SI1311476106

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

APLIKASI ASSESSMENT MANAJEMEN RISIKO BERBASIS

ISO 3100:2009 UNTUK MEMBANGUN AWARNESS

PEMILIK RISIKO PT ANGKASA PURA II


SKRIPSI



Logo stmik raharja.jpg



OLEH:

1311476106 GUNAWAN EFFENDI


JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI MANAGEMENT

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

APLIKASI ASSESSMENT MANAJEMEN RISIKO BERBASIS

ISO 3100:2009 UNTUK MEMBANGUN AWARNESS

PEMILIK RISIKO PT ANGKASA PURA II


Disusun Oleh :

NIM
: 1311476106
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Management

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt,. M.Kom)
NID : 00594
       
NID : 078010


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

APLIKASI ASSESSMENT MANAJEMEN RISIKO BERBASIS

ISO 3100:2009 UNTUK MEMBANGUN AWARNESS

PEMILIK RISIKO PT ANGKASA PURA II

Dibuat Oleh :

NIM
: 1311476106
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, September 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

APLIKASI ASSESSMENT MANAJEMEN RISIKO BERBASIS

ISO 3100:2009 UNTUK MEMBANGUN AWARNESS

PEMILIK RISIKO PT ANGKASA PURA II

Disusun Oleh :

NIM
: 1311476106
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Sistem Informasi Management

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2016

 
NIM : 1311476106

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

PT Angkasa Pura II merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan usaha di bidang jasa kebandarudaraan. Seiring dengan perkembangan bisnis yang pesat, kegiatan usaha PT Angkasa Pura II dihadapkan pada risiko-risiko yang semakin kompleks. PT Angkasa Pura II dituntut untuk menerapkan manajemen risiko yang handal agar mampu beradaptasi dengan perkembangan kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan haruslah mendukung Perusahaan untuk lebih cermat dalam melakukan pengembangan kegiatan usaha. Proses risk assessement merupakan salah satu bagian dalam manajemen risiko. Pada saat ini proses risk assessment masih menggunakan metode manual/semikomputerisasi, dimana pemilik risiko menulis dikertas atau mengetik di exel dalam memberikan data potensi risiko sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengklasifisikan risiko-risiko yang ada. Salah satu cara untuk mengatasi masalah di PT Angkasa Pura II ini adalah proses risk assessment secara online. Penulisan ini menggunakkan metode analisa dan perancangan berorientasi objek, dimulai dari analisa sistem berjalan menggunakan Value Chain, elisitasi kebutuhan sistem, serta penggambaran sistem yang diusulkan melalui Unified Modelling Language (UML) yang diimplementasikan dalam bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dengan basis data MySQL. Aplikasi menerima data potensi risiko, menginput data potensi data risiko, Melakukan Risk assessment ke pemilik risiko, melakukan tinjauan lapangan, membuat berita acara hasil risk assessment, memberikan sosialisasi kepada risk owner untuk meningkatkan awarness, membuat system risk assessment yang mudah dimengerti oleh risk owner. Dengan adanya Aplikasi risk assessment online ini dapat mempermudah pemilik risiko untuk menyampaikan data potensi risiko serta meningkatkan awareness dengan cara mengisi aplikasi risk assessment ini.


Kata kunci : Manajemen Risiko, Risk assessment, Risiko.


ABSTRACT

PT Angkasa Pura II is a State-Owned Enterprises (SOEs) that conduct business in the field of airport services. Along with the rapid business growth, the business activities of PT Angkasa Pura II, faced with the risks increasingly complex. PT Angkasa Pura II is required to implement reliable risk management in order to be able to adapt to the development of business activities. Therefore, the principles of risk management are applied should support the Company to be more careful in conducting business development activities. Risk assessement process is one part in risk management. At this time the risk assessment process is still using manual methods / semikomputerisasi, where owners risk writing on paper or typing in Exel in providing data on potential risks and thus require considerable time in mengklasifisikan risks exist. One way to tackle the problem at PT Angkasa Pura II is an online risk assessment process. This writing menggunakkan methods of analysis and design of object-oriented, starting from system analysis run using Value Chain, elicitation needs of the system, as well as depictions of the proposed system through the Unified Modeling Language (UML), which is implemented in the programming language Hypertext Preprocessor (PHP) with a MySQL database. Applications receive data on potential risks, input the data potential risk data, Conducting Risk assessment to risk owners, and review the field, making an official report the results of the risk assessment, provide socialization to risk owners to raise awareness, create a system of risk assessment that is easily understood by the risk owner. With the application of this online risk assessment can facilitate risk owners to submit data on potential risks and increase awareness by filling out a risk assessment of this application.

Kata kunci: Risk Management, Risk Assessment, Risk.


KATA PENGANTAR


Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Aplikasi Assessment Management Risiko Berbasis ISO 31000:2009 Untuk Membangun Awerness Pemilik Risiko PT Angkasa Pura II” dapat diselesaikan dengan baik

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 STMIK Raharja.
  3. Ibu Nur Azizah, M.Akt M.kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi STMIK Raharja
  4. Bapak Oleh Soleh, M.M.S.I selaku Pembimbing 1
  5. Ibu Listina Nadhia Ningsih, S.Kom selaku Pembimbing 2
  6. Seluruh Dosen dan Asisten dosen, serta staff dan karyawan Perguruan Tinggi Raharja atas kerja samanya.
  7. Bapak Muhamad Wasid selaku Head of Risk Management Manager & Compliance.
  8. Bapak Anton Marthalius selaku Risk Management Manager
  9. Seluruh staff Risk Management & Compliance
  10. Keluarga saya terutama istri tercinta yang sudah memberikan motivasi, dukungan moril dan materil
  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini


Tangerang, Januari 2016
Gunawan Effendi
NIM. 1311476106

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini semakin meningkat dan perlu mendapatkan perhatian dalam hal proses dan penanganannya agar mendapatkan informasi yang bermanfaat dan tepat sasaran. Kebutuhan sistem informasi mencakup hampir di segala ruang lingkup kehidupan. Setiap organisasi sangat membutuhkan informasi yang akurat, cepat, dan relevan. Namun dalam kenyataannya hal tersebut terkadang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan yang hendak dicapai, dikarenakan kurang atau terbatasnya sistem informasi yang digunakan.

Salah satu perkembangan yang penting adalah semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk menghasilkan kebutuhan yang diinginkan secara tepat dan optimal bagi perusahaan.

Pada perusahaan PT Angkasa Pura II mempunyai permasalahan dalam mengolah data dan menyimpan data yang berhubungan dengan assessment management risiko, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkadang relative lama karena masih menggunakan pencatatan secara manual atau pencatatan dengan menggunakan aplikasi excel secara sederhana dan sistem monitoring yang ada saat ini di PT Angkasa Pura II masih menggunakan penyajian data secara manual dengan menggunakan aplikasi word dan excel. Padahal pengolahan data dan monitoring tersebut sangat penting untuk melihat risiko yang ada pada setiap pemilik risiko untuk disampaikan kepada pimpinan perusahaan

Sistem assessment management risiko merupakan suatu sistem yang dalam kegiatan berkaitan dengan orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian. Sistem assessment management risiko yang baik terkait dalam proses pengolahan, penyimpanan, penyajian data dan sampai kepada siapa informasi dan laporan tersebut diberikan secara real time, sehingga mampu memberikan suatu informasi yang bermanfaat bagi perusahaan. Pada dasarnya semua yang dilakukan bertujuan agar sistem berjalan dengan baik, terutama kebutuhan mereka akan informasi-informasi penting dalam manajemen atau administrasi mereka menjadi lebih terkontrol dengan baik. Sejalan dengan permasalahan diatas maka penulis mengambil judul “APLIKASI ASSESSMENT MANAGEMENT RISIKO BERBASIS ISO 31000:2009 UNTUK MEMBANGUN AWARNESS PEMILIK RISIKO PADA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) “.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka yang menjadi permasalahan pada PT Angkasa Pura II antara lain adalah : 1. Apakah kendala-kendala yang dihadapi dari sistem yang berjalan saat ini? 2. Bagaimana sistem assessment management risiko pada PT Angkasa Pura II yang berjalan saat ini? 3. Bagaimana merancang sistem informasi kegiatan assessment management risiko pada PT Angkasa Pura II? 4. Siapakah yang berperan dalam pengoperasian sistem assessment management risiko pada PT Angkasa Pura II ? 5. Laporan apa saja yang di tampilkan dalam sistem assessment management risiko PT Angkasa Pura II ?

Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Aktifitas proses assessment: pencatatan risiko, penyebab, dampak, pengendalian yang sudah dilakukan, nilai dampak & kemungkinan dan pengendalian yang akan dilakukan yang berada di Unit Operasi dan Teknik. Lalu menganalisa bagaimana sistem assessment management risiko pada PT Angkasa Pura II yang sedang berjalan saat ini kurang mendukung dalam proses pengerjaannya, karena masih menggunakan cara yang manual yang tentunya berpotensi terjadi kesalahan-kesalahan dan waktu yang relatif lama yang harusnya dapat diminimalisasi, dengan adanya perbaikan sistem yang lebih modern. Hal ini tentunya akan membawa perubahan sistem assessment management risiko ke arah yang lebih baik dengan menggunakan sistem yang terstruktur dan terkomputerisasi, maka potensi kesalahan-kesalahan dalam proses penginputan dan laporan assessment dapat diminimalisasi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Operasional

Penelitian ini mempunyai tujuan operasional sebagai sarana untuk mendapatkan informasi dari sistem yang sedang berjalan saat ini pada PT Angkasa Pura II, dalam hal ini menganalisa kendala dan permasalahan yang sedang terjadi dalam sistem assessment management risiko lalu memberikan solusi pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan.

  1. Fungsional

Penelitian ini mempunyai tujuan fungsional yaitu hasil penelitian ini nantinya mampu menyajikan informasi sistem assessment yang lebih optimal sesuai kebutuhan user sehingga dapat mempermudah unit Manajemen Risiko untuk melihat dan mengklasifikasikan risiko yang ada pada PT Angkasa Pura II.

  1. Individual
  1. Untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam pembuatan perancangan aplikasi sistem informasi yang terkomputerisasi guna untuk mempermudah dalam proses pembuatan sistem assessment management risiko.
  2. Agar penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat diperkuliahan.
  3. Untuk melengkapi syarat kelulusan pada jurusan Sistem Informasi di STMIK Raharja.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti
  1. Terciptanya kepuasan batin ketika menghasilkan suatu karya dan dapat bermanfaat bagi suatu instansi.
  2. Sebagai syarat kelulusan guna mendapat gelar sarjana komputer.
  3. Dapat mengimplementasikan teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam bentuk project/aplikasi.
    1. Institusi
  4. Terciptanya efektifitas dan efisiensi waktu kerja dalam mengolah data-data assessment management risiko pada PT Angkasa Pura II.
  5. Dapat teridentifikasinya kendala dan permasalahan sistem assessment management risiko pada PT Angkasa Pura II.
  6. Memudahkan dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam melakukan proses assessment management risiko pada PT Angkasa Pura II.
    1. STMIK Raharja
  7. Dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa atau Mahasiswi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama dalam sistem assessment management risiko.
  8. Dapat memperkaya pengetahuan para Mahasiswa atau Mahasiswi dalam pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan.
  9. Dapat membuat Perguruan Tinggi STMIK Raharja dikenal oleh instansi-instansi yang dijadikan objek penelitian para Mahasiswa atau Mahasiswi.


Metode Penelitian

Metode Pengempulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu sebagai berikut :

  1. Metode Observasi (Observasi Research)

Pada metode ini penulis melakukan analisa terhadap masalah yang ada dengan cara mengamati sumber dan pengolahan data serta mengumpulkan data dari bagian-bagian yang berhubungan dengan sistem assessment management risiko, baik berupa dokumen formulir, catatan-catatan, maupun laporan.

  1. Metode Wawancara (Interview Research)

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung pada unit manajemen risiko dan risk officer yang berhubungan dengan sistem assessment management risiko dan memahami akan hal yang akan diteliti sesuai dengan tujuan penelitian.

  1. Metode Study Pustaka (Library Research)

Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam laporan ini, melalui sumber-sumber dari kepustakaan dan diinternet.

  1. Metode Analisa

Setelah melakukan proses pengumpulan data selanjutnya data yang sudah diperoleh diolah dan dianalisa, Dalam melakukan perancangan sistem assessment management risiko PT Angkasa Pura II. Disini penulis menggunakan beberapa metode Analisa yang dilakukan metode analisa sistem yaitu, analisa Value chain.

Menurut Michael E. Porterya (2011:56) untuk mendeskripsikan cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang mengubah input menjadi output sehingga memiliki nilai bagi pelanggan. Value Chain membagi dalam dua kategori (Michael E. Porterya, 2011 : 56), yaitu:

  1. Primary activities, (line functions) merupakan aktifitas utama dari organisasi.
  2. Support activities, (staff atau fungsi overhead) merupakan aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama.

Selain itu penulis menggunakan Unified Modeling Language (UML) sebagai salah satu alat bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek. Kemudian penulis menggunakan metode Elisitasi untuk mengumpulkan dan menyeleksi kebutuhan sistem yang diharapkan stakeholder. Elisitasi merupakan rancangan sistem yang diusulkan yang sesuai dengan keinginan atau yang dibutuhkan user. Elisitasi yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu Elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan draft final elisitasi.

Metode Perancangan Sistem

Pada tahap ini adalah tahap perancangan sistem yang digambarkan dengan menggunakan program visual paradigm berdasarkan hasil analisa yang ada, sehingga menghasilkan model baru yang di usulkan. Pada tahap ini juga penulis melakukan perancangan sistem informasi yang akan dibangun dengan tahapan teknik sebagai berikut:

'Visual Paradigm for UML Interprise Edition, merupakan software yang akan digunakan untuk men-design dan membuat suatu model diagram. PHP, merupakan bahasa pemograman yang akan dipakai. CSS (Cascading Style Sheets) kumpulan kode-kode untuk memformat atau mengendalikan tampilan isi dalam suatu halaman web. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak kedalam satu buah paket. MySQL, merupakan database yang akan digunakan. Adobe Dreamweaver CS5, merupakan software yang digunakan untuk men-design web yang akan dibuat.

Metode Prototype

Metode prototype yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode prototype throw away karena didalam pendekatan sistem prototype ini akan dibuang dan sistem finalnya akan dibangun dari awal. Penggunaan metode prototype throw away ini untuk meningkatkan analisa terhadap kebutuhan fungsional dari project yang ingin dibuat. proses testing dan perbaikan dapat dilakukan secara terus menerus.

Metode Pengujian

Dalam melakukan penelitian ini metode pengujian yang digunakan yaitu Blackbox Testing, Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional software karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembangann dalam software untuk membuat himpunan kondisi input atau data uji yang akan menguji fungsional dan output suatu program. Metode pengujian blackbox digunakan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, antara lain fungsi-fungsi yang salah satu hilang, kesalahan tampilan luar, kesalahan output, kesalahan dalam struktur atau akses database eksternal, kesalahan performa.


Sistematika Penulisan

Agar dapat lebih memahami penjelasan dalam penyusunan laporan skripsi ini, maka penulis mengelompokkan menjadi beberapa sub bab. Dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Adapun penyusunan bab-bab dengan sistematika penyampaian adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan antara lain yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat,metode penelitian,dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan definisi-definisi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada bagian sistem yang berjalan saat ini, seperti landasan teori yang membahas tentang management risiko berbasis ISO 31000:2009 serta membahas teori-teori pendukung lainnya yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitan dan literature review.

'BAB III ANALISA YANG BERJALAN'

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori dan definisi yang berhubungan dengan penulian tugas akhir yaitu gambaran umum tinjauan instansi, sejarah instansi, struktur organisasi dan fungsi-fungsinya, penjelasan tentang wewengang dan tanggung jawab, UML sebagai sistem yang berjalan dan permasalahan pokoknya serta alternatif pemecahan masalah, elisitasi tahap 1,2,3, dan draft final.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini membahas tentang analisa dan perancangan sistem baru yang lebih sistematis yang akan dijelaskan dalam bentuk usulan prosedur yang baru, perancangan sistem yang diusulkan dengan rancangan Use Case Diagram, Class Diagram, Acivitiy Diagram, Sequence Diagram, Spesifikasi Proses, Rancangna Basis Data, Konfigurasi sistem serta Rancangan Tampilan.

BABV PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dari penelitian dan menjawab dari tujuan penelitian yang diajukan serta saran-saran seputar pengembangan sistem kedepan sesuai kebutuhan stakeholder yang diperlukan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

=Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Sistem

Terdapat beberapa pendapat pandangan menurut para ahli mengenai definisi sistem, sebagai berikut:

Menurut Norman L. Enger dalam bukunya Tata Sutabri (2012:7), menyatakan bahwa sistem dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan seperti inventaris atau penjadwalan produksi.

Menurut Gorden B. Davis dalam bukunya Tata Sutabri (2012:6), mendefinisikan bahwa sistem bisa berupa abstrak atau fisik. Sistem abstrak “susunan gagasan-gagasan atau konsepsi yang teratur dan saling bergantung”.

Menurut Bambang Hartono (2013:9) ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Menurut Rohmat Taufiq (2013:2) “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  1. Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:13-14), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut, yaitu:

a. Komponen Sistem (Component)


Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut "supra sistem"

b. Batasan Sistem (Boundary)


Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)


Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

d. Penghubung (Interface)


Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)


Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).



f. Keluaran Sistem (Output)


Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat menjadi masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

g. Pengolah Sistem (Proses)


Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran (Objective)


Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

                                                Gambar 2.1 Karakteristik Sistem


  1. Klasifikasi Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:15), sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik


Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan; sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

  1. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia


Sistem alamiah adalah sistem yangterjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.



  1. Sistem Deterministik dan Sistem probabilistik


Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program- program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat

probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

  1. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup


Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

  1. Daur Hidup Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:20-21), Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu system menurut Tata Sutabri (2012:29):

  1. Mengenali adanya kebutuhan


Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

  1. Pembangunan sistem


Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

  1. Pemasangan sistem


Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

  1. Pengoperasian sistem


Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

e. Sistem menjadi usang


Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistemyang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.


Gambar 2.2 Daur Hidup Sistem

Konsep Dasar Informasi

  1. Definisi Data

Menurut Tata Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Rohmat Taufiq (2013:13), “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

  1. Definisi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:22), “Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Konsep dasar informasi dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Informasi Strategis

Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, yang mencakup informasi eksternal, rencana perluasan perusahaan, dan sebagainya.

  1. Informasi Taktis

Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan.

  1. Informasi Teknis

Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari seperti informasi persediaan stock, retur penjualan, dan laporan kas harian.

  1. Nilai Informasi

Pengertian nilai informasi menurut Gorden B. Davis (2002, 115) mengemukakan bahwa, nilai informasi adalah nilai perubahan dalam perilaku keputusan yang disebabkan oleh informasi dikurangi biaya informasi tersebut.

Sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:30), Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

  1. Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukkan informasi dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

  1. Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur, Karena itu sulit mengukurnya.

  1. Ketelitian

Sifat ini menunjukkan minimnya kesalahan dan informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

  1. Kecocokan

Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

  1. Ketepatan waktu

Menunjukkan tak ada keterlambatan jika ada seseorang yang ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur, misalnya berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barag-barang inventaris.

  1. Kejelasan

Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah- istilah yang tidak jelas. Memberikan laporan dapat memakan biaya yang besar. Beberapa biaya yang diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut.

  1. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.



  1. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

  1. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

  1. Dapat diukur

Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:38) ”Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan oleh pihak luar tertentu”.


  1. Komponen Sistem Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:39-40), sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok masukan (input block)


Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang dimaksud adalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  1. Blok model (model block)


Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  1. Blok keluaran (output block)


Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  1. Blok teknologi (technology block)


Teknologi merupakan tool box dengan sistem informasi. Teknologi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  1. Blok basis data (database block)


Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan

informasi lebih kanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  1. Blok kendali (control block)


Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan- kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

  1. Fungsi Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:24), fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan dari data yang dimasukkan ke dalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan.

  1. Kualitas Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:33-34), kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Akurat (Accurate)


Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  1. Tepat Waktu (Timeline)


Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini, mahalnya informasi disebabkan karena harus cepatnya informasi tersebut dikirim atau didapat sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.

  1. Relevan (Relevance)


Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang suatu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi sebab musibah kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan apabila ditunjukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya, informasi menenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

  1. Siklus Informasi


Menurut Tata Sutabri (2012:26), data diolah melalui suatu model informasi, kemudian si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input dan diproses kembali lewat suatu model, dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yang disebut “Siklus Informasi” (Information Cycle).

Konsep Dasar Pengembangan Sistem=

  1. Definisi Pengembangan Sistem


Menurut Tata Sutabri (2012:50), ”pengembangan sistem berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Menurut para ahli sistem yang lama perlu diperbaiki karena beberapa hal, yaitu:

  1. Munculnya masalah pada sistem yang lama

Permasalahan yang timbul dapat berupa:

  1. Ketidakberesan pada sistem yang menyebabkan sistem tidak perlu beroperasi sesuai dengan harapan.
  2. Pertumbuhan dalam kebutuhan organisasi yang menyebabkan sebuah sistem baru harus disusun. Kebutuhan organisasi diantaranya adalah informasi yang semakin luas, sehingga volume pengolahan data menjadi semakin meningkat.
  3. Untuk meraih kesempatan

Teknologi komputer berkembang dengan cepat sehingga organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi. Fungsi penggunaan teknologi informasi ini adalah supaya dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

  1. Adanya instruksi-instruksi

Bisa juga sistem baru dibuat karena adanya instruksi dari pimpinan atau kekuatan dari luar organisasi, misalnya peraturan pemerintah. Jadi sistem baru dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang timbul, agar dapat meraih kesempatan atau untuk memenuhi instruksi yang diberikan.


Teori Khusus

Manajemen Risiko Berdasarkan ISO 31000:2009

  1. Definisi Risiko


Menurut ISO 31000:2009 Risiko adalah dampak dari ketidakpastian dari pencapaian obyektif. Dampak menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan, bisa bersifat positif dan/atau negatif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.

  1. Definisi Manajemen Risiko


Menurut ISO 31000:2009 definisi manajemen risiko adalah aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi dalam menangani risiko.

  1. Prinsip Pengelolaan Risiko


ISO 31000:2009 mensyaratkan bahwa penerapan manajemen risiko yang efektif harus patuh pada 11 prinsip:

  1. Manajemen risiko memberi nilai tambah dan melindungi nilai perusahaan.

Manajemen risiko memberikan kontribusi melalui peningkatan kemungkinan pencapaian sasaran perusahaan secara nyata. Selain itu memberikan perbaikan dalam aspek keselamatan, kesehatan kerja, kepatuhan terhadap peraturan perundangan, perlindungan lingkungan hidup, persepsi publik, kualitas produksi, reputasi, corporate goverment, efisiensi, dan lain-lain

  1. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi.

Manajemen risiko merupakan bagian dari tanggung jawab manajemen dan merupakan bagian tak terpisahkan dari proses organisasi, proyek, dan manajemen perubahan.

  1. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan.

Manajemen risiko membantu para pengambilan keputusan untuk mengambil keputusan atas pilihan-pilihan yang tersedia dengan informasi yang selengkap mungkin.

  1. Manajemen risiko secara khusus menangani ketidakpastian.

Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan. Ia memperkirakan bagaiman sifat ketidakpastian dan bagaimanakah hal tersebut harus ditangani.

  1. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu.

Digunakan dalam pendekatan menajemen risiko inilah yang memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi manajemen risiko.

  1. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang ada.

Masukan dan informasi yang digunakan dalam proses manajemen risiko didasarkan pada sumber informasi yang tersedia, seperti pengalaman,observasi, perkiraan, penilaian ahli, dan data lain yang tersedia.

  1. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored). Manajemen risiko harus diselaraskan dengan konteks internal dan eksternal organisasi, serta sasaran organisasi dan profil risiko yang dihadapi organisasi tersebut.
  2. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya.

Penerapan manajemen risiko haruslah menemukenali kapabilitas organisasi, persepsi dan tujuan masing-masing individu di dalam serta di luar organisasi, khususnya yang menunjang atau menghambat pencapaian sasarana organisasi.

  1. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif.

Untuk memastikan bahwa manejemen risiko tetap relevan dan terkini, para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan disetiap tingkatan organisasi harus dilibatkan secara efektif.

  1. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang, dan responsif terhadap perubahan.

Ketika terjadi peristiwa baru, baik didalam maupun di luar organisasi, kontek manajemen risiko dan pemahaman yang ada juga mengalami perubahaan.

  1. Manajemen risiko harus memfasilitasi perbaikan sinambung dan peningkatan organisasi.

Manajemen organisasi harus senantiasa mengembangkan dan menerapkan perbaikan strategi manajemen risiko serta meningkatkan kematangan pelaksanaan manajemen risiko, sejalan dengan aspek laindari organisasi.

  1. Kerangka Manajemen Risiko.

Kerangka kerja manajemen risiko ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines dimulai dengan pemberian mandat dan komitmen. Pemberian mandat dan komitmen merupakan hal yang sangat penting karena menentukan akuntabilitas, kewenangan, dan kapabilitas dari pelaku manajemen risiko. Hal-hal penting yang harus dilakukan pada pemberian mandat dan komitmen adalah (sumber ISO 31000:2009 risk management-principles and guidelines):

  1. Membuat dan menyetujui kebijakan manajemen risiko;
  2. Menyesuaikan indikator kinerja manajemen risiko dengan indikator kinerja perusahaan;
  3. Menyesuaikan kultur organisasi dengan nilai-nilai manajemen risiko;
  4. Menyesuaikan sasaran manajemen risiko dengan sasaran strategis perusahaan;
  5. Memberikan kejelasan peran dan tanggung jawab;
  6. Menyesuaikan kerangka kerja manajemen risiko dengan kebutuhan organisasi.

Setelah pemberian mandat dan komitmen, kerangka kerja ISO 31000: 2009 dilanjutkan dengan kerangka implementasi “Plan, Do, Check, Act”, yaitu dengan melakukan:

  1. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko;
  2. Penerapan manajemen risiko;
  3. Monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko;
  4. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan.

Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko mencakup pemahaman mengenai organisasi dan konteksnya, menetapkan kebijakan manajemen risiko, menetapkan akuntabilitas manajemen risiko, mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis organisasi, alokasi sumber daya manajemen risiko, dan menetapkan mekanisme komunikasi internal dan eksternal.

Setelah melakukan perencanaan kerangka kerja, maka dilakukan penerapan proses manajemen risiko. Dalam penerapan manajemen risiko, perlu dilakukan monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko. Setelah itu, kerangka kerja manajemen risiko perlu diperbaiki secara berkelanjutan untuk memfasilitasi perubahan yang terjadi pada konteks internal dan eksternal organisasi. Proses-proses tersebut kemudian berulang kembali untuk memastikan adanya kerangka kerja manajemen risiko yang mengalami perbaikan berkesinambungan dan dapat menghasilkan penerapan manajemen risiko yang andal.



  1. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan penerapan daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses manajemen risiko terdiri dari tiga proses besar (sumber CRMS indonesia), yaitu:

  1. Penetapan konteks (establishing the context)

Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders yang berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko, dimana hal-hal ini akan membantu mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko.

Terdapat empat konteks yang perlu ditentukan dalam penetapan konteks, yaitu konteks internal, konteks eksternal, konteks manajemen risiko, dan kriteria risiko.

  1. Konteks internal memperhatikan sisi internal organisasi yaitu struktur organisasi, kultur dalam organisasi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
  2. Konteks eksternal mendefinisikan sisi eksternal organisasi yaitu pesaing, otoritas, perkembangan teknologi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
  3. Konteks manajemen risiko memperhatikan bagaimana manajemen risiko diberlakukan dan bagaimana hal tersebut akan diterapkan di masa yang akan datang.
  4. Terakhir, dalam pembentukan manajemen risiko organisasi perlu mendefinisikan parameter yang disepakati bersama untuk digunakan sebagai kriteria risiko.
  5. Penilaian risiko (risk assessment)

Penilaian risiko terdiri dari:

  1. Identifikasi risiko: mengidentifikasi risiko apa saja yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
  2. Analisis risiko: menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi.
  3. Evaluasi risiko: membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan bagaimana penanganan risiko yang akan diterapkan.
  4. Penanganan risiko (risk treatment)

Dalam menghadapi risiko terdapat empat penanganan yang dapat dilakukan oleh organisasi:

  1. Menghindari risiko (risk avoidance);
  2. Mitigasi risiko (risk reduction), dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan atau dampak;
  3. Transfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing);
  4. Menerima risiko (risk acceptance).

Ketiga proses besar tersebut didampingi oleh dua proses (sumber CRMS indonesia) yaitu:

  1. Komunikasi dan konsultasi

Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting mengingat prinsip manajemen risiko yang kesembilan menuntut manajemen risiko yang transparan dan inklusif, dimana manajemen risiko harus dilakukan oleh seluruh bagian organisasi dan memperhitungkan kepentingan dari seluruh stakeholders organisasi. Adanya komunikasi dan konsultasi diharapkan dapat menciptakan dukungan yang memadai pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan manajemen risiko menjadi tepat sasaran.

  1. Monitoring dan review

Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko telah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil monitoring dan review juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan terhadap proses manajemen risiko.

Manajemen risiko merupakan proses esensial dalam organisasi untuk memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian tujuan organisasi. ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines merupakan standar yang dibuat untuk memberikan prinsip dan panduan generik dalam penerapan manajemen risiko.

Standar ini menyediakan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko. Prinsip manajemen risiko merupakan fondasi dari kerangka kerja dan proses.


2.2.2 Analisa Value Chain

Menurut Michael E. Porterya(2011:56) untuk mendeskripsikan cara melihat bisnis sebagai rantai aktifitas yang mengubah input menjadi output sehingga memiliki nilai bagi pelanggan. Value Chain membagi dalam dua kategori (Michael E. Porterya, 2011 : 56), yaitu:

  1. Primary activities, (line functions) merupakan aktifitas utama dari organisasi yang melibatkan aktifitas-aktifitas sebagai berikut:

a. Inbound Logistics, pada bagian ini terkait dengan penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian input menjadi produk.

b. Operations, semua aktifitas yang terkait dengan pengubahan input menjadi bentuk akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pemaketan, perawatan peralatan, fasilitas, operasi, jaminan kualitas, proteksi terhadap lingkungan.

c. Outbond Logistics, aktifitas yang terkait dengan pengumpulan, penyimpanan, distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan.

d. Marketing and Sales, aktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan layanan oleh pengguna dan mendorong untuk dapat membeli produk yang dibuat. Memiliki rantai nilai khusus, antara lain: Marketing Management, Advertising, Sales force administration, Sales force operations, Technical literature, promotion.

e. Service, aktifitas yang terkait dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi, perbaikan, pelatihan, suplai bahan, perawatan dan perbaikan bimbingan teknis.

  1. Support activities, (staff atau fungsi overhead) merupakan aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary activities melibatkan beberapa bagian/fungsi, antara lain:

a. Firm infrastructure, merupakan aktifitas, biaya, dan aset yang berhubungan dengan manajemen umum, accounting, keuangan, keamanan dan keselamatan sistem informasi, serta fungsi lainnya.

b. Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat seperti penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.

c. Research, Technology, and System Development, aktifitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perancangan peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan sistem berbantuan komputer.

d. Procurement, terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain organisasi.

Konsep Dasar Prototipe

Jenis-Jenis Prototipe

Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu: Menurut Janner Simarmata (2010:64)

  1. Rapid Throwaway Prototyping

Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga Prototypeyang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  1. Prototype Evolusioner

Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).


UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML (Unified Modeling Language)

UML singkatan dari Unified Modeling Language yang berarti bahasa pemodelan standar. Menurut Chonoles dalam widodo dan Herlawati (2011:6) mengatakan sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantic. Ketika membuat model menggunakan konsep UML ada aturan- aturan yang harus diikuti. Elemen pada model-model yang dibuat berhubungan satu dengan yang lainnya harus mengikuti standar yang ada. UML bukan sekedar diagram, tetapi juga menceritakan konteksnya.


Diagram – Diagram UML

Menurut (Widodo dkk, 2011:10-12) Diagram - Diagram UML antara lain:

1. Diagram Kelas

Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka- antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi - relasi.

2. Diagram Diagram Paket (Package Diagram)

Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

3. Diagram Use Case

Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor. Diagram ini sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

4. Diagram interaksi dan Sequence (urutan)

Diagram interkasi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

5. Diagram Komunikasi (Communication Diagram)

Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

6. Diagram Statechart (Statechart Diagram)

Status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas.

7. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

Diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

8. Diagram Komponen (Component Diagram)

Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

9. Diagram Deployment (Deployment Diagram)

Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run time).

Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan UML

UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk : (Widodo dkk, 2011:6-7)

  1. Merancang perangkat lunak.


  1. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
  2. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
  3. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.

Konsep Dasar Black Box Testing

Definisi Black Box Testing

Black box testing terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Soetam Rizky (2011:264), berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.

Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenal proses testing di bagian luar”.

Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa “pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antar muka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Uji coba black box bukan merupakan alternative dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black box testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance. Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang;
  2. Kesalahan interface;
  3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal;
  4. Kesalahan performa;
  5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.
  6. Metode Pengujian Dalam Black Box

Menurut Soetam Rizky (2011:265), Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, diantaranya:

a. Equivalence Partioning


Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba.

BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.


c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

  1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.
  2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.
  3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.
  4. Aturan tabel keputusan dikonversikan ke dalam kasus uji

d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan

data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

e. Sample and Robustness Testing

  1. Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai- nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

  1. Robustness Testing

Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. Behavior Testing dan Performance Testing

  1. Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

  1. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. Requirement Testing

  1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.
  2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.
  3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Pengertian PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman yang dinamis (up to date) (Anhar, 2010 : 3).

Pendapat lain menjelaskan PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu satu bahasa pemrograman berbasiskan kode-kode (script) yang digunakan untuk mengolah suatu data dan mengirimnya kembali ke web browser menjadi kode HTML. Kode PHP mempunyai cirri-ciri khusus, yaitu (Diar Puji Oktavian, 2010 : 31) :

  1. Hanya dapat dijalankan menggunakan web server, misal : Apache
  2. Kode PHP diletakkan dan dijalankan di web server
  3. Kode PHP dapat digunakan untuk mengakses database, seperti : MySQL, PostgreSQL, Oracle, dan lain-lain
  4. Merupakan software yang bersifat open source
  5. Gratis untuk di-donwload dan digunakan
  6. Memiliki sifat multipaltform, artinya dapat dijalankan menggunakan sistem operasi apapun, seperti : Linux, Unix, Windows, dan lain-lain.

Berikut contoh umum penggunaan script PHP untuk menjelaskan tentang PHP sebagai script yang disisipkan dalam bentuk HTML.

<html>

<head>

<title>

Contoh

</title>

</head>

</body>

<?

Echo “Hello, World”

?>

</body>

</html>

Contoh script diatas berbeda dengan script yang ditulis dengan bahasa lain seperti bahasa C atau bahasa Perl. Programmer tidak harus menuliskan semua dokumen HTML sebagai bagian dari keluaran dari script PHP, cukup menuliskan bagian mana saja yang berupa tag html dan bagian mana saja yang harus ditulis atau dihasilkan dari program script PHP, kode diapit dengan menggunakan tag awal tag akhir yang khusus yang memungkinkan pemprograman untuk masuk dan keluar dari mode script PHP.


Konsep Dasar Cascading Style Sheet (CSS)

Menurut Sulistyawan, Rubianto, Saleh (2008, P32), CSS adalah suatu bahasa stylesheets yang mengatur tampilan suatun dokumen. Pada umumnya CSS digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. CSS dapat mengubah besar kecilnya text, mengganti warna background pada sebuah halaman, atau dapat pula mengubah warna border pada tabel, dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan oleh CSS. Dengan CSS, tampilan website akan lebih cantik dan konsisten. Ada dua cara untuk menuliskan kode CSS. Pertama secara internal, yaitu menuliskan langsung diantara tag HTML/XHTML. Kedua secara eksternal, yaitu kode CSS disimpan dalam file yang terpisah kemudian dipanggil saat halaman web dibuka, CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh W3C (World Wide Web Consortium) dan diperkenalkan pada tahun 1996.

Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

MySQL terdapat beberapa pandangan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

Menurut Budi Raharjo (2011:21), berpendapat bahwa “MySQL adalah RDBMS atau server database yang mengelola database dengan cepat menampung dalam jumlah sangat besar dan dapat diakses oleh banyak user”.

Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:97), berpendapat bahwa “MySqL atau dibaca “My Sekuel” adalah suatu RDBMS (Relational Data-base Management System) yaitu aplikasi sistem yang menjalankan fungsi pengolahan data”.

Menurut Achmad Solichin (2010:8), berpendapat bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris : database management system)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak atau program yang bersifat open source yang digunakan untuk membuat sebuah database.

Fitur-fitur My SQL

Fitur-fitur MySQL menurut Achmad Solichin (2010:8):

  1. Relational Database System. Seperti halnya software database lain yang ada dipasaran, MySQL termasuk RDBMS.
  2. Arsitektur Clien-Server. My SQL memiliki arsitektur clien-server dimana server database MySQL terinstal di server. Client MySQL dapat berada di komputer yang sama dengan server, dan dapat juga di komputer lain yang berkomunikasi dengan server melalui jaringan bahkan internet.
  3. Mengenal perintah SQL standar. SQL (Structured Query Language) merupakan suatu bahasa standar yang berlaku di hampir semua software database. MySQL mendukung SQL versi SQL:2003.
  4. Mendukung Sub Select. Mulai versi 4.1 MySQL telah mendukung select dalam select (sub select).
  5. Mendukung Views. MySQL mendukung views sejak versi 5.0.
  6. Mendukung Stored Prosedured (SP). Mendukung SP sejak versi 5.0.
  7. Mendukung Triggers. My SQL mendukung trigger pada versi 5.0
  8. Mendukung replication.
  9. Mendukung transaksi.
  10. Mendukung foreign key.
  11. Tersedia fungsi GIS.
  12. Free (bebas didownload).
  13. Stabil dan Tangguh.
  14. Fleksibel dengan berbagai pemrograman.
  15. Security yang baik.
  16. Dukungan dari banyak komunitas.
  17. Perkembangan software yang cukup cepat.

Konsep Dasar XAMPP

Definisi XAMPP

Menurut Puspitasari (2011:1), berpendapat bahwa “XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan support PHP programming.

”Xampp merupakan software yang mudah digunakan gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows. Keuntungan lainya adalah cuma menginstal 1 kali sudah tersedia apache web server, mysql database server, php support (php4 dan php5) dan beberapa modul lainya hanya bedanya kalau versi windows selalu dalam bentuk instalasi grafis dan yang linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk windows adalah memiliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan linux masih berupa perintah-perintah didalam console. oleh karena itu versi untuk linux sulit untuk dioperasikan”.

Menurut Sopiyan (2012:13), berpendapat bahwa asal kata XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah :

X: Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi, seperti

Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris.

A: Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan

M: MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database.

P: PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. Namun PHP juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d- base, PostgreSQL, dan sebagainya.

Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

Definisi Adobe Dreamweaver

Menurut Wahana Komputer (2011:2), “Adobe Dreamweaver merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk membangun sebuah website, baik secara grafis maupun dengan menuliskan kode sumber secara langsung.” Adobe Dreamweaver merupakan program untuk membuat atau mengedit web yang dikeluarkan oleh Adobe Systems yang juga dikenal sebagai Macromedia Dreamweaver. Software ini digunakan karena memiliki fitur-fitur yang menarik dan cenderung mudah dalam penggunaannya. Versi terakhir Adobe Dreamweaver adalah Adobe Dreamweaver CS5. Macromedia Dreamweaver berubah menjadi Adobe Dreamweaver karena Macromedia diakuisisi oleh Adobe System sehingga seluruh produk yang dibuat oleh Macromedia kini diawali dengan kata Adobe.

Adobe Dreamweaver memudahkan pengembang website untuk mengelola halaman-halaman website dan aset-asetnya, baik gambar (image), animasi flash, video, suara dan lain sebagainya. Selain itu Adobe Dreamweaver juga menyediakan fasilitas untuk melakukan pemrograman scripting, baik ASP (Active Server Page), JSP (Java Server Page), PHP (Hypertext Preprocessor), JavaScript (js), Cold Fusion, CSS (Cascading Style Sheet), XML (Extensible Markup Language) dan lainnya

Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi


Menurut Hidayati dalam Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011 (2011:302), ”Elisitasi berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.”

  1. Jenis-jenis Elisitasi


Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: Menurut Suryo Guritno, (2010:302)

  1. Elisitasi Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  1. Elisitasi Tahap II

Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

  1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
  2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.
  3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
  4. Elisitasi Tahap III

Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

  1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
  2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
  3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:

  1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
  2. Middle (M): Mampu untuk dikerjakan.
  3. Low (L): Mudah untuk dikerjakan.
  4. Final Draft Elicitation

Menurut Suryo Guritno (2010:304), berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.


Literature Review

  1. Definisi Literature Review

Menurut Semiawan (2010:104),“Literaturereview adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentangtopik yang hendak diteliti.” Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan di analisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan denganpenelitian-penelitian sebelumnya

Menurut Mulyandi (2013:17-153), “Penelitian sebelumnya (literature review) merupakan survey literature tentang penemuan - penemuan yang di lakukan oleh peneliti sebelumnya (empirical fiding) yang berhubungan dengan topic penelitian”.

Berdasarkan beberapa pendapat yangdikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan literature review adalah analisa sistem berupa kritik (membangun maupun menjatuhkan) dari peneliti yang sedangdilakukan terhadap suatu bagian keilmuan.

  1. Tujuan Literature Review

Menurut Yuniarti (2012:3), studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaantertentu.

  1. Manfaat dari literature review ini antara lain :
  2. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.
  3. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.
  4. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.
  5. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah capai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat membangun diatas platform dari pengetahuan atau ide yang sudah ada.
  6. Untuk mendapatkan informasi tentang orang lain yang melakukan penelitian di area yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

Terdapat beberapa penelitian/jurnal sebelumnya yang memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas, yaitu :

  1. Tinjauan dari jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Arif Lokabal, Martin D.J.Sumajouw, Bonny F. Sompie (2014).

Jurnal yang berjudul Manajemen Risiko Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi di Provinsi Papua bertujuan untuk manganalisa risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan jasa konstruksi. Dalam hal ini manajemen risiko akan melibatkan proses-proses, metode untuk mengidentifikasikan, menganalisa, dan merespon risiko-risiko yang ada dalam suatu proyek.

  1. Tinjauan dari jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Muhamad Fitrah Kurniawan (2014).

Jurnal yang berjudul Manajemen Risiko yang di hadapi PT Telekomunikasi Indonesia TBK. Dalam pembuatan Jurnal ini penulis melakukan penelitian Kualitatif karena tidak adanya perhitungan dalam isi jurnal ini. Penulis melakukan penelitian secara observasi untuk mendapatkan informasi langsung di PT Telekomunikasi Indonesia. Penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dengan pihak perusahaan langsung sehingga penulis mendapatkan data langsung dari perusahaan. Tujuan pembuatan jurnal ini agar kita bisa memahami apa risiko yang terjadi di perusahaan Telekomunikasi Indonesia, baik itu terjadi di Operasional, SDM, Keuangan maupun yang lainnya.

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ahsan (2015)

Penelitian yang berjudul Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalkan Kredit Bermasalah pada Bank Jatim Cabang Bondowoso penelitian ini menggunakan mix method (kualitatif & kuantitatif). Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara kepada beberapa karyawan bagian kredit, obsevasi non-partisipan dan dokumentasi tentang implementasi manajemen risiko. Data kuantitatif diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada nasabah kredit bermasalah. Analisis data dilakukan dengan regresi linier ganda dengan bantuan SPSS 16 for windows. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan penyebab kredit bermasalah terdapat pada karakter nasabah, usaha nasabah dan jaminan.

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Mustikawati, Topowijino, Dwiatmanto (2013).

Penelitian yang berjudul Penerapan Manajemen Risiko Untuk Meminimalisir Risiko Kredit Macet Pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BPTN) Cabang Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen risiko agar dapat menekan kredit macet dengan menggunakan metode kualitatif yang berfokus:

  1. pada Pengawasan Dewan Komisaris dan Dierksi
  2. kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit pinjaman
  3. kecukupan proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko kredit
  4. pengendalian risiko kredit.
  5. Penelitian yang dilakukan oleh Heidy Anggraini Putri (2012)

Penelitian yang berjudul Manajemen Risiko Proyek Penyediaan Air Minum bertujuan untuk mengidentifikasikan & assesmen risiko, Alokasi risiko dan mitigasi risiko. Dari penelitian ini diperoleh tujuh risiko tinggi, tujuh risiko medium dan enam risiko rendah.


BAB III

PEMBAHASAN


Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Singkat Perusahaan

PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.

Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).

Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).

Untuk menuju bandara bertaraf dunia, Angkasa Pura II senantiasa memastikan terpenuhinya aspek keamanan dan keselamatan penerbangan melalui kepatuhan terhadap prosedur serta mengedepankan aspek kepuasan pelanggan melalui pelayanan terbaik dan perlindungan konsumen.

Visi dan Misi

  1. Visi

Menjadi pengelola Bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan professional. Untuk mewujudkan visi tersebut, Angkasa Pura II bertekad melakukan tranformasi secara menyeluruh dan bertahap selama lima tahun pertama.

Misi

Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

Mengembangkan SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkan sistem manajemen kelas dunia

Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya

Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara

Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan

Tata Nilai

Budaya Perusahaan dengan menganut tata nilai “THE BEST”, yaitu:

  1. Team Work
  • Kooperatif dan mampu bekerja sama secara efektif
  • Saling menghargai dan dapat menerima perbedaan pendapat
  • Proaktif dalam memberikan masukan konstruktif
  1. Hospitality
  • Ramah dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap pelanggan internal dan Eksternal
  • Harmonis dalam membina hubungan sinergetik dengan semua pemangku kepentingan
  • Peduli (care) terhadap lingkungan sekitar
  1. Excellence
  • Selalu bersikap dan bertindak yang terbaik Persisten melakukan perbaikanberkesinambungan
  • Zero Tolerance to Errors and Zero Complaints
  1. Balance
  • Seimbang dalam pencapaian tujuan (jangka pendek dan jangka panjang)
  • Adil dalam tindakan dan pengambilan keputusan
  • Seimbang dalam pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan internal dan eksternal


  1. Effectiveness & Efficiency
  • Seimbang dalam pencapaian tujuan (jangka pendek dan jangka panjang)
  • Adil dalam tindakan dan pengambilan keputusan
  • Seimbang dalam pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan internal dan eksternal
  1. Satisfaction
  • Efektif dalam pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan
  • Efisien dalam pemakaian sumber daya serta sadar akan biaya dan profitabilitas (cost and profitability concern)
  • Efektif dalam bekerja (3AS: Kerja KerAS,Kerja IkhlAS, Kerja CerdAS)
  1. 'Trustworthy
  • Patuh terhadap kebijakan, peraturan,hukum dan undang-undang yang berlaku
  • Selaras antara kata dan perbuatan
  • Konsisten dalam penerapan jiwa/karakter Keteladanan, Keberanian, Ketelitian, Kerahasiaan, Keadilan, Husnuzon (tidak berburuk sangka), Loyalitas dan Tidak Pendendam (K5HLT)
    1. Tujuan dan Sasaran
           PT Angkasa Pura II (Persero) me miliki tujuan sebagai berikut:
  1. Menjalankan dan mendukung kebijakan dan program perusahaan dalam segmen ekonomi dan pembangunan;
  2. Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis kebandarudaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Angkasa Pura II telah menetapkan tahapan-tahapan yang ingin dicapai dalam periode 5 tahun pertama, yaitu Aligning (2012), Growing (2013), Leading (2014), Excelling (2015) dan World Class (2016).

  1. Struktur dan Tata Kerja Organisasi

Sesuai dengan Surat Keputusan Nomor: KEP.01.01/11/2012.2 Tentang Perubahan Struktur Direksi, Pengalihan Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II tanggal 28 November 2012, maka struktur organisasi PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebagaimana bagan di bawah ini.


Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut merupakan Tugas-tugas pekerjaan pada Unit Risk Managemet & Compliance :

  1. Head of Risk Management & Compliance
  2. Fungsi :

Mengelola, mengendalikan dan membina kegiatan:

  1. Manajemen risiko;
  2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
  1. Uraian Tugas:
    1. Merumuskan kebijakan kegiatan manajemen risiko dan kepatuhan;
    2. Menyusun strategi optimalisasi kegiatan manajemen risiko dan kepatuhan;
    3. Bertanggung jawab untuk mengembangkan, memfasilitasi dan mengevaluasi terlaksananya sistem manajemen risiko yang dianut perusahaan, memberikan rekomendasi terkait pengambilan keputusan strategis Board of Directors termasuk menyusun profil risiko korporat untuk dilaporkan secara berkala;
    4. Memastikan pelaksanaan pemetaan, pengawasan, dan pengendalian risiko korporasi, meliputi risiko strategis, risiko operasional, risiko keuangan, risiko ancaman untuk kepentingan keselamatan penerbangan, keamanan penerbangan, pelayanan, dan kepatuhan (safety, security, services & compliance) serta pembinaan teknis;
    5. Memastikan kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program, sistem dan prosedur kegiatan manajemen risiko dan kepatuhan;
    6. Mengawasi kondisi kepatuhan pada bidang hukum, SOP, dan kode etik sesuai dengan tata kelola perusahaan (GCG) di wilayah kerja Perusahaan;
    7. Memastikan kegiatan proses pengadaan jasa asuransi antara lain: asuransi PJP2U, asuransi tanggung jawab hukum bandara (airport liability insurance);
    8. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program, sistem dan prosedur non direktorat Risk Management & Compliance;
    9. Melakukan validasi hasil pencapaian program kerja non direktorat Risk Management & Compliance yang tertuang dalam RKAP;
    10. Mengusulkan perbaikan program, sistem dan prosedur mengenai non direktorat Risk Management & Compliance kepada unit terkait;
    11. Mengevaluasi laporan pencapaian kinerja non direktorat Risk Management & Compliance;
    12. Melaporkan pencapaian kinerja non direktorat Risk Management & Compliance kepada President Director secara periodik;
    13. Bertanggung jawab penuh atas penyusunan program, sistem, prosedur dan standar kualifikasi karyawan non direktorat Risk Management & Compliance;
    14. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
  2. Kewenangan :
  3. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan unit Manajemen Risiko & Kepatuhan yang tertuang dalam RKAP;
  4. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan dalam RKAP;
  5. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
  6. Memberi rekomendasi kepada Direksi dan saran kepada unit-unit kerja lain terkait dalam bidangnya untuk kepentingan perusahaan;
  7. Menyetujui pengadaan barang dan/atau jasa dengan nominal berdasarkan aturan internal perusahaan;
  8. Mewakili Direksi selaku counterpart dalam bidangnya dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
  9. Risk Management Manager
  10. Fungsi :

Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan:

  1. Identifikasi, analisa, pengendalian risiko;
  2. Mengembangkan dan menyusun langkah-langkah strategis dan proaktif dalam rangka menangani muncul dan meluasnya implikasi negatif, kehilangan peluang kegiatan bisnis perusahaan dan optimalisasi potensi manfaat kemungkinan dan dampak dari kerugian yang akan terjadi.
  3. Uraian Tugas
  4. Bertanggung jawab dalam menyusun program, sistem, prosedur dan standar kualifikasi karyawan fungsi manajemen risiko di kantor pusat dan cabang;
  5. Menyusun rencana strategis berdasarkan pola manajemen risiko dalam menetapkan kebijakan perusahaan;
  6. Menyusun dan mengembangkan panduan dan management tool tentang identifikasi kemungkinan meraih peluang bisnis perusahaan serta potensi kerugian dalam proses pengambilan keputusan sebagai dasar dalam meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan terhadap aktifitas bisnis perusahaan pada aspek operasi, teknik, fasilitas penunjang perusahaan serta keuangan dan komersial;
  7. Mengelola pengumpulan, penyusunan dan pendokumentasian daftar risiko kegiatan operasi dan teknik serta fasilitas penunjang di wilayah kerja perusahaan berdasarkan pengukuran dan analisa risiko yang memperhitungkan hazard, threat dan escalation factors masing-masing risiko;
  8. Mengelola pengumpulan, penyusunan dan pendokumentasian daftar risiko aktifitas bisnis pada aspek keuangan dan komersial di wilayah kerja perusahaan berdasarkan pengukuran dan analisa risiko yang memperhitungkan hazard, threat dan escalation factors masing-masing risiko;
  9. Mengelola kegiatan asuransi perusahaan, meliputi asuransi PJP2U dan Asuransi Tanggung Jawab Hukum Bandara;
  10. Mengelola pelaksanaan komunikasi intensif dengan pihak internal dan eksternal terkait perilaku yang membahayakan dan kondisi bahaya lainnya termasuk defisiensi sistem di tempat kerja;
  11. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program, sistem dan prosedur kegiatan fungsi manajemen risiko di kantor pusat dan cabang;
  12. Mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program, sistem dan prosedur kegiatan unit Manajemen Risiko di wilayah kerja perusahaan;
  13. Memastikan tercapainya program kerja unit Manajemen Risiko yang tertuang dalam RKAP;
  14. Mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur mengenai fungsi manajemen risiko kepada pihak terkait;
  15. Melaporkan pencapaian kinerja unit Manajemen Risiko kepada Kepala Biro Manajemen Risiko dan Kepatuhan secara periodik;
  16. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.
  17. Kewenangan
  18. Menetapkan pelaksanaan program kegiatan unit Manajemen Risiko yang tertuang dalam RKAP;
  19. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan dalam RKAP;
  20. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
  21. Memberikan rekomendasi risk tolerance & risk appetite masing-masing kondisi dengan mempertimbangkan ketentuan pemerintah (regularity standards), kepentingan publik, best practices serta kebijakan perusahan;
  22. Mengusulkan risk control & mitigation strategies setelah mempertimbangkan faktor efektivitas, Cost/benefit, tingkat kepraktisan dan kesulitan penerapan, akseptabilitas bagi stakeholder, kehandalan sejalan dengan bergeraknya waktu;
  23. Menyusun dan mengelola kegiatan Asuransi perusahaan, seperti Asuransi PJP2U dan Asuransi Tanggung Jawab Hukum Bandara;
  24. Mewakili Kepala Biro Manajemen Risiko & Kepatuhan selaku counterpart bagi pembina teknis manajemen risiko dan kepatuhan untuk berhubungan dengan pihak-pihak terkait lain baik di dalam maupun luar negeri dalam kegiatan manajemen risiko operasi & teknik.
  25. Compliance Manager
    1. Fungsi :

Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan:

  1. Perumusan kebijakan pengendalian kepatuhan pada bidang hukum dan peraturan, SOP, dan kode etik dalam sistem pengelolaan perusahaan;
  2. Pengendalian kepatuhan yang sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (GCG);
  3. Pemantauan tindak lanjut laporan hasil safety audit, risk assessment dan hasil pemeriksaan Satuan Pengawas Internal;
  4. Pengelolaan kepatuhan terhadap pelaporan harta kekayaan pejabat (LHKPN : Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) kepada Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK).
    1. Uraian Tugas
  5. Bertanggung jawab dalam menyusun program, sistem, prosedur dan standar kualifikasi karyawan fungsi manajemen kepatuhan di kantor pusat dan cabang;
  6. Menyusun rencana strategis berdasarkan pola risk management dalam menetapkan kebijakan perusahaan;
  7. Mengelola kepatuhan terhadap pelaporan harta kekayaan pejabat (LHKPN : Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) kepada Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK);
  8. Melaksanakan kegiatan perumusan kebijakan pengendalian kepatuhan pada bidang hukum dan peraturan, SOP, dan kode etik dalam sistem pengelolaan perusahaan;
  9. Mengevaluasi dan menganalisa data, informasi dan laporan terkait dengan kegiatan hukum dan peraturan, SOP dan kode etik dalam sistem pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance);
  10. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut laporan hasil safety audit, risk assessment dan hasil pemeriksaan Satuan Pengawas Internal;
  11. Mengelola penyediaan dokumen/referensi/SOP/Juklak/Juknis seluruh unit kerja yang valid di seluruh kantor cabang;
  12. Menyusun dan mengembangkan panduan dan management tool tentang identifikasi kemungkinan meraih peluang bisnis perusahaan serta potensi kerugian dalam proses pengambilan keputusan;
  13. Mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program, sistem dan prosedur kegiatan unit Manajemen Kepatuhan di wilayah kerja perusahaan;
  14. Memastikan tercapainya program kerja unit Manajemen Kepatuhan yang tertuang dalam RKAP;
  15. Mengusulkan perbaikan pelaksanaan program, sistem dan prosedur mengenai fungsi manajemen kepatuhan kepada pihak terkait;
  16. Melaporkan pencapaian kinerja unit Manajemen Kepatuhan kepada Kepala Biro Manajemen Risiko dan Kepatuhan secara periodik;
  17. Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan.


  1. Kewenangan
  1. Menetapkan pelaksanaan program kegiatan unit Manajemen Kepatuhan yang tertuang dalam RKAP;
  2. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan dalam RKAP;
  3. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;
  4. Memberikan rekomendasi risk tolerance & risk appetite masing-masing kondisi dengan mempertimbangkan ketentuan pemerintah (regularity standards), kepentingan publik, best practices serta kebijakan perusahan;
  5. Mengusulkan risk control & mitigation strategies setelah mempertimbangkan faktor efektivitas, cost/benefit, tingkat kepraktisan dan kesulitan penerapan, akseptabilitas bagi stakeholder, kehandalan sejalan dengan bergeraknya waktu;
  6. Mewakili Kepala Biro Manajemen Risiko selaku counterpart bagi pembina teknis manajemen kepatuhan untuk berhubungan dengan pihak-pihak terkait lain baik di dalam maupun luar negeri.




Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Pada analisa ini terdiri dari beberapa prosedur , adapun prosedur kegiatan sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Staf menerima data potensi risiko yang sudah diberikan oleh risk owner unit operasi & teknik
  2. Staf menginput data potensi risiko.
  3. Head of Risk Management & Compliance (DRM) menugaskan Risk Management Manager (DRMR) untuk memilih dan mengklasifikasikan risiko yang mempunyai nilai tinggi.
  4. Risk Management menunjuk Tim assessment untuk kegiatan risk assesement sampai selesai dibuktikan dengan berita acara.
  5. Head of Risk Management & Compliance menerima hasil berita acara tersebut lalu melaporkan ke Presodent Director.
  6. Staf akan mendokumentasikan hasil kegiatan risk assessment & berita acara.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

Untuk menganalisa sistem berjalan, penelitian ini menggunakan program Unified Modelling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini.




Analisa Sistem pada Use Case Diagram

   Untuk menganalisis sistem yang berjalan, pada penelitian ini digunakan Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan prosedur dan proses yang berjalan saat ini, sebagai berikut : 

Berdasarkan gambar 3.5 Use case diagram yang berjalan saat ini terdapat:

  1. 1 sistem yang mencakup seluruh kegiatan sistem penyimpanan dokumen dan risk assessment.
  2. 6 actor yang melakukan kegiatan diantaranya : Staf, Tim Assessment dan Head of Risk Management & Compliance.
  3. 5 use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.




Analisa Sistem pada Activity Diagram

Activity Diagram Sistem Risk Assessment
1. 1 Initial Node, yang merupakan awal kegiatan.
2. 6 action state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
3. 1 final state, objek yang diakhiri

Analisa Sistem pada Sequence Diagram

Gambar 3.6 Sequence Diagram Risk assessment


  1. 6 actor yang melakukan kegiatan, Risk Owner, Staf, Tim Assessment, Head Of Risk Management & Compliance & President Director.
  2. 11 message yang merupakan urutan kegiatan sistem pengelolaan dokumen dan kegiatan risk assessment.


Analisa Sistem Yang Berjalan

1. Analisa Batasan Sistem

Pada setiap sistem yang berjalan pasti memiliki batasan sistem (boundary) yang memisahkan antara sub sistem itu sendiri dengan lingkungan luar sistem. Batasan suatu sistem juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem itu sendiri. Lingkungan suatu sistem dapat bersifat menguntungkan atau pun merugikan, hal ini juga menjadi salah satu tugas batasan sistem agar dapat mempertahan lingkungan luar sistem yang menguntungkan dan menghindari lingkungan luar yang merugikan. Jika masukan pada sistem bersifat baik maka keluaran yang dihasilkanpun akan baik.

Pada PT Angkasa Pura II unit operasi & teknik memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dengan keterbatasan waktu dan jumlah personil yang cukup banyak sehingga sulit untuk membangun awarness akan risiko.

Melihat permasalahan yang terjadi pada unit operasi & teknik, maka peneliti akan membatasi penulisan laporan hanya pada sistem yang berjalan pada sistem aplikasi risk asessement untuk menbangun awarness pemilik risiko PT Angkasa Pura II.

Analisa Sistem pada Sequence Diagram

Gambar 3.6 Sequence Diagram Risk assessment


  1. 6 actor yang melakukan kegiatan, Risk Owner, Staf, Tim Assessment, Head Of Risk Management & Compliance & President Director.
  2. 11 message yang merupakan urutan kegiatan sistem pengelolaan dokumen dan kegiatan risk assessment.

3.3. Analisa Sistem Yang Berjalan 1. Analisa Batasan Sistem Pada setiap sistem yang berjalan pasti memiliki batasan sistem (boundary) yang memisahkan antara sub sistem itu sendiri dengan lingkungan luar sistem. Batasan suatu sistem juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem itu sendiri. Lingkungan suatu sistem dapat bersifat menguntungkan atau pun merugikan, hal ini juga menjadi salah satu tugas batasan sistem agar dapat mempertahan lingkungan luar sistem yang menguntungkan dan menghindari lingkungan luar yang merugikan. Jika masukan pada sistem bersifat baik maka keluaran yang dihasilkanpun akan baik. Pada PT Angkasa Pura II unit operasi & teknik memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dengan keterbatasan waktu dan jumlah personil yang cukup banyak sehingga sulit untuk membangun awarness akan risiko. Melihat permasalahan yang terjadi pada unit operasi & teknik, maka peneliti akan membatasi penulisan laporan hanya pada sistem yang berjalan pada sistem aplikasi risk asessement untuk menbangun awarness pemilik risiko PT Angkasa Pura II.


2. Analisa Masalah Sistem Berjalan Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti, sistem risk assesment yang sedang berjalan saat ini pada PT Angkasa Pura II sudah berjalan dengan baik, namun masih menggunakan sistem manual, yaitu mengharuskan risk owner menulis dikertas maupun mengetik menggunakan excell yang akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan terjadinya proses yang mengharuskan risk owner menulis/mengetik, ini membutuhkan waktu yang lama serta dapat menghambat pekerjaan yang sedang dilakukan. 3. Metode Analisa Value chain Metode analisa value chain pada suatu sistem risk assessment untuk mendapatkan nilai tambah dalam keakuratan data pada proses risk assessment serta untuk meningkatkan awarness pemilik risiko. Analisa value chain membantu dalam mengidentifikasi dan menganalisa aktivitas yang ada dalam proses risk assessment serta mengurangi atau meminimalisir kesalahan dalam aktivitas pengisian kertas kerja risk assessment. Tujuan analisa value chain untuk mengidentifikasi tahapan dimana perusahaan dapat meningkatkan value untuk proses risk assessment ini.

Gambar 3.7 Value Chain	

1. Primary activities, (line functions) Menurut Michael E. Porterya aktifitas utama dari organisasi yang melibatkan aktifitas-aktifitas sebagai berikut: a. Inbound Logistics 1. Menerima data potensi risiko. 2. Menginput data potensi data risiko b. Operations 1. Melakukan Risk assessment ke pemilik risiko 2. Melakukan tinjauan lapangan c. Outbond Logistics 1. Berita acara hasil risk assessment d. Marketing and Sales, memberikan sosialisasi kepada risk owner untuk meningkatkan awarness. e. Service, membuat system risk assessment yang mudah dimengerti oleh risk owner 2. Support activities, (staff atau fungsi overhead) Menurut Michael E. Porterya aktifitas pendukung yang membantu aktifitas utama. Secondary activities melibatkan beberapa bagian/fungsi, antara lain: a. Firm infrastructure Segala Divisi terkait yang mendukung proses tujuan target pemsangan meter pelanggan akuntabel dan tertib sesuai dengan pendapatan dan pengeluaran perusahaan. 1. IT 2. Finace / Keuangan b. Human Resources Management Sumber daya yang terlibat dalam sistem ini adalah : 1. Personil Unit Risk Management 2. Pemilik Risiko c. Research, Technology, and System Development. 1. Konfirmasi pemilik risiko melalui email/telepon. 2. Ms, Acces 2010 sebagai Aplikasi database. d. Procurement. Fungsi support pengadaan aplikasi risk assessment. 4. Analisa Kontrol Pada sistem yang berjalan saat ini semua kegiatan proses risk assessment masih terdapat kekurangan karena keterbatasan SDM pada Unit Risk Management & Compliance, mulai dari permintaan potensi risiko ke risk owner, input data potensi risiko, sering terlambat dalam menerima data potensi risiko sehingga proses risk assessment menjadi terhambat (lama) karena risk owner memberikan data potensi risiko dalam bentuk hard copy. Terjadinya ketidaksesuaian data karena pada saat input ulang terjadinya kesalahan input. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan pada sistem proses risk assessment agar tidak memerlukan waktu yang lama dan lebih efektif. 5. Analisa Kebutuhan Sistem Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana dalam proses risk assessment membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengolahan datanya dan kurang efektif karena masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi, yang akan mengurangi kendala-kendala yang terjadi, sehingga akan mempermudah atau mempercepat dalam proses risk assessement. Sistem yang lebih baik akan meningkatkan kualitas kinerja seseorang, maka kebutuhan sistem yang diharapkan antara lain : 1. Kegiatan/proses pengumpulan data potensi risiko dilakukan secara online, untuk mempermudah risk owner menyampaikan potensi risiko. 2. Kegiatan/proses seleksi data potensi risiko agar mudah dalam mengelompokan risiko-risiko yang ada. 3. Sistem terkomputerisasi yang dapat melakukan pengontrolan secara mudah dan jelas, sehingga mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi. 4. Sistem mempermudah dalam proses kegiatan input/update data risiko. 5. Dapat memberikan informasi yang akurat sehingga informasi tersebut dapat berguna oleh petugas dan pimpinan. 6. Dapat meningkatan awarness para pemilik risiko

3.4. Konfigurasi Sistem Berjalan Di dalam membuat analisis dan perancangan sistem informasi kependudukan di kelurahan Laksana, penulis menggunakan komputer dengan konfigurasi sebagai berikut: 1. Spesifikasi Hardware a. Processor : Intel(R) Core(TM) i3-2310M b. Monitor : SVGA 15” c. Mouse : Optical d Keyboard : PS/2 e. RAM : 2 GB f. Harddisk : 500 GB g. Printer : HP Color Laser Jet CM6040 MFP 2. Spesifikasi Software a. Microsoft Office 2007 b. Google Chrome c. Visual Paradigm

Hak Akses (Brainware)

a. Stakeholder b. Pembuat/Penulis

3.5. Alternatif Pemecahan Masalah 3.5.1. Permasalahan Yang Dihadapi Proses risk assessment masih manual atau menggunakan Ms. Excel sehingga dari segi waktu tidak efisien, lebih banyak memakan waktu dan proses pencatatan penyusunan sering terjadi kesalahan maka menyebabkan data tidak akurat bahkan terjadi redudansi atau pengulangan data yang sama. 3.5.2. Alternatif Pemecahan Masalah Setelah meneliti dan mengamati dari permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan, dengan penyusunan yang menggunakan Ms. Excel dan pengarsipan yang masih manual yaitu laporan dalam bentuk buku, agar memudahkan setiap orang yang membutuhkan informasi data risiko yang ada, maka diperlukan sistem yang terkomputerisasi berbasis web secara online, yang berarti dapat diakses dimana saja dan kapan saja oleh pengguna yang tentunya sudah diberikan hak akses. Sistem yang berbasis web ini tentunya dapat memberikan informasi yang akurat dan tidak akan terjadi pengulangan data yang sama pada tahun yang sama serta diharapakan dapat memberikan nilai tambah berupa meningkatnya awarness para pemilik risiko. 3.6. User Requirement Dalam merancang sebuah sistem tentu saja dibutuhkan analisa kebutuhan sistem. Elisitasi adalah kumpulan requirement-requirement tersebut. Elisitasi terbagi menjadi 3 tahap yaitu elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan elisitasi final. 3.6.1 Elisitasi Tahap I Elisitasi tahap I berisi rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak menajemen terkait melalui proses wawancara.

         Tabel 3.1 Tabel Elisitasi Tahap I

Functional No Analisa Kebutuhan Saya Ingin Sistem : 1 Sistem memiliki login 2 Menampilkan logo Perusahaan 3 Sistem memiliki master data estándar 4 Sistem dapat menampilkan menu pencarian, penambahan data dan edit/delete data. 5 Sistem memiliki form untuk pencarian, penambahan data dan edit/delete data 6 Form pencarian yang flexible di mana pencarian dapat dilakukan berdasarkan variable judul, tanggal dan author 7 Form penambahan menampilkan kolom tahun, nomor urut, judul, author, nama pemenang. 8 Hasil pencarian dapat di sorting berdasarkan variabel yang diinginkan 9 Laporan status master data dapat ditampilkan sesuai variabel yang diinginkan 10 Tipe data laporan dapat diubah ke bentuk lain dan disimpan ke luar sistem. 11 Sistem dapat menampilkan, mencetak, dan export laporan 12 Terdapat cetak dan print dokumen 13 Terdapat jam 14 Terdapat kalender Non Functional No. Saya Ingin Sistem : 1. Master data dapat ditambah, diubah, dihapus 2. Ada beberapa data yang otomatis muncul sebagai pengingat user seperti nomor urut dokumen 3. Data yang disimpan dapat ditampilkan kembali dalam bentuk form 4. Report yang ditampilkan sesuai dengan report standar perusahaan 5. Membutuhkan koneksi jaringan intranet 6 Membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk penginputan penduduk Penyusun


( Gunawan Effendi ) NIM : 1311476106


Stakeholder

3.6.2 Elisitasi Tahap II Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai MDI : 1. M pada MDI artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. 2. D pada MDI artinya Desirable Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembuatan sistem, maka membuat sistem tersebut lebih sempurna. 3. I pada MDI artinya Inessential. Maksudnya adalah requirement tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem. Tabel 3.2 Tabel Elisitasi Tahap II Functional M D I No Analisa Kebutuhan Saya Ingin Sistem: 1. Sistem memiliki login √ 2. Menampilkan logo Perusahaan √ 3. Sistem memiliki master data standar √ 4. Sistem dapat menampilkan menu pencarian, penambahan data dan edit/delete data. √ 5. Sistem memiliki form untuk pencarian, penambahan data dan edit/delete data √ 6 Form pencarian yang flexible di mana pencarian dapat dilakukan berdasarkan variable judul, tanggal dan author √ 7. Form penambahan menampilkan kolom √ 8. Hasil pencarian dapat di sorting berdasarkan variabel yang diinginkan √ 9. Laporan status master data dapat ditampilkan sesuai variabel yang diinginkan √ 10. Tipe data laporan dapat diubah ke bentuk lain dan disimpan ke luar sistem. √ 11. Sistem dapat menampilkan, mencetak, dan export laporan √ 12. Terdapat cetak dan print dokumen √ 13. Terdapat jam √ 14. Terdapat kalender √ Non Functional No Saya Ingin Sistem : 1 Master data dapat ditambah, diubah, dihapus √ 2 Data yang disimpan dapat ditampilkan kembali dalam bentuk form √ 3 Report yang ditampilkan sesuai dengan report standar perusahaan √ 4 Membutuhkan koneksi jaringan intranet √ 5 Membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk penginputan penduduk √

3.6.3 Elisitasi Tahap III Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE : 1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ? 2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan ? 3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem ? Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain : 1. H (High) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. 2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan. 3. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

Tabel 3.3 Tabel Elisitasi Tahap III Functional No Analisa Kebutuhan T O E Saya Ingin Sistem : L M H L M H L M H 1 Sistem memiliki login √ √ √ 2 Menampilkan logo Perusahaan √ √ √ 3 Sistem memiliki master data standar √ √ √ 4 Sistem dapat menampilkan menu pencarian, penambahan data dan edit/delete data. √ √ √ 5 Sistem memiliki form untuk pencarian, penambahan data dan edit/delete data √ √ √ 6 Form pencarian yang flexible di mana pencarian dapat dilakukan berdasarkan variable judul, tanggal dan author √ √ √ 7 Hasil pencarian dapat di sorting berdasarkan variabel yang diinginkan √ √ √ 8 Laporan status master data dapat ditampilkan sesuai variabel yang diinginkan √ √ √ 9 Tipe data laporan dapat diubah ke bentuk lain dan disimpan ke luar sistem. √ √ √ 10 Sistem dapat menampilkan, mencetak, dan export laporan √ √ √ 11 Terdapat cetak dan print dokumen √ √ √

Non Functional No Saya Ingin Sistem : 1. Master data dapat ditambah, diubah, dihapus √ √ √ 2. Data yang disimpan dapat ditampilkan kembali dalam bentuk form √ √ √ 3. Report yang ditampilkan sesuai dengan report standar perusahaan √ √ √ 4. Membutuhkan koneksi jaringan intranet √ √ √ 5. Membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk penginputan penduduk √ √ √

3.6.4 Final Elisitasi Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem yang akan dibentuk. Tabel 3.4 Tabel Final Elisitasi Functional No Analisa Kebutuhan Saya Ingin Sistem : 1. Sistem memiliki login 2. Menampilkan logo Perusahaan 3. Sistem memiliki master data estándar 4. Sistem dapat menampilkan menu pencarian, penambahan data dan edit/delete data. 5 Sistem memiliki form untuk pencarian, penambahan data dan edit/delete data 6 Form pencarian yang flexible di mana pencarian dapat dilakukan berdasarkan variable judul, tanggal dan author 7 Hasil pencarian dapat di sorting berdasarkan variabel yang diinginkan 8 Laporan status master data dapat ditampilkan sesuai variabel yang diinginkan 9 Tipe data laporan dapat diubah ke bentuk lain dan disimpan ke luar sistem. 10 Sistem dapat menampilkan, mencetak, dan export laporan 11 Terdapat cetak dan print dokumen Non Functional No Saya Ingin Sistem : 1. Master data dapat ditambah, diubah, dihapus 2. Data yang disimpan dapat ditampilkan kembali dalam bentuk form 3. Report yang ditampilkan sesuai dengan report standar perusahaan 4. Membutuhkan koneksi jaringan intranet 5. Membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk penginputan penduduk Penyusun



(Gunawan Effendi) NIM : 1311476106 Mengetahui,

             Pembimbing I                                                  Pembimbing II



     (Oleh Soleh. M.M.S.I)                                    (Listina Nadhia Ningsih)
             NID: 04043                                                     NID: 15016

Menyetujui,

             Stakeholder                                                       Kepala Jurusan



      (Anton Marthalius)                                       (Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
         NIP: 20002322                                                      NIP: 078010  


BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Rancangan Sisem Usulan 4.1.1 Prosedur Sistem Usulan Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan pada PT Angkasa Pura II, maka selanjutnya akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem penginputan risk assessment yang berjalan saat ini, yaitu merubah proses Penginputan risk assessment yang saat ini masih manual/semi-komputerisasi menjadi terkomputerisasi berbasis web sehingga memudahkan melakukan proses risk assessment. Setelah kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru telah ditentukan, maka langkah-langkah berikutnya yaitu perancangan atau design sistem usulan yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang lama dengan memberi gambaran atau pandangan yang jelas menurut proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian. Dalam menganalisa usulan prosedur yang baru pada penelitian ini digunakan program visual paradigm for UML Enterprice Edition 6.4 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram.


4.1.2 Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan Use Case Diagram menggambarkan fungsional yang diharapkan dari sebuah sistem yang dibangun. Gambar 4.1 Use Case Diagram pada sistem risk assessment Berdasarkan Gambar 4.1 Use Case Diagram terdiri atas: a. 1 system yang mencakup kegiatan system risk assessment. b. 4 Actor yang melakukan kegiatan didalam system yaitu Risk Owner, TIM Risk assessment, Risk Management Manager (DRMR), Head Of Risk Management & Compliance (DRM). c. 5 use case, meliputi use case : 1. Melakukan Login 2. Halaman Utama 3. Master mempunyai extend use case yaitu : a. Risk Assesement terdapat empat extend yaitu input Risk Assesement, data Risk Assesement, edit dan delete. b. Risk register terdapat 4 extend yaitu input Risk register, data Risk register edit dan delete. c. Kriteria Risiko terdapat dua extend yaitu Nilai Kemungkinan dan Nilai Dampak. d. Laporan e. Log out 4.1.3 Activity Diagram Yang Diusulkan Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Gambar 4.2 Activity Diagram pada sistem risk assessment Berdasarkan Gambar 4.2 Activity Diagram terdiri atas: a. 1 (satu) Initial Node, objek yang diawali. b. 17 (tujuh belas) action state yang menggambarkan Kegiatan proses Penilaian c. 1 (satu) final node, objek yang diakhiri.

4.1.4 Sequence Diagram Yang Diusulkan Gambar 4.3 Sequence Diagram pada sistem risk assessment Berdasarkan gambar 4.3 Sequence Diagram pada sistem admin terdapat: a. 5 (lima) actor yang melakukan kegiatan b. 3 (tiga) life line spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi. c. 12 (delapan) message yang memuat informasi tentang aktifitas yang terjadi




4.1.5 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan No Sistem berjalan Sistem usulan 1. Sistem Risk Assesment yang berjalan pada PT Angkasa Pura II bersifat manual & semi komputerisasi, hanya sebatas menggunakan Microsoft Excel atau menulis manual. Untuk system usulan penulis ingin membangun sistem yang berbasis web untuk Risk assessment 2. Sistem Risk assessment yang berjalan pada PT Angkasa Pura II sering terjadi kesalahan dalam memasukan data risiko Untuk system usulan penulis ingin memberikan pelaksanaan risk assessment berbasis web untuk meminimalisir kesalahan dalam memasukan data risiko

4.2 Rancangan Basis Data Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data. Hasil analisa pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data. 4.2.1 Class Diagram (dijelaskan many to many,one to one,one to many, atribut

Gambar 4.4 Class Diagram pada sistem risk assessment. 4.2.2 Spesifikasi Basis Data Spesifikasi basis data merupakan sebuah design data yang dianggap telah normal. Design basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key, dan panjang record. Spesifikasi basis data yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Data Risk assessment No Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan 1 id_riskassessment Integer 3 Primary Key 2 unit_kerja Varchar 11 3 tanggal Date 10 4 id_riskregister Integer 3 5 hazard Varchar 255 6 penyebab Varchar 255 7 dampak Varchar 255 8 pengendalian Varchar 255 9 nilai_kemungkinan Varchar 255 10 nilai_dampak Varchar 255 11 rencana_mitigasi Varchar 255 12 pic Varchar 255

Keterangan : Nama Tabel : riskassessment Media : Hardisk Isi : risk assessment Primary key : kd_riskassessment Panjang Record : 3 Struktur : kd_riskassessment+unit_kerja+tanggal_krd_riskregister+hazard+penyebab+dampak+pengendalian+nilai_kemungkinan+nilai_dampak+rencana _mitigasi+pic

           Tabel 4.3  Tabel Data Tambah

No Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan 1 Id_riskregister Integer 3 Primary key 2 Nm_riskregister Text 500

Keterangan : Nama Tabel : Tambah Media : Hardisk Isi : Tambah Primary key : kd_tambah Panjang Record : 267 Struktur : kd_unit_kerja+tanggal+risk_register+hazard+penyebab+dampak+pengendalian+nilai_kemungkinan+nilai_dampak+rencana_mitigasi+PIC

Tabel 4.4  Tabel Data Risk register

No Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan 1 kd_risk_register Varchar 6 Primary Key 2 kd_tambah Varchar 6


Keterangan : Nama Tabel : Risk register Media : Hardisk Isi : Risk register Primary key : kd_risk_register _guru Panjang Record : 282 Struktur : kd_risk_register+tambah

Tabel 4.5  Tabel Data Kriteria Risiko

No Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan 1 kd_kriteria_risiko Varchar 6 Primary Key 2 kd_ nilai_kemungkinan Varchar 6 3 Kd_nilai_dampak Varchar 6 4 Tambah Varchar 10 5 search Varchar 5 Tabel 4.5 Tabel Data Kriteria Risiko

Keterangan : Nama Tabel : Kriteria Risiko Media : Hardisk Isi : Kriteria Risiko Primary key : kd_kriteria_risiko Panjang Record : 57 Struktur : kd_kriteria_risiko+kd_nilai_kemungkinan+kd_nilai_dampak+tambah+ search

Tabel 4.6  Tabel Data User Management

No Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan 1 kd_user_managment Varchar 6 Primary Key 2 tambah Varchar 10 3 search Varchar 100

Keterangan : Nama Tabel : User Management Media : Hardisk Isi : User Primary key : kd_user_management Panjang Record : 50 Struktur :

kd_user_management+tambah_search
Tabel 4.7  Tabel Data Laporan

No Nama Field Tipe Data Panjang Keterangan 1 kd_laporan Varchar 6 Primary Key 2 kd_grafik_operasi Varchar 3 kd_grafik_teknik Varchar 4 nilai_harian1 Double

Keterangan : Nama Tabel : laporan Media : Hardisk Isi : laporan Primary key : kd_laporan Panjang Record : 18 Struktur : kd_laporan+kd_grafik_operasi+kd_grafik_teknik

4.3. Rancangan Program HIPO (Hirarchy Plus Input Process Output) yaitu alat bantu untuk membuat spesifikasi program yang merupakan struktur yang berisi diagram dimana di dalam program ini berisi input yang diproses dan menghasilkan output. Spesifikasi program menjelaskan megenai cara penggunaan aplikasi program yang diusulkan. Visual Table Of Content (VTOC) adalah diagram yang menggambarkan hubungan dan fungsi pada sistem secara berjenjang. Adapun spesifikasi program yang diusulkan tersebut, yaitu: 1. Nama program : Login Fungsi Program : Untuk Masuk ketampilan Halaman

 Utama

Bahasa Pemrograman : PHP Proses program : a. Jalankan program b. Menampilkan halaman login, lalu input username dan password c. Klik login untuk menyatakan bahwa username dan password sudah benar dan jika benar maka akan masuk kedalam halaman utama d. Jika salah memasukan username dan password maka akan muncul pesan “Username atau password anda asalah”. 2. Nama program : Halaman Utama Fungsi Program : Untuk menampilkan menu pilihan

 program  
 yang terdapat di dalam sistem

Bahasa Pemrograman : PHP Proses program : Jalankan program Halaman utama, yaitu terdiri dari: risk assessment, risk register, kriteria risiko, user management, laporan. dan misi. 3. Nama program : Risk assessment Fungsi Program : Untuk menampilkan menu pilihan program yang terdapat di dalam sistem Bahasa Pemrograman : PHP Proses program : 1. Klik Tambah untuk add risiko dan save a. Jika memilih add maka data akan bertambah b. Jika memilih save maka data akan tersimpan 2. Klik data risiko untuk view data risiko 4. Nama program : Risk register Fungsi program : Untuk menampilkan menu pilihan program yang terdapat di dalam sistem Bahasapemograan : PHP Proses program : 1. Klik tambah untuk add risk register dan save a. Jika memilih add maka data akan bertambah b. Jika memilih save maka data akan tersimpan 2. Klik Risk register untuk view Risk register 5. Nama program : Kriteria Risiko Fungsi program : Untuk menampilkan menu pilihan program yang terdapat di dalam sistem Bahasa pemograman : PHP Proses program : 1. Klik Nilai Kemungkinan untuk melihat 2. Klik Nilai dampak untuk melihat 6. Nama program : User Management Fungsi program : Untuk menampilkan menu pilihan program yang terdapat di dalam sistem Bahasa pemograman : PHP Proses program: 1. Klik Tambah untuk add dan save a. Jika memilih add maka data akan bertambah b. Jika memilih save maka data akan tersimpan 2. Klik Username untuk view pengguna 7. Nama program : Laporan Fungsi program : Untuk menampilkan menu pilihan program yang terdapat di dalam sistem Bahasa pemograman : PHP Proses program : 1. Klik Grafik Unit Operasi untuk view laporan grafik unit operasi 2. Klik Grafik Unit Teknik untuk view laporan grafik unit teknik

4.4. Rancangan Prototype Tahap ini merupakan gambar yang jelas mengenai rancangan bangun yang lengkap kepada para pengguna dan website yang diteliti, juga sebagai memenuhi kebutuhan daripada pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau tampilan dari perancangan sistem penggajianpegawai yang akan dibuat, yaitu : a. Prototype UntukTampilanLogin



Gambar 4.5 Tampilan Login

   Tabel 4.8  Tabel Keterangan Login

No Caption Fungsi 1 Logo Menampilkan nama perusahaan PT Angkasa Pura II 2 Username Menampilkan username dan mengisi username 3 Password Menampilkan password dan mengisi password 4 Login Verifikasi login

b. Prototype Untuk Tampilan Halaman Utama Admin



                  Gambar 4.6 Tampilan Halaman Utama
     Tabel 4.9  Tabel Keterangan Halaman Utama

No Caption Fungsi 1 Header Menampilkan nama aplikasi risk assessment 2 Risk assessment Menampilkan input risiko 3 Risk register Menampilkan data risk register 4 Kriteria Risiko Menampilkan Nilai Kemungkinan & Nilai Dampak 5 User Manajemen Menampilkan pengguna aplikasi 6 Laporan Menampilkan Grafik laporan Unit Operasi & Teknik


c. Prototype Untuk Tampilan Halaman Utama Risk assessment



                      Gambar 4.7 Tampilan Halaman Utama Risk assessment
   Tabel 4.10  Tabel Keterangan Halaman Utama Risk assessment

No Caption Fungsi 1 Home Menampilkan Risk assessment 2 Tambah Menampilkan form Risk assessment 4 Edit Menampilkan form edit data risiko 5 Delete Menghapus data risiko 6 Record page Menentukan baris tabel 7 Sign Out Keluar dari sistem d. Prototype Untuk Halaman Utama Input Risiko








Gambar 4.8 Tampilan Halaman Input Data Risiko

   Tabel 4.11  Tabel Keterangan Halaman Utama Input Data Risiko

No Caption Fungsi 1 Header Menampilkan nama aplikasi risk assessment 2 Unit Kerja Input Unit Kerja 3 Tanggal Input Tanggal 4 Hazard Input Hazard 5 Penyebab Input Penyebab 6 Dampak Input Dampak 7 Pengendalian Input Pengedalian 8 Nilai Kemungkinan Input Nilai Kemungkinan 9 Nilai Dampak Input Nilai Dampak 10 Rencana Mitigasi Input Rencana Mitigasi 11 PIC Input PIC 12 Kembali Kembali ke Menu Risk assessment 13 Simpan Menyimpan Data

e. Prototype Halaman Utama Risk register




                     Gambar 4.9 Tampilan Halaman Utama Risk register     
     Tabel 4.12  Tabel Keterangan Halaman Utama Risk register

No Caption Fungsi 1 Header Menampilkan nama Risk register 2 Tambah Menampilkan Form Risk register 3 Edit Menampilkan form edit Risk register 4 Delete Menghapus Risk register 5 Record Page Menentukan baris tabel 6 Sign Out Keluar dari sistem

f. Prototyp Halaman Input Risk register




Gambar 4.10 Tampilan Halama Input Risk register

       Tabel 4.13  Tabel Keterangan Input Risk register

No Caption Fungsi 1 Header Menampilkan nama Risk 2 Risk register Input Risk register 3 Save Save data Kelas 4 Kembali Menampilkan Menu Risk register


g. Prototype Halaman Utama Nilai Kemungkinan




         Gambar 4.11 Tampilan Halaman Utama Nilai Kemungkinan


          Tabel 4.14  Tabel Keterangan Halaman Utama Nilai Kemungkinan

No Caption Fungsi 1 Header Menampilkan nama Risk 2 Data Nilai Kemungkinan Menampilkan Nilai Kemungkinan



h. Prototype Halaman Utama Nilai Dampak




        Gambar 4.12 Tampilan Halaman Utama Nilai Dampak
         Tabel 4.15 Tabel Keterangan Halaman Utama Nilai Dampak

No Caption Fungsi 1 Header Menampilkan nama Risk 2 Data Nilai Dampak Menampilkan Nilai Dampak


i. Prototype Halaman Utama User Management



     Gambar 4.13 Tampilan Halaman Utama User Management


        Tabel 4.16 Tabel Keterangan Halaman Utama User Management

No Caption Fungsi 1 Header Menampilkan nama Risk 2 Tambah Menampilkan form User 3 Edit Menampilkan form edit User 4 Delete Menghapus data User 5 Search Mencari Data User 6 Record page Menentukan baris tabel 7 Sign Out Keluar dari system

4.5. Konfigurasi Sistem Usulan 4.5.1. Spesifikasi Hardware




Gambar 4.14 Spesifikasi Hardware Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kabutuhan di masa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu: Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Processor  : core i3 2. Monitor  : LCD 14 3. Memory  : 2GB 4. Keybord : Standard 5. Mouse : USB Optical 6. Harddisk  : 500 GB 7. Printer  : LaserJet 4.5.2. Aplikasi Yang Digunakan Perangkat Lunak ( software ) Perangkat lunak merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Windows 7 2. Google Chrome, Mozilla Firefox 3. PHP 4. MySQL 5. Dreamweaver CS5 6. Xampp 4.5.3. Hak Akses 1. Head of Risk Management & Comppliance

Sebagai Administrator

2. Risk Management Manager Sebagai Administrator 3. Staff Sebagai Penginput Risiko 4. Risk Owner Sebagai Penginput Risiko 4.6. Testing TabelPengujian Black Box Pada Sistem Penilaian PT Angkasa Pura II Tabel 4.17 Tabel Pengujian Black Box Pada Sistem aplikasi risk asessment No Skenario Pengujian Test Case Hasil yang diharapkan Hasil Pengujian Kesimpulan 1. Mengisi Username dan Password, lalu langsung klik tombol login Sistem akan menolak akses login dan menampilkan pesan “username atau password salah” Berhasil Login Ke Halaman Valid



2. Klik “home” Halaman Utama Menampilkan Halaman Dasboard Berhasil Menampilkan Halaman Dashboard Valid 3. Klik “risk assessment” di halaman utama lalu tampil menu risk assessment Menampilkan Data risk assessment Berhasil Menampilkan data risk assessment Valid 4. Klik “tambah” di menu risk assessment lalu menampilkan input risk assessment Menampilkan input risk assessment Berhasil menampilkan input risk assessment valid 5. Klik “risk register” di halaman utama lau menampilkan menu risk register

Menampilkan menu risk register Berhasil menampilkan data dan input data menu risk register Valid 6. Klik “tambah” di menu risk register lalu menampilkan input risk register Menampilkan input risk register Berhasil menampilkan data dan input risk register Valid 7. Klik “kriteria risiko” di halaman utama lalu klik “Nilai kemungkinan” Menampilkan data Nilai kemungkinan Berhasil menampilakan data Nilai kemungkinan Valid 8. Klik “kriteria risiko” di halaman utama lalu klik “Nilai dampak” Menampilkan data nilai dampak Berhasil menampilkan data nilai dampak Valid 9. Klik “user management” di halaman utama lalu klik “pengguna”


Menampilkan menu pengguna Berhasil Menanmpilkan menu pengguna Valid 10. Klik “tambah” di menu utama pengguna lalu menampilkan input pengguna Menampikan input pengguna Berhasil Menampilkan input pengguna Valid 11. Menu Laporan Menampilkan grafik laporan Berhasil menampilkan hasil nilai Valid


4.7. Evaluasi Setelah dilakukan pengujian dengan metode Black box yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program seperti contoh pengujian pada masing-masing menu. Jika input data tidak lengkap maka sistem akan menampilkan pesan dan menyampaikan pesan yang sangat membantu admin jika admin mendapati kesalahan saat input data yang tidak lengkap, selanjutnya yang kemudian akan di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya dan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

4.8. Implementasi Implementasi program Sistem Aplikasi Risk assessment Pada PT Angkasa Pura II dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Metode Black Box Testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode Black Box Testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Pengujian dengan metode Black Box Testing dilakukan dengan cara memberikan sejumlah input pada program. Input tersebut kemudian di proses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut, dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

4.8.1. Time Schedule

       Tabel Time Schedule

No. Deskripsi Pekerjaan Sept- 15 Okt - 15 Nop - 15 Des - 15 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Proposal 2. Revisi Proposal 3. Abstraksi 4. Bab I 5. Bab II 6. Bab III 7. Bab IV 8. Bab V 9. Daftar Isi 10. Daftar Gambar 11. Stakeholder 12. Final Presentasi



Tabel 4.


4.9. Etimasi Biaya

Tabel 4.18 Estimasi Biaya

No Uraian Kegiatan Volume Harga Satuan Biaya 1 Pengumpulan Dan Analisa Data Analisa data - - 1000.000 Identifikasi dan programming sistem - - 1.000.000 Desain dan programming sistem - - 800.000 Testing dan implementasi - - 500.000 2 Bahan Dan Peralatan penelitian Biaya internet 4 Bulan 140.000 560.000 Pulsa telepon 4 Bulan 80.000 320.000 3 Perjalanan Ongkos transport dalam kota 5 Trip 120.000 600.000 4 Administrasi Kertas A4 @1 rim @4 rim 40.000 160.000 Tinta printer 3 Paket 40.000 120.000 5 Biaya Lain-Lain Fotocopy referensi 4 Paket 50.000 200.000 Laporan penyelesaian Tugas 2 Bundel 50.000 100.000 Jumlah Biaya 5.430.000






4.10 Tampilan Program




          Gambar 4.15 Tampikan login




                Gambar 4.16 Tampikan Menu Utama




     Gambar 4.17 Tampikan Utama Menu Risk assessment





Gambar 4.18 Tampilan Input Data Risiko




   Gambar 4.19 Tampilan Menu Risk register




         Gambar 4.20 Tampilan Input Risk register




                     Gambar 4.21 Tampilan Kriteria Risiko Nilai Kemungkinan
          Gambar 4.22 Tampilan Kriteria Risiko Nilai Dampak



Gambar 4.23 Tampilan Menu Pengguna





Gambar 4.24 Tampilan Input Pengguna







  Gambar 4.25 Tampilan Grafik


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan hasil pengamatan penulis dari rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode Risk Assessment bersifat manual, menggunakan excel, memerlukan waktu yang cukup lama, enggan menyampaikan risiko yang ada pada unit masing-masing. 2. Sistem Risk Assessment yang berjalan saat ini staf menerima data potensi risiko yang diberikan oleh risk owner unit operasi & teknik lalu menginput data potensi risiko tersebut. Head of Risk Management & Compliance (DRM) menugaskan Risk Management Manager (DRMR) untuk memilih dan mengklasifikasikan risiko yang mempunyai nilai tinggi. Risk Management menunjuk Tim assessment untuk kegiatan risk assesement sampai selesai dibuktikan dengan berita acara. Head of Risk Management & Compliance menerima hasil berita acara tersebut lalu melaporkan ke President Director. Staf mendokumentasikan hasil kegiatan Risk Assessment & berita acara. 3. Sistem Risk Assessment yang akan dirancang Penulis risk owner melakukan login setelah berhasil login lalu menginput data potensi risiko. Head of Risk Management & Compliance dan Risk Managemetn Manager melakukan klasifikasi risiko. Risk Management Manager memilih TIM Risk Assessment lalu TIM akan melakukan Risk Assessment yang menghasilkan berita acara lalu diserahkan kepada Head of Risk Management & Compliance lalu akan melaporkan kepada President Director 4. Yang berperan dalam pengoperasian sistem assessment management risiko PT Angkasa Pura II adalah Risk Owner, Staf, TIM Risk Assessment, Risk Management Manager, Head of Risk Management & Compliance dan President Director . 5. Didalam sistem risk assessement yang telah dirancang ini dapat menampilkan laporan risiko-risiko unit operasi & teknik. 5.1.2 Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Kesimpulan terhadap tujuan penelitian 1. Tujuan operasional untuk mengetahui permasalahan yang timbul pada aktifitas Risk Assessment, dan seefektif apa Aplikasi Risk Assessment pada PT Angkasa Pura II. 2. Tujuan fungsional untuk memberikan alertnatif baru dalam hal melakukan Risk Assessment pada PT Angkasa Pura II. 3. Tujuan individu untuk mengimplementasikan keterampilan dalam pemrograman dan ilmu komputer yang didapat selama perkuliahan serta menjadi sebuah hasil karya yang berguna bagi masyarakat. Dan juga untuk memenuhi persyaratan untuk mata kuliah skripsi jenjang pendidikan strata satu (S1) di STMIK Raharja Tangerang. b. Kesimpulan terhadap manfaat penelitian 1. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan research dan eksplorasi ke berbagai sumber yang berkaitan dengan operasional sistem yang berjalan dan masalah di bidang pemrograman yang timbul saat pembangunan aplikasi ini. Sehingga memberikan peneliti wawasan baru dalam bidang pendidikan dan pemrograman. 2. Penelitian ini juga berguna sebagai bahan referensi untuk mahasiswa/i angkatan selanjutnya dalam melakukan penelitian tugas akhir di bidang pendidikan atau penilaian evaluasi hasil belajar siswa. 3. Ketika sistem ini sudah berjalan dan sudah banyak unit yuang menggunakan aplikasi Risk Assessment dapat menambahkan fitur yang manfaat lebih dibanding user biasa. 5.1.3 Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian 1. Kesimpulan Pada Metode Pengumpulan Data Berdasarkan hasil metode pengumpulan data yang dilakukan dibagi menjadi 3 yaitu : a. Metode observasi Suatu metode yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan dan untuk mencari sumber informasi dengan melakukan evaluasi terhadap masalah yang ada pada system Risk Assessment di PT Angkasa Pura II dan melaksanakan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang diteliti. Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati Rekapitulasi Penilaian yang telah ada. Memperhatikan alur proses kegiatan Risk Assessment pada PT Angkasa Pura II, untuk dikembangkan menjadi sebuah website. b. Metode Interview Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan – pertanyaan pada stakeholder, yaitu Bapak Anton selaku supervisor dari divisi risk management untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dengan tujuan mengetahui permasalahan yang mungkin timbul pada Aplikasi Risk Assessment pada PT Angkasa Pura II. c. Metode Study pustaka Melakukan studi pustaka dengan cara membaca, mencari, dan memahami, serta meringkas hal – hal yang berkaitan dengan skripsi ini seperti dari buku jurnal online, artikel, media cetak dan file-file yang ada di unit Risk Management & Compliance untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam perancangan website ini. 2. Kesimpulan Pada Metode Value Chain Berdasarkan hasil penelitian, dengan menggunakan metode Value Chain sebagai metode penelitian melibatkan unit operasi & teknik untuk memetakan risiko PT Angkasa Pura II. Karena Value Chain secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen puncak dalam menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang kritis. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis Value chain dapat menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan setiap individu/unit. 3. Kesimpulan Pada Metode Perancangan Berdasarkan hasil penelitian, metode perancangan aplikasi Risk Assessment yang akan dibangun ini, penulis menggunakan Dalam metode rancangan ini menggunakan UML (Uniefied Modeling Language), dengan aplikasi software menggunakan Visual paradigm 6.4Enterprise Edition Selain itu juga penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan software Open Source. Dalam penulisan bahasa PHP ini, penulis menggunakan software Notepad++, sedangkan pembuatan database dengan menggunakan software XAMPP yang mendukung database MySQL. Adobe Photohop CS6 dan Adobe Dreamweaver CS6 untuk membuat desain, dan bahasa pemrograman lain yang dapat mendukung dalam perancangan sistem.


4. Kesimpulan Pada Metode Testing( note: programnya sesuai dg ini ya,ada action jika terjadi seperti itu) Berdasarkan hasil penelitian, metode testing dilakukan pengujian pada sistem yang diusulkan agar dapat menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang seperti pengujian pada menu login jika username benar dan password salah, maka sistem akan menolak akses login dan menampilkan pesan “username dan password anda salah”. Pengujian pada input data risiko (data yang diinput tidak lengkap) , maka sistem menolak akses input data penilaian dan menampilkan pesan “this value is required” tetapi jika semua data sudah diisi dengan lengkap maka sistem akan menerima akses input data risiko

5.2 Saran Saran yang di berikan oleh penulis untuk permasalahan yang di atas adalah sebagai berikut: 1. Diperlukan sosialisasi terhadap aplikasi Risk Assessment berbasis web kepada pihak risk owner terutama unit Operasi & Teknik guna menambah isi konten yang terdapat website. 2. Perlunya mengedukasi user secara langsung dalam mengoperasikan aplikasi ini. Agar website dapat berjalan sebagaimana mestinya. Salah satunya dengan media video interaktif atau workshop 3. Perlunya sumber daya yang mendukung seperti server yang kuat dan berkapasitas besar guna kenyamanan pengguna. 4. Perlunya seorang administrator yang bertugas memonitor aktifitas website dan membantu user mendapatkan informasi tentang website ini.

5.3 Kesan Penelitian ini memberikan peneliti wawasan dan pengalaman baru. Dimana peneliti harus terjun dan terlibat langsung ke lapangan, berinteraksi dengan pihak risk owner. sebisa mungkin mengorganisir semua kegiatan rinci dari penelitian ini agar penelitian bisa berjalan sesuai timeline yang telah ditentukan. Walaupun tidak semua-nya menyenangkan ada juga tekanan, kekhawatiran, dan kesulitan dalam melakukan penelitian ilmiah ini. Dan juga pengeluaran ekstra waktu, tenaga, dan biaya, Namun ada kepuasan tersendiri ketika penelitian dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA


1. Achmad Solichin. 2010. “MySQL 5 Dari Pemula Hingga Mahir”. Halaman 8 2. Agustiar Budiman 2012 Pengujian Perangkat Lunak Dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Register User Via Website. Makalah, Halaman 4. 3. Alexander F. K. Sibero. 2011. “Kitab Suci Web Programming” Halaman 97. Yogyakarta. MediaKom 4. Bambang Hartono. 2013. “Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer”. Jakarta. Rineka Cipta 5. Budi Raharjo 2011. “Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL”. Bandung: Informatika. 6. Broadleaf Capital International. 2014. “Strategic, enterprise, and risk management”. Diunduh dari http://www.broadleaf.co.nz/erm/index.htm. 7. Chonoles dalam widodo dan Herlawati 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika Bandung. 8. Christina, D. 2012. “Asesmen Risiko Berbasis ISO31000:2009”. Diunduh dari http://dianechristina.wordpress.com/2012/10/22/asesmen-manajemen-risiko-berbasis-iso-310002009/ 9. Diar Puji Oktavian, 2010. “Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP”. Yogyakarta: MediaKom 10. Gorden B. Davis. 2002. “Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1”. Jakarta : Pustaka Binamas Pressindo. 11. Hidayati dalam Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011 (2011:302) 12. International Standard for Organization. 2009. “Risk Management - Principles and Guidelines”. ISO 31000:2009 13. Janner Simarmata. 2010. “Rekayasa Perangkat Lunak”. Yogyakarta: Andi Offset. 14. Jogiyanto, (2008). “Sistem Analisis & Design”. Yogyakarta: Andi Offset. 15. Jogiyanto, (2008). “Analisis & Design”. Yogyakarta: Andi Offset. 16. Jogiyanto, (2010). “Sistem Informasi Teknologi”. Yogyakarta: Andi Offset. 17. Michael E. Porterya. 2011. “Value Chain”. Bandung: Informatika. 18. Mulyandi. 2013. “Aplikasi Sistem Informasi Laporan Penggajian Guru Honor Berbasis Web pada SMA Negeri 6 Tangerang”. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia. 19. Puspitasari. 2011. “Pemrograman Web Database dengan PHP &MySQL”. Jakarta: Skripta 20. Rohmat Taufiq. 2013. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta: Graha Ilmu 21. Semiawan, Conny. R. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif”. Jakarta: Grasindo 22. Soetam Rizky. 2011. “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta: Prestasi Pustaka. 23. Sopiyan, Dede, Ahmad Zaeni, Andri Wahyudi, Eka Inayatulloh, dan Purwanti. 2012. Pembuatan Absensi Aslab Pada Perguruan Tinggi Raharja. Independent Study 24. Suryo Guritno, dkk 2010. “Theory and Application of IT Research”. Yogyakarta . CV Andi Offset. 25. Susilo, L.J, & Kaho, V.R. Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 untuk Industri Nonperbankan (edisi revisi). Indonesia: Ppm manajemen 26. Sulistyawan, Rubianto, Saleh. 2008. “Modifikasi Blog Multiply dengan CSS”. Jakarta: Elex Media Komputindo 27. Tata Sutabri. 2012. “Konsep Dasar Informasi”. Yogyakarta . Andi Offset. 28. Wahana Komputer. 2011. “Adobe Dreamweaver CS5 Untuk Beragam Desain Website Interaktif”. Yogyakarta: Andi 29. Widodo, Prabowo Pudjo dan Herlawati. 2011. “Menggunakan UML”. Bandung: Informatika Bandung. 30. Yuniarti. Evi, dkk.2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung: Politeknik Negeri Lampung

Contributors

Ihsanmaulana