SI1233473382: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
k (Melindungi "SI1233473382": permintaan pengguna ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)))
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 3 Maret 2017 13.03

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI MENGGUNAKAN

ARDUINO UNO PADA PUSKESMAS

KEDAUNG BARAT

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1233473382
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CREATIVE COMMUNICATION AND INNOVATIVE TECHNOLOGY

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI MENGGUNAKAN

ARDUINO UNO PADA PUSKESMAS

KEDAUNG BARAT

Disusun Oleh :

NIM
: 1233473382
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI MENGGUNAKAN

ARDUINO UNO PADA PUSKESMAS

KEDAUNG BARAT

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233473382
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Djoko Soetarno Ir.,Dr.,D.E.A)
   
(Dendy Jonas M.Kom)
NID : 07131
   
NID : 14004




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI MENGGUNAKAN

ARDUINO UNO PADA PUSKESMAS

KEDAUNG BARAT


Dibuat Oleh :

NIM
: 1233473382
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Creative Communication And Innovative Technology

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
( )
 
()
 
()
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI MENGGUNAKAN

ARDUINO UNO PADA PUSKESMAS

KEDAUNG BARAT


Disusun Oleh :

NIM
: 1233473711
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Menyatakan bahwa Laporan SKRIPSI ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Laporan SKRIPSI yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar sarjana komputer, baik dilingkungan Perguruan Tinggi Raharja, maupun Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab dan bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
NIM : 1233473382

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Alat Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk bayi yang lahir prematur. Bayi yang lahir prematur (juga dikenal sebagai bayi prematur) adalah bayi kecil yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan. Dengan kata lain, mereka adalah bayi yang lahir terlalu dini. peralatan Inkubator bayi dibuat dengan sistem sirkuit Arduino Uno sebagai device pengontrolan, dikombinasikan dengan relay sebagai pengatur tegangan listrik, heater sebagai pemanas, dan modul GSM sebagai SMS gateway. Alat dapat bekerja secara otomatis dengan menyesuaikan suhu di kisaran 27 ° - 37 ° C di ruangan inkubator. Didukung oleh gsm modul sebagai alarm, jika suhu lingkungan kurang dari 27 °, gsm modul akan mengirimkan pesan peringatan kepada petugas dan sebaliknya jika suhu di atas 37 ° C. Metode desain yang dibuat menggunakan blok diagram dan analisis SDLC model prototipe. Hasil dari penelitian ini adalah keadaan alat inkubator bayi dari suhu bayi yang stabil dan otomatis dikendalikan melalui pemanas dan relay menggunakan uno Arduino yang tujuannya adalah untuk mengatasi petugas bebas mengawasi inkubator yang ada di puskesmas Kedaung barat dan meningkatkan efisiensi bertugas.

Kata Kunci : Arduino UNO, Heater, Relay, Modul GSM.

ABSTRACT

Infant Incubator tool is a tool that is used for babies who are born prematurely. Premature newborns (also known as preemies) are small babies that are born before the mother has reached 37 weeks of gestation. In other words, they are babies who are born too early. Infant Incubator equipment made with the Arduino Uno circuit system as device control, combined with the relay as a regulator of electrical voltage, heater as a heater, and a GSM module as an SMS gateway. The tool can works automatically by adjusting the temperature in the range of 27 ° - 37 ° C in incubator room. Supported by module gsm as an alarm, if the ambient temperature less than 27 °, the module gsm will send in a warning message to the officers and otherwise if the temperature is above 37 ° C. The design method created using the block diagram and analysis SDLC prototype model. The results from this study is the state of infant incubator tool of baby temperature are stabilized and automatic controlled through of the heater and relay using arduino uno which the aim is to overcome the free officers supervising existing incubator at Puskesmas Kedaung west and increase efficiency on duty.' '

Keywords: Arduino UNO, Heater, Relay, Modul GSM.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi robbil alamin, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulisan Laporan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan Laporan skripsi yang berjudul “Perancangan Inkubator Bayi Menggunakan Arduino Uno pada Puskesmas Kedaung Barat”.

Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca umumnya serta mahasiswa khususnya. Semoga karya tulis ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, dan dapat menjadi suatu karya ilmiah yang baik.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Laporan skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja dan Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si., selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd., selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja.
  4. Bapak Djoko Soetarno Ir.,Dr.,D.E.A ., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  5. Bapak Dendy Jonas M.Kom., selaku Dosen pembimbing 2 yang memberi banyak masukan tentang alat yang peneliti buat.
  6. Kepada orang tua DAN keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan do'a yang tiada henti, juga memberikan semangat untuk kelancaran SKRIPSI ini.
  7. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dukungan, serta semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
  8. buat tongkrongan Sansino, dan Warung Mamang yang memberikan semangat dan inspirasi buat skripsi ini
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
  10. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak dan Ibu, adik dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan tentunya Do’a restu yang tiada henti.

    Akhir kata, Semoga Allah SWT memberikan balasan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Laporan SKRIPSI ini.

    Demikian, peneliti sampaikan dengan harapan semoga Laporan SKRIPSI ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak


    Tangerang, Januari 2017
    Ahmad Khaerul Rizal
    NIM. 1233473382



    Daftar isi


    DAFTAR GAMBAR


    DAFTAR TABEL

    DAFTAR SIMBOL

    SIMBOL FLOWCHART ( DIAGRAM ALIR )

    SIMBOL ELEKTRONIKA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Temperatur lingkungan bayi harus dibuat menyerupai temperatur di dalam rahim seorang ibu, yaitu sekitar 29ºC sampai 37ºC. Bayi yang lahir kurang normal sulit untuk beradaptasi dengan temperatur lingkungan luar yang tidak tentu. Dalam hal ini perlu di gunakannya alat instrum entasi kesehatan yang sangat baik terutama bagi bayi yang baru lahir terutama bayi prematur yaitu inkubator. Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu sesuai keadaan temperatur ruangan yang di butuhkan.

    Beberapa data informasi yang di peroleh dari Puskesmas Kedaung Barat. Masih menggunakan inkubator manual yang langsung di amati oleh perawat guna mengontrol nilai skala air-raksa yang di tempelkan pada inkubator. Mematikan atau menghidupkan lampu dalam inkubator perawat harus menekan saklar pada lampu tersebut.

    Dalam hal ini penulis ingin melakukan penelitian dengan membuat inkubator yang lebih ekonomis dan minimalis untuk rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat tanpa melupakan aspek keselamatan pada bayi. Penelitian berjudul “Perancangan Inkubator Bayi Menggunakan Arduino Uno Pada Puskesmas Kedaung Barat”.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana mengontrol kelembaban dalam inkubator dengan tempo yang dapat di terima bayi ?

    2. Bagaimana mengontrol temperatur dalam inkubator dengan tempo yang dapat di terima bayi ?

    Ruang Lingkup

    Pembahasan Skripsi ini mencakup ruang lingkup dengan batasan berikut :

    1. Mempelajari tentang pengendalian temperatur dan kelembaban pada inkubator.

    2. Menganalisa dan menguji rancang bangun prototype pada inkubator.

    3. Program pengkodingan di lakukan pada software ARDUINO UNO

    4. Prototype yang dirancang hanya menjaga kestabilan suhu dan kelembaban

    pada ruang inkubator, tidak memberikan umpan balik pada sensor tubuh bayi.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem pengaturan dan pengamatan temparatur suhu pada inkubator bayi.

    1. Tujuan Fungsional

    Tujuan Fungsional penelitian ini adalah merubah sistem inkubator yang lebih fleksible mudah dibawa pergi. Membantu pihak Rumah Sakit membawa alat ini kepedalaman desa sehingga dapat melayani masyarakat dengat baik dan terkendali.

    2. Tujuan Individual

    Secara individual penelitian ini memperkaya pengalaman, pengetahuan dan dapat berguna untuk rumah sakit yang membutuhkan. Terutama untuk penulis menyelesaikan tugas Akhir Skripsi.

    3. Tujuan Operasional

    Secara operasional mampu memberikan inovasi terhadap dunia kesehatan yang aman dan terjangkau.

    Manfaat Penelitian

    Manfaat dari observasi ini adalah berguna untuk menciptakan inkubator ramah lingkungan, ekonomis dan minimalis. Memberikan solusi untuk mengatasi penggunaan inkubator manual pada rumah sakit tertentu.

    Ruang Lingkup Penelitian

    Dalam penulisan Skripsi ini, penulis hanya membatasi ruang lingkup bagaimana cara kerja alat inkubator pada PUSKESMAS KEDAUNG BARAT bisa bekerja dengan baik dan semestinya.


    Metode Penelitian

    Metode Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Penulis datang langsung ke tempat puskesmas kedaung barat untuk mengamati alat inkubator yang ada di tempat, guna mendapatkan data secara langsung pada objek yang di teliti sebagai bahan laporan.

    2. Wawancara

    Setelah melakukan observasi penulis melakukan wawancara kepada narasumber Bidan Nunung selaku bidan di puskesmas kedaung barat, disini penulis mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung mengenai cara kerja alat inkubator tersebut.

    3. Studi Pustaka

    Penulis menyusun laporan penelitian dengan mencari informasi dari berbagai sumber buku, jurnal dan sebagainya. Sumber ini di gunakan untuk melengkapi penulisan dari ini.

    Metode Perancangan

    Metode Perancangan ini menggunakan mikrokontroler berbasis arduino sehingga mempermudah sistem alat untuk bekerja.

    Metode Prototype

    Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengizinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat yang akan dibuat.

    Penulis menerapkan prototype dengan menggunakan evolutionary karena pada metode ini, hasil prototype tidak langsung dibuang tetapi digunakan untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

    Sistematika Penulisan

    Penulis mengelompokkan materi penulisan laporan dan penelitian ini menjadi beberapa bab dengan menggunakan sistematika penulisannya sebagai berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Menjelaskan gambaran singkat berkenaan dengan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Pengumpulan Data dan Metode Perancangan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Berisi tentang literatur review berisikan data yang di ambil sebelumnya dari sumber-sumber buku yang berkaitan tentang penyusunan kuliah kerja praktek (KKP).

    BAB III: ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

    Bab ini menjelaskan gambaran umum puspkesmas kedaung barat beserta perencanaan rangkaian yang akan dibuat sertamemaparkan perencanaan komponen yang akan digunakan.

    BAB IV : HASIL PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan deskripsi sesudahnya final elisitasi yang diusulkan, rancangan sistem usulan, rancangan basis data, flowchart sistem, rancangan program, rancangan prototype, konfigurasi sistem usulan, testing, evaluasi, implementasi serta estimasi biaya yang dijabarkan secara rinci.

    BAB V: PENUTUP

    Berisikan tentang kesimpulan, saran dan kesan yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil laporan analisa berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya..

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Teori Umum

    Konsep Dasar Sistem

    A. Definisi Sistem

    Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Kompenen-kompenen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Kompenen-kompenen atau subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai.

    Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendifinisikan sistem sebagai berikut :

    Menurut Hartono (2013:9)[1], “sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasar fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

    Menurut Pratama (2014:7)[2]“Sistem didefinisikan sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan saling terhubung untuk melakukan suatu tugas bersama-sama”.

    Secara garis besar, Sebuah sistem informasi terdiri atas tiga kompenen utama. Ketiga kompenen tersebut mencangkup software, hardware, dan brainware. Ketiga kompenen ini saling berkaitan satu sama lain.

    Sumber: I Putu Agus Eka pratama (2014:7)

    Gambar 2.1. Bagan Sistem, Prosedur, Pengguna, dan Kompenen.

    Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul, bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran/tujuan.

    B. karakteristik Sistem

    Menurut Edhi Sutanta di dalam buku A.Rusdiana dan Moch.Irfan (2014:35)[3] Karakteristik sistem sebagai berikut :

    1. Komponen (Components)

    Kompenen sistem adalah segala sesutau yang menjadi bagian penyusunan sistem. Kompenen sistem dapa berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

    2. Batas (Boundary)

    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

    3. Lingkungan (Evinronment)

    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

    4. Penghubung/Antarmuka (Interface)

    Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    5. Masukan (Input)

    Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

    6. Keluaran Sistem (Output)

    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

    7. Pengolahan Sistem (Process))

    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

    8. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)

    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

    9. Kendali (Control)

    Setiap kompenen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

    10. Umpan Balik (Feed Back)

    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

    Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40)

    Gambar 2.2. Karakteristik Sistem.

    C. Klasifikasi Sistem

    Menurut Rusdiana (2014:35) [3]sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut :

    1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik

    Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.

    2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia

    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

    3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.

    Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

    4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka.

    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

    Sumber : Rusdiana dan Irfan (2014:41)

    Gambar 2.3. Sistem Terbuka.

    Sumber : Rusdiana dan Irfan (2014:42)

    Gambar 2.4. Sistem Tertutup.

    D. Daur Hidup Sistem

    Menurut Sutabri (2012:27)[4] Siklus Hidup Sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem:

    1. Mengenali adanya kebutuhan

    Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Suatu kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektifitasnya.

    2. Pembangunan sistem

    Suatu proses atau perangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

    3. Pemasangan sistem

    Setalah tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem. Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yan sebenarnya yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

    4. Pengoperasian sistem

    Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi. Ia selalu mengalami perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk perubahan-perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

    5. Sistem menjadi usang

    Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknik sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

    Sumber: Sutabri (2012:29)

    Gambar 2.5. Daur Hidup Sistem.

    Konsep Dasar Sistem Komputer

    A. Definisi Sistem Komputer

    Menurut Ariesto (2012)[3]“sistem komputer adalah elemen-elemen yang terkait untuk menjalankan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer. Elemen dari sistem komputer terdiri dari manusia (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware)”.

    Menurut Wikipedia[5], “Sistem komputer adalah suatu jaringan elektronik yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras yang melakukan tugas tertentu (menerima input, memproses input, menyimpan perintah-perintah, dan menyediakan output dalam bentuk informasi)”.

    Menurut Nugraha (2001:1), yang dikutip dari Toibah Umi Kalsum, dan Siswanto pada Jurnal Media Infotama Vol. 8 No. 1 Februari 2012 [6], “Komputer adalah seperangkat alat elektronika yang terdiri dari perangkat input (masukan), output (keluaran), central processing unit (CPU), memori (media penyimpanan sementara), dan media penyimpanan (hardisk) yang saling bekerja sama dalam mengolah data dan mengoperasikan perhitungan, serta manipulasi data atau informasi seperti grafik, symbol dan suara. Agar komputer dapat mengolah data maka terdapat tiga komponen yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan pengguana (brainware)”.

    berdasarkan dari ke tiga definisi tersebut dapat disimpukan sistem komputer adalah Kumpulan perangkat elektronik yang terdiri dari perangkat lunak(software), perangkat keras(hardware) untuk menerima data (input), memproses (process), dengan campur tangan manusia (brainware) untuk menghasilkan suatu proses keluaran (output) dari proses yang di laksanakan melalui sistem.

    B. Karakteristik Sistem Komputer

    Sumber : Devita, Retno. 2013. “Otomatisasi Penghitungan Nilai Quiz Cerdas Cermat Dilengkapi Tombol Group Dan Database Nilai”. Jurnal Teknlogi informasi dan pendidikan VOL. 6 NO. 1 Maret 2013.

    Gambar 2.6. Arsitektur Komputer dari von neuman.

    1. Perangkat Keras (Hardware)

    Menurut Daryanto (2004:19), yan di kutip dari Toibah Umi Kalsum, dan Siswanto pada Jurnal Media Infotama Vol. 8 No. 1 Februari 2012 [6]Perangkat keras (hardware) adalah segala peralatan komputer yang dapat dilihat dan dipegang. Sistem komputer terdiri dari input device, central processing unit, output device dan memori.

    a. Perangkat masukan (Input Device)

    Adalah suatu alat atau media yang menerima input data kemudian membacanya dan meneruskanya kepada memori yang terdapat didalam central processing unit. Untuk mengetahui input yang akan diolah, alat pengolahan akan diberi tahu oleh suatu program yang dibuat oleh programer. Beberap peralatan masukan yang banyak digunakan sebagai media adalah mouse, keyboard, scanner.

    b. Perangkat Pengolahan (Central Processing Unit)

    Dalam sistem komputer, central processing unit merupakan otak yang berfungsi sebagai pusat pengolahan dan mengontrol dari keseluruhan data processing sistem. CPU terdiri dari bagian-bagian yang masingmasing mempunyai tugas yang saling bekerja sama.

    c. Perangkat Keluaran (Output Device)

    Perangkat keluaran (Output Device) adalah suatu alat yang menerima hasil pengolahan dari CPU melalui memori dan memberikan hasil pengolahan (output). Beberapa macam output device yang banyak digunakan saat ini adalah printer, monitor, speaker dan lain sebagainya.

    d. Penyimpanan Data (Memori)

    Memori adalah tempat menyimpan data atau program yang terdapat dalam centaral processing unit.

    2. Perangkat Lunak (Software)

    Menurut Daryanto (2004:32), yang dikutip dari Toibah Umi Kalsum, dan Siswanto pada Jurnal Media Infotama Vol. 8 No. 1 Februari 2012.[6] Perangkat lunak adalah kumpulan data serta instruksi yang bersifat hidup pada komputer. Sifat software adalah perangkat yang tidak dapa dipegang secara fisik, hanya dirasakan manfaatnya. Software merupakan program-program yang berfungsi mengatur kerja hardware dan memiliki 5 (lima) kelompok software yaitu:

    a. Sistem Operasi

    Adalah software yang sifatnya mendasar dan bertujan agar perangkat lunak yang berfungsi utuk mengatur kerja komputer secara mendasar seperti mengatur media-media inputproses-output, mengatur memori, mengatur penjadwalan processor dan lain-lain.

    b. Alat Bantu

    Merupakan unsur dari sistem software yang berfungsi membantu pengoperasian mesin. Contoh alat bantu antara lain Norton, coppy tools, diagnostic test dan lain sebagainya.

    c. Program Paket

    Dipergunakan dalam penyedian berbagai fungsi yang siap pakai. Contohnya dari program paket antara lain word processor, spredsheet.

    d. Program Aplikasi

    Sistem software yang berfungsi untuk menyiapkan sistem apliksi yang siap pakai dalam aplikasi tertentu. Contoh program aplikasi adalah print shop, form tool dan lainlainnya.

    e. Bahasa Pemrograman

    Bahasa merupakan suatu kumpulan simbolsimbol yang terbatas kumpulan ini disebut alphabet. Untaian yang menjadi bagian dari suatu bahasa di sebut kata atau kalimat.

    3. Manusia ( Brainware)

    Menurut Daryanto (2004:34), yang dikutip dari Toibah Umi Kalsum, dan Siswanto pada Jurnal Media Infotama Vol. 8 No. 1 Februari 2012.[6] “manusia mempunyai tugas yang berbeda-beda pada komputer, ada yang bertugas sebagai perancang, pemrograman dan ada yang sebagai pemakai”. Menurut tugasnya manusia dapat dikelompokan menjadi :

    1. Perancangan dan penganalisa : Bertugas merancang atau menganalisis sistem baru atau sistem yang sudah ada untuk diperbaiki.

    2. Programmer : Adalah orang yang membuat program sesuai dengan spesifikasi yang di berikan sistem analisa dan design.

    3. Operator : Adalah orang yang menjalankan program.

    4. Teknisi : Adalah orang yang bertugas melakukan perawatan dan perbaikan hardware komputer yang mengalami kerusakan.

    Arsitektur Komputer CISC dan RISC

    Menurut Wikipedia [7], “Arsitektur Komputer adalah adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur Komputer dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.”

    Gambar 2.7. Arsitektur CISC dan RISC.

    A. Arsitektur CISC

    Menurut Wikipedia,[8] CISC singkatan dari Complex Instruction Set Computer adalah sebuah arsitektur dari set instruksi komputer dimana setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memori, operasi aritmetika, dan penyimpanan ke dalam memory, semuanya sekaligus hanya di dalam sebuah instruksi.

    Contoh-contoh prosesor CISC adalah System/360, VAX, PDP-11, varian Motorola 68000 , dan CPU AMD dan Intel x86.

    B. Arsitektur RISC

    Menurut Wikipedia,[9] RISC (Reduced Instruction Set Computing), yang jika diterjemahkan berarti "Komputasi Kumpulan Instruksi yang Disederhanakan" merupakan sebuah arsitektur komputer atau arsitektur komputasi modern dengan instruksi-instruksi dan jenis eksekusi yang paling sederhana. Arsitektur ini digunakan pada computer dengan kinerja tinggi, seperti komputer vektor. Selain digunakan dalam komputer vektor, desain ini juga diimplementasikan pada prosesor komputer lain, seperti pada beberapa mikroprosesor Intel 960, Alpha AXP dari DEC, R4x00 dari MIPS Corporation, PowerPC dan Arsitektur POWER dari International Business Machine. Selain itu, RISC juga umum dipakai pada Advanced RISC Machine (ARM) dan StrongARM (termasuk diantaranya adalah Intel XScale), SPARC dan UltraSPARC dari Sun Microsystems, serta PA- RISC dari Hewlett-Packard.

    Konsep Dasar Pengontrolan

    A. Definisi Pengontrolan

    Menurut Erinofiardi (2012:261)[10], “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

    Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

    Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

    Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

    B. Jenis – Jenis Pengontrolan

    1. Sistem Kontrol Loop Terbuka

    Menurut Erinofiardi (2012:261)[10] sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian”.

    Sumber : Erinofiardi (2012:261)/

    Gambar 2.8. Sistem Pengendali Loop Terbuka.

    Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

    2. Sistem Kontrol Loop Tertutup

    Menurut Erinofiardi (2012:261)[10], Sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

    Sumber : Erinofiardi (2012:262)

    Gambar 2.9. Sistem Pengendali Loop Tertutup.


    Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

    Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.

    Konsep Dasar Analisa SDLC

    A. Pengertian SDLC

    Menurut Rosa dan shalahuddin (2016:25),[11] “SDLC singkatan dari Software Development Life Cycle atau kadang disebut juga System Development Life Cycle. SDLC adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model – model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya”.

    B. Tahapan-tahapan pada SDLC

    1. Inisiasi ( initiation)

    Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek perangkat lunak.

    2. Pengembangan Konsep Sistem (system concept development)

    Mendifinisakn lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem, analisis biaya, analisis manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan sistem.

    3. Perencanaan (planning)

    Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya (resources) yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi.

    4. Analisis Kebutuhan (requirements analysis)

    Menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional.

    5. Desain (design)

    Menstrafortasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah lengkap, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.

    6. Pengembangan (development)

    Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan; membuat basis data dan mempersiapkan prosedur kasus pengujian; mepersiapkan berkas atau file pengujian,pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan mebersihkan program; peninjauan pengujian.

    7. Integrasi dan Pengujian (integration and test)

    Mendemostrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional. Dengan diarahkan oleh staf penjamin kualitas (quality assurance) dan user. Menghasilkan laporan analisis pengujian.

    8. Implementasi (implementation)

    Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak pada lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.

    9. Operasi dan Pemeliharann (operation and maintenance)

    Mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user), termasuk pada implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.

    10. Disposisi (disposition)

    Mendeskripsikan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data yang sebenarnya sesuai dengan aktifitas user.

    C. Model Prototype

    Menurut Seema dan Malhotra pada International Journal Of Advances In Computing And Information Technology (2012:279),[12] “Prototyping is an attractive idea for complicated and large systems for which there is no manual process or existing system to help determining the requirements. A prototype is a toy implementation of a system; usually exhibiting limited functional capabilities, low reliability, and inefficient performance.”

    “Prototyping adalah ide menarik untuk sistem yang rumit dan besar dengan tidak ada proses manual atau sistem yang ada untuk membantu menentukan kebutuhan. Sebuah prototipe adalah implementasi mainan dari sistem; biasanya, ditunjukkan dengan kemampuan terbatas fungsional, kehandalan rendah, dan kinerja yang tidak efisien.”

    Menurut Rosa dan shalahuddin (2016:31),[11] “Model Prototipe dapat digunakan untuk menyamungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembang perangkat lunak”.

    Model prorotipe (prototyping model) dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Program prototipe biasanya merupakan program yang belum jadi. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Program prototipe ini dievaluasi oleh pelanggan atau user sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau user.

    Sumber : Rosa (2016:32)


    Mock-up adalah sesuatu yang digunakan sebagai model desain yang digunakan untuk demonstrasi, evaluasi desain, atau keperluan lain.mampu mendemonstrasikan sebagian besar fungsi sistem perangkat lunak dan memungkinkan pengujian desain sistem perangkat lunak.

    Tabel 2.1. Kelebihan dan kekurangan prototipe.

    Konsep Dasar Perancangan Sistem

    A. Definisi Perancangan Sistem

    Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[13], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

    Menurut Subhan (2012:109)[14] dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

    B. Tujuan Perancangan Sistem

    Menurut Darmawan (2013:228)[13], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

    Menurut Sutabri (2012:225)[4], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

    1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

    2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

    3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

    4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

    5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

    Konsep Dasar Flowchart

    A. Definisi Flowchart

    Menurut Iswandi (2015:73)[15], “Flowchart merupakan urutan-urutan langkah kerja suatu proses yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang disusun secara sistematis”.

    Menurut Adelia (2011:116)[16], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”. Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Flowchart adalah bentuk gambar diagram/grafik yang menggambarkan langkah-langkah atau urutan dari suatu program atau sistem.

    B. Simbol – Simbol Flowchart

    Flowchart terbentuk dari simbol atau gambar yang mewakili setiap fungsinya untuk mempresentasikan sebuah alur, Simbol flowchart yang berbeda juga memiliki arti yang berbeda, namun beberapa symbol umum yang digunakan pada flowchart berikut adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.2. Simbol-simbol Flowchart.

    1. Terminator (start terminator, end terminator): Berbentuk oval sebagai diagram alur yang menunjukkan awal atau akhir proses.

    2. Proses (process): Berbentuk persegi panjang bentuk diagram alur, yang menunjukkan langkah alur proses yang berjalan.

    3. Keputusan (decision): Berbentuk berlian yang menunjukkan bentuk indikasi dari aliran proses yang bercabang.

    4. Konektor (A): Bentuk lingkaran pada diagram alir yang digunakan untuk menunjukkan lonjakan aliran proses.

    5. Data : Sebuah jajaran genjang yang menunjukkan input data atau output (I / O) dalam proses.

    6. Dokumen (document) : Digunakan untuk menunjukkan dokumen atau laporan.

    C. Cara Membuat Flowchart

    Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan Flowchart Menurut Sulindawati(2010:8)[17] :

    1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

    2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

    4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.

    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

    6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.

    7. Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

    D. Jenis-Jenis Flowchart

    Menurut Tri (2015:2)[18], flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

    1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

    Sumber: Tri (2015:3)

    Gambar 2.11. Flowchart Sistem (System Flowchart).


    2. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

    Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form dan laporan diproses, dicatat dan disimpan.

    Sumber: Tri (2015:4)

    Gambar 2.12. Flowchart Dokumen (Document Flowchart).


    3. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

    Sumber: Tri (2015:5)

    Gambar 2.13. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart).

    4.Flowchart Program (Program Flowchart)

    Flowchart program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

    Sumber: Tri (2015:6).

    Gambar 2.14. Flowchart Program (Program Flowchart).

    5. Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus.

    Sumber: Tri (2015:7).

    Gambar 2.15. Simbol Flowchart Proses.


    Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

    Sumber: Tri (2015:8).

    Gambar 2.16. Flowchart Proses (Process Flowchart).

    Konsep Dasar prototype

    A. Definisi Prototype

    Rosmala, dkk dalam jurnal informatika Vol 3 (2012:60)[19], “prototype merupakan metode yang menyajikan gambaran yang lengkap tentang sistemnya, pemesan dapat melihat pemodelan sistem dari sisi tampilan maupun teknik procedural yang akan dibangun”.

    Menurut seema dan malhotra[12], dalam international journal of advances incomputing and information technology (2012:279), “Sebuah prototype adalah implementasi mainan dari sistem, biasanya, ditunjukkan terbatas kemampuan fungsional, kehandalan rendah, dan kinerja yang kurang efisien.”

    Dari kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Prototype adalah proses dari produk atau sistem dalam bentuk pembuatan yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

    B. Jenis – jenis prototype

    Menurut Darmawan (2013:230)[13], jenis-jenis Prototipe secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

    1. Prototipe evolusioner (Prototype Evolusionary)

    Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototipe evolutioner akan menjadi sistem aktual.

    2. Prototipe persyaratan (Prototype Reqiument)

    Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

    Langkah-langkah pembuatan Prototype Evolutionary ada empat langkah, yaitu :

    1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

    2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

    3. Menentukan apakan prototipe dapat diterima mendemontrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

    4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

    Sumber: Darmawan (2013:232)

    Gambar 2.17. Pembuatan Prototipe Evolusioner.

    Konsep Dasar Pengujian

    A. Definisi Pengujian

    Menurut Simarmata (2010:323)[20], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan”.

    Menurut Rizky (2011:237)[21], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah suatu proses sebagai siklus hidup dan proses rekayasa terhadap aplikasi program secara terintegrasi untuk menemukan kesalahan program demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis sebelum diserahkan kepada pelanggan.

    B. Proses-Proses Pengujian

    Menurut Simarmata (2010:312)[20], pengujian dapat dilakukan pada tingkatan berikut:

    1. Pengujian Unit (Unit Testing)

    Menguji komponen perangkat lunak komponen atau modul. Setiap unit (komponen dasar) dari perangkat lunak yang diuji harus dipastikan bahwa desain terperinci untuk unit telah dilakukan dengan benar. Dalam sebuah lingkungan yang berorientasi objek, pengujian ini biasanya terjadi di tingkat kelas dan unit pengujian minimal termasuk constructors dan destrutors.

    2. Pengujian Integrasi (Integration Testing)

    Menjelaskan kecacatan dalam antarmuka dan interaksi antar komponen terpadu (modul). Semakin besar kelompok komponen perangkat lunak yang diuji terkait dengan elemen-elemen dari desain arsitekturnya akan dipadukan dan diuji sampai perangkat lunak bekerja sebagai sistem.

    3. Pengujian Sistem (System Testing)

    Menguji sistem terpadu secara penuh untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan.

    4. Pengujian Sistem Integrasi (System Integration Testing)

    Memverifikasi sistem terpadu untuk semua sistem eksternal atau pihak ketiga yang telah ditetapkan di dalam persyaratan sistem.

    C. Black Box Testing

    Menurut Warsito (2015:32)[22], "black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

    Menurut Srinivas Nidhra dan Jagruthi Dondeti pada International Journal of Embedded Systems and Applications ( IJESA, Vol.2, No.2, 2012)[23] “Black box testing is also called as functional testing, a functional testing technique that designs test cases based on the information from the specification With black box, Black box testing not concern with the internal mechanisms of a system; these are focus solely on the outputs generated in response to selected inputs and execution conditions the code”.

    (pengujian black box disebut sebagai uji fungsional, pengujian fungsional, teknik yang mendesain uji kasus berdasarkan informasi dari spesifikasi dengan kotak hitam, pengujian kotak hitam tidak memperhatikan mekanisme internal sistem hanya berfokus pada output yang dihasilkan dalam menanggapi input yang dipilih dan kondisi eksekusi kode).

    Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya dalam International Journal of Electronics and Computer Science Engineering (ISSN-2277-1956 Vol.2 No.1, 2013)[24], ”Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,”

    (Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

    Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian atau uji coba yang memfokuskan pada keperluan software atau perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

    D. Metode Pengujian Black Box Testing

    Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

    1. Equivalence Partioning

    Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    2. Boundary Value Analysis

    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

    3. Cause-Effect Graphing Techniques

    Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

    1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

    4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.

    4. Comparison Testing

    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya dibangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi.Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

    5. Sample and Robustness Testing

    • Sample Testing

    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    • Robustness Testing

    Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

    6. Behavior Testing dan Performance Testing

    • Behavior Testing

    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    • Performance Testing

    Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    7. Requirement Testing

    Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    • Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa di telusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

    8. Endurance Testing

    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources)(pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

    E. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing

    Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

    Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan Black Box.

    Sumber: Siddiq (2012:14).

    Konsep Dasar Elisitasi

    A. Definisi Elisitasi

    Menurut Masooma Yousuf dan M.asger dalam International Journal Of Computer applications (0975-8887 Vol.116 No.4, 2014)[25], “Requirements Elicitation (RE) is defined as the process of obtaining a comprehensive understanding of stakeholder’s requirements. It is the initial and main process of requirements engineering phase. Elicitation process usually involves interaction with stakeholders to obtain their real needs”.

    (Persyaratan elisitasi didefinisikan sebagai proses mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang persyaratan stakeholder. Ini adalah proses awal dan utama dari tahap rekayasa persyaratan. Proses elisitasi biasanya melibatkan interaksi dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan kebutuhan mereka)

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66) [26], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

    Menurut Guritno (2011:302)[27], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

    B. Tahap-Tahap Elisitasi

    Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[27], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

    1. Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    2. Elisitasi Tahap II

    Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    a. M pada MDI berarti Mandatory (penting).

    Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    b. D pada MDI berarti Desirable.

    Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    c. I pada MDI berarti Inessential.

    Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

    3. Elisitasi Tahap III

    Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklaifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

    a. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan

    b. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan

    c. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    a. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal maka requriement tersebut harus dieliminasi.

    b. Middle (M): Mampu dikerjakan.

    c. Low (L): Mudah dikerjakan.

    C. Final Draft Elisitasi

    Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

    Teori Khusus

    Konsep Dasar Mikrokontroller

    1. Definisi Mikrokontroller

    Menurut Syahwill (2013:53)[28], “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip yang di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program atau keduanya), dan perlengkapan input-output”.

    Menurut pendapat Asep Saefullah, jurnal CCIT (Vol.8 No.2 ISSN : 1978 – 8282, 2015) [29], “Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data”.

    Menurut santoso dkk di dalam jurnal FEMA vol.1 no.1 (2013:17)[30]mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memory dan program input-output.

    Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

    Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

    2. Pengenalan Mikrokontroler

    Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan canggih.

    Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja (hanya satu program saja yang bisa disimpan).

    Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada Mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar, artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

    Adapun kelebihan dari mikrokontroler adalah sebagai berikut :

    1. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.

    2. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan kebutuhan sistem.

    3. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak perintah.

    4. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

    5. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.

    Menurut Sugeng (2012:1-2), Mikrokontroler digunakan jika proses yang dikontrol melibatkan operasi yang kompleks baik itu aritmetika. Logika, pewaktuan, atau lainnya yang akan sangat rumit bila diimplementasikan dengan komponen-komponen diskrit. Salah satu keunggulan dari mikrokontroler adalah fleksibilitas dalam merangkai komponen-komponen diskrit karena dilakukan secara software. Prosesor didalam mikrokontroler mengerjakan instruksi sesuai software yang didalam memorinya (ROM). software tersebut berupa bahasa assembler yang sebenarnya mewakili kode-kode (opcode) yang diterjemahkan dan dieksekusi oleh prosesor.

    Sinyal yang dapat diolah oleh mikrokontroler adalah sinyal digital, untuk sinyal analog diperlukan konversi dengan menggunakan ADC (analog to digital converter) untuk mendapatkan nilai digital setaranya, sebaiknya jika menginginkan keluaran sinyal analog dari data digital maka diperlukan DAC (digital to analog converter).

    Gambar 2.17 Blok Rangkaian Internal Mikrokontroler
    Sumber: pemrograman mikrokontroler dengan bahasa c

    Gambar 2.17 memperlihatkan contoh blok rangkaian internal sebuah mikrokontroler beserta jalur datanya. Didalamnya selain ada Mikroprosessor, ROM, RAM, dan Port I/O bisa juga peripheral lain seperti UART, ADC, EEPROM, Timer dan lainnya.

    1. Mikroprosessor: unit yang mengoreksi program dan mengatur jalur data, jalur alamat, dan jalur kendali perangkat-perangkat yang terhubung dengannya.

    2. ROM (Read Only Memory): memori untuk menyimpan program yang dieksekusi oleh mikroprosesor. Bersifat non volatile artinya dapat mempertahankan data didalamnya walapun tak ada sumber tegangan. Saat sistem berjalan memori ini bersifat read only (hanya bisa dibaca).

    3. RAM (Random Access Memory): memori untuk menyimpan data sementara yang diperlukan saat eksekusi program. Memori ini bisa digunakan untuk operasi baca tulis.

    4. Port I/O: Port Input/Output sebagai pintu masukan atau keluaran bagi mikrokontroler. Umumnya sebuah port bisa difungsikan sebagai port masukan atau port keluaran bergantung kontrol yang dipilih.

    5. Timer: pewaktu yang bersumber dari oscillator mikrokontroler atau sinyal masukan ke mikrokontroler. Program mikrokontroler bisa memanfaatkan timer untuk menghasilkan pewaktuan yang cukup akurat.

    6. EEPROM: memori untuk menyimpan data yang sifatnya non volatile.

    7. ADC: converter sinyal analog menjadi data digital.

    8. UART: sebagai antarmuka komunikasi serial asynchronous.

    3. Pemanfaatan Mikrokontroler

    Menurut Syahwil (2013:54) [28], Mikrokontroler ada pada perangkat elekronik di sekeliling kita. Misalnya handphone, MP3 player, DVD, televisi, AC, dll. Mikrokontroler juga dipakai untuk keperluan mengendalikan robot. Baik robot mainan, maupun robot industri.

    Mikrokontroler juga digunakan dalam produck dan alat yang dikendalikan secara otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikrokontroler memori, dan alat alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini, maka:

    1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.

    2. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas

    3. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi

    4. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak

    Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang sering kali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekadar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks.

    Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi.

    Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:

    1. Sistem minimal mikrokontroler

    2. Software pemrograman dan kompiler, serta downloader

    Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:

    1. Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri.

    2. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal.

    3. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU.

    4. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumber daya.

    Pada mikrokontroler jenis-jenis tertentu (AVR misalnya), poin no 2,3 sudah tersedia di dalam mikrokontroler tersebut dengan frekuensi yang sudah diseting dari vendornya (biasanya 1MHz, 2MHz, 4MHz, 8MHz), sehingga pengguna tidak memerlukan rangkaian tambahan. Namun bila ingin merancang sistem dengan spesifikasi tertentu (misal ingin komunikasi dengan PC atau handphone), pengguna harus menggunakan rangkaian clock yang sesuai dengan karakteristik PC atau HP tersebut, biasanya menggunakan kristal 11,0592 MHz, untuk menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan baud rate PC atau HP tersebut.

    4. Perkembangan Mikrokontroler

    Menurut Syahwil (2013:57)[28] , Mikrokontroler pertama kali dikenalkan oleh Texas Instrument dengan seri TMS 1000 pada tahun 1974 yang merupakan mikrokontroler 4 bit pertama Mikrokontroler ini mulai dibuat sejak 1971. Merupakan mikrokomputer dalam sebuah chip, lengkap dengan RAM dan ROM.

    Kemudian, pada tahun 1976 Intel mengeluarkan mikro-kontroler yang kelak menjadi populer dengan nama 8748 yang merupakan mikrokontroler 8 bit, yang merupakan mikrokontroler dari keluarga MCS 48. Sekarang di pasaran banyak sekali ditemui mikrokontroler mulai dari 8 bit sampai dengan 64 bit, sehingga perbedaan antara mikrokontroler dan mikroprosesor sangat tipis. Masing-masing vendor mengeluarkan mikrokontroler dengan dileng-kapi fasilitas yang cenderung memudahkan user untuk merancang sebuah sistem dengan komponen luar yang relatif lebih sedikit.

    Saat ini mikrokontroler yang banyak beredar di pasaran adalah mikrokontroler 8 bit varian keluarga MCS51 (CISC) yang dikeluarkan oleh Atmel dengan seri AT89Sxx, dan mikrokontroler AVR yang merupakan mikrokontroler RISC dengan seri ATMEGA8535 (walau-pun varian dari mikrokontroler AVR sangatlah banyak, dengan masing-masing memiliki fitur yang berbeda-beda). Dengan mikrokontroler tersebut pengguna (pemula) sudah bisa membuat sebuah sistem untuk keperluan sehari-hari, seperti pengendali peralatan rumah tangga jarak jauh yang menggunakan remote control televisi, radio frekuensi, maupun menggunakan ponsel, membuat jam digital, termometer digital, dan sebagainya.

    Konsep Dasar Arduino Uno

    1. Defenisi Arduino Uno

    Menurut Gunawan di dalam Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4 (2013:203)[31], Arduino uno adalah sebuah modul yang memiliki komponen komplit berbasis papan mikrokontroler pada ATmega328.

    Menurut Gunawan (2013:202)[32], “Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input atau output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset”. Arduino mampu men-support mikrokontroller serta dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

    Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa arduino uno adalah sebuah modul atau papan mikrokontroler komplit berbasis ATmega328.

    arduino_zpstqli2kjz.jpg

    Gambar 2.5.Mikrokontroler Arduino Uno

    2.Spesifikasi Arduino Uno

    a. Mikrokontroler ATmega328.

    b. Catu Daya 5V.

    c. Tegangan Input rekomendasi 7-12 V.

    d. Tegangan Input batasan 6-20 V.

    e. Pin I/O Digital 14.

    f. Pin input analog 6.

    g. Arus DC per Pin I/O 40 mA.

    h. Arus DC per Pin I/O untuk pin 3.3 V 50 mA.

    i. Mikrokontroler ATmega328.

    j. Flas memori 32 KB ( Atmega 328 ), dimana 0.5 digunakan oleh bootloader.

    k. EEPROM 1 KB.

    l. SRAM 2 KB.

    m. Clock Speed 16 MHz.


    3. Sofware Arduino

    Menurut Sulaiman (2012:1)[33], arduino diciptakan untuk para pemula bahkan yang tidak memiliki basic bahasa pemrograman sama sekali karena menggunakan bahasa C++ yang telah dipermudah melalui library.

    Arduino menggunakan Software Processing yang digunakan untuk menulis program kedalam Arduino. Processing sendiri merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java. Software Arduino ini dapat di-install di berbagai operating system (OS) seperti: LINUX, Mac OS, Windows. Software IDE Arduino terdiri dari 3 (tiga) bagian:


    Operating System Andriod

    A. Definisi Android

    Menurut Wahadyo (2013:2)[34], Android adalah sistem operasi disematkan pada gadget, baik itu handphone, tablet, juga sekarang sudah merambah ke kamera digital dan jam tangan.

    Menurut Nasruddin safaat (2012:1)[35] , Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam piranti bergerak.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Android adalah sistem operasi untuk perangkat handphone, tablet dan perangkat lainnya.

    B. Sejarah Android

    Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak .Awalnya Google Inc membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.

    Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanp adukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

    Fitur-fitur yang dimiliki android adalah:

    1. Kerangka aplikasi: itu memungkinkan penggunaan dan penghapusan komponen yang tersedia.

    2. Dalvik mesin virtual: mesin virtual dioptimalkan untuk perangkat telepon seluler.

    3. Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan pustaka OpenGL.

    4. SQLite: untuk penyimpanan data.

    5. Mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)

    6. GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, 4G dan WiFi (tergantung piranti keras)

    7. Kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, NFC dan accelerometer (tergantung piranti keras)

    kompenen Elektronika

    A. Resistor

    Menurut jaelani dalam jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2016:2)[36]. “Resistor atau Tahanan adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur kuat arus yang mengalir. Lambang untuk Resistor dengan huruf R, nilainya dinyatakan dengan cincin-cincin berwarna dalam OHM (Ω). pada teknik listrik dan elektronika terdapat dua macam resistor yang sering digunakan yaitu resistor tetap dan resistor variabel”.

    1. Resistor tetap

    Resistor tetap merupakan resistor yang mempunyai nilai hambatan tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau panduan logam. Pada resistor tetap nilai Resistansi biasanya ditentukan dengan kode warna dan dapat dilihat pada gambar 2.20, 2.21, dan 2.22.

    1. Penjelasan tentang resistor :

    Resistor adalah komponern elektronik dua kutub yang di desain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik diantara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir berdasarkan Hukum Ohm.

    Gambar 2.20. Warna Gelang Resistor

    Gambar 2.21. Resistor

    Gambar 2.22.Simbol Resistor.

    B. Catu Daya

    Catu daya merupakan bagian yang penting dalam pembuatan perangkat keras. Tanpa adanya catu daya maka semua rangkaian tidak akan bekerja. Kebanyakan catu daya yang digunakan sekarang didayai oleh sumber arus bolak – balik

    (AC) 110 Volt atau 220 Volt, dengan frekuensi berkisar antara 50 sampai 60 Hertz (Hz). Sumber AC ini dimasukan ke bagian input transformator sehingga menghasilkan tegangan output AC yang besarnya tergantung jumlah lilitan sekunder, jumlah lilitan primer dan besarnya tegangan primer trafo. Tegangan output dari trafo sekunder akan menentukan tegangan output DC akhir dari catu daya setelah penyetelan dan filter dipasang.

    C. Rangkaian Power Supply

    Pada rangkaian power supply ini menggunakan komponen dioda sebagai penyearah gelombang AC menjadi DC yang kemudian akan di filterisasi oleh kapasitor 3300 µf/25V, 2,2 µf/50V dan Dioda 1N4007 yang akan membuat ripple golambang makin kecil.Gambar di bawah ini adalah skema rangkaian catu daya dengan menggunakan transformator CT 3A.

    Gambar 2.23.Rangkaian power supplay 24v.

    D. Regulasi Tegangan

    Regulasi atau pengaturan bertujuan untuk mengatur suatu besaran agar berada pada nilai tertentu. Tegangan catu daya DC yang berbasis sebuah pengatur tegangan rangkaian terpadu 3 terminal, akan memberikan kinerja yang sangat baik dalam hal resistansi output dan pengaturan tegangan. Sebagai tambahan perangkat semacam ini biasanya menyertakan proteksi arus lebih dan dapat bertahan terhadap arus hubung singkat yang tersambung langsung kepada terminal – terminal output-nya. Hal ini merupakan fitur yang sangat penting dalam aplikasi praktis. (Tooley, 2003) dalam jurnal jaelani.

    1. Regulasi dengan IC regulator

    regulasi tegangan untuk catu daya sangat dibutuhkan, berbagai jenis IC yang memenuhi kebutuhan ini. Salah satu IC adalah seri 78XX yang simbolnya dapat dilihat pada gambar. XX menunjukan tegangan keluaran dari IC tersebut. Simbol IC Regulator dapat dilihat pada Gambar 2.24.

    IC 78XX mempunyai tiga kaki, satu untuk Vin, satu untuk Vout, dan satu sambungan lagi untuk GND. Sambungan tersebut diperlihatkan dalam gambar 2.26. dalam IC ini selain rangkaian regulasi tegangan juga sudah terdapat rangkaian pengaman yang akan melindungi IC dari arus atau daya yang terlalu tinggi. Terdapat pembatasan arus yang mengurangi tegangan keluaran kalau batas arus terlampaui. Juga terdapat pengukuran suhu yang mengurangi arus maksimal kalau suhu IC menjadi terlalu tinggi. Dengan rangkaian pengaman ini, IC terlindungi dari kerusakan akibat beban yang terlalu besar. (Wasito, 1987) dalam jurnal jaelani. Gambar Regulagi Tegangan Menggunakan IC 78XX dapat dilihat pada gambar 2.25.

    Gambar 2.24. IC L7812CV.

    Sumber : E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol. 5 no. 1, Januari – Maret 2016. Rancang Bangun Rumah Pintar Otomatis Berbasis Sensor Suhu, Sensor Cahaya, Dan Sensor Hujan

    Gambar 2.25. Simbol IC Regulator.

    Sumber : E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol. 5 no. 1, Januari – Maret 2016. Rancang Bangun Rumah Pintar Otomatis Berbasis Sensor Suhu, Sensor Cahaya, Dan Sensor Hujan

    Gambar 2.26. Regulasi Tegangan Menggunakan IC 78XX.


    E. Kapasitor Elco

    Kapasitor elektrolit mempunyai polaritas positif (+) dan negatif (-). Oleh karena memiliki polaritas, kapasitor ini sering di sebut dengan kapasitor. Nilai kapasitas kapasitor jenis ini dinyatakan dalam satuan mikro farad (µF). Besarnya kapasitas dari kapasitor biasanya sudah tertulis pada body kapasitor termasuk dengan batas tegangan maksimum (working voltage). Kapasitor ini banyak dipergunakan sebagai filter dalam rangkaian rectifier.

    Sumber : E-Journal Teknik Elektro dan Komputer vol. 5 no. 1, Januari – Maret 2016. Rancang Bangun Rumah Pintar Otomatis Berbasis Sensor Suhu, Sensor Cahaya, Dan Sensor Hujan

    Gambar 2.27. kapasitor elco 3300uf/25v.

    F. Lampu LED

    Menurut Alfith di dalam Jurnal Momentum (ISSN: 1693-752X) Vol. 17, No. 1 (2015:3)[37]. “LED merupakan komponen aktif bipolar semikonduktor, karena itu hanya mampu mengalirkan arus dalam satu arah saja. Untuk menyalakan LED, cukup dengan mengalirkan arus dari anoda ke katoda dengan beda potensial minimum berkisar antara 1,5 hingga 2 dan arusnya berkisar di 20mA. Bentuk fisik dari lampu led dapat dilihat pada gambar 2.28 sebagai berikut :

    Sumber : Alfith (2015:3)

    Gambar 2.28. Lampu Led.

    1. Fungsi Lampu Led

    Led (light emitting diode) merupakan lampu yang akhir-akhir ini muncul dalam kehidupan kita. Led dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel serta komputer. Sebagai pesaing lampu bolham dan nen, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan kita bisa temukan pada korek api yang kita gunakan. Led sebagai model lampu masa kedepan dianggap dapat menekan pemanasan global karena efisiennya.

    Software Arduino IDE

    Menurut Djunadi (2011:12)[38]. “Software Arduino adalah sebuah Integrated Development Environment (IDE) yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan bahasa Java sehingga tidak perlu diinstal seperti software pada umumnya tapi dapat langsung dijalankan selama komputer yang digunakan sudah terinstal Java Runtime. IDE Arduino terdiri dari :
    1. Edit program, sebuah modul yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa processing.
    2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa processing) menjadi kode biner.
    3. Uploder, sebuh modul yang memuat kode biner dari computer ke dalam memori di dalam Arduino Board.

    Berikut ini adalah gambar tampilan IDE Arduno :

    Sumber : E-book Pengenalan Arduino Feri Djunadi (2011:12)
    Gambar 2.32. Tampilan IDE Arduino 1.0.

    Konsep Dasar LCD 16X2

    1. Definisi LCD 16X2

    LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alat–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :
    1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris
    2. Mempunyai 192 karakter tersimpan.
    3. Terdapat karakter generator terprogram.
    4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
    5. Dilengkapi dengan back light.

    6. Sumber: Heryanto (2008)
      Gambar 2.19.Bentuk Fisik LCD 16x2
      Tabel 2.3. Konfigurasi Pin LCD 16x2

      Konsep Dasar Relay

      1. Definisi Relay

      Menurut Miller (2013:24)[39], "A relay is a device that can control current from a remote position through the use of a separate circuit for its own power. when the switch is closed. current flows through the electromagnet, or coil, and energizes it. The pull of the electromagnet causes the soft iron armature to be attracted toward the electromagnet core. As the armature moves toward the coil, it touches the contacts of other circuits. Thereby completing the circuit for the load. When a switch opens. The relay coil de-energizes, and the spring pulls the armature back. This action breaks the contact and removes the load from the 12-V battery, Relays are remote switches that can be controlled from almost any distance if the coil is properly wired to its power source. Many types of relays are available. They are used in telephone circuits and in almost all automated. electrical machinery".

      Relay adalah perangkat yang dapat mengontrol arus dari posisi jauh melalui penggunaan sirkuit terpisah untuk kekuatan sendiri. ketika saklar ditutup. arus mengalir melalui elektromagnet, atau coil, dan memberikan energi itu. Tarikan elektromagnet menyebabkan angker besi lunak menjadi tertarik ke arah inti elektromagnet. Sebagai angker bergerak menuju kumparan, menyentuh kontak sirkuit lainnya. sehingga melengkapi rangkaian untuk beban. Ketika switch terbuka. kumparan relay tidak memberikan energi, dan musim semi menarik armature kembali. tindakan ini istirahat kontak dan menghilangkan beban dari baterai 12- V, Relay jarak jauh switch yang dapat dikendalikan dari jarak hampir apapun jika kumparan dengan benar kabel ke sumber listrik.Banyak jenis relay yang tersedia. Mereka digunakan dalam sirkuit telepon dan di hampir semua otomatis.

      Gambar 2.31. Relay 2 Channel.

      2. Komponen Penyusun Relay

      Berikut adalah komponen-komponen penyusun relay:

      1. Kumparan (Koil)
      2. Koil/kumparan merupakan komponen utama sebuah relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet (elektromagnetik).

      3. Input Relay
      4. Input Relay merupakan bagian kontrol relay. Relay membutuhkan tegangan masukan (VDC) untuk dapat mengoperasikan kumparan.

      5. Common Relay
      6. Common Relay merupakan bagian keluaran relay yang tersambung dengan Normally Closed (NC) dalam keadaan normal.

      7. Normally Closed (NC)
      8. Normally Closed (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal ( relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common relay.
      9. Normally Open (NO)
      10. Normally Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common relay.
      3. Jenis-Jenis Relay

      Relay yang ada dipasaran terdapat bebarapa jenis sesuai dengan desain yang ditentukan oleh produsen relay. Dilihat dari desain saklar relay maka relay dibedakan menjadi:

      1. Single Pole Single Throw (SPST), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan elektromagnet dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja.
      2. Single Pole Double Throw (SPDT), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar. relay jenis ini memiliki 2 kondisi NO dan NC.
      3. Double Pole Single Throw (DPST), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar yang masing-masing saklar hanya memilki kondisi NO saja.
      4. Double Pole Double Throw (DPDT), relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk kumparan elektromagnetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondisi NC dan NO untuk masing-masing saklarnya.
      5. Konsep Dasar Literature Review

        A. Definisi Literature Review</p>

        Menurut Suryo Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2011:86)[27], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

        Jadi, kesimpulannya adalah bahwa Literature Review ada berbagai penelitian yang sudah di buat oleh orang lain.

        Literature Review

        Menurut Suryo Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2011:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut:
        1.Ganang Dwi Laksono, Achmad Rizal dan Erwin Susanto Phd dari Fakultas Elektro Universitas Telkom berjudul “Perancangan dan Analisis Sistem Kendali Suhu Pada Inkubator Bayi Menggunakan Metode Fuzzy Logic” tahun 2014. menggunakan metode fuzzy logic, menghaslkan keluaran sistem berupa aktuator filamen heater didapat dari analisis fungsikeanggotaan masukan, tidak hanyaberasal dari suhu ruangan, namun juga dengan menggunakanmasukan kelembabanyang terdapat pada inkubator. Dari penelitian, keluaran logika fuzzy lebih memudahkan controller untuk mendapatkan nilai kestabilan yang akurat pada jangkauan suhu dan kelembaban yang diinginkan.
        2. Jefry Sugihatmoko dari Universitas Brawijaya Fakultas tektik berjudul “Aplikasi Kontroler PID Dalam Pengendalian Suhu Inkubator Bayi PrematureBerbasis Mikrokontroler ATMEGA 2560” tahun 2015. Sistem pemanasan ruangan inkubator inimenggunakan lampu yang dikontrol oleh dimmer yang diputar dengan motor DC servo agar dapat menghasilkan suhu panas sesuai setpoint. Saat suhu mendekati setpoint, suhu akandiratakan keseluruh ruang inkubator dengan bantuan kipas DC. Setpoint suhu yang digunakan sebesar 37°C. Dari hasil pengujian alat yang telah dilakukan, didapatkan parameter PID dengan metode satu Ziegler-Nichols yaitu Kp = 12,05 , Ki = 0,13 , Kd = 271,2.
        3. Heri Sugito, Suyono dari UNDIP Semarang yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Ruang Inkubator Bayi Berbasis microcontroler AT89S51” tahun 2009 penelitian ini menggunakan penggeser fasa IC TCA 785 dan pemicu SCR menggunakan 1 buah rangkaian kontrol tegangan AC 1 fasa yang masing-masing akan dihubungkan dengan sumber tegangan. Pada titik G dan K rangkaian ini akan dihubungkan langsung pada gate dan katoda SCR, sehingga beban lampu secara otomatis langsung bisa terkontrol.
        4. Christian F Ginting dan Kurnia Brahmana dari Fakultas MIPA Universitas Sumatra Utara Medan yang berjudul “Perancangan Inkubator Bayi Dengan Pengaturan Suhu dan Kelembaban Berbasis Mikrokontroler ATmega8535” tahun 2011 Prinsip kerja dari Inkubator Bayi ini adalah menjaga kondisi suhu di dalam inkubator dengan memanfaatkan modul sensor HSM-20G yang berfungsi sebagai pendeteksi suhu dan kelembaban di dalam inkubator. Bila suhu di dalam inkubator naik ataupun menurun, elemen sebagai pemanas dan kipas sebagai penyebar panas akan bekerja sesuai perintah dari mikrokontroler ATMega8535 untuk menormalkan suhu di dalam inkubator sesuai yang diinginkan.
        5. Antony Putra Utomo dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya jurusan Teknik Elektro yang berjudul “Pengendalian Suhu Inkubator Bayi Dengan Sistem Kontrol PID” tahun 2010 sistem kontrol PID untuk mengatur suhu ruangan inkubator lebih stabil secara kontinu sehingga suhu bayi dapat terjaga stabil.
        Dari beberapa literature review diatas, dapat diketahui bahwa penelitian mengenai inkubator, sensor suhu lm 35, heater. Mengenai inkubator sudah banyak dibahas.Untuk itu saya melakukan sebuah untuk menutupi beberapa kekurangan dari penelitian yang sudah ada.Seperti yang di ketahui saat ini kemajuan teknologi sudah berkembang pesat.Maka dari itu di buatlah sebuah penelitian “Perancangan Inkubator Menggunakan Arduino Uno pada Pusksmas Kedaung Barat”.</p>

        BAB III

        ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

        Gambaran Umum Puskesmas Kedaung Barat

        Sejarah Puskesmas Kedaung Barat

        Puskesmas Kedaung Barat terletak di jalan JRaya Kedaung Barat Tangerang. Kegiatan Puskesmas melayani proses persalinan kelahiran dan rawat inap atau rawat jalan yang berkualitas bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. </p>

        Visi, Misi, dan Tujuan

        1. Visi:
          Terwujudnya kualitas pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, menyeluruhdan menjadi prioritas pertama masyarakat Sepatan Timur.
        2. Misi:
          Memberikan pelayanan bagi masyarakat Sepatan Timur yang meliputi :
          1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat
          2. Meningkatkan sumber daya untuk menunjang mutu pelayanan
          3. Mengembakangkan kemitraan dengan lintas sektor

          Tujuan

          Tujuan Puskesmas Kedaung Barat adalah:
          1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang inovatif melalui produk unggulan
          2. Mewujudkan kesejahtraan karyawan yang memadai
          3. Mewujudkan kemandarian instalasi rumah sakit

          Sruktur Organisasi Puskesmas Kedaung Barat

          Gambar 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kedaung Barat

          Tugas dan Tanggung Jawab

          1. Kepala Puskesmas
            1. Merumuskan program kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi UPT Puskesmas.
            2. Menentukan sasaran dan tujuan UPT Puskesmas sesuai program kerja yang telah ditetapkan.
            3. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
            4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja UPT Puskesmas.
            5. Memberikan arahan bahan petunjuk teknis secara jelas mengenai tugas yang akan dilaksanakan oleh bawahan.
          2. Kasubag Tata Usaha
            1. Mengkoordinasikan penyusunan program kerja UPT Puskesmas.
            2. Melaksanakan penyusunan program kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian TataUsaha.
            3. Membagi tugas pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing usaha.
            4. Memonitor dan mengevaluasi kinerja Sub Bagian Tata Usaha.
            5. Memberikan petunjuk teknis secara rinci dan jelas mengenai tugas yang akan dilaksanakan bawahan.
          3. Bagian Keuangan
            1. Menyusun rencana kegiatan Bendahara berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
            2. Melaksanakan pengelolaan Keuangan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
            3. Mengevaluasi hasil kegiatan Keuangan secara keseluruhan.
            4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggung jawaban kepada atasan.
            5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
          4. Petugas Logistik
            1. Melaksanakanpengelolaan Logistik sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku
            2. Mengevaluasi hasil kegiatan logistik secara keseluruhan.
          5. Petugas Loket
            1. Menyusunrencana kegiatan Pelayanan di Loket berdasarkan data Program Puskesmas danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
            2. Melaksanakankegiatan Pelayanan di Loket dan koordinasi lintas program terkait sesuai denganprosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
            3. Mengevaluasihasil kegiatan Pelayanan di Loket secara keseluruhan.
            4. Membuatcatatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggung jawaban kepada atasan.
            5. Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.


          6. Bagian Kepegaiwan
            1. Menyusunrencana kegiatan Kepegawaian berdasarkan data Program Puskesmas dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
            2. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
            3. Mengevaluasi hasil kegiatan Kepegawaian secara keseluruhan.
            4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi danpertanggung jawaban kepada atasan.
            5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

            Tata Laksana Yang Berjalan

            Prosedur Sistem Yang Berjalan

            Prosedur sistem alat inkubator bayi yang sedang berjalan adalah:
            1. Petugas menghidupkan inkubator bayi
            2. Petugas menyalakan saklar inkubator bayi
            3. Maka inkubator bayi berfungsi

            Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

            1. Flowchart Sistem Yang Berjalan

            Berikut dibawah ini flowchart sistem inkubator bayi yang berjalan pada puskesmas kedaung barat
            Gambar 3.2 flowchart sistem inkubator bayi
            Di jelaskan secara jelas pada gambar 3.2 flowchart sistem inkubator bayi yang berada di Puskesmas Kedaung Barat, sebagai berikut :
            1. Pada bagian 2 (dua) simbol yang berperan sebagai “Mulai” dan “selesai” pada aliran proses flowchart sistem inkubator yang berjalan. </p>
            2. Pegawai menghidupkan saklar inkubator </p>
            3. Pegawai menghidupkan lampu inkubator </p>
            4. Ji </p>
            5. Ruangan bersih, nyaman, dan tidak menggangu belajar mengajar. </p>
            6. </ol>

              2. Flowchart Sistem yang Diusulkan</p>

              <p style="line-height: 2"> Berikut flowchart yang di sarankan di puskesmas kedaung barat. </p>
              Gambar 3.3 Flowchart inkubator bayi yang di usulkan
              <p style="line-height: 2"> Dibawah ini adalah penjelasan flowchart alat inkubator bayi yang di usulkan di puskesmas kedaung barat </p>
              1. <p style="line-height: 2"> Pegawai kebersihan menyiapkan smartphone Android.</p>
              2. <p style="line-height: 2"> Tempatkan alat pembersih debu pada ruangan yang ingin dibersihkan.</p>
              3. <p style="line-height: 2"> Menyiapkan aplikasi penggerak alat pembersih debu dan laintai.</p>
              4. <p style="line-height: 2"> Jika bluetooth sulit untuk koneksikan, mohon para pegawai menghubungi user yang sudah bisa menggerakan alat tersebut, untuk mempelajari cara menghubungkan bluetooth dari smartphone ke alat pembersih debu dan lantai.

                </li>
              5. Lalu jika sudah bisa terhubung ke 2 (dua) bluetooth tersebut maka alat pembersih debu dan lantai sudah bisa digerakan mengunakan aplikasi smartphone android.

              6. Alat akan membersihkan tempat yang dinginkan oleh user.

              7. Alat akan bergerak membersihkan debu dengan cara dihisap dan tidak mengguanakan tenaga manusia.

              8. Alat juga akan membersihkan lantai dengan di kontrol menggunakan aplikasi.

              9. Maka ruangan bersih, nyaman sehingga tidak menggangu belajar mengajar siswa-siswi dan para guru-guru, “SELESAI”

              10. </ol>

                3. Cara Kerja Alat</p>

                Cara kerja alat pembersih debu dan lantai menggunakan media semartphone berbasis arduino uno dapat dibagi untuk beberapa bagian. Bagian pertama adalah bagian sistem input dimana sistem ini merupakan awal dari kerja alat, selanjutnya adalah bagian sistem peroses, sistem proses ini bekerja memperoses data yang diterima dari sistem input untuk dikeluarkan pada bagian selanjutnya yaitu sistem output.

                Gambar 3.4 Cara Kerja Alat
                1. Sistem Input
                  Pada sistem input alat pembersih debu dan lantai adalah menggunkan sensor debu untuk menghisap debu dengan otomatis, Smartphone Android sebagai metode penginputan kontrol alat. Bluetooth sebagai komunikasi antara alat dan smartphone.
                2. Sistem Proses
                  pada sistem proses menggunakan Arduino Uno yang merupakan otak dari segala input yang bertugas untuk mengeluarkan output atas input yang diterima berdasarkan program yang telah disimpan dalam modul Arduino Uno dan kemudian di peroses oleh arduino Uno.
                3. Sistem Output
                  sistem output pada alat ini menggukan vacum cleaner untuk mengisap debu dengan otomatis, menggunakan 2 motor DC yang di kendalikan oleh Motor driver IC L923D untuk menunjang kinerja alat agar bergerak dengan apa yang diingikan oleh user. Dan menggunkan morot servo sebagai penggerak kain pel untuk mendukung kerja alat.

                4. Rancangan Prototipe

                Prototype alat pembersih debu dan lantai menggunakan media smartphone berbasis arduino uno pada SMK Yuppentek 1 Tangerang, perancangan alat ini disusun menyerupai miniatur dengan dilengkapi komponen yaitu seperti: arduino uno dengan mikrokontroler Atmega 328, sensor debu, bluetooth, kain pel, smartphone android dan vacum cleaner sebagai output untuk membersihkan debu dengan fitur dihisap. Bahan yang digunakan dalam pembuatan prototipe alat pembersih debu dan lantai menggunakan bahan dari plastik dan kayu.

                Gambar 3.5 Perancangan prototipe

                5. Metode Prototipe

                Metode yang digunakan adalah metode prototyping evolutionary karena dengan evolutionary ini sistem ini atau produk yang sebenarnya di lihat sebagai evolusi dari versi awal yang terbatas menuju final atau produk yang akan diselesaikan menuju akhir.

                Tabel 3.1 Perbandingan Metode Perancangan

                6. Diagram blok

                berikut ini adalah diagram blok dari alat pembersih debu dan lantai, agar mudah dipahami, maka penyusun membuat diagram blok dan berserta alur kerjanya.

                Gambar 3.6 diagram blok sistem

                Penjelasan:

                1. Smartphone Android merupakan perangkat yang digunakan untuk menjalankan aplikasi android yang berfungsi sebagai input menggerakan alat.

                2. Bluetooth HC-05 merupakan penghubung antara smartphone android dengan arduino menggunakan media komunikasi bluetooth.

                3. Arduino Uno merupakan media yang digunakan untuk saling menghubungkan smartphone android dengan bluetooth HC-05, dan Arduino Uno sebagai kontroler untuk memperoses data yang dikirim oleh smartphone.

                4. Motor DC berfungsi sebagai motor penggerak untuk membantu kinerja alat.

                5. Motor Servo Berfungsi sebagai motor penggerak dalam membantu kinerja alat.

                6. Sensor ultrasonic berfungsi sebagai input untuk mengirim data ke arduino uno untuk di olah setelah itu diproses sebagai pengukur jarak antara alat dan benda-benda yang ada dihadapan alat pembersih debu dan lantai.

                7. Power supply/catu daya digunakan sebagai pemberi sumber tegangan arus listrik ke arduino uno dengan tegangan 5 volt

                8. IC L923D sebagi motor driver untuk mengontrol motor DC dan motor servo.

                9. Sensor debu berfungsi sebagai input ke arduino dan arduino memperoses output sensor debu yang menghasilkan otomatis menghisap debu.

                10. Vacum cleaner sebagai output untuk mengisap debu.

                Pembuatan Alat

                Perancangan ini membahas perancangan hardware dan perancangan perangkat lunak software

                Gambaran perancangan diagram blok adalah seperti yang ditunjukan pada gambar 3.6 perancangan sistem ini memerlukan alat dan software sebagai berikut:

                1. Alat yang digunakan:
                  1. Personal computer
                  2. Smartphone android
                  3. Software arduino IDE (untuk menulis program)
                  4. Software fritzing (untuk menggambar skematik)
                  5. Software edraw max (untuk membuat flowchart dan diagram blok)
                2. Bahan-bahan yang digunakan: 1. Mikrokontroler Arduino Uno
                  2. Relay
                  3. Sensor suhu LM 35
                  4. Power supply/catu daya
                  5. Heater
                  6. Komponen elektronika
                  7. Solder timah
                  8. Akrilik
                  9. Modul Gsm
                  10. Lcd
                  11. Vacum clearner keyboard
                  12. Sensor Ultrasonic
                  13. Obeng plus (+) dan minus (-)

                Perangkat keras (Hardware)

                1. Perancangan Skematik Hardware
                  Dalam pembuatan skematik diperlukan sebuah aplikasi yang mendukung untuk merangkai rancangan elektronika, yaitu dengan menggunaka aplikasi fritzing yang sudah mendukung library-library arduino dan inilah aplikasi yang disebut friting lihat gambar berikut:
                Gambar 3.7 aplikasi Fritzing

                Ini adalah tampilan awal aplikasi fritzing untuk memulai pembuatan skematik alat yang penulis susun, perhatikan gambar berikut

                Gambar 3.8 Tampilan awal Aplikasi Fritzing
                1. Rangkaian Skematik Bluetooth HC-05
                  Dalam rangkaian bluetooth HC-05 ini tidak banyak pin yang digunakan, yang dibutuhkan hanya pin TX, pin RX, pin 5 volt dan pin Ground untuk komunikasi data dengan arduino Uno mikrokontroler 328.

                2. Gambar 3.9 Rangkaian Skematik Bluetooth
                3. Rangkaian Skematik Motor DC
                  Pada sistem yang dibuat ini menggunakan 2 motor DC gear box untuk penggerakan alat yang dihubungkan memalui IC l293 sebagai motor driver.

                4. Gambar 3.10 Rangkaian Skematik Motor DC
                5. Rangkaian Skematik Motor Servo
                  Motor servo merupakan motor penggerak untuk membantu kinerja alat, motor servo tidak banyak menggunakan pin, hanya memakai 3 pin 2 di pin analog yaitu pin Ground dan pin 5 volt dan 1 pin yang memakai digital yaitu pin 8.

                6. Gambar 3.11 Rangkaian Skematik Motor Servo
                7. Rangkaian Skematik Sensor debu
                  Dalam perancangan alat ini media input yang digunakan ialah Sensor Debu, hal ini tersebut beralasan karena Sensor Debu adalah saklar atau sensor yang bekerja secara otomatis. sebagai alat pendeteksi objek debu yang tidak terdeteksi oleh manusia. Cara kerja sensor debu ini dapat dilihat secara langsung ketika bagian sensor tidak menyala artinya sensor diberi kondisi LOW (“0”) dan ketika bagian sensor menyala artinya sensor diberi kondisi HIGH (“1”).

                8. Gambar 3.12 Rangkaian Skematik Sensor debu
                9. Rangkaian Skematik Sensor Ultrasonic
                  Berikut ini merupakan Rangkaian skematik sensor Ultrasonic, rangkaian skema sensor ultrasonic hanya memakai beberapa pin dari arduino uno yaitu inilah pin yang di pakai oleh sensor ultrasonic seperti pin Ground, pin 11, pin 12, dan pin 5 volt, hanya itu saja pin yang digunakan.

                10. Gambar 3.13 Rangkaian Skematik Sensor Ultrasonic
                11. Rangkaian Skematik Catu Daya
                  Catu daya merupakan tegangan listrik yang diperlukan oleh alat. Rangkaian catu daya yang digunakan untuk mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching output 12 volt, tegangan tersebut di turunkan menjadi 5 volt tengangan DC melalui IC LM7805, lampu LED sebagai lampu indikator Bahwa arus yang masuk bertegangan 5 volt dan alat akan menyala dengan sempurna.

                12. Gambar 3.14 Rangkaian Skematik Catu daya
                13. Rangkaian Skematik Keseluruhan
                  Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan rangkaian skematik keseluruhan merupakan rangkaian akhir dari alat yang dibuat oleh penulis, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.15 sebagai berikut:

                Gambar 3.15 Skematik Keseluruhan alat

                Keterangan jalur pada gambar keseluruhan alat diatas:

                1. Jalur merah sebagai penghantar arus positif (+).
                2. Jalur hitam sebagai penghantar arus negatif (-).
                3. Jalur biru sebagai jalur penghantar data.
                4. Jalur kuning sebagai jalur PWM (pulse width modulation) yaitu penggerak dengan sinyal Pulse.
                5. Jalur hijau sebagai jarus penghantar Komunikasi serial TX dan RX.

                Perangkat Lunak (Software)

                Di dalam perangcangan alat ini didukung oleh beberapa software yang digunakan baik untuk Arduino Uno maupun untuk pembuatan aplikasi pada Smartphone Android. Dan berikut ini penjelasan-penjelasan mengenai software tersebut :

                1. Software Arduino IDE

                  1. Mengapa arduino IDE
                    1. IDE Arduino merupakan multiplatfrom yang dijalankan di berbagai sistem operasi, seperti Windows, Macintosh dan Linux.

                    2. IDE Arduino dibuat berdasarkan pada IDE processing yang sederhana sehingga mudah digunakan.

                    Selain itu Arduino IDE adalah software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan Java. IDE Arduino terdiri dari

                    1. Editor program adalah sebuah widows yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa processing.

                    2. 2
                    3. Compiler adalah sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa processing) menjadi kode biner. Bagaimanpun sebuah mikrokontroller tidak akan bisa memahami bahasa Processing yang bisa dipahami oleh mikrokontroller adalah kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.

                    4. Uploader adalah sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam papan Arduino.

                  2. Instalasi Driver

                  Untuk memprogram mikrokontroller ATMega328 atau Arduino Uno dibutuhkan software Arduino IDE (Integrated Developmen Environmen) karena software ini mudah dalam membuat fuingsi-fungsi logika dasar mikrokontroller dan sangat mudah dimengerti karena mengguanakan bahasa C, selain software Arduino IDE untuk memasukan program ke dalam sebuah mikrokontroller ATMega328, dibutuhkan Driver USB, IDE Arduino 1.0.5 dan Arduino Uno Board agar program yang dibuat dapat berjalan didalam mikrokontroller.

                  Pada pembahasan ini adakan dijelaskan langkah-lanhgkah instalasi Driver untuk Arduino Uno denghan windows 7, Vista atau XP :

                  1. Hubungkan Board dan tunggu Windows untuk memulai proses instalasi driver. Setelah beberapa saat, biasanya prosesn ini akan gagal.

                  2. Klik pada tombol Star buka Control Panel

                  3. Setelah memilih Control Panel, langkah selanjutnya masuk ke menu System and Security, kemudian klik pasa System. Setelah tampilan System muncul buka Device Manager.

                  4. Lihat pada bagian Port (COM&LTP). Anda akan melihat port terbuka dengan nama “Arduino Uno (COMxx

                  5. Klik kanan pada port “Arduino Uno (COMxx)”dan pilih opsi “Update Driver Software”

                  6. Kemudian pilih opsi “Browser My Computer For Driver Software”.

                  7. Terakhir, masuk dan pilih file driver Uno, dengan nama “ArduinoUNo.inf”.

                2. Perancangan Software Arduino Uno

                Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .ino, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian Baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

                Gambar 3.16 Listing Program Arduino

                Menggunakan arduino 1.7.6 untuk merangkai coding pembersih debu dan laintai dengan menggunakan arduino uno.

                Gambar 3.17 Tampilan Compile program

                Rancangan Interface Aplikasi

                Pada rancangan interface aplikasi ini, hardware yang dikendalikan secara langsung dengan menggunakan media Bluetooth dengan interface aplikasi berbasis Android yang dirancang sesederhana mungkin agar lebih bisa dimengeti oleh semua kalangan, dan untuk mempermudah suatu pekerjaan manusia serta mengurangi tenaga yang dikeluarkan sehingga pekerjaan sangat mudah dilakukan dan menjadi lebih efektif.

                Gambar 3.18 Rancangan Interface Aplikasi

                Keterangan:

                1. Button connect bluetooth merupakan awal saling terhubungnya smartphone dengan alat pembersih debu dan lantai.

                2. Hidupkan terlebih dahulu button arah panah yang berada pada pertengahan yang dikelilingin arah panah

                3. Alat bisa di gerakan menggunakan button arah panah yang di inginkan

                4. hidupkan terlebih dahulu jika ingin menggerakn kain pel pada button ON/OFF kain pel.

                5. Jika sewaktu-waktu sensor tidak berfungsi dengan baik maka vacum cleaner masih bisa dihidup kan secar manual memalui aplikasi.

                Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

                1. Permasalahan Yang Dihadapi
                  Berdasarkan hasil yang telah dilakukan terhadap sistem yang berjalan dapat dilihat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kordinator kebersihan, petugas kebersihan dan siswa-siswi SMK Yuppentek 1 Tangerang prosedur kebersihan masih berjalan secara manual, yaitu user harus mencari peralatan seperti: sapu, kain pel, penghisap debu yang masih menggunakan tenaga manusia, yang dapat menimbulkan user cepat lelah dalam bekerja, serta menyebabkan user tidak dapat bekerja dengan baik dan bisa membuat ruangan kelas dan lab menjadi kurang bersih. Sehingga mengganggu kenyamanan belajar mengajar guru dan siswa-siswi SMK Yuppentek 1 Tangerang.
                  Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan secara rinci diatas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur kebersihan yang masih berjalan pada SMK Yuppentek 1 Tangerang masih kurang efektif.

                2. Alternatif Pemecahan Masalah
                  Setelah melakukan pengamatan dan penelitian dari beberapa permasalahan yang dihadapi, maka diberikan alternatif pemecahan masalah yang sekiranya dapat membantu dan menjadi referensi untuk SMK Yuppentek 1 Tangerang, maka penulis membuat “prototype alat pembersih debu dan lantai menggunkan media smartphone berbasis arduino uno”. Untuk di implementasikan, lalu dimanfaatkan oleh SMK Yuppentek 1 Tangrang , untuk mengganti prosedur kebersihan yang masih manual dan menggantinya dengan alat pembersih debu dan pembersih lantai yang bisa dikendalikan menggunakan smartphone android dan bisa membersihkan debu dangan otomatis yaitu dengan fitur menghisap karena sudah tersedia sensor dust (sensor debu) yang bisa mendeteksi debu dengan baik. Sehigga dapat memudahkan petugas kebersihan dan kordinator kerbersihan dalam menjalankan tugasnya.

                User Requirement

                Elisitasi Tahap I

                Elisitasi Tahap I Elisitasi tahap I berisi rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak menajemen terkait melalui proses wawancara.

                Tabel 3.2 Elisitasi Tahap I

                Elisitasi tahap II

                Elisitasi tahap II merupakan hasil klasifikasi dari tahap elisitasi I berdasarkan metode MDI. Metode tersebut bertujuan untuk memisahkan antara rancangan yang penting dan memang harus ada dalam pembuatan sistem yang baru serta rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi

                Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode MDI yang dipakai dalam elisitasi tahap II:

                1. M pada metode MDI yaitu disebut Mandatory (penting). Artinya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan saat pembuatan sistem yang baru.
                2. D pada metode MDI yaitu disebut Desirable. Artinya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut ada untuk pembentukan sistem yang baru maka akan membuat sistem tersebut menjadi sempurna.
                3. I pada metode MDI yaitu disebut Inessential. Artinya, requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
                Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II


                Elisitasi Tahap III

                Elisitasi tahap III merupakan pengklasifikasian dari elisitasi tahap II dengan mengeliminasi semua requirement yang pilihannya I (Inessential) pada metode MDI. Dan tahap selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE seperti keterangan berikut:

                1. T (Technical), artinya adalah bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

                2. O (Operational), artinya adalah bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

                3. E (Economic), artinya adalah berapa biaya yang diperlukan untuk membangun requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

                Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi 3 (tiga) option, diantaranya:

                1. H (High), artinya sulit untuk dikerjakan, teknik dan pemakaiannya pun sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus di eliminasi.

                2. M (Middle), artinya mampu untuk dikerjakan.

                3. L (Low), artinya mudah untuk dikerjakan.

                Berikut ini adalah tabel 3.4 yang berisikan elisitasi tahap III berdasarkan klasifikasi metode TOE. Pada elisitasi tahap III ini menghasilkan 16 (Enam Belas) kebutuhan functional dan 2 (dua) kebutuhan non functional.

                Tabel 3.4 Elisitasi Tahap III

                Final Elisitasi

                Tabel 3.5 Final Elisitasi



                BAB IV

                UJI COBA DAN ANALISA

                Uji Coba

                Dalam hal ini peneliti melakukan tahap uji coba setelah melakukan pemasangan komponen dan pemrograman pada arduino uno. Dibawah ini adalah penjelasan pembahasan mengenai hasil uji coba yang telah di lakukan oleh peneliti

                Metode Black Box

                Berikut ini adalah table pengujian Black Box berdasarkan Perancangan Inkubator mengguakan arduino Uno pada Puskesmas Kedaung Barat, untuk pengujian pada sistem, yaitu sebagai berikut:

                1. Pengujian Black Box Pada Saat Mengecek suhu diatas 37°C

                2. Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Mengecek suhu diatas 37°C
                3. Pengujian Black Box Pada Saat mengecek suhu kurang dari 37°C

                4. Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat mengecek suhu kurang dari 37°C

                Uji Coba Hardware

                Berikut ini adalah pengujian beberapa hardware yang dimiliki oleh alat pembersih debu dan lantai yang satu persatu akan di jelaskan sebagai berikut.

                1. Pengujian Koneksi Bluetooth
                  Setelah melakukan serangkaian uji coba dengan menggunakan simulator selanjutnya yang akan dilakukan uji coba adalah koneksi Bluetooth. Uji coba ini dilakukan berdasarkan jarak dan waktu penerimaan data serta uji coba pada ruang terbuka dan tertutup.Berikut hasil uji cobanya.

                2. Tabel 4.5 Uji Coba Bluetooth Pada Ruang Terbuka
                  Tabel 4.6 Uji Coba Bluetooth Pada Ruang Tertutup
                  Gambar 4.1 Grafik Pengujian Bluetooth Ruangan Tertutup dan Terbuka
                3. Pengujian Rangkaian Bluetooth HC-05

                4. Pada uji coba rangkaian bluetooth berikut ini, bluetooth merupakan alat komunikasi antara smartphone android, bluetooth mempunyai pin TX,RX,Ground dan VCC untuk di sambung kana ke port pin arduino uno, ini penjelasan pin tersebut. RX sebagai penerima data, pin TX sebagai pengirim data, VCC sebagai tegangan positif dan Ground sebagai tegangan negatif.

                  Pengujian yang dilakukan pada rangkaian bluetooth hanya ingin mengetahui dan memastikan bahwa bluetooth bekerja dengan baik, pengujian dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.

                  Gambar 4.2 Rangkaian Uji Coba Bluetooth HC-05

                  Adapun listing program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian diatas adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.3 sebagai berikut.

                  Gambar 4.3 Listing Program Test Bluetoot HC-05
                5. Pengujian rangkaian Motor DC

                6. Pada uji coba berikut adalah pengujian rangkaian motor dc, ini adalah rangkain motor dc dengan menggunakan 2 motor dc gearbox berfungsi sebagai pengerak alat, pada arduino motor dc di konfigurasikan pada pin 12 dan 5 .

                  Gambar 4.4 Rangkaian Uji Coba Motor Dc

                  Adapun listing program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian diatas adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.5 sebagai berikut.

                  Gambar 4.5 Listing Program Test Motor DC
                7. Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonic

                8. Rangkaian sensor ultrasonic digunakan sebagai sistem penjagarak antara benda-benda yang ada dihadapan alat pembersih debu dan lantai agar tidak saling berbenturan satu dengan yang lain. Adapun pengujian yang di lakukan.

                  Pengujian yang akan dilakukan pada rangkaian sensor ultrasonic hanya untuk mengetahui dan memastikan bahwa sensor ultrasonic dapat bekerja dengan baik, pengujian rangkaian sensor ultrasonic dapat lihat pada gambar 4.6 berikut ini.

                  Gambar 4.6 Rangkaian Uji Coba Sensor Ultrasonic

                  Adapun listing program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian diatas adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.7 sebagai berikut.

                  Gambar 4.7 Listing Program Test Sensor Ultrasonic
                9. Pengujian Rangkaian Motor Servo

                10. Pada uji coba berikut ini adalah motor servo sebagai penggerak kain pel, pada sistem alat pembersih debu dan lantai menggunakan 1 motor servo yang memiliki 3 kabel, yaitu merah pin VCC sebagai tegangan positif, hitam Ground sebagai tegangan negatif dan putih (signal) sebagai input

                  Pengujian yang dilakukan pada rangkaian motor servo hanya untuk mengtahui dan memastikan bahwa motor servo bekerja dengan apa yang diinginkan oleh user, pengujian rangkaian motor servo dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini.

                  Gambar 4.8 Rangakaian Uji Coba Motor Servo

                  Adapun listing program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian diatas adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.9 sebagai berikut.

                  Gambar 4.9 Listing Program Test Motor Servo
                11. Pengujian Rangkaian Sensor Debu

                12. Pada uji coba berikut ini adalah rangkaian sensor debu yang bisa bekerja secara otomatis mengisap debu yang diperintahkan oleh arduino uno sebagai otak utama alat.

                  Pengujian yang dilakukan pada rangkaian sensor debu hanya untuk mengatahui dan memastikan bahwa sensor debu bekerja dengan baik, pengujian rangkaian sensor debu dapat dilihat pada gambar 4.10 beikut ini.

                  Gambar 4.10 Rangkaian Uji Coba Sensor Debu

                  Adapun listing program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian diatas adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.11 sebagai berikut.

                  Gambar 4.11 Listing Program Test Sensor debu

                Flowchart Program Yang Diusulkan

                Gambar 4.12 Flowchart Program Yang Diusulkan

                Berikut ini adalah penjelasan terkait flowchart program sebagai berikut:

                1. 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai “mulai” dan “selesai”.

                2. 5 (enam) simbol Proses yang menyatakan sebuah Proses yang berlangsung, yaitu: arduino uno siap memainkan perannya sebagai otak keseluruhan alat yang diberi perintah oleh aplikasi melalui bluetooth untuk menggerakan alat., smartphone mulai mengendalikan Prototype, siapkan cairan soklin pada penampungan pompa air, siapkan motor servo serta debu dan lantai bersih.

                3. 1 (satu) simbol decision yang menyatakan apa yang akan terjadi apabila sensor debu tidak dapat mendeteksi debu.

                4. 3 (empat) simbol yang menyatakan input dan output, yaitu: connect ke 2 bluetooth, pompa menyemprotkan air yang diperintah aplikasi, motor servo bergerak mengelap lantai yang diperintah aplikasi

                Rancangan Program

                Rancangan program merupakan tahap dimana pembuatan alat dan perogram adalah tahap perancangan, yang menjadi perbandingan perancangan yang sesuai dengan kebutuhan. Maka hasil perancangan akan menjadi acuan untuk perakitan alat dan pembuatan program. Tujuan dari dilakukanya perancangan program adalah untuk mempermudah penulis dalam mensesuaikan pembuatan alat dan program hingga mendapakant hasil yang diharapkan.

                Perancangan Perangkat Lunak Arduino

                Perancangan perangkat lunak arduino uno adalah sistem perangkat lunak ide arduino yang merupakan aplikasi penulisan listing program arduino, yang menjadikan sistem dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.

                Sistem perangkat lunak untuk arduino menggunakan pemrograman bahasa C yang dimana listing programnya dapat di compile dan di upload langsung kedalam arduino melalui perangkat lunak ide arduino, berikut adalah tampilan jendela ide arduino pada listing program yang dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut.

                Gambar 4.13 Jendela Listing Program Ide Arduino

                Berikut ini adalah tahapan untuk melakukan pemrograman pada ide arduino, yaitu sebagai berikut:

                1. menulis listing proram

                2. mengecek kesalahan penulisan listing program yang ditulis

                3. meng-upload listing program kedalam arduino.

                Berikut adalah gambar langkah-langkah yang sudah dijelask an di atas dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut

                Gambar 4.14 Tahapan Penulisan Program Arduino Ide

                Implementasi

                Implementasi adalah merupakan tahapan-tahapan untuk merealisasikan dari sistem yang dirancang , yang dimulai dari tahapan pengumpulan data dan diharapkan dapat membantu, sehingga dapat tercapai penerapanya.

                Berikut adalah proses kerja alat yang yang sedang berjalan:

                1. Menghisap debu.

                2. Gambar 4.15 Menghisap Debu

                  Alat pembersih debu sedang menghisap debu, berikut ini adalah keterangan kerja alat:

                  Keterangan:

                  1. Sensor debu adalah pusat dimana sensor yang bekerja mendeteksi debu.
                  2. Vacum cleaner bertugas menghisap debu yang terdeteksi oleh sensor debu.
                3. Pengelapan lantai

                4. Gambar 4.16 Pengelapan lantai

                  Alat pembersih debu sedang melakukan pengelapan lantai, berikut ini adalah keterangan kerja alat:

                  Keterangan:

                  1. Smartphone bertugas sebagai pengendali fungsi motor servo yang kontrol melalui aplikasi.
                  2. Motor servo berfungsi sebagai penggerak kain pel.
                5. Penyemprotan cairan soklin

                Gambar 4.17 penyemprotan air

                Alat pembersih debu dan lantai sedang melakukan penyemprotan cairan soklin , berikut ini adalah keterangan kerja alat.

                Keterangan:

                1. Smartphone bertugas sebagai pengendali fungsi pompa air yang dikontrol melalui aplikasi
                2. Pompa berfungsi menyemprotkan cairan soklin pada saat sedang pengelapan lantai.

                Schedule

                1. Observasi
                  Observasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada awal penelitian. Dengan peneliti memantau langsung tempat penelitian pada Puskesmas Kedaung Barat selama 3 bulan (September 2016 s/d November 2016).

                2. Pengumpulan Data
                  Mengumpulkan Data merupakan proses dimana peneliti mengumpulkan data atau bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian. Dan untuk mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem selama 8 bulan ( september 2016 s/d oktober 2016).

                3. Perancangan Sistem
                  Perancangan Sistem merupakan tahap dimana peneliti membuat sebuah rancangan sistem, perancangan sistem ini terbagi menjadi 2 perancangan hardware dan software, tahap ini dilakuakan setelah peneliti mendapatkan data dan mengetahui permasalahan yang ada, perancangan dilakukan selama 7 minggu pada bulan (september 2016 s/d oktober 2016).

                4. Pengujian Sistem
                  Pengujian Sistem merupakan tahap dimana peneliti menguji sistem yang dibuat setelah peneliti berhasil menyelesaikan perancangan system, sistem diuji selama 3 minggu pada akhir bulan (oktober 2016 s/d november 2016).

                5. Evaluasi Sistem
                  Evaluasi Sistem merupakan tahap dimana peneliti harus dapat melakukan evaluasi atau peninjauan catatan-catatan yang didapatkan pada tahap pengujian sistem. Evaluasi sistem yang peneliti lakukan selama 3 minggu pada bulan (november 2016).

                6. Perbaikan Sistem
                  Perbaikan Sistem merupakan tahapan selanjutnya dari evaluasi sistem. Dari tahap evaluasi sistem dapat peneliti ketahui dimana kekurangan-kekurangan dari sistem yang dibuat. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah perbaikan sistem agar sistem tersebut dapat bekerja lebih baik, perbaikan sistem dilakukan selama 4 minggu dimulai pada bulan ( november 2016 s/d desember 2016).

                7. Training User
                  Training User merupakan tahapan dimana setelah sistem telah berhasil dibuat dan dinyatakan lolos atau layak digunakan. Dibutuhkan sebuah pengarahan kepada pengguna tentang bagaimana cara mengoprasikan atau mengunakan sistem yang dibuat dengan baik dan benar, training user dilakukan selama 2 minggu yang dimulai pada awal bulan (desember 2016).

                8. Implementasi Sistem
                  Implementasi Sistem merupakan tahap dimana sistem/alat yang berhasil dibuat dapat disesuaikan dengan cara kerja nyata dari sistem sebelumnya pada instansi terkait, implementasi sistem yang dilakukan selama 2 minggu yaitu pada bulan (desember 2016).

                9. Dokumentasi Sistem
                  Dokumentasi Sistem meupakan tahapan terakhir dimana peneliti membutuhkan sebuah dokumentasi yang diperlukan sebagai data atau bukti bahwa peneliti telah menjalankan penelitian dengan baik dan benar sesuai prosedur. Dokumentasi dilakukan selama 4 bulan ( september 2016 s/d desember 2016).

                Dalam Tabel 4.1 di bawah ini terdapat Schedule penelitian yang dilakukan selama 4 bulan, terhitung sejak awal bulan September 2016 sampai dengan akhir Desember 2016.

                Tabel 4.7 Schedule Penelitian

                Estimasi Biaya

                Tabel 4.8 Estimasi Biaya

                BAB V

                PENUTUP

                Kesimpulan

                1. Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

                Dibawah ini adalah kesimpulan dari rumusan permasalan mengenai aspek aspek yang menjelaskan tentang perancangan inkubator bayi menggunakan arduino uno pada puskesmas kedaung barat, antara lain

                1. Mikrokontroler menggunakan arduino uno sebagai otak dari perancangan alat prototype yang di buat.

                2. Memakai modul gsm sebagai alarm atau peringatan suhu inkubator

                3. Dipasangnya relay untuk mengatur stabilisasi suhu dikisaran 29◦ C sampai 37◦ C


                2. Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat

                Berikut ini adalah kesimpulan tujuan dan manfaat mengenai perancangan inkubator bayi menggunakan arduino uno pada puskesmas kedaung barat :

                1. Membantu penjaga puskesmas bisa mengetahui keadaan suhu inkubator secara otomatis sehingga lebih efektif dari segi tenaga .

                2. Memberikan kenyamanan bayi di dalam inkubator dengan ruangan yang sudah di atur sedemikian rupa.

                3. Dapat membantu puskesmas yang masih menggunakan inkubator manual.

                3. Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian

                Dengan dibuatnya prototype inkubator bayi ini yang bermanfaat serta berguna secara fungsional dengan baik pada puskesmas kedaung barat

                Saran

                Berikut saran agar penelitian berikutnya bisa mengembangkan sistem lebih baik, sehingga kekurangan yang ada pada bisa dilengkapi atau diperbaiki. Antara lain :

                1. Pengembangan selanjutnya penulis menyarankan menggunakan data base setiap menit keadaan suhu ruangan inkubator.

                2. Selain itu, untuk melengkapi kenyamanan bayi yang berada di dalam inkubator dapat ditambahakan juga sistem pengendali kelembaban dengan bantuan sensor higro.

                3. Pada pembuatan inkubator bayi, penulis menyarankan pembuatan inkubator bayi menggunakan sumber tegangan cadangan, sehingga bermanfaat dimana fungsi dasar inkubator adalah menyelamatkan nyawa bayi.

                Kesan

                Beberapa kesan yang di dapatkan pada skripsi kali ini sebagai berikut:

                1. Mendapatan pengalaman menarik dan ilmu bermanfaat

                2. Berwawasan lebih dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang komputer

                DAFTAR PUSTAKA

                1. Hartono, Bambang. 2013. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
                2. Eka Pratama, I Putu. 2014.Bandung: Informatika Bandung
                3. 3,0 3,1 3,2 Rusdiana, Irfan. 2014.Bandung: Pustaka Setia.
                4. 4,0 4,1 Sutabri, Tata. 2012.Yogyakarta: CV. Andi Offset.
                5. Wikipedia. Sistem Komputer. (Diakses Tanggal 29 November 2016)
                6. 6,0 6,1 6,2 6,3 Toibah Umi Kalsum, Siswanto. 2012. Jurnal Media Infotama Vol. 8 No. 1 Februari 2012
                7. Wikipedia. Arsitektur Komputer. (Diakses Tanggal 29 November 2016).
                8. Wikipedia. CISC. (Diakses Tanggal 29 November 2016).
                9. Wikipedia. RISC. (Diakses Tanggal 29 November 2016).
                10. 10,0 10,1 10,2 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan. Jurnal Mekanikal, Vol.3No.2 – Juli 2012.
                11. 11,0 11,1 Rosa A.S, M.shalahuddin. 2016. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung: INFORMATIKA.
                12. 13,0 13,1 13,2 Darmawan, Nur Fauzi. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT.Remaja ROSDA KARYA
                13. Subhan, Mohammad. 2012. Analisa Perancangan Sistem. Jakarta : Lentera Ilmu Cendekia.
                14. Iswandi, Eka. 2015. Sistem Penunjang Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Dana Santunan Sosial Anak Nagari Dan Penyalurannya Bagi Mahasiswa Dan Pelajar Kurang Mampu Di Kenagarian Barung – Barung Balantai Timur. Jurnal tekno Vol 3, No 2. Hal 70-79. Oktober 2015.
                15. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011 :113-126.
                16. Sulindawati, dan Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan Sistem. Medan: STMIK Triguna Dharma. Vol. 9, No. 2, Agustus 2010.
                17. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
                18. Dewi Rosmala , M. Djalu Djatmiko, Budiman Julianto. 2012. Implementasi Aplikasi Website E-Commerce Batik Sunda Dengan Menggunakan Protokol Secure Socket Layer (Ssl). JURNAL INFORMATIKA No.3 , Vol. 3, September – Desember 2012
                19. 20,0 20,1 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: ANDI.
                20. Rizky. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
                21. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup, Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja. Vol.8 No.2 – Januari 2015.
                22. Srinivas, Nidhra. Jagruthi, Dondeti. 2012.Black Box And White Testing Techniqeus a Literature Review. International Journal of Embedded Systems and Applications ( IJESA, Vol.2, No.2, 2012)
                23. Archarya,Shivani. Pandya, Vidhi. 2013. Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique. Internasional Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN- 2277-1956 Volume 2 No.1
                24. Masooma Yousuf dan M.asger. 2015. “Comparison of Various Requirements Elicitation Techniques. International Jurnal Of Computer applications (0975-8887 Vol.116 No.4, April 2015)
                25. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
                26. 27,0 27,1 27,2 Guritno, Suryo, Sudaryono Dan Untung Rahardja. 2011.Theory And Application Of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
                27. 28,0 28,1 28,2 Syahwill, Mohammad. 2013. “Panduan Mudah Simulasi dan Praktik Mikrokontroler Arduino”. 2013. CV. Andi Offset : Yogyakarta
                28. Saefullah, Asep dan Juliansah, Reza Amar. Imaniar, dewi. 2015. “Sistem kontrol robot pemindah barang menggunakan aplikasi android berbasis arduino uno”. Jurnal CCIT ISSN : 1978 – 8282 Vol.8 No.2 – 2015
                29. Santoso, Ari Beni, Martinus Dan Sugiyanto. 2013. “Pembuatan Otomatis Pengaturan Kereta Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler”. Jurnal FEMA Vol.1, No.1 Januari 2013.
                30. Gunawan, Arif, Arisco Oktafeni dan Wahyuni Khabzli. 2013. Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013.
                31. Gunawan, Arisco Oktafeni, dan Wahyuni Khabzli. 2013. Pemantauan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 4, Oktober 2013.
                32. Sulaiman, Arif 2012. ARDUINO : “Mikrocontroller bagi Pemula hingga Mahir”
                33. Wahadyo, Agus. 2013. Android 4 Untuk Pengguna Pemula Tablet & Handphone. 2013. TransMedia : Jakarta.
                34. Safaat, Nasruddin.2012.Pemrograman aplikasi mobile smartphone dan tablet PC berbasis Android
                35. Iskandar Jaelani, Sherwin R.U.A. Sompie ST.,MT, dan Dringhuzen J. Mamahit ST., M.Eg. 2016. Rancang Bangun Rumah Pintar Otomatis Berbasis Sensor Suhu, Sensor Cahaya, Dan Sensor Hujan. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer vol. 5 no. 1, Januari – Maret 2016.
                36. Alfith. 2015. Rancangan Traffic Light Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Jurnal Momentum. (ISSN: 1693-752X) Vol. 17, No. 1. 2015.
                37. Djunadi, Feri. 2011. Pengenalan Arduino. E-Book. Diakses di: www.tokobuku.com
                38. Miller, Rex. 2013. .Industrial Electricity and Motor Controls. USA: Mc Graw Hill Education.