SI1222472113: Perbedaan revisi

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari
[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
(Konsep Dasar Perancangan Sistem)
(Konsep Dasar Perancangan Sistem)
Baris 589: Baris 589:
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<p style="line-height: 2">Lingkungan luar sistem (Environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
 
<p style="line-height: 2">Lingkungan luar sistem (Environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
 +
</p></div>
 +
</li>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Penghubung Sistem (Interface)
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain.
 +
</p></div>
 +
</li>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Masukan Sistem (Input)
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input).
 +
</p></div>
 +
</li>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Keluaran Sistem (Output)
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
 +
</p></div>
 +
</li>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Pengolah Sistem (Process)
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.
 +
</p></div>
 +
</li>
 +
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Sasaran Sistem (Objective)
 +
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 +
<p style="line-height: 2">Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
 
</p></div>
 
</p></div>
 
</li>
 
</li>
Baris 595: Baris 620:
 
</li>
 
</li>
 
</ol>
 
</ol>
 
<p style="line-height: 2">Dari definisi sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau kelompok dari elemen atau komponen yang saling berhubungan atau saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
 
</p>
 
  
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify">
  
<p style="line-height: 2">'''2. Karakteristik Sistem''' </p></div>
+
<p style="line-height: 2">'''2. Klasifikasi Sistem''' </p></div>
  
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
 
<div style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;text-indent: 0.5in">
<p style="line-height: 2">Erma Suryani, Rully Agus Hendrawan, Umi Salama, Lily Puspa Dewi (2014) Simulasi Sistem “Jurnal Internasional Agent Based Model to Analyze Consumer Behavior Consuming The Electricity Energy”</p></div>
+
<p style="line-height: 2">Menurut Hutahaean (2015: 6-7) Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang :</p></div>
<p style="line-height: 2">Menurut Sutabri (2012:20), “model umum sebuah sistem adalah input, process, output, hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran”. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. </p>
+
<p style="line-height: 2">Karakteristik sistem memiliki beberapa komponen di antaranya adalah sebagai berikut:</p>
+
 
<ol>
 
<ol>
 +
<!-- Sampai Sini -->
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Sistem (Components System).</li>
 
<li style="font-size: 12pt;font-family: 'times new roman';text-align: justify;line-height: 2;">Komponen Sistem (Components System).</li>
 
<p style="line-height: 2">Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.</p>
 
<p style="line-height: 2">Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.</p>

Revisi per 23 Agustus 2019 07.32

PENERAPAN SISTEM REALTIME BIDDING PADA

APLIKASI LELANG ONLINE MENGGUNAKAN LARAVEL

DAN VUE.JS DI CURALIB TECH


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg


Disusun Oleh :

NIM
: 1222472113
NAMA
: GARRYANDI FAHRYAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

KONSENTRASI SOFTWARE ENGINEERING

UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG

2019/2020

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERAPAN SISTEM REALTIME BIDDING PADA

APLIKASI LELANG ONLINE MENGGUNAKAN LARAVEL

DAN VUE.JS DI CURALIB TECH

Disusun Oleh :

NIM
: 1222472113
Nama
: GARRYANDI FAHRYAN

Telah Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Teknik Informatika

Konsentrasi Software Engineering

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2019

Pembimbing I
 
Pembimbing II
         
         
         
         
(Nasril Sany, M.Kom)
 
(Ilamsyah, M.Kom)
NID : 08190
 
NID : 011716

UNIVERSITAS RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENERAPAN SISTEM REALTIME BIDDING PADA

APLIKASI LELANG ONLINE MENGGUNAKAN LARAVEL

DAN VUE.JS DI CURALIB TECH

Disusun Oleh :

NIM
: 1222472113
Nama
: GARRYANDI FAHRYAN

Disetujui setelah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Juli 2019

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :


ABSTRAKSI

Dalam sebuah aplikasi tentu memiliki modul-modul tertentu dan padasetiap modul tersebut pasti kebutuhannya berbeda-beda. Ada yang memerlukanbanyak data, ada yang memerlukan tampilan yang bagus tetapi pada modul yanglainnya tidak dibutuhkan tampilan yang menarik. Ada juga yang memerlukansistem yang bisa menangani user secara realtime dan ada juga yang tidak perlurealtime. Contoh yang tidak membutuhkan realtime adalah halaman admin.Sedangkan halaman frontend ada yang perlu realtime dan ada juga yang kurangperlu realtime. Jika suatu halaman frontend hanya menampilkan profil-profil atauportofolio dari sebuah perusahaan, maka itu tidak perlu untuk dibuat realtime.Akan tetapi jika halaman tersebut merupakan halaman untuk belanja onlineseperti pelelangan online dan lain-lain yang sejenisnya, maka ini sangat perluuntuk dijadikan realtime, karena user perlu mengetahui jumlah barang saat inijuga, jumlah barang yang sedang terbeli tanpa harus memuat ulang halamanwebsite-nya. Oleh karena itulah dengan alasan bahwa dalam sebuah pelelanganyang bersifat online, perlu tahu harga yang ditawarkan oleh pelelang pada saatdetik itu juga dan perlu tahu kapan lelang ditutup pada detik itu juga, makadibutuhkanlah sebuah sistem realtime bidding guna mengatasi hal tersebut. Dalampenelitian ini, penulis akan meneliti dengan menggunakan metode SWOT dalammenganalisis sistem pelelangan oleh Curalib Tech yang menjadi objek penelitianpenulis. Yang menjadi inti dari penelitian ini adalah bagaimana seseorang bisamelakukan kegiatan pelelangan tanpa perlu datang ke gedung pelelangan dan bisadilakukan secara online di rumah. .


Kata Kunci: Realtime, Pelelangan, Lelang Online, Realtime Bidding.

ABSTRACT

As we can see into an application, it’s surely has so many modules and inevery module of them, it must be have difference needs. In an application itcertainly has certain modules and in each of these modules the needs aredifferent. There are those that require a lot of data, some require a good display,but in the other modules there is no need for an attractive display. There are alsothose who need a system that can handle users in real time and some that don'tneed realtime. An example that does not require realtime is the admin page. Whilethere are frontend pages that need realtime and some need less realtime. If afrontend page only displays profiles or portfolios of a company, then it does notneed to be made realtime. But if the page is a page for online shopping such asonline auctions and the like, then it is very necessary to be realtime, because theuser needs to know the number of items at this time, too, the number of itemsbeing purchased without having to reload the website - his. Therefore, on thegrounds that in an online auction, it is necessary to know the price offered by theauctioneer at the same moment and need to know when the auction closes at thatmoment, so a realtime bidding system is needed to overcome this. In this study, theauthor will examine using the SWOT method in analyzing the auction system byCuralib Tech which is the object of research by the author. The core of thisresearch is how one can conduct auction activities without the need to come to theauction place and can be done by online at home.


Keywords : Realtime, Auction, Online Auction, Realtime Bidding

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu WaTa’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisdapat menyelesaikan Skripsi dengan judul“PENERAPAN SISTEMREALTIME BIDDING PADA APLIKASI LELANG ONLINEMENGGUNAKAN LARAVEL DAN VUE.JS DI CURALIB TECH”.

Tujuan penulisan Laporan Skripsi ini adalah sebagai syarat dalammenyelesaikan Program Pendidikan Strata1 Program Studi Teknik Informatika pada Universitas Raharja.

Penulis menyadari bahwa dengan pertolongan dan izin-Nya,kemudian adanya bimbingan dan dorongan dari banyak pihak, penulisdapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si, selaku Rektor Universitas Raharja.
  2. Bapak Dr. Henderi, S.Kom., M.Kom, selaku Dekan Fakultas Universitas Raharja.
  3. Bapak Padeli, M.Kom, selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Raharja.
  4. Ibu Ruli Supriati, S.Kom., M.T.I, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
  5. Bapak Nasril Sany, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  6. Bapak Ilamsyah, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis.
  7. Bapak Ahmad Padli selaku stakeholder yang telah memberikan kontribusi besar di dalam lancarnya proses penelitian skripsi ini.
  8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Universitas Raharja yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan motivasi kepada penulis.
  9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun materil sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
  10. Teman-teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


Tangerang, 18 Juli 2019
Garryandi Fahryan
NIM. 1222472113


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini yang merupakan zaman digital, kita sangat mudah untuk menjual barang secara ​ online baik barang yg baru maupun barang yang bekas. Orang yang akan datang dan menanyakan barang tersebut adalah orang yang butuh, karena orang tersebut memang yang membuka toko online ​ atau ​ marketplace ​ -nya.

Yang menjadi masalah adalah, orang-orang yang mau membeli di toko ​ online ​ tersebut jika membeli barang bekas selalu menawar harga hingga terendah, sehingga penjual barang bekas tersebut kurang mendapatkan keuntungan apabila yang dijualnya adalah barang-barang yang tergolong harganya tinggi, seperti kendaraan dan properti.

Dari masalah tersebut, maka solusinya untuk barang-barang yang

berharga tinggi membutuhkan, ditargetkan dan tidak kepada menawarkan orang yang benar-benar penurunan harga, tetapi menawarkan dengan harga yang lebih tinggi dari harga minimal yang diberikan oleh penjual barang tersebut, dengan syarat penjual barang

tersebut tidak mematok harga sebesar harga jual di toko ​ online ​ .

Dari solusi tersebut, maka didirikanlah sebuah perusahaan yang

berdiri di bidangnya tersebut (yaitu pelelangan), perusahaan tersebut 12 bernama PT Altolelang yang saat ini ada di wilayah Jakarta Barat dan

Bandung.

Perusahaan Curalib Tech merupakan salah satu perusahaan

software house di Jakarta. Software House tersebut melayani satu ​ client ​ , yaitu PT Altolelang tersebut yang nantinya ingin membuat lelang versi

online ​ yang semisal dengan ​ marketplace ​.

Dalam hal pelelangan versi online tersebut dibutuhkan respon dari

aplikasi yang sifatnya ​ realtime dan perlu menanggapi penawaran yang akan diakses oleh orang banyak secara cepat, dan bahkan harus bisa menanggapi jika ada beberapa orang yang akan menawarkan barang

lelangan tersebut secara bersamaan.

Oleh karena itu penulis akan meneliti bagaimana jika sistem

Realtime Bidding ini akan diaplikasikan pada aplikasi lelang ​ online ini. Realtime Bidding sebenarnya pada praktiknya, digunakan di setiap marketplace untuk mengiklankan barang dengan keyword tertentu, yang keyword tertentu tersebut digunakan tidak mungkin hanya oleh satu

orang, tetapi bisa banyak orang yang memburu keyword tersebut.

Dengan begitu, keyword tersebut dibeli dengan sistem lelang, yaitu

siapa yang bayarannya paling besar, dia yang akan menggunakan

keyword tersebut.

Rumusan Masalah

  1. Apakah kegiatan pelelangan dapat dilakukan secara ​ online dengan menggunakan sistem ​ Realtime Bidding ​ ?

  2. Apakah Vue.js bisa digunakan untuk membuat sistem pelelangan online ​ tersebut menjadi ​ realtime ​ ?

  3. Bagaimana hasil dari jalannya proses penawaran lelang ​ online pada saat sebelum dan setelah sistem ​ realtime bidding ​ ini diterapkan?

Ruang Lingkup Penelitian

  1. Metodologi Agile untuk proses ​ development-nya.

  2. Perancangan sistem pelelangan yang sebelumnya adalah pelelangan secara bukan ​ online ​ menjadi ​ online ​ .

  3. Perancangan proses pelelangan menjadi realtime dengan menggunakan Vue.js.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan dari laporan ini adalah untuk menjabarkan penerapan sistem ​ realtime bidding pada aplikasi lelang online tersebut dan menjabarkan bagaimana implementasinya ke dalam bahasa pemrogramannya.

Selain mempermudah itu tujuan dari laporan proses kegiatan ini juga pelelangan untuk serta pembayarannya yang semua akan dilakukan secara ​ online ​ . Pembayaran sekaligus ​ bid ​ -nya akan dilakukan secara online menggunakan saldo khusus PT Altolelang yang semacam seperti pulsa atau dompet ​ online ​ .

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dari sisi penulis adalah penulis dapat lebih mensinkronisasikan antara ilmu teori dan fakta yang terjadi di lapangan sehingga dari ilmu teori tersebut, penulis dapat memecahkan permasalahan yang terjadi secara nyata.

Sedangkan manfaat untuk Curalib Tech adalah aplikasi lelang online-nya tersebut bisa dilakukan penawaran oleh banyak orang secara bersamaan, mengurangi resiko lambatnya dalam proses penawaran barang lelangan tersebut.

Adapun manfaat untuk para peserta lelang di PT Altolelang adalah para peserta tersebut dapat melakukan kegiatan pelelangannya tanpa harus datang ke lokasi pelelangan tersebut.

Metode Penelitian

Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Metode Pengumpulan Data

Dalam metode ini, penulis melakukan observasi, wawancara terhadap CEO Curalib Tech, dan penulis melakukan tinjauan kepustakaan (literature review) terhadap penelitian-penelitian yang serupa.

  1. Observasi

    Penulis melakukan observasi langsung ke Curalib Tech, kemudian dari Curalib Tech juga melakukan observasi ke PT Altolelang. Dari observasi tersebut, PT Altolelang yang merupakan sebuah tempat lelang yang memerlukan sistem pelelangan yang bisa berbasis online, dan saat ini yang ada hanya website untuk menunjukkan jadwal pelelangan dan barang-barang lelangannya saja.

  2. Metode Wawancara (Interview)

    Sebelum penelitian diterapkan, penulis terlebih dahulu melakukan wawancara terhadap pihak yang bersangkutan, yaitu pihak Curalib Tech untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh Curalib Tech dalam mengembangkan aplikasi lelang online. Penulis mewawancarai Ahmad Padli yang merupakan CEO dari Curalib Tech tersebut, dan beliau menjelaskan bahwa saat ini yang menjadi masalah pada project PT Altolelang tersebut adalah belum realtime-nya proses penawaran (bidding) tersebut.

  3. Metode Studi Pustaka (Library Research)

    Selain membaca buku referensi, penulis juga membaca dan mendapatkan informasi dari jurnal-jurnal dan/atau karya-karya ilmiah yang lain sebagai sumber pengetahuan untuk penulis dan juga untuk menjaga agar tidak terjadi plagiarisme oleh penulis baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

Metode Analisa

Dalam penelitian ini, metode analisis yang akan digunakan oleh penulis adalah metode SWOT, yaitu metode yang menganalisis 4 hal dalam bentuk evaluasi, yaitu Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman).

Metode Perancangan

Pada penelitian ini, perancangan yang akan dilakukan oleh penulis beserta alat untuk merancangnya adalah sebagai berikut :

  1. Pemodelan aplikasinya menggunakan UML (Unified Modelling Language),
  2. Pemrograman aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman PHP Framework Laravel 5.7, Jquery.js, Vue.js dan Vue Router yang proses instalasinya menggunakan Node Package Manager,
  3. Database aplikasinya menggunakan MySql (My Structured Query Language),
  4. Server dari aplikasi tersebut menggunakan Nginx v1.14 yang sama seperti Apache.

Sistem Penulisan

Penulisan laporan ini diurutkan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan latar belakang pada masalah yang terjadi dalam mengembangkan aplikasi lelang berbasis online serta membatasi permasalahan serta penulis melakukan literature review dalam pencarian sistem yang pas untuk kasus aplikasi tersebut. Setelah itu penulis menjabarkan metode-metode apa yang dilakukan untuk penelitian ini, dimulai dari metode yang dilakukan untuk pencarian data, metode yang dilakukan untuk analisis pembuatan aplikasi, metode perancangan aplikasinya, prototyping dan pengujian aplikasinya.

BAB II : LANDASAN TEORI

Penulis akan menjabarkan teori umum dan teori khusus terkait pada penelitian ini, yaitu Sistem Realtime Bidding. Secara pengetahuan, penulis akan mencantumkannya pada bab ini, berdasarkan referensi-referensi yang sudah didapatkan oleh penulis. Kemudian penulis akan menjabarkan tentang metode-metode yang dilakukan pada penelitian ini, masing-masing pengertian dan esensi-esensinya akan penulis sampaikan pada penelitian ini. Lalu selanjutnya penulis akan mencantumkan literature review dari penelitian tentang penggunaan sistem realtime pada kegiatan bidding yang telah dicoba untuk diterapkan bahkan ada yang diimplementasikan pada penelitian-penelitian lain, tentunya pada kasus-kasus yang lain.

BAB III : SISTEM YANG BERJALAN

Data bersangkutan yang telah didapatkan dari Curalib Tech oleh penulis akan dijabarkan pada bab ini, yaitu berupa struktur organisasi Curalib Tech. Kemudian penulis akan menjabarkan analisis dan prosedur sistemnya, serta disertai permintaan dari stakeholder serta penyaringan elisitasi-elisitasi dari permintaan stakeholder tersebut. Penulis juga akan mencantumkan konfigurasi-konfigurasi yang ada pada satu unit komputer dari objek penelitian (Curalib Tech) tersebut.

BAB IV : SISTEM YANG DIUSULKAN

BSetelah menjabarkan data dari Curalib Tech pada bab III, penulis akan menjabarkan solusinya pada bab ini, yaitu dengan menjelaskan bahasa pemodelannya, hipotesisnya serta prototype berupa tampilan input dan tampilan output dari halaman pengguna dan halaman administrator. Penulis juga akan memasukkan rancangan basis datanya, listing program yang telah dibuat dalam penelitian ini sebagai sebagian kode dari pembuatan aplikasi tersebut dan juga terakhir penulis akan mencantumkan pengujian (testing) yang penulis lakukan, Whitebox dan Blackbox.

BAB V : PENUTUP

Masalah yang didapat berupa data-data yang telah dicantumkan, kemudian solusinya juga telah dicantumkan, maka penulis akan memberikan kesimpulan pada bab ini, namun karena penulis serta penelitian yang diterapkan oleh penulis juga memiliki keterbatasan, maka pada bab ini penulis juga akan menuliskan saran untuk pembaca agar pembaca diharapkan bisa memberikan masukan untuk perbaikan pada kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAINNYA


BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan Sistem

Wahyu Hidayat, dkk (2016:49) mendefinisikan tentang perancangan bahwa, “Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Perancangan merupakan wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur, sehingga hal-hal yang sudah teratur bisa memenuhi fungsi dan kegunaan secara baik. Perancangan merupakan penggambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”. Kemudian Jogiyanto (2005:3) menyimpulkan tentang arti dari Perancangan Sistem adalah, “penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”. Menurut Alison McKay, et al (2016:237-250), “Perancangan Kegiatan Rekayasa adalah sebuah tahapan awal yang penting dari proses pembaharuan yang menghantarkan produk-produk baru kepada market-market dimana tantangan sosial ditempatkan dan dibangun secara mewah”.

Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan merupakan sebuah kebutuhan di tahapan awal berupa penuangan ide secara visual agar nantinya dapat dianalisis dan dipresentasikan ke ahli-ahli teknik yang terlibat dengan tujuan sistem tersebut memenuhi kebutuhan pengguna sistem.

1. Konsep Dasar Sistem

Di dalam setiap kehidupan, kita tidak akan lepas dari masalah. Masalah adalah sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan keinginan atau harapan. Dengan hadirnya teknologi informasi, diharapkan bisa mengurangi masalah yang ada sesuai dengan penyelesaian tertentu dan penyelesaian masalah tersebutlah yang disebut sebagai algoritma.

  1. Definisi Sistem

    Menurut Romney Dan Steinbart (2015:3) sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Jeperson Hutahaean (2015:2) menyebutkan bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama – sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.

    Jadi bisa disimpulkan bahwa sistem adalah suatu prosedur yang menjadi panutan pekerjaan bagi komponen-komponen suatu jaringan atau organisasi dalam rangka mencapai sasaran-sasaran dari jaringan atau organisasi tersebut.

  2. Karakteristik Sistem

    Menurut Hutahaean (2015:3-5), bahwa supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu:

    1. Komponen Sistem (Components)

      Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

    2. Batasan Sistem (Boundary)

      Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

    3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

      Lingkungan luar sistem (Environment) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

    4. Penghubung Sistem (Interface)

      Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain.

    5. Masukan Sistem (Input)

      Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input).

    6. Keluaran Sistem (Output)

      Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

    7. Pengolah Sistem (Process)

      Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

    8. Sasaran Sistem (Objective)

      Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2. Klasifikasi Sistem

Menurut Hutahaean (2015: 6-7) Sistem dapat diklasifikasikan dalam beberapa sudut pandang :

  1. Komponen Sistem (Components System).
  2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

  3. Batas Sistem (Boundary)
  4. Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu-kesatuan serta menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

  5. Lingkungan Luar Sistem (Outline Environments)
  6. Lingkungan luar suatu sistem adalah komponen-komponen di luar sistem yang tidak terlibat langsung dengan siste. Lingkungan yang berada di luar batas sistem biasa memberikan pengaruh postif maupun negative terhadap operasi sistem. Lingkungan luar yang memberikan pengaruh positif akan menguntungkan bagi operasi sehingga perlu di jaga dan di kembangkan, sedangkan lingkungan luar yang memberikan pengaruh negative yang merugikan harus ditahan dan di kendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem yang ada.

  7. Penghubung Sistem (Interface)
  8. Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.

  9. Masukan Sistem (Input)
  10. Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance Input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.

  11. Keluaran Sistem (Output)
  12. Keluaran adalah hasil dari energi yang di masukan kedalam sistem yang telah diolah atau di proses atau di manipulasi dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

  13. Pengolah Sistem (Process)
  14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian sistem yang memproses masukan untuk menghasilkan keluaran beruapa informasi yang berguna bagi penerima informasi tersebut.

  15. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan Sistem (Goals)
  16. Suatu sistem pasti mempunyai sasaran atau tujuan. Apabila suatu sistem tidak mempunyai sasaran. Maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

  17. Kontrol Sistem (control)
  18. Kontrol sistem merupakan pengawasan bagi pelaksanaan sistem dalam pencapaian sasaran dan tujuan. Kontrol sistem dapat berupa kontrol masukan, kontrol proses serta kontrol keluaran.

  19. Komponen Sistem (Components System).
  20. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

  21. Komponen Sistem (Components System).
  22. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

  23. Komponen Sistem (Components System).
  24. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem, setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan, suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra sistem”.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut McLeod dalam bukunya (Yakub, 2014: 4) sistem yang dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Phisical System) Sistem abstrak adalah yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
  2. Sistem Alami (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System) Sistem alami adalah yang keberadaannya terjadi secara alami (natural) tanpa campur tangan manusia, sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alami adalah sistem tata surya terdiri dari atas sekelompok planet, gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia.
  3. Sistem yang berinterkasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistic adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistic.
  4. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tertentu (Probalistic System) Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sedangkan sistem tidak tentu adalah sistem tingkah lakunya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probalitas. Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya. Program aplikasi yang dirancang dan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas dan terstruktur.
  5. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System) Sisten tertutup merupakan sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dangan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Sebaliknya, sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan lainnya.
  6. Komponen Sistem (Components System).

4. Definisi Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisis sistem, dan mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang akan dikerjakan pada tahap analisis sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Mohamad Subhan (2012:109) dalam bukunya yang berjudul Analisa Perancangan Sistem mengungkapkan: “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis sistem”, sedangkan menurut Aisyah dan kawan kawan di dalam Jurnal CCIT Vol. 4 no 2 (2012:203), “Perancangan sistem yaitu tahap untuk melakukan perancangan aplikasi, yang terdapat tiga tahapan perancangan, seperti perancangan interface, perancangan isi, dan perancangan program”, sedangkan menurut Kristanto (2013:61) “Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem, yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

Design sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah melakukan tahap analisis sistem, dan mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan, atau tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat design sistem. Menurut Whitten dalam Pujadi yang dikutip dari jurnal CCIT Vol.4 no 2 (2012:189), mengatakan bahwa “Desain sistem adalah proses seseorang untuk mendapatkan fokus pada detail dari solusi yang mendasarkan sistem informasi, hal itu juga dapat dikatakan sebagai desain fisik. Untuk efek utama dari desain sistem tunduk untuk memenuhi kebutuhan pengguna sistem dan memberikan capture jelas dan desain yang jelas untuk programmer”.

Urutan fase dalam desain sistem adalah :

  1. Desain Kontrol, tujuannya bahwa penerapan sistem setelah dapat mencegah kesalahan yang terjadi, kerusakan, sistem yang gagal atau ancaman bahkan sistem keamanan.
  2. Desain Output, pada fase ini pelaporan dihasilkan harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan oleh aplikasi pengguna.
  3. Desain Input, pada fase ini skema GUI’S (Graphic User Interface) dibuat untuk efisiensi input data dan keakuratan data.
  4. Desain Database adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan sebagian besar interrelates data satu dengan yang lain.
  5. Desain Konfigurasi komputer untuk menerapkan sistem.

5. Tahapan Perancangan Sistem

Menurut Mulyanto (2013:78) perancangan suatu sistem, merupakan dasar dari pembuatan suatu sistem yang handal dan kuat memerlukan suatu proses atau tahap – tahapan, adapun tahap – tahapan dalam perencanaan sistem dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

  1. Tahap Analisis, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah.
  2. Tahap Desain, bertujuan untuk memahami pemecahan masalah yang didapat pada tahap analisis melalui suatu pemodelan.
  3. Tahap Implementasi, untuk menerapkan pemodelan yang telah dibuat menjadi sistem aplikasi sesungguhnya.

Gabungan dari tahap analisis dan desain biasanya disebut sebagai perancangan sistem.

6. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Mulyanto (2012:89), tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user)
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.

7. Manfaat Perancangan Sistem

Menurut Jogiyanto (2012:90), manfaat perancangan sistem adalah:

  1. Memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan berbagai proses yang akan mengolah informasi tersebut secara otomatis
  2. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan sistem informasi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisai atau perusahaan.
  3. Meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan sistem informasi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisai atau perusahaan.
  4. Memperbaiki daya saing atau untuk meningkatkan keunggulan kompetitif yang ada di dalam organisasi atau di dalam perusahaan..

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah dengan cara mengurai dan mempelajari sistem dan proses kerja agar dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan peluang untuk dilakukan perbaikan dengan cara mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan masalah, mengidentifikasikan penyebabnya, menentukan solusi, dan mengidentifikasikan kebutuhan informasi yang diperlukan.

Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Pengertian informasi adalah keterangan, pemberitahuan atau berita. Informasi sifatnya menambah pengetahuan atau wawasan seseorang. Oleh karena itu, uraian dalam berita radio/televisi merupakan informasi.

Menurut R.J Beishon dikutip Onong (1989) “Informasi adalah diinterprestasikan, barangkali, lebih luas daripada biasanya, yang mencakup isyarat dan data yang diterima seorang manajer sehari-hariannya, apakah itu tampak bersangkutan dengan pekerjaan atau tidak. Pendekatan seperti ini memandang hal-hal seperti ekspresi wajah dan gerak isyarat sebagai informasi, demikian pula hal-hal yang lebih jelas seperti memo dan pesan melalui telepon” (Sunyoto, 2014: 39).

2. Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:33-34) pada buku Analisis Sistem Informasi,yang berisi Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevance).

  1. Akurat (accuracy)
  2. Informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

  3. Tepat waktu (Time Lines)
  4. Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

  5. Relevan (relevance)
  6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan

  7. Mudah dan Murah
  8. Cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan pertimbangan tersendiri, jika cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka kualitas informasi tersebut akan berkurang.

3. Fungsi Informasi

Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda (Sutabri, 2012: 12).

4. Nilai Informasi

Nilai informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

Menurut Gordon B. Davis dalam Sutarman (2012: 14), Nilai Informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.


Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh
  2. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  3. Sifat luas dan kelengkapannya
  4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakapan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  5. Ketelitian (accuracy)
  6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  7. Kecocokan dengan pengguna (relevant)
  8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  9. Kejelasan (clirity)
  10. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  11. Fleksibel/keluwesannya
  12. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  13. Dapat dibuktikan
  14. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

  15. Tidak ada prasangka
  16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  17. Dapat diukur
  18. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

5. Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.

Data yang diolah melalui suatu model menjadi suatu informasi, penerima akan menerima informasi tersebut kemudian membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali.

Informasi diperlukan sebagai dasar pertimbangan para pengelola organisasi atau perusahaan dalam pengambilan keputusan manajerial dan strategis. Pengelolaan data menjadi sebuah informasi merupakan suatu siklus yang terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :

  1. Pengumpulan Data
  2. Pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu, seperti data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan suatu proses pencatatan data di dalam suatu file.Input Tahap ini merupakan proses untuk memasukan data dan prosedur pengolahan data kedalam komputer melalui alat input seperti keyboard. Prosedur data merupakan suatu urutan langkah untuk mengolah data yang ditulis kedalam suatu bahasa pemrograman yang disebut program.

  3. Pengolahan Data
  4. Merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah dimasukan. Kegiatan pengolahan data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi atau pengelompokan data, kalkulasi, pengurutan, penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik, penyimpanan dan pembacaan data.

6. Transformasi Data Ke Dalam Informasi

Data merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan pemilihan data yang tepat ditambah lagi dengan proses yang akurat maka akan memberikan sebuah informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Data bisa analogikan sesuatu yang masih mentah baik softcopy (data-data dikomputer) maupun hardcopy (hasil print, buku, fotocopy) yang masih harus diproses lagi untuk menjadi lebih berarti dan memiliki nilai tambah.

Untuk menjadi sebagai informasi data-data itu diolah atau diproses dengan berbagai langkah-langkah sesua idengan kebutuhannya, setelah diproses ada kalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flasdisk,cd,kertas dll).

Dari informasi yang diperoleh jika sekiranya informasi yang dihasilkan masih kurang sesuai dengan keinginannyamaka data yang diinputkan atau proses yang dilakukan perlu dilakukan pembenahanlagi atau mungkin informasi itu dianggap sebagai data dan diproses lagi dengan proses yang lain disitulah dibutuhkan feedbackuntuk memberikan yang berkualitas. (Rohmat Taufiq,2013:16-17)

7. Pengolahan Data informasi

Dalam pengolahan data, untuk membuat data itu berguna sesuai dengan hasil yang dinginkan, sehingga dapat segera dipakai, maka harus digunakan alat-alat untuk mempercepat jalannya pengolahan, beserta staf yang mampu melaksanakan seluruh fase dalam rangka pengolahan data, mulai dari pengumpulan data, sampai ke pembuatan laporan atau informasi yang diinginkan, hendaknya dihasilkan sesuai dengan waktu, biaya yang ringan dan informasi yang relevan bagi pemakai.

Menurut Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya (2014: 26) dalam jurnal Computech & Bisnis Vol. 8 No. 1, “Pengolahan data dengan menggunakan komputer dikenal dengan sebutan Pengolahan Data Elektronik (PDE) atau Electronic Data Processing (EDP)”.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut O’Brian dikutip oleh Yakub (2012:17) pada buku Pengantar Sistem Informasi, sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Sedangkan menurut Hanif Al Fatta (Indonesian Journal on Networking and Security, Volume 2, No 4 - Oktober 2013), untuk memahami pengertian sistem informasi, harus diingat keterkaitan antara data dan informasi sebagai entitas penting pembentuk system informasi. Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya. Sistem informasi adalah sistem yang menyediakan informasi dengancara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerima.

2. Komponen Sistem Informasi

Menurut Yakub (2012: 20) Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen -komponen dari sistem informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

  1. Blok Masukan (Input Block), Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukkan.
  2. Blok Model (Model Block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.
  3. Blok Keluaran (Output Block), produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem
  4. Blok Teknologi (Technology Block), blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; teknisi (brainware), perangakat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
  5. Basis Data (Database Block), basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

3. Tujuan Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:47), “tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

Menurut Yuliastrie (2013:28), Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan yaitu:

  1. Akurat (accuracy)
  2. a. Menghubungkan sistem individu/kelompok.

    b. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.

    c. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi.

  3. Efisiensi pengelolaan
  4. a. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.

    b. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik Informasi.

    c. Penggunaan dan pengambilan Informasi.

  5. Dukungan keputusan untuk manajemen
  6. a. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.

    b. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.

    c. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.

Konsep Dasar Analisa

1. Definisi Analisa Sistem

Tahap analisa merupakan tahap yang penting dan bersifat kritis, karena apabila dalam tahap ini terdapat kesalahan akan menyebabkan kesalahan pada tahapan-tahapan yang akan di lakukan selanjutnya. Berikut definisi analisa menurut pakar yaitu :

  1. Menurut Yakub (2012:142), Analisa sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa suatu jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business prosess), ketentuan atau aturan (business rule),masalah dan mencari solusinya (business problem and business soulution), dan rencana-rencana dalam perusahaan (business plan).
  2. Menurut laundon (2010), “analisa sistem terdiri dari mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan penyebabnya, menentukan solusi, dan mengindetifikasikan kebutuhan informasi yang harus memenuhui dengan solusi sistem”.
  3. Menurut Mcleod dan Schell (2012), “ analisa sistem adalah penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau sistem yang di perbaharui”.
  4. Menurut Taufiq (2013: 156), “Analisa Sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah komputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem, analisa masalah, design logic, dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

2. Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:33-34) pada buku Analisis Sistem Informasi, Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevance).

  1. Akurat (accuracy)
  2. Informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

  3. Tepat waktu (Time Lines)
  4. Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

  5. Relevan (relevance)
  6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

  7. Mudah dan Murah
  8. Cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan pertimbangan tersendiri, jika cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka kualitas informasi tersebut akan berkurang.

3. Fungsi Informasi

Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang sudah diolah menjadi sebuah keputusan. Akan tetapi, dalam kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberi suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapatan yang berbeda (Sutabri, 2012: 12).

4. Nilai Informasi

Nilai informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

Menurut Gordon B. Davis dalam Sutarman (2012: 14), Nilai Informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Kemudahan dalam memperoleh
  2. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.

  3. Sifat luas dan kelengkapannya
  4. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakapan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.

  5. Ketelitian (accuracy)
  6. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

  7. Kecocokan dengan pengguna (relevant)
  8. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.

  9. Kejelasan (clirity)
  10. Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

  11. Fleksibel/keluwesannya
  12. Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.

  13. Dapat dibuktikan
  14. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

  15. Tidak ada prasangka
  16. Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

  17. Dapat diukur
  18. .Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai sempurna.

4. Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.

Data yang diolah melalui suatu model menjadi suatu informasi, penerima akan menerima informasi tersebut kemudian membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali.

NInformasi diperlukan sebagai dasar pertimbangan para pengelola organisasi atau perusahaan dalam pengambilan keputusan manajerial dan strategis. Pengelolaan data menjadi sebuah informasi.

  1. Pengumpulan Data
  2. Pada tahap ini dilakukan suatu proses pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu, seperti data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan suatu proses pencatatan data di dalam suatu file.Input Tahap ini merupakan proses untuk memasukan data dan prosedur pengolahan data kedalam komputer melalui alat input seperti keyboard. Prosedur data merupakan suatu urutan langkah untuk mengolah data yang ditulis kedalam suatu bahasa pemrograman yang disebut program.

  3. Pengolahan Data
  4. Merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah dimasukan. Kegiatan pengolahan data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi atau pengelompokan data, kalkulasi, pengurutan, penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik, penyimpanan dan pembacaan data.

5. Transformasi Data Ke Dalam Informasi

Data merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan pemilihan data yang tepat ditambah lagi dengan proses yang akurat maka akan memberikan sebuah informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Data bisa analogikan sesuatu yang masih mentah baik softcopy (data-data dikomputer) maupun hardcopy (hasil print, buku, fotocopy) yang masih harus diproses lagi untuk menjadi lebih berarti dan memiliki nilai tambah.

Untuk menjadi sebagai informasi data-data itu diolah atau diproses dengan berbagai langkah-langkah sesua idengan kebutuhannya, setelah diproses ada kalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flasdisk,cd,kertas dll).

Untuk menjadi sebagai informasi data-data itu diolah atau diproses dengan berbagai langkah-langkah sesua idengan kebutuhannya, setelah diproses ada kalanya data yang sudah menjadi informasi itu disimpan pada sebuah alat penyimpanan (hardisk, flasdisk,cd,kertas dll).

Dari informasi yang diperoleh jika sekiranya informasi yang dihasilkan masih kurang sesuai dengan keinginannyamaka data yang diinputkan atau proses yang dilakukan perlu dilakukan pembenahanlagi atau mungkin informasi itu dianggap sebagai data dan diproses lagi dengan proses yang lain disitulah dibutuhkan feedbackuntuk memberikan yang berkualitas. (Rohmat Taufiq,2013:16-17)

6. Pengolahan Data informasi

Dalam pengolahan data, untuk membuat data itu berguna sesuai dengan hasil yang dinginkan, sehingga dapat segera dipakai, maka harus digunakan alat-alat untuk mempercepat jalannya pengolahan, beserta staf yang mampu melaksanakan seluruh fase dalam rangka pengolahan data, mulai dari pengumpulan data, sampai ke pembuatan laporan atau informasi yang diinginkan, hendaknya dihasilkan sesuai dengan waktu, biaya yang ringan dan informasi yang relevan bagi pemakai.

Menurut Agung Wahana dan Asep Ririh Riswaya (2014: 26) dalam jurnal Computech & Bisnis Vol. 8 No. 1, “Pengolahan data dengan menggunakan komputer dikenal dengan sebutan Pengolahan Data Elektronik (PDE) atau Electronic Data Processing (EDP)”.

Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Menurut O’Brian dikutip oleh Yakub (2012:17) pada buku Pengantar Sistem Informasi, sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Sedangkan menurut Hanif Al Fatta (Indonesian Journal on Networking and Security, Volume 2, No 4 - Oktober 2013), untuk memahami pengertian sistem informasi, harus diingat keterkaitan antara data dan informasi sebagai entitas penting pembentuk system informasi. Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya. Sistem informasi adalah sistem yang menyediakan informasi dengancara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerima.

2. Definisi Sistem Informasi

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan sistem mempunyai maksud atau tujuan utama, sebagai berikut:

  1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem (user).
  2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancang bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat pengembangan atau pembuatan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Contributors

Admin, Garry