SI1212472798

Dari widuri
Lompat ke: navigasi, cari


Perancangan Sistem Informasi Manajemen Barang

Tertinggal Pada Terminal 3 Bandara

Soekarno Hatta Berbasis Web


SKRIPSI


Logo stmik raharja.jpg



Disusun Oleh :

NIM
: 1212472798
NAMA


JURUSAN SISTEM INFORMASI

Business Inteligence

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

STMIK RAHARJA

TANGERANG

(2017/2018)



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG

TERTINGGAL PADA TERMINAL 3 BANDARA

SOEKARNO HATTA BERBASIS WEB

Disusun Oleh :

NIM
: 1212472798
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Busness Intelligence

 

 

Disahkan Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Ketua
       
Kepala Jurusan
STMIK RAHARJA
       
Jurusan Sistem Informasi
           
           
           
           
(Dr. Ir. Untung Rahardja,M.M, M.T.I)
       
(Nur Azizah M,Akt,M.kom)
NIP : 000594
       
NIP : 078010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG

TERTINGGAL PADA TERMINAL 3 BANDARA

SOEKARNO HATTA BERBASIS WEB

Disusun Oleh :

NIM
: 1212472798
Nama

 

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi Business Intelligence

Disetujui Oleh :

Tangerang, Juli 2018

Pembimbing I
   
Pembimbing II
       
       
       
       
   
NID : 12003
   
NID : 007002

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG

TERTINGGAL PADA TERMINAL 3 BANDARA

SOEKARNO HATTA BERBASIS WEB

Disusun Oleh :

NIM
: 1212472798
Nama

Disetujui setelah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif

Jurusan Sistem Informasi

Konsentrasi business Intelligence

Tahun Akademik 2017/2018

Disetujui Penguji :

Tangerang, Januari 2018

Ketua Penguji
 
Penguji I
 
Penguji II
         
         
         
         
(_______________)
 
(_______________)
 
(_______________)
NID :
 
NID :
 
NID :

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

(STMIK) RAHARJA

 

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG

TERTINGGAL PADA TERMINAL 3 BANDARA

SOEKARNO HATTA BERBASIS WEB

Disusun Oleh :

NIM
: 1212472798
Nama
Jenjang Studi
: Strata Satu
Jurusan
: Sistem Informasi
Konsentrasi
: Businees Intelligence

 

 

Menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan, atau duplikat dari Skripsi yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana Komputer baik di lingkungan Perguruan Tinggi Raharja maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika pernyataan diatas tidak benar.

Tangerang, Juli 2018

 
 
 
NIM : 1212472798

 

)*Tandatangan dibubuhi materai 6.000;



ABSTRAKSI

Petugaas keamanan dalam suatu instansi sangat penting, yang bertugas untuk menjamin keamanan di instansi khusus nya di wilayah bandara. Petugas memeriksa barang dan orang yang akan memasuki wilayah terbatas. Dan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh divisi keamanan penerbangan terminal 3 bandara internasional soekarno-hatta khususnya di terminal 3 ialah mengenai barang tertinggal/tercecer. Dalam prosesnya pengelolahan dan pencarian data barang masih menggunakan sistem manual, dan data akan disalin ulang kedalam buku besar dan laporan rekap hanya berdasarkan kategori barang dengan menggunkan Microsoft Excel. ini menyebabkan pelayanan kepada pengguna jasa menjadi kurang karena informasi tentang barang tertinggal tidak dapat di lihat oleh pengguna jasa. Meninjau dari permasalahan tersebut dan untuk meningkatkan kontribusi pelayanan di bandara menjadi lebih baik, salah satu caranya dengan merancang sebuah sistem berbasis web yang mempermudah divisi kemanaan penerbangan terminal 3 domestik yang bermaksud mengembangkan sistem dengan pemanfaatan teknologi digital sistem barang tertinggal yang bertujuan untuk mempermudah dalam mengelola dan memproses data barang tertinggal serta dalam pencarian informasi data barang lebih cepat dan akurat dalam hal ini dapat meningkatkan pelayanan bandar udara.

Kata Kunci : barang yang tertinggal/tercecer, web, pengelolahan, petugas keamanan.

ABSTRACT

Security guards in an agency are very important, which is responsible for ensuring security at its special agency in the airport area. Officers check goods and people who will enter limited territory. And one of the problems faced by the security division of terminal 3 terminal of international airport soekarno-hatta especially in terminal 3 is about the goods left behind / scattered. In the process pengelolahan and search data items still use the manual system, and the data will be copied back into the ledger and recap report only based on the category of goods by using Microsoft Excel. this causes service to service users to be less because the information about lagging goods can not be viewed by service users. Reviewing the problems and improving the service contribution at the airport, one way to design a web-based system that simplifies the domestic terminal 3 flight finance division that aims to develop a system with the utilization of digital technology of backward goods system that aims to simplify the management and process the data of goods left behind and in search of information data items more quickly and accurately in this case can improve the airport service.

Keywords: stuff left behind / scattered, web, pengelolahan, security officer.



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai sebagaimana mestinya. Adapun judul yang diambil yaitu“Perancangan Sistem Informasi Manajemen Barang Tertinggal Pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Berbasis WEB”.

Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain.

  1. Bapak Dr. Ir. Untung Rahardja, M.M, M.T.I selaku Presiden Direktur Perguruan Tinggi Raharja
  2. Ibu Nur Azizah M.Akt.,M.Kom selaku Kepala Jurusan Sistem Informasi
  3. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
  4. Ibu Hani Dewi Ariessanti, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
  5. Bapak Syahpril Hadi H selaku stakeholder saya di Terminal III Bandara Soekarno Hatta
  6. Bapak Syahpril Hadi H selaku stakeholder saya di Terminal III Bandara Soekarno Hatta
  7. Ayahanda, Ibunda, Kakak dan Adik-adik tercinta yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun materi.
  8. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberikan support kepada peneliti dalam menyusun laporan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga laporan skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Tangerang, Juli 2018
Nur Amaliah
NIM. 1212472798


Daftar isi


DAFTAR SIMBOL

Gambar 1. Daftar Simbol Use Case Diagram

 

Gambar 2. Daftar Simbol Activity Diagram

 

Gambar 3. Daftar Simbol Sequence Diagram

 




BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia teknologi yang semakin pesat membuat semua instansi baik pemerintah maupun swasta menggunakan kecanggihan teknologi guna meningkatkan pelayanan yang akan membuat kemajuan dari instansi atau perusahaan tersebut. Selain itu pengembangan dalam teknologi informasi sangat dibutuhkan guna memperbaharui sistem yang sudah ada agar tidak tertinggal dengan kemajuan teknologi informasi. Sebagai contoh adalah komputer sangat di butuhkan oleh perusahaan pemerintah ataupun swasta, karena kebutuhan akan pengelolaan data yang besar supaya tidak mudah hilang serta keamanannya terjamin. Dan juga memudahkan dalam mencari data yang diinginkan mendapatkan informasi yang akurat dan efektif.

Divisi Keamanan Penerbangan PT Angkasa Pura II yang bertugas untuk menjaga keamanan serta memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandara. Pergerakan penumpang dari tahun ke tahun yang semakin meningkat membuat divisi keamanan penerbangan harus mengantisipasi segala macam gangguan yang membuat pelayanan dan keamanan Bandara menjadi kurang baik. Masalah yang sering dihadapi oleh unit Pengamanan Penerbangan ialah mengenai Barang Tertinggal / Barang Tercecer, terkadang penumpang yang terburu-buru dikarenakan takut tertinggal penerbanganya, mengakibatkan para pengguna jasa melupakan barang bawaannya sehingga tercecer di Pos Pemeriksaan Keamanan Penerbangan ataupun di area umum di bandara. Untuk saat ini divisi keamanan penerbangan PT Angkasa Pura II di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam mengangani masalah mengelolah Barang tertinggal masih menggunakan sistem manual yang ditulis di buku khusus (log Book) dan belum terkomputerisasi.

Kegiatan penanganan dan pengelolaan barang tertinggal yang masih secara manual dengan menulis buku membuat sistem tersebut memiliki kekurangan dalam pengelolaan data barang, hal ini dapat menyebabkan data hilang di karenakan buku rusak atau sobek sehingga data backup tidak tersedia. Selain itu dalam pencarian data barang akan mengalami waktu yang cukup lama karena sistem masih manual dan tidak terkomputerisasi dalam penanganan dan pengelolaan data barang tertinggal.

Kebutuhan akan penyimpanan data yang besar serta pengelolaan data yang mudah, efektif dan efesien serta dalam pencarian data tidak memerlukan waktu yang lama ini sangat di butuhkan oleh divisi keamanan penerbangan Terminal 3 dalam pengelolaan barang tertinggal sehingga dapat dengan mudah mengelolah barang tertinggal tersebut selain itu dapat meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa yang merasa tertinggal barang bawaannya dalam pengambilan barang miliknya. Divisi Keamanan Penerbangna Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam proses input data barang tertinggal masih menggunakan sistem manual dalam proses input data dan dalam proses pencarian data laporan terhadap barang tertinggal juga masih melihat buku besar, dan pembuatan laporan menggunakan Micrososft Excel data laporan dan tulis tangan, sehingga ini sangat tidak efektif dan efesien karena itu sistem ini memiliki kekurangan dalam pengelolaan data barang tertinggal.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan membuat laporan SKRIPSI dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Barang Tertinggal Pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Berbasis WEB”


Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut  :

  1. Bagaimanakah sistem manajemen pengelolaan barang tertinggal yang sedang berjalan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta ?

  2. Bagaimana proses pengolahan data pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta agar terkontrol dan berjalan secara efektif dan efisien ?

  3. Bagaimana merancang sistem informasi manajemen barang tertinggal pada bandara soekarno hatta berbabsis web?

Ruang Lingkup Penelitian

Agar dalam pembuatan yang lebih terarah dan berjalan dengan sangat baik maka diperlukan sebuah ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian ini mengenai sistem informasi manajemen barang tertinggal di Terminal 3 Soekarno Hatta mulai penemuan barang tertinggal yang diserahkan pada koordinator pengamanan bandara sampai pendataan barang tersebut.


Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui prosedur pengelolaan sistem manajemen pengelolaan barang tertinggal yang sedang berjalan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

  2. Untuk mengurangi beberapa kendala yang dihadapi saat proses pengolahan barang tertinggal pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta agar terkontrol dan berjalan secara efektif dan efisien

  3. Membuat sistem dalam pengelolaan barang tertinggal agar terkontrol dengan efektif dan efisien dalam kinerja karyawan pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.


Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini antara lain :

  1. Dapat mengetahui mengenai situasi dan kondisi suatu sistem informasi yang ada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, khususnya pada pengelolaan barang tertinggal agar terkontrol dengan baik.

  2. Terdentifikasinya kendala-kendala pada pengelolaan barang tertinggal pada Terminal 3 Soekarno Hatta, secara efektif dan efisien.

  3. Dapat menghasilkan pengelolaan barang tertinggal dengan baik dan benar untuk kinerja karyawan pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.


Metodologi Penelitian

Berikut metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan Skripsi menggunakan metode sebagai berikut :

Metode Pengumpulan Data

Berikut metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan Skripsi menggunakan metode sebagai berikut :

  1. Metode Observasi

  2. Metode Observasi (pengamatan langsung) selama bulan penulis melakukan observasi tersebut untuk mendapatkan data pengelolaan barang tertinggal yang berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, dengan cara mengamati langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap data-data pengelolaan barang tertinggal apa saja yang diperlukan oleh Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

  3. Metode Wawancara

  4. Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan metode tanya jawab kepada beberapa narasumber seperti pegawai terpenting di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta secara langsung agar memperoleh data yang lebih detail. Penulis juga melakukan wawancara langsung kepada pegawai /staff bagian pengelolaan barang tertinggal yang berjalan saat ini, apa saja kekurangan dari saat pengelolaan data barang tertinggal, bagaimana solusi untuk memperbaiki sistem tersebut serta melakukan perkuat data sebelumnya saat pengamatan secara langsung.

  5. Literature Review

  6. Metode ini melakukan proses studi pustaka dengan melihat refrensi pendukung dengan dokumen-dokumen yang diperlukan. Menganalisa data yang didapatkan berupa dokumen yang digunakan dalam proses dan mengolah sebuah data untuk menjadi data yang lebih akurat sebagai sumber informasi yang cepat dan tepat. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan datang jika terdapat permasalahan yang sama.


Metode Perancangan Data

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yang merupakan suatu keseluruhan dari sebuah peroses perubahan sistem dapat berupa perubahan sistem, metode ini memiliki 5 tahapan, yaitu :

  1. Perancangan (Planning)

  2. Metode ini melakukan proses studi pustaka dengan melihat refrensi pendukung dengan dokumen-dokumen yang diperlukan. Menganalisa data yang didapatkan berupa dokumen yang digunakan dalam proses dan mengolah sebuah data untuk menjadi data yang lebih akurat sebagai sumber informasi yang cepat dan tepat. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan datang jika terdapat permasalahan yang sama.


Metode Pengembangan Sistem

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya, seperti : perangkat fisik, metode dan anggaran yang sifatnya masih umum. Dalam tahap ini juga dilakukan langkah-langkah berupa: mendefinisikan masalah, menentukan tujuan sistem, mengidentifikasi kendala-kendala sistem dan membuat studi kelayakan.

  2. Analisis (Analysis) Tahap analisis merupakan tahap penelitian atas sistem yang berjalan dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru dengan menggunakan tools atau alat bantu UML (Unified Modeling Language) dengan software visual paradigmn yaitu sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar, menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan piranti lunak berbasis “OO” (Object Orientied) melalui tahap : Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Activity Diagram yang dilakukan melalui 4 (empat) tahap,yaitu: (1) Survey terhadap sistem yang berjalan, (2) Analisa terhadap temuan survey, (3) Identifikasi kebutuhan informasi dengan menggunakan alat bantu elisitasi melalui 4 (empat) tahapan, yaitu tahap 1 (satu) mencakup semua kebutuhan sistem, tahap 2 (dua) melakukan pengelompokkan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential) selanjutnya tahap 3 (tiga) dengan TOE (Technical, Operational dan Economic) serta tahap final, (4) Identifikasi persyaratan sistem. Hasil analisa kemudian dibuat laporan untuk masukan dalam perancangan sistem yang diusulkan.

  3. Disain (Design) Tahap Design yaitu tahap dalam menentukan proses data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan user dengan alat bantu UML dengan software visual paradigmn Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart Diagram dan Activity Diagram. Proses design akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada : struktur data dengan menggunakan MySQL, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dengan menggunakan Dreamweaver CS5, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk melakukan aktivitas pembuatan sistemnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : menyiapkan rancangan sistem yang rinci, mengidentifikasi alternatif konfigurasi sistem dan menyiapkan usulan implementasi.

  4. Implementasi (Implementation) Tahap implementasi adalah tahap dimana rancangan sistem yang dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan. Langkah-langkahnya yaitu : menyiapkan fasilitas fisik dan personil, dan melakukan simulasi.

  5. Pemeliharaan (Maintenance) Setelah melakukan implementasi terhadap sistem baru, tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalah pemakaian atau penggunaan, audit sistem, penjagaan, perbaikan dan pengembangan sistem.

Metode Pengujian

Dalam skripsi ini metode pengujian yang digunakan yaitu blackbox system. Blackbox Testing adalah metode uji coba yang memfokuskan pada keperluan software. Karena itu uji coba blackbox memungkin kan pengembangan software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Metode pengujian blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori,diantaranya; fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi, dan terminasi.


Metode Perancangan

Dalam penelitian ini metode perancangan yang digunakan adalah sebuah metode perancangan yang berorientasi pada objek, yang mengguanakan tahapan antara lain :

  1. Pembuatan beberapa diagram UML (diagram usecase, diagram activity, diagram sequence, diagram class.)

  2. Basis data.

  3. Implementasi pembangunan sistem usulan.

Berikut adalah perangkat pendukung yang digunakan dalam perancangan dan pembangunan sistem :

  1. Visual Paradigm (pendukung desain modelling sistem)

  2. Xampp Package (paket pendukung pemrograman MySql, PHP dan PHPMy Admin)

  3. Macromedia Dreamweaver (pendukung PHP editor)

  4. Pdf (pendukung mengkompresi elemen-elemen dokumen kedalam satu berkas).


Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membaca dan mengikuti penulisan, maka dalam laporan ini peneliti membagi menjadi beberapa bab yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan Skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskna teori umum (konsep dasaar system, konsep dasar system informasi, konsep dasar analisis system, konsep dasar database), teori khusus dan definisi lainya yang berkaitan dengan analisis system serta definisi pendukung lain seperti UML (Unifed Modelling Language) dan Literature Review.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ini berisikan gambaran tentang sejarah Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, struktur organisasi, penjelasan tentang wewenang dan tanggung jawab, prosedur sistem yang berjalan, analisis sistem berjalan, analisis piranti sistem, permasalahan yang dihadapi, alernatif pemecahan masalah, tata laksana sistem yang berjalan saat ini menggunakan metode UML yang terdiri dari Use Case Diagram dan Activity Diagram. Pada bab ini juga dibahas permasalahan yang dihadapi serta alternatif pemecahan masalah dan juga user requirement yang digambarkan melalui elisitasi tahap I, elisitasi tahap II, elisitasi tahap III dan final draft elisitasi.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai sistem yang akan diajukan. Perancangan sistem akan dijelaskan dalam prosedur usulan sistem, tata laksana sistem yang akan diusulkan menggunakan UML, rancangan basis data, rancangan tampilan sistem yang diusulkan, konfigurasi sistem usulan, implementasi yang diusulkan dan pengujian blackbox. Uraian dari rancangan sistem yang diharapkan akan menjadi pertimbangan untuk mengganti sistem yang telah berjalan saat ini.

BAB V Saran dan kesimpulan

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan terhadap rumusan masalah, kesimpulan pada tujuan dan manfaat penelitian, kesimpulan terhadap metode penelitian, sasaran yang merupakan tindak lanjut yang lebih baik dari pemecahan masalah yang sudah dituangkan dalam perancangan sistem informasi atau hasil penelitian serta kesan-kesan yang dirasakan oleh mahasiswa selama menjalankan proses skripsi ditempat penelitian yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II

LANDASAN TEORI


Teori Umum

Konsep Dasar Perancangan

Definisi Perancangan

Menurut Yoori Koo dalam International journal of Design (2016:49-65)[1], “Designers can be part of the development of a socially responsible business system by providing a sustainable perspective and way to understand production and consumption of products and services. Design’s response to social responsibility, in parallel with business’s response, has reflected the great activist movements. Indeed, it has been a recurring theme; with designers addressing issues relating to social responsibility. As it became recognised that designers can directly and indirectly influence the environmental and social performance of products and service as well as the way in which new processes, services and products are delivered”.

Menurut Alison McKay dkk dalam International journal of computer integrated manufacturing (2016:237-250)[2], “Engineering design is an important early stage of the innovation processes that deliver new products to markets where societal challenges are addressed and wealth generated. High-quality engineering design information is critical to the effective and efficient manufacture, production and through-life support of such products. The emerging discipline of engineering design informatics brings together ICT (Information and Communications Technology) and engineering design to support the creation of well-founded engineering information support systems”.

Menurut Atmaja, B. T, Wahyu Hidayat dkk dalam jurnal CERITA (2016:49)[3], Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Perancangan merupakan wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur, sehingga hal-hal yang sudah teratur bisa memenuhi fungsi dan kegunaan secara baik. Perancangan merupakan penggambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.


Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah kegiatan merancang sebuah sistem informasi secara detail dan lebih baik dari pada sistem sebelumnya.

Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228)[4], tahap perancangan atau desain sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu :

  1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

  2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlihat (lebih condong pada desain sistem yang terperinci).

Menurut Sutabri (2012:225)[5], tahap rancangan sistem dibagi menjadi dua bagian, yaitu rancangan sistem secara umum dan rinci. Adapun tujuan utama dari tahap rancangan sistem ini sebagai berikut :

  1. Melakukan evaluasi serta merumuskan pelayanan sistem yang baru secara rinci dan menyeluruh dari masing-masing bentuk informasi yang akan dihasilkan.

  2. Mempelajari dan mengumpulkan data untuk disusun menjadi sebuah struktur data yang teratur sesuai dengan sistem yang akan dibuat yang dapat memberikan kemudahan dalam pemrograman sistem serta keluwesan atau fleksibilitas keluaran informasi yang dihasilkan.

  3. Menyusun perangkat lunak sistem yang akan berfungsi sebagai sarana pengolahan data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan.

  4. Menyusun kriteria tampilan informasi yang akan dihasilkan secara keseluruhan sehingga dapat memudahkan dalam hal pengindentifikasian, analisis, dan evaluasi terhadap aspek-aspek yang ada dalam permasalahan sistem yang lama.

  5. Menyusun buku pedoman (manual) tentang pengoperasian perangkat lunak sistem yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan serta penerapan sistem sehingga sistem tersebut dapat dioperasikan oleh organisasi atau instansi yang bersangkutan.

Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2013:141) langkah-langkah tahap rancangan yaitu :

  1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci, analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dengan modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem, analisis mengidentifikasi konfigurasi, bukan merek atau model peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan.

  2. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem, analis bekerja sama dengan manager mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

  3. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine system. Misalnya sistem informasi berbasis komputer.

  4. Menyiapkan usulan penerapan, analis menyiapakn usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.

  5. Menyetujui atau menolak penerapan sistem, keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat.


Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem

Manusia hidup di dunia yang penuh dengan sistem, dan apa yang dilihat pada sekitar kita adalah kumpulan dari sistem-sitem. Berikut ini adalah definisi sistem menurut para ahli :

Sistem merupakan seperangkat unsur-unsur yang terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur yang terkait dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dan dengan lingkungan nya menurut Ludwig Von Bertalanfly dalam buku Yakub, Vico Hisbanarto (2014:2)[6].Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang berintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan menurut Mc Leod dalam buku Dr. Deni Darmawan (2013:4)[4]. Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpulan bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyekesaikan suatu sasaran tertentu menurut Jerry Fitz Gerald dalam buku Yakub, Vico Hisbanarto (2014:2)[6]. Sistem adalah suatu rangkaian dari objek-objek yang secara bersama-sama saling berpengaruh satu sama lain termasuk atributnya menurut Glenn L.I. and Francis J.P. dalam buku Yakub, Vico Hisbanarto (2014:1)[6].

Menurut Hartono (2013:9), ”Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan secara teroganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan”.Menurut Darmawan (2013:4)[4], “sistem adalah kumpulan atau grup dari bagian atau komponen apa pun baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan”. Menurut Taufiq (2013:2)[7] Sistem Informasi Manajemen “Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Menurut Suprihadi dkk dalam Jurnal CCIT (2013:310)[8], “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan”.

Nasaruddin dkk. (2013:226) mengemukakan, “Sistem merupakan suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain, sistem dapat berjalan jika komponen-komponen yang ada di dalamnya bisa bekerja sama membentuk suatu lingkaran yang tidak dapat dipisahkan”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah suatu himpunan dari berbagai bagian atau elemen yang membentuk komponen-komponen dan saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain.


Karakteristik Sistem

Menurut Hartono (2013:14), bahwa sebuah sistem memiliki paling sedikit sepuluh karakteristik sebagai berikut:

  1. Komponen (component) bagian-bagian atau elemen-elemen yang dapat berupa benda atau manusia, berbentuk nyata atau abstrak, dan disebut subsistem.

  2. Penghubung antarbagian (interface), sesuatu yang bertugas menjembatani satu bagian dengan bagian lain, dan memungkinkan terjadinya interaksi/komunikasi antar bagian.

  3. Batas (boundary). Sesuatu yang membedakan antara satu sistem dengan sistem atau dengan sistem-sistem lain.

  4. Lingkungan (environment). Segala sesuatu yang berada diluar sistem dan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem yang bersangkutan.

  5. Masukan (Input). Sesuatu yang merupakan bahan untuk diolah atau diproses oleh sistem.

  6. Mekanisme pengolahan (processing). Perangkat dan prosedur untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan menampilkannya.

  7. Keluaran (ouput). Berbagai macam bentuk hasil atau produk yang dikeluarkan dari pengolahan.

  8. Tujuan (goal/Objective). Sesuatu atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

  9. Sensor dan kendali (sensor and Control). Sesuatu yang bertugas untuk memantau dan menginformasikan perubahan-perubahan didalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.

  10. Umpan balik (feedback). Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan-perubahan (penyimpangan) dalam diri sistem.


Klasifikasi sistem

Menurut Taufiq (2013:2)[7], sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

  1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

  2. Jika dilihat dari bentuknya sistem bisa dibagi menjadi dua yaitu sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipegang atau dilihat secara kasat mata atau lebih sering disebut sebagai prosedur, contohnya dari sistem abstrak adalah prosedur pembayaran keuangan mahasiswa, prosedur belajar mengajar, sistem akademik, sistem diperusahaan, sistem antara manusia dengan Tuhan, dan lain-lain.

    Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat dan bisa dipegang oleh panca indera. Contoh dari sistem fisik adalah sistem computer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem perguruan tinggi, sistem mesin pada kendaraan bermotor, sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin perusahaan.

    Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik memiliki fungsi yang pentingnya, sistem abstrak berperan penting untuk mengatur proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna bagi sistem lain agar dapat berjalan secara optimal sedangkan sistem fisik berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang bisa digunakan untuk mendukung proses yang ada di dalam organisasi.

    Sistem dapat dipastikan dan Sistem tidak dapat dipastikan Sistem dapat dipastikan merupakan suatu sistem yang input proses dan outputnya sudah ditentukan sejak awal. Sudah dideskripsikan dengan jelas apa inputannya bagaimana cara prosesnya dan harapan yang menjadi outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan atau sistem probabilistik merupakan sebuah sistem yang belum terdefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau ketiganya belum terdefinisi dengan jelas.

  3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

  4. Sistem tertutup dan sistem terbuka yang membedakan adalah ada faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak, jika tidak ada factor-faktor yang mempengaruhi dari luar itu bisa disebut dengan sistem tettutup tapi jika ada pengaruh komponen dari luar disebut sistem terbuka.


Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5)Taufiq (2013:5)[7] , “Tujuan sistem merupakan sasaran atau hasil yang diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan organisasi, lembaga dan lain sebagainya pasti memiliki tujuan yang bermanfaat minimal bagi diri sendiri atau bagi lingkungan”.


Konsep Dasar Informasi

Definisi Informasi

Menurut Hartono (2013:15),“Infromasi adalah sehimpunan data yang telah diolah menjadi sesuatu yang memiliki arti dan kegunaan lebih luas”.

Menurut Darmawan (2013:4)[4], “Informasi adalah sejumlah data yang sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengolahan data dalam rangkat menguji tingkat kebenarannnya, keterpakaiannya sesuai dengan kebutuhan”.

Menurut Sutarman (2012:14), “Informasi adalah sebagai sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

Menurut Suprihadi dalam jurnal CCIT Vol. 6 No.3 (2013:310)[9], menjelaskan bahwa, “ sistem adalah sekumpulan sistem atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi adalah sekumpulan data yang diolah dan mempunyai arti bagi penerima.


Kualitas Informasi

Kualitas informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini menurut Tata Sutabri (2012:43) :

  1. Akurat (Accurate)

  2. Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.Informasi harus akurat karena biasanya dari dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi penggunaan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

  3. Tepat Waktu (Timelines)

  4. Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usung tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.

  5. Relevan (Relevance)

  6. Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaian, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan.Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya.Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Kualitas Informasi adalah informasi yang di dalam terdapat keakuratan data.


Klasifiksi Informaasi

Menurut McLeod di dalam buku Rusdiana dan Irfan (2014:41)[10] Sistem dapat dikelompokan menjadi dua yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka yaitu sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya melalui arus sumber daya. Sedangkan sistem terbuka yaitu sistem yang tidak berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya melalui arus sumber daya. Sedangkan menurut Sutabri (2013:34), informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Informasi Berdasarkan Persyaratan

  2. Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam manajemen diklasifikasikan sebagai berikut:

  3. Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu

  4. Informasi berdasarkan dimensi waktu ini diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi

Menurut Taufiq Taufiq (2013:17)[7], “Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan alat yang namanya komputer sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna.”

Sementara itu, Sutabri (2012:46)[5], mengatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Berdasarkan kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengolah data sehingga memiliki nilai tambah untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.


Komponen Sistem Informasi

Menurut Darmawan (2013)[11], sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika di analisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 6 (enam) komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebagai proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan pleh pihak pertama.</i>

  2. Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada headline tadi bisa dipahami secara utuh.

  3. Branch of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.

  4. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (supplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.

  5. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi mikro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga di masa yang akan datang dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuain kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam informasi ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal, prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.

  6. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang mejelaskan cuaca, musim, yang


Klasifikasi Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2012:48), “Sistem informasi dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi atau instansi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan. Klasifikasi sistem informasi tersebut sebagai berikut :

  1. Sistem informasi berdasarkan level organisasi atau instansi.

  2. Sistem informasi berdasrkan manajemen.

  3. Sistem informasi berdasarkan fungsionalisme bisnis.


Tujuan Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2013:47), “tujuan sistem informasi yaitu untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir. Produk informasi meliputi pesan, laporan, formulir, dan gambar grafis, yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas, dan multimedia.

Menurut Yuliastrie (2013:28), Sistem Informasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Integrasi sistem

  2. a. Menghubungkan sistem individu/kelompok

    b. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis.

    c. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi

  3. Efisiensi pengelolaan

  4. a. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan administrasi data.

    b.Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik Informasi.

    c. Penggunaan dan pengambilan Informasi

  5. Dukungan keputusan untuk manajemen

  6. a. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhaan.

    b. Akuisisi Informasi eksternal melalui jaringan komunikasi.

    c. Ekstraksi dari Informasi internal yang terpadu.


Konsep Dasar Data

Definisi Data

Untuk dapat memahami sebuah informasi, tidak dapat dipisahkan dengan apa yang namanya data. Untuk itu, sebelum memahami konsep dasar informasi dalam hal ini akan dibahas mengenai data. Berikut ini adalah beberapa definisi data menurut para ahli :

  1. Menurut Rohmat Taufiq (2013:13)[7], asal mula kata Data, data berasal dari bahasa latin yang berarti sesuatu yang diberikan. Dari asal mula kata tersebut bisa disimpulkan bahwa sesuatu yang diberikan untuk kemudian diolah.

  2. Dikutip dari buku Japerson Hutahaean (2014:8), Menurut Gordon B.Davis data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang-lambang tidak acak menunjukkan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya.

  3. Menurut Edy Irwansyah (2014:2), Data sendiri adalah kumpulan item yang belum diproses, yang dapat mencakup teks, angka, gambar, audio dan video.

  4. Menurut Suprihadi et all dalam Jurnal CCIT (2013:310), “Data adalah sekumpulan keterangan atau bukti mengenai sesuatu kenyataan yang masih mentah, yang masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan, dan belum di olah”.

  5. Dari beberapa pengertian diatas mengenai data dapat disimpulkan bahwa data merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat.


Definisi Klasifikasi Data

Menurut H.A. Rusdiana dan Moch. Irfan dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2014:71), data dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Bersifat Data, Berdasarkan sifat data ada 2 (dua) data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

  2. Berdasarkan Sumber Data, Berdasarkan sumber data ada dua yaitu data internal dan data dari eksternal.

  3. Berdasarkan Cara Memperolehnya, Berdasarkan dari cara memperolehnya, data dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder.

  4. Berdasarkan Cakupan Pengumpulannya, Berdasarkan cakupan pengumpulannya, data dikelompokkan menjadi data sensus dan data sampel.

  5. Berdasarkan Dinamika Data, Berdasarkan dinamikanya data dapat dikelompokkan menjadi data statis, data semi statis dan data dinamis.

  6. Berdasarkan Skala Pengukurannya, Berdasarkan skala pengukurannya dikenal data nominal, data ordinal, data internal, dan data rasio.

Konsep Dasar Analisa Sistem Informasi

Menurut Taufiq (2013:155), “Analisa sistem adalah suatu kegiatan mempelajari sistem (baik sistem manual ataupun sistem yang sudah terkomputerisasi) secara keseluruhan mulai dari menganalisa sistem analisa, masalah, desain logic dan memberikan keputusan dari hasil analisa tersebut”.

Menurut Rosa (2013:18), “Analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.

Dari kedua defnisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisa sistem adalah suatu kegiatan untuk mengukur sejauh mana sistem yang ada apakah sudah berjalan baik dan sesuai dengan yang harapkan sesuai dengan hasil yang ada.


Tahapan Analisa Sistem

Langkah-langkah analisa sistem Menurut Taufiq (2013:159), “untuk melakukan analisa sistem, supaya hasil analisa dapat maksimal makan langkah-langkah yang dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil analisa yang satu dengan hasil yang lain. Atau dengan tujuan hasil analisa sistem yang dilakukan bisa dikelompokan sesuai dengan langkah yang dilakukan sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan lagi ke dalam rancang bangun sistem informasi.

Menurut Whitten L.Jeffery dalam Taufiq (2013:159), langkah-langkah sistem dijelaskan pada gambar dibawah ini:

Adapun tujuan utama dari tahap analisis sitem ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi-fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

  2. Membantu para pengambil keputusan, yaitu para pemimpin, untuk mendapatkan bahan perbandingan sebagai tolak ukur hasil yang telah dicapainya.

  3. Mengevaluasi sistem-sistem yang telah ada dan berjalan ssmpai saat ini, baik pengolahan data maupun pembuatan laporannya.

  4. Merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai berupa pola pengolahan data dan pembuatan laporan yang baru.

  5. Menyusun suatu tahap rencana pengembangan sistem dan penerapannya serta perumusan langkah dan kebijaksanaan

Selama tahap analisis sistem, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah terlibat dalam titik yang penting. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem adalah sebagai berikut: (Sutabri, 2012:221)

    a. Mengumumkan penelitian system

    Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama dari para pekerja. Perhatian mula-mula ditunjukan pada kekhawatiran pegaawai mengenai cara komputer mempengaruhi kerja mereka.

    b.Mengorganisasikan tim proyek

    Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadi pemakai dan bukan spesialis informasi sebagai pemimpin proyek. Agar proyek berhasil, pemakai perlu berperan aktif daripada hanya pasif.

    c. Mendefinisikan kebutuhan informasi

    Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi, wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan, dan survey.

    d. Mendefinisikan kriteria kinerja system

    Setelah kebutuhan informasi manajer didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem.

    e. Menyiapkan usulan rancangan

    Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan untuk meneruskan atau menghentikan untuk kedua kalinya. Disini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk di dalam usulan rancangan.

    f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek

    Manajer dan komite sistem mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin dimintas melakukan analisis lain dan menyerahkan kembali atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetujuan diberikan, proyek akan maju ke tahap rancangan.

    Menurut Murad (2013:51)[12], tahap analisis merupakan tahap dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem yang diteliti dengan melakukan metode-metode pengumpulan data sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan sistem serta user requirement. Selain itu, tahap ini juga dilakukan untuk mencari pemecah masalah dan menganalisa bagaimana sistem akan dibangun untuk memecahkan masalah pada sistem sebelumnya.

Teori Khusus

Konsep Dasar Barang Tertinggal

Definisi barang yang Tertinggal

Menurut buku SOP Pengamanan penerbangan, Airport Security Bandara Soekarno Hatta menjelaskan bahwa “Barang tertinggal / tercecer adalah barang bawaan calon penumpang pesawat udara yang tertinggal saat dan sesudah melewati pemeriksaan keamanan (Screening Check Point / SCP)”.


Klasifikasi Barag Tertinggal

Dalam Buku SOP pengamanan Penerbangan, Airport Security Bandara Soekarno-Hatta membagi menjadi tiga jenis Barang tertinggal / Tercecer yaitu:

  1. Barang Organik yaitu berupa barang yang berasal dari bahan organik yang memiliki sifat mudah rusak, mudah bau dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan. Misalnya makanan, minuman, tumbuhan, dan lain-lain.

  2. Barang Non Organik ialah berupa barang yang berasal dari bahan bukan organik yang memiliki sifat awet, tahan lama, dan tidak menimbulkan bau atau efek samping lainya. Misalnya tas, barang elektronik, perhiasan, dan lain-lain.

  3. Barang Berbahaya (Dangerous Goods) adalah berupa barang atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, harta benda dan lingkungan. Misalnya cairan mudah terbakar, amunisi, gass, racun, dan lain-lain.


Definisi pengelolahan

Menurut Prajudi Admosudirjo (1982), “Pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan pengendalian atas semua sumber daya yang diperlukan untuk mencapai ataupun menyelesaikan tujuan tertentu”.

Sondang P. Siagian (1997) Berpendapat, “Arti Pengelolaan adalah soft skill / keterampilan untuk mencapai suatu hasil tertentu menggunakan tenaga / bantuan orang lain”.

Menurut Purwanto (2009), “ Pengelolaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu dengan menggunakan orang-orang sebagai pelaksananya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas bahwa kesimpulan yang penulis ambil adalah pengelolaan serangkaian atau keterampilan dalam memanfaatkan dan pengendalian atas perncanaan sasaran-sasaran menggunakan tenaga orang sebagai pelaksana.


Konsep Dasar SWOT

Definisi SWOT

Menurut Rangkuti (2011:199), “Penelitian menentukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor internal dan external. Factor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan external opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan antara factor external peluang (opportunitirs) dan ancaman (thereats) dengan factor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)”.

Menurut Siti Ainiyah (2015:252), “SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman), dimana SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapatditarik kesimpulan bahwa analisis SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.


Tujuan Analisa SWOT

Menurut Rangkuti (2011:197), “Tujuan analisa SWOT yaitu membandingkan antara factor external peluang dan ancaman dengan factor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan stgrategi suatu organisasi”.

Namun tidak semua strategi yang disusun dari matriks SWOT digunakan seluruhnya. Strategi yang dipilih adalah strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan :

  1. S-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua kekuatan untuk merebut peluang.

  2. W-O strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

  3. S-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

  4. W-T strategies adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.


Manfaat Analisa SWOT

Menurut Siti Ainiyah (2915:289), Banyak manfaat bila kita melakukan analisa masalah secara SWOT yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Treats sebelum diambil keputusan untuk dibandingkan dengan pengambilan keputusan tanpa mempertimbangkan dan melakukan analisa masalah, manfaatnya adalah :

  1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.

  2. Untuk membuat rekomendasi.

  3. Informasi lebih akurat.

  4. Untuk mengurangi resiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali (double decision). Menjawab hal yang bersifat intutif atas keputusan yang bersifat emosional.</p>


Konsep Dasar UML (Unified Modeling Language)

Definisi UML

Menurut Prabowo Pudjo Widodo (2011:6),“Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa permodelan standar yang memiliki sintak dan semantik”.

According to Bipsha Mallick & Nilanjan Das in International Journal of Innovative Technology & Adaptive Management (IJITAM), ISSN: 2347-3622, Volume-1, Issue-2, (2013)[13], “UML is the modelling language .It is used to visualize, specify, construct and document the software intensive system. It includes set of graphical notation, like rectangle, circle, ellipse, line etc. to create visual model of the system.UML used some syntax and semantics same like other languages.UML is used for the purpose of document the object oriented system”.( “UML adalah bahasa pemodelan. Ini digunakan untuk memvisualisasikan, menentukan, membuat dan mendokumentasikan sistem intensif perangkat lunak. Ini mencakup seperangkat notasi grafis, seperti persegi panjang, lingkaran, elips, garis dll untuk menciptakan model visual dari sistem.UML menggunakan beberapa sintaks dan semantik yang sama seperti bahasa lainnya.UML digunakan untuk tujuan dokumen sistem berorientasi objek”).

Menurut Adi Nugroho (2014),“UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma (berorientasi objek)”. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapatditarik kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis objek (Object Oriented programming).


Tipe-tipe Diagram Unified Modelling Language UML

Menurut Yasin (2012:268), “Tipe-tipe Diagram Unified Modeling Language (UML) merupakan sintak umum untuk model logika dari suatu sistem dan digunakan untuk menggambar sistem agar dapat dipahami selama fase analisis dan desain. UML biasanya disajikan dalam bentuk diagram/gambar yang meliputi class beserta atribut dan operasinya, serta hubungan antar class”. UML terdiri dari banyak diagram yaitu :

Menurut Listina Nadhia Ningsih yang mengutip dari Nazrudin Safaat.H. dalam Jurnal ICIT (2016:156)[14], “Unified Modeling Language (UML) is a widely used method of visualizing and documenting an information system. You use the UML to develop models”. Artinya, UML adalah salah satu metode yang banyak digunakan dalam menggambarkan dan mendokumentasikan perangkat lunak, dalam merancang suatu sistem.

  1. Use Case Diagram

  2. Use Case Diagram merupakan gambar dari beberapa atau seluruh actor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi mereka dalam suatu sistem dan rangkaian/uraian sekelompok yang saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh sebuah aktor. Use case digunakan untuk membentuk tingkah laku benda/thing dalam sebuah mode serta direalisasikan oleh sebuah collaborator, umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis ynag solid, biasanya mengandung nama. Use case diagram terdiri dari :

    a. Use Case Relationship

    Use Case Relationship adalah suatu hubungan, baik itu antara actor dan use case atau antara use case dan use case. Hubungan antara actor dan use case disebut dengan communication association.

    b. Association / Directed Association

    Asosiasi adalah hubungan statis antar elemen. Ummunya menggambarkan elemen yang memiliki atribut berupa elemen lain, atau elemen yang harus mengetahui eksistensi elemen lain. Tanda panah menunjukan arah query antar elemen

    b. Generalization / pewaris

    Pewaris merupakan hubungan hierarkis antar elemen. Elemen dapat diturunkan dari elemen lain dan mewarisi semua atribut dan metode elemen asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga disebut anak dari elemen yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

  3. Activity Diagram

  4. Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk aktivitas lainnya seperti use case atau interaksi. Activity diagram berupa flow chart yang digunakan untuk memperlihatkan aliran kerja sistem. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Notasi yang digunakan dalam activity diagram adalah sebagai berikut :

    a. Activity

    Notasi yang menggambarkan pelaksanaan dari beberapa proses dari aliran pekerjaan.

    b Transition

    Notasi yang digunakan untuk memperlihatkan jalan aliran control dari activity ke activity.

    c. Decision

    Notasi yang menandakan control cabang aliran berdasarkan decision point.

    d. Sychromization Bar

    Aliran kerja notasi ini menandakan bahwa beberapa aktivitas dapat diselesaikan secara bersamaan (pararel).

  5. Sequence Diagram

  6. Sequence diagram menggambarkan kolaborasi dinamis antara sejumlah objek dan untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antar objek juga interaksi antar objek, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem. Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.

    Dalam sequence diagram terdapat 2 model yaitu:

    a. Actor, untuk menggambarkan pengguna sistem.

    b. Lifeline, untuk menggambarkan kelas dan objek.


Menurut Sunguk Lee dalam International Journal of Database Theory and Application (2012:159-161)[15], “Unified Modeling Language or UML is defided as a standardized general purpose modeling language in the field of object-oriented software engineering”.

Use-Case Diagram : The functionality provided by a database system or a computer application can be illustrated by a use case diagram. Its main purporse is to visualize the functional requirements of a system, including the relationship of “actors” (human being who will interact with the system) to essential processes, as well as the relationship among different use cases.

Sequence Diagram : The sequence diagrams show a detailed flow for a specific use cases or even just part of a specific use case.

Activity Diagram : The procedural flow of control between two or more class objects while processing an activity can be shown with an activity diagrams.

Statechart Diagram : The statechart diagram is used to visualized and model the different states that a class can be in and how that class transition from state to state.

Class Diagram : The static structures of a computer application or a database station are shown in a class diagram. It also shows how the different entitas (people, things, and data) relate to each other.

Konsep Dasar Dreamweaver

Definisi Dreamweaver

Menurut Puspitasari (2011:9),“Dreamweaver adalah salah satu HTML yang berfungsi untuk membuat dan mengelola design web secara visual”.

Adobe Dreamweaver memudahkan pengembang website untuk mengelola halaman-halaman website dan aset-asetnya, baik gambar (image), animasi flash, video, suara dan lain sebagainya. Selain itu Adobe Dreamweaver juga menyediakan fasilitas untuk melakukan pemrograman scripting, baik ASP (Active Server Page), PHP (Hypertext Preprocessor), Java Script (JS), Could Fusion, CSS (Cascading Style Sheet), XML (Extensible Markup Languange) dan lainnya.

Ruang Kerja Dasar Dreamweaver CS6

Menurut Madcoms (2010:11),untuk memahami elemen ruang kerja Dreamweaver CS6, bukanlah sebuah file HTML baru dalam Dreamweaver CS6. Setelah Dreamweaver CS6 berhasil dijalankan, pilih file baru (create new) tipe HTML di dalam kotak dialog New Document yang tampil. Ruang kerja dasar Dreamweaver CS6, yaitu:

  1. Application Bar, berada di bagian palingatas jendela aplikasi Dreamweaver CS6. Baris ini berisi tombol workspace (workspace switcher), CS Live, menu, dan aplikasi lainnya.

  2. Toolbar Document, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk mengubah tampilan jendela dokumen, sebagai contoh tampilan design atau tampilan code. Juga dapat digunakan untuk operasi-operasi umum, misalnya untuk melihat hasil sementara halaman web pada jendela browser.

  3. Jendela Dokumen, adalah lembar kerja tempat membuat dan mengedit design halaman web.

  4. Workspace Switcher, digunakan untuk mengubah tampilan ruang kerja Dreamweaver CS5. Sebagai contoh mengubah tampilan menjadi tampilan classic, yaitu tampilan ruang kerja dreamweaver versi sebelumnya.

  5. Panel Groups, adalah kumpulan panelyang saling berkaitan, panel-panel ini dikelompokan pada judul-judul tertentu berdasarkan fungsinya. Panel ini digunakan untuk memonitor dan memodifikasi pekerjaan. Secara default, panel group berisi panel Adobe BrowserLab, Adobe Bussiness Catalyst, Insert, CSS Styles, Asset, AP Element, dan Files.

  6. Tag Selector, diletakkan di bagianbawah jendela dokumen, satu baris dengan status bar. Bagian ini menampilkan hirarki pekerjaan yang sedang terpilih pada jendela dokumen, dapat juga digunakan untuk memilih objek pada jendela design berdasarkan jenis atau kategori objek tersebut. Tag selector juga menampilkan informasi format dari bagian yang sedang aktif pada lebar kerja design.

  7. Property Inspector, digunakan untukmelihat dan mengubah berbagai properti objek atau teks pada jendela design. Properti untuk satu objek dengan objek lainnya selalu berbeda-beda. Jendela ini tidak dapat diuraikan pada tampilan jendela code.

  8. Toolbar Standart, baris toolbar ini berisi tombol-tombol yang mewakili perintah pada menu File dan edit, diantaranya perintah New, Open, Save, Save All, Cut, Copy, Paste, Undo, dan Redo.

  9. Toolbar Style Rendering, secara default disembunyikan. Toolbar ini berisi tombol-tombol untuk menampilkan design dalam media berbeda. Selain itu juga digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan style CSS.

  10. Toolbar Coding, berisi tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan operasi kode-kode standar. Toolbar ini hanya tampil pada jendela code.

  11. Toolbar Browser Navigation, toolbar ini adalah toolbar baru yang ada di dalam Dreamweaver CS6, dan letaknya tepat berada di atas jendela dokumen. Toolbar ini berisi tombol-tombol yang digunakansebagai navigasi di dalam browser.

Konsep Dasar Database

Definisi Database

Menurut Untung Rahardja, dkk, dalam Jurnal CCIT Vol.3 (2011:238), “Database adalah kumpulan fakta-fakta sebagai respresentasi dari dunia nyata yang saling berhubungan dan mempunyai arti tertentu. Database digunakan untuk menyimpan data agar data tersebut dapat dimanipulasi dengan mudah, terjamin keakuratannya , efisien dalam penyimpanannya, dan tentu saja dapat dengan mudah untuk diakses kembali”.

According to Ponniah P in International Journal Of Database Theory and Application Vol. 5 No. 1 (2012:158)[16]Menurut Spits Wanars, dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.1 (2014:84), “Database baik dalam bentuk database terstruktur dan tidak terstruktur dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan tetap untuk merekam kegiatan proses transaksi bisnis. Database terstruktur merupakan organisasi kumpulan data yang menggunakan system manajemen database yang didukung konsep DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data Definition Language). Dimana DML merupakan proses manipulasi yang menggunakan perintah sql seperti select, insert, update, delete, dan lain-lain sedangkan DDL merupakan proses pendefinisian database yang menggunakan perintah sql seperti create, table, drop table, dan lain-lain”.

According to S.R. Bharamagoudar in International Journal of Advanced Research in Computer and Communication Engineering Vol. 2, Issue 6 (2013:2345)[17], “A database is a logically coherent collection of data with some inherent meaning. A random assortment of data cannot correctly be referred to as a database. A database is designed, built, and populated with data for a specific purpose. It is an intended group of users and some preconceived application which these users are interested”.(“Database adalah kumpulan data logis yang koheren dengan beberapa makna yang melekat. Berbagai macam data acak tidak dapat disebut sebagai database. Database dirancang, dibangun, dan dihuni dengan data untuk tujuan tertentu. Ini adalah kelompok pengguna yang diharapkan dan beberapa aplikasi yang telah dibuat sebelumnya yang diminati oleh pengguna ini”).

Berdasarkan pendapat yang dikemukan di atas dapatditarik kesimpulan bahwa database adalah sekumpulan tabel-tabel yang berisi data-data yang fakta, yang memiliki struktur sedemikian rupa, sehingga mudah dalam menyimpan, mengatur dan menampilkan data.

Definisi Web

Menurut Murad, dkk, dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:49), Web adalah sebuah system dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnyayang tersimpan dalam sebuah server webinternet yang disajikan dalam bentuk hyper text. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan Web merupakan suatu perangkat lunak yang menggunakan hypelink yang berfungsi untuk menerima serta menyajikan informasi di internet.

Definisi Web Server

Menurut Harry Dhika dalam Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 1 April 2016 (2016:52). “Web Server adalah suatu program komputer yang mempunyai tanggung jawab atau tugas menerima permintaan HTTP dan komputer klien, yang di kenal dengan nama web browser dan melayani mereka dengan menyediakan respon HTTP berupa konten data, biasanya halaman web yang terdiri dari dokumen HTML dan objek terkait seperti gambar dan lain-lain”.



Definisi XAMPP

Menurut Herny Februariyanti dan Eri Zuliarso Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 17, No.2 (2012:129), “XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah tersedia database server MySQL dan dapat mendukung pemrograman PHP. XAMPP merupakan software yang mudah digunakan, gratis dan mendukung instalasi di Linux dan Windows”.


Definisi Website

Menurut Murad (2013:49),, “Web adalah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya yang tersimpan dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hypertext”.

Web merupakan media informasi berbasis jaringan komputer yang dapat diakses di mana saja dengan biaya relative murah. Web merupakan bentuk implementeasi dari bahasa pemrograman web(web programming). Sejarah perkembangan bahasa pemrograman web diawali dengan munculnya HTML (Hypertext Markup Language), yang kemudian dikembangkan dengan munculnya CSS (Cascading Style Sheet) yang bertujuan untuk memperindah tampilan website

Menurut Murad, dkk, dalam jurnal CCIT Vol.7 No.1 (2013:49), Web adalah sebuah system dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lainnyayang tersimpan dalam sebuah server webinternet yang disajikan dalam bentuk hyper text. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan Web merupakan suatu perangkat lunak yang menggunakan hypelink yang berfungsi untuk menerima serta menyajikan informasi di internet.



Definisi PHP

Menurut Betha Sidik (2014:4), PHP secara umum dikenal sebagai bahasa pemrograman script-script yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang dieksekusi di server web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi yang bukan dokumen HTML dibuat dengan menggunakan editor tesk atau editor HTML dikenal juga sebagai bahasa pemrograman server side. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs-situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat menggunakan script PHP.



Konsep Dasar MySQL

Definisi MySQL

Menurut sudaryono, dkk dalam jurnal CCIT Vol6. No.3 (2013:98), “MySQL (My Structure Query Languange) adalah salah satu database management system (DBMS) dari sekian banyak DBMS seperti oracle, MS SQL, Postagre dan lainnya.MySQL berfungsi untuk mengolah database mengggunakan bahasa SQL. MYSQL bersifat open source sehingga kita bisa menggunakannya secara gratis ,pemrograman PHP juga sangat mendukung /suppport dengan database MySQL”.


Kelebihan MySQL

Menurut Watung, dkk dalam e-journal Teknik Elektro dan Komputer Vol.3 No.1 (2014:2) MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:

  1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris.Amiga dan masih banyak lagi.

  2. Open Source. MySQL didistribusikan secara Open Source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara Cuma-Cuma.

  3. Mulitiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

  4. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

  5. Jenis Kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed or unsigned, float double char, text, date,timestamp dan lain-lain.

  6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

  7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

  8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

  9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

  10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.

  11. Antar Muka. MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

  12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.

  13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksible dalam menangani ALTER TABELE, dibandingkan basis data lainya semacam Postgre SQL ataupun Oracle.


Konsep Dasar Testing

Definisi Testing

Menurut Yessi Frecilia (2015), “Metode testing digunakan untuk menganalisa suatu identitas sistem untuk mendeteksi, mengevaluasi kondisi dan fitur-fitur yang diinginkan dan mengetahui kualitas dari suatu sistem yang dilakukan untuk mengeleminisi kesalahan yang terjadi saat sistem diterapkan”.

Menurut Rizky Soetam (2012:264) mengatakan bahwa blackbox adalah tipe testing yang tidak diketahui kinerja internalnya, para tester pun memandang perangkat lunak seperti sebuah kotak hitam yang tidak penting untuk dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing dibagian luar, sedangkan menurut Agustiar Budiman (2012:4) berpendapat bahwa Pengujian blackbox merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak, kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji, apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Agustiar Budiman (2012:4), berpendapat bahwa “Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.”

Pengertian Blackbox
Pendapat Himawan dkk (2016:342)[18], bahwa “Metode pengujian Black box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi”.
Menurut Shivani Archarya dan Vidhi Pandya (ISSN-2277-1956 Vol.2) [19], “Blackbox testing is a software testing techniques in which functionality of the software under test (SUT) is tested without looking at the internal code structure”.(Black Box Testing adalah teknik di mana fungsi dari perangkat lunak di bawah ujian (SUT) diuji tanpa memandang struktur internal kode, pengujian perangkat lunak).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian Black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.Berbeda dengan white box testing, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai, alur internal (internal path), struktur atau implementasi dari software under test (SUT). Karena itu uji coba blackbox memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.

Uji coba blackbox bukan merupakan alternatif dari uji coba whitebox, tetapi merupakan pendekatan yang melengkapi untuk menemukan kesalahan lainnya, selain menggunakan metode whitebox testing. BlackBoxTesting dapat dilakukan pada setiap level pembangunan sistem. Mulai dari unit, integration, system, dan acceptance.

Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya:

  1. fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  2. kesalahan interface

  3. Kesalahan Performa

  4. kesalahan Performa fungsi-fungsi yang salah atau hilang

  5. kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

  6. kesalahan inisialisasi dan terminasi

Tidak seperti metode whitebox yang dilaksanakan diawal proses, uji coba blackbox diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya.Karena uji coba blackbox dengan sengaja mengabaikan struktur kontrol, sehingga perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Uji coba didesain untuk dapat menjawab pertanyaan pertanyaan berikut:

  1. Bagaimana validitas fungsionalnya diuji?

  2. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

  3. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  4. Bagaimana batasan-batasan kelas data diisolasi?

  5. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

  6. Berapa rasio data dan jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

  7. Apa akibat yang akan timbul dari kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga dalam uji coba BlackBox harus melewati beberapa proses sebagai berikut:

  1. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat lunak yang sedang diuji

  2. Melakukan pengujian

  3. Menganalisis kebutuhan dan spesifikasi dari perangkat lunak

  4. Menentukan fungsionalitas yang seharusnya ada pada perangkat lunak yang sedang diuji

  5. Pengujian dilakukan dengan input-input yang telah benar-benar diseleksi

  6. Pembandingan output yang dihasilkan dengan output yang diharapkan



Motode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian Black Box, berikut diantaranya:

  1. Equivalence Partioning

  2. Equivalence Partioning merupakan metode uji coba BlackBox yang membagi domain input dari program menjadi beberapa kelas data dari kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan (misalnya: kesalahan pemrosesan dari seluruh data karakter) yang merupakan syarat lain dari suatu kasus yang dieksekusi sebelum kesalahan umum diamati.

  3. Boundary ValueAnalysis

  4. Sejumlah besar kesalahan cenderung terjadi dalambatasan domain input dari pada nilai tengah. Untuk alasan ini boundaryvalueanalysis (BVA) dibuat sebagai teknik uji coba.BVA mengarahkan pada pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai batas.BVA merupakan desain teknik kasus uji yang melengkapi Equivalencepartitioning. Dari pada memfokuskan hanya pada kondisi input, BVA juga menghasilkan kasus uji dari domain output.

  5. Cause-EffectGraphingTechniques

  6. Cause-EffectGraphing merupakan desain teknik kasus uji coba yang menyediakan representasi singkat mengenai kondisi logikal dan aksi yang berhubungan. Tekniknya mengikuti 4 tahapan berikut: 1. Causes (kondisi input), dan Effects (aksi) didaftarkan untuk modul dan identifier yang dtujukan untuk masing-masing. 2. Pembuatan grafik Causes-Effect graph. 3. Grafik dikonversikan kedalam tabel keputusan. 4. Aturan tabel keputusan dikonversikan kedalam kasus uji

  7. ComparisonTesting

  8. Dalam beberapa situasi (seperti: aircraft avionic, nuclear Power plant control) dimana keandalan suatu software amat kritis, beberapa aplikasi sering menggunakan software dan hardware ganda (redundant). Ketika softwareredundant dibuat, tim pengembangan software lainnya membangun versi independent dari aplikasi dengan menggunakan spesifikasi yang sama. Setiap versi dapat diuji dengan data uji yang sama untuk memastikan seluruhnya menyediakan output yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara parallel dengan perbandingan hasil real-time untuk memastikan konsistensi. Dianjurkan bahwa versi independent suatu software untuk aplikasi yang amat kritis harus dibuat, walaupun nantinya hanya satu versi saja yang akan digunakan dalam sistem. Versi independent ini merupakan basis dari teknik BlackBoxTesting yang disebut ComparisonTesting atau back-to-backTesting.

  9. Sample and RobustnessTesting

  10. a. Sample Testing, Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dari sebuah kelas ekivalen, seperti Mengintegrasikan nilai pada kasus uji.Nilai-nilai yang terpilih mungkin dipilih dengan urutan tertentu atau interval tertentu.

    b. Robustness Testing, Pengujian ketahanan adalah metodologi jaminan mutu difokuskan pada pengujian ketahanan perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga digunakan untuk menggambarkan proses verifikasi kekokohan (yaitu kebenaran) kasus uji dalam proses pengujian.

  11. BehaviorTesting dan PerformanceTesting

  12. a. Behavior Testing, Hasil uji tidak dapat dievaluasi jikahanya melakukan pengujian sekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan beberapa kali, misalnya pada pengujian struktur data stack.

    b. Performance Testing, Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program untuk beroperasi dengan benar dipandang dari sisi acuan kebutuhan. Misalnya: aliran data, ukuran pemakaian memori, kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari tahu beban kerja atau kondisi konfigurasi program. Spesifikasi mengenai performansi didefinisikan pada saat tahap spesifikasi atau desain.Dapat digunakan untuk menguji batasan lingkungan program.

  13. Requirement Testing

  14. a. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dengan perangkat lunak (input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi pada tahap spesifikasi kebutuhan dan desain.

    b. Requirement Testing melibatkan pembuatan kasus uji untuk setiap spesifikasi kebutuhan yang terkait dengan program.

    c. Untuk memfasilitasinya, setiap spesifikasi kebutuhan bisa ditelusuri dengan kasus uji dengan menggunakan traceability matrix.

  15. Endurance Testing

  16. Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Contoh: Untuk menguji keakuratan operasi matematika (floating point, rounding off, dll), untuk menguji manajemen sumber daya sistem (resources) (pembebasan sumber daya yang tidak benar, dll), input/outputs (jika menggunakan framework untuk memvalidasi bagian input dan output). Spesifikasi kebutuhan pengujian didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan atau desain.



Konsep Dasar Requirment Elicitation

Menurut Shadab Khan Dkk, dalam International Journal of Information and Computation Technology. Volume 4, Number 2 (2014:134). Requirement Elicitation merupakan suatu kegiatan utama yang dilakukan untuk menentukan ruang lingkup proyek dan menjelaskan kebutuhan pengguna. Kegiatan ini bergantung pada komunikasi dan operasinal para pemangku kepentingan yang membuat kolaborasi penting bagi keberhasilan kegiatan ini, terutama dalam proyek pengembangan perangkat lunak global dengan tim distribusi dan pemangku kepentingan.

Menurut Andi Prastomo dalam Jurnal Exact Tahun (2014:166). Elisitasi adalah suatu metode untuk analisa kebutuhan dalam rekayasa perangkat lunak. Elisitasi didapat melalui proses wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

  1. Elisitasi Tahap I, Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait oleh pihak wawancara.

  2. Elisitasi Tahap II, Merupakan hasil dari pengklasifikasian elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI, Metode MDI bertujuan memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem.

  3. Berikut penjelasan mengenai metode MDI:

    a. M pada MDI berarti Mandatory (penting). Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat pembuatan sistem baru.

    b. D pada MDI berarti Desireable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan, namun jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem maka akan membuat sistem tersebut lebih sempurna

    c. I pada MDI berarti Inessential. Maksudnya requirement tersebut bukanlah termasuk bagian sistem dibahas.

  4. Elisitasi Tahap III, Merupakan penyusutan elisitasi tapah II dengan cara mengeliminasi semua requirement dengan option I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali dengan metode TOE, yaitu:

  5. a. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / teknik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan?

    b. O artinya Operational, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan?

    c. E artinya Economi, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut didalam sistem?

    Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu:

    1) High (H): Sulit untuk dikerjakan, karena teknik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Maka requirement tersebut harus dieleminasi.

    2) Middle (M): Mampu dikerjakan.

    Low (L): Mudah dikerjakan.

  6. Final Draft Elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahapan-tahapan elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar pengembangan sistem.



Konsep Dasar Literature Review

Definisi Literature Review

Menurut Suryo, dkk. dalam Alviyanto(2014:72) dalam melakukan kegiatan tinjauan pustaka atau literature review terdapat beberapa langkah yang dilakukan, yaitu :


  1. Mengidentifikasi kesenjangan(identify gaps) penelitian yang pernah dilakukan terhadap penelitian yang sedang dilakukan.

  2. Mengidentifikasi metode yang pernah dilakukan dan relevan terhadap penelitian yang sedang dilakukan.

  3. Mengetahui orang yang ahli dan pernah mengerjakan penelitian di area permasalahan yang sama sehinggadapat terjaring komunitas yang dapat memberikan kontribusi sumber daya yang berharga.

  4. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya.

  5. Menghindari membuat ulang(reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu serta menghindari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

Menurut Alviyanto(2014:71) Fokus utama suatu tinjauan pustaka atau literature review dalam suatu penelitian adalah mengetahuai apakah para peneliti telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian yang kita rumuskan”. Sedangkan menurut Anjani (2014:46) Metode studi pustaka dilakukan untuk menunjang metode wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi dapat diperoleh dari buku-buku atau internet.

Penelitian yang dilakukan oleh A Tank (2014)[20]yang berjudul “Hybrid Mobile Application Analysis and Guidelines. Cognizant Retrieved”. Aplikasi hibrida adalah gabungan antara teknologi asli dan teknologi Web yang dimanfaatkan untuk menghadirkan gabungan konten Web dan kemampuan asli. Aplikasi hibrida terkadang merupakan perluasan dari aplikasi Web dimana konten HTML diterjemahkan melalui browser Webkit yang disematkan di dalam aplikasi asli. Aplikasi hibrida paling cocok untuk persyaratan cross-platform; Artinya, ketika konten HTML yang sama perlu diakses dari berbagai platform mobile seperti iOS, Android Windows, dll. Namun, fitur asli seperti interaksi dengan fitur perangkat (misalnya, kamera, • Aplikasi asli secara khusus dilengkapi GPS, isyarat , pemberitahuan, dll.) tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, pendekatan hibrida mempertimbangkan kemampuan native dan Web untuk memberikan solusi hemat biaya optimal untuk kompatibilitas cross-platform

Literature Review

Banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai manajemen barang yang tertinggal dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya mengembangkan dan menyempurnakan penelitian manajemen barang yang tertinggal ini diperlukan studi pustaka (literature review)sebagai salah satu dari penerapan metode penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah beberapa penelitian serupa yaitu :


BAB III

PEMBAHASAN


Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Kantor PT. Angkasa Pura II (persero)

PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.

Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).

Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.

Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.

Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).

Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), “The Best I in Good Corporate Governance” (2006), Juara I “Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun 2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009 kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize ‘INACRAFT Award 2010’ in category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng) dan kategori Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng), Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.


Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan

  1. Visi Perusahaan

  2. The Best Smart Connected Airport in the region

    The Best Smart Connected airport in the region memiliki makna bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II menjadi bandara yang terhubung ke banyak rute atau tujuan baik di dalam maupun di luar negri, sesuai dengan status masing-masing bandara (bandara domestik / international). Connecting Time dan Connecting process baik untuk penumpang maupun barang harus bisa berjalan dengan mudah dan tanpa sekat. Bandara-bandara PT. Angkasa Pura II juga sepenuhnya menjadi bandara yang pintar (smart) dengan memanfaatkan teknologi modern.

    Visi PT. Angkasa Pura II adalah menjadi bandara dengan konektivitas tinggi ke banyak kota atau negara dan mempergunakan teknologi modern yang terintegrasi dalam operasional bandara dan peningkatan pelayanan penumpang

  3. Misi Perusahaan

  4. a. Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama

    b. Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia melalui konektivitas antar daerah maupun Negara

    c. Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten dan menyenangkan kepada seluruh pelanggan dengan teknologi modern

    d. Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan memperluas panawaran perusahaan

    e. Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap karyawan perusahaan

    f. Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan Untuk keperluan komunikasi dan ulikasi dapat memperhinakan pernyataan misi :

    “Kami mendorong seluruh karyawan dan mitra untuk memberikan pengalaman bepergian yang aman dan nyaman bagi pelanggan”

    ”we bring the best of our people and partners to deliver safe and pleasant travel experience to our customer”

  5. Nilai-Nilai Perusahaan

  6. PT. Angkasa Pura II juga memiliki nilai-nilai atau budaya perusahaan yang akan terus ditumbuhkembangkan dalam setiap insan Angkasa Pura II. Nilai atau budaya perusahaan adalah PERFORM:

    P: Pride of Indonesia

    “we support our country’s development and offer the best Indonesian experience to the world “

    E: Enterpreneurial

    “we talk less and do more, we implement new ideas fast

    F: Focused

    We focus our efforts on what matters the most O: Outstanding Service

    We Always take the perspective of our customers in everything we do

    R: Respectful

    We treat everyone with respect

    M: Meritocratic

    We recognize and reward achievemnets

Struktur Organisasi

Sebuah organisasi atau perusahaan harus mempunyai suatu sktruktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian dan penyatuan usaha untuk menunjukkan kerangka – kerangka hubungan diantara fungsi, bagian – bagian maupun tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu oragnisasi. Sama halnya dengan PT. Angkasa Pura 2 ( PERSERO ) yang memiliki struktur organisasi sebagai berikut:


Dari bagan sistem organisasi manajemen tersebut, jelas bahwa PT. Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Soekarno-Hatta International Airport memiliki beberapa komponen personil yang bergerak di dalamnya, diantaranya:

Tugas dan Tanggung Jawab

Pada pola struktural organisasi manajemen perusahaan PT. Angkasa Pura (Persero) cabang Bandara Soekarno-Hatta ini hanya berbagai Uraian Tugas dan Kewenangan dimasing-masing lini berdasarkan dari struktural yang penulis analisa yaitu di jelaskan sebagai berikut :

  1. President Director

  2. President director yaitu pucuk pimpinan tertinggi yang mengatur jalannya manajemen perusahaan sebagai pemberi arahan dan pengawasan terhadap jalannya proses perencanaan, implementasi kegaiatan dan evaluasi program tahunanyang dibuat oleh kantor pusat termasuk aspek safety, security dan services di kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta untuk mewujudkan bandara bertaraf internasional serta menjaga kualitas layanan kepada pelanggan.

    Uraian Tugas dan Kewenangan Senior General Manager sebagai berikut:

    a. Uraian Tugas

    1). Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan Kantor Cabang Utama untuk menunjang strategi bisnis dan kegiatan operasional Kantor Cabang Utama,

    2) Menerjemahkan kebijakan perusahaan menjadi arahan taktis dan operasional terhadap seluruh kegiatan dan program kerja di Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta untuk memudahkan implementasi kegiatan dan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.

    3) Mengawasi pelaksanaan program dan konsep rencana pengembangan bandara tahunan yang telah disusun kantor pusat dalam rnagka mewujudkan bandara bertaraf internasional dan menjadi yang terbaik.

    4) Mengawasi, mengarahkan dan memberi masukan terhadap seluruh kegiatan operasi Bandara Soekarno-Hatta (meliputi aspek safety, security, dan services) untuk memastikan pencapaian kinerja bandara yang sesuai dengan target perusahaan.

    5) Mengawasi pengelolaan aset milik Kantor Cabang Utama baik yang berada di dalam kawasan bandara maupun aset diluar kawasan bandara agar tetap terjaga nilai asetnya dan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan revenue perusahaan

    6) Mengendalikan ketertiban wilayah kerja Kantor Cabang Utama dalam menunjang kemanan dan keselamtan penerbangan.

    7) Menyusun laporan pertanggung jawaban dan perhitungan hasil kegiatan usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Direksi.

    8) Memberi arahan dan memastikan asesmen & mitigasi risiko telah dilakukan pada Kantor Cabang Utama.

    9) Memberi arahan dan memastikan kegiatan pada unit kerjanya sesuai dengan kebijakan dan ketentuan K3.

    10) Memberi arahan dan memastikan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance terlaksana / diterapkan didalam seluruh aktifitas pada Kantor Cabang Utama.

    11) Memberi arahan dan bertanggung jawab pengelolaan kinerja jajarannya dan KPI unit kerjanya.

    12) Menjadi anggota tim kerja internal maupun eksternal sesuai kebutuhan perusahaan

    a. Kewenangan

    1) Memastikan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan Non Departemen Terminal yang tertuang dalam RKA.

    2) Menetapkan metode kerja yang sesuai untukunit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.

    3) Mengajukan rekomendasikan dan saran kepada manajemen terkait untuk kepentingan perusahaan.

    4) Mewakili Senior General Manager selaku counterpart dengan pihak lain baik didalam maupun luar negeri.

    - Director of operation and engineering

    Melaksanakan, memonitor, dan melaporkan kegaitan fungsi pegawasan sisi udara Terminal meliputi :

    a. Pengawasasn dan pengendalian GSE & vehicle serta kebersihan sisi udara (Airside Traffic Flow Management).

    b. Pengawasan fasilitas pemanduan dan parkir pesawat udara (Marshalling, Signase, Marking, Lighting, ADGS, Dll).

    c. Pengawasan pelayanan Garbarata.

    d. Pengawasan alokasi Parking Stand.

    Uraian Tugas dan Kewenangan AMC Junior Manager sebagai berikut :

    Uraian Tugas

    a) Mengkoordinasikan penerapan standard operating procedures sesuai lingkup kerja seksi AMC, serta memberikan masukan perbaikan standard operating procedures, Aerodrome Manual, Airport Emergency Plan (AEP), dan Airport Security Program (ASP) berdasarkan kondisi dilapangan.

    b) Memantau dan memastikan realisasi rencana kerja & penggunanaan anggaran Seksi AMC sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan.

    c) Melaksanakan pengaturan dan pengawasan kebersihan serta ketertiban kendaraan,orang dan barang di daerah sisi udara seperti : kelaikan GSE beroperasi di apron, tertib lalulintas, pengecekan tanda ijin mengemudi(tim), persyaratan kendaraan disisi udara, pemberian/penyebaran informasi kepada para operator mengenai hal-hal yang berkaitan dengan : adnya suatu kegiatan yang sedang berlangsung yang berpengaruh terhadap kegiatan operasi lalu lintas di apron terminal.

    d) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait (airlines, ground handling, dll) mengenai ketentuan/peraturan di daerah sis udara terminal.

    e) Mengumpulkan dan menyusun data angkutan udara dan penumpang pada terminal kemudian menginformasikan kepada seksi airport data untuk diolah lebih lanjut.



Tata Laksana Sistem Yang Berjalan

Langkah-Langkah Penelitian

Adapun tata laksana sistem berjalan sesuai dengan urutan menurut PT. Angkasa Pura II (persero) yang berjalan saat ini pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Sistem berjalan adalah proses keluar masuknya berkas yang terjadi pada suatu sistem yang sedang dijalankan. Tujuan dari pembahasan sistem berjalan ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bentuk permasalahan yang ada pada suatu perusahaan. Dan adapun prosedur sistem berjalan pada pengelolaan barang tertinggal di area Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sebagai berikut :

  1. Mengkalsifikan barang tercecer menjadi 3 jenis:

  2. a. Barang organik,yaitu beruba barang yang berasal dari organik yang memiliki sifat mudah rusak, mudah bau dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan.Misalnya makanan, minuman, tumbuhan, dll.

    b Barang non organik,yaitu barang yang berasal dari bahan yang bukan organik yang memiliki sifat awet tahan lama, dan tidak menimbulkan bau dan efek samping lainya.Misalnya elektronik, tas, perhiasan. dll.

    c. Barang berbahaya (Dangerous Goods) yaitu berupa barang atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, harta benda, dan lingkungan.Misalnya cairan mudah terbakar, amunisi, racun, dll.

  3. Menempatkan barang tercecer sesuai dengan klasifikasinya pada tempat yang tersedia

  4. Melakukan pendataan dalam buku khusus barcer mengenai waktu, tempat, jenis barang, petugas ang menemukan

  5. Mengumumkan kepada masyarakat umum secara berulang melalui media pemberitaan yang ada dibandara terkait barcer dan cara mengajukan claimnya.

  6. Melakukan pemusnahan barang organik dalam waktu 1 (satu) minggu barang tersebut ditemukan tidak ada pemiliknya yang mengambl atau mengakuinya.Untuk selanjutnya dibuat berita acara pemusnahan.

  7. Melaksanakan pemusnahan barang non organik setelah dalam waktu 6 (enam) bulan, barang tersebut ditemukan tidak ada pemiliknya yang mengambil atau mengakuinya.

  8. Melaksakan barang berbahaya(dangerous goods) setelah dalam waktu 6 (enam) bulan. Baarang tersebut ditemukan tidak ada pemiliknya yang mengambil atau mengakuinya.

  9. Melaporkan kepada pimpinan.


Prosedur Pengelolaan Barang Tertinggal Pada Terminal 3 Soekarno Hatta

Urutan prosedur ini berisikan urutan proses saat pengelolaan barang tertinggal, barang tercecer, penempatan barang, melakukan pendataan dalam buku khusus, menumumkan, melakukan pemusnahan, melaksakan barang berbahaya (dangerous goods) yang akan diperoses dalam setiap kepentingan barang tersebut.

Rancagan Sistem Berjalan

Use Case Diagram Sistem Yang Berjalan Pengelolaan Barang Tertinggal

Use Case diagram merupakan model fungsional sebua sistem yang menggunakan actor dengan use case. Use case menggambarkan fungsional dari sebuah sistem. Use case diagram yang berjalan saat ini ialah ada 2 use case yaitu:

Gambar 3.2 Use Case Diagram Pengelolaan Barang Tertinggal

Berdasarkan Gambar 3.2 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. Satu (satu) sistem yang mencakup seluruh kegiatan Pengelolaan Barang Tertinggal
  2. Satu 3 (Tiga) actor yang melakukan kegiatan, yaitu: Penumpang menyerahkan barang temuan, Petugas, Koordinator T3.
  3. Satu 4 (Empat) use case yang biasa dilakukan oleh actor-actor tersebut diantaranya :
  1. Nama Use case  : Penumpang Menemukan Barang
  2. Aktor  : Penumpang

    Skenario : Penumpang menemukan barang

  3. Nama Use Case : Penyerahan Barang Temuan
  4. Aktor : Penumpang, Petugas

    Skenario : Peumpang menyerahkan barang temuan tersebut kepada petugas Terminal 3.

  5. Nama Use Case : Menyerahkan Barang Temuan kepada Koordinator T3
  6. Aktor : Petugas dan Koordinator T3

    Skenario : Petugas menyerahkan barang temuan kepada Koordinator T3 untuk di Input data pada barang tersebut.

  7. Nama Use Case : Penginputan Barang Temuan
  8. Aktor : Koordinator T3

    Skenario : Pihak Koordinator menginput data yang ada di barang temuan tersebut.

Activity Diagram Pengelolaan Barang Tertinggal Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.3 Activity Diagram Pengelolaan Barang Tertinggal

Berdasarkan Gambar 3.4 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. 1 (satu) initialnode untuk memulai kegiatan
  2. 3 (Tiga) action dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, meliputi : Penumpang menemukan barang, Penumpang menyerahkan barang temuan kepada petugas, Petugas menyerahkan barang tertinggal kepada Koordinator T3, Barang Temuan di Input Identitasnya oleh Koordinator T3.

Sequance Diagram Pengelolaan Barang Tertinggal Yang Sedang Berjalan

Gambar 3.4 sequance Diagram Pengelolaan Barang Tertinggal

Berdasarkan Gambar 3.4 Sistem yang berjalan pada saat ini terdapat :

  1. 3 (Tiga Aktor) yaitu penumpang, petugas, dan kordinator T3
  2. 2 (Dua) lifeline yaitu barang, dan buku
  3. 4 (Empat) message yaitu penumpang menemukan barang, penumpang menyerahkan barang yang tertinggal ke petugas, petugas menyerahkan barang temuan ke coordinator T3, Koordinator T3 mendata barang yang tertinggal secara manual di buku.

Analisa Sistem yang Berjalan

Metode Analisa Sistem

Setiap sistem mempunyai batasan sistem (Boundary) yang memisahkan sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.

Dari permasalahan yang ada pada unit Pengamanan Penerbangan PT. Angkasa Pura II, maka peneliti membatasi permasalahan perancangan sistem barang tertinggal (Barcer) dimulai dari pendataan barang, pencatatan isi barang yang tertinggal, pelimpahan barang ke ruang Koordinator sampai dengan membuat laporan. Namun pembuatan laporan yang masih dibuat secara manual menggunakan tulis tangan dan aplikasi excel dalam backup data sehinga belum terintegrasi data dengan baik mengakibatkan kesalahan pendataan dan pencatatan data, serta pencarian data yang lebih lama. Laporan yang akan dikembangkan sebagai berikut:

  1. Membuat sistem informasi barang tertinggal, dari mulai pendataan barang tertinggal, pembuatan laporan serta pengambilan barang tertinggal
  2. Memberikan kemudahan bagi admin serta koordinator Pengamanan Penerbangan berserta staff dalam pembuatan laporan barang tertinggal untuk memudahkan dalam pencarian data.
  3. Memberikan kemudahan pada pengguna jasa bandar udara dalam mencari informasi barang yang tertinggal.
  4. Memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk dapat melihat laporan barang tertinggal. Serta membuat evaluasi kerja sehingga meminimalisir barang yang tertinggal dibandar udara.


Analisa Kelemahan Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti dalam sistem barang tertinggal di terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta terdapat beberapa hal yang kurang optimal dalam pelaksanaannya diantaranya:

  1. Data dari tiap-tiap Screening Check Point (Scp) dan diruang kantor Koordinator pengamnan masih menggunakan pencatatan manual dan belum tersistem dengan teratur
  2. Kegiatan pencatatan dan input data masih manual menggunakan tulis tangan hanya untuk membuat keseluruhan laporan ke pimpinan yang menggunakan aplikasi Microsoft Excel.
  3. Masih kurangnya informasi unuk pengguna jasa yang barang bawaanya tertinggal dibandara

Analisa Masukan, Analisa Proses, Analisa Keluaran

  1. Analisa Input / Masukan

    Nama Masukan :Informasi Penemuan Barang Tertinggal ( Barang Bawaan
    Pengguna jasa ataupun karyawan).
    Fungsi : Sebagai data awal untuk diproses lebih lanjut
  2. Analisa Process / Proses
    Nama : Pendataan Barang Tertinggal
    Masukan : Catatan buku laporan
    Keluaran : Nomor urut Untuk data barang tertinggal dan penempatan barang tertinggal
    Ringkasan Proses : Di tahap ini, seluru proses masukan data yang didapat dari seluruh laporan akan di cek fisik dan diverifikasi dengan data laporan awal
  3. Analisa Output / Keluaran
    Nama Keluaran : Label Barang Tertinggal
    Fungsi : Menandakan barang yang tertinggal agar dapat mudah Dikenali
    Media : Kertas Label
    Distribusi : Laporan ke pimpinan dan laporan ke tiap Screening Check Point

Permasalahan yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Yang Dihadapi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, masalah yang dihadapi pada sistem yang berjalan saat ini adalah sebagai berikut :

Dari hasil penelitian dan analisa yang di lakukan penulis, maka permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah sebagai berikut:

  1. Unit terminal security T3 PT. Angkasa Pura II dalam penanganan dan pengelolaan barang tertinggal tidak mempunyai back up data barang tertinggal dikarenakan masih menggunakan sistem manual dengan menulis di buku khusus (log Book), sehingga data akan mudah hilang ataupun rusak
  2. Proses pecarian data barang dan penerimaan informasi laporan kehilangan barang pengguna jasa membutuhkan waktu yang lama, karena tidak mempunyai database yang terhubung dan dikendalikan oleh unit pengamanan penerbangan terminal 3 sehingga kurang efektif dan efisien.

Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah meneliti dan menganalisa beberapa permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan, terdapat beberapa alternatif pemecahan dari masalah yang dihadapi, antara lain :

  1. Diperlukan sistem yang mampu membuat sistem informasi barcer yang terprogram dan testruktur.
  2. Sistem yang diperlukan mampu memberikan ketepatan dan keakuratan data, serta dapat melengkapi kekurangan-kekurangan sistem yang sudah berjalan.
  3. Adanya sistem yang dapat digunakan kapan saja dan tidak memakan waktu lama dalam pencarian ataupun pemprosesan data sehingga membantu petugas keamanan penerbangan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa Bandara Soekarno - Hatta terminal 3 yang tertinggal barang bawaannya.

Konfigurasi

  • Perangkat Keras Hardware
    a. Processor : Core 2 Duo
    b. Monitor : 19inch
    c. Hardisk : 320GB
    d. RAM : 4 GB
  • Spesifikasi Perangkat LunakSoftware
    a. Microsoft 7 Professional
    b. Microsoft Office 2013 Profesional
    c. Telepon
  • Spesifikasi Hak Akses
    a. Petugas yang berwenang
    b. Pimpinan </ol>

    User Requirement

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I merupakan daptar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Untuk membuat sistem barang tertinggal di terminal 2 bandara internasional soekarno hatta. Berikut lampiran elisitasi tahap 1

    Elisitasi Tahap I

    Elisitasi tahap I merupakan daftar yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mengenai kekurangan dari sistem yang sedang berjalan, dan kebutuhan pengguna sistem yang belum terpenuhi.

    Tabel 3.5 Elisitasi Tahap I

    Elisitas Tahap II=

    1.1.2 Elisitasi Tahap II dibentuk berdasarkan Elisitasi Tahap I yang kemudian diklasifikasikan lagi dengan menggunakan metode MDI (Mandatory Desirable Innessential). Berikut penjelasan dari beberapa requirement yang diberi opsi Inessential (I) dan harus dieliminasi, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 3.6 Elisitasi Tahap II

    Keterangan :
    1. M (Mandatory): Dibutuhkan atau penting.
    2. D (Desirable): Diinginkan atau tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan.
    3. I (Innessential): Di luar sistem atau di eliminasi.

    Elisitas Tahap III

    Berdasarkan Elisitasi Tahap II di atas, dibentuklah Elisitasi Tahap III yang diklasifikasikan kembali dengan menggunakan metode TOE (Technical, Operational, Economic) dengan opsi LMH (Low, Middle, High). Berikut adalah penjelasannya, yaitu:

    Tabel 3.7 Elisitasi Tahap III


    Keterangan:
    1. T  : Technical
    2. O : Operational
    3. E  : Economic
    4. L  : Low
    5. M  : Middle
    6. H  : High

    Final Draft Elisitasi

    Final draft elisitasi merupakan bentuk akhir dari tahap-tahap elisitasi yang dapat dijadikan acuan dan dasar untuk membangun sistem media informasi. Berdasarkan Elisitasi Tahap III di atas, dihasilkan requirement final draft yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam membuat suatu sistem data maplop pada PT Bank Tabungan Negara(persero)Tbk Kantor Cabang Karawaci, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 3.8 Elisitasi

    BAB IV

    RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN


    Tata Laksana Sistem yang Diusulkan

    Pada bab ini, peneliti akan mengemukakan tentang diagram perancangan sistem yang diusulkan, use case diagram sistem yang diusulkan, activity diagram sistem yang diusulkan, sequence diagram sistem yang diusulkan, dan class diagram yang diusulkan. Bab ini menjelaskan secara terperinci rancangan-rancangan yang diusulkan pada bagian basis data yang merupakan penjabaran diagram-diagram.


    Usecase Diagram yang Diusulkan

    Gambar 4.1 UseCase Diagram Usulan Sistem Pengolahan Barang yang tertinggal di Terminal III Bandara Soekarno Hatta

    Berdasarkan Gambar 4.1 Use Case Diagram Usulan Sistem Pengolahan Barang yang tertinggal di Terminal III Bandara Soekarno Hatta yang diusulkan, yaitu:

    1. Satu sistem yang mencakup seluruh kegiatan
    2. Dua aktor yang melakukan kegiatan, diantaranya: Administator yang memiliki hak akses untuk membuat akun baru dan mengelolah system. Staff/ petugas memiliki hak akses untuk menginput data, dan membuat laporan.

    3. Terdapat Sebelas usecase yang dapat dilakukan, yaitu, login, input barang, pencari data, Lihat Detail Barang. Manage pengguna, manage lokasi, Manage Jenis barang, cetak tag marang, input form pengambilan barang, edit data barang, Delete data barang.

    Activity Diagram yang Diusulkan

    Gambar 4.2 Activity Diagram usulan barang yang tertinggal

    Berdasarkan Gambar 4.2Activity Diagram barang yang tertinggal yang diusulkan terdapat:

    1. Satu initial node, sebagai objek yang diawali
    2. Tiga belas activity sebagai state dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi, diantaranya yang berawal dari User melakukan buka halaman barang ke system lalu menampilkan list daftar barang, cari barang “ya” atau “tidak”, input kriteria pencarian, menampilkan list barang, pilih barang, menampilkan halaman detail barang, klik tombol ambil barang, tempat form pengambilan barang, input innformasi pengambilan barang, memeriksa input data “tidak valid” atau “valid”, jika tidak valid maka system akan menampilkan pesan error dan kembali lagi ke menu input informasi pengambilan barang, jika valid simpan ke database, tandai barang telah diambil.
    3. dua Decision Node untuk menyatakan “tidak valid” atau “valid”, dan “tidak” atau “ya
    4. Satu final node sebagai objek yang diakhiri.


    Sequence Diagram yang Diusulkans

    Gambar 4.3 Sequence Diagram tambah data administrator dan petugas

    Berdasarkan gambar 4.3 Sequence Diagram membuat data user, untuk Admin terdapat :

    1. dua aktor, yaitu Administator dan petugas
    2. Sebelas lifeline, yaitu system, homepage,login, Home, Menu Master, search, barang, form pencarian, form pengambilan barang, data barang.
    3. Duapuluh massage yang bisa menjadi alat komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas melakukan administrator me- login, pilih menu master untuk menginput barang, pilih menu search untuk menlakukan pencarian data barang yang dibutuhkan, ke menu barng untuk meihat detail barang, input form pengambilan barang jika barang yang yang di cari sesuai, cetag tag barang, edit jika keterangan barang salah, delete jika barang sudah diambil.
    4. Satu return message, spesifikasi suatu hasil kembalian sebuah operasi.

    Perbedaan Prosedur Antara Sistem yang Berjalan dan Sistem yang Diusulkan

    Berikut ini adalah tabel perbedaan prosedur antara sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan :

    Tabel 4.1 Perbedaan Prosedur

    Rancangan Basis Data

    Rancangan basis data digunakan sebagai media penyimpanan data yang dipergunakan dalam aplikasi dan database membantu pemrograman dalam menampilkan data.hasil analisis pada sistem yang dihasilkan terdapat beberapa rancangan yang diusulkan. Dari rancangan tersebut akan dibentuk rancangan basis data untuk mempermudah melihat bentuk file dan isinya. Berikut ini adalah penjelasan tentang proses perancangan basis data yang diawali dengan normalisasi yang akan menghasilkan class diagram dan spesifikasi basis data.


    Class Diagram Sistem yang Diusulkan

    Gambar 4.4 Class Diagram yang Diusulkan


    Berdasarkan gambar 4.4 Class Diagram yang diusulkan pada Sistem Informasi pengolahan barang yang tertinggal terdapat:

    1. Enam Class, yaitu: pengguna, lokasi, kategori, barang_tercecer, jenis_barang, barang_tercecer_gambar.

    Spesifikasi Basis Data

    Pada database digunakan tabel-tabel berikut ini akan dijelaskan nama field, type dan size mengenai data tersebut.

    1. Nama File : Pengguna
      Tipe File : File pengguna
      Fungsi : untuk menyimpan data pengguna
      Media : Hard Disk
      Primary Key : id_pengguna

    2. Tabel 4.2 Tabel Pengguna



    3. Nama File : lokasi
      Tipe File : File lokasi
      Fungsi : untuk menyimpan data lokasi
      Media : Hard Disk
      Primary Key : id_lokasi


    4. Tabel 4.3 Tabel lokasi

    5. Nama File : kategori
      Tipe File : File Master
      Fungsi : untuk menyimpan data freight
      Media : Hard Disk
      Primary Key : id_kategori
    6. Tabel 4.4 Tabel Kategori

    7. Nama File : barang_tercecer
      Tipe File : File barang tercecer
      Fungsi : untuk menyimpan datawarna produk
      Media : Hard Disk
      Primary Key : id_barang_tercecer
    8. Tabel 4.5 Tabel barang_tercecer


    9. Nama File : jenis_barang
      Tipe File : File Master
      Fungsi : untuk menyimpan data jenis barang
      Media : Hard Disk
      Primary Key : id_jenis_barang
    10. Tabel 4.6 Tabel Jenis_barang


    11. Nama File : barang_tercecer_gambar
      Tipe File : File Master
      Fungsi : untuk menyimpan data gambar
      Media : Hard Disk
      Primary Key : id_barang_tercecer_gambar
    12. Tabel 4.7 Tabel barang_tercecr_gambar

      Rancangan Prototype Sistem Informasi pengolahan barang yang tertinggal

      Tahapan ini menggambarkan mengenai rancangan bangun sistem sebagai pemenuhan kebutuhan dari pengguna sistem. Berikut ini merupakan prototype atau desain tampilan dari sistem barang yang tercecer/tertinggal yang akan dibuat. Diantaranya yaitu:


      Rancangan Tampilan Sistem Informasi barang yang tertinggal

      1. Menu Login

      2. Gambar 4.5 Rancangan program menu login

        Berdasarkan Gambar 4.5 Rancangan program menu login ini digunakan untuk login Staff, disini juga terdapat dua text field untuk menginputkan username dan password.

      3. Menu home
      4. Gambar 4.6 Rancangan program menu home

        Berdasarkan Gambar 4.6 rancangan program menu utama ini terdapat lima menu yaitu: home, master data, barang, report dan logout.

      5. Menu Master
      6. Gambar 4.7 Rancangan program menu jenis barang

        Berdasarkan Gambar 4.7 rancangan program menu master terdapat satu textfield untuk meniput jenis barang

      7. Menu jenis Lokasi

      8. Gambar 4.8 Rancangan program menu jenis Barang

        Berdasarkan Gambar 4.8 rancangan program menu jenis barang terdapat table untuk melihat dan mencari barang

      9. Menu Jenis

      10. Gambar 4.9 Rancangan program menu jenis

        Berdasarkan Gambar 4.9 rancangan program menu jenis terdapat table untuk melihat daftar jenis barang, terdapat satu textfield untuk pencarian barang, dan terdapat enam button

      11. Menu barang

      12. Gambar 4.10 Rancangan program menu barang

        Berdasarkan Gambar 4.10 rancangan program menu barang terdapat satu textfield untuk mecari nama barang yang tertinggal.

      13. Menu pencarian Barang

      14. Gambar 4.11 Rancangan program menu data pencarian barang

        Berdasarkan Gambar 4.11 rancangan program menu pencarian barang terdapat lima textfield dan lima combobox dan dua button untuk meniput data pencarian barang.

      15. Menu Form pengambilan barang


      16. Gambar 4.12 Rancangan program menu form pengambilan barang

        Gambar 4.12 rancangan program menu pencarian barang terdapat lima textfield dan lima combobox dan dua button untuk meniput data pencarian barang.

      Prototype Program

      1. Prototype Halaman Login


      2. Gambar 4.13 Prototype Halaman Login untuk Admin, petugas

      3. Prototype Halaman Utama Sistem

      4. Gambar 4.14 prototype halaman utama


      5. Menu Home Jenis Barang


      6. Gambar 4.15 Prototype halaman penginputan jenis barag

      7. Menu tampilan lokasi


      8. Gambar 4.16 Prototype halaman lokasi</em>

      9. Prototype Halaman Jenis barang


      10. Gambar 4.17 Prototype halaman jenis barang</p>

      11. <p style="line-height: 2">Prototype Halaman Barang


      12. Gambar 4.18 Prototype halaman barang</p>

      13. <p style="line-height: 2">Prototype halaman tampilan barang


      14. Gambar 4.19 Prototype halaman tampilan barang

      15. Prototype halaman Form pengambilan barang


      16. Gambar 4.20 Prototype halaman form pengambilan barang

      17. Prototype halaman Informasi barang


      18. Gambar 4.21 Prototype halaman Informasi Barang</p>

      19. <p style="line-height: 2">Halaman informasi barang yang diambil


      20. Gambar 4.22 Prototype halaman informasi barang yang diambil</em>


      21. Prototype Halaman laporan

      22. Gambar 4.23 Prototype halaman laporan

      Konfigurasi Sistem

      Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

      Perangkat keras yang dibutuhkan oleh sistem adalah suatu unit personal komputer. Perangkat keras yang diusulkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan sistem saat ini dan antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. Konfigurasi yang dibutuhkan pada design sistem yang diusulkan, yaitu :

      1. Processor : Intel Core™ i3-6100 Processor (3M Cache, 70GHz)
      2. Monitor : LCD 19 Inch HD”
      3. Mouse : Logitech
      4. RAM : 4GB DDR3 Memory
      5. Hardisk : 640GB

      Aplikasi yang Digunakan

      Perangkat lunak (software) merupakan penunjang dari peralatan komputer yang akan digunakan sebagai penghubung dalam instruksi yang diinginkan, agar komputer dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka perangkat lunak yang diusulkan dalam rancangan sistem ini adalah sebagai berikut:

      1. Sistem Operasi Windows 7
      2. Xampp Control Panel
      3. Notepad ++
      4. Visual Paradigm for UML
      5. Web Browser

      Hak Akses

      Yang mempunyai hak full access adalah seorang administrator yaitu admin mempunyai hak akses untuk membuat data user, staff mempunyai hak akses untuk menginput data dan membuat laporan, dan petugas/staff mempunyai hak akses untuk melihat data barang yang tertinggal yang telah disetujui oleh administator.

      Testing

      Metode Implementasi

      Implementasi program sistem pengolahan barang ayng tertinggal ini dilakukan dengan menggunakan metode black box testing. Metode black box testing merupakan pengujian program yang mengutamakan pengujian terhadap kebutuhan fungsi dari suatu program. Tujuan dari metode black box testing ini adalah untuk menemukan kesalahan fungsi dari program. Pengujian dengan metode black box testing ini dengan cara memberikan sejumlah input dari program. Input tersebut kemudian diproses sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya untuk melihat apakah program aplikasi dapat menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pula dengan fungsi dasar dari program tersebut. Apabila dari input yang diberikan, proses dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka program yang dibuat sudah benar, tetapi apabila output yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya, maka masih terdapat kesalahan pada program tersebut dan selanjutnya dilakukan penelusuran perbaikan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

      Black Box Testing

      Berikut ini adalah tabel black box testing berdasarkan Sistem Informasi pengolahan barang yang tertinggal untuk fungsi login Admin, Staff/petugas dan menu master data, barang, dan menu report, yaitu sebagai berikut:




      Tabel 4.9 Tabel black box testing system pengolahan barang yangteertinggal



      Evaluasi

      Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan metode black box testing, dengan cara memberikan sejumlah input pada program contoh pengujian pada masing-masing menu dan sub menu.Jika input data tidak sesuai, maka akan menampilkan pesan kesalahan, kemudian jika input data sesuai, sistem akan menerima input data.

      Shecedulle Implementasi

      Implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan yang sudah dianggap benar.Langkah-langkah yang dilakukan dalam mewujudkan sistem yang direncanakan dalam bentuk tabel schedulle berikut ini:


      Tabel 4.10 Tabel Shedulle implementasi

      Estimasi Biaya

      Estimasi biaya merupakan penghitungan biaya yang digunakan untuk penelitian yang disulkan.Dibawah ini merupakan rincian biaya yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul "Perancangan Sistem Informasi Manajemen Barang Tertinggal Pada Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta Berbasis WEB".



      Tabel 4.11 Tabel estimasi biaya


      BAB V

      PENUTUP

      Kesimpulan

      Berikut kesimpulan dari rumusan masalah mengenai sistem barang tertinggal di bandara internasional soekarno hatta khususnya di terminal 3 domestik adalah sebagai berikut :

      1. Sistem yang berjalan saat ini pada sistem barang tertinggal di terminal 3 domestik terintegrasi oleh sistem komputer. Maka perlu dibuatkan suatu sistem yang dapat membantu Divisi keamanan Penerbangan dalam mengelola sistem barang tertinggal lebih efektif dengan mengumpulkan kebutuhan sistem dimulai dari elisitasi, pengumpulan data, menganalisa sistem lama dan baru. Serta dibutuhkan sumberdaya manusia yang mampu menggunakan aplikasi yang dirancang sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.
      2. Sistem barang tertinggal dapat pengolahan lebih efektif dan effesien karena proses penginputan serta pelaporan dalam satu sistem. pembuatan laporan tidak lagi membutuhkan waktu lama dengan menulis ulang data yang sudah ada, serta ada fitur pencarian sehingga pencarian data barang lebih cepat.
      3. Sistem Informasi barang tertinggal dapat membantu pengguna jasa dalam mencari dan mendapatkan informasi terhadap barang tertinggal, karena data barang tertinggal di tampilkan di dalam web serta pelaporan kehilangan sudah terintegrasi dengan sistem.

      Saran

      Saran yang disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

      1. Diharapkan aplikasi barang tertinggal dapat digunakan oleh divisi keamanan penerbangan khususnya di terminal 3 domestik dalam hal mengelolah data barang tertinggal.
      2. Diharapkan sistem yang sudah ada maupun sistem yang baru agar terus dikembangkan lagi menjadi lebih baik lagi agar pelayanan di terminal 3 bandara soekarno hatta dapat meningkat.
      3. Agar sistem ini bisa terintegrasi dengan sistem lainya yang menunjang proses kerja dari divisi keamanan penerbangan
        1. {[pagebreak}}


          DAFTAR PUSTAKA

          1. Koo, Yoori. 2016. “The Role of Designers in Integrating Societal Value in the Product and Service Development Processes”. International Journal of Design. Vol. 10 No. 2 - August 2016 pages 49-65. Dikutip dari http://www.ijdesign.org/ojs/index.php/IJDesign/article/viewFile/2462/735 diakases tanggal 10 Oktober 2016.
          2. McKay, Alison, George N Stiny, Alan de Pennington. 2016. “Principles for the definition of design structures”. International Journal of computer integrated manufacturing. Volume 29, 2016 Issue 3. Pages 237-250. Dikutip dari http://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/0951192X.2014.1003412 diakses pada tanggal 10 Oktober 2016.
          3. Atmaja, B. T., & Hidayat, R. R. (2016). Analisis pengaruh timbale balik ekspor impor minyak dan gas terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia (Studi pada Bank Indonesia Periode(2006-2014).Jurnal Administrasi Bisnis, 31(1), 176-183. http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/1227
          4. 4,0 4,1 4,2 4,3 Darmawan, Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
          5. 5,0 5,1 Sutabri. 2012. Konsep Dasar Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
          6. 6,0 6,1 6,2 Yakub. Hisbanarto, Vico. 2014. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
          7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 Taufiq, Rohmat. 2013. “Sistem Informasi Manajemen”. Yogyakarta: Graha Ilmu
          8. dalam jurnal CCIT (2013:310)
          9. Suprihadi. 2013. “Rancang Bangun Sistem Jejaring Klaster Berbasis Web Menggunakan Metode Model View Controller”. Vol.6 No.3 - Mei 2013 ISSN: 1978-8282 STMIK Raharja
          10. Mc Leod, PT. Remaja Rosdakarya. 2013. Konsep Dasar Sistem. Bandung: Dr. Deni Darmawan
          11. Darmawan. Deni. 2013. Sistem Informasi Manajemen`. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
          12. Murad Dina Fitria, NiaKusniawati, Muhamad Hariyanto. 2013. Aplikasi Intelligence Website Untuk Penunjang Laporan PAUD Pada Himpaudi Kota Tangerang. Jurnal CCIT. Tangerang: Perguruan Tinggi Raharja. Vol. 7, No. 1, September 2013. Tangerang. Sumber dari http://submission-ccit.ilearning.me/2014/06/13/ccit038/
          13. Mallick. Bipsha, and Das. Nilanjan . 2013. “An Approach to Extended Class Diagram Model of UML for Object Oriented Software Design”. International Journal of Innovative Technology & Adaptive Management (IJITAM), Volume-1, Issue-2, ISSN: 2347-3622
          14. Ningsih, Listina Nadhia, Abert Tandilintin, Izza Ilma Insyifani. 2016. “Prototype Aplikasi Mobile Internship Management Aplications System (IMAS) Pada PT. Garuda Maintenace Facility (GMF) Aerosia”. Jurnal CCIT Vol. 2 No. 2 – Agustus 2016 http://library.gunadarma.ac.id/journal/view/15868/sistem-informasi-internship-management-application-system-imas-berbasis-web-pada-pt-gmf-aeroasia-cengkareng.html/
          15. Lee, Sunguk. 2016. “Unified Modeling Language (UML) for Database Systems and Computer Applications”. International Journal of Database Theory and Application". Vol. 5, No. 1, March, 2012. Dikutip dari http://www.sersc.org/journals/IJDTA/vol5_no1/9.pdf di akses pada 10 Oktober 2016.
          16. Alison Mckay, George N Stiny and Alan de Pennington. 2016. Principles For The Definition Of Design Structures. International Journal Of Computer Integrated Manufacturing. Vol.29 No.3:237-250.
          17. S.R.Bharamagoudar, GeetabR.B., S.G. Totad. 2013. Web Based Student Information Management System. International Journal of Advanced Research in Computer and Communication Engineering. Vol. 2 Issue.6. Dikutip dari http://docshare01.docshare.tips/files/22155/221551576.pdf (27 Oktober 2017).
          18. Himawan, Cahyadi. dkk. 2016. “Prototype Sistem Informasi Perhitungan Nilai Poin Pelanggaran Tata Tertib Pada SMK Yuppentek 1 Tangerang”. Tangerang: Jurnal CCIT Vol.9 No.3 Agustus 2016.
          19. Shivani Acharya dan Vidhi Pandya Lecturer. ”Bridge between Black Box and White Box–Gray Box Testing Technique”. International Journal of Electronics and Computer Science Engineering. ISSN- 2277-1956 Vol.2
          20. Tank, A. (2014). Hybrid Mobile Application Analysis and Guidelines. Cognizant. Retrieved June 20, 2014, from https://www.cognizant.com/InsightsWhitepapers/Hybrid-Mobile-Application-Analysis-and-Guidelines-codex888.pdf


          DAFTAR LAMPIRAN

          LAMPIRAN A

          A.1 Kartu Bimbingan Skripsi (Pembimbing I dan II)
          A.2 Daftar Nilai
          A.3 Form Validasi Skripsi
          A.4 Kartu Studi Tetap Final (KSFT)
          A.5 Formulir Seminar Proposal
          A.6 Formulir Pertemuan Stakeholder
          A.7 Formulir Penggantian Dosen Pembimbing
          A.8 Formulir Final Presentasi
          A.9 Formulir Pendaftaran Mengikuti Sidang Skripsi
          A.10 Surat Pengantar Observasi Skripsi
          A.11 Formulir Permohonan Usulan Penelitian
          A.12 Surat Keterangan Penugasan Kerja
          A.13 Katalog Produk
          A.14 Kwitansi Pembayaran Skripsi, Raharja Career dan Sidang
          A.15 Poster Session dan Kwitansi Pembayaran Poster Session
          A.16 Sertfikat Seminar IT Nasional
          A.17 Sertifikat IT Internasional
          A.18 Sertifikat TOEFL
          A.19 Sertifikat Prospek
          A.20 Sertfikat Raharja Career
          A.21 Curriculum Vitae (CV)
          A.22 Surat Pengantar Pengajuan Proposal Hibah
          A.23 Surat Tanda Terima Pengajuan Proposal Hibah
          A.24 Formulir Validasi Sidang
          A.25 Formulir Pendaftaran Sidang
          A.26 Undangan Pertemuan Stakeholder
          A.27 Slide Final Presentasi

          LAMPIRAN B

          B.1 Data Pengujian
          B.2 Tabel Standar Pengujian (TSP)

  • Contributors

    Amaliah