SI1222472780: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
 
Baris 2.196: Baris 2.196:
  
 
{{pagebreak}}
 
{{pagebreak}}
 +
 +
 +
[[category : Skripsi 2016/2017]]
 +
[[category : Lock]]

Revisi terkini pada 5 Maret 2017 03.33

PERANCANGAN SISTEM NOTIFIKASI DAN REMINDER PEMESANAN

BARANG KONSINYASI BERBASIS SMS GATEWAY

PADA PT. PAN GRAFIK INDONESIA

LEGOK TANGERANG



Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1222472780
NAMA
: Denny Slamet Septian


KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

TANGERANG

2016/2017

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM NOTIFIKASI DAN REMINDER PEMESANAN

BARANG KONSINYASI BERBASIS SMS GATEWAY

PADA PT. PAN GRAFIK INDONESIA

LEGOK TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1222472780
Nama
: Denny Slamet Septian
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: TEKNIK INFORMATIKA
Konsentrasi
: SOFTWARE ENGINEERING

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan TEKNIK INFORMATIKA
           
           
           
           
(Ir. Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Junaedi, M.Kom.)
NIP : 99001
       
NIP : 05062

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM NOTIFIKASI DAN REMINDER PEMESANAN

BARANG KONSINYASI BERBASIS SMS GATEWAY

PADA PT. PAN GRAFIK INDONESIA

LEGOK TANGERANG


Dibuat Oleh :

NIM
: 1222472780
Nama
: Denny Slamet Septian

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan TEKNIK INFORMATIKA

Konsentrasi Sofware Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, 19 Januari 2017

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 05092
   
NID :15021

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM NOTIFIKASI DAN REMINDER PEMESANAN

BARANG KONSINYASI BERBASIS SMS GATEWAY

PADA PT. PAN GRAFIK INDONESIA

LEGOK TANGERANG

Dibuat Oleh :

NIM
: 1222472780
Nama
: Denny Slamet Septian

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan TEKNIK INFORMATIKA

Konsentrasi SOFTWARE ENGINEERING

Tahun Akademik 2016/2017

Disetujui Penguji :

Tangerang, 19 Januari 2017

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM NOTIFIKASI DAN REMINDER PEMESANAN

BARANG KONSINYASI BERBASIS SMS GATEWAY

PADA PT. PAN GRAFIK INDONESIA

LEGOK TANGERANG

Disusun Oleh :

NIM
: 1222472780
Nama
: Denny Slamet Septian
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: TEKNIK INFORMATIKA
Konsentrasi
: SOFTWARE ENGINEERING

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, 19 Januari 2017

 
 
 
 
 
Denny Slamet Septian
NIM : 1222472780

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRAKSI

PT. Pan Grafik Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tinta memiliki peran yang sangat penting dalam menjual dan mendistribusikan tinta. Untuk dapat menciptakan kepuasan kepada pelanggan, maka perusahaan dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain yang berkepentingan dan tidak merugikan atau yang disebut dengan Konsinyasi. Terdapat beberapa permasalahan dalam penyampaian pesan pemberitahuan penerimaan pemesanan barang dan jadwal pemesanan barang konsinyasi. Maka SMS Gateway dapat menjadi solusi permasalahan baik dari pihak pusat maupun pihak konsinyasi. Tujuan pemanfaatan SMS Gateway ini adalah untuk membantu bagian staff PPIC (Production Planning Inventory Control) PT. Pan Grafik Indonesia dalam mengatasi permasalahan yang ada pada sistem pemesanan barang konsinyasi. Metodologi perancangan sistem yang digunakan adalah metode UML (Unified Meodelling Language) dan bahasa pemrograman PHP. Dengan dibangunnya sistem ini diharapkan membantu pihak PT. Pan Grafik Indonesia dan pihak Konsinyasi untuk memperoleh dan mendapatkan informasi yang lebih baik.

Kata Kunci: Sistem, SMS, SMS Gateway, PHP.

ABSTRACT

PT. Pan Grafik Indonesia as one of company that moves in ink having a very important role in selling and distributing ink. To create satisfaction to customers, so company can perform cooperation with other concerned parties and not disappointing or as referred to by consignment .There are several problems in communicating notification messages revenue reservations goods and schedule reservations goods consignment. So sms gateway can be solution problems, both from the central and the consignment. The purpose of the use of sms gateway this is to help part staff PPIC ( Production Planning Inventory Control) PT. Pan Grafik indonesia in overcoming the existing problems on a system reservations goods consignment. Design methodology a system used is the method uml (Unified Modelling Language) and it language programming is PHP. The construction of this system are expected to help PT. Pan Grafik indonesia and the consignment to obtain and get better information .

Keywords: System, SMS, SMS Gateway, PHP

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini yang peneliti sajikan dalam buku yang sederhana. Adapun judul penulisan Skripsi ini yang diambil adalah “PERANCANGAN SISTEM NOTIFIKASI DAN REMINDER PEMESANAN BARANG KONSINYASI BERBASIS SMS GATEWAY PADA PT. PAN GRAFIK INDONESIA LEGOK TANGERANG”.

Tujuan Penelitian Skripsi ini merupakan salah satu syarat pada Perguruan Tinggi Raharja. Sebagai bahan penelitian diambil berdasarkan hasil penelitian (observasi), wawancara dan beberapa sumber literature yang mendukung Penelitian Skripsi ini. Peneliti menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka Penelitian Skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Kuliah Kerja Praktek, antara lain :

  1. Bapak Ir. Untung Rahardja, M.T.I selaku Ketua STMIK Raharja.
  2. Bapak Sugeng Santoso, M.Kom selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik STMIK Raharja.
  3. Bapak Junaidi, M.Kom selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika.
  4. Bapak Haerudin, S.kom, M.M selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
  5. Bapak Sendy Zul Friandi, S.kom, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.
  6. Bapak Max Herrema Candra Selaku General Operational Manager PT. Pan Grafik Indonesia dan sekaligus Stakeholder yang mendukung dalam penelitian Skripsi ini.
  7. Bapak dan Ibu Dosen Perguruan Tinggi Raharja yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
  8. Kedua orang tua dan saudara keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril, materil maupun doa untuk keberhasilan kepada penulis.
  9. Rekan-rekan grup Overlay (Rezki Nanda, Lucky Alqodar, Towi Kusuma Pambudi, Mochammad Syaiful Bachri).
  10. Yeni Dwi Astuti tercinta yang senantiasa membantu dan mendukung penulis untuk dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Penelitian Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 19 Januari 2017
Denny Slamet Septian
NIM. 1222472780

Daftar isi



BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pesatnya perkembangan tekhnologi informasi saat ini, informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pekerjaan dan kegiatan. Tekhnologi informasi merupakan sarana yang sangat penting dan menunjang bagi suatu perusahaan dalam skala apapun baik skala kecil, sedang ataupun besar. Sehingga dengan tekhnologi informasi yang semakin berkembang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan dan kegiatan perusahaan agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal.

Informasi merupakan unsur yang mengaitkan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengoperasian dan pengendalian, dapat dikatakan bahwa tanpa adanya suatu informasi yang baik maka suatu perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasional perusahaan tersebut dengan baik. Oleh karena itu, untuk dapat menunjang suatu pelaksaan kegiatan operasional yang baik dan teratur maka diperlukan suatu sistem yang terkomputerisasi.

PT. Pan Grafik Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tinta memiliki peran yang sangat penting dalam menjual dan mendistribusikan tinta. Untuk dapat menciptakan kepuasan kepada pelanggan, maka perusahaan dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain yang berkepentingan dan tidak merugikan atau yang disebut dengan Konsinyasi.

Saat ini sistem yang berjalan masih memiliki beberapa kendala dalam hal pemesanan barang gudang konsinyasi terutama mengenai belum berjalannya sistem penjadwalan pemesanan barang dikarenakan beberapa alasan tertentu yang mengakibatkan terganggunya proses produksi, sedangkan perusahaan telah memberikan pemberitahuan dan sosialisasi terhadap kebijakan sistem penjadwalan pemesanan barang.

Berdasarkan kendala yang terjadi pada sistem penjadwalan yang tidak berjalan peneliti beranggapan bahwa surat pemberitahuan saja tidak cukup efektif dalam proses berjalannya sistem ini dikarenakan kesibukan mereka dalam pekerjaan memungkinkan mereka lupa akan jadwal pemesanan barang dan dibutuhkan adanya sistem pemberitahuan atau notifikasi setelah melakukan pemesanan barang dikarenakan terdapat keluhan mengenai jarang adanya pemberitahuan penerimaan daftar pemesanan barang dari staff PPIC (Production Planning Inventory Control) yang menyebabkan ketersediaan barang habis ketika pesan pemesanan barang tidak diterima sehingga mengharuskan memesan barang secara mendadak diluar jadwal.

Dari masalah diatas, diharapkan dengan dibangunnya sebuah sistem yang dapat menjadi pengingat serta notifikasi pemesanan barang konsinyasi. Maka dengan memperhatikan permasalahan diatas pelaporan ini menganalisa proses pengawasan pemesanan barang guna mengurangi kerugian yang dialami perusahaan dengan judul “ PERANCANGAN SISTEM NOTIFIKASI DAN REMINDER PEMESANAN BARANG KONSINYASI BERBASIS SMS GATEWAY PADA PT. PAN GRAFIK INDONESIA LEGOK TANGERANG ”.


Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat memaparkan perumusan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah sistem pemesanan barang konsinyasi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan dari perusahaan ?

  2. Sistem seperti apakah yang diperlukan oleh perusahaan ?

  3. Bagaimana sistem yang dibangun dapat menjadi pengingat jadwal pemesanan barang gudang konsinyasi dan secara otomatis memberikan pemberitahuan penerimaan pemesanan barang gudang konsinyasi?


  4. Bagaimana sistem yang dibangun dapat memenuhi seluruh kebutuhan perusahaan?

Ruang Lingkup Penelitian

Karena keterbatasan waktu dan kesadaran penulis akan luasnya permasalahan yang ada pada PT. Pan Grafik Indonesia, sehingga penulis menentukan batasan permasalahan sebagai berikut :

  1. Tempat penelitian terbatas hanya pada PT. Pan Grafik Indonesia Legok Kab. Tangerang.

  2. Penelitian terbatas pada sistem pemesanan barang konsinyasi yang berisi input data konsinyasi, data konsinyasi, data barang konsinyasi meliputi barang jadi dan barang setengah jadi dan jadwal pemesanan barang konsinyasi.

  3. Hasil penelitian terbatas pada sistem pengingat dan pemberitahuan pemesanan barang konsinyasi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah :

Tujuan operasional

  1. Tujuan operasional dari penelitian ini adalah menemukan masalah atau kendala yang dialami dalam proses pemessanan barang konsinyasi pada PT. Pan Grafik Indonesia serta membangun sistem yang mampu mengatasi kendala atau masalah yang dialami.


Tujuan Fungsional

  1. Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu agar sistem ini mampu dipergunakan dan dimanfaatkan oleh PT. Pan Grafik Indonesia sebagai penunjang kegiatan pemesanan barang dan menjadi alat pengingat jadwal pemesanan barang serta sebagai alat pemberitahuan penerimaan pemesanan barang.

Tujuan individual

  1. Tujuan individual adalah untuk memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam membangun sebuah sistem pemesananan barang.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaiannya tujuan. Ada 2 manfaat didalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Manfaat bagi perusahaan

  1. Dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan sistem pemesanan barang konsinyasi perusahaan.

  2. Meningkatkan citra perusahaan yang semakin berkembang pada bidang teknologi.

    b. Manfaat bagi peneliti


  3. Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Raharja dan dapat membuat laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini mencerminkan proses atau langkah yang ditempuh, durasi penelitian, sumber data serta penjelasan kondisi data mengenai apa dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah untuk digunakan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 6 (enam) tahapan metode penelitian antara lain metode pengumpulan data, metode analisa, metode elisitasi, metode pengembangan, metode prototipe dan metode pengujian.

Berikut merupakan penjelasan mengenai tahapan metode penelitian yang digunakan penulis sebagai berikut.

Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung dilapangan atau tempat penelitian. Penelitian dilakukan pada PT. Pan Grafik Indonesia yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh data dan keterangan yang koherensi dengan penelitian.

b. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data melalui mengadakan wawancara dengan pihak yang berhubungan langsung dengan sistem pemesanan barang yang sedang berjalan saat ini untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat.

c. Studi Pustaka (Literature Review)

Merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan referensi dengan cara mencari dan mendalami informasi serta data dari berbagai sumber literature seperti buku, jurnal, makalah, internet dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.

Metode Analisa

  1. Metode Analisa Sistem
    Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisa SWOT. SWOT adalah perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek yang mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
  2. Metode Perancangan Sistem
    Pada perancangan sistem penelitian ini peneliti menggunakan UML (Unified Modelling Language) untuk menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan didalam sistem secara keseluruhan.

Metode Elisitasi

Pada metode elisitasi ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu elisitasi tahap I, elisitasi tahap 2, elisitasi tahap 3 dan elisitasi final. Untuk meneliti sistem pengingat dan pemberitahuan pemesanan barang ini penulis mengacu pada elisitasi final.

Metode Pengujian

Pada metode pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian blackbox testing, blackbox testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Metode pengujian blackbox testing berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori perangkat lunak, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang pada program.


Metode Pengembangan

Pada metode pengembangan ini penulis menggunakan metode prototipe. Metode ini digunakan untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya.

Metode Prototipe

Metode prototipe sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen. Pada metode prototipe ini penulis menggunakan pendekatan Throw-away yang mana prototipe tersebut dibuat dan ditest.

Metode Pengujian

Pada metode pengujian ini penulis menggunakan metode Black Box Testing untuk mengetahui apakah sistem sudah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa membuka listing program.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada Laporan Skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan laporan skripsi serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan gambaran dan sejarah singkat PT. Pan Grafik Indonesia, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, alternatif pemecahan masalah, analisa proses, UML (Unified Modelling Language) sistem yang berjalan, serta elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III, dan final draft elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Bab ini menjelaskan analisa sistem yang diusulkan dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) dari sistem yang diimplementasikan, serta pembahasan secara detail final elisitasi yang ada di bab sebelumnya, di jabarkan secara satu persatu dengan menerapkan konsep sesudah adanya sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Banyak para pakar berpendapat dalam mendefinisikan pengertian sistem, satu satunya adalah bahwa sistem merupakan suatu himpunan komponen dan variabel yang terorganisasi, yang saling berinteraksi, saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain serta mempunyai tujuan dan sasaran.

Terdapat dua pendekatan dalam pendefinisian sistem, yaitu yang menekankan pada prosedur-prosedur dan yang menekankan pada komponen (elemen)Terdapat dua pendekatan dalam pendefinisian sistem, yaitu yang menekankan pada prosedur-prosedur dan yang menekankan pada komponen (elemen).

Menurut Jogiyanto(2012:1),[1], pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut :

“Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu kegiatan tertentu”.

Sedangkan pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan pada urutan-urutan operasi, prosedur yang didefinisikan sebagai berikut :.

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi tulis menulis (klerikal) yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang ada”. (Irwanto, 2007 : 2)[2]

Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah himpunan dan group dari bagian (elemen) dan komponen yang berhubungan dan saling tergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Meskipun sistem didefinisikan berbeda-beda menurut beberapa para ahli, tetapi secara umum definisi sistem ini memiliki kesamaan dimana sistem terdiri dari beberapa bagian yang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama.

Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto(2012:1),[1], Suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini :

  1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama dalam membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.
  2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary) Batasan sistem membatasi antara sistem yang satu dengan yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.
  3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment) Lingkungan luar sistem adalah suatu bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.
  4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface) Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatukesatuan.
  5. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goals) atau sasaran sistem (objective). Sebuah sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya, jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.


Klarifikasi Sistem

Menurut McLeod(2012:4),[3], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebaga berikut:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Phisical System) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
  2. Sistem Alami (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System) Sistem alami adalah sistem yang keberadaannya terjadi secara alami (natural) tanpa campur tangan manusia, sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alami adalah sistem tata surya yang terdiri dari atas sekumpulan planet, gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.
  3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probalistic System) Sistem tertentu adalah suatu sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sedangkan sistem tidak tentu (probalistic system) sistem tingkah lakunya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalitas. Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya. Program aplikasi yang dirancang dan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas dan terstruktur.
  4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (OpenSystem) Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Sebaliknya, sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

Konsep Perancangan Sistem

Definisi Perancangan Sistem

Perancangan Sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem. Setelah mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada analisa sistem.

Menurut Mulyanto(2009:271),[4], “Perancangan terdiri dari dua aktifitas utama, yaitu perancangan perangkat keras meliputi perancangan arsitektur serta perancangan perangkat lunak yang meliputi perancangan database yang berupa ERD dan perancangan sistem yang dapat berupa DFD.”

Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana(2011:203),[5], Pada metode analisa sistem dan perancangan yang menggunakan metode yang dikenal dengan nama ”System Develoment Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodelogi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan dai usaha analisa dan desain”. Langkah-langkah SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

  1. Perancangan Sistem
    Dalam tahapan perencanaan sistem ini dijelaskan bagaimana langkahlangkah dalam perancangan aplikasi kemahasiswaan dengan teknologi mobile.
  2. Analisa Sistem
    Analisa sistem yang akan dirancang, serta melakukan penelitian terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem, apa saja kekurangannya.
  3. Perancangan
    Yaitu tahapan untuk melakukan perancangan aplikasi mobile, terdapat tiga tahapan perancangan, yaitu: perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program.
  4. Menurut Henderi dkk(2011:322),[6], “Tahap analisis sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan.”

    Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari padaperancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan juga untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemprogram komputer dan ahli-ahli tekhnik lainnya yang terlibat.

    Untuk mencapai tujuan ini maka perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Perancangan sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orangorang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern. Dalam tahap perancangan sistem, alat bantu yang digunakan dalam mendesain program komputer adalah bagan terstruktur.

    Desain sistem informasi bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang harus dikerjakan, tahap ini menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari system akan benar-benar memuaskan rancangan yang telah ditetapkan.

    Tujuan Perancangan Sistem

    Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan system mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user)
    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancang bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut analis sistem harus dapat mencapai sasaran- sasaran sebagai berikut :
    1. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan digunakan.
    2. Perancangan sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan sistem.
    3. Perancangan sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung Pengolahan transaksi, pengolahan informasi, laporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer.

    Siklus Hidup Perancangan Sistem

    Pada dasarnya ada dua metode pendekatan dalam membangun sistem, yang pertama yaitu top-down. Pada metode ini sistem yang diturunkan dari pemetaan secara global yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih deskriptif. Metode ini dapat dianalogikan sebagai pembuatan rumah yang dimulai dari aspek yang paling mendasar, yaitu pondasi hingga bagian terkecil, misalnya katakanlah sebuah keran pada kamar kecil.

    Metode kedua, yaitu bottom-up, dimana sistem dipetakan dari satuan terkecil hingga ke satuan terbesar, misalnya perakitan mobil. Pada perakitan mobil seolah-olah dimulai dari yang terkecil, misalnya sebuah mur pada mesin hingga badan mobilnya sendiri. Pada awal tahun 1980 mulai dikenal tekhnik pendesainan secara terstruktur dengan menggunakan konsep pararel dan siklus, misalnya anatara uji coba prgram dan pemrograman dapat dilakukan kerja pararel dan seandainya ada sesuatu yang salah ketika diimplementasikan maka dilakukan survey, analisa dan desain ulang yang menggantikan metode pendesainan klasik cenderung serial. Aktifitas pendesainan secara terstruktur melingkupi :

    1. Survey
      Berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kesalahan-kesalahan dalam sistem lama, menetapkan tujuan perancangan, mengajukan usulan otomasi sistem yang layak dan dapat diterima, dan menyiapkan laporan survey.
    2. Analisa Sistem
      Menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan.
    3. Desain
      Mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai.
    4. Implementasi
      Mempresentasikan hasil desain kedalam pemrograman.
    5. Uji Coba Desain
      Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.
    6. Testing Akhir
      Menguji coba sistem secara keseluruhan.
    7. Uji Coba Desain
      Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.
    8. Deskripsi Prosedur
      Pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk pemakaian dan pengoperasian.
    9. Konversi Database
      Mengkonversi data, karena kata “data” sudah berarti jamak pada sistem sebelumnya.
    10. Instalansi
      Aspek terakhir yang mesti dilakukan mencakup serah terima manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.

    Pengertian Notifikasi dan Reminder

    Notifikasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pemberitahuan atau kabar.Menurut Wahyu(2013),[7], Reminder adalah sebuah pesan yang membantu seseorang mengingat sesuatu, reminder dapat lebih bermanfaat ketika informasi konstektual digunakan untuk menyajikan informasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Reminder juga dapat digunakan sebagai manajemen waktu yang berfungsi untuk memberi alarm peringatan berupa pemberitahuan berbasis lokasi, waktu maupun catatan yang berupa konstektual.

    Pengertian Pemesanan

    Pemesanan adalah suatu aktifitas yang dilakukan konsumen sebelum membeli. Untuk mewujudkan kepuasan konsumen maka perusahaan harus memiliki sistem pemesanan yang baik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan pemesanan adalah proses, pembuatan, cara memesan (tempat,barang,dsb) kepada orang lain.

    Menurut Edwin dan Chris(1999:1),[8], Pemesanan dalam arti umum adalah perjanjian pemesanan tempat antara 2 (dua) pihak atau lebih, perjanjian pemesanan tempat tersebut dapat berupa perjanjian atas pemesanan suatu ruangan, kamar, tempat duduk dan lainnya, pada waktu tertentu dan disertai dengan produk jasanya. Produk jasa yang dimaksud adalah jasa yang ditawarkan pada perjanjian pemesanan tempat tersebut, seperti pada perusahaaan penerbangan atau perusahaan pelayaran adalah perpindahan manusia atau benda dari satu titik (kota) ketitik (kota) lainnya.

    Pengertian Konsinyasi

    Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik barang-barang oleh pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual dan biasanya dibuatkan persetujuan mengenai hak yuridis atas barang-barang yang dijual oleh pihak penjual. Pihak yang menyerahkan barang disebut consignor (konsinyor) atau pengamanat desang pihak yang menerima titipan barang disebut consignee (konsinyi) atau komisioner.

    Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:77),[9], dalam kamus istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa :

    Consigment (konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain, hak atas barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (consignor). Penerimaan titipan barang tersebut (consignee) selanjutnya bertanggung jawab terhadap penanganan barang sesuai dengan kesepakatan.

    Konsep Dasar Analisis Sistem

    Definisi Analisis Sistem

    Menurut Yakub (2012:142),[10], “Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana perusahaan (business plan)”.

    Tahap Tahap Analisis Sistem

    Menurut Mulyanto (2009:129),[4], “Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tahapan ini bisa merupakan tahap yang mudah jika klien sangat paham dengan masalah yang dihadapi dalam organisasinya dan tahu betul fungsionalitas dari sistem informasi yang akan dibuat. Tetapi tahap ini bisa menjadi tahap yang paling sulit jika klien tidak bisa mengidentifikasi kebutuhannya atau tertutup terhadap pihak luar yang ingin mengetahui detail-detail proses bisnisnya”.

    Menurut Mulyanto (2009:126),[4], di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem, diantaranya adalah:

    1. Identify, yaitu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah.
    2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
    3. Analysis, yaitu melakukan analisa terhadap sistem.
    4. Report, yaitu membuat laporan dari hasil analisis yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

    Konsep Dasar Analisa SWOT

    Definisi Analisa SWOT

    Menurut Menurut Yusmini (2011:68),[11], “definisi analisa SWOT sebagai berikut: “Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weakness) suatu lembaga atau organisasi dan kesempatan-kesempatan (Oportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats)”.

    Langkah-Langkah Penyusunan SWOT

    Menurut Rangkuti (2011:199),[12], Langkah–langkah mudah penyusunan SWOT yaitu:

    1. Melakukan Proses Input Untuk Menyusun SWOT
      Tujuannya adalah untuk mengetahui informasi strategis apa saja yang harus dikumpulkan sebelum menyusun SWOT.
    2. Mengembangkan Timeline (Ketepatan Waktu)
      Tujuannya adalah untuk menentukan target berapa lama penyusunan SWOT ini dibutuhkan sampai selesai.
    3. Membentuk Teamwork Berdasarkan Metode OCAI
      Tujuannya adalah menentukan isu penting yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam teamwork dengan nilai-nilai budaya organisasi yang sesuai dan tepat.
    4. Kuisioner Riset SWOT
      Tujuannya adalah untuk menyusun formulasi strategis, berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor faktor eksternal (peluang dan ancaman).
    5. Identifikasi Penyebab Masalah
      Tujuannya adalah untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan tidak terjebak dengan fenomena.
    6. Menentukan Tujuan Dan Sasaran Strategis
      Tujuannya adalah untuk menentukan tujuan strategis berikut sasaran strategis secara tepat, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.
    7. Menyusun Isu Strategis, Formulasi Strategis, Tema Strategis, Dan Pemetaan Strategis
      Tujuannya adalah pengujian apakah isu strategis dan tema strategis yang akan dipakai dalam SWOT sudah cukup baik dan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan. Berdasarkan isu strategis dan tema strategis ini disusun pemetaan strategis. Pemetaan strategis adalah rencana pemetaan strategis ke dalam kerangka empat perspektif SWOT, sehingga semuanya dapat terintegrasi dalam tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai perusahaan.
    8. Menentukan Ukuran Yang Dipakai Dalam SWOT
      Tujuannya adalah menentukan ukuran apa saja yang ingin dipakai dalam SWOT, berikut bagaimana cara mengukurnya.
    9. Merumuskan Strategis Initiatives Dan Key Performance Indicators Dalam Bentuk Tag Dan Lead Indicator
      Tujuannya adalah untuk merumuskan strategic initiative dan menyusun key performance indicator dalam bentuk lag dan lead indicator. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga perbandingan ukuran hasil dengan pemicu kinerja.
    10. Memberikan Bobot Dan Nilai Untuk Mengukur Kinerja
      Tujuannya adalah untuk mengkuantifikasi semua persoalan pengukuran kinerja kedalam bentuk ukuran yang mudah dipahami.
    11. Melakukan Cascading SWOT
      Tujuannya untuk mengukur objectivies (O), cara pengukuran atau measurement (M), cara menentukan target (T), serta cara menentukan program (P) yang menjadi prioritas. Selanjutnya OMTP ini didistribusikan mulai dari tingkat atas, unit bisnis, sampai tingkat individual dalam bentuk kartu individu.
    12. Analisa Risiko Menggunakan Key Risk Indicators
      Tujuannya adalah untuk mengukur besarnya risiko serta melakukan antisipasi penanggulangannya.
    13. Analisis Anggaran Dan Model Keuangan
      Tujuannya adalah untuk membuat anggaran berbagai program yang sudah disusun sebelumnya berikut perkiraan rasio-rasio keuangan yang akan diperoleh dalam rencana anggaran perusahaan.
    14. Analisis Kasus Corporate Strategy Menggunakan SWOT
      Pada bagian ini pembaca akan memperoleh contoh penerapan SWOT pada suatu perusahaan, sehingga mendapat gambaran tentang betapa mudah menerapkan SWOT dalam bisnis yang sedang ia jalankan.

    Tujuan Analisa SWOT

    Menurut Rangkuti (2013:52),[12], “Tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategis suatu organisasi”.

    Teori Khusus

    Short Message Service (SMS)

    Menurut Khang dalam Ibrahim (2011, 85),[13], “Short message service (SMS) adalah salah satu komunikasi teks melalui telepon seluler. SMS merupakan salah satu media yang paling banyak digunakan saat ini. Selain murah, prosesnya juga berjalan cepat dan langsung sampai pada tujuan, tetapi selama ini SMS baru digunakan sebatas untuk mengirim dan menerima pesan antara sesama pemilik telepon seluler”.

    Seiring dengan perkembangan teknologi dan kreativitas operator dan service provider, layanan SMS yang mulanya hanya untuk saling kirim pesan antara subscriber, kini berkembang dan lebih variatif, seperti layanan jajak pendapat, ringtone, SMS premium, mobile banking, ticketing dan layanan pendidikan. SMS menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan informasi dan komunikasi. Salah satu contoh konkritnya adalah seorang user FaceBook, bisa mengubah dan membaca status melalui SMS (Menurut Dewanto dalam Ibrahim (2011,85)). SMS adalah suatu fasilitas untuk mengirim dan menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui telepon seluler. Salah satu kelebihan SMS adalah biaya yang murah. Selain itu SMS merupakan metode store and forward sehingga keuntungan yang didapat adalah pada saat telepon seluler penerima tidak dapat dijangkau, tidak aktif atau diluar service area, penerima tetap dapat menerima SMS apabila telepon seluler sudah aktif kembali. (Ibrahim,2011:85)

    Menurut Khang dalam Ibrahim (2011, 85),[13], “SMS merupakan fitur layanan GSM, dan merupakan teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaaan pesan dalam bentuk teks. Data yang dapat dibawa oleh SMS sangat terbatas”. Satu pesan SMS dapat memuat:

    1. maksimum 160 karakter 7-bit,
    2. maksimum 140 karakter 8bit,
    3. maksimum 70 karakter 16-bit Unicode.

    Dalam teknologi SMS terdapat istilah SMS Center (SMSC). SMSC bertugas untuk menangani SMS. Saat suatu SMS dikirim dari telepon seluler, SMS tersebut akan diterima oleh SMSC, kemudian SMSC akan meneruskan ke telepon seluler tujuan. Umumnya suatu operator mempunyai SMSC sendiri yang tersimpan pada SIM Card operator tersebut. Hal-hal lain yang terdapat pada teknologi SMS untuk memberikan informasi mengenai pengiriman dan penerimaan adalah Message Status Report, Message Submission Report dan Message Delivery Report (Setiawan, dkk dalam Ibrahim 2011:85-86).

    Konsep Dasar SMS Gateway

    Definisi SMS Gateway

    Menurut Zahra dalam Ibrahim (2011:86),[14], “SMS Gateway merupakan perangkat penghubung antara pengirim SMS dengan basis data. Perangkat ini terdiri satu set PC, telepon dan program aplikasi. Program aplikasi ini yang akan meneruskan setiap request dari setiap SMS yang masuk dengan melakukan query ke dalam basis data, kemudian diberi respon dari hasil query kepada si pengirim”.

    Menurut Triyono dalam Ibrahim (2011:86),[15], “SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan untuk mendistribusikan pesan-pesan yang di generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan seluler”.

    Cara Kerja SMS Gateway

    Menurut Yunianto dalam Ibrahim (2011:86),[16], Mekanisme kerja pengiriman SMS dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

    1. Intra-operator SMS: pengiriman SMS dalam satu operator. SMS yang dikirimkan oleh pengirim akan terlebih dahulu masuk ke SMSC operator nomor pengirim, kemudian SMSC akan mengirimkan ke nomor yang dituju secara langsung. Penerima kemudian akan mengirimkan delivery report yang menyatakan bahwa SMS telah diterima ke SMSC. SMSC kemudian meneruskan report tersebut ke nomor pengirim SMS, disertai status proses pengiriman SMS tersebut.
    2. Inter-operator SMS: pengiriman SMS antar operator yang berbeda. Yang membedakan adalah mekanisme ini terdapat dua SMSC yaitu SMSC pengirim dan SMSC penerima. SMS yang dikirim akan masuk ke SMSC pengirim dan diteruskan ke SMSC penerima, setelah itu SMS dikirimkan ke telepon seluler tujuan. Demikian juga dengan delivery report akan diterima terlebih dahulu oleh SMSC penerima, kemudian diteruskan ke SMSC pengirim SMS. Komunikasi antar SMSC dapat berjalan jika telah terdapat kesepakatan kerja sama antaroperator tersebut, jika tidak terdapat kesepatakan akan menyebabkan SMS yang dikirim dengan nomor tujuan dengan operator berbeda tidak akan sampai pada nomor tujuan yang dituju.
    3. SMS Internasional: pengirim SMS dari operator suatu negara ke negara lain. SMS internasional pada hakekatnya sama dengan mekanisme inter-operator, yang membedakan hanya pada SMSC nomor penerima adalah SMSC operator luar negeri dan perlu pembambahan kode negara pada nomor tujuan penerima SMS.

    Kemampuan SMS Gateway

    Menurut Ibrahim (2011:87),[17], SMS Gateway menjadi alternatif penting dalam penyebaran informasi dengan alasan:

    1. Memperbesar skala aplikasi teknologi informasi dengan menggunakan komunikasi SMS interaktif.
    2. Menyediakan aplikasi kolaborasi komunikasi SMS berbasis web untuk penggunaa institusi pendidikan.
    3. Menjangkau konsumen maupun pengguna jasa layanan institusi secara mudah menggunakan komunikasi SMS interaktif.

    Gammu SMS Gateway

    Definisi Gammu

    Software yang akan digunakan untuk koneksi ponsel ke komputer dalam penelitian ini adalah Gammu (GNU All Mobile Management Utilities). Menurut Adiyanto, Suraya, dan Edhy Sutanta (2013:51), Gammu adalah sebuah aplikasi/daemon yang dikhususkan untuk membangun sebuah SMS Gateway yang menghubungkan antara operator seluler ke internet dan sebaliknya. Aplikasi ini bersifat open source dibawah lisensi GPL.

    Kelebihan Gammu

    Kelebihan Gammu dari tool SMS Gateway lainnya adalah:

    1. Gammu dapat dijalankan di sistem operasi Linux maupun Windows.
    2. Banyak device yang kompatibel di Gammu.
    3. Gammu menggunakan database MySQL untuk menyimpan SMS yang ada pada kotak masuk (inbox) maupun untuk mengirim pesan, sehingga dapat dibuat interface yang berbasis web maupun desktop.
    4. Baik kabel data USB maupun serial, semuanya kompatibel di Gammu.

    File Konfigurasi Gammu

    Umumnya tidak terlalu banyak file yang perlu dikonfigurasikan untuk menggunakan Gammu SMS Gateway . File yang perlu dikonfigurasikan adalah:

    1. gammurc
      File gammurc digunakan untuk konfigurasi port yang digunakan media koneksi untuk terhubung ke komputer. Selain itu, file gammurc juga digunakan untuk mendefinisikan tipe koneksi yang digunakan oleh media koneksi.
    2. smsdrc
      File smsdrc digunakan untuk konfigurasi database yang akan digunakan oleh aplikasi gammu.

    Konsep Dasar Database

    Definisi Database

    Menurut Raharjo (2011:3),[18], “Database adalah kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat”.

    Menurut Kustiyahningsih (2011:146),[19], “Database adalah struktur penyimpanan data. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer, diperlukan sistem manajemen database seperti MYSQL Server”.

    Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa database adalah struktur menyimpanan data yang dapat dimanipulasi.

    Definisi Tabel

    Tabel adalah komponen paling utama dalam membuat Website, pada saat pembuatan sebuah halaman web, tabel dijadikan sebagai media yang berfungsi sebagai kerangka untuk meletakkan komponen-komponen isi web. Sehingga dapat meninggalkan pengguna tabel dalam sebuah design web. (Anhar, 2010 : 45) [20]

    Definisi Fields

    Fields adalah sub bagian dari Record. Dari contoh isi record di atas, maka terdiri dari 2 fields, yaitu : fields Nama User dan Password. (Anhar, 2010 : 45) [20]

    Definisi Record

    Record adalah data yang isinya merupakan satu kesatuan seperti Nama User dan Password. Setiap keterangan yang mencakup Nama User dan Password dinamakan satu record. Setiap record diberi nomor yang disebut nomor record (Record Number). (Anhar, 2010 : 45)Anhar, 2010 : 45 [20]

    Konsep Dasar Website

    Pengertian website menurut Yuhefizar, HA Mooduto, dan Rahmat Hidayat (2009:1) adalah:,[21], “Keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhubungan. Hubungan antara satu halaman web dengan halaman web yang lainnya disebut dengan hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext”.

    menurut Yuhefizar, HA Mooduto, dan Rahmat Hidayat (2009:3) adalah:,[21], Dalam pengelompokkan jenis web, lebih diarahkan berdasarkan pada fungsi, sifat dan bahasa pemrograman yang digunakan. Jenis-jenis web berdasarkan sifatnya adalah:

    1. Website dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat.
    2. Website statis, merupakan website yang contentnya sangat jarang diubah.

    Berdasarkan tujuannya, website dibagi atas:

    1. Personal web, website uang berisi informasi pribadi seseorang.
    2. corporate web, website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
    3. Portal web, website yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita, email, dan jasa-jasa lainnya.
    4. Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media diskusi.

    Ditinjau dari segi bahasa pemrograman yang digunakan, website terbagi atas:

    1. server side, merupakan website yang menggunakan bahasa pemrograman yang tergantung kepada tersedianya server. Seperti, PHP, ASP dan lain sebagainya. Jika tidak ada server, website yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
    2. client side, adalah website yang tidak membutuhkan server dalam menjalankannya, cukup diakses melalui browser saja.

    Definisi PHP

    Menurut Arief M Rudianto (2011:43),[22], “PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatui dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML”.


    Menurut Menurut Anhar (2010),[20], “PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemograman web server-side yang bersifat open source” PHP merupakan script yang terintegritas dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme yang menyebabkan informasi yang diterima client yang selalu terbaru atau up to date. Semua script dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.

    Definisi MySQL

    Menurut Nugroho (2010:91),[23], ”MySQL (My Structured Query Language) atau yang biasa dibaca ,ai-se-kuel adalah sebuah program pembuatan dan pengelola database atau yang sering disebut dengan DBMS (Database Management System). Kelebihan lain dari MySQL adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL. SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur”.

    Menurut Madcoms (2009),[24], “Penyimpanan data yang fleksibel dan cepat aksesnya sangat dibutuhkan dalam sebuah website yang interaktif dan dinamis. Database sendiri berfungsi sebagai penampungan data yang anda input melalui form website. Selain itu dapat juga di balik dengan menampilkan data yang tersimpan dalam database ke dalam halaman website. Jenis database yang sangat popular dan digunakan pada banyak website di internet sebagai bank data adalah MySQL. MySQL menggunakan SQL dan bersifat gratis, selain itu MySQL dapat berjalan di berbagai platform, antara lain Linux, Windows, dan sebagainya”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan website adalah sebuah tempat di internet, yang menyajikan informasi dengan berbagai macam format data seperti text, image, bahkan video dan dapat diakses menggunakan berbagai aplikasi client shingga memungkinkan penyajian informasi yang lebih menarik dan dinamis dengan pengelolaan yang terorganisasi.

    Definisi Web Server

    Menurut Oktavian (2010:11),[25], “Web Server adalah aplikasi yang berguna untuk menerima permintaan informasi dari pengguna melalui web browser, dan mengirimkan permintaan kembali informasi yang diminta melalui HTTP (HyperText Transfer Protocol). Biasanya Web Server diletakkan di komputer tertentu pada web hosting”.

    Menurut Arief M Rudianto (2011:19),[22], “Web Server adalah program aplikasi yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan dokumen-dokumen web. Jadi semua dokumen web baik yang ditulis menggunakan client side scripting maupun server scripting tersimpan didalam direktori utama Web Server”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakandiatas, maka dapat disimpulkan Web Server merupakan sebuah perangkat lunak yang bertugas menerima permintaan client melalui port HTTP maupun HTTPS dan merubah isi yang ada ke dalam format HTML.

    Konsep Dasar Unified Modeling Language (UML)

    Definisi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Nugroho (2010:6),[23], “UML (Unified Modeling Language) adalah ‘bahasa’ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami”.

    Menurut Nugroho (2009:4),[23], “UML (Unified Modeling Language) adalah Metodologi kolaborasi antara metoda-metoda Booch, OMT (Object Modeling Technique), serta OOSE (object Oriented Software Enggineering) dan beberapa metoda lainnya, merupakan metodologi yang paling sering digunakan saat ini untuk analisa dan perancangan sistem dengan metodologi berorientasi objek mengadaptasi maraknya penggunaan bahasa “pemrograman berorientasi objek” (OOP)”.

    Menurut Widodo (2011:10),[26], “bahwa beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented programming)”.

    Langkah-langkah Penggunaan Unified Modeling Language(UML)

    Menurut Henderi (2008:6),[6], langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) sebagai berikut:

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.
    2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.
    3. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.
    4. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
    5. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alur.
    6. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.
    7. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.
    8. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
    9. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.
    10. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
    1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.
    2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

    Model Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Widodo (2011:10),[26], “Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain:

    1. Diagram kelas (Class Diagram)
      Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
    2. Diagram paket (Package Diagram)
      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.
    3. Diagram use-case (Usecase Diagram)
      Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.
    4. Diagram interaksi dan sequence (Sequence Diagram)
      Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
    5. Diagram komunikasi (Communication Diagram)
      Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.
    6. Diagram statechart (Statechart Diagram). Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.
    7. Diagram aktivitas (Activity Diagram). Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.
    8. Diagram komponen (Component Diagram). Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.
    9. Diagram deployment (deployment diagram). Bersifat statis. Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya. Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flow diagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

    Bangunan Dasar Metodologi Unified Modeling Language (UML)

    Menurut Nugroho (2009:117),[23], Bangunan dasar metodologi Unified Modeling Language (UML) menggunakan tiga bangunan dasar untuk mendeskripsikan sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan, yaitu:

    1. Sesuatu (things) Ada 4 (empat) things dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
      1. Structural things
        Merupakan bagian yang relatif statis dalam model Unified Modeling Language (UML). Bagian yang relatif statis dapat berupa elemen-elemen yang bersifat fisik maupun konseptual.
      2. Behavioral things
        Merupakan bagian yang dinamis pada model Unified Modeling Language (UML), biasanya merupakan kata kerja dari model Unified Modeling Language (UML), yang mencerminkan perilaku sepanjang ruang dan waktu.
      3. Grouping things
        Merupakan bagian pengorganisasi dalam Unified Modeling Language (UML). Dalam penggambaran model yang rumit kadang diperlukan penggambaran paket yang menyederhanakan model. Paket-paket ini kemudian dapat didekomposisi lebih lanjut. Paket berguna bagi pengelompokkan sesuatu, misalnya model-model dan subsistem-subsistem.
      4. Annotational things
        Merupakan bagian yang memperjelas model Unified Modeling Language (UML) dan dapat berupa komentar-komentar yang menjelaskan fungsi serta ciri-ciri setiap elemen dalam model Unified Modeling Language (UML).
    2. Relasi (Relationship)
      Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML), yaitu:
      1. Kebergantungan
        Merupakan hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (dependent).
      2. Asosiasi
        Merupakan apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya, bagaimana hubungan suatu objek dengan objek lainnya. Suatu bentuk asosiasi adalah agregasi yang menampilkan hubungan suatu objek dengan bagian-bagiannya.
      3. Generalisasi
        Merupakan hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor). Arah dari atas ke bawah dari objek induk ke objek anak dinamakan spesialisasi, sedangkan arah berlawanan sebaliknya dari arah bawah ke atas dinamakan generalisasi.
      4. Realisasi
        Merupakan operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.


    3. Diagram-diagram UML.
      Pemetaan (mapping) Unified Modeling Language (UML) bersifat dua arah yaitu:
      1. Generasi kode bahasa pemprograman tertentu dari Unified Modeling Language (UML) forward engineering.
      2. Generasi kode belum sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna, pengembang dapat melakukan langkah balik bersifat iterative dari implementasi ke Unified Modeling Language (UML) hingga didapat sistem/peranti lunak yang sesuai dengan harapan pengguna dan pengembang.

      Jenis-Jenis Diagram Unified Modeling Language (UML)

      Menurut Padeli (2008:5),[27], Berikut ini adalah definisi mengenai 5 diagram UML:

      1. Use Case Diagram
      2. Menurut Maimunah (2010:30),[28], “Use case adalah adalah deksripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna”. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara pengguna sebuah sistem (aktor) dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai.

        Use case diagram secara grafis menggambarkan interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari setiap interaksi.

      3. Class Diagram
      4. Menurut Murad (2010:30),[29], Class diagram adalah “Class yang menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan pelayanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi)”.

        Menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukkan class object yang menyusun sistem dan juga hubungan antara class object tersebut.

      5. Sequence Diagram
        Secara grafis menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi.
      6. State Chart Diagram
        Digunakan untuk memodelkan behaviour objek khusus yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek berbagai keadaan yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan objek beralih dari satu state ke state yang lain.
      7. Activity Diagram
        Secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

      Konsep Dasar Testing

      Definisi Testing

      Menurut Rizky (2011),[30], “Testing adalah sebuah proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak secara terpenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.

      Detail tahapan yang harus dilampaui dalam kaitan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang testing perangkat lunak adalah:

      1. Verifikasi
        Verifikasi adalah proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa perangkat lunak telah menjalankan apa yang harus dilakukan dari kesepakatan awal antara pengembang perangkat lunak dan pengguna.
      2. Validasi
        Validasi adalah sebuah proses yang melakukan konfirmasi bahwa perangkat lunak dapat dieksekusi secara baik.

      Tipe dan Teknik Testing

      Menurut Rizky (2011),[30], “Tipe testing lebih berkonsentrasi terhadap aspek dari perangkat lunak yang akan dikenai proses testing. Teknik testing merupakan metode yang digunakan dalam melakukan testing untuk bagian tertentu dari perangkat lunak”.

      Secara teoritis, testing dapat dilakukan dengan berbagai jenis tipe dan teknik. Namun secara garis besar, terdapat dua jenis tipe testing yang paling umum digunakan di dalam lingkup rekayasa perangkat lunak. Dua jenis tersebut adalah white box dan black box testing.

      1. White Box Testing
      2. Menurut Rizky (2011),[30], “White Box Testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat”.

        Beberapa teknik yang terdapat dalam jenis white box testing adalah:

        1. Decision (Branch) Coverage
          Sesuai dengan namanya, teknik testing ini fokus terhadap hasil dari tiap skenario yang dijalankan terhadap bagian perangkat lunak yang mengandung percabangan (if...then...else).
        2. Condition Coverage
          Teknik ini hampir mirip dengan teknik yang pertama, tetapi dijalankan terhadap percabangan yang dianggap kompleks atau percabangan majemuk. Hal ini biasanya dilakukan jika dalam sebuah perangkat lunak memiliki banyak kondisi yang dijalankan dalam satu proses sekaligus.
        3. Path Analysis
          Merupakan teknik testing yang berusaha menjalankan kondisi yang ada dalam perangkat lunak serta berusaha mengoreksi apakah kondisi yang dijalankan telah sesuai dengan alur diagram yang terdapat dalam proses perancangan.
        4. Executive Time
          Pada teknik ini, perangkat lunak berusaha dijalankan atau dieksekusi kemudian dilakukan pengukuran waktu pada saat input dimasukkan hingga output dikeluarkan. Waktu eksekusi yang dihasilkan kemudian dijadikan bahan evaluasi dan dianalisa lebih lanjut untuk melihat apakah perangkat lunak telah berjalan sesuai dengan kondisi yang dimaksud oleh tester.
        5. Algorithm Analysis
          Teknik ini umumnya jarang dilakukan jika perangkat lunak yang dibuat berjenis sistem informasi. Sebab teknik ini membutuhkan kemampuan matematis yang cukup tinggi dari para tester, karena di dalamnya berusaha melakukan analisa terhadap algoritma yang diimplementasikan pada perangkat lunak tersebut.
      3. Black Box Testing

      Menurut Rizky (2011),[30], definisi black box testing adalah sebagai berikut:

      “Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

      Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing ini antara lain:

      1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
      2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
      3. Hasil dari black box testing dapat memperjelaskan kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin ditimbulkan dari eksekusi perangkat lunak.
      4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingankan white box testing.

      Beberapa teknik testing yang tergolong dalam tipe ini antara lain:

      1. Equivalence Partitioning
        Pada teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam grup tertentu, yang kemudian dibandingkan outputnya.
      2. Boundary Value Analysis
        Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini, dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan testing dengan menggunakan angka negatif (yang tidak diperbolehkan dalam sebuah harga). Jika perangkat lunak berhasil mengatasi inputan yang salah tersebut, maka dapat dikatakan teknik ini telah selesai dikatakan.
      3. Cause Effect Graph
        Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada sebuah inputan nilai siswa, jika diinputkan angka 100, maka output nilai huruf seharusnya adalah A. Tetapi bisa dilakukan testing, apakah output nilai huruf yang dikeluarkan jika ternyata inputan nilai adalah 67.5.
      4. Random Data Selection
        Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses inputan data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil inputan tersebut kemudian disebut sebuah tabel yang menyatakan validasi dari output yang dihasilkan.
      5. Feature Test
        Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan, pada perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek dengan fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur entri data siswa maupun entri data guru yang akan malakukan entri nilai.

      Konsep Dasar Elisitasi

      Menurut Saputra (2012:51),[31], “Elisitasi merupakan rancangan yang dibuat berdasarkan sistem yang baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi”. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

      1. Tahap I
        Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.
      2. Tahap II
        Hasil pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi oleh penulis untuk di eksekusi. M pada MDI berarti mandatory (penting). Maksudnya, requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. D pada MDI berarti desirable, maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Namun, jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna. I pada MDI berarti inessential, maksudnya requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang dibahas, tetapi bagian dari luar sistem.
      3. Tahap III
        Merupakan hasil penyusutan elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui TOE, yaitu:
        1. T artinya teknikal, bagaimana tata cara atau teknik pembuatan requirement dalam sistem disusulkan.
        2. O artinya operasional, bagaimana tata cara pengguna requirement dalam sistem akan dikembangkan.
        3. E artinya ekonomi, berapakah biaya yang diperlukan guna membanguan requirement di dalam sistem.

        Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

        1. High (H)  : Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus di eliminasi.
        2. Middle (M)  : Mampu dikerjakan.
        3. Low (L)  : Mudah dikerjakan.
      4. Final Draft Elisitasi
        Final draft elisitasi merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

      Konsep Dasar Literature Review

      Definisi Literature Review

      Menurut Semiawan (2010:104),[32], mendefinisikan Literature review sebagai berikut: “Literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelum dibangun dan dianalisis oleh para ilmuan sebelumnya. Pentingnya tinjauan pustaka untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya”.

      Menurut Hasibuan (2007),[33], “Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan literature review adalah berupa bahan uraian teori yang diperoleh yang digunakan untuk melihat dan menganalisa nilai tambah penelitian dan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian”.

      Tujuan Literature Review

      Menurut Yuniarti (2012:3),[34], “Studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berguna sebagai tolak ukur dalam membahas dan menganalisa data serta mengambil kesimpulan dan saran dalam analisis laporan keuangan perusahaan tertentu”.

      Literature Review

      Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki kolerasi yang searah dengan penelitian ini diantara lain:

      1. Penelitian yang telah dijalankan oleh Ahmad Zilly Anggia yang berjudul “Perancangan Aplikasi Informasi Kegiatan Sekretariat DPRD Kabupaten Tangerang Berbasis SMS Gateway” pada tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi yang tepat sasaran untuk Anggota DPRD, Pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Tangerang dan SKPD terkait mengenai penjadwalan dan laporan hasil kegiatan. Metode perancangan sistem yang digunakan adalah metode waterfall, sedangkan untuk metode pengujian penelitian ini menggunakan pengujian blackbox testing. Hasil dari penelitian ini adalah Anggota DPRD, Pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Tangerang dan SPKD dapat menerima informasi yang tepat sasaran terkait mengenai penjadwalan dan laporan hasil kegiatan.
      2. Penelitian yang telah dijalankan oleh Anggi Angriani yang berjudul “Penerapan Sistem Pembayaran SPP dengan laporan SMS Gateway” pada tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah menyajikan informasi tentang pembayaran sekolah terkini dan menciptakan sebuah sistem notifikasi untuk siswa atau wali siswa tentang pembayaran yang sudah atau belum dilakukan. Dalam penelitian ini metode pengujian yang digunakan adalah metode UML (Unified Modelling Language), sedangkan metode pengujiannya menggunakan blackbox testing. Hasil dari dibangunnya Sistem Pembayaran SPP terkomputerisasi yang menyediakan database, maka kinerja petugas TU dapat lebih mudah sehingga data siswa dan data transaksi pembayaran tersimpan dengan baik, dari database tersebut juga dapat menghasilkan laporan secara otomatis dengan hasil akurat sesuai permintaan pimpinan.
      3. Penelitian yang telah dijalankan oleh Ade Setiadi yang berjudul “Pembangunan Notifikasi Sistem Jatuh Tempo Tunggakan Pembayaran Sekolah Berbasis SMS Gateway dan Web Pada SMK Al-Amanah” pada tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun notifikasi sistem jatuh tempo tunggakan pembayaran SPP untuk murid dan orang tua murid melalui SMS. Metode perancangan yang digunakan adalah metode UML (Unified Modelling Language) dan metode pengujian dengan metode blackbox testing. Hasil dari penelitian ini adalah dengan dibangunnya sistem notifikasi pembayaran sekolah ini maka sekolah tidak perlu mengirimkan surat mengenai keterlambatan pembayaran SPP.
      4. Penelitian yang telah dijalankan oleh Dhian Medianto yang berjudul “Aplikasi Informasi Nilai Berbasis SMS Gateway Pada STMIK Raharja” tahun 2014. Penelitian ini dimanfaatkan sebagai media informasi kepada mahasiswa dengan ponsel sebagai media penerima informasinya yang digunakan mahasiswa dilingkungan STMIK Raharja. Metode perancangan yang digunakan adalah metode UML (Unified Modelling Language) dan metode pengujian dengan metode blackbox testing. Hasil dari penelitian ini adalah proses penyampaian informasi nilai kepada mahasiswa bisa lebih mudah dengan menggunakan aplikasi tanpa harus mencari data nilainya pada mading kampus.
      5. Penelitian yang telah dijalankan oleh Wahyu yang berjudul “Implementasi SMS Gateway Untuk Informasi Tagihan Pada Lembaga Kursus I – Robo Semarang” pada tahun 2014. Tujuan dibangunnya sistem ini adalah agar memudahkan para siswa memperoleh informasi mengenai tagihan kredit robot dan tagihan kursus secara langsung dengan cepat dan mudah.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDLC Model Waterfall. Hasil dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem yang lenih relevan dari sebelumnya.

      BAB III

      ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

      Gambaran Umum PT. Pan Grafik Indonesia

      Sejarah Singkat Perusahaan

      Gambar 3.1 PT. Pan Grafik Indonesia

      PT. Pan Grafik Indonesia yang didirikan sejak April 2000 adalah perusahaan multi nasional yang bergerak dibidang tinta khusus untuk mencetak karton, dalam perkembangannya perusahaan ini telah berubah menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama dengan mendirikan cabang di Medan, Surabaya dan Batam.

      Visi dan Misi Perusahaan

      Visi Perusahaan

      Menjadi perusahaan tinta printing terdepan dalam mutu, riset, inovasi, pemberian solusi dan edukasi dengan tidak mengabaikan pembinaan sumber daya manusia, lingkungan hidup dan kesehatan manusia.

      Misi Perusahaan

      1. Melakukan pengembangan tinta yang akan selalu membantu dalam hal mutu, penghematan biaya dan peningkatan produktivitas pelanggan.
      2. Memberikan dukungan teknis penuh terhadap pelanggan dalam hal kesulitan-kesulitan proses percetakan produk.
      3. Menjalankan coaching dan mengadakan seminar secara berkala tiap tahunnya baik secara internal ataupun eksternal.
      4. Mentaati dan memenuhi seluruh persyaratan lingkungan hidup dan kesehatan untuk ikut mendukung kelestarian lingkungan hidup dan regulasi-regulasi perlindungan kesehatan.

      Struktur Organisasi Perusahaan

      Gambar 3.2Struktur Organisasi PT. Pan Grafik Indonesia

      Struktur organisasi PT. Pan Grafik Indonesia adalah struktur organisasi yang susunannya berdasarkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam organisasi tersebut. Dalam struktur organisasi PT. Pan Grafik Indonesia pemegang saham menempati posisi tertinggi dalam perusahaan, namun yang mempunyai kekuasaan dalam manajemen adalah pemegang saham utama yang juga menempati posisi sebagai presiden direktur.

      Setiap tugas yang spesifik akan ditangani oleh masing-masing staff yang sudah diberikan tanggung jawab dengan tata cara mereka masing-masing, dan staff tersebut bertanggung jawab langsung terhadap atasannya dan demikian juga dengan setiap pemimpin pada setiap divisi mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah dalam divisinya dengan cara masing-masing dan akan dipertanggung jawabkan kepada atasan masing-masing.

      Tugas dan Tanggung Jawab

      Berkaitan dengan bagan diatas maka dapat dipaparkan mengenai tugas pokok dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Adapun tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut :

      1. President Director
        Memiliki tugas Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif, menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi, memimpin rapat umum, mengambil keputusan dalam segala proyek yang dikerjakan.
      2. Director
        Berikut ini tugas dan tanggung jawab Director :
        1. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan
        2. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan
        3. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga keuntungan perusahaan
        4. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan pembelanjaan kekayaan perusahaan
        5. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia luar perusahaan
        6. Menetapkan strategi-strategi stategis untuk mencapakai visi dan misi perusahaan
        7. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
      3. General Manager
        Berikut ini tugas dan tanggung jawab General Manager :
        1. Memimpin perusahaan dan menjadi motivator bagi karyawannya
        2. Mengelola operasional harian perusahaan
        3. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan mengalisis semua aktivitas bisnis perusahaan
        4. Mengelola perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan
        5. Merencanakan, mengelola dan mengawasi proses penganggaran di perusahaan
        6. Merencanakan dan mengontrol kebijakan perusahaan agar dapat berjalan degan maksimal
        7. Memastikan setiap departemen melakukan strategi perusahaan dengan efektif dan optimal
        8. Mengelola anggaran keuangan perusahaan
        9. Memutuskan dan membuat kebijakan untuk kemajuan perusaahan
        10. Membuat prosedur dan standar perusahaan
        11. Membuat keputusan penting dalam hal investasi, integrasi, aliansi dan divestasi
        12. Merencanakan dan mengeksekusi rencana startegis perusahaan jangka menengah dan jangka panjang untuk kemajuan perusahaan
        13. Menghadiri pertemuan, seminar, konferensi maupun pelatihan
      4. Plant Manager
      1. Memastikan pencapaian sasaran mutu produksi.
      2. Menetapkan kebijakan produksi.
      3. Memastikan kesiapan semua peralatan produksi tepat waktu.
      4. Menetapkan rencana prosesproduksi sesuai persyaratan produk & memastikan pelaksanaannya.
      5. Membuat dan menetapkan prosedur & instruksi kerja yang terkait dengan produksi.
      6. Memastikan pelaksanaan produksi tepat waktu.
      7. Melakukan review kinerja produksi secara periodik
      8. sesuai kebutuhan perusahaan atau permintaan manajemen.
      9. Memastikan pengendalian dokumen yang terkait dengan produksi.
      10. Menghadiri rapat-rapat manajemen atau rapat lain di perusahaan.
      11. Memberikan pelatihan di bidang produksi atau bidang lain yang dikuasainya
      12. Menjaga komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dengan produksi.
      13. Memastikan pemeliharaan peralatan produksi sesuai ketentuan.

      Tata Laksana Sistem yang Berjalan

      Prosedur Sistem yang Berjalan

      Adapun urutan prosedur dari sistem yang berjalan yaitu sebagai berikut :

      1. Pihak gudang konsinyasi melakukan pengecekan ketersediaan barang konsinyasi digudang konsinyasi.
      2. Pihak gudang konsinyasi memesan barang konsinyasi melalui sms kepada divisi PPIC dikantor pusat.
      3. Divisi PPIC memberikan notifikasi kepada pihak konsinyasi bahwa pesanan barang telah diterima.
      4. Divisi PPIC melakukan proses administrasi untuk selanjutnya diberikan kepada divisi Produksi untuk diproduksi.

      Rancangan Prosedur Sistem Berjalan

      Untuk menganalisa sistem yang berjalan, peneliti menggunakan program Unified Modeling Language (UML) untuk merepresentasikan prosedur dan proses yang berjalan dengan menggunakan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram.

      Use Case Diagram Prosedur Sistem Berjalan

      Sebuah Use Case merepresentasikan sebuah interkasi antara aktor dengan sistem. Use Case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang menjadi fokus adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan “bagaimana”.

      Gambar 3.3 Use Case Diagram Sistem Berjalan

      Berdasarkan gambar diatas terdapat :

      1. 1 (satu) system yang menjadi keseluruhan kegiatan pemesanan barang yang berjalan pada PT. Pan Grafik Indonesia.
      2. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu Kepala Gudang dan Staff PPIC (Production Planning Inventory Control).
      3. 3 (tiga) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor.

      Activity Diagram Sistem Berjalan

      Activity diagram merepresentasikan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang berrjalan, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana alur berakhir. Activity diagram juga dapat merepresentasikan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

      Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem Berjalan

      Berdasarkan gambar diatas terdapat :

      1. 2 (dua) vertical swimeline, yaitu Kepala Gudang dan Staff PPIC (Production Planning Inventory Control).
      2. 1 (satu) initial node, sebagai objek yang diawali.
      3. 5 (lima) action state, dari sistem ynag mencerminkan eksekusi dari aksi
      4. 1 (satu) final state, sebagai objek yang diakhiri.

      Sequence Diagram Sistem Berjalan

      Gambar 3.5 Sequence Diagram Sistem Berjalan

      Berdasarkan gambar diatas terdapat :

      1. 2 (dua) actor yang melakukan kegiatan, yaitu Kepala Gudang dan Staff PPIC (Production Planning Inventory Control).
      2. 2 (dua) lifeline yang merupakan hasil dari suatu urutan kegiatan.
      3. 4 (empat) message yang merupakan urutan kegiatan.

      Analisa Sistem Yang Berjalan

      Metode Analisa Sistem

      Pada metode analisa sistem, penelitian ini menggunakan analisa SWOT. Metode ini mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisa ini mendasari hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (treats).

      Tabel 3.1 Identifikasi SWOT

      Berdasarkan identifkasi diatas, dilakukan analisa mencari strategi dengan menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (strategi S-O) serta menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada (strategi S-T). serta dianalisa juga strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang yang ada (strategi W-O) maupun mengatasi ancaman yang ada (strategi W-T). Pemetaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

      Tabel 3.2 Analisa SWOT

      Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

      Analisa Masukan

      Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri.

      1. Nama Masukan : Pesan pemesanan barang konsinyasi.
      2. Fungsi : Sebagai proses memenuhi kebutuhan barang yang diperlukan oleh gudang konsinyasi.
      3. Sumber : Pihak gudang konsinyasi.
      4. Media : Pesan SMS.
      5. Distribusi : Kepala Gudang kepada Staff PPIC (Production Planning Inventory Control).
      6. Frekuensi : Sesuai Kebutuhan.
      7. Keterangan : Berisi barang kebutuhan konsinyasi serta jumlah barang yang diperlukan.

      Analisa Proses

      Analisa proses adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada proses sebagai suatu hasil respect balik karena adanya data input di dalam proses inilah semua data atau informasi yang masuk akan diolah dengan menggunakan pengolahan sistem yang ada.

      1. Nama Modul : Penerimaan pesan pemesanan barang konsinyasi.
      2. 2Masukan : Menerima pesan SMS pemesanan yang dilakukan Kepala Gudang.
      3. Keluaran : Mencatat pada buku laporan pemesanan barang
      4. Ringkasan Proses : Proses ini menghasilkan catatan pemesanan barang yang kemudian akan diproses ke bagian produksi.

      Analisa Keluaran

      Analisa keluaran adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan pada hasil dari keseluruhan proses yang terjadi dari mulai penginputan data sampai terjadi proses pengolahan data melalui sistem pengolahan data yang ada. Dan juga melalui proses pengecekan kembali data-data yang ada bila terjadi kesalahan atau data kurang lengkap.

      1. Nama Keluaran : Notifikasi pemesanan barang.
      2. Fungsi : Sebagai pesan penerimaan pemesanan barang dan keterangan proses produksi dan tenggat waktu pengiriman barang.
      3. Media : Pesan SMS.
      4. Distribusi : Staff PPIC (Production Planning Inventory Control) kepada Kepala Gudang.

      Konfigurasi Sistem Berjalan

      1. Spesifikasi Hardware
        1. Processor : Intel Core i3
        2. Monitor : LCD 16”
        3. Mouse : USB
        4. Keyboard : USB
        5. RAM : 2 GB
        6. Harddisk : 500 GB
        7. Printer : Inkjet
        8. Modem : Huawei M175
      2. Spesifikasi Software
        1. Microsoft Windows 7
        2. Telkomsel Flash Software
      3. Hak Akses (Brainware)
      4. Petugas atau staff PPIC.

        Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

        Permasalahan yang dihadapi

        Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan beberapa permasalahan yang ada antara lain.

        1. Tidak ada kontinyu notifikasi dari staff PPIC (Production Planning Inventory Control) kepada Kepala Gudang dikarenakan kesibukan staff tersebut dalam proses produksi seperti membuat SPK produksi, memotong stock barang serta kegiatan lain yang mencakup proses produksi dan pengiriman barang.
        2. Dampak daripada tidak ada kontinyu notifikasi tersebut adalah sering terjadinya pesan pemesanan yang tidak sampai namun karena terbiasa tidak mendapat notifikasi maka kepala gudang konsinyasi beranggapan bahwa pemesanan barang telah diterima padahal tidak sehingga pihak gudang konsinyasi kekurangan barang.
        3. Sering terjadi pemesanan barang konsinyasi yang mendadak dikarenakan kekurangan barang yang menyebabkan proses produksi tidak maksimal dan akan menambah pengeluaran untuk mengirim barang melalui ekspedisi karena diluar jadwal pengiriman.
        4. Serta pihak manajemen perusahaan mengharapkan berjalannya penjadwalan pemesanan barang konsinyasi yang sudah ditentukan untuk mengurangi jumlah barang yang diproduksi yang berlebihan atau over quantity.

        Alternatif Pemecahan masalah

        Berdasarkan analisa permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka ditentukan solusi atau alternatif permasalahannya adalah dengan merancang dan membangun sistem notifikasi pemesanan barang dan reminder otomatis jadwal pemesanan barang konsinyasi berbasis sms gateway dimana akan mempermudah staff PPIC dalam memonitoring pemesanan barang konsinyasi.

        User Requirement

        Elisitasi Tahap I

        Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data pada saat observasi, yang membahas mengenai sistem yang

        Elisitasi Tahap II

        Elisitasi tahap II merupakan hasil pengklarifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan yang disanggupi penulis untuk dieksekusi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai MDI :

        1. M pada MDI artinya Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.
        2. D pada MDI artinya Desirable maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan akan lebih baik.
        3. I pada MDI artinya Inessential maksudnya adalah requirement tersebut diluar dari bahasan sistem, dan tidak penting untuk diterapkan di sistem.

        Tabel 3.4 Elisitasi Tahap II

        Elisitasi Tahap III

        Elisitasi tahap III merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya “I” pada mode MDI, selanjutnya semua requirement yang tersisa diklarifikasi kembali dengan metode TOE. Berikut merupakan penjelasan mengenai TOE :

        1. T artinya Technical. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana cara atau teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?
        2. O artinya Operational. Maksudnya adalah pertanyaan perihal bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan diusulkan ?
        3. E artinya Economy. Maksudnya adalah pertanyaan perihal berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan ?

        Metode tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, antara lain :

        1. H (High) : sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan penggunaannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.
        2. M (Middle) : Mampu untuk dikerjakan.
        3. L (Low) : Mudah untuk dikerjakan.

        Tabel 3.5 Elisitasi Tahap III

        Final Draft Elisitasi

        Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk mengimplementasikan Perancangan Sistem Reminder dan Notifikasi Pemesanan Barang Konsinyasi Berbasis Sms Gateway pada PT. Pan Grafik Indonesia. Berdasarkan elisitasi tahap III diatas mempermudah peneliti dalam mengimplementasikan Perancangan Sistem Reminder dan Notifikasi Pemesanan Barang Konsinyasi Berbasis Sms Gateway pada PT. Pan Grafik Indonesia.

        Tabel 3.6 Final Draft Elisitasi

        BAB IV

        RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


        Prosedur Sistem Usulan

        Setelah menganalisa proses pemesanan barang pada PT. Pan Grafik Indonesia, maka selanjutnya adalah membahas sistem yang diusulkan berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya antara lain tidak adanya kontinyu mengenai notifikasi pemesanan barang yang mengakibatkan terlambatnya informasi mengenai penerimaan pesanan barang yang dibutuhkan dan masalah lainnya yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Sistem yang diusulkan untuk mengatasi masalah mengenai hal tersebut adalah dengan membangun sebuah sistem berbasis SMS Gateway yang mampu mengirimkan pesan informasi secara otomatis dan pengingat jadwal pemesanan barang.

        Maka berikutnya adalah perancangan atau design usulan yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi dengan memberi gambaran melalui proses design sistem dari awal hingga akhir penelitian dan dalam menganalisa usulan proses pada penelitian ini menggunakan program Visual Paradigm Ver. 13.0 untuk menggambarkan use case diagram, activity diagram dan sequence diagram untuk menggambarkan proses pada sistem yang diusulkan.

        Use case Diagram Sistem yang Diusulkan

        Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem yang Diusulkan

        Berdasarkan gambar diatas terdapat :

        1. 1 system yang mencakup seluruh aktifitas usulan pada sistem.
        2. 1 actor yang melakukan kegiatan, yaitu Staff PPIC (Production Planning Inventory Control).
        3. 18 use case yang akan dilakukan oleh actor.

        Activity Diagram Sistem yang Diusulkan

        1. Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Compose
        2. Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Compose

          Berdasarkan gambar diatas terdapat :

          1. 1 initial node, yaitu objek yang diawali.
          2. 6 action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
          3. 1 decision node, yaitu menggambarkan kondisi dan memastikan control flow atau object flow mengalir lebih ke satu jalur.
          4. 1 final state, yaitu objek yang diakhiri.
        3. Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Inbox
        4. Gambar 4.3 Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Inbox

          Berdasarkan gambar diatas terdapat :

          1. 1 initial node, yaitu objek yang diawali.
          2. 7 action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
          3. 1 decision node, yaitu menggambarkan kondisi dan memastikan control flow atau object flow mengalir lebih ke satu jalur.
          4. 1 final state, yaitu objek yang diakhiri.
        5. Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Outbox
        6. Gambar 4.4 Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Outbox

          Berdasarkan gambar diatas terdapat :

          1. 1 initial node, yaitu objek yang diawali.
          2. 4 action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
          3. 1 decision node, yaitu menggambarkan kondisi dan memastikan control flow atau object flow mengalir lebih ke satu jalur.
          4. 1 final state, yaitu objek yang diakhiri.
        7. Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Phonebook
        8. Gambar 4.5 Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Phonebook

          Berdasarkan gambar diatas terdapat :

          1. 1 initial node, yaitu objek yang diawali.
          2. 9 action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
          3. 1 decision node, yaitu menggambarkan kondisi dan memastikan control flow atau object flow mengalir lebih ke satu jalur.
          4. 1 final state, yaitu objek yang diakhiri.
        9. Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Draft
        10. Gambar 4.6 Activity Diagram Sistem yang Diusulkan Pada Draft

        Berdasarkan gambar diatas terdapat :


        1. 1 initial node, yaitu objek yang diawali.
        2. 8 action, yaitu state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi.
        3. 1 decision node, yaitu menggambarkan kondisi dan memastikan control flow atau object flow mengalir lebih ke satu jalur.
        4. 1 final state, yaitu objek yang diakhiri.

        Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

        Gambar 4.6 Sequence Diagram Sistem yang Diusulkan

        Berdasarkan gambar diatas terdapat :


        1. 1 actor yang melakukan kegiatan, yaitu PPIC (Production Planning Inventory Control).
        2. 7 lifeline, yaitu login, compose, inbox, sent items, phonebook, draft.
        3. 15 message yang merupakan urutan kegiatan.

        Perbedaan Prosedur Antara Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

        Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur Sistem Berjalan Dengan Sistem Usulan

        Rancangan Basis Data

        Class Diagram

        Diagram Kelas (class diagram) sangat membantu dalam visualisasi kelas dari suatu sistem. Hal ini disebabkan karena class adalah deskripsi kelompok obej-objek dengan atribut (property) dan relasi yang sama. Disamping itu class diagram bisa memberikan pandangan global atas sebuah sistem. Hal tersebut tercermin dari class-class yang ada dan relasinya satu dengan yang lain. Berikut adalah rancangan basis data pada aplikasi Sistem Notifikasi dan Reminder Pemesanan barang Konsinyasi berbasis SMS Gateway pada PT. Pan Grafik Indonesia digambarkan menggunakan Class Diagram.

        Gambar 4.7 Class Diagram Sistem yang Diusulkan

        Spesifikasi Basis Data

        1. Nama File : inbox
          Media : Harddisk
          Fungsi : Untuk menerima pesan masuk
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 61 Karakter
        2. Tabel 4.2 Spesifikasi basis data file inbox

        3. Nama File : outbox
          Media : Harddisk
          Fungsi : Untuk laporan status pesan masuk dan keluar
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 307 karakter
        4. Tabel 4.3 Spesifikasi basis data file outbox

        5. Nama File : phones
          Media : Harddisk
          Fungsi : Untuk menghubungkan service pada saat menerima dan mengirim pesan
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 69 karakter
        6. Tabel 4.4 Spesifikasi basis data file phones

        7. Nama File : outbox_multipart
          Media : Harddisk
          Fungsi : Untuk menyimpan laporan status sementara
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 32 karakter
        8. Tabel 4.5 Spesifikasi basis data file outbox_multipart

        9. Nama File : sent_items
          Media : Harddisk
          Fungsi : Untuk mengirim pesan
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 360 karakter
        10. Tabel 4.6 Spesifikasi basis data file sent_items

        11. Nama File : pbk
          Media : Harddisk
          Fungsi : Untuk menyimpan nomor kontak
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 11 karakter
        12. Tabel 4.7 Spesifikasi basis data file pbk

        13. Nama File : daemon
          Media : Harddisk
          Fungsi : -
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 0 karakter
        14. Tabel 4.8 Spesifikasi basis data file daemon

        15. Nama File : user
          Media : Harddisk
          Fungsi : Untuk menyimpan data user
          Primary Key : ID
          Panjang Record : 50 karakter

        Tabel 4.9Spesifikasi basis data file user

        Rancangan Program

        Metode rancangan program yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode HIPO (Hierarchy Input Process Outpuy) dengan menggunakan tabel VTOC (Volume Table Of Content).

        Gambar 4.8 Rancangan Program Metode HIPO

        Rancangan Prototype

        Gambar 4.9 Prototype Halaman Login

        Gambar 4.10 Prototype halaman Compose

        Gambar 4.11 Prototype Halaman Inbox

        Gambar 4.12 Prototype halaman Outbox

        Gambar 4.13 Prototype halaman Phonebook

        Gambar 4.14 Prototype halaman Draft

        Konfigurasi Sistem Usulan

        1. Spesifikasi Hardware
          Processor : Intel Core i3
          Monitor : LCD 16”
          Mouse : USB
          Keyboard : USB
          RAM : 4 GB
          Harddisk : 500 GB
          Printer : Inkjet
          Modem : Wavecom M1306
        2. Spesifikasi Software
          Microsoft Windows 7
          Web Browser
          Xampp / Apache & Mysql
          phpDesigner 8
        3. Hak Akses (Brainware)
          Petugas atau staff PPIC (Production Planning Inventory Control).

        Testing

        Metode Black Box Testing adalah pengujian yang dilakukan hanya melihat eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Pengujian hanya pada interface nya saja tanpa mengetahui apa yang terjadi pada proses keseluruhan, hanya input dan output.

        Berikut ini terdapat 5 pengujian sistem yang dilakukan dengan metode Black Box Testing :

        Tabel 4.10 Pengujian Black Box Testing

        Evaluasi

        Setelah melakukan pengujian menngunakan Black Box Testing dengan memberikan beberapa input pada sistem seperti pada tabel diatas dapat dipastikan bahwa sistem telah dalam kondisi yang aman dan dapat melanjutkan ke proses selanjutnya sesuai dengan yang diinginkan.

        Schedule Implementasi

        Perancangan sistem yang diusulkan diperkirakan membutuhkan waktu selama $ bulan, dan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

        Tabel 4.11 Schedule Implementasi

        Estimasi Biaya

        Dalam pembuatan sistem ini memerlukan biaya untuk melakukan penelitian ini sebagai berikut :

        Tabel 4.12 Estimasi Biaya

        BAB V

        PENUTUP

        Kesimpulan

        Berdasarkan hasil analisa dan perumusan masalah yang telah dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

        1. Dengan menggunakan SMS Gateway dalam penyampaian notifiikasi pemesanan barang memudahkan Staff PPIC (Production Planning Inventory Control) dalam membalas setiap pemesanan barang dari kepala gudang konsinyasi.
        2. Kepala Gudang dapat mengatur ketersediaan dengan lebih baik karena mendapatkan notifikasi pemesanan barang dari Staff PPIC (Production Planning Inventory Control) bahwa pemesanan telah diterima.
        3. Tidak perlu melakukan training kapada Kepala Gudang karena pesan notifikasi masih menggunakan sistem yang sama dalam penyampaiannya yaitu SMS.

        Kesimpulan Terhadap Rumusan Masalah

        Kepala gudang belum dapat menjalankan program pemesanan yang ditentukan oleh perusahaan karena terkadang lupa mengenai jadwal pemesanan barang dan ditambah lagi tidak adanya kontinyu mengenai notifikasi penerimaan pemesanan barang, maka dibuatlah sistem yang mampu mengatasi semua masalah tersebut dengan penelitian ini.

        Kesimpulan Terhadap Tujuan dan Manfaat Penelitian

        Dengan merancang sistem ini diharapkan mampu memudahkan Staff PPIC (Production Planning Inventory Control) dalam memberitahukan diterimanya pemesanan barang kepala gudang konsinyasi serta memudahkan berjalannya sistem penjadwalan pemesanan barang untuk konsinyasi.

        Dengan adanya penelitian ini penulis juga mampu memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan yang belum didapatkan selama perkuliahan dan menerapkan ilmu yang sudah diterima peneliti dengan cara kerja yang nyata serta membantu perusahaan mengatasi masalah

        Kesimpulan Terhadap Metode Penelitian

        Metode penelitian menggunakan SWOT dapat menganalisa kekuatan dan kelemahan sistem yang dirancang, sehingga sistem ini dapat bekerja dengan lebih baik.

        Saran

        Untuk dapat meningkatkan dan memaksimalkan kinerja sistem yang dibangun, maka peneliti peneliti bermaksut memberikan beberapa saran antara lain :

        1. Memberikan training kepada Staff PPIC (Production Planning Inventory Control) untuk pengoperasian sistem yang dibangun.
        2. Menggunakan modem yang stabil dan daya tahan lebih kuat untuk menggunakan SMS Gateway agar lebih maksimal.

        DAFTAR PUSTAKA

        1. 1,0 1,1 Jogiyanto. 2012. “Buku Yakub”.
        2. Irwanto. 2007. Definisi Prosedur. Jakarta : Informatika.
        3. McLeod. 2010. “Buku Yakub”.
        4. 4,0 4,1 4,2 Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
        5. Aisyah dkk. 2011.Perancangan Aplikasi Akademik Teknologi Mobile Menggunakan J2ME. Jurnal CCIT Vol-4 No.2 – Januari 2011.
        6. 6,0 6,1 Henderi dkk. 2011.Desain Aplikasi E-leraning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol.4, No.3 –Mei 2011.
        7. Widayanto, Wahyu. 2013. Perancangan Aplikasi Pengingat Berdasarkan Location Based Service Berbasis Android. http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.21.0507.pdf. 07 Oktober 2016.
        8. Edwin. Chris. 1999.
        9. Aliminsyah dan Padji 2010. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan. Bandung : Yrama Widia.
        10. Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
        11. Yusmini, dkk. 2011. Analisis Finansial Kud Mandiri Mojopahit Jaya Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Raya Kabupaten Kampar. Pekanbaru: Universitas Riau.
        12. 12,0 12,1 Rangkuti. Freddy. 2011. Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
        13. 13,0 13,1 Khang. Ibrahim, A. 2011. Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Tugas Akhir Berbasis Short Message Service (SMS) Gateway di Fasilkom Unsri. JUSI No.2 Vol-1.
        14. Zahra. Ibrahim. 2011.
        15. Triyono. Ibrahim. 2011.
        16. Yunianto. Ibrahim. 2011.
        17. Ibrahim. 2011.
        18. Raharjo, Budi. 2011. Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung : Informatika.
        19. Kustiyahningsih, Y. dan Anamisa, D. R. 2011. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP&MySQL. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
        20. 20,0 20,1 20,2 20,3 Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP&MySQL. Jakarta: Media Kita.
        21. 21,0 21,1 Yuhefizar. HA Mooduto. Rahmat Hidayat. 2009.
        22. 22,0 22,1 Rudianto, Arif M. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MySQL. Yogyakarta : Andi Offset.
        23. 23,0 23,1 23,2 23,3 Nugroho. 2010.
        24. Madcoms, Litbang. 2009. Menguasai XHTML, CSS, PHP & MySQL melalui Dreamweaver. Yogyakarta : Andi Offset.
        25. Oktavian, Diar. 2010. Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP. Yogyakarta : MEDIAKOM.
        26. 26,0 26,1 Widodo, Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung : Informatika.
        27. Padeli dkk. 2008. Membangun (E-procurement) Pengadaan Barang dan Jasa dengan Prinsip Good Corporate dengan Visual UML 2(1),70. Jurnal CCIT. Tangerang.
        28. Maimunah. 2010. Sistem Pemasaran Berbasis Web Dalam Meningkatkan Pelayanan Terhadap Pelanggan.1(1),30.
        29. Murad. 2010. Metode Struktur UML. Bandung : Informatika.
        30. 30,0 30,1 30,2 30,3 Rizky, Soetam. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta : Prestasi Pustaka.
        31. Saputra, Alhadi. 2012. Kajian Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk Pengembangan Sistem Informasi dan Aplikasi Perangkat Lunak Buatan LAPAN Bandung. Bandung : LAPAN.
        32. Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Grasindo.
        33. Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Konsep, Teknik dan Aplikasi. Jakarta : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
        34. Yuniarti, Evi dkk. 2012. Kinerja Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja. Lampung : Politeknik Negeri Lampung.