SI1233472982

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

SISTEM PENGONTROLAN PINTU GERBANG OTOMATIS

DENGAN METODE TIMER MENGGUNAKAN INTERFACE

VISUAL BASIC.NET BERBASIS ARDUINO UNO

PADA PT.FURIN JAYA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1233472982
NAMA


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CCIT

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2015

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PENGONTROLAN PINTU GERBANG OTOMATIS

DENGAN METODE TIMER MENGGUNAKAN INTERFACE

VISUAL BASIC.NET BERBASIS ARDUINO UNO

PADA PT.FURIN JAYA

Disusun Oleh :

NIM
: 1233472982
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: CCIT

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Februari 2015

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I))
       
(Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd)
NIP :000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SISTEM PENGONTROLAN PINTU GERBANG OTOMATIS

DENGAN METODE TIMER MENGGUNAKAN INTERFACE

VISUAL BASIC.NET BERBASIS ARDUINO UNO

PADA PT.FURIN JAYA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472982
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi CCIT

Disetujui Oleh :

Tangerang,.... 2015

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
(Fredy Susanto, M.Kom., CCNA., MTCNA)
   
(Asep Saefullah, S.Pd., M.Kom)
NID : 04051
   
NID : 06121

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

SISTEM PENGONTROLAN PINTU GERBANG OTOMATIS

DENGAN METODE TIMER MENGGUNAKAN INTERFACE

VISUAL BASIC.NET BERBASIS ARDUINO UNO

PADA PT.FURIN JAYA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472982
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi CCIT

Tahun Akademik 2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, - 2015

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

SISTEM PENGONTROLAN PINTU GERBANG OTOMATIS

DENGAN METODE TIMER MENGGUNAKAN INTERFACE

VISUAL BASIC.NET BERBASIS ARDUINO UNO

PADA PT.FURIN JAYA

Disusun Oleh :

NIM
: 1233472982
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: CCIT

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, - 2016

 
 
 
 
 
NIM : 1233472982

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Membuka pintu gerbang secara manual adalah pekerjaan yang cukup merepotkan, melelahkan, dan juga membutuhkan waktu untuk mendorong gerbang yang lumayan berat. Contohnya saja saat mungkin petugas keamanan akan membukakan pintu gerbang di pagi hari pada jam tertentu agar para pegawai yang lain bisa masuk kantor dengan tepat waktu, maka petugas keamanan akan membukakan pintu secara manual, hal itu pastinya akan sangat merepotkan, di tambah lagi jika petugas keamanan lupa atau telat membukakan pintu gerbang, maka sudah di pastikan para pegawai tidak akan bisa masuk dan pasti nya akan telat masuk kantor. Dengan kemajuan teknologi dan memanfaatkan mikrokontroller Arduino uno sebagai pengolahan data terciptalah pemikiran untuk membuat sistem pengendali pintu gerbang secara otomatis dan dengan menggunakan mikrokontroller Arduino uno sebagai pengolah data di tambah penjadwalan buka tutup pintu gerbang dengan metode timer. Tidak hanya buka tutup pintu otomatis, yang penulis kembangkan, ada juga fungsi lain yang di tambah kan pada prototype ini, ialah sistem masuk dengan cara input nomor atau id pegawai dan secara otomatis pegawai yang telat akan tercatat waktu kedatangnya. .


Kata kunci : Arduino Uno, Motor DC, Gerbang Otomatis.

ABSTRACT

Open the gate manually is a job that is quite cumbersome, laborious, and also takes time to push the gate pretty heavy. For instance when possible security guard will open the gate in the morning at certain hours so that other employees can come to work on time, then the security officer will open the door manually, it certainly will be very troublesome, plus if the security officer forget or late opening the gate, it has been ascertained officials will not be able to enter and its definitely going to be late for the office. With advances in technology and utilizes uno Arduino microcontroller as data processing created the idea to create the gate control system automatically and using Arduino Uno microcontroller as data processor plus scheduling open and close the gate to the method timer. Not only automatic door opening and closing, the authors developed, there is also another function which is added right on this prototype, the system is entered by way of input id number or employee and the employee automatically will be recorded late kedatangnya time.


Keywords: Arduino Uno, DC Motor, Gate

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan anugerah-Nya serta senantiasa melimpahkan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.


Hanya karena kasih sayang dan kekuatan-Nya lah penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “SISTEM PENGONTROLAN PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN METODE TIMER MENGGUNAKAN INTERFACE VISUAL BASIC.NET BERBASIS ARDUINO UNO PADA PT.FURIN JAYA”.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Drs. Po. Abas Sunarya, M.Si, selaku Direktur Perguruan Tinggi Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd. selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer STMIK Raharja.
  4. Bapak Fredy Susanto, M.Kom., CCNA., MTCNA selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu membimbing penyusunan skripsi.
  5. Bapak Asep Saefullah, S.Pd., M.Kom, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmunya.
  7. Orangtua tercinta yang tanpa lelah selalu memanjatkan doa dan memberikan segala dukungan moril, materil dan spritual. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada Beliau, Amin“.
  8. Rekan-rekan seperjuangan yang tidak bosan-bosan nya terus mendukung dan memberi masukan baik kepada penulis
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan penulis semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat dikemudian hari.


Tangerang, - 2016
Angga Priya Utama
NIM. 1233472982


BAB I

PENDAHULUAN

‎Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu dan zaman pun terus mengalami perubahan dengan teknologi-teknologi yang terus berkembang, dan manusia pun terus berinovasi dalam menciptakan sesuatu yang bisa memudahkan pekerjaan manusia. Pekerjaan manusia semakin di mudahkan dengan dengan adanya ilmu pengetahuan teknologi sistem robotik, banyak pekerjaan yang dikerjakan yang di kerjakan dengan sebuah sistem robotic, dari sector industry maupun rumah tangga, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat waktu. Sebagai contoh pintu gerbang yang saat ini masih banyak di pakai pada pabrik atau perusahaan adalah pintu gerbang yang membuka ataupun menutupnya masih manual, didorong ataupun di tarik oleh security. Permasalahan yang timbul mungkin saja pada saat jam masuk kerja pintu gerbang belum terbuka di karenakan security lupa ataupun telat datang sehingga tidak ada yang membukakan pintu gerbang pabrik tersebut. Permasalahan ini dapat di atasi dengan menggunakan salah satu teknologi yang handal saat ini adalah sebuah sistem robotik yang dipadukan dengan pengaturan timer atau penjadwal waktu. ‎

Untuk membuka pintu gerbang secara otomatis tinggal mengatur settingannya pada aplikasi yang dibuat pada visual basic. Dengan memanfaatkan aplikasi pengendali pintu gerbang otomatis yang dibuat pada software visual basic dan dipadukan dengan metode timer , sehingga dapat dihasilkan suatu inovasi baru di mana membuka dan menutup pintu gerbang tidak lagi menggunakan tenaga manusia untuk mengendalikan nya, pastinya lebih tepat waktu dan tidak menguras tenaga. Rancangan penelitian ini mempunya keunggulan dalam membaca jam karyawan yang terlambat hadir.‎


‎Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat di rumuskan beberapa permasalahan pada penelitian ini adalah :‎

a. Bagaimana cara merancang pintu gerbang dengan metode timer menggunakan mikrokontroler Arduino uno ?

‎b. Bagaimana merancang interface pengontrolan pintu gerbang otomatis dengan visual basic ?‎

‎c. Bagaimana koneksi antara interface visual basic dengan Arduino uno ?

‎Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan pembahasan atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka memberikan ruang lingkup laporan sebagai berikut :‎

‎a. Prototype menggunakan Arduino uno sebagai mikrokontrolernya

‎b. Aplikasi visual basic sebagai interface dan mengatur timer pada pengontrolan pintu gerbang otomatis ini‎

‎c. Sistem hanya mengatur waktu buka dan tutup dari gerbang yang ada pada PT. Furin Jaya.‎

‎Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan

Sasaran yang ingin dicapai dari penulisan laporan ini adalah :

a. Membuat pengontrolan buka tutup pintu gerbang secara otomatis yang dapat bekerja efektif dan dapat di setting waktunya kapan harus buka dan tutup.

‎b. Membuat prototype pengontrolan pintu gerbang secara otomatis dengan metode penjadwalan timer.‎

‎c. Membuat prototype yang dapat memudahkan manusia untuk membuka dan menutup pintu dengan otomatis dan tidak harus memakan tenaga dan waktu.‎

Manfaat

Sebuah karya yang baik adalah karya sarat akan manfaat. Penulisan laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai :

a. Bentuk apresiasi dan kontribusi bagi perkembangan teknologi aplikasi dibidang mekatronik dan teknologi informasi.

‎b. Alat ini akan membantu petugas penjaga gerbang atau keamanan dalam melakukan salah satu pekerjaannya, yaitu membuka dan menutup pintu gerbang.

‎c. Alat ini akan secara otomatis membuka dan menutup pintu gerbang dengan metode timer, jadi pintu gerbang secara otomatis akan membuka dan menutup pintu gerbang pada jam atau waktu tertentu yang sudah di setting.‎


‎Metode Penulisan

Dalam rangka menghasikan karya yang sesuai dengan teori ilmiah dan tepat guna, maka dalam penyusunannya ada beberapa metode yang diterapkan, antara lain :

Metode Pengumpulan data

‎Untuk medapatkan data yang diperlukan dalam laporan skripsi ini, digunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Pengamatan (Observasi Research)

Pada observasi yang dilakukan selama 2 bulan, penulis melihat masih adanya kebiasaan user untuk membuka dan menutup atap secara konvensional.‎

‎b. Metode Wawancara (Interview Research)‎

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan stakeholder yang bernama Suroyo yang ada pada PT.Furin Jaya agar memperoleh data yang jelas dan akurat. Dari hasil wawancara tersebut yang dikeluhkan oleh stakeholder adalah dalam proses membuka dan menutup pintu gerbang masih manual dengan tenaga manusia . ‎

c. Metode Studi Pustaka (Library Research)

Motode Perancangan

Untuk metode perancangan yang diusulkan ini, penulis menggunakan Flowchart. Alasan penulis memilih metode perancangan flowchart ini adalah dalam metode perancangan program sebelumnya penulis menggunakan flowchart, sehingga dalam metode perancangan ini penulis menggunakan metode yang sama agar dapat saling berhubungan dan tidak ada yang berubah dari sistem yang berjalan sampai perancangan sistem yang akan diusulkan, hanya saja ada perubahan atas sistem yang akan diusulkan, namun tidak akan merubah konsep kerja pada sistem yang sedang berjalan. Untuk perancangan alat, penulis menggunakan Sistem Flowchart, dan untuk perancangan program, penulis menggunakan Flowchart Program.

Metode Prototype

Prototype model yang penulis gunakan yaitu Throw-away. Prototype di buat dan di tes. Pengelaman yang diperoleh dari pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian prototype tersebut dibuang (tidak dipakai). Alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena memiliki suatu tujuan utamanya yaitu kegagalan dalam mendefinisikan masalah antara user dan developer dapat dikenali dari awal serta proses testing dan perbaikan dapat dilakukan secara terus menerus sehingga mengurangi tingkat kegagalan produk.

Metode Testing

Pada metode testing ini penulis menggunakan Black Box pada sistem yang akan penulis bangun, dalam fungsinya Black Box testing digunakan untuk menemukan hal-hal yang fungsinya tidak benar atau tidak ada dan kesalahan pada perfomansi (performance errors). Karena uji coba Black Box memungkinkan eksperimen software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.‎

Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi urutan secara garis besar dan kemudian dibagi lagi dalam sub-sub yang akan membahas dan menguraikan masalah yang lebih terperinci. Secara garis besar isinya adalah :‎

‎a. BAB I PENDAHULUAN

‎Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan laporan, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

b. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan laporan sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna.

‎c. BAB III PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

‎Bab ini memuat tentang perancangan sistem pengontrolan pintu gerbang otomatis dengan metode timer menggunakan interface visual basic.net berbasis arduino uno pada PT. furin jaya, Flow Chart dari sistem yang akan dibangun, serta perancangan alat dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno.

d. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

‎Bab ini berisi tentang implementasi dari sistem yang telah dirancang kemudian dilakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap komunikasi antara mikrokontroler, aplikasi pengontrolan, motor DC sebagai media untuk membuka dan menutup pintu gerbang.

e. BAB V PENUTUP

‎Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Mustakini (2009:34), “Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.

Menurut Gaol (2008:11), “Sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja yang terdiri dari input, proses dan output yang saling terintegrasi dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem‎

Menurut Mustakini (2009:54), bahwa suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut:


Gambar 2.1. Karakteristik suatu sistem (Mustakini 2009:54)

a.‎ Komponen sistem (components system)‎

Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian ‎penyusun sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ‎ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem, ‎dapat berupa orang, benda, hal atau kejadian yang terlibat didalam ‎sistem.‎

b.‎ Mempunyai batas sistem (boundary)‎

Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan ‎sistem lain. Tanpa adanya batas sistem maka sangat sulit untuk ‎menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan ‎scope tinjauan terhadap sistem.‎

c.‎ Mempunyai lingkungan (environment)‎

Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar ‎sistem. Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun ‎merugikan. Umumnya, lingkungan yang menguntungkan akan ‎selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem. ‎Sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan ‎agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin, bahkan jika ‎mungkin ditiadakan.‎

d.‎ Mempunyai penghubung atau antar muka (interface) antar ‎komponen

Penghubung atau antar muka merupakan komponen sistem, yaitu ‎segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar ‎komponen dalam sistem. Penghubung atau antar muka merupakan ‎sarana yang memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi ‎dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masing-‎masing komponen. Dalam dunia komputer, penghubung/antar muka ‎dapat berupa berbagai macam tampilan dialog layar monitor yang ‎memungkinkan seseorang dapat dengan mudah mengoperasikan ‎sistem aplikasi komputer yang digunakannya.‎

e.‎ Mempunyai Masukan (input)‎

Masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang ‎perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah ‎lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna. Dalam ‎sistem Informasi Manajemen, masukan di sebut sebagai data.‎

f.‎ Mempunyai Pengolahan (processing)‎

Dalam sistem informasi manajemen, pengolahan adalah berupa ‎program aplikasi komputer yang dikembangkan untuk keperluan ‎khusus. Program aplikasi tersebut mampu menerima masukan, ‎mengolah masukan, dan menampilkan hasil olahan sesuai dengan ‎kebutuhan para pemakai.‎

g.‎ Mempunyai Keluaran (output)‎

Keluaran merupakan komponen sistem berupa berbagai macam ‎bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan. ‎Dalam sistem informasi manajemen, keluaran adalah informasi yang ‎dihasilkan oleh program aplikasi yang akan digunakan oleh pemakai ‎sebagai bahan pengambilan keputusan.‎

h.‎ Mempunyai Sasaran (objective) dan Tujuan (goal)‎

Setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja ‎sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan ‎sistem. Sasaran berbeda dengan tujuan. Sasaran sistem adalah apa ‎yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang relative ‎pendek. Sedangkan tujuan merupakan kondisi/hasil akhir yang ‎ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang. Dalam ‎hal ini, sasaran merupakan hasil pada setiap tahapan tertentu yang ‎mendukung upaya pencapaian tujuan.‎

i.‎ Mempunyai Kendali (control)‎

Bagian kendali mempunyai peran utama menjaga agar proses dalam ‎sistem dapat berlangsung secara normal sesuai batasan yang telah ‎ditetapkan sebelumnya. Dalam sistem informasi manajemen, ‎kendali dapat berupa validasi masukan, validasi proses, maupun ‎validasi keluaran yang dapat dirancang dan dikembangkan secara ‎terprogram.‎

j.‎ Mempunyai Umpan Balik (feed back)‎

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem untuk ‎mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan ‎mengembalikannya ke dalam kondisi norma.‎

‎3.‎ Kriteria Sistem Yang Baik

Kriteria sistem yang baik antara lain:‎

a.‎ Kegunaan

Sistem harus menghasilkan informasi yang tepat pada waktunya, ‎relevan yang berarti sistem tersebut mempunyai manfaat bagi ‎pemakainya.‎

b.‎ Ekonomis

Dalam merancang atau membangun sebuah sistem sebisa mungkin ‎hemat pada biaya perancangan, perawatan maupun operasional ‎sistem tersebut.‎

c.‎ Kehandalan

Keluaran (output) sistem harus memiliki tingkat ketelitian yang ‎sangat tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi secara ‎efektif dan efisien.‎

d.‎ Kapasitas

Sistem harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk menangani ‎periode-periode operasi puncak seperti pada saat sistem beroperasi ‎pada puncak.‎

e.‎ Fleksibilitas

Sistem harus cukup fleksibilitas untuk menampung perubahan yang ‎akan muncul sewaktu-waktu.‎


4.Klasifikasi Sistem‎

Menurut Mustakini (2009:53), Suatu sistem dapat diklasifikasikan:

a. Sistem abstrak (abstact system) dan sistem fisik (phisical system)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tempak secara fisik, misalnya sistem teknologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sitem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

b. Sistem Alami (natural system) dan Sistem Buatan Manusia (human made system)

Sistem alami adalah sistem yang keberadaannya terjadi secara alami/natural tanpa campuran tangan manusia. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alamiah adalah sistem tata surya yang terdiri dari atas sekumpulan planet, gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.

c. Sistem pasti (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probobalistic system)‎

Sistem tertentu adalah sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan/diperkirakan sebelumnya. Sedangkan sistem tidak tentu sistem tingkah lakunya tidak dapat ditentukan sebelumnya. Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya. Program aplikasi yang dirancangdan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas, terstruktur dan baku.‎

d. Sistem Tertutup (closed system) dan Sistem Terbuka (open system)‎

Sistem tertutup merupakan sistem yang tingkah lakunya tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebaliknya, sistem terbuka mempunyai prilaku yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem aplikasi komputer merupakan sistem relative tertutup, karena tingkah laku sistem aplikasi komputer tidak dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi diluar sistem.

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Tata Sutabri (2007: 14) daur hidup sistem adalah proses evolusioner yang dikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Daur hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah – langkah pendekatan sistem karena tugas – tugas tersebut mengikuti pola yng teratur dan dilakukan secara top – down .daur hidup sistem sering di sebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem.‎

Pembangunan sistem hanyalah salah satu dari rangkaian daur hidup suatu sistem. Meskipun demikan, proses ini merupakan aspek yang sangat penting. Kita akan melihat beberapa fase / tahapan dari daur hidup sistem yakni:‎

a. Mengenali adanya kebutuhan

Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagai mana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasistas dari sistem yang ada.

b. Pembangunan sistem‎

Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk kebutuhan yang timbul dan membangun suatu system untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

c. Pemasangan sistem‎

Setelah tahap pembangunan sistem selesai, sistem kemudian akan diopersaikan pemasangan sistem merupakan tahap yang penting pula dalam daur hidup sistem.peralihan dari tahap pembanguna menuju tahap operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya, yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan.‎

d. Pengoperasian sistem

Program –program komuter dan prosedur – prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh system informasi tadi.

e. Sistem menjadi usang‎

Kadang perubahan yang terjadi begitu drasitis sehingga tidak dapat diatasi haya dengan melakukan perbaikan – perbaikan pada sistem yang berjalan. Tibalah saatnya secara ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk mengoperasiaknnya Sistem infomasi kemudian akan melanjutkan daur hidupnya. Sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan sistem beradaptasi ‎


Gambar 2.2. Daur Hidup Sistem


‎Konsep Dasar Data

1. Definisi Data‎

Data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan (Kumorotomo dan Margono, 2010:11)‎

Data didefinisikan sebagai representasi dunia nyata mewakili suatu objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka,huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Dengan kata lain,data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata. Data merupakan material atau bahan baku yang belum mempunyai makna atau belum berpengaruh langsung kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk dihasilkan sesuatu yang lebih bermakna (Mulyanto, 2009:15).‎

Menurut Kadir (2009:3),bahwa “data adalah suatu bahan mentah yang kelak dapat diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu yang lebih bermakna. Data inilah yang nantinya akan disimpan dalam database”.‎

2. Klasifikasi Data‎

Menurut Sutarbi (2012:3), data itu sendiri dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber. Mengenai penjelasan klasifikasi data tersebut akan di urai di bawah ini:

Data dapaikan menurut jenisnya, sifatnya dan sumbernya

a. Klasifikasi data menurut jenis data :

1. Data hitung

Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari jumlah tertentu

2. Data Ukur

Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu.

b. Klasifikasi data menurut sifat data

1. Data kuantitatif

Data kuantitaif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

2. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

c. Klasifikasi data menurut sumber data

1. Data internal

Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

2. Data eksternal

Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain data eksternal terdiri dai dua jenis, yaitu:

a. Data eksternal primer

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yankni orang yang melakukan observasi sendiri.

b. Data eksternal skunder

Data eksternal skunder adalah data diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan obesrvasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

3. Pengolahan Data

Menurut Moekijat (2005:22), pengolahan data adalah kegiatan pikirandengan bantuan tangan atau suatu peralatan, dan mengikuti serangkaian langkah, perumusan atau pola tertentu untuk mengubah data, sehingga data tersebut, bentuk, susunan, sifat, atau isinya menjadi lebih berguna. Menurut Jogiyanto (2004:2), pengolahan data merupakan manipulasi daridata kedalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti , berupa suatu informasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan data adalah kegiatan memanipulasi atau mengubah data agar menghasilkan informasi yang lebih berguna.Menurut Jogiyanto (2004:3), suatu proses pengolahan data terdiri dari tigatahapan dasar yang disebut dengan siklus pengolahan data ( data processing cycle ) yaitu input, processing, dan output. Tiga tahapan dasar ini kemudiandikembangkan dengan ditambah tiga tahap lagi yaitu origination, storage, dan distribution.

a. Origination

Tahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data yang biasanyamerupakan proses pencatatan ( recording ) data dokumen dasar.

b. Input

Tahap ini merupakan proses pemasukan data kedalam proses komputer lewatalatInput (input device).

c. Processing

Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah dimasukkanyang dilakukan oleh alat pemroses (processing device).

d. Output

Tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data ke alat output (out device).

e. Distribution

Tahap ini merupakan proses dari di distribusi output kepada pihak yang berhak dan membutuhkan informasi.

f. Storage

Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengolahan kesimpulan luar ( storage).


Konsep Dasar Testing

1. Definisi Testing

Menurut Rizky (2011:237), “Testing adalah sebuah proses yang dijawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

1. Verifikasi

Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.

2. Validasi

Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

Definisi dari standart yang harus dipenuhi oleh kebutuhan perangkat lunak adalah pembebasan perangkat lunak dari failure, fault, dan error serta incident dijelaskan dalam detail berikut:

1). Failure

Failure adalah kegagalan perangkat lunak dalam melakukan proses yang seharusnya menjadi kebutuhan perangka lunak tesebut.

2). Fault

Fault adalah akar permasalahan dari kegagalan sebuah perangkat lunak.

3). Error

Error adalah akibat dari adanya fault atau kerusakan yang kemudian dipicu oleh perilaku pengguna.

4). Incident

Incident atau kecelakaan merupakan hasil akhir yang terjadi akibat dari error yang berkelanjutan dan tidak diperbaiki atau tidak terdeteksi dalam proses pengembangan perangkat lunak.

2. Acuan dan Pengukuran Testing

Menurut Rizky (2011:256), “Acuan testing adalah satuan pengukuran secara kuantitatif dari proses testing yang dijalankan. Sedangkan pengukuran testing adalah aktivitas untuk menentukan keluaran testing berdasarkan acuan yang telah ditetapkan dalam proses testing”.

Banyak pendapat yang menyatakan tentang panduan membuat acuan dalam proses testing perangkat lunak, meski demikian dari sekian banyak pendapat tersebut ada beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan acuan testing antara lain:

1. Waktu

Dalam hal acuan waktu, harus disepakati bersama satuan yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan satuan dalam hitungan tahun, bulan, atau hari dari jadwal penyelesaian perangkat lunak yang ada.

2. Biaya

Dalam testing juga penting untuk ditetapkan acuan biaya yang akan digunakan. Acuan umum ini didasarkan pada anggaran yang telah ditetapkan dan kemudian diperiksa kembali dengan biaya yang telah dikeluarkan selama pembuatan perangkat lunak.

3. Kinerja

Yang dimaksud dengan kinerja testing adalah efektivitas dan efiensi dalam pelaksanaan testing. Efektivitas dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan dari proses testing. Apakah proses testing telah berjalan sebagaimana mestinya, demi mencapai pemenuhan kualitas serta kebutuhan perangkat lunak, atau hanya demi mencari kesalahan sehingga menjatuhkan tim pengembang perangkat lunak.

4. Kerusakan

Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, bahwa proses testing tidak hanya berupa proses untuk mencari kesalahan maupun kerusakan di dalam sebuah perangkat lunak. Tetapi lebih sebagai upaya bersama untuk mencapai kualitas sebuah perangkat lunak. Meski demikian, kerusakan yang ditemukan pada saat proses testing tetap menjadi acuan dari pelaksanaan testing tersebut. Hanya pada saat sebuah kerusakan ditemukan, maka harus diklasifikasikan terlebih dahulu agar tidak terkesan bahwa proses testing berjalan subyektif.


3. Tipe dan Teknik Testing


Menurut Rizky (2011:259), “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.


Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

4. Definisi White Box

Menurut Rizky (2011:262), “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

Menurut Handaya dan Hakim Hartanto di dalam Jurnal Sistem Informasi (2011:204) “White Box adalah sebuah cara pengujian yang menggunakan struktur kontrol yang dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh uji kasus”.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa white box adalah sebuah cara pengujian yang menggunkan struktur control perangkat lunak.

Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah:

a. Decision (Branch) Coverage Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

b. Condition Coverage Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

c. Path Analysis Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

d. Executive Time Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

e. Executive Time Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

f. Algorithm Analysis Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

5. Definisi Black Box

Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar.

Menurut Budiman (2012:4) Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian Black Box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba Black Box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. '


Uji coba Black Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:


a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

b. Kesalahan interface

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

d. Kesalahan performa

e. kesalahan inisialisasi dan terminasi


Uji coba Black Box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba Black Box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:


a. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

d. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

e. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

f. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?


Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:


a. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

c. Menentukan output untuk suatu jenis input.

d. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

e. Melakukan pengujian.

f. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

g. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.


1). Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

a. Equivalence Partioning

Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis

c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

1). Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

2). Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

3). Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

4). Aturan tabel keputusan dikonversikan ke dalam kasus uji.

d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim engembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

e. Sample and Robustness Testing

1). Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

2). Robustness Testing

Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian petahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. Behavior Testing dan Performance Testing

1). Behavior Testing

Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

2). Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban

g. Requirement Testing

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

1). Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

2). Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix

h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan


2). Kelebihan dan Kelemahan Black Box


Dalam uji coba Black Box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Kelebihan Black Box

a. Dapat memilih subset test secara efektif dan efisien

b. Dapat menemukan cacat

c. Memaksimalkan testing investmen

Kelemahan Black Box

a. Tester tidak pernah yakin apakah PL tersebut benar – benar lulus uji.


Konsep Dasar Pengontrolan

1. Definisi Pengontrolan


Menurut Erinofiardi (2012:261), “Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

Kontrol otomatis mempunyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian.

Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai sistem pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka ( Open-loop Control System ) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).


2. Jenis – Jenis Pengontrolan

a. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop terbuka adalah ”suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”


Sumber : Erinofiardi (2012:261)
Gambar 2.3. Sistem Pengendali Loop Terbuka


Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261) sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.”

Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.


Sumber : Erinofiardi (2012:262)
Gambar 2.4. Sistem Pengendali Loop Tertutup


Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.


Konsep Dasar Otomatis

1. Definisi Otomatis

Menurut Saputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana di dalam Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 3 (2010:3),“Perangkat otomatis yang dimaksud disini adalah perangkat atau alat yangdigunakan untuk membantu kelancaran proses otomatis.

MenurutSantoso, Martinus dan Sugiyanto dalam Jurnal FEMA Vol. 2 (2013:17),“Otomasi adalah proses yang secara otomatis mengontrol operasi dan perlengkapansistem dengan perlengkapan mekanik atau elektronika yang dapat menggantimanusia dalam mengamati dan mengambil keputusan.

Daripendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa Otomatis adalah proses mengontrol operasi danperlengkapan dengan sistem elektronika.

Adabeberapa alasan dalam penggunaan sistem otomasi antara lain sebagai berikut Menurut Santoso, Martinus dan Sugiyanto dalam Jurnal FEMA Vol. 2 (2013:17):

a. Meningkatkan produktifitas perusahaan

b. Tingginya biaya tenaga kerja

c. Kurangnya tenaga kerja untuk kemampuantertentu

d. Tenaga kerja cenderung berpindah kesektorpelayanan.

e. Tingginya harga bahan baku

f. Meningkatkan kualitas produk.

g. Menurunkan Manufacturing Lead Time (MLT)

MenurutSaputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana dalam Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 2 (2010:3), Perangkat ini terdiri dari 2 (dua)bagian, yaitu: a. Perangkat Keras b. Perangkat Lunak Otomasi Tanpa adanya dua perangkat inisecara memadai maka proses otomasi tidak akan dapat berjalan dengan baik.


Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem


Menurut Mahdiana dalam Sutabri (2011:37), ”Perancangan sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan”.


Menurut Sugianto dalam Zohrahayati (2013:28), ”Perancangan sistem adalah suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan kegiatan pada proses analisis. Perancangan disini dimaksudkan suatu proses pemahaman dan perancangan suatu sistem informasi berbasis computer”


Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem, mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang dikerjakan pada analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.


Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan mengunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru. (Kristanto, 2008 : 61).


2. Tahapan Perancangan Sistem


Menurut Sutabri (2012:113), tahap perancangan sistem dibagi manjadi 2 (dua) bagian, yaitu:


<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justa. Rancangan sistem secara umum</p></div>


Memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.


b. Rancangan sistem secara rinci


Dimaksudkan untuk pemrograman komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.


Menurut Sutabri (2012:114), adapun tujuan dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:


1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan di hasilkan.


2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang akan memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.


3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang yang berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.


4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengidentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.


5. penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoprasian perangkat lunak sistem yang akan di lanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat di operasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.


Menurut Sutabri (2012:115), adapun langkah-langkah umum yang harus dilakukan pada tahap rancangan sistem adalah sebagai berikut:


a. Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci analis bekerja sama dengan pemakai mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat yang di jelaskan dalam modul.


b. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem sekarang analis harus mengidentifikasikan konfigurasi (bukan merk atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.


c. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi system analis bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala yang ada.


d. Memilih konfigurasi yang terbaik analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisa membuat rekomendasi kepada manajer untuk di setujui.


e. Menyiapkan usulan penerapan analis menyiapkan usulanpenerapan yang mengikhtisarkan tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang di harapkan dan biayanya.


f. Menyetujui atau menolak penerapan sistem keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangat penting karena usaha ini akan sangat berpengaruh erhadap jumblah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang di harapkan dari sistem melebihi biaya, penerapan akan di setujui.


3. Tujuan Perancangan Sistem


Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan system mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:


a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user)


b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.


Konsep Dasar Prototype

1. Definisi Prototype

Menurut Simarmata (2010:62), “Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan”.

Menurut Darmawan (2013:229), “prototype adalaha satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimanai sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototype adalah contoh dari produk atau sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

1. Jenis-Jenis Prototype

Menurut Simarmata (2010:64), Jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Rapid Throwaway Prototyping

Pendekatan pengembangan perangkat keras/Iunak ini dipopulerkan Soleh Gomaa dan Scoot (1981) yang saat ini telah digunakan secara luas oleh industri, terutama di dalam pengembangan aplikasi. Pendekatan ini biasanya digunakan dengan item yang berisiko tinggi (high-risk) atau dengan bagian dari sistem yang tidak dimengerti secara keseluruhan oleh para tim pengembang. Pada pendekatan ini, Prototype "quick and dirty" dibangun, diverifikasi oleh kansumen, dan dibuang hingga Prototype yang diinginkan tercapai pada saat proyek berskala besar dimulai.

b. Prototype Evolusioner

Pada pendekatan evolusioner, suatu Prototype berdasarkan kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype kemudian diubah dan dievolusikan daripada dibuang. Prototype yang dibuang biasanya digunakan dengan aspek sistem yang dimengerti secara luas dan dibangun atas kekuatan tim pengembang. Prototype ini juga didasarkan atas kebutuhan prioritas, kadang-kadang diacu sebagai “chunking” pada pengembang aplikasi (Hough, 1993).

2. Kelebihan dan Kelemahan Prototype

Kelebihan dan Kelemahan prototyping adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype
Sumber :Simarmata(2010:68)


Definisi Flowchart

Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dau urutan-urutan prosedur dari suatu program.

Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116), “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan programmer akan membuat Flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan.

1. Cara Membuat Flowchart

Ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti:

a. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.

b. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

c. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

d. Setiap langkah dari aktifitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan melakukan penggandaan.

e. Setiap langkah dari aktifitas harus pada urutan yang benar.

f. Lingkup dan range aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktifitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada Flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakkan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila peercabangannya tidak berkaitan dengan sistem.

g. Gunakan simbol-simbol Flowchart yang standar.


2. Jenis-Jenis Flowchart

Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

a. Bagan Alir Sistem (SystemFlowchart)

Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam system secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem.


Sumber: Rachman (2012:78)
Gambar 2.5 Bagan Alir Sistem (SystemFlowchart)


b. Bagan Alir Dokumen (DocumentFlowchart)

Menelusuri alur data dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.


Sumber: Rachman (2012:90)
Gambar 2.6 Bagan Alir Dokumen (DocumentFlowchart)


c. Bagan Alir Skematik (SchematicFlowchart)

Mirip dengan Flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.


Sumber: Rachman (2012:93)
Gambar 2.7 Bagan Alir Skematik (SchematicFlowchart)


d. Bagan Alir Program (ProgramFlowchart)

Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

e. Bagan Alir Proses (ProcessFlowchart)

Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.


Sumber: Rachman (2012:97)
Gambar 2.8 Bagan Alir Proses (ProcessFlowchart)


Sumber: Rachman (2012:98)
Gambar 2.9 Contoh Variasi Aplikasi Flowchart


Teori Khusus

Konsep dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:1), “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”.

Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

2. Karakteristik Mikrokontroler

Menurut Sumardi (2013:2), mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multifungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relative lebih kecil daripada program-program pada PC.

b. Konsumsi daya kecil.

c. Rangkaiannya sederhana dan kompak.

d. Harganya murah , karena komponennya sedikit.

e. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

f. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

1. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

a. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).

b. RAM berkapasitas 68 byte.

c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.

d. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).

e. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.

f. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programming).

2. Fitur-fitur Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

a. RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

b. ROM (Read Only Memory)

ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

c. Register.

Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

d. Special Function Register.

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

e. Input dan Output Pin.

Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai

media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

f. Interrupt.

Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2009:3), ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai berikut :

1. Interrupt Eksternal.

Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.

2. Interrupt Timer.

Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.

3. Interrupt Serial.

Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.


Definisi Arduino

Konsep Dasar Motor DC

Konsep Dasar Keypad 4x4

Konsep dasar LCD

Komponen Elektronika

Konsep dasar MySQL

Konsep Dasar Pemrograman Visual Basic

Literatur Review

Contributors

Anggapriyautama