan yang ada, sehingga dengan demikian dapat memberikan penjelasan yang lengkap mengenai Skripsi ini. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis meguraikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, maksud dan tujuan penelitian, metode penelitian, metode waterfall, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan landasan teori yang peneliti gunakan untuk menjelaskan tentang: Konsep Dasar Sistem Informasi, Konsep Dasar Analisa Sistem, Unified Modeling Language (UML), Website, Web Browser, Internet, PHP, Adobe Dreamweaver, MySQL, dan Literature Review.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini berisi gambaran penjelasan tentang PT. Bank Mandiri Persero KCM Jati Uwung, sejarah singkat, visi dan misi perusahaan, tujuan perusahaan, tugas dan tanggung jawab yang ada pada perusahaan tersebut, tata laksana sistem yang berjalan menggunakan Unified Modeling Language (UML), serta elisitasi tahap I,II,III dan final draft elisitasi.

BAB IV : RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini berisi rancangan sistem yang diusulkan dalam bentuk Unified Modeling Language dan spesifikasi database, serta tampilan layar dari sistem yang diimplementasikan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pembahasan dalam bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan sistem informasi persediaan barang setelah melakukan observasi pada perusahaan, dan berdasar pada bab-bab yang telah diuraikan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Perancangan sistem informasi atau sering disebut dengan program design, merupakan bagian dari fase desain pada SDLC. Perancangan sistem berguna untuk menganalisa dalam menentukan program apa yang akan ditulis, membuat instruksi- instruksi untuk programmer tentang bagaimana kode program seharusnya ditulis serta mengidentifikasi tentang bagaimana bagian-bagian dari kode akan digabungkan bersama dalam membuat sebuah program. Menurut Alan Dennis, Barbara Haley Wixom, dan Roberta M. Roth (2012:260)[1], perancangan sistem The application logic for a system will be expressed in programs that will be written during construction of the new system. Program design is the part of the design phase of the SDLC during which analysts determine what programs will be written, create instructions for the programmers about how the code should be written, and identify how the pieces of code will fit together to form a program yang dapat diartikan logika aplikasi untuk suatu sistem akan dinyatakan dalam program yang akan ditulis selama pembangunan sistem baru. Desain program adalah bagian dari fase desain SDLC di mana analis menentukan program apa yang akan ditulis, membuat instruksi untuk pemrogram tentang bagaimana kode harus ditulis, dan mengidentifikasi bagaimana potongan kode akan digabungkan untuk membentuk sebuah program. Sedangkan menurut Satzinger, Jackson, Burd (2012:4)[2], perancangan sistem adalah proses dari menspesifikasikan secara detail mengenai beberapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus diimplementasikan secara fisik, sementara menurut Mahdiana (2011:37), mendefinisikan perancangan sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan.

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah kegiatan merancang sebuah sistem informasi secara detail dan lebih baik dari pada sistem sebelumnya dengan menentukan program apa yang akan ditulis, membuat instruksi untuk pemrogram tentang bagaimana kode harus ditulis, dan mengidentifikasi bagaimana potongan kode akan digabungkan untuk membentuk sebuah program.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[3], tahap perancangan atau desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini sebagai berikut :

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

  3. Menyusun perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

  5. Menyusun buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141) langkah-langkah tahap rancangan yaitu :

  1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci, analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu :

    1. Diagram arus data (data flow diagram)

    2. Diagram hubungan entitas (entity relathionship diagram)

    3. Kamus data (Data dictionary)

    4. Flowchart

    5. Model hubungan objek

    6. Spesifikasi kelas

  2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem, analisis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem, analis bekerja sama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  4. Memilih konfigurasi terbaik, analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai analis membuat rekomendasi kepada manager untuk disetujui. Bila manager menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh MIS.

  5. Menyiapkan usulan penerapan, analis menyiapakn usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

  6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem, keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan.

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut George M. Marakas dan James A. O’Brien (2013:3)[4], Sistem adalah set of interrelated components, with a clearly defined boundary, working together to achieve a common set of objectives atau bisa diartikan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan mempunyai batasan yang jelas dan mempunyai banyak tujuan. Sedangkan menurut Sistem menurut Yakub (2012:1), adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu. Sementara itu menurut Bambang Hartono (2013:9)[5], mendefinisikan sistem sebagai suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan.

Sebuah sistem harus mempunyai tujuan-tujuan dan juga harus mempunyai komponen-komponen yang saling berhubungan. Dengan memilik pada definisi di atas, suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem yang lain ataupun juga dapat menjadi bagian dari sistem yang lebih besar. Sistem mempunyai 3 fungsi dasar yaitu :

  1. Input, melibatkan tentang penerimaan dan penggabungan elemen-elemen yang akan diproses dalam sebuah sistem.

  2. Processing, melibatkan tentang proses transformasi yang merubah input menjadi output.

  3. Output, melibatkan pendistribusian elemen-elemen yang telah dihasilkan melalui proses transformasi kepada tujuan.

Karaterisik Sistem

Menurut Sutabri (2012:13)[6], sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Komponen sistem (components). Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu sehingga mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat dapat mempunyai sistem yang lebih besaryang disebut supra sistem.

  2. Batasan sistem (boundary). Ruang lingkup merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sustem lain atau sistem dengan lingkungannya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu-kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

  3. Lingkungan luar sistem (environment). Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan kuar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

  4. Penghubung Sistem (interface). Media yang menghubungkan sistem dengan subsustem lain yang disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu sub sistem ke subsistem lainnya. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi yang membentuk satu-kesatuan.

  5. Masukan Sistem (input). Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh di dalam suatu unit computer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

  6. Keluaran sistem (output). Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, dimana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.

  7. Pengolah Sistem (processing). Suatu sistem dapat mempunyai proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  8. Sasaran (objectives). Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, makan operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem Menurut Sutabri

Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Lalu Agus Mulyanto (2009:8)[7], mengatakan bahwa sistem pun dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang, sebagai berikut :

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (physical system). Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan, sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.

  2. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System) Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer, sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat ditentukan dengan pasti.

  3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System). Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya, sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer.

  4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System). Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi, sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem perusahaan dagang.

  5. Sistem Sederhana (Simple System) dan Sistem Kompleks. Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).

Tujuan Sistem

Menurut Jogiyanto (2009:36), tujuan dari informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi (information) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut:

  1. Tepat kepada orangnya atau (relevance),

  2. Tepat waktu (timeliness), dan

  3. Tepat nilainya atau akurat (accurate).

Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Data dan informasi merupakan hal yang saling berhubungan, sama halnya dengan komponen-komponen dan sistem. Menurut George M. Marakas dan James A. O’Brien, (2013:32)[4], Data merupakan then we can define information as data that have been converted into a meaningful and useful context for specific end yang berarti, materi mentah yang diproses sehingga menjadi sebuah produk yang bernama informasi. Informasi merupakan data yang ditempatkan dalam konteks yang sangat berguna bagi end user. Menurut Davis dalam jurnal MIS Quarterly, Vol. 13 Issue 3 p (1989:318-340)[8], term information is data that has been processed into a form that is meaningful for the recipient and useful in making decisions today or next, yang berarti istilah informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Sementara itu, Darmawan (2012:2)[3], mengatakan bahwa informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan, sedangkan menurut Taufiq (2013:15), informasi adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah informasi yang bermanfaat.

Nilai Informasi

Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu, manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. Menurut Sutabri (2012:30)[9], nilai informasi ini didasarkan atas 10 sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh

    Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  2. Luas dan lengkap

    Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, karena itu sulit mengukurnya.

  3. Ketelitian

    Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  4. Kecocokan

    Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  5. Ketepatan waktu

    Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris.

  6. Kejelasan

    Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  7. Keluwesan

    Sifat ini berhubungan degan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

  8. Dapat dibuktikan

    Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  9. Tidak ada prasangka

    Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  10. Dapat diukur

    Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita..

Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:33)[9], kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu:

  1. Akurat (accurate)

    Informasi harus bebas dari kesalahan kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi mungkin banyak mengalami gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  2. Tepat waktu (timeliness)

    Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan di dalampengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini informasi bernilai mahal karena harus cepat dikirim dan didapat sehingga memerlukan teknologi mutahir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya.

  3. Relevan (relevance)

    Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan pada mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangan relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

Fungsi Informasi

Fungsi utama informasi menurut Sutabri (2012:24)[9], adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan.

Siklus Informasi

Menurut Sutabri (2012:26)[9], data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri kata sistem dan informasi. Menilik dari definsi sistem dan definisi informasi, maka menurut George M. Marakas dan James A. O’Brien, (2013:28)[4], pengertian sistem informasi adalah is a system that accepts data resources as input and process them into information products as output yang bisa diartikan suatu kumpulan dari orang, prosedur, dan sumber daya yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarluaskan informasi dalam sebuah organisasi atau sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya menjadi sebuah informasi sebagai output, sedangkan menurut Whitten, Bentley & Dittman (2013, p12) Sistem Informasi “'Information system is an arrangement of people, data, processes, and information technology interact to collect, process, store and provide as output the information needed to support an organization”. Yang berarti pengaturan sistem informasi dari orang, data, proses, dan teknologi informasi berinteraksi untuk mengumpulkan, proses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung organisasi. Sementara menurut Sutarman (2012:13), adalah sistem yang dapat mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah Informasi dapat memberikan nilai tambah atau pengetahuan lebih bagi yang menggunakannya. Seringkali dinyatakan informasi sebagai hasil pemrosesan data. Prosesnya sendiri dapat berupa peringkasan, penyajian ke bentuk grafik, ataupun yang lain dengan tujuan untuk memudahkan interpretasi manusia. Dan suatu kumpulan sumber daya manusia atau alat yang terpadu serta modal yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan data dan mengolah data demi menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi seluruh tingkat operasi untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pekerjaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Komponen Sistem Informasi

Konsep mengenai sistem dapat diadaptasi ke dalam konsep sistem informasi. Komponen sistem informasi sama halnya dengan komponen sistem yakni meliputi dua komponen, yakni komponen resources atau sumber daya dan komponen activities atau komponen pekerjaan. Berikut adalah komponen sistem informasi menurut George M. Marakas dan James A. O’Brien, (2013:28)[4]:

  1. People resources, yakni end users atau pengguna sistem dan pakar sistem informasi.

  2. Hardware resources, terdiri dari mesin-mesin dan media.

  3. Software resources, terdiri dari program-program dan prosedur-prosedur.

  4. Data resources, terdiri dari data dan landasan pengetahuan.

  5. Network resources terdiri dari media komunikasi dan jaringan.

  6. Data resources ditransformasikan dengan cara melakukan pekerjaan pemrosesean informasi menjadi produk informasi untuk end user.

  7. Pemrosesan informasi terdiri dari input, pemrosesan, output, storage dan control.

Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi George M. Marakas dan James A. O’Brien,

Konsep Dasar Analisis Sistem

Menurut Sutabri (2012:220)[6], tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya, sedangkan Yakub (2012:142), menyatakan bahwa analisis sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan), dan menurut Agus Mulyanto (2009:125)[7], analisa sistem adalah teori sistem umum yang sebagai sebuah landasan konseptual yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi didalam sistem yang sedang berjalan agar menjadi lebih efisien, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mennganti output yang sdang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan seperangkat input yang lain (biasa jadi lebih sederhana dan lebih interatif) atau melakukan beberapa perbaikan serupa.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tahapan analisa sistem dapat dilakukan sebelum dibuat tahapan rancangan sistem, dan analisa sistem sangat penting dilakukan agar menghindari kesalahan yang akan timbul di tahapan selanjutnya.

Tahap Analisis Sistem

Menurut Henderi dkk dalam jurnal CCIT Vol 4 (2011 : 322)[10], tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan hambatan yang terjadi dan kebutuhan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan, sedangkan menurut Han Lu dan Wang Xiao-shan (2010:25)[11], systems analysis phase is a phase that is used to determine the purpose of the construction of a system. At this stage of data analysis will be done that will be taken for the purposes of the system, artinya tahap analisis sistem merupakan tahap yang digunakan untuk mengetahui keperluan pembangunan sebuah sistem. Pada tahap ini akan dilakukan analisis data yang akan diambil untuk keperluan sistem, sementara itu Tata Sutabri (2012:220)[6], mendefinisikan tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap investigasi sistem dan sebelum tahap rancangan sistem, tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap sistem sangat penting karena apabila jika satu tahapan terjadi kesalahan maka tidak dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya.


Tujuan Analisis Sistem

Tujuan utama dari tahap analisis sistem menurut Sutabri (2012:220)[6], dalam pengembangan sistem informasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan dan dimodifikasi.

Hasil dari analisis itu sendiri adalah laporan yang dapat menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta rancangan sistem baru yang akan dibuat atau dikembangkan.

Teori Khusus

Konsep Dasar Laporan Proses Hasil Produksi

Definisi Proses Produksi

Dewasa ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan jasa tersebut diperlukan adanya proses produksi. Sebelum membahas mengenai proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari proses menurut Agus Ahyari (2006: 65)[12], yaitu : “Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu. Sedangkan menurut Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo (2000: 1)[13], produksi adalah Kegiatan untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen. Menurut Assauri (2008:35)[14], pengertian proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahanbahan, dana) yang ada.

Dari pengertian di atas, dapat kita lihat proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.

Adapun produksi disini adalah transformasi dari faktor-faktor produksi (bahan mentah, tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar tujuan berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka proses produksi perlu diatur dengan baik.


Jenis-jenis Proses Produksi

Menurut Pangestu Subagyo (2000:9)[15], untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara, metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

  1. Proses produksi terus menerus (Contiunuous process)

    Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi.

    1. Sifat-sifat atau ciri-ciri

      1. Produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produktivitas massa).

      2. Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan.

      3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesin- mesin yang bersifat khusus (special purpose machines).

      4. Karyawan tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan otomatis.

      5. Apabila terjadi salah satu mesin rusak atau berhenti maka seluruh proses produksi terhenti.

      6. Jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak karena mesin-mesinnya bersifat khusus.

      7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih sedikit dari proses produksi terputus-putus.

      8. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan menggunakan tenaga mesin

    2. Kebaikan atau kelebihan proses produksi terus menerus adalah:

      1. Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit yang rendah.

      2. Dapat dihasilkan produk atau volume yang cukup besar.

      3. Produk yang dihasilkan distandarisir.

      4. Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, karena sistem pemindahan bahan baku menggunakan tenaga kerja listrik atau mesin

      5. Biaya tenaga kerja rendah, karena jumlah tenaga kerja sedikit dan tidak memerlukan tenaga ahli.

      6. Biaya pemindahan bahan baku lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut degerakkan tenaga mesin.

    3. Kekurangan atau kelemahan dari proses produksi terus-menerus adalah:

      1. Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan.

      2. Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses.

      3. Terdapat kesalahan dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan.

  2. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process)

    Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi produk akhir.

    1. Sifat atau ciri-ciri

      1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas pesanan.

      2. Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah bermacam-macam produk

      3. Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama, dikelompokkan pada temapat yang sama.

      4. Karyawan mempunyai keahlian khusus.

      5. Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan salah satu mesin atau peralatan.

      6. Persediaan bahan mentah banyak.

      7. Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia.

    2. Kebaikan atau kelebihan proses produksi terputus-putus adalah:

      1. Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibelitas ini diperoleh dari :

        1. Sistem penyusunan peralatan.

        2. Jenis atau type mesin yang digunakan bersifat umum (general purpose machine).

        3. Sistem pemindahan yabg tidak menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga manusia.

      2. Mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesinnya, karena harga mesin-mesinnya lebih murah.

      3. Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses.

    3. Kekurangan atau kelemahan proses produksi terputus-putus adalah :

      1. Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak dalam memproduksi satu macam produk dan dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produksinya berbeda, tergantung pada pemesanannya.

      2. Karena pekerjaan scheduling dan routing banyak dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi dalam proses sangat sukar dilakukan.

      3. Karena pekerjaan scheduling dan routing banyak dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi dalam proses sangat sukar dilakukan.

      4. Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan sangat tinggi, karena banyak menggunakan tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga ahli dalam pengerjaan produk.

Untuk dapat menentukan jenis proses produksi dari suatu perusahaan, maka perlu mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri proses produk. Baik itu proses produksi terus-menerus atau proses produksi terputus- putus

Pengertian Hasil Produksi

Menurut Sri Adiningsih (1999:1)[16], hasil produksi (output) adalah Barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses produksi. Sedangkan menurut Haryanto (2002:15)[17], hasil produksi atau output adalah Total barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit usaha atau perusahaan. Hasil produksi merupakan keluaran (output) yang diperoleh dari produksi sementara menurut Daniel, (2002:121), pengelolaan input produksi (sarana produksi atau biasa disebut masukan) dari suatu usaha. Menurut Tarmuji (1991:36-37), hasil produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

  1. Barang Konsumsi

    Barang Konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Pembelinya di dasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi pembeli barang konsumsi ini adalah pembeli atau konsumen akhir. Karena barang-barang tersebutbanyak dipakai sendiri (termasuk diberikan orang lain). Barang konsumsi dibedakan menjadi tiga yaitu :

    1. Barang konsumen, yaitu barang yang mudah dipakai, dapat dibeli disembarang tempat dan waktu.

    2. Barang shopping, yaittu barang yanag membelinya dengan mencari dulu dan harus dipetimbangkan masak-masak.

    3. Barang spesial, yaitu barang yang mempunyai cirri khas dapat dibeli ditempat tertentu saja dan membelinya harus memerlukan perngorbanan.

  2. Barang Industri

    Barang industri adalah barang-barang yang dibei untuk diproses lagi untuk kepentingan industri. Barang industri dibedakan menjadi lima golongan yaitu :

    1. Bahan baku

    2. Komponen dan barang setenah jadi, yang diperlukan untuk mlengkapi produk akhir.

    3. Perlengkapan operasi adalah barang yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain.

    4. Instalasi adalah produk utama dalam perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama.

    5. Peralatan ekstra adalah alat yang siap dipakai untuk membantu instalasi.

Berdasarkan uraian di atas maka hasil produksi pada PT. Grand Textile Industry termasuk dalam kategori barang industri karena kain denim yang dihasilkan disini merupakan bahan baku yang akan dibeli untuk diproses kembali untuk kepentingan dalam industry konveksi.

Konsepp Dasar Pengendalian Proses Produksi

Definisi Pengendalian Proses Produksi

Dalam perusahaan semua kegiatan perlu adanya pengendalian. Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi, sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula. Sebelum membahas mengenai pengendalian proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari pengendalian menurut T. Hani Handoko (2001: 234)[18], yaitu Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan.

Sementara yang dimaksud dengan proses produksi adalah kegiatan dalam suatu perusahaan yang di arahkan untuk menjamin kontinuitas dan aktifitas untuk menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Dengan adanya pengendalian dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan dapat membuahkan hasil yang baik.

Arti Penting Pengendalian Proses Produksi

Menurut T. Hani Handoko (2001: 240)[18], proses produksi merupakan suatu bentuk kegiatan yang paling penting dalam pelaksanaan produksi disuatu perusahaan. Hal ini karena proses produksi merupakan cara, metode maupun teknik bagaimana kegiatan penambahan faedah atau penciptaan faedah tersebut dilaksanakan. Kelancaran proses produksi sangat dipengaruhi sistem produksi yang telah dipersiapkan sebelum perusahaan melaksanakan proses produksi. Selain itu demi kelancaran proses produksi diperlukan pula pengendalian proses produksi yang akan mengendalikan seluruh komponen penting dalam suatu perusahaan

Sistem pengendalian proses produksi

Sesuai dengan kegiatan dalam suatu perusahaan maka perusahaan harus diarahkan untuk menjamin kontinuitas dan aktivitas kegiatan untuk menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Menurut T. Hani Handoko (2001: 244)[18], untuk memperlancar kegiatan produksi dibutuhkan pengendalian proses produksi, yaitu :

  1. Pengendalian proses produksi

    Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan pengendalian yang baik. Pengendalian proses produksi meliputi kapan produksi dimulai dan kapan produksi diakhiri sehingga harus direncanakan.

  2. Pengendalian bahan baku

    Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi. Perusahaan menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganngu, maka dengan adanya pengendalian bahan baku diharapkan kegiatan produksi dapat berjalan lancar serta dapat menentukanstandart bahan baku yang baik, mengenai apa yang harus dipesan, berapa banyaknya pesanannya da kapan pemesanan dilakukan.

  3. Pengendalian tenaga kerja

    Pengendalian tenaga kerja merupakan salah satu unsur yang penting di dalam pengendalian produksi. Berhasil tidaknya suatu proses produksi akan tergantung kepada kemampuan kerja dan kesungguhan kerja dari para karyawan perusahaan. Sehingga pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang penting dalam hubungannya dengan kuantitas dan kualitas produk.

  4. Pengendalian biaya produksi dan perbaikan

    Para pengawas bagian produksi setiap saat harus melakukan pengawasan serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan keseimbangan antara pekerja, bahan baku dan biaya serta tindakan perbaikan.

  5. Pengendalian kualitas

    Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli, yaitu menurut Agus Ahyari (2006: 57)[12], Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan, sedangkan Pangestu Subagyo (2000: 214)[15], Pengendalian kualitas merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan yang menginginkan adanya kemajuan dalam perusahaan dengan standart yang ada, sementara menurut Sukanto Reksohadiprodjo dan Indriyo Gitosudarmo (2000: 31) Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah barang yang rusak.

Hal yang bisa dilakukan sejak bahan baku, barang dalam proses, maupun sampai barang jadi. Sehingga dapat diambil langkah- langkah untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil di dalam proses produksi serta usaha untuk memelihara dan mempertahankan mutu yang telah ditetapkan standart kualitasnya.


Fungsi pengendalian proses produksi

Menurut Agus Ahyari (2006: 53)[12], “Fungsi pengendalian proses produksi adalah perencanaan, penentuan urutan kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, dan tindal lanjut dalam pelaksanaan macam-macam dari fungsi pengendalian proses produksi yaitu :

  1. Perencanaan produksi

    Untuk merencanakan tentang apa dan berapa produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode yang akan datang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan produksi adalah adanya optimalisasi produk sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi itu sendiri.

  2. Penentuan urutan kerja

    Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu proses produksi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menetukan urutan kegiatan kerja yang logis, sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana bahan baku yang dipersiapkan untuk diproses menjadi produk akhir atau barang jadi.

  3. Penentuan waktu kerja

    Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan pekerjaan proses produksi akan dilaksanakan. Penentuan waktu kerja yang tepat dan jelas akan dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas kerja yang tinggi dalam perusahaan.

  4. Pemberian perintah kerja

    Yang memiliki fungsi untuk menyampaikan perintah kepada bagian pengelolaan yang akan dilakukan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah ditentukan. Pemberian perintah kerja merupakan awal dari pelaksanaan suatu pekerjaan untuk menyelesaikan produk yang ada dalam perusahaan.

  5. Tindak lanjut dalam pelaksanaan proses produksi

    Fungsi yang menindaklanjuti dalam kegiatan proses produksi. Sebab walaupun urutan kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian diberikan perintah untuk memulai suatu pekerjaan, bukan berarti semua proses produksi dapat berjalan dengan yang diharapkan. Bisa saja terjadi penyimpangan-penyimpangan proses produksi sehingga masih perlu adanya tindak lanjut dalam proses produksi. Diharapkan dengan adanya tindak lanjut ini penyimpangan-penyimpangan proses produksi, keterlambatan dan berbagai macam hal yang mengganggu kelancaran dalam proses produksi sehingga sebisa mungkin akan dapat diatasi ataupun dihindari

Konsep Dasar Website

Definisi Website

Menurut Arief (2011:7)[19], web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hypertext transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser, sedangkan Murad dkk (2013:49) website adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext, sementara itu menurut Sibero Alexander (2011:11)[20], website adalah suatu sistem yang berkaitan dengan dokumen digunakan sebagai media untuk menampilkan teks, gambar, multimedia dan lainnya pada jaringan internet.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa website adalah sebuah aplikasi yang menyajikan informasi dalam bentuk format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client sehingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

Jenis-jenis Website

Menurut Arief (2011:8)[19], ditinjau dari aspek content atau isi, web dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : web statis dan web' dinamis. Selain dari sisi content atau isi, web statis dan web dinamis dapat dilihat dari aspek teknologi yang digunakan untuk membuat jenis web tersebut. Adapun jenis-jenis web :

  1. Web statis adalah web yang isinya atau content tidak berubah-ubah. Maksudnya adalah isi dari dokumen web tersebut tidak dapat diubah secara cepat dan mudah. Ini karena teknologi yang digunakan untuk membuat dokumen web ini tidak memungkinkan dilakukan perubahan isi atau data. Teknologi yang digunakan untuk web statis adalah jenis client side scripting seperti HTML, Cascading Style Sheet (CSS). Perubahan isi atau data halaman web statis hanya dapat dilakukan dengan cara mengubah langsung isinya pada file mentah web tersebut.

  2. Web dinamis adalah jenis web yang content atau isinya dapat berubah-ubah setiap saat. Web yang banyak menampilkan animasi flash belum tentu termasuk web dinamis karena dinamis atau berubah-ubah isinya tidak sama dengan animasi. Untuk melakukan perubahan data, user cukup mengubahnya langsung secara online di internet melalui halaman control panel.

Konsep Dasar Internet

Menurut Supriyanto, Dodit dan Rini (2012:60)[21], Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking. Internet berasal dari bahasa latin “inter” yang berarti antara. Secara kata perkata INTERNET berarti jaringan antara atau penghubung, sehingga kesimpulan dari defenisi internet ialah merupakan hubungan antara berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP (Transmission Control/Internet Protocol). Sedangkan Menurut Jubilee Enterprise (2012:2)[22], internet adalah sebuah sistem jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dari berbagai belahan dunia untuk saling terhubung dan bertukar data serta bertukar informasi. Dalam prakteknya, sebuah komputer untuk saling terhubung dengan komputer lainnya membutuhkan bantuan dari sebuah program kecil bernama browser. Di dunia ini, perkembangan aplikasi browser telah berkembang secara cepat mengikuti perkembangan teknologi pada internet, khususnya koneksi internet dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Menurut Connoly dan Begg, (2012:944)[23], Internet adalah sekumpulan jaringan computer terpisah diseluruh dunia ini yang terkoneksi satu sama lain,dimana semuanya menggunakan aturan komunikasi khusus yang dikenal sebagai Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP).

Berdasarkan pengertian diatas internet merupakan sebuah jaringan komputer yang sangat besar, yang menjangkau seluruh kawasan di dunia. Mengedarkan jutaan surat elektronik setiap harinya, dan bagaikan jalan tanpa hambatan bagi info-info yang dapat dilihat. Internet juga merupakan sebuah tempat dimana orang dapat berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain, saling berbagai dan bertukar pikiran dan ide-ide yang ada. Lebih dari itu semua, internet adalah sebuah bentuk komunitas dari sekian banyak orang yang menggunakan untuk menjelajahi persamaan dan perbedaan mereka melalui tulisan tertulis Internet adalah jaringan global, umumnya jaringan yang dapat di akses dari interkoneksi jaringan komputer yang meneruskan data dengan packet switching menggunakan standart Internet Protokol (IP) (Anonim1). Secara tradisional, Internet memiliki 4 aplikasi utama sebagai berikut Tanenbaum (2012,p39-40)[24] :

  1. Email

    Kemampuan menyusun, mengirim, dan menerima email telah ada sejak saat-saat awal ARPANET dan sangat populer. Banyak orang yang mendapatkan lusinan pesan setiap harinya dan menganggap email sebagai cara utama berinteraksi dengan dunia luar, lebih jauh daya jangakauannya dibanding telepon dan snailmail (Surat Pos). Saat ini program-program email dapat di populerkan untuk semua jenis komputer

  2. News

    Newsgroup merupakan forum khusus dimana pengguna yang memiliki kesenangan yang sama dapat saling bertukar pesan. Ribuan newsgroup telah ada tentang topik-topik teknis maupun nonteknis meliputi komputer, ilmu pengetahuan, rekreasi, dan politik. Setiap newsgroup memiliki etiket gaya dan kebiasaan masing-masing, dan akan menyengsarakan seseorang yang melanggar hal-hal tersebut.

  3. Remote Login

    Pemakain Telnet, Remote login, atau program-program lainnya, pengguna yang berbeda dimanapun, internet dapat melakukan login ke mesin lainnya dimanapun account miliknya.

  4. Transfer File

    Pengguna program FTP adalah memungkinkan pengguna untuk menyalin file dari satu mesin di internet ke mesin lainnya. Sejumlah artikel, database, dan informasi lainnya bisa diperoleh dengan cara ini.

Konsep Dasar HTML dan HTTP

Konsep Dasar HTML dan HTTP

Menurut Simarmata (2010:52), HTML adalah bahasa markup untuk menyebaran informasi pada web. Ketika merancang HTML, ide ini diambil dari Standart Generalized Markup Language (SGML). SGML adalah cara yang terstandarisasi dari pengorganisasian dan informasi yang terstruktur di dalam dokumen atau sekumpulan dokumen. Walaupun HTML tidak dengan mudah dapat dipahami kebanyakan orang, ketika diterbitkan penggunaanya menjadi jelas.

Definisi HTTP

Simarmata (2010:52), mendefinisikan HTTP adalah komponen sentral lainnya dari proyek awal di CERN. HTTP adalah protokol komunikasi stateless yang berbasiskan TPC yang awalnya digunakan untuk mengambil kembali file-file HTML dari server web ketika dirancang pada tahun 1991. Versi 1.1 (ditetapkan di RFC2616) telah mengalami peningkatan.Versi ini mengizinkan client dan server menggunakan banyak header untuk menyampaikan status informasi dan deksripsi agen pengguna dan bertindak sebagai alat yang bersifat elementer untuk autentikasi pengguna. Versi awal yang diciptakan pada tahun1991, diacu sebagai HTTP versi 0.9 adalah protokol yang sederhana untuk komunikasi antara client dan server. Kebanyakan versi yang sekarang ini ada berasal dari protokol HTTP versi 1.1.

HTML dan HTTP telah dikembangkan lebih lanjut sejak pertama kali keduanya diusulkan. World Wide Web Consortium (W3C) pada awal Oktober 1994 dan temuan tim Berners-Lee telah menyatu dan memimpin evolusi teknik dari web. Sekarang ini, W3C Mempunyai anggota lebih dari 500 organisasi. Microsoft, IBM dan Ericsson adalah beberapa diantaranya menjadi anggota W3C.

Menurut survei Natcraf, pada awal Oktober 2008 jumlah web mencapai angka 182.226.259 diseluruh dunia. Ada pertambahan 7,2 juta dari bulan sebelumnya. Jumlah tersebut sangat fantastis. Salah satu penyebabnya adalah kemunculan blogging on-line dan komunitas web.


Teori Dasar SDLC (Software Development Lyfe Cycle)

Teori Dasar SDLC (Software Development Lyfe Cycle)

Menurut Roger S. Pressman (2010: 20)[25], Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem perangkat lunak. Sedangkan menurut Satzinger, Jackson, Burd (2012:38) System Development Life Cycle (SDLC) is the entire process of building, deploying, using, and updating an information system, yang artinya semua kegiatan membuat, menyebarkan, menggunakan, dan memperbaharui sebuah sistem informasi. Sementara menurut Shelly, G. B., dan Rosenblatt, H. J. (2010:20)[26], System Development Life Cycle adalah analisis terstruktur menggunakan serangkaian tahapan untuk merencanakan, menganalisis, merancang, mengimplementasikan, mendukung sistem informasi. Sementara itu menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012, p.6)[27], System Development Life Cycle adalah suatu proses untuk memahami bagaimana sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, membangun sistem dan menyediakannya untuk pengguna.

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa System Development Life Cycle adalah semua proses yang berkesinambungan dalam membuat, memelihara, meningkatkan, dan memperbaharui sistem informasi.

Tahapan Dalam SDLC (Software Development Lyfe Cycle)

Menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012:10-14)[27], “The System Development Life Cycle Phase consists of four phases among others.” yang artinya tahapan dalam siklus hidup pengembangan sistem terdiri dari empat tahapan antara lain:

  1. Planning Phase (Tahap Perencanaan)

    The planning phase is the fundamental process of understanding why an information system should be built and determining how the project team will go about building it”, yang artinya tahap perencanaan adalah proses pemahaman mendasar tentang mengapa suatu sistem informasi harus dibangun dan menentukan bagaimana tim proyek akan membangun sistem yang dirancang serta memastikan bahwa proyek tersebut layak.

  2. Analysis Phase ( Tahap Analisis)

    The analysis phase answers the questions of who will use the system, what the system will do, and where and when it will be used”, yang artinya tahap analisis adalah proses untuk memahami dan mendokumentasi secara detail kebutuhan bisnis dan persyaratan pengolahan sistem baru diantaranya menganalisis siapa yang akan menggunakan sistem, dimana dan kapan sistem tersebut akan digunakan.

  3. Design Phase ( Tahap Desain)

    The design phase decides how the system will operate in terms of the hardware,software, and network infrastructure that will be in place; the user interface, forms,and reports that will be used; and the specific programs, databases, and files that will be needed.”, yang artinya tahap desain adalah proses untuk merancang solusi berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan dan keputusan yang dibuat selama jangka waktu tertentu diantaranya yaitu merancang bagaimana sistem akan beroperasi dalam hal software, hardware , infrastruktur jaringan dan laporan yang akan digunakan serta database dan file yang akan dibutuhkan.

  4. Implementation Phase (Tahap Implementasi)

    Implementation Phase is the process to build, test, and install a reliable information system with users trained and to benefit as expected users of the system.”, yang artinya tahap implementasi adalah proses untuk membangun, menguji, dan menginstal sebuah sistem informasi yang handal dengan user yang terlatih dan untuk mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan pengguna sistem.

SDLC (System Devolepment Live Cycle) Model Waterfall

Menurut Roger S. Pressman (2010:39)[25], Waterfall Model sebuah proses perancangan yang secara berurutan dan sering digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak.

Gambar 2.3 Model Waterfall Menurut Roger S. Pressman

Model waterfall menurut Ian Sommerville (2011, p.29) adalah proses kegiatan dari spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi dan mewakili mereka sebagai proses terpisah seperti spesifikasi kebutuhan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian, dan sebagainya.

Gambar 2.4 Model Waterfall Menurut Ian Sommerville

Berikut adalah penjelasan dari tahapan-tahapan yang dilakukan di dalam model waterfall menurut Ian Sommerville:

  1. Requirements Analysis and Definition

    Layanan, batasan, dan tujuan sistem ditetapkan melalui konsultasi dengan pengguna sistem sehingga dilakukan pencarian dan pengumpulan kebutuhan sesuai dengan spesifikasi sistem dari pengguna.

  2. System and Software Design

    Proses mengalokasikan kebutuhan baik perangkat keras atau perangkat lunak sistem dengan membentuk arsitektur sistem secara keseluruhan. Desain mengidentifikasikan dan menggambarkan hubungan abstraksi sistem yang mendasar.

  3. Implementation and Unit Testing

    Selama tahap ini, desain perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian Unit dilibatkan untuk memverifikasi bahwa setiap unit sudah terpenuhi sesuai spesifikasi.

  4. Integration and System Testing

    Unit program individu atau program diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi. Setelah pengujian, sistem perangkat lunak disampaikan kepada pelanggan.

  5. Operations and Maintenance

    Sistem ini diinstal dan dimasukkan ke dalam penggunaan praktis. Pemeliharaan dilakukan mengoreksi kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap-tahap awal dari setiap siklus, meningkatkan pelaksanaan unit sistem dan meningkatkan layanan sistem.

SDLC (System Devolepment Live Cycle) Model Prototype

Sub Bab 2.7 seluruhnya diambil dari buku tulisan Rosa dan Salahuddin (2011:50)[28]. Metode System Development life cycle (SDLC) dengan model prototipe (prototype) sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya. Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem.

Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user.

Gambar 2.5 SDLC model menurut Rosa dan Salahuddin

Berikut adalah penjelasan dari setiap tahapan yang dilakukan saat mengembangkan sistem dengan model prototipe berdasarkan Gambar

  1. Listen to costomer

    Pada tahap ini pengembang mendengarkan kebutuhan pelanggan sebagai pemakai sistem perangkat lunak (user) untuk menganalisis serta mengembangkan kebutuhan user.

  2. Build/revise mock-up

    Mengonversi dari kebutuhan user pada tahap berikutnya menjadi suatu mock- up. Mock-up adalah suatu yang digunakan sebagai model desain yang digunakan untuk mengajar, demonstrasi, evaluasi desain, promosi, atau keperluan lain. Sebuah mock-up disebut sebagai prototipe perangkat lunak jika menyediakan atau mampu mendemostrasikan sebagian besar fungsi dari sistem perangkat lunak.

  3. Costomer test drives mock-up

    Customer melakukan pengujian terhadap mock-up yang telah dibuat. Jika telah sesuai prototipe akan diselesaikan sepenuhnya jika masih belum sesuai kembali ketahap pertama

Konsep Dasar Analisis SWOT

Konsep Dasar Analisis SWOT

Menurut Kurtz (2008,45)[29], SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external. Menurut Kurtz (2008,46), step dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Step dari SWOT analisis menurut Kurt

Menurut Ferrel dan Harline (2005:166)[30], fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Menurut Robert, Duncan and Tarcy (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT. Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi

Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.

Faktor-Faktor Strategis dalam Analisi SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara systematis untuk merumuskan strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (weaknesses)dan ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangangmisi, tujuuan , dan strategi, dan kebijan dari perusahaan. Dengan demikian perecanaan strategi (strategic planner) harus menganalisi faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada disaat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisi SWOT. Sedangkan menurut Sondang P (2000:173)[31], sinagian ada pembagian faktor-faktor strategis dalam analisi SWOT yaitu:

  1. Faktor berupa kekuatan

    Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilkikan keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatan demikian karena satuan bisnis memilki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.

  2. Faktor kelemahan

    Yang dimaksud dengan kelamhan ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan

  3. Faktor peluang

    definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi lingkuangan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.

  4. Faktor ancaman

    Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika jika tidak diatasi ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik unutk masa sekarang maupun dimasa depan.

Tahapan dalam Analisi SWOT

Dengan mengunakan cara penelitian dengan metode analisis SWOT ini ingin menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2004:18-19)[32], Cara membuat analisis SWOT penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor internal dan eksternal .kedua factor tersebut harus dipertimbangkan dalam analis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkuangan internal strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi didunia bisnis. Analisis SWOT membadingkan antara factor ekternal peluang (opportunies) dan Ancaman (threats) dengan factor internal kekuatan (strenghs) dan kelemahan (weaknesses).

  1. Kuadran 1  : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Startegi yang harus diterapka dalam kondisi ini adalah mndukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy)

  2. Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah yang mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

  3. Kuadran 3  : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak , ia menghadapi beberapa kendala/kelamahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question mark pada BCG matrik. Focus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah- masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik. Misalnya, Aple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industry microcomputer.

  4. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak mengguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Model Pendekatan dalam Analisi SWOT

Menurut Rangkuti (2004:20)[32], dalam menganalisa SWOT ada lima macam model pendekatan yang digunakan. Model pendekatan dalam menganalisa SWOT tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Matrik SWOT

    Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilki perusahaan.

  2. Matrik Boston Consulting Group

    Matrik BCG diciptakan oleh Boston Consulting Group (BCG) yang mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah untuk mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio produk berdasarkan karakteristik cash-flownya, serta untuk memutuskan apakah perlu meneruskan investasi produk yang tidak menguntungkan. Matriks BGC juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajemen berdasarkan kinerja produk di pasaran.

  3. Matrik Internal dan Eksternal

    Matrik ini dapat dikembangkan dari model Boston Consulting Group (GE-Model) parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal parusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategis bisnis ditingkatkan korporat yang lebih detail.

  4. Matrik Space

    Adalah untuk mempertajam analisis agar perusahaan dapat melihat posisi dan arah perkembangan dimasa akan datang. Matrik space dapat memperlihatkan denga jelas kekuatan keuangan dan kekuatan industry pada suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut secara financial relative cukup kuat untuk mendayagunakan keuntungan kompetitif secara optimal melalui tindakan agresif dalam merebut pasar.

  5. Matrik Grand Strategy

    Matrik ini biasa digunakan untuk memecahkan masalah yang sering dihadapi dalam penggunaan analisis SWOT yaitu untuk menentukan apakah perusahan ingin memanfaatkan posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada dalam perusahaan.


Konsep Dasar Elisitasi

Definisi Elisitasi

Adi Nugroho (2010:10)[33], berpendapat bahwa akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka, sedangkan Suryo Guritno dan dkk dalam jurnal CCIT (2011:302)[34], berpendapat bahwa elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi, selain itu Hidayati dan Rahardja (2011:302)[35], menjelaskan bahwa elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penyusun untuk dieksekusi.

Langkah-langkah Elisitasi

Langkah-langkah elisitasi menurut Sommerville and Sawyer dalam Siahaan (2012:75), berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik ke ranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bisa teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

  6. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan/ pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.


Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno, Sudaryono, Untung Raharja (2011:302)[34], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :

  1. Elisitasi Tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, irequirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem

  3. Elisitasi Tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?

    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  4. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

Definisi Unified Modeling Language (UML)

Adi Nugroho (2010:6)[36], mendefinisikan UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek) Pemodelan (modelling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. Sedangkan menurut Shelly dan Rosenblatt (2012, p250)[37], Unified Modeling Language (UML) is a widely used method of visualizing and documenting an information system. In this chapter,you use the UML to develop object models yang berarti metode yang banyak digunakan untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan perangkat lunak dalam mendesain sistem. Sementara itu Menurut Graham dan Wills ( 2012, p254 )[38] , “UML – a Tutorial” Journal of Computer Science 6 (3): 253-260, “unified modeling language (UML) adalah sebuah dasar dari object oriented method yang berlaku untuk komponen berbasis pembangunan. Sementara itu menurut Alan Dennis, Barbara Haley Wixom dan Roberta M. Roth, (2012:513) The objective of the Unified Modeling Language is to provide a common vocabulary of object-based terms and diagramming techniques that is rich enough to model any systems development project from analysis to design. Yang berarti (UML) Unified Modeling Language adalah Tujuan dari Bahasa Pemodelan Berorientasi adalah untuk menyediakan kosakata umum tentang istilah dan teknik berbasis objek yang cukup kaya untuk memodelkan proyek pengembangan sistem dari analisis ke desain.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modelling Language (UML) adalah metode yang banyak yang digunakan berdasarkan sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan perangkat lunak dalam melakukan pendesainan sistem dan juga merupakan dasar dari object oriented method.

Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language (UML)

Menurut Henderi (2010:6)[39], langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

  1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

  2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints, dan catatan-catatan lain.

  3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

  4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

  5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

  6. Definisikan objek-objek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.

  7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

  8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hierarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit tes untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

  9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap komponen bereaksi dengan baik.

  10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

  11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

    1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan tes.

    2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

Nugroho (2010:24)[33], mengungkapkan bangunan dasar metodologi UML menggunakan dua bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

  1. Sesuatu (things)

    Ada empat things dalam UML, yaitu:

    1. Structual Things

      Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.

    2. Behavioral Things

      Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.

    3. Grouping Things

      Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.

    4. Annotational Things

      Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).

  2. Relasi (Relationship)

    Ada empat macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:

    1. Ketergantungan (Dependention)

      Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).

    2. Asosiasi (Association)

      Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.

    3. Generalisasi (Generalization)

      Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.

    4. Realisasi (Realization)

      Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

Konsep Pemodelan Menggunakan Unified Modeling Language (UML)

Nugroho (2010:10)[33], mengatakan sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu:

  1. Klasifikasi Struktural (Structural Classification)

  2. Perilaku Dinamis (Dinamic Behaviour)

  3. Pengolahan atau Manajemen Model (Model Management).

Diagram-diagram Unified Modeling Language (UML)

Berikut ini adalah diagram Unified Modeling Language (UML) menurut Henderi (2010:6) yaitu:

  1. Case Diagram

    Menurut Dina Fitria dkk dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:53)[40], diagram use case merupakan diagram yang bersifat statis yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Menurut Satzinger, Jackson dan Burd ( 2012, p242 )[2], use case diagram adalah diagram untuk menunjukkan peran dari berbagai pengguna dan bagaimana peran-peran menggunakan sistem. Menurut Shelly dan Rosenblatt ( 2012, p151 )[26], use case diagram adalah Representasi visual yang mewakili interaksi antara pengguna dan sistem informasi dalam UML. Jadi kesimpulan dari pengertian use case diagram adalah diagram yang merupakan representasi visual yang mewakili interaksi anara pengguna dan sistem informasi unruk menunjukan peran dari pengguna dan bagaimana peran – peran menggunakan sistem. Diagram ini memiliki dua fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang arus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user.

  2. Activity Diagram

    Dina Fitria dkk dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:53)[40], mengatakan bahwa activity diagram merupakan diagram yang bersifat dinamis. Sedangkan Menurut Bhattacharjee. A.K., and Shyamasundar. R.K. [41] (Activity Diagram : A Formal Framework to Model Business Processes and Code Generation, vol 8. No. 1, 2009)“Activity diagrams are used to model sequence of actions as part of the process flow.” yang berarti Activity diagram digunakan untuk model urutan tindakan sebagai bagian dari aliran proses. Sementara itu menurut Shelly dan Rosenblatt ( 2012, p266 ), UML Activity Diagram menyerupai flowchart horisontal yang menunjukkan tindakan dan peristiwa pada saat terjadi. Jadi kesimpulan dari pengertian UML Activity Diagram adalah sebuah model yang menyerupai flowchart horizontal yang menunjukan urutan tindakan yang merekam sebuah alur proses dan hasil dari tindakan tersebut.

  3. Sequence Diagram

    Nugroho (2010:42)[33], mengungkapkan bahwa sequence diagram memperlihatkan interaksi sebagai diagram dua matra (dimensi). Matra vertikal adalah sumbu waktu, sedangkan matra horizintal memperlihatkan peran pengklasifikasi yang mempresentasikan objek-objek mandiri yang terlibat dalam kolaborasi. Dalam sequence diagram sering disebut garis waktu (lifeline). Selama aktivasi pada prosedur pada objek aktif, garis waktu digambarkan sebagai garis ganda.

  4. Class Diagram

    Menurut Shelly dan Rosenblatt ( 2012, p262 )[26], class diagram adalah kumpulan object yang menunjukan object class dan hubungan yang terlibat di sebuah use case. sedangkan Menurut Harizi ( 2012, p31 )[42], “The Role of Class Diagram in Estimating Software Size” International Journal of Computer Applications vol. 44, issue 5, pp. 31-33, class diagram is a collection of objects that describe the static structure of the system and facts that can be used in calculating the size of the software. Yang diartikan class diagram adalah adalah kumpulan object yang menggambarkan struktur statis dari sistem dan fakta yang bisa digunakan dalam menghitung ukuran dari perangkat lunak. Jadi kesimpulan dari pengertian Class Daiagram adalah adalah kumpulan object yang menggambarkan sruktur statis dari sebuah sistem yang menunjukan object class dan hubunganya.

  5. State Chart Diagram

    Digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek dari satu state ke state yang lain.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Basis data merupakan kumpulan data yang mendeskripsikan tentang aktifitas dari satu atau lebih organisasi data. Dalam pengembangan sebuah sistem, desain basis data sangat berperan penting. Desain basis data yang baik dapat mempengaruhi kinerja dari suatu sistem.

Menurut Kustiyaningsih (2012:146)[43], “Database adalah Struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server. Sementara itu menurut George M. Marakas dan James A. O’Brien (2013:684)[4] database is An integrated collection of logically related data elements. A database consolidates many records previously stored in separate files so that a common pool of data serves many applications. Yang artinya basis data merupakan sebuah kumpulan dari elemen-elemen data yang terintegrasi dan berelasi secara logis. Sebuah basis data menggabungkan baris-baris yang sebelumnya telah disimpan di file terpisah, basis data membuat sebuah wadah dari data- data, untuk melayani berbagai aplikasi. Sementara itu menurut Satzinger, Jackson dan Burd ( 2012, p488 )[2], database adalah koleksi terpadu dari data yang tersimpan yang dikelola secara terpusat dan dikendalikan.

Kesimpulan dari pengertian database adalah koleksi terpadu yang digunakan untuk menyimpan data – data yang dikelola secara terpusat dan dikendalikan


Pengertian DBMS (Database Management System)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd ( 2012, p488 )[2], Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang mengelola dan mengontrol akses ke database. Sedangkan Menurut Menurut Shelly dan Rosenblatt ( 2012, p392 )[44], Database Management System (DBMS) adalah Sebuah kumpulan alat, fitur, dan interface yang memungkinkan pengguna untuk menambah, memperbarui, mengelola, mengakses, dan menganalisis data dalam database.

Jadi kesimpulan dari pengertian Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang digunakan untuk menambah, memperbarui, mengelola, mengakases dan menganalisis data dalam database

Perancangan Database

Menurut Connolly dan Begg (2013, p291)[45] : "Database design is the process of creating a design that will support the enterprise's mission statement and mission objectives for the required database system". Yang berarti bahwa Perancangan Database adalah proses menciptakan rancangan yang akan mendukung pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database yang diperlukan.

Metedologi Database Desain terdiri dari Conseptual, Logical, dan Physical.

  1. Conceptual Database Design

    Conceptual Database Design adalah suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang bersifat independent dari keseluruhan aspek fisik. Model data tersebut dibangun dengan menggunakan informasi dalam spesifikasi kebutuhan user dan merupakan sumber informasi untuk fase desain logical.

  2. Logical Database Design

    Logical Database Design adalah suatu proses pembentukan model yang berasal dari informasi yang digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan model data tertentu, namun independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya, misalnya relasional. Model data konseptual yang telah dibuat sebelumnya, diperbaiki dan dipetakan kembali ke dalam model data logical.

  3. Physical Database Design

    Physical Database Design adalah proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data. Dapat juga dikatakan bahwa desain fisikal merupakan cara pembuatan menuju DBMS tertentu

Konsep Kasar MySQL

Menurut Abdul Kadir (2008:2)[46], “MySQL adalah sebuah software open source yang digunakan untuk membuat sebuah database. Sedangkan menurut Raharjo (2011:21), “MySQL merupakan RDBMS (atau server database) yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat di akses oleh banyak user”. Sementara itu menurut Shelly, Chasman, dan Vermaat (2008:458)[47], Structured Query Language (SQL) adalah bahasa query yang memungkinkan kita untuk mengelola, memperbaharui, dan mencari data. Sementara itu Menurut Utami dan Sukrisno ( 2008:1 )[48], Structured Query Language (SQL) adalah bahasa komputer standar yang ditetapkan untuk mengakses dan memanipulasi sistem database.

Jadi kesimpulan dari Structured Query Language (SQL) adalah bahasa yang digunakan dalam sebuah query yang memungkinkan untuk mengelola, memperbaharui dan mencari data yang digunakan untukmengakses dan memanipulasi sistem database

Konsep Dasar PHP

Menurut Welling dan Thompson (2001:2)[49] PHP adalah bahasa script di sisi server yang didesain secara khusus untuk jaringan. Dalam halaman HTML, bisa dimasukan kode PHP yang akan di eksekusi tiap kali halaman di kunjungi. Kode PHP akan di terjemahkan di jaringan server dan men-generate HTML atau output lain yang dilihat oleh pengunjung. Menurut dokumen resmi PHP, PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang di tempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya yang di kirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP di rancang untuk membentuk web dinamis. Artinya ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, anda dapat menampilkan isi database ke halaman Web. Pada prinsipnya, PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion ataupun Perl. Kelahiran PHP bermula saat Ramus Lerdorf membuat sejumlah skripPerl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal-bakal PHP. Pada tahun 1995, Rasmus menciptakan PHP/FI Versi 2. Pada versi inilah pemrograman dapat menempelkan kode terstruktur di dalam tag HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan data base dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan.

Pada saat ini, PHP cukup populer sebagai piranti pemrograman Web, terutama di lingkungan Linux. Walaupun demikian, PHP sebenernya juga dapat berfungsi pada server-server yang berbasi UNIX, Windows NT, dan Macintosh. Bahkan versi untuk Windows 95/98 juga tersedia.

Pada awalnya, PHP di rancang untuk diintegrasikan dengan Web server Apache. Namun, belakangan ini PHP juga dapat bekerja dengan Web server sperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server), dan Xitami. Untuk mencoba PHP, anda tidak perlu menggunakan komputer berkelas server. Dengan hanya komputer biasa, anda bisa mempelajari dan mempraktekan PHP.

Konsep dasar Dreamweaver

Pengertian Dreamweaver

Menurut Madcoms (2010:1), dreamweaver merupakan software aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual. Aplikasi ini juga yang biasa dikenal dengan istilah WYSIWYG (What You See It What You Get), yang intinya tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat situs, sedangkan Bambang (2013:136-145)[5], dreamweaver is an HTML authoring (tool maker based web page HTML to create or edit a variety of programming code web quickly) and can be used in the management of a website (in terms of developing), and can be used as a tool to integrate web design created with HTML also perform coding scripting language for web programming in making the web more dynamic, yang artinya dreamweaver adalah sebuah HTML authoring (tool pembuat halaman web berbasis HTML untuk membuat atau mengedit berbagai kode pemrograman web secara cepat) dan dapat digunakan dalam manajemen sebuah website (dari sisi developing), serta dapat digunakan sebagai tool untuk memadukan desain web yang dibuat dengan HTML juga melakukan coding scripting bahasa pemrograman web dalam membuat web menjadi lebih dinamis. Sementara itu, Prasetio (2012:96), mengemukakan dreamweaver sebuah tools untuk membantu kita menuliskan kita menuliskan kode HTML secara visual.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan dalam membangun atau membuat sebuah web.

Ruang Kerja Dreamweaver CS 6

Menurut Madcoms (2010:11), untuk memahami elemen ruang kerja Dreamweaver CS6, bukanlah sebuah file HTML baru dalam Dreamweaver CS6. Setelah Dreamweaver CS6 berhasil dijalankan, pilih file baru (create new) tipe HTML di dalam kotak dialog New Document yang tampil. Ruang kerja dasar Dreamweaver CS6, yaitu:

  1. Application Bar, berada di bagian paling atas jendela aplikasi Dreamweaver CS6. Baris ini berisi tombol workspace (workspace switcher), CS Live, menu, dan aplikasi lainnya.

  2. Toolbar Document, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk mengubah tampilan jendela dokumen, sebagai contoh tampilan design atau tampilan code. Juga dapat digunakan untuk operasi-operasi umum, misalnya untuk melihat hasil sementara halaman web pada jendela browser.

  3. Jendela Dokumen, adalah lembar kerja tempat membuat dan mengedit design halaman web.

  4. Workspace Switcher, digunakan untuk mengubah tampilan ruang kerja Dreamweaver CS5. Sebagai contoh mengubah tampilan menjadi tampilan classic, yaitu tampilan ruang kerja dreamweaver versi sebelumnya.

  5. Panel Groups, adalah kumpulan panel yang saling berkaitan, panel-panel ini dikelompokan pada judul-judul tertentu berdasarkan fungsinya. Panel ini digunakan untuk memonitor dan memodifikasi pekerjaan. Secara default, panel group berisi panel Adobe BrowserLab, Adobe Bussiness Catalyst, Insert, CSS Styles, Asset, AP Element, dan Files.

  6. Tag Selector, diletakkan di bagian bawah jendela dokumen, satu baris dengan status bar. Bagian ini menampilkan hirarki pekerjaan yang sedang terpilih pada jendela dokumen, dapat juga digunakan untuk memilih objek pada jendela design berdasarkan jenis atau kategori objek tersebut. Tag selector juga menampilkan informasi format dari bagian yang sedang aktif pada lebar kerja design.

  7. Property Inspector, digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks pada jendela design. Properti untuk satu objek dengan objek lainnya selalu berbeda-beda. Jendela ini tidak dapat diuraikan pada tampilan jendela code.

  8. Toolbar Standart, baris toolbar ini berisi tombol-tombol yang mewakili perintah pada menu file dan edit, diantaranya perintah new, open, save, save all, cut, copy, paste, undo, dan redo.

  9. Toolbar Style Rendering, secara default disembunyikan. Toolbar ini berisi tombol-tombol untuk menampilkan design dalam media berbeda. Selain itu juga digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan style CSS.

  10. Toolbar Coding, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan operasi kode-kode standar. Toolbar ini hanya tampil pada jendela code.

Toolbar Browser Navigation, toolbar ini adalah toolbar baru yang ada di dalam Dreamweaver CS6, dan letaknya tepat berada di atas jendela dokumen. Toolbar ini berisi tombol-tombol yang digunakan sebagai navigasi di dalam browser.

Konsep Dasar XAMPP

Puspitasari (2011:1)[50], berpendapat bahwa XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. XAMPP merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal satu kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainnya.

Konsep dasar Testing

Rizky (2011:237)[51], mendefinisikan testing adalah sebuah proses siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah :

  1. Verifikasi

    Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

  2. Validasi

    Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

    Definisi dari standar yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut :

    1. Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangkat lunak tesebut.

    2. Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

    3. Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh prilaku pengguna.

Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

Acuan dan Pengukuran Testing

Rizky (2011:256)[51], mengungkapkan acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan, sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain :

  1. Waktu

    Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

  2. Biaya

    Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

  3. Kinerja Testing

    Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektifitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

  4. Kerusakan

    Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.

  5. Tipe dan Teknik Testing

    Menurut Rizky (2011:259), tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak. Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

    1. White Box Testing

      Rizky (2011:262), menyatakan bahwa white box testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap "isi" dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat. Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah :

      1. Decision (Branch) Coverage

        Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

      2. Condition Coverage

      3. Path Analysis

        Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

      4. Executive Time

        Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

      5. Algorithm Analysis

        Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

    2. Black Box Testing

      Menurut Nidra dan Dondeti dalam International Journal of Embedded Systems and Applications (2012), black box testing is a test in which testers only need to know what to do system without knowing how the system worked, artinya pengujian black box merupakan pengujian yang dimana penguji hanya perlu mengetahui apa yang harus dilakukan sistem tanpa mengetahui bagaimana sistem tersebut berjalan, sedangkan menurut Rizky (2011:265), definisi black box testing adalah sebagai berikut : black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah "kotak hitam" yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain :

      1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.

      2. Kesalahan dari perangkat lunak atau pun bug sering kali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.

      3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.

      4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing.

Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain :

  1. Equivalence Partitioning

  2. Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.

  3. Boundary Value Analysis

  4. Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.

  5. Cause Effect Graph

  6. Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.

  7. Random Data Selection

  8. Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.

  9. Feature Test

  10. Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entry nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entry data siswa maupun entry data guru yang akan melakukan entry nilai.

Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Suryo dkk dalam Jurnal CCIT (2010:86)[34], mendefinisikan literature review merupakan fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Metode literature review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Study Pustaka (Literature Review)

Dalam upaya penerapan metode penelitian yang akan dilakukan, dan upaya pengembangan, penyempurnaan, perlu dilakukan study pustaka atau literature review, diantaranya yaitu :

Penelitian ini mengacu pada literature review diatas sebagai landasan saya dalam melakukan penelitian laporan hasil produksi untuk dijadikan pembanding dan dasar saya dalam pembuatan sistem hasil laporan produksi.

BAB III

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT Setia Pratama Lestari Pelletizing atau yang lebih dikenal dengan nama PT SPLP telah berdiri dan memulai produksi komersial sejak tahun 1986. Produksi utama dan mula-mula adalah PVC compound yang dipakai untuk selubung isolasi dan selubung kabel. Saat ini produksinya mencapai 15.000 ton per tahun dan mensuplai produsen – produsen kabel di Indonesia.

Untuk mengantisipasi kebutuhan pasar yang meningkat maka pada tahun 1997 PT Setia Pratama Lestari Pelletizing memperluas bisnisnya dengan mendirikan divisi kayu yang menghasilkan haspel dan peti kayu untuk packaging kabel.

Pengawasan terhadap mutu dan penerapan sistem mutu menjadi perhatian utama dalam produksi PVC compound ini demi kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, pada tahun 1997, perusahaan ini menerapkan persyaratan sistem mutu ISO 9001 dan telah terdaftar dalam lembaga sertifikasi mutu internasional SGS

Sejarah Singkat Perusahaan

PT Setia Pratama Lestari didirikan pada Juni tahun 1986 yang beralamat di Jl. Pembangunan II No. 80, Desa Karanganyar, Kecamatan Neglasari, Kabupaten Tangerang, Banten, dengan nomor telepon (021) 5521968, 5521969, 5532005, 5532006 dan nomor faksmili (021) 5523871.

Pendiri PT Setia Pratama Lestari adalah seorang pedagang cina yang bernama Erwin Supono. Perusahaan ini berdiri pada lahan seluas 15.900 m2. Pada lahan tersebut didirikan bangunan produksi seluas 2699 m2, gudang seluas 3032 m2, gedung laboratorium seluas 80 m2, ruang diesel seluas 190 m2, serta gedung perkantoran selluas 480 m2. PT Setia Pratama Lestari juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti daya listrik dengan kekuatan 1910 KW.

PT Setia Pratama Lestari bergerak dibidang pembuatan PVC yang dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Sebagai perusahaan Polivinyl Chlorida (PVC) yang memproduksi jenis compound yang profesional dengan kapasitas produksi sebesar 15.000 ton per tahun, PT Setia Pratama Lestari telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 semenjak tahun 1997. Sistem manajemen mutu yang dikembangkan oleh PT Setia Pratama Lestari didasarkan pada 8 (delapan) prinsip mutu.

Untuk menjamin mutu produk, PT Setia Pratama Lestari menerapkan pengawasan mutu yang ketat terhadap bahan baku yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, PT Setia Pratama Lestari dilengkapi dengan peralatan laboratorium yang modern, peralatan produksi yang terkontrol dan terpelihara serta lingkungan kerja yang sesuai.

Visi dan Misi PT. Setia Pratama Lestari

Adapun visi, misi, moto dan kebijakan dari PT Setia Pratama Lestari adalah sebagai berikut:

  1. Visi

  2. Menjadi produsen plastik compound dengan kualitas terbaik.

  3. Misi

    1. Mencapai kinerja perusahaan yang optimal dalam segi : profitabilitas, produktifitas dan kredibilitas.

    2. Membina manusia SPLP berkarakter : kejujuran, ketaatan, dan penuh perhatian.

    3. Mengupayakan memakai bahan yang ramah lingkungan.

  4. Moto

    1. Safety first

    2. 5 R : Ringkas, Rapih, Resik, Ramah, Rajin

  5. Kebijakan Perusahaan

  6. Memberi kesempatan untuk berkembang kepada individu yang mempunyai dedikasi dan prestasi yang baik.

Struktur Organisasi PT Setia Pratama Lestari

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Setia Pratama Lestari

Tugas dan Wewenang

Adapun tugas dan fungsi para pelaksana PT Setia Pratama Lestari dapat dilihat lebih rinci sebagai berikut :

  1. President Director

    1. Tugas President Director

      1. Memimpin para direksi, manager dan pelaku organisasi perusahaan lainnya sehingga Perseroan dipastikan dapat berjalan sesuai RJPP dan RKAP yang telah disyahkan oleh Komisaris/Pemilik Perusahaan.

      2. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perseroan.

      3. Mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan

      4. Bertanggungjawab penuh dalam menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan sesuai ketentuan yang berlaku

      5. Bertanggungjawab secara pribadi jika bersalah atau lalai dalam pelaksanaan tugasnya

      6. Menyiapkan RJPP, RKAP, menandatanganinya bersama dengan anggota direksi lainnya dan mengusulkan pengesahannya kepada Komisaris/Pemilik Perusahaan

      7. Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan kinerja perusahaan kepada Komisaris/Pemilik Perusahaan;

    2. Menyusun dan mengimplementasikan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan

      1. Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan untuk disyahkan oleh Komisaris/Pemilik Perusahaan

      2. Menetapkan struktur organisasi dan uraian tugasnya

      3. Memberikan penjelasan kepada Komisaris/Pemilik Perusahaan baik secara berkala maupun sewaktu-waktu diminta

      4. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan membuat aturan kepegawaian

      5. Mengangkat dan memberhentikan pekerja

      6. Mengangkat seseorang/kuasanya untuk melakukan perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya

      7. Mengangkat seseorang/kuasanya untuk melakukan perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya

      8. Bertindak untuk dan atas nama Perseroan, serta mewakili Perseroan dengan terlebih dulu mendapat persetujuan rapat Direksi.

      9. Memperoleh gaji, tunjangan dan fasilitas lain sesuai penetapan dari Komisaris/Pemilik.

  2. Finance Director

    1. Tugas Finance Director

      1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasikeuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

      2. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepatwaktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

      3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kasperusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.

      4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.

      5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem danprosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalandengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan.

      6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhaninvestasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.

      7. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan

      8. Accounting Manager

      9. Merencanakan strategi akunting perusahaan secara tepat sesuai strategi bisnis perusahaan

      10. Mengatur dan mengarahkan pencatatan neraca perusahaan sesuai aktivitas perusahaan dan menjaga keseimbangan neraca R/L

      11. Mengontrol dan mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivitas akunting lainnya agar dapat berjalan secara tepat dan akurat

      12. Mengevaluasi dan menganalisa implementasi sistem akunting untuk memberi masukan terhadap sistem keuangan dan strategi bisnis

      13. Mengarahkan fungsi dan kinerja unit dan bagian akunting agar dapat berjalan optimal dan meningkatkan kinerja SDM akunting

      14. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam upaya pencapaian target perusahaan

  3. Accounting Staff

    1. Tugas Accounting Staff

      1. Mengagendakan Surat Masuk dan Surat Keluar.

      2. Mengarsip Surat Masuk dan Surat Keluar.

      3. Membantu pengelolaan Kas Kecil.

      4. Mempersiapkan Seminar/Pertemuan Ilmiah rutin/Diskusi yang diselenggarakan LPPM (mencari ruangan, mengurus snack/konsumsi dan penerima tamu).

      5. Mendata karya ilmiah yang diterima LPPM

      6. Menyiapkan rapat-rapat di LPPM (konfirmasi ke peserta rapat dan konsumsi)

      7. Mengurus Pelatihan/seminar/diskusi yang diadakan LPPM (mencari ruangan, mengurus snack/konsumsi dan penerima tamu)

      8. Memonitor kebutuhan-kebutuhan Rumah Tangga dan ATK LPPM

      9. Menjadwalkan kegiatan Ketua LPPM

      10. Menangani pengiriman Kartu Ucapan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru untuk relasi-relasi

    2. Wewenang Accounting Staff

    3. Menggunakan semua sarana dan prasarana yang ada di dan bagi demi efektivitas dan efisiensi kerja serta pelayanan

  4. Commercial Director

    1. Tugas Commercial Director

      1. Mengembangkan dan menerapkan strategi komersial untuk perusahaan.

      2. Bekerjasama dengan para manajer senior lainnya.

      3. Mendukung tender dan proses kontrak.

      4. Merundingkan, mengembangkan dan mengelola semua perjanjian komersial untuk mengoptimalkan kepentingan komersial perusahaan.

      5. Memberikan dukungan komersial pada semua operasi & pembangunan.

      6. Memastikan praktek komersial sesuai dengan kebutuhan industri dan peraturan terkait.

      7. Mengidentifikasi dan mengembangkan peluang pertumbuhan bagi perusahaan.

      8. Mendukung pengembangan peluang bisnis baru.

      9. Mengelola tim kontrak komersial dan staf hukum yang efektif.

    2. Wewenang Commercial Director

      1. Menentukan calonsupplier /subkontraktor yang akan ditunjuk.

      2. Memberi persetujuan atas tagihan Pulau Intan Bangunan ke masing-masing proyek.

  5. Purchasing Manager

    1. Tugas Purchasing Manager

      1. Menerima dan mereview surat permintaan barang dari seluruh bagian baik yang harian maupun yang bulanan.

      2. Melakukan pemeriksaan terhadap ketepatan pemeriksaan dengan anggaran dan atau kebutuhan.

      3. Melakukan pendataan terhadap supplier dari segi harga, kesiapan dan ketepatan pengiriman serta kualitas barang yang mereka tawarkan sebagai data untuk melakukan seleksi pemasok.

      4. Menyiapkan pembayaran melalui kas kecil lainnya dan pendataan pengeluaran tersebut.

      5. Melakukan review dan rekap pembelian per bulan dan analisa ketepatan berdasarkan anggaran.

      6. Menjalankan tugas-tugas terkait lainnya dalam permasalahan administrasi kasir.

    2. Wewenang Purchasing Manager

      1. Melakukan negosiasi harga berdasarkan analisa harga pasar.

      2. Persetujuan pembelian dengan batas harga tertentu dan tidak terkait dengan investasi.

      3. Seleksi pemasok.

  6. Purchasing Staff

    1. Tugas Purchasing Staff

      1. Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang ( inventory,material dll )

      2. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol ( FIFO atau ERP/ MRP )

      3. Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan

      4. Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan

      5. Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / cotrol stock dll

    2. Wewenang Purchasing Staff

      1. Bagian ini memiliki kewajiban untuk melakukan pembelian bahan atau barang yang diperlukan untuk operasionalisasi perusahaan

      2. Melakukan seleksi supplier, melakukan negosiasi harga dan permintaan pengiriman

      3. Membuat Purchase Oreder, dan mendapat persetujuan Pruchase Order dari Manajer Pruchasing

      4. Membuat laporan yang akurat

  7. Gudang & Inventory

    1. Tugas Gudang & Inventory

      1. Memastikan bahwa barang ada dan cukup pada saat diperlukan

      2. Tidak ada barang yang rusak karena tempat dan lamanya penyimpanan.

      3. Nilai Barang secara keseluruhan seminimal mungkin.

      4. Penyimpanan Barang tidak atau dapat menimbulkan kerusakan/kebakaran/hilang

    2. Wewenang Gudang & Inventory

      1. memeriksa penjualan yang dibawa pelanggan saat ingin melakukan retur penjualan

      2. mengontrol retur penjualan dan retur pembelian

  8. Marketing Manager

    1. Tugas Marketing Manager

      1. Bertanggung jawab terhadap Manager Umum

      2. Menetapkan tujuan dan sasaran jalannya operasional perusahaan dan strategi penjualan kepada konsumen.

      3. Membuat analisa terhadap pangsa pasar dan menentukan strategi penjualan terhadap konsumen atau pelanggan.

      4. Menganalisis laporan yang dibuat oleh bawahannya.

      5. Mengoptimalkan kerja staf dan administrasi dibawah wewenangnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

      6. Memberikan pelayanan yang prima kepada setiap konsumen atau pelanggan.

      7. Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi

      8. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran

    2. Wewenang Marketing Manager

      1. Berwenang merumuskan kebijakan pemasaran perusahaan.

      2. Berwenang untuk memutuskan harga jual hasil produksi.

      3. Pada kondisi tertentu, berwenang untuk menolak permintaan order dari konsumen.

      4. Berwenang untuk melakukan penyempurnaan pola kerja di Departemen Marketing.

      5. Berwenang untuk melakukan koreksi terhadap harga CN Kontrak apabila terjadi kesalahan.

  9. Marketing Staff

    1. Tugas Marketing Staff

      1. Menjaga dan meningkatkan volume penjualan

      2. Menyiapkan prospek klien baru

      3. Menganalisa data keuangan klien dengan tujuan penaksiran investasi klien

      4. Merekomendasikan strategi investasi yang sesuai dan menguntungkan untik klien

      5. Menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan

      6. Memiliki keterampilan secara kuantitatif yang baik

      7. Mempertahankan pelanggan yang telah ada

      8. Memastikan pencapaian target penjualan

      9. Membuat laporan penjualan perusahaan

      10. Melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada atasan

    2. Wewenang Marketing Staff

      1. Berwenang memberikan usulan strategi pemasaran kepada Marketing Manager.

      2. Berwenang untuk mengembangkan pola kerja di Bagian Marketing dengan memperhatikan sumber daya yang ada.

      3. Berwenang untuk melakukan koordinasi dengan Bagian lain sehubungan dengan pelaksanaan fungsi kerja di Bagian Marketing.

      4. Berwenang untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan tugas-tugas administratif dan operasional bawahan.

      5. Berwenang untuk menegur bawahan apabila melanggar tata tertib perusahaan.

      6. Berwenang untuk mengajukan promosi jabatan dan mutasi yang bersifat intern maupun ekstern, dengan melakukan koordinasi bersama Bagian Personalia.

      7. Berwenang untuk mengajukan promosi jabatan dan mutasi yang bersifat intern maupun ekstern, dengan melakukan koordinasi bersama Bagian Personalia.

      8. Berwenang melakukan langkah-langkah tindak lanjut dan penyelesaian terhadap keluhan dari pelanggan.

      9. Berwenang mengajukan pendapat kepada Marketing Manager untuk menerima atau menolak permintaan order dari pelanggan.

      10. Berwenang untuk melakukan penghapusan Surat Jalan apabila terjadi pembatalan pengiriman.

  10. Manufacturing Director

    1. Tugas Manufacturing Director

      1. Tugas Manufacturing Director

      2. Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi transformator.

      3. Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi transformator.

      4. Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi transformator.

      5. Pembinaan sumber daya manusia dilingkungan pabrik.

  11. Plant Manager

    1. Tugas Plant Manager

      1. Mengontrol kinerja manajer

      2. Bertanggung jawab atas keseluruhan pabrik atau perusahaan

      3. Mengontrol bisnis plant yang telah dibuat terhadap kondisi riel yang ada di lapangan

      4. Secara berkala mengadakan pertemuan guna melakukan peninjauan ulang terhadap semua kegiatan yang telah dan sedang berjalan.

      5. Memeriksa pencapaian program serta memberi masukan–masukan terhadap persoalan yang dihadapi serta memberikan ide–ide perbaikan

      6. Memeriksa pelaksanaan kegiatan di lapangan dan menilai secara langsung pelaksanaan kegiatan di lapangan

    2. Wewenang Plant Manager

      1. Mengatur, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan di Extruction plant.

      2. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan kententuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.

  12. Produksi Manager

    1. Tugas Produksi Manager

      1. Memberikan saran dan nasehat serta penilaian terhadap kinerja bawahannya.

      2. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan.

      3. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasnya.

      4. Membuat inovasi baru dalam pengerjaan produksi.

      5. Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan departemennya.

      6. Melakukan koordinasi dengan departemen lain yang terkait dengan departemennya.

    2. Wewenang Produksi Manager

      1. Wewenang dalam mengatur pengoprasian mesin-mesin produksi guna mencapai hasil produksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta pemenuhan batas waktu pengiriman hasi produksi.

      2. Wewwnag dalam melakukan / mengambil keputusan yang berhubungan dengan penghentian mesin produksi untuk menjaga hasil produksi yang maksimal.

  13. Staff Produksi

    1. Tugas Staff Produksi

      1. Mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi dan prosedur kualitas produk sebagaimana yang ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan;

      2. Melaksanakan pengoperasian mesin dan mengontrol proses produksi;

      3. Melaksanakan rencana produksi serta kebijakan produksi di perusahaan yang bersangkutan

      4. Melaksanakan rencana produksi serta kebijakan produksi di perusahaan yang bersangkutan;

  14. Engineering Manager

    1. Tugas Engineering Manager

    2. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh kegiatan keteknikan seperti listrik, permesinan, bengkel dan lain-lain.

    3. Wewenang Engineering Manager

    4. Memberikan pengarahan kepada setiap Section Head.

  15. Staff Engineering

    1. Tugas Staff Engineering

      1. Membantu pelaksanaan produksi untuk mencapai target sesuai order produksi

      2. Memastikan barang jadi yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan

      3. Evaluasi pemakaian material agar efektif dan efisien

      4. Melakukan troubleshooting jika terjadi kerusakan mesin di produksi

      5. Menyusun jadwal perawatan mesin produksi dan memastikan perawatan mesin dilakukan sehingga mesin senantiasa dapat berfungsi dengan baik

      6. Melakukan evaluasi proses produksi secara berkala untuk improvement

  16. Manager QC & LAB

    1. Tugas Manager QC & LAB

      1. Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.

      2. Bertanggung jawab untuk memantau, menganalisis, meneliti, menguji suatu produk.

      3. Memverifikasi kualitas produk

      4. Quality Control bertanggung jawab memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk.

      5. Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar.

      6. Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah.

      7. Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada produk dari sebuah perusahaan.

      8. Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk sebelumnya untuk referensi di masa mendatang.

    2. Wewenang Manager QC & LAB

      1. Memberikan pengarahan pada setiap quality control section head mengenai mutu produk dan juga aktivitas laboratorium.

      2. Dapat mencegah produk untuk tidak dilanjutkan pada proses berikutnya jika terdapat masalah pada produk tersebut.

  17. Staff QC & LAB

    1. Tugas Staff QC & LAB

      1. Mengawasi pelaksaan semua PBO apakah telah dijalankan dengan benar sesuai dengan ketentuan yang dibuat.

      2. Menganalisa kegagalan produksi mendiskusikan dengan bagian-bagian terkait serta mencari sebab-sebab dan jalan keluarnya.

      3. Mengevaluasi dan menetakan stabilitas produk / bahan dan menetapakam standar sesuai dengan data-data yang ada.

      4. Menjalani jejaring kerja dengan instansi pemerintah terkait.

      5. Membuat laporan berkala dan laporan-laporan lain yang diminta oleh atasan atau bagian-bagian lain.

    2. Tanggung Jawab Staff QC & LAB

      1. Bertanggung jawab atas ketersediaan spesifikasi dan metode uji bahan awal, produk antara, produk ruahan, produk jadi serta PBO pengawas selama proses produksi.

      2. Bertanggung jawa atas prencanaan dan pelaksaan seluruh aktifias bagian pengawas mutu mencakup pelaksaan tugas di laboratorium fisika kimia pelaksaan pengawasan selama proses produksi.

      3. Bertanggung jawab atas keputusan melulusakan atau menolak bahan awal.

      4. Bertanggung jawab atas keputusan melulukan, menolak, atau memproses ulang produk yang diproduksi maupun menghentikan proses produk bila diperlukan.

  18. General IT

    1. Tugas General IT

      1. Mengatur dan mengembangkan teknologi informasi yang digunakan perusahaan.

      2. Mengusulkan perbaikan dan pembaharuan sistem.

      3. Bertanggung jawab atas proses pengimplementasian teknologi, termasuk proses sosialisasi teknologi yang baru tersebut.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem yang Berjalan

Rancangan prosedur sistem yang berjalan digambarkan sebagai berikut :

  1. Mencata hasil produksi

  2. Lalu pegawai produksi memberikan hasil produksi kepada kepala bagian

  3. Kepala bagian membuat laporan hasil produksi harian

  4. Kepala bagian menyusun laporan hasil produksi bulanan

  5. Memberikan laporan hasil produksi bulanan kemanaje

Rancangan Prosedur sistem yang berjalan

Use Case Diagram Laporan Hasil Proses Produksi

Gambar 3.2 Use Case Diagram Pengendalian Proses Produksi

Berdasarkan gambar 3.2 use case diagram sistem yang berjalan saat ini terdapat keterangan kegiatan sebagai berikut:

  1. Satu sistem laporan hasil produksi

  2. Tiga actor yang melakukan kegiatan, diantaranya : pegawai produksi, kepala bagian, manajer produksi

  3. Lima use case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut, diantaranya : mencatat hasil produksi, memberikan hasil produksi, membuat laporan hasil produksi harian, membuat laporan laporan hasil produksi bulanan, membarikan hasil produksi.

Activity Diagram Laporan Hasil Proses Produksi

Gambar 3.3 Activity Diagram Pengendalian proses Produksi

Berdasarkan gambar 3.3 activity diagram sistem Laporan Hasil Proses Produksi yang berjalan saat ini terdapat:

  1. Satu initial node, sebagai awal objek.

  2. Lima action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

  3. Tiga swimline sebagai inisial seseorang yang terdapat dalam sistem.

  4. Satu final node, sebagai objek yang diakhiri.

Sequance Diagram Laporan Hasil Proses Produksi

Gambar 3.4 Sequance Diagram Pengendalian Proses Produksi

Berdasarkan gambar 3.4 Sequance Diagram Sistem Laporan Hasil Proses Produksi yang berjalan saat ini terdapat :

  1. Tiga actor yang melakukan kegiatan yaitu marketing, manajer produksi, gudang

  2. Dua lifeline yaitu : produksi dan sistem laporan hasil proses produksi

  3. Lima message spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas laporan hasil proses produksi, mencata hasil produksi, memberikan hasil produksi, membuat laporan hasil produksi harian, membuat laporan hasil produksi bulanan, membarikan hasil produksi.

  4. Dua return message yaitu : menghasilkan laporan produksi harian, menghasilkan laporan hasil produksi harian.

Metode Analisa Sistem

Metode Analisa SWOT

Pada metode ini, penulis mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.

Tabel 3.1. Analisa SWOT

Berdasarkan identifikasi faktor di atas maka dilakukan analisa untuk mencari strategi menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). Selain itu, dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaan strategi S-O, W-O, S-T dan W-T dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2. SWOT faktor internal dan eksternal

nalisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

  2. Adapun yang menjadi data masukan pada sistem yang berjalan sebagai berikut :

    Nama Masukan : Hasil produksi

    Sumber : Pegawai produksi

    Fungsi : Memberikan laporan hasil produksi

    Media : Kertas

    Frekuensi : Mingguan

    Keterangan : Diberikan pada kepala bagian untuk dijadikan laporan harian dan bulanan

  3. Analisa Proses

  4. Nama Proses : Membuat membuat laporan

    Masukan : Hasil produksi

    Keluaran : Laporan bulanan produksi

    Ringkasan Proses : Membuat laporan harian dari hasil produksi dan dijadikan laporan bulanan

  5. Analisa Keluaran

  6. Nama Keluaran : Laporan bulan hasil produksi

    Fungsi : Melaporakan hasil produksi selama sebulan

    Media : Komputer

    Distribusi : Manajer produksi

Konfigurasi Sistem yang Berjalan

  1. Spesifikasi Hardware

    1. Processor : intel(r) core(tm) i-5 2400s cpu@2,50 ghz

    2. Monitor : LCD

    3. RAM : 2 GB

    4. Hardisk : 1 tera

  2. Spesifikasi Software

    1. Windows 7

    2. Microsoft Excel

  3. Hak ases

    1. Kepala Bagian

    2. Manajer Produksi

Permasalah yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan yang Dihadapi

Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah:

  1. Pembuatan laporan hasil proses produksi harian dan bulanan yang manual dengan menggunakan microsoft excel dan belum tersistem, menyebabkan lambatnya laporan yang dihasilkan karena laporan hanya bisa dilihat diakhir bulan yang dapat mengurangi keakuratan dalam pembuatan laporan.

  2. Manajer hanya bisa melihat laporan hasil proses produksi harian pada akhir bulan sehingga manajer harus turun kebagian kepala produksi untuk melihat langsung laporah hasil proses produksi harian, menyebabkan kurang efektifnya laporan hasil produksi karena manajer harus menunggu untuk mengetahui laporan hasil produksi harian.

  3. Laporan yang dihasilkan masih dalam berbentuk file dan disimpan didalam folder sehingga dapat menumpuk dan memenuhi ruang memori, memnyebabkan penuhnya ruang memori lalu jika laporan sedang dibutuhkan maka akan membutuhkan waktu untuk mencari laporan yang diingikan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan mengamati dari permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan, agar memudahkan manajer produksi dalam mengendalikan dan membuat laporan produksi yang cepat maka diperlukan pengembangan sistem pada pembuatan jadwal mingguan produksi yang terkomputerisasi. Adapun alternatif pemecahan masalah yang penulis usulkan adalah sebagai berikut :

  1. Pembuatan laporan hasil proses produksi harus sudah tersistem, sehingga mempercepat dalam pembuatan laporan hasil produksi harian dan bulanan yang akan menikatkan efektif dan akuratnya laporan yang dihasilkan .

  2. Harus adanya sistem informasi laporan hasil proses produksi untuk menunjang manajer dalam melihat laporan dan memantau hasil produsi harian, sehingga manajer tidak perlu turun langsung ke kepala bagian untuk mengecek laporan harian.

  3. Proses pencarian laporan yang sudah terotomatisasi sistem karena laporan tersempan di dalam database . Sehingga memudahkan pencarikan laporan bila dibutuhkan.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI (Mandatory Desirable Innessential). Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Keterangan :

  1. M (Mandatory) : Dibutuhkan atau penting.

  2. D (Desirable) : Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.

  3. I (Innessential) : Di luar sistem atau di eliminasi.

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE (Technical, Operational, Economic) dengan opsi LMH (Low, Middle, High). Berikut adalah penjelasannya, yaitu:

Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Keterangan:

  1. T  : Technical

  2. O  : Operational

  3. E  : Economic

  4. L  : Low

  5. M  : Middle

  6. H  : High

Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem media informasi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam membuat suatu sistem laporan hasil proses produksi pada PT Setia Pratama Lestari, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

BAB IV

PENGEMBANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


Tata Laksana Sistem yang Diusulkan

Pada bab ini, peneliti akan mengemukakan tentang diagram perancangan sistem yang diusulkan, use case diagram sistem yang diusulkan, activity diagram sistem yang diusulkan, sequence diagram sistem yang diusulkan, dan class diagram yang diusulkan. Bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan yang diusulkan pada bagian basis data yang merupakan penjabaran diagram-diagram.

Prosedur Sistem yang Diusulkan

Rancangan prosedur sistem yang diusulakan oleh peneliti untuk dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan sistem yang akan dirancang sebagai proses berjalannya sistem digambarkan sebagai berikut :

  1. Admin, kepala bagian dan manager masuk dengan cara login dengan menggunakan username dan password

  2. Admin dan manajer masuk kehalaman utama dan melihat catatan hasil produksi

  3. Admin dapat menambahkan, mengubah dan menghapus data user, data produk, data tipe, dan data warna

  4. Admin dapat melihat laporan hasil produksi

  5. Kepala bagian masuk kehalaman produksi

  6. Kepala bagian dapat menambahkan, mengubah dan menghapus data produksi

  7. Kepala bagian dapat melihat laporan yang dihasilkan

  8. Manajer dapat melihat laporan hasil produksi

Gambaran dari hasil prosedur sistem yang diusulkan di atas dapat digambarkan sebagai rancangan pamebuatan sistem yang diusulkan oleh peneliti dengan menggunakan use case diagram sistem yang diusulkan, activity diagram sistem yang diusulkan dan sequence diagram sistem yang diusulkan.

Rancangan Prosedur sistem yang diusulkan

=Usecase Diagram yang Diusulkan

Gambar 4.1. Use Case Diagram laporan hasil produksi PT Setia Pratama Lestari

Berdasarkan Gambar 4.1. use case diagram laporan hasil produksi PT Setia Pratama Lestari yang diusulkan yaitu :

  1. Satu sistem mencakup seluruh kegiatan

  2. Tiga aktor yang melakukan kegiatan, diantaranya : admin yang meiliki seluruh hak akses sistem untuk membuat akun baru dan menambahkan produk, warna produk dan tipe produk. Kepala bagian memiliki akses sistem untuk menginput data hasil produksi. Manajer produksi memiliki akses melihat laporan.

  3. Terdapat tujuh belas usecase yang dapat dilakukan, yaitu login, halaman utama, menu master, menambahkan data user, menghapus data user, mengubah data user, menambahakan produk, menghapus produk, mengubah produk, menambahkan warna produk, menghapus warna produk, mengubah warna produk, menghapus tipe produk, menghapus tipe produk, mengubah tipe produk, menambahkan hasil produksi, laporan hasil produksi, catatan hasil produksi.

Activity Diagram yang Diusulkan

  1. Activity Diagram untuk Admin

  2. Gambar 4.2. Activity Diagram laporan hasil produksi untuk Admin

    Berdasarkan gambar 4.2. activity diagram laporan hasil produksi untuk admin yang diusulkan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai objek yang diawali

    2. Enam belas activity sebagai state dari sitem yang mencerminkan dari eksekusi dari suatu aksi, diantaranya berawal dari admin melakukan login dengan memasukan username dan password, setelah berhasil maka masuk ke catatan produksi, kemudian memilih menu master, lalu memilih data user, setalah itu admin bisa menambahkan, menghapus, dan mengubah data user, lalu jika admin ingin menambahkan, menghapus dan mengubah tipe produk, warna produk dan produk bisa pilih menu master, lalu pilih warna, tipe atau produk.

    3. Satu decision node untuk menyatakan “Gagal” atau “Berhasil”

    4. Satu decision node untuk menyatakan “Gagal” atau “Berhasil”

  3. Activity Diagram untuk Kepala Bagian

  4. Gambar 4.3. Activity Diagram laporan hasil produksi untuk Kepala Bagian

    Berdasarkan gambar 4.3. activity diagram laporan hasil produksi untuk kepala bagian yang diusulkan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai objek yang diawali

    2. Enam activity sebagai state dari sitem yang mencerminkan dari eksekusi dari suatu aksi, diantaranya berawal dari admin melakukan login dengan memasukan username dan password, setelah berhasil maka masuk ke catatan produksi, kemudian memilih menu produksi, setalah itu kepala bagian bisa menambahkan, menghapus, dan mengubah data hasil produksi

    3. Satu decision node untuk menyatakan “Gagal” atau “Berhasil”

    4. Satu final node sebagai objek yang diakhiri

  5. Activity Diagram untuk Manajer

  6. Gambar 4.4. Activity Diagram laporan hasil produksi untuk Manajer

    Berdasarkan gambar 4.4. activity diagram laporan hasil produksi untuk manajer yang diusulkan terdapat :

    1. Satu initial node, sebagai objek yang diawali

    2. Lima activity sebagai state dari sitem yang mencerminkan dari eksekusi dari suatu aksi, diantaranya berawal dari admin melakukan login dengan memasukan username dan password, setelah berhasil maka masuk ke catatan produksi, kemudian memilih menu laporan, setalah itu manajer bisa melihat laporan hasil produksi dan laporan hasil produksi bulanan

    3. Satu decision node untuk menyatakan “Gagal” atau “Berhasil”

    4. Satu final node sebagai objek yang diakhiri

Sequence Diagram yang Diusulkan

  1. Sequence Diagram untuk Admin

  2. Gambar 4.5. Sequence Diagram laporan hasil produksi untuk admin

    Berdasarkan gambar 4.5 sequence diagram laporan hasil produksi admin terdapat :

    1. Satu aktor, yaitu admin

    2. Tujuh lifeline, yaitu login, halaman utama, data user, tipe produk, warna produk, produk.

    3. Dua puluh dua massage yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas melakukan login, masuk ke halaman utama, memilih menu master, memilih menu data user, menambahkan data user, mengubah data user, menghapus data user, memilih menu master, memilih menu tipe produk, menambahkan tipe produk, mengubah tipe produk, menghapus tipe produk, memilih menu master, memilih warna produk, menambahkan warna produk, mengubah warna produk, menghapus warna produk, memilih menu master, memilih menu produk, menambahkan produk, mengubah produk, menghapus produk.

    4. Satu return message, spesifikasi suatu hasil kembalian sebuah operasi

  3. Sequence Diagram untuk Kepala Bagian

  4. Gambar 4.6. Sequence Diagram laporan hasil produksi untuk Kepala Bagian

    Berdasarkan gambar 4.5 sequence diagram laporan hasil produksi kepala bagian terdapat :

    1. Satu aktor, yaitu kepala bagian

    2. Tiga lifeline, yaitu login, halaman utama, data produksi.

    3. Dua puluh dua massage yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas melakukan login, masuk ke halaman utama, memilih menu data produksi, memanbahakan data produksi, mengubah data produksi, menghapus data produksi.

    4. Satu return message, spesifikasi suatu hasil kembalian sebuah operasi

  5. Sequence Diagram untuk Manager

  6. Gambar 4.7. Sequence Diagram laporan hasil produksi untuk Manajer

    Berdasarkan gambar 4.5 sequence diagram laporan hasil produksi manajer terdapat :

    1. Satu aktor, yaitu kepala bagian

    2. Tiga lifeline, yaitu login, halaman utama, laporan.

    3. Dua puluh dua massage yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas melakukan login, masuk ke halaman utama, melihat catatan harian hasil produksi, memilih menu laporan, melihat laporan hasil produksi, melihat laporan bulanan produksi, mencetak laporan produksi.

    4. Satu return message, spesifikasi suatu hasil kembalian sebuah operasi

Perbedaan Prosedur Antara Sistem yang Berjalan dan Sistem yang Diusulkan

Berikut ini adalah tabel perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan :

Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur


Rancangan Basis Data

Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data.hasil analisis pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.

Class Diagram Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.8 Class Diagram yang Diusulkan

Berdasarkan gambar 4.6 class diagram yang diusulkan pada sistem informasi laporan hasil proses produksi terdapat:

  1. Lima Class, yaitu: tbl_user, tbl_product, tbl_type, tbl_color dan tbl_process.

Spesifikasi Basis Data

Pada database digunakan tabel-tabel berikut ini akan dijelaskan nama field, type dan size mengenai data tersebut.

  1. Nama File : tbl_user

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data user

    Media : Hard Disk

    Primary Key : nip

    Tabel 4.2 Tabel data user

  2. Nama File : tbl_product

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data product

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_product

    Tabel 4.3 Tabel product

  3. Nama File : tbl_type

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data tipe produk

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_type

    Tabel 4.4 Tabel tipe produk

  4. Nama File : tbl_color

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data warna produk

    Fungsi : untuk menyimpan data warna produk Media : Hard Disk

    Primary Key : id_color

    Tabel 4.5 Tabel warna produk

  5. Nama File : tbl_proses

    Tipe File : File Master

    Fungsi : untuk menyimpan data pengujian

    Media : Hard Disk

    Primary Key : id_process

    Tabel 4.6 Tabel proses

Rancangan Prototype

Tahapan ini menggambarkan mengenai rancangan bangun sistem sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau desain tampilan dari sistem laporan hasil proses produksi yang akan dibuat. Diantaranya yaitu

Prototype Halaman Sistem

  1. Prototype Halaman Login

    Gambar 4.9 Prototype Halaman Login untuk Admin, Kepala Bagian dan manager produksi

    Berdasarkan Gambar 4.15 prototype halaman login ini digunakan untuk login admin, kepala bagian dan manager produksi. Disini terdapat dua text field untuk memasukkan username dan password.

  2. Prototype Halaman Utama Sistem

    Gambar 4.10 prototype halaman utama Admin

    Berdasarkan Gambar 4.19 Prototype halaman utama Admin ini terdapat delapan menu yaitu: beranda, master, data produksi, laporan dan logout serta terdapat tabel catatan produksi.

    Gambar 4.11 prototype halaman utama Manager Produksi

    Berdasarkan Gambar 4.19 Prototype halaman utama managern produksi ini terdapat delapan menu yaitu: beranda, master, data produksi, laporan dan logout serta terdapat tabel catatan produksi.

  3. Prototype Halaman Data User

    Gambar 4.12 Prototype halaman data user


    Berdasarkan Gambar 4.22 Prototype halaman data user ini digunakan menambah, menghapus dan mengubah data user.

  4. Prototype Halaman Data Produk

    Gambar 4.13 Prototype data produk untuk Admin


    Berdasarkan Gambar 4.23 Prototype data produk untuk admin ini digunakan untuk menambah, menghapus dan mengubah data produk.

    Gambar 4.14 Prototype data produk untuk Kepala Bagian

    Berdasarkan Gambar 4.23 Prototype data produk untuk kepala bagian ini digunakan untuk melihat produk dan tidak bisa menambah, menghapus dan mengubah data produk.

  5. Prototype Halaman Data Tipe Produk

    Gambar 4.15 Prototype halaman data tipe produk

    Gambar 4.15 Prototype halaman data tipe produk Berdasarkan Gambar 4.24 Prototype menu data tipe produk ini digunakan untuk menambah, menghapus dan mengubah data tipe produk.

  6. Prototype Halaman Data Warna Produk

    Gambar 4.16 Prototype halaman data warna produk

    Berdasarkan Gambar 4.25 Prototype menu data warna produk ini digunakan untuk menambah, menghapus dan mengubah data warna produk.

  7. Prototype Halaman Data Produksi

    Gambar 4.17 Prototype halaman data Produksi


    Berdasarkan Gambar 4.26 Prototype menu data pengujian ini digunakan untuk menambah, menghapus dan mengubah data pengujian.

  8. Prototype Halaman Menu Laporan

    Gambar 4.18 Prototype halaman menu laporan

    Berdasarkan Gambar 4.27 Prototype halaman menu laporan ini digunakan untuk melihat hasil laporan.

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu :

  1. Processor : Intel Core™ i3-6100 Processor (3M Cache, 3.70GHz)

  2. Monitor : LCD 19 Inch HD”

  3. Mouse : Logitech

  4. RAM : 4GB DDR3 Memory

  5. Hardisk : 640GB

Aplikasi yang Digunakan

Perangkat lunak (software) merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Operasi Windows 7

  2. Xampp Control Panel

  3. Notepad ++

  4. Visual Paradigm for UML

  5. Web Browser

Hak Akses

Yang mempunyai hak full access adalah seorang administrator yaitu admin mempunyai hak akses untuk membuat data user, produk, tipe produk, warna produk dan pengujian kepala bagian mempunyai hak akses untuk menginput data, dan manajer produksi mempunyai hak akses untuk melihat laporan hasil produksi yang telah disetujui oleh Kepala bagian.

Tampilan Sistem yang Diusulkan

Halaman login

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman login. Di mana untuk bisa masuk ke halaman utama admin, kepala bagian dan manajer harus melakukan login terlebih dulu dengan username dan password masing-masing.

Gambar 4.19 Halaman login

Tampilan Halaman Utama

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman login. Di mana admin dan manajer bisa melihat catatan harian Produksi.

Gambar 4.20 Halaman Utama

Tampilan Halaman User

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman user, di mana admin dapat melihat, mengubah, dan menghapus data user.

Gambar 4.21 Halaman User

Tampilan Input User

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman input user, di mana admin dapat menambahkan data user sesuai dengan jabatan masing-masing.

Gambar 4.22 Halaman Input User

Tampilan Prouduk

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman produk, di mana admin dapat melihat, menghapus dan mengubah data produk.

Gambar 4.23 Halaman Produk

Tampilan Input Produk

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman input produk, di mana admin dapat menambahkan atau memasukan data produk baru.

Gambar 4.24 Halaman Input Produk

Tampilan Type Produk

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman input produk, di mana admin bisa melihat, menghapus, mengubah dan menambahkan tipe produk yang baru.

Gambar 4.25 Halaman Type Produk

Tampilan Color Produk

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman input produk, di mana admin bisa melihat, menghapus, mengubah dan menambahkan tipe produk yang baru.

Gambar 4.26 Halaman Color Produk

Tampilan Data Produksi

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman data produksi, di mana kepala bagian dapat melihat, menghapus dan mengubah data produk lalu admin dapat memantau data produksi.

Gambar 4.27 Halaman Data Produksi

Tampilan Input Produksi

Di bawah ini merupakan hasil dari tampilan output halaman input produksi, di mana kepala bagian dapat menambahkan atau memasukan data produksi harian.

Gambar 4.28 Halaman Input Produksi

Testing

Metode Implementasi

Implementasi program sistem laporan hasil proses produksi ini dilakukan dengan menggunakan metode black box testing. Metode black box testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode black box testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi dari program. Pengujian dengan metode black box testing ini dengan cara memberikan sejumlah input dari program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

  1. Black Box Testing pada Menu Login

    Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan sistem informasi laporan hasil produksi untuk fungsi login admin, kepala bagian dan manager, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.7 black box testing menu login untuk admin, staff dan manajer

  2. Black Box Testing pada Menu Data Produk

    berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan sistem informasi laporan hasil produksi untuk fungsi input data produk, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.8 black box testing menu data produk

  3. Black Box Testing pada Menu Tipe Produk

    Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan sistem informasi laporan hasil produksi untuk fungsi input data tipe produk, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.9 black box testing input data tipe produk

  4. Black Box Testing pada Menu Warna Produk

    Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan sistem informasi laporan hasil produksi untuk fungsi input data warna produk, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.10 black box testing input data warna produk

  5. Black Box Testing pada Menu Data Produksi

    Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan sistem informasi laporan hasil produksi untuk fungsi input data produksi, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.11 black box testing input data produksi

  6. Black Box Testing pada Menu Laporan

    Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan sistem informasi informasi laporan hasil produksi untuk fungsi laporan, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 4.12 Tabel black box testing menu laporan

Evaluasi

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan metode black box testing, dengan cara memberikan sejumlah input pada program contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu. Jika input data tidak sesuai, maka akan menampilkan pesan kesalahan, kemudian jika input data sesuai, sistem akan menerima input data

4.11. Shecedulle Implementasi

Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan yang sudah dianggap benar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan sistem yang direncanakan dalam bentuk tabel schedulle berikut ini :

Tabel 4.13 Tabel Shedulle implementasi

Estimasi Biaya

Estimasi biaya merupakan penghitungan biaya yang digunakan untuk penelitian yang disulkan. Dibawah ini merupakan rincian biaya yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul "Perancangan Sistem Informasi Lporan Hasil Produksi Berbasis Web pada PT Setia Pratama Lestari Kota Tangerang".

Tabel 4.14 Tabel estimasi biaya

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab I Rumusan Masalah dan Bab III Analisis Masalah, terdapat tiga perumusan masalah yang dapat disimpulkan. Berikut ini hasil kesimpulan dari analisis yang peneliti peroleh mengenai rumusan masalah yang ada, yaitu:

  1. Prosedur pembuatan laporan hasil proses produksi yang dilakukan oleh bagian produksi PT Setia Pratama Lestari meliputi: mencatat hasil produksi, lalu pegawai produksi memberikan hasil produksi kepada kepala bagian, kepala bagian membuat laporan hasil produksi harian, kepala bagian menyusun laporan hasil produksi bulanan, memberikan laporan hasil produksi bulanan kemanajer.

  2. Sistem informasi laporan hasil proses produksi pada PT Setia Pratama Lestari yang berjalan saat ini masih dengan menggunakan microsoft excel dan belum tersistem, menyebabkan lambatnya laporan yang dihasilkan karena laporan hanya bisa dilihat diakhir bulan, sehingga manajer hanya bisa melihat laporan hasil produksi harian pada akhir bulan sehingga manajer harus turun ke bagian kepala produksi untuk melihat langsung laporah hasil proses produksi harian, dan menyebabkan kurang efektifnya laporan hasil proses produksi karena manajer harus menunggu untuk mengetahui laporan hasil produksi harian.

  3. Dengan merancang sistem informasi laporan hasil proses produksi berbasis web dapat mempercepat dalam pembuatan laporan hasil produksi harian dan bulanan yang akan menikatkan efektif dan akuratnya laporan yang dihasilkan, lalu manajer dapat melihat laporan dan memantau hasil produsi harian, sehingga manajer tidak perlu turun langsung ke kepala bagian untuk mengecek laporan harian.


SARAN

Adapun saran-saran yang berguna untuk perkembangan lebih lanjut mengenai sistem yang diusulkan, yaitu :

  1. Mengubah sistem pembuatan laporan yang masih bersifat manual dengan memanfaatkan informasi komputer berbasis web, seperti membuat sistem yang memudahkan proses pembuatan laporan hasil proses produksi sehingga tidak memakan waktu yang lama dalam melakukan pencatatan hasil pengujian.

  2. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan kebutuhan, yaitu perubahan dan perkembangan teknologi.

  3. Perlu adanya fitur tambahan yang dapat melakukan backup data yang ada di dalam database secara rutin, hal ini sangat penting jika terjadi kesalahan atau error pada komputer ataupun disebabkan gangguan listrik secara menyeluruh, maka dengan adanya fitur backup data tersebut data tidak akan hilang.


Demikian saran-saran yang dapat peneliti berikan, agar dapat digunakan semaksimal mungkin demi mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menyelesaikan permasalahan sesuai harapan semua pihak.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Dennis, Alan, Barbara Haley Wixom, Roberta M. Roth. 2012. System Analysis dan Design Fifty Edition. United States of America: R Rdonnelley.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 Satzinger, Jhon W., Jackson, Robert B. dan Burd, Stephen D. 2012. System Analysis And Desig In A Changing World. Course Technology. USA.
  3. 3,0 3,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 George M. Marakas dan James A. O’Brien, 2013, Introduction to Information Systems. Edisi 16. McGraw-Hill/Irwin, New York.
  5. 5,0 5,1 Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka Cipta
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 Sutabri, Tata . 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
  7. 7,0 7,1 Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  8. Davis, Fred D. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan User Acceptance of Information Technology.” Dalam MIS Quarterly, September, Vol. 13 Issue 3 p. 318-340.
  9. 9,0 9,1 9,2 9,3 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  10. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. “Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3 Mei 2011.
  11. Han Lu, Wang Xiao-shan. 2010. “Research on digital asset management technology in universities Computer Design and Applications (ICCDA)”. 2010 International Conference on , vol.2, no., pp.V2-327,V2-331, 25-27 June 2010.
  12. 12,0 12,1 12,2 Agus Ahyari, 2006, Manajemen Produksi II. Edisi Ketiga, Badan. Penerbit FE,Yogyakarta
  13. Reksohadiprodjo, Sukanto dan indriyo Gitosudarma. 2000. Manajemen Produksi. Edisi-4 Cetakan-11. BPFE. Yogyakarta.
  14. Assauri, Sofjan, 2008. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta
  15. 15,0 15,1 Subagyo, Pangestu. 2000. Dasar-Dasar Operations Research. BPFE, Yogyakarta.
  16. Adiningsih Sri. 1999. Hasil Produksi : Yogyakarta : Graha ilmu
  17. Haryanto. 2002. “Penilaian Kepuasan Konsumen Internal Bidang Pendidikan Dengan Analisis Triangle of Perception”. Jurnal Benefit. Vol. 6 No.1 Juni 2002.
  18. 18,0 18,1 18,2 Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
  19. 19,0 19,1 Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Andi.
  20. Alexander F. K. Sibero. 2011. Kitab Suci Web Programing, MediaKom, Yogyakarta.
  21. Supriyanto, Dodit,s.Kom, Rini s.Kom 2012. Pemprograman Aplikasi Android, Yogyakarta, Mediakom
  22. Enterprise, Jubilee, 2012, Panduan Memilih Koneksi Internet untuk Pemula, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
  23. Connolly, Thomas & Begg, Carolyn. 2012. Database Systems :A Practical Approach to Design, implementation and management. Third Edition. Addision Wesley, England.
  24. Andrew. S. Tanenbaum. 2012. Computer Networks. Prentice- Hall of India. New
  25. 25,0 25,1 Pressman, R.S. (2010), Software Engineering : a practitioner’s approach, McGraw-Hill, New York
  26. 26,0 26,1 26,2 Shelly, G. B., dan Rosenblatt, H. J. 2010. Systems Analysis and Design, Eight Edition. Course Technology. Boston.
  27. 27,0 27,1 Dennis, Alan, Wixom, Barbara Halley dan Roth, Roberta M., 2012 System Analysis And Design. Willey. USA.
  28. A.S Rosa dan Salahuddin M, 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), Modula, Bandung.
  29. Kurtz, D. L. 2008. Principle of Contemporary Marketing. South-Western Educational Publishing. Stamford
  30. Ferrel,O.C and D, Harline. 2005. Marketing Strategy. Thomson Corporation, South Western.
  31. Siagian, P. Sondang, 2000, Manajemen Strategik, PT Bumi Aksara, Jakarta
  32. 32,0 32,1 Rangkuti, Freddy, 2004, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka utama, Jakarta
  33. 33,0 33,1 33,2 33,3 Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Yogyakarta: Andi Offset.
  34. 34,0 34,1 34,2 Guritno, Suryo, Sudaryono, Untung Rahardja. 2011. “Theory and Application of IT Research”. CV Andi Offset. Yogyakarta: Jurnal CCIT.
  35. Hidayati, Untung Raharja, Mia Novalia. 2011. "Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol-4 No. 3. Mei 2011 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja.
  36. Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java. Yogyakarta: Andi Offset.
  37. Shelly, Gary B. dan Rosenblatt, Harry J., 2012. System Analysis And Design Nine Edition. Course Technology. USA.
  38. Graham, Ian dan Wills, Alan 2012. “UML – a Tutorial”. International Journal of Computer Science 6 (3): 253-260.
  39. Henderi. 2010. Unified Modelling Languange. Tangerang: Raharja Enrichment Centre (REC).
  40. 40,0 40,1 Murad, Dina Fitria, Kusniawati. Nia, Asyanto. Agus. 2013. “Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT”. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013.
  41. Bhattacharjee, A.K. dan Shyamasundar, R.K ( 2009 ). “Activity Diagrams : A Formal Framework to Model Business Processes and Code Generation”. International Journal of Object Technology vol. 8, no. 1, January-February 2009, pp. 189-220
  42. Harizi, Mohammad, 2012. The Role of Class Diagram in Estimating Software Size.International Journal of Computer Applications vol. 44, issue 5, pp. 31-33.
  43. Kustiyaningsih. 2012. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Jakarta: Graha Ilmu.
  44. Connolly, Thomas & Begg, Carolyne 2013. Data base Systems: A Practical Approach To Design Implementation and Management. Edison, Wheastly, United Kingdom.
  45. Abdul Kadir. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL, C.V Andi Offset. Yogyakarta.
  46. Shelly, Chasman dan Vermaat, 2008. Discovering Computers: Menjelajah Komputer Fundamental ED.3. Salemba Infotek. Jakarta.
  47. Utami, Ema dan Sukrisno, 2008. Mengoptimalkan Query Pada Miscrosoft SQL Server. CV. Andi Ofset. Yogyakarta.
  48. Welling, Luke dan Thompson, Laura. 2001. PHP &
  49. Puspitasari. 2011. Pemrograman Web Database dengan PHP & MySQL. Jakarta: Skripta.
  50. 51,0 51,1 Rizky. Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta : Prestasi Pustaka.

DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran :

  1. Kartu Bimbingan Dengan Pembimbing I
  2. Kartu Bimbingan Dengan Pembimbing II
  3. Form Validasi Skripsi
  4. Validasi Sidang Akademik
  5. Daftar Nilai
  6. KSTF (Kartu Studi Tetap Final)
  7. Formulir Seminar Proposal
  8. Formulir Materi Proposal
  9. Formulir Final Presentasi
  10. Formulir Permohonan Penggantian Judul Skripsi
  11. Surat Pengantar Observasi Skripsi
  12. Surat Keterangan Selesai Observasi Skripsi
  13. Kwitansi Pembayaran Skripsi
  14. Kwitansi Pembayaran Sidang
  15. Kwitansi Pembayaran Poster Sessio
  16. Kwitansi Pembayaran Raharja Career
  17. Sertifikat IT Nasional
  18. Sertifikat IT Internasional
  19. Sertifikat TOEFL
  20. Sertifikat Tridharma
  21. CV (Curiculum Vitae)

Contributors

Pangestu