SI1214473171

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PURCHASING ORDER

PADA PT. SAPTA SEMPURNA JAYA


SKRIPSI


jpg


Disusun Oleh :


NIM
: 1214473171
NAMA



JURUSAN SISTEM INFORMASI

KONSENTRASI KOMPUTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

TANGERANG

(2015/2016)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PURCHASING ORDER

PADA PT. SAPTA SEMPURNA JAYA

 

Disusun Oleh :

NIM
: 1214473171
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, 25 Januari 2016

Ketua
       
Kepala Jurusan
       
           
           
           
           
(Ir.Untung Rahardja, M.T.I)
       
(Nur Azizah, M.Akt, M.Kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

 

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PURCHASING ORDER

PADA PT. SAPTA SEMPURNA JAYA

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1214473171
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2015/2016

 

Disetujui Oleh :

Tangerang, 25 Januari 2016

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
   
(Haryanto, M.Kom)
NID : 02026
   
NID : 09010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PURCHASING ORDER

PADA PT. SAPTA SEMPURNA JAYA

 

Dibuat Oleh :

NIM
: 1214473171
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Komputer Akuntansi

Tahun Akademik 2015/2016

Disetujui Penguji :

Tangerang, 25 Januari 2016

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
(----)
 
(----)
 
(----)
NID :----
 
NID :----
 
NID :----

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI


PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PURCHASING ORDER

PADA PT. SAPTA SEMPURNA JAYA

Dibuat Oleh :

NIM
: 1214473171
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
Konsentrasi

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sangksi jika pernyataan diatas tidak benar.


Tangerang, 25 Januari 2016

 
 
 
 
NIM : 1214473171

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;

ABSTRACT

In the era of globalization, rapid technological developments have affected all sectors to continue to try to make the system better information. One of the keys to success for global competition is to continue to improve the knowledge possessed by each individual in creating a system that can be useful in accordance with the needs of each - each individual. So it can deliver and get information faster than the previously used technology. PT. Sapta Sempurna Jaya is a specialized company engaged in the field of services supply and stock bolts & nuts in various sizes as well as outside the standard size in need in the automotive, steel structure, petrochemical industry, household products, electronic components, and so that where the system work still needs development, so it still has some drawbacks such as data retrieval requires a very long time because they have to look for in books, Microsoft Exel or pinned paper may even have been worn. To prevent the occurrence of errors employee data to be entered into the system, a high accuracy is needed to overcome the problems of the authors system generates Purchasing Order Information System Design at. PT. Sapta Sempurna Jaya using the method of analysis and design of object-oriented tools Unified Modeling Language (UML) and the development of systems using the programming language ASP and applications liaison that connects ASP and MySQL with IIS application as well as adobe dreamweaver as application design, as well as testing programs with blackbox. Implementation of the program can overcome the problems of running such systems, more leverage in the data processing and purchase report.

Keywords: Purchase Order, Purchase Rreport, UML

ABSTRAKSI

Dalam era globalisasi perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mempengaruhi segala bidang untuk terus berusaha membuat sistem informasi yang lebih baik. Salah satu kunci keberhasilan untuk menghadapi persaingan global adalah dengan terus meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap pribadi dalam menciptakan suatu sistem yang dapat berguna sesuai dengan keperluan masing – masing individu. Sehingga dapat menghantarkan dan mendapatkan informasi lebih cepat dibandingkan dengan teknologi yang digunakan sebelumnya. PT. Sapta Sempurna Jaya adalah perusahaan yang bergerak khusus dalam bidang jasa supply dan stock baut & mur dalam berbagai ukuran maupun di luar ukuran standar yang di perlukan dalam bidang otomotif, struktur baja, industri petrokimia, produk rumah tangga, komponen elektronik, dan sebagainya yang dimana sistem kerjanya masih memerlukan pengembangan, sehingga masih mempunyai beberapa kelemahan seperti pencarian data yang memerlukan waktu yang sangat lama karena harus mencari didalam buku - buku, Microsoft exel atau ditumpukan kertas yang bahkan mungkin telah usang. Untuk mencegah terjadinya kesalahan data karyawan yang akan dimasukan ke dalam sistem, dibutuhkan ketelitian yang tinggi untuk mengatasi permasalahan sistem penulis menghasilkan Perancangan Sistem Informasi Purchasing Order pada PT. Sapta Sempurna Jaya dengan menggunakan metode analisa dan perancangan berorientasi objek dengan alat bantu Unified Modeling Language (UML) dan pengembangan sistem dengan menggunakan bahasa pemograman ASP, dan aplikasi penghubung yang menyambungkan ASP dan MySQL dengan aplikasi IIS serta adobe dreamweaver sebagai aplikasi desain, serta pengujian program dengan blackbox. Penerapan program diharapkan dapat mengatasi permasalahan sistem berjalan diantaranya, lebih maksimal dalam proses pengolahan data dan pembuatan laporan penjualan.

Kata Kunci: Purchasing Order, Laporan Penjualan, UML

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Skripsi penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.

Penulisan laporan Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan. Laporan Skripsi ini dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT. Sapta Sempurna Jaya.

Penulis menyadari jika tanpa bimbingan dan dorongan dari setiap pihak, terutama kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a untuk keberhasilan penulis. Maka Laporan Skripsi ini tidak akan terwujud dan selesai tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada :

  1. Ir. Untung Rahardja, M.T.I., selaku ketua STMIK Raharja.

  2. Sugeng Santoso, M.Kom., M.Si selaku Direktur STMIK Raharja.

  3. Nur Azizah, M.Kom., M.Akt.selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi.

  4. Dina Fitria Murad, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu penulis memberikan kritik, saran, waktu dan masukan yang membangun dalam pembuatan laporan ini.

  5. Haryanto, M. Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis memberikan kritik, saran, waktu dan masukan yang membangun dalam pembuatan laporan ini.

  6. Hardjanto selaku Presiden Direktur PT. Sapta Sempurna Jaya.

  7. Tri Sulistyowati selaku Direktur PT. Sapta Sempurna Jaya.

  8. Devi Purnamasari selaku admin purchase PT. Sapta Sempurna Jaya, yang memberikan informasi yang diperlukan kepada penulis.

  9. Kedua Orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a dan dorongan semangat serta bantuan moril dan material, juga saudara (Ka Arsun, Ka Mega Pradika, Abang Maulana, Dinda Fardila)

  10. Teman-teman (Henny, Finike, Metta, Elmi, dan komduk) yang telah membantu dan mendukung penulis untuk dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

  11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian Laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, 25 Januari 2016
BELLA IRMA
NIM. 1214473171

Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Simbol Use Case Diagram
Gambar 2. Simbol Activity Diagram
Gambar 3. Simbol Sequence Diagram
Gambar 4. Simbol Class Diagram

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh Rekapan Data PO

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

Gambar 2.2 Tipe Strategi SWOT

Gambar 2.3 Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Use Case Diagram Sistem Berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem Berjalan

Gambar 3.4 Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Gambar 4.1 Use Case Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.2 Activity Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.3 Sequence Diagram admin Yang Diusulkan

Gambar 4.4 Sequence Diagram Pimpinan Yang Diusulkan

Gambar 4.5 State Machine Admin Yang Diusulkan

Gambar 4.6 State Machine Pimpinan Yang Diusulkan

Gambar 4.7 Class Diagram Yang Diusulkan

Gambar 4.8 Prototype Home

Gambar 4.9 Prototype Login

Gambar 4.10 PrototypeTambah Barang

Gambar 4.11 Prototype Barang

Gambar 4.12 PrototypeTambah Customer

Gambar 4.13 Prototype Customer

Gambar 4.14 Prototype Order

Gambar 4.15 Prototype Detail PO

Gambar 4.16 Prototype Tampil Detail PO

Gambar 4.17 Prototype Tambah Order

Gambar 4.18 Prototype Laporan

Gambar 4.20 Tampilan Menu Home

Gambar 4.21 Tampilan Menu Login

Gambar 4.22 Tampilan Tambah Barang

Gambar 4.23 Tampilan Barang

Gambar 4.24 Tampilan New Customer

Gambar 4.25 Tampilan Customer

Gambar 4.26 Tampilan Order

Gambar 4.27 Tampilan NewOrder

Gambar 4.28 Tampilan Laporan


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Elisitasi Tahap I Stakolder

Tabel 3.2. Elisitasi Tahap I Stakolder

Tabel 3.3. Elisitasi Tahap II

Tabel 3.4. Elisitasi Tahap III

Tabel 3.5. Final Draft Elisitasi

Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan

Tabel 4.2. Login

Tabel 4.3. Barang

Tabel 4.4. CS

Tabel 4.5. PO

Tabel 4.6. Faktur

Tabel 4.7. Black Box Testing

Tabel 4.8. Time schedule

Tabel 4.9. Estimasi Biaya


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam era globalisasi dewasa ini, teknologi yang sangat berkembang begitu pesat serta kebutuhan informasi sekarang ini menjadi kebutuhan mutlak bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk memenangkan sebuah persaingan. Dimana informasi digunakan sebagai penunjang pembuat keputusan, sehingga dibutuhkan penyampaian informasi yang akurat dan cepat dalam mendapatkannya agar tidak kalah dari pesaingannya. Informasi tersebut berisi kondisi yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk perencanaan strategis dan program kerja.

PT. Sapta Sempurna Jaya adalah perusahaan yang bergerak khusus dalam bidang jasa supply dan stock Baut & Mur dalam berbagai ukuran maupun di luar ukuran standar yang di perlukan dalam bidang Otomotif, Struktur Baja, Industri Petrokimia, Produk Rumah Tangga, Komponen Elektronik, dan sebagainya. Perusahaan ini di dirikan pada tanggal 01 September 2000 yang telah di lengkapi administrasi sah dan tata cara perpajakan yang di atur oleh UU.

Untuk mencapai keunggulan berkarya yang dapat meraih kepercayaan pelanggan dipasaran yang kompetitif, PT. Sapta Sempurna Jaya harus menghasilkan produk-produk unggulan yang terpercaya dengan kualitas dan waktu penyelesaian produk sesuai dengan harapan pelanggan. PT. Sapta Sempurna Jaya harus menjamin bahwa produk-produk yang dihasilkan sudah teruji dengan kualitas sesuai permintaan pelanggan dengan mengutamakan kepercayaan dan kejujuran.

PT. Sapta Sempurna Jaya juga merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi komputerisasi dalam menjalankan semua kegiatan pembukuannya terutama dalam penerimaan purchasing order dimana sistem kerjanya perlu adanya pengembangan, seperti pencarian data PO yang dibutuhkan memerlukan waktu yang cukup lama karena harus mencari didalam buku - buku , terjadinya selisih antara laporan penjualan dengan rincian PO masuk karena data PO yang hilang ditumpukan kertas bahkan ada yang sudah usang, dan pembuatan faktur atau laporan penjualan yang tidak valid, serta kemungkinan terjadinya manipulsi data karena faktur penjualan yang dibuat merupakan pengetikan sendiri oleh admin.

Berikut contoh penggunaan ms. Excel pada system berjalan:

Gambar 1.1. Contoh rekapan data PO

Keterangan gambar 1.1.

Analisa ini dilakukan dengan metode SWOT analysis. Dengan latar belakang diatas , peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa sebuah rancangan dan prototype program sistem informasi purchase order yang dapat mempermudahkan proses penjualan dan pembuatan laporan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas,maka penulisan mengambil judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PURCHASING ORDER PADA PT. SAPTA SEMPURNA JAYA” dengan harapan dapat memberikan solusi terbaik untuk PT. Sapta Sempurna Jaya dalam aktivitas kerja khususnya di bagian penjualan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemilihan judul yang telah penyusun paparkan di atas, maka penyusun merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana perusahaan menjalankan sistem purchasing order yang sedang berjalan saat ini?

  2. Bagaimana sistem dapat menghasilkan laporan-laporan yang sesuai dengan kebutuhan?

  3. Bagaimana merancang aplikasi sistem informasi purchasing order?

Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pembuatan laporan penjualan yang dilakukan oleh bagian penjualan.

  2. Mengidentifikasikan kebutuhan user terhadap laporan-laporan yang dihasilkan dari sistem.

  3. Untuk merancang aplikasi sistem informasi purchasing order agar mempermudah user untuk menghasilkan suatu laporan penjualan yang cepat dan akurat.

Manfaat Penelitian

  1. Teridentifikasinya kebutuhan-kebutuhan perusahaan untuk mengembangkan proses purchasing order.

  2. Terindentifikasinya kebutuhan perusahan untuk laporan yang dihasilkan oleh sistem penjualan.

  3. Menghasilkan laporan penjualan di PT. SAPTA SEMPURNA JAYA yang cepat dan akurat.

Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menyadari akan luasnya permasalahan yang terjadi di PT. Sapta Sempurna Jaya, sehingga penulis harus memberi batasan hanya pada perancangan sistem purchasing order yakni dari awal pemesanan barang dari pelanggan atau biasa disebut (p.o), sampai laporan penjualan yang dilakukan oleh admin. Hal ini dimaksudkan agar masalah yang diteliti tidak berkembang dan tidak melebar ke masalah-masalah di luar penelitian, karena dalam purchasing order di sini masih terbatas atau kemampuan admin dalam membuat laporan yang tidak valid karena sering terjadinya selisih antara PO masuk dan laporan penjualan.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam langkah ini penyusun melakukan beberapa cara untuk mendapatkan informasi yang dapat dikumpulkan sebagai bahan penelitian diantaranya, yaitu:

Metode Pengumpulan Data

  1. Metode Observasi (Pengamatan)

  2. Penulis melakukan tinjauan langsung ke objek penelitian yaitu melakukan pengamatan dan melaksanakan pencatatan sistematis terhadap unsur-unsur yang diteliti, penulis melakukan tinjauan langsung ke PT. Sapta Sempurna Jaya divisi purchasing.

  3. Metode Pustaka

  4. Untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti,penulis mengumpulkan data yang bersumber dari berbagai buku melalui sumber-sumber dari kepustakaan, guna mendapatkan gambaran secara teoritis yang berkaitan dengan pembuatan data ini sebagai acuan. Disamping materi yang didapatkan semasa kuliah dan beberapa literature yang diperlukan. Dalam metode ini digunakan dan diterapkan teori-teori dari buku-buku referensi.

  5. Metode Wawancara (Interview Search)

  6. Penulis melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait untuk kejelasan hasil temuan observasi sekaligus mendapatkan informasi lebih banyak seputar sistem berjalan. Dengan Bapak Hardjanto yaitu sebagai stake holder dan Ibu Devi dibagian purchasing.

Metode Analisis

Setelah melakukan pengumpulan data-data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah dan dianalisis. Metode analisis dalam penelitian ini penyusun menggunakan analisis SWOT dengan didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) terhadap PT. Sapta Sempurna Jaya sehingga dapat membantu manajer dalam pembuatan suatu keputusan. Adapun alat bantu (tools) yang penyusun gunakan di dalam melakukan analisa data adalah berupa Unified Modeling Language (UML), yang dibuat dengan menggunakan software Visual Paradigm.

Metode Perancangan

  1. Perancangan Model

  2. Didalam penelitian ini, penyusun mengusulkan metode rancangan model yang berorientasi objek dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram dengan software Visual Paradigm.

  3. Bahasa Pemograman.

  4. Didalam penelitian ini, penyusun mengusulkan metode rancangan bahasa pemograman dengan menggunakan bahasa pemrogramman ASP (Active Server Pages), pembuatan database pada SQL Server 2005, untuk membuat desain menggunakan aplikasi Adobe Dreamweaver CS3, dan aplikasi penghubung yang menyambungkan ASP dan SQL Server 2005 dengan IIS (Internet Information Services).

Metode Pengujian (Testing)

Dalam hal ini proses pengujian aplikasi sistem informasi quality control stock expired di PT. Sapta Sempurna Jaya, peneliti menggunakan Metode Blackbox Testing sehingga dapat diketahui apakah sistem sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder. Blackbox Testing adalah metodologi uji coba yang memfokuskan pada keperluan fungsional perangkat lunak. Pengujian blackbox berusaha menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas pembuatan laporan skripsi ini, dilakukan dengan cara mengelompokkan materi menjadi beberapa subbab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metodelogi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan menguraikan landasan teori yang penyusun gunakan untuk menjelaskan tentang sistem yang berlaku umum, seperti landasan teori yang membahas tentang konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, literature review serta membahas teori-teori pendukung lainnya pada laporan ini. dan beberapa istilah maupun konsep yang berhubungan dengan objek penelitian.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Pada bab ini merupakan penjabaran hasil penelitian dilokasi kerja yang meliputi analisa organisasi yang berisi penjelasan singkat mengenai gambaran umum PT. Sapta Sempurna Jaya, sejarah singkat PT. Sapta Sempurna Jaya, struktur organisasi PT. Sapta Sempurna Jaya , alur laporan stok kadaluarsa di PT. Sapta Sempurna Jaya menggunakan UML (Unified Modelling language), Elisitasi tahapI, Elisitasi tahap II, Elisitasi tahap III, Final draft elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Berisi tentang perancangan dan implementasi aplikasi, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) yang diperlukan, sumber daya manusia, cara pengoperasian dan implementasi sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang berkaitan dengan hasil analisa dan rancangan sistem guna menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran dari penyusun untuk lebih mengoptimalkan kinerja sistem yang diusulkan dan permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Umum

Konsep Dasar Sistem

  1. Definisi Dasar Sistem

  2. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Menurut pandangan beberapa ahli sistem dapat diartikan sebagai berikut:

    Menurut Moekijat dalam Prasojo dan Riyanto (2011:152) [1], berpendapat bahwa “Sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri dariobyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen - komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.

    Menurut Tata Sutabri (2012:10) [2], berpendapat bahwa “Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu”.

    Menurut Yakub (2012:1) [3], berpendapat bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah jaringan kerja atau seperangkat elemen-elemen yang disatukan dan dirancang untuk mencapai tujuan bersama.

  3. Karekteristik Sistem

  4. Menurut Tata Sutabri (2012:20) [2], berpendapat bahwa “Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai seuatu sistem”. Adapun karakteristik yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

    1. Komponen Sistem (Components)

    2. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut "supra sistem".

    3. Batasan Sistem (Boundary)

    4. Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    5. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

    6. Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

    7. Penghubung Sistem (Interface)

    8. Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

    9. Masukan Sistem (Input)

    10. Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer, "program" adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan "data" adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    11. Keluaran Sistem (Output)

    12. Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

    13. Pengolah Sistem (Proses)

    14. Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

    15. Sasaran Sistem (Objective)

    16. Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

      Gambar 2.1. Karakteristik Sistem
      Sumber : Sutabri (2012:14) [2]
  5. Klasifikasi Sistem

  6. Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, di antaranya:

    1. Sistem abstrak (abstract system), adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem teologia yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan merupakan contoh abstract system.

      </li
    2. Sistem fisik (physical system), adalah sistem yang ada secara fisik. Sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi, sistem sekolah, dan sistem transportasi merupakan contoh physical system.

    3. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem buatan Manusia (Human Made System)

    4. Sistem tertentu yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin.

    5. Sistem tertentu (deterministic system), adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, interaksi antara bagian dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem komputer sudah diprogramkan, merupakan contoh deterministic system karena program komputer dapat diprediksi dengan pasti.

    6. Sistem tertutup (close system), adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Sistem ini tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya: reaksi kimia dalam tabung yang terisolasi.

    7. Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem perdagangan merupakan contoh open system, karena dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Konsep Dasar Data dan Informasi

  1. Definisi Data

  2. Menurut beberapa pandangan para ahli data dapat diartikan sebagai berikut:

    Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 5) [3], “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”.

    Menurut Sutarman (2012:3) [4], berpendapat bahwa “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

    Menurut Situmorang (2010:1) [5], berpendapat bahwa “Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data sesuatu yang diketahui atau dianggap”.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah fakta dari sesuatu, kejadian, aktifitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan dan disimpan berupa angka, tulisan, gambar, suara ataupun tokoh namun belum diorganisasikan dalam bentuk yang dapat dimengerti. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

    1. Teks, adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol yang kombinasinya tidak tergantung pada masing masing item secara individual misalnya, artikel koran, majalah dan lain-lain.

    2. Data yang terformat, adalah data dengan suatu format tertentu, misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, dan nilai mata uang.

    3. Citra (image), adalah data dalam bentuk gambar, citra dapat berupa, grafik, foto, hasil ronsten, dan tanda tangan.

    4. Audio, adalah data dalam bentuk suara misalnya, instrumen musik, suara orang, suara binatang, detak jantung, dan lain-lain.

    5. Video, adalah data dalam bentuk gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara misalnya, suatu kejadian dan aktivitas-aktivitas dalam bentuk film.

  3. Sumber Data

  4. Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 5) [3], berpendapat bahwa “Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan adanya suatu kejadian (event), data terdiri dari fakta (fact) dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai”. Data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video.

    1. Data internal, sumbernya adalah orang, produk, layanan, dan proses. Data internal umumnya disimpan dalam basis data perusahaan dan biasanya dapat diakses.

    2. Data personal, sumber data ini bukan hanya berupa fakta, tetapi dapat juga mencakup konsep,pemikiran, dan opini.

    3. Data eksternal, sumber data ini mulai dari basis data komersial hingga sensor dan satelit. Data ini tersedia di compact disk, flash disk, atau media lainnya dalam bentuk film, suara gambar, diagram, atlas, dan televisi.

  5. Definisi Informasi

  6. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan. Menurut pandangan beberapa ahli infomasi dapat diartikan sebagai berikut:

    Menurut McLeod dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 8) [3], berpendapat bahwa “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimannya, informasi disebut juga data yang diproses atau data yang memiliki arti”.

    Menurut Sutarman (2012:14) [4], berpandapat bahwa “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

    Menurut Darmawan (2012:2)[6], berpendapat bahwa “informasi adalah sejumlah data yang dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna bagi dalam pendukung pengambilan keputusan.

  7. Kualitas Informasi

  8. Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub (Yakub,2012: 9) [3], berpendapat bahwa “Kualitas dari informasi (quality of information) sangat tergantung dari tiga hal yaitu accurate , timelinness, dan relevance”.

    1. Relevan (relevance)

    2. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan berbeda-beda.

    3. Tepat Waktu (timeliness)

    4. Informasi tersebut datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

    5. Akurat (accuracy)

    6. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi.

    Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).

  9. Nilai Informasi

  10. Nilai dari informasi ditentukan oleh 5 (lima) hal, antara lain sebagai berikut: (Sutarman, 2012:14) [4]

    1. Memperoleh pemahaman dan manfaat.

    2. Untuk mendapatkan pengalaman.

    3. Pembelajaran yang terakumulasi sehingga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau proses bisnis tertentu.

    4. Untuk mengekstrak inplikasi kritis dan merfleksikan pengalaman masa lampau yang menyedikan pengetahuan yang terorganisasi dengan nilai yang tinggi. Nilai ini bisa menghindari seorang menajer darimembuat kesalahan yang sama yang dilakukan oleh manajer lain sebelumnya.

    Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

  11. Ciri-ciri Informasi

  12. Menurut Yakub (2012:10) [3], informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri yaitu sebagai berikut:

    1. Benar atau salah,informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.

    2. Baru, informasi yang diberikan benar-benar baru bagi si penerima informasi.

    3. Tambahan, informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan bahan terhadap informasi yang telah ada.

    4. Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

    5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

  13. Jenis-jenis Informasi

  14. Menurut Yakub (2012:15) [3], berpendapat bahwa “Informasi jika dilihat dari sifat dan sumbernya dapat dibedakan dari beberapa jenis. Jenis-jenis informasi tersebut dibedakan menjadi informasi manajerial, sumber dan rutinitas, serta fisik”.

    1. Informasi manajerial, yaitu informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untuk manajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk manajerial tingkat bawah.

    2. Sumber informasi,dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan (profile) sedangkan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tidaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas.

    3. Informasi rutinitas, dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil diperlukan untuk penanggulangan masalah khusus.

    4. Informasi fisik,dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling mendukung untuk menghasilkan suatu produk, dan sistem informasi dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.

Konsep Dasar Sistem Informasi

  1. Definisi Sistem Informasi

  2. Menurut pandangan beberapa ahli sistem infomasi dapat diartikan sebagai berikut:

    Menurut Tata Sutabri (2012:46) [2], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

    Menurut Sutarman (2012:13) [4], berpendapat bahwa “Sistem informasi adalah sistem dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memperoses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Seperti sistem lainnya, sebuah sistem informasi terdiri atas input (data, instruksi) dan output (laporan, kalkulasi)”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan gabungan dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan data yang saling berinteraksi untuk menyimpan, mengumpulkan, memproses, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.

  3. Komponen Sistem Informasi

  4. Menurut Jogiyanto dalam bukunya Yakub (Yakub,2012:20) [3], berpendapat bahwa “Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan (building block). Komponen sistem informasi tersebut terdiri dari blok masukan (input block, blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), dan basis data (database block)”.

    1. Blok Masukan (Input Block)

    2. Input memiliki data yang masuk ke dalam sistem informasi. juga metode-metode untuk menangkap data yang dimasukan.

    3. Blok Model (Model Block)

    4. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data.

    5. Blok Keluaran (Output Block)

    6. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

    7. Blok Teknologi (Technology Block)

    8. Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan, mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

    9. Blok Basis Data (Database Block)

    10. Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya.

    11. Blok Kendali (Controls Block)

    12. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

Konsep Dasar Analisa Sistem

  1. Definisi Analisa Sistem

  2. Informasi di dalam suatu organisasi sangatlah penting dan tidak dapat dikesampingkan keberadaannya, karena informasi dapat membuat suatu organisasi meraih tujuan dari didirikannya organisasi tersebut. Dengan informasi suatu organisasi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan dengan informasi juga suatu organisasi dapat mengontrol semua aktifitas yang ada di dalamnya.

    Organisasi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya apabila mendapatkan informasi yang benar dan tidak dibuat-buat. Oleh karena itu setiap informasi tidaklah dapat langsung digunakan sebelum di koreksi terlebih dahulu tingkat kebenarannya. Dikarenakan hal itu maka timbullah system informasi sebagai jawaban dari kekhawatiran penyampaian informasi yang salah.

    Menurut Wahana Komputer (2010:27) [7], berpendapat bahwa “Analisa sistem adalah sebuah proses penelaahan sebuah sistem informasi dan membaginya kedalam komponen-komponen penyusunnya untuk kemudian dilakukan penelitian sehingga diketahui permasalahan-permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang akan timbul, sehingga dapat dilaporkan secara lengkap serta diusulkan perbaikan-perbaikan pada sistem tersebut”.

    Dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis sistem merupakan teknik pemecahan masalah dengan mempelajari suatu sistem informasi untuk merancang sistem baru atau melakukan perbaikan-perbaikan dari sistem informasi yang berjalan.

  3. Tahap Analisa Sistem

  4. Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.

    Menurut Henderi (2011:322) [8], berpendapat bahwa “Tahap analisa sistem adalah tahap penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dibuat rancangan sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan”.

    Pada analisa sistem dikenal beberapa tahap yaitu: (Wahana Komputer, 2010:27) [7]

    1. Identifikasi masalah yang ada pada sistem informasi tersebut.

    2. Memahami cara kerja sistem.

    3. Melakukan analisa.

    4. Melaporkan hasil analisa sistem.

Teori Khusus

Konsep dasar UML (Unified ModelingLanguage)

  1. Definisi UML (Unified ModelingLanguage)

  2. Menurut pandangan beberapa ahli UML (Unified Modelling Languege) dapat diartikan sebagai berikut:

    Menurut Widodo Pudjo (2011:6) [9], berpendapat bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

    Menurut Adi Nugroho (2010:6) [10], berpendapat bahwa “UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek”. Pemodelan sesunguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented Programming).

  3. Model UML (Unified Modelling Language).

  4. Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain: (Widodo, 2011:10) [17]

    1. Diagram kelas (Class diagram)

    2. Bersifat statis, Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.

    3. Diagram paket (Package Diagram)

    4. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

    5. Diagram use-case

    6. Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna.

    7. Diagram interaksi dan sequence (urutan)

    8. Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

    9. Diagram komunikasi (communication diagram)

    10. Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan.

    11. Diagram statechart (statechart diagram)

    12. Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

    13. Diagram aktivitas (activity diagram)

    14. Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek.

    15. Diagram komponen (component diagram)

    16. Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

    17. Diagram deployment (deployment diagram)

    18. Bersifat statis. Diagram inimemperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya.

    Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan. Pada UML dimungkinkan kita menggunakan diagram-diagram lainnya misalnya data flowdiagram, entity relationship diagram, dan sebagainya.

  5. Konsep Pemodelan Menggunakan UML (Unified Modelling Language).

  6. Menurut Nugroho (2010:10) [10], bependapat bahwa “Sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas diantara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang mempersentasikan suatu aspek tertentu dari sistem atau perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view-view sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dinamic behaviour), serta pengolahan atau manajemen model (model management)”.

  7. Langkah-langkah Penggunaan UML (Unified Modelling Language).

  8. Langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML) diantaranya sebagai berikut: (Nugroho, 2010:16) [10]

    1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

    2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-catatan lain.

    3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

    4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

    5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

    6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlah sequence dan/atau collaboration utuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.

    7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antamuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

    8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

    9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan test integrasi untuk setiap komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.

    10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

    11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:

      1. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

      2. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

    12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.

    13. Perangkat lunak siap dirilis.

Konsep Dasar Surat Order Pembelian

Menurut Anastasia Diana & Lilis setiawati (2011:133)[11] surat order pembelian (PO) yaitu dibuat oleh bagian pembelian berdasarkan informasi dalam surat permintaan pembelian. Surat order pembelian akan dibuat rangkap 3. Lembar pertama akan dikirm ke pemasok, sedangkan lembar keduadan ketiga akan diarsip oleh departemen pembelian. Surat order pembelian juga difungsikan untuk merekam barang yang diterima.

Konsep Dasar Penjualan

  1. Definisi Penjualan

  2. Menurut Prananingrum (2013:10-7) [12], “penjualan adalah proses pertukaran barang atau jasa yang bernilai sama atau seharga dengan barang atau jasa yang ditukarkan”.

    Tujuan penjualan para usaha mempunyai tujuan mendapatkan laba yang maksimal serta mempertahankan atau berusaha meningkatkanya untuk jangka waktu lama. serta berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan customer. semaksimal mungkin mengtiadakan akan adanya pengembalian barang (retur) yang disebabkan karna ketidaksesuaian dalam proses penjualan.

Konsep Dasar Analisis SWOT

  1. Definisi Analisis SWOT

  2. Menurut pandangan beberapa ahli Analisis SWOT dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

    Menurut Freddy Rangkuti (2011:64) [13], berpendapat bahwa “SWOT adalah dengan menggabungkan berbagai indikator yang terdapat dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman”.

    Menurut Suyatno Risza (2010:174) [14], berpendapat bahwa “SWOT adalah suatu penelaahan yang dimulai dengan pemantauan perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar perusahaan sehingga kita dapat memahami gambaran yang tepat tentang keadaan perusahaan yang sebenarnya”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Analisis SWOT adalah salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek, atau konsep bisnis/ usahanya yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).

  3. Tujuan Analisis SWOT

  4. Menurut Meta Amalia Dewi dan Henderi (2011)[15], berpendapat bahwa “Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari bisnis yang dilakukan oleh organisasi”.

  5. Tipe-tipe Strategi SWOT

  6. Menurut Freddy Rangkuti (2011:64) [13], berpendapat bahwa “Matrikxs Threats - Opportunities – Weakness - Strenghts (TOWS) merupakan penggabungan berbagai indikator untuk membantu manajer mengembangkan yang terdapat empat tipe strategi: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Model penggabungannya menggunakan TOWS Matriks. Namun tidak semua rencana strategi yang disusun dari TOWS Matriks ini digunakan seluruhnya. Strategi yang di pilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan”.

    1. S-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.

    2. W-Ostrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

    3. S-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

    4. W-Tstrategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

    5. Gambar 2.2. Tipe Strategi SWOT

Konsep Dasar ASP

  1. Definisi ASP

  2. Menurut Sitorus (2012:2) [16], “ASP adalah singkatan dari Active Server Pages yang merupakan salah satu bahasa pemrograman web untuk menciptakan halaman web yang dinamis.

    Langkah utama yang harus dimengerti bahwa tidak ada editor khusus untuk mengetikan script ASP (kode-kode program ASP) tersebut. Kita dapat menggunakan editor seperti Notepad, Notepad++, Wordpad, Editplus, Microsoft Frontpage, Macromedia Dreamweaver dan sebagainya.

  3. Sintaks Dasar ASP

  4. Script ASP dapat terletak dimana saja dan dapat berkombinasi dengan tag-tag HTML. Dalam sebuah file ASP hanya terdapat satu delimiter pembuka dan penutup. Bentuk umum :

Contoh :

Definisi Sql Server dan IIS

  1. Definisi SQL Server

  2. Menurut Enterprise (2015:1)[17], “SQL Server adalah RDMS (Relational Database Management System) yang dikembangkan oleh Microsoft”. SQL Server merupakan software yang berfungsi untuk menampung dan mengambil data yang diminta oleh aplikasi lain pada komputer yang sama atau pada komputer lain melalui jaringan/internet.

    SQL singkatan dari Structure Query Language. SQL Server yaitu suatu aplikasi untuk membuat database, maka dari itu diperlukan perintah-perintah (query) untuk membuat database tersebut. Berikut ini adalah beberapa peritah-perintah (query) dalam SQL :

    1. CREATE DATABASE; Digunakan untuk membuat database.

    2. CREATE TABLE; Digunakan untuk membuat table. Hal yang harus diperhatikan adalah sebelum pembuatan table maka Database harus sudah ada dulu.

    3. DROP; Untuk menghapus database atau table.

    4. ALTER; Digunakan untuk memodifikasi table, prosedur, triger, view, database.

    5. INSERT; Digunakan untuk memanipulasi isi table. Menipulasi yang dimaksud adalah memasukkan data/baris baru dalam suatu table.

    6. UPDATE; Digunakan untuk mengubah data pada sebuah table.

    7. DELETE; Seperti namanya, query ini berfungsi untuk menghapus data pada sebuah table.

  3. Definisi IIS (Internet Information Services)

  4. Menurut Sitorus (2012:11) [16], “IIS merupakan komponen yang lengkap dibandingkan web server lain yang berjalan / terdapat di dalam Operating System (OS) Windows.

    Menurut Iqbal (2010:3) [18], “IIS atau Internet Information Services adalah sebuah HTTP web server seperti Apache yang digunakan dalam sistem operasi server Windows.

    Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan IIS (Internet Information Services) merupakan suatu web server yang berjalan / terdapat dalam sistem operasi Windows.

  5. Fitur IIS

  6. Adapun fitur dari IIS menurut Iqbal (2010:4) [18], sebagai berikut :

    1. Terintegrasi dengan Windows NT secara penuh (sistem keamanan, auditing, dan izin akses NTFS).

    2. Mendukung penuh protokol HTTP versi 1.1.4

    3. Sudah mencakup protokol FTP.

    4. Dukungan terbatas untuk protokol SMTP.

    5. Dukungan untuk protokol NNTP.

    6. Dukungan untuk protokol keamanan SSL.

    7. Dapat digunakan sebagai platform di mana aplikasi web berjalan, yakni dengan menggunakan Active Server Pages (ASP), ASP.NET, Internet Server API (ISAPI), Common Gateway Interface (CGI), Microsoft.NET Framework, Microsoft Visual Basic Scripting (VBScript), JScript, dan beberapa bahasa skrip yang dapat diinstalasikan seperti Perl atau PHP.

    8. Mengizinkan aplikasi web untuk dijalankan sebagai proses yang terisolasi dalam ruangan memori yang terpisah untuk mencegah satuaplikasi membuat crash aplikasi lainnya.

    9. Dapat diatur dengan beberapa cara: Microsoft Management Console, via web browser, atau menggunakan skrip Windows Scripting Host.

    10. Bandwidth throttling yang dapat mencegah sebuah situs web memonopoli bandwidth yang tersedia.

    IIS pertama kali muncul dengan versi 1.0 dan IIS yang terbaru sekarang ini dengan versi 7.5 yang dapat dijalankan pada Windows 7.

Konsep Dasar Adobe Dreamweaver

  1. Definisi Adobe Dreamweaver

  2. Menurut pandangan beberapa ahli Adobe Dreamweaver dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

    Menurut Alexander F. K. Sibero (2011:384) [19], berpendapat bahwa “Dreamweaver adalah sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe Systems Inc., sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe Systems Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suite (CS)”.

    Menurut Milician (2012:5) [20], berpendapat bahwa “Dreamweaver CS3 is a powerful Hypertext Markup Language (HTML) editor used by professionals, as well as beginners. (Dreamweaver CS3 adalah Hypertext Markup Language (HTML) editor yang digunakan oleh professional serta pemula”.

    Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk membangun atau membuat sebuah web oleh kalangan professional atau pemula.

  3. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver

  4. Ruang Kerja atau Workspace adalah bagian keseluruhan tampilan Adobe Dreamweaver. Ruang kerja Dreamweaver terdiri dari Welcome Screen, Menu, Insert Bar, Document Window, CSS Panel, Aplication Panel, Tag Inspector, Property Inspector, Result Panel, dan Files Panel.

    Masing-masing dari komponen tersebut memiliki fungsi dan aturan. Berikut di bawah ini gambar dan penjelasannya:

    Gambar 2.3. Ruang Kerja Adobe Dreamweaver CS3
    Sumber : Sibero (2011:384) [19]

    Keterangan Gambar 2.7. :

    1. Document Window berfungsi menampilkan dokumen yang sedang dikerjakan.

    2. Insert Bar mengandung tombol-tombol untuk menyisipkan berbagai macam objek seperti image, table dan layer ke dalam dokumen.

    3. Document Toolbar berisikan tombol-tombol dan menu pop-up yang menyediakan tampilan berbeda dari Document Window.

    4. Panel Groups adalah kumpulan panel yang saling berkaitan satu sama lainnya yang dikelompokkan dibawah satu judul.

    5. Tag Selector berfungsi menampilkan hirarki tag disekitar pilihan yang aktif pada Design View.

    6. Property Inspector digunakan untuk melihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks.

    7. Files Panel digunakan untuk mengatur file-file dan folder-folder yang membentuk situs.

Konsep Dasar Black Box Testing

  1. Definisi Black Box Testing

  2. Menurut pandangan beberapa ahli Black Box Testing dapat diartikan, antara lain sebagai berikut:

    Menurut Soetam Rizky (2011:264) [21], berpendapat bahwa “Black box testing adalah tipe testingyang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya.Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotakhitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar”.

    Menurut Agustiar Budiman (2012:4)[22], berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

    Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba black box memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

    Uji coba black box bukan merupakan alternatif dari uji coba white box, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode white box testing. Black Box Testing dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

    Uji coba black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

    1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

    2. Kesalahan interface

    3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

    4. Kesalahan performa

    5. kesalahan inisialisasi dan terminasi

    Tidak seperti metode white box yang dilaksanakan diawal proses, uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya. Karena uji coba black box dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

    1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

    2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

    3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

    4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

    5. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

    6. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

    Sehingga dalam uji coba Black Box harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

    1. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak.

    2. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji.

    3. Menentukan output untuk suatu jenis input.

    4. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi.

    5. Melakukan pengujian.

    6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan.

    7. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji.

  3. Motode Pengujian Dalam Balck Box

  4. Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

    1. Equivalence Partioning

    2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba Black Box yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

    3. Boundary Value Analysis

    4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalam batasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundary value analysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba. BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas. BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalence partitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

    5. Cause-Effect Graphing Techniques

    6. Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut:

      1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing.

      2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph.

      3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan.

      4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

    7. Comparison Testing

    8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik Black Box Testing yang disebut Comparison Testing atau back-to-back Testing.

    9. Sample and Robustness Testing

      1. Sample Testing

      2. Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji. Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

      3. Robustness Testing

      4. Pengujian ketahanan (Robustness Testing) adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

      5. Behavior Testing dan Performance Testing

        1. Behavior Testing

        2. Hasil uji tidak dapat dievaluasi jika hanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

        3. Performance Testing

        4. Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain. Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

      6. Requirement Testing

        1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

        2. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

        3. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

      7. Endurance Testing

      8. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

    Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.

Konsep Dasar Perancangan Sistem Informasi

  1. Definisi Perancangan Sistem

  2. Menurut Al-Jufri (2011:141)[23], “Rancangan Sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru”.

    Menurut Verzello/John Reuter III dalam Darmawan (2013:227)[6], “Perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem: pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi: menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk”.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai perancangan sistem dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari proses menganalisa sistem.

  3. Tahapan Perancangan Sistem

  4. Menurut Mahdiana (2011:37) [24], “Tahap Perancangan Sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan.”

    Menurut Sutabri (2012:225) [2], tahap rancangan sistem dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

    1. Rancangan sistem secara umum

    2. Memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru.

    3. Rancangan sistem secara rinci

    4. Dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.


  5. Tujuan Perancangan Sistem

  6. Menurut Darmawan (2013:228)[6], Tahap Perancangan / Desain Sistem mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:

    1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

    2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Konsep Dasar Elisitasi

  1. Definisi Elisitasi

  2. Menurut pandangan beberapa ahli pengertian elisitasi, antara lain sebagai berikut:

    Menurut Adi Nugroho (2010:10)[10], berpendapat bahwa “Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka”.

    Suryo Guritno (2011:302) [25], berpendapat bahwa “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”.

    Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah usulan rancangan sistem baru yang diinginkan dan disanggupi oleh penyusun untuk dieksekusi.

  3. Jenis-jenis Elisitasi

  4. Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: (Guritno, 2011:302) [25]

    1. Elisitasi Tahap I

    2. Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

    3. Elisitasi Tahap II

    4. Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi.

      1. (M) pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru.

      2. (D) pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect.

      3. (I) pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem.

    5. Elisitasi Tahap III

    6. Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang option-nya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE.

      1. (T) artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan.

      2. (O) artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan.

      3. (E) artinya Ekonomi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem.

      Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut:

      1. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi.

      2. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan.

      3. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan.

      4. Final Draft Elicitation

      5. Menurut Suryo Guritno (2011:304) [25], berpendapat bahwa “Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan.

Literatur Review

Definisi Literatur Review

Menurut pandangan beberapa ahli pengertian literatur review, antara lain sebagai berikut:

Menurut Suryo Guritno (2011:86) [25], berpendapat bahwa “Literature Review dalam suatu penelitian adalah mengetahui apakah para peneliti lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan jika dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian yang paling actual, maka kita tidak perlu melakukan penelitian yang sama”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa literature review adalah pengadaan survey tentang penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh peneliti lain sebagai bahan pendukung penelitian.

Manfaat Literatur Review

Menurut Soleh (2013: 17-71) [26], berpendapat bahwa “Literatur review diperlukan sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang dilakukan. Diantaranya adalah mengidentifikasi kesenjagan (idenfygaps), menghindari pembuatan ulang (reinventing the wheel), mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan, meneruskan penelitian sebelumnya, serta mengetahui yang spesialis dan area penelitian dibidang yang sama”.

Bentuk-Bentuk Literatur Review

Menurut Guritno (2011:93) [25], terdapat beberapa bentuk tinjauan pustaka dan tidak ada kesepakatan tentang bentuk yang lebih disukai. Tinjauan pustaka bisa berbentuk terpadu (integrative), yaitu semata-mata merupakan rangkuman hasil penelitian sebelumnya (summary of past research). Model ini sangat populer dalam disertasi-disertasi di Amerika Serikat. Bentuk kedua adalah Tinjauan Teoritis (Theoretical Review). Peneliti semata-mata memfokuskan pada teori-teori yang sudah eksis dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bentuk ini dapat ditunjukkan pada artikel-artikel di jurnal tertentu. Bentuk terakhir adalah Tinjauan Metodologis (Methodological Review). Penelitian memusatkan diri pada metode dan definisi. Tinjauan ini bukan hanya menyajikan rangkuman penelitian-penelitian sebelumnya, tetapi juga merupakan kritik aktual tentang keunggulan dan kelemahan penelitian sebelumnya dari aspek metodologi. Sebagian ini penelitian ini menggunakan metode ini dalam disertasi serta disajikan pada bab tinjauan pustaka (Review of Related Literature). Bentuk ini sering pula ditemukan pada berbagai artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah.

Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan dan memiliki korelasi yang searah dengan penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Maghfirah, Teguh Bharata Adji, Noor Akhmad Setiawan dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta 2015 [12] yang berjudul “Appropriate Data Mining Technique and Algorithm for Using in Analysis of Customer Relationship Management (CRM) in Bank Industry” Aplikasi dari teknik data mining dalam CRM muncul menjadi trend dalam industri, termasuk dalam industri perbankan, dimana Data mining dipergunakan oleh perusahaan di berbagai industri untuk melakukan analisis baik secara logika (logical analysis) maupun statistik (statistical analysis) data transaksi, dan menemukan sebuah pola (pattern) yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. Termasuk di industri perbankan, misalnya, seorang analis di sebuah perusahaan industri perbankan melakukan data mining dari sistem CRM (Customer Relationship Management) untuk menemukan pola aktivitas pelayanan pelanggan dan calon pelanggan agar dapat meningkatkan kualitas servis dan revenue dari perusahaan tersebut. Data mining memiliki bermacam-macam teknik dan algoritma. Oleh karena itu, dari beberapa teknik dan algoritma dari Data Mining tersebut ada satu teknik dan algoritma yang kemungkinan merupakan yang paling tepat untuk digunakan dalam kasus analisis Customer Relationship Management (CRM) di industri perbankan. Dan untuk menentukan pilihan dari teknik data mining tersebut harus berdasarkan pada karakteristik data dan kebutuhan bisnis itu sendiri. Selain itu, harus mempertimbangkan juga elemen CRM apa yang akan difokuskan sehingga nantinya akan dapat dianalisis dengan teknik dan algoritma data mining yang tepat untuk sistem CRM tersebut dalam industri perbankan.[27]

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurani dari Perguruan Tinggi Raharja 2014[28], yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Sony Toko Buku & Sport”. Setelah penelitian diimplementasikan dengan baik pada Sony Toko Buku& Soprt ini maka dapat disimpulkan yaitu , meningkatkan nilai jual atau omset usahanya diantaranya adalah dengan bergabung dengan klub-klub olahraga seperti badminton. Di klub tersebut selain pemilik dapat berolahraga untuk kesehatannya maka pemiliki juga dapat merangsang daya beli anggota klub lainnya dengan diskusi seputar alat-alat olahraga atau menggunakan langsung pada saat mendatangi klub. Saat ini laporan penjualan yang ada masih jauh dari praktis dan efisien. Selain banyaknya sumber dokumen yang ada dan tersebar di beberapa tempat termasuk sulitnya mengolah data dari beberapa faktur, nota dan supplier yang berbeda juga.Prospek pertumbuhan konsumen sekaligus prospek usaha dagang ini dengan tetap menerapkan sistem yang ada bisa dibilang riskan karena pertumbuhan kompetitor atau pesaing di area toko ini baik di toko utama maupun di cabang-cabangnya. Namun dipastikan dapat bisa lebih berkembang menyaingi kompetitornya selain strategi pemasaran yang harus dikembangkan juga perlu peningkatan terhadap layanan konsumen dengan cara memaksimalkan fungsi IT dalam pengolahan data sehingga layanan meningkat layanan yang cepat dan tepat.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Nina Rahayu [29] dari Perguruan Tinggi Raharja tahun 2014, yang berjudul “Perancangan Executive Information System (Eis) Dalam Bidang Penjualan Pada Karinda Cafe Dan Resto”. Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi Karinda cafe dan resto pada rumusan masalah, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, dalam menganalisa informasi dari hasil data operasional manajer atau ownerharus mengambil data dari quinos untuk diolah kembali kedalam bentuk excel sehingga dari segi waktu ini kurang efisien. Untuk membuat sistem yang dapatmengetahui kondisi intern padaperusahaan dibutuhkan apliaski Executive Information System (EIS) khusus pada bidang penjualan dimana informasi dapatmengetahui menu mana yang paling favorit dan yang tidak, tempat mana yangpaling favoti dan tidak dan pelayan mana yang kinerja nya paling bagus. Untuk merancang Executive Information System (EIS) dibuat sebuah sistem yang meringkas data operasioalyaitu mengunakan bahasa pemrograman PHP disamping untuk memanggil query ke database aplikasi juga dapat diaksesdimana saja asal komputer terkoneksi dengan internet. Dan agar informasidisajikan dengan menarik maka dibuat kedalam diagram yaiut dengan menggunakan library fussion chart.

  4. Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan, Alex Xandra Albert Sim , Fandi Halim, M. Hawari Simanullang, M. Firkhan Siregar dari STMIK Mikroskil Medan, pada tahun 2015 [30] yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan aplikasi untuk menemukan kombinasi barang yang sering dibeli customer untuk merekomendasikan tata letak barang pada supermarket. Manfaatnya adalah dapat memberikan rekomendasi tata letak barang berdasarkan barang yang sering dibeli secara bersamaan dalam transaksi penjualan pada supermarket serta dapat membantu manajer supermarket untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang dihasilkan sistem mengenai barang apa saja yang dibeli customer secara bersamaan maupun sekuensial.

  5. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:

    1. Rules yang dihasilkan dari analisis algoritma GSP didapatkan berdasarkan banyaknya transaksi yang dilakukan setiap pelanggan.

    2. Waktu transaksi dipengaruhi rules yang dihasilkan dari analisis algoritma GSP.

    3. Banyaknya pelanggan pada periode transaksi tertentu mempengaruhi besar kecilnya support. Informasi yang diperoleh algoritma GSP pada penelitian ini diperoleh berdasarkan data simulasi. Disarankan ke depannya menggunakan algoritma GSP dengan data yang real agar menghasilkan rules yang benar-benar bisa digunakan sebagai rekomendasi tata letak barang pada supermarket. Selain itu, juga dapat dipertimbangkan penggunaan algoritma lainnya yang sejenis untuk dibandingkan dengan algoritma GSP.

  6. Peneleitian yang dilakukan oleh Prasetyo dari Perguruan Tinggi Raharja pada tahun 2014 [31] dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Barang Kemasan Produk Pada Cv.Ismie Jaya”, Berdasarkan hasil analisa dan perumusan masalah yang telah dilakukan oleh penulis mengenai perancangan sistem informasi penjualan kemasan produk pada CV. ISMIE JAYA terhadap sistem yang berjalan saat ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada proses pengolahan informasidi CV ISMIE JAYA yang berjalan saat ini telah menggunakan komputer yaitu denganMicrosoft Excel namun sistem yang ada belum terintegrasi dan sebagian prosesmasih dilakukan secara semi komputer, sehingga pengelolaan informasi yang dihasilkan kurang maksimal dan rawan terjadi kesalahan. Pada proses pengolahan data antar bagian perlu diadakan sistem komputerisasi yang terintegrasi pada bagian marketing, gudang dan keuangan sehinggadapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan efisien dalam pengambilan suatu keputusan. Perancangan dan implementasisistem informasi produksi di CV.ISMIE JAYA sudah mengikuti dan sesuai dengan logikayang diharapkan dengan mengikuti prosedur yang berjalan.

  7. Penelitian yang dilakukan oleh Erina, Nawira, dan Suwirno dari STMIK MDP Palembang, pada tahun 2013 [32] yang berjudul “Aplikasi Penjualan dan Pembelian Obat Pada Apotek RSIA Hamami Palembang”. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Hamami, saat ini proses sehari-harinya sudah menggunakan komputer, namun penggunaanya terbatas hanya pada pemeriksaan data obat, dan masih ditemukan beberapa masalah antara lain tidak ada pembatasan otoritas karyawan terhadap akses data sehingga semua karyawan dapat mengakses semua data, jumlah stok obat tidak sesuai dengan catatan dikarenakan pendistribusian dokumen masih menggunakan arsip faktur, buku penjualan dan pembelian, tidak segera mengetahui persediaan yang sudah mencapai batas minimal sehingga keterlambatan untuk mengorder obat ke supplier, serta pembuatan laporan yang lambat sehingga sering terjadi keterlambatan dalam pengambilan keputusan. Dengan dirancangnya sistem aplikasi ini akan mempermudah dalam pelaksanaan transaksi penjualan dan pembelian dikarenakan aplikasi sudah mempunyai pembatasan hak otorisasi atau hak akses di dalamnya, sistem pembaharuan stok obat telah dilakukan secara otomatis, notifikasi obat minimal yang akan muncul ketika obat telah mencapai batas minimal secara otomatis, serta pembuatan laporan yang terkomputerisasi sehingga pimpinan dapat mengetahui informasi secara cepat.

BAB III

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT. Sapta Sempurna Jaya adalah sebuuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang atau jasa untuk produk mur dan baut. Menyediakan pembuatan mur, baut, bushing serta hanya jasa yang baik sesuai dengan keinginan para customer. PT. Sapta Sempurna Jaya ini berlokasi di Jl. Gatot Subroto Km 3.1 Ruko Puasat Niaga Cibodas Blok D No.3-6 Cibodas Tangerang. Sejak berdirinya PT. Sapta Sempurna Jaya telah menangani berbagai macam permintaan produk mur, baut, bushing dan lainnya untuk memenuhi P.O yang telah masuk dan mengerjakan sesuai contoh gambar yang diinginkan. Dengan ketentuan waktu, harga, dan pengiriman yang telah disepakati tentunya, P.O yang telah dibuka dari cusomer pribadi maupun PT lain yang telah mempercayai PT. Sapta Sempurna Jaya dapat mengalahkan pesaing lain karena harga yang relatif murah sehingga PT. Sapta Sempurna Jaya bisa terus maju dan berkembang dalam bidang pembuatan mur dan baut hingga saat ini.

Tinjauan Perusahaan=

Suatu perusahaan tentu mempunyai sejarah tentang awal berdiri dan struktur organisasinya serta tugas dan fungsi berbeda-beda. Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai atau diwujudkan dan dapat dikatakan merupakan salah satu motivasi dari aktivitas kerja suatu perusahaan.

Tanpa adanya tujuan, tidak akan mungkin suatu perusahaan akan teratur dan berkesinambungan. Manusia merupakan unsur penting dalam melaksanakan atau menangani berbagai jenis pekerjaan dalam perusahaan atau organisasi. Kerjasama merupakan unsur yang menentukan dalam pekerjaan, sebab tanpa adanya kerjasama dari tiap personil atau divisi, tujuan yang akan dicapai tidak akan ada artinya. Bagaimanapun ahlinya yang menangani pekerjaan tersebut.

Sejarah Perusahaan

PT. Sapta Sempurna Jaya yang didirikan pada Berdiri dan berkembang sejak tanggal 01 September 2000 oleh Hardjanto Seiring dengan berjalannya waktu dan atas kesepakatan para pengurus sehingga tahun tersebut ditetapkan menjadi hari jadi PT. Sapta Sempurna Jaya yang berlamatkan di Tangerang, tepatnya di jalan Gatot Subroto Ruko Pusat Niaga Cibodas Blok D No. 3-6 Cibodas, Tagerang.Telepon : 021 55761952 , Faximile :021 5585386.

PT. Sapta Sempurna Jaya bergerak dalam bidang Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami, apabila kebutuhan pembuatan produk mur dan baut tersebut dipercayakan kepada perusahaan kami, dan PT. Sapta Sempurna Jaya berketetapan hati ingin menjadikan perusahaan ini sebagai pemimpin pasar yang competent di bidangnya.

Adapun visi dan misi PT. Sapta Sempurna Jaya, diantaranya sebagai berikut:

  1. Visi

    1. Terwujudnya perusahaan mur dan baut terpercaya, yang mampu memberikan produk yang baik dan berkualitas.

    2. Memberikan kepuasan bagi para customer yang telah bergabung.

    3. Menjadi perusahaan terbaik yang mampu menyaingi para competitor lain yang bergerak dibidang yang sama.

  2. Misi

    1. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme sebagai tenaga/perusahaan produk dan jasa.

    2. Mengembangkan perusahaan agar banyak dikenal baik nasional maupun internasional.

    3. Meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan dengan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

    4. Menjaga kepercayaan customer dengan mengerjakan barang produk maupun jasa dengan baik dan tepat waktu.

  3. Kebijakan Mutu

  4. PT. Sapta Sempurna Jaya mempunyai kebijakan mutu / pelayanan yakni sebagai berikut :

    "Menjadi produsen mur dan baut terkemuka di pasar nasional, melalui inovasi dan perbaikan terus menerus dengan komitmen total demi kepuasan pelanggan."

    Untuk mewujudkan Kebijakan Mutu tersebut di atas, maka PT. Sapta Sempurna Jaya senantiasa berupaya keras dan berkomitmen tinggi untuk :

    1. Memberikan kepuasan kepada pelanggan

    2. Menjaga pertumbuhan dan pengembangan perusahaan

    3. Memiliki keunggulan bisnis dengan menciptakan produk yang berkualitas dan inovatif dengan harga bersaing.

    4. Membangun jaringan distribusi yang luas dan kuat

    5. Membentuk sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi

    6. Melakukan perbaikan yang berkesinambungan dengan cepat

  5. Supplier / Partner dan Customer / Client

    1. Supplier / Partner

      1. PT. Sinar Jaya

      2. PT. Batraja Roona Stell

      3. PT. Buana Gemilang Prima

      4. PT. Asia Talenta Mandiri

      5. PT. Bina Wahana Fasteners

      6. PT. Sinar Mulia

      7. PT. Niaga Fajar Makmur

      8. PT. Trijata Nusa

      9. PT. Intan Metalindo

      10. PT. Hotmal Jaya Perkasa

      11. PT. Aneka Metalindo

      12. PT. Sinar laut Mandiri

      13. PT. Zenith Almart

      14. Metalindo Sejahtera

      15. CV. Amada Karya

      16. CV. Metalindo Multi Plating

      17. CV. Jaya Mandiri Teknik

      18. PT. Anugerah Buana Lancar

      19. PT. Abadi Kokoh Insani

      20. PT. Interindo Tooling

      21. PT. Intermesindo Raya

    2. Customer/Client

    3. PT. Sapta Sempurna Jaya telah dipecaya dan bekerja sama dengan banyak perusahaan. Berikut ini adalah daftar PT. Sapta Sempurna Jaya:

      1. PT. Roda Prima Lancar

      2. CV. Karya Hidup Sentosa

      3. PT. Kyoda Mas Mulia

      4. PT. Moon Lion Industries Indonesia

      5. PT. Titan Persada Indonesia

      6. Perusahaan Logam Bima PT.

      7. PT. Prestasi Cahaya Metalindo

      8. PT. Saudara Baja

      9. PT. Sahabat Baja

      10. PT. Sumber Jaya

      11. PT. Buana Gearindo

      12. PT. Adhi Chandra

      13. PT. Citra Surya Abadi Prima

      14. PT. Citra Sakti Surya Abadi

      15. PT. Putra Mahatiti

      16. PT. Gasko Jaya

      17. PT. Puri Alumunium

      18. CV. Work Shop Amplas 3R

      19. CV. Kresno Bersaudara Engineering

      20. PT. Aman Jaya Laser

      21. PT. Tjokro Bersaudara Engineering

      22. PT. Centrado Prima Int’L

      23. CV. Toko Lima Jaya

      24. CV. Gunawan Teknik

      25. CV. Sido Mukti

      26. CV. Jaya Mandiri Teknik

Struktur Organanisasi Perusahaan

Sebuah organisasi atau perusahaan merupakan suatu bentuk atau wadah bagi orang-orang yang melakukan suatu aktifitas-aktifitas dalam ruang lingkup lembaga tersebut dalam mencapai suatu tujuan instansi. Suatu organisasi harus mempunyai suatu struktur organisasi, dengan adanya struktur organisasi maka kegiatan pekerjaan suatu lembaga dapat mempermudah pengkoordinasian, penyatuan usaha, memperlancar organisasi kerja dan tersedianya pedoman kerja dalam pengambil keputusan. Dan agar terhindar dari pekerjaan rangkap dalam menjalankan aktifitas kelembagaan, maka diperlukan kerjasama yang baik secara terstruktur. Agar hasil yang dicapai efektif dan efisien. Struktur organisasi yang digunakan pada PT. Sapta Sempurna Jaya adalah organisasi garis. Organisasi garis adalah suatu organisasi yang memiliki kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, bagian-bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi dan terhubung langsung secara tegak lurus atau vertical antara atasan dan bawahan.

Struktur organisasi ini menunjukan garis pertanggung jawaban dari tugas-tugas yang diberikan kepada bagian operasional wisata, untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyautuan usaha, untuk menunjukan kerangka-kerangka hubungan diantara fungsi, serta untuk menunjukan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu organisasi. Hal ini dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional agar tidak menyimpang dari tujuan struktur organisasi serta mendapatkan efektif dan efisiensi kerjasama dari semua target yang sudah ditentukan sebelumnya.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Sapta Sempurna Jaya

Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dapat terlihat pada uraian berikut ini :

  1. Presiden Direktur

    1. Menyusun strategi, memimpin direksi, visi dan misi

    2. Memastikan bahwa prinsip tata kelola perusahaan benar-benar diterapkan dengan baik.

    3. Membuat rencana pengembangan perusahaan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

    4. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

    5. Melakukan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.

  2. Direktur

    1. Memimpin rapat umum, dalam hal untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item masalah, menentukan urutan agenda, mengarahkan diskusi ke arah konsensus, menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

    2. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

    3. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer).

    4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

    5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

    6. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

  3. Manager Keuangan & HRD

    1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkanperusahaan secara akurat.

    2. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaranperusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untukmemastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.

    3. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.

    4. Mengoptimalkan kerja staf dan administrasi dibawah wewenangnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

    5. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadapperaturan perpajakan.

    6. Melaksanakan kegiatan penerimaan karyawan sesuai kebutuhan & melakukan analisa kebutuhan tenaga kerja pada setiap unit kerja.

    7. Memelihara data/arsip kepegawaian perorang meliputi, biodata, kontrak,perjanjian,cuti, kehadiran dll,sertamelengkapi bila terdapat arsip baru terkait karyawan tersebut.

    8. Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi kerja / penilaian karyawan bagi staff maupun karyawan operator/harian.

  4. Manager Operasional

    1. Memantau dan menjaga pengeluaran biaya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

    2. Menyiapkan konsep operasi sesuai denganspesifikasi proyek-proyek yang menjadi tanggung-jawab perusahaan.

    3. Menyiapkan rencana dan melaksanakan mobilisasi dan demobilisasi.

    4. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa seluruh laporan yang masuk dari proyek.

    5. Mengoptimalkan kerja staf dan administrasi dibawah wewenangnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Prosedur Sistem Yang Berjalan

PT. Sapta Sempurna Jaya sistem informasinya masih memerlukan pengembangan karena customer harus mengirim PO berbentuk hard copy melalui fax mail, yang data datanya sering tertumpuk tidak beraturan. Kertas PO yang dikirim di simpan didalam bantex (map buku) yang bersususun di rak seesuai dengan nama perusahaan masing masing. Jika ada PT baru yang bergabung disediakan bantex lain-lain hal ini terkadang dikeluhkan oleh admin karena pekerjaaan masih cukup sulit dilakukan dengan kondisi yang demikian. PO masuk tersebut kerap dilupakan dan tidak terlihat dan sering terjadi pengiriman pending yang menyebabkan komplain berkepanjangan bahkan pembatalan PO. Sedangkan PO yang masih terlihat ditindak lanjut untuk pemesanan bahan, bahan datang dihari selanjutnya admin membuat SPK (Surat Perintah Kerja) yang di tujukkan kepada kepala bagian produksi untuk segera dikerjakan. Setelah barang jadi admin membuat invoice dan memasukkan data pengiriman ke microsoft excel sebagai pembukuan penjualan.

Rancangan Prosedur Sistem Yang Berjalan

Pada sistem yang berjalan pada saat ini berdasarkan dari prosedur sistem yang berjalan di PT. Sapta Sempurna Jaya dengan menggunakan Unifeld Modeling Language (UML) antara lain sebagai berikut:

  1. Use Case Diagram

  2. Setelah prosedur sistem yang berjalan yang telah dipaparkan di atas, maka prosedur tersebut akan digambarkan dalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca/dimengerti. Prosedur tersebut digambarkan dalam bentuk use case diagram agar dapat menggambarkan mengenai aktifitas yang terjadi dalam sistem yang berjalan. Berikut gambar use case diagram di bawah ini:

    gambar 3.2. Use Case Diagram yang berjalan saat ini

    Berdasarkan gambar 3.2. Use Case Diagram yang berjalan saat terdapat ini terdapat keterangan yaitu:

    1. Nama usecase : P.O

    2. Actor : Customer.

      Keterangan : Customer mengirim P.O (purchasing order) kepada admin.

    3. Nama usecase : Pesan Bahan

    4. Actor : Suplier.

      Keterangan : Admin memesan bahan kepada supplier untuk pemenuhan P.O yang telah masuk.

    5. Nama usecase : Barang datang.

    6. Actor : Admin.

      Keterangan : Admin memeriksa invoice dan membuat spk.

    7. Nama usecase : Buat SPK.

    8. Actor : Admin.

      Keterangan : Admin membuat SPK (surat perintah kerja untuk diberikan kepada bag. operasional.

    9. Nama usecase : Proses produksi.

    10. Actor : Bag. Operasional

      Keterangan : Memproses barang dari pemotongan hingga barang jadi sesuai permintaan customer.

    11. Nama usecase : Barang Jadi.

    12. Actor : Bag. operasional.

      Keterangan : siap packing untuk segera dikirim.

    13. Nama usecase : Invoice.

    14. Actor : Admin.

      Keterangan : Admin membuat invoice sesuai perjanjian harga pada P.O yang tertera untuk melakukan penagihan pembayaran.

    15. Nama usecase : Laporan Bulanan.

    16. Actor : Admin.

      Keterangan : Admin Purchasing menginput laporan keuangan selanjutnya menyerahkan laporan tersebut kepada manager finance atau direktur.

  3. Activity Diagram

  4. Berdasarkan dari use case diagram diatas dapat kita gambarkan activity diagram dari aktifitas para aktor-aktor yang ada pada sistem yang berjalan di PT. Sapta Sempurna Jaya sebagai berikut:

    Gambar 3.3. Activity Diagram yang sedang berjalan terdapat

    Berdasarkan gambar 3.3. Activity Diagram yang sedang berjalan terdapat:

    1. 1 (satu) Initial Node.

    2. 13 (tiga belas) Activity (PO, Cetak PO, Pesan Bahan, Invoice, Barang Datang, Pembayaran,Barang Datang, Buat SPK, Proses Produksi, Barang Jadi, Buat Invoice, Terima Barang dan Invoice, Pembayaran, Laporan Penjualan) .

    3. 12 (dua belas) Vertical Swimelane.

    4. 1 (satu) Final Node.

    Alur aktifitas yang digambarkan pada diagram di atas adalah customer mengirim PO yang diberikan kepada bagian Admin purchasing lalu Admin purchasing memesan bahan kepada supplier untuk pembelian bahan baku sesuai dengan pesanan PO yang masuk selanjutnya Admin purchasing membuat SPK (surat perintah kerja) kepada bagian operasional agar bahan yang datang bisa langsung diproses setelah barang selesai diproses Admin purchasing membuat invoice yang kemudian barang siap kirim dan customer menerima barang dan invoice secara bersamaan, customer melakukan pembayaran kepada Admin purchasing biasanya bisa dengan pembayaran cash atau transfer ke account perusahaan dan kemudian datanya diinput dalam bentuk aplikasi Ms. Excel agar dapat diolah menjadi suatu laporan. Selanjutnya Admin purchasing mengirimkan hasil laporan tersebut kepada Manager finance melalui email/print out laporan penjualan.

Analisis Batasan Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem. Prosedur dalam proses transaksi adalah salah satu tugas administrasi, dimana di dalam menjalankan sistem transaksi berhubungan dengan beberapa bagian lain yang berperan sebagai kesatuan luar (external entity).

Melihat permasalahan yang ada di PT Sapta Sempurna Jaya, mengenai sistem yang berjalan maka penyusun membatasi permasalahan perancangan sistem informasi Purchasing order di PT Sapta Sempurna Jaya yang dapat mengimplementasikan suatu data PO yang terintegrasi dengan baik dan benar dari PO masuk dan pembuatan faktur yang menghasilkan suatu laporan yang akurat yang dapat menghemat waktu dan tenaga pada saat ada permintaan laporan penjualan serta dapat memberikan hasil laporan yang lebih cepat pada saat pihak pimpinan dan manager meminta laporan penjualan.

Analisis Kekurangan Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan analisis yang dilakukan penyusun pada sistem yang berjalan di PT Sapta Sempurna Jaya memiliki beberapa kekurangan sistem, yaitu:

  1. Dalam melakakukan sistem purchasing order dan pembuatan laporan penjualan masih menggunakan lampiran kertas yang berisi nama-nama customer dan PO dimana hal ini berdampak terhadap proses pembuatan laporan. Sehingga keakuratan data yang diperoleh belum dapat memenuhi kebutuhan sistem secara optimal.

  2. Laporan yang dihasilkan masih belum akurat dikarenakan pengecekan nomor invoice tersebut dilakukan secara manual (dicek satu persatu oleh bagian keuangan/finance) yang mengakibatkan laporan tersebut datanya tidak akurat karena banyaknya faktur/invoice yang ada di bantex/buku membuat bagian keuangan (finance) ketidaktelitian dalam melakukan pengecekan pembayaran.

  3. Banyaknya waktu yang terbuang pada saat pengecekan PO yang masuk dan membuat customer harus menunggu waktu lebih untuk memperoleh hasil respon/konfirmasi PO tersebut.

  4. Tidak adanya sistem informasi yang dapat membantu pihak Admin untuk memperoleh laporan penjualan yang sinkron dengan penjualan.

Analisis Kontrol

Sistem yang berjalan di PT. Sapta Sempurna Jaya dalam pengolahan datanya masih manual dan menggunakan aplikasi sederhana yaitu Ms. Excel. Dengan demikian diperlukan pengendalian dalam segala kegiatan sistem informasi. Pengendalian yang diterapkan pada sistem penjualan ini sangat berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan (kesalahan-kesalahan). Kesalahan yang mungkin terjadi bila salah pencatatan laporan penjualan. Maka pengendalian intern diperlukan untuk mengecek kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi sehingga dapat dikoreksi.

Analisis Waktu dan Tenaga Kerja

Waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengahasilkan laporan penjualan ialah ± 8 Jam dan, 2 orang admin untuk mengecek PO masuk dan keluar, serta 1 orang admin finance untuk menginput pembayaran yang dilakukan oleh customer maupun pembayaran keluar ke supplier per harinya. Hal ini dikarenakan pada saat pembuatan laporan, data yang diolah harus bedasarkan pengiriman barang yang telah dihasilkan hal tersebut yang membutuhkan waktu yang cukup lama karena PO harus dicek satu persatu sesuai tanggal pengiriman.

Analisis Kebutuhan Sistem

Berdasarkan hasil analisis penyusun dapat mengetahui bahwa kebutuhan sistem saat ini adalah perlu adanya sebuah aplikasi yang dapat menampung semua data stok secara detail serta mempermudah proses pengolahan data yang tersimpan dalam sebuah database yang terintegrasi dengan aplikasi yang dimaksud. Hal ini diharapkan dapat mempermudah kinerja sistem dalam menghasilkan laporan yang akurat dan tepat,dapat menghemat biaya dalam melakukan pengecekan PO masuk, tidak membuang banyak kertas pada saat PO batal atau telah selesai dilakukan, dan dapat membantu pihak manager operasional dalam memperoleh hasil laporan penjualan barang untuk mengambil suatu keputusan, serta pihak manager finance dapat melihat kondisi keuangan dengan akurat setiap harinya.

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisa yang dilakukan, maka penulis memutuskan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Sapta Sempurna Jaya pada sistem yang berjalan khususnya pada bagian laporan penjualan yang ditangani oleh Admin purchasing saat ini didapatkan bahwa proses dalam pengolahan datanya masih kurang maksimal karena menggunakan program aplikasi Microsoft Excel serta belum adanya sistem informasi yang dapat menghasilkan laporan lebih cepat, akurat dan terbaru secara efisien, karena tidak adanya sistem atau program aplikasi komputer yang medukung untuk penyimpanan data tersebut, sehingga terdapat beberapa kesalahan, terkadang dapat menyebabkan data hilang, dan posisi data yang tidak diketahui letaknya dengan berurut, menyebabkan pendataan yang kurang efektif dan efisien, sehingga kebutuhan sistem seperti apa yang memang benar-benar dibutuhkan untuk sistem infromasi penjualan pada PT. Sapta Sempurna Jaya.

Alternatif Solusi Yang Diberikan

Berdasarkan permasalahan yang ada dan analisis di PT. Sapta Sempurna Jaya terhadap sistem yang berjalan, dapat diambil kesimpulan bahwa perlu diadakan perancangan sistem atas kekurangan dan kebutuhan sistem dengan melakukan analisis terhadap alternatif pemecahan masalah, antara lain sebagai berikut:

  1. Membangun suatu aplikasi sistem yang berbasis web, aplikasi yang dibangun berbasiskan web memungkinkan user dapat menggunakan data secara bersama-sama di dalam waktu yang sama.

  2. Membangun sistem yang dibutuhkan oleh user dengan menciptakan aplikasi berbasis visual karena aplikasi yang berbasis visual sudah familiar dikalangan instansi masyarakat.

Berdasarkan beberapa alternatif pemecahan masalah di atas penyusun melakukan suatu kajian untuk permasalahan maka perlu dibangun aplikasi sistem yang berbasis web karena banyak keuntungan yang diperoleh antara lain:

  1. Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk dapat menggunakan aplikasi berbasis web.

  2. Dapat menjalankan aplikasi berbasis web di manapun kapan pun tanpa harus melakukan penginstalan.

  3. Dapat dijalankan pada sistem operasi mana pun.

  4. Terkait dengan isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-based application, sebab lisensi itu sudah menjadi tanggung jawab dari web penyedia aplikasi.

Penyusun akan membuat suatu aplikasi berbasis web yang dapat digunakan oleh pihak pimpinan, manager operasional, maupun manager finance. Sistem tersebut akan menampilkan laporan yang dibutuhkan oleh pihak manager operasional maupun manager finance yang mudah diakses dan mudah dipahami.

Aplikasi yang dirancang merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan. Perancangan sistem dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP, MySQL untuk mengelola databasenya dan menggunakan Xampp sebagai aplikasi penghubung yang menyambungkan ASP dan MySQL serta aplikasi Adobe Dreamweaver untuk membuat desain dan Notepad++ sebagai editor penyusun. Penyusun akan merancang sebuah perancangan sistem informasi purchasing order yang bermaanfaat untuk manager operasional maupun manager finance dalam memperoleh informasi penjualan yang mudah diakses dan mudah dimengerti.

Metode Analisa Sistem

Analisis SWOT

Bedasarakan sistem yang berjalan di PT. Sapta Sempurna Jaya penyusun melakukan penelitian analisis. Analisis ini digunakan untuk mencari strategi dengan menggunakan kekukuatan/strengths, peluang/opportunities, kelemahan/weaknesess, dan ancaman/threats (SWOT). Analisis ini juga untuk mencari strategi dengan menggunakan kekuatan/strenghts yang ada untuk manfaat peluang/opportunities (strategi S-O) yang tersedia di PT. Sapta Sempurna Jaya serta menggunakan kekuatan/strenghts yang dimiliki untuk mengatasi ancaman/threats (strategi S-T) yang ada di PT. Sapta Sempurna Jaya. Selain itu analisis ini untuk mengurangi kelemahan/weaknesess yang dimiliki dalam meraih peluang/opportunities (strategi W-O) serta mengatasi ancaman/threats (strategi W-T) yang ada di PT. Sapta Sempurna Jaya. Berikut tabel pemetaan analisi SWOT dan tabel pemetaan strategi S-O, S-T, W-O, W-T.

Gambar 3.4. Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Hasil dari analisis SWOT diatas dapat teridentifikasinya kekukuatan/strengths, peluang/opportunities, kelemahan/weaknesess, dan ancaman/threats yang dipengaruhi oleh fakrtor internal maupun eksternal organisasi, dengan demikian dapat disimpulkan strategi yang dapat diciptakan sebagai berikut:

  1. Mengembangkan atau membuat suatu sistem yang sesuai kebutuhan user agar dapat menghasilkan suatu kebutuhan yang diingikan oleh user serta menghasilkan suatu keputusan.

  2. Memanfaatkan sistem informasi untuk meminimalisasikan human error.

  3. Membuka kesempatan bagi investor baru yang ingin begabung.

  4. Meminimalisasikan kesalahan yang diakibatkan oleh human error.

  5. Mengoptimalkan sumber daya manusia yang ahli dalam bidangnya.

  6. Memanfaatkan teknologi inforamasi yang ada dalam meningkatkan strategi pemasaran

Konfigurasi Sistem Yang Berjalan

  1. Perangkat Keras (Hadware)

    1. Processor : Dual Core 2,2 GHz

    2. Memory : 1 GB

    3. Hard Disk : 250 GB

    4. Monitor LCD : 14 inci

    5. DVD ROM : -

    6. Keyboard dan Mouse  : Standard

    7. Printer  : Laxmark

    8. Uninterruptible Power Supply (UPS)

  2. Perangkat Lunak (Software)

    1. Sistem Operasi Windows XP Profesional.

    2. Microsoft Office 2010

    3. Mozila Firefox 3.5

    4. SQL Server 2005

    5. IIS

    6. Dreamwearver

  3. Hak Akses (Brainware)

  4. Untuk mengoperasikan atau mengolah data hanya dapat dilakukan oleh admin purchasing dan manager operasional dan finance.

User Requirenment

Requirement Elicitation Tahap I

Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. Adapun usulan dari pihak manajemen sebagai berikut :

Wawancara 1: Bapak Hardjanto (Stake Holder)

Tabel 3.1. Requirement Elicitation Bapak Hardjanto Tahap I

Wawancara 2 : Ibu Devi Punrnamasari (Admin Purchase)

Tabel 3.2. Requirement Elicitation Ibu Devi Tahap I

Requirement Elicitation Tahap II

Elisitasi tahap II dibentuk berdasarkan elisitasi tahap I yang kemudian diklasifikasikan melalui metode MDI. Berikut hasil pengklasifikasian elisitasi tahap II :

Tabel 3.3. Requirement Elicitation Tahap II

Keterangan :

M : Mandatory

D : Desirable

I : Inessential

Requirement Elicitation Tahap III

Berdasarkan elisitasi tahap II diatas, dibentuklah suatu elisitasi tahap III yang kemudian diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE dengan option HML.

Tabel 3.4. Requirement Elicitation Tahap III

Keterangan:

T : Technical

O : Operational

E : Economic

L : Low

M : Middle

H : Hight

Requirement Elicitation Final

Merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dibentuk. Berikut diagram final draft elisitasi:

Tabel 3.5. Requirement Elicitation Final

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Rancangan Sitem Usulan

Bedarsarkan analisis sistem yang berjalan, diketahui bahwa sistem masih belum dapat memenuhi kebutuhan karena dalam pengolahan datanya membutuhkan waktu yang cukup lama dan hasil yang datanya belum tepat. Setelah kebutuhan sistem diketahui, langkah selanjutnya adalah perancangan sistem usulan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak didapat dari sistem yang berjalan.

Untuk menganalisa sistem yang diusulkan, pada penelitian ini digunakan software Visual Paradigm for UML 6.4 Enterprise Edition untuk menggambarkan Use Case Diagram, Sequence Diagram, State Machine Diagram, dan Class Diagram.

Prosedur Sistem Usulan

  1. Admin Purchasing

    1. Melakukan Log-in.

    2. Menampilkan home.

    3. Membuat master customer.

    4. Membuat master barang.

    5. Menginput PO masuk

    6. Menampilkan detail PO.

    7. Menampilkan invoice pengiriman barang.

    8. Mencetak invoice.

    9. Menampilkan laporan penjualan.

    10. Mencetak laporan penjualan.

    11. Log-out.

  2. Pihak Manager Keuangan

    1. Melakukan Log-in.

    2. Menampilkan home.

    3. Menampilkan PO Masuk.

    4. Menampilkan Invoice-invoice.

    5. Menampilkan laporan penjualan.

    6. Mencetak laporan penjualan.

    7. Log-out.

Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Setelah prosedur sistem yang diusulkan selesai dipaparkan, maka prosedur tersebut akan digambarkan ke dalam bentuk diagram agar dapat mudah dibaca dan dipahami. Prosedur tersebut digambarkan ke dalam use case diagram agar dapat menggambarkan mengenai kebiasaan yang terjadi dalam Perancangan Sistem Informasi Purchasing Order pada PT. Sapta Sempurna Jaya yang akan berjalan. Use case diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1. Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Bedasarkan gambar 4.1. use case diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 1 (satu) system, mencakup seluruh kegiatan adminisatrasi purchasing di PT Sapta Sempurna Jaya.

  2. 2 (dua) actor, melakukan kegiatan diataranya: admin purchasing dan pihak manager / pimpinan.

  3. 6 (delapan) use case, yang dilakukan actor diantaranya: login, menu customer, menu barang, input order, laporan, dan logout.

Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan

Activity diagram memodelkan alur kerja sebuah proses dan urutan aktifitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan prosedur logika. Perbedaan utamanya adalah flowchart digunakan untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktifitas dari aktor. Activity diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

  1. Activity diagram sistem yang diusulkan Admin Purchasing

  2. Gambar 4.2. Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan Admin Purchasing

    Bedasarkan gambar 4.2. activity diagram sistem yang diusulkan terdapat:

    1. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.

    2. 21 (dua puluh satu) action state, berawal dari login jika gagal maka akan kembali ke login, jika benar maka akan masuk pada menu utama yang berisi master barang, master customer, menu order, laporan, dan logout.

    3. 1 (satu) activity final node, objek yang diakhiri.

  3. Activity diagram sistem yang diusulkan Manager & Pimpinan

  4. Gambar 4.3. Activity Diagram Sistem Yang Diusulkan Admin Purchasing

    Bedasarkan gambar 4.2. activity diagram sistem yang diusulkan terdapat:

    1. 1 (satu) initial node, objek yang diawali.

    2. 12 (dua belas) action state, berawal dari home, login jika gagal maka akan kembali ke login, jika benar maka akan masuk pada menu utama yang berisi, menu customer, menu order, laporan, dan logout.

    3. 1 (satu) activity final node, objek yang diakhiri.

Squence Diagram Sistem Yang Diusulkan

Sequance diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequance diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek - objek yang terkait). Sequence diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

  1. Squence diagram sistem yang diusulkan Admin Purchasing

  2. Gambar 4.4. Squence Diagram Sistem Yang Diusulkan Admin Purchasing

    Bedasarkan gambar 4.4. squence diagram sistem yang diusulkan admin purchasing terdapat:

    1. 1 (satu) actor yang melakukan kegiatan yaitu admin purchasing .

    2. 6 (enam) lifeline yaitu login, master barang, master customer, order, laporan, logout.

    3. 12 (tujuh belas) message antara lain membuka browser terlebih dahulu lalu melakukan login, masukan username dan password jika salah konfirmasi verifikasi, menu utama, input barang, tampilan menu barang ,input customer, tampilan menu customer, input pesanan, tampil faktur, pilih menu laporan, tampil laporan, lalu pilih logout untuk keluar dari sistem.

  3. Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan Pihak Pimpinan/Manager

  4. Gambar 4.5. Sequence Diagram Sistem Yang Diusulkan Pihak Pimpinan/Manager

    Bedasarkan gambar 4.5. squence diagram sistem yang diusulkan pihak pimpinan/manager terdapat:

    1. 1 (satu) actor yang melakukan kegiatan yaitu pihak pimpinan/manager.

    2. 5 (lima) lifeline yaitu login, home, master customer, order, laporan dan logout.

    3. 10 (sepuluh) message antara lain membuka browser terlebih dahulu lalu melakukan login, masukan username dan password jika salah konfirmasi verifikasi, tampilan menu customer, lihat pesanan, tampil faktur, pilih menu laporan, tampil laporan, lalu pilih logout untuk keluar dari sistem.

State Machine Diagram Sitem Yang Diusulkan

State diagram digunakan untuk mendeskripsikan prilaku sitsem. State diagram mendeskripsikan semua kondisi yang mungkin muncul sebagai sebuah object begitu pula event. State machine diagram sistem yang diusulkan dapat dilihat di bawah ini:

  1. State machine diagram sistem yang diusulkan admin

  2. Gambar 4.6. State Machine Diagram Sistem Yang Diusulkan Admin Purchasing
  3. State machine diagram sistem yang diusulkan pihak pimpinan/ manager

  4. Gambar 4.7. State Machine Diagram Sistem Yang Diusulkan Pimpinan/ Manager

Perbedaan Prosedur Antara Sistem Yang Berjalan dan Sistem Yang Diusulkan

Bedasarkan analisis yang dilakukan terdapat perbedaan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Yang Berjalan Dengan Sistem Yang Diusulkan

Tabel 4.1. Perbedaan Sistem Yang Berjalan Dengan Sistem Yang Diusulkan

Rancangan Basis Data

Class Diagram

Gambar 4.8. Class Diagram Sitem Yang Diusulkan

Bedasarkan gambar 4.7. class diagram sistem yang diusulkan terdapat:

  1. 5 class, himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama diantaranya tbl_login, tbl_barang, tbl_cs, tbl_po, po_faktur.

  2. 3 multiciply, hubungan antara objek satu dengan objek lainnya yang mempunyai nilai.

Spesifikasi Basis Data

Spesifikasi basis data merupakan desain basis data yang dianggap telah normal. Desain basis data menjelaskan media penyimpanan yang digunakan, isi yang disimpan, primary key dan panjang record. Spesifikasi yang digunakan dalam sistem yang akan dibangun adalah sebagai berikut:

  1. Nama Field : tbl_login

  2. Media : harddisk

    Isi : id_user+username+password+level

    Primary Key : id_user

    Panjang Record : 85

    Tabel 4.2. Tabel Login
  3. Nama Field : tbl_barang

  4. Media : harddisk

    Isi : id_barang+nama_barang+kode_barang+hrg

    Primary Key : kode_barang & id_barang

    Panjang Record : 63

    Tabel 4.3. Tabel Barang
  5. Nama Field : tbl_cs

  6. Media : hardisk

    Isi : id_cs+nama_cs+telp+alamat+email+nama_pt

    Primary Key : id_cs

    Panjang Record : 275

    Tabel 4.4. Tabel CS
  7. Nama Field : tbl_PO

  8. Media : harddisk

    Isi : nama_brg+kode_barang+hrg+id_cs+ qty+tgl_po+no_faktur+tot

    Primary Key : no_faktur

    Panjang Record : 70

    Tabel 4.5. Tabel PO
  9. Nama Field : tbl_faktur

  10. Media : harddisk

    Isi : id_cs+tgl_po+ +no_faktur+status

    Primary Key : -

    Panjang Record : 15

    Tabel 4.6. Tabel Faktur

Rancangan Prototype

Tampilan Prototype Home

Gambar 4.9. Tampilan Prototype Home

Tampilan Prototype Login

Gambar 4.10. Tampilan Prototype Login

Tampilan Prototype Tambah Barang

Gambar 4.11. Gambar Tampilan Tambah Barang

Tampilan Prototype Barang

Gambar 4.12. Gambar Tampilan Prototype Barang

Tampilan Prototype Tambah Customer

Gambar 4.13. Tampilan Prototype New Customer

Tampilan Prototype Customer

Gambar 4.14. Tampilan Prototype Customer

Tampilan Prototype Order

Gambar 4.15. Tampilan Prototype Order

Tampilan Prototype Detail PO

Gambar 4.16. Tampilan Prototype Detail PO

Tampilan Prototype Tampil Detail PO

Gambar 4.17. Tampilan Prototype Detail PO

Tampilan Prototype Tambah Order

Gambar 4.18. Tampilan Prototype Order

Tampilan Prototype Laporan

Gambar 4.19. Tampilan Prototype Order

Tampilan Prototype Laporan

Tampilan Home

Gambar 4.20. Tampilan Menu Home

Keterangan:

Tampilan diatas adalah tampilan user jika ingin memasuki sistem dengan menu home.

Tampilan Menu Login

Gambar 4.21. Tampilan Menu Login

Keterangan:

Tampilan di atas terdapat pada user yang ingin memasuki menu utama seperti order , barang, customer, dan laporan yaitu admin purchasing dan pihak pimpinan atau manager. Tampilan tersebut adalah halaman utama yang akan tampil ketika user hendak memasuki Sistem Purchasing Order.

Tampilan Menu New Barang

Gambar 4.22. Tampilan Menu New Barang

Keterangan:

Tampilan di atas terdapat pada user yang login yaitu admin purchasing. Tampilan tersebut adalah yang akan diinput oleh admin purchasing untuk memasukkan kode barang, nama barang , serta harga per item. Data barang yang sudah diinput akan masuk otomatis ke dalam menu tampil barang.

Tampilan Menu Tampil Barang

Gambar 4.23. Tampilan Menu Tampil Barang

Keterangan:

Tampilan di atas terdapat pada user yang login yaitu admin. Tampilan tersebut adalah data barang yang sudah input oleh admin purchasing.

Tampilan Menu New Customer

Gambar 4.24. Tampilan Menu New Customer

Keterangan:

Tampilan di atas terdapat pada user yang login yaitu admin purchasing. Tampilan tersebut adalah new customer (pelanggan baru) yang akan diinput oleh admin purchasing. Data pelanggan baru yang sudah diinput akan masuk otomatis ke dalam menu customer.

Tampilan Menu Customer

Gambar 4.25. Tampilan Menu Customer

Keterangan:

Tampilan di atas terdapat pada user yang login yaitu admin, pimpinan maupun manager. Tampilan tersebut adalah data pelanggan yang sudah input oleh admin purchasing.

Tampilan Menu Order

Gambar 4.26. Tampilan Menu Order

Keterangan:

Tampilan di atas terdapat pada user yang login yaitu admin purchasing juga pimpinan dan manager..Tampilan ini dapat melihat rekap pesanan yang dinput bedasarkan surat PO dari customer. Namun hanya admin yang dapat mengedit PO. PO yang sudah diinput akan masuk otomatis ke dalam menu tampil order .

Tampilan Menu New Order

Gambar 4.27. Tampilan Menu New Order

Keterangan:

Tampilan di atas terdapat pada user yang login yaitu admin. Tampilan tersebut bisa dilakukan oleh admin adalah input order (input pesanan masuk) dan hapus PO batal oleh admin purchasing.

Tampilan Menu Laporan

Gambar 4.28. Tampilan Menu Laporan

Tampilan di atas terdapat pada user yang login yaitu admin purchasing ,pimpinan dan manager. Tampilan tersebut adalah hasil laporan yang muncul secara otomatis apabila telah tercetak faktur penjualan. Untuk tampilan ini juga diberikan fasilitas untuk memilih periode laporan yang diinginkan.

Konfigurasi Sistem Usulan

Spesifikasi Perangkat Keras (Hadware)

Perangkat keras (hadware) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

  1. Processor : Core i3

  2. Monitor : 14” LCD monitor

  3. RAM : 2 GB

  4. Harddisk : 500 GB

Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini antara lain sebagai berikut:

  1. Windows 7

  2. Visual Paradigmn for UML 6.4 Enterprise Edition

  3. IIS ( Internet Information Services)

  4. Adobe Dreamweaver

  5. Google Chrome (Browser)

Hak Akses

Pengoperasian aplikasi ini dapat dilakukan oleh:

  1. Admin : Admin Purchasing

  2. Pihak Eksekutif : Pimpinan atau Manager.

Blackbox Testing

Untuk tahap pengujian penyusun menggunakan metode blackbox, untuk memastikan bahwa program atau sistem yang dibuat masih terdapat bug (kesalahan) atau tidak. Dari setiap tes pengujian tidak menutup kemungkinan masih terdapat bug (kesalahan) dari sistem yang telah dites, namun pengujian ini setidaknya dapat meminimalisir bug (kesalahan) yang terdapat di dalam sistem.

Tabel 4.7. Blackbox Testing

Time Schedule

  1. Pembuatan Proposal

  2. Pada tahap ini dilakukan pembutan latar belakang masalah, tujuan, manfaat dan juga perumusan masalah secara garis besar sebagai acuan awal penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu satu minggu/tujuh hari.

  3. Seminar Proposal

  4. Proses presentasi proposal yang telah dibuat berdasarkan data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.

  5. Wawancara

  6. Pada tahap ini, wawancara dilakukan kepada pihak terkait sebagai bahan pendukung penelitian yang dilakukan selama satu minggu/tujuh hari.

  7. Analisis Data

  8. Melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diperoleh yang dilakukan selama dua minggu/empat belas hari.

  9. Elisitasi

  10. Pada tahap ini, merumuskan elisitasi sistem dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait.

  11. Desain Sistem

  12. Perancangan sistem merupakan penerapan dari suatu hasil analisa yang telah dilakukan oleh seorang analis terhadap data yang dianalisanya, sehingga menghasilkan suatu rancangan sistem program yang mudah dipahami oleh seorang membuat program. Perancangan sistem berlangsung selama dua minggu/empat belas hari.

  13. Programming Sistem

  14. Pada tahap ini merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh user. Pembuatan program berlangsung selama sembilan minggu.

  15. Testing Program

  16. Pengujian program dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang ada dan untuk memastikan kebenaran dalam penulisan kode program kedalam komputer. Pengujian program berlangsung selama dua minggu pada perusahaan yang bersangkutan.

  17. Evaluasi

  18. Tahap ini, dimana evaluasi dilakukan setelah testing program dilaksanakan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem. Evaluasi berlangsung dua minggu beriringan dengan testing program.

  19. Pelatihan User

  20. Pelatihan terhadap user, admin maupun tenaga kerja yang terkait dengan program yang telah dibuat selama dua minggu.

  21. Implementasi Program

  22. Setelah kelayakan program telah diketahui, maka langkah selanjutnya dilakukan implementasi program pada perusahaan terkait. Implementasi program berlangsung selama dua minggu.

  23. Dokumentasi

  24. Proses Perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan, berlangsung sejak awal, dimulai dari awal kegiatan yaitu pembuatan proposal hingga program diimplementasikan pada pihak stakeholder.

  25. Penyerahan Laporan

  26. Setelah penulisan laporan skripsi maka penyerahan dilaporan dikumpulkan di minggu akhir bulan januari 2016.

Table 4.8. Time Schedule

Estimasi Biaya

Setelah adanya perancangan sistem yang dihasilkan, maka jika dilihat dari sudut pandang segi biaya memang cukup tinggi akan tetapi jika dipandang dari segi manfaat dan kegunaan, biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang dihasilkan.

Biaya penelitian rinci sesuai kebutuhan penelitian antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.9. Estimasi Biaya

{{pagebreak]]

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Bedasarkan identifikasi masalah yang terdapat di PT. Sapta Sempurna Jaya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Laporan penjualan yang sedang berjalan di PT. Sapta Sempurna Jaya masih kurang maksimal serta keakuratan laporan tersebut masih diragukan karena pengolahan data tersebut masih menggunakan penginputan senidiri oleh admin dan pengecekkan PO masih mengecek dalam bantex satu-persatu di rak buku. Dengan dirancangnya sistem informasi purchasing order dapat menarik laporan penjualan tanpa harus mengecek dalam bantex satu-persatu di rak buku secara manual.

  2. Laporan yang dihasilkan pada sistem yang berjalan saat ini belum akurat karena sering terjadi kesalahan dalam perhitungan PO serta ketidakcocokan laporan dengan data yang sebenarnya, dalam hal ini juga memicu pada ketidak tepatan waktu dalam pemberian laporan. Maka dengan dirancangnya sistem informasi purchasing order dapat menghasilkan informasi dalam bentuk rekap PO dan laporan penjualan yang sesuai dengan kebutuhan user.

  3. Dalam merancang sistem informasi purchasing order pada PT. Sapta Sempurna Jaya yang menghasilkan suatu informasi laporan penjualan yang mudah didapat oleh user, menggunakan metode analisa dan perancangan berorientasi objek dengan alat bantu Unified Modeling Language (UML) dan pengembangan sistem dengan menggunakan bahasa pemograman ASP, SQL2005 dan dreamweaver, serta pengujian Program dengan blackbox hal tersebut sangat memudahkan pihak pimpinan dan manager untuk mendapatkan informasi laporan penjualan secara lebih cepat dan tepat sehingga mempermudah pihak pimpinan dan manager dalam pengambilan keputusan.

Saran

Dengan melihat kesimpulan yang ada maka penulis ingin memberikan saran-saran yang sesuai dengan apa yang penulis telah alami, yang kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut serta pengembangan purchasing order menjadi lebih baik dikemudian hari, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Setelah sistem dapat diimplementasikan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan suatu pengembangan sistem yang baru, agar kekukarangan pada sistem ini dapat diperbaiki dan tetap sejalan dengan perkembangan ilmu teknologi yang tumbuh pesat dan semakin canggih. Sehingga aplikasi purchasing ini dapat dikembangkan lagi guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam penggunaannya.

  2. Perlu adanya evaluasi secara berkala untuk aplikasi purchasing order ini untuk selanjutnya diadakan perbaikan sesuai dengan perubahan dan perkembangan.

  3. Untuk keamanan data diperlukan backup data, hal tersebut sangat penting karena jika terjadi kesalahan/error pada komputer dengan adanya data back up tersebut tidak terpisah atau hilang.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Prasojo, Prasojo, dan Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: GavaMedia.
  2. 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 Sutabri, Tata. 2012. “Konsep Dasar Informasi”. Yogyakarta: Andi Offset.
  3. 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 Yakub. 2012. ”Pengantar Sistem Informasi”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  4. 4,0 4,1 4,2 4,3 Sutarman. 2012. “Buku Pengantar Teknologi Informasi”. Jakarta: Bumi Aksara.
  5. Situmorang. 2010. “Buku Analisis Data”. Medan: Katalog Dalam Terbitan (KTD).
  6. 6,0 6,1 6,2 Darmawan, Deni. 2012. “Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
  7. 7,0 7,1 Wahana, Komputer. 2010. “Shourtcourse SQL Server 2008 Express”. Yogyakarta: Andi Offset.
  8. Henderi,Maimunah, Randy Andrian. 2011. “Desain aplikasi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Artificial Informatics”. Journal CCIT Vol-4 No.3 – Mei 2011.
  9. Prabowo, Pudjo Widodo. 2011. “Menggunakan UML Informatika. Bandung.
  10. 10,0 10,1 10,2 10,3 Nugroho, Adi. 2010. “Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java”. Yogyakarta: Andi Offset.
  11. Diana, Anastasia dan Setiawati, Lilis. 2011. Sistem Informasi Akutansi, Yogyakarta: Andi Offset
  12. Prananingrum, dkk. 2013. “Perancangan Sistem Penjualan Fashion Online Pada TokoMozalea Collection”.Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia(Semnasteknomedia). STMIK AMIKOM Yogyakarta.
  13. 13,0 13,1 Rangkuti, Freddy. 2011. “SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko”. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
  14. Risza, Suyatno. 2010. “Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia : Manajemen Perkebunan, Manajemen Proyek Perkebunan, Teknologi Irigasi Perkebunan”. Yogyakarta: Kanisius.
  15. Dewi, Meta Amalia dan Henderi. 2011. “Perencanaan Strategik SI/TI Pemerintah Kota Tangerang Dalam Mewujudkan E-Government”. Tangerang: Jurnal CCIT. Vol.5,No.1-September 2011.
  16. 16,0 16,1 Sitorus, Marlon H. 2012. “Web Programming dengan ASP”. Jakarta
  17. Enterprise, Jubilee. 2015. Trik Cepat Menguasai MS SQL Server 2014. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
  18. 18,0 18,1 Iqbal, Mohamad. 2010. “Panduan Dasar Membangun Web Server Dengan IIS 7 Pada Windows 7”. Bandung : Mugi
  19. 19,0 19,1 Sibero, Alexander F.K. 2011. “Kitab Suci Web Programing”. Jakarta: Mediakom
  20. Milician. 2012. Dreamweaver CS3 Basic. USA: University Florida.
  21. Rizky, Soetam. 2011. “Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak”. Jakarta: Prestasi Pustaka.
  22. Budiman, Agustiar. 2012. ”Pengujian Perangkat Lunak denganMetode Black Box Pada Proses Pra Registrasi UserVia Website”. Makalah, halaman: 4
  23. Al-Jufri, Hamid. 2011. “Sistem Infromasi Manajemen Pendidikan”. Jakarta: PT. Smart Grafika
  24. Mahdiana, Deni. 2011.” Analisa dan Rancangan Sistem Informasi Pengadaan Barang dengan Metodologi Berorientasi Obyek Studi Kasus PT. Liga Indonesia”. Jakarta : FTI Universitas Budi Luhur.
  25. 25,0 25,1 25,2 25,3 25,4 Guritno, Suryo, Sudaryono dan Untung Rahardja. 2011. “Theory and Application of IT Research Metodologi Penelitian Teknologi Informasi”. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
  26. Soleh, Oleh, MetaAmalya Dewi, Arfiah dan Asdin. 2013. “Metode Peninjauan Dashboard dari Business Intelligence untuk MembuatKeputusan Lebih Baik”. Yogyakarta:Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia). Yogyakarta: STMIK AMIKOM Yogyakarta.
  27. Maghfirah, dkk. 2015. ”Appropriate Data Mining Technique and Algorithm for Using in Analysis of Customer Relationship Management (CRM) in Bank Industry”. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
  28. Nurani, Siti. 2015. “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Sony Toko Buku & Sport”. Tangerang : STMIK Raharja.
  29. Rahayu, Nina. 2014. “Perancangan Executive Information System (Eis) Dalam Bidang Penjualan Pada Karinda Cafe Dan Resto”. Tangerang: STMIK Raharja.
  30. Gunawan, dkk. 2015. “Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket”. Medan: STMIK Mikroskil.
  31. Prasetyo. 2014. “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Barang Kemasan Produk Pada Cv.Ismie Jaya”.Tangerang: STMIK Raharja.
  32. Erina, Nawira, dan Suwirno. 2013. “Aplikasi Penjualan dan Pembelian Obat Pada Apotek RSIA Hamami Palembang”. Palembang: STMIK MDP


DAFTAR LAMPIRAN

  1. Surat Pengantar Skripsi

  2. Kartu Bimbingan

  3. Form Validasi Skripsi

  4. Kwitansi Pembayaran Skripsi

  5. Sertifikat IT Internasional

  6. Sertifikat-sertifikat IT Nasional

  7. Surat Keterangan Hibah

  8. Surat Keterangan Implementasi Program

Contributors

Bella Irma