SI1311476165

Dari widuri
Ini adalah revisi disetujui dari halaman ini, juga revisi terkini.
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI HASIL PENGUJIAN

KUALITAS BARANG PRODUKSI PADA

PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NAMA
NIM
: 1311476165


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

KUALITAS BARANG PRODUKSI PADA

PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Manajemen

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

KUALITAS BARANG PRODUKSI PADA

PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Disetujui Oleh :

Tangerang,23 Juni 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Himawan, M.Kom)
   
M.Roihan, M.T
NID : 12012
   
NID : 12077

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

KUALITAS BARANG PRODUKSI PADA

PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN

KUALITAS BARANG PRODUKSI PADA

PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476165
Nama
: Triani Widyanti
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem informasi Manajemen

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang,23 Juni 2016

 
 
 
 
 
(Triani Widyanti)
NIM : 1311476165

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi selalu ada bagian pengendalian kualitas yang bertugas mengontrol kualitas barang produksi, dengan pengendalian kualitas yang baik berpengaruh sekali bagi perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. PT Indonesia Toray Synthetics memiliki sistem penginputan data masih manual menggunakan kertas untuk menginput data hasil pengecekan kualitas barang produksi yang oleh bagian pengendalian kualitas dan penyampaian informasi tidak up to date dan sedikit lambat. Metode perancangan yang digunakan adalah prototype untuk memberikan gambaran tampilan akhir sehingga dengan jelas pengguna memiliki suatu gambaran awal atau dasar tentang program tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan kriteria-kriteria barang produksi yang normal dinyatakan jika ukuran sebuah produk tidak kurang dan tidak melebihi nilai standar ukuran yang sudah ditentukan pada setiap departemen. Sebaliknya jika barang tersebut tidak normal, ukuran produk tersebut kurang atau lebih dari nilai standar ukuran barang jadi yang sudah ditentukan. Untuk Polyester Filament Yarn nilai standar 1,11, standar maskimal 1,16, dan Nylon Filament Yarn nilai standar 0,15, standar maskimal 0,20.

Kata kunci : Pengendalian Kualitas, Produksi

ABSTRACT

In a company engaged in the production of quality control part there is always in charge of controlling the quality of goods production, with good quality control once influential to the development and progress of a company. PT Indonesia Toray Synthetics have manual data entry systems still use paper to incorporate data quality checking results in goods production by quality control and delivery information is not up to date and a little slow. The method used is the design prototype to give final look so clearly the user has a basic or beginning of the program. Based on the results of the research can be concluded criteria normal production goods is stated if the size of a product none the less and does not exceed the size standard values already defined in each Department. Conversely, if the item is not normal, the size of the product is less or more than the default size of the finished goods that are already determined. For Polyester Filament Yarn values of 1.11 standard, standard Max 1.16, and Nylon Filament Yarn default value 0.15, standard max 0.20.

Key word : Quality Control, Production

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "Perancangan Sistem Pengendalian Kualitas Barang Produksi Pada PT Indonesia Toray Synthetics".

Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan sumber literature yang mendukung penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya.

  2. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.

  3. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Perguruan Tinggi Raharja.

  4. Ibu Nur Azizah, M.Akt, M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.

  5. Himawan, M.Kom selaku Dosen pembimbing I saya yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk membantu serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  6. M.Roihan, M.T selaku Dosen pembimbing II saya yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama menjalani perkuliahan diPerguruan Tinggi Raharja dan ilmu tersebut dapat diimplementasikan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

  8. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moral, materi,semangat maupun doa untuk keberhasilan dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

  9. Bapak Muhammas Ribastiansyah Januar. S.Kom selaku stakeholder memberikan bimbingan dan pengarahan.

  10. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian.

 

 

Tangerang, 2016

 

 

 

(Triani Widyanti)
NIM : 1311476165


Daftar isi

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR TABEL

  1. Tabel 2.1 Tabel Presentasi Jenis cacat

  2. Tabel 3.1 SWOT Faktor Internal

  3. Tabel 3.2 SWOT Faktor Eksternal

  4. Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

  5. Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

  6. Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

  7. Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

  8. Tabel 4.1 Use Case Login

  9. Tabel 4.2 Use Case Input Data Departemen

  10. Tabel 4.3 Use Case View Data Departemen

  11. Tabel 4.4 Use Case Input Data Operator

  12. Tabel 4.5 View Data Operator

  13. Tabel 4.6 Input Data Jawal Pengujian

  14. Tabel 4.7 View Data Jawal Pengujian

  15. Tabel 4.8 Input Data Sampel

  16. Tabel 4.9 View Data Sampel

  17. Tabel 4.10 Cetak Laporan Hasil Kualitas Produksi

  18. Tabel 4.11 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

  19. Tabel 4.12 Departemen

  20. Tabel 4.13 Operator

  21. Tabel 4.14 Jadwal

  22. Tabel 4.15 Barang

  23. Tabel 4.16 Sampel

  24. Tabel 4.17 Admin

  25. Tabel 4.18 Black Box Testing

  26. Tabel 4.19 Schedule

  27. Tabel 4.20 Estimasi Biaya

DAFTAR GAMBAR

  1. Gambar 2.1 Unified Modeling Language

  2. Gambar 2.2 Contoh Class Diagram

  3. Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram

  4. Gambar 2.4 Contoh Sequence Diagram

  5. Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram

  6. Gambar 2.6 Sistem Jaringan Komputer

  7. Gambar 2.7 Kualitas Informasi

  8. Gambar 2.8 Quality Control

  9. Gambar 2.9 Siklus PDCA

  10. Gambar 2.10 Contoh Sampel Benang

  11. Gambar 2.11 Mesin Penggulung Benang

  12. Gambar 2.12 Mesin Penarik Benang

  13. Gambar 2.13 Contoh Hasil Produksi

  14. Gambar 2.14 Contoh Grafik Diagram Pareto Produk Benang

  15. Gambar 2.15 Ilustrasi Database System

  16. Gambar 2.16 Struktur Tabel

  17. Gambar 2.17 Contoh Source Code PHP

  18. Gambar 2.18 Tampilan Output PHP

  19. Gambar 2.19 Contoh tampilan website menggunakan teknologi PHP

  20. Gambar 2.20 Logo MySQL

  21. Gambar 2.21 Model Analisa SWOT

  22. Gambar 2.22 Blok Diagram Pengumpulan Kebutuhan

  23. Gambar 2.23 Blok Diagram Membangun Prototyping

  24. Gambar 2.24 Blok Diagram Evaluasi Prototyping

  25. Gambar 2.25 Blok Diagram Mengkodekan Sistem

  26. Gambar 2.26 Blok Diagram Pengujian Sistem

  27. Gambar 2.27 Blok Diagram Evaluasi Sistem

  28. Gambar 3.1 Kantor Administrasi PT Indonesia Toray Synthetics

  29. Gambar 3.2 Struktur Departemen Quality Assurance PT Indonesia Toray Synthetics

  30. Gambar 3.3 Ilustrasi proses Quality Control

  31. Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

  32. Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem yang Berjalan

  33. Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

  34. Gambar 3.6 Contoh Jadwal Pengujian

  35. Gambar 3.7 Contoh Data Sampel Barang Polyester

  36. Gambar 4.1 Ilustrasi proses usulan

  37. Gambar 4.2 Use Case Diagram Pengendalian Kualitas Barang Produksi

  38. Gambar 4.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

  39. Gambar 4.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan

  40. Gambar 4.5 Class Diagram Yang Diusulkan

  41. Gambar 4.6 Prototype Halaman Login

  42. Gambar 4.7 Prototype Halaman Utama

  43. Gambar 4.8 Prototype Form Departemen

  44. Gambar 4.9 Prototype Tampilan Departemen

  45. Gambar 4.10 Prototype Form Data Operator

  46. Gambar 4.11 Prototype Tampilan Data Operator

  47. Gambar 4.12 Prototype Form Barang

  48. Gambar 4.13 Prototype Tampilan Barang

  49. Gambar 4.14 Prototype Form Data Jadwal

  50. Gambar 4.15 Prototype Tampilan Data Jadwal

  51. Gambar 4.16 Prototype form tampilan data sampel

  52. Gambar 4.17 Prototype Tampilan Data Sampel

  53. Gambar 4.18 Prototype Tampilan Pilihan Laporan

  54. Gambar 4.19 Prototype Tampilan Laporan

  55. Gambar 4.21 Tampilan Halaman Login

  56. Gambar 4.22 Tampilan Home

  57. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Data Operator

  58. Gambar 4.24 Tampilan Halaman Pengecekan Sampel


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kegiatan pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan produknya dengan memperhatikan aspek kualitas produk. Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan berdasarkan indikator seperti jumlah bahan baku, mesin yang digunakan, pekerja yang handal dan harga dapat menentukan kualitas produk tersebut. Suatu produk dikatakan berkualitas baik apabila dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atau dapat diterima oleh pelanggan dan juga menghindari barang yang rusak atau cacat. Berbagai program pengendalian kualitas dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan dengan melakukan pengujian di Lab di Department Quality Assurance dan juga mengadakan rapat antara department yang memproduksi dengan department Quality Assurance sampai barang tersebut layak untuk dijual.

Toray merupakan sebuah perusahaan yang sangat besar di Jepang yang bergerak dalam bidang industri, salah satu diantaranya adalah Industri Tekstil yang merupakan cikal bakal dari Toray Industri. Toray telah memperluas usahanya diberbagai negara seperti: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, China, Vietnam, USA, dan di Indonesia sendiri yaitu PT Indonesia Toray Synthetics.

Pada PT Indonesia Toray Synthetics memiliki kekurangan dalam pendataan khususnya dibidang pengendalian kualitas barang hasil produksi dimana sistem yang berjalan saat ini masih manual, seperti menggunakan kertas dalam pencatatannya pada data sampel barang dan pengecekan barang menggunakan form laporan kualitas barang sehingga memakan waktu yang lama dalam menghitung jumlah hasil pengecekan kualitas barang yang normal dan tidak normal, belum lagi laporan hasil kualitas barang produksi bisa saja hilang karena pengarsipan yang belum rapih dan juga tertundanya proses penjualan dikarenakan belum melalui tahap pengecekan bagus atau tidaknya kualitas barang tersebut.

Untuk mendukung pengendalian kualitas barang produksi perlu adanya sistem komputerisasi yang secara umum dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pengguna untuk sebuah informasi lengkap yang lebih dapat mempercepat dan mempermudah dalam mengetahui kualitas suatu barang produksi tekstil seperti nylon, polyester dan cepat diketahui oleh bagian Department dan Staff Quality Assurance. Sistem komputerisasi juga dapat diproses dengan cepat dan dalam pencariannya tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga informasi yang dibutuhkan oleh manajer Department Quality Assurance dapat segera ditampilkan. Selain itu, penyimpanan secara komputerisasi dapat memelihara umur dokumen dalam jangka panjang karena penyimpanannya yang secara digital. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis memilih judul “Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Barang Produksi Pada PT INDONESIA TORAY SYNTHETICS”.

Rumusan Masalah

Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data yang kemudian digunakan untuk dapat memecahkan masalah. Rumusan masalah merupakan salah satu tahap diantara sejumlah tahap penelitian karena dengan adanya sebuah data yang konkrit dalam suatu penelitian sangat bermanfaat untuk dapat digunakan dalam memecahkan sebuah permasalahan pada objek yang diteliti.

Berdasarkan latar belakang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya penulis mengambil beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana sistem informasi yang berjalan saat ini pada bagian Pengendalian Kualitas di PT Indonesia Toray Synthetics ?.

  2. Bagaimana operator dapat melakukan penilaian dan juga membedakan kriteria-kriteria kualitas barang yang normal dan tidak normal ?.

  3. Bagaimanakah cara atau proses yang optimal dalam menghasilkan laporan data barang, hasil pengecekan dan juga pencetakan laporan yang sesuai dengan data-data yang ada ?.

Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mempermudah penulisan laporan Skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah, diantaranya:

  1. Penelitian difokuskan pada kebutuhan dalam hal pendataan kualitas barang produksi, pengecekan, penginputan data dan pencetakan hasil dari penginputan yang nantinya menghasilkan suatu laporan informasi tentang kualitas barang hasil produksi pada PT Indonesia Toray Synthetics.

  2. Penelitian ini hanya mencakup pada pengecekan atas standar yang ditentukan dengan hasil pengujian yang didapat.

  3. Penelitian ini tidak difokuskan kepada proses produksinya, seperti: polimerisasi (pelelehan bahan baku) dan spinning (pemintalan benang).

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan suatu penelitian tentunya mengarah pada hasil objek yang diteliti. Tujuan penelitian adalah menghubungkannya dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas barang pada masing-masing Department produksi yaitu : Nylon dan Polyester.

  2. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana cara menghasilkan suatu laporan yang memiliki tingkat error yang rendah (margin of error).

  3. Tujuan penelitian ini adalah dengan membangun sebuah sistem untuk mempermudah pekerjaan bagian pengendali kualitas.

Manfaat Penelitian

Setiap penelitian pada prinsipnya harus bermanfaat bagi penggunanya maupun penulis. Dalam penulisan laporan Skripsi ini dikemukakan 3 (tiga) manfaat penelitian, antara lain :

  1. Mempercepat dalam proses penjualan.

  2. Dengan sedikitnya waktu pengecekan sehingga pada proses penjualan menjadi lebih banyak.

  3. Memberikan rujukan atau referensi bagi kalangan akademisi untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik penelitian yang sama.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi

  2. Penulis melakukan tinjauan langsung untuk mendapatkan berbagai keterangan yang dibutuhkan di di PT Indonesia Toray Synthetics pada Department Quality Assurance. Kemudian Penulis mengumpulkan semua data dengan objek yang ingin diteliti, hasil analisa lab dan laporan hasil kualitas produk.

  3. Metode Wawancara

  4. Pada metode ini, penulis melakukan proses tanya jawab kepada stakeholder yaitu Bapak Muhammad Ribastiansyah Januar Staff bagian Department Computer and Information untuk mendapatkan informasi yang menyangkut bahasan seputar penelitian pengendalian kualitas apa saja kekurangan yang terdapat pada sistem yang telah berjalan.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Selain melakukan observasi dan wawancara dilakukan juga pencarian data dengan cara studi pustaka. Dalam metode ini menggunakan sumber dari buku-buku, jurnal maupun karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan judul penelitian sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan Skripsi. Sehingga didapatkan gambaran secara teoritis yang berguna untuk membantu penganalisaan dan perancangan maupun penulisan dalam penelitian ini.

Metode Analisa

Metode Analisa yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini yaitu menggunakan Metode Analisa SWOT untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Analisa SWOT diterapkan dengan cara menganalisis dan memilih berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya. Analisa SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Metode Perancangan

Metode Perancangan yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini adalah dengan menggunakan diagram UML sebagai bentuk rancangan sistem yang menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.

Metode Prototype

Prototype merupakan proses pembuatan model sederhana software yang yang ingin dirancang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program, sehingga dengan mudah merancang software yang akan di buat oleh para pengembang. Pada penelitian Skripsi ini penulis menggunakan metode prototype karena desain protoyping ini dibangun untuk memberikan gambaran tampilan akhir sehingga dengan jelas pengguna memiliki suatu gambaran awal atau dasar tentang program tersebut.

Metode Testing

Metode pengujian yang digunakan oleh penulis dalam pengujian sistem ini yaitu Black Box testing. Black Box testing merupakan pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari interface perangkat lunak. Fokus dari pengujian menggunakan metode Black Box adalah pada pengujian fungsionalitas dan output dihasilkan aplikasi. Pengujian Black Box didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional dengan mengabaikan mekanisme internal atau komponen dari suatu program. Dapat disimpulkan bahwa apakah program menghasilkan output sesuai yang diinginkan pada saat proses penginputan.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami lebih jelas tentang penulisan ini, maka penulis mengelompokkan laporan Skripsi ini menjadi 5 (lima) bab yang masing-masing saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga laporan Skripsi ini menjadi satu kesatuan yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, metode analisa, metode perancangan, metode prototype metode testing, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan teori umum dan teori khusus yang berkaitan dengan analisis sistem yang dibahas dan literature review sebagai bahan perbandingan dan juga studi dengan penelitian-peneltian yang telah dilakukan sebelumnya.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi tentang uraian umum yaitu : gambaran umum perusahaan, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, serta analisa kebutuhan dari stakeholder yang dihimpun kedalam bentuk lembar elisitasi I, II, III dan elisitasi final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Dalam bab ini penulis menguraikan sistem yang akan diusulkan, diagram rancangan sistem, rancangan basis data yang terdiri dari spesifikasi basis data, rancangan prototype, konfigurasi sistem, testing, evaluasi, implementasi dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari poin-poin rumusan masalah yang ada dalam bab 1 hasil dan rancangan sistem yang dilakukan serta saran-saran terhadap sistem yang diusulkan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Definisi Perancangan

Menurut Pendapat Harun Al Rosyid (2011:45)[1],“Bahwa yang dimaksud dengan perancangan sistem adalah desain sistem yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang seharusnya diselesaikan tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga instalasi dan sistem akan benar-benar memuaskan rancangan bangunan yang telah ditetapkan pada akhir tahapan analisis”.

Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Mahdiana (2011:37)[2], “Tahap Perancangan sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan”.

Definisi UML (Unified Modeling Language)

Menurut Alim dalam Jurnal Universitas Diponegoro. Vol. 2. No. 4, ISSN 2086-4930. (2012:30)[3], UML (Unified Modeling Language) merupakan standar bahasa yang digunakan untuk penulisan blueprint pada perangkat lunak. UML (Unified Modeling Language) dapat digunakan untuk visualisasi, spesifikasi, pembangunan, dan pendokumentasian artifak dari sistem perangkat lunak.

Gambar 2.1 Unified Modeling Language (www.writewriting.com)[4]

Jenis-jenis Digram UML (Unified Modelling Language)

Menurut Widodo (2011:10)[5], dari beberapa literature menyebutkan bahwa UML (Unified Modeling Language) terdapat 9 (sembilan) jenis diagram, yang terdiri dari Class Diagram, Package Diagram, Use Case Diagram, Sequance Diagram, Communication Diagram, State Chart Diagram, Activity Diagram, Component Diagram, Deployment Diagram. Namun berdasarkan kebutuhan yang penulis lakukan hanya menggunakan 4 jenis diagram antara lain:

  1. Diagram Kelas (Class Diagram)

  2. Diagram kelas bersifat statis yang memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram kelas secara umum dapat dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, diagram kelas sering pula memuat kelas-kelas aktif.

    Gambar 2.2 Contoh Class Diagram (www.tutorialkampus.com)[6]

    Komponen-komponen yang terdapat pada Class Diagram yaitu: class, Association.

  3. Diagram Use Case (Use Case Diagram)

  4. Diagram use case bersifat statis yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram use case merupakan salah satu diagram penting dalam mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang diharapkan dan dibutuhkan oleh pengguna.

    Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram (www.visual-paradigm.com)[7]

    Komponen-komponen yang terdapat pada Use case Diagram yaitu: System, actor, use case.

  5. Diagram Sequence (Sequence Diagram)

  6. Diagram Interaksi dan Sequence bersifat dinamis yang memperlihatkan interaksi pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.


    Gambar 2.4 Contoh Sequence Diagram

    Komponen-komponen yang terdapat pada Sequence yaitu: Actor, LifeLine, Message.

  7. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

  8. Diagram bersifat dinamis yang memiliki tipe khusus yang memperlihatkan alur dari suatu aktivitas ke aktivitas lain dalam suatu sistem. Diagram aktivitas merupakan salah satu diagram penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem pada alur kendali antar objek.

    Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram (www.cs.pomona.edu)[8]

    Komponen-komponen yang terdapat pada Activity Diagram yaitu: Initial Node, Action, Activity Final Node, Decision Node, Fork Node, Control flow.

Definisi Sistem

Menurut (Mudrick, R.G :2013)[9]. “Pada dasarnya, sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau energi dan barang”.

Gambar 2.6 Sistem Jaringan Komputer (Sumber: www.it-artikel.com)[10].

Definisi Informasi

Menurut McFadden dalam Kadir (2014:45)[11], “Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”.

Kualitas Informasi

Menurut Raymond Mc Load dalam Taufiq (2013:15)[12], “informasi yang berkualitas” adalah sebagai berikut :

  1. Akurasi

  2. Data yang dimasukkan dan proses yang digunakan dalam sistem harus sesuai dengan prosedur sehingga yang dihasilkan bisa benar-benar akurat.

  3. Relevansi

  4. Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah yang dihadapi.

  5. Ketepatan Waktu

  6. Suatu informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan pada saat ini juga, karena informasi yang dibutuhkan saat ini bisa jadi sudah tidak dibutuhkan lagi. Hampir semua pengguna membutuhkan informasi yang update (terkini), maka dari itu informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut sebisa mungkin bisa disajikan saat itu juga.

  7. Kelengkapan

  8. Kelengkapan informasi bisa ditunjukkan dari menjawab informasi tersebut terhadap pertanyaan atau kebutuhan pengguna. Jika informasi bisa menjawab apa yang dibutuhkan secara lengkap oleh pengguna maka informasi tersebut bisa dikatakan lengkap dan informasi seperti itulah yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna.


    Gambar 2.7 Kualitas Informasi (Sumber: www.slideplayer.info)[13]

Definisi Sistem Informasi

Menurut Lippeveld, Sauerborn, dan Bodart dalam Bambang Hartono (2013:16)[14]. “Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan, yang bekerja untuk mengumpulkan dan menyimpan data serta mengolahnya menjadi informasi yang digunakan”.

Contoh seperti Sistem Informasi Manajemen, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Perpustakaan, Sistem Informasi Pemasaran.

Teori Khusus

Definisi Pengendalian

Menurut Vincent Gasperz (2005:480)[15], “Pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktifitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan”.

Contoh Produksi Air Minum Dalam Kemasan dilihat dari kejernihannya dan filtrasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan tidak mengandung bakteri (sterile) dan rasa serta aroma air.

Produksi pakaian, dimana ukuran kualitas untuk sebuah pakaian dapat dilihat dari bahan kain yang digunakan harus berkualitas baik, nyaman dikenakan dan menyerap keringat, serta jahitan yang rapih.

Definisi Kualitas

Menurut American Society For Quality (www.academia.edu) yang dikutip oleh Heizer dan Render (2006:253)[16], Artinya kualitas adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi.

Definisi Pengendalian Kualitas

Menurut Vincent Gasperz (2005:480)[15], pengendalian kualitas adalah “Pengendalian Kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Gambar 2.8 Quality Control (Sumber: www.natvariron.com)[17]

Langkah-langkah Pengendalian Kualitas

Menurut Mustofa Kamal dari (www.academia.edu)[18] Pengendalian kualitas harus dilakukan melalui proses yang terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melalui penerapan PDCA (plan – do – check – action) yang deperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama berkebangsaan Amerika Serikat pada tahun 1980, sehingga siklus ini disebut siklus deming (Deming Cycle/ Deming Wheel).

Siklus PDCA umumnya digunakan untuk mengetes dan mengimplementasikan perubahan-perubahan untuk memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem di masa yang akan datang.

Berikut gambar siklus PDCA yang ditulis oleh Cakra Jati dari (kompasiana.com).

Gambar 2.9 Siklus PDCA (Sumber: www.kompasiana.com)[19]

Menurut (M. N. Nasution, 2005:32)[20], Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut:

  1. Mengembangkan rencana (Plan)

  2. Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi pengertian kepada bawahan akan pentingnya kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

  3. Melaksanakan rencana (Do)

  4. Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat tercapai.

  5. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check)

  6. Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Membandingkan kualitas hasil produksi dengan standar yang telah ditetapkan, berdasarkan penelitian diperoleh data kegagalan dan kemudian ditelaah penyebab kegagalannya.

  7. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action)

  8. Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

Definisi Produksi

Menurut Bustian Bustami dan Nurlela (2010:3)[21], proses produksi: “Proses pengolahan input menjadi output yang dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diproses menjadi bahan produk selesai”. Didalam proses pembuatan suatu barang tidaklah sulit hanya saja memerlukan kreatifitas dan kemauan yang tinggi, khususnya dalam memproduksi baju harus memilih beberapa bahan baku yang siap untuk dijalankan dan beberapa tahapan dalam menjalankan produksinya.

Tahapan Proses Produksi

Dalam sub bab ini penulis hanya membahas sedikit tahapan proses produksi tetapi tidak termasuk dalam fokus penelitian ini, bahwa didalam proses produksi didalamnya terdapat tahapan quality control yaitu bagian dalam proses produksi.

  1. Proses Pemintalan (Spinning)

  2. Proses pembuatan benang, pertama kali dilakukan adalah melelehkan chips hasil dari proses polimerisasi diunit dryer sehingga terbentuk filament-filament kemudian filament diberi finish oil agar benang menjadi halus, lembut, menyatukan benang, dan melincinkan jalannya benang. Kemudian benang tersebut melalui proses takeup dan mengalami penggulungan, hasil proses ini disebut udrawn yarn yaitu benang belum melalui proses penarikan dan siap diproses lanjut pada proses after treatment.

  3. Proses Lanjutan pada proses After Treatment

  4. Benang hasil proses spinning selanjutnya melalui proses lanjutan agar didapat kualitas benang yang baik pada proses after treatment. Proses after treatment dilakukan pada mesin drawing dan twisting. Hasil dari proses after treatment tersebut disebut Drawn Yarn yaitu filament telah mengalami penarikan.

  5. Quality Assurance

  6. Hasil produksi benang perlu dianalisa di Lab Quality Assurance yaitu melalui proses penarikan menguji kekuatan benang apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang distandarkan.

    Gambar 2.10 Contoh Sampel Benang
    Gambar 2.11 Mesin Penggulung Benang
    Gambar 2.12 Mesin Penarik Benang

Hasil Produksi

Hasil produksi dari PT Indonesia Toray Synthetics yaitu:

  1. Nylon Filament Yarn, diproduksi sejak tahun 1973 menggunakan teknologi dari Toray Jepang. Produk ini memiliki keunggulan dalam menghasilkan warna yang tahan terhadap perentangan, gesekan dan bahan kimia. PT ITS memiliki penguasaan pasar terbesar untuk produk nylon di Indonesia. Aplikasi utama Nylon Filament Yarn adalah pakaian dalam, baju renang, jala ikan, benang jahit, selotip dan sebagainya.

  2. Polyester Filament Yarn, diproduksi sejak tahun 1990 dengan transfer teknologi dan fasilitas dari pabrik Mishima, Toray Jepang. Keunggulan produk ini terletak pada kesejukan dan kemampuan menyerap air seperti halnya katun. Produk ini digunakan untuk pakaian wanita, bahan pakaian, gorden, jok mobil dan sebagainya.

  3. Polyester staple fiber diproduksi sejak tahun 1974 dan terus berkembang seiring perkembangan pasar. Keunggulan produk ini adalah volume yang ideal, mudah dalam perawatan dan kenyamanan saat dikenakan. Bahan baku utama adalah Pure Terepphtalic Acid Ethyline Glycal. Aplikasi utama produk ini sarana tidur hingga industri, konstruksi dan bahan interior termasuk kawat ban, jok mobil, sabuk pengaman dan bahan non-oven.

  4. Gambar 2.13 Contoh Hasil Produksi

Tujuan Produksi

Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto (2006:6)[22], memberikan pengertian produksi sebagai berikut :

Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.

Dengan adanya tujuan produksi ini, akan menjadi mudah dalam perencanaan dan pengembangan selanjutnya yang akan dijalankan. Jika dalam bagian produksi juga terdapat skema atau sistem yang mengatur berjalannya suatu produksi. Tanpa adanya sistem atau skema ini proses berjalannya produksi menjadi tidak maksimal.

Jenis-jenis Produksi

Dilihat dari jenis proses produksi terus-menerus menurut Agus Ahyari (2002:72)[23], proses produksi terdiri dari, yaitu :

  1. Jadwal produksi

  2. Di dalam penyelesaian produk dalam sebuah perusahaan dikenal adanya penentuan jadwal (schedule) produksi. Dengan adanya schedule produksi ini para karyawan akan mendapat memenuhi dengan pasti tentang apa yang segera harus dikerjakannya dan pekerjaan apa saja yang dapat ditangguhkan tanpa mengganggu penyelesaian proses produksi dalam perusahaan. Penyusunan schedule produksi dalam suatu perusahaan disebut scheduling. Scheduling dikenal ada dua macam, yaitu master schedule dan schedule.

  3. Urutan produksi

  4. Di dalam pelaksanaan proses produksi, dapat diketahui bahwa masing-masing penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah (bahan baku) sampai dengan menjadi produk akhir (barang jadi) akan mempunyai pola atau urutan tertentu. Urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Urutan penyelesaian pekerjaan ini sangat penting di dalam suatu perusahaan agar pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan efektif, efesien, serta pula dapat memperkecil dari terdapatnya beberapa kemungkinan kesalahan yang akan terjadi didalam pelaksanaan proses produksi. Urutan pelaksanaan perusahaan ini akan selalu sama antara pelaksanaan produksi pada waktu yang lalu (periode yang telah lalu), pada saat sekarang dan pada waktu yang akan datang. Urutan proses produksi merupakan pedoman dari pelaksanaan proses produksi yang disebut routing, dan dibagi menjadi dua macam routing, yaitu master route dan route.

  5. Waktu produksi

  6. Jumlah waktu yang dipandang sebagai jumlah waktu yang semestinya atau yang selayaknya untuk menghasilkan barang dan menyelesaikan suatu pekerjaan tepat pada waktunya.

Untuk menjaga kelancaran proses produksi, maka perusahaan harus menyediakan bahan baku yang cukup dan merencanakannya dari jauh-jauh hari sebelum proses produksi dimulai. Untuk dapat mengatur persediaan dalam tingkat yang tepat memenuhi kebutuhan dalam jumlah, mutu dan waktu yang tepat serta biaya yang rendah seperti yang diharapkan, maka diperlukan bahan baku yang baik.

Perencanaan Produksi

Menurut Agus Ahyari (2002:115)[23], menyatakan bahwa: “Perencanaan Produksi adalah perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlah masing-masing yang segera akan diproduksi pada periode yang akan datang”.

  1. Desain Produk (Product Design)

  2. Desain produk harus disiapkan sebelum perusahaan beroperasi dalam jangka pendek. Dan sesuai dengan perubahan selera pasar, desain barang akan selalu diperbaharui agar barang yang dibuat selalu dibutuhkan konsumen atau pasar.

  3. Teknologi dan Fasilitas Produksi (Technology and Production Facility)

  4. Desain barang yang akan diproduksi, selanjutnya dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut :

    1. Teknologi dengan jenis mesin yang akan digunakan

    2. Besar kecilnya kapasitas mesin yang harus dibeli tergantung kepada ramalan penjualan yang akan menjadi dasar perencanaan produksi.

  5. Bentuk Bangunan dan Fasilitas Produksi (Plant Design and Production Facility)

  6. Besar kapasitas dan jenis teknologi akan mempengaruhi bentuk dan dasar kecilnya bangunan pabrik yang harus didirikan. Selanjutnya akan menentukan rencana letak mesin dan rencana kegiatan pemeliharaan mesin dan sebagainya.

  7. Jumlah Jenis Tenaga Kerja

  8. Desain produk, teknologi dan fasilitas produksi, bentuk bangunan dan fasilitas produksi akan mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja. Bukan hanya jumlah tenaga kerja tetapi juga jenis dan mutu tenaga kerja.

  9. Akhirnya bentuk dan mutu produk akan menentukan jenis dan jumlah persediaan.

Dengan adanya perencanaan produksi maka proses penyelesaian suatu produk akan lebih terarah dengan baik dan meningkatkan kualitas produk itu sendiri. Tujuan perencanaan produksi juga meramalkan permintaan produk sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen.

Diagram Pareto

Diagram Pareto dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo Pareto pada abad ke 19. Diagram Pareto adalah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan hal-hal atau kejadian-kejadian penting. Diagram Pareto digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji. Dengan bantuan Diagram Pareto tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab suatu waktu.

  1. Fungsi Diagram Pareto

    1. Menunjukkan persoalan utama.

    2. Menyatakan perbandingan masing masing persoalan terhadap keseluruhan.

    3. Menunjukkan perbandingan sebelum dan setelah perbaikan.

    4. Untuk prioritas penyelesaian persoalan

  2. Pareto diagram dibagi menjadi 2

    1. Diagram Pareto mengenai Fenomena

    2. Yaitu yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada. Misalnya:

      Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan dan lain-lain.

      Delivery: penundaan delivery, keterlambatan pembayaran dan lain-lain.

    3. Diagram Pareto mengenai Penyebab

    4. Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada. Misalnya:

      Operator: umur, pengalaman, ketrampilan, sifat individual dan lain-lain.

      Mesin: peralatan, istrumen dan lain-lain.

      Bahan Baku: pembuatan bahan baku, macamnya dan lain-lain.

      Tabel 2.1 Tabel Presentasi Jenis cacat
      Gambar 2.14 Contoh Grafik Diagram Pareto Produk Benang

Definisi Database

Menurut Warsito, dkk dalam Jurnal CCIT Vol. 8, No. 2 (2015:29)[24], “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MySQL Server”.

Gambar 2.15 Ilustrasi Database System (Sumber: www.slideshare.net)[25]

Komponen Database

Menurut Oktavian (2010:62)[26], “database terbentuk dari beberapa komponen”. Berikut adalah komponen-komponen pembentuk database.

  1. Table

  2. Table atau tabel adalah sekumpulan data dengan struktur yang sedemikian rupa, terbentuk dari record dan field. Istilah tabel disini berbeda dengan istilah penggunaan tag table pada HTML, walaupun secara visual hampir sama.

  3. Field

  4. Field adalah atribut dari objek yang memiliki tipe data tertentu. Sebuah tabel dapat terdiri dari beberapa field dan record. Apabila digambarkan secara visual, maka hubungan tabel, field dan record.

  5. Record

  6. Record adalah sekumpulan field yang membentuk suatu objek tertentu.

    Gambar 2.16 Struktur Tabel

Definisi PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Alexander F.K. Sibero (2011:49)[27] “PHP (Hypertext Preprocessor) adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode sumber menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat baris kode dijalankan. PHP disebut sebagai pemrograman Server Side Programming, hal ini dikarenakan seluruh prosesnya dijalankan pada server. PHP adalah suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau juga dikenal dengan istilah open Source, yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhan.”

Berikut contoh script dan tampilan script menggunakan bahasa pemrograman PHP.

Gambar 2.17 Contoh Source Code PHP

Berikut contoh tampilan output dari source code PHP pada gambar 2.13:

Gambar 2.18 Tampilan Output PHP

Contoh-contoh website yang menggunakan teknologi PHP, antara lain:

  1. www.wikipedia.org

  2. www.jurnalweb.com

  3. www.techno.id

  4. www.wordpress.com


Gambar 2.19 Contoh tampilan website menggunakan teknologi PHP

Kelebihan dan Kekurangan bahasa pemrograman PHP

PHP adalah bahasa pemrograman yang paling banyak dipakai saat ini, terutama banyak dipakai untuk membuat situs web yang dinamis. Pada umumnya bahasa pemrograman PHP juga memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:

  1. Kelebihan PHP

  2. Menurut Winarno dan Ali (2011:9)[28], “ada beberapa keunggulan PHP dibandingkan bahasa pemograman lain”, diantaranya:

    1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaannya.

    2. Web server dari PHP dapat ditemukan dimana-mana antara lain apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang mudah.

    3. Dalam sisi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

    4. PHP merupakan bahasa open source yang dapat digunakan diberbagai mesin (Linux, Unix, Macintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

  3. Kekurangan PHP

  4. Menurut Yusuf dikutip dari (www.jejaring.web.id)[29], berikut beberapa kekurangan PHP :

    1. Bukan bahasa pemrograman yang ideal untuk pengembangan aplikasi web yang berskala besar.

    2. Tidak bisa memisahkan antara tampilan dengan logik dengan baik.

    3. Tidak memiliki sistem pemrograman berorientasi objek yang sesungguhnya.

Definisi MYSQL

Menurut Alexander F.K. Sibero (2011:97)Sibero (2011:49)[27], MySQL atau dibaca “My Sekuel” dengan adalah suatu RDBMS (Relational Database Management system) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data MySQL pertama dikembangkan oleh MySQL AB yang kemudian diakuisisi oleh Sun Microsystem dan terakhir dikelola oleh Oracle Coorporation.

Gambar 2.20 Logo MySQL (Sumber: www.testributor.com)[30]

Sejarah Singkat MySQL

Menurut artikel (www.nurulfikri.ac.id)[31] yang ditulis oleh Ratih Septia Giri. MySQL dibuat oleh sebuah perusahaan Swedia MySQL AB pada tahun 1995. Para pengembang platform milik Michael Widenius, David Axmark dan Allan Larsson. Tujuan utamanya adalah memberikan pilihan manajemen data yang efisien dan dapat diandalkan untuk pengguna dan profesional. Lebih dari setengah lusin alpha dan beta versi platform yang dirilis pada tahun 2000. Versi ini kompatibel dengan hampir semua platform utama.

Pada tahun 2005, Oracle membeli Innobase, perusahaan yang dikelola MySQL Innobase. Mesin penyimpanan ini memungkinkan MySQL melaksanakan fungsi penting seperti transaksi dan foreign keys. Di tahun yang sama, Jaringan MySQL dikembangkan pada baris Jaringan RedHat dan diluncurkan. Hal ini mengakibatkan MySQL 5 yang secara signifikan memperluas fitur-set yang tersedia untuk pengguna perusahaan. Setelah itu, kontrak antara MySQL dan Innabose diperbaharui.

Januari 2008, MySQL diakuisisi oleh Sun Microsystems sebesar $1 miliar. Keputusan itu dikritik oleh Michael Widenius dan David Axmark, co-pendiri MySQL AB. Pada saat itu MySQL sudah menjadi pilihan pertama dari perusahaan besar, bank dan perusahaan telekomunikasi. CEO Sun Microsystems, Jonathan Schwartz, yang disebut MySQL "stok root" ekonomi web.

Akuisisi Sun MySQL tidak terbukti sangat bermanfaat dan pada bulan April 2009, sebuah kesepakatan dicapai antara Sun Microsystems dan Oracle Corporation sesuai dengan Oracle adalah untuk membeli Sun Microsystems bersama dengan hak cipta dan merek dagang MySQL . Kesepakatan itu disetujui oleh pemerintah AS pada 20 Agustus 2009. Sebagai hasil dari petisi online yang dimulai oleh salah satu pendiri dari MySQL Monty Widenius, Oracle menghadapi komplikasi hukum dengan beberapa Komisi Eropa. Namun, masalah diselesaikan dan pada bulan Januari 2010 akuisisi MySQL oleh Oracle menjadi resmi.

Fitur-fitur yang dimiliki MySQL Seri 3.23. Di seri 3.23 MySQL menambahkan tiga jenis tabel baru: pertama MyISAM, yang sampai sekarang menjadi tipe tabel default; kedua BerkeleyDB, yang pertama kali menambahkan kemampuan transaksi pada MySQL; dan ketiga InnoDB, primadona baru yang potensial. Seri 4.x. Di seri yang baru berjalan hingga 4.0 tahap alfa ini, pengembang MySQL berjanji akan menjadikan MySQL satu derajat lebih tinggi lagi.

Fitur-fitur tersebut antara lain :

  1. Sub-select (di 4.1)

  2. Union (4.0), union sendiri berfungsi untuk menggabungkan hasil dari dua atau lebih pernyataan (query) ‘select’.

  3. Foreign key constraint (4.0 atau 4.1—meski InnoDB sudah menyediakan ini di 3.23.x), foreign key adalah salah satu jenis constraint yang digunakan untuk merelasikan antar dua tabel atau lebih. Foreign key digunakan pada tabel kedua (detail) yang mereferensi ke tabel utama (master) yang mempunyai constraint primary key.

  4. Stored procedure (4.1), Stored procedure adalah salah satu objek routine yang tersimpan pada database MySQL dan dapat digunakan untuk menggantikan berbagai kumpulan perintah yang sering kita gunakan, seperti misalkan sejumlah row ke table lain dengan filter tertentu. Stored procedure sangat berguna ketika kita tidak ingin user mengakses table secara langsung, atau dengan kata lain membatasi hak akses user dan mencatat operasi yang dilakukan. Dengan demikian resiko kebocoran dan kerusakan data dapat lebih diminimalisir.

  5. View (4.2), View adalah perintah query yang disimpan pada database dengan suatu nama tertentu, sehingga bisa digunakan setiap saat untuk melihat data tanpa menuliskan ulang query tersebut.

  6. Cursor (4.1 atau 4.2),

  7. Trigger (4.1), pernyataan CREATE TRIGGER digunakan untuk membuat trigger, termasuk aksi apa yang dilakukan saat trigger diaktifkan. Trigger berisi program yang dihubungkan dengan suatu tabel atau view yang secara otomatis melakukan suatu aksi ketika suatu baris di dalam tabel atau view dikenai operasi INSERT, UPDATE atau DELETE.

Definisi Analisa SWOT

Menurut Fahmi (2013:252)[32], “SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.


Gambar 2.21 Model Analisa SWOT (Sumber: www.startupbisnis.com)[33]

Tipe-tipe Strategi SWOT

Menurut Rangkuti (2011:64)[34], “matriks Threats–Opportunities–Weakness–Strenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai indikator untuk membantu manajer mengembangkan yang terdapat empat tipe strategi: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang di pilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan”.

  1. S-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.

  2. W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

  3. S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

  4. W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

Manfaat Analisa SWOT

Menurut Hendro (2011:289)[35], Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, manfaatnya adalah :

  1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.

  2. Untuk membuat rekomendasi.

  3. Informasi lebih akurat.

  4. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali.

  5. Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.

Penerapan Analisis SWOT

Menurut Hendro (2011:291)[35], Analisa SWOT dapat digunakan dalam :

  1. Memasuki sebuah industri baru.

  2. Memutuskan untuk meluncurkan produk baru.

  3. Menganalisa posisi perusahaan dalam persaingan saat ini.

  4. Untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan.

  5. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang akan terjadi sehubungan dengan ancaman yang akan datang dan peluang yang bisa diambil.

Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229)[36], ”Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai”.

Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat.

Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:

  1. Throw-away

  2. Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tak dipakai).

  3. Incremental

  4. Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).

  5. Evolutionary

  6. Pada metode ini, prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Dari ketiga pendekatan prototipe penulis hanya menggunakan pendekatan prototipe evolutionary, karena pengembang dapat memfokuskan diri untuk mengembangkan bagian-bagian dari sistem yang telah ada dalam perusahaan, kemudian bagian sistem yang dimengerti dari awal sampai proses akhir.

Tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut :

  1. Pengumpulan kebutuhan

  2. Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.


    Gambar 2.22 Blok Diagram Pengumpulan Kebutuhan
  3. Membangun prototyping

  4. Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan.


    Gambar 2.23 Blok Diagram Membangun Prototyping
  5. Evaluasi prototyping

  6. Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 dan 3.


    Gambar 2.24 Blok Diagram Evaluasi Prototyping
  7. Mengkodekan sistem

  8. Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.


    Gambar 2.25 Blok Diagram Mengkodekan Sistem
  9. Menguji sistem

  10. Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.


    Gambar 2.26 Blok Diagram Pengujian Sistem
  11. Evaluasi Sistem

  12. Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.


    Gambar 2.27 Blok Diagram Evaluasi Sistem
  13. Menggunakan sistem

  14. Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Definisi Testing

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2) (2013), [37], “Black box adalah cara pengujian yang dilakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

Menurut Rizky (2011:237)[38], ”Testing adalah sebuah proses yang digunakan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak telah terpenuhi baik dari kebutuhan teknis pengguna yang telah disepakati dari awal”.

Tujuan Testing

Menurut Rizky (2011:262)[38], ada 4 tujuan testing, antara lain :

  1. Untuk melakukan verifikasi, validasi dan deteksi error untuk menemukan sebuah masalah atau error kemudian dibenahi.

  2. Mencari error dan kelemahan atau keterbatasan.

  3. Mencari sejauh apa kemampuan yang dimiliki dari sebuah sistem.

  4. Menyediakan informasi untuk kualitas dari product software.

Tujuan utama dari pengujian sistem yang dilakukan adalah untuk meminimalkan tenaga dan waktu yang digunakan untuk menemukan kesalahan pada tahap pengembangan, desain dan dokumen lain atau program yang dirancang untuk menguji struktur internal dan menjalankan program untuk mendeteksi kesalahan.

Tahapan Testing

Menurut Rizky (2011:237)[38], “Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

  1. Verifikasi

  2. Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

  3. Validasi

  4. Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

    1. Failure

    2. Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangkat lunak tesebut.

    3. Fault

    4. Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

    5. Error

    6. Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

    7. Incident

    8. Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

Definisi Elisitasi

Menurut Hidayati dalam Rahardja jurnal CCIT Vol. 4. No. 3, (2011:302)[39], “Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.” Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

  1. Elistasi Tahap 1

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melaui proses wawancara.

  3. Elisitasi Tahap 2

  4. Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembangperangkat lunak dan pengguna.

    1. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalampembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Elisitasi Tahap 3

  6. Elisitasi tahap III, merupakan hasil pernyataan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa dikalasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik, bagiamana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?.

    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistemakan dikembangkan ?.

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pemakaiannya dan pembuatannya sulit serta berbiaya mahal.

    2. Middle (M) :Mampu dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah Dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

  8. Final draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Definisi Literature Review

Menurut Guritno, dkk. (2011:86)[40], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.”

Literature Review (Study Pustaka)

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam Skripsi ini, antara lain :

  1. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Muhammad Nur Ilham, S.E (2012)[41] Universitas Hasanuddin Makassar. Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada PT Bosowa Media Grafika”. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah Statistical Process Control , yaitu sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana proses pengendalian kualitas yang dilakukan pada suatu perusahaan, dimana hasilnya dibandingkan dengan standar yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengendalian kualitas produk pada PT Bosowa Media Grafika masih belum terkendali, dengan rata-rata kerusakan produk sebesar 4.47 % per hari.

  2. Penelitian Tugas Akhir yang dilakukan oleh Evy Ari Kurniawati, A.Md (2012)[42] Universitas Sebelas Maret. Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Benang 100% Rayon Dengan Metode C-Chart Pada PT Adikencana Mahkotabuana. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode C-Chart, teknik analisis data yang digunakan adalah dengan batas pengendalian atas (UCL) dan batas pengendalian bawah (LCL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kerusakan dan jenis kerusakan atau kecatatan yang terjadi produk benang yang mengalami out of control. Dengan adanya kerusakan produk yang berada diluar batas kendali atau out of control maka perusahaan harus lebih menjaga proses produksi agar tidak terjadi lagi kerusakan diluar batas kendali. Sehingga produk yang dihasilkan pada periode berikutnya dapat memenuhi standart kualitas produk yang telah ditetapkan perusahaan.

  3. Penelitian Tugas Akhir yang dilakukan oleh Dewi Puji Lestari, A.Md (2010)[43] Universitas Sebelas Maret. Berjudul “Pengendalian Kualitas Produk Benang Polyester Cotton Dengan Metode C-Chart Pada PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera. Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengetahui batas kendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah (LCL) pada produk benang Polyester Cotton, mengetahui rata-rata kerusakan produk, mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah analisis C-chart, diagram pareto, diagram sebab akibat. Dari hasil analisis dengan metode c-chart dapat diketahui bahwa kerusakan produk masih berada dalam batas kendali. Dengan batas atas (UCL) sebesar 209,29 dan batas bawah (LCL) sebesar 131,03. Berdasarkan data dan analisis dengan diagram pareto dapat diketahui ada lima jenis kerusakan yaitu tebal tipisnya benang sebesar 66,60%, benang berserabut sebesar 16,75%, permukaan benang tidak rata sebesar 7,64%, benang kotor sebesar 6,12% dan benang kurang elastis sebesar 2,89 %. Berdasarkan dari analisis dengan diagram sebab akibat dapat diketahui ada beberapa penyebab kerusakan benang polyester cotton yang ditinjau dari 4 faktor.

  4. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Muhammad Eka Pramudita, S.E (2014)[44] Universitas Kristen Satya Wacana. Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Metode Six Sigma Produk Sarung Gajah Duduk Pada PT Pismatex Pekalongan. Teknik analisis menggunakan metode six sigma dengan DMAIC untuk melakukan proses pengendalian kualitas produk ekspor dan sebelum DMAIC memerlukan tahap dimana perusahaan harus mencari dan mengetahui kriteria kecatatan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan solusi yang diterapkan untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam proses pengendalian kualitas dengan metode six sigma menggunakan DMAIC untuk mengurangi produk cacat. Langkah terpenting dalam tahap DMAIC. Sistem pengendalian kualitas dengan metode Six Sigma dengan DMAIC dilakukan dengan diagram pareto tersebut perusahaan dapat menekan angka kecatatan secara menyeluruh dengan rata-rata kecatatan 0,094487085 dan level sigma mencapai target selama 5 tahun terakhir.

  5. Penelitian jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Candra Gunawan (2014)[45] Universitas Surabaya. Berjudul “Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Metode Statistik Pada Proses Produksi Pakaian Bayi Di PT Dewi Murni Solo. Untuk melakukan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode dan teori yang telah diadaptasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat pengendali kualitas , yaitu: Check Sheet, Diagram Pareto, Control Chart, Diagram sebab akibat, FMEA dan Matriks Pugh. Hasil penelitian menunjukan terdapat kecatatan produk pakaian bayi yang melebihi batas toleransi perusahaan, jenis kecatatan tertingggi terletak pada proses pattern dan cutting sebesar 33%, prioritas utama perbaikan pada faktor manusia dengan Risk Priority Number sebesar 504.

  6. Penelitian jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Hamzah Asadullah, Hari Adianto, Dwi Novirani (2015)[46] Institut Teknologi Nasional Bandung. Berjudul “Implementasi Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Jumlah Produk Cacat Tekstil Kain Katun Menggunakan Metode Six Sigma Pada PT SSP. Metode Six Sigma merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi dan memperbaiki produk dengan menggunakan tahapan-tahapan Define, Measure, Analayze, Improve, dan Control. Untuk melengkapi metode Six Sigma maka digunakan alat bantu yaitu seven tools. Seven Tools disini dengan menggunakan diagram fishbone, diagram pareto, dan hitogram. Alat-alat tersebut untuk menganalisa dan mengidentifikasi penyebab-penyebab cacat suatu produk. Pembebanan tugas baru menjadi salah satu implementasi yang dirasa berpengaruh cukup besar pada perbaikan.

Adapun kesimpulan dari literature review tersebut adalah pengendalian kualitas dilakukan agar dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan produk cacat. Dalam ke enam literature review yang telah dibahas belum adanya menghitung jumlah barang output yang ingin dihasilkan untuk mempertahankan kualitas dan menghasilkan grafik dalam bentuk digital.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

Toray merupakan sebuah perusahaan yang sangat besar di Jepang yang bergerak dalam berbagai bidang industri, salah satu diantaranya adalah industri tekstil yang merupakan cikal bakal dari Toray industri.

Nama Toray berasal dari Toyo yaitu nama perusahaan rayon yang merupakan produk awal dari perusahaan tersebut, dari keduanya digabung yang kemudian dikenal dengan nama Toray.

Toray telah memperluas usahanya diberbagai negara seperti : Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, China, Vietnam, USA. Di indonesia Toray bergerak dalam bidang serat sintetis dan tekstil dengan membuka beberapa perusahaan misalnya di Tangerang PT ITS, PT ISTEM, PT ACTEM, PT OST, PT PNR, PT TEXFIBRE (Purwakarta), Jakarta PT JABATO (Jakarta Bali Tokyo) yang merupakan jasa transportasi untuk melayani orang-orang Jepang. PT ITS merupakan yang tersebar diantara perusahaan yang ada di luar jepang.

PT ITS didirikan pada tanggal 11 Oktober 1971 dengan surat ijin Presiden No. 1329/Pres/2/1971/ tanggal 26 Februari 1971 dan surat keputusan Menteri No. 331/M/SK/VI/71 tanggal 13 Juli 1971 dalam rangka dikeluarkannya undang-undang No.1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA).

Modal dasar yang dipakai sebesar 54,8 million US $ dengan kepemilikan saham terdiri dari Toray Industries Inc. (65,5 %), Mitsui & Co ltd (19,9 %), PT Easterntex (14,6 %).

Produksi awal perusahaan ini dimulai pada tanggal 15 Agustus 1973 sebesar 184 ton/bulan Nylon Filament dan Staple Fibre, kemudian bertambah menjadi : Nylon Filament 610 ton/bulan dan Polyester Fibre 1220 ton/bulan pada tanggal 01 November 1974, jumlah produksi tersebut di atas sudah sesuai dengan kapasitas mesin terpasang pada waktu itu.

PT ITS diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 04 Agustus 1976, peresmian ini dilakukan setelah 5 (lima) tahun didirikan dan melakukan kegiatan produksi.

Untuk memudahkan kegiatan operasional PT ITS mendirikan kantor pusat di Summitmas Tower lantai 3 (tiga) no. 61-62 jalan Jenderal Sudirman Jakarta, baik di kantor pusat Jakarta maupun di pabrik Tangerang dipimpin oleh Presiden Direktur. Tetapi dalam segi operasional produksi di pabrik dipimpin oleh kepala pabrik.

Gambar 3.1 Kantor Administrasi PT Indonesia Toray Synthetics

Visi dan Misi PT Indonesia Toray Synthetics

PT Indonesia Toray Synthetics memiliki visi dan misi sebagai berikut :

  1. Visi Perusahaan

  2. Menuju pabrik nomor satu di dunia dalam safety, kualitas dan performance.

  3. Misi Perusahaan

    1. Mempertahankan zero accident.

    2. Mencapai zero claim.

    3. Mencapai budget rasio, gentani raw material dan total fixed cost, serta efisiensi energi 3% dari aktual tahun lalu.

Struktur Organisasi

Banyak pendapat yang berlainan tentang rumusan dari organisasi, akan tetapi secara umum organisasi rumusan dari organisasi dapat dirumuskan sebagai struktur pembagian dan tata hubungan kerja antara kelompok orang untuk bekerja satu sama lain dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Bagi perusahaan besar seperti PT ITS, masalah pengelolaan manajemen merupakan suatu hal yang sangat memegang peranan dalam kelancaran produksi serta penyaluran (distribusi) hasil produksinya kepada konsumen. Oleh karena itu PT ITS memerlukan struktur organisasi yang khusus bentuk dan tujuannya.

Pada Departemen Quality Assurance PT Indonesia Toray Synthetics yang mempunyai struktur organisasi seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Struktur Departemen Quality Assurance PT Indonesia Toray Synthetics

Wewenang dan Tanggung Jawab

Banyak pendapat yang berlainan tentang rumusan dari organisasi, akan tetapi secara umum organisasi rumusan dari organisasi dapat dirumuskan sebagai struktur pembagian kerja dan tata hubungan kerja antara kelompok orang untuk bekerja satu sama lain dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Seperti halnya didalam sebuah perusahaan, PT. Indonesia Toray Synthetics di dalamnya terdapat bagian-bagian yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab bagian-bagian yang ada pada Departemen Quality Assurance PT. Indonesia Toray Synthetics, yaitu sebagai berikut :

  1. Manajer

    1. Bertanggung jawab sepenuhnya dalam mendukung kualitas atau mutu produk.

    2. Bersama manajemen untuk menerapkan tujuan mutu perusahaan dan memimpin manajemen untuk mencapai misi perusahaan.

    3. Menerima dan meninjau ulang laporan kualitas atau mutu produk yang di tetapkan oleh perusahaan yang di laksanakan sebagai tinjauan manajemen.

  2. SPV

    1. Pelaksanaan kegiatan analisis mutu produk.

    2. Melaksanakan riset terhadap pengembangan mutu produk dan jenis produk.

    3. Melaksanakan pengawasan terhadap mutu produk mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi.

    4. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh atasannya.

  3. Frontman

    1. Bawahan dari seorang SPV bertugas sebagai koordinator yang berada dibawahnya.

  4. Staff

    1. Mengerjakan tugas-tugas administrasi kantor, seperti mengatur arus dokumen dan pengarsipan, melakukan surat-menyurat.

    2. Membuat rencana untuk memastikan tercapainya kualitas kerja yang dipersyaratkan dan sebagai bahan informasi kepada atasan.

  5. Leader

    1. Mengontrol kinerja operator dalam melaksanakan proses pengujian.

  6. Operator

    1. Melaksanakan proses pengujian dan prosedur kualitas dengan standar kualitas yang sudah ditetapkan perusahaan.

    2. Mengatur dan mengontrol mesin untuk melakukan pengujian pada sampel barang.

Tata Laksana Sistem yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem yang saat ini berjalan pada bagian Quality Control di PT Indonesia Toray Synthetics, yaitu:

  1. Staff Produksi

  2. Pada tahap awal yang dilakukan staff produksi adalah menentukan sampel barang yaitu benang 3 kilogram yang sebelumnya sudah melalui tahap proses produksi dan selanjutnya akan dikirimkan ke Departemen Quality Assurance untuk selanjutnya melakukan tahap pengecekan dengan jadwal pengecekan yang sudah ditentukan.

  3. Operator QA

  4. Pada tahap ini operator melakukan pengujian dengan test kekuatan benang dengan cara menarik benang pada mesin penarik benang setelah didapatkan hasil pengecekan operator menyerahkan hasil analisa lab ke pada admin.

  5. Staff Quality Assurance

  6. Pada tahap ini Staff Quality Assurance menerima hasil anlisa lab dari operator dan admin melakukan pencatatan terhadap kualitas sampel tersebut yaitu: hasil analisa lab, standar minimal, dan jumlah barang produksi yang normal dan tidak normal untuk membuat laporan kualits hasil produksi. Laporan tersebut akan diserahkan kepada Staff Produksi, Pimpinan Departemen Quality Assurance dan Pimpinan Departemen Produksi.

  7. Pimpinan Departemen Quality Assurance

  8. Pimpinan produksi menerima laporan kualitas hasil produksi barang yang normal dan tidak normal yang mempunyai hak untuk menentukan suatu produk itu bisa di jual atau tidak.

  9. Pimpinan Departemen Produksi

  10. Pimpinan produksi juga menerima laporan kualitas hasil produksi barang yang normal dan tidak normal, jika barang tersebut tidak normal selanjutnya melakukan tahap penelusuran (traceback), mengapa barang tersebut abnormal. Kemudian ditelusuri pada bagian produksi tersebut apakah penyebab produk yang tidak normal dikarenakan pada faktor mesin, pekerja, bahan baku atau pada proses produksinya.

Gambaran Ilustrasi Prosedur Sistem Yang Berjalan

Berikut adalah prosedur yang berjalan pada Quality Control PT Indonesia Toray Synthetics digambarkan melalui bentuk gambar ilustrasi pada gambar 3.3.


Gambar 3.3 Ilustrasi proses Quality Control

Rancangan Sistem Yang Berjalan

  1. Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan

  2. Berikut gambaran use case diagram sistem informasi pengendalian kualitas pada PT. Indonesia Toray Synthetics, seperti pada gambar 3.3.


    Gambar 3.4 Use Case Diagram Sistem yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.3 Use Case Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

    1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan pada bagian Quality Control.

    2. 3 Actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Staff Produksi, Operator QC, Manajer.

    3. 5 Use Case yang dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya : Memberikan sampel barang, melakukan pengecekan di lab, Mendapatkan hasil pengecekan, Membuat laporan, Terima hasil laporan.

  3. Activity Diagram Sistem Yang Berjalan

  4. Berikut gambaran activity diagram sistem informasi pengendalian kualitas pada PT. Indonesia Toray Synthetics, seperti pada gambar 3.4.


    Gambar 3.5 Activity Diagram Sistem yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.4 Activity Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

    1. 1 Initial Node, objek yang diawali.

    2. 6 Action, sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.

    3. Activity Final Node, objek yang diakhiri.

  5. Sequence Diagram Sistem Yang Berjalan

  6. Berikut gambaran 3.5 tentang sequence diagram sistem informasi pengendalian kualitas pada PT. Indonesia Toray Synthetics.

    Gambar 3.6 Sequence Diagram Sistem yang Berjalan

    Berdasarkan gambar 3.4 Sequence Diagram yang berjalan saat ini terdapat :

    1. 2 Life Line, yaitu : Sampel, laporan.

    2. 3 Actor, yaitu : Staff produksi, Operator QC, Manajer.

    3. 8 Message, yaitu : Memberikan sampel barang, Menerima sampel barang, Melakukan hasil pengecekan, Mendapat hasil pengecekan, Membuat Laporan, Terima hasil laporan.

Analisa Sistem Yang Berjalan

Metode Analisis SWOT

Pada Penelitian ini menggunakan metode analisa SWOT untuk menganalisa dan juga mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Berikut tabel analisis SWOT :

Tabel 3.1 SWOT Faktor Internal
Tabel 3.2 SWOT Faktor Eksternal

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Masukan

  2. Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri.

    1. Nama Masukan  : Jadwal Produksi.

    2. Fungsi  : Digunakan untuk memberikan jadwal pengecekan ke operator Lab Quality Assurance.

      Sumber  : Departemen Produksi.

      Media  : Kertas.

      Distribusi  : Departemen Quality Assurance.

      Frekuensi  : Dilakukan sebelum pengujian sampel dimulai.

      Keterangan  : Berisikan nama barang, tanggal produksi Dan tanggal pengecekan, jadwal pengecekan dilakukan setelah dua hari barang selesai diproduksi.


      Gambar 3.7 Contoh Jadwal Pengujian
    3. Nama Masukan  : Data Sampel Barang.

    4. Fungsi  : Sebagai bukti untuk sampel pengujian.

      Sumber  : Departemen Produksi.

      Media  : Kertas.

      Distribusi  : Departemen Quality Assurance.

      Frekuensi  : Dilakukan ketika hasil produksi telah selesai dan menentukan sampel yang akan diuji.

      Keterangan  : Berisikan sampel barang yang selanjutnya akan melalui tahap proses pengujian.


      Gambar 3.8 Contoh Data Sampel Barang Polyester
  3. Analisa Proses

  4. Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil umpan balik karena adanya data input, di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

    1. Nama Proses  : Melakukan pengecekan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

    2. Masukan  : Jadwal Produksi.

      Keluaran  : Jadwal Pengujian

      Keterangan  : Berisikan tanggal produksi dan tanggal tanggal pengecekan

    3. Nama Proses  : Memproses sampel barang yang akan melakukan tahap proses pengujian

    4. Masukan  : Data sampel barang

      Keluaran  : Laporan hasil kualitas pengujian

      Keterangan  : Berisikan sampel barang yang sudah melalui tahap proses pengujian.

  5. Analisa Keluaran

  6. Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada.

    1. Nama Keluaran  : Laporan Jadwal Pengujian

    2. Fungsi `  : digunakan untuk mengetahui total sampel yang telah diuji dalam sehari.

      Sumber  : Staff QA

      Media  : Kertas

      Rangkap  : 2

      Distribusi  : Laporan akan diberikan kepada pimpinan produksi dan pimpinan Quality Assurance.

    3. Nama Keluaran  : Laporan Kualitas Hasil Produksi

    4. Fungsi `  : digunakan untuk membuat kualitas hasil produksi

      Sumber  : Staff QA

      Media  : Kertas

      Rangkap  : 2

      Distribusi  : Laporan akan diberikan kepada pimpinan produksi dan pimpinan Quality Assurance.

Konfigurasi Sistem Berjalan

Adapun konfigurasi sistem yang digunakan pada sistem yang berjalan yaitu :

  1. Spesifikasi Hardware

    1. Processor  : Intel Pentium Core i5 GHz

    2. Monitor  : ASUS 17 Inchi

    3. RAM  : 4 GB DDR2 Memory

    4. Hardisk  : 500 GB HDD

  2. Spesifikasi Software

    1. Windows 7 Ultimate Service Pack 1 32 Bit

    2. Microsoft Word 2010

    3. Microsoft Excel 2010

    4. Browser Google Chrome 50.0.2661.102

Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, permasalahan yang dihadapi oleh PT Indonesia Toray Synthetics, yaitu:

  1. Pada pengendalian kualitas produksi pemantauan barang yang tidak normal belum terdata dengan baik.

  2. Belum dapat mengurangi atau meminimalkan jumlah barang hasil produksi yang tidak normal secara signifikan.

  3. Pendokumentasian terhadap laporan barang yang tidak normal, tidak terurut berdasarkan jenis barang.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan penelitian dari beberapa permasalahan yang dihadapi, maka didapatkan alternatif pemecahan masalah, antara lain:

  1. Menghasilkan sistem informasi pengendalian kualitas barang hasil produksi secara terkomputerisasi sehingga laporan mudah dioperasikan dengan cepat dan tepat waktu.

  2. Menghasilkan suatu output yang ingin dihasilkan yaitu total jumlah barang produk yang normal dan tidak normal.

  3. Menghasilkan sistem informasi yang digunakan untuk meminimalkan kesalahan sekecil mungkin dalam menentukan kualitas suatu barang produksi yaitu benang nylon dan polyester.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada stakeholder mengenai sistem yang diusulkan.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengkelasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai MDI :

  1. M pada MDI artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

  2. D pada MDI artinya Desirable Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI artinya Inessential. Maksudnya adalah requirement tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa dikelasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?

  2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ?

  3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ?

  4. </oL.

    Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

    1. H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal.

    2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

    3. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

    Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Merupakan bentuk akhir dari tahap tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Barang Produksi Pada PT Indonesia Toray Synthetics. Berdasarkan Elisitasi Tahap III maka dapat dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah membuat laporan untuk membangun suatu Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Barang Produksi Pada PT Indonesia Toray Synthetics. Berikut lampiran final draft elisitasi yang telah dibuat :


Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

BAB IV

Rancangan Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Sistem Usulan

Prosedur Sistem Usulan

Berdasarkan sistem yang berjalan, maka diketahui bahwa dalam kegiatan data laporan kualitas hasl produksi di PT Indonesia Toray Synthetics masih menghadapi banyak kekurangan, karena proses pencatatan yang masih manual. Maka untuk memudahkan pekerjaan bagian quality control, langkah selanjutnya adalah merancang dan membuat sistem informasi pengendalian kualitas dalam melakukan pengelolaan data.

Prosedur sistem yang diusulkan pada bagian quality control di PT Indonesia Toray Synthetics, yaitu:

  1. Operator memberikan laporan hasil pengujian barang produksi yang sebelumnya sudah melalui tahap proses pengujian.

  2. Staff QA: menerima hasil pengujian dan membuat laporan kualitas hasil produksi, masuk menu login, isi username dan password dengan benar agar bisa masuk ke halaman menu utama sistem yang berisi menu-menu pada halaman utama, Menu departemen untuk memilih departemen yang meproduksi masing-masing barang, Menu operator untuk menambahkan operator yang baru dan menghapus operator yang sudah tidak ada, Menu data mesin untuk membuat data mesin, Menu data sampel untuk menambahkan data barang yang ingin menampilkan hasil barang tersebut dikatakan normal atau tidak, Menu Laporan untuk melihat laporan kualitas hasil produksi berdasarkan barang yang normal atau tidak, berdasarkan tanggal, berdasarkan nama barang, berdasarkan type barang.

  3. Pimpinan Produksi dan Pimpinan Quality Assurance menrima laporan hasil kualitas produksi yang sudah dicetak.

=Gambaran Ilustrasi Prosedur Sistem Yang Diusulkan

Pada gambar 4.1 adalah ilustrasi gambaran prosedur sistem yang diusulkan pada bagian quality control untuk PT Indonesia Toray Synthetics.

Gambar 4.1 Ilustrasi proses usulan

Use Case Sistem Yang Diusulkan

Berikut ini adalah use case diagram untuk menggambarkan proses sistem informasi pengendalian kualitas yang ditujukan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Use Case Diagram Pengendalian Kualitas Barang Produksi

Berdasarkan use case diagram pada gambar 4.2, berikut ini merupakan skenario (alur proses) dari setiap use case yang terdapat dalam use case diagram :

  1. Use Case  : Login

  2. Actor  : Staff QA dan Staff Produksi

    Description  : Use Case menggambarkan sistem login kedalam sistem untuk masuk ke halaman utama dengan memasukan username dan password dengan benar.

    Skenario  : Use case login seperti gambar pada tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Use Case Login
  3. Use Case  : Input Data Departemen

  4. Actor  : Staff QA

    Description  : Use Case memilih departemen dimana barang yang telah diproduksi pada departemen tersebut.

    Skenario  : Use case departemen seperti gambar pada tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Use Case Input Data Departemen
  5. Use Case  : View Data Departemen

  6. Actor  : Staff Produksi

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan yang menampilkan data departemen yang terdiri dari id departemen, kode departemen, nama departemen.

    Skenario  : Use case departemen seperti gambar pada tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Use Case View Data Departemen
  7. Use Case  : Input Data Operator

  8. Actor  : Staff QA

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan proses penginputan data operator.

    Skenario  : Use case data operator seperti gambar pada tabel 4.4.

    Tabel 4.4 Use Case Input Data Operator
  9. Use Case  : View Data Operator

  10. Actor  : Staff Produksi

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan data operator.

    Skenario  : Use case login seperti gambar pada tabel 4.5.

    Tabel 4.5 View Data Operator
  11. Use Case  : Input Data Mesin

  12. Actor  : Staff QA

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan proses penginputan data mesin.

    Skenario  : Use case login seperti gambar pada tabel 4.6.

    Tabel 4.6 Input Data Mesin
  13. Use Case  : View Data Mesin

  14. Actor  : Staff Produksi

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan data mesin.

    Skenario  : Use case login seperti gambar pada tabel 4.7.

    Tabel 4.7 View Data Mesin
  15. Use Case  : Input Data Sampel

  16. Actor  : Staff QA

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan proses penginputan data sampel barang.

    Skenario  : Use case login seperti gambar pada tabel 4.8.

    Tabel 4.8 Input Data Sampel
  17. Use Case  : View Data Sampel

  18. Actor  : Staff Produksi

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan data sampel barang.

    Skenario  : Use case login seperti gambar pada tabel 4.9.

    Tabel 4.9 View Data Sampel
  19. Use Case  : Cetak Laporan Hasil Kualitas Produksi

  20. Actor  : Staff QA dan Staff Produksi

    Description  : Use Case menggambarkan kegiatan mencetak laporan Hasil kualitas produksi

    Skenario  : Use case login seperti gambar pada tabel 4.10.

    Tabel 4.10 Cetak Laporan Hasil Kualitas Produksi

Activity Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan dari use case diagram maka dapat digambarkanaktivitas-aktivitas yang terjadi atau alur kerja dalam use case. Aliran kerja tersebut digambarkan secara grafis dengan activity diagram. Gambar 4.3 adalah activity diagram dari masing-masing use case :

Gambar 4.3 Activity Diagram Yang Diusulkan

Berdasarkan Gambar 4.3 Activity Diagram :

  1. 1 initial node, sebagai objek awal

  2. 5 vertical swimlane yaitu : Operator, Staff QA, Staff Produksi, Sistem dan Pimpinan.

  3. 21 action state dari sistem yang mencerminkan suatu aksi diantaranya: Memberikan data laporan hasil pengujian, Menerima data laporan hasil pengujian, Masuk menu login, Verifikasi login, Menu halaman utama, memilih menu departemen didalam menu master data, Input data departemen, Melihat data departemen, Memilih menu operator didalam menu data item, Input data operator, Melihat data operator, memilih menu data barang didalam menu master data, Input data barang, Melihat data barang, memilih menu mesin didalam menu master data, input data mesin, Melihat data mesin, Memilih menu data sampel didalam menu pengujian, Input data sampel, Melihat data sampel, Memilih Menu laporan, Laporan Kualitas hasil produksi, Cetak laporan, Menerima laporan.

  4. 1 Final Node, sebagai objek akhir.

Sequence Diagram Yang Diusulkan

Interaksi antara object yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah use case, dalam menangkap interaksi objek-objek kini menggunakan sequence diagram seperti pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan


Berdasarkan Gambar 4.3 Activity Diagram :

  1. Admin melakukan login.

  2. Admin memasukan username dan password.

  3. Verifikasi login, jika login benar masuk ke home tetapi jika admin salah memasukan username dan password makan akan melakukan login kembali.

  4. Admin memilih Menu halaman utama.

  5. Admin memilih menu data item.

  6. Admin menginput data departemen.

  7. Admin menginput data operator.

  8. Admin menginput master barang.

  9. Admin menginput data mesin

  10. Admin masuk ke menu pengujian

  11. Admin menginput data sampel

  12. Admin mencari laporan.

  13. Staff Produksi masuk ke menu login

  14. Staff Produksi masuk ke halaman utama

  15. Staff Produksi memilih view data

  16. Staff Produksi melihat data departemen

  17. Staff Produksi melihat data operator

  18. Staff Produksi melihat data mesin

  19. Staff Produksi melihat master barang

  20. Staff Produksi memilih menu pengujian

  21. Staff Produksi melihat data sampel

  22. Memilih Menu laporan Laporan Kualitas hasil produksi

  23. Pimpinan menerima laporan

Class Diagram Yang Diusulkan

Class diagram yang digunakan untuk menjelaskan tentang spesifikasi objek-objek yang terdapat dalam aplikasi sistem informasi pengendalian kualitas produksi pada PT Indonesia Toray Synthetics. Dimana class diagram yang diusulkan ini terdapat objek (class) yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu: tabel. Class Diagram yang diusulkan seperti pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Class Diagram Yang Diusulkan

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada sistem informasi pengendalian kualitas yang berjalan dan sistem yang diusulkan, ditemukan beberapa perbedaan dan akan dijabarkan melalui tabel pada 4.11.

Tabel 4.11 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem yang diusulkan dapat membantu dalam pembuatan laporan yang dibutuhkan, dan informasi yang dahasilkan pun lebih akurat, dan tentu saja dalam waktu yang relatif lebih cepat sehingga dapat diketahui oleh pimpinan. Pada sistem yang berjalan membuat laporan waktu yang dibutuhkan 1 minggu sedangkan dengan adanya sistem membuat laporan cukup 2 hari saja.

Rancangan Basis Data

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain data yang dianggap telah normal. Desain database menjelaskan media penyimpanan yang digunakan isi yang tersimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut :

  1. Nama field  : tbl_departemen

  2. Fungsi  : untuk menyimpan data departemen.

    Tipe file  : tabel master.

    Media  : harddisk.

    Primary key  : id_dept.

    Panjang record  : 70

    Isi  : id_dept + kode_dept + nama_dept + kepala_dept

    Database departemen seperti gambar pada tabel 4.12.

    Tabel 4.12 Departemen
  3. Nama field  : tbl_operator

  4. Fungsi  : untuk menyimpan data operator.

    Tipe file  : tabel master.

    Media  : harddisk.

    Primary key  : id_operator.

    Panjang record  : 174

    Isi  : id_operator + nip + nama_operator + no_telp + alamat + shift_kerja.

    Database operator seperti gambar pada tabel 4.13.

    Tabel 4.13 Operator
  5. Nama field  : tbl_lot

  6. Fungsi  : untuk menyimpan data mesin.

    Tipe file  : tabel master.

    Media  : harddisk.

    Primary key  : id_mesin.

    Panjang record  : 35

    Isi  : id_lot + nama_mesin + mesin_produksi + mesin pengujian.

    Database lot seperti gambar pada tabel 4.14.

    Tabel 4.14 Lot
  7. Nama field  : tbl_barang

  8. Fungsi  : untuk menyimpan data master barang.

    Tipe file  : tabel master.

    Media  : harddisk.

    Primary key  : id_barang.

    Panjang record  : 65

    Isi  : id_barang + nama_barang + jumlah + satuan.

    Database barang seperti gambar pada tabel 4.16.

    Tabel 4.15 Barang
  9. Nama field  : tbl_sampel

  10. Fungsi  : untuk menyimpan data sampel barang.

    Tipe file  : tabel master.

    Media  : harddisk.

    Primary key  : id_sampel.

    Panjang record  : 70

    Isi  : id_sampel + kode_sampel + nama_sampel + tgl_produksi + tgl_pengujian + oil_type + chip_type + result + niai_std + nilai_max + id_dept + id_lot + id_operator.

    Database barang seperti gambar pada tabel 4.17.

    Tabel 4.16 Sampel
  11. Nama field  : tbl_admin

  12. Fungsi  : untuk menyimpan data admin.

    Tipe file  : tabel master.

    Media  : harddisk.

    Primary key  : id_admin.

    Panjang record  : 62

    Isi  : id_admin + nama + username + password + level.

    Database admin seperti gambar pada tabel 4.17.

    Tabel 4.17 Admin

Rancangan Prototype

Tahap ini merupakan tampilan mengenai rancang bangun yanglengkap kepada para pengguna dari sistem informasi pengendalian kualitas barang produksi sebagai kebutuhan pemenuhan dari para pengguna sistem.

Prototype Login

Gambar 4.6 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan menu login.

Gambar 4.6 Prototype Halaman Login

Komponen-komponen pada menu login adalah sebagai berikut:

  1. Textfield Username : memasukan username pada kolom yang kosong.

  2. Textfield Password : menginputkan password yang telah dibuat sesuai dengan username agar masuk kedalam sistem tersebut.

  3. Button Simpan : setelah memasukan username dan password dengan benar selanjutnya klik submit dan setelah itu admin dapat masuk kedala sistem. sedangkan kalau username dan passwordnya salah maka tidak akan dapat masuk kedalam sistem dan akan muncul tulisan bahwa username dan password anda salah.

  4. Button Batal : Jika tidak ingin melanjutkan kedalam sistem maka klik tombol batal.

Tampilan login merupakan tampilan utama dari sistem, setiap admin atau user yang telah terdaftar ingin masuk kedalam sistem maka harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukan username dan password dengan benar.

Prototype Menu Home=

Gambar 4.7 gambar rancangan prototype pada tampilan halaman utama.

Gambar 4.7 Prototype Halaman Utama

Pada tampilan menu utama terdapat 4 halaman yaitu: home, data item, pengecekan, laporan.

Dalam Home juga terdapat 3 sub menu yang terdiri dari:

  1. Sejarah yang berfungsi untuk melihat gambaran umum pada PT Indonesia Toray Synthetics

  2. Menu Visi Misi yang berfungsi untuk melihat visi dan misi yang ada pada PT Indonesia Toray Synthetics.

  3. Kontak yang berfungsi untuk melihat alamat perusahaan.

Dalam Master Data terdapat 4 sub menu yaitu : Departemen, Data Operator, Data Barang, Data Mesin

Dalam Pengujian terdapat 2 sub menu yaitu : Data Sampel

Dalam Laporan terdapat menu laporan kualitas hasil produksi.

Prototype Halaman Departemen

Gambar 4.8 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan form departemen.

Gambar 4.8 Form Departemen

Form input departemen ini digunakan untuk memilih departemen produksi.Komponen-komponen yang terdapat pada form departemen sebagai berikut:

  1. Kode Departemen (text field dengan tipe data varchar dan panjang data 5): untuk memasukan kode departemen produksi.

  2. Dropdown Nama Dept (text field dengan tipe data varchar danpanjang data 30): untuk memasukan nama departemen produksi.

  3. Kepala Departemen (text field dengan tipe data char dan panjang data 40):untuk memasukan namakepala departemen produksi.

  4. Button Simpan berfungsi untuk menyimpan data departemen yang telah di input dan batal jika tidak ingin melanjutkan.

Fungsi dari Form input departemen yaitu: Sebagai menu untuk memasukan data dari masing-masing departemen produksi.

Gambar 4.9 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan data departemen.

Gambar 4.9 Tampilan Departemen

Komponen-komponen tampilan daftar user yaitu:

  1. Field Kode Departemen: Menampilkan kode departemen

  2. Field Nama Departemen: menampilkan nama departemen

  3. Field Kepala Departemen: menampilkan nama kepala departemen

  4. Field Pilihan: dapat digunakan untuk mengedit dan menghapus data departemen.

  5. Tambah : pada tombol tambah jika ingin memasukan departemen baru

Fungsi dari tampilan daftar departemen yaitu: menu yang menampilkan daftar departemen yang terdapat diperusahan.

Prototype Halaman Data Operator

Gambar 4.10 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan form data operator

Gambar 4.10 Form Data Operator

Komponen-komponen yang terdapat pada form data operator sebagai berikut:

  1. NIP (text field dengan tipe data INTdan panjang data 10): untuk memasukan NIP pegawai.

  2. Nama Operator (text field dengan tipe data Char dan panjang data 40): untuk memasukan nama operator

  3. No Telp (text field dengan tipe data INT dan panjang data 14): untuk memasukan nomor telepon operator.

  4. Alamat (text field dengan tipe data Char dan panjang data 50): untuk memasukan alamat operator.

  5. Shift kerja (text field dengan tipe data enum): untuk memasukan shift kerja operator

  6. Button Simpan berfungsi untuk menyimpan data operator yang telah di input dan batal jika tidak ingin melanjutkan.

Fungsi dari tampilan daftar data operator yaitu: untuk memasukan daftar operator yang bekerja di lab Quality Assurance.

Gambar 4.11 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan data operator.

Gambar 4.11 Tampilan Data Operator

Komponen-komponen tampilan daftar user yaitu:

  1. Field IP: Menampilkan NIP pegawai

  2. Field Nama Operator: Menampilkan Nama Operator

  3. Field No Telp: menampilkan nomor telepon operator

  4. Field Alamat: menampilkan alamat operator

  5. Field Shift Kerja: menampilkan shift kerja operator

  6. Field Pilihan: dapat digunakan untuk mengedit dan menghapus data diri operator.

  7. Tambah : pada tombol tambah jika ingin memasukan operator baru

Fungsi dari tampilan daftar data operator yaitu: menu yang menampilkan daftar operator yang melakukan pengujian barang produksi.

Prototype Halaman Master Barang

Gambar 4.12 adalah gambar rancangan prototype pada form tampilan master barang.

Gambar 4.12 Form Master Barang

Komponen-komponen yang terdapat pada form data sampel sebagai berikut:

  1. Nama Barang (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 20): untuk memasukan nama barang.

  2. Jumlah Barang(text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 40): untuk memasukan jumlah barang.

  3. Satuan (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 20): untuk memasukan satuan berat barang.

  4. Button Simpan berfungsi untuk menyimpan data barang yang telah di input dan batal jika tidak ingin melanjutkan.

Fungsi dari tampilan daftar data barang yaitu: untuk memasukan data barang. Gambar 4.13 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan master barang.

Gambar 4.13 Tampilan Master Barang

Komponen-komponen tampilan daftar data mesin yaitu:

  1. Field Nama Barang: Menampilkan Nama Barang

  2. Field Jumlah Barang: menampilkan jumlah barang

  3. Field Satuan: menampilkan satuan berat barang

  4. Field Pilihan: dapat digunakan untuk mengedit dan menghapus data barang

  5. Tambah : pada tombol tambah jika ingin memasukan data barang baru

Fungsi dari tampilan daftar data barang yaitu: menu yang menampilkan daftar data barang.

Prototype Halaman Data Mesin

Gambar 4.14 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan data mesin.

Gambar 4.14 Form Data Mesin

Komponen-komponen yang terdapat pada form mesin sebagai berikut:

  1. Nama Mesin (text field dengan tipe data Char dan panjang data 20): untuk memasukan nama mesin

  2. Nomor Mesin Produksi (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 10): untuk memasukan nomor mesin produksi.

  3. Nomor Mesin Pengujian (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 10): untuk memasukan nomor mesin pengujian.

  4. Button Simpan berfungsi untuk menyimpan mesin yang telah di input dan batal jika tidak ingin melanjutkan.

Fungsi dari tampilan daftar mesin yaitu: untuk memasukan data mesin. Gambar 4.15 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan data mesin.

Gambar 4.15 Tampilan Data Mesin

Komponen-komponen tampilan daftar data mesin yaitu:

  1. Field Nama Barang: Menampilkan Nama Mesin

  2. Field Nomor Mesin Produksi: menampilkan data mesin produksi

  3. Field Nomor Mesin Pengujian: menampilkan data mesin pengujian.

  4. Field Pilihan: dapat digunakan untuk mengedit dan menghapus data mesin

  5. Tambah : pada tombol tambah jika ingin memasukan mesin baru

Fungsi dari tampilan daftar mesin yaitu: menu yang menampilkan daftar data mesin.

Prototype Halaman Data Sampel

Gambar 4.16 adalah gambar rancangan prototype pada form tampilan data sampel.

Gambar 4.16 form tampilan data sampel.

Komponen-komponen yang terdapat pada form data sampel sebagai berikut:

  1. Kode Sampel (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 10): untuk memasukan kode sampel.

  2. Nama Sampel (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 20): untuk mengisi nama barang.

  3. Nomor Mesin (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 10): untuk mengisi nomor mesin

  4. Nama Departemen (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 30): untuk mengisi nama departemen

  5. Nama Operator (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 40): untuk mengisi nama barang

  6. Tanggal Produksi (text field dengan tipe data date): untuk mengisi tanggal produksi

  7. Tanggal Pengujian (text field dengan tipe data date): untuk mengisi tanggal pengujian

  8. Type Minyak (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 10): untuk memasukan type minyak.

  9. Type Chip (text field dengan tipe data Varchar dan panjang data 10): untuk memasukan type bahan baku yang digunakan saat produksi.

  10. Result (text field dengan tipe data INT dan panjang data 5): untuk memasukan nilai hasil pengecekan dari lab yaitu tes kekuatan benang.

  11. Submit berfungsi untuk menyimpan data sampel yang telah di input

Fungsi dari tampilan daftar data sampel: untuk memasukandata sampel. Gambar 4.17 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan data sampel.

Gambar 4.17 Tampilan Data Sampel

Komponen-komponen tampilan daftar user yaitu:

  1. Field Kode Sampel: Menampilkan kode barang

  2. Field Nama Sampel: Menampilkan nama barang

  3. Field Nomor Mesin: Menampilkan nomor mesin

  4. Field Nama Departemen: Menampilkan nama departemen

  5. Field Nama Operator: Menampilkan nama operator

  6. Field Tanggal Produksi: Menampilkan Tanggal Produksi

  7. Field Tanggal Pengujian: Menampilkan Tanggal Pengujian

  8. Field Type Minyak menampilkan type minyak

  9. Field Type Chip: menampilkan type bahan baku yang digunakan

  10. Field Result: menampilkan nilai hasil kekuatan benang yang telah diuji.

  11. Field Nilai Standar: menampilkan standar nilai yang sudah ditetapkan dari departemen yang memproduksi.

  12. Field Standar Maksimal: menampilkan standar maksimal yang sudah ditetapkan dari departemen yang memproduksi.

  13. Field Keterangan: menampilkan bahwa barang tersebut dikatakan normal atau tidak normal

  14. Tambah : pada tombol tambah jika ingin memasukan data barang baru

  15. Pilihan: dapat digunakan untuk mengedit dan menghapus data sampel

Fungsi dari tampilan daftar data sampel yaitu: menu yang menampilkan daftar data sampel.

Prototype Halaman Laporan

Gambar 4.18 adalah gambar rancangan prototype pada tampilan memilih laporan. Pada halaman laporan memilih kategori laporan yang akan dicari yaitu: nama barang, keterangan normal atau tidak normal, tanggal produksi dan terdapat tombol cetak dan mengeluarkan hasil laporan.

Berikut menu tampilan laporan yang ditujukan pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 Tampilan Pilihan Laporan

Konfigurasi Sistem

Spesifikasi Hardware

Perangkat keras yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Processor : Intel Core i3 2.10 GHz

  2. Monitor : 10” LCD Monitor

  3. RAM : 2 GB

  4. Harddisk : 320 GB

  5. Operating System : Windows ultimate 64-bit

Spesifikasi Softtware

Perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Windows ultimate 64-bit

  2. Adobe Dreamweaver CS6

  3. XAMPP Version 1.7.1

  4. PHP 5.3.8

  5. Mysql 5.0.8-dev

  6. Browser Mozilla firefox versi 43.0.1

Testing

Pengujian dengan metode Black Box Testing ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada sistem. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari sistem tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada sistem tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Tabel 4.18 adalah tabel pengujian sistem dengan menggunakan metode Black Box Testing :

Tabel 4.18 Black Box Testing

Implementasi

Implementasi Yang Diusulkan

Berikut ini merupakan gambar tampilan interface mengenai sistem perancangan pengendalian kualitas barang produksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

  1. Tampilan Halaman Login

  2. Gambar 4.19 Tampilan Halaman Login
  3. Tampilan Halaman Home

  4. Gambar 4.20 Tampilan Home
  5. Tampilan Halaman Input Depertemen


  6. Gambar 4.21 Tampilan Halaman Input Data Departemen
  7. Tampilan Halaman Data Departemen

  8. Gambar 4.22 Tampilan Halaman Data Departemen
  9. Tampilan Halaman Input Data Operator

  10. Gambar 4.23 Tampilan Halaman Input Data Operator
  11. Tampilan Halaman Data Operator

  12. Gambar 4.24 Tampilan Halaman Data Operator
  13. Tampilan Halaman Input Sampel

  14. Gambar 4.25 Tampilan Halaman Input Data Sampel
  15. Tampilan Halaman Data Sampel

  16. Gambar 4.26 Tampilan Halaman Data Sampel
  17. Tampilan Halaman Laporan

  18. Gambar 4.27 Tampilan Halaman Laporan

Schedule

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time tabel seperti pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Schedule

Estimasi Biaya

Pada tahap ini dibutuhkan rencana implementasi yang berguna dalam pelaksanaan langkah-langkah kegiatan penerapan sistem. Langkah langkah yang dilakukan dalam usaha mewujudkan sistem yang direncanakan ini dalam bentuk time tabel yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.20 Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dijabarkan pada BAB I, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Sistem pengendalian kualitas barang produksi yang berjalan pada PT Indonesia Toray Synthetics saat ini masih menggunakan kertas dimulai dari form sampel barang dari departemen produksi, schedule pengujian, pencatatan hasil pengujian lab dan penginputan data laporan hasil produksi dibuat di Ms.Excel. Meskipun berjalan dengan baik namun menimbulkan keterlambatan dalam proses pengolahan data laporan yang menyebabkan informasi yang dihasilkan tidak akurat.

  2. Kriteria-kriteria barang produksi yang normal dinyatakan jika ukuran sebuah produk tidak kurang dan tidak melebihi nilai standar ukuran yang sudah ditentukan pada setiap departemen. Sebaliknya jika barang tersebut tidak normal, ukuran produk tersebut kurang atau lebih dari nilai standar ukuran barang jadi yang sudah ditentukan. Untuk Polyester Filament Yarn nilai standar 1,11, standar maskimal 1,16, dan Nylon Filament Yarn nilai standar 0,15, standar maskimal 0,20.

  3. Proses dalam menghasilkan laporan data barang hasil kualitas produksi yang dibutuhkan oleh manajer dalam penentuan Quality adalah dapat memilih kategori laporan yang ingin dicari berdasarkan nama barang atau keterangan reject. laporan penginputan ukuran nilai barang produksi yang nantinya didalam laporan tersebut bisa diketahui keterangan barang tersebut normal atau tidak normal.

Saran

Setelah memberikan kesimpulan mengenai sistem informasi pengendalian kualitas barang produksi, penulis juga memberikan saran saran antara lain:

  1. Agar dapat menghasilkan data yang lebih baik maka diperlukan penerapan sistem komputerisasi yang lebih baik lagi dalam pengolahan data.

  2. Untuk sistem selanjutnya, disarankan untuk terus melakukan penyempurnaan dan pengembangan terhadap sistem tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Rosyid Al Harun, 2011. “Definisi Perancangan Sistem”. Semarang.
  2. Mahdiana, Deni. 2011. Analisa dan Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang dengan Metodologi Berorientasi Obyek Studi Kasus PT. Liga Indonesia. Jakarta : FTI Universitas Budi Luhur.
  3. Alim. Yadanur. 2012. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pemeriksaan Pasien Di Instalasi Radiologi RSUD Kajen Dengan Unified Process. Semarang : Jurnal Universitas Diponegoro. Vol. 2. No. 4, ISSN 2086-4930.
  4. Unified Modelling Language www.writewriting.com, diakses pada tanggal 28 Maret 2016 Pukul 23.11 wib.
  5. Widodo, Prabowo Pudjo. 2011. Menggunakan UML. Bandung : Informatika.
  6. Class Diagram www.tutorialkampus.com, diakses pada tanggal 1 April 2016 Pukul 16.03 wib.
  7. Use Case Diagram www.visual-paradigm.com, diakses pada tanggal 30 Maret 2016 Pukul 16.00 wib.
  8. Activity Diagram www.cs.pomona.edu, diakses pada tanggal 30 Maret 2016 Pukul 16.28 wib.
  9. Robert G Murdick, dkk, “Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern”, Jakarta : Erlangga, 2013.
  10. Sistem Jaringan Komputer www.it-artikel.com, diakses pada tanggal 30 Maret 2016 Pukul 18.00 wib.
  11. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
  12. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha ilmu.
  13. Kualitas Informasi www.slideplayer.info, diakses pada tanggal 30 Maret 2016 Pukul 16.56 wib.
  14. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka Cipta.
  15. 15,0 15,1 Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
  16. Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen Operasi). Jakarta : Salemba Empat.
  17. Quality Control www.natvariron.com, diakses pada tanggal 27 maret 2015 Pukul 15.45 wib.
  18. Siklus PDCA www.academia.edu, diakses pada tanggal 3 april 16 Pukul 20.24 wib.
  19. Siklus PDCA www.kompasiana.com, diakses pada tanggal 3 april 16 Pukul 20.24 wib.
  20. Nasution, M. N.. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia.
  21. Bustami Bastian & Nurlela. (2010). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  22. Sumarti Murti dan Soeprihanto Jhon, 2006. “ Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan “ Yogyakarta  : Liberty
  23. 23,0 23,1 Ahyari, Agus, 2002, Manajemen Produksi; Pengendalian Produksi, edisi empat, buku dua, BPFE, Yogyakarta.
  24. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup, Moh. Iqbal Awi Makaram. 2015. Perancangan SiS+ Menggunakan metode YII Framework Pada Peguruan Tinggi Raharja. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan tinggi Raharja. Vol 8. No. 2. Januari 2015.
  25. Ilustrasi Database System www.slideshare.net, diakses pada tanggal 31 Maret 2016 Pukul 10.34 wib.
  26. Oktavian, Diar Puji. 2010. “Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP”. Yogyakarta: Mediakom.
  27. 27,0 27,1 Alexander F.K. Sibero. 2011.“Kitab Suci Web Programming.”Yogyakarta: Mediakom.
  28. Winarno, Edy dan Ali Zaki. 2011. “Easy Web Programming with PHP plus HTML 5”. Jakarta: Elex Media Koputindo.
  29. Kekurangan bahasa pemrograman PHP www.jejaring.web.id, diakses pada tanggal 5 april 16 Pukul 21.22 wib.
  30. Logo MySQL www.testributor.com, diakses pada tanggal 2 April 2016 pukul 18.58 wib.
  31. Sejarah singkat MySQL www.nurulfikri.ac.id, diakses pada tanggal 3 april 16 Pukul 19.38 wib.
  32. Fahmi, dkk. 2013. Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia.
  33. Model Analisa Swot www.startupbisnis.com, diakses pada tanggal 3 april 2016 Pukul 22.30 wib.
  34. Rangkuti, Freddy. 2011. “SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  35. 35,0 35,1 Hendro. 2011. Dasar-dasar Dan Prinsip Analisis. Jakarta: Erlangga.
  36. Darmawan, Deni. 2013."Sistem Informasi Manajemen". Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
  37. Archarya,Shivani, dan Pandya, Vidhi. 2013. “Bridge Between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique” International Journal of Electronics and Computer Science Engineering ISSN-2277-1956 Vol.2 No.1.
  38. 38,0 38,1 38,2 Rizky, Soetam. 2011. “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  39. Rahardja, dkk. (2011). Peningkatan Kinerja Distributed Database Melalui Metode DMQ Base Level. Jurnal CCIT Vol 4. No.3.
  40. Guritno, dkk. (2011). Theory and Application of IT Research. Yogyakarta: Andi Offset.
  41. Ilham, Muhammad Nur. (2012). Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada PT Bosowa Media Grafika”. Laporan Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
  42. Kurniawati, Evy Ari. (2012). Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Benang 100% Rayon Dengan Metode C-Chart Pada PT Adikencana Mahkotabuana. Laporan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret.
  43. Lestari, Dewi Puji. (2010). Berjudul “Pengendalian Kualitas Produk Benang Polyester Cotton Dengan Metode C-Chart Pada PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera. Laporan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret.
  44. Pramudita, Muhammad Eka. (2014). Berjudul “Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Metode Six Sigma Produk Sarung Gajah Duduk Pada PT Pismatex Pekalongan. Laporan Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana
  45. Gunawan, Candra. (2014). Berjudul “Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Metode Statistik Pada Proses Produksi Pakaian Bayi Di PT Dewi Murni Solo. Jurnal Ilmiah. Universitas Surabaya. Vol.3. No.2.
  46. Hamzah Asadullah, Hari Adianto, Dwi Novirani. (2015). Berjudul “Implementasi Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Jumlah Produk Cacat Tekstil Kain Katun Menggunakan Metode Six Sigma Pada PT SSP.. Jurnal Ilmiah Institut Teknologi Nasional Bandung. Vol.3. No.3.

Contributors

Triani, TrianiWidyanti