SI1233472727: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Metode Black Box)
 
Baris 2.634: Baris 2.634:
  
 
<ol>
 
<ol>
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"><p style="line-height: 2">Penelitian yang telah dilakukan oleh Fauzi [2015]<ref name="fauzi">Fauzi, 2015, Laporan Skripsi: Prancangan Sistem Taman Hijau Otomatis Menggunakan Sensor LDR Dan Interface Internet Of Things Berbasis Raspberry Pi. STMIK Raharja.</ref> dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk skripsi dengan judul '''Perancangan Sistem Taman Hijau Otomatis Menggunakan Sensor LDR dan Interface Internet Of Thing Berbasis Raspberry Pi ”''' Pada perancangan ini penulis menggunakan raspberry sebagai mikrokontroler sebagai sistem tanaman hijau yang menggunakan sensor LDR dan komponen-komponen seperti L298N dan motor DC.
+
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify; line-height: 2;"><p style="line-height: 2">Penelitian yang telah dilakukan oleh Fauzi [2015]<ref name="Faizin, Khairunnisa, dan Nurdiana">Faizin, Khairunnisa, dan Nurdiana, 2015, Laporan Skripsi: Penelitian ini dilakukan oleh Faizin, Khairunnisa, dan Nurdiana, dari Universitas Negeri Yogyakarta, pada tahun 2014 yang berjudul SMARTCARD RFID SEBAGAI PENGAMANAN MOBIL DAN PENCEGAHAN PENGEMUDI DI BAWAH UMUR “ Penelitian ini membahas tentang sistem pengamanan Mobil dan pencegahan pengemudi di bawah umur menggunakan RFID. Proses uji coba yang dilakukan dengan mendekatkan alat ini dengan tag RFID. Hasil Pengujian kemudian dibaca sistem Atmega16. Data yang dibaca pada tag RFID adalah sejumlah 10byte data yaitu contohnya 55442E1432. Sedangkan pada sistem minimum diuji untuk fungsi mengontrol input-output menuju rangkaian driver relay. Hasil dari Pengujian ini menunjukkan relay dapat dikontrol sesuai dengan program yang telah dibuat Kelebihan alat ini adalah bisa menyalakan mobil dengan sim yang didaftarkan dan dapat mencegah pengemudi dibawah umur untuk menggunakan. Adapun kekurangan alat ini belum adanya alarm jika sewaktu waktu disalahgunakan.
 
</p></li>
 
</p></li>
  

Revisi terkini pada 6 Maret 2017 06.10

PENDETEKSI DEBIT BENSIN BERBASIS INTERNET OF

THINGS DENGAN MENGGUNAKAN ESP8266

PADA SPBU PERTAMINA


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1233472727
NAMA
: Asep Nugraha Permana


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI CCIT

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENDETEKSI DEBIT BENSIN BERBASIS INTERNET OF

THINGS DENGAN MENGGUNAKAN ESP8266

PADA SPBU PERTAMINA

Disusun Oleh :

NIM
: 1233472727
Nama
: Asep Nugraha Permana
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: CCIT

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 99001
       
NIP : 10001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENDETEKSI DEBIT BENSIN BERBASIS INTERNET OF

THINGS DENGAN MENGGUNAKAN ESP8266

PADA SPBU PERTAMINA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472727
Nama
: Asep Nugraha Permana

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 2016

us
Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
()
   
()
NID :
   
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PENDETEKSI DEBIT BENSIN BERBASIS INTERNET OF

THINGS DENGAN MENGGUNAKAN ESP8266

PADA SPBU PERTAMINA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1233472727
Nama
: Asep Nugraha Permana

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Sistem Komputer

Tahun Akademik 2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, .... 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PENDETEKSI DEBIT BENSIN BERBASIS INTERNET OF

THINGS DENGAN MENGGUNAKAN ESP8266

PADA SPBU PERTAMINA

Disusun Oleh :

NIM
: 1233472727
Nama
: Asep Nugraha Permana
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: CCIT

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 2016

 
 
 
 
 
Asep Nugraha Permana
NIM : 1233472727

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


ABSTRAKSI

Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) adalah tempat di mana kendaraan bermotor dapat memperoleh bahan bakar. Teknologi yang diterapkan di SPBU saat ini sudah cukup baik namun masih ditemukan beberapa kekurangan pada sistem pengontrolan tangki penampung BBM yang masih manual sehingga sering tidak terkontrol yang mengakibatkan persediaan BBM tidak valid. Dengan menerapkan teknologi Internet of Things, atau dikenal juga dengan IoT, dimana petugas SPBU hanya perlu membuka website untuk mengetahui stok dari bahan bakar yang tersedia di dalam tangki penampungan secara valid dan reliable yang dapat diakses dimanapun. dan dari sisi konsumen juga dipermudah dengan hanya memerlukan sebuah kartu RFID yang sudah terisi opsi jumlah pengisian yang diinginkan.

Kata Kunci: Internet Of Things , Ubidots, RFID, Sensor Ultrasonik.

ABSTRACT

Fueling stations (gas stations) is a place where vehicles can obtain fuel. The technology is applied at the pump now quite well but still found some shortcomings in the system controlling the fuel tanks are still manually so often uncontrolled resulting in fuel supplies is not valid. By applying the Internet of Things technology, also known as IOT, where the gas station attendant just need to open the website to know the stock of fuel available in the tank as a valid and reliable storage that can be accessed anywhere. and on the consumer side is also made easy by only requiring an RFID card which already contains a number of charging the desired option.


Keywords: Internet Of Things, Ubidots, RFID, Ultrasonic Sensors.


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "Pendeteksi Debit Bensin Berbasis Internet Of Things Dengan Menggunakan ESP8266 Pada SPBU Pertamina"

Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan sumber literature yang mendukung penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer dan juga sebagai Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
  4. Bapak Asep Saefullah, S.Pd.,M.Kom selaku Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta saran-saran kepada penulis sehingga Laporan Skripsi ini bisa penulis selesaikan.
  5. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  6. Bapak Deny Pramudia, S.E. selaku Stakeholder dalam penyusunan Skripsi ini.
  7. Kedua orang tua, kakak dan adik yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  8. Terimakasih kepada RnB CeLL Fams, The Gembel dan Teman seperjuangan novi,iful,ijay,agung,danang,ato,tofan yang telah memberikan saya semangat dan motivasi.
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian

Tangerang,21 Juni 2016
Asep Nugraha Permana
NIM. 1233472727

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Stasiun Pengisian Bahan Bakar adalah tempat di mana kendaraan bermotor dapat memperoleh bahan bakar. Di Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dikenal dengan nama SPBU (singkatan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). Masyarakat juga memiliki sebutan lain bagi SPBU, misalnya di kebanyakan daerah, SPBU disebut Pom Bensin yang adalah singkatan dari Pompa Bensin. Teknologi yang diterapakan di SPBU saat ini sudah cukup baik. Pada sistem pengontrolan tangki penampung BBM yang masih manual sering tidak terkontrol sehingga persedian BBM tidak diketahui secara pasti. Banyaknya penjual bahan bakar kendaraan bermotor pada saat ini dengan menggunakan metode input manual dengan nominal, dan dalam metode pengisian petugas SPBU menginput jumlah per-liter yang akan dibeli dan cara ini sering terjadi kesalahan dalam penginputan jumlah yang akan dikeluarkan mengakibatkan kerugian pada petugas SPBU. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi pun semakin berkembang salah satunya layanan internet of things.

Internet of Things, atau dikenal juga dengan IoT, sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote cotrol, monitoring dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif. Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center.

Saat ini dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat, alat komunikasi sangat berperan penting dan peralatan kontrol sangat diperlukan dalam peningkatan produksi dalam suatu bidang industri/perdagangan. Alat Pengontrolan berbasis mikrokontroller telah menghasilkan banyak metode yang sangat maju. Pada tahun 2016 ini komunikasi bukan hanya digunakan untuk komunikasi antar sesama manusia saja, melainkan antara manusia dengan alat-alat kontrol melalui jaringan internet atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Internet of Things, seperti Pendeteksi debit bensin berbasis Internet of Things dengan menggunakan ESP8266.

Dengan adanya koneksi internet yang terkoneksi dengan internet memudahkan pemilik SPBU mengetahui sisa BBM ditengki penampungan. ESP8266 pada sistem ini menyimpan perintah pada mikrokontroller sebagai otak dari Sistem pengisian BBM. Perlunya pemahaman tentang komponen-komponen elektronika sangat dibutuhkan. Pada sistem ini untuk melakukan akses mesin dan mengontrol keluaran BBM harus mengakses dan mengontrolnya menggunakan RFID sesuai dengan permintaan konsumen tersebut dengan cara menscan kartu RFID pada Scaner RFID dan perintah itu akan masuk pada mikrokontroller sebagai otak perintah untuk keluarannya BBM. Selanjutnya akan ada database yang akan dikirim ke jaringan internet database yang tersimpan dijaringan internet dapat diakses melaluai sebuah website secara online untuk mengetahui jumlah yang sudah dikeluarkan dan sisa debit dipenampungan BBM.

Dengan adanya Penelitian ini di harapkan dapat mempermudah pemilik mengetahui debit dipenampungan BBM yang dapet diakses melalui sebuah website dan untuk mengurangi resiko kesalahan petugas dalam penginputan jumlah liter menggunakan metode RFID.

Perumusan Masalah

Kendala yang dihadapi oleh perusahaan Sistem pengontrolan penampungan BBM yang masih manual sering tidak terkontrol sehingga persedian BBM tidak diketahui secara pasti. Dengan menggunakan metode input manual berupa nominal, sering terjadi kesalahan dalam penginputan jumlah pembelian oleh petugas SPBU.

  1. Bagaimana Sensor Ultrasonik dapat medeteksi volume bensin dalam tangki penampung ?

  2. Apakah data yang dihasilkan pada Ubidots dapat membantu pengguna untuk mengambil keputusan untuk melakukan pembelian bensin?

  3. Apakah pendeteksi debit bensin berbasis internet of things ini dapat bekerja dengan valid dan reliable?

Ruang Lingkup Penelitian

Supaya pembahasan dari perancangan dan pembuatan Pendeteksi debit bensin berbasis internet of things menggunakan ESP8266 pada SPBU pertamina tidak terlalu meluas maka penyusun perlu membuat batasan-batasan masalah yang meliputi :

  1. Alat ini dirancang untuk mempermudah petugas untuk mengetahui volume bensin pada tangki penampungan.

  2. Mikrokontroler yang digunakan adalah ESP8266.

  3. Disimulasikan dengan prototipe miniatur pom bensin.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan Individual

  1. Memenuhi syarat kelulusan untuk jenjang Strata (S1).

  2. Mengimplementasikan dan menerapkan ilmu teknologi informasi dan komunikasi khususnya yang didapatkan selama masa perkuliahan.

  3. Memberikan kepuasan karena dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi SPBU Pertamina.

Tujuan Fungsional

  1. Untuk mengetahui sistem kerja pendeteksi debit bensin berbasis Internet Of Things (IOT)

  2. Mempermudah pekerjaan bagi para petugas SPBU.

Tujuan Operasional

  1. Merancang sistem pedeteksi debit bensin berbasis Internet Of Things agar dapat terhubung ke internet sehingga debit BBM pada tangki penampung dapat di akses dimanapun oleh pemilik SPBU.

  2. Membantu menyelesaikan masalah saat yang sering dihadapi petugas pada saat pengisian bensin.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Individual

Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja dengan membuat laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis.

2. Manfaat Fungsional

  1. Mempermudah petugas SPBU dalam melakukan tugasnya.

  2. Mampu meringakan proses pekerjaan dan mampu membantu untuk menggantikan tugas manusia yang berhubungan dengan tugas fisik.

3. Manfaat Operasional

  1. Alat ini diharapkan bisa digunakan untuk pengoperasian pengisian bensin dengan waktu yang lebih singkat.

  2. Diharapkan para petugas SPBU tidak lagi keteteran dalan melayanin konsumen dalam jumlah banyak.

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan selama 3 bulan di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada SPBU Pertamina Tangerang yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan yang berhubungan dengan jenis penelitian. Adapun data yang saya ambil adalah sejarah, visi, misi, tujuan dan struktur organisasi pada SPBU Tangerang.

2. Wawancara

Pada metode ini penulis melakukan proses tanya jawab kepada beberapa narasumber pada objek penelitian yaitu SPBU Pertamina. Dalam hal ini proses tanya jawab dilakukan langsung kepada Pemilik SPBU di kantor instansi tersebut. Yang dikeluhkan oleh stakeholder adalah pengontrolan debit bensin pada tangki penampung masih dilakukan secara manual dan seringnya terjadi kesalahan yang dilakuakan oleh petugas SPBU dalan berteransaksi.

3. Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah segala upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku, laporan penelitian, tesis atau disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber lain.Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan mempelajari buku-bukudan literature yang ada. Pada metode ini penulis akan mendapatkan informasi dengan memepelajari buku- buku dan literatur yang ada seperti CCIT Journal Perguruan Tinggi Raharja.

Metode Perancangan

Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan metode Sistem Flowchart, dikarenakan dengan metode ini memudahkan untuk memvisualisasikan sistem yang akan dibangun. Untuk perancangan program, mengunakan program Flowchart, karena bisa memperlihatkan secara rinci langkah-langkah dari proses program itu sendiri.

Metode Prototipe

Metode prototipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rapid throwaway prototyping karena dengan metode ini sistem yang dibangun dari awal dapat disempurnakan pada tahap awal pengembangan sistem tersebut.

Sistematika Penulisan

Dalam laporan skripsi ini penulis membagi beberapa bab untuk mempermudah penulis dalam menyusun dan mempermudah bagi pembaca uraian singkat untuk memahami, yang mana tiap-tiap bab terdiri dari sub bab yang merupakan penjelasan dari bab sebelumnya, berikut uraian singkat dari setiap bab.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab kedua ini berisi landasan teori sebagai konsep dasar dalam penyusunan alat dan beberapa definisi yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan karya yang bernilai ilmiah dan memiliki daya guna. Yang bersumber dari buku, junal serta literatur review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah singkat Perguruan Tinggi Raharja, visi, misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan wewenang serta tanggung jawab, komponen yang digunakan berikut pembahasannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dari prototype yang telah di rancang kemudian di lakukan pengujian atas kinerja dari sistem dan analisa terhadap komunikasi antara, node mcu, smartphone dan internet sebagai media interface untuk menjalankan monitoring ketinggian air tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan kesan dari pembuatan alat dan laporan sebagai upaya untuk perbaikan kedepan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Darmawan (2013:4)[1]., “sistem adalah kumpulan atau grup dari bagian atau komponen apa pun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan”.

Menurut Sutabri (2012:6)[2]., “sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya menjadi satu kesatuan.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), "sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem". Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra sistem.


Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.


Lingkungan Luar Sistem (Environtment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.


Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubung sistem dengan subsistem yang lainya disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem kesubsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.


Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.


Keluaran Sistem (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, di mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitemlainnya.


Pengolahan Sistem (Procces)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.


Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Sumber: Sutabri (2012:14)

Gambar 2.1 Karateristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22), "sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi di dalam sistem tersebut". Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, seperti:

  1. Sistem abstrak dan sistem fisik

  2. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atauide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran tentang antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, administrasi personalia, dan lain sebagainya.

  3. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

  4. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alamiah, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan hubungan manusia dengan mesin, yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contohnya, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

  5. Sistem deterministik dan sistem probabilistik

  6. Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

  7. Sistem terbuka dan sistem tertutup

  8. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukandan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

4. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), "siklus Hidup Sistem (system life cycle) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem", meliputi:

  1. Mengenali Adanya Kebutuhan

  2. Sebelum segala sesuatunya terjadi, pastilah terlebih dahulu timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil pengembangan dari organisasi. Volume kebutuhan itu meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada. Semua kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem akan kehilangan arah dan efektivitasnya.

  3. Pembangunan Sistem

  4. Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti guna menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

  5. Pemasangan Sistem

  6. Setalah tahap pembangunan sistem selesai, kemudian sistem akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem, di mana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional adalah pemasangan sistem, yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

  7. Pengoperasian Sistem

  8. Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang oleh sistem informasi selalu mengalami perubahan karena pertumbuhan kegiatan, perubahan peraturan dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan tersebut, sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

  9. Sistem Menjadi Usang

  10. Kadang-kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang berjalan. Tiba saat di mana secara ekonomis dan teknis, sistem yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk menggantikannya.

Sumber: Sutabri (2012:21)

Gambar 2.2 Daur Hidup Sistem

Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut Sutabri (2012:1), “Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata”.

Menurut Darmawan (2013:1), “Data adalah fakta atau apa pun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi yang menunjukkan fakta.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:3), data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat dan sumber:

a. Klasifikasi data menurut JENIS DATA

  1. Data Hitung (Enumeration/Counting Data).Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu.

  2. Data Ukur (Measurement Data) Data ukur adalah data yang menunjukkan ukuran mengenai nilai sesuatu.

a. Klasifikasi data menurut SIFAT DATA

  1. Data Kuantitatif (Quantitative Data) Data kuantitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan penjumlahan.

  2. Data Kualitatif (Qualitative Data) Data kualitatif adalah data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

a. Klasifikasi data menurut SUMBER DATA

  1. Data Internal (Internal Data) Data internal adalah data yang asli,artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

  2. Data Eksternal (External Data) Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Seseorang boleh saja mengunakan data untuk suatu keperluan, meskipun data tersebut hasil kerja orang lain.

Data eksternal ini terdiri dari 2 jenis yaitu:

a. Data Eksternal Primer (Primary External Data)

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya sendiri, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

b. Data Eksternal Sekunder (Secondary External Data)

Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang lain.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut Taufiq (2013:17)[3], “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Menurut Sutabri (2012:38), “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, makadapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam mengambilan keputusan.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:39), sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yang terdiri dari:

  1. Blok Masukan (Input Block)
    Input mewakili data yang masuk ke dalan sistem informasi. Yang dimaksud dengan input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

  2. Blok Model (Model Block)
    Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3. Blok Keluaran (Output Block)
    Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

  4. Blok Teknologi (Technology Block)
    Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerimainput, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

  5. Blok Basis Data (Database Block)
    Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan perangkat lunak digunakan untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalan basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

  6. Blok Kendali (Control Block)
    Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan pada sistem itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah dan bila terlanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Darmawan (2013:210), “Analisa Sistem adalah orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang berhubungan dengan maasalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi”.

Menurut Henderi (2011:322)[4], “Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan analisis sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi danmengevaluasi permasalahan yang terjadi agar kebutuhan dapat dipenuhi dalam sistem baru.

2. Ruang Lingkup Analisa Sistem

Menurut Darmawan (2013:211), "Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis dan mendisain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan satu informasi manajemen yang terpadu". Analis sistem juga menawarkan suatu perubahan dengan mengembangkan teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan. Dengan uraian tugas dan tanggung seperti di atas, maka seorang analis sistem haruslah orang yang memiliki pengetahuan yang terpadu antara aktivitas bisnis, sistem informasi dan teknologi. Analis sistem bukanlah seorang programmer yang ditugaskan atau merasa mampu membuat program mutakhir dengan komputer untuk menyelesaikan masalah.

Seorang programmer komputer belum tentu dapat melakukan analisis masalah yang dihadapi oleh perusahaan, seperti yang harus dilakukan penyusunan informasi manajemen, suatu sistem informasi yang memberikan informasi tentang aktivitas keuangan perusahaan. Dalam menyusun sistem informasi manajemen suatu perusahaan diperlukan orang yang mampu memahami apa itu sistem informasi manajemen, masalah-masalah yang dihadapi dalam sistem informasi manajemen perusahaan tersebut dan mampu memberikan solusi serta menggabungkan solusi tersebut dengan bantuan teknologi komputer. Ada banyak istilah bagi analis sistem ini, seperti desainer sistem, pengembang sistem, konsultan sistem, konsultan manajemen, analis operasi, analis informasi,analis bisnis, dan knowledge engine untuk sistem pakar, tetapi yang paling sering digunakan di indonesia adalah analis sistem.

Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: “menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

Menurut Sutabri (2012:41), “Perancangan Sistem informasi yang diterjemahkan dari information system planning (ISP) menceritakan bagaimana menerapkan pengetahuan tentang sistem informasi kedalam organisasi”.

BBerdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan perancangan sistem adalah suatu tahapan perencanaan untuk membentuk suatu sistem agar dapat berfungsi.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahap perancangan atau desain sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

3. Tahap-Tahap Perancangan Sistem

Menurut Sutabri (2012:225), tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

  3. Penyusunan perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

  5. Penyusunan buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Konsep Dasar Prototipe

1. Definisi Prototipe

Menurut Darmawan (2013:229), "prototipe adalah suatau versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai."

Menurut Djuandi (2011:1)[5], "prototipe adalah sebuah sistem yang fleksibel dimana perancangan bisa dengan mudah dan cepat melakukan perubahan-perubahan dan mencobanya lagi sehingga tenaga dan waktu tidak menjadi kendala berarti".

Berdasarkan kedua definisi prototipe di atas, maka dapat disimpulkan prototipe adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antar muka eksternal yang ditampilkan.

2. Jenis-Jenis Prototipe

Menurut Darmawan (2013:230), terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolutioner (evolutionary prototype) terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu protipe evolutioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirement prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefenisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Pengembangan prototipe evolusioner menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu prototipe evolusioner. Empat langkah tersebut adalah:

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem

  2. Membuat satu prototipe Pengembang mempergunakan satu alat prototipe atau lebih untuk membuat prototipe.

  3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan. jika sudah, langkah empat akan diambil, jika tidak prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, tiga, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

  4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi Tiga langkah pertama sama dengan langkah yang diambil dalam membuat prototipe evolusioner. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:
    a. Membuat kode sistem baru: pengembangan menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengodean sistem yang baru.
    b. Menguji sistem baru: pengembangan menguji sistem.
    c. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan pada pengembangan apakah sistem dapat diterima.
    d. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.

  5. Sumber: Darmawan (2013:232)

    Gambar 2.3 Pembuatan Prototipe Evolusioner

3. Daya Tarik Prototipe

Menurut Darmawan (2013:232), pengguna maupun pengembang menyukai prototipe karena alasan-alasan di bawah ini:

  1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.

  2. Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.

  3. Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.

  4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.

  5. implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkan.

4. Pendekatan Prototipe

Menurut Simarmata (2010:62)[6], pendekatan prototipe pada umumnya dan melibatkan beberapa langkah berikut:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan

  2. Melakukan perancangan cepat

  3. Membangun sebuah prototype

  4. Evaluasi dilakukan oleh konsumen atlas prototipe

  5. Perubahan rancangan dan prototipe

  6. Apabila pelanggan kecewa dengan prototipe yang telah dibangun, ulangi langkah 5

  7. Apabila pelanggan puss terhadap prototipe yang telah dibangun, pengembangan produk berskala besar dapat dimulai.

Sumber: Simarmata (2010:63)

Gambar 2.4 Pendekatan Prototipe

Menurut Simarmata (2010:64), pendekatan prototipe dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

  1. Rapid Throwaway Prototyping

  2. Prototipe Evolusioner

Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

Menurut Adelia (2011:116)[7], “flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

Menurut Sagita (2013:33), “flowchart merupakan bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Tri (2015:2)[8], “flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:

  1. Flowchart Sistem (System Flowchart)
    Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam sistem secara keseluruhan danmenjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Dengan kata lain, flowchart ini merupakan deskripsi secara grafik dari urutan prosedur-prosedur yang terkombinasi yang membentuk suatu sistem. Flowchart Sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan data itu.

  2. Sumber: Tri (2015:3)

    Gambar 2.5 Flowchart Sistem (System Flowchart)

  3. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
    Flowchart dokumen kegunaan utamanya adalah untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian lain baik bagaimana alur form danlaporan diproses, dicatat dan disimpan.

  4. Sumber: Tri (2015:4)

    Gambar 2.6 Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
    Flowchart skematik mirip dengan flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur. Flowchart Skematik ini bukan hanya menggunakan simbol-simbol flowchart standar, tetapi juga menggunakan gambar-gambar komputer, peripheral, form-form atau peralatan lain yang digunakan dalam sistem. Flowchart Skematik digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan seseorang yang tidak familiar dengan simbol-simbol flowchart yang konvensional. Pemakaian gambar sebagai ganti dari simbol-simbol flowchart akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mempelajari simbol abstrak sebelum dapat mengerti flowchart. Gambar-gambar ini mengurangi kemungkinan salah pengertian tentang sistem, hal ini disebabkan oleh ketidak-mengertian tentang simbol-simbol yang digunakan. Gambar-gambar juga memudahkan pengamat untuk mengerti segala sesuatu yang dimaksudkan oleh analis, sehingga hasilnya lebih menyenangkan dan tanpa ada salah pengertian.

  6. Sumber: Tri (2015:5)

    Gambar 2.7 Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

  7. Flowchart Program (Program Flowchart)
    Flowchart' program dihasilkan dari flowchart sistem. Flowchart Program merupakan keterangan yang lebih rinci tentangbagaimana setiap langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukkan setiap langkah program atauprosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Programmer menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan instruksi dari program komputer. Analis Sistem menggunakan flowchart program untuk menggambarkan urutan tugas-tugas pekerjaan dalam suatu prosedur atau operasi.

  8. Sumber: Tri (2015:6)

    Gambar 2.8 Flowchart Program (Program Flowchart)

  9. Flowchart Proses (Process Flowchart)
    Flowchart proses merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu prosedur atau sistem. Flowchart proses memiliki lima simbol khusus, yaitu:

  10. Sumber: Tri (2015:7)

    Gambar : 2.9 Simbol Flowchart Proses

Flowchart Proses digunakan oleh perekayasa industrial dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses manufacturing. Dalam analisis sistem, flowchart ini digunakan secara efektif untuk menelusuri alur suatu laporan atau form. Berikut adalah contoh gambar dari flowchart proses:

Sumber: Tri (2015:8)

Gambar 2.10 Flowchart Proses (Process Flowchart)

Konsep Dasar Bahasa Pemrograman

1. Definisi Bahasa Pemrograman

Menurut Jaza (2014:2)[9], “bahasa pemrograman adalah bahasa buatan atau artificial language yang dapat mengontrol perilaku mesin yang dalam hal ini adalah unit komputer”.

Menurut Joni (2011:3)[10], “bahasa pemrograman adalah suatu kumpulan kata (perintah) yang siap digunakan untuk menulis suatu kode program sehingga kode-kode program yang ditulis akan dapat dikenali oleh kompilator yang sesuai”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahasa pemrograman adalah bahasa yang dapat diterjemahkan menjadi kumpulan perintah-perintah dasar tersebut. Penerjemahan dilakukan oleh program komputer yang disebut kompilator.

2. Kelompok Bahasa Pemrograman

Menurut Jaza (2014:2), Bahasa pemrograman berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu:

  1. Bahasa Pemrograman Mesin (Machine Language)
    Bahasa mesin adalah pemrograman yang hanya dimengerti oleh mesin (komputer) yang ada didalamnya terdapat CPU yang hanya mengenal dua keadaan yang berlawanan yaitu 1 (hidup) dan 0 (mati). Kondisi 1 dan 0 dinamakan bahasa mesin, sedangkan program yang disusun disebut object program, komputer akan melaksanakan pekerjaan tanpa adanya interpretasi atau penerjemahan.

  2. Bahasa Pemrograman Tingkat Rendah (Low Level Language)
    Bahasa tingkat rendah adalah bahasa pemrograman yang membantu menerjemahkan bahasa yang mudah diingat atau disebut mnemonics. Untuk mengantisipasi susahnya bahasa mesin, maka dibuat simbol yang menyerupai bahasa inggris dan mudah diingat yang disebut dengan mnemonics (pembantu untuk mengingat) dan bahasa yang terdiri dari mnemonics ini disebut assembler language.

  3. Bahasa Pemrograman Tingkat Menengah (Middle Level Language)
    Bahasa tingkat menengah adalah bahasa pemrograman yang menggunakan aturan grammatical dalam penulisan pernyataan, mudah dipahami dan instruksi tertentu yang dapat langsung diakses oleh komputer. Contoh: Bahasa C.

  4. Bahasa Pemrograman Tingkat Tinggi (High Level Language)
    Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa pemrograman yang penulisan pernyataannya mudah dipahami secara langsung. Contoh : Pascal, Basic dan Cobol.

  5. Bahasa Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming)
    Bahasa pemrograman berorientasi objek adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek/visual, bahasa pemrograman ini mengandung fungsi-fungsi untuk suatu permasalahan. Programmer tidak harus menulis secara detail semua pernyataannya tetapi cukup memasukan kriteria yang dikehendaki. Contoh: menyelesaikan Microsoft Visual Basic, Microsoft Visual Foxpro, Borland Delphi dan lain-lain.

Konsep Dasar Internet Of Things

1. Definisi Internet Of Things

Internet of things telah menjadi salah trend yang berkembang di dunia teknologi informasi. Banyaknya vendor-vendor software yang ternama seperti intel, samsung, microsoft, oracle, ibm, dll telah mengeluarkan platform-platform baru yang dikhususkan untuk Internet Of things, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

1. Definisi Orisinil

Pada bulan Juni 2010 Ashton berkomentar."Hari ini komputer dan manusia, hampir sepenuhnya tergantung pada Internet untuk segala informasi yang semua terdiri dari sekitar 50 petabyte (satu petabyte adalah 1.024 terabyte) data yang tersedia pada Internet dan pertama kali digagaskan dan diciptakan oleh manusia. Dari mulai mengetik, menekan tombol rekam, mengambil gambar digital atau memindai kode bar.

Diagram konvensional dari Internet meninggalkan router menjadi bagian terpenting dari semuanya. Masalahanya adalah orang memiliki waktu, perhatian dan akurasi terbatas. Mereka semua berarti tidak sangat baik dalam menangkap berbagai data tentang hal di dunia nyata. Dan itu adalah masalah besar.

Dari segi fisik dan begitu juga lingkungan kita. Gagasan dan informasi begitu penting, tetapi banyak lagi hal yang penting. Namun teknologi informasi saat ini sangat tergantung pada data yang berasal dari orang-orang sehingga komputer kita tahu lebih banyak tentang semua ide dari hal-hal tersebut.

Jika kita memiliki komputer yang begitu banyak tahu tentang semua hal itu. Menggunakan data yang berkumpul tanpa perlu bantuan dari kita. Kita dapat melacak dan menghitung segala sesuatu dan sangat mengurangi pemborosan, kerugian, dan biaya. Kita akan mengetahui kapan hal itu diperlukan untuk mengganti, memperbaiki atau mengingat, dan apakah mereka menjadi terbarui atau melewati yang terbaik.

Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik.

Penelitian pada Internet of Things masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, tidak ada definisi standar dari Internet of Things.Terdapat juga berbagai definisi yang dirumuskan oleh peneliti yang berbeda serta tercantum dalam survei.".

2. Definisi Alternatif

  1. Casagras (Coordination and support action for global RFID-related activities and standardisation) Mendefinisakan Internet of Things, sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ia juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.

  2. SAP (Systeme, Anwendungen und Produkte)

  3. Mendefinisikannya bahwa Dunia di mana benda-benda fisik diintegrasikan ke dalam jaringan informasi secara berkesinambungan, dan di mana benda- benda fisik tersebut berperan aktif dalam proses bisnis. Layanan yang tersedia berinteraksi dengan ‘obyek pintar’ melalui Internet, mencari dan mengubah status mereka sesuai dengan setiap informasi yang dikaitkan, disamping memperhatikan masalah privasi dan keamanan.

  4. CORDIS

  5. Rencana aksi untuk Uni Eropa untuk memperkenalkan pemerintahan berdasarkan Internet of Things.

  6. ETP EPOSS

  7. Jaringan yang dibentuk oleh hal-hal atau benda yang memiliki identitas, pada dunia maya yang beroperasi di ruang itu dengan menggunakan kecerdasan antarmuka untuk terhubung dan berkomunikasi dengan pengguna, konteks sosial dan lingkungan.

3. Keunikan Pengamatan Suatu Benda

Menurut Ashton, (2010: 312) Ide Sebenarnya dari Auto - ID Center berbasis pada Radio Frequency Identification (RFID) dan identifikasi yang unik melalui Electronic Product code namun hal ini telah berkembang menjadi obyek yang memiliki alamat Intenet protocol (IP) atau Uniform Resource Identifier (URI).

Pandangan alternatif, dari dunia Semantic Web, berfokus pada pembuatan segala sesuatu yang berhubungan dengan RFID dan dihubungkan oleh masing-masing protokol, seperti URI . Obyek itu sendiri terhubung dengan objek lainnya secara otomatis seperti halnya suatu server terpusat yang terhubung langsung dengan kliennya dan dikendalikan oleh manusia.

Generasi berikutnya dari aplikasi Internet menggunakan Internet ProtocolVersion 6 (IPv6) akan mampu berkomunikasi dengan perangkat yang melekat pada hampir semua benda buatan manusia karena ruang alamat yang sangat besar dari protokol IPv6. Sistem ini dapat membangun sebuah objek dalam skala yang besar.

Kombinasi ide ini dapat ditemukan dalam arus GS1/EPCglobal EPC Information Services (EPCIS).Sistem ini digunakan untuk mengidentifikasi objek mulai dari industri hingga ke logistik pemasaran.

4. Cara Kerja

Menurut Ashton, (2010: 312) Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.

Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat.Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

5. Karakteristik dan Trends

a. Kecerdasan

Kecerdasan intelejensi dan kontrol automatisasi di saat ini merupakan bagian dari konsep asli Internet of Things. Namun, perlu dilakukan riset yang lebih mendalam lagi di dalam penelitian konsep Internet of Things dan kontrol automatisasi agar di masa depan Internet of Things akan menjadi jaringan yang terbuka dan semua perintah dilakukan secara auto - terorganisir atau cerdas ( Web , komponen SOA) , obyek virtual ( avatar ) dan dapat dioperasikan dengan mudah, bertindak secara independen sesuai dengan konteks, situasi atau lingkungan yang dihadapi .

b. Arsitektur

Arsitektur Internet Of Things terdiri atas beberapa jaringan dan sistem yang kompleks serta sekuriti yang sangat ketat, jika ketiga unsur tersebut dapat dicapai, maka kontrol automatisasi di dalam Internet Of Things dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga mendapatkan profit yang banyak bagi suatu perusahaan, namun dalam membangun ketiga arsitektur itu banyak sekali perusahaan pengembang IoT yang gagal, karena dalam membangun arsitektur itu membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang tidak sedikit.

c. Faktor Ukuran, Waktu dan Ruang

Di dalam membangun Internet Of Things para engineer harus memperhatikan ketiga aspek yaitu : Ukuran, ruang, dan waktu.Dalam melakukan pengembangan IoT faktor Waktu yang biasanya menjadi kendala.Biasanya dibutuhkan waktu yang lama karena menyusun sebuah jaringan kompleks di dalam IoT tidak lah mudah dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237)[11],“Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Menurut Simarmata (2010:323)[12], “Pengujian adalah proses terhadap aplikasi. Program untuk menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian adalah prose terhadap aplikai yang saling terintegrasi guna untuk menemukan kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan.

Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah Black box dan White box testing.

2. Definisi Black Box

Menurut Arie (2014),“ Black Box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.”

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2)” Black box testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure,

(Kotak hitam pengujian adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak)

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian BlackBox digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba BlackBox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba BlackBox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. Kesalahan interface

  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  5. Kesalahan performa

  6. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba BlackBox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba BlackBox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji

3. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

a. EquivalencePartioning

EquivalencePartioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

b. BoundaryValueAnalysis

Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary valuean alysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

c. Cause-EffectGraphingTechniques

Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

  1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

  2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph

  3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan

  4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

d. ComparisonTesting

Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

e. Sample and RobustnessTesting

  1. SampleTesting

  2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu

  3. RobustnessTesting

  4. Pengujian ketahanan (RobustnessTesting) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

f. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

  1. BehaviorTesting

  2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

  3. Performance Testing

  4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

g. RequirementTesting

Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

  1. RequirementTesting melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program

  2. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

h. EnduranceTesting

EnduranceTesting melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan

Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

4. Kelebihan dan Kelemahan BlackBox

Dalam uji coba BlackBox terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah keunggulan dan kelemahannya:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan

Sumber siddiq (2012:14)

5. Definisi White Box

Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2)”

White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

white Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem . Metode ini dinamakan demikian karenaprogram perangkat lunak , di mata tester , seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat . Pengujian White Box adalahkontras dengan Black Box Testing).

White Box Testing Advantages

  1. Increased Effectiveness: Crosschecking design decisions and assumptions against source code may outline a robust

  2. design, but the implementation may not align with the design intent.

  3. Full Code Pathway Capable: all the possible code pathways can be tested including error handling, dependencies, and additional internal code logic/flow

  4. Early Defect Identification: Analyzing source code and developing tests based on the implementation details enables

  5. testers to find programming errors quickly

  6. Reveal Hidden Code Flaws: access of program modules.

  7. No Waiting: Testing can be commenced at an earlier stage. One need not wait for the GUI to be available.

(Keuntungan pengujian White Box)

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat

  2. 'desain , tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain .

  3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error ,dependensi , dan tambahan kode logika / aliran intern .

  4. Cacat Identifikasi : Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan

  5. penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat .

  6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

  7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal . Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia).

Menurut Rizky (2011:262),“White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat.

a. Decision (Branch) Coverage

Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

b. Condition Coverage

Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

c. Path Analysis

Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.

d. Executive Time

Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

e. Algorithm Analysis

Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat.

Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302)[13], “elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.”

Menurut Siahaan (2012:66)[14], “elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatusistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem.”

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan elisitasi adalah suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan pengguna sistem dan pihak yang terkait untuk pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Guritno (2011:302), elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

a. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I, berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

b. Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II, merupakan hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan Metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. Berikut penjelasan mengenai Metode MDI:

  1. M pada MDI berarti Mandatory (Penting)
    Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

  2. D pada MDI berarti Desirable (Tidak Terlalu Penting)
    Maksudnya, requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI berarti Inessential (Diluar Sistem)
    Maksudnya, requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

c. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III, merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya, semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu:

  1. T artinya Teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem diusulkan?

  2. O artinya Operasional, bagaimana tata cara penggunaan requirement dalam sistem akan dikembangkan?

  3. E artinya Ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement di dalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

  1. High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

  2. Middle (M): Mampu dikerjakan.

  3. Low (L): Mudah dikerjakan.

d. Final Draft Elisitasi

Final Elisitasi, merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangakan.

3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Siahaan (2012:67), elisitasi kebutuhan bertujuan untuk:

  1. Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan sistem (system boundaries) Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang lingkup dan batsan-batasan. Batasan-batasan ini mendefinisikan sistem akhir yang dibentuk sesuai dengan lingkungan operasional saat ini. Identifikasi dan persetujuan batasan sistem mempengaruhi proses elisitasi selanjutnya. Identifikasi pemangku kepentingan dan kelas pengguna, tujuan dan tugas, dan skenario serta use case bergantung pada pemilihan batasan.

  2. Mengenali siapa saja pemangku kepentingan Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya, instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar sistem), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat sistem), dan pengguna (yang beriteraksi dengan sistem untuk mendapatkan hasil pekerjaan mereka). Untuk sistem yang bersifat interaktif, pengguna memegang peran utama dalam proses elisitasi. Secara umum, kelas pengguna tidak bersifat homogen, sehingga bagian dari proses elisitasi adalah mengidentifikasi kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna sesekali, pengguna cacat, dan lain-lain.

  3. Mengenali tujuan dari sister Yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai 
tujuan merupakan sasaran sistem yang harus dipenuhi. Penggalian high level goals di awal proses pengembangan sangatlah penting. Penggalian tujuan lebih terfokus pada ranah masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

4. Langkah-Langkah Elisitasi

Menurut Siahaan (2012:75), berikut ini merupakan langkah-langkah untuk elisitasi kebutuhan:

  1. Identifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami kebutuhan organisasi mereka, menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk sistem yang diusulkan.

  2. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, sistem operasi, kebutuhan telekomunikasi) ke mana sistem atau produk akan ditempatkan.

  3. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karakteristik lingkungan bisnis yang spesifik keranah aplikasi.

  4. Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus dan pertemuan tim.

  5. Meminta partisipasi dari banyak orang sehingga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat.

  6. Mengidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

  7. Membuat skenario penggunaan untuk membantu pelanggan atau pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

5. Masalah Dalam Elisitasi

Menurut Siahaan (2012:68), tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yaitu:

  1. Masalah Ruang Lingkup

  2. Menurut Siahaan (2012:68), tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini disebabkan tiga masalah, yaitu:

  3. Masalah Pemahaman

  4. Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh sistem, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap ranah masalah.

  5. Masalah Perubahan

  6. Yaitu perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekayasa sistem (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

Teori Khusus

Konsep Dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Santoso[15] dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17)“Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output.”

Menurut Syahwil (2013:53), “Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer.

Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen – elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi – instruksi yang diberikan kepadanya.Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer.Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

a. Karakteristik Mikrokontroler

karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen-komponen yaitu:

  1. CPU (Central Procesing Unit)

  2. RAM (Read Only Memory)

  3. I/O (Input/Output)

Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

b. Klasifikasi Mikrokontroler

mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

  1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB)

  2. RAM berkapasitas 68 byte

  3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte

  4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

  5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

  6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

bahwa Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

  1. RAM (Random Access Memory)

  2. RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

  3. ROM (Read Only Memory)

  4. ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

  5. Register

  6. Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

  7. Special Function Register

  8. Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

  9. Input dan Output Pin

  10. Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler

  11. Interrupt

  12. Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

2. Nodemcu

Menurut Agus Kurniawan (2015 : 01),“NodeMcu is an open soure IoT platfrom. It uses the Lua scripting language. NodeMcu was created shortly after the ESP8266 came out. Further information, you can read it on http://nodemcu.com/index_en.html. The following is a form of NodeMcu v2.”

“NodeMcu adalah soure terbuka IOT platfrom. Ia menggunakan Lua bahasa scripting. NodeMcu diciptakan lama setelah ESP8266 keluar. Informasi lebih lanjut, Anda dapat membacanya di http://nodemcu.com/index_en.html. Berikut ini adalah bentuk NodeMcu v2

2. Nodemcu

• Open-source • Interaktif
• Programmable
• Biaya Rendah
• Sederhana
• Smart
• WI-FI enabled

B. Arduino-like hardware IO

Canggih API untuk hardware IO , yang secara dramatis dapat mengurangi pekerjaan berlebihan untuk mengkonfigurasi dan memanipulasi hardware.Code seperti Arduino , tetapi secara interaktif dalam script Lua .

C.Nodejs style network API

Event API untuk applicaitons jaringan, yang menfasilitasi pengembang menulis kode yang berjalan pada 5mm * 5mm berukuran MCU di Nodejs gaya . Sangat mempercepat proses pengembangan aplikasi IOT Anda .

D. Lowest cost WI-FI

Kurang dari $ 2 WI-FI MCU ESP8266 terintegrasi dan esay untuk pengembangan prototipe kit . Kami menyediakan platform terbaik untuk pengembangan aplikasi IOT pada biaya terendah .

E. Specification

Development Kit berdasarkan ESP8266, integates GPIOPWM , IIC , 1 -Wire dan ADC semua dalam satu papan . Daya developement Anda dengan cara combinating tercepat dengan NodeMCU Firmware!

  1. USB-TTL included, plug&play

  2. 10 GPIO, every GPIO can be PWM, I2C, 1-wire

  3. FCC CERTIFIED WI-FI module(Coming soon)

  4. PCB antenna

Konsep Dasar Nodemcu ESP8266

1. Definisi Nodemcu ESP8266

ESP8266 WiFi Modul adalah SOC mandiri terintegrasi dengan protokol TCP / IP stack yang dapat memberikan akses mikrokontroler ke jaringan WiFi Anda. The ESP8266 mampu baik hosting aplikasi atau offloading semua fungsi jaringan Wi-Fi dari prosesor aplikasi lain. Setiap modul ESP8266 datang pra-diprogram dengan perintah AT set firmware, makna, Anda hanya dapat menghubungkan ini ke perangkat Arduino Anda dan mendapatkan sekitar sebanyak WiFi-kemampuan sebagai penawaran WiFi Perisai (dan itu hanya keluar dari kotak) Modul ESP8266 adalah sangat biaya papan efektif dengan komunitas besar, dan pernah berkembang. Modul ini memiliki cukup pengolahan dan penyimpanan kemampuan yang kuat on-board yang memungkinkan untuk diintegrasikan dengan sensor dan perangkat khusus aplikasi lain melalui GPIOs dengan pengembangan minimal muka dan pemuatan minimal selama runtime. tingkat tinggi integrasi on-chip memungkinkan untuk sirkuit eksternal minimal, termasuk modul front-end, dirancang untuk menempati minimal daerah PCB. The ESP8266 mendukung RSDP untuk aplikasi VoIP dan Bluetooth interface co-eksistensi, berisi RF diri dikalibrasi memungkinkan untuk bekerja di bawah semua kondisi operasi, dan tidak memerlukan bagian RF eksternal. Ada air mancur hampir tak terbatas dari informasi yang tersedia untuk ESP8266, semua yang telah disediakan oleh dukungan masyarakat yang luar biasa. Pada bagian Dokumen di bawah ini Anda akan menemukan banyak sumber daya untuk membantu Anda dalam menggunakan ESP8266, bahkan petunjuk tentang cara mengubah modul ini ke IOT (Internet of Things).

Sumber : http://www.seeedstudio.com

Gambar 2.11 Nodemcu ESP8266

Konsep Dasar Bahasa C

1. Definisi Bahasa C

Menurut Yulianto (2010:182)[16], “bahasa C merupakan bahasa pemograman yang berkekuatan tinggi dan fleksibel yang telah banyak digunakan oleh para programmer profesional untuk mengembangkan program-program yang sangat bervariasi dalam berbagai bidang”.

Menurut Joni (2011:7), "bahasa C merupakan bahasa prosedural yang menerapkan konsep runtunan (program dieksekusi per baris dari atas ke bawah secara beruntutan)”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahasa C adalah bahasa tingkat menengah (middle level language) sehingga judah untuk melakukan interfacing (pembuatan program antar muka) ke perangkat kerns (hardware).

2. Sejarah Bahasa C

Menurut Wirdasari (2010:394)[17], “akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richard pada tahun 1967. Bahasa ini kemudian dikembangkan oleh Ken Thompson menjadi bahasa B pada tahun 1970”. Perkembangan selanjutnya menjadi bahasa C oleh Dennis Richie sekitar 1970-an di Bell Telephone Laboratories (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories).

Bahasa C[18]pertama kali digunaan di Computer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX dan sampai sekarang bahasa ini telah digunakan secara praktis pada hampir semua sistem operasi. Selain itu, banyak bahasa pemrograman populer seperti PHP dan Java menggunakan sintaks dasar yang mirip bahasa C.

3. Kelebihan dan Kekurangan Bahasa Pemrograman C

Menurut Wirdasari (2010:394), berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan bahasa C:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Bahasa C

Sumber: Wirdasari (2010:395)

4. Kerangka Program Dalam Bahasa C

Menurut Joni (2011:7), Setiap program yang ditulis dengan menggunakan bahasa C harus mempunyai fungsi utama, yang bernama main( ). Fungsi inilah yang akan dipanggil pertama kali pada saat proses eksekusi program. Artinya apabila kita mempunyai fungsi lain selain fungsi utama, maka fungsi lain tersebut baru akan dipanggil pada saat digunakan. Fungsi main( ) ini dapat mengembalikan nilai 0 ke sistem operasi yang berarti bahwa program tersebut berjalan dengan baik tanpa adanya kesalahan. Berikut ini 2 (dua) bentuk kerangka fungsi main( ) di dalam bahasa C yang sama-sama dapat digunakan:

  1. Bentuk pertama (tampa pengembalian nilai ke sistem operasi) Kata kunci void di bawah bersifat opsional, artinya bisa dituliskan atau bisa juga tidak.

  2. Sumber: Joni (2011:6)

    Gambar 2.11 Bentuk Pertama Fungsi main( ) Pada Bahasa C

  3. Bentuk kedua (dengan mengembalikan nilai 0 ke sistem operasi) Kata kunci void di bawah juga bersifat opsional. Namun, Para programmer C pada umumnya menuliskan kata kunci tersebut didalam fungsi yang tidak memiliki parameter.

  4. Sumber: Joni (2011:6)

    Gambar 2.12 Bentuk Kedua Fungsi main( ) Pada Bahasa C

  5. FCC CERTIFIED WI-FI module(Coming soon)

  6. PCB antenna

Konsep Dasar Ubidots

1. Definisi Ubidots

Ubidots adalah tentang membantu dunia memahami data yang dihasilkan oleh ribuan sensor di sekitar kita.

Memiliki menyediakan layanan rekayasa untuk kesehatan, makanan dan industri minyak & gas di Amerika Latin selama lebih dari 5 tahun, tim Ubidots dirancang layanan awan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar Hal Internet proyek.

Ubidots adalah startup muda dan alumni MassChallenge Accelerator '13 (Boston, MA), dunia startup accelerator terbesar. Produk kami dikembangkan dari AtomHouse Medellín dan Bogota, dengan kehadiran pengembangan bisnis di Boston. Kami didukung oleh lembaga inovasi Innpulsa dan Ruta n.

Sumber : http://www.ubidots.com/

Gambar 2.12. Logo Ubidots

Konsep Dasar Sensor Ultrasonik

1. Definisi Sensor Ultrasonik

Sensor Ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic. Sensor ini terdiri dari rangkaian pemancar Ultrasonic yang dinamakan transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver. Alat ini digunakan untuk mengukur gelombang ultrasonic. Gelombang ultrasonic adalah gelombang mekanik yang memiliki cirri-ciri longitudinal dan biasanya memiliki frekuensi di atas 20 Khz. Gelombong Utrasonic dapat merambat melalui zat padat, cair maupun gas. Gelombang Ultrasonic adalah gelombang rambatan energi dan momentum mekanik sehingga merambat melalui ketiga element tersebut sebagai interaksi dengan molekul dan sifat enersia medium yang dilaluinya.

Sumber : komponenelektronika.biz

Gambar 2.13 Sensor Ultrasonik

Ada beberapa penjelasan mengenai gelombang ultrasonic. Sifat dari gelombang ultrasonik yang melalui medium menyebabkan getaran partikel dengan medium aplitudo sama dengan arah rambat longitudinal sehingga menghasilkan partikel medium yang membentuk suatu rapatan atau biasa disebut strain. Proses lanjut yang menyebabkan terjadinya rapatan dan regangan di dalam medium disebabkan oleh getaran partikel secara periodic selama gelombang ultrasonic lainya. Gelombang ultrasonic merambat melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor ultrasonik. Seperti yang telah umum diketahui, gelombang ultrasonik hanya bisa didengar oleh makhluk tertentu seperti kelelawar dan ikan paus. Kelelawar menggunakan gelombang ultrasonic untuk berburu di malam hari sementara paus menggunakanya untuk berenang di kedalaman laut yang gelap.

Perhitungan waktu yang diperlukan modul sensor Ping untuk menerima pantulan pada jarak tertentu mempunyai rumus S= (tIN x V) : 2. Rumus diatas mempunyai keterangan sebagai berikut. (S) adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan obyek yang terdeteksi. (V) adalah cepat rambat gelombang ultrasonik di udara dengan kecepatan normal (344 meter per detik) (tIN) adalah selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang. Ada 3 prinsip kerja dari sensor ultrasonik yaitu, sinyal dipancarkan melalui pemancar gelombang ultrasonic. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi berkisar 344 m/s. Dan yang terakhir sinyal yang sudah diterima akan diproses untuk menghitung jaraknya.

Gambar 2.14 pemancar dan penerima pada sensor ultrasonic

Sumber : http://elektronikadasar.info

Konsep Dasar Pompa

1.Definisi Pompa

Pompa adalah salah satu peralatan yang dipakai untuk mangubah energi mekanik (dari mesin pengerak pompa) menjadi energi tekan pada cairan yang dipompa. Pada umumnya pompa digunakan untuk memindahkan air dari suatu tempat ke tempat yang lain yang lebih tinggi tempatnya, ataupun tekananya.

Gambar 2.15 pompa washer

Water Flow Meter G1/2

1. Definisi Water Flow Meter G1/2

Water Flow sensor terdiri dari tubuh katup plastik, rotor air, dan sensor hall efek. Ketika air mengalir melalui, gulungan rotor-rotor. Kecepatan perubahan dengan tingkat yang berbeda aliran. Sesuai sensor hall efek output sinyal pulsa. Kelebihan sensor ini adalah hanya membutuhkan 1 sinyal (SIG) selain jalur 5V dc dan Ground. Perhatikan gambar di bawah ini.

Sumber: http://www.seeedstudio.com/wiki/G1/2_Water_Flow_sensor

Gambar 2.16. Water Flow Sensor G1/2

Sumber: http://www.seeedstudio.com/wiki/G1/2_Water_Flow_sensor

Gambar 2.17. Mechanic Dimensi Water Flow sensor G1/2

Tabel 2.2. Komponen Sensor

Sumber: http://www.seeedstudio.com/wiki/G1/2_Water_Flow_sensor

1. Spesifikasi Sensor Flow

  1. Bekerja padategangan5V DC-24VDC

  2. Arus Maksimum saat ini15 mA(DC5V)

  3. Berat sensor 43 g

  4. Tingkat Aliranrentang 0,5~ 60L / menit

  5. Suhu Pengoperasian 0°C~ 80°

  6. Operasi kelembaban 35% ~ 90% RH

  7. Operasi tekanan bawah1.75Mpa

  8. Store temperature -25°C~+80°

  9. Store humidity 25%~90%RH

Water flow sensor ini terdiri atas katup plastik, rotor air, dan sebuah sensor hall-effect. Prinsip kerja sensor ini adalah dengan memanfaatkan fenomena efek Hall. Efek Hall ini didasarkan pada efek medan magnetik terhadap partikel bermuatan yang bergerak. Ketika ada arus listrik yang mengalir pada divais efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan menghasilkan medan listrik. Medan listrik terus membesar hingga gaya Lorentz yang bekerja pada partikel menjadi nol. Perbedaan potensial antara kedua sisi divais tersebut disebut potensial Hall. Potensial Hall ini sebanding dengan medan magnet dan arus listrik yang melalui divais.

Konsep Dasar RFID RDM 6300

1. Definisi RFID RDM 6300

RFID RDM 6300 adalah modul reader rfid yang berfungsi sebagai pembaca RFID. RFID RDM6300 adalah pengganti dari reader RDM 630 yang barangnya sudah tidak diproduksi lagi alias discontinued Update version terbaru adalah reader RFID RDM 6300 yang memiliki sensifitas jarak yang lebih jauh dan stabil. Tapi pin out dari kedua RFID ini sama persis.

Sumber: Partelektrik

Gambar 2.18 RFID RDM 6300

Konsep Dasar LCD 16X2

1. Definisi LCD 16X2

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alat–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :

  1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris

  2. Mempunyai 192 karakter tersimpan.

  3. Terdapat karakter generator terprogram.

  4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.

  5. Dilengkapi dengan back light.

Sumber: Heryanto (2008)

Gambar 2.19.Bentuk Fisik LCD 16x2

Tabel 2.3. Konfigurasi Pin LCD 16x2

Konsep Dasar Wireless

1. Definisi Wireless (Nirkabel)

Wireless atau dalam bahasa indonesia disebut nirkabel, adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel. Data dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti teknologi infra merah pada remote TV) atau gelombang radio (seperti bluetooth pada komputer dan ponsel) dengan frekuensi tertentu.

Teknologi jaringan nirkabel sebenarnya terbentang luas mulai dari komunikasi suara sampai dengan jaringan data, yang mana membolehkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel pada suatu jarak tertentu. Peranti yang umumnya digunakan untuk jaringan nirkabel termasuk di dalamnya adalah komputer, komputer genggam, PDA, telepon seluler, tablet PC dan lain sebagainya. Teknologi nirkabel ini memiliki kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna bergerak bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong dengan laptopnya bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe, kereta api dan tempat publik lainnya. Di rumah, pengguna dapat terhubung ke desktop mereka (melalui bluetooth) untuk melakukan sinkronisasi dengan PDA-nya.

2. Tipe dari Jaringan Nirkabel

Sama halnya seperti jaringan yang berbasis kabel, maka jaringan nirkabel dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yang berbeda berdasarkan pada jarak dimana data dapat ditransmisikan.

A. Wireless Wide Area Networks (WWANs)

Teknologi WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel melalui jaringan publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat mencakup suatu daerah yang sangat luas, seperti kota atau negara, melalui penggunaan beberapa antena atau juga sistem satelit yang diselenggarakan oleh penyelenggara jasa telekomunikasinya. Teknologi WWAN saat ini dikenal dengan sistem 2G (second generation). Inti dari sistem 2G ini termasuk di dalamnya Global System for Mobile Communications (GSM), Cellular Digital Packet Data (CDPD) dan juga Code Division Multiple Access (CDMA). Berbagai usaha sedang dilakukan untuk transisi dari 2G ke teknologi 3G (third generation) yang akan segera menjadi standar global dan memiliki fitur roaming yang global juga. ITU juga secara aktif dalam mempromosikan pembuatan standar global bagi teknologi 3G.

B. Wireless Metropolitan Area Networks (WMANs)

Teknologi WMAN memungkinkan pengguna untuk membuat koneksi nirkabel antara beberapa lokasi di dalam suatu area metropolitan (contohnya, antara gedung yang berbeda-beda dalam suatu kota atau pada kampus universitas), dan ini bisa dicapai tanpa biaya fiber optic atau kabel tembaga yang terkadang sangat mahal. Sebagai tambahan, WMAN dapat bertindak sebagai backup bagi jaringan yang berbasis kabel dan dia akan aktif ketika jaringan yang berbasis kabel tadi mengalami gangguan. WMAN menggunakan gelombang radio atau cahaya infrared untuk mentransmisikan data. Jaringan akses nirkabel broadband, yang memberikan pengguna dengan akses berkecepatan tinggi, merupakan hal yang banyak diminati saat ini. Meskipun ada beberapa teknologi yang berbeda, seperti Multichannel Multipoint Distribution Service (MMDS) dan Local Multipoint Distribution Services (LMDS) digunakan saat ini, tetapi kelompok kerja IEEE 802.16 untuk standar akses nirkabel broadband masih terus membuat spesifikasi bagi teknologi-teknologi tersebut.

C. Wireless Local Area Networks (WLANs)

Teknologi WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel dalam suatu area yang sifatnya lokal (contohnya, dalam lingkungan gedung kantor, gedung kampus atau pada area publik, seperti bandara atau kafe). WLAN dapat digunakan pada kantor sementara atau yang mana instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan. Atau WLAN terkadang dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga pengguna dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan gedung. WLAN dapat dioperasikan dengan dua cara. Dalam infrastruktur WLAN, stasiun wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal modem) terhubung ke access point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara stasiun-stasiun dan network backbone yang ada saat itu. Dalam lingkungan WLAN yang sifatnya peer-to-peer (ad hoc), beberapa pengguna dalam area yang terbatas, seperti ruang rapat, dapat membentuk suatu jaringan sementara tanpa menggunakan access point, jika mereka tidak memerlukan akses ke sumber daya jaringan.Pada tahun 1997, IEEE meng-approve standar 802.11 untuk WLAN, yang mana menspesifikasikan suatu data transfer rate 1 sampai 2 megabits per second (Mbps). Di bawah 802.11b, yang mana menjadi standar baru yang dominan saat ini, data ditransfer pada kecepatan maksimum 11 Mbps melalui frekuensi 2.4 gigahertz (GHz). Standar yang lebih baru lainnya adalah 802.11a, yang mana menspesifikasikan data transfer pada kecepatan maksimum 54 Mbps melalui frekuensi 5 GHz.

D. Wireless Personal Area Networks (WPANs)

Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. Saat ini, dua teknologi kunci dari WPAN ini adalah Bluetooth dan cahaya infra merah. Bluetooth merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan gelombang radio untuk mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet. Data Bluetooth dapat ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas. Teknologi Bluetooth ini digerakkan oleh suatu badan yang bernama Bluetooth Special Interest Group (SIG), yang mana mempublikasikan spesifikasi Bluetooth versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif lainnya, untuk menghubungkan peranti dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang), maka user bisa menggunakan cahaya infra merah.Untuk menstandarisasi pembangunan dari teknologi WPAN, IEEE telah membangun kelompok kerja 802.15 bagi WPAN. Kelompok kerja ini membuat standar WPAN, yang berbasis pada spesifikasi Bluetooth versi 1.0. Tujuan utama dari standarisasi ini adalah untuk mengurangi kompleksitas, konsumsi daya yang rendah, interoperabilitas dan bisa hidup berdampingan dengan jaringan 802.11.

3. WiFi (Wireless Fidelity)

Wi-Fi (Wireless Fidelity) memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks disingkat WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Local (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) dapat terhubung dengan internet melalui access point (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini,perkembangan teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampus-kampus maupun perkantoran sudah mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal menggunakan wifi.

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Empat variasi dari 802.11, yaitu:

  1. 802.11a

  2. 802.11b

  3. 802.11g

  4. 802.11n

Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Sumber : (Kholis Hal:9)

Tabel.2.4.Spesifikasi Wi-Fi

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz).

4. Tipe Jaringan WIfi

Seperti halnya Ethernet-LAN ( jaringan dengan kebel ), jaringan wifi juga dikonfigurasikan ke dalam dua jenis tipe jaringan yaitu:

A. Jaringan Peer To Peer Atau Adhoc Wireless LAN

Computer dapat saling berhubungan berdasarkan nama SSID (service set identifier). SSID adalah nama identitas computer yang memiliki komponen nir kabel.

Sumber : (Kholis Hal:10)

Gambar 2.20.Adhoc Wireless LAN

B. Jaringan Server Based Atau Wireless Infrstruktur

System infrastruktur membutuhkan sebuah komponen khusus yang berfungsi sebagai access point.

Sumber : (Kholis Hal:11)

Gambar 2.21.Wireless Infrastruktur

5. Keamanan Jaringan WiFi

Peralatan sinyal yang ditranmisikan oleh jaringan wifi menggunakan frekuensi secara bebas, sehingga dapat ditangkap oleh computer lain sesame user wifi. Keamanan jaringan wifi secara umum terdiri dari nonsecure dan share key (secure):

  1. . On secure: computer yang mempunyai wifi dapat menangkap transmisi pancaran dari sebuah wifi dan langsung dapat masuk kedalam jaringan tersebut

  2. 8Share key: untuk dapat masuk ke jaringan wifi diperlukan kunci atau password, contohnya sebuah network yang menggunakan WEP.

  3. Selain menggunakan WEP, dapat ditambahkan WPA ( wifi protected access ).

  4. Membatasi akses dengan mendaftarkan MAC Address dari koomputer klien yang berhak mengakses jaringan.

6. Keunggulan dan Kelemahan Jaringan WiFi

  1. Keunggulan jaringan WiFi yaitu sebagai berikut:
    a. Infrastruktur berdimensi kecil
    b. Pembangunannya cepat
    c. Mudah dan murah untuk direlokasi
    d. Mendukung portabilitas.

  2. Kelemahan jaringan WiFi adalah:
    a. Delay yang sangat besar
    b. Kesulitan karena masalah propagasi radio
    c. Mudah untuk terinterferensi
    d. Kapasitas jaringan kecil, karena keterbatasan spectrum
    e. Keamanan atau kerahasian data kurang aman.

Konsep Dasar Komponen Elektronika

1. Definisi Komponen Elektronika

Menurut Hernanto (2014:20)[19], “Komponen elektronika merupakan sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai kegunaannya”.

2. Jenis-Jenis Komponen Elektronika

Menurut Hernanto (2014:20), komponen elektronika dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Komponen pasif

Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Adapun yang termasuk komponen pasif antara lain:

  1. Resistor
    Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm. Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran dinamakan gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohm meter.

  2. Sumber: Syahwill (2013:32)

    Gambar 2.22 Skema Warna Resistor

    Contoh :
    1.Untuk 4 warna : pita 1 = hijau, pita 2 = Biru, pita 3 = kuning, pita 4 = perak Nilai resistansinya : 56 x 10 k0= 560 kQ, toleransi +/- 10
    2.Untuk 5 Warna : pita 1 = merah, pita 2 = orange, pita 3 = ungu, pita 4 = hitam, dan pita 5 = cokelat Nilai resistansinya : 237 x 1 Q = 237 Q, toleransi +/- 1

  3. Kapasitor
    Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatukapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut:

  4. Sumber: Hernanto (2014:20)

    Gambar 2.23 Macam-Macam Kapasitor

  5. Kristal (XTAL)
    Kristal berfungsi untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada oscilator ini terbuat dari quartz atau Rochelle salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau sebaliknya. Kristal dapat difungsikan sebagai umpan balik pada suatu frekuensi tertentu saja.

  6. Sumber: Hernanto (2014:20)

    Gambar 2.24 Kristal (XTAL)

  7. Relay
    Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet. Relay terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan.

  8. Sumber: Hernanto (2014:20)

    Gambar 2.25 Relay

b. Komponen aktif

Menurut Hernanto (2014:20), komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukansumber arus atau sumber tegangan tersendiri. Yang termasuk komponen aktif antara lain:

  1. Dioda
    Dioda adalah peralatan semikonduktor bipolar yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Dalam operasinya, dioda akan bekerja bila diberi arus bolak-balik (AC) dan berfungsi sebagai penyearah. Selain itu dioda dapat mengalirkan arus searah (DC) dari kutub anoda (+) ke kutub katoda (-). Jika kutub anoda diberi arus negatif dan kutub katoda diberi arus positif maka dioda akan bersifat menahan arus listrik. Dioda merupakan gabungan antara bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Bahan tipe P adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan aluminium dan merupakan bahan yang kekurangan elektron dan bersifat positif. Bahan tipe N adalah bahan campuran yang terdiri dari germanium atau silikon dengan fosfor dan merupakan bahan yang kelebihan elektron dan bersifat negatif.

  2. Sumber: Hernanto (2014:20)

    Gambar 2.26 Dioda

  3. Transistor
    Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling penting dan banyak dipergunakan dalam setiap rangkaian. Transistor memiliki 3 (tiga) terminal yang dibuat dari bahan indium, germanium dan silikon. Alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Transistor disusun menggunakan sambungan dioda. Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

  1. NPN (Negative Positive Negative)
    Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-P di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-N. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter.

  2. Sumber: Hernanto (2014:20)

    Gambar 2.27 Simbol Transistor NPN

  3. PNP (Positive Negative Positive)
    Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-N di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-P. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter.

  4. Sumber: Hernanto (2014:20)

    Gambar 2.28 Simbol Transistor PNP

  5. IC (Integreted Circuit)
    IC (Integrated Circuit) merupakan suatu komponen semikonduktor yang dirancang dari beberapa komponen elektronika seperti transistor, dioda, resistor, kapasitor, dan komponen semikonduktor lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang berbentuk chip. Terdapat beberapa keuntungan dari pengguna IC diantaranya yaitu:

  1. Bentuk fisiknya kecil sehingga rangakian jadinya akan kelihatan kecil dan kompak (compo)

  2. Catu daya yang diperlukan kecil

  3. Sistem operasional sangat praktis dan cepat

  4. Baik pemasangan maupun pemakaiannya mudah dan praktis

  5. Harganya relatif murah dibanding dengan menggunakan transistor

4. IC Regulator

Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah 78XX. Regulator tegangan tipe 78XX adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal VIN, GND dan VOUT. Tegangan keluaran dari regulator 78XX memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan Hifi. Regulator tegangan 78XX dirancang sebagai regulator tegangan tetap, meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan komponen eksternal. Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban. Untuk melihat karakteristik regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut:

Tabel 2.5 Karakteristik IC regulator tegangan positif 78xx

Angka xx pada bagian terakhir penulisan tipe regulator 78xx merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut. Kemudian huruh L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan pada terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk penulisan tanpa huruf L ataupun M (78(L/M)xx) pada regulator tegangan positif 78xx maka arus maksimal yang dapat dialirkan pada terminal outputnya adalah 1 ampere. Karakteristik dan tipe-tipe kemampuan arus maksimal output dari regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel diatas. Kode huruf pada bagian depan penulisan tipe regulator 78xx merupakan kode produsen (AN78xx, LM78xx, MC78xx) regulator tegangan positif 78xx. Cara pemasangan dari regulator tegangan tetap 7805 pada catu daya dapat dilihat pada gambar 2.30 sebagai berikut:

Gambar 2.30 Rangkaian IC regulator tegangan positif 78xx

IC 7805 merupakan IC peregulasi, dimana IC 7805 bekerja pada sumber arus searah yang menghasilkan keluaran 5 volt sedangkan pada rangkaian IC ini digunakan untuk memaksa keluaran yang kita berikan diatas 5 volt menjadi 5 volt dengan hasil positif, sesuai dengan data IC 7805 bekerja efektif antara range 7V-20V. IC 7805 terdapat beberapa macam mulai dari komponen SMD (surface mount device) sampai aplikasi umum dengan keluaran arus sampai dengan 1A.

Sumber: Hernanto (2014:20)

Gambar 2.31 Rangkaian IC regulator

Konsep Dasar Power Supply

1. Definisi Power Supply

Sumber: Gunawan (2011:1)[20]

Gambar 2.32 Power Supply

Menurut Gunawan (2011:1), power supply adalah alat atau sistem yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik atau bentuk energi jenis apapun yang sering digunakan untuk menyalurkan energi listrik.

Menurut Husaini (2014:1), power supply merupakan sebuah sistem yang menyediakan sumber daya DC (direct current) atau arus searah, diperoleh dengan jalan merubah arus bolak-balik AC menjadi arus searah dan menstabilkan tegangan keluarannya minaret kebutuhan sebum sistem elektronik.

2. Fungsi Power Supply

Menurut Gunawan (2011:1), power supply dapat melakukan fungsi berikut ini:

  1. Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.

  2. Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan atau voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

  3. Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain

  4. Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.

  5. Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.

  6. Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal terjadi.

Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.

3. Prinsip Rangkaian Power Supply

Menurut Gunawan (2011:1), "secara prinsip rangkaian power supply adalah menurunkan tegangan AC, menyearahkan tegangan AC sehingga menjadi DC, menstabilkan tegangan DC, yang terdiri atas transformator, dioda dan kapasitor atau kondensator. Tranformator biasanya berbentuk kotak dan terdapat lilitan-lilitan kawat email didalamnya. Ada 2 jenis rangkaian penyearah, yaitu setengah gelombang (half wave) dan gelombang penuh (fullwave). Arus listrik DC yang keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja arus listrik DC semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan oleh perangkat elektronik apapun. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply".

Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literatur Review

Menurut Guritno (2011:86), “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama.

Menurut Semiawan (2010:104), literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti untuk melihat ide-ide, pendapat dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan literature review adalah bahan yang tertulis terhadap permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

2. Kajian Literatur Review

Menurut Guritno (2011:87), dalam melakukan kajian literature review. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi kesenjangan (indentify gaps) penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

  4. Menerusakan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

  5. Mengetahui orang lain yang ahli dan mengerjakan di area penelitian yang sama sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya berharga.

3. Jenis-Jenis Penelitian

Menurut Guritno (2011:22), jenis-jenis penelitian yaitu:

a. Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya

Secara umum penelitian mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:

  1. Penelitian Dasar (basic research)
    Penelitian dasar disebut pula penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok (fundamental research), penelitian ini diarahkan pada pengujian teori dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik.

  2. Penelitian Terapan (applied research)
    Penelitian terapan berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, yaitu penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata.

  3. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
    Penelitian evaluasi fokus pada suatu kegiatan dalam unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja. Sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi ataupun lembaga.

Tabel 2.3 Perbedaan Antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluasi

Sumber: Guritno (2011:26)

b. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya

Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian dapat pula dibedakan berdasarkan tujuan yaitu:

  1. Penelitian Deskriptif
    Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan mendeskripsikam suatu keadaan atau fenomena apa adanya.

  2. Penelitian Prediktif
    Penelitian prediktif (predictive research), studi ini bertujan memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada waktu mendatang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini.

  3. Penelitian Improftif
    Penelitian improftif (improvetive research) bertujuan memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program.

  4. Penelitian Eksplanatif
    Penelitian eksplanatif dilakukan ketika belum ada atau belum banyak penelitian dilakukan terhadap masalah yang bersangkutan.

  5. Penelitian Eksperimen
    Penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.

  6. Penelitian Ex Post Facto
    Ex post facto berarti setelah kejadian. Secara sederhana, dalam penelitian ex post facto, penelitian menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variable-variabel.

  7. Penelitian Partisipatori
    Bonnie J. Cain penulis buku Parsticipatory Research, Research with Historical Consciousness mengatakan bahwa definisi yang semakin luas tentang penelitian pastisipatori berada dalam istilah yang berciri negative serta dalam tindakan atau praktik yang ingin kita hindari atau atasi.

  8. Penelitian dan Pengembangan
    Metode penelitian dan pengmebangan atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research and development adalah metode penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu serta menguji efektivitas produk tersebut.

Study Pustaka (Literature Review)

Metode study pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat dari study pustaka (Literature Review) ini antara lain:

  1. Mengidentifikasikan kesenjangan (identify gaps)dari penelitian ini.

  2. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

  3. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian ini.

  4. Meneruskan apa yang penelitian sebelumnya telah dicapai sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akandilakukan dapat membangun di atas landasan (platform) dari pengetahuan atau ideyang sudah ada.

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai penerimaan mahasiswa baru secara online dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penerimaan mahasiswa baru secara online ini perlu dilakukan study pustaka (literature review) sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu :

Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti penelitian sebelumnya seperti yang dikemukakan diatas, maka dilakukan penelitian untuk Judul Skripsi.

  1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fauzi [2015]Kesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref> dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk skripsi dengan judul ” POT TANAMAN PINTAR BERBASIS INTERNET OF THINGS PADA RSUD KOTA TANGERANG “ Pada perancangan ini penulis menggunakan Nodemcu sebagai mikrokontroler sebagai sistem tanaman hijau yang menggunakan Soil moisture sensor sebagai sensor kelembapan tanah.

  2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Arwan [2015][21] dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk KKP dengan judul “TOKEN PDAM BERBASIS INTERNET MENGGUNAKAN LINKIT ONE PADA PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KAB. TANGERANG “ Pada perancangan ini penulis menggunakan Linkit one sebagai mikrokontroler Waterflow sensor sebagai sensor debit.

  3. Penelitian yang telah dilakukan oleh fachri [2015] dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk skripsi dengan judul “ PENGUKUR TINGGI BADAN MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328 DUAL MODE PADA SDIT AL-ISTIQOMAH “ Pada perancangan ini penulis menggunakan Atemega28 sebagai mikrokontroler sensor ultrasonic sebagai sensor jarak untuk mengukur tinggi badan.

  4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Juhriah Novianti [2015] dari STMIK Raharja Tangerang sebagai bentuk skripsi dengan judul “ PROITOTYPE MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BAK PENAMPUNG BERBASIS NODEMCU PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA “ Pada perancangan ini penulis menggunakan Nodemcu sebagai mikrokontroler sensor proximity sebagai sensor ketinggian air.

Review yang ada, telah banyak penelitian berbasis Internet Of Things perancangan beberapa alat seperti sensor Ultrasonic, Limit Switch, Relay,Mikrokontroller Nodemcu, , dan waterflow sensor. Maka dari itu penulis mengambil satu sample atau contoh untuk dijadikan acuan dari ke 5 (lima) literature review diatas yaitu penelitian terapan dengan judul PROITOTYPE MONITORING KETINGGIAN AIR PADA BAK PENAMPUNG BERBASIS NODEMCU PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA yang menggunakan Nodemcu sebagai mikrokontroler yang sudah berbasis Internet Of Things . untuk sensor ketinggian menggunakan proximity sebagai sensor ketinggian air. Berbeda dengan penelitian yang saya buat untuk sensor ketianggian menggunakan Sensor Ultrasonic. Untuk mengetahui debit air menggunakan sensor yang sama yaitu waterflow sensor.

BAB III

PEMBAHASAN

Sejarah Umum Pertamina

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMINA di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan 2003 berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)" menjadi PERTAMINA.Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003.

Struktur Organisasi

1.Struktur Organisasi Tingkat Direksi

Gambar 3.1: struktur organisasi tingkat direksi PT. Pertamina (Persero)

Sumber : http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00193

Fungsi Organisasi

Fungsi organisasi merupakan suatu rincian yang menunjukan posisi, tanggung jawab, wewenang, fungsi dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh seorang personil di dalam suatu organisasi. Fungsi organisasi ini perlu dibuat supaya masing-masing personil mengerti kedudukannya di dalam organisasi. Adapun fungsi organisasi pada SPBU adalah sebagai berikut :

1.Presiden Direktur

Merupakan pihak yang bertindak sebagai pemimpin serta menjalankan perusahaan. Adapun tugas dari Presiden Direktur:

  1. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan SPBU.

  2. Mengelola kekayaan SPBU.

  3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.

  4. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

2.Manajer / Dealer

Orang yang mampu mengintegrasikan berbagai macam variabel seperti karakteristik, budaya, pendidikan dan latar belakang ke dalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian. Dimana ada pengarahan yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan, supervisi, rancangan organisasi dan pekerjaan serta seleksi, pelatihan, penilaian dan pengembangan. Tugas Manajer SPBU adalah:

  1. Mewakili SPBU dihadapan PERTAMINA.

  2. Menetapkan keputusan-keputusan internal SPBU.

  3. Melakukan proses pengadaan BBM.

  4. Melaksanakan manajemen personalia SPBU.

3.Supervisor

Pihak yang mengevaluasi efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dalam menjalankan orang dan usaha yang sedang dijalankan serta menilai hasil-hasil yang diperoleh terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan, untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada atau terjadi di dalam perusahaan.Tugas Supervisor yaitu:

  1. Bertanggungjawab terhadap kelancaran seluruh kegiatan operasional.

  2. Monitoring konsistensi kualitas dan kuantitas BBM.

  3. Monitoring penjualan dan persediaan BBM.

4.Pengawas / Foreman BBM

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan serta menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan telah digunakan seoptimal mungkin guna mencapai tujuan perusahaan. Adapun tugas Pengawas adalah sebagai berikut:

  1. Bertanggungjawab atas kegiatan operasi penjualan BBM.

  2. Bertanggungjawab atas kegiatan perawatan alat dan fasilitas.

  3. Mengkoordinasikan kegiatan shift.

  4. Menyelesaikan kegiatan administrasi umum.

  5. Melakukan pembuatan transaksi keuangan.

5.Staff Administrasi

Orang yang melakukan pencatatan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi yang ada pada SPBU. Tugas dari Staff Administrasi:

  1. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan.

  2. Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas dan layanan administrasi, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan.

  3. Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan sebagai bahan informasi kepada atasan.

6. Operator

Orang yang berhadapan langsung dengan pelanggan pada saat pengisian BBM. Tugas-tugas Operator:

  1. Melayani konsumen dalam pengisian BBM.

  2. Menjaga kebersihan lingkungan dan alat.

  3. Melakukan kegiatan perawatan harian untuk pompa, tangki, dan generator.

  4. Melakukan pembersihan rutin seluruh fasilitas dalam kompleks SPBU.

7.Office Boy

Melakukan pembersihan di area SPBU setiap hari. TugasOffice Boy adalah:

  1. Melakukan Pembersihan rutin seluruh fasilitas dalam kompleks SPBU.

  2. Menjaga kebersihan lingkungan dan alat.

8.Security

Pihak yang melakukan pengamanan terhadap segala kegiatan yang ada di SPBU. Tugas dari Security:

  1. Melakukan pengamanan terhadap sarana dan fasilitas pekerja dan konsumen di area SPBU.

  2. Mengatur ketertiban arus lalu lintas kendaraan konsumen di area SPBU. Menutup jalur masuk dan keluar bila SPBU tidak beroperasi.

Visi dan Misi

  1. Visi, Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia

  2. Misi, Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

Tata Laksana Sistem Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

Prosedur sistem SPBU Pertamina yang berjalan saat ini terdiri dari 2 (2) alur, yakni sebagai berikut :

  1. Petugas melakukan pengukuran tangki penampung masih secara manual.

  2. Petugas dalam metode penginputan pembelian masih manual dengan keypad.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

1. Flowchart Sistem Yang Berjalan

Prosedur pendeteksi debit bensin dan pengisian bensin pada SPBU Pertamina Tangerang, petugas masih manual dalam pengontrolan volume debit bensin pada tangki penampung dengan menggunakan alat pengukur yang dimasukan kedalam tangki penampung dan petugas masih manual dalam metode pemgisian bensin dengan melakakun input manual jumlah liter.

Berikut adalah flowchart sistem pengukuran tangki penampung yang berjalan pada gambar 3.2.

Gambar 3.3 Flowchart Sistem pengukuran tangki penampung

Dapat dijelaskan gambar 3.2 Flowchart sistem pengukuran tangki penampung diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem penyampaian informasi yang berjalan

  2. 2 (dua) simbol Data yang menyatakan proses input output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu : petugas melakukan pengukuran dan membuat laporan hasil pengukuran

  3. 2 (Dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses menyiapkan dan merapikan peralatan alat pengukuran

  4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah hasil pengukuran pada tangki benar? Jika “ya” petugas membuat laporan dan merapikan peralatan pengukuran Jika “tidak” petugas mengulang pengukuran shingga didapatkan hasil yang tepat.

Berikut adalah flowchart sistem pengisian pada SPBU yang berjalan pada gambar

Gambar 3.4 flowchart sistem pengisian pada SPBU yang berjalan

Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart sistem Pengisian pada SPBU diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem penyampaian informasi yang berjalan.

  2. 2 (dua) simbol Data yang menyatakan proses input output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu : petugas menginput jumlah liter dengan kypad dan mesin pengisian mengeluarkan struk.

  3. 2 (Dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses Konsumen mengantri dan melakukan pembelian/transaksi.

  4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah penginputan benar? Jika “ya” petugas melakuakan pengisian ke dalam tangki kendaraan Jika “tidak” petugas mengulang penginputan dengan keypad.

2. Flowchart Yang Diusulkan

Pada rancangan sistem yang diusulkan ini adalah dengan adanya sebuah alat pendeteksi debit bensin berbasis Internet Of things, diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam kegunaannya. Karena, permasalahan yang sering dihadapi oleh petugas adalah pada saat kegiatan pengukuran volume debit bensin harus memasukan sebuat alat yang panjang dan berat, shingga petugas kesulitan dalam pengukuran.

Hal ini membuat kegiatan tersebut dapat merepotkan petugas saat kegiatan pengukuran pada tangki penampung bensin dan juga berpengaruh pada keefektifan kerja sehingga kerjaan tidak cepat rampung. Berikut adalah flowchart Pendeteksi debit bensin berbasis Internet Of Things menggunakan ESP8266 yang diusulkan pada gambar 3.4.

Gambar 3.5 Rancangan Flowchart Sistem Pengukuran

2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem penyampaian informasi yang berjalan.

  1. 1 (satu) simbol Data yang menyatakan proses input output , yaitu : petugas melakukan login kesebuah website.

  2. 2 (Dua) simbol proses yang menyatakan sudah login ke website dan membuat sebuah laporan status volume bensin pada tangki.

  3. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah hasil pengukuran pada tangki benar? Jika “ya” petugas membuat laporan Jika “tidak” petugas login kembali.

Untuk proses pengisian bensin kepada konsumen petugas SPBU cukup menempelkan Kartu RFID pada mesin pengisian yang sudah diberi RFID Scan

Gambar 3.6 Perancangan Flowcaht sistem pengisian

Dapat dijelaskan gambar 3.3 Flowchart sistem Pengisian pada SPBU diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai” pada aliran proses flowchart Sistem penyampaian informasi yang berjalan.

  2. 2 (dua) simbol Data yang menyatakan proses input output tanpa tergantung jenis peralatannya, yaitu : petugas menginput jumlah liter dengan kypad dan mesin pengisian mengeluarkan struk.

  3. 2 (Dua) simbol proses yang menyatakan sebuah proses Konsumen mengantri dan melakukan pembelian/transaksi.

  4. 1 (satu) simbol decision, yang berperan untuk menunjukan sebuah langkah pengambilan keputusan jika “ya” dan “tidak”, yaitu: Apakah kartu RFID terscan Jika “ya” petugas melakukan pengisian kedalam tangki kendaraan Jika “tidak” petugas mengulang scan kartu RFID.

Rangkaian Keseluruhan Alat

Perancangan Prototipe

Pendeteksi Debit Bensin Berbasis Internet Of Things Menggunakan ESP8266 Pada SPBU Pertamina Tangerang, dalam perancangan prototipe ini disusun dengan menyerupai miniatur Pengisian bensin. Alat ini dilengkapi dengan komponen seperti: Nodemcu, LCD, sesor ultrasonic, Waterflow sensor, RFID dan pompa air. Bahan dalam perancangan prototipe terbuat dari Kayu sebagai pembentuk miniatur pengisian bensin.

Gambar 3.7 Perancangan Prototipe

Metode Prototipe

Metode yang dipakai adalah metode prototyping evolutionary, karena dengan evolutionary ini sistem atau produk yang sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas menuju produk final atau produk akhir.

Gambar 3.8 Perbandingan Sistem

Cara Kerja Alat

Cara kerja alat Pendeteksi debit bensin Berbasis Internet Of Things menggunakan ESP8266 Pada SPBU Pertamina ini dapat dibagi atas 3 (tiga) bagian. Bagian pertama adalah sistem input, dimana sistem ini merupakan langkah awal dari kerja alat, kemudian sistem proses yang berkerja memproses sinyal yang telah diterima dari sistem input untuk di keluarkan pada bagian ketiga yaitu sistem output.

Gambar 3.9 Cara Kerja Alat

1. Sistem Input

Pada sistem input sistem pengukuran dengan menggunakan sensor ultrasonik, RFID sebagai metode penginputan pembelian, Pompa untuk menghisap bensin dari tangki penampung dan waterflow sensor untuk mengetahui debit bensin.

2. Sistem Proses

Pada sistem proses ini menggunakan Nodemcu yang merupakan otak dari dari segala input yang bertugas untuk mengeluarkan output atas input yang diterimanya berdasarkan program yang telah disimpan.

3. Sistem Output

Sistem output pada alat ini menggunakan Ubidots sebagai media penyimpanan database menampilkan data analog dan statistic jumlah volume bensin pada tangki penampung per 10 menit yang dapat diakses melalui web browser.

Blok Diagram

Berikut blok diagram berserta alur kerjanya untuk system Pendeteksi Debit Bensin Berbasis Internet Of Things menggunakan ESP8266 pada gambar 3.3

Gambar 3.10 Blok Diagram

Keterangan:

  1. Sensor Ultrasonic merupakan perangkat yang di gunakan untuk mendeteksi Ketinggian volume bensin pada tangki penampung

  2. Nodemcu memproses data yang sudah diperoleh oleh soil misture

  3. Waterflow Sensor merupakan perangkat yang di gunakan untuk mendeteksi debit cairan.

  4. RFID untuk metode pembelian bensin

  5. Wifi berfungsi untuk melakukan flash program pada nodemcu dan mentransfer data yang sudah diproses oleh nodemcu ke media internet

  6. Cloud media penyimpanan secara online

  7. Web browser digunakan untuk membuka website ubidots

  8. Ubidot sebagai media informasi data sensor secara online

  9. Email sebagai media notifikasi

Pembuatan Alat

Pada perancangan ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Dari kedua pembahasan perancangan ini dianggap penting untuk dibahas karena ingin menghasilkan sistem yang baik, serta menghasilkan sinkronisasi antara perangkat keras dengan perangkat lunak. Gambaran secara umum berupa diagram blok rancangan alat adalah seperti yang di tunjukkan pada gambar 3.7. Perancangan sistem keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:

  1. Personal Computer (PC)

  2. Software Arduino 1.0 (untuk menulis program)

  3. Dia (aplikasi pembuatan flowchart )

  4. papan board mikrokontroler

  5. Solder Timah

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:

  1. Nodemcu

  2. Sensor Ultrasonik

  3. Smartcard RFID

  4. Pompa Washer

  5. LCD 16x2

  6. Kapasitor

  7. Relay

  8. Papan PCB

  9. Lampu LED

  10. Dioda

  11. Transistor

  12. Resistor

  13. Kayu

  14. Kabel

  15. Paku

  16. Lem Kayu

  17. Lem Bakar

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

1. Rangkaian Catu Daya

Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC regulator LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

Gambar 3.11 Rangkaian Catu Daya

Keterangan:

  1. Pada jalur merah sebagai arus positif (+), yang menghubungkan power supply 12V dengan switch, ELCO 1000 mf/25v, indikator power, resistor 10KΩ, IC regulator LM7805, dan kapasitor 100mf/16v.

  2. Pada jalur hitam sebagai arus negatif (-), yang menghubungkan power supply 12V dengan switch, ELCO 1000 mf/25v, indikator power, IC regulator LM7805, dan kapasitor 100mf/16v.

2. Rangkaian Sensor ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah piranti yang didesain untuk dapat mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak sensor dengan target dapat dengan mudah dihitung, proses pengukuran jarak dilakukan hanya dengan memberikan Trigger dan mendeteksi lebar pulsa Echo seperti pada modul sensor ultrasonik pada umumnya, hasil pengukuran dalam bentuk pulsa dapat ditentukan dengan menghitung lebar pulsa yang keluar pada bagian Echo. Lebar pulsa tersebut mewakili waktu merambatnya sinyal ultrasonik dari sensor ultrasonik ke obyek dan kembali lagi. Sensor ultrasonik bekerja dengan menggunakan tegangan sumber sebesar 5 volt dc, sensor objek ditunjukan pada gambar 3.12

Gambar 3.12 Rangkaian Sensor Ultrasonic

Keterangan:

  1. VCC, merupakan masukan untuk tegangan kerja sensor tersebut sebesar +5V.

  2. GND, dihubungkan dengan kutub negatif atau ground pada rangkaian.

  3. OUT, sebagai keluaran yang dihubungkan pada pin Nodemcu yang akan memberikan logika high (1) dan Low (0) pada Nodemcu untuk mendeteksi adanya objek, sensor ultrasonik bekerja dengan mentransmisikan gelombang ultrasonik dan menghasilkan pulsa keluaran yang sesuai dengan waktu tempuh untuk pemancaran dan pemantulan gelombang. Dengan menghitung waktu tempuh dari pulsa maka jarak dengan objek dapat dihitung.

Dalam penggunaan Sensor Ultrasonic, sensor jarak pada nodemcu perlu diprogram terlebih dahulu agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan rangkaian pengujian ubidot

3. Rangkaian RFID

RFID digunakan untuk membaca rangkaian kode-kode yang terdapat pada tag card. Variasi kode tag card mencakup nilai 1-9 dan huruf A-Z sehingga setiap tag card kecil kemungkinan berkode sama. Prinsip kerja alat ini sangatlah sederhana, yaitu modul RFID RDM6300 terdapat antena yang mana antena ini merupakan reader atau alat pembaca tag card, sehingga tag card harus didekatkan ke antenna ini, antenna modul ini berupa lilitan yang membentuk persegi panjang, dari antenna tersebut data dikirimkan ke bagian penerjemah input yang telah terdapat pada modul, dari modul RDM6300, data dikirimkan pada Arduino melalui port RX dan TX.

Gambar 3.13 Rangkaian Modul RFID RDM6300

Modul RFID RDM6300 ini memliki dua buah jenis mode output yaitu output TTL interface RS232 data format dan WEIGAND, sehingga harus teliti dalam pengaturan yang ada pada konfigurasinya, untuk mode output pada alat yang akan dibuat adalah mode TTL interface data format. Untuk setting-an kedua mode output tersebut dapat dilihat seperti yang ada pada tabel 3.4:

  1. Frekuensi 125kHz

  2. Kartu didukung EM4100, TK4100, EM/TK 4102, EM4200

  3. Interface serial UART TTL (RS-232) baud-rate 9600 bps

  4. Kecepatan penguraian kode / decoding time <100 ms

  5. Catu daya 5 Volt DC

  6. Konsumsi arus kurang dari 50 mA

  7. Jarak pembacaan antara 3 cm - 15 cm

  8. Menggunakan antena eksternal

4. Rangkaian pompa

Pompa adalah suatu rangkaian elektronika yang dikemas menjadi suatu instrumen, yang mempunyai fungsi sebagai penyedia aliran bensin dalam debit besar dengan prinsip kerja menghisap bensin yang tersedia dan mendistribusikan aliran bensin tersebut kepada setiap saluran keluaran bensin

Gambar 3.14 Rangkaian Pompa

5. Rangkaian sensor Flow Meter G 1/2

Flow Meter G 1/2 hanya menggunakan 1 port I/O untuk berhubungan dengan Arduino Uno, sangat ideal untuk aplikasi-aplikasi perhitungan debit air, Flow Meter G ½ dapat bekerja hingga 30 L/min. Pin Signal yang berada pada sensor flow meter dihubungkan dengan pin D2 yang ada pada Nodemcu.

Gambar 3.15 Rangkaian sensor Flow Meter G 1/2

6. Rangkaian keseluruhan

Gambar 3.16 Rangkaian Keseluruhan

Konsep Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Setelah proses rangkaian perangkat keras selesai dibuat langkah selanjutnya adalah membuat perancangan perangkat lunak, meliputi penulisan listing program yang akan disimpan atau ditanam di dalam mikrokontroler dengan menggunakan suatu software Arduino, dimana perintah-perintah program tersebut akan di eksekusi oleh hardware atau sistem yang di buat..

1. Perancangan Software Arduino Uno

Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan untuk mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroller dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan. Dan berikut adalah gambar listing program keseluruhan yang digunakan dengan demikian Baru sistem arduino dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

Gambar 3.17 listing program arduino

Menggunakan arduino 1.0 yang digunakan untuk mengontrol Pendeteksi debit bensin berbasis IoT dengan menggunakan nodemcu, sensor ultrasonik dan pompa air.

Gambar 3.18 Tampilan Compile program

2. Konsep Perancangan Ubidot

Ubidot adalah suatu media penyimpanan data yang open scout yang memproses data analog dan digital yang di kirim oleh mikrokontroler seperti arduino dan raspberry. Ubidot menghasilkan data statistik dan analog secara online, kelebihan ubidot dapat di pasang lebih dari 3 sensor dan maksimal 5 sensor untk free user dan untuk lebih dari 5 sensor harus upgrade ke premium user.

Pada pengujian ubidot ini menggunakan 1 buah sensor, yaitu sensor kelembaban seperti yang di tunjukan pada gambar di bawah ini

Gambar 3.19 home Ubidots

Pada gambar di atas dalam web ubidot terdapat data sensor kelembaban yang di kirim oleh mikrokontroler nodemcu yang di kirim ke ubidot setiap 10 menit sekali.

Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan bapak Deny selaku kepala SPBU Pertamina Tangerang

Setelah mengamati dan meneliti permasalahan yang ada dapat dirincikansebagai berikut

  1. Pengukuran Volume debit Bensin masih dilakuakan secara manual

  2. Penginputan yang masih manual menggunakan keypad

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain:

  1. Membuat suatu sitem pengontrolan dan monitoring pengukuran tangki penampung Bensin dengan secara online

  2. Membuat metode penginputan pembelian menggunakan RFID

  3. Membuat sistem yang dapat mengontrol lewat internet sehingga dapat memudahkan pegawai dalam memantau volume debit bensin

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak stakeholder mengenai sistem yang akan diusulkan, adapun beberapa kebutuhan yang diperlukan untuk membangun sistem yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun ke dalam tabel Elisitasi Tahap I sebagai berikut :

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi

  1. M pada MDI artinya Mandatory (dibutuhkan atau penting) Maksudnya, elisitasi tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

  2. D pada MDI artinya Desirable (diinginkan atau tidak terlalu penting) Maksudnya, elisitasi tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, tetapi jika elisitasi tersebut digunakan dalam pembuatan sistem maka membuat sistem tersebut lebih sempurna.

  3. I pada MDI artinya Inessential (diluar sistem atau dieliminasi) Maksudnya, adalah elisitasi tersebut bukan bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya "I" pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE. Berikut ini adalah penjelasan mengenai TOE :

  1. T (Technical)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara atau teknik pembuatan elisitasi tersebut dalam sistem yang diusulkan?

  2. O (Operational)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan elisitasi tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

  3. E (Economic)
    Maksudnya, adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun elisitasi tersebut didalam sistem?

Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain:

  1. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

  2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.

  3. H (High) : Sulit untuk dikerjakan karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal, sehingga elisitasi tersebut harus dieliminasi.

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III

Final Draft Elisitasi

Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan sistem Monitoring jamur menggunakan internet of thing Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan Final Draft Elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah penulis dalam mengimplementasikan sistem.

Tabel 3.3 Final Elisitasi

BAB IV

UJI COBA DAN ANALISA

Uji Coba

Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing-masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dan dapat dilihat pada sub sub berikut.

Metode Black Box

Berikut ini adalah table pengujian Pendeteksi Debit Bensin berbasis Internet Of things Dengan Menggunakan ESP8266 , untuk pengujian pada sistem yaitu sebagai berikut

A.Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

Tabel 4.1 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Web

B.Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Ubidots

Tabel 4.2 Pengujian Black Box Pada Saat Mengakses Ubidot

C. Pengujian Black Box Saat Menjalankan sistem

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Sensor

D. Pengujian Black Box Pada Saat Menggunakan RFID

Tabel 4.4 Pengujian Black Box Pada Saat Menggunakan RFID

E. Pengujian Black Box Pada Saat Sistem Online

Tabel 4.5 Pengujian Black Box Pada Saat Terhubung Dengan Ubidots

Uji Coba Hardware

1. Pengujian Rangkaian Catu Daya

Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya

Dalam rangkaian catu daya digunakan dua buah IC regulator, yaitu 78M05dan AMS1117. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan DC yang dihubungkanpada kaki masukan masing-masing IC tersebut. Kemudian keluaran dari ICregulator diukur dengan menggunakan voltmeter. Hasil pengukuran keluaran ICregulator dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.6 Hasil Rangkaian Pengujian Rangkaian Catu Daya

Keterangan tabel :

  1. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran RDM6300, dimana idealnya tegangan keluaran dari RDM6300 adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

  2. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran Relay, dimana idealnya tegangan keluaran dari Relay adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

  3. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran I2C, dimana idealnya tegangan keluaran dari I2C adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

  4. Tegangan keluaran tanpa beban, diukur pada keluaran Ultrasonic, dimana idealnya tegangan keluaran dari Ultrasonic adalah tepat 5 Volt, tetapi karena ada unsur ketidak sempurnaan produk, maka toleransi penyimpangan sebesar:

Dari hasil pengujian rangkaian catu daya didapatkan hasil yang masih dalam batas toleransi yang diizinkan, sehingga pada rangkaian catu daya ini sudah dapat digunakan dengan baik.

2. Pengujian Rangkaian Sensor Ultrasonik

Prosedur pegujian:

a. Mikrokontroler diprogram agar bisa mengirim trigger dan menerima signal dari sensor ultrasonik yang merupakan informasi objek.

b. Jika sensor ultrasonik merespon dan memberikan signal ke mikrokontroler, maka sensor ultrasonik bekerja dengan baik.Langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek adalah:

  1. Objek berada di bawah sensor.

  2. Menggunakan alat ukur manual sebagai perbandingan.

  3. Mengukur dan mencatat jarak antara objek dan sensor.

  4. Sistem akan mulai melakukan pengukuran setelah tombol di tekan dan mencatat suara jarak yang terdengar dari speaker.

  5. Mengukur secara bertahap dari jarak 80 centi meter dan berhenti 200 centi meter, kemudian dilakukan langkah 3 dan 4.

  6. Melakukan pengukuran sebagaimana langkah 3 hingga 5 dengan jarak tiap 5 centi meter mendekati alat sebanyak dua puluh kali.

Sensor ultrasonik pada alat ini berfungsi untuk menentukan jarak objek di bawah sensor ultrasoik. Keluaran dari sensor ini berupa timer dengan satuan µs yang menunjukkan waktu berjalannya pulsa gelombang ultrasonik. Pemberian masukan pada sensor ini dilakukan dengan mengambil data awal dengan meletakkan benda di bawah sensor dengan jarak 80 cm. Keluaran timer dicatat pada tabel. Objek diangkat mendekati sensor dengan kelipatan tiap kali 5 cm berhenti. Objek terus diangkat hingga jaraknya 200 cm di depan sensor sambil terus dicatat timernya. Data timer dan jarak yang telah diukur ditunjukkan pada tabel 4.8.

Tabel 4.7 Data Hasil Pengukuran Timer dan Jarak

Data hasil pengukuran ini kemudian dibuat sistem linear berupa grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.4. Pembuatan grafik ini bertujuan agar keluaran yang ditampilkan berupa jarak dengan satuan cm. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara timer dalam (µs) dengan jarak (cm). data secara detail dihitung menggunakan persamaan (4.1). persamaan ini diperoleh dari rumus pembentukan grafik linier.

Gambar 4.2 Grafik Linier Hubungan Timer (µs) dan Jarak Benda (cm)

Grafik pada gambar di atas menunjukkan bahwa garis penghubung titik-titik tersebut berbentuk linear. Hubungan ini menunjukkan bahwa makin besar timer (waktu) yang diperlukan, makin besar pula jarak yang ditampilkan sehingga memenuhi persamaan (4.1). Hasil pengukuran dan analisis ini menunjukkan bahwa data ini dapat digunakan sebagai input pemrograman pada sensor ultrasonik.

Alat yang telah dirangkai seperti rancangan dan telah diprogram digunakan mengukur jarak objek untuk mengetahui apakah alat tersebut bisa membaca jarak benda dengan baik. Pengukuran jarak objek sebagaimana yang telah disebutkan pada langkah-langkah pengambilan data untuk jarak objek diatas, Pada bagian penghalang menggunakan papan atau objek padat dengan bidang pantul datar yang jarak antar sensor dan penghalang tersebut telah ditentukan. Sensor akan memberikan logika 0 yang berarti sensor aktif dan mulai mengukur jarak sehingga diperoleh data jarak objek, Data jarak objek yang telah diperoleh kemudian dicari selisihnya. Selisih masing_masing data tersebut dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2) berikut:

Menghasilkan data yang ditunjukan pada tabel 4.9 berikut

Tabel 4.8 Data Jarak Benda

Data di atas menunjukkan bahwa jarak sebenarnya dengan jarak pengukuran ada yang bernilai sama, juga ada yang berbeda. Selisih setiap jarak bernilai satu (1). Data yang diperoleh ini dicari simpangannya menggunakan persamaan (4.2). Pada data 1 hingga 25 penyimpangan yang terjadi yaitu 2%, Simpangan masing-masing data ini kemudian dicari simpangan rata-ratanya menggunakan persamaan (4.3). berikut:

Perhitungan untuk mencari simpangan ini ditunjukkan pada lampiran. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar simpangan rata-rata adalah 0,15% sehingga akurasi alat ini sebesar 99,85%.

3. Pengujian rangkaian RFID

Rangkaian RFID digunakan sebagai sistem identifikasi tanpa kabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan seperti barcode dan magnetic card. Adapun pengujian dilakukan dengan menggunakan serial data.

Pengujian yang akan dilakukan pada rangkaian RFID adalah hanya untuk mengetahui dan memastikan bahwa modul rfid dapat digunakan dengan baik, dan ataupun pengujian rangkaian RFID dapat di lihat pada gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Pengujian RFID Modul

Pengujian rangkaian RFID ini hanya untuk melihat apakah module RFID berfungsi dengan semestinya. Pada rangkaian diatas menggunakan serial data yang dihubungkan dapat menampilkan data pada serial monitor, sedangkan untuk sumber tegangannya mengambil dari sumber tegangan Raspberry sebesar +5 volt, adapun hasil pengujiannya bisa dilihat pada gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4 Hasil tes modul RFID

Bisa dilihat dari hasil tes diatas, bahwa modul RFID dapat bekerja dengan sangat baik.

4. Pengujian pompa air

Pompa air mini adalah sejenis motor dc yang digunakan sebagai pompa air yang biasa digunakan pada aquarium . Pada uji coba yang dilakukan adalah untuk mengontrol pompa air, yang dimana menggunakan sebuah relay yang digunakan sebagai media saklar dan ketika menekan perintah dari Smartphone.

Dari sistem kerja yang digunakan hanya untuk mengkondisikan pada posisi on ataupun off. Uji coba dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.7 sebagai berikut:

Gambar 4.5 Pengujian rangkaian pompa air

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah ketika melakukan penekanan huruf ”f” pada handphone maka relay akan dalam kondisi ”HIGH” dan ketika huruf ”g” ditekan maka pompa air akan mati atau dalam kondisi ”LOW”.

Setelah melihat hasil yang didapatkan dalam pengujian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian pompa air bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Adapun listing Program yang digunakan dalam uji coba dari rangkaian di atas adalah seperti terlihat pada gambar 4.8 sebagai berikut:

Gambar 4.6 Listing program pompa air

5. Pengujian Alat

Pengujian alat pada Pendeteksi Debit Bensin Berbasis Internet Of Things ini, bertujuan untuk mengetahui stok dari bahan bakar yang tersedia di dalam tangki penampungan secara valid dari sisi konsumen juga dipermudah dengan hanya memerlukan sebuah kartu RFID yang sudah terisi opsi jumlah pengisian yang diinginkan. Hasil dari pengukuran tangki penampung ditampilkan pada sebuah layanan cloud penyimpanan secara online, sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pengujian Alat Pedeteksi Debit Bensin

Hasil uji coba Pendeteksi Debit Bensin Berbasis Internet Of Things Dengan Menggunakan ESP8266 pada tabel 4.7 tersimpan pada layanan sebuah cloud penyimpanan sensor dan data yang dapat diakses secara online, seperti dibawah ini

Gambar 4.7 Riwayat Penyimpanan Data Hasil Uji Coba Pada Ubidots

Dapat dijelaskan pada gambar 4.3 bahwa riwayat penyimpanan Pendeteksi Debit Bensin Berbasis Internet Of Things hanya dapat diakses menggunakan internet secara online, riwayat penyimpanan digunakan sebagai data penyimpanan untuk mengetahui sisa bensin pada tangki penampung. Data riwayat Pedeteksi Debit Bensin Berbasis Internet Of Things berupa grafik secara statistik dan raw data, dimana grafik secara statistik menujukkan garis atas dan bawah sebagai keterangan sisa bensin pada tangki penampung atau digunakan dan tidak alat Pendeteksi Debit Bensin. Didalam grafik statistik terdapat keterangan hari dan tanggal, serta waktu digunakannya Pendeteksi Debit Bensin.Sedangkan pada raw data, dijelaskan apabila nilai 0 bensin pada tangki penampung habis dan bila lebih dari 0 menjelaskan bahwa sisa bensin pada tangki penampung tersebut.

Analisa

Flowchart Program

Gambar 4.7 Flowchart Program

Dapat dijelaskan gambar 4.3 Flowchart program Alat Audiobook Player diatas yaitu terdiri dari:

  1. 2 (dua) simbol terminal, yang berperan sebagai “Mulai” dan “Selesai”.

  2. 5 (Lima) simbol proses yang menyatakan sebuah proses yang berlangsung, yaitu: memilih kartu rfid, nodemcu memproses, relay aktif, pompa aktif, sensor ultrasonic aktif.

  3. 1 (satu) simbol decision yang menyatakan apa yang akan terjadi apa bila ID RFID ada atau tidak ada di dalam Nodemcu.

  4. 3 (tiga) simbol yang menyatakan proses input atau output, yaitu: Memindai Kartu RFID, Keluaran bensin mengirim data ke ubidots.

Evaluasi

Berdasarkan uji coba keseluruhan sistem yang dibuat terdapat dua metode pengujian yang dilakukan secara sofwtware maupun secara hadware. Dalam uji coba hadware yaitu dengan melakukan pengukuran dengan sensor ultra sonik juga kartu RFID berfungsi dan dapat berjalan sesuai yang diharapkan sehingga sudah dapat diterapkan dalam bentuk prototipe.

Implementasi

Pada tahap ini merupakan tahan-tahap untuk merelisasikan dari sistem yang dirancang. Yang dimulai dari tahap pengumpulan data –data dan diharapkan dapat membantu dan mendukung shingga sampai tercapainya dalam penerapanya.

Schedule

  1. Pengumpulan Data
    Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 8 minggu antara 1 Maret 2016 s/d 29 April 2016.

  2. Analisa Sistem
    Analisa sistem ini dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang dibutuhkan dalam sistem dan mendiagnosis persoalan yang ada untuk memperbaiki sistem. Analisa sistem dilakukan selama 4 minggu 4 April 2016 s/d tanggal 29 April 2016.

  3. Perancangan Sistem
    Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan seorang peneliti agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 12 minggu yaitu awal bulan Maret sampai pertengahan bulan Mei 2016.

  4. Pembuatan Program
    Pembuatan program dilakukan untuk menyempurnakan suatu sistem agar system yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik. Pembuatan program dilakukan selama 5 minggu mulai dari awal bulan Mei hingga awal bulan Juni 2016.

  5. Testing program
    Testing Program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada pada program pada saat program berjalan. Testing program dilakukan selama 5 minggu yaitu dari pertengahan bulan Mei sampai pertengahan bulan Juni 2016.

  6. Evaluasi Sistem
    Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 3 minggu, minggu ke 1 di bulan juni sampai minggu ke 3 dibulan Juni.

  7. Perbaikan Sistem
    Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user. Perbaikan program dilakukan selama 2 minggu, pada minggu 2 dan minggu ke 3 di bulan Juni 2016.

  8. Training User
    Prcobaan alat yang diuji cobakan bersama para user untuk mengetahui apakah alat yang dibuat sudah dapat berjalan dengan optimal atau tidak. Testing User dilakukan selama 2, minggu ke 3 di bulan januari dan minggu ke 4 di bulan di bulan juni 2016

  9. Implementasi Sistem
    Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 3 minggu pada minggu 2 dan 4 Juni 2016.

  10. Dokumentasi
    Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.9 Tabel Schedule

Estimasi Biaya

Tabel 4.8 Estimasi biaya


BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat dan pembahasan Pendeteksi debit bensin berbasis Internet Of Things dengan menggunakan ESP8266 di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, di antaranya :

  1. Sensor Ultrasonik membaca ketinggian volume bensin pada tangki penampung yang didapatkan dari imputan data analog pada nodemcu. Output pada nodemcu di tampilkan pada layanan penyimpanan data yaitu ubidot yang berfungsi menampilkan data analog dan statistic debit volume bensin setiap 10 menit.

  2. Data yang terdapat pada Ubidots berupa informasi mengenai ketinggian volume bensin pada tangki penampung mempermudah memberikan informasi pengguna untuk mengambil keputusan dalam pembelian stok bensin.

  3. Pendeteksi debit bensin berbasis internet of thing memberikan kemudahan dalam hal pengukuran tangki penampung, dikarenak Pendeteksi debit bensin berbasis Internet Of Thing memberikan notifikasi yang dapat bekerja dengan Valid dan Reliable database disimpan diubidots dapat dikirim melalui email dan diakses dimana saja .

Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut:

  1. Dapat di tambahkan sesnsor suhu sebagai pendeteksi kadar suhu pada tangki penampung.

Notifikasi kelembaban pada tanaman dapat ditambahkan dengan pesan singkat yang dapat di kirim secara otomatis melalui web ubidot

DAFTAR PUSTAKA

  1. Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  2. Sutarbri, Tata 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  3. Taufiq, Rohmat. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  4. Henderi, Maimunah, dan Randy Andrian. 2011. Desain Aplikasi E-learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol. 4, No.3-Mei 2
  5. Djuandi, Feri. 2011. Pengenalan Arduino. Jakarta: Elexmedia.
  6. Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: CV Andi Offset
  7. Adelia, dan Jimmy Setiawan. 2011. Implementasi Customer Relationship Management (CRM) pada Sistem Reservasi Hotel berbasisi Website dan Desktop. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Vol. 6, No. 2, September 2011:113-126. Sagita, Vina, MariaIrmina Prasetyowati 2013. Studi Perbandingan Implementasi Algoritma Boyer-Moore, dan Tune Turbo Boyer-Moore Dalam Pencarian String. ULTIMATICS, Vol. IV NO.1, Juni 2013.
  8. Tri S. 2015. Analisa dan Perancangan Sistem. Universitas Gunadarma.
  9. Jaza, Khaerul dan Elzet. 2014. Perancangan Program Inventory Material Pada PT. Hikari Metalindo Pratama Cikarang Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Jurnal Bina Sarana Informatika Vol. 1, No. 1, 19 November 2014.f
  10. Joni, I Made, Budi Raharjo. 2011 Pemrograman C dan Implementasinya. Informatika Bandung.
  11. Rizky, Soetam.2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  12. Sastra Hadiprawira,Arie.2014.”Pembangunan Aplikasi Game Cerita Rakyat Fabel”.Skripsi.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia.Bandung
  13. Guritno. Suryo, Sudaryono, dan R. Untung. 2011. Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Yogyakarta
  14. Siahaan, Daniel. 2012. Analisa Kebutuhan dalam Rekayasa Perangkat Lunak. Andi: Yogyakarta
  15. Santoso, Ari Beni, Martinus Dan Sugiyanto. 2013 Pembuatan Otomatis Pengaturan Kereta Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan bBerbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol.1, No.1 Januari 2013.
  16. Yulianto, Himawan dan Teddy Marcus Zakaria. 2010. Sistem Aplikasi Penghitungan KWH Meter Online. Jurnal Sistem Informasi Vol. 5, No. 2, September 2010.
  17. Wirdasari, Dian. 2010. Membuat Program Dengan Menggunakan Bahasa C. Jurnal SAINTIKOM. Vol 8, No. 1, Januari 2010.
  18. Sunandar Nur Kholis. 2013.Makalah Wifi dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Blogger.( Di akses 15 April 2016).
  19. Hernanto, Dendi dan Nuzul Imam Fadilah. 2014. Pembuatan Gelang Ultrasonik Bantu Mobilitas Tunanetra Menggunakan Mikrokontroler ATEMEGA8. Evolusi Vol. 2 No.2, September 2014.
  20. Gunawan Putu Nova. 2011. Laporan Praktikum Rangkaian Listrik dan Rangkaian Logika Power Supply. Universitas Hasanuddin.
  21. Arwan. 2015. Laporan KKP. Token PDAM Berbasis Internet Menggunakan Linkkit One Pada PDAM Tirta Kerta Raharja Kab.Tangerang. STMIK Raharja.

Contributors

Asep, SI1233472819