SI1233473113: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
(Konsep Dasar Komponen Elektronika)
Baris 3.308: Baris 3.308:
  
 
{{pagebreak}}
 
{{pagebreak}}
 +
 +
 +
[[category : Skripsi 2016/2017]]
 +
[[category : Lock]]

Revisi per 3 Maret 2017 12.58

MESIN PENJUAL ALAT TULIS OTOMATIS

PADA SMK MANDIRI 2 BALARAJA



Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 133473113
NAMA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

TANGERANG

2016/2017



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MESIN PENJUAL ALAT TULIS OTOMATIS

PADA SMK MANDIRI 2 BALARAJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1233473113
Nama
: Harry Ardiana Syahputra
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
NIP : 000594
       
NIP : 079010




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

MESIN PENJUAL ALAT TULIS OTOMATIS

PADA SMK MANDIRI 2 BALARAJA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1233473113
Nama
: Harry Ardiana Syahputra

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Disetujui Oleh :

Tangerang, 9 Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 06121
   
NID : 10001




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

MESIN PENJUAL ALAT TULUS OTOMATIS

PADA SMK MANDIRI 2 BALARAJA


Dibuat Oleh :

NIM
: 1233473113
Nama
: Harry Ardiana Syahputra

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, Februari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :




SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

MESIN PENJUAL ALAT TULIS OTOMATIS

PADA SMK MANDIRI 2 BALARAJA


Disusun Oleh :

NIM
: 1233473113
Nama
: Harry Ardiana Syahputra
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Februari 2017

 
 
 
 
 
Harry Ardiana Syahputra
NIM : 1233473113

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Aktivitas jual beli di sekolah merupakan sesuatu yang penting dan sering dilakukan di sekolah seperti aktivitas jual beli pada koperasi sekolah. Salah satu jenis barang yang sering dijual di koperasi sekolah adalah pulpen. Pulpen merupakan salah satu kebutuhan penting bagi siswa dan guru bagi kelangsungan proses belajar mengajar di sekolah. Namun penjualan pulpen yang dilakukan di SMK Mandiri 2 Balaraja ini masih menggunakan cara konvensional yang maih memiliki banyak kekurangan, diantaranya tidak adanya efisiensi waktu dan tempat pada saat siswa mengantri di koperasi untuk membeli pulpen. Jumlah pembeli yang melebihi batas ruangan koperasi membuat petugas penjaga koperasi merasa kerepotan untuk melayani pembeli. Selain itu penggunaan uang tunai sebagai media pembayaran menyebabkan muncul tindakan kriminalitas dan membuang banyak waktu apalagi ketika pembeli mlakukan pembayaran tidak menggunakan uang pas. Pencatatan hasil penjualan juga masih memiliki banyak kelemahan karena masih menggunakan tenaga manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan alat yang dapat melakukan penjualan pulpen secara otomatis sehingga memudahkan penjual dalam melakukan penjualan pulpen dan pembeli dalam melakukan pembelian. Alat pembayaran yang diperlukan untuk bertransaksi dengan menggunakan alat ini menggunakan RFID jenis MFRC522 yang sudah terisi saldo sebagai pengganti uang tunai. Pembeli dalam hal ini siswa hanya perlu melakukan tap kartu RFID mereka ke masin yang sudah tersedia, maka Arduino UNO pada mesin akan membaca kartu mereka dan servo akan mengeluarkan pulpen sesuai jumlah pembelian dan data transaksi akan langsung terupload pada SQL server, sehingga hasil penjualan dapat terekap dengan lebih akurat. Setelah pulpen keluar maka sisa saldo akan ditampilkan pada layar LCD 16x2.

Kata Kunci: Arduino Uno, RFID , LCD 16x2, Motor Servo, SQL Server, Mesin Penjual Otomatis

ABSTRACT

Trading activity in schools is something important and often done in school activities such as buying and selling at the school shop. One type of goods were often sold in the cooperative school are pens. Pens are one of the important need for students and teachers for the activity of the learning process in schools. But sales of pen that was done in SMK Mandiri 2 Balaraja still use conventional methods that still has many shortcomings, including the lack of efficiency of time and place when the students lined up in the cooperative to buy goods. The number of buyers exceeds the limit of cooperative room make the officers hassles to serve buyers. Besides the use of cash as payment media causes appear criminal acts and waste a lot of time especially when a buyer makes a payment doesn’t use exact price. Therefore, needed a machine that can sales pen automaticly to ease the purchase and separate pen buyer with other buyers. Payment tool, which is required to transacting with this tool using RFID card which already contains the balance in lieu of cash. Buyers only need to tap the RFID card to a machine that is available, then the Arduino UNO on the machine will read their cards and process the transactions on the server and then the servo will pull out a pen from the machine. Information from transaction will be displayed on the LCD screen 16x2.

Keywords: Arduino Uno, RFID , LCD 16x2, Motor Servo, SQL Server, Payment tool.


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul, “ALAT PENJUAL ALAT TULIS OTOMATIS PADA SMK MANDIRI 2 BALARAJA”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Skripsi ini terselesaikan tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam materil maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Perguruan Tinggi Raharja sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
  4. Bapak Ignatius Agus Supriyono, S.Kom, M.M selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam perancangan alat dan penyusunan skripsi ini.
  5. Bapak Ferry Sudarto,S.Kom., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan pengrahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
  6. Bapak Muhamad Supni, S.Kom selaku Stakeholder yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi seputar SMK Mandiri 2 Balaraja yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya baik dalam perkuliahan maupun diluar jam perkuliahan.
  8. Kedua orang tua tercinta, yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis.
  9. Tunangan sekaligus calon istri tercinta yang telah selalu bersedia meluangkan waktu untuk membantu, mengoreksi serta selalu memberikan semangat dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.
  10. Kawan-kawan Bujang (Ka Aji, Johari, Yuri, Om Gunawan, Pak Supni, Pak Hade, Pak Anang, Bu Mbem) yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu pada kesempatan ini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan-kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan skripsi ini.

Semoga laporan ini bisa dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umum laporan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa menyertai dan meridhoi langkah kita semua dalam meraih kesuksesan. Aamiin.

Tangerang, 21 Januari 2017
Harry Ardiana Syahputra
NIM. 1233473113

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aktivitas yang dilakukan di lingkungan sekolah sangat beragam, mulai dari kegiatan belajar mengajar, hingga kegiatan jual beli yang berlangsung pada lingkungan sekolah seperti di koperasi sekolah. Koperasi sekolah yang menjual berbagai macam untuk membantu memenuhi kebutuhan guru dan siswa di sekolah.

Proses jual beli yang dilakukan pada koperasi pada umumnya masih dilakukan secara tradisional dimana pembeli harus menemui petugas koperasi, menanyakan stok dan harga barang serta memberi dan menerima uang hasil transaksi secara manual. Proses jual beli yang seperti ini masih memiliki banyak kekurangan diantaranya rawan pencurian, rawan kecurangan, terlebih lagi ketika aktivitas jual beli koperasi sedang ramai yang membuat beban pekerjaan berlebih pada petugas koperasi yang bertugas melayani pembeli yang datang.

Selaras dengan teknologi yang terus berkembang, maka dibutuhkan alat yang dirancang untuk memudahkan transaksi pembelian alat tulis seperti pulpen yang notabenenya sangat umum digunakan siswa sekolah, dimana transaksi pada alat ini menggunakan kartu RFID yang dapat memudahkan siswa dalam melakukan pembelian sendiri tanpa menemui petugas koperasi. Dengan menggunakan mikrokontroler Arduino UNO sebagai pusat kendali yang terhubung dengan server, sehingga saldo kartu dan stok barang terpusat pada penyimpanan server.

Untuk mewujudkan hal tersebut, dibuatlah penelitian yang berjudul “MESIN PENJUAL ALAT TULIS OTOMATIS PADA SMK MANDIRI 2 BALARAJA”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pengamatan yang dilakukan, maka didaptkan rumusan masalah dalam menyusun penelitian ini, antara lain:

  1. Bagaimana merancang mesin penjual alat tulis otomatis?
  2. Bagaimana menghubungkan Arduino UNO dengan server?
  3. Bagaimana server melakukan penghitungan dan penyimpanan saldo kartu dan stok barang?

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai batasan atas penyusunan laporan ini supaya tetap fokus dan terarah, maka diberikan rung lingkup laporan sebagai berikut:

  1. Alat untuk melakukan transaksi menggunakan kartu RFID MIFARE pasif.
  2. Database yang digunakan untuk menyimpan data transaksi siswa menggunakan MySQL.
  3. 3. Alat hanya melakukan transaksi untuk satu jenis alat tulis.li>

Tujuan dan Manfaat

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mempermudah petugas koperasi dalam melayani transaksi pembelian alat tulis.

2. Untuk mempermudah siswa dalam melakukan pembelian alat tulis.

3. Untuk melakukan transaksi pembelian alat tulis secara otomatis menggunakan kartu RFID yang terdaftar dan terdapat deposit pada database.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat meringankan beban kerja petugas koperasi.

2. Transaksi pembelian alat tulis menjadi lebih praktis.

3. Dapat mengurangi kesalahan dalam pencatatan transaksi.

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap alat ini maka metode yang digunakan adalah:

Metode Pengumpulan Data

  1. Observasi (Pengamatan)
    Adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan terhitung dari awal bulan September sampai akhir bulan Desember 2016 di SMK Mandiri 2 Balaraja yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian. Adapun data yang peneliti ambil adalah profil SMK Mandiri 2 Balaraja, struktur SMK Mandiri 2 Balaraja, tugas pokok SMK Mandiri 2 Balaraja.
  2. Wawancara
    Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada Stakeholder yaitu Bapak Muhamad Supni, S.Kom. selaku Kepala Lab SMK Mandiri 2 Balaraja yang ingin membuat sebuah mesin penjual alat tulis otomatis yang bertujuan untuk mengurangi human error dan mempermudah transaksi jual-beli.
  3. Studi Pustaka
    Adalah segala upaya yang dilakukan untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, tesis/disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-buku dan literature yang ada seperti CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja.

Metode Analisa

Pada metode ini penulis menganalisa sistem-sistem yang sudah ada dengan beberapa poin pertimbangan, seperti bagaimana cara kerja sistem, apa saja komponen yang membangun sistem tersebut dan juga kekurangan dari sistem tersebut.

Metode Perancangan

Dalam laporan skripsi ini, perancangan yang digunakan adalah metode perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program dan flowchart sistem dengan desain hardware menggunakan diagram blok. Metode ini dimaksudkan untuk bagaimana sistem itu diracang dan alat apa saja yang dibutuhkan.

Metode Pengujian

Metode pengujian ini digunakan untuk menganalisa suati identitas sistem untuk medeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeliminasi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan. Penulis menggunakan metode Black Box karena metode Black Box dapat mengetahui apakah perangkat lunak dapat berfungsi dengan baik dan telah sesuai dengan yang diharapkan.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada laporan skripsi ini dikelompokan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut:

A. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.

B. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku dan jurnal yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

C. BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran umum instansi, tata laksana sistem yang berjalan, analisa sistem yang berjalan, konfigurasi sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah, dan user requirement yang terdiri dari 4 (empat) tahap elisitasi, yakni elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi III, serta final draft elisitasi yang merupakan final elisitasi yang diusulkan.

D. BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan rancangan sistem yang diusulkan, rancangan basis data, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, hasil output, konfigurasi sistem, pengujian, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya. Serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang bekaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnuya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Darmawan (2013:4)[1], “Sistemsebagai sebuah kumpulan/grup dari bagian/komponen apa pun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan”.

Menurut Mc Lord dalam Darmawan (2013:4)[1], ““Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapau tujuan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok unsur yang saling terhubung satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Menurut Sutanta dalam Rusdiana dkk. (2014:35)[2], karakteristik sistem sebagai berikut :


  1. Komponen (Components)
    Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem sisebut sebagai sub sistem.

  2. Batas (Boundary)
    Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, sangat sulit untuk memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.

  3. Lingkungan (Environment)
    Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem, sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan ditiadakan.

  4. Penghubung/Antarmuka (Interface)
    Penghubung/antarmuka merupakan sarana memungkinkan setiap komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjebatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antarmuka merupakan sarana setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi.

  5. Energi yang dimasukan kedalam sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  6. Masukan (Input)
    Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran (output) yang berguna.

  7. Pengolah (Processing)
    Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan output yang berguna bagi para pemakainya.

  8. Keluaran (Output)
    Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.

  9. Sasaran (Objective) dan Tujuan (Goal)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem.

  10. Kendali (Control)
    Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

  11. Ummpan Balik (Feedback)
    Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (kontrol) sistem untuk mengecek terjadinya penyimpanan proses dalam sistem dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40)

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Rusdiana dkk. (2014:35)[2], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut:

  1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik

  2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan.

    Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi, dan sebagainya.

  3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia

  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.

    Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dan mesin disebut dan human-machine system atau ada yang menyebutkan dengan man-machine system. Sistem informasi akutansi merupakan contoh man-machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  5. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tidak tentu.

  6. Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan.

    Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka.

  8. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).

    Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem lainnya.

Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:41)

Gambar 2.2 Sistem Terbuka


Sumber: Rusdiana dan Irfan (2014:40)

Gambar 2.3 Sistem Tertutup

Konsep Dasar Sistem Komputer

1. Definisi Sistem Komputer

Sistem Komputer dapat diartikan sebagai elemen-elemen yang terkait untuk menjalankan suatu aktivitas dengan menggunakan komputer. Adapun definisi mengenai sistem diantaranya adalah:

Menurut Suyanto (2015:2)[3], “System adalah jaringan dari pada elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari system tersebut.”.

Menurut Anggadini (2013:180)[4], “Sistem komputer merupakan kombinasi dari komponen-komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), komunikasi, sumber daya (manusia dan informasi) dan prosedur-prosedur pemrosesan.”

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan sistem komputer adalah kumpulan komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, sumber daya, dan prosedur pemrosesan yang saling berhubungan untuk suatu tujuan pokok dari sitem tersebut.

2. Elemen Sistem Komputer

Menurut Suyanto (2015:2))[3], “Elemen-elemen dari sistem komputer adalah software, hardware, dan brainware.

a. Hardware (perangkat keras/piranti keras) adalah peralatan di sistem komputer yang secara fisik terlihat dan dapat dijamah.

b. Software (perangkat lunak/piranti lunak) adalah program yang berisi perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data.

c. Brainware adalah manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur system computer.

Ketiga elemen sistem komputer tersebut harus saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan. Hardware tanpa adanya software, maka tidak akan berfungsi seperti yang diharapkan, hanya berupa benda mati saja. Sofware yang akan mengoperasikan hardwarenya. Hardware yang sudah didukung oleh software juga tidak akan berfungsi kalau tidak ada manusia yang mengoperasikannya.”

Sumber: Suyanto (2015:2)
Gambar 2.4. Elemen Komputer

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Jogiyanto dalam Mujiati (2016:11)[5],”Analisis dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.”

Menurut Darmawan (2013:210))[6], “Analisis Sistem adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi.”

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah penguraian sebuah sistem yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai macam permasalahan yang timbul, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut Anthony dalam Mujiati (2013:2)[5], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”

Menurut Jogiyanto dalam Mujiati (2013:2)[5],”Informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.”

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data ke dalam bentuk yang lebih berguna yang memiliki fakta yang dapat digunakan dalam pengambilan suatu keputusan.

2. Ciri-ciri Informasi

Menurut Davis dalam Kadir (2014:47)[7],”, Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut :

  1. Benar atau Salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar.

  2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.

  3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

Sedangkan Mc Leod dalam Darmawan dan Nur Fauzi (2013:2)[8],, mengatakan suatu informasi yang berkualitas harus meiliki ciri-ciri :

  1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dlakukan melaui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.

  2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

  3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

  4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

  5. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan yang tidak ada bulannya atau tidak ada fakturnya.

Sumber: Kadir (2014:48)
Gambar 2.5 Hubungan Data, Informasi, dan Pengetahuan

Konsep Dasar Basis Data

1. Definisi Basis Data

Menurut Kadir (2014:218)[9],”Basis Data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi.”

Menurut Fathansyah (2012:2)[10],”Basis data (database) adalah himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.”

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa database adalah sekumpulan data yang terorganisasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah suatu informasi.

2. Operasi Dasar Basis Data

Menurut Fathansyah (2012:2)[10], Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data dapat meliputi:

  1. Pembuatan basis data baru (create database), yang identik dengan pembuatan lemari arsip baru.

  2. Penghapusan basis data (drop database), yang identik dengan perusakan lemari arsip (sekaligus beserta isinya, jika ada).

  3. Pembuatan tabel baru ke suatu basis data (create table), yang identik dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada.

  4. Penghapusan tabel dari suatu basis data (drop table), yang identik dengan perusakan map arsip lama yang tersimpan di sebuah lemari arsip.

  5. Penambahan/pengisian data baru ke sebuah tabel di sebuah basis data (insert), yang identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip.

  6. Pengambilan data dari sebuah tabel (query), yang identik dengan pencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip.

  7. Pengubahan data dari sebuah tabel (update), yang identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

  8. Penghapusan data dari sebuah tabel (delete), yang identik dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada si sebuah map arsip.

3. Manfaat Basis Data

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini:

a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah daripada penyimpanan secara manual dan elektronis.

b. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengodean atau dengan membuat relasi-relasi dalam bentuk tabel antar kelompok data yang daling berhubungan.

c. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antardata bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan penyimpanan data.

d. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu kita butuhkan. Karena itu kita dapat memilih adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori, hingga data yang kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita gunakan, dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line. Di susu lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis.

e. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relatif. Seorang pemakai mungkin sudah menganggap bahwa data yang dikelola sudah lengkap, tapi pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau yang sekarang sudah dianggap lengkap, belum tentu di masa yang akan datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga harus menyimpan struktur (baik yang mendefinisikan objek, seperti struktur file/tabel dan indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat merubah record-record data, tapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel.

f. Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Akan tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

g. Kebersamaan Pemakaian (Sharability)
Pemakai basis data sering kali tidak terbatas pada satu pemakai saja atau di satu lokasi saja oleh suatu sistem/aplikasi saja. Data pegawai dalam basis data kepegawaian, misalnya, dapat digunakan oleh banyak pemakai dari sejumlah departemen dalam perusahaan oleh banyak sistem. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung kegiatan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tapi tetap dengan menjaga/menghindari munculnya persoalan baru seperti inkosistensi data atau kondisi deadlock.

Konsep Dasar Pengontrolan

1. Definisi Pengontrolan

Menurut Ichwan, dkk (2013:15)[11], “Sistem pengendalian adalah susunan suatu komponen yang dihubungkan sedemikian rupa untuk mengatur suatu kondisi agar mencapai kondisi yang diharapkan.”

Menurut Tamodia (2013:22))[12], “Sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut: Sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai kebijakan, prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi, dan manusia. Serta meliputi kebijakan dan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas organisasi agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaan tercapai.”

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian atau pengontrolan adalah sistem yang diatur sedemikian rupa menggunakan teknik, prosedur, dan lain-lain untuk mengatur suatu kondisi sehingga mencapai kondisi yang diharapkan.

Konsep Dasar Perancangan

1. Definisi Perancangan

Menurut Darmawan (2013:228)[6], “Rancangan Sistem adalah spesifikasi umum dan terperinci dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis. spesifikasi perancangan umumnya dikerjakan oleh programmer agar sistem yang dirancang dapat diterapkan.”

Menurut Jogiyanto dalam Mujiati (2016:11)[5], “Perancangan mempunyai 2 maksud, yaitu untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan untuk memberikan gambaran yang jelas kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah suatu tahap perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi sesuai dengan perencanaan.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[6], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

3. Tahap-tahap Rancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[6], Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229)[6], ), “Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.”

Menurut Widyaningtyas (2014:2)[13], “Prototipe adalah satu versi dalam sistem potensial, memberikan ide para pengembang dan user, bagaimana sistem berfungsi dari bentuk sudah selesai".

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan prototipe adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

2. Jenis-jenis prototipe

Menurut Simarmata dalam Saefullah (2015:408)[14], Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Rapid Throwaway Prototyping

  2. Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

  3. Prototype Evolusioner

  4. Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe

Sumber: Simamarta (2010:68)

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Adelia (2011:116) [15], ), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program.”


Menurut Sagita (2013:33) [16], ), “flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya.”


Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2013:229) [17], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:.”

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  2. Sumber: Tri (2015:3)
    Gambar 2.6 Flowchart Sistem (System Flowchart)


  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart).

  4. Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

    Sumber: Tri (2015:4)
    Gambar 2.7 Flowchart Dokument (Document Flowchart)

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart).

    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

    Sumber: Tri (2015:5)
    Gambar 2.8 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  6. Flowchart Program (Program Flowchart).

  7. Flowchart' program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.


    Sumber: Tri (2015:6)
    Gambar 2.9 Flowchart Program (Program Flowchart)

  8. Flowchart Proses (Process Flowchart).

  9. Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

    Sumber: Tri (2015:7)
    Gambar 2.10 Simbol Flowchart Proses

    Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

    Sumber: Tri (2015:8)
    Gambar 2.11 Flowchart Proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Mustaqbal dkk (2015:323)[18], “Pengujian adalah suatu proses pelaksanaan suatu program dengan tujuan menemukan suatu kesalahan. Suatu kasus test yang baik adalah apabila test tersebut mempunyai kemungkinan menemukan sebuah kesalahan yang tidak terungkap. Suatu test yang sukses adalah bila test tersebut membongkar suatu kesalahan yang awalnya tidak ditemukan".

Menurut Rizky (2011:237) [19], ), “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah suatu proses sebagai siklus hidup dan proses rekayasa terhadap aplikasi program secara terintegrasi untuk menemukan kesalahan program demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis sebelum diserahkan kepada pelanggan.

2. Jenis-Jenis Pengujian

  1. Black Box Testing

    1). Definisi Black Box Testing

    Menurut Siddiq (2012:4) [20], ), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak”. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar”.

    Menurut Warsito (2015:32) [21], ), “black box testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database, kesalahan performa dan kesalahan validasi data”.

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa black box testing adalah metode pengujian atau uji coba yang memfokuskan pada keperluan software atau perangkat lunak untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah berfungsi dengan benar.

    2). Metode Pengujian Black Box Testing

    Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

    a). Equivalence Partitioning

    Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    b). Boundary Value Analysis

    Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output..

    c). Cause-Effect Graphing Techniques

    Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut :

    1) Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

    2) Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

    3) Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

    4) Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji.


    d) Comparison Testing

    Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

    e) Sample and Robustness Testing

    1) Sample Testing

    Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    2) Robustness Testing

    Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.


    f) Behavior Testing dan Performance Testing

    1) Behavior Testing

    Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    2) Performance Testing

    Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

    3) Requirement Testing

    Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

    Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

    g) Endurance Testing

    Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

    3. Kelebihan dan Kelemahan Black Box Testing


    Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

    Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan Black Box

    Sumber: Siddiq (2012:68)

  2. White Box Testing

    1). Definisi White Box Testing


    Handaya dan Hakim Hartanto (2011:204) [22], ), “White Box adalah sebuah cara pengujian yang menerapkan struktur kontrol untuk dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh suatu uji kasus”.

    Menurut Rizky (2011:261) [19], ), “white box testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri".

    Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa white box testing adalah jenis atau cara pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail isi perangkat lunak untuk memperoleh suatu uji kasus..

    2). Langkah-Langkah White Box


    Adapun langkah-langkah pengujian terhadap white box, yaitu:

    a. Mendefinisikan semua alur logika.

    b. Membangun kasus untuk digunakan dalam pengujian.

    c. Melakukan Pengujian

    3). Pengujian White Box

    Pengujian white box adalah pengujian yang didasarkan kepada pengecekkan ke dalam detail perancangan, penggunaan yang dilakukan struktur kontrol pada suatu desain pemograman untuk dapat membagi pengujian ke beberapa kasus pengujian. Metode pengujian dengan white box ini sering dilakukan untuk:

    a. Memberikan dan membuatkan suatu jaminan bahwa seluruh jalur yang independen hanya pakai modul minimal satu kali.

    b. Keputusan yang sifatnya logis bisa digunakan untuk seluruh kondisi true (benar) atau untuk seluruh kondisi false (salah).

    c. Mengeksekusi seluruh perulangan yang ada kepada batasan nilai dan operasionalnya terhadap setiap situasi dan kondisi.

    d. Syarat yang dilakukan menjalani strategi white box testing.

    e. Mendefinisikan tentang seluruh alur-alur logika yang ada.

    f. Membuat kasus yang akan digunakan terhadap tahapan uji.

    g. Hasil pengujian akan di lakukan evaluasi kembali.

    h. Pengujian yang dilakukan haruslah secara menyeluruh.

    Berdasarkan konsep pengujian white box ini, memeriksa kalkulasi dalam internal path untuk mengidentifikasi kesalahan. Adapun keungulan dan kelemahan dari pengujian white box ini, Keunggulanya adalah dapat mendeteksi kesalahan logika. ketidaksesuaian asumsi, case sensitive. Sedangkan, kelemahan dari pengujian white box testing ini adalah melibatkan sumber daya besar atau menjadikan uji coba white box testing ini boros.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:66), “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.

Menurut Guritno (2011:302)[23], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno dan kawan-kawan (2011:302), elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

a. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.Berikut penjelasan mengenai Metode MDI :

  1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

  2. D pada MDI berarti Desirable. Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

c. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu :

  1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atauteknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan ?

  2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan ?

  3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem ?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

  1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

  2. Middle (M): Mampu dikerjakan.

  3. Low (L): Mudah dikerjakan.

3. Final Draft Elisitasi

Final Draft elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

4. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dalam Siahaan (2012:67), .elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

a. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries)

Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan olehseberapa dalam dan luas pengetahuan developerakan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkupdan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

b. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan

Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagiandari proses elisitasi adalah menidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

c. Mengenali tujuan dari sistem yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai

Tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

5. Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dalam Siahaan (2012:75), berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan :

a. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

b. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

c. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi

d. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok focus, dan pertemuan tim.

e. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat

f. Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

g. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama

6. Masalah Dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000) dalam Siahaan (2012:68)[28], tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni :

a. Masalah ruang lingkup

Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan sistem yang mungkin membingungkan dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

b. Masalah pemahaman

Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memil iki pemahaman yang sedikitdan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

c. Masalah perubahan

Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:1)[24], “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”.

Menurut Syahwil (2013:53)[25],"Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer”.

Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol atau pengedalian. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

2. Arsitektor Mikrokontroler

Menurut Setiawan (2011:11)[26], “arsitektur adalah rancangan hardware internal yang berkaitan dengan: tipe, jumlah dan ukuran register serta rangkaian lainnya. Arsitektur pada sebuah mikrokontroler sangat mempengaruhi kinerja pada saat melakukan proses pengendalian (control):”.

  1. Arsitektur Von-Neuman

    Mikrokontroler yang di disain berdasarkan arsitektur ini memilik sebuah data bus 8-bit yang dipergunakan untuk "fetch" instruksi dan data. Program (instruksi) dan data disimpan pada memori utama secara bersama-sama. Ketika kontroler mengalamati suatu alamat di memori utama, hal pertama yang dilakukan dalah mengambil instruksi untuk dilaksanakan dan kemudian mengambil data pendukung dari instruksi tsb. Cara ini memperlambat operasi.

    Sumber: http://agfi.staff.ugm.ac.id
    Gambar 2.12 Arsitektur Mikrokontroller Von-Neuman

  2. Arsitektur Harvard

    Arsitektur ini memilik bus data dan instruksi yang terpisah, sehingga memungkinkan eksekusi dilakukan secara bersamaan. Secara teoritis hal ini memungkinkan eksekusi yang lebih cepat tetapi dilain pihak memerlukan disain yang lebih kompleks.

    Sumber: http://agfi.staff.ugm.ac.id
    Gambar 2.13 Arsitektur Mikrokontroller Harvard

    Didalam mempelajari mikrokontroler, kita dituntut untuk dapat menguasai dua hal yang sangat pokok, berdasarkan arsitektur mikrokontroler tersebut kedua hal tersebut adalah hardware dan software.

    Dari mikrokontroler. Hardware akan sangat kita perlukan ketika kita akan manggunakan mikrokontroler untuk berhubungan dengan device (perangkat) yang sifatnya berada diluar mikrokontroler, software (instruksi) dalam hal ini juga tidak kalah penting karena didalam mengendalikan suatu system kita juga harus memahami instruksi dari mikrokontroler yang digunakan.

3. Instruksi Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:4) [27], “Ada dua kosep populer yang berhubungan dengan desain CPU dan set instruksi.(1) Complex Instrution Set Computing (CISC) dan (2) Reduce Instruction Set Cumputing (RISC).

  1. Instruksi CISC

  2. Menurut Syahrul (2012:4-5) [27], “Umumnya set instruksi CISC dibuat efisien dengan memasukan sejumlah besar complex instruction (instruksi kompeks). Tujuannya adalah mengurangi ukuran program yang telah terkompilasi (bahasa mesin) dengan instruksi-instruksi yang terbatas. Pada dasarnya sebuah instruksi kompleks adalah ekivalen daengan tiga atau empat simple instruction (instruksi sederhana). Karena program yang telah terkompilasi mempunyai ukuran kecil, kebutuhan memori utama juga kecil. Keuntungan lain dari instruksi kompleks adalah jumlah instruksi jumlah instruksi di dalam sebuah program (terkompilasi) lebih sedikit, waktu yang digunkan CPU untuk pengambilan (fetching) instruksi lebih sedikit. Karena itu kita memperoleh dua keuntungan mempunyai instruksi kompleks di dalam set instruksi yaitu mengurangi harga sistem (pengunaan memori kecil) dan mengurangi waktu ksekusi program. Namun demikian, diperlukan compiler efisiensi tinggi intuk menggunakan instruksi kompleks lebih sering pada saat translasi program bhasa tingkat tinggi ke program bahasa mesin. Karena itu, software sistem (compiler) menjadi sangat besar untuk membuat kode objek yang kecil.

  3. Instruksi RISC

  4. Dalam instruksi RISC menurut Syahrul (2012:5) [27] , “Istilah “KISS” sering digunkan dalam konsep RISC yang merupakan singkatan dari “Keep it short and simple””.

    Arsitektur RISC mempunyai fitur sebagai berikut:

    1) Instruksi: Instruksinya sederhana.

    2) Set instruksi: Set instruksi sedikit.

    3) Panjang instruksi: Panjang instruksinya sama untuk semua instruksi

    4) Register: Register untuk penyimpanan operand jumlahnya besar.

    5) Arsitektur Load/Store: Operand untuk instruksi aritmetika seperti “ADD” tersedia di register dan bukan di memori. Demikian halnya hasil instruksi “ADD” disimpan di register bukan di memori. Jadi insruksi “LOAD” akan mendahului instruksi “ADD” dan instruksi “STORE” akan mengikuti instruksi “ADD”, jika diperlukan. Karena itu, compiler akan memberikan banyak instruksi “LOAD” dan “STORE”.

    6) Eksekusi Instruksi: Eksekusi instruksi yang lebih cepat (memberikan kecepatan siklus instruksi rata-rata satu clock per instruksi). Pipeline instruksi, memory cache internal (built-in) dan arsitektur sperscalar adalah yang termasuk dalam CPU supaya rata-rata satu instruksi menghasilkan pipeline untuk setiap clock.

4. Komponen Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:15) [27], “ada beberapa fitur-fitur yang umum ada pada mikrokontroler yang bisa dijelaskan, berikut ini: ”

  1. RAM (Random Access Memory)

  2. RAM digunakan mikrokontroler sebagai media simpan variabel/memori dan bersifat volatile artinya bisa kehilangan semua atau seluruh data, jika tidak dapat catu daya.

  3. ROM (Read Only Memory)

  4. ROM digunakan sebagai kode memori karena terdapat fungsi tempat menyimpan program yang diberikan oleh user.

  5. Register

    Register berfungsi untuk media simpan nilai-nilai yang digunakan dari proses yang telah disediakan mikrokontroler. ex: variabel program, I/O, dan komunikasi serial.

  6. Special Funtion Register

  7. Adalah register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalan mikrokontroler dan register ini terletak di bagian RAM.

  8. Input dan Output Pin

  9. Pin Input adalah bagian yang memiliki fungsi sebagai penerima sinyal luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media input. Ex: keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Sedangkan, pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk keluarkan sinyal, pada hasil proses algoritma mikrokontroler.

  10. Interrupt

  11. Interrupt merupakan suatu bagian pada mikrokontroler yang memiliki fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi sehingga ketika program sedang running (berjalan), nantinya program tersebut, akan diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan sebuah program melalui alamat yang ditunjukkan sampai selesai, untuk nanti dijalankan lagi.

5. Input/Output Mikrokontroler

Menurut Setiawan (2011:14) [26], “Mikrokontroller mempunyai beberapa Input/Output diantaranya yaitu :”

  1. UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron.

  2. USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron.

  3. SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial sinkron.

  4. SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART (asynchronous serial port).

  5. I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat yang dikembangkan oleh Philips. Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer elektronik, otomotif dan indistri. I2C bus ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan hingga 128 titik dalam jarak 10 meter. Setiap titik dalam jaringan dapat mengirim dan menerima data. Setiap titik dalam jaringan harus memiliki alamat yang unik.

  6. Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan informasi analog (misalnya voltmeter, pengukur suhu dll).

  7. D/A (Digital to Analog) Converters. Kebalikan dar ADC seperti diatas.

  8. Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki ssebuah atau lebih komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal input/output terpasang pada bus mikrokontroller.

6. Jenis-jenis Mikrokontroler

Menurut Syahwil (2013:58-59) [25], “Jenis-jenis Mikrokontroler Umum Digunakan, yaitu:”

  1. Keluarga MCS51

  2. Mikrokontroler ini termasuk dalam keluarga mikrokontroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64 KB dan RAM luar 64 KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengizinkan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (Programmable Logic Control).

  3. AVR

  4. Mikrokontroler Alv and Vegard's RISC processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, periferal dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90S,oc, keluarga ATMega, dan AT86RFxx.

  5. PIC

  6. Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga mikrokontroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam PIC cukup populer digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan serial pada komputer.


Konsep Dasar Arduino UNO

1. Definisi Arduino

Menurut Syahwil (2013:60) [25],"Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel”.

Arduino memiliki 14 pin input/output dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Sumber: http://arduino.cc
Gambar 2.14 Arduino Uno

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply. Powernya menyala secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada board.Rekomendasi tegangan ada pada 7 sampai 12 volt. Arduino sendiri memiliki IDE untuk compiler. Proses kerja Arduino ialah melakukan pemrograman pada IDE, compile, dan upload binary/hex file ke kontroler. Berbeda dengan Processing yang kode hasil compile langsung dijalankan di komputer, kode hasil compile Arduino harus diupload ke kontroler sehingga dapat dijalankan. Fungsi tombol pada IDE Arduino:

Verify : Cek error dan lakukan kompilasi kode.

Upload  : Upload kode ke board/kontroler. Asumsi bahwa board dan serial port telah disetting dengan benar.

New : Membuat aplikasi baru.

Open : Buka proyek yang telah ada atau dari contoh-contoh/examples.

Save : Simpan proyek anda. Serial Monitor: Membuka serial port monitor untuk melihat feedback/umpan balik dari board.

Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :

    1. Pin
    2. Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pinini, atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin ini.

    3. 5v
    4. Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

    5. 3,3v
    6. Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya adalah 50mA Pin Ground berfungsi sebagai jalur ground pada Arduino.

    7. Memori
    8. ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.

    9. Input dan Output
    10. Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada 5 volt.Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected oleh default) 20- 50 KOhms.

      Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

      1) Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

      2) Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.

      3) PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output.

      4) PWM dengan fungsi analogWrite().

      5) SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.

      6) LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.

Konsep Dasar RFID

1. Definisi RFID

Menurut Maryono dalam Rahardja (2015:3) [28] ,"RFID (Radio Frequency Identification) adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder (tag) untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh”.

Menurut Pratama (2014:238) [29] ,"RFID (Radio Frequency Identification) didefinisikan sebagai sebuah teknologi digital memanfaatkan jaringan wireless (gelombang radio) untuk proses transfer data, identifikasi sebuah objek, termasuk juga informasi elektronik lainnya (biasanya dalam bentuk tag)”.

RFID secara umum terdiri atas tiga bagian. Ketiga bagian tersebut terdiri atas tag, reader, dan antena.

  1. Tag berfungsi untuk menyimpan informasi yang bermanfaat di dalam RFID itu sendiri. Tag dapat dibedakan menjadi Inlay Tag (tag utama pada RFID), Passive Tag (tidak memiliki sumber energi sendiri), dan Active Tag (memiliki sumber sendiri).
  2. Reader berfungsi untuk memudahkan di dalam membaca (read) informasi yang terkandung di dalam tag RFID. Reader sendiri terdiri atas terminal/RFID Reader Mobile, Vehicle Mounted RFID reader, dan Fixed RFID Reader.
  3. Antena berfungsi untuk memudahkan di dalam penentuan jarak baca antara tag dan reader pada RFID.

2. Sistem Kerja RFID

Sistem kerja RFID mengikuti sistem kerja teknologi lainnya yang yang juga berbasiskan gelombang radio dan elektromagnetik. Urutan langkah kerja RFID secara umum adalah sebagai berikut:

a) Informasi penting disimpan di dalam Tag RFID.

b) Tag ini terhubung dengan komponen antena RFID.

c) Reader memanfaatkan gelombang elektromagnetik atau frekuensi radio untuk melakukan pembacaan informasi di dalam tag. Proses pembacaan ini disesuaikan dengan jenis reader yang ada.

3. RFID MIFARE RCS522

Sumber: http://instructables.com
Gambar 2.15 RFID RCS522

RFID MFRC522 adalah sebuah modul berbasis IC Philips MFRC522 yang dapat membaca RFID dengan penggunaan yang mudah karena dapat digunakan langsung oleh MCU dengan menggunakan interface SPI dan suplai tegangan sebesar 3,3 volt. MFRC522 merupakan produk dari NXP yang menggunakan fully integrated 13,56 MHz non-contact communication card chip untuk melakukan pembacaan maupun penulisan. MFRC522 support dengan semua varian MIFARE.

Spesifikasi RFID MFRC522:

a. Arus ketika berkerja:13—26mA/ DC 3.3v.

b. Arus ketika bersiap:10-13mA/DC 3.3V

c. Arus ketika mode tidur:<80uA

d. Arus tertinggi:<30mA

e. Frekuensi kerja:13.56MHz

f. Jarak pembacaan :0~60mm(mifare1 card)

g. Protocol:SPI

h. Kecepatan komunikasi data hingga 10Mbit/s

i. Support:mifare1 S50、mifare1 S70、mifare UltraLight、mifare Pro、mifare Desfire

Konsep Dasar Komponen Elektronika

1. Definisi Elektronika

Menurut Ernawati dalam Waridah (2014:52) [30] ,"Elektronika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari pemancaran,prilaku,dampak elektron, serta alat-alat yang menggunakannya”.

Menurut Kadir (2013:2) [29] ,"Rangkaian elektronik adalah rangkaian listrik yang mengandung komponen-komponen elektronik”.

Contoh peralatan (piranti) elektronik : Radio, TV, kamera video, kamera digital, computer, Laptop , smart card, dll.

2. Jenis-jenis Komponen Elektronik

Menurut Chandra (2011:9) [29] ,"Komponen-komponen elektronika dibagi dalam jenis komponen pasif dan komponen aktif

  1. Komponen Elektronika Pasif
  2. Komponen Pasif adalah komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta tidak dapat mengubah energy dari satu bentuk ketempat yang lain. Macam-macam komponen pasif :

    1. Resistor
    2. Menurut Sandy dalam Hermawan (2014:262) [29] ,"Resistor adalah satu elemen elektronika yang di gunakan sebagai hambatan listrik".

      Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi sepertinikel-kromium).

      Sumber: Winarno (2011:39)
      Gambar 2.16 Resistor

      Karakteristik utama dari resisitor adalah resisitansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, listrik dan induktansi.

      Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantungpada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.

      Sumber: http://chamchumcham.blogspot.com/
      Gambar 2.17 Skema Warna Resistor

      Resistor dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

      a) Resistor yang nilainya tetap.

      b) Resistor yang nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

      c) Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.

      d) Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).

      Dalam rumusannya dapat ditulis sebagai berikut :

      V=I.R

      Keterangan :

      V = Tegangan listrik (volt)

      I = Arus yang mengalir (ampere)

      R = Tahanan (ohm)

    3. Kapasitor
    4. Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tunersebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F).

      Sumber: http://teknikelektronika.com/
      Gambar 2.18 Jenis-jenis Kapasitor

      Rumus muatan kapasitor

      Q=C.V

      Keterangan :

      Q : Muatan (Coulumb)

      C : Kapasitas (Farad)

      V : Tegangan (Volt)

      (1 Coulumb = 6,3*1018 elektron)

      Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :


      1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
      2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum.
      3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.
    5. Induktor
    6. Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H). Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :

      1. Induktor yang nilainya tetap

      2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.


  3. Komponen Elektronika Aktif
  4. Komponen aktif adalah komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrikserta mjengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Macam-macam komponen aktif diantaranya:

    1. Transistor
    2. Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide. Secara umum, Transistor dapat dibagi menjadi 2 kelompok Jenis yaitu Transistor Bipolar (BJT) dan Field Effect Transistor (FET). Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta Terminal Collector atau Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”.

      Sumber: http://www.learningaboutelectronics.com
      Gambar 2.19. Contoh Transistor

      Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

      a) NPN (Negative Positive Negative)

      Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-N. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

      Sumber: Hernanto (2014:20)
      Gambar 2.20. Simbol Transistor NPN

      b) PNP (Positive Negative Positive)

      Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-N di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-P. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

      Sumber: Hernanto (2014:20)
      Gambar 2.21. Simbol Transistor PNP

      Fungsi transistor diantaranya adalah:

      1. Sebagai Penyearah

      2. Sebagai Penguat tegangan dan daya

      3. Sebagai Stabilisasi tegangan

      4. Sebagai Mixer

      5. Sebagai Osilator

      6. Sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)

    3. Dioda
    4. Dioda (Diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

      Sumber: http://forbot.pl
      Gambar 2.22. Dioda

      Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah:

      1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.

      2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.

      3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.

      4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.

      5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.

    5. IC
    6. IC (Integrated Circuit) merupakan suatu komponen semikonduktor yang dirancang dari beberapa komponen elektronika seperti transistor, dioda, resistor, kapasitor, dan komponen semikonduktor lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang berbentuk chip. Terdapat beberapa keuntungan dari pengguna IC diantaranya yaitu:

      1. Bentuk fisiknya kecil sehingga rangakian jadinya akan kelihatan kecil dan kompak (compo)

      2. Catu daya yang diperlukan kecil

      3. Sistem operasional sangat praktis dan cepat

      4. Baik pemasangan maupun pemakaiannya mudah dan praktis

      5. Harganya relatif murah dibanding dengan menggunakan transistor


Konsep Dasar Power Supply

1. Definisi Power Supply

Sumber: Gunawan (2011:1)
Gambar 2.23. Power Supply

Menurut Gunawan (2011:1) [31] ,"power supply adalah alat atau sistem yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik atau bentuk energi jenis apapun yang sering digunakan untuk menyalurkan energi listrik.”.

Menurut Husaini (2014:1) [32] ,"power supply merupakan sebuah sistem yang menyediakan sumber daya DC (direct current) atau arus searah, diperoleh dengan jalan merubah arus bolak-balik AC menjadi arus searah dan menstabilkan tegangan keluarannya minaret kebutuhan sebum sistem elektronik”.

Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.

2. Fungsi Power Supply

Menurut Gunawan (2011:1) [31] ,"power supply dapat melakukan fungsi berikut ini:”.

a) Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.

b) Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan atau voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

c) Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain

d) Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya

input.

e) Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.

f) Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal terjadi.

Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.

3. Prinsip Rangkaian Power Supply

Menurut Gunawan (2011:1) [31] ,"secara prinsip rangkaian power supply adalah menurunkan tegangan AC, menyearahkan tegangan AC sehingga menjadi DC, menstabilkan tegangan DC, yang terdiri atas transformator, dioda dan kapasitor atau kondensator. Tranformator biasanya berbentuk kotak dan terdapat lilitan-lilitan kawat email didalamnya. Ada 2 jenis rangkaian penyearah, yaitu setengah gelombang (half wave) dan gelombang penuh (fullwave). Arus listrik DC yang keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja arus listrik DC semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan oleh perangkat elektronik apapun. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply”.

Definisi SQL

Structured Query Language (SQL) adalah sekumpulan perintah khusus yang digunakan untuk mengakses data dalam database relasional.

Menurut Nugroho dalam Kuswidiardi (2015:17) ,"MySQL merupakan salah satu database popular dan mendunia, MySQL bekerja menggunakan SQL (Sctructured Query Language). Itu dapat diartikan bahwa MySQL merupakan standar pengguna database di dunia untuk pengolahan data”.

SQL Server adalah sistem manajeman database relasional (Relational Database Managemant System atau RDBMS) yang dirancang untuk aplikasi dengan arsitektur client/server produksi dari Microsoft

Definisi MySQL

Menurut Saputra (2012:7) [33] ,"MySQL merupakan salah satu database popular dan mendunia, MySQL bekerja menggunakan SQL (Sctructured Query Language). Itu dapat diartikan bahwa MySQL merupakan standar pengguna database di dunia untuk pengolahan data”.

Definisi Xampp

Menurut Puspitasari (2011:1) [34] ,"XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server mysql dan support php programming. xampp merupakan software yang mudah digunakan, gratis dan mendukung instalasi di linux dan windows”.

Definisi Web Server

Menurut Sibero (2011:19) [35] ,“Web Server adalah sebuah komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Secara bentuk fisik dan cara kerjanya, perangkat keras web server tidak berbeda dengan PC, yang membedakan adalah kapasitas dan kapabilitasnya”.

Definisi HTML

Menurut Sibero (2011:19) [35],“HTML atau dengan singkatan Hyper Text Markup Language adalah bahasa pemograman yang digunakan dalam web sebagai bahasa untuk pertukaran dokumen web”.

Definisi PHP

Menurut Sibero (2011:49) [35],“PHP adalah pemrograman interprenter yaitu proses penerjemahan baris kode sumber menjadi kode mesin yang dimengerti computer secara langsung pada saat baris kode dijalankan.” PHP disebut sebagai pemrograman Server Side Programming hal ini dikarenakan seluruh prosesnya dijalankan pada server. PHP adalah suatu bahasa dengan hak cipta terbuka atau yang juga dikenal dengan istilah Open Source yaitu pengguna dapat mengembangkan kode-kode fungsi PHP sesuai dengan kebutuhannya”.

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Guritno (2011:86) [36] ,"Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan literature review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

2. Kajian Literature Review

Menurut Guritno (2011:87) [36] ,"dalam melakukan kajian literature review. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:”.

a. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.

b. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

c. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

d. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

input.

e. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

3. Jenis-Jenis Penelitian

Menurut Guritno (2011:22) [36] ,"jenis-jenis penelitian yaitu:”.

  1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
  2. Secara umum penelitian mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:

    1) Penelitian Dasar (basic research)

    Penelitian dasar disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research), penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.

    2) Penelitian Terapan (applied research)

    Penelitian terapan berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

    3) Penelitian Evaluasi (evaluation research)

    Penelitian evaluasi fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja. Sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi ataupun lembaga.

    Tabel 2.3. Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluasi

    Sumber: Guritno (2011:26)

  3. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya
  4. Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan yaitu:

    1) Penelitian Deskriptif

    Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.

    2) Penelitian Prediktif

    Penelitian prediktif (predictive research), studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.

    3) Penelitian Improftif

    Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program.

    4) Penelitian Eksplanatif

    Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.

    5) Penelitian Eksperimen

    Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.

    6) Penelitian Ex Post Facto

    Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel-variabel.

    7) Penelitian Partisipatori

    Bonnie J. Cain penulis buku Parsticipatory Research, Research with Historical Consciousness mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.

    8) Penelitian dan Pengembangan

    Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

Literature Review

Literature Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Banyak penelitian sebelumnya yang membuat sistem yang sejenis dengan penelitian yang penulis lakukan, diantaranya:

  1. Penelitian oleh Asep Nugraha Permana [2016] dari STMIK Raharja sebagai bentuk skripsi dengan judul “PENDETEKSI DEBIT BENSIN BERBASIS INTERNET OF THINGS DENGAN MENGGUNAKAN ESP8266 PADA SPBU PERTAMINA” pada perancangan ini penulis menggunakan ESP8266 sebagai mikrokontroler, Sensor ultrasonic sebagai pengukur ketinggian debit bensin, dan RFID sebagai media transaksi antara pengguna dengan alat.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Isdiarto [2016] dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk skripsi dengan judul “MESIN PENJUAL MAKANAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 PADA KOPERASI KARYAWAN GMF AEROASIA SEJAHTERA” Pada perancangan ini peneliti menggunakan ATMega8 sebagai mikrokontroler, dan menggunakan Bluetooth sebagai media komunikasi anatara alat dengan pengguna.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmat Aprianto [2016] dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk skripsi dengan judul “PROTOTYPE ELEKTRONIK SIM RFID SEBAGAI ALAT UNTUK MENGHIDUPKAN KENDARAAN BERMOTOR PADA BENGKEL RM 1 MOTOR” pada perancangan ini penulis menggunakan mikrokontroler ATmega 328, menggunakan relay sebagai penggerak ON/OFF kendaraan bermotor dan menggunakan RFID RDM 6300 sebagai interface antara pengguna dengan alat.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Hendi Handian Rachmat dan Gilbert Allegro Hutabarat [2014] dari Institut Teknologi Nasional Bandung sebagai bentuk jurnal dengan judul “Pemanfaatan Sistem RFID sebagai Pembatas Akses Ruangan” pada perancangan ini penulis menggunakan kartu RFID untuk dimanfaatkan sebagai kartu identifikasi personal pada sistem akses ruangan. Keberadaan sistem ini ditujukan untuk menjaga keamanan dan privasi ruangan dari se seorang yang tidak memiliki otoritas untuk memasuki ruangan tersebut. RFID tag yang dipergunakan dalam sistem ini berbentuk kartu tipe EM4001 dan menyimpan kode unik yang digunaka n sebagai identifikasi personal. Kode ini dibaca oleh RFID reader tipe ID-12 dan di validasi otoritasnya dengan mikrokontroler ATMega32 untuk mengatur sistem kerja kunci elektrik yang dirancang sendiri menggunakan solenoid.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Caroline Caroline, Ellyas Muda C.S, Loga Gilang A, Ardian S, Hermawati Hermawati, Ike Bayusari [2014] dari Universitas Sriwijaya, Palembang sebagai bentuk jurnal dengan judul “APLIKASI SMART CARD BERBASIS RFID UNTUK SISTEM KEAMANAN PARKIR” pada perancangan ini penulis menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) untuk mengatasi masalah keamanan pada tempat parkir dengan menerapkan RFID ini pada smartcard. Smartcard terhubung dengan webcam dan database yang telah berisikan data-data pemilik kendaraan yang terdaftar sehingga bila tidak sesuai dengan data yang ada maka palang parkir tersebut tidak akan dapat membuka secara otomatis. Hasil pembacaan webcam tersebut merupakan salah satu alat bukti bila terjadi kehilangan karena arah webcam tersebut akan merekam wajah pengendara motor.

  6. Penelitian yang dilakukan oleh Junhao Niua,b, Chuanpei Xua, Peng Chena, Mengxiang Lianga [2016] dari School of Electronic Engineering and Automation, Guilin University of Electronic Technology, Guilin, Guangxi, China sebagai bentuk jurnal dengan judul “Design of RFID Card Reading System” pada perancangan ini penulis menggunakan modul RFID HY-502 sebagai penerima informasi kartu, mikrokontroler LPC2368, informasi kartu RFID diterima dan diterjemahkan pada komputer menggunakan RS232. Dengan penyesuaian aplikasi pada komputer dan database, informasi kartu dapat disimpan dan ditampilkan. Ditujukan untuk sekolah, transportasi, supermarket, dan berbagai bidang lainya.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Montaser dan Osama Moselhi [2013] dari Department of Building, Civil & Environmental Engineering, Concordia University, Canada sebagai bentuk jurnal dengan judul “RFID indoor location identification for construction projects” pada perancangan ini penulis membuat sistem identifikasi lokasi pada ruangan tertutup (indoor) dan metode pelacakan bahan untuk proyek konstruksi menggunakan RFID pasif. Pada penerapannya untuk menginformasikan lokasi bahan bangunan tenaga kerja dan peralatan konstruksi. Informasi spasial ini digunakan untuk mengetahui status dan perkembangn dari proyek konstruksi.

  8. Penelitian yang dilakukan oleh Alessia D'Andrea, Fernando Ferri, dan Patrizia Grifoni [2016] dari Institute for Research on Population and Social Policies (IRPPS), Rome, Italy sebagai bentuk jurnal dengan judul “RFID Technologies in Healthcare Setting: Applications and Future Perspectives” pada perancangan ini penulis membuat sistem untuk mengetahui riwayat pasien dan pengelolaan barang.

  9. Penelitian yang dilakukan oleh Praveen K Thakre, Rekha Khatarkar dan, Pooja Karaiya [2016] dari Indian Journal Of Applied Research, India sebagai bentuk jurnal dengan judul “Rfid Technology In Indian Libraries” pada perancangan ini penulis membuat sistem yang akan diterapkan pada perpustakaan untuk menggantikan sistem lama yang masih menggunakan sistem EM (Electro-Mechanical) dan RF (Radio Frequency).

  10. Penelitian yang dilakukan oleh Su Naing Myint, Min Min Oo [2016] dari Department of Electrical Power Engineering, Mandalay Technological University Mandalay, Myanmar sebagai bentuk jurnal dengan judul “AUTOMATED MULTI-STORIED CAR PARKING SYSTEM USING RFID” pada perancangan ini penulis merancang sistem untuk perparkiran menggunakan RFID, sistem ini mampu menginforasikan pada pengguna lokasi parkir yag masih tersedia pada sebuah gedung. Data diperbaharui seraca berkala ke database untuk memperbaharui tempat yang tersedia untuk parkir.

Dari kesepuluh literatur diatas telah banyak penelitian yang menggunakan RFID, Arduino UNO, database, dan komponen lainnya namun belum ada penelitian yang menggabungakan antara pengunan RFID dengan database MySQL yang ditunjukan untuk sekolah sebagai tempat observasi dan implementasi. Sebagai acuan dari literature di atas maka dibuatlah penelitian yang berjudul “MESIN PENJUAL ALAT TULIS OTOMATIS PADA UKS SMK MANDIRI 2 BALARAJA”.

BAB III

PEMBAHASAN

Analisa Organisasi

Gambaran Umum SMK Mandiri 2 Balaraja

SMK Mandiri 2 Balaraja adalah sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Mandiri (Yaspendri 79) yang beralamat di Jl. Raya Kresek Km. 0,5 Balaraja. Saat ini sekolah ini memiliki 5 buah jurusan diantaranya Teknik Komputer dan Jaringan, Multimedia, Administrasi Perkantoran, Akuntansi Keuangan, dan Broadcasting. Memiliki bangunan 3 lantai sehingga proses pembelajaran di sekolah ini bisa berlangsung secara kondusif. Jumlah siswa untuk tahun ajaran 2016/2017 adalah sekitar 1540 siswa.

Sejarah Singkat SMK Mandiri 2 Balaraja

Gambar 3.1 SMK Mandiri 2 Balaraja


SMK Mandiri 2 Balaraja berdiri sejak Tanggal 05 Februari Tahun 1996 dengan Nomor SK : 164/102.1/1996 Dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Jawa Barat. bertempat di Jalan Raya Kresek Km. 0.5 Balaraja Kabupaten Tangerang

Pendirian SMK Mandiri 2 Balaraja mempunyai beberapa alasan diantaranya adalah:

  1. Didorong oleh kesadaran dan hasrat ingin maju dari masyarakat Balaraja bahkan juga masyarakat sekitarnya.

  2. Mengingat di Kabupaten Tangerang pada waktu itu SMK terbatas hanya ada di wilayah kota kabupaten saja, sedangkan kesadaran dan hasrat ingin maju telah meluas sampai jauh kepelosok desa, sedangkan jarak antara Kecamatan Balaraja dan Kota Kabupaten Tangerang sejauh 25 KM.

Pendirian SMK Mandiri 2 Balaraja di Balaraja dimaksudkan pula sebagai realisasi cita-cita ke arah pemerataan kesempatan kerja.

Saat itu bangunan baru berdiri 3 ruang belajar dengan status penggunaan pagi sampai siang dan siang hari sampai sore. Jumlah rombongan belajar sebanyak 3 rombel dan jumlah siswa 125 orang dengan jurusan yang dikembangkan saat itu adalah Jurusan Perkantoran. Kondisi fasilitas pun masih minim, hanya ada 3 kelas yang dapat digunakan oleh siswa.

Seiring waktu berjalan, pelan-pelan kondisi sekolah pun berubah. Terlihat perkembangan yang cukup jelas bahwa sekolah ini tumbuh menjadi sekolah yang besar dengan pengelolaan yang baik.

Sekarang, jumlah ruang belajar & siswa pun sudah banyak, dengan fasilitas yang sudah memadai. Serta memiliki empat jurusan (Paket Keahlian), yaitu Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Multimedia & Teknik Komputer & Jaringan

Berikut urutan Pimpinan SMK Mandiri 2 Balaraja, dari mulai berdiri hingga sekarang:

  1. Drs. H. Ahmad Chaerani  : Juli 1997 s.d November 2000

  2. Drs. Biso Hartono  : November 2000 s.d November 2001

  3. Drs. Supriyadi  : Juli 2002 s.d Juni 2003

  4. Drs. Sutarman P.  : Juli 2003 s.d Desember 2004

  5. Aswani, S.Pd  : Desember 2004 s.d Desember 2007

  6. Drs. H. Empik Sukmadadi  : September 2008 s.d Juni 2012

  7. Drs. H. Ahmad Chaerani  : Juli 2012 s.d Agustus 2015

  8. Dedi Afandi, S.P.  : Agustus 2015 s.d Sekarang

Visi, Misi dan Tujuan SMK Mandiri 2 Balaraja

Dengan pengembanan tugas dan fungsi yayasan SMK MANDIRI 2 BALARAJA serta mengikuti kebijakan pemerintah di sektor pendidikan, maka perlu dirumuskan visi dan misi

1. VISI

Terdepan Dalam Dunia Pendidikan Kejuruan, Peka Terhadap Kemajuan IPTEK Dan Profesional Dalam Layanan.

2. MISI

Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Memiliki Kualitas Iman dan Taqwa Dalam Upaya Menciptakan Lingkungan Wirausaha yang Handal dan Tenaga Kerja yang Profesional.

3. MOTTO

  1. Amanah, komitmen dan konsisten terhadap tugas

  2. Semangat kekeluargaan dan kebersamaan

  3. Proporsional

  4. Profesional

  5. Mengutamakan Kepentingan Umum

Struktur Organisasi

Agar setiap perusahaan atau institusi dapat berjalan dengan baik dan aktivitas operasional perusahaan atau insitusi tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka dibentuklah struktur organisasi yang jelas dan sistematis. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam aktifitas perusahaan atau institusi, hal tersebut dimaksudkan agar setiap anggota sapat mengetahui dengan pasti apa saja yang menjadi tugas dan wewenangnya masing – masing dan kepada siapa saja anggota tersebut harus mempertanggung-jawab kan hasil pekerjaannya.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi SMK Mandiri 2 Balaraja

Wewenang dan Tanggung Jawab

SMK MANDIRI 2 BALARAJA dalam menejemennya terdapat bagian – bagian yang mempunyai wewenang serta tanggung jawabdalam menjalankan dan menyelesaikan semua pekerjaannya.

Berikut tugas dan kewajiban bagian–bagian yang ada pada SMK MANDIRI 2 BALARAJA adalah sebagai berikut :


1. Tugas dan Kewajiban Ketua Yayasan

  1. Merumuskan dan menentukan kebijakan yayasan yang berkaitan dengan visi dan misi yayasan serta bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan belajar mengajar.
  2. Mengidentifikasikan, mengendalikan fasilitas dan oprasional yayasan.
  3. Menerima laporan keuangan setiap bulannya.
  4. Mengkoordinasikan setiap fungsi dalam perusahaan agar dapat melaksanakan fungsinya masing – masing dalam rangka pencapaian tujuan prusahaan.

Melakukan control terhadap fungsi masing – masing unit yang dikelola yayasan.

2. Tugas Dan Kewajiban Kepala Sekolah

  1. Mengatur seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
  2. Merumuskan dan menentukan kebijakan kegiatan mengenai kegiatan di sekolah.
  3. Mengkoordinasikan semua staf dalam organisai sekolah.

3. Tugas dan Kewajiban Tata Usaha

  1. Membuat laporan administrasi sekolah setiap bulannya.
  2. Membuat laporan keuangan.
  3. Memberikan layanan terhadap semua kegiatan guru.

4. Tugas dan Kewajiban Wakasek Kurikulum dan Staff Kurikulum

  1. Menyusun jadwal kegiatan belajar mengajar.
  2. Membantu kepala sekolah dalam merumuskan kebijakan yang mencakup kegiatan belajar mengajar.
  3. Menentukan bahan ajar tiap – tiap jurusan.
  4. Mengatur siswa siswi dalam kegiatan PKL di perusahaan.
  5. Membantu siswa siswi mencari pekerjaan setelah kelulusan atau membantu memudahkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

5. Tugas dan Kewajiban Wakasek Sarpras

  1. Menjusun budget pembelian alat alat menyangkut fasilitas sekolah.
  2. Menjaga dan bertanggung jawab penuh terhadap fasilitas dan aset sekolah.

6. Tugas dan Kewajiban Wakasek Kesiswaan dan Pembina Osis

  1. Mengkoordinasikan semua koordinasi ekstrakurikuler.
  2. Mengatur kegiatan osis atau organisasi sekolah.

7. Tugas dan Kewajiban Kepala Program Setiap Jurusan

  1. Mengatur dan menjaga siswa/siswi setiap jurusan.
  2. Membantu program kerja setiap jurusan.
  3. Membantu kinerja wali kelas dan memonitoring kinerja wali kelas.

8. Tugas dan Kewajiban Dewan Guru

  1. Melakukan kegiatan belajar mengajar.
  2. Memberikan penilaian terhadap siswa yang mengikuti pembelajaran.
  3. Memberikan contoh kepribadian yang baik terhadap siswa.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur pembelian alat tulis di koperasi SMK Mandiri 2 Balaraja masih menggunakan cara manual yang umum digunakan, adapun tahap tahap pembelian alat tulis di koperasi SMK Mandiri 2 Balaraja adalah terdiri dari 5 (lima) alur, yakni sebagai berikut:

  1. Siswa mendatangi koperasi.

  2. Siswa menanyakan barang kepada petugas koperasi

  3. Petugas mengecek ketersediaan barang yang diminta.

  4. Jika barang tersedia, maka siswa akan membayar sejumlah barang yang dibeli.

  5. Petugas menerima pembayaran dari siswa dan memberikan uang kembalian jika ada.

Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

1. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Berjalan

Dapat dijelaskan pada gambar 3.3 Flowchart sistem pembelian alat tulis yang berjalan pada SMK Mandiri 2 Balaraja yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart sistem pembelian alat tulis yang berjalan.

  2. 3 (tiga) simbol proses yang menyatakan proses siswa datang ke koperasi untuk menanyakan ketersediaan barang kepada petugas, proses siswa melakukan transaksi pembelian dan pembayaran ketika barang tersedia.

  3. 1 (satu) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengamblan keputusan jika “Ya” dan “Tidak”

2. Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Gambar 3.4 Flowchart Sistem Yang Diusulkan

Pada rancangan sistem yang diusulkan ini adalah dengan adanya mesin penjual alat tulis otomatis yang berbasis RFID. Sistem ini dapat bekerja secara efisien, hemat dan memberikan kemudahan bagi para penggunanya. Karena permasalahan yang sering ditemui pada saat proses jual beli alat tulis di koperasi sekolah, terutama bagi petugas penjaga koperasi dan para siswa yang akan membeli alat tulis tersebut adalah tidak teraturnya proses pembelian seperti banyak siswa yang berdesakan dan penjaga yang kerepotan untuk melayani siswa yang ingin membeli barang di koperasi.

Hal ini membuat proses jual beli di koperasi berjalan tidak efektif dan memungkinkan untuk terjadi tindak kejahatan seperti pencurian. Berikut adalah flowchart mesin penjual alat tulis otomatis yang diusulkan pada gambar 3.4.

Dapat dijelaskan pada gambar 3.4, flowchart mesin penjual alat tulis otomatis pada SMK Mandiri 2 Balaraja, diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart mesin penjual alat tulis otomatis yang diusulkan.

  2. 5 (lima) simbol input-output yang menyatakan output yang dikeluarkan beragam sesuai dengan kondisi kartu yang telah discan.

  3. 3 (tiga) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang awalnya siswa mendatangi mesin penjual alat tulis otomatis, siswa melakukan tap pada RFID Reader untuk membaca kartu yang akan digunakan untuk melakukan pembelian, dan untuk seterusnya Arduino akan mengolah data yang diterima dari RFID Reader lalu mengurangi saldo kartu dan memberikan perintah kepada servo untuk bergerak menjatuhkan barang.

  4. d. 4 (empat) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah kondisi ketika sistem dalam keadaan “Ya” atau “Tidak”. Sebagai salah satu contoh, ada suatu kondisi dimana RFID melakukan pemindaian kartu, dan ada sebuah kondisi apakah kartu tersebut terpindai? Jika “Ya”, maka alat akan melakukan proses ke tahap selanjutnya selanjutnya. Namun jika “Tidak”, maka alat akan mengakhiri proses yang berjalan. Karena kartu tersebut tidak terpindai, maka alat akan melakukan proses dari awal.

Rangkaian Keseluruhan Alat

Peracangan Prototype

Mesin penjual alat tulis otomatis pada SMK Mandiri Balaraja, dalam perancangan prototipe ini disusun dengan menyerupai alat penjual minuman otomatis atau yang biasa kita kenal sebagai vending machine. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: Arduino, yang digunakan sebagai pusat kendali dari segala komponen yang terpasang. RFID card yang berfungsi sebagai sumber data yang akan dipindai, RFID Reader yang berfungsi untuk membaca kartu RFID, motor servo yang berfungsi untuk membuka atau menutup jalan keluar bagi alat tulis. LCD yang berfungsi untuk menampilkan keterangan ketika transaksi berhasil atau gagal. Bahan dalam perancangan prototipe ini terbuat dari kayu sebagai pembentuk alat penjual mesin otomatis.

Gambar 3.5 Perancangan Prototype

Metode Prototype

Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Tabel 3.1 Perbandingan Prototype

Cara Kerja Alat

Cara kerja Mesin Penjual Alat Tulis Otomatis ini dapat dibagi atas 3 (tiga) bagian. Bagian pertama adalah sistem input, dimana distem ini merupakan langkah awal dari kerja alat, kemudian sistem proses yang bekerja memproses sinyal atau data yang diterima dari sistem input untuk di keluarkan pada bagian ketiga yaitu sistem output.

Gambar 3.6 Cara Kerja Alat

  1. Sistem Input
    Pada sistem input, menggunakan kartu RFID yang sudah terisi oleh data siswa dan jumlah saldo yang tersimpan di database.

  2. Sistem Process
    Pada sistem proses ini menggunakan Arduino Uno yang merupakan otak dari segala input yang bertugas untuk mengolah program, mengirimkan data ke server dan meneruskannya ke bagian output.

  3. Sistem Output
    Sistem output alat ini menggunakan LCD 16x2 yang akan menampilkan keterangan ketika pembelian telah berhasil atau tidak berhasil.

Diagram Blok Sistem

Agar mudah dipahami, peneliti membuat diagram blok sistem beserta alur kerja untuk mesin penjual alat tulis otomatis. Berikut blok diagram beserta keterangan alur kerja dari mesin penjual alat tulis otomatis pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Diagram Blok Sistem

Keterangan:

  1. Rangkaian Arduino berfungsi sebagai mikrokontroler yang berfungsi untuk menerima dan mengolah data yang diterima dari RFID Reader selanjutnya Arduino akan mengolah data yang diterima menjadi perintah untuk nantinya akan diteruskan kepada motor servo untuk mengeluarkan alat tulis sesuai dengan jumlah pembelian. Setelah itu, Arduino akan mengirimkan perubahan data kepada MySQL server.

  2. Kartu RFID berfungsi sebagai input yaitu untuk mengirim data kepada RFID reader dan seterusnya akan dikirim ke Arduino yang nantinya akan diolah lalu diproses.

  3. Buzzer berfungsi sebagai notifikasi ketika kartu RFID terbaca dan sebagai pemberi informasi jika stok barang di dalam mesin habis.

  4. Motor servo berfungsi sebagai katup yang berfungsi untuk membuka dan menutup jalan keluar bagi pulpen yang akan dibeli.

  5. LCD berfungsi sebagai output yang akan menampilkan keterangan transaksi kepada pembeli.

  6. MySQL Server berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan data yang diterima dari Arduino, data yang tersimpan akan langsung terupdate.

  7. Lampu LED berfungsi sebagai indikator alat bisa melakukan transaksi. Jika alat siap digunakan maka lampu indikator akan menyala.

  8. Power Supply digunakan sebagai pemberi sumber tegangan arus listrik ke rangkaian alat.

Pembuatan Alat

Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.7. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

1. Alat yang digunakan

  1. Laptop atau PC.

  2. Laptop atau komputer sebagai server database

  3. Software Arduino IDE untuk menulis program.

  4. Software Fritzing untuk menggambar skematik rangkaian.

  5. Software Edraw Max untuk menggambar flowchart

  6. Solder

2. Bahan yang digunakan

  1. Arduino UNO R3

  2. Arduino Ethernet Shield

  3. Motor servo

  4. LCD 16x4

  5. RFID MFRC522

  6. Switch jaringan

  7. Kabel RJ45

  8. Papan PCB

  9. Power supply

  10. Kabel jumper

  11. Kayu

  12. Paku

  13. Engsel

  14. Akrilik

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

1. Rangkaian Catu Daya

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805 dan 3.3v melalui IC 1117. Arus yang masuk dari adaptor switching melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

Gambar 3.8 Rangkaian Catu Daya

Keterangan dari jalur-jalur diatas:

  1. Tegangan masuk sebesar 12v didapat dari sumber tegangan.

  2. D adalah dioda, digunakan untuk memastikan pemasangan sumber tegangan tidak terbalik yang akan menyebabkan short pada rangkaian. Jika mengunakan arus AC komponen ini dapat digunakan sebagai penyearah setelah gelombang atau half wave, tipe dioda yang digunakan adalan 1N4002.

  3. C1 adalah Kapasitor elektrolit, merupakan komponen yang berfungsi sebagai perata detak atau pulse ripple tagangan awal sebelum masuk pada komponen penurun tegangan atau IC regulator, adapun nilai yng digunakan adalah sebesar 100uF/16v.

  4. IC 7805, digunakan menurunkan tegangan menjadi +5V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen mikrokontroler, LCD dan servo.

  5. IC 1117, digunakan menurunkan tegangan menjadi +3,3V yang digunakan sebagai tegangan kerja komponen modul RFID.

  6. C2, digunakan sama seperti pada komponen C1 akan tetapi bentuk kapasitor yang digunakan berbeda yaitu menggunakan nilai 100nF.

2. Rangkaian RFID


RFID digunakan untuk membaca rangkaian kode-kode yang terdapat pada tag card. Variasi kode tag mencangkup nilai 1-9 dan huruf A-Z sehingga kecil kemungkinannya setiap tag card memiliki kode yang sama. Prinsip kerja alat ini sangatlah sederhana, yaitu di dalam modul RFID MFRC522 terdapat antena yang merupakan reader atau alat pembaca tag card, sehingga tag card harus didekatkan ke antena ini. Dari antena tersebut data akan dikirimkan ke bagian penerjemah input yang telah terdapat pada modul, untuk kemudian dikirimkan ke Arduino melalui komunikasi SPI.

Gambar 3.9. Rangkaian RFID MFRC522

Keterangan dari jalur-jalur diatas:

  1. Jalur berwarna merah adalah VCC yang berfungsi sebagai sumber arus dari rangkaian.

  2. Jalur berwarna hitam merupakan jalur Ground.

  3. Jalur berwarna abu-abu berfungsi sebagai reset untuk modul RFID.

  4. Jalur berwarna kuning merupakan SDA/SS yang berfungsi sebagai jalur data.

  5. Jalur berwarna putih merupakan jalur SCK.

  6. Jalur berwarna hijau merupakan jalur MOSI yang berfungsi sebagai komunikasi output pada arduino dan input pada modul RFID.

  7. Jalur berwarna biru merupakan jalur MISO yang berfungsi sebagai komunikasi input pada arduino dan output pada modul RFID.

3. Rangkaian Motor Servo

Gambar 3.10. Rangkaian Motor Servo

Keterangan dari jalur-jalur diatas:

  1. Jalur berwarna merah adalah jalur VCC yang berfungsi sebagai sumber tegangan pada rangkaian.

  2. Jalur berwarna hitam merupakan jalur Ground.

  3. Jalur berwarna kuning merupakan pulse yang berfungsi untuk mengatur posisi lengan servo.

4. Rangkaian LCD

Gambar 3.11. Rangkaian LCD 16x2

Keterangan dari jalur-jalur diatas:

  1. Jalur berwarna merah meupakan jalur VCC yang berfungsi sebagai pemberi arus pada rangkaian.

  2. Jalur berwarna hitam merupakan ground.

  3. Jalur berwarna biru merupakan SCL.

  4. Jalur berwarna kuning merupakan jalur SDA.

5. Rangkaian Keseluruhan Sistem

Gambar 3.12. Rangkaian Keseluruhan Sistem

Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Perancagan perangkat lunak adalah melakukan penulisan listing program ke dalam software Arduino 1.6.12 dengan menggunakan bahasa C, dimana perintah - perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang dibuat.

1. Konfigurasi Program Arduino

Setelah melakukan instalasi Software Arduino IDE, maka langkah selanjutnya adalah membuka program Arduino IDE. Untuk tampilan program dapat dilihat di gambar 3.13.

Gambar 3.13. Tampilan Program Arduino IDE

Penjelasan kode di atas:

  1. void setup() {} berfungsi sebagai inisialisasi variabel, inisialisasi PIN, penggunaan library, dan lain-lain. Fungsi ini hanya akan di eksekusi satu kali, yaitu ketika Arduino diaktifkan atau ketika tombol reset Arduino diaktifkan.

  2. void loop() {} adalah fungsi yang berjalan berulang, fungsi ini bisa di eksekusi jika program yang ditulis sudah diinisialisasi pada fungsi setup.

2. Listing Program Pada Software Arduino UNO

Arduino IDE sebagai aplikasi yang digunakan untuk mengupload program ke dalam Arduino UNO, sehingga dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Berikut adalah gambar listing program yang ditulis sehingga arduino dapat bekerja sesuai sesuai penulisan program.

Gambar 3.14. Listing Program Arduino

Penjelasan kode di atas:

  1. #include <SPI.h> untuk mengambil program SPI dari library Arduino, yang akan mengaktifkan fungsi SPI pada Pin Arduino.

  2. #include <Ethernet.h> digunakan untuk mengambil program Ethernet Shield dari library Arduino, yang akan mengaktifkan fungsi komunikasi jaringan pada Arduino.

  3. byte mac[] berfungsi untuk menentukan alamat fisik Ethernet Shield.

  4. byte server[] berfungsi untuk menentukan alamat IP Ethernet Shield.

  5. EthernetClient client berfungsi untuk mengaktifkan mode client Ethernet Shield.

  6. #include <MFRC522.h> digunakan untuk mengambil program modul RFID dari libray Arduino, yang akan mengaktifkan komunikasi antara Arduino dengan modul RFID.

  7. #define SS 8 berfungsi untuk deklarasi Pin 8 Arduino sebagai SS (Slave Select) untuk modul RFID.

  8. #define RST 9 berfungsi untuk deklarasi pin 9 Arduino sebagai reset untuk modul RFID

  9. #include <Servo.h> digunkan untuk mengambil program modul Servo dari library Arduino, yang akan mengaktifkan komunikasi antara Arduino dengan motor servo.

Gambar 3.15. Tampilan Compile Program

Penjelasan kode di atas:

  1. Baris kode program menggunakan 20.000 byte dari masimal penyimpanan baris program yaitu 32.256 byte.

  2. Menggunakan variabel sebesar 1.212 byte memori, menyisakan 836 byte.

Permasalahan Yang Dihadapi Dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan bapak Muhamad Supni, S.Kom selaku kepala lab SMK Mandiri 2 Balaraja maka didapatkan permasalahan yang ada di SMK Mandiri 2 Balaraja adalah sebagai berikut:

  1. Petugas koperasi merasa kerepotan ketika melayani banyaknya siswa yang ingin membeli alat tulis di koperasi karena proses jual beli masih menggunakan cara konvensional.

  2. Proses transaksi yang masih menggunakan uang tunai sehingga kurang efektif, apalagi ketika siswa melakukan pembayaran tidak menggunakan uang pas.

  3. Jumlah stok barang yang tersedia tidak terdata dengan baik karena petugas masih menggunakan cara manual untuk melakukan pendataan stok barang.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, diantaranya:

  1. Membuat suatu sistem atau alat yang dapat menjual alat tulis yang dapat bekerja secara otomatis.

  2. Merubah media transaksi jual beli yang awalnya menggunakan uang tunai menjadi menggunakan kartu RFID yang sudah terisi saldo.

  3. Membuat sistem yang terintegrasi dengan database server sehingga jumlah stok barang dapat terdata dengan benar.

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan Metode MDI. Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi :

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap II

Keterangan :
M = Mandatory (Dibutuhkan atau Penting)
D = Desirable (Diinginkan Atau Tidak Terlalu Penting)
I = Inessential (Tidak Penting Atau Dieliminasi)

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan elisitasi tahap II diatas, dibentuklah elisitasi tahap III yang diklasifikasikan kembali menggunakan Metode TOE dengan opsi LMH.

Keterangan :
T  : Technical L  : Low
O  : Operational M  : Middle
E  : Economic H  : High


Elisitasi Tahap Final

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan, dapat di lihat pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah tabel pengujian Black Box Mesin Penjual Alat Tulis Otomatis pada SMK Mandiri 2 Balaraja, untuk pengujian pada sistem yaitu sebagai berikut:

1. Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Ke Server

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Ke Server

2. Pengujian Black Box Saat Menjalankan Program

Tabel 4.2Pengujian Black Box Saat Menjalankan Program

3. Pengujian Black Box Pada Saat Menggunakan RFID

Tabel 4.3Pengujian Black Box Pada Saat Menggunakan RFID

4. Pengujian Black Box Pada Tampilan di LCD

Tabel 4.4Pengujian Black Box Pada Tampilan di LCD

5. Pengujian Black Box Pada Sistem Database

Tabel 4.5Pengujian Black Box Pada Database

Uji Coba Hardware

1. Pengujian Rangkaian RFID

Rangkaian RFID digunakan sebagai sistem identifikasi tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan seperti barcode dan magnetic card. Adapun pengujian dilakukan dengan menggunakan serial data.

Pengujian yang akan dilakukan pada rangkaian RFID adalah hanya untuk mengetahui dan memastikan bahwa modul rfid dapat digunakan dengan baik, dan ataupun pengujian rangkaian RFID dapat di lihat pada gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian RFID

Pengujian rangkaian RFID ini hanya untuk melihat apakah module RFID berfungsi dengan semestinya. Pada rangkaian diatas menggunakan serial data yang dihubungkan dapat menampilkan data pada serial monitor, sedangkan untuk sumber tegangannya mengambil dari sumber tegangan Arduino UNO sebesar +5 volt, adapun hasil pengujiannya bisa dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Rangkaian RFID Pada Serial Monitor

Setelah melakukan pengujian diatas, dapat dipastikan bahwa rangkaian modul RFID dapat berfungsi dengan sangat baik.

2. Pengujian Rangkaian Motor Servo

Pengujian rangkaian motor servo ini dilakukan untuk mengetahui bahwa motor servo dapat bekerja sesuai yang diinginkan, pengujian ini dilakukan dengan menempelkan kartu RFID ketika alat sedang aktif. Hasil yang diinginkan adalah pada saat kartu RFID ditempelkan, maka Arduino akan meneruskan perintah yang didapat dari RFID ke servo untuk mengeluarkan pulpen. Adapun hasil pengujian servo dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.3 Proses Pengujian Motor Servo

Kartu yang digunakan adalah kartu yang memiliki saldo yang cukup, sehingga, Servo akan bergerak 180 derajat setelah proses transaksi selesai.

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Motor Servo

3. Pengujian Rangkaian LCD

LCD disini merupakan bagian output yang akan menampilkan informasi kepada pengguna atau user. Data yang akan ditampilkan di LCD seperti pemberitahuan jika saldo pada kartu tidak mencukupi, ketika stok barang habis, maupun saat transaksi berhasil. Pada pengujian rangkaian LCD ini dilakukan dengan cara menempelkan kartu RFID ketika alat sedang aktif.

Gambar 4.5 Proses Pengujian Rangkaian LCD

Kartu yang digunakan adalah kartu yang memiliki saldo yang cukup, sehingga, LCD akan menampilkan tulisan “Transaksi Berhasil” setelah proses transaksi selesai.

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Rangkaian LCD

4. Pengujian Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.7 Rangkaian Catu Daya

Dari hasil pengujian pada rangkaian diatas didapatkan hasil yang terukur sebenarnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5Pengujian Black Box Pada Database


Dari tabel diatas kita akan membuktikan nilai toleransi dari

  1. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC 7805, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC 7805 adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

  2. b. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran IC AMS1117, dimana idealnya tegangan keluaran dari IC AMS1117 adalah tepat 3,3 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang cukup stabil untuk membuat sistem dapat bekerja seperti yang diharapkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

Analisa

Flowchart Program

Gambar 4.8 Flowchart Program

Dapat dijelaskan gambar 4.8 Flowchart program mesi penjual alat tulis otomatis diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” padaaliran proses flowchart msin penjual alat tulis tomtis yang diusulkan.

  2. 10 (sepuluh) simbol proses yang yang menyatakan sebuah proses yang diulai dari inisialisasi I/O arduino, arduino memproses data kartu yang diterima, server melakukan pengecekan data pada database, mengurangi saldo dan stok barang bpada database, dan mengirimkan perintah yang akan diterima kembali oleh Arduino.

  3. 7 (tujuh) simbol input-output yang menyatakan output setelah mlakukan proses.

  4. 3 (tiga) simbol decision yang berperan untuk menunjukan sebuah kondisi sistem dalam keadaan “Ya” atau “Tidak”. Sebagai salah satu contoh, ada suatu kondisi dimana RFID melaukan melakukan pengecekan data kartu apakah data pada kartu terdaftar atau tidak? Jika “Ya”, maka program akan melanjutkan proses ke tahap selanjutnya. Namun juka “Tidak”, maka alat akan mengakhir proses yang berjalan. Karena data kartu tidak terdaftar.

Implementasi

Schedule

  1. Observasi

  2. Observasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada awal penelitian. Dengan peneliti memantau langsung tempat penelitian. Observasi ini dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan September 2016 sampai bulan Desember 2016.

  3. Pengumpulan Data

  4. Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 4 minggu yaitu antara 2 September 2016 s/d 30 September 2016.

  5. Perancangan Sistem

  6. Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 6 minggu yaitu antara minggu ke 3 bulan September 2016 sampai akhir bulan Oktober 2016.

  7. Pengujian Sistem

  8. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada sistem pada saat sistem sedang dijalankan. Pengujian sistem dilakukan selama 3 minggu yaitu dimulai dari minggu ke 4 bulan Oktober 2016 sampai dengan minggu ke 2 bulan November 2016.

  9. Evaluasi Sistem

  10. Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 2 minggu minggu ke 2 sampai minggu ke 3 bulan November.

  11. Perbaikan Sistem

  12. Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 4 minggu yaitu pada minggu ke 3 bulan November sampai minggu ke 2 bulan Desember.

  13. Training User

  14. Percobaan alat yang diujicobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2 minggu yaitu antara minggu ke 2 sampai minggu ke 3 bulan Desember.

  15. Implementasi Sistem

  16. Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 2 minggu setelah testing user yaitu pada minggu ke 3 sampai minggu ke 4 bulan Desember 2016.

  17. Dokumentasi

  18. Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.7 Time Schedule Penelitian

Estimasi Biaya

Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.8 Estimasi biaya

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat dan pembahasan Mesin Penjual Alat Tulis Otomatis Pada SMK Mandiri 2 Balaraja di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, di antaranya :

  1. Alat ini dirancang menggunakan Arduino yang dilengkapi modul RFID sebagai input, LCD sebagai output untuk menampilkan status transaksi, dan servo sebagai penggerak untuk menjatuhkan pulpen dari tempat penyimpanan ketika syarat transaksi terpenuhi.
  2. Alat ini bekerja melalui jaringan yang terkoneksi dengan server lokal. Alat ini terlebih dahulu dikoneksikan ke jaringan lokal melalui media kabel jaringan dan switch jaringan, sehingga alat mampu berkomunikasi dengan server.
  3. Server meyimpan saldo kartu dan stok barang pada database MySQL.

Saran

Berdasarkan perancangan dan kesimpulan yang dibuat, ada terdapat beberapa saran untuk penambahan fitur-fitur yang bisa diimplementasikan untuk pengembangan, yaitu:

  1. Alat ini dapat ditambahkan modul suara untuk memberikan output suara sehingga penyampaian informasi menjadi lebih efisien.
  2. Alat ini dapat menjual lebih banyak jenis alat tulis, sehingga akan lebih memudahkan petugas koperasi dan siswa.
  3. Dapat ditambahkan alat untuk mengecek saldo pada kartu RFID yang dimiliki oleh siswa, dan halaman web untuk melihan riwayat transaksi.

DAFTAR PUSTAKA

  1. 1,0 1,1 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  2. 2,0 2,1 Rusdiana, A., & Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia.
  3. 3,0 3,1 Suyanto, Asep Herman. 2015. Pengenalan Komputer: jurnalkomputer.com.
  4. Anggadini, Sri Dewi. 2013. ANALISIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS KOMPUTER DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN: Majalah Ilmiah Unikom.
  5. 5,0 5,1 5,2 5,3 Mujiati, Hanik & Sukadi, Maret 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Stok Obat Pada Apotek Arjowinangun. Jurnal Bianglala Informatika. Volume 4, No.1, lppm3.bsi.ac.id/jurnal, 12 November 2016.
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  7. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta:Andi Offset.
  8. Darmawan, Nur Fauzi. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT.Remaja ROSDA KARYA.
  9. Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta:Andi Offset.
  10. 10,0 10,1 Fathansyah, 2012, Basis Data, Bandung: Informatika.
  11. Ichwan, Muhammad, Milda Gustiana Husada, M. Iqbal Ar Rasyid , 2013. PEMBANGUNAN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALIAN PERALATAN LISTRIK PADA PLATFORM ANDROID. JURNAL INFORMATIKA No.1 , Vol. 4, Januari – April 2013: Bandung.
  12. Tamodia, Widya. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Unuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT.Laris Manis Utama Cabang Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3, Juni 2013:Manado.
  13. Widyaningtyas, A. 2014. Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway Menggunakan Metode Prototype [Skripsi]. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
  14. Saefullah, Asep. Nur Azizah & Andri Ansyah, 2015. Perancangan Sistem Informasi Monitoring Antrian Pembayaran Kuliah Pada LKM Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal. Volume 9, No.1 September 2015.
  15. Adelia, Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Jurnal Sistem Informasi. Volume 6, No.2, September 2011.
  16. Sagita, Vina, Maria Irmina Prasetiyowati. 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, Turbo Boyer-Moore, dan Tuned Boyer Moore Dalam Pencarian String. Jurnal Untimatics, Vol IV, No.1, Juni 2013.
  17. Tri, S. 2015. Analisis dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
  18. Mustaqbal, M. Sidi, Roeri Fajri Firdaus & Hendra Rahmadi, 2015, PENGUJIAN APLIKASI MENGGUNAKAN BLACK BOX TESTING BOUNDARY VALUE ANALYSIS. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Volume I, No 3, 10 Agustus 2015
  19. 19,0 19,1 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
  20. Siddiq, Asep Jafar 2012. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
  21. Warsito, Ary Budi, Muhammad Yusup & Moh Iqbal. 2015. Perancangan SIS+ Menggunakan Metode YII Framework Pada Perguruan Tinggi Raharja.CCIT Journal. Volume.8 No.2, Januari 2015.
  22. Handaya, W.B.T. & Hakim Hartanto, 2011. Pengembangan Aplikasi berbasis Website untuk Jejaring dan Komunikasi dalam Organisasi Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN). Jurnal Sistem Informasi, Vol. 6, No. 2, September 2011.
  23. Guritno Suryo. Sudaryono. Untung Rahardh]ja. 2011. Theory And Application Of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Inormasi. Yogyakarta : Cv Andi Offset
  24. Sumardi. 2013. “Mengenal Mikrokontroler”, Jakarta: Andi Offset.
  25. 25,0 25,1 25,2 Syahwil, Mohammad. 2013. Panduan Mudah Simulasi dan Praktik Mikrokontroler Arduino. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  26. 26,0 26,1 Setiawan, Afrie 2014. 20 Aplikasi Mikrokontroller ATMega 8535 & ATMega 16 menggunakan BASCOM-AVR. Yogyakarta: Andi Publisher.
  27. 27,0 27,1 27,2 27,3 Syahrul. 2012. MIKROKONTROLER AVR Atmega8535 Menjelajahi: Prinsip-prinsip, antarmuka, dan Aplikasi Mikrokontroler dengan Assembler. Bandung: Informatika.
  28. Rahardja, Untung, Yessi Frecilia, & Nurul Komaeni. 2015. ANALISA PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RFID PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA. CCIT Journal. Vol.9 No.1 – September 2015.
  29. 29,0 29,1 29,2 29,3 Pratama, Agus Eka. 2014. Smart City Beserta Cloud Computing Dan Teknologi-teknologi Pendukung Lainnya. Bandung: Informatika.
  30. Waridah, Ernawati. 2014. Kamus Bahasa Indonesia. Bandung: PT.Kawan Pustaka.
  31. 31,0 31,1 31,2 Gunawan, Putu Nopa. 2011. Laporan Praktikum Rangkaian Listrik Dan Rangkaian Logika Power Suply. Universitas Hasanuddin.
  32. Husaini, M. 2014. Analisi Manajemen Sistem Kerja Power Supply Pada Saat Komputer Sedang Bekerja. Jurnal Mikrotik, Vol.3 No.1, November 2014.
  33. Saputra, Agus. 2012. Membuat Aplikasi Absensi Dan Kuesioner Untuk Panduan Skripsi. PT.Elex Media Komputindo: Jakarta.
  34. “Puspitasari. 2011. Pemrograman Web Database dengan PHP & MySQL. Skripta: Jakarta.
  35. 35,0 35,1 35,2 Sibero, Alexander F. K. 2011. Kitab Suci Web Programing. MediaKom: Yogyakarta.
  36. 36,0 36,1 36,2 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Contributors

Ardiana, Siti Nurhayati