SI1231472829

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

 

PROTOTIPE PENYORTIR BARANG BERDASARKAN

DAERAH MENGGUNAKAN ARDUINO PADA

PT. J&T EXPRESS


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1231472829
NAMA



JURUSAN SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI SISTEM KOMPUTER

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

2017/2018

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PROTOTIPE PENYORTIR BARANG BERDASARKAN DAERAH

MENGGUNAKAN ARDUINO PADA PT. J&T EXPRESS

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1231472829
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, ...Januari 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Dr. Ir.Untung Rahardja, M.T.I., MM)
       
( Ferry Sudarto, S.Kom., M.Pd., MTI)
NIP : 000594
       
NIP : 079010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PROTOTIPE PENYORTIR BARANG BERDASARKAN DAERAH

MENGGUNAKAN ARDUINO PADA PT. J&T EXPRESS

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231472829
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Sistem Komputer

Tahun Akademik 2017/2018

 

Disetujui Oleh :

Tangerang,...Januari 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
( Indrianto, M.T)
   
NID : 05061
   
NID : 103009

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PROTOTIPE PENYORTIR BARANG BERDASARKAN DAERAH

MENGGUNAKAN ARDUINO PADA PT. J&T EXPRESS

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231472829
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Komputer

Konsentrasi Sistem Komputer

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang,...Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
()
 
()
 
()
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PROTOTIPE PENYORTIR BARANG BERDASARKAN DAERAH

MENGGUNAKAN ARDUINO PADA PT. J&T EXPRESS

Dibuat Oleh :

NIM
: 1231472829
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar sarjana komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan. Pernyataan ini di buat denngan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.


Tangerang,...Januari 2018

 
 
 
 
NIM : 1231472829

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;


KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT atas semua rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga akhirnya peneliti mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Prototipe penyortir barang berdasarkan daerah menggunakan Arduino pada PT. J&T Express” tepat pada waktunya.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Skripsi program pendidikan Strata Satu (S1) jurusan Sistem Komputer di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Komputer (STMIK) Raharja Tangerang

Dalam penelitian Skripsi ini, peneliti banyak menerima bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Peneliti menyadari tanpa adanya bimbingan dan dorongan tersebut, laporan Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, maka pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yaitu  :

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., MM selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua 1 Bidang Akademik STMIK Raharja.SekaligusSebagaiPembimbing 2 Saya .
  3. Bapak Ferry Sudarto, S.Kom, M.Pd., MTI selaku Kepala Jurusan Sistem Komputer Perguruan Tinggi Raharja
  4. Bapak Indrianto]], M.T selaku Dosen Pembibing I saya yang berkenan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan laporan Skripsi ini
  5. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku pembimbing II saya yang juga berkenan memberikanbimbingan, ilmu, pengarahan dan bantuan dalam penyusunan laporan Skripsi ini
  6. Para Dosen pengajar dan para Staff Perguruan Tinggi Raharja yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuanya
  7. Bapak Heru Gunawan selaku stake holder dan Pembimbing lapangan yang telah membantu menyelesaikan laporan Skripsi ini
  8. Bapak Ir. Effendi selaku stake holder dan Pembimbing lapangan yang juga telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini
  9. Semua staff gudang dan karyawan produksi PT J&T Express yang telah bekerja sama dan memberikan informasi untuk menyelesaikan laporan Skripsi ini
  10. Terima kasih kepada Orang Tua yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan laporan Skripsi ini
  11. Terima kasih kepada kakakdanSuamisaya yang telah mendukung sehingga laporan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
  12. Terima kasih kepada semua teman-teman seperjuangan yang telah ikut membantu dan saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan laporan Skripsi ini

Dalam penulisan laporan Skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang selalu peneliti nantikan. Semoga penelitian Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi praktikan maupun pembaca. Akhir kata, semoga ALLAH SWT memberikan balasan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini. Demikian, peneliti sampaikan dengan harapan semoga laporan Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak..

Tangerang,...Januari 2018
Indri Meilianti
NIM. 1231472829


DAFTAR SIMBOL

SIMBOL FLOWCHART (DIAGRAM ALIR)
SIMBOL ELEKTRONIKA

Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di era teknologi yang sudah maju saat ini, Perusahaan selalu berupaya untuk mengganti pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh manusia untuk digantikan dengan mesin-mesin dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas produksinya. Dengan kata lain banyak perusahaan melakukan otomatis produksinya. Misalnya, proses produksi yang pada awalnya masih dilakukan secara manual seperti pada proses sortir. Pada proses industri manual dikerjakan oleh tenaga manusia dan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit dan membuat waktu proses produksi menjadi lebih lama. Selain itu sering terjadi human error pada industri manual misalnya adanya penghitungan ganda dan tingginya angka kesalahan dalam jumlah quantity. Untuk mengatasi masalah itu, perusahaan yang menginginkan proses produksi yang lebih efektif dan efisien melakukan perubahan pola produksi dengan mengaplikasikan sistem otomatis dalam produksinya. Seperti halnya dalam proses sortir yang ada di PT. J&T Express, sering terjadi kesalahan human error yang mengakibatkan paket salah kirim dan masuk pada alamat yang salah.Oleh karna itu perlu di buat sebuah alat yang dapat mensorting paket berdasarkan wilayah tersebut secara otomatis.

Dengan adanya alat yang cerdas yang dapat dimanfaatkan sebagai penyortiran paket dari sensor dan memisahkan paket kiriman dalam proses tujuan paket di kirim. Otomatis akan sangat membantu dalam proses pemisahan pengiriman paket tersebut ke wilayah yang dituju. Dengan perkembangan teknologi dan komputer masalah pengendalian elektronis menjadi semakin mudah. Dari berbagai permasalahan di atas penulis mencoba untuk memecahkan masalah permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dengan melakukan penelitian di PT. J&T Express. Alat khusus yang akan dibuat untuk perusahaan adalah “Prototipe penyortir barang berdasarkan daerah menggunakan Arduino pada PT. J&T Express”. Dengan penerapan sistem ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan dengan baik.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang akan penulis bahas antara lain:

  1. Bagaimana cara membuat sistem agar dapat mensortir paket secara otomatis ?

  2. Bagaimana cara membuat sistem yang dapat memberikan notifikasi kepada paket yang berbeda tujuan wilayahnya ?

  3. Bagaimana cara kerja Prototipe penyortir barang berdasarkan daerah untuk memberikan bukti hasil pensortiran yang tepat ?

Ruang Lingkup

Agar mempermudah penulisan laporan skripsi dan memperoleh penelitian yang maksimal serta terfokus, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Untuk menghindari kekeliruan atau kesalah pahaman dan sekaligus untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan ketidakjelasan dalam pembahasan selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan batasan-batasan masalah.

Dalam penelitian ini yang akan dibahas mengenai Penelitian dilakukan di PT. J&T Express, tepatnya departemen pengiriman dan packing. Penyortiran paket menggunakan arduino, hasil akhir dari pengaplikasian Prototipe penyortir barang ini dibuktikan dengan data yang dapat diukur keberadaannya, Penelitian ini menitik beratkan pada penyotiran paket berdasarkan daerah yang akan di kirim, Sistem yang dapat dengan cepat mendapatkan hasil penyotiran yang tepat.

Tujuan dan manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan Individual

  1. Memenuhi syarat kelulusan untuk Skripsi dan meningkatkan kreatifitas dalam membuat suatu program/alat sesuai dengan bidang studi Sistem Komputer.

  2. Memberikan kontribusi kepada Perusahaan PT. J&T Express.

Tujuan Operasional

  1. Mempercepat waktu Pengiriman untuk proses sortir.

  2. Mengurangi jumlah Customer Complain terkait paket yang tidak terkirim atau salah daerah.

  3. Meningkatkan aktivitas perusahaan dibagian departemen pengiriman dan packing secara efektif.

  4. Mengurangi tingkat kesalahan pengiriman paket sesuai wilayahnya.

Manfaat penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan dari hasil penelitian yang didapat.

Beberapa manfaat yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah :

  1. Optimalisasi dari Arduino yang digunakan untuk memilih tanda paket yang memisahkan berdasarkan daerah.

  2. Mengetahui seberapa besar manfaat dari sistem alat ini

  3. Menggunakan Arduino sebagai media alat yang membantu paket di sortir ,dan akan di tampilakan melalui Lcd.

Metodologi Penelitian

Dalam motede ini memanfaatkan kecerdasan buatan yang diterapkan pada Arduino Uno untuk memberi informasi berupa data.

Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode. Antara lain:

Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam laporan skripsi ini, digunakan metode sebagai berikut :

  1. Metode Observasi

  2. Melalui pengamatan secara langsung dilapangan dibagian departemen pengiriman dan packing, yang menginginkan waktu dan proses secara efektif yang cepat dan efisien.

  3. Metode Wawancara,

  4. Metode ini dilakukan secara langsung dilapangan, pada departemen pengiriman dan packing di PT. J&T Express pada kesimpulanya ingin menciptakan alat penyortir paket berdasarkan wilayah dengan menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk bertujuan efesiensi waktu, Customer Complain dan peningkatan mutu pelayanan.

  5. Metode Studi Pustaka

  6. Metode ini dilakukan untuk mencari dan Pengumpulan data-data pendukung yang berhubungan dengan judul tugas akhir ini dalam melakukan perencanaan,percobaan, pembuatan dan penyusunan laporan.

Metode Analisa

Pada metode analisa sistem ini penulis menggunakan metode analisa SWOT dimana dalam pengertian metode analisa SWOT ini adalah sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths), mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Metode Prototype

Alat yang dibuat masih dalam bentuk Prototype atau simulasi yang dapat dipergunakan secara nyata uji coba dan peneliti menggunakan arduino , Sensor Infra Red, buzer,lcd,Papan Kayu

Metode Pengujian

Pada metode testing ini penulis ingin menggunakan Black Box pada sistem yang akan penulis bangun, dalam pengertiannya Black Box testing adalah metode pengujian dengan struktur internal atau kerja. pengetahuan khusus dari kode aplikasi atau struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan, yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan.Menggunakan deskripsi eksternal perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal benda uji itu. Sedangkan alasan penulis memilih black box ini karena metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem.

Sistematika Penulisan

Sistematika laporan tugas akhir ini disajikan secara ringkas dan disusun dalam beberapa bab, dimana masing-masing bab akan menjelaskan hal-hal sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini dijelaskan secara umum tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas, serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian ini.

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN

Bab ini menguraikan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, tahap penelitian,metode pengumpulan data dan metode analisa data dalam memecahkan masalah.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian memuat sesuatu yang anda buat berdasarkan analisis permasalahan pada bab 3, pada bab ini terdapat pembahasan penting yaitu : Penyajian data penelitian,Pengolahan terhadap data yang terkumpul dan Pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengamatan dan analisa data serta saran-saran yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang referensi-referensi yang di dapat selama melakukan penelitian yang dihasilkan

LAMPIRAN

Daftar yang memuat keseluruhan data dan dokumentasi pekerjaan yang pernah dilakukan untuk melengkapi Laporan Skripsi yang dibuat









BAB II

LANDASAN TEORI

Teori umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Menurut Suprihadi dkk ( 2013:310 )[1] sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Namun menurut Rusdiana & Moch.Irfan ( 2014: 29 )[2] sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan sari sistem tersebut

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi antara satu dengan lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Karakteristik Sistem

Menurut Rusdiana & Moch.Irfan ( 2014: 36-37)[2] mendefinisikan, karakteristik sistem sebagai berikut:

  1. Komponen Sistem (components system)

  2. Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa elemen-elemen lebih kecil yang disebut subsistem, dan elemen- elemen lebih besar yang disebut suprasistem.

  3. Batasan Sistem (boundary)

  4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

  5. Lingkungan Luar (environment)

  6. Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem tersebut.

  7. Penghubung Sistem (interface)

  8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

  9. Masukan Sistem

  10. Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh di dalam suatu unit sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

  11. Keluaran Sistem

  12. Hasil energi diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsitem lain.

  13. Pengolahan Sistem

  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

  15. Sasaran Sistem

  16. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Gambar 2. 1 Karakteristik Sistem
Sumber : Sutabri (2013:13)[3]

Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya (Sutabri, 2012:22)[3]

  1. Sistem Abstrak (Abstract System)

  2. Sistem abstrak merupakan adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

  3. Sistem Fisik (Physical System)

  4. Adalah sistem yang ada secara fisik. Contohnya sistem komputerisasi, sistem akuntansi, siste produksi, sistem pendidikan, sistem sekolah, dan lain sebagainya.

  5. Sistem Tertentu (Deterministic System)

  6. Adalah sistem dengan operasi tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat di deteksi dengan pasti sehingga keluaranya dapat diramalkan.

  7. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

  8. Adalah suatu sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.

  9. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)

  10. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Contohnya adalah sistem adat masyarakat Baduy. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Misalnya sistem musyawarah.

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan Sistem

Menurut Velzello/John Reuter III dalam Buku Darmawan (2013:227),[4] “Perancangan sistem merupakan suatu tahap setelah analisis dalam siklus pengembangan sistem seperti pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan suatu rancang bangun implementasi gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan dari analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem itu.”

Sedangkan menurut Mohamad Subhan (2012:109)[5] dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”.

Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT (2011:197),[6] Pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dai usaha analisa dan desain. Langkahlangkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

  1. Perancangan Sistem

  2. Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkah langkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.

  3. Analisa Sistem

  4. Melakukan analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.

  5. Perancangan

  6. Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.

  7. Testing

  8. Setelah sistem berhasil dirancang, langkah selanjutnya adalah pengujian untuk melihat apakah sistem telah dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahap ini, juga dilakukan penyesuaianpenyesuaian akhir.

  9. Implementasi

  10. Pada tahap ini, program yang telah diuji secara offline kemudian. diimplementasikan online dan dipublish secara resmi.

  11. Maintenance

  12. Langkah terakhir dari SDLC yaitu maintenance dimana pada tahap ini sistem secara sistematis diperbaiki dan ditingkatkan. Jadi perancangan sistem dan analisa sistem merupakan satu kesatuan tahapan lanjutan yang tidak terpisahkan, karena perancangan sistem sendiri harus memenuhi kebutuhan pengguna, diharapkan user friendly, dapat memberikan gambaran jelas mengenai sistem yang akan dibentuk, memiliki rincian dari masing-masing komponen yang akan menjadi isi dari sistem itu sendiri, antara lain sistem informasi yang terdiri.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228),[4] Tahap Perancangan/Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem

  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada disain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Monitoring

Sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan untuk mencari hal kesalahan hitung,kebijakan dan juga dampak yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan penghitungan jumlah lembar kertas. Ada beberapa definisi monitoring menurut pendapat para ahli, diantaranya yaitu:

Menurut Khanna (2013),[7] Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan memantau sebuah perubahan proses dan output project

Menurut Nikolaos (2013),[8] Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi

Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya. Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:

  1. Menetapkan standar pelaksanaan.

  2. Pengukuran pelaksanaan.

  3. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

Konsep Dasar Prototype

Definisi Prototype

Menurut Uzzaman (2015:71),[9] “Prototype adalah produk demonstrasi. Pada tahap ini tidak semua fitur sudah diletakkan. Pengembang sering memproduksi Prototype semacam ini untuk mempresentasikan contoh produk kepada investor. Dengan demikian, investor bisa melihat produk asli dan membuktikan bahwa produk tersebut menarik dan berguna”

Menurut Darmawan (2013:229),[4] Prototype adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memeberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.

Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan Prototipe adalah contoh dari produk atau sistem dalam bentuk sebenarnya yang dapat dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasikan.

Jenis-Jenis Prototype

Menurut Darmawan (2013:229),[4] jenis-jenis Prototype secara general dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Prototipe Evolusioner (Prototype Evolusionary)

  2. Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototype ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi satu prototype evolusioner akan menjadi sistem aktual

  3. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)

  4. Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan meninjau prototype persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu prototipe tidak selalu menjadi sistem aktual.

Langkah-langkah pembuatan Prototipe Evolusioner (Prototype Evolutionary) ada empat langkah, yaitu :

  1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang dan mewawancari pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari sistem.

  2. Membuat satu prototype. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototype. Contoh dari alat-alat prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit prototyping. Generator aplikasi terintegrasi (integrated application generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru—menu, laporan, tampilan, basis data, dan seterusnya. Toolkit prototyping meliputi sistem-sistem peranti lunak terpisah, seperti spreadsheet elektronik atau sistem manajemen basis data, yang masing-masing mampu membuat sebagian dari fitur-fitur sistem yang diinginkan.

  3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima, pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, jika sudah, langkah emapat akan diambil; jika tidak, prototipe direvisi dengan mengulang kembali langkah satu, dua, dan tiga dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan pengguna.

  4. Menggunakan prototipe, prototipe menjadi sistem produksi.

Gambar 2. 2 Pembuatan Prototipe Evolisioner
Sumber : Darmawan (2013:229)[4]

Konsep Dasar Pengujian

Definisi Pengujian

Menurut Rizky (2011:237),[10] Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal.

Definisi Black Box

Pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu kotak hitam, kita hanya bisa melihat penampilan luar nya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitam nya.

Menurut Arie (2014)[11] Black box adalah cara pengujian yang di lakukan dengan hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau model kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses yang di inginkan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. Kesalahan interface

  3. Kapan aktifitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

  4. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

  5. Kesalahan performa.

  6. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktu kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?.

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?28

  5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba black box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak

  2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji

  3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

  4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

  5. Melakukan pengujian.

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

  7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

Metode Pengujian Teknik Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Tehnik Black Box, berikut diantaranya:

  1. Decision Tablel

  2. Decision Tablel adalah cara yang tepat belum kompak untuk model logika rumit, seperti diagram alur dan jika-then-else dan switch-laporan kasus, kondisi mengaitkan dengan tindakan untuk melakukan, tetapi dalam banyak kasus melakukannya dengan cara yang lebih elegan.

  3. All-pairs testing

  4. All-pairs testing atau pairwise testing adalah metode pengujian perangkat lunak kombinatorial bahwa, untuk setiap pasangan parameter masukan ke sistem (biasanya, sebuah algoritma perangkat lunak), tes semua kombinasi yang mungkin diskrit parameter tersebut. Menggunakan vektor uji dipilih dengan cermat, hal ini dapat dilakukan jauh lebih cepat daripada pencarian lengkap semua kombinasi dari semua parameter, dengan “parallelizing“ pengujian pasangan parameter. Jumlah tes biasanya O (nm), dimana n dan m adalah jumlah kemungkinan untuk masing-masing dua parameter dengan pilihan yang paling.

  5. State Transition Table

  6. Dalam teori automata dan logika sekuensial, state transition table adalah tabel yang menunjukkan apa yang negara (atau negara dalam kasus robot terbatas non deterministic) suatu semiautomaton terbatas atau mesin finite state akan pindah ke, berdasarkan kondisi saat ini dan masukan lainnya. Sebuah tabel negara pada dasarnya adalah sebuah tabel kebenaran di mana beberapa input adalah kondisi saat ini, dan output termasuk negara berikutnya, bersama dengan keluaran lain. state transition table adalah salah satu dari banyak cara untuk menentukan mesin negara, cara lain menjadi diagram negara, dan persamaan karakteristik.

  7. Equivalence partitioning

  8. Equivalence partitioning adalah pengujian perangkat lunak teknik yang membagi data masukan dari unit perangkat lunak menjadi beberapa partisi data dari mana test case dapat diturunkan. Pada prinsipnya, uji kasus dirancang untuk menutupi setiap partisi minimal sekali. Teknik ini mencoba untuk mendefinisikan kasus uji yang mengungkap kelas kesalahan, sehingga mengurangi jumlah kasus uji yang harus dikembangkan.

  9. Boundary value analysis

Boundary value analysis merupakan suatu teknik pengujian perangkat lunak di mana tes dirancang untuk mencakup perwakilan dari nilai-nilai batas. Nilai-nilai di tepi sebuah partisi kesetaraan atau sebesar nilai terkecil di kedua sisi tepi. Nilai dapat berupa rentang masukan atau keluaran dari komponen perangkat lunak. Karena batas-batas tersebut adalah lokasi umum untuk kesalahan yang mengakibatkan kesalahan perangkat lunak mereka sering dilakukan dalam kasus-kasus uji.

Dokumentasi komponen software, mencangkup pemeriksaan dokumen dari software itu sendiri, yaitu :

  • Flowchart yang dibuat

  • Deskripsi input yang digunakan

  • Deskripsi output yang digunakan

  • Deskripsi output yang dihasilkan

Strategi Black Box System

a. Batasan nilai untuk testing, meliputi beberapa nilai, yaitu

  • Nilai minimum variabel input

  • Nilai di atas nilai minimum

  • Nilai normal

  • Nilai di bawah nilai maksimum

  • Nilai maksimum

b. Equivalent Class Testing, yaitu mengelompokkan input yang direpresentasikan sebagai hasil yang valid atau invalid.

c. Kesalahan yang dapat terdeteksi melalui testing ini ialah :

  • kebenaran dokumentasi

  • akses basis data

  • hasil akhir program

d. Kelebihan black box testing :

  • Spesifikasi program dapat ditentukan di awal

  • Dapat digunakan untuk menilai konsistensi program

  • Testing dilakukan berdasarkan spesifikasi

  • Tidak perlu melihat kode program secara detail

e. Kekurangan black box testing :

  • Bila spesifikasi program yang dibuat kurang jelas dan ringkas, maka akan sulit membuat dokumentasi setepat mungkin

Kelebihan Dan Kelemahan Black box

Dalama ujia coba black box terdapat beberapa kelebihan dan kelemahana. Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan :

Tabel 2.1 Kelebihan dan kelemahan Black Box

Definisi White Box

Menurut Archarya (2013),[12] White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing.

(White Box adalah pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem. Metode ini dinamakan demikian karena program perangkat lunak, di mata tester, seperti kotak putih / transparan; dalam yang satu jelas melihat. Pengujian White Box adalah kontras dengan Black Box Testing).

Keuntungan pengujian white box

  1. Peningkatan Efektivitas : silang keputusan desain dan asumsi terhadap kode sumber dapat menguraikan kuat.

  2. Desain, tapi pelaksanaannya mungkin tidak sejajar dengan maksud desain.

  3. Kode penuh Pathway Mampu : semua jalur kode yang mungkin dapat diuji termasuk penanganan error, dependensi, dan tambahan kode logika / aliran intern

  4. Awal Cacat Identifikasi: Menganalisis kode sumber dan mengembangkan tes berdasarkan rincian pelaksanaan memungkinkan.

  5. Penguji untuk menemukan kesalahan pemrograman dengan cepat.

  6. Mengungkapkan Kode Tersembunyi Cacat : akses modul program.

  7. Tidak ada Waiting : Pengujian dapat dimulai pada tahap awal. Satu tidak perlu menunggu GUI akan tersedia.

Menurut Rizky (2011:262), White box testing is testing beyond the user interface and into the nitty-gritty of a system. This method is named so because the software program, in the eyes of the tester, is like a white/transparent box; inside which one clearly sees. White Box Testing is contrasted with Black Box Testing

  1. Decision (Branch) Coverage

  2. Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).

  3. Condition Coverage

  4. Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.

  5. Path Analysis

  6. Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada 2dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan

  7. Executive Time

  8. Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.

  9. Algorithm Analysis

Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian white box adalah suatu pengujian di luar antarmuka pengguna dan menjadi intisari dari sistem, dengan seperti pengujian dapat diketahui secara cepat

Teori Khusus

Konsep Dasar IDE Arduino

Definisi Dasar IDE Arduino

Menurut Eka Mulyana dan Rindi Kharisman di dalam Citec Journal Vol. 1, No. 3 (2014:173),[13] Integrate Development Enviroment ( IDE) yaitu berupa software processing yang digunakan untuk menulis program kedalam Arduino Uno, merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java”. Software Arduino dapat di-install di berbagai sistem operasi seperti Linux, Mac OS, Windows.

Bagian - Bagian IDE Arduino

Menurut Eka Mulyana dan Rindi Kharisman di dalam Citec Journal Vol. 1, No. 3 (2014:173),[14] Integrate Development Enviroment ( IDE) Arduino Uno terdiri dari tiga bagian yaitu :

a. Editor Program

Untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing Listing program pada Arduino disebut Sketch.

b. Compiler

Modul yang berfungsi mengubah bahasa processing' (kode program) ke dalam kode biner, karena kode biner adalah bahasa satu-satunya bahasa program yang dipahami oleh mikrokontroler.

c. Uploader

Modul yang berfungsi memasukan kode biner kedalam memori Mikrokontroler

Gambar 2. 3 Tampilan Software Ide Arduino

Struktur perintah pada arduino secara garis besar terdiri dari dua bagian yaitu Void Seutp dan void Loop. Void Seutp berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali sejak arduino dihidupkan, Sedangkan void Loop Berisi perintah yang akan dieksekusi berulang ulang selama arduino dinyalakan.

Konsep Dasar Mikrokontroler

Definisi Mikrokontroller

Menurut Santoso dkk di dalam Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1 (2013:17),[15] Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan pemrograman Input-Output

Menurut Syahwil (2013:53),[16] Mikrokontroler adalah sebuah system computer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input-output. Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu system Komputer.

Mikrokontroler merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen –elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi –instruksi yang diberikan kepadanya.Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan

Karakteristik Mikrokontroller

Karakteristik mikrokontroler mempunyai beberapa komponen yaitu:

  1. CPU (Central Procesing Unit)

  2. RAM (Read Only Memory)

  3. I/O (Input/Output)

Adapun ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sistem komputer dasar. Beberapa mikrokontroler memiliki tambahan komponen lain, misalnya ADC (Analog Digital Converter), Timer/Counter, dan lain-lain.

Fitur-Fitur Mikrokontroler

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3)[17] ada beberapa fitur yang pada umumnya ada dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut :

a. RAM

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang artinya akan kehilangan semua data nya jika tidak mendapatkan catu daya.

b. ROM

ROM disebut sebgaia kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

c. Register

Register merupakan tempat penyimpanan nilai-nilai yangdigunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler

d. Special Function Register

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler dan register ini terletak di RAM.

e. Input dan Output Pin

Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.

f. Interrupt

Interrupt merupakan bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan intrupsi, sehingga ketak program sedang dijalankan, program tersebut dapat diinterupsikan terlebih dan menjalakan program interupsi terlebih dahulu.

Pemrograman C

Definisi Pemrograman C

Menurut Alfith di dalam Jurnal Momentum Vol. 17, No. 1 (2015)[18] “Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang di miliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak di antara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly”.

Sejarah Pemrograman C

Menurut Joni (2011:3),[19] Lahirnya bahasa pemograman diawali oleh terbentuknya bahasa assembly yang dikembangkan oleh IBM dalam tahun 1956-1963. Bahasa ini termasuk dalam bahasa tingkat rendah. Pada tahun 1957, sebuah tim yang dipimpin oleh John W. Backus berhasil mengembangkan sebuah bahasa poemograman baru yang lebih diarahkan untuk proses analisa numerik. Bahasa pemograman tersebut dinamai dengan bahasa FORTRAN (Formula Translation). Setahun kemudian, yaitu tahun 1958, para ilmuan komputer dari Eropa dan Amerika yang tergabung dalam sebuah komite menciptakan bahasa pemograman baru yang lebih bersifat struktual dan dinamakan dengan bahasa ALGOL (Algorithmic Languange). Kemudian pada tahun 1964, IBM kembali menciptakan bahasa pemograman baru dengan nama PL/I (Programming Languange 1) yang lebih ditujukan untuk keperluan bisnis dan penelitian.

Alasan Menggunakan Bahasa C

  1. Bahasa C tersedia hampir disemua jenis komputer.

  2. Kode bahasa C bersifat Portable dan bahas kompiler.

  3. Bahasa C hanya menyediakan sedikit Reserved Word. Keandalan C dicapai dengan fungsi-fungsi pustaka.

  4. Proses executable program dalam bahasa C lebih cepat.

  5. Dukungan pustaka yang banyak.

  6. C merupakan bahasa terstruktur.

  7. Selain bahasa tingkat tinggi, C juga dianggap sebagai bahasa tingkat menengah.

Elisitasi

Menurut Saputra (2012:51),[20] “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap I

  2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

  3. Tahap II

  4. Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.

  5. Tahap III

  6. Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:

    1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.

    2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.

    3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement didalam sistem.

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.

    2. Middle (M) : Mampu dikerjakan.

    3. Low (L) : Mudah dikerjakan.

  7. Final Draft Elisitasi

Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Requirement Elisitasi

Menurut Guritno (2011)[21] Requirement Elicitation adalah proses dalam menemukan atau mendapatkan kebutuhan sistem melalui komunikasi dengan customer, system users, dan pihak lain yang berhubungan pada sistem yamg akan dikembangkan. Requirement Elicitation didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan kebutuhan dan menjembatani perbedaan diantara kelompok-kelompok yang terlibat. Tujuannya menggambarkan dan menyaring kebutuhan untuk menemukan batasan kelompok-kelompok tersebut.

Literature review

Literature review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan / melengkapi penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi utnuk kedepannya. Penelitian ini yang saya tulis dengan judul “Rancang Bangun Alat Penghitung Kertas Untuk Peningkatan Produktifitas Dengan Menggunakan Arduino Uno Pada Departemen Produksi Pt Indah Kiat Pulp And Paper.Tbk “

Adapun literature review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut :

Dalam upaya pengembangan penelitain sebelumnya perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakuakn, meneruskan penelitain sebelumnya, serta mengetahui orang lain yang ahli dan area penelitiannya sama di bidang ini. Beberapa literature review tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Tinjauan studi dari penelitian Fina Supegina1 dan Dede Sukindar, 2014, Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, dalam Jurnal Teknik Elektro Vol.5/No.1

  2. [Fina Supegina1 dan Dede Sukindar 2014] dalam Teknik Elektro Journal Vol.5/No.1, berjudul PERANCANGAN ROBOT PENCAPIT UNTUK PENYOTIR BARANG BERDASARKAN WARNA LED RGB DENGAN DISPLAY LCD BERBASIS ARDUINO UNO. Pada rancangan penelitian ini dibuat sebuah robot yang dapat mengenali benda berdasarkan warna dan ditampilkan pada LCD dengan menggunakan mikrokontroler berbasis arduino uno. Robot akan mengelompokkan barang (box) yang sejenis secara otomatis. Robot ini mendekteksi 6 macam warna yaitu merah muda, hijau, biru, orange, hitam dan putih. Warna-warna tersebut dideteksi dengan menggunakan sensor warna yang memiliki output frekuensi, besar frekuensi yang dihasilkan tergantung dari panjang gelombang warna objek dan Intensitas cahayanya. Sedangkan sebagai pusat kendalinya menggunakan mikrokontroler berbasis arduino uno yang diprogram menggunakan bahasa C.Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Robot ini dapat berjalan dengan baik pada saat membaca warna box dan menempatkan box tersebut sesuai dengan tempatnya serta warna tersebut ditampilkan pada LCD dan manfaat penggunaan robot dalam penyortiran akan lebih efisien dan efektif

  3. Tinjauan studi dari penelitian Hermawati, Witarsa, M. Verdian, dan D.Yuniarti, Caroline, 2014, Universitas Sriwijaya, dalam Mikrotiga Journal Vol.1/No.2

  4. [Hermawati, Witarsa, M. Verdian, dan D.Yuniarti, Caroline2014] dalam Mikrotiga Journal Vol.1/No.2, berjudul PROTOTIPE PENYORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA, BENTUK DAN TINGGI BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) DENGAN PENGGERAK SISTEM PNEUMATIC. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan PLC untuk mengendalikan peralatan penyortir barang berdasarkan warna, bentuk dan tinggi benda dengan penggerak sistem pneumatic. Penggunaan penyortir barang ini banyak dipergunakan pada industri tetapi biasanya hanya salah satu saja yang dipergunakan sehingga untuk merancang sistem penyortir barang yang melakukan penyortiran berdasarkan warna, bentuk dan tinggi memiliki permasalahan tersendiri. Sensor warna yang dipergunakan untuk membaca RGB adalah sensor TCS 230. Sensor ini memiliki jarak dan nilai cahaya optimal untuk memaksimalkan pembacaan nilai RGB, yaitu jarak 2 cm dari sensor warna ke benda objek dan nilai lux sekitar 250 untuk mendapatkan hasil optimal. Sedangkan untuk mengukur bentuk serta tinggi menggunakan sensor photoelectric. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa pemantulan sinar pada sensor photoelectric tidak terpengaruh pada bentuk media pemantulan. Pada pengujian sistem pneumatic didapatkan hasil rata-rata waktu tempuh vacum pneumatic selama beroperasi, antara lain ;

    10,53 detik untuk barang berwarna biru, 14,28 detik untuk barang berwarna hijau, dan 17,04 detik untuk barang berwarna merah. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa vacum pneumatic baik digunakan untuk membantu para pekerja agar pekerjaan lebih praktis sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam memisahkan dan memindahkan barang.

  5. Tinjauan studi dari penelitian William Ramdhan dan Hizriani, 2017, Amik Royal Kisaran, dalam Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Vol.7/No.1

  6. [William Ramdhan dan Hizriani 2017] dalam Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Vol.7/No.1, berjudul PERANCANGAN ALAT PENYORTIR PERMEN BERDASARKAN PERBEDAAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR RGB LED BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO. Penelitian ini bertujuan untuk di rancang sebuah alat penyortir permen berdasarkan perbedaan warna, yang dapat memindahkan permen dari satu tempat ke tempat lain dengan warna yang telah disesuaikan dari rangkaian tersebut apabila permen yang berwarna di letakkan pada corong turun mengenai sensor TCS3200, maka secara otomatis akan memberikan tegangan input ke Arduino, sehingga Arduino akan bekerja dan membaca program yang tersimpan pada IC, yang sesuai dengan program kemudian Arduino akan memberikan output tegangan ke motor servo untuk menggerakan permen ,dan menjalankan program secara otomatis dimana servo akan memindahkan permen dari tempat sensor ke tempat warna yang sama yang telah di sediakan, dan akan berhenti secara otomatis ketika waktu yang ditetapkan di IC Arduino telah bekerja sesuai.Alat yang akan dibuat menggunakan Arduino Uno sebagai otak pengendalinya. Struktur serta antar muka Arduino yang sederhana memberikan kemudahaan pengguna dalam memahaminya,dan dalam kaitannya penyortir ini akan dibuat secara sistematis dan teliti dimana akan menyortir barang berupa permen berwarna yang pengendaliannya dan pendeteksian melalui sensor secara full automatic(otomatis).

  7. Tinjauan studi dari penelitian Mohammad Fauzin Amin, Sabriansyah Rizqika Akbar, dan Edita Rosana Widasari, 2017, Universitas Brawijaya, dalam Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan ilmu computer Internetworking Indonesia Vol.1/No.3

  8. [Mohammad Fauzin Amin, Sabriansyah Rizqika Akbar, dan Edita Rosana Widasari2017] dalam Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan ilmu computer Internetworking Indonesia Vol.1/No.3, berjudul Rancang Bangun Sistem Sortir Buah Apel Menggunakan Sensor Warna Dan Sensor Suhu. Penelitian ini membahas pengolahan hasil pertanian dan perkebunan juga ikut berkembang pesat. Salah satu tahap dalam proses pengolahan hasil pertanian dan perkebunan adalah pemilihan produk berdasarkan kualitasnya, misalnya tingkat kematangan buah. Proses pemilihan hasil pertanian dan perkebunan umumnya sangat bergantung pada presepsi manusia terhadap faktor komposisi warna yang dimiliki buah tersebut. Apel merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat, baik dari yang muda sampai yang tua. Apel juga mempunyai kandungan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, antara lain vitamin A, B1, dan C. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apel marupakan buah yang sangat disukai karena manfaatnya yang sangat berlimpah. Namun para penikmat apel sering dibingungkan dalam hal memilih apel yang mempunyai kematangan yang bagus. Kadang kala pengusaha apel masih menggunakan cara manual untuk membedakan kematangan apel tersebut, sedangkan cara yang dilakukan oleh tenega manusia seringkali tidak akurat dan berbeda-beda dalam penentuannya. Perbedaan tersebut diakibatkan karena bedanya presepsi pada setiap orang. Oleh karena itu dibangun sebuah alat yang dapat melakukan pemilihan buah apel berdasarkan kualitasnya, terutama warnanya secara otomatis. Sehingga dengan demikian akan mampu menghasilkan pengelompokkan buah apel yang lebih akurat, yang selanjutnya memudahkan proses pengemasan dan juga menghemat waktu, tenaga dan biaya. Rancang Bangun Alat ini memanfaatkan RGD LDR dan DHT11 sebagai sensor untuk membaca kematangan dari buah apel. RTC 1307 digunakan sebagai pengatur waktu pengiriman data dari sensor, arduino nano sebagai mikrokontrollernya dan NRF24L01 sebagai alat transmisi data antara dua node transmitter dan node receiver.

  9. Tinjauan studi dari penelitian Ferry Agusta Putra, Andi Dharmawan, Dan Triyogatama Wahyu Widodo, 2012, UGM Yogayakarta, dalam Indonesian Journal of Electronics and Instrumentations Systems (IJEIS) Vol.2/No.2

  10. [Ferry Agusta Putra, Andi Dharmawan, Dan Triyogatama Wahyu Widodo 2012] dalam Journal of Electronics and Instrumentations Systems (IJEIS) Vol.2/No.2, berjudul Implementasi DuinOS pada Purwarupa Sistem Penyortiran Barang Berbasis Arduino Uno. Penelitian ini membuat sebuah purwarupa sistem penyortiran barang berdasarkan ketinggian menggunakan RTOS. RTOS sendiri merupakan hasil pengembangan pada bidang IT yang kemudian bisa diadaptasikan untuk bidang otomatisasi, salah satunya digunakan untuk merancang sistem kontrol secara real time dan multitasking. Sistem ini menggunakan devolepment board Arduino Uno sebagai pusat pengendali. Sedangkan RTOS yang digunakan adalah DuinOS. Untuk mendeteksi ketinggian benda digunakan sensor SRF06 sedangkan untuk mengetahui keadaan suhu mesin konveyor digunakan sensor LM35. Antarmuka pada Personal Computer menggunakan Borland Delphi 7. Pada antar muka ini untuk mengendalikan motor dan pengaturan setpoint batas ketinggian benda yang akan disortir kemudian data disimpan pada sebuah file.Sistem yang telah dibuat mampu melakukan proses otomasi pendeteksian ketinggian barang dan dilanjutkan dengan proses penyortiran barang. Model barang terdapat 5 buah dengan variasi ketinggian yang berbeda-beda mulai dari 3 cm hingga 7 cm dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm. Antarmuka yang telah dibuat mampu melakukan pengaturan dan pemantauan sistem. Memori yang digunakan sistem sebesar 11.332 byte pada memori flash dan 1680 byte digunakan pada memori RAM. Tick time default sebesar 1 milidetik telah digunakan pada sistem dan sistem sudah bisa bekerja dengan baik.

  11. Tinjauan studi dari penelitian Mochamad Iqbal Ardimansyah,dan Dadan Nurdin Bagenda, 2014, STMIK LPKIA Bandung, dalam Jurnal Komputer Bisnis LPKIA Vol.5/No.2

  12. [Mochamad Iqbal Ardimansyah,dan Dadan Nurdin Bagenda, 2014] dalam Jurnal Komputer Bisnis LPKIA Vol.5/No.2, berjudul PROTOTIPE ALAT SORTIR BOLA BERDASARKAN PERBEDAAN WARNA MENGGUNAKAN LED RGB DAN LDR BERBASIS MIKROKONTROLER. Penelitian ini bertujuan untuk Pengelompokan atau sortir bola pada beberapa perusahaan industri bola plastik saat ini masih dilakukan secara manual oleh manusia, seperti yang kita ketahui manusia memiliki keterbatasan dalam berpikir, seringkali merasa bosan atau lalai untuk menjalankan aktivitas. Akibatnya waktu pengerjaan tugas menjadi lebih lama sehingga berdampak pada menurunya produktivitas perusahaan. Berdasarkan kondisi tersebut maka sebuah alat sortir yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengelompokan bola berdasarkan perbedaaan warna secara otomatis dan lebih cepat, sehingga diharapkan prototipe alat sortir ini dapat menjadi solusi yang akan membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Dari hal ini dibuat sebuah prototipe alat sortir bola berdasarkan perbedaan warna dirancang dengan mengggunakan Led RGB dan LDR sebagai sensor warna dan seluruh aktivitas sortir dikendalikan menggunakan Arduino dengan mikrokontroler ATmega328.

  13. Tinjauan studi dari penelitian Diah Puji Astuti, Tjut Awaliah Zuraiyah, dan Andi Chairunnas, 2013, Universitas Pakuan Bogor, dalam e-jurnal Vol.5/No.3

  14. [Diah Puji Astuti, Tjut Awaliah Zuraiyah, dan Andi Chairunnas 2013] dalam e-jurnal Vol.5/No.3, berjudul MODEL SISTEM OTOMATISASI SORTASI BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN TCS3200 BERBASIS ARDUINO UNO. Penelitian ini membahas perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang dalam dunia elektronika dimanfaatkan dalam pembuatan model sistem otomatisasi sortasi. Model sistem otomatisasi sortasi memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengelompokan berdasarkan perbedaaan ukuran dan warna secara otomatis dan lebih cepat. Diharapkan model sistem otomatisasi sortasi ini dapat menjadi solusi yang akan membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Model sistem otomatisasi sortasi dirancang dan dibangun dengan metode hardware programming. Alat ini menggunakan komponen sensor Ultrasonik dan TCS3200 sebagai inputan. Ultrasonik berfungsi sembagai sensor yang membedakan ukuran besar dan ukuran kecil, sedangkan TCS3200 berfungsi sebagai sensor warna untuk membedakan warna merah, hijau dan biru. Kontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATMega328. Komponen motor mikro servo dan LCD digunakan sebagai output. Motor mikro servo berfungsi sebagai penggerak lengan dan LCD berfungsi untuk menampilkan hasil pembacaan ukuran dan warna. Pada pengujian uji coba validasi dapat di hasilkan dengan nilai rata-rata keberhasilan yaitu 70% untuk balok merah besar, 90% untuk balok merah kecil, 80% untuk balok hijau besar, 70% untuk balok hijau kecil, 70% untuk balok biru besar dan 80% untuk balok biru kecil.

  15. Tinjauan studi dari penelitian Gita Tri Wardana, Dedy Eko Setiawan, Abdul Rahman, dan Nanda Prasetia, 2016, AMIK MDP Palembang, dalam JATISI Journal Vol.2/No.2

  16. [Gita Tri Wardana, Dedy Eko Setiawan, Abdul Rahman, dan Nanda Prasetia, 2016] dalam JATISI Journal Vol.2/No.2, berjudul Robot Lengan Pemindah Barang Berdasarkan Ukurannya Berbasis Mikrokontroler . Penelitian ini membahas proses pemindahan barang pada perusahaan masih banyak menggunakan tenaga manusia (manual). Proses ini sangatlah banyak membutuhkan tenaga dan waktu manusia serta biaya untuk tenaga kerja. Pada zaman sekarang teknologi robot yang berkembang diharapkan dapat bermanfaat untuk segala bidang salah satunya adalah bidang dunia industri agar dapat meringankan pekerjaan manusia dalam mengerjakan perkerjaannya di dunia industri dan dapat menghemat biaya dan tenaga.Robot lengan ini dapat digerakkan secara otomatis di dalam suatu ruangan terbatas dan dikontrol oleh mikrokontroller ATmega16. Sensor Photodioda yang digunakan untuk mengidentifikasi ukuran objek yang akan dikirimkan ke mikrokontroler ATmega16. Robot ini menggunakan lima buah motor servo sebagai penggerak lengan dan motor dc gearbox untuk menggerakkan conveyor.Hasil rancangan Robot Lengan ini dapat membantu mempermudah pekerjaan dalam dunia industri khususnya untuk pemilihan benda atau balok. Alat ini dirancang agar dapat mengelompokkan benda sesuai dengan ukurannya masing-masing.

  17. Tinjauan studi dari penelitian Herynata Sagita dan Boy Abidin Rozany, 2017, STMIK Banjarbaru, dalam JUTISI Journal Vol.6/No.1

  18. [Herynata Sagita dan Boy Abidin Rozany 2017] dalam JUTISI Journal Vol.6/No.1, berjudul MODEL SISTEM AUTOMASI SORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER. Penelitian ini bertujuan untuk membuat hampir semua peralatan rumah tangga maupun peralatan industri menggunakan sistem kendali elektronik. Penggunaan sistem kendali elektronik ini dinilai memberikan banyak keuntungan. Terdapat banyak jenis sistem kendali elektronik, misalnya sistem kendali berbasis mikrokontroler, sistem kendali dengan komputer, dan sistem kendali dengan PLC (Programmable Logic Control). Salah satu contoh pada proses produksi suatu industri banyak sekali digunakan sistem kendali PLC. Sistem kendali ini banyak digunakan karena dinilai memiliki kemudahan dalam hal pengoperasian. Selain itu, sistem kendali ini juga memiliki harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan sistem kendali yang lain.Pada penelitian ini sistem penyortiran barang yang digunakan menggunakan sensor warna yang berfungsi sebagai alat untuk memilih meletakkan barang sesuai dengan warna yang telah ditentukan di posisi warna tempat masing-masing.Berdasarkan perancangan, pengujian, dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal yaitu dari hasil pengujian terhadap PLC (Programmable Logic Control) mengguakan sensor warna, didapatkan bahwa sensor warna dengan jarak sensor pada objek dapat mempengaruhi nilainya yang didapat akan berbeda-beda, oleh karena itu tentukan jarak sensor terhadap objek.

  19. Tinjauan studi dari penelitian Aradea Putra Pangestu, Mohamad Ramdhani, dan Ramdhan Nugraha, 2016, Universitas Telkom Bandung, dalam e-Proceeding of Engineering Journal Vol.6/No.3

  20. [Aradea Putra Pangestu, Mohamad Ramdhani, dan Ramdhan Nugraha,2016] dalam e-Proceeding of Engineering Journal Vol.6/No.3, berjudul PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI LENGAN ROBOT PENYORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kebutuhan mesin dalam suatu industri meningkat tiap tahunnya seiring dengan meningkatnya kinerja industri di Indonesia. Untuk memenuhi agar tercapainya suatu industri yang berkompeten, maka dibutuhkann mesin- mesin yang dapat membantu menunjang kinerja proses produksi dalam industri tersebut.

    Beberapa industri memproduksi suatu produk dengan berbagai kemasan. Maka dari itu dibutuhkanlah suatu mesin yang dapat membantu proses pengklarifikasian produk tersebut berdasarkan kebutuhan, salah satunya yaitu pengklarifikasian produk berdasarkan warna. Pada tugas akhir ini purwarupa mesin penyortir barang akan dibuat untuk mengklaifikasikan barang berdasarkan warna. Tujuannya yaitu agar proses pemisahan barang dapat dilakukan secara akurat. Sebagai input dari alat ini digunakan kamera untuk mendeteksi posisi serta warna yang akan disortir. PC yang akan memproses warna dan koordinat. Arduino Mega 2560 sebagai main controller yang akan berperan sebagai pengontrol plant setelah menerima input dari data yang telah diproses oleh PC.Dari hasil tugas akhir didapatkan tingkat keakuratan pengambilan benda dipengaruhi oleh buffer yang diterima oleh Arduino Mega 2560 dari PC. Dengan buffer yang terus ada maka tingkat keakuratan akan menurun. Keakuratan dalam pendeteksian warna dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang ada pada ruangan tersebut sehingga beda intensitas cahaya, beda pula parameter HSV pada tiap warnanya, sehingga perlu dilakukan pengkalibrasian..

  21. Tinjauan studi dari penelitian Fina Supegina1 dan Dede Sukindar, 2014, Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, dalam Jurnal Teknik Elektro Vol.5/No.1

  22. [Fina Supegina1 dan Dede Sukindar 2014] dalam Teknik Elektro Journal Vol.5/No.1, berjudul PERANCANGAN ROBOT PENCAPIT UNTUK PENYOTIR BARANG BERDASARKAN WARNA LED RGB DENGAN DISPLAY LCD BERBASIS ARDUINO UNO. Pada rancangan penelitian ini dibuat sebuah robot yang dapat mengenali benda berdasarkan warna dan ditampilkan pada LCD dengan menggunakan mikrokontroler berbasis arduino uno. Robot akan mengelompokkan barang (box) yang sejenis secara otomatis. Robot ini mendekteksi 6 macam warna yaitu merah muda, hijau, biru, orange, hitam dan putih. Warna-warna tersebut dideteksi dengan menggunakan sensor warna yang memiliki output frekuensi, besar frekuensi yang dihasilkan tergantung dari panjang gelombang warna objek dan Intensitas cahayanya. Sedangkan sebagai pusat kendalinya menggunakan mikrokontroler berbasis arduino uno yang diprogram menggunakan bahasa C.Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Robot ini dapat berjalan dengan baik pada saat membaca warna box dan menempatkan box tersebut sesuai dengan tempatnya serta warna tersebut ditampilkan pada LCD dan manfaat penggunaan robot dalam penyortiran akan lebih efisien dan efektif

  23. Tinjauan studi dari penelitian Hermawati, Witarsa, M. Verdian, dan D.Yuniarti, Caroline, 2014, Universitas Sriwijaya, dalam Mikrotiga Journal Vol.1/No.2

  24. [Hermawati, Witarsa, M. Verdian, dan D.Yuniarti, Caroline2014] dalam Mikrotiga Journal Vol.1/No.2, berjudul PROTOTIPE PENYORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA, BENTUK DAN TINGGI BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) DENGAN PENGGERAK SISTEM PNEUMATIC. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan PLC untuk mengendalikan peralatan penyortir barang berdasarkan warna, bentuk dan tinggi benda dengan penggerak sistem pneumatic. Penggunaan penyortir barang ini banyak dipergunakan pada industri tetapi biasanya hanya salah satu saja yang dipergunakan sehingga untuk merancang sistem penyortir barang yang melakukan penyortiran berdasarkan warna, bentuk dan tinggi memiliki permasalahan tersendiri. Sensor warna yang dipergunakan untuk membaca RGB adalah sensor TCS 230. Sensor ini memiliki jarak dan nilai cahaya optimal untuk memaksimalkan pembacaan nilai RGB, yaitu jarak 2 cm dari sensor warna ke benda objek dan nilai lux sekitar 250 untuk mendapatkan hasil optimal. Sedangkan untuk mengukur bentuk serta tinggi menggunakan sensor photoelectric. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa pemantulan sinar pada sensor photoelectric tidak terpengaruh pada bentuk media pemantulan. Pada pengujian sistem pneumatic didapatkan hasil rata-rata waktu tempuh vacum pneumatic selama beroperasi, antara lain ;

    10,53 detik untuk barang berwarna biru, 14,28 detik untuk barang berwarna hijau, dan 17,04 detik untuk barang berwarna merah. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa vacum pneumatic baik digunakan untuk membantu para pekerja agar pekerjaan lebih praktis sehingga tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam memisahkan dan memindahkan barang.

  25. Tinjauan studi dari penelitian William Ramdhan dan Hizriani, 2017, Amik Royal Kisaran, dalam Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Vol.7/No.1

  26. [William Ramdhan dan Hizriani 2017] dalam Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Vol.7/No.1, berjudul PERANCANGAN ALAT PENYORTIR PERMEN BERDASARKAN PERBEDAAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR RGB LED BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO. Penelitian ini bertujuan untuk di rancang sebuah alat penyortir permen berdasarkan perbedaan warna, yang dapat memindahkan permen dari satu tempat ke tempat lain dengan warna yang telah disesuaikan dari rangkaian tersebut apabila permen yang berwarna di letakkan pada corong turun mengenai sensor TCS3200, maka secara otomatis akan memberikan tegangan input ke Arduino, sehingga Arduino akan bekerja dan membaca program yang tersimpan pada IC, yang sesuai dengan program kemudian Arduino akan memberikan output tegangan ke motor servo untuk menggerakan permen ,dan menjalankan program secara otomatis dimana servo akan memindahkan permen dari tempat sensor ke tempat warna yang sama yang telah di sediakan, dan akan berhenti secara otomatis ketika waktu yang ditetapkan di IC Arduino telah bekerja sesuai.Alat yang akan dibuat menggunakan Arduino Uno sebagai otak pengendalinya. Struktur serta antar muka Arduino yang sederhana memberikan kemudahaan pengguna dalam memahaminya,dan dalam kaitannya penyortir ini akan dibuat secara sistematis dan teliti dimana akan menyortir barang berupa permen berwarna yang pengendaliannya dan pendeteksian melalui sensor secara full automatic(otomatis).

  27. Tinjauan studi dari penelitian Mohammad Fauzin Amin, Sabriansyah Rizqika Akbar, dan Edita Rosana Widasari, 2017, Universitas Brawijaya, dalam Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan ilmu computer Internetworking Indonesia Vol.1/No.3

  28. [Mohammad Fauzin Amin, Sabriansyah Rizqika Akbar, dan Edita Rosana Widasari2017] dalam Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan ilmu computer Internetworking Indonesia Vol.1/No.3, berjudul Rancang Bangun Sistem Sortir Buah Apel Menggunakan Sensor Warna Dan Sensor Suhu. Penelitian ini membahas pengolahan hasil pertanian dan perkebunan juga ikut berkembang pesat. Salah satu tahap dalam proses pengolahan hasil pertanian dan perkebunan adalah pemilihan produk berdasarkan kualitasnya, misalnya tingkat kematangan buah. Proses pemilihan hasil pertanian dan perkebunan umumnya sangat bergantung pada presepsi manusia terhadap faktor komposisi warna yang dimiliki buah tersebut. Apel merupakan salah satu jenis buah yang sangat digemari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat, baik dari yang muda sampai yang tua. Apel juga mempunyai kandungan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, antara lain vitamin A, B1, dan C. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apel marupakan buah yang sangat disukai karena manfaatnya yang sangat berlimpah. Namun para penikmat apel sering dibingungkan dalam hal memilih apel yang mempunyai kematangan yang bagus. Kadang kala pengusaha apel masih menggunakan cara manual untuk membedakan kematangan apel tersebut, sedangkan cara yang dilakukan oleh tenega manusia seringkali tidak akurat dan berbeda-beda dalam penentuannya. Perbedaan tersebut diakibatkan karena bedanya presepsi pada setiap orang. Oleh karena itu dibangun sebuah alat yang dapat melakukan pemilihan buah apel berdasarkan kualitasnya, terutama warnanya secara otomatis. Sehingga dengan demikian akan mampu menghasilkan pengelompokkan buah apel yang lebih akurat, yang selanjutnya memudahkan proses pengemasan dan juga menghemat waktu, tenaga dan biaya. Rancang Bangun Alat ini memanfaatkan RGD LDR dan DHT11 sebagai sensor untuk membaca kematangan dari buah apel. RTC 1307 digunakan sebagai pengatur waktu pengiriman data dari sensor, arduino nano sebagai mikrokontrollernya dan NRF24L01 sebagai alat transmisi data antara dua node transmitter dan node receiver.

  29. Tinjauan studi dari penelitian Ferry Agusta Putra, Andi Dharmawan, Dan Triyogatama Wahyu Widodo, 2012, UGM Yogayakarta, dalam Indonesian Journal of Electronics and Instrumentations Systems (IJEIS) Vol.2/No.2

  30. [Ferry Agusta Putra, Andi Dharmawan, Dan Triyogatama Wahyu Widodo 2012] dalam Journal of Electronics and Instrumentations Systems (IJEIS) Vol.2/No.2, berjudul Implementasi DuinOS pada Purwarupa Sistem Penyortiran Barang Berbasis Arduino Uno. Penelitian ini membuat sebuah purwarupa sistem penyortiran barang berdasarkan ketinggian menggunakan RTOS. RTOS sendiri merupakan hasil pengembangan pada bidang IT yang kemudian bisa diadaptasikan untuk bidang otomatisasi, salah satunya digunakan untuk merancang sistem kontrol secara real time dan multitasking. Sistem ini menggunakan devolepment board Arduino Uno sebagai pusat pengendali. Sedangkan RTOS yang digunakan adalah DuinOS. Untuk mendeteksi ketinggian benda digunakan sensor SRF06 sedangkan untuk mengetahui keadaan suhu mesin konveyor digunakan sensor LM35. Antarmuka pada Personal Computer menggunakan Borland Delphi 7. Pada antar muka ini untuk mengendalikan motor dan pengaturan setpoint batas ketinggian benda yang akan disortir kemudian data disimpan pada sebuah file.Sistem yang telah dibuat mampu melakukan proses otomasi pendeteksian ketinggian barang dan dilanjutkan dengan proses penyortiran barang. Model barang terdapat 5 buah dengan variasi ketinggian yang berbeda-beda mulai dari 3 cm hingga 7 cm dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm. Antarmuka yang telah dibuat mampu melakukan pengaturan dan pemantauan sistem. Memori yang digunakan sistem sebesar 11.332 byte pada memori flash dan 1680 byte digunakan pada memori RAM. Tick time default sebesar 1 milidetik telah digunakan pada sistem dan sistem sudah bisa bekerja dengan baik.

  31. Tinjauan studi dari penelitian Mochamad Iqbal Ardimansyah,dan Dadan Nurdin Bagenda, 2014, STMIK LPKIA Bandung, dalam Jurnal Komputer Bisnis LPKIA Vol.5/No.2

  32. [Mochamad Iqbal Ardimansyah,dan Dadan Nurdin Bagenda, 2014] dalam Jurnal Komputer Bisnis LPKIA Vol.5/No.2, berjudul PROTOTIPE ALAT SORTIR BOLA BERDASARKAN PERBEDAAN WARNA MENGGUNAKAN LED RGB DAN LDR BERBASIS MIKROKONTROLER. Penelitian ini bertujuan untuk Pengelompokan atau sortir bola pada beberapa perusahaan industri bola plastik saat ini masih dilakukan secara manual oleh manusia, seperti yang kita ketahui manusia memiliki keterbatasan dalam berpikir, seringkali merasa bosan atau lalai untuk menjalankan aktivitas. Akibatnya waktu pengerjaan tugas menjadi lebih lama sehingga berdampak pada menurunya produktivitas perusahaan. Berdasarkan kondisi tersebut maka sebuah alat sortir yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengelompokan bola berdasarkan perbedaaan warna secara otomatis dan lebih cepat, sehingga diharapkan prototipe alat sortir ini dapat menjadi solusi yang akan membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Dari hal ini dibuat sebuah prototipe alat sortir bola berdasarkan perbedaan warna dirancang dengan mengggunakan Led RGB dan LDR sebagai sensor warna dan seluruh aktivitas sortir dikendalikan menggunakan Arduino dengan mikrokontroler ATmega328.

  33. Tinjauan studi dari penelitian Diah Puji Astuti, Tjut Awaliah Zuraiyah, dan Andi Chairunnas, 2013, Universitas Pakuan Bogor, dalam e-jurnal Vol.5/No.3

  34. [Diah Puji Astuti, Tjut Awaliah Zuraiyah, dan Andi Chairunnas 2013] dalam e-jurnal Vol.5/No.3, berjudul MODEL SISTEM OTOMATISASI SORTASI BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN TCS3200 BERBASIS ARDUINO UNO. Penelitian ini membahas perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang dalam dunia elektronika dimanfaatkan dalam pembuatan model sistem otomatisasi sortasi. Model sistem otomatisasi sortasi memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengelompokan berdasarkan perbedaaan ukuran dan warna secara otomatis dan lebih cepat. Diharapkan model sistem otomatisasi sortasi ini dapat menjadi solusi yang akan membantu meningkatkan produktivitas perusahaan. Model sistem otomatisasi sortasi dirancang dan dibangun dengan metode hardware programming. Alat ini menggunakan komponen sensor Ultrasonik dan TCS3200 sebagai inputan. Ultrasonik berfungsi sembagai sensor yang membedakan ukuran besar dan ukuran kecil, sedangkan TCS3200 berfungsi sebagai sensor warna untuk membedakan warna merah, hijau dan biru. Kontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATMega328. Komponen motor mikro servo dan LCD digunakan sebagai output. Motor mikro servo berfungsi sebagai penggerak lengan dan LCD berfungsi untuk menampilkan hasil pembacaan ukuran dan warna. Pada pengujian uji coba validasi dapat di hasilkan dengan nilai rata-rata keberhasilan yaitu 70% untuk balok merah besar, 90% untuk balok merah kecil, 80% untuk balok hijau besar, 70% untuk balok hijau kecil, 70% untuk balok biru besar dan 80% untuk balok biru kecil.

  35. Tinjauan studi dari penelitian Gita Tri Wardana, Dedy Eko Setiawan, Abdul Rahman, dan Nanda Prasetia, 2016, AMIK MDP Palembang, dalam JATISI Journal Vol.2/No.2

  36. [Gita Tri Wardana, Dedy Eko Setiawan, Abdul Rahman, dan Nanda Prasetia, 2016] dalam JATISI Journal Vol.2/No.2, berjudul Robot Lengan Pemindah Barang Berdasarkan Ukurannya Berbasis Mikrokontroler . Penelitian ini membahas proses pemindahan barang pada perusahaan masih banyak menggunakan tenaga manusia (manual). Proses ini sangatlah banyak membutuhkan tenaga dan waktu manusia serta biaya untuk tenaga kerja. Pada zaman sekarang teknologi robot yang berkembang diharapkan dapat bermanfaat untuk segala bidang salah satunya adalah bidang dunia industri agar dapat meringankan pekerjaan manusia dalam mengerjakan perkerjaannya di dunia industri dan dapat menghemat biaya dan tenaga.Robot lengan ini dapat digerakkan secara otomatis di dalam suatu ruangan terbatas dan dikontrol oleh mikrokontroller ATmega16. Sensor Photodioda yang digunakan untuk mengidentifikasi ukuran objek yang akan dikirimkan ke mikrokontroler ATmega16. Robot ini menggunakan lima buah motor servo sebagai penggerak lengan dan motor dc gearbox untuk menggerakkan conveyor.Hasil rancangan Robot Lengan ini dapat membantu mempermudah pekerjaan dalam dunia industri khususnya untuk pemilihan benda atau balok. Alat ini dirancang agar dapat mengelompokkan benda sesuai dengan ukurannya masing-masing.

  37. Tinjauan studi dari penelitian Herynata Sagita dan Boy Abidin Rozany, 2017, STMIK Banjarbaru, dalam JUTISI Journal Vol.6/No.1

  38. [Herynata Sagita dan Boy Abidin Rozany 2017] dalam JUTISI Journal Vol.6/No.1, berjudul MODEL SISTEM AUTOMASI SORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER. Penelitian ini bertujuan untuk membuat hampir semua peralatan rumah tangga maupun peralatan industri menggunakan sistem kendali elektronik. Penggunaan sistem kendali elektronik ini dinilai memberikan banyak keuntungan. Terdapat banyak jenis sistem kendali elektronik, misalnya sistem kendali berbasis mikrokontroler, sistem kendali dengan komputer, dan sistem kendali dengan PLC (Programmable Logic Control). Salah satu contoh pada proses produksi suatu industri banyak sekali digunakan sistem kendali PLC. Sistem kendali ini banyak digunakan karena dinilai memiliki kemudahan dalam hal pengoperasian. Selain itu, sistem kendali ini juga memiliki harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan sistem kendali yang lain.Pada penelitian ini sistem penyortiran barang yang digunakan menggunakan sensor warna yang berfungsi sebagai alat untuk memilih meletakkan barang sesuai dengan warna yang telah ditentukan di posisi warna tempat masing-masing.Berdasarkan perancangan, pengujian, dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal yaitu dari hasil pengujian terhadap PLC (Programmable Logic Control) mengguakan sensor warna, didapatkan bahwa sensor warna dengan jarak sensor pada objek dapat mempengaruhi nilainya yang didapat akan berbeda-beda, oleh karena itu tentukan jarak sensor terhadap objek.

  39. Tinjauan studi dari penelitian Aradea Putra Pangestu, Mohamad Ramdhani, dan Ramdhan Nugraha, 2016, Universitas Telkom Bandung, dalam e-Proceeding of Engineering Journal Vol.6/No.3

  40. [Aradea Putra Pangestu, Mohamad Ramdhani, dan Ramdhan Nugraha,2016] dalam e-Proceeding of Engineering Journal Vol.6/No.3, berjudul PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI LENGAN ROBOT PENYORTIR BARANG BERDASARKAN WARNA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kebutuhan mesin dalam suatu industri meningkat tiap tahunnya seiring dengan meningkatnya kinerja industri di Indonesia. Untuk memenuhi agar tercapainya suatu industri yang berkompeten, maka dibutuhkann mesin- mesin yang dapat membantu menunjang kinerja proses produksi dalam industri tersebut.

    Beberapa industri memproduksi suatu produk dengan berbagai kemasan. Maka dari itu dibutuhkanlah suatu mesin yang dapat membantu proses pengklarifikasian produk tersebut berdasarkan kebutuhan, salah satunya yaitu pengklarifikasian produk berdasarkan warna. Pada tugas akhir ini purwarupa mesin penyortir barang akan dibuat untuk mengklaifikasikan barang berdasarkan warna. Tujuannya yaitu agar proses pemisahan barang dapat dilakukan secara akurat. Sebagai input dari alat ini digunakan kamera untuk mendeteksi posisi serta warna yang akan disortir. PC yang akan memproses warna dan koordinat. Arduino Mega 2560 sebagai main controller yang akan berperan sebagai pengontrol plant setelah menerima input dari data yang telah diproses oleh PC.Dari hasil tugas akhir didapatkan tingkat keakuratan pengambilan benda dipengaruhi oleh buffer yang diterima oleh Arduino Mega 2560 dari PC. Dengan buffer yang terus ada maka tingkat keakuratan akan menurun. Keakuratan dalam pendeteksian warna dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang ada pada ruangan tersebut sehingga beda intensitas cahaya, beda pula parameter HSV pada tiap warnanya, sehingga perlu dilakukan pengkalibrasian.

BAB III

PEMBAHASAN DAN PERANCANGAN

Analisa Organisasi

Gambaran Umum

PT. J&T Express merupakan perusahaan layanan pengiriman ekspres berdasarkan pengembangan dari Sistem IT. Kami melayani pengiriman ke seluruh pedalaman kota, domestik dan internasional termasuk bisnis e-commerce. Menyediakan layanan pengambilan barang dan mengantar dengan cepat ke konsumen, pada waktu yang bersamaan kami juga mendukung perkembangan bisnis e-commerce.

Sejarah Singkat

Di Titik mulai, kami fokus di pasar Indonesia dan secara bertahap akan berkembang di negara Asia Tenggara. J&T Ekspres mengoptimalkan rute dan menekan biaya transportasi untuk menyediakan efisiensi, waktu dan keamanan servis untuk para konsumen, Jaringan yang luas dari J&T untuk melayanin seluruh Indonesia. Pendiri J&T Ekspres merupakan mantan-CEO OPPO Indonesia bernama Mr.Jet Lee dan Pendiri OPPO Internasional yang bernama Mr. Tony Chen. J&T Ekspres berkomitmen untuk terus berinovasi terhadap kebutuhan pelanggan. Terus menerus menciptakan Standar Operasi. Kami optimis bahwa rute dan meminimalkan biaya transportasi untuk menyediakan kebutuhan pelanggan agar lebih efisien, waktu dan keamanan pelayanan pengiriman ekspres. J&T is an express company based on the development of the IT System.

Visi , Misi dan Tujuan

Visi

Memajukan dan mengembangkan perusahaan jasa titipan/cargo dengan managemen resiko yang handal, terkemuka dan dipercaya oleh masyarakat di seluruh Indonesia, serta mensejahterakan masyarakat kurang mampu.

Misi

  1. Menyediakan produk jasa angkutan/titipan ke seluruh pelosok Indonesia dengan mengutamakan kepuasaan customer.

  2. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi komunitas perusahaan untuk berkonstribusi secara maksimal demi pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan.

  3. Menjalankan bisnis cargo atau jasa titipan dan managemen resiko secara etikal untuk meningkatan nilai pemegang saham secara maksimal.

  4. Berperan serta dalam usaha pengembangan ekonomi nasional.

  5. Berusaha dan bekerja dengan semangat, bertumbuh kembang bersama pelanggan dan peningkatan modal untuk kepentingan pemegang saham.

  6. Turut serta membantu pemerintah dalam mengurangi kemiskinan dengan memberi santunan kepada anak yatim piatu dan kaum dhuafa.

  7. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat luas, terutama masyarakat menengah kebawah dengan penghasilan maksimal sesuai kebutuhan pemerintah.

  8. Membantu pemerintah dalam peningkatan ekonomi rakyat dengan pendistribusian barang-barang kebutuhan rakyat sampai ke pelosok tanah air dengan harga yang terjangkau.

Tujuan

  1. Melayani pelanggan secara terpadu, cepat dan aman sampai tujuan.

  2. Kepuasan pelanggan adalah harapan dan keluhan pelanggan adalah motivasi untuk memperbaiki diri.

Analisa System

Penjelasan Sistem yang Sedang Berjalan

Pada saat ini sistem pensotiran barang paket yang ada di PT. J&T Express bagian pengiriman masih bersifat konfensional ( mengunakan tenaga karyawan untuk memisahkan), yang diberikan kepada petugas kasir kepada petugas pengiriman yang memungkinkan petugas pengiriman melakukan pensotiran paket tersebut secara manual. ,sehingga sering mengakibatkan salah kirim ke lokasi yang di tuju. Seperti kabupaten, maupun ke kota, yang mengakibatkan mutu pelayanan terhadap customer menurun.

Permasalahan Yang Dihadapi

Setelah dilakukan penelitian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa permasalahan yang sedang di hadapi saat ini, antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Sistem mensortir paket di ruangan pengiriman yang sedang berjalan di PT. J&T Express saat ini masih bersifat konfensional.

  2. Sistem mensortir paket yang berjalan saat ini masih kurang efisien, karena masih memungkinkan terjadinya tindakan kesalahan pengiriman ke lokasi yang mengakibatkan keterlambatan pake ke customer.

Pemecahan Masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan, maka penulis mengusulkan sebuah Alat sistem mensortir paket di ruangan pengiriman di PT. J&T Express dengan menggunakan arduino untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sistem mensortir paket menggunakan arduino dapat memilah jenis warna yang menandakan lokasi derah yang akan di kirim, sehingga tindakan kesalahan kiriman lokasi dapat di minimalisasi dan kinerja dari petugas pengiriman lebih efisien.

Rancangan Sistem Yang di Usulkan

Menerapkan suatu alat yang dibangun dengan sebuah rangkaian dengan sistem aplikasi memang suatu hal yang lumrah di zaman sekarang ini, dunia pendidikan dan dunia industri sangat menyadari peningkatan efisiensi itu sendiri. Pada bidang pengiriman di PT. J&T Express membutuhkan suatu alat yang efisien di bidang mensortir paket , sehingga dapat membantu kinerja yang berjalan secara maksimal, yaitu dengan membuat sistem mensortir paket di ruangan pengiriaman menggunakan arduino. Karena dapat mensortir paket secara otomatis. Maka itu saya selaku peneliti mengusulkan sebuah rancangan alat bernama penyortir barang berdasarkan daerah menggunakan arduino di PT. J&T Express .

Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Fungsional

  2. a. Membuat alat yang dapat mendeteksi suatu warna

    b. Membuat alat yang dapat menjalankan suatu mekenisme konveyor untuk melakukan penyortiran suatu barang berdasarkan daerah.

  3. Operasional

  4. a. Mempercepat waktu Pengiriman untuk proses sortir.

    b. Mengurangi jumlah Customer Complain terkait paket yang tidak terkirim atau salah daerah.

    c. Meningkatkan aktivitas perusahaan dibagian departemen pengiriman dan packing secara efektif.

    d. Mengurangi tingkat kesalahan pengiriman paket sesuai wilayahnya.

Langkah-langkah Perancangan

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain :

  1. Metode Analisa

  2. Dalam perancangan ini melakukan analisa sustu sistem yang sudah ada. Bagaimana sistem itu berjalan dan apakah kekurangan dari sistem tersebut.

  3. Metode perancangan

  4. Dalam metode perancangan ini kita dapat mengetahui bagaimana sistem itu dibuat atau dirancang dan alat apa saja yang dibutuhkan. Melalui tahapan pembuatan flowchart dari sistem yang akan dibuat dan pembuatan desain aplikasi pengontrolan berupa perancangan perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (hardware).

  5. Metode prototipe

  6. Metode prototipe yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penulis melakukan pengembangan terhadap arduino agar dapat menerima data dari aplikasi yang terdapat di smartphone.

  7. Metode Testing

  8. Pada metode pengujian ini yang dipakai adalah metode testing blackbox, yang nanti akan dibahas pada BAB IV



Diagram Blok

Gambar 3.1 Blok Diagram

Keterangan dan penjelasan diagram blok di atas adalah sebagai berikut :

  1. Adaptor 5 Volt memberikan tegangan 5 Volt untuk arduino dan nantinya untuk komponen – komponen lainnya mengambil tegangan dari arduino UNO.

  2. Sensor Warna memberikan input data pada Arduino untuk selanjutnya di proses oleh arduino sebagai acuan output apa yang akan di kerjakan oleh Arduino UNO.

  3. Arduino berfungsi sebagai pemroses pada keseluruhan sistem, mengolah input dari sensor warna dan menjadikan acuan untuk memberikan output untuk driver motor untuk mengendalikan mekanisme konveyor.

  4. Driver Motor berfungsi untuk mengendalikan kedua motor Dc gearbox secara langsung, berdasarkan output digital yang diberikan dari Arduino UNO

  5. Motor Dc Gear Box berfungsi sebagai mesin penggerak dari konveyor yang dikendalikan oleh driver motor.

  6. Sistem konveyor bergerak untuk memindahkan barang dan memisahkan sesuai ketentuan yang terdapat pada program Arduino UNO, dan di gerakkan oleh motor Dc gearbox.

Cara Kerja Alat

Pemilah barang ini yang dirancang nantinya memiliki cara kerja alat sebagai berikut :

  1. Alat dipastikan terhubung dengan power supply 5 Volt, untuk mengaktifkan komponen mikrokontroller Arduino UNO, sensor warna, dan driver motor.

  2. Sensor warna akan mendeteksi warna yang telah ditentukan sebanyak 2 jenis warna sebagai acuan paket kiriman berdasarkan wilayah.

  3. apabila arduino menerima data dari sensor yang mendeteksi warna biru dan merah, maka arduino akan memberikan output untuk mengendalikan driver motor dc sebagai mesin penggerak sistem konveyor

Pembuatan Alat

Perancangan yang dimaksudkan pada perangkat ini meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Secara umum pada perancangan perangkat ini seperti yang ditunjukkan diagram blok pada gambar 3.1. perangkat yang dirancang akan membentuk suatu “Prototipe penyortir barang berdasarkan daerah menggunakan arduino pada PT. J&T Express”.

Perancangan perangkat secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan perangkat, adapun deskripsi alat dan bahan sebagai berikut :

A. Alat yang digunakan meliputi :

  1. Personal computer (PC) atau laptop

  2. Software Arduino 1.0

  3. Kabel USB micro

  4. Tang potong

Bahan – bahan yang digunakan :

  1. Arduino UNO

  2. Modul Driver Motor L9110

  3. Sensor Warna

  4. Catu daya 5 Volt

Perancangan perangkat keras (hardware)

  1. Rangkaian Catu Daya 5V DC

  2. Agar alat yang di rancang dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Perangkat ini menggunakan catu daya yang merubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Rangkaian catu daya yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220V AC. Tegangan tersebut kemudian diturunkan menjadi 7,5 AC melalui trafo penurun tegangan (step down).

    Tegangan 7,5 AC tersebut kemudian diserahkan menjadi tegangan DC oleh dioda bridge. Keluaran dari diode bridge ini kemudian masuk ke kapasitor yang bertujuan untuk mengurangi noise pada tegangan DC. Agar output 7,5 V DC menjadi 5V DC maka tegangan 7,5V DC dihubungkan ke rangkaian regulator LM7805.

    pada rangkaian catu daya ini akan digunakan untuk memberikan tegangan kerja pada Arduino sebesar 5V DC.

    Gambar 3.2. Rangkaian Catu Daya
  3. Rangkaian Catu daya 3V DC

  4. Rangkaian catu daya 3 Volt DC dibutuhkan untuk modul bluetooth HC-05 karena hanya membutuhkan 3 Volt, sumber catu daya 3 Volt berasal dari catu daya 5 Volt yang akan di konversi menjadi 3 Volt menggunakan IC Regulator AMS 1117 3V, rangkaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

  5. Rangkaian Keseluruhan

Rangkaian keseluruhan dari sistem ini merupakan penggabungan dari beberapa rangkaian seperti rangkaian Modul OLED Display dengan komunikasi I2C, Modul Bluetooth HC-05 dengan komunikasi serial untuk komunikasi antara arduino pro micro dan smartphone, dan sebagai tambahan IC converter 5 volt ke 3 volt. Tegangan 3 volt digunakan modul bluetooth HC-05.

Tabel Konfigurasi Pin Sistem keseluruhan

Perancangan Perangkat Lunak (Software)

  1. Arduino IDE

Untuk Memprogram Mikrokontroller Arduino Pro Micro dibutuhkan software Arduino IDE (Integrated Development Environment) karena software ini mudah dalam membuat fungsi-fungsi logika dasar mikrokontroller dan sangat mudah di mengerti karena menggunakan bahasa C, selain Software Arduino IDE untuk memasukkan program kedalam sebuah mikrokontroler Arduino Pro micro, dibutuhkan Driver USB, dan IDE Arduino 1.0.5

Flowchart

Gambar 3.3 Flowchart Sistem

Permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah

Permasalahan yang dihadapi

Bagi sebuah perusahaan, pemilihan suatu barang berdasarkan lokasi. Membutuhkan sumber daya manusia dan waktu yang tidak sedikit.

Setelah mengamati dan meneliti dari permasalahan yang ada, terdapat beberapa permasalahn yang dihadapi, antara lain :

  1. Sistem mampu mendeteksi warna yang terdapat pada suatu barang .

  2. Sistem mampu memproses data warna yang diterima dari sensor ,sehingga dapat di bedakan.

  3. sistem dapat menggerakkan motor dc gearbox sebagai mesin penggerak konveyor berdasarkan warna yang terdeteksi .

Alternatif pemecahan masalah

Setelah mengamati dan meneliti dari permasalahan yang terjadi, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari permasalahan yang dihadapi, antara lain :

  1. Merancang sistem yang mampu mendeteksi warna yang terdapat pada suatu barang

  2. Merancang program yang mampu memproses data warna yang diterima dari sensor

  3. Merancang sistem yang dapat menggerakkan motor dc gearbox sebagai mesin penggerak konveyor berdasarkan warna yang terdeteksi

User Requirement

Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I disusun berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder mengenai seluruh rancangan sistem Perangkat pemberitahuan suatu smartphone. Berikut tabel Elisitasi Tahap I:

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap I

Elisitasi Tahap II

Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI. Berdasarkan Tabel 3.4. terdapat 2 functional dan 1 nonfunctional optionnya Inessential (I) dan harus dieliminasi. Semua requirement tersebut merupakan bagian dari sistem yang dibahas, namun sifatnya tidak terlalu penting karena walaupun ke-3 requirement tersebut tidak dipenuhi, sistem pengontrolan dapat running tanpa error.

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka semua requirement di atas diberi opsi I (Inessential) dan yang dapat terlihat pada tabel elisitasi berikut ini :

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap II

Keterangan :

M = Mandatory

D = Desirable

I = Inessential

Elisitasi Tahap III

Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan opsi HML. Berikut tabel elisitasi tahap III tersebut:

Tabel 3.5. Elisitasi Tahap III

Keterangan :

T : Technical L : Low

O : Operational M : Middle

E : Economic H : High

Final Elisitasi

Final elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem Perangkat Notifikasi Smartphone berbasis Arduino pro Micro. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas, dihasilkanlah 11 fucntional dan 1 nonfucntional final elisitasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam membuat suatu sistem pengontrolannya.

Berikut tabel final elisitasi tersebut:

Tabel 3.6. Final Elisitasi

BAB IV

HASIL DAN UJI COBA


Prosedur Sistem Usulan

Sistem penggerak ini mampu memisahkan suatu barang dengan indikator warna yang akan mentukan lokasi atau wilayah mana barang tersebut akan dikirim. Alat ini bekerja berdasarkan data pada pada program arduino yang mampu memproses data sensor warna dan menjadikan trigger dari motor DC gearbox.

  1. Jika rangkaian arduino diberi catu daya yaitu 5 volt untuk Driver Motor dan Sensor Warna, maka indicator lampu LED akan menyala di setiap komponen.

  2. Alat akan bekerja jika seluruh komponen lampu indikator nya menyala.

  3. Sensor Warna akan menyala LED nya sebagai tanda siap untuk mendeteksi warna, jika di dekatkan sebuah objek maka sensor akan menjadikan sebuah data untuk di proses di arduino.

  4. Arduino akan memberikan output untuk motor DC gearbox 1 untuk menjalankan konveyor saat pembacaan sensor warna telah selesai dilakukan.

  5. Motor DC Gearbox 2 akan bergerak ke kanan atau ke kiri sesuai dengan warna objek yang terbaca oleh sensor.

Flowchat Program yang Diusulkan

Adapun Flowchart program yang diusulkan bisa dilihat gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 flowchart sistem

Berdasarkan flowchart pada gambar 4.1, saat system dijalankan, sensor warna akan siap untuk mendeteksi warna apa yang berada di depan sensor, setelah itu program arduino akan memproses warna merah dan biru, warna tersebut di jadikan acuan akan di pindahkan kemana objek atau barang tersebut.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Hardware

Adapun spesifikasi hardware yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Laptop atau PC

    • Processor : Pentium 4

    • Monitor : LCD 14”

    • RAM : 2 GB

    • HD : 100 GB

    Dalam pembuatan program arduino menggunakan software Arduino IDE.

  2. Sensor pendeteksi warna

  3. Digunakannya modul sensor pendeteksi warna kanre di rasa cukup baik untuk mendeteksi warna yang dibutuhkan dari system ini secara keseluruhan.

  4. Modul Driver Motor

  5. Modul driver motor merupakan modul elektronik yang berguna mengendalikan motor DC, baik dari keceoatan mauoun arah dari motor DC yang terpasang pada driver motor.

  6. Arduino UNO

  7. Mikrokontroller yang digunakan adalah ATMega328 yang sudah tertanam pada modul Arduino UNO, digunakanya arduino UNO karena memiliki kemudahan membuat sebuah system dan memiliki ukuran memori sebesar 32 KB.

  8. Kabel USB

  9. Motor DC Gearbox

  10. Catu Daya

Aplikasi yang Digunakan

Adapun aplikasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Software Arduino IDE

  2. Untuk membuat program yang akan di upload ke arduino dibutuhkan software editor yang bernama arduino IDE

  3. Ms. Office 2007

  4. Untuk membuat semua laporan skripsi atau mengetik dibutuhkan aplikasi office untuk melakukan hal tersebut, untuk itu digunakan Microsoft Office 2007 sebagai aplikasi office.

  5. Paint

  6. Aplikasi Paint dalam perancangan dibutuhkan untuk membuat gambar dari diagram blok dari perangkat notifikasi ini sebagai gambaran sederhana proses input atau output dari tiap-tiap rangkaian.

  7. Fritzing

Software fritzing dibutuhkan dalam membuat gambar rangkaian dari perangkat notifikasi yang akan dimuat.

Testing atau pengujian

Setelah melakukan berbagai tahapan perancangan dan pemasangan komponen, selanjutnya adalah melakukan serangkaian uji coba pada masing – masing blok rangkaian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Adapun pembahasan hasil uji coba agar lebih jelas dan dapat dipahami mengenai beberapa ragkaian sistem yang dipakai, dapat dilihat pada sub bab berikut.

Metode Black Box

Tabel 4.1. Pengujian Blackbox pada Sensor Warna, dan Driver Motor.

Implementasi

Schedule

Tahap implementasi penelitian ini berlangsung selama 10 minggu kepada stakeholder yang bekerja sebagai staff J&N, di mulai dari minggu terakhir bulan oktober tepatnya pada tanggal 28 oktober 2017 sampai minggu pertama dari bulan januari 2017 pada tanggal 5.

  1. Observasi

  2. Melakukan pengamatan dan pemahaman yang didapat di lapangan untuk mengetahui proses pengerjaan dan memperoleh data dan informasi tentang jenis bahan atau peralatan apa saja yang dibutuhkan, dilakukan 1 minggu.

  3. Mengumpulkan data

  4. Proses pengumpulan data dilakukan untuk mencari sumber dan mengetahui beberapa teori yang digunakan dalam pembuatan sistem dilakukan selama 1 minggu .

  5. Perancangan sistem

  6. Dalam perancangan sistem ini terbagi menjadi dua, perancangan hardware dan software merupakan proses yang dilakukan agar dapat menghasilkan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh user. Perancangan sistem dilakukan selama 5 minggu.

  7. Pengujian sistem

  8. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada, dan untuk memastikan pemasangan hardware dan Software. Pengetesan dilakukan selama 1 minggu

  9. Evaluasi sistem

  10. Untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan dari program yang dibuat maka perlu dilakukan evaluasi program, kegiatan ini dilakukan selama 1 minggu.

  11. Implementasi sistem

  12. Setelah diketahui kelayakan dari program yang dibuat, maka akan dilakukan implementasi program. Dan implementasi program dilakukan selama 2 minggu bersamaan dengan training user.

  13. Dokumentasi Program

  14. Sistem yang dibuat didokumentasikan selama penelitian dan perancangan berlangsung.

Tabel 4.3. Tabel Rencana Implementasi Program

Setelah melakukan uji coba alat, selanjutnya implementasi alat. Kebutuhan aplikasi dan prototype untuk sistem yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut:

  1. Kebutuhan Hardware

  • Arduino UNO : sebagai media pengolah data yang dikirimkan dari sensor untuk acuan mengendalikan motor Dc gearbox.

  • Sensor Warna : dibutuhkan sebagai komponen untuk mendeteksi warna yang di miliki dari sebuah objek.

  • Driver Motor : dibutuhkan sebagai komponen perantara dari arduino yang bertujuan untuk mengendalikan arah putaran motor Dc gearbox.

  • Catu daya : untuk memberikan tegangan yang dibutuhkan oleh perangkat berbasis arduino.

Estimasi Biaya

Adapun Estimasi biaya sistem keseluruhan yang dibuat dan yang dibutuhkan.

Tabel 4.4. Estimasi Biaya

BAB V

PENUTUP


Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan pada sub rumusan masalah sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pada PT. J&T Express belum mempunyai sistem pengontrolan dalam pensorting paket dari sensor dan memisahkan paket kiriman menggunakan arduino. Dengan adanya sistem ini dapat mengurangi kesalahan dalam pengiriman paket di bagian pengiriman.

  2. Sistem pensorting paket dari sensor menggunakan arduino bekerja pada kemampuan pembacaan modul , dan bekerja berdasarkan data pada program arduino yang mampu memproses data sensor warna dan menjadikan trigger dari motor DC gearbox. Pada saat menggunakan sistem dijalankan, sensor warna akan siap untuk mendeteksi warna apa yang berada di depan sensor, setelah itu program arduino akan memproses warna merah dan biru, warna tersebut di jadikan acuan akan di pindahkan kemana objek atau barang tersebut.Sehingga pekerjaan akan lebih cepat dan pengiriman informasi data paket lebih akurat ke daerah yang akan di tuju.

  3. Dalam cara kerja Prototipe penyortir barang yaitu Jika rangkaian arduino diberi catu daya yaitu 5 volt untuk Driver Motor dan Sensor Warna, maka indicator lampu LED akan menyala di setiap komponen. Alat akan bekerja jika seluruh komponen lampu indikator nya menyala.Sensor Warna akan menyala LED nya sebagai tanda siap untuk mendeteksi warna, jika di dekatkan sebuah objek maka sensor akan menjadikan sebuah data untuk di proses di arduino. Arduino akan memberikan output untuk motor DC gearbox 1 untuk menjalankan konveyor saat pembacaan sensor warna telah selesai dilakukan.Motor DC Gearbox 2 akan bergerak ke kanan atau ke kiri sesuai dengan warna objek yang terbaca oleh sensor.

Saran

Adapun saran yang dapat disajikan penulis :

  1. Pengoprasian alat ini sangat mudah di jalankan sehingga tidak banyak menggunakan petugas yang memilih paket tujuan daerah.

  2. Alat ini akan bekerja ketika mendapatkan sumber listrik, sehingga bila terjadi gangguan seperti pemadaman listrik pada PLN maka sistem pada alat ini pun tidak akan bekerja sebagaimana mestinya. Jika memungkinkan menggunakan sumber cadangan lain sebagai pengganti ketika listrik dari PLN terjadi gangguan (pemadaman listrik secara tiba-tiba).

  3. Alat ini dapat memudahkan Petugas Pengiriman dalam meningkatkan kecepatan pengiriman paket sehingga tidak ada kesalahan dalam alamat tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Suprihadi. 2013. Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller. Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja
  2. 2,0 2,1 Rusdiana, Irfan. 2014. “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung: Pustaka Setia
  3. 3,0 3,1 Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. PT Remaja Rosdakarya Offset : Bandung
  5. Subhan, Mohamad. 2012 Analisa Perancangan Sistem. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia
  6. Aisyah, Siti dan Nawang Kalbuana. 2011."Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME". Jurnal CCIT Vol-4 No.2 – Januari 2011
  7. Tiara,Khanna. 2013. “Sistem Monitoring Inventory Control Pada Cv. Cihanjuang Budi Jaya”.Tangerang: STMIK RAHARJA
  8. Nikolaos Bourbakis, Konstantina S. Nikita and Ming Yang. 2013. International Journal of Monitoring and Surveillance Technology Resarch. Vol 1:2, ISSN:2166-7241, EISSN:2166-725X. IGI PA, USA
  9. Uzzaman. Anis. 2015. Panduan Membangun Starup Ala Sillicon Valey. Yogyakarta
  10. Rizky, Soetam.2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka
  11. Sastra Hadiprawira,Arie.2014.”Pembangunan Aplikasi Game Cerita Rakyat Fabel”.Skripsi.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia.Bandung
  12. Archarya,Shivani. Pandya, Vidhi. 2013.Bridge between Black Box and White Box – Gray Box Testing Technique Internasional Journal of Electronics and Computer Science Engineering ISSN- 2277-1956 Volume 2 No.1
  13. Mulyana, Eka dan Rindi Kharisman. 2014. Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3. Citec Journal Vol. 1, No. 3, Mei 2014-Juli 2014
  14. Mulyana, Eka dan Rindi Kharisman. 2014. Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir Dengan Mikrokontroler Arduino Uno R3. Citec Journal Vol. 1, No. 3, Mei 2014-Juli 2014
  15. Santoso, Ari Beni, Martinus dan Sugiyanto. 2013. Pembuatan Otomasi Pengaturan Ketera Api, Pengereman, dan Palang Pintu Pada Rel Kereta Api Mainan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal FEMA Vol. 1, No. 1, Januari 2013
  16. Syahwil,Muhammad.2013."panduan mudah simulasi & praktek Mikrokontroler Arduino".Yogyakarta:ANDI
  17. Malik, Ibnu dan Mohammad Unggul Juwana. 2010. ANEKA PROYEK Mikrokontroler PIC16F84/A. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
  18. Alfith. 2015. “Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16”. Jurnal Momentum Vol.17, No.1, Februari 2015
  19. Joni, I Made, Budi Raharjo. 2011. Pemrograman C dan Implementasinya. Informatika Bandung
  20. Saputra. Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi Dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung: LAPAN
  21. SuryoGuritno,Sudaryono, UntungRaharja.2011.Theoryand Application of IT Reaserch.Jakarta:PenerbitAndi

LAMPIRAN

Contributors

Indri Meilianti