SI1233473132: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
k (Uji Coba Hardware)
Baris 3.545: Baris 3.545:
  
 
{{pagebreak}}
 
{{pagebreak}}
 +
 +
[[category : Skripsi 2016/2017]]
 +
[[category : Lock]]

Revisi per 5 Maret 2017 01.46

TEKNOLOGI IOT UNTUK MEMBANTU

PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA PADA

UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA



Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1233473132
NAMA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

TANGERANG

2016/2017



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

TEKNOLOGI IOT UNTUK MEMBANTU

PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA PADA

UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA

Disusun Oleh :

NIM
: 1233473132
Nama
: Cindy Mujiaswati
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TEKNOLOGI IOT UNTUK MEMBANTU

PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA PADA

UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233473132
Nama
: CIndy Mujiaswati

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Disetujui Oleh :

Tangerang, Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 10001
   
NID : 05061




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

TEKNOLOGI IOT UNTUK MEMBANTU

PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA PADA

UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233473132
Nama
: Cindy Mujiaswati

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

TEKNOLOGI IOT UNTUK MEMBANTU

PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA PADA

UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA

Disusun Oleh :

NIM
: 1233473132
Nama
: Cindy Mujiaswati
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Tangerang, Januari 2017

 
 
 
 
 
Cindy Mujiaswati
NIM : 1233473132

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Pengukuran merupakan hal yang sangat penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Beberapa contoh pengukuran diantaranya: tinggi dari suatu titik ke titik yang lain, pengukuran suhu/temperatur suatu benda atau daerah, pengukuran berat suatu benda, dan lain lain. Saat ini hasil pembacaan skala pada alat ukur tinggi dan suhu badan manual yang dilakukan manusia memiliki tingkat ketelitian dan ketepatan yang kurang sehingga sering terjadi kesalahan dalam pembacaan data. Oleh karena itu dibutuhkan alat pengukur kedua komponen tersebut yang dapat bekerja secara otomatis, melakukan proses pengukuran, membaca hasil pengukuran, sekaligus memberitahukan hasil pengukuran tersebut kedalam layar LCD grafis yang berbasis Arduino Uno. Rangkaian Pengukur tinggi badan dan suhu badan digital ini menggunakan Sensor Ultrasonik, Sensor IR MLX90614 yang digunakan untuk mendeteksi objek di sekitar sensor. Mikrokontroller yang terdapat pada Arduino Uno akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang ultrasonik dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai, dan membaca Suhu atau temperatur objek yang berada di dekat sensor tersebut. Pengukur tinggi badan dan suhu badan secara digital ini menjadi hal yang sangat penting dalam meminimalisie human error yang sering terjadi pada saat dilakukannya pengukuran secara manual. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam melakukan pemeriksaan kesehatan siswa khususnya untuk mengukur tinggi badan dan suhu badan pada Unit Kesehatan Siswa SMK Mandiri 2 Balaraja.

Kata Kunci: Arduino Uno, Sensor Ultrasonik, Sensor IR MLX90614, Tinggi Badan, Suhu Badan.

ABSTRACT

Measurement is a very important thing in the world of science. Some examples of such measurements: height from one point to another point, temperature measurement / temperature of an object or area, measure the weight of an object, and others. This time scale readings in the meter height and body temperature manually by humans has a level of accuracy and precision are less so frequent errors in reading data. Therefore it takes gauges of the two components that can work automatically, carry out the measurement process, read the measurement results, as well as notify the results of these measurements into a graphic LCD display based Arduino Uno. Measuring Circuit height and body temperature using a digital ultrasonic sensor, the MLX90614 IR sensor used to detect objects in the vicinity of the sensor. Microcontroller contained in Arduino Uno will calculate the time required for receiving the ultrasonic waves and determine the distance between the sensor to the floor, and read the temperature or the temperature of an object near the sensor. Height gauges and temperature digitally is becoming a very important to reduce the human error that often occurs at the time of measurement manually. So as to improve efficiency in conducting medical examination of students in particular to measure the height and body temperature at the Student Health Unit in SMK Mandiri 2 Balaraja

Keyword: Arduino Uno, Ultrasonic Sensor, IR MLX90614 Sensor, Height, Body Temperature.


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “TEKNOLOGI IOT UNTUK MEMBANTU PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA PADA UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja .
  4. Bapak Indrianto, M.T selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan.
  5. Bapak Asep Saefullah, S.Pd, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam perancangan alat dan penyusunan skripsi ini.
  6. Bapak Ferry Sudarto,S.Kom., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
  7. Bapak Muhamad Supni, S.Kom selaku Stakeholder yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi seputar SMK Mandiri 2 Balaraja yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini.
  8. Kedua orang tua tercinta, yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis.
  9. Harry Ardiana Syahputra yang telah selalu bersedia meluangkan waktu untuk membantu serta selalu memberikan semangat dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini
  10. Teman-teman Bujang (Ka Aji, Ka Jo, Yuri, Pak Gunawan, Pak Supni, Pak Hade, Pak Anang, Bu Dini) yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini
  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan penelitian skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari seluruh pihak untuk menyempurnakan penyusunan laporan skripsi ini.

Semoga laporan ini bisa dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umum laporan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa menyertai dan meridhoi langkah kita semua dalam meraih kesuksesan. Aamin.

Tangerang, Februari 2017
Cindy Mujiaswati
NIM. 1233473132

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam dunia kesehatan, pengukuran menjadi hal yang sangat penting untuk mendapatkan data kesehatan seseorang. Contoh pengukuran yang sering digunakan dalam dunia kesehatan diantaranya adalah pengukuran tinggi badan, dan suhu badan. Pengukuran kedua unsur tersebut sangat penting untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan seseorang khususnya pada masa remaja, selain itu pengukuran ini tidak hanya dilakukan pada instansi kesehatan saja, tetapi pada instansi pendidikan juga sering melakukan pengukuran kedua parameter ini pada siswanya pada saat penerimaan siswa baru, atau pada saat pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala.

Pengukuran kesehatan siswa yang dilakukan di instansi pendidikan masih menggunakan cara manual. Untuk mengukur tinggi dan suhu badan siswa, seorang petugas kesehatan harus menggunakan dua alat yang berbeda dan penulisan hasil ukur masih menggunakan tenaga manusia. Hal ini tentunya sangat tidak efisien dan hasil pengukuran yang didapat berpotensi tidak akurat.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk pemecahan permasalahan dalam mengukur kedua parameter tersebut sekaligus. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat meminimalisir waktu dan mendapatkan hasil ukur yang lebih akurat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana membuat alat pengukur tinggi dan suhu badan yang bekerja secara otomatis ?
  2. Apakah hasil pengukuran dapat tersimpan secara otomatis ke dalam sebuah database sehingga dapat dilihat setiap waktu ?
  3. Apakah alat ini dapat langsung mengukur tinggi dan suhu badan sekaligus?
  4. Apakah hasil pengukuran yang didapat lebih akurat ketika melakukan pengukuran dengan alat ini?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai batasan masalah atas penelitian ini agar tetap fokus dan terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup laporan sebagai berikut :

  1. Alat ini hanya untuk pengukuran tinggi dan suhu badan manusia
  2. Alat ini hanya dapat mengukur tinggi badan maksimal 200 cm
  3. Alat ini hanya dapat mengukur satu orang dalam satu kali pengukuran.
  4. Sistem kendali alat ini menggunakan Arduino UNO.
  5. Platform database yang digunakan adalah Ubidots.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mempermudah petugas UKS dalam melakukan pemeriksaan kesehatan di UKS SMK Mandiri 2 Balaraja

2. Untuk mempermudah siswa ketika akan melakukan pengukuran tinggi badan dan suhu badan siswa.

3. Untuk menghasilkan data ukur yang tersimpan pada database di Ubidots.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat membantu petugas UKS untuk mengetahui hasil pengukuran tinggi badan dan suhu dengan menggunakan sensor-sensor tersebut dengan lebih akurat.

2. Dapat membantu pihak sekolah dalam melakukan pembacaan hasil pengukuran yang lebih akurat secara digital.

3. Dapat membantu menghasilkan data ukur yang lebih akurat dibanding dengan alat ukur manual.

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)
    Adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan terhitung dari awal bulan September sampai akhir bulan Desember 2016 di SMK Mandiri 2 Balaraja yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian. Adapun data yang peneliti ambil adalah profil SMK Mandiri 2 Balaraja, struktur SMK Mandiri 2 Balaraja, tugas pokok SMK Mandiri 2 Balaraja.
  2. Wawancara (Interview)
    Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada Stakeholder yaitu Muhamad Supni, S.Kom. selaku Kepala Laboratorium SMK Mandiri 2 Balaraja yang ingin membuat sebuah alat pengukur tinggi dan suhu badan secara digital yang bertujuan untuk mengurangi human error, mempermudah pengukuran dengan menghasilkan data yang lebih akurat dan cepat.
  3. Studi Pustaka
    Adalah segala upaya yang dilakukan oleh penyusun untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, tesis/disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada seperti CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa sistem-sistem yang sudah ada dengan beberapa poin pertimbangan, seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Perancangan

Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok . Metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan.‎

Metode Pengujian

Metode testing ini digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminisi kesalahan yang terjadi saat sistem di terapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak yang dibuat dapat berfungsi dengan benar dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Metode Prototipe

Metode yang dipakai adalah metode prototipe evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada laporan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku dan jurnal yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

BAB IV UJI COBA DAN ANALISA

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototipe, tampilan layar, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Hartono (2013:9)[1], ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2)[2], “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”..

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutanta dalam Rusdiana, dkk (2014:35)[3], Karakteristik sistem sebagai berikut:

  1. Komponen (Components)
    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai sub sistem.

  2. Batas (Boundary)
    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan(Environment)
    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  4. Penghubung/Antarmuka(Interface)
    Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

    Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  5. Masukan (Input)
    Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  6. Pengolahan (Processing)
    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  7. Keluaran (Output)
    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  8. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  9. Kendali (Control)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  10. Umpan Balik (Feedback)
    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40)
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Rusdiana dkk. (2014:35)[4], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang:


a). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.

b). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka.
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:41)
Gambar 2.2. Sistem terbuka

usdiana dan Irfan (2014:42)
Gambar 2.3. Sistem Tertutup

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Sutabri dalam A.Rusdiana, dkk. (2014:68)[4],“Data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi”.

Menurut Susanto dalam A.Rusdiana, dkk. (2014:68)[4], “Data adalah sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah”.

Menurut McFadden dalam Nugroho (2011:5)[5],”Data adalah fakta-fakta tentang segala sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer.”

Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang berbentuk fakta yang dapat diolah dan disajikan menjadi sebuah informasi.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3)[6], data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber :

  1. Klasifikasi data menurut jenis data:
    1. Data Hitung (enumeration/counting data)
    Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.
    2. Data Ukur (measurement data)
    Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.

  2. Klasifikasi data menurut sifat data:
    1. Data Kuantitatif (quantitative data)
    Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.
    2. Data Kualitatif (qualitative data)
    Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

  3. Klasifikasi data menurut sumber data:
    1. Data Internal (internal data)
    Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dlakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.
    2. Data Eksternal (external data)
    Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain. Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
    a. Data Eksternal Primer (primary external data)
    Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.
    b. Data Eksternal Sekunder (secondary external data)
    Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Dasar Basis Data

Menurut Nugroho (2011:4)[5], “Sistem basis data sebagai koleksi dari data-data yang terorganisasi sedemikian rupa sehingga mudah disimpan dan dimanipulasi (diperbarui, dicari, diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta dihapus).”.

Menurut Kadir (2014:218)[7],”Basis Data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi.”

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa database adalah sekumpulan data yang saling terorganisir yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh dan mengolah suatu informasi.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut McFadden, dkk. Dalam Kadir (2014:45)[7], Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Menurut Kroenke Dalam Kadir (2014:45)[7],“informasi adalah “jumlah ketidakpastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima”. Artinya, dengan adanya informasi, tingkat kepastian menjadi meningkat”.

Menurut Davis Dalam Kadir (2014:45)[7], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Dari Ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini dan saat mendatang.

Sumber: Kadir (2014:46)
Gambar 2.4 Siklus Informasi

2. Ciri-Ciri Informasi

Menurut Davis dalam Kadir (2014:47)[7], Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut :

  1. Benar atau Salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.

  2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

  3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Sedangkan menurut Mc Leod dalam Darmawan dan Nur Fauzi (2013:2)[8], mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri :

  1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

  2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

  3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

  4. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.

Sumber: Kadir (2014:48)
Gambar 2.5. Hubungan Data, Informasi, dan Pengetahuan.

Konsep Dasar Pengukuran

1. Definisi Pengukuran

Menurut Morris dalam Junaidi (2013:59)[9],”Pengukuran merupakan suatu cara mendapatkan hasil atau data dalam sebuah penelitian.”

Menurut Azwar dalam Antika, dkk (2012:22)[10],”Pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel suatu kontinum.”

Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah kegiatan mengukur sesuatu yang dituliskan kedalam bentuk angka yang berfungsi untuk membandingkan suatu obyek dengan obyek lainnya.

2. Karakteristik Pengukuran

Menurut Azwar dalam Antika, dkk (2012:22) [10], karekteristik dari pengukuran, yaitu:

  1. Perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya, maksudnya apa yang diukur adalah atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu itu sendiri.

  2. Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif artinya, hasil pengukuran berwujud angka.

  3. Hasilnya bersifat deskriptif, maksudnya hanya sebatas memberikan angka yang tidak di interpretasikan lebih jauh.

Dari ketiga karakteritik yang disebutkan tersebut maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran merupakan pengambilan keputusan yang menghasilkan sebuah angka tetapi angka yag diberikan tidak memberikan interpretasi lebih jauh.

Definisi Tinggi Badan

Menurut Sandi (2013:40)[11],”Tinggi badan (TB) adalah tinggi dari lantai tanpa alas kaki sampai vertek (ubun-ubun) yang diukur pada sikap tubuh bersiap.”

Definisi Suhu Badan

Menurut Sutisna (2010), “Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.”

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Dermawan (2013:210)[12], “Analisis Sistem adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi.”

Menurut Jogiyanto dalam Mujiati (2013:1)[13] Analisis dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

2. Ruang Lingkup Analisa Sistem

Menurut Dermawan (2013:210)[12],”Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis dan mendisain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan satu informasi manajemen yang terpadu. Analis sistem juga menawarkan suatu perubahan dengan mengembangkan teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan. Dengan uraian tugas dan tanggung seperti di atas, maka seorang analis sistem haruslah orang yang memiliki pengetahuan yang terpadu antara aktivitas bisnis, sistem informasi dan teknologi.”

Analis sistem bukanlah seorang programmer yang ditugaskan/merasa mampu membuat program mutakhir dengan komputer untuk menyelesaikan masalah. Seorang programmer komputer belum tentu dapat melakukan analisis masalah yang dihadapi oleh perusahaan, seperti yang harus dilakukan penyusunan informasi manajemen, suatu sistem informasi yang memberikan informasi tentang aktivitas keuangan perusahaan.

DaIam menyusun sistem informasi manajemen suatu perusahaan diperlukan orang yang mampu memahami apa itu sistem informasi manajemen, masalah-masalah yang dihadapi dalam sistem informasi manajemen perusahaan tersebut dan mampu memberikan solusi serta menggabungkan solusi tersebut dengan bantuan teknologi komputer. Ada banyak istilah bagi analis sistem ini, seperti desainer sistem, pengembang sistem, konsultan sistem, konsultan manajemen, analis operasi, analis informasi, analis bisnis, dan knowledge engine untuk sistem pakar, tetapi yang paling sering digunakan di indonesia adalah analis sistem.

Konsep Dasar Perancangan

1. Definisi Perancangan

Menurut Al-Jufri (2011:141)[14], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru”.

Menurut Dermawan (2013:228)[15], “Rancangan Sistem adalah spesifikasi umum dan terperinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. spesifikasi perancangan umumnya dikerjakan oleh programmer agar sistem yang dirancang dapat diterapkan.”

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Widyaningtyas (2014:2)[16], “Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai".

Menurut Darmawan (2013:229)[15], “Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.”

Menurut Kadir (2014:357)[7],”Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.”

Berdasarkan ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Simamarta dalam Saefullah (2015:64)[17], Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Rapid Throwaway Prototyping
    Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  2. Prototype Evolusioner
    Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

3. Kelebihan dan Kelemahan Prototipe

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Sumber : Simarmata (2010:68)

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Adelia (2011:116)[18], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2)[19], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  2. Sumber: Tri (2015:3)
    Gambar 2.6 Flowchart Sistem (System Flowchart)

    </em></p>
  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

  4. Sumber: Tri (2015:4)
    Gambar 2.7 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  6. Sumber: Tri (2015:5)
    Gambar 2.8 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart' program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  8. Sumber: Tri (2015:6)
    Gambar 2.9 Flowchart Program (Program Flowchart)

  9. 5. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

  10. Sumber: Tri (2015:7)
    Gambar 2.10 Simbol Flowchart Proses


Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

Sumber: Tri (2015:8)
Gambar 2.11 Flowchart Proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Simarmata (2010:323)[20], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan”.

Menurut Rizky (2011:237)[20], “Testing" adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah suatu proses sebagai siklus hidup dan proses rekayasa terhadap aplikasi program secara terintegrasi untuk menemukan kesalahan program demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis sebelum diserahkan kepada pelanggan.

2. Proses-Proses Pengujian

Menurut Simarmata (2010:312)[20], pengujian dapat dilakukan pada tingkatan berikut:

  1. Pengujian Unit (Unit Testing)
    Menguji komponen perangkat lunak komponen atau modul. Setiap unit (komponen dasar) dari perangkat lunak yang diuji harus dipastikan bahwa desain terperinci untuk unit telah dilakukan dengan benar. Dalam sebuah lingkungan yang berorientasi objek, pengujian ini biasanya terjadi di tingkat kelas dan unit pengujian minimal, termasuk constructors dan destructors.

  2. Pengujian Integrasi (Integration Testing)
    Menjelaskan kecacatan dalam antarmuka dan interaksi antar komponen terpadu (modul). Semakin besar kelompok komponen perangkat lunak yang diuji terkait dengan elemen-elemen dari desain arsitekturnya akan dipadukan dan diuji sampai perangkat lunak bekerja sebagai sistem.

  3. Pengujian Sistem (System Testing)
    Menguji sistem terpadu secara penuh untuk memastikan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan.

  4. Pengujian Sistem Integrasi (System Integration Testing)
    Memverifikasi sistem terpadu untuk semua sistem eksternal atau pihak ketiga yang telah ditetapkan di dalam persyaratan sistem.

  5. 3. Jenis-Jenis Pengujian

    1. Black Box Testing

      1). Definisi Black Box Testing

      Menurut Siddiq (2012:4) [21] , “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak”. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar”.

      Menurut Warsito (2015:32) [22], ), “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

      Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian atau uji coba yang memfokuskan pada keperluan software atau perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

      2). Metode Pengujian Black Box Testing

      Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

      a). Equivalence Partitioning

      Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

      b). Boundary Value Analysis

      Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output..

      c). Cause-Effect Graphing Techniques

      Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut :

      1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

      2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

      3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

      4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.


      d) Comparison Testing

      Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

      e) Sample and Robustness Testing

      1) Sample Testing

      Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

      2) Robustness Testing

      Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.


      f) Behavior Testing dan Performance Testing

      1) Behavior Testing

      Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

      2) Performance Testing

      Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

      3) Requirement Testing

      Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

      Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

      Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

      g) Endurance Testing

      Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

      3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing


      Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

      Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

      Sumber: Siddiq (2012:68)

    2. White Box Testing

      1). Definisi White Box Testing


      Handaya dan Hakim Hartanto (2011:204) [23], ), “White Box adalah sebuah cara pengujian yang menerapkan struktur kontrol untuk dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh suatu uji kasus”.

      Menurut Rizky (2011:261) [24], ), “white box testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri".

      Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa white box testing adalah jenis atau cara pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail isi perangkat lunak untuk memperoleh suatu uji kasus..

      2). Langkah-Langkah White Box


      Adapun langkah-langkah pengujian terhadap white box, yaitu:

      a. Mendefinisikan semua alur logika.

      b. Membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian.

      c. Melakukan Pengujian

      3). Pengujian White Box

      Pengujian white box adalah pengujian yang didasarkan kepada pengecekkan ke dalam detail perancangan, penggunaan yang dilakukan struktur kontrol pada suatu desain pemograman untuk dapat membagi pengujian ke beberapa kasus pengujian. Metode pengujian dengan white box ini sering dilakukan untuk:

      a. Memberikan dan membuatkan suatu jaminan bahwa seluruh jalur yang independen hanya pakai modul minimal satu kali.

      b. Keputusan yang sifatnya logis bisa digunakan untuk seluruh kondisi true (benar) atau untuk seluruh kondisi false (salah).

      c. Mengeksekusi seluruh perulangan yang ada kepada batasan nilai dan operasionalnya terhadap setiap situasi dan kondisi.

      d. Syarat yang dilakukan menjalani strategi white box testing.

      e. Mendefinisikan tentang seluruh alur-alur logika yang ada.

      f. Membuat kasus yang akan digunakan terhadap tahapan uji.

      g. Hasil pengujian akan di lakukan evaluasi kembali.

      h. Pengujian yang dilakukan haruslah secara menyeluruh.

      Berdasarkan konsep pengujian white box ini, memeriksa kalkulasi dalam internal path untuk mengidentifikasi kesalahan. Adapun keungulan dan kelemahan dari pengujian white box ini, Keunggulanya adalah dapat mendeteksi kesalahan logika. ketidaksesuaian asumsi, case sensitive. Sedangkan, kelemahan dari pengujian white box testing ini adalah melibatkan sumber daya besar atau menjadikan uji coba white box testing ini boros.

    Konsep Dasar Elisitasi

    1. Definisi Elisitasi

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66)[25], “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

    Menurut Guritno (2011:302)[26], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

    2. Tahap-Tahap Elisitasi

    Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302)[26], elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

    a. Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    Elisitasi Tahap II

    Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

    1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

    2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

    3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

    c. Elisitasi Tahap III

    Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

    1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atauteknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?

    2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?

    3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

    1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

    2. Middle (M): Mampu dikerjakan.

    3. Low (L): Mudah dikerjakan.

    3. Final Draft Elisitasi

    Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

    4. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

    Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67), .elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

    a. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries)

    Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan olehseberapa dalam dan luas pengetahuan developerakan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkupdan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

    b. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan

    Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagiandari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

    c. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai

    Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

    5. Langkah-Langkah Elisitasi

    Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75), berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

    a. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

    b. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

    c. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi

    d. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

    e. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat

    f. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

    g. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama

    6. Masalah Dalam Elisitasi

    Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[25], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni :

    a. Masalah ruang lingkup

    Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

    b. Masalah pemahaman

    Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memil iki pemahaman yang sedikitdan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

    c. Masalah perubahan

    Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

    Teori Khusus

    Definisi Internet

    Menurut Kadir (2014:306)[7], ”Internet merupakan contoh jaringan yang menghubungkan jutaan komputer yang tersebardi seluruh penjuru dunia dan tidak ikut terikat pada satu organisasi apapun.”

    Menurut eWolf Community (2012:1), “Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking, yaitu jaringan komputer dalam skala dunia. Internet terdiri dari banyak jaringan komputer lokal yang saling terhubung sehingga membentuk jaringan global dengan segala macam aturan (protokol). Protokol utama yang digunakan saat ini adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol), yaitu sekumpulan aturan untuk komunikasi data antar komputer dalam suatu jaringan”.

    Konsep Dasar Jaringan Komputer

    1. Definisi Jaringan Komputer

    Menurut Sofana (2013:3)[27],”Jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti router, switch, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara.”.

    Menurut Sofana (2011:4)[28],”Jaringan komputer dapat dikatakan sebagai kumpulan beberapa buah komputer yang terhubung satu sama lain dan dapat saling berbagi resources.”

    2. Media Pengantar Jaringan Komputer

    Berdasarkan media penghantar, jaringan komputer dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

    1. Wire Network
      Adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya berbahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan sejenis fiber yang disebut fiber optic atau serat optik.

    2. Wireless Network
      Adalah jaringan tanpa kabel yang menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared atau inframerah. Frekuensi yang digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya di kisaran 2.4 GHz dan 5,8 GHz. Sedangkan untuk inframerah umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua buah komputer saja atau disebut point to point.

    Konsep Dasar Mikrokontroler

    1. Definisi Air

    Menurut Santoso, dkk (2013:17)[29], “Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serbaguna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemroframan Input-Output”.

    Menurut Syahwil (2013:53)[30], “Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kexil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima dan peogram yang dikerjakan”.

    Menurut Wardoyo, dkk (2015:65)[31], “Mikrokontroler adalah IC (Integrated Circuit) single chip yang di dalamnya terkandung RAM (Random Access Memory), ROM (Read Only Memory), mikroprosesor, dan piranti I/O (Input/Output) yang saling terkoneksi, serta dapat diprogram berulang kali, baik ditulis maupun dihapus.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah suatu alat elektronik digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus secara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

    Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektivitas biaya. Secaraharfiahnya bisa disebut pengendali kecil dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dab CMOS dapat direduksi atau diperkecil dan akhirnya terpusat lalu dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

    2. Arsitektur Mikrokontroler

    Menurut Setiawan (2011:11)[32], arsitektur adalah rancangan hardware internal yang berkaitan dengan: tipe, jumlah dan ukuran register serta rangkaian lainnya. Arsitektur pada sebuah mikrokontroler sangat mempengaruhi kinerja pada saat melakukan proses pengendalian (control).

    1. Arsitektur Von-Neuman
      Mikrokontroler yang di disain berdasarkan arsitektur ini memilik sebuah data bus 8-bit yang dipergunakan untuk "fetch" instruksi dan data. Program (instruksi) dan data disimpan pada memori utama secara bersama-sama. Ketika kontroler mengalamati suatu alamat di memori utama, hal pertama yang dilakukan dalah mengambil instruksi untuk dilaksanakan dan kemudian mengambil data pendukung dari instruksi tsb. Cara ini memperlambat operasi.

    2. Sumber : http://agfi.staff.ugm.ac.id
      Gambar 2.12. Arsitektur Mikrokontroller Von-Neuman

      </em></p>
    3. Arsitektur Harvard
      Arsitektur ini memilik bus data dan instruksi yang terpisah, sehingga memungkinkan eksekusi dilakukan secara bersamaan. Secara teoritis hal ini memungkinkan eksekusi yang lebih cepat tetapi dilain pihak memerlukan disain yang lebih kompleks.
    4. Sumber : http://agfi.staff.ugm.ac.id
      Gambar 2.13. Arsitektur Mikrokontroller Harvard

      </em></p>

      Didalam mempelajari mikrokontroler, kita dituntut untuk dapat menguasai dua hal yang sangat pokok, berdasarkan arsitektur mikrokontroler tersebut kedua hal tersebut adalah hardware dan software.

      Dari mikrokontroler. Hardware akan sangat kita perlukan ketika kita akan manggunakan mikrokontroler untuk berhubungan dengan device (perangkat) yang sifatnya berada diluar mikrokontroler, software (instruksi) dalam hal ini juga tidak kalah penting karena didalam mengendalikan suatu system kita juga harus memahami instruksi dari mikrokontroler yang digunakan.

    3. Instruksi Mikrokontroler

    Menurut Syahrul (2012:4),“Ada dua kosep populer yang berhubungan dengan desain CPU dan set instruksi.(1) Complex Instrution Set Computing (CISC) dan (2) Reduce Instruction Set Cumputing (RISC).

    1. Instruksi CISC
      Menurut Syahrul (2012:4-5), “Umumnya set instruksi CISC dibuat efisien dengan memasukan sejumlah besar complex instruction (instruksi kompeks). Tujuannya adalah mengurangi ukuran program yang telah terkompilasi (bahasa mesin) dengan instruksi-instruksi yang terbatas. Pada dasarnya sebuah instruksi kompleks adalah ekivalen daengan tiga atau empat simple instruction (instruksi sederhana). Karena program yang telah terkompilasi mempunyai ukuran kecil, kebutuhan memori utama juga kecil. Keuntungan lain dari instruksi kompleks adalah jumlah instruksi jumlah instruksi di dalam sebuah program (terkompilasi) lebih sedikit, waktu yang digunkan CPU untuk pengambilan (fetching) instruksi lebih sedikit. Karena itu kita memperoleh dua keuntungan mempunyai instruksi kompleks di dalam set instruksi yaitu mengurangi harga sistem (pengunaan memori kecil) dan mengurangi waktu ksekusi program. Namun demikian, diperlukan compiler efisiensi tinggi intuk menggunakan instruksi kompleks lebih sering pada saat translasi program bhasa tingkat tinggi ke program bahasa mesin. Karena itu, software sistem (compiler) menjadi sangat besar untuk membuat kode objek yang kecil.

    2. Instruksi RISC
      Dalam instruksi RISC Menurut Syahrul (2012:5), “ Istilah “KISS” sering digunkan dalam konsep RISC yang merupakan singkatan dari “Keep it short and simple”.”

    3. Arsitektur RISC mempunyai fitur sebagai berikut:

      1) Instruksi: Instruksinya sederhana.

      2) Set instruksi: Set instruksi sedikit.

      3) Panjang instruksi: Panjang instruksinya sama untuk semua instruksi

      4) Register: Register untuk penyimpanan operand jumlahnya besar.

      5) Arsitektur Load/Store: Operand untuk instruksi aritmetika seperti “ADD” tersedia di register dan bukan di memori. Demikian halnya hasil instruksi “ADD” disimpan di register bukan di memori. Jadi insruksi “LOAD” akan mendahului instruksi “ADD” dan instruksi “STORE” akan mengikuti instruksi “ADD”, jika diperlukan. Karena itu, compiler akan memberikan banyak instruksi “LOAD” dan “STORE”.

      6) Eksekusi Instruksi: Eksekusi instruksi yang lebih cepat (memberikan kecepatan siklus instruksi rata-rata satu clock per instruksi). Pipeline instruksi, memory cache internal (built-in) dan arsitektur sperscalar adalah yang termasuk dalam CPU supaya rata-rata satu instruksi menghasilkan pipeline untuk setiap clock.

    4. Komponen Mikrokontroler

    Menurut Syahrul (2012:15), ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini:

    1. RAM (Random Access Memory)
      RAM digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/Memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya.
    2. ROM (Read Only Memory)
      ROM digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user.
    3. Register
      Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial.
    4. Special Funtion Register
      Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM.
    5. Input dan Output Pin
      Pin Input adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.
    6. Interrupt
      Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.

    5. Input/Output Mikrokontroler

    Menurut Setiawan (2011:14) Mikrokontroller mempunyai beberapa Input/Output diantaranya yaitu :

    1. UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron.
    2. USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron.
    3. SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial sinkron.
    4. SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART (asynchronous serial port).
    5. I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat yang dikembangkan oleh Philips. Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer elektronik, otomotif dan indistri. I2C bus ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan hingga 128 titik dalam jarak 10 meter. Setiap titik dalam jaringan dapat mengirim dan menerima data. Setiap titik dalam jaringan harus memiliki alamat yang unik.
    6. Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan informasi analog (misalnya voltmeter, pengukur suhu dll).
    7. D/A (Digital to Analog) Converters. Kebalikan dar ADC seperti diatas.
    8. Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki ssebuah atau lebih komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal input/output terpasang pada bus mikrokontroller.

    6. Jenis-jenis Mikrokontroler

    Menurut Syahwill (2013:58-59), Jenis-jenis Mikrokontroler Umum Digunakan, yaitu:

    1. Keluarga MCS51
      Mikrokontroler ini termasuk dalam keluarga mikrokontroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64 KB dan RAM luar 64 KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengizinkan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (Programmable Logic Control).
    2. AVR
      Mikrokontroler Alv and Vegard's RISC processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, periferal dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90S,oc, keluarga ATMega, dan AT86RFxx.
    3. PIC
      Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga mikrokontroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam PIC cukup populer digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan serial pada komputer.
    4. Konsep Dasar Arduino UNO

      1. Definisi Arduino

      Menurut Syahwil (2013:60), “Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel”.

      Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

      Sumber : https://www.arduino.cc/
      Gambar 2.14 Mikrokontroler Arduino Uno

      Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply.Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board.Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan Processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

      Verify : Cek error dan lakukan kompilasi kode.

      Upload : Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.

      New : Membuat aplikasi baru.

      Open : Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.

      Save : Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board

      Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

      1. pin
        Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.
      2. 5V
        Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.
      3. 3,3V
        Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA Pin Ground berfungsi sebagai jalur ground pada arduino
      4. Memori
        ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.
      5. Input dan Output
        Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt.Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pullup resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

      Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

      1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.
      2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.
      3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output
      4. PWM dengan fungsi analogWrite().
      5. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.
      6. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.


      2. Definisi Arduino IDE

      Menurut Djuandi (2011:12),” IDE Arduino adalah software yang sangat canggih ditulis dengan menggunakan Java.” Software Arduino IDE terdiri dari:

      1. Editor Program merupakan sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing.
      2. Compiler merupakan sebuah modul yang mengubah kode program(bahasa peocessing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa memahami bahasa processing. Yang bisa dopahami oleh mikrokontroler adalah kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
      3. Uploader merupakan sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memori di dalam papan arduino.

      Adapun cara instalasi Arduino IDE adalah sebagai berikut:

      1. Instal program Arduino IDE, instalasi program tersebut dapat didownload secara gratis melalui website Arduino http://arduino.cc/en/Main/Software
      2. Sumber : https://www.arduino.cc/
        Gambar 2.15. Arduino Instalation Options

      3. Berikan tanda checklist pada komponen yang akan diinstal
      4. Sumber : https://www.arduino.cc/
        Gambar 2.16. Arduino Instalation Folder

      5. Pilih folder tempat menginstall software Arduino IDE, lalu klik next.
      6. Sumber : https://www.arduino.cc/
        Gambar 2.17. Arduino Setup Installing

      7. Proses Instalisasi sedang berjalan. Tunggu sampai instalasi selesai lalu klik close.

      Konsep Dasar Sensor

      1. Definisi Sensor

      Menurut Santoso (2013:17), “Sensor adalah suatu alat yang merubah dari besaran fisika menjadi besaran listrik.”

      Fraden dalam McGrath, dkk (2013:15) mengatakan bahwa:

      A sensor can be defined as device that receives a stimulus and responds with an electrical signal.

      (Sensor dapat didefinisikan sebagai alat yang menerima stimulus dan meresponnya dengan menggunakan sinyal elektrik)

      Menurut Chandra (2011:32), “Sensor (transduser) adalah peralatan yang digunakan untuk mengubah suatu besaran fisik menjadi listrik.” Sensor harus memiliki syarat-syarat berikut ini:

      1. Sensitivitas tinggi sesuai besaran yang diukur.
      2. Tidak sensitive pada besaran lain yang tidak diukur disekitar tempat pengukuran.
      3. Sifat objektif tidak berubah karena penggunaan sensor.

      2. Jenis-Jenis Sensor

      1. Sensor Mekanik.
        Sensor mekanik adalah sensor yang digunakan untuk megubah besaran mekanik menjadi listrik. Pada sensor mekanik, keluaran sensor berubah sesuai perubahan gaya atau perubahan jarak (perpindahan), linear maupun rotasi. Fungsi sensor mekanik bermacam-macam antara lain untuk mengukur panjang, luas aliran masa, gaya, torsi, tekenan, kecepatan, percepatan dan panjang gelombang akustik.
      2. Sensor Optik.
        Sensor optik adalah sensor yang digunkan untuk mengubah besaran optik menjadi besaran listrik. Pada sensor optik, Fungsi sensor optik bermacam-macam, antara lain untuk mengukur intensitas cahaya, warna dan deteksi objek. Dalam rangka melakukan penelitian ini, penulis menggunakan tiga buah sensor, diantaranya:

      1. Sensor Ultrasonik

      Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini mengjasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi obyek yang memantulkannya. Jenis obyek yang dapat diindera diantaranya adalah: obyek padat, cair, butiran, maupun tekstil.

      Sumber: www.modmypi.com
      Gambar 2.18 Sensor Ultrasonik HC-SR04

      2. Sensor Suhu IR MLX90614

      Menurut Yuni dkk, (2015:89), “Sensor Infra Merah MLX90614 merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dengan memanfaatkan radiasi gelombang inframerah. Sensor MLX90614 didesain khusus untuk mendeteksi radiasi inframerah dan secara otomatis telah didesain sehingga dapat mengkalibrasikan energi radiasi inframerah menjadi skala temperatur.”

      Sensor ini terdiri dari detektor thermopile inframerah MLX811D1 dan signal conditioning ASSP MLX9D302 yang digunakan untuk memproses keluaran dari sensor inframerah. Pada thermopile terdiri dari layer – layer atau membran yang terbuat daru silikon yang mengandung banyak sekali termokopel sehingga radiasi inframerah yang berasal dari objek akan ditangkap oleh membran tersebut.

      Sumber: www.amazon.com
      Gambar 2.19 Sensor IR MLX90614

      Konsep Dasar Rangkaian Listrik AC dan DC

      1. Definisi Rangkaian Listrik AC

      Menurut Kholifudin (2014:27),” Rangkaian listrik AC adalah suatu rangkaian listrik yang dihubungkan dengan sumber arus yang besarnya selalu berubah setiap saat.”

      Rangkaian AC terdiri dari Hambatan ( R ), Kumparan (L), dan kapasitor ( C ) yang dirangkai secara seri dengan sumber tegangan AC seperti pada gambar di bawah ini.

      Sumber: Kholifudin (2014:27)
      Gambar 2.20 Rangkaian Seri R-L-C Listrik AC

      2. Definisi Rangkaian Listrik DC

      Menurut Kholifudin (2014:26) ,”Rangkaian Listrik DC yaitu suatu rangkaian listrik dengan sumber tegangan searah (DC) dimana tegangan (V) dan arus (I) yang mengalir pada rangkaian tetap, dihubungkan dengan beban yaitu hambatan ( R ) yang dirangkai seri sama paralel.”

      Sumber: Kholifudin (2014:27)
      Gambar 2.21 Rangkaian Hambatan Seri Listrik DC

      Pada susunan seri berlaku;
      Hambatan pengganti rangkaian secara seri adalah:
      Rs = R1+R2+R3)

      Rangkaian listrik DC yaitu suatu rangkaian listrik dengan sumber tegangan searah (DC) yang dihubungkan dengan beban yaitu paralel. Seperti ditunjukan pada gambar dibawah

      Sumber: Kholifudin (2014:27)
      Gambar 2.22 Rangkaian Hambatan Paralel Listrik DC

      Besar daya rangkaian listrik DC adalah:

      Besar arus yang mengalir melewati hambatan R1, R2, R3 berbeda–beda tetapi besar beda potensialnya sama besar yaitu V1=V2=V3

      Besar daya rangkaian listrik DC adalah:

      Konsep Dasar Komponen Elektronika

      Definisi Elektronika

      Menurut Ernawati Waridah (2014:152), “Elektronika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari pemancaran, perilaku, dampak elektron, serta alat-alat yang menggunakannya.”

      Definisi elektronika secara umum adalah ilmu yang mempelajari tentang listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat.

      Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices).

      Menurut Kadir (2013:2) Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang mengandung komponen-komponen elektronik.

      Contoh peralatan (piranti) elektronik : Radio, TV, kamera video, kamera digital, computer, Laptop , smart card, dll.

      2. Jenis-Jenis Komponen Elektronika

      Menurut Suyambazhahan (2012:274) Komponen elektronika dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

      a. Komponen Pasif

      Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang apabila dialiri aliran listrik tidak menghasilkan tenaga seperti: perubahan tegangan, pembalikan fasa, penguatan dan lain-lain

      Beberapa komponen yang termasuk dalam komponen pasif di antaranya adalah:

      1. Resistor atau Tahanan

      2. Menurut Hermawan (2014:262), “Resistor adalah satu elemen elektronika yang digunakan sebagai hambatan listrik”.

        Menurut Winarno (2011:39), “Resistor adalah salah satu komponen elektronik yang membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup”.

        Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi memberikan tahanan atau hambatan arus listrik.

        Sumber: Winarno (2011:39)
        Gambar 2.23. Resistor

        Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi.

        Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantungpada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

        Nilai resistor biasanya diwakili dengan kode angka maupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. Tabel warna resistor dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

        (Sumber: http://chamchumcham.blogspot.com/ )
        Gambar 2.24. Skema Warna Resistor

        Resistor terbagi menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap dan resistor tidak tetap.

        A. Resistor Tetap
        Resistor tetap yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.

        (Sumber :Rangkaianelektronika)
        Gambar 2.25. Resistor Tetap

        Resistor tetap dibagi menjadi 6 yaitu:

        1. Resistor Kawat
        Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektroniaka masih mengguanakan Tabung Hampa (Vacuum Tube). Bentuknya bervariasi dan fisik agak besar. Resisistor ini biasanya banyak digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahanan yang tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi.

        2. Resistor Batang Karbon (Arang)
        Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberililitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan untuk pembacaanya dapat dilihat pada table kode warna.

        3. Resistor Keramik atau Porselin
        Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai resisitor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 Watt, 1/3 Watt, ½ Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

        4. Resisitor Film Karbon
        Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna seperti pada Resistor Karbon.

        5. Resistor Film Metal
        Resistor Film Metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon dan memiliki keadalan dan stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap perubahan temperatur.

        6. Resisitor Tipe Film Tebal
        Resistor jenis ini bentuknya merip dengan resistor film metal, namun resistor ini dirancang khusus agar memiliki kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah resistor film tebal dengan rating daya 2 Watt saja sudah mampu untuk dipakai menahan beban tegangan di atas satuan Kilo Volt.

        B. Resistor Tidak Tetap
        Resistor tidak tetap yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/trabel) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.

        (Sumber :Rangkaianelektronika)
        Gambar 2.26. Resistor Tidak Tetap

        Resistor tidak tetap dibagi menjadi 5 yaitu:

        1. Potensiometer
        Potensiometer adalah komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai dengan keinginan.Bentuk fisik dari Potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan kawat atau arang (karbon).

        3. NTC dan PTC
        NTC adalah singakatan dari Negative Temperature Coefficient sedangkan PTC adalah singkatan dari PositiveTemperature Coefficient. Sifat dari komponen NTC adalah resisitor yang nilai tahannya akan menurun apabila temperature sekelilingnya naik dan sebaliknya komponen PTC adalah resistor yang nilai tahannya akan bertambah besar apabila temperaturnya turun.

        4. LDR ( Light Dependent Resisitor)
        LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resisitor yaitu resisitor yang tergantung cahaya, artinya nilai tahannya akan berubah-ubah apabila terkena cahaya dan perubahannya tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya.

        5. VDR (Volttage Dependent Resistor)
        VDR adalah singkatan dari Volttage Dependent Resistor yaitu resistor yang nilai tahannya akan berubah tergantung tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan bertambah besar.

      3. Kapasitor atau Kondensator

      4. (Sumber: http://elektronikadasar.info/)
        Gambar 2.27. Kapasitor

        Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tunersebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F).

        Rumus Kapasitor

        Q = C.V
        Keterangan:
        Q : Muatan (Coulumb)
        C : Kapasitas yang (Farad)
        V : Tegangan yang (Volt)
        (1 Coulumb = 6,3*1018 elektron)

        Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :

        a) Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.

        b) Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum.

        c) Kapasitor yang nilainya dapat diatur, kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

      5. Induktor

      6. (Sumber: http://teknikelektronika.com/)
        Gambar 2.28. Induktor (Coil)

        Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).

        (Sumber: http://ericksicr7.blogspot.co.id/)
        Gambar 2.29 Simulasi Kerja induktor

      b. Komponen Aktif

      Komponen aktif adalah komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang melaluinya.

      Ada beberapa yang termasuk komponen aktif antara lain adalah:

      1. Dioda
      2. (Sumber: http://skemaku.com/)
        Gambar 2.30 Dioda

        </p>

        Dioda (Diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

        Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah:

        a) Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.

        b) Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.

        (Sumber: http://yk69.blogspot.co.id )
        Gambar 2.31. Simbol Dioda Zener.

        </p></div>

        c) Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.

        (Sumber: http://www.mainbyte.com)
        Gambar 2.32. Bentuk dan Simbol LED.

        </p></div>

        d) Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.

        e) Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.

        f) Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.

      3. Transistor
      4. (Sumber: http://www.mainbyte.com)
        Gambar 2.33. Bentuk dan Simbol Transistor

        Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide. Secara umum, Transistor dapat dibagi menjadi 2 kelompok Jenis yaitu Transistor Bipolar (BJT) dan Field Effect Transistor (FET). Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta Terminal Collector atau Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”.

        Fungsi transistor diantaranya adalah:
        1. Sebagai Penyearah
        2. Sebagai Penguat tegangan dan daya
        3. Sebagai Stabilisasi tegangan
        4. Sebagai Mixer
        5. Sebagai Osilator
        6. Sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)

      5. IC (Intragated Circuit)
      6. IC dapat didefinisikan sebagai kumpalan dari beberapa komponen hingga ribuan komponen elektronika yang berupa transistor, resistor dan komponen elektronika yang lain dan membentuk rangkaian elektronika dan juga fungsi rangkaian elektronika tertentu, dikemas dengan kemasan yang kompak dan kecil dalam suatu pin atau kaki sesuai dengan fungsinya. Kemasan itu kemudian dapat disebut Integrated Circuit (IC).

        (Sumber: http://www.getdomainvids.com)
        Gambar 2.34. IC (Integrated Circuit)

        Untuk mempermudah pemakaian IC maka dibentuklah suatu bentuk standard, seperti: SIP (Single Inline Package) dan DIP (Dual Inline Package). Untuk kaki IC seperti DIP susunannya terdiri dari: dua jalur simetris yaitu: 8, 14, 16 dll.

      Definisi LCD

      Menurut Kadir (2013: 196), “ Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan.”

      Menurut Sulistyowati dkk (2012:1), “LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD bisa memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik daya.”

      (Sumber : www.robomart.com)
      Gambar 2.35 LCD 16x4

      Konsep Dasar Ubidots

      1. Definisi Ubidots

      Ubidots adalah tentang membantu dunia memahami data yang dihasilkan oleh ribuan sensor di sekitar kita.

      Ubidots menyediakan layanan rekayasa untuk kesehatan, makanan, industri minyak & gas di Amerika Latin. Selama lebih dari 5 tahun tim Ubidots merancang layanan awan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar proyek Internet.

      Ubidots adalah startup muda dan alumni Mass Challenge Accelerator '13 (Boston, MA), startup accelerator terbesar di dunia. Produk ubidots dikembangkan dari Atom House Medellín dan Bogota, dengan kehadiran pengembangan bisnis di Boston. Ubidots didukung oleh lembaga inovasi Inpulsa dan Ruta n.

      Sumber : http://www.ubidots.com/.
      Gambar 2.36. Logo Ubidots

      2. Perangkat-Perangkat yang Mendukung

      Ubidots mendukung beberapa perangkat seperti Arduino, Raspberry Pi, Microchip, Spak Core, Electric Imp, dll.

      Sumber: http://ubidots.com/features-data-capturing.html#arduino.
      Gambar 2.37. Perangkat Pendukung.

      Definisi Internet of Things

      Menurut xxx (xxxx:230),”IOT (Internet of Things) didefinisikan sebagai teknologi yang memungkinkan adanya pengendalia, komunikasi, dan kerja sama dengan berbagai perangkat keras melalui jaringan internet.”

      IOT (Internet Of Things) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif

      "A Things" pada Internet of Things dapat didefinisikan sebagai subjek misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan peternakan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi built-in sensor untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah. Sejauh ini, IOT paling erat hubungannya dengan komunikasi machine-to-machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminyakan, dan gas. Alat internet pertama, misalnya, adalah mesin Coke di Carnegie Melon University di awal 1980-an. Para programer dapat terhubung ke mesin melalui Internet, memeriksa status mesin dan menentukan apakah ada atau tidak minuman dingin yang menunggu mereka, tanpa harus pergi ke mesin tersebut.

      Gambar 2.38. IOT (Internet Of Things)

      Berikut ini adalah beberapa manfaat dalam beberapa bidang, yakni :
      1. Sektor Pembangunan
      2. Sektor Energi
      3. Sektor Rumah Tangga
      4. Sektor Kesehatan
      5. Sektor Industri
      6. Transportasi
      7. Perdagangan
      8. Keamanan
      9. Teknologi dan Jaringan

      Konsep Dasar Literature Review

      1. Definisi Literature Review

      Menurut Guritno (2011:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

      Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan literature review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

      2. Kajian Literature Review

      Menurut Guritno (2011:87), dalam melakukan kajian literature review. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

      1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.

      2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

      3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

      4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

      5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

      3. Jenis-Jenis Penelitian

      Menurut Guritno (2011:22), jenis-jenis penelitian yaitu:

      a) Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya

      Secara umum penelitian mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:

      1. Penelitian Dasar (basic research)
        Penelitian dasar disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research), penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.

      2. Penelitian Terapan (applied research)
        Penelitian terapan berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

      3. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
        Penelitian evaluasi fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja. Sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi ataupun lembaga.

      Tabel 2.3 Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluasi

      Sumber: Guritno (2011:26)

      b) Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya

      Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan yaitu:

      1. Penelitian Deskriptif
        Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.

      2. Penelitian Prediktif
        Penelitian prediktif (predictive research), studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.

      3. Penelitian Improftif
        Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program.

      4. Penelitian Eksplanatif
        Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.
      5. Penelitian Eksperimen
        Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.
      6. Penelitian Ex Post Facto
        Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.
      7. Penelitian Partisipatori
        Bonnie J. Cain penulis buku Parsticipatory Research, Research with Historical Consciousness mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.
      8. Penelitian dan Pengembangan
        Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

      Literature Review

      Literature Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Banyak penelitian sebelumnya yang membuat sistem pengontrolan yang sejenis dengan penelitian saya. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini dibutuhkan study pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Beberapa Penelitian yang ada diantaranya yaitu :

      1. Penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Muhammad Khiabbani Fakhri [2015] dari STMIK Raharja yang berjudul “Pengukur Tinggi Badan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Dual Mode pada SDIT Al- Istiqomah”. Alat ini dapat mengukur tinggi badan manusia secara digital menggunakan sensor ultrasonik dengan output berbasis suara dan notifikasi pada aplikasi android. Mikrokontroler yang digunakan pada penelitian ini adalah ATmega328.

      2. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Ferry Sudarto, M.Firman dan Sugeng Adi Atma [2013] dari Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul “Tongkat Ultrasonik untuk Tunanetra sebagai Deteksi Jarak Benda dengan Output Suara” ini diusulkan untuk merancang tongkat ultrasonik untuk tunanetra dengan menggunakan teknologi berbasis mikrokontroler yang dapat mendeteksi keberadaan suatu objek. Untuk bisa mendeteksi jarak benda, tongkat ultrasonik dilengkapi oleh berbagai modul diantaranya adalah sensor Ultrasonik D-Sonar untuk mengukur jarak pengguna dengan benda didepannya, mikrokontroler AT89S51 sebagai memori program, dan ISD 2590 sebagai perekam suara untuk output. Gelombang ultrasonik ini akan dipancarkan dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan dipantulkan kembali. Sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler. Mikrokontroler akan mengontrol dan mengolahnya, sehingga dapat dihasilkan suatu output berupa suara. Dan sebagai pencatu tegangan untuk semua rangkaian digunakan battery.

      3. Penelitian dalam sebuah jurnal yang dilakukan oleh Rizky Mulia Utama dan Rhenza Syasepta [2013] dari AMIK GI MDP yang berjudul “ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER”. Penelitian ini membahas mengenai perancangan alat ukur tinggi badan dan berat badan menggunakan sensor ultrasonik dan sensor load cell dengan output berupa tampilan pada layar LCD grafis 16x2. Dimana batas ketinggian maksimal yang dapat diukur oleh sensor ultrasonik ini adalah 200 cm dan batas maksimal berat yang dapat diukur oleh alat ini sebesar 100 kg.

      4. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Yoppy Bagus Budiarto [2012] yang berjudul “Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S5” ini diusulkan untuk merangkaian Pengukur Tinggi Badan Digital Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Adapun rangkaian ini terdiari dari beberapa blok rangkaian. Diantaranya adalah, power supply dengan keluaran sebasar 5 V, blok sensor dengan menggunakan modul sensor Ultrasonik PING, bagian control yang menggunakan mikrokontroler AT89S51, serta output yang berupa Liquid Crystal Display (LCD). Sebuah sensor PING Ultrasonik akan mendeteksi benda di sekitar sensor. Pemancar Sensor akan mengirimkan gelombang ultrasonik. Jika gelombang ultrasonik memantul kembali ke penerima, berarti ada objek di sekitar sensor. Mikrokontroler akan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menerima gelombang ultrasonik dan menentukan jarak antara sensor dengan lantai. Jarak dapat dibaca dari Liquid Crystal Display (LCD). Setelah dirakit dan diuji, perangkat ini bekerja dengan baik. Perangkat ini dapat mendeteksi objek sampai dengan jarak 255 Cm dari sensor.

      5. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh A. Ejah Umraeni Salam & Cristophorus Yohannes Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin [2011] berjudul “Pengukur Tinggi Badan Dengan Detektor Ultrasonik”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat untuk mengukur tinggi badan dengan memanfaatkan sensor ultrasonik. Sensor ultrasonik ini mengirimkan pulsa ultrasonik yang apabila mengenai suatu objek maka pulsa tersebut akan memantul dan diterima kembali oleh receiver sensor tersebut. Output dari sensor ultrasonik ini kemudian akan diolah dengan menggunakan mikrokontroller ATmega8535 kemudian diolah menjadi data dan data tersebut dapat dibaca dengan menggunakan alat display berupa LCD. Pengukur tinggi badan ini menggunakan pemrograman bahasa C yang berfungsi untuk mengolah dan menata sistem kerja rangkaian mikrokontroller ATmega8535 dan rangkaian sensor ultrasonik agar bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

      6. Penelitian dalam sebuah jurnal yang telah dilakukan oleh Edi Setiawan [2011] yang berjudul “Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Ultrasonic Berbasis Mikrokontroler atmega16 Dengan Tampilan LCD”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan alat pengukur tinggi badan dengan menggunakan sensor ultrasonic untuk mengitung data dari obyek yang diterima. Sensor ini memiliki ketelitian membaca adanya obyek yaitu 2 - 3 em, sedangkan jarak maksimal yang dapat diterima sensor adalah 300 em, sedangkan pada perancangan ini konstruksi alat yang dibuat yaitu dengan tinggi 200 em tinggi maksimalnya. Sebagai pusat kendali dari alat ukur ini menggunakan Mikrokontroler ATmega16 yang diprogram dengan menggunakan bahasa C++. Sehingga didapat sebuah alat ukur tinggi badan yang mampu mengukur sebuah obyek dengan ketelitian sensor untuk membaca data yaitu 197 em tinggi maksimal dan tinggi minimalnya yaitu 110 em. Hanya saja sistem ini masih memiliki tingkat kesalahan total rata-rata sebesar 0.37% yang dipengaruhi oleh kontruksi alatanya maupun kesalahan dari sensor ultrasonic dalam pengambilan data. Keunggulan dari alat ini yaitu sudah menggunkan teknologi sekarang yaitu mikrokontroler dan sensor, sedangkan untuk tampilan hasil pengukuranya sudah digital yaitu dengan menggunakan LCD. Sedangkan kekurangan dari alat ini yaitu dalam kontruksi alatnya dan pembacaan sensornya, sehingga hasil yang diperoleh dari pengukuran masih mengalami kesalahan.

      7. Penelitian yang dilakukan oleh XIAHOU Kai-shun,ZENG Xian-jin,HU Li-kun,LI Guang-ping,YE Ren-huan [2011] dari College of Electrical Engineering,Guangxi University,Nanning, China sebagai bentuk jurnal dengan judul “Design of Human-body Temperature Monitoring System Based on MLX90614 and ZigBee” pada perancangan ini penulis mendesain skema sistem pengukur suhu tubuh nirkabel mengunakan MLX90614, ZigBee, dan sensor suhu DS18B20 digunakan untuk mengumpulkan data suhu ruangan. Pengukuran suhu didapat dari penyelarasan data yang didapat dari sensor DS18B20 dan sensor MLX90614, yang membantu untuk membandingan antara suhu ruangn dan suhu tubuh. yang akan dikikim oleh ZigBee melalui media nirkabel kepada komputer untuk diolah dan dipelajari.

      8. Penelitian yang dilakukan oleh Ganesh Sharma and Dipanjan Bhattacharjee [2016] dari Sikkim Manipal Institute of Technology, Majhitar, India sebagai bentuk jurnal dengan judul “Optimization of Sensor and Wireless Network for Forest Fire Detection” pada perancangan ini penulis mendsain sistem untuk mendeteksi kebakaran dan titik api pada hutan, menggunakan Arduino Uno sebagai pusat kendali alat, sensor MLX90614, BMP085, DS18B20 untuk mengukur suhu, setelah diolah oleh pusat kendali data akan dikirimkan ke komputer pusat melalui modul nirkabel ZigBee untuk dimonitor dan mendeteksi kebakaran.

      9. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Martinez [2014] dari Florida International University, USA sebagai bentuk jurnal dengan judul “Fire Reconnaissance Rover” pada perancangan ini penulis merancang sebuah rover yang mampu mendeteksi api data tempat yang tidak mampu dijangkau oleh manusia. Alat in menggunakan BotBoaraduino sebagai pusat kendali dan sensor MLX 90614 sebagai pendeteksi api.

      10. Penelitian yang dilakukan oleh Robin Moreno Rinding dan Stefanos Aktas [2016] dari School of Industrial Engineering and Management (ITM), Machine Design (Dept.), Swedia sebagai bentuk lapora akhir dengan judul “Heat Following Robot” pada perancangan ini penulis merancang sebuah robot yang mampu mengikuti objek melalui panas. Menggunakan termometer inframerah yang mampu mengukur panas dari jarak tertentu. Untuk melakukannya, robot akan bergerak kearah yang lebih hangat. Hasil dari alat ini, robot mampu mendeteksi dan merasakan serta mengikuti lokasi objek.

      Dari beberapa sumber literatur review di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang mikrokontroler, Arduino UNO, sensor Ultrasonik dan pengukur tinggi badan sudah banyak dibahas. Tetapi belum ada penelitian tentang pembuatan pengukuran tinggi dan suhu badan yang terintegrasi dalam satu alat yang bisa menyimpan data ke dalam database. Untuk itu saya melakukan penelitian untuk kemajuan teknologi yang sekarang ini sudah berkembang dengan pesat sehingga hasil penelitian pembuatan alat ini dapat membantu pemeriksaan kesehatan dalam arti mengukur tinggi dan suhu badan manusia. Untuk itu dibuatlah penelitian yang berjudul “TEKNOLOGI IOT UNTUK MEMBANTU PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA PADA UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA”.

      BAB III

      PEMBAHASAN

      Analisa Organisasi

      Gambaran Umum SMK Mandiri 2 Balaraja

      SMK Mandiri 2 Balaraja adalah sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Mandiri (Yaspendri 79) yang beralamat di Jl. Raya Kresek Km. 0,5 Balaraja. Saat ini sekolah ini memiliki 5 buah jurusan diantaranya Teknik Komputer dan Jaringan, Multimedia, Administrasi Perkantoran, Akuntansi Keuangan, dan Broadcasting. Memiliki bangunan 3 lantai sehingga proses pembelajaran di sekolah ini bisa berlangsung secara kondusif. Jumlah siswa untuk tahun ajaran 2016/2017 adalah sekitar 1540 siswa.

      Sejarah Singkat SMK Mandiri 2 Balaraja

      Gambar 3.1 SMK Mandiri 2 Balaraja


      SMK Mandiri 2 Balaraja berdiri sejak Tanggal 05 Februari Tahun 1996 dengan Nomor SK : 164/102.1/1996 Dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Jawa Barat. bertempat di Jalan Raya Kresek Km. 0.5 Balaraja Kabupaten Tangerang

      Pendirian SMK Mandiri 2 Balaraja mempunyai beberapa alasan diantaranya adalah:

      1. Didorong oleh kesadaran dan hasrat ingin maju dari masyarakat Balaraja bahkan juga masyarakat sekitarnya.

      2. Mengingat di Kabupaten Tangerang pada waktu itu SMK terbatas hanya ada di wilayah kota kabupaten saja, sedangkan kesadaran dan hasrat ingin maju telah meluas sampai jauh kepelosok desa, sedangkan jarak antara Kecamatan Balaraja dan Kota Kabupaten Tangerang sejauh 25 KM.

      Pendirian SMK Mandiri 2 Balaraja di Balaraja dimaksudkan pula sebagai realisasi cita-cita ke arah pemerataan kesempatan kerja.

      Saat itu bangunan baru berdiri 3 ruang belajar dengan status penggunaan pagi sampai siang dan siang hari sampai sore. Jumlah rombongan belajar sebanyak 3 rombel dan jumlah siswa 125 orang dengan jurusan yang dikembangkan saat itu adalah Jurusan Perkantoran. Kondisi fasilitas pun masih minim, hanya ada 3 kelas yang dapat digunakan oleh siswa.

      Seiring waktu berjalan, pelan-pelan kondisi sekolah pun berubah. Terlihat perkembangan yang cukup jelas bahwa sekolah ini tumbuh menjadi sekolah yang besar dengan pengelolaan yang baik.

      Sekarang, jumlah ruang belajar & siswa pun sudah banyak, dengan fasilitas yang sudah memadai. Serta memiliki empat jurusan (Paket Keahlian), yaitu Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Multimedia & Teknik Komputer & Jaringan

      Berikut urutan Pimpinan SMK Mandiri 2 Balaraja, dari mulai berdiri hingga sekarang:

      1. Drs. H. Ahmad Chaerani  : Juli 1997 s.d November 2000

      2. Drs. Biso Hartono  : November 2000 s.d November 2001

      3. Drs. Supriyadi  : Juli 2002 s.d Juni 2003

      4. Drs. Sutarman P.  : Juli 2003 s.d Desember 2004

      5. Aswani, S.Pd  : Desember 2004 s.d Desember 2007

      6. Drs. H. Empik Sukmadadi  : September 2008 s.d Juni 2012

      7. Drs. H. Ahmad Chaerani  : Juli 2012 s.d Agustus 2015

      8. Dedi Afandi, S.P.  : Agustus 2015 s.d Sekarang

      Visi, Misi dan Tujuan SMK Mandiri 2 Balaraja

      Dengan pengembanan tugas dan fungsi yayasan SMK MANDIRI 2 BALARAJA serta mengikuti kebijakan pemerintah di sektor pendidikan, maka perlu dirumuskan visi dan misi

      1. VISI

      Terdepan Dalam Dunia Pendidikan Kejuruan, Peka Terhadap Kemajuan IPTEK Dan Profesional Dalam Layanan.

      2. MISI

      Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Memiliki Kualitas Iman dan Taqwa Dalam Upaya Menciptakan Lingkungan Wirausaha yang Handal dan Tenaga Kerja yang Profesional.

      3. MOTTO

      1. Amanah, komitmen dan konsisten terhadap tugas

      2. Semangat kekeluargaan dan kebersamaan

      3. Proporsional

      4. Profesional

      5. Mengutamakan Kepentingan Umum

      Struktur Organisasi

      Agar setiap perusahaan atau institusi dapat berjalan dengan baik dan aktivitas operasional perusahaan atau insitusi tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka dibentuklah struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam aktifitas perusahaan atau institusi, hal tersebut dimaksudkan agar setiap anggota sapat mengetahui dengan pasti apa saja yang menjadi tugas dan wewenangnya masing – masing dan kepada siapa saja anggota tersebut harus mempertanggung-jawab kan hasil pekerjaannya.

      Gambar 3.2 Struktur Organisasi SMK Mandiri 2 Balaraja

      Wewenang dan Tanggung Jawab

      SMK MANDIRI 2 BALARAJA dalam menejemennya terdapat bagian – bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawabdalam menjalankan dan menyelesaikan semua pekerjaannya.

      Berikut tugas dan kewajiban bagian–bagian yang ada pada SMK MANDIRI 2 BALARAJA adalah sebagai berikut :


      1. Tugas dan Kewajiban Ketua Yayasan

      1. Merumuskan dan menentukan kebijakan yayasan yang berkaitan dengan visi dan misi yayasan serta bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan belajar mengajar.
      2. Mengidentifikasikan, mengendalikan fasilitas dan oprasional yayasan.
      3. Menerima laporan keuangan setiap bulannya.
      4. Mengkoordinasikan setiap fungsi dalam perusahaan agar dapat melaksanakan fungsinya masing – masing dalam rangka pencapaian tujuan prusahaan.

      Melakukan control terhadap fungsi masing – masing unit yang dikelola yayasan.

      2. Tugas Dan Kewajiban Kepala Sekolah

      1. Mengatur seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
      2. Merumuskan dan menentukan kebijakan kegiatan mengenai kegiatan di sekolah.
      3. Mengkoordinasikan semua staf dalam organisai sekolah.

      3. Tugas dan Kewajiban Tata Usaha

      1. Membuat laporan administrasi sekolah setiap bulannya.
      2. Membuat laporan keuangan.
      3. Memberikan layanan terhadap semua kegiatan guru.

      4. Tugas dan Kewajiban Wakasek Kurikulum dan Staff Kurikulum

      1. Menyusun jadwal kegiatan belajar mengajar.
      2. Membantu kepala sekolah dalam merumuskan kebijakan yang mencakup kegiatan belajar mengajar.
      3. Menentukan bahan ajar tiap – tiap jurusan.
      4. Mengatur siswa siswi dalam kegiatan PKL di perusahaan.
      5. Membantu siswa siswi mencari pekerjaan setelah kelulusan atau membantu memudahkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

      5. Tugas dan Kewajiban Wakasek Sarpras

      1. Menjusun budget pembelian alat alat menyangkut fasilitas sekolah.
      2. Menjaga dan bertanggung jawab penuh terhadap fasilitas dan aset sekolah.

      6. Tugas dan Kewajiban Wakasek Kesiswaan dan Pembina Osis

      1. Mengkoordinasikan semua koordinasi ekstrakurikuler.
      2. Mengatur kegiatan osis atau organisasi sekolah.

      7. Tugas dan Kewajiban Kepala Program Setiap Jurusan

      1. Mengatur dan menjaga siswa/siswi setiap jurusan.
      2. Membantu program kerja setiap jurusan.
      3. Membantu kinerja wali kelas dan memonitoring kinerja wali kelas.

      8. Tugas dan Kewajiban Dewan Guru

      1. Melakukan kegiatan belajar mengajar.
      2. Memberikan penilaian terhadap siswa yang mengikuti pembelajaran.
      3. Memberikan contoh kepribadian yang baik terhadap siswa.

      Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

      Prosedur Sistem Berjalan

      Prosedur pengukuran tinggi badan dan suhu badan siswa di UKS SMK Mandiri 2 Balaraja.

      1. Siswa mengantri untuk melakukan pengukuran

      2. Petugas memanggil nama siswa yang akan melakukan pengukuran

      3. Siswa yang dipanggil namanya diukur tinggi dan suhu badannya oleh petugas

      4. Petugas mencatat hasil pengukuran

      Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

      1. Flowchart Sistem Yang Berjalan

      Gambar 3.4 Flowchart Sistem Yang Berjalan

      Dapat dijelaskan pada gambar 3.3 Flowchart sistem pengukuran tinggi dan suhu badan siswa yang berjalan pada SMK Mandiri 2 Balaraja yaitu terdiri dari:

      1. 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pengukuran tinggi dan suhu badan yang berjalan.

      2. 2 (dua) simbol data yang menyatakan sebuah proses output dimana data hasil pengukuran tersebut dicatat oleh petugas.

      3. 2 (dua) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah tinggi badan terukur? Dan apakah suhu badan terukur? Jika “ya” petugas akan mencatat hasil pengukuran di dalam buku namun jika “tidak” petugas mengulang pengukuran shingga didapatkan hasil yang tepat.

      2. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Gambar 3.5 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

      Dapat dijelaskan pada gambar 3.4 Flowchart sistem pengukuran tinggi dan suhu badan siswa yang berjalan pada SMK Mandiri 2 Balaraja yaitu terdiri dari:

      1. 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pengukuran tinggi dan suhu badan yang berjalan.

      2. 3 (tiga) simbol proses yang menyatakan sebuah proses dimana sistem akan mengecek koneksi ke internet untuk mulai menjalankan alat, proses alat mengukur tinggi dan suhu badan siswa dan proses menekan tombol yang akan mengirimkan hasil pengukuran ke bagian output.

      3. 3. 1 (satu) simbol data yang menyatakan sebuah proses output dimana data hasil pengukuran tersebut akan ditampilkan ke dalam dua buah output yaitu LCD 16x4 dan Ubidots.

      4. 4. 2 (dua) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah internet terkoneksi? Dan apakah tombol ditekan? Pada decision 1 “apakah internet terkoneksi?” , Jika “ya” maka alat akan melanjutkan ke proses pengukuran namun jika “tidak” maka alat akan melakukan tes koneksi ke internet sampai alat terkoneksi. Pada decision 2 “apakah tombol ditekan?”, Jika “ya” maka alat akan melanjutkan ke bagian output yaitu LCD dan Ubidots namun jika “tidak” maka alat akan terus melakukan pengukuran terhadap objek sampai tombol ditekan.

      Rangkaian Keseluruhan Alat

      Perancangan Prototype

      Dalam perancangan prototipe disusun menyerupai alat ukur tinggi badan pada umumnya, dengan menambahkan alat pengukur alat pengukur suhu badan yang diletakkan sejajar dengan bagian dada siswa yang akan diukur, lalu sensor ultrasonik akan diletakkan di bagian atas kepala siswa. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: Arduino UNO yang berfungsi sebagai pusat kendali dari segala komponen yang terpasang, Sensor ultrasonik yang barfungsi untuk mengukur tinggi badan, sensor IR MLX90614 untuk mengukur suhu badan, ethernet shield yang berfungsi untuk menghubungkan kabel jaringan ke arduino modul, dan LCD yang berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran.

      Gambar 3.6 Perancangan Prototype Alat

      Metode Prototype

      Metode yang dipakai menggunakan metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

      Tabel 3.1 Perbandingan Sistem Berjalan dan Sistem Diusulkan

      Blok Diagram

      Agar mudah dipahami, peneliti membuat diagram blok sistem beserta alur kerja untuk mesin penjual alat tulis otomatis. Berikut blok diagram beserta keterangan alur kerja dari alat ini pada gambar 3.6.

      Gambar 3.7 Diagram Blok Sistem

      Keterangan:

      1. Rangkaian Arduino UNO barfungsi sebagai modul mikrokontroler yang berfungsi untuk membaca data yang diterima dari bagian input yaitu sensor-sensor lalu selanjutnya Arduino UNO akan mengolah data yang diterima menjadi perintah untuk nantinya diperintahkan kepada LCD untuk menampilkan data kemudian mengirim data ke ubidots yang akan tersimpan secara online melalui internet dan dapat dimonitoring secara realtime.

      2. Sensor ultrasonik berfungsi sebagai input untuk mengambil data pengukuran tinggi badan yang akan dikirimkan ke Arduino UNO untuk kemudian diolah dan diproses.

      3. Sensor suhu IR MLX90614 berfungsi sebagai input untuk mengambil data pengukuran suhu badan yang akan dikirimkan ke Arduino UNO untuk kemudian diolah dan diproses.

      4. Power Supply digunakan sebagai sumber arus listrik ke Arduino UNO.

      5. LCD grafis 16x4 berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran tinggi dan suhu badan.

      6. LED berfungsi sebagai indikator alat siap digunakan.

      7. Ubidots berfungsi sebagai tempat menyimpan data yang diterima dari Arduino UNO, data yang sudah di upload akan secara otomatis tersimpan secara online melalui internet. Ubidots termasuk ke dalam platform Internet Of Things (IOT).

      Cara Kerja Alat

      Cara kerja alat ini dapat dibagi atas 3 (tiga) bagian. Bagian pertama adalah sistem input, dimana distem ini merupakan langkah awal dari kerja alat, kemudian sistem proses yang bekerja memproses sinyal atau data yang diterima dari sistem input untuk di keluarkan pada bagian ketiga yaitu sistem output.

      Gambar 3.8 Diagram Cara Kerja Alat

      1. Sistem Input
        Pada sistem input, alat ini menggunakan sensor yang akan membaca data objek yang sedang diukur. Seperti sensor ultrasonik untuk mengukur tinggi badan, dan sensor IR MLX90614 untuk mengukur suhu badan.

      2. Sistem Process
        Pada saat objek berdiri di bawah sensor Ultrasonik, maka sensor ultrasonik akan membaca jarak antara objek dengan sensor tersebut, sensor MLX90614 akan membaca suhu pada objek tersebut, dan sensor Load Cell akan membaca tekanan yang diberikan oleh objek yang berdiri diatasnya kemudian, hasil pembacaan tersebut akan dikirimkan ke Arduino UNO untuk kemudian diolah, dan kemudian Arduino UNO akan mengirimkan hasil pembacaan data tersebut kepada LCD 16x4 selaku sistem output.

      3. Sistem Output
        Sistem output alat ini menggunakan LCD 16x4 yang menampilkan hasil pengukuran. Output juga ditampilkan dari website Ubidots yang merupakan platform database dari alat ini. Di Ubidots akan ditampilkan riwayat pengukuran seperti waktu pengukuran, dan hasil pengukuran.


      Pembuatan Alat

      Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.7. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

      a. Alat yang digunakan:

      1. Laptop/PC

      2. Software Arduino untuk menulis program.

      3. Software Fritzing untuk menggambar skematik rangkaian.

      4. Software Edraw Max untuk membuat flowchart.

      5. Solder

      6. Bor

      7. Palu

      8. Obeng

      b. Bahan-bahan yang digunakan:

      1. Arduino UNO R3

      2. Arduino Rthernet Shield

      3. Sensor ultrasonik HC-SR 04

      4. Sensor Suhu IR MLX90614

      5. LED 5mm

      6. LCD 16x4

      7. Power Supply

      8. Kabel Jumper

      9. Kabel dan Konektor RJ45

      10. Modem USB

      11. TPLink 3020

      12. Tiang Stalbess

      13. Baut dan Mur

      14. Lem

      15. Sponge Tape

      16. Akrilik


      Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

      1. Rangkaian Catu Daya

      Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805 dan 3.3v melalui IC 1117. Arus yang masuk dari adaptor switching melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

      Gambar 3.8 Rangkaian Catu Daya

      Keterangan:

      Keterangan dari jalur-jalur diatas:

      1. Tegangan masuk sebesar 12v didapat dari sumber tegangan.

      2. D adalah dioda, digunakan untuk memastikan pemasangan sumber tegangan tidak terbalik yang akan menyebabkan short pada rangkaian. Jika mengunakan arus AC komponen ini dapat digunakan sebagai penyearah setelah gelombang atau half wave, tipe dioda yang digunakan adalan 1N4002.

      3. C1 adalah Kapasitor elektrolit, merupakan komponen yang berfungsi sebagai perata detak atau pulse ripple tagangan awal sebelum masuk pada komponen penurun tegangan atau IC regulator, adapun nilai yng digunakan adalah sebesar 100uF/16v.

      4. IC 7805, digunakan menurunkan tegangan menjadi +5V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen mikrokontroler, LCD dan sensor.

      5. IC 1117, digunakan menurunkan tegangan menjadi +3,3V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen modul RFID.

      6. C2, digunakan sama seperti pada komponen C1 akan tetapi bentuk kapasitor yang digunakan berbeda yaitu menggunakan nilai 100nF.

      2. Rangkaian Sensor Ultrasonik

      Pada perancangannya alat ini menggunakan modul Ultrasonic HC-SR04 yang berfungsi untuk mengukur tinggi badan manusia antara. Adapun rangkaian skematik komponen seperti yang tertera pada gambar berikut :

      Gambar 3.9 Rangkaian Sensor Ultrasonik

      Keterangan dari jalur-jalur diatas:

      1. Jalur Berwarna merah adalah VCC yang berfungsi sebagai sumber tegangan positif pada sensor sebesar 5V dihubungkan ke pin power 5V pada Arduino UNO.

      2. Jalur berwarna hitam merupakan jalur Ground yang berfungsi sebagai sumber tegangan negatif pada sensor.

      3. Jalur berwarna kuning merupakan Trig yang digunakan untuk membangkitkan sinyal ultrasonik, dihubungkan ke pin digital no 6 pada Arduino UNO.

      4. d. Jalur berwarna biru merupakan Echo yang berfungsi sebagai pendeteksi sinyal pantulan ultrasonik yang dihubungkan ke pin digital no 7 pada Arduino UNO.

      3. Rangkaian Sensor IR MLX90614

      Untuk pengukuran suhu tubuh manusia digunakan sensor IR MLX90614. Adapun rangkaian komponen ini seperti yang tertera pada gambar berikut:

      Gambar 3.10 Rangkaian Sensor IR MLX90614

      Keterangan dari jalur-jalur diatas:

      1. Jalur berwarna merah merupakan jalur sumber tegangan yang dihungkan ke pin power 5v pada Arduino UNO.

      2. Jalur berwarna hitam merupakan jalur negative.

      3. Jalur berwarna biru merupakan pin SCL yang berfungsi untuk mensinkronisasi data pada jalur i2c. jalur ini menghubungkan antara pin SCL dengan pin A5 pada Arduino UNO.

      4. Jalur berwarna kuning merupakan penghubung antara pin SDA yang berfungsi sebagai jalur data dengan pin A4 pada Arduino UNO.

      4. Rangkaian LCD 16x4

      Interfacing alat ini menggunakan Modul LCD 16x4 untuk menampilkan hasil pengukuran tinggi dan suhu badan. Adapun rangkaian komponen ini seperti yang tertera pada gambar berikut:

      Gambar 3.11 Rangkaian LCD 16x4

      Keterangan rangkaian:

      1. Jalur berwarna merah merupakan jalur sumber tegangan yang dihungkan ke pin power 5v pada Arduino UNO..

      2. Jalur berwarna hitam merupakan jalur negative yang dihubungkan ke ground.

      3. Jalur biru sebagai jalur data.

      4. Jalur berwarna biru merupakan pin SCL yang berfungsi untuk mensinkronisasi data pada jalur i2c. jalur ini menghubungkan antara pin SCL dengan pin A5 pada Arduino UNO.

      5. Jalur berwarna hijau merupakan penghubung antara pin SDA yang berfungsi sebagai jalur data dengan pin A4 pada Arduino UNO.

      5. Rangkaian Push Button

      Push Button disini digunakan sebagai tanda bahwa pengukuran yang telah dilakukan telah siap untuk diupload datanya ke ubidors. Karena pembacaan sensor bersifat dinamis dengan angka pengukuran yang berubah ubah apabila onjek bergerak, maka dibutuhkan suatu parameter untuk memberhentikan pembacaan sensor dan segaligus mengirimkan hasil pembacaan ke platform yang digunakan yaitu ubidots.

      Gambar 3.12 Rangkaian Push Button

      Keterangan rangkaian:

      1. Jalur berwarna merah merupakan jalur sumber tegangan yang dihungkan ke pin power 5v pada Arduino UNO..

      2. Jalur berwarna hitam merupakan jalur negative yang dihubungkan ke ground.

      3. Jalur berwarna kuning merupakan jalur data dari push button yang dihubungkan ke pin digital no 12 pada Arduino UNO.

      6. Rangkaian Keseluruhan Sistem

      Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian system keseluruhan akan terlihat seperti gambar 3.10 sebagai berikut:

      Gambar 3.13 Rangkaian Keseluruhan Sistem

      Perancangan Perangkat Lunak (Software)

      Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang sehingga arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan

      1. Konfigurasi Program Arduino

      Setelah melakukan instalasi Software Arduino IDE, maka langkah selanjutnya adalah menuliskan listing program yang diperlukan untuk membuat alat ini. Untuk listing program dapat dilihat di gambar 3.14.

      Gambar 3.14. Tampilan Layar Program

      Aplikasi yang digunakan untuk mengolah program yang akan dimasukan ke dalam arduino uno ini menggunakan Arduino IDE versi 1.6.5. Tampilan awal kerika aplikasi baru saja dibuka bisa dilihat pada gambar 3.14 diatas.

      Selanjutnya pada gambar 3.18 di bawah ini merupakan source code profram yang digunakan untuk perancangan alat ini. Diantaranya sebagai berikut:

      Gambar 3.15. Tampilan Compile Program

      Penjelasan Kode diatas:

      1. #include <Wire.h> dan #include <SPI.h> merupakan deklarasi komunikasi perangkat yang akan digunakan. Untuk komunikasi pada alat ini menggunakan komunikasi serial.
      2. #include <Ethernet.h> adalah deklarasi untuk penggunaan Ethernet Shield pada Arduino. Angka hexa pada byte mac[ ] merupakan alamat mac address yang dimiliki oleh ethernet shield yang terhubung ke arduino.
      3. #include <Adafruit_MLX90614.h> adalah deklarasi untuk penggunaan sensor MLX90614. Library ini biasanya belum tersedia pada saat aplikasi baru saja diinstal, sehingga perlu mendownload library ini.
      4. #include <LiquidCrystal_I2C.h> adalah deklarasi untuk penggunaan LCD yang menggunakan komunikasi i2C. Pada bagian koding LiquidCrystal_I2C lcd (0x27, 16, 4); digunakan untuk menjelaskan jenis LCD yang akan digunakan, yaitu 16 kolom dan 4 baris.
      5. #define ECHOPIN 7 dan #define TRIGPIN 6 adalah untuk menjelaskan bahwa Pin ECHO pada Sensor Ultrasonik dipasang pada pin digital no 7 pada arduino, dan pin TRIG dipasang pada pin digital no 6 pada arduino.
      6. H2, HT, dan H1 adalah variabel yang akan digunakan untuk melakukan pembacaan jarak sensor ultrasonik dengan objek yang akan diukur.
      7. int inPin = 12; digunakan untuk memasang push button pada pin no.12 digital arduino uno.
      8. #include <UbidotsEthernet.h> digunakan untuk mendeklarasikan koneksi alat dengan platform yang digunakan yaitu ubidots. Koding #define TINGGI "586373d27625420f24b72xxx" merupakan kode variabel tinggi yang terdapat pada ubidots dengan akun yang terhubung dengan alat ini, sedangkan #define SUHU "586373e07625420f25cbxxx" merupakan kode variabel suhu yang terdapat di ubidots. Lalu #define TOKEN "VWLsUiz9WXNvbKIG3upXgsSb6FTxxx" adalah token yang digunakan untuk melakukan koneksi alat dengan ubidots, maksudnya, setiap kali selesai melakukan pengukuran, maka arduino akan mengirim data pengukuran ke ubidots dan ubidots akan terupdate secara otomatis.

      2. Konsep Perancangan Ubidots

      Ubidot adalah suatu media penyimpanan data yang open source yang memproses data analog dan digital yang di kirim oleh mikrokontroler seperti arduino dan raspberry. Ubidots menghasilkan data statistik dan analog secara online, kelebihan ubidot dapat di pasang lebih dari 3 sensor dan maksimal 5 sensor untk free user dan untuk lebih dari 5 sensor harus upgrade ke premium user.

      Pada pengujian ubidots ini menggunakan 2 buah sensor, yaitu sensor ultrasonik dan sensor IR MLX90614 seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini.

      Gambar 3.16. Konsep Perancangan Ubidots

      Pada gambar 3.16 di atas dalam web ubidot tedapat data sensor ultrasonik (tinggi) dan sensor IR MLX90614 (suhu) yang dikirim oleh Arduino UNO setiap kali user menekan tombol pada alat.

      Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

      Permasalahan Yang Dihadapi

      Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan bapak Muhamad Supni, S.Kom selaku kepala lab SMK Mandiri 2 Balaraja maka didapatkan permasalahan yang ada di SMK Mandiri 2 Balaraja adalah sebagai berikut:

      1. Pengukuran tinggi badan dan suhu badan yang masih dilakukan secara manual.
      2. Pencatatan hasil pengukuran yang masih menggunakan cara manual, dimana petugas mencatat hasil pengukuran di kertas sesaat setelah siswa melakukan pengukuran.
      3. Pengukuran tinggi badan dan suhu badan yang masih dilakukan menggunakan alat yang terpisah.
      4. Hasil pengukuran tidak akurat.

      Alternatif Pemecahan Masalah

      Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, diantaranya:

      1. Membuat suatu sistem pengukuran tinggi badan dan suhu badan yang dapat belerja secara otomatis.
      2. Membuat sistem yang dapat mencatat dan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis dan dapat diakses sewaktu-waktu.
      3. Membuat suatu sistem pengukuran tinggi badan dan suhu badan secara digital dan dapat mengukur sekaligus hanya dengan menggunakan satu alat.
      4. Membuat sistem pengukuran tinggi badan dan suhu badan otomatis dengan hasil pengukuran yang lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran menggunakan alat manual.

      User Requirement

      Elisitasi Tahap I

      Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

      Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I

      Elisitasi Tahap II

      Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan Metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi :

      Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

      Keterangan :
      M = Mandatory (Dibutuhkan atau Penting)
      D = Desirable (Diinginkan Atau Tidak Terlalu Penting)
      I = Inessential (Tidak Penting Atau Dieliminasi)

      Elisitasi Tahap III

      Berdasarkan elisitasi tahap II diatas, dibentuklah elisitasi tahap III yang diklasifikasikan kembali menggunakan Metode TOE dengan opsi LMH

      Tabel 3.3. Elisitasi Tahap III

      Keterangan :
      T  : Technical L  : Low
      O  : Operational M  : Middle
      E  : Economic H  : High

      Elisitasi Tahap Final

      Tabel 3.4. Elisitasi Tahap Final

      BAB IV

      UJI COBA DAN ANALISA

      Uji Coba

      Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.

      Metode Black Box

      Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box Mesin Penjual Alat Tulis Otomatis pada SMK Mandiri 2 Balaraja, untuk pengujian pada sistem yaitu sebagai berikut:

      1. Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

      Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

      2. Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Ubidots

      Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Ubidots

      3. Pengujian Black Box Pada Sensor

      Tabel 4.3Pengujian Black Box Pada Sensor

      4. Pengujian Black Box Upload Data Ke Ubidots

      Tabel 4.4Pengujian Black Box Upload Data Ke Ubidots

      Uji Coba Hardware

      1. Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonik
      Prosedur pegujian:

      1. Mikrokontroler diprogram agar bisa mengirim trigger dan menerima sinyal dari sensor ultrasonik yang akan memberikan informasi tentang objek.

      2. Jika sensor merespon dan memberikan sinyal ke mikrokontroler maka sensor ultrasonik bekerja dengan baik.

      Langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek adalah:

      1. Objek berada di bawah sensor.

      2. Menggunakan alat ukur manual (meteran) sebagai pembanding hasil pengukuran.

      3. Mengukur dan mencatat jarak antara objek dan sensor.

      4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran setelah tombol ditekan dan mencatat jarak antara objek dengan sensor.

      5. Mengukur secara bertahap dari jarak 80 centimeter dan berhenti pada jarak 200 centimeter.

      6. Mengulang langkah 2 hingga 4 dengan jarak objek yang berbeda dengan sensor ultrasonik. Langkah ini berfungsi untuk mengetes hasil pengukuran yang didapatkan ketika objek berada pada jarak yang berbeda dengan sensor.

      Sensor ultrasonik pada alat ini berfungsi untuk menentukan jarak objek yang berada di bawah sensor ultrasonik. Keluaran dari sensor berupa timer dengan satuan µs yang menunjukkan waktu berjalannya pulsa gelombang ultrasonik. Pemberian masukan pada sensor ini dilakukan dengan mengambil data awal dengan meletakkan benda di bawah sensor dengan jarak 80 cm. Keluaran timer dicatat pada tabel. Objek diangkat mendekati sensor dengan kelipatan tiap kali 5 cm berhenti. Objek terus diangkat hingga jaraknya 200 cm di depan sensor sambil terus dicatat timernya. Data timer dan jarak yang telah diukur ditunjukkan pada tabel 4.5

      Tabel 4.5Data Hasil Pengukuran Timer dan Jarak

      Data hasil pengukuran ini kemudian dibuat sistem linear berupa grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.4. Pembuatan grafik ini bertujuan agar keluaran yang ditampilkan berupa jarak dengan satuan cm. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara timer dalam (µs) dengan jarak (cm). data secara detail dihitung menggunakan persamaan (4.1). persamaan ini diperoleh dari rumus pembentukan grafik linier.

      y = 9.99x + 0,33 ………………………………(4.1)

      Gambar 4.1. Grafik Linier Hubungan Timer (µs) dan Jarak Benda (cm)

      Grafik pada gambar di atas menunjukkan bahwa garis penghubung titik-titik tersebut berbentuk linear. Hubungan ini menunjukkan bahwa makin besar timer (waktu) yang diperlukan, makin besar pula jarak yang ditampilkan sehingga memenuhi persamaan (4.1). Hasil pengukuran dan analisis ini menunjukkan bahwa data ini dapat digunakan sebagai input pemrograman pada sensor ultrasonik.

      Alat yang telah dirangkai seperti rancangan dan telah diprogram digunakan mengukur jarak objek untuk mengetahui apakah alat tersebut bisa membaca jarak benda dengan baik. Pengukuran jarak objek sebagaimana yang telah disebutkan pada langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek diatas, Pada bagian penghalang menggunakan papan atau objek padat dengan bidang pantul datar yang jarak antar sensor dan penghalang tersebut telah ditentukan. Sensor akan memberikan logika 0 yang berarti sensor aktif dan mulai mengukur jarak sehingga diperoleh data jarak objek, Data jarak objek yang telah diperoleh kemudian dicari selisihnya. Selisih masing_masing data tersebut dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2) berikut:

      Menghasilkan data yang ditunjukan pada tabel 4.6 berikut:

      Tabel 4.6. Data Jarak Benda

      Data di atas menunjukkan bahwa jarak sebenarnya dengan jarak pengukuran ada yang bernilai sama, juga ada yang berbeda. Selisih setiap jarak bernilai satu (1). Data yang diperoleh ini dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2). Pada data 1 hingga 25 penyimpangan yang terjadi yaitu 2%, Simpangan masing-masing data ini kemudian dicari simpangan rata-ratanya menggunakan persamaan (4.3). berikut:

      Perhitungan untuk mencari simpangan ini ditunjukkan pada lampiran. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar simpangan rata-rata adalah 0,15% sehingga akurasi alat ini sebesar 99,85%.

      2. Pengujian Rangkaian Sensor IR MLX90614
      Prosedur pegujian:
      a) Arduino diprogram agar bisa berkomunikasi dengan sensor IR MlX90614 yang menggunakan komunikasi serial i2c. dalam library harus ditambahkan i2c master.
      b) Jika sensor merespon dan memberikan sinyal ke mikrokontroler maka sensor IR MLX90614 bekerja dengan baik.

      1. Objek berada di bawah sensor.

      2. Menggunakan alat ukur manual (meteran) sebagai pembanding hasil pengukuran.

      3. Mengukur dan mencatat jarak antara objek dan sensor.

      4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran setelah tombol ditekan dan mencatat jarak antara objek dengan sensor.

      5. Mengukur secara bertahap dari jarak 80 centimeter dan berhenti pada jarak 200 centimeter.

      6. Mengulang langkah 2 hingga 4 dengan jarak objek yang berbeda dengan sensor ultrasonik. Langkah ini berfungsi untuk mengetes hasil pengukuran yang didapatkan ketika objek berada pada jarak yang berbeda dengan sensor.

      Setelah melakukan langkah-langkah pengukuran di atas, maka hasil pembacaan temperatur oleh sensor MLX90614 melalui serial com pada aplikasi arduino akan terlihat seperti pada gambar 4.2 di bawah ini.

      Gambar 4.2. Tampilan Hasil Pembacaan Suhu oleh Sensor MLX90614


      Pada gambar 4.2 ditampilkan hasil pengukuran pada angka yang stabil di angka 31˚C-32˚C. Pada angka tersebut memiliki ketelitian pengukuran sampai dengan orde seperseratus derajat celcius. Berbeda dengan hasil pengukuran yang didapatkan ketika melakukan pengukuran menggunakan termometer digital yang hanya menunjukan angka yang memiliki tingkat ketelitian hanya sampai sepersepuluh derajat celcius. Hal ini sesuai dengan spesifikasi dari datasheet sensor tersebut yaitu sekitar 0.02˚C.

      Berdasarkan hasil pengukuran yang ditampilkan oleh serial monitor di aplikasi arduino maka dibuatlah grafik perbandingan hasil pengukuran objek ketika jarak divariasikan dengan sensornya.

      Gambar 4.3. Grafik Hubungan Antara Suhu Objek dan Jarak Kontak

      Data di dalam grafik tersebut jika diubah ke dalam bentuk tabel maka akan menjadi seperti tabel 4.7 di bawah ini:

      Tabel 4.7. Data Hasil Hubungan antara Suhu (˚C) dan Jarak (mm)

      Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 4.8, terlihat bahwa semakin jauh jarak kontak objek yang diukur dengan sensor maka suhu yang terukur menjadi semakin berkurang dari suhu objek sebenarnya. Maka dari itu disimpulkan bahwa jarak kontak antara objek dengan sensor sangat mempengaruhi hasil pengukuran yang didapat. Hasil pengukuran suhu yang bergantung pada jarak ini dapat dirumuskan seperti pada persamaan berikut:

      Keterangan :

      X : Jarak kontak objek sengan sensor (mm)

      T : Temperatur atau suhu objek (˚C)


      3. Pengujian Rangkaian Catu Daya

      'Gambar 4.4. Rangkaian Catu Daya

      Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut :

      'Tabel 4.8 Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya

      Dari tabel diatas kita akan membuktikan nilai toleransi dari

      1. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC 7805, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC 7805 adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

      2. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC lpf3, dimana idealnya tegangan keluaran dari IClfp3 adalah tepat 3,3 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

      Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat bekerja seperti yang diharapkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

      Analisa

      Flowchart Program

      Gambar 4.5 Flowchart Program

      Dapat dijelaskan pada gambar 4.5 Flowchart program pengukur tinggi badan dan suhu badan yang berjalan pada SMK Mandiri 2 Balaraja diatas yaitu terdiri dari:

      1. 2 (Dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai”.

      2. 2 (dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang berlangsung, yaitu: inisialisasi input/output, dan arduino memproses data yang diterima dari pembacaan sensor terhadap objek

      3. 3 (tiga) simbol yang menyatakan proses input atau output, yaitu sensor membaca objek sebagai sumber input yang akan diproses oleh arduino, keluaran hasil pengukuran ke LCD dan keluaran hasil pengukuran di Ubidots.

      4. 1 (Satu) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah Arduino menerima data?. Jika “tidak” maka program akan mengulang kembali proses inisialisasi input/output, jika “ya” maka otput akan ditampilkan.

      Implementasi

      Schedule

      1. Observasi

      2. Observasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada awal penelitian. Dengan peneliti memantau langsung tempat penelitian. Observasi ini dilakukan selama 16 minggu dimulai pada awal bulan September 2016 sampai akhir bulan Desember 2016.

      3. Pengumpulan Data

      4. Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu antara 2 September 2016 s/d 30 September 2016

      5. Perancangan Sistem

      6. Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 6 minggu yaitu antara minggu ke 3 bulan September 2016 sampai akhir bulan Oktober 2016.

      7. Pengujian Sistem

      8. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada sistem pada saat sistem sedang dijalankan. Pengujian sistem dilakukan selama 3 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 4 bulan Oktober 2016 sampai dengan minggu ke 2 bulan November 2016.

      9. Evaluasi Sistem

      10. Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu minggu ke 2 sampai minggu ke 3 bulan November.

      11. Perbaikan Sistem

      12. Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 4 minggu yaitu pada minggu ke 3 bulan November sampai minggu ke 2 bulan Desember.

      13. Training User

      14. Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2 minggu yaitu antara minggu ke 2 sampai minggu ke 3 bulan Desember.

      15. Implementasi Sistem

      16. Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 2 minggu setelah testing user yaitu pada minggu ke 3 sampai minggu ke 4 bulan Desember 2016.

      17. Dokumentasi

      18. Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

      Tabel 4.9 Tabel Schedule Penelitian

      Estimasi Biaya

      Tabel 4.7 Estimasi biaya

      BAB V

      KESIMPULAN

      Kesimpulan

      Dari hasil perancangan alat dan pembahasan Teknologi Iot Untuk Membantu Pemeriksaan Kesehatan Siswa Pada SMK Mandiri 2 Balaraja di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, di antaranya :

      1. Alat ini dibuat dengan menggunakan Arduino UNO, Sensor Ultrasonik dan Sensor IR MLX90614, Sensor Ultrasonik dan sensor IR MLX90614 digunakan untuk menerima inputan sinyal yang nantinya akan di proses oleh arduino, media komunikasi yang di gunakan oleh arduino dan sensor ultrasonik adalah kabel jaringan, sedangkan media komunikasi antara arduino dengan sensor IR MLX90614 menggunakan komunikasi i2c

      2. Alat ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemograman IDE (Integtated Development Environment) pada Arduino Uno.

      3. Alat ini bekerja melalui jaringan yang terkoneksi dengan internet memanfaatkan teknologi IOT (Internet of Things). Alat ini terlebih dahulu dikoneksikan ke jaringan internet melalui media kabel jaringan dan modem USB dan siap dimonitoring melalui semua perangkat yang dapat terhubung ke jaringan secara online melalui web ubidots.

      4. Alat ini dapat memberikan kemudahan untuk melakukan pengukuran tinggi dan suhu badan manusia secara otomatis dan melakukan pencatatan hasil pengukuran secara otomatis ke web ubidots sehingga memberikan efisiensi waktu dan tenaga bagi para pengguna khususnya petugas UKS dan siswa.

      Saran

      Berdasarkan perancangan dan kesimpulan yang dibuat, ada terdapat beberapa saran untuk penambahan fitur-fitur yang bisa diimplementasikan untuk pengembangan, yaitu:

      1. Alat ini dapat ditambahkan modul suara untuk memberikan output hasil pengukuran dalam bentuk suara

      2. Alat ini dapat ditambahkan sensor untuk mengukur berat badan, sensor untuk mengukur tekanan darah dan denyut jantung supaya proses pemeriksaan lebih akurat dan efisien

      3. Database pada alat ini dapat dihubungkan dengan perangkat yang bisa langsung terhubung dengan para siswa, contohnya kartu siswa, supaya tidak hanya petugas UKS saja yang dapat melihat riwayat pengukuran saat pemeriksaan kesehatan.

      DAFTAR PUSTAKA

      1. Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka Cipta
      2. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
      3. Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
      4. 4,0 4,1 4,2 Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
      5. 5,0 5,1 Nugroho, Adi. 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.
      6. Sutabri, Tata. 2012. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
      7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta:Andi Offset.
      8. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
      9. Junaidi. 2013. Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. Vol. 1, No. 1, Januari 2013.
      10. 10,0 10,1 Antika, L. dkk. 2012. Pengukuran (kalibrasi) Volume dan Massa Jenis Alumunium. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 13, Mei 2012.
      11. Sandi, I Nengah. 2013. Hubungan Antara Tinggi Badan, Berat Badan, Indeks Massa Tubuh, dan Umur Terhadap Frekuensi Denyut Nadi Istirahat Siswa SMKN-5 Denpasar. Sport and Fitness Journal. Volume 1, No. 1 Juni 2013.
      12. 12,0 12,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
      13. Mujiati, Hanik. Sukadi. Maret 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Stok Obat Pada Apotek Arjowinangun. Jurnal Bianglala Informatika. Volume 4, No.1, lppm3.bsi.ac.id/jurnal, 12 November 2016.
      14. Al-Jufri, Hamid. 2011. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Smart Grafika.
      15. 15,0 15,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
      16. Widyaningtyas, Arinta. 2014. Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Menggunakan Metode Prototype. SKRIPSI. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro, fakultas Ilmu Komputer.
      17. Saefullah, Asep. Nur Azizah. Andri Ansyah. 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015.
      18. Adelia, Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Jurnal Sistem Informasi. Volume 6, No.2, September 2011.
      19. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
      20. 20,0 20,1 20,2 Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
      21. Siddiq, Asep Jafar 2012. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
      22. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup & Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.CCIT Journal. Volume.8 No.2, Januari 2015.
      23. Handaya, W.B.T. & Hakim Hartanto, 2011. Pengembangan Aplikasi berbasis Website untuk Jejaring dan Komunikasi dalam Organisasi Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN). Jurnal Sistem Informasi, Vol. 6, No. 2, September 2011.
      24. Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
      25. 25,0 25,1 Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
      26. 26,0 26,1 Guritno Suryo. Sudaryono. Untung Rahardh]ja. 2011. Theory And Application Of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Inormasi. Yogyakarta : Cv Andi Offset
      27. Sofana, Iwan. 2013. Membangun Jaringan Komputer Mudah Membuat Jaringan Komputer (wire dan wireless) untuk Pengguna Windows dan Linux. Bandung:Informatika.
      28. Sofana, iwan. 2011. Teori dan modul praktikum jaringan komputer. Bandung:Modula.
      29. Santoso, Ari Beni. Martinus dan Sugiyanto.2013. Pembuatan Otomasi Pengaturan Kereta Api, Pengereman, Dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA. Volume 1 No.1, Januari 2013.
      30. Syahwil, Muhammad. 2013. Panduan Mudah Simulasi dan Praktik: Mikrokontroler Arduino. Yogyakarta: Andi Publisher.
      31. Wardoyo, Siswo. Anggoro Suryo S. 2015. Pengantar Mikrokontroler dan Aplikasi Pada Arduino.Yogyakarta: Teknosain.
      32. Setiawan, Edi. 2011. Alat Ukur Tinggi Badan Digital Menggunakan Ultrasonic Berbasis Mikrokontroler atmega16 Dengan Tampilan LCD (Skripsi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Contributors

Cindy Muji, Siti Nurhayati