SI1231473069

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PROTOTYPE PENETRALISIR ASAP ROKOK DIRUANGAN MEROKOK

BERBASIS IOT MENGGUNAKAN ARDUINO

PADA SEKOLAH MTS. AL-FITROH

SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1231473069
NAMA
: Ahmad Fajarudin


JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COS

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROTOTYPE PENETRALISIR ASAP ROKOK

DIRUANGAN MEROKOK MENGGUNAKAN

ARDUINO PADA SEKOLAH MTS. AL-FITROH

Disusun Oleh :

NIM
: 1231473069
Nama
: Ahmad Fajarudin
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: COS

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Komputer
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd)
NIP : 99001
       
NIP : 10001

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROTOTYPE PENETRALISIR ASAP ROKOK

DIRUANGAN MEROKOK BERBASIS IOT MENGGUNAKAN

ARDUINO PADA SEKOLAH MTS. AL-FITROH

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231473069
Nama
: Ahmad Fajarudin

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Computer System

Disetujui Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 15022
   
NID :14017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PROTOTYPE PENETRALISIR ASAP ROKOK

DIRUANGAN MEROKOK BERBASIS IOT MENGGUNAKAN

ARDUINO PADA SEKOLAH MTS. AL-FITROH

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231473069
Nama
: Ahmad Fajarudin

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Sistem Komputer

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 19 Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PROTOTYPE PENETRALISIR ASAP ROKOK

DIRUANGAN MEROKOK BERBASIS IOT MENGGUNAKAN

ARDUINO PADA SEKOLAH MTS. AL-FITROH

Disusun Oleh :

NIM
: 1231473069
Nama
: Ahmad Fajarudin
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Komputer
Konsentrasi
: COS

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 19 Januari 2017

 
 
 
 
 
Ahmad Fajarudin
NIM : 1231473069

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi diatmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,regional, maupun global. Udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap orang, sehingga segala kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran udara perlu dicegah, termasuk yang bersumber dari asap rokok. Dengan perkembangan ilmu teknologi dan sains, terutama dalam bidang computer dan mikrokontroller dapat dibuat system control sebagai alat yang dapat mendeteksi keberadaan asap rokok dan dapat mengurangi atau mencegah para perokok merokok ditempat umum yang bukan tempatnya. Dengan memanfaatkan mikrokontroller sebagai chip yang dapat di tanamkan program didalamnya dan Sensor MQ-2 Sebagai alat untuk mendeteksi asap sehingga dapat di rancang sebuah system otomatisas.

Kata Kunci: Pencemaran Udara,Asap Rokok, Mikrokontroller, Sensor MQ-2

ABSTRACT

Air pollution is the presence of one or more physical substance, chemical, or biological diatmosfer quantities that could endanger human health, animals, and plants, disrupting the aesthetics and comfort of, or damage to property. Air pollution can be caused by natural sources and human activity. Some definitions of physical disturbances such as noise, heat, radiation or light pollution is regarded as air pollution. The nature of the air resulting in impacts of air pollution can be directly and locally, regionally, and globally. Healthy air and clean right for everyone, so that all the activities that can cause air pollution should be prevented, including those derived from cigarette smoke. With the development of science and technology and science, especially in the field of computer and microcontroller control system can be created as a tool that can detect the presence of tobacco smoke and can reduce or prevent the smokers smoke in public places is not the place. By utilizing a microcontroller as a chip that can be implanted inside the program and Sensor MQ-2 as a tool to detect smoke so that a system can be designed otomatisas.

Keywords: Air Pollution, Smoke, Microcontroller, Sensor Mq2


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini dengan baik. Laporan ini disajikan dalam bentuk buku. Adapun judul yang diambil dalam penyusunan Skripsi ini adalah "PROTOTYPE PENETRALISIR ASAP ROKOK DIRUANGAN MEROKOK MENGGUNAKAN ARDUINO PADA SEKOLAH MTS. AL-FITROH"

Tujuan pembuatan laporan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) di Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penulisan, data dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan sumber literature yang mendukung penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan banyak pihak, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer.
  4. Bapak Ignatius Joko Dewanto, Dr.,S.Kom.,MM selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan banyak bimbingan, masukan, dan semangat sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
  5. Bapak Hendra Kusumah, S.Kom selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan banyak masukan serta pengarahan dalam penulisan Skripsi ini.
  6. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  7. Bapak Jalamudin Saputra,S.Pd.I., selaku Stakeholder dalam penyusunan Skripsi ini.
  8. Kedua Orang Tua, dan Adik yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil, maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan laporan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dan semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca sekalian

Tangerang, 19 Januari 2017
Ahmad Fajarudin
NIM.1231473069

Daftar isi


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang Masalah

Udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap orang, sehingga segala kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran udara perlu dicegah, termasuk yang bersumber dari asap rokok. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat baik selaku perokok aktif maupun perokok pasif. Upaya perlindungan terhadap bahaya rokok bagi kesehatan perlu dilakukan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Pada tataran dunia, merokok telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Diprediksi sekitar 10 juta orang akan meninggal per tahun menjelang 2030. Di negara-negara berkembang angkanya akan menjadi 70%. Menurut Koran Tempo, total populasi pria Indonesia sebanyak 69% merokok, artinya lebih dari separuh lelaki yang ada di Indonesia ini tiap hari memasukkan bahan beracun ke dalam paru-parunya. Angka ini paling tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya seperti Cina yang 53.4%, India 29.4% dan Thailand 39.3%. Hasil penelitian menunjukkan hampir 70% perokok Indonesia mulai merokok sebelum mereka berumur 19 tahun. Wali kota Bogor juga memperlakukan Perda Nomor 12 Tahun 2009 tentang KTR (Kawasan Tanpa Rokok) dan Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang KTR. Di lingkungan kampus penulis yaitu Universitas Sains Al Qur’an, penulis ingin mencoba menerapkan KTR guna kesehatan lingkungan dan para perokok pasif.

Ruangan yang bebasasap rokok atau istilahnya KTR tersebut memang sangat diperlukan guna kesehatan sebuah ruangan termasuk

lingkungan dan sekitarnya. Sebuah terobosan baru diperlukan untuk membuat pemberitahuan KTR yang lebih efektif yaitu dengan sebuah alat yang dapat mendeteksi adanya asap rokok serta dapat menetralkan asap rokok dan dilengkapi dengan penanganan atau pembersihan lingkungan sekitar dari asap rokok tersebut.

Suatu alat yang dapat memberikan peringatan adanya asap rokok sekaligus penanganan tentu berbasis kecerdasan buatan dan mikroelektronika, karena perkembangan dunia elektronika dan komputer saat ini sudah sangat pesat. Penemuan silikon menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan teknologi modern. Pembahasan khusus dalam hal dinamika alat dengan sistem kecerdasan buatan sangat menjanjikan dalam perolehan kontribusi keilmuan. Tujuan utama dalam pembuatan alat yang dapat mengontrol dan berfikir sendiri mampu membantu manusia dalam memperoleh informasi, kenyamanan dan keamanan. Berbagai peralatan telah dapat dikembangkan oleh manusia, khususnya memudahkan manusia dalam mengembangkan alat-alat yang dapat menyerupai panca indera manusia, mulai dari sensor warna yang berfungsi seperti mata, sensor bau yang berfungsi seperti hidung, sensor gerak, sensor kelembaban dan lain sebagainya. Berdasarkan dari uraian tersebutdi atas maka penulis ingin mencoba menggabungkan perkembangan teknologi yang telah maju tersebut khususnya dalam bidang mikroelektronika dan komputer untuk dapat diterapkan pada sistem umum, yaitu sebagai informasi dan peringatan pada kawasan yang bebas asap rokok. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Prototype Penetralisir Asap Rokok Diruangan Merokok Berbasis IoT Menggunakan Arduino Uno Pada Sekolah MTs. Al-Fitroh”

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah kondisi ruangan dapat dikontrol secara keseluruhan dengan baik?

  2. Bagaimana membuat sistem yang dapat merekam secara langsung seseorang yang sedang merokok pada ruangan tersebut?

  3. Apakah penggunaan Sensor Asap cukup efektif untuk mendeteksi asap rokok?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pokok dari penelitian ini yaitu untuk menerangkan fakta-fakta yang telah ditemukan, serta menerapkan berbagai teori yang telah didapatkan selama ini. Adapun tujuan lain adalah sebagai berikut :


  1. Membuat Prototype Penetralisir Asap Rokok Diruangan Merokok Berbasis IoT Menggunakan Arduino Uno Pada Sekolah MTs. Al-Fitroh.

  2. Menjalankan sebuah sebuah Prototype dengan sensor asap.

  3. Mendeteksi apakah sensor asap berjalan sesuai keinginan.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Manfaat atau kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan dibuat dengan dukungan beberapa kajian teoritis dan temuan sebelumnya, maka penelitian ini mempunyai manfaat teoritis. Sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen. Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah:


  1. Optimalisasi fungsi dari sensor asap MQ-2 yang digunakan untuk mendeteksi udara yang mengandung asap.

Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai pembatasan bahasan atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka ruang lingkup laporan ini adalah sebagai berikut:

  1. Sistem yang dapat mendeteksi asap pada Ruangan merokok.

Metode Penelitian

Dalam metode ini memanfaatkan sistem kecerdasan buatan yang diterapkan pada mikrokontroller untuk memberi informasi, peringatan dan penanganan pada ruangan yang terdapat asap rokok, sehingga ruangan tersebut bebas dari asap rokok. Dalam pembuatan laporan ini, penulis akan menggunakan 5 (lima) metode penelitian yang meliputi:

Metode Pengumpulan Data

1. Pengamatan (Observation Research)

Merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti tidak memiliki kendali sama sekali terhadap pemunculan respon objek yang diamati, keculai dalam menentukan faktor yang diamati dan memeriksa ketelitian data. Penelitian dilaksanakan langsung di Sekolah MTs. Al-Fitroh yang menjadi lokasi penelitian guna memperoleh data dan keterangan.

2. Metode Wawancara (Interview Research)

Metode ini dilakukan melalui proses tanya jawab dengan seorang atau beberapa narasumber di tempat atau lokasi dimana objek penelitian dilakukan. Proses tanya jawab ini dilakukan langsung kepada Kepala Sekolah MTs. Al-Fitroh.

3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka adalah metode untuk mendapatkan informasi dan data dari beberapa sumber (literature) atau buku yang diperlukan untuk kebutuhan penganalisaan dan perancangan sistem baru yang di usulkan.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem
    Metode pengembangan adalah sebuah cara yang tersistem atau teratur yang bertujuan untuk melakukan analisa pengembangan suatu sistem agar sistem tersebut dapat memenuhi kebutuhan. Merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi sistem yang terdiri dari temuan penelitian yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan, melakukan pengujian dalam pengaturan dimana ia akan digunakan akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam metode ini penulis mencoba mengembangkan sistem yang telah ada dengan membuat usulan sistem yang akan dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk draf elisitasi. Dari kedua metode penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka penulis akan menggunakan kedua metode tersebut untuk menganalisa sistem yang berjalan. Hal ini dikarenakan dengan memakai metode observasi, penulis dapat secara langsung mengetahui kendala-kendala yang timbul dalam pemakaian sistem tersebut, dan dapat langsung mencari tahu penyelesaiannya. Dengan memakai metode studi pustaka, penulis diharapkan mendapat teori-teori maupun literatur dari penelitian sebelumnya, agar tidak terjadi pembuatan ulang dari penelitian yang sudah ada. Dan survei, penulis berharap dapat menerima penilaian terhadap sistem yang berjalan dari para pengguna kemudian dapat langsung melakukan perbaikan terhadap sistem.

Metode Analisa Perancangan Program

Dalam metode ini penulis menggunakan perancangan program dengan metode Flowchart. Flowchart adalah representasi bergambar dari suatu algoritma dimana langkah-langkah digambarkan dalam berbagai bentuk kotak dan aliran logikanya terhubung dengan garis panah.

Metode Perancangan

Pada metode ini penulis menggunakan perancangan flowchart, alasan penulis menggunakan diagram alir ( flowchart ) karena berdasarkan atas tujuan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol standart.

Metode Prototype

Alat yang dibuat bersifat prototype atau simulasi alat yang dapat dipergunakan secara nyata uji coba dan penelitian menggunakan Sensor Asap MQ-2 dan asap rokok.

Metode Testing

Pada metode testing ini penulis ingin menggunakan Black Box pada sistem yang akan penulis bangun, dalam pengertiannya Blakc Box testing adalah metode pengujian dengan struktur internal tau kerja. pengetahuan khusus dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan.Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Sedangkan alasan penulis memilih black box ini karena metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang penulisan penelitian ini, maka dikelompokkan materi penulisan menjadi 4 (Empat) bab yang masing-masing saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori dasar yang akan mendukung pembahasan masalah, serta cara berfikir dalam penyusunan SKRIPSI ini. Uraian tersebut menjelaskan tentang Mikrokontroler arduino, serta beberapa komponen pendukung.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang diteliti meliputi sejarah singkat, wewenang dan tanggung jawab, permasalahan yang dihadapi, dll.

BAB IV PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI

Pada bab ini merupakan penjelasan mengenai ujicoba dan analisa pengoperasian dari sistem yang dibuat dan di kembangkan

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengamatan dan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Kusrini (2013:11)[1]., “Sistem adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu.”.

Menjelaskan Sutarman (2012:13)[2]., “Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.”.

Pendapat Diana dan Setiawati (2011 : 3)[3], “Sistem adalah serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.”.

Menurut Yakub (2012:1)[4], “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu.”.

Berdasarkan beberapa definisi sistem yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen atau elemen yang berkerja sama sesuai fungsinya dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.

Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri(2012:20)[5], model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem dapat mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapaun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (Components)
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang seling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “super sistem”.
  2. Batasan Sistem (Boundary)
    Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
  3. Lingkungan Sistem (Environtment)
    Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.
  4. Penghubung Sistem (Interface System)
    Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integritas sistem yang membentuk satu kesatuan.
  5. Masukan Sistem (Input)
    Energi yang dimasukan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemelihaaran dan sinyal. Contohnya, di dalam suatu unit sistem komputer, ”program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
  6. Pengolahan (Processing)
    Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya sistem akuntansi. sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.
  7. Keluaran Sistem (Output)
    Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsitem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.
  8. Sasaran Sistem (Objective)
    Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Klasifikasi Sistem

Menurut Sutabri (2012:22)[6], Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.
  2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia.
    Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, danpergantian musim. Sedangkan sistem buatn manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine sistem. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.
  3. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilistik.
    Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
  4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka.
    Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem tebuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Konsep Dasar Pengontrolan

Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261)[7], “Suatu system control otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi mengendalikan proses tampa adanya campur tangan manusia (otomatis)”.

Kontrol otomatis mempenyai peran penting dalam dunia industri modern saat ini. Seiring perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem kontrol otomatis telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya dengan cara yang lebih mudah, efisien dan efektif. Adanya kontrol otomatis secara tidak langsung dapat menggantikan peran manusia dalam meringankan segala aktifitasnya.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian. Pada industri besar dan modern sangat memerlukan tenaga ahli perencanaan sistem pengendali dan perancangan desain sistem pengendali, termasuk teknisi profesional sebagai operator. Tidak menutup kemungkinan bahwa pengontrolan berasal dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan karena teori sistem pengendali modern dikembangkan guna mengatasi kerumitan yang dijumpai pada berbagai system pengendalian yang menuntut kecepatan dan ketelitian yang tinggi dengan hasil output yang optimal.

Dalam sistem pengendali kita mengenal adanya sistem pengendali Loop Terbuka(Open-loop Control System) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup ( Closed-loop Control System ).

Sumber : Erinofiardi (2012:261).

Gambar 2.7. Sistem Pengendali Loop Terbuka

Gambar diagram blok diatas menggambarkan bahwa didalam sistem tersebut tidak ada proses umpan balik untuk memperbaiki keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen pengendali hanyalah memproses sinyal masukan kemudian mengirimkannya ke alat terkendali.

  • Sistem Kontrol Loop Tertutup

    Menurut Erinofiardi (2012:261),[7], sistem kontrol loop tertutup adalah “Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah adanya sinyal umpan balik. Sinyal umpan balik merupakan sinyal keluaran atau suatu fungsi keluaran dan turunannya, yang diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil kesalahan dan membuat keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan.

    Sumber : Erinofiardi (2012:262).

    Gambar 2.8. Sistem Pengendali Loop Tertutup.

    Gambar diatas menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah dibandingkan dengan sinyal umpan balik menghasilkan sinyal selisih atau sinyal kesalahan yang akan dikirimkan ke dalam elemen pengendali sehingga kemudian menghasilkan sebuah sinyal keluaran yang akan dikirim ke alat terkendali.

    Sinyal input berupa masukan referensi yang akan menentukan suatu nilai yang diharapkan bagi sistem yang dikendalsikan tersebut. Dalam berbagai sistem pengendalian, sinyal input dihasilkan oleh mikrokontroler.


    Konsep Dasar Flowchart

    A. Definisi Flowchart

    Menurut Sulindawati dan Muhammad Fathoni(2010:8),[8], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program”.

    Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116)[9], “Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.

    Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah bentuk gambar/diagram yang mempunyai aliran satu atau dua arah secara sekuensial.

    Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan di evaluasi lebih lanjut. Bila seorang analisi dan

    programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan

    B. Cara Membuat Flowchart

    Sebagai pembatasan bahasan atas penyusunan laporan ini sehingga tetap fokus dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka ruang lingkup laporan ini adalah sebagai berikut:

    1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.
    2. Aktifitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
    3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
    4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja.
    5. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar
    6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
    7. Gunakan symbol-simbol flowchart yang standart.


    C. Jenis-Jenis Flowchart

    Ada lima macam bagan alir yang akan dibahas di modul ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Bagan Alir Sistem(Systems Flowchart)
      Merupakan bagan yang menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan di dalam system secara keseluruhan dan menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem
    2. Gambar 2.3Bagan Alir Sistem (System Flowchart)


    3. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
      Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur form dan laporan sistem dari satu bagian ke bagian yang lain.
    4. Gambar 2.4.Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

    5. Bagan Alir Skematik(Schematic Flowchart)
      Mirip dengan Flowchart sistem yang menggambarkan suatu sistem atau prosedur.
    6. Gambar 2.5.Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

    7. Bagan Alir Program (Program Flowchart)
      Merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah program atau prosedur dilaksanakan
    8. Gambar 2.6.Bagan Alir Program (Program Flowchart)=

    9. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)
      Menelusuri alur dari data yang ditulis melalui sistem. Fungsi utamanya untuk menelusuri alur Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial yang memecah dan menganalisis langkah selanjutnya dari sebuah sistem.
    10. Gambar 2.7.Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

      Gambar 2.8.Contoh Variasi Aplikasi Flowchart

      Konsep Dasar White Box

      A. Definisi White Box

      Menurut Sodikin(2009:750),[10], “Pengujian White Box berfokus pada struktur kontrol pengguna”.

      Menurut Handaya dan Hakim Hartanto(2011:204),[11], “White Box adalah sebuah cara pengujian yang menggunakan struktur kontrol yang dideskripsikan sebagai komponen perangkat lunak untuk memperoleh uji kasus”.

      Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa white box adalah sebuah cara pengujian yang menggunkan struktur control perangkat lunak.

      B. Pendekatan Pemecahan Masalah

      Menurut Puspitasari(2011:96),[12], Penelitian ini menggunakan konsep service marketing mix (bauran pemasaran jasa) 7P–Product, Price, Promotion, Place, People, Process, dan Physical Evidence. Adapun penjelasan ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut:

      1. Product : produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
      2. Price : biaya yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang ditawarkan.
      3. Place : lokasi dimana produk atau jasa tersedia.
      4. Promotion : aktivitas untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan.
      5. People : orang yang berperan dalam pelayanan produk atau jasa.
      6. Process : proses terjadinya kontak antara konsumen dengan pihak penyedia produk atau jasa.
      7. Physical Evidence : bukti fisik yang mempengaruhi penilaian konsumen terhadap produk atau jasa.

      Konsep Dasar Elisitasi

      A. Definisi Elisitasi

      Menurut Jalaludin(2011 : 21–23),[13], “Elisitasi berisi usulan rancangan suatu sistem yang diinginkan oleh pihak yang terkait melalui metode wawancara dan dilakukan pada requirement elicitation tahap 1, 2, 3 dan final”.

      1. Elisitasi Tahap I
        Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara untuk menterjemahkan kebutuhan pemakai sistem baru.
      2. Elisitasi Tahap II
        Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untukmemisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.
        1. M pada MDI itu artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
        2. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih sempurna.
        3. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.
      3. Elisitasi Tahap III
        Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE, yaitu sebagai berikut :
        1. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara/teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.
        2. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.
        3. E artinya Economy, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem.

        Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu :

        1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
        2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan
        3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan
      4. Final Draft Elisitasi
        Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.
      5. Teori Khusus

        Mikrokontroller

        A. Definisi Mikrokontroler

        Menurut Sumardi(2013:1),[14], “Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data”. Dari beberapa definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Mikrokontroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dalam chip tunggal yang dimana didalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya, dan juga mempunyai masukan dan keluaran serta kendali yang difungsikan untuk membaca data, dan dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus".

        B. Karakteristik Mikrokontroler

        Menurut Sumardi(2013:2),[14], “mikrokontroler memiliki karakteristik sebagai berikut :

        1. Memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu, tidak seperti PC yang multi fungsi karena mudahnya memasukkan program. Program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada program-program pada PC.
        2. Konsumsi daya kecil.
        3. Rangkaiannya sederhana dan kompak.
        4. Harganya murah , karena komponennya sedikit.
        5. Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Sensor.
        6. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim, misalnya temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

        C. Klasifikasi Mikrokontroler

        Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana(2009:3),[15], Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

        1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).
        2. RAM berkapasitas 68 byte.
        3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.
        4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).
        5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.
        6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP =In Circuit Serial Programming).

        D. Fitur-fitur Mikrokontroler

        Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana(2009:3),[15], ada beberapa fitur yang pada umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

        1. RAM (Random Access Memory)
          RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.
        2. ROM (Read Only Memory)
          ROM disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.
        3. Register.
          Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.
        4. Special Function Register.
          Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.
        5. Input dan Output Pin.
          Pin Input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
        6. Interrupt.
          Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.
        7. Interrupt.
          Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

        Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana(2009:3),[15], ada beberapa interrupt yang terdapat pada mikrokontroler adalah sebagai beriku:

        1. Interrupt Eksternal.
          Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan dari pin interrupt.
        2. Interrupt Timer.
          Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu telah tercapai.
        3. Interrupt Serial.
          Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

        Definisi Sensor Asap

        Sensor asap adalah sensor yang befungsi untuk mengukur senyawa gas polutan yang ada di udara,seperti karbon monoksida, hidrokarbon, nitrooksida, dan lain-lain. Sudah semakin banyak dipasaran telah beredar pengindra asap semikonduktor. Tentunya dibedakan oleh sensitivitas sensor tersebut, semakin mahal maka sensitivitas semakin bagus. Pengindra asap tersebut bekerja dengan semakin tinggi konsentrasi asap maka resistansinya semakin rendah. Banyak sekali type sensor asap yang digunakan dan tersedia dipasaran, seperti sensor asap untuk mendeteksi asap yaitu type MQ2 dan sensor asap untuk mendeteksi asap rokok yaitu type AF 30. Pada pembahsan ini yang di bahas adalah Sensor Gas Type AF 30. Sensor AF 30 adalah sensor yang dapat mendeteksi asap rokok. Jenis sensor asap secara umum dibagi menjadi 3 macam yaitu ionization smoke detector, photoelectric smoke detector, dan air-sampling smoke detector. Perbedaan dari ketiga jenis smoke detector tersebut hanyalah pada metode deteksinya.

        Pengertian Umum Sensor

        Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal elektrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan sebagainya. Sementara fenomena kimia dapat berupa konsentrasi dari bahan kimia baik cairan maupun asap. Dengan definisi seperti ini maka sensor merupakan alat elektronik yang begitu banyak dipakai dalam kehidupan manusia saat ini. Bagaimana tekanan jari kita pada keyboard komputer, remote televisi, lantai lift yang kita tuju, menghasilkan perubahan pada layar komputer atau televisi, serta gerakan pada lift adalah contoh mudah sensor secara luas. Atau sensor temperatur yang banyak digunakan dalam mengontrol temperatur ruangan pada AC. Demikian pula sensor pengukur cairan oksigen ataupun gas lainnya yang sering digunakan di rumah sakit. Hampir seluruh kehidupan sehari – hari saat ini tidak ada yang tidak melibatkan sensor. Tidak mengherankan jika sensor (atau juga ada yang menyebutnya dengan transducer) banyak disebut juga sebagai panca indera-nya alat elektronik modern.

        Pengertian Umum Sensor

        Cara Kerja Sensor Gas Secara Umum Terbentuk pada permukaan luar kristal. Tegangan permukaan yang terbentuk akan menghambat laju aliran electron seperti tampak pada ilustrasi gambar.

        Gambar 2.9.Ilustrasi penyerapan O2 oleh sensor

        Prinsip Kerja Sensor Gas Tipe Semikonduktor

        Sensor gas terdiri dari elemen sensor, dasar sensor dan tudung sensor. Elemen sensor terdiri dari bahan sensor dan bahan pemanas untuk memanaskan elemen. Elemen sensor menggunakan bahan-bahan seperti timah (IV) oksida SnO2, wolfram (VI) oksida WO3, dan lain-lain, tergantung pada gas yang hendak dideteksi. Gambar berikut menunjukkan susunan (struktur) dasar sensor gas.

        Gambar 2.10.Susunan Dasar Sensor Gas

        Bila suatu kristal oksida logam seperti SnO2 dipanaskan pada suhu tinggi tertentu di udara, oksigen akan teradsorpsi pada permukaan kristal dengan muatan negatif . Elektron-elektron donor pada permukaan kristal ditransfer ke oksigen teradsorpsi, sehingga menghasilkan suatu lapisan ruang bermuatan positip. Akibatnya potensial permukaan terbentuk, yang akan menghambat aliran elektron. Di dalam sensor, arus listrik mengalir melalui bagian-bagian penghubung (batas butir) kristal-kristal mikro SnO2. Pada batas-batas antar butir, oksigen yang teradsorpsi membentuk penghalang potensial yang menghambat muatan bebas bergerak. Tahanan listrik sensor disebabkan oleh penghalang potensial ini.

        Gambar.2.15 berikut menunjukkan model penghalang potensial antar butir kristal mikro SnO2 pada keadaan tanpa adanya gas yang dideteksi.

        Gambar 2.11.Model penghalang potensial antar butir kristal mikro SnO2 pada keadaan tanpa adanya gas yang dideteksi

        Dalam lingkungan adanya gas pereduksi, kerapatan oksigen teradsorpsi bermuatan negatif pada permukaan semikonduktor sensor menjadi berkurang, sehingga ketinggian penghalang pada batas antar butir berkurang. Ketinggian penghalang yang berkurang menyebabkan berkurangnya tahanan sensor butir dalam lingkungan gas.


        Gambar 2.12Model penghalang potensial antar butir dalam lingkungan gas

        Hubungan antar tahanan sensor dan konsentrasi gas pereduksi pada suatu rentang konsentrasi gas dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :


        Rs = A [ C] -a , dengan : Rs = tahanan listrik sensor
        A = konstanta
        [ C] = konsentrasi gas
        a = gradien kurva Rs

        Gambar 2.13.Bentuk fisik sensor asap MQ-2

        Lampu led

        Lampu LED atau kepanjangannya (light emitting diode) adalah suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Misalnya pada sebuah komputer, terdapat lampu LED power dan led indikator untuk processor, atau dalam monitor terdapat juga lampu led power dan power saving. Lampu led terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu led, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Bentuk fisik dari lampu led dapat dilihat pada gambar 2.30 sebagai berikut:

        Gambar 2.14.Lampu led

        Sumber :diambil dari marktechopto.com

        A. Fungsi lampu led

        Led (light emitting diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini muncul dalam kehidupan kita. Led dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan dianggap dapat menekan pemanasan global karena efisiensinya.


        Resistor

        Resistor atau tahanan adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang dipergunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan karbon. Berdasarkan hokum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W(Omega). Untuk menghitung hambatan pada resistor dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

        Keterangan :


        V = tegangan listrik (volt ) I = arus yang mengalir (ampere)
        R = tahanan (ohm)

        Untuk mengetahui nilai resistor berdasarkan warnanya dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut:

        Penjelasan dari kode warna resistor pada Tabel 2.1. sebagai berikut:

        1. Kode I, menyatakan angka ke satu
        2. Kode II, menyatakan angka ke dua
        3. Kode III, menyatakan faktor pengali
        4. Kode IV, menyatakan nilai toleransi atau batas antara nilai tahanan terbesar dengan nilai tahanan yang terkecil.

        Misalkan diketahui warna tahanan terdiri dari merah-hijau-orange-emas, berarti nilai resistansinya = 25.000 ohm ± 5% = 25 K ohm ± 5%.

        Nilai maksimal dari resistansinya = 25.000 + (25.000 X 5%) = 26.250 ohm.

        Nilai maksimal dari resistansinya = 25.000 - (25.000 X 5%) = 26.250 ohm.

        Menurut macamnya resistor terbagi atas dua macam yaitu:

        1. Resistor Tetap ( Fixed Resistor)
        2. Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap tidak dapat diubah-ubah. Apabila nilai tahanannya semakin besar, maka arus semakin kecil. Sebaliknya bila nilai tahanannya kecil, maka arus yang mengalir semakin besar. Resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8 watt, ¼ watt, ½ watt. Artinya resitor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya. Adapun resistor tidak tetap dapat dilihat pada gambar 2.31.

          Gambar 2.15Bentuk fisik dan simbol resistor tetap

        3. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

        Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah. Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan potensiometer. Yang banyak digunakan ialah trimpot dan potensimeter.

        1. Tahanan Variabel
          adalah jenis tahanan yang resistansinya bisa diubah-ubah, seperti Potensiometer dengan cara diputar dan Trimpot (trimer potensiometer).
        2. LDR (Light Dependent Resistance)
          adalah tahanan yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh cahaya, nilai tahananya akan mengecil apabila terkena cahaya dan membesar apabila tidak terkena cahaya.
        3. NTC (negative thermal coeffisien) dan PTC (positive thermal coeffisien)
          adalah jenis tahanan yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. NTC pada suhu yang tinggi nilai tahanannya turun dan pada suhu yang rendah nilai tahananya naik, sedangkan PTC kebalikannya pada suhu yang tinggi nilai tahanannya naik dan pada suhu yang rendah nilai tahanannya turun. Adapun resistor tidak tetap dapat dilihat seperti pada gambar 2.32 sebagai berikut:
        4. Gambar 2.16Bentuk fisik dan simbol resistor tidak tetap

          Kapasitor

          Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad.

          Pengertian lain kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas, elektrolit dan lain-lain.

          Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas. Untuk melihat kontruksi dari kapasitor, dapat dilihat pada gambar 2.16 sebagai berikut:

          Gambar 2.17Susunan lapisan kapasitor

          Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :


          Q = CV Dimana :
          Q = muatan elektron dalam C (coulomb)
          C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
          V = besar tegangan dalam V (volt)

          Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

          C = (8.85 x 10-12) (k A/t)

          Contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan seperti terlihat pada table 2.2 dibawah ini:

          Tabel 2.2. Bahan dielektrik yang di sederhanakan

          Jenis-jenis kapasitor sesuai bahan dan konstruksinya

          Kapasitor seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang dibuat tetap dan ada yang variabel. Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai maksimum ke minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian pesawat penerima radio dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi di dua bagian tersebut serempak maka digunakan kapasitor variabel ganda. Kapasitor variabel ganda adalah dua buah kapasitor variabel dengan satu pemutar. Berdasarkan dielektrikum kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

          1. kapasitor keramik
          2. kapasitor film kapasitor elektrolit
          3. kapasitor tantalum
          4. kapasitor kertas

          Berdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu :

          1. Kapasitor Non-Polar, kapasitor yang tidak memiliki polaritas pada kedua elektroda dan tidak perlu dibedakan kaki elektrodanya dalam pesangannya pada rangkaian elektronika.
          2. Kapasitor Bi-Polar, yaitu kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif pada elektrodanya, sehingga perlu diperhatikan pesangannya pada rangkaian elektronika dan tidak boleh terbalik. Kapasitor elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub atau polar, sering disebut juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari beberapa jenis yaitu polyester film, poly propylene film.

          IC regulator


          Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah 78XX. Regulator tegangan tipe 78XX adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal VIN, GND dan VOUT. Tegangan keluaran dari regulator 78XX memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan Hifi. Regulator tegangan 78XX dirancang sebagai regulator tegangan tetap, meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan arusnya melalui tambahan komponen eksternal. Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban.

          Untuk melihat karakteristik regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut:

          Tabel 2.3 Karakteristik IC regulator tegangan positif 78xx

          Angka xx pada bagian terakhir penulisan tipe regulator 78xx merupakan besarnya tegangan output dari regulator tersebut. Kemudian huruh L, M merupakan besarnya arus maksimum yang dapat dialirkan pada terminal output regulator tegangan positif tersebut. Untuk penulisan tanpa huruf L ataupun M (78(L/M)xx) pada regulator tegangan positif 78xx maka arus maksimal yang dapat dialirkan pada terminal outputnya adalah 1 ampere. Karakteristik dan tipe-tipe kemampuan arus maksimal output dari regulator tegangan positif 78xx dapat dilihat pada tabel diatas. Kode huruf pada bagian depan penulisan tipe regulator 78xx merupakan kode produsen (AN78xx, LM78xx, MC78xx) regulator tegangan positif 78xx. Cara pemasangan dari regulator tegangan tetap 7805 pada catu daya dapat dilihat pada gambar 2.21 sebagai berikut.

          Gambar 2.18. Rangkaian dasar IC regulator tegangan positif 78xx

          1. Penggunaan IC regulator dalam rangkaian
            IC 7805 merupakan IC peregulasi, dimana IC 7805 bekerja pada sumber arus searah yang menghasilkan keluaran 5 volt sedangkan pada rangkaian IC ini digunakan untuk memaksa keluaran yang kita berikan diatas 5 volt menjadi 5 volt dengan hasil positif, sesuai dengan data IC 7805 bekerja efektif antara range 7V-20V. IC 7805 terdapat beberapa macam mulai dari komponen SMD (surface mount device) sampai aplikasi umum dengan keluaran arus sampai dengan 1A.

          Gambar 2.19. Rangkaian IC regulator

          Dioda

          Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Dioda sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.

          Gambar 2.20. bentuk fisik dioda

          Gambar 2.21. Simbol diode berbagai tipe

          Jenis-jenis diode semikonduktor

          Ada beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun jenis pertemuan, atau benar-benar peranti berbeda seperti dioda Gunn, diode laser dan dioda MOSFET.

          1. Dioda biasa
            Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang lebih langka dari germanium. Sebelum pengembangan diode penyearah silikon modern, digunakan kuprous oksida (kuprox)dan selenium, pertemuan ini memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang lebih tinggi (biasanya 1.4–1.7 V tiap pertemuan, dengan banyak lapisan pertemuan ditumpuk untuk mempertinggi ketahanan terhadap tegangan terbalik), dan memerlukan benaman bahan yang besar (kadang-kadang perpanjangan dari substrat logam dari dioda), jauh lebih besar dari diode silikon untuk rating arus yang sama.
          2. Dioda bandangan
            Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika tegangan panjar mundur melebihi tegangan dadal dari pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit dibedakan dengan diode Zener, dan kadang-kadang salah disebut sebagai diode Zener, padahal diode ini menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek bandangan. Efek ini terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi pertemuan p-n menyebabkan gelombang ionisasi pada pertemuan, menyebabkan arus besar mengalir melewatinya, mengingatkan pada terjadinya bandangan yang menjebol bendungan. Dioda bandangan didesain untuk dadal pada tegangan terbalik tertentu tanpa menjadi rusak. Perbedaan antara diode bandangan (yang mempunyai tegangan dadal terbalik diatas 6.2 V) dan diode Zener adalah panjang kanal yang melebihi rerata jalur bebas dari elektron, jadi ada tumbukan antara mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah keduanya mempunyai koefisien suhu yang berbeda, diode bandangan berkoefisien positif, sedangkan Zener berkoefisien negatif.
          3. Dioda Cat's whisker
            Ini adalah salah satu jenis diode kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari kawat logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya galena atau sepotong batu bara[5]. Kawatnya membentuk anode dan kristalnya membentuk katode. Dioda Cat's whisker juga disebut diode kristal dan digunakan pada penerima radio kristal.
          4. Dioda arus tetap
            Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki gerbangnya disambungkan langsung ke kaki sumber, dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan Zener yang membatasi tegangan). Peranti ini mengizinkan arus untuk mengalir hingga harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak bertambah lebih lanjut.
          5. Esaki atau diode terobosan
            Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya yang disebabkan oleh quantum tunneling, karenanya memungkinkan penguatan isyarat dan sirkuit dwimantap sederhana. Dioda ini juga jenis yang paling tahan terhadap radiasi radioaktif.
          6. Dioda Gunn
            Dioda ini mirip dengan diode terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs atau InP yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui dioda, memungkinkan osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat.
          7. Demodulasi radio.
          8. Penggunaan pertama diode adalah demodulasi dari isyarat radio modulasi amplitudo (AM). Dioda menyearahkan isyarat AM frekuensi radio, meninggalkan isyarat audio. Isyarat audio diambil dengan menggunakan tapis elektronik sederhana dan dikuatkan.
          9. Penyearah arus
            Penyearah arus dibuat dari diode, dimana diode digunakan untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Contoh yang paling banyak ditemui adalah pada rangkaian adaptor. Pada adaptor, diode digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah. Sedangkan contoh yang lain adalah alternator otomotif, dimana diode mengubah AC menjadi DC dan memberikan performansi yang lebih baik dari cincin komutator dari dinamo DC.
          10. Konsep Dasar Literrature Riview

            Definisi Literrature Review

            Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja(2010:86),[16], “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling aktual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama".

            Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai memanfaatkan mikrokontroler dan teknologi sensor Asap yang saat ini masih belum banyak yang menggunakan.literature review sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Diantaranya yaitu:

            1. Penelitian yang dilakukan oleh Herdian.[2015] dengan judul : PROTOTYPE ROBOT PENYIRAM TANAMAN MENGGUNAKANSMARTPHONE ANDROID BERBASIS ARDUINO PADAKELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC. PASAR KEMIS KAB. TANGERANG penelitian ini memiliki tujuan untuk memudahkan Memberikan kemudahan dalam penyiraman tanaman, dan Mengimplementasikan sebuah system control robot penyiram tanaman menggunakan Bluetooth yang berbasis mikrokontroller ATmega2560 sehingga pekerjaan penyiraman di KELURAHAN DS. SUKA ASIH KEC. PASAR KEMIS KAB. TANGERANG akan sangat terbantu karena robot ini.
            2. Penelitian yang dilakukan oleh Meidy Surya Hadi Putra.[2014] dengan judul :HOMESMART AUTOMATIC MENGGUNAKAN MEDIABLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLLERATMEGA 328 penelitian ini memiliki tujuan untuk membantu rutinitas dalam kehidupan sehari – hari, menciptakan suatu sistem pengontrolan peralatan rumah yang berguna bagi masyarakat dan mampu berjalan dengan mudah serta dapat membantu meringankan seseorang dalam pengontrolan peralatan.
            3. Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Haryati.[2014] dengan judul :PROTOTIPE ROBOT PEMBERSIH LANTAI BERBASIS ARDUINOUNO MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROIDPADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA. Penelitian ini memiliki tujuan Mempermudah dalam melakukan pekerjaan rumah khususnya membersihkan lantai dan Mengganti pekerjaan manusia dengan prototype robot pembersih lantai.
            4. Penelitian yang dilakukan Septiyan Madza Zaman pada tahun (2013). Dari Perguruan Tinggi Raharja yang berjudul PENGGONTROLAN PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN SENSOR ASAP DAN MIKROKONTROLLER AT89S2051. pada penelitian ini pengontrolan menggunakan mikrokontroller AT89S2051. untuk menggontrol benda atau objek menggunakan media android.
            5. Penelitian yang dilakukan M. Aldiki Febriantono (2013), dari Universitas Brawijaya yang berjudul PANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGURAI ASAP ROKOK PADA SMOKING ROOM MENGGUNAKAN KONTROLER PID. Untuk menguraian asap rokok menggunakan peristiwa korona untuk menghasilkan proses ionisasi. Dimana mikrokontroler ATMega8535 sebagai pengendali utama dengan mengunakan metode Proporsional Integral Deferensial(PID)untuk mengatur kecepatan kipas exhaust.

            BAB III

            PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

            SEJARAH YP. AL-FITROH

            Yayasan Pendidikan Al-Fitroh merupakan sekolah tertua dan pertama di daerah Poris Plawad Cipondoh Tangerang, yayasan ini berdiri pada tahun 1972.Yayasan ini di bangun dengan bantuan dana zakat fitrah, oleh karena itu dikarenakan dana pembangunannya dengan menggunakan dana zakat fitrah maka nama yayasan tersebut dinamakan Al-Fitroh. Yayasan ini pertama berkembang adalah Pondok pesantren, karena banyak murid yang mondok tapi murid tersebut tidak bisa seolah karena di daerah tersebut belum ada sekolah sama sekali, maka Pimpinan Pondok Pesantren inisiatif dengan membangun sekolah. Pertama sekolah yang dibangun adalah jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) lalu berkembang dengan sekolah jenjang yang lain seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA). Tidak hanya sekolah berbasic agama saja, sekarang sudah berkembang sekolah berbasic umum seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).Bukan hanya dunia pendidikan saja tapi sudah berkembang di bidang usaha lain seperti Majelis Ta’lim, Panti Sosial, KBIH.

            TEMPAT DAN KEDUDUKAN YP. AL-FITROH

            Yayasan pendidikan Al-Fitroh berlokasi di: Jl. Panglima Polim Gg. H. Fadhil Poris Plawad Utara Cipondoh Tangerang.

            BENTUK DAN BADAN HUKUM YP. AL-FITROH

            Yayasan pendidikan Al-Fitroh merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga besar.Begitu pula dengan sekolah MTs. Al-fitroh, dimana sekolah tersebut statusnya diakui dan sudah terakreditasi, dan sekolah tersebut memiliki gedung sendiri dengan Akte Notaris Tubagus Kiemas, SH. No. 1094, Tgl 27 Desember 2012.

            BIDANG USAHA YP. AL-FITROH

            Yayasan pendidikan Al-Fitroh merupakan yayasan yang bergerak di bidang pendidikan serta sosial. Bidang pendidikan antara lain adalah Pondok Pesantren, KBIH, Majelis Ta’lim, MI, MTs, SMP, dan SMK, sedangkan di bidang sosial adalah Panti Sosial.

            BIDANG PEKERJAAN, DIVISI/DEPARTEMEN TEMPAT PKL

            Yayasan pendidikan Al-Fitroh tempat penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bergerak dibagian Tata Usaha (TU), tepatnya dibagian Kebendaharaan.Yaitu mengelola keuangan, membuat laporan keuangan pertahun, memberi Gaji, membuat anggaran awal tahun yang ada disekolah, tepatnya dijenjang MTs.

            STRUKTUR ORGANISASI YP. AL-FITROH

            Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu perusahaan.Adapun struktur organisasi yang ada di Yayasan Pendidikan Al-Fitroh.

            Gambar 3.1. Bagan Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Al-Fitroh


            Langkah–Langkah Perancangan

            Untuk menganalisa sistem yang akan diusulkan, pada penelitian ini digunakan beberapa program, untuk menggambarkan sistem dalam bentuk flowchart. Usulan sistem akan dibuat berdasarkan latar belakang masalah pada bab I, yaitu sistem penetralisir asap rokok di ruangan merokok berbasis mikrokontroller Atmega328P.

            Diagram Blok

            Agar mempermudah penulis dalam menjelaskan perancangan perangkat keras, maka di gambarkan alur dan cara kerja perangkat keras pada rangkaian diagram blok pada gambar 3.2 bawah ini:

            Gambar 3.2. Diagram blok Hardware

            Pada gambar 3.2 merupakan alur dari diagram blok, yang dimana terdapat alur hubungan dari seluruh rangkaian yang digunakan. Prinsip dari kerja sistem yang akan di rancang adalah sensor asap menjadi media inputan pada mikrokontroller Atmega328P


            Adapun alat yang digunakan sebagai berikut :

            • Komputer/Laptop sebagai alat untuk menuulis listing program.

            • Router sebagai alat pendistribusian IP Address.

            • Kipas sebagai alat yang berfungsi sebagai penetralisir udara pada ruangan.

            • Arduino Uno sebagai module yang digunakan untuk memprogram Ethernet Shield Merupakan modul yang berfungsi menghubungkan Arduino board dengan jaringan internet.

            • Sensor Asap sensor yang dapat mendeteksi asap rokok dengan harga yang terjangkau.

            • Sensor Kualitas Udara Sebagai sensor untuk mendeteksi kualitas udara di dalam ruangan.

            Perancangan Modul-Modul yang digunakan

            Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang akan digunakan meliputi Sensor Asap MQ-2, kipas kecil dan arsitektur mikrokontroller Atmega328P. Perancangan perangkat kerasnya menggunakan Arduino Uno sebagai modul mikrokontroller Atmega328P dan perancangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan program Ide Arduino 1.6.6.

            Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram blok pada gambar 3.2. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem “Prototype Penetralisir Asap Rokok di Ruangan Merokok”.

            A. Cara Kerja

            Gambar 3.3 Perancangan Fisik

            Pada bagian ini menjelaskan bagaimana sebuah sistem mikrokontroller yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.

            1. Sensor Asap dan Sensor Kualitas Udara sebagai Media Input
              Pada sistem ini sensor asap MQ-2 dan MQ-135 diprogram untuk memberikan inputan kepada mikrokontroller sehingga dapat mendeteksi keberadaan atau tingkat dari pencemaran udara terhadap asap.
            2. Kipas sebagai Media Output
              Pada alat ini kipas berfungsi sebagai penetralisir udara pada ruangan .

            B. Pembuatan Alat

            Perangkat Keras (Hardware)

            1. Personal Computer (PC).
              Merupaka alat yang sangat penting karena penulisan listing program dan merancang interface menggunakan komputer.
            2. Solder timah.
              Merupakan sebuah alat yang dapat mencairkan timah yang nantinya untuk menghubungkan koneksi antara satu komponen dan komponen lainnya.
            3. Arduino UNO sebagai modul mikrokontroller Atmega328P.
              Merupakan module arduino yang menggunakan mikrokontroller Atmega328P yang dapat diprogram berulang kali, penggunaan modul mikrokontroller Atmega328P sudah sangat cukup karena pin yang di kontrol yang digunakan sudah lebih dari kebutuhan sistem.
            4. Sensor Asap MQ-2.
              Merupakan sensor yang dapat mendeteksi asap rokok dengan harga yang terjangkau
            5. Pengertian Sensor MQ-135 (Air Quality Sensor).
              adalah sensor yang memonitor kualitas udara untuk mendeteksi gas amonia (NH3), natrium-(di)oksida (NOx), alkohol / ethanol (C2H5OH), benzena (C6H6), karbondioksida (CO2), gas belerang/ sulfur-hidroksida (H2S) dan asap / gas-gas lainnya di udara. Sensor ini melaporkan hasil deteksi kualitas udara berupa perubahan nilai resistensi analog di pin keluarannya. Pin keluaran ini bisa disambungkan dengan pin .
            6. Ethernet Shield
              Merupakan modul yang berfungsi menghubungkan Arduino board dengan jaringan internet.
            7. Router
              Merupakan modul yang fungsi utamanya membagi atau mendistribusikan IP address, baik itu secara statistik atau DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) kepada semua komputer yang terhubung ke router tersebut.
            8. Timah solder.
              Merupakan alat yang dapat di cairkan ketika di panaskan.
            9. Kabel konektor.
              Merupakan alat yang digunakan sebagai jalur penghubung baik anatra sesame piranti internal maupun piranti eksternal.
            10. Pin header.
              Merupakan socket yang dapat disambungkan dengan kabel konektor.

            C. Rangkaian Sistem Keseluruhan

            Setelah melakukan perancangan perangkat keras dari seluruh komponen dan bahan yang digunakan, maka rangkaian sistem keseluruhan akan terlihat seperti gambar sebagai berikut:

            Gambar 3.4. Skema rangkaian sistem keseluruhan

            Keterangan dari jalur-jalur diatas:

            • Jalur merah sebagai arus positif (+).

            • Jalur hitam sebagai arus negatif (-).

            • Jalur biru sebagai jalur data.

            D. Rangkaian Power Supply

            Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari adaptor switching dengan output 12 volt. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 5 volt tegangan DC, melalui IC LM7805. Arus yang masuk dari adaptor switching akan melalui kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

            Setelah itu keluaran dari kapasitor tersebut masuk ke IC regulator yang fungsinya adalah untuk menstabilkan tegangan.IC regulator ini terdiri dari dua buah IC, yaitu LM7805 yang menghasilkan tegangan +5 volt. Keluaran dari IC regulator ini kemudian akan masuk kembali ke kapasitor agar tegangan DC yang dikeluarkan dapat lebih halus lagi (smooth).

            Gambar 3.5 . Rangkaian catu daya


            Pada rangkaian catu daya ini menggunakan satu buah sumber catu daya, yang akan digunakan untuk memberikan tegangan kerja pada rangkaian arduino uno. Rangkaian yang menggunakan tegangan sebesar +5 Volt DC sedangkan untuk menggerakan modul relay digunakan tegangan +5 volt DC.

            Perangkat Lunak (Software)

            Software Arduino 1.6.6.

            Merupakan software yang disediakan dalam penulisan listing program yang di sediakan oleh developer arduino.

            Pada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino 1.6.6 digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan.

            Penulisan Listing Program Bahasa C

            MPada perancangan perangkat lunak akan menggunakan program Arduino 1.6.6 digunakan untuk menuliskan listing program dan menyimpannya dengan file yang berekstensi .pde, dan bootloader Arduino Uno sebagai media yang digunakan mengupload program ke dalam mikrokontroller, sehingga mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan yang diperintahkan.

            Penulisan program pada mikrokontroler

            Untuk memasukan program kedalam sebuah mikrokontroler ATMega 328, di butuhkan Driver USB.IDE Arduino 1.6.6 dan Arduini Uno Board agar program yang dibuat dapat berjalan di dalam mikrokontroler. Adapun lankah – langkahnya yaitu:

            A. Instalasi Driver USB

            Instalasi driver untuk Arduino uno dengan Windows 7, Vista atau Xp:

            1. Hubungkan board dan tunggu Windows untuk memulai proses instalasi driver. Setelah beberapa saat. Biasa proses ini akan gagal.
            2. Klik pada Star Menu dan buka Control Panel.
            3. Di dalam Control Panel masuk ke menu System and Security. Kemudian klik pada System. Setelah tampilan System muncul.buka Device Manager.
            4. Lihat pada bagian Ports (COM dan LPT) anda akan melihat sebuah port terbuka dengan nama “Arduino Uno (COMxx)”.
            5. Klik kanan pada port “Arduino Uno (COMxx)” dan pilih opsi “Update Driver Software”.
            6. Kemudian, pilih opsi “Browse my computer for Driver software”.
            7. Terakhir, masuk dan pilih file driver Uno. Dengan nama “ArduinoUNO.inf”.

            Membuat Project Baru

            Pengisian program ke dalam Mikrokontroller Atmega328P

            Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller Atmega328P yaitu listing program yang dibuat dengan aplikasi Arduino 1.6.6 Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

            Arduino Uno sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller Atmega328P, maka program yang ditulis pada Arduino 1.6.6 dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller Atmega328P. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program.

            Buka software Arduno 1.6.6 yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

            Gambar 3.6 Memulai IDE Arduino

            Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, proses kompilasi dapat dilihat pada gambar 3.6 diatas.

            Gambar 3.7.Hasil Kompilasi Listing Program

            Setelah listing program ditulis semua, langkah selanjutnya proses kompilasi untuk mengecek apakah listing program yang ditulis terjadi kesalahan atau tidak, hasil kompilasi dapat dilihat pada gambar 3.7diatas.

            Selanjutnya jika hasil dari kompilasi listing program dan hasil dari proses kompilasi tidak terjadi error, artinya proses penulisan listing program sudah benar, hasil dari kompilasi inilah yang nantinya akan ditanamkan ke dalam sistem mikrokontroller ATmega328.

            Pengisian Program Ke Dalam IC ATmega328P

            Mikrokontroller bisa bekerja jika di dalamnya sudah dimasukkan listing program, program yang akan dimasukan kedalam mikrokontroller ATmega328 yaitu program aplikasi yang dibuat dengan aplikasi Arduino 1.6.6. Untuk melakukan pengisian program menggunakan perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) dapat dilihat 3.8 berikut:

            Gambar 3.8.Rangkaian Board Arduino Dengan Internal Clock

            Dengan menggunakan arduino sebagai media untuk memasukan program ke dalam mikrokontroller ATmega328, maka program yang ditulis pada Arduino 1.6.6 dapat langsung dimasukan kedalam mikrokontroller ATmega328. Langkah selanjutnya sebelum listing program dimasukan ke dalam mikrokontroller, yang perlu diperhatikan yaitu jenis board yang akan digunakan pada saat memasukan listing program, proses pemilihan board yang digunakan untuk memasukan listing program dapat dilihat pada gambar 3.9. sebagai berikut:

            Gambar 3.9 Pemilihan Arduino Board

            Setelah jenis board sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah memasukan program ke dalam mikrokontroller dengan menggunakan internal clock, arti dari internal clock adalah dengan memanfaatkan board Arduino sebagai board untuk berkomunikasi dengan komputer, dan mikrokontroller yang ada pada arduino board tersebut dilepas, agar IC ATmega328 yang akan digunakan dapat terbaca oleh Arduino board.

            Setelah langkah pada gambar di atas dilakukan, agar sistem dapat bekerja sesuai dengan yang dinginkan, selanjutnya lakukan penulisan listing program secara keseluruhan seperti terlihat pada gambar 3.10. berikut.


            Gambar 3.10.Mengupload Program Kedalam Mikrokontroller ATmega328

            Pada tampilan pemrograman Arduino 1.6.6 diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada Arduino 1.6.6, pada saat mengupload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error atau sukses. Proses upload listing program yang tidak terjadi error dapat dilihat pada gambar berikut:

            Gambar 3.11.Mengupload Program Sukses

            Pada tampilan pemrograman Arduino 1.6.6 diatas, dilakukan dengan mengklik tombol upload yang ada pada Arduino 1.6.6 pada saat mengupload listing program secara otomatis akan menampilkan pesan bahwa proses upload program tidak terjadi error atau sukses.Setelah langkah upload listing program selesai, maka sistem mikrokontroller ATmega328 yang berjudul “PROTOTYPE PENETRALISIR ASAP ROKOK DIRUANGAN MEROKOK BERBASIS IoT MENGGUNAKAN ARDUINO UNO PADA SEKOLAH MTS. AL-FITROH”.

            Sudah siap digunakan.

            Pada gambar dibawah ini menunjukan listing program keseluruhan yang di tulis pada IDE Arduino 1.6.6.

            Gambar 3.12.Tampilan program keseluruhan

            Flowchart

            Pada pembuatan sebuah sistem kontrol diperlukan sebuah gambar yang dapat menjelaskan alur atau langkah-langkah dari cara kerja sebuah sistem yang dibuat, sehingga dapat memberikan penjelasan dalam bentuk gambar. Penjelasan yang berupa gambar proses kerja sebuah sistem merupakan gambar dari diagram alur sistem yang akan dibuat. Tujuan dari pembuatan diagram alur adalah untuk mempermudah pembaca dan pembuat sistem itu sendiri untuk memahami langkah-langkah serta cara kerja sebuah sistem yang dibuat. Dari penelitian yang dilakukan menghasilkan flowchart sistem sebagai berikut:

            Gambar 3.13.Flowchart Sistem Mikrokontroller


            Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah

            Permasalahan yang dihadapi

            Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan dengan orang bertanggung pada Yayasan Al-Fitroh, perlunya system yang dapat mengawasi ruangan agar terbebas dari polusi udara yang tidak baik seperti asap rokok

            Dikarenakan Yayasan Al-Fitroh yang sebagian pengajarnya guru laki-laki dan hampir rata-rata guru tersebut perokok, maka pada Yayasan Al-Fitroh ingin memiliki system penetralisir asap rokok yang dapat berjalan secara otomatis:

            1. Belum adanya sistem penetralisir asap rokok pada Yayasan Al-Fitroh
            2. Penjaga Yayasan Al-Fitroh sebagai orang yang bertanggung jawab pada lingkungan Yayasan Al-Fitroh tidak dapat sepenuhnya dapat mengontrol ruangan tersebut.

            Alternatif Pemecahan Masalah

            Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapai, antara lalin:

            1. Membuat sistem yang dapat mengontrol asap.
            2. Menjaga udara sehingga ruangan tetap terjaga.
            3. User Requirement

              Elisitasi Tahap I

              Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem.

              Tabel 3.1.Elisitasi Tahap I

              Elisitasi Tahap II

              Elisitas Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitas Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3. Terdapat 3 requirement yang option-nya Inessential (I) dan harus dieliminasi.

              Tabel 3.2. Elisitasi Tahap II

              Elisitasi Tahap III

              Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitas Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut ini adalah tabel elisitasi tersebut :

              Tabel 3.3.Elisitasi Tahap III

              Final Elisitasi

              Final elisitasi ini merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap yang dapat dijadikan acuan dan dasar pembuatan sistem. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkan 14 functional dan 1 non functional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya. Berikut ini tabel final elisitasi tersebut

              Tabel 3.4. Final Elisitasi

              BAB IV

              PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI

              Konsep Uji Coba

              Setelah melakukan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing -masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian spesifikasi dan hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelas mengenai pembahasan hasil uji coba yang akan dilakukan dapat di lihat pada sub bab berikut.

              Pengujian Rangkaian Mikrokontroller dan sensor mq2

              Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan dengan di hubungkan langsung dengan sensor mq2. Yang kemudian diberikan tegangan kerja sebesar 3.3 volt yang di ambil dari arduino uno .

              Pengujian Rangkaian Mikrokontroller dan sensor mq 135

              Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ini dilakukan dengan di hubungkan langsung dengan sensor mq135. Yang kemudian diberikan tegangan kerja sebesar 3.3 volt yang di ambil dari arduino uno.

              Pengujian Software Arduino1.6.6

              Pada Software Arduino1.6.6 print screen kipas off berikut gambarnya .

              Gambar 4.1. Hasil kipas off

              Pada Software Arduino1.6.6 print screen kipas on dan berikut gambarnya .

              Gambar 4.2. Hasil kipas on

              Analisa

              Proses analisa dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian antara perangkat keras yang sudah di uji coba dengan perangkat lunak yang telah di masukkan kedalam mikrokontroler AT328P. Hasil analisa dari listing program dan akan di berikan lampu sebagai indikator alat yang sedang bekerja bahwa lampu menyala.

              Cara kerja alat ini dapat dijelaskan seperti di bawah ini:

              1. Pada langkah pertama colokkan router pada saklar listrik kemudian hidupkan leptop buka aplikasi XAMMP Control Panel.
              2. Padalang kah kedua cari Ip Address yang terhubung dengan mikrokontroler.
              3. Pada langkah ketiga adalah langkah untuk meyalakan mesin, cukup dengan mengirimkan sinyal asap rokok yang melewati sensor MQ02 dan MQ135, dengan begitu kipas akan nyalah dengan sendirinya.


              Gambar 4.3. Prototype Tampak dari depan

              Gambar 4.4. Prototype tampak dari samping

              Gambar 4.5. Prototype tampak dari belakang

              Implementasi

              Schedule

              1. Mengumpulkan data.
                Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem.
              2. Perancangan sistem
                Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user.
              3. Pengujian sistem
                Pengetesan sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan pemasangan Hardware dan Software.
              4. Perbaikan sistem
                Penambahan atau pengurangan pada point-point tertentu yang tidak diperlukan, sehingga program benar-benar dapat dioptimalkan sesuai kebutuhan user.
              5. Training user
                Percobaan alat yang sudah di buat apakah benar-benar dapat berjalan atau tidak.
              6. Implementasi sistem
                Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program.
              7. Dokumentasi Sistem
                Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

              Tabel 4.1. Dokumentasi Sistem

              Implementasi Sistem

              Setelah melakukan uji coba alat, selanjutnya implementasi sistem. Kebutuhan aplikasi dan prototype untuk sistem yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut:


              Kebutuhan peralatan pembuatan alat penetralisir udara

              • Arduino Uno R3: sebagai Platform untuk memasukkan program dan mengolah data pada mikrokontroler ATmega 328P.

              • Motor dc: 1 buah motor dc untuk menggerakan baling-baling.

              • Sensor Mq02 : 1 buah untuk sebagai sensor menangkap asap rokok.

              • Sensor Mq135 : 1 buah untuk menghitung kadar udara.

              • Router : 1 buah untuk mencari ip address.

              • Bahan Kayu: untuk prototype tempat . alat penetralisir udara di ruangan merokok.

              Estimasi Biaya.

              Adapun Estimasi biaya sistem keseluruhan yang dibuat dan yang dibutuhkan.

              Tabel 4.2.Estimasi Biaya yang di keluarkan

              BAB V

              PENUTUP

              Kesimpulan

              Adapun beberapa kesimpulan yang melatar belakangi penelitian sistem pendeteksi asap rokok pada ruangan merokok adalah.

              Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

              1. Dengan adanya sistem pendeteksi yang berbasis menggunakan mikrokontroller, baik dari lingkungan skala luas ataupun didalam ruangan akan terkontrol dengan baik, sehingga meningkatkan udara yang bersih didalam ruangan merokok.

              Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

              a. Kesimpulan Terhadap Tujuan Penelitian

              1. Terealisasinya sistem penetralisir asap rokok pada ruangan merokok dalam bentuk prototype.
              2. Mampu mengurangi asap rokok didalam ruangan merokok.
              3. Penggunaan sensor asap type MQ-2 sangat baik dalam mendeteksi asap rokok.

              Kesimpulan Terhadap Manfaat Penelitian

              1. Kondisi ruangan bisa dikontrol dengan baik sehingga asap rokok diruangan merokok berkurang.
              2. Dengan adanya sistem yang berjalan, alat ini dapat dimanfaatkan untuk mengontrol udara dan dapat mencegah asap rokok yang berlebihan didalam ruangan merokok.
              3. Rangkaian sensor kualitas udara ini dapat dimanfaatkan sebagai kontrol ventilasi ruangan dengan penggunaan yang mudah dan hasil yang baik.

              Saran

              1. Sistem ini tidak hanya dapat digunakan pada instansi sekolah saja, melainkan bisa juga diterapkan pada lingkungan umum, seperti halnya ditempat umum dll.
              2. Diperlukan pengkalibrasian alat lebih lanjut agar pengukuran terhadap kualitas udara lebih akurat.
              3. Alat ini dapat dikembangkan dengan menambahkan alarm detector jika gas yang dideteksi berbahaya/berpolusi.

              DAFTAR PUSTAKA

              1. Kusrini. 2013.
              2. Sutarman. 2012.
              3. Diana. 2011.
              4. Yakub. 2012.
              5. Sutabri. 2012.
              6. Sutabri. 2012.
              7. 7,0 7,1 Erinofiardi, Nurul Iman Supardi, Redi. 2012. “Penggunaan PLC Dalam Pengontrolan Temperatur, Simulasi Pada Prototype Ruangan”. Jurnal Mekanikal, Vol.3, No.2 Juli 2012.
              8. Sulindawati. Fathoni. 2010. Jurnal SAINTIKOM Vol. 9 No. 2”.
              9. Adelia. Setiawan, Jimmy. 2011. Jurnal Sistem Informasi Vol. 6, No.2
              10. Sodikin. 2009. Jurnal Teknologi Informasi.
              11. Handaya.Hartanto,Hakim. 2011. Jurnal Sistem Informasi.
              12. Puspitasari. 2011.
              13. Jalaludin. 2011.
              14. 14,0 14,1 Sumardi. 2013.
              15. 15,0 15,1 15,2 Malik.Juwana,Unggul. 2009.
              16. Guritno. Sudaryono. Rahardja, Untung. 2010.